52
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut adanya kemajuan di segala bidang terutama dalam bidang teknologi. Kemajuan di bidang teknologi ini memudahkan seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Salah satu bidang teknologi yang mengalami kemajuan adalah otomotif. Kemajuan di dalam bidang ini dapat kita lihat pada kendaraan- kendaraan sekarang yang selalu ingin meningkatkan rasa kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan. Usaha di dalam peningkatan rasa kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan semua ini bergantung besar pada jenis kendaraan yang dipakainya. Jika kendaraan kita dengan usia lebih muda maka sistem kenyamanan, keamanan, dan ramah akan melekatnya, sebaliknya jika kendaraan kita usianya sudah tergolong tua maka kita akan dibuat sering untuk keluar masuk bengkel. Jika pengemudi memahami pertanda tersebut dan sigap dalam menanganinya, tindakan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah masih dimungkinkan. Tingkat kerusakan pada kendaraan sangat beraneka, sehingga terkadang seorang pemilik kendaraan dibuat pusing untuk memecahkan masalah-masalah pada kendaraannya. Berawal dari hal yang sepele terkadang kita lalai dalam perawatanya, maka dapat berujung dengan kerusakan yang

ANALISA KERUSAKAN MESIN TOYOTA KIJANG 4K DITINJAU DARI SISTEM PELUMASAN

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut adanya

kemajuan di segala bidang terutama dalam bidang teknologi. Kemajuan di

bidang teknologi ini memudahkan seseorang dalam melakukan suatu

pekerjaan. Salah satu bidang teknologi yang mengalami kemajuan adalah

otomotif. Kemajuan di dalam bidang ini dapat kita lihat pada kendaraan-

kendaraan sekarang yang selalu ingin meningkatkan rasa kenyamanan,

keamanan, dan ramah terhadap lingkungan. Usaha di dalam peningkatan rasa

kenyamanan, keamanan, dan ramah terhadap lingkungan semua ini

bergantung besar pada jenis kendaraan yang dipakainya. Jika kendaraan kita

dengan usia lebih muda maka sistem kenyamanan, keamanan, dan ramah

akan melekatnya, sebaliknya jika kendaraan kita usianya sudah tergolong tua

maka kita akan dibuat sering untuk keluar masuk bengkel.

Jika pengemudi memahami pertanda tersebut dan sigap dalam

menanganinya, tindakan untuk mencegah kerusakan yang lebih parah masih

dimungkinkan. Tingkat kerusakan pada kendaraan sangat beraneka, sehingga

terkadang seorang pemilik kendaraan dibuat pusing untuk memecahkan

masalah-masalah pada kendaraannya. Berawal dari hal yang sepele terkadang

kita lalai dalam perawatanya, maka dapat berujung dengan kerusakan yang

cukup besar sehingga akan merogoh uang jumlah besar pula dalam

perbaikannya.

Seperti contoh kendaraan mobil harus selalu terjaga volume radiator

karena fungsi air yang didalamnya sangat penting bagi mobil, tetapi

terkadang kita menyepelekan untuk mengisi air yang ada di dalam radiator,

maka dapat menyebabkan mesin akan panas dan mesin akan gancet. Sering

kita menjumpai di pinggir jalan ada mobil mogok dibuka kap mesinnya

kemudian mengeluarkan asap tebal, hal tersebut dapat diakibatkan karena

mesin mobil mengalami panas yang berlebih atau overheat.

Sistem-sistem pada mobil yang bisa mengakibatkan kerusakan besar,

antara lain :

1. Sistem Pengapian

Sistem pengapian bertujuan untuk menghasilkan arus listrik bertegangan

tinggi untuk kebutuhan pembakaran. Campuran bahan bakar dan udara

dalam ruang bakar merupakan hal penting dalam mobil, sehingga sangat

diperlukan adanya perawatan.

2. Sistem Pendingin.

Sistem pendingin dalam mesin adalah suatu sistem yang berfungsi untuk

menjaga supaya temperatur mesin dalam kondisi yang ideal. Upayakan

komponen pada sistem bekerja dengan baik dan terawat.

3. Sistem Pelumasan.

Sistem pelumasan dapat diartikan sebagai pemberian bahan pelumas pada

suatu mesin yang bertujuan untuk mencegah kontak langsung

persinggungan antara permukaan yang bergerak. Pelumasan memiliki

suatu peranan yang penting pada suatu mesin dan peralatan yang

didalamnya terdapat suatu komponen yang saling bergesekan yaitu sebagai

pengaman agar tidak terjadi kerusakan yang fatal. Mengingat fungsi sistem

pelumasan sangat penting, maka bagian sistem dari mobil ini perlu

perawatan lebih khusus agar supaya kondisi mesin terjaga.

Dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membuat laporan

semester dengan judul “ANALISA KERUSAKAN MESIN TOYOTA

KIJANG 4K DITINJAU DARI SISTEM PELUMASAN”.

1.2. Pokok Permasalahan

Mobil merupakan kendaraan roda empat yang membutuhkan

perawatan agar kondisinya tetap dalam keadaan baik. Oleh karena itu,

dibutuhkan perawatan secara rutin pada komponen-komponennya. Untuk

mencegah terjadinya kerusakan tersebut dapat dengan perawatan yang

berkala. Perawatan berkala pada kendaraan yang dimaksud adalah perawatan

yang dilakukan pada kendaraan yang meliputi service besar maupun service

kecil. Dengan demikian kendaraan mobil kita akan nyaman, aman dan

mempunyai purna jual yang tinggi.

Adapun pokok pembahasan yang akan penulis bahas dalam laporan

ini adalah: menganalisa kerusakan mesin kijang 4K yang disebabkan dari

sistem pelumasan sehingga dalam perbaikan mengharuskan mobil turun

mesin (Over Houl).

1.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan Latar belakang dan pokok permasalahan maka penulis

mengajukan pertanyaan : faktor apa saja dari sistem pelumasan yang

menyebabkan kerusakan pada mesin Toyota Kijang 4K, sehingga mesin harus

mengalami Over Houl?

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor apa saja dari

sistem pelumasan yang menyebabkan mesin Toyota Kijang 4K harus

turun mesin (Over Houl).

1.4.2 Manfaat

1.4.2.1 Manfaat bagi mahasiswa

1. Pengembangan kemampuan untuk menentukan permasalahan

pada mesin mobil sebagai upaya penerapan keterampilan ilmu

pengetahuan yang telah diperoleh.

2. Sebagai pemicu untuk menuangkan ide-ide baru yang

berhubungan dengan dunia otomotif.

1.4.2.2 Manfaat bagi bengkel

1. Mendapatkan wawasan baru secara terperinci dalam bidang

sistem pelumas.

2. Melaksanakan perbaikan pada mesin dengan berpedoman sesuai

dengan prosedurnya.

1.4.2.3 Manfaat bagi lembaga

1. Mengetahui sejauh mana ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan

oleh mahasiswa.

2. Sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan mutu dan kualitas

pendidikan di Politeknik Dharma Patria.

3. Menambah daftar pustaka bagi Politeknik Dharma Patria.

1.5. Ruang Lingkup/Batasan Analisis Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang diuraikan

di atas, masalah perlu dibatasi agar permasalahan yang dibahas dapat terarah

dan terpusat maka peneliti membatasi pokok pembahasan untuk Mesin

Kijang 4K.

1.6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data laporan oleh penulis adalah

sebagai berikut:

1.6.1 Pengamatan Lapangan (Observasi)

Dalam pengamatan lapangan, penulis mengumpulkan data dengan

mengamati objek penulisan.

1.6.2 Wawancara

Selain melakukan pengamatan, penulis jiga melakukan wawancara

dengan mekanik yang berkaitan dengan otomotif.

