80
ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENJUALAN MOTOR PADA PT. YAMAHA MATRAMAS MOTOR MAKASSAR OLEH: RINA MUSTIKA 105730360912 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM

Embed Size (px)

Citation preview

ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENJUALAN MOTOR PADA

PT. YAMAHA MATRAMAS MOTOR MAKASSAR

OLEH:

RINA MUSTIKA

105730360912

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

iii

MOTTO

Untuk menjadi orang yang sukses

Jangan pernah melihat orang yang berada dibelakang

Melainkan orang yang berada di dapan

Tapi jangan menjadikan orang yang berada di depan sebagai penyakit

Hati,melainkan sebagai motivasi

Jangan takut jatuh,karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak

pernah jatuh

Jangan takut gagal, karena orang yang tidak pernah gagal hanyalah

orang-orang yang tidak pernah melangkah.Jangan takut salah ,karena

dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk

mencari jalan yang benar pada langkah kedua.

Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku,

saudaraku,

Serta seluruh keluarga besarku tercinta atas

segala doa,nasehat,tauladaan,perhatian,kasih

sayang,dan dukungan yang telah diberikan untuk

kesuksesanku.

iii

ABSTRAK

Rina Mustika.2016. “ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEMPENJUALAN MOTOR PADA PT. YAMAHA MATRAMAS MOTOR”. Skripsi.Dibimbing oleh Agussalim dan Muchriana Muchran.Jurusan Akuntansi FakultasEkonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Perusahaan dalam melakukan aktivitasnya,mempunyai tujuan utama yaitumemperoleh laba yang optimal.Penjualan merupakan salah satu aspek yang sangatpenting di dalam perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian interndan apakah sistem penjualan sudah efektif. Penulis melakukan penelitian denganmetode Descriptive kualitatif .Metode ini dilakukan untuk menerapkan pengendalianintern atas sitem penjualan pada PT. Yamaha Matramas Motor.

Data yang di peroleh dalam bentuk tulisan yang berupa gambaran umumperusahaan,yaitu pengumpulan langsung dibagian administrasi yang berkaitan denganmasalah yang diteliti pada perusahaan.

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengendalian intern atas sistem penjualanyang sudah diterapkan pada PT. Yamaha Matramas Motor sudah efektif.

KATA KUNCI : Pengendalian intern, Penjualan

v

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah,puji syukur penulis hanturkan kehadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya,serta Shalawat dan Taslim atas

junjungan nabi besar Muhammad SAW beserta yang bergelar amirun mu’minim di

muka bumi tercinta,sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“ANALISIS PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENJUALAN MOTOR

PADA PT.YAMAHA MATRAMAS MOTOR MAKASSAR.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

keserjanaan pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah

Makassar. Persiapan perencanaan, dan pelaksanaan hingga akhir penyusunan skripsi

ini tidak terlepas dari peran dan bantuan berbagai pihak secara moril dan materil.

Oleh karena itu dengan rendah hati dan ketulusan yang mendalam penulis

mengucapkan terimah kasih kepada:

1. Bapak Dr.H.Rahman Rahim SE,.MM, selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar

2. Bapak Dr.H.Mahmud Nuhung,MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Ismail Badollahi SE. M. Si. Ak.CA, selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Univesitas Muhammadiyah Makassar.

v

4 Bapak Dr. Agussalim HR,.SE,.MM, selaku pembimbing 1 yang telah rela

meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan

arahan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

5 Ibu Muchriana Muchran,SE,.M.,SI,.Ak.,CA , selaku pembimbing 2 yang

telah rela meluangkan waktu,tenaga dan pikiran dalam membimbing dan

memberikan arahan yang berarti dalam penyusunan skripsi ini.

6 Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah

Makassar beserta seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan

bimbingan, arahan dan pelayanan kepada penulis.

7 Bapak pimpinan serta seluruh staf PT. Yamaha Matramas Motor yang telah

memberikan bantuannya kepada penulis,dan bersedia meluangkan waktunya

serta bantuannya menyediakan data-data yang penulis butuhkan dalam

penyususnan skripsi ini.

8 Kedua orangtuaku bapak Bancong dan Ibunda tercinta Judiati, penulis khusus

mempersembahkan ucapan terimah kasih yang tak terhingga atas segala doa,

nasehat,tauladan,perhatian, kasih sayang, dan dukungan yang selalu menyertai

setiap langkah penulis untuk menjadikan penulis lebih dewasa ,mandiri dan

bertanggung jawab.

9 Kakakku Hartono S.Pd,.,M.Pd dan Irwan S.Pd yang selalu memberikan

semangat dan dorongan selama penyusunan dan penulisan skripsi ini.

10 Keluarga besarku tercinta yang tak bisa penulis sebut satu per satu yang telah

memberikan doa dan dukungan hingga penyusunan dan penulisan skripsi ini

v

11 Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu secara langsung

,terima kasih telah membantu penulis selama ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh

karena itu,penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca

yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Dan akhir kata,

penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak- pihak yang

berkepentingan.

Wassalamu Alaikum Wr.Wb

Makassar, 2016

Penulis

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN...................................................................................ii

MOTTO.......................................................................................................................iii

ABSTRAK..................................................................................................................iv

KATA PENGANTAR................................................................................................v

DAFTAR ISI............................................................................................................viii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................x

DAFTAR GAMBAR................................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang....................................................................................................1

B.Rumusan Masalah...............................................................................................5

C.Tujuan Penelitian................................................................................................6

D.Manfaat Penelitian..............................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi............................................................8

B. Pengertian Pengendalian Intern.......................................................................14

C. Pengertian Sistem Pengendalian Intern...........................................................18

D. Kerangka Pikir.................................................................................................26

E. Hipotesis..........................................................................................................30

viii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................................31

B. Metode Pengumpulan Data.............................................................................31

C. Jenis dan Sumber Data....................................................................................32

D. Metode Analisis...............................................................................................33

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan..............................................................................34

B. Struktur Organisasi Perusahaan........................................................................34

C. Tugas dan Tanggung Jawab..............................................................................37

D. Perkembangan Usaha........................................................................................39

BAB VI PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Sistem Akuntansi Penjualan.............................................................................40

B. Analisis Penerapan Sistem pengendalian Intren..............................................53

C. Pengendalian Intren Terhadap Pelaksanaan Penjualan....................................56

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan......................................................................................................62

B. Saran................................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................63

LAMPIRAN- LAMPIRAN......................................................................................64

RIWAYAT HIDUP

viii

DAFTAR TABEL(Flowchar)

Flowchar penjualan tunai Yamaha Matramas Motor…………………………………………41

Flowchar penjualan kredit Yamaha Matramas Motor…………………………………………43

viii

viii

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar1 Skema kerangka teoritis …………………………………………26

Gambar 2 Struktur organisasi PT. Yamaha Matramas Motor………………33

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini perkembangan dunia usaha di Indonesia

mengalami persaingan yang cukup ketat di segala bidang, baik dalam bidang

perindustrian maupun perdagangan.Persaingan tersebut disebabkan oleh kemajuan

teknologi dan perekonomian yang semakin berkembang dengan pesat.

Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis menuntut seluruh

perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan

perusahaan dapat tercapai diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur

segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya lebih baik.

Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang

pengelolaan.

Perusahaan harus bersaing untuk dapat bertahan dan berkembang serta

dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sehingga tujuan perusahaan akan

tercapai. Perusahaan dapat bertahan dan mencapai tujuannya apabila dikelola

dengan baik dan mempunyai pengendalian intern yang baik.

Di suatu perusahaan dalam melakukan aktivitasnya. mempunyai tujuan

utama yaitu memperoleh laba yang optimal, dan perusahaan akan menggunakan

segala metode–metode, kemampuan, dan alat-alat yang dimilikinya, untuk

mencapai tujuan perusahaan tersebut, perusahaan perlu menggendalikan segala

kegiataan yang ada dalam perusahaan, dengan demikian, perlunya menyadari

2

dalam manajemen yang baik, dengan menerapkan pengendalian internal yang

memadai.

Penjualan merupakan salah satu aspek yang penting dalam sebuah

perusahaan. Penbgelolaan perusahaan yang kurang baik akan merugikan

perusahaan karena dapat berimbas pada perolehan laba, dan pada akhirnya

dapat mengurangi pendapatan.

Menurut Mulyadi, (2001) Struktur pengendalian internal meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi, mendorong efesiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen. Dari definisi tersebut tujuan sistem pengendalian internal dapat

dikelompokkan menjadi dua, pertama pengendalian internal akuntansi (internal

accounting control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi

serta mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Kedua pengendalian

internal administrative (internal administrative control) yang meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk

mendorong efesiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Sistem Pengendalian Internal merupakan kebijakan dan prosedur yang

melindungi aktiva dari penyalahgunaan. Sistem Pengendalian Internal dapat

digunakan lebih efektif untuk mencegah penggelapan atau penyimpangan.

Pada suatu perusahaan, pengendalian internal sangat dibutuhkan mengingat

faktor-faktor yang meliputi luas dan entitas perusahaan yang sangat kompleks.

3

Hal ini mengakibatkan manajemen harus percaya pada laporan-laporan serta

analisis untuk operasi pengendalian Internal yang efektif.

