Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
iii
KANTOR DEPAN HOTEL
Oleh: TRIANASARI, Ph.D., CHE
Hak Cipta @2019 pada Penulis Editor : Putu Indah Rahmawati, M.Bus., Ph.D Setting : Fridayana Yudiaatmaja Desain Cover : Agus Dharma Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanis, termasuk memfoto copy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainya, tanpa ijin tertulis dari Penulis.
Penerbit: UNDIKSHA PRESS Jalan Udayana No. 11 Singaraja 81116, Bali Telp. (0362) 225735 http:penerbit.undiksha.ac.id Percetakan: UNDIKSHA Jalan Udayana No. 11 Singaraja 81116, Bali
iv
KATA PENGANTAR
Bisnis hospitaliti merupakan salah satu bisnis yang mengalami perkembangan pesat. Hal ini
seiring dengan meningkatnya perilaku orang secara global untuk bepergian sebagaimana
dilaporkan dalam Annual Report UNWTO dari tahun ke tahun. Perjalanan yang dilakukan orang
memerlukan sarana dan prasarana serta fasilitas pendukung di tempat tujuan, seperti hotel,
restoran, pedagang cindera mata, penukaran mata uang, rumah sakit, tur, adventur, dan
sebagainya.
Salah satu fasilitas bagi orang yang bepergian ke luar tempat yang biasanya dihuni, adalah
hotel. Kegiatan operasional hotel pada intinya mencakup empat departemen utama yaitu
Kantor Depan, Tata Graha, Tata Hidang, dan Tata Boga. Sebagai departemen kunci, keempat
bidang tersebut memerlukan karyawan yang memiliki kompetensi khusus agar dapat
memberikan layanan dengan baik dengan mengacu pada standar internasional.
Buku ini berfokus pada kegiatan operasional Departemen Kantor Depan Hotel dengan memuat
aktifitas di empat unit inti yaitu Telephone Operator, Reservation Section, Reception Section,
dan Uniformed Service. Selain keempat section utama tersebut, buku ini juga menyajikan unit
pengenalan yaitu Pengantar Perhotelan, Organisasi Hotel dan Jabatan di Kantor Depan, Peran
dan Fungsi Kantor Depan, dan Guest Relations Officer. Istilah-istilah teknis, tugas dan tanggung
jawab masing-masing bagian, serta jenis-jenis laporan diuraikan dengan lugas sehingga dapat
dengan mudah dimengerti. Sasaran pembaca buku ini adalah mahasiswa yang sedang
menempuh pendidikan vokasional Perhotelan. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan
bahwa buku ini juga dibaca oleh kalangan umum yang ingin mengetahui tentang kegiatan
operasional Departemen Kantor Depan Hotel.
Penyusunan buku ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan, dan masukan dari berbagai pihak,
baik secara material maupun moril. Oleh karenanya, penulis menghaturkan banyak terima kasih
atas segala bantuan yang diberikan, hingga akhirnya buku ini berhasil diselesaikan.
Dekan Fakultas Ekonomi Undiksha
Wakil Dekan I, II, III Fakultas Ekonomi Undiksha
Pengelola Jurusan Manajemen Undiksha
Pengelola Progam Studi Perhotelan Undiksha
Rekan sejawat di lingkungan Program Studi Perhotelan
v
Rekan-rekan praktisi di industri perhotelan di Bali
Keluarga tersayang
Akhir kata, penulis berharap semoga Buku Ajar ini bermanfaat bagi pembaca. Segala masukan
dan kritik konstruktif demi penyempurnaan buku ini sangat diharapkan.
Selamat membaca.
Singaraja, November 2019
Trianasari
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman sampul ……………………………………………………….. i
Halaman sampul dalam ……………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. vii
BAB I. Pengantar Perhotelan ……………………………………………………….. 1
BAB 2. Organisasi Hotel dan Jabatan
Kantor Depan
……………………………………………………….. 18
BAB 3. Peran dan Fungsi Kantor Depan ……………………………………………………….. 15
BAB 4. Telephone Operator ……………………………………………………….. 20
BAB 5. Reservation ……………………………………………………….. 31
BAB 6. Reception ……………………………………………………….. 42
BAB 7. Uniformed Service ……………………………………………………….. 74
BAB 8. Guest Relations Officer ……………………………………………………….. 92
Referensi ……………………………………………………….. 104
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar1.1.Suasana di salah satu bandara internasional ……………………. 3
Gambar1.2.Bangunan hotel di Bali ……………………. 5
Gambar1.3.Salah satu fasilitas hotel adalah kolam renang ……………………. 11
Gambar1.4.Salah satu contoh Boutique Hotel ……………………. 11
Gambar1.5.Penyajian makanan di hotel berbintang ……………………. 12
Gambar1.6.Sajian makanan di meja buffet di hotel
berbintang
……………………. 12
Gambar1.7. Swiss Bell Hotel, Bali ……………………. 17
Gambar2.1. Contoh Struktur Organisasi Hotel ……………………. 19
Gambar 2.2 Chef Hotel ……………………. 22
Gambar 2.3 Telephone Operator ……………………. 25
Gambar 2.4 Reservation ……………………. 26
Gambar 2.5 Reservation ……………………. 27
Gambar 2.6 Bellboy ……………………. 28
Gambar 2.7 Guest Relations Officer ……………………. 29
Gambar 2.8 Cashier ……………………. 29
Gambar 3.1 Hotel Lobby ……………………. 33
Gambar 3.3. Ilustrasi interaksi tamu dengan hotel ……………………. 40
Gamar 4.1. Message Form ……………………. 52
Gambar 5.1. Conventional Chart ……………………. 60
Gambar 5.2 Density Chart ……………………. 61
Gambar 6.1 Bellboy ……………………. 69
viii
Gambar 6.2. Bellboy Errand Card ……………………. 73
Gambar 6.3 Cara mengangkat barang yang benar ……………………. 75
Gambar 6.4 Penanganan barang tamu tiba ……………………. 78
Gambar 6.5. Menyerahkakn kunci kamar ……………………. 79
Gambar 7.1 Hotel Receptionist ……………………. 82
Gambar 7.2 Front Desk ……………………. 89
Gambar 7.3. Registration Card ……………………. 90
Gambar 7.4 Hotel Online Booking ……………………. 91
Gambar 8.1 Ilustrasi CRM ……………………. 93
Gambar 8.2 Menjaga Hubungan dengan Tamu ……………………. 95
Gambar 8.3 Guest Relations Officer ……………………. 97
Gambar 8.4. Guest Complaining ……………………. 98
Gambar 8.5 Guest Complaint ……………………. 98
Gambar 8.6 Do not Interrupt ……………………. 99
Gambar 8.7 Unhappy Guest ……………………. 100
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Klasifikasi Hotel Berdasarkan Bintang ……………………. 13
1
BAB I
PENGANTAR PERHOTELAN
Bab ini menyajikan pengantar mengenai perkembangan bisnis perhotelan dan jenis hotel
berdasarkan jenis produk, fasilitas, layanan serta komponen harga. Informasi pengenalan ini
penting sebelum masuk ke Operasional Kantor Depan. Setelah membaca bab ini, pembaca
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian dan sejarah perkembangan hotel
2. Membedakan klasifikasi hotel berdasarkan produk, fasilitas, layanan, dan komponen
harga
3. Membedakan kepemilikan dan afiliasi hotel
2
1.1 Pendahuluan
Industri pariwisata merupakan salah satu industri yang diprediksi akan terus mengalami
pertumbuhan pesat secara global. Hal ini tertuang dalam laporan UNWTO dari tahun ke tahun.
Angka kedatangan internasional (international arrival) bahkan diprediksi akan mencapai ....juta
jiwa di tahun 2030. Prediksi tersebut menunjukkan pertumbuhan sebesar %. Prediksi tersebut
menunjukkan bahwa secara global, industri pariwisata masih sangat menjanjikan.
Secara umum, salah satu kecenderunngan dari industri ini adalah ketahanannya terhadap krisis
ekonomi dan kebangkrutan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kali terjadinya krisis ekonomi di
berbagai belahan dunia, bahkan secara global, industri ini tetap bertahan. Daya tahan tersebut
berkaitan dengan kekuatan secara finansial dan kemudian, terhindarnya banyak organisasi atau
perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata dari kebangkrutan. Hal ini berarti penyerapan
tenaga kerja masih tetap terjaga dengan baik.
Terlepas dari prospek yang menggembirakan dari industri pariwisata, perlu juga diperhatikan
sensitifitas industri tersebut. Isu-isu terkait bencana alam, kesehatan, politik, dan sebagainya
dapat juga memengaruhi arus perjalanan orang dari satu tempat ke tempat lain. Walaupun, hal ini
masih belum secara signifikan mengganggu kelancaran bisnis pariwisata secara global. Artinya,
jika terjadi suatu isu buruk di sebuah destinasi wisata, kemungkinan destinasi lain masih tetap
berjalan atau beroperasi dengan lancar.
Karakteristik lain dari industri pariwisata adalah adanya multiplier effect, yaitu dampak berlipat-
lipat dari aktivitas pariwisata seperti ekonomi, sosial budaya, lingkungan, keamanan, dan
sebagainya. Terkait dengan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan pariwisata
membawa pertumbuhan kesejahteraan dan taraf hidup tidak saja bagi pekerja pariwisata tetapi
kepada masyarakat pada umumnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut. Jika tingkat
hunian hotel tinggi, maka pekerja hotel mendapatkan upah yang tinggi. Dengan demikian,
kemampuan belanjanya juga tinggi, sehingga akan cenderung melakukan pembelanjaan.
Kegiatan belanja tersebut membantu para pedagang atau pengusaha. Ilustrasi tersebut cukup
menggambarkan peran penting pariwisata dalam perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
3
Bahkan, terjadi anggapan di masyarakat bahwa daerah yang maju diidentikkan dengan adanya
obyek wisata di daerah tersebut.
Gambar 1.1. Suasana di salah satu bandara internasional
1.2 Definisi Hotel
Bisnis perhotelan berkembang seiring dengan perkembangan industri perhotelann. Pada
dasarnya, hotel merupakan salah satu komponen penting dalam pariwisata selain alat
transportasi. Tentunya hal ini dapat dilihat dari kebutuhan akan penginapan bagi orang-orang
yang bepergian terlepas dari apapun tujuan perjalanan yang dilakukan. Dengan demikian,
pertumbuhan hotel berjalan siring dengan meningkatnya intensitas rang bepergian. Kalau dulu,
mungkin hotel merupakan pilihan bagi orang yang berasal dari kalangan ekonomi menengah ke
atas. Namun, di era teknologi dan informasi sekarang ini, orang dari kalangan ekonomi
menengah ke bawah pun menikmati layanan hotel.
Istilah hotel disebut-sebut bermula dari kata hostel dalam Bahasa Perancis yang bermakna
“tempat penampungan bagi pendatang atau bangunan penyedia pondokan dan makanan minum
untuk umum.” Hal ini dikaitkan dengan pengertian bahwa pendatang tinggal di hostel hanya
untuk waktu sementara. Keberadaan hostel dianggap sebagai cikal bakal adanya hotel.
Dalam literatur, ditemukan pula penjelasan bahwa istilah hotel berawal dari istilah “inn”, yaitu
usaha masyarakat untuk menyediakan sebagian dari rumahnya kepada orang lain yang
memerlukan kamar untuk menginap. Penjelasan lain dalam literatur mengungkapkan bahwa kata
4
inn juga diartikan sebagai lodge yang hanya menyediakan tempat bersitirahat bagi orang yang
melakukan perjalanan, dikarenakan sudah larut malam dan terpaksa melanjutkan perjalanan di
hari esok.
Secara umum, hotel merupakan sebuah usaha yang pada intinya menyediakan layanan
penginapan dan makanan minuman. Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos, dan
Telekomunikasi No. KM 37/PW-340/MPPT-86 mendefiniskan hotel sebagai suatu jenis usaha
akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan layanan
penginapan, makanan, dan minuman serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial. Selanjutnya, Peraturan Pemerintaj Depiblik Indonesia nOmor 67 Tahun 1996 tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan Republik Indonesia Pasal 61 menyatakan bahwa “Pelayanan
pokok usaha hotel yang harus disediakan sekurang-kurangnya harus meliputi penyediaan kamar
tempat menginap, penyediaan tempat dan pelayanan makan dan minum, penyediaan pelayanan
pencucian pakaian/binatu dan penyediaan fasilitas lainnya.” Peraturan Pemerintah tersebut secara
implisit mendefinisikan mengenai kata ‘hotel.’
Sementara itu, dalam kamus Oxford, The advance learner’s Dictionary, disebutkan bahwa hotel
adalah bangunan di mana makanan dan kamar disediakan bagi pelancong. Selanjutnya, definisi
hotel berdasarkan The American Hotel and Motel Association (AHMA) adalah sebuah bangunan
yang dikelola secara komersial dengan memberikan fasilitas penginapan untuk umum dengan
fasilitas pelayanan sebagai berikut: pelayanan makan dan minum, pelayanan kamar, pelayanan
barang bawaan, pencucian pakaian dan dapat menggunakan fasilitas/perabotan dan menikmati
hiasan-hiasan yang ada di dalamnya. Kemudian, Dennis L. Foster dalam buku An Introduction to
Travel and Tourism menyatakan bahwa hotel dapat ditinjua dari arti luas dan sempit. Dalam arti
luas, hotel merujuk pada segala jenis penginapan, sedangkan dalam arti sempit, hotel adalah
sebuah bangunan yang dibangun khusus untuk menyediakan penginapan bagi para pejalan
dengan pelayanan makanan dan minuman.
5
Gambar 1.2. Bangunan hotel di Bali
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hotel adalah sebuah usaha yang berupa
bangunan fisik dengan layanan penginapan, makan, minum, dan lainnya bagi umum yang
dikelola secara komersil. Di samping itu seringkali disediakan sarana penunjang seperti: fasilitas
olahraga dan kebugaran, bisnis centre, kolam renang, musik, dan jenis atraksi lainnya. Layanan
yang ramah mulai dari pimpinan puncak sampai dengan karyawan pelaksana diperlukan untuk
memberikan kepuasan kepada setiap tamu. Layanan hotel bersifat dinamis dan berkembang dari
waktu ke waktu khususnys mengikuti perkembangan teknologi dan inovasi, serta kebutuhan dan
keinginan pelancong.
1.3 Sejarah Hotel
Dalam literatur, terdapat inkonsistensi dalam pemaparan sejarah hotel. Ada yang mengatakan
bahwa hotel berawal dari Amerika, ada pula yang mengatakan dari Eropa. Di Amerika, istilah
hotel mulai dikenal pada tahun 1750 dan berkembang pesat hingga tahun 1820, yaitu dengan
berdirinya Adelphy Hotel dan City Hotel di Kota New York dengan 73 kamar. Hotel-hotel lain
di negara bagian lain seperti Boston dan Pensylvania mulai bermunculan. Di New York pun
kembali dibangun hotel-hotel yang lebih moderen seperti Wardolf Astora Hotel, Buffalo Starter,
Steven Hotel, dalam kurun waktu tahun 1830 - 1927. Hotel-hotel tersebut hingga kini masih
beroperasi. Wardolf Astora Hotel lebih banyak digunakan untuk pertemuan-pertemuan
pemerintah, Buffalo Starter lebih dikenal sebagai Henry Fordnya hotel, Steven Hotel di Chicago
yang kemudian dikenal sebagai Hilton hotel dengan pendiri Conrad Hilton dengan fasilitas 3000
kamar, yang kemudian terkenal sebagai international chained hotel yang diresmikan tahun 1962,
6
bersamaan dengan hotel bertaraf internasional pertama di Indonesia, yaitu Hotel Indonesia yan
berlokasi di Jakarta.
Sementara lain, pendapat yang mengatakan hotel dimulai dari Eropa, menunjukkan bahwa hotel
tertua ditemukan di Pompoei, sebuah daerah di Bagian Selatan Italia, di mana Gunung Vesuvius
meletus hingga lahar panasnya mengubur hampir seluruh bangunan kota. Kemudian, setelah
Kerajaan Romawi jatuh, dari tahun 1096 hingga 1270, industri akomodasi mulai berkembang.
Pada tahun 1282, di Florence dikenal istilah inkeepers. Di Inggris, industri perhotelan mulai
berkembang di tahun 1658 dengan munculnya istilah inn atau tavern. Istilah tersebut mengacu
pada layanan penginapan untuk para penumpang coach yang singgah dan bermalam.
Di Amerika juga dikenal istilah inn yaitu dengan adanya rumah batu di Guilford yang dibangun
tahun 1640 oleh Henry Whitefield. Rumah tersebut dihunakan sebagai tempat tinggal, tempat
pertemuan, gedung kota, dan inn. Perkembangan hotel selanjutnya lebih mengutamakan pada
fasilitas dan layanan. Beberapa hotel besar mulai dibangun dengan nuansa lebih moderen.
Di Indonesia sendiri, hotel bertaraf internasional setelah Hotel Indonesia adalah Hotel
Ambarukmo Palace di Yogyakarta, Samudera Beach Hotel di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, dan
Hotel Bali Beach di Sanur yang ketiganya merupakan hotel pemerintah yang diresmikan di tahun
1966. Perkembangan industri perhotelan di Indonesia ditandai dengan bertambahnya jumlah
hotel berbintang dari tahun ke tahun, umumnya di destinasi wisata yang terkenal seperti Bali,
Yogyakarta, Jakarta, dan sebagainya. Industri perhotelan terus bertumbuh hingga sekarang. Di
Indonesia, khususnya Bali, telah banyak hadir hotel-hotel dengan afiliasi internasional seperti
JW. Marriot, Hilton, Sheraton, Conrad, Ibis, Hyatt, Mercure, Intercontinental, Melia Sol, Club
Med, Ritz Carlton, Hard Rock, dan sebagainya.
1.4 Produk dan Fasilitas Hotel
Sesuai sengan definisinya, hotel memiliki produk dan fasilitas utama berupa kamar dan restoran.
Namun, seiring dengan perkembangan jaman termasuk teknologi dan perubahan kecenderungan,
kebutuhan, dan keinginan tamu, hotel melengkapi diri dengan berbagai produk dan fasilitas
7
pelengkap. Pada umumnya, fasilitas hotel dicantumkan pada Hotel Directory yang diletakkan di
setiap kamar tamu. Berikut ini diuraikan produk, fasilitas, dan layanan hotel.
Kamar
Kamar merupakan produk utama hotel. Sumber pendapatan hotel terbesar adalah dari penjualan
kamar dengan persentasa dari 40% hingga 60% dari keseluruhan pendapatan hotel. Kamar hotel
pada umumnya terdiri dari beberapa kategori seperti standard, superior, deluxe, dan suite room
di mana harga dan fasilitas masing-masing kategori berbeda-beda. Ada juga hotel yang
membedakan jenis kamar tersebut berdasarkan lokasi, misalnya untuk kamar superior ke atas
lokasinya di lantai yang lebih tinggi dan memiliki pemandangan laut yang indah, terutama saat
matahari terbit atau tenggelam. Departemen yang menangani penjualan kamar dalah Front Office
dan Sales, sementara yang menangani pembersihan kamar adalah Housekeeping. Front Office
dan Housekeeping sering dijadikan satu yaitu Room Division Department.
Restoran
Sumber pendapatan kedua terbesar di dalam operasional hotel adalah restoran atau penjualan
makanan dan minuman. Namun, keberadaan restoran juga didasarkan apda jenis hotel. Budgetted
Hotel atau hotel yang tergolong murah biasaya tidak menyediakan layanan restoran, tetapi hanya
menyediakan makan pagi sederhana dan cepat. Sementara itu, semakin tinggi kelas hotel, maka
jumlah restoran yang tersedia semakin banyak. Bahkan, hotel-hotel berkelas juga menyediakan
dining room yaitu restoran yang berkelas dengan fasilitas, menu, dan layanan yang berkelas pula.
Restoran yang umum tersedia adalah coffee shop, yaitu layanan makanan dan minuman 24 jam
yang menyediakan makanan jenis internasional untuk semua tamu. Pada restoran ini, biasayna
disediakan layanan makan pagi berupa buffet atau prasmanan, yang termasuk ke dalam harga
kamar.
Bar and lounge
Bar and lounge menjadi bagian dari penyediaan layanan minuman bagi tamu hotel. Jenis
minuman yang dijual adalah alkohol dan non alkohol. Tidak jarang di sebuah hotel terdapat
beberapa bar misalnya Lobby bar and lounge, Cafe bar, Pool bar, dan Pub bar yang terdapat di
diskotek atau pub.
8
Swimming pool
Dapat dipastikan di setiap hotel resort terdapat kolam renang yang disediakan untuk tamu yang
menginap di hotel. Hotel bisnis terutama bintang tiga ke atas di kota-kota besar pada umumnya
juga menyediakan kolam renang, walaupun tidak seluas kolam di hotel resort. Hotel-hotel resort
berbintang 4 dan 5 menyediakan kolam renang yang berukuran sangat luas. Bahkan ada hotel
yang menyediakan laguna bagi tamunya. Ada juga hotel yang menyediakan kolam renang yang
bisa diakses langsung dari teras/balkoni kamar.
Meeting room
Dewasa ini makin banyak organisasi baik pemerintah maupun swasta yang mengadakan
pertemuan di hotel. Bahkan ada hotel yang khusus dibangun untuk melayani pertemuan-
pertemuan. Pada umumnya ruang pertemuan dijual berdasarkan paket (banquet) yang tersedia
termasuk makanan dan minuman kudapan serta makan siang atau malam, berikut sound system
serta stationary bagi peserta. Pada umumnya hotel memiliki satu ball room dengan ukuran besar
yang kemudian dapat disekat-sekat menjadi ruang pertemuan yang lebih kecil.
Laundry
Layanan laundry atau binatu atau cuci setrika pakaian disediakan hotel bagi tamu yang
menginap. Di setiap kamar, disediakan tas dan daftar isian pakaian yang akan dicuci dan atau
disetrika. Petugas pembersih kamar (room boy atau room maid) akan mengumpulkan tas yang
terisi dan menelpon petugas laundry untuk mengambilnya. Biaya yang dikenakan biasanya per
item berdasarkan jenis pakaian. Bagi tamu yang menginginkan pakaian segera dikerjakan, ada
layanan express dengan biaya yang lebih tinggi. Biaya cuci setrika tersebut dikenakan kepada
tamu untuk dibayar langsung saat diantar atau saat check out.
Sarana komunikasi
Sarana komunikasi berupa telpon disediakan di setiap kamar hotel. Tamu dapat melakukan
panggilan ke luar langsung dari kamar atau melalui operator. IDD atau International Direct Dial
(sambungan langsung internasional) juga disediakan bagi tamu hotel. Biaya panggilan keluar
biasanya ditentukan berdasarkan menit. Demikian pula, tamu dapat melakukan menerima
9
panggilan dari luar hotel. Terkait layanan hotel, biasanya terdapat nomor khusus yang bisa
dihubungi langsung oleh tamu seperti operator, receptionist, housekeeping, dan room service.
