44
Laporan Magang LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG DI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO 11 JULI 2011– 5 AGUSTUS 2011 KASUS GIZI BURUK DI KOTA MANADO TAHUN 2010 - 2011 Oleh : Winda Prela Torondek 080112053

Laporan Magang LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

  • Upload
    unklab

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Magang

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO11 JULI 2011– 5 AGUSTUS 2011

KASUS GIZI BURUK DI KOTA MANADO TAHUN 2010 - 2011

Oleh :Winda Prela Torondek

080112053

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO2011

LAPORAN PELAKSANAAN MAGANG

DI DINAS KESEHATAN KOTA MANADO11 JULI 2011 – 05 AGUSTUS 2011

Tentang

KASUS GIZI BURUK DI KOTA MANADO

Telah Diperiksa dan Dinyatakan Sah untuk Diseminarkan

Manado, November 2011

Pembimbing Lapangan

Drik Lesirollo, SKM, MKesNIP. 1966051919990031006

Pembimbing Materi I

dr. Jane Pangemanan, MSNIP. 195106071986032001

Pembimbing Materi II

dr. Ester MusaNIP. 198007162010122003

Mengetahui,Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi

Prof. dr. Jootje M. L. Umboh, MSNIP.19470316 1973031001

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus

karena atas bimbingan dan penyertaan-Nya, penulis dapat

menyelesaikan laporan Magang ini dengan baik.

Laporan pelaksanaan Magang ini merupakan tuntutan dari

seluruh rangkaian pelaksanaan magang selama empat minggu kegiatan

di lapangan. Pelaksanaan magang ini merupakan kegiatan akademik

wajib bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sam Ratulangi Manado. Adapun instansi yang merupakan tempat

magang dari penulis adalah Dinas Kesehatan Kota Manado.

Penyusunan laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan,

bimbingan dan kerja sama dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1.        Prof. dr. Jootje M. L. Umboh, MS selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

2.        dr. Yvonne M. Kaunang, MA selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota

Manado.

3.        Esther T. J. Mamangkey, SE, MM selaku Sekretaris Dinas

Kesehatan Kota Manado.

4.        dr. Woodford Barens S. Joseph, MSc selaku Ketua Panitia

Magang.

5.        dr. Jane Pangemanan, MS selaku Dosen Pembimbing Materi I.

6.        dr. Ester Musa selaku Dosen Pembimbing Materi II.

7.        Drik Lesirollo, SKM, M.Kes selaku Dosen Pembimbing Lapangan.

8.        dr. Alexander V. Y. Turangan selaku Kepala Bidang Upaya

Pelayanan dan Jaminan Kesehatan.

9.        Hennry O. Miojo, AMG selaku Kepala Seksi Kesehatan Keluarga

dan Perbaikan Gizi.

10.    Seluruh staf Dinas Kesehatan Kota Manado.

11.    Semua pihak yang telah membantu dalam kegiatan magang maupun

penulisan laporan magang.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan laporan Magang ini

mengalami berbagai macam kekurangan dan kelemahan baik dari segi

penyajian materi maupun dalam penyusunan laporan. Untuk itu

diharapkan masukan berupa kritik maupun saran untuk

menyempurnakan laporan ini.

Kiranya dengan adanya laporan ini, dapat bermanfaat bagi kita

semua.

Manado, Oktober 2011

Penulis

Winda Prela Torondek

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR................................... iDAFTAR ISI....................................... iiiDAFTAR TABEL..................................... vDAFTAR LAMPIRAN.................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN............................... 11.1 Latar Belakang............................... 11.2 Tujuan Magang................................ 2

1.2.1 Tujuan Umum............................. 21.2.2 Tujuan Khusus........................... 2

1.2.2.1 Bagi Peserta Magang............... 21.2.2.2 Bagi Fakultas dan Tempat Magang... 3

1.3 Manfaat Magang............................... 31.3.1 Bagi Mahasiswa.......................... 31.3.2 Bagi Tempat Magang...................... 41.3.3 Bagi Fakultas........................... 4

BAB II. GAMBARAN UMUM............................ 52.1 Analisis Situasi Umum........................ 5

2.1.1 Geografi................................ 52.1.2 Kependudukan............................ 52.1.3 Keadaan Ekonomi......................... 62.1.4 Keadaan Pendidikan...................... 72.1.5 Rencana Strategis....................... 8

2.1.5.1 Visi.............................. 82.1.5.2 Misi.............................. 8

2.1.6 Struktur Organisasi..................... 82.1.7 Sumber Daya Kesehatan................... 9

2.1.7.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan.... 92.1.7.2 Tenaga Kesehatan.................. 102.1.7.3 Pembiayaan Kesehatan.............. 102.1.7.4 Sumber Daya Kesehatan Lain........ 10

2.1.8 Program Kesehatan....................... 112.2 Analisis Situasi Khusus...................... 14

2.2.1 Gambaran Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Manado.................................................14

