38
A. LAPISAN ATMOSFER 1. Gejala-gejala atmosfer Gambar di atas merupakan gejala-gejala Atmosfer. Yang dimaksud dengan ge- jala atmosfer adalah gejala atau fenomena yang ditimbulkan dari perubahan keadaan udara terhadap bumi. Gejala atmosfer ada dua yaitu: 1) Gejala optic Gambar I : gejala optic Sumber : geograph88.blogspot.com

bahan ajar atsmosfer telaah.docx

Embed Size (px)

Citation preview

A. LAPISAN ATMOSFER

1. Gejala-gejala atmosferGambar di atas merupakan gejala-gejala Atmosfer. Yang dimaksud dengan ge-jala atmosfer adalah gejala atau fenomena yang ditimbulkan dari perubahan keadaan udara terhadap bumi. Gejala atmosfer ada dua yaitu:

1) Gejala optic

Gambar I : gejala optic

Sumber : geograph88.blogspot.com

a. Pelangi

Proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari

melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan menuju tengah tetes hujan tersebut, yang memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah warna spektrum. Kemudian, warna-warna yang terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung menjadi kurva warna yang disebut sebagai pelangi. Cahaya dengan panjang gelombang terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan yang memiliki panjang gelombang terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.

Pada abad ke-17, ilmuwan inggris, Isaac Newton, (1642 -1727) menemukan bahwa cahaya putih matahari sebenarnya adalah campuran dari cahaya berbagai warna. Dia menyorotkan sedikit sinar matahari melalui sebuah prisma kaca berbentuk segitiga (balok kaca) dalam sebuah ruang gelap. Bentuk prisma tersebut membuat berkas sinarnya membelok dan kemudian memisah menjadi suatu pita cahaya yang lebar. Di dalam pita ini, Newton melihat tujuh warna yang disebut spektrum. Warna-warna ini adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (sebutan mudahnya "mejikuhibiniu").

Semua cahaya bergerak dalam bentuk gelombang. Panjang gelombang adalah yang menentukan warna cahaya tersebut. Kadang, sebuah pelangi kedua yang lebih redup dapt terlihat di atas pelagi utama karena cahaya telah dipantulkan atau dibiaskan lebih dari sekali di dalam tetes-tetes air hujan. Warna-warna pelangi kedua ini terbalik, merah di dalam dan ungu diluar. Warnanya tidak pernah secerah pelangi utama karena setiap kali cahaya dipantulkan, ada sedikit cahaya yang hilang.

Pelangi dan efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang membias dan menyimpang menjauhi partikel. Saat Matahari terbenam, langit menjadi merah karena sinar matahari lewat melalui atmosfer yang jauh lebih tebal daripada ketika matahari berada tinggi di langit pada siang hari. Cahaya biru disebarkan diluar jalur cahaya, dan kita melihat panjang gelombang yang lebih merah. 

Dalam buku Meteorologi dan Klimatologi Drs. Suryatna Rafi’I proses terjadinya pelangi adalah:

Jika energi matahari (cahaya,radiasi matahari) menembus titik-titik air hujan atau embun atau hembusan air atas sebuah prisma, akan terproses spectrum warna yang dalam klimatologi dinamakan spectrum radiasi. Warna yang timbul berturut-turut:

a) Merah (red)b) Jingga ( orange)c) Kuning (yellow)d) Hijau (green)e) Biru ( blue)f) Nila (indigo)g) Ungu (violet)

Susunan warna itu mulai dari gelombang relative panjang (merah) terletak paling atas (lingkaran luar) dan sampai ke gelombang relative pendek (ungu) yang terletak paling bawah (lingkaran dalam).

b. HaloHalo adalah lingkaran berwarna putih yang tampak di sekitar matahari atau pada saat terang bulan. Halo terjadi karena adanya pemantulan sinar mata-hari atau bulan oleh awan tinggi yang berwarna putih dan mengandung kristal-kristal es.

c. AuroraAurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi, seba-gai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer. Aurora hanya dapat terlihat di daerah lintang tinggi (sekitar kutub) pada malam hari yang cerah. Aurora berupa pancaran sinar berwarna merah kehijauan yang menyerupai pita di langit.

Aurora ada dua yaitu:a). Aurora Australis

Aurora ini hanya terlihat di kutub selatan, sehingga sering pula disebut cahaya selatan. Aurora ini terlihat di tempat yang sangat tinggi, namun hila dilihat dari kejauhan akan tampak seperti berada di garis cakrawala.Cahaya di Aurora Australis ini biasanya berwana hijau, terkadang kemerahan atau merah pudar seolah-olah matahari sedang terbit. Pada peredaran cahaya tersebut, terkadang tampak adanya garis-garis cahaya medan magnet, nyaris terlihat seperti tirai cahaya raksasa yang indah.Aurora yang indah ini bisa dilihat dari beberapa tempat, khususnya bagian selatan bumi. Wilayah-wilayah yang bisa menikmati Aurora ini adalah Antartika, Amerika Selatan, New Zealand, Australia.

b). Aurora BorealisAurora ini juga sering disebut cahaya utara. Nama Borealis sendiri berasal dari Boreas yang merupakan bahasa Yunani untuk angin utara. secara keseluruhan, hampir tidak ada bedanya dengan Aurora Australis. Perbedaan hanya terletak pada lokasi terjadinya Aurora.