Toko suvenir dan kebutuhan ringan
Arcade dan drug store biasanya tersedia di hotel untuk membantu tamu yang memerlukan
kebutuhan-kebutuhan ringan selama tinggal seperti obat flu atau sejenis, kapas pembersih muka,
dan sebagainya. Hotel juga menyediakan outlet khusus yang menyediakan berbagai cindera mata
khas daerah setempat bagi tamu yang tidak sempat berbelanja di luar hotel. Tidak jarang, hotel
menyewa artist atau pelaku seni seperti tukang ukir, tukang tenun yang berdemonstrasi
mengukir atau menenu di tempat tersebut untuk menarik tamu.
Beauty salon
Tamu dapat melakukan perawatan wajah dan rambut selama tinggal di hotel. Beauty salon
menyediakan layanan tersebut. Pada umumnya Beauty Salon terletak dekat dengan spa dan gym
atau fitnes karena menyediakan jasa sejenis atau serumpun. Banyak hotel yang menyediakan
layanan ini dengan bekerja sama dengan perusahaan lain.
Fitness
Tamu hotel dapat melakukan latihan kebugaran selama tinggal di hotel. Layanan fitness atau
gymnastic (gym) merupakan fasilitas pelengkap. Umumnya, layanan ini tidak mengenakan biaya
bagi tamu yang tinggal di hotel. Dengan kata lain, tamu dapat dengan bebas menggunakan alat-
alat kebugaran yang tersedia. Tidak jarang, layanan ini juga dilengkapi dengan sauna.
Spa
Layanan spa atau wellness terdapat di hampir semua hotel berbintang khususnya di Bali,
walaupun banyak hotel yang menyelenggarakan layanan ini dengan menggunakan jasa
perusahaan luar hotel. (manajemen berbeda dengan hotel). Hal ini terjadi dikarenakan
permintaan yang relatif tinggi atas layanan ini. Tamu pada umumnya ingin menikmati layanan
relaksasi selama liburan mengingat sebelumnya mungkin tamu merasa tidak memiliki waktu
luang untuk layana tersebut dikarenakan kesibukan di negara atau rumah asal. Secara umum,
layanan spa meliputi massage, facial, reflexology, manicure, pedicure, dan sebagainya.
10
Baby sitting service
Layanan baby sitting dimaksudkan untuk membantu tamu yang membawa bayi saat menginap di
hotel. Adakalanya tamu ingin bepergian tanpa membawa bayi. Dengan demikian, tamu
memerlukan bantuan layanan penjaga bayi. Tidak jarang hotel meminta karyawan sendiri yang
kebetulan tidak bertugas untuk menjadi penjaga bayi. Namun jika tamu memerlukan penjaga
bayi profesional, maka hotel akan mencari layanan tersebut ke luar hotel. Untuk layanan ini,
tamu dikenakan biaya per jam yang dapat dibayar saat tamu check out.
Business center
Layanan business center membantu tamu untuk mengerjakan terkait administrasi atau
kesekretarisan yang diperlukan selama tamu tinggal di hotel, misalnya mengetik surat, mencetak,
mengirim email, dan sebagainya. Biaya yang dikenakan atas penggunaan layanan tersebut
dibebankan ke tamu dan dapat dibayar saat tamu check out, dengan menandatangani bill.
24 hours rooms service
Layanan kamar ini dimaksudkan untuk memberi kenyamanan bagi tamu yang ingin menikmati
hidangan makanan dan minuman di dalam kamar, tanpa harus ke luar kamar. Jenis hidangan
yang tersedia pada umumnya yang tidak terlalu rumit, yaitu terdiri dari hidangan pembuka, soup,
main course, dessert, serta makanan seelingan (snack). Tamu yang memesan makanan melalui
room service, dapat membayar tagihan langsung atau pada saat check out, dengan
menandatangani bill yang diberikan waiter.
Safe deposit box
Safe deposit box adalah kotak penyimpanan barang-barang berharga milik tamu. Jaman dulu,
kotak tersebut terletak di sekitar Cashier/Reception Counter. Jika tamu hendak menaruh barang-
barang berharga, maka ia akan meminta bantuan petugas untuk mengambilkan kotak
penyimpanan dan menguncinya jika selesai. Kunci dibawa sendiri oleh tamu setelah dicatat oleh
petugas. Tamu akan mengambil barang-barangnya saat check out dan mengembalikan kunci
tersebut. Di era sekarang, hampir semua hotel menyediakan kotak penyimpanan barang berharga
di setiap kamar. Kotak tersebut dilengkapi dengan kunci pembuka berupa kode nomor yang
diatur sendiri oleh tamu.
11
Gambar 1.3. Salah satu fasilitas hotel adalah kolam renang
1.5 Jenis dan Kepemilikan Hotel
Hotel dibedakan berdasarkan beberapa kategori seperti ukuran, klasifikasi bintang dan fasilitas,
target pasar, tingkat layanan, lama tamu menginap, lama hotel beroperasi (buka), lokasi, dan
kepemilikan.
Gambar 1.4. Salah satu contoh Boutique Hotel
Berdasarkan ukuran atau jumlah kamar
a. Hotel Kecil (Small Hotel), yaitu hotel yang terdiri dari hingga 25 kamar
b. Hotel Menengah (Medium Hotel), yaitu hotel yang terdiri dari 25-300 kamar
c. Hotel Besar (Large Hotel), yaitu hotel yang terdiri dari lebih dari 300 kamar
12
Gambar 1.5. Penyajian makanan di hotel berbintang
Berdasarkan Kategori Bintang
Hotel juga dibedakan berdasarkan kategori bintang (*). Kategori tersebut diberikan menurut
fasilitas yang dimiliki dan layanan yang diberikan. Kelas di bawah bintang adalah melati atau
non bintang. Semakin banyak jumlah bintang, maka persyaratan fasilitas,dan pelayanan yang
dituntut semakin banyak dan baik. Kriteria klasifikasi hotel berdasarkan bintang adalah
ditunjukkan pada Tabel 1.1.
13
Tabel 1.1. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Bintang
Klasifikasi
Hotel Bintang Persyaratan
Bintang 1
Jumlah kamar standar, minimum 15
Kamar mandi di dalam Luas kamar standar, minimum 20 m2
Bintang 2
Jumlah kamar standar, minimum 20
Kamar suite minimum 1 kamar
Kamar mandi di dalam Luas kamar standar, minimum 22 m2
Luas kamar suite, minimum 44 m2
Bintang 3
Jumlah kamar standar, minimum 30
Kamar suite minimum 2 kamar
Kamar mandi di dalam Luas kamar standar, minimum 24 m2
Luas kamar suite, minimum 48 m2
Bintang 4
Jumlah kamar standar, minimum 50
Kamar suite minimum 3 kamar Kamar mandi di dalam
Bintang 5
Jumlah kamar standar, minimum100
Kamar suite minimum 4 kamar
Kamar mandi di dalam Luas kamar standar, minimum 26 m2
Luas kamar suite, minimum 52 m2
Berdasarkan Lama Tamu Menginap
a. Transient Hotel, yaitu hotel yang dirancang khusus untuk melayani tamu yang tinggal
dalam waktu singkat.
b. Residential Hotel, yaitu hotel yang melayani tamu yang sebagian besar menginap dalam
jangka waktu yang panjang.
c. Semi Residential Hotel yaitu hotel yang melayani tamu yang menginap lebih dari dua
malam hingga 7 malam.
Berdasarkan waktu beroperasi
a. All Year Round Hotel yaitu hotel yang beroperasi sepanjang tahun, secara non stop atau
tanpa jeda. Sebagian besar hotel di Indonesia berada dalam klasifikasi ini, yaitu buka
sepanjang tahun. Karyawan hotel juga bekerja sepanjang tahun dengan ketentuan hari
libur dan cuti yang telah disepakati dan didasari pada peraturan yang berlaku.
b. Seasonal Hotel, yaitu hotel yang beroperasi pada bulan-bulan tertentu. Di Eropa, hotel
beroperasi secara musiman tergantung pada musim yang sedang ada seperti musim salju
14
dan musim panas. Karyawan bekerja sesuai dengan jadwal hotel beroperasi dengan
ketentuan dan kesepakatan tentang upah, libur, cuti, dan sebagainya. Di Maldive dan
mungkin beberapa daerah wisata lain, hotel hanya buka selama 9 bulan. Hotel tutup pada
musim hujan, karena hotel selalu banjir.
Gambar 1.6. Sajian makanan di meja buffet di hotel berbintang
Berdasarkan Lokasi
a. Beach Hotel yaitu hotel yang terletak di sekitar pantai. Pada umumnya hotel ini memiliki
daya jual yang tinggi karena dari area hotel, tamu memiliki akses langsung ke pantai.
b. City Hotel yaitu hotel yang terletak di pusat kota atau pusat bisnis atau eksekutif
perusahaan yang datang untuk keperluan bisnis seperti pertemuan dan sebagainya..
c. Suburban Hotel yaitu hotel yang terletak di pinggiran kota yang biasanya disinggahi oleh
tamu-tamu yang melakukan perjalanan panjang.
d. Airport Hotel yaitu hotel yang terletak di sekitar bandara. Hotel ini biasanya dihuni oleh
tamu-tamu yang transit untuk kemudian meneruskan perjalanan ke destinasi lain.
e. Highway Hotel yaitu hotel yang terletak di titik-titik peristirahatan tertentu di sepanjang
highway atau jalan bebas hambatan. Tamu yang menginap biasaya tamu yang bepergian
ke kota lain dengan kendaraan sendiri yang letaknya jauh dan memerlukan istirahat atau
karena kemalaman.
15
f. Downtown Hotel yaitu hotel yang terletak di luar kota. Biasanya kategori hotel ini ada di
hotel-hotel di luar negeri.
g. Resort Hotel yaitu hotel yang terletak di kawasan atau destinasi wisata seperti pantai,
danau, pegunungan, dan sebagainya. Hotel ini biasanya dihuni oleh tamu yang sedang
berlibur atau pelancong.
Berdasarkan Bentuk Bangunan
Hotel dapat dibedakan juga berdasarkan bentuk bangunan.
a. Pondok Wisata/ homestay merupakan suatu usaha perseorangan dengan mempergunakan
sebagian dari rumah tinggalnya untuk penginapan.
b. Cottage adalah suatu bentuk bangunan yang dipergunakan untuk usaha pelayanan
akomodasi dengan fasilitas-fasilitas tambahan lainnya.
c. Motel (Motor Hotel) yaitu suatu bentuk bangunan yang digunakan untuk usaha
perhotelan dengan sarana tambahan adanya garasi disetiap kamarnya.
Biasanya motel ini bertingkat dua, bagian atas sebagai kamar, dan dibagian bawah
garasi mobil.
d. Conventional Hotel merupakan hotel yang bentuknya tinggi bertingkat menjulang ke
langit
e. Luxurious atau villa atau boutique hotel yaitu hotel yang memiliki bentuk bangunan
terpisah dari satu kamar dengan kamar lain. Jumlah kamar umumnya tidak melebihin 100
buah. Setiap kamar biasanya langsung dilengkapi dengan kolam renang dan dapur serta
ruang tamu. Layanan di hotel seprti ini pada umumnya bersifat personalized dengan
layanan butler. Harga kamar tergolong mahal. Arsitektur hotel terkesan sederhana tetapi
berkelas dan merujuk pada arsitektur tradisional daerah setempat.
Berdasarkan Kepemilikan
a. Chained Hotel atau jaringan/rantai hotel adalah suatu jaringan yang tediri dari tiga hotel
atau lebih yang dikelola oleh datu perusahaan. Hotel yang masuk dalam jaringan hotel
akan mendapatkan beberapa manfaat seperti kemudahan dalam hal pemasaran secara
luas, baik nasional maupun internasional. Citra hotel lebih terjaga dan terkesan
profesional, yang bisa menarik tamu untuk tinggal. Selanjutnya, hotel-hotel yang berada
16
salam satu jaringan tertentu pada umumnya lebih mampu bertahan dalam situasi sulit
karena sumber daya manusia yang teruji dalam manajemen.
b. Franchise atau sistem waralaba merupakan bentuk pengelolaan hotel di mana ada
pengaturan khusus antara pemilik hotel yang independen dengan sebuah jaringan hotel.
Pemilik atau pelaku waralaba bertanggung jawab untuk membangun, memelihara, dan
mengoperasikan hotel, sedangkan jaringan hotel, yaitu pemilik waralaba mengijinkan
pelaku waralaba untuk menggunakan nama jaringan hotel, logo, dan rancangan
arsitekturnya. Sistem operasional hotel mengacu pada sistem yang diberlakukan pemilik
waralaba mulai dari rangcangan keuangan, pemasaran, sistem jaminan mutu,
pemeliharaan, standar personil, pemasangan iklan, pelatihan, budaya organisasi, standar
layanan, dan akuntansi. Dengan bentuk kerjasama seperti ini, hotel akan mendapat
banyak manfaat dan dapat mengoptimalisasi keuntungan.
c. Company-owned property yaitu hotel yang dimiliki dan dioperasikan oleh organisasi
jaringan hotel. Dengan jenis kepemilikan ini memungkinkan pengembang hotel tersebut
bertindak sebagai pengelola independen. Selain itu, pengembang juga menyelenggarakan
usaha hotel berdasarkan kebijakan perusahaannya dalam segala hal, seperti
pengembangan, pemasaran, penjualan, dan pengoperasian manajemen. Perusahaan
pengembang juga berhak untuk merekrut para profesional yang berbakat untuk mengelola
hotel. Dalam hal pemasaran, kepemilikan jenis ini memanfaatkan sistem reservasi
jaringan hotel. Pengembang hotel cenderung membatasi keterlibatan pemilik waralaba
sehingga kepemilikan hotel tetap dijaga.
d. Management contract yaitu pengelolaan operasional hotel oleh sebuah perusahaan
konsultan dengan sumber daya dan keahlian yang dimilikyna seperti ahli pemasaran,
keuangan, dan sebagainya. Jadi, hotel menyerahkan sistem pengelolaan kepada
perusahaan tertentu berdasarkan kesepakatan atau perjanjian antara keduanya yaitu
pemilik dan perusahaan manajemen. Hotel dalam jaringan (chained hotels) juga dapat
menyelenggarakan kerjasama seperti ini, yaitu menyerahkan pengelolaan kepada
kontraktor manajemen, dengan berbagai manfaat uang menguntungkan kedua belah
pihak.
e. Independent Hotel yaitu hotel yang beroperasi secara independen atau tidak terkait
dengan agen atau usaha waralaba serta afiliasi lain. Pada umumnya, jenis hotel serperti
17
ini dimiliki oleh individu atau family dan dikelola sendiri. Tidak jarang, pemilik hotel
sendiri menjadi Manager di hotel tersebut. Pada umumnya, hotel independen tergolong
kelas melati hingga bintang 3. Masalah yang biasanya terjadi adalah terkait pemasaran
dan keuangan.
Gambar 1.7. Swiss Bell Hotel, Bali
1.5 Latihan
1. Jelaskan pengertian dan sejarah perkembangan hotel
2. Jelaskan jenis-jenis hotel yang anda ketahui!
3. Jelaskan perbedakan kepemilikan dan afiliasi hotel
18
BAB II
ORGANISASI HOTEL DAN STRUKTUR ORGANISASI
KANTOR DEPAN
Dalam Bab ini diulas mengenai struktur organisasi hotel dan Departemen Kantor Depan. Setelah
membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu:
1. Menjelaskan departemen yang ada di hotel
2. Menjelaskan bagian-bagian yang ada di Kantor Depan
3. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing departemen.
4. Menjelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian di Kantor Depan
19
2.1 Departemen dalam organisasi hotel
Kegiatan operasional hotel memerlukan organisasi yang dikelola dengan baik. Terdapat beberapa
bagian yang bekerja secara saling terkait agar kegiatan operasional hotel sehari-hari dapat
berjalan dengan baik. Tentunya tujuan dari keberadaan hotel adalah untuk membuat tamu yang
menginap puas. Tamu yang puas diharapkan dapat memberikan getok tular positif ke kerabat dan
atau menjadi pelanggan setia (repeated guest) yang pada kesempatan lain akan memilih untuk
tinggal di hotel yang sama. Dengan demikian, hotel dapat meningkatkan profitabilitas perusa-
haan.
Struktur organisasi hotel berbeda-beda antara hotel yang satu dengan lainnya. Pada umumnya
kompleksitas struktur orgaisasi didasarkan pada ukuran hotel. Bagi hotel besar, diperlukan lebih
banyak departemen dan unit kerja, sehingga struktur organisasinya lebih besar. Sementara itu,
bagi hotel yang lebih kecil, kegiatan operasional lebih sederhana dan jumlah departemen maupun
unit kerja lebih sedikit. Bahkan, di hotel-hotel kecil yang umumnya dikelola secara pribadi,
beberapa pekerjaan dirangkap oleh petugas atau karyawan yang sama. Hal ini terkait dengan
efisiensi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Gambar 2.1 Contoh Struktur Organisasi Hotel
Sebagaimana struktur organisasi yang berbeda-beda di setiap hotel, istilah yang digunakan untuk
jabatan-jabatan tertentu juga tidak sama di setiap hotel. Penamaan jabatan okupasi ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan representasi pekerjaan yang disepakati oleh manajemen hotel.
20
Berikut ini diuraikan departemen-departemen utama dan jabatan-jabatan utama yang umum
digunakan di sebuah hotel.
General Manager
General Manager merupakan posisi atau jabatan tertinggi di dalam struktur organisasi hotel,
terlepas dari kelas atau kategorinya. Tanggung jawab seorang General Manager terletak pada
keseluruhan kegiatan operasional hotel yang didelegasikan ke tiap-tiap departemen. Dalam
kegiatan operasional hotel sehari-hari, General Manager memulai dengan kegiatan “morning
briefing” atau pengarahan singkat di pagi hari. Kegiatan tersebut dihadiri oleh setiap Kepala
Departemen atau yang mewakili. Hal utama yang dibahas pada umumnya adalah review
operasional hari sebelumnya khususnya yang menyolok dan perlu tindak lanjut seperti keluhan
tamu, VIP yang sedang menginap, kerusakan fisik jika ada dan tamu yang memberi komentar
bagus, serta persiapan operasional hari tersebut khususnya jika ada VIP, tamu rombongan, dan
sebagainya.
General Manager mempimpin kelancaran kegiatan operasional hotel dengan menerapkan fungsi-
fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, acting, controlling, dan evaluating.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan General Manager didelegasikan ke setiap departemen
melalui Kepala Departemen. Kebijakan tersebut dikeluarkan berdasarkan kajian-kajian atas
pengalaman hotel sebelumnya (dalam periode yang sama di tahun sebelumnya) dan tren industri
yang sedang terjadi dengan memperhatikan lingkungan makro dan mikro.
Assistant General Manager/ Executive Assistant Manager
Sebagaimana namanya, jabatan Assistant General Manager atau Executive Assistant Manager
merupakan orang bertugas untuk membantu General Manager dalam melaksanakan tugasnya.
Posisi ini merupakan yang kedua dalam jajaran pimpinan hotel. Dengan demikian, ia akan
mewakili General Manager jika berhalangan dalam suatu tugas. Jabatan Assistant Manager ini
memastikan delegasi yang diberikan General Manager dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
setiap Kepala Departemen, pada umumnya lebih terkait pada operasional teknis daripada
kebijakan atau konseptual.
21
Financial Controller
Posisi ini dipegang oleh orang yang sangat memahami akuntasi perhotelan. Hubungannya
relative dekat dengan General Manager dan owner atau pemilik hotel. Termasuk dalam deskripsi
kerja utamanya adalah menyajikan laporan keuangan (income statement). Efektifitas dan
efisiensi administrasi dan keuangan operasional hotel merupakan tugas yang harus dipastikan
oleh Financial Controller. Pemegang jabatan ini sering berperan sebagai penasehat keuangan
bagi General Manager dan owner hotel terutama terkait pajak, keputusan harga, investasi,
kontrak atau perjanjian dengan pihak lain, gaji, analisis biaya, arus kas, prosedur perbankan atau
pembayaran, teknologi sistem komputer, perumahan karyawan jika diperlukan, dan sebagainya.
Front Office Manager
Jabatan ini bertanggungjawab terhadap kegiatan operasional Kantor Depan sehari-hari yang
sangat erat kaitannya dengan tamu secara langsung. Dengan kata lain, tugas-tugas operasional
Kantor Depan membutuhkan kemampuan berkomunikasi langsung dengan tamu hotel secara
aktif. Sebagai pimpinan di departemen ini, Front Office Manager mengawasi penanganan tamu
yang baru datang dan melakukan registrasi dan tamu yang meninggalkan hotel, serta interaksi
tamu selama tinggal di hotel. Demikian pula, pengawasan terhadap penanganan reservasi yang
meliputi peramalan tingkat hunian kamar, penanganan tamu rombongan maupun individu,
telepon keluar dan masuk, serta penanganan barang-barang tamu merupakan tanggung jawab
Front Office Manager. Kemampuan menjual juga perlu dimiliki seorang Front Office Manager.
Executive Housekeeper
Pada intinya, tugas dan tanggung jawab pokok seorang Executive Housekeeper adalah dalam
menjaga kebersihan seluruh fasilitas hotel baik untuk tamu maupun untuk karyawan. Selain itu,
Executive Housekeepr juga membawahi divisi atau unit linen dan binatu baik untuk tamu hotel
maupun pakaian seragam karyawan. Executive Housekeeper harus memiliki pengetahuan
mengenai bahan-bahan pembersih untuk jenis-jenis alat ataupun material yang berbeda-beda
seperti kayu, keramik, dan sebagainya. Area yang berada di bawah naunan Executive
Housekeeper meliputi kamar tamu, ruang publik seperti lobi, restoran, kebun, kolam renang,
koridor, lift, parkir, ruang pertemuan, serta otlet seperti spa, fitness, took cindera mata, koridor,
ruang kantor, serta unit kerja.
22
Food and Beverage Manager
Jabatan Food and Beverage Manager hampir selalu diisi oleh laki-laki. Hal ini mungkin karena
kecenderungan jam kerja yang panjang dari pagi hingga malam hari, sehingga tidak banyak
perempuan yang tertarik untuk mengisi posisi ini. Tanggung jawab utama dari seorang Food and
Beverage Manager adalah memastikan layanan makanan dan minuman di setiap otlet kepada
tamu hotel dan karyawan berjalan dengan baik. Merencanakan menu untuk setiap outlet dan
harga makanan, penyimpanan bahan makanan, reservasi, dan rekanan juga menjadi tugas dan
tanggung jawab seorang Food and Beverage Manager. Pada hotel tertentu, posisi ini
membawahi Executive Chef yaitu orang yang bertanggung jawab terhadap produksi makanan di
hotel. Pada hotel lain, kedua posisi ini terpisah.
