Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut adanya
kemajuan di segala bidang terutama dalam bidang teknologi. Kemajuan di
bidang teknologi ini memudahkan seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan. Salah satu bidang teknologi yang mengalami kemajuan adalah
otomotif. Kemajuan di dalam bidang ini dapat kita lihat pada kendaraan-
kendaraan sekarang yang selalu ingin meningkatkan rasa kenyamanan,
keamanan, dan ramah terhadap lingkungan. Usaha di dalam peningkatan rasa
kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan semua ini
bergantung besar pada jenis kendaraan yang dipakainya. Jika kendaraan kita
dengan usia lebih muda maka sistem kenyamanan, keamanan, dan ramah
akan melekatnya, sebaliknya jika kendaraan kita usianya sudah tergolong tua
maka kita akan dibuat sering untuk keluar masuk bengkel.
Jika pengemudi memahami pertanda tersebut dan sigap dalam
menanganinya, tindakan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah masih
dimungkinkan. Tingkat kerusakan pada kendaraan sangat beraneka, sehingga
terkadang seorang pemilik kendaraan dibuat pusing untuk memecahkan
masalah-masalah pada kendaraannya. Berawal dari hal yang sepele terkadang
kita lalai dalam perawatanya, maka dapat berujung dengan kerusakan yang
cukup besar sehingga akan merogoh uang jumlah besar pula dalam
perbaikannya.
Seperti contoh kendaraan mobil harus selalu terjaga volume radiator
karena fungsi air yang didalamnya sangat penting bagi mobil, tetapi
terkadang kita menyepelekan untuk mengisi air yang ada di dalam radiator,
maka dapat menyebabkan mesin akan panas dan mesin akan gancet. Sering
kita menjumpai di pinggir jalan ada mobil mogok dibuka kap mesinnya
kemudian mengeluarkan asap tebal, hal tersebut dapat diakibatkan karena
mesin mobil mengalami panas yang berlebih atau overheat.
Sistem-sistem pada mobil yang bisa mengakibatkan kerusakan besar,
antara lain :
1. Sistem Pengapian
Sistem pengapian bertujuan untuk menghasilkan arus listrik bertegangan
tinggi untuk kebutuhan pembakaran. Campuran bahan bakar dan udara
dalam ruang bakar merupakan hal penting dalam mobil, sehingga sangat
diperlukan adanya perawatan.
2. Sistem Pendingin.
Sistem pendingin dalam mesin adalah suatu sistem yang berfungsi untuk
menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Upayakan
komponen pada sistem bekerja dengan baik dan terawat.
3. Sistem Pelumasan.
Sistem pelumasan dapat diartikan sebagai pemberian bahan pelumas pada
suatu mesin yang bertujuan untuk mencegah kontak langsung
persinggungan antara permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki
suatu peranan yang penting pada suatu mesin dan peralatan yang
didalamnya terdapat suatu komponen yang saling bergesekan yaitu sebagai
pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal. Mengingat fungsi sistem
pelumasan sangat penting, maka bagian sistem dari mobil ini perlu
perawatan lebih khusus agar supaya kondisi mesin terjaga.
Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membuat laporan
semester dengan judul “ANALISA KERUSAKAN MESIN TOYOTA
KIJANG 4K DITINJAU DARI SISTEM PELUMASAN”.
1.2. Pokok Permasalahan
Mobil merupakan kendaraan roda empat yang membutuhkan
perawatan agar kondisinya tetap dalam keadaan baik. Oleh karena itu,
dibutuhkan perawatan secara rutin pada komponen-komponennya. Untuk
mencegah terjadinya kerusakan tersebut dapat dengan perawatan yang
berkala. Perawatan berkala pada kendaraan yang dimaksud adalah perawatan
yang dilakukan pada kendaraan yang meliputi service besar maupun service
kecil. Dengan demikian kendaraan mobil kita akan nyaman, aman dan
mempunyai purna jual yang tinggi.
Adapun pokok pembahasan yang akan penulis bahas dalam laporan
ini adalah: menganalisa kerusakan mesin kijang 4K yang disebabkan dari
sistem pelumasan sehingga dalam perbaikan mengharuskan mobil turun
mesin (Over Houl).
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan Latar belakang dan pokok permasalahan maka penulis
mengajukan pertanyaan : faktor apa saja dari sistem pelumasan yang
menyebabkan kerusakan pada mesin Toyota Kijang 4K, sehingga mesin harus
mengalami Over Houl?
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor apa saja dari
sistem pelumasan yang menyebabkan mesin Toyota Kijang 4K harus
turun mesin (Over Houl).
1.4.2 Manfaat
1.4.2.1 Manfaat bagi mahasiswa
1. Pengembangan kemampuan untuk menentukan permasalahan
pada mesin mobil sebagai upaya penerapan keterampilan ilmu
pengetahuan yang telah diperoleh.
2. Sebagai pemicu untuk menuangkan ide-ide baru yang
berhubungan dengan dunia otomotif.
1.4.2.2 Manfaat bagi bengkel
1. Mendapatkan wawasan baru secara terperinci dalam bidang
sistem pelumas.
2. Melaksanakan perbaikan pada mesin dengan berpedoman sesuai
dengan prosedurnya.
1.4.2.3 Manfaat bagi lembaga
1. Mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan
oleh mahasiswa.
2. Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan di Politeknik Dharma Patria.
3. Menambah daftar pustaka bagi Politeknik Dharma Patria.
1.5. Ruang Lingkup/Batasan Analisis Permasalahan
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan
di atas, masalah perlu dibatasi agar permasalahan yang dibahas dapat terarah
dan terpusat maka peneliti membatasi pokok pembahasan untuk Mesin
Kijang 4K.
1.6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data laporan oleh penulis adalah
sebagai berikut:
1.6.1 Pengamatan Lapangan (Observasi)
Dalam pengamatan lapangan, penulis mengumpulkan data dengan
mengamati objek penulisan.
1.6.2 Wawancara
Selain melakukan pengamatan, penulis jiga melakukan wawancara
dengan mekanik yang berkaitan dengan otomotif.
1.6.3 Studi Kepustakaan
Dengan cara membaca, penulis mempelajari dan memahami teori-
teori yang berkaitan dengan sistem pelumasan pada mobil, sekaligus
mengutip teori-teori dari buku yang berhubungan dengan otomotif.
1.7.Waktu dan Tempat Penelitian
1.7.1. Waktu
Penulis melakukan penelitian tentang analisa kerusakan mesin Toyota
Kijang 4K ditinjau dari sistem pelumasan pada saat melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL), yaitu pada tanggal 13 Mei sampai
dengan 13 Juli 2013.
1.7.2 Tempat Penelitian
Adapun profil dari perusahaan tempat praktek kerja lapangan ,
sekaligus sebagai objek penelitian bagi penulis adalah sebagai berikut:
Nama Perusahaan : Bengkel “Presiden Motor”
Alamat Perusahaan : Jalan Cincin Kota No.18
Karang Sari, Kebumen.
Telp : 081.931.824.202
Status Badan Usaha : Milik lembaga pendidikan
(SMK TKM TEKNIK KEBUMEN)
Tahun berdiri : 3 Juli 2005
1.8.Sistematika Penulisan Penelitian
Sistematika penulisan laporan merupakan penjelasan penyusunan
laporan yang menjelaskan isi pada setiap bab. Sistem penulisan laporan ini
adalah sebagai berikut:
1. Bab I Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, pokok pembahasan, batasan
masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode teknik
pengumpulan data, dan sistematika laporan.