2) Gejala-gejala klimatik

Gambar 2 : Gejala Klimatik

Sumber : noviafatma.blogspot.com

Seperti yang terlihat pada gambar 2, menunjukkan gejala klimatik seperti: badai, hujan, kemarau.

Gejala klimatik dapat berdampak negatif bagi kehidupan manusia dan juga dapat berdampak positif. Seperti badai, biasanya mengakibatkan kerugian bagi kehidupan manusia yaitu rusaknya harta benda dan korban jiwa. Akan tetapi gejala Klimatik juga dapat mendukung perkembangan hidup manusia jika dapat dimanfaatkan dengan baik. Sebagai contoh manusia memanfaatkan hujan untuk bercocok tanam dan memanfaatkan angin untuk berlayar melintasi Samudera.

Dari gejala-gejala Atmosfer di atas dapat dijelaskan pengertian Atmosfer berasal dari kata atmos = uap/udara dan sphaira = lapisan. Jadi Atmosfer adalah gas atau campuran gas yang menyelimuti dan terikat pada bumi oleh gaya gravitasi bumi. Campuran gas ini dinamakan udara. Tebal lapisan ini kira-kira 1000 km. di antara campuran gas tadi terdapat pula uap air, campuran gas tanpa uap air dinamakan udara kering. (sumber: Susilo Prawirowardoyo, Klimatologi)

2. Komposisi Gas Penyusun AtmosferKomposisi gas merupakan susunan gas (unsur-unsur kimia) yang terkandung di dalam atmosfer. Di antara campuran gas tersebut terdapat Uap air, campuran gas tanpa uap air dinamakan udara kering. Table di bawah ini memuat komposisi rata-rata udara kering:

No Unsur kimia Lambang Kimia Volume (%)1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

NitrogenOksigenArgonKarbon dioksidaNeonHeliumOzonHydrogenKryptonMetanXenon

N2

O2ArCO2

NeHeO3

H2

KrCH4

Xe

78,0820,950,930,03400,00180,000520,000060,000050,000110,00015Kecil sekali

(sumber: Susilo Prawirowardoyo, Klimatologi)

Komposisi gas atmosfer tersebut ada yang sifatnya konstan (tetap) yaitu: Nitrogen,Oksigen, Argon, Neon, Helium, Kripton, Xenon, Hydrogen, Metan, dan ada yang sifatnya berubah-ubah yaitu: Uap air dan Karbondioksida.

Keterangan:

Gas-gas yang terkandung dalam atmosfer sangat berpengaruh terhadap kehidupan di bumi, seperti:

1. Nitrogen (N2) dalam atmosfer sukar bersenyawa dengan unsure lain. Dalam jumlah kecil nitrogen merupakan bakteri tanah yang bermanfaat bagi tumbuh-tumbuhan.

2. Oksigen (O2) sifatnya aktif bersenyawa dengan unsure lain dalam proses oksidasi. Manfaat oksigen pada makhluk hidup yaitu untuk mengubah makanan menjadi energy.

3. Karbondioksida (CO2) manfaatnya adalah:a) Mengabsorsi panas pancaran mataharib) Mengubah zat hara menjadi karbondioksida dalam proses fotosintesis

3. Sifat-sifat Atmosfer

Lapisan Atmosfer sebagai lapisan pelindung bumi memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai berikut. a. Tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak memiliki wujud, serta hanya

bisa dirasakan oleh indra perasa manusia dalam bentuk angin dan temperatur udara (derajat suhu udara)

b. Memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan. c. Memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut. d. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat

pergesekan (misal meteor hancur sebelum mencapai permukaan Bumi).e. Transparan terhadap beberapa gelombang matahari

4. Struktur Lapisan Atmosfer Dan Karakteristiknya

Gambar 3: Lapisan Atmosfer

Sumber : http://www.uwsp.edu

a. Lapisan Troposfer

1. Lapisan ini merupakan lapisan terbawah dalam lapisan atmosfer.2. Di khatulistiwa ketebalannya mencapai 18-21 km, di sekitar lintang

tengah mencapai 11 km, dan di daerah kutub tebalnya 8 km3. Setiap naik 100 meter terjadi penurunan suhu 0,6 0C 4. Lapisan troposfer ini merupakan tempat terjadinya peristiwa cuaca dan

iklim sehingga lapisan ini memiliki pengaruh yang sangat besar sekali terhadap kehidupan makhluk hidup di bumi

5. Batas dari lapisan stratosfer ini disebut trpospa

b. Lapisan Stratosfer

a. Lapisan Stratosfer merupakan lapisan kedua dari lapisan atmosfer bumi.

b. Lapisan ini terletak pada ketinggian 12-50 km.c. Pada lapisan ini terdapat ozon lapisan (O3) untuk melindungi bumi

dari radiasi matahari yang berbahaya.

