Upload
suka
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
AL-QUR’AN SEBAGAI KUNCI PENEMUAN
BARZAKH ANTARA AIR TAWAR DAN AIR ASIN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan mukjizat sepanjang masa
yang bersifat universal, di dalamnya terdapat
berbagai bahasan yang memuat berbagai bidang
keilmuan. Dari Al-Qur’an itu manusia dianjurkan
untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknnya darinya.
Keabsahan Al-Qur’an dapat dibuktikan dengan adanya
penemuan modern yang saling berkaitan dengan Al-
Qur’an itu sendiri.
Al- Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama
bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber,
basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan, sejauh
mana keabsahan ilmu harus diukur standarnya adalah
Al-Qur’an. Ia adalah buku induk ilmu pengetahuan, di
mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan.1
Kemudian daripada itu, banyak ilmuan yang
mengkorelasikan penemuan-penemuannya dengan Al-
Qur’an. Banyak pula ahli tafsir yang menyimpulkan
1A. Baiquni, Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern (Bandung: Pustaka. 1983), hlm. 1
1
bahwa di dalam Al-Qur’an ini menyimpan kunci
berbagai pengetahuan yang mungkin akan terkuak pada
kemudian hari. Dengan demikian, perlu adanya
pembahasan mengenai korelasi antara Al-Qur’an dan
penemuan ilmiah modern. Pada makalah ini,
spesifikasi pembahasan terfokus pada penemuan ilmiah
yakni adanya barzakh antara air laut asin dan air
sungai tawar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka pokok
masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah ihwal pemisahan air asin dengan air
tawar?
2. Adakah ayat Al-Qur’an yang menerangkan perihal
pemisahan air asin dan air tawar?
3. Apakah bukti adanya korelasi antara ayat Al-Qur’an
tersebut dengan ihwal pemisahan air asin dengan
air tawar?
C. Tujuan Makalah
Secara general makalah ini bertujuan untuk:
1. Menelaah ihwal pemisahan air asin dengan air
tawar.
2. Mengetahui ayat Al-Qur’an yang menerangkan
perihal pemisahan air asin dan air tawar.
2
3. Menemukan bukti adanya korelasi antara ayat Al-
Qur’an tersebut dengan ihwal pemisahan air asin
dengan air tawar.
D. Manfaat Makalah
1. Dapat menambah pengetahuan tentang sains Al-
Qur’an.
2. Mendorong umat untuk mentafakkuri isi Al-Qur’an.
3.Semakin meyakini bahwasanya Al-Qur’an adalah
mukjizat Allah yang nyata.
E. Ruang Lingkup
Makalah ini terbatas pada pembahasan barzakh
(dinding pembatas) antara air asin dengan air tawar
serta korelasinya dengan tafsir ayat-ayat Al-Qur’an.
F. Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam menyusun
makalah ini adalah studi kepustakaan, yaitu dengan
mengumpulkan sumber dari buku-buku maupun tulisan-
tulisan lain yang menjadi acuan penulis.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Modern
Al-Qur’an merupakan firman Allah SWT yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat
baginya. Al-Qur’an juga merupakan kitab universal
yang diperuntukkan kepada umat Nabi Muhammad SAW
hingga akhir zaman. Sejalan dengan perkembangan
zaman yang diiringi dengan kemajuan ilmu
pengetahuan, maka banyak ditemukan berbagai fenomena
ilmiah yang tidak berbantahan dengan Al-
Qur’an.Kemudian daripada itu banyak yang
menghubungkan fenomena itu dengan ayat Al-Qur’an
yang semakna dengannya.
Al-Qur’an Al-Karim begitu menaruh perhatian
terhadap alam, seakan-akan alam diletakkan pada
suatu tempat dan Al-Qur’an pada tempat yang lainnya,
sehingga keduanya tampak saling mengimbangi.Inilah
keseimbangan antara alam dan wahyu, keduanya saling
berkaitan.Sisi keajaiban lain dari Al-Qur’an adalah
pemberitaannya terlebih dahulu mengenai sejumlah
peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang.2 Dan
pada kenyataannya dizaman modern ini Al-Qur’an telah
2Al-Qur’anulkarim Miracle The Reference, cetakan I (Jawa Barat: Sygma Publishing, 2010), hlm 806.
4
membuktikan bahwa tidak ada keraguan mengenai apa
yang telah difirmankan oleh Allah SWT dengan
fenomena-fenomena yang terjadi.
Diantara fenomena yang menjadi topik pembahasan
ilmuwan dan para ulama akhir-akhir ini adalah adanya
barzakh yang memisahkan antara air laut dan air
sungai agar tidak bercampur satu sama lain.
