22
BAB 1 APRESIASI KARYA SENI RUPA

Bab 1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1

BAB 1

APRESIASI KARYA SENI RUPA

Page 2: Bab 1

Indikator

1. Membandingkan corak seni rupa tradisional dengan seni rupa modern/kontemporer

2. Menjelaskan perkembangan seni rupa modern/kontemporer di Indonesia

Page 3: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Karya seni rupa terus berkembang dan mengalami perubahan seiring waktu. Meskipun pada puncak kreativitas seni rupa kontemporer ada kecenderungan kembali mengkombinasikan karya seni rupa kepada nilai-nilai kuno, itu juga merupakan sebuah perubahan seni rupa menuju ke arah yang lebih maju.

Karya suatu seni rupa terlahir dari suatu lingkungan masyarakat tertentu dengan berbagai peran dan tujuan. Sebagaimana karya-karya seni yang lainnya, seni rupa pada awalnya terlahir dari suatu sistem kepercayaan masyarakat lama yang menganut paganisme, animisme, dan dinamisme. Mereka menciptakan karya-karya seni rupa, terutama patung, sebagai alat komunikasi antara manusia dengan roh leluhur mereka.

Page 4: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Meskipun belum ditemukan bentuk tulisan pada masa prasejarah, para ahli berkesimpulan bahwa peradaban manusia telah ada pada masa tersebut. Hal ini dapat dibuktikan melalui peninggalan-peninggalan karya seni rupa yang ditemukan dan diyakini berasal dari sejarah peradaban kuno. Bangsa-bangsa di Nusantara pada zaman prasejarah dikenal sebagai penganut animisme, yaitu penganut kepercayaan terhadap roh-roh leluhur dan nenek moyang serta benda-benda yang dianggap keramat. Pada awalnya, bentuk-bentuk persemayaman roh nenek moyang tersebut diwujudkan dalam bentuk-bentuk sederhana seperti bentuk Lingga dan Menhir, yaitu tugu batu yang menjulang tinggi berbentuk lingga (tonggak batu berbentuk silinder dengan ujung tumpul). Di beberapa tempat ditemukan guratan garis-garis pada menhir yang menyerupai mata, hidung, mulut, tangan, lengan, dan kaki secara sederhana sekali. Menhir, menurut dugaan para ahli, adalah tempat bersemayamnya roh-roh nenek moyang masyarakat zaman purba.

Page 5: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Nusantara kuno membuat barang-barang dari gerabah yang diberi perhiasan sederhana seperti bentuk menhir, bulatan-bulatan, dan sejenisnya. Di beberapa tempat, seni rupa dan karya masyarakat yang belum modern, masih terjaga budaya seni rupa yang sepenuhnya lain dengan karya seni yang dapat kita temui pada masyarakat kita yang tentu saja lebih modern.

Kehidupan nusantara memang tidak sama. Perbedaan tempat dan lokasi dan situasi menghasilkan orang dengan budaya yang berbeda. Tak jarang kita mengalami kejutan-kejutan budaya pada waktu kita berkunjung ke suatu tempat yang lain dari yang biasa kita tempati. Seni rupa dalam hal ini, mengalami kejutan yang sama. Di beberapa tempat ritual keagamaan masih dipegang teguh, termasuk seni rupa dan medianya, namun di tempat lain yang lebih maju, seni rupa sudah mengalami perubahan dan pengikisan.

Page 6: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Seni Rupa TradisionalIstilah tradisional berasal dari kata “tradisi” yang menunjuk kepada

suatu lembaga, artefak, kebiasaan atau perilaku yang didasarkan pada tata aturan atau norma tertentu baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara singkat dapat dikatakan bahwa karya seni rupa tradisional adalah karya seni rupa yang bentuk dan cara pembuatannya nyaris tidak berubah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Seni rupa tradisional adalah segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai suatu komunitas masyarakat tertentu yang dijaga secara turun temurun kemurnian dan keutuhannya. Berdasarkan pengertian ini, karya seni rupa tradisional dapat diartikan sebagai karya-karya seni rupa yang merupakan hasil budaya suatu masyarakat tertentu yang telah lama hidup dan dijaga dengan baik secara turun-temurun.yang termasuk karya seni rupa jenis ini di antaranya adalah batik tulis jenis keraton, ukuran Toraja, patung suku Asmat, dan sebagainya.