Pada Sistem Pengendalian Internal juga terdapat elemen-elemen penting

yang juga harus ditanamkan pada tiap perusahaan yaitu lingkungan

pengendalian, sistem akuntansi, dan pengendalian prosedur. Kas merupakan

alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan

umum perusahaaan. Kas perlu dikendalikan agar dapat terlindungi dari hal-hal

yang dapat merugikan kas perusahaan. Hal ini dikarenakan Kas merupakan

harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah diselewengkan,dan

banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran

kas. Karena itu, diperlukan adanya pengendalian internal yang baik

Setiap perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai

tujuan perusahaan antara lain mencari laba atau keuntungan. Agar tujuan

tersebut dapat tercapai,perusahaan harus dapat bertahan hidup dalam iklim

persaingan yang saat ini sudah sangat ketat.Agar system pengendalian dapat

menjalankan fungsinya dengan baik, maka system pengendalian tersebut harus

memenuhi beberapa faktor,yaitu: a) struktur organisasi yang memisahkan

tanggung jawab fungsional secara tegas , b) sistem wewenang dan prosedur

yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,

utang,pendapatan dan biaya, c) praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas

dan fungsi setiap unit organisasi, d) karyawan yang mutunya sesuai dengan

tanggung jawabnya.

4

Perlu dilakukan analisis terhadap sisttem pengendalian internal tersebut

terutama dalam pengelolaan piutang dagang untuk mengatasi terjadinya kredit

macet, sehingga menghasilkan system pengendalian internal yang baik. Sistem

pengendalian internal itu nantinya harus memenuhi tiga unsur yaitu: 1)

organisasi, 2) sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan 3) praktik yang

sehat.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai system pengendalian intern atas

penjualan pada PT. Yamaha Matramas Motor maka dilakukan penelitian yang

dituangakan dalam skripsi yang mengangkat judul “ANALISIS

PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENJUALAN MOTOR PADA

PT. YAMAHA MATRAMAS MOTOR”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas adapun rumusan masalahnya yaitu:

1 “Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern atas penjualan barang

dagang pada PT. Yamaha Matramas Motor”

2 “Apakah sistem pengendalian intern sudah efektif dalam mendukung

sistem penjualan barang dagang “

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian intern atas penjualan

barang dagang pada PT. Yamaha Matramas Motor

2. Untuk mengetahui apakah sistem pengendalian intern sudah efektif

dalam mendukung sistem penjualan barang dagang

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa manfaat diantaranya:

1. Bagi PT. Yamaha Matramas Motor

Sebagai evaluasi dalam pengendalian intern diketahui adanya

kelemahan –kelemahan maka diajukan saran-saran untuk dapat meningkatkan

efesiensi dan efektivitas dalam pengendalian pada PT. Yamaha Matramas

Motor

. 2. Bagi Peneliti

Untuk memadukan dan membandingkan teori yang didapat dibangku

kulia dengan praktek bisnis yang sebenarnya, serta untuk mengetahui apakah

teori tersebut dapat di aplikasikan untuk membantu dalam meningkatkan

efesiensi dan efektifitas dalam PT. Yamaha Matramas Motor.

3.Bagi Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan menambah wawasan pengetahuan tentang sistem pengendalian

penjualan dan piutang usaha, khususnya bagi pihak-pihak yang bersangkutan.

6

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Informasi Akuntansi

a. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa yunani (sustema)

adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang dihubungkan

bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Sistem adalah

kelompok dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling berhubungan

yang berfungsi dengan tujuan yang sama. (James A. Hall, 2007:6) . Sistem pada

dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu . (Mulyadi,2001:2).

Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang

memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat.

Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi = input - proses –

output. Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat dominan dalam

suatu organisasi/perusahaan. Tanpa adanya suatu informasi dalam suatu

organisasi, para manajer tidak dapat bekerja dengan efisien dan efektif. Tanpa

tersedianya informasi pun para manajer tidak dapat mengambil keputusan dengan

cepat dan mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Sehingga bisa dibilang

bahwa informasi merupakan sebuah keterangan yang bermanfaat untuk para

pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang sudah

ditetapkan sebelumnya.

7

7

Akuntansi memiliki siklus yang disebut “Accounting Cycle” yang

memproses bukti transaksi menjadi bentuk-bentuk informasi yang kita kenal

dengan laporan keuangan yang dapat dipergunakan masyarakat untuk proses

pengambilan keputusan.

Sistem informasi akuntansi merupakan organisasi formulir,catatan, dan

laporan yang diproses baik secara manual maupun dengan menggunakan

computer untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi manajemen dalam

pengelolaan perusahaan.Sistem informasi akuntansi adalah merupakan kumpulan

sumber daya,seperti manusia peralatan,yang dirancang untuk mengubah data

keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut

dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi akuntansi

melakukan hal tersebut entah sistem manual atau melalui sistem terkomputerisasi.

Fungsi sistem informasi akuntansi :

a. Pengumpualan Data

Meliputi tahap-tahap pengungkapan data transaksi,pencatatan, dan

edit data untuk menjamin keakuratan dan kelengkapan data tersebut.

b. Pemprosesan Data

Bearti mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output)

c. Manajemen Data

Meliputi tahap-tahap penyimpanan, pembaruan (update) dan

pengambilan kembali (retiveng).

d. Pengendalian Data

Fungsinya:

8

8

1.Menjaga asset perusahaan data.

2.Menjamin data yang diperoleh adalah data yang akurat.

Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh

informasi yang diperlukan oleh manajemen. Informasi akuntansi terutama

berhubungan dengan data keuangan dari suatu perusahaan. Agar data keuangan

yang ada dapat dimanfaatkan oleh pihak manajemen maupun diluar perusahaan,

maka data tersebut perlu disusun dalam bentuk – bentuk yang sesuai.

a. Sistem Akuntansi Penjualan

Menurut Fahmi (2013:99) sale (penjualan) merupakan penerimaan yang

diperoleh dari pengiriman barang dagangan atau dari penyerahan pelayanan

dalam bursa sebagai bahan pertimbangan. Di sisi lain penjualan menurut

Jumingan merupakan, “Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan

jasa, atau perusahaan industri berupa hasil penjualan barang atau jasa kepada

pembeli, langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.” Penjualan kotor dilihat

sebagai gross sales dan penjualan bersih dilihat sebagai net sales. Suatu penjualan

dikatakan berhasil jika harga jual barang adalah lebih tinggi dibandingkan harga

produksi, atau harga beli bagi perusahaan dagang.

Menurut Soemarso (2004:160) pada saat perusahaan menjual barang

dagangnya, maka diperoleh pendapatan. .Jumlah yang dibebankan kepada pembeli

untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang

bersangkutan. Untuk perusahaan dagang akun yang digunakan untuk mencatat

penjualan barang dagang disebut “penjualan”.

9

9

Sistem akuntansi penjualan terdiri dari sistem akuntansi penjualan

domestik yang berasal dari penjualan barang didalam negeri dan sistem akuntansi

penjualan secara ekspor yang berasal dari penjualan barang ke luar negeri. Dalam

transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan

pengiriman barang atau penyerahan jasa untuk jangka waktu tertentu

perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Untuk menghindari tidak

tertagihnya piutang setiap penjualan kredit yang pertama kepada seoarang pembeli

selalu didahului dengan analisa terhadap dapat atau tidaknya pembeli tersebut

diberi kredit. Sistem akuntansi penjualan secara domestik terdiri atas:

1. Fungsi yang terkait dalam sistem penjualan

a. Fungsi penjualan

Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima surat order dari pembeli,

mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang

belum ada pada surat order tersebut (seperti spesifikasi barang dan rute

pengiriman) , meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman dan

dari gudang mana barang akan dikirim dan mengisi surat order

pengiriman.

b. Fungsi kredit

Fungsi ini berada dibawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan

kredit, bertanggungjawab untuk meneliti status pelanggan dan memberikan

otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan.

c. Fungsi gudang

10

10

Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyimpan barang dan menyiapakan

barang yang dipesan oleh pelanggan, serta menyerahkan barang ke fungsi

pengiriman.

d. Fungsi pengiriman

Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat

oreder pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan.

e. Fungsi penagihan

Bertanggungjawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada

pelanggan, serta menyerahkan copy faktur bagi kepentingan pencatatan

transaksi penjualan.

f. Fungsi akuntansi

Bertanggungjawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi

penjualan kredit dan membuat serta mengirimkan peryataan piutang kepada

para debitur serta membuat laporan penjualan.

1. Dokumen yang digunakan

Dokumen yang digunakan dalam penjualan kredit adalah:

a. Surat order pengiriman dan tembusannya

b. Faktur dan tembusannya

c. Rekapitulasi harga pokok penjualan

d. Bukti memorial

2. Catatan akuntansi yang digunakan

a. Jurnal penjualan

b. Kartu piutang

11

11

c. Kartu persediaan

d. Kartu gudang

e. Jurnal umum

3. Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan

a. Prosedur order penjualan

b. Prosedur persetujuan kredit

c. Prosedur pengiriman

d. Prosedur penagihan

e. Prosedur pencatatan piutang

f. Prosedur distribusi penjualan

g. Prosedur pencatatan harga pokok penjualan

b. Peranan intern dalam sistem akuntansi

Organisasi perusahaan yang besar merupakan suatu hal yang kompleks,

perusahaan mempekerjakan puluhan, ratusan, bahkan ribuan orang dengan

berbagai macam tugas. Hal ini mengakibatkan banyak sekali puhak yang

berkepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan harus mampu untuk

merencanakan, menkoordinasikan, dan mengendalikan seluruh aktivitasnya secara

baik.

