Upload
iaincirebon
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
XI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami
(Ahmad Zaenudin, Fastabiqul Khoirot, Muhammad Rachmatul ‘Aziz, Nuri Rizki dan
Rofiqotul Umam) menyusun modul ini yang Alhamdulillah dapat kami selesaikan
dengan tanpa masalah yang berarti, hanya kepada-NYA kami menyembah dan hanya
kepada-NYA kami memohon petunjuk.
Kami berharap yang insya allah atas rida-NYA modul ini dapat bermanfaat
dengan sesuai yang diharapkan dan sesuai dengan kurikulum 2013. Modul ini ditujukan
sebagai tugas UAS pada Mata Kuliah “Materi MA” yang di ampu oleh bapak Hasan
Saefullah M.Ag, dan kepadanya kami ucapkan anak terima kasih telah membimbing
kami selama set semester ini serta banyak memberikan stimulus dalam penyusunan
modul ini.
Selayaknya manusia biasa ayan tak luput dari kesalahan, kami kelompok
penyusun modul mengucapkan maaf ayan sebesar-besarnya atas kesalahan yang
sengaja maupun tidak kami sengaja.
Modul ini adalah modul bahasa Arab yang menggunakan kurikulum 2013,
sesuai ketentuan pemerintah bahwa kurikulum 2013 menggunakan pendekatan sains,
demi mencapai metakognitif, modul ini menggunakan peralatan visual yaitu peta
pikiran (Mind Maps) dan yang kami rujuk dari kurikulum Malaysia yaitu I-Think
XII
(Thinking Maps/peta pemikiran) yang mengombinasikan empat keterampilan
berbahasa menjadi satu kesatuan utuh.
Peta pemikiran dan peta pikiran adalah Tool for Teaching (perangkat
pembelajaran) berbasis otak dan keduanya fleksibel, dalam arti dapat digunakan
menggunakan bantuan teknologi canggih juga dapat digunakan secara manual
(menggunakan kertas, papan tulis, dll).
Peta pemikiran (Thinking Maps) didasarkan pada delapan alam raya kognitif
atau proses pemikiran yang digunakan otak kita setiap hari: mengurutkan, klasifikasi
hierarkis, bagian-ke-seluruhan, sebab-akibat, membandingkan dan membedakan,
menggambarkan, analogi, dan menjelaskan dalam konteks, berikut adalah peta
pemikiran secara eksplisit:
1. Peta Lingkaran
Proses pemikiran: Menjelaskan Konteks
memungkinkan kita untuk menghasilkan informasi
yang relevan (berkaitan) tentang suatu topic yang
ditampilkan dipusat lingkaran, peta ini sering kali
digunakan untuk tukar pikiran.
2. Peta Gelembung
Proses pemikiran: Menggambarkan Karakter
Peta ini digunakan untuk menggambarkan karakter.
Peta ini juga digunakan untuk mengenali ciri bawaan
(Seni-Bahsa), ciri budaya (Sosiologi), kepemilikan
(Sains), atau elemen (Matamatika)
XIII
3. Peta Gelembung
Ganda
Proses pemikiran: Membandinkan danMembedakan
Peta ini digunakan untuk membandingkan dan
membedakan dua hal, seperti karakter di dalam suatu
cerita, dua tokoh sejarah, atau dua system social. Hal ini
juga juga dapat digunakan untuk memprioritaskan
informasi mana yang paling penting dalam suatu
perbandingan.
4. Peta Pohon
Proses Pemikiran: Membuat Klasifikasi Hierarkis Induktif
dan Deduktif
Peta ini digunakan untuk klasifikasi induktif dan
deduktif, kita belajar untuk menghasilkan konsep umum,
ide utama, atau judul kategori di bagian atas pohon, dan
mendukung ide serta rincian tertentu di dahan yang ada di
bawahnya.
5. Peta Pengikat
Proses Pemikiran: Hubungan Bagian-Keseluruhan
Peta ini digunakan untuk mengenali bagian-
keseluruhan, hubungan fisik dari suatu objek, dengan
menggambarkan bagian-keseluruhan dan bagian-sub
bagian, peta ini digunakan untuk mengetahui cara
batasan fisik.