Sebagaimana telah ditafsirkan bahwa Allah membedakan
antara dua macam laut, ada yang sangat tawar airnya
seperti air danau, dan ada yang asin airnya, tidak
enak rasanya, seperti air laut asin. Allah
mengadakan batas antara keduanya, sehingga tidak
bercampur antara satu dengan yang lain. Menurut
pendapat ahli ilmu pengetahuan sekarang, bahwa
sebabnya air laut itu asin, ialah karena air laut
tidak ada mempunyai aliran, airnya berkurang tiap-
tiap hari hanya karena menguap lantaran panas
matahari, sehingga zat-zat garam yang ada dalam air
itu tetap tertinggal dalam laut itu. Akhirnya karena
zat garam itu telah bertambah sedikit demi sedikit
hingga menjadi banyak, maka menjadi asin airnya itu.
Tetapi air danau yang mempunyai aliran maka zat
garamnya mengalir bersama air danau itu, hingga zat
garamnya tidak tertinggal tetap dalam danau.Sebab
5
itu, danau yang tidak mengalir airnya menjadi asin
juga airnya lama kelamaan.3
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan upaya
untuk mengeksplorasi misteri semesta, manusia mulai
menyelidiki cara laut bertemu dengan sungai, dan
mempelajari sampel air dari daerah di mana sungai
bertemu laut.Ilmu pengetahuan modern telah menemukan
bahwa setiap tempatdimana dua laut berbeda bertemu,
ada sebuah penghalang. Pengahalang ini memisahkan
kedua lautan itu dimana setiap laut memiliki
temperatur, kadar garam, dan kepadatannya masing-
masing.
Demikianlah Allah menurunkan Al-Qur’an dan
menjadikannya sebagai petunjuk bagi siapa saja yang
hendak mentafakkurinya. Di dalamnya tersembunyi
berbagai rahasia tentang kehidupan dan alam semesta.
B. BertemunyaAir Asin danAir Tawar
Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan
berbagai contoh perihal bertemunya laut air asin dan
sungai air tawar. Mereka juga mempelajari bagaimana
kedua air tersebut dapat berada dalam satu tempat
yang sama, namun tidak saling tercampur.
3 Prof. Dr. H. Mahmud Yunus, Tafsir Qur’an Karim, cetakan LXXII (Jakarta: PT Hidakarya Agung, 2004), hlm 531.
6
Para ahli mempelajari tentang bertemunya air
laut dan air sungai yang terpisah, dan meneliti
sebab-sebab mengapa air laut dan air sungai itu
tidak dapat bercampur.Mereka juga melakukan survei
keberbagai tempat dimana bertemunya air laut dan air
sungai.Adanya penghalang yang memisahkan dua jenis
air sungai berbeda ini, juga sudah diteliti dan
dibenarkan oleh hasil riset ilmu pengetahuan modern.
Ini bisa dijelaskan secara ilmiah bahwa setiap laut
memiliki temperatur, kadar garam, dan kepadatan
masing-masing.
Cape Town, Afrika Selatan
Misalnya di bagian selatan dekat Cape Town,
Afrika Selatan, terdapat dua sungai yang berbeda,
pertama sungai air asin, sementara yang lainnya
adalah sungai air tawar yang mana saling bertemu.
Namun, keduanya tidak pernah bercampur.Kedua aliran
sungai itu bagaikan dibatasi oleh satu
penghalang.Ombak besar, arus yang kuat, dan laut
pasang seolah-olah tidak membuat keduanya mampu
melampaui penghalang itu.4
Tampak dari kedua jenis sungai yang tidak
bercampur itu, sungai air tawar dan sungai air asin,
bahwasanya memiliki alasan mengapa keduanya tidak4sumber:philq8.wordpress/interspacingdesign.wordpress/allmarine.blogspot/others.
7
bisa menyatu dan bercampur. Hal tersebut karena
sungai air asin di bagian selatan dekat Cape Town
memiliki kadar salinitas yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan sungai air tawar yang memiliki
kadar salinitas yang lebih rendah. Selain itu pula
bahwa sungai air asin lebih banyak mengalami
penguapan dibandingkan sungai air tawar yang lebih
sering mengalirkan airnya dari pada menguap.
Terpisahnya kedua air itu juga menciptakan
warna yang berbeda pula. Air asin cenderung berwarna
kecoklatan dan keruh, sedangkan air tawar lebih
bening dan segar. Kedua air itu bak terpisahkan oleh
dinding pembatas yang menyekat diantara keduanya.
Mediterania dan Samudera Atlantik, Selat Gibraltar
Contoh yang lain adalah air Laut Tengah
(Mediterania) yang terasa hangat, asin, dan ringan.