2. Bab II Kerangka Berfikir Dan Metodologi Penelitian
Pada bab ini berisi tentang pengertian, komponen-komponen sistem,
cara kerja, dan permasalahan yang terjadi pada sistem
3. Bab III Analisa Sistem
Pada bab ini berisi tentang tinjauan, uraian prosedur sistem, analisis,
masalah yang dihadapi, kesimpulan hasil analisis.
4. Bab IV Kesimpulan Dan Saran
Bab ini merupakan bab terakhir dari sistematika penulisan laporan ini
yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Mobil
Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin,
beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar
minyak (bensin atau solar) untuk menghidupkan mesinnya. Mobil
kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri)
dan Latin 'movére' (bergerak). Menurut Kamus Besar Indonesia (2005 : 889)
arti kata mobil adalah mudah bergerak (berpindah) atau digerakkan
(dipindah-pindahkan) cocok untuk melakukan tugas luar. Fungsi mobil
dipergunakan sebagai alat transportasi, sesungguhnya lebih dari sekadar
sarana yang dapat membantu kita berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan cepat, aman dan nyaman.
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia tentang sejarah mobil,
kendaraan pertama yang bekerja dengan uap mungkin pertama kali didesain
oleh Ferdinand Verbiest, sekitar tahun 1672. Ia mendesain mainan
kendaraaan berukuran 65 cm untuk kerajaan Cina, yang tidak bisa membawa
penumpang. Tidak diketahui apakah model kendaraan yang dibuat Verbiest
pernah diproduksi atau tidak. Tahun 1752, Leonty Shamshurenkov seorang
berkebangsaan Rusia membuat konstruksi sebuah kendaraan bertenaga
manusia. Ia juga melengkapi kendaraan buatannya dengan odometer.
Kendaraan yang ia buat mirip dengan sebuah kereta salju. Kendaraan tenaga
uap pertama dibuat pada akhir abad 18. Nicolas-Joseph Cugnot dengan sukses
mendemonstrasikan kendaraan roda tiga itu pada tahun 1769. Kendaraan
pertama menggunakan tenaga mesin uap mungkin peningkatan mesin uap
yang paling dikenal dikembangkan di Birmingham, Inggris oleh Lunar
Society. Dan juga di Birmingham mobil tenaga bensin pertama kali dibuat di
Britania pada tahun 1896 oleh Frederick William Lanchester yang juga
mematenkan rem cakram. Pada tahun 1890-an, etanol digunakan sebagai
sumber tenaga di Amerika Serikat.
Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan dari berbagai sumber
di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa mobil adalah alat
transportasi yang dioperasikan di jalur darat dengan menggunakan bahan
bakar dan dapat membantu kita berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan cepat, aman dan nyaman.
2.2 Toyota Kijang
Sejarah Mobil Toyota Kijang Indonesia diperkenalkan pertama kali
pada 9 Juni 1977 dalam bentuk yang sangat sederhana. Pickup kotak berpintu
setengah, dengan jendela samping terbuat dari terpal dan plastik. Engsel
pintunya tampak dari sisi luar. Generasi dengan kode KF10 ini menggunakan
mesin tipe 3K berkapasitas 1.200 cc, seperti mesin Corolla. Transmisi yang
digunakan 4 percepatan.
Kijang generasi pertama (1977 - 1980) ini terkenal dengan julukan
Kijang Buaya, karena kap mesin yang dapat dibuka sampai ke samping.
Kijang Buaya ini sudah mampu merebut hati masyarakat Indonesia. Ini
terbukti dari angka penjualannya yang mencapai 26.806 unit hingga
diluncurkan generasi selanjutnya.
Toyota Kijang Generasi 2 (1981 - 1985) diluncurkan pada
September 1981, generasi kedua dengan kode KF20 dirilis di pasaran.
Meskipun masih banyak kemiripan dengan generasi sebelumnya, kendaraan
dengan nama populer Kijang Doyok ini telah mengalami perubahan cukup
banyak, seperti letak engsel pintu yang tersembunyi, kap mesin yang hanya
membuka di bagian atas moncong, serta grill juga permukaan pintu yang
sama dengan bodi. Mesinnya sudah mengalami peningkatan dari 3K menjadi
4K, dengan kapasitas silinder 1.300 cc. Suspensi yang dipergunakan masih
seperti generasi sebelumnya, yaitu double wishbone dengan per daun
dipasang melintang untuk bagian depan, serta per daun dengan posisi di
bawah gardan. Pada 1982, generasi kedua ini mengalami penyempurnaan
dengan penambahan kunci pintu kanan. Tahun 1983, transmisi dan
difrensialnya disempurnakan, sekaligus dilakukan penambahan booster untuk
sistem pengereman. Dengan sedikit perubahan pada eksteriornya, pada
Desember 1985, PT. Toyota Astra Motor meluncurkan Kijang mesin 5K yang
berkapasitas 1.500 cc. Generasi kedua Kijang, sama halnya dengan generasi
pertamanya semakin mendapat hati penggemarnya, terbukti dengan makin
tingginya angka penjualan yang dicapai selama 5 tahun keberadaannya, yaitu
sebanyak 101.668 unit.
Dengan perubahan total pada eksteriornya, pada Nopember 1986,
generasi ketiga mulai diperkenalkan. Mulai generasi ini, telah digunakan
teknologi Full Pressed Body, yang dapat mengurangi sekitar 2-5 kilogram
dempul.
Dari generasi inilah mulai diperkenalkan sasis pendek (KF40) dan
panjang (KF50), dengan konstruksi sasis yang telah mengalami perbaikan.
Sistem kemudi pun tak luput dari proses penyempurnaan, dengan
diterapkannya sistem re-circulating ball dan penggunaan variable gear ratio.
2.3 Mesin
Mesin adalah sebuah sumber tenaga yang berasal dari
pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran campuran
bahan bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup dalam
mesin, yang disebut ruang bakar (combustion chamber). Mesin mobil adalah
suatu komponen mobil yang terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak
dan fungsinya saling berhubungan satu sama lain. Gerakan bagian-bagian
logam tersebut yang lama-kelamaan akan aus, sehingga mesin mobil
memerlukan suatu sistem pelumasan yang berfungsi untuk mendistribusikan
cairan pelumas atau oli ke bagian-bagian yang bergesekan tersebut.
Komponen mesin merupakan bagian-bagian utama dari mesin
khususnya yang dibahas disini adalah mesin bensin/premium. Dimana
komponen utama ini merupakan suatu bentuk rangkaian mesin yang
difungsikan sebagai pembuat tenaga.
Adapun yang utama dengan berurutan adalah sebagai berikut :
a) Blok Silinder.
Merupakan bentuk dasar dari mesin dan pada blok silinder
ini terdapat beberapa buah silinder mesin, pada tiap silinder terdapat sebuah
torak/piston yang dipasangkan pada salah satu ujung batang piston,
sedangkan ujung piston yang lain berhubungan langsung dengan poros
engkol/crank shaft, maka dengan demikian gerak naik turunnya piston dapat
menggerakan poros engkol. Sedangkan dibagian atas kepala silinder pada
bagian dalamnya berbentuk sebuah ruang bakar dan dilengkapi dengan katup-
katup hisap dan buang.
