15

Click here to load reader

PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

KONSEP PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR’AN

TELAAH SURAT AL-BAQARAH AYAT 282

MAKALAH

Diajukan Sebagai Tugas Terstruktur

Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi

Dosen Pengampu : Imas Mufti M.Si,

Oleh :

Biyah Siti Murbiyyah

N I M : 1 0 5 0 1 0 1 8

SEKOLAH TINGGI EKONOMI ISLAM (STEI) AL-ISHLAH

CIREBON

Page 2: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillah, kata pertama yang penulis ucapkan sebagai ungkapan

rasa syukur yang tiada tara kepada Allah Yang Maha Kuasa, atas segala

nikmat dan karunia-Nya yang tak terhitung, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini.

Shalawat dan salam, penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad

SAW, suri tauladan dalam segenap aspek kehidupan, juga kepada keluara,

sahabat, dan seluruh umatnya yang mencintai dan merindukannya.

Makalah ini berjudul “Pengendalian Internal Dalam Al-Qur’an “ ,

sebuah kajian sederhana yang menelaah surat Al-Baqarah ayat 282 dan

mencari relevansinya dengan teori pengendalian internal, salah satu kajian

dalam mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.

Dalam proses penyusunan makalah ini, terlibat banyak pihak yang

memberikan kontribusi moril maupun materil, sehingga terselesaikan

penyusunan makalah ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada:

Ayahanda dan Ibunda tercinta di rumah, atas cinta dan pendidikan

kehidupan, penanaman moral dan pembentukan karakter yang

telah diberikan kepada penulis semenjak kecil hingga kini. Semoga

Allah senantiasa memuliakan kalian di dunia dan akhirat

Segenap keluarga Djauhar family, atas motivasi dan refreshingnya

setiap saat.

Bapak Prof. Dr. Adang Djumhur S. Selaku ketua STEI Al-Ishlah

Bapak Imas Mufti M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah

Sistem Informasi akuntansi

Rekan-rekan mahasiswa STEI Al-Ishah

Makalah ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu semua

saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis nantikan sebagai bahan

perbaikan bagi penyusunan makalah di masa mendatang.

Page 3: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

Penulis berharap, makalah ini dapat menjadi stimulan bagi penulis

sendiri dan bagi pembaca pada umumnya untuk lebih menggali dan

memperdalam pemahaman mengenai Akuntansi dan relevansinya dalam A-

Qur’an.

Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat dan bisa menjadi rekreasi

membaca yang menyenangkan. Selamat membaca dan berekreasi.

Cirebon, Juni 2011

Penulis

Page 4: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................

Daftar isi .................................................................................................

Pengendalian Internal Dalam Al-Qur’an .............................................

A. Pendahuluan ......................................................................................

B. Pengendalian Internal .......................................................................

1. Definisi Pengendalian Internal .....................................................

2. Tujuan Pengendalin Internal ........................................................

3. Fungsi Pengendalian Internal .......................................................

4. Aktivitas Pengendalian Internal ...................................................

C. Interpretasi Surat Al-Baqarah Ayat 282 .............................................

1. Surat Al-Baqarah Ayat 282 ............................................................

2. Interpretasi Para Mufassir ............................................................

3. Pengendalian Internal Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 282 .........

D. Relevansi pengendalian Internal Dalam Al-Qur’an ...........................

E. Penutup .............................................................................................

1. Kesimpulan ...................................................................................

2. Saran .............................................................................................

Daftar pustaka .........................................................................................

Page 5: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

Pengendalian Internal Dalam Al-Qur’an

A. Pendahuluan

Ekonomi dalam agama islam adalah suatu disiplin ilmu yang tidak

hanya berputar di sekitar materi, tetapi juga memuat misi ukhrowi. Ajaran

islam menyediakan proporsi yang cukup banyak dalam kajian keilmuannya

tentang ekonomi.

Al-Qur’an dan Al Hadits sebagai sumber hukum ajaran islam yang

utama, memuat bahasan yang lengkap tentang dunia perekonomian yang

dapat dijadikan sebagai sandaran setiap muslim dalam menjalankan roda

perekonomian sesuai dengan ruh keislaman yang dianut dan diyakininya.

