Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa
membutuhkan orang lain. Meskipun hidup penuh kecukupan,
kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia
akan selalu membutuhkan lingkungan dimana dia bisa
berbagi, saling memberi support dan bergotong royong.
Dia tidak hanya membutuhkan agama, ilmu pengetahuan,
atau hiburan atau kesenian, tapi juga kebersamaan.
Semuanya diperlukan. Karena dengan agama hidup lebih
terarah, dengan pengetahuan hidup akan lebih mudah,
dengan seni hidup lebih indah dan dengan kebersamaan
hidup akan lebih berfaidah.
Dalam definisi singkat, teamwork merupakan
serangkaian nilai, sikap dan perilaku dalam sebuah tim.
Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang
dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama.
Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan
membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif. Untuk
mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan
sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain
kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga tercipta
komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada
1
anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap
kontribusi dan pencapaian yang diperoleh dari setiap
anggota tim. Sebuah team work akan menjadi penentu
mulus tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat
diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.
Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan
serta ketrampilan, sebuah tim seringkali mampu
menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan
oleh seorang individu. “A team is a group organized to
work together to accomplish a set of objectives that
cannot be achieved effectively by individuals”. Tim
boleh jadi merupakan kelompok kerja yang relatif
permanen, namun juga bisa bersifat temporer yang
bertugas untuk menyelesaikan sebuah proyek tertentu.Tim
yang relatif permanen biasanya dinamakan “natural team
work”, sedangkan yang temporer banyak disebut sebagai
“a cross-functional action team”biasanya terdiri dari
orang-orang dari berbagai bagian atau departemen.
Bentuk tim yang dianggap paling maju adalah “self-
directed”, karenanya tim semacam ini kurang memerlukan
pengawasan, dan memiliki otoritas penuh dalam
penyelesaian tugas-tugasnya. Agar tim bisa bekerja
secara efektif dalam mengembangkan motivasi, kedekatan,
dan produktivitas, banyak organisasi yang memandang
2
pembangunan tim merupakan salah satu aspek dari
pengembangan organisasi.
Kelompok dan Tim adalah dua konsep berbeda.
Kelompok atau groups didefinisikan sebagai dua atau
lebih individu yang saling bergantung dan bekerjasama,
yang secara bersama berupaya mencapai tujuan. Kelompok
kerja (work groups) adalah kelompok yang para
anggotanya saling berinteraksi terutama untuk saling
berbagi informasi untuk membuat keputusan guna membantu
satu sama lain dalam wilayah kewenangannya masing-
masing. Kelompok kerja tidak memiliki kebutuhan ataupun
kesempatan untuk terlibat di dalam kerja kolektif yang
memerlukan upaya gabungan dari seluruh anggota tim.
Akibatnya, kinerja mereka sekedar kumpulan kontribusi
parsial dari seluruh individu anggota kelompok. Tidak
ada sinergi positif yang menciptakan tingkat kinerja
keseluruhan yang lebih besar ketimbang totalitas input
yang mereka berikan. Sementara itu, Tim Kerja
mengembangkan sinergi positif melalui upaya yang
terkoordinasi. Upaya individual mereka menghasilkan
suatu tingkat kinerja yang lebih besar ketimbang
totalitas input para individunya.
Dalam setiap organisasi harus memiliki pemipin
agar berjalan dengan baik. Tanpa adanya pemimpin tentu
sangat sulit dan tidak mudah dalam menjalankan semua
3
elemen dan komponen yang ada dalam organisasi tersebut.
Seorang pemimpin tidak begitu saja dipiliih dan
ditentukan. Ada kriteria-kriteria tertentu yang harus
dimiliki olehnya. Segenap kemampuan dalam berpikir dan
berbuat menjadi pertimbangan yang sangat urgen
diperhatikan.
Komunikasi dalam sebuah organisasi perusahaan
khususnya dan umumnyaorganisasi-organisasi lain,
biasanya terjadi dalam dua kontek, yaitu komunikasi
yangterjadi di dalam perusahaan (internal communication) dan
komunikasi yang terjadidiluar perusahaan (external
communication). Di dalam komunikasi internal, baiksecara
vertical, horizontal, maupun diagonal sering terjadi
kesulitan yangmenyebabkan terjadinya ketidaklancaran
komunikasi atau dengan kata lain terjadimiss
komunikasi. Kesulitan ini terjadi dikarenakan adanya
kesalahpahaman, adanyasifat psikologis seperti egois,
kurangnya keterbukaan antar pegawai, adanya
perasaantertekan dan sebagainya, sehingga menyebabkan
komunikasi tidak efektif dan padaakhirnya tujuan
organisasi pun sulit untuk dicapai. (Siagian, 2002)
Maka penyusun mencoba menguraikan materi Tim kerja,
Tipe dan gaya kepemimpinan serta Komunikasi tim kerja
dalam makalah ini.
1.2. Identifikasi Masalah
4
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah konsep tentang Tim Kerja ?
2. Bagaimanakah membentuk Tim Kerja ?
3. Bagaimanakah mengubah individu menjadi pemain Tim
Kerja ?