Executive Chef
Seorang Executive Chef bekerja sangat dekat dengan Food and Beverage Manager. Namun,
focus utama dari Executive Chef adalah dalam produksi makanan, pencarian rekanan,
pengelolaan bahan makanan, penyimpanan, penentuan biaya dan harga jual. Seorang Executive
Chef dituntut untuk kreatif dalam menyusun menu dan memberi nama makanan atau hidangan,
sehingga terlihat unik dan menarik, dengan harga yang kompetitif.
Gambar 2.2 Chef Hotel
23
Human Resources Manager
Pejabat ini memiliki tanggung jawab terhadap personalia hotel mulai dari rank and file hingga
posisi eksekutif. Pengelolaan sumber daya manusia dimulai dari proses perekrutan dan
dilanjutkan dengan wawancara. Kebutuhan akan tenaga baru, pada umumnya diawali dengan
informasi dari departemen yang memerlukan tenaga tambahan. Selanjutnya, seorang Human
Resource Manager bertugas memastikan bahwa karyawan mendapat program-program pelatihan
dan penyegaran untuk dapat melayani tamu dengan kualitas yang baik dan profesional. Posisi ini
juga merupakan rujukan bagi karyawan hotel jika ada permasalahan baik yang bersifat pribadi
maupun antar karyawan. Beberapa hotel membedakan tugas antara personalia dan program
training. Adminsitrasi kepegawaian terkait, gaji, cuti, absensi, dan sebagainya dikelola oleh staff
Human Resource Department. Perselisihan dengan pihak luar seperti masyarakat, pemerintah,
dan sebagainya juga berada dalam naungan pejabat ini.
Sales and Marketing Manager
Salah satu ujung tombak dari kegiatan operasional hotel adalah Sales and Marketing Manager.
Hal ini dikarenakan, pejabat ini bertanggung jawab terhadap upaya pemasaran dan penjualan
hotel berikut fasilitas yang ada. Pejabat ini bertugas menyusun business plan termasuk strategi
pemasaran.
Chief Engineering
Posisi Chief Engineering diperlukan dalam kegiatan operasional hotel terkait dengan pengelolaan
dan pemeliharaan peralatan dan kelistrikan di hotel. Pemeliharaan rutin dijadwalkan oleh Chief
Engineering mulai dari fasilitas kamar, area publik, perkantoran, dan sebagainya. Departemen
terkait dapat melaporkan langsung kerusakan fasilitas yang ada di area kerjanya untuk kemudian
diperbaiki atau diganti. Fasilitas yang ada di kamar, biasanya dilaporkan oleh Housekeeping.
Pada umumnya hotel memiliki cadangan daya listrik jika listrik dari PLN padam. Pemakaian
cadangan tersebut dikelola oleh Chief Engineering.
Chief Security
Pimpinan pada Departemen yang bertugas memastikan keamanan hotel disebut Chief Security.
Keamanan yang dimaksud, baik bagi tamu maupun karyawan hotel, serta fasilitas atau asset
24
milik hotel. Pada umumnya, departemen ini melakukan patrol bergilir di titik-titik strategis hotel
untuk menghindari hal0hal yang tidak diinginkan terkait dengan keamanan secara menyeluruh.
Bila terjadi hal-hal yang mengganggu keamanan hotel, tamu, maupun karyawan, maka Chief
Security berhubungan dengan Kepolosian setempat.
2.2 Bagian dalam organisasi Kantor Depan
Departemen Kantor Depan hotel terdiri dari beberapa bagian dengan tugas dan tanggung jawab
yang berbeda-beda demi kelancaran kegiatan operasional terkait departemen tersebut dan hotel
secara keseluruhan. Adapun bagian utama di Kantor Depan adalah telephone operator,
reservation, reception, dan bell boy. Beberapa hotel menggunakan istilah concierge untuk tugas
dan tanggung jawab serupa dengan bell boy. Sementara itu bagian tambahan adalah guest
relation officer, front office cashier, greeter, dan doorman.
Karyawan Kantor Depan sering menjadi rujukan bagi karyawan departemen lain terkait
permasalahan yang dihadapi dengan tamu, khususnya dalam hal komunikasi. Pada umumnya,
karyawan Departemen Kantor Depan memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan menjadi
representative hotel dalam berinteraksi dengan tamu khususnya jika ada permasalahan atau
keluhan atau hal-hal terkait pembayaran dan sebagainya. Hubungan dengan departemen lain
terlihat dari aspek-aspek kerja yang terkait dengan departemen lain mulai dari Housekeeping,
hingga Security.
Telephone Operator
Telephone Operator pada pokoknya bertugas menangani sambungan telepon masuk dan keluar
hotel, baik yang dilakukan tamu maupuan karyawan hotel. Penanganan telepon tersebut pada
hotel-hotel sedang hingga besar umumnya menggunakan mesin switchboard. Seorang telephone
operator harus mampu menggunakan mesin tersebut sehingga arus telepon keluar dan masuk
dapat ditangani dengan cepat. Hotel umumnya memiliki beberapa line atau nomor telepon dengn
system hunting. Ketika telepon berbunyi, baik dari dalam hotel maupun luar hotel, maka tombol-
tombol dalam switchboard menyala. Telephone Operator harus terampil menekan tombol yang
menyala dan melakukan sambungan ke orang yang dituju oleh penelpon. Pada hotel besar, tidak
jarang terjadi beberapa saluran atau nomor telepon berbunyi bersamaan, maka telephone operator
25
harus cekatan dan tanggap. Telepon ang masuk dari dalam dan luar hotel umumnya dapat
dibedakan melalui warna tombol yang menyala. Dengan demikian, telephone operator dapat
mengantisipasi cara menjawab telepon yang masuk dari sumber yang berbeda tersebut.
Kesantunan dalam bertelepon juga menentukan profesionalisme seorang telephone operator.
Cara berkomunikasi melalui telepon, dapat menjadi imej atau citra bagi perusahaan atau hotel.
Sambungan telepon yang dilakukan meliputi sambungan internal di dalam hotel seperti dari satu
kamar tamu ke kamar tamu lain atau dari satu unit kerja ke unit kerja atau kantor lain;
sambungan lokal yaitu dari kota atau Kabupaten tempat hotel berada; dapat juga sambungan
interlokal yaitu antar propinsi atau kabupaten; dan sambungan internasional yaitu sambungan ke
luar negeri. Seorang telephone operator harus mengetahui kode area atau kode Negara-negara
tertenu yang biasanya diminta oleh tamu saat ingin menelpon ke luar negeri. Negara-negara
tersebut dapat diidentifikasi dari asal tamu yang tinggal di hotel pada umumnya. Demikian pula,
seorang telephone operator harus mengetahui harga bagi sambungan ke luar hotel dan membuat
nota. Selanjutnya, telephone operator juga melayani permintaan wake up call bagi tamu hotel,
menyampaikan pesan, mengatur pemutaran video atau film di kamar tamu. Telephone operator
juga harus mampu menerapkan aturan jika ada kebakaran di hotel dan ancaman-ancaman yang
diterima melalui telepon.
Gambar 2.3. Telephone Operator
26
Reservation
Bagian reservasi menangani tentang pemesanan kamar hotel. Penanganan pemesanan makanan
dan minuman, serta fasilitas lain seperti spa, bisanya diterima langsung oleh otlet-otlet terkait.
Dalam menangani reservasi kamar, karyawan bagian reservasi harus memahami forecast atau
ramalan tingkat hunian, sehingga tidak terjadi overbooking atau kelebihan penjualan jumlah
kamar dari total kamar yang tersedia. Bagian ini juga bertindak sebagai penjual, sehingga harus
memiliki keterampilan menjual dan berkomunikasi dengan baik. Tentunya seorang karyawan
reservasi harus memiliki pengetahuan mengenai fasilitas kamar dan harga kamar, serta fasilitas
hotel pada umumnya. Segala bentuk korespondensi pemesanan kamar baik untuk tamu indvidu
maupun tamu rombongan diarsip dengan baik menurut bulan kedatangan tamu. Pada hotel-hotel
besar, reservation tamu individu dan rombongan dibedakan menjadi 2 unit kerja, yaitu FIT
Reservation dan Group Reservation. Petugas reservasi bertugas juga untuk menyiapkan daftar
tamu yang akakn datang dan akan berangkat pada setiap hari untuk dikirimkan ke setiap
departemen.
Gambar 2.4. Reservation
Reception
Petugas penerima tamu adalah petugas yang diharapkan paling mampu berkomunikasi dengan
tamu secara langsung dengan baik. Dalam hal ini, kemampuan tersebut dikaitkan dengan
penggunaan Bahasa Inggris. Selain itu, petugas penerima tamu juga merupakan pembawa kesan
pertama dan terakhir bagi tamu. Oleh karenanya, petugas receptionist diutamakan yang mampu
merepresentasikan hotel secara baik melalui penampilan, keramahan, dan kemampuan berbahasa
27
asing, khususnya Inggris. Tugas utama dari seorang receptionist adalah menangani registrasi
tamu baik tamu individu maupun group; baik tamu regular maupun tamu VIP. Selain itu, petugas
receptionist juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan menjual yang baik. Tidak jarang
ada tamu yang datang tanpa pemesanan kamar terlebih dahulu. Di sanalah kemampuan
receptionist diperlukan tidak saja untuk menjual tetapi untuk upselling, atau menjual untuk
kategori kamar yang lebih mahal. Dalam proses registrasi, petugas ini juga melakukan penentuan
kamar bagi setiap tamu yang akan datang pada hari tersebut. Dalam hal ini, hubungan dan
komunikasi yang baik diperlukan dengan petugas Housekeeping.
Gambar 2.5. Receptionist
Bell Boy
Petugas bell boy bertanggungjawab terhadap penanganan barang-barang tamu baik tamu yang
baru datang maupun yang akan berangkat. Petugas bellboy bertugas di depan lobby atau di dekat
pintu masuk dan mengantar tamu yang datang ke konter registrasi (reception). Selanjutnya, bell
boy akan mengantar tamu ke kamarnya berikut dengan barang bawaan tamu. Di dalam kamar,
bell boy akan menjelaskan fasilitas kamar, atas seijin tamu. Seorang bellboy dituntut untuk
memiliki pribadi yang ramah, suka bergaul, dan tertarik pada orang. Ia juga memiliki
pengetahuan dan wawasan tentang obyek-obyek wisata di sekitar hotel atau di sekitar area. Tamu
seringkali meminta saran tentang tempat yang patut dikunjungi atau aktifitas yang sebaiknya
dilakukan ketika berlibur. Interaksi antara tamu hotel dan bellboy pada umumnya cukup tinggi.
28
Oleh karenanya, bellboy perlu memiliki keterampilan komunikasi dan berbahasa asing yang
baik, khususnya Bahasa Inggris. Bell boy juga menangani pengiriman koran, majalah, dan pesan-
pesan ke kamar-kamar tamu atau kantor-kantor di hotel, serta permintaan taxi. Selanjutnya,
bellboy juga bertanggung jawab atas penyimpanan barang tamu di ruang penyimpanan barang
(luggage store atau store room).
Gambar 2.6. Bellboy
Guest Relations Officer
Guest Relation Officer merupakan posisi yang ada pada hotel berbintang tiga ke atas. Tugas
utamanya adalah membantu kebutuhan tamu baik dalam hal pemberian informasi terkait fasilitas
hotel, obyek-obyek wisata sekitar, maupun penanganan keluhan atau masalah yang dihadapi
tamu. Petugas ini juga bertanggung jawab mengecek kamar tamu VIP dan menangani
penyambutan tamu VIP. Apabila ada biro perjalanan yang melakukan kunjungan (inspection),
maka Guest Relation Officer melakukan persiapan dan menangani kedatangan kunjungan
tersebut. Seorang Guest Relations Officer juga harus memiliki keterampilan dan kemampuan
menjual yang tinggi serta kemampuan berkomunikasi yang baik. Tidak jarang petugas ini
memiliki kemampuan berbahasa asing lebih dari satu, pada umumnya sesuai dengan kebangsaan
mayoritas tamu yang menginap di hotel.
29
Gambar 2.7. Guest Relations Officer
Front Office Cashier
Sebagaimana namanya, petugas Front Office Cashier bertugas menangani pembayaran tamu. Di
hotel-hotel menengah ke atas, petugas ini berbeda dengan receptionist. Namun, di hotel kecil,
seorang receptionist bertugas rangkap sebagai kasir juga. Kasir akan melakukan rekapitulasi
transaksi tamu selama menginap dan membuat nota pembayaran saat tamu berangkat (check
out). Kemudian, kasir melakukan pelaporan hasil transaksi setiap hari ke Bagian Akunting.
Petugas kasir perlu memiliki keterampilan menghitung uang dengan cepat, tepat, dan teliti.
Kerugian hotel karena kelalaian kasir seringkali harus ditangani kasir itu sendiri.
Gambar 2.8. Cashier
2.3 Latihan
1.Jelaskan departemen yang ada di hotel
30
2.Jelaskan bagian-bagian yang ada di Kantor Depan
3.Jelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing departemen.
4.Jelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian di Kantor Depan
31
BAB III
PERAN DAN FUNGSI KANTOR DEPAN
Dalam Bab ini diulas mengenai peran dan fungsi Departemen Kantor Depan. Setelah membaca
bab ini, diharapkan pembaca mampu:
1. Menjelaskan jenis-jenis peran Departemen Kantor Depan hotel
2. Menjelaskan fungsi dan tanggung jawab bagian-bagian Kantor Depan
3. Menjelaskan hubungan dan kerjasama Kantor Depan
32
3.1 Pendahuluan
Dalam setiap organisasi, pemahaman tentang peran dan fungsi masing-masing elemen adalah
penting dalam penyelenggaraan kegiatan operasional organisasi dalam rangka mencapai
tujuannya. Demikian pula dalam organisasi hotel. Setiap departemen wajib memahami peran dan
fungsi masing-masing serta keterkaitan dengan departemen lain. Pemahaman dan pelaksanaan
fungsi dan peran tersebut akan sangat membantu pencapaian tujuan, visi, misi, dan
penyelengaraan kegiatan operasional hotel. Dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan bisnis hotel
adalah untuk mencapai keuntungan maksimal terutama dari penjual kamar ditambah dengan
penjualan makanan minuman serta fasilitas dan jasa lain yang ada di hotel seperti spa, laundry,
cindera mata, dan sebagainya.
Sebagai sebuah organisasi berorientasi bisnis, hotel memerlukan kinerja yang baik dari semua
departemen yang ada. Dengan kata lain, kesuksesan operasional hotel tidak tergantung pada satu
departemen saja. Departemen Penjualan dan Pemasaran tidak dapat bekerja sendiri, walaupun
telah mendapatkan sejumlah tamu untuk menginap. Ketika sudah di hotel, setiap department
berkontribusi langsung atau tidak langsung pada kepuasan tamu yang tinggal di hotel dan
tentunya profitabilitas hotel. Oleh karenanya, kerjasama yang kuat dan harmonis perlu dijalin
antar departemen. Budaya organisasi dan iklim kerja yang baik, sehat, dan kondusif, serta saling
mendukung perlu ditumbuhkan untuk meraih tujuan bersama, yaitu profit melalui kepuasan
pelanggan atau tamu hotel.
Sebagai produk yang lebih dominan bersifat layanan atau jasa, maka kepuasan tamu hotel sangat
tergantung pada interaksinya dengan karyawan hotel. Interaksi tersebut dimulai bahkan sebelum
tamu tinggal di hotel, yaitu mulai saat melakukan pemesanan kamar hingga tamu meninggalkan
hotel. Kantor Depan berperan sebagai kontak pertama tamu saat menangani pemesanann kamar
dan kontak terakhir saat tamu menyelesaikan pembayaran sebelum meninggalkan hotel. Oleh
karenanya, peran dan fungsi Kantor Depan sangat penting.
Dalam Bab ini akan dibahas secara lebih mendetil mengenai peran dan fungsi Departemen
Kantor Depan, tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian dalam Departemen Kantor
Depan, serta hubungan dengan departemen lain.
33
3.2. Peran Kantor Depan
Sebagai departemen yang memberi kesan pertama dan terakhir, Kantor Depan disebut sebagai
salah satu departemen terpenting dalam organisasi hotel. Letaknya pada umumnya di bagian
depan hotel, sesuai dengan namanya, sehingga mudah terlihat tamu atau pengunjung, yaitu di
sekitar gerbang masuk hotel atau lobby hotel. Tamu hotel memulai dan mengakhiri masa tinggal
di hotel dengan berinteraksi dengan petugas Kantor Depan.
Gambar 3.1 Hotel Lobby
Sebagai titik interaksi pertama dan terakhir bagi tamu, maka keberadaan Departemen Kantor
Depan memiliki peran yang sangat vital bagi penyelenggaraan kegiatan operasional hotel sehari-
hari. Aktifitas interaksi tamu dan karyawan di area lobby pada umumnya terjadi pada jam-jam
tamu chek in dan check out. Aktifitas tersebut akan bertambah jika yang ditangani adalah tamu
rombongan. Namun demikian, di luar jam-jam tersebut, aktifitas di looby juga terlihat dari tamu
yang lalu lalang menunggu jemputan biro perjalanan dan yang sejenis untuk melakukan tur atau
saat tamu-tamu baru kembali dari tur.
34
Untuk menunjang tampilan dan suasana yang nyaman dan menarik, lobby biasanya ditata
sedemikian rupa. Pada umumnya, tampilan lobby mengadopsi arsitektur atau mencerminkan
budaya setempat. Lagu-lagu yang dimainkan di lobby juga dimaksudkan untuk menambah
kenyamanan tamu yang berkunjung dan menginap di hotel.
Terkait dengan peran Kantor Depan, dalam literatur, disebutkan setidaknya enam peran yang
dipegang oleh Departemen Kantor Depan. Keenam peran tersebut diuraikan satu-per satu berikut
ini.
3.2.1 Peran Pusat Syaraf/Sumbu/Jantung Hotel
Bila diibaratkan sebagai tubuh manusia, maka departemen-departemen yang ada di hotel adalah
bagian dari susunan syaraf manusia. Bila pusat syaraf manusia ada di otak, maka pusat syaraf
operasional hotel adalah Kantor Depan. Departemen ini adalah pusat dari segala aktifitas tamu
dan karyawan di hotel sehari-hari. Tidak jarang, Kantor Depan juga disebut sebagai sumbu atau
jantung hotel. Perumpamaan tersebut mengilustrasikan pentingnya Departemen Kantor Depan
dalam kegiatan operasional hotel sehari-hari. Hal ini berarti, jika Departemen Kantor Depan
tidak berkinerja baik secara umum, maka operasional hotel akan terganggu. Dengan kata lain,
kinerja departemen lain dalam hotel akan terganggu jika Kantor Depan tidak berfungsi dengan
baik. Sebagai pusat syaraf, Departemen Kantor Depan berfungsi sebagai penghubung antar
departemen. Demikian pula, tiap departemen memiliki hubungan langsung dengan Kantor
Depan. Artinya, Kantor Depan berperan sebagai hub atau penghubung.
3.2.2. Peran Penjual
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, interaksi pertama dan terakhir dari tamu hotel dan
karyawan hotel adalah di Kantor Depan. Interaksi pertama terjadi ketika tamu melakukan
pemesanan kamar atau saat datang pertama kali serta melakukan registrasi dan terakhir saat tamu
meninggalkan hotel setelah menginap. Saat berinteraksi pertama kali dengan tamu, petugas
Kantor Depan mendapat kesempatan untuk menjual produk layanan dan fasilitas hotel. Demikian
pula, selama tamu tinggal, di mana pada umumnya tamu menanyakan hal-hal terkait apa yang
bisa dilakukan selama tinggal di hotel kepada petugas Kantor Depan. Produk hotel seperti
themed dinner, spa, club, laundry, atau bar, dan promosi yang ada di hotel bisa dijual kepada
tamu saat berinteraksi. Saat menangani tamu yang datang tanpa pemesanan, petugas Kantor
35
Depan dapat menjual kamar dengan harga yang lebih tinggi atau paket yan lebih mahal.
Demikian pula, produk wisata lain di sekitar hotel atau di sekitar destinasi dapat ditawarkan
kepada tamu. Biasanya, hotel mendapatkan semacam komisi bila berhasil menjual produk
wisata, seperti white water rafting, tour, dining, dan sebagainya. Hal ini berarti pemasukan bagi
hotel.
3.2.3 Peran Administrasi
Kantor Depan juga mengemban peran sebagai administrator pusat dalam kegiatan operasional
hotel khususnya terkait tamu. Sejak berinteraksi dalam pemesanan kamar, hingga tamu
meninggalkan hotel, Kantor Depan menyiapkan beberapa jenis laporan yang disebar ke
departemen-departemen lain sebagai acuan dalam melaksanakan tugas. Untuk mengemban prean
ini, diperlukan ketelitian, kecermatan, dan kecekatan. Laporan atau informasi yang disiapkan
Kantor Depan adalah formulir pemesanan kamar, daftar kedatangan dan keberangkatan tamu,
daftar tamu yang sedang menginap, pencatatan pembayaran tamu, pencatatan penitipan barang
tamu, pendaftaran tamu, keluhan tamu, dan dokumen atau laporan-laporan statistik seperti
tingkat hunian, ramalan pengisian kamar, dan sebagainya.
3.2.4. Peran Koordinator Layanan
Sebagaimana peran administrator, Kantor Depan memiliki peran sebagai Koordinator Layanan
mulai dari saat tamu melakukan reservasi hingga meninggalkan hotel. Informasi yang diterima
saat pemesanan kamar menjadi dasar penyiapan layanan berikutnya yang melibatkan departemen
lain. Misalnya, saat memesan kamar, tamu memerlukan extra bed (tempat tidur tambahan), maka
dalam berkas administrasi tentang expected guest arrival list (daftar tamu yang diharapkan
datang) disebutkan permintaan tersebut, sehingga departemen lain yaitu Housekeeping dapat
memenuhi permintaan tersebut. Demikian pula, jika tamu memerlukan makanan atau minuman
tertentu, atau special arrangement melibatkan Food and Beverage Service Department, maka
Kantor Depan akan mengkoordinir penyediaan layanan tersebut. Dengan demikian, Departemen
Kantor Depan merupakan coordinator layanan dari departemen-departemen lain demi
tercapainya pemenuhan kebutuhan dan keinginan tamu.
