View
232
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
SISTEM GIT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENCERNAAN DAN ABSORPSI LEMAK
K E L O M P O K VI
Ahmad Fatahillah 03009006
Andreas Ronald 03009016
Annisa Parasayu 03009026
Ayu Prima Dewi 03009036
Bellinda Paterasari 03009046
Cynthia Ayu P. 03090056
Devita Friska Santy 03009066
Dyka Jafar Hutama 03009076
Fenni Cokro 03009086
Fitya Syarifa 03009096
Hanina Yuthi M. 03009106
I. G. A. Satwikka P 03009116
Jessica W. 03009126
Lina Pratiwi 03009136
Martin Renyut N. 03009146
JAKARTA
PENDAHULUAN
Sistem gastrointestinal merupakan pintu gerbang masuknya zat makanan, vitamin,
mineral, dan cairan ke dalam tubuh. Karbohidrat, protein dan lemak yang terkandung
dalam makanan berbentuk senyawa kompleks, kemudian diuraikan menjadi unit-unit yang
dapat serap (dicerna), terutama di usus halus. Hasil pencernaan, vitamin, mineral, dan air
menembus mukosa dan masuk ke dalam pembuluh limfe atau pembuluh darah (penyerapan).
Proses pencernaan dan penyerapan akan dibahas dalam makalah ini khususnya pada
pencernaan lemak.
Pencernaan zat makanan utama merupakan proses teratur yang melibatkan kerja
sejumlah besar enzim pencernaan. Enzim kelenjar saliva dan klenjar lingualis mencerna
karbohidrat dan lemak. Enzim lambung mencerna protein dan lemak; dan Kirn yang berasal
dari bagian eksokrin pankreas mencerna karbohidrat, protein, lemak, DNA, dan enzim-enzim
lainnya yang melengkapi proses pencernaan ditemukan di membran luminal dan sitoplasma
sel dinding usus halus. Kerja berbagai enzim dibantu oleh HCL yang disekresi oleh lambung
dan empedu yang disekresi oleh hepar. Kebanyakan zat melintas dari lumen usus halus ke
dalam enterosit dan, kemudian keluar dari enterosit menuju cairan interstisium.
Proses yang berperan pada pemindahan zat melalui membran sel luminal sering kali
agak berbeda dengan proses pemindahan zat melalui membran sel basal dan lateral
yang masuk ke dalam cairan interstisium.
Lipid ( bahasa Yunani : lopos, yang berarti lemak) adalah sekelompok senyawa heterogen,
meliputi lemak, minyak, steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena
sifat fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa (1) relatif/tidak larut
dalain air dan (2) larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini
merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi, tetapi
juga karena vitamin larut-lemak dan asam lemak esensial yang terkandung di dalam lemak
makanan alami. Lemak disimpan di jaringan adiposa, tempat senyawa ini juga berfungsi sebagai
insulator panas di jaringan subkutan dan di sekitar organ tertentu. Lipid nonpolar berfungsi
sebagai insulator listrik, dan memungkinkan penjalaran gelombang depolarisasi di sepanjang
saraf bermielin. Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) adalah konstituen sel yang penting,
yang terdapat baik di membran sel maupun di mitokondria, dan juga berfungsi sebagai alat
pengangkut lipid dalam darah.
Karena lemak merupakan senyawa yang memiliki sistem pencernaan yang tidak biasa
terkait problema biokimianya, kami kelompok VI akan memaparkan sistem pencernaan yang
terarah pada pencernaan lemak.
LAPORAN KASUS
Bapak Eri 44 tahun datang ke praktek saudara dengan membawa hasil laboratorium sebagai
berikut: total kolestrol 250 mg %, trigliserida 200 mg%.
Bapak Eri memiliki kebiasaan makan yang gurih dan berlemak.
PEMBAHASAN
Bapak Eri mengalami hiperlipidemia karena kadar kolesterol total dan trigliserida melebihi
ambang batas normal, yaitu kolesterol total >200 mg% dan trigliserida >150 mg%
Susunan anatomi GIT
Sistem GIT dapat dibagi menjadi dua, yaitu: (1)
1. Saluran pencernaan (traktus digestivus)
Adalah suatu saluran (tabung) dengan panjang sekitar 30 kaki (9 m) yang berjalan dari
bagian tengah tubuh dari mulut hingga anus. Mencakup organ-organ berikut:
Mulut, faring, esophagus, lambung, intestinum tenue (duodenum, jejunum, ileum),
intestinum crassum (sekum, colon ascendens, colon transversus, colon descedens, colon
sigmoid, rectum, anus)
2. Organ aksesorius (organ tambahan)
Adalah organ yang berada di luar dinding saluran pencernaan dan menyalurkan sekresi
mereka melalui duktus ke dalam lumen saluran pencernaan. Mencakup organ-organ
berikut:
Kelenjar liur, pankreas, hepar, dan empedu
Jalur pencernaan manusia adalah:
Mulut → faring → oesophagus → gaster → intestinum tenue → intestinum crassum → anus
HISTOLOGI (2)
LIDAH
Dibedakan atas 3 bagian yaitu apex linguae, korpus linguae dan radix linguae. Sebagian
besar lidah terdiri atas serat-serat otot skelet, dilapisi oleh selaput lender dan mengandung
kelenjar. Di antara serat-serat otot skelet terdapat kelenjar yaitu :
1. Glandula apicis linguae (glandula. Blandin
Nuhn) sifatnya mukoserosa
2. Glandula Weberi sifatnya mukosa
3. Glandula Ebneri sifatnya serosa
4. Kelenjar serosa lidah
Serat-serat otot skelet saling menyilang dalam 3
bidang disebut Mm. Itrinsik lidah, yaitu :
1. M. Horizontalis (M. Transversalis)
2. M. Vertikalis
3. M. Longitudinalis
Seluruh otot-otot ini ber origo dan ber insersio pada septum linguae, yaitu jaringan ikat
fobrosa yang terletak di tengah lidah. Membran mukosa sangat erat melekat ke jaringan otot
karena jaringan ikat lamina propria menyusup ke dalam celah-celah di antara berkas-berkas otot.
