44
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain. Meskipun hidup penuh kecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong royong. Dia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan, atau hiburan atau kesenian, tapi juga kebersamaan. Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan kebersamaan hidup akan lebih berfaidah. Dalam definisi singkat, teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada 1

Dasar-dasar Perilaku Kelompok Dalam Memahami Tim Kerja Perspektif Komunikasi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa

membutuhkan orang lain. Meskipun hidup penuh kecukupan,

kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia

akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa

berbagi, saling memberi support dan bergotong royong.

Dia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan,

atau hiburan atau kesenian, tapi juga kebersamaan.

Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih

terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah,

dengan seni hidup lebih indah dan dengan kebersamaan

hidup akan lebih berfaidah.

Dalam definisi singkat, teamwork merupakan

serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim.

Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang

dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama.

Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan

membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk

mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan

sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain

kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta

komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada

1

anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap

kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap

anggota tim. Sebuah team work akan menjadi penentu

mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat

diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam

melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.

Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan

serta ketrampilan, sebuah tim seringkali mampu

menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan

oleh seorang individu. “A team is a group organized to

work together to accomplish a set of objectives that

cannot be achieved effectively by individuals”. Tim

boleh jadi merupakan kelompok kerja yang relatif

permanen, namun juga bisa bersifat temporer yang

bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu.Tim

yang relatif permanen biasanya dinamakan “natural team

work”, sedangkan yang temporer banyak disebut sebagai

“a cross-functional action team”biasanya terdiri dari

orang-orang dari berbagai bagian atau departemen.

Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah “self-

directed”, karenanya tim semacam ini kurang memerlukan

pengawasan, dan memiliki otoritas penuh dalam

penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa bekerja

secara efektif dalam mengembangkan motivasi, kedekatan,

dan produktivitas, banyak organisasi yang memandang

2

pembangunan tim merupakan salah satu aspek dari

pengembangan organisasi.

Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda.

Kelompok atau groups didefinisikan sebagai dua atau

lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama,

yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok

kerja (work groups) adalah kelompok yang para

anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling

berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu

satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-

masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun

kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang

memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim.

Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi

parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak

ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja

keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input

yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja

mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang

terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan

suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang

totalitas input para individunya.

Dalam setiap organisasi harus memiliki pemipin

agar berjalan dengan baik. Tanpa adanya pemimpin tentu

sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua

3

elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut.

Seorang pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan

ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus

dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam berpikir dan

berbuat menjadi pertimbangan yang sangat urgen

diperhatikan.

Komunikasi dalam sebuah organisasi perusahaan

khususnya dan umumnyaorganisasi-organisasi lain,

biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu komunikasi

yangterjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan

komunikasi yang terjadidiluar perusahaan (external

communication). Di dalam komunikasi internal, baiksecara

vertical, horizontal, maupun diagonal sering terjadi

kesulitan yangmenyebabkan terjadinya ketidaklancaran

komunikasi atau dengan kata lain terjadimiss

komunikasi. Kesulitan ini terjadi dikarenakan adanya

kesalahpahaman, adanyasifat psikologis seperti egois,

kurangnya keterbukaan antar pegawai, adanya

perasaantertekan dan sebagainya, sehingga menyebabkan

komunikasi tidak efektif dan padaakhirnya tujuan

organisasi pun sulit untuk dicapai. (Siagian, 2002)

Maka penyusun mencoba menguraikan materi Tim kerja,

Tipe dan gaya kepemimpinan serta Komunikasi tim kerja

dalam makalah ini.

1.2. Identifikasi Masalah

4

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka

dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah konsep tentang Tim Kerja ?

2. Bagaimanakah membentuk Tim Kerja ?

3. Bagaimanakah mengubah individu menjadi pemain Tim

Kerja ?

