19
Garis Besar Cerita Kesucian Cinta Ali dan Fatimah Nengsih 1203066

Analisis Kisah Cinta Abadi

Embed Size (px)

Citation preview

Garis Besar Cerita

Kesucian Cinta Ali dan Fatimah

Nengsih1203066

Objek Kajian• Dari manakah asal mula cerita tersebut?

• Siapakah Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra?

• Bagaimana kisah cinta mereka?

Asal CeritaCerita ini bermula pada zaman

kekhilafahan Rasulallah SAW. Tepatnya di ibu kota Hijaz (sekarang Arab Saudi) yaitu Madinah setelah hijrahnya Rasulullah dan umatnya ke daerah tersebut yang menjadikan Madinah sebagai pusat pemerintahan.

Ali bin Abi Thalib

Ali bin Abi Thalib adalah seorang pahlawan Mujahid sepupu Rasulullah, orang pertama yang masuk Islam darikalangan pemuda.Beliau adalah seorang laki-laki yang menyintai Allah dan rasulNya dan dicintai oleh Allah dan rasulNya.

Nama Panggilan1.Abu Turab yang berarti debu atau

tanah dalam bahasa Arab;2.Ali bin Abi Thalib dengan

Karramallahu Wajhah atau semoga Allah me-mulia-kan wajahnya;

3.Ali adalah Shadiqul Akbar ;4.Ali adalah Pembeda (al- Faruq)

antara Haq dan Bathil;5.Sayyidina Ali adalah Pintu gerbang

Ilmu Nabi SAW.

Fatimah Az-Zahra adalah putri bungsu Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam dan Khadijah binti Khuwailid.

Fatimah Az-Zahra

Nama PanggilanBeliau memiliki banyak nama panggilan, di antaranya ialah:

1.Az Zahra (yang bersinar cemerlang);2.shiddiqah (yang membenarkan); 3.thahirah (yang suci);4.mubarakah (yang diberkati);5.radhiyah (yang ridha);6.mardhiyah (yang diridhai);7.muhadatsah (yang berbicara dengan

malaikat di masa kecil); 8.batul.

Pesona Fatimah

Kesantunan

Kecekatan kerja

Paras jelita

Ibadah

Cinta TerpendamAda rahasia terdalam di hati Ali yang tak diceritakan pada siapapun. Ia jatuh cinta pada Fatimah. Karib kecilnya, puteri kesayangan Rasullullah, yang tak lain adalah sepupunya itu.Fatimah sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.

Ujian CintaAli tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fatimah dilamar dua orang laki-laki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Rasulullah yaitu Abu Bakar Ash-Shidiq dan Umar bin Khattab.

Indahnya KesabaranNamun kesabaran beliau berbuah manis, lamaran kedua sahabat yang sudah tidak diragukan lagi keshalihannya tersebut ternyata ditolak oleh Rasulullah. Hingga akhirnya Ali memberanikan diri, dan ternyata lamarannya yang hanya bermodal baju besi diterima oleh Rasulullah. Di sisi lain, Fatimah ternyata juga sudah lama memendam cintanya kepada Ali. “Jodoh memang tidak kemana”,dari cerita itu, lebih memperjelas lagi kan bahwa “Cinta itu, mengambil kesempatan , atau mempersilakan yang lain”

Akhirnya Ali pun Menikahi Fatimah Az-Zahra

Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan sahabat-sahabatnya tapi Nabi berkeras agar ia membayar maharnya, Itu hutang. Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakar, Umar dan Fatimah. Dengan keberanian untuk menikah.Sekarang bukan janji-janji dan penantian. Ali adalah pemuda sejati.”Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang.Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti Ali.Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.

Rida dan Doa Rasulullah SAW

Kemudian Nabi SAW bersabda: “ Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fathimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut”

Kemudian Rasulullah SAW. mendoakan keduanya: “Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak”

Pengakuan FatimahDi sisi lain, Fatimah ternyata telah memendam cintanya kepada Ali sejak lama. Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari setelah kedua menikah, Fatimah berkata kepada Ali: “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda dan aku ingin menikah dengannya”. Ali pun bertanya mengapa ia tetap mau menikah dengannya, dan apakah Fatimah menyesal menikah dengannya. Sambil tersenyum Fatimah menjawab, “Tidak, karena pemuda itu adalah dirimu, suami pujaan hatiku”.

Cinta SuciCinta sahabat Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Az-Zahra memang luar biasa indah, cinta  yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata, maupun expresi. Hingga konon karena saking teramat rahasianya setan saja tidak tahu urusan cinta diantara keduanya.Dan akhirnya Allah menyatukan mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.

Kebahagiaan Fatimah• Pertama, kesetiaan yang diberikan oleh Ali kepada Fatimah, faktanya selama hidup Fatimah, Ali hanya beristrikan dia seorang.

• Kedua, fadha`il (keutamaan-keutamaan) yang dimiliki Ali, istri shalihah mana yang tidak berbahagia dan berbangga dengan suami yang mempunyai fadha`il seperti yang dimiliki oleh Ali.

• Ketiga, output (hasil) pernikahan dua orang mulia ini, empat anak shalih dan shalihah: Hasan, Husain, Zaenab dan Ummu Kultsum. Dua anak yang pertama adalah dua orang sayid para pemuda penduduk surga, dari keduanya lahir orang-orang mulia, para imam teladan.

SimpulanTernyata memang dari dulu Fatimah az-Zahra sudah mempunyai perasaan dengan Ali dan menunggu Ali untuk melamarnya. Begitu juga dengan Ali, dari dulu dia juga sudah mempunyai perasaan dengan Fatimah az-Zahra. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan perasaan itu sampai saatnya tiba, sampai saatnya Ijab Kabul disahkan. Cinta adalah hal fitrah yang tentu saja dimiliki oleh setiap orang, namun bagaimanakah membingkai perasaan tersebut agar bukan Cinta yang mengendalikan Diri kita, Tetapi Diri kita yang mengendalikan Cinta.

Cinta tak pernah meminta untuk

menanti

Ia mengambil kesempatan

Itulah keberanianAtau

mempersilakanSebagai

pengorbanan

Terima Kasih