View
6.686
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN TERSTRUKTUR
PENGOLAHAN NATA DE QUIS
VINDA APRILIANA
A0A011054
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN
PROGRAM STUDI D3 AGROBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2011
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
kami susun sebagai tugas Terstruktur Mata Kuiah Dasar-dasar Managemen yag di bombing
oleh Dosen Ibu Ir. Sri Widarni, M.Si.
Tentunya penulis dalam menyusun makalah masih banyak kekurangan, serta masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun baik dari
siapapun, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
Orang tua yang telah mendukung penulis sehingga tersusun makalah ini.
Ibu Ir. Sri Widarni, M.Si. Selaku dosen pembimbing mata kuliah Dasar-dasar Managemen.
Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Harapan penulis semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah
pengetahuan bagi para pembaca khususnya. Dan mudah-mudahan Tuhan memberikan
balasan yang setimpal pada mereka yang telah membantu kami, dan kami ucapkan banyak
terimakasih.
Purwokerto, 18 Oktober 2011
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………………… i
Kata Pengantar……………………………………………………………………….... ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………….. iii
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………. 1
B. Tujuan……………………………………………………………………….. 1
II PROFIL USAHA
A. Identitas Pengusaha………………………………………………………….. 2
B. Identitas Perusahaan…………………………………………………………. 2
C. VIVI…………………………………………………………………………. 2
D. MISI…………………………………………………………………………. 2
E. Struktur Organisasi…………………………………………………………… 2
F. Susunan Personalia…………………………………………………………… 3
III TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….. 4
IV ALAT DAN BAHAN
A. Alat………………………………………………………………………….. 6
B. Bahan………………………………………………………………………… 6
C. Proses Produksi……………………………………………………………… 7
V ANALISA USAHA
A. Aspek Pemasaran…………………………………………………………… 11
B. Kelompok Sasaran………………………………………………………….. 11
C. Pengeluaran…………………………………………………………………. 11
D. Aspek Keuangan……………………………………………………………. 12
VI PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………... 14
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nata adalah hidangan penutup yang terlihat seperti jeli, berwarna putih hingga
bening dan bertekstur kenyal. Makanan ini dihasilkan dari fermentasi air dan kelapa, yang
hasilnya nanti adalah nata de coco. Proses pembuatan nata cukup mudah dan tidak
memerlukan biaya yang besar.
Salah satu dari hasil olahan nata adalah nata de quis. Nata de quis adalah nata
yang dihasilkan dari kentang. Dengan menggunakan kentang sebagaj bahan utamanya.
Dengan menggunakan bahan baku kentang ini, maka para perajin kentang dapat
meningkatkan penghasilannya dengan cara memanfaatkan limbah padatnya menjadi
sesuatu yang lebih berharga. Air kentang dapat menjadi bahan alternative pengganti air
kelapa yang saat ini jumlahnya terbatas dan belum mampu memenuhi seluruh permintaan
pasar nata.
Nata de quis merupakan inovasi baru produk makanan berserat menyerupai nata
de coco berbahan baku kentang. Kandungan serat dalam nata de quis menyehatkan dan
melancarkan pencernaan. Produk ini biasanya dimanfaatkan sebagai tambahan dalam
produk minuman.
B. Tujuan
1. Mengetahui dan mempelajari proses produksi Nata De Quis.
2. Mengetahui dan mempelajari kendala yang dihadapi dalam proses produksi Nata De
Quis.
1
II. PROFIL USAHA
A. Identitas Pengusaha : Vinda Apriliana
B. Identitas Perusahaan
Perusahaan yang dibangun sejak tahun 2011 ini bernama “PT VINDA
SEJAHTERA”. Perusahaan ini dibangun karena produksi Nata de coco yang ada saat ini
memang belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Hal ini terbukti dari
sedikitnya persediaan nata di pasaran.
C. VISI
“Menjadi Perusahaan Agrobisnis Skala Nasional yang Terbaik”.
