Upload
khangminh22
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1 | P a g e
PSIKOSOMATIK
Wittkower:
Usaha untuk mempelajari intrrelasi aspek psikologis dan
aspek fisis semua faal jasmani dalam keadaan normal
maupun abnormal
Integrasi aspek kehidupan manusia:
Somatis
Teknis
Mekanisbiokemia
Fisiologi
Psikologis
Pakar IPD dunia:
Patologi suatu penyakit tidak hanya dari sel atau jaringan
saja tp juga dari jiwa
Kehidupan juga berhubungan dengan lingkungan
Kimbal:
Somatis – psikis & sosiokltural
== multikausal; ilmu kedokteran integral; pendekatan holistik
Perkembangan konsep Kedokteran Psikosomatik
1952: psychosomatic disorder gejala penyakit fisik semata
1962: psychological anatomic and visceral disorders
1987: psychological factors affecting logical factors afecting
physical condition (faktor psikologis yg mempengaruhi kondisi
fisik) penyatuan mind & body
International Classification od Disease
Membagi psikosomatik menjadi 2 tipe:
1. Faktor psikologis yg mempengaruhi malfungsi fisiologis
tanpa ada kerusakan jaringan; malfg SSO
2. Faktor psikologis yg mempengaruhi kondisi (penyakit) fisik,
ada kerusakan jaringan
Penyakit psikosomatis dpt berhubungan dg semua cabang
ilmu kedokteran
Multi axial evaluation system
Aksis 1:
faktor psikologis yg pengaruhi malfg atau kondisi fisis, sindromk
klinis
Aksis 2:
ggan kepribadian (personality) dan derajat beratnya gangguan
Aksis 3:
gangguan penyakit fisik
Aksis 4:
stresor psikososial dan derajat beratnya
Aksis 5:
sosiokultural, kemampuan fg adaptasi yg tertinggi didapat dalam
satu tahun terakhir
Patofisiologi penyakit psikosomatik
Emosi di otak salurkan mll SSO vegetatif alat visceral
Keluhan banyak penyakit dalam:
1. Cardiovaskuler; GIT; respiratorius; endokrin; urogenital
2. Ketidakseimbangan vegetatif
Perlu dibatasi pada kriteria – minor case ok termasuk
borderline case antara kasus interne & psikologi/psikiatri
Kriteria klinis penyakit psikosomatik
Kriteria negatif:
Kelainan organik (-); w/p (+) dpt mrp psikosomatik karena:
Psikosomatik tak diobati – dpt timbul kelainan organik
Koinsidensi: kelainan organik(+) tp tak dpt menerangkan
keluhan
Kelainan organik sdh ada sblm psikosomatik
Tidak ada kelainan psikiatri
Kriteria positif
Keluhan pasien ada hubungan dg emosi tertentu
Keluhan berganti dari satu sistem ke sistem lain shifting
fenomen/alternasi
Imbalans vegetatif (ketidakseimbangan SSO)
Stresfull live situation konflik mental
Perasaan negative titik tolak keluhan
Faktor pencetus keluhan
Faktor predisposisi: fisik, somatik, biologis, stigmata neurotik,
psikis, sosio-kultural
Penanggulangan penyakit psikosomatik
Orientasi Electric-Holistic Medical Model
Interaksi terus-menerus 3 lapangan berpengaruh thd perilaku
manusia & saling berinteraksi:
1. Lapangan bio-organic
2. Lapangan psiko-edukatif
3. Lapangan sosio-kultural
Lapangan Bio-organik
Physic Diagnostik lengkap & teliti :
diyakinkan tidak sakit berat & dapat diobati
Obati kelainan fisik/cacat bawaan operasi
Dengan obat:
Simtomatis
Sesuai penyakit mendasari (internis):
Obat sesuai emosi
Terapi neural (procaine coffeine complex)
Healthy habit:
Kebiasaan hidup sehat
Lapangan Psiko-edukatif
Berorientasi superfisial & psikterapi suportif:
1. Hubungan dokter-pasien:
- Therapetik relationship confidence and trust
2. Ventilasi:
- Kesempatanpasien utarakan isi hati
- Untuk mengurangi ketegangan
3. Reedukasi
- Keyakinan kpd pasien sebab, perbaiki, ubah pendapat yg
salah
4. Agama
- Memasukkan & mengamalkan ajaran agama
Lapangan sosiokultural
Perbaiki kondisi sosial-ekonomi
- Kesukaran RT, ekonomi, perkawinan, pekerjaan
Adaptif capacity
- Meningkatkan kemampuan penyesuaian diri pasien thd
llingkungan atau keluarga
Manipulasi lingkungan (environmental manipulation)
GANGGUAN PSIKOSOMATIK
GAMBARAN UMUM & PATOFISIOLOGI
Kedokteran Psikosomatik
Misi:
- Mendorong & menggali luas & ilmiah hubungan antara
faktor biologis, psikologis, sosial & perilaku manusia
sehat m/p sakit
- Mengintegrasikan bidang tsb dlm memberikan edukasi
dan tatalaksana gangguan psikosomatik
Kini berkembang dengan menambahkan aspek spiritual
(agama) dan lingkungan
WHO: konsep sehat:
- Sehat fisik, psikologis, sosial & spiritual
Gangguan psikosomatis dalam praktek
Gangguan atau penyakit yang ditandai o/ keluhan psikis &
somatik
2 | P a g e
Dpt mrp kelainan fungsional suatu organ dengan ataupun
tanpa gejala objektif
dan dpt pula bersamaaan dg kelainan organik/struktural
yang berkairan erat dg stressor atau peristiwa psikososial
tertentu
Hubungan Gangguan fungsional – gangguan struktur organis
Gangguan fgonal lama ggan struktural
- Asthma, hipertensi, PJK, artritis rheumatoid
Gangguan struktural ggan psikis & timbulkn gejala ggan
fungsional
- Kanker, penyakit jtg, gagal ginjal
Gangguan fungsional & struktural organik bersamaan oleh
sebab berbeda
Pembagian gangguan somatik
1. Gangguan psikosomatik fungsional (malfungsi fisiologis)
Gangguan psikosomatik primer
2. Gangguan psikosomatik struktural (malfungsi fisiopatologis)
Gangguan psikosomatik sekunder
Keluhan utama pasien psikosomatik
Keluhan utama pasien keluhan fisis
Mrp manifestasi ketidakseimbangan sistem saraf autonom
vegetatif:
- Sakit kepala, serasa mabuk, cenderung pingsan, byk
berkeringat, jantung berdebar, sesak nafas, ggan
lambung & usus, diare, anoreksia, kaki & tangan dingin,
kesemutan, panas dingin dsb
- Keluhan berpindah-pindah dr satu organ ke organ lain
hilang dlm wkt singkat
STRES, STRESOR DAN GANGGUAN PSIKOSOMATIK
Stres: (Hans Selye)
- Respon tubuh yang tidak spesifik thd aksi atau tuntutan
atasnya
- Mrp respon autonomik tubuh bersifat adaptif pada tiap