Sistem informasi akuntansi memainkan peranan penting untuk

menghasilkan informasi akuntansi keuangan bagi kepentingan bagi pihak

eksternal perusahaan yaitu para pemegang saham supplier,investor,bank,fiskus

dan pegawai.Informasi akuntansi keuangan oleh pihak tersebut akan digunakan

untuk pegangan menilai kewajaran usaha perusahaan.Peranan lainnya sistem

12

12

informasi akuntansi yaitu untuk menghasilkan informasi akuntansi manajemen

bagi pihak internal yaitu berbagai tingkat pimpinan perusahaan untuk pegangan

menilai efesiensi dan efektivitas perusahaan yang dikelolanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peranan sistem informasi akuntansi adalah

untuk memberikan gambaran kepada pihak ekstern dan intern mengenai informasi

keuangan perusahaan serta seluruh aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuan

yang ditetapkan.

b. Pengendalian Intern

a. Pengertian Pengendalian Intern

Insitut Akuntan Pablik Indonesia (IAPI) 2011 mendefinisikan

pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a)

keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c)

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian internal adalah rencana, metoda, prosedur, dan kebijakan

yang didesain oleh manajemen untuk memberi jamin yang memadai atas

tercapainya efisiensi dan efektivitas operasional, kehandalan pelaporan keungan,

pengamanan terhadap aset, ketaatan/kepatuhan terhadap undang-undang,

kebijakan dan peraturan lain.

Pengendalian intern secara luas diantaranya:Batasan pengendalian intern,

sebagai suatu sistem pengendalian yang meliputi struktur organisasi beserta semua

metode dan ukuran yang diterapkan dalam perusahaan, dengan tujuan untuk :

13

13

1. mengamankan aktiva perusahaan

2. mengecek kecermatan dan ketelitian data akuntansi

3. meningkatkan efisiensi

4. mendorong agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran

organisasi

Ringkasnya bahwa pengendalian intern tidak hanya meliputi pekerjaan

pengecekan tetapi juga meliputi semua sistem kerja yang terjadi dalam perusahaan

dalam upaya mencapai tujuan perusahaan.

Pengendalian intern (internal control) dapat dipandang dari arti yang

sempit dan dari arti yang luas. Pandangn yang sempit menyatakan bahwa

pengendalian intern adalah pengecekan penjumlahan, mendatar (cross footing)

maupun penjumlahan menurun (footing). Pandangn yang luas menyatakan bahwa

pengendalian intern lebih luas dari pada pengecekan, yaitu meliputi semua alat

yang digunakan manajemen untuk melakukan pengendalian .(Dr. Slamet Sugiri,

2005: 2)

a. Tujuan Pengendalian Intern

Tujuan pengendalian intern adalah menjamin manajemen perusahaan agar:

1. Tujuan perusahaan yang ditetapkan akan dapat dicapai.

2. Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan dapat dipercaya.

3. Kegiatan perusahaan sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Menurut Carl S. Warren, (2011) tujuan pengendalian intern adalah:

1.Perlindungan terhadap aset

2.Informasi yang akurat

14

14

3.Kepatuhan dari hukum dan peraturan yang berlaku

Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan

memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan (Mulyadi, 2002):

1. Keandalan informasi keuangan

2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Karena tidak semua tujuan pengendalian intern tersebut relevan

dengan audit atas laporan keuangan, tanggung jawab auditor dalam mematuhi

standar pekerjaan lapangan kedua yang berbunyi:

”Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan”.

Auditor berkewajiban untuk memahami pengendalian intern yang

ditujukan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di

Indonesia.

b. Elemen – Elemen Dalam Pengendalian Intern

Elemen – elemen dalam pengendalian intern adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara

tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekeyaan, utang, pendapatan dan biaya.

15

15

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi tiap bagian

organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

d. Keterbatasan Pengendalian Intern Suatu Entitas

Pengendalian intern suatu perusahaan memiliki keterbatasan bawahan

yang melekat, Mulyadi (2002):

1. Kesalahan dalam pertimbangan. Seringkali manajemen dan personel lain,

dapat melakukan kesalahan dalam melakukan pertimbangan bisnis yang diambil

atau dalam melaksanakan tugas rutin, karena tidak memadainya informasi,

keterbatasan waktu, atau tekanan lain.

2. Gangguan lain dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena

personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena

kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat

sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat

pula mengakibatkan gangguan.

3 .Kolusi. Tindakan dilakukan bersama-sama oleh beberapa individu untuk

tujuan kejahatan disebut dengan kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya

pengendalian intern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak

terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh

pengendalian intern yang dirancang.

C.Sistem Pengendalian Intern

1.Pengertian Sistem Pengendalian Intern

16

16

Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi dan semua

metode dan alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam

perusahaan,memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,mendorong

efesiensi dan membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah

ditetapkan. Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern, auditor

melakukan dua macam pengujian:

1.Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern untuk menentukan

apakah informasi mengenai pengendalian yang dikumpulkan oleh auditor benar –

benar ada, auditor melakukan dua macam pengujian:

a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi tertentu.

b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.

2 .Pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern dalam pengujian

tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern, auditor dapat menempuh

prosedur audit berikut ini:

a. Mengambil sampel bukti kas masuk memeriksa kelengkapan dokumen

pendukungnya serta tanda tangan pejabat yang berwenang baik dalam

bukti kas keluar maupun dokumen pendukungnya.

b. Melaksanakan pengujian bertujuan ganda yang merupakan kombinasi

antara pengujian yang tujuannya untuk menilai efektivitas pengendalian

intern pengujian pengendalian) dan pengujian yang tujuannya menilai

kewajaran informasi yang disajikan dalam laporan keuangan ( pengujian

substansif).

2.Komponen Pengendalian Intern

17

17

Standar Auditing menjelaskan lima komponen pengendalian intern

yang kaitannya dengan audit atas laporan keuangan:

1.Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi.

Mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan

pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern

yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian

mencakup hal-hal berikut ini:

a.Integritas dan nilai etika

Efektivitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas

dan nilai etika orang yang menciptakan, mengurus, dan memantaunya.

Integritas dan nilai etika merupakan unsure pokok lingkungan pengendalian,

yang mempengaruhi pendesainan pengurusan, dan pementauan komponen

yang lain. Integritas dan perilaku etika merupakan produk dari standar

etika dan perilaku entitas, bagaimana hal itu dikomunikasikan, dan

ditegakkan dalam praktik. Standar tersebut mencakup tindakan manajemen

untuk menghilangkan atau mengurangi dorongan dan godaan yang mungkin

menyebabkan personel melakukan tindakan tidak jujur, melanggar hukum,

atau melanggar etika. Standar tersebut juga mencakup komunikasi nilai-nilai

dan standard perilaku entitas kepada personel melalui pernyataan kebijakan

dan kode etik serta dengan contoh nyata.

b.Komitemen terhadap kompetensi

18

18

Kompetensi adalah pengentahuan dan keterampilan yang diperlukan

untuk menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada individu. Komitmen

terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen atas tingkat

kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut

diterjemahkan ke dalam persyaratan keterampilan dan pengetahuan.

c. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit

. Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dewan komisaris

dan komite audit. Atribut yang berkaitan dengan dewan komisaris atau komite

audit ini mencakup independensi dewan komisaris atau komite audit dari

manajemen, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggotanya, luasnya

keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, tingkat sulitnya

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh dean atau komite tersebut kepada

manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor intern dan

ekstern.

d. Struktur Organisasi

Struktur organisasi suatu entitas memberikan kerangka kerja menyeluruh

bagi perencanaan, pengarahan, dan pengendalian operasi. Suatu struktur

organisasi meliputi pertimbangan bentuk dan unit – unit organisasi entitas,

termasuk organisasi pengolahan data serta hubungan fungsi manajemen yang

berkaitan dengan pelaporan. Sealin itu, struktur organisasi harus menetapkan

wewenang dan tanggung jawab dalam entitas dengan cara yang semestinya.

2.Penaksiran Resiko

19

19

Penaksiran resiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan

pengidentifikasian, analisis dan pengelolaan resiko yang relevan dengan

penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di indonesia. Sebagai contoh, penaksiran resiko

dapat ditujukan kebagaimana entitas mempertimbngankan kemungkinan transaksi

yang tidak dicatat atau mengidentifikasi dan menganalisis estimasi signifikan

yang dicatat dalam laporan keungann.

Resiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan

keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif

mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat,mengubah,meringkas dan

melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan

keuangan. Resiko dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini

a. Perubahan dalam lingkungan operasi

b. Personel baru

c. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki

d. Teknologi baru

e. Aktivitas baru

f. Operasi luar negeri

g. Standar akuntansi baru

3: Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu

memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan.Aktivitas tersebut

20

20

membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi

risiko dalam pencapaian tujuan entitas,sudah dilaksanakan.

Aktivitas pengendalian mempunyai berbagai tujuan dan diterapkan di

berbagai tingkat organisasi dan fungsi.Umumnya aktivitas pengendalian yang

mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan

prosedur yang berkaitan dengan hal-halberikut ini:

a.Review terhadap kinerja

b.Pengolahan informasi

c.Pengendalian pisik

d.Pemisahan tugas

4. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang

mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk

mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas (termasuk

peristiwa dan keadaan) dan untuk menyelenggarakan akuntabilitas terhadap

aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan oleh

sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan

semestinya dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk

menyusun laporan keuangan yang andal. Sistem informasi mencakup metode dan

catatan yang digunakan untuk:

a. Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah.