XIV
6. Peta Aliran
Proses Pemikiran: Mengurutkan
Peta ini digunakan untuk menunjukkan tahapan,
urutan, jadwal, siklus, tindakan, langkah, dan arah. Peta
ini juga memfokuskan untuk melihat hubungan Antara
tahapan dan sub tahapan dari suatu peristiwa..
7. Peta Aliran Jamak
Proses Pemikiran: Hubungan Sebab dan Akibat
Menunjuk dan menganalisis hubungansebab dan
akibat. Segi empat yang berada di
bahagian tengah adalah peristiwa yang penting. Pada
sebelah kirinya adalah sebab-sebab peristiwa
tersebut, manakala sebelah kanan pula adalah akibat
peristiwa tersebut.
8. Peta Jembatan
Proses Pemikiran: Analogi, Hubungan yang Sama,
Mencari Faktor Persamaan
Peta ini memberikan jalan visual untuk menciptakan
dan mengartikan analogi, peta ini digunakan untuk
mengembangkan analisis analogis dan konsep
metaforis untuk pembelajaran isi yang lebih
mendalam.
Sedangkan Peta Pikiran atau Mind Mapping adalah metode mempelajari konsep
yang ditemukan oleh Tony Buzan. Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak
kita dalam menyimpan informasi. Tony Buzan menawarkan cara pembelajaran
menggunakan gambar, simbol, dan warna yang dipercaya sangat disukai anak-anak di
seluruh dunia. Setiap gambar, simbol, warna, huruf, dan kata-kata saling berkaitan
sebagai penjelasan mengenai sesuatu hal.
Seperti telah kita ketahui dan maklumi bersama, beban yang dihadapi oleh siswa
dan guru di Indonesia termasuk yang paling berat di dunia. Dengan jumlah mata
XV
pelajaran yang demikian banyak ditambah lagi dengan jumlah bahan yang harus
dipelajari untuk setiap mata pelajaran telah menjadi salah satu faktor utama yang
menghambat dalam peningkatan mutu pendidikan. Akibatnya proses belajar dan
mengajar tidak dapat berjalan dengan optimal karena guru hanya akan berusaha untuk
mengajarkan seluruh bahan yang telah ditentukan dalam selang waktu yang sangat
terbatas sementara itu siswa juga akan dipaksa untuk menerima sedemikian banyak
bahan tanpa memiliki waktu yang cukup untuk mendalaminya.
Proses pembuatan sebuah peta pikiran secara step by step dapat dibagi menjadi
4 langkah yang harus dilakukan secara berurutan yaitu :
1. Menentukan Central Topic yang akan dibuatkan peta pikiran-nya, untuk buku
pelajaran Central Topic biasanya adalah Judul buku atau Judul bab yang akan
dipelajari dan harus diletakkan ditengah kertas serta usahakan berbentuk
image/gambar.
2. Membuat Basic Ordering Ideas – BOIs untuk Central Topik yang telah dipilih,
BOIs biasanya adalah judul Bab atau Sub-Bab dari buku yang akan dipelajari
atau bisa juga dengan menggunakan 5WH (What, Why, Where, When, Who
dan How).
XVI
3. Melengkapi setiap BOIs dengan cabang-cabang yang berisi data-data
pendukung yang terkait. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting
karena pada saat inilah seluruh data-data harus ditempatkan dalam setiap cabang
BOIs secara asosiatif dan menggunakan struktur radian yang menjadi ciri yang
paling khas dari suatu peta pikiran.
XVII
4. Melengkapi setiap cabang dengan Image baik berupa gambar, simbol, kode,
daftar, grafik dan garis penghubung bila ada BOIs yang saling terkait satu
dengan lainnya.
Tujuan dari langkah ini adalah untuk membuat sebuah peta pikiran menjadi
lebih menarik sehingga lebih mudah untuk dimengerti dan diingat.