perlakuan yg menimbulkan perubahan fisis atau emosi
yg bertujuan utk mempertahankan kondisi fisik optimal
suatu organisme
Rx fisisologis= general adaptation syndrome
3 fase respons tubuh thd perubahan
1. Alarm reaction (reaksi peringatan)
- Tubuh dapat mengatasi stesor (perubahan) dg baik
2. The stage of resistance (reaksi pertahanan)
- Rx thd stresor sdh melampaui kemampuan tubuh
- Mulai timbul G/ psikis & somatis
3. Stage of exhaustion (reaksi kelelahan)
- Gejala psikosomatik tampak jelas
Rx psikis & somatik muncul pd tahap di mana respon thd
situasi stres sdh mencapai/melampaui titik pertahanan
tubuh
Psikologis:
Stress – keadaan internal causa kebutuhan psikologis tubuh
atau o/ situasi lingkungan /sosial yg potensial berbahaya
tantangan, perubahan2 atau memerlukan pertahanan
seseorang
Stress dpt berupa:
- Perubahan psikis, fisiologis, biokimia, proses adaptasi
Manifestasi:
- Nyeri dada, jantung berdebar, sakit kepala, sakit ulu
hati, dll
STRESOR
Stresor psikososial:
Keadaan/peristiwa perubahan
Adaptasi utk menanggulangi stresor
Stresor: Keadaan yg menimbulkan stres
Contoh Stressor:
- Masalah perkawinan, keluarga, hub interpersonal,
pekerjaan, lingkungan hidup, hukum, keuangan,
perkembangan, penyakit fisis dll
Pembagian lain:
- Stresor fisis, stresor sosial, stresor psikis
Dasar psikofisiologi & psikopatologi
Gangguan psikis/konflik emosi diikuti perubahan fisiologis
& biokemis tu ggan saraf otonom vegetatif, sistem
endokrin & sistem imun
=> psiko – neuro – endokrinologi
=>psikoneuroimunologi
=> psiko – neuro – imuno – endokrinologi
Semua terjd bersamaan & tumpang tindih
Gangguan keseimbangan saraf autonom
Konflik emosi korteks serebri sistem limbik
hipotalamus sistem saraf otonom vegetatif
Gejala klinis:
- Hipertoni simpati, Hipotoni simpati, hipertoni
paraimpati
- Ataksia vegetatif: kordinasi antara simpatik &
parasimpatik tdk ada lagi
- Amfotoni: hiprtoni simpati & parasimpati timbul silih
berganti
Gangguan konduksi impuls mll neurotransmitter
Penyebab:
- Kelebihan atau kekurangan neurotransmiter di
presinaps
- Ggan sensitivitas pd reseptor-reseptor post-sinaps
Neurotransmiter amin biogenik:
- Noradrenalin, dopamin, & serotonin
Hiperalgesia alat visceral
Visceral hyperalgesia:
- Respon refleks berlebihan pd bbrp bagian alat viseceral
Pada kasus:
- Non cardiac chest pain
- Non ulcer dyspepsia
- Irritable bowel syndrome
Gangguan sistem endokrin/hormonal
Stres ggan fg sistem hormonal
Mll hypotalamic – pituitary-adrenal axis (jalur hipotalamus-
pituitary-adrenal)
Peran hormon:
- Growth hormon
- Prolaktin
- ACTH
- Katekolamin
Perubahan sistem imun
Perubahan sel imunitas (immunotransmitter) ggan fg
imun
Mempermudah timbul penyakit infeksi & peny neoplastik
Keadaan depresi:
- Netrofil sirkulasi meningkat
- Natural killer cell menurun aktivasi & prolifirerasi
menurun
- Limfosit B dan limfosit T (T-helper, T-supresor) menurun
- Produksi interferon menurun
3 | P a g e
Faktor yg mempengaruhi sistem imunitas
1. Kualitas & kuantitas stress yg timbul
2. Kemampuan individu dlm mengatasi stress scr efektif
3. Kualitas & kuantitas rangsang imunitas
4. Lamanya stress
5. Latar belakang lingkungan sosio-kultural pasien
6. Faktor pasien: usia, jenis kelamin, status gizi
PENDEKATAN DIAGNOSIS GANGGUAN PSIKOSOMATIK
= pendekatan thd penyakit non somatik
Anamnesa lbh teliti dan mendalam
Pemeriksaan penunjang: bila diperlukan
Anamnesa:
- Keluhan utama: keluhan somatik
- Stresor muncul mll anamnesa yg baik
- Keluhan somatik berpindah dari satu organ ke organ lain
Batasi dari gangguan psikiatris yg nyata (psikosis)
Ciri & kriteria klinik gangguan psiko-somatik
a. Tidak didapat kelainan psikiatris (distorsi realita, waham)
b. Keluhan timbul berhub dg emosi
c. Keluhan berganti dari satu sistem ke sistem lain
d. Ada ketidakseimbangan vegetatif
e. Riwayat: konflik & stress
f. Terdapat perasaan negatif: dongkol, cemas, sedih,
cemburu
g. Ada faktor predisposisi: biologis atau perkembangan
kejiwaan
h. Terdapat faktor presipitasi: fisis atau psikis
TERAPI GANGGUAN PSIKOSOMATIK
Terapi: dg melihat semua aspek yg mempengaruhi aspek
bio-psiko-sosio-spiritual
Penting: perhatian atas keluhan2
Pemeriksaan fisik: lengkap & teliti yakinkan pasien peny
tak separah yg diperkirakan
Obat-obatan:
- Sesuai keluhan (simtomatis); psikofarmaka
- Kebiasaan hidup sehat: makan, tidur, OR, hobi
Psikoterapi:
- Hub yg baik dokter pasien
- Ventilasi: kesempatan utarakan konfliknya – mengurangi
ketegangan
- Reedukasi: meluruskan pendapat pasien yg salah, beri
keyakinan, pengertian ttg penyebab penyakit
- Komitmen agama & pengamalannya
Pendukung:
- Perbaiki kondisi sosial ekonomi, rumah tangga,
pekerjaan
- Tunjukkan jalan keluar permasalahan
- Psikoterapi thd orang di sekitarnya
KETIDAKSEIMBANGAN VEGETATIF
Vegetative Imbalance – distonia vegetatif
Keluhan subjektif; aneka ragam; aneka organ
Sering:
- Sakit kepala, pusing, mabok, cenderung pingsan,
keringat >>, debar jtg, sakit &menekan di daerah jtg,
sesak nafas, diare, anoreksiam kesemutan, urtikaria dll
Murni: tanpa kelainan organ
Pd yg kronik: dpt terjd kelainan organ
Keluhan berpindah2, meluas, berubah2 – ok ggan sistem
otonomik-vegetatif yi: Sistem saraf
2 Sistem saraf tubuh
1. Sistem saraf animal serebrospinal
Mengatur & memelihara hub antara organisme & dunia luar
2. Sistem saraf vegetatif autonom
Mengatur faal masing2 organ, kerjasama antar organ,
adaptasi organ menurut kebutuhan menjamin
kelangsungan hidup organisme
Keduanya harus ada kerja sama yg erat
Faal sistem saraf autonomik vegetatif
Mengatur & pertahankan lingkungan (milieu) khusus utk
penghidupan & fg optimal sel parenkim (milieu interior)