4. Isu kontemporer dalam mengelola Tim.

5. Apa sajakah tipe dan gaya kepemimpinan ?

6. Apa sajakah komunikasi dalam organisasi Tim kerja?

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifkasi masalah diatas maka dapat

dirumuskan masalah yang akan diuraikan dalam makalah

ini sebagai berikut :

1. Pengertian Tim Kerja.

2. Model keefektifan Tim kerja.

3. Mengubah individu  menjadi pemain Tim.

4. Pengelolaan Tim Kerja.

5. Macam-macam teori kepemimpinan.

6. Macam-macam komunikasi dalam Tima Kerja.

1.4. Manfaat

Melalui makalah ini pembaca lebih mengetahui dan

memahami fungsi dan manfaat bekerja dalam tim serta

cara pandang komunikasi pemimpin. Fungsi bekerja dalam

5

tim antara lain dapat mengubah sikap, perilaku, dan

nilai-nilai pribadi, serta dapat turut serta dalam

mendisiplinkan  anggota lainnya. Anggota tim yang

menyimpang dapat ditekan dan diluruskan dengan

kewajiban untuk mematuhi dan melaksanakan aturan atau

norma yang berlaku dalam tim. Selain itu tim dapat

digunakan untuk pengambilan keputusan, merundingkan,

dan bernegosiasi (bargaining). Anggota tim dengan latar

belakang yang berbeda-beda mungkin mungkin saja membawa

perspektif atau pengaruh positif terhadap proses

pengambilan keputusan.

Tim tidak hanya penting dan bermanfaat pada

organisasi saja, tetapi juga memberikan manfaat bagi

individu para anggotanya. Tim dapat menyediakan

kepuasan sosial bagi para anggotanya. Manfaat lain dari

tim adalah meningkatkan komunikasi interpersonal

diantara para anggotanya.

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Konsep Tentang  Tim Kerja

a.  Pengertian  Tim Kerja

            Banyak pengertian/definisi tentang Tim

Kerja yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :

1. Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha

individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi

daripada jumlah masukan individual1. Hal ini

memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai

oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja per

individu disuatu organsasi.

2. Pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang

sportif, sensitive, dan senang bergaul, serta

mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam

tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan

sinergi positif melalui usaha yang

terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka

menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih

tinggi daripada jumlah masukan individual.

1Stephen, Timothy, Tahun 2008, Halaman 406.

7

Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan

potensi bagi sebuah organisasi untuk   membuahkan

banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan

masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada

kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan

menuntut keterampilan ganda2.

3. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri

dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan

mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk

menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik3.

4. Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai

sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang

saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud

bersama.

5. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah

kelompok dengan keterampilan yang saling

melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai tujuan

bersama secara efektif dan efisien.

b.  Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja

Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang

atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi kerja

mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki

tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau

lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki2Allen, Tahun 2004, Halaman 21.3 Daft, Tahun 2003, Halaman 171.

8

interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah

tim memiliki tujuan kinerja yang sama.

Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok

didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang

berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung

bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok

kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk

berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk

membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung

jawabnya. Kelompok kerja tidak perlu untuk melakukan

kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi

kinerja mereka sekedar jumlah kinerja sumbangan

individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada

sinergi positif yang akan menciptakan suatu tingkat

keseluruhan kinerja yang lebih besar daripada jumlah

masukan.

Menurut Stephen P. Robbins (2003;347) perbedaan antara

Tim Kerja dengan Kelompok Kerja dapat digambarkan

sebagai berikut :

9

Gambar 2.1 Perbedaan Kelompok kerja dan Tim Kerja.

Perbedaan antara kelompok kerja dan tim kerja dapat

disimpulkan sebagai berikut:

10

Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan keterampilan

yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama

secara efektif dan efisien. Kerja tim dapat memberikan

manfaat antara lain:

1. Pekerjaan menjadi lebih ringan karena dilakukan

bersama

2. Dapat menimbulkan semangat kebersamaan.

3. Lebih efektif dan efisien dibandingkan dikerjakan

sendiri-sendiri.

4. Kinerja organisasi lebih meningkat.

c.  Tipe/Jenis-jenis Tim

            Tim dapat diklasifisikan berdasarkan

sasarannya. Bentuk yang paling umum digunakan dalam

organisasi atau perusahaan adalah :

1. Tim Pemecah Masalah

Tim ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-

jaman dari suatu departemen yang bertemu selama

beberapa jam tiap pekan untuk membahas perbaikan

kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja. Dalam tim

pemecah masalah, anggota bernagi gagasan atau

menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan metode

kerja dapat diperbaiki. Tetapi jarang tim-tim diberi

11

wewenang untuk melaksanakan secara sepihak setiap

tindakan mereka yang disarankan.