Jaringan ikat yang merupakan lembaran di bawah papil-papil lidah disebut aponeurosis linguae.
Yang termasuk Mm. Extrinsik lidah yaitu :
1. M. Genioglossus
2. M. Hyoglossus
3. M. Palatoglossus
4. M. Stylglossus
Papillae linguae adalah tonjolan epitel bersama lamina propria pada permukaan lidah, yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Ada 4 jenis papil yaitu.
Papila filiformis
Terdapat hampir pada seluruh permukaan atas lidah, tersusun dalam barisan sejajar linea
terminalis. Bentuknya mirip seperti benang, langsing dan tingginya 2-3 mm dan
menonjol di permukaan lidah. Dilapisi oleh epitel selapis gepeng yang terdapat lapisan
tanduk.
Papila fungiformis
Letaknya tersebar di antara deretan papila filiformis dan jumlahnya makin banyak ke arah
ujung lidah. Bentuknya seperti jamur dengan tangkai pendek dan bagian atas yang lebih
lebar seperti jamur. Beepitel selapis gepeng dengan lapisan tanduk. Jaringan ikat di
tengah papil membentuk papil sekunder.
Papila Sirkumvalatae
Merupakan papila paling besar yang terdapat pada pangkal lidah sepanjang linea
terminalis. Pada dasar parit bermuara kelenjar Ebner dan papila ini diliputi oleh epitel
berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk juga terdapat papila sekunder.
Papila Foliatae
Papila ini tidak terdapat apda lidah manusia dan banyak terdapat pada ldiah kelinci.
Benutknya seperti lipatan daun, seragam berjejer menonjol dari permukaan lidah.
Berlapis gepeng dan mempunyai lapisan tanduk, terdapat papil sekunder.
Taste Bud
Adalah reseptor untuk rasa yang terutama terdapat pada lidah, pallatum molle dan
permukaan laringeal epiglottis. Terletak di lamina basalis sampai sedikit di bawah permukaan
sehingga sel-sel sensoris ini terlindungi dari abrasi. Serat saraf sensorisnya terdiri dari sel
pengecap, sel penyokong dan sel basal.
Pada manusia terdapat 4 rasa kecap dasar yaitu asam yang terdapat pada daerah samping
lidah, rasa pahit yang terdapat pada daerah sirkum vallatae, rasa manis dan asin yang terdapat
pada lujung lidah.
ESOFAGUS
Esofagus mempunyai panjang sekitar 20 cm, merupakan lanjutan ke bawah dari faring,
mulai pada batas bawah tulang krikoid dan terbentang dari leher bawah, melalui mediastinum
menembus diafragma dan terbuka ke lambung. Secara
histologi esophagus dibedakan atas 1/3 bagian atas, 1/3
bagian tengah, dan 1/3 bagian bawah.
Dinding esophagus terdiri dari 4 lapisan, yaitu :
1. Tunika muskulosa, yang terdiri dari epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
Epitel disini tebal (sekitar 25 lapisan sel) dan tampak gambaran mitosis pada si
salurtratum basalis. Pada lapisan ini, terdapat serat otot polos yang lebih tebal dari
saluran cerna lainnya dan seratnya berjalan memanjang.
2. Tunika submukosa, tampak serat kolagen dan serat elastis. Dalam lapisan ini
terdapat kelenjar esophagus, bentuknya tubulo-alveolar kompleks, sifatnya mukosa,
jumlahnya bervariasi, terdapatnya tidak beraturan. Selain itu, juga terdapat pleksus
submukosus Meissneri.
3. Tunika muskularis, terdiri atas dua lapisan otot yang tebal. Lapisan sebelah dalam
berjalan sirkular dan lapisan sebelah luar berjalan longitudinal. Pada 1/3 atas
esofagus, serat-serat otot seluruhnya adalah otot skelet, sering susunannya tidak
beraturan. Pada 1/3 tengah esofagus terdiri dari campuran otot skelet dan otot polos.
Pada 1/3 bagian bawah esofagus, terdiri atas otot polos, susunannya lebih teratur. Di
antara tunika muskularis sirkularis dan tunika muskularis longitudinal terdapat
plakesus mienterikus Auerbachi yang terdiri atas kumpulan serat-serat saraf dan sel-
sel ganglion.
4. Tunika adventisia (lapisan luar tunika muskularis), terdiri atas jaringan fibrosa,
mengandung banyak pembuluh darah dan serat saraf.
