View
757
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 5 & 6 "Angin & Keawanan"
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
ACARA V & VI
ANGIN DAN KEAWANAN
Oleh
Nama : Shinta Rebecca Naibaho
NPM : E1B012004
Prodi : Kehutanan
Coass : Rian Ferry Andreas
LABORATORIUM AGROKLIMAT
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.1.1. Angin
Angin merupakan sumber daya alam yang tidak dapat habis yang
bergerak kapan saja apa bila massa udara di permukaan bumi memilki tekanan
yang berbeda-beda oleh karena factor tekanan yang bersuhu tinggi dengan
tekanan yang bersuhu rendah.
Pentingnya angin bagi kehidupan manusia membuat para ilmuwan dan
pelajar mempelajari serta mengamati pergerakan angin dan danpaknya bagi
aktifitas manusia kehususnya bagi para petani. dalam klimatologi angin
diamati dalam kecepatan dan arahnya. Kecepatan angin adalah jarak tempuh
massa udara yang bergerak tersebut dalam waktu tertentu; jadi satuannya
adalah jarak perwaktu seperti meter per detik, kilometer per jam. sedang arah
angin merupakan arah datangnya angin. Misalnya angin barat adalah yang
bertiup dari barat.
1.1.2. Keawanan
Awan adalah kumpulan titik-titik air dan atau es yang melayang-layang
di atmosfer sebagai hasil proses kondensasi yang terdapat pada ketinggian
tertentu yang disebabkan karena naiknya udara secara vertikal karena proses
pendinginan udara secara adiabatik di atmosfer. Awan bersifat mengabsorsi
dan merefleksikan radisi surya dan radiasi dari bumi dapat memanaskan atau
mendinginkan suhuudara. Bentuk awan dengan kharateristiknya juga
mencerminkan potensi hujan disuatu daerah di permukaan bumi.
Dalam proses pembentukan awan tidak terlepas dari proses kondensasi
yaitu perubahan dari uap air menjadi butir-butir atau es, dan kondensasi ini
terjadi karena pendinginan udara. Jika udara mengalami pendinginan maka
kapasitasnya untuk menampung uap air menurun dan paada suatu titik
penurunan suhu udara ini menyebabkan udara kenyang atau jenuh (RH =
100%). Suhu pada saat kenyang disebut suhu titik embun.
Jika suhu udara turun hingga di bawah titik embun maka udara tidak
mampu menampung uap air keluar sebagai titik air dan atau es.Jadi
pengembunan sangat ditentukan oleh RH dan suhu. Jika RH tinggi diperlukan
sedikit penurunan suhu hingga terjadi penurunan suhu hingga terjadi
pengembunan, sebaliknya RH rendah diperlukan banyak penurunan suhu
udara untuk terjadinya pengembunan.
1.2. Tujuan
1.2.1. Angin
Memberikan pengertian tentang pergerakan massa udara pada berbagai
tempat.
1.2.2. Keawanan
- Untuk megetahui macam – macam bentuk awan.
- Untuk memberikan pengertian tentang kemungkinan terjadinya hujan
dengan melihat kondisi cuaca beberapa waktu sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.3. Angin
1.3.1. Pengertian Angin
Angin yaitu udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaan tekanan udara(tekanan tinggi ke tekanan
rendah) di sekitarnya. Angin merupakan udara yang bergerak dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah atau dari suhu udara yang rendah ke suhu udara
yang tinggi. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html
Meskipun pada kenyataan angin tidak dapat dilihat bagaimana
wujudnya, namun masih dapat diketahui keberadaannya melalui efek yang
ditimbulkan pada benda – benda yang mendapat hembusan angin. Seperti
ketika kita melihat dahan – dahan pohon bergerak atau bendera yang berkibar
kita tahu bahwa ada angin yang berhembus. Dari mana angin bertiup dan
berapa kecepatannya dapat diketahui dengan menggunakan alat – alat
pengukur angin.
1.3.2. Sifat Angin
Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi
lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi, tekanan udara turun kerena
udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang
bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Diatas tanah udara menjadi penas lagi dan naik kembali. Aliran
naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html
1.3.3. Terjadinya Angin
Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara atau perbedaan
suhu udara pada suatu daerah atau wilayah. Hal ini berkaitan dengan besarnya
energi panas matahari yang di terima oleh permukaan bumi. Pada suatu
wilayah, daerah yang menerima energi panas matahari lebih besar akan
mempunyai suhu udara yang lebih panas dan tekanan udara yang cenderung
lebih rendah. Perbedaan suhu dan tekanan udara akan terjadi antara daerah
yang menerima energi panas lebih besar dengan daerah lain yang lebih sedikit
menerima energi panas, yang berakibat akan terjadi aliran udara pada wilayah
tersebut.
Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena
daerahyang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang
lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di
sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat
disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya
untuk bergerak ke tempat lain.
Angin buatan dapat dibuat dengan menggunakan berbagai alat mulai
dari yang sederhana hingga yang rumit. Secara sederhana angin dapat kita
ciptakan sendiri dengan menggunakan telapak tangan, kipas sate, koran,
majalah, dan lain sebagainya dengan cara dikibaskan. Sedangkan secara rumit
angin dapat kita buat dengan kipas angin listrik, pengering tangan, hair dryer,
pompa ban, dan lain sebagainya. Secara alami kita bisa menggunakan mulut,
hidung, lubang dubur, dan sebagainya untuk menciptakan angin.
http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html
Udara dapat membawa partikel bau dari suatu zat sehingga angin dapat
membawa bau atau aroma mulai dari aroma yang sedap hingga aroma yang
tidak sedap di hidung kita. Bau masakan, bau amis, bau laut, bau sampah, bau
bensin, bau gas, bau kentut, bau kotoran, dan lain sebagainya adalah beberapa
contoh bau yang dapat dibawa angin. http://organisasi.org/blog-gratis-
bahasa-indonesia-untuk-anda-ngeblog-yuk
1.3.4. Alat – alat untuk Mengukur Angin
Anemometer, adalah alat yang mengukur kecepatan angin.
Wind vane, adalah alat untuk mengetahui arah angin.
Windsock, adalah alat untuk mengetahui arah angin dan
memperkirakan besar kecepatan angin. Yang biasanya banyaditemukan
di bandara – bandara.
1.3.5. Jenis Angin
Angin secara umum diklasifikasikan menjadi 2 yaitu angin lokal dan
angin musim.
Angin lokal 3 macam yaitu :
Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.
Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat
menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup
dari laut ke darat. Sebaliknya, angin darat terjadu pada malam
hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan
dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut.
Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada
dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di
puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara
mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah.
Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke
lembah menjadi angin gunung.
Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin Fohn atau Angin jatuh ialah angin jatuh
bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan
Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan
nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin
Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di
Sulawesi Selatan).
Angin musim ada 5 macam yaitu :
Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun
dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa).
Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi
Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi
Selatan. Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu.
Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa
udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah
pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah
Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditandai dengan
temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini,
wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya
daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah
kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan
angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti
Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin
Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o
LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal
sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air
di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di
muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara
(Afrika), dan gurun di Australia.
Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah
“teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan
tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU –
10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh
ekuator” atau “daerah doldrum”
Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum
subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara
dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin
Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena
hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin
Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di
sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-
pelaut disebut roaring forties.
Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat
daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini
mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS).
Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin
karena berasal dari daerah kutub.
Angin Muson (Monsun)
Angin muson adalah angin yang berhembus secara
periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan
yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara
berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah
tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah
tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Pada bulan
Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan,
sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan
matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat
tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat
pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini
menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia.
Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di
belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi
Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan
Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada
umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan. (Busri dan
Syamsu, 2000)
Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja
persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang
karena kandungan uap airnya makin sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara,
sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia
terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat
pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari
australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi
selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak
melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh
karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai
barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya. Antara kedua
musim tersebut ada musim yang disebut musim pancaroba (peralihan), yaitu :
Musim kemareng yang merupakan peralihan dari musim penghujan ke musim
kemarau, dan musim labuh yang merupakan peralihan musim kemarau ke
musim penghujan. Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa
panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu
singkat dan lebat. http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html
1.4. Keawanan
1.4.1. Pembentukan awan
Udara selalu mengandung uap air. Apabila uap air ini meluap menjadi
titik-titik air, maka terbentuklah awan. Peluapan ini bisa terjadi dengan dua
cara:
Apabila udara panas, lebih banyak uap terkandung di dalam udara
karena air lebih cepat menyejat. Udara panas yang sarat dengan air ini
akan naik tinggi, hingga tiba di satu lapisan dengan suhu yang lebih
rendah, uap itu akan mencair dan terbentuklah awan, molekul-molekul
titik air yang tak terhingga banyaknya.
Suhu udara tidak berubah, tetapi keadaan atmosfir lembap. Udara
makin lama akan menjadi semakin tepu dengan uap air.
Apabila awan telah terbentuk, titik-titik air dalam awan akan menjadi
semakin besar dan awan itu akan menjadi semakin berat, dan perlahan-lahan
daya tarik bumi menariknya ke bawah. Hingga sampai satu titik dimana titik-
titik air itu akan terus jatuh ke bawah dan turunlah hujan.