1.6.3 Studi Kepustakaan

Dengan cara membaca, penulis mempelajari dan memahami teori-

teori yang berkaitan dengan sistem pelumasan pada mobil, sekaligus

mengutip teori-teori dari buku yang berhubungan dengan otomotif.

1.7.Waktu dan Tempat Penelitian

1.7.1. Waktu

Penulis melakukan penelitian tentang analisa kerusakan mesin Toyota

Kijang 4K ditinjau dari sistem pelumasan pada saat melaksanakan

Praktek Kerja Lapangan (PKL), yaitu pada tanggal 13 Mei sampai

dengan 13 Juli 2013.

1.7.2 Tempat Penelitian

Adapun profil dari perusahaan tempat praktek kerja lapangan ,

sekaligus sebagai objek penelitian bagi penulis adalah sebagai berikut:

Nama Perusahaan : Bengkel “Presiden Motor”

Alamat Perusahaan : Jalan Cincin Kota No.18

Karang Sari, Kebumen.

Telp : 081.931.824.202

Status Badan Usaha : Milik lembaga pendidikan

(SMK TKM TEKNIK KEBUMEN)

Tahun berdiri : 3 Juli 2005

1.8.Sistematika Penulisan Penelitian

Sistematika penulisan laporan merupakan penjelasan penyusunan

laporan yang menjelaskan isi pada setiap bab. Sistem penulisan laporan ini

adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang latar belakang, pokok pembahasan, batasan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode teknik

pengumpulan data, dan sistematika laporan.

2. Bab II Kerangka Berfikir Dan Metodologi Penelitian

Pada bab ini berisi tentang pengertian, komponen-komponen sistem,

cara kerja, dan permasalahan yang terjadi pada sistem

3. Bab III Analisa Sistem

Pada bab ini berisi tentang tinjauan, uraian prosedur sistem, analisis,

masalah yang dihadapi, kesimpulan hasil analisis.

4. Bab IV Kesimpulan Dan Saran

Bab ini merupakan bab terakhir dari sistematika penulisan laporan ini

yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis.

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Mobil

Mobil adalah kendaraan darat yang digerakkan oleh tenaga mesin,

beroda empat atau lebih (selalu genap), biasanya menggunakan bahan bakar

minyak (bensin atau solar) untuk menghidupkan mesinnya. Mobil

kependekan dari otomobil yang berasal dari bahasa Yunani 'autos' (sendiri)

dan Latin 'movére' (bergerak). Menurut Kamus Besar Indonesia (2005 : 889)

arti kata mobil adalah mudah bergerak (berpindah) atau digerakkan

(dipindah-pindahkan) cocok untuk melakukan tugas luar. Fungsi mobil

dipergunakan sebagai alat transportasi, sesungguhnya lebih dari sekadar

sarana yang dapat membantu kita berpindah dari satu tempat ke tempat

lainnya dengan cepat, aman dan nyaman.

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia tentang sejarah mobil,

kendaraan pertama yang bekerja dengan uap mungkin pertama kali didesain

oleh Ferdinand Verbiest, sekitar tahun 1672. Ia mendesain mainan

kendaraaan berukuran 65 cm untuk kerajaan Cina, yang tidak bisa membawa

penumpang. Tidak diketahui apakah model kendaraan yang dibuat Verbiest

pernah diproduksi atau tidak. Tahun 1752, Leonty Shamshurenkov seorang

berkebangsaan Rusia membuat konstruksi sebuah kendaraan bertenaga

manusia. Ia juga melengkapi kendaraan buatannya dengan odometer.

Kendaraan yang ia buat mirip dengan sebuah kereta salju. Kendaraan tenaga

uap pertama dibuat pada akhir abad 18. Nicolas-Joseph Cugnot dengan sukses

mendemonstrasikan kendaraan roda tiga itu pada tahun 1769. Kendaraan

pertama menggunakan tenaga mesin uap mungkin peningkatan mesin uap

yang paling dikenal dikembangkan di Birmingham, Inggris oleh Lunar

Society. Dan juga di Birmingham mobil tenaga bensin pertama kali dibuat di

Britania pada tahun 1896 oleh Frederick William Lanchester yang juga

mematenkan rem cakram. Pada tahun 1890-an, etanol digunakan sebagai

sumber tenaga di Amerika Serikat.

Berdasarkan beberapa pendapat dan penjelasan dari berbagai sumber

di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa mobil adalah alat

transportasi yang dioperasikan di jalur darat dengan menggunakan bahan

bakar dan dapat membantu kita berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya

dengan cepat, aman dan nyaman.

2.2 Toyota Kijang

Sejarah Mobil Toyota Kijang Indonesia diperkenalkan pertama kali

pada 9 Juni 1977 dalam bentuk yang sangat sederhana. Pickup kotak berpintu

setengah, dengan jendela samping terbuat dari terpal dan plastik. Engsel

pintunya tampak dari sisi luar. Generasi dengan kode KF10 ini menggunakan

mesin tipe 3K berkapasitas 1.200 cc, seperti mesin Corolla. Transmisi yang

digunakan 4 percepatan.

Kijang generasi pertama (1977 - 1980) ini terkenal dengan julukan

Kijang Buaya, karena kap mesin yang dapat dibuka sampai ke samping.

Kijang Buaya ini sudah mampu merebut hati masyarakat Indonesia. Ini

terbukti dari angka penjualannya yang mencapai 26.806 unit hingga

diluncurkan generasi selanjutnya.

Toyota Kijang Generasi 2 (1981 - 1985) diluncurkan pada

September 1981, generasi kedua dengan kode KF20 dirilis di pasaran.

Meskipun masih banyak kemiripan dengan generasi sebelumnya, kendaraan

dengan nama populer Kijang Doyok ini telah mengalami perubahan cukup

banyak, seperti letak engsel pintu yang tersembunyi, kap mesin yang hanya

membuka di bagian atas moncong, serta grill juga permukaan pintu yang

sama dengan bodi. Mesinnya sudah mengalami peningkatan dari 3K menjadi

4K, dengan kapasitas silinder 1.300 cc. Suspensi yang dipergunakan masih

seperti generasi sebelumnya, yaitu double wishbone dengan per daun

dipasang melintang untuk bagian depan, serta per daun dengan posisi di

bawah gardan. Pada 1982, generasi kedua ini mengalami penyempurnaan

dengan penambahan kunci pintu kanan. Tahun 1983, transmisi dan

difrensialnya disempurnakan, sekaligus dilakukan penambahan booster untuk

sistem pengereman. Dengan sedikit perubahan pada eksteriornya, pada

Desember 1985, PT. Toyota Astra Motor meluncurkan Kijang mesin 5K yang

berkapasitas 1.500 cc. Generasi kedua Kijang, sama halnya dengan generasi

pertamanya semakin mendapat hati penggemarnya, terbukti dengan makin

tingginya angka penjualan yang dicapai selama 5 tahun keberadaannya, yaitu

sebanyak 101.668 unit.

Dengan perubahan total pada eksteriornya, pada Nopember 1986,

generasi ketiga mulai diperkenalkan. Mulai generasi ini, telah digunakan

teknologi Full Pressed Body, yang dapat mengurangi sekitar 2-5 kilogram

dempul.

Dari generasi inilah mulai diperkenalkan sasis pendek (KF40) dan

panjang (KF50), dengan konstruksi sasis yang telah mengalami perbaikan.

Sistem kemudi pun tak luput dari proses penyempurnaan, dengan

diterapkannya sistem re-circulating ball dan penggunaan variable gear ratio.

2.3 Mesin

Mesin adalah sebuah sumber tenaga yang berasal dari

pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran campuran

bahan bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang tertutup dalam

mesin, yang disebut ruang bakar (combustion chamber). Mesin mobil adalah

suatu komponen mobil yang terdiri dari bagian-bagian logam yang bergerak

dan fungsinya saling berhubungan satu sama lain. Gerakan bagian-bagian

logam tersebut yang lama-kelamaan akan aus, sehingga mesin mobil

memerlukan suatu sistem pelumasan yang berfungsi untuk mendistribusikan

cairan pelumas atau oli ke bagian-bagian yang bergesekan tersebut.