D. MISI
1. Mengelola perusahaan agrobisnis, secara professional dan dipercaya oleh pasar.
2. Menggunakan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan.
3. Melaksanakan mitra yang serasi dan berkesinambungan.
4. Melakukan perluasan usaha pemasaran baik horizontal maupun vertical.
5. Membangun dan memberdayakan sumber daya manusia.
6. Memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar.
E. Struktur Organisasi
Ketua
Seksi PersonaliaSeksi PemasaranSeksi Produksi
BendaharaSekretaris
2
F. Susunan Personalia
Ketua : Vinda Apriliana
Sekretaris : Devi Anggraini
Bensahara : Wiji Restyaningrum
Seksi Pemasaran :
Kabag : Sudiyanto
Staff : Siti Zuleha
Dennanda Elsaqira
Seksi Produksi :
Kabag : Achmad Sadeli
Staff : Dita Widia
Seksi Personalia :
Kabag : Sugiono
3
III. TINJAUAN PUSTAKA
Kentang (Solanum tuberosum), adalah tanaman umbi-umbian asli Amerika
Tengah/Selatan. kentang yang disebarkan secara luas setelah 1600, menjadi sumber makanan
utama di Eropa dan Asia Timur. Setelah diperkenalkan ke Cina menjelang akhir dinasti Ming,
kentang segera menjadi kelezatan keluarga kekaisaran. Kentang diperkenalkan di Filipina
pada akhir abad ke-16, dan ke Jawa dan Cina selama abad ke-17.Itu mapan sebagai tanaman
di India dengan akhir abad 18 dan di Afrika dengan pertengahan abad ke-20. Komoditas ini
telah dibudidayakan oleh masyarakat Indian Aztec, Maya dan Inka sejak beberapa ribu tahun
sebelum masehi. Bagi masyarakat Indian di Amerika tengah dan Selatan, kentang merupakan
makanan pokok selain jagung, singkong dan ubijalar. Kentang dibawa masuk ke benua Eropa
oleh bangsa Spanyol tahun 1794, dan dalam waktu sangat cepat menyebar ke seluruh Eropa,
kemudian ke seluruh dunia. Dalam waktu cepat pula masyarakat Eropa mengukai kentang
sebagai makanan pokok mereka setelah gandum. Bangsa Belanda membawa kentang ke Jawa
tahun 1794. Pertamakali budidaya kentang dilakukan di Cimahi, Jawa Barat. Kemudian
bangsa Belanda juga mengintroduksi kentang ke Brastagi, Sumatera Utara tahun 1811.
Selanjutnya sentra kentang berkembang di Brastagi (Sumut), Kerinci (Jambi), Pangalengan
(Jabar), Dieng (Jateng), Tengger (Jatim) dan Toraja (Sulsel). Dalam waktu singkat pula
masyarakat Indonesia menggemari kentang. Namun beda dengan di kalangan masyarakat
Indian dan Eropa yang mejadikan kentang sebagai makanan pokok, maka di negeri ini
kentang difungsikan sebagai sayuran.
Apabila cara budidayanya yang benar, produktifitas kentang di Indonesia bisa
mencapai 35 ton per hektar per musim tanam. Ada beberapa kendala yang mengakibatkan
tingkat produktifitas kentang kita menurun hanya tinggal 20 ton bahkan kurang dari itu.
Pertama faktor lahan. Areal yang bisa ditanami kentang, di Indonesia sangat terbatas. Lahan
itu harus berketinggian di atas 1.000 m. dpl. Tekstur tanahnya gembur. Akan lebih baik kalau
tanah di lahan tersebut merupakan tanah vulkanis. Namun tidak semua lahan dengan
karakteristik seperti itu bisa ditanami kentang. Masih ada faktor kelembapan tanah dan juga
udara, intensitas sinar matahari, angin dan yang terakhir ada atau tidaknya gangguan frost
yang di Jawa Tengah disebut sebagai embun upas (embun beracun). Sama-sama
berketinggian 1.000 m. dpl, kawasan Puncak di Jawa barat tidak cocok untuk ditanami
kentang.