4. Isu kontemporer dalam mengelola Tim.
5. Apa sajakah tipe dan gaya kepemimpinan ?
6. Apa sajakah komunikasi dalam organisasi Tim kerja?
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifkasi masalah diatas maka dapat
dirumuskan masalah yang akan diuraikan dalam makalah
ini sebagai berikut :
1. Pengertian Tim Kerja.
2. Model keefektifan Tim kerja.
3. Mengubah individu menjadi pemain Tim.
4. Pengelolaan Tim Kerja.
5. Macam-macam teori kepemimpinan.
6. Macam-macam komunikasi dalam Tima Kerja.
1.4. Manfaat
Melalui makalah ini pembaca lebih mengetahui dan
memahami fungsi dan manfaat bekerja dalam tim serta
cara pandang komunikasi pemimpin. Fungsi bekerja dalam
5
tim antara lain dapat mengubah sikap, perilaku, dan
nilai-nilai pribadi, serta dapat turut serta dalam
mendisiplinkan anggota lainnya. Anggota tim yang
menyimpang dapat ditekan dan diluruskan dengan
kewajiban untuk mematuhi dan melaksanakan aturan atau
norma yang berlaku dalam tim. Selain itu tim dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan, merundingkan,
dan bernegosiasi (bargaining). Anggota tim dengan latar
belakang yang berbeda-beda mungkin mungkin saja membawa
perspektif atau pengaruh positif terhadap proses
pengambilan keputusan.
Tim tidak hanya penting dan bermanfaat pada
organisasi saja, tetapi juga memberikan manfaat bagi
individu para anggotanya. Tim dapat menyediakan
kepuasan sosial bagi para anggotanya. Manfaat lain dari
tim adalah meningkatkan komunikasi interpersonal
diantara para anggotanya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Tentang Tim Kerja
a. Pengertian Tim Kerja
Banyak pengertian/definisi tentang Tim
Kerja yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
1. Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha
individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi
daripada jumlah masukan individual1. Hal ini
memiliki pengertian bahwa kinerja yang dicapai
oleh sebuah tim lebih baik daripada kinerja per
individu disuatu organsasi.
2. Pekerja tim atau tim kerja adalah orang yang
sportif, sensitive, dan senang bergaul, serta
mampu mengenali aliran emosi yang terpendam dalam
tim dengan sangat jelas. Tim kerja menghasilkan
sinergi positif melalui usaha yang
terkoordinasi.Usaha-usaha individual mereka
menghasilkan satu tingkat kinerja yang lebih
tinggi daripada jumlah masukan individual.
1Stephen, Timothy, Tahun 2008, Halaman 406.
7
Penggunaan tim secara ekstensif menghasilkan
potensi bagi sebuah organisasi untuk membuahkan
banyak hasil yang lebih besar tanpa peningkatan
masukan. Kinerja tim akan lebih unggul daripada
kinerja individu jika tugas yang harus dilakukan
menuntut keterampilan ganda2.
3. Sebuah tim (team) adalah sebuah unit yang terdiri
dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan
mengkoordinasikan pekerjaan mereka untuk
menyelesaikan sebuah tugas yang spesifik3.
4. Katzenbach dan Smith, mendefinisikan team sebagai
sekelompok kecil orang dengan keterampilan yang
saling melengkapi yang berkomitmen untuk maksud
bersama.
5. Sedangkan menurut Hunsaker, 2001, Tim ialah
kelompok dengan keterampilan yang saling
melengkapi dan berkomitmen untuk mecapai tujuan
bersama secara efektif dan efisien.
b. Perbedaan Tim Kerja dengan Kelompok Kerja
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan mengkoordinasi kerja
mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki
tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau
lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki2Allen, Tahun 2004, Halaman 21.3 Daft, Tahun 2003, Halaman 171.
8
interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah
tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang
berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung
bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok
kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk
berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk
membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung
jawabnya. Kelompok kerja tidak perlu untuk melakukan
kerja kolektif yang menuntut upaya gabungan. Jadi
kinerja mereka sekedar jumlah kinerja sumbangan
individual dari tiap anggota kelompok. Tidak ada
sinergi positif yang akan menciptakan suatu tingkat
keseluruhan kinerja yang lebih besar daripada jumlah
masukan.
Menurut Stephen P. Robbins (2003;347) perbedaan antara
Tim Kerja dengan Kelompok Kerja dapat digambarkan
sebagai berikut :
9
Gambar 2.1 Perbedaan Kelompok kerja dan Tim Kerja.
Perbedaan antara kelompok kerja dan tim kerja dapat
disimpulkan sebagai berikut:
10
Kerja tim ialah kerja berkelompok dengan keterampilan
yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama
secara efektif dan efisien. Kerja tim dapat memberikan
manfaat antara lain:
1. Pekerjaan menjadi lebih ringan karena dilakukan
bersama
2. Dapat menimbulkan semangat kebersamaan.
3. Lebih efektif dan efisien dibandingkan dikerjakan
sendiri-sendiri.
4. Kinerja organisasi lebih meningkat.
c. Tipe/Jenis-jenis Tim
Tim dapat diklasifisikan berdasarkan
sasarannya. Bentuk yang paling umum digunakan dalam
organisasi atau perusahaan adalah :
1. Tim Pemecah Masalah
Tim ini terdiri dari 5 sampai 12 karyawan jam-
jaman dari suatu departemen yang bertemu selama
beberapa jam tiap pekan untuk membahas perbaikan
kualitas, efisiensi dan lingkungan kerja. Dalam tim
pemecah masalah, anggota bernagi gagasan atau
menawarkan saran mengenai bagaimana proses dan metode
kerja dapat diperbaiki. Tetapi jarang tim-tim diberi
11
wewenang untuk melaksanakan secara sepihak setiap
tindakan mereka yang disarankan.