Ketika air Laut Mediterranea memasuki Benua Atlantik
melewati selat Gibraltar, yang manaSelat Gibraltar
itu memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya
antara negera Maroko dan Spanyol, terdapatair yang
bergerak beberapa ratus kilometer memasuki kedalaman
Benua Atlantik hingga sekitar 1000 meter. Namun,
karakteristik airnya tetap hangat, asin, dan dengan
kepadatan yang ringan juga.
8
Arus Selat Gibraltar memang sangat besar di
bagian bawahnya. Dalam penelitian modern bidang
oseanografi ternyata membuktikan bahwa batas yang
menghalangi kedua laut tersebut tak dapat bercampur
adalah karena adanya perbedaan salinitas (kadar
garam), densitas (kepadatan) dan suhu dari keduanya.
Laut Mediterania mempunyai suhu 11,5 derajat C,
salinitas > 36,5 per mil, dan kepadatan yang tinggi.
Sedangkan Lautan Atlantik memiliki suhu 10 derajat
C, salinitas < 36 per mil, dengan kepadatan lebih
rendah dari Laut Mediterania.5
Air laut di Laut Tengah memiliki kerapatan dan
kadar garam yang lebih tinggi dari air laut yang ada
di Samudera Atlantik. Menurut sifatnya, air akan
bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah dengan
kerapatan air yang lebih rendah. Sehingga arus di
Selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju Samudera
Atlantik.
Namun air laut dari Laut Tengah yang menuju
Samudera Atlantik tidak dapat tercampur. Seakan ada
sekat yang memisahkan kedua jenis air ini. Bahkan
batas antara kedua air dari dua buah laut ini sangat
jelas. Air laut dari Samudera Atlantik berwarna biru
lebih cerah.Sedangkan air laut dari Laut Tengah5Ibrahim, I. A. (1997), A Brief Illustrated Guide To Understanding Islam, 2nd Ed., Publisher: Darussalam, Texas-USA.
9
berwarna lebih gelap.Inilah keajaiban alam. Tidak
hanya itu yang aneh dari perilaku dari kedua air
laut ini. Sebagaimana telah disebutkan, bahwa air
laut dari laut Tengah yang tidak mau bercampur
dengan air laut dari SamuderaAtlantik ini menyusup
hingga kedalaman 1000 meter di bawah air laut yang
berasal dari Samudera Atlantik.6
Amazon
Dua anak sungai yakni Rio Negro dan Rio
Salimoes yang bertembungan di wilayah Amazonas,
Brazil membentuk sungai induk Amazon.Kedua anak
sungai yang membentuk sungai Amazon ini menurun
kira-kira 5.000 meter menuju Samudra Atlantik.
Pertemuan air Rio Negro, sebuah sungai dengan
air hitam (hampir semua berwarna hitam), dengan
Sungai Amazon atau Rio Salimoes yang berwarna pasir
adalah bagian atas hutan Amazon, Brazil. Sepanjang 6
kilometer air sungai ini berjalan beriringan tanpa
bercampur.
Fenomena ini disebabkan oleh perbedaan suhu,
kecepatan dan kepadatan dari kedua sungai. Rio Negro
mengalir dengan kecepatan hampir 2 km per jam dengan
suhu 28˚C, sedangkan Rio Salimoes mengalir dengan
6http://ltqalhikmah.com/feed/
10
kecepatan antara 4 sampai 6 km per jam dengan suhu
22˚C.7
C. Ayat Al-Qur’an yang Berbicara tentang Ihwal
Pemisahan Air Asin dan Air Tawar
Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan
berbagai contoh perihal bertemunya laut air asin dan
sungai air tawar. Dari sanalah diketahui bahwasanya
kedua jenis air tersebut tidak saling bercampur.
Sedangkan Al-Qur’an telah menyebutkan ihwal
pemisahan kedua jenis air tersebut lebih dari 1400
tahun yang lalu. Sebagaimana Al-Qur’an Surat Al-
Furqon (25): 53 menjelaskan:
عل وج�� اج ج�� لح أ�� أ م� ذ� ��رأت� وه� ت� ف� ذ� أ ع� ذ� ه� ن ي � حر ب� أل� ي� مرج ذ� و أل� وه��
- ورأ- ٥٣ � حج� رأ م� ح� ا وح� ج�� رر� ما ب�� ه� ن� ي> ب�?“Dan Dia (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan), ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit,
dan Dia jadikan diantara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi.”
Ini berarti bahwa ada pemisah yang diciptakan
Allah pada lokasi-lokasi tempat bertemunya laut dan7http//:www.uniknya.com/category/berita
11
sungai itu.Dalam ayat tersebut Allah menyebutkan
adanya sebuah pemisah, yakni barzakh.
Secara sepintas ada yang berpendapat bahwa
pemisah yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah
diciptakan oleh Allah laut lebih besar dan banyak
airnya dari sungai, dan pada saat yang sama di
lokasi-lokasi pertemuan laut dan sungai itu, laut
diciptakan dalam posisi lebih rendah dari sungai.