36
3.2.5 Peran Sumber Informasi
Sebagai departemen pertama yang berhubungan dengan tamu, dan departemen yang berlokasi
terdepan dari seluruh struktur bangunan hotel, maka tidak mengherankan bila Departemen
Kantor Depan dipandang oleh tamu sebagai departemen yang menjadi sumber informasi bagi
tamu. Jika tamu menanyakan hal-hal tertenu seperti fasilitas hotel, tur, daya tarik wisata,
transportasi, cindera mata, aktifitas rekreasi, dokter, dan sebagainya, maka orang pertama yang
dijajagi adalah petugas Kantor Depan. Dengan demikian, adalah sangat penting bagi petugas
hotel untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup baik tentang hal-hal yang
kemungkinana akan ditanyakan tamu hotel selama tinggal di hotel. Petugas Kantor Depan juga
merupakan sumber informasi bagi departemen lain, misalnya petugas Housekeeping ingin
mengetahui jam kedatangan tamu atau keberangkatan tamu, sehingga dapat melakukan
penyiapan kamar, maka ia akan bertanya pada petugas Kantor Depan. Jadi, Kantor Depan
merupakan sumber informasi baik bagi departemen lain secara internal, maupun bagi tamu dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
3.2.6. Peran Pembentuk Citra
Sebagai departemen pertama dan terakhir yang berinteraksi langsung dengan tamu, Departemen
Kantor Depan memiliki peran strategis dalam membentuk imej atau citra perusahaan. Bahkan,
melalui suara telepon pun, imej atau citra hotel dapat dibentuk. Hal ini menjadi dasar pentingnya
kemampuan komunikasi yang baik yang harus dimiliki oleh petugas Kantor Depan. Demikian
pula dalam hal perilaku (attitude) ketika memberikan layanan mulai saat menerima tamu dan
menangani registrasi, hingga menyerahkan nota belanja selama tamu tinggal, saat check out.
Selain perilaku, sangat penting bagi petugas Kantor Depan untuk memberi perhatian lebih pada
unsur grooming termasuk personal hygiene.
3.2.7 Peran Problem Solver
Tamu yang mengalami masalah ketika tinggal di hotel, seringkali memilih untuk berhubungan
dengan petugas Kantor Depan, walaupun masalah yang dialami terkait dengan departemen lain.
Hal ini menjadi dasar mengapa petugas Kantor Depan pada umumnya memiliki kemampuan
lebih terutama dalam berkomunikasi dibandingkan dengan petugas di Departemen lain. Akan
menjadi nilai lebih jika petugas Kantor Depan memiliki kemampuan berbahasa asing lain selalin
37
Bahasa Inggris. Tamu akan senang berkomunikasi dalam bahasa ibunya apalagi jika tentang
masalah yang dialami selama tinggal di hotel. Tidak jarang, petugas yang belajar Bahasa asing
tertentu juga sedikit banyak memahami budaya dan karakter tamu-tamu dari Negara tersebut,
sehingga dapat lebih mudah memahami permasalahan yang dihadapi dan perasaan atau cara
pandang tamu tersebut.
3.3. Fungsi Kantor Depan
Sebagai salah satu departemen vital dalam kegiatan operasional hotel, Kantor Depan memiliki
fungsi tertentu yang sejalan dengan perannya dalam kegiatan operasional hotel sebagaimana
diuraikan berikut ini.
3.3.1 Menjual Kamar
Kantor Depan memiliki tugas dalam menjual kamar. Pada hotel menengah ke atas, tugas tersebut
juga dikerjakan oleh Sales and Marketing Department. Oleh karenanya, hubungan Kantor Depan
dan Sales Marketing sangat dekat dalam hal penjualan kamar dan paket-paket lain yang ada di
hotel. Penjualan kamar pada umumnya ditangani bagian Reservasi. Namun, tidak jarang petugas
Receptionist, Guest Relations Officer juga terlibat dalam penjualan kamar, khususnya untuk
tamu yang belum memiliki pemesanan (walk in). Bagian dari proses penjualan adalah
memberikan informasi tentang fasilitas dan layanan hotel, serta menunjukkan kamar (showing
room) secara langsung kepada tamu.
3.3.2 Memberi Informasi
Seperti diuraikan pada bagian sebelumnya, peran Kantor Depan adalah sebagai pusat informasi.
Kantor Depan menjadi rujukan tentang informasi terkait tamu bagi departemen lain dan tentang
informasi fasilitas hotel dan kegiatan atau aktifitas pariwisata lain di luar hotel yang dapat
dilakukan tamu. Dengan demikian, petugas Kantor Depan harus memiliki wawasan dan
pengetahuan yang cukup, selain kemampuan berkomunikasi, khususnya Bahasa Inggris sebagai
Bahasa Internasional. Sangat mudah dilihat, hotel-hotel menengah ke atas menempatkan
perhatian pada kemampuan komunikasi tersebut. Bahkan, hotel-hotel yang dihuni oleh mayoritas
orang asing dari Negara tertentu, memiliki petugas Kantor Depan yang mampu berkomunikasi
dengan bahasa dari Negara tersebut.
38
3.3.3 Mengkoordinasikan Pelayanan
Kantor Depan berperan sebagai koordinator pelayanan dalam kegiatan operasional hotel sehari-
hari. Hal ini tidak terlepas dari perannya sebagai pusat saraf aktifitas hotel. Dalam hal ini,
kemampuan berkomunikasi yang baik juga diperlukan. Sebagai coordinator layanan, Kantor
Depan mensuplai informasi mengenai tamu dan aktifitas hotel. Selanjutnya, Kantor Depan juga
menangani keluhan tamu baik yang terjadi di Kantor Depan maupun di departemen lain.
3.3.4 Menyusun Laporan Status Kamar
Setiap departemen memerlukan informasi mengenai tamu yang tinggal dan yang akan menginap
di hotel. Informasi lain yang diperlukan adalah kamar yang dihuni. Laporan mengenai status
kamar dibuat oleh petugas Kantor Depan untuk dibagikan ke seluruh departemen. Laporan
tersebut digunakan sebagai panduan dalam melakukan tugas masing-masing. Jika ada perubahan
status kamar, maka petugas Kantor Depan akan segera memperbaharui laporan tersebut. Di era
teknologi seperti sekarang ini, perubahan tersebut dapat dilakukan secara serta merta (real time)
dengan menggunakan komputer. Adapun laporan tersebut berisi tentang nomor-nomor kamar
yang terisi atau dihuni tamu, yang kotor, yang kosong, yang sedang diperbaiki, dan sedang
dibersihkan.
3.3.5 Menerima pembayaran tamu
Segala transaksi tamu di hotel selama mereka tinggal, dicatat di Kantor Depan, baik secara
komputerisasi maupun manual. Ketika tamu datang, saat melakukan registrasi, maka petugas
Kantor Depan (receptionist) akan membuat akun baru untuk tamu tersebut (portofolio/rekening
tamu). Pada umumnya, tamu diminta menyerahkan sejumlah uang sebagai deposit atau kartu
kredit (digesek satu kali). Segala jenis transaksi termasuk tanggal, tempat, jam, dan jumlah
transaksi tercatat dalam protofolio tersebut. Ketika tamu check out, maka Cashier akan
merekapitulasi dan mencetak transaksi tersebut dan menagih kepada tamu sebelum
meninggalkan hotel. Dengan kata lain, Cashier menangani pembayaran tamu.
3.3.6 Menyusun Riwayat Kunjungan Tamu
Sebagai salah satu industri yang lebih banyak menjual unsur layanan atau jasa, hotel berusaha
sedapat mungkin membuat tamu terkesan dengan layanan hotel. Salah satu upaya yang dilakukan
adalah mengenali tamu yang sebelumnya pernah menginap (repeater guest). Dengan mengenali
39
kebutuhan dan keinginan tamu misalnya terkait tipe kamar yang disukai, jenis makanan yang
dihindari atau disukai, tanggal lahir, dan sebagainya dan memberikan layanan yang sesuai
dengan hal tersebut, maka tamu akan merasa diperhatikan secara khusus. Untuk memahami data
tamu tersebut, perlu dibuat daftar riwayat kunjungan tamu (guest histories).
3.3.7 Menangani Layanan Komunikasi Melalui Telepon
Layanan komunikasi baik untuk sambungan internal hotel maupun eksternal, terdapat di Kantor
Depan. Layanan sambungan tersebut memerlukan bantuan operator telepon yang ada di
Departemen Kantor Depan. Pada umumnya dengan menekan’0’ (nol). Perangkat yang digunakan
pada hotel menengah dan besar pada umumnya cukup canggih. Hotel biasanya memiliki lebih
dari satu saluran atau nomor telepon. Jadi hotel menggunakan sistem hunting. Jika ada kerusakan
sambungan telepon pada ekstensi tertentu, biasanya akan langsung terhubung ke Bagian
Telephone Operator. Selain sebagai penyedia layanan komunikasi melalui telepon, Kantor Depan
juga menyediakan jasa faksimili dan layanan alarm untuk membangunkan tamu pada jam-jam
tertentu sesuai dengan permintaan tamu.
3.3.8 Menangani Barang Bawaan Tamu
Bagian yang menangani layanan barang tamu disebut bell boy. Petugas ini melakukan tugasnya
mulai dari tamu tiba di hotel hingga tamu berangkat. Penanganan barang tamu juga bisa terjadi
ketika tamu sedang tinggal di hotel tetapi pindah kamar. Pindah kamar tersebut bisa terjadi
karena berbagai alasan baik yang diajukan tamu ataupun karena kerusakan tertentu dan alasan
hotel lainnya.
3.4. Hubungan dengan Departemen Lain
Dalam menjalankan tugasnya, Departemen Kantor Depan bekerjasama dengan departemen-
departemen lainnya di hotel. Tentu saja, sebagai sebuah organisasi, tidak ada departemen yang
berjalan secara independen tanpa kerjasama dengan departemen lain dan seksi atau bagian lain.
Dengan Housekeeping, Departemen Kantor Depan berkoordinasi terkait penyiapan kamar tamu.
Daftar tamu yang akan tiba dan yang akan berangkat dibuat oleh Kantor Depan. Lalu, untuk
tamu yang akan tiba, Kantor Depan menunjuk kamar tertentu. Daftar tamu yang tiba dan yang
berangkat serta penunjukan tersebut harus dikomunikasikan dengan pihak Housekeeping yang
40
bertanggungjawab membersihkan dan menyiapkan kamar. Penyiapan kamar oleh Housekeeping
juga berdasarkan catatan tamu tiba menyangkut jenis kamar dan permintaan khusus seperti
bunga dan buah, dan sebagainya. Kegiatan operasional hotel khususnya saat tamu tiba akan
menjadi kacau jika tidak ada kerjasama dan koordinasi yang baik antara Kantor Depan dan
Housekeeping.
Kerjasama Kantor Depan dengan Food and Beverage Service adalah dalam hal layanan makanan
dan minuman. Layanan tersebut mulai dilakukan saat tamu datang ke hotel untuk melakukan
registrasi (check in). Kemudian, layanan ini juga diberikan jika tamu memiliki permintaan
khusus seperti rangkaian buah atau fruit platter di kamar saat datang, kue ulang tahun, dan
sebagainya. Kegiatan pelayanan di restoran juga terkait dengan informasi yang diberikan oleh
Kantor Depan, terutama untuk tamu rombongan.
Gambar 3.3. Ilustrasi nteraksi tamu dengan hotel
Dengan Engineering Department, Kantor Depan berhubungan terkait dengan kerusakan dan
perbaikan peralatan yang ada, baik yang dilaporkan tamu maupun yang karyawan hotel lain yang
41
ada atau terjadi di kamar tamu maupun di public area seperti lobby, pool, corridor, dan
sebagainya. Jika ada kegiatan pemeliharaan rutin misalnya di kamar maka Kantor Depan akan
mencatat sehingga kamar tersebut tidak dijual atau diberikan kepada tamu. Tentunya komunikasi
dan kerjasama dalam hal tersebut sangat diperlukan agar kegiatan operasional hotel tidak
terganggu.
Dalam hal penjualan kamar, makan dan minum, serta layanan atau fasilitas lain di hotel, Kantor
Depan bekerja sama sangat erat dengan Sales and Marketing Department. Jika ada paket-paket
tertentu yang dirancang atau disusun oleh Sales and Marketing Department, maka akan
diinformasikan ke Kantor Depan untuk dibantu menjualkan. Pihak Kantor Depan juga
melaporkan status penjualan kamar terkini dan ramalan tingkat hunian, serta inventarisasi kamar
kepada Sales and Marketing Department. Dengan demikian, keadaan overbooking (kelebihan
jumlah kamar yang dijual dibandingkan jumlah kamar yang tersedia) dapat dihindari dan
peningkatan penjualan kamar dapat diantisipasi.
Dengan Accounting Department, Departemen Kantor Depan berkoordinasi dan bekerjasama
terkait pembayaran tamu, baik yang ditangani langsung oleh tamu maupun yang diselesaikan
oleh Biro Perjalanan atau Corporate yang mengirim tamu. Accounting Department juga
melakukan pelaporan secara berkala mengenai status-status Biro Perjalanan berdasarkan hasil
ketetapan pertemuan rutin Credit Manager di area atau kawasan tertentu. Status itu misalnya
pembayaran lancar, pembayaran lambat, pemberlakuan cash basis, atau bahkan black listed. Hal
ini untuk menghindari adanya Biro Perjalanan yang tidak membayar atau sangat lambat
membayar sehingga Kantor Depan bisa mengantisipasi penjualan kamar dari Biro Perjalanant
tersebut.
Kantor Depan berhubungan dengan Human Resources Manager dalam hal ketenaga-kerjaan,
mulai dari perekrutan, pelatihan (training), kenaikan jabatan atau posisi, kontrak kerja, data
kehadiran, dan sebagainya. Demikian pula, hal-hal terkait dengan mahasiswa atau tenaga
magang di departemen Kantor Depan. Koordinasi dan kerjasama yang baik dalam hal tersebut
akan sengat membantu kelancaran operasional Kantor Depan dan hotel secara keseluruhan.
42
Dengan Security Departement, sebagaimana dengan departemen lain, Kantor Depan
berkoordinasi dan bekerjasama terkait dengan hal keamanan dan keselamatan, baik terhadap
tamu, karyawan, maupun bangunan dan peralatan fisik. Demikian pula, jika ada kecurigaan
terhadap pengunjung atau terjadi kecurian, makan Kantor Depan akan berkomunikasi langsung
dengan Security.
3.6. Latihan
1. Jelaskan jenis-jenis peran Departemen Kantor Depan hotel!
2.Jelaskan fungsi dan tanggung jawab bagian-bagian Kantor Depan!
3.Jelaskan hubungan dan kerjasama Kantor Depan!
43
BAB IV
TELEPHONE OPERATOR
Bab ini membahas mengenai ruang lingkup kerja Telephone Operator. Setelah membaca bab ini,
diharapkan pembaca mampu:
1.Menjelaskan ruang lingkup kerja Telephone Operator
2.Menjelaskan dan mendemonstrasikan etika dan tata cara berkomunikasi melalui telepon
3.Menjelaskan syarat Telephone Operator
4. Menjelaskan persiapan penerimaan telepon
5. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara menangani telepon masuk
6.Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara menangani telepon keluar
7. Menjelaskan cara menangani telepon yang bernada ancaman
44
4.1 Pendahuluan
Kemampuan berkomunikasi merupakan salah satu syarat utama khususnya bagi pekerja di
bidang pelayanan seperti pada industri hospitaliti. Hal ini di antaranya disebabkan karena
industri layanan atau jasa melibatkan manusia sebagai pemberi dan penerima layanan. Tentunya,
manusia memiliki preferensi, keinginan, kebutuhan, perasaan, serta emosi dalam berinteraksi.
Kemampuan berkomunikasi yang baik akan memperlancar pemberian layanan kepada
pelanggan. Dalam komunikasi, ada pesan yang disampaikan baik oleh pemberi layanan kepada
penerima layanan, maupun sebalknya. Pesan kedua belah pihak, dapat diterima dengan baik
apabila komunikasi terjalin dengan baik.
Dalam kegiaan operasional hotel sehari-hari, karyawan hotel bagian tertentu berkomunikasi
langsung dengan tamu (guest contact). Komunikasi juga bisa terjadi dengan orang yang bukan
tamu hotel. Lalu, ada pula karyawan yang tidak berhubungan atau berinteraksi langsung dengan
tamu, tetapi dengan karyawan lain. Dengan demikian, kemampuan komunikasi yang baik sangat
diperlukan untuk kelancaran operasional.
Adapun media komunikasi yang digunakan adalah bermacam-macam mulai dari telepon, surat,
faksimilie, email, maupun komunikasi langsung secara oral atau lisan. Media komunikasi
tersebut memerlukan keterampilan dan pengetahuan pemakaian yang baik, agar pesan yang
disampaikan dapat dipahami dengan benar dan sesuai harapan. Keterampilan berkomunikasi
melalui telepon wajib dimiliki seorang Telepon Operator hotel yang bernaung di bawah
Departemen Kantor Depan. Ruang lingkup dan tugas Telepon Operator dan keterampilan
komunikasi dibahas dalam bab ini.
4.2. Komunikasi
Salah satu faktor kunci dalam keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi adalah komunikasi.
Demikian pula dalam kegiatan oeprasional hotel. Komunikasi memegang peran penting karena
penyedia dan penerima layanan adalah manusia. Komunikasi terjadi antara penyedia dan
penerima layanan dan antara sesama penyedia dan sesame penerima layanan. Dalam kaitannya
dengan operasional Kantor Depan, maka focus komunikasi adalah antar penyedia layanan atau
45
sesame karyawan dan antara penyedia layanan atau karyawan hotel dan penerima layanan atau
tamu hotel.
Aktifitas komunikasi merupakan tantangan tersendiri khususnya di era teknologi yang mengarah
pada meningkatnya intensitas pertukaran dan pembagian informasi. Guna menghindari kendala
operasional, maka hotel seringkali menyelenggarakan pelatihan dan penyegaran terkait
komunikasi. Sistem komunikasi internal perlu diperbaiki dan ditingkatkan sehingga kinerja
karyawan tidak terkendala. Upaya yang dilakukan diantaranya melakukan pengelolaan secara
khusus mengenai sistem komnikasi internal, melakukan pemberdayaan kepada karyawan untuk
menghidupkan dan menjalankan system komunikasi internal dengan meminimalisir
penyumpatan alur komunikasi, menerapkan persaman persepsi atas semua informasi baik secara
vertical maupun horizontal, mengadakan saran akomunikasi yang memadai, menjadikan budaya
komunikasi yang aktif dan positif. Bila karyawan terbiasa berkomunikasi terbuka dengan lugas
dan artikulatif, maka komunikasi dengan tamu hotelpun akan berdampak.
Pada prinsipnya, komunikasi adalah penyampaian pesan. Fungsi komunikasi antara lain bersifat
informative, regulative, persuasive, dan integrative. Pengelolaan komunikasi internal di hotel
mencakup keempat fungsi tersebut. Pada umumnya, karyawan hotel adalah orang-orang yang
komunikatif, khususnya karyawan yang berinteraksi langsung dengan tamu. Kemampuan ini
dapat memperlancar kegiatan operasional dan bahkan menjadi indikator kepuasan tamu. Oleh
sebab itu, manajemen harus memberikan perhatian khusus bagi penyelenggaraan alur
komunikasi di hotel dan peningkatan kemampuan karyawan dalam berkomunikasi.
4.3.Etika dan tata cara berkomunikasi melalui telepon
Dalam industri jasa khususnya perhotelan, tata cara atau etika bertelepon lebih sering dikenal
dengan istilah telephone courtesy atau telephone manner. Dengan kata lain, telephone courtesy
adalah tata cara dalam berkomunikasi melalui telepon dengan benar dan tepat (appropriate
manner). Manner atau tata krama bertelepon mengikuti kaidah-kaidah internasional yang dapat
diterima seluruh pihak dari berbagai latar belakang adat dan budaya.
46
Telephone courtesy sangat penting dalam operasional bisnis perhotelan karena akan memberikan
kesan atau citra hotel. Orang yang menelpon hotel akan disapa oleh petugas Telephone Operator.
Apabila petugas tersebut tidak menjawab dengan baik, maka penelpon akan terkesan bahwa
hotel secara umum kurang profesional. Sebaliknya, jika Telephone Operator menjawab telepon
dengan baik, ramah, dan artikulatif, maka penelpon akan membentuk kecan positif terhadap
perusahaan secara menyeluruh. Kesan tersebut akan berkembang menjadi citra yang dibentuk
dalam pikiran penelpon dan akhirnya berkaitan dengan kepercayaan (trust) penelpon terhadap
hotel secara keseluruhan.
Namun demikian, penerapan telephone courtesy tidak saja diwajibkan bagi petugas Telephone
Operator, melainkan semua karyawan yang memiliki kesempatan selama melaksanakan
pekerjaannya untuk melakukan komunikasi melalui telepon. Bahkan, komunikasi melalui
telephone tidak saja dengan tamu atau rekan bisnis seperti supplier tetapi juga dengan rekan
sejawat. Dengan demikian, telephone courtesy wajib diterapkan oleh semua karyawan di semua
lini, baik tingkat pelaksana maupun manajerial mulai dari supervisor, department head, maupun
executive committee.
Setiap karyawan hotel wajib memahami dan menguasai tata cara berkomunikasi melalui telepon
yang baik. Poin-poin umum yang harus dikuasai dan dipraktekkan adalah sebagai berikut.
1. Yakinkan anda menjawab telepon secepatnya, maksimal dalam 3kali dering.
2. Berikan jarak yang cukup antara telepon dan mulut, sehingga suara anda tidak
terdengar terlalu kears atau meledak-ledak. Pda umumnya, jarak yang baik adalah
sekitar 5 cm.
3. Bicaralah dengan jelas, tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut sehingga seperti
berbisik.
4. Gunakan tata bahasa yang baik dan baku.
5. Fokus pada pembicaraan dan hindari menginterupsi, berargumentasi, atau terkesan
terburu-buru.
6. Gunakan nada bicara atau intonasi yang ramah dan menyenangkan
7. Tersenyumlah ketika bertelepon, karena penelpon akan dapat merasakan.
47
8. Sebelum melepas komunikasi atau meminta penelpon menunggu, selalulah memohon
ijin.
9. Jika penelpon telah menunggu, kembalilah dengan mengucapkan terima kasih telah
menunggu.
10. Jangan lupa untuk kembali kepada penelpon jika anda menjanjikan.
11. Jangan terbiasa menerima telepon pribadi saat bekerja.
12. Latihlah menangani beberapa telepon secara simultan dengan tenang, mudah, dan
baik.
13. Jangan mengunyah makanan atau permen saat menelpon.
14. Jangan meninggalkan pesan kepada seseorang yang bukan diinginkan oleh penelpon.
15. Ketika mengakhiri pembicaraan, yakinkan penelpon yang menutup terlebih dahulu.
Sampaikan ucapan terima kasih telah menelpon kembali dan selamat berpisah dengan
harapan hari yang menyenangkan.
16. Ketika mengangkat telepon, lakukan sapaan seperti selamat pagi/siang,sore/malam,
dilanjutkan dengan identitias hotel atau section atau bagian, lalu identitas diri, dan
tawarkan bantuan.
17. Jika ada yang tidak jelas, mintalah mengulangi dengan sopan atau mintalah penelpon
mengeja.