Pernyataan di atas tidak berlebihan jika kita melihat fakta bahwa

dalam A-Qur’an terdapat banyak sekali ayat yang memiliki muatan

ekonomis mulai dari segi konsep dan prinsip dasar, hingga ke tataran

praktisnya.

Tengok saja surat Al-baqarah ayat 282, yang akan kita bahas dalam

makalah ini, sangat detail mengetengahkan teknis pelaksanaan pencatatan

utang piutang, berikut tawaran solusi dan tips yang sangat penting dalam

pelaksanaan transaksi tersebut, agar masing-masing pihak tidak ada yang

dirugikan dan merugikan. Hal ini sesuai dengan prinsip paling mendasar

dalam transaksi ekonomi islam, tidak mendzalimi dan tidak didzalimi.

Sementara pengendalian internal, adalah suatu teori dalam sistem

informasi akuntansi yang sangat menekankan adanya pengendalian proses

dan sistem operasional perusahaan dalam rangka mencegah terjadinya

manipulasi dan kesenjangan atau Gap antara harapan pemilik dan pengelola

perusahaan dengan realitas perusahaan yang tidak memenuhi ekspektasi

mereka.

Pengendalian internal meliputi segenap langkah-langkan dan aturan

prosedural yang diyakini mampu menekan adanya berbagai kekeliruan dan

penyimpangan dalam perusahaan, agar tujuan perusahaan dapat tercapai

secara optimal.

Page 6: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

Kaitannya dengan surat Al-baqarah ayat 282, ada dugaan bahwa

substansi ayat tersebut adalah pengendalian internal atau dengan kata lain

bahwa pengendalian internal adalah fisikny sementara surat Al-baqarah ayat

282 tersebut adalah nyawa atau ruhnya.

Tentu saja pendapat ini masih berupa pendapat atau dugaan kasar yang

masih memerlukan kajian yang lebih mendalam lagi, baik dari sisi

interpretasi ayat tersebut mauun dari segi penelaahan teori pengendalian

internalnya.

Hal inilah sesungguhnya yang mendorong penulis untuk menyusun

makalah berjudul “Pengendalian Internal Dalam Al-Qur’an: Telaah Surat

Al-Baqarah ayat 282” ini.

Selain itu makalah ini juga merupakan bentuk tanggung jawab penulis

untuk menunaikan tugas terstruktur mata kuliah Sistem Informasi

Akuntansi.

Rumusan masalah yang penulis ketengahkan adalah Apakah terdapat

relevansi antara teori pengendalian internal dengan surat Al-baqarah ayat

282?

Penyususnan makalah ini bertujuan untuk memperkaya khasanah

keilmuan penulis sendiri sebagai mahasiswa yang Concern di bidang

ekonomi.

Selain itu, makalah ini bertujuan untu memenuhi tugas terstruktur

mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.

B. Pengendalian Internal

1. Definisi Pengendalian Internal

Dari segi bahasa, pengendalian memiliki padanan kata bahasa inggris

Control. Control berarti suatu proses atau upaya mengendalikan atau

mengarahkan aktivitas obyek, organisasi, atau sistem untuk mencapai suatu

tujuan.

Intern berarti memiliki cakupan di dalam suatu obyek, organisasi, atau

sistem yang ingin dikendalikan.

Sehingga, pengendalian intern adalah suatu proses untuk mengarahkan

aktivitas obyek, organisasi, atau perusahaan dari dalam lingkup obyek,

Page 7: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

organisai, atau perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan-tujuan

yang diinginkan.

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, pengendalian intern

didefinisikan sebagai suatu proses, yang dipengaruhi oleh sumber daya

manusia dan sistem teknologi informasi, yang dirancang untuk membantu

organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu.

Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan,

mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan

penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan

melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud (seperti mesin dan

lahan) maupun tidak (seperti reputasi atau hak kekayaan intelektual seperti

merek dagang).

