53
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Prawirohardjo, 2014). Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus agar berlangsung dengan baik, karena kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin. (Walyani, 2015). Kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan kalender atau 40 minggu. Kehamilan dibagi tiga periode, yaitu Trimester I dari minggu ke-1 sampai minggu ke-13, trimester II dari minggu ke-14 sampai minggu ke-26, trimester III dari minggu ke-27 sampai ke-38-40 (akhir kehamilan) (Susanti, 2008). b. Kategori ibu hamil Menurut (Janiwarty & Pieter, 2013), kategori ibu hamil dibagi menjadi empat kelompok, diantaranya : 1) Primigravida Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup (vailable)

BAB II - Repository Poltekkes Semarang

Embed Size (px)

Citation preview

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Kehamilan

a. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi

(Prawirohardjo, 2014). Kehamilan merupakan suatu proses

reproduksi yang perlu perawatan khusus agar berlangsung dengan

baik, karena kehamilan mengandung kehidupan ibu maupun janin.

(Walyani, 2015). Kehamilan membutuhkan waktu 9 bulan kalender

atau 40 minggu. Kehamilan dibagi tiga periode, yaitu Trimester I

dari minggu ke-1 sampai minggu ke-13, trimester II dari minggu

ke-14 sampai minggu ke-26, trimester III dari minggu ke-27

sampai ke-38-40 (akhir kehamilan) (Susanti, 2008).

b. Kategori ibu hamil

Menurut (Janiwarty & Pieter, 2013), kategori ibu hamil dibagi

menjadi empat kelompok, diantaranya :

1) Primigravida

Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama

kalinya. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan

bayi yang dapat hidup (vailable)

17

2) Nullipara

Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah

melahirkan bayi yang vailable untuk pertama kali.

3) Multigravida

Multigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan

bayi yang vailable untuk beberapa kali.

4) Grandemultigravida

Grandemultigravida yaitu wanita yang telah hamil lebih dari 5

kali.

c. Perubahan Fisik Selama Kehamilan

Prawiroharjo tahun 2014 menjelaskan perubahan anatomi dan

fisiologi pada perempuan hamil sebagian besar sudah terjadi segera

setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan.

Kebanyakan perubahan ini merupakan respons terhadap janin. Satu

hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini

akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses

persalinan dan menyusui selesai.

Perubahan fisik selama kehamilan (Janiwarty & Pieter, 2013) :

1) Perubahan fisik kehamilan trimester I

Perubahan fisik pada trimester pertama adalah mual atau

muntah saat pagi hari (morning sickness) dan bila rasa mual

berkepanjangan disebut hiperemesis gravidarum, kembung

selama kehamilan, ibu ibu hamil seringkali mengalami perut

18

kembung akibat dari sembelit atau perubahan hormonal, sakit

gigi, perilaku meludah, sering buang air kecil, sesak nafas dan

kram perut.

2) Perubahan fisik kehamilan trimester II

Perubahan fisik trimester kedua ditandai dengan meningkatnya

jumlah frekuensi buang air kecil, mual di pagi hari mulai

berkurang, nafsu makan meningkat, pengeluaran cairan vagina

secara perlahan – lahan meningkat, bentuk payudara, perut,

dan pinggang semakin membesar, libido hubungan seksual

semakin naik dan meningkatnya jumlah kelenjar keringat, rasa

sakit pada perut, bengkak pada kaki dan tumit, terkadang

terasa panas pada bagian dada, kram pada kaki, denyut jantung

semakin meningkat, konstipasi atau sembelit, munculnya

varises, sakit pinggang, gatal – gatal dan tanda bergaris yang

terjadi pada perut atau stiae.

3) Perubahan fisik kehamilan trimester III

Ciri – cirir perubahan fisik pada periode trimester tiga ialah

kaki bertambah semakin bengkak dan kaki terasa semakin

nyeri, buang air kecil meningkat sehingga sering kepanasan,

rahim sering berkontraksi ringan (Braxton Hick Contraction),

pada bulan kedelapan payudara akan mengeluarkan cairan

yang kental, rasa nyeri punggung, dan sesak nafas sehingga

19

kesulitan mendapatkan posisi tidur nyaman dan uterus tumbuh

tinggi ke paru-paru.

d. Perubahan Psikologis dalam Kehamilan

Kehamilan juga diartikan periode kritis, saat terjadinya gangguan

dan perubahan identitas peran. Wanita hamil merespons terhadap

masa krisis dengan cara berbeda – beda menurut sifat dan situasi

kehidupan. Definisi krisis merupakan ketidakseimbangan

psikologis yang disebabkan situasi atau tahap perkembangan

(Pieter & Lubis, 2010). Selama kehamilan kebanyakan ibu

mengalami perubahan psikologis dan emosional. Perubahan

psikologis dan emosional ini tampaknya berhubungan dengan

perubahan biologis yang dialami ibu selama kehamilan. Emosi ibu

hamil cenderung labil. Reaksi yang ditunjukkan terhadap

kehamilan dapat juga berlebihan dan mudah berubah – ubah

(Rukiyah et al., 2013).

Ibu hamil sangatlah sensitif dan rapuh. Banyak ketakutan yang

muncul akan bahaya yang mungkin saja terjadi pada diri ibu

maupun janinnya. Ketakutan yang tidak mendasar ini mungkin

disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada tubuhnya tampaknya

tidak bisa ia ken dalikan dan proses hidupnya berubah dan tidak

dapat dikembalikan lagi. Inilah saat ibu hamil memerlukan saran,

dorongan, pengarahan dan bantuan dari orang – orang sekitarnya.

(Rukiyah et al., 2013). Awal perubahan psikologis wanita hamil

20

yaitu periode syok, menyangkal, bingung, dan sikap menolak.

Persepsi wanita bermacam – macam ketika mengetahui dia hamil,

seperti kehamilan suatu penyakit, kejelekan atau sebaliknya

memandang kehamilan sebagai masa kreatifitas dan pengabdian

kepada keluarga (Pieter & Lubis, 2010).

Oleh karena perubahan psikologis secara spesifik dapat diduga

berdasarkan perubahan biologis selama kehamilan. Perubahan

psikologis ini dapat dibagi berdasarkan trimester kehamilan

(Rukiyah et al., 2013).

1) Perubahan psikologi kehamilan trimester I

Perubahan emosional pada trimester I ialah penurunan

kemauan seksual karena letih dan mual, perubahan suasana

hati seperti depresi atau khawatir, ibu mulai berpikir mengenai

bayi dan kesejahteraannya dan kekhawatiran pada bentuk

penampilan diri yang kurang menarik (Pieter & Lubis, 2010).

