Upload
unej
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
KARAKTERISTIK SELENDANG MAYANG DENGAN PENGGUNAAN VARIASITEPUNG BERAS, HUNKWE, DAN TAPIOKA
Amalia Dyah Arumsari*, Daniar Wira Nugraha*, Mochammad Ichsan,Dyah Ayu Putri*
*Fakulas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi HasilPertanian, Universitas Jember, 68121, Jember,Indonesia
ABSTRACT
Selendang mayang ice is a beverage derived from Jakarta which hasanother name, namely cendol parek. Selendang mayang has achewy dough, but more chewy than cendol. This study wasconducted to determine the characteristics of the selendang mayangthat used variations of flour, given the lack of research related to theselendang mayang. Selendang mayang that have produced, thentested with physical test using the Rheo Tex and organoleptic test inhedonic such as color, flavor, texture, and overall / appearance. Thegreatest texture of selendang mayang was selendang mayang whichproduced with ingredients of rice flour and mung bean flour; Thehighest score of organoleptic test on selendang mayang wasselendang mayang that produced with ingredients of rice flour andmung bean flour in parameters of color, flavor, texture, and overall.From the research that has been done, get the best results in sensoryof selendang mayang was selendang mayang that produced withingredients of rice flour and mung bean flour.
Keywords: Selendang mayang, rice flour, tapioca, mung bean flour
PENDAHULUAN
Es selendang mayang
merupakan minuman yang
berasal dari Jakarta yang
memiliki nama lain yaitu es
cendol parek. Selendang
mayang memiliki adonan yang
kenyal, namun lebih kenyal
daripada cendol. Es
selendang mayang memiliki
rasa yang segar, manis, dan
sedikit asin berserat yang
diberi serutan es menjadikan
minuman ini terasa nikmat
dan segar, serta dapat
mengurangi rasa lapar karena
terbuat dari bahan dasar
tepung beras. Namun,
Beberapa penjual di kota tua
membuat minuman ini dengan
bahan dasar tepung hunkwe
dengan alasan lebih mudah
dan efisien.
Purnomo (1995)
menyatakan bahwa sifat
tekstur adalah sekelompok
sifat fisik yang ditimbulkan
oleh elemen-elemen
struktural bahan pangan yang
dapat dirasakan oleh
perabaan. Sifat tekstur
sangat diperlukan dalam
penilaian mutu bahan pangan
olahan. Komponen utama
tepung beras adalah
kandungan nutrisi yang
terdiri dari vitamin,
protein, lemak, mineral,
abu, dan pati. Kelemahan
penggunaan 100% tepung beras
akan menghasilkan selendang
mayang yang teksturnya
keras, karena gelatinisasi
pati yang tersusun oleh
amilopektin menghasilkan
viskositas gel yang
tinggi, akibatnya produk
pangan menjadi keras
(Febriyanti dan Kusuma,
1991 dalam Widjanarko et al.,
2000). Tepung beras
mempunyai sifat mengendap
jika dituangi air dingin
dan jika dituangi air
hangat tidak mengendap.
Sedangkan dituangi air
mendidih akan masak atau
menggumpal. Fungsi tepung
beras adalah agar kue lebih
lembek dan empuk. (Marwanti,
2000).
Tepung tapioka dibuat
dari hasil penggilingan ubi
kayu yang dibuang ampasnya.
Ubi kayu tergolong
polisakarida yang mengandung
pati dengan kandungan
amilopektin yang tinggi
tetapi lebih rendah daripada
ketan yaitu amilopektin 83%
dan amilosa 17%,
sedangkan buah-buahan
termasuk polisakarida yang
mengandung selulosa dan
pektin (Winarno, 2004).
Penambahan tepung tapioka
sebagai substitusi tepung
beras sangatlah penting
karena sifatnya sebagai
bahan pengikat (binding agent)
terhadap bahan-bahan lain
yang dapat menghasilkan
tekstur selendang mayang
yang plastis, kompak, dan
meningkatkan emulsi,
sehingga dapat mengurangi
kerapuhan dan harga lebih
murah daripada tepung beras.
