9
BATUAN BEKU II A. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineral Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan mineral penyusunnya. Sebagaimana diketahui, mineral penyusun batuan beku terdiri atas 3 jenis mineral, mineral utama (primer), mineral sekunder dan mineral asosiasi (tambahan). Mineral utama merupakan mineral yang keterdapatannya mendominasi pada batuan beku tersebut, misalnya kuarsa, olivine, plagioklas, ortoklas, piroksin, ampibol, mineral utama biasanya menentukan penamaan pada batuan beku. Mineral sekunder merupakan mineral yang terbentuk yang berasal dari mineral utama yang diakibatkan oleh pelapukan atau dari sisa-sisa magma, contohnya klorit, kalsit dan kaolin. Mineral asesori atau mineral tambahan merupakan mineral yang keterdapatannya hanya sedikit, bersifat ikutan pada mineral utama dan tidak mempengaruhi penamaan batuan beku, misalnya magnetit, hematit dan rutil. Berdasarkan mineral penyusunnya, batuan beku diklasifikasikan menjadi 4 jenis batuan beku, yaitu: 1. Batuan Beku Ultrabasa Batuan beku ultrabasa merupakan jenis batuan beku yang terbentuk pada suhu tinggi dan mempunyai karakteristika berwarna gelap, disusun mineral olivin, anortit dan bitownit. Contohnya adalah peridotit. Sumber: geology.com Foto 1 Peridotit

Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Mineral

  • Upload
    unisba

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

BATUAN BEKU II

A. Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan MineralBatuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan mineral penyusunnya.

Sebagaimana diketahui, mineral penyusun batuan beku terdiri atas 3 jenis

mineral, mineral utama (primer), mineral sekunder dan mineral asosiasi

(tambahan). Mineral utama merupakan mineral yang keterdapatannya

mendominasi pada batuan beku tersebut, misalnya kuarsa, olivine, plagioklas,

ortoklas, piroksin, ampibol, mineral utama biasanya menentukan penamaan pada

batuan beku. Mineral sekunder merupakan mineral yang terbentuk yang berasal

dari mineral utama yang diakibatkan oleh pelapukan atau dari sisa-sisa magma,

contohnya klorit, kalsit dan kaolin. Mineral asesori atau mineral tambahan

merupakan mineral yang keterdapatannya hanya sedikit, bersifat ikutan pada

mineral utama dan tidak mempengaruhi penamaan batuan beku, misalnya

magnetit, hematit dan rutil.

Berdasarkan mineral penyusunnya, batuan beku diklasifikasikan menjadi

4 jenis batuan beku, yaitu:

1. Batuan Beku UltrabasaBatuan beku ultrabasa merupakan jenis batuan beku yang terbentuk pada

suhu tinggi dan mempunyai karakteristika berwarna gelap, disusun mineral olivin,

anortit dan bitownit. Contohnya adalah peridotit.

Sumber: geology.comFoto 1

Peridotit

Peridotit merupakan batuan beku ultrabasa yang dimana olivin

merupakan mineral utama dan seiring adanya kandungan piroksin dan ampibol.

Kandungan silika peridotit sangat rendah begitu pula dengan kandungan

plagioklasnya. Peridotit merupakan batuan yang bernilai ekonomis karena

mengandung unsur kromit, dan merupakan sumber intan dan menyerap karbon

dioksida. Peridotit merupakan batuan yang terdapat banyak dalam mantel bumi

dari kerak, mineral yang membentuknya pada umumnya merupakan mineral

yang terbentuk pada suhu tinggi dan tidak stabil di permukaan bumi, dapat

terbentuk dari proses hidrotermal dan pelapukan. Jika suatu peridotit

mengandung mineral magnesium-oksida maka dapat berubah menjadi karbonat,

seperti kalsit dan magnesium. Peridotit juga dapat berubah menjadi serpentinit,

talk, dan klorit.

Peridotit dapat menyerap karbon dioksida karena berprinsip

menggabungkan kandungan magnesium dan menjadi magnet, dan terjadi dalam

reaksi yang sangat cepat. Peridotit mempunyai batuan keluarga seperti lherzolit,

harzburgit, dunit, wehrlit, dan kimberlit.

Lherzolit, adalah peridotit yang dimana olivin sebagai mineral utama

dalam jumlah yang banyak dibandingkan dengan ortopiroksin. Para

ilmuwan menyatakan bahwa mantel bumi didominasi oleh keterdapatan

lherzolit.

