11
1 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan Investigasi Potensi Antibakteri dari Ekstrak n-Heksan Ubi Jalar AC Merah dan AC Putih dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus sp di Laboratorium Nursidiq 1 , Ilah Nurlaelah 2 , Ina Setiawati 3 Program Studi Pendidikan Biologi 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan 2 3 ABSTRAK Ubi jalar yang berasal dari Kuningan Jawa Barat memiliki varietas ubi jalar AC yang merupakan singkatan dari Anak Ciremai. Varietas tersebut memiliki dua jenis yaitu AC merah dan AC putih. Kelebihan dari ubi jalar yaitu mengandung beberapa senyawa kimia yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antibakteri ekstrak n-heksan daging ubi jalar Kuningan terpilih dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp. Aktivitas antibakteri ekstrak diamati dengan metode difusi cakram menunjukkan ekstrak dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus sp. Hasil pengujian antibakteri ekstrak n-heksan ubi jalar AC merah terhadap Staphylococcus sp pada konsentrasi 2000 ppm, 1000 ppm, dan 500 ppm diperoleh zona hambatan yang berbeda yaitu 4 mm, 2,58 mm dan 3 mm. Sedangkan ekstrak n-heksan ubi jalar AC putih terhadap Staphylococcus sp pada konsentrasi 2000 ppm, 1000 ppm, dan 500 ppm diperoleh zona hambatan yang berbeda yaitu 3,66 mm, 3,75 mm dan 3,75 mm. Berdasarkan uji anova (two way) didapat hasil nilai signifikan lebih kecil atau hampir sama di bandingkan dengan taraf kepercayaan pada jenis ubi jalar yaitu 0,001 0,05, sehingga ekstrak n-heksan ubi jalar kuningan terpilih berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp. Hasil uji lanjut LSD menunjukkan adanya perbedaan rata-rata zona hambat akibat perlakuan konsentrasi. Dalam hal ini konsentrasi 2000 ppm yang paling berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp. Kata Kunci : antibakteri, ubi jalar, Staphylococcus sp.

Jurnal Penelitian Pendidikan Biologi UNIKU

  • Upload
    uniku

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

Investigasi Potensi Antibakteri dari Ekstrak n-Heksan Ubi Jalar AC Merah

dan AC Putih dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus sp di

Laboratorium

Nursidiq1, Ilah Nurlaelah

2, Ina Setiawati

3

Program Studi Pendidikan Biologi1

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kuningan2 3

ABSTRAK

Ubi jalar yang berasal dari Kuningan Jawa Barat memiliki varietas ubi jalar AC

yang merupakan singkatan dari Anak Ciremai. Varietas tersebut memiliki dua

jenis yaitu AC merah dan AC putih. Kelebihan dari ubi jalar yaitu mengandung

beberapa senyawa kimia yang berpotensi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui potensi antibakteri ekstrak n-heksan daging ubi jalar

Kuningan terpilih dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp.

Aktivitas antibakteri ekstrak diamati dengan metode difusi cakram menunjukkan

ekstrak dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus sp. Hasil pengujian

antibakteri ekstrak n-heksan ubi jalar AC merah terhadap Staphylococcus sp pada

konsentrasi 2000 ppm, 1000 ppm, dan 500 ppm diperoleh zona hambatan yang

berbeda yaitu 4 mm, 2,58 mm dan 3 mm. Sedangkan ekstrak n-heksan ubi jalar

AC putih terhadap Staphylococcus sp pada konsentrasi 2000 ppm, 1000 ppm, dan

500 ppm diperoleh zona hambatan yang berbeda yaitu 3,66 mm, 3,75 mm dan

3,75 mm. Berdasarkan uji anova (two way) didapat hasil nilai signifikan lebih

kecil atau hampir sama di bandingkan dengan taraf kepercayaan pada jenis ubi

jalar yaitu 0,001 ≤ 0,05, sehingga ekstrak n-heksan ubi jalar kuningan terpilih

berpotensi menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp. Hasil uji lanjut

LSD menunjukkan adanya perbedaan rata-rata zona hambat akibat perlakuan

konsentrasi. Dalam hal ini konsentrasi 2000 ppm yang paling berpengaruh dalam

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp.