2. Tim Kerja Pengelola Diri

Tim kerja pengelola diri adalah kelompok karyawan

(biasanya 10 sampai 15 orang) yang memikul tanggung

jawab dari mantan penyelia mereka. Tim ini mencakup

kerja tentang perencanaan dan penjadwalan kerja,

kontrol kolektif atas langkah kerja, membuat keputusan

operasi dan mengambil tindakan atas permasalahan. Tim

ini bahkan memilih anggotanya sendiri dan menyuruh

anggota itu untuk saling menilai kinerja.

3. Tim Lintas Fungsional.

Tim lintas fungsional adalah tenaga kerja dari

tingkat hirarki4 yang sama, tetapi dari tempat

pekerjaan yang berbeda. Tim lintas fungsional merupakan

cara efektif yang memungkinkan orang-orang dari aneka

bidang dalam suatu organisasi (atau bahkan antar

organisasi) untuk bertukar informasi, mengembangkan

gagasan baru dan memecahkan masalah, serta

mengkoordinasikan proyek yang rumit.

4. Tim Virtual4Suatu susunan hal (objek, nama, nilai, kategori, dan sebagainya)di mana hal-hal tersebut dikemukakan sebagai berada di "atas,""bawah," atau "pada tingkat yang sama" dengan yang lainnya. Secaraabstrak, sebuah hirarki adalah sebuah kumpulan yang disusun.

12

Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi

komputer untuk mengikat secara fisik secara bersama

membagi anggota untuk mencapai tujuan bersama. Mereka

mengizinkan orang untuk bergabung secara langsung

dengan menggunakan komunikasi langsung diantaranya

seperti lokasi jaringan kerja, video konfrensi dan e-

mail. Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang

tersebar secara geografis dan organisasional yang

terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan

telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para

pekerja lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan,

pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar lainnya.

Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah

kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok

orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang

kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau

mengekploitasi peluang strategis tertentu.

2.2. Membentuk Tim Kerja yang Efektif

Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil,

hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan

berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan

pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan

keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif

berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja

seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan tim.

13

Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu

konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan

budaya, dan system penghargaan. Karakter tim yang

penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim.

Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi

proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil

dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur

tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma –

norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang

efektif.  Ciri-ciri tim yang efektif :

1. Tujuan yang sama.

Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang

sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai

ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang

mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun

tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana

harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki

tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan

yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke

arah mana harus mendayung.

2. Antusiasme yang tinggi.

14

Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka

memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa

dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan:

anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat,

mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan

keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga

kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.

3. Peran dan tanggung jawab yang jelas.

Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan

ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin

menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena

tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan

arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus

mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang

jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa

yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya

tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.

4. Komunikasi yang efektif.

Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi

yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan

berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota

tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk

diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung

kepada mereka dan berikan informasi yang mereka

15

perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim

tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu

tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan

informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara

melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara

periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah

seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting

(misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki

dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).

5. Resolusi Konflik.

Peace is not the absence of conflict, but the

presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin

Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada

pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin

saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik

ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim.

Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik

bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah

dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa

diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan

yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah

tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun

dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung

16

akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat

tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.

6. Shared power.

Jika ada anggota tim yang terlalu dominan,

sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau

sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak

menganggur, maka pasti ada ketidak beresan dalam tim

yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak

efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan

kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan

”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan

tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka

merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan

tercapainya tujuan bersama.

7. Keahlian.

Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota

memiliki satu jenis suara saja: sopran saja, tenor

saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang

dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara

yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang

berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara

yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis. Demikian

pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-

anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang

17

akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai

keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang

sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat

diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda

juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya

keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang

telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung

jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi

positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.

Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan

lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah

semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus

berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam

bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan Anda

membantu pelanggan memilih produk kita yang paling

tepat untuknya,” merupakan satu bentuk apresiasi

sederhana berupa kata-kata tulus.  Banyak bentuk

apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi,

bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang

dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila

perusahaan, beasiswa bagi anak).

8. Evaluasi.

Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat

apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan

waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang

18

dilakukan secara periodik selama proses pencapaian

tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih

dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera

diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar

untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih

baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara:

observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview,

evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk,

atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.