Trimester pertama sering dianggap sebagai periode

penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan wanita adalah

terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan

terhadap kenyataan ini dan arti bagi semua ini bagi dirinya

merupakan tugas psikologis paling tinggi bagi dirinya. Selama

trimester ini wanita menjadi ambivalen. Kurang lebih 80%

wanita mengalami kekecewaan, penolakan, kecemasan,

depresi, dan kesedihan (Marmi, 2011)

21

Trimester pertama adalah saat yang spesial karena seorang ibu

akan menyadari kehamilannya. Selama kehamilan sedapat

mungkin wanita hamil harus beradaptasi dengan kondisi

psikologisnya. Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu

mencari tanda – tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya

memang hamil. Segala perubahan yang terjadi pada tubuhnya

akan selalu diperhatikan dengan seksama (Rukiyah et al.,

2013). Kehamilan trimester pertama merupakan periode

adaptasi. Respon yang muncul pada periode ini adalah sebagai

berikut (H. P. Astuti, 2012) :

a) Ketidakyakinan/ketidakpastian

Awal minggu kehamilan, wanita akan merasa tidak yakin

dengan kehamilannya dan berusaha untuk

mengkonfirmasikan kehamilan tersebut. Hal ini disebabkan

karena tanda-tanda fisik dan kehamilannya tidak begitu

jelas atau sedikit berubah. Setiap wanita memiliki tingkat

reaksi yang bervariasi terhadap ketidakyakinan akan

kehamilan. Wanita hamil akan berusaha mencari kepastian

bahwa dirinya hamil, menjadi takut akan kehamilan yang

terjadi dan berharap tanda – tanda tersebut menunjukkan

bahwa dirinya tidak hamil.

Fase ini, seorang wanita akan mengobservasi seluruh

bagian tubuhnya untuk memastikan perubahan yang

22

mengindikasikan tanda – tanda kehamilan, merundingkan

kepada kelaurga dan teman tentang kemungkinan bahwa

telah terjadi kehamilan tersebut dengan menggunakan tes

kehamilan

b) Ambivalen

Setiap wanita hamil memiliki sedikit rasa ambivalen dalam

dirinya selama masa kehamilan. Ambivalen merupakan

respon normal individu ketika akan memasuki suatu peran

baru. Beberapa wanita merasa bahwa ini tidak nyata dan

bukanlah saat yang tepat untuk hamil, walaupun ini telah

direncanakan atau diidamkan.

c) Fokus pada diri sendiri

Awal kehamilan, pusat pikiran ibu berfokus pada dirinya

sendiri, bukan pada janin. Ibu merasa bahwa janin

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari diri ibu,

calon ibu juga mulai berkeinginan untuk menghentikan

rutinitasnya yang penuh tuntutan sosial dan tekanan agar

dapat menikmati waktu kosong tanpa beban. Banyak waktu

yang dihabiskan untuk tidur.

d) Perubahan seksual

Selama trimester I, seringkali keinginan seksual wanita

menurun. Ketakutan akan keguguran menjadi penyebab

23

pasangan menghindari aktivitas seksual. Apalagi jika

wanita tersebut sebelumnya pernah mengalami keguguran.

2) Perubahan psikologi kehamilan trimester II

Perubahan emosional trimester II terjadi pada bulan kelima

kehamilan terasa nyata karena bayi sudah mulai bergerak

sehingga dia mulai memerhatikan bayi dan memikirkan apakah

bayinya akan akan dilahirkan sehat (Pieter & Lubis, 2010).

Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan yang

baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas

dari segala rasa ketidaknyamanan yang normal dialami oleh ibu

hamil (Marmi, 2011)

Perubahan psikologis yang terjadi pada trimester II (H. P.

Astuti, 2012)

a) Tanda – tanda kehamilan secara fisik

Kehamilan trimester II, terlihat tanda – tanda perubahan

fisik yang jelas, sehingga dirasakan keberadaan janin.

Tanda – tanda tersebut diantaranya uterus yang membesar

dengan cepat dan dapat dirasakan jika dipalpasi di daerah

abdomen, naiknya berat badan, serta payudara yang mulai

membesar. Janin dapat terlihat jika dilakukan USG,

sehingga dapat diperlihatkan gambar/video janin di dalam

kandungan kepada keluarga

24

b) Janin sebagai fokus utama

Pada tahap ini, janin sudah menjadi fokus utama dari ibu.

Ibu mulai memperhatikan kesehatan dari janin. Ibu menjadi

tertarik akan informasi tentang diet dan perkembangan fetal

c) Narsisme dan introvert

Beberapa wanita akan menjadi lebih narsis dan introvert

terhadap dirinya sendiri, sadar akan kemampuannya untuk

melindungi dan menyediakan kebutuhan bagi janin. Ibu

lebih selektif akan makanan dan baju yang ingin dipakai.

Beberapa wanita juga akan kehilangan ketertarikan akan

pekerjaan, berlebihan jika mengalami kejadian, karena

takut jika kejadian tersebut akan berdampak buruk dan

membahayakan janin

d) Citra tubuh

Pada trimester II perubahan bentuk terjadi begitu cepat dan

terlihat jelas. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah

besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perubahan –

perubahan ini akan diterima dan dianggap sebagai suatu

kebanggaan bagi pasangan suami dan istri.

e) Perubahan seksual

Ketertarikan dan aktivitas seksual selama masa kehamilan

bersifat individual dan sulit ditebak. Bersifat individual,

25

karena ada pasangan yang puas dan ada yang tidak.

Perasaan tersebut tergantung dari faktor – faktor fisik,

emosi, interaksi, budaya, masalah disfungsi seksual,

perubahan fisik pada wanita, bahkan tahayul/mitos tentang

seks selama kehamilan. Bersifat sulit ditebak, karena

perasaan seksual itu dapat sewaktu – waktu naik, turun,

atau bahkan tidak berubah. Aktivitas seksual tetap aman

dilakukan jika tidak ada komplikasi masa kehamilan.

3) Perubahan psikologi kehamilan trimester III

Marmi pada tahun 2011 menjelaskan pada trimester ketiga ini

sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.

Ia mulai menyadari kehadiran bayi sebagai makhluk yang

terpisah sehingga ia tidak sabar menantikan kelahiran sang

bayi. Dan dalam trimester ini merupakan waktu persiapan yang

aktif menantikan kelahiran bayinya.

a) Gembira bercampur takut

Pieter dan Lubis pada tahun 2010 menjelaskan perubahan

emosional trimester III terutama pada bulan – bulan

terakhir kehamilan biasanya gembira bercampur takut

karena kehamilan telah mendekati persalinan.

Kekhawatiran ibu hamil biasanya seperti apa yang akan

terjadi pada saat melahirkan, apakah bayi sehat, dan tugas –

tugas apa yang dilakukan setelah kelahiran. Pemikiran dan

26

perasaan seperti ini sangat biasa terjadi pada ibu hamil.