Kata Kunci : antibakteri, ubi jalar, Staphylococcus sp.

2 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

Investigation of Antibacterial Potential of Sweet Potato Brass Selected in

Inhibits Growth of Staphylococcus sp in the Laboratory

Nursidiq1, Ilah Nurlaelah

2, Ina Setiawati

3

Biology Education Studies Program University of Kuningan2 3

ABSTRACT

Sweet potatoes originating from West Java Kuningan has AC sweet potato

varieties which stands for Anak Ciremai. These varieties have two types of red

AC and white AC. The advantages of sweet potato which contains several

chemical compounds that have the potential as an antibacterial. The purpose of

this study was to determine the antibacterial potency of n-hexane extract of sweet

potato flesh Brass elected in inhibiting the growth of bacteria Staphylococcus sp.

Antibacterial activity of the extract was observed by disc diffusion method

showed the extract can inhibit the growth of Staphylococcus sp. Antibacterial test

results n-hexane extract of sweet potato red AC against Staphylococcus sp at

concentrations of 2000 ppm, 1000 ppm, and 500 ppm is obtained a different zone

of inhibition that is 4 mm, 2,58 mm and 3 mm. While the n-hexane extract of

sweet potato white against Staphylococcus sp AC at a concentration of 2000 ppm,

1000 ppm, and 500 ppm is obtained a different zone of inhibition is 3,66 mm,

3,75 mm and 3,75 mm. Based on the ANOVA test (two way) obtained results

significantly smaller value or almost the same in comparison with the level of

confidence on the type of sweet potato is 0,001 ≤ 0,05, so the n-hexane extract of

sweet potato elected brass potentially inhibit the growth of Staphylococcus sp.

LSD test results further indicate a difference in the average zone of inhibition due

to treatment concentration. In this case the concentration of 2000 ppm of the most

influential in inhibiting the growth of bacteria Staphylococcus sp.

Keywords : antibacterial, sweet potato, Staphylococcus sp.

3 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

PENDAHULUAN

Kuningan merupakan salah satu daerah produksi ubi jalar yang cukup

potensial. Namun, hingga saat ini belum banyak penelitian terhadap tanaman ubi

jalar di Kuningan. Masyarakat sangat awam akan informasi mengenai kandungan

gizi dalam tanaman ubi jalar dan khasiatnya bagi kesehatan terutama dalam

mengatasi penyakit serangan patogen. Sehingga, tanaman ubi jalar hanya

dimanfaatkan untuk konsumsi makanan harian saja.

Ubi jalar yang berasal dari Kuningan Jawa Barat memiliki varietas ubi jalar

AC yang merupakan singkatan dari Anak Ciremai. Varietas tersebut memiliki dua

jenis yaitu AC Merah dan AC Putih. Ubi jalar AC putih yang memiliki ciri-ciri

kulitnya berwarna putih, dagingnya berwarna kekuningan serta ukurannya tidak

terlalu besar seperti ubi putih pada umumnya dan bentuk daun sama seperti ubi

jalar lainnya.

Ubi jalar merupakan sumber energi yang baik dalam bentuk karbohidrat.

Komposisi kimia ubi jalar dipengaruhi oleh varietas, lokasi, dan musim tanam.

Pada musim kemarau, varietas yang sama akan menghasilkan kadar tepung yang

lebih tinggi daripada musim penghujan. Kandungan gizi dalam ubi jalar segar

berupa kalori, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A,

vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, dan air (Soenarjo, 1984).

Dilihat dari kandungan gizinya yang cukup lengkap, ubi jalar dapat

memenuhi kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuh. Zat-zat yang terkadung di

dalamnya dapat mencegah berbagai penyakit. Selain itu, ubi jalar juga

mengandung jenis senyawa fenol yang umum adalah flavonoid, asam fenolat,

polifenol (Ginting, dkk, 2011). Fungsi dari polifenol dan turunannya dikenal

sebagai antibakteri. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui potensi

daya hambat ektrak n-heksan ubi jalar AC merah dan ubi jalar AC putih

Kuningan dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp.