Menjelaskan pada saat yang tepat transaksi secara cukup rinci untuk

memungkinkan penggolongan semestinya transaksi untuk laporan keuangan.

21

21

b. Mengukur nilai transaksi dengan cara sedemikian rupa sehingga

memungkinkan pencatatan nilai moneter semestinya dalam laporan

keungan.

c. Menentikan periode waktu terjadinya transaksi untuk memungkinkan

pencatatan transaksi dalam periode akuntansi semestinya.

d. Menyajikan transaksi semestinya dan pengungkapan yang berkaitan dalam

laporan keuangan.

Komunikasi mencakup pemberian pemahaman atas peran dan

tanggung jawab individual berkenaan dengan pengendalian intern atas

pelaporan keuangan. Komunikasi meliputi luasnya pemahaman personel

tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan

keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan cara pelaporan

penyimpangan kepada tingkat yang semestinya dalam entitas. Pembukaan

saluran komunikasi membantu memastikan bahwa penyimpangan dilaporkan

dan ditindaklanjuti.

Komunikasi dapat mengambil berbagai bentuk seperti panduan

kebijakan, akuntansi, dan panduan pelaporan keuangan, serta memorandum.

Komunikasi juga dapat dilakukan secara lisan dan melalui tindakan manajemen.

5.Pemantauan

Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern

sepanjang waktu.Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi

pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi.Proses ini

dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus,evaluasi

22

22

secara terpisah,atau dengan berbagai kombinasi dan keduanya.Di berbagai

entitas,auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa memberikan

konstribusi dalam memantau aktivitas entitas.Aktivitas pemantauan dapat

mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti

keluhan costumer dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan

petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan

3.Unsur- unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi untuk menciptakan sistem pengendalian intern yang

baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara

lain:

a.Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.

b.Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan

yang cukup terhadap kekayaan,utang,pendapatan,dan biaya.

c.Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

d.Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

4. Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern

Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi,suatu sistem harus

memenuhi enam prinsip dasarpengendalian intern yang meliputi:

a.Pemisahan fungsi

Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera

atas kesalahan atau ketidakberesan .Adanya pemisahan fungsi untuk dapat

mencapai suatu efesiensi pelaksanaan tugas.

b.Prosedur pemberian wewenang

23

23

Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah di otorisir

oleh orang yang berwewenang .

c.Prosedur dokumentasi

Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian

akuntansi yang efektif.Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab

untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.

d.Prosedur dan catatan akuntansi

Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatan-catatan

akuntansi yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada

pihak yang menggunakan secara tepat waktu.

e.Pengawasan fisik

Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dan

pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

f.Pemeriksaan intern secara bebas

Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-

betul ada,menyelenggarakan rekening-rekening control dan mengadakan

perhitungan kembali gaji karyawan.Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan

kebenaran data.

Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannyacatatan-catatan akuntansi

5.Pengujian Pengendalian Intern

Attribute sampling disebut pula dengan proportional sampling.

Digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian intern. Ada tiga

model attribute sampling (Mulyadi, 2002):

24

24

a. Fixed-sample-size attribute

Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak

digunakan dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk

memperkirakan persentase taerjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi.

Model ini terutama digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian

terhadap suatu unsur pengendalian intern dan auditor tersebut memperkirakan

akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan).

b. Stop-or-go-sampling

Model pengambilan sampel ini sering juga disebut dengan decision

attribute sampling. Model ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel

yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin.

Model ini digunakan jika auditor tidak menemukan adanya penyimpangan atau

menemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan, ia dapat

menghentikan pengambilan sampelnya.

c. Discovery sampling

Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan

yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam model

ini auditor menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling tidak

satu kesalahan, jika kenyataanya tingkat kesalahan sesungguhnya lebih besar

dari yang diharapkan. Discovery sampling dipakai oleh auditor untuk

menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari unsur pengendalian intern

dan ketidakberesan yang lain.

D.Pngertian Efektivitas

25

25

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran

yang telah ditentukan di setiap organisasi, kegiatan ataupun program.Disebut

efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentkan

Mengukur efektivitas organisasi bukanlah suatu hal yang sangat sederhana

karena efektifitas dapat dikaji dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada

siapa yang menilai serta menginterprestasikannya. Bila di pandang dari sudut

produktivitas, maka seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa

efektivitas berarti kualitas dan kuantitas (output) barang dan jasa. Adapun kriteria

atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak yaitu:

1.Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya karyawan

dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan tujuan organisasi

dapat tercapai.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3.Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap.

4.Perencanaan yang matang,pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang apa

yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

5. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang masih perlu dijabarkan

dalam program- program pelaksanaan yang tepat sebab apabila tidak, para

pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.

6 .Terjadinya sarana dan prasarana kerja ,salah satu indicator efektivitas

organisasi adalah kemampuan bekerja secara produktif.

7.Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu program

apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka organisasi tersebut

26

26

tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan pelaksanaan organisasi semakin

didekatkan pada tujuannya.

8. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik mengingat sifat

manusia yang tidak sempurna maka efektifitas organisasi menuntut terdapatnya

sistem pengawasan dan pengendalian

.E. Kerangka Pikir

Pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua cara, dan alat

terkoordinasi yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk (1)

mengamankan harta perusahaan, (2) meningkatkan ketelitian dan dapat

dipercayaimya data akuntansi, (3) meningkatkan efisisensi operasi, dan (4)

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan.

Penelitian ini menganalisis sistem pengendalian intern atas penjualan di

PT. Yamaha Matramas Motor. Langkah yang dilakukan di awali dengan

menguji keberadaan unsur – unsur sistem pengendalian intern atas penjualan

yang seharusnya berlaku pada PT. Yamaha Matramas Motor dengan berdasar

pada standar operasional perusahaan, dan membandingkannya menurut teori

kajian pustaka.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Teoritis

PT. Yamaha MatramasMotorMakassar

Sistem PengendalianIntern

Sistem Penjualan

27

27

E.Hipotesis

1. Diduga bahwa penerapan sistem pengendalian intern atas penjualan barang

dagang pada PT. Yamaha Matramas Motor sudah baik.

2. Diduga bahwa pelaksanaan pengendalian intern atas penjualan yang

diterapkan pada PT. Yamaha Matramas Motor sudah efektif

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian di laksanakan pada PT. Yamaha Matramas Motor di Jln.

Alauddin No. 232 Makassar dan waktu penelitian selama dua bulan.yaitu april-

juni

B.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk

penyusunan tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan

pengamatan meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan

menggunakan seluruh alat indera. Jadi observasi dapat dilakukan melalui

penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Secara umum

observasi adalah pengamatan langsung suatu obyek yang akan diteliti yang akan

dilakukan dalam waktu singkat dan digunakan untuk memperoleh gambaran

mengenai keadaan obyek penelitian.

2. Wawancara

Wawancara juga sering disebut interviu, yaitu sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara ( interviewer )untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.

29

3. Dokumentasi

Dalam melaksanakan metode ini. Peneliti meneliti benda-benda tertulis

seperti di buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, retulen rapat, catatan harian dan

sebagainya. Dalam metode dokumentasi ini penulis memanfaatkan data yang tersedia

dalam bentuk dokumen sebagai sumber informasi.

C.Jenis Dan Sumber Data

Data kualitatif adalah data informasi yang berbentuk kalmiat verbal bukan

berupa simbol,bilangan atau data berupa cirri-ciri sifat-sifat data keadaan atau

gambaran dari kualitas objek yang diteliti.

Jenis data yang digunakan data kualitatif yaitu data tentang pengendalian intern

atas sistem penjualan yang diperoleh dari pihak PT. Yamaha Matramas Motor.

Sumber Data

a. Data primer merupakan sumber data yang diperoleh,dikumpulkan dan diolah

sendiri atau seorang secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama dari

objeknya.Data primer dapat berupa pendapat subjek riset (orang) baik secara

individu maupun kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda,kejadian

atau kegiatan hasil pengujian.Data primer lebih mencerminkan kebenaran

yang dilihat.

Berdasarkan uraian di atas adapun data primer, yaitu data yang diperoleh dari

hasil wawancara kepada pihak PT.Yamaha Matramas Motor yang kompeten

dengan masalah yang akan dibahas.

30

b. Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara.Data sekunder pada umumnya berupa

bukti,catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip,baik yang

dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

Adapun data sekunder yang digunakan yaitu data yang diperoleh dengan

mengumpulkan dan mempelajari dokumen yang berasal dari PT.Yamaha

Matramas Motor yang memiliki relevansi dengan masalah yang akan dibahas.

D.Metode Analisis

Penelitian deskriktif kualitatif merupakan penelitian yang termasuk dalam

jenis penelitian kualitatif.Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap

fakta,keadaan,fenomena,variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berjalan

dan menyungguhkan apa adanya.Penelitian deskriktif kualitatif menafsirkan dan

menuturkan data yang bersangkutan. Penelitian yang menghasilkan data deskriktif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang diamati.

Metode analisa yang digunakan adalah deskriktif kualitatif, yaitu untuk

melihat dan mengukur atau menganalisis pengendalian intern atas sistem penjualan

PT.Yamaha Matramas Motor.

