Upload
tumblr
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
JURNAL RANCANGAN
AR 4090 STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR V
Smester II – 2013/2014
Architecture (and urbanism), in this studio, is seen as a continuous field operating atdifferent perspectives, on different levels and different context and scales. The studio
seeks to raise a series of questions: how the urban proposal can act a fulcrum toreengage with the city? How does architectural investigation enable expression on
inclusiveness? The siteislocated in the inner city of Purworejo, a unique historicurban area,and the program varies fromeducational, commercials, a mix of public
to recreational facilitiesas well.
-Widjaja Martokusumo-
LATAR BELAKANG
Persoalan mengenai Bangunan Cagar Budaya di Indonesia seringkali
masih belum dapat terselesaikan. Pemerintah daerah seringkali masih
belum bisa menetapkan secara pasti tindakan apa yang harus dilakukan
terhadap bangunan cagar budaya yang ada. Padahal, bangunan cagar
budaya merupakan aset besar yang dimiliki oleh negara yang patut
diperhatikan. Selain itu desakan pembangunan berorientasi ekonomi
semata, dan rendahnya kesadaran/kepedulian publik terhadap bangunan
bersejarah membuat kegiatan pelestarian belum menjadi prioritas
pembangunan. Penggolongan bangunan cagar budaya ada pada UU no. 11
Tahun 2011 tentang cagar budaya dan UU No.28 tahun 2002 Tentang
bangunan gedung. Terdapat beberapa cara mempertahankan bangunan
cagar budaya, yang salah satunya adalah pemanfaatkan kembali fungsi
bangunan hingga menciptakan fungsi lain di dalamnya. Upaya
memanfaatkan bangunan tersebut, tidak lain adalah upaya untuk
memaknai kembali artefak sejarah dalam konteks kehidupan masa kini,
sehingga dengan demikian diperlukan upaya-upaya lebih lanjut sepert
adaptasi fisik dan penyesuaian fungsi.
Aset-aset PT Kereta Api Indonesia (KAI)yang tersebar dari Jawa
Barat hingga Jawa Timur terdiri dari dari lahan hngga gedung serta
peralatan lainnya. Aset-aset tersebut tidak saja memiliki nilai
rupiah,namun juga memiliki nilai sejarahyang tinggi. Menurut pejabat
Unit Konservasi Warisan dan Desain Arsitektur PT KAI, aset-aset yang
dimiliki PT KAI sangat banyakdan tersebar di kota-kota di Indonesia,
dan diharapkan perusahaan dapat membuat terobosan dalam pemanfaatan
aset tersebut, misalnya salah satunya adalah kajian membangun museum
KA kelas dunia. Hingga saat ini PT KAI, selain membenahi kualitas
pelayaan publik, sedang giat melakukan pekerjaan inventarisasi dan
mencatat sumber-sumber sejarah. Inventarisasi tersebut dilakukan
untuk menjadikan aset-aset PT KA menjadi sumber daya tarik wisata
dalam meningkatkan pendapatan dan juga kualitas pelayanan PT KAI.
(Kompas, 5 September 2013)
Dalam tugas besar ini diasumsikan bahwa bidang/departemen
perancangan suatu konsultan mendapat tugas dari sebuah calon
investor nasional yang berkeinginan untuk mengembangkan kawasan
terpilih. Tugas perancang di sini mengkaji tema arsitektural
tertentu untuk mengusulkan gagasan/memberikan ide arsitektural yang
sesuai dengan sesuai dengan tuntutan fungsional, citra lokasi dan
lingkungannya. Mahasiswa diminta untuk melakukan kegiatan
programming, yakni melengkapi fungsi/sarana pendukung bagi setiap
kasus yang dipilih. Sebelum melakukan kegiatan programmingmahasiswa
iminta untuk mendiskusikan secara berkelompok tentang gagasan
visioner terkait pengembangan kasus tersebut(visioning). Visioningtentu
saja membutuhkan sejumlah penjelasan dan argumen, sehingga hal ini
harus didukung oleh fakta dan data yang akurat sertastudi konteks
kawasan yang komprehensif.
DATA LOKASI
Luas Lahan :
KDB :
KLB :
Batas-batas
Batas Utara : Mess Kereta Api , perumahan
Batas Selatan : Retail dan perumahan
Batas Barat : Perumahan industri dan sungai kecil
Batas Timur : Perumahan industri dan retail
Kabupaten Purworejo merupakan salah satu kota yang berada di Jawa
Tengah yang bersebelahan langsung dengan Kutoarjo dan Yogyakarta.