Menurut Murtiningsih dan Suyanti (2011:55) kandungan karbohidratnya yang

tinggi membuat ubi jalar dapat dijadikan sumber kalori. Selain itu kandungan

karbohidrat ubi jalar tergolong Low glycemix Index (LGI 51), yaitu tipe

karbohidrat yang jika dikonsumsi tidak akan menaikkan kadar gula darah secara

drastis. Sangat berbeda dengan beras dan jagung yang mengandung karbohidrat

dengan Glycemix Index tinggi yang dapat menaikkan gula darah secara drastis.

Oleh karena itu, ubi jalar sangat baik jika dikonsumsi penderita diabetes.

Dengan melihat kelimpahan dan manfaat dari ubi jalar di daerah Kuningan

ini, maka diperlukan penelitian dengan judul “Investigasi Potensi Antibakteri dari

Ubi Jalar Kuningan Terpilih dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus sp

di Laboratorium”.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi dan Kultur

Jaringan Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kuningan. Jalan Pramuka No.67 Kuningan 45512

Telp./Fax. (0232)871982. Dan waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan

Februari sampai dengan bulan Mei 2015.

Bahan-bahan yang digunakan adalah ubi jalar (Ipomoea batatas) AC merah

dan ubi jalar AC putih Kuningan dengan usia 3-4 bulan yang telah dijadikan

4 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

tepung sebagai bahan untuk ekstrasi, bakteri uji yaitu Staphylococcus sp. Larutan

n-heksan teknis sebagai pelarut untuk ekstrasi daging ubi jalar. Kloramfenikol,

DMSO 1,25%, aquades steril, medium Manithol Salt Agar (MSA) dan medium

Nutrient Borth (NB) untuk medium pertumbuhan bakteri.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoklaf, kertas saring,

rotaryevaporator Buchi, incubator, lemari es, mikropipet ukuran 20-200𝜇L, 100-

1000 𝜇L, tabung reaksi, kompor, cawan petri, kertas cakram steril, jarum ose,

plastik wrappting, labu erlenmeyer, batang pengaduk, bayang L/Drugle,

alumunium foil, oven, kapas, kain kasa steril, kertas saring, kamera, kertas label,

karet gelang, kertas, blender.

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode eksperimen, yaitu

dengan cara penelitian langsung terhadap objek yang diteliti. Penelitian ini

menggunakan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan mengunakan 5

perlakuan dan 3 kali ulangan.

Pembuatan Sampel

Daging ubi jalar varietas AC putih dan AC merah asal Kuningan Jawa Barat.

Kemudian pilih yang tidak memiliki penyakit atau lanas, lalu dibersihkan dari

tanah yang masih menempel. Ubi yang digunakan sebanyak 1 Kg, kemudian

dikupas dan dicuci sampai bersih. Kemudian ubi yang telah dibersihkan dipotong-

potong dengan ukuran yang lebih kecil untuk selanjutnya dikeringkan dalam

inkubator (drying air) selama 3 jam berturut-turut pada suhu 60°C, setelah ubi

dikeringkan tahapan selanjutnya ubi diblender hingga menghasilkan tepung ubi

yang kasar. Tepung ubi yang kasar tersebut disaring atau diayak kembali guna

menghasilkan tepung yang halus dan disimpan diwadah tertutup (PT. Galih

Estetika Kuningan, 2014).

Pembuatan Ekstrak Ditimbang sejumlah tepung ubi jalar AC Merah dan AC Putih sebanyak 300

g, kemudian dimaserasi dengan menggunakan pelarut n-heksan sebanyak 1 liter

selama 24 jam, kemudian ditutup dengan alumunium foil. Setelah perendaman

selama 24 jam disaring dan akan menghasilkan filtrat dan ampas. Filtrat yang

dihasilkan kemudian dipekatkan dengan menggunakan alat Rotary evaporator

sehingga menghasilkan ekstrak kental ubi jalar sebanyak 10 gram. Ekstrak yang

didapat sebanyak 10 gram yang akan digunakan untuk melakukan uji aktivitas

antibakteri terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp dengan menggunakan metode kertas cakram (Modifikasi Umayah, 2007).