Sumber: earthof-fire.comFoto 2

Lherzolit

Harzburgit, adalah peridotit olivin dan ortopiroksin sebagai mineral utama

dan spinel, garnet sebagai mineral yang dalam jumlah sedikit.

Sumber: homestead.comFoto 3

Harzburgit

Dunit, adalah peridotit dimana olivin sebagai mineral utama dan sebagian

mengandung kromit, piroksin, dan spinel.

Sumber: alexstrekeisen.itFoto 4Dunit

Wehrlit, adalah peridotit yang dimana mineral utamanya yaitu olivin,

ortopiroksin, ampibol, dan klinopiroksin.   

Sumber: snipview.comFoto 5Wehrlit

Kimberlit, adalah peridotit yang dimana olivin mempunyai komposisi 35%

dengan jumlah banyak dibandingkan dengan phlogopit, pirokin, karbonat,

serpentin, diopsid, montikelit, dan garnet. Kimberlit juga kadang disebut

sebagai batu induk intan.

Sumber: umanitoba.acFoto 6

Kimberlit

2. Batuan Beku BasaBatuan beku basa adalah batuan beku yang memiliki ciri khas gelap yang

diakibatkan oleh komposisi mineral mafik, contohnya adalah piroksin, ampibol,

labradotit. Batuan beku basa dapat terbentuk secara plutonik maupun vulkanik.

Batuan beku basa yang terbentuk secara intrusif yaitu gabro, sedangkan yang

terbentuk secara ekstrusif yaitu basalt. Gabro adalah batuan beku kasar

berwarna gelap, warna hitam atau hijau gelap disebabakan adanya mineral

plagioklas dan augit. Batu gabro ini merupakan batuan yang melimpah di dalam

kerak samudera.

Sumber: geology.comFoto 7Gabro

Basalts merupakan batu yang berwarna gelap, halus dan disusun oleh

plagioklas dan piroksin. Basalt mempunyai kesamaan dengan gabro dari

komposisinya, namun basalt berbutir halus sedangkan gabro berbutir kasar.

Basalt terdapat di permukaan bumi dibandingkan dengan jenis batuan lainnya.

Sumber: geology.comFoto 8Basalt

3. Batuan Beku IntermedietBatuan beku intermediet adalah batuan beku yang tersusun oleh mineral

biotit, plagioklas seperti andesine dan oligoklas. Batuan ini dapat terbentuk dari

proses ekstrusif yaitu andesit, dan proses intrusif yaitu diorit. Diorit dan andesit

merupakan batu yang memiliki komposisi mineral yang sama namun berbeda

dalam ukuran butir dan proses keterbentukannya. Diorit terbentuk akibat proses

kristalisasi yang secara perlahan sehingga membentuk mineral yang sempurna,

sedangkan andesit mengkristal dengan cepat sehingga menghasilkan kristal

yang kecil.

Sumber: geology.comFoto 9Diorit

4. Batuan Beku AsamBatuan beku asam merupakan batuan beku yang terbentuk pada suhu

rendah, mempunyai kandungan silika yang sangat tinggi karena komposisi

mineralnya yaitu kuara, ortoklas, muskovit, plagioklas, dan albit. Contoh batuan

beku asam intrusif yaitu granit sedangkan batuan beku asam ekstrusif yaitu ryolit.

Granit adalah batuan beku berwarna terang dan mineral dapat dilihat secara

megaskopis. Granit tersusun oleh kuarsa dan feldspar dalam jumlah yang

banyak serta muskovit dalam jumlah kecil. Keluarga granit contohnya adalah

monzonit dan syenit.

Sumber: geology.comFoto 10Syenit

Riolit adalah batuan beku asam yang terbentuk secara ekstrusif di

permukaan bumi, mempunyai kandungan silika yang sangat tinggi berwarna abu-

abu, tersusun oleh kuarsa, plagioklas dan sanidin.

B. Tekstur Batuan BekuTekstur batuan beku adalah kenampakan yang terdapat pada batuan

beku, tekstur meliputi:

1. Derajat KristalisasiDerajat kristalisasi adalah perbandingan antara bidang amorf dan bidang

yang terdapat kristal. Derajat kristalisasi dibagi 3, yaitu:

Holohyalin, bidang seluruhnya merupakan gelas atau bagian yang hablur.

Holokristalin, bidang seluruhnya merupakan kristal-kristal.

Hipokristalin, sebagian bidang merupakan bidang yang hablur dan

sebagian merupakan kristal.