2.2.2 Cakupan Status Gizi Buruk............... 16

BAB III. HASIL KEGIATAN.......................... 173.1 Uraian Kegiatan.............................. 173.2 Identifikasi Masalah......................... 173.3 Alternatif Pemecahan Masalah................. 183.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang sesuai dengan Tujuan dan Manfaat Magang................... 19

3.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kota Manado........ 193.4.2 Bagi Peserta Magang..................... 20

BAB IV. PEMBAHASAN............................... 21

BAB V. PENUTUP................................... 255.1 Kesimpulan................................... 255.2 Saran........................................ 26

DAFTAR PUSTAKA................................... 27

LAMPIRAN......................................... 28

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman1.      Luas Wilayah Kecamatan yang ada di Kota Manado 52.      Distribusi Penduduk Kota Manado Tahun 2009....6 3.      PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kota Manado

Tahun 2001, 2005 dan 2009.......................7 4.      Jumlah Penduduk Kota Manado Berumur 10 Tahun keatas

Yang Melek Huruf dilihat dari Tingkat Pendidikan Tertinggi Tahun 2009.......................................8

5.      Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kota Manado 9 6.      Tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Manado 107.      Kasus Gizi Buruk di Kota Manado (Juni 2010 – Juni 2011)

............................................16 8.      Kasus Gizi Buruk di Kota Manado (Tahun 2010-2011) 23

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman1.      Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kota Manado 282.      Peta Kota Manado.............................. 293.      Lembar Identitas Peserta Magang............... 304.      Catatan Kegiatan Harian Peserta Magang........ 315.      Lembar Pembimbingan dari Pembimbing Lapangan.. 326.      Lembar Pembimbingan dari Pembimbing Materi I.. 337.      Lembar Pembimbingan dari Pembimbing Materi II. 348.      Lembar Supervisi.............................. 359.      Daftar Hadir Peserta Magang di Tempat Magang.. 3610.  Laporan Kasus Gizi Buruk di Kota Manado........ 3711.  Dokumentasi Kegiatan Magang.................... 50

BAB I. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Magang adalah kegiatan mandiri mahasiswa yang dilaksanakan

diluar lingkungan kampus untuk mendapatkan pengalaman kerja

praktis yang berhubungan dengan bidang Ilmu Kesehatan

Masyarakat, terutama sesuai dengan bidang peminatannya,

melalui metode observasi dan partisipasi. Kegiatan magang

dilaksanakan sesuai dengan formasi struktural dan fungsional

pada instansi/unit kerja tempat magang, baik milik pemerintah

maupun swasta atau lembaga lain yang relevan.

Melalui pelaksanaan magang diharapkan para Sarjana

Kesehatan Masyarakat (SKM) lulusan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sam Ratulangi (FKM Unsrat) memiliki

bekal pengalaman dan keterampilan yang bersifat akademik dan

profesional sehingga lebih kompetensi atau mampu bersaing

dalam pasar kerja yang ada. Berdasarkan hal tersebut, penulis

memilih magang Di Dinas Kesehatan Kota Manado (FKM, 2011).

Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada

umumnya masih didominasi oleh masalah Kurang Energi Protein

(KEP), masalah Anemia Gizi Besi (AGB), masalah Gangguan Akibat

Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan

masalah obesitas terutama di kota-kota besar (Supariasa IDN,

dkk, 2001).

Kota Manado mempunyai angka kasus gizi buruk yang cukup

tinggi yaitu sampai pada bulan Februari 2011 terdapat 8 kasus

Gizi buruk. Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam rangka

menangani kasus gizi buruk diantaranya melakukan pelatihan

penanganan kasus gizi buruk bagi petugas kesehatan Puskesmas

yang ada di kota Manado (Dinkes Kota Manado, 2011).

KEP pada anak masih menjadi masalah gizi dan kesehatan

masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar

tahun 2010, sebanyak 13,0% anak berstatus gizi kurang,

diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk. Data yang sama

menunjukkan 13,3% anak kurus, diantaranya 6,0% anak sangat

kurus dan 17,1% anak memiliki kategori sangat pendek. Keadaan

ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.

Menurut WHO lebih dari 50% kematian bayi dan anak terkait

dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu masalah

gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.

Prevalensi gizi kurang dan gizi buruk sejak tahun 1989 –

2010 menunjukkan penurunan. Untuk mencapai sasaran pada tahun

2014, upaya perbaikan gizi masyarakat yang lakukan adalah

peningkatan program ASI Ekslusif, upaya penanggulangan gizi

mikro melalui pemberian Vit. A, Taburia, tablet besi bagi

bumil, dan iodisasi garam, serta memperkuat penerapan tata

laksana kasus gizi buruk dan gizi kurang di fasilitas

kesehatan (Depkes, 2011).