Sedangkan untuk pembuatan larutan uji dibuat dari ekstrak n-heksan ubi jalar

(Ipomoea batatas) AC merah dan AC putih dibuat stok 10 mg/ml dengan

dilarutkan dalam DMSO 1,25%, dibuat tiga konsentrasi untuk teknik pengenceran

yaitu 2000 ppm, 1000 ppm, 500 ppm. Pembuatan larutan uji ini dilakukan di

dalam laminar air flow secara aseptis.

Pembuatan Medium MSA (Petunjuk Preparasi Produk) Medium yang digunakan adalah Manithol Salt Agar (MSA). MSA dengan

komposisi : MSA sebanyak 54 gr dan aquades 500 ml. Medium dilarutkan dalam

aquades dan dipanaskan hingga larut sempurna, lalu dimasukkan ke dalam tabung

reaksi sebanyak 7 ml dan dimasukkan juga pada Erlenmeyer sebanyak 250 ml

kemudian ditutup dengan alumunium foil, lalu disterilkan dalam autoklaf pada

5 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

suhu 121oC tekanan 1 atm selama 15 menit. Tabung reaksi dimiringkan dan di

diamkan hingga memadat.

Peremajaan Bakteri

Peremajaan bakteri adalah upaya yang dilakukan untuk memperlihatkan

sifat alami bakteri yang diisolasi. Bakteri yang diremajakan adalah jenis bakteri

biakan murni yaitu bakteri yang terdiri dari satu jenis bakteri yang dibutuhkan

tanpa adanya kontaminasi. Perlakuan aseptis sangat dibutuhkan untuk

mendapatkan biakan murni. Sejumlah 1 ose bakteri di ambil dari biakan bakteri

uji, memasukan biakan bakteri uji ke dalam tabung reaksi agar miring dengan zig-

zag kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 18-24 jam (Kusmayati, 2007).

Sterilisasi Alat

Alat-alat yang akan digunakan dalam melakukan penelitian tentang

aktivitas antibakteri terlebih dahulu harus disterilisasikan dalam autoclave padda

suhu 121oC selama 15 menit (Mpila, Deby A, dkk.2012).

Pembuatan Medium NB (Nutrient Borth)

Pembuatan media nutrien broth (NB) yaitu dengan melarutkan 1,3 gr

nutrien broth dengan 100 ml aquadest kedalam erlenmeyer dan ditutup

alumunium foil, distirer dengan pemanas hingga mendidih lalu dimasukkan ke

tabung reaksi masing – masing 5 ml, kemudian ditutup dengan kapas dan

alumunium foil lalu distreril dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit

dan tekanan 1 atm (Prawira, 2013). Pembuatan natrium NB ini bertujuan untuk

menumbuhkan bakteri uji. Bakteri uji yang terdapat dalam agar miring diambil

sebanyak l ose, kemudian dimasukan kedalam larutan NB tadi, dihomogenkan

antara bakteri dan media NB. Selanjutnya ditutup dengan menggunakan kain kasa

dan kapas kemudian dililit dengan wraifing. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC

selama 24-48 jam sehingga kekeruhannya mencapai 25% (Kusmiyati,2007).

Pengujian Aktivitas Senyawa Antibakteri Ekstrak n-heksan Daging Ubi

Jalar AC Putih dan AC merah terhadap Bakteri Uji (Staphylococcus sp)

Ekstrak kloramfenikol yang akan diuji dilarutkan dalam DMSO 1,25 %

dengan konsentrasi 2000, 1000, dan 500 ppm (mg/I). Kertas cakram steril yang

telah ditetesi dengan ekstrak yang akan diuji yaitu ekstrak daging ubi jalar dan

kloramfenikol diletakkan di atas medium agar, kemudian diinkubasi selama 24

jam. Cawan petri yang sudah diisi dengan bakteri uji dan senyawa antibakkteri

kemudian dimasukkan ke dalam inkubator selama 24 jam dengan suhu 30C. Menurut penelitian (Prawiria, 2013) Uji daya hambat menggunakan metode difusi

kertas cakram. Disiapkan 5 cawan petri yang telah di dituangi media padat

kemudian ditambahkan 0,1 ml bakteri aktif media cair NB. Diratakan dengan

spreader (metode sebar) sampai mengering. Kemudian cakram disk dicelupkan

pada masing-masing perlakuan kosentrasi dekok daun kersen. Cakram disk hasil

celupan tersebut dianginkan agar kering dan diletakkan pada permukaan media

NA Setelah itu media tersebut diinkubasi selama 24–48 jam pada suhu 37oC.