DINDING- LAPISAN- BANGUNAN SEL
ESOFAGUS
1/3 ATAS 1/3 TENGAH 1/3 DISTAL
T. MUKOSAEpitelL. Propria
- lipatan longitudinal- berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk- jaringan ikat jarang + selular kelenjar (-) + kelenjar kardia esophagus
T. Musk. mukosa Jaringan otot polos berkas longitudinalT.SUBMUKOSA Jaringan ikat jarang yang memadat (pembuluh darah,
limfe, saraf)+ kel. Esophagus+ pleksus submukosus Meissneri
T. MUSKULARIS 2 lapis
- Silindris- longitudinalis
Otot skeletOtot skelet
Otot skeletOtot polos
Otot polosOtot polos
T. ADVENTISIA/SEROSA Jaringan ikat jarang (pembuluh darah, limfe, saraf)
GASTER
Secara histologis, struktur lambung dibedakan menjadi kardia, fundus, dan pilorus. Epitel
yang membatasi ketiga daerah ini adalah selapis thorak, mensekresi lendir. Sel-selnya berinti
bulat dan di tengah.
Dinding gaster terdiri atas 4 lapisan, yaitu :
1. Tunika mukosa
Dalam keadaan hidup mukosa lambung berwarna pucat, merah keabu-abuan dan
dibatasi oleh epitel selapis thorak. Mukosa lambung tebal karena adanya massa
kelenjar lambung yang bermuara ke permukaan melalui foveola gastrika. Kelenjar
lambung bentuknya tubulosa simpleks atau tubulosa bercabang, masuk jauh ke dalam
mukosa, sehingga mendekati tunika muskularis mukosa.
Berdasarkan perbedaan pada kelenjar dan foveola, dapat dibedakan 3 zona :
1. Kelenjar kardia. Terletak pada daerah sempit,berbentuk cincin mengelilingi
kardia
2. Kelenjar fundus (kelenjar utama). Terletak pada daerah fundus dan korpus
lambung
3. Kelenjar pilorus. Terletak di antrum dan kanalis pilorikum
Tunika muskularis mukosa, tersusun dalam 2 lapisan. Lapisan dalam berjaan
sirkular dan lapisan luar berjalan longitudinal. Sebelah atas tunika muskularis mukosa
gaster tampak pucat karena terdiri atas serat-serat elastin sehingga disebut membrana
elastis.
Kardia
Merupakan daerah melingkar sempit pada
peralihan antara esofagus dan gaster. Foveola
gastrika di daerah ini dangkal dan sempit. Dalam
lamina propria terdapat kelenjar kardia, kelenjar
tubulosa berkelok-kelok, pendek, lumennya lebar, terdiri atas satu macam sel kelenjar. Sekret
kelenjar berbentuk lender dan menghasilkan enzim lisosim.
Kardia Gaster :
A. Esophagus
B. Gaster kardia
C. Diafragma (tdd otot skelet)
Sel Parietal ( Sel oksintik/sel HCl )
Sel ini membentuk asam HCl, berfungsi mengubah pepsinogen menjadi pepsin. Terdapat
paling banyak di setengah bagian atas kelenjar lambung, selain itu juga terdapat di kelenjar
kardia dan kelenjar pirolus walaupun hanya sedikit. Sel parietal itu besar, berbentuk bulat atau
pyramid dengan sitoplasma asidofil, inti bulat di tengah dan tampak mencolok di dalam lamina
propria.
Sel Mukus Leher ( mucous neck cell )
Terletak di daerah leher kelenjar lambung, berkelompok atau tunggal, di antara sel-sel
parietal, menghasilkan mukus asam, bentuk sel tidak beraturan, dan initinya terdapat di dasar sel.
DINDING- LAPISAN- BANGUNAN SEL
GASTERKARDIA FUNDUS PILORUS
T. MUKOSAEpitelL. Propria
T. Musk. mukosa
Foveola Gastrika + kelenjar gaster- selapis silindris + mikrovili- jaringan ikat jarangKel kardia kel fundus kel pylorus
Jaringan otot polos berkas longitudinal + sirkulerT.SUBMUKOSA Jaringan ikat jarang yang memadat (pembuluh darah,
limfe, saraf)- Tanpa kelenjar
+ pleksus submukosus MeissneriT. MUSKULARIS 2 – 3 lapisT. ADVENTISIA/SEROSA Jaringan ikat jarang (pembuluh darah, limfe, saraf)
saluran Pencernaan
Lapisan Mukosa Lapisan Submukosa Lapisan Muskularis Eksterna
Lapisan Serosa
Intestinum Tenue
Jejunum
a. T. Mukosa 1. Vilus Intestinalis 2. ep. selapis silindris dgn sel
goblet 3. Kriptus/kelenjar Lieberkuhn
dalam t. propria 4. T. Musk. Mukosa
Tunika mukosa jejunum gambarannya mirip duodenum tetapi vi lus intestinalisnya lebih langsing dan sel gobletnya lebih banyak. Sel Paneth lebih mudah dikenali pada sajian ini.
B. T.Submukosa
5.PIika semisirkularis Kerckringi (t. mukosa + t. submukosa)
Tunika submukosa di sini tidak mengandung kelenjar. Hanya terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Lapisan ini juga ikut membentuk plika sirkularis Kerckringi.
C). T. muskularis
6. Kontraksi serat-serat otot polos
7. Plexus mienterikus Auerbach
8.T.musk. longitudinalis
Tunika muskularis susunannya sama seperti pada duodenum.
