Upload
khangminh22
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
EFEK PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN BAKU URIN
SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI
(Capsicum annum L.) DAN PEMANFAATANYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
NI KADEK DWI ANDRIANI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
EFEK PEMBERIAN PUPUK ORGANIK BERBAHAN BAKU URIN
SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN CABAI
(Capsicum annum L.) DAN PEMANFAATANYA
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN
Oleh
NI KADEK DWI ANDRIANI
No.Stb A 221 17 081
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
iv
ABSTRAK
Ni Kadek Dwi Andriani, 2021. Efek pemberian pupuk organik berbahan baku urin
sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annum L.) dan pemanfaatanya
sebagai media pembelajaran. Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengatahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing Lestari MP Alibasyah.
Kandungan unsur hara yang terdapat dalam urin sapi yakni 1,00% N, 0,50%
P, 1,50% K, dan 95% air. Sehingga urin sapi menjadi salah satu alternatif penyedia
hara bagi tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh
pemberian pupuk urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai, dan untuk
menghasilkan media pembelajaran berupa poster. Penelitian ini menggunakan metode
eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL). Dalam penelitian ini ada 4
perlakuan P0 (kontrol), P1 (150 mL), P2 (250 mL), dan P3 (350 mL) dengan 3 kali
ulangan. Variabel yang diamati dalam penelitian ini yaitu tinggi tanaman, diameter
batang, jumlah daun, dan jumlah tangkai daun yang diukur 2 MST, 4 MST, dan 6
MST. Analisis data secara statistik meggunakan Analisis Varian (ANAVA) dengan
program SPSS versi 25. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada pengaruh dari
pemberian pupuk urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai dengan dosis terbaik
pada pemberian pupuk 150 mL. Implementasi dari penelitian ini disusun dalam
bentuk poster yang sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan
persentase 87.8 %.
Kata kunci: Pupuk, Urin Sapi, Tanaman Cabai (Capsicum annum L.), Poster.
v
ABSTRACT
Ni Kadek Dwi Andriani, 2021. The effect of giving organic fertilizer made by cow
urine on the growth of chili plants (Capsicum annum L.) and its use as a learning
media. Thesis, Biology Education Study Program, Department of Mathematics and
Natural Sciences Education, Faculty of Teacher Training and Education, Tadulako
University. Advisor Lestari MP Alibasyah.
The nutrient content of cow urine is 1.00% N, 0.50% P, 1.50% K, and 95% water. So
that cow urine becomes an alternative nutrient provider for plants. This study aimed
to describe the effect of giving cow urine fertilizer on the growth of chili plants, and
to produce learning media in the form of posters. This study used an experimental
method with a completely randomized design (CRD). In this study there were 4
treatments P0 (control), P1 (150 mL), P2 (250 mL), and P3 (350 mL) with 3
replications. The variables observed in this study were plant height, stem diameter,
number of leaves, and number of petioles measured 2 WAP, 4 WAP, and 6 WAP.
Statistical data analysis using Analysis of Variance (ANOVA) with SPSS version 25
program. The results of this study indicate that there is an effect of cow urine
fertilizer application on chili plant growth with the best dose of 150 mL fertilizer. The
implementation of this research is arranged in the form of a poster that is very
suitable to be used as a learning media with a percentage of 87.8%.
Keywords: Fertilizer, Cow Urine, Chili Plant (Capsicum annum L.), Poster.
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efek Pemberian Pupuk Organik Berbahan Baku Urin Sapi Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) dan Pemanfaatanya Sebagai
Media Pembelajaran” dengan baik.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Biologi,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.
Oleh karena itu, penulis persembahkan skripsi ini dengan hormat, bangga, dan rasa
haru sebagai wujud rasa syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orang
tua tercinta Ayahanda Nyoman Jati dan Ibunda Niluh Rias dengan penuh keikhlasan
dan kesabaran dalam membesarkan, merawat, mendidik, serta tidak henti-hentinya
memberikan kasih sayang, bimbingan, nasehat dan doa yang tulus sehingga penulis
mampu menyelesaikan studi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menjaga
dan melindungi serta menyertai mereka dalam setiap keadaan dan tindakan beliau.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, rasa terima
kasih yang sedalam-dalamnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Dr.
Lestari MP Alibasyah, M.P., sebagai pembimbing dan juga dosen wali yang telah
meluangkan waktu dan tenaga membimbing penulis dari penyusunan
vii
proposal, penelitian sampai dengan penyelesaian hasil dan skripsi ini. Tidak lupa pula
ucapan terima kasih kepada pembahas 1 Dr. I Made Budiarsa, M.Si., yang telah
memberi banyak arahan dan masukan untuk perbaikan hingga memperoleh
pencapean tugas akhir yang lebih baik, dan juga kepada pembahas II Isnainar, S.P.,
M.Si., yang telah banyak memberi saran dan masukan terhadap penyelesaian hasil
dan skripsi. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu menjaga, melindungi, dan
membalas kebaikan beliau serta menyertainya dalam berbagai keadaan apapun.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan
penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H.Mahfudz, MP., Rektor Universitas Tadulako Palu yang telah
memberikan kesempatan dan peluang dalam menuntut ilmu pengetahuan di
Universitas Tadulako.
2. Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tadulako yang telah banyak membantu dalam
penyelesaian administrasi dari awal penelitian sampai pada penyelesaian studi.
3. Dr. H. Nurhayadi, M.Si. Wakil Dekan Bidang Akademik, yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian administrasi dari awal penelitian sampai pada
penyelesaian studi.
4. Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D. Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan yang telah banyak membantu dalam penyelesaian administrasi dari
awal penelitian sampai pada penyelesaian studi.
viii
5. Dr. Iskandar, M.Hum. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan yang telah banyak
membantu dalam penyelesaian administrasi dari awal penelitian hingga pada
penyelesaian studi.
6. Purnama Ningsih, S.Pd., M.Si., Ph.D. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP
Universitas Tadulako yang telah banyak membantu penyelesaian administrasi
dari awal penelitian sampai pada penyelesaian studi.
7. Dr. Mursito S. Bialangi, M.Pd. Koordinator Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP Universitas Tadulako yang senantiasa memberikan nasihat, dukungan serta
masukan selama menjadi mahasiswa pada Program Studi Pendidikan Biologi.
8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako yang telah tulus mendidik dan
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama duduk di bangku
kuliah.
9. Seluruh Staf Laboratorium Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tadulako Dra. Hamidah dan Dra. Lussy Mohune yang
selalu memberikan motivasi, saran, dan nasehat kepada penulis.
10. Bapak dan Ibu Staf Pengajaran Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako.
11. Sudarman S. Kom. Staf Prodi Pendidikan Biologi yang telah meluangkan waktu
untuk membantu dalam penyelesaian administrasi studi.
12. Kepada Ni Wayan Sriasih S.Tr.Keb yang telah memberikan dukungan, motivasi,
dan doa kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
ix
13. Kepada sahabat-sahabat penulis Made Ayu Puspitawati A.Md.Gizi, Hijra Putpita,
Dwi Suryaningrum, Andi Nadila, Yulanti, Anita, Erik Nurmasaleh, Dedi Yanto,
Azis Elfandi, Husain, Sandika Dwi Putra, Wahyu Andika, Adi Purnawan S.P
yang telah membantu penulis dalam penelitian dan memberikan saran dan
masukan dalam penyusunan skripsi.
14. Teman-teman seperjuangan penulis angkatan 2017 kelas B, yang telah
memberikan bantuan dan kebersamaanya sejak tahun 2017 dengan segala suka
duka yang kita lewati bersama yang tidak dapat penulis lupakan.
15. Rekan-rekan seangkatan 2017 yang pernah memberikan motivasi dan semangat
kepada penulis.
Akhir kata penulis menyampaikan semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua yang telah membacanya, terima kasih dan mohon maaf atas segala
kekurangan.
Palu, Juni 2021
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRAK v
UCAPAN TERIMA KASIH iv
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Masalah Penelitian 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
1.5 Batasan Istilah 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Relevan 7
2.2. Kajian Pustaka 9
2.3. Kerangka Pemikiran 14
2.4. Hipotesis Peneltian 17
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 18
3.2 Rancangan Penelitian 18
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 18
3.4 Variabel Penelitian 19
xi
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 19
3.6 Alat dan Bahan 20
3.7 Prosedur Penelitian 20
3.8 Jenis dan Sumber Data 21
3.9 Teknik Pengumpulan Data 22
3.10 Instrumen Penelitian 22
3.11 Teknik Analisa Data 22
3.12 Analisis Media Pembelajaran 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 24
4.2 Pembahasan 39
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 44
5.2 Saran 44
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 43
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kreteria Tingkat Kevalidan/Kelayakan dan Sumber 23
4.1 Persentase Kelayakan oleh Ahli Isi 35
4.2 Persentase Kelayakan oleh Ahli Disain 36
4.3 Persentase Kelayakan oleh Ahli Media 37
4.4 Persentase Kelayakan oleh Mahasiswa 38
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) 13
2.2 Bagan Kerangka Pemikiran 16
3.1 Desain Penempatan Polybag Pengamatan 19
4.1 Grafik Tinggi Tanaman Cabai 24
4.2 Grafik Diameter Tanaman Cabai 27
4.3 Grafik Jumlah Daun Tanaman Cabai 29
4.4 Grafik Jumlah Tangkai Tanaman Cabai 32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi Penelitian 48
2. Tabel Hasil Penelitian Efek Pemberian Pupuk Urin Sapi 49
3. Tabel Sidik Ragam Pupuk Organik Urin Sapi 50
4. Lembar Validasi Media Pembelajaran 51
5. Jadwal Kegiatan Penyusunan Skripsi 52
6. Surat Izin Penelitian 53
7. Media Pembelajaran Dalam Bentuk Poster 58
8. Biodata/ Curriculum Vitae 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah urin sapi merupakan kotoran ternak yang berbentuk cair. Menurut,
Aisyah dkk, (2011) selama ini urin sapi dibuang karena dianggap kotor juga bau,
dan ternyata urin memiliki manfaat menjadi pupuk cair bagi tanaman. Urin sapi
cocok untuk tanaman sayur-sayuran karena dapat meningkatkan hasil produksi.
Urin sapi memiliki kandungan unsur hara yang dibutukan oleh tanaman
sayuran. Menurut Rizki dkk, (2014) menyatakan bahwa unsur hara yang
terkandung dalam urin sapi yakni 1,00% N, 0,50% P, 1,50% K, dan 95% air. Urin
sapi menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan, kecukupan,
dan efisiensi hara bagi tanaman yang mengandung mikroorganisme sehingga
dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan hasil tanaman
secara maksimal.
Pupuk organik cair urin sapi (POC) yaitu pupuk organik dalam sediaan cair
yang mengandung unsur hara berbentuk larutan yang sangat halus sehingga sangat
mudah diserap oleh tanaman. Menurut Lasmini dkk, (2018) keuntungan
penggunaan pupuk organik cair, apabila disemprotkan kedaun dan sebagian pupuk
tersebut jatuh ke tanah, masih dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Oleh karena itu,
pemanfaatan urin sapi sebagai pupuk organik adalah suatu upaya yang relevan
untuk mengurangi limbah dan dapat meningkatkan nilai ekonomi. Pupuk organik
2
berbahan baku urin sapi ini akan diaplikasikan pada tanaman cabai.