Komponen mesin merupakan bagian-bagian utama dari mesin

khususnya yang dibahas disini adalah mesin bensin/premium. Dimana

komponen utama ini merupakan suatu bentuk rangkaian mesin yang

difungsikan sebagai pembuat tenaga.

Adapun yang utama dengan berurutan adalah sebagai berikut :

a) Blok Silinder.

Merupakan bentuk dasar dari mesin dan pada blok silinder

ini terdapat beberapa buah silinder mesin, pada tiap silinder terdapat sebuah

torak/piston yang dipasangkan pada salah satu ujung batang piston,

sedangkan ujung piston yang lain berhubungan langsung dengan poros

engkol/crank shaft, maka dengan demikian gerak naik turunnya piston dapat

menggerakan poros engkol. Sedangkan dibagian atas kepala silinder pada

bagian dalamnya berbentuk sebuah ruang bakar dan dilengkapi dengan katup-

katup hisap dan buang.

Blok silinder biasanya terbuat dari besi tuang/cor tetapi ada pula

yang terbuat dari paduan almunium dengan tujuan untuk mengurangi berat

serta menambah panas radiasi. Beberapa silinder disusun pada blok silinder,

bagian atasnya ditutup dengan kepala silinder sedangkan bagian bawah blok

silinder membentuk ruang engkol untuk penempatan dan pemasangan

kelengkapan, seperti dinamo starter (untuk start awal gerak poros engkol,

alternator, pompa bensin serta distributor).

b) Silinder

Merupakan bagian yang memindahkan tenaga panas ke tenaga

mekanik dan untuk tujuan ini piston bergerak naik memadatkan gas. Untuk

memperoleh tenaga maksimum ataupun optimum diusahakan tidak terdapat

kebocoran-kebocoran pada gas-gas yang dibakar di antara piston dan silinder.

Gesekan dan keausan diusahakan seminim mungkin yang

diakibatkan oleh gerakan-gerakan meluncur dari piston. Untuk memperkecil

hal ini, dinding silinder diperkeras dengan besi tuang/cor, atau dengan

diberikan khrom pada dinding-dinding silinder untuk membatasi keausan

tadi. Jika dinding silinder telah aus, maka perbaikan yang dilakukan adalah

dengan mengebor kembali dinding silinder dengan bore tune, sehingga

silinder ruang menjadi lebih besar maka membutuhkan piston/torak juga lebih

besar karena bertambahnya diameter ukuran silinder (berhubungan dengan

kecepatan pada saat dragrace, dimana ruang silinder dan piston semakin

besar dibutuhkan suplay bahan bakar lebih besar sehingga digunakan

karburator minimal 2 barrel atau 4 barrel) Untuk menghindari semakin

tipisnya dinding dalam dan dinding luar silinder (ketebalan silinder) maka

sebaiknya dinding dalam diberikan pelapis khrom sehingga permanen karena

meminimalisasi keausan dan piston bisa dipertahankan tidak memerlukan

penggantian piston yang lebih besar.

c) Bak Engkol (Karter)

Terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai penampung oli

mesin yang terbuat dari baja press. Pada karter ini juga dilengkapi ventilasi

untuk menghubungkan ruang dalam dengan udara luar. Karter dibaut

dibawah bak engkol dan diantaranya diberikan gasket (pelapis karet) untuk

menghindari kebocoran pada sambungan tersebut sehingga oli mesin tidak

bocor merembes keluar.

d) Kepala Silinder

Dibaut dengan blok silinder dibagian atas dan diantaranya juga

diberikan gasket, terdapat lubang-lubang untuk pemasangan busi dan

mekanik katup yang dilengkapi pada mesin. Kepala silinder pada umunya

dibuat dari besi tuang campuran almunium untuk membatasi pemuaian. Juga

dilengkapi mantel pendingin yang berhubungan dengan blok silinder untuk

memberikan pendinginan pada katup-katup dan busi-busi.

e) Torak / Piston

Komponen ini wajib mempunyai sifat tahan terhadap tekanan dan

suhu tinggi dan dapat bekerja dengan kecepatan tinggi. Kepala piston

umumnya mempunyai permukaan yang datar tetapi ada pula yang cembung

atau cekung. Pada bagian atas torak terdapat 2-3 celah untuk pemasangan

pegas-pegas piston. Bahan dasar piston adalah campuran besi tuang dan

aluminium karena ringan dan mempunyai penghantar panas yang baik.

Paduan yang tidak seimbang akan berakibat buruk dimana pada suhu yang

sangat tinggi akan membuat piston memuai dan berubah bentuk. 

Oleh sebab itu dijumpai diameter bagian atas torak agak lebih kecil

dari bagian bawahnya, dimana dalam keadaan suhu tinggi maka bagian atas

dan bawah akan menjadi sama besar. Antara piston dan dinding harus

diberikan kerenggangan tertentu karena adanya pemuaian pada waktu mesin

bekerja yang mana disebut renggang piston/torak. Bila terlalu besar, maka

akan terjadi kebocoran gas yang keluar dan minyak oli mesin akan masuk ke

ruang piston dan silinder, sehingga suara piston berisik. Bisa

dilihat/dibuktikan jika asap knalpot (gas buang) terdapat asap putih, berarti

kemungkinan oli mesin ikut terbakar karena terlalu besar keranggangan ini.

Bila terlalu kecil akan menimbulkan gesekan yang akan lebih besar, sehingga

pelumasan tidak sempurna.

f) Batang piston

Komponen yang menghubungkan piston dengan poros

engkol/crankshaft dibuat dengan bentuk "I", terbuat dari baja spesial.

g) Poros engkol (Crankshaft)

Mempunyai tugas penting yaitu mengubah gerakan lurus piston yang

berada dalam silinder pada gerak kerja menjadi gerak putar dengan melalui

batang-batang piston serta menjaga pergerakan piston dalam langkah-langkah

selanjutnya. Poros engkol terdiri dari pusat putaran di mana pada pena engkol

dipasangkan batang piston. Bagian ujung depan poros engkol dibuat

sedemikian rupa, sehingga memungkinkan pemasangan gigi pengatur (timing

gear) yang berfungsi untuk menggerakan sumbu nok dan puli untuk

menggerakan pompa air/alternator (waterpump). Sedangkan bagian ujung

belakang dipasangkan dengan flens untuk pemasangan roda penerus (roda

gila).

h) Roda penerus / Flywheel

Merupakan piringan yang terbuat dari besi tuang dan dibaut pada

ujung belakang poros engkol. Di mana poros engkol hanya mendapatkan

tenaga putaran dari langkah kerja saja, agar supaya dapat bekerja pada

langkah yang lainnya, maka poros engkol harus dapat menyimpan daya

putaran yang diperolehnya. Bagian yang menyimpan tenaga putaran ini

adalah roda penerus yang juga dilengkapi dengan gigi ring yang dipasangkan

di bagian luar untuk perkaitan dengan starter pinion.

2.4 Sistem Pelumas

2.4.1 Pengertian Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan adalah merupakan salah satu sistem pada

kendaraan yang berfungsi untuk mengatur dan menyalurkan minyak

pelumas ke bagian-bagian mesin yang bergerak. Sistem pelumasan

kendaraan menggunakan media fluida yaitu minyak pelumas. Pelumasan

mesin pada kendaraan disebut dengan oli mesin. Perbedaan oli mesin

dengan pelumas lainnya, yaitu oli mesin menjadi kotor dengan adanya

karbon, asam dan zat kotoran lainya yang diakibatkan oleh adanya

pembakaran.