Tepung Hunkwe adalah
tepung aren yang berbentuk
bubuk halus. Tepung ini
sering digunakan untuk
membuat kue tradisional
pudding, cendol atau dawet.
Tepung hunkwe mempunyai
sifat tidak berbintil jika
dituangi air dingin. Kalau
dituangi air hangat sedikit
bergumpal dan jika dituangi
air mendidih akan masak
serta mengental. Fungsi
tepung hunkwe adalah
memberikan rasa kenyal pada
masakan (Marwanti,2000).
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka
dilakukan penelitian ini
untuk mengetahui
karakteristik selendang
mayang dengan penggunaan
variasi tepung yang berbeda,
mengingat masih belum adanya
penelitian yang terkait
dengan selendang mayang.
Selendang mayang yang
dihasilkan kemudian diuji
dengan pengujian fisik
menggunakan Rheo Tex dan
pengujian organoleptik
secara hedonik pada
parameter warna, rasa,
tesktur, dan secara
keseluruhan/kenampakan.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini telah
dilakukan di Laboratorium
Biokimia Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas
Jember. Pukul 14.20 WIB.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan
pada penelitian ini antara
lain adalah 50 gram tepung
beras, 75 gram tepung
tapioka, 50 gram tepung
hunkwe, 1075 ml air, 500 ml
santan, 6 lembar daun
pandan, 30 gram gula, 125
gram gula jawa, 10 gram
garam, pewarna makanan
hijau, pewarna makanan merah
muda, es batu, dan label.
Alat yang digunakan pada
penelitian ini berupa
parutan,saringan,baskom,
kompor, panci, loyang
persegi ukurang 20x20x3 cm3,
sendok, cup plastik,
rheotex, serta alat uji
organoleptik.
Metode
Metode penelitian
adalah percobaan dengan
membuat selendang mayang
dengan 3 komposisi bahan
utama yang berbeda.
Formulasi penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
A1: tepung beras 25 gram :
tepung tapioka 25 gram; A2:
tepung beras 25 gram:
tepung hunkwe 50 gram; A3 :
tepung hunkwe 25 gram :
tepung tapioka 25 gram.
Prosedur Kerja
Pembuatan Kuah
Santan 500 ml, 3daun pandan, 2,5
Pemanasan + pengadukan hingga
Gambar 1. Skema Kerja Pembuatan Kuah Es Selendang Mayang
Pembuatan Sirup
Gambar 2. Skema Kerja Pembuatan Sirup Es Selemdang Mayang
Pembuatan Selendang Mayang
Air 250 ml, gula jawa 125 gram, gula pasir 30 gram, 2,5 gram garam, 3 lembar daun pandan
Pemanasan + pengadukan hingga mendidih
Penyaringan
Tepungtapioka 25gram dan
Ditambahkan 250ml air, 5 gram
garam
Adonan 1ditambahk
anpewarna
Adonan 2 tanpa
Adonan 3ditambahk
an
Tepung beras25 gram dan
tepung
Tepungtapioka 25gram dan
Pemanasan + pengadukan hinggamengental
Masing-masing perlakuan dibagi 3adonan
Ditambahkan 325ml air, 5 gram
garam
Pendinginan
Gambar 3. Skema Kerja Pembuatan Selendang Mayang
Pengujian Fisik
Pengujian tekstur
selendang mayang dilakukan
dengan menggunakan Rheo Tex.
Pengukuran dilakukan
menggunakan pisau satu
gigi berukuran lebar 10 mm,
dengan kedalaman pisau yang
ditetapkan pada jarak
tekan 0,05 mm. Sampel
selendang mayang yang
berbeda perlakuan dipotong
pada dimensi panjang, lebar
dan tinggi berturut- turut
3, 2 dan 1 cm, diletakkan
secara horizontal pada
tempat sampel, kemudian
diikuti dengan penekanan
pisau ke atas permukaan
sampel sampai kedalaman 0,05
mm. Komulatif gaya yang
diperlukan untuk menembus
kedalam tersebut
tercatat secara otomatis di
layar pengamatan.
Pengujian Organoleptik
Pengujian organoleptik
dilakukan terhadap parameter
tekstur, rasa, aroma, warna,
dan penerimaan keseluruhan.