Gizi buruk atau gizi salah membawa dampak bukan hanya pada

kehidupan anak-anak yang masih berusia muda, akan tetapi dapat

terjadi pada semua golongan usia. Dampak buruk itu dapat

termanifestasi dalam bentuk ringan atau berat. Gangguan tumbuh

kembang fisik, rendahnya daya tahan terhadap penyakit, tingkat

kecerdasan yang kurang dari seharusnya, prestasi kerja, dan

prestasi olahraga yang rendah adalah bentuk manifestasi dampak

keadaan gizi yang tidak optimal. Dengan kata lain, gizi buruk

membawa dampak yang tidak menguntungkan terhadap berbagai

aspek kehidupan suatu bangsa (Moehji, 2003).

1.2  Tujuan Magang

1.2.1 Tujuan Umum

Diharapkan selesai mengikuti kegiatan magang, peserta magang

telah mampu dan terampil dalam mengaplikasikan ilmu

pengetahuan dan praktik yang diperoleh selama menempuh

pendidikan di FKM Unsrat, serta memperoleh gambaran mengenai

tugas, fungsi dan tanggung jawab Sarjana Kesehatan Masyarakat

di instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta.

1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Bagi Peserta Magang

-          Mampu mengidentifikasi dan menjelaskan tentang organisasi

sistem manajemen, prosedur kerja dan ruang lingkup pelayanan

di tempat magang (Puskesmas, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit,

Perusahaan dan instansi terkait lainnya baik milik pemerintah

maupun swasta).

-          Mampu mengidentifikasi masalah, merumuskan dan memberikan

alternatif pemecahan masalah (problem solving yang ada di tempat

magang).

-          Mampu melakukan tindakan-tindakan standar yang umum

dilaksanakan dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat,

ditekankan pada bidang minat yang digeluti.

-          Mampu bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim

sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta magang

maupun instansi tampat magang.

1.2.2.2 Bagi Fakultas dan Tempat Magang

-          Fakultas mendapat masukkan yang berguna untuk

penyempurnaan kurikulum dalam upaya mendekatkan diri dengan

kebutuhan pasar kerja.

-          Memberikan masukkan yang bermanfaat bagi tempat magang.

-          Membina dan meningkatkan kerja sama antara FKM dengan

instansi/unit kerja pemerintah maupun swasta tempat mahasiswa

melaksanakan magang.

-          Membuka peluang kerja bagi lulusan untuk berkarir di

instansi/ unit kerja pemerintah maupun swasta.

1.3  Manfaat Magang

1.3.1        Bagi Mahasiswa

-          Mendapatkan pengalaman dan keterampilan yang berhubungan

dengan Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat utama sesuai bidang

peminatan yaitu Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Gizi

Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan

Kerja, serta Epidemiologi.

-          Terpapar dengan kondisi dan pengalaman kerja di lapangan.

-          Mendapatkan pengalaman menggunakan metode analisis masalah

yang tepat terhadap permasalahan yang ditemukan di tempat

magang.

-          Memperkaya kajian dalam Bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat

terutama sesuai bidang minat yang digeluti .

-          Penemuan baru mengenai analisis permasalahan dan kiat-kiat

pemecahan masalah kesehatan.

-          Memperoleh gambaran peluang kerja bagi Sarjana Kesehatan

Masyarakat.

-          Mendapatkan bahan untuk penulisan skripsi/karya ilmiah.

1.3.2 Bagi Tempat Magang

-          Tempat magang dapat memanfaatkan tenaga terdidik dalam

membantu penyelesaian tugas-tugas yang ada sesuai kebutuhan di

unit kerja masing-masing.

-          Tempat magang mendapatkan alternatif calon

pegawai/karyawan yang telah dikenal kualitas dan

kredibilitasnya.

-          Turut berpartisipasi dalam peningkatan kualitas pendidikan

perguruan tinggi dalam menciptakan lulusan yang berkualitas,

terampil dan memiliki pengalaman kerja.

1.3.3 Bagi Fakultas

-          Laporan magang dapat menjadi salah satu bahan audit

internal kualitas pengajaran.

-          Memperkenalkan program kepada stakeholders terkait.

-          Mendapatkan masukkan bagi pengembangan program.

-          Terbinanya jaringan kerja sama dengan tempt magang dalam

upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara

substansi akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber

daya manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan

masyarakat.

BAB II. GAMBARAN UMUM

2.1  Analisis Situasi Umum

2.1.1   Geografi

Kota Manado terletak diantara:

1º.30’ – 1 (B1)º . 40’ Lintang Utara dan 124º40’ – 126 (B2)º .

50’ Bujur Timur.

Kota Manado berbatasan dengan:

-     Sebelah Utara: Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara dan

Teluk Manado

-     Sebelah Timur: Kecamatan Dimembe

-     Sebelah Selatan : Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa

-     Sebelah Barat: Teluk Manado/Laut Sulawesi

Secara administratif Kota Manado terbagi kedalam 9

kecamatan, 87 kelurahan dan luas wilayah sebesar 157,26 km2,

dengan luas per kecamatan sebagai berikut:

Tabel 1. Luas Wilayah Kecamatan yang ada di Kota Manado

No Kecamatan Kelurahan Luas Wilayah( Km2)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.