Namun jika titik-titik air tersebut bertemu udara panas, titik-titik itu
akan menguap dan hilanglah awan itu. Inilah yang menyebabkan itu awan
selalu berubah-ubah bentuknya. Air yang terkandung di dalam awan silih
berganti menguap dan mencair. Inilah juga yang menyebabkan kadang-kadang
ada awan yang tidak membawa hujan. http://www.wikimediafoundation.org/
1.4.2. Bentuk – bentuk Awan
Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan
ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis
dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut
cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia:
stratus, sirus, dan kumulus).
Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus
menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah,
awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan
berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-
nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.
Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana
terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau
bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping
terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti
asap. mailto:doni@gramacom.co.id
1.4.3. Jenis – jenis Awan
a) Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan
menghasilkan hujan gerimis salju.
b) Kumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya
berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan
hujan
c) Stratokumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya
bergelombang dan tidak membawa hujan
d) Kumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa
badai.
e) Nimbosratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah
bergerigi serta membawa hujan atau salju.
f) Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung
hujan.
g) Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau
melingkar seperti makaroni.
h) Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-
garis
i) Sirostratus
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi
langit
j) Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.
1.4.4. Ketinggian Awan
Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari
bagian dasar :
Stratus, di bawah 450 m
Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian
450 - 2000 m
Nimbostratus, 900 - 3000 m
Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m
Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 –
13.500
Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak
pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m,
bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya
selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah
ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan
alto-sirus. http://id.wikipedia.org/wiki/awan
BAB III
BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
3.1.1. Angin
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 November 2013 pukul
16.00 WIB sampai selesai di dalam dan sekitar Laboratorium
Agroklimatologi Universitas Bengkulu.
3.1.2. Keawanan
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 November 2013 pukul
16.00 WIB sampai selesai di dalam dan sekitar Laboratorium
Agroklimatologi Universitas Bengkulu.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1. Angin
- Skala Beaufort
- Alat tulis
3.2.2. Keawanan
- Alat tulis
3.3. Prosedur kerja
3.3.1. Angin
o Siapkan alat dan bawa ke lokasi yang telah ditentukan
o Catat perubahan angin selama 20 menit, dilakukan 4 kali perhitungan
( 5 menit sekali).
o Catat arah angin datang.
o Lihat keterangan angin di tabel skala beaufort.
3.3.2. Keawanan
o Amati keadaan keawanan di lokasi yang telah ditentukan.
o Pengamatan dilakukan oleh mahasiswa secara berkelompok
o Catat hasil yang didapat di buku kerja atau laporan sementara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Angin
No.
WaktuSkala
BeaufortKecepatan Angin
Deskripsi Kondisi Daratan Arah Anginkm/h m/s
117.00 WIB
3 12 - 19 3,4-5,4Desir
Ringan
daun dan ranting kecil Utara ke
Selatanbergerak konstan
217.15 WIB
0 0 0-0,2 Tenangdatar, asap
membubung Utara ke Selatan
vertikal
317.20 WIB
2 7 - 11 1,6-3,3Sepoi Desir
angin terasa pada kulit, Utara ke
Selatandaun bergoyang
417.25 WIB
3 0 0-0,2 Tenangdatar, asap
membubung Utara ke Selatan
vertikal
4.1.1 Keawanan
No. Awan
1 Stratus
2 Stratus
3 Stratus
4 Stratus
4.2 Pembahasan
4.2.1 Angin
Angin merupakan hal terpenting dalam bidang pertanian, sebab angin sangat
mempengaruhi musim. Angin juga dapat membantu proses perkawinan yaitu dimana
serbuksari akan diterbangkan kekepala putik. Proses terjadinya pergerakan angin
dipengaruhi oleh karena adanya tekanan udara yang berbeda, yaitu antara suhu udara
yang tinggi bergerak ke suhu yang lebih rendah. Angin juga dapat menentukan kapan
terjadinya hujan dan juga mengumpulkan awan-awan yang ada menjadi sebuah awan
yang bergumpal (padat) atau pergerakan angin seiring dengan pergerakan awan. Angin
merupakan udara yang bergerak secara horizontal dari suatu daerah bertekanan tinggi
ke daerah bertekanan rendah. Udara yang bergerak secara vertikal biasanya tidak
disebut angin melainkan gerakan udara sedangkan udara bergerak berputar disebut
turbulensi. Penyebab utama perbedaan tekanan udara adalah perbedaan pemanas dan
pendingin atau suhu pada tempat-tempat di permukaan bumi.
Angin berfungsi sebagai : pemindahan panas, pemindahan uap air, awan dan
pemindahan bahan-bahan atau partikel yang ada di udara seperti debu, spora, tepung
sari dll. Angin mempunyai energi, oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk
pelayaran, pergerakan kipas dll. Ada kalanya angin berkecepatan tinggi disebut badai
dapat menimbulkan kerusakan bangunan, tumbangnya pohon-pohon, erosi,
mengganggu pelayaran dan penebangan. pada praktikum kali ini penulis diajak untuk
memahami siklus udara dan proses terbentuknya udara serta manfaatnya bagi
manusia . Selain itu penulis juga merenungkan bahwa sempurnanya keuasa Tuhan
yang menciptakan alam dan prangkatnya semua disusun secara sitemamatis menjadi
sumber kebutuhan manusia.