Blok silinder biasanya terbuat dari besi tuang/cor tetapi ada pula
yang terbuat dari paduan almunium dengan tujuan untuk mengurangi berat
serta menambah panas radiasi. Beberapa silinder disusun pada blok silinder,
bagian atasnya ditutup dengan kepala silinder sedangkan bagian bawah blok
silinder membentuk ruang engkol untuk penempatan dan pemasangan
kelengkapan, seperti dinamo starter (untuk start awal gerak poros engkol,
alternator, pompa bensin serta distributor).
b) Silinder
Merupakan bagian yang memindahkan tenaga panas ke tenaga
mekanik dan untuk tujuan ini piston bergerak naik memadatkan gas. Untuk
memperoleh tenaga maksimum ataupun optimum diusahakan tidak terdapat
kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang dibakar di antara piston dan silinder.
Gesekan dan keausan diusahakan seminim mungkin yang
diakibatkan oleh gerakan-gerakan meluncur dari piston. Untuk memperkecil
hal ini, dinding silinder diperkeras dengan besi tuang/cor, atau dengan
diberikan khrom pada dinding-dinding silinder untuk membatasi keausan
tadi. Jika dinding silinder telah aus, maka perbaikan yang dilakukan adalah
dengan mengebor kembali dinding silinder dengan bore tune, sehingga
silinder ruang menjadi lebih besar maka membutuhkan piston/torak juga lebih
besar karena bertambahnya diameter ukuran silinder (berhubungan dengan
kecepatan pada saat dragrace, dimana ruang silinder dan piston semakin
besar dibutuhkan suplay bahan bakar lebih besar sehingga digunakan
karburator minimal 2 barrel atau 4 barrel) Untuk menghindari semakin
tipisnya dinding dalam dan dinding luar silinder (ketebalan silinder) maka
sebaiknya dinding dalam diberikan pelapis khrom sehingga permanen karena
meminimalisasi keausan dan piston bisa dipertahankan tidak memerlukan
penggantian piston yang lebih besar.
c) Bak Engkol (Karter)
Terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai penampung oli
mesin yang terbuat dari baja press. Pada karter ini juga dilengkapi ventilasi
untuk menghubungkan ruang dalam dengan udara luar. Karter dibaut
dibawah bak engkol dan diantaranya diberikan gasket (pelapis karet) untuk
menghindari kebocoran pada sambungan tersebut sehingga oli mesin tidak
bocor merembes keluar.
d) Kepala Silinder
Dibaut dengan blok silinder dibagian atas dan diantaranya juga
diberikan gasket, terdapat lubang-lubang untuk pemasangan busi dan
mekanik katup yang dilengkapi pada mesin. Kepala silinder pada umunya
dibuat dari besi tuang campuran almunium untuk membatasi pemuaian. Juga
dilengkapi mantel pendingin yang berhubungan dengan blok silinder untuk
memberikan pendinginan pada katup-katup dan busi-busi.
e) Torak / Piston
Komponen ini wajib mempunyai sifat tahan terhadap tekanan dan
suhu tinggi dan dapat bekerja dengan kecepatan tinggi. Kepala piston
umumnya mempunyai permukaan yang datar tetapi ada pula yang cembung
atau cekung. Pada bagian atas torak terdapat 2-3 celah untuk pemasangan
pegas-pegas piston. Bahan dasar piston adalah campuran besi tuang dan
aluminium karena ringan dan mempunyai penghantar panas yang baik.
Paduan yang tidak seimbang akan berakibat buruk dimana pada suhu yang
sangat tinggi akan membuat piston memuai dan berubah bentuk.
Oleh sebab itu dijumpai diameter bagian atas torak agak lebih kecil
dari bagian bawahnya, dimana dalam keadaan suhu tinggi maka bagian atas
dan bawah akan menjadi sama besar. Antara piston dan dinding harus
diberikan kerenggangan tertentu karena adanya pemuaian pada waktu mesin
bekerja yang mana disebut renggang piston/torak. Bila terlalu besar, maka
akan terjadi kebocoran gas yang keluar dan minyak oli mesin akan masuk ke
ruang piston dan silinder, sehingga suara piston berisik. Bisa
dilihat/dibuktikan jika asap knalpot (gas buang) terdapat asap putih, berarti
kemungkinan oli mesin ikut terbakar karena terlalu besar keranggangan ini.
Bila terlalu kecil akan menimbulkan gesekan yang akan lebih besar, sehingga
pelumasan tidak sempurna.
f) Batang piston
Komponen yang menghubungkan piston dengan poros
engkol/crankshaft dibuat dengan bentuk "I", terbuat dari baja spesial.
g) Poros engkol (Crankshaft)
Mempunyai tugas penting yaitu mengubah gerakan lurus piston yang
berada dalam silinder pada gerak kerja menjadi gerak putar dengan melalui
batang-batang piston serta menjaga pergerakan piston dalam langkah-langkah
selanjutnya. Poros engkol terdiri dari pusat putaran di mana pada pena engkol
dipasangkan batang piston. Bagian ujung depan poros engkol dibuat
sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pemasangan gigi pengatur (timing
gear) yang berfungsi untuk menggerakan sumbu nok dan puli untuk
menggerakan pompa air/alternator (waterpump). Sedangkan bagian ujung
belakang dipasangkan dengan flens untuk pemasangan roda penerus (roda
gila).
h) Roda penerus / Flywheel
Merupakan piringan yang terbuat dari besi tuang dan dibaut pada
ujung belakang poros engkol. Di mana poros engkol hanya mendapatkan
tenaga putaran dari langkah kerja saja, agar supaya dapat bekerja pada
langkah yang lainnya, maka poros engkol harus dapat menyimpan daya
putaran yang diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaran ini
adalah roda penerus yang juga dilengkapi dengan gigi ring yang dipasangkan
di bagian luar untuk perkaitan dengan starter pinion.
2.4 Sistem Pelumas
2.4.1 Pengertian Sistem Pelumasan
Sistem pelumasan adalah merupakan salah satu sistem pada
kendaraan yang berfungsi untuk mengatur dan menyalurkan minyak
pelumas ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Sistem pelumasan
kendaraan menggunakan media fluida yaitu minyak pelumas. Pelumasan
mesin pada kendaraan disebut dengan oli mesin. Perbedaan oli mesin
dengan pelumas lainnya, yaitu oli mesin menjadi kotor dengan adanya
karbon, asam dan zat kotoran lainya yang diakibatkan oleh adanya
pembakaran.
Pada sistem pelumasan basah terbagi menjadi tiga macam sistem
pelumasan yaitu: Sistem percikan (splash system), Sistem penyaluran
dengan tekanan (pressure feed system), Sistem Pelumasan Kombinasi.
Sistem pelumasan mesin yang dipakai pada Toyota Kijang adalah Sistem
Pelumasan Basah dengan Sistem Penyaluran dengan Tekanan.