Page 7: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Seni Rupa TradisionalBukan hanya itu, nilai dan landasan filosofis yang berada

dibalik bentuk karya seni rupa tradisional tersebutpun umumnya relatif tidak berubah dari masa ke masa. Bentuk-bentuk seni rupa tradisional ini dibuat dan diciptakan kembali mengikuti suatu aturan (pakem) yang ketat berdasarkan sistem keyakinan atau otoritas tertentu yang hidup dan terpelihara di masyarakatnya. Dalam konteks perkembangan seni rupa di Barat (Eropa), istilah seni rupa tradisional ini menunjukkan pada otoritas penguasa agama (gereja), raja dan para bangsawan. Para seniman tradisional menciptakan karya berdasarkan keinginan atau aturan yang telah ditetapkan sesuai ”selera” institusi-institusi tersebut dan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, sepanjang kekuasaan institusi-institusi tersebut.

Page 8: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Seni Rupa TradisionalBerdasarkan pengertian seni tradisional yang telah disebutkan

di atas, kita menjumpai berbagai karya seni rupa di Indonesia khususnya karya-karya seni kriya dapat dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional. Banyak sekali benda-benda kriya yang tersebar dikepulauan Nusantara, yang bentuk, bahan dan cara pembuatannya hingga saat ini tidak mengalami perubahan yang berarti sejak pertama kali diciptakannya. Karya-karya seni tradisi ini umumnya hidup di lingkungan masyarakat yang masih kuat memegang norma atau adat istiadat yang diwariskan para leluhurnya. Perubahan umumnya terjadi pada fungsi dari benda-benda kriya tersebut yang semula berfungsi sebagai benda pakai atau benda-benda pusaka kini menjadi benda hias atau cindera mata. Perubahan sistem sosial dan budaya masyarakat serta kemajuan teknologi berperan besar mempengaruhi perubahan fungsi benda-benda tersebut.

Page 9: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Seni Rupa TradisionalPada perkembangan selanjutnya dalam konteks seni rupa

dunia, istilah seni rupa tradisional kerap ditujukan kepada karya seni rupa non-Barat. Sifatnya yang mentradisi dan tidak berubah ini menjadi pembeda utama dengan karya seni rupa modern yang senantiasa menuntut inovasi dan kebaruan. Ciri lain dari karya-karya seni rupa tradisional ini adalah latar belakang penciptaan atau pembuatannya yang senantiasa terikat oleh fungsi atau konteks tertentu. Pada karya-karya komunal seperti itu, peran ekspresi individu senimannya nyaris tidak tampak. Hak penciptaan karya seni rupa bukan milik perorangan tetapi milik masyarakat pendukungnya. Dengan demikian hampir tidak ada karya seni rupa tradisional yang menggunakan inisial pembuatnya seperti yang umumnya terdapat pada karya-karya seni Modern.

Page 10: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Seni Rupa TradisionalKarya seni rupa tradisional tersebar luas dari ujung

Barat hingga ujung Timur kepulauan Nusantara (Indonesia). Sejak masuknya kolonialisme Barat (penjajahan bangsa Eropa) ke kepulauan Nusantara dan berkembangnya paham seni rupa Modern di Eropa, maka karya-karya seni rupa Nusantara di luar kategori karya yang menggunakan konsep Modern tersebut dikategorikan sebagai karya seni rupa tradisional. Pengkategorian ini dalam pandangan yang sempit seringkali digunakan untuk menunjukkan karya seni rupa yang bermutu tinggi (modern) dengan karya yang bermutu rendah (tradisional).

Page 11: Bab 1

A. Membandingkan Karya Seni Rupa Modern Kontemporer dan Tradisional

Seni Rupa TradisionalPengaruh penjajahan bangsa Barat yang cukup lama di

kepulauan Nusantara menyebabkan pandangan semacam ini terus berkembang yang memandang karya-karya seni kriya (seni rupa tradisional) lebih rendah dari karya seni lukis atau patung modern. Hal tersebut tidak terlepas dari pandangan sebagian masyarakat yang memandang modern identik dengan kemajuan dan perkembangan sedangkan tradisional identik dengan stagnasi, kuno atau ketinggalan jaman. Sikap dan cara mengapresiasi yang keliru ini seringkali menyebabkan karya-karya seni rupa tradisional yang sesungguhnya bernilai tinggi terabaikan dan terlupakan. Padahal karya-karya seni rupa tradisional Nusantara ini memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan dan menjadi gagasan dalam berkarya seni rupa. Apresiasi yang tepat diharapkan dapat menghasilkan inovasi karya-karya seni rupa yang memiliki ciri khas Indonesia.