BunakenTumintingSingkilWenangTikalaSarioWaneaMalalayangMapanget

8109121279911

44.58304.31004.67753.639515.11801.75257.852517.117558.2095

Jumlah 87 157.26Profil Dinkes Kota Manado 2010

2.1.2   Kependudukan

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Manado, jumlah

penduduk Kota Manado tahun 2009 tercatat sebesar 439.660 jiwa

terdiri dari 217.476 laki-laki dan 222.184 perempuan, dan

rumah tangga sebesar 120.165 dengan rata-rata per rumah tangga

3 – 4 jiwa, sedangkan kepadatan penduduk sesuai dengan luas

wilayah adalah 2.796 jiwa/km2.

Perincian jumlah penduduk, rumah tangga dan kepadatan

penduduk per kecamatan sebagai berikut:

Tabel 2. Distribusi Penduduk Kota Manado Tahun 2009No Kecamata

nLaki-laki

Perempuan Jumlah Rumah Penduduk/

RTKepadat

an1. Bunaken 11.086 10.921 22.007 5.690 3.87 4932. Tumintin

g27.665 27.659 55.314 13.754 4.02 12.834

3. Singkil 24.597 24.866 49.463 12.746 3.88 10.5744. Wenang 16.840 18.293 35.133 10.429 3.37 9.6545. Tikala 36.210 36.327 72.537 18.681 3.88 4.7986. Sario 12.497 12.782 25.279 8.082 3.13 14.4247. Wanea 29.065 30.344 59.409 16.225 3.66 7.5658. Malalaya

ng31.720 32.451 64.171 19.895 3.23 3.749

9. Mapanget 27.806 28.541 56.347 14.663 3.84 969Jumlah 217.47

6222.184 439.66

0120.16

53.66 2.796

Profil Dinkes Kota Manado 2010

Untuk komposisi penduduk Kota Manado Tahun 2009 menurut

golongan umur, menunjukkan bahwa penduduk Kota Manado yang

berusia muda (0 – 14 tahun) sebesar 26,19% yang berusia

produktif (15 – 64 tahun) sebesar 70,44%, dan yang berusia tua

( > 65 tahun) sebesar 3,37%. Dengan demikian maka Angka Beban

Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Kota Manado Tahun 2009

sebesar 41,98%. Ini berarti tiap 100 orang yang produktif

harus menanggung 42 orang yang tidak produktif.

2.1.3   Keadaan Ekonomi

Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur

dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu daerah.

1.    Pendapatan Regional / PDRB

Data tentang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dihitung

menurut 2 jenis pengukuran, yaitu atas dasar harga berlaku dan

atas dasar harga konstan. Tahun dasar yang digunakan adalah

tahun 2000.

2.    Struktur Perekonomian

Struktur perekonomian Kota Manado tahun 2009 masih didominasi

oleh 4 (empat) sektor dalam pembentukan PDRB adalah sektor

Perdagangan, Restoran dan Hotel, sektor jasa, sektor

Pertambangan dan Penggalian.

3.    Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Kota Manado tahun 2009 sebesar 9,77%. Laju

pertumbuhan ini lebih besar dari pertumbuhan tahun 2008

dikarenakan adanya kegiatan yang berskala internasional di

Manado seperti World Ocean Conference (WOC), Coral Triangle Initiatives

(CTI) Summit, dan Sail Bunaken. Dilhat secara sektoral, sektor

yang paling tinggi pertumbuhannya adalah sektor Angkutan dan

Komunikasi yang pertumbuhannya pada tahun 2009 sebesar 19,80%,

diikuti oleh sektor Perdagangan, Restoran dan Hotel yang

pertumbuhannya 11,89%. Sedangkan sektor paling lambat

pertumbuhannya adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yang

hanya bertumbuh 0,78%.

4.    PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita

Pertumbuhan ekonomi suatu daerah belum tentu menunjukkan

meningkatnya kemakmuran masyarakat. Indikator kesejahteraan

masyarakat juga ditentukan oleh pemerataan akan hasil

pembangunan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan diikuti

oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi pula menyebabkan tidak

meningkatnya pendapatan perkapita. Demikian juga dengan

pemerataan kesejahteraan, tingginya laju pendapatan tidak

selalu diikuti oleh meratanya pendapatan yang diterima.

Tabel 3. PDRB Perkapita dan Pendapatan Perkapita Kota Manado Tahun2001, 2005 dan 2009

TAHUNPDRB Perkapita Pendapatan Perkapita

HargaBerlaku

HargaKonstan

HargaBerlaku

HargaKonstan

2001 3.308.570 3.132.979 7.080.959 7.132.8022005 5.169.490 3.844.230 9.884.047 8.088.0982009 10.282.000 5.266.00 12.099.610 11.658.145

Profil Dinkes Kota Manado 2010

2.1.4   Keadaan Pendidikan

Kondisi pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap

ditelaah dalam mengukur tingkat pembangunan manusia suatu

daerah. Melalui pengetahuan, pendidikan berkonstribusi

terhadap perubahan perilaku kesehatan. Pengetahuan yang

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan merupakan salah satu

factor pencetus yang berperan dalam mempengaruhi keputusan

seseorang untuk berperilaku sehat.