Sementara Krismiaji menulis dalam bukunya yang berjudul “Sistem

Informasi Akuntansi”, bahwa pengendalian intern adalah rencana organisasi

dan metoda yang digunakan untuk menjaga dan melindungi aktiva,

menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya, memperbaiki

efisiensi, dan untuk mendorong ditaatinya kebijakan manajemen. (Krismiaji,

2002: 218)

Jadi bisa disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah upaya

untuk mengarahkan aktivitas di dalam perusahaan untuk mencapai tujuan

perusahaan dan menghindari

2. Tujuan Pengendalian Internal

Secara umum, tujuan pengendalian internal adalah untuk mencegah

timbulnya kerugian sebuah perusahaan atau organisasi. Kerugian sebuah

organisasi atau perusahaan bisa ditimbulkan oleh beberapa sebab,

diantaranya adalah :

a) Penggunaan sumber daya yang tidak efisien

b) Keputusan manajemen yang tidak tepat

c) Kesalahan yang tidak disengaja dalam pencatatan dan pemrosesan

data

d) Kehilangan atau kerusakan data secara tidak sengaja

e) Kehilangan aktiva karena kecerobohan pegawai

f) Tidak ditaatinya kebijakan manajemen dan peraturan lainnya oleh

para karyawan

Page 8: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

g) Perubahan secara tidak sah terhadap sistem informasi akuntansi dan

komponen-komponennya.

3. Fungsi Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internak berfungsi untuk mencegah dan

mengatasi berbagai ancaman yang berpotensi merugikan organisasi atau

perusahaan. Ancaman-ancaman tersebut adalah :

a) Bencana alam dan bencana politik , misalnya kebakaran , banjir,

gempa mi, perang, kerusuhan, dan lain sebagainya.

b) Kesalahan software dan tidak berfungsinya perangkat keras

c) Tindakan atau kejadian yang tidak terduga misalnya kecelakaan,

kecerobohan kerja, dan lain sebagainya.

d) Tindakan-tindakan yang disengaja yang disbabkan karena Human

Error, seperti kejahatan komputer, kecurangan, korupsi, dan lain-

lain.

4. Aktifitas Pengendalian Internal

Pengendalian internal diimplementasikan dalam sebuah organisasi

atau perusahaan melalui berbagai aktifitas dna kebijakan serta aturan-aturan

yang harus ditaati secara konsisten agar tjuan organisasi atau perusahaan

dapat tercapai.

Dengan demikian bentuk-bentuk dan aktivitas pengendalian internal

adalah kebijakan-kebijakan manajemen untuk menanggulangi dan

mencegah berbagai ancaman dan kerugian organisasi atau perusahaan.

Diantara aktivitas pengendalian internal adalah sebagai berikut:

a) Otorisasi yang tepat terhadap transaksi dan aktifitas

Dalam upaya pengendalian internal, manajemen perlu menetapkan

kebijakan umum yang harus diikuti dan ditaati oleh para karyawan,

berdasarkan deskripsi tugas (Job Description), memberdayakan mereka untk

melaksanakan kegiatan, dan membuat keputusan.

Pemberian otorisasi yang tepat dan terpisah antara beberapa pos

tertentu dapat mencegah adanya manipulasi dan kecurangan. Otorisasipada

umumnya didokumentasikan dengan menandatangani, memberi paraf, atau

Page 9: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

mencantumkan kode otorisasi pada dokumen atau catatan yang mewakili

transaksi.

Dengan adanya otorsasi, maka setiap karyawan dapat mengecek

pihak-pihak yang berwenang memberikan otorisasi ketika melaksanakan

kegiatan perusahaan. Sehingga, suatu transaksi mutlak memerlukan otorisasi

dari bagian yang diberikan wewenang memberikan otorisasi atas transaksi

tersebut. Konsekuensinya, jikaditemukan transaksi yang tidak memiliki

otorisasi dari bagian terkai, maka transaksi tersebut dianggap tidak sah.

Contoh, transaksi penjualan harus mendapatkan otorisasi dari bagian

kredit pelanggan dan pengiriman barang.

b) Pemisahan tugas

Pengendalian internal yang baik menghendaki bahwa tidak ada

seorang yang diberi terlalu banyak wewenang dan tanggung jawab tugas.

Karena kondisi ini sanat potensial terjadinya kecurangan dari karyawan

tersebut.

Pemisahan tugas yang efektif mensyaratkan bahwa fungsi-fungsi

berikut dipisahkan:

Otorisasi, yaitu persetujuan terhadap transaksi yang akan

dilaksanakan dan keputusan yang akan diambil.