Dalam membuat peta pikiran, Tony Buzan telah menyusun sejumlah aturan
yang harus diikuti agar peta pikiran yang dibuat dapat memberikan manfaat yang
optimal. Berikut adalah ringkasan dari Law of Mind Maps (yang sering juga
disebutnya dengan Rules of Mind Maping) yaitu :
Kertas : polos dengan ukuran minimal A4 dan paling baik adalah ukuran A3
dengan orientasi horizontal (Landscape). Central Topic diletakkan ditengah-
tengah kertas dan sedapat mungkin berupa Image dengan minimal 3 warna.
Garis : lebih tebal untuk BOIs dan selanjutnya semakin jauh dari pusat garis
akan semakin tipis. Garis harus melengkung (tidak boleh garis lurus) dengan
panjang yang sama dengan panjang kata atau image yang ada di atasnya.
Seluruh garis harus tersambung ke pusat.
XVIII
Kata : menggunakan kata kunci saja dan hanya satu kata untuk satu garis. Harus
selalu menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang
semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat.
Image : gunakan sebanyak mungkin gambar, kode, simbol, grafik, table dan
ritme karena lebih menarik serta mudah untuk diingat dan dipahami. Kalau
memungkinkan gunakan Image yang 3 Dimensi agar lebih menarik lagi.
Warna : gunakan minimal 3 warna dan lebih baik 5 – 6 warna. Warna berbeda
untuk setiap BOIs dan warna cabang harus mengikuti warna BOIs.
Struktur : menggunakan struktur radian dengan sentral topic terletak di tengah-
tengah kertas dan selanjutnya cabang-cabangnya menyebar ke segala arah.
BOIs umumnya terdiri dari 2 – 7 buah yang disusun sesuai dengan arah jarum
jam di mulai dari arah jam 1.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 000912
Tahun 2013 Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) kurikulum 2013 bahasa
Arab untuk pilihan IPS dengan tema “masa remaja” ( ) adalah:
No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1 Menghayati dan mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya.
Mensyukuri kesempatan dapat
mempelajari bahasa Arab
sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional yang
diwujudkan dalam semangat
belajar.
2 Menghayati dan mengamalkan
perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong oyong, kerja
sama, toleran, damai) santun, responsif
dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi
Menunjukkan perilaku santun
dan peduli dalam melaksana-
kan komunikasi antar pribadi
dengan guru dan teman.
Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, percaya diri, dan
bertanggung jawab dalam
XIX
secara efektif, sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia.
melaksanakan komunikasi
transaksional dengan guru dan
teman.
Menunjukkan perilaku
tanggung jawab, peduli, kerja
sama, dan cinta damai dalam
melaksanakan komunikasi
fungsional.
3 Memahami, menerapkan, menganalisis
dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
Mengidentifikasi bunyi kata,
frase dan kalimat bahasa Arab
yang berkaitan dengan: “masa
remaja”
( ) baik secara
lisan maupun tertulis.
Melafalkan kata, frase, dan
kalimat bahasa Arab yang
berkaitan dengan: “masa
remaja”
( ).
Menemukan makna atau
gagasan dari ujaran kata, rasa,
dan kalimat bahasa Arab yang
berkaitan dengan: “masa
remaja”
( ) baik secara
lisan maupun tertulis.
Membuat analisis sederhana
unsur kebahasaan, struktur
XX
teks dan unsur budaya dari
teks terkait dengan: “masa
remaja”
( ) yang sesuai
dengan konteks
penggunaannya.
4 Mengolah, menalar, menyaji dan
mencipta dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan
pengembangan diri yang dipelajarinya
di sekolah serta mandiri, serta
bertindak secara efektif dan kreatif dan
mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
Melakukan dialog sederhana
sesuai konteks dengan tepat
dan lancar terkait topik: “masa
remaja”
( ) dengan
memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks dan
unsur budaya secara benar dan
sesuai konteks.
Menyampaikan berbagai
informasi lisan sederhana
tentang “masa remaja”
( ) dengan
memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks dan
unsur budaya secara benar dan
sesuai konteks.
Menyusun teks lisan dan
tulisan sederhana untuk
mengungkapkan informasi
terkait topik: “masa remaja”
XXI
( ) dengan
memperhatikan unsur
kebahasaan, struktur teks dan
unsur budaya secara benar dan
sesuai konteks.