constant milieu interieur (CI Bernard)
Dipertahankan thd pengaruh luar:
- Iklim, infeksi, intoksikasi, trauma, konflik pasikis, ritme
faal organisme, ritme kehidupan
Utk respon adaptasi cepat thd perubahan2
Untuk respon jangka panjang: sistem endokrin hormon –
sirkulasi darah – humoral – faal organ
Fase irama vegetatif dlm kehidupan sehari2:
1. Tahap disimilasi:
- Menggunakan & melepas energi, katabolisme, metabolisme
negatif,
2. Tahap asimilasi:
- Mengumpulkan kembali energi, anabolik, metabolisme positif
Pengatur pada sistem vegetatif:
a. Sistem simpatik ergotrop:
- Effort, prestasi dg mempergunakan & melepaskan energi
b. Sistem parasimpatik tropotrop:
- Istirahat & pemulihan kembali cadangan energi
Anatomi sistem saraf autonom-vegetatif
Korteks serebri
Mesencephalon & diencephalon
Nukleus vegetatif di medula oblongata
Medula spinalis: sentra vegetatif spinal
Ganglia & parasimpatik: saraf perifer
Serat simpatik & parasimpatik sistem organ perifer
anyaman halus di sel parenkim & kelenjar
Limbic system
Di encephalon;
- tda Hipokampus, girus singuli, neucleus amigdala
sentrum integrasi emosi
- Berhub dg hipotalamus (pusat sistem saraf autonom =
vegetatif)nHipotalamus mrp sentrum kordinasi
proses vegetatif dg proses emosi & intelek
- Berhub dg hipofisis (pusat endokrin) –> kerjasama
vegetativ dg sistem endokrin
- Ketidakseimbangan vegetatif dinamakan gangguan
psikovegetatif atau psikoneuro endokrinologis
Hipotalamus juga berhubungan dg:
- Pusat intelek korteks serebri
- Formatio retikularis: pengatur kesadaran & irama tidur
- Hipofisis (pusat endokrin)
Ada kerja sama timbul balik di perifer antara sentra vegetatif
di pusat & diperifer
Antagonisme ketat antara sistem simpatik & parasimpatik
- Hipersensitif simpatik = simpatokoni
- Hipersensitif parasimtaik = parasimpatokoni atau
vegotoni
GEJALA SIMPATIKOTONI
SISTEM SARAF PUSAT
Kesadaran optimal dg fg psikis tertinggi;
Intelek, emosi, bekerja optimal
Panca indera: penglihatan, pendengaran, sensibilitas kulit,
penciuman lbh sensitif
4 | P a g e
SISTEM KARDIOVASKULER
Nadi cepat, TD & volume semenit darah naik
Sirkulasi darah & oksigenasi jaringan tubuh – optimal
Penting utk effort jasmanni & psikis
TRAKTUS DIGESTIVUS
Kenaikan ambang rangsang: peristaltik & sekresi kelenjar
digestif berkurang
Pengumpulan bahan gizi protein, lemak, kalori serta
pencernaan berkurang
Besifat katabolik penggunaan energi bertambah dg
energy-uptake berkurang
GEJALA PARASIMPATIKOTONI
Disebabkan naiknya ambang rangsang
SISTEM SARAF PUSAT
Kesadaran menurun, fg psikis tertinggi berkurang
Pada keadaan Istirahat & tidur
Panca indera tak begitu sensitif
SISTEM KARDIOVASKULER
Nadi melambat, TD turun, sirkulasi darah, berkurang
istirahat, santai atau tidur
TRAKTUS DIGESTIVUS
Penurunan ambang rangsang: peristaltik bertambah, sekresi
asam lambung & kelenjar digestif optimal
Pengumpulan subr energi dr protein, lemak & KH – optimal
Bersifat anabolik:
- penghimpunan energi melebihi penggunaan energi
Simpatikotoni & parasimpatikotoni berganti siang tu
tonus simpatis, sdg malam hari tonus parasimpatis
manifestasi keseimbangan vegetatif
Jika salah satu berlangsung terlampau lama atau tll intensif
tonus lain tdk dpt mengimbangi keadaan patologis =
ketidakseimbangan vegetatif
HIPERTONI SIMPATIS
Tonus simpatis berlebihan & berlangsung nterlalu lama
penurunan ambang rangsang sgt byk
Dibagi menurut sistem organ:
SISTEM SARAF PUSAT
Nervositas, tremor, pusing kepala, insomnia, murung, selalu
merasa dingin sll merasa masuk-angin
KARDIOVASKULER
Palpitasi, ekstrasistole, takikardia paroxixmal, fibrilasi
paroxixmal, hipertensi ringan
TRAKTUS GASTRO INTESTINAL
Kenaikan ambang rangsang kuat:
- Peristaltik sgt berkurang obstipasi
Sekresi zat digestif & kelenjar berkurang hipoasiditas
lambung,
Ggan pencernaan ggan pencernaan pasien kurus,
lemah ok anoreksia
Hipotoni simpatik
Hipertoni simpatik yg berlangsung lama lemah & letih;
energi berkurang
Nervositas, tremor, pusing, insomnia, lekas marah (+)
Gejala GIT masih ada
Perubahan CVS tdk nyata lagi (palpitasi, ES, takikardi (-))
Keadaan umum lemah, kahektik, gizi buruk
Dianggap sbg keadaan dekompensasi simpatikus
Hipertoni parasimpatik - vagotoni
Vagotoni umum: seluruh badan -- pd istirahat
Ok sifat desentralisasi sistem parasimpatik
G/ terbatas satu organ saja
- GIT:
Vomitus, kolik, hiperasiditas lambung, G/ gastritis,
ulkus peptikum
- Paru: Sindrom asma bronchiale,
- Tr. urogenitalis: kolik, disuria, dismenorhoea
PSEUDO VAGOTONI
= HIPOTONI SIMPATIS
Gejala subjektif insomnia, anoreksia, nervositas, lekas marah
(+)
Gejala lain: sakit perut, diare, mual
ATAKSIA VEGETATIF
Kordinasi simpatik & parasimpatik sdh runtuh tjd
kebersamaan gejala keduanya
Paradoksal rangsang seharusnya timbul G/ simpatis tp yg
timbul parasimpatis
- Takut hipertoni simpatik: tremor, palpitasi, keringat
dingin
- Paradoksal diare, sakit perut & BAK
AMFOTONI
Keadaan patologis: sindrom simpatis & parasimpatis
hipertoni bergantian
Etiologi ketidakseimbangan vegetatif al:
Infeksi
Akut m/p kronik
Kegelisahan, tremor, keringat, palpitasi, rakut, insomnia
Infeksi kronik – focal infection:
- Di leher, telinga, hidung, gigi geligi mastoiditis, otitis,
tonsilitis, granuloma gigi, gangren, rahang dg infeksi
- Mll sistem saraf akibatkan distonia vegetatif berupa:
• hipertoni simpatik: insomnia, tremor, takikardia,
ekstrasistol
• juga berupa vagotoni: asma bronkhial
- Sembuh bila fokus infeksi disembuhkan
Kelainan Muskuloskeletal
Kolumna vertebra, tlg skelet, & otot – menekan serat
autonom vegetatif ketidakseimbangan autonom-vegetatif
Kelainan psikis
Kelainan psikis kelainan vegetatif = gangguan