Pengamatan dilakukan dengan melihat zona hambat/zona bening disekeliling

paper disk yang menunjukkan daerah hambatan pertumbuhan bakteri.

Zona hambat yang terbentuk dalam cawan petri diukur dengan cara

mengukur diameter zona bening yang tidak terlewati bakteri di sekitar kertas

cakram. Besarnya diameter hambatan yang dibentuk oleh ekstrak ubi jalar

6 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

(Ipomea batatas) dapat dibandingkan dengan diameter zona bening

kloramfenikol, sehingga dapat diketahui besarnya potensi hambatan dengan

rumus: 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖

𝑑𝑖𝑎𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑎𝑥 100%

Untuk langkah kerja dalam metode ekstraksi dan pengujian aktivitas

antibakteri pertama ubi jalar AC merah dan AC Putih dihaluskan dengan cara

diblender, setelah mendapatkan tepung dari ubi jalar AC Merah dan AC Putih

maka dilakukan maserasi dengan n-heksan selama 24 jam, dan filtrat AC merah

dan AC Putih dipekatkan dengan rotaryevaporator. Terbentuk ekstrak n-heksan

lalu pengujian aktivitas antibakteri sampai hasil uji.

Analisis Data

Sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas terhadap daya kerja ekstrak n-heksan ubi jalar (Ipomoea batatas L)

AC Merah dan AC Putih pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp dari setiap

pengulangan dan konsentrasi. Sebelum melakukan uji hipotesis yang harus

dilakukan terlebih dahulu perhitungan uji normalitas dengan menggunakan

metode Two Way ANOVA dengan program Statistical Product Services Solution

(SPSS 16) dengan membandingkan antara hasil signifikansi dengan taraf

kepercayaan 95% atau α = 0,05, kemudian data dilanjutkan dengan uji LSD.

(Trihendradi, 2010)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Aktivitas Penghambatan Ekstrak n-heksan Ubi Jalar AC Merah dan AC

Putih terhadap Bakteri Uji (Staphylococcus sp)

Hasil pengukuran zona hambat yang didapat dengan cara mengukur diameter

dari pengujian ekstrak n-heksan dengan metode kertas cakram, dalam pengujian

ini menggunakan kertas cakram yang sudah steril ditetesi 25 l dari masing-masing konsentrasi, yaitu ekstrak n-heksan ubi jalar AC Merah dan AC Putih,

Kloramfenikol dan DMSO 1,25%. Kemudian letakan pada cawan petri yang berisi

media MSA dan inkubasi selama 24-72 jam dengan suhu 370C. Hasil penelitian

pada ekstrak masing-masing konsentrasi dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2

sebagai berikut : Tabel 4.1

Rata-rata Diameter hambat (mm) ekstrak n-heksan ubi jalar AC Merah masing-

masing konsentrasi

Perlakuan

Diameter Hambat (mm)

Konsentrasi

2000 ppm

Konsentrasi

1000 ppm

Konsentrasi

500 ppm

DMSO

1,25%

Kloramfenikol

100 ppm

1 4,25 2,5 2,75 1 5,75

2 4,5 2,75 3 1 6,75

3 3,25 2,5 3,25 2 8

Rata-rata

(X) 4* 2,58* 3* 0,16* 6,83*

Ket : 1 = pengulangan ke 1, 2 = pengulangan ke 2, 3 = pengulangan ke 3, *= rata-rata

diameter hambat konsentrasi.

7 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

Tabel 4.2

Rata-rata Diameter hambat (mm) ekstrak n-heksan ubi jalar AC Putih masing-

masing konsentrasi

Perlakuan

Diameter Hambat (mm)

Konsentrasi

2000 ppm

Konsentrasi

1000 ppm

Konsentrasi

500 ppm

DMSO

1,25%

Kloramfenikol

100 ppm

1 3,75 3,5 4 1,25 5,75

2 3,75 3,5 3,5 1 10,5

3 3,5 4,25 3,75 1 11,25

Rata-rata

(X) 3,66* 3,75* 3,75* 1,08* 9,16*

Ket : 1 = pengulangan ke 1, 2 = pengulangan ke 2, 3 = pengulangan ke 3, *= rata-rata

diameter hambat konsentrasi.