Pada sistem pelumasan basah terbagi menjadi tiga macam sistem

pelumasan yaitu: Sistem percikan (splash system), Sistem penyaluran

dengan tekanan (pressure feed system), Sistem Pelumasan Kombinasi.

Sistem pelumasan mesin yang dipakai pada Toyota Kijang adalah Sistem

Pelumasan Basah dengan Sistem Penyaluran dengan Tekanan.

Pada sistem Penyaluran dengan Tekanan (pressure feed system) oli

disalurkan dengan pompa oli. Pelumasan pada bearing poros engkol

bearing poros bubungan, poros rocker arm dilakukan dengan cara oli

ditekan langsung oleh pompa oli, sedangkan pelumasan pada dinding

silinder dan roda gigi timing dilakukan dengan cara oli disemprotkan melalui

nozel. Untuk melumasi mekanisme katup dilakukan dengan cara

memanfaatkan tetesan oli yang akan kembali ke oli pan (bak carter)

setelah melalui rocker arm.

Gambar 1.1 Sistem Pelumasan Basah dengan Sistem

Penyaluran dengan Tekanan

(Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)

Ada dua macam tipe pompa oli, adalah sebagai berikut:

1. Pompa Oli Model Roda Gigi

Pompa oli model roda gigi penggerak (drive gear) dan gigi yang

digerakkan (driven gear). Kedua komponen berputar secara bersamasama

untuk menghisap dan memompakan oli keluar. Pompa oli model roda gigi

terbagi atas dua tipe yaitu:

a) Type Internal Gear

Pada type internal gear, gigi penggerak (drive gear)

dihubungkan langsung ke poros nok. Ruang volume dibentuk oleh dua gigi

yang berubah- ubah pada saat berputar. Oli dihisap ke dalam pompa oli bila

volume bertambah, dan akan keluar bila volume berkurang. Pompa oli tipe

internal gear konstruksinya sederhana dan kemampuannya dapat diandalkan.

b) Type External Gear

Pompa oli type external gear terdiri dari dua roda gigi. Roda

gigi penggerak (drive gear) digerakkan oleh camshaft. Pada saat roda gigi

berputar oli tertekan keluar dari housing ke saluran keluar, hal ini

dikarenakan tidak adanya ruangan di dalam housing serta kecilnya ruangan

antara roda gigi dengan housing.

Gambar 2.2 Pompa oli type internal gear

(New Step 1.1995 : 3-26)

Gambar 3.3 Pompa Oli Type External Gear

(New Step 1.1995 : 3 – 26)

2. Pompa Oli Model Trochoit

Pompa oli model trochoid (trocnoid pump) dilengkapi dua rotor

yaitu rotor penggerak dan rotor yang digerakkan didalam rumah pompa

(pump body). Bila rotor penggerak berputar seperti pada gambar, maka

rotor yang digerakkan langsung ikut berputar bersama-sama. Rotor poros

penggerak tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan, oleh

karena itu besarnya ruangan dibentuk oleh dua rotor yang berputar, oli

terhisap ke pompa oli saat ruangan mengecil.

Trotochoid pump bentuknya sederhana dibandingkan dengan

pompa model gigi dan lebih dapat diandalkan, selain itu juga volume oli yang

keluar lebih besar untuk setiap kali berputar. Ini berarti ukuran atau bentuk

dari pompa tersebut kecil.

Gambar 4.4 Pompa Oli Model Trochoid

(New Step 1. 1995 : 3- 26)

2.4.2 Fungsi Pelumasan

Pelumasan pada mesin berfungsi untuk mengatasi keausan yang

terjadi antara dua permukaan logam yang saling bersingungan dan

bergesekan sekaligus sebagai pendingin dan diatur oleh beberapa

komponen komponen dari sistem pelumasan tersebut.

Pelumasan juga berfungsi sebagai pembersih dimana semua

kotoran-kotoran Dan debu akan diserap agar tidak mengganggu sistem kerja

dari komponen mekanik kendaraan. Minyak pelumas bekerja dengan cara

membentuk film (lapisan minyak pelumas) diantara dua permukaan logam

yang saling bergesekan, misalnya antara poros engkol, bantalan torak, dan

dinding silinder untuk mencegah agar tidak terjadi kontak langsung antara

komponen-komponen tersebut .

Adapun fungsi dari minyak pelumas adalah:

a. Sebagai Pelumasan

Oli mesin melumasi permukaan metal yang bersinggungan dalam

mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan film tersebut berfungsi

mencegtah kontak langsung antara permukaan metal dan membatasi keausan.

b. Sebagai Pendingin

Pembakaran menimbulkan panas dan komponen-komponen mesin

menjadi panas, hal ini menyebabkan keausan yang cepat pada komponen

tersebut dan apabila tidak diturunkan temperaturnya, maka mesin akan rusak

dan sistem pelumasan sangat diperlukan.

c. Sebagai Perapat

Oli mesin membentuk lapisan antara torak dengan silinder. Ini

berfungsi sebagai perapat (seal) yang dapat mencegah hilangnya tenaga

mesin. Sebaliknya apabila ada kebocoran maka gas campuran yang

dikompresikan akan menekan di sekeliling torak dan masuk ke dalam bak

engkol dan ini berarti akan kehilangan tenaga.

d. Sebagai Pembersih

Kotoran akan mengendap dalam komponen mesin seperti butiran-

butiran logam hasil gesekan antara logam yang saling bersinggungan, ini

menambah pergesekan dan menyumbat saluran oli. Oli mesin akan

membersihkan kotoran tersebut untuk mencegah kotoran yang tertimbun di

dalam mesin.

e. Sebagai Penyerap Tegangan

Oli mesin menyerap dan menekan tekanan lokal dan ini bereaksi pada

komponen yang dilumasi, serta melindungi agar komponen tersebut tidak

menjadi tajam saat terjadinya gesekan pada bagian yang saling berhubungan.

2.4.3 Komponen Sistem Pelumasan Pada Toyota Kijang

Sistem pelumasan mesin pada Toyota Kijang menggunakan sistem

pelumasan basah dengan sistem penyaluran dengan tekanan. Adapun

komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pelumasan pada Toyota

Kijang adalah Sebagai berikut yaitu:

(1) PompaOli(Oil Pump),

(2) Saringan Oli (Oil Filter),

(3) Pengatur Tekanan oli,

(4) Bak Penampung Oli (Oil Pan),

(5) Indikator tekanan oli.

1. Pompa Oli (Oil Pump)

Pompa oli berfungsi untuk memompa oli dari penampung oli untuk

melakukan pelumasan pada mesin. Telah di bahas macam - macam oli, pada

Toyota Kijang, pompa oli yang digunakan adalah pompa oli model

trochoid (trocnoid pump) dilengkapi dua rotor yaitu rotor penggerak

dan rotor yang digerakkan didalam rumah pompa (pump body). Bila

rotor penggerak berputar seperti pada gambar no. 4, maka rotor yang

digerakkan langsung ikut berputar bersama-sama. Rotor poros penggerak

tidak satu titik pusat (offset) dengan rotor yang digerakkan. Oleh karena

itu, besarnya ruangan dibentuk oleh dua rotor yang berputar, oli terhisap ke

pompa oli saat ruangan mengecil. Trochoid pump bentuknya sederhana

dibandingkan dengan pompa model gigi dan lebih dapat diandalkan, selain

itu juga volume oli yang keluar lebih besar untuk setiap kali berputar.

2. Saringan Oli ( Oil Filter )

Oli mesin berangsur - angsur akan menjadi kotor karena bercampur

dengan logam-logam, karbon dan endapan. Apabila bagian mesin yang

bergerak dilumasi dengan oli yang kotor, maka lama-kelamaan komponen

tersebut akan cepat aus. Untuk mencegah hal itu maka dipasang saringan oli

(oil filter) pada sistem pelumasan untuk memisahkan kotoran - kotoran dari

oli.