Dituangdicetakan
Pendinginan hingga tiap adonanmengeras
Adonan 1, 2, dan 3 dijadikan 3 lapis
Selendang mayang yang diberi
perlakuan berbeda, masing-
masing dipotong dengan
ukuran berukuran 4 cm x 2cm
dengan ketebalan 1,5 cm.
Setelah masing-masing sampel
diletakkan pada cup yang
berbeda dengan memberikan
label pada tiap cupnya,
dilakukananalisis inderawi
hedonik menngunakan panelis
konsumen. Pengujian inderawi
cokelat dilakukan pada skala
0–5. Skala 0 mewakili
tingkat paling rendah,
sedangkan skala 5
mencerminkan kesukaan paling
tinggi (Misnawi et
al.,2002). Panelis uji
terdiri dari 15 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN.
Uji Fisik
Tekstur
Pada hasil pengukuran
tekstur, didapatkan nilai
tekstur selendang dengan
bahan tepung tapioka +
tepung beras, tepung beras +
tepung hunkwe, tepung hunkwe
+ tepung tapioka adalah
0,326; 0,536; 0,174. Dari
hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa selendang
mayang berbahan tepung beras
+ hunkwe (A2) memiliki
tekstur yang paling keras
daripada selendang mayang
yang lain.
00.30.6
Gambar 4. Perbedaan tekstur
selendang mayang
Hal ini dipengaruhi
oleh jenis bahan yang
digunakan. Kelemahan
penggunaan 100% tepung
beras akan menghasilkan
selendang mayang yang
teksturnya keras, karena
gelatinisasi pati yang
tersusun oleh amilopektin
menghasilkan viskositas
gel yang tinggi, akibatnya
produk pangan menjadi
keras (Febriyanti dan
Kusuma, 1991 dalam
Widjanarkoet al., 2000).
Selain penambahan tepung
beras, selendang mayang pada
perlakuan ini juga
ditambahkan tepung hunkwe
dua kali lebih banyak dari
tepung beras, yang mana pada
perlakuan ini pati yang
terkandung jauh lebih banyak
dari kandungan pati pada
selendang mayang yang lain.
Menurut Rospiati (2007),
jumlah pati yang besar
menyebabkan tekstur
menjadi lebih padat dan
cenderung keras, selain itu
tekstur akan berubah
dengan berubahnya kandungan
air yang mana pada pembuatan
selendang mayang A2 jumlah
air dengan tepung yang
digunakan tidak seimbang,
pada selendang mayang ini
penggunaan air yang paling
sedikit sehingga dapat
mempengaruhi tekstur
selendang mayang yang
dihasilkan.
Pada selendang mayang
A3 dengan perlakuan
penambahan tepung hunkwe dan
tapioka, didapatkan hasil
bahwa tekstur yang
dihasilkan paling lunak /
kenyal. Hal ini disebabkan
karena tepung hunkwe dan
tepung tapioka sama-sama
memiliki sifat yang elastis
dan memberikan sifat kenyal.
Pada pemanasan granula
tepung tapioka membengkak
mengalami proses
gelatinisasi, membentuk
jaringan mikro kristal
(Basuki et al., 2002). Hal
ini yang menyebabkan
selendang mayang memiliki
tekstur yang kenyal. Selain
itu, menurut Marwanti
(2000), tepung hunkwe jika
dituangi air mendidih akan
masak serta mengental dan
fungsi penambahan tepung
hunkwe adalah memberikan
rasa kenyal pada masakan.
Uji Organoleptik
Warna
Berdasarkan hasil
penelitian, didaptakan bahwa
panelis menyukai warna pada
selendang mayang A2 yaitu
selendang mayang dengan
penambahan tepung beras dan
hunkwe. Hal ini dibuktikan
pada hasil uji organnoleptik
warna selendang mayang
dengan tepung tapioka +
beras; tepung beras +
hunkwe; dan tepung hunkwe +
tepung tapioka adalah 2,8;
4.46; dan 2,53. Hasil uji
organoleptik warna pada
selendang mayang dapat
dilihat pada gambar 5.