4
Selain dieksploitasi hingga makin kurus, bahan organik yang diberikan ke lahan pun
sangat sedikit. Apabila kita menginginkan hasil 30 ton kentang per hektar, maka idealnya ke
dalam 1 hektar lahan tersebut kita berikan aplikasi 15 ton pupuk organik (kandang, kompos,
guano). Tetapi yang terjadi di kalangan petani, maksimal pupuk yang mereka berikan
hanyalah 5 ton (1 truk besar) per hektar lahan. Akibatnya pengurusan lahan akan makin
berlanjut dan semakin parah kondisinya. Kondisi ini masih ditambah dengan adanya bahaya
erosi yang akan terus mengikis top soil (lapisan tanah yang subur). Kebiasaan petani kita
selama ini adalah, membudidayakan kentang di lereng-lereng curam, tanpa membuat
terassering. Alasan mereka adalah, terassering akan mengakibatkan frost terhenti pada petak-
petak yang datar itu lalu menghancurkan kentang mereka. Dengan tanpa terassering, udara
dingin dengan kabut es itu akan terus meluncur turun ke kawasan yang lebih hangat tanpa
mengganggu kentang mereka.
Nilai Kandungan gizi Kentang per 100 g (3.5 oz)
Energi 321 kJ (77 kcal)
Karbohidrat 19 g
Pati 15 g
Diet serat 2.2 g
Lemak 0,1 g
Protein 2 g
Air 75 g
Thiamine (B1 Vit.) 0,08 mg (6%)
Riboflavin (Vit. B2) 0.03 mg (2%)
Niacin (Vit. B3) 1,1 mg (7%)
Vitamin B6 0,25 mg (19%)
Vitamin C 20 mg (33%)
Kalsium 12 mg (1%)
Besi 1,8 mg (14%)
Magnesium 23 mg (6%)
Fosfor 57 mg (8%)
Kalium 421 mg (9%)
Sodium 6 mg (0%)
5
IV. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Pisau
2. Baskom besar
3. Nampan plastic
4. Dandang besar
5. Centong (alat pengaduk)
6. Gelas cup plastic
7. Kompor
8. Gelas Ukur besar
9. Saringan
10. Kertas Koran bekas
11. Tali pengikat
12. Ember besar 1 Timbangan
B. Bahan
1. Air kentang
2. Stater ( acetobacter xylinum)
3. Gula pasir
4. Botol Sirup
5. Asam asetat
Tenaga Kerja 100 orang
6
C. Proses Produksi
Pembuatan nata de quis
KENTANG
LIMBAH PADAT
LIMBAH CAIR
Gula + stater Acetobacter xylinum
FERMENTASI selama 3 hari ( dengan kapang dan khamir )
GULA / GLUKOSA
DI FERMENTASIKAN
( dengan air kelapa selama 7 hari )
Nata De Quis
7
Pemngolahan nata de quis
Nata de quis
Hari 1 : Limbah cair kentang ( direbus )
Hari 2 : disaring + dituangkan dalam nampang
Bibit nata di campurkan lalu di fermentasikan
Pada hari ke 5 atau ke 7 cairan akan menjadi nata
Gambar 1 Gambar 2
8
Nata De Quis dibuat dengan fermentasibertingkat secara mikrobioloais. Bahan baku
yang digunakan dapat berupa kentang, limbah padat maupun limbah cair. Pada limbah cair
untuk pembuatan nata dapat langsung ditambahkan sedikit gula dan starter Acetobacter
xylinum karena sudah mengandung gula ( glukosa ). Sedangkan untuk limbah padat
difermentasi terlebih dahulu dengan Kapang dan Khamir selama 3 hari untuk menghidrolisis
pati pada kentang menjadi molekul lebih sederhana berupa gula yang dapat digunakan sebagai
bahan baku pembuatan nata oleh Acetobacter xylinum.
Cara pengolahan nata de quis sebenarnya tidak terlalu sulit. Hanya saja,
pengolahannya butuh proses selama 7 hari. Hari pertama, limbah cair kentang direbus
bersama dengan ampas kentang. Hari kedua, rebusan tersebut disaring lalu dituang dalam
nampan. Hari ketiga, bibit nata dicampurkan ke dalamnya. Cairan fermentasi tersebut akan
menjadi nata pada hari kelima atau ketujuh.
