Upload
uns-id
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)
BANDAR KABANARAN KAMPOENG BATIK LAWEYAN
I. Profil IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Laweyan
Kampoeng Batik Laweyan adalah salah satu
kawasan industri batik di Kota Surakarta yang juga
merupakan kawasan wisata. Di kawasan ini, produksi
batik sudah merupakan usaha yang telah berlangsung
selama puluhan tahun. Kurang lebih sekitar
industri besar maupun kecil batik melakukan
berbagai jenis usaha batik di kawasan yang masih
kental dengan suasana tradisional. Saat ini,
Kampoeng Batik Laweyan menjadi salah satu kawasan
yang sedang ditingkatkan potensinya, baik dari segi
ekonomi maupun pariwisata. Lokasi kampoeng laweyan
sendiri berada di dalam kecamatan laweyan.
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 1
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Gambar 1.01: Peta Kota Solo
Sumber: Wikimedia.org
Gambar 1.02: Peta LaweyanSumber: Dokumen kondisi Laweyan Ibu Wiwik(Dosen Arsitektur
UNS)Dalam rangka mendukung peningkatan potensi-
potensi tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup
(KLH) Jakarta, Badan Pengelolaan dan Pengendalian
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 2
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Dampak Lingkungan Hidup (Bappedal) Propinsi Jawa
Tengah, Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota
Surakarta didukung oleh Deutsche Gesellschaft fur Technische
Zusammenarbeit (GTZ) GmbH dalam kerangka kerjasama
teknis Program Lingkungan Hidup Indonesia – Jerman
(ProLH) bersama-sama dengan industri yang ada di
Kampoeng Batik Laweyan membangun kemitraan bersama.
Program “Upaya Pengendalian Pencemaran Air Terpadu”
dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja lingkungan dengan berkurangnya intensitas
buangan air limbahnya sekaligus meningkatkan
kinerja ekonomi dan social di Kampoeng Batik
Laweyan. Program ini adalah program
mengintegrasikan 2 pendekatan yaitu pendekatan
Produksi Bersih dan Pengolahan Air Limbah. Dengan
pola pendekatan yang berbeda, integrasi dan
sinergitas kedua pendekatan ini diharapkan dapat
memberikan hasil yang optimal. Penerapan produksi
bersih dimulai dengan mengadakan pelatihan-
pelatihan produksi bersih yaitu:
1. Tata Kelola yang Apik (Good Housekeeping)
Bertujuan agar industri dapat mengoptimumkan
konsumsi bahan baku, air, energi serta menurunkan
jumlah limbahnya dan mengelola pemakaian bahan
agar tidak menimbulkan resiko kesehatan bagi
pekerjanya maupun resiko ,lingkungan sekitarnya.
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 3
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
2. Pengelolaan Biaya Berorientasi Lingkungan
(Environment Oriented Cost Management)
Bertujuan agar industri dapat mengelola biaya
yang dikeluarkannya untuk optimisasi biaya
produksi.
3. Pengelolaan Bahan Kimia (Chemical Management)
Bertujuan agar industri dapat mengelola
pemakaian, penyimpanan, dan pembuangan bahan
kimia dengan benar.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang
digunakan di Kampung Batik Laweyan merupakan IPAL
yang digunakan secara bersama-sama (komunal) oleh
beberapa industri kecil batik yang berada di
kawasan ini. Kegiatan pengolahan air limbah ini
terdiri dari seleksi UKM, pemilihan teknologi IPAL,
pembentukan badan pengelola dan pelaksana,
penyusunan rencana kerja para pengusaha, penyusunan
DED dan RAB, penyusunan skema kontribusi
pelaksanaan konstruksi IPAL, pelatihan
pengoperasian dan perawatan serta pendampingan
dalam pengoperasian dan perawatan. Kriteria yang
digunakan dalam pemilihan teknologi IPAL, antara
lain:
1. Kapasitas volume yang memadai
2. Mudah untuk dikelola (pengoperasian dan
pemeliharaan)
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 4
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
3. Biaya operasional dan perawatan yang murah
4. Memiliki potensi untuk diterapkan ulang di
tempat lain
5. Sesuai dengan ketersediaan lokasi tempat IPAL
dibangun yang memadai
Instalasi Pengolahan Air Limbah ini diresmikan
pada tanggal 18 Maret 2008 oleh Ir. H. Joko Widodo
yang pada saat itu menjabat sebagai walikota Kota
Surakarta dengan bantuan dana dari Jerman sebagai
upaya pengendalian pencemaran air terpadu pada
segmen terpilih Bengawan Solo. Gambar 1.03 : Bukti Peresmian IPAL Laweyan
Sumber : dokumen pribadiDengan instalasi pengolahan limbah ini, perajin
batik di Laweyan didorong untuk melakukan
pendekatan produksi bersih (eko-efisiensi) dalam
produksi UKM Batik. IPAL yang digunakan di Kampoeng
Batik Laweyan merupakan IPAL yang digunakan secara
bersma-sama (komunal) oleh beberapa industri batik
yang berada di kawasan tersebut.