024
Gambar 5. Grafik PerbedaanWarna Selendang Mayang
Warna merupakan
salah satu faktor
penentu derajat
kesukaan suatu bahan
pangan. Warna dapat juga
ditentukan sebagai indikator
keseragaman proses
pencampuran atau pengolahan
yang ditandai dengan warna
yang seragam dan merata.
Warna selendang mayang yang
dihasilkan pada penambahan
tepung beras + hunkwe lebih
terlihat jelas dan cerah
yaitu warna merah muda dan
hijau dibandingkan dengan
selendang mayang yang lain.
Warna yang tampak jelas dan
cerah merupakan warna yang
dikehendaki panelis yang
mana dengan menambah pewarna
merupakan kekhasan suatu
produk dan semakin menarik
produk yang dihasilkan. Hal
ini dapat dimungkinkan,
kandungan tepung beras dan
tepung hunkwe mampu mengikat
warna pada pewarna makanan
sehingga warna yang
dihasilkan pada selendang
mayang dengan penambahan
tepung beras + hunkwe lebih
disukai oleh panelis, selain
itu gelatinisasi tepung
beras rendah, sehingga warna
yang dihasilkan pada tepung
beras lebih putih sehingga
pewarna makanan dapat
menempel lebih baik dan
jelas pada selendang mayang.
Disisi lain, selendang
mayang yang diberikan
penambahan tepung tapioka
memiliki warna yang tidak
cerah pada selendang mayang.
Hal ini dikarenan kemampuan
pati tapioka memiliki
kemampuan swelling power yang
tinggi. Balagopalan et al.
(1988) menyatakan bahwa
pati alami yang memiliki
swelling power tinggi dan
kecenderungan
retrogradasinya rendah
memiliki kejernihan pasta
yang lebih tinggi. Suspensi
pati alami dalam air
berwarna buram (opaque),
namun proses gelatinisasi
pada granula pati dapat
meningkatkan transparansi
larutan tersebut. Disamping
itu kejernihan dipengaruhi
oleh kandungan ISSP
(insoluble starch particles) dalam
pati (Stoddard, 1999).
ISSP ialah partikel-
partikel pati yang
tersusun atas sejumlah
besar amilosa yang saling
bergandengan membentuk
rantai lurus. Pati yang
memiliki nilai kejernihan
pasta tinggi menghasilkan
pasta pati dengan warna
yang bening atau
transparan, sehingga jika
digunakan sebagai bahan baku
akan menghasilkan produk
dengan warna yang jernih
atau transparan. Hal inilah
yang menyebabkan selendang
mayang dengan bahan baku
tepung tapioka memiliki
warna yang kurang jelas dan
tidak disukai panelis.
Rasa
Berdasarkan hasil uji
organoleptik, didapatkan
hasil bahwa rasa selendang
mayang dengan penambahan
tepung tapioka + beras;
tepung beras + hunkwe; dan
tepung hunkwe + tepung
tapioka adalah 2,86; 4.00;
2,93. Dapat dikatakan bahwa
panelis lebih menyukai rasa
selendang mayang dengan
bahan utama tepung beras +
tepung hunkwe.
tapioka ...
beras +...
hun012345
Gambar 6. Grafik PerbedaanRasa Selendang Mayang
Hal ini dapat
dimungkinkan pada kandungan
karbohidrat pada tepung
beras yang tinggi
dibandingkan pada tepung
lain, sehingga menyebabkan
rasa manis pada tepung
beras. Selain itu, rasa
tawar pada selendang mayang
dengan penambahan tepung
tapioka dapat terjadi karena
kandungan pati pada tapioka
yang tingi sehingga
terjadinya gelatinisasi pada
tapioka yang berdampak pada
tekstur mampu mempengaruhi
rasa selendang mayang yang
dihasilkan.
Tekstur
Berdasarkan hasil uji
organoleptik, didapatkan
hasil bahwa tekstur
selendang mayang yang paling
disukai adalah pada
selendang mayang dengan
menggunakan bahan tepung
berasa dan tepung hunkwe.
Hal ini dibuktikan pada
hasil uji organoleptik pada
selendang mayang dengan
penambahan tepung tapioka +
beras; tepung beras +
hunkwe; dan tepung hunkwe +
tepung tapioka adalah 3,26;
4,33;2,53.
