18
KELAS A KELOMPOK 6 : DEVA DANUGRAHA I. 3615100027 TITA ALMIRA D. 3615100022 CHICHIK ILMI A. 3615100030 RIMBA AZHARA 3615100037 NUR SA'DAH 3615100041

Kependudukan Registrasi Penduduk

Embed Size (px)

Citation preview

KELAS A

KELOMPOK 6 :DEVA DANUGRAHA I. 3615100027TITA ALMIRA D. 3615100022CHICHIK ILMI A. 3615100030RIMBA AZHARA 3615100037NUR SA'DAH 3615100041

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................................1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................2

DAFTAR TABEL.....................................................................................................................3

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5

1.3 Tujuan.......................................................................................................................5

1.4 Metode Pengumpulan Data......................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN...........................................................................................................6

2.1 Registrasi Penduduk..........................................................................................6

2.2 Studi Kasus...............................................................................................................8

2.3 Permasalahan atau Keanehan dalam Data dan Penyebabnya............................11

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................13

3.1 Kesimpulan......................................................................................................13

3.2 Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

PERTANYAAN DAN JAWABAN................................................................................15

2015 2

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Registrasi Penduduk di Kecamatan Kenjeran dari Tahun 2012 -2013.........8

Tabel 2. Data Registrasi Penduduk di Kecamatan Rungkut dari Tahun 2012 -2013.........8

Tabel 3. Data Registrasi Penduduk di Kecamatan Mulyorejo dari Tahun 2012 -2013.........9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Registrasi Penduduk di Kecamatan Kenjeran dari Tahun 2012 -2013........9

Gambar 2. Grafik Registrasi Penduduk di Kecamatan Rungkut dari Tahun 2012 -2013......10

Gambar 3. Grafik Registrasi Penduduk di Kecamatan Mulyorejo

dari Tahun 2012-2013..........................................................................................10

2015 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam proses pengumpulan data, maka sumber data penduduk dapat dikelompokan

atas tiga pengelompokan besar, yaitu: 1. Sensus, 2. Survey (sample), 3. Registrasi.

Data penduduk yang lengkap untuk tingkat kecamatan hanya tersedia setiap 10 tahun

sekali yaitu hasil dari sensus penduduk. Meskipun dilakukan survey diantara dua sensus yaitu

yang disebut dengan survey penduduk antara sensus (supas), namun survey ini dirancang

untuk estimasi data hanya sampai tingkat kabupaten, sehingga data tingkat kecamatan tidak

dapat disajikan. Registrasi penduduk sebenarnya merupakan cara paling baik, Registrasi

penduduk berkaitan dengan komponen penduduk yang dinamis seperti kelahiran, kematian,

mobilitas penduduk, perkawinan, perceraian serta segala kejadian penting yang merubah

status sipil seseorang sejak dia lahir sampai mati yang dilaksanakan oleh petugas

pemerintahan. Komponen ini dapat berubah kapan saja sehingga diperlukannya registrasi

penduduk yang dapat berubah setiap saat. Mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam

kehidupan disebut juga registrasi vital dan hasilnya disebut statistik vital.

Pada registrasi penduduk, penduduklah yang melaporkan kepada badan yang

berwenang mencatat atau sering disebut dengan sistem pasif. Jadi berlainan dengan sensus

dan survei yang justru penduduk didatangi untuk dimintai keterangannya.namun sampai saat

ini sebagian besar daerah belum melaksanakannya dengan baik. Dalam rangka mendukung

penerapan otonomi daerah setiap tahun perlu dilakukan upaya penyediaan data penduduk

tingkat kecamatan, baik jumlah penduduk saat ini maupun yang akan datang.

Dalam mewujudkan pembangunan di kabupaten/kota, setiap kabupaten/kota perlu

membawa perencanaan pembangunan disegala sektor untuk itu diperlukan berbagai data di

tingkat kabupaten bahkan di tingkat kecamatan, antara lain adalah data jumlah penduduk.

data penduduk ini diperlukan untuk digunakan dalam pembuatan rencana program

pembangunan hampir di seluruh sektor,seperti pendidikan,kesehatan serta sektor-sektor di

bidang ekonomi.selain untuk perencanaan program,data jumlah penduduk per kecamatan

juga diperlukan untuk perhitungan jumlah sasaran dan evaluasi keberhasilan program.