Sebaiknya kecemasan seperti ini dikemukakan istri kepada

suaminya.

b) Kecemasan

Sejumlah ketakutan muncul dalam trimester ini yaitu

merasa cemas dengan kehidupan bayinya dan dirinya

sendiri, seperti : apakah bayinya nanti akan lahir abnormal,

terkait dengan persalinan dan pelahiran (nyeri, kehilangan

kendali dan hal – hal lain yang tidak diketahui), apakah ia

akan bersalin, atau bayinya tidak mampu keluar karena

perutnya sudah luar biasa besar, atau apakah organ vitalnya

akan mengalami cedera akibat tendangan bayi (Marmi,

2011)

Selain itu Rukiyah dkk pada tahun 2013 menjelaskan rasa

cemas dan takut akan proses persalinan dan kelahiran

meningkat, yang menjadi perhatian : rasa sakit, luka saat

melahirkan, kesehatan bayinya, kemampuan menjadi ibu

yang bertanggungjawab, dan bagaimana perubahan

hubungan dengan suami, ada gangguan tidur.

Pergerakan janin dan pembesaran uterus menjadi hal yang

mengingatkan keberadaan bayi. Wanita mungkin merasa

cemas dengan kehidupan bayi dan kehidupannya sendiri

apakah bayinya akan lahir normal (Rukiyah et al., 2013)

27

c) Persiapan Persalinan

Pada fase ini, calon ibu mulai sibuk mempersiapkan diri

untuk persiapan melahirkan dan mengasuh anaknya setelah

dilahirkan. Mempersiapkan segala kebutuhan bayi, seperti

baju, nama, dan tempat tidur. Bernegosiasi dengan

pasangannya tentang pembagian tugas selama masa – masa

menjelang melahirkan sampai nanti setelah bayi lahir.

Pergerakan dan aktivitas bayi akan semakin sering terasa,

seperti memukul, menendang dan menggelitik (Astuti,

2012)

d) Pikiran sendiri dan berduka

Pikiran dan perasaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang

akan mengurus anaknya. Bermacam penjelmaan dapat

terjadi : semula menolak kehamilan sekarang menunjukkan

sikap positif dan menerima kehamilan, semula jarang

memeriksakan kehamilan sekarang lebih teratur dan

mendaftarkan untuk bersalin, persiapan perawatan bayi

sudah disiapkan di rumah (Rukiyah et al., 2013).

Ia juga mengalami proses duka lain ketika ia

mengantisipasi hilangnya perhatian dan hak istimewa

khusus lain selama ia hamil, perpisahan antara ia dan

28

bayinya tidak dapat dihindari, dan perasaan kehilangan

karena uterusnya yang penuh tiba – tiba akan mengempis

dan kosong (Marmi, 2011)

2. Kecemasan

a. Pengertian

Ansietas atau kecemasan merupakan istilah yang akrab digunakan

untuk kecemasan, khawatir, gelisah, tidak tenteram yang disertai

dengan gejala fisik. Ansietas adalah respon emosional terhadap

penilaian individu yang subjektif yang mana keadaannya

dipengaruhi alam bawah sadar dan belum diketaui pasti

penyebabnya (Pieter & Lubis, 2010).

Cemas adalah suatu emosi yang sejak dulu dihubungkan dengan

kehamilan. (Susanti, 2008). Perasaan cemas dapat timbul oleh

karena dua sebab, pertama dari apa yang disadari seperti rasa takut,

terkejut, tidak berdaya, rasa bersalah/berdosa merasa terancam, dan

sebagainya. Kedua, yang terjadi dari luar kesadaran dan tidak

mampu menghindari dari perasaan yang tidak menyenangkan itu.

Rasa cemas itu terdapat dalam semua gangguan dan penyakit jiwa,

dan bentuknya pun bermacam – macam (Prasetyono, 2007).

b. Dampak Kecemasan

Ramaiah menjelaskan kecemasan akan dirasakan oleh semua

orang, terutama jika ada tekanan perasaan atau tekanan kejiwaan

yang amat sangat.

29

Biasanya menyebabkan dua macam akibat :

1) Kepanikan yang amat sangat dan karena itu gagal berfungsi

secara normal atau menyesuaikan diri pada situasi atau

2) Gagal mengetahui lebih dahulu bahayanya dan mengambil

tindakan pencegahan yang mancukupi.

Reaksi pertama dinamakan “kecemasan traumatik” dan yang kedua

ialah “kecemasan tanda”.

c. Penyebab Kecemasan

Ada 4 faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pola dasar

yang menunjukkan reaksi rasa cemas (Ramaiah, 2003).

1) Lingkungan

2) Emosi yang ditekan

3) Sebab – sebab fisik

4) keturunan

d. Tanda dan Gejala Kecemasan (Lestari, 2015)

Keluhan – keluhan yang sering dikemukakan oleh orang yang

mengalami ansietas antara lain :

1. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri,

mudah tersinggung.

2. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut.

3. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang.

4. Gangguan pola tidur, mimpi – mimpi yang menegangkan.

5. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.

30

6. Keluhan keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan

tulan, pendengaran berdenging (tinitus), berdebar – debar,

sesak napas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan dan

sakit kepala.

e. Tingkat kecemasan (Lestari, 2015)

Tingkatan kecemasan dibagi menjadi 4, antara lain :

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik

1) Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

kehidupan sehari – hari dan menyebabkan seseorang menjadi

waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan

ringan dapat memotivasi belajar dan menghasilkan

pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada

tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi

meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi

meningkat dan tingkah laku sesuai situasi.

2) Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk

memusatkan pada masalah yang penting dan

mengesampingkan yang lain sehingga seseorang mengalami

31

perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang

terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu

kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan

meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan

volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar

namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi menurun,

perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak

menampah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah

lupa, marah dan menangis.

3) Kecemasan Berat

Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.

Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk

memusatkan pada sesuatu yang yang terinci dan spesifik, serta

tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut

memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkn pada

area yang lain. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah

mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat tidur

(insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi

menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada

dirinya sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan

tinggi, perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

4) Kecemasan Sangat Berat

32

Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror

karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang

panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini

adalah susah bernapas, dilatasi pupil, palpitasi, pucat,

diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat berespon

terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit,

mengalami halusinasi dan delusi.

f. Proses Terjadinya Kecemasan

1) Faktor predisposisi kecemasan (Lestari, 2015)

Penyebab kecemasan dapat dipahami melalui beberapa teori :

a) Teori Psikoanaliti (emosional)

Menurut Freud, kecemasan adalah konflik emosional yang

terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id

mewakili dorongan insting dan impuls primitif seseorang,

sedangkan superego mencerminkan hati nurani sesorang

dan dikendalikan oleh norma – norma budaya seseorang.

Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang

bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan

ego bahwa ada bahaya.

b) Teori tingkah laku

Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan

adalah hasil frustasi, dimana segala sesuatu yang

33

menghalangi terhadap kemampuan seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan dapat menimbulkan

kecemasan. Faktor presipitasi yang aktual mungkin adalah

sejumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor –

faktor tersebut bekerja menghambat usaha seseorang untuk

memperoleh kepuasan dan kenyamanan. Selain itu

kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar

berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari

kepedihan.

c) Teori keluarga

Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal

yang biasa ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait

dengan tugas perkembangan individu dalam keluarga.

d) Teori biologis

Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus

untuk benzo diazepine. Reseptor ini mungkin membantu

mengatur kecemasan. Penghambat asam aminobutirik-

gamma neroregulator (GABA) juga mungkin biologis

berhubungan dengan kecemasan, sebagaimana halnya

dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa

kesehatan umum seseorang mempunyai akibat nyata

sebagai predisposisi terhadap kecemasan. Kecemasan

34

mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya

menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi stresor.

2) Faktor presipitasi kecemasan

Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal dan

eksternal. Ada dua kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu

ancaman terhadap integritas fisik dan terhadap sistem diri :

a) Ancaman terhadap integritas fisik

Ancaman pada kategori ini meliputi ketidakmampuan

fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas

untuk melakukan aktifitas hidup sehari – hari.

b) Ancaman terhadap integritas sistem tubuh

Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas,

harga diri dan fungsi sosial seseorang.

g. Patofisiologi kecemasan

Adanya suatu stressor sebagai kecemasan akan diproses sebagai

stressor oleh kortes serebri. Informasi akan dibawa oleh sistem

limbik ke hipotalamus. Kemudian hipotalamus melepaskan

neuropeptide yang selanjutnya akan mengaktifkan sistem saraf

simpatis dan merangsang kelenjar pituitary melepaskan ACTH.

Sistem saraf simpatis akan menstimulus medulla adrenal

melepaskan katekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Katekolamin

akan mempengaruhi kerja beberapa organ tubuh diantaranya adalah

peningkatan frekuensi dan isi sekuncup jantung/stroke volume

35

yang akan meningkatkan tekanan darah dan volume darah yang

berdistribusi dalam setiap menitnya.

Katekolamin juga menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah di

perifer, ginjal dan hampir semua organ viseral dan juga

menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah sketel, sehingga

meningkatkan tekanan darah dan volume darah yang berdistribusi

setiap menitnya (Lewis, Dirkse, Heitkemper, Bucher, & Camera,

2004; Videbeck, 2008)

Efek utama sistem saraf simpatis adalah meningkatnya aliran darah

ke otot rangka, meingkatnya ketegangan otot, meningkatnya

kecepatan nafas, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah,

meningkatnya pengeluaran keringat, meningkatnya konduktifitas

kulit, meningkatnya motilitas usus, meningkatnya pengeluaran

saliva. Sedangkan efek utama sistem parasimpatis adalah

sebaliknya yaitu menurunkan fungsi sistem parasimpatis tersebut

(Marks, Marks, & Smith, 2006).

h. Skala Kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale

Menurut Lestari tahun 2015 Kecemasan dapat diukur dengan alat

ukur kecemasan yang disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating

Scale). Skala HARS merupakan pengukuran kecemasan yang

didasarkan pada munculnya simptom pada individu yang men

galami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat simptom yang

nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item

36

yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4.

Skala HARS pertama kali digunakan pada tahun 1959 yang

diperkenalkan oleh Max Hamilton. Skala Hamilton Anxiety Rating

Scale (HARS) dalam penilaian kecemasan terdiri 14 item meliputi:

1. Perasaan cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri,

mudah tersinggung.

2. Merasa tegang, gelisah, gemetar, mudah terganggu dan lesu.

3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila

tinggal sendiri dan takut pada binatang besar.

4. Gangguan tidur sukar memulai tidur, terbangun pada malam

hari, tidur tidak pulas dan mimpi buruk.

5. Gangguan kecerdasan : penurunan daya ingat, mudah lupa dan

sulit konsentrasi.

6. Perasaan depresi : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

pada hoby, sedih, perasaan tidak menyenangkan sepanjang

hari.

7. Gejala somatik : nyeri pada otot – otot dan kaku, gerakan gigi,

suara tidak stabil dan kedutan otot.

8. Gejala sensorik : perasaan ditusuk – tusuk, penglihatan kabur,

muka merah dan pucat serta merasa lemah.

9. Gejala kardiovaskuler : takikardi, nyeri di dada, denyut nadi

mengeras dan detak jantung hilang sekejap.

37

10. Gejala pernapasan : rasa tertekan di dada, perasaan tercekik,

sering menarik napas panjang dan merasa napas pendek.

11. Gejala gastrointestinal : sulit menelan, obstipasi, berat badan

menurun, mual dan muntah, nyeri lambung sebelum dan

sesudah makan, perasaan panas di perut.

12. Gejala urogenital : sering kencing, tidak dapat menahan

kencing, amenore, ereksi lemah dan impotensi.

13. Gejala vegetatif : mulut kering, mudah berkeringat, muka

merah, bulu roma berdiri, pusing atau sakit kepala.

14. Perilaku sewaktu wawancara : gelisah, jari – jari gemetar,

mengkerutkan dahi atau kening, muka tegang, tonus otot

meningkat dan napas pendek dan cepat.

Hawari dalam bukunya menyebutkan masing masing kelompok

gejala diberi penilaian angka :

Tabel 2.1 nilai kategori kecemasan

Nilai Keterangan

0 Tidak pernah

1 Jarang

2 Sering

3 Selalu

Masing – masing nilai dari 14 kelompok gejala tersebut

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut diketahui derajat

kecemasan seseorang yaitu :

38

Tabel 2.2 nilai derajat kecemasan

i. Kecemasan dalam Kehamilan

Reva Ruvin mengatakan bahwa, selama periode kehamilan hampir

sebagian besar ibu hamil sering mengalami kecemasan. Namun

tingkat kecemasannya berbeda – beda dan tergantung pada sejauh

mana ibu hamil itu memersepsikan kehamilannya. Faktor – faktor

penyebab timbulnya kecemasan ibu hamil biasanya berhubungan

dengan kondisi :

1) Kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan.

2) Pengalaman keguguran kembali (teratoma)

3) Rasa aman dan nyaman selama masa kehamilan

4) Penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua.

5) Sikap memberi dan menerima kehamilan

6) Keuangan keluarga.

7) Support keluarga dan tenaga medis

Rasa cemas berlebihan dengan sendirinya menyebabkan ibu sakit.

Hal ini bisa menimbulkan bentuk penyakit lain bermunculan yang

sebelumnya telah dideritanya. Kemudian, perasaan cemas

berkepanjangan dapat membuat ibu hamil tak bisa berkonsentrasi

Total Nilai Keterangan

<14 Tidak ada kecemasan

14-20 Kecemasan ringan

21-27 Kecemasan sedang

28-41 Kecemasan berat

42-56 Kecemasan Berat Sekali

39

baik dan hilangnya rasa kepercayaan diri. Bahkan untuk beberapa

ibu penderita ibu penderita cemas berat menghabiskan waktunya

dengan merasakan kecemasan sehingga mengganggu aktivitasnya.