Pada saringan oli dipasang katup relief (relief valve), bila elemen

tersumbat oleh kotoran kotoran akan menyebabkan perbedaan tekanan

antara saluran masuk (inlet) dengan saluran keluar (discharge) dan bisa

melebihi tekanan yang ditetapkan (± 4,0 kg/cm2 , 14 psi atau 98 KPa), maka

katup bypass akan membuka dan menyalurkan oli ke bypass element

saringan dan oli disalurkan langsung ke bagian mesin yang bergerak untuk

menghindari kerusakan dan keausan yang lebih fatal.

Toyota Kijang memakai saringan oli dengan sistem penyaringan

secara langsung (full flow filtering), karena pada sistem ini oli yang akan

mengalir ke bagian-bagian mesin yang akan dilumasi.

Gambar 5.5. Saringan Oli dengan Penyaringan Langsung

(PT. Toyota Astra Motor, 1995 : 1-70)

3. Pengatur Tekanan Oli

Tekanan oli akan naik saat pompa oli digerakkan oleh mesin,

sehingga pompa akan menghasilkan oli yang berlebihan saat mesin

bertambah. Hal ini akan menyebabkan oli bocor dan hilangnya tenaga.

Untuk mencegah kebocoran oli dipasang semacam pengatur di

dalam rumah pompa untuk menjaga tekanan oli agar tetap konstan tidak

terpengaruh dengan kecepatan mesin. Apabila tekanan oli melebihi dari yang

ditetapkan oli akan mendorong pegas yang terdapat pada relief valve

sehingga relief valve akan membuka dan oli akan mengalir ke bak oli. Gaya

pegas plunyer atau peluru sebagaimana dudukan, menyatu dengan bodi

pompa atau

peti engkol, tekanan oli didalam sistem ini diatur oleh kepala plunyer yang

diatur pada dudukan selama tekanan oli melebihi tekanan pegas, jika tekanan

pegas melebihi batas, plunyer dikenai gaya dari dudukan.

Gambar 6.6 Pengatur Tekanan Oli

(Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3- 64)

4. Bak Penampung Oli (Oil Pan)

Bak penampung oli (oil pan) merupakan sebuah penampung oli

yang terletak di bawah mesin poros engkol yang di pasang dengan mur dan

diberi kertas sekat (lak). Bak oli biasanya dibuat dari baja dengan cara di pres

tekan atau di cor dengan bahan bajam cair. Bak ini mempunyai bagian yang

dalam untuk tempat pengangkatan oli. Lubang dengan penutup untuk

menguras oli dipasang pada bagian bawah dari bak penampung agar oli

dapat diganti setiap waktu sesuai dengan waktu yang di tentukan. Udara

dialirkan melalui bak

penampung oli untuk pendingin.

Gambar 7.7 Bak Penampung Oli (Oil Pan)

(Reparasi Sistem Pelumasan Mesin Mobil. 2004 : 3 – 64)

5. Indikator Tekanan Oli

Indikator tekanan ini merupakan merupakan unit sensor jenis ini

dilengkapi dengan lampu peringatan yang dipasang pada panel instrumen dan

telah diset dari titik kontak. Satu kontak dipasang ke diafragma yang dibebani

pegas dan yang lainnya pada bodi. Kontak bergerak pada diafragma terisolir

dari bodi dan dihubungkan ke pegas denagn suatu terminal eksternal yang

terhubung dari lampu ke kabel.

Gambmar 8.8. Indikator Tekanan Oli

(Reparasi Sisitem Pelumasaan Mesin Mobil. 2004 : 3 – 64)

2.4.4 Prinsip Kerja Sistem Pelumasan Pada Toyota Kijang

Minyak pelumas mesin yang terdapat pada bak mesin (Carter)

dipompa

oleh pompa minyak pelumas tipe trochoid dengan konstruksi roda gigi yang

bergerak dan roda gigi yang digerakkan di dalam rumah pompa. Ruang

volume dibentuk oleh roda gigi yang berubah - ubah pada saat berputar. Oli

dihisap ke dalan pompa oli melalui saluran suction dan keluar melalui saluran

discharge.

Oli yang dipompa untuk melumasi komponen yang ada di dalam

mesin

yang membutuhkan sistem pelumasan, sebelum minyak pelumas bersirkulasi,

lebih dahulu minyak pelumas tersebut disaring oleh filter minyak pelumas,

minyak pelumas yang masih kotor dikembalikan lagi ke bak oli oleh katup

relief.

Oli yang telah disaring akan melumasi bagian komponen-komponen

yang membutuhkan sistem pelumasan seperti kepala silinder, jurnal poros

bubungan, bearing poros engkol, knoken as, batang piston, mekanisme katup,

rocker arm, piston dan silinder.

Gambar 9.9 Diagram Sistem Pelumasan Pada Toyota Kijang

(New Step 1. 1995 : 3- 26)

Prinsip kerja sistem pelumasan mesin pada Toyota Kjang menurut

diagram adalah sebagai berikut: minyak pelumas yang berada di dalam bak

oli akan di pompa oleh pompa oli tetapi terlebih dahulu melewati saringan

kasar, dari pompa oli minyak pelumas akan dialirkan sebagian ke filter oli

sebagian dialirkan ke katup relief (relief valve), minyak pelumas yang

masuk

ke dalam katup relief tekanan katup membuka sebesar 4,0 kg/cm2 ,dan

selanjutnya oli dikembalikan lagi ke bak oli.

Minyak pelumas yang masuk ke saringan oli, oli dilanjutkan mengalir

ke katup by pass dalam hal ini tekanan membuka 1,0 kg/cm2 yang

selanjutnya oli akan disemprotkan ke seluruh komponen yang

membutuhkan pelumasan seperti kepala silinder, poros engkol, batang

piston, piston dan silindernya, jurnal poros bubungan, noken as, katup

lifter, katup steam, gigi penggerak, dan gigi yang digerakkan dalam hal ini

minyak pelumas yang melumasi komponen tersebut sudah dalam keadaan

bersih dan selanjutnya setelah minyak pelumas itu dialirkan ke seluruh

bagian tersebut, maka minyak pelumas tersebut akan kembali lagi ke bak oli

(oil pan).

2.4.5 Minyak Pelumas Mesin

Minyak pelumas mesin melumasi permukaan metal yang

bersinggungan dalam mesin dengan cara membentuk lapisan film. Lapisan ini

berfungsi mencegah kontak langsung antara permukaan metal membatasi

keausan. Minyak pelumas mesin mempunyai syarat-syarat tertentu

diantaranya:

1. Harus mempunyai kekentalan yang tepat, apabila terlalu rendah, lapisan

oli akan mudah rusak dan akan menyebabkan keausan pada komponen.

2. Kekentalan harus relatif stabil tanpa adanya perubahan dalam temperatur.

3. Oli mesin harus sesuai dengan penggunaan metal.

4. Tidak merusak atau anti karat terhadap komponen.

5. Tidak menimbulkan busa.

Minyak pelumas mesin diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1. Klasifikasi Berdasarkan Kekentalan

Kekentalan adalah besarnya tahanan dalam suatu pengaliran

minyak pelumas, jadi derajat kekentalan adalah menunjukkan kekentalan

minyak pelumas, oli cenderung menjadi encer dan mudah mengalir ketika panas

dan cenderung menjadi kental saat kondisi dingin. Kekentalan dinyatakan

dengan angka yang disebut dengan indeks kekentalan. Apabila indeks

kekentalannya rendah oli cenderung encer, jika indeks kekentalannya

tinggi maka oli cenderung kental.