psikovegetatif
Trauma psikis, konflik jniwa, depresi, psikosomatik ggan
psikovegetatif
PSIKOFARMAKA & PSIKOSOMATIK
TERAPI GANGGUAN PSIKOSOMATIK
Pendekatan bio-psiko-sosio-spiritual
Komponen dlm terapi psikosomatik:
1. Terapi somatis atau simtomatik
2. Psikoterapi dan sosioterapi (psiko-edukasi)
3. Psikofarmakoterapi
Golongan psikofarmaka
Sedatif & hipnotik (obat tidur – penenang)
Obat penenang minor
Obat penenang mayor (neuroleptik)
Antidepresan
Efek samping pemberian psikofarmaka:
Ketergantungan psikis & fisik keracunan
Depresi/hilang sifat menahan diri confusion
Depresi SSP – KI asma & emfisema
Gangguan psikomotor
Mudah marah, gelisah, ansietas – pd penghentian obat
mendadak
Hipnotik sedatif
Sebaiknya jangka waktu pendek: 2 – 4 mgg
5 | P a g e
Rebound insomnia bila dihentikan cegah dg memberi
obat pd malam hari saja/pkn
Gol benzodiazepin: Nitrozepam, Flurazepam, Triazolam
Sedatif non benzodiazepam: Zolpidem
Pd ansietas: Fenotiazin Tioridazin, Prometazin
Obat penenang minor (minor tranquilizer)
Senyawa benaodiazepam plg efektif: Diazepam
Indikasi:
ansietas, agitasi, spasme otot, delirium, tremens,
epilepso
Hy pd ansietas hebat, maksimal 2 bulan terapi
Tapering off sblm dihentikan utk hindari toleransi & adiksi
Gol benzodiazepin lain: Klobazam, Lorazepam
Obat penenang mayor
(mayor tranquilizer, neuroleptics)
Pada gangguan psikosomatik yg disertai:
agitasi,
ansietas berlebihan,
agresi dan kegaduhan
Senyawa fenotiazin & butirofenon:
Klorpromazin,
Tioridazin,
Haloperidol
Antidepresant
Depresi – komplikasi penyakit fisis pengobatan adekuat
Senyawa gol trisiklik & tetrasiklik: amiltriptiline, Imipramin,
Mianserin, Maprotilin
Dosis awal kecil – perlahan dinaikkan 2 pkn bereaksi
Terapi diteruskan selama 3 bulan, bila ada perbaikan
kurangi dosis
Skrg jarang digunakan ES:
• Toksik thd jtg, aritmia, lidah & mulut kering, peningkatan
tek intra orbita, tdk baik utk geriatri
Antidepresant dg efek samping minimal:
a. Gol SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor):
Setralin, paroksetin, fluokserin, fluvoksamin
b. Golongan SSRE (Selective Serotonin Reuptake
Enhancer): Tianeptin
c. Golongan SNRI (Serotonin Nor Epinephrine Reuptake
Inhibitor): Venlafaksin
d. Golongan RIMA (Reversible Inhibitory Monoamine
Oxidease type A): Moklobemid
e. Golongan NaSSA (Nor-adrenalin and Serotonin Selective
Anti Depressant): Mitrazapin
f. Golongan Atipik: Trazodon, Nefazodon
Indikasi terapi psikofarmaka pd psikosomatik
Gangguan ansietas
Gol benzodiazepin:
Buspiron: ggan ansietas menyeluruhan (generalized
anxiety disorder-GAD) kombinasi dg gol
benzodiazepin ok efek lambat
1. Ansietas panik
Alprazolam
SSRI: dpt juga utk ansietas panik – ok sering disertai
depresi
2. Obsessive Compulsive Disorder
Varian ggan cemas
Efektif: gol antidepresan – Klomipiramin, gol SSRI
(setralin, paroksetin, fluoksetin)
Fobia
Varian ggan cemas
Respon baik pd terapi antidepresan
Fobia sosial: membaik pd terpi Moklobenid (gol RIMA)
1. Gangguan campuran ansietas - depresi
Perbaikan dg antidepresant
Pskofarmaka diberikan bersama2 dg psikoterapi erektif utk
hasil baik
GANGGUAN ANSIETAS & DEPRESI DI BIDANG ILMU PENYAKIT
DALAM
ANSIETAS & DEPRESI Lingkup IPD
Ggan psikosomatik (bkn psikotik)
Depresi psikotik kasus psikiatri (ked jiwa)
1. Dibatasi pd psikosomatik tanpa kelainan jiwa disintegrasi
kepribadian, distorsi realita, waham dll
Pasien msh sadar dirinya sakit aktif berobat
Kelompok psikosomatik di IPD
Tanpa kelainan organik (psikosomatik murni)
Ok konflik psikologis
1. Terdapat kelainan organik ok telah berlangsung lama
Dispepsia non ulkus – jd ulkus
2. Kelainan organik terdpt bersama ggn psikosomatik & tdk
saling berhubungan (koinsidensi)
Keluhan tdk sesuai dg kel organik
3. Kelainan organik baru terdeteksi
Jantung bawaan, tuberkulosis, tumor ganas, infark
miokard
Kriteria Diagnosis ansietas & depresi
Diagnostik and Statistical Manual of Mental Disorder
Revised third edition & Fourth edition = DSM IIIR dan DSM IV
Gejala umum (bervariasi):
- Sakit kepala, anoreksia, cepat lelah (fatigue), konstipasi,
insomnia, nyeri ulu hati, sesak nafas, impotensi, palpitasi
dll
Keluhan psikologis baru terungkap saat anamnesa
Trias depresi:
1. Tidak bisa menikmati hidup
2. Tidak ada perhatian pada lingkungan
3. Lelah sepanjang hari
Antisipasi (J.Sutter, 1990) pada depresi
Antisipasi:
Mgd unsur futuristik, membayangkan masa depan
kelanjutan masa kini
Kemampuan seseorang utk memproyeksikan dirinya ke
masa depan
Pada pasien depresi Utk mengenal & menentukan adanya
depresi berdasarkan kenyataan:
1. Kesulitan mengerti & mengatur makna waktu
2. Perubahan persepsi ttg waktu & pembicaraan tdk
menyangkut masa depan, berbellit-belit sekitar masa
lalu
3. Pasien kehilangan daya antisipasi
Komponen antisipasi
Loss of communication
- Ketidakmampuan berkomunikasi
- Merasa hampa, tdk mampu tukar pikiran, semangat
hilang
Solitude; Menyendiri
- Tdk mampu antisipasi positif kehadiran orang lain
Feeling of impotence
- Rasa tidak mampu; tdk dpt bertindak, tdk punya
kegiatan bermakna
6 | P a g e
Was-was & merasa terancam, tak dpt antisipasi peristiwa
sehari2
Trias kognitif yang terganggu:
Menilai dirinya tak berguna (I’m worthless) Perasaan permusuhan pada lingkungan (the environment is
hostile)
Masa depan suram (nothing good can happen)
BEBERAPA MACAM SINDROME ANSIETAS (DSM IIIR)
1. Ansietas GAD ( Generalized Anxiety Disorder) – sering
2. Ansietas panik (Panic Disorder)
3. Ansietas OCD (Obsessive convulsive Disorder)
4. Fobia
5. PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)
Ciri umum sindrom ansietas
Cemas, kuatir, tdk bisa relaks (tegang) > 3 bulan
