10
1 | Page PSIKOSOMATIK Wittkower: Usaha untuk mempelajari intrrelasi aspek psikologis dan aspek fisis semua faal jasmani dalam keadaan normal maupun abnormal Integrasi aspek kehidupan manusia: Somatis Teknis Mekanisbiokemia Fisiologi Psikologis Pakar IPD dunia: Patologi suatu penyakit tidak hanya dari sel atau jaringan saja tp juga dari jiwa Kehidupan juga berhubungan dengan lingkungan Kimbal: Somatis psikis & sosiokltural == multikausal; ilmu kedokteran integral; pendekatan holistik Perkembangan konsep Kedokteran Psikosomatik 1952: psychosomatic disorder gejala penyakit fisik semata 1962: psychological anatomic and visceral disorders 1987: psychological factors affecting logical factors afecting physical condition (faktor psikologis yg mempengaruhi kondisi fisik) penyatuan mind & body International Classification od Disease Membagi psikosomatik menjadi 2 tipe: 1.Faktor psikologis yg mempengaruhi malfungsi fisiologis tanpa ada kerusakan jaringan; malfg SSO 2.Faktor psikologis yg mempengaruhi kondisi (penyakit) fisik, ada kerusakan jaringan Penyakit psikosomatis dpt berhubungan dg semua cabang ilmu kedokteran Multi axial evaluation system Aksis 1: faktor psikologis yg pengaruhi malfg atau kondisi fisis, sindromk klinis Aksis 2: ggan kepribadian (personality) dan derajat beratnya gangguan Aksis 3: gangguan penyakit fisik Aksis 4: stresor psikososial dan derajat beratnya Aksis 5: sosiokultural, kemampuan fg adaptasi yg tertinggi didapat dalam satu tahun terakhir Patofisiologi penyakit psikosomatik Emosi di otak salurkan mll SSO vegetatif alat visceral Keluhan banyak penyakit dalam: 1. Cardiovaskuler; GIT; respiratorius; endokrin; urogenital 2. Ketidakseimbangan vegetatif Perlu dibatasi pada kriteria minor case ok termasuk borderline case antara kasus interne & psikologi/psikiatri Kriteria klinis penyakit psikosomatik Kriteria negatif: Kelainan organik (-); w/p (+) dpt mrp psikosomatik karena: Psikosomatik tak diobati dpt timbul kelainan organik Koinsidensi: kelainan organik(+) tp tak dpt menerangkan keluhan Kelainan organik sdh ada sblm psikosomatik Tidak ada kelainan psikiatri Kriteria positif Keluhan pasien ada hubungan dg emosi tertentu Keluhan berganti dari satu sistem ke sistem lain shifting fenomen/alternasi Imbalans vegetatif (ketidakseimbangan SSO) Stresfull live situation konflik mental Perasaan negative titik tolak keluhan Faktor pencetus keluhan Faktor predisposisi: fisik, somatik, biologis, stigmata neurotik, psikis, sosio-kultural Penanggulangan penyakit psikosomatik Orientasi Electric-Holistic Medical Model Interaksi terus-menerus 3 lapangan berpengaruh thd perilaku manusia & saling berinteraksi: 1. Lapangan bio-organic 2. Lapangan psiko-edukatif 3. Lapangan sosio-kultural Lapangan Bio-organik Physic Diagnostik lengkap & teliti : diyakinkan tidak sakit berat & dapat diobati Obati kelainan fisik/cacat bawaan operasi Dengan obat: Simtomatis Sesuai penyakit mendasari (internis): Obat sesuai emosi Terapi neural (procaine coffeine complex) Healthy habit: Kebiasaan hidup sehat Lapangan Psiko-edukatif Berorientasi superfisial & psikterapi suportif: 1. Hubungan dokter-pasien: - Therapetik relationship confidence and trust 2. Ventilasi: - Kesempatanpasien utarakan isi hati - Untuk mengurangi ketegangan 3. Reedukasi - Keyakinan kpd pasien sebab, perbaiki, ubah pendapat yg salah 4. Agama - Memasukkan & mengamalkan ajaran agama Lapangan sosiokultural Perbaiki kondisi sosial-ekonomi - Kesukaran RT, ekonomi, perkawinan, pekerjaan Adaptif capacity - Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pasien thd llingkungan atau keluarga Manipulasi lingkungan (environmental manipulation) GANGGUAN PSIKOSOMATIK GAMBARAN UMUM & PATOFISIOLOGI Kedokteran Psikosomatik Misi: - Mendorong & menggali luas & ilmiah hubungan antara faktor biologis, psikologis, sosial & perilaku manusia sehat m/p sakit - Mengintegrasikan bidang tsb dlm memberikan edukasi dan tatalaksana gangguan psikosomatik Kini berkembang dengan menambahkan aspek spiritual (agama) dan lingkungan WHO: konsep sehat: - Sehat fisik, psikologis, sosial & spiritual Gangguan psikosomatis dalam praktek Gangguan atau penyakit yang ditandai o/ keluhan psikis & somatik

KEDOKTERAN PSIKOSOMATIK - baixardoc

Embed Size (px)

Citation preview

1 | P a g e

PSIKOSOMATIK

Wittkower:

Usaha untuk mempelajari intrrelasi aspek psikologis dan

aspek fisis semua faal jasmani dalam keadaan normal

maupun abnormal

Integrasi aspek kehidupan manusia:

Somatis

Teknis

Mekanisbiokemia

Fisiologi

Psikologis

Pakar IPD dunia:

Patologi suatu penyakit tidak hanya dari sel atau jaringan

saja tp juga dari jiwa

Kehidupan juga berhubungan dengan lingkungan

Kimbal:

Somatis – psikis & sosiokltural

== multikausal; ilmu kedokteran integral; pendekatan holistik

Perkembangan konsep Kedokteran Psikosomatik

1952: psychosomatic disorder gejala penyakit fisik semata

1962: psychological anatomic and visceral disorders

1987: psychological factors affecting logical factors afecting

physical condition (faktor psikologis yg mempengaruhi kondisi

fisik) penyatuan mind & body

International Classification od Disease

Membagi psikosomatik menjadi 2 tipe:

1. Faktor psikologis yg mempengaruhi malfungsi fisiologis

tanpa ada kerusakan jaringan; malfg SSO

2. Faktor psikologis yg mempengaruhi kondisi (penyakit) fisik,

ada kerusakan jaringan

Penyakit psikosomatis dpt berhubungan dg semua cabang

ilmu kedokteran

Multi axial evaluation system

Aksis 1:

faktor psikologis yg pengaruhi malfg atau kondisi fisis, sindromk

klinis

Aksis 2:

ggan kepribadian (personality) dan derajat beratnya gangguan

Aksis 3:

gangguan penyakit fisik

Aksis 4:

stresor psikososial dan derajat beratnya

Aksis 5:

sosiokultural, kemampuan fg adaptasi yg tertinggi didapat dalam

satu tahun terakhir

Patofisiologi penyakit psikosomatik

Emosi di otak salurkan mll SSO vegetatif alat visceral

Keluhan banyak penyakit dalam:

1. Cardiovaskuler; GIT; respiratorius; endokrin; urogenital

2. Ketidakseimbangan vegetatif

Perlu dibatasi pada kriteria – minor case ok termasuk

borderline case antara kasus interne & psikologi/psikiatri

Kriteria klinis penyakit psikosomatik

Kriteria negatif:

Kelainan organik (-); w/p (+) dpt mrp psikosomatik karena:

Psikosomatik tak diobati – dpt timbul kelainan organik

Koinsidensi: kelainan organik(+) tp tak dpt menerangkan

keluhan

Kelainan organik sdh ada sblm psikosomatik

Tidak ada kelainan psikiatri

Kriteria positif

Keluhan pasien ada hubungan dg emosi tertentu

Keluhan berganti dari satu sistem ke sistem lain shifting

fenomen/alternasi

Imbalans vegetatif (ketidakseimbangan SSO)