Gejala – gejala cemas ibu hamil terlihat dari mudah tersinggung,

suling bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau

denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut

atau diare, tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan

kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan pingsan (Pieter &

Lubis, 2010).

Peningkatan kecemasan menyebabkan kenaikan emosi atau

tekanan fisik sehingga seseorang sulit untuk berfikir sehingga

mempengaruhi perilaku. Ditandai juga dengan adanya peningkatan

denyut jantung, perubahan denyut nadi, peningkatan tekanan darah,

sekresi hormon stres, peningkatan suhu tubuh, peningkatan laju

aliran saliva, peningkatan sekresi cairan tubuh, perubahan warna

kulit, peningkatan saturasi oksigen (Gyergyay et al., 2015).

40

3. Perubahan Tanda – Tanda Vital Akibat Kecemasan

a. Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah

terhadap setiap satuan luas dinding pembuluh darah yang

dinyatakan dalam milimeter air raksa. Periode pengisian jantung

dengan darah disebut diastolik, yang diikuti oleh satu periode

kontraksi yang disebut sistolik (Guyton & Hall, 2008). Selama

kehamilan dan masa nifas terjadi perubahan – perubahan pada

jantung dan sirkulasi pada ibu (Wolff, Memon, Chalmers,

Sundquist, & Midlöv, 2015). Rata – rata tekanan darah normal

biasanya 120/80 mmHg (Marks et al., 2006).

Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya

adalah kecemasan. Hal ini dikarenakan tekanan darah pada sistem

kardiovaskuler diatur oleh sistem saraf otonom. Kecemasan

merupakan sifat subjektif dan secara sadar disertai perangsangan

sistem saraf otonom yang dapat meningkatkan tekanan darah,

denyut jantung dan respirasi. Dari teori tersebut dapat dijelaskan

bahwa peningkatan tekanan darah merupakan respon fisiologis dan

psikologis dari kecemasan. Kedua hal ini saling berhubungan

sebagai dampak dari perubahan psikologis yang akan

mempengaruhi psikologis, begitu pula sebaliknya. Apabila pasien

mengalami kecemasan maka akan berdampak pada peningkatan

tekanan darah. Hal ini dikarenakan pusat pengaturan tekanan darah

41

dilakukan oleh sistem saraf, sistem humoral dan sistem

hemodinamik (Marks et al., 2006)

b. Pernafasan

Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan

oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk

oksidanya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hidrogen

dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri

proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil

buangan dalam bentuk karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)

dihilangkan (Pearce, 2011).

Pernafasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran

gas di dalam jaringan atau “pernafasan dalam” dan di dalam paru –

paru atau “pernafasan luar” (Pearce, 2011).

Tabel 2.3 Kecepatan pernafasan normal setiap menit

Pernafasan pada Jumlah nafas

Bayi Baru Lahir 30-40

12 Bulan 30

2 – 5 Tahun 24

Orang Dewasa 10-20

Respon fisiologis tubuh terhadap kecemasan salah satunya pada

pernafasan berupa nafas cepat, nafas pendek, tekanan pada dada,

nafas dangkal, pembengkakan pada tenggorokan, sensasi tercekat,

terengah – engah (Lestari, 2015).

42

c. Nadi

Denyut nadi adalah getaran atau denyut darah di dalam pembuluh

darah arteri akibat kontraksi ventrikel jantung kiri. Denyut nadi

dirasakan di area tubuh dimana arteri dekat dengan permukaan

kulit dan di bawah struktur yang padat seperti tulang. Secara umum

denyut nadi dapat ditemukan di daerah pergelangan tangan, karotis,

temporal, brankhial, femoral, popliteal, dan dorsalis pedis. Denyut

nadi normal dalam keadaan istirahat adalah antara 72-80 kali per

menit. Walaupun kecepatan denyut nadi dapat bervariasi selama

jangka waktu pendek pada respons terhadap kecemasan (Fraser,

Cooper, & Fletcher, 2009)(Marks et al., 2006). Pemeriksaan

denyut nadi dilakukan selama satu menit secara manual dengan

cara menekan 3 jari (telunjuk, tengah, manis) pada salah satu

pergelangan tangan. Perhitungan denyut nadi di mulai ketika

denyut nadi sudah mulai teraba (Marks et al., 2006).

43

4. Prenatal yoga

a. Pengertian Yoga

Yoga adalah sebuah gaya hidup, suatu sistem pendidikan yang

terpadu antara tubuh, pikiran dan jiwa (Widya, 2015).

Yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh (holistik) yang

terbentuk dari kebudayaan India kuno sejak 3.000 SM yang lalu.

Yoga atau yuj-dalam bahasa Sanskerta kuno-berarti union

(penyatuan) (Sindhu, 2011). Penyatuan ini mempunyai makna

bersatunya manusia dengan Sang Maha Pencipta atau bermakna

keutuhan / keharmonisan diri secara fisik, mental, dan spiritual

(Pratignyo, 2014). Masih menurut Pratignyo, Yoga bukan lagi gaya

hidup yang eksklusif, tetapi sudah menjadi kebutuhan manusia

untuk hidup lebih sehat, mendapatkan ketenangan dan

kebahagiaan, serta bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun.

b. Yoga Untuk Ibu hamil

Pada dasarnya, prenatal yoga (yoga bagi kehamilan) merupakan

modifikasi dari yoga klasik yang telah disesuaikan dengan kondisi

fisik wanita hamil yang dilakukan dengan intensitas yang lebih

lembut dan perlahan. Yoga bisa membuat pikiran kita lebih fokus

dan konsentrasi dalam keseharian, begitu juga saat masa kehamilan

dan persalinan (Sindhu, 2011).

44

c. Manfaat Yoga Bagi Ibu Hamil

Sindhu tahun 2011 dalam bukunya menjelaskan manfaat prenatal

yoga antara lain :

1) Meningkatkan kekuatan dan stamina tubuh saat hamil

2) Melancarkan sirkulasi darah dan asupan oksigen ke janin.

3) Mengatasi sakit punggung dan pinggang, skiatika, konstipasi

(sembelit), saluran urine yang lemah, pegel – pegel dan

bengkak pada sendi.

4) Melatih otot perineum (otot dasar panggul) yang berfungsi

sebagai otot kelahiran; membuatnya lebih kuat dan elastis

sehingga mempermudah proses kelahiran.

5) Mengurangi kecemasan dan mempersiapkan mental sang ibu

untuk menghadapi persalinan.

6) Mempermudah proses kelahiran, yoga mengajarkan teknik –

teknik penguasaan tubuh dan menekankan bahwa otot yang

tegang tak akan membantu proses persalinan.

7) Menjalani komunikasi antara ibu dan anak sejak masih berada

di dalam kandungan

8) Mempercepat penyembuhan setelah melahirkan.