Pada sistem Penyaluran dengan Tekanan (pressure feed system) oli
disalurkan dengan pompa oli. Pelumasan pada bearing poros engkol
bearing poros bubungan, poros rocker arm dilakukan dengan cara oli
ditekan langsung oleh pompa oli, sedangkan pelumasan pada dinding
silinder dan roda gigi timing dilakukan dengan cara oli disemprotkan melalui
nozel. Untuk melumasi mekanisme katup dilakukan dengan cara
memanfaatkan tetesan oli yang akan kembali ke oli pan (bak carter)
setelah melalui rocker arm.
Gambar 1.1 Sistem Pelumasan Basah dengan Sistem
Penyaluran dengan Tekanan
(Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)
Ada dua macam tipe pompa oli, adalah sebagai berikut:
1. Pompa Oli Model Roda Gigi
Pompa oli model roda gigi penggerak (drive gear) dan gigi yang
digerakkan (driven gear). Kedua komponen berputar secara bersamasama
untuk menghisap dan memompakan oli keluar. Pompa oli model roda gigi
terbagi atas dua tipe yaitu:
a) Type Internal Gear
Pada type internal gear, gigi penggerak (drive gear)
dihubungkan langsung ke poros nok. Ruang volume dibentuk oleh dua gigi
yang berubah- ubah pada saat berputar. Oli dihisap ke dalam pompa oli bila
volume bertambah, dan akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe
internal gear konstruksinya sederhana dan kemampuannya dapat diandalkan.
b) Type External Gear
Pompa oli type external gear terdiri dari dua roda gigi. Roda
gigi penggerak (drive gear) digerakkan oleh camshaft. Pada saat roda gigi
berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar, hal ini
dikarenakan tidak adanya ruangan di dalam housing serta kecilnya ruangan
antara roda gigi dengan housing.
Gambar 2.2 Pompa oli type internal gear
(New Step 1.1995 : 3-26)
Gambar 3.3 Pompa Oli Type External Gear
(New Step 1.1995 : 3 – 26)
2. Pompa Oli Model Trochoit
Pompa oli model trochoid (trocnoid pump) dilengkapi dua rotor
yaitu rotor penggerak dan rotor yang digerakkan didalam rumah pompa
(pump body). Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar, maka
rotor yang digerakkan langsung ikut berputar bersama-sama. Rotor poros
penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan, oleh
karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh dua rotor yang berputar, oli
terhisap ke pompa oli saat ruangan mengecil.
Trotochoid pump bentuknya sederhana dibandingkan dengan
pompa model gigi dan lebih dapat diandalkan, selain itu juga volume oli yang
keluar lebih besar untuk setiap kali berputar. Ini berarti ukuran atau bentuk
dari pompa tersebut kecil.
Gambar 4.4 Pompa Oli Model Trochoid
(New Step 1. 1995 : 3- 26)
2.4.2 Fungsi Pelumasan
Pelumasan pada mesin berfungsi untuk mengatasi keausan yang
terjadi antara dua permukaan logam yang saling bersingungan dan
bergesekan sekaligus sebagai pendingin dan diatur oleh beberapa
komponen komponen dari sistem pelumasan tersebut.
Pelumasan juga berfungsi sebagai pembersih dimana semua
kotoran-kotoran Dan debu akan diserap agar tidak mengganggu sistem kerja
dari komponen mekanik kendaraan. Minyak pelumas bekerja dengan cara
membentuk film (lapisan minyak pelumas) diantara dua permukaan logam
yang saling bergesekan, misalnya antara poros engkol, bantalan torak, dan
dinding silinder untuk mencegah agar tidak terjadi kontak langsung antara
komponen-komponen tersebut .
Adapun fungsi dari minyak pelumas adalah:
a. Sebagai Pelumasan
Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam
mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan film tersebut berfungsi
mencegtah kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan.
b. Sebagai Pendingin
Pembakaran menimbulkan panas dan komponen-komponen mesin
menjadi panas, hal ini menyebabkan keausan yang cepat pada komponen
tersebut dan apabila tidak diturunkan temperaturnya, maka mesin akan rusak
dan sistem pelumasan sangat diperlukan.
c. Sebagai Perapat
Oli mesin membentuk lapisan antara torak dengan silinder. Ini
berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga
mesin. Sebaliknya apabila ada kebocoran maka gas campuran yang
dikompresikan akan menekan di sekeliling torak dan masuk ke dalam bak
engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.
d. Sebagai Pembersih
Kotoran akan mengendap dalam komponen mesin seperti butiran-
butiran logam hasil gesekan antara logam yang saling bersinggungan, ini
menambah pergesekan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan
membersihkan kotoran tersebut untuk mencegah kotoran yang tertimbun di
dalam mesin.
e. Sebagai Penyerap Tegangan
Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal dan ini bereaksi pada
komponen yang dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak
menjadi tajam saat terjadinya gesekan pada bagian yang saling berhubungan.
2.4.3 Komponen Sistem Pelumasan Pada Toyota Kijang
Sistem pelumasan mesin pada Toyota Kijang menggunakan sistem
pelumasan basah dengan sistem penyaluran dengan tekanan. Adapun
komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pelumasan pada Toyota
Kijang adalah Sebagai berikut yaitu:
(1) PompaOli(Oil Pump),
(2) Saringan Oli (Oil Filter),
(3) Pengatur Tekanan oli,
(4) Bak Penampung Oli (Oil Pan),
(5) Indikator tekanan oli.
1. Pompa Oli (Oil Pump)
Pompa oli berfungsi untuk memompa oli dari penampung oli untuk
melakukan pelumasan pada mesin. Telah di bahas macam - macam oli, pada
Toyota Kijang, pompa oli yang digunakan adalah pompa oli model
trochoid (trocnoid pump) dilengkapi dua rotor yaitu rotor penggerak
dan rotor yang digerakkan didalam rumah pompa (pump body). Bila
rotor penggerak berputar seperti pada gambar no. 4, maka rotor yang
digerakkan langsung ikut berputar bersama-sama. Rotor poros penggerak
tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan. Oleh karena
itu, besarnya ruangan dibentuk oleh dua rotor yang berputar, oli terhisap ke
pompa oli saat ruangan mengecil. Trochoid pump bentuknya sederhana
dibandingkan dengan pompa model gigi dan lebih dapat diandalkan, selain
itu juga volume oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali berputar.
2. Saringan Oli ( Oil Filter )
Oli mesin berangsur - angsur akan menjadi kotor karena bercampur
dengan logam-logam, karbon dan endapan. Apabila bagian mesin yang
bergerak dilumasi dengan oli yang kotor, maka lama-kelamaan komponen
tersebut akan cepat aus. Untuk mencegah hal itu maka dipasang saringan oli
(oil filter) pada sistem pelumasan untuk memisahkan kotoran - kotoran dari
oli.
Pada saringan oli dipasang katup relief (relief valve), bila elemen
tersumbat oleh kotoran kotoran akan menyebabkan perbedaan tekanan
antara saluran masuk (inlet) dengan saluran keluar (discharge) dan bisa
melebihi tekanan yang ditetapkan (± 4,0 kg/cm2 , 14 psi atau 98 KPa), maka
katup bypass akan membuka dan menyalurkan oli ke bypass element
saringan dan oli disalurkan langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk
menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal.
Toyota Kijang memakai saringan oli dengan sistem penyaringan
secara langsung (full flow filtering), karena pada sistem ini oli yang akan
mengalir ke bagian-bagian mesin yang akan dilumasi.