31

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Yamaha Matramas Motor merupakan perusahaan dagang yang bergerak

dalam usaha perdagangan motor. Yamaha Matramas Motor di resmikan pada Tanggal

29 September 2009. PT. Yamaha Matramas Motor mengembangkan usahanya

dengan membuka unit usaha penjualan sepeda motor yakni, menjadi dealer resmi

penjualan motor sekaligus menjadi bengkel resmi penjualan suku cadang motor

setelah beberapa tahun terakhir ini.

PT. Yamaha Matramas Motor bergerak dalam bidang pembiayaan telah

banyak memberikan bantuan serta ikut berpartisipasi dalam pembangunan terutama

dalam membuka lapangan kerja. Hal ini didukung oleh letak geografisnya yang

berada dijalur perekonomian nasional.

Perusahaan pembiayaan PT. Yamaha Matramas Motor yang letaknya di jalan

Alauddin lokasi strategis berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan

produksinya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang bergerak dalam bidang

pembiayaan. Untuk memenuhi permintaan masyarakat Sulawesi Selatan, akan

pentingnya pembiayaan, untuk dibuat modal dan lain-lain.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

Suatu perusahaan akan berhasil dan dapat mencapai prestasi kerja yang efektif

dan efisien dari karyawan apabila terdapat suatu system kerja yang baik di mana

32

fungsi-fungsi yang ada dan jelas dalam melaksanakan tugas masing-masing di mana

terdapat tugas dan wewenang serta tanggung jawab dari karyawan perusahaan.

Di dalam menjalankan kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah di

rencanakan maka PT. Yamaha Matramas Motor dealer kendaraan bermotor roda dua

telah mengembangkan jaringan kerja antara satu unit dengan unit lainnya.

Untuk mendukung terselenggaranya tujuan perusahaan dalam bentuk

pencapaian keuangan atau laba perusahaan yang maksimal melalui peningkatan

omset penjualan kendaraan bermotor kepada setiap konsumen di wilayah sulawesi

selatan.

Struktur organisasi ibarat mata rantai yang saling berkaitan satu sama lain,

dimana jika salah satu dari mata rantai tersebut putus, maka akan dipastikan

perusahaan akan berjalan tidak sebagaimana yang diharapkan oleh manajemen

perusahaan.

Dalam organisasi perusahaan, harus ada kerja sama yang baik antara bagian

yang satu dengan bagian yang lainnya, dan masing-masing bagian harus mengetahui

dan memahami fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing agar apa yang telah

direncanakan dapat dilaksanakan dan dikontrol dengan baik.

Dalam struktur organisasi harus jelas fungsi dan tugas masing-masing bagian

agar tidak terjadi over lepping dalam pekerjaan. Hal tersebut dimaksudkan untuk

mencapai efisiensi waktu, tenaga dan untuk mencapai hasil yang maksimal agar

perusahaan bisa tetap eksis pada persaingan antar perusahaan.

33

Untuk menjaga agar kekayaan perusahaan dapat terdeteksi dengan baik, maka

struktur organisasi harus dijalankan sesuai dengan apa yang telah diputuskan bersama

oleh manajemen perusahaan, dan perlunya fungsi control agar sistem yang telah

dibuat dapat berjalan dan dipatuhi sebagaimana yang diharapkan.

Salah satu sistem yang diterapkan oleh perusahaan harus ada struktur

organisasi yang mengatur arah kebijakan manajemen perusahaan yang harus dipatuhi

oleh setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi tersebut.

Seperti yang diketahui bahwa organisasi merupakan kumpulan orang-orang

yang tergabung dalam suatu wadah yang mempunyai visi yang sama untuk

menjalankan perusahaan sejenis lainnya.

Oleh sebab itu struktur organisasi dibentuk agar penempatan orang-orang

yang profesional untuk menduduki jabatan yang ada, dimana setiap fungsi harus

mempunyai visi yang sama dalam memajukan perusahaan.

Untuk mendukung system jaringan kerja tersebut PT. Yamaha Matramas

Motor telah menetapkan pembagian tugas dan tanggung jawab atau struktur

organisasi.

Dari struktur organisasi yang tersusun tersebut di buat tugas dan tanggung

jawab masing-masing unit. Untuk lebih jelasnya struktur organisasi PT. Yamaha

Matramas Motor dapat dilihat pada skema tersebut:

34

STRUKTUR ORGANISASI PT. YAMAHA MATRAMAS MOTOR

Sumber : PT. Yamaha Matramas Motor

C. Tugas dan Tanggung Jawab

Adapun tugas dan tanggung jawab yang ada di PT. Yamaha Matramas Motor

yaitu:

a. Service Counter

Menerima semua konsumen yang melakukan service dan mendelegasikan ke

semua mekenik atau service pengecekan (pengawasan).

b. Kepala Mekanik

KANTOR PUSAT

MANAGER KASIR/KEUANGAN

SPAREPARTS

SERVICECOUNTER

SERVICEADVISOR

SALESCOUNTER

OUTSOURCING, ADM

MEKANIK1

MEKANIK2

MEKANIK3

MEKANIK4

MEKANIK5

MEKANIK6

35

Melakukan fungsi pengawasan atau Quality Control dan menjalankan fungsi

pekerjaan mekanik.

c. Sales Counter

Melayani proses transaksi atau konsumen yang bertanya ataupun pembelian.

d. Admin STNK

1. Menerima, mengurus dan mengirim ke pusat

2. Mengawasi BPKB pusat yang sudah selesai

e. Admin Spare Part

1. Melayani jual beli spare part

2. Mengontrol bagian spare part di gudang.

f. Keuangan

1. Menerima transaksi pembayaran

2. Membukukan lalu di kirim ke kantor pusat

g. Fakturis

Mengimput dan mengirimkan setiap hari catatan penjualan untuk proses

pembuatan faktur.

h. Massenger

Orang lapangan yang mengirim berkas ke kantor pusat.

i. Gudang

Mengontrol unit yang masuk ke diller beserta perlengkapannya dan mengecek

kondisi fisiknya.

j. Driver

36

Pengambilan atau pengantaran unit.

k. Manager

Mengontrol semua dan bertanggung jawab di kantor pusat.

D.Perkembangan Usaha

Dalam pembagian tugas dan tanggung jawab yang tersusun dalam job

description maka setiap personal yang ada dalam berbagai bagaian kegiatan dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai wewenang yang diberikan oleh

pimpinan perusahaan.

Dalam perkembangan suatu perusahaan saat ini sangat dirasakan manfaat

yang diperoleh dengan meningkatkan jumlah pembelian pada perusahaan yang dapat

memenuhi target setiap tahunnya dengan adanya sistem periklanan yang telah

diterapkan perusahaan ini dari beberapa faktor yang ada. Dalam situasi yang

dihadapkan perusahaan saat ini maka perusahaan mempertahankan sistem yang telah

ada tentunya lebih meningkatkan bagi pelayanan.

Dalam hal perdagangan yaitu dengan memperdagangkan barang-barang yang

berhubungan dengan kendaraan beroda dua seperti ban motor, velek, minyak

pelumas, kampas dan masih banyak alat-alat lainnya.

Sedangkan dalam usaha jasa memberikan service seperti penggantian oli,

pembersihan karburator, dan service-service ringan lainnya.

37

BAB V

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Sistem Akuntansi Penjualan pada PT. Yamaha Matramas Motor

PT. Yamaha Matramas Motor dalam melaksanakan aktivitas usahanya selalu

berusaha agar sedapat mungkin melalui barang-barang yang diperdagangkan dan

jasa-jasa yang ditawarkan dapat mencapai tujuan atau sasarang yang ingin dicapai

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan secara keseluruhan pada setiap kantor

cabang yang ada di indonesia. Barang- barang yang diperdagangkan oleh PT.

Yamaha Matramas Motor diharapkan dapat terjual atau dapat dibeli para

langganan/pembeli dengan memperhatikan tingkat harga dan situasi pasar yang

memberi keuntungan (profitability) bagi perusahaan, baik pada masa sekarang

maupun pada masa yang akan datang.

Sebagaimana diketahui bahwa penjualan adalah merupakan salah satu faktor

sumber pendapatan perusahaan. Maka dalam hal ini penulis akan menguraikan

system yang dipakai oleh PT. Yamaha Matrams Motor dalam melaksanakan kegiatan

penjualan. PT. Yamaha Matramas Motor pada prinsipnya mengadakan penjualan

dengan mempunyai dua sistem yaitu:

a. Pelaksanaan penjualan tunai

b. Pelaksanaan penjualan kredit

38

a. Pelaksanaan Penjualan Secara Tunai

Penjualan tunai merupakan penjualan dengan mengambil barang dari supplier

dan langsung ke customer secara pembayaran langsung dengan menggunakan uang

tunai. Sistem penjualan tunai pada umumnya didasarkan pada asumsi bahwa pembeli

akan mengambil barang setelah harga barang dibayar ke kasir.

Dalam melaksanakan kegiatan penjualan secara tunai berarti pihak

langganan/pembeli membayar langsung seluruh biaya pembelian barang-barang yang

berhubungan dengan kendaraan yang beroda dua. Transaksi penjualan secara tunai

akan secara debit pada perkiraan kas dan kredit pada perkiraan penjualan. Hasil

penjualan secara tunai akan dicatat dalam buku penerimaan kas.