Hasil dari pengujian ubi jalar AC merah dan AC putih didapat diameter zona

hambat dari yang terbesar sampai terkecil yaitu pada AC Merah terdapat pada

konsentrasi 2000 ppm (4 mm), 500 ppm (3 mm) 1000 ppm (2,58 mm) dan pada

ubi jalar AC Putih terdapat pada konsentrasi 1000 ppm (3,75 mm), 500 ppm (3,75

mm) dan 2000 ppm (3,66 mm). Dari data tabel 1.1 dan tabel 1.2 potensi hambat

ekstrak n-heksan ubi jalar AC Merah dan AC Putih dari masing-masing

konsentrasi dapat diketahui dengan cara menghitung besarnya rata-rata diameter

konsentrasi hambatan yang di bentuk oleh ekstrak ubi jalar AC Merah dan AC

Putih dibandingkan dengan rata-rata diameter zona bening kloramfenikol (100

ppm) sebagai kontrol positif di kali 100 %, sehingga di dapatkan hasil sebagai

berikut dapat dilihat pada tabel 4.3 dan 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.3

Diameter Hambat (mm) dan Potensi Hambat (%) ekstrak n-heksan ubi jalar AC

Merah terhadap Bakteri Staphylococcus sp

Konsentrasi Diameter Hambat

(mm)

Potensi Hambat

(%)

Konsentrasi 2000 ppm 4* 58,56*

Konsentrasi 1000 ppm 2,58 37,77

Konsentrasi 500 ppm 3 43,92 Ket : * = Diameter hambat dan potensi hambat

Tabel 4.4

Diameter Hambat (mm) dan Potensi Hambat (%) ekstrak n-heksan ubi jalar AC

Putih terhadap Bakteri Staphylococcus sp

Konsentrasi Diameter Hambat

(mm)

Potensi Hambat

(%)

Konsentrasi 2000 ppm 3,66 39,95

Konsentrasi 1000 ppm 3,75* 40,93*

Konsentrasi 500 ppm 3,75* 40,93* Ket : * = Diameter hambat dan potensi hambat

Dari hasil pada tabel 4.3 dan 4.4 dapat dilihat bahwa potensi hambat terbesar

pada ubi jalar AC Merah ditunjukkan dengan nilai yang bervariasi dari

konsentrasi 2000 ppm (58,56%), konsentrasi 500 ppm (43,92%), konsentrasi 1000

8 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

ppm (37,77%) sedangkan potensi hambat terbesar pada ubi jalar AC Putih

ditunjukkan dari konsentrasi 1000 ppm (40,93%), konsentrasi 500 ppm (40,93%)

dan konsentrasi 2000 ppm (39,95%). Secara umum dapat ditunjukan bahwa

potensi hambat terbesar dari ubi jalar AC Merah terletak pada konsentrasi 2000

ppm (58,56%) dan potensi hambat terbesar pada ubi jalar AC Putih terletak pada

konsentrasi 1000 ppm (40,93%) dan konsentrasi 500 ppm (40,93%).

Uji Kandungan Senyawa Antibakteri Polifenol

Pengujian analisis kandungan senyawa polifenol ubi jalar AC merah dan ubi

jalar AC putih dilakukan menurut metode AOAC (2000) (Oktavia, dkk, 2013).

Untuk mengetahui kandungan senyawa antibakteri polifenol dari ubi jalar AC

merah dan AC putih dengan penentuan kadar kandungan polifenol menggunakan

metode AOAC (2000) dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini :

Tabel 4.5 Hasil Uji Kandungan Polifenol

No Kode

Sampel

Parameter

Uji

Metode

Uji

Hasil

Uji/Satuan RSD

1 Merah Total

polyfenol

AOAC

2000 356,78

19,25 ppm

5,40%

2 Putih Total

polyfenol

AOAC

2000 206,72

6,90 ppm

3,34%

Berdasarkan hasil uji kandungan polifenol pada tabel 5.1 terlihat bahwa

kandungan polifenol daging ubi jalar AC merah lebih tinggi dibandingkan

dengan kandungan polifenol pada daging ubi jalar AC putih. Seperti yang telah

kita ketahui Polifenol dan turunannya dikenal memiliki aktivitas antibakteri,

antimelanogenesis, antioksidan dan antimutagen (Lestari, 2012).