Gambar 5.5. Saringan Oli dengan Penyaringan Langsung
(PT. Toyota Astra Motor, 1995 : 1-70)
3. Pengatur Tekanan Oli
Tekanan oli akan naik saat pompa oli digerakkan oleh mesin,
sehingga pompa akan menghasilkan oli yang berlebihan saat mesin
bertambah. Hal ini akan menyebabkan oli bocor dan hilangnya tenaga.
Untuk mencegah kebocoran oli dipasang semacam pengatur di
dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan tidak
terpengaruh dengan kecepatan mesin. Apabila tekanan oli melebihi dari yang
ditetapkan oli akan mendorong pegas yang terdapat pada relief valve
sehingga relief valve akan membuka dan oli akan mengalir ke bak oli. Gaya
pegas plunyer atau peluru sebagaimana dudukan, menyatu dengan bodi
pompa atau
peti engkol, tekanan oli didalam sistem ini diatur oleh kepala plunyer yang
diatur pada dudukan selama tekanan oli melebihi tekanan pegas, jika tekanan
pegas melebihi batas, plunyer dikenai gaya dari dudukan.
Gambar 6.6 Pengatur Tekanan Oli
(Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)
4. Bak Penampung Oli (Oil Pan)
Bak penampung oli (oil pan) merupakan sebuah penampung oli
yang terletak di bawah mesin poros engkol yang di pasang dengan mur dan
diberi kertas sekat (lak). Bak oli biasanya dibuat dari baja dengan cara di pres
tekan atau di cor dengan bahan bajam cair. Bak ini mempunyai bagian yang
dalam untuk tempat pengangkatan oli. Lubang dengan penutup untuk
menguras oli dipasang pada bagian bawah dari bak penampung agar oli
dapat diganti setiap waktu sesuai dengan waktu yang di tentukan. Udara
dialirkan melalui bak
penampung oli untuk pendingin.
Gambar 7.7 Bak Penampung Oli (Oil Pan)
(Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3 – 64)
5. Indikator Tekanan Oli
Indikator tekanan ini merupakan merupakan unit sensor jenis ini
dilengkapi dengan lampu peringatan yang dipasang pada panel instrumen dan
telah diset dari titik kontak. Satu kontak dipasang ke diafragma yang dibebani
pegas dan yang lainnya pada bodi. Kontak bergerak pada diafragma terisolir
dari bodi dan dihubungkan ke pegas denagn suatu terminal eksternal yang
terhubung dari lampu ke kabel.
2.4.4 Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Pada Toyota Kijang
Minyak pelumas mesin yang terdapat pada bak mesin (Carter)
dipompa
oleh pompa minyak pelumas tipe trochoid dengan konstruksi roda gigi yang
bergerak dan roda gigi yang digerakkan di dalam rumah pompa. Ruang
volume dibentuk oleh roda gigi yang berubah - ubah pada saat berputar. Oli
dihisap ke dalan pompa oli melalui saluran suction dan keluar melalui saluran
discharge.
Oli yang dipompa untuk melumasi komponen yang ada di dalam
mesin
yang membutuhkan sistem pelumasan, sebelum minyak pelumas bersirkulasi,
lebih dahulu minyak pelumas tersebut disaring oleh filter minyak pelumas,
minyak pelumas yang masih kotor dikembalikan lagi ke bak oli oleh katup
relief.
Oli yang telah disaring akan melumasi bagian komponen-komponen
yang membutuhkan sistem pelumasan seperti kepala silinder, jurnal poros
bubungan, bearing poros engkol, knoken as, batang piston, mekanisme katup,
rocker arm, piston dan silinder.
Gambar 9.9 Diagram Sistem Pelumasan Pada Toyota Kijang
(New Step 1. 1995 : 3- 26)
Prinsip kerja sistem pelumasan mesin pada Toyota Kjang menurut
diagram adalah sebagai berikut: minyak pelumas yang berada di dalam bak
oli akan di pompa oleh pompa oli tetapi terlebih dahulu melewati saringan
kasar, dari pompa oli minyak pelumas akan dialirkan sebagian ke filter oli
sebagian dialirkan ke katup relief (relief valve), minyak pelumas yang
masuk
ke dalam katup relief tekanan katup membuka sebesar 4,0 kg/cm2 ,dan
selanjutnya oli dikembalikan lagi ke bak oli.
Minyak pelumas yang masuk ke saringan oli, oli dilanjutkan mengalir
ke katup by pass dalam hal ini tekanan membuka 1,0 kg/cm2 yang
selanjutnya oli akan disemprotkan ke seluruh komponen yang
membutuhkan pelumasan seperti kepala silinder, poros engkol, batang
piston, piston dan silindernya, jurnal poros bubungan, noken as, katup
lifter, katup steam, gigi penggerak, dan gigi yang digerakkan dalam hal ini
minyak pelumas yang melumasi komponen tersebut sudah dalam keadaan
bersih dan selanjutnya setelah minyak pelumas itu dialirkan ke seluruh
bagian tersebut, maka minyak pelumas tersebut akan kembali lagi ke bak oli
(oil pan).
2.4.5 Minyak Pelumas Mesin
Minyak pelumas mesin melumasi permukaan metal yang
bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan ini
berfungsi mencegah kontak langsung antara permukaan metal membatasi
keausan. Minyak pelumas mesin mempunyai syarat-syarat tertentu
diantaranya:
1. Harus mempunyai kekentalan yang tepat, apabila terlalu rendah, lapisan
oli akan mudah rusak dan akan menyebabkan keausan pada komponen.
2. Kekentalan harus relatif stabil tanpa adanya perubahan dalam temperatur.
3. Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal.
4. Tidak merusak atau anti karat terhadap komponen.
5. Tidak menimbulkan busa.
Minyak pelumas mesin diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Klasifikasi Berdasarkan Kekentalan
Kekentalan adalah besarnya tahanan dalam suatu pengaliran
minyak pelumas, jadi derajat kekentalan adalah menunjukkan kekentalan
minyak pelumas, oli cenderung menjadi encer dan mudah mengalir ketika panas
dan cenderung menjadi kental saat kondisi dingin. Kekentalan dinyatakan
dengan angka yang disebut dengan indeks kekentalan. Apabila indeks
kekentalannya rendah oli cenderung encer, jika indeks kekentalannya
tinggi maka oli cenderung kental.
Derajat kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE
(Society Automotif Engine), sedangkan untuk menentukan derajat
kekentalan haruslah diketahui faktor-faktor sebagai berikut:
a) Besar beban yang harus didukung oleh minyak.
b) Temperatur operasi.
c) Luas bidang gesek.
d) Kecepatan gerakan.
2. Klasifikasi Berdasarkan Kualitas
Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standart API
(American Petroleum Institute). Klasifikasi API biasanya tercantum pada
kemasan oli mesin untuk menambah tingkatan SAE sehingga pemilihan
akan lebih mudah dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian
kendaraan. Klasifikasi API terbagi menjadi dua yaitu: klasifikasi API
untuk mesin bensin dan klasifikasi API untuk mesin diesel. Tetapi dalam
hal ini penulis hanya membahas tentang klasifikasi API untuk mesin
bensin, karena sesuai dengan mesin yang dipakai oleh penulis.