Sedangkan air sungai, karena lebih sedikit
dibandingkan dengan air laut, walaupun posisinya
lebih tinggi, ia tidak dapat menjadikan air laut itu
tawar dan segar.8
Pendapat ini kemudian ditinjau kembali,
khususnya setelah kemajuan-kemajuan yang dicapai
manusia dalam bidang ilmu kelautan.Hal ini dimulai
dengan perjalanan ilmiah yang dilakukan oleh sebuah
kapal berkebangsaan Inggris “Challenger” (1872-1876)
hingga penggunaan alat-alat canggih di angkasa guna
penelitian dan pemotretan jarak jauh ke dasar laut.
Harus di ingat bahwa ketika pengetahuan tentang laut
masih amat terbatas, namun demikian, seperti terbaca
tadi, Al-Qur’an telah menginformasikan apa yang
diistilahkan-Nya dengan ن ي � حAAAAAAAAAر maraja)مAAAAAAAAAرج أل�ب� al-bahrain) dan
8 Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib, cetakan II (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), hlm 181.
12
bahwa antara laut dan suungai ada ج� رر� ��AAAب (barzakh) dan رأ �AAAح�ح
ورأ .(hijran mahjura) م�حج�
Kata (maraja) dalam مAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAرج kamus-kamus bahasa
mempunyai dua arti: pertama berarti bercampur dan
kedua berarti kepergiandan kepulangan, keterombang-
ambingan, dan kegelisahan. Demikian Ibnu Paris dalam
bukunya, Mu’jam Maqayis Al-Lughoh, dan Ar-Raghib Al-Isfahani
dalam Mufradat fi Gharib Al-Qur’an. Sedangkan kata ح�ح�ر(hijr)
dalam kamus-kamus bahasa diartikan sebagai larangan,
halangan, atau penyempitan. Jika demikian, hijran mahjura
adalah suatu halangan yang menjadikan apa yang
terdapat di sana (makhluk hidup) terhalang untuk
dapat keluar dan hidup di dalam lokasi yang sempit
(terhalang) itu dibandingkan dengan luasnya samudra.
Dari bunyi ayat tersebut, diketahui bahwa ada
sungai yang رأت� � �AAAت� ف ذ� �AAAع (‘adzbun furat). ‘adzb berarti tawar
dan furat berarti amat segar. Dapat diperhatikan
perhatikan bahwa ayat itu tidak menyatakan رأت� � �AAAAت� و ف ذ� �AAAAعadzbun wa furat (tawar dan segar) tetapi menggabungkan
keduanya tanpa kata penghubung “dan” sehingga airnya
benar-benar sangat tawar lagi segar. Ini berarti
13
bahwa air yang tidak terlalu asin, atau tidak
terlalu tawar, tidak termasuk dalam pembicaraan ayat
ini.
Setiap orang dapat melihat ada air sungai yang
terjun ke laut dan apabila diamati terbukti bahwa
air sungai itu sedikit demisedikit berubah warna dan
rasanya sejauh percampuran dengan air laut. Dari
kenyataan tersebut dapat dipahami bahwa ada jenis
air sungai dan laut yang telah bercampur, namun
tidak dinamai رأت� � �AAAAAAAت� ف ذ� �AAAAAAAع‘azbun furat (tawar lagi segar)
atau sebaliknya اج ��AAAAAAAم�لح أج milhun ujaj (asin yang asangat
pahit). Air ini berada pada satu lokasi yang
memisahkan antara laut dan sunga, pergi-pulang,
terombang-ambing, sesuai dengan pasang-surut laut
serta melimpah dan keringnya sungai.Bertambah
keragamannya dan berkurang ketawarannya apabila
mendekati ke laut, dan berkurang kegaramannya serta
bertambah rasa tawarnnya apabila mendekat ke sungai.