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 5
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
II. Struktur Organisasi Badan/Institusi Pengelola IPAL
Untuk menjalankan atau mengoperasikan, merawat
dan memperbaiki, serta mengelola administrasi
pelanggan dan keuangan, diperlukan sebuah institusi
atau badan yang mengelola IPAL. Institusi Atau
badan pengelola bersifat mandiri atau memiliki
rumah tangga sendiri, dalam pengelolaan sumber
keuangan dan membelanjakan sesuai dengan rencana
anggaran yang telah ditetapkan. Anggaran disusun
berdasar kebutuhan operasional dan perawatan IPAL
serta kebutuhan untuk pengembangan.
Pengelolaan keuangan menggunakan standart
manajemen keuangan dan menganut prinsip
acountabilitas dan transparansi, semua transaksi
(pemasukan dan pengeluaran) disertai bukti dan
dicatat dalam pembukuan. Adapun jenis instrumen
administrasi yang diperlukan yaitu : Kartu anggota
pelanggan dan catatan pemakaian; Buku bulanan
pelanggan dan catatan pemakaian; Buku kas; dan Buku
Tabungan atau rekening.
Seperti yang diketahui bahwa IPAL Laweyan ini
merupakan IPAL yang berdiri atas kepedulian dari
masyarakat sendiri maka kepengurusan nya juga
berasal dari masyarakat sendiri yang sebelumnya
diwadahi dalam paguyuban pengrajin batik Kampoeng
Batik Laweyan. Susunan pengurus Institusi/Badan
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 6
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Pengelola IPAL Kampoeng Batik Laweyan terdiri atas:
ketua, sekretaris, bendahara dan beberapa seksi.
Namun untuk sekertaris disini tidak ada, tugas
sekertaris telah dirangkap oleh bendahara. Pengurus
Institusi/Badan Pengelola Kampoeng Batik Laweyan
merupakan relawan karena minat dan kepeduliannya,
dan dalam pelayanan operasional sehari-harinya
mengangkat beberapa tenaga kerja yang diberi honor,
antara lain tenaga operator dan tenaga administrasi
(seksi pelaksana).
Struktur Institusi/Badan Pengelola IPAL Kampoeng Batik
Laweyan
Ketua : Bpk. Hary C. Hadi
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 7
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Wakil Ketua : Bpk. Achmad Arif
Yulianto, ST
Bendahara : Bpk. Sardjono
Sekretaris : -
Seksi Pelaksana(seksi IPAL) : Bpk. Sumarno
Hadi Wardoyo
III. Sistem Pengolahan IPAL
Teknologi yang dipakai di IPAL Laweyan adalah
teknologi DEWATS-Plus. Teknologi DEWATS-Plus
merupakan pengembangan dari teknologi DEWATS yang
didesain untuk pengolahan limbah batik dan printing
kalangan UKM (usaha kecil dan menengah) seperti di
kampoeng Laweyan ini sendiri. Sedangkan teknologi
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 8
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
DEWATS adalah suatu sistem pengolahan limbah cair
secara terdesentralisasi, terdiri dari modul-modul
pengolahan yang sesuai untuk aplikasi dan
desiminasi yang mudah dalam pengoperasian dan
perawatan nya. Teknologi DEWATS dikembangkan oleh
lembaga pengembangan teknologi pedesaan (LPTP)
Surakarta, teruji untuk pengolahan air limbah
organik dan sanitasi yang berbasis pada masyarakat.
Teknologi DEWATS ini banyak diaplikasikan sebagai
sebagai pengolahan limbah peternakan, industri
pengolahan makanan, limbah domestik(sanimas),
limbah rumah sakit dan hotel.
Konsep teknologi DEWATS-Plus memanfaatkan
energi gravitasi secara bejana berhubungan dengan
proses biologis, yang tidak perlu input energi
listrik dan bahan kimia. Penggunaan teknologi
DEWATS-Plus ini memiliki beberapa kelebihan yaitu
mudah dioperasionalkan dan mudah perawatan serta
murah (low maintance).