Tabel 2. Klasifikasi API untuk mesin bensin
Dalam penggunaan minyak pelumas antara kendaraan satu dengan
yang lainnya dibedakan, beberapa faktor yang mempengaruhinya
diantaranya adalah adanya perbedaan penggunaan minyak pelumas yang
berkaitan dengan tingkat kekentalanya yang dinyatakan denagn SAE,
semakin rendah indek kekentalan dari minyak pelumas maka minyak
pelumas cenderung encer.
Semakin tinggi indek kekentalan dari minyak pelumas maka
semakin kental pula minyak pelumas tersebut, dan itu baik terhadap mesin
karena minyak pelumas tetap stabil terhadap temperatur. Toyota Kijang
sendiri memakai klasifikasi API kode SF, dan memakai minyak pelumas
dengan SAE 30, saat ini SAE 30 sulit didapatkan maka sebagai gantinya
minyak pelumas yang digunakan adalah SAE 20W-50.
Toyota Kijang menggunakan mesin dengan tipe 2E, penggunaan
minyak pelumas dengan klasifikasi API kode SF tersebut disesuaikan
dengan tahun pembuatan mobil tersebut yaitu pada tahun 1985 walaupun
begitu sampai sekarang Toyota Kijang masih di produksi.
2.5 Analisis Gangguan Sistem Pelumas Pada Mesin Kijang
Berdasarkan pengamatan, penulis menjumpai banyak faktor dari
sistem pelumasan yang menyebabkan kerusakan pada mesin Toyota Kijang
4K, sehingga mesin harus di Over Houl diantaranya :
a. Lampu indikator mati
b. Swicth oli mati
c. Filter oli tersumbat
d. Pompa Oli Rusak
e. Sirkulasi oli pelumas tidak sempurna
Dari Permasalahan di atas, penulis menemukan pada saat
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bengkel “Presiden Motor”.
Hal-hal tersebut secara garis besar sering dialami oleh jenis mobil Kijang 4K.
Kerusakan tersebut dalam perbaikannya masih cukup mudah, sebab masih
konvensional. Supaya lebih mudah untuk pemahaman, penulis membuatkan
daftar tabel kerusakan.
2.2 Tabel Prosedur Pemeriksaan Analisis Gangguan Sistem Pelumas
Mesin Kijang
a. Lampu Indikator Mati
No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab
1 Lampu
indikator mati
a. Lampu
indikator mati
a. Soket kendor
b. Terjadinya hubungan
arus pendek
c. Lampu putus
d. Switch mati
e. Kabel putus
b. Swicth Oli Mati
No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab
1 Switch oli mati a. Lampu
indikator mati
b. Lampu
indikator
berkedip
a. Jenis oli pelumas jelek
b. Lamanya penggatian oli
c. Kotoran menyumbat
pada switch oli
d. Terjadinya hubungan
arus pendek
e. Kwantitas oli kurang
c. Filter Oli Tersumbat
No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab
1 Filter oli
tersumbat
a) Filter oli
rusak (Pecah)
b) Tingkat
kekencangan
pada dudukan
filter oli
kurang kuat
a. Jumlah oli kurang
b. Tercampurnya oli
dengan air sistem
pendingin
c. Kwalitas oli jelek
d. Kwantitas oli kurang
e. Banyak kotoran (gram)
yang menyumbat pada
fliter oli
d. Pompa Oli Rusak
No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab
Pompa oli
rusak
a. Mesin panas
b. Muncul suara
berisik pada
mesin
c. Tenaga
berkurang
d. Bahan bakar
boros
e. Mesin sulit
hidup
a. Banyak kotoran (gram)
yang menyumbat pada
pompa oli
b. Terjadi keausan pada
komponen pompa oli
c. Saluran sirkulasi
menyempit
d. Penggunaaan jenis
pelumas tidak sesuai
e. Oli pelumas dan air
sistem pendingin
bercampur
f. Perakitan pompa oli
tidak rapat
e. Sirkulasi oli pelumas tidak sempurna
No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab
Sistem
Sirkulasi aliran
oli pelumas
tidak lancar
a. Lampu
mindikator
menyala
b. Suara mesin
kasar
c. Bahan bakar
boros
d. Tenaga
mesin
berkurang
a. Keausan pada pompa
oli
b. Filter oli rusak
c. Volume oli berkurang
d. Kebocoran pada bak
oli ( carter)
e. Banyak sisa-sia
serbuk besi(Kotoran)
yang menyumbat
f. Oli pelumas membeku
g. Tingkat kekentalan oli
pelumas tidak standar
h. Pemasangan nok
distributor tidak tepat
pada nok pompa oli
2.6 Penjelasan Dan Upaya Perbaikan Tentang Kerusakan
a. Lampu Indikator mati
Berdasarkan buku Pedoman Reparasi Mesin Seri K P.T Toyota,
lampu indikator berfungsi sebagai sinyal lampu untuk mengetahui berjalan
atau tidaknya sistem aliran pelumas. Jadi para pengguna mobil untuk
komponen ini menjadi hal penting, sebab sebuah pelumasan pada mesin haru
bekerja dengan baik. Penyebab matinya sebuah lampu indikator oli sangat
beraneka bisa di sebabkan karena mungkin soket penghubung arusnya kendor
karena sebuah medan jalan yang tidak stabil membuat soket menjadi kendor.
Terkadang switch oli rusak karena usia komponen ini dapat dipastikan tidak
lama. Yang jelas penyebab matinya lampu indikator adalah berhubungan
dengan arus listrik. Solusi untuk perbaikannya yaitu dengan diganti, sebab
komponen ini sekali pakai.
b. Switch Oli mati
Komponen yang berkontraksi langsung dengan minyak ini berfungsi
sebagai saklar. Penjelasan singkatnya adalah komponen ini sebagai
penghubung sinyal ke lampu indikator. Jadi jika oli mengalir dengan baik
switch oli akan terlewati, sehingga pengemudi dimudahkan untuk mengetahui
kinerja oli. Penyebab matinya sebuah switch oli terkadang besar
kemungkinan dari kualitas olinya. Jika jenis olinya untuk kekentalanya lebih
tinggi, maka switch oli akan bekerja keras dengan waktu pemakain yang lama
switch akan rusak.
c. Filter Oli Tersumbat
Komponen ini berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan
menahan serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak bantalan-
bantalan (bearing) atau bagian mesin lainnya. Kerusakan komponen
disebabkan dari penggantian yang sangat lama sehingga kotoran sedikir demi
sedikit akan berkumpul di dalam filter oli, berakibat komponen ini tersumbat.
Alirannya pun tidak lancar akan berefek dengan komponen lainnya
terganggu. Pada standar penggantian filter oli yaitu 5000 km supaya filter
selalu bekerja dengan baik.
d. Pompa Oli Rusak
Pompa oli (oil pump) berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan)
kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.
Ada 2 model pompa : (a) Model roda gigi (tipe internal gear dan tipe external
gear) dan (b) Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan
rotor yang digerakkan). Untuk jenis kijang 4K tipe penggunaan pompa oli
yaitu menggunakan Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak
dan rotor yang digerakkan) jadi pelumasannya pun sangat sempurna semua
bagian dapat terlumasi sebab daya tekanan ini sangat tinggi. Kerusakan
pompa oli jenis ini karena keausan pada bagian dalam dari pompa sehingga
pompa pada saat beropersi tidak dapat mengambil oli dari bak oli.
e. Sistem Sirkulasi Aliran Oli Pelumas Tidak Lancar
Pelumasan yang tidak sempurna karena kurangnya perhatian
terhadap pelumasan dapat berakibat fatal terhadap mesin. Akibat yang
ditimbulkan adalah :
1. Tenaga mesin atau motor akan berkurang karena energinya banyak
terbuang untuk melawan gaya gesek yang terjadi.
