4
III. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Ikan nila berasal dari Afrika bagian timur. Ikan nila memiliki bentuk tubuh yang pipih ke arah vertikal (compress). Posisi mulutnya terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat disembulkan (Suyanto 2003). Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai berikut: Filum : Chordata Subfilum : Vertebrata Kelas : Osteichtyes Subkelas : Acanthopterygii Ordo : Percomorphi Subordo : Percoidea Famili : Cichlidae Genus : Oreochromis Spesies : Oreochromis niloticus Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih, sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar, kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor. Ukuran kepala relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang besar (Kottelat et al. 1993). Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan sekitarnya. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga bisa dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang

Tinjauan pustaka Ikan NILA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Tinjauan pustaka Ikan NILA

III. TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan nila berasal dari Afrika bagian timur. Ikan nila memiliki bentuk tubuh yang pipih ke

arah vertikal (compress). Posisi mulutnya terletak di ujung hidung (terminal) dan dapat

disembulkan (Suyanto 2003).

Menurut Saanin (1984), ikan nila (Oreochromis niloticus) mempunyai klasifikasi sebagai

berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Kelas : Osteichtyes

Subkelas : Acanthopterygii

Ordo : Percomorphi

Subordo : Percoidea

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreochromis niloticus

Ikan nila memiliki ciri morfologis yaitu berjari-jari keras, sirip perut torasik, letak mulut

subterminal dan berbentuk meruncing. Selain itu, tanda lainnya yang dapat dilihat dari ikan nila

adalah warna tubuhnya hitam dan agak keputihan. Bagian tutup insang berwarna putih,

sedangkan pada nila lokal putih agak kehitaman bahkan kuning. Sisik ikan nila berukuran besar,

kasar dan tersusun rapi. Sepertiga sisik belakang menutupi sisi bagian depan. Tubuhnya memiliki

garis linea lateralis yang terputus antara bagian atas dan bawahnya. Linea lateralis bagian atas

memanjang mulai dari tutup insang hingga belakang sirip punggung sampai pangkal sirip ekor.

Ukuran kepala relatif kecil dengan mulut berada di ujung kepala serta mempunyai mata yang

besar (Kottelat et al. 1993).

Ikan nila memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang baik dengan lingkungan

sekitarnya. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungan hidupnya, sehingga bisa

dipelihara di dataran rendah yang berair payau maupun dataran yang tinggi dengan suhu yang

Page 2: Tinjauan pustaka Ikan NILA

rendah (Trewavas 1982). Ikan nila mampu hidup pada suhu 14-38 oC dengan suhu terbaik adalah

25-30 oC dan dengan nilai pH air antara 6-8,5 (Suyanto 2003).

Perbedaan antara ikan jantan dan betina dapat dilihat pada lubang genitalnya dan juga ciri-

ciri kelamin sekundernya. Pada ikan jantan, di samping lubang anus terdapat lubang genital yang

berupa tonjolan kecil meruncing sebagai saluran pengeluaran kencing dan sperma. Tubuh ikan

jantan juga berwarna lebih gelap, dengan tulang rahang melebar ke belakang yang memberi

kesan kokoh.sedangkan yang betina biasanya pada bagian perutnya besar (Suyanto 2003).

B. Habitat dan Penyebaran

Ikan Nila merupakan jenis ikan air tawar. Pada mulanya, ikan Nila berasal dari perairan

tawar di Afrika. Di Asia penyebaran ikan Nila pada mulanya berpusat di beberapa negara seperti

Filipina dan Cina. Dalam perkembangan selanjutnya, ikan Nila meluas dibudidayakan di

berbagai negara, antara lain Taiwan, Thailand, Vietnam, Bangladesh, dan Indonesia.

Pengembangan ikan Nila di perairan tawar di Indonesia dimulai tahun 1969. Jenis atau

strain ikan Nila yang pertama kali didatangkan ke Indonesia adalah Nila hitam asal Taiwan.

Tahun 1981 didatangkan lagi jenis atau strain ikan Nila merah hibrida. Kedua jenis ikan Nila ini

telah meluas dibudidayakan di seluruh wilayah perairan nusantara (Rukmana, 1997: 18).

C. Kebiasaan Makan

Ikan nila tergolong sebagai ikan pemakan segala (omnivora), pemakan plankton, sampai

pemakan aneka tumbuhan sehingga ikan ini diperkirakan dapat dimanfaatkan sebagai pengendali

gulma air. Karena itu, ikan ini sangat mudah dibudidayakan (Bardach, 2002).

Ketika masih benih, pakan yang disukainya adalah zooplankton (plankton hewani), seperti

Rotifera sp. atau Daphnia sp. Selain itu benih nila juga memakan alga atau lumut yang

menempel di bebatuan yang ada di habitat hidupnya. Ketika dibudidayakan, nila juga memakan

tanaman air yang tumbuh di kolam budidaya. Jika telah mencapai ukuran dewasa, ikan ini bisa

diberi berbagai pakan tambahan seperti pellet (Djarijah, 2001).

D. Endoparasit

Page 3: Tinjauan pustaka Ikan NILA

Endoparasit adalah parasit yang menyerang organ bagian dalam pada tubuh inang contonya

mata,otak,gonad,jantung,insang dll. Lingkungan merupakan salah satu faktor penyabab penyakit,

ketika lingkungan berada pada kondisi yang kurang baik, maka ikan akan kehilangan

kemampuan untuk bertahan terhadap penyakit karena ikan menjadi stres. Pada kondisi yang

demikian akan memudahkan bagi organisme parasit penyabab penyakit infeksi untuk menyerang

ikan baik melalui infeksi primer maupun sekunder (Kordi, 2004).

Keberadaan endoparasit dapat menyebabkan kematian pada populasi inang dan

konsekuensinya dapat menyebabkan kerugian besar bagi industri perikanan. Infeksi endoparasit

dapat menyebabkan dampak yang dapat merugikan secara ekonomi, yaitu ikan kehilangan berat

badan, penolakan oleh konsumen karena perubahan patologi pada inang, penurunan fekunditas

ikan dan penurunan jumlah dalam penetasan ikan dan larva (Anshary, 2008).

Page 4: Tinjauan pustaka Ikan NILA

Anshary, H. 2008. Modul Pembelajaran Berbasis Student Center Learning (SCL) Mata Kuliah

Parasitologi Ikan. Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan (LKPP). Universitas

Hasanuddin. Makassar. 126 hal