Jaringan ikat jarang
duodenum:
A. T. Mukosa 1. Vilus intestinalis 2. Ep.selapis silindris + sel
goblet 3. Kriptus / kel lieberkuhn dalam t propia 4. T. Musk. Mukosa
B. T Submukosa berisi gl duodenalis
C. T. Muskolaris Jaringan ikat jarang
Ileum :
A. T. mukosa
1. Vilus intestinalis
2. Ep. selapis silindris + sel Goblet
3. Kriptus / kel. Lieberkuhn
4. T. musk. mukosa
5. Plaque Peyeri 6. T. musk. sirkularis
7.T.musk. longitudinalis T. serosa ( tipis )
Tunika mukosa mirip dengan jejunum, tetapi sel goblet jauh lebih banyak./Di dalam lamina propria terdapat kelompokan nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus disebut plaque Peyeri. Kelompokan nodulus limfatikus ini serincj terlihat meluas ke dalam tunika submukosa sehingga sering menjadikan tunika muskularis mukosa terpenggal-penggal.
Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat jarang dengan pleksus Meissneri di dalamnya. Di sini juga tidak terdapat kelenjar. Plika sirkularis Kerckringi tampak lebih pendek dibanding yang terdapat pada duodenum maupun jejunum.
Tunika muskularis, gambarannya sama seperti duodenum dan jejunum.
Jaringan ikat jarang
Gaster Cardiac fundus
A. T. Mukosa 1. Ep.selapis silindris 2. Foveola gastrika 3. T. Propia + kel fundus 4. Membran elastis 5. T musk mukosa
Pylorus Gaster
A. T. Mukosa 1. Ep.selapis silindris 2. Foveola gastrika (lebar dan dalam) 3. Kel. Pylorus (dlm t.propria) 4. Membran elastis 5. T. musk.mukosa
B. T. Submukosa
B. T. Submukosa C.T. Muskularis
Intestinum Crassum
gaster fundus
A. T. Mukosa 1. Ep. Selapis silindriss 2. Foveola gastrika 3. T. propria+ kel.fundus 4. Membran elastis
5. T. musk. Mukosa
Usus besar terdiri atas membran mukosa tanpa adanya lipatan kecuali pada bagian distalnya (rektum). Vili usus tidak dijumpai pada bagian usus ini. Kelenjar usus berukuran panjang dan ditandai dengan banyaknya sel goblet dan sel absorptif dan sedikit sel snteroendokrin. Sel absorptifnya berbentuk silindris dengan mikrovili pendek dan tak teratur. Usus besar disesuaikan dengan iingsi utamanya: absorpsi air, pembentukan massa tinja,
dan produksi mukus. Mukus adalah jel berhidrasi tinggi yang tidak hanya melumasi permukaan usus, namun juga menutupi bakteri dan zat renik lain. Absorpsi air berlangsung pasif, dan mengikuti transpor aktif natrium yang keluar dari permukaan basal sel-sel epitel.
apendix
B. T. Submukosa
Seringkali banyak dijumpai sel limfoid dan nodul yang merupakan lanjutan dari lamina propia.
B. T. submukosa
Muskularis terdiri atas berkas-berkas longitudinal dan sirkular. Lapisan ini berbeda dari lapisan muskularis di usus halus karena serabut lapisan longitudinal luarnya mengelompok dalam 3 pita longitudinal yang disebut taenia coli.
Pada kolon bagian intraperitoneal, lapisan/ tunika serosa ditandai dengan tonjolan kecil'yang terdiri atas jaringan lemak, yaitu apendiks epiploika.
veriformis
A. T. mukosa 1. ep. Selapis silindris + sel goblet 2. Kriptus lieberkuhn 3. T. musk. Mukosa
Kolon rektum
A. Tunika mukosa 1. ep. Selapis torak + sel goblet 2. Kriptus Lieberkuhn
berisi 4. Noduli limfatisi
B. Tunika submukosa (kadang-kadang ada) 3. Nodulus limfatikus
Anus (Peralihan Rektum Anus)
Tunika mukosa. Perhatikan perubahan epitel, dari epitel selapis torak dengan sel goblet menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang semakin ke distal dapat dijumpai adanya lapisan tanduk. Kriptus tidak terlihat lagi di daerah anus. Moduli limfatisi dapat ditemukan dalam lapisan ini.
Tunika muskularis mukosa tidak terlihat lagi setelah masuk daerah anus. Lamina propria digantikan oleh dermis. Carilah di dalam dermis, kelenjar apokrin yang disebut kelenjar sirkumanalis.
anus
1. ep. Berlapis gepeng tanpa lap.
Tunika submukosa berupa jaringan ikat jarang yang menjadi satu dengan jaringan ikat jarang lamina propria pada tempat pertemuannya dengan anus dan akhirnya digantikan oleh dermis dan hypodermis.
Tunika muskularis yang melingkar pada daerah rektum menebal membentuk otot sirkular yaitu m. sfingter ani internus. Lapis otot longitudinal tidak mengalami perubahan. Pada beberapa sajian dapat dikenali m. sfingter ani eksternus yang terdiri atas jaringan otot skelet.
Tunika adventisia terdiri atas jaringan ikat jarang.