Tanaman cabai merupakan tanaman yang termasuk dalam famili solanaceae
dan berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Cabai merupakan jenis tanaman
perdu yang memiliki kayu, bercabang dan tumbuh tegak (Fitriningtyas dkk,
2019).
Provinsi Sulawesi Tengah merupakan salah satu daerah yang berpotensi
untuk mengembangkan cabai merah. Wilayah Sulawesi Tengah yang terletak di
wilayah tropis mendukung pengembangan tanaman tersebut menjadi tanaman
kormersial dan Sulawesi Tengah telah mampu juga menyediakan kebutuhan cabai
merah untuk sebagian besar masyarakatnya (Pranata dkk, 2016). Di sulawesi
Tengah cabai menjadi sayuran yang di butuhkan oleh semua kalangan
masyarakat, karna kebutuhan akan sayuran cabai yang tinggi menjadikan cabai
sebagai hasil pertanian yang menjanjikan. Menurut Muliati (2017), permintaan
cabai rawit di Lembah Palu sangat tinggi, permintaan cabai rawit yang merata
sepanjang tahun membuat petani melakukan penanaman secara terus menerus
yang menyebabkan produksi tanaman cabai menurun, hal ini dikarenakan
rendahnya tingkat kesuburan tanah.
Antisipasi masalah hasil pertanian tanaman cabai yang tidak menentu, maka
didalam budidaya tanaman cabai perlu dilakukan teknik budidaya tanaman cabai
yang benar agar dapat meningkatkan hasil tanaman cabai. Salah satu cara untuk
meningkatkan hasil tanaman cabai yaitu dengan memberikan pupuk organik.
Saat ini petani banyak menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia
selain memberikan dampak positif juga dapat memberikan dampak negatif jika
3
penggunaannya berlebihan. Menurut Ariyanto ddk, (2019) Dampak negatif akibat
penggunaan pupuk kimia yang dilakukan secara terus menerus dan tak terkendali
oleh petani ternyata dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Tanah pertanian
mengeras karena terjadi penumpukkan residu atau sisa pupuk kimia sehingga
dapat mengakibatkan menurunnya kesuburan, porositas tanah, dan ketersediaan
oksigen bagi tanaman maupun mikroba. Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengurangi pemakean pupuk kimia yaitu dengan menggunakan pupuk organik.
Pemakean pupuk organik tidak akan menurunkan kesubran tanah, karna tidak
mengandung bahan kimia. Oleh karena itu, salah satu strategi untuk meningkatkan
pertumbuhan cabai tampa merusak kesuburan tanah dengan menggunakan pupuk
organik berbahan baku urin sapi dan air cucian besar.
Pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi dapat meningkatkan
pertumbuhan tanaman. Hasil penelitian Mappanganro dkk, (2018) yaitu dengan
Pemberian Pupuk organik cair urin sapi, air cucian beras, dan air kelapa terhadap
tinggi rumput gajah (Pennisetum purpureum cv. Mott), disimpulkan bahwa
pemberian pupuk organik cair (POC) berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman
dan luas daun pada pertumbuhan rumput gajah mini, semakin tinggi dosis
pemupukan maka pertumbuhan tinggi tanaman dan luas daun rumput gajah mini
semakin meningkat.
Hasil dari penelitian ini nantinya akan dijadikan sebagai sumber informasi
ilmiah dan penunjang dari beberapa matakuliah yaitu botani, anatomi dan
marfologi tumbuhan, fisiologi tumbuhan, dan taksonomi tumbuhan, hasil dari
penelitian ini akan dituangkan dalam media pembelajaran berupa poster.
4
Poster merupakan media pembelajaran yang sangat menarik dan banyak
digunakan saat ini karna memiliki beberap kelebihan yaitu berisi pesan visuan,
warnanya lebih menarik yang dapat meningkatkan perhatian peserta didik dalam
proses belajar, karna melalui poster ini dapat menyampaikan pesan sederhana
yang singkat dan mudah dimengerti oleh peserta didik. Poster memiliki kekuatan
untuk dicerna oleh orang yang melihat karena poster lebih menonjolkan kekuatan
pesan, visual dan warna. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nunu (2012)
bahwa poster adalah media yang kuat warna, pesan, dan maksud untuk
menangkap perhatian orang yang lewat, tetapi cukup lama menanamkan gagasan
yang berarti dalam ingatannya. Poster dapat berupa gambar yang memiliki warna
yang menarik sehingga dapat menangkap perhatian orang dengan menanamkan
suatu makna tertentu yang ingin disampaikan pembuat poster, sesuai dengan
tujuan dari makna poster tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi permasalahan pada
peneilitian ini adalah:
1) Bagaimana pengaruh pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi
terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?
2) Dosis berapakah pupuk organik berbahan baku urin sapi memeberi pengaruh
terbaik terhadap pertumbuhan tanaman cabai ?
3) Apakah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai media pembelajaran
berupa poster?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Untuk mendeskripsikan pengaruh pemberian pupuk organik berbahan baku
urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai
2) Untuk menentukan dosis pupuk organik berbahan baku urin sapi yang
terbaik terhadap pertumbuhan tanaman cabai
3) Untuk menghasilkan media pembelajaran dari hasil penelitian berupa poster
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
1) Sebagai bahan kajian dalam menambah pengetahuan dibidang pertanian
khususnya efek pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap
pertumbuhan tanaman cabai
2) Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai efek pemberian
pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman
cabai
3) Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan informasi dan menambah
pengetahuan mengenai pemberian dosis terbaik pada pupuk organik
berbahan baku urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai
1.4.2 Manfaat praktis
1) Bagi peneliti, memberikan tambahan ilmu pengetahuan bagi peneliti dalam
bidang pertanian
6
2) Bagi masyarakat, memberikan informasi mengenai pemanfaatan limbah urin
sapi untuk dijadikan pupuk organik
3) Bagi universitas, sebagai referensi penelitian-penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan pupuk organik
1.5 Batasan Penelitian
1) Pupuk merupakan material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman
sehingga mampu berproduksi dengan baik
2) Urin sapi merupakam limbah yang dihasilkan ternak sapi yang berbentuk
cairan. Dalam penelitian ini urin sapi di peroleh dari peternakan sapi yang
ada di kotaraya dan disidera.
3) Pupuk organik cair (POC) yaitu pupuk organik dalam sediaan cair yang
mengandung unsur hara berbentuk larutan yang sangat halus sehingga
sangat mudah diserap oleh tanaman
4) Tanaman cabai dalam penelitian ini di peroleh dari penyemaian yang
dilakukan selama satu pekan dari benih cabai, varietas cabai yang digunakan
dalam penelitian ini adalah varietas nirmala.
5) Media pembelajaran dalam penelitian ini adalah poster. Poster dalam
penelitian ini berisikan gambaran singkat dari hasil penelitian.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1 Penelitian yang Relevan
Penelitian Aisyah., dkk, (2011) menyatakan dalam penelitiannya yang
berjudul “pengaruh urine sapi terfermentasi dengan dosis dan interval pemberian
yang berbeda terhadap pertumbuhan tanaman sawi (brassica juncea L.)”.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok pola faktorial, yang
terdiri dari 4 taraf dosis urin sapi (0, 15%, 30 % dan 45%) dan 3 taraf interval
pemberian urine sapi (setiap 2, 3 dan 4 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Tinggi tanaman, jumlah daun dan panjang daun terpanjang tidak dipengaruhi oleh
interval pemberian urin sapi pada tanaman sawi, sedangkan dosis urine sapi
berpengaruh secara nyata terhadap semua parameter yang diamati. Interaksi antara
interval dan dosis urine sapi berpengaruh secara nyata terhadap bobot basah dan
bobot kering tajuk.
Penelitian Lasmini., dkk, (2018) menjelaskan dalam penelitiannya yang
berjudul “pertumbuhan dan hasil bawang merah lembah palu pada berbagai dosis
pupuk organik cair biokultur urin sapi”. Penelitian menggunakan rancangan acak
kelompok (randomized block design) yang terdiri atas 4 perlakuan dosis pupuk
organik cair biokultur urin sapi yaitu B0= kontrol, B1= 250 L.ha-1 ,B2= 500 L.ha-
1 dan B3= 750 L.ha-1 . Setiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 16 unit
percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian biokultur dengan
8
dosis sebanyak 750 L. ha-1 berpengaruh lebih baik pada tinggi tanaman, jumlah
daun, luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering umbi, bobot eskip umbi,
diameter umbi, kadar air umbi, total padatan terlarut umbi dan hasil umbi per
hektar dibandingkan perlakuan lainnya.
Penelitian Mappanganro., dkk, (2018) melaporkan dalam penelitiannya
yang berjudul “pemberian pupuk organik cair (urin sapi) terhadap tinggi
Pennisetum purpureum”. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, perlakuan terdiri atas Po (rumput gajah
mini (kontrol)), P1 (rumput gajah mini + pupuk organik cair 100 mL) P2 (rumput
gajah mini + pupuk organik cair 150 mL) P3 (rumput gajah mini + pupuk organik
cair 200 mL). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair
(POC) berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap tinggi tanaman dan luas daun pada
pertumbuhan rumput gajah mini, semakin tinggi dosis pemupukan maka
pertumbuhan tinggi tanaman dan luas daun rumput gajah mini semakin
meningkat.
Penelitian Rizki., dkk, (2014) menjelaskan dalam penelitiannya yang
berjudul “pengaruh pemberian urin sapi yang difermentasi terhadap pertumbuhan
dan produksi tanaman sawi hijau (Brassica rafa)”. Penelitian ini menggunakan
rancangan acak lengkap yang terdiri dari 5 perlakuan dan setiap perlakuan diulang
4 kali. Perlakuan yang diberikan adalah urin sapi yang telah difermentasi yang
terdiri dari 5 level konsentrasi yaitu U0 : tanpa urin sapi, U1 : urin sapi 100 ml/l
air, U2 : urin sapi 200 ml/l air, U3 : urin sapi 300 ml/l air, U4 : urin sapi 400 ml/l
air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian urin sapi yang difermentasi
9
meningkatkan nilai semua parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, jumlah
daun, luas daun, volume akar, berat konsumsi tanaman per tanaman dan berat
segar produksi tanaman sawi per plot.
Penelitian Supriyanto., dkk, (2014) menyatakan dalam penelitiannya yang
berjudul “pengaruh berbagai dosis pupuk organik cair urin sapi terhadap
pertumbuhan semai jabon merah (Anthocephalus macrophyllus)”. Penelitian ini
menggunakan rancangan acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari lima level
perlakuan yaitu : M0 = 0 ml / L air (kontrol), M1 = 150 ml/l air, M2 = 250 ml/l
air, M3 = 350 ml/l air, dan M4 = 450 ml/l air. Dari 5 perlakuan tersebut diulang
masing-masing sebanyak 4 kali, sehingga total keseluruhan sampel yaitu 20
sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemberian dosis pupuk organik cair
urin sapi, berpegaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan semai jabon merah dan
Pemberian dosis 150ml/l air memberikan pertumbuhan semai jabon lebih baik,
dari semua perlakuan yang dicobakan.