Proses Terbentuknya Ozon:

Ozon terbentuk di atmosfir melalui beberapa langkah proses kimia yang memerlukan bantuan sinar matahari. Di lapisan stratosfir, proses pembentukan ozon dimulai dengan pecahnya molekul oksigen (O2) oleh radiasi ultraviolet dari Matahari. Pada atmosfir bawah (troposfir), ozon terbentuk melalui serangkaian reaksi kimia yang berbeda yang melibatkan gas-gas yang mengandung hidrokarbon dan nitrogen.

Ozon stratosfir secara alami terbentuk melalui reaksi kimia yang melibatkan radiasi ultraviolet m atahari dan molekul oksigen yang tersedia di atmosfir (21% dari kandungan atmosfir). Langkah pertama, sinar matahari memecah molekul oksigen (O2) menghasilkan dua atom oksigen (2 O) seperti pada G ambar 2.2 . Pada langkah kedua, masing-masing atom oksigen tersebut bereaksi dengan sebuah molekul oksigen menghasilkan molekul ozon (O3). Reaksi tersebut terjadi terus menerus karena keberadaan radiasi ultraviolet matahari di stratosfir. Akibatnya, produksi ozon terbesar te r jadi di stratosfir tropis.

a. Lapisan Stratosfer disebut juga lapisan Isothermisb. Semakin tinggi tempat maka suhu semakin naikc. Batas dari lapisan stratosfer ini disebut stratopouse.

c. Lapisan Mesosfer

Lapisan Mesosfer merupakan lapisan udara ketiga

a) Ketinggian 50-80 km b) Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu 0,4 0C setiap 100

meterc) Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan di dalam

atmosfer yang memiliki suhu paling rendah, kira-kira -100 0Cd) Lapisan ini dapat menghancurkan meteor

d. Termosfer/ionosfer

Lapisan ini adalah lapisan keempat dari lapisan atmosfer bumi

a) Ketinggian 85-300 km b) Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang tejadi pada suhu dan

ketinggia tertentu. Ionisasi bermanfaat untuk memantulkan gelombang radio

c) Batas atas lapisan termosfer disebut termopausd) Suhu mencapai 1.500 0C

e. Eksosfer

pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 0C. merupakan batas antara atmosfer bumi dan angkasa luar. Lapisan ini dimanfaatkan untuk penempatan satelit buatan. Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 800-1000 km.  Pada lapisan ini terjadi gerakan atom-atom secara tidak beraturan.  Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar.  Lapisan ini sering disebut juga sebagai ruang antar planet dan geostasioner.  Lapisan ini sangat berbahaya karena merupakan tempat penghancuran meteor dari luang angkasa.

5. Manfaat Lapisan Atmosfer a. Menyediakan Oksigen dan Karbon dioksidab. Untuk melindungi bumi dari jatuhnya meteorc. Memantulkan gelombang radio/TVd. Filter sinar ultraviolet e. Tempat terjadinya gejala cuaca seperti hujan, angin, awan.f. Tempat berlangsungnya proses pembakarang. Keperluan penerbanganh. Untuk selimut bumi agar bumi tetap hangat

B. Cuaca dan Iklim1. Membedakan cuaca dan iklim

Pembeda Cuaca Iklim1. Waktu2. Wilayah 3. Perubahan udara

a. singkat (24 jam)b. daerah relatif sempitc. Sangat cepat

berubah.

a. lama (20-30 tahun)

b. daerah yang luasc. Jarang sekali

berubah

Sumber : pengelola mandiri

2. Unsur-Unsur Cuaca Dan IklimPada dasarnya, unsur cuaca dan iklim adalah sama yaitu suhu udara, kelemba-ban udara, tekanan udara, angin, awan dan curah hujan.

1. Suhu Udara (Temperatur)Adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara adalah thermometer, sedangkan alat untuk mencatat keadaan suhu rata-rata per hari disebut termograf. Hasil catatan suhunya disebut termo-gram.

Gambar 9 : thermometer

Sumber : https://roviwahyuni1069.wordpress.com Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara di muka bumi menjadi naik karena mendapat en-ergi panas dari pancaran sinar matahari. Energi panas yang dipancarkan matahari ke permukaan bumi tidak seluruhnya diserap, akan tetapi ada seba-gian panas yang dipantulkan kembali atmosfer. Akibatnya lapisan atmosfer menjadi panas. Panas dari permukaan bumi ini dirambatkan secara berang-sur-angsur dari lapisan bawah ke lapisan atasnya. Perbedaan suhu dari satu tempat dengan tempat lainnya dipengaruhi oleh ketinggian tempat dan letak lintang. Hal ini dapat kita buktikan bila men-daki gunung, suhu udara terasa makin dingin jika ketinggian bertambah. Tiap kenaikan 100 m suhu udara akan turun 0,6 0C. Isotherm adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat yang memiliki suhu yang sama.