Stresfull live situation konflik mental

Perasaan negative titik tolak keluhan

Faktor pencetus keluhan

Faktor predisposisi: fisik, somatik, biologis, stigmata neurotik,

psikis, sosio-kultural

Penanggulangan penyakit psikosomatik

Orientasi Electric-Holistic Medical Model

Interaksi terus-menerus 3 lapangan berpengaruh thd perilaku

manusia & saling berinteraksi:

1. Lapangan bio-organic

2. Lapangan psiko-edukatif

3. Lapangan sosio-kultural

Lapangan Bio-organik

Physic Diagnostik lengkap & teliti :

diyakinkan tidak sakit berat & dapat diobati

Obati kelainan fisik/cacat bawaan operasi

Dengan obat:

Simtomatis

Sesuai penyakit mendasari (internis):

Obat sesuai emosi

Terapi neural (procaine coffeine complex)

Healthy habit:

Kebiasaan hidup sehat

Lapangan Psiko-edukatif

Berorientasi superfisial & psikterapi suportif:

1. Hubungan dokter-pasien:

- Therapetik relationship confidence and trust

2. Ventilasi:

- Kesempatanpasien utarakan isi hati

- Untuk mengurangi ketegangan

3. Reedukasi

- Keyakinan kpd pasien sebab, perbaiki, ubah pendapat yg

salah

4. Agama

- Memasukkan & mengamalkan ajaran agama

Lapangan sosiokultural

Perbaiki kondisi sosial-ekonomi

- Kesukaran RT, ekonomi, perkawinan, pekerjaan

Adaptif capacity

- Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pasien thd

llingkungan atau keluarga

Manipulasi lingkungan (environmental manipulation)

GANGGUAN PSIKOSOMATIK

GAMBARAN UMUM & PATOFISIOLOGI

Kedokteran Psikosomatik

Misi:

- Mendorong & menggali luas & ilmiah hubungan antara

faktor biologis, psikologis, sosial & perilaku manusia

sehat m/p sakit

- Mengintegrasikan bidang tsb dlm memberikan edukasi

dan tatalaksana gangguan psikosomatik

Kini berkembang dengan menambahkan aspek spiritual

(agama) dan lingkungan

WHO: konsep sehat:

- Sehat fisik, psikologis, sosial & spiritual

Gangguan psikosomatis dalam praktek

Gangguan atau penyakit yang ditandai o/ keluhan psikis &

somatik

2 | P a g e

Dpt mrp kelainan fungsional suatu organ dengan ataupun

tanpa gejala objektif

dan dpt pula bersamaaan dg kelainan organik/struktural

yang berkairan erat dg stressor atau peristiwa psikososial

tertentu

Hubungan Gangguan fungsional – gangguan struktur organis

Gangguan fgonal lama ggan struktural

- Asthma, hipertensi, PJK, artritis rheumatoid

Gangguan struktural ggan psikis & timbulkn gejala ggan

fungsional

- Kanker, penyakit jtg, gagal ginjal

Gangguan fungsional & struktural organik bersamaan oleh

sebab berbeda

Pembagian gangguan somatik

1. Gangguan psikosomatik fungsional (malfungsi fisiologis)

Gangguan psikosomatik primer

2. Gangguan psikosomatik struktural (malfungsi fisiopatologis)

Gangguan psikosomatik sekunder

Keluhan utama pasien psikosomatik

Keluhan utama pasien keluhan fisis

Mrp manifestasi ketidakseimbangan sistem saraf autonom

vegetatif:

- Sakit kepala, serasa mabuk, cenderung pingsan, byk

berkeringat, jantung berdebar, sesak nafas, ggan

lambung & usus, diare, anoreksia, kaki & tangan dingin,

kesemutan, panas dingin dsb

- Keluhan berpindah-pindah dr satu organ ke organ lain

hilang dlm wkt singkat

STRES, STRESOR DAN GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Stres: (Hans Selye)

- Respon tubuh yang tidak spesifik thd aksi atau tuntutan

atasnya

- Mrp respon autonomik tubuh bersifat adaptif pada tiap

perlakuan yg menimbulkan perubahan fisis atau emosi

yg bertujuan utk mempertahankan kondisi fisik optimal

suatu organisme

Rx fisisologis= general adaptation syndrome

3 fase respons tubuh thd perubahan

1. Alarm reaction (reaksi peringatan)

- Tubuh dapat mengatasi stesor (perubahan) dg baik

2. The stage of resistance (reaksi pertahanan)

- Rx thd stresor sdh melampaui kemampuan tubuh

- Mulai timbul G/ psikis & somatis

3. Stage of exhaustion (reaksi kelelahan)

- Gejala psikosomatik tampak jelas

Rx psikis & somatik muncul pd tahap di mana respon thd

situasi stres sdh mencapai/melampaui titik pertahanan

tubuh

Psikologis:

Stress – keadaan internal causa kebutuhan psikologis tubuh

atau o/ situasi lingkungan /sosial yg potensial berbahaya

tantangan, perubahan2 atau memerlukan pertahanan

seseorang

Stress dpt berupa:

- Perubahan psikis, fisiologis, biokimia, proses adaptasi

Manifestasi:

- Nyeri dada, jantung berdebar, sakit kepala, sakit ulu

hati, dll

STRESOR

Stresor psikososial:

Keadaan/peristiwa perubahan

Adaptasi utk menanggulangi stresor

Stresor: Keadaan yg menimbulkan stres

Contoh Stressor:

- Masalah perkawinan, keluarga, hub interpersonal,

pekerjaan, lingkungan hidup, hukum, keuangan,

perkembangan, penyakit fisis dll

Pembagian lain:

- Stresor fisis, stresor sosial, stresor psikis

Dasar psikofisiologi & psikopatologi

Gangguan psikis/konflik emosi diikuti perubahan fisiologis

& biokemis tu ggan saraf otonom vegetatif, sistem

endokrin & sistem imun

=> psiko – neuro – endokrinologi

=>psikoneuroimunologi

=> psiko – neuro – imuno – endokrinologi

Semua terjd bersamaan & tumpang tindih

Gangguan keseimbangan saraf autonom

Konflik emosi korteks serebri sistem limbik

hipotalamus sistem saraf otonom vegetatif

Gejala klinis:

- Hipertoni simpati, Hipotoni simpati, hipertoni

paraimpati

- Ataksia vegetatif: kordinasi antara simpatik &

parasimpatik tdk ada lagi

- Amfotoni: hiprtoni simpati & parasimpati timbul silih

berganti

Gangguan konduksi impuls mll neurotransmitter

Penyebab:

- Kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di

presinaps

- Ggan sensitivitas pd reseptor-reseptor post-sinaps

Neurotransmiter amin biogenik:

- Noradrenalin, dopamin, & serotonin

Hiperalgesia alat visceral

Visceral hyperalgesia:

- Respon refleks berlebihan pd bbrp bagian alat viseceral

Pada kasus:

- Non cardiac chest pain

- Non ulcer dyspepsia

- Irritable bowel syndrome

Gangguan sistem endokrin/hormonal

Stres ggan fg sistem hormonal

Mll hypotalamic – pituitary-adrenal axis (jalur hipotalamus-

pituitary-adrenal)

Peran hormon:

- Growth hormon

- Prolaktin

- ACTH

- Katekolamin

Perubahan sistem imun

Perubahan sel imunitas (immunotransmitter) ggan fg

imun

Mempermudah timbul penyakit infeksi & peny neoplastik

Keadaan depresi:

- Netrofil sirkulasi meningkat

- Natural killer cell menurun aktivasi & prolifirerasi

menurun

- Limfosit B dan limfosit T (T-helper, T-supresor) menurun

- Produksi interferon menurun

3 | P a g e

Faktor yg mempengaruhi sistem imunitas

1. Kualitas & kuantitas stress yg timbul

2. Kemampuan individu dlm mengatasi stress scr efektif

3. Kualitas & kuantitas rangsang imunitas

4. Lamanya stress

5. Latar belakang lingkungan sosio-kultural pasien

6. Faktor pasien: usia, jenis kelamin, status gizi

PENDEKATAN DIAGNOSIS GANGGUAN PSIKOSOMATIK

= pendekatan thd penyakit non somatik

Anamnesa lbh teliti dan mendalam

Pemeriksaan penunjang: bila diperlukan

Anamnesa:

- Keluhan utama: keluhan somatik

- Stresor muncul mll anamnesa yg baik

- Keluhan somatik berpindah dari satu organ ke organ lain

Batasi dari gangguan psikiatris yg nyata (psikosis)

Ciri & kriteria klinik gangguan psiko-somatik

a. Tidak didapat kelainan psikiatris (distorsi realita, waham)

b. Keluhan timbul berhub dg emosi

c. Keluhan berganti dari satu sistem ke sistem lain

d. Ada ketidakseimbangan vegetatif

e. Riwayat: konflik & stress

f. Terdapat perasaan negatif: dongkol, cemas, sedih,

cemburu

g. Ada faktor predisposisi: biologis atau perkembangan

kejiwaan

h. Terdapat faktor presipitasi: fisis atau psikis

TERAPI GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Terapi: dg melihat semua aspek yg mempengaruhi aspek

bio-psiko-sosio-spiritual

Penting: perhatian atas keluhan2

Pemeriksaan fisik: lengkap & teliti yakinkan pasien peny

tak separah yg diperkirakan

Obat-obatan:

- Sesuai keluhan (simtomatis); psikofarmaka

- Kebiasaan hidup sehat: makan, tidur, OR, hobi

Psikoterapi:

- Hub yg baik dokter pasien

- Ventilasi: kesempatan utarakan konfliknya – mengurangi

ketegangan

- Reedukasi: meluruskan pendapat pasien yg salah, beri

keyakinan, pengertian ttg penyebab penyakit

- Komitmen agama & pengamalannya

Pendukung:

- Perbaiki kondisi sosial ekonomi, rumah tangga,

pekerjaan

- Tunjukkan jalan keluar permasalahan

- Psikoterapi thd orang di sekitarnya

KETIDAKSEIMBANGAN VEGETATIF

Vegetative Imbalance – distonia vegetatif

Keluhan subjektif; aneka ragam; aneka organ

Sering:

- Sakit kepala, pusing, mabok, cenderung pingsan,

keringat >>, debar jtg, sakit &menekan di daerah jtg,

sesak nafas, diare, anoreksiam kesemutan, urtikaria dll

Murni: tanpa kelainan organ

Pd yg kronik: dpt terjd kelainan organ

Keluhan berpindah2, meluas, berubah2 – ok ggan sistem

otonomik-vegetatif yi: Sistem saraf

2 Sistem saraf tubuh

1. Sistem saraf animal serebrospinal

Mengatur & memelihara hub antara organisme & dunia luar

2. Sistem saraf vegetatif autonom

Mengatur faal masing2 organ, kerjasama antar organ,

adaptasi organ menurut kebutuhan menjamin

kelangsungan hidup organisme

Keduanya harus ada kerja sama yg erat

Faal sistem saraf autonomik vegetatif

Mengatur & pertahankan lingkungan (milieu) khusus utk

penghidupan & fg optimal sel parenkim (milieu interior)

constant milieu interieur (CI Bernard)

Dipertahankan thd pengaruh luar:

- Iklim, infeksi, intoksikasi, trauma, konflik pasikis, ritme

faal organisme, ritme kehidupan

Utk respon adaptasi cepat thd perubahan2

Untuk respon jangka panjang: sistem endokrin hormon –

sirkulasi darah – humoral – faal organ

Fase irama vegetatif dlm kehidupan sehari2:

1. Tahap disimilasi:

- Menggunakan & melepas energi, katabolisme, metabolisme

negatif,

2. Tahap asimilasi:

- Mengumpulkan kembali energi, anabolik, metabolisme positif

Pengatur pada sistem vegetatif:

a. Sistem simpatik ergotrop:

- Effort, prestasi dg mempergunakan & melepaskan energi

b. Sistem parasimpatik tropotrop:

- Istirahat & pemulihan kembali cadangan energi

Anatomi sistem saraf autonom-vegetatif

Korteks serebri

Mesencephalon & diencephalon

Nukleus vegetatif di medula oblongata

Medula spinalis: sentra vegetatif spinal

Ganglia & parasimpatik: saraf perifer

Serat simpatik & parasimpatik sistem organ perifer

anyaman halus di sel parenkim & kelenjar

Limbic system

Di encephalon;

- tda Hipokampus, girus singuli, neucleus amigdala

sentrum integrasi emosi

- Berhub dg hipotalamus (pusat sistem saraf autonom =

vegetatif)nHipotalamus mrp sentrum kordinasi

proses vegetatif dg proses emosi & intelek

- Berhub dg hipofisis (pusat endokrin) –> kerjasama

vegetativ dg sistem endokrin

- Ketidakseimbangan vegetatif dinamakan gangguan

psikovegetatif atau psikoneuro endokrinologis

Hipotalamus juga berhubungan dg:

- Pusat intelek korteks serebri

- Formatio retikularis: pengatur kesadaran & irama tidur

- Hipofisis (pusat endokrin)

Ada kerja sama timbul balik di perifer antara sentra vegetatif

di pusat & diperifer

Antagonisme ketat antara sistem simpatik & parasimpatik

- Hipersensitif simpatik = simpatokoni

- Hipersensitif parasimtaik = parasimpatokoni atau

vegotoni

GEJALA SIMPATIKOTONI

SISTEM SARAF PUSAT

Kesadaran optimal dg fg psikis tertinggi;

Intelek, emosi, bekerja optimal

Panca indera: penglihatan, pendengaran, sensibilitas kulit,

penciuman lbh sensitif

4 | P a g e

SISTEM KARDIOVASKULER

Nadi cepat, TD & volume semenit darah naik

Sirkulasi darah & oksigenasi jaringan tubuh – optimal

Penting utk effort jasmanni & psikis

TRAKTUS DIGESTIVUS

Kenaikan ambang rangsang: peristaltik & sekresi kelenjar

digestif berkurang

Pengumpulan bahan gizi protein, lemak, kalori serta

pencernaan berkurang

Besifat katabolik penggunaan energi bertambah dg

energy-uptake berkurang

GEJALA PARASIMPATIKOTONI

Disebabkan naiknya ambang rangsang

SISTEM SARAF PUSAT

Kesadaran menurun, fg psikis tertinggi berkurang

Pada keadaan Istirahat & tidur

Panca indera tak begitu sensitif

SISTEM KARDIOVASKULER

Nadi melambat, TD turun, sirkulasi darah, berkurang

istirahat, santai atau tidur

TRAKTUS DIGESTIVUS

Penurunan ambang rangsang: peristaltik bertambah, sekresi

asam lambung & kelenjar digestif optimal

Pengumpulan subr energi dr protein, lemak & KH – optimal

Bersifat anabolik:

- penghimpunan energi melebihi penggunaan energi

Simpatikotoni & parasimpatikotoni berganti siang tu

tonus simpatis, sdg malam hari tonus parasimpatis

manifestasi keseimbangan vegetatif

Jika salah satu berlangsung terlampau lama atau tll intensif

tonus lain tdk dpt mengimbangi keadaan patologis =

ketidakseimbangan vegetatif

HIPERTONI SIMPATIS

Tonus simpatis berlebihan & berlangsung nterlalu lama

penurunan ambang rangsang sgt byk

Dibagi menurut sistem organ:

SISTEM SARAF PUSAT

Nervositas, tremor, pusing kepala, insomnia, murung, selalu

merasa dingin sll merasa masuk-angin

KARDIOVASKULER

Palpitasi, ekstrasistole, takikardia paroxixmal, fibrilasi

paroxixmal, hipertensi ringan

TRAKTUS GASTRO INTESTINAL

Kenaikan ambang rangsang kuat:

- Peristaltik sgt berkurang obstipasi

Sekresi zat digestif & kelenjar berkurang hipoasiditas

lambung,

Ggan pencernaan ggan pencernaan pasien kurus,

lemah ok anoreksia

Hipotoni simpatik

Hipertoni simpatik yg berlangsung lama lemah & letih;

energi berkurang

Nervositas, tremor, pusing, insomnia, lekas marah (+)

Gejala GIT masih ada

Perubahan CVS tdk nyata lagi (palpitasi, ES, takikardi (-))

Keadaan umum lemah, kahektik, gizi buruk

Dianggap sbg keadaan dekompensasi simpatikus

Hipertoni parasimpatik - vagotoni

Vagotoni umum: seluruh badan -- pd istirahat

Ok sifat desentralisasi sistem parasimpatik

G/ terbatas satu organ saja

- GIT:

Vomitus, kolik, hiperasiditas lambung, G/ gastritis,

ulkus peptikum

- Paru: Sindrom asma bronchiale,

- Tr. urogenitalis: kolik, disuria, dismenorhoea

PSEUDO VAGOTONI

= HIPOTONI SIMPATIS

Gejala subjektif insomnia, anoreksia, nervositas, lekas marah

(+)

Gejala lain: sakit perut, diare, mual

ATAKSIA VEGETATIF

Kordinasi simpatik & parasimpatik sdh runtuh tjd

kebersamaan gejala keduanya

Paradoksal rangsang seharusnya timbul G/ simpatis tp yg

timbul parasimpatis

- Takut hipertoni simpatik: tremor, palpitasi, keringat

dingin

- Paradoksal diare, sakit perut & BAK

AMFOTONI

Keadaan patologis: sindrom simpatis & parasimpatis

hipertoni bergantian

Etiologi ketidakseimbangan vegetatif al:

Infeksi

Akut m/p kronik

Kegelisahan, tremor, keringat, palpitasi, rakut, insomnia

Infeksi kronik – focal infection:

- Di leher, telinga, hidung, gigi geligi mastoiditis, otitis,

tonsilitis, granuloma gigi, gangren, rahang dg infeksi

- Mll sistem saraf akibatkan distonia vegetatif berupa:

• hipertoni simpatik: insomnia, tremor, takikardia,

ekstrasistol

• juga berupa vagotoni: asma bronkhial

- Sembuh bila fokus infeksi disembuhkan

Kelainan Muskuloskeletal

Kolumna vertebra, tlg skelet, & otot – menekan serat

autonom vegetatif ketidakseimbangan autonom-vegetatif

Kelainan psikis

Kelainan psikis kelainan vegetatif = gangguan

psikovegetatif

Trauma psikis, konflik jniwa, depresi, psikosomatik ggan

psikovegetatif

PSIKOFARMAKA & PSIKOSOMATIK

TERAPI GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Pendekatan bio-psiko-sosio-spiritual

Komponen dlm terapi psikosomatik:

1. Terapi somatis atau simtomatik

2. Psikoterapi dan sosioterapi (psiko-edukasi)

3. Psikofarmakoterapi

Golongan psikofarmaka

Sedatif & hipnotik (obat tidur – penenang)

Obat penenang minor

Obat penenang mayor (neuroleptik)

Antidepresan

Efek samping pemberian psikofarmaka:

Ketergantungan psikis & fisik keracunan

Depresi/hilang sifat menahan diri confusion

Depresi SSP – KI asma & emfisema

Gangguan psikomotor

Mudah marah, gelisah, ansietas – pd penghentian obat

mendadak

Hipnotik sedatif

Sebaiknya jangka waktu pendek: 2 – 4 mgg

5 | P a g e

Rebound insomnia bila dihentikan cegah dg memberi

obat pd malam hari saja/pkn

Gol benzodiazepin: Nitrozepam, Flurazepam, Triazolam

Sedatif non benzodiazepam: Zolpidem

Pd ansietas: Fenotiazin Tioridazin, Prometazin

Obat penenang minor (minor tranquilizer)

Senyawa benaodiazepam plg efektif: Diazepam

Indikasi:

ansietas, agitasi, spasme otot, delirium, tremens,

epilepso

Hy pd ansietas hebat, maksimal 2 bulan terapi

Tapering off sblm dihentikan utk hindari toleransi & adiksi

Gol benzodiazepin lain: Klobazam, Lorazepam

Obat penenang mayor

(mayor tranquilizer, neuroleptics)

Pada gangguan psikosomatik yg disertai:

agitasi,

ansietas berlebihan,

agresi dan kegaduhan

Senyawa fenotiazin & butirofenon:

Klorpromazin,

Tioridazin,

Haloperidol

Antidepresant

Depresi – komplikasi penyakit fisis pengobatan adekuat

Senyawa gol trisiklik & tetrasiklik: amiltriptiline, Imipramin,

Mianserin, Maprotilin

Dosis awal kecil – perlahan dinaikkan 2 pkn bereaksi

Terapi diteruskan selama 3 bulan, bila ada perbaikan

kurangi dosis

Skrg jarang digunakan ES:

• Toksik thd jtg, aritmia, lidah & mulut kering, peningkatan

tek intra orbita, tdk baik utk geriatri

Antidepresant dg efek samping minimal:

a. Gol SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor):

Setralin, paroksetin, fluokserin, fluvoksamin

b. Golongan SSRE (Selective Serotonin Reuptake

Enhancer): Tianeptin

c. Golongan SNRI (Serotonin Nor Epinephrine Reuptake

Inhibitor): Venlafaksin

d. Golongan RIMA (Reversible Inhibitory Monoamine

Oxidease type A): Moklobemid

e. Golongan NaSSA (Nor-adrenalin and Serotonin Selective

Anti Depressant): Mitrazapin

f. Golongan Atipik: Trazodon, Nefazodon

Indikasi terapi psikofarmaka pd psikosomatik

Gangguan ansietas

Gol benzodiazepin:

Buspiron: ggan ansietas menyeluruhan (generalized

anxiety disorder-GAD) kombinasi dg gol

benzodiazepin ok efek lambat

1. Ansietas panik

Alprazolam

SSRI: dpt juga utk ansietas panik – ok sering disertai

depresi

2. Obsessive Compulsive Disorder

Varian ggan cemas

Efektif: gol antidepresan – Klomipiramin, gol SSRI

(setralin, paroksetin, fluoksetin)

Fobia

Varian ggan cemas

Respon baik pd terapi antidepresan

Fobia sosial: membaik pd terpi Moklobenid (gol RIMA)

1. Gangguan campuran ansietas - depresi

Perbaikan dg antidepresant

Pskofarmaka diberikan bersama2 dg psikoterapi erektif utk

hasil baik

GANGGUAN ANSIETAS & DEPRESI DI BIDANG ILMU PENYAKIT

DALAM

ANSIETAS & DEPRESI Lingkup IPD

Ggan psikosomatik (bkn psikotik)

Depresi psikotik kasus psikiatri (ked jiwa)

1. Dibatasi pd psikosomatik tanpa kelainan jiwa disintegrasi

kepribadian, distorsi realita, waham dll

Pasien msh sadar dirinya sakit aktif berobat

Kelompok psikosomatik di IPD

Tanpa kelainan organik (psikosomatik murni)

Ok konflik psikologis

1. Terdapat kelainan organik ok telah berlangsung lama

Dispepsia non ulkus – jd ulkus

2. Kelainan organik terdpt bersama ggn psikosomatik & tdk

saling berhubungan (koinsidensi)