18. Jika menerima pesan, jangan lupa mengulangi dan mengkonfirmasi pesan penelpon.
19. Sebutlah selalu nama penelpon jika mengetahui.
20. Selalulah menyediakan pena dan kertas untuk mencatat.
21. Hindari penggunaan jargon dan humor.
22. Hindari berasumsi, lebih baik konfirmasi ke penelpon.
23. Hindari terlalu cepat menarik kesimpulan.
24. Hindari berbicara terlalu cepat.
4.4. Syarat Telephone Operator
Sebagai seorang telephone operator, anda perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Syarat umum
Memliki kepribadian yang baik, ramah, menyenangkan, dan menjaga emosi.
48
Memiliki karakter atau tipe suara yang baik dalam artian tidak serak dan tidak lemah atau
pelan
Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa
Inggris dan atau bahasa asing lainnya.
Memiliki kemampuan mendengarkan secara attentive dan merangkum pembicaraan
Memiliki kecekatan dalam bekerja dan menangani beberapa telepon sekaligus
Mampu bekerja tanpa supervisi
2. Product knowledge
Tidak jarang penelpon memerlukan informasi mengani produk dan fasilitas hotel.
Walaupun hal tersebut dapat ditangani karyawan reservasi atau receptionist, terkadang
petugas-petugas tersebut sedang menggunakan telepon juga. Dengan demikian, petugas
Telephone Operator juga harus memiliki pengetahuan produk atau product knowldege
khususnya yang disediakan oleh hotel. Setiap paket baru atau fasilitas baru yang dimiliki
hotel dan ditawarkan kepada tamu akan didistribusikan ke seluruh departemen sehingga
setiap orang mengetahui dan dapat memberikan informasi umum.
Pengetahuan yang harus dimiliki Telephone Operator di antaranya mengenai jenis dan
klasifikasi hotel, jenis dan jumlah kamar, harga kamar, paket khusus, jenis dan jumlah
restoran serta jam buka, layanan lain seperti spa, business centre, dan sebagainya.
3. Kemampuan menjual
Terkait dengan product knowledge tersebut, petugas Telephone Operator juga harus
memiliki sense of selling, atau niat untuk menjual. Walaupun mungkin lebih mudah
melakukan penjualan langsung dengan bertatap muka (face to face selling), tidak
menutup kemungkinan selling via telephone juga berhasil dilakukan. Jika menjual secara
langsung, maka pendekatan kepada calon pembeli akan lebih mudah karena gerak-gerik
calon pembeli dapat diamati secara langsung dan dapat diantisipasi serta ditangani
dengan lebih tepat. Untuk dapat menjual melalui telepon dengan baik, maka harus
dipahami teknik0teknik menjual sebagai berikut:
a. Menggunakan suggestive selling atau memberikan saran pilihan
49
b. Menggunakan descriptive selling atau memberikan gambaran atau deskripsi tentang
produk
c. Menggunakan explanation atau memberikan keterangan dan penjelasan secara
lengkap dan detil
d. Menggunakan up selling atau memberikan penawaran tertinggi terlebih dahulu
e. Menngunakan cross selling atau menawarkan produk lain sebagai paket atau bagian
dari produk yang sesungguhnya dijual.
Dalam berkomunikasi dengan tamu, khususnya terkait upaya menjual atau memahami pesan atau
kebutuhan tamu, Telephone Operator dapat mengacu pada bentuk-bentuk pertanyaan yaitu
1. Open-Ended Question
Bentuk pertanyaan ini disebut juga sebagai pertanyaan terbuka yaitu suatu bentuk
pertanyaan yang bersifat interogrative dengan maksud unutk mendapatkan informasi atau
jawaban sebanyak-banyaknya. Lawan bicara diundang untuk secara aktif dan kreatif
menjawab dan mengembangkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Pada umumnya,
pertanyaan bentuk ini diawali dengan kata mengapa dan bagaimana. Pertanyaan siapa, di
mana, berapa, juga dapat ditambahkan.
2. Compact Question atau Close-Ended Question
Bentuk pertanyaan ini mengharapkan jawaban pendek yaitu ya (yes) atau tidak (no) saja.
Pertanyaan seperti ini biasanya memang tidak bertujuan untuk mengembangkan topik
pembicaraan.
3. Alternative Question
Pertanyaan alternatif adalah pertanyaan yang langsung memberikan pilihan jawaban.
Pertanyaan seperti ini menggiring lawan bicara hanya pada alternatif jawaban tersebut.
Banyak penjual atau pemasar yang menggunakan jenis pertanyaan ini.
4.5. Persiapan menerima telepon
Walaupun terkesan simpel, tugas dan tanggung jawab seorang Telephone Operator seringkali
critical, terutama jika berkaitan dengan pesan penelpon. Seorang Telephone Operator dituntut
untuk mampu mendengarkan dengan attentive, cekatan, dan mandiri agar tidak luput dalam
mendengarkan pembicaraan penelpon dan agar mampu menangani beberapa telepon masuk
50
secara simultan serta membuat keputusan secara mandiri terkait telepon, karena bertugas di
sebuah ruangan tertutup maksimal dengan satu orang telephone operator lainnya. Agar tugas
dapat dijalankan dengan baik, maka perlu persiapan yang baik. Hal-hal yang perlu disiapkan
adalah:
1. Daftar nama tamu yang menginap di hotel (in-house guest list).
In-house guest list merupakan daftar nama tamu yang menginap di hotel beserta nomor
kamar dan informasi penting lainnya seperti tanggal kedatangan dan keberangkatan serta
pembayaran atau pemesan misalnya travel agent atau personal atau korporasi, dan
sebagainya, dan status tamu misalnya VIP, repeated guest, dan sebagainya. Daftar
tersebut disiapkan oleh petugas Receptionist yang bertugas di malam hari (evening shift),
sehingga semua data tamu pada hari tersebut sudah lengkap dan jelas, khususnya tamu
yang diharapkan datang. Daftar tersebut diebarkan ke seluruh departemen dan bagian
atau unit kerja.
2. Nomor telepon penting
Nomor penting biasanya sangat dibutuhkan ketika keadaan darurat misalnya kebakaran,
tamu sakit atau jatuh, gempa bumi, atau keadaan yang membahayakan. Nomor penting
terdiri dari nomor2 di luar hotel dan di dalam hotel yang memiliki wewenang penuh.
Berikut adalah nomor-nomor yang harus ada di ruang Telephone Operator.
a. Pemadam Kebakaran
b. Kantor Polisi
c. Rumah sakit atau klinik atau dokter dan unit gawat darurat
d. Bandara
e. Biro Perjalanan
f. Layanan transportasi (taxi)
g. Stasiun bis atau kereta sesuai dengan yang ada di wilayah atau area dekat hotel
h. Kepala Desa setempat
i. General Manager
j. Executive Assistant Manager
k. Semua Departement Heads
51
3. Daftar kode area di sekitar dan kode negara
Daftar kode area di sekitar hotel dan kode negara-negara khususnya asal mayoritas tamu
harus tersedia. Tidak jarang tamu melakukan panggilan telepon ke negaranya sendiri atau
ke kabupaten atau propinsi asal. Panggilan seperti itu tentunya berbayar. Kemudian,
pihak manajemen hotelpun khususnya General Manager dan Sales Manager tidak jarang
melakukan panggilan telepon ke negara-negara lain untuk berbicara dengan rekanan
seperti travel agent ataupun International Office. Sambungan internasional atau interlokal
yang dilakukan oleh pejabat hotel, pada umumnya akan dibebankan ke departemen
masing-masing.
4. Form pesan telepon
Penelpon yang ingin berbicara dengan seseorang di hotel, tidak selalu berhasil
dikarenakan orang yang ditelpon tidak ada atau sedang menggunakan telepon. Jika hal
tersebut terjadi, Telephone Operator menanyakan apakah penelpon ingin meninggalkan
pesan atau tidak. Kalau penelpon meninggalkan pesan, maka Telephone Operator wajib
menuliskan pesan tersebut pada form pesan yang telah tersedia. Dalam form tersebut
ditulis nama penelpon, nama orang yang dituju berikut nomor kamar atau bagian, tanggal
dan jam, serta pesan dan nama penelpon.
Walaupun sepertinya mudah diingat, pesan kepada sesama rekan kerjapun mesti dicatat.
Hal ini disebabkan karena banyak hal yang terjadi selama bekerja, dalam arti menangani
telepon masuk dan keluar, sehingga Telephone Operator berpotensi lupa menyampaikan
pesan atau lupa isi pesan yang diterima. Inilah fungsi dari form pesan melalui telepon.
Pesan yang diterima hendaknya disampaikan secepat mungkin untuk menghindari
penumpukan atau pesan kadaluwarsa, yaitu pesan sudah tidak diperlukan lagi oleh orang
yang dituju karena terlalu lambat. Hal tersebut akan menjadi kritis bila pesan yang
diberikan adalah pesan penting. Biasanya, Bell Boy membantu pengantaran pesan-pesan
tersebut.
Penulisan nama penelpon, hendaknya ditanyakan lebih jelas agar tidak salah eja.
Demikian pula nama orang yang dituju. Untuk tamu hotel, yang ditulis adalah nama
52
belakang atau nama keluarga. Nama depan tamu kadang-kadang mirip atau sama antara
tamu yang satu dengan yang lain. Dalam menemukan nomor kamar tamu yang dituju,
petugas Telepho ne Operator menggunakan in-house guest list. Hal ini harus dilakukan
dengan cermat dan hati-hati sehingga tidak terjadi kesalahan.
Message Form
For_________________________Date_________Time ___________A.M./ P.M.
M____________________________________________________
Of_____________________________________
Phone _________________________________
Area Code Number Extension
Message__________________________________________________
_________________________________________________________
_________________________________________________________
o Phoned Returned your call Please Call Will call again o Came to see you Wants to see you
Gamar 4.1. Message Form
53
4.5. Cara menangani telepon masuk
Telephone Operator merupakan petugas yang pertama kali melakukan kontak langsung dengan
pihak lain. Oleh karena itu, kesigapan dan kecekatan sekaligus keramahan Telephone Operator
sangat menentukan kesan dan citra hotel. Panggilan telepon yang masuk harus segera dijawab
dengan standard an etika yang sudah ada di hotel.
Salah satu tugas Telephone Operator adalah menangani penyambungan telepon. Hal-hal yang
perlu diikuti saat melakukan penerimaan telepon masuk adalah sebagai berikut.
1. Jawablah telepon maksimal dalam 3 kali dering
2. Sapa penelpon sesuai dengan waktu terjadinya telepon masuk.
3. Sebutkan identitas hotel, diikuti dengan identitas diri.
4. Tawarkan bantuan
5. Lakukan langkah-langkah tersebut dengan suasana yang hangat, ramah, dan
menyenangkan.
6. Siapkan pena dan kertas.
7. Pastikan anda mengetahui orang yang dituju atau mengarahkan orang atau departemen
yang sesuai dengan kebutuhan penelpon. Hal ini akan memudahkan dan mempercepat
penyambungan telepon.
8. Jika penelpon tidak yakin kepada siapa harus berhubungan, maka Telephone Operator
harus mampu memutuskan kepada siapa sebaiknya penelpon diarahkan.
9. Sampaikan permisi atau informasikan kalau anda akan menyambungkan telepon ke
tempat atau orang yang dituju dan mohon penelpon untuk menunggu.
10. Jika tidak terjawab, atau telepon sedang digunakan sampaikan permohonan maaf dan
jelaskan dengan baik. Tawarkan apabila penelpon ingin menelpon lagi nanti atau ingin
meninggalkan pesan.
11. Jika penelpon ingin meninggalkan pesan, maka catat pesan dengan baik. Minta nama
tamu yang jelas. Jika kesulitan menangkap maka minta penelpon untuk mengulang atau
mengeja. Tulis tanggal dan jam dan catat pesan yang ingin disampaikan.
12. Jika penelpon ingin menelpon kembali nanti, maka sampaikan terima kasih telah
menelpon dan biarkan penelpon menutup terlebih dahulu.
13. Fokus pada pembicaran anda dengan penelpon. Hindari atau abaikan interupsi dari mana
saja termasuk dari rekan kerja di sebelah anda, karena akan terdengar anda mengabaikan
54
penelpon. Jika terpaksa, maka mohon ijin untuk interupsi sebentar dan sampaikan terima
kasih telah menunggu setelah anda kembali ke penelpon.
4.6. Cara menangani telepon keluar
Untuk menangani telepon keluar, gunakan langkah-langkah berikut.
1. Sapa penelpon sesuai standar.
2. Pahami tujuan penelpon
3. Siapkan nomor telepon yang akan dihubungi melalui telephone directory atau personal
list. Hindari menebak-nebak nomor telepon. Untuk telepon yang sering dihubungi tamu
seperti taxi, travel agent, dan sebagainya letakkan dekat dengan tempat bertugas sehingga
gampang dilihat.
4. Siapkan catatan untuk mencatat pokok pembicaraan atau hal-hal yng diinginkan
penelpon. Jangan mengandalkan ingatan.
5. Informasikan penelpon untuk menunggu jika anda akan menghubungkan atua
menyambungkan penelpon ke yang dituju
6. Sambungkan telepon ke nomor yang dituju dengan cermat dan hati-hati agar tidak terjadi
salah sambung. Namun jika terjadi, sampaikan permohonan maaf dan ulangi
penyambungan telepon
7. Jika sambungan telah terjadi dengan benar, perkenalkan diri dan sampaikan siapa yang
ingin bicara.
8. Jika nomor yang dituju sedang sibuk, gunakan nomor alternatif jika ada.
9. Jika sambungna terputus, maka ulangi kembali dan sampaikan permohonan maaf.
10. Persilakan penelpon untuk berbicara dengan yang ditelepon jika telah terhubung.
4.7. Menangani telepon bernada mengancam
Orang melakukan panggilan untuk berbagai kepentingan dan motivasi. Walaupun jarang terjadi,
perlu diantisipasi telepon-telepon yang masuk yang bernada mmengancam. Jika terjadi, hal-hal
yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Berusaha untuk menunjukkan sikap tenang melalui suara dan berbicara secara normal.
2. Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan penelpon hingga selesai. Hindari
menutup telepon sebelum pesan yang disampaikan diterima dengan tuntas
55
3. Catat hal-hal yang penting seperti kata kunci, jenis kata ekstrim yang digunakan, logat,
bahasa, suara latar belakang penelpon, lama bicara, serta jenis kelamin penelpon.
4. Jika diperlukan, ajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali informasi penting dengan
tenang.
4.8 Latihan
1. Jelaskan ruang lingkup kerja Telephone Operator
2. Jelaskan dan demonstrasikan etika dan tata cara berkomunikasi melalui telepon
3. Jelaskan syarat Telephone Operator
4. Jelaskan persiapan penerimaan telepon
5. Jelaskan dan demonstrasikan cara menangani telepon masuk
6. Jelaskan dan mendemonstrasikan cara menangani telepon keluar
7. Jelaskan cara menangani telepon yang bernada ancaman
56
BAB V
RESERVATION
Bab ini membahas mengenai Bagian Reservasi Hotel yang meliputi tahapan menerima dan
memroses reservasi. Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu:
1. Menjelaskan klasifikasi reservasi
2. Menjelaskan media dan sumber reservasi
3. Menjelaskan sistem penanganan reservasi
4. Menerima dan menolak reservasi
5. Menangani pembayaran reservasi bergaransi
6. Menangani perubahan reservasi, pembatalan, dan no show
7. Menyiapkan laporan reservasi
57
5.1 Pendahuluan
Reservasi adalah salah satu bagian penting di Kantor Depan. Tahap yang dilalui tamu sebelum
menginap di hotel adalah melakukan pemesanan kamar. Hotel memiliki system researvasi yang
berbeda-beda menurut ukuran dan kompleksitas hotel. Pada hotel menengah ke atas, hotel
menggunakan system komputerisasi untuk memudahkan dan mempercepat pemasukan dan
pengolahan informasi.
Kemampuan seorang petugas reservasi meliputi aspek kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi secara interpersonal, kemampuan menjual, dan pengetahuan tentang produk layanan
dan fasilitas hotel (product knowledge). Kemampuan tersebut sangat membantu hotel untuk
meningkatkan hunian kamar.
Bab ini menguraikan klasifikasi reservasi, media dan sumber reservasi, penanganan reservasi,
serta laporan yang harus disiapkan petugas reservasi hotel.
5.2. Menjelaskan klasifikasi reservasi
Dilihat dari sumbernya, reservasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis:
Reservasi perorangan (individual reservation), yaitu reservasi yang dilakukan untuk tamu
perorangan atau individu. Reservasi ini sering disebut FIT (Frequent Individual
Traveller). Pemesanan dapat dilakukan oleh tamu sendiri atau melalui corporate atau
agen perjalanan.
Reservasi rombongan (group/tour reservation)
Reservasi untuk rombongan biasanya dilakukan oleh travel agent atau corporate. Tipe
reservasi ini sering disebut Group IncentiveTour (GIT). Harga yang diberikan biasanya
lebih murah dari harga individu/FIT.
Reservasi konferensi (conference reservation)
Reservasi kamar biasanya untuk peserta konferensi dan panitia. Harga yang diberikan
biasanya khusus atau lebih murah dari harga FIT.
Pada hotel besar, biasanya bagian reservasi dipisahkan antara FIT, GIT, dan MICE/Meeting
Icentive Convention and Exhibition (konferensi). Pemisahan tersebut dimaksudkan untuk
memfokuskan proses pemesanan kamar termasuk makanan dan minuman dan fasilitas lainnya.
58
Penanganan reservasi juga dibedakan antara reservasi yang bergaransi dan tidak bergaransi.
Untuk reservasi bergaransi, jaminan bisa dalam bentuk:
Pre-payment
Deposit
Credit Card
Kontrak Kesepakatan Corporate
Kontrak Agent Perjalanan
5.3. Menjelaskan media dan sumber reservasi
Tamu atau pemesan kamar dapat menggunakan beberapa media untuk dipilih untuk
mengkomunikasikan pemesanan kamar di antaranya telepon, surat, surat elektronik (email),
faksimili, computer terminal, online reservation platform, maupun secara personal atau datan
langsung. Dewasa ini pilihan media surat dan faksimili mulai ditinggalkan. Di era digitalisasi
seperti sekarang, kebanyakan calon tamu hotel yang memesan langsung untuk dirinya,
menggunakan media online reservation platform.
Sementara itu, sumber researvasi adalah orang atau pihak yang membantu pemesanan kamar
yang biasanya telah memiliki perjanjian kontrak dengan pihak hotel. Sumber reservasi meliputi:
Perorangan
Tamu hotel yang tidak mengambil paket tur melalui travel agent biasanya langsung
memesan kamar hotel baik secara langsung ke hotel maupun melalui media lain.
Perusahaan Penerbangan
Perusahaan penerbangan melakukan pemesanan kamar bagi kru pesawat baik pilot
maupun pramugara atau pramugari. Pemesanan kamar juga dilakukan untuk penumpang
pesawat jika keberangkatan pesawat ditunda. Harga khusus diberikan oleh hotel bagi
perusahaan penerbangan tetapi pada umumnya tidak lebih rendah dari harga kepada
travel agent.
Travel Agent
Travel agent adalah sumber reservasi yang paling potensial, karena memang beroperasi
untuk menyediakan layanan pemesanan kamar dan tur bagi wisatawab, Dengan kata lain,
tujuan bisnisnya adalah melayani kebutuhan wisatawan baik tentang akomodasi,
59
makanan dan minuman, tur, cindera mata, dan sebagainya. Travel Agent merupakan
salah satu saluran distribusi bagi hotel. Travel agent menjual paket-paket tur termasuk
akomodasi. Harga khusus biasanya diberikan oleh hotel bagi travel agent yang
berproduksi banyak di hotel. Perlakuan khusus juga diberikan dalam hal tipe
pembayaran.
Company atau Corporate
Perusahaan dapat mengirim karyawan atau pejabat perusahaan tersebut ke suatu destinasi
untuk kepentingan bisnis. Harga dan metode pembayaran disesuikan dengan kontrak
perjanjian dengan hotel.
Pemerintah
Pemerintah memesan kamar untuk pejabat atau peserta kegiatan seperti pertemuan,
pelatihan, konferensi, kunjungan kenegaraan, dan sebagainya. Harga yang diberikan dan
tipe pembayaran juga berdasarkan perjanjian sebelumnya.
Kantor Pemesanan Pusat
Hotel-hotel berjejaring internasional atau nasional, biasanya memiliki perwakilan di kota-
kota strategis. Melalui perwakilan tersebut, pemesanan kamar dapat dilakukan. Harga
kamar biasanya berdasarkan harga kontrak sesuai perjanjian.
Perwakilan Hotel di Bandara (Airport Representative)
Hotel-hotel besar biasanya memiliki perwakilan atau representative di bandara. Biasanya
petugas hotel tersebut berusaha untuk mendapatkan tamu yang tidak datang dengan
reservasi melalui travel agent.
Perusahaan penyewaan mobil
Tidak jarang, perusahaan penyewaan mobil bertindak sebagai pemesan kamar bila tamu
yang menyewa mobil atau kendaraan ke suatu tempat juga ingin menginap di tempat
yang dikunjunginya.
Penyelenggara acara (event organizer)
Penyelenggara acara biasanya langsung memesan kamar untuk peserta acara seperti
konferensi, pertunjukan, dan sebagainya. Dalam pemesanan kamar tersebut, Event
Organizer biasanya mendapatkan harga khusus.
60
5.4. Menjelaskan sistem penanganan reservasi
Penanganan reservasi di hotel dapat dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan
komputer. Hal ini tergantung apada ukuran dan kebijakan hotel. Pada hotel medium ke atas,
hotel biasanya menggunakan sistem komputer. Sebaliknya hotel berukuran dan berkelas kecil
menggunakan sistem pencatatan manual. Pada prinsipnya, pencatatan reseravsi secara manual
atau komputerisasi adalah sama, hanya saja medianya yang berbeda. Kelebihan komputerisasi
adalah dalam hal kecepatan dan kemudahan pencatatan. Dengan komputer, kekeliruan dapat
diminimalisasi.
Penanganan reservasi secara manual meliputi:
Pencatatan data reservasi pada formulir pemesanan kamar yan kemudian disalin pada
reservation slip/diary atau buku harian reservasi.
Menduplikasi data reservasi pada tabel conventional reservation chart atau density chart.
Kedua chart tersebut digunakan untuk mengetahui secara cepat inventarisasi kamar.
Gambar 5.1. Conventional Chart
61
Gambar 5.2 Density Chart
Penanganan reservasi secara komputerisasi
Pencatatan data reservasi langsung dapat dicatat pada formulir reservasi di komputer
Data pada komputer akan lebih akurat, terutama terkait penghitungan jumlah kamar
tersedia berdasarkan jenis kamar, tingkat hunian, dan harga atau paket-paket yang
tersedia.