Mengenai prosedur pembuatan faktur penjualan tunai dimulai dengan

dibuatnya faktur penjualan tunai atas dasar order pembelian tunai uang diterima dari

pembeli oleh sub seksi administrasi penjualan berakhir dengan distribusikannya

faktur penjualan tunai kuitansi oleh sub seksi keuangan.

Bagian-bagian yang menangani penjualan tunai antara lain:

1. Manager keuangan dan umum

2. Kepala keuangan

3. Kepala seksi accounting

4. Sales supervisior

39

Syarat untuk melakukan penjualan tunai di PT. Yamaha Matramas Motor

adalah menggunakan:

1. KTP

2. Surat jalan untuk daerah tertentu

Mengenai prosedur pembutan faktur penjulan tunai dimulai dengan dibuatnya

faktur penjualan tunai atas dasar order pembelian tunai uang tunai diterima dari

pembeli oleh sub seksi administrasi penjualan berakhir dengan didtribusikannya

faktur penjualan tunai kuitansi oleh sub seksi keuangan.

Adapun prosedur pelaksanaan penjualan tunai dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Dalam hal pelaksanaan transaski penjualan jual-beli, langganan/pembeli datang

langsung ke perusahaan untuk mengajukan permohonan permintaan pesanan,

atau perusahaan menerima pesanan lewat surat pesanan langganan, baik

langganan tetap maupun langganan baru. Menurut data yang diperoleh dijelaskan

bahwa dalam melaksanakan penjualan, biasanya pembeli datang langsung pada

perusahaan melalui sub seksi administrasi penjualan. Setelah ada kata sepakat

antara pihak penjualan dan pihak pembeli mengenai harga dan syarat-syarat

penjualan, maka oleh bagian seksi administrasi sub penjualan membuat Faktur

Penjualan Tunai (FPT) sebanyak enam (6) lembar atas dasar order pembelian

tunai dari pembeli, kemudian menandatanginya.

2. Faktur Penjualan Tunai (FPT) enam (6) lembar itu diserahkan kepada sales

supervisor untuk ditandatangani sales supervisor.

40

3. Sub seksi administrasi penjualan meminta tanda tangan pembeli atas Faktur

Penjualan Tunai (FPT) enam lembar

4. Sub seksi administrasi penjualan menyerahkan 6 lembar Faktur Penjualan Tunai

(FPT) itu kepada langganan/pembeli untuk keperluan pembeyaran ke sub seksi

keuangan.

5. Sub seksi keuangan menerima Faktur Penjualan Tunai (FPT) 6 lembar dari sub

seksi administrasi penjualan melalui langganan/pembeli dan menandatanginya,

kemudian mendistribusikan kepada:

a. Lembar pertama dan keempat di serahkan kepada langganan

b. Lembar kedua ke sub seksi pembukuan.

c. Lembar ketiga sub seksi administrasi penjualan.

d. Lembar kelima ke sub seksi gudang/salesmen

e. Lembar keenam sebagai arsip sub seksi keuangan dan dicatat menurut tanggal

terjadinya.

6. Sub seksi keuangan selesai mendistribusikan/membagikan Faktur Penjualan

Tunai (FPT) 6 lembar kepada bagian-bagian yang membutuhkan, juga

membuatkan kuitansi dua (2) lembar.

7. Kuitansi sebanyak 2 lemar yang dibuat itu, sebelum didistribusikan, terlebih

dahulu meminta otorisasi ke pejabat yang berwenang.

8. Setelah kuitansi 2 lembar ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang, maka

sub seksi keuangan telah berhak menerima uang dari langganan dan mancap

41

“Lunas” pada kuitansi 2 lembar dan Faktur Penjualan Tunai (FPT) 6 lembar

sebelum didistribusikan kepada bagian-bagian yang berhak.

9. Kuitansi 2 lembar yang telah dicap “Lunas” oleh sub seksi keuaangan

didistribusikan kepada:

a. Lembar pertama ke langganan

b. Lembar kedua kepada sub seksi keuangan.

10. Bagian sub seksi gudang atau salesmen, berdasarkan Faktur Penjualan Tunai

(FPT) lembar kelima mengarsipkannya menurut barang yang diminta kemudian

membuat daftar pengiriman barang (DPB) sebanyak tiga (3) lembar.

Daftar Pengiraman Barang (DPB) 3 rangkap itu ditanda tangani oleh sales

supervisor. Setelah barang diserahkan kepada alangganan, diminta langganan

menandatangani Daftar Pembayaran Barang (DPB) ditanda tangani oleh pihak-pihak

yang berkepentingan, maka didistribusikan:

1. Lembar pertama untuk langganan.

2. Lembar kedua ke sub seksi administrasi penjualan.

3. Lembar ketiga untuk arsip menurut tanggal.

Berikut adalah penjelasan penjualan tunai di PT. Yamaha Matramas Motor

yang di gambarkan dalam bentuk Flowchar.

42

43

44

B. Pelaksanaan Penjualan Secara Kredit

Penjualan kredit adalah penjualan yang pembayarannya tidak diterima

sekaligus (tidak langsung lunas). Pembayarannya bisa diterima melalui dua tahap atau

lebih yang dilakukan pembayaran secara angsuran.

Dalam menempuh kebijaksanaan penjualan secara kredit, tidak segera

menghasilkan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan pada saat jatuh tempo

barulah kemudian terjadi aliran kas masuk yang berasal dari pelunasan piutang

tersebut oleh langganan.

System otorisasi atas permohonan kredit oleh PT. Yamaha Matramas Motor

menempuh 2 cara yaitu:

1. Otorisasi atas permohonan kredit berasal dari langganan lama.

2. Otorisasi atas permohonan kredit berada di tangan manager keuangan dan umum,

jika order berasal dari langganan baru.

PT. Yamaha Matramas Motor telah menempatkan bagian-bagian yang terlibat

langsung pada saat transaksi penjualan itu terjadi, yaitu:

a. Sub seksi administrasi penjualan/salesman

b. Sales supervisor

c. Manager keuangan dan umum

Syarat untuk melakukan penjualan kredit di PT. Yamaha Matramas Motor

adalah dengan menggunakan:

45

1. KTP

2. Kartu Keluarga

3. Surat Domisili untuk luar daerah yang telah ditanda tangani oleh PO.

Adapun mengenai prosedur penjualan kredit dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Pembelian/langganan mengajukan permintaan (penawaran) melalui telepon atau

surat pesanan pembelian, atau pembeli datang langsung ke perusahaan untuk

mengajukan pembelian atas barang yang di inginkan.

2. Bagian sub seksi penjualan/salesman menerima order pembelian kredit dari

langganan.

3. Setelah ada kesepakatan harga antara dua pihak, oleh sub seksi

penjualan/salesman menandatanganinya.

4. Sub seksi penjualan setelah menerima order pembelian kredit dari langganan,

membuat Permohonan Kredit (PK) dua (2) lembar.

5. Permohonan Kredit (PK) dua (2) lembar setelah ditanda tangani oleh sub seksi

penjualan dan oleh langganan/pembeli yang bersangkutan, diteruskan dengan

meminta otorisasi sales supervisor, jika langganan adalah langganan baru.

6. Permohonan kredit 2 lembar yang telah diotorisasi oleh masing-masing pihak

tersebut, oleh sub seksi administrasi penjualan mendistribusikan kepada:

1. Lembar pertama serta order pembelian kredit ke sub salesman.

2. Lembar kedua sebagai arsip menurut abjad nama langganan.

46

7. Barang dapat dikeluarkan jika ada order pembelian kredit dan permohonan kredit

telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang. Maka oleh salesmen membuat

daftar pengiriman barang (DPB) sebanyak 3 lembar.

8. Daftar pengiriman barang (DPB) 3 lembar diserahkan kepada sales supervisor

untuk ditandatangani, kemudian mendistribusikan kepada:

1. Lembar pertama untuk langganan.

2. Lembar kedua untuk seksi administarsi penjualan

3. Lembar ketiga sebagai arsip nomor urut.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini penjelasan yang di gambarkan dalam bentuk

Flowchar di PT. Yamaha Matramas Motor.

B.Analisis Penerapan Sistem Pengendalian Intern Pada Sistem Penjualan

Proses analisis yang digunakan untuk memahami lebih dalam terkait sistem

pengendalian intern terhadap sistem penjualan motor pada PT. Matramas Motor

yaitu:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan- kegiatan pokok perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional

dalam organisasi didasarkan pada prinsip yaitu:

a. Pemisahan antara fungsi operasi dan penyimpanan dengan fungsi akuntansi

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiatan, dan setiap kegiatan didalam perusahaan

memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki wewenwng untuk

kegiatan tersebut.Fungsi penyimpangan adalah fungsi yang memiliki wewenang

untuk melaksanakan penyimpangan terhadap asset yang dimiliki oleh perusahaan.

Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk mencatat

peristiwa keuangan.

b.Semua fungsi tidak diperkenankan untuk diberi tanggung jawab penuh

untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

Dengan pemisahan fungsi operasi dan penyimpanan dengan fungsi akuntansi

maka catatan akuntansi yang disajikan oleh perusahaan mencerminkan transaksi

yang sesungguhnya yang dilaksanakan oleh unit organisasi yang memegang

fungsi operasi penyimpanan.