Teknologi DEWATS-Plus seperti yang diterapkan
dalam IPAL Laweyan adalah sebuah sistem, merupakan
interaksi dan interdependensi diantara subsistem
mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan
kedudukan komponen-komponen secara individual.
Sebuah sistem sebagai suatu seri interelasi dan
interdependensi begian-bagian sehingga sehingga
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 9
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
interaksi atau saling pengaruh mempengaruhi setiap
bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Bekerjanya seluruh komponen atau sub sistem
tersebut akan menjamin keberlangsungan dan
keberhasilan dalam mengatasi permasalahan limbah
batik, yang secara ringkas digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 3.01 : Denah Jaringan IPAL Komunal Laweyan
Sumber : dokumen pribadi
Secara ringkas penjelasan dari gambar diatas
adalah : limbah cair batik ditampung di bak
penampungan air limbah di masing-masing pabrik
dialirkan melalui scum trap yang diukur volumenya.
Setelah melalui instrumentasi air limbah dialirkan
ke dalam saluran jaringan air limbah. Dalam jarak
tertentu, di dalam saluran jaringan air limbah
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 10
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
dibangun bak kontrol serta di dua titik
persimpangan dipasang bak intake yang sekaligus
berfungsi sebagai scum trap.
Setelah melewati scum trap air limbah ditampung
pada bak equalisasi aerob, melalui pipa disalurkan
ke dalam bak equalisasi anaerob, dan sedimentasi
dan netralisasi/septictank. Dari bak septictank,
air limbah masuk ke bak buffle reaktor. Di dalam
bak septictank sudah terjadi proses
pengendapan(sedimentasi) awal, netralisasi dan
proses homogenitas dari limbah yang berasal dari
limbah beberapa pabrik.
Air limbah mengalir masuk ke dalam bak buffle
reaktor sebagai bak utama untuk proses dekomposisi
air limbah. Di dalam buffle reaktor dipasang media
penambat tempat berbiaknya mikroba. Setelah
diproses pada bak buffle reaktor air limbah menuju
bak anaerobic stabilisasi dan ke anaerob filter
diabsorb dalam kolam aerob. Kemudian out put dari
proses instalasi limbah ini adalah air yang
dianggap tidak lagi berbahaya (paling tidak
berkurang) kandungan bahaya kimiawinya. Output itu
langsung disalurkan pipa dari tabung oksigen ke
sungai Laweyan. Namun, sebagian besar pengrajin di
sekitar Kampoeng Laweyan itu masih membuang
limbahnya langsung ke sungai, tanpa ada proses
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 11
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
instalasi pengolahan. Pengurasan pada bak
sedimentasi, buffle rekator dan anaerobic filter
direncanakan 1-2 tahun sekali. Kolam kontrol juga
untuk sampel air limbah.
Penjelasan diatas merupakan sistem yang
terdapat pada buku pengelolaan IPAL Laweyan.
Sedangkan jika dilihat dari peletakan serta sistem
kerja yang kami amati dilapangan terdapat beberapa
perbedaan, maka sistem dari IPAL Laweyan adalah
sebagai berikut :
Gambar 3.02 : Sistem Pengolahan Limbah Pada IPAL Laweyan
Sumber : dokumen pribadi
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 12
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Dengan keterangan bahwa angka-angka dalam
gambar tersebut merupakan simbologi untuk :
1 : Industri pengrajin batik
Ada 9 industri pengrajin batik yang mengalirkan
limbah nya ke IPAL ini untuk nantinya diolah.
2 : Pipa saluran air limbah 4”
Dalam pengaliran air limbah dari tiap-tiap pabrik
masih menggunakan pipa yang berukuran Ø 4” .
3 : Pipa saluran air limbah 6”
Baru setelah memasuki sistem IPAL, semua pipa
menggunakan yang berukuran Ø 6”.