Pencatatan mencakup pembuatan dokumen sumber,

pemeliharaanjurnal dan buku besar, pembuatan rekonsiliasi, dan

pembuatan laporan kerja.

Penyimpanan dapat dilakukan secara langsung misalnya dalam

penanganan kas atau pemeliharaan gudang penyimpanan.

c) Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai

Manajemen merancang dokumen pencatatan yang sederhanaagar

pencatatan dapat dilakukan denagn efisien sehingga kesalahan pencatatan

dapat diminimalisir dan memudahkan pengkajian dan verifikasi.

d) Penjagaan yang memadai terhadap aktiva dan catatan

Dalam era semaju ini, aktiva tidak hanya berupa kas dan barang-

barang milik peusahaan, tetapi yang tak kalah penting adal informasi.

Page 10: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

Oleh karena itu, perusahaan harus memikirkan langkah-langkah untuk

melakuakn perlindungan yang memadai terhadap aktiva tersebut.

e) Pengecekan independen terhadap kinerja

Pengecekan secara independen bertujuan untuk menjamin dan

memastikan bahwa transaksi telah diproses secara akurat dan sesuai dengan

kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pihak manajemen.

C. Interpretasi Surat Al-Baqarah Ayat 282

1. Interpretasi Surat Al-Baqarah Ayat 282

Berikut dituliskan terjemahan surat Al-Baqarah ayat 282 yang kan kita

bahas:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.

Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan

benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah

mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang

berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun

daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya

atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,

maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah

dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada

dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan

dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang

seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi

keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis

hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.

Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian

dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah

mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang

kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu

tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan

janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan

Page 11: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

(yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada

dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah

Maha Mengetahui segala sesuatu.

Surat Al-Baqarah ayat 282 adalah surat yang terpanjang dalam Al-

Qur’an dan berbicara soal hak manusia. Interpreasi terhadap ayat ini bisa

saja beraneka, namun, namun pada dasarnya emiliki kesamaan. Bahwa ayat

ini merupakan ayat ekonomi, dalam arti memilki pesan-pesan yang menjadi

landasan dan sandaran egiatan ekonomi secara teknis.

Ayat ini pula yang sering disebut-sebut sebagai akuntansi akibat

adanay unsur perintah pencatatan dalam ayat tersebut. Hal ini tidak

mengherankan karen apada dasarnya akuntansi juga berbicara tentang

oencatatan transaksi, sesuai dengan pesan ayat ini.

Makna lain yang dapat digali dari ayat ini yaitu memelihara hak

keuangan masyarakat. Menyusuli ayat-ayat sebelumnya mengenai hukum-

hukum ekonomi Islam yang dimulai dengan memacu masyarakat supaya

berinfak dan memberikan pinjaman dan dilanjutkan dengan mengharamkan

riba, ayat ini menjelaskan cara yang benar bertransaksi supaya transaksi

masyarakat terjauhkan dari kesalahan dan kedzaliman dan kedua pihak tidak

merugi.

Disusul dengan ayat berikutnya, semakin menguatkan pesan dari ayat

tersebut. Berikut terjemahan dari surat Al-Baqarah ayat 283, yang

mendukung ayat sebelumnya:

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermuamalah tidak secara tunai)

sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika

sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang

dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia

bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)

menyembunyikan persaksian. Dan barang siapa yang menyembunyikannya,

Page 12: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Jamiann atau barang tanggungan dalam ayat ini ditekankan untuk

tetap menjaga para pelaku trasnsaksi berbuat kecurangan dan saling

mendzalimi. Akan tetapi, aspek keprcayaan dan kejujuran menjadi tiang

utama sebuah binis, begitu kira-kira pesan dalam ayat ini.

Kepercayaan dan kejujuran adalah nilai etika yang bersumber dari

keimanan yang mendalam dan penghayatan nilai-nilai keimanan tersebut

dalam kehidupan sehari-hari termasuk kegiatan bisnis atau jual beli.

Secara tegas, islam memberikan aturan bahwa kegiatan duniawi

manusia memiliki efek terhadap kegiatan ukhrowinya. Oleh sebab itu, tak

ada pemisahan antara keduanya. Keduanya berjalan saling melengkapi dan

menyempurnakan.