Pada makalah ini penulis akan mengkaji tentang permasalahan-permasalahan,dan

solusi untuk permasalahan-permasalahan yang ada yang berkaitan dengan registrasi

penduduk di kecamatan.

2015 4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka perumusan masalah yang dapat diambil

sebagai dasar kajian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana isi dan pemanfaatan dari registrasi penduduk?

2. Apa permasalahan yang diidentifikasi pada registrasi penduduk?

3. Bagaimana solusi yang dapat diberikan pada permasalahan regisrasi penduduk?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah “Registrasi Penduduk” adalah :

1. Menjelaskan isi dan pemanfaatan dari registrasi penduduk

2. Mengidentifikasi permasalahan pada registrasi penduduk

3. Memberikan solusi pada permasalahan registrasi penduduk

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk menyusun makalah “registrasi penduduk”

adalah dengan survey sekunder dengan pengumpulan data sekunder dari Badan Pusat

Statistik Surabaya.

2015 5

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Registrasi Penduduk

Sistem registrasi penduduk merupakan suatu sistem registrasi yang dipelihara

penguasa setempat dimana biasanya dicatat setiap kelahiran, kematian, adopsi, kematian,

perceraian, perubahan pekerjaan, pekerjaan nama dan perubahan tempat tinggal (Rusli S,

1995:30-31). Jadi, dapat dikatakan registrasi merupakan kumpulan keterangan mengenai

peristiwa-peristiwa (event) penting/peristiwa demografi seseorang yang merubah status sipil

seseorang sejak dia lahir sampai mati.

Registrasi penduduk mulai dilaksanakan di beberapa negara di dunia pada abad ke-16.

Pencatatan ini terutama dilaksanakan oleh gereja-gereja Kristen di Inggris, dan negara-negara

lain di Eropa seperti di Finlandia pada tahun 1628, Denmark pada tahun 1646, Norwegia

pada tahun 1685, dan Swedia pada tahun 1686. Di luar Eropa. registrasi penduduk

dilaksanakan Cina, dari sini merambat ke Jepang pada abad ke-17. Sistem registrasi

penduduk ini akhirnya menjalar juga ke negara-negara Asia dan Afrika, diperkenalkan oleh

negara-negara yang menjajah.

Sistem registrasi penduduk di Indonesia :

Pada tahun 1815, Raffles melaksanakan pendaftaran penduduk dalam rangka

penetapan sistem pajak tanah.

Pada tahun 1850, catatan sipil diperuntunkkan orang Eropa dan yang

dipersamakan.

Pada tahun 1919, ordonansi catatan sipil untuk keturunan Cina.

Pada tahun 1920, catatan sipil digunakan untuk peristiwa kelahiran, kematian,

pemakaian nama untuk golongan tertentu (bangsawan, opsir, ambtenar, tentara

Eropa).

Pada tahun 1993, catatan sipil untuk penduduk beragama Kristen di Jawa,

Madura, dan Indonesia Timur.

Pada tahun 1955, digunakan untuk sistem triplikat Departemen Kesehatan.

Pada tahun 1966, penggolongan penduduk untuk catatan sipil dihapuskan.

Pada tahun 1977, pencatatan penduduk oleh Departemen Dalam Negeri

berdasarkan Kepres no.7 tahun 1977 dan Permendagri 52/1977.