Menurut Pratignyo tahun 2014 manfaat prenatal yoga adalah

1) Fisik

a) Meningkatkan energi, vitalitas, dan daya tahan tubuh

b) Melepaskan stress dan cemas

45

c) Meningkatkan kualitas tidur

d) Menghilangkan ketegangan otot

e) Mengurangi keluhan fisik secara umum semasa kehamilan,

seperti nyeri punggung, nyeri panggul, hingga

pembengkakan bagian tubuh.

2) Mental dan emosi

a) Menstabilkan emosi ibu hamil yang cenderung fluktuatif

b) Menguatkan tekad dan keberanian

c) Meningkatkan rasa percaya diri dan fokus

d) Membangun afirmasi positif dan kekuatan pikiran pada saat

melahirkan

3) Spritual

a) Menenangkan dan mengheningkan pikiran melalui

relaksasi dan meditasi

b) Memberikan waktu yang tenang untuk menciptakan ikatan

batin antara ibu dengan bayi

c) Menanamkan rasa kesabaran, intuisi, dan kebijaksanaan

d. Waktu untuk melakukan prenatal yoga

Dan demi keselamatan ibu dan anak, disarankan prenatal yoga

dilakukan pada trimester ke-2 kehamilan. Hal ini dikarenakan pada

trimester pertama, ibu hamil sering mengalami morning sickness

dan beberapa keluhan kehamilan sehingga bisa menganggu saat

berlatih yoga (Yuliarti, 2010).

46

Pada prinsipnya yoga aman dilakukan selama kehamilan dan dapat

dilakukan oleh semua wanita hamil dimulai pada usia kehamilan

18 minggu, tidak memiliki riwayat komplikasi selama kehamilan,

tidak memiliki riwayat persalinan preterm, dan BBLR. Pada wanita

dengan riwayat abortus boleh melakukan yoga setelah usia diatas

20 minggu atau setelah dinyatakan kehamilan baik (Husin, 2013).

Dalam melakukan yoga, dianjurkan untuk berlatih dengan

frekuensi frekuensi antara 1 kali sampai 2 kali seminggu dengan

bimbingan instruktur selama 60 – 90 menit/sesi (Sindhu, 2015).

Untuk mendapatkan hasil maksimal Hasil yang maksimal dari yoga

yaitu ibu hamil melakukan yoga dengan frekuensi 1-2 kali minimal

3 kali pelaksanaan yoga (Almasyhur, 2010)

e. Prinsip Prenatal yoga

Prinsip dalam melakukan prenatal yoga (Pratignyo, 2014):

1) Napas dengan penuh kesadaran

Napas yang dalam dan teratur bersifat menyembuhkan dan

menenangkan. Melalui teknik pernapasan yang benar, sang ibu

akan lebih dapat mengontrol pikiran dan tubuhnya.

2) Gerakan yang lembut dan perlahan

Gerakan yang lembut dan mengalir akan membuat tubuh ibu

lebih luwes sekaligus kuat. Gerakan prenatal yoga fokus pada

otot – otot dasar panggul, otot panggul, pinggul, paha, dan

punggung.

47

3) Relaksasi dan meditasi

Dengan relaksasi dan meditasi, seluruh tubuh dan pikiran ibu

dalam kondisi yang relaks, tenang dan damai.

4) Ibu dan bayi

Prenatal yoga meluangkan waktu spesial dan meningkatkan

bonding antara ibu dan calon bayi. Jika ibu bahagia dan relaks,

bayi pun akan merasakan hal yang sama.

f. Indikasi Prenatal yoga (B. Irianti et al., 2013)

Pada prinsipnya yoga aman dilakukan selama hamil dan dapat

dilakukan oleh semua wanita hamil dimulai pada usia kehamilan

18 minggu, tidak memiliki riwayat komplikasi selama kehamilan

termasuk penyakit jantung turunan (PJT), tidak memiliki riwayat

persalinan preterm, dan BBLR. Pada wanita dengan riwayat

abortus boleh melakukan yoga setelah usia di atas 20 minggu atau

setelah dinyatakan kehamilan baik

g. Kontraindikasi Prenatal yoga (B. Irianti et al., 2013)

Walaupun yoga dianggap latihan yang aman selama kehamilan

namun terdapat beberapa keadaan dimana wanita memerlukan

persetujuan dari tenaga kesehatan, seperti memiliki tekanan darah

rendah, riwayat obstetri buruk seperti perdarahan dalam kehamilan,

KPD dan BBLR. Selain keadaan tersebut, yoga pun harus

dihentikan jika saat pelaksanaan wanita mengalami keluhan seperti

:

48

1) Rasa pusing, mual, dan muntah berkelanjutan

2) Gangguan penglihatan

3) Kram pada perut bagian bawah

4) Pembengkakan pada tangan dan kaki

5) Tremor pada ekstremitas atas maupun bawah

6) Jantung berdebar debar

7) Gerakan janin yang melemah.

h. Persiapan prenatal yoga

Persiapan dalam prenatal (Pratignyo, 2014)

1) Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.

2) Berlatih tanpa alas kaki di atas yoga mat.

3) Jaga agar perut tidak terlalu kenyang dan tidak terlalu lapar.

4) Berlatih di pagi hari atau sore hari ketika perut kosong.

Lakukan yoga 1-2 jam setelah makan.

5) Gunakan bantal, guling, atau kursi sebagai alat bantu

melakukan postur yoga.

6) Minum air yang banyak sesudah berlatih.

i. Alat Yoga

Alat yang digunakan selama yoga antara lain :

1) Matras

2) Handuk lipat

3) Balok

4) Band 5) Bantal

49

j. Gerakan Prenatal yoga

Berikut gerakan dalam prenatal yoga (Pratignyo, 2014)

1) Pemanasan

Pemanasan sangat penting sebelum berlatih prenatal yoga. Jika

tidak melakukan pemanasan, otot – otot tubuh akan kaget dan

akibatnya tubuh merasa nyeri atau pegal setelah latihan.

Pemanasan yang dilakukan dengan kesadaran napas akan

membuat tubuh relaksasi dan aktif sehingga tubuh akan siap

melakukan gerakan – gerakan yoga.

a) Pemanasan Leher

Manfaat meredakan ketegangan di daerah leher dan

melancarkan energi di daerah leher dan kepala.

Gerakan 1

Gambar 2.1

(1) Duduk bersila dengan nyaman dan luruskan tulang

punggung.

(2) Letakkan kedua tangan di atas lutut.

(3) Tengok kepala ke arah kanan. Tahan posisi dan

bernapas relaks 3-5 kali

50

(4) Tengok kepala ke arah kiri. Tahan posisi dan bernapas

relaks 3-5 kali.

Gerakan 2

Gambar 2.2

(1) Rebahkan kepala ke samping kanan. Tahan posisi dam

bernapas relaks 3-5 kali.

(2) Rebahkan kepala ke samping kiri. Tahan posisi dan

bernapas 3-5 kali.

Gerakan 3

Gambar 2.3

(1) Tundukkan kepala seluruhnya ke bawah dan rasakan

peregangan leher bagian belakang.