Disertai gejala fisis & psikis ok adanya ketidakseimbangan
saraf otonom:
- Gemetaran, otot tegang, kelelahan, keringat banyak,
berdebar2, mulut kering, pening, perut perih, diarem,
insomnia, mudah tersinggung
Gejala awal sindrom ansietas
Gejala psikis
- Penampilan berubah (appearance); sulit konsentrasi,
mood berubah, mudah marah, cepat tersinggung
- Restless: gelisah, tak bisa diam, timbul rasa takut
Gejala somatis
- Sakit kepala, ggan tidur, impotensi, keluhan CVS,
pernafasam GI dll
Ansietas panik (PD)
- Pasien datang dg keluhan CV = heart neurosis/sindrome
Dacosta
- Gangguan pernafasan hiperventilasi
Perbedaan ansietas & depresi
PATOFISIOLOGI & PSIKOPATOLOGI
Sumber: ketidakseimbangan saraf autonom vegetatif
Fisik: keluhan alat visceral yg dipersarafi saraf otonom
- keluhan beraneka ragam
- Pd murni: tak ada kelainan organis
- Khas: berpindah-pindah
- Pada kronis: dpt terjadi kelainan organis
Penyebab pd psikosomatik:
- faktor psikis konflik emosional, frustrasi, ketegangan
dll
Manifestasi ketidakseimbangan vegetatif
Gejala hipertoni simpatis - Hipotoni simpatis
Hipertoni parasimpatis
Ataksia vegetatif – Amfotoni
Penting: Penyebab lain ketidakseimbangan vegetatif hrs
disingkirkan
- Penyakit kronik
- Fokus infeksi
- Gangguan muskuloskeletal
- Gangguan konduksi saraf di celah sinap diantara neuron
neurotransmiter kelebihan/kekurangan (dopamin,
noradrenalin, serotonin)
PENGOBATAN
Prinsip: Holistik ( menyeluruh) & eklitik (mendetail)
Aspek organo biologik, aspek pdiko-edukatif dan aspek
sosio-kultural
Bila mungkin: koreksi kelainan fisik/cacat bawaan
Obat:
Simtomatis & psikofarmaka
- Depresi & retadasi motorik:
• Amineptin, setralin, moklobemid (efek retardasi &
sedasi minimal)
- Depresi & gangguan tidur:
• Maprolitin & Klomipramin
Anjuran hidup sehat: makan, tidur, OR teratur
Psikoterapi superfisial
Ciptakan hubungan baik dokter – pasien
Kesempatan pasien utarakan konflik – kurangi stres
Reedukasi;
- Ubah pendapat pasien yg salah, beri keyakinan sebab
penyakitnya
- Komitmen agama & pengalamannya – berhub dg
kebahagiaan
Pengobatan pendukung:
- Sosiokulutral: perbaiki sosial ekonomi, kesulitan RT,
penyesuaian thd lingkungan
Psikoterapi kepada lingkungan pasien – orang2 di sekitarnya
ASPEK PSIKOSOMATIK HIPERTENSI
HIPERTENSI
• Frekuensi meningkat berhubungan dg: gangguan
psikosomatik, bertambah usia
• Faktor psikososial & faktor sosio-kulutral:
– Hubungan nyata antara perubahan hemodinamik,
peningkatan TD dg fktr psikologis, emosional, ansietas,
depresi & fktr psikososial lain = white coat hypertension
GEJALA KLINIS HIPERTENSI PS
• Keluhan inisial tak khas:
– Sakit kepala, pusing, jantung berdebar, insomnia
– dpt mrp penyakit “silent” & lama
• Keluhan psikis menyolok:
– Ketegangan, nervous, kegelisahan, dorongan gerak tak
jelas & tanpa tujuan
• Komplikasi somatik:
– Gangguan jtg, ggan serebral & perifer
PSIKOFISIOLOGI & PSIKOPATOLOGI
PSIKOFISIOLOGI
• Penyakit multifaktorial:
– Herediter, Psikis – stimulasi efek simpatikotonik,
Lingkungan & sosiokultural
• Groen:
Mekanisme utama perkembangan mjd hipertensi yaitu
perubahan reaksi fisiologis yg dihub dg behaviour readiness
o/ su/ reaksi neuroviseral: Sbg ganti aktivitas
neuromuskular yg kuat & volume semenit jantung
meningkat, & resistensi PD meningkat
• Faktor psikis peran terjd aterosklerosis penyebab
hipertensi
PSIKODINAMIK
• Anticipation (ketegangan menanti) – ok rasa takut yg lama –
pembangkit penyakit
• Ketegangan tda agresi hebat tu thd orang yg
diduga/memang berwibawa, berwenang defensi lbh
berat
• Peruncingan konflik dpt timbul stress tak dipecahkan
kronik
• Pencetus:
– Situasi hidup: tak ada pengakuan, kecewa
• Ditentukan o/ realitas subjektif dg angan & bahaya imaginer
ok konflik masa anak tak terpecahkan efek psikodinamik
nyata
7 | P a g e
KEPRIBADIAN
• Pasien HT sebagian genetis & didapat punya predispoisi
hipertensi pd situasi konflik lama
• Faktor predisposisi:
– Kepribadian obsesif kompulsif,
– emosional tinggi,
– kebutuhan cinta yg besar, takut kehilangan cinta,
– Rasa kecewa
• Timbul Agresif kuat sbg reaksi atau penekanan agresi
kuat
• Obsesif konvulsif: tdk mudah melupakan atau
mengampuni/memecahkan konflik dan menyesuaikan diri
dg keadaan yg berubah
PERKEMBANGAN MASA ANAK-ANAK
• Adanya riwayat hidup utk pembentukan struktur penolakan
obsesif-kompulsif pd agresivitas tak disadari manifes
hipertensi
• Neurosis:
– Impuls agresif primer pd anak dorongan pelampiasan
motorik kemerdekaan emansipatif
– Bila impuls dikekang & dirintangi (pendidikan ketat,
rumah tdk layak) berubah jd kebencian destruktif,
permusuhan
– Kmdn mjd takut kehilangan cinta kebencian berubah
jd dasar “represi” & reaction formation • Sikap OT: dominan, menuntut prestasi, keras, menjajah, tdk
membanggakan anak
• Pd pubertas traumatik yg mengancam perubahan
temperamen sbg hasil dr effort ke self control anak yg
dinamik jd penurut & saleh
• Vitalitas motorik agresif yg dirintangi perkembangan
kemauan berprestasi intensif & obsesif dg ambisi tak
terbendung, kegelisahan, ketegangan tanpa kepuasan
– Prestasi ok penyimpangan neurotik didorong o/
impuls saingan & bermusuhan/pertarungan kekuasaan
rasa takut akan kalah dlm pertarungan
– Pasien masuk dlm ketegangan menanti2 serangan
paranoid dr luar rx penyangkalan
PENDEKATAN DIAGNOSIS
• Hipertensi primer dibuat parexclusionum dg
mengesampingkan penyebab lain
• Diagnosis hrs menyingkirkan hipertensi sekunder: penyebab
renal, kardial, hormonal, & neurogen
• WHO & ISH (International Society of Hypertension):
– Batas: TD istirahat menetap > 140/90 mmHg
• Ggan psikosomatik & hipertensi sekunder dpt timbul
bersamaan pd wkt tertentu tanpa ada hubungan kausal-