2015 6

Data populasi berdasarkan registrasi penduduk dapat diperoleh dari catatan

administrasi perangkat desa. Kantor pencatatan registrasi penduduk terbuka pada setiap hari

kerja, bahkan banyak desa-desa di Indonesia melayani pelaporan registrasi penduduk selama

24 jam. Setelah kantor desa ditutup, pelayanan tersebut dilakukan di rumah pejabat yang

bersangkutan. Pada tingkat regional dan nasional, data diperoleh dengan menambahkan satu

catatan kedalam catatan lain untuk semua penduduk desa. Aktivitas ini dilakukan oleh

kementrian dalam negeri menggunakan pendekatan de jure, dimana penduduk yang resmi

berdomisili di daerah tersebut yang akan di data. Catatan di buat untuk tiap individu, dan

perubahan-perubahan dilakukan selama masa hidupnya.

Registrasi juga disebut sebagai statistik vital karena mencatat peristiwa-peristiwa

penting yang berhubuungan dengan kehidupan. Sistem registrasi kejadian-kejadian vital

bertalian dengan regsitrasi seperti kelahiran, kematian, kematian janin, adopsi, perkawinan

dan perceraian. Sedangkan perubahan nama, perubahan pekerjaan, dan perubahan pekerjaan

(migrasi ke dan dari suatu daerah) tidak termasuk kedalam registrasi kejadian-kejadian vital.

Mengenai gerak penduduk antar Negara, pencatatan orang-orang yang masuk kedalam dan

keluar dari suatu Negara dilakukan di pelabuhan-pelabuhan udara dan laut oleh pegawai-

pegawai tempat Imigrasi bagi setiap orang yang berangkat dan tiba disediakan formulir yang

harus di isi (Rusli S, 1995:30-31).

Jenis data yang biasanya dikumpulkan dalam registrasi yaitu berupa karakteristik

sosial dan demografi, seperti tempat tinggal (alamat), jenis kelamin, tempat lahir, tanggal

lahir (untuk kroscek umur), agama, status perkawinan, tingkat pendidikan terakhir (yang

ditamatkan), pekerjaan, suku atau kebangsaan (kewarganegaraan), kemampuan baca tulis dan

bahasa yang dikuasai. Rumah tangga (jumlah anggota keluarga, hubungan dengan KK) dan

migrasi (tempat lahir, tempat asal dan tempat tujuan).

Karakteristik dari registrasi sendiri yaitu registrasi berlasung terus-menerus

(pencatatan kejadian), dilakukan oleh instansi yang berbeda, sesuai dengan topik pencatatan,

contoh kelahiran (catatan sipil), kematian (kesehatan), migrasi (kehakiman), pelaksanaan

pasif (penduduk yang melaporkan), dan penduduk yang melaporkan hanya penduduk de jure.

Bentuk registrasi penduduk yang biasa dilakukan yaitu berupa kartu keluarga (KK), kartu

tanda penduduk (tetap dan musiman), akta kelahiran atau surat kenal lahir, akta kematian,

akta nikah atau buku nikah , akta cerai atau surat cerai, surat pindah atau paspor.

Kelebihan dalam registrasi penduduk yaitu dapat diketahui perubahan penduduk

setiap waktu dan biayanya lebih murah dibandingkan dengan sensus. Selain itu kegunaan dari

registrasi penduduk yaitu dapat mengetahui legal purpose atau dokumen legal seseorang

2015 7

seperti warisan, hak pilih, asuransi dll, sebagai statistik kependudukan dan apabila

dilaksanakan terus menerus, cakupannya luas dan valid dapat digunakan untuk dasar

pengambilan keputusan.

Sedangkan kelemahannya adalah bila sistem pencatatan yang berlaku tidak

dilaksanakan dengan baik, maka data yang dihasilkan juga berkualitas rendah, ini semua

dapat disebabkan karena adanya keterlambatan dalam pelaporan, tidak melaporkan peristiwa

yang terjadi, ataupun karena adanya peristiwa kelahiran yang tidak diinginkan (aborsi).

Selain itu, informasi yang disajikan masih sedikit, sangat tergantung akan sistem, petugas,

dan kesadaran masyarakat, dan terakhir yaitu kelengkapan dan kecermatan data sangat

bergantung pada konsistensi dan kontinyuitas penduduk itu sendiri.