024
Gambar 7. Grafik Perbedaan
Tekstur Selendang Mayang
Panelis lebih menyukai
tekstur selendang mayang
dengan penambahan tepung
beras dengan tepung hunkwe
yang mana tekstur yang
dihasilkan tidak terlalu
kenyal dan keras. Panelis
lebih menghendaki tekstur
selendang mayang yang tidak
terlalu kenyal. Kekenyalan
pada selendang mayang dapat
disebabkan pada penambahan
tepung tapioka. Teung
tapioka memiliki kemampuan
pengikat yang cukup baik
sehingga tekstur selendang
mayang kenyal. Selain itu
tepung tapioka juga
digunakan sebagai pengental,
bahan pemadat dan
pengisi,bahan pengikat pada
industri makanan olahan
(Suprapti, 2005).Tepung
tapioka memiliki kandungan
pati yang lebih tinggi. Pati
memegang peranan penting
dalam menentukan tekstur
makanan, dimana campuran
granula pati dan air bila
dipanaskan akan membentuk
gel. Pati yang telah berubah
menjadi gel bersifat
irreversible dimana molekul-
molekul pati saling melekat
dan membentuk suatu gumpalan
sehingga viskositasnya akan
semakin meningkat (Anderson,
1997) yang menyebabkan
tekstur bahan olahan menjadi
kenyal.
Tingkat kekenyalan juga
dapat disebabkan oleh
kandungan amilosa pada
tepung. Selendang mayang
dengan tepung beras dan
hunkwe memiliki tekstur yang
pas yaitu tidak terlalu
kenyal. Hal ini dapat
disebabkan kandungan amilosa
tepung beras yang tinggi
sehingga tekstur yang
dihasilkan pada selendang
mayang tidak terlalu kenyal.
Menurut Winarno (1992) beras
mengandung amilosa 25-33%,
sedangkan tapioka mengandung
amilosa sebanyak 17%. Bila
kadar amilosa pada pati
tinggi maka pati sagu
tersebut akan bersifat
kering, cenderung higoskopis
lebih kuat dan kurang
lengket karena amilosa
bersifat mengikat (Habib,
2008).
Keseluruhan
Pada hasil uji
organoleptik pada parameter
keseluruhan / kenampakan
selendang mayang dihasilkan.
Didapatkan bahwa selendang
mayang dengan penambahan
tepung tapioka + beras;
tepung beras + hunkwe; dan
tepung hunkwe + tepung
tapioka adalah 3,2; 4,4;
2,46.
03
Gambar 8. Grafik Perbedaan
Tekstur Selendang Mayang
Berdasarkan gambar 8,
dapat dikatakan bahwa
panelis lebih menyukai
selendang mayang dengan
penambahan tepung beras dan
hunkwe berdasarkan parameter
kenampakan atau secara
keseluruhan, seperti warna,
rasa, dan tekstur yang
dihasilkan. Terkait dengan
parameter-paramter tersebut,
selendang mayang yang
dikehendaki panelis adalah
selendang mayang dengan
warna yang cerah, tekstur
yang tidak terlalu kenyal,
dan rasa yang dikehendaki
panelis untuk selendang
mayang.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian, didapatkan hasil
selendang mayang terbaik
secara fisik dan sensori
adalah selendang mayang
dengan menggunakan bahan
tepung beras dan tepung
hunkwe. Proporsi penggunaan
tepung beras dan hunkwe
adalah 1:2 yang sesuai
dengan resep selendang
mayang.
REFERENSI
Anderson, R. A.1997. Chromiumas an Essential Nutrient forHuman. Reg. ToxicoPharmacol.,26: 534-541.
Balagopalan C.G., PadmajaS.K., Nanda, S.N., andMoorthy. 1988. Cassava inFood,. Feed, and Industry.Florida: CRC Press Inc.
Basuki, Enny Karti, Latifah,I. E. Wulandari. 2002.Kajian Penambahan TepungTapioka dan Kuning Telur padaPembuatan Bakso Daging Sapi.Surabaya : FTI UPN.