(2) Perlahan putar pergelangan leher dan kepala ke kiri,

belakang, kanan, dan kembali ke depan. Lakukan

sebanyak 3-4 kali.

51

(3) Putar leher dan kepala ke arah sebaliknya. Lakukan

sebanyak 3-4 kali.

(4) Tundukkan kepala seluruhnya ke bawah dan bernapas

normal.

(5) Angkat kepala kembali ke tengah dan relaks.

b) Peregangan dan Pemuntiran Samping Tubuh

Manfaat meredakan ketegangan tubuh di daerah tulang

belakang, pinggang dan panggul dan melancarkan energi

tubuh dan memperdalam kapasitas napas.

Gerakan 1

Gambar 2.4

(1) Duduk bersila dengan nyaman.

(2) Buang napas, regangkan tubuh ke samping, dan

pandang ke atas. Tahan lembut posisi ini dan bernapas

normal 3-5 kali. Ulangi sisi lainnya.

52

Gerakan 2

Gambar 2.5

(1) Kembali duduk bersila menghadap depan.

(2) Buang napas, perlahan memuntir tubuh ke samping

kanan. Tahan lembut posisi ini dan bernapas normal 3-5

kali. Ulangi sisi lainnya.

Jaga agar tulang punggung tetap tegak lurus. Bernapas

normal alami dengan penuh kesadaran dan rasakan

peregangan dengan lembut.

c) Peregangan Bahu dan Pundak

Manfaat mengurangi ketegangan di pundak, bahu, dan dada

dan melancarkan energi tubuh dan memperdalam kapasitas

napas.

Gambar 2.6

(1) Duduk bersila dengan nyaman

53

(2) Letakkan kedua tangan di pundak dan kedua siku

bersentuhan.

(3) Tarik napas, putar lengan ke atas, dan kedua siku

menghadap ke atas.

(4) Buang napas, lalu putar lengan ke belakang.

(5) Ulangi gerakan 3-5 kali.

2) Gerakan Inti

a) Postur anak (Child Pose)

Manfaat merasakan napas perut secara langsung,

Memperdalam kapasitas napas, Membantu posisi bayi di

dalam perut agar berada pada posisi yang benar, dan

Membuat tubuh dan pikiran lebih relaks.

Gambar 2.7

(1) Duduk di atas tumit dan regangkan lutut melebar ke

samping.

(2) Bungkukkan badan ke depan, tekuk kedua lengan, dan

rebahkan kepala ke lengan atau alas.

54

(3) Pejamkan mata dan perdalam napas.

(4) Bernapas perlahan dan teratur sebanyak 5-8 kali.

b) Postur Peregangan Kucing (Cat Stretch)

Manfaat menguatkan dan melenturkan tulang punggung,

Mengatasi nyeri punggung, nyeri panggul, dan nyeri di

daerah sekitar tulang selangkang. Menguatkan lengan dan

pergelangan tangan, dan Meregangkan leher dan bahu.

Gambar 2.8

(1) Letakkan kedua telapak tangan dan lutut di alas. Posisi

lutut sejajar panggul dan telapak tangan sejajarbahu.

Regangkan jari – jari tangan.

(2) Tarik napas, lihat ke depan, serta naikkan tulang ekor

dan panggul ke atas. Kedua tangan tetap lurus.

(3) Embuskan napas, tundukkan kepala, dan pandangan ke

arah perut. Posisi punggung melengkung ke arah dalam.

55

(4) Ulangi latihan 5-8 kali secara perlahan dan lembut.

(5) Setelah selesai, istirahat sejenak dengan posisi postur

anak. Bernapas dalam beberapa kali sebelum lanjut ke

postur berikutnya.

c) Postur Peregangan Kucing Mengalir (Flowing Cat Stretch)

Meregangkan tubuh bagian depan dan belakang,

Memperdalam kapasitas napas, Menguatkan otot – otot

panggung, dan Melenturkan otot – otot panggul.

(1) Letakkan kedua telapak tangan dan lutut di alas. Posisi

lutut sejajar panggul dan telapak tangan sejajar bahu.

Regangkan jari – jari tangan.

(2) Turunkan ke2 siku ke alas (gambar 1), tarik napas, dan

dorong/julurkan badan perlahan ke depan (gambar 2)

Gambar 2.9

56

(3) Buang napas, lekukkan punggung dan panggul ke

dalam, dan tundukkan kepala. Arahkan pandangan ke

perut (gambar 3)

(4) Perlahan mundur ke belakang, pantat ke arah tumit

kedua siku kembali diletakkan ke alas (gambar 1).

Lanjutkan gerakan pada gambar 2 dan 3.

(5) Ulangi gerakan 1, 2 , dan 3 sebanyak 5-8 kali.

d) Postur Harimau (Tiger Stretch)

Manfaat meningkatkan energi dan vitalitas tubuh,

Melenturkan tulang punggung dan otot punggung,

Menguatkan kaki dan sendi panggul, Menguatkan otot

perut, Membantu melancarkan pencernaan, dan Membantu

melancarkan aliran darah.

(1) Letakkan telapak tangan di atas sejajar bahu, sedangkan

lutut sejajar panggul. Regangkan jari – jari tangan.

Gambar 2.10

57

(2) Tarik napas, regangkan kaki kiri ke belakang, sejajar

panggul. Arahkan pandangan ke depan.

(3) Embuskan napas dan tekuk lutut. Lekukkan tubuh ke

arah dalam.

(4) Tarik napas, kembali rentangkan kaki, dan buang napas.

Tekuk lutut ke arah dalam.

(5) Ulangi gerakan beberapa 5-8 kali.

(6) Lakukan dengan sisi kanan. Ulangi gerakan sebanyak 5-

8 kali.

e) Postur Berdiri (Standing Pose)

Manfaat membantu melatih

keseimbangan tubuh, Menguatkan

otot – otot kaki dan otot panggul,

dan Mengurangi sakit pinggang dan

nyeri tulang punggung.

Gambar 2.11

(1) Regangkan kedua kaki sejajar panggul sehingga tubuh

stabil dan seimbang. Berat badan bertumpu secara

seimbang pada seluruh kaki.

58

(2) Luruskan tulang punggung dengan posisi bahu relaks.

Kedua tangan lurus di samping tubuh dengan telapak

tangan menghadap ke dalam.

(3) Bernapas perlahan, dalam, dan teratur. Rasakan sensasi

pada seluruh tubuh mulai dari ujung kepala hingga

ujung kaki.

f) Postur Segitiga (Triangle Pose)

Manfaat memperdalam kapasitas

napas, Menguatkan tubuh bagian

samping, Meredakan sakit punggung,

Melancarkan sirkulasi darah,

Menguatkan seluruh otot paha,

Membantu melancarkan pencernaan,

dan Melenturkan otot punggung.

Gambar 2.12

(1) Regangkan kedua kaki ke samping lebih lebar daripada

bahu.

(2) Arahkan kaki kanan 90 derajat ke arah kanan.