Secara gamblang Al-Qur’an menegaskannya dalam surat Al-Jum’ah

ayat 9 di bawah ini:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan

sembahyang pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat

Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika

kamu mengetahui”

Dalam ayat di atas, shalat jum’at adalah interpretasi saja dari kegiatan

ukhrowi yang tidak bisa dilepaskan dari kegiatan duniawi manusia. Pada

intinya, ayat ini mengetengahkan pentingnya ketaatan kepada nilai-nilai

agama dalam menjalakan kegiatan duniawi.

Page 13: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

2. Pengendalian Internal Menurut Surat Al-Baqarah Ayat 282

Surat al-baqarah ayat 282, memiliki mengandung pesan praktis suatu

kegiatan transaksi. Paling tidak ada beberapa syarat yang diungkapakan

dalam ayat ini mengenai keabsahan suatu transaksi, diantaranya adalah

sebagai berikut:

a) Untuk setiap agama, baik hutang maupun jual beli secara hutang,

haruslah tertulis dan berdokumen.

b) Harus ada penulis selain dari kedua pihak yang bertransaksi,

namun berpijak pada pengakuan orang yang berutang.

c) Orang yang berhutang dan yang memberikan pinjaman haruslah

memperhatikan Tuhan dan tidak meremehkan kebenaran dan

menjaga kejujuran.

d) Selain tertulis, harus ada dua saksi yang dipercayai oleh kedua

pihak yang menyaksikan proses transaksi.

e) Dalam transaksi tunai, tidak perlu tertulis dan adanya saksi sudah

mencukupi.

D. Relevansi pengendalian Internal Dalam Al-Qur’an

Setelah kita mempelajari konsep dari pengendalian internal, dan

menelaah surat Al-Baqarah ayat 282, maka kita bisa melihat bahwa

keduanya memiliki substansi yang sama.

Pengendalian internal adalah sebuah langkah atau proses yang

dilakukan untuk mengarahkan perusahaan agar dapat menghindarkan

organisasi atau perusahaan dai adanya kekeliruan atau tinadakan

kecurangan.

Al-Baqarah ayat 282 juga menegaskan adanya kewaspadaan dan

pencegahan dari tindakan-tindakan kecurangan dan kekeliruan dalam

transaksi.

Dengan demikian, keduanya memiliki substansi yang sama, yaitu

sama-sama menyususn strategi untuk mengarahkan perusahaan atau bisnis

agar terhindar dari kekeliran dan kecurangan.

Page 14: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

Kita bisa membandingkan keduanya dari beberapa hal di bawah ini:

Kehandalan pencatatan, pengendalian internal menekankan pada

kehandalan pencatatan dokumen sebagai bukti transaksi penting, begitu juga

surat Al-baqarah ayat 282 yang menekankan pentingnya pencatatan dokuen

atas kejadian atau transaksi.

Pengendalia internal menuntut adanya konsistensi pada integritas dan

nilai-nilai untuk menjaga iklim perusahaan agar tetap kondusif dan ersih,

demikian juga dtegaskan dalam surat Al-aqarah ayat 282.

Jaminan merupakan hal yang ditawarkan untuk menjaga aset atau

harta perusahaan, dan hal ini juga ditegaskan dalam Surat al-baqarah ayat

283 yang merupakan lanjutan surat Al-Baqarah ayat 282.

Disamping itu masih banyak hal-hal yang merupakan komponen teori

pengendalian internal , yang sesungguhnya memiliki substansi yang senafas

dengan surat Al-baqarah ayat 282.

E. Penutup

1. Kesimpulan

Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengendalian

internal ternyata memiliki relevansinya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah

ayat 282 dan 283.

2. Saran

Saran yang penulis ajuan adalah, perlunya pengkajian yang lebih

mendalam terhadap Al-Qur’an karena di dalamnya terdapat banyak sekali

ilmu dan pengetahuan yang sangat mendukung dan bahkan merupakan

referensi utama perkembangan ilmu pengetahuan masa kini termasuk di

dalamnya ilmu ekonomi dan akunansi.

Page 15: PENGENDALIAN INTERNAL DALAM AL-QUR'AN

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama RI. 2009

Krismiaji. 2002. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: AMP YKPN

http://id.wikipedia.org/wiki/hadits