Derajat kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE

(Society Automotif Engine), sedangkan untuk menentukan derajat

kekentalan haruslah diketahui faktor-faktor sebagai berikut:

a) Besar beban yang harus didukung oleh minyak.

b) Temperatur operasi.

c) Luas bidang gesek.

d) Kecepatan gerakan.

2. Klasifikasi Berdasarkan Kualitas

Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standart API

(American Petroleum Institute). Klasifikasi API biasanya tercantum pada

kemasan oli mesin untuk menambah tingkatan SAE sehingga pemilihan

akan lebih mudah dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian

kendaraan. Klasifikasi API terbagi menjadi dua yaitu: klasifikasi API

untuk mesin bensin dan klasifikasi API untuk mesin diesel. Tetapi dalam

hal ini penulis hanya membahas tentang klasifikasi API untuk mesin

bensin, karena sesuai dengan mesin yang dipakai oleh penulis.

Tabel 2. Klasifikasi API untuk mesin bensin

Dalam penggunaan minyak pelumas antara kendaraan satu dengan

yang lainnya dibedakan, beberapa faktor yang mempengaruhinya

diantaranya adalah adanya perbedaan penggunaan minyak pelumas yang

berkaitan dengan tingkat kekentalanya yang dinyatakan denagn SAE,

semakin rendah indek kekentalan dari minyak pelumas maka minyak

pelumas cenderung encer.

Semakin tinggi indek kekentalan dari minyak pelumas maka

semakin kental pula minyak pelumas tersebut, dan itu baik terhadap mesin

karena minyak pelumas tetap stabil terhadap temperatur. Toyota Kijang

sendiri memakai klasifikasi API kode SF, dan memakai minyak pelumas

dengan SAE 30, saat ini SAE 30 sulit didapatkan maka sebagai gantinya

minyak pelumas yang digunakan adalah SAE 20W-50.

Toyota Kijang menggunakan mesin dengan tipe 2E, penggunaan

minyak pelumas dengan klasifikasi API kode SF tersebut disesuaikan

dengan tahun pembuatan mobil tersebut yaitu pada tahun 1985 walaupun

begitu sampai sekarang Toyota Kijang masih di produksi.

2.5 Analisis Gangguan Sistem Pelumas Pada Mesin Kijang

Berdasarkan pengamatan, penulis menjumpai banyak faktor dari

sistem pelumasan yang menyebabkan kerusakan pada mesin Toyota Kijang

4K, sehingga mesin harus di Over Houl diantaranya :

a. Lampu indikator mati

b. Swicth oli mati

c. Filter oli tersumbat

d. Pompa Oli Rusak

e. Sirkulasi oli pelumas tidak sempurna

Dari Permasalahan di atas, penulis menemukan pada saat

melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bengkel “Presiden Motor”.

Hal-hal tersebut secara garis besar sering dialami oleh jenis mobil Kijang 4K.

Kerusakan tersebut dalam perbaikannya masih cukup mudah, sebab masih

konvensional. Supaya lebih mudah untuk pemahaman, penulis membuatkan

daftar tabel kerusakan.

2.2 Tabel Prosedur Pemeriksaan Analisis Gangguan Sistem Pelumas

Mesin Kijang

a. Lampu Indikator Mati

No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab

1 Lampu

indikator mati

a. Lampu

indikator mati

a. Soket kendor

b. Terjadinya hubungan

arus pendek

c. Lampu putus

d. Switch mati

e. Kabel putus

b. Swicth Oli Mati

No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab

1 Switch oli mati a. Lampu

indikator mati

b. Lampu

indikator

berkedip

a. Jenis oli pelumas jelek

b. Lamanya penggatian oli

c. Kotoran menyumbat

pada switch oli

d. Terjadinya hubungan

arus pendek

e. Kwantitas oli kurang

c. Filter Oli Tersumbat

No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab

1 Filter oli

tersumbat

a) Filter oli

rusak (Pecah)

b) Tingkat

kekencangan

pada dudukan

filter oli

kurang kuat

a. Jumlah oli kurang

b. Tercampurnya oli

dengan air sistem

pendingin

c. Kwalitas oli jelek

d. Kwantitas oli kurang

e. Banyak kotoran (gram)

yang menyumbat pada

fliter oli

d. Pompa Oli Rusak

No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab

Pompa oli

rusak

a. Mesin panas

b. Muncul suara

berisik pada

mesin

c. Tenaga

berkurang

d. Bahan bakar

boros

e. Mesin sulit

hidup

a. Banyak kotoran (gram)

yang menyumbat pada

pompa oli

b. Terjadi keausan pada

komponen pompa oli

c. Saluran sirkulasi

menyempit

d. Penggunaaan jenis

pelumas tidak sesuai

e. Oli pelumas dan air

sistem pendingin

bercampur

f. Perakitan pompa oli

tidak rapat

e. Sirkulasi oli pelumas tidak sempurna

No Permasalahan Ciri-ciri Penyebab

Sistem

Sirkulasi aliran

oli pelumas

tidak lancar

a. Lampu

mindikator

menyala

b. Suara mesin

kasar

c. Bahan bakar

boros

d. Tenaga

mesin

berkurang

a. Keausan pada pompa

oli

b. Filter oli rusak

c. Volume oli berkurang

d. Kebocoran pada bak

oli ( carter)

e. Banyak sisa-sia

serbuk besi(Kotoran)

yang menyumbat

f. Oli pelumas membeku

g. Tingkat kekentalan oli

pelumas tidak standar

h. Pemasangan nok

distributor tidak tepat

pada nok pompa oli

2.6 Penjelasan Dan Upaya Perbaikan Tentang Kerusakan

a. Lampu Indikator mati

Berdasarkan buku Pedoman Reparasi Mesin Seri K P.T Toyota,

lampu indikator berfungsi sebagai sinyal lampu untuk mengetahui berjalan

atau tidaknya sistem aliran pelumas. Jadi para pengguna mobil untuk

komponen ini menjadi hal penting, sebab sebuah pelumasan pada mesin haru

bekerja dengan baik. Penyebab matinya sebuah lampu indikator oli sangat

beraneka bisa di sebabkan karena mungkin soket penghubung arusnya kendor

karena sebuah medan jalan yang tidak stabil membuat soket menjadi kendor.

Terkadang switch oli rusak karena usia komponen ini dapat dipastikan tidak

lama. Yang jelas penyebab matinya lampu indikator adalah berhubungan

dengan arus listrik. Solusi untuk perbaikannya yaitu dengan diganti, sebab

komponen ini sekali pakai.

b. Switch Oli mati

Komponen yang berkontraksi langsung dengan minyak ini berfungsi

sebagai saklar. Penjelasan singkatnya adalah komponen ini sebagai

penghubung sinyal ke lampu indikator. Jadi jika oli mengalir dengan baik

switch oli akan terlewati, sehingga pengemudi dimudahkan untuk mengetahui

kinerja oli. Penyebab matinya sebuah switch oli terkadang besar

kemungkinan dari kualitas olinya. Jika jenis olinya untuk kekentalanya lebih

tinggi, maka switch oli akan bekerja keras dengan waktu pemakain yang lama

switch akan rusak.

c. Filter Oli Tersumbat

Komponen ini berfungsi membantu menjaga kebersihan oli dan

menahan serbuk-serbuk dari dalam mesin yang dapat merusak bantalan-

bantalan (bearing) atau bagian mesin lainnya. Kerusakan komponen

disebabkan dari penggantian yang sangat lama sehingga kotoran sedikir demi

sedikit akan berkumpul di dalam filter oli, berakibat komponen ini tersumbat.

Alirannya pun tidak lancar akan berefek dengan komponen lainnya

terganggu. Pada standar penggantian filter oli yaitu 5000 km supaya filter

selalu bekerja dengan baik.

d. Pompa Oli Rusak

Pompa oli (oil pump) berfungsi menghisap oli dari bak oli (oil pan)

kemudian menekan dan menyalurkan ke bagian-bagian mesin yang bergerak.