2. Motor akan cepat panas dan berisik.
3. Komponen sistem pelumasan menjadi cepat rusak.
4. Kerja mesin tidak stabil karena berputar tidak lancar.
5. Mesin sering mati mendadak karena terjadi kemacetan dengan tiba-
tiba.
Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi diatas dapat dicegah
dengan memperhatikan mesin terutama mengenai :
1. Kekentalan minyak pel;umas atau oli yang digunakan harus sesuai
spesifikasi yang ada.
2. Waktu penggantian dan pengontrolan minyak pelumas yang tepat
(tidak terlambat dari waktu yang ditentukan).
3. Apabila terjadi pelumasan yang tidak sempurna maka harus segeradiatasi
dengan mengadakan pengecekan komponen sistem pelumasan
2.7 Kesimpulan Tentang Kerusakan
Dalam kerja sebuah mesin meliputi berbagai sistem, dari sistem
bahan bakar, sistem pendingin, dan sistem pelumas karena dalam kerja mesin
terdapat sistem pelumas dan sangat berperan penting, maka sistem pelumas
pun perlu perawatan yang intensif supaya kerja dari sistem pelumas tetap
baik.
Apabila sistem pelumas tidak terawat dengan baik kinerja mesin pun
akan berkurang bahakan akan berefek terjadi kerusakan pada komponen
mesin lainnya. Setelah penulis mengamati banyaknya permasalahan yang
terjadi pada sistem pelumas di antaranya meliputi kerusakan pada komponen-
komponen sistem pelumasan dari mulai karter, pompa oli, filter oli, switch
oli, dan aliran oli minyak pelumas serta perapat oli pada komponen mesin.
BAB III
ANALISIS TINJAUAN YANG BERJALAN
(METODE STRUKTURAL/DAD)
3.1 Tinjauan Organisasi
Gagasan untuk membangun suatu bengkel umum tercetus dengan
alasan bahwa kendaraan di SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK
KEBUMEN jumlahnya banyak sehingga dalam proses perbaikan bisa cepat
diatasi. Bengkel umum adalah sebuah usaha jasa perbaikan untuk seluruh
kendaraan. Karena Gedungnya sangat strategis, maka pihak sekolah
membangun sebuah Unit Produksi yang di sebut dengan U.P TKM JAYA
dalam lembaga ini dikhususkan untuk perbengkelan dan jasa-jasa yang lain
yang berhubungan dengan dunia otomotif.
Pada tanggal 3 Juli 2005 dibangunlah sebuah Bengkel mobil yang
disebut “Presiden Motor”. Awal mulanya dalam fungsinya yaitu untuk
memperbaiki seluruh mobil yang ada di lingkungan sekolah, setelah berjalan
dalam kurun waktu 6 bulan kemudian banyak para pengguna mobil di luar
sekolah berdardatangan untuk di perbaiki di bengkel tersebut sekarang benar-
benar sudah jaya.
Bengkel “Presiden Motor” sudah mempunyai banyak sekali
pelanggan sampai kewalahan dalam melayaninya namun dengan manajemen
yang baik sampai sekarang masih tetap exis. Alamat bengkel yang di Jln.
Cincin Kota 18 ini setiap harinya penuh dengan mobil untuk diperbaiki.
kepemimpinan dulu pada saat dibuka dipegang oleh Ki Rohmat, S.Pd sampai
dengan tahun 2008, saat ini kepemimpinan dipegang oleh Ki Nurkholis.
Bengkel “Presiden Motor” sangat terkenal namanya dikalangan para
pemilik mobil di Kebumen sebab dalam pelayanan jasa servis sangat
memuaskan para pelangggan dengan biaya yang terjangkau dan mempunyai
komitmen yang tinggi dengan berdasarkan visi dan misi yang di jelaskan di
bawah ini :
A. Visi
“Pelayanan Bengkel Mobil Terbaik untuk pelanggan dengan berpedoman
pada Standar Operasional Prosedur”
B. Misi
a. Dapat menguasai teknologi terbaru dalam dunia industri otomotif.
b. Cepat dalam pelayanan perbaikan unit kendaraan
c. Murah dalam pembiayaan
d. Benar dalam memecahkan permasalahn kendaraan.
e. Fasilitas bengkel memadai & lengkap
3.2 Uraian Prosedur
Berdasarkan informasi dari pimpinan Bengkel “Presiden Motor”
penulis mengetahui jalan kerja mulai kendaraan datang sampai selesai
diperbaikai yaitu :
a. Pimpinan Unit Produksi
Pengertian : orang yang langsung memonitor perkembangan usaha bengkel
Uraian Tugas
1. Melaksanakan setiap policy yang dikeluarkan oleh bengkel
2. Menjaga standar kualitas bengkel
3. Menjaga aset bengkel yang ada seperti : bangunan, peralatan SDM
4. Mengirimkan SDM untuk mengikuti training yang diadakan oleh
lembaga resmi
5. Memberikan kesejahteraan kepada seluruh karyawan dibengkelnya
6. Mengontrol, mengevaluasi semua system yang diterapkan di bengkel
dan membuat rencana bila perlu pengembangan.
7. Menerapkan CCS dibengkelnya
8. Menjaga nama baik bengkel
b. Bagian Administrasi
Pengertian : seorang petugas mencatat keluhan konsumen dan melengkapi
permintaan konsumen
Uraian Tugas
1. Mencatat identitas kendaraan
2. Mengecek kelengkapan kendaraan
3. Melanjutkan ke mekanik untuk menyampaikan hasil keluhan
konsumen
4. Memberikan perlengkapan yang diminta (spare part) sesuai pesanan
konsumen
c. Bagian Mekanik
Pengertian : adalah orang yang langsung berhubungan dengan pelanggan
sehingga harus tahu tentang :
1. Pandangan pelanggan terhadap bengkel
2. Kebutuhan pelanggan terhadap bengkel
Uraian Tugas
1. Menerima tamu dan mendiagnosa kerusakan
2. Diskusi dengan mekanik tentang kerusakan tersebut
3. Buat perkiraan biaya perbaikan dan jelaskan pada pelanggan dan tulis
di Work Order
4. Periksa keberadaan stock part
5. Mengatur pembagian kerja dengan setiap mekanik. Tulis dalam papan
kegiatan harian.