4 : Bak kontrol
Dari air limbah tiap industri karena jaraknya
jauh dengan bak intek maka agar tetap lancar
saluran limbah cair nya maka diberi 2 bak kontrol
sebelum bak intek yang berfungsi mengontrol jika
ada sedimentasi ataupun sumbatan lain nya. Bak
ini berukuran sekitar 0,5 m X 0,5 m. (foto
terlampir)
5 : Bak intake
Bak intake disini berbentuk lingkaran dengan
diameter 2 meter dan kedalaman 1,5 meter. Bak ini
difungsikan sebagai penampungan sebelum masuk
kedalam komponen bangunan IPAL. (foto terlampir)
6 : Equalisasi aerob
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 13
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Berupa kolam persegi panjang berukuran 2 meter X
4 meter
7 : Pipa persimpangan
Pipa ini berbentuk “T” sehingga sewaktu-waktu
bisa dibuka ujung nya agar mempermudah dalam
pengurasan. Jika tidak dikuras maka bagian ujung
ditutup sehingga limbah tetap mengalir dari
bagian equalisasi aerob ke pengolah primer
sedimentasi. (foto terlampir)
8 : Pengolah primer sedimentasi
Terdapat 5 ruang/kotak yang
berbentuk seperti berikut,
sehingga tiap air yang masuk
tiap ruang bagian bawah melalui
pipa hanya bisa naik melalui
lubang-lubang yang ada di layer
dan kemudian semakin naik dan melalui pipa masuk
ke ruang bagian bawah di ruang selanjutnya yang
total nya ada 5 ruang dengan kedalaman 2 meter .
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 14
Gambar 3.03 : Kotak Pengolah PrimerSedimentasi
Sumber : dokumen pribadi
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
9 : Equalisasi anaerob dan netralisasi model
septitack serta pengolah sekunder anaerob model
buffel reaktor
Terdapat 10 kotak berbentuk persegi dengan
kedalaman 2 meter, tiap kotak terdapat sekat-
sekat. Di dalam bak ini setiap bulan nya diberi
pur sebanyak 5 kilo untuk bahan makan para
bakteri yang ada didalam kotak yang berasal dari
tinja pada saat awal pembuatan ipal serta dari
kamar mandi yang ada di IPAL tersebut. (foto
terlampir)
10 : Kamar mandi
Kamar mandi ini nantinya memproduksi tinja dan
langsung dialirkan dalam kotak equalisasi anaerob
yang mana bakteri dalam tinja difungsikan untuk
menguraikan zat-zat kimia yang terkandung didalam
limbah.
11 : Pengolah tersier anaerob stabilisasi dan
pengolah tersier anaerob dengan model media
filter alufial
Ini berupa 4 kotak yang didalam nya terdapat batu
untuk menyaring serta pengendapan limbah dengan
kedalaman 2 meter.
12 : Pengolah sekunder aerob/filter absorbsion
karbon aktif
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 15
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Berupa kolam berukuran 2 meter X 2 meter dengan
kedalaman 2 meter yang didalam nya terdapat 20
karung berisi batok arang dan batu yang berfungsi
sebagai filter. (foto terlampir)
13 : Pengolahan tersier aerasi dengan model kolam
nabati
Kolam ini berukuran 2 meter X 4 meter dengan
kedalaman 2 meter, seharusnya berisi tumbuhan air
untuk menyerap zat-zat kimia yang masih
terkandung dalam limbah, namun di kolam ini tidak
dijumpai tumbuhan apapun.
14 : Bak kontrol
Bak ini berukuran 2 meter X 1 meter dengan
kedalaman 2 meter yang merupakan tempat untuk
mengontrol/penampungan sebelum limbah dibuang
langsung ke sungai.
15 : Pipa pembuangan
Dari bak kontrol limbah langsung dialirkan ke
sungai kali jenes untuk pembuangan nya.
16 : Sungai kali ngengas
Selain itu dalam sistem IPAL ini sendiri
terdapat komponen bangunannya. Komponen bangunan
teknologi pada IPAL Laweyan terdiri dari beberapa
bangunan diantara nya adalah :
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 16
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
1. Equalisasi aerob
Proses homogenitas air limbah
Antisipasi terjadinya fluktuasi volume air
limbah
Memisahkan partikel/komponen besar, malam,
minyak atau lemak
Tempat pengambilan sampel yang belum diolah
2. Equalisasi anaerob
Memasukkan nutrient (tinja)
Menumbuhkan proses homogenitas
Konstruksi bangunan tertutup agar tidak bau
3. Pengolah primer sedimentasi/netralisasi model
septictank
Untuk pengendapan serta stabilisasi dalam
proses anaerob melalui 4 ruang
Ruang I : berfungsi untuk memisahkan tiga
bagian air limbah. Bagian atas berbentuk busa,
bagian tengah supermatan yaitu limbah yang
dialirkan pada bak selanjutnya, lumpur yang
berat jenisnya lebih besar secara perlahan
mengendap pada bagian bawah.