2. Granularitas (Besar Butir)Ukuran butir atau besar butir dibagi menjadi 5 yaitu phaneric, afanitik,

mikrokristalin, kriptokristalin dan amorf.

Phaneric, butiran berukuran besar yang dapat dilihat secara megaskopis

oleh mata.

Afanitik, butiran berukuran sangat kecil.

Amorf, butiran berupa hablur.

3. Bentuk KristalBentuk kristal pada suatu mineral tidak akan sama dan beragam, bentuk

kristal dibagi menjadi 3 yaitu:

Euhedral, bentuk kristal sempurna.

Subhedral, bentuk kristal yang sebagian sempurna sebagian kurang baik.

Anhedral, bentuk kristal tidak sempurna.

4. Hubungan Antar ButirHubungan antar butir merupakan kaitan butir yang satu dengan yang lain,

dibagi menjadi 2, yaitu:

Equigranular, bentuk butir dan ukuran butir yang sama.

Inequigranular, bentuk butir dan ukuran butir yang berbeda.

C. Struktur Batuan BekuStruktur merupakan gambaran besar dari tekstur-tekstur yang terdapat

dalam batuan. Berikut ini adalah beberapa struktur pada batuan beku, yaitu:

Struktur vesikuler, struktur batuan beku yang dimana terdapat pori-pori

berlubang dan kosong akibat bekas pendinginan magma.

Struktur amygdaloidal, struktur batuan beku yang hampir sama dengan

struktur vesikuler namun pori-pori diisi oleh mineral.

Struktur kekar, berupa columnar joint dan sheeting joint. Columnar joint

berupa kolom-kolom tegak seperti sill, sheeting joint berupa arah lapisan

yang sama dengan lapisan inti.

Perlapisan semu, struktur batuan beku yang terbentuk akibat proses

gravitasi dan berada pada bagian bawah batuan beku.

Pillow structure, struktur berupa bantalan.

Massive, struktur batuan beku yang menunjukan adanya equigranular

KESIMPULAN

Klasifikasi batuan beku berdasarkan mineral pembentuknya yaitu dibagi

menjadi 4 golongan, batuan beku asam, batuan beku basa, batuan beku

intermediet dan batuan beku ultra basa. Contoh batuan beku asam yaitu granit

yang terbentuk intrusif dan riolit yang terbentuk ekstrusif, contoh batuan beku

intermediet yaitu diorit yang terbentuk intrusif dan andesit yang terbentuk secara

ekstrusif, contoh batuan beku basa yaitu gabro yang terbentuk intrusif dan basalt

yang terbentuk secara ekstrusif, contoh batuan beku ultrabasa yaitu peridotit,

kimberlit, wehrlit.

Tekstur batuan beku meliputi derajat kristalisasi, granularitas, bentuk

kristal, hubungan antar butir dan kemas. Struktur batuan beku meliputi struktur

vesikuler, struktur amygdaloidal, struktur kekar, perlapisan semu, struktur

bantalan, dan massive. Struktur batuan beku menggambarkan tekstur-tekstur

yang terdapat dalam batuan beku. Ada 3 proses yang mempengaruhi genesa

batuan beku yaitu asimilasi magma, fraksinasi magma, dan differensiasi magma.

Utamanya mineral penyusun batuan beku terdapat pada mineral Seri Bowen

sebagai mineral utama.

DAFTAR PUSTAKA

Alif, Rizky, 2013. “Batuan Beku”,

http://rizqigeos.blogspot.co.id/2013/04/batuan-beku_3785.html.

Diakses tanggal 3 November 2015 pukul 19.00 WIB. (Referensi

Internet)

Amiruddin, Arief, 2014. ”Klasifikasi Batuan Beku”, http://geosjepara.blogspot.co.id/2014/02/klasifikasi-

batuanbeku.html. Diakses tanggal 3 November 2015 pukul 21.00

WIB. (Referensi Internet)

Ichsan, Muhammad, 2014. ”Batuan Beku dan Klasifikasinya”, https://ichsanmuhammad.wordpress.com/download/batuan-beku-

dan-klasifikasinya/. Diakses tanggal 4 November 2015 pukul 20.00

WIB. (Referensi Internet)

Setyobudi, Prihatin Trie, 2012. ”Klasifikasi Batuan Beku Berdasarkan Komposisi Kimia dan Mineralogi”, https://ptbudie.wordpress.com/2012/03/29/klasifikasi-batuan-beku-

berdasarkan-komposisi-kimia-dan-mineralogi/. Diakses tanggal 4

November 2015 pukul 21.00 WIB. (Referensi Internet)