Rumus adiabatic T= 26,3 0C-0,60C h (tropis)

Keterangan:

T =suhu yang dicari

26,3=suhu Rata-rata dpl di daerah tropis

H =ketinggian tempat (hm)

Perubahan suhu rata-rata dapat diukur dengan rumus:

Tt=T0−h100x0,6 0C

Keterangan:Tt = temperature rata-rata yang dicari (0C)T0 = temperature rata-rata di daerah pantai (26,3 0C)h = tinggi tempat (m dpl)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah adalah :

a. Lama penyinaran mataharib. Sudut datang sinar mataharic. Relief permukaan bumid. Banyak sedikitnya awane. Perbedaan letak lintang

Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.

a. Pemanasan LangsungPemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:1. Proses absorbs adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misal-

nya sinar gama,sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.

2. Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi di-pantulkan  kembalike angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel laindi atmosfer.

3. Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.

b. Pemanasan tidak langsung Pemanasan secara tidak langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:

1. Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.

2. Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.3. Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal

(mendatar).4. Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak ter-

atur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang di-pantulkan kembali ke atmosfer.

2. Tekanan Udaraa. Tekanan udara adalah berat massa udara pada suatu wilayah. b. Tekanan udara semakin rendah jika semakin tinggi dari permukaan

laut.c. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer

Gambar 9 : Barometer

Sumber : https://roviwahyuni1069.wordpress.com

Tekanan udara di suatu tempat dapat berubah-ubah. Hal ini karena dipen-garuhi oleh suhu udara. Pemanasan oleh radiasi matahari dapat menye-babkan terjadinya pemuaian udara sehingga udara akan menjadi lebih ringan. Akibatnya tekanan pada daerah tersebut akan lebih rendah. Demikian pula sebaliknya, jika mengalami proses pendinginan akan ter-

jadi penyusutan sehingga tekanan udara akan lebih tinggi. Perbedaan tekanan inilah yang akan mengakibatkan bergeraknya udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Pergerakan udara inilah yang disebut angin.

Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan udara adalah sebagai berikut:a. Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan se-makin renggang, akibatnya tekanan udara semakin rendah.Tekanan udara di suatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari mempunyai tekanan udara tinggi.Tekanan udara pada suatu tempat berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara dinamakan baro-graf. Pada barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada kertas yang dinamakan barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti, maka tekanan udara tertinggi terjadi pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul 22.00 (malam) dan tekanan rendah terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan pukul 16.00 (sore).

b. TemperaturJika temperatur udaranya tinggi, maka volume molekul udara berkem-bang, sehingga tekanan udara menjadi rendah, sebaliknya jika temper-atur udara menjadi kecil, maka tekanan udara menjadi tinggi.Sumber: http://fnr-site.blogspot.com

Sebaran tekanan udara dapat dibedakan menjadi:a) Sebaran vertical yaitu bahwa semakin dekat ke permukaan

bumi, udara lebih rapat dan lebih berat. Karena itu semakin tinggi dari permukaan bumi, tekanan udara semakin rendah

b) Sebaran horizontal, ditunjukkan dengan garis isobar yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang tekanan udara yang sam pada waktu yang sama

Sebaran tekanan udara dipengaruhi oleh factor-faktor:a) Lintang bumi yang menunjukkan zona suhu udara sehingga

berbentuk zona tekanan udara disekitar khatulistiwa yang bertekanan rendah (doldrum).

b) Lintang kutub dinginyang bertekanan tinggic) Lintang tengah 600-700 merupakan lingkaran tekanan rendah

(sublar)d) Lintang 250-350 merupakan zona bertekanan tinggi

e) Isobar adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan udara yang sama

Rumus: gradient barometris= selisih isobar x jarak isobar

111km

Rumus menghitung tinggi tempat:

Tinggi tempat = 1013mbisobar

1mb x 8 m

3. Kelembapan udaraAdalah kandungan uap air dalam udara. Alat untuk mengukur kelembapan udara disebut Higrometer.

Gambar 10 : Higrometer

Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kandungan uap air dalam udara dipengaruhi oleh temperatur masa udara. Kemam-puan udara dalam menampung uap air juga berubah-ubah bergantung pada temper-atur. Jika kandungan uap air melebihi kemampuan udara untuk menampungnya (mengalami jenuh) akan terjadi kondensasi dalam bentuk titik-titik air.

Kelembapan udara dapat ada 2 yaitu:a. Kelembapan mutlak (absolut) adalah jumlah uap air dalam 1 meter kubik

udara dan dinyatakan dengan satuan gr/m3. Kelembaban mutlak tidak umum dipakai dalam perhitungan karena dapat berubah-ubah akibat pe-rubahan suhu.