Ruang II : menampung supernatan aliran dari
ruang I berfungsi sama dengan ruang I, besaran
lumpur dan busa sudah berkurang, dan
seterusnya hingga melalui ruang III dan IV.
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 17
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Proses pada septictank berlangsung tanpa
udara/oksigen (anaerob) atau ruangan tertutup,
sehingga bakteri anaerob tumbuh dan
berkembangbiak.
Penguraian karbohidrat, lemak dan protein oleh
mikro-organisme anaerob dapat menghasilkan
produk CO2, NH3, H2S, CH4.
Kecepatan aliran uplift kurang dari 2 m/jam
Penanganan lumpur dengan penyedot lumpur pada
periode tertentu melalui man hole dialirkan
menuju bak pengering lumpur (drying-bad)
4. Pengolah sekunder anaerob model buffel reaktor
Proses sedimentasi padatan
Proses pencernaan anaerobik larutan padatan
melalui kontak lumpur
Proses pencernaan anaerobik (fermentasi)
lumpur bagian bawah
Proses sedimentasi bahan mineral (stabilisasi)
Kecepatan aliran uplift kurang dari 2 m/jam
Penguraian karbohidrat, lemak dan protein oleh
mikro-organisme anaerob dapat menghasilkan
produk CO2, NH3, H2S, CH4
Di dalamnya dipasang batu volkanik dan filter
polyuretan media penambat mikroorganisme
anaerob tidak mudah hanyut namun mudah berbiak
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 18
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Periode tertentu (28 hari) bakteri akan mati
dan diganti oleh generasi baru berikutnya
Bagian atas bangunan dipasang man hole untuk
menyedot lumpur dan perawatan
5. Pengolah tersier anaerob stabilisasi
Tahap lanjutan dari buffle reaktor sebagai
pengendapan
Stabilisasi dari reaktor sebelumnya
Bagian atas bangunan dipasang man hole untuk
menyedot lumpur dan perawatan
6. Pengolah tersier anaerob dengan model media
filter alufial
Didalamnya berisi media batu berpori untuk
penambat bakteri yang memakan limbah yang tak
terolah pada reaktor sebelumnya
Bagian atas bangunan dipasang man hole untuk
menyedot lumpur dan perawatan
Material AF (alufial filter) tersebut dapat
diperoleh dari batuan gunung merapi
7. Pengolah sekunder aerob/filter absorbsian karbon
aktif
Sebagai filter terbuka menjadi kontak dengan
udara
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 19
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Media filter menggunakan ijuk dan karbon aktif
untuk absorb diserapnya zat warna atau kimiawi
terlepas dari mengurangi bau
8. Pengolah tersier aerasi dengan model kolam
nabati
Proses kontak udara dengan air limbah setelah
melalui proses sebelumnya
Untuk aerasi ditanami tumbuhan air (enceg
gondok, teratai atau tanaman sejenis yang
menghasilkan oksigen) dan untuk mengikat
sebagian logam berat yang tersisa
9. Bak kontrol akhir
Untuk menguji kualitas hasil akhir dari proses
pengolahan limbah
Sebagai indikator pada kolam ini dipelihara
ikan
Untuk mengambil sampel air limbah setelah
diolah
10. Bak pengering lumpur/drying-bed
Bangunan ini diperuntukkan menampung lumpur
dari masing-masing rekator penghasil lumpur
untuk dikeringkan dengan bantuan panas
matahari. Bangunan ini dilengkapi dengan drain
pada setiap level ketinggian yang dapat
memudahkan pengeringan. Secara berkala lumpur
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 20
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
pada bak pengering di ambil sampel untuk uji
laboratorium.
Untuk komponen bangunan IPAL Laweyan jika
dibuat alurnya adalah
sebagai berikut,
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 21
1
.2
.
3
.
4
.
5
.