2.2 Kajian Pustaka
2.2.1 Urin Sapi
Urin sapi merupakan limbah yang dihasilkan ternak sapi yang selama ini
masih belum banyak dimanfaatkan. Limbah cair ini dengan sentuhan teknologi
dapat difermentasi menjadi bio urin yang dapat dimanfaatkan untuk pupuk
maupun pestisida tanaman. Beberapa hasil penelitian menunjukkan penggunaan
bio urin sapi berdampak positif terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
(Sugiarta, 2013).
10
Urin sapi menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan,
kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman yang mengandung
mikroorganisme sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan
meningkatkan hasil tanaman secara maksimal (Fitriningtyas, 2019).
Urin sapi merupakan pupuk organik cair yang sangat berpotensi untuk
dikembangkan karena kaya akan unsur N, P, K yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman. Kandungan unsur hara pada urin sapi lebih tinggi dibandingkan unsur
hara pada kotoran sapi dalam bentuk padat. Unsur hara yang terkandung dalam
urin sapi yakni 1,00% N, 0,50% P, 1,50% K, dan 95% air. Aplikasi dosis urin sapi
1.200 mL L-1 (dosis sedang) merupakan perlakuan terbaik untuk tinggi tanaman
(Siburian, 2016).
2.2.2 Pupuk
Pupuk anorganik merupakan unsur-unsur esensial bagi pertumbuhan
tanaman baik tingkat tinggi atau rendah. Istilah pupuk umumnya berhubungan
dengan pupuk buatan, yang tidak hanya berisi unsur hara tanaman dalam bentuk
unsur hara nitrogen, tetapi juga dalam bentuk campuran yang memberikan
bentuk-bentuk ion dari unsur hara yang dapat diapsorsi oleh tanaman. Untuk
menunjang pertumbuhan tanaman secara normal diperlukan berupa minimal 16
unsur di dalamnya dan harus ada 3 unsur mutlak yaitu, nitrogen, fosfor, dan
kalium (Amini, 2006).
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari tumbuhan mati, kotoran
hewan, bagian hewan, limbah organik lainnya yang telah melalui proses rekayasa,
berbentuk padat atau cair, dapat diperkaya dengan bahan mineral, dan mikroba
11
yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan hara dan bahan organik tanah
serta memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah (Hartatik, 2015).
Pupuk organik cair (POC) yaitu pupuk organik dalam sediaan cair yang
mengandung unsur hara berbentuk larutan yang sangat halus sehingga sangat
mudah diserap oleh tanaman. Keuntungan penggunaan pupuk organik cair adalah
apabila disemprotkan kedaun dan sebagian pupuk tersebut jatuh ke tanah, masih
dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sumber bahan baku pupuk organik banyak
tersedia dengan jumlah yang melimpah yang berupa limbah, baik limbah rumah
tangga, rumah makan, pasar pertanian, peternakan, maupun limbah organik jenis
lain (Lasmini 2018).
Usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kesuburan tanah adalah dengan
melakukan pemupukan menggunakan pupuk organik. Kandungan unsur hara
dalam pupuk kandang tidak terlalu tinggi, tetapi jenis pupuk ini mempunyai lain
yaitu dapat memperbaiki sifat – sifat fisik tanah seperti permeabilitas tanah,
porositas tanah, struktur tanah, daya menahan air dan kation – kation tanah
(Roidah, 2013).
Pupuk organik mempunyai fungsi antara lain adalah: 1) memperbaiki
struktur tanah, karena bahan organik dapat mengikat partikel tanah menjadi
agregat yang mantap, 2) memperbaiki distribusi ukuran pori tanah sehingga daya
pegang air tanah meningkat dan pergerakan udara di dalam tanah menjadi lebih
baik. Fungsi biologi pupuk kompos adalah sebagai sumber energi dan makanan
bagi mikroba di dalam tanah. Dengan ketersediaan bahan organik yang cukup,
aktivitas organisme tanah yang juga mempengaruhi ketersediaan hara, siklus hara,
12
dan pembentukan pori mikro dan makro tanah menjadi lebih. Selain pemupukan,
penggunaan varietas juga merupakan faktor yang sangat penting dalam
meningkatkan produksi cabai (Hayati, 2012).
Pemberian pupuk organik dapat memperbaiki struktur tanah, menaikan
bahan serap tanah terhadap air, menaikan kondisi kehidupan di dalam tanah, dan
sebagai sumber zat makanan bagi tanaman. Sedangkan pemberian pupuk
anorganik dapat merangsang pertumbuhan secara keseluruhan khususnya cabang,
batang, daun, dan berperan penting dalam pembentukan hijau daun. Pemupukan
bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman.
Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh
tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman
(Dewanto, 2013).
2.2.3 Tanaman cabai (Capsicum annum L.)
Cabai merupakan tanaman yang termasuk dalam famili Solanaceae dan
berasal dari Amerika Tengah dan Selatan. Cabai rawit merupakan jenis tanaman
perdu yang memiliki kayu, bercabang dan tumbuh tegak. Tanaman cabai rawit
dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun dataran rendah dengan ketinggian 1-
1.500 m dpl dan tumbuh optimal pada daerah dengan suhu 25-32 0C. Tanaman
cabai rawit cocok ditanam di tempat terbuka dan tidak ternaungi dengan lama
penyinaran 10-12 jam (Fitriningtyas, 2019).
Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditas hortikultura
yang memiliki potensi sebagai jenis sayuran buah untuk dikembangkan karena
13
cukup penting peranannya baik untuk memenuhi kebutuhan konsumsi nasional
maupun komoditas ekspor. Kandungan buah cabai meliputi vitamin A, vitamin C,
air, protein, lemak, karbohidrat, serat mineral dan minyak esensial (Idaryani,
2018).
Budidaya tanaman cabai yang dilaksanakan ditingkat petani sangat
tergantung dan mengandalkan pupuk kimia seperti urea dan NPK. Pada beberapa
kasus dilaporkan pupuk kimia ini digunakan secara berlebihan sehingga
berdampak terhadap rentannya tanaman terhadap serangan hama penyakit.
Disamping itu penggunaan pestisida kimia yang berlebihan juga berdampak
terhadap meningkatnya kekebalan hama cabai (Sugiarta,2013).
Klasifikasi tanaman cabai
Regnum Plantae
Divisi Spermatophyte
Kelas Dicotyledonae
Ordo Solanales
Famili Solanaceae
Genus Capsicum
Spesies Capsicum annum.L
Gambar 2.1 Capsicum annum L.
(Sumber foto pribadi, 2020)
2.2.4 Media pembelajaran
Kata “Media” berasal dari bahasa Latin “Medium” yang berarti “Perantara”
atau “Pengantar”. Media merupakan sarana penyalur pesan atau informasi belajar
yang hendak disampaikan oleh sumber pesan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut. Penggunaan media pengajaran dapat membantu pencapaian keberhasilan
14
belajar, dengan kata lain media pengajaran merupakan kebutuan yang tidak dapat
dielakkan dalam rangka menyukseskan program belajar siswa agar dapat tercapai
perubahan tingkah laku yang diharapkan dalam pembelajaran (Nunu, 2012).
Poster merupakan salah satu media grafis yang paling tampak kekuatannya
sebagai media penyampai pesan. Media grafis adalah media visual yang
menyajikan fakta, ide, dan gagasan melalui kata-kata, kalimat, angka-angka, dan
berbagai simbol atau gambar. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber
pesan kepenerima pesan, menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan fakta yang cepat dilupakan sehinnga mudah diingat jika
diilustrasikan secara grafis atau melalui proses visualisasi, sederhana serta mudah
pembuatannya. Media grafis mengutamakan indra penglihatan dengan
menuangkan pesan symbol komunikasi visual dan simbol pesan yang perlu
dipahami (Megawati, 2017).
2.3 Kerangka Pemikiran
Limbah urine sapi merupakan kotoran ternak yang berbentuk cair. Selama ini
urin sapi dibuang karena dianggap kotor juga bau, dan ternyata urin sapi memiliki
manfaat sebagai pupuk cair bagi tanaman.
Urin sapi memiliki kandungan unsur hara yang dibutukan oleh tanaman
sayuran. Unsur hara yang terkandung dalam urin sapi yakni 1,00% N, 0,50% P,
1,50% K, dan 95% air. Urin sapi menjadi salah satu alternatif untuk meningkatkan
ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi hara bagi tanaman.
15
Melihat kandungan dari urin sapi, pemanfaatan urin sapi sebagai pupuk
organik cair adalah suatu upaya yang relevan untuk mengurangi limbah dan dapat
meningkatkan nilai ekonomi. Pupuk organik berbahan baku urin sapi ini akan
diaplikasikan pada tanaman cabai (Capsicum annum L.).
Tanaman cabai di Sulawesi Tengah menjadi sayuran yang dibutuhkan oleh
semua kalangan masyarakat, karna kebutuhan akan sayuran cabai yang tinggi
menjadikan cabai sebagai hasil pertanian yang menjanjikan. Permintaan cabai
rawit yang merata sepanjang tahun membuat petani melakukan penanaman secara
terus menerus yang menyebabkan produksi tanaman cabai menurun, hal ini
dikarenakan rendahnya tingkat kesuburan tanah. Untuk mengatasi masalah hasil
pertanian tanaman cabai yang tidak menentu, maka didalam budidaya tanaman
cabai perlu dilakukan teknik budidaya tanaman cabai yang benar agar dapat
meningkatkan hasil tanaman cabai. Salah satu cara untuk meningkatkan hasil
tanaman cabai yaitu dengan memberikan pupuk organik cair urin sapi.
Hasil dari penelitian ini nantinya akan dijadikan sebagai sumber informasi
ilmiah dan penunjang dari beberapa matakuliah yaitu botani, anatomi dan
marfologi tumbuhan, fisiologi tumbuhan, dan taksonomi tumbuhan, hasil dari
penelitian ini akan dituangkan dalam media pembelajaran berupa poster.
Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
16
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran
Limbah urin sapi berlimpah dan
tidak dimanfaatkan
da
Unsur hara yang terkandung
dalam urin sapi nitrogen 1%,
posfor 0,5%, dan kalium 1,5%
0,02%
Pemberian pupuk organik cair
berbahan baku urin sapi
Meningkatkan pertumbuhan tanaman
cabai (Capsicum annum L.)
Media pembelajaran dalam
bentuk poster
16
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho: Tidak ada efek pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap
pertumbuhan tanaman cabai
Hl: Ada efek pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap
pertumbuhan tanaman cabai
18
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen
bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan saling berhubungan sebab akibat.
Dengan kata lain penelitian eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan
sebab-akibat. (Narbuko, 2004).
3.2 Racangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang
terdiri dari 4 perlakuan yaitu Po, Pl, P2, P3 yang diulang sebanyak 3 kali sehingga
menghasilkan 12 unit percobaan.
Adapun perlakuan pada percobaan ini sebagai berikut:
Po : Tidak menggunakan pupuk organic cair urin sapi
P1 : 150 ml pupuk organik cair urin sapi
P2 : 250 ml pupuk organik cair urin sapi
P3 : 350 ml pupuk organik cair urin sapi (Suprianto,2014)
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lingkungan Universitas Tadulako yaitu di Green
House Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada bulan
Desember 2020- Januari 2021 .