Habib, B.P., 2008.BudidayaOlah Tepung Sagu.Yogyakarta : Kanisius.
Marwanti. 2000. PengetahuanMasakan Indonesia. Jakarta :Adicita Karya Nusa.
Misnawi. 2002. Influences OfCocoa Polyphenols and EnzymeReactivation On The FlavorDevelopment Of Fermented andUnder Fermented Cocoa Beans.Thesis. University PutraMalaysia.
Purnomo, H. 1995. Aktifitas Airdan Peranannya dalamPengawetan Pangan. Jakarta :UI-Press.
Rospiati, E. 2007. EvaluasiMutu dan Nilai Gizi Nugget DagingMerah Ikan Tuna (Thunnus sp)yang Diberi Perlakuan TitaniumDioksida. Thesis,Danamandiri Online.
Stoddard, F.I. 1999. Survey ofstarch particle size distribution inwheat and related species.J.Cereal Chem. 76(1): 145-149.
Suprapti, M. L., 2005.Teknologi Pengolahan Pangan :Manisan Kering Jambu Mete.Yogyakarta : Kanisius.
Widjanarko, S. B.,Susanto,T dan Sari, A.,2000. Penggunaan Jenis danProporsi Tepung yang BerbedaBersifat Fisiko-Kimia danOrganoleptik Dodol PisangCavendish (Musa Paradisiaca L).Jurnal MakananTradisional Indonesia.No.3. Vol.1: 50-54. Malang: Universitas Brawijaya.
Winarno, F. G. 1992. KimiaPangan dan Gizi. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Winarno F.G. 2004. KimiaPangan dan Gizi. Jakarta : PTGramedia Pustaka Utama.
HASIL PERHITUNGAN PRICING DAN BEP ES SELENDANG MAYANG
No Bahan Harga(Rp)
Satuan Harga perGram (Rp)
ResepHarga(Rp)
1. GulaMerah
6.000 500 gram 12 x 50 gram 600
2. Kelapa 5.000 400 gram 12,5 x 50gram
625
3. TepungHunkwe
8.000 285 gram 26,31 x 50 gr 1315.5
4. Sumboraja
burung
1.500 30 ml 50 x 4 ml 200
6. Es batu 1.000 1000 gram 1 x 300 gram 3007. Tepung
beras3.000 200 gram 15 x 25 gram 375
8. Air 3.000 1000 ml 3 x 300 ml 300Total
27.500 Rp 2400
1. Pricing Es Selendang Mayang
Totalcost Porsi Total Cost/ Porsi HargaRp.27500 10 Rp. 2750 Rp. 5500
2. Break Event Point (BEP) Es Selendang MayangBEP dihitung selama 1 bulan dengan 20 hari produksi
a. Fix Cost Es Selendang MayangNo Deskripsi Waktu Produksi
(hari)
Kapasitas
Produksi (hari)
Harga
(Rp)1 Loyang Ukuran
20x20x3336 30 10.000
2 Kompor 336 30 180.0003 Panci 336 30 50.0004 Sendok 180 30 29.500
6 Saringan 120 30 34.9007 Mangkok 60 30 17.5009 Baskom 60 30 5.00010 Parutan 80 30 10.00011 Pisau 336 30 20.00012 Sewa tempat 30 30 200.000
Total Fix Cost Rp.556.900
b. Variable Cost Es Selendang MayangNo
Deskripsi Harga(Rp)
Kapasitas Produksi(gelas/hari)
Biaya UntukProduksi (Rp)
1 Bahan Baku 27.500 30 916,672 Gelas cup 6.000 30 200,003 Listrik 30.000 30 1.000,004 Gas LPG 15.000 30 500,005 Transportasi 60.000 30 2.000,00
Total Variabel Cost 4.616,67
BEP Unit = FCP−V
= 5569005500−4616,67
= 630,45 unit
BEP Rupiah = FC
1− VCS
= 556900
1−(4616,67x30)(5500x30)
= 5569000.160605
LAMPIRAN FOTO
Pengupasan & Pemotongan Kelapa Pemasakan Adonan
Pemotongan Adonan Pemberian warna pada adonan
Pemarutan Kelapa Pendinginan ketiga adonan