Komponen penting untuk menciptakan tim yang

efektif dapat digolongkan dalam empat kategori umum.

Kategori pertama rancangan pekerjaan, kedua berkaitan

dengan komposisi tim. ketiga adalah sumber dan

konstekstual lain yang menciptakan tim menjadi efektif.

Terakhir,  proses variabel yang menunjukkan sesuatu

yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektifitas.

a.  Rancangan pekerjaan

Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan

menempatkan tanggung jawab bersama untuk melaksanakan

tugas penting. Kelompok rancangan kerja meliputi

variabel-variabel seperti kebebasan dan otonomi,

keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan talenta,

kemampuan untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi

semua tugas atau produk, dan bekerja dalam tugas atau

19

proyek yang berpengaruh secara substansial dengan yang

lain. Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi

karena  meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan

pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan 

lebih menarik untuk dikerjakan.

b. Komposisi

Kategori ini  memasukkan variabel yang terkait

bagimana tim dapat dibentuk menjadi staf. Komposisi tim

yang efektif terdiri dari :

1. Kemampuan anggota

Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut

tiga tipe keterampilan yang berbeda. Pertama,  tim

perlu orang-orang dengan keahlian teknis. Kedua, perlu

orang dengan keterampilan pemecah masalah dan

pengambilan  keputusan agar mampu mengidentifikasi

masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi

alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. Ketiga,

tim memerlukan orang dengan keterampilan mendengarkan

dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan

keterampilan antar pribadi lainnya.

2. Personalitas

20

Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku.

Macam-macam karakter personal dalam tim akan

mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.

3. Mengalokasikan peran dan menggalakkan

keanekaragaman

Mempunyai kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya

diseleksi untuk sebuah tim berdasarkan pada kepribadian

dan pilihan kesukaan mereka. Tim yang berkinerja tinggi

benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran.

Terdapat sembilan peran potensial dalam tim yaitu ;

penghubung, pencipta, promosi, penaksir,

pengorganisasi, penghasil, pengontrol, pemelihara, dan

penasehat. Tim kerja yang berhasil adalah tim yang

memiliki orang-orang untuk mengisi semua peran dan

menyeleksi orang-orang untuk  bermain dalam peran-peran

ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.

4. Ukuran Tim kerja

Tim kerja terbaik cenderung lebih kecil. Bila

anggotanya lebih dari 10 sampai 12, menjadi sulit bagi

mereka untuk menyelesaikan banyak hal. Jadi dalam

merancang tim yang efektif, para manajer harus menjaga

agar anggotanya berkisar antara 5 sampai 12 orang.

5. Kefleksibelan anggota

21

Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki

anggota yang dapat menyelesaikan tugas yang lainnya.

Ini adalah  hal positif bagi tim, karena merupakan

perbaikan besar bagi penyesuaian dan membuat kurang

percaya bagi anggota tunggal.

6. Pilhan anggota

Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan

pilihan, beberapa pekerja akan menyeleksi secara

sendirinya keluar dari parstisipasi tim. kinerja tim

yang tinggi seperti menggabungkan orang yang senang

bekerja sebagai bagian dalam tim.

c. Konteks

Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang

efektif yaitu:

1. Sumber daya memadai

Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai

untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai

tujuan. Hal ini meliputi pengaruh seperti informasi

yang tepat waktu, teknologi, ketersediaan staf,

dorongan dan asisten administrasi.

2. Kepemimpinan dan struktur

22

Anggota tim harus sependapat mengenai siapa

melakukan apa dan memastikan bahwa semua anggota

menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja.

Disamping itu tim perlu menetapkan bagimana jadwal

ditentukan, keterampilan apa yang diperlukan untuk

dikembangkan, bagimana kelompok akan memecahkan

konflik, dan bagaimana kelompok akan mengambil dan

memodifikasi keputusan. Menyepakati mengenai hal-hal

yang spesifik  dari kerja dan bagimana hal itu cocok

dalam memadukan keterampilan-keterampilan individual

menuntut kepemimpinan dan struktur.

3. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar

Evaluasi kinerja individual, upah per jam yang

tetap, insentif individual, dan semacamnya, tidaklah

konsisten dengan pengembangan tim kinerja tinggi. Jadi

disamping mengevaluasi dan mengganjar karyawan untuk

sumbangan individual mereka, manajemen hendaknya

mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok,

berbagi laba, berbagi hasil, insentif kelompok kecil,

dan modifikasi-modifikasi sistem lain yang memperkuat

upaya dan komitmen tim.

23

d. Proses

Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim

adalah variabel proses. Pada  komponen ini hal-hal yang

terkait adalah :

1. Tujuan bersama

Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama  dan

sangat berarti dan memberikan pengarahan, momentum dan

komitmen untuk anggota sebagai suatu visi.

2. Menegakkan tujuan spesifik

Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama

mereka menjadi tujuan kinerja yang realistis, dapat

diukur dan spesifik. Tujuan membimbing individu ke

kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi kepada

tim.Tujuan-tujuan spesifik ini mempermudah komunikasi

yang jelas. Tujuan juga membantu memelihara fokus

mereka pada perolehan hasil.

3. Kekuatan tim

Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri,

mereka percaya mereka dapat sukses. Kita menyebutnya

kekuatan tim.

4. Tingkat konflik

24

Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang

buruk. Konflik tugas dalam tim wajar terjadi, karena

mendorong perbaikan dan pilihan secara kritis masalah,

dan dapat diambil suatu pilihan keputusan tim yang

lebih baik. Oleh karena itu keefektifan tim

dikarakteristikkan dengan suatu konflik yang pantas.

5. Kemalasan sosial

Individu-individu dapat bersembunyi dalam suatu

kelompok. Mereka dapat menyibukkan diri dalam

“kemalasan sosial” dan meluncur bersama upaya kelompok

karena sumbangan individual mereka tidak dapat

dikenali. Tim yang sukses membuat anggota-anggota

secara individual maupun gabungan bertanggung jawab

untuk maksud, tujuan dan pendekatan tim.

2.3. Mengubah individu menjadi pemain tim

a. Tantangan

            Penghalang besar dalam menggunakan tim

kerja adalah penolakan individual. Sukses seorang

karyawan tidak lagi didefinisikan dalam kinerja

individu.untuk berkinerja baik sebagai anggota tim,

individu-individu harus mampu berkomunikasi secara

terbuka dan jujur; menghadapi perbedaan-perbedaan dan

memecahkan konflik-konflik; serta menghaluskan tujuan

25

pribadi untuk kebaikan tim. Tantangan menciptakan

pemain tim akan paling besar jika ; budaya nasional

sangat individualistik dan tim itu akan dimasukkan ke

dalam suatu organisasi yang mapan yang secara historis

menghargai prestasi individual.

b. Membentuk pemain tim

Berikut ini beberapa cara  yang dapat  dilakukan

untuk mengubah individu menjadi pemain tim :

1. Seleksi

Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar

pribadi untuk menjadi pemain tim yang  efektif. Ketika

mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan

teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu,

harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran

tim mereka maupun persyaratan teknis. Banyak calon yang

melamar pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim.

Bila menghadapi calon semacam ini, pada dasarnya para 

manajer atau pimpinan mempunyai tiga pilihan :

Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat

mereka menjadi pemain tim.

Mentransfer individu itu ke unit lain didalam

organisasi tanpa tim.

Tidak mempekerjakan calon itu.

26

2. Pelatihan

Sebagian besar orang yang dibesarkan pada

lingkungan yang mementingkan prestasi individual dapat

dilatih untuk menjadi pemaian tim. Spesialis  pelatihan

menjalankan latihan-latihan yang memungkinkan karyawan

untuk mengalami kepuasan yang dapat diberikan oleh

kerja tim.

3. Ganjaran

Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong

upaya kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan

upah dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya

diberikan kepada individu untuk keefektifan mereka

sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif

2.4. Isu kontemporer dalam mengelola Tim

a. Tim dan Manajemen Mutu Total

Salah satu karakteristik sentral dari manajemen mutu

total (TQM- Total Quality Management) adalah penggunaan

tim. Hakikat TQM adalah perbaikan proses, dan pelibatan

karyawan merupakan bagian vital dari perbaikan proses.