19
3.4 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel ganda yang terdiri dari variabel
bebas dan variabel terikat. Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobservasi
dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas. Variabel bebas
adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktor-faktor yang di ukur
yang di pilih oleh peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang
diamati. Variabel terikat pada penelitian ini jumlah daun, tinggi tanaman, jumlah
tangkai, dan diameter batang tanaman cabai (Capsicum annum L.). Variabel bebas
pada penelitian ini pemberian pupuk organik cair berbahan baku urin sapi.
3.5 Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh tanaman cabai yang terdiri dari 4
perlakuan P0, P1, P2, P3 yang diulang sebanyak 3 kali.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu teknik
acak yang dilakukan dengan cara cabut lot dari 12 sampel tanaman cabai. Desain
penempatan susunan polybag pengamatan efek pupuk organik berbahan baku urin
sapi dan air cucian beras terhadap pertumbuhan cabai.
1 (PO) 2 (P2) 3 (P3)
4 (P2) 5 (P1) 6 (PO)
7 (P3) 8 (P0) 9 (P1)
10 (P3) 11 (P2) 12 (P1)
Gambar 3.1 Desain penempatan polybag pengamatan
20
3.6 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jerigen, corong, ember,
timbangan digital, polybag ukuran 30x30 cm dengan 5 kg tanah, skop, karung,
gunting, kertas lebel, gelas ukur, lakban bening, mistar, kamera dan alat tulis
menulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini tanah, pupuk berbahan baku urin
sapi, bibit tanaman cabai, Em4, dan air yang digunakan sebagai bahan penunjang
pertumbuhan.
3.7 Prosedur Penelitian
3.7.1 Pembuatan Pupuk Berbahan Baku Urin Sapi
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian.
Pembuatan pupuk organik berbahan baku urin sapi diawali dengan pengumpulan
urin sapi yang diperoleh dari peternakan sapi. Kemudian memasukan urin sapi
sebanyak 5 liter, dan menambahkan Em4 sebanyak 500 ml, lalu diaduk dan
ditutup agar udara tidak masuk kedalam campuran pupuk. Kemudian campuran
pupuk difermentasi selama dua minggu.
3.7.2 Pembuatan Media Tanam
Mencari tanah yang subur dan distrerilkan lalu tanah disaring agar tidak ada
tanah yang menggumpal. Mencampurkan tanah yang telah di saring dengan pupuk
dasar selanjutnya memasukan tanah kedalam polybag yang berukuran 30x30 cm
dengan tanah sebanyak 5 kg.
21
3.7.3 Penanaman Benih Cabai
Penyemaian benih cabai dilakukan dengan cara merendam bibit cabai
selama 3 jam, memilih benih cabai yang tenggelam dalam air saja. Kemudian
memasukan benih cabai didalam polybag. Lalu menutup bibit cabai dengan tanah
dan kemudian disiram dengan air. Penyemaian dilakukan setiap hari selama satu
pekan.
3.7.4 Pengamatan
Pemberian pupuk berbahan baku urin sapi dilakukan pada usia tanaman
cabai 7 hari setelah tanam, 21 hari setelah tanam, dan 35 hari setelah tanam.
Pengamatan pada pertumbuhan tanaman cabai dilakukan pada tanaman cabai
berumur 2 minggu, 4 minggu dan 6 minggu.
3.8 Jenis dan Sumber Data
3.8.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah jenis kuantitatif yaitu data yang
didapatkan dari penelitian berupa angka-angka dan bilangan. Dengan
membandingkan pertumbuhan cabai pada empat perlakuan P0 (kontrol), P1 (150
mL pupuk cair urin sapi), P2 (250 mL pupuk cair urin sapi), dan P3 (350 mL
pupuk cair urin sapi).
3.8.2 Sumber Data
Sumber data yaitu sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer
yaitu data yang diperoleh dari hasil pengamatan lansung pada pertumbuhan cabai
22
(tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, dan jumlah tangkai). Sedangkan
sumber data sekunder diperoleh dari jurnal dan penelitian sebelumnya.
3.9 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data yang dilakukan yaitu dengan cara pengamatan
lansung terhadap pertumbuhan tanaman cabai (tinggi tanaman, jumlah daun,
diameter batang, dan jumlah tangkai).
3.10 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat dan
bahan serta penunjang penelitian yaitu lembar pengamatan, alat hitung, laptop,
dan alat tulis menulis berupa buku catatan dan pulpen yang digunakan untuk
mencatat hasil penelitian.
3.11 Teknis Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu diolah secara
statistik melalui analisis varian (ANAVA) yaitu dengan program SPSS versi 25.
Penggambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas yang tercantum pada
kolom sig.
Apabila probabilitas ≥ 0,05 maka H0 diterima
Apabila probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak
23
3.12 Analisis Media Pembelajaran
Arikunto (2010) mengemukakan bahwa analisis data untuk penilaian media
pembelajaran dapat digunakan dengan rumus sebagai berikut:
Rata − rata =Jumlah keseluruhan presentase
Jumlah item aspek penilaian
Tabel 3.2 Kategori Persentase Kelayakan Sumber Sumber
Presentase Kelasayan Interpretasi
81% - 100% Sangat Layak
61% - 80% Layak
41% - 60% Cukup Layak
21% - 40% Kurang layak
0% - 20% Tidak layak
Sumber Arikunto (2010)
.
24
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan tentang efek pemberian pupuk organik
berbahan baku urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annum L.)
dan pemanfaatannya sebagai media pembelajaran, dengan parameter yang diamati
yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, dan jumlah tangkai adalah
sebagai berikut.
4.1.1 Tinggi Tanaman Cabai
Pengukuran tanaman cabai dimulai saat tanaman berumur 2 minggu, 4
minggu, dan 6 minggu. Hasil pertambahan tinggi tanaman cabai pada masing-masing
perlakuan setiap minggu dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1 Tinggi tanaman cabai 2 MST, 4 MST, 6 MST (minggu setelah tanam)
3,66
6,33 5,88 5,334,66
11,33
7,16 6,335
13,33
8,33
5
0
2
4
6
8
10
12
14
P0 P1 P2 P3
Tin
ggi
tan
am
an
Perlakuan/Dosis
2 MST
4 MST
6 MST
25
Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa pertumbuhan tinggi tanaman cabai
mengalami pertumbuhan yang pesat dan menunjukan bahwa adanya perbedaan tinggi
tanaman setiap perlakuan. Rata-rata pertambahan tinggi tanaman cabai yang diberi
perlakuan P1 merupakan tanaman yang tertinggi, diikuti dengan perlakuan P2,
kemudian perlakuan P3, dan perlakuan P0 adalah perlakuan dengan tinggi tanaman
cabai terendah.
Hasil uji ANAVA dengan menggunakan program SPSS-25 menunjukan
bahwa pengaruh pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap tinggi
tanaman cabai berpengaruh nyata pada tinggi tanaman pada pengamatan 2 MST, 4
MST, dan 6 MST. Berdasarkan uji ANAVA 2 MST menunjukan bahwa nilai
signifikan 0,007 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh dari
pemberian pupuk urin sapi terhadap tinggi tanaman. Selanjutnya untuk mengetahui
adanya perbedaan dari tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf
0,05 menunjukan bahwa pengaruh pemberian pupuk urin sapi memberikan perbedaan
tinggi tanaman. Pada perlakuan P1 memberikan hasil tanaman tertinggi meskipun
berbeda tidak nyata dengan perlakuan P2 dan P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan
tinggi tanaman terendah meskipun berbeda nyata dengan perlakuan P1, P2, dan P3.
Berdasarkan uji ANAVA 4 MST menunjukan bahwa nilai signifikan 0,001 ≤ 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin
sapi terhadap tinggi tanaman. Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan dari
tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa
pengaruh pemberian pupuk urin sapi memberikan perbedaan tinggi tanaman. Pada
26
perlakuan P1 memberikan hasil tanaman tertinggi meskipun berbeda nyata dengan
perlakuan P0, P2, dan P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan tinggi tanaman
terendah meskipun berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 dan P2. ANAVA 6 MST
menunjukan bahwa nilai signifikan 0,000 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin sapi terhadap tinggi tanaman.
Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan dari tiap perlakuan, maka dilakukan
uji lanjut Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa pengaruh pemberian pupuk urin
sapi memberikan perbedaan tinggi tanaman. Pada perlakuan P1 memberikan hasil
tanaman tertinggi meskipun berbeda nyata dengan perlakuan P0, P2, dan P3.
Sedangkan perlakuan P0 menunjukan tinggi tanaman terendah meskipun berbeda
tidak nyata dengan perlakuan P3 dan P2.
4.1.2 Diameter Tanaman Cabai
Pengukuran tanaman cabai dimulai saat tanaman berumur 2 minggu, 4
minggu, dan 6 minggu. Hasil pertambahan diameter tanaman cabai pada masing-
masing perlakuan setiap minggu dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut.
27
Gambar 4.2 Diameter batang cabai 2 MST, 4 MST, 6 MST (minggu setelah tanam)
Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa penambahan diameter batang tanaman cabai
mengalami penambahan diameter batang yang pesat dan menunjukan bahwa adanya
perbedaan ukuran diameter batang tanaman setiap perlakuan. Rata-rata penambahan
diameter batang tanaman cabai yang diberi perlakuan P1 merupakan diameter batang
tanaman yang tertinggi, diikuti dengan perlakuan P2, kemudian perlakuan P3, dan
perlakuan P0 adalah perlakuan dengan diameter batang tanaman cabai terendah.
Hasil uji ANAVA dengan menggunakan program SPSS-25 menunjukan
bahwa pengaruh pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap diameter
batang tanaman cabai berpengaruh nyata pada diameter batang tanaman cabai pada
pengamatan 2 MST, 4 MST, dan 6 MST. Berdasarkan uji ANAVA 2 MST
menunjukan bahwa nilai signifikan 0,002 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin sapi terhadap diameter batang
tanaman cabai. Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan dari tiap perlakuan,
maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa pengaruh
0,13
0,22
0,26
0,17
0,22
0,33
0,26 0,2
0,24
0,4
0,31
0,25
0
0,05
0,1
0,15
0,2
0,25
0,3
0,35
0,4
0,45
P0 P1 P2 P3
Dia
mete
r ta
nam
an
cab
ai
Perlakuan/Dosis
2 MST
4 MST
6 MST
28
pemberian pupuk urin sapi memberikan perbedaan diameter batang tanaman cabai.
Pada perlakuan P2 memberikan hasil diameter batang tanaman tertinggi meskipun
berbeda nyata dengan perlakuan P0 dan P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan
tinggi tanaman terendah meskipun berbeda tidak nyata dengan perlakuan P1, dan P3.
Berdasarkan uji ANAVA 4 MST menunjukan bahwa nilai signifikan 0,002 ≤ 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin
sapi terhadap diameter batang tanaman cabai. Selanjutnya untuk mengetahui adanya
perbedaan dari tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05
menunjukan bahwa pengaruh pemberian pupuk urin sapi memberikan perbedaan
diameter batang tanaman cabai. Pada perlakuan P1 memberikan hasil diameter batang
tanaman tertinggi meskipun berbeda nyata dengan perlakuan P0, P2, dan P3.