Tanduk berlanjut ke 2. ep. Berlapis gepeng dengan lap. Tanduk3. Nodulus limfatikus4. Pleksus venosus5. GI. Sirkumanalis6. M. sfingter ani eksternus(2).
Fisiologi GIT
ORGAN MOTILITAS SEKRESIPENCER-NAAN
PENYERAPAN
Mulut dan kelenjar liur
Mengunyah
Saliva :Amilase, Mukus, Lisozim, Lingual lipase
Dimulai pencernaan karbohidrat
Makanan tidak diserap secara sempurna
Faring dan esofagus
Menelan Mukus - -
LambungRelaksasi, Reseptif, Peristaltis
Getah lambung - HCL- Pepsin - Renin- Mukus- Faktor
intrinsik
-Pencernaan karbohidrat dilanjutkan-Pencernaan protein dimulai
-Makanan tidak diserap-Hanya beberapa zat yang larut lemak
Pankreas -EnZim pencernaan pankreas
Menyelesaikan pencernaan di duodenum
-
Hati --Garam empedu-Bilirubin
-Empedu tidak mencerna apapunTapi garam empedu -mempermudah pencernaan & penyerapa lemak di lumen duodenum
-
Usus halus
SegmentasiKompleks motilitas migratif
-Sukus enterikus :Mukus & garam
-Enzim usus halus tak disekresikan tapi berfungsi intrasel di brush border
-Dalam lumen, dibawah pngaruh enzim pankreas dan empedu, pencernaan KH dan protein berlanjut-pencernaan lemak selesai-Di brush bolder,Pencernaan KH dan protein selesai
Semua nutrien,Sebagian besar elektrolit dan air
Usus besarHaustrasi, pergerakan masa
Mukus -Garam dan air, mengubah isi menjadi feses
Terdapat 4 proses pencernaan dasar, yaitu:
1. Motilitas, mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Terdiri dari gerak propulsive (mendorong) dan mixing (mencampur)
2. Sekresi, yaitu pengeluaran getah pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin
3. Pencernaan, yaitu pemecahan makromolekul menjadi mikromolekul yang dapat
diserap tubuh
4. Penyerapan, yaitu proses pengangkutan monomer yang sederhana masuk ke dalam
lingkungan internal tubuh.
LEMAK
Lipid adalah senyawa organic yang merupakan ester antara alcohol dan asam lemak. Alkohol
yang membentuk lipid adalah gliserol, sfingol, kolesterol, sterol lain dan alcohol alifatik rantai
panjang.
Klasifikasi lipid antara lain sebagai berikut:
Dari bagan di atas dapat disimpulkan:
- Simple lipid ialah lipid yang terdiri dari alcohol dan asam lemak saja.
- Lipid majemuk terdiri dari alcohol, asam lemak, dan senyawa lain.
- Derivat Lipid adalah hasil hidrolisis kedua kelompok lipid di atas
Asam lemak dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Asam lemak jenuh, yang tidak memiliki ikatan rangkap (diberi nama dengan akhiran –
anoat)
2. Asam lemak tak jenuh, yang memiliki ikatan rangkap (diberi nama dengan akhiran –
enoat). Dapat dibagi menjadi dua:
- Esensial : adalah asam lemak yang tidak dapat dibuat sendiri oleh atau tidak dapat
mencukupi kebutuhan minimal dari suatu spesies (hewan atau manusia).
Contoh: asam linolenat (omega 3), asam linoleat dan asam arakidonat (omega 6)
- Non esensial : adalah asam lemak yang dapat diproduksi oleh tubuh
Contoh: oleat, palmitoleat
ASAM LEMAK OMEGA 3 ASAM LEMAK OMEGA 6
Lemak ( Lipid )
Simple Lipid Lipid Majemuk
- Lemak netral
- Minyak
- Malam / lilin (wax)
- Fosfolipid
- Glikolipid
- Lipoprotein
Derivat Lipid
- Asam lemak
- Alkohol
- Gugus sterol
Asam lemak yang berasal dari posisi ikatan ganda pertama yang terletak pada atom ketiga, dihitung dari gugus metil rantai karbon utama.
Contoh : eicosapentaenoic acid (EPA), asam linolenat dan docosahexaenoic acid (DHA)
Sumber dari makanan :Salmon,tuna,kacang walnut, biji kapok (flaxseeds),dan sayuran berdaun hijau.
Asam lemak yang berasal dari posisi ikatan ganda pertama yang terletak pada atom keenam, dihitung dari gugus metil rantai karbon utama.
Contoh :Asam linoleat dan asam arakhidonat.
Sumber dari makanan :minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak canola.
Isomer asam lemak tak jenuh
- Cis: apabila gugus-gugus sejenis terletak
pada sisi yang sama
Contoh : asam oleat, asam maleat
-Trans : apabila gugus-gugus sejenis terletak
pada sisi yang berlawanan
Contoh: asam elaidat, asam fumarat
Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester
kolesterol (36%) serta sedikit asam lemak rantai panjang tak teresterifikasi (asam lemak bebas,
FFA) (4%).
KOLESTEROL
Kolesterol adalah salah satu derivate lipid dan merupakan komponen structural esensial pada
membrane serta lapisan luar protein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dari asetil
ko-A dan merupakan precursor semua steroid lain di tubuh, termasuk kortikosteroid, hormone
seks, asam empedu, dan vitamin D. Kolesterol tubuh berasal dari hasil pembentukan di dalam
tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan. Pembentukan kolesterol di dalam
tubuh terutama terjadi di hati (50% total sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan
yang mempunyai sel-sel berinti. Kelebihan kolesterol diekskresikan dari hati sebagai kolesterol
atau garam empedu.