Dengan kata lain TQM menuntut manajemen untuk

memberikan dorongan kepada karyawan berbagi gagasan dan

bertindak terhadap apa yang mereka sarankan. Dalam

27

merancang tim pemecah masalah dan kualitas sebaiknya

tim memiliki kriteria sebagai berikut :

Tim harus cukup kecil agar efisien dan efektif

Dilatih dengan benar dengan keterampilan-

keterampilan yang akan dibutuhkan anggotanya

Dialokasikan cukup waktu untuk bekerja pada

masalah-masalah yang mereka rencanakan untuk

ditangani

Diberikan otoritas (wewenang) untuk memecahkan

masalah dan melaksanakan tindakan korektif

Masing –masing mempunyai seseorang yang bisa

diandalkan untuk membantu tim menghindari

hambatan-hambatan yang timbul.

b. Tim dan keanekaragaman angkatan kerja

Mengelola keaneka ragaman pada tim adalah suatu

tindakan yang menyeimbangkan. Keanekaragaman memberikan

perspektif segar mengenai isu-isu, tetapi hal itu

membuat lebih sukar untuk mempersatukan tim dan

mencapai kesepakatan. Berikut ini keuntungan dan

kerugian dari keanekaragaman anggota tim :

Keuntungan Kerugian

Perspektif yang

beraneka ragam

Terbuka secara lebar

Ambigu

Kompleksitas

28

untuk ide baru

Interpretasi beraneka

ragam

Meningkatkan

kreativitas

Meningkatkan

flesibelitas

Meningkatkan keahlian

memecahkan masalah

Kekacauan

Salah paham

Sulit menemukan

kesepakatan tunggal

Sulit menyetujui

tindakan khusus

c. Menyegarkan kembali Tim Dewasa

Tim yang berkinerja baik, pada suatu waktu bukanlah

jaminan akan terus demikian, tim yang efektif dapat

saja menjadi macet atau mengalami penurunan. Hal-hal

yang dapat dilakukan untuk menyegarkan kembali tim yang

mengalami kejenuhan dan penurunan kinerja adalah :

1. Siapkan anggota untuk menangani masalah kematangan

atau kedewasaan. Hendaknya  mereka tidak

kehilangan  semangat atau kepercayaan akan konsep

tim ketika konflik-konflik muncul kepermukaan.

2. Tawarkan pelatihan penyegaran ulang. Bila tim

mulai macat, mungkin membantu untuk memberi mereka

pelatihan penyegaran dalam komunikasi, pemecahan

konflik, proses tim, dan keterampilan serupa. Ini

29

dapat membantu anggota untuk memperoleh kembali

kepercayaan dan keyakinan akan satu sama lain.

3. Tawarkan pelatihan lanjutan. Keterampilan yang

berhasil untuk masalah mudah bisa tidak cukup

untuk masalah yang lebih sukar. Jadi tim dewasa

sering dapat mengambil manfaat dari pelatihan

lanjutan untuk membantu anggota mengembangkan

keterampilan pemecahan masalah, antar- pribadi dan

teknis yang lebih kuat.

4. Dorong tim untuk memperlakukan  pengembangan

mereka sebagai suatu pengalaman belajar yang terus

menerus. Seperti TQM, tim hendaknya mendekatkan

pengembangan mereka sendiri sebagai bagian dari

pencarian perbaikan yang terus menerus.

2.5. Tipe dan Gaya kepemimpinan

Bass (1960) menjelaskan bahwa faktor “struktur

yang mengawali” berpengaruh atas sepertiga dari variasi

total dalam penelitian kepemimpinan, dan “pertimbangan”

serta “struktur yang mengawali” berpengaruh atas 83

persen dari variansi. Seorang pemimpin yang dinilai

baik menitikberatkan pada pemenuhan janji, penghargaan

dan dukungan sebagai teknik motivasi dan bertindak

dengan cara yang hangat dan membantu, menunjukkan

perhatian dan penghargaan kepada bawahan. Pemimpin yang

dinilai buruk member ancaman, merendahkan, berperilaku

30

tanpa pertimbangan, dan menetapkan serta menyusun

peranannya dan peranan bawahannya untuk pencapaian

tujuan. Berikut Tipe dan Gaya kepemimpinan :

1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala

keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya

sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan

tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter

tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan

tugas yang telah diberikan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin

yang memberikan wewenang secara luas kepada para

bawahan. Setiap ada permasalahan selalu

mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.

Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan

banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab

para bawahannya.