Cakupan data yang diperoleh pada registrasi penduduk sangat bergantung pada

kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian vital yang terjadi dalam keluarga. Di

negara-negara maju, pengumpulan data melalui registrasi umumnya tidak menemui masalah

dan hambatan. Sebaliknya di negara-negara berkembang seperti Indonesia, umumnya data

yang dicakup masih kurang lengkap karena banyak peristiwa yang tidak dilaporkan dan data

kurang rinci sehingga kurang memadai untuk berbagai analisis kependudukan.

2.2 Studi Kasus

DATA REGISTRASI BADAN PUSAT STATISTIK

Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014

(sumber : htttp://surabayakota.bps.go.id)

Banyaknya Kematian yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014

2015 8

JENIS DATA KECAMATANDATA REGISTRASI BPS(surabayakota.bps.go.id)

2013 2014

KELAHIRANKenjeran 2,743 2,720Rungkut 1,715 1,700Mulyorejo 1,352 1,275

JENIS DATA KECAMATANDATA REGISTRASI BPS(surabayakota.bps.go.id)

2013 2014

KEMATIANKenjeran 682 1,105Rungkut 476 674Mulyorejo 411 567

(sumber : htttp://surabayakota.bps.go.id)

DATA REGISTRASI DINAS KEPENDUDUKAN CATATATAN SIPIL

Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014

JENIS DATA KECAMATAN

DATA REGISTRASI DISPENDUKCAPIL(sigdispendukcapil.surabaya.go.id)2013 2014

KELAHIRAN

Kenjeran 2,175 33Rungkut 1,311 1,653Mulyorejo 1,307 245

(sumber : http://sigdispendukcapil.surabaya.go.id)

Banyaknya Kematian yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013-2014

JENIS DATA KECAMATAN

DATA REGISTRASI DISPENDUKCAPIL(sigdispendukcapil.surabaya.go.id)2013 2014

KEMATIAN

Kenjeran 660 1Rungkut 479 522Mulyorejo 808 100

(sumber : http://sigdispendukcapil.surabaya.go.id)

Data Grafik Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014

Kenjeran Rungkut Mulyorejo0

500

1000

1500

2000

2500

30002743

1715

1352

2720

1700

1275

2013 2014

2015 9

sumber : Surabayakota.bps.go.id

Data Grafik Banyaknya Kematian yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014

Kenjeran Rungkut Mulyorejo0

200

400

600

800

1000

1200

682

476411

1105

674

567

2013 2014

sumber : Surabayakota.bps.go.id

Data Grafik Banyaknya Kelahiran yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014

Kenjeran Rungkut Mulyorejo0

500

1000

1500

2000

2500

2175

479

808

33

522

100

2013 2014

2015 10

sumber : digdispendukcapil.surabaya. go.id

Data Grafik Banyaknya Kematian yang Dilaporkan per Kecamatan Hasil Registrasi, 2013 - 2014

Kenjeran Rungkut Mulyorejo0

200

400

600

800

1000

1200

682

476411

1105

674

567

2013 2014

sumber : digdispendukcapil.surabaya. go.id

BANYAKNYA KEMATIAN DAN KELAHIRAN YANG DILAPORKAN PER KECAMATAN HASIL REGISTRASI, 2013 - 2014

(sumber : htttp://surabayakota.bps.go.id , http://sigdispendukcapil.surabaya.go.id)

Banyaknya kematian yang dilaporkan hasil registrasi dari BPS pada tahun 2013 di kecamatan Kenjeran sebanyak 2,743 orang. Rungkut sebanyak

2015 11

JENIS DATA

KECAMATAN

DATA REGISTRASI BPS(surabayakota.bps

.go.id)

DATA REGISTRASI

DISPENDUKCAPIL(sigdispendukcapil.surabaya.go.id)

2013 2014 2013 2014

KELAHIRAN

Kenjeran 2,743 2,720 2,175 33Rungkut 1,715 1,700 1,311 1,653Mulyorejo 1,352 1,275 1,307 245