Rentangkan kedua lengan sejajar dengan bahu.

(3) Embuskan napas, condongkan tubuh ke samping kanan.

Jaga agar lutut kanan tidak terkekuk dan bernapas

normal perlahan.

59

(4) Tahan lembut posisi ini dan bernapas normal perlahan

5-8 kali.

(5) Perlahan tegakkan tubuh kembali.

(6) Lakukan dengan sisi lainnya.

g) Postur Berdiri Merentang Tubuh Bagian Samping (Side

Angle Stretch)

Manfaat menguatkan dan melenturkan otot paha, pinggul,

dan pinggang, Melenturkan otot lengan dan bahu, dan

Memperdalam kapasitas napas.

Gambar 2.13

(1) Regangkan kedua kaki ke samping lebih lebar daripada

bahu.

(2) Arahkan telapak kaki kanan ke kanan dan tekuk lutut.

(3) Letakkan tangan kanan di atas paha.

(4) Luruskan tangan kiri ke atas.

(5) Arahkan pandangan ke atas atau ke depan.

60

(6) Tahan lembut posisi ini dan bernapas normal perlahan

5-8 kali.

(7) Ulangi sisi lainnya.

h) Postur Pejuang I (Warrior I Pose)

Manfaat menguatkan pergelangan kaki, lutut, dan paha,

Menguatkan dada, pundak, dan punggung, Memperdalam

kapasitas napas, Melatih keseimbangan tubuh,

Meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh, dan

Meningkatkan energi dan konsentrasi.

Gambar 2.14

(1) Berdiri tegak lurus. Perlahan letakkan kaki kiri ke

belakang.

(2) Tarik napas dan rentangkan kedua tangan ke atas.

Kedua telapak tangan menghadap satu sama lain.

61

(3) Buang napas, tekuk lutut kanan sejajar tumit.

Pandangan melihat ke depan atau atas.

(4) Tahan lembut posisi dan bernapas normal 3-5 kali.

(5) Tarik napas, luruskan kaki kanan.

(6) Buang napas dan posisikan kedua tangan ke bawah di

samping tubuh.

(7) Lakukan dengan sisi lainnya.

i) Postur Pejuang II (Warrior II Pose)

Manfaat menguatkan otot paha, betis dan tumit,

Melenturkan otot di sekitar bahu, Meningkatkan stamina

dan daya tahan tubuh, dan Meningkatkan energi dan

konsentrasi.

Gambar 2.15

(1) Berdiri tegak lurus. Perlahan letakkan kaki kiri ke

belakang.

(2) Rentangkan kedua tangan ke samping sejajar dengan

bahu. Kedua telapak tangan menghadap ke bawah.

62

(3) Buang napas dan tekuk lutut kanan sejajar dengan

tumit. Tahan lembut posisi ini dan bernapas normal 3-5

kali.

(4) Tarik napas dan luruskan kaki kanan kembali. Buang

napas, kedua tangan kembali di samping tubuh.

(5) Lakukan dengan sisi lainnya.

j) Postur Kupu – Kupu (Butterfly Pose)

Manfaat melenturkan sendi dan otot bagian dalam paha dan

Melancarkan pencernaan dan aliran darah ke rahim.

Gambar 2.16

Duduk dengan menyatukan kdua telapak kaki. Ayunkan

kedua paha ke atas dan ke bawah. Lakukan 10-20 kali.

k) Postur Jongkok (Squating Pose)

Manfaat menguatkan otot – otot paha dan melenturkan otot

dasar panggul dan Melancarkan sirkulasi darah ke kaki dan

pencernaan.

63

Gambar 2.17

Berjongkok dengan nyaman. Kedua telapak kaki menempel

pada alas. Satukan kedua tangan dan kedua siku di dalam

lutut mendorong ke arah luar.

l) Postur Bersandar Dinding (Forward Bend On Walls)

Manfaat memberi ruang untuk bernapas lebih dalam,

Memperlancar aliran oksigen ke rahim, Menguatkan

lengan, bahu dan punggung, dan Melancarkan aliran darah

pada kaki.

Gambar 2.18

(1) Letakkan kedua telapak tangan di dinding dan tarik

kedua kaki ke belakang.

64

(2) Perlahan, tundukkan bahu dan punggung ke bawah

sejajar dengan kedua lengan. Telapak tangan menekan

dinding dan pandangan melihat ke bawah.

(3) Tahan lembut posisi ini dan bernapas normal 3-5 kali.

m) Postur Memutar Panggul Pada Dinding (Pelvic Rotation On

Walls)

Manfaat melenturkan otot – otot panggul dan pinggul dan

Memberi ruang pada ibu hamil untuk leluasa bergerak.

Gambar 2.19

Memutar panggul dengan perlahan ke arah depan, kanan,

belakang, dan kiri. Lakukan 3-5 kali putaran. Ulangi arah

sebaliknya.

3) Relaksasi

Relaksasi sangat bermanfaat untuk memperdalam napas,

menurunkan adrenalin, meredakan ketegangan otot tubuh,

65

menambah daya tahan tubuh, melancarkan aliran darah,

mengeluarkan endorfin, mengurangi stres dan ketegangan, serta

memberi rasa tenang, nyaman, dan tentram.

Gambar 2.20

(1) Perlahan, berbaring miring ke samping kiri/mencari posisi

paling nyaman.

(2) Berdiam tenang dan amati napas dari dalam tubuh.

(3) Bernapaslah perlahan dan lembut menggunakan pernapasan

perut.

(4) Perlahan, rasakan tubuh dari telapak kaki dan rasakan

telapak kaki rileks.

(5) Rasakan seluruh anggota tubuh rileks.

(6) Rileksasikan seluruh tubuh dari ujung kepala hingga ujung

kaki.

(7) Saat menghembuskan napas, rasakan tubuh semakin tenang

dan relaks.

66

(8) Perhatikan irama dan bunyi napas. Rasakan kenyamanan di

seluruh tubuh.

(9) Fokuskan pikiran saat ini.

(10) Rasakan ketenangan yang telah dirasakan tubuh dan

pikiran. Rasakan keutuhan dan kesatuan antara napas,

tubuh dan pikiran. Tetap bernapas dalam, perlahan, dan

nyaman.

(11) Setelah beberapa saat, perlahan buka mata. Rasakan

kesegaran setelah latihan.

67

Gambar 2.21 Kerangka Teori

Sumber : (Lewis et al., 2004; Marks et al., 2006; Marmi, 2011; Pratignyo, 2014;

Ramaiah, 2003; Videbeck, 2008)

Kecemasan

Gembira +

Takut

Pikiran Sendiri

dan Berduka

Persiapan

Persalinan

Psikologis TM III

Psikolog

is

Obat -

obatan

Tekanan Darah Frekuensi Napas

Meditas

i Relaksa

si

Hipotalamus

Yoga

Hipofisis posterior

Parasimpatis

Relaksasi

Adrenalin

B. KERANGKA TEORI

68