2. Tim Kerja Pengelola Diri
Tim kerja pengelola diri adalah kelompok karyawan
(biasanya 10 sampai 15 orang) yang memikul tanggung
jawab dari mantan penyelia mereka. Tim ini mencakup
kerja tentang perencanaan dan penjadwalan kerja,
kontrol kolektif atas langkah kerja, membuat keputusan
operasi dan mengambil tindakan atas permasalahan. Tim
ini bahkan memilih anggotanya sendiri dan menyuruh
anggota itu untuk saling menilai kinerja.
3. Tim Lintas Fungsional.
Tim lintas fungsional adalah tenaga kerja dari
tingkat hirarki4 yang sama, tetapi dari tempat
pekerjaan yang berbeda. Tim lintas fungsional merupakan
cara efektif yang memungkinkan orang-orang dari aneka
bidang dalam suatu organisasi (atau bahkan antar
organisasi) untuk bertukar informasi, mengembangkan
gagasan baru dan memecahkan masalah, serta
mengkoordinasikan proyek yang rumit.
4. Tim Virtual4Suatu susunan hal (objek, nama, nilai, kategori, dan sebagainya)di mana hal-hal tersebut dikemukakan sebagai berada di "atas,""bawah," atau "pada tingkat yang sama" dengan yang lainnya. Secaraabstrak, sebuah hirarki adalah sebuah kumpulan yang disusun.
12
Tim Virtual adalah tim yang menggunakan teknologi
komputer untuk mengikat secara fisik secara bersama
membagi anggota untuk mencapai tujuan bersama. Mereka
mengizinkan orang untuk bergabung secara langsung
dengan menggunakan komunikasi langsung diantaranya
seperti lokasi jaringan kerja, video konfrensi dan e-
mail. Tim virtual terdiri atas anggota – anggota yang
tersebar secara geografis dan organisasional yang
terikat terutama oleh kemajuan teknologi informasi dan
telekomunikasi. Tim virtual sering meliputi para
pekerja lepas, anggota organisasi rekanan, pelanggan,
pemasok, konsultan, atau pihak – pihak luar lainnya.
Salah satu keuntungan utama tim virtual adalah
kemampuan untuk dengan cepat mengumpulkan kelompok
orang yang paling tepat untuk menyelesaikan proyek yang
kompleks, memecahkan masalah tertentu, atau
mengekploitasi peluang strategis tertentu.
2.2. Membentuk Tim Kerja yang Efektif
Efektifitas tim kerja didasarkan pada dua hasil,
hasil produktif dan kepuasan pribadi. Kepuasan
berkenaan dengan kemampuan tim untuk memenuhi kebutuhan
pribadi para anggotanya dan kemudian mempertahankan
keanggotaan serta komitmen mereka. Hasil produktif
berkenaan dengan kualitas dan kuantitas hasil kerja
seperti yang didefinisikan oleh tujuan – tujuan tim.
13
Faktor – faktor yang mempengaruhi efektifitas tim yaitu
konteks organisasional, struktur, strategi, lingkungan
budaya, dan system penghargaan. Karakter tim yang
penting adalah jenis, struktur, dan komposisi tim.
Karakteristik – karakteristik tim ini mempengaruhi
proses internal tim, yang kemudian mempengaruhi hasil
dan kepuasan. Para pemimpin harus memahami dan mengatur
tingkat – tingkat perkembangan, kekompakan, norma –
norma, dan konflik supaya dapat membangun tim yang
efektif. Ciri-ciri tim yang efektif :
1. Tujuan yang sama.
Jika semua anggota tim mendayung ke arah yang
sama, pasti kapal yang didayung akan lebih cepat sampai
ke tempat tujuan, dari pada jika ada anggota tim yang
mendayung ke arah yang berbeda, berlawanan, ataupun
tidak mendayung sama sekali karena bingung ke arah mana
harus mendayung. Jadi, pastikan bahwa tim memiliki
tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan
yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke
arah mana harus mendayung.
2. Antusiasme yang tinggi.
14
Pendayung akan mendayung lebih cepat jika mereka
memiliki antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa
dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan:
anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat,
mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan
keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga
kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal.
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas.
Jika semua ingin menjadi pemimpin, maka tidak akan
ada yang mendayung. Sebaliknya, jika semua ingin
menjadi pendayung, maka akan terjadi kekacauan karena
tidak ada yang memberi komando untuk kesamaan waktu dan
arah mendayung. Intinya, setiap anggota tim harus
mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang
jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa
yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya
tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya.
4. Komunikasi yang efektif.
Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi
yang efektif antar-anggota tim. Strateginya: Jangan
berasumsi. Artinya, jika Anda tidak yakin semua anggota
tim tahu apa yang harus menjadi prioritas utama untuk
diselesaikan, jangan berasumsi, tanyakan langsung
kepada mereka dan berikan informasi yang mereka
15
perlukan. Jika Anda tidak yakin bahwa tiap anggota tim
tahu bagaimana melakukan ataupun menyelesaikan suatu
tugas, jangan berasumsi mereka tahu, melainkan
informasikan atau tujukanlah kepada mereka cara
melakukannya. Komunikasi juga perlu dilakukan secara
periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah
seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting
(misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki
dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan).
5. Resolusi Konflik.
Peace is not the absence of conflict, but the
presence of justice. Ini merupakan pendapat Martin
Luther King. Rasanya hal ini berlaku pula pada
pencapaian sebuah tujuan. Dalam mencapai tujuan mungkin
saja ada konflik yang harus dihadapi. Tetapi konflik
ini tidak harus menjadi sumber kehancuran tim.