Analisis Data

Sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan uji normalitas dan uji

homogenitas terhadap daya kerja ekstrak n-heksan ubi jalar (Ipomoea batatas L)

AC Merah dan AC Putih pada pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp dari setiap

pengulangan dan konsentrasi. Sebelum melakukan uji hipotesis yang harus

dilakukan terlebih dahulu perhitungan uji normalitas dengan menggunakan

metode Two Way ANOVA dengan program Statistical Product Services Solution

(SPSS 16) dengan membandingkan antara hasil signifikansi dengan taraf

kepercayaan 95% atau α = 0,05. Dari hasil data uji ANOVA diketahui nilai

signifikan lebih kecil atau hampir sama dibandingkan dengan taraf kepercayaan

yaitu 0,001 ≤ 0,05 sehingga diketahui hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak.

Tabel 4.6

Hasil Uji ANOVA Two Way

Data Sig α F hit F tab Kesimpulan

Jenis 0,001 0,05 12,687 2,241 H1 diterima H0 ditolak

Dari tabel 4.6 dapat dirumuskan hipotesis dengan melihat bahwa nilai

signifikan lebih kecil atau hampir sama di bandingkan dengan taraf kepercayaan

pada jenis ubi jalar yaitu 0,001 ≤ 0,05. Sehingga untuk hipotesisnya H1 diterima

H0 ditolak. Selain itu juga uji hipotesis dapat dilakukan dengan membandingkan

9 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

nilai F hitung dengan F tabel, dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung

lebih besar dari nilai F tabel pada jenis 12,687 2,241. Dari data pada tabel 4.10 membuktikan bahwa ekstrak n-heksan ubi jalar kuningan terpilih berpotensi

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp. Sehingga dapat dilakukan

uji lanjut mengenai perbedaan nilai rata-rata dari tabel 4.6 dengan analisis Post

Hock Test LSD.

Adapun untuk hasil uji lanjut LSD dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel

4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Lanjut LSD

Konsentrasi

(I)

Konsentrasi

(J)

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95%Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

2000

1000 .67* .181 .000 .30 1.03

500 .46* .181 .014 .10 .82

1000 2000 -.67

* .181 .000 -1.03 -.30

500 -.21 .181 .255 -.57 .15

500 2000 -.46

* .181 .014 -.82 -.10

1000 .21 .181 .255 -.15 .57

*. The mean difference is significant at the .05 level.

Dari tabel 4.6 bisa dilihat nilai dari konsentrasi 2000 ke 1000 yaitu 0,67*

dan 2000 ke 500 yaitu 0,46*. Sehingga terjadi perbedaan rata-rata yang

signifikan akibat pengaruh dari konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan

bakteri Staphylococcus sp, hal ini didukung dari data pada tabel 4.6 pada kolom

sig < (0,05).

Uji lanjut LSD (tabel 4.6) terhadap diameter zona hambat bakteri

Staphylococcus sp menunjukkan adanya perbedaan rata-rata zona hambat akibat

perlakuan konsentrasi. Dalam hal ini konsentrasi 2000 ppm yang paling

berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp.

Pembentukan zona hambat di sekitar paper disk menunjukkan bahwa

ekstrak n-heksan ubi jalar mengandung senyawa aktif yang bersifat antibakteri,

yang diduga adalah polifenol (hasil uji senyawa polifenol). Senyawa aktif

tersebut dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri Staphylococcus sp.

Hal ini menunjukan bahwa potensi ekstrak n-heksan ubi jalar (Ipomea

batatas) AC merah dan AC putih sebagai senyawa antibakteri mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp pada penelitian ini

konsentrasi 2000 ppm yang paling berpengaruh dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp.