Kota ini memiliki luas 1.034m2 dan telah berdiri sejak 8 Agustus
1950. Kabupaten Purworejo memiliki banyak potensi pada bidang
pariwisata, baik pariwisata alam maupun pariwisata edukasi seperti
museum. Selain itu, Purowrejo juga memiliki banyak potensi
pariwisata dalam bidang kesenian seperti Tari Dolalak. Kabupaten
Purworejo dibatasi oleh dataran rendah pada sisi selatan dan
pegunungan pada sisi utara. Aktivitas utama di Purworejo adalah pada
sektor pertanian seperti jagung, ubi kayu, dan palawija. Pada sektor
perkebunan, penghasilan utama kabupaten Purworejo adalah perkebunan
kelapa.
Gambar 1. Peta Lokasi Purworejo
ANALISIS LINGKUNGAN
Bangunan Stasiun Purworejo termasuk berada dekat dengan pusat kota.
Dengan dikelilingi oleh beberapa fungsi komersial pada bagian kanan
dan kiri di sisi utara dan selatannya, lokasi ini cukup ramai pada
pagi dan siang hari. Selain fungsi komersil, bangunan stasiun juga
dikelilingi oleh fungsi perumahan. Fungsi komersial biasanya
terdapat di sekitar fungsi perumahan yang membatasinya dengan jalan
arteri sekunder pada bagian utara dan selatan bangunan stasiun.
Fungsi komersial yang terdapat di sekitar bangunan stasiun biasanya
seperti toko/kios yang menjual makanan, spare part motor, peralatan
rumah tangga, pangkas rambut, dan lain-lain. Dengan potensi komersil
yang ada di sekitar bangunan, maka dalam perancangannya, salah satu
fungsi terkait yang dapat ditempatkan pada lokasi adalah fungsi
komersil (retail) dan juga pusat kuliner.
Gambar 2. Pemetaan Fungsi Eksisting
Pada bagian utara dan selatan bangunan terdapat jalan arteri
sekunder yang dilalui oleh angkutan umum dalam kota. Walaupun
disebut sebagai arteri sekunder, volume kendaraan bermotor yang
melewati bangunan ini tidak besar, hal ini dikarenakan juga dengan
jumlah warga Purworejo yang jugalah tidak banyak sehingga tidak ada
potensi kemacetan pada sekitar lokasi ini. Potensi kemacetan hanya
terdapat di sekitar alun-alun kota yang biasa terjadi pada malam
hari saat ada festival yang dilaksanakan di alun-alun kota
Purworejo.
ANALISIS EKSISTING
Stasiun Purworejo merupakan sebuah stasiun kereta api di Purworejo
yang pada awalnya merupakan stasiun terminus yang berarti hanya
Gambar 3. Foto Lahan
Gambar 4. Foto Interior Stasiun
memberangkatkan kereta satu arah , yaitu ke arah Kutoarjo. Sejak
tahun 2010, kereta ini tidak beroperasi kembali, sehingga saat ini
Stasiun Purworejo hanya disewakan untuk beberapa kegiatan seperti
foto pre-wedding hingga olahraga tenis meja. Kondisi bangunan
Purworejo secara keseluruhan telah direnovasi pada tahun 2010
sehingga tahun ini kondisi bangunan masih sangat baik. Bangunan ini
telah dijadikan sebagai Bangunan Cagar Budaya sehingga diberlakukan
aturan untuk tidak merubah fasad bangunan.
Pada sisi utara, bangunan stasiun dibatasi dengan pagar besi dengan
tinggi sekitar 1,7m , sedamgkan pada sisi selatan, bangunan stasiun
di batasi dengan lahan kosong yang cukup luas dengan lebar sekitar
30m. Terdapat perbedaan ketinggian pada sisi utara dan sisi selatan
bangunan. Pada sisi selatan bangunan, perbedaan ketinggian antara
lahan stasiun dengan jalan umum adalah 2,2m. Pada bagian belakang
stasiun masih terdapat jalur kereta api yang melintang pada sisi
timur hingga sisi barat. Fasade bangunan stasiun masih sama sejak
awal didirikan. Beberapa elemen sudah diperbaharui dan tidak sama
dengan bentuk elemen awal seperti tegel. Pada fasad bangunan bagian
depan dan belakang terdapat deretan jendela yang terbuat dari kayu
Gambar 5. Foto Eksterior Stasiun
dan berkisi-kisi, sedangkan pada pintu utamanya terdapat ukiran
berwarna emas.