KEMATIAN

Kenjeran 6,82 1,105 660 1Rungkut 476 674 479 522Mulyorejo 411 567 808 100

1,715 orang. Mulyorejo sebanyak 1,352 orang. Pada tahun 2014 di kecamatan Kenjeran sebanyak 2,720 orang. Rungkut sebanyak 1,700 orang. Mulyorejo sebanyak 1,275 orang. Banyaknya kelahiran yang dilaporkan hasil registrasi dari BPS pada tahun 2013 di kecamatan Kenjeran sebanyak 6,82 orang. Rungkut sebanyak 476 orang. Mulyorejo sebanyak 411 orang. Pada tahun 2014 di kecamatan Kenjeran sebanyak 1,105 orang. Rungkut sebanyak 674 orang. Mulyorejo sebanyak 567 orang.

Banyaknya kematian yang dilaporkan hasil registrasi dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil pada tahun 2013 di kecamatan Kenjeran sebanyak 2,175 orang. Rungkut sebanyak 1,311 orang. Mulyorejo sebanyak 1,307 orang. Pada tahun 2014 di kecamatan Kenjeran sebanyak 33 orang. Rungkut sebanyak 1,653 orang. Mulyorejo sebanyak 245 orang. Banyaknya kelahiran yang dilaporkan hasil registrasi dari BPS pada tahun 2013 di kecamatan Kenjeran sebanyak 660 orang. Rungkut sebanyak 479 orang. Mulyorejo sebanyak 808 orang. Pada tahun 2014 di kecamatan Kenjeran sebanyak 1 orang. Rungkut sebanyak 522 orang. Mulyorejo sebanyak 100 orang.

Berdasarkan data yang bersumber dari website instansi yang berbeda yaitu htttp://surabayakota.bps.go.id , dan http://sigdispendukcapil.surabaya.go.id, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan data pada data kelahiran dan kematian. Karena kurangnya koordianasi dalam akumulasi data dan kelengkapan berkas pendataan.

2.3 Permasalahan atau Keanehan dalam Data dan Penyebabnya

Permasalahan yang terdapat pada data registrasi penduduk yang penulis bahas adalah

dari selisih data registrasi dai BPS dan Dinas Kependukan Catatan Sipil. Padahal keduanya

sema-sama merupakan data yang diambil melalui proses registrasi. Hal ini bisa terjadi karena

adanya kesalahan saat proses registrasi yang dilakukan. kemudian ada lagi yang bisa menjadi

catatan atau hal yang disoroti yaitu data yang berasal dari dua sumber yang penulis dapatkan,

ternyata keduanya berbeda. Padahal obyek yang di bahas/didata adalah sama. Hal ini bisa

membuat pihak yang memanfaatkan data yang bersumber dari kedua sumber bingung dan

mempertanyakan data yang lebih akurat. seharusnya jika objek yang didata sama hasilnya

harus sama juga meskipun pihak yang mendata berbeda. Hal tersebut juga bisa dikarenakan

oleh kurangnya koordinasi dari dua pihak instansi yang berbeda.

2015 12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari permasalahan yang sudah penulis temukan bisa disimpulkan jika data yang

didapat dari sumber yang berbeda bisa terjadi perbedaan hasil. Hal ini bisa dimungkinkan

jika metode pengambilan data berbeda. ataupun ada kesalahan saat pengambilan data. tetapi

seharusnya jika yang didata sama hasilnya juga sama. Hal tersebut juga bisa dikarenakan oleh

kurangnya koordinasi dari dua pihak instansi yang berbeda yang menyebabkan adanya selisih

data serta kurangnya kesadaran masyarakat untuk melaporkan kejadian terbaru.

3.2 Saran

Saat melakukan pendataan seharusnya lebih teliti lagi, serta pendata seharusnya lebih

kritis saat mengumpulkan data untuk meminimalisir kesalahan. karena register langsung dari

masyarakat yang melapor, maka juga dituntut kesadaran masyarakat untuk melaporkan

kejadian-kejadian yang di alami selama hidupnya guna memenuhi kebutuhan data yang

penting untuk pemerintah. Selain itu koordinasi instansi pendata juga harus diperhatikan agar

dapat menghasilkan data yang akurat.