TRIGLISERIDA
Trigliserida adalah senyawa yang terdiri dari gliserol dan tiga molekul asam lemak yang
dihubungkan oleh ikatan ester. Apabila terdapat satu asam lemak dalam ikatan dengan gliserol
maka dinamakan monogliserida. Fungsi utama Trigliserida adalah sebagai zat energi. Lemak
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel membutuhkan energi, enzim
lipase dalam sel lemak akan memecah trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta
melepasnya ke dalam pembuluh darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan komponen-komponen
tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
Pencernaan lemak
Lemak dipindahkan dari kimus yang cair melalui cairan tubuh yang mengandung banyak air
walaupun lemak tidak larut dalam air. Dengan demikian, lemak harus menjalani serangkaian
transformasi. Sewaktu isi lambung mengalir ke dalam duodenum, lemak yang ada menggumpal
membentuk trigliserida berukuran besar yang mengambang dalam kimus.
Melalui efek deterjen garam-garam empedu, butir-butir besar terdispersi menjadi emulsifikasi
butir-butir kecil lemak, sehingga luas permukaan lemak yang terpajan ke lipase pankreas
meningkat. Produk pencernaan lipase (monogliserida dan asam lemak bebas) tidak terlalu larut
air, komponen-komponen empedu mempermudah penyerapan produk-produk akhir pencernaan
lemak ini melalui pembentukan misel.
merupakan tampilan misel secara sekematik. Kandungan empedu (garam empedu, lesitin
dan kolesterol) membentuk misel yang terdiri ari selubung hodrofilik dan hidrofobik.
Misel merupakan vehikulum yang praktis untuk mengangkut bahan-bahan yang larut
dalam lemak di dalam isi lumen yang banyak mengandung air. Misel memiliki ukuran yang lebih
kecil dari emulsi lemak. Misel dibentuk dari garam empedu bersama dengan kolesterol dan
lesitin. Lesitin memiliki yang larut dalam lemak dan larut dalam air, sementara kolesterol tidak
larut dalam air. Dalam misel (micelle) garam empedu dan lesitin menggumpal, bagian yang larut
lemak (hidrofobik) berada di tengah membentuk inti, sedangkan bagian yang larut air (hidrofilik)
di bagian luar.Misel, karena larut air akibat lapisan hidrofiliknya, dapat melarutkan zat-zat yang
tidak larut dalam air di dalam intinya yang larut lemak.
merupakan skema pencernaan dan
penyerapan lemak.
Setelah misel-misel ini mencapai
membrane luminal sel-sel epitel,
monogliserida dan asam lemak
bebas secara pasif berdifusi dari
misel menembus komponen lemak
membran sel epitel. Di dalam sel
epitel, monogliserida dan asam
lemak bebas disintesis ulang
menjadi trigliserida-trigliserida yang nantinya akan dibungkus oleh lapisan lipoprotein disebut
dengan kilomikron. Kilomikron dikeluarkan melalui proses eksositosis dari sel epitel ke dalam
cairan interstisium di dalam vilus dan kemudian masuk ke dalam pembuluh limfe. Asam lemak
dengan rantai karbon pendek atau sedang dapat masuk ke darah.
Enzim-enzim yang berperan pada pencernaan lemak antara lain:
- Pancreas
Lipase pankreas (steapsin) : rantai ester primer dari triacyl glycerol à asam lemak +
2 monoacyl glycerol + glycerol
Cholesterol esterase
Cholesteryl ester ↔ kolesterol bebas + asam lemak
Dalam kondisi lumen usus, reaksinya ke kanan sehingga kolesterol dapat diserap dalam
bentuk kolesterol bebas
Phospolipase A2 ( disekresikan sebagai proenzim, diaktifkan oleh trypsin & Ca 2+ :
Phospolipid à asam lemak,lysophospolipid
- Hepar dan vesica fellea menghasilkan garam empedu :
Lemak à asam lemak-garam empedu kompleks dan lemak
netral yang diemulsifikasikan dalam misel
PERAN EMPEDU DALAM PENCERNAAN LEMAK
- Dihasilkan oleh hati
- Terdiri dari cairan alkalis encer serta beberapa konstituen organik termasuk garam-garam
empedu, kolesterol, lesitin, dan bilirubin
- Fungsi:
1) Mengemulsikan lemak
Globulus-globulus lemak berukuran besar diubah menjadi emulsi lemak dengan
banyak butir lemak kecil. Adsorbsi garam empedu di permukaan butiran lemak kecil
menciptakan selaput komponen garam empedu larut air yang bermuatan negatif yang
menyebabkan butiran lemak saling menolak satu sama lain. Ini bertujuan untuk
meningkatkan luas permukaan yang dapat dicerna oleh lipase pankreas
2) Menetralkan asam → karena empedu alkalis, chime yang asam dinetralkan
3) Ekskresi → obat-obatan, toksin, bilirubin, zat anorganik
4) Melarutkan kolesterol → pembentukan misel
HEPAR
Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Letak hepar
sebagian besar di region hypochondriac dextra menuju epigastrium lalu masuk ke region
hypochondriac sinistra. Hepar dapat dibagi menjadi lobus hepatis dexter yang besar dan lobus
hepatis sinister yang kecil oleh perlekatan ligamentum peritoneale, ligamentum falciforme
hepatis. Lobus hepatis dexter terbagi lagi menjadi lobus quadratus dan lobus caudatus oleh
adanya vesica biliaris, fissure ligamenti teretis, vena cava inferior, dan fissure ligamenti venosi.