Kembali kepada ayat tadi, di sana dijelaskan
bahwa Allah SWT telah menciptakanا ج�� barzakh (pemisah) ب��رر�
yang memelihara ciri masing-masing air laut dan
sungai sehingga walaupun air sungai terjun dengan
derasnya dari tempat yang tinggi, ciri-ciri tersebut
tetap terpelihara (‘azbun furat dan milhun ujaj). Barzakh ini
14
berfungsi menghalangi kedua air tersebut, sehingga
tidak satupun dari keduanya yang dapat menghapus
sama sekali ciri-cirinya.9
Dalam ayat yang lain disebutkan dalam suratAr-
Rahman (19-20), yang berbunyi:
- ٢٠ - ان ي� غ� ب� ا ي�> ج� ل رر� ما ب�� ه� ن� ي> - ١٩ -ب�? ان ي� ق� لب� ي�� ن ي � حر ب� أل� مرج“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya
kemudian bertemu (19) Antara keduanya ada batas yang tidak
dilampaui masing-masing. (20) ”(QS Ar Rahman:19-20)
Jauh sebelum penemuan sains modern ini, Al
Quran telah membicarakan perbedaan antara air tawar
dan air asin. Dimana kedua air tersebut mengalir
ketempat yang sama, yakni di lautan. Bukti atas hal
tersebut dikemukakan dengan tafsir, bahwa jika kata
“al-bahr” disebut tanpataqyid (unsur keterangan atau
sifat pembatas), maka ia berarti air laut yang asin,
kemudian jika Al Quran menyebut istilah “dua lautan
mengalir yang kemudian bertemu”, maka keduanya
berarti ada dua aliran yang saling bertemu dan kedua
air itu tidak bercampur dengan rujukan kalimat “dua
laut”. Pembedaan antara lafal Al Quran ini
9 Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib, cetakan II (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2007), hlm 183
15
mengisyaratkan petunjuk ilmiah yang mendalam
mengenai adanya dua jenis air yang berbeda. Kemudian
dilihat dari kata barzakhun berarti dinding
penyekatyang menghalangi antara keduanya hingga
tidak saling mengkooptasi dan merusak spesifikasi
satu sama lain.Ini semakin membuktikan bahwa kedua
air tersebut tidak dapat tercampur dan tetap pada
sifatnya masing-masing.
Ayat di atas dapat dikuatkan lagi dengan firman
Allah yang lainnya, yang terdapat dalam surat An-
Naml (61)
عل علوج�� رض� ج�� �رأرأ ألا� عل ف� ها وج�� لال� هارأ ج�� ن�� عل أ� ها وج�� روأسي� ل�ن م� أ�
- ٦١ي>ن ب�� ن ي � حر ب� أ أل� ر� اج�� له ج� aأ ع أ� م� ل أهلل م ب�� ه�� ثgر� iك ون لا أ� علم� - ي��“ Bukankah dia (Allah) telah menjadikan bumi sebagai tempat
berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celahnya, yang
menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan
menjadikan dan menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah
di samping Allah ada tuhan (yang lain) ? sebenarnya kebanyakan
mereka tidak mengetahui” (QS. An Naml: 61)
16
Hampir seperti penafsiran yang sebelumnya,
bahwa adanya sebuah barzakh yang memisahkan dua laut
tersebut.Semakin tampak bahwa di antara keduanya
terdapat sesuatu yang membatasi kedua air tersebut.
D. Korelasi Antara Al-Qur’an dan Ihwal Pemisahan Air
Asin dan Air Tawar dengan Penemuan Modern
Pada abad ke-20 baru kita ketahui ihwal
pemisahan kedua jenis air melalui berbagai fenomena
yang telah disebutkan sebelumnya. Namun sebenarnya
fenomena alam yang menakjubkan itu sudah disebutkan
dalam Al-Qur'an sejak 1400 tahun yang lalu. Al-
Qur’an menyebutkan bahwa ada penghalang di antara
dua laut yang bertemu dan keduanya tidak bisa
melampauinya.
Dari Al-Qur’an surah Al-Furqon dapat digaris
bawahi bahwasanya Allah berfirman “Dia yang membiarkan
dua laut mengalir (berdampingan) ini tawar lagi segar, dan yang lain
asin lagi pahit,….” Akhir-akhir ini ilmuan membenarkan
adanya korelasi antara ayat Al-Qur’an dan bukti
pemisahan dua lautan (air asin dan air tawar) dengan
ditemukannya dua jenis air yang memiliki kadar
berbeda, dimana keduanya bersisihan dan tidak saling
bercampur satusama lain lantaran adanya perbedaan
densitas (kepadatan) dan salinitas (kadar garam).
17
Berikut adalah penjelasan lebih mendetail dari
densitas dan salinitas dari kedua air yang berbeda
tersebut.
18
a.Densitas
Densitas air laut merupakan jumlah massa air
laut per satu satuan volume. Densitas merupakan
fungsi langsung dari kedalaman laut, serta
dipengaruhi juga oleh salinitas, temperatur, dan
tekanan. Pada umumnya nilai densitas (berkisar
antara 1,02-1,07 gr/cm3) akan bertambah sesuai
dengan bertambahnya salinitas dan tekanan serta
berkurangnya temperatur.10 Pada suhu 4 C (3,95 C )
air murni mempunyai kepadatan yang maksimum yaitu
1 (satu), sehingga kalau suhu air naik, lebih
tinggi dari 4 C kepadatan air atau berat jenisnya
akan turun, demikian juga kalau suhunya lebih
rendah dari 4 C. Sifat kepadatan air yang demikian
itu, maka akan terjadi pelapisan-pelapisan suhu
air pada danau atau perairan dalam, yaitu pada
lapisan dalam suatu perairan suhu air makin rendah
dibanding pada permukaan air. Akan tetapi bila air
membeku jadi es, es tersebut akan terapung.