2015 13

DAFTAR PUSTAKA

http://surabayakota.bps.go.id/webbeta/frontend/ (diakses pada 18 Oktober 2015)

http://dukcapil.kemendagri.go.id/ (diakses pada 18 Oktober 2015)

http://casip.bandungkab.go.id/index_.php/akta-kelahiran (diakses pada 19 Oktober 2015)

http://casip.bandungkab.go.id/index_.php/akta-kematian (diakses pada 19 Oktober 2015)

http://casip.bandungkab.go.id/index_.php/ktp (diakses pada 19 Oktober 2015)

Budi, Eko Santoso. Gde, Putu Ariastita. Diktat Kependudukan. PWK ITS. 2004

Mantra, Ida Bagus. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. 2000

2015 14

PERTANYAAN & JAWABAN

1. (Windy 3615100018)

Kejadian mati suri termasuk dalam kejadian mati atau hidup? Lalu bagaimana dalam

registrasi apakah dicatat dalam suatu kematian atau tidak ?

JAWAB

Mati suri tidak dianggap sebagai kematian, karana jangka waktu seseorang

megalami mati suri pendek. Sehingga, pihak keluarga tidak sempat mengurus registrasi

kematian. Mati suri tidak terhitug kematian karena bukan kematian sebenarnya (orang

terebut hidup kembali).

Disisi lain apabila pihak keluarga terlanjur mengurus registrasi kematian,

secara otomatis harus dicabut kembali data registrasi kematiannnya. Namun, pada

kasus ini jarang terjadi. Jika hal ini terjadi maka kembali lagi pada pihak pendata

apakah teliti atau tidak. Jika tidak teliti maka dihitung sebagai data kematian. Jika

teliti maka tidak dihitung sebagai data kematian karena sudah dicabut data registrasi

kematiannnya.

2. (Belia 3615100029)

Jika ada orang gila yang melahirkan, bagaimana orang tersebut mengurus akta karena

orang tersebut dalam keadaan gila?

JAWAB

Jika orang tersebut dalam keadaan gila secara otomatis tidak mampu

melaksanakan registrasi. Namun jika anak tersebut memiliki wali atau ada yang

membantu mengurus registrasi akta kelahirannya, secara otomatis anak tersebut bisa

mengurus akta kelahiran. Dalam kasus ini biasanya dibantu oleh instansi pemerintah

atau laporan masyarakat pada lembaga yang berwenang (kepolisian, dinas sosial, dll).

2015 15

Prosesnya sesuai dengan kebijakan pemerintah yang baru bahwa apabila

seorang anak lahir dengan tidak diketahui identitas orang tua. Maka di akta kelahiran

anak tersebut, nama orang tua tidak ditulis, namun dia tetap membutuhkan orang tua

wali (orang tua angkat), berita acara penemuan dan bukti yang menguatkan anak dari

kepolisian, dan dibawa kepengadilan negeri. Sehingga menghasilkan status anak, yang

nantinya sebagai syarat mengurus akta kelahiran.

3. (Naufal 3615100038)

Mengapa jangka waktu proses jadi mengurus registrasi kematian 3 hari kerja,

sementara untuk mengurus registrasi akta kelahiran jadi 30 hari kerja setelah mendaftar atau

memberikan berkas-berkas persyaratan?

JAWAB

Jangka waktu proses terbitnya surat yang diurus registrasi sudah diatur

sedemikian rupa sesuai kebijakan pemerintah.

Menurut kami, akta kelahiran membutuhkan waktu maksimal 30 hari kerja,

karena dinas kependudukan catatan sipil dalam membuat data yang masih baru

(belum tercatat dalam sistem pendataan pencatatan sipil) seperti akta kelahiran,

membutuhkan waktu lama untuk melakukan validasi data (seperti ke aslian buku

nikah, surat keterangan dari RS/bidan, ktp orang tua, kk orang tua, dll).