Sedangkan perlakuan P3 menunjukan diameter batang tanaman terendah meskipun
berbeda tidak nyata dengan perlakuan P0 dan P2. ANAVA 6 MST menunjukan bahwa
nilai signifikan 0,007 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh
dari pemberian pupuk urin sapi terhadap diameter batang tanaman. Selanjutnya untuk
mengetahui adanya perbedaan dari tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan
pada taraf 0,05 menunjukan bahwa pengaruh pemberian pupuk urin sapi memberikan
perbedaan diameter batang tanaman cabai. Pada perlakuan P1 memberikan hasil
diameter batang tanaman tertinggi meskipun berbeda nyata dengan perlakuan P0, dan
P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan diameter batang tanaman terendah
meskipun berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 dan P2.
29
4.1.3 Jumlah Daun Tanaman Cabai
Pengukuran tanaman cabai dimulai saat tanaman berumur 2 minggu, 4
minggu, dan 6 minggu. Hasil pertambahan jumlah daun tanaman cabai pada masing-
masing perlakuan setiap minggu dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Jumlah daun cabai 2 MST, 4 MST, 6 MST (minggu setelah tanam)
Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa penambahan jumlah daun tanaman cabai
mengalami penambahan daun yang pesat dan menunjukan bahwa adanya perbedaan
jumlah daun tanaman setiap perlakuan. Rata-rata penambahan jumlah daun yang
diberi perlakuan P1 merupakan jumlah daun tanaman yang terbanyak, diikuti dengan
perlakuan P2, kemudian perlakuan P3, dan perlakuan P0 adalah perlakuan dengan
jumlah daun paling sedikit.
Hasil uji ANAVA dengan menggunakan program SPSS-25 menunjukan
bahwa pengaruh pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap jumlah
daun tanaman cabai berpengaruh nyata pada jumlah daun tanaman cabai pada
4
6,66
5,3355
11,33
7,33 75
13
8,66
5
0
2
4
6
8
10
12
14
P0 P1 P2 P3
Ju
mla
h d
au
n
Perlakuan/Dosis
2 MST
4 MST
6 MST
30
pengamatan 2 MST, 4 MST, dan 6 MST. Berdasarkan uji ANAVA 2 MST
menunjukan bahwa nilai signifikan 0,053 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin sapi terhadap jumlah daun tanaman
cabai. Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan dari tiap perlakuan, maka
dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa pengaruh pemberian
pupuk urin sapi memberikan perbedaan jumlah daun tanaman cabai. Pada perlakuan
P1 memberikan hasil jumlah daun tanaman tertinggi meskipun berbeda nyata dengan
perlakuan P0,P2, dan P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan jumlah daun tanaman
terendah meskipun berbeda tidak nyata dengan perlakuan P2, dan P3. Berdasarkan uji
ANAVA 4 MST menunjukan bahwa nilai signifikan 0,003 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak
dan H1 diterima, maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin sapi terhadap jumlah
daun tanaman cabai. Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan dari tiap
perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa
pengaruh pemberian pupuk urin sapi memberikan perbedaan jumlah daun tanaman
cabai. Pada perlakuan P1 memberikan hasil jumlah daun tanaman tertinggi meskipun
berbeda nyata dengan perlakuan P0, P2, dan P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan
jumlah daun tanaman terendah meskipun berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3
dan P2. ANAVA 6 MST menunjukan bahwa nilai signifikan 0,035 ≤ 0,05 sehingga H0
ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin sapi terhadap
jumlah daun tanaman cabai. Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan dari
tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa
pengaruh pemberian pupuk urin sapi memberikan perbedaan jumlah daun tanaman
31
cabai. Pada perlakuan P1 memberikan hasil jumlah daun tanaman cabai tertinggi
meskipun berbeda nyata dengan perlakuan P0, P2, dan P3. Sedangkan perlakuan P0
menunjukan jumlah daun tanaman cabai terendah meskipun berbeda tidak nyata
dengan perlakuan P3 dan P2.
4.1.4 Jumlah Tangkai Tanaman Cabai
Pengukuran tanaman cabai dimulai saat tanaman berumur 2 minggu, 4
minggu, dan 6 minggu. Hasil pertambahan jumlah tangkai tanaman cabai pada
masing-masing perlakuan setiap minggu dapat dilihat pada gambar 4.4 berikut.
Gambar 4.4 Jumlah tangkai 2 MST, 4 MST, 6 MST (minggu setelah tanam)
Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa penambahan jumlah tangkai tanaman cabai
mengalami penambahan tangkai yang pesat dan menunjukan bahwa adanya
perbedaan jumlah tangkai tanaman setiap perlakuan. Rata-rata penambahan jumlah
tangkai yang diberi perlakuan P1 merupakan jumlah tangkai tanaman yang terbanyak,
4
6,66
5,335
5
11,33
7,33 75
13
8,66
5
0
2
4
6
8
10
12
14
P0 P1 P2 P3
Ju
mla
h t
an
gk
ai
Perlakuan/Dosis
2 MST
4 MST
6 MST
32
diikuti dengan perlakuan P2, kemudian perlakuan P3, dan perlakuan P0 adalah
perlakuan dengan jumlah tangkai paling sedikit.
Hasil uji ANAVA dengan menggunakan program SPSS-25 menunjukan
bahwa pengaruh pemberian pupuk organik berbahan baku urin sapi terhadap jumlah
tangkai tanaman cabai berpengaruh nyata pada jumlah tangkai tanaman cabai pada
pengamatan 2 MST, 4 MST, dan 6 MST. Berdasarkan uji ANAVA 2 MST
menunjukan bahwa nilai signifikan 0,053 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima,
maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin sapi terhadap jumlah tangkai tanaman
cabai. Selanjutnya untuk mengetahui adanya perbedaan dari tiap perlakuan, maka
dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa pengaruh pemberian
pupuk urin sapi memberikan perbedaan jumlah tangkai tanaman cabai. Pada
perlakuan P1 memberikan hasil jumlah tangkai tanaman tertinggi meskipun berbeda
nyata dengan perlakuan P0, P2, dan P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan jumlah
tangkai tanaman terendah meskipun berbeda tidak nyata dengan perlakuan P2, dan P3.
Berdasarkan uji ANAVA 4 MST menunjukan bahwa nilai signifikan 0,003 ≤ 0,05
sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh dari pemberian pupuk urin
sapi terhadap jumlah tangkai tanaman cabai. Selanjutnya untuk mengetahui adanya
perbedaan dari tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut Duncan pada taraf 0,05
menunjukan bahwa pengaruh pemberian pupuk urin sapi memberikan perbedaan
jumlah tangkai tanaman cabai. Pada perlakuan P1 memberikan hasil jumlah tangkai
tanaman tertinggi meskipun berbeda nyata dengan perlakuan P0, P2, dan P3.
Sedangkan perlakuan P0 menunjukan jumlah tangkai tanaman terendah meskipun
33
berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 dan P2. ANAVA 6 MST menunjukan bahwa
nilai signifikan 0,035 ≤ 0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka ada pengaruh
dari pemberian pupuk urin sapi terhadap jumlah tangkai tanaman cabai. Selanjutnya
untuk mengetahui adanya perbedaan dari tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut
Duncan pada taraf 0,05 menunjukan bahwa pengaruh pemberian pupuk urin sapi
memberikan perbedaan jumlah tangkai tanaman cabai. Pada perlakuan P1
memberikan hasil jumlah tangkai tanaman cabai tertinggi meskipun berbeda nyata
dengan perlakuan P0, P2, dan P3. Sedangkan perlakuan P0 menunjukan jumlah tangkai
tanaman cabai terendah meskipun berbeda tidak nyata dengan perlakuan P3 dan P2..
4.1.5 Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran dalam Bentuk Poster oleh
Tim Ahli
1) Hasil Penilaian Media pembelajaran oleh Ahli Isi
Hasil penilaian oleh dosen validasi ahli isi menunjukan bahwa media poster
sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang proses
pembelajaran dengan jumlah persentase yang di peroleh adalah 82.5%.
34
Tabel 4.1 Persentase Kelayakan oleh Ahli Isi
No Aspek Penilaian Skala Penilaian Presentase (%)
1. Ketepatan judul dengan poster 4 80
2. Kesesuaian antara judul poster
dengan isi materi
4 80
3. Kejelasan penunjuk gambar 4 80
4. Kejelasan gambar 4 80
5. Kesesuaian antara gambar dan
penunjuk gambar
4 80
6. Ketepatan nama spesies 5 100
7. Kejelasan hasil penelitian 4 80
8. Ketepatan sumber pendukung
yang dapat dijadikan acuan
mencari sumber bacaan yang
relevan dengan materi
4 80
Jumlah
33 660
Rata-rata 4.12 82.5
N Nilai rata-rata yang didapatkan menunjukan bahwa media pembelajaran
dalam bentuk poster tersebut Sangat Layak untuk digunakan
2) Hasil penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Desain
Hasil penilaian oleh dosen validasi ahli desain menujukan bahwa media poster
sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang proses
pembelajaran dengan jumlah persentase yang di peroleh adalah 82%.
35
Tabel 4.2 Persentase Kelayakan oleh Ahli Desain
No Aspek Penilaian Skala Penilaian Presentase (%)
A. Judul
1. Kualitas teks judul poster 4 80
2. Kesesuaian ukuran huruf pada
judul
4 80
3. Kesesuaian penempatan judul
pada poster
5 100
4. Kesesuaian warna huruf 4 80
5. Kesesuaian antara huruf judul
dan gambar
4 80
B. Materi
1. Kesesuaian antara materi dan
media yang digunakan
4 80
2. Kualitas gambar yang digunakan 4 80
3. Ketepatan ukuran gambar 4 80
4. Kualitas teks dalam poster 4 80
5. Kekonsistenan ukuran huruf
dalam poster
4 80
Jjj Jumlah 41 820
T Rata-rata 4.1 82
Nilai rata-rata yang di dapatkan menunjukan bahwa media pembelajaran
dalam bentuk poster tersebut Sangat Layak untuk digunakan
3) Hasil Penilaian Media Pembelajaran oleh Ahli Media
Hasil penilaian oleh dosen validasi ahli media menunjukan bahwa media poster
tersebut sangat layak digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang
proses pembelajaran, dengan jumlah persentase yang diperoleh adalah 90.9%.
36
Tabel 4.3 Persentase Kelayakan oleh Ahli Media
No Aspek Penilaian Skala Penilaian Presentase (%)
A. Uraian Materi
1. Ketepatan ukuran huruf 4 80
2. Kejelasan kalimat 5 100
3. Sistematika penulisan 4 80
4. Kemenarikan tampilan uraian
materi
4 80
B. Gambar
1. Kesesuaian gambar dengan
uraian materi
4 80
2. Kejelasan gambar untuk di
pahami
4 80
3. Kemenarikan tampilangambar 5 100
C. Teks Keterangan Gambar
1. Ketepatan letak 5 100
2. Ketepatan warna tulisan 5 100
3. Ketepatan ukuran huruf 5 100
4. Kemenarikan tampilan 5 100
Jumlah 50 1000
Rata-rata 4.54 90.9
Nilai rata-rata yang di dapatkan menunjukan bahwa media pembelajaran
dalam bentuk poster tersebut Sangat Layak untuk digunakan
37
4.1.6 Hasil Penilaian kelayakan Media Pembelajaran dalam Bentuk Poster
oleh Kelompok Mahasiswa
Tahapan setelah dilakukan validasi oleh tim ahli yaitu ahli isi, ahli desain, dan
ahli media, media pembelajaran dalam bentuk poster ini dinilai oleh kelompok
mahasiswa yang berjumlah 25 orang. Berdasarkan hasil penilaian oleh mahasiswa
menunjukan bahwa, media pembelajaran dalam bentuk poster tersebut sangat layak
digunakan sebagai media pembelajaran dan dapat menunjang proses pembelajaran,
dengan jumlah persentase yang diperoleh adalah
Tabel 4.4 Persentase Kelayakan oleh Mahasiswa
No Aspek Penilaian Skala
Penilaian
Persentas
e (%)
1. Menurut anda apakah isi poster ini menarik? 4.16 83.2
2. Menurut anda apakah isi poster ini mudah di
megerti?