Sebaliknya, konflik ini yang dapat dikelola dengan baik
bisa dijadikan senjata ampuh untuk melihat satu masalah
dari berbagai aspek yang berbeda sehingga bisa
diperoleh cara baru, inovasi baru, ataupun perubahan
yang memang diperlukan untuk melaju lebih cepat ke arah
tujuan. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun
dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung
16
akan menjadi seperti kanker yang menggerogoti semangat
tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan.
6. Shared power.
Jika ada anggota tim yang terlalu dominan,
sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau
sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak
menganggur, maka pasti ada ketidak beresan dalam tim
yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak
efektif. Jadi, tiap anggota tim perlu diberikan
kesempatan untuk menjadi ”pemimpin”, menunjukkan
”kekuasaannya” di bidang yang menjadi keahlian dan
tanggung jawab mereka masing-masing. Sehingga mereka
merasa ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan
tercapainya tujuan bersama.
7. Keahlian.
Bayangkan sebuah paduan suara dengan anggota
memiliki satu jenis suara saja: sopran saja, tenor
saja, alto saja, atau bas saja. Tentu suara yang
dihasilkan akan monoton. Bandingkan dengan paduan suara
yang memiliki anggota dengan berbagai jenis suara yang
berbeda (sopran, alto, tenor dan bas). Paduan suara
yang dihasilkan pasti akan lebih harmonis. Demikian
pula dengan tim kerja. Tim yang terdiri dari anggota-
anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang
17
akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai
keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang
sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat
diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda
juga bisa saling memperluas perspektif and memperkaya
keahlian masing-masing Apresiasi. Tiap anggota yang
telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung
jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi
positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.
Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan
lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah
semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus
berprestasi. Apresiasi tidak harus diberikan dalam
bentuk uang. ”Saya sangat menghargai ketulusan Anda
membantu pelanggan memilih produk kita yang paling
tepat untuknya,” merupakan satu bentuk apresiasi
sederhana berupa kata-kata tulus. Banyak bentuk
apresiasi lain yang bisa diberikan, misalnya: promosi,
bonus dalam berbagai bentuk (wisata keluarga yang
dengan menggunakan fasilitas transportasi dan vila
perusahaan, beasiswa bagi anak).
8. Evaluasi.
Bagaimana sebuah tim bisa mengetahui sudah sedekat
apa mereka dari tujuan, jika mereka tidak menyediakan
waktu sejenak untuk melakukan evaluasi? Evaluasi yang
18
dilakukan secara periodik selama proses pencapaian
tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih
dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera
diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar
untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih
baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara:
observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview,
evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk,
atau sekedar polling pendapat pada saat meeting.
Komponen penting untuk menciptakan tim yang
efektif dapat digolongkan dalam empat kategori umum.
Kategori pertama rancangan pekerjaan, kedua berkaitan
dengan komposisi tim. ketiga adalah sumber dan
konstekstual lain yang menciptakan tim menjadi efektif.
Terakhir, proses variabel yang menunjukkan sesuatu
yang terjadi dalam tim yang mempengaruhi efektifitas.
a. Rancangan pekerjaan
Keefektifan tim membutuhkan kerjasama dan
menempatkan tanggung jawab bersama untuk melaksanakan
tugas penting. Kelompok rancangan kerja meliputi
variabel-variabel seperti kebebasan dan otonomi,
keuntungan pada kegunaan keahlian berbeda dan talenta,
kemampuan untuk menyelesaikan dan mengidentifikasi
semua tugas atau produk, dan bekerja dalam tugas atau
19
proyek yang berpengaruh secara substansial dengan yang
lain. Rancangan kerja ini menggambarkan motivasi
karena meningkatkan rasa tanggung jawab anggota dan
pemilik pada pekerjaan dan karena membuat pekerjaan
lebih menarik untuk dikerjakan.
b. Komposisi
Kategori ini memasukkan variabel yang terkait
bagimana tim dapat dibentuk menjadi staf. Komposisi tim
yang efektif terdiri dari :
1. Kemampuan anggota
Untuk bekerja dengan efektif, suatu tim menuntut
tiga tipe keterampilan yang berbeda. Pertama, tim
perlu orang-orang dengan keahlian teknis. Kedua, perlu
orang dengan keterampilan pemecah masalah dan
pengambilan keputusan agar mampu mengidentifikasi
masalah, membangkitkan alternatif , mengevaluasi
alternatif, dan membuat pilihan yang kompeten. Ketiga,
tim memerlukan orang dengan keterampilan mendengarkan
dengan baik, umpan balik, penyelesaian konflik, dan
keterampilan antar pribadi lainnya.
2. Personalitas
20
Personalitas mempengaruhi individu dalam perilaku.
Macam-macam karakter personal dalam tim akan
mempengaruhi kinerja tim secara keseluruhan.
3. Mengalokasikan peran dan menggalakkan
keanekaragaman
Mempunyai kebutuhan berbeda, dan orang hendaknya
diseleksi untuk sebuah tim berdasarkan pada kepribadian
dan pilihan kesukaan mereka. Tim yang berkinerja tinggi
benar-benar mencocokkan orang dengan berbagai peran.
Terdapat sembilan peran potensial dalam tim yaitu ;
penghubung, pencipta, promosi, penaksir,
pengorganisasi, penghasil, pengontrol, pemelihara, dan
penasehat. Tim kerja yang berhasil adalah tim yang
memiliki orang-orang untuk mengisi semua peran dan
menyeleksi orang-orang untuk bermain dalam peran-peran
ini berdasarkan pada keterampilan dan pilihan meraka.