4.2.2 Keawanan
Terbentuknya awan adalah pada saat penyinaran panjang matahari
kepermukaan bumi yang menyebabkan terjadinya pengupan disekitar permukaan bumi
yang membentuk partikel-pertikel kecil yang akan naik keudara membentuk awan.
Awan sifatnya tidak tetap, awan akan bergerak kemana saja seiring dengan pergerakan
angin. Karenan pengaruh angin maka terbentuklah jenis-jenis awan menerut bentuk
yang diciptakan oleh angin. Oleh sebab itu angin sangat berperan aktip untuk
menentukan apakah akan terjadi hujan atau tidak, sebab awan dikatakan akan hujan
bila awan membentuk gumpala-gumpalan besar yang disusun atau yang dipertemukan
oleh angin dari awan yang satu dengan awan yang lain. Perlu diketahui bahwa
Penyebaran awan biasanya identik dengan penyebaran hujan yaitu kawasan yang
tinggi terjadi di ekuator karena merupakan wilayah konvergensi udara dan kuatnya
radiasi surya dan terendah di wilayh subtropika sekitar 20o -30o lintang bumi karena
merupakan wilayah disvergensi. Keawanan maksimum biasanya siang hingga sore
hari minimum malam hari ketika udara stabil. Keawanan ini terjadi pada pagi hari
ketika kabut naik yang banyak terjadi di daerah yang lembab dan danau. Keawanan
terbesar terdapat diwilayah sekitar lintang 60o lintang bumi (lintang pertengahan)
karena wilayah ini merupakn pertemuan massa udara yang hangat dan lembab dari
lintang rendah dengan massa udara dingin dari wilayah kutub.
Awan juga dapat membentuk energy petir. Energy petir terjadi ketika
terjadinya gesekan hebat antara awan yang satu dengan awan yang lain karena factor
perbedaan tekanan udara. Selain hujan yang dihasilkan oleh awan, awan juga dapat
menghasilkan butiran-butiran halus es atau yang disebut dengan salju. Salju dapat
terjadi ketika suhu udara dibawa 0 .
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.1.1. Angin
Angin dikatakan bergerak apabila tekanan udara berbeda dalam
artian suhu udara dipermukaan bumi adalah yang menentukan
terjadinya pergerakan awan.
Pergerakan angin berubah-ubah setiap waktunya dalam artian
tidak semua kecepatan angin sama atau bisa saja sama kecepatan apa
bila tidak di pengaruihi oleh perbedaan suhu panas dan suhu dingin.
Kecepatan angin dapat kita perhatikan dengan fenomena alam
yaitu seperti pergerakan ranting pohon dan burung di udara.
Kecepatan angin dapat membantu manusia untuk menentukan
terjadinya hujan, atau biasanya angin yang kencang dapat membawa
partikel-pertikel dari suatu tempat ketempat lain.
5.1.2. Keawanan
Awan terbentuk karena terjadinya pengupan dipermukaan bumi
yang membentuk molekul-molekul kecil, karena pengaruh massa jenis
lebih rendah maka naik ke permukaan atmosfir membentuk gumpalan
yaitu awan.
Terjadinya hujan dipengaruhi oleh pergerakan angin serta suhu
udara disekitar permukaan bumi.
Pergerakan awan seiring dengan pergarakan angin, karena factor
cepat lambatnya pergerakan angin maka terbentuklah jenis-jenis awan
menurut gerak angin.
DAFTAR PUSTAKA
Daldjuni.1993.Pokok – pokok klimatologi.penerbit Alumni.Bandung
Hasan .U.M.1970. Dasar–dasar Meterologi Pertanian.Pt.soeroengan.Jakarta
Handoko,1993,Klimatologi Dasar,Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimat
Fakultas Pertanian. UNIB. Bengkulu.
Saleh,B dan Nur,M.S, 2000, Bahan Ajar Perkuliahan Dasar-Dasar Klimatologi Universitas
Bengkulu,Bengkulu
http://perpustakaan-online.blogspot.com/2008/05/angin.html
http://organisasi.org/blog-gratis-bahasa-indonesia-untuk-anda-ngeblog-yuk
http://www.wikimediafoundation.org/
http://id.wikipedia.org/wiki/awan
mailto:doni@gramacom.co.id
http://bodopaya4ever.blogspot.com/2011/03/contoh-laporan-klomatologi-angim-dan.html
Recommended