etiologis
PENDEKATAN TERAPI
• Terapi kombinasi tgt penitikberatan pribadi:
– Obat, diet & psikoterapi superfisial yg terpusat pd konflik
– Bila perlu: psikoterapi perilaku atau psikoterapi analis
• Latihan autogenik (autogenic training) latihan rileks sgt
baik, tp kadang menambah rasa takut & kegelisahan
konflik internal makin jelas
• Terapi medikamentosa: Reserpin ES depresif
• Kecenderungan hipokondria jgn difiksasi pasien msh
mampu menurunkan TD dg menyelami konflik
• Pada hipertensi labil jgn menakuti pasien dg kriteria2
over estimate
– Manfaat bila bicara dg pasien – dasar problem aktual
mengungkapkan problem yg dpt melegakan
• Biofeedback: berhasil pd mereka yg tdk tersedia atau tdk
mampu psikoterapi
– Anggapan pasien hipertensi telah belajar rx fisiologi scr
salah pelajari kembali dg laporan balik (feed back)
optis atau akustis aktivitas simpatik (ukur resistance
kulit, ketegangan otot mll EMG-feedback) atau
tingginya TD
• Mengurangi defense thd emosi, obsesif kompulsif dll
perbaikan thd hipertensi & fg psikis – kualitas hidup
GANGGUAN JANTUNG FUNGSIONAL
• Gangguan psikosomatik keluhan gejala multi organ atau
hy menonjol pd satu organ
– Gangguan jantung sering dikeluhkan pasien
psikosomatik
– = sindrom kardiorespirasi, irritable heart syndrome,
sindrom da Costa
– Mrp ggan fungsional jantung, tanpa ada kelainan
organik
• Pd gangguan jantung organik dpt disertai kelainan
psikosomatis penting diagnosa tepat utk
penatalaksanaan yg tepat
PSIKOFISIOLOGI GANGGUAN JANTUNG
• Yang berperan penting:
– Sistem saraf otonom – simpatis langsung thd
jantung atau mll jalur neurohormonal
PERAN SISTEM AUTONOM PADA JANTUNG
• Stimulasi saraf simpatik ok stress psikis mll mek
neurohumoral langsung meningkatkan kontraksi miokard:
– Denyut jantung meningkat
– Meningkatkan konsumsi oksigen
• Aliran darah koroner menurun ok vasospasme koroner
diimbangi dg vasokonstriksi arteriole sistemik ggn fraksi
ejeksi ventrikel
• Ironson:
– Penurunan fraksi ejeksi jtg normal dpt diinduksi o/
stress emosi (anger)
– = pasien PJK diinduksi o/ latihan fisik
– Pasien PJK:
– Stres psikis induksi penurunan fraksi ejeksi iskemia
miokard
– Bila kompensasi fisiologis tdk tercapai iskemia
berlanjut aktifkan katekolamin & angiotensin II
vasokonstriksi sistemik
– Dominasi sistem saraf simpatis
– Kadang depresi tonus vagal – resiko aritmia & cardiac
sudden death
PERAN PSIKO-NEURO-ENDOKRINOLOGI
• Stress – SSO – langsung merangsang medula adrenal prod
katekolamin & jalur hipotalamik merangsang korteks
adrenal m’prod kortisol • Peningkatan hormon tsb akibatkan:
– Peningkatan TD, denyut jantung, konsumsi O2, lemak
bebas, kolesterol, trigliserid, GD, retensi Na & air,
penurunan K dlm otot jantung
– Nilai ambang elektris ventrikel menurun, tonus
vaskular meningkat, otot jd tegang (pegal), kerusakan
serabut otot (contraction band necrosis)
pengaruhi fg & kerja jantung
• Stress juga sebabkan:
• Jumah trombosit meningkat agregasi & adhesi trombosit
meningkat
• Gangguan psikofisiologis & metafisiologis – berlangsung
bbrp hari – bertahun2
8 | P a g e
SINDROM HIPERVENTILASI
• Hiperventilasi pd stress psikis ok pengaruh B adrenergik
Penurunan tekanan arteri karbondioksida (PaCO2)
alkalosis respiratorik
• Mula2: arteriola dilatation kmd vasokonstriksi termasuk
A.koronaria gejala sakit dada ok aliran darah berkurang
• EKG:
– Sinus takikardia, aritmia, elevasi atau depresi ST spt
kelainan jantung struktural
• Pd aterosklerosis koroner:
– Hiperpentilasi permudah tjd iskemia miokard – dpt akut
• Pada ansietas intermitten:
– 2/3 hiperventilasi sbbkan penurunan PaCO2
• Hiperventilasi kronis:
– Adaptasi fisiologis pusat nafas thd PaCO2 rendah timbul
pd keadaan perubahan emosi (takut, sedih)
HUBUNGAN GANGGUAN PSIKIS & PENYAKIT JANTUNG
• Secara klinis didapat:
– Ggan jantung fg-onal
– P/ peny jantung a/ diikuti perasaan tdk enak (disforia)
– Gangguan psikis mrp salah satu fktr resiko PJK
• Ggan psikis dpt menyebabkan:
– Ggan jtg fungsional &
– Ggan jantung organik
• Ada hub antara ggan psikososial & fktr sosial budaya dg
peny CV: PJK & hipertensi
• Friedman & Roesman:
– Kepribadian tipe A (emosional, kompetitif, agresif)
fktr resiko PJK ( = hipertensi, hiperkolesterolemi,
merokok)
– Kemungkinan terkena PJK 1,7 – 4,5 kali dibanding tipe B
• Hubungan lain:
– Skor stress tinggi – infark miokard lbh tinggi
– Ansietas & atau depresi ok stresor psikososial – PJK
• IM ok kelainan psikologis:
– Awitan IM prematur
– Terjadi sesaat stlh stresor psikososial
– Angiografi koroner: tdk terdpt penyempitan koroner
– Dpt ditemukan prolaps katup mitral pd ansietas panik
PENDEKATAN DIAGNOSIS GANGGUAN JANTUNG
• Penting: bedakan ggan fungsional atau organik
• Ggan fg-onal dpt menyerupai organik
• Ggan organis sering disertai ggan psikis
• GK ggan jtg fg-onal:
• Dpt ringan: palpitasi – takikardia spi sesak nafas, nyeri dada,
keringat dingin, sakit kepala, pingsan g/ kompleks dpt
bermacam D/
• Anamnesa & PD teliti
• Sesak nafas:
– Hy perasaan sesak, bertambah saat menceritakan
masalahnya
– Bkn sesak nafas – menarik nafas panjang berkaitan dg
emosional
– Dpt berupa hiperventilasi
• Nyeri dada:
– Tidak spesifik – di jantung tepat di daerah dictus
– Disertai keluhan tak spesifik lain: nyeri ulu hati, mual,
sakit kepala
• Rasa lelah:
– Tu pagi hari, bertambah saat aktivitas
• Pemeriksaan fisik
– Pasien dlm kecemasan
– Sering: peningkatan TD, takikardi, ekstrasistol ventrikel,
keirngat dingin pd telapak tangan & kaki
• Jarang:
– Pd EKG: takikardia atrial, takikardia ventrikel
paroksismal, perubahan gelombang ST – T perlu
pemeriksaan lanjut ada kel organik?