Kelembaban Absolut = jumlahuap air

volume suatutempat

b. Kelembapan nisbi (relatif) adalah perbandingan antara jumlah uap air di dalam udara dengan jumlah uap air maksimum di dalam udara pada tekanan dan temperatur tertentu. Kelembaban nisbi dinyatakan dengan persen (%). Kelembaban nisbi dapat dihitung dengan rumus :

KN= jumlahuap air yangada(mutlak )jumlahuap air jenuh

x100 %

Contoh soal:Udara di sebuah ruang laboratorium bervolume 27 m3 mengandung uap air sebanyak 360 gram. Pada suhu 21 0 C, udara tersebut mengandung Uap air sebanyak 360 gram.

Jawab:

Kelembapan mutlak (absolute) = 360 g27 m3 = 13,333 g/m3

KN= jumlahuap air yangadajumlahuap air jenuh

x 100 %

KN = 13,333

18,5 x100%=27%

4. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi (maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara. Hukum Buys Ballot: angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi(maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum). Ke-cepatan angin diukur dengan anemometer. Penamaan angin bergantung dari arah mana angin bertiup.Faktor terjadinya angin, yaitu:

a. Gradien barometris

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin cepat tiupan angin.

b. Letak tempat

Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari garis khatulistiwa.

c. Tinggi tempat

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup, hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang

tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.

d. WaktuDi siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.

Jenis-jenis angin:

A. Angin lokal atau Angin Periodik 3 macam yaitu :

1. Angin laut dan angin darat

Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat. Terjadi pada pukul 09.00 sampai dengan pukul 16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari menangkap ikan di laut.

Gambar 11: Angin Laut

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

             Angin darat terjadi pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut. Terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.

Gambar 13 : angin Laut (A) dan Angin Darat (B)

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

2. Angin lembah dan angin gunung

Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah.

Angin lembah terjadi ketika matahari terbit, puncak gunung adalah daerah yang pertama kali mendapat panas dan sepanjang hari selama proses tersebut, lereng gunung mendapat energi panas lebih banyak daripada lembah. Sehingga menyebabkan perbedaan suhu antara keduanya. Udara panas dari lereng gunung naik dan digantikan dengan udara dingin dari lembah. Akibatnya terjadi aliran udara dari lembah menuju gunung.

Gambar 14 : Angin Lembah

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

             Pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung. Lembah akan melepaskan energi panas dan puncak gunung yang telah mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. Aliran udara tersebut dinamakan angin gunung.

Gambar 15 : Angin Gunung

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

3. Angin Jatuh (Angin Fohn)

Angin Fohn (angin jatuh) adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. Angin yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda. Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang pada saat hujan Orografis.

Terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban. Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.

Gambar 16 : Angin Fohn

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

C. Angin musim atau Angin Tetap

Gambar 17: Angin Tetap

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

1. Angin Passat

Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.

Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditSiswai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).

Gambar 18 : Pertemuan Angin Passat Timur Laut dengan Angin Passat Tenggara

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

2. Angin Anti Passat

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut.

Pada daerah sekitar lintang 20° – 30° LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.

Di daerah Subtropik (30° – 40° LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10oLU – 10oLS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”.

3. Angin Barat

Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60° LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

4. Angin Timur

Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60° LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

C. Angin Muson (Monsun)

Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3 bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin muson terbagi menjadi 2 yaitu : Angin muson asia (Angin Muson Barat) dan Angin muson Australia (Angin Muson Timur)

1. Angin Muson Asia

Angin ini berhubungan dengan angin baratan yaitu angin yang berasal dari daratan Asia menuju wilayah Indonesia, dengan membawa uap air lebih banyak dari biasanya, sehingga sebagian wilayah Indonesia bagian Selatan Katulistiwa sering banyak hujan atau bertepatan dengan musim hujan di Indonesia.

Ketika matahari berada di sebelah Utara Katulistiwa, maka daerah di Belahan Bumi Utara mempunyai suhu udara yang panas dengan tekanan udara cenderung rendah. Sehingga arah pergerakan angin dari Belahan Bumi Utara (daratan Asia) menuju Belahan Bumi Selatan (daratan

Australia) dan angin tersebut biasanya berasal dari arah barat menuju timur. Kondisi ini biasa dikenal orang sebagai angin barat.

Gambar 19 : Pola Angin Barat

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

2. Angin Muson Australia

Angin ini berhubungan dengan angin timur yaitu angin yang berasal dari daratan Australia. Ketika matahari berada di Belahan Bumi Selatan, maka Belahan Bumi Selatan mempunyai suhu yang panas dan tekanan udara yang tinggi maka pergerakan angin dari Belahan Bumi Selatan (daratan Australia) menuju Belahan Bumi Utara (daratan Asia).

Gambar 20: Pola Angin Timuran

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu:

a) Udara terasa panas, b) arah angin tidak teraturc) terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.

5. Awan

Awan adalah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara (Bambang Nianto Mulyo, M.Ed dan Purwadi Suhandini, M.Si,2004:38). Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.

Menurut morfologinya (bentuknya):

Berdasarkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis (Menurut Dengel dalam Nursid Sumaatmadja, 2008:7.17) ,yaitu:

a) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal (bunar-bundar) dan dasarnya horizontal.