Keluhan tdk sesuai dg kel organik

3. Kelainan organik baru terdeteksi

Jantung bawaan, tuberkulosis, tumor ganas, infark

miokard

Kriteria Diagnosis ansietas & depresi

Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorder

Revised third edition & Fourth edition = DSM IIIR dan DSM IV

Gejala umum (bervariasi):

- Sakit kepala, anoreksia, cepat lelah (fatigue), konstipasi,

insomnia, nyeri ulu hati, sesak nafas, impotensi, palpitasi

dll

Keluhan psikologis baru terungkap saat anamnesa

Trias depresi:

1. Tidak bisa menikmati hidup

2. Tidak ada perhatian pada lingkungan

3. Lelah sepanjang hari

Antisipasi (J.Sutter, 1990) pada depresi

Antisipasi:

Mgd unsur futuristik, membayangkan masa depan

kelanjutan masa kini

Kemampuan seseorang utk memproyeksikan dirinya ke

masa depan

Pada pasien depresi Utk mengenal & menentukan adanya

depresi berdasarkan kenyataan:

1. Kesulitan mengerti & mengatur makna waktu

2. Perubahan persepsi ttg waktu & pembicaraan tdk

menyangkut masa depan, berbellit-belit sekitar masa

lalu

3. Pasien kehilangan daya antisipasi

Komponen antisipasi

Loss of communication

- Ketidakmampuan berkomunikasi

- Merasa hampa, tdk mampu tukar pikiran, semangat

hilang

Solitude; Menyendiri

- Tdk mampu antisipasi positif kehadiran orang lain

Feeling of impotence

- Rasa tidak mampu; tdk dpt bertindak, tdk punya

kegiatan bermakna

6 | P a g e

Was-was & merasa terancam, tak dpt antisipasi peristiwa

sehari2

Trias kognitif yang terganggu:

Menilai dirinya tak berguna (I’m worthless) Perasaan permusuhan pada lingkungan (the environment is

hostile)

Masa depan suram (nothing good can happen)

BEBERAPA MACAM SINDROME ANSIETAS (DSM IIIR)

1. Ansietas GAD ( Generalized Anxiety Disorder) – sering

2. Ansietas panik (Panic Disorder)

3. Ansietas OCD (Obsessive convulsive Disorder)

4. Fobia

5. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)

Ciri umum sindrom ansietas

Cemas, kuatir, tdk bisa relaks (tegang) > 3 bulan

Disertai gejala fisis & psikis ok adanya ketidakseimbangan

saraf otonom:

- Gemetaran, otot tegang, kelelahan, keringat banyak,

berdebar2, mulut kering, pening, perut perih, diarem,

insomnia, mudah tersinggung

Gejala awal sindrom ansietas

Gejala psikis

- Penampilan berubah (appearance); sulit konsentrasi,

mood berubah, mudah marah, cepat tersinggung

- Restless: gelisah, tak bisa diam, timbul rasa takut

Gejala somatis

- Sakit kepala, ggan tidur, impotensi, keluhan CVS,

pernafasam GI dll

Ansietas panik (PD)

- Pasien datang dg keluhan CV = heart neurosis/sindrome

Dacosta

- Gangguan pernafasan hiperventilasi

Perbedaan ansietas & depresi

PATOFISIOLOGI & PSIKOPATOLOGI

Sumber: ketidakseimbangan saraf autonom vegetatif

Fisik: keluhan alat visceral yg dipersarafi saraf otonom

- keluhan beraneka ragam

- Pd murni: tak ada kelainan organis

- Khas: berpindah-pindah

- Pada kronis: dpt terjadi kelainan organis

Penyebab pd psikosomatik:

- faktor psikis konflik emosional, frustrasi, ketegangan

dll

Manifestasi ketidakseimbangan vegetatif

Gejala hipertoni simpatis - Hipotoni simpatis

Hipertoni parasimpatis

Ataksia vegetatif – Amfotoni

Penting: Penyebab lain ketidakseimbangan vegetatif hrs

disingkirkan

- Penyakit kronik

- Fokus infeksi

- Gangguan muskuloskeletal

- Gangguan konduksi saraf di celah sinap diantara neuron

neurotransmiter kelebihan/kekurangan (dopamin,

noradrenalin, serotonin)

PENGOBATAN

Prinsip: Holistik ( menyeluruh) & eklitik (mendetail)

Aspek organo biologik, aspek pdiko-edukatif dan aspek

sosio-kultural

Bila mungkin: koreksi kelainan fisik/cacat bawaan

Obat:

Simtomatis & psikofarmaka

- Depresi & retadasi motorik:

• Amineptin, setralin, moklobemid (efek retardasi &

sedasi minimal)

- Depresi & gangguan tidur:

• Maprolitin & Klomipramin

Anjuran hidup sehat: makan, tidur, OR teratur

Psikoterapi superfisial

Ciptakan hubungan baik dokter – pasien

Kesempatan pasien utarakan konflik – kurangi stres

Reedukasi;

- Ubah pendapat pasien yg salah, beri keyakinan sebab

penyakitnya

- Komitmen agama & pengalamannya – berhub dg

kebahagiaan

Pengobatan pendukung:

- Sosiokulutral: perbaiki sosial ekonomi, kesulitan RT,

penyesuaian thd lingkungan

Psikoterapi kepada lingkungan pasien – orang2 di sekitarnya

ASPEK PSIKOSOMATIK HIPERTENSI

HIPERTENSI

• Frekuensi meningkat berhubungan dg: gangguan

psikosomatik, bertambah usia

• Faktor psikososial & faktor sosio-kulutral:

– Hubungan nyata antara perubahan hemodinamik,

peningkatan TD dg fktr psikologis, emosional, ansietas,

depresi & fktr psikososial lain = white coat hypertension

GEJALA KLINIS HIPERTENSI PS

• Keluhan inisial tak khas:

– Sakit kepala, pusing, jantung berdebar, insomnia

– dpt mrp penyakit “silent” & lama

• Keluhan psikis menyolok:

– Ketegangan, nervous, kegelisahan, dorongan gerak tak

jelas & tanpa tujuan

• Komplikasi somatik:

– Gangguan jtg, ggan serebral & perifer

PSIKOFISIOLOGI & PSIKOPATOLOGI

PSIKOFISIOLOGI

• Penyakit multifaktorial:

– Herediter, Psikis – stimulasi efek simpatikotonik,

Lingkungan & sosiokultural

• Groen:

Mekanisme utama perkembangan mjd hipertensi yaitu

perubahan reaksi fisiologis yg dihub dg behaviour readiness

o/ su/ reaksi neuroviseral: Sbg ganti aktivitas

neuromuskular yg kuat & volume semenit jantung

meningkat, & resistensi PD meningkat

• Faktor psikis peran terjd aterosklerosis penyebab

hipertensi

PSIKODINAMIK

• Anticipation (ketegangan menanti) – ok rasa takut yg lama –

pembangkit penyakit

• Ketegangan tda agresi hebat tu thd orang yg

diduga/memang berwibawa, berwenang defensi lbh

berat

• Peruncingan konflik dpt timbul stress tak dipecahkan

kronik

• Pencetus:

– Situasi hidup: tak ada pengakuan, kecewa

• Ditentukan o/ realitas subjektif dg angan & bahaya imaginer

ok konflik masa anak tak terpecahkan efek psikodinamik

nyata

7 | P a g e

KEPRIBADIAN

• Pasien HT sebagian genetis & didapat punya predispoisi

hipertensi pd situasi konflik lama

• Faktor predisposisi:

– Kepribadian obsesif kompulsif,

– emosional tinggi,

– kebutuhan cinta yg besar, takut kehilangan cinta,

– Rasa kecewa

• Timbul Agresif kuat sbg reaksi atau penekanan agresi

kuat

• Obsesif konvulsif: tdk mudah melupakan atau

mengampuni/memecahkan konflik dan menyesuaikan diri

dg keadaan yg berubah

PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK

• Adanya riwayat hidup utk pembentukan struktur penolakan

obsesif-kompulsif pd agresivitas tak disadari manifes

hipertensi

• Neurosis:

– Impuls agresif primer pd anak dorongan pelampiasan

motorik kemerdekaan emansipatif

– Bila impuls dikekang & dirintangi (pendidikan ketat,

rumah tdk layak) berubah jd kebencian destruktif,

permusuhan

– Kmdn mjd takut kehilangan cinta kebencian berubah

jd dasar “represi” & reaction formation • Sikap OT: dominan, menuntut prestasi, keras, menjajah, tdk

membanggakan anak

• Pd pubertas traumatik yg mengancam perubahan

temperamen sbg hasil dr effort ke self control anak yg

dinamik jd penurut & saleh

• Vitalitas motorik agresif yg dirintangi perkembangan

kemauan berprestasi intensif & obsesif dg ambisi tak

terbendung, kegelisahan, ketegangan tanpa kepuasan

– Prestasi ok penyimpangan neurotik didorong o/

impuls saingan & bermusuhan/pertarungan kekuasaan

rasa takut akan kalah dlm pertarungan

– Pasien masuk dlm ketegangan menanti2 serangan

paranoid dr luar rx penyangkalan

PENDEKATAN DIAGNOSIS

• Hipertensi primer dibuat parexclusionum dg

mengesampingkan penyebab lain

• Diagnosis hrs menyingkirkan hipertensi sekunder: penyebab

renal, kardial, hormonal, & neurogen

• WHO & ISH (International Society of Hypertension):

– Batas: TD istirahat menetap > 140/90 mmHg

• Ggan psikosomatik & hipertensi sekunder dpt timbul

bersamaan pd wkt tertentu tanpa ada hubungan kausal-

etiologis

PENDEKATAN TERAPI

• Terapi kombinasi tgt penitikberatan pribadi:

– Obat, diet & psikoterapi superfisial yg terpusat pd konflik

– Bila perlu: psikoterapi perilaku atau psikoterapi analis

• Latihan autogenik (autogenic training) latihan rileks sgt

baik, tp kadang menambah rasa takut & kegelisahan

konflik internal makin jelas

• Terapi medikamentosa: Reserpin ES depresif

• Kecenderungan hipokondria jgn difiksasi pasien msh

mampu menurunkan TD dg menyelami konflik

• Pada hipertensi labil jgn menakuti pasien dg kriteria2

over estimate

– Manfaat bila bicara dg pasien – dasar problem aktual

mengungkapkan problem yg dpt melegakan

• Biofeedback: berhasil pd mereka yg tdk tersedia atau tdk

mampu psikoterapi

– Anggapan pasien hipertensi telah belajar rx fisiologi scr

salah pelajari kembali dg laporan balik (feed back)

optis atau akustis aktivitas simpatik (ukur resistance

kulit, ketegangan otot mll EMG-feedback) atau

tingginya TD

• Mengurangi defense thd emosi, obsesif kompulsif dll

perbaikan thd hipertensi & fg psikis – kualitas hidup

GANGGUAN JANTUNG FUNGSIONAL

• Gangguan psikosomatik keluhan gejala multi organ atau

hy menonjol pd satu organ

– Gangguan jantung sering dikeluhkan pasien

psikosomatik

– = sindrom kardiorespirasi, irritable heart syndrome,

sindrom da Costa

– Mrp ggan fungsional jantung, tanpa ada kelainan

organik

• Pd gangguan jantung organik dpt disertai kelainan

psikosomatis penting diagnosa tepat utk

penatalaksanaan yg tepat

PSIKOFISIOLOGI GANGGUAN JANTUNG

• Yang berperan penting:

– Sistem saraf otonom – simpatis langsung thd

jantung atau mll jalur neurohormonal

PERAN SISTEM AUTONOM PADA JANTUNG

• Stimulasi saraf simpatik ok stress psikis mll mek

neurohumoral langsung meningkatkan kontraksi miokard:

– Denyut jantung meningkat

– Meningkatkan konsumsi oksigen

• Aliran darah koroner menurun ok vasospasme koroner

diimbangi dg vasokonstriksi arteriole sistemik ggn fraksi

ejeksi ventrikel

• Ironson:

– Penurunan fraksi ejeksi jtg normal dpt diinduksi o/

stress emosi (anger)

– = pasien PJK diinduksi o/ latihan fisik

– Pasien PJK:

– Stres psikis induksi penurunan fraksi ejeksi iskemia

miokard

– Bila kompensasi fisiologis tdk tercapai iskemia

berlanjut aktifkan katekolamin & angiotensin II

vasokonstriksi sistemik

– Dominasi sistem saraf simpatis

– Kadang depresi tonus vagal – resiko aritmia & cardiac

sudden death

PERAN PSIKO-NEURO-ENDOKRINOLOGI

• Stress – SSO – langsung merangsang medula adrenal prod

katekolamin & jalur hipotalamik merangsang korteks

adrenal m’prod kortisol • Peningkatan hormon tsb akibatkan:

– Peningkatan TD, denyut jantung, konsumsi O2, lemak

bebas, kolesterol, trigliserid, GD, retensi Na & air,

penurunan K dlm otot jantung

– Nilai ambang elektris ventrikel menurun, tonus

vaskular meningkat, otot jd tegang (pegal), kerusakan

serabut otot (contraction band necrosis)

pengaruhi fg & kerja jantung

• Stress juga sebabkan:

• Jumah trombosit meningkat agregasi & adhesi trombosit

meningkat

• Gangguan psikofisiologis & metafisiologis – berlangsung

bbrp hari – bertahun2

8 | P a g e

SINDROM HIPERVENTILASI

• Hiperventilasi pd stress psikis ok pengaruh B adrenergik

Penurunan tekanan arteri karbondioksida (PaCO2)

alkalosis respiratorik

• Mula2: arteriola dilatation kmd vasokonstriksi termasuk

A.koronaria gejala sakit dada ok aliran darah berkurang

• EKG:

– Sinus takikardia, aritmia, elevasi atau depresi ST spt

kelainan jantung struktural

• Pd aterosklerosis koroner:

– Hiperpentilasi permudah tjd iskemia miokard – dpt akut

• Pada ansietas intermitten:

– 2/3 hiperventilasi sbbkan penurunan PaCO2

• Hiperventilasi kronis:

– Adaptasi fisiologis pusat nafas thd PaCO2 rendah timbul

pd keadaan perubahan emosi (takut, sedih)

HUBUNGAN GANGGUAN PSIKIS & PENYAKIT JANTUNG

• Secara klinis didapat:

– Ggan jantung fg-onal

– P/ peny jantung a/ diikuti perasaan tdk enak (disforia)

– Gangguan psikis mrp salah satu fktr resiko PJK

• Ggan psikis dpt menyebabkan:

– Ggan jtg fungsional &

– Ggan jantung organik

• Ada hub antara ggan psikososial & fktr sosial budaya dg

peny CV: PJK & hipertensi

• Friedman & Roesman:

– Kepribadian tipe A (emosional, kompetitif, agresif)

fktr resiko PJK ( = hipertensi, hiperkolesterolemi,

merokok)

– Kemungkinan terkena PJK 1,7 – 4,5 kali dibanding tipe B

• Hubungan lain:

– Skor stress tinggi – infark miokard lbh tinggi

– Ansietas & atau depresi ok stresor psikososial – PJK

• IM ok kelainan psikologis:

– Awitan IM prematur

– Terjadi sesaat stlh stresor psikososial

– Angiografi koroner: tdk terdpt penyempitan koroner

– Dpt ditemukan prolaps katup mitral pd ansietas panik

PENDEKATAN DIAGNOSIS GANGGUAN JANTUNG

• Penting: bedakan ggan fungsional atau organik

• Ggan fg-onal dpt menyerupai organik

• Ggan organis sering disertai ggan psikis

• GK ggan jtg fg-onal:

• Dpt ringan: palpitasi – takikardia spi sesak nafas, nyeri dada,

keringat dingin, sakit kepala, pingsan g/ kompleks dpt

bermacam D/

• Anamnesa & PD teliti

• Sesak nafas:

– Hy perasaan sesak, bertambah saat menceritakan

masalahnya

– Bkn sesak nafas – menarik nafas panjang berkaitan dg

emosional

– Dpt berupa hiperventilasi

• Nyeri dada:

– Tidak spesifik – di jantung tepat di daerah dictus

– Disertai keluhan tak spesifik lain: nyeri ulu hati, mual,

sakit kepala

• Rasa lelah:

– Tu pagi hari, bertambah saat aktivitas

• Pemeriksaan fisik

– Pasien dlm kecemasan

– Sering: peningkatan TD, takikardi, ekstrasistol ventrikel,

keirngat dingin pd telapak tangan & kaki

• Jarang:

– Pd EKG: takikardia atrial, takikardia ventrikel

paroksismal, perubahan gelombang ST – T perlu

pemeriksaan lanjut ada kel organik?