Ada 2 model pompa : (a) Model roda gigi (tipe internal gear dan tipe external

gear) dan (b) Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak dan

rotor yang digerakkan). Untuk jenis kijang 4K tipe penggunaan pompa oli

yaitu menggunakan Model Trochoid yang dilengkapi 2 rotor (rotor penggerak

dan rotor yang digerakkan) jadi pelumasannya pun sangat sempurna semua

bagian dapat terlumasi sebab daya tekanan ini sangat tinggi. Kerusakan

pompa oli jenis ini karena keausan pada bagian dalam dari pompa sehingga

pompa pada saat beropersi tidak dapat mengambil oli dari bak oli.

e. Sistem Sirkulasi Aliran Oli Pelumas Tidak Lancar

Pelumasan yang tidak sempurna karena kurangnya perhatian

terhadap pelumasan dapat berakibat fatal terhadap mesin. Akibat yang

ditimbulkan adalah :

1. Tenaga mesin atau motor akan berkurang karena energinya banyak

terbuang untuk melawan gaya gesek yang terjadi.

2. Motor akan cepat panas dan berisik.

3. Komponen sistem pelumasan menjadi cepat rusak.

4. Kerja mesin tidak stabil karena berputar tidak lancar.

5. Mesin sering mati mendadak karena terjadi kemacetan dengan tiba-

tiba.

Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi diatas dapat dicegah

dengan memperhatikan mesin terutama mengenai :

1. Kekentalan minyak pel;umas atau oli yang digunakan harus sesuai

spesifikasi yang ada.

2. Waktu penggantian dan pengontrolan minyak pelumas yang tepat

(tidak terlambat dari waktu yang ditentukan).

3. Apabila terjadi pelumasan yang tidak sempurna maka harus segeradiatasi

dengan mengadakan pengecekan komponen sistem pelumasan

2.7 Kesimpulan Tentang Kerusakan

Dalam kerja sebuah mesin meliputi berbagai sistem, dari sistem

bahan bakar, sistem pendingin, dan sistem pelumas karena dalam kerja mesin

terdapat sistem pelumas dan sangat berperan penting, maka sistem pelumas

pun perlu perawatan yang intensif supaya kerja dari sistem pelumas tetap

baik.

Apabila sistem pelumas tidak terawat dengan baik kinerja mesin pun

akan berkurang bahakan akan berefek terjadi kerusakan pada komponen

mesin lainnya. Setelah penulis mengamati banyaknya permasalahan yang

terjadi pada sistem pelumas di antaranya meliputi kerusakan pada komponen-

komponen sistem pelumasan dari mulai karter, pompa oli, filter oli, switch

oli, dan aliran oli minyak pelumas serta perapat oli pada komponen mesin.

BAB III

ANALISIS TINJAUAN YANG BERJALAN

(METODE STRUKTURAL/DAD)

3.1 Tinjauan Organisasi

Gagasan untuk membangun suatu bengkel umum tercetus dengan

alasan bahwa kendaraan di SMK TAMAN KARYA MADYA TEKNIK

KEBUMEN jumlahnya banyak sehingga dalam proses perbaikan bisa cepat

diatasi. Bengkel umum adalah sebuah usaha jasa perbaikan untuk seluruh

kendaraan. Karena Gedungnya sangat strategis, maka pihak sekolah

membangun sebuah Unit Produksi yang di sebut dengan U.P TKM JAYA

dalam lembaga ini dikhususkan untuk perbengkelan dan jasa-jasa yang lain

yang berhubungan dengan dunia otomotif.

Pada tanggal 3 Juli 2005 dibangunlah sebuah Bengkel mobil yang

disebut “Presiden Motor”. Awal mulanya dalam fungsinya yaitu untuk

memperbaiki seluruh mobil yang ada di lingkungan sekolah, setelah berjalan

dalam kurun waktu 6 bulan kemudian banyak para pengguna mobil di luar

sekolah berdardatangan untuk di perbaiki di bengkel tersebut sekarang benar-

benar sudah jaya.

Bengkel “Presiden Motor” sudah mempunyai banyak sekali

pelanggan sampai kewalahan dalam melayaninya namun dengan manajemen

yang baik sampai sekarang masih tetap exis. Alamat bengkel yang di Jln.

Cincin Kota 18 ini setiap harinya penuh dengan mobil untuk diperbaiki.

kepemimpinan dulu pada saat dibuka dipegang oleh Ki Rohmat, S.Pd sampai

dengan tahun 2008, saat ini kepemimpinan dipegang oleh Ki Nurkholis.

Bengkel “Presiden Motor” sangat terkenal namanya dikalangan para

pemilik mobil di Kebumen sebab dalam pelayanan jasa servis sangat

memuaskan para pelangggan dengan biaya yang terjangkau dan mempunyai

komitmen yang tinggi dengan berdasarkan visi dan misi yang di jelaskan di

bawah ini :

A. Visi

“Pelayanan Bengkel Mobil Terbaik untuk pelanggan dengan berpedoman

pada Standar Operasional Prosedur”

B. Misi

a. Dapat menguasai teknologi terbaru dalam dunia industri otomotif.

b. Cepat dalam pelayanan perbaikan unit kendaraan

c. Murah dalam pembiayaan

d. Benar dalam memecahkan permasalahn kendaraan.

e. Fasilitas bengkel memadai & lengkap

3.2 Uraian Prosedur

Berdasarkan informasi dari pimpinan Bengkel “Presiden Motor”

penulis mengetahui jalan kerja mulai kendaraan datang sampai selesai

diperbaikai yaitu :

a. Pimpinan Unit Produksi

Pengertian : orang yang langsung memonitor perkembangan usaha bengkel

Uraian Tugas

1. Melaksanakan setiap policy yang dikeluarkan oleh bengkel

2. Menjaga standar kualitas bengkel

3. Menjaga aset bengkel yang ada seperti : bangunan, peralatan SDM

4. Mengirimkan SDM untuk mengikuti training yang diadakan oleh

lembaga resmi

5. Memberikan kesejahteraan kepada seluruh karyawan dibengkelnya

6. Mengontrol, mengevaluasi semua system yang diterapkan di bengkel

dan membuat rencana bila perlu pengembangan.

7. Menerapkan CCS dibengkelnya

8. Menjaga nama baik bengkel

b. Bagian Administrasi

Pengertian : seorang petugas mencatat keluhan konsumen dan melengkapi

permintaan konsumen

Uraian Tugas

1. Mencatat identitas kendaraan

2. Mengecek kelengkapan kendaraan

3. Melanjutkan ke mekanik untuk menyampaikan hasil keluhan

konsumen

4. Memberikan perlengkapan yang diminta (spare part) sesuai pesanan

konsumen

c. Bagian Mekanik

Pengertian : adalah orang yang langsung berhubungan dengan pelanggan

sehingga harus tahu tentang :

1. Pandangan pelanggan terhadap bengkel

2. Kebutuhan pelanggan terhadap bengkel

Uraian Tugas

1. Menerima tamu dan mendiagnosa kerusakan

2. Diskusi dengan mekanik tentang kerusakan tersebut

3. Buat perkiraan biaya perbaikan dan jelaskan pada pelanggan dan tulis

di Work Order

4. Periksa keberadaan stock part

5. Mengatur pembagian kerja dengan setiap mekanik. Tulis dalam papan

kegiatan harian.

