Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
TAHUN 2019
GRAND DESIGNPEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
KABUPATEN TAPANULI UTARA2020 - 2045
GRAND DESIGNPEMBANGUNAN KEPENDUDUKAN
KABUPATEN TAPANULI UTARA2020 - 2045
i
Sambutan Bupati Tapanuli Utara
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas rahmat-Nya, sehingga penyusunan dokumen ini dapat
diselesaikan. Kerja keras dan kerja cerdas semua pihak diwakili oleh
kelompok-kelompok kerja yang secara bertahap, berhasil
menyelesaikan dokumen acuan bagi Pembangunan Kependudukan di
Kabupaten Tapanuli Utara. Masukan dari berbagai pihak telah
memberikan manfaat bagi pelaksanaan Pembangunan Kependudukan
secara lintas sektor.
Bertitik tolak pada Undang-undang No. 52 Tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga, dimana tersirat bahwa pembangunan adalah mencakup semua
dimensi dan aspek kehidupan termasuk perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur secara berkelanjutan. Pembangunan
berkelanjutan merupakan pembangunan terencana di segala bidang untuk menciptakan kondisi
ideal antara perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan
serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus mengurangi kemampuan dan
kebutuhan generasi mendatang sehingga menunjang kehidupan bangsa.
Bagi sebagian pengambil kebijakan, pertumbuhan penduduk yang meningkat dianggap tidak
merisaukan. Akan tetapi, bagi sebagian yang lain, pertumbuhan penduduk yang meningkat
dianggap sebagai salah satu hambatan dalam mencapai tujuan pembangunan secara luas. Sebagai
salah satu ilustrasi, perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi demand yang kemudian
harus dipenuhi oleh sektor lainnya, misalnya penyediaan kebutuhan dasar manusia, yaitu papan,
pangan dan pakaian.
Selain itu, komitmen untuk mengadopsi 25 tahun Plan of Action (PoA) Konferensi
Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population and
Development/ICPD) yang mencakup tujuan penting kebijakan penduduk dan pembangunan, yaitu
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dalam konteks pembangunan berkelanjutan
(sustainable development) atau disingkat dengan SDGs, pendidikan, kesetaraan gender,
penurunan kematian maternal, anak dan bayi, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan
ii
reproduksi, termasuk keluarga berencana dan kesehatan reproduksi. Target yang tertuang dalam
SDGs, menjadi rujukan pokok penentuan indikator pencapaian pembangunan kependudukan
sampai dengan saat ini. Bukan hanya dalam konteks pembangunan kependudukan, arah kebijakan
pembangunan secara umum juga sangat diwarnai dan dipengaruhi oleh kebijakan yang tertuang
dalam SDGs.
Dalam skala kedaerahan ada dua aspek penting yang perlu dicatat. Pertama adalah perubahan
kewenangan pemerintahan daerah (otonomi daerah) yang menuntut adanya pemahaman dan
komitmen pentingnya pembangunan kependudukan berkelanjutan dari para pimpinan daerah.
Kedua, sejalan dengan perubahan pemerintahan tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Utara diharapkan mampu untuk menyusun, melaksanakan, serta melakukan monitoring dan
evaluasi pembangunan, termasuk didalamnya kebijakan kependudukan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut di atas, maka sudah sewajarnya Kabupaten Tapanuli Utara
merumuskan acuan bagi pembangunan kependudukan dimasa mendatang dalam bentuk Grand
Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) Tahun 2020-2045. Grand Design Pembangunan
Kependudukan (GDPK) selain diperlukan sebagai arah bagi kebijakan kependudukan di masa
depan juga diharapkan dapat sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam konteks pelaksanaannya diperlukan harmonisasi
pelaksanaan kebijakan Pembangunan Kependudukan dan Pembangunan Ekonomi Nasional serta
Penanggulangan Kemiskinan.
Atas kerjasama yang telah dibangun selama ini dan telah selesainya penyusunan dokumen ini,
saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan khususnya Tim Penyusun Grand Design
Pembangunan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara yang telah berkontribusi secara aktif.
Semoga dokumen ini bermanfaat adanya dalam rangka pencapaian Visi Kabupaten Tapanuli
Utara yaitu “Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan dan lumbung sumber daya manusia
yang berkualitas serta daerah tujuan wisata”.
Tarutung, Desember 2019
Bupati Tapanuli Utara,
DRS. NIKSON NABABAN, M.Si
iii
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
DAFTAR ISI
SAMBUTAN BUPATI TAPANULI UTARA .................................... i
DADTAR ISI ............................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1. Latar Belakang ............................................................ 1
1.2. Dasar Hukum ............................................................ 6
1.3. Visi ............................................................................. 8
1.4. Misi ............................................................................ 8
1.5. Arah Kebijakan .......................................................... 9
1.6. Tujuan ....................................................................... 10
1.7. Sasaran ...................................................................... 11
1.8. Hubungan Grand Design Pembangunan Kependudukan
Kota Binjai dengan Dokumen Perencanaan Lain ........ 11
BAB II KONDISI GEOGRAFIS DAN KEWILAYAHAN .................. 14
2.1 Kondisi Geografis ..................................................... 14
BAB III KONDISI KEPENDUDUKAN SAAT INI ............................. 18
3.1 Kuantitas Penduduk .................................................. 18
3.1.1 Jumlah Penduduk ........................................... 18
3.1.2 Laju Pertumbuhan Penduduk .......................... 19
3.1.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ...... 21
3.1.4 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur .. 22
3.1.5 Perilaku Fertilitas ............................................ 23
3.1.6 Usia Kawin Pertama ........................................ 24
3.1.7 Penduduk Lanjut Usia (Lansia) ....................... 24
3.1.8 Keluarga Berencana ......................................... 26
3.1.9 Proyeksi Penduduk Tapanuli Utara 2015-2040 29
3.2 Kualitas Penduduk ..................................................... 40
3.2.1 Aspek Pendidikan ............................................ 40
3.2.2 Aspek Kesehatan .............................................. 42
3.2.3. Aspek Ekonomi ............................................... 44
iv
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3.3 Mobilitas Penduduk .................................................... 48
3.4 Pembangunan Keluarga .............................................. 50
3.5 Manajemen Data Base Kependudukan ......................... 53
BAB IV KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG ..... 55
4.1 Kekuatan .................................................................... 55
4.2 Kelemahan .................................................................. 57
4.3 Peluang ...................................................................... 59
4.4 Ancaman ..................................................................... 61
BAB V ISU STRATEGIS DAN ROADMAP KONDISI KEPENDUDUKAN
YANG DIINGINKAN ......................................................... 63
5.1 Roadmap Pengendalian Kuantitas Penduduk yang
Diinginkan dan Pokok-Pokok Pembangunan .............. 68
5.2 Roadmap Peningkatan Kualiatas Penduduk yang
diinginkan dan Pokok – Pokok Pembangunan ............. 73
5.3 Roadmap Pendataan Persebaran dan Mobilitas Penduduk
yang diiginkan dan pokok pokok Pembanguna ........... 83
5.4 Roadmap Pembangunan Keluarga yang Diinginkan
dan Pokok Pokok Pembangunan ................................. 89
5.5 Roadmap Pembangunan Data Base Kependudukan yang
Diinginkan dan Pokok Pokok Pembangunan ............... 94
BAB VI PENUTUP ..................................................................... 100
DADTAR PERPUSTAKAAN ....................................................... 102
LAMPIRAN :
SK BUPATI TAPANULI UTARA NOMOR 357 TAHUN 2019 TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN GRAND DESIGN PEMBANGUNAN
KEPENDUDUKAN KABUPATEN TAPANULI UTARA PERIODE 2019 –
2023.
1
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Jangka Panjang menentukan sasaran terciptanya
kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang maju dalam
suasana tenteram dan sejahtera lahir batin, dalam tata kehidupan
masyarakat, bangsa dan negara yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945, dalam suasana kehidupan bangsa
Indonesia yang serba serasi, selaras, dan seimbang serta
berkesinambungan dalam hubungannya antar sesama
manusia, manusia dengan masyarakat dan manusia dengan alam
lingkungannya, serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Untuk mencapai sasaran utama tersebut, perlu diadakan upaya
pengembangan kependudukan dan pembangunan
Keluarga Berkualitas dengan tujuan terwujudnya keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan kuantitas, kualitas dan persebaran
penduduk serta terwujudnya keluarga berkualitas dalam rangka
membangun manusia Indonesia seutuhnya.
Pelaksanaan kebijakan kependudukan di Kabupaten Tapanuli Utara
hingga saat ini belum maksimal, terutama jika dilihat dari sisi
kuantitas penduduk. Sebagai contoh meskipun adanya penurunan
angka kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) dan penurunan
pertumbuhan penduduk secara konsisten. Akan tetapi, hasil sensus
penduduk maupun survei bahwa TFR Tapanuli Utara,mulai tahun
2015 sampai dengan tahun 2018 masih berada pada pusaran angka
4,0 anak.
Selain kondisi TFR, dinamika kependudukan di Kabupaten Tapanuli
Utara diindikasikan adanya peranan migrasi, baik migrasi bersifat
horizontal atau vertikal (perubahan status sosial dan pemekaran).
Jika hal ini tidak dicermati secara seksama, dikhawatirkan tujuan
kebijakan pembangunan kependudukan dari sisi kuantitatif untuk
2
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) tidak dapat dicapai,
bahkan bukan hanya target yang telah dicanangkan tidak dapat
dicapai, tetapi perubahan tersebut akan menimbulkan masalah
baru, baik dibidang kependudukan maupun masalah pembangunan
pada umumnya.
Bagi sebagian pengambil kebijakan, pertumbuhan penduduk yang
meningkat dianggap tidak merisaukan, akan tetapi bagi sebagian
pengambil kebijakan yang lain, pertumbuhan penduduk yang
meningkat dianggap sebagai salah satu hambatan dalam mencapai
tujuan pembangunan secara luas. Sebagai salah satu ilustrasi,
perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi demand yang
harus dipenuhi oleh sektor lainnya, misalnya penyediaan kebutuhan
dasar manusia, yaitu sandang, pangan dan papan.
Ketersedian pangan yang tidak terpenuhi akibat dari peningkatan
jumlah penduduk yang tidak terkontrol menjadikan kekhawatiran
yang sangat serius bagi kelangsungan hidup penduduk.
Demikian juga halnya dengan kebutuhan dasar lainnya. Memang
hubungan antara keduanya tidak bersifat eksklusif karena ada
beberapa faktor lain yang mempengaruhi kompleksitas hubungan,
yaitu tehnologi dan organisasi. Akan tetapi aspek kependudukan
merupakan aspek penting dalam pembangunan dan tidak dapat
diabaikan.
Salah satu isu strategis lainnya yang terkait dengan perkembangan
kuantitas penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara adalah perubahan
komposisi penduduk, khususnya menurut umur. Dengan tren
perubahan komposisi penduduk menurut umur di masa lalu,
diperkirakan Kabupaten Tapanuli Utara akan mencapai tahap
windows of opportunity. Hal ini hanya akan terjadi jika pengelolaan
kuantitas penduduk, khususnya fertilitas, dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Jika tidak, maka tahap tersebut akan terlewatkan
dan Tapanuli Utara akan kehilangan momentum untuk
mengakselerasi percepatan pencapaian tujuan pembangunan di
Tapanuli Utara.
3
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tahap windows of opportunity ditandai dengan angka
ketergantungan yang paling rendah dalam perkembangan perubahan
komposisi penduduk menurut umur. Kondisi tersebut disertai
dengan besarnya jumlah penduduk usia produktif, menurunnya
jumlah penduduk usia anak-anak, dan meningkatnya jumlah
penduduk lansia. Tahap ini merupakan kesempatan yang hanya
datang sekali dan harus direspons dengan kebijakan yang memadai
agar opportunity berubah menjadi bonus demografi. Jika tahap ini
terjadi dan tidak ada intervensi yang tepat, maka kesempatan
tersebut akan berubah menjadi bencana (disaster).
Dengan cara berpikir tersebut, maka seharusnya telah disusun
suatu arah dan pentahapan pencapaian pembangunan kuantitas
penduduk yang mampu mendorong terealisasinya tahap tersebut.
Selain persoalan yang terkait dengan pertumbuhan dan komposisi
penduduk, Kabupaten Tapanuli Utara masih dihadapkan pada
masalah ketimpangan distribusi penduduk antar kecamatan.
Demikian juga halnya antara desa dan kota. Persoalan ketimpangan
distribusi penduduk pada dasarnya erat kaitannya dengan persoalan
ekonomi, pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Di satu pihak
ketimpangan distribusi penduduk melahirkan persoalan over-
population yang ditunjukkan antara lain adanya kepadatan
penduduk yang tidak sesuai dengan tata ruang pemukiman dan
tekanan penduduk, di pihak lain muncul persoalan optimalisasi
sumber daya alam, khususnya di daerah yang kaya sumber daya
alam tetapi jumlah penduduknya sedikit.
Persoalan kependudukan yang dihadapi Kabupaten Tapanuli Utara
menjadi lebih kompleks karena selain masalah kuantitas dan
mobilitas, juga dihadapkan pada persoalan kualitas penduduk
(terutama bidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan
pemerataan ekonomi). Contoh yang paling jelas adalah masih
rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tapanuli
Utara jika dibandingkan dengan IPM di Kabupaten lain di Provinsi
Sumatera Utara.
4
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Permasalahan kuantitas, kualitas dan mobilitas penduduk pada
akhirnya bukan hanya menggambarkan persoalan kependudukan,
tetapi lebih dari itu, persoalan tersebut merupakan permasalahan
pembangunan yang sedang dihadapi. Hal tersebut berkaitan juga
dengan pemikiran secara konseptual bahwa hubungan antara
kependudukan dan pembangunan ekonomi bersifat resiprokal (atau
timbal balik). Dari satu sisi, ketika variabel kependudukan
diletakkan sebagai variabel bebas, maka setiap intervensi untuk
mengatasi permasalahan kependudukan tersebut akan memberikan
kontribusi untuk mengatasi masalah pembangunan lainnya.
Sementara itu, perubahan lingkungan strategis, baik pada skala
nasional maupun internasional, telah menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi dinamika kebijakan kependudukan. Pada skala
internasional, kesepakatan dan tujuan SDGs, dan juga kesepakatan
internasional lainnya, telah menyebabkan perubahan orientasi
kebijakan kependudukan.
Arah kebijakan pembangunan kependudukan yang menekankan
pentingnya hak kesehatan reproduksi telah mewarnai program
Keluarga Berencana.
Dalam skala kedaerahan ada dua aspek penting yang perlu dicatat;
Pertama adalah perubahan kewenangan pemerintahan daerah
(otonomi daerah) yang menuntut adanya pemahaman dan komitmen
pentingnya pembangunan kependudukan berkelanjutan dari para
pimpinan daerah.
Sejalan dengan perubahan pemerintahan tersebut, maka kepada
pemerintah daerah Kabupaten/Kota diharapkan mampu untuk
menyusun, melaksanakan, serta melakukan monitoring dan evaluasi
pembangunan, termasuk didalamnya kebijakan pembangunan
kependudukan.
Untuk mengatasi persoalan tersebut di atas, maka sudah sewajarnya
Tapanuli Utara merumuskan acuan bagi pembangunan
kependudukan di masa mendatang, berupa kebijakan umum dalam
bentuk Rancangan induk atau Grand Design Pembangunan
5
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Kependudukan. Hal ini merupakan tindak lanjut atau
operasionalisasi Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Undang
undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
Peraturan Presiden 153 Tahun 2014 Tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan Nasional serta Peraturan Gebernur
Sumatera Utara Nomor 32 Tahun 2014 Tentang Grand Design
Pembangunan Kependudukan Sumatera Utara tahun 2011-2035.
Melalui Keputusan Bupati Tapanuli Utara Nomor 357 tanggal 02-07-
2019 Tentang Pembentukan Tim Penyusunan Grand Design
Pembangunan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun
2020-2045 telah terbentuk lima kelompok kerja untuk menyusun
GDPK yang masing-masing bertanggung jawab untuk menyusun
grand design termasuk roadmap pembangunan kependudukan,
kelima kelompok kerja tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kelompok Kerja Bidang Pengendalian Kuantitas Penduduk
(Kelompok Kerja I).
2. Kelompok Kerja Bidang Peningkatan Kualitas Penduduk
(Kelompok Kerja II).
3. Kelompok Kerja Bidang Penataan Persebaran dan Pengaturan
Mobilitas Penduduk (Kelompok Kerja III).
4. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Keluarga (Kelompok Kerja
IV).
5. Kelompok Kerja Bidang Pembangunan Database Kependudukan
(KelompokKerja V).
Kelima kelompok kerja tersebut telah bekerja secara maksimal dan
telah menghasilkan konsep rancangan induk atau grand design.
Hasil dari kelima kelompok kerja tersebut merupakan sumber utama
dalam penyusunan rancangan induk pembangunan kependudukan
ini. Dengan kata lain dokumen ini merupakan integrasi dan
penyerasian hasil kerja dari kelima kelompok kerja tersebut, dan
diharapkan dapat menjadi landasan dan acuan bagi perumusan
program atau kegiatan operasional untuk mengatasi permasalahan
6
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
kependudukan di Kabupaten Tapanuli Utara serta mengintegrasikan-
nya dengan dokumen pembangunan yang lainnya.
Rancangan Induk ini merupakan arahan kebijakan dalam tahapan
lima tahunan pembangunan kependudukan Kabupaten Tapanuli
Utara dengan melihat target pencapaian sampai dengan tahun 2045.
Untuk itu maka dalam dokumen ini dicantumkan pula roadmap yang
berisi kebijakan dan Program yang diperlukan untuk tiap lima
tahunan sampai tahun 2045, sehingga dapat diperoleh gambaran
yang jelas berkenaan dengan upaya-upaya yang perlu diambil oleh
setiap OPD/sektoral/lembaga dalam mendukung implementasi
pembangunan kependudukan di Kabupaten Tapanuli Utara.
Selain itu, penyusunan Rancangan Induk ini juga memperhatikan
beberapa dokumen yang telah ada terlebih dahulu, misalnya
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tapanuli Utara,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tapanuli Utara
(RPJMD), Diharapkan dengan menggunakan referensi tersebut,
rancangan induk yang dihasilkan merupakan dokumen yang
komprehensif, akomodatif, dan terstruktur.
1.2. Dasar Hukum
Beberapa peraturan yang menjadi dasar dalam penyusunan Grand
Design PembangunanKependudukan adalah sebagai berikut.
1. Undang-Undang Dasar Tahun 1945 (Pembukaan, Pasal 28B,
pasal 33, dan pasal34).
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.
3. Undang-Undang No. 4 Tahun 1997 Tentang Penyandang Cacat.
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 Tentang
Ketransmigrasian.
5. Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan
Lansia.
6. Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
(HAM).
7. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
7
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan.
9. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
10. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Diskriminasi terhadap Perempuan.
11. Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan
Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT).
12. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Perencanaan
Pembangunan Nasional.
13. Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan
RI.
14. Undang - Undang No 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi
Kependudukan.
15. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025.
16. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
17. Undang-Undang No. 11 tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial.
18. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
19. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
20. Undang-Undang No. 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
21. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah
Daerah.
22. Undang-Undang No. 13 Tahun 2011 Tentang Penanganan Fakir
Miskin.
23. Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan.
24. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara.
25. Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010 Tentang Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.
26. Peraturan Presiden Nomor 153 Tahun 2014 Tentang Grand
Design Pembangunan Kependudukan Nasional Tahun 2011-2035.
8
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
27. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2010 Tentang Percepatan
Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional.
28. Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2010 Tentang Pembangunan yang
Berkeadilan.
1.3. Visi
Terwujudnya Penduduk Tumbuh Seimbang yang berkualitas sebagai
modal pembangunan untuk mencapai ―Tapanuli Utara sebagai
Lumbung Pangan, Lumbung Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Berkualitas dan Daerah Tujuan Wisata‖. Penekanan visi pada
pembangunan kependudukan adalah jawaban kunci terhadap
terjadinya ―windows of opportunity‖ sehingga ―bonus demografi‖ dapat
dimanfaatkan sebagai modal dasar pembangunan.
1.4. Misi
1. Menempatkan aspek kependudukan sebagai titik sentral
pembangunan dan mengintegrasikan kebijakan kependudukan
kedalam kebijakan pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan
lingkungan hidup.
2. Mendorong tercapainya jejaring (networking) kebijakan antar
pemangku kepentingan di daerah dalam membangun tata kelola
kependudukan untuk mendukung terciptanya pembangunan
berkelanjutan.
3. Menciptakan sinkronisasi antar berbagai peraturan perundangan
dan kebijakan pemerintah di daerah tentang kependudukan.
4. Memfasilitasi perkembangan kependudukan kearah yang
seimbang antara jumlah, struktur, dan persebaran penduduk
dengan lingkungan hidup, baik yang beru padaya dukung alam
maupun daya tampung lingkungan serta kondisi perkembangan
sosial dan budaya.
5. Mengintegrasikan pembangunan ekonomi secara sinergis antara
wilayah pertumbuhan dengan wilayah pedesaan menjadi suatu
sistem wilayah pengembangan ekonomi yang mampu menarik
9
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
gerak keruangan penduduk yang aman, nyaman, cepat, dan
terjangkau.
6. Membangun potensi dan sinergisitas faktor kependudukan, baik
pada level individu, keluarga maupun masyarakat untuk
meningkatkan kualitas penduduk yang mendukung
pembangunan berkelanjutan.
7. Membangun keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan
harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan gender serta
mampu merencanakan sumber daya keluarga dan jumlah anak
yang ideal yakni 2 anak.
8. Mewujudkan migrasi tenaga kerja secara terarah, tertib, teratur,
dan terlindungi.
9. Membuka peningkatan partisipasi masyarakat dan transparansi
kebijakan dalam membangun tata kelola kependudukan yang
berpusat pada manusia, termasuk membangun sistem informasi
dan data base kependudukan yang transparan dan akuntabel.
10. Membangun kesadaran, sikap, dan kebijakan bagi kesamaan hak
dan kewajiban antar kelompok, termasuk kesadaran gender bagi
terciptanya kehidupan yang serasi,selaras, dan seimbang demi
tercapainya tujuan pembangunan.
1.5. Arah Kebijakan
1. Pembangunan kependudukan yang menggunakan pendekatan
hak asasi sebagai prinsip utama.
2. Pembangunan kependudukan yang mengakomodasi partisipasi
semua pemangku kepentingan, baik di daerah maupun
masyarakat.
3. Pembangunan kependudukan yang mendasarkan penduduk
sebagai titik sentral pembangunan, yaitu penduduk sebagai
pelaku (subjek) maupun penikmat (objek) pembangunan.
4. Pembangunan kependudukan yang mampu menjadi bagian dari
usaha untuk mencapai pembangunan berkelanjutan.
10
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
5. Pembangunan kependudukan yang mampu menyediakan data
dan informasi kependudukan yang valid dan dapat dipercaya.
1.6. Tujuan
Tujuan utama pembangunan kependudukan adalah tercapainya
kualitas penduduk yang tinggi sehingga mampu menjadi faktor
penting dalam mencapai kemajuan bangsa.
Tujuan Pembangunan Kependudukan tersebut dikaitkan dengan isu-
isu strategis daerah adalah adanya penanganan secara komprehensif
yang disesuaikan dengan kondisi dan tipologi masing-masing daerah
kabupaten/kota. Untuk itu diperlukan adanya landasan kerangka
pikir sebagai acuan umum guna mendapatkan permasalahan, isu-isu
strategis, kebijakan dan program kegiatan spesifik kedaerahan,dan
tetap sinergis dengan tujuan pembangunan secara umum baik secara
nasional maupun wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Berikut ini
disajikan landasan kerangka pikir penyusunan Rancangan Induk atau
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara
(Gambar 1.1).
Penduduk Tumbuh Seimbang dan berkualitas sebagai modal pembangunan untuk mencapai
Tapanuli Utara Sebagai Lumbung Pangan, Lumbung Sumber Daya Manusia (SDM) Yang
Berkualitas dan Tujuan Wisata
Peningkatan
Kualitas Penduduk
Pengendalian
Kuantitas Penduduk
Penataan Persebaran dan Pengaturan
Mobilitas Penduduk
Pembangunan
Keluarga
Pengembangan Sistem Informasi dan Data Base Kependudukan Yang Berkualitas dan Terintegrasi
Gambar 1.1. Tujuan Pembangunan Kependudukan Selama Tahun 2020-2045
11
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
1.7. Sasaran
1. Terwujudnya pembangunan berwawasan kependudukan yang
berdasarkan pada pendekatan hak asasi manusia untuk
meningkatkan kualitas penduduk dalam rangka mencapai
pembangunan berkelanjutan.
2. Pencapaian windows of opportunity melalui pengelolaan kuantitas
penduduk dengan cara pengendalian angka kelahiran, penurunan
angka kematian, dan pengarahan mobilitas penduduk.
3. Pencapaian penduduk yang berkualitas melalui pembangunan
keluarga yang bercirikan ketahanan sosial, ekonomi, budaya tinggi,
cerdas dan berkarakter serta mampu merencanakan sumber daya
keluarga secara optimal.
4. Pembangunan database kependudukan melalui pengembangan
sistem informasi data kependudukan yang akurat, dapat dipercaya,
dan terintegrasi.
1.8. Hubungan Rancangan Induk Pembangunan Kependudukan
dengan Dokumen Perencanaan Lain
Rancangan Induk atau Grand Design Pembangunan Kependudukan
adalah suatu dokumen rumusan perencanaan pembangunan
kependudukan daerah untuk jangka waktu 25 tahun ke depan dan
dijabarkan setiap 5 tahunan yang berisi tentang kecenderungan
parameter kependudukan, isu-isu penting kependudukan dan
program-program pembangunan kependudukan yang meliputi
pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk,
pembangunan keluarga, penataan persebaran dan pengaturan
mobilitas penduduk serta pembangunan manajemen database dan
informasi kependudukan.
Rancangan Induk Pembangunan Kependudukan Tapanuli Utara baik
dalam jangka panjang maupun jangka menengah adalah merupakan
12
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
bagian integral dari pembangunan nasional dan Pembangunan
Tapanuli Utara. Tujuannya secara makro ialah tercapainya kondisi
kualitas kependudukan yang baik sehingga mampu menjadi faktor
penting dalam mencapai kemajuan masyarakat khususnya di
Tapanuli Utara.
Oleh karena itu, Rancangan Induk atau Grand Design Pembangunan
Kependudukan Tapanuli Utara disusun dengan berpedoman kepada
cita-cita masyarakat Tapanuli Utara dalam mencapai
kesejahteraannya melalui peningkatan indeks pembangunan manusia
yang berlandaskan pengembangan pendidikan, kesehatan dan
ekonomi melalui penyerasian kebijakan yang meliputi pengendalian
kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, penataan
persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk, pembangunan
keluarga, serta pembangunan manajemen database dan informasi
kependudukan.
Sehubungan dengan hal tersebut maka disamping dokumen grand
design pembangunan kependudukan nasional, grand design Provinsi
Sumatera Utara tahun 2011-2035, maka grand design pembangunan
kependudukan Tapanuli Utara juga disusun dengan memperhatikan
dokumen rencana pembangunan lain yang telah ada masih berlaku
yang dipandang berhubungan dengan pembangunan kependudukan.
Secara skematis kerangka pikir perumusan Grand Design
Pembangunan Kependudukan Tapanuli Utara tersaji dalam gambar
berikut (Gambar 1.2).
13
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Gambar 1.2. Kerangka Pikir Perumusan Grand Design Pembangunan
Kependudukan
Gambar 1.3. Arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025
CITA2
MASYARAAKAT
KESEJAHTERAAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM
GDPK IPM
PENDIDIK
AN
KESEHAT
AN
EKONOMI
1. Pengendalian
Kuantitas Penduduk
2. Peningkatan
Kualitas
Penduduk
3. Pembangunan
keluarga 4.Penataanperseba
randanpengatur
anmobilitaspen
duduk
5.Pembangunan managemen
database
daninformasike
pendudukan
1.Program
Pengendalian
Kuantitas Penduduk
2.Program
Peningkatan
Kualitas
Penduduk
3.Program Pembangunan
keluarga
4.Program
Penataanperseb
arandanpengat
uranmobilitaspenduduk
5. Program
Pembangunan
managemen
database
daninformasi
Kependudukan
14
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
BAB II
KONDISI GEOGRAFIS DAN KEWILAYAHAN
2.1. Kondisi Geografis
Tapanuli Utara berbatasan langsung dengan lima kabupaten. Batas-
batasnya yaitu, Utara: Kabupaten Toba Samosir, Timur: Kabupaten
Labuhan Batu Utara, Selatan: Kabupaten Tapanuli Selatan, Barat:
Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli Tengah.
Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di
Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera
Utara berada pada ketinggian antara 150-1.700 meter di atas
permukaan laut.
Secara geografis letak Kabupaten Tapanuli Utara diapit atau
berbatasan langsung dengan lima kabupaten yaitu, di sebelah Utara
berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir di sebelah Timur
berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu Utara, di sebelah Selatan
berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan dan di sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan dan Tapanuli
Tengah.
15
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PETA WILAYAH KABUPATEN TAPANULI UTARA
Luas wilayah daratan Kabupaten Tapanuli Utara sekitar 3.793,71 km2
dan luas perairan Danau Toba 6,60 km2. Dari 15 kecamatan yang ada,
kecamatan yang paling luas di Kabupaten Tapanuli Utara adalah
Kecamatan Garoga sekitar 567,58 km2 atau 14,96 persen dari luas
Kabupaten, dan kecamatan yang terkecil luasnya yaitu Kecamatan
Muara sekitar 79,75 km2 atau 2,10 persen.
16
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Luas Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara
menurut Kecamatan, 2017
Kecamatan
Luas
(km²)
Rasio Terhadap
Total
(%)
(1) (2) (3)
1. Parmonangan 257,35 6,78
2. Adiankoting 502,90 13,26
3. Sipoholon 189,20 4,99
4. Tarutung 107,68 2,84
5. Siatas Barita 92,92 2,45
6. Pahae Julu 165,90 4,37
7. Pahae Jae 203,20 5,36
8. Purbatua 191,80 5,06
9. Simangumban 150,00 3,95
10. Pangaribuan 459,25 12,10
11. Garoga 567,58 14,96
12. Sipahutar 408,22 10,76
13. Siborongborong 279,91 7,38
14. Pagaran 138,05 3,64
15. Muara 79,75 2,10
Tapanuli Utara 3.793,71 100,00
Kabupaten Tapanuli Utara terdiri dari 15 kecamatan, yaitu:
Parmonangan, Adiankoting, Sipoholon, Tarutung, Siatas Barita, Pahae
Julu, Pahae Jae, Purbatua, Simangumban, Pangaribuan, Garoga,
Sipahutar, Siborongborong, Pagaran dan Muara.
17
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Jumlah Desa Menurut Kecamatan dan Tingkat Perkembangannya
di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2016
Kecamatan Sangat
Tertinggal Tertingga
l Berkembang Maju Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Parmonangan 5 9 - - 14
2. Adiankoting 2 14 - - 16
3. Sipoholon 2 7 4 - 13
4. Tarutung - 11 13 - 24
5. Siatas Barita 1 3 8 - 12
6. PahaeJulu - 13 5 - 18
7. Pahae Jae - 2 9 1 12
8. Purbatua 1 7 3 - 11
9. Simangumban 2 3 3 - 8
10.Pangaribuan - 22 4 - 26
11.Garoga 6 7 - - 13
12.Sipahutar - 22 3 - 25
13.Siborongborong - 2 18 - 20
14.Pagaran - - 14 - 14
15.Muara - 3 9 3 15
Jumlah 19 125 93 4 241
18
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
BAB III
KONDISI KEPENDUDUKAN SAAT INI
3.1. Kuantitas Penduduk
3.1.1 Jumlah Penduduk Dan Kepadatannya
Berdasarkan data dari Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2018
jumlah penduduk sebanyak 297.806 Jiwa, dibandingkan dengan
luas wilayah kabupaten Tapanuli Utara 79,75 Km2 , berarti rata-rata
jumlah penduduk sebanyak 78 Jiwa/Km2. Kecamatan yang paling
padat penduduknya adalah kecamatan Tarutung yaitu 391 Jiwa/Km2
dan yang terendah kecamatan Adiankoting yaitu 25 Jiwa/Km2.
Kepadatan penduduk dalam 1 daerah selalu menjadi pertimbangan
bagi pengambil kebijakan dalam menentukan apakah keluarga
berencana menjadi prioritas pembangunan daerah atau tidak. Bagi
daerah yang tingkat kepadatannya masih jarang sering tidak
menjadikan program KB sebagai salah satu prioritas pembangunan
di suatu daerah dalam arti pengendalian penduduk.
Sebaiknya kepadatan penduduk di suatu daerah bukan satu-
satunya alasan menjadikan program KB menjadi penting, akan tetapi
perlu pula dipertimbangkan keseimbangan antara daya dukung
lingkungan dengan daya tampung disamping faktor-faktor
lingkungan lainnya, seperti terlihat pada tabel 3.1. berikut ini.
19
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 3.1. Luas Wilayah, Rumah Tangga, Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Tapanuli Utara menurut Kecamatan, 2017
KECAMATAN LUAS
WILAYAH RUMAH TANGGA
PENDUDUK PERTENGAHAN
TAHUN KEPADATAN
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Parmonangan 257,35 3.333 13.891 54
2. Adiankoting 502,9 3.469 14.798 29
3. Sipoholon 189,2 5.693 23.744 125
4. Tarutung 107,68 9.709 42.125 391
5. Siatas Barita 92,92 3.144 13.929 150
6. Pahae Julu 165,9 3.051 12.529 76
7. Pahae Jae 203,2 2.754 11.272 55
8. Purbatua 191,8 1.822 7.641 40
9. Simangumban 150 1.799 7.786 52
10. Pangaribuan 459,25 6.511 28.514 62
11. Garoga 567,58 3.825 16.614 29
12. Sipahutar 408,22 5.924 26.169 64
13. Siborongborong 279,91 10.477 47.098 168
14. Pagaran 138,05 4.003 17.642 128
15. Muara 79,75 3.309 14.054 176
2017 3.793,71 68.823 297.806 78
2016 3.793,71 68.316 295.613 78
2015 3.793,71 67.805 293.399 77
Sumber Data : Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2018
3.1.2. Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan perkiran BPS Provinsi Sumatera Utara Laju
Pertumbuhan Penduduk Kab. Tapanuli Utara Priode Tahun
2010 - 2016 rata – rata 0.88 %. Keadaan perkiraan laju
pertumbuhan penduduk secara Umum dipengaruhi oleh
kelahiran, kematian dan migrasi baik migrasi masuk
maupun migrasi keluar. Laju pertumbuhan penduduk
20
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
priode tahun 2010 - 2016 cenderung terjadi penurunan,
hal ini dapat dilihat data dalam table 3.2 dan grafik 3.1
berikut ini.
Tabel 3.2. Tren Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2015,2016, 2017,2018 Kab. Tapanuli Utara
NO TAHUN LPP
1 2014 - 2015 0,87
2 2015 - 2016 0,75
3 2016 - 2017 0,74
4 2017-2018 0,70
Sumber Data : BPS Tapanuli Utara
Sumber Data : Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2019
Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang yaitu ―Penduduk
yang kecepatan perubahan jumlahnya bersifat konstan dan proporsi
untuk masing-masing kelompok umurnya relatif tetap. maka
memerlukan kebijakan pengendalian pertumbuhan penduduk harus
menjadi prioritas pembangunan disuatu daerah karena penduduk
menjadi titik sentral dari pembangunan suatu bangsa. Laju
pertumbuhan penduduk Kab. Tapanuli Utara 0,86 % masih jauh
untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang didaerah ini,
apalagi faktor utama penyebab terjadi laju pertumbuhan penduduk
0.87
0.75 0.74 0,70
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
2014 - 2015 2015 - 2016 2016 - 2017 2017-2018
Grafik 3.1. Tren Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2015-2018
21
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
disebabkan faktor mobilitas, bukan fertilitas dan mortalitas. Oleh
sebab itulah pengendalian pertumbuhan penduduk harus dilakukan
secara merata antar kecamatan sehingga seluruh masyarakat
mendapat pelayanan KB secara merata.
3.1.3. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2018 yang
diterbitkan oleh BPS penduduk laki-laki lebih sedikit dari jumlah
penduduk perempuan sedangkan beberapa kecamatan ternyata ada
kecamatan yang jumlah penduduk perempuannya lebih sedikit yaitu
kecamatan Adiankoting, Garoga, Sipahutar dan Siborong-borong.
sebagaimana data yang terdapat pada tabel 3.3. berikut ini.
Tabel 3.3. Data Jumlah Penduduk Perkecamatan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2015 Kabupaten Tapanuli Utara
Kecamatan Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Sex
Rasi
o
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Parmonangan 6.463 6.558 13.021 98,55
2. Adiankoting 7.022 6.854 13.876 102,45
3. Sipoholon 10.958 11.307 22.265 96,91
4. Tarutung 19.278 20.222 39.500 95,33
5. Siatas Barita 6.305 6.758 13.063 93,30
6. Pahae Julu 5.749 5.991 11.740 95,96
7. Pahae Jae 5.117 5.452 10.569 93,86
8. Purbatua 3.477 3.687 7.164 94,30
9. Simangumban 3.569 3.731 7.300 95,66
10. Pangaribuan 13.220 13.531 26.751 97,70
11. Garoga 7.834 7.747 15.581 101,12
12. Sipahutar 12.303 12.233 24.536 100,57
13. Siborongborong 22.227 21.943 44.170 101,29
14. Pagaran 8.199 8.340 16.539 98,31
15. Muara 6.435 6.747 13.182 95,38
2015 145.105 148.294 293 399 97,85
2016 146.104 149.509 295.613 97,72
2017 147.110 150.696 297.806 97,62
2018 148.222 151.659 299.881 97,73
Sumber Data : BPS Kabupaten Tapanuli Utara
22
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3.1.4. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Kab. Tapanuli Utara
Salah satu bagian penting yang perlu mendapat perhatian dalam
kebijakan pembangunan memperhatikan kelompok umur, karna
berdasarkan kelompok umur berbeda pula tuntutan kebutuhannya
atau Pembangunan yang dibutuhkan oleh masing – masing
kelompok umur.
Data penduduk menurut kelompok umur perlu di jadikan bahan
pertimbangan kebijakan dalam pembangunan daerah
Adapun jumlah penduduk menurut kelompok umur selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 3.4. berikut ini:
Tabel 3.4. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2015,2016,2017 Kabupaten Tapanuli Utara
Golongan Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4)
0 – 4 18.039 17.240 35.279
5 – 9 18.662 17.771 36.433
10 – 14 17.260 16.305 33.565
15 – 19 15.199 13.869 29.068
20 – 24 8.819 7.159 15.978
25 – 29 8.455 7.882 16.337
30 – 34 8.982 8.624 17.606
35 – 39 8.599 8.315 16.914
40 – 44 8.086 8.339 16.425
45 – 49 8.064 8.617 16.681
50 – 54 7.365 8.562 15.927
55 – 59 6.667 8.362 15.029
60 – 64 5.699 6.911 12.610
65 – 69 3.274 4.654 7.928
70 – 74 1.990 3.474 5.464
75 + 1.950 4.612 6.562
2017 147.110 150.696 297.806
2016 146.104 149.509 295.613
2015 145.105 148.294 293.399
Sumber Data : Tapanuli Utara Dalam Angka 2018
23
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3.1.5. Perilaku Fertilitas
Total Fertility Rate (TFR) merupakan salah satu indikator parameter
kependudukan dalam pengendalian kuantitas penduduk. Total
Fertility Rate (TFR) adalah rata – rata jumlah anak yang dilahirkan
oleh seorang wanita selama usia subur merupakan gambaran
mengenai rata – rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita
usia 15 hingga 49 tahun.
Jumlah TFR tinggi mencerminkan rata – rata usia kawin yang
rendah, tingkat pendidikan yang rendah terutama perempuan,
tingkat social yang rendah atau tingkat kemiskinan yang tinggi.
Apabila TFR terkendali dengan baik, potensi pembiayaan untuk
peningkatan kualitas pendidikan anak pun lebih tinggi karena
tanggungan yang lebih sedikit.
Menurunkan TFR bukan berarti untuk menurunkan jumlah
penduduk, tetapi menjaga struktur penduduk agar seimbang.
Kondisi TFR Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan data tahun
2018 sebesar 4 anak. Angka TFR tersebut dipandang masih sangat
tinggi, hal ini menggambarkan bahwa program KB selama ini masih
perlu mendapatkan perhatian yang sungguh – sungguh dan
berkelanjutan agar kabupaten Tapanuli Utara bisa memasuki era
bonus demografi dan memberikan kontribusi bagi pembangunan
daerah.
24
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3.1.6. Usia Kawin Pertama
Usia kawin pertama ikut mempengaruhi perilaku pertilitas, semakin
rendah usia kawin pertama semakin banyak kemungkinan jumlah
anak yang dilahirkan oleh seorang ibu.Data usia kawin pertama
dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut ini :
Tabel 3.5. Rata-Rata Usia Kawin Pertama Perempuan
Kabupaten Tapanuli Utara
2015 2016 2017 2018
22,61 22,69 22,83 23,31
Sumber Data : Data Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2019
Berdasarkan data tersebut di atas ini dapat memberikan gambaran
bagi kita bahwa usia kawin pertama sudah cukup baik yang
berlangsung di kabupaten Tapanuli Utara sejak tahun 2015 sudah
mencapai 22,61 tahun. naik pada tahun 2016 menjadi rata-rata
22,69 dan tahun 2017 meningkat menjadi 22,83 serta pada tahun
2018 naik menjadi 23,31 tahun.
3.1.7. Penduduk Lanjut Usia (Lansia)
Apabila diperhatikan dinamika penduduk lanjut usia dengan batasan
60 tahun ke atas, ternyata selama priode 2015 – 2018 terjadi
kenaikan penduduk lanjut usia.
Pada tahun 2015 penduduk usia 60 tahun ke atas dikabupaten
Tapanuli Utara sekitar 32.564 Jiwa meningkat menjadi sekitar
36.714 jiwa sampai tahun 2018, terjadi pertambahan penduduk
lanjut usia sebanyak 6.735 jiwa selama tiga tahun terakhir atau rata-
rata setiap tahun sebanyak 1.347 jiwa.
25
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Persentase penduduk lansia terus mengalami peningkatan yang
cepat dari 11,10 % pada tahun 2015 naik sebesar 11,47 % pada
tahun 2016 dan naik lagi pada tahun 2017 sebesar 11,84 %, terakhir
pada tahun 2018 naik menjadi 12,21 %. Kondisi ini dapat dilihat
pada data di tabel 3.6 dibawah ini.
Tabel 3.6. Data Jumlah Penduduk Usia Lanjut Kabupaten Tapanuli Utara 2015 – 2018
Tahun Jumlah Lansia (jiwa) %
2015 32.564 11,10
2016 33.911 11,47
2017 35.258 11,84
2018 36.605 12,21
Sumber Data : Data Tapanuli Utara Dalam Angka 2019
Perubahan peningkatan penduduk usia lanjut disebabkan beberapa
faktor antara lain semakin membaiknya kondisi sosial ekonomi,
fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan serta semakin membaiknya
gizi, kesehatan, lingkungan hidup dan angka kematian dapat
diturunkan sehingga usia hidup semakin tinggi, atau kemungkinan
terjadinya migrasi in yang tinggi pada kelompok umur tua.
Meningkatnya penduduk usia lanjut kalau tidak di antisipasi akan
menimbulkan permasalahan seperti kerentanan penduduk, beban
ekonomi semakin tinggi dan penyediaan panti - panti jompo.
Untuk mengantisipasi hal tersebut perlu bagi pemerintah daerah dan
swasta menciptakan lapangan kerja bagi para lansia yang masih
potensial.
Disamping itu perlu dikampanyekan gerakan menabung bagi setiap
keluarga untuk menjamin kehidupan yang lebih baik di hari tua bagi
setiap lansia yang ada disetiap keluarga.
26
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3.1.8. Keluarga Berencana
Meningkatnya jumlah penduduk disetiap daerah beberapa tahun
terakhir ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya angka
kelahiran yang masih tinggi.
Untuk menanggulangi tingginya angka kelahiran tersebut, program
KB telah dilaksanakan dan hasilnya tidak hanya sekedar
menurunkan fertilitas tetapi ikut memperbaiki struktur usia
penduduk yang sangat penting bagi pembangunan ekonomi.
Program KB adalah program membantu keluarga termasuk individu
anggota keluarga dalam merencanakan kehidupan berkeluarga yang
baik guna mewujudkan keluarga berkualitas.
Melalui keluarga berkualitas pembangunan yang berwawasan
kependudukan menjadi sangat penting, karena menjadikan
penduduk sebagai sentral pembangunan, artinya penduduk sebagai
objek dan subjek pembangunan.
Keluarga berencana adalah upaya mengatur kelahiran, jarak dan
usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak – hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga berkualitas.
Kegagalan menurunkan angka fertilitas, akan memperbesar proporsi
penduduk non produktif dan berdampak meningkatnya angka
ketergantungan. Dengan demikian akan menjadi beban
pembangunan yang sangat berat.
Pendekatan pemakaian alat kontrasepsi sebagai cara ber KB akan
mempengaruhi fertilitas dapat mengatur panjang pendeknya masa
reproduksi atau terjadinya kehamilan.
Adapun pengetahuan, sikap dan praktek KB dari seluruh penduduk
di pengaruhi oleh factor-faktor sosial ekonomi penduduk, tingkat
pendidikan, status ekonomi, social budaya, penduduk di wilayah
kota dan desa.
27
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Trend Kesertaan KB
Adapun trend kesertaan KB Kabupaten Tapanuli Utara 2016-2017
sebagaimana terdapat pada tabel 3.7 berikut, menunjukkan
perkembangan yang cukup baik yakni telah tercapai sebanyak
25.201 peserta KB Aktif pada tahun 2017, naik dari tahun 2016
sebanyak 22.985 akseptor atau sekitar 71,26% dari 35.363 PUS.
Kecamatan yang persentase pencapaiannya tinggi adalah kecamatan
Simangumban 92,43 %, Pahae Jae 89,56 %, dan Parmonangan 81,20 %.
Tabel 3.7. Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) dan KB Akseptor Aktif
menurut Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, 2017
KECAMATAN JUMLAH
PUS
JUMLAH
AKSEPTOR AKTIF
%
AKSEPTOR
AKTIF
‘(1) ‘(2) ‘(3) ‘(4)
1. Parmonangan 1.170 950 81,20
2. Adiankoting 4.861 3.458 71,13
3. Sipoholon 2.430 1.673 68,84
4. Tarutung 4.047 2.969 73,36
5. Siatas Barita 1.336 1.066 79,79
6. Pahae Julu 1.246 1.116 89,56
7. Pahae Jae 1.515 958 63,23
8. Purbatua 887 613 69,11
9. Simangumban 1.083 1.001 92,43
10. Pangaribuan 3.526 2.422 68,69
11. Garoga 2.478 1.327 53,55
12. Sipahutar 2.565 1.744 67,99
13. Siborongborong 4.730 3.338 70,57
14. Pagaran 1.934 1.324 68,46
15. Muara 1.555 1.242 79,87
Tapanuli Utara 35.363 25.201 71,26
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2018
28
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Kontrasepsi modern yang paling diminati selama tahun 2017 di
Kabupaten Tapanuli Utara seperti tabel 3.8 berikut adalah Suntikan
(25,5 %) dan Implant (24,2 %) serta Pill (21,2 %), sedangkan alat
kontrasepsi yang kurang diminati adalah MOP dan IUD masing-
masing 0,3 % dan 5,6 %.
Tabel 3.8. Realisasi Akseptor Aktif menurut Kecamatan dan Jenis Kontrasepsi
di Kabupaten Tapanuli Utara, 2017
Kecamatan IUD MOW MOP Implan Suntik Pil Kondom Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Parmonangan 30 112 5 396 169 198 40 950
2. Adiankoting 115 200 - 647 1017 843 636 3.458
3. Sipoholon 37 248 9 368 533 336 142 1.678
4. Tarutung 212 512 25 548 814 644 214 2.969
5. Siatas Barita 32 175 6 263 312 216 62 1.066
6. Pahae Julu 57 50 2 290 390 302 25 1.116
7. Pahae Jae 170 204 3 244 118 163 56 958
8. Purbatua 88 80 - 128 110 148 59 613
9. Simangumban 181 85 - 223 202 232 78 1.001
10. Pangaribuan 40 697 10 943 527 171 34 2.422
11. Garoga 180 170 - 220 340 257 160 1.327
12. Sipahutar 21 357 - 439 459 397 71 1.744
13. Siborongborong 235 488 12 799 839 746 219 3.338
14. Pagaran 9 338 - 369 190 309 109 1.324
15. Muara 4 69 4 221 401 389 154 1.242
Tapanuli Utara 1.411 3.785 76 6.098 6.421 5.351 2.059 25.201
2016 1.438 3.802 69 5.521 5.775 4.460 1.920 22.985
2017 5,6 15,0 0,3 24,2 25,5 21,2 8,2 100,0
2016 6,3 16,5 0,3 24,0 25,1 19,4 8,4 100,0
Sumber Data: Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2018
29
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3.1.9. Proyeksi Penduduk Tapanuli Utara 2015 – 2045
Hasil proyeksi penduduk menunjukkan bahwa jumlah penduduk
kabupaten Tapanuli Utara 25 tahun kedepan trus mengalami
peningkatan. Jumlah penduduk tahun 2015 sebagai tahun dasar
penyusunan grand design ini sebesar 293.399 Jiwa, apabila
dibandingkan dengan proyeksi penduduk pada tahun 2045 sebesar
310.818 jiwa menunjukkan terjadinya pertambahan jumlah
penduduk sebanyak 17.419 jiwa selama kurun waktu duapuluh lima
tahun kedepan.
Oleh sebab itu kebijakan pengendalian kuantitas penduduk melalui
program KB harus dilakukan secara intensif dan terus menerus serta
menjadi salah satu prioritas pembangunan di daerah kabupaten
Tapanuli Utara.
Perkiraan penduduk yang di inginkan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan kependudukan dapat
di lihat tabel 3.9 berikut ini.
Tabel 3.9. PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK KAB TAPANULI UTARA MENURUT KELOMPOK
UMUR TAHUN 2015 – 2040
TAHUN 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39
2015 36.450 35.953 33.167 29.133 15.832 16.548 17.693 15.806
2020 33.606 35.906 34.524 29.116 16.011 16.407 17.343 16.934
2025 31.015 33.192 34.522 30.351 15.997 16.608 17.200 16.603
2030 28.796 30.684 31.929 30.362 16.670 16.576 17.417 16.473
3035 26.980 28.498 29.520 28.073 16.638 17.254 17.368 16.685
2040 25.821 26.705 27.396 25.912 15.328 17.167 18.032 16.598
2045 24.662 24.912 25.272 23.751 14.018 17.080 18.696 16.511
30
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK KAB TAPANULI UTARA MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2015 – 2040
Lanjutan
TAHUN 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-75 75+ JUMLAH
2015 16.166
16.293
15.417
14.120
11.238
7.006
6.286
6.291
293.399
2020 16.730
17.136
16.645
16.051
14.431
9.681
6.127
7.040
303.688
2025 16.878
17.768
17.549
17.386
16.478
12.502
8.550
8.247
310.846
2030 16.562
17.952
18.232
18.373
17.903
14.336
11.120
10.979
314.364
3035 16.441
17.624
18.434
19.106
18.949
15.621
12.816
14.647
314.654
2040 16.626
17.477
18.080
19.308
19.703
16.545
14.013
18.025
312.736
2045 16.811 17.330 17.726 19.510 20.457 17.469 15.210 21.403 310.818
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
Dari segi jumlah penduduk menurut jenis kelamin (sexrasio) di
kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan gejala perkiraan kearah
terjadinya jumlah penduduk laki-laki semakin berkurang atau
menurun dari data awal sebesar 97,8 jiwa per 100 penduduk
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
293,399
303,688
310,846 314,364 314,654
312,736 310,818
PERKEMBANGAN JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2015-2045
31
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
77.34
80.05
81.94 82.86 82.94
82.44 81.93
TREN KEPANDATAN PENDUDUK KAB TAPANULI UTARA TAHUN 2015-2045
97.8 97.6
96.7
95.7
94.7
93.8
92.8
perempuan pada tahun 2015 menjadi 92,8 penduduk laki-laki
perpenduduk perempuan pada tahun 2045. Kondisi ini dapat dilihat
pada grafik 3.3 berikut ini.
Perkiraan perkebangan penduduk menurut jenis kelamin (sexrasio)
kabupaten Tapanuli Utara
Dari segi kepadatan penduduk di kabupaten Tapanuli Utara
menunjukkan gejala terjadinya peningkatan kepadatan penduduk
pada periode tahun 2015 sampai dengan 2035 dan terjadinya
penurunan pada periode tahun 2040 dan tahun 2045, sebagaimana
terlihat pada grafik 3. 4 dibawah ini.
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
32
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PIRAMIDA PENDUDUK KAB. TAPANULI UTARA 2015
LAKI LAKI PEREMPUAN
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
05-09
0-04
PROYEKSIJUMLAHPENDUDUKKABUPATENTAPANULIUTARA TAHUN 2015
KELOMPOK UMUR
LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH
0-4 18.627 17.823 36.450
5-9 18.489 17.464 35.953
10-14 17.034 16.133 33.167
15-19 15.203 13.930 29.133
20-24 8.691 7.141 15.832
25-29 8.550 7.998 16.548
30-34 9.018 8.675 17.693
35-39 8.566 7.240 15.806
40-44 7.945 8.221 16.166
45-49 7.859 8.434 16.293
50-54 7.139 8.278 15.417
55-59 6.316 7.804 14.120
60-64 5.073 6.165 11.238
65-69 2.840 4.166 7.006
70-75 1.911 4.375 6.286
75+ 1.844 4.447 6.291
JUMLAH 145.105 148.294 293.399
33
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PIRAMIDA PENDUDUK KAB. TAPANULI UTARA 2020
LAKI LAKI PEREMPUAN
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
05-09
0-04
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2020
KELOMPOK UMUR
LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH
0-4 17.238 16.368 33.606
5-9 18.376 17.530 35.906
10-14 17.781 16.743 34.524
15-19 15.295 13.821 29.116
20-24 8.912 7.099 16.011
25-29 8.538 7.869 16.407
30-34 8.905 8.438 17.343
35-39 8.629 8.305 16.934
40-44 8.239 8.491 16.730
45-49 8.328 8.808 17.136
50-54 7.722 8.923 16.645
55-59 7.096 8.955 16.051
60-64 7.722 7.964 15.686
65-69 6.467 5.614 12.081
70-75 4.067 3.832 7.899
75+ 2.125 4.915 7.040
JUMLAH 150.013 153.675 303.688
34
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PIRAMIDA PENDUDUK KAB. TAPANULI UTARA 2025
LAKI LAKI PEREMPUAN
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
05-09
0-04
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2025
KELOMPOK UMUR
LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH
0-4 15.937 15.078 31.015
5-9 17.020 16.172 33.192
10-14 17.662 16.860 34.522
15-19 15.959 14.392 30.351
20-24 8.944 7.053 15.997
25-29 8.743 7.865 16.608
30-34 8.875 8.325 17.200
35-39 8.503 8.100 16.603
40-44 8.291 8.587 16.878
45-49 8.634 9.134 17.768
50-54 8.190 9.359 17.549
55-59 7.688 9.698 17.386
60-64 7.287 9.191 16.478
65-69 5.203 7.299 12.502
70-75 3.313 5.237 8.550
75+ 2.567 5.680 8.247
JUMLAH 152.816 158.030 310.846
35
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PIRAMIDA PENDUDUK KAB. TAPANULI UTARA 2030
LAKI LAKI PEREMPUAN
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
05-09
0-04
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2030
KELOMPOK UMUR LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH 0-4 14.830 13.966 28.796
5-9 15.773 14.911 30.684
10-14 16.378 15.551 31.929
15-19 15.866 14.496 30.362
20-24 9.333 7.337 16.670
25-29 8.770 7.806 16.576
30-34 9.096 8.321 17.417
35-39 8.486 7.987 16.473
40-44 8.180 8.382 16.562
45-49 8.701 9.251 17.952
50-54 8.509 9.723 18.232
55-59 8.177 10.196 18.373
60-64 7.927 9.976 17.903
65-69 5.892 8.444 14.336
70-75 4.272 6.848 11.120
75+ 3.550 7.429 10.979
JUMLAH 153.740 160.624 314.364
36
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PIRAMIDA PENDUDUK KAB. TAPANULI UTARA 2035
LAKI LAKI PEREMPUAN
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
05-09
0-04
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2035
KELOMPOK UMUR LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH 0-4 13.926 13.054 26.980
5-9 14.683 13.815 28.498
10-14 15.181 14.339 29.520
15-19 14.709 13.364 28.073
20-24 9.261 7.377 16.638
25-29 9.143 8.111 17.254
30-34 9.115 8.253 17.368
35-39 8.697 7.988 16.685
40-44 8.165 8.276 16.441
45-49 8.587 9.037 17.624
50-54 8.584 9.850 18.434
55-59 8.505 10.601 19.106
60-64 8.448 10.501 18.949
65-69 6.427 9.194 15.621
70-75 4.864 7.952 12.816
75+ 4.767 9.880 14.647
JUMLAH 153.062 161.592 314.654
37
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PIRAMIDA PENDUDUK KAB. TAPANULI UTARA 2040
LAKI LAKI PEREMPUAN
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
05-09
0-04
ROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2040
KELOMPOK UMUR LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH 0-4 13.353 12.468 25.821
5-9 13.787 12.918 26.705
10-14 14.121 13.275 27.396
15-19 13.609 12.303 25.912
20-24 8.554 6.774 15.328
25-29 9.041 8.126 17.167
30-34 9.472 8.560 18.032
35-39 8.691 7.907 16.598
40-44 8.355 8.271 16.626
45-49 8.560 8.917 17.477
50-54 8.462 9.618 18.080
55-59 8.574 10.734 19.308
60-64 8.787 10.916 19.703
65-69 6.855 9.690 16.545
70-75 5.328 8.685 14.013
75+ 5.794 12.231 18.025 JUMLAH 151.343 161.393 312.736
38
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
PROYEKSI JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN TAPANULI UTARA TAHUN 2045
KELOMPOK UMUR LAKI - LAKI PEREMPUAN JUMLAH 0-4 12.780 11.882 24.662
5-9 12.891 12.021 24.912
10-14 13.061 12.211 25.272
15-19 12.509 11.242 23.751
20-24 7.847 6.171 14.018
25-29 8.939 8.141 17.080
30-34 9.829 8.867 18.696
35-39 8.685 7.826 16.511
40-44 8.545 8.266 16.811
45-49 8.533 8.797 17.330
50-54 8.340 9.386 17.726
55-59 8.643 10.867 19.510
60-64 9.126 11.331 20.457
65-69 7.283 10.186 17.469
70-75 5.792 9.418 15.210
75+ 6.821 14.582 21.403
JUMLAH 149.624 161.194 310.818
75+
70-75
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
05-09
0-04
39
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
74.39
71.77
70.03
68.54 68.65
69.75
70.88
TREN ANGKA BEBAN KETERGANTUNGAN KAB TAPANULI UTARA TAHUN 2015 - 2045
Tren Angka Beban Ketergantungan kabupaten Tapanuli Utara telah berada
pada 68,54 turun dibandingkankan tahun 2015 sebesar 74,39 yang
kondisi pada 2015 setiap 100 penduduk produktif menanggung beban 74-
75 penduduk non produktif, terjadi perbaikan menjadi setiap 100 penduduk
produktif pada tahun 2030 hanya menanggung 68-69 penduduk non
produktif, namun terjadi perubahan kembali sejak tahun 2035 sampai pada
tahun 2045, sehingga diperkirakan kabupaten Tapanuli Utara tidak
mengalami masa-masa terjadinya bonus demografi, hal tersebut dapat
dilihat pada data tren angka beban ketergantungan sebagaimana terdapat
pada grafik 3.5 berikut ini.
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045
40
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3.2. Kualitas Penduduk
3.2.1. Aspek Pendidikan
Pendidikan menjadi penentu yang paling utama dalam menciptakan
Sumber Daya Manusia yang berdaya saing suatu negara atau
daerah. Sebagai daerah dengan posisi strategis dibutuhkan sumber
daya manusia yang handal untuk dapat menjawab tantangan
perubahan yang sangat cepat dan semakin kompleks.
Beberapa indikator kinerja utama dalam bidang pendidikan yang telah
dicapai kabupaten Tapanuli Utara diperoleh angka melek huruf pada
penduduk usia 15 tahun keatas pada tahun 2017 mencapai 99,34 % dan
pada tahun 2018 99,38 %.
Hal ini menunjukkan masih adanya penduduk usia 15 tahun ke
atas yang belum mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga
perlu perhatian yang lebih serius dari semua pihak terkait dalam
mengurangi angka buta aksara di kabupaten Tapanuli Utara.
Angka Partisipasi Sekolah (APS) dan Angka Partisipasi Murni (APM)
mengalami penurunan sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2018
dan dengan tingkat droup out (putus sekolah) yang masih cukup
tinggi dari SD ke SLTP terjadi tingkat droupout sekitar 11,10 % dan
dari SLTP ke SLTA sebesar 10,39 %, sebagaimana terlihat pada data
di tabel 3.14 berikut ini.
Tabel 3.14. Angka Partisipasi Sekolah (APS).Angka Partisipasi Murni (APM) dan
Angka Melek Huruf Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015-2018
ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH 7-18 TAHUN (Persen)
Tahun
2015 2016 2017 2018
07-12 100 100 99,61 99,13
13-15 97,33 99,31 99,09 98,61
16-18 85,46 89,35 87,95 83,91
ANGKA PARTISIPASI MURNI (Persen)
SD 100 100 99,61 99,13
SMTP 80,19 90,93 90,99 88,03
SMTA 74,59 76,38 78,57 77,58
ANGKA MELEK HURUF (Persen) 99,28 99,22 99,34 99,38
41
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tingkat partisipasi penduduk dalam berbagai jenjang pendidikan
menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa adanya tingkat partisipasi
yang bervariasi antara penduduk dengan laki-laki. Penduduk
perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki, kecuali pada
usia 7-12 (SD) sama-sama 100 %, sedangkan pada usia 16-18 tahun
(SLTA) penduduk perempuan lebih rendah yakni 86,62 % sedangkan
penduduk laki-laki 91,41 %. Pada usia 13-15 (SLTP) penduduk
perempuan 100 %, laki-laki 98,69 %, sedangkan pada usia 19-24
tahun (PT/Univ) penduduk perempuan 47,59 % dan laki-laki 31,10 %,
hal tersebut terlihat pada data di tabel 3.15 berikut ini.
Tabel 3.15. Persentase Penduduk yang Masih Sekolah
menurut Kelompok Usia dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara, 2016
Kelompok Umur
Laki-Laki Perempua
n Jumlah
(1) (2) (3) (4)
7-12 100,00 100,00 100,00
13-15 98,69 100,00 99,31
16-18 91,41 86,62 89,35
19-24 31,10 47,59 39,50
7-15 99,58 100,00 99,78
7-24 87,78 88,78 88,25
Sumber : Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2018
Capaian Angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Tapanuli Utara,
mengalami peningkatan dibandingkan dari tahun 2012 sebesar 8,79
tahun, pada tahun 2017 menjadi 9,46 tahun, demikian pula dengan
angka harapan lama sekolah rata-rata kabupaten Tapanuli Utara
mengalami peningkatan dibandingkan dari tahun 2012 sebesar 12,83
tahun, pada tahun 2017 menjadi 13,65 tahun sebagaimana terlihat
pada tabel 3.16 berikut ini.
42
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 3.16. Komponen Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Tapanuli Utara, 2017
Tahun
Angka Harapan
Hidup
Harapan Lama
Sekolah
Rata-rata Lama
Sekolah
Pengeluaran per Kapita (Rp. 000,-) IPM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
2012 67,05 12,83 8,79 10.786,03 69,83
2013 67,15 13,09 9,79 10.850,34 70,5
2014 67,25 13,14 9,05 10.964,00 70,7
2015 67,55 13,19 9,31 11.079,00 71,32
2016 67,71 13,61 9,32 11.242,00 71,96
2017 67,86 13,65 9,46 11.402,00 72,38
2018 68,11 13,66 9,65 11.607,00 72,91
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka Tahun 2019
3.2.2. Aspek Kesehatan
Pada aspek kesehatan bahwa jumlah kasus kematian bayi di Tapanuli
Utara pada tahun 2014 sebesar 11,40 per seribu kelahiran hidup,
kemudian terjadi penurunan lagi pada tahun 2018 menjadi 6,32 per
1000 kelahiran hidup, sebagaimana terdapat pada tabel 3.17 berikut
ini.
Tabel 3.17. Angka Kematian Bayi di Kabupaten
Tapanuli Utara Tahun 2014- 2018
TAHUN Kasus
2014 11,40
2015 10,53
2016 11,43
2017 8,68
2018 6,32
Sumber Data: Tapanuli Utara Dalam Angka 2018
Beberapa faktor yang diduga mempengaruhi penurunan angka
kematian bayi antara lain peningkatan pelayanan kesehatan,
pemeliharaan dan pemeriksaan kehamilan serta penolong persalinan,
pemberian ASI dan makanan tambahan serta imunisasi.
Adapun jumlah kematian Ibu saat melahirkan terjadi pada tahun
2015 sebanyak 6 kasus dan pada tahun 2016 sebanyak 5 kasus,
43
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
pada tahun 2017 terdapat sebanyak 6 kasus kematian Ibu saat
melahirkan dan pada tahun 2018 hanya terjadi 1 kasus.
Sedangkan persentase gizi buruk dan sedang pada tahun 2017
sebanyak 18,2 % terdiri dari gizi buruk 6,4 % dan gizi kurang 10,4 %
Lebih rendah dari rata-rata provinsi Sumatera Utara (tabel 3.18).
Tabel 3.18. Jumlah Kematian, Gizi Buruk & Sedang Tapanuli Utara dan Sum. Utara
Kab/Kota
Jumlah Kematian Persentase
Ibu Bayi Gizi
buruk Gizi
kurang Gizi baik
Gizi lebih
Gizi Buruk+ Kurang
Tapanuli Utara 6 54 6,4 10,4 79,6 3,6 16,8
SUM. UTARA 180 1.079 5,2 13 79,9 1,9 18,2
Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2018
Selanjutnya, parameter yang tidak kalah penting dalam rangka
menunjukkan pola mortalitas adalah angka harapan hidup. Angka
harapan hidup pada suatu umur didefinisikan sebagai rata-rata tahun
hidup yang masih dijalani oleh seorang yang telah berhasil mencapai
umur tersebut dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan
masyarakatnya.
Mengacu pada ukuran angka harapan hidup berdasarkan data
Tapanuli Utara Dalam Angka 2018 (tabel 3.19), pada tahun 2012
sebesar 67,05 tahun dan terjadi peningkatan pada tahun 2017
sebesar 67,86 tahun dan pada tahun 2018 naik lagi menjadi 68,11
tahun.
44
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 3.19. Usia Harapan Hidup Tahun 2012-2018
TAHUN Angka Harapan Hidup
2012 67,05
2013 67,15
2014 67,25
2015 67,55
2016 67,71
2017 67,86
2018 68,11
Sumber : Tapanuli Utara Dalam Angka 2018
3.2.3. Aspek Ekonomi
Adapun angka kemiskinan Kabupaten Tapanuli Utara yang berada
pada garis kemiskinan setiap tahun terus mengalami kenaikan,
dimana data penduduk miskin (tabel 3.20), pada tahun 2011 sebesar
11,89 %, turun pada tahun 2012 menjadi 11,55 % dan tahun 2013
naik lagi menjadi 11,68 %, pada tahun 2014 menjadi 11,06 % serta
tahun 2015 menjadi 11,41 %, turun lagi pada tahun 2016 menjadi
11,25 %, kemudian naik lagi menjadi 11,35 %. Jika dibandingkan dengan
perkembangan sejak tahun 2011 terjadi penurunan11,89 % menjadi 11,35
%.
Tabel 3.20. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Tapanuli Utara, 2017
Tahun
Jumlah Penduduk Miskin
Persentase Jumlah Penduduk Miskin
(1) (2) (3)
2011 33 600 11,89
2012 32 600 11,55
2013 33 800 11,68
2014 32 230 11,06
2015 33 700 11,41
2016 33 200 11,25
2017 33 750 11,35
45
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Pemerintah kabupaten Tapanuli Utara bersama seluruh pihak yang
berkepentingan, membangun Tapanuli Utara dengan tujuan utama
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, peningkatan pelayanan
umum, dan daya saing daerah secara keseluruhan, dengan
memanfaatkan posisi geografi yang sangat strategis dan potensi
demografi (sumber daya manusia) serta mengoptimalkan potensi
sumber daya alam, dan faktor-faktor lingkungan strategis lainnya.
Pembangunan yang telah dilaksanakan Pemerintah kabupaten
Tapanuli Utara selama ini telah menunjukkan pencapaian yang
menggembirakan yang ditandai dengan meningkatnya berbagai
indikator kesejahteraan masyarakat.
Namun demikian tantangan dan permasalahan pembangunan yang
dihadapi dewasa ini dan ke depan nantinya akan semakin kompleks.
Oleh karena itu, perencanaan pembangunan kabupaten Tapanuli Utara
yang komprehensif perlu disusun dengan memperhatikan seluruh
potensi, peluang dan tantangan serta permasalahan yang dihadapi
dalam berbagai parameter prekonomian.
Beberapa indikator utama perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara
telah berhasil dibuktikan dengan terjadinya peningkatan PDRB
perkapita tahun 2018 sebesar 24,33 juta rupiah naik dari tahun 2015
sebesar 19,96 juta rupiah, sedangkan rata-rata pengeluaran perkapita
sebesar 11,079 juta rupiah pada tahun 2015 hanya naik menjadi
11,402 juta rupiah.Kondisi ini dapat dilihat pada tabel 3.21 sebagai
berikut
Tabel 3.21. PDRB PERKAPITA ADHB, PENGELUARAN PERKAPITA TAHUN 2015-2018
INDIKATOR TAHUN
2015 2016 2017 2018
PDRB PERKAPITA ADHB (Juta Rupiah)
19,96 21,31 22,72 24,33
PENGELUARAN PERKAPITA 11.079 11.242 11.402
46
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Ketenagakerjaan
Penduduk Yang Bekerja Menurut Tingkat Pendidikan
Kondisi penduduk yang bekerja menurut tingkat pendidikan di
Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2015 didominasi oleh tingkat
pendidikan maksimum SD sebesar 27,35 %, menyusul mereka yang
berpendidikan SLTP sebesar 27,81 % dan SLTA sebesar 28,82 %.
Tingginya penduduk yang bekerja maksimum SD menunjukkan masih
rendahnya kualitas pekerjaan yang berakibat terhadap rendahnya
produktivitas tenaga kerja dan kesejahteraan masyarakat Tapanuli
Utara.
Sedangkan penduduk yang bekerja dengan pendidikan tinggi/
universitas/diploma untuk tahun 2015 sebanyak 6.62 %, dapat dilihat
pada tabel 3.22 berikut ini.
Tabel 3.22. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun keatas yang Bekerja Selama Seminggu yang Lalu menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Tapanuli Utara, 2015
Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Tapanuli Utara
(1) (2) (3) (4)
Tidak/Belum Pernah Sekolah/ Tidak/ BelumTamat SD/SD 24,08 30,59 27,35
SMP 31,26 24,38 27,81
SMA 29,48 28,18 28,82
SMK 9,39 9,41 9,4
Diploma I/II/III 1,22 2,95 2,09
Diploma IV/ Universitas 4,57 4,49 4,53
Jumlah 100 100 100
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dikabupaten Tapanuli Utara (lihat
tabel 3.23) tahun 2018 hanya 1,42 %, terdiri dari laki-laki 0,89 % dan
perempuan 1,96 %. Angkatan Kerja sebesar 83,94 % dan Bukan
Angkatan Kerja sebanyak 16,06 % dari jumlah penduduk usia 15
tahun keatas.
47
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 3.23.Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Berumur 15 Tahun keatas menurut Jenis Kelamindan Kegiatan Seminggu Yang lalu, 2018
Kegiatan Seminggu yang Lalu Laki-laki Perempuan Tapanuli
Utara
(1) (2) (3) .(4)
I Angkatan Kerja 87,74 80,14 83,94
1. Bekerja 86,96 78,57 82,77
2. Pernah Bekerja 0,32 0,16 0,24
3. Tidak Pernah Bekerja 0,46 1,41 0,94
II Bukan Angkatan Kerja 12,26 19,86 16,06
1. Sekolah 5,7 6,27 5,99
2. Mengurus Rumah Tangga 3,67 7,55 5,61
3. Lainnya 2,89 6,04 4,47
Total Angkatan Kerja+Bukan Angkatan Kerja 100 100 100
TPAK 87,74 80,14 83,94
TPT 0,89 1,96 1,42
Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di kabupaten
Tapanuli Utara (lihat tabel 3.24), pada tahun 2015 sebesar 2,56 %
mengalami peningkatan dibandingkan TPT pada tahun 2014 hanya
sebanyak 0,59 %, dan turun kembali pada keadaan 1,42 % pada tahun
2018.
Tabel 3.24 Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara
Berumur 15 Tahun keatas menurut Kegiatan Seminggu Yang Lalu 2015
Kegiatan seminggu yang Lalu 2014 2015
‘(1)
‘(2)
‘(3)
I Angkatan Kerja 83,98 83,57
1. Bekerja 83,49 81,43
2. Pernah Bekerja 0,31 0,52
3. Tidak Pernah Bekerja 0,19 1,62
II Bukan Angkatan Kerja 16,02 16,43
1. Sekolah 8,2 6,55
2. Mengurus Rumah Tangga 4 3,86
3. Lainnya 3,82 6,01
100 100
TPAK 83,98 83,57
TPT 0,59 2,56
48
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Perbandingan lapangan pekerjaan Penduduk kabupaten Tapanuli
Utara (lihat tabel 3.25) berdasarkan data tahun 2015 yang bekerja
pada sektor Pertanian sebagai sebanyak 84,74 %, pada sektor jasa
11.30 % sedangkan pada sektor manufaktur (industri/pengolahan)
hanya 3,96 % dan terjadi pergeseran pada tahun 2018 yang bekerja
disektor pertanian menurun menjadi hanya 67,78 % di sektor
manufaktur turun menjadi 2,47 % sedangkan disektor jasa naik
menjadi 29,76 %.
Tabel 3.25. Persentase Jumlah Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara
Berumur 15 Tahun keatas menurut Lapangan Usaha Jenis dan Jenis Kelamin , 2015 dan 2018
Lapangan Usaha Laki-laki Perempuan
Tapanuli Utara
2015
Tapanuli Utara
2018
(1) (2) (3) (4) (4)
1 Pertanian 83,36 86,09 84,74 67,78
2 Manufaktur 2,76 5,12 3,96 2,47
3 Jasa 13,88 8,79 11,30 29,76
Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber Data: BPS Kabupaten Tapanuli Utara
3.3 Mobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
persebaran penduduk dan menjadi salah satu faktor yang mendorong
perubahan kondisi sosial ekonomi suatu wilayah. Mobilitas penduduk
yang tidak terkendali akan menyebabkan penurunan daya dukung
dan daya tampung lingkungan. Kepadatan penduduk dialami oleh
daerah perkotaan merupakan salah satu potret yang mencerminkan
data jumlah penduduk yang besar menempati luas daerah yang
sangat terbatas.
Faktor Penggerak Migrasi Netto Positif Aspek Ekonomi
Tren migrasi out lebih tinggi dibandingkan migrasi in pada periode
tahun 2015 sampai dengan 2017, tetapi terjadi perubahan pada
tahun 2018 jumlah dan persentase penduduk migrasi in lebih banyak
49
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
dibandingkan migrasi out yakni sebanyak 8.537 migrasi in dan
sebanyak 8.049 migrasi out sehingga migrasi nettonya positif 488 atau
sekitar 0,002 % (lihat data pada tabel 3.26.)
Tabel 3.26. MIGRASI IN, MIGRASI OUT DAN MIGRASI NETTO
MIGRASI TAHUN
2015 2016 2017 2018
MIGRASI IN 11.708 16.726 6.246 8537
% 3,99 5,66 2,10 2,10
MIGRASI OUT 19.570 30.963 38.184 8049
% 6,67 10,47 12,82 12,82
MIGRASI NETTO -7.862 -14.237 -31.938 488
% -2,68 -4,82 -10,72 0,002
Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit
wilayah. Kepadatan penduduk Tapanuli Utara sebagaimana yang
terdapat pata tabel 3.27 dibawah ini menunjukkan terus mengalami
peningkatan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di
Kabupaten Tapanuli Utara. Pada tahun 2015 kepadatan penduduk
Tapanuli Utara sebesar 77,34 jiwa per Km² naik menjadi 77,92 jiwa
pada tahun 2016, kemudian naik lagi menjadi 78,50 jiwa pada tahun
2017 serta menjadi 79,05 jiwa per km2 pada tahun 2018.
Tabel 3.27. Kepadatan penduduk Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2015-2018
Tahun 2015 2016 2017 2018
Kepadatan 77,34 77,92 78,50 79,05
Jumlah penduduk terpadat di Kecamatan Tarutung yaitu sebanyak
391 jiwa per Km² dengan luas wilayah 107,68 km (2,84 %) dari
seluruh luas wilayah kabupaten Tapanuli Utara dihuni oleh penduduk
sebayak 42.125 jiwa (14,15%) dari jumlah seluruh penduduk
kabupaten Tapanuli Utara, kecamatan Muara 176 jiwa per Km².
Sedangkan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah
50
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
kecamatan Adiankoting dan Garoga masing-masing dengan kepadatan
29 jiwa per Km² dengan luas wilayah untuk kecamatan Adiankoting
seluas 502,9 km2 (13,26%) dengan jumlah penduduk sebanyak
14.798 jiwa (4,97%), dan kecamatan Garoga seluas 567,58 km2
(14,96 %) dihuni oleh penduduk sebanyak 16.614 jiwa (5,58 %). Hal
ini dapat kita lihat pada data tabel 3.28 dibawah ini.
Tabel. 3.28. Luas Wilayah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara menurut Kecamatan, 2017
Kecamatan Luas Wil % Jlh Penduduk % Kepadatan
1. Parmonangan 257,35 6,78 13.891 4,66 54
2. Adiankoting 502,9 13,26 14.798 4,97 29
3. Sipoholon 189,2 4,99 23.744 7,97 125
4. Tarutung 107,68 2,84 42.125 14,15 391
5. Siatas Barita 92,92 2,45 13.929 4,68 150
6. Pahae Julu 165,9 4,37 12.529 4,21 76
7. Pahae Jae 203,2 5,36 11.272 3,79 55
8. Purbatua 191,8 5,06 7.641 2,57 40
9. Simangumban 150 3,95 7.786 2,61 52
10. Pangaribuan 459,25 12,11 28.514 9,57 62
11. Garoga 567,58 14,96 16.614 5,58 29
12. Sipahutar 408,22 10,76 26.169 8,79 64
13.Siborongborong 279,91 7,38 47.098 15,81 168
14. Pagaran 138,05 3,64 17.642 5,92 128
15. Muara 79,75 2,10 14.054 4,72 176
3.793,71 100 297.806 100 78,50
Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2018
Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi distribusi dan persebaran
penduduk yang tidak merata di kabupaten Tapanuli Utara yang dapat
berdampak terhadap kurang meratanya hasil pembangunan serta
terjadinya kesenjangan kesejahteraan di Tapanuli Utara.
3.4 Pembangunan Keluarga
Keluarga dapat didefinisikan sebagai sekumpulan orang yang tinggal
dalam suatu rumah yang masih mempunyai hubungan
kekerabatan/hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi
dan lain sebagainya.
Informasi tentang jumlah keluarga dan komposisi anggota diperlukan
dalam perencanaan maupun implementasi kebijakan pemenuhan
pelayanan dasar, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan,
51
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
kebutuhan pangan, pengentasan kemiskinan dan sebagainya. Dengan
menggunakan informasi dalam Kepala Keluarga (KK), didapatkan data
dasar kependudukan, potensi keluarga serta besaran keluarga di
suatu wilayah administrasi pemerintahan tertentu. Berdasarkan KK
ini pula pemerintah dapat melakukan intervensi misalnya untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin maupun intervensi
untuk anggota keluarga yang menyandang cacat dan memerlukan
pertolongan.
Selain itu, akan ditampilkan pula data mengenai jumlah keluarga dan
rata-rata jumlah anggota keluarga. Banyaknya jumlah anggota
keluarga dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi lingkungan
dan kesejahteraan dalam satu keluarga, dimana diasumsikan semakin
kecil jumlah anggota keluarga biasanya akan semakin baik tingkat
kesejahteraannya. Rata-rata jumlah anggota keluarga biasanya
digunakan untuk melihat perubahan paradigma dari keluarga besar
menjadi keluarga kecil.
Dapat diketahui bahwa jika dibandingkan jumlah penduduk
kabupaten Tapanuli Utara sebanyak 299.881 jiwa pada tahun 2018
dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 57.985 kk maka rata-
rata anggota keluarga di Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2018
sekitar 5,2 jiwa yang terdiri dari dua orangtua (ibu dan bapak) beserta
sekitar 3,2 anak.
Pembangunan keluarga ditujukan agar Terwujudya keluarga
Indonesia yang berkualitas berdasarkan perkawinan yang sah dan
bertakwa kepada Tuhan YME yang meliputi: Keluarga yang bertakwa
kepada Tuhan YME, yaitu keluarga berdasarkan pernikahan yang sah
menurut hukum negara dan agama, Keluarga sejahtera, sehat, maju,
mandiri, dan harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan gender
dengan jumlah anak ideal (dua), Keluarga yang berketahanan sosial,
keluarga yang memiliki perencanaan sumber daya keluarga, keluarga
berwawasan nasional, yang mampu mengembangkan kepribadian dan
budaya bangsa Indonesia, Keluarga yang berkontribusi kepada
52
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
masyarakat yang mampu berperan serta dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan dan memiliki kepedulian terhadap lingkungannya
serta keluarga yang berkontribusi kepada bangsa dan negara serta
berpartisipasi dalam kegiatan bela negara, taat membayar pajak,
patuh terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
Sebagian kuluarga di Tapanuli Utara dalam kondisi sangat rentan
(kemampuan keluarga melaksanakan fungsinya menjadi lemah)
terhadap kecepatan kemajuan dan perubahan perkembangan global
baik dari segi ekonomi, pendidikan, kesehatan, sehingga dampaknya
banyak terjadi berbagai tindakan dan kondisi yang melemahkan
penduduk sebagai sumber daya manusia yang mampu bersaing
ditengah penduduk dunia.
Kondisi tersebut dapat kita perhatikan antara lain tentang jumlah
keluarga pra sejahtera yang masih ada sebanyak 1.914 kk atau sekitar
0,33 % dari jumlah keluarga sebanyak 57.985 kk.
disamping itu terdapat keluarga yang termasuk penyandang masalah
sosial mulai dari anak terlantar, lansia terlantar, kekerasan dalam
rumah tangga, anak jalanan, ketergantungan narkoba, HIV/Aids,
ekspolaitasi anak, pekerja anak, penduduk berkebutuhan khusus dan
lain sebagainya.
Jumlah penduduk miskin juga masih besar sebanyak 29.238 jiwa
atau sekitar 9,75 % walaupun telah terjadi penurunan dari tahun
2017 sebesar 11,35 %. Kondisi keluarga dan penduduk miskin
kabupaten Tapanuli Utara sebagamana diuraikan diatas dapat dilihat
pada tabel 3.29 berikut ini.
Tabel 3.29. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Tapanuli Utara, 2015-2018
Tahun Jumlah Penduduk Miskin
Persentase Jumlah Penduduk Miskin
(1) (2) (3)
2015 33.700 11,41
2016 33.200 11,25
2017 33.750 11,35
2018 29.238 9,75
53
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Oleh sebab itu pembangunan keluarga menjadi sangat penting sebagai
institusi atau unit terkecil tempat penduduk bersosialisasi yang
harus dijadikan parameter dan sasaran pembangunan kependudukan
dan sebagai indikator keberhasilannya adalah seberapa besar tingkat
kemampuan keluarga dapat melaksanakan fungsinya.
3.5 Manajemen Data Base Kependudukan
Dalam pembangunan Kependudukan, Administrasi Kependudukan
sebagai suatu sistem merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Administrasi Pemerintahan dan Administrasi Negara dalam rangka
pemberian perlindungan terhadap hak-hak individu penduduk,
melalui pelayanan publik dalam bentuk dokumen kependudukan
(Kartu Tanda Penduduk, Kartu Keluarga dan dokumen Akte-akte
Catatan Sipil).
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang
nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan secara
Nasional dalam menyediakan Data Penduduk (Database
Kependudukan) yang terjamin akurasinya dan terkini, Pemerintah
mempunyai 3 (tiga) program strategis , yaitu :
1. Melaksanakan pemutakhiran Data Kependudukan
2. Penerbitan Nomor Induk Kependudukan (NIK)
3. Penerapan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Elektronik
Dapat diinformasikan bahwa jumlah Wajib E KTP di Kabupaten
Tapanuli Utara pada tahun 2018 mencapai 234.076 dari total
penduduk usia 17 tahun keatas yang ada. Sedangkan jumlah Wajib
KTP pada tahun 2015 adalah sebanyak 195.956 orang, hal ini
mengalami peningkatan sebanyak 38.120 orang.
Persentase kepemilikan akte kelahiran penduduk Kabupaten Tapanuli
Utara pada Tahun 2018 yaitu sebanyak 151.215 orang jika
54
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
dibandingkan dengan jumlah kepemilikan akte kelahiran pada tahun
2015 sebanyak 92.237 orang, maka mengalami peningkatan sebanyak
58.978 orang.
Tentang kepemilikan akta kematian di Kabupaten Tapanuli Utara
pada tahun 2018 sebanyak 3.920 orang, terjadi kenaikan sebanyak
2.149 orang dibanding tahun 2015 sebanyak 1.771 orang.
Sedangkan kepemilikan Kartu Keluarga di Kabupaten Tapanuli Utara
pada tahun 2018 sebanyak 68.744 kk, terjadi kenaikan sebanyak
13.450 kk dibanding tahun 2015 sebanyak 55.294 kk. Kondisi
tersebut diatas dapat dilihat dalam data di tabel 3.30 berikut ini.
Tabel 3.30. PENDUDUK YANG MEMILIKI ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN (KTP, AKTE DLL)
Kepemilikan Administrasi Penduduk 2015 2016 2017 2018
e KTP 195.956 203.411 208.347 234.076
Akte Kelahiran 92.237 114.815 135.604 151.215
Akte Kematian 1.771 2.544 3.246 3.920
Kartu Keluarga 55.294 60.553 63.707 68.744
Sumber data: Dinas Dukcapil Kabupaten Tapanuli Utara
55
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
BAB IV
KEKUATAN, KENDALA, TANTANGAN DAN PELUANG
Sesuai dengan kondisi kependudukan yang diuraikan dalam bab-bab
sebelumnya, bahwa berbagai isu strategis di bidang kependudukan yang
meliputi indikator-indikator pada aspek pengendalian kuantitas penduduk,
peningkatan kualitas penduduk, pengarahan mobilitas penduduk,
pembangunan keluarga serta penataan data base dan informasi penduduk
memperlihatkan masih adanya tingkat kesenjangan yang berbeda antara
satu wilayah dengan wilayah yang lain. Artinya di masa mendatang
kabupaten Tapanuli Utara dihadapkan pada persoalan-persoalan untuk
memeratakan hasil-hasil pembangunan.
Oleh sebab itu perlu dikaji dan dianalisa berbagai kondisi baik dari aspek
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) maupun faktor eksternal
(peluang dan ancaman) dalam upaya pembangunan kependudukan di
Kabupaten Tapanuli Utara
4.1 Kekuatan
Adapun kekuatan dalam Pembangunan Kependudukan di Kabupaten
Tapanuli Utara saat ini maupun yang akan datang adalah sebagai
berikut ;
1. Dalam aspek kuantitas penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk
yang sudah rendah berada pada posisi 0,86 % pada tahun 2018,
disamping itu terjadi peningkatan usia kawin pertama bagi
perempuan sebesar 22,3 tahun.
2. Struktur umur penduduk muda yakni adanya penduduk usia
dibawah 15 tahun yang cukup besar di atas 35,5 % yang
memberikan peluang untuk mendapatkan potensi akan
tersedianya kelompok penduduk usia muda yang terampil dan
mandiri dimasa yang akan datang.
56
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
3. Rata-rata lama sekolah berada pada posisi ke empat tertinggi dari
25 kabupaten (diluar kota) se Sumatera Utara yakni 9,31 tahun
dibawah Toba Samosir (10,08 tahun), Karo (9,50 tahun), Deli
Serdang (9,48 tahun)
4. Dari segi kualitas kesehatan adanya kondisi yang sudah mulai
membaik jika dilihat tentang kasus Gizi buruk dan kurang
semakin menurun 30 kasus pada tahun 2015 menjadi sebanyak
23 kasus pada tahun 2018. Kasus kematian ibu melahirkan
sebanyak 6 jiwa pada tahun 2015 turun menjadi hanya 1 jiwa
pada tahun 2018, dan kematian bayi dari sebanyak 99 jiwa pada
tahun 2015 turun menjadi 21 jiwa pada tahun 2018.
5. Dari aspek ekonomi, terdapat penurunan penduduk miskin
dengan persentase dibawah angka dua digit atau dibawah 10
persen yakni sebesar 9,75 %, dan dengan PDRB perkapita atas
dasar harga berlaku yang setiap tahunnya terus meningkat dari
19,960.000 pada tahun 2015 menjadi Rp. 24,330.000,- pada
tahun 2018.
6. Mobilitas penduduk kabupaten Tapanuli Utara beberapa tahun
sebelumnya cenderung lebih sedikit yang masuk (migrasi In)
dibanding yang keluar (migrasi Out), namun demikian terjadi
perubahan pada tahun 2018 jumlah penduduk yang masuk
(migrasi in) lebih banyak dibandingkan dengan penduduk yang
keluar (migrasi out)
7. Dalam bidang Pembangunan Keluarga di Tapanuli Utara telah
memiliki data mikro keluarga sehingga dapat diketahui jumlah
keluarga yang telah sejahtera dan yang belum sejahtera. Saat ini
terdapat keluarga yang sejahtera sebanyak 99,97 % yang semakin
lama semakin meningkat. Keluarga yang memiliki kemampuan
menyejahterakan keluarganya tersebut menjadi potensi yang
cukup besar dalam mengembangkan strategi pemberdayaan
keluarga dalam mewujudkan keluarga berkulitas.
8. Dari segi data base dan informasi kependudukan sudah memiliki
berbagai sumber data baik dari catatan dan statistik administrasi
57
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
kependudukan catatan sipil, hasil Sensus Penduduk, SDKI,
Susenas, hasil pencatatan dan pelaporan yang dilakukan secara
rutin/reguler, data mikro keluarga (hasil pendataan keluarga),
serta hasil sensus, survei dan data statistik rutin sektor lainnya.
9. Dalam aspek dukungan lainnya adanya dukungan politis dan
dukungan operasional dari semua pihak baik dari legislatif, pihak
swasta dan berbagai lapisan masyarakat, telah memberikan
perhatian, dorongan dan dukungan yang sangat besar dalam
pembangunan kependudukan di Tapanuli Utara dengan
dituangkannya kedalam RPJMD. serta adanya jaringan
kelembagaan sampai tingkat lini lapangan dan partisipasi
masayarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kependudukan seperti PPKBD, Sub PPKBD serta kader PKK, kader
KB dan sebagainya.
4.2 Kelemahan
Penyelenggaraan Pembangunan Kependudukan di Kabupaten Tapanuli
Utara telah memberikan dampak positif namun tetap masih adanya
kelemahan yang dihadapi antara lain :
1. Pengendalian jumlah penduduk melalui penurunan fertilitas yang
masih cukup tinggi yakni 4,0 anak mengakibatkan lambatnya
kondisi penduduk tumbuh seimbang serta masih lamanya waktu
akan terjadinya bonus demografi di Tapanuli Utara yang ditandai
dengan terjadinya angka ketergantungan atau depedency ratio
yang masih tinggi yakni sebesar 78,6 pada tahun 2018.
2. Tingkat efektifitas kesertaan dari PUS ber KB yang sangat rendah
baik peserta KB Aktif maupun peserta KB Baru sehingga tidak
banyak pengaruhnya untuk menurunkan fertilitas.
3. Masih banyaknya penduduk usia sekolah yang tidak melanjutkan
pendidikan di tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi, serta masih
rendahnya minat dan perhatian untuk mengembangkan
pendidikan vokasional untuk menciptakan penduduk yang kreatif,
innovatif, trampil dan mandiri dan mampu mengembangkan sektor
58
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
industri pengolahan terhadap hasil dari sektor pertanian dan
perkebunan.
4. Masih terjadinya angka kelahiran bayi yang memiliki berat badan
yang rendah serta gizi kurang bahkan gizi buruk (16,8%) yang
didukung dengan fasilitas dan sarana prasarana pelayanan
kesehatan yang berkualitas, murah dan mudah dujangkau
termasuk Pos Pelayanan Terpadu dsb.
5. Kesadaran masyarakat yang relatif masih rendah dalam menjaga
serta memelihara kesehatan keluarganya, memeriksakan ibu
hamil, memeriksakan bayi serta pemberian gizi, immunisai dll
serta lingkungan yang sehat merokok disembarangan tempat
termasuk pengolahan limbah atau sampah.
6. Persebaran penduduk yang tidak merata serta kepadatannya yang
membutuhkan penataan sehingga terciptanya keseimbangan
antara jumlah penduduk dengan daya dukung dan daya tampung
lahan atau lingkungan.
7. Jumlah Keluarga Pra Sejahtera yang secara persentase sedikit
namun secara komulatif relatif masih cukup banyak 1.914 kk yang
perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak untuk dientaskan
dan ditingkatkan menjadi keluarga yang sejahtera.
8. Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam tertib administrasi
kependudukan serta belum sepenuhnya dilakukan pelayanan
administrasi kependudukan yang prima, data dan informasi
penduduk yang belum terintegrasi serta pemanfaatannya dalam
sistem pengambilan keputusan pembangunan berwawasan
penduduk.
9. Kurangnya terjadi saling bersinergi (Concerted Efforts)
terintegrasinya berbagai kebijakan dan program pembangunan
diantara Pemangku Kebijakan Pembangunan Kependudukan
(Pengendalian Kuantitas, Pengembangan Kualitas, Penataan
Mobilitas, Pembangunan Keluarga dan Data Base Penduduk).
59
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
10. Terbatasnya jumlah tenaga Penyelenggara Pembangunan
kependudukan baik dalam aspek pengendalian kuatitas penduduk
(tenaga lapangan KB, kader KB), aspek kualitas penduduk ( tenaga
medis, guru ), tenaga lainnya seperti tenaga pencacah administrasi
penduduk dan sebagainya.
4.3 Peluang
Adapun peluang yang dapat dimanfaatkan dalam melaksanakan
pembangunan kependudukan antara lain :
1. Dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah maka semakin jelas kewenangan
serta pembagian urusan sehingga menjadikan Program
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Nasional menjadi
salah satu urusan wajib bagi daerah kabupaten/kota serta adanya
kelembagaan tersendidiri (OPD) yang mengurusi nya
2. Komitmen Pemerintah yang semakin tinggi terhadap
pembangunan Kependudukan dan KB menjadi bagian dari
Prioritas nasional maupun daerah yang dituangkan dalam RPJMN
dan RPJMD serta berbagai dokumen perencanaan nasional
maupun daerah
3. Berbagai sumber pembiayaan yang tersedia baik APBN, APBD,
DAK, APBDes serta berbagai sumber keuangan masyarakat yang
dapat menjadikan Program Pembangunan Kependudukan semakin
baik
4. Perubahan sikap dan perilaku masyarakat yang mendukung upaya
mewujudkan keluarga kecil berkualitas, serta menekankan
kembali peran dan fungsi keluarga dalam upaya meningkatkan
kualitas penduduk dan keluarga melalui peningkatan pendidikan,
pengetahuan, status kesehatan, serta pendapatan keluarga. Sikap
dan perilaku yang kondusif masyarakat ini memberikan peluang
bagi upaya-upaya pemerintah dan masyarakat untuk
memberdayakan keluarga dan meningkatkan kesejahteraannya,
terutama dalam memberikan peran dan kedudukan perempuan
60
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
sebagai mitra sejajar kaum pria dalam segala aspek kehidupan,
baik sosial, politik, ekonomi maupun budaya.
5. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya
pengembangan dalam memberikan peluang bagi upaya-upaya
peningkatan efektifitas dan efisiensi serta mutu pelayanan
pembangunan kependudukan.
6. Perkembangan tehnologi informasi juga memberikan peluang
mempermudah penyediaan dan akses data base dan informasi,
pengembangan jaringan informasi dan komunikasi serta
pemanfaatannya, termasuk penyediaan data mikro keluarga
bersekala nasional. Disamping itu, pengembangan tehnologi tepat
guna yang mampu menyediakan perangkat yang dibutuhkan bagi
pembangunan berwawasan kependudukan.
7. Meningkatnya dukungan dan partisipasi para mitra kerja dalam
mendukung penyelenggraan pembangunan kependudukan serta
sumbangan pemikiran dan kajian ilmiah dari
Universitas/Perguruan Negeri maupun swasta para Tokoh Lintas
Agama dan para Stakeholders lainnya.
8. Keberadaan pusat pelatihan dan penelitian berbagai program
dalam Pembangunan Kependudukan. Dukungan komitmen
Internasional, yaitu adanya dan disetujuinya oleh Pemerintah
Indonesia berbagai komitmen dan kesepakatan internasional
seperti ICPD Cairo tahun 1994, dan MDGs tahun 2000, serta yang
terakhir dan sedang menjadi salah satu acuan dalam perencanaan
pembangunan nasional yaitu SDGs yang memberikan dasar
kerjasama upaya global untuk meningkatkan kualitas dan hak-
hak asasi manusia, terutama yang berkaitan dengan kualitas
sumber daya manusia, kesetaraan Gender, peningkatan
kesejahteraan dan pengentasan kemiskinan.
9. Adanya peluang bonus demografi (peduduk usia produktif 15-64
tahun jumlahnya semakin besar) yang puncaknya diperkirakan
terjadi diatas tahun 2040-an yang akan datang, apabila
pengelolaan pembangunan kependudukan yang akan datang dapat
61
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
diarahkan untuk peningkatan kualitas penduduk, maka penduduk
Tapanuli Utara akan menjadi kekuatan pembangunan dan jika
tidak dapat dikelola dengan baik, maka peluang bonus demografi
tersebut akan hilang dan tidak ditemukan di kabupaten Tapanuli
Utara.
4.4. Ancaman
Disamping kekuatan dan kelemahan yang dihadapi, Pembangunan
Kependudukan dikabupaten Tapanuli Utara, masih menghadapi
berbagai tantangan atau ancaman, antara lain:
1. Dalam aspek kuantitas penduduk masih terdapat kelambatan
penurunan fertilitas yang cukup besar 4,0 anak yang disebabkan
adanya keinginan yang kuat terhadap keinginan anak ideal yang
lebih dari dua anak serta adanya pengaruh dari adat dan budaya
yang berlaku.
2. Dalam bidang kualitas penduduk khususnya pada aspek
pendidikan masih belum adanya keserasian dalam pengintegrasian
kebijakan dan program pembangunan pendidikan nasional dari
tingkat pusat, provinsi dan daerah kab/kota. Demikian pula dalam
aspek pembangunan kesehatan serta pembangunan dalam bidang
perekonomian yang belum saling mendukung dan terintegrasi
3. Pada aspek penataan mobilitas dan penataan kepadatan serta
persebaran penduduk yang diselaraskan dengan daya tampung
dan daya dukung lingkungan, adanya kondisi yang mengakibatkan
migrasi in yang tinggi dari penduduk pada kelompok usia tua (non
produktif) adanya jumlah penduduk diatas enam puluh tahun
semakin banyak yakni lebih dari 12 % pada tahun 2018 kondisi
dimana terjadinya agging populotion.
4. Ancaman yang dihadapi dari segi pembangunan keluarga, adalah
kemampuan keluarga dalam menghadapi kecepatan
perkembangan dan kemajuan global sehingga jika tidak
62
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
diberdayakan secara dini dan baik akan menjadikan keluarga-
keluarga di Tapanuli Utara semakin rentan untuk memenuhi
kebutuhan dan menjalankan fungsi keluarganya serta semakin
meningkatnya keluarga yang tidak memiliki tabungan.
5. Kondisi perekonomian dunia yang memburuk serta ketidak
mampuan pemerintah pusat mengatasi persoalan persoalan serta
dampak ekonomi global membuat rendahnya daya beli masyarakat
sehingga tingkat kesejahteraan penduduk semakin menurun,
lambatnya penurunan angka kemiskinan, serta mulai terjadinya
gejala dampak dari kemajuan yang pesat dalam bidang industri
teknologi yang dewasa ini terjadinya revolusi industri 4,0
6. Bervariasinya dukungan dan komitmen pemerintah
Kabupaten/Kota tentang pentingnya Program Pembangunan
Berwawasan Kependudukan dalam rangka pembangunan
berkelanjutan.
7. Seiring dengan berkembangnya pengaruh globalisasi dan informasi
dewasa ini, serta tumbuhnya nilai-nilai baru dalam pelaksanaan
demokrasi dan penegakan hak-hak azasi manusia, menimbulkan
pula ancaman baru dalam upaya memberikan pelayanan yang
harus semakin berkualitas, dan meningkatkan perhatian terhadap
pemenuhan dan hak-hak penduduk, serta semakin derasnya arus
informasi dan globalisasi akan berdampak pula terhadap
masuknya nilai-nilai baru yang tidak sesuai dengan nilai luhur
budaya bangsa, yang akan mengancam ketahanan keluarga.
63
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
BAB V
ISU STRATEGIS DAN ROADMAP KONDISI KEPENDUDUKAN
YANG DIINGINKAN
Untuk menjamin dan mempercepat proses terwujudnya tujuan
pembangunan di berbagai sektor di kabupaten TapanuliUtara, maka
pembangunan kependudukan dirasakan merupakan suatu
hal yang sangat penting terutama menyangkut karakteristiknya seperti
pertumbuhan, kepadatan, penyebaran, kematian dan kelahiran.
Pengetahuan tentang keadaan kependudukan sangat mempengaruhi
kebijaksanaan yang akan ditempuh dalam berbagai bidang seperti
pendidikan, kesejahteraan, kesehatan dan ketenaga kerjaan. Hal
ini sekaligus menunjukkan bahwa masalah pembangunan tidak dapat
terlepas dari masalah kependudukan. Oleh karena itu strategi kebijakan
pembangunan harus berprinsip kepada integrasi kebijakan pembangunan
kependudukan.
Prinsip mengenai integrasi kebijakan kependudukan ke dalam kebijakan
pembangunan harus menjadi prioritas, karena hanya dengan menerapkan
prinsip tersebut pembangunan kependudukan akan berhasil. Untuk itu
strategi pertama yang harus dilakukan adalah melakukan population
mainstreaming. Semua kebijakan pembangunan harus dilakukan dengan
mendasarkan pada prinsip people centered development untuk mencapai
pembangunan yang berwawasan kependudukan. Pelaksanannya harus
mendasarkan pada pendekatan hak asasi. Untuk itu langkah pertama
adalah melakukan capacity building untuk seluruh pemangku kepentingan,
baik di tingkat kabupaten, kecamatan bahkan sampai ke tingkat
desa/kelurahan.
Langkah berikutnya adalah melakukan integrasi kebijakan kependudukan
dengan kebijakan pembangunan lainnya sejak tahap perumusan,
implementasi sampai dengan evaluasi dan monitoring. Dengan
memperhatikan bahwa kondisi dari semua aspek di setiap kecamatan
bahkan di desa desa homogen, maka disparitas yang terjadi antar wilayah
kecamatan dan desa harus menjadi pertimbangan utama dalam
64
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
merumuskan strategi. Strategi yang ditetapkan tidak harus bersifat
tunggal, tetapi disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan di setiap
kecamatan, desa dan kelurahan. Oleh karena itu, dalam menyusun strategi
diperlukan mekanisme yang saling melengkapi antara bottom-up dan top-
down.
Keadaan jumlah dan pertumbuhan serta persebaran penduduk menurut
kecamatan ternyata masih menunjukkan kondisi yang beragam. Tentunya
hal ini disebabkan oleh peranan faktor kelahiran, kematian dan migrasi
yang memang berbeda-beda di setiap kecamatan, desa/kelurahan.
Peranan ketiga faktor tersebut tentunya juga terkait dengan kebijakan dan
program-program dijalankan pada masing-masing kecamatan,
desa/kelurahan yang telah dijalankan sebagai komitmen dalam upaya
pengendalian kuantitas penduduk.
Dengan bertambahnya jumlah penduduk, secara otomatis akan menjadi
beban pemerintah dalam menyediakan anggaran untuk kesehatan,
pendidikan, pangan, sandang, papan dan lainnya yang terkait dengan
kebutuhan rakyat. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi potensi
penggerak ekonomi yang kuat jika penduduknya berkualitas, namun
jumlah penduduk yang besar tetapi tidak berkualitas akan menjadi beban
pembangunan.
Mengacu kepada kenyataan tersebut, maka isu-isu strategis
kependudukan di Kabupaten TapanuliUtara ke depan adalah menyangkut :
1. Dalam aspek kuantitas penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk yang
berada pada posisi 0,85 % setiap tahunnya, dapat diturunkan lagi
secara konsisten dengan upaya penurunan Total Fertility Rate (TFR)
yang signifikan menjadi 2,5 anak, disamping upaya mempertahankan
usia kawin pertama bagi perempuan sebesar yang selama ini sudah
berhasil dalam mencapai Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS) dan
terjadinya kondisi Depedency Rasiomenju Bonus Demografi.
2. Efektifitas kesertaan PUS ber KB untuk menurunkan fertilitas dengan
segmentasi sasaran dipokuskan kepada PUS Usia Muda Paritas
Rendah (PUS MUPAREN) serta peserta KB baru yang benar benar
65
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
murni bukan dari peserta KB ganti cara yang dicatat sebagai peserta
KB baru, serta PUS yang sudah tidak ingin punya anak lagi atau yang
ingin menunda kehamilannya tetapi belum terlayani dalam pemakaian
alat atau obat kontrasepsi (unmetneed).
3. Peningkatan Advokasi dan KIE serta Promosi dalam penerimaan
masyarakat terdapat adanya keinginan yang kuat terhadap jumlah
anak ideal yang lebih dari dua anak akibat adanya pengaruh budaya
dan adat yang berlaku.
4. Mempertahankan partisipasi penduduk usia 7-12 tahun yang
bersekolah SD telah 100% dan usia 13-18 tahun yang bersekolah di
SLTP dan SLTA masing masing menjadi sebesar 100 % serta
membantu penduduk usia 19-24 yang berpotensi mengikuti
pendidikan tinggi.
5. Membangun pendidikan vokasional (formal dan non formal) untuk
menciptakan penduduk yang kreatif, inovatif, terampil dan mandiri
dan mampu mengembangkan sektor industri pengolahan terhadap
hasil dari sektor pertanian maupun perkebunan.
6. Meningkatkan kualitas kesehatan dari kondisi yang sudah mulai
membaik saat ini kearah yang semakin lebih berkualitas menuju
penduduk yang sehat dan produktif serta menuju penduduk tumbuh
seimbang antara kelahiran dengan kematian.
7. Meningkatkan Kesadaran masyarakat dalam menjaga serta
memelihara kesehatan keluarganya, memeriksakan ibu hamil,
memeriksakan bayi serta pemberian gizi, immunisai serta lingkungan
yang sehat, merokok tidak disembarangan tempat termasuk
pengolahan limbah atau sampah.
8. Meningkatkan ekonomi penduduk, dengan menurunkan jumlah
penduduk miskin, meningkatkan PDRB perkapita, daya beli,
menurunkan jumlah pengangguran serta meningkatkan pemerataan
hasil pembangunan.
66
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
9. Menata dan memobilisasi perpindahan, pemerataan danke padatan
penduduk untuk mencapai keseimbangan antara jumlah penduduk
dengan daya dukung dan daya tampung lahan dan lingkungan.
10. Meningkatkan jumlah keluarga sejahtera dan berkualitas melalui
berbagai strategi Pembangunan Keluarga yakni Program Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera, Program Keluarga
Harapan, Program Kelompok Usaha Bersama, Pembinaan Ketahanan
Keluarga melalui berbagai kelompok kelompok kegiatan dan
Penanggulangan Penyakit Sosial Masyarakat.
11. Penataan manajemen database dan informasi kependudukan melalui
pelayanan prima kepada penduduk yang mengurus administrasi
kependudukan atau catatan sipil, pengintegrasian kedalam proses
adanya satu data serta pemanfaatan data base dan informasi
penduduk dalam berbagai pengambilan kebijakan.
12. Membangun kemitraan untuk mendapatkan dukungan politis dan
dukungan operasional dari semua pihak baik dari legislatif, pihak
swasta dan berbagai lapisan masyarakat.
13. Meningkatkan sinergisitas serta terintegrasinya berbagai kebijakan
dan program pembangunan diantara Pemangku Kebijakan
Pembangunan Kependudukan (Pengendalian Kuantitas, Peningkatan
Kualitas, Penataan Mobilitas, Pembangunan Keluarga dan Data Base
Penduduk).
14. Meningkatkan ketersediaan dan pendayagunaan tenaga Penyelenggara
Pembangunan kependudukan baik dalam aspek pengendalian
kuatitas penduduk (tenaga lapangan KB, kader KB), aspek kualitas
penduduk (tenaga medis, guru), tenaga lainnya seperti tenaga
pencacah administrasi penduduk dan sebagainya.
15. Mengantisipasi berkembangnya pengaruh globalisasi dan informasi
serta tumbuhnya nilai-nilai baru dalam pelaksanaan demokrasi dan
penegakan hak-hak azasi manusia, menimbulkan pula tantangan
baru dalam upaya memberikan pelayanan yang harus semakin
berkualitas, akan berdampak pula terhadap masuknya nilai-nilai baru
67
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
yang tidak sesuai dengan nilai luhur budaya bangsa, yang akan
mengancam ketahanan keluarga.
16. Membangun Saranadan Prasarana yang dibutuhkan dalam
Pembangunan Kependudukan dari berbagai sumber pembiayaan yang
tersedia baik APBN, APBD, DAK, APBDes serta berbagai smber
keuangan masyarakat
Tuntutan atas kebutuhan dasar seperti diatas maka diperlukan
perumusan ―Grand Design Pembangunan Kependudukan‖ yang di desain
untuk menjadi acuan pembangunan kependudukan meliputi pengendalian
kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, penataan
persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk, pembangunan keluarga,
dan pembangunan database kependudukan.
Grand Design Pembangunan Kependudukan sangat diperlukan untuk
menghindari terjadinyaledakan penduduk dan masalah kependudukan
lainnya. Grand Design Pembangunan Kependudukan ini mencakup
besaran-besaran yang harus diperhatikan dalam upaya untuk mengatasi
masalah kependudukan. Secara operasional, untuk setiap periode atau
tahapan 5 (lima) tahunan perlu disusun semacam peta jalan (road-map)
yang mencakup tentang tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program-
progrsm pokok yang perlu dilakukan dalam upaya pelaksanaan
pembangunan kependudukan ke depan. Road-map ini diharapkan
berfungsi sebagai acuan setiap sektor serta pemerintah daerah dalam
penyusunan langkah-langkah program dan kegiatan dalam mendukung
upaya pembangunan kependudukan.
Road-map Grand Design Pembangunan Kependudukan ini mencakup
kurun waktu 2020 sampai dengan 2045 dengan periode lima tahunan.
Road-map dibuat untuk mengetahui sejauh mana sasaran-sasaran
pembangunan kependudukan akan dan telah dapat dicapai, baik yang
mencakup pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas
penduduk, penataan persebaran dan pengaturan mobilitas penduduk,
pembangunan keluarga, dan pembangunan database kependudukan.
Secara garis besar, tujuan road-map, sasaran lima tahunan serta
keterkaitan Grand Design dengan road-map tersaji pada uraian berikut.
68
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
5.1 Roadmap Pengendalian Kuantitas Penduduk yang Diinginkan dan
Pokok-Pokok Pembangunan
Dalam jangka panjang, kondisi kependudukan yang diinginkan adalah
tercapainya penduduk stabil dalam jumlah yang tidak terlalu besar.
Untuk mencapai kondisi ini jumlah bayi yang lahir diharapkan sama
(seimbang) dengan jumlah kematian sehingga penduduk menjadi
stasioner. Indikator pencapaian penduduk tumbuh seimbang (PTS),
adalah angka kelahiran total (TFR) sama dengan 2,0 per perempuan
atau Net Reproduction Rate (Angka Reproduksi Bersih=NRR) sebesar 1
per perempuan.
Dalam Grand Design Pembangunan Kependudukan kabupaten
Tapanuli Utara ini bertujuan untuk terciptanya kondisi penduduk
tumbuh seimbang, diperkirakan akan tercapai pada tahun 2045
keatas dimana TFR saat itu diperkirakan menurun menjadi 2anak,
dan NRR menjadi 1 tahun 2045. Kondisi ini akan dipertahankan terus
sampai dengan tahun tahun selanjutnya.
Patut dicermati bahwa TFR dan NRR tidak dimaksudkan untuk terus
menurun sampai dibawah 1,85, karena jika itu terjadi maka pada
jangka panjang penduduk Tapanuli Utarabisa mengalami penurunan
seperti fenomena yang terjadi di negara-negara maju yang TFR nya
telah di bawah 1,5 per wanita dan bahkan ada yang di bawah 1 per
wanita. Penduduk yang terus menurun akibat fertilitas yang sangat
rendah akan mengakibatkan proporsi penduduk lanjut usia (lansia)
akan sangat besar sehingga akan menyebabkan masalah tersendiri
yang tidak kalah peliknya.
Tidak kalah pentingnya adalah bahwa bonus demografi akan terjadi di
tanah air pada kurun waktu 10 tahun ke depan atau mulai 2025.
Bonus ―ledakan‖ kaum muda dan angkatan kerja produktif ini sangat
krusial jika SDM yang tumbuh tidak berkualitas.
Modal untuk pembangunan adalah kualitas SDM. Salah satu tanda
bonus demografi adalah angka ketergantungan di bawah 50 persen,
69
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
artinya setiap seratus orang penduduk usia produktif menangung
sekitar50 orang penduduk usia nonproduktif. Berdasarkan kelompok
umur, penduduk dapat dibedakan atas tiga kategori, yaitu muda (0-14
tahun), menengah (15-64 tahun), dan tua (65 tahun keatas).
Pengelompokan penduduk yang terkait dengan kemampuan
berproduksi secara ekonomi dapat diklasifikasikan menjadi penduduk
nonproduktif dan penduduk usia produktif. Penduduk nonproduktif
terdiri dari penduduk yang berumur 0-14 tahun dan penduduk yang
berumur 65 tahunkeatas. Kelompok penduduk usia produktif adalah
penduduk yang berumur 15-64 tahun.
Angka beban ketergantungan Tapanuli Utara saat ini adalah sebesar
78,6 persen, yang artinya setiap 100 penduduk usia produktif
menanggung sekitar 79 penduduk usianonproduktif.
Hasil sensus penduduk 2010 yang diproyeksikan sampai tahun 2035
menunjukkan tren yang semakin menurun namun selanjutnya terjadi
peningkatan kembali sehingga semakin lama semakin kecil
diharapkan untuk mendapatkan kesempatan mengalami bonus
demografi
Tidak berbeda dengan keadaan secara umum, maka di TapanuliUtara
peluang bonus demografi ke depan kemungkinan juga akan dialami
apabila Program Keluarga Berencana benar-benar dapat diberhasilkan
dengan baik dalam kurun waktu sepuluh tahun atau lebih yang akan
datang.
Selanjutnta periode dua dekade ke depan adalah momentum yang
harus dijadikan periode investasi besar-besaran dibidang sumber
daya manusia, khususnya dibidang pendidikan. Agar tidak kehilangan
momentum tersebut harus dipastikan agar generasi muda memiliki
kompetensi dan menjadi insan yang produktif. Dalam mewujudkan
SDM tangguh dan berkualitas untuk menikmati bonus demografi,
peran serta pemerintah daerah sangat penting dan relevan untuk
bersinergi dan bekerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan SDM melalui penyediaan akses pendidikan dan
70
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
keterampilan yang dapat memenuhi kebutuhan spesifik dan strategis
pembangunan di daerah.
Gambar 5.1. Roadmap Kondisi Kuantitas Kependudukan Diinginkan
Tabel 5.1. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan
Parameter Pengendalian Kuantitas Penduduk KabupatenTapanuli
Utara 2020-2045
Indikator/
Parameter
Periode Roadmap 2020-2045
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Laju Pertubuhan Penduduk(%)
0,70 0,80 0,70 0,60 0,50 0,30
Total Fertlity Rate (Rata-rata wanita punya
anak)
3,84 3,50 3,17 2,83 2,49 2,15
Contraception Prevalance Rate
(Persentase Kesertaan KB)
43,66 48,63 53,60 57,32 62,91 68,50
Usia Kawin Pertama bagi Wanita
23,31 23,2 23,3 23,5 23,7 23,9
ROADMAP 2020-2025
ROAD MAP 2031-2035
Terkendalin
ya jumlah
dan laju
pertumbuh
an
penduduk
Terkendaliny
a jumlah dan
laju
pertumbuhan
penduduk
Terkendaliny
a jumlah dan
laju
pertumbuhan
penduduk
Tercapainya
kondisi
penduduk
tumbuh
seimbang (PTS)
Bertahannya
kondisi
penduduk
tumbuh
seimbang
sebagai
prasyarat
penduduk
tanpa
pertumbuhan
(PTP)
ROAD MAP 2026-2030
ROAD MAP 2036-2040
ROAD MAP 2041-2045
71
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Pengendalian kuantitas penduduk dilakukan melalui pengaturan dua
komponen utama kependudukan, yaitu pengaturan fertilitas dan
penurunan mortalitas. Pengaturan fertilitas dilakukan melalui
program KB yang mengatur :
1. usia ideal perkawinan.
2. usia ideal melahirkan.
3. jarak ideal melahirkan.
4. jumlah ideal anak yang dilahirkan.
Kebijakan pengaturan fertilitas melalui program KB pada hakikatnya
dilaksanakan untuk membantu pasangan suami istri mengambil
keputusan dan memenuhi hak-hak reproduksi yang berkaitan dengan
hal berikut :
1. Pengaturan kehamilan yang diinginkan.
2. penurunan angka kematian bayi dan angka kematian ibu.
3. peningkatan akses dan kualitas pelayanan.
4. peningkatan kesertaan KB pria.
5. promosi pemanfaatan air susu ibu.
Pengaturan fertilitas melalui program-program Keluarga Berencana
juga dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Pengintegrasian program pengendalian kuantitas dengan sektor
pembangunan lainnya.
2. Peningkatan akses dan kualitas KIE serta pelayanan kontrasepsi di
semua segmentasi sasaran wilayah.
3. Penyelenggaraan pelayanan KB harus berlandaskan Hak Asasi
Manusia.
4. Pelayanan kontrasepsi dilakukan sesuai dengan norma agama,
budaya, etika, dan hak-hak reproduksi.
5. Penyediaan alat kontrasepsi bagi seluruh Pasangan Usia Subur
disediakan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
72
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Selanjutnya, penurunan angka kematian bertujuan untuk
mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas pada
seluruh dimensinya. Penurunan angka kematian ini diprioritaskan
pada upaya (1) penurunan angka kematian ibu hamil, (2) penurunan
angka kematian ibu melahirkan, (3) penurunan angka kematian
pasca melahirkan, serta (4) penurunan angka kematian bayi dan
anak.
Upaya penurunan angka kematian diselenggarakan oleh pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat melalui upaya-upaya
proaktif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai peraturan
perundang-undangan dan norma agama. Di samping itu, upaya
penurunan angka kematian difokuskan pada (1) kesamaan hak
reproduksi pasangan suami istri (pasutri), (2) keseimbangan akses,
kualitas KIE, dan pelayanan, (3) pencegahan dan pengurangan resiko
kesakitan dan kematian, serta (4) partisipasi aktif keluarga dan
masyarakat.
Untuk mencapai tahap yang diinginkan, maka strategi pengendalian
kuantitas penduduk perlu dilakukan adalah mencapai pertumbuhan
penduduk yang terkendali dan pencapaian windows of opportunity,
maka pengendalian angka kelahiran sangat penting. Untuk itu,
diperlukan revitalisasi program KB. Dalam melakukan revitalisasi
program KB, pendekatan pelaksanaan program KB perlu diubah
orientasinya dari supplyke demand side approach. Strategi yang
dikembangkan adalah melakukan integrasi, desentralisasi,
kemitraan, dan pemberdayaan serta fokus pada penduduk miskin.
Berikut adalah penjelasan detailnya.
Integrasi adalah implementasi program KB ke dalam program
pembangunan sosial, budaya, dan ekonomi. Sementara itu,
desentralisasi dilakukan melalui lima cara. Pertama, memberikan
otoritas yang lebih besar kepada provinsi dan kabupaten/kota dalam
implementasi program KB, salah satunya adalah dengan
memperkuat kelembagaan. Tujuannya adalah melakukan
sinkronisasi dan menghindarkan overlap fungsi dan peran antara
pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota.
73
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Sementara itu, strategi kemitraan dilakukan dengan cara
memperkuat kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat
sipil. Tujuan strategi ini adalah untuk lebih mengembangkan
keterlibatan pihak swasta dan masyarakat sipil dalam pelaksanaan
program KB. Kemitraan tidak terbatas dilakukan secara internal,
tetapi juga dengan lembaga internasional dengan prinsip kesetaraan
dan mutual benefits. Pemberdayaan dilakukan melalui peningkatan
kapasitas kelembagaan untuk memperkuat jejaring antarpemangku
kepentingan, baik secara vertikal maupun horizontal.
Sejalan dengan program penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan
program KB difokuskan pada masyarakat miskin, tertinggal,
terpencil melalui program Kampung KB dengan cara memberikan
subsidi pelayanan kesehatan reproduksi dan KB. Dalam
pelaksanaannya, strategi ini perlu memperhatikan kondisi sosial,
budaya, demografi, dan ekonomi kelompok sasaran.
5.2. Roadmap Peningkatan Kualitas Penduduk yang diinginkan dan
Pokok-Pokok Pembangunan
Kualitas penduduk adalah kondisi penduduk dalam aspek fisik dan
nonfisik yang meliputi derajat kesehatan, pendidikan, pekerjaan,
produktivitas, tingkat sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan,
sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan
menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa, berbudaya,
berkepribadian, berkebangsaan, dan hidup layak (UU No. 52 Tahun
2009 Pasal 1 ayat 5). Pengembangan kualitas penduduk dilakukan
untuk mewujudkan manusia yang sehat jasmani dan rohani, cerdas,
mandiri, beriman, bertakwa, berakhlak mulia, dan memiliki etos kerja
yang tinggi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pembangunan
kualitas penduduk difokuskan pada unsur pendidikan, kesehatan,
dan ekonomi.
Paling tidak ada tiga dimensi yang dapat dipakai sebagai landasan
peningkatan kualitas penduduk : Pertama, dimensi kesehatan yakni
meningkatkan derajat kesehatan penduduk dalam rangka
74
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
menurunkan angka kematian dan meningkatkan angka harapan
hidup. Kedua, dimensi pendidikan yakni meningkatkan kompetensi
dan daya kompetisi penduduk Tapanuli Utara melalui pendidikan
formal, nonformal maupun informal dalam rangka memenuhi
kebutuhan pembangunan daerah maupun nasional, mengurangi
kesenjangan pendidikan menurut jenis kelamin melalui peningkatan
akses perempuan untuk memperoleh pendidikan. Ketiga, dimensi
ekonomi, yakni meningkatkan status ekonomi penduduk melalui
perluasan kesempatan kerja dan pengurangan pengangguran.
Mengurangi kesenjangan ekonomi sebagai salah satu usaha untuk
menurunkan angka kemiskinan.
Selanjutnya, strategi peningkatan kualitas penduduk merupakan
aspek yang sangat penting dalam pembangunan kependudukan. Di
samping itu, strategi peningkatan kualitas penduduk merupakan
bagian integral dari strategi pengendalian kuantitas penduduk,
pembangunan keluarga, dan pengarahan mobilitas penduduk.
Penduduk merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat
pembangunan.
Dengan kualitas yang tinggi, penduduk akan lebih banyak berperan
sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Selain itu,
pembangunan tidak hanya bergantung pada sumber daya alam dan
teknologi, tetapi justru lebih bergantung pada kualitas penduduknya.
Dengantersedianya sumber daya manusia yang memadai dalam arti
kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa yang akan datang
dapat diatasi dengan baik.
Kualitas sumber daya manusia yang ada sekarang masih perlu
ditingkatkan agar tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik.
Sehubungan dengan hal tersebut perlu diupayakan tumbuhnya
budaya "senang bekerja keras", persaingan yang sehat, pengembangan
motivasi di kalangan penduduk usia produktif dari pada hanya
menanti pekerjaan dari sektor formal yang sangat terbatas. Program
"magang" atau "job trainning" perlu dilakukan dalam rangka
mempersiapkan angkatan kerja yang siap pakai.
75
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Gambar 5.3. Unsur-Unsur Pembangunan Sumber Daya Manusia
SDM
Pembangunan kualitas penduduk ditentukan oleh tiga hal:
pembangunan ekonomi, pembangunan kesehatan, dan pendidikan.
Oleh karena itu, kondisi yang ingin dicapai dalam peningkatan
kualitas penduduk tahun 2045 adalah penduduk yang sehat, cerdas,
produktif, dan berakhlak mulia serta berkarakter. Kondisi inilah yang
harus dicapai oleh seluruh penduduk. Kualitas penduduk adalah
kondisi penduduk dalam aspek fisik dan nonfisik meliputi kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, produktivitas,tingkat sosial, ketahanan,
kemandirian, dan kecerdasan.
Hal itu dianggap sebagai ukuran dasar untuk mengembangkan
kemampuan dan menikmati kehidupan sebagai manusia yang
bertakwa, berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan, dan hidup
layak. Penduduk yang sehat tidak hanya berumur panjang sejalan
dengan bertambahnya usia harapan hidup, tetapi juga produktif,
cerdas, dan berdaya saing. Penduduk dengan kualitas seperti itu
diharapkan dapat mengatasi arus pasar global yang semakin
menguat.
Dengan memperhatikan unsur-unsur tersebut, maka strategi
peningkatan kualitas penduduk harus fokus pada tiga dimensi, yaitu
kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
Pembangunan
Ekonomi
Pembangunan
Pendidikan
Pembangunan
Kesehatan
76
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Strategi di bidang kesehatan dilakukan untuk menurunkan angka
kematian bayi dan anak serta kematian maternal. Sebagaimana
diketahui bahwa Indonesia mengalami pergeseran pola penyakit dari
penyakit infeksi pada penyakit kronis dan degeneratif. Untuk itu,
strategi utama yang harus dilakukan adalah melakukan pencegahan
dan treatment penyakit infeksi, khususnya pada bayi dan anak-anak.
Di samping itu, sejalan dengan meningkatnya penyakit kronis dan
degeneratif sebagai penyebab kematian orang dewasa, maka alokasi
sumber daya kesehatan harus juga diarahkan untuk pencegahan dan
treatment penyakit tersebut. Akan tetapi, dengan memerhatikan
diversitas kondisi kesehatan antar wilayah, terutama dalam hal
penyakit, maka setiap strategi, tidak dapat bersifat homogen atau
tunggal, tetapi harus merespons kondisi spesifik setiap daerah.
Sementara itu, strategi penurunan kematian maternal sangat erat
kaitannya dengan program KB sehingga strategi yang dijalankan
untuk pelaksanaan program KB juga akan memberikan kontribusi
terhadap penurunan angka kematian maternal. Hal tersebut harus
ditopang dengan pengembangan pelayanan prenatal maupun
antenatal.
Dari sisi pendidikan, strategi yang harus dilakukan adalah
memberikan akses yang sebesar-besarnya kepada kelompok rentan,
khususnya penduduk miskin, untuk memperoleh pendidikan.
Penurunan gender gap dalam hal akses terhadap pelayanan
pendidikan juga penting sebagai prioritas, khususnya untuk
mengatasi masalah di berbagai daerah yang masih lebar kesenjangan
pendidikan antara laki-laki dan perempuannya.
Dari sisi ekonomi, salah satu tujuan dalam pembangunan ekonomi
adalah tercapainya pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian
dikatakan mengalami pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi
yang dicapai sekarang lebih tinggi dari capaian pada masa
sebelumnya. Pertumbuhan tercapai apabila jumlah fisik barang-
barang dan jasa-jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut
bertambah besar dari tahun-tahun sebelumnya. Pertumbuhan
ekonomi berhubungan dengan proses peningkatan produksi barang
77
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
dan jasa sehingga dapat juga dikatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi menyangkut perkembangan yang berdimensi tunggal dan
diukur dengan peningkatan hasil produksi dan pendapatan.
Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses kenaikan
pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan
adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu daerah. Dalam kondisi
tersebut di atas, pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat
kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan
tingkat output produksi yang dihasilkan, sementara pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi,
tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi
dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian.
Pembangunan Tapanuli Utara telah memberikan hasil yang secara
nyata dirasakan oleh masyarakat, dengan makin meningkatnya
kegiatan perekonomian yang didukung oleh makin meningkatnya
ketersediaan prasarana dan sarana pembangunan, meningkatnya
taraf kesejahteraan, dan makin tercukupinya kebutuhan dasar
masyarakat, termasuk pendidikan dasar dan kesehatan. Dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi, telah banyak kemajuan yang
dicapai Kabupaten Tapanuli Utara yang ditunjukkan, baik oleh PDRB
per kapita maupun laju pertumbuhannya yang lebih tinggi dari tahun
tahun sebelumnya, maupun taraf kesejahteraan masyarakat yang
ditunjukkan oleh beberapa indikator seperti angka melek huruf, angka
kematian bayi, dan usia harapan hidup, yang lebih baik jika
dibandingkan dengan angka rata-rata tahun-tahun sebelumnya.
Untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
dibutuhkan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif. Kondisi
ketenagakerjaan di Tapanuli Utara ditandai dengan masih besarnya
jumlah tenaga kerja di sektor pertanian yang produktivitasnya relatif
rendah, terutama di sektor pertanian tradisional, dibandingkan
dengan tenaga kerja yang terserap di sektor nonpertanian, khususnya
industri dan jasa. Sektor industri dan jasa, yang berperan sebagai
penggerak percepatan laju pertumbuhan ekonomi TapanuliUtara,
78
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
memerlukan tenaga kerja dengan produktivitas yang tinggi. Di
Kabupaten Tapanuli Utara, kondisi tenaga kerja yang tersedia
umumnya belum memenuhi tuntutan tenaga kerja yang berkualitas,
khususnya dalam sektor ekonomi yang cepat pertumbuhannya.
Dengan demikian, untuk mempertahankan laju pertumbuhan
ekonomi TapanuliUtara, tantangannya adalah membentuk serta
mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu
sumber daya manusia yang produktif dan berjiwa wiraswasta yang
mampu mengisi, menciptakan, memperluas lapangan kerja, dan
kesempatan usaha.
Untuk mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi dibutuhkan
investasi yang besar, sedangkan kemampuan investasi pemerintah
terbatas sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan
peningkatan investasi oleh masyarakat khususnya dunia usaha.
Sehubungan dengan itu, Kabupaten Tapanuli Utara harus mampu
menarik dunia usaha agar menanamkan modal untuk
mengembangkan potensi berbagai sumber daya pembangunan di
wilayah ini. Oleh sebab itu Tapanuli Utara dihadapkan pada masalah
untuk menciptakan iklim usaha yang menarik bagi investasi
masyarakat dan dunia usaha. Untuk itu, tantangannya adalah
mengembangkan kawasan dan pusat pertumbuhan yang dapat
menampung kegiatan ekonomi, memperluas lapangan kerja, dan
sekaligus memenuhi fungsi sebagai pusat pelayanan.
Gambar 5.3. Roadmap Kondisi Kualitas Kependudukan Diinginkan
ROADMAP 2020-2025
ROADMAP
2026-2030 ROADMAP
2031-2035 ROADMAP 2036-2040
ROADMAP 2040-2045
Pencapaian
kualitas pendidikan,
kesehatan
dan ekonomi penduduk
yang mapan
Peningkatan
kualitas
pendidikan, kesehatan
dan ekonomi yang mapan
yang didukung
terciptanya
good governance
Pencapaian kualitaspen
duduk kreatif dan
inovatif untuk
meningkatkan kerja
produktif
Peningkata
nkualitas penduduk
kreatif dan inovatif
untuk meningkat-
kan kerja
produktif
Terwujudnya kualitas
penduduk yang
beriman,
maju, mandiri,
mapan dan berkeadilan
di dalam kebhinekaan
79
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Akhir dari peningkatan kualitas penduduk adalah terwujudnya
kualitas penduduk atau masyarakat Tapanuli Utara yang beriman,
maju, mandiri, mapan dan berkeadilan di dalam kebhinekaan adalah :
1).Terwujudnya penduduk atau masyarakat Tapanuli Utara yang
beriman yaitu masyarakat yang bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat yang mengamalkan ajaran agamanya
dengan sepenuh hati, konsisten dan konsekuen, masyarakat yang
memiliki sikap yang kuat untuk saling menghargai dan
menghormati antar sesama pemeluk agama dalam bingkai keluarga
besar masyarakat Tapanuli Utara.
2).Terwujudnya penduduk atau masyarakat Tapanuli Utara yang
maju, yaitu masyarakat yang berpengetahuan dan sadar akan
supremasi hukum serta selalu menggunakan nurani dan akal
sehat dalam mengambil keputusan, dapat mengikuti dan
menyesuaikan diri dengan perkembangan global, namun tetap
mempertahankan identitas masyarakat Tapanuli Utara.
3).Terwujudnya penduduk atau masyarakat Tapanuli Utara yang
mandiri serta percaya diri, yaitu masyarakat yang memiliki
kemampuan untuk memanfaatkan potensi daerah dan karenanya
dapat menetapkan dan melaksanakan kebijakan pembangunan
daerah berdasarkan prakarsa dan aspirasi masyarakat itu sendiri.
4).Terwujudnya penduduk atau masyarakat Tapanuli Utara yang
mapan yaitu masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya secara berimbang jasmani dan rohani, memiliki daya
tahan terhadap pengaruh luar yang bersifat merusak, mampu
meningkatkan kualitas kehidupannya termasuk lingkungan hidup
yang semakin layak dengan tingkat kesenjangan yang semakin
kecil.
5).Terwujudnya penduduk atau masyarakat Tapanuli Utara yang
berkeadilan di dalam kebhinekaan yaitu masyarakat yang memiliki
hak dan kewajiban atau proporsional dalam lingkup masyarakat
yang hidup secara harmonis, sehingga tidak ada kelompok
masyarakat yang merasa terpinggirkan atau terlupakan.
80
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Beberapa kebijakan yang akan dilaksanakan dalam bidang pendidikan
di Tapanuli Utara sebagai berikut ;
1. Pemerataan Kesempatan Memperoleh Pendidikan
Targetnya adalah meningkatkan APS/APK/APM/Melek huruf serta
meningkatnya rata-rata lama sekolah, pada setiap jenjang, jalur dan
jenis pendidikan memberikan kesempatan kepada semua penduduk
usia prasekolah dan usia sekolah, baik umum, kejuruan,
keagamaan, maupun pendidikan khusus, serta memberikan keadilan
bagi seluruh lapisan masyarakat dalam meningkatkan pemberian
pendidikan dari wajib belajar 9 tahun menjadi wajib belar 12 tahun.
Demikian pula perluasan kesempatan belajar bagi Anak luar Biasa
(ALB) dan Anak berkebutuhan khusus (ABK), memperbanyak
pendidikan informal dengan memberdayakan perempuan yang
berdaya saing global, melaksanakan Pendidikan Menengah Universal
(PMU) yang bekualitas serta mengembangkan Pendidikan tinggi
sesuai kebutuhan daerah dan berdaya saing global.
2. Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing
Targetnya adalah meningkatkan mutu kurikulum pada setiap jalur,
jenis dan jenjang pendidikan sehingga memberikan dukungan yang
berarti bagi bakal kehidupan peserta didik dimasa depan, baik
berkenaan dengan nilai-nilai budaya dan kearifan local (daerah), budi
pekerti, kecakapan hidup, dan jiwa entrepreneur, iptek, olah raga dan
seni, kesehatan dan lingkungan hidup. Serta aspek-apsek
pembentuk karakter kehidupan berbangsa dan bernegara lainnya.
Dengan penyiapan berbagai fasilitas, dan melakukan pemetaan dan
kesejahteraan guru mengembangkan dan meningkatkan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di daerah yang berorientasi pada potensi
daerah setempat untuk memenuhi peluang pasar kerja tingkat
daerah, nasional maupun internasional.
3. Peningkatan Manajemen pendidikan
Targetnya agar meningkatkan kemampuan pengelolaan program
pembangunan pendidikan, baik yang diselanggarakan oleh
81
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
pemerintah maupun masyarakat yang meliputi perbaikan
kurikulum, proses pembelajaran, kualifikasi dan kompetensi guru,
penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung proses edukasi.
4. Peningkatan Tata kelola, Akuntabilitas, dan pencitraan Publik
Targetnya adalah menciptakan proses perencanaan pembangunan
pendidikan lebih partisipasif, terkoordinasi, dan lebih menyeluruh
terhadap jalur, jenis dan kelembagaan satuan pendidikan.
Meningkatkan pembiayaan dan anggaran serta laporan dan
pertanggungjawabannya secara transparan pada setiap
penyelenggaraan satuan pendidikan. mensinerjikan kebijakan dan
mengatur batas-batas kewenangan penyelenggaraan evaluasi
pendidikan antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten bahkan
sampai ke Kecamatan dan UPT Sekolah dan lembaga satuan
pendidikan serta meningkatkan kualitas, data dan informasi
pendidikan yang cepat, akurat dan dapat dipercaya.
5. Peningkatan Peranserta Masyarakat, dunia perusahaan, dan stake holders
Targetnya adalah diarahkan pada kebersamaan memikul tanggung
jawab antara pemerintah, masyarakat dan peran serta didik sebagai
bagian dari subjek pembelajaran, yang dinamis, adaptif, dan penuh
inisiatif. merintis, membangun, dan mengembangkan inovasi-inovasi
pendidikan lebih bersifat antisipatif kearah peningkatan kualitas,
relevansi dan daya saing pendidikan.
82
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 5.2. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan
Parameter Peningkatan Kualitas Penduduk Kabupaten
Tapanuli Utara 2020-2045
Indikator/
Parameter
Periode Roadmap 2020-2045
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Pendidikan Lama sekolah (tahun) Angka Partisipasi Sekolah Usia 19-24 Tahun (%)
9,46
39,5
10,2
46,5
11,4
50,0
12,6
57,0
13,8
63,0
15,0
70,0
Kesehatan - Kematian Bayi(jiwa) -KematianIbu
- Indek Pembangunan Manusia (IPM)
-
- Kasus Gizi Kurang dan Buruk
21
1
72,91
23
17
1
75,00
15
13
1
78,00
5
9
1
81,00
0
5
0
83,00
0
1
0
85,00
0
Ekonomi
- Rata-Rata Pengeluaran (ribu rupiah perkapita perbulan)
- PDRB Perkapita (juta rupiah)
- Gini Rasio
11.607,00.
24,33
0,282
130.393
28.000
0,273
131.029
32.000
0,270
131.665
35.000
0,267
132.301
38.000
0,263
132.937
40.000
0,260
83
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
5.3 Roadmap Penataan Persebaran dan Mobilitas Penduduk yang
Dinginkan dan Pokok-Pokok Pembangunan
Menyangkut aspek mobilitas penduduk, kondisi yang diinginkan
adalah terjadinya persebaran penduduk yang lebih merata sehingga
konsentrasi penduduk terkendali. Demikian juga halnya dengan
urbanisasi, diharapkan agar penduduk tidak berbondong – bondong
datang keperkotaan yang pada gilirannya menimbulkan masalah baru
yang tidak kalah peliknya. Patut disadari bahwa urbanisasi tidak
semata-mata karena perpindahan penduduk dari desa kekota, tetapi
juga karena daerah – daerah dengan kategori urban semakin banyak
jumlahnya karena fasilitas dan hasil pembangunan yang merata.
Kondisi persebaran penduduk yang diinginkan adalah persebaran
penduduk yang merata dan pengaturan mobilitas sesuai dengan
potensi daerahnya. Tentunya yang diharapkan adalah adanya
penataan dan persebaran yang proporsial sesuai daya dukung alam
dan lingkungan. Ini berarti pemerintah harus dapat menata
keberadaan penduduk melalui perpindahan penduduk baik local
maupun regional.
Dalam upaya pencapaian kondisi yang diinginkan yaitu terjadinya
persebaran penduduk yang lebih merata sehingga konsentrasi
penduduk terkendali maka strategi diperlukan adalah :
- Menumbuhkan kondisi kondusif bagi terjadinya migrasi internal
yang harmonis melindungi penduduk yang terpaksa pindah karena
keadaan (pengungsi) Memberikan kemudahan, perlindungan,
dan pembinaan terhadap para migran dan keluarganya.
- Menciptakan keserasian, keselarasan, dan keseimbangan daya
dukung dan daya tampung lingkungan.
- Mengendalikan kuantitas penduduk di suatu wilayah tertentu.
- Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, melalui
penciptaan wirausaha baru.
- Memperluas kesempatan kerja produktif.
84
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
- Meningkatkan kualitas hubungan industrial yang harmonis.
- Meningkatkan ketahanan dan pertahanan nasional.
- Menurunkan angka kemiskinan dan mengatasi pengangguran.
- Meningkatkan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia.
- Meningkatkan infrastruktur permukiman, meningkatkan daya
saing wilayah baru, meningkatkan kualitas lingkungan, dan
meningkatkan penyediaan pangan bagi masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengarahan mobilitas penduduk perlu
dilakukan dengan beberapa strategi sebagai berikut :
1) Mengupayakan peningkatan mobilitas non permanen dengan cara
menyediakan berbagai fasilitas sosial, ekonomi, budaya, dan
administrasi di beberapa wilayah yang diproyeksikan sebagai daerah
tujuan mobilitas penduduk.
2) Mengurangi mobilitas penduduk kekota megapolitan, seperti Jakarta,
Medan dan supaya hal itu tidak terulang di luar Jawa, dengan
adanya penataan wilayah penyangga untuk mengembangkan daerah
tujuan transmigrasi yang secara khusus diintegrasikan dengan kota
besar sekitarnya.
3) Kebijakan tentang migrasi harus dilakukan benar-benar dalam
rangka menciptakan distribusi penduduk agar terjadinya pemerataan
pendapatan perkapita.
Untuk tujuan ini, perlu tiga pendekatan dalam kebijakan pengarahan
mobilitas penduduk yakni :
1) Mengurangi peran pusat dan meningkatkan promosi daerah-daerah
tujuan baru sehingga penduduk terangsang untuk melakukan
perpindahan secara spontan.
2) Membuat regulasi yang menguntungkan bagi daerah tujuan dengan
sasaran menghambat/mengurangi minat penduduk yang tidak
berkualitas berpindah kedaerah lain (mobilitas bukan sekadar
85
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
pemindahan kemiskinan). Penduduk miskin adalah tanggung jawab
daerah asal/kelahiran.
3) Membuat kebijakan yang berskala nasional dan berujung pada
kepentingan nasional, misalnya migrasi kepulau terdepan,
peningkatan kualitas prasarana dan sarana ekonomi, serta
peningkatan akulturasi dan asimilasi cultural antara pendatang dan
penduduk asli.
Penyusunan road-map kebijakan pengarahan mobilitas penduduk tidak
semata-mata atas dasar pertimbangan hukum, tetapi juga didasari oleh
fakta sosiologis dan dinamika lingkungan sosio-kultural dan politik.
Berdasarkan pertimbangan ini, maka roadmap pengarahan mobilitas
penduduk secara tegas berbasis pada UU No. 25 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 17 Tahun 2007 tentang
RPJPN 2005-2025, UU No. 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
pendudukdan Pembangunan Keluarga, dan RPJP Daerah Sumatera
Utara.maupun kabupaten TapanuliUtara. Disamping itu, basis kondisi
sosiologis serta dinamika sosio-kultural dan politik mengamanatkan
penyusunan strategi pengerahan mobilitas penduduk perlu
mempertimbangkan berbagai kondisi perkembangan lingkungan global,
nasional, dan daerah. Basis ini pun secara nyata mencermati sejauh
mana komitmen pemerintah provinsi dan kabupaten Tapanuli Utara
terhadap aspek mobilitas penduduk sehingga menjadi bagian yang
integral dan menentukan bagi perkembangan dan keberhasilan
pembangunan penduduk dan pembangunan berkelanjutan dalam
koridor kepentingan nasional.
Pada titik ini, pengerahan mobilitas penduduk perlu menjamin
kepastian pelibatan elemen dearah. Fakta yang berkembang
menunjukkan bahwa pengerahan mobilitas penduduk saat ini tidak
semata dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga elemen masyarakat sipil
dan pasar. Oleh karena itu, penting untuk mereposisi dan
mengidentifikasi peran yang harus dimainkan pemerintah pusat,
provinsi, dan kabupaten. Mereka memiliki kewenangan dan perannya
masing-masing. Demikian juga peran dan kewenangan LSM maupun
86
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Civil Society Organization (CSO). Semua elemen harus memiliki peran
strategis dalam pelaksanaan pembangunan kependudukan. Kebijakan
mobilitas daerah harus memperhatikan perkembangan–perkembangan
spesifik daerah, misalnya kemungkinan dampak masuknya penduduk
kedaerah industri baru, cara mengantisipasi dan memitigasi
kemungkinan dampak negatif bagi daerah tujuan, dampak bagi
keseimbangan penduduk lokal dan pendatang, serta kemungkinan
marginalisasi penduduk lokal. Dengan demikian, penting dirumuskan
sebuah kebijakan lokal yang dapat merespon hal-haltersebut, misalnya
melalui perda pengendalian penduduk.
Berbicara tentang pengerahan penduduk, maka dalam jangka pendek
maupun menengah dan panjang, perlu dirumuskan beberapa sasaran
pengarahan mobilitas penduduk yang antara lain meliputi hal berikut :
1. Pemodelan rekayasa sosial yang memungkinkan integrasi antara
penduduk pendatang dan penduduk asli.
2. Pengembangan kebijakan lokal yang pro masyarakat asli tanpa
mengurangi hak hidup pendatang.
3. Pengembangan regulasi yang memungkinkan adanya migration
selection berdasarkan kapasitas pendidikan dan keterampilan, aspek
politik, dan kelembagaan.
4. Penguatan peran elemen masyarakat sipil (CSO, NGO, dan
universitas) dalam capacity building permukiman baru hasil
kebijakan mobilitas formal.
5. Pengembangan forum komunikasi antarwarga di daerah-daerah
tujuan mobilitas.
6. Penguatan kelembagaan keluarga migran dalam konteks kebijakan
kesehatan reproduksi.
7. Strategi pengembangan daerah penyangga perkotaan dan
pengembangan ekonomi perdesaan sehingga mengurangi minat
penduduk desa melakukan urbanisasi.
87
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
8. Pemodelan pengembangan ekonomi makro dan distribusi
kesejahteraan yang merata sehingga semakin mengurangi distorsi
biaya hidup antar daerah.
9. Memikirkan kembali keterkaitan antara pendidikan, pelatihan dan
kesempatan kerja.
10. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dan
masyarakat migran.
11. Mendorong perluasan kesempatan kerja dan penempatan tenaga
kerja.
12. Pengembangan kajian akademis terkait pemodelan mobilitas
penduduk dan dikaitkan dengan kepentingan daerah (sesuai dengan
dokumen perundangan), dengan tujuan pengembangan dan
mengonstruksikan proposisi/teori menengah terkait dengan proses-
proses migrasi yang berhasil diidentifikasi dari studi terkait kondisi
masyarakat Tapanuli Utara untuk menjawab tantangan tujuan-
tujuan pengerahan penduduk, mengaitkan kebijakan pengerahan
mobilitas penduduk dengan konteks perkembangan ekonomi, politik,
budaya, dan lingkungan fisik migran, baik lokal, regional maupun
global, membangun kerangka konseptual baru yang memungkinkan
untuk menjawab tantangan pengarahan mobilitas penduduk, serta
pengembangan strategi-strategi baru terkait dengan pengarahan
mobilitas penduduk, baik internal maupun regional.
Untuk tercapainya tujuan-tujuan pengarahan mobilitas penduduk
tersebut, maka perlu sejak awal dipastikan bahwa Perda, Perbup dan
berbagai aturan pelaksana lainnya telah dapat diselesaikan. Beberapa
peraturan yang dibutuhkan untuk meng implementasikan tujuan itu
adalah sebagai berikut :
a. Penataan dan penyebaran penduduk antar daerah kecamatan dan
antar Kabupaten/Kota.
b. Kebijakan mobilitas penduduk non permanent.
88
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
c. Kebijakan ketenagakerjaan dalam mencapai hubungan industrial
harmonis.
d. Penataan persebaran penduduk melalui kerjasama antar daerah.
e. Pengarahan mobilitas penduduk melalui pengembangan daerah
penyangga.
f. Pedoman pengelolaan urbanisasi di perkotaan.
g. Pedoman pelayanan terhadap penduduk musiman serta tatacara
pengumpulan data, analisis mobilitas, dan persebaran penduduk.
Sementara itu, pada tataran perda, dibutuhkan adanya perda
tentang kebijakan mobilitas penduduk.
Gambar 5.4. Roadmap Kondisi Penataan Persebaran dan Mobilitas
Kependudukan Diinginkan
ROADMAP 2020-2025
ROAD MAP
2026-2030
ROADMAP 2031-2035
ROADMAP 2036-2040
ROADMAP 2041-2045
Penataan
dan penyebaran
penduduk
antar daerah kecamatan
Penataan
dan penyebaran
penduduk antar daerah
kecamatan sesuai
dengan daya
dukung sosial dan
lingkungan
Penataan persebaran
dan Pengarahan
mobilitas penduduk
melalui
pengembangan daerah
penyangga
Peningkatan mobilitas non
permanen dengan cara
menyedia-kan
berbagai fasilitas sosial,
ekonomi, budaya, dan
ad ministrasi di beberapa
daerah yang diproyeksikan
sebagai daerah
tujuan mobilitas
penduduk
Terjadinya persebaran
penduduk
yang lebih merata
antar daerah
kecamatan sehingga
konsentrasi
penduduk terkendali
dan harmonis
89
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 5.3. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut
Indikator dan Parameter Penataan Persebaran Dan Mobilitas
Penduduk Kabupaten Tapanuli Utara 2020-2045
Indikator/
Parameter
Periode Roadmap 2020-2045
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Migrasi Neto Antar Daerah
Kab/Kota (%) 0,16 0,15 0,13 0,11 0,09 0,07
Pertumbuhan Penduduk Perkotaan (%)
14,00 17,00 20,00 23,00 27,00
30.00
5.4 Roadmap Pembangunan Keluarga yang Diinginkan dan Pokok-
pokok Pembangunan
Kondisi yang diinginkan melalui pembangunan keluarga adalah
Terwujudnya keluarga yang berkualitas meliputi :
a. Keluarga yang bertakwa kepada Tuhan YME, yaitu keluarga
berdasarkan pernikahan yang sah menurut agama dan hukum
Negara.
b. Keluarga sejahtera, sehat, maju, mandiri, dan harmonis
yangberkeadilan dan berkesetaraan gender dengan jumlah anak
yang ideal (dua).
c. Keluarga yang berketahanan sosial, yaitu keluarga yang memiliki
perencanaan sumberdaya keluarga, keluarga berwawasan
nasional, keluarga yang berkontribusi kepada bangsa dan negara
serta berpartisipasi dalam kegiatan bela negara, taat membayar
pajak, patuh terhadap peraturan perundangan yang berlaku.
90
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
1. Pokok-pokok pembangunan keluarga
a) Membangun keluarga yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
b) Membangun iklim berkeluarga berdasarkan perkawinan yang
sah;
c) Membangun keluarga berketahanan, sejahtera, sehat, maju,
mandiri, dan harmonis yang berkeadilan dan berkesetaraan
gender;
d) Membangun keluarga yang berwawasan nasional dan
berkontribusi kepada masyarakat, bangsa, dan negara;
e) Membangun keluarga yang mampu merencanakan
sumberdaya keluarga.
2. Sasaran pembangunan keluarga
a) Seluruh keluarga dan semua siklus kehidupan keluarga
b) Keluarga yang memiliki potensi dan sumber kesejahteraan
social danekonomi.
c) Keluarga rentan secara ekonomi, sosial, lingkungan, maupun
budaya;
d) Keluarga yang bermasalah secara ekonomi, sosial, fisik dan
psikis.
3. Strategi yang disuguhkan dalam pembangunan keluarga
a) Pembangunan Keluarga yang bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa,
Strategi yang dilakukan adalah melalui:
(a). Pendidikan Agama (etika dan moral).
(b). Pendidikan Sosial Budaya.
Indikator keberhasilannya :
a) Keluarga menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan
masing- masing dengan baik dan benar
91
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
b) Keluarga menaati nilai, norma, dan aturan agama.
c) Keluarga memelihara kerukunan antar umat beragama.
4. Strategi untuk membangun iklim berkeluarga berdasarkan
perkawinan yang sahadalah dilakukan dengan hal berikut :
a. Meningkatkan pelayanan lembaga penasihat perkawinan.
b. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga.
c. Komitmen Pemerintah hanya mengakui perkawinan antara
laki-laki dengan perempuan.
d. Perkawinan yang sah dilakukan menurut hukum agama dan
negara.
e. Perkawinan mensyaratkan diketahui oleh keluarga dan
masyarakat.
f. Indikator keberhasilannya :
a) Keluarga dibangun dari perkawinan menurut hukum agama
dan negara.
b) Keluarga dibangun dari perkawinan antara laki-laki dengan
perempuan,
c) Keluarga dibangun dari perkawinan yang diketahui oleh
keluarga dan masyarakat.
d) Setiap perkawinan tercatat di lembaga yang berwenang
dengan dibuktikan oleh kepemilikan akta nikah.
5. Strategi untuk membangun keluarga harmonis, sejahtera, sehat,
maju, dan Mandiri adalah sebagai berikut :
a) Peningkatan ketahanan keluarga berwawasan gender.
b) Pengembangan perilaku hidup sehat pada keluarga (sehat
fisik/reproduksi, sehat psikologis, sehat sosial, dan sehat
lingkungan).
c) Pendidikan dan pengasuhan anak.
92
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
d) Pengembangan ketahanan keluarga dan ketahanan pangan
keluarga.
e) Peningkatan ketahanan keluarga dengan berbasis
kelembagaan lokal.
Indikator keberhasilannya sebagai berikut :
a. Keluarga berketahanan (kuat, bertahan hidup, beradaptasi).
b. Keluarga sejahtera (pendapatan per kapita/bulan tidak
miskin, rumah layak huni, mempunyai tabungan).
c. Keluarga sehat (kecukupan pangan dan gizi, tidak
berpenyakit, sehat fisik dan psikhis).
d. Keluarga maju (partisipasi pendidikan, partisipasi kerja).
e. Keluarga mandiri (kemandirian social ekonomi).
f. Keluarga harmonis (tidak bercerai,tidak ada kekerasan dalam
rumah tangga, tidak ada perdagangan manusia, tidak ada
kenakalan anak dan remaja).
6. Strategi Membangun keluarga yang berwawasan kebangsaan dan
sebagai Pelaku pembangunan yang memberikan kontribusi kepada
masyarakat, bangsa, dan Negara adalah melalui :
a) Pendidikan.
b) Pembinaan.
c) Kebudayaan.
Indikator keberhasilannya adalah
a) Keluarga berketahanan sosial,
b) Berwawasan kedepan (menguasai iptek),
c) Pelaku pembangunan yang berkontribusi kepada masyarakat,
bangsa,dan negara.
7. Strategi Membangun keluarga yang mampu merencanakan
sumberdaya Keluarga adalah :
93
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
a) Merencanakan sumberdaya dengan pendampingan
manajemen.
b) konsultasi perkawinan, pengasuhan anak, manajemen
keuangan rumah tangga,
c) manajemen waktu dan pekerjaan keluarga.
Indikator keberhasilannya adalah :
a. Keluarga mempunyai perencanaan berkeluarga.
b. Keluarga mempunyai perencanaan investasi anak.
c. Keluarga mempunyai perencanaan keuangan.
d. Keluarga mempunyai sertifikat kelayakan untuk berkeluarga.
Gambar 5.5. Roadmap Kondisi Pembangunan Keluarga Diinginkan
ROADMAP 2020-2025
ROAD MAP
2026-2030 ROADMAP 2031-2035
ROADMAP 2036-2040
ROADMAP 2041-2045
Terciptanya
kondisi keluarga
berdasarkan
perkawinan yang sah dan
bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa
Peningkatan dan
bertambahnyakondisi
keluarga
berdasarkan perkawinan
yang sah dan bertakwa
kepada Tuhan Yang
Maha Esa
Terciptanya kondisi
keluarga yang
berkualitas bercirikan
sejahtera,
sehat, maju, mandiri,
dengan jumlah
anak ideal (dua) dalam
keharmonisan
yang berkeadilan
dan
berkesetaraan
gender
Peningkatan dan
bertambahnyakondisi
keluarga sejahtera,
sehat, maju, mandiri,
dengan
jumlah anak ideal dua
dalam keharmonisa
n yang berkeadilan
dan kesetaran
gender
Terwujudnya
keluarga
kecil yang
berkualitas,
berkeadilan
dan
berkesetaraa
n gender
serta berdaya
saing
94
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 5.4. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan
Parameter Pembangunan Keluarga Tapanuli Utara 2020-2045
Indikator/
Parameter
Periode Roadmap 2020-2045
2020 2025 2030 2035 2040 2045
Persentase penduduk miskin
9,75 9,35 8,51 7,67 6,84 5,0
Rata-rata banyaknya anak dalam keluarga
4 4 3 2,9 2,8 2,7
Persentase Keluarga Pra
Sejahtera & KS-1 0,33 0,27 0,23 0,20 0,17 0,15
Indeks Pembangunan Gender (IPG)
76,35 76,88 77, 41 77,94 78, 47 79,00
5.5 Roadmap Pembangunan Data base Kependudukan Diinginkan dan
Pokok-Pokok Pembangunan
Kondisi yang diinginkan pada pembangunan database kependudukan
adalah terwujudnya database kependudukan yang memiliki akurasi
dan tingkat kepercayaan yang tinggi serta dikelola dalam suatu system
yang terintegratif, mudah diakses oleh para pemangku kepentingan,
serta menjadi bagian dari sistem pendukung keputusaan (Decision
Support System).
Dalam rangka menyikapi kondisi yang ada serta target capaian sampai
dengan tahun 2045 yang akan datang maka ditentukan arah dan
kebijakan pembangunan manajemen database dan informasi
kependudukan sebagai berikut :
1. Pembangunan sistem data dan informasi kependudukan melalui
pemantapan layanan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK)
95
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
2. Pengembangan database kependudukan untuk menjadi acuan bagi
perencanaan pemerintah daerah dan pemanfaatan dunia bisnis,
3. Pemantapan fungsi dan peranan Database kependudukan yang
berlandaskan pada tertib administrasi kependudukan dan layanan
prima administrasi kependudukan,
4. Pengembangan sistem yang terhubung dengan data lain yang
berasal dari berbagai lembaga dan sesuai dengan data yang telah
ada,
5. Pengembangan sistem yang telah terbangun menjadi bagian dari
DSS (Decision Support System) yang terintegratif.
Selanjutnya, dalam keupayaan kondisi diinginkan maka strategi dan
pokok-pokok kebijakan dan program dilakukan melalui tahapan :
1. Periode 2020-2025 :
Fokus utama periode ini adalah pemantapan layanan Sistem
Administrasi Kependudukan (SAK) untuk instansi pemerintah
terkait lainnya atau lebih dikenal dengan konsep Government to
Government (G2G), layanan SAK untuk masyarakat atau dikenal
dengan istilah Government to Citizen (G2C), layanan Sistem
Administrasi Kependudukan (SAK) untuk dunia bisnis (G2B), dan
Pemantapan Sistem Administrasi Kependudukan (SIAK) dengan
menggunakan berbagai fitur yang telah dipersiapkan maupun yang
disempurnakan, serta mengupayakan pengintegrasian data satu
sumber dan satu pintu. Pada periode ini juga mulai dikembangkan
sistem identifikasi pengenal tunggal dengan teknologi biometrik.
Pendekatan pengembangan dan penerapan, baik sisifitur teknologi
maupun dari sisi implementasi di lapangan dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan.
2. Periode 2026-2030
Periode ini agar SAK dapat memberikan layanan prima untuk
mendukung hubungan sesama instansi pemerintah (G2G),
hubungan kepada masyarakat (G2C) dan hubungan dengan dunia
bisnis, atau dikenal dengan Goverment to Business (G2B).
96
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Pada periode ini, ditargetkan database kependudukan akan menjadi
acuan bagi perencanaan pemerintah daerah dan pemanfaatan
dunia bisnis, seperti untuk kebutuhan marketing research, e-pay
ment, e-commerce, dan transaksi bisnis berbasis elektronik lainnya
dengan terlebih dahulu mempersiapkan berbagai sarana dan
prasarana pendukung terutama dalam mempersiapkan perangkat
keras maupun perangkat lunak sistem teknologi informasinya.
3. Periode 2031–2035 :
Pada periode ini melakukan pemantapan fungsi dan peranan
Database Kependudukan Daerah terintegrasi Nasional yang
berlandaskan pada tertib administrasi kependudukan dan layanan
prima administrasi kependudukan.
Database Kependudukan Daerah ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi padapemerintah, dunia bisnis, dan dunia internasional.
Pada periode ini Database Kependudukan Daerah telah memiliki
tingkat kepercayaan (trust) yang tinggi dan diakui oleh dunia
internasional. Kepercayaan yang tinggi terhadap Database
Kependudukan Daerah dapat digunakan untuk mendukung kerja
sama multilateral bidang pertahanan dan keamanan, seperti cross
border cyber crime, bidang perekonomian (international investment),
dan bidang lainnya, sehingga daerah memiliki daya saing yang
tinggi untuk menghadapi persaingan global.
Pada periode ini juga diharapkan peranan SAK menjadi faktor daya
saing bangsa dan sebagai akselerator dalam mewujudkan iklim
masyarakat informasi (Information Society) dan masyarakat
berpengetahuan (Knowledge base society).
4. Periode 2036-2040:
Fokus strategi periode ini untuk mengembangkan database yang
ada terintegrasi dengan data lain terkait. Hal itu dilakukan dengan
mengembangkan sistem yang terhubung dengan data lain yang
berasal dari berbagai lembaga dan sesuai dengan data yang telah
ada( satudata). Sistem ini dikembangkan agar mudah diakses oleh
pemangku kepentingan.
97
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
5. Periode 2041-2045:
Strategi yang dilakukan adalah mengembangkan sistem yang telah
terbangun menjadi bagian dari DSS (Decision Support System) yang
terintegratif.
Seterusnya program strategis dilakukan dalam kerangka
pencapaian kondisi yang diinginkan dengan Terciptanya
pendayagunaan data dan informasi kependudukan sebagai sistem
pendukung pengambilan keputusan adalah meliputi :
1. Melaksanakan layanan prima Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) untuk sesama instansi pemerintah
Government to Government (G2G), untuk masyarakat atau
Government to Citizen (G2C), serta Layanan Sistem Administrasi
Kependudukan (SAK) untuk dunia bisnis (G2B),
2. Menjadikan database dan Informasi kependudukan sebagai
acuan bagi perencanaan pemerintah daerah dan pemanfaatan
dunia bisnis, seperti untuk kebutuhan marketing research, e-
payment, e-commerce, dan transaksi bisnis berbasis elektronik
lainnya
3. Menyediakan berbagai sarana dan prasarana pendukung
terutama dalam mempersiapkan perangkat keras maupun
perangkat lunak sistem teknologi informasinya.
4. Menyiapkan Sumber Daya Manusia professional yang
mendukung terselenggaranya layanan prima sistem administrasi
kependudukan
5. Memantapkan fungsi dan peranan Database dan Informasi
Kependudukan Daerah terintegrasi Nasional yang berlandaskan
pada tertib administrasi kependudukan dan layanan prima
administrasi kependudukan.
6. Menjadikan Database dan Informasi Kependudukan Daerah
untuk dapat memberikan kontribusi pada pemerintah, dunia
bisnis, dan dunia internasional
98
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
7. Menjadikan Database dan Informasi Kependudukan Daerah
memiliki tingkat kepercayaan (trust) yang tinggi dan diakui oleh
dunia internasional untuk mendukung kerja sama multilateral
bidang pertahanan dan keamanan, seperti cross border cyber
crime, bidang perekonomian (international investment), dan
bidang lainnya, sehingga daerah memiliki daya saing yang tinggi
untuk menghadapi persaingan global.
8. Membangun masyarakat Tapanuli Utara menjadi masyarakat
informasi (Information Society) dan masyarakat berpengetahuan
(Knowledge base society).
9. Membangun database dan Informasike pendudukan yang
terintegrasi dengan datalain terkait. Mengembangkan sistem
yang terhubung dengan data lain yangberasal dari berbagai
lembaga dan sesuai dengan data yang telah ada agar mudah
diakses oleh pemangku kepentingan.
10. Mendukung dan menyukseskan Pelaksanaan Sensus Penduduk,
Sensus Ekonomi, Sensus Pertanian, SUPAS, SUSENAS, SDKI,
Pendataan Keluarga dan berbagai sensus maupun survey
lainnya.
Gambar 5.6. Roadmap Kondisi Pengembangan Manajemen Database
Dan Informasi Kependudukan Diinginkan
ROADMAP 2020-2025
ROAD MAP
2026-2030 ROADMAP 2031-2035
ROADMAP 2036-2040
ROADMAP 2041-2045
Terciptanya tertib
administrasi kependudukan
Terciptanya
pelayanan prima
administrasi kependudukan
Tercipta kondisi
masyarakat berbasis
database dan
Informasi kependuduk-
an
Terciptanya integrasi
data dan informasi
kependuduk-an dari
berbagai sumber
dalam suatu
database dan bebas
diakses
Terciptanya pendayagun
aan data dan informasi
kependuduk-an sebagai
sistem pendukung
keputusan
99
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Tabel 5.5. Kondisi Diinginkan Akhir Roadmap Menurut Indikator dan
Parameter Pengembangan Manajemen Database Dan Informasi
Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara 2020-2045
Indikator
Periode Roadmap 2020-2045
2020-
2025 2026-
2030 2031-
2035 2036-
2040 2041-
2045
Indikator Kualitatif
Periode konsolidasi ke dalam dan tertib
administrasi kependudukan XXXXX XXXX XXX XX XX
Periode pelayanan prima administrasi
kependudukan XXXX XXXXX XXXX XXX XX
Periode pengembangan masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge base society)
XXX XXXX XXXXX XXXX XXX
Periode integrasi data dan informasi
kependudukan dari berbagai sumber ke dalam suatu database yang dapat diakses
oleh berbagai pihak yang memerlukan
XXX XXXX XXXXX XXXX XXX
Periode peningkatan pendayagunaan data dan informasi kependudukan sebagai
Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)
XXX XXXX XXXX XXXX XXXXX
Indikator Kuantitatif
Persentase penduduk dapat
menunjukkan catatan sipil berupa
eKTP,akte kelahirandll
60 90 100 100 100
Persentase penduduk menguasai akses computer
10 20 40 60 80
100
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
BAB VI
P E N U T U P
Grand Design Pembangunan Kependudukan adalah suatu dokumen
rumusan perencanaan pembangunan kependudukan daerah untuk jangka
waktu 25 tahun kedepan dan dijabarkan setiap 5 tahunan yang berisi
tentang kecenderungan parameter kependudukan, isu-isu penting
kependudukan dan program-program pembangunan kependudukan yang
meliputi pengendalian kuantitas penduduk, pembangunan kualitas
penduduk, pembangunan keluarga, penataan persebaran dan pengaturan
mobilitas penduduk serta pembangunan database kependudukan.
Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) selain diperlukan
sebagai arah bagi kebijakan kependudukan di masa depan dan secara
khusus juga diharapkan dapat sejalan dengan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan arah,
kebijakan dan pokok-pokok pembangunan kependudukan yang tertuang
dalam Grand Design Pembangunan Kependudukan diharapkanakan
terwujudnya kondisi Penduduk Tumbuh Seimbang yang berkualitas
sebagai modal pembangunan untuk mencapai Tapanuli Utara yang
mandiri, maju, adil, dan sejahtera sebagai upaya mendukung
terwujudnya Kabubaten Tapanuli Utara Lumbung Pangan, lumbung
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan daerah pariwisata
Grand Desaign pembangunan kependudukan ini diharapkan untuk
ditindaklanjuti dalam bentuk sosialisasi, advokasi serta monitoring
terhadap berbagai pemangku kepentingan dan kebijakan agar Grand
Desaign Pembangunan Kependudukan dapat diimplementasikan sesuai
dengan kondisi kependudukan dan kebutuhan pembangunan kabupaten
Tapanuli Utara untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan
kependudukan.
101
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
Grand Design Pembangunan Kependudukan Kabupaten Tapanuli Utara
dalam implentasinya akan dikoordinasikan dan dikendalikan oleh Tim
Koordinasi dan Pengendalian yang ditunjuk dan diangkat oleh Bupati
Tapanuli Utara dalam suatu Keputusan.
BUPATI TAPANULI UTARA
DRS. NIKSON NABABAN, M.Si
102
GRAND DESIGN PEMBANGUNAN PEMERINTAH KABUPATEN KEPENDUDUKAN KAB. TAPANULI UTARA TAPANULI UTARA TAHUN 2020-2045
DAFTAR PERPUSTAKAAN
,Adioetomo, Sri Murtiningsih. 2005. “Bonus Demografi Menjelaskan
Hubungan antara Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan
Ekonomi‖ Pidato Pengukuhan Guru Besar Fakultas Ekonomi UI.
Jakarta: FE-UI.
,Badan Pusat Statistik. 2000. Sensus Penduduk 2000. Jakarta.
——. 2002. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2002. Jakarta.
——. 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta.
——. 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.
——. 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta.
——. 2010. Sensus Penduduk 2010. Jakarta.
——.——. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka 2019. Medan : BPS.
____.2019. Tapanuli Utara Dalam Angka 2019. Tarutung : BPS.
-------Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Hasil Pendataan
Keluarga Tahun 2015, Updating 2019, BKKBN.
Kementrian Koordinator Kesejahteraan Rakyat, 2014. Grand Design
Pembangunan Kependudukan Tahun 2011-2035. Jakarta : Perpres
Nomor 153 tahun 2014, Kementerian Koordinator Bidang
Kesejahteraan Rakyat.
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, 2014. Grand Design Pembangunan
Kependudukan Tahun 2011-2035. Pergub Nomor 32 Tahun 2014
Medan: Perwakilan BKKBN Sumatera Utara.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, ..... Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Tapanuli Utara.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara, ..... Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapanuli Utara Tahun.