Kenyataannya lobus quadrates dan lobus caudatus merupakan bagian fungsional lobus hepatis
sinister. Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada facies viseralis, dan terletak di antara
lobus caudatus dan lobus quadratus. Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, tetapi hanya
sebagian yang ditutupi oleh peritoneum. Hepar tersusun atas lobuli hepatis.
Bilirubin yang merupakan produk akhir utama pemecahan hemoglobin
Bila sel darah merah melewati masa hidupnya ( 120 hari ) dan menjadi mudah pecah bila beada
lebih lama di sistem sirkulasi, maka membran selnya pecah dan melepaskan hemohlobin yang
difagositosis oleh sel retikuloendotel di seluruh tubuh. Hemoglobin mula – mula dipecah menjadi globin
dan hemoglobin, lalu cincin hemoglobin dengan cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan ke
dalam plasma. Tapi beberapa jam kemudian, bilirubin diabsorbsi melalui membran sel hepar dan
diekskresi oleh proses transpor aktif ke dalam empedu.
SIKLUS ENTEROHEPATIK GARAM EMPEDU
Garam empedu adalah turunan kolesterol. Mereka secara
aktif disekresikan ke dalam empedu dan akhirnya
masuuk ke duodenum bersama dengan konstituen empedu
lainnya.setelah ikut serta dalam pencernaan dan
penyerapan lemak, sebagain besar garam empedu
direabsorpsi ke dalam darah oleh mekanisme transportasi
aktif khusus yang terdapat di ileum terminal, bagian
terakhir dari usus halus. Dari sini garam-garam empedu
dikembalikan melalui system porta hepatica ke hati, yang
kembali mensekresikan mereka ke dalam empedu.
Pendaur ulangan garam-garam empedu (dan sebagian
konstituen empedu lain) antara usus halus dan hati ini
disebut sebagai sirkulasi enterohepatik (entero berarti usus, hepatic berarti hati)Jumlah total
garam empedu di dalam tubuh rata-rata adalah 3 sampai 4 gram, namun dalam satu kali makan
garam empedu yang disalurkan ke duodenum dapat mencapai 3 sampai 15 gram. Jelaslah, bahwa
garam empedu harus didaur ulang beberapa kali sehari. Biasanya hanya sekitar 5% garam
empedu yang disekresikan oleh hati lolos melalui tinja setiap harinya. Garam empedu yang
hilang tersebut digantikan oleh garam empedu baru yang disintesis oleh hati, dengan demikian
jumlah simpanan garam empedu dipertahankan konstan(4).
BATU EMPEDU
Sel – sel hepatosit Ductus Biliaris
Ductus hepaticus dextra Ductus hepaticus sinistra
Ductus hepaticus communis
Kantong empedu (Vesica Fellea)
Ductus Cysticus
Ductus choledicus
Duodenum
Jika dibutuhkan oleh tubuh untuk mencerna
makanan (lemak)
Papila duodenalis major
P eran K oles terol dalam P ros es P embentukan B atu E mpedu
Batu Empedu adalah timbunan kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu.
Batu yang ditemukan di dalam kandung empedu disebut kolelitiasis, sedangkan batu di dalam
saluran empedu disebut koledokolitiasis.
Peran kolesterol dalam pembentukan batu empedu :
- kolesterol adalah penyusun utama dari batu empedu
- Kolesterol bebasàmembentuk micelle dengan lesitin dan garam empedu agar bisa
larutàkelarutan kolesterol tergantung dari perbandingan as.empedu:lesitin:kolesterolàjika
kolesterol kelewat jenuhàmengendapàbatu empedu
Pembentukan Batu Empedu
Komponen utama dari batu empedu adalah kolesterol, sebagian kecil lainnya terbentuk dari
garam kalsium. Cairan empedu mengandung sejumlah besar kolesterol yang biasanya tetap
berbentuk cairan. Jika cairan empedu menjadi jenuh karena kolesterol, maka kolesterol bisa
menjadi tidak larut dan membentuk endapan diluar empedu. Sebagian besar batu empedu
terbentuk di dalam kandung empedu dan sebagian besar batu di dalam saluran empedu berasal
dari kandung empedu. Batu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika empedu
mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran atau setelah dilakukan pengangkatan
kandung empedu. Batu empedu di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat
saluran empedu (kolangitis), infeksi pankreas (pankreatitis) atau infeksi hati.
Jika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan dengan segera menimbulkan
infeksi di dalam saluran. Bakteri bisa menyebar melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di
bagian tubuh lainnya.
Kerja cholestyramin dalam menurunkan kadar kolesterol
• Cholestyramine adalah obat yang dapat mengurangi kadar kolesterol dalam darah.