1 : Equalisasi aerob2 : Pengolah primer
sedimentasi3 : Equalisasi anaerob dan
netralisasi model septitack serta pengolah sekunder anaerob model buffel reaktor
4 : Pengolah tersier anaerobstabilisasi dan pengolah tersier anaerob dengan
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Gambar 3.04 : Alur Komponen Bangunan Teknologi IPAL LaweyanSumber : dokumen pribadi
IV. Asal Limbah
Terdapat kurang lebih 87 industri pengrajin
batik yang tersebar di kecamatan Laweyan yaitu
di bagian barat, timur, tengah. 87 industri
tersebut adalah :
No Nama Perusahaan Jenis Usaha1 Batik Cahaya
PutraProduksi batik danshowroom
2 Batik PutraLaweyan
Produksi batik danshowroom
3 Batik Sidoluhur Konveksi batik danshowroom
4 Batik Adityan Produksi batik danshowroom
5 Batik RIN Jasa konveksi6 Batik Wanto Jasa konveksi7 Batik Sri Nurlan Produksi batik8 Batik Santika Konveksi batik dan
showroom9 Batik Molina Produksi batik10 Batik Marin Rumah mode dan
showroom11 Batik Puspa
KencanaProduksi batik danshowroom
12 Batik Nesa Noer Showroom13 Batik Thahaya
BaruShowroom
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 22
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
14 Batik Cempaka Produksi batik danshowroom
15 Batik Merak Ati Produksi batik danshowroom
16 Batik Nugraha Showroom17 Batik Gres Tenan Produksi batik dan
showroom18 Batik Merak
ManisProduksi batik danshowroom
19 Batik GunawanDesain
Produksi batik danshowroom
20 Batik Halus Produksi batik danshowroom
21 Batik BapakBandono
Produksi batik
22 Batik Doyohadi Showroom23 Batik Rohyani Produksi batik dan
showroom24 Batik Mahkota Produksi dan showroom25 Batik Sentong
AyuShowroom
26 Batik Luar Biasa Produksi batik danshowroom
27 Batik SaudEffendi
Produksi batik danshowroom
28 Batik Amelia Produksi batik danshowroom
29 Batik SuryaPelangi
Produksi batik danshowroom
30 Batik Cattleya Produksi batik danshowroom
31 Batik Wedelan Produksi batik danshowroom
32 Batik Putra Produksi batik dan
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 23
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Bengawan showroom33 Batik Lor Ing
PasarProduksi batik danshowroom
34 Batik Adina Produksi batik danshowroom
35 Batik Laweyan HY Produksi batik danshowroom
36 Batik Pulau Jawa Produksi batik danshowroom
37 BatikTjokosumarto
Produksi batik
38 Batik Multisari Produksi batik39 Batik Oke Produksi batik40 Batik
PurworaharjoProduksi batik
41 Batik Supriyarso Produksi batik42 Batik Setya Budi Produksi batik43 Rin Modeste Konveksi44 Pardi Collection Konveksi45 Edi Collection Konveksi46 Marijo Collection Konveksi47 KUB Setono Konveksi48 KUB Selawe Konveksi49 KUB Klaseman Konveksi50 Marin Konveksi dan showroom51 Batik Putri Solo Konveksi dan showroom52 Batik Satrio
LuhurKonveksi dan showroom
53 Batik AnnaColection
Konveksi dan showroom
54 Batik Mustika Konveksi dan showroom55 Batik Putro Hadi Konveksi dan showroom56 Batik Lawasan Konveksi dan showroom57 Dewi Collection Konveksi dan showroom
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 24
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
58 Batik Sri Nurlan Showroom59 Batik Nugraha Showroom60 Batik Candi
KencanaShowroom
61 Batik Farhan Showroom62 Batik Kencana
MurniShowroom
63 Batik Ivy Showroom64 Batik Sindjang
SGShowroom
65 Batik PutraPelangi
Showroom
66 Batik GriyaPendapi
Showroom
67 Batik Mbah Zaini Showroom68 Batik Galeri
MerpatiShowroom
69 Batik 75 Showroom70 Batik Qisti Showroom71 Batik Tiga Negri Showroom72 Batik Sidomurti Showroom73 Batik Lili
HanifahShowroom
74 Batik Doyohadi Showroom75 Batik Sidomulyo Showroom76 Batik Damayanti Showroom77 Batik Dandan Showroom78 Batik Kanaya Showroom79 KUB Laweyan Art Cinderamata80 Anglo Art Cinderamata81 Suyadi Art Cinderamata82 Basiran Blangkon Cinderamata83 Batik Mustika Cinderamata84 UI & Fa wood Cinderamata
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 25
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
85 Wiryono Gallery Cinderamata86 Dipta Cinderamata87 Batik CiptaAsri Cinderamata Yang tersebar di kampoeng Laweyan seperti
dalam peta ini :
Pada IPAL ini menggunakan system gravitasi yang
mana air limbah mengalir dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah. Laweyan bagian barat dan tengah
cenderung memiliki kontur yang tinggi, maka atas
dasar itulah limbah yang berasal dari Laweyan
bagian barat dan tengah dapat ditampung dan diolah
di system IPAL tersebut dengan menggunakan
peralatan yang cenderung masih konvensional.