VISI PENGEMBANGAN
Re-desain pengembangan stasiun kereta api Purworejo ini memiliki
visi menghidupkan kembali Stasiun KA Purworejo dengan menambahkan
fungsi-fungsi yang mengikuti perkembangan zaman tetapi tetap menjaga
dan memperkenalkan bagunan cagar budaya ini yang juga menjaga dan
mempublikasikan budaya khas Purworejo.
PEMROGRAMAN RUANG
Fungsi yang akan ditempatkan pada rancangan re-desain stasiun
Purworejo ini adalah sebagai berikut :
1. Hotel
Hotel yang didirikan berstandar bintang tiga. Hal ini
Gambar 6. Masterplan Stasiun
ditetapkan dengan pertimbangan, jumlah hotel di Puworejo
tidak sebanding dengan potensi wisata yang ada, sehingga
dibutuhkan fungsi penginapan tambahan di Purworejo.
2. Pasar Peron
Pasar peron akan diadakan untuk menonjolkan suasana stasiun
yang ada dengan menempatkan aktivitas perdagangan yang
diadakan selama satu bulan sekali pada akhir minggu.
3. Museum
Museum ini akan memamerkan hal-hal yang berkaitan dengan
Purworejo dan stasiun kereta api Purworejo.
4. Galeri
Galeri ini lebih bersifat temporer dan dapat disewakan oleh
masyarakat untuk mengadakan pameran karya yang dilangsungkan
untuk beberapa waktu.
5. Pusat Kuliner
Dengan banyaknya makanan khas Purworejo, maka pada bangunan
ini dapat ditempatkan fungsi pusat kuliner yang memberikan
tempat bagi pedagang makanan khas Purworejo untuk berjualan
di dalam bangunan dengan konsep Pujasera.
6. Kereta Wisata
Dengan memanfaatkan emplasemen dan kekayaan alam yang ada,
maka kereta wisata dapat menjadi potensi wisata baru di
Purworejo. Kereta Wisata akan melintas mengelilingi kota
Purworejo dan menuju obyek wisata alam seperti pegunungan.
7. Pusat Informasi
Pusat Informasi akan menjadi tempat pengunjung mnecari
informasi baik tentang museum, Purworejo, maupun
transportasi untuk berjalan-jalan di dalam kota maupun ke
luar kota.
8. Multi-purpose Hall
Multi purpose Hall dapat disewakan kepada masyarakat ubtuk
berbagai macam keperluan seperti konferensi, acara
pernikahan, maupun acara-acara besar lainnya.
Berikut ditampilkan rincian kebutuhan ruang yang ada :
fasilitas luassatuan
total
hotel> kamar standart 24 m2
48 kamar 1152
50 - 60% dari kebutuhan ruang
60%> kamar suite 48 m2
6 kamar 288
> lobby 120 m2 1 120
4 - 7 % darikebutuhan ruang 5%
> restaurant 168 m2 1 168
4 - 8 % darikebutuhan ruang 7%
> ruang pertemuan 240 m2 1 240
4 - 12 % dari kebutuhan ruang 10%
> back of the house 264 m2 1 264
9 - 14 % dari kebutuhan ruang 11%
> kantor pengelola hotel 48 m2 1 48
2 % dari kebutuhan ruang 2%
> retail (termasuk toko, salon,gym, dll) 120 m2 1 120
2 - 10 % dari kebutuhan ruang 5%
Total SEMENTARA 2400
100%
core360
15% darikeseluruhankebutuhanruang
sirkulasi
TOTAL 2760
>sarana olahraga outdoor 240 m2 1 240
2 - 10 % dari kebutuhan ruang 10%
>parkir 12,5 m2 70 835total 3835
Multi purpose hall
Kapasitas :
300 orang
> hall 1.5 m2300 orang 450
> toilet 3 m215 orang 45
> lobby 25 m2 1 25> ruang VIP (ruang rias,ruang panitia acara, dll) 15 m2 3 45> gudang 25 m2 1 25> ruang sound 15 m2 1 15> parkir 10 m2 100 1000
TOTAL RUANG 1605
sirkulasi 170
20 % dari keseluruhan kebutuhan
ruangTOTAL 1775
Visitor Center> information center 50 m2 1 50> museum 150 m2 1 150> galeri 300 m2 1 300> kantor tour & travel 30 m2 1 30
> toilet 3 m26 orang 18
> ruang staff 24 m2 1 24> gudang galeri 20 m2 1 20
TOTAL RUANG 592
sirkulasi 120
20 % dari keseluruhan kebutuhan ruang
TOTAL 712
Retail
> kios 25 m215 buah 375
> food court 4 m250 meja 200
> toilet 3 m210 orang 30
> musholla 25 m2 1 25> parkir 10 m2 50 500> pasar peron Plaza
sirkulasi
20 % dari keseluruhan kebutuhan ruang
fasilitas pendukung> parkir bis 30 m2 5 150
PEMITAKATAN FUNGSI
Fungsi-fungsi di atas dipisahkan sesuai dengan analisis keperluan
pengunjung dimana harus dipisahkannnya bangunan hotel dengan fungsi
museum dan pusat kuliner. Hal ini untuk memudahkan pengunjung yang
hanya memiliki keperluan untuk menginap sehingga tidak harus
berjalan melewati fungsi umum lainnya. Selain itu fungsi Multipupose
Hall digabungkan dengan fungsi hotel yang juga untuk memudahkan para
peserta konferensi ataupun pengguna multipurpose hall lain yang
harus menginap sehingga membutuhkan akses langsung menuju hotel.