• Ansietas panik 5% didapat prolaps katup mitral
PENGOBATAN
Non farmakologis:
• Edukasi & bimbingan bantu penyembuhan
– Jelaskan ttg gejala, tanpa menakutkan pasien ok dpt
perburuk peny
– Meluruskan pola fikir yg salah ttg peny jantung
– Bila mungkin: pecahkan masalah
• Terapi kognitif & perilaku
– Koreksi perilaku salah – fktr resiko penyakit
– Anjuran hidup sehat
Terapi farmakologis
• Terapi simptomatik
– Anti nyeri (analgetik), vasodilatotr koroner
• Psikotropik
– Gol benzodiazepin: diazepam, alparozolam – utk
kurangi kecemasan
• Terapi utk gangguan psikis atau organis yg ada
ASPEK PSIKOSOMATIK GANGGUAN IRAMA JANTUNG
• Jantung & sirkulasi = pengalaman perasaan erat dg
perasaan & emosi
Faktor emosional bekerja dg 3 mekanisme:
1. Afek spt rasa takut, sedih, gambira, ketegangan jiwa
pengaruhi fg somatis
• Emosi agresif percepat frekuensi jtg, depresif – menekan
• Mrp stress psikis tdk khas
2. Persepsi ggn irama kecemasan atau ketidakseimbangan
vegetatif (vegetative imbalance)
• Pause kompensasi stlh ektrasistole – bahaya
• Kecemasan kewaspadaan fg jtg >>
• Ggan psikis perburuk irama jantung primer organik
• Dpt unsur fobia & hipokondria yg memberatkan
3. Konflik neurotik ok tidak terpenuhinya kebutuhan nafsu vital
masa anak ciri kepribadian khas (instinctual vicissitudes)
– Penyisihan kebutuhan agresi (mengalah, penghindaran
perselisihan) sebabkan agresi terpendam iritasi fg
organ
• Gangguan irama jantung yg dpt disebabkan faktor psikis:
– Sinus bradikardi, sinus takikardi, aritmia respirasi, dll
GANGGUAN IRAMA JANTUNG & PSIKOSOMATIK
1. SINUS TAKIKARDIA
• Takikardi sering pd: ggan organik, neurovegetatif, psikis
• Psikofisiologis berhubungan dg ggan irama jtg:
a. Sindrom ansietas (angstsyndrom)
• Anxiety neurosis: rasa takut takikardi, takipnea, naik TD
b. Takikardi stlh beban fisik minimal
• Neurotik “mengelak” neurosis obsesif kompulsif, fobia,
anxiety neurosis, hipokondria
• Takikardia pd beban sehari2 bukti kerusakan fisik
menambah ketakutan
c. Berkaitan dg ketidakseimbangan vegetatif
• Terjadi peningkatan frekuensi denyut jtg berlebihan
2. SINUS BRADIKARDIA
• Irama jtg melambat kesan pasien tdk membahayakan
tdk cemas
3. FIBRILASI ATRIUM DAN FLUTTER ATRIUM
• Flutter atrium dpt ok kelainan organis atau saat konflik
psikologis spt penyebab takikardia paroksismal
9 | P a g e
4. EKSTRASISTOL
• Paling sering ditemui
• Dpt tdk mempunyai peny apapun, tp dpt mrp isyarat adanya
ggan otot jantung, atau ggan psikis
• Fokus ES di ventrikel (61,9%), atrium (35,2%), berkas
atrioventrikuler (2,9%)
• Unsur psikis tu berperan dlm ES ventrikel
• ES ok fktr psikis – hilang stlh beban psikis tdk ada
• Penilaian arti ES memerlukan penilaian psikis khusus – ok
faktor penyebab penyakit blm pasti
• Penting pengelolaan kecemasan
5. TAKIKARDI SUPRAVENTRIKULER PAROKSISMAL
• Sering pd masa anak – dewasa muda
• Usia dewasa saat konflik kejiwaan
• Terdapat pd jantung sehat & sakit masa P-Q memanjang
• Serangan terjadi saat situasi konflik tiba2, nadi cepat 160
– 200/mnt sering normal kembali stlh dokter memeriksa
• Kecenderungan mengontrol perasaan, menolak kelemahan
pengedalian diri semu
PENDEKATAN TERAPI
• Aritmia tdk boleh dipandang tersendiri, tp hrs dilihat
holistik:
– Jenis aritmia
– Adakah penyebab organik?
– Implikasi aritmia pd pasien perseorangan,
– Pengalaman pasien sblmnya dg aritmia
• Aritmia psikogenik tanpa ggan struktural:
– Umumnya tdk akan sebabkan kematian tp
implikasi buruk thd psikis pasien
– Psikoterapi suportif & ansiolitik – cegah perburukan
kondisi psikis & hilangkan aritmia
• Hati-hati pd ggan struktural jantung fktr psikis dpt sbg
pencetus aritmia yg berbahaya
• Anti aritmia:
– Diberikan bila dikhawatirkan terjdi ggan
hemodinamik atau timbul G/ berat
• Antidepresan
– Tu antidepresant klasik dpt perburuk aritmia
DISPEPSIA FUNGSIONAL
Thompson (1984): dispepsia non ulkus
- Keadaan kronis berupa rasa tdk enak pd epigastrium
berhubungan dg makanan
- Gejala spt ulkus pd pemeriksaan tak ada ulkus
1. Lagarde & spiro (1984): dispepsia fungsional
- Rasa tdk enak perut bag atas, sifat intermitten
- Pd pemeriksaan tdk didapat kelainan organis
Keluhan dispepsia fungsional:
- Penuh pada ulu hati ssdh makan, kembung, sendawa
sering, cepat kenyang
- Anoreksia, nausea, vomitus, rasa terbakar ulu hatu,
regurgitasi
1. Umumnya kronis, sering kambuh
Insidensi di masyarakat: 38% 25% berobat ke dokter
umum
PSIKOFISIOLOGI DISPEPSIA FUNGSIONAL
Etiologi: multifaktoral
Faktor penting:
- Keadaan Psikis – utama
- Psikososial ok berperan dalam:
a. Perubahan fisiologi sal cerna
b.Perubahan adaptasi thd gejala yg timbul
c. Pengaruhi karakter penyakit
d.Pengaruhi prognosa
Faktor yang diduga sbg penyebab syndrom dispepsia:
1. Peningkatan asam lambung
2. Dismotilitas lambung
3. Gastritis & duodenitis kronis (peran Helicobacter
pylori)
4. Stress psikososial
5. Faktor lingkungan, makanan, genetik, dll
Rangsang psikis/emosi scr fisiologi dpt mempengaruhi
lambung dg 2 cara:
1. Jalur neurogen
2. Jalur neurohumoral
1. Jalur neurogen
Rangsang konflik emosi pd korteks serebri pengaruh kerja
hipotalamus anterior nukleus vagus nervus vagus
lambung
2. Jalur neurohormonal
Rangsang emosi pd korteks serebri hipotalamus anterior
hipofisis anterior kortikotropin rangsang korteks
adrenal keluarkan hormon produksi asam lambung
SINDROM DISPEPSIA:
Dr endoskopi sejumlah pasien tdk ditemukan kelainan
organik
Mrpk manifestasi somatis dari kelainan psikis: depresi &
ansietas
Penyebab tersering masalah kehidupan sehari-hari
Penting pendekatan terintegrasi antara pendekatan fisik &
psikologik