6. Laksanakan final check pada kendaraan yang telah selesai dikerjakan
7. Menyerahkan W/O yang telah selesai pada bagian Adm. / keuangan
8. Menyerahkan kendaraan pada pelanggan dengan memberikan saran
untuk servis berikutnya dan memeriksa tanda bukti pembayaran
(copy) yang telah dibayar dikasir
d. Bagian Kasir
Pengertian : Menyimpan dan mencatat pemasukan serta pengeluaran uang
Uraian Tugas
1. Mengatur pembukuan kas bengkel
2. Menjaga memelihara inventaris kelengkapan, peralatan kasir yang
digunakan
3. Melaporkan penerimaan & pengeluaran uang secara harian, bulanan
pada atasan
4. Membuat invoice sesuai SPK
5. Menerima pembayaran dari pelanggan sesuai invoice
6. Membuat laporan keuangan harian maupun bulanan
3.3 Struktur UP. TKM JAYA
Bengkel “PRESIDEN MOTOR"
Pimpinan UP.TKM JAYA
Nur Kholis
Bag.Mekanik I
Nur
Bag.Kasir
Ranti
Bag. Administrasi
Feri
Bag.Mekanik III
Likhun
Bag.Mekanik II
Viki
3.4 Sistem Pengelolaan Bengkel “PRESIDEN MOTOR”
a. Menejemen Bengkel
a. Manajemen
Sondang P. Siagian (1989: 8), bahwa manajemen sebagai motor
penggerak keseluruhan proses administrasi. Manajemen adalah proses
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
pengontrolan upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya
organisasi demi tercapainya tujuan yang ditetapkan, Stoner & Wankel dalam
B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2002: 22). Manajemen adalah suatu usaha yang
dilakukan dengan dan melalui individu- individu dan kelompok untuk
mencapai tujuan (Hersey & Blanchard, 1990: 3
c. Bengkel
Bengkel adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan
memperbaiki mesin-mesin, maupun peralatan (Corder, 1994). Jadi fungsi
bengkel adalah sebagai tempat perawatan, perbaikan, dan penggantian
komponen sistem sebuah mesin maupun peralatan lainnya. Manajemen
bengkel adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengendalian suatu tempat merawat dan memperbaiki mesin ataupun
peralatan lain. Setelah penulis berbincang- bincang dengan pimpinan, penulis
mengetahui system pengelolaan bengkel sebagaim berikut :
Pimpinan menggunakan dasar-dasar manajemen yang secara umum ada
disetiap bengkel yaitu dengan “Dasar-Dasar Manajemen Bengkel” yang
terdiri dari 5 langkah :
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organizing)
c. Penempatan (Staffing)
d. Pangarahan (Actuating)
e. Pengontrolan ( Controling)
Demikianlah prinsip-prinsip yang dipegang oleh pimpinan dalam
mengelola bengkel. Dalam setiap bagian yang bersangkutan untuk dapat
melaksanakan sesuai tugas pokoknya sehingga dalam semua lapisan
memberikan kontribusi yang lengkap demi untuk kelancaran semua.
3.5 Permasalahan Yang Timbul di Bengkel “Presiden Motor”
a. Bagian Pimpinan Bengkel
Setelah penulis berhubungan langsung dengan Pimpinan, ada beberapa hal
yang menjadi permasalahan di bengkel yaitu :
1. Mencari konsumen sulit
2. Menjaga konsumen agar tetap bisa berlangganan tetap
3. Mengatur karyawan
4. Memplanning pekerjaan
5. Menghitung rugi laba
b. Bagian Administrasi
1. Dalam penulisan catatan nama pelanggan salah
2. Dokumen berkas pelanggan yang lama hilang
3. Pembukuuan yang kurang teratur
4. Terkadang data tidak sesuai
d. Bagian Kasir
1. Dalam perhitungan jasa tidak valid
2. Salah dalam penulisan nominal angka
3. Bingung untuk menentukan harga
4. Laporan akhir jumlahnya tidak sama
e. Bagian Mekanik
1. Alat perkakas tidak komplit
2. Spare part terkadang sulit untuk ditemukan
3. Konsumen tidak sabar
4. Bingung untuk penggantian komponen
3.6 Upaya Penyelesaian Permasalahan yang Terdapat di Bengkel
Permasalahan – permasalahan yang muncul di bengkel “Presiden
Motor” pada dasarrnya dari faktor koordinasi yang kurang dilaksanakan,
sehingga Pimpinan mengutamakan sebuah pelayanan yang sempurna dengan
garis koordinasi yang baik dalam siklus kerjanya semua sesuai dengan porsi
yang telah di pegang.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari uraian yang telah penulis jelaskan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pelumasan yang dipakai oleh Toyota Kijang 4K adalah
sistem pelumasan basah dengan sistem penyaluran dengan tekanan.
2. Komponen dari sistem pelumasan yang dipakai oleh Toyota Kijang 4
K meliputi pompa oli, saringan oli, pengatur tekanan oli, indikator
tekanan oli, bak penampung oli (oli pan).
3. Prinsip kerja pelumasan mesin Toyota Kijang 4K adalah oli di
pompa oleh pompa trochoid tetapi terlebih dahulu melewati saringan
kasar, kemudian masuk ke saringan oli, oli yang masih kotor
dikembalikan lagi ke bak oli oleh relief valve, oli yang sudah
bersih digunakan untuk melumasi komponen yang membutuhkan
pelumasan mesin.
4. Fungsi dari sistem pelumasan pada kendaraan adalah sebagai
pendingin, perapat, pelumas, dan sebagai penyerap tegangan
5. Pompa oli yang dipakai oleh Toyota Kijang 4K adalah pompa oli
dengan model trochoid.
6. faktor dari sistem pelumasan yang menyebabkan kerusakan pada
mesin kijang 4k sehingga mesin harus di Over Houl adalah rangakian
komponen pada sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, maka dari
itu oli pelumas tidak bisa bersirkulasi, dengan demikian mesin akan
panas dan memuai, sehingga proses akhirnya adalah mesin akan over
heat.
4.2 Saran
Akhirnya dari penyusunan laporan Proyek Akhir ini, penulis
akan memberikan saran yang berkaitan dengan sistem pelumasan pada
Toyota Kijang 4K pada khususnya dan kendaraan pada umumnya adalah
sebagai berikut:
1. Melakukan perawatan secara berkala agar sistem pelumasan kendaraan
selalu dalan keadaan baik.
2. Dalam mengganti minyak pelumas sebaiknya disesuaikan dengan
kendaraan yang telah ditetapkan oleh pabrik.
3. Apabila terjadi gangguan terhadap sistem pelumasan segeralah mungkin
untuk memperbaikinya agar tidak terjadi kerusakan yang lebih berat.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU ILMIAH
1. ……….., , 1981, Pedoman Reparasi Mesin Seri K, PT. Toyota Astra Motor,
Jakarta
2. Drs. Daryanto, 2002, Teknik Merawat Automobil Lengkap, Yrama Widya,
Bandung
3. Drs. I Solikhin, Mulyadi. S.Pd (2001), Perbaikan Motor Otomotif,
CV.Armico, Bandung.
B. ARTIKEL
1. Sudarmaji, Semarang, 2007, Analisa Gangguan Dan Cara Mengatasi
Sistem Pelumasan Mazda MR 90, Tugas Akhir, Hal. 5 – 23.
C. INTERNET
1. 1. Win, Eko, Sistem Pelumasan. Diakses tanggal 4 September 2013 jam
08.30 dari situs
http://eko-winn.blogspot.com/2011/08/sistem-pelumasan.html,
[2013, September 4 jam 08.30]
2. PT.Liek Motor, Sistem Pelumas Pada Mobil, Diakses tanggal 5
September 2013 jam 08.30 dari situs
http://www.liektoyota.com/2012/05/sistem-pelumasan-dalam-mesin
mobil / , [2013, September 5 Jam 08.30]