Tidak jarang sebuah sistem komputer dapat langsung mendeteksi ketersediaan kamar dan
dapat memberi saran menolak atau menerima reservasi.
5.5. Menerima dan menolak reservasi
Saat menerima pemesanan kamar, petugas reservasi harus mengetahui status inventarisasi kamar
sehingga dapat menentukan untuk menerima atau menolak reservasi. Pemesanan untuk musim
sepi, pada umumnya dapat dilakukan menjelang kedatangan berhubung ketersediaan kamar
banyak, tetapi pemesanan untuk musim ramai, biasanya harus dilakukan jauh-jauh hari sebelum
kedatangan. Bila kamar tersedia, maka petugas reservasi dapat memroses pemesanan kamar
tersebut dengan memasukkan data reservasi seperti tanggal kedatangan dan keberangkatan,
jumlah dan jenis kamar, jumlah tamu, metode pembayaran, dan jika ada detil pesawat. Namun
jika kamar tidak tersedia, maka petugas dapat memberikan alternatif seperti perubahan tanggal
62
atau perubahan jenis kamar. Jika tamu memaksa untuk menginap di tanggal yang dipesan dan
kamar tidak tersedia, maka petugas reservasi dapat menawarkan untuk memasukkan ke dalam
waiting list atau daftar tunggu. Petugas akan menginformasikan jika kamar akhirnya tersedia
karena beberapa pemesanan oleh orang dibatalkan. Namun, jika alternatif yang diberikan tidak
disetujui pemesan, maka pemesanan kamar tidak dapat diteruskan alias ditolak.
Secara umum ada tiga alsan mengapa reservasi ditolak. Yang pertama adalah karena kamar yang
diminta tidak tersedia. Kedua, karena hotel penuh atau bahkan over booked sehingga pemesan
tidak mendapat kesempatan ditawari jenis kamar lain. Ketiga, tamu yang memesan masuk ke
dalam daftar orang yang dicari atau pemesan bereputasi buruk. Informasi tentang konduite
pemesan atau tami biasanya cepat menyebar dari satu hotel ke hotel lain. Biasanya, informasi
tersebut diawali dari hasil pertemuan rutin Credit Manager Hotel.
5.6. Menangani pembayaran reservasi bergaransi
Reservasi yang bergaransi artinya dijamin oleh pemesan bahwa tamu akan datang. Garansi ini
diperlukan biasanya bagi travel agent atau korporasi yang tidak memiliki perjanjian kontrak
harga dengan hotel. Pemberlakuan garansi ini juga untuk reservasi pada musim ramai. Reservasi
rombongan banyak yang dikenakan kebijakan ini. Tapi perlu dicatat bahwa kebijakan
pembayaran garansi ini tergantung pada hotel. Ada garansi sejumlah biaya 1 malam, ada pula
yan menggunakan persentase seperti 15%, 50%75% untuk waktu yang berbeda-beda menjelang
kedatangan.
Prosedur penanganan deposit
Setiap penerimaan deposit harus melibatkan Front Office Cashier atau Account
Receivable pada Accounting Department. Petugas reservasi hanya sebatas menyaksikan
saja.
Segala bentuk pembayaran yang diterima, disesuaikan dengan kebijakan hotel misalnya,
tunai, kartu kredit, travel cheque, dan sebagainya.
Petugas reservasi atau pimpinan Kantor Depan turut menandatangani formulir khusus
sebagai bukti penyaksian pembayaran
Pada formulir pemesanan kamar, harus dicatat bahwa garansi sudah diterima.
63
Penanganan Pre-payment
Pre-payment berbeda dengan deposit. Jika deposit adalah pembayaran sebagian atau sejumlah
tertentu dari keseluruhan biaya untuk menjamin pemesanan kamar. Sementara itu, pre-payment
adalah pembayaran sejumlah keseluruhan biaya kamar. Pre-payment ini ditagih sebelum tamu
menikmati layanan hotel. Pemberlakuan pre-payment ini juga didasarkan pada hubungan hotel
dengan pemesan. Kalau pemesan tidak memiliki kontrak harga dengan hotel atau travel agent
memiliki konduite kurang baik terkait pembayaran atau yang kurang bonafid, atau tamu yang
membayar sendiri maka kebijakan ini diberlakukan untuk menjaga kemungkinan tidak tertagih.
Prosedur penanganan pre-payment
Pembayaran harus diterima oleh Front Office Cashier atau petugas Account Receivable
pada Accounting Department
Catat pada reservatoin slip/diary
Cata pada kartu pendaftaran/registration card saat tamu datang
Sebutkan jumlah pembayaran pada rekening.
5.7. Menangani Perubahan Reservasi, Pembatalan, dan No Show
1. Perubahan Reservasi
Reservasi yang telah dibuat bahkan dikonfirmasi, kemungkinan diubah karena berbagai alasan.
Perubahan tersebut memerlukan konfirmasi dari pihak hotel tergantung pada room availability
atau ketersediaan kamar. Perubahan dapat berupa perubahan tanggal kedatangan, tanggal
keberangkatan, jenis kamar, dan jumlah tamu yang menginap.
Prosedur penanganan perubahan pesanan kamar
Mengisi blanko perubahan pemesanan kamar
Membuat perubahan pada reservation slip/diary
Melakukan perubahan pada reservation chat
Mencatat nama orang yang melakukan perubahan dan tanggal, serta menuliskan inisial
diri sebagai penerima perubahan tersebut
Menyimpan arsip sesuai dengan perubahan tanggal tiba yang baru
64
2. Pembatalan Reservasi
Pembatalan atas reservasi kamar yang sudah dikonfirmasi sebelumnya juga dapat terjadi karena
berbagai alasan. Pada umumnya, hotel menerapkan biaya pembatalan jika pemesanan terjadi
untuk musim ramai. Jumlah biaya yang dikenakan terganung kebijakan hotel misalnya 50% dan
itu tergantung pada waktu dilakukannya pembatalan. Jika waktu pembatalan terlalu mendadak,
maka semakin besar biaya pembatalan yang dikenakan. Biaya tersebut juga akan lebih ketat jika
pesanan dilakukan untuk rombongan. Tetapi jika musim sepi, terkadang hotel memberikan
kebijakan pembebasan biaya pembatalan dengan alasan musim sepi dan untuk menjaga
hubungan dengan hotel.
Prosedur penanganan pembatalan pesanan kamar adalah sebagai berikut.
Coret formulir pemesanan kamar sebelumnya dan tuliskan cancelled
Isi formulir pembatalan pemesanan kamar
Hapus pada tabel atau chart pemesanan kamar
Tuliskan nama orang yang membatalkan, tanggal pembatalan, dan inisial diri sebagai
penerima pembatalan tersebut
Arsip formulir yang sudah diisi tersebut
3. No Show
No show adalah istilah bagi tamu yang sudah melakukan pemesanan yang dikonfirmasi tetapi
tidak datang tanpa pemberitahuan. Bila tamu sudah melakukan pembayaran, maka hotel berhak
menyimpan pembayaran tersebut dan memperlakukan sebagai pendapatan. Jika tamu memesan
melalui travel agent, maka travel agent harus diberikan informasi dan biaya yang sudah
dibayarkan tidak dapat dikembalikan.
Prosedur menangani no show.
Rack slip harus disimpan untuk menjaga kemungkinan tamu datang pada hari berikutnya.
Rack slip dikeluarkan dari papan rack slip dan diletakkan di tempat khusus.
Bila sudah ada pembayaran atau deposti, maka tidak dapat dikembalikan
65
Jika tamu datang keesokan harinya, maka diberikan kamar yang sudah disediakan
sebelumnya jika masih kosong. Jika kamar yang sebelumnya dialokasikan untuk tamu
tersebut sudah terjual, maka diberikan kamar lain yang sejenis.
Lakukan perubahan pada buku harian karena akan memengaruhi in house guest list.
Korespondensi dilakukan kepada pihak yang memesan dengan mencantumkan informasi
mengenai tamu yang no show tersebut.
5.8. Jenis Laporan Reservasi
Petugas reservasi harus menyiapkan beberapa laporan untuk digunakan oleh departemen lain
dalam menjalankan kegiatan operasional. Laporan dari reservasi tersebut dapat digunakan
sebagai landasan untuk membuat strategi dan antisipasi kegiatan operasional dalam 24 jam ke
depan. Apabila tingkat hunian rendah, berdasarkan laporan tersebut, maka departemen penjualan
dan Kantor Depan dapat melakukan usaha ektra untuk meningkatkan hunian kamar. Demikian
pula untuk layanan di restoran. Jumlah kamar yang dihuni dan jumlah tamu yang tinggal dapat
digunakan untuk menentukan jumlah dan jenis makanan pagi. Laporan reservasi juga digunakan
sebagai dasar penyusunan rancangan anggaran biaya atau budget. Penyiapan laporan merupakan
langkah terakhir dalam suatu proses pemesanan kamar. Laporan tersebut ada yang bersifat harian
adapula bulanan. Pada prakteknya, setiap hotel memiliki acuan dan pedoman yang berbeda
dalam penyajian laporan reservasi.
1. Daily reservation report
Laporan ini memuat tentang reservasi yang diterima setiap hari. Dalam laporan ini,
petugas reservasi menuliskan nama tamu, tanggal kedatangan dan keberangkatan,
pembayaran (apakah personal atau voucher dari Biro Perjalanan atau korporasi), jumlah
tamu, jenis kamar dan harga. Dalam laoran ini juga dirangkuma kaktifitas di Bagian
Researvasi seperti pembatalan atau perubahan reservasi. Laporan ini menjadi acuan jika
terdapat masalah di kemudian hari, karena dari laporan ini, permasalahan dapat ditelusuri.
2. Expected arrival and expected departure list
Setiap hari, petugas juga menyusun daftar tamu yang diharapkan datang (expected arrival
list) dan berangkat (expected departure list). Informasi tentang kedatangan dan
keberangkatan tamu tersebut mengacu pada reservation form yang diarsip untuk setiap
tanggal/hari.
66
3. Room availability report
Laporan ketersediaan kamar disusun untuk mengetahui kamar yang masih bisa dijual.
Informasi ini penting khususnya bagi receptionist dan sales department, serta petugas
reservasi sendiri.
4. Group status report
Laporan ini memuat tentang staus reservasi rombongan atau group. Hal yang dimuat di
antaranya tanggal kedatangan dan keberangkatan grup, jumlah kamar, serta biro
perjalanan atau korporasi yang memesan.
5. Special arrival list
Tamu-tamu khusus seperti pejabat tinggi, tamu yang memesan jenis kamar dengan harga
termahal, tamu yang beberapa kali datang (repeated guest), tamu yang dikatagorikan
penting lain seperti pemilik travel agent, dan sebagainya.
6. Turn-away report
Laporan turn-away berisi tentang reservasi yang ditolak atau tidak dapat dikonfirmasi.
Hal ini biasanya terjadi karena forecast atau ramalan tingkat hunian sudah mencapai
optimal atau bahkan semua kamar telah dipesan. Tidak jarang, hotel yang keliru dalam
menginventori kamar atau melakukan peramalan tingkat hunian, akan mengalami over
booking yang artinya jumlah pemesanan kamar melebihi jumlah kamar yang tersedia.
7. Revenue forecast report
Pada laporan ini, disebutkan jumlah kamar yang diproyeksikan terjual dan pendapatan
hotel dari kamar.
8. Reservation histories
Petugas reservasi juga mencatat proses reservasi dan data statistika seperti jumlah tamu,
jumlah dan jenis kamar terisi, sumber pemesanan, no show (tamu yang tidak datang
padahal sudah ada konfirmasi pemesanan kamar), overbooking (kelebihan jumlah
pesanan kamar dari jumlah kamar tersedia), turned away (pesanan kamar yang ditolak),
walk in (tamu datang tanpa pemesanan), dan understay (tamu meninggalkan hotel lebih
awal dari yang dipesan).
5.9 Latihan
1. Jelaskan klasifikasi reservasi
67
2. Jelaskan media dan sumber reservasi
3. Jelaskan sistem penanganan reservasi
4. Demonstrasikan cara menerima dan menolak reservasi
5. Demonstrasikan cara menangani pembayaran reservasi bergaransi
6. Demonstrasikan cara menangani perubahan reservasi, pembatalan, dan no show
7. Demonstrasikan penyiapan laporan reservasi
68
BAB VI
UNIFORMED SERVICE
Bab ini membahas mengenai layanan penanganan barang-barang tamu yang meliputi tahapan
menerima, mengantar, dan menyimpan barang tamu. Setelah membaca bab ini, diharapkan
pembaca mampu:
1. Mengidentifikasi barang bawaan tamu
2. Menjelaskan administrasi layanan porter
3. Menjelaskan dan mendemonstrasikan metode penanganan barang bawaan tamu
4. Menjelaskan dan mendemonstrasikan penanganan barang saat tamu tiba dan pengantaran
ke kamar tamu
5. Menjelaskan prosedur penanganan barang tamu yang pindah kamar
6. Menjelaskan dan mendemonstrasikan penanganan tamu yang berangkat
69
6.1. Pendahuluan
Bagian yang menangani barang bawaan tamu dikenal dengan istilah Uniformed Service atau
Porter Service atau Bell Boy. Layanan ini tidak kalah penting dengan layanan lain di Kantor
Depan. Penanganan barang bawaan tamu yang baik, akan memberikan kesan yang baik di
pikiran tamu. Sebaliknya, kelalaian penanganan barang bawaan tamu akan berakibat buruk pada
citra hotel.
Kegiatan layanan penanganan barang tamu terjadi mulai tamu datang ke hotel, memasuki kamar,
hingga tamu meninggalkan hotel. Untuk dapat menangani barang bawaan tamu dengan baik,
diperlukan pengetahuan mengenai barang-barang tamu, cara penanganan, dan cara penyimpanan.
Dengan demikian masalah yang ditimbulkan dari penanganan barang bawaan tamu yang salah
dapat dihindari.
Bab ini menuraikan mengenai tugas dan tanggung jawab porter termasuk jenis-jenis barang
abwaan tamu, cara penanganan barang bawaan tamu, dan administrasi porter.
Gambar 6.1 Bellboy
6.2 Jenis barang bawaan tamu
Tamu membawa berbagai jenis barang bawaan ketika menginap di hotel. Seringkali, barang
bawaan tamu merefleksikan karakteristik tamu tersebut, misalnya laki-laki atau perempuan,
pebisnis atau petualang, dan sebagainya. Barang bawaan tamu juga dapat diidentifikasikan
menurut ukurannya. Hal ini dapat mencerminkan lama tinggal tamu serta tujuan bepergian.
70
Barang-barang tamu adalah bersifat pribadi dan harus ditangani dengan hati-hati. Seringkali kita
tidak dapat menebak isi barang tamu apakah pecah belah, berharga, dan sebagainya. Bahkan,
tamu mungkin memiliki keterikatan emosi tertentu terhadap bawang bawaannya, misalnya
boneka atau bantal leher yang selalu dibawa ke manapun pergi. Hal seperti ini harus menjadi
perhatian khusus porter atau bellboy. Petugas tersebut harus senstitif atau peka dan memiliki
respek terhadap barang bawaan tamu. Dengan kata lain, ketika tamu tiba di hotel, tamu
mempercayakan barang bawaannya kepada porter, sehingga harus ditangani dengan baik. Jika
terjadi kesalahan penanganan, misalnya hilang, tercecer, atau pecah atau rusak, maka tamu akan
merasa sangat kecewa. Bila ikatan emosi tamu dengan barang bawaannya tinggi baik karena
harga mahal ataupun karena ada kenangan tertenu, maka tamu akan merasa lebih kecewa jika
terjadi kesalahan penanganan barang.
Jenis-jenis barang yang dibawa tamu di antaranya:
Trunk
Trunk ini merupakan koper besar untuk membawa peralatan dan perlengkapan seperti
film dan sejenisnya. Biasanya pemilik membawa tas ini untuk melakukan tugas maupun
hobinya dan untuk perjalanan yang relatif lama.
Suit case
Suit case disebut juga koper, yaitu tempat untuk menyimpan perlengkapan tamu seperti
pakaian, sepatu, dan sebagainya. Bentuknya pada umumnya kotak dengan berbagai
ukuran. Koper ini biasanya terbuat dari bahan yang tahan banting yaitu metal atau plastik
atau juga kain. Koper ini memiliki roda baik 2 ataupun 4, sehingga pemilik hanya perlu
mendorong saja.
Hand bag
Tas ini biasanya dibawa dengan cara menenteng atau meletakkan di pergelangan tangan.
Pemilik mengisi tas ini dengan peralatan sederhana yang diperlukan secara cepat,
misalnya dompet, telepon seluler, dokumen perjalanan, dan sebagainya.
Brief case
Tas ini biasanya digunakan untuk menyimpan dokumen penting dan laptop.Pemilik tas
ini pada umumnya eksekutif perusahaan atau pebisnis yang datang untuk tujuan bisnis.
Cosmetic atau beauty case
71
Para wanita tidak akan merasa lengkap jika tidak membawa seperangkat peralatan
kosmetik ketika bepergian. Bentuknya bermacam-macam tetapi pada umumnya kotak,
dan ukurannya juga beragam.
Hat box
Ada tamu yang bepergian membawa topi terutama ke tempat-tempat tropis atau dingin.
Topi-topi tersebut ditaruh di sebuah kotak, yang pada umumnya menyesuaikan dengan
bentuk topi. Bahan tas ini biasanya ringan seperti plrastik, anyaman, maupun kain.
Haversack
Tas ini sering disebut sebagai tas prajurit atau tas tentara yaitu tas yang bisa diisi pakaian
atau makanan.
Travelling bag
Tas ini adalah tas yang terbuat dari bahan kain atau kanvas dengan pegangan dan tanpa
roda, yang bisa digunakan untuk menyimpan pakaian. Ukurannya pun bermacam-macam.
Tas ini dibawa dengan cara menjinjing. Tidak jarang, tamu yang menginap sebentar
menggunakan tas ini.
Valpack (val case)
Tas ini merupakan sejenis tas pakaian yang terbuat dari kulit berpalis yang dapat dilipat
dan digantung.
Shoulder bag/backpack
Tas ini sering disebut tas pundak atau ransel yang biasanya dipakai oleh orang yang suka
berpetualang seperti pencinta alam. Ukurannya bermacam-macam. Tidak jarang pula,
anak2 remaja dan sekolah menggunakan tas ini untuk menyimpan barang-barang
bawaannya. Dewasa ini banyak tas ransel yang keren yang hanya digunakan untuk
menyimpan telepon seluler, dompet, dan sedikit peralatan kosmetik seperti lisptik dan
bedak. Bahannya pun beragam.
Garment bag (valet bag/suit bag)
Tas ini biasanya digunakan untuk menyimpan pakaian kerja atau jas, jacket, dan celana
panjang. Pada umumnya tas ini terbuat dari kulit, kain, atau plastik. Pemilik barang ini
biasanya eksekutif.
72
Golf case
Peralatan golf seperti stick disimpan dalam tas golf. Biasanya ukurannya tinggi dan agak
berat. Tidak jarang pemain golf bertujuan untuk bepergian hanya untuk bermain golf.
Jadi, barang ini menjadi penting baginya.
Camera case
Tas ini digunakan untuk menyimpan kamera dan perlengkapan photography lainnya
seperti lensa, baterai, flashes, dan sebagainya. Bagi photographer profesional atau pehobi,
camera case adalah barang bawaan yang bernilai., apalagi bila harganya mahal.
Umbrella
Walaupun hotel menyediakan payung di lobby, tidak jarang tamu membawa sendiri
payung kecil. Tamu-tamu Asia sering membawa payung-payung kecil walaupun musim
panas.
Statue, ceramic, carving
Barang-barang seperti patung, keramik, pahatan adalah barang-barang yang dibawa tamu
pada umumnya sebagai suvenir. Penanganan barng seperti ini saat check out harus
dilakukan dengan hati-hati agar tidak pecah atau retak, atau patah.
Box (cardboard box)
Box adalah kotak kardus yang dapat diisi berbagai jenis barang. Jika baranga pecah
belah, maka harus ditangani extra hati-hati. Oleh karenanya, Porter atau Bell Boy harus
mengetahui tipe barang di dalam kotak agar tidak salah menanganinya.
Painting
Painting adalah lukisan baik yang dibingkai ataupun yang masih berupa lembaran yang
digulung atau dilipat.
6.3 Menjelaskan administrasi layanan porter
Penanganan barang bawaan tamu harus tercatat untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Jadi, dalam kegiatan operasional Bell Boy harus ada sistem yang mendukung dan
memperlancar kegiatan tersebut. Beberapa bentuk pencatatan yang dilakukan Bell boy diuraikan
di bawah ini.
73
Luggage tag
Luggage tag adalah kartu yang digantungkan pada barang tamu yang dititipkan. Kartu ini
dipegang sebagian oleh tamu untuk keperluan pembuktian saat mengambil barang. Hal
ini dimaksudkan untuk menghindari tertukarnya barang-barang tamu yang dititipkan.
Biasanya suasana akan krodit saat tamu yang menitip barang jumlahnya banyak.
Bell boy errand card
Bell boy errand carad adalah kartu yang digunakan bell boy untuk mencatat segala
kegiatan terkait penanganan barang bawaan tamu. Dalam lembar ini ditulis jenis barang,
jumlah, dan nama tamu serta inisial belly boy yang bekerja atau melakukan kegiatan.
Bell boy control sheet
Bell boy control sheet adalah lembar pengawasan yang digunakan oleh Bell Captain atau
atasan langsung Bell Boy untuk mencatat kegiatan selama penanganan barang tamu yang
baru tiba, pindah kaar, ataupun yang akan berangkat. Pada umumnya data yang dicatat
diambil langsung dari Bell Boy Errand Card.
Gambar 6.2. Bellboy Errand Card
74
Errand control sheet
Errand control sheet merupakan lembar pengawasan yang digunakan Belli Boy atau
atasan langsung untuk mencatat seluruk kegiatan operasional. Dalam lembar tersebut
ditulis dengan jelas jam kegiatan dan inisial petugas, sehingga mudah ditelusuri jika ada
permasalahan.
Luggage room book
Buku ini semacam log book atau diary di mana bellboy mencatat penitipan barang milik
tamu. Hal-hal yang penting dicatat secara khusus. Buku ini juga menjadi panduan bagi
petugas yang bekerja pada shift selanjutnya.
Baggage claim check
Baggage claim check adalah kartu penitipan barang milik tamu yang dititipkan di hotel,
dalam hal ini luggage store atau store room. Kartu tersebut berisi nama tamu, nomor
kamar, jumlah dan jenis barang, serta tanggal penitipan. Kondisi dan persyaratan atau
aturan penitipan biasanya tertulis di balik kartu untuk dipahami oleh pemilik barang dan
tata cara pengambilan. Ketika tamu akan mengambil barang, maka ia akan menyerahkan
kartu tersebut kepada Bell Boy.