Page 12: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

A. Sejarah Perkembangan seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia1. Seni Rupa Modern

Pengertian “modern” dalam terminologi seni rupa tidak bisa dilepaskan dari prinsip modernisme atau paham yang mendasari perkembangan seni rupa modern dunia sampai pertengahan abad ke-20. Seni rupa modern dunia memiliki nilai-nilai yang bersifat universal. Dari penafsiran seorang pelukis Jerman yang pindah ke Amerika Serikat sesudah Perang Dunia ke II, Hans Hofmann menyatakan hanya seniman dan gerakan di Eropa dan Amerika yang mampu melahirkan seni rupa modern, konsepsi poros Paris-New-York sebagai pusat perkembangan seni rupa modern.

Page 13: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

A. Sejarah Perkembangan seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia1. Seni Rupa Modern

Seni modern lahir dari dorongan untuk menjaga standar nilai estetik yang kini sedang terancam oleh metode permasalahan seni. Modernisme meyakini gagasan progres karena selalu mementingkan norma kebaruan, keaslian dan kreativitas. Prinsip tersebut melahirkan apa yang kita sebut dengan “Tradition of the new” atau tradisi “Avant-garde”, pola lahirnya gaya seni baru pada awalnya ditolak, namun akhirnya diterima masyarakat sebagai inovasi terbaru.

Seni modern dengan melahirkan Conceptual Art/ Seni Konseptual merupakan gerakan dalam menempatkan ide, gagasan atau konsep sebagai masalah yang utama dalam seni. Sedangkan bentuk, material dan objek seninya hanyalah merupakan akibat/efek samping dari konsep seniman.

Page 14: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

A. Sejarah Perkembangan seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia1. Seni Rupa kontemporer

Dalam seni rupa Indonesia, istilah kontemporer muncul awal 70-an, ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni patung pada waktu itu. Suwarno Wisetrotomo, seorang pengamat seni rupa, berpendapat bahwa seni rupa kontemporer pada konsep dasar adalah upaya pembebasan dari kontrak-kontrak penilaian yang sudah baku atau mungkin dianggap usang. Pendapat lain dari Yustiono, staf pengajar FSRD ITB, melihat bahwa seni rupa kontemporer di Indonesia tidak lepas dari pecahnya isu postmodernisme (akhir 1993 dan awal 1994), dimana sepanjang tahun 1993 menyulut perdebatan dan perbincangan luas baik di seminar-seminar maupun di media massa pada waktu itu. Sedangkan kaitan seni kontemporer dan (seni) postmodern, menurut pandangan Yasraf Amior Pilliang, pemerhati seni, pengertian seni kontemporer adalah seni yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu, dengan catatan khusus bahwa seni postmodern adalah seni yang mengumpulkan idiom-idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini (kontemporer) itu bisa dikategorikan sebagai seni postmodern, seni postmodern sendiri di satu sisi memberi pengertian, memungut masa lalu tetapi di sisi lain juga melompat kedepan (bersifat futuris).

Page 15: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaSeni Rupa Modern adalah suatu karya seni rupa yang

merupakan hasil kreativitas untuk menciptakan karya yang baru atau dengan kata lain karya seni rupa pembaruan. Kreativitas dalam seni rupa di dalamnya terdapat estetika, karakter, inovasi, dan originalitas.

“Merapi” karya Raden Saleh

Page 16: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer IndonesiaPeriode Perintis (1826-1880), perkembangannya diawali oleh pelukis Raden Saleh. Berkat pengalamannya belajar menggambar dan melukis di luar negeri seperti di Belanda, Jerman, Perancis, beliau dapat merintis kemunculan seni rupa Modern di Indonesia. Corak lukisannya beraliran Romantis dan Naturalis. Aliran Romantisnya menampilkan karya-karya yang berceritera dahsyat, penuh kegetiran seperti tentang perkelahian dengan binatang buas. Gaya Naturalisnya sangat jelas nampak dalam melukis potret.

Page 17: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia

Periode Indonesia Jelita, masa ini merupakan kelanjutan dari masa perintisan setelah pakum beberapa saat karena meninggalnya Raden Saleh. Kemudian munculah seniman Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh anak-anaknya, Sujono Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah. Pelukis-pelukis Indonesia yang lain seperti Pirngadi, Henk Ngantung, Suyono, Suharyo, Wakidi, dll. Masa ini disebut dengan masa Indonesia Jelita karena pelukisnya melukiskan tentang kemolekan/keindahan obyek alam. Pelukis hanya mengandalkan teknik dan bahan saja. Karya Abdullah SR. (Pemandangan di sekitar Gn. Merapi, Pemandangan di Jawa Tengah, Dataran Tinggi di Bandung), karya Pirngadi (Pelabuhan Ratu), karyaBasuki Abdullah (Telanjang, Pemandangan, Gadis sederhana, Pantai Flores, Gadis Bali, dll.)