Gambar 7. Pemitakatan Fungsi
Fungsi pusat kuliner di tempatkan dekat dengan emplasemen untuk
menyambut sekaligus menjadi tempat untuk menunggu keberangkatan
kereta wisata. Fungsi museum ditempatkan berdekatan dengan pusat
kuliner untuk mengundang pengunjug untuk mengunjungi museum dan juga
pusat kuliner.
SIRKULASI
Sirkulasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sirkulasi pejalan
kaki, sirkulasi servis, dan sirkulasi kendaraan bermotor. Pintu
masuk kendaraan bermotor ditempatkan pada bagian selatan bangunan
stasiun. Penempatan ini dilakukan untuk mensterilkan sisi utara
bangunan stasiun dari kendaraan sehingga pada sisi utara banguna
stasiun akan dipergunakan hanya untuk pejalan kaki saja. Jalur
keluar masuk kendaraan hanya terdapat pada satu sisi saja sehingga
tidak membingungkan pengunjung untuk keluar dan masuk, selain itu
hal ini juga memudahkan pengawasan keamanan pada bangunan ini.
Sirkulasi servis akan berada pada sisi lain pada bagian selatan
bangunan dan langsung disambungkan menuju basement untuk melakukan
loading barang pada bangunan museum dan hotel. Pejalan kaki dapat
mengakses bangunan ini dari sisi utara maupun selatan, selain itu
pada bagian tengah bangunan dijadikan area steril kendaraan bermotor
yang ditujukan untuk pejalan kaki.
MASSA BANGUNAN DAN FASADE
Fungsi-fungsi bangunan yang ada dipisahkan menjadi empat massa
bangunan. Massa bangunan ini dipadukan dengan konsep ‘framing’ yang
mengarahkan pandangan menuju massa bangunan stasiun. Massa Bangunan
pusat kuliner dan hotel dibentuk membuka ke arah tengah sehingga
pandangan dapat terpusat dan tertuju ke arah stasiun bagian selatan.
Pada bagian depan stasiun , diletakkan museum yang memiliki elevasi
2 meter di atas tanah, dan 2 meter di bawah tanah. Hal ini dirancang
untuk membuat menimbulkan suasana berbeda pada bangunan museum
tetapi tidak menimbulkan kesan ‘arogan’ dan tetap menjaga visual ke
arah stasiun. Bagian atas museum memiliki level yang sama dengan
level stasiun, sehingga atap museum dapat dijadikan taman serta
setiap satu bulan sekali dapat digunakkan utuk menggelar pasar
peron. Konsep museum ini juga mengadaptasi konsep museum Louvre di
Prancis dengan menempatakan sebuah massa kontras pada bagian depan
museum untuk bagian dari enterance. Pada bagian depan museum ini
dietakkan sebuah massa melingkar dan menurun yang dapat dimasuki dan
terhubung dengan museum yang ada pada bagian bawahnya. Fasad luar
museum hanya dari material kaca untuk memberikan celah cahaya masuk
ke dalam ruangan, sehingga bagian ruangan yang terkena sinar
Gambar 8. Diagram Sirkulasi
matahari hanyalah pada bagian lorong dan lobi, tetapi untuk ruangan
ekshibisi menggunakan pencahayaan buatan
Massa Bangunan pusat kuliner dan museum terlihat lebih ‘bermain’
dengan fasad, hal ini menunjukkan perbedaan fungsinya dengan fungsi
hotel dan multi-purpose hall yang lebih formal. Fasad hotel dibuat
ringan dengan memakai material kaca yang diselingi oleh jalusi kayu
untuk mencegah berlebihnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
Selain itu, jalusi kayu akan membentuk bayangan pada ruangan
sehingga menimbulkan kesan unik.
Gambar 9. Potongan Bangunan Museum
Gambar 10. Diagram Konsep Massa Bangunan