6.4 Metode penanganan barang bawaan tamu
Penanganan barang bawaan tamu tidak dilakukan secara asal atau tanpa teknik. Terlebih lagi
barang-barang yang berharga dan rawan pecah yang harus ditangani dengan perhatian lebih
(handling with extra care). Ada beberapa alasan mengapa barang tamu perlu ditangani dengan
perhatian khusus atau lebih yaitu:
Mahal
Bell boy tidak selalu tahu nilai sebuah barang bawaan tamu bagi pemiliknya. Untuk
barang yang berharga nominal tinggi, tentu dapat diantisipasi. Tetapi tidak jarang tamu
memiliki kedekatan emosi terhadap suatu barang yang terkesan murah. Jadi, bell boy
harus memperhatikan dan menangani semua barang tamu dengan hati-hati.
Mengurangi opportunity cost
Bila barang tamu ditangani dengan tidak hati-hati maka akan mudah terjadi barang pecah
atau tercecer atau terantuk dan patah, dan sebagainya. Bila hal ini terjadi, maka hotel bisa
dituntut dan dimintai ganti rugi oleh tamu. Hal ini berarti peluang pengeluaran biaya bagi
75
hotel. Sebaliknya, bila barang bawaan tamu ditangani dengan baik dan hati-hati, maka
peluang biaya tersebut dapat dihindari atau dibatasi.
Metode penanganan barang atau handling method meliputi:
Lifting
Yang dimaksud dengan lifting adalah metode atau teknik mengangkat barang. Cara
mengangkat barang dimulai dari melihat tanda panah pada barng tersebut, jika ada. Kalau
tanda panah menunjuk ke atas, maka barang tersebut harus diangkat secara vertikal sesuai
dengan arah tanda panag. Bila terdapat tanda gelas pecah, maka artinya barang tersebut
mudah pecah dan harus hati-hati saat mengangkat, membawa, dan meletakkan. Kalau
tanda yang ada adalah seperti tanda penyedot debu, maka artinya barang tersebut harus
terjaga dalam keadaan kering.
Gambar 6.3 Cara mengangkat barang yang benar
Stacking
Yang dimaksud dengan stacking adalah menumpuk atau meletakkan barang secara
bertumpuk, di mana satu barang diletakkan di atas barnag lainnya. Penanganan yang
benar dari menumpuk ini akan menghindarkan dari kerusakan atau keretakan, terjatuh,
atau terantuk. Prinsip yang perlu dipegang dalam menumpuk barang adalah meletakkan
barang yang paling berat atau paling tebal dan paling besar di bawah. Selanjutnya
diletakkan barang yang lebih ringan lebih tipis dan lebih kecil di atasnya.
76
6.5 Penanganan barang saat tamu tiba dan pengantaran ke kamar
Saat tamu tiba di hotel, ia akan disambut oleh doorman atau petugas yang bertugas membukakan
pintu kendaraan tamu yang tiba. Lalu, bell boy akan menangani barang bawaan tamu dengan
mengeluarkan dari kendaraan dan membawakan menuju lobby. Beberapa langkah dalam
penanganan barang tamu yang tiba di hotel diuraikan berikut ini.
Sambut dan sapa tamu dengan salam yang sudah ditentukan manajemen hotel atau sesuai
budaya hotel. Salam tersebut harus dilakukan dengan tulus dan ramah. Hal ini akan
membawa citra hotel.
Door man atau Bell boy akan membantu membukakan pintu kendaraan, dengan senyum
yang hangat. Perhatian harus diberikan pada anak-anak di bawah umur, orang tua, dan
ibu hamil.
Arahkan tamu menuju lobby dan konter registrasi (reception)
Letakkan barang tamu di dekat tamu berdiri di konter registrasi.
Tunggu proses registrasi dengan berdiri tidak jauh dari tamu.
Setelah menerima kunci dan dipersilakan mengantar tamu ke kamar oleh receptionist,
maka tanyakan kesiapan tamu dan konfirmasi jumlah barang bawaan tamu.
Mintalah kunci tamu dan arahkan tamu mengikuti atau mendahului anda.
Peringati tamu jika akan melewati tangga, agar berhati-hati, misalnya perhatian terhadap
kaki dan kepala.
Jika harus memasuki lift, maka persilakan tamu masuk ke dalam lift dan keluar lift lebih
dahulu.
Di sepanjang jalan menuju kamar, informasikan fasilitas yang dilalui seperti kolam
renang, coffee shop dan sebagainya.
Ketika tiba di kamar, ketok pintu kamar sebanyak tiga kali untuk memastikan bahwa
kamar dalam keadaan kosong. Lalu, buka sedikit untuk memastikan kembali. Jika aman,
maka buka pintu dengan lebar, letakkan kunci pada slot key tag agar lampu menyala, dan
persilakan tamu masuk terlebih dahulu.
Letakkan barang pada luggage rack yang tersedia.
Jelaskan fasilitas kamar jika diijinkan oleh tamu. Jika tidak, langsung informasikan
nomor yang harus ditekan pada telpon jika ada hal-hal yang ingin dibantu.
77
Selanjutnya sampaikan selamat menikmati kunjungan dan tinggal di hotel dan selamat
beristirahat.
6.6 Prosedur penanganan barang tamu yang pindah kamar
Tamu yang sudah masuk ke sebuah kamar, bisa tidak merasa nyaman pada kamar tersebut
karena berbagai alasan, misalnya ada kerusakan atau tamu di kamar sebelah cukup rebut, dan
sebagainya. Jika hal itu terjadi, tidak jarang tamu bersikeras untuk pindah kamar. Alasan lain
adalah tamu memang akan dipindah berhubung ketika datang, kamar yang dipesan tidak tersedia,
jadi diberikan kamar dengan jenis yang berbeda.
Orang yang memiliki kewenangan untuk memutuskan perpindahan kamar adalah Front Office
Manager, Assistant Front Office Manager, Reception Supervisor, atau Duty Manager. Bila telah
diputuskan bahwa tamu akan dipindah, maka beberapa informasi perlu disebarkan ke bagian
terkait yaitu Housekeeping dan Bell boy. Selanjutnya, jika tamu sudah pindah, maka harus dibuat
revisi atas in-house guest list yang kemudian disebar ke semua departemen. Untuk Bell Desk,
fomulir yang diperlukan adalah room change notice yaitu informasi perubahan dan perpindahan
kamar tamu. Formulir ini diberikan oleh Receptionist ke Bell Captain. Selanjutnya, Bell Captain
akan menugaskan Bell Boy untuk menangani barang-barang tamu yang akan pindah,
menggunakan Bell Boy Errand Card. Sebelumnya, ia akan menuju Reception untuk
mendapatkan kunci kamar baru. Bell Boy akan berkoordinasi dengan Housekeeping terkait
pemindahan tersebut dan mengantar tamu ke kamar yang baru. Tentunya, saat memasuki kamar,
prosedur mengetuk pintu dan menanyakan apakah tamu siap untuk pindah merupakan prosedur
standar.
78
Gambar 6.4 Penanganan barang tamu tiba
Jika tamu tidak ada di kamar dan barang-barang tamu dalam keadaan berantakan atau belum
dikemas, maka Bell Boy harus mengikuti prosedur tersendiri. Dalam hal mengemas barang tamu,
Bell Boy akan ditemani oleh petugas Housekeeping dan Supervisor. Bell Boy harus memeriksa
terlebih dahulu kondisi barang, misalnya ada yang rusak. Bell Boy harus mencatat kondisi
barang-barang tamu pada formulir Bell Boy Errand Card. Lalu, Bell Boy mengantar barang
bawaan tamu ke kamar yang baru dan meletakkan di tempat-tempat yang semestinya. Setelah itu,
Bell Boy akan menandatangani room change notice sebagai bukti kamar pemindahan kamar
telah dilakukan dan mengembalikan kunci ke receptionist. Kadangkala, Bell Boy menggunakan
master key milik housekeeping.
6.7 Penanganan tamu yang berangkat
Sebagaimana saat datang, barang tamu yan akan berangkat juga ditangani Bell Boy. Informasi
pengambilan barang tamu (luggage collection) biasanya diperoleh dari receptionist yang terlebih
dahulu menerima telepon dari kamar tamu yang menginginkan bantuan penanganan barang. Bisa
juga, informasi diterima dari Front Office Cashier, Housekeeping atau tamu langsung menelpon
ke Bell Desk. Sebelum menerima informasi telepon tersebut Bell Boy bisa menggunakan
expected departure list untuk mengantisipasi kamar berapa yang akan check out dan berapa
kamar yang akan check out dan memerlukan luggage collection.
79
Gambar 6.5. Menyerahkakn kunci kamar
Bell Boy akan menuju kamar tamu, mengetuk pintu dan menyampaikan bahwa ia siap membantu
mengantar barang tamu ke lobby. Bell Boy akan membawa trolley, mengeluarkan barang yang
sudah siap, mengkonfirmasi jumlah barang, dan meletakkan barang bawaan tamu di atas trolley.
Sesampai di lobby, bell boy akan meletakkan barang tidak jauh dari tamu yang melakukan
pembayaran di Front Office Cashier. Setelah tamu menyelesaikan pembayaran, maka bell boy
akan mengantar barang ke pintu lobby. Jika tamu sudah dijemput oleh biro perjalanan maka akan
langsung dimasukkan ke kendaraan. Jika belum, tamu dibantu untuk memesan taxi.
Kemungkinan yang terjadi juga adalah tamu tidak langsung ke bandara, melainkan akan
memanfaatkan waktu yang tersisa untuk jalan-jalan di sekitar hotel. Jika hal tersebut terjadi,
maka barang tamu akan dititip terlebih dahulu di luggage store dan bell boy mengeluarkan
luggage tag untuk mencatat data tamu dan menyelipkan di barang tamu sehingga saat diambil
tidak tertukar.
Untuk tamu rombongan, pemuatan barang tamu harus dilakukan dengan cermat dan penuh
perhitungan, sehingga semua barang dapat masuk ke kendaraan dan tertata rapi. Gunakan metode
stacking dan susunlah barang dengan benar dengan memperhatikan tanda pada barang-barang
tersebut.
6.8. Latihan
1. Sebutkan jenis-jenis barang bawaan tamu
2. Jelaskan administrasi layanan porter
3. Jelaskan dan demonstrasikan metode penanganan barang bawaan tamu
4. Jelaskan dan demonstrasikan penanganan barang saat tamu tiba
80
5. Jelaskan dan demonstrasikan pengantaran tamu ke kamar
6. Jelaskan prosedur penanganan barang tamu yang pindah kamar
7. Jelaskan dan demonstrasikan penanganan tamu yang berangkat
81
BAB VII
RECEPTION
Bab ini membahas mengenai layanan penerimaan tamu yang meliputi tahapan menerima dan
memroses registrasi tamu. Setelah membaca bab ini, diharapkan pembaca mampu:
1. Menjelaskan aktifitas dasar penerimaan tamu
2. Menjelaskan dan melakukan persiapan tamu tiba
3. Menghitung dan memblok kamar
4. Membuat laporan status kamar
5. Menetapkan kamar untuk tamu tiba
6. Menangani pendaftaran tamu
7. Membuat portofolio tamu tiba
82
7.1 Pendahuluan
Salah satu aktifitas krusial dan inti dalam kegiatan operasional Kantor Depan adalah layanan
penerimaan tamu (check in) dan layanan keberangkatan tamu (check out). Layanan tersebut
dilaksanakan oleh Bagian Reception di Departemen Kantor Depan. Layanan lain yang juga
menjadi tanggung jawab petugas receptionist adalah melayani tamu pindah kamar. Bagian ini
merupakan bagian pertama dan terakhir dalam memberikan layanan kunci bagi tamu yang
menginap di hotel. Oleh karenanya, kesan pertama dan terakhir ada di pundak petugas
Receptionist.
Berpijak pada posisi krusial tersebut, manajemen hotel pada umumnya menekankan persyaratan
yang lebih dari karyawan lain, bagi petugas receptionist saat melakukan perekrutan karyawan.
Hal mutlak yang dimiliki adalah kemampuan berkomunikasi khususnya Bahasa Inggris, sikap
dan kepribadian, serta tata busana (grooming) yang baik.
Dalam Bab ini akan diuraikan layanan penerimaan tamu, layanan tamu berangkat, dan layanan
pindah kamar berikut proses dan prosedur penangannya.
Gambar 7.1 Hotel Receptionist
83
7.2. Aktifitas dasar penerimaan tamu
Aktifitas dasar dalam penerimaan tamu perlu dipahami oleh semua receptionist, agar dapat
memberikan layanan yang efektif dan efisien dengan berpijak pada prosedur operasional standar
yang dimiliki hotel. Unsur utama yang ditekankan dalam pemberian layanan adalah keramah
tamahan. Hal ini dikarenakan, receptionist merupakan titik pemberi kesan pertama dan terakhir
bagi tamu, sehingga menjadi ujung tombak kepuasan tamu.
Pada dasarnya, aktifitas di konter reception meliputi persiapan tamu tiba, penetapan kamar bagi
tamu tiba dan harga kamar, pendaftaran atau registrasi tamu, memberikan kunci kamar, dan
membuat protofolio tamu. Selanjutnya, aktifitas saat tamu berangkat adalah persiapan
pembayaran tamu, penerimaan pembayaran, dan penarikan kunci kamar tamu.
Walaupun aktifitas tersebut bersifat mendasar, hotel-hotel menerapkan prosedur yang mungkin
tidak sepenuhnya sama. Hal tersebut dikarenakan ukuran hotel serta kompleksitas layanan yang
berbeda-beda. Contoh yang dapat diambil adalah tempat melakukan registrasi tamu. Untuk hotel
kecil, kemungkinan di lobby, namun hotel berkelas bisa jadi memberlakukan kegiatan tersebut di
kamar hotel, khususnya untuk tamu VIP. Namun, persyaratan mendasar seorang receptionist di
setiap hotel, kurang lebih sama, hanya saja, kemungkinan standar passing grade yang berbeda.
Di hotel kecil, mungkin tuntutan akan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris tidak
setinggi hotel yang berbintang 3- 5.
Untuk memulai pekerjaannya, seorang receptionist harus memahami klasifikasi tamu hotel
berdasarkan catatan pada reservasi, yaitu guaranteed reservation, non-guaranteed reservation,
dan walk-in. Tamu yang datang dengan kategori guaranteed reservation adalah tamu yang telah
memiliki pemesanan kamar sebelumnya dan telah memiliki jaminan atas pemesanan kamarnya.
Garansi tersebut dapat berupa deposit maupun full pre-payment, secara tunai maupun melalui
kartu kredit atau voucher travel agent. Tamu yang tidak datang pada hari yang dipesan tidak akan
mendapat pengembalian uang yang telah dibayarkan sebagai jaminan. Tamu tersebut akan
ditunggu hingga waktu check out hari berikutnya. Kemudian, tamu yang tiba tanpa garansi,
adalah tamu yang datang hanya berdasarkan pemesanan kamar sebelumnya. Kalau tamu tidak
datang (no show) hingga pukul 18.00, maka reservasi tamu tersebut dilepas (released) oleh hotel
84
dan hotel berhak menjual kembali kamar yang telah dipesan untuk tamu lain. Selanjutnya, tamu
walk-in adalah tamu yang datang dengan tujuan untuk menginap, tanpa terlebih dahulu
melakukan pemesanan kamar. Biasanya, tamu seperti ini mendadak memutuskan menginap,
misalnya dikarenakan kemalaman berada di suatu tempat. Harga yang ditetapkan untuk jenis
tamu ini diupayakan harga tertinggi. Biasanya petugas receptionist akan mencoba upselling
dengan menawarkan kamar yang berkategori lebih tinggi. Tetapi hal ini tergantung pada situasi
tingkat hunian. Jika tingkat hunian rendah atau musim sepi, maka receptionist dapat menawarkan
diskon. Biasanya tamu akan melihat kamar terlebih dahulu (showing room). Lalu, jika tamu
memutuskan untuk menginap, maka petugas receptionist akan meminta sekurang-kurangnya 1
malam deposit.
7.3. Persiapan tamu tiba
Sebelum menangani pendaftaran tamu, receptionist perlu melakukan persiapan tamu tiba.
Semakin baik persiapan yang dilakukan, maka proses registrasi akan semakin lancar dan tamu
tidak harus berlama-lama berada di konter reception. Persiapan tersebut meliputi pencarian
informasi mengenai tamu yang tiba. Informasi tersebut biasanya disiapkan oleh petugas
receptionist yang bekerja pada malam sebelumnya (night shift) yang dituangkan ke dalam
expected arrival list atau daftar tamu yang diharapkan tiba. Check list persiapan penerimaan
tamu tiba meliputi:
Membaca log book/buku harian receptionist
Membaca expected arrival list
Mengecek akurasi status kamar
Menghitung kamar tersedia
Memblok kamar (room assignment)
Room status report
Guest history record (untuk mengetahui prefernsi tamu yang sebelumnya pernah
menginap
Special request
Daftar VIP
85
Bila hotel menggunakan sistem computer, maka akan lebih mudah dan cepat menemukan status
kamar dan jumlah kamar yang tersedia serta menentukan kamar untuk tamu tiba. Setiap
perubahan akan langsung direvisi sehingga informasi dalam sistem selalu baru. Penggunaan
sistem informasi dengan computer akan sangat membantu khususnya hotel berukuran besar
dengan jumlah kamar yang banyak dan di musim ramai. Demikian pula, petugas Housekeeping
dengan lebih cepat melakukan pembersihan kamar dan menetapkan status kamar (bersih atau
kotor, terisi atau kosong) hal mana sangat berguna bagi receptionist untuk menjual kamar atau
menentukan kamar bagi tamu yang tiba.
Dalam log book, informasi mengenai kejadian-kejadian khusus dicatat seperti tamu pindah
kamar, kerusakan di kamar tertentu, permintaan khusus, pekerjaan yang belum terselesaikan, dan
sebagainya. Buku ini merupakan media komunikasi antar sesame petugas receptinoiost yang
berbeda jam kerja (shift).
7.4 Menghitung dan memblok kamar
Petugas receptionist adalah orang yang harus tahu jumlah dan jenis kamar yang tersedia. Dengan
mengetahui hal tersebut, receptionist dapat dengan lebih cepat mengerjakan tugasnya khususnya
dalam menangani tamu yang datang tanpa pemesanan dan pada musim ramai. Receptinoist harus
cekatan dalam menentukan kamar untuk tamu yang tiba. Pengecekan inventaris kamar dilakukan
beberapa kali dalam sehari untuk meyakinkan keakuratan status dan jumlah kamar tersedia.
Penghitungan kamar dapat dilakukan dengan informasi jumlah kamar tersedia, jumlah kamar
kosong, jumlah kamar yang akan check out, dan jumlah kamar yang akan check in. Contoh
penghitungan jumlah kamar tersedia adalah:
a. Jumlah seluruh kamar yang tersedia = 100
b. Jumlah kamar kosong (vacant) = 30
c. Jumlah kamar check out = 15
d. Jumlah kamar check in = 10
e. Jumlah kamar tersedia = (b+c)-d=35
Jadi, masih ada 35 kamar yang tersedia.
86
Selanjutnya, untuk menetapkan kamar bagi tamu yang akan tiba (room assignment atau room
blocking), petugas receptionist juga mengacu pada inventaris kamar yang ada yaitu jumlah
kamar yang tersisa. Kegiatan menetapkan kamar untuk tamu tiba perlu dilakukan sebelum tamu
tiba agar saat saat tamu tiba, proses registrasi berlangsung cepat dan receptionist tidak harus
mencari-cari lagi kamar kosong untuk tamu tersebut. Jadi, tamu langsung mendapatkan kamar
sesuai dengan kriteri atau jenis kamar yang dipesan. Untuk tamu-tamu yang diperlakukan
sebagai tamu penting (VIP), receptionist harus memperhatikan catatan khusus atau permintaan
khusus seperti lokasi kamar (lantai tertentu), pemandangan dari kamar, jenis kamar (twin atau
double), permintaan bunga atau buah, dan sebagainya. Hal ini harus dikomunikasikan dengan
housekeeping agar ketika tamu datang, kamar sudah siap. Untuk tamu-tamu penting, blocking
kamar dapat dilakukan beberapa hari sebelum tamu tiba, agar memastikan kamar tersebut benar-
benar siap. Hal ini dapat dilakukan pada musim yang tidak terlalu ramai. Pada musim ramai,
situasi sering sekali di luar skenario, sehingga receptionist harus cekatan dan responsive terhadap
perubahan status dan blocking kamar.
Bila hotel menggunakan sistem komputer, room status dan room assignment/room blocking
dapat dengan mudah dan cepat dilihat dan dicatat. Bagi hotel yang menggunakan sistem manual,
maka blocking kamar dilakukan dengan cara:
Menyelipkan blocking card pada rak kamar sesuai dengan nomor kamar yang dipesan
Mencantumkan nomor kamar yang diblok pada slip pemesanan kamar, pada buku harian,
dan atau daftar tamu yang diharapkan tiba.
Blocking card dibuat dari karton manila dengan ukuran yang cukup untuk diselipkan
pada rak kamar. Pada blocking card dicantumkan nomor kamar, nama tamu, atau nama
rombongan ,perusahaan dan tanggal kedatangannya.
7.5 Laporan status kamar
Laporan stauts kamar dibuat sebagai pedoman dalam menentukan kamar untuk tamu dan untuk
mengantisipasi penjualan kamar. Status kamar berisi informasi tentang kamar terisi sudah
dibersihkan (occupied clean), kamar terisi masih kotor (occupied dirty), kamar kosong masih
kotor (vacant dirty), dan kamar kosong sudah bersih (vacant clean), serta kamar yang rusak (out
87
of order room). Kamar yang direncanakan untuk tamu tertentu (room blocked) juga ada dalam
laporan tersebut, sehingga tidak dijual lagi oleh receptionist. Laporan status kamar ini
diperbaharui setiap saat sesuai dengan perubahan yang ada. Dalam hal laporan status kamar,
receptionist berkoordinasi dengan petugas Housekeeping, karena yang melakukan pembersihan
kamar dan mengetahui kondisi kamar adalah housekeeping.
7.6. Menetapkan kamar untuk tamu tiba
Terdapat setidaknya dua macam cara dalam menetapkan kamar untuk tamu tiba (room
assignment).
Menetapkan kamar dengan cara manual
Untuk melihat menetapkan kamar bagi tamu tiba, receptionist harus melihat status setiap
kamar. Hal ini dapat dilihat pada room slip. Kamar yang masih kosong, tidak akan berisi
room slip. Artinya, kamar tersebut bisa diisi. Petugas receptionist harus paham betul
kondisi, fasilitas, dan lokasi serta karakteristik kamar. Hal ini memudahkan receptionist
untuk menetapkan kamar sesuai dengan pesanan dan atau permintaan khusus. Kamar
yang sudah diblock untuk tamu lain dan tidak boleh diganti, biasanya akan ditandai
dengan warna room slip yang menyolok. Hal ini guna menghindari kesalahan penentuan
kamar.