Page 18: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia Jatuhnya kekuasaan Belanda ke tangan Jepang bukan hanya suatu

kemenangan militer saja, tetapi bangsa Indonesia lebih melihat peristiwa ini sebagai kemenangan kepercayaan akan harga diri bangsa Asia terhadap bangsa Barat. Ini dipaparkan oleh A.D. Pirous bahwa:

Kedatangan Jepang ke Indonesia pada waktu itu dirasakan sebagai “saudara tua” yang melepaskan kekuasaan penjajahan Belanda yang diterima dengan semangat persaudaraan yang erat. Jepang yang juga unggul dalam kebudayaan, diharapkan dapat membantu mengembangkan kebudayaan Indonesia, harapan ini jadi lebih diyakini, ketika pemerintah Jepang menampakan perhatiannya yang besar terhadap persoalan-persoalan kebudayaan (AD. Pirous 2003:3).

Page 19: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia Pada masa pendudukan Jepang seni rupa Indonesia

mendapatkan perhatian yaitu dengan disediakannya alat-alat dan tempat untuk melukis sehingga terselenggara pameran lukisan pertama pada bulan September 1942. Tapi sayangnya karya-karya yang dibuat hanya sebagai propaganda pemerintahan Jepang yaitu dengan bertemakan kehebatan pemerintahan Jepang.

Selain mengabdi pada bidang seni, seniman-seniman lokal berjuang melawan pemerintahan Jepang lewat lukisan dan poster, dengan jiwa nasionalisme pada saat itu sebagai contoh lukisan Affandi menyindir pekerja romusha dengan badan kurus dan pakaian compang-camping, demikian juga poster dengan model pelukis Dullah, teks oleh Khairil Anwar “Boeng Ajo Boeng” direproduksi dan disebar lewat gerbong-gerbong kereta api.

Page 20: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia

Periode Pasca Kemerdekaan, Pertama kali yang harus dipahami dari sejak awal adalah perkembangan seni rupa modern Indonesia merupakan proyek kebudayaan Barat yang dibawa melalui Kolonialisme Eropa (Belanda). Perkembangan (seni rupa modern) berbeda dengan seni rupa yang telah hidup lama (seni rupa lokal) di Indonesia. Jim Supangkat menandai ini dengan pernyataannya: “Indonesia Modern art grew out of western culture, it was not a continuity and development of traditional arts, which have a different frame of reference” (Jim Supangkat, dalam Khalid Zabidi 2003:23).

Page 21: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia Periode Akademi (1950), Pengembangan seni rupa melalui pendidikan formal. Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI yang berdiri tahun 1948 kemudiaan secara formal tahun 1950 Lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru gambar. Pada tahun 1959 di Bandung dibuka jurusan Seni Rupa ITB, kemudian dibuka jurusan seni rupa disemua IKIP diseluruh Indonesia.Periode Seni Rupa Baru, pada sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis. Kelompok ini menampilkan corak baru dalam seni lukis Indonesia yang membebaskan diri dari batasan-batasan seni rupa yang telah ada. Konsep kelompok ini adalah: (1) Tidak membedakan disiplin seni; (2) Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni; (3) Mendambakan kreatifitas baru; (4) Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan; (5) Bersifat eksperimental.

Page 22: Bab 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN SENI RUPAMODERN KONTEMPORER INDONESIA

B. Perkembangan Seni Rupa Modern Kontemporer Indonesia Kemapanan seni lukis Indonesia yang belum mencapai tataran

keberhasilan sudah diporak-porandakan oleh gagasan modernisme yang membuahkan seni alternatif atau seni kontemporer, dengan munculnya seni konsep (conceptual art): “Installation Art”, dan “Performance Art”, yang pernah menjamur di pelosok kampus perguruan tinggi seni sekitar 1993-1996. Kemudian muncul berbagai alternatif semacam “kolaborasi” sebagai mode 1996/1997. Bersama itu pula seni lukis konvensional dengan berbagai gaya menghiasi galeri-galeri, yang bukan lagi sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat, tetapi merupakan bisnis alternatif investasi.

Seni rupa di Indonesia dari awal abad ke-20 sampai sekarang dan menyebabkan seluruh garis perkembangannya—pada era modern maupun contemporary—berbeda dengan perkembangan seni rupa di Eropa dan Amerika Serikat yang bertumpu pada art in Western sense.