Sistem organisasi yang ada pada PT.Yamaha Matramas Motor sudah sesuai

dan sempurna dengan analisis di atas. Dimana pemisahan tanggung jawab

fungsional dalam suatu organisasi dilaksanakan tegas. Dan di PT. Yamaha

Matramas Motor sistem organisasinya dilaksanakan secara tegas sehingga

timbulnya kekurangan dapat di selasaikan.

2.Sistem wewenang dan prosedur pencatatan memberikan perlindungan yang

cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan,dan biaya.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat

yang memiliki wewenang untuk menyetejui terjadinya transaksi tersebut.Oleh

karena itu,dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian

wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.Selanjutnya,

prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat

dipercaya mengenai kekayaan,utang, pendapatan,dan biaya suatu organisasi.

Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data yang direkam dalam

formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan ketelitian dan keandalan yang

tinggi.Tujuannya untuk memberikan keyakinan atas dipercayanya catatan

keuangan dan transaksi.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang ada di PT. Yamaha

Matramas Motor memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan,

utang, pendapatan dan biaya yang ada di PT. Yamaha Matramas Motor itu

sendiri.Data yang direkam dalam formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan

ketelitian dan keandalan yang tinggi sehingga analisis dan juga yang ada di

perusahaan sudah sempurna.

3. Praktik yang sehat harus diikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi

setiap bagian organisasi,pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem

wewenang serta prosedur pencatatan yang ditetapkan tidak akan baik tanpa

adanya cara-cara untuk menjamin suatu praktik yang sehat. Pembagian tanggung

jawab fungsional serta prosedur pencatatan yang ditetapkan di PT. Matramas

Motor sudah diikuti dengan praktek yang sehat

4. Pegawai-pegawai yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawabnya,

kemampuan dan integritas pegawai terhadap pelaksanaan tugas yang telah

ditetapkan adalah sangat penting. Pegawai yang berkompeten dan dapat dipercaya

akan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dengan demikian akan

menunjang internal kontrol. Internal kontrol pegawai terhadap pelaksanaan tugas

yang telah ditetapkan sudah sempurna pada PT. Yamaha Matramas Motor.

C. Pengendalian Intern Terhadap Pelaksanaan Penjualan

Sebagaimana diketahui bahwa internet control adalah mencakup semua

rencana organisasi dan kebijaksanaan pimpinan yang tidak hanya mencakup

administrasi dan penjualan. Tugas dari pengendalian intern ini adalah mencegah

adanya penyimpangan-penyimpangan yang bisa terjadi dalam suatu organisasi

khususnya terhadap penjualan. Berikut penulis akan uraikan fungsi dari

pengendalian intern:

b. Untuk mencegah timbulnya penyelewengan/kekurangan yang mungkin dapat

dilakukan dalam suatu organisasi.

c. Untuk mencegah batas-batas mutlak terhadap suatu pekerjaan mana yang

harus dijalankan mana yang merupakan pelanggaran potensial.

d. Untuk menunjukkan adanya keadaan yang luar biasa. Hal ini jelas pada

pembuatan laporan-laporan dan standar kerja dimana salah satu tujuannya

adalah menciptakan suatu rencana kerja sedemikian rupa sehingga

penyimpangan-penyimpangan selama berlangsungnya usaha usaha normal

dapat terlihat.

e. Untuk memberikan keyakinan atas dipercayanya catatan keuangan dan

transaksi.

f. Untuk mengawasi/mengendalikan pelaksanaan operasioanal agar dapat

berjalan secara obyektif efisien.

g. Untuk membantu manajemen dalam memberikan penilaian terhadap hasil

pelaksanaan operasional, membuat ramalan-ramalan dan juga keperluan

pengambilan keputusan.

Untuk dapat menciptakan adanya pengendalian intern yang baik terhadap

prosedur penjualan, maka oleh pihak PT. Yamaha Matramas Motor telah

menempatkan bagian-bagian yang menangani penjualan. yaitu:

1. Untuk Penjualan Tunai

Dalam pelaksanaan penjualan secara tunai, prosedur pembuatan faktur

penjualan secara tunai dimulai dengan pembelian tunai yang diterima dari pembeli

oleh sub seksi administrasi penjualan dan didistribusikannya faktur penjualan

tunai dan kuitansi oleh sub seksi keuangan. Didalam pembuatan faktur penjualan

tunai dan kuitansi, system otorisasi yang berlaku adalah:

a) Otorisasi atas faktur penjualan tunai berada ditangan sales supervisor.

b) Otorisasi atas kuitansi diatur dalam surat ketetapan manager keuangan dan

umum.

Selain adanya pemisahan otorisasi atas faktur penjualan tunai dan kuitansi

oelh bagian-bagian tersebut diatas, juga terjadi pemisahan tugas antara pegawai-

pegawai yang terlibat dalam penjualan tunai yaitu terdiri dari:

1. Sub seksi administrasi penjualan

Sub seksi ini mempunyai tugas untuk:

a. Membuat faktur penjualan tunai.

b. Menandatangani faktur penjualan tunai

c. Meminta tanda tangan sales supervisor atas faktur penjualan tunai.

d. Meminta tanda tangan pembeli atas faktur penjualan tunai.

e. Menyerahkan seluruh faktur penjualan tunai ke sub seksi keuangan.

2. Sub seksi keuangan

Sub seksi keuangan tugas untuk:

a. Menerima faktur penjualan tunai dari sub seksi administrasi penjualan

via langganan.

b. Membuat kuitansi penerimaan.

c. Meminta otorisasi atas kuitansi ke pejabat yang berwenang.

d. Menerima uang tunai dari langganan.

e. Mencap “Lunas” faktur penjualan tunai dan kuitansi.

f. Mendistribusikan faktur penjualan tunai dan kuitansi.

3. Salesman

Tugas utama dari salesman adalah:

a. Menerima faktur penjualan tunai dari langganan

b. Menyiapkan barang yang diminta langganan.

c. Membuat daftar pengiriman barang.

d. Meminta tanda tangan sales supervisor atas daftar pengiriman barang.

e. Menyerahkan barang ke langganan.

f. Meminta tanda tangan penerima barang didalam daftar pengiriman

barang.

g. Mendistribusikan daftar pengiriman barang.

2. Untuk Penjualan Kredit

Sebagaimana telah dijelaskan, prosedur penjualan kredit yang ditempuh

oleh PT. Yamaha Matramas Motor dimulai dari diterimanya order pembelian

kredit dari calon pembeli oleh sub seksi penjualan/salesman. Kegiatan ini akan

diakhiri dengan diserahkannya permohonan kredit disertao order pembelian kredit

ke sub seksi administrasi penjualan yang menangani penjualn atau diterimanya

kembali order pembelian kredit dan permohonan kredit yang telah di otorisasi

oleh pejabat yang berwenang disertai order pembelian kredit oleh salesman.

Dalam adanya pelaksanaan kegiatan secara kredit, maka system

pengendalian intern yang diterapkan didalam prosedur penjualan kredit adalah:

a) Sub seksi penjualan/salesman menerima order pembelian kredit dari pembeli.

b) Permohonan pembelian kredit harus mendapat otorisasi yang berwenang

sesuai peraturan yang berlaku.

Bagian-bagain yang terlibat dalam system penjualn kredit pada PT.

Yamaha Matramas Motor mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Sub seksi administrasi penjualan mempunyai tugas antara lain:

a. Menerima order dari langganan.

b. Menyerahkan order pembelian kredit dari langganan ke sub seksi

administrasi penjualan.

c. Menerima order pembelian kredit langganan dari sub seksi salesman.

d. Membuat permohonan kredit.

e. Meminta tanda tangan permohonan kredit dari permohonan kredit.

f. Menanda tangani permohonan kredit.

g. Melihat klasifikasi langganan.

h. Meminta otorisasi persetujuan kredit kepada sales supervisor jika langganan

yang mengajukan order adalah langganan lama.

2. Salesman

a. Mengambil dari arsip sementara order pembelian kredit dan permohonan

kredit yang telah diotorisasi pejabat yang berwenang atau menerima faktur

penjualan tunai dari langganan.

b. Menyiapkan barang yang diminta.

c. Membuat daftar pengambilan barang.

d. Meminta tanda tangan sales supervisor atas daftar pengiriman barang.

e. Menyerahkan barang ke langganan.

f. Meminta tanda tangan penerima barang dalam faktur pengiriman barang.

g. Mendistribusikan daftar pengiriman barang untuk langganan, sub seksi

administrasi penjualan dan untuk arsip.

Dari penjelasan mengenai tugas dan fungsi masing-masing bagian yang

ada pada PT. Yamaha Matramas Motor baik untuk penjualan secara tunai ataupun

kredit seperti yang telah dijelaskan tadi nampak jelas adanya ataupun penerapan

pengawasan intern yang terhadap system dan prosedur penjualan, sehingga

bagian-bagain yang ada dalam perusahaan hanya menjalankan tugas sesuai

dengan fungsinya masing-masing. Tidak ada suatu bagian yang merangkap tugas

dari bagian lain. Dan pelaksanaan tugasnya sesuai prosedur yang telah ditetapkan

oleh perusahaan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan di atas mengenai penjualan maka penulis

mengambil kesimpulan sebagai berikut:

Sistem akuntansi yang diterapkan pada PT.Yamaha Matramas Motor sudah

cukup baik dan benar serta dapat menghasilkan informasi yang lengkap pada

komisaris utama sebagai pimpinan perusahaan di dalam menetapkan

kebijaksanaanya atas pelaksanaan penjualan dimasa yang akan datang. Semua

pihak yang terlibat di dalamnya saling mendukung demi suksesnya kegiatan

penjualan sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Penggunaan

formulir- formulir sangat mendukung di dalam pelaksanaan traksaksi penjualan

sehingga bagian-bagian saling mengecek jika ada perbedaan dalam catatan.