5 Tarkib
PEDOMAN TRANSLITERASI
Pedoman transliterasi yang digunakan adalah Sistem Transliterasi
Arab- Latin Berdasarkan SKB Menteri Agama dan Menteri P&K RI no.
158/1987 dan No. 0543 b/U/1987 tertanggal 22 Januari 1988.
I. Konsonan Tunggal Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan
Alif - tidak dilambangkan ا
- bā b ب
- tā t ت
śā s s (dengan titik diatasnya) ث
- Jīm j ج
hā h (dengan titik di bawahnya) ح
- khā kh خ
- Dal d د
Żal z z (dengan titik di atasnya) ذ
- rā r ر
- Zai z ز
- Sīn s س
- Syīn sy ش
XXII
Şād ş s (dengan titik di bawahnya) ص
Dād d d (dengan titik di bawahnya) ض
ţā t t (dengan titik di bawahnya) ط
zā z z (dengan titik di bawahnya) ظ
ain ‘ koma terbalik (di atas)‘ ع
- Gain g غ
- fā f ف
- Qāf q ق
- Kāf k ك
- lām l ل
- mīm m م
- nūn n ن
- wāwu w و
- H h هـ
hamzah ′ apostrof, tetapi lambang ini ء
tidak dipergunakan untuk
hamzah di awal kata
- y y ي
I. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
Contoh: “أحمدية” ditulis Ahmadiyyah.
III. Tā’marbūtah di akhir kata
1. Bila dimatikan ditulis h,kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap
menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat, dan sebagainya.
Contoh: “جماعة” ditulis jamā’ah
2. Bila dihidupka n ditulis t
Contoh: “كرامة األولياء” ditulis karāmatul-auliyā′
IV. Vokal Pendek
XXIII
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u
V. Vokal Panjang
A panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī , dan u panjang ditulis ū,
masing- masing dengan tanda hubung ( - ) di atasnya.
VI. Vokal Rangkap
tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, ditulis dan fatihah +
wāwu mati ditulis au.
VII.Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan dalam satu kata
Dipisahkan dengan apostrof ( ′ )
Contoh: “أأنتم”ditulis a′antum
ditulis mu′annaś مؤنث
VIII. Kata Sandang Alif + Lam
1. Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-
Contoh: ditulis Al-Qura′ān
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, huruf 1 diganti dengan huruf
syamsiyyah yang mengikutinya.
Contoh: ditulis asy-Syī‛ah
IX. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD
X. Kata dalam Rangkaian Frasa atau Kalimat
1. Ditulis kata per kata, atau
2. Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya dalam rangkaian tersebut.
Contoh: شيخ اإلسالم ditulis Syaikh al-Islām atau Syakhul-Islām
XXIV
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ............................................................................................................. XI
Pedoman Transliterasi ................................................................................................ XXI
Daftar Isi ................................................................................................................ XXIV
(masa remaja) .......................................................................................... 1
Latihan! ...................................................................................................................... 4
Grametika ....................................................................................................................... 5
Perbandingan Bahasa Indonesia, Arab dan Inggris ................................................... 5
3
Berkelompoklah dan buatlah peta pemikiran
dengan menceritakan tentang kehidupan orang
dewasa sesuai apa yang anda pikirkan
berdasarkan fakta yang anda temui!!
Presentasikan dengan tarkib
5
2. Bertukarlah dengan kelompok lain dan garis bawahi kalimat yang mengandung
3. Carilah koneksi internet dan buka alamat
https://onedrive.live.com/redir?resid=837F2FB063BBDD37%212984 sebagai
evaluasi, berikan screenshot hasil evaluasi dan kirimkan ke email
[email protected] dan screenshot di beri nama anda.
GRAMETIKA
Perbandingan Bahasa Indonesia, Arab dan Inggris
N
o
Aspek B. Indonesia B. Arab B. Inggris
1 Kata Kerja Transitiv
Transitif
Intransitif
Intransitive
2 Kata Serapan Dari Arab,
Inggris,
Sansekerta,
Belanda dll
Banyak, dari
bahasa Aramik,
Nabissia,
Romawi, Persia
dll.
