19
ASUHAN KEPERAWATAN ANGINA PECTORIS Disusun Oleh : Ainun Zuhri Meilinda (01114045) Puguh arfianto (01114079) Suka hariono (01114089)

Angina pectoris

Embed Size (px)

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN ANGINA PECTORIS

Disusun Oleh :

Ainun Zuhri Meilinda (01114045)Puguh arfianto (01114079)Suka hariono (01114089)

• DEFINISI

ETIOLOGI

Angina pektoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau perasaan tertekan di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner, menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat. (Smeltzer dan Bare, 2002 : 779).

• Aterosklerosis• Spasme arteri koroner• Latihan fisik yang

terlalu berat• Stres• Pajanan terhadap

udaradingin

• Manifestasi Klinis

Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat yang bervariasi, mulai rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri hebat disertai dengan rasa takut atau rasa akan menjelang ajal. Meskipun rasa nyeri biasanya terlokalisir, namun nyeri tersebut dapat menyebar ke leher, dagu, bahu, dan aspek dalam ekstemitas atas.

KLASIFIKASI Angina Nonstabil Angina Stabil Kronis Angina Nokturnal Angina Refrakter atau Intraktabel Angina Prinzmetal (Varian : Istirahat)

• Patofisiologi

Sakit dada pada angina pektoris disebabkan karena timbulnya iskemia miokard atau karena suplai darah dan oksigen ke miokard berkurang. Aliran darah berkurang karena penyempitan pembuluh darah koroner (arteri koronaria). Penyempitan terjadi karena proses ateroskleosis atau spasme pembuluh koroner atau kombinasi proses aterosklerosis dan spasme.Aterosklerosis dimulai ketika kolesterol berlemak tertimbun di intima arteri besar. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami nekrotik dan menjadi jaringan parut.

selanjutnya lumen menjadi semakin sempit dan aliran darah terhambat. Pada lumen yang menyempit dan berdinding kasar, akan cenderung terjadi pembentukan bekuan darah. Hal ini menjelaskan bagaimana terjadinya koagulasi intravaskuler, diikuti oleh penyakit tromboemboli, yang merupakan komplikasi tersering aterosklerosis.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

  1. EKG 2. Foto dada 3. Kolestrol :meningkat

PENATALAKSANAAN MEDIS

Ada dua tujuan utama penatalaksanaan angina pectoris :

Mencegah terjadinya infark miokard dan nekrosis, dengan demikian meningkatkan kuantitas hidup.

Mengurangi symptom dan frekwensi serta beratnya ischemia, dengan demikian meningkatkan kualitas hidup.

KOMPLIKASI

  Stres psikologis Miokard infark Aritmia Gagal jantung

DIAGNOSA keperawatan Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

inotropik (iskemia miokard transien /memanjang) Intoleransi aktifitas berbubungan dengan serangan iskkemia

otot jantung ,berkurangnya curah jantung Ansieta berhubungan dengan respon patofisiologis dan ancaman

terhadap status kesehatan    

Terapi Farmakologis untuk anti angina dan anti iskhemia

Penyekat Beta Nitrat dan Nitrit Kalsium Antagonis

Terapi Farmakologis untuk mencegah Infark miokard akut : Terapi antiplatelet

o :Terapi Antitrombolitiko :Terapi penurunan

kolesterol

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN

•Pemeriksaan Fisik

•Pemeriksaan fisik

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 NYERI AKUT

BERHUBUNGAN

DENGAN

ISKEMIK

MIOKARDIUM

Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan nyeri pasien berkurang/ teratasi Kriteria hasil : Pasien menyatakan/menunjukan nyeri hilang, pasien  melaporkan episode angina menurun dalam frekuensi durasi dan beratnya. 

1.Anjurkan

pasien untuk

memberitahu

perawat dengan

cepat bila

terjadi nyeri

dada.

2. Identifikasi

terjadinya faktor

pencetus, bila

ada: frekuensi,

durasi, 

intensitas dan

lokasi nyeri.

1.Nyeri dan

penurunan curah

jantung dpat

merangsang sistem

saraf simpatis

untuk mengeluarkan

sejumlah besar nor

epineprin, yang

meningkatkan

agregasi trombosit

dan nyeri tidak

bisa ditahan

menyebabkan respon

vasovagal,

menurunkan TD dan

frekuensi

jantung. 

 

2. Membantu

membedakan nyeri

dada dini dan

alat evaluasi

kemungkinan

kemajuan menjadi

angina tidak

stabil (angina

stabil biasanya

berakhir 3

sampai 5 menit  

No. DX

tujuan interfensi rasional

No.DX tujuan interfensi rasional

 

No.DX Tujuan intervensi rasional

No.DX tujuan intervensi rasional5. Setelah dilakukan

tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak terjadi volume cairan dengan kh:Input & output seimbangVital sign dalam batas NTidak ada tanda pnesyokAkral hangat

Pantau vital sign setiap 3 jam

Pantau balance cairan

Instrument pada keluarga untuk meningkatkan asupan cairan 1,5-2,L / 24 jam

Observasi turgor kulit, membrane mukosa.

Kolaborasi pemberian cairan IV

Membantu mengidentifikasi fluktuasi cairan intralaskuler.

Penurunan haluaran urin dan balance cairan diduga dehidrasi

Memenuhi kebutuhan cairan tubuh penoral

Menunjukkan kehilangan cairan berlebih

Mencegah terjadinya syok hipovolemik

TERIMAKASIH...

Semoga bermafaat ^^