Akibat dari sifat kepadatan air tersebut akan
menimbulkan pergolakan atau perpindahan massa air
dalam perairan tersebut, baik secara vertikal
maupun horizontal. Sifat kepadatan air ini
mengakibatkan pada perairan didaerah yang beriklim
10 Eka Djunarsjah, Hidrogafi II Sifat-Sifat Fisik Air Laut, bag IV (2005)
19
dingin yang membeku perairannya hanya pada bagian
atasnya saja sedangkan pada bagian bawahnya masih
berupa cairan sehingga kehidupan organisme akuatik
masih tetap berlangsung. Selain itu keuntungan
adanya gerakan air ini dapat mendistribusikan atau
menyebarkan berbagai zat ke seluruh perairan,
sebagai sumber mineral bagi fitoplankton dan
fitoplankton sebagai makanan ikan maupun hewan air
lainnya.11 Semua hal tersebut terjadi karena Tuhan
menciptakan sifat dari kepadatan air yang unik.
Sementara dasar perairan merupakan akumulasi
pengendapan mineral-mineral yang merupakan
persediaan “nutrient” yang akan dimanfaatkan oleh
mahluk hidup (yang pada umumnya tinggal didaerah
permukaan air karena mendapatkan sinar matahari
yang cukup). Pada perairan yang oligotrof (cukup
banyak mengandung mineral), aliran vertikal tidak
banyak membawa keberuntungan, justru sebaliknya
dapat mengendapkan mineral-mineral yang datang
dari tempat lain kedasar perairan, mineral-mineral
tersebut akan diabsorbsi oleh dasar perairan.
Sedangkan kerugian adanya aliran air yang
disebabkan kepadatan air ini adalah terutama
aliran air yang vertikal sering menimbulkan
11http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/kepadatan-air-density-air- berat-jenis
20
“upwalling” pada danau-danau, sehingga menyebabkan
keracunan dan kematian ikan secara masal. Hal ini
disebabkan kondisi air yang anaerob (oksigen
rendah) dan zat - zat beracun dari dasar perairan
akan naik kepermukaan air karena kepadatan air nya
bervariasi.
b.Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau
kadar garam yang terlarut dalam air. Salinitas
juga dapat mengacu pada kandungan garam dalam
tanah.Kandungan garam pada sebagian besar danau,
sungai, dan saluran air alami sangat kecil
sehingga air di tempat ini dikategorikan
sebagai air tawar. Kandungan garam sebenarnya pada
air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika
lebih dari itu, air dikategorikan sebagai air
payau atau menjadi saline bila konsentrasinya 3
sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut brine.
Air laut secara alami merupakan
air saline dengan kandungan garam sekitar 3,5%.
Beberapa danau garam di daratan dan beberapa
lautan memiliki kadar garam lebih tinggi dari air
laut umumnya. Sebagai contoh, Laut Mati memiliki
kadar garam sekitar 30%.12
12 Goetz, P. W. (ed.): "The New Encyclopaedia Britannica (15th edn)", Vol. 3, p.937, Encyclopaedia Britannica Inc., Chicago, 1986
21
Istilah teknik untuk keasinan lautan
adalah halinitas, dengan didasarkan bahwa halida-
halida, terutama kloridaadalah anion yang paling
banyak dari elemen-elemen terlarut.
Dalam oseanografi, halinitas biasa dinyatakan
bukan dalam persen tetapi dalam “bagian perseribu”
(parts per thousand , ppt) atau permil (‰), kira-kira
sama dengan jumlah garam untuk setiap liter
larutan. Sebelum tahun 1978, salinitas atau
halinitas dinyatakan sebagai ‰ dengan didasarkan
pada rasio konduktifitas elektrik sampel terhadap
"Copenhagen water", air laut buatan yang digunakan
sebagai standar air laut dunia.13 Pada 1978,
oseanografer meredifinisikan salinitas
dalam Practical Salinity Units (Unit Salinitas Praktis):
rasio konduktivitas sampel air laut terhadap
larutan KCL standar.1415 Rasio tidak memiliki unit,
sehingga tidak bisa dinyatakan bahwa 35 psu sama
dengan 35 gram garam per liter larutan.16
13 Lewis, E.L. (1980). The Practical Salinity Scale 1978 and its antecedents. IEEE J. Ocean. Eng., OE-5(1): 3-8.
14 Unesco (1981a). The Practical Salinity Scale 1978 and the International Equationof State of Seawater 1980. Tech. Pap. Mar. Sci., 36: 25 pp.