Dari segi pengendalian intern pada prinsipnya sudah dapat dianggap cukup

memuaskan karena adanya tugas pelaksana, penyimpanan,dan adanya prosedur

pencatatan sehingga tercapai pengawasan di dalam perusahaan tersebut.

B.Saran

Sebagai bahan pelengkap untuk penyempurnaan dari pokok permasalahan

lewat kesimpulan diatas, maka penulis perlu kemukakan beberapa saran yang

bermanfaat bagi PT. Yamaha Matramas Motor khususnya bagi direksi utama

dalam rangka pencapaian tujuan usaha perusahaan yang telah dikemukakan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk lebih menunjang keberhasilan dan peningkatan hasil usaha pada masa

yang akan datang, maka system akuntansi yang sekarang ini telah

dipertahankan, atau sedapat mungkin ditingkatkan sesuai dengan

perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

2. Agar lebih dapat menjamin hasil pelaksanaan penjualan yang ditangani oleh

masing-masing bagian yang ditempatkan selama ini, maka perlu kiranya pada

struktur organisasi yang mengatur prosedur penjualan tunai dan prosedur

penjualan kredit ditempatkan staf ahli yang bebas tanggung jawab bagian

yang lain, sehingga sewaktu-waktu dapat melaksanakan pemeriksaan secara

mendadak atas pencatatan data-data akuntansi penjualan pada masing-masing

bagian. Hal ini untuk mencegah penyimpangan dan penyelewengan yang

mungkin terjadi.

3. Untuk lebih meningkatkan mutu pegawai disegala bidang, maka perlu

diadakan latihan, pendidikan, training khususnya dalam bidang pembukuan

dan pelayanan penjualan sehingga dapat menghasilkan sistem

pengadministrasian data akuntansi yang dapat meningkatkan volume

penjualan.

4. Mengingat perusahaan ini bergerak dibidang distributor dimana konsumen

atau para langganan peka terhadap pelayanan yang cepat oleh karena

kebutuhan yang cepat, maka untuk menarik minat konsumen perlu

diperhatikan palayanan terhadap permintaan dari konsumen atau pelanggan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Soekrisno. 2004. Auditing. Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia: Jakarta

Agoes, Soekrisno. 2012. Auditing. Edisi Empat. Penerbit Salemba Empat : Jakarta

Fahmi Irham, 2013, Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. PenerbitAlfabeta: Bandung

Goorge. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan. Penerbit Andi:Yogyakarta

Hall, A. James. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Empat. Penerbit SalembaEmpat: Jakarta

James M. Reeve dkk. 2011. Pengantar Akuntansi. Penerbit Salemba Empat:Jakarta

Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Penerbit PTBumi Aksara: Jakarta

Midjan.2006. Sistem Informasi Akuntansi.Edisi Sebelas. Penerbit Linggah Jaya:Bandung

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Satu dan Dua. Edisi Kelima. Penerbit SalembaEmpat: Jakarta

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat: Jakarta

Slamet Sugiri. 2005. Akuntansi Pengantar. Edisi Empat. Penerbit AMPYKPN: Yogyakarta

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima (Revisi). PenerbitSalemba Empat: Jakarta

Tata Sutabri. 2007.Sistem Informasi Akuntansi.Edisi tujuh. Penerbit Andi: Jakarta

Http://www. Ilmu-ekonomi.com/2012/03/pengendalian-intern-dalam-sistem.html

https://samsurimunaz.wordpress.com/2012/02/23/bab-i-pendahuluan-sistem-pengedalian-internal-terhadap-pembelian

http://panggih-krisna.blogspot.co.id/2013/02/sistem-pengendalian-intern.html

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Soekrisno. 2004. Auditing. Penerbit Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia: Jakarta

Dr. Slamet Sugiri. 2005. Akuntansi Pengantar. Edisi Empat. Penerbit AMPYKPN: Yogyakarta

Fahmi Irham, 2013, Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. PenerbitAlfabeta: Bandung

Goorge. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan. Penerbit Andi:Yogyakarta

Hall, A. James. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Empat. Penerbit SalembaEmpat: Jakarta

James M. Reeve dkk. 2011. Pengantar Akuntansi. Penerbit Salemba Empat:Jakarta

Jumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Penerbit PTBumi Aksara: Jakarta

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Satu dan Dua. Edisi Kelima. Penerbit SalembaEmpat: Jakarta

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat: Jakarta

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima (Revisi). PenerbitSalemba Empat: Jakarta

Http://www. Ilmu-ekonomi.com/2012/03/pengendalian-intern-dalam-sistem.html

https://samsurimunaz.wordpress.com/2012/02/23/bab-i-pendahuluan-sistem-

pengedalian-internal-terhadap-pembelian/http://panggih-

krisna.blogspot.co.id/2013/02/sistem-pengendalian-intern.html

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Soekrisno. 2004. Auditing. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia:Jakarta

Agoes, Soekrisno. 2012. Auditing. Edisi Empat. Penerbit Salemba Empat : Jakarta

Fahmi Irham, 2013, Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga. Penerbit Alfabeta:Bandung

Goorge. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Sembilan. Penerbit Andi:Yogyakarta

Hall, A. James. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Empat. Penerbit SalembaEmpat: Jakarta

James M. Reeve dkk. 2011. Pengantar Akuntansi. Penerbit Salemba Empat: JakartaJumingan. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Keempat. Penerbit PT Bumi

Aksara: Jakarta

Midjan.2006. Sistem Informasi Akuntansi.Edisi Sebelas. Penerbit Linggah Jaya:Bandung

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku Satu dan Dua. Edisi Kelima. Penerbit SalembaEmpat: Jakarta

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Ketiga. Penerbit Salemba Empat: Jakarta

Slamet Sugiri. 2005. Akuntansi Pengantar. Edisi Empat. Penerbit AMPYKPN: Yogyakarta

Soemarso. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi Lima (Revisi). Penerbit SalembaEmpat: Jakarta

Tata Sutabri. 2007.Sistem Informasi Akuntansi.Edisi tujuh. Penerbit Andi: JakartaHttp://www. Ilmu-ekonomi.com/2012/03/pengendalian-intern-dalam-sistem.htmLhttps://samsurimunaz.wordpress.com/2012/02/23/bab-i-pendahuluan-sistem-pengedalian-internal-terhadap-pembelian

http://panggih-krisna.blogspot.co.id/2013/02/sistem-pengendalian-intern.html

Customer Bagian Penjualan Bagian Gudang

Gambar 2 : FlowChar Penjualan Kredit PT. Yamaha Matramas Motor

Start

MemesanBarang

DaftarPesanan

DaftarPesanan

MembuatPermohonanKredit

PK 1

PK 2

N

PermohonanKredit

Membuat DaftarPengirimanBarang

DaftarPengirimanBarang

DPB 3

DPB 2

DPB 1

N

1

1

DPB 1

Selesai

Arsip NomorUrut

Customer Bagian Penjualan Bagian Gudang Bagian Keuangan Pimpinan

Start

MemesanBarang

DaftarPesanan

DaftarPesanan

MembuatFPT

FPT 1

FPT 2

FPT 3

FPT 4

FPT 5

FPT 6N

Tanda TanganPembeli

Penyerahanke subKeuangan

1

1

Menerima &enandatangani

FPT

MembagikanFPT 6 lmbr

kepd ygMembutuhkan

Membuatkuitansi

penjualan

Kuitansidisistribusikanke pimpinan

Menandatangani kuitansi

Kuitansi yangtelahditandatangani

Kuitansi yangtelahditandatangani

Kuitansi yangtelahditandatangani

Melakukanpembayaran

2

2

Menerimauang darilangganan

Dicap “Lunas”

3

3

MenyiapkanBarang

Membuat DaftarPengiriman Barng

(DPB)

DaftarPengiriman

Barng (DPB)

DPB 3

DPB 2

DPB 1

Ditandatanganioleh supervisor

Barang diserahkankepada langganan

4

Gambar 1: Flowchar Penjualan Tunai PT. Yamaha Matramas Motor

4

Menandatangani DPB

DPB 3

DPB 2

DPB 1

N

DPB 3

Arsip MenurutTanggal

Selesai

RIWAYAT HIDUP

RINA MUSTIKA. Lahir di Tontonan, Kabupaten Enrekang

23 Juni 1993. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga

bersaudara, buah dari pasangan Bancong dan Judiati.

Pendidikan formal dimulai dari SD Negeri 104

Tontonan pada tahun 2000 dan selesai tahun 2006. Pada tahun

yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 1 Anggeraja

Kabupaten Enrekang dan selesai pada tahun 2009. Selanjutnya, penulis

melanjutkan pendidikan ke MAN Baraka Kabupaten Enrekang dan selesai tahun

2012.

Masuk di perguruan tinggi pada tahun 2012 di Universitas

Muhammadiyah Makassar. Penulis diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Pada tahun 2015, mengikuti Kuliah Kerja

Nyata(KKN) di Universitas Muhammadiyah Makassar selama dua bulan.