10 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

Dilihat dari kandungan gizinya yang cukup lengkap, ubi jalar dapat

memenuhi kebutuhan gizi bagi kesehatan tubuh. Zat-zat yang terkadung di

dalamnya dapat mencegah berbagai penyakit. Selain itu, ubi jalar juga

mengandung jenis senyawa fenol yang umum adalah flavonoid, asam fenolat,

polifenol (Ginting, dkk, 2011). Fungsi dari polifenol dan turunannya dikenal

sebagai antibakteri.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Investigasi Potensi Antibakteri Dari

Ubi Jalar Kuningan Terpilih dalam Menghambat Pertumbuhan Staphylococcus sp

di Laboratorium dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga

kesimpulannya ekstrak n-heksan ubi jalar Kuningan Terpilih berpotensi

menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus sp.

2. Ekstrak n-heksan ubi jalar AC merah memiliki potensi hambat yang lebih baik

dari ekstrak n-heksan ubi jalar AC putih terhadap pertumbuhan bakteri

Staphylococcus sp.

3. Dalam penelitian ini zona hambat terbesar pada Ubi jalar AC merah ada pada

konsentrasi 2000 ppm dan pada ubi jalar AC putih ada pada konsentrasi 1000

ppm dan 500 ppm.

SARAN

1. Pada penelitian ini yang menjadi masalah pada saat mengukur zona bening

dikarenakan diameter zona bening tidak selalu berbentuk lingkaran pada zona

beningnya sehingga dalam mengukurnya harus teliti.

2. Penelitian ini sangat terbatas pada kemampuan peneliti, oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai ekstrak n-heksan ubi jalar AC

Merah dan ubi jalar AC Putih dalam menghambat pertumbuhan bakteri

Staphylococcus sp.

3. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kandungan dalam ubi jalar AC

Merah dan ubi jalar AC Putih yang berkhasiat sebagai antibakteri terhadap

bakteri patogen lain.

DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Erliana, dkk. 2011. Potensi Ubijalar Ungu sebagai Pangan Fungsional.

Peneliti pada Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-

umbian, Malang. Iptek Tanaman Pangan Vol. 6 No. 1 – 2011

Kusmayati dan Agustini, N. W. R. 2007. Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari

Mikroalga (Porphyridium cruentum). B I O D I V E R S I T A S. ISSN:

1412-033X. Volume 8, nomor 1 Januari 2007 Halaman: 48-53.

Lestari, Sri. 2012. Ubi Jalar Sebagai Antioksidan.

https://srilestariey.blogspot.com/2012/10/13/ubi-jalar-sebagai-

antioksidan.html. Diakses tanggal 26 Januari 2015

Mpila, D.A. 2012. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun mayana (Coleus

atropurpureus benth) terhadap Staphylococcus aureus, echerichia coli

11 Proposal Skripsi/Nursidiq/Universitas Kuningan

dan pseudomonas aeruginosa secara invitro. Skripsi. Program Studi

Farmasi Fakultas MIPA. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Oktavia, Astrid Devita, dkk. 2013. Studi Awal Pemisahan Amilosa Dan

Amilopektin Pati Ubi Jalar (Ipomoea Batatas Lam) Dengan Variasi

Konsentrasi N-Butanol. Program Studi Kimia, Fakultas MIPA,

Universitas Tanjungpura. JKK, tahun 2013, volume 2(3), halaman 153-

156. ISSN 2303-1077

Prawira, Mahmud Yudha. 2013. Daya Hambat Dekok Daun Kersen (Muntingia

Calabura L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus

Penyebab Penyakit Mastitis Pada Sapi Perah. Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya.

PT. Galih Estetika, 2014. Kuningan

Soenarjo, R. 1984. Potensi Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Gula Fruktosa. Jurnal

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Umayah, Evi dan Moch. Amrun. 2007. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Buah

Naga (Hylocereus undatus (Haw.) Britt. & Rose. Jurnal ILMU DASAR,

Vol. 8 No. 1, 2007 : 83-90. Staf Pengajar Program Studi Farmasi

Universitas Jember

Pembimbing I

ILAH NURLAELAH, M.Si.

NIK. 410 380 321 45

Pembimbing II

INA SETIAWATI, M.Pd.

NIK. 410 380 913 18