Gambar 3 Gambar 4
Gambar 5 Gambar 6
9
Untuk penyajian setelah nata dipotong-potong kecil sebaiknya direbus dua kali dengan
air yang berbeda. Tujuannya agar nata benar-benar bersih dan bau bibit nata hilang. Setelah
itu, nata bisa segera direbus dengan air gula atau dicampur dengan air sirup.
10
V. ANALISA USAHA
A. Aspek Pemasaran
Pasar dalam arti sempit adalah tempat permintaan dan penawaran bertemu, dalam hal
ini lebih condong kea rah pasar tradisional. Sedangkan dalam arti luas adalah proses
transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini lebih condong kea rah pasar
modern.
Untuk wilayah pemasaran nata de quis, yaitu berbagai kota di daerah Jawa antara
lain Banyumas, Pemalang, Pekalongan, Demak, Semarang, Jakarta, Bogor, Bandung dan
Cianjur.
B. Kelompok Sasaran
Sasaran yang dituju adalah kelompok pedagang besar, seperti di supermarket atau
toko. Karena sebagian besar dari kelompok ini biasanya membeli dalam jumlah yang
besar.
C. Pengeluaran
Alat
10 Pisau @Rp 5.000 : Rp 50.000
50 Baskom besar @Rp 10.000 : Rp 500.000
100 Nampan plastic @Rp 10.000 : Rp 100.000
1 Dandang besar @Rp 125.000 : Rp 125.000
50 Centong (alat pengaduk) @Rp 5.000 : Rp 225.000
1500 Gelas cup plastic @Rp 500 : Rp 750.000
1 Kompor @Rp 100.000 : Rp 100.000
5 Gelas Ukur besar 1 literan @Rp 5.000 : Rp 25.000
5 Saringan @Rp 6.000 : Rp 30.000
100 kertas Koran bekas : Rp 20.000
11
100 tali pengikat : Rp 50.000
50 ember besar @Rp 20.000 : Rp 1.000.000
1 Timbangan : Rp 50.000 +
Jumlah : Rp 3.025.000
Bahan
100 liter Air kentang @Rp 8.000 : Rp 800.000
20 liter stater ( acetobacter xylinum) @Rp 75.000 : Rp 1.500.000
10 kg Gula pasir @Rp 10.000 : Rp 100.000
10 botol Sirup @Rp 11.000 : Rp 110.000
400ml Asam asetat : Rp 20.000
Tenaga Kerja 100 orang @Rp 25.000 : Rp 2.500.000 +
Jumlah : Rp 5.030.000
D. Aspek Keuangan
Tampilan proyeksi
Pemasukan (a) Pengeluaran (b)
Modal Rp 10.000.000
Perlengkapa
n Rp 5.030.000
Peralatan Rp 3.025.000
Jumlah Rp 10.000.000 Rp 8.055.000
Sisa = jumlah a – jumlah b Rp 1.945.000
Proyeksi Penjualan
Roti Harga Total Harga
Gelas cup plastic (nata
de quis) Rp 1500 Rp 10.000 Rp 15.000.000
Jumlah 1500 10.000 15.000.000
12
VI. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian selesai tugas membuat perencanaan usaha. Dalam tugas saya
merencanakan usaha pembuatan nata de quis. Perusahaan ini bergerak untuk membuat
Indonesia semakin mandiri dari sektor pangan dan berharap agar generasi selanjutnya
mampu dan mau mengembangkan potensi yang ada pada Indonesia agar tercapainya
sebuah kemandirian dan tercapainya kesejahteraan yang merata. Mungkin masih banyak
kekurangan dalam penulisan tugas saya. Sekiranya sekian saja tugas ini saya buat.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Tugas Terstruktur Dasar-dasar
Managemen ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangannya, untuk
itu saya mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun, agar
dalam penyusunan makalah berikutnya akan dapat lebih baik.
13
14
Recommended