4. Ukuran Tim kerja
Tim kerja terbaik cenderung lebih kecil. Bila
anggotanya lebih dari 10 sampai 12, menjadi sulit bagi
mereka untuk menyelesaikan banyak hal. Jadi dalam
merancang tim yang efektif, para manajer harus menjaga
agar anggotanya berkisar antara 5 sampai 12 orang.
5. Kefleksibelan anggota
21
Tim menciptakan kefleksibelan individual, memiliki
anggota yang dapat menyelesaikan tugas yang lainnya.
Ini adalah hal positif bagi tim, karena merupakan
perbaikan besar bagi penyesuaian dan membuat kurang
percaya bagi anggota tunggal.
6. Pilhan anggota
Tidak semua anggota merupakan pemain tim. berikan
pilihan, beberapa pekerja akan menyeleksi secara
sendirinya keluar dari parstisipasi tim. kinerja tim
yang tinggi seperti menggabungkan orang yang senang
bekerja sebagai bagian dalam tim.
c. Konteks
Ada tiga faktor kontekstual dalam kinerja tim yang
efektif yaitu:
1. Sumber daya memadai
Tim yang efektif memiliki sumber daya yang memadai
untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam mencapai
tujuan. Hal ini meliputi pengaruh seperti informasi
yang tepat waktu, teknologi, ketersediaan staf,
dorongan dan asisten administrasi.
2. Kepemimpinan dan struktur
22
Anggota tim harus sependapat mengenai siapa
melakukan apa dan memastikan bahwa semua anggota
menyumbang secara sama dalam berbagi beban kerja.
Disamping itu tim perlu menetapkan bagimana jadwal
ditentukan, keterampilan apa yang diperlukan untuk
dikembangkan, bagimana kelompok akan memecahkan
konflik, dan bagaimana kelompok akan mengambil dan
memodifikasi keputusan. Menyepakati mengenai hal-hal
yang spesifik dari kerja dan bagimana hal itu cocok
dalam memadukan keterampilan-keterampilan individual
menuntut kepemimpinan dan struktur.
3. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar
Evaluasi kinerja individual, upah per jam yang
tetap, insentif individual, dan semacamnya, tidaklah
konsisten dengan pengembangan tim kinerja tinggi. Jadi
disamping mengevaluasi dan mengganjar karyawan untuk
sumbangan individual mereka, manajemen hendaknya
mempertimbangkan penilaian berdasarkan kelompok,
berbagi laba, berbagi hasil, insentif kelompok kecil,
dan modifikasi-modifikasi sistem lain yang memperkuat
upaya dan komitmen tim.
23
d. Proses
Hal lain yang berkaitan dengan keefektifan tim
adalah variabel proses. Pada komponen ini hal-hal yang
terkait adalah :
1. Tujuan bersama
Tim yang efektif mempunyai tujuan bersama dan
sangat berarti dan memberikan pengarahan, momentum dan
komitmen untuk anggota sebagai suatu visi.
2. Menegakkan tujuan spesifik
Tim yang sukses menerjemahkan tujuan bersama
mereka menjadi tujuan kinerja yang realistis, dapat
diukur dan spesifik. Tujuan membimbing individu ke
kinerja yang lebih tinggi, juga memberi energi kepada
tim.Tujuan-tujuan spesifik ini mempermudah komunikasi
yang jelas. Tujuan juga membantu memelihara fokus
mereka pada perolehan hasil.
3. Kekuatan tim
Keefektifan tim mempunyai kepercayaan tersendiri,
mereka percaya mereka dapat sukses. Kita menyebutnya
kekuatan tim.
4. Tingkat konflik
24
Konflik dalam tim tidak selalu merupakan hal yang
buruk. Konflik tugas dalam tim wajar terjadi, karena
mendorong perbaikan dan pilihan secara kritis masalah,
dan dapat diambil suatu pilihan keputusan tim yang
lebih baik. Oleh karena itu keefektifan tim
dikarakteristikkan dengan suatu konflik yang pantas.
5. Kemalasan sosial
Individu-individu dapat bersembunyi dalam suatu
kelompok. Mereka dapat menyibukkan diri dalam
“kemalasan sosial” dan meluncur bersama upaya kelompok
karena sumbangan individual mereka tidak dapat
dikenali. Tim yang sukses membuat anggota-anggota
secara individual maupun gabungan bertanggung jawab
untuk maksud, tujuan dan pendekatan tim.
2.3. Mengubah individu menjadi pemain tim
a. Tantangan
Penghalang besar dalam menggunakan tim
kerja adalah penolakan individual. Sukses seorang
karyawan tidak lagi didefinisikan dalam kinerja
individu.untuk berkinerja baik sebagai anggota tim,
individu-individu harus mampu berkomunikasi secara
terbuka dan jujur; menghadapi perbedaan-perbedaan dan
memecahkan konflik-konflik; serta menghaluskan tujuan
25
pribadi untuk kebaikan tim. Tantangan menciptakan
pemain tim akan paling besar jika ; budaya nasional
sangat individualistik dan tim itu akan dimasukkan ke
dalam suatu organisasi yang mapan yang secara historis
menghargai prestasi individual.
b. Membentuk pemain tim
Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan
untuk mengubah individu menjadi pemain tim :
1. Seleksi
Beberapa orang telah memiliki keterampilan antar
pribadi untuk menjadi pemain tim yang efektif. Ketika
mempekerjakan anggota tim, disamping keterampilan
teknis yang diperlukan untuk mengisi pekerjaan itu,
harus dipastikan pula bahwa calon dapat memenuhi peran
tim mereka maupun persyaratan teknis. Banyak calon yang
melamar pekerjaan tidak mempunyai keterampilan tim.