Gambar 21 : awan commulus

b)  Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga dapatmenutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus adalah awan yang rendah dan luas.

Gambar 22 : Awan Stratus

c) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan    berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es tapi tidak dapat menimbulkan hujan

Gambar 23 : Awan Cirrus

Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan menjadi 4 kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan perkembangan vertikal.

1. Kelompok Awan Tinggi

Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan kutub terletak pada 3-8 km.

Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah :

a. Awan cirrus (Ci)

Gambar 24: Awan Cirrus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik horizon

b) Awan ini tidak menimbulkan hujan.c) Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu

dingin pada atmosfer.d) Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna

putih dengan pinggiran tidak jelas.

b. Awan Sirostratus (Ci-St)Gambar 25 : Awan Sirostratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang bentuknya tidak teratur.

b) Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.

c. Awan Sirokumulus(Ci-Cu)

Gambar 26 : Awan Sirokumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

Awan ini bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan bayangan.

2. Kelompok Awan Sedang

Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub terletak di ketinggian 2-4 km.

Yang termasuk dalam awan sedang antara lain :

a. Awan Altokumulus(A-Cu)Gambar 27 : Awan Altokumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyakb) Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.c) Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol

dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.d) Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih aantara satu sama lain dengan

warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus.

b. Awan Altostratus(A-St)

Gambar 28 : Awan Altostratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan langit.

b) Awan ini menghasilkan hujan apabila cukup tebal.c) Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan

menghilang apabila matahari terbit di awal pagi.

3. Kelompok Awan Rendah

Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang tergolong ke dalam awan rendah antara lain :

a. Awan Stratokumulus(St-Cu)

Gambar 29 : Awan Stratokumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.

b) Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.c) Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila

atmosfer stabil.

b. Awan Stratus(St)Gambar 30 : Awan Stratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.b) Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.

c. Awan Nimbostratus(Ni-St)

Gambar 31 : Awan Nimbostratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.b) Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.c) Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.

4. Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal

Awan ini terletak antara 500-1500 m, yang tergolong dalam awan dengan perkembangan vertikal antara lain :

a. Awan Kumulus(Cu)Gambar 32 : Awan Kumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang, awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.

b) Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.

b. Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)Gambar 33 : Awan Kumulonimbus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Berwarna putih/gelap.b) Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya

ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat dan guntur.

c) Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai

4. Curah Hujan (Presipitasi)

Curah hujan (presipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan diukur dalam unit inci atau millimeter menggunakan tolok hujan atau biasa disebut ombrometer.Ishoyet adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah hujan yang sama

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibagi empat jenis, yaitu sebagai berikut:

  a. Hujan Konveksi

Adalah hujan yang terjadi karena pemanasan sinar matahari pada massa udara sehingga gerakan udara tersebut naik dan mengalami pengembunan dari awan kumulonimbus dan terjadi hujan deras tetapi tidak berlangsung lama. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.

   b. Hujan orografis

Adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng

pegunungan dan mengalami kondensasi. Udara yang telah mengalami kondensasi terebut membentuk awan yang menimbulkan hujan.

c. Hujan frontal

Terjadi karena tumbukan antara udara panas dan udara dingin. Kemudian, udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga menimbulkan hujan. Hujan front biasa terjadi pada Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Karena daerah tersebut merupakan daerah pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal, dan disebut hujan konvergensi.

D. Klasifikasi tipe iklim 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim

a. Letak astronomis (lintang)b. Ketinggian tempatc. Pengaruh luas daratand. Lokasie. Keberadaan gunung atau pengunungan yang mempengaruhi posisi

bayangan hujanf. Suhu udarag. Kelembapan udara dan awanh. Jumlah curah hujani. Pengaruh arus lautj. Lama musimk. Pengaruh topografi dan vegetasi

2. klsifikasi iklim:

1. Tipe Iklim Berdasarkan Letak Lintang (Iklim Matahari) Dan Ik-lim Fisik

Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan ket-inggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu iklim matahari dan iklim fisis.

a. iklim matahari

Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com

Iklim matahari ditentukan berdasarkan garis lintang. Posisi ini menentukan intensitas matahari yang diterima.

Iklim Tropis : 0° – 23,5° LU/LSSubtrois : 23,5° – 40° LU/LSSedang : 40°- 66,5° LU/LSDingin : 66,50-900 LU/LS

b. Iklim FisisIklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).1) Iklim laut (Maritim)

Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.

Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:a) Suhu rata-rata tahunan rendahb) Amplitudo suhu harian rendah/kecilc) Banyak awan, dand) Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;b) Banyak awan;c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak.

2) Iklim Darat (Kontinen) Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang.

Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut:a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecilb) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:a) Amplitudo suhu tahunan besarb) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin

rendahc) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.

3. Iklim Dataran Tinggi Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:

a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;b) Udara kering,c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendahd) Jarang turun hujan.