6. Laksanakan final check pada kendaraan yang telah selesai dikerjakan

7. Menyerahkan W/O yang telah selesai pada bagian Adm. / keuangan

8. Menyerahkan kendaraan pada pelanggan dengan memberikan saran

untuk servis berikutnya dan memeriksa tanda bukti pembayaran

(copy) yang telah dibayar dikasir

d. Bagian Kasir

Pengertian : Menyimpan dan mencatat pemasukan serta pengeluaran uang

Uraian Tugas

1. Mengatur pembukuan kas bengkel

2. Menjaga memelihara inventaris kelengkapan, peralatan kasir yang

digunakan

3. Melaporkan penerimaan & pengeluaran uang secara harian, bulanan

pada atasan

4. Membuat invoice sesuai SPK

5. Menerima pembayaran dari pelanggan sesuai invoice

6. Membuat laporan keuangan harian maupun bulanan

3.3 Struktur UP. TKM JAYA

Bengkel “PRESIDEN MOTOR"

Pimpinan UP.TKM JAYA

Nur Kholis

Bag.Mekanik I

Nur

Bag.Kasir

Ranti

Bag. Administrasi

Feri

Bag.Mekanik III

Likhun

Bag.Mekanik II

Viki

3.4 Sistem Pengelolaan Bengkel “PRESIDEN MOTOR”

a. Menejemen Bengkel

a. Manajemen

Sondang P. Siagian (1989: 8), bahwa manajemen sebagai motor

penggerak keseluruhan proses administrasi. Manajemen adalah proses

perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian

pengontrolan upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya

organisasi demi tercapainya tujuan yang ditetapkan, Stoner & Wankel dalam

B. Siswanto Sastrohadiwiryo (2002: 22). Manajemen adalah suatu usaha yang

dilakukan dengan dan melalui individu- individu dan kelompok untuk

mencapai tujuan (Hersey & Blanchard, 1990: 3

c. Bengkel

Bengkel adalah tempat yang digunakan untuk merawat dan

memperbaiki mesin-mesin, maupun peralatan (Corder, 1994). Jadi fungsi

bengkel adalah sebagai tempat perawatan, perbaikan, dan penggantian

komponen sistem sebuah mesin maupun peralatan lainnya. Manajemen

bengkel adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan

dan pengendalian suatu tempat merawat dan memperbaiki mesin ataupun

peralatan lain. Setelah penulis berbincang- bincang dengan pimpinan, penulis

mengetahui system pengelolaan bengkel sebagaim berikut :

Pimpinan menggunakan dasar-dasar manajemen yang secara umum ada

disetiap bengkel yaitu dengan “Dasar-Dasar Manajemen Bengkel” yang

terdiri dari 5 langkah :

a. Perencanaan (Planning)

b. Pengorganisasian (Organizing)

c. Penempatan (Staffing)

d. Pangarahan (Actuating)

e. Pengontrolan ( Controling)

Demikianlah prinsip-prinsip yang dipegang oleh pimpinan dalam

mengelola bengkel. Dalam setiap bagian yang bersangkutan untuk dapat

melaksanakan sesuai tugas pokoknya sehingga dalam semua lapisan

memberikan kontribusi yang lengkap demi untuk kelancaran semua.

3.5 Permasalahan Yang Timbul di Bengkel “Presiden Motor”

a. Bagian Pimpinan Bengkel

Setelah penulis berhubungan langsung dengan Pimpinan, ada beberapa hal

yang menjadi permasalahan di bengkel yaitu :

1. Mencari konsumen sulit

2. Menjaga konsumen agar tetap bisa berlangganan tetap

3. Mengatur karyawan

4. Memplanning pekerjaan

5. Menghitung rugi laba

b. Bagian Administrasi

1. Dalam penulisan catatan nama pelanggan salah

2. Dokumen berkas pelanggan yang lama hilang

3. Pembukuuan yang kurang teratur

4. Terkadang data tidak sesuai

d. Bagian Kasir

1. Dalam perhitungan jasa tidak valid

2. Salah dalam penulisan nominal angka

3. Bingung untuk menentukan harga

4. Laporan akhir jumlahnya tidak sama

e. Bagian Mekanik

1. Alat perkakas tidak komplit

2. Spare part terkadang sulit untuk ditemukan

3. Konsumen tidak sabar

4. Bingung untuk penggantian komponen

3.6 Upaya Penyelesaian Permasalahan yang Terdapat di Bengkel

Permasalahan – permasalahan yang muncul di bengkel “Presiden

Motor” pada dasarrnya dari faktor koordinasi yang kurang dilaksanakan,

sehingga Pimpinan mengutamakan sebuah pelayanan yang sempurna dengan

garis koordinasi yang baik dalam siklus kerjanya semua sesuai dengan porsi

yang telah di pegang.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari uraian yang telah penulis jelaskan, maka penulis dapat

mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pelumasan yang dipakai oleh Toyota Kijang 4K adalah

sistem pelumasan basah dengan sistem penyaluran dengan tekanan.

2. Komponen dari sistem pelumasan yang dipakai oleh Toyota Kijang 4

K meliputi pompa oli, saringan oli, pengatur tekanan oli, indikator

tekanan oli, bak penampung oli (oli pan).

3. Prinsip kerja pelumasan mesin Toyota Kijang 4K adalah oli di

pompa oleh pompa trochoid tetapi terlebih dahulu melewati saringan

kasar, kemudian masuk ke saringan oli, oli yang masih kotor

dikembalikan lagi ke bak oli oleh relief valve, oli yang sudah

bersih digunakan untuk melumasi komponen yang membutuhkan

pelumasan mesin.

4. Fungsi dari sistem pelumasan pada kendaraan adalah sebagai

pendingin, perapat, pelumas, dan sebagai penyerap tegangan

5. Pompa oli yang dipakai oleh Toyota Kijang 4K adalah pompa oli

dengan model trochoid.

6. faktor dari sistem pelumasan yang menyebabkan kerusakan pada

mesin kijang 4k sehingga mesin harus di Over Houl adalah rangakian

komponen pada sistem tersebut tidak bekerja dengan baik, maka dari

itu oli pelumas tidak bisa bersirkulasi, dengan demikian mesin akan

panas dan memuai, sehingga proses akhirnya adalah mesin akan over

heat.

4.2 Saran

Akhirnya dari penyusunan laporan Proyek Akhir ini, penulis

akan memberikan saran yang berkaitan dengan sistem pelumasan pada

Toyota Kijang 4K pada khususnya dan kendaraan pada umumnya adalah

sebagai berikut:

1. Melakukan perawatan secara berkala agar sistem pelumasan kendaraan

selalu dalan keadaan baik.

2. Dalam mengganti minyak pelumas sebaiknya disesuaikan dengan

kendaraan yang telah ditetapkan oleh pabrik.

3. Apabila terjadi gangguan terhadap sistem pelumasan segeralah mungkin

untuk memperbaikinya agar tidak terjadi kerusakan yang lebih berat.

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU ILMIAH

1. ……….., , 1981, Pedoman Reparasi Mesin Seri K, PT. Toyota Astra Motor,

Jakarta

2. Drs. Daryanto, 2002, Teknik Merawat Automobil Lengkap, Yrama Widya,

Bandung

3. Drs. I Solikhin, Mulyadi. S.Pd (2001), Perbaikan Motor Otomotif,

CV.Armico, Bandung.

B. ARTIKEL

1. Sudarmaji, Semarang, 2007, Analisa Gangguan Dan Cara Mengatasi

Sistem Pelumasan Mazda MR 90, Tugas Akhir, Hal. 5 – 23.

C. INTERNET

1. 1. Win, Eko, Sistem Pelumasan. Diakses tanggal 4 September 2013 jam

08.30 dari situs

http://eko-winn.blogspot.com/2011/08/sistem-pelumasan.html,

[2013, September 4 jam 08.30]

2. PT.Liek Motor, Sistem Pelumas Pada Mobil, Diakses tanggal 5

September 2013 jam 08.30 dari situs

http://www.liektoyota.com/2012/05/sistem-pelumasan-dalam-mesin

mobil / , [2013, September 5 Jam 08.30]