Bila menghadapi calon semacam ini, pada dasarnya para
manajer atau pimpinan mempunyai tiga pilihan :
Calon dapat menjalani pelatihan untuk membuat
mereka menjadi pemain tim.
Mentransfer individu itu ke unit lain didalam
organisasi tanpa tim.
Tidak mempekerjakan calon itu.
26
2. Pelatihan
Sebagian besar orang yang dibesarkan pada
lingkungan yang mementingkan prestasi individual dapat
dilatih untuk menjadi pemaian tim. Spesialis pelatihan
menjalankan latihan-latihan yang memungkinkan karyawan
untuk mengalami kepuasan yang dapat diberikan oleh
kerja tim.
3. Ganjaran
Sistem ganjaran perlu diperbaiki untuk mendorong
upaya kooperatif bukannya kompetitif. Promosi, kenaikan
upah dan bentuk-bentuk pengakuan lain hendaknya
diberikan kepada individu untuk keefektifan mereka
sebagai seorang anggota tim yang kolaboratif
2.4. Isu kontemporer dalam mengelola Tim
a. Tim dan Manajemen Mutu Total
Salah satu karakteristik sentral dari manajemen mutu
total (TQM- Total Quality Management) adalah penggunaan
tim. Hakikat TQM adalah perbaikan proses, dan pelibatan
karyawan merupakan bagian vital dari perbaikan proses.
Dengan kata lain TQM menuntut manajemen untuk
memberikan dorongan kepada karyawan berbagi gagasan dan
bertindak terhadap apa yang mereka sarankan. Dalam
27
merancang tim pemecah masalah dan kualitas sebaiknya
tim memiliki kriteria sebagai berikut :
Tim harus cukup kecil agar efisien dan efektif
Dilatih dengan benar dengan keterampilan-
keterampilan yang akan dibutuhkan anggotanya
Dialokasikan cukup waktu untuk bekerja pada
masalah-masalah yang mereka rencanakan untuk
ditangani
Diberikan otoritas (wewenang) untuk memecahkan
masalah dan melaksanakan tindakan korektif
Masing –masing mempunyai seseorang yang bisa
diandalkan untuk membantu tim menghindari
hambatan-hambatan yang timbul.
b. Tim dan keanekaragaman angkatan kerja
Mengelola keaneka ragaman pada tim adalah suatu
tindakan yang menyeimbangkan. Keanekaragaman memberikan
perspektif segar mengenai isu-isu, tetapi hal itu
membuat lebih sukar untuk mempersatukan tim dan
mencapai kesepakatan. Berikut ini keuntungan dan
kerugian dari keanekaragaman anggota tim :
Keuntungan Kerugian
Perspektif yang
beraneka ragam
Terbuka secara lebar
Ambigu
Kompleksitas
28
untuk ide baru
Interpretasi beraneka
ragam
Meningkatkan
kreativitas
Meningkatkan
flesibelitas
Meningkatkan keahlian
memecahkan masalah
Kekacauan
Salah paham
Sulit menemukan
kesepakatan tunggal
Sulit menyetujui
tindakan khusus
c. Menyegarkan kembali Tim Dewasa
Tim yang berkinerja baik, pada suatu waktu bukanlah
jaminan akan terus demikian, tim yang efektif dapat
saja menjadi macet atau mengalami penurunan. Hal-hal
yang dapat dilakukan untuk menyegarkan kembali tim yang
mengalami kejenuhan dan penurunan kinerja adalah :
1. Siapkan anggota untuk menangani masalah kematangan
atau kedewasaan. Hendaknya mereka tidak
kehilangan semangat atau kepercayaan akan konsep
tim ketika konflik-konflik muncul kepermukaan.
2. Tawarkan pelatihan penyegaran ulang. Bila tim
mulai macat, mungkin membantu untuk memberi mereka
pelatihan penyegaran dalam komunikasi, pemecahan
konflik, proses tim, dan keterampilan serupa. Ini
29
dapat membantu anggota untuk memperoleh kembali
kepercayaan dan keyakinan akan satu sama lain.
3. Tawarkan pelatihan lanjutan. Keterampilan yang
berhasil untuk masalah mudah bisa tidak cukup
untuk masalah yang lebih sukar. Jadi tim dewasa
sering dapat mengambil manfaat dari pelatihan
lanjutan untuk membantu anggota mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, antar- pribadi dan
teknis yang lebih kuat.
4. Dorong tim untuk memperlakukan pengembangan
mereka sebagai suatu pengalaman belajar yang terus
menerus. Seperti TQM, tim hendaknya mendekatkan
pengembangan mereka sendiri sebagai bagian dari
pencarian perbaikan yang terus menerus.
2.5. Tipe dan Gaya kepemimpinan
Bass (1960) menjelaskan bahwa faktor “struktur
yang mengawali” berpengaruh atas sepertiga dari variasi
total dalam penelitian kepemimpinan, dan “pertimbangan”
serta “struktur yang mengawali” berpengaruh atas 83
persen dari variansi. Seorang pemimpin yang dinilai
baik menitikberatkan pada pemenuhan janji, penghargaan
dan dukungan sebagai teknik motivasi dan bertindak
dengan cara yang hangat dan membantu, menunjukkan
perhatian dan penghargaan kepada bawahan. Pemimpin yang
dinilai buruk member ancaman, merendahkan, berperilaku
30
tanpa pertimbangan, dan menetapkan serta menyusun
peranannya dan peranan bawahannya untuk pencapaian
tujuan. Berikut Tipe dan Gaya kepemimpinan :
1. Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala
keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya
sendiri secara penuh. Segala pembagian tugas dan
tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter
tersebut, sedangkan para bawahan hanya melaksanakan
tugas yang telah diberikan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin
yang memberikan wewenang secara luas kepada para
bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh.