PENDEKATAN PSIKOSOMATIK
Tda aspek fisik, psikososial & lingkungan
1. Terapi simtomatis utk keluhan:
a. Antasid, H2 antagonis (simetidin, ranitidn,
famotidin)
b.Obat prokinetik: cisaprid
c. Obat inhibitor proton pump: omeperazol,
lansoprazol
2. Pengaturan diet indari pencetus
3. Psikoterapi:
Edukasi atasi konflik & stress
4. Antidepresant atau ansiolitik bila diperlukan
PSIKOSOMATIK PADA SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH
GANGGUAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH
Berkaitan dg fungsi ekskresi sisa makanan oleh kolon
normal dlm 24 jam dikeluarkan
Gangguan yg dapat terjadi:
- Proses sekresi berkurang kesulitan/hambatan pasase
bolus di kolon/rektum Kesulitan defekasi/obstipasi
- Terlalu cepat pasase bolus & gangguan resorpsi air di
usus besar diare
Efek psikologis terhadap fg kolon
Kolon menerima rangsang dari hipotalamus mll susunan
saraf autonom
Kelainan psikis rangsang thd hipotalamus
- Keadaan depresi: murung, kecewa, putus asa, pesimistis
hipomotilitas usus besar KONSTIPASI
- Keadaan ansietas: cemas, emosional, marah, dendam,
ketegangan jiwa hiperaktivitas usus besar DIARE
DIARE PSIKOGENIK
Konstipasi ada 2 macam:
10 | P a g e
1. Konstipasi simpel : krn gangguan fungsi Salah satu
penyebab adalah kelainan psikis/jiwa
2. Konstipasi simtomatik: mrp gejala suatu penyakit
Fisiologi defekasi:
- Rangsang hipotalamus SSO ke kolon & sfingter
ani
Pd keadaan depresi:
- rangsang tdk timbul rangsang menurun atau tidak
ada
- Bila berlarut atoni kolon & konstipasi kronik
- = konstipasi psikogenik
Diagnosa banding konstipasi psikogenik
1. Konstipasi simpel/konstipasi temporer
Ok kebiasaan defekasi yg salah:
- Penundaan ok sibuk, kebiasaan makan tanpa serat,
Dpt menimbulkan:
a. Stasis rektal (dyschezia) pasase kolon N ggan
pada rektum
b.Stasis kolon: Gangguan fungsi kolon hambatan
pasase kolon
2. Konstipasi simtomatik
Konstipasi akut:
- ok dehidrasi
• Absorbsi cairan di daerah kolon terganggu tinja
padat refleks defekasi terganggu
- Penyakit infeksi akut c/ app.akut
Konstipasi kronik
- Kelainan lokal di kolon c/ ca kolorektal
- Komplikasi mekanis rectum/kolon sigmoid pada ibu
hamil
Pengelolaan konstipasi psikogenik
Titik berat: psikoterapi
Pendekatan psikosomatik peduli pada faktor psikis sbg
penyebab
Hasil memuaskan tanpa terapi medikamentosa
DIARE PSIKOGENIK
Keadaan ketegangan jiwa, emosi, stress hidup tak teratur
Rangsangan hipotalamus terus-menerus tp tak teratur
SSO rangsangan berulang hiperperistaltik kolon fg
reabsorbsi air & mineral terganggu terlalu cepat
dikeluarkan
Dpt terjadi diare kronik == diare psikogenik kronik
Tu pd ansietas perasa, mudah tersinggung, pemarah,
emosional, psikoneurotik
DIAGNOSA DIARE PSIKOGENIK
Perlu anamnesa cermat
Sifat diare: sering BAB lembek, jarang cair, lendir & darah (-
), demam (-)
Keluhan lain:
- Perut kembung, flatus, tegang, kurang enak perut bag
bawah, agak nyeri hilang timbul
- Keluhan vasomotor: berkeringat, berdebar, takut,
lemah, pusing
- Nyeri perut bag bawah, kadang kejang, pusat pd kiri
bawah & menjalar ke epigastrium/kanan bawah
- Keluhan di perut sering berpindah2
Timbul serangan diare selalu didahului konflik jiwa & stress
psikis
Sering berobat tanpa perbaikan
Pemeriksaan fisik
Tidak banyak kelainan
Mungkin tanda dehidrasi pd anoreksia & diare berat
Nyeri abdomen berpindah2, di satu tempat ke tempat lain
Perabaan kolon: t.a.k kadang teraba spastik
Rectal toucher: t.a.k sincter ani N, kadang agak spastik
Pemeriksaan Laboratorium
Biakan tinja, radiologis, kolonoskopi, dbN
Kadang didapat kolon spastik pd pemeriksaan radiologi
Diagnosis banding diare psikogenik
1. Kolitis ulserosa
Diare dg darah & lendir
Nyeri perut lbh menonjol
Tinja: darah, lendir
Radiologis: ulserasi
Kolonoskopi: mukosa hiperemi, di sekeliling ulserasi
Mrp penyakit kronik dpt membuat pasien depresi
memperberat gejala klinis
2. Ileitis Regionalis
Diare hilang timbul – lembek kadang cair, lendir & darah -
Diare tambah berat disertai nyeri perut kanan bawah,
Tenesmus (-)
Kadang demam ok proses inflamasi aktif dg ulserasi di ileum
terminal
Pemeriksaan tinja: darah jarang, lemak terapung (+)
Radiologis:
- Kelainan ileum terminal – gbrn linier ireguler tipis
menyerupai benang di daerah ileum == Disebut string
- Adanya defek di daerah valvulus ileosekal
3. Diare kronik
etiologi multi faktor: TB I ntestinal, sindrom malabsorbsi,
kelainan endokrin ( hipertiroidisme, DM), pasca radiasi, dll
Riwayat penyakit jelas, kelainan organik & penyebab nyata
4. Divertikulosis
Diare kronik tanpa lendir & darah, dg nyeri perut kiri bawah
Sering timbul demam ok infeksi
Radiologis & kolonoskopi: divertikel di kolon
Pengelolaan pasien diare psikogenik
Diare psikogenik (kolon iritable) psikoterapi
Sabar & penanganan tepat ketahui faktor penyebab
timbulnya emosi
Pendekatan psikosomatik terapi psikis cukup berhasil
tanpa terapi medika mentosa
SINDROM KOLON IRITABLE
Sindrom kolon iritable
Mrp kumpulan gejala dg patofisiologi rumit interaksi
faktor saluran cerna, faktor psikis & faktor lumen yg
merangsang kolon
Faktor psikologis & ketegangan akibat konflik psikososial
dpt memperburuk keluhan pasien w/ bukan sbg penyebab
DEFINISI SINDROM KOLON IRITABLE
Sekumpulan gejala klinis yg khas, ditandai adanya:
- Rasa nyeri/tidak enak di perut disertai
- Gangguan pola buang air besar (diare dan atau
konstipasi)
- Tanpa ditemukan adanya kelainan organik m/p
biokimiawi pada saluran cerna
Mrp kelainan fungsional sal cerna
EPIDEMIOLOGI SKI
Lebih banyak di perkotaan;
perempuan > pria
Banyak usia 45 – 64 tahun
Kulit putih > kulit hitam