4) Iklim GunungIklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggib) Terdapat di daerah sedangc) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecild) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan

hujan;e) Kadang banyak turun salju.

5) Iklim Musim (Muson)Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan

menimbulkan musim kemarau.

2. Tipe Iklim Menurut KoppenPembagian Iklim Menurut Dr. Wladimir KoppenPada tahun 1918 Dr. Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D, dan E.

a. Iklim A yaitu iklim hujan tropis dengan cirri-cirinya:i. suhu rata-rata setiap bulan di atas 18°C

b) Hujan tahunan tinggic) Iklim ini terbagi atas: iklim Af (hujan hutan tropis), iklim am (iklim

muson), iklim Aw (iklim sabana)d) Vegetasinya hutan musim (homogen)e) Vegetasinya kayu cendana

b. Iklim B, yaitu iklim kering:a) tidak ada surplus air dan tidak dijumpai sungai permanenb)terbagi atas iklim Bs (iklim stepa), iklim Bw (iklim gurun)

c. iklim C, yaitu iklim hujan sedang terbagi atas: a) iklim Cw (iklim hujan sedang)b) iklim Cf (iklim hujan sedang, basah sepanjang tahun)c) iklim Cs (iklim hujan sedang, panas yang kering)

d. iklim D yaitu iklim hujan bersalju dingin, terbagi atas:a) iklim Df (hujan bersalju, basah sepanjang tahun)b) iklim Dw (hujan bersalju, musim kering dingin)

e. iklim E yaitu iklim kutub (es), terbagi atas:a) iklim Et yaitu iklim tundra (lumut)b) iklim Ef yaitu iklim es abadic) iklim Eh yaitu iklim daerah tinggi (≥ 300 m)

3. Tipe Iklim Menurut Junghun

Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com

Iklim menurut Junghuhn didasarkan pada ketinggian, tempat, dan vegetasi.a. Zona panas, yaitu 0-650 m. jenis vegetasi: padi dan tebub. Zona sedang yaitu 650-1.500 m. jenis vegetasi: tembakau, kopi dan coklatc. Zona sejuk, yaitu 1.500-2.500 m. jenis vegetasi: kopi, teh, kina, dan sayu-

ran

d. Zona dingin, yaitu ≥ 2.500 m. jenis vegetasi: lumut

4. Tipe Iklim Menurut Scmidt –Ferguson

Schmidt Ferguson mengkasifikasikan iklim berdasarkan rata-rata bulan basah dan bulan kering.Schmidt Ferguson membagi iklim menjadi delapan tipe iklim yaitu:

Tipe iklim Ketegori NilaiA Sangat basah 0-14,3 %B Basah 14,3-33,3 %C Agak basah 33,3-60%D Sedang 60-100 %E Agak kering 100-167 %F Kering 167-300 %G Sangat kering 300-700 %H Luar biasa kering ¿700 %

Keterangan:

Nilai Q =rata−rata bulankeringrata−ratabulanbasah x 100%

Criteria bulan basah-kering menurut Schmidt-Fergosona. Bulan basah: curah hujan ¿ 100 mmb. Bulan lembab: curah hujan antara 60mm-100mmc. Bulan kering: curah hujan ¿ 60

5. Iklim Oldeman menggunakan unsure curah hujan sebagai dasar dari klasifikasi iklim

a. Iklim A, jika bulan basah lebih dari 9 kalib. Iklim B, jika bulan basah 7-9 kalic. Iklim C, jika bulan basah 5-6 kalid. Iklim D, jika bulan basah 3-4 kalie. Iklim E, jika bulan basah kurang dari 3 kali

Criteria bulan Oldeman:a. Bulan basah bila curah hujan ¿ 200 mmb. Bulan lembab, bila curah hujan antara 100 mm-200 mmc. Bulan kering, bila curah hujan ¿ 100 mm

D. Ciri iklim di Indonesia

Secara astronomis, Indonesia terletak di daerah tenang equator (daerah doldrum) dan secara geografis memungkinkan adanya penguapan yang besar. Oleh karena itu, pada musim kemarau kadang-kadang masih

banyak hujan. Dengan demikian, tidak ada batas yang jelas antara musim kemarau dan musim hujan. Hal itu disebabkan karena Indonesia meru-pakan daerah kepulauan.Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan suhu yang tinggi, tingkat penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga kelemba-ban udara tinggi. Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan curah hu-jan yang tinggi.

Namun tidak semua wilayah Indonesia yang memiliki curah hujan tinggi, di mana semakin ke Timur Curah Hujan semakin sedikit dalam ar-tian di bagian Barat Curah Hujan tinggi, di bagian tengah berkurang, dan dibagian Timur makin sedikit.