Dalam gaya kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan
banyak informasi tentang tugas serta tanggung jawab
para bawahannya.
3. Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat delam kuantitas
yang kecil di mana para bawahannya yang secara aktif
31
menentukan tujuan dan penyelesaian masalah yang
dihadapi. Keempat gaya kepemimpinan berdasarkan
kepribadian adalah :
a) Gaya Kepemimpinan Karismatis
b) Gaya Kepemimpinan Diplomatis
c) Gaya Kepemimpinan Otoriter
d) Gaya Kepemimpinan Moralis
a). Gaya Kepemimpinan Karismatik
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah
mampu menarik orang. Mereka terpesona dengan cara
berbicaranya yang membangkitkan semangat. Biasanya
pemimpin dengan gaya kepribadian ini visionaris. Mereka
sangat menyenangi perubahan dan tantangan.Mungkin,
kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di
analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring
Bunyinya. Mereka mampu menarik orang untuk datang
kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang
yang datang ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-
an. Apa yang diucapkan ternyata tidak dilakukan. Ketika
diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan
memberikan alasan, permintaan maaf, dan janji.
b). Gaya Kepemimpinan Diplomatis
32
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di
penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali
melihat dari satu sisi, yaitu sisi keuntungan dirinya.
Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat
kedua sisi, dengan jelas! Apa yang menguntungkan
dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin
dengan gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat
sabar dan sanggup menerima tekanan. Namun kesabarannya
ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima
perlakuan yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi
pengikut-pengikutnya tidak. Dan seringkali hal inilah
yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
c). Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kelebihan model kepemimpinan otoriter ini ada di
pencapaian prestasinya. Tidak ada satupun tembok yang
mampu menghalangi langkah pemimpin ini. Ketika dia
memutuskan suatu tujuan, itu adalah harga mati, tidak
ada alasan, yang ada adalah hasil. Langkah – langkahnya
penuh perhitungan dan sistematis.
Dingin dan sedikit kejam adalah kelemahan pemimpin
dengan kepribadian merah ini. Mereka sangat
33
mementingkan tujuan sehingga tidak pernah peduli dengan
cara. Makan atau dimakan adalah prinsip hidupnya.
d). Gaya Kepemimpinan Moralis
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini
adalah umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua
orang. Mereka memiliki empati yang tinggi terhadap
permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati
Segala bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini.
Orang – orang yang datang karena kehangatannya terlepas
dari segala kekurangannya. Kelemahan dari pemimpinan
seperti ini adalah emosinya. Rata orang seperti ini
sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan
mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan
bersahabat.
2.6. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja
a. Komunikasi Internal
Dalam setiap organisasi, komunikasi memegang
peranan yang sangat penting. Komunikasi merupakan unsur
pertama dalam berbisnis. Dalam menyoroti masalah
komunikasi, menegaskan bahwa komunikasi merupakan darah
sebagai suatu sumber kehidupan bagi setiap organisasi
34
dan merupakan suatu kunci sukses dalam karir bisnis dan
kehidupan pribadi. Lebih tegas dikatakan bahwa
komunikasi itu sangat penting, sehingga apabila tidak
ada komunikasi maka organisasi itu tidak akan
berfungsi. Meskipun kita tahu arti penting komunikasi,
namun bagaimanapun masih diragukan apakah setiap orang
menyadari dengan sungguh-sungguh arti atau makna dari
komunikasi yang baik. Dalam upaya menyampaikan pesan,
ide, gagasan serta informasi lainnya dapat terjadi
dalam kontek secara vertical, horizontal, maupun secara
diagonal di dalam suatu organisasi. Hal itu menunjukan
terjadinya komunikasidi dalam organisasi (Internal
Communication). Jika kita simpulkan ternyata komunikasi
internal ini hanya merupakan suatu pertukaran informasi
didalam organisasi baik dalam kontek secara vertical
maupun secara horizontal. Meskipun komunikasi internal
ini terjadi dalam tiga kontek yang ada, komunikasi
internalpun dapat berlangsung secara interpersonal dan
secara kelompok.
b. Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertical adalah komunikasi yang
dilancarkan dari atas ke bawah (downward communication)
dan sebaliknya dari bawah ke atas (upward communication)
atau dengan kata lain komunikasi yang dilancarkan oleh
pihak atasan kepada bawahan atau sebaliknya dari
35
bawahan kepada atasan (two way trafficcommunication). Karena
komunikasi menyangkut masalah hubungan manusiadengan
manusia, maka suksesnya komunikasi tergantung pada
frame of referencemanusia-manusia yang terlibat di
dalamnya.
c. Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang
dilakukan secara mendatar antara anggota staf dengan
anggota staf, karyawan dengan karyawan dan
sebagainya.Untuk memecahkan masalah yang timbul akibat
proses komunikasi dengan jalurseperti itu adalah tugas
Public Relation Officer ( Kepala Hubungan Masyarakat).Antara
komunikasi vertical dengan komunikasi horizontal
terkadang terjadikomunikasi diagonal.
d.Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi antar
pimpinan antara pimpinan seksidengan pegawai seksi
lain. Seperti kita ketahui bahwa komunikasi internal
ini bukansaja terjadi dalam tiga kontek seperti yang
telah dijelaskan dimuka, melainkan dapatpula terjadi
secara personal (personal communication) dan secara kelompok
(groupcommunication).