4.56 91.2
3. Bagaimanakah kejelasan gambar yang ada dalam
poster ini?
4.4 88
4. Bagaimanakah kejelasan tulisan (teks) yang ada
dalam poster ini?
4.48 89.6
5. Menurut anda apakah tampilan gambar pada
poster ini menarik?
4.28 85.6
6. Menurut anda apakah poster ini secara
keseluruhan menarik?
4.24 84.8
7. Apakah poster ini dapat membantu memudahkan
untuk mengetahui efek pemberian pupuk organik
berbahan baku urin sapi terhadap pertumbuhan
tanaman cabai (Capsicum annum L.)?
4.44 88.8
8. Apakah penulisahan bahasa latin yang digunakan
dalam poster ini sudah tepat?
4.56 91.2
Jumlah 35.12 702.4
Rata-rata 4.39 87.8 %
Nilai rata-rata yang di dapatkan menunjukan bahwa media pembelajaran dalam
bentuk poster tersebut Sangat Layak untuk digunakan
38
4.2 Pembahasan
4.2.1 Tinggi Tanaman Cabai
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pemberian pupuk urin
sapi pada tanaman cabai berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2
MST, 4MST, dan 6 MST. Pada tanaman berumur 2 MST diketahui nilai signifikan
0,007 ≤ 0,05, pada tanaman berumur 4 MST diketahui nilai signifikan 0,001 ≤ 0,05,
dan pada tanaman berumur 6 MST diketahui nilai signifikan 0,000 ≤ 0,05 maka Ho
ditolak dan H1 diterima sehingga ada pengaruh pemberian pupuk berbahan baku urin
sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan yang terbaik dilakukan uji Duncan.
Hasil dari uji Duncan menunjukan bahwa konsentrasi pupuk urin sapi dengan
konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman, dimana Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan P1 (150 mL) mampu
menghasilkan pertambahan tinggi tanaman tertinggi dibanding dengan perlakuan
yang lain. tanaman yang diberikan perlakuan P1 (150 ml) memliki pertumbuhan
tinggi tanaman yang lebih baik dari pada perlakuan P2 (250 ml), perlakuan P3 (350
ml), dan perlakuan P0 (kontrol).
Menurut penelitian Yulianti (2010) pemberian pupuk organik cair urin sapi
harus memperhatikan dosis yang diaplikasikan ketanaman, jika pemberian POC
dengan dosis rendah tidak akan berpengaruh pada tananam begitu juga sebaliknya
jika pemberian POC dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman akan keracunan. Hal
ini menunjukkan bahwa perlakuan P1 (150 mL) merupakan dosis yang optimal yang
39
mampu menghasilkan pertambahan tinggi tanaman tertinggi dibanding dengan
perlakuan P2 (250 mL) dan P3 (350 mL). Perlakuan P3 memiliki tinggi tanaman
terendah karena pada perlakuan P3 memiliki dosis POC urin sapi yang tinggi
menyebabkan pertumbuhan tinggi tanaman cabai menurun.
Menurut Kurnia (2016) semakin laju fotosintesis maka fotosintat yang
dihasilkan juga semakin meningkat, yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman.
Tinggi tanaman meningkat pada perlakuan P1 (150 mL) disebabkan karna kandungan
N pada pupuk urin sapi telah memenuhi kebutuhan hara untuk tanaman cabai.
Setyamidjaja (1999) menyatakan unsur N berperan didalam merangsang
pertumbuhan vegetatif dimana unsur N sangat dibutuhkan tanaman untuk sintesa
asam amino dan protein, terutama pada titik-titik tumbuh dan ujung-ujung tanaman
sehingga mempercepat proses pertumbuhan tanaman seperti pembelahan sel dan
perpanjangan sel.
4.2.2 Diameter Batang Tanaman Cabai
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pemberian pupuk
urin sapi pada tanaman cabai berpengaruh nyata terhadap diameter tanaman pada
umur 2 MST, 4MST, dan 6 MST. Pada tanaman berumur 2 MST diketahui nilai
signifikan 0,002 ≤ 0,05, pada tanaman berumur 4 MST diketahui nilai signifikan
0,002 ≤ 0,05, dan pada tanaman berumur 6 MST diketahui nilai signifikan 0,007 ≤
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga ada pengaruh pemberian pupuk
berbahan baku urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
40
Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan yang terbaik dilakukan uji Duncan.
Hasil dari uji Duncan menunjukan bahwa konsentrasi pupuk urin sapi dengan
konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap diameter tanaman
cabai, dimana tanaman yang diberikan perlakuan P1 (150 ml) memliki diameter
tanaman cabai yang lebih baik dari pada perlakuan P2 (250 ml), perlakuan P3 (350
ml), dan perlakuan P0 (kontrol).
Diameter batang terbesar tanaman cabai terdapat pada perlakuan P1 (150 mL)
dimana POC urin sapi telah dapat diserap tanaman dengan optimum terutama
kandungan Kalium yang berdampak terhadap diameter batang. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian Zulkifli (2013), bahwa POC urine sapi mengandung 1,5% Kalium
yang membuat tanaman akan tumbuh subur bila unsur hara yang dibutuhkan tersedia
dalam dosis yang dapat diserap oleh tanaman sesuai dengan kebutuhannya. Menurut
Suriatna (1988) bahwa Kalium berperan dalam proses pembelahan sel dan proses
respirasi yang menghasilkan energi untuk pertumbuhan tanaman, diantaranya
pertambahan diameter batang, unsur kalium berperan mempercepat pertumbuhan
jaringan maristematik terutama pada batang tanaman dan penting dalam proses
fotosintesis dimana semakin meningkatnya fotosintesis pada tanaman akan
menambah ukuran diameter batang.
Sedangkan untuk perlakuan P2 (250 mL) dan P3 (350 mL) pertambahan
diameter batang menurun dari perlakuan P1 (150 mL) hal ini dikarenakan dosis pupuk
yang diberikan terlalu tinggi sehingga menyebabkan pertumbuhan batang cabai
menjadi kecil dan dosis pupuk yang terlalu tinggi yang menyebabkan tanaman cabai
41
belum bias menyerap pupuk dengan baik. Menurut Mappanganro (2011) pemberian
pupuk dengan konsentrasi yang tinggi sampai batas tertentu akan menyebabkan hasil
semakin meningkat dan pada konsentrasi yang melebihi batas tertentu dapat
menyebabkan hasil menjadi menurun.
4.2.3 Jumlah Daun Tanaman Cabai
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pemberian pupuk
urin sapi pada tanaman cabai berpengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman pada
umur 2 MST, 4MST, dan 6 MST. Pada tanaman berumur 2 MST diketahui nilai
signifikan 0,053 ≤ 0,05, pada tanaman berumur 4 MST diketahui nilai signifikan
0,003 ≤ 0,05, dan pada tanaman berumur 6 MST diketahui nilai signifikan 0,035 ≤
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga ada pengaruh pemberian pupuk
berbahan baku urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan yang terbaik dilakukan uji Duncan.
Hasil dari uji Duncan menunjukan bahwa konsentrasi pupuk urin sapi dengan
konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah daun tanaman
cabai, dimana tanaman yang diberikan perlakuan P1 (150 ml) memliki jumlah daun
tanaman cabai yang lebih baik dari pada perlakuan P2 (250 ml), perlakuan P3 (350
ml), dan perlakuan P0 (kontrol). Perlakuan P1 (150 ml) memliki rata-rata jumlah daun
tanaman yang paling baik sedangkan rata-rata jumlah daun tanaman yang paling
rendah adalah P0 (kontrol) karna tidak adanya unsur hara didalamnya.
42
Jumlah daun terbanyak terdapat pada perlakuan P1 (150 mL) hal ini
disebabkan karena pemberian POC urin sapi yang paling tepat, dimana unsur hara N
yang terkandung didalam pupuk urin sapi telah dapat diserap dengan baik oleh
tanaman cabai. Menurut Marsono (2007) yang mengatakan bahwa peranan unsur hara
N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,
khususnya batang, cabang, dan daun. Menurut Rosmini (2013) unsur N berperan
penting dalam pembentukkan hijau daun yang sangat berguna dalam proses
fotosintesis, dimana dengan adanya nitrogen dapat mempercepat proses fotosintesis
sehingga pembentukan organ daun menjadi lebih cepat.
Zahrah (2011) yang menyatakan bahwa pemupukan tanaman akan lebih baik
bila menggunakan dosis, cara, jenis pupuk dan waktu pemberian yang tepat untuk
menghasilkan jumlah daun tanaman yang optimal. Sedangkan pada perlakuan P2 dan
P3 mengalami penurunan jumlah daun dari perlakuan P1 hal ini disebabkan karena
pemberian dosis pupuk urin sapi yang terlalu tinggi sehingga tidak dapat menyerap
unsur hara dalam pupuk dengan baik dan menyebabkan daun tanaman cabai menjadi
keriting dan kekuningan.
4.2.4 Jumlah Tangkai Tanaman Cabai
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa pemberian pupuk
urin sapi pada tanaman cabai berpengaruh nyata terhadap jumlah tangkai tanaman
pada umur 2 MST, 4MST, dan 6 MST. Pada tanaman berumur 2 MST diketahui nilai
signifikan 0,053 ≤ 0,05, pada tanaman berumur 4 MST diketahui nilai signifikan
43
0,003 ≤ 0,05, dan pada tanaman berumur 6 MST diketahui nilai signifikan 0,035 ≤
0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima sehingga ada pengaruh pemberian pupuk
berbahan baku urin sapi terhadap pertumbuhan tanaman cabai.
Selanjutnya untuk mengetahui perlakuan yang terbaik dilakukan uji Duncan.
Hasil dari uji Duncan menunjukan bahwa konsentrasi pupuk urin sapi dengan
konsentrasi yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap jumlah tangkai daun
tanaman cabai, dimana tanaman yang diberikan perlakuan P1 (150 ml) memliki
jumlah tangkai daun tanaman cabai yang lebih baik dari pada perlakuan P2 (250 ml),
perlakuan P3 (350 ml), dan perlakuan P0 (kontrol).
Jumlah tangkai tanaman cabai terbanyak terdapat pada perlakuan P1 (150 mL),
dimana POC urin sapi mampu menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan tanaman,
terutama usur N. pemberian pupuk urin sapi dengan kadar nitrogen yang tepat akan
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman sehingga lebih cepat
mengalami jumlah daun, jumlah tangkai dan pertambahan tinggi tanaman. Menurut
Nasaruddin (2010), selain nitrogen yang terkandung dalam pupuk organik cair
berperan sebagai penyusun protein sedangkan fosfor dan kalsium berperan dalam
memacu pembelahan jaringan meristem dan merangsang pertumbuhan akar, tangkai,
dan perkembangan daun.