• Cholestyramine mengikat asam empedu dalam usus
• Efek samping dari cholestyramine adalah sembelit, sakit perut, mulas, bersendawa, mual,
kehilangan nafsu makan, wasir, perubahan rasa, sakit kepala atau gatal dapat terjadi
karena tubuh Anda menyesuaikan obat
Pencegahan
Karena komposisi terbesar batu empedu adalah kolesterol, sebaiknya menghindari makanan
berkolesterol tinggi yang pada umumnya berasal dari lemak hewani.(5)
PERAN DIET DALAM PENURUNAN KOLESTEROL
Diet dengan cara mengurangi makanan yang berlemak kurang berperan dalam menurunkan
kadar kolesterol dalam tubuh kita karena satu-satunya jalan utama pengeluaran kolesterol dalam
tubuh adalah melalui garam empedu. Dalam prosesnya garam empedu tersebut hanya 1% yang
lolos dan mejadi feses sedangkan 99% sisanya diserap kembali oleh hati lewat siklus
enterohepatik. Di sisi yang lain, dikeluarkanya 1% garam empedu tersebut akan diganti oleh
hasil sintesis asam empedu di hati sehingga diet menjadi kurang efektif karena kolesterol dalam
tubuh tidak mengalami pengurangan yang berarti.
Salah satu cara menurunkan kolesterol yaitu dengan cholesteramyn. Cholesteramyn adalah suatu
resin dalam bentuk chloride yang memiliki afinitas terhadap asam empedu yang diikatnya
menjadi kompleks dan tidak larut, sehingga dapat diekresikan melalui feses. Dengan demikian
akan mengakibatkan pengurangan asam empedu dari siklus enterohepatik serta meningkatkan
oksidasi kolesterol. Obat ini diberikan secara oral sebagai tambahan untuk diet dalam menangani
pasien yang mengalami hiperkolesterolemia (6).
KESIMPULAN
Fungsi pencernaan dan penyerapan sistem gastrointestinal yang dibahas dalama
makalah ini bergantung pada berbagai mekanisme yang melunakkan makanan, mendorongnya
di sepanjang saluran cerna, dan mencampurnya dengan einpedu hati yang disimpan di kandung
empedu dan enzim pencernaan yang disekresi oleh kelenjar saliva dan pankreas. Beberapa
mekanisme ini bergantung pada sifat intrinsik otot polos usus. Mekanisme lainnya melibatkan
kerja re-fleks, termasuk neuron intrinsik usus, berbagai refleks SSP, efek parakrin messenger
kimiawi, dan hormon saluran cerna.
Susunan struktur-struktur yang membentuk dinding saluran cerna mulai dari faring
posterior sampai anus dapat dilihat dalam berbagai bagan dan gambar. Terdapat beberapa
variasi setempat, tetapi pada umumnya terdapat empat lapisan dari lumen ke arah luar: mu-
kosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Terdapat serabut-serabut otot polos di submukosa
(muskularis mukosa) dan dua lapisan otot polos di muskularis, yakni lapisan longitudinal di
luar dan sirkular di dalam. Seluruh dinding saluran pencernaan dilapisi oleh mukosa dan,
kecuali pada esofagus dan rektum distal, diliputi oleh serosa. Serosa tersebut berlanjut Ice
mesenterium, yang mengandung serabut saraf, pembuluh limfe, dan pembuluh darah yang
men-
darahi saluran cerna.
Kebanyakan pencernaan lemak berawal di duodenum, yang melibatkan salah satu
enzim terpenting, yakni lipase pankreas. Enzim ini menghidrolisis ikatan -1 dan -3
trigliserida (triasilgliserol) dengan relatif mudah, tetapi bekerja pada ikatan-2 dengan
kecepatan yang sangat rendah sehingga hasil utama kerjanya adalah asam lemak bebas
dan 2-monoglise-rida (2-monoasilgliserol). Enzim ini bekerja pada lemak yang telah
diemulsikan. Kebanyakan kolesterol makanan berbentuk estei kolesteril, dan ester
kolesteril hidrolase juga menghidrolisis ester-ester ini di lumen usus halus. Lemak
relatif bersifat tak-larut, yang membatasi kemampuannya untuk menembus lapisan statis
(unstirred layer) dan mencapai permukaan sel mukosa. Namun, lemak diemulsifikasi
dengan halus di usus halus oleh efek deterjen dari garam empedu, lesitin, dan
monogliserida. Bila konsentrasi garam empedu di usus halus tinggi, seperti setelah
kandung empedu berkontraksi, lipid dan garam empedu berinteraksi spontan rnembentuk
misel. Pada akhirnya, pernyataan akhir dari makalah ini adalah asam lemak (AL)
dibebaskan oleh kerja lipase pankreas terhadap trigliserida makanan dan, dengan ada-nya
garam empedu (GE), membentuk misel (struktur bun-dar), yang berdifusi melalui
lapisan air statis ke permukaan mukosa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Spatelholz W, Spanner R. Atlas Anatomi Manusia. 16th ed. Jakarta: Buku Kedokteram
EGC; 1994.
2. Gunawijaya FA, Kartawiguna E. Penuntun Praktikum Kumpulan Foto Mikroskopik
Histologi. Jakarta: Universitas Trisakti; 2007. p. 104-27.
3. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC, 2001.
P. 543.
4. Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta: EGC, 2001.
P. 567.
5. http://medicastore.com/penyakit/67/Batu_Empedu.html
6. Jay W Gallstone. Available at: http://www.medicinet.com/gallstones/article.htm.
Accessed 10 January, 2010.
Recommended