15 Unesco (1981b). Background papers and supporting data on the Practical SalinityScale 1978. Tech. Pap. Mar. Sci., 37: 144 pp.
16 Unesco (1985). The International System of Units (SI) in Oceanography. Tech.Pap. Mar. Sci., 45: 124 pp.
22
Pada kelanjutan dari QS Al-Furqon:53, dapat
diketahui pula jika Allah telah menekankan adanya
barzakh antara dua jenis air asin dan tawar yang
disebabkab oleh adanya perbedaan densitas dan
salinitas tersebut. “…, dan Dia jadikan di antara keduanya
dinding dan batas yang menghalangi.”
Kemudian daripada itu para ilmuwan kembali
menghubungkan dengan yang dimaksud diciptakannya
barzakh oleh Allah dalam ayat tersebut dengan
munculnya peristiwa-peristiwa alamiah yang mencegah
percampuran antara kedua jenis air tersebut.
Peristiwa atau fenomena yang terjadi itu menyebabkan
terlihatnya batas yang jelas antara keduanya.
Menurut modern sains, sifat kedua lautan ketika
bertemu tidak bisa bercampur satu sama lain. Hal ini
telah dikemukakan oleh ahli kelautan baru-baru ini.
Peristiwa tersebut dikarenakan adanya perbedaan masa
jenis, dan gaya fisika yang disebut ‘tegangan
permukaan’ dari masing-masing air, sehingga keduanya
tidak bercampur dan seolah-olah terdapat dinding
tipis yang memisahkannya. Menurut modern ini yang
dimaksudkan dengan barzakh, yaitu sebuah fenomena yang
lazim disebut Halocline dan Pinocline.
Halocline adalah layer/lapisan yang memisahkan air
yang mempunyai salinitas (kadar garam dalam air)
23
yang berbeda.17 Laut Mediterania (Laut Tengah)
mempunyai salinitas, kepadatan air dan suhu yang
lebih tinggi dibandingkan Lautan Atlantik. Ketika
air dari Laut Tengah memasuki Lautan Atlantik
melalui Selat Gibraltar, air tersebut mengalir
beberapa ratus kilometer ke Samudera Atlantik di
kedalaman sekitar 1000 meter dengan membawa sifatnya
sendiri yang suhunya, salinitas dan kepadatannya
yang lebih tinggi.
Pycnocline adalah layer atau lapisan yang
memisahkan kedua air tawar dan air asin yang
mempunyai densitas (kerapatan air) yang
berbeda.18 Zona pycnocline ditandai dengan adanya
diskontinuitas kerapatan yang memisahkan dua
lapisan.Kejadian seperti ini dapat ditemui di Manaus
Amazon. Di mana dua aliran air (sungai) bertemu,
bahkan jelas terlihat perbedaan warna airnya, namun
mereka tidak saling bercampur karena perbedaan suhu
dan kecepatan aliran.
17http://en.wikipedia.org/wiki/Halocline (29/01/2012).18 http://en.wikipedia.org/wiki/Pycnocline (29/01/2012).
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan di zaman
modern, dan upaya untuk mengeksplorasi misteri
semesta, manusia mulai menyelidiki cara laut bertemu
dengan sungai, dan mempelajari sampel air dari
daerah di mana sungai bertemu laut. Ilmu pengetahuan
modern telah menemukan bahwa setiap tempat dimana
dua laut berbeda bertemu, ada sebuah penghalang.
Pengahalang ini memisahkan kedua lautan itu dimana
setiap laut memiliki temperatur, kadar garam, dan
kepadatannya masing-masing.
Pada abad ke-20 para ilmuwan mulai menemukan
berbagai contoh perihal bertemunya laut airasin dan
sungai air tawar. Dari sanalah diketahui bahwasanya
kedua jenis air tersebut tidak saling bercampur.
Sedangkan Al-Qur’an telah menyebutkan ihwal
pemisahan kedua jenis air tersebut lebih dari 1400
tahun yang lalu. Sebagaimana dikutip dalam Al-Qur’an
Surat Al-Furqon ayat 53:
“Dan Dia (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan), ini tawar lagi segar, dan yang lain asin lagi pahit,
25
dan Dia jadikan diantara keduanya dinding dan batas yang
menghalangi.”
Ayat di atas merupakan bukti jika benar Al-
Qur’an merupakan kitab petunjuk yang menjadi rujukan
serta kunci ditemukannya berbagai pengetahuan
modern.
Seperti yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an
bahwa diantara laut air asin dan sungai air tawar
terdapat suatu barzakh, yang mana dalam pengetahuan
sains modern diketahui sebagai peristiwa halocline dan
pinocline.