• Ansietas panik 5% didapat prolaps katup mitral

PENGOBATAN

Non farmakologis:

• Edukasi & bimbingan bantu penyembuhan

– Jelaskan ttg gejala, tanpa menakutkan pasien ok dpt

perburuk peny

– Meluruskan pola fikir yg salah ttg peny jantung

– Bila mungkin: pecahkan masalah

• Terapi kognitif & perilaku

– Koreksi perilaku salah – fktr resiko penyakit

– Anjuran hidup sehat

Terapi farmakologis

• Terapi simptomatik

– Anti nyeri (analgetik), vasodilatotr koroner

• Psikotropik

– Gol benzodiazepin: diazepam, alparozolam – utk

kurangi kecemasan

• Terapi utk gangguan psikis atau organis yg ada

ASPEK PSIKOSOMATIK GANGGUAN IRAMA JANTUNG

• Jantung & sirkulasi = pengalaman perasaan erat dg

perasaan & emosi

Faktor emosional bekerja dg 3 mekanisme:

1. Afek spt rasa takut, sedih, gambira, ketegangan jiwa

pengaruhi fg somatis

• Emosi agresif percepat frekuensi jtg, depresif – menekan

• Mrp stress psikis tdk khas

2. Persepsi ggn irama kecemasan atau ketidakseimbangan

vegetatif (vegetative imbalance)

• Pause kompensasi stlh ektrasistole – bahaya

• Kecemasan kewaspadaan fg jtg >>

• Ggan psikis perburuk irama jantung primer organik

• Dpt unsur fobia & hipokondria yg memberatkan

3. Konflik neurotik ok tidak terpenuhinya kebutuhan nafsu vital

masa anak ciri kepribadian khas (instinctual vicissitudes)

– Penyisihan kebutuhan agresi (mengalah, penghindaran

perselisihan) sebabkan agresi terpendam iritasi fg

organ

• Gangguan irama jantung yg dpt disebabkan faktor psikis:

– Sinus bradikardi, sinus takikardi, aritmia respirasi, dll

GANGGUAN IRAMA JANTUNG & PSIKOSOMATIK

1. SINUS TAKIKARDIA

• Takikardi sering pd: ggan organik, neurovegetatif, psikis

• Psikofisiologis berhubungan dg ggan irama jtg:

a. Sindrom ansietas (angstsyndrom)

• Anxiety neurosis: rasa takut takikardi, takipnea, naik TD

b. Takikardi stlh beban fisik minimal

• Neurotik “mengelak” neurosis obsesif kompulsif, fobia,

anxiety neurosis, hipokondria

• Takikardia pd beban sehari2 bukti kerusakan fisik

menambah ketakutan

c. Berkaitan dg ketidakseimbangan vegetatif

• Terjadi peningkatan frekuensi denyut jtg berlebihan

2. SINUS BRADIKARDIA

• Irama jtg melambat kesan pasien tdk membahayakan

tdk cemas

3. FIBRILASI ATRIUM DAN FLUTTER ATRIUM

• Flutter atrium dpt ok kelainan organis atau saat konflik

psikologis spt penyebab takikardia paroksismal

9 | P a g e

4. EKSTRASISTOL

• Paling sering ditemui

• Dpt tdk mempunyai peny apapun, tp dpt mrp isyarat adanya

ggan otot jantung, atau ggan psikis

• Fokus ES di ventrikel (61,9%), atrium (35,2%), berkas

atrioventrikuler (2,9%)

• Unsur psikis tu berperan dlm ES ventrikel

• ES ok fktr psikis – hilang stlh beban psikis tdk ada

• Penilaian arti ES memerlukan penilaian psikis khusus – ok

faktor penyebab penyakit blm pasti

• Penting pengelolaan kecemasan

5. TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULER PAROKSISMAL

• Sering pd masa anak – dewasa muda

• Usia dewasa saat konflik kejiwaan

• Terdapat pd jantung sehat & sakit masa P-Q memanjang

• Serangan terjadi saat situasi konflik tiba2, nadi cepat 160

– 200/mnt sering normal kembali stlh dokter memeriksa

• Kecenderungan mengontrol perasaan, menolak kelemahan

pengedalian diri semu

PENDEKATAN TERAPI

• Aritmia tdk boleh dipandang tersendiri, tp hrs dilihat

holistik:

– Jenis aritmia

– Adakah penyebab organik?

– Implikasi aritmia pd pasien perseorangan,

– Pengalaman pasien sblmnya dg aritmia

• Aritmia psikogenik tanpa ggan struktural:

– Umumnya tdk akan sebabkan kematian tp

implikasi buruk thd psikis pasien

– Psikoterapi suportif & ansiolitik – cegah perburukan

kondisi psikis & hilangkan aritmia

• Hati-hati pd ggan struktural jantung fktr psikis dpt sbg

pencetus aritmia yg berbahaya

• Anti aritmia:

– Diberikan bila dikhawatirkan terjdi ggan

hemodinamik atau timbul G/ berat

• Antidepresan

– Tu antidepresant klasik dpt perburuk aritmia

DISPEPSIA FUNGSIONAL

Thompson (1984): dispepsia non ulkus

- Keadaan kronis berupa rasa tdk enak pd epigastrium

berhubungan dg makanan

- Gejala spt ulkus pd pemeriksaan tak ada ulkus

1. Lagarde & spiro (1984): dispepsia fungsional

- Rasa tdk enak perut bag atas, sifat intermitten

- Pd pemeriksaan tdk didapat kelainan organis

Keluhan dispepsia fungsional:

- Penuh pada ulu hati ssdh makan, kembung, sendawa

sering, cepat kenyang

- Anoreksia, nausea, vomitus, rasa terbakar ulu hatu,

regurgitasi

1. Umumnya kronis, sering kambuh

Insidensi di masyarakat: 38% 25% berobat ke dokter

umum

PSIKOFISIOLOGI DISPEPSIA FUNGSIONAL

Etiologi: multifaktoral

Faktor penting:

- Keadaan Psikis – utama

- Psikososial ok berperan dalam:

a. Perubahan fisiologi sal cerna

b.Perubahan adaptasi thd gejala yg timbul

c. Pengaruhi karakter penyakit

d.Pengaruhi prognosa

Faktor yang diduga sbg penyebab syndrom dispepsia:

1. Peningkatan asam lambung

2. Dismotilitas lambung

3. Gastritis & duodenitis kronis (peran Helicobacter

pylori)

4. Stress psikososial

5. Faktor lingkungan, makanan, genetik, dll

Rangsang psikis/emosi scr fisiologi dpt mempengaruhi

lambung dg 2 cara:

1. Jalur neurogen

2. Jalur neurohumoral

1. Jalur neurogen

Rangsang konflik emosi pd korteks serebri pengaruh kerja

hipotalamus anterior nukleus vagus nervus vagus

lambung

2. Jalur neurohormonal

Rangsang emosi pd korteks serebri hipotalamus anterior

hipofisis anterior kortikotropin rangsang korteks

adrenal keluarkan hormon produksi asam lambung

SINDROM DISPEPSIA:

Dr endoskopi sejumlah pasien tdk ditemukan kelainan

organik

Mrpk manifestasi somatis dari kelainan psikis: depresi &

ansietas

Penyebab tersering masalah kehidupan sehari-hari

Penting pendekatan terintegrasi antara pendekatan fisik &

psikologik

PENDEKATAN PSIKOSOMATIK

Tda aspek fisik, psikososial & lingkungan

1. Terapi simtomatis utk keluhan:

a. Antasid, H2 antagonis (simetidin, ranitidn,

famotidin)

b.Obat prokinetik: cisaprid

c. Obat inhibitor proton pump: omeperazol,

lansoprazol

2. Pengaturan diet indari pencetus

3. Psikoterapi:

Edukasi atasi konflik & stress

4. Antidepresant atau ansiolitik bila diperlukan

PSIKOSOMATIK PADA SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

GANGGUAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

Berkaitan dg fungsi ekskresi sisa makanan oleh kolon

normal dlm 24 jam dikeluarkan

Gangguan yg dapat terjadi:

- Proses sekresi berkurang kesulitan/hambatan pasase

bolus di kolon/rektum Kesulitan defekasi/obstipasi

- Terlalu cepat pasase bolus & gangguan resorpsi air di

usus besar diare

Efek psikologis terhadap fg kolon

Kolon menerima rangsang dari hipotalamus mll susunan

saraf autonom

Kelainan psikis rangsang thd hipotalamus

- Keadaan depresi: murung, kecewa, putus asa, pesimistis

hipomotilitas usus besar KONSTIPASI

- Keadaan ansietas: cemas, emosional, marah, dendam,

ketegangan jiwa hiperaktivitas usus besar DIARE

DIARE PSIKOGENIK

Konstipasi ada 2 macam:

10 | P a g e

1. Konstipasi simpel : krn gangguan fungsi Salah satu

penyebab adalah kelainan psikis/jiwa

2. Konstipasi simtomatik: mrp gejala suatu penyakit

Fisiologi defekasi:

- Rangsang hipotalamus SSO ke kolon & sfingter

ani

Pd keadaan depresi:

- rangsang tdk timbul rangsang menurun atau tidak

ada

- Bila berlarut atoni kolon & konstipasi kronik

- = konstipasi psikogenik

Diagnosa banding konstipasi psikogenik

1. Konstipasi simpel/konstipasi temporer

Ok kebiasaan defekasi yg salah:

- Penundaan ok sibuk, kebiasaan makan tanpa serat,

Dpt menimbulkan:

a. Stasis rektal (dyschezia) pasase kolon N ggan

pada rektum

b.Stasis kolon: Gangguan fungsi kolon hambatan

pasase kolon

2. Konstipasi simtomatik

Konstipasi akut:

- ok dehidrasi

• Absorbsi cairan di daerah kolon terganggu tinja

padat refleks defekasi terganggu

- Penyakit infeksi akut c/ app.akut

Konstipasi kronik

- Kelainan lokal di kolon c/ ca kolorektal

- Komplikasi mekanis rectum/kolon sigmoid pada ibu

hamil

Pengelolaan konstipasi psikogenik

Titik berat: psikoterapi

Pendekatan psikosomatik peduli pada faktor psikis sbg

penyebab

Hasil memuaskan tanpa terapi medikamentosa

DIARE PSIKOGENIK

Keadaan ketegangan jiwa, emosi, stress hidup tak teratur

Rangsangan hipotalamus terus-menerus tp tak teratur

SSO rangsangan berulang hiperperistaltik kolon fg

reabsorbsi air & mineral terganggu terlalu cepat

dikeluarkan

Dpt terjadi diare kronik == diare psikogenik kronik

Tu pd ansietas perasa, mudah tersinggung, pemarah,

emosional, psikoneurotik

DIAGNOSA DIARE PSIKOGENIK

Perlu anamnesa cermat

Sifat diare: sering BAB lembek, jarang cair, lendir & darah (-

), demam (-)

Keluhan lain:

- Perut kembung, flatus, tegang, kurang enak perut bag

bawah, agak nyeri hilang timbul

- Keluhan vasomotor: berkeringat, berdebar, takut,

lemah, pusing

- Nyeri perut bag bawah, kadang kejang, pusat pd kiri

bawah & menjalar ke epigastrium/kanan bawah

- Keluhan di perut sering berpindah2

Timbul serangan diare selalu didahului konflik jiwa & stress

psikis

Sering berobat tanpa perbaikan

Pemeriksaan fisik

Tidak banyak kelainan

Mungkin tanda dehidrasi pd anoreksia & diare berat

Nyeri abdomen berpindah2, di satu tempat ke tempat lain

Perabaan kolon: t.a.k kadang teraba spastik

Rectal toucher: t.a.k sincter ani N, kadang agak spastik

Pemeriksaan Laboratorium

Biakan tinja, radiologis, kolonoskopi, dbN

Kadang didapat kolon spastik pd pemeriksaan radiologi

Diagnosis banding diare psikogenik

1. Kolitis ulserosa

Diare dg darah & lendir

Nyeri perut lbh menonjol

Tinja: darah, lendir

Radiologis: ulserasi

Kolonoskopi: mukosa hiperemi, di sekeliling ulserasi

Mrp penyakit kronik dpt membuat pasien depresi

memperberat gejala klinis

2. Ileitis Regionalis

Diare hilang timbul – lembek kadang cair, lendir & darah -

Diare tambah berat disertai nyeri perut kanan bawah,

Tenesmus (-)

Kadang demam ok proses inflamasi aktif dg ulserasi di ileum

terminal

Pemeriksaan tinja: darah jarang, lemak terapung (+)

Radiologis:

- Kelainan ileum terminal – gbrn linier ireguler tipis

menyerupai benang di daerah ileum == Disebut string

- Adanya defek di daerah valvulus ileosekal

3. Diare kronik

etiologi multi faktor: TB I ntestinal, sindrom malabsorbsi,

kelainan endokrin ( hipertiroidisme, DM), pasca radiasi, dll

Riwayat penyakit jelas, kelainan organik & penyebab nyata

4. Divertikulosis

Diare kronik tanpa lendir & darah, dg nyeri perut kiri bawah

Sering timbul demam ok infeksi

Radiologis & kolonoskopi: divertikel di kolon

Pengelolaan pasien diare psikogenik

Diare psikogenik (kolon iritable) psikoterapi

Sabar & penanganan tepat ketahui faktor penyebab

timbulnya emosi

Pendekatan psikosomatik terapi psikis cukup berhasil

tanpa terapi medika mentosa

SINDROM KOLON IRITABLE

Sindrom kolon iritable

Mrp kumpulan gejala dg patofisiologi rumit interaksi

faktor saluran cerna, faktor psikis & faktor lumen yg

merangsang kolon

Faktor psikologis & ketegangan akibat konflik psikososial

dpt memperburuk keluhan pasien w/ bukan sbg penyebab

DEFINISI SINDROM KOLON IRITABLE

Sekumpulan gejala klinis yg khas, ditandai adanya:

- Rasa nyeri/tidak enak di perut disertai

- Gangguan pola buang air besar (diare dan atau

konstipasi)

- Tanpa ditemukan adanya kelainan organik m/p

biokimiawi pada saluran cerna

Mrp kelainan fungsional sal cerna

EPIDEMIOLOGI SKI

Lebih banyak di perkotaan;

perempuan > pria

Banyak usia 45 – 64 tahun

Kulit putih > kulit hitam