Salah satu upaya pemerintah dalam rangka mengembangan dan

meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan,

yaitu dengan mencanangkan berbagai program seperti program

wajib belajar, Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) dan

lain-lain. Dengan program ini diharapkan akan tercipta sumber

daya manusia yang tangguh dan berkualitas.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Kota Manado Berumur 10 Tahun Keatas YangMelek Huruf dilihat dari Tingkat Pendidikan Tertinggi Tahun 2009

Tingkat Pendidikan Laki-Laki Perempuan JumlahTidak/BelumPernahSekolah

640 715 1.355

Tidak/Belum Tamat SD 5.542 6.138 11.680SD/MI 35.161 35.178 70.339SLTP/MTs/Sederajat 45.076 47.659 92.735SLTA UMUM/Sederajat 51.861 49.294 101.155Akademi/Diploma 16.003 14.863 30.866Universitas 17.477 25.248 42.725T o t a l 171.670 179.085 350.755

Profil Dinkes Kota Manado 2010

2.1.5   Rencana Strategis

2.1.5.1  Visi

Dinas Kesehatan Kota Manado mempunyai visi yaitu Manado sehat

menuju kota model ekowisata.

2.1.5.2 Misi

Misi dari Dinas Kesehatan Kota Manado adalah:

1.      Mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

menyenangkan serta terjangkau oleh seluruh masyarakat

2.      Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui

pemberdayaan masyarakat.

2.1.6    Struktur Organisasi

Susunan organisasi Dinas Kesehatan Kota Manado terdiri dari:

1.    Kepala Dinas

2.    Sekretariat Dinas, membawahkan:

a.    Subbagian Program, Keuangan dan Pelaporan;

b.    Subbagian Kepegawaian;

c.    Subbagian Umum dan Perlengkapan;

3.    Bidang Manajemen Kesehatan, membawahkan:

a.    Seksi Penelitian Pengembangan;

b.    Seksi Pengolahan Data dan Sistem Informasi Kesehatan

(SIK);

c.    Seksi Pengawasan;

4.    Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

membawahkan:

a.    Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit

b.    Seksi Wabah dan Bencana

c.    Seksi Penyehatan Lingkungan

5.    Bidang Upaya dan Jaminan Kesehatan, membawahkan:

a.    Seksi Kesehatan Keluarga dan Perbaikan Gizi;

b.    Seksi Kefarmasian dan Peralatan Kesehatan;

c.    Seksi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan;

6.    Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) dan Promosi

Kesehatan, membawahkan:

a.    Seksi Pendayagunaan Tenaga Kesehatan;

b.    Seksi Registrasi dan Akreditasi;

c.    Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan;

7.    Unit Pelaksana Teknis Dinas.

8.    Kelompok Jabatan Fungsional.

Untuk lebih jelas, struktur organisasi dari Dinas

Kesehatan Kota Manado dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.1.7    Sumber Daya Kesehatan

2.1.7.1 Sarana dan Prasarana Kesehatan

Keadaan sarana dan Prasarana Kesehatan sebagai tempat

pelayanan kesehatan yang ada di Kota Manado tahun 2009 dapat

dilihat pada Tabel 5.Tabel 5. Sarana dan Prasarana Kesehatan di Kota Manado

Jenis Sarana Kesehatan Jumlah Rumah Sakit Umum 9 BuahRumah Sakit Bersalin 2 Buah Puskesmas 15 Buah (Rawat Inap 5 Buah)

Puskesmas Pembantu 51 BuahPuskesmas Keliling 15 BuahPuskesmas Perairan (Speedboat) 2 Buah (1 Rusak)

Posyandu 294 BuahPolindes/Poskesdes 7 BuahRumah Bersalin 3 BuahBalai Pengobatan/Klinik 11 BuahApotik 53 BuahToko Obat 63 BuahGudang Farmasi Kesehatan 1 BuahPraktek Dokter Perorangan 586 BuahPraktek Dokter Bersama 172 BuahIndustri Kecil Obat Tradisional 14 Buah

Profil Dinkes Kota Manado 20102.1.7.2 Tenaga Kesehatan

Pembangunan kesehatan sangat penting dan diperlukan berbagai

jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan

upaya kesehatan dengan paradigma sehat yang mengutamakan upaya

peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Tenaga kesehatan yang ada di Dinas Kesehatan Kota Manado

dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan Kota ManadoTenaga Kesehatan Jumlah