Sedangkan untuk limbah industri batik yang berasal
dari Laweyan bagian timur tidak dapat disalurkan ke
sistem pengolahan limbah IPAL Laweyan karena muka
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 26
Gambar 4.01 : Persebaran Industri Batik Di Kampung LaweyanSumber : brosur “Kampung Batik Laweyan”
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
tanah yang terlalu rendah menyebabkan air limbah
tidak dapat mengalir ke sistem pengolahan IPAL
Laweyan tersebut.
IPAL di Laweyan ini memiliki kapasitas
penampungan air limbah yang sangat terbatas,
tercatat hanya 9 industri batik yang berada di
bagian barat dan tengah yang limbahnya bisa
dialirkan ke IPAL Laweyan. Kesembilan industri
batik tersebut dan lokasinya diantaranya adalah :
1. Batik Mahkota milik Ir. Alpha Febela
Priyatmono (bagian barat)
2. Batik Puspa Kencana milik H. Achmad Sulaiman
(bagian tengah)
3. Batik Amelia milik Sukarni (bagian tengah)
4. Batik Gress Tenan milik sardjono (bagian
tengah)
5. Batik Budi milik Gunawan Kurnia Pribadi
(bagian tengah)
6. Batik Surya Pelangi milik Rochyani (bagian
tengah)
7. Batik Cempaka milik Dani Arifmawan W (bagian
tengah)
8. Batik Adina milik Didik Setyadi (bagian
tengah)
9. Batik Suwanto milik Suwanto (bagian tengah)
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 27
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
V. Kelayakan Baku Mutu
Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan
bahwa program upaya pengendalian pencemaran air
terpadu di Kampoeng Batik Laweyan telah terlaksana
atas kerjasama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH )
Jakarta, Badan Pengelolaan dan Pengendalian Dampak
Lingkungan Hidup (Bappedal) Propinsi Jawa Tengah,
Kantor Lingkungan Hidup Kota Surakarta, Forum
Pengembangan Kampoeng Batik Laweyan didukung oleh
Deutche Gesellschaft fur Technische Zusammenarbeit (GTZ) GmbH,
sebagai kerjasama teknis Program Lingkungan Hidup
Indonesia Jerman (Pro LH).
Program ini mengintegrasikan 2 pendekatan yaitu
pendekatan produksi bersih dan pengelolaan air
limbah. Penerapan produksi bersih dilakukan dengan
pengusaha batik di Kampoeng Batik Laweyan sebagai
subyeknya, langkahnya yaitu pelatihan Tata Kelola
yang Apik dan pelatihan penggunaan bahan kimia
dengan didampingi konsultan dari GTZ terhadap 3 IKM
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 28
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
yang dijadikan percontohan, diharapkan 3 IKM
tersebut dapat memberi contoh dari pelatihan kepada
IKM lain di Kampoeng Batik Laweyan.
Dari hasil penerapan produksi bersih, volume
dan kandungan zat pencemar pada air limbah dapat
ditekan. Hingga penelitian ini diakhiri terdapat 11
IKM (Industri Kecil Menengah) batik yang telah
menyetujui dengan membuat surat pernyataan
kesediaan menerapkan produksi bersih dan
pengendalian pencemaran air. Limbah dari 11 IKM
batik tersebut dikelola dengan menggunakan
instalasi pengelola air limbah (IPAL). Limbah sisa
produksi batik dikelola dengan menggunakan
teknologi IPAL Decentralized Wastewater Treatment System
(DEWATS), dari hasil penelitian teknologi ini dapat
mengurangi beban pencemar pada air limbah sebesar
50 %. Air hasil pengolahan akan dialirkan menuju
sungai Kabanaran/Premulung. Air yang dihasilkan
dari proses pengolahan air limbah IKM tersebut
dapat digolongkan sebagai air limbah. Sebelum
dialirkan bebas, air limbah perlu lebih dahulu
diuji kualitasnya. Pengujian terhadap mutu dan
kualitas dari air limbah IKM batik dilakukan dengan
mendasarkan ketentuan yang berlaku. Untuk air
limbah yang dihasilkan IKM batik berlaku ketentuan
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 29
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
dalam Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor
10 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Limbah.
Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan
pada air limbah dapat dibuktikan air limbah hasil
pengolahan pada IPAL Laweyan masih melampaui baku
mutu yang disyaratkan dalam Perda Jawa Tengah Nomor
10 Tahun 2004. Ini dapat diartikan sebagai suatu
pelanggaran terhadap lingkungan yang mana dapat
dijatuhi sanksi baik sanksi pidana maupun sanksi
administrasi sesuai dengan Pasal 19 ayat (3) Perda
Kota Surakarta Nomor 2 tahun 2006 tentang
Pengendalian Lingkungan hidup kepada IKM Kampoeng
Batik Laweyan yang tidak mau atau tidak sungguh-
sungguh menerapkan produksi bersih dan pengendalian
pencemaran air.
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 30
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
VI. Masalah yang terdapat pada IPAL Laweyan
Masyarakat kerap kali harus menahan napas
setiap melewati bantaran Kali Jenes, terutama yang
membelah Kampung Kidul Pasar Laweyan. Pasalnya,
dari aliran anak sungai Bengawan Solo tersebut
tercium bau sangat menyengat. Bau menusuk hidung
itu lantaran di kali tersebut terdapat banyak
limbah yang berasal dari zat pewarna kain batik.
Dikarenakan banyak saluran pengolahan limbah milik
perajin batik tidak berfungsi maksimal. Limbah
batik mencemari Kali Jenes setiap hari mengalir
cukup deras dari paralon-paralon penyaringan sampah
milik pengusaha batik lokal. Bahkan ada pula limbah
batik yang dibuang secara langsung oleh produsen
batik ke Kali Jenes. Sayangnya saat ini, kondisi
IPAL tampak kurang terawat serta efisiensi
pemanfaatannya tampak kurang maksimal. Masih
dibutuhkan penyadaran dan kampanye kepada para
perajin batik Laweyan dan kampung sekitarnya untuk
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 31
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
mengurangi bahan pewarna kimia dan mengelola zat-
zat kimia dalam pewarna secara lebih hati-hati.
Selain itu IPAL ini masih memiliki kapasitas
yang terbatas, sehingga banyak industri-industri
yang tidak dapat mengalirkan limbahnya ke IPAL ini,
dan mereka langsung membuang nya ke sungai karna
tidak memiliki alat untuk mengolahnya.
Teknologi yang dipakai di IPAL Laweyan ini
masih termasuk bersifat konvensional sehingga kadar
Limbah walaupun mengalami beberapa proses
penyaringan kadar kejernihannya masih sekitar 70%
(menurut sumber wawancara) sedangkan menurut sumber
dari artikel dan penelitian-penelitian mahasiswa
limbah yang telah diolah oleh IPAL ini kandungan
nya masih dibawah baku mutu untuk dapat dialirkan
ke sungai.
VII. Solusi Penyelesaian Masalah
Meskipun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
sudah dibangun di kawasan Kampoeng Batik Laweyan
pada tahun 2008, upaya ini masih kurang optimal.
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 32
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
Setidaknya di kawasan tersebut membutuhkan dua
lokasi IPAL. Hanya saja tidak mudah untuk membuat
IPAL di lokasi Kampung Batik Laweyan. Hal itu
dikarenakan masalah pendanaan dan lokasi lahan yang
terbatas. Dua hal itulah yang membuat pembuatan
IPAL yang masih sangat jauh untuk direalisasikan.
Pembangunan IPAL di kawasan sentra industri
batik ini butuh campur tangan dari pihak Pemerintah
Kota Surakarta. Terutama dalam penyediaan anggaran.
Pasalnya, untuk membangun IPAL di kawasan Laweyan
tidaklah dengan anggaran keci. Terlebih jika harus
membebaskan lahan yang dibutuhkan untuk membangun
saluran-saluran IPAL tersebut. Masalah anggaran
menjadi kendala yang sangat berpengaruh, maka
penyelesaian masalah ini harus diambil alih oleh
pemerintah. Pemerintahlah yang membiayai
pembangunan IPAL yang ideal dan memenuhi standar
baku mutu lingkungan di kawasan ini. Pengolahan
limbah batik agar lebih ramah lingkungan harus
menjadi perhatian bersama. Perlu perhatian dan
kerjasama semua pihak, baik Kabupaten atau Kota
yang berbatasan dengan Kota Surakarta, serta
pemerintah pusat untuk mencari solusi bersama
mengelola limbah batik lebih ramah lingkungan.
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 33
PRASARANA WILAYAH DAN KOTA IIIPAL KAMPOENG BATIK LAWEYAN
LAMPIRAN FOTO SURVEI
Pipa persimpangan Equalisasi
anaerob
Erlana Citra – Sri Murdiati Rin Permata Sari 34