Lingga (2004), menyatakan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara, bila
pemberiannya kekurangan tanaman justru akan mengalami gangguan metabolisme,
sedangkan jika kelebihan unsur haram maka tanaman akan menyebabkan tanaman
gagal dalam pertumbuhannya. Dimana pada perlakuan P0 menghasilkan jumlah
44
tangkai yang paling sedikit hal ini terjadi karena kekurangan unsur hara dimana pada
perlakuan P0 tidak diberikan pupuk, sedangkan pada perlakuan P3 jumlah tangkai
menurun dari perlakuan P1 hal ini karena dosis yang diberikan pada P3 terlalu tinggi
sehingga tanaman cabai tidak bias menyerap pupuk urin sapi.
4.2.5 Pemanfaatan Hasil Penelitian Sebagai Media Pembelajaran dalam Bentuk
Poster
Hasil penelitian ini diaplikasikan sebagai media pembelajaran dalam bentuk
poster dan diharapkan dapat membantu memberikan informasi mengenai manfaat dari
urin sapi yang dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk pertumbuhan tanaman
cabai.
Tingkat kelayakan poster yang dibuat sebagai media pembelajaran dapat
diketahui dengan cara melakukan validasi oleh tim ahli yaitu ahli isi, ahli desain, dan
ahli media. Setalah dilakukan validasi oleh tim ahli maka nilai persentase yang
diperoleh dari ahli isi 82.5%, ahli desain 82%, dan ahli media 90.9% yang artinya
poster sangat layak dijadikan sebagai media pembelajaran. Setelah melakukan
validasi oleh tim ahli, maka poster kembali diuji kelayakanya pada mahasiswa
program studi pendidikan biologi sebanyak 25 orang responden. Berdasarkan uji
kelayakan terhadap 25 orang responden didapatkan nilai persentase 87.8 % . Sesuai
dengan kreteria yang dikemukakan oleh Arikunto (2010) bahwa presentase dengan
nilai 81% - 100% menyatakan bahwa poster tersebut sangat layak digunakan sebagai
media pembelajaran.
45
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1) Pemberian pupuk organik urin sapi berpengaruh secara signifikan sehingga
pemberian pupuk urin sapi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai
(Capsicum annum L.)
2) Dosis pupuk berbahan baku urin sapi yang terbaik terhadap pertumbuhan
tanaman cabai (Capsicum annum L.) pada tinggi tanaman, diameter batang,
jumlah daun, dan jumlah tangkai daun yaitu pada dosis 150 ml.
3) Hasil penelitian dibuat dalam bentuk poster sangat layak digunakan sebagai
media pembelajaran, dapat dilihat dari penilaian tim ahli dan 25 mahasiswa
pendidikan biologi menunjukan rata-rata presentase 87,8 % .
5.2 Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pemanfaatan urin sapi sebagai
pupuk terhadap pertumbuhan tanaman cabai (Capsicum annum L.) sampai
pertumbuhan generatif.
46
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S. N., B. Sunarlim., Solfan. (2011). “Pengaruh Urine Sapi Terfermentasi
Dengan Dosis dan Interval Pemberian Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.)”. Jurnal Agroteknologi: 2, (1), 1-5.
Amini, S. (2006). “Konsentrasi Unsur Hara Pada Media dan Pertumbuhan Chlorella
vulgaris Dengan Pupuk Anorganik Teknis dan Analis”. Jurnal Perikanan: 8,
(2), 201-206.
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.
Rineka cipta.
Ariyanto, S. E., dan L. Wisuda. (2019). “Meningkatkan Nilai Tambah Urin Sapi
Menjadi Pupuk Organik Cair Melalui Fermentasi”. Muria Jurnal Layanan
Masyarakat: 1, (2), 51-55.
Cahyono, S. (2014) . “Pengaruh Kombinasi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Tanam Cabai Rawit (Capsicum frutescens L.)”. Jurnal Litbang
Pertanian: 27, (2), 153-159.
Dewanto, F. G. (2013). “Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap
Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan”. Jurnal Zootek: 32, (5), 1-
8.
Fitriningtyas, A. N., E. Sutarno., Fuskhah. (2019). “Aplikasi Beberapa Jenis Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Rawit
(Capsicum frutescens l.)”. Jurnal Agro Comple: 3, (1), 32-39.
Hartatik, W. (2015). “Peranan Pupuk Organik dalam Peningkatan Produktivitas
Tanah dan Tanaman”. Jurnal Sumberdaya Lahan: 9, (2), 107-120.
Hayati, E. (2012). “Pengaruh Jenis Pupuk Organik dan Varietas Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Cabai (Capsicum annum L.)”. Jurnal
Floratek: 7, (2), 173-181.
Idaryani. (2018). “Kajian Pemanfaatan Pupuk Organik Cair Untuk Meningkatkan
Hasil Tanaman Cabai”. Jurnal Biocelebes: 12, (3), 87-105.
Kurnia. (2016). “Pengaruh Pemberian Poc Urine Sapi Terhadap Pertumbuhan Bibit
Pinang Betara (Areca catechu L.)”. Jurnal Agricultural: 2, (2), 89-97.
47
Lasmini, S.A., I. Wahyudi., Rosmini. (2018). “Pertumbuhan dan Hasil Bawang
Merah Lembah Palu Pada Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Biokultur Urin
Sapi”. Jurnal Agroland: 24, (3), 199-207.
Lingga. (2004). “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi dan Media
Tanam Terhadap Struktur Anatomi Akar Dan Batang Tanaman Cabai
(Capsicum frutescens L.)”. Jurnal Agroekoteknologi: 7, (2), 87-100.
Mappanganro, R., K. Kiramang., Kurniawan. (2018). “Pemberian Pupuk Organik
Cair (Urin Sapi) terhadap Tinggi Pennisetum purpureum cv. Mott”. Jurnal
Ilmu dan Industri Peternakan: 4, (1), 23-31.
Megawati. (2017). “Pengaruh Media Poster Terhadap Hasil Belajar Kosakata Bahasa
Inggris (Eksperimen di SDIT Amal Mulia Tapos Kota Depok)”. Jurnal
Getsempena English Education: 4, (2), 109-111.
Marsono. (2007). “Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair (Poc) Urin
Sapi Terhadap Pertumbuhan Semai Kayu Putih (Melaleuca leucadendra)”.
Jurnal Agrotek Tropika: 1, (1), 113-119.
Muliati, F., A. Ete., Bahrudin. (2017). “Pertumbuhan dan Hasil Tanam Cabai Rawit
(Capsicum frustescens L.) yang Diberi Berbagai Pupuk Organik dan Jenis
Mulsa”. Jurnal Agrotek: 5, (4), 449-457.
Narbuko. C. dan Achmadi. (2004). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Nasaruddin. (2010). “Pengaruh Volume Penyiraman Pupuk Cair Urine Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai Merah Besar (Capsicum annum
L.)”. Jurnal Biopendix: 2, (1), 20-32.
Nunu, M. (2012). “Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-langkah
Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran)”. Jurnal
Pemikiran Islam: 37, (1), 17-30
Pranata, G.W., dan L. Damayanti. (2016). “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Produksi Usahatani Cabai Merah Kriting di Desa Bulupountu Jaya Kecamatan
Sigi Biromaru Kabupaten Sigi”. Jurnal Agroland: 23, (1), 11-19.
Rizki, K., A. Rasyad., Murniati. (2014). “Pengaruh Pemberian Urin Sapi Yang
Difermentasi Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau
(Brassica rafa)”. Jurnal Faperta: 1, (2), 1-8.
Roidah, I. S. (2013). “Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah”.
Jurnal Universitas Tulungagung Bonorowo: 1, (1), 30-43.
48
Rosmini. (2013). “Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik Cair (Poc) Urin
Sapi Terhadap Pertumbuhan Semai Kayu Putih (Melaleuca leucadendra)”.
Jurnal Produksi Tanaman: 2, (8), 673-678.
Setiawan, A. (2007). “Pengaruh Media Tanam dan Jenis Pupuk Terhadap Jumlah
Ruas Tiap Pohon Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frustescens L.)”. Jurnal
Agrotan: 3, (6), 31-35.
Setyamidjaja. (1999). “Pengaruh Pemberian Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan
Produksi Jagung Manis (Zea Mays Var Sacchrata) Dengan Menggunakan
EM4”. Jurnal Biosains: 1, (3), 93-99.
Siburian, I. S. (2016). “Pengaruh Aplikasi Urea dan Pupuk Organik Cair (Urin Sapi
dan Teh Kompos Sampah) Terhadap Serapan N Serta Produksi Sawi Pada
Entisol”. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan: 3, (1), 303-310.
Sugiarta, P. (2013). “Meningkatkan Produktivitas Cabai Kecil (Capsicum annum)
Dengan Aplikasi Bio Urin Sapi”. Jurnal Teknologi Pertanian: 4, (1), 583-590.
Suriatna. (1988). “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Urin Sapi terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Terong (Solanum melongena L.)”.
Jurnal Agrotan: 3, (2), 80-91.
Supriyanto. (2014). “Pengaruh Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Urin Sapi
Terhadap Pertumbuhan Semai Jabon Merah (Anthocephalus Macrophyllus
(Roxb.) Havil)”. Jurnal Warta Rimba: 2, (2), 149-157.
Yulianti. (2010). “Pengaruh Pupuk Organik Cair urin Sapi dan Limbah Tahu terhadap
Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L)”. Jurnal Agrotek Tropika: 1,
(1), 113-119.
Zahra. (2011). “Pengaruh Dosis Pupuk Organik Cair (Poc) Kotoran Sapi Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sawi Hijau (Brassica Sinensis L.)”.
Jurnal Biologi FMIPA UNDIP: 2, (3), 147-157.
Zulkifli. (2013). “Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urin Kelinci Dan
Macam Pengajiran Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Mentimun
(Cucumis sativus L.)”. Jurnal Biologi: 4, (2), 25-45.