Sementara dalam terbitnya surat kematian maksimal 3 hari kerja karena, data

yang sudah ada (dalam sistem pendataan pencatatan sipil) hanya perlu dicocokan

dengan berkas yang dibawa oleh pihak pemohon. Sehingga pihak pendata hanya perlu

mengubah status dan menerbitkan surat kematian. Sehingga tidak membutuhkan

waktu lama.

4. (Matahari 3615100005)

Terjadi perbedaan data yang sangat jauh antara data registrasi dan data sensus yang

disajikan? Apakah ada perbedaan definisi yang mendasar dari apa itu sensus dan apa itu

registrasi? Sehingga hal tersebut bisa terjadi?

JAWAB

2015 16

Data yang ada dalam studi kasus kami adalah perbandingan data yang

bersumber dari data registrasi website BPS dan data registrasi website Dinas

Kependudukan Catatan Sipil. Sehingga tidak ada data sensus dari studi kasus yang

kami sajikan.

Namun untuk mejawab pertanyaan definisi yaitu, sensus diambil secara de facto

dan de jure dan merupakan akumulasi data yang di lakukan setiap 10 tahun sekali

serta mendata setiap orang yang ada dalam wilayah tersebut (penduduk menetap

maupun penduduk yang tidak menetap). Sementara, registrasi hanya secara de jure

sehingga hanya penduduk yang menetap dan juga bersifat pasif (masyarakat sendiri

yang datang ke dinas terkait). Secara otomatis hasil data akan berbeda, karena dalam

sensus tidak melihat status domisili penduduknya (menetap atau tidak menetap).

Sementara registrasi hanya penduduk yang menetap dan sering terjadi keterlambatan

pelaporan karena bergantung pada kesadaran masyarakat

5. (Dianita 3615100012)

Ada suatu daerah di Ponorogo yang mayoritas penduduknya mengalami down

syndrom dan daerahnya sulit dijangkau. Apakah mereka tercatat sebagai penduduk dan

bagaimana registrasi bisa terlaksana?

JAWAB

Dalam kasus ini, seperti yang sering diberitakan dalam media massa,

masyarakat dalam desa tersebut sudah ditampung dan diurus oleh pemerintah

Ponorogo dan dinas sosial setempat. Sehingga mereka tetap tercatat sebagai penduduk

karena, registrasi mereka sudah dibantu pengurusannya dimulai dari pihak kepala

desa yang mendata dan melakukan perhitungan warga down syndrom secara berkala.

Kemudian sesuai kebijakan pemerintah Ponorogo berkoordinasi dengan Dinas

Kependudukan Catatan Sipil registrasi melalui perangkat desa. Karena ini merupakan

kasus yang membutuhkan penanganan khusus dan mendapat pengecualian dalam

pelaksanaannya. Selain itu, karena mereka tidak memenuhi syarat mereka tidak

memiliki hak politik (hak pilih dalam demokrasi).

6. (Krismi 3615100011)

2015 17

Kasus anak yang lahir dari orang tua yang nikah sirih. Bagaimana akta kelahirannya,

karena nikah sirih tidak diakui oleh negara apakah anaknya juga tidak akan diakui negara?

Bagaimana pengaruhnya terhadap registrasi?

JAWAB

Pada kasus anak yang lahir dari pernikahan sirih maka sesuai kebijakan

pemerintah yang terbaru maka, anak tersebut sudah dapat diakui dengan beberapa

syarat. Untuk pernikahan muslim, pertama harus mengajukan keabsahan pernikahan

kedua orang tuanya ke pengadilan agama dengan membawa saksi-saksi saat

pernikahan. Kemudian setelah di akui, akan diisbat di pengadilan agama. Melalui Isbat

maka hak-hak anak akan terpenuhi, selanjutnya kementrian agama akan menerbitkan

buku nikah. Sementara Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil akan menerbitkat

kartu keluarga dan akta lahir. Untuk pernikahan non muslim, cukup di fasilitasi oleh

pengadilan negeri dan dinas kependudukan catatan sipil.

2015 18