3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas

yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif

31

menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang

dihadapi. Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan

kepribadian adalah :

a) Gaya Kepemimpinan Karismatis

b) Gaya Kepemimpinan Diplomatis

c) Gaya Kepemimpinan Otoriter

d) Gaya Kepemimpinan Moralis

a). Gaya Kepemimpinan Karismatik

Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah

mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara

berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya

pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka

sangat menyenangi perubahan dan tantangan.Mungkin,

kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di

analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring

Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang

kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang

yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-

an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika

diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan

memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.

b). Gaya Kepemimpinan Diplomatis

32

Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di

penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali

melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya.

Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya

pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat

kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan

dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.

Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin

dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat

sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya

ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima

perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi

pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah

yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.

c). Gaya Kepemimpinan Otoriter

Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di

pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang

mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia

memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak

ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya

penuh perhitungan dan sistematis.

Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin

dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat

33

mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan

cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.

d). Gaya Kepemimpinan Moralis

          Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini

adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua

orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap

permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati

Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini.

Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas

dari segala kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan

seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini

sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan

mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan

bersahabat.

2.6. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja

a. Komunikasi Internal

Dalam setiap organisasi, komunikasi memegang

peranan yang sangat penting. Komunikasi merupakan unsur

pertama dalam berbisnis. Dalam menyoroti masalah

komunikasi, menegaskan bahwa komunikasi merupakan darah

sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi

34

dan merupakan suatu kunci sukses dalam karir bisnis dan

kehidupan pribadi. Lebih tegas dikatakan bahwa

komunikasi itu sangat penting, sehingga apabila tidak

ada komunikasi maka organisasi itu tidak akan

berfungsi. Meskipun kita tahu arti penting komunikasi,

namun bagaimanapun masih diragukan apakah setiap orang

menyadari dengan sungguh-sungguh arti atau makna dari

komunikasi yang baik. Dalam upaya menyampaikan pesan,

ide, gagasan serta informasi lainnya dapat terjadi

dalam kontek secara vertical, horizontal, maupun secara

diagonal di dalam suatu organisasi. Hal itu menunjukan

terjadinya komunikasidi dalam organisasi (Internal

Communication). Jika kita simpulkan ternyata komunikasi

internal ini hanya merupakan suatu pertukaran informasi

didalam organisasi baik dalam kontek secara vertical

maupun secara horizontal. Meskipun komunikasi internal

ini terjadi dalam tiga kontek yang ada, komunikasi

internalpun dapat berlangsung secara interpersonal dan

secara kelompok.

b. Komunikasi Vertikal

Komunikasi vertical adalah komunikasi yang

dilancarkan dari atas ke bawah (downward communication)

dan sebaliknya dari bawah ke atas (upward communication)

atau dengan kata lain komunikasi yang dilancarkan oleh

pihak atasan kepada bawahan atau sebaliknya dari

35

bawahan kepada atasan (two way trafficcommunication). Karena

komunikasi menyangkut masalah hubungan manusiadengan

manusia, maka suksesnya komunikasi tergantung pada

frame of referencemanusia-manusia yang terlibat di

dalamnya.

c. Komunikasi Horizontal

Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang

dilakukan secara mendatar antara anggota staf dengan

anggota staf, karyawan dengan karyawan dan

sebagainya.Untuk memecahkan masalah yang timbul akibat

proses komunikasi dengan jalurseperti itu adalah tugas

Public Relation Officer ( Kepala Hubungan Masyarakat).Antara

komunikasi vertical dengan komunikasi horizontal

terkadang terjadikomunikasi diagonal.

d.Komunikasi Diagonal

Komunikasi diagonal adalah komunikasi antar

pimpinan antara pimpinan seksidengan pegawai seksi

lain. Seperti kita ketahui bahwa komunikasi internal

ini bukansaja terjadi dalam tiga kontek seperti yang

telah dijelaskan dimuka, melainkan dapatpula terjadi

secara personal (personal communication) dan secara kelompok

(groupcommunication).