1.) Komunikasi personal (personal communication)
36
Komunikasi personal adalah komunikasi antar dua
orang yang dapatberlangsung secara tatap muka (face to face
communication) dankomunikasi bermedia (mediated
communication). Beberapa hal yang perludiperhatikan dalam
melakukan komunikasi personal tatap muka adalahsebagai
berikut:
a. Bersikaplah empati dan simpati
b. Tunjukanlah sebagai komunikator terpercaya
c. Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong
d. Kemukakanlah fakta dan kebenaran
e. Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh
f. Jangan bersikap super
g. Jangan mengkritik
h. Jangan emosional dan bicaralah secara meyakinkan
2.) Komunikasi kelompok (group communication)
Komunikasi kelompok adalah komunikasi antar
seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap
muka.
a. Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi ini adalah komunikasi antara manajer
atau seorang administrator dengan sekelompok karyawan
yang memungkinkanterdapatnya kesempatan bagi salah
seorang untuk memberikantanggapan secara verbal.
37
b. Komunikasi kelompok besar
Komunikasi ini adalah kelompok komunikasi yang
karena jumlahnyabanyak, dalam situasi komunikasi hampir
tidak terdapat kesempatan untuk memberikan tanggapan
secara verbal.
e. Proses Komunikasi
Pada dasarnya proses komunikasi terjadi atas dua
tahap yaitu secara primerdan sekunder.Proses komunikasi
secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan
atauperasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol).Misalnya berupa bahasa,
kial, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya.Proses
komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorangkepada orang lain dengan
menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelahmemakai lambang media. Misalnya dengan
menggunakan media telepon, radio,surat, papan
pengumuman dan sebagainya.
38
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah tentang “Memahami
Tim Kerja” maka pada bab ini penulis akan mengemukakan
beberapa kesimpulan berdasarkan hasil kajian pustaka
dan teori yang telah dilakukan di bab terdahulu dalam
makalah ini. Dari hasil pembahasan yang telah
dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut :
1. Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang
atau lebih yang berinteraksi dan mengoordinasi kerja
mereka untuk tujuan tertentu. Definisi ini memiliki
tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau
lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki
interaksi regular. Ketiga, orang – orang dalam sebuah
tim memiliki tujuan kinerja yang sama.
2. Kelompok tidak sama dengan tim. Kelompok
didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang
berinteraksi dan saling bergantung, yang bergabung
bersama-sama untuk mencapai sasaran. Suatu kelompok
kerja adalah kelompok yang terutama berinteraksi untuk
39
berbagi informasi dan mengambil keputusan untuk
membantu tiap anggota berkinerja dalam bidang tanggung
jawabnya.
3. Jenis-jenis tim terdiri dari : Tim pemecah masalah,
Tim kerja pengelola diri, Tim lintas fungsional dan Tim
Virtual.
4. Ciri –ciri tim yang efektif apabila : memiliki
tujuan yang sama, antusiasme yang tinggi, peran dan
tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif,
Resolusi konflik, Shared power, keahlian, dan Evaluasi.
5. Komponen-komponen untuk menciptakan tim yang efektif
antara lain :
1. Rancangan pekerjaan
Otonomi
Macam-macam keahlian
Identitas tugas
Kepentingan tugas
2. Komposisi
Kemampuan
Personalitas
Aturan dan diversitas
Ukuran
40
Kefleksibelan
Pilihan pada kelompok kerja
3. Konteks
Sumber yang memadai
Kepemimpinan
Penilaian kinerja dan ganjaran
4. Proses
Tujuan secara umum
Tujuan khusus
Kemampuan diri
Konflik
Kemalasan sosial
3. Tipe dan Gaya kepemimpinan Gaya Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Gaya Kepemimpinan Demokratis / Democratic
Gaya Kepemimpinan Bebas / Laissez Faire
Gaya Kepemimpinan Karismatis
Gaya Kepemimpinan Diplomatis
Gaya Kepemimpinan Otoriter
Gaya Kepemimpinan Moralis
4. Macam-macam Komunikasi Dalam organisasi Tim Kerja
Komunikasi Internal
41
Komunikasi Vertikal
Komunikasi Horizontal
Komunikasi Diagonal
Komunikasi personal (personal communication)
Komunikasi kelompok (group communication)
42
DAFTAR PUSTAKA
Stephen P. Robbins, 2003. Perilaku Organisasi, Indeks
Jakarta.
Gary Yukl, 2003. Kepemimpinan dalam Organisasi, Indeks
Jakarta
http:kumpulanmakalahjanuari2008/blogspot.com/
sutiyonokudus.wordpress.com/…./memahami tim kerja
widyastutidyah.worpress.com/……/makalah kerjasama tim
http://www.google.co.id
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-linda3.pdf.
http://sukardihs.wordpress.com/2008/08/06/kerja-sama-
tim-dalam-organisasi/
http://felixdeny.wordpress.com/2012/01/07/definisi-
kepemimpinan-dan-macam-macam-gaya-kepemimpinan/
http://korpri-dephan.blogspot.com/2010/07/tipe-gaya-
dan-perilaku-kepemimpinan.html
43