49
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI PENELITIAN
1. Persiapan Penanaman
Gambar Proses Penyangraian Tanah Gambar Proses Pembenihan Cabai
2. Pembuatan Pupuk Urin Sapi
Gambar Proses Pencampuran Urin sapi dan EM4
Proses Pengemasan Pupuk Urin Sapi yang Akan di Fermentasi
50
3. Penanaman
Gambar Proses Pertumbuhan Tanaman Cabai Minggu ke-2
Gambar Proses Pertumbuhan Tanaman Cabai Minggu ke-4
Gambar Proses Pertumbuhan Tanaman Cabai Minggu ke-6
51
4. Pemberian Pupuk
Gambar Proses Pengukuran Pupuk Sesuai Dosis Tiap Tanaman
Gambar Proses Pemberian Pupuk Pada Tiap Tanaman Sesuai Dosis
52
5. Pengukuran Tanaman Cabai
Gambar Proses Pengukuran Tinggi Tanaman Cabai
Gambar Proses Pengukuran Diameter Batang, Penghitungan Jumlah Daun
dan Tangkai
Gambar Penulisan Hasil Penelitian
53
LAMPIRAN 2:
TABEL HASIL PENELITIAN EFEK PEMBERIAN PUPUK ORGANIK URIN
SAPI
A. Data Minggu ke-2
1. Tinggi Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 4 4 3 11 3.66
P1 6 6.5 6.5 19 6.33
P2 7 5.5 5 17.5 5.88
P3 5 5 6 16 5.33
2. Diameter Batang Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.13 0.13 0.13 0.39 0.13
P1 0.22 0.22 0.22 0.66 0.22
P2 0.32 0.22 0.25 0.79 0.26
P3 0.16 0.16 0.19 0.51 0.17
3. Jumlah Daun Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 4 4 4 12 4
P1 6 6 8 20 6.66
P2 4 6 6 16 5.33
P3 6 4 5 15 5
4. Jumlah Tangkai Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 4 4 4 12 4
P1 6 6 8 20 6.66
P2 4 6 6 16 5.33
P3 6 4 5 15 5
54
B. Data Minggu ke-4
1. Tinggi Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 4 4 5 14 4.66
P1 10 12 12 34 11.33
P2 8 8 5.5 21.5 7.16
P3 5.5 5.5 8 19 6.33
2. Diameter Batang Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.22 0.22 0.22 0.66 0.22
P1 0.32 0.35 0.32 0.99 0.33
P2 0.32 0.25 0.25 0.79 0.26
P3 0.19 0.19 0.22 0.6 0.2
3. Jumlah Daun Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 5 4 6 15 5
P1 9 13 12 34 11.33
P2 6 8 8 22 7.33
P3 8 6 7 21 7
4. Jumlah Tangkai Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 5 4 6 15 5
P1 9 13 12 34 11.33
P2 6 8 8 22 7.33
P3 8 6 7 21 7
55
C. Data Minggu ke-6
1. Tinggi Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 5 5 5 15 5
P1 12 14 14 40 13.33
P2 9 9 7 25 8.33
P3 6 6 9 21 7
2. Diameter Batang Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 0.22 0.25 0.22 0.72 0.24
P1 0.38 0.41 0.41 1.2 0.4
P2 0.38 0.25 0.32 0.95 0.31
P3 0.22 0.22 0.32 0.76 0.25
3. Jumlah Daun Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 6 5 8 15 5
P1 10 13 16 39 13
P2 6 8 12 26 8.66
P3 8 8 7 23 7.66
4. Jumlah Tangkai Tanaman Cabai
Perlakuan Ulangan Jumlah Rata-rata
1 2 3
P0 6 5 8 15 5
P1 10 13 16 39 13
P2 6 8 12 26 8.66
P3 8 8 7 23 7.66
56
LAMPIRAN 3:
TABEL SIDIK RAGAM PUPUK BERBAHAN BAKU URIN SAPI
A. Data Sidik Ragam Pupuk Berbahan Baku Urin Sapi Minggu Ke-2
1. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Cabai Minggu Ke-2
ANOVA
DATA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 12.063 3 4.021 8.773 0.007
Within Groups 3.667 8 0.458
Total 15.729 11
Uji Duncan Tinggi Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-2
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 3.6667
P3 3 5.3333
P2 3 5.8333
P1 3 6.3333
Sig 1.000 0.121
2. Sidik Ragam Diameter Batang Tanaman Cabai Minggu Ke-2
ANOVA
DATA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 0.030 3 0.010 13.830 0.002
Within Groups 0.006 8 0.001
Total 0.036 11
57
Uji Duncan Diameter Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-2
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2 3
P0 3 0.1300
P3 3 0.1700 0.1700
P1 3 0.2200 0.2200
P2 3 0.2633
Sig 0.108 0.054 0.086
3. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Cabai Minggu Ke-2
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 10.917 3 3.639 3.970 0.053
Within Groups 7.333 8 0.917
Total 18.250 11
Uji Duncan Jumlah Daun Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-2
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 4.000
P3 3 5.000
P2 3 5.333
P1 3 6.6667
Sig 0.140 0.075
58
4. Sidik Ragam Jumlah Tangkai Daun Tanaman Cabai Minggu Ke-2
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 10.917 3 3.639 3.970 0.053
Within Groups 7.333 8 0.917
Total 18.250 11
Uji Duncan Jumlah Tangkai Daun Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-2
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 4.000
P3 3 5.000
P2 3 5.333
P1 3 6.6667
Sig 0.140 0.075
B. Data Sidik Ragam Pupuk Berbahan Baku Urin Sapi Minggu Ke-4
1. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Cabai Minggu Ke-4
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 72.396 3 24.132 16.548 0.001
Within Groups 11.667 8 1.458
Total 84.063 11
59
Uji Duncan Tinggi Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-4
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2 3
P0 3 4.6667
P3 3 6.3333 6.3333
P2 3 7.1667
P1 3 11.3333
Sig 0.129 0.423 1.000
2. Sidik Ragam Diameter Batang Tanaman Cabai Minggu Ke-4
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 0.030 3 0.010 12.289 0.002
Within Groups 0.006 8 0.001
Total 0.036 11
Uji Duncan Diameter Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-4
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2 3
P3 3 0.2000
P0 3 0.2200 0.2200
P2 3 0.2633
P1 3 0.3300
Sig 0.414 0.099 1.000
60
3. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Cabai Minggu Ke-4
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 63.333 3 21.111 11.014 0.003
Within Groups 15.333 8 1.917
Total 78.667 11
Uji Duncan Jumlah Daun Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-4
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 5.0000
P3 3 7.0000
P2 3 7.3333
P1 3 11.3333
Sig 0.083 1.000
4. Sidik Ragam Jumlah Tangkai Daun Tanaman Cabai Minggu Ke-4
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 63.333 3 21.111 11.014 0.003
Within Groups 15.333 8 1.917
Total 78.667 11
61
Uji Duncan Jumlah Tangkai Daun Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-4
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 5.0000
P3 3 7.0000
P2 3 7.3333
P1 3 11.3333
Sig 0.083 1.000
C. Data Sidik Ragam Pupuk Berbahan Baku Urin Sapi Minggu Ke-6
1. Sidik Ragam Tinggi Tanaman Cabai Minggu Ke-6
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 113.583 3 37.861 26.725 0.000
Within Groups 11.333 8 1.417
Total 124.917 11
Uji Duncan Tinggi Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-6
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2 3
P0 3 5.0000
P3 3 7.0000 7.0000
P2 3 8.3333
P1 3 13.3333
Sig 0.074 0.207 1.000
62
2. Sidik Ragam Diameter Batang Tanaman Cabai Minggu Ke-6
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 0.052 3 0.017 8.501 0.007
Within Groups 0.016 8 0.002
Total 0.068 11
Uji Duncan Diameter Batang Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-6
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 0.2300
P3 3 0.2533
P2 3 0.3167 0.3167
P1 3 0.4000
Sig 0.054 0.054
3. Sidik Ragam Jumlah Daun Tanaman Cabai Minggu Ke-6
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 74.917 3 24.972 4.757 0.035
Within Groups 42.000 8 5.250
Total 116.917 11
Uji Duncan Jumlah Daun Cabai Pada Minggu Ke-6
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 6.3333
P3 3 7.6667
P2 3 8.6667
P1 3 13.0000
Sig 0.266 1.000
63
4. Sidik Ragam Jumlah Tangkai Daun Tanaman Cabai Minggu Ke-6
ANOVA
DATA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 74.917 3 24.972 4.757 0.035
Within Groups 42.000 8 5.250
Total 116.917 11
Uji Duncan Jumlah Tangkai Daun Tanaman Cabai Pada Minggu Ke-6
DATA
Duncan
Perlakuan N Subset fof alpha = 0.05
1 2
P0 3 6.3333
P3 3 7.6667
P2 3 8.6667
P1 3 13.0000
Sig 0.266 1.000
67
4. Analisis Data Validasi Poster oleh Mahasiswa
No Nama Aspek Penilaian
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Jihan 5 4 5 5 5 4 5 5
2. Riski Amaliah 5 5 4 4 5 4 5 5
3. Hasna 4 5 4 5 4 4 4 4
4. Berlian karina ayu 4 5 4 5 4 5 4 5
5. Nirma 5 4 5 4 5 4 5 4
6. Umi faradiba 4 4 4 4 4 4 4 4
7. Rahmayanti 5 4 5 5 4 4 5 5
8. Dedi yanto B 4 5 4 5 4 4 4 4
9. Dwi surya ningrum 4 5 5 4 5 5 5 4
10. Hijra put pita 4 4 5 4 4 5 4 5
11. Husain 4 5 3 4 5 4 4 4
12. Andi nadila 4 5 4 5 5 4 5 5
13. Wiji estu lestari 4 5 4 4 4 4 5 5
14. Delta 4 4 5 4 5 4 5 4
15. Adianingsih 4 4 5 5 4 4 5 5
16. Erik nurman saleh 4 5 5 4 4 5 4 5
17. Moh aziz elfandi 4 5 3 4 3 4 4 5
18. Desi 4 5 4 5 5 5 3 5
19. Martavina yustina 4 4 5 5 4 4 4 4
20. Nanda 4 4 5 5 4 3 4 5
21. Dianti 4 4 4 4 4 3 4 4
22. Ega fitriyana 4 5 4 4 4 5 5 5
23. Khusnul khotimah 4 5 5 4 4 5 5 5
24. Yulanti 4 5 5 5 3 4 5 4
25. Novitasari 4 4 4 5 5 5 4 4
Skor Perolehan 4.16 4.56 4.4 4.48 4.28 4.24 4.44 4.56
35.12
Presentase (%) 83.2 91.2 88 89.6 85.6 84.8 88.8 91.2
702.4
Rata-rata 4.39 87.8 %
68
Rumus:
P= £x
£xi
Rata-rata= jumlah keseluruhan
jumlah item aspek penilaian
= 702.4
8 = 87.8 %
Keterangan:
P : Rata-rata
£X : Jumlah Keseluruhan presentase
£Xi : Jumlah Item Aspek Penilaian
Jadi rata-rata skor media pembelajaran poster berdasarkan nilai validasi oleh
mahasiswa yaitu 87.8%
70
LAMPIRAN 5: JADWAL RENCANA PENYELESAIN STUDI
Agustus
(2020)
September
(2020)
Desember
(2020)
Januari
(2021)
Maret
(2021)
April
(2021)
Mei
(2021)
Juni
(2021)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Proposal
2
Koreksi dan
Perbaikan
Proponsal
3 Seminar
Proposal
4 Revisi Proposal
5 Persiapan
Penelitian
6 Penelitian
7 Analisis Data
8 Penyusunan
Hasil
9 Validasi Sumber
Belajar
10 Koreksi dan
Perbaikan Hasil
11 Seminar Hasil
12 Perbaikan Hasil
dan Jurnal
13 Ujian Skripsi
71
BIODATA PENULIS /CURRICULUM VIATE
1. UMUM
1. Nama : Ni Kadek Dwi Andriani
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Mensung, 17 September 1998
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama Orang Tua
Ayah : Nyoman Jati
Ibu : Niluh Rias
5. Agama : Hindu
6. Alamat : Kotaraya
2. PENDIDIKAN
1. SD : SD Inpres 2 Kotaraya 2004
2. SMP : SMP Negeri 1 Mepangga 2011
3. SMA : SMA Negeri 3 Palu 2014
4. Perguruan Tinggi : Universitas Tadulako 2017