Menetapkan kamar dengan sistem komputerisasi
Hotel-hotel menengah ke atas menyimpan status kamar menggunakan sistem komputer.
Semua informasi mengenai status kamar dimasukkan ke dalam sistem tersebut. Setiap
perubahan akan langsung dapat dilihat oleh semua pihak seperti Housekeeping,
Reservation, dan sebagainya, karena terkoneksi dan berada dalam satu sistem yang
digunakan di seluruh hotel. Hal ini sangat memudahkan dan mempercepat penentuan
kamar, apalagi jumlah kamar yang banyak dan pada musim ramai.
Dalam sistem komputer langsung dapat dilihat paket-paket harga kamar dan tarif setiap kamar.
Pada umumnya, untuk menetapkan harga kamar didasarkan pada harga per kamar itu sendiri.
Artinya, bukan berdasarkan jumlah orang yang tinggal di kamar. Tetapi jika jumlah tamu tiga
orang dewasa, maka ditambahkan extra bed dengan harga yang telah ditetapkan. Pada hotel
88
tertentu, penetapan harga kamar didasarkan pada jumlah orang yang tinggal. Hal ini karena
perhitungan penggunaan listrik, air, dan tempat tidur.
Jenis tarif atau harga sewa kamar berbeda-beda menurut jenis atau tipe kamar, pemesan dan
tamu sebagaimana diuraikan berikut ini.
Rack Rate (untuk standard, superior, deluxe, dan suite room): yaitu harga yang
dipublikasikan (melalui rate sheet atau brosur).
Agent Rate yaitu harga kamar untuk travel agent berdasarkan kontrak perjanjian harga
Corporate Rate yaitu harga untuk perusahaan atau corporate yang sudah bekerja sama
dengan hotel dan kamar diperuntukkan bagi eksekutif atau tamu dari perusahaan tersebut
Commercial Rate yaitu harga komersial yang diperuntukkan bagi individu.
Airline Rate yaitu harga bagi kamar yang dipesan oleh Airline untuk kru atau tamu airline
tersebut
Family Rate yaitu harga untuk tamu yang datang bersama keluarga yang biasanya
memesan 2 kamar masing-masing untuk orang tua dan untuk anak-anak.
7.7. Menangani pendaftaran tamu
Setiap tamu yang menginap di hotel harus didaftarkan dan dicatat oleh pihak hotel. Tujuan
pencatatan tersebut adalah untuk kepentingan statistik, pelaporan pada pemerintah, dan untuk
antisipasi bila ada kejadian tertentu yang dialami tamu seperti kecurian, kecelakaan dan
sebagainya. Hal ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1945 Pasal 5 ayat
3, yaitu tamu yang menginap minimal 1x24 jam diwajibkan mendaftarkan diri dengan mengisi
buku atau kartu registrasi di hotel tempatnya menginap. Isi, bentuk, dan penerapan kartu
registrasi tersebut berbeda-beda di setiap hotel tergantung pada ukuran hotel dan kompleksitas
operasional hotel.
Pendaftaran tamu diberlakukan bagi tamu yang datang dengan pesana, tanpa pesanan (walkin),
tamu VIP, tamu rombongan, tamu individu yang datang dengan berbagai tujuan. Untuk tamu
yang menginap dalam rangka konferensi, pendaftaran juga tetap diberlakukan. Tentunya
informasi atau data tamu tersebut disimpan dengan baik oleh hotel dan diperlakukan secara
konfidensial.
89
Gambar 7.2 Front Desk
Saat melakukan pendaftaran, tamu juga dimintai tanda bukti identitas diri. Jika tamu datang
adalah tamu nusantara, maka dapat menggunakan KTP. Jika tamu asing, maka harus
menggunakan Passport. Adapun isi dari kartu registrasi adalah:
Arrival date/ tanggal kedatangan
Departure date/ tanggal keberangkatan
Number of room/ jumlah kamar
Room type/ jenis kamar
Number of guest/ jumlah tamu
Payment method/ metode pembayaran (voucher dari travel/airline/corporate atau pribadi)
Room number/ nomor kamar
Package plan/ paket kamar
Guest name/ nama tamu/
Address/ alamat tamu
ID/ tanda pengenal
Nationality/ kebangsaan
Departing to/ tujuan setelah check out
Arriving from/ datang dari mana sebelum datang
90
Guest Signature/t anda tangan tamu
Receptionist signature/tanda tangan receptionist
Setelah tamu mengisi kartu tersebut, maka receptionist akan memberikan kunci tamu berikut
voucher makan pagi, voucher minuman selamat datang (jika tidak dihidangkan langsung),
kupon-kupon diskon atau promosi jika ada, dan informasi mengenai jam buka restoran, serta
salam dan harapan agar tamu menikmati masa tinggal di hotel. Selanjutnya, receptionist akan
meminta bellboy untuk mengantar tamu.
Gambar 7.3. Registration Card
7.8 Membuat portofolio tamu tiba
Berdasarkan kartu registrasi, maka receptionist akan membuat protofolio tamu (guest folio). Jika
hotel menggunakan sistem komputerisasi, maka data tersebut langsung dimasukkan ke sistem
91
computer. Jika hotel menggunakan sistem manual, maka data dicatat secara manual pada lembar
portofolio tamu. Guest folio tersebut juga dikenal dengan rekening tamu (guest bill). Dalam
guest folio dicantumkan metode dan instruksi pembayaran tamu misalnya, personal account
(membayar secara pribadi) atau dengan voucher yang dikeluarkan pihak pemesan seperti travel
agent, corporate, airline, online reservation platform, atau government, yang nanti ditagih oleh
hotel.
Gambar 7.4 Hotel Online Booking
7.9 Latihan
1. Jelaskan aktifitas dasar penerimaan tamu
2. Jelaskan dan lakukan persiapan tamu tiba
3. Jelaskan cara mengitung dan memblok kamar
4. Buat laporan status kamar
5. Jelaskan cara menetapkan kamar untuk tamu tiba
6. Menangani pendaftaran tamu
7. Membuat portofolio tamu tiba
92
BAB VIII
GUEST RELATIONS OFFICER
Bab ini membahas mengenai Guest Relations Officer yaitu petugas yang membantu tamu selama
tinggal di hotel jika ada keluhan atau kebutuhan tertentu, yang meliputi tata cara membangun
hubungan dengan tamu dan menangani keluhan tamu. Setelah membaca bab ini, diharapkan
pembaca mampu:
1. Menjelaskan cara membangun hubungan yang
2. Menjelaskan cara menangani keluhan tamu
93
8.1.Membangun hubungan yang baik dengan tamu
Customer Relationship Management (CRM) merupakan topik hangat dalam literatur manajemen
layanan yang banyak diterapkan dalam bisnis praktis. CRM adalah strategi bisnis untuk
mengoptimalkan profitabilitas perusahaan dengan mempertahankan dan meningkatkan jumlah
pelanggan melalui hubungan yang baik dengan pelanggan. Strategi hubungan tersebut berfokus
pada upaya pencapaian kepuasan pelanggan. Hal ini dilakukan dengan cara memahami
pelanggan, mempertahankan pelanggan melalui pengalaman pelanggan, menarik pelanggan baru.
Dengan membina hubungan dan meningkatkan kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan,
maka pada akhirnya profitabilitas perusahaan dapat ditingkatkan.
CRM merupakan sistem manajemen yang secara khusus menangani hubungan antara perusahaan
dengan pelanggan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan di mata para konsumennya.
Untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan fokus pada hubungan pelanggan, organisasi
bisnis memerlukan informasi tentang siapa pelanggan mereka, apa yang pelanggan inginkan,
bagaimana kebutuhan pelanggan mereka dipuaskan dan faktor-faktor lain yang terkait.
Gambar 8.1 Ilustrasi CRM
94
Berikut ini beberapa definisi dan pengertian Customer Relationship Management dari beberapa
referensi:
Menurut Kotler dan Keller (2008:148), CRM adalah proses mengelola informasi rinci
tentang pelanggan perorangan dan semua titik kontak pelanggan secara seksama untuk
memaksimalkan loyalitas pelanggan.
Menurut Yahya (2008:82), CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dalam suatu
perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola
hubungan dengan para pelanggan. Dengan demikian melalui CRM perusahaan dapat
melakukan pendekatan sehingga dapat menarik sejumlah informasi mengenai kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
Menurut Newell, Customer Relationship Management (CRM) adalah sebuah modifikasi
dan pembelajaran perilaku konsumen setiap waktu dari setiap interaksi, perlakuan
terhadap pelanggan dan membangun kekuatan antara konsumen dan perusahaan
(Imasari,2011:185).
Menurut Tunggal (2008), Customer Relationship Management adalah suatu strategi
untuk mengidentifikasi, menarik, dan mempertahankan konsumen yang paling bernilai
bagi perusahaan. CRM berkonsentrasi pada apa yang konsumen nilai, bukan pada apa
yang perusahaan ingin jual.
Menurut Heru (2003), CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi
menjaga konsumen (supaya tidak lari ke pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk
interaksi konsumen baik itu lewat telepon, email, masukan di situs atau hasil pembicaraan
dengan staf sales dan marketing, atau CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dari
suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola
hubungan dengan para konsumen.
Tujuan dan Manfaat Customer Relationship Management adalah menghasilkan ekuitas
pelanggan yang tinggi, dimana ekuitas pelanggan adalah total nilai seumur hidup semua
pelanggan perusahaan yang didiskontokan (Kotler,2005). Menurut Kalakota dan Robinson
(2001:173), tujuan Customer Relationship Management (CRM) adalah sebagai berikut:
95
1. Menggunakan hubungan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan. Hal ini berarti
mempersiapkan pandangan yang komprehensif dari pelanggan untuk memaksimalkan
hubungan mereka dengan perusahaan baik melalui up-selling atau cross-selling dan pada
saat yang sama, meningkatkan profit dengan identifikasi, menarik perhatian, dan
mempertahankan pelanggan terbaik.
2. Menggunakan informasi yang terintegrasi untuk pelayanan yang memuaskan. Dengan
menggunakan informasi dari pelanggan untuk meningkatkan pelayanan yang lebih baik
berdasarkan kebutuhan mereka, perusahaan dapat menghemat waktu pelanggan dan
menyingkirkan segala kekecewaan dari pelanggan. Sebagai contoh, pelanggan
seharusnya tidak perlu untuk mengulangi informasi yang sama ke berbagai departemen
perusahaan secara terus-menerus. Pelanggan akan senang jika pihak perusahaan tahu
banyak tentang apa yang mereka inginkan.
3. Menciptakan saluran proses dan prosedur komunikasi yang konsisten dan berulang.
Dengan banyaknya saluran komunikasi dengan pelanggan, semakin banyak pula
karyawan yang terlibat di dalam transaksi penjualan. Tanpa memperhatikan ukuran atau
kompleksitas, perusahaan harus meningkatkan konsistensi proses dan prosedural di dalam
pengaturan terhadap pelayanan, pemasaran dan penjualan.
Gambar 8.2 Menjaga Hubungan dengan Tamu
96
Menurut Tunggal (2005), manfaat Customer Relationship Management (CRM) adalah sebagai
berikut:
1. Mendorong Loyalitas pelanggan. Aplikasi CRM memungkinkan perusahaan untuk
mendayagunakan informasi dari semua titik kontak dengan pelanggan, baik via web, call
center, ataupun lewat staff pemasaran dan pelayanan di lapangan.Konsistensi dan
aksesbilititas informasi ini memungkinkan penjualan dan pelayanan yang lebih baik
dengan berbagai informasi penting mengenai pelanggan tersebut.
2. Mengurangi biaya. Dengan kemampuan perusahaan dalam penjualan dan pelayanan, ada
biaya yang bisa dikurangi.Misalnya dengan memanfaatkan teknologi web.Aplikasi CRM
juga memungkinkan penjualan atau pelayanan dengan biaya lebih murah dalam sebuah
skema program pemasaran yang spesifik dan terfokus.Tertuju ke pelanggan yang tepat
dan pada waktu yang tepat pula.
3. Meningkatkan efisiensi operasional. Otomatisasi penjualan dan proses layanan dapat
mengurangi resiko turunnya kualitas pelayanan. Penggunaan teknologi web dan call
center misalnya, akan mengurangi hambatan birokrasi dan biaya serta proses
administratif yang mungkin timbul.
4. Peningkatan time to market. Aplikasi CRM memungkinkan kita membawa produk ke
pasar dengan lebih cepat dengan informasi pelanggan yang lebih baik. Dengan
kemampuan penjualan melalui web maka hambatan waktu, geografis, sampai
ketersediaan sumber data dapat dikesampingkan untuk mempercepat penjualan produk
tersebut.
5. Peningkatan pendapatan. Aplikasi CRM menyediakan informasi untuk meningkatkan
pendapatan dan keuntungan perusahaan. Dengan aplikasi CRM, kita dapat melakukan
penjualan dan pelayanan melalui website sehingga peluang dari penjualan secara global
tanpa perlu menyediakan upaya khusus untuk mendukung penjualan dan pelayanan
tersebut.
Selanjutnya, terdapat empat dimensi Customer Management System yang bertujuan untuk
membangun perusahaan yang lebih mendalam perihal konsumen dan meningkatkan nilai
konsumen dari perusahaan. Dimensi Customer Management System dijelaskan sebagai berikut:
97
1. Identifikasi pelanggan (customer identification), dimana sebagai perusahaan harus bisa
menidentifikasi pelanggan agar bisa diperlakukan sesuai yang diharapkan serta bisa
menjadi ikatan yang saling menguntungkan.
2. Membangun daya tarik terhadap pelanggan (customer attraction), hal ini bisa berbentuk
bagaimana cara perusahaan dalam memberikan suguhan keunggulan perusahaan sehingga
pelanggan atau calon konsumen tertarik untuk datang dan tertarik dengan produk yang
ditawarkan.
3. Mempertahankan pelanggan yang ada (customer retention), pelanggan yang sudah
menjadi bagian dari perusahaan dijaga keharmonisannya dengan memberikan fasilitas
serta daya tarik tersendiri. Supaya pelanggan tetap memilih produk perusahaan walau
banyak saingan di luar perusahaan.
4. Pengembangkan pelanggan (customer development), bisa dimaksudkan dengan
memfasilitasi pelanggan yang bisa memberikan konsumen baru di perusahaan dan juga
bisa berbentuk ajakan tawaran yang dilakukan pelanggan sendiri ke orang lain di
sekitarnya.
5.
Gambar 8.3 Guest Relations Officer
8.2 Menangani keluhan tamu (Handling Complaint)
Keluhan tamu merupakan hal yang tidak dapat dihindari, walaupun di hotel yang berbintang lima
dan merupakan jejaring internasional yang telah memiliki prosedur operasional standar teruji.
Hal ini disebabkan karena hotel merupakan produk yang dominan berkarakteristik layanan bukan
98
barang manufaktur. Pemberi dan penerima layanan adalah manusia yang sangat bersifat
subyektif. Keluhan tersebut muncul tentu karena ketidakpuasan tamu. Ukuran kepuasan tamu
adalah perbandingan antara ekspektasi atau harapan dan kenyataan. Namun demikian, bagi
sebagian hotel, keluhan tamu adalah hadiah yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
memperbaiki diri dan meningkatkan layanan. Hotel yang profesional akan menghargai keluhan
tamu karena memandang keluhan langsung lebih baik daripada tamu mengumbar keluhan
kepada orang lain apalagi khalayak umum.
Gambar 8.4. Guest Complaining
Berikut ini beberapa tips dalam menangani keluhan tamu.
Ucapkan terima kasih kepada tamu karena telah menyampaikan keluhan secara langsung,
sehingga hotel dapat mengetahui dan memahami permasalhan tamu dan mencari solusi serta
meningkatkan kualitas layanan berikutnya.
Tunjukkan empati dan penyesalan bahwa tamu mengalami masalah yang terjadi. Tetapi ini
bukanlah serta merta mengakui kesalahan yang tidak dilakukan hotel.
Posisikan diri pada sisi tamu sehingga anda memiliki lebih banyak empati dan dapat mencari
solusi lebih cepat.
99
Gambar 8.5 Guest Complaint
Mulailah dengan titik pandang bahwa tamu mengajukan poin yang valid, bukan mengada-
ngada atau sengaja mencari perhatian dan ingin mendapatkan kompensasi.
Dapatkan fakta terlebih dahulu. Biarkan tamu menyampaikan seluruh permasalahannya dan
jangan interupsi dan membela diri. Mintalah tamu agar berbicara dengan pelan, karena hal ini
dapat menurunkan emosi dan ketegangan tamu.
Gambar 8.6 Do not Interrupt
100
Perbaiki kesalahan jika memang merupakan kesalahan hotel. Jangan langsung memberikan
kompensasi. Seringkali teknik ini tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya karena akar
masalah tidak diselesaikan.
Berikan kompensasi yang sesuai dengan besarnya masalah yang dikemukakan. Tetapi ini
hanya jika memang hotel melakuka kesalahan.
Jika hotel tidak melakukan kesalahan, makaberikan penjelasan dengan baik dan berikan saran
kepada tamu untuk mengurangi ketegangannya. Biarkan tamu memahami bahwa anda sedang
mencoba membantunya.
Belajar dari setiap keluhan tamu. Perbaiki proses, kurangi kesalahan.
Selalu berikan respon atas keluhan tamu. Jika diperlukan, ajak tamu menemui atasan.
Gambar 8.7 Unhappy Guest
101
Ingatlah bahwa mendapatkan kembali kepuasan pelanggan jauh lebih murah daripada mencari
pelanggan baru.
8.3 Latihan
1. Jelaskan cara membangun hubungan yang baik dengan tamu
2. Jelaskan cara menangani keluhan tamu
102
DAFTAR RUJUKAN
Heru, D.A. 2003. Pengenalan Customer Relationship Management. IlmuKomputer.Com.
Imasari, Kartika dan Kezia Kurniawati Nursalin. 2011. Pengaruh Customer Relationship
Management Terhadap Loyalitas Pelanggan pada PT. BCA Tbk. Jurnal Ekonomi, Volume 10
Nomor 3.
Kalakota, Ravi dan Robinson, Marcia. 2001. E-Business 2.0 Roadmap For Succes. USA:
Addison.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Jilid I dan II. Jakarta: Indeks.
Tunggal, Amin Widjaja. 2008. Dasar-Dasar Customer Relationship Management (CRM).
Jakarta: Harvindo.
Prakoso, Praetyo Aji. 2017. Front Office Praktis administrasi dan Prosedur Kerja. Yogyakarta:
Gava Media
Sambodo, Agus dan Bagyono. 2006. Dasar-Dasar Kantor Depan Hotel. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Yahya, Yohanes. 2008. Pengaruh Customer Relationship Management (CRM) dalam
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan. Jurnal Ilmu Komputer.
103
TENTANG PENULIS
Trianasari bekerja sebagai dosen di Program Studi Perhotelan, Jurusan
manajemen, Fakultas Ekonomi Undiksha. Ia memiliki latar belakang
pendidikan dan pelatihan perhotelan, yaitu Jurusan Diploma IV
Administrasi Perhotelan di Sekolah Tinggi Perhotelan (dulu dikenal sebagai
Balai Pendidikan dan Latihan Pariwista/BPLP), Nusa Dua, Bali. Ketika masih
berada di tingkat akhir studinya, ia memulai karirnya di industri perhotelan
dan pariwisata, yaitu sebagai Guest Relations Officer, Departemen Kantor
Depan. Ia sempat juga mengenyam pengalaman bekerja di sebagai Sales
and Marketing Manager serta Spa Manager dan akhirnya memutuskan
untuk menjadi akademisi di kota kelahirannya Singaraja-Bali.
Sejalan dengan tuntutan profesi sebagai dosen, Trianasari melanjutkan
studinya di Universitas Udayana, dengan mengambil Program Magister Manajemen dan memperoleh
gelar M.M (Master Manajemen). Selanjutnya, ia menempuh pendidikan S3 di Griffith University,
Australia dan meraih gelar Ph.D (Doctor of Philosophy) di tahun 2013. Kemudian, di tahun 2018 ia
mengambil program AHLEI di HongKong Polytechnic University dan mendapat gelar CHE (Certified
Hospitality Educator).
Saat ini, selain aktif mengajar, meneliti, dan melakukan pengabdian untuk masyarakat, Trianasari
mendapat tugas sebagai Koordinator Program Studi Diploma III Perhotelan di Undiksha. Selain sebagai
pengelola Program Studi, Trianasari juga mendapat kepercayaan sebagai Direktur Lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) P1 Undiksha. Sebelumnya, ia sempat ditugaskan sebagai Ketua Kantor Urusan Internasional
(KUI) Undiksha dan menangani urusan kerjasama Undiksha dengan lembaga lain baik di dalam maupun
di luar negeri.
Buku Kantor Depan Hotel ini adalah Buku Ajar ketiga yang ditulisnya sekembali dari tugas belajar. Buku-
buku yang ditulisnya merupakan buku pegangan bagi mahasiswa, khususnya bidang Perhotelan, yaitu
Korespondensi Perhotelan dan Manajemen Makanan dan Minuman.
104
KANTOR DEPAN HOTEL
Bisnis perhotelan merupakan salah satu bisnis yang terus berkembang secara global, seiring
dengan pertumbuhan industri pariwisata. Hal ini tidak terlepas dari kecenderungan manusia
untuk melakukan perjalanan untuk memenuhi berbagai kepentingan. Dalam organisasi hotel,
terdapat empat departemen utama yaitu Kantor Depan, Tata Graha, Tata Hidang, dan Tata
Boga. Kantor Depan merupakan departemen yang paling pertama dan paling terakhir
berinteraksi dengan tamu, yaitu mulai reservasi hingga tamu berangkat. Oleh karenanya, tidak
jarang Kantor Depan disebut sebagai pemberi kesan pertama dan terakhir. Selain itu, Kantor
Depan juga disebut sebagai pusat syaraf kegiatan operasional hotel.
Buku ini membahas mengenai kegiatan operasional Kantor Depan hotel, yang meliputi empat
bagian utama yaitu reservation, reception, telephone operator, dan uniformed service. Tugas
dan tanggung jawab masing-masing bagian dibahas dalam buku ini. Diharapkan pembaca dapat
meningkatkan keterampilan diri dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di Departemen
Kantor Depan. Secara lebih rinci, buku ini membahas mengenai:
Pengantar Perhotelan
Organisasi Hotel dan Jabatan di
Kantor Depan
Peran dan Fungsi Kantor Depan
Telephone Operator
Reservation Section
Reception Section
Uniformed Service
Guest Relations Officer
Penerbit: UNDIKSHA PRESS Jalan Udayana No. 11 Singaraja 81116, Bali Telp. (0362) 225735 http:penerbit.undiksha.ac.id