26
B. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan
maka perlu kami sampaikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Hendaklah kita kaum muslimin sebagai umat yang
memeliki Al-Qur’an, sebagaimana yang telah kita
ketahui bahwasanya Al-Qur’an adalah kitab yang
mencakup ilmu pengetahuan yang ada di daalamnya,
senantiasa mempelajari isi kandungan Al-Qur’an.
2. Baiknya bagi kita untuk menjadikan Al-Qur’an
sebagai rujukan ilmu baru yang telah kita
dapatkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Baiquni, A. 1983.Islam dan Ilmu Pengetahuan Modern. Bandung:
Pustaka.
2010. Al-Qur’anulkarim Miracle The Reference , cetakan I. Jawa
Barat:
Sygma Publishing.
Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography.
Addison: Wesley
Publishing.
Goetz, P. W. (ed.). 1986. The New Encyclopaedia Britannica
(15th edn). Chicago:
Encyclopaedia Britannica Inc.
Ibrahim, I. A. 1997. A Brief Illustrated Guide To Understanding
Islam, 2nd Ed.,
Publisher: Darussalam, Texas-USA.
Lewis, E.L. 1980. The Practical Salinity Scale 1978 and its
antecedents. IEEE J.
Ocean. Eng.
Shihab, Quraish. 2007. Mukjizat Al-Qur’an: Ditinjau dari Aspek
Kebahasaan,
Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaan Gaib. Bandung: PT. Mizan
Pustaka.
Unesco. 1981. The Practical Salinity Scale 1978 and the International
Equation
of State of Seawater 1980. Tech. Pap. Mar. Sci..
28
. 1981. Background papers and supporting data on the
Practical Salinity
Scale 1978. Tech. Pap. Mar. Sci.
. 1985. The International System of Units (SI) in
Oceanography. Tech.
Pap.Mar. Sci.
Yunus, Mahmud. 2004. Tafsir Qur’an Karim. Jakarta: PT
Hidakarya Agung.
http//: philq8.wordpress/interspacingdesign.wordpress/
allmarine.blogspot/other
http://ltqalhikmah.com/feed/
http//:www.uniknya.com/category/berita
http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/kepadatan-air-
density-air-berat-jenis
http://en.wikipedia.org/wiki/Pycnocline (29/01/2012).
http://en.wikipedia.org/wiki/Halocline (29/01/2012).
29
CURICULUM VITAE
Nama : Choirunnisa
Tempat dan Tanggal Lahir : Balikpapan, 27 Agustus 1996
Alamat : Karanggeneng RT 3/I, Kel. Sumurrejo Kec. Gunungpati, Semarang
Nomor Telepon : 085712557484
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : RA. Al Islam Sumurrejo
MIN Sumurrejo
MTs. Al Islam Sumurrejo
MAPK MAN 1 Surakarta
Karya Ilmiah yang Telah dibuat : Al Qur’an di Era
Modern
Sejarah Tafsir pada Masa
Tabi’in
Syiah dan Sekte-sekte di
dalamnya
Peradaban Islam pada Dinasti
Abbasiyyah
Prestasi yang Telah Diraih : Juara 1 LKIQ “Al Qur’an di Era Modern”
30
CURICULUM VITAE
Nama : Dwi Riska Widayati
Tempat dan Tanggal Lahir : Salatiga, 22 Maret 1996
Alamat : Baru’an, Rt 08/02 Kel. GilingKec. Pabelan Kab. Semarang
Nomor Telepon : 085712557484
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : RA Hidayatus Sibyan
MI Tarbiyatul Aulad
Mts Tarqiyyatul Himmah
MAPK MAN 1 Surakarta
Karya Ilmiah yang Telah dibuat : Al Qur’an di Era
Modern
Sejarah Tafsir pada Masa
Sahabat
Syiah dan Sekte-sekte di
dalamnya
Peradaban Islam pada Dinasti
Umayyah
Bahaya Khomr Bagi Tubuh Manusia
Prestasi yang Telah Diraih : Juara 1 LKIQ “Al Qur’an di Era Modern”
32
CURICULUM VITAE
Nama : Syarifah Layli
Tempat dan Tanggal Lahir : Sragen, 7 April 1996
Alamat : Tenggak, RT 14/05 Kec. Sidoharjo Kab. Sragen
Nomor Telepon : 085712557484
E-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan : RA Aisyiyah 1
MI Muhammadiyah sragen
SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen
MAPK MAN 1 Surakarta
Karya Ilmiah yang Telah dibuat : Sejarah Tafsir Pada Masa Sahabat
Keajaiban Dari Setetes Air
Peradaban Islam Pada Masa TurkiUtsmani
Prestasi yang Telah Diraih : Juara 2 Essay tentang KPOP dikalangan Remaja
Juara 2 Kliping tentang KORUPSI
34