1.) Komunikasi personal (personal communication)

36

Komunikasi personal adalah komunikasi antar dua

orang yang dapatberlangsung secara tatap muka (face to face

communication) dankomunikasi bermedia (mediated

communication). Beberapa hal yang perludiperhatikan dalam

melakukan komunikasi personal tatap muka adalahsebagai

berikut:

a. Bersikaplah empati dan simpati

b. Tunjukanlah sebagai komunikator terpercaya

c. Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong

d. Kemukakanlah fakta dan kebenaran

e. Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh

f. Jangan bersikap super

g. Jangan mengkritik

h. Jangan emosional dan bicaralah secara meyakinkan

2.) Komunikasi kelompok (group communication)

Komunikasi kelompok adalah komunikasi antar

seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap

muka.

a. Komunikasi kelompok kecil

Komunikasi ini adalah komunikasi antara manajer

atau seorang administrator dengan sekelompok karyawan

yang memungkinkanterdapatnya kesempatan bagi salah

seorang untuk memberikantanggapan secara verbal.

37

b. Komunikasi kelompok besar

Komunikasi ini adalah kelompok komunikasi yang

karena jumlahnyabanyak, dalam situasi komunikasi hampir

tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan

secara verbal.

e. Proses Komunikasi

Pada dasarnya proses komunikasi terjadi atas dua

tahap yaitu secara primerdan sekunder.Proses komunikasi

secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan

atauperasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (symbol).Misalnya berupa bahasa,

kial, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya.Proses

komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seseorangkepada orang lain dengan

menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua

setelahmemakai lambang media. Misalnya dengan

menggunakan media telepon, radio,surat, papan

pengumuman dan sebagainya.

38

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Memahami

Tim Kerja” maka pada bab ini penulis akan mengemukakan

beberapa kesimpulan berdasarkan hasil kajian pustaka

dan teori yang telah dilakukan di bab terdahulu dalam

makalah  ini. Dari hasil pembahasan yang telah

dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1.   Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang

atau lebih yang berinteraksi dan mengoordinasi kerja

mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki

tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau

lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki

interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah

tim memiliki tujuan kinerja yang sama.

2.  Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok

didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang

berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung

bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok

kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk

39

berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk

membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung

jawabnya.

3. Jenis-jenis tim terdiri dari : Tim pemecah masalah,

Tim kerja pengelola diri, Tim lintas fungsional dan Tim

Virtual.

4. Ciri –ciri tim yang efektif apabila : memiliki

tujuan yang sama, antusiasme yang tinggi, peran dan

tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif,

Resolusi konflik, Shared power, keahlian, dan Evaluasi.

5. Komponen-komponen untuk menciptakan tim yang efektif

antara lain :

1. Rancangan pekerjaan

Otonomi

Macam-macam keahlian

Identitas tugas

Kepentingan tugas

2. Komposisi

Kemampuan

Personalitas

Aturan dan diversitas

Ukuran

40

Kefleksibelan

Pilihan pada kelompok kerja

3. Konteks

Sumber yang memadai

Kepemimpinan

Penilaian kinerja dan ganjaran

4. Proses

Tujuan secara umum

Tujuan khusus

Kemampuan diri

Konflik

Kemalasan sosial

3. Tipe dan Gaya kepemimpinan Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian

Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic

Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire

Gaya Kepemimpinan Karismatis

Gaya Kepemimpinan Diplomatis

Gaya Kepemimpinan Otoriter

Gaya Kepemimpinan Moralis

4. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja

Komunikasi Internal

41

Komunikasi Vertikal

Komunikasi Horizontal

Komunikasi Diagonal

Komunikasi personal (personal communication)

Komunikasi kelompok (group communication)

42

DAFTAR PUSTAKA

Stephen P. Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Indeks

Jakarta.

Gary Yukl, 2003. Kepemimpinan dalam Organisasi, Indeks

Jakarta

http:kumpulanmakalahjanuari2008/blogspot.com/

sutiyonokudus.wordpress.com/…./memahami tim kerja

widyastutidyah.worpress.com/……/makalah kerjasama tim

http://www.google.co.id

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-linda3.pdf.

http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-

tim-dalam-organisasi/

 

http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-

kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/

http://korpri-dephan.blogspot.com/2010/07/tipe-gaya-

dan-perilaku-kepemimpinan.html

43

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/12246/BAB%20V%20Pembahasan_%20I09faz.pdf

Pengaruh Gaya Kepemimpina, Komunikasi Internal Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, Siswandi.

44