Jerman ,perancis, arab,
3 Kata
Imbuhan
Prefiks (
awalan); me-,
di-, ber-, ter-
Infiks ( sisipan),
-em-, -el-, -er-
Sufiks ( akhiran
), -kan, -I,
Konfiks (
awalan dan
akhiran ); me-
Prefixes (Imbuhan
depan)
Suffix (imbuhan akhir)
6
kan, ber-an, pe-
an, per-an, se-
nya, mem-per-
kan.
Penambahan
huruf dari
tsulatsi menjadi
ruba’iy
Penambahan
huruf pada
masdar-nya (
mim, alif, waw )
4 Imbuhan
Berpartikel
A + Moral =
amoral
Adi + Kuasa =
adikuasa, dll
Idhofa or tarkib
idofi
Gerund
5 Jenis Kata Kata kerja
kata benda
Kata ganti
Kata bilangan
kata sifat
Kata keterangan
Kata sandang
Kata depan
Kata
penghubung
Kata seru
Verb
Noun
Pronomina
Numeralia
Adjektive
Adverb
Artikel
Preposisi
Konjungsi
injeksi
7
6 Kalimat
positif-
negatif
Kata kerja
dengan awalan
me- dan
di- dengan
pertukaran
subjek dan
objek.
Positive sentence
Negative sentence
7 Frasa Proses
penggabungan
dua kata
phrase kumpulan dari
beberapa kata, namun
belum bisa dikatakan
kalimat.
8 Baku dan
tidak baku
Baku
Tidak baku
9 Pembentukan
Kalimat
Tata bahasa
Subjek – Verba
Subjek – Verba – Objek
Subjek – Verba
Kopula* - Komplemen
8
(bisa berbentuk Nomina
(noun) atau Ajektiva)
Subjek – Verba –
Adverbia (kata
keterangan
waktu/tempatan/tindaka
n)
Subjek – Verba – Objek
langsung – Objek tak
langsung
Subjek – Verba – that –
Klausa
Subjek – Verba – WH –
Klausa
1
0
Pola Kalimat Kata benda –
kata kerja
Kata benda –
kata sifat
Kata benda –
kata benda
Kata benda –
kata keterangan
(S) + V + (O) + (A
dv)
S + V + (Adv)
S + V + O + (Adv)
S + V + O + O + (
Adv)
S + V + O + pre
position + O + (Adv)
S + V + to infinitive
+ (O) + ( Adv)
S + V + gerund + (
O) + (Adv)
S + V(linking
verb) + complement(
pelengkap) + (Adv)
9
S + V + O + comp
lement (pelengkap) +
(Adv)
S + V + O + to
infinitive + (Adv)
S + v = O +
infinitive +
(O) + (Adv)
S + V + O + Ving
+ (Adv)
S + V + O + VIII
+ (Adv)
S + to
be + complement +
(Adv)
S + to be + Adjective
(kt.sifat)
S + to be + Noun
(Kata
benda/dibendakan)
S + to
be + preposition/ Adv
S + to be + Verb ing
(sedang)
S + to be + verb
III (pasif: di-/ter-)
S + to be + to
infinitive (harus;
direncanakan)
S + to be + Noun
clause
10
There + to
be + S + (Adv)
It + to be/
Verb(lingking) +
complement + S + (
Adv)
It + V + (O) + S + (
Adv)
1
1
Unsur –
unsur kalimat
Subjek
Predikat
Objek
Subject + Predicate
Subject + Predicate +
Complement
Subject + Predicate +
Object
Subject + Predicate +
Indirect Object + Direct
Object
Subject + Predicate +
Direct Object +
Preposition + Indirect
Object.
Subject + Predicate +
Object + Complement.
11
BANK KOSA-KATA
Mengatur/membagi Ceramah
keagamaan
Cita-cita Judul
Yang tinggi Masa
menyembuhkan Orang dewasa
Gedung-gedung menyampaikan
kontemporer Anak-anak
gosip Penting
Merujuk kepada
pakar
Tumbuh dengan
cepat
facebook kiss
Media massa pemain
cerdas pemarah
mandiri pemberani
Personil Bebas/merdeka