Indonesia bagian Barat memiliki curah hujan tinggi, hal ini dise-babkan bagian Barat Indonesia seperti pulau Sumatera terletak antara hamparan laut yang luas sehingga penguapan tinggi dan curah hujan tinggi, jika kita lihat di bagian tengahnya seperti pulau NTB dan NTT hanya di apit oleh selat yang sempit sehingga penguapan sedikit dan curah hujan rendah. Begitupun di bagian timurnya.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa ciri-ciri iklim di Indonesia adalah:

1. Rata-rata Curah hujan tinggi di bagian barat dan makin turun sampai kebagian timur

2. Radiasi matahari tinggi (matahari bersinar sepanjang tahun)3. Temperatur udara relatif panas 4. Kelembaban tinggi5. Amplitudo suhu harian kecil

Keadaan iklim sangat mempengaruhi keadaan bentang alam dan bentang bu-daya:1. Bentang alam

1. Permukaan tanahIklim panas dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi akan mem-percepat proses pelapukan dan erosi. Contohnya adalah sebagai berikut:

a. Hanyutnya lapisan tanah yang menyebabkan tanah menjadi tan-dus

b. Terbentuknya jurang-jurang yang lebar dan dalamc. Gunung-gunung yang tinggi mengalami pengikisand. Banyak terbentuk delta di muara sungai

2. Vegetasi di permukaan bumi terdapat berbagai macam vegetasi misalnya padang rumput,tundra, hutan hujan, dan hutan gugur. Berbagai vegetasi tersebut tumbuh pada daerah dengan kondisi iklim yang berbeda.

2. Bentang budayaBerikut ini adalah pengaruh iklim tehadap kebudayaan:

a. Iklim dapat membatasi atau mendukung kegiatan manusia1. Secara umum manusia akan mencari tempat tinggal di daerah beriklim

baik. Sebagai contoh, di daerah beriklim sedang tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin dan banyak sumber air bersih

2. Daerah yang sangat dingin, sangat panas, atau kering merupakan daerah yang mempengaruhi dan membatasi bidang-bidang pertanian

3. Daerah yang mempunyai suhu harian tinggi dapat melemahkan kondisi fisik dan aktivitas kerja manusia

4. Usaha budidaya di bidang industry banyak berhubungan dengan iklim

b. Perubahan keadaan iklim berpengaruh tehadap kesehatan manusia1. Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, misalnya malaria dan demam

berdarah, terjadi pada musim hujan.2. Banyak kasus penyakit muntaber terjadi pada musim panas yang

banyak hujan3. Penyakit infeksi saluran pernapasan

E. Perubahan iklim global terhadap kehidupan

1. Faktor penyebab perubahan iklim globalPerubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas di atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas yang membuanglimbah gas di atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida (N2O). Sang surya yang menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang ditangkap oleh atmosfer, sehingga udara di bumi bersuhu nyaman bagi kehidupan manusia. Apabila kemudian atnosfer bumi dijejali gas, terjadilah efek selimut seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke udara ditahan oleh selimut gas, sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas. Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal selimut bumi, semakin panas pula suhu bumi.

2. Dampak perubahan iklim globalPerubahan iklim yang diperkirakan akan menyertai pemanasan global adalah sebagai berikut:

a. Mencairnya bongkahan es di kutub, sehingga permukaan laut naik.b. Air laut naik sehingga akan menenggelamkan pulau dan menghalangi

mengalirnya air sungai ke laut yang menimbulkan banjir di dataran rendah. Kalau di Indonesia, seperti pantai utara Pulau Jawa, dataran rendah Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan lain-lain.

c. Perubahan iklim yang ekstrim dapat menimbulkan dampak buruk terhadap pola pertanian di Indonesia, sedangkan suhu bumi yang panas menyebabkan mengeringnya air permukaan, sehingga air menjadi langka. Tentunya hal ini memukul pola pertanian yang berbasis air.

d. Meningkatnya risiko kebakaran hutan.e. El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan

iklim.El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir Desember). Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa banyak uap air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekan rendah di pantai barat Peru, Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air, sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang. tahun 1982, 1991, 1994, dan tahun 1997/1998. El Nino tahun 1997/1998 menyebabkan kemarau panjang, kekeringan luar biasa, terjadi kebakaranhutan yang hebat pada berbagai p ulau, dan produksi bahan pangan turun drastis, yang kemudian disusul krisis ekonomi. El Nino juga menyebabkan kekeringan luar biasa di berbagai benua,terutama di Afrika sehingga terjadi kelaparan di Etiopia dan negara-negara Afrika Timur lainnya. Sebaliknya, bagi negara-negara di Amerika Selatan munculnya El Nino menyebabkan banjir besar dan turunnya produksi ikan karena melemahnya upwelling. La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah, dan air laut yang panas di pantai Peru, Ekuador kembali bergerak ke arah barat, air laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino. Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak membawa uap air, sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta untuk waspada jika terjadi La Nina, karena mungkin bias terjadi banjir. Sejak kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi delapan kali. La Nina, yaitu tahun 1950, 1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995, dan Kondisi iklim di dunia selalu berubah, baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim ini dapat dibedakan berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan iklim secara lokal dan global. Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik secara harian, musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah suatu perubahan unsur-unsur iklim yang memiliki kecenderungan naik atau turun secara nyata.