Tenaga Medis 62Perawat/Bidan 275Tenaga Farmasi 37Tenaga Gizi 26Teknisi Medis 1Tenaga Sanitasi 31Tenaga Kesehatan Masyarakat 16

Profil Dinkes Kota Manado 2010

2.1.7.3 Pembiayaan Kesehatan

Anggaran Kesehatan Kota Manado bersumber dari APBD yaitu:

a.       Belanja Tidak Langsung

b.      Belanja Langsung, terdiri dari:

-   Dana Alokasi Umum (DAU)

-   Dana Alokasi Khusus (DAK)

2.1.7.4 Sumber Daya Kesehatan Lain

Berbagai upaya dilakukan dalam rangka meningkatkan cakupan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat, diantaranya adalah

Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) seperti Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Pos Kesehatan Desa

(Poskesdes). Jumlah Posyandu di Kota Manado tahun 2009

sebanyak 294 buah dan Poskesdes sebanyak 7 buah.

Untuk memantau perkembangannya Posyandu dikelompokkan ke

dalam 4 (empat) strata yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya,

Posyandu Purnama dan Posyandu Mandiri. Di Kota Manado tahun

2009 Posyandu Pratama mencapai 54,08%, Posyandu Madya 31,29 %,

Posyandu Purnama 17,69%.

2.1.8 Program Kesehatan

Program kesehatan yang ada di Dinas Kota Manado meliputi:

a.    Program upaya pelayanan kesehatan meliputi:

1.    Pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan jaringannya

2.    Pelayanan kesehatan di institusi (sekolah, lembaga,

perkantoran ,industri, dll).

3.    Pelayanan kesehatan rujukan

4.    Pelayanan kesehatan reproduksi remaja dan keluarga berencana

5.    Pelayanan kesehatan usia lanjut

b.    Program kesehatan ibu dan anak meliputi:

1.    Pelayanan kesehatan ibu hamil

2.    Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

3.    Pelayanan kesehatan ibu nifas

4.    Pelayanan kesehatan neonatus

5.    Pelayanan kesehatan bayi dan balita

c.    Program perbaikan gizi masyarakat meliputi:

1.    Penyusunan peta informasi masyarakat kurang gizi

2.    Pemberian makanan tambahan dan vitamin

3.    Penanggulangan KEP, AGB, GAKY, KVA dan kekurangan zat gizi

mikro lainnya

4.    Pemberdayaan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)

5.    Penanggulangan gizi lebih

d.   Program obat dan perbekalan kesehatan meliputi:

1.    Pengadaan, peningkatan obat dan perbekalan kesehatan

2.    Pemerataan distribusi obat dan napza serta perbekalan

kesehatan

3.    Pengawasan produk farmasi dan alat/sarana kesehatan melalui

peningkatan perizinan dan registrasi secara profesional

4.    Peningkatan keterjangkauan harga obat dan perbekalan

kesehatan terutama untuk penduduk miskin

5.    Peningkatan mutu pelayanan kefarmasian, komunitas dan rumah

sakit

6.    Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan

7.    Pengembangan obat asli daerah

e.    Program pelayanan kesehatan penduduk miskin meliputi:

1.    Pendataan dan validasi data penduduk miskin

2.    Pencetakan dan distribusi kartu jamkesmas/jamkesmasda

3.    Sosialisasi program jamkesmas/jamkesda

4.    Pelayanan kesehatan masyarakat miskin

5.    Rujukan kesehatan masyarakat miskin

f.     Program pemberantasan penyakit dan imunisasi meliputi:

1.    Penanggulangan Penderita Penyakit Human Immunodeficiency Virus

(HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

2.    Penanggulangan Penyakit Malaria

3.    Penanggulangan Penyakit Tuberculosis Paru/ Kusta

4.    Penanggulangan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)

5.    Penanggulangan Penyakit Rabies

6.    Penanggulangan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA)

7.    Penanggulangan Penyakit DBD

8.    Penanggulangan Penyakit Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan

Imunisasi (PD3 I)

9.    Penanggulangan Penyakit Tidak Menular (Hypertensi, Diabetes,

Jantung, dll)

10.     Pelayanan Imunisasi

11.     Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan Krisis

Kesehatan (Bencana)

g.    Program penyehatan lingkungan meliputi:

1.    Pemeriksaan Kualitas Air

2.    Penyehatan Lingkungan Pemukiman

3.    Pemeriksaan Sanitasi Dasar Tempat-Tempat Umum (TTU)/Tempat

Pengolahan Makanan (TPM)

4.    Pengawasan Pengelolaan Limbah Industri, TTU dan TPM

5.    Pembinaan Forum Kota Sehat

6.    Pembinaan Produk Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)

7.    Pengawasan Pemindahan Kerangka Jenasah

h.    Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

meliputi:

1.    Pembinaan dan Pengembangan Kelurahan Siaga Aktif

2.    Pengembangan Media Penyuluhan

3.    Penyuluhan Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

4.    Penyebarluasan Informasi Kesehatan

5.    Pengembangan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

6.    Peningkatan Pendidikan Tenaga Penyuluh Kesehatan

7.    Peningkatan Pemanfaatan Sarana Kesehatan

i.      Program kebijakan dan manejemen pembangunan kesehatan

meliputi:

1.    Penyusunan Rencana Strategi (Renstra), Lakip, dan Profil

Bidang Kesehatan

2.    Penyusunan Perangkat Hukum di Bidang Kesehatan secara

menyeluruh

3.    Pelaksanaan Pengawasan dan Pengendalian pada Jajaran

Kesehatan

4.    Penyusunan Kebijakan dan Konsep Pengelolaan Program

Kesehatan yang Mendukung Desentrasilisasi

5.    Penyediaan Sistem Informasi Kesehatan yang akurat, tepat

waktu dan lengkap

j.      Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

meliputi:

1.    Pembangunan Rumah Dinas Dokter dan Paramedis

2.    Pemeliharaan Rutin Kendaraan Dinas/Operasional

3.    Pemeliharaan Rutin Gedung Kantor

4.    Rehabiltasi Sedang/Berat Gedung Kantor dan Rumah Dinas

k.    Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasarana puskesmas, pustu dan jaringannya

1.    Pembangunan Puskesmas, Pustu dan jaringannya

2.    Pengadaan Puskesmas Perairan

3.    Pengadaan Puskesmas Keliling

4.    Pengadaan Kendaraan Dinas Operasional

5.    Rehabilitasi Puskesmas, Pustu dan Jaringannya

6.    Rehabilitasi Sedang/Berat Puskesmas Perairan

7.    Pengadaan Sarana Sistem Informasi Kesehatan Nasional online

l.      Program penelitian dan pengembangan kesehatan

1.    Survei Kesehatan Nasional

2.    Riset Kesehatan Daerah

3.    Penelitian Bidang Kesehatan

4.    Kajian Pengembangan Model Upaya Kesehatan

m.  Program kapasitas sumber daya kesehatan

1.    Penyediaan Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan yang

Profesional

2.    Pengawasan Sumber Daya Manusia bidang Kesehatan melalui

Pemberian Izin melaksanakan Praktek secara Profesional

3.    Pendidikan dan Pelatihan Formal

4.    Penataan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan yang Efisien

dan Efektif

2.2    Analisis Situasi Khusus

2.2.1 Gambaran Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kota Manado

Seksi Kesehatan Keluarga dan Perbaikan Gizi mempunyai tugas

untuk melaksanakan sebagian tugas Bidang Upaya dan Jaminan

Kesehatan dalam menyiapkan bahan mulaui proses perencanaan,

pengorganisasian tugas dan pelaksanaannya, pengelolaan data

dan pengembangan sistem serta pengevaluasian dan pelaporan

berdasarkan Peraturan Walikota Manado No. 41 Tahun 2008

Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinkes Kota Manado. Dalam

tugasnya secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:

a.         Merencanakan kegiatan Seksi Kesehatan Keluarga dan

Perbaikan Gizi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan;

b.        Memberikan petunjuk kepada para bawahan di lingkungan

Seksi Kesehatan Keluarga dan Perbaikan Gizi agar dalam

melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk dan ketentuan yang

berlaku sehingga tercapai efektifitas pelaksanaan tugas;

c.         Membagi tugas atau kegiatan kepada para bawahan di

lingkungan Seksi Kesehatan Keluarga dan Perbaikan Gizi dengan

memberikan arahan baik secara lisan maupun tertulis sesuai

dengan permasalahan dan bidang tugasnya masing-masing;

d.        Memeriksa, mengecek, mengoreksi, dan mengontrol hasil

kerja para bawahan di lingkungan Seksi Kesehatan Keluarga dan

Perbaikan Gizi guna penyempurnaan lebih lanjut;

e.         Menilai prestasi kerja para bawahan di lingkungan Seksi

Kesehatan Keluarga dan Perbaikan Gizi berdasarkan hasil yang

telah dicapai untuk dipergunakan sebagai bahan dalam

peningkatan karier;

f.         Menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan,

kebijakan teknis, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-

bahan lainnya yang berhubungan dengan tugas Seksi Kesehatan

Keluarga dan Perbaikan Gizi sebagai pedoman landasan kerja;

g.        Menyiapkan bahan-bahan dalam rangka menyusun kebijakan,

pedoman, dan petunjuk teknis mengenai bidang tugas Seksi

Kesehatan Keluarga dan Perbaikan Gizi;

h.        Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang

berhubungan dengan bidang tugas Seksi Kesehatan Keluarga dan

Perbaikan Gizi dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka

pemecahan masalah;

i.          Melakukan penyusunan laporan pelaksanaan tugas dengan

cara mencari, mengumpulkan, menghimpun, mensistematiskan dan

atau mengolah data dan informasi yang berhubungan dengan

bidang tugasnya;

j.          Mempersiapkan penyelenggaraan usaha-usaha pemeliharaan

kesehatan ibu, anak, remaja, usia lanjut dan perbaikan gizi;

k.        Menyelenggarakan upaya pelaksanakan kegiatan pemeriksaan

dan pertolongan terhadap ibu dan anak;

l.          Menyelenggarakan upaya pelaksanaan kegiatan kesehatan

sekolah dan remaja;

m.      Menyelenggarakan upaya pelaksanaan kegiatan kesehatan

reproduksi dan pelayanan keluarga berencana pada pasangan usia

subur;

n.        Menyelenggarakan upaya pelaksanaan kegiatan pelayanan

kesehatan usia lanjut;

o.        Melaksanakan survailans dan penanggulangan gizi buruk;

p.        Melaksanakan perbaikan gizi keluarga dan masyarakat;

q.        Menyelenggarakan upaya perbaikan gizi di institusi (rumah

sakit, sekolah, industri, panti, asrama, lapas, dll);

r.          Melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap

penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan keluarga dan

perbaikan gizi;

s.         Melaksanakan upaya kerjasama dan koordinasi lintas

program/sektor dalam peningkatan pelayanan kesehatan keluarga

dan perbaikan gizi;

t.          Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan

program kesehatan keluarga dan perbaikan gizi;

u.        Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan.

2.2.2 Cakupan Status Gizi Buruk

Cakupan status gizi buruk berdasarkan data yang ada di Dinas

Kesehatan Kota Manado dapat dilihat pada Tabel 7. Untuk lebih

jelas, cakupan status gizi buruk di Kota Manado dapat dilihat

pada Lampiran 10.

Tabel 7. Kasus Gizi Buruk di Kota Manado (Juni 2010 – Juni2011)

No.

Puskesmas

Total Laporan Kasus Gizi BurukTahun 2010 Tahun 2011

Jun.

Jul.

Agus.

Sept.

Okt.

Nov.

Des.

Jan.

Feb.

Mar.

Apr.

Mei

Jun.

1 Tuminting

0 1 0 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0

2 Kombos 3 0 0 1 2 2 2 3 0 3 5 5 63 Wawonas

a 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

4 Tikala baru

0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

5 Ranomut 0 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 26 Teling

atas0 0 1 1 1 1 1 1 0 2 2 2 2

7 Ranotana weru

0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0

8 Bahu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 09 Minanga 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 110 Paniki

bawah6 6 6 6 6 3 1 1 0 1 1 1 1

11 Bengkol 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 012 Sario 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 013 Wenang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 014 Bailang 0 1 0 0 0 3 0 0 0 0 1 1 115 Tongkai

na1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 15 14 15 15 18 16 11 11 8 14 17 17 19

Laporan Bulanan Gizi Dinkes Kota Manado

BAB III. HASIL KEGIATAN

3.1 Uraian Kegiatan

Pelaksanaan magang yang dilaksanakan selama empat minggu,

yaitu mulai dari tanggal 11 Juli 2011 sampai dengan 5 Agustus

2011 di Dinas Kesehatan Kota Manado, penulis ditempatkan di

bidang Upaya dan Jaminan Kesehatan Seksi Kesehatan Keluarga

dan Perbaikan Gizi. Adapun kegiatan yang dilakukan Penulis

selama magang sebagai berikut:

1.        Melapor ke Dinas Kesehatan Kota Manado

2.        Observasi dan diskusi di tempat magang

3.        Apel Pagi dan Apel Sore

4.        Pendistribusian Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

5.        Mengetik

6.        Membersihkan ruangan Sekertaris Dinas Kota Manado

7.        Menerima tamu

8.        Membantu kegiatan di Seksi Pengolahan Data dan SIK, Seksi

Registrasi dan Akreditasi serta Seksi Pemberdayaan Masyarakat

dan Promosi Kesehatan

9.        Membaca buku

10.    Membuat laporan magang

Uraian kegiatan magang yang lebih terperinci dapat dilihat

pada Lampiran 4.

3.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil kerja magang yang yang sudah dilaksanakan

oleh penulis selama berada di Dinas Kesehatan Kota Manado dan

data yang diperoleh dari Profil Dinas Kesehatan Kota Manado

serta data dari Laporan bulanan gizi (Tabel 7) seksi kesehatan

keluarga dan perbaikan gizi mengenai keadaan status gizi yang

ada di Kota Manado, maka masalah yang teridentifikasi di Dinas

Kesehatan Kota Manado khususnya pada Seksi Kesehatan Keluarga

dan Perbaikkan Gizi yaitu adanya Kasus Gizi Buruk di Kota

Manado.

Penentuan masalah gizi buruk ini juga telah di konsultasikan

dengan Dosen Pembimbing Materi 1, Dosen Pembimbing Materi 2

dan Dosen Pembimbing Lapangan.

3.3 Alternatif Pemecahan Masalah

Alternatif pemecahan masalah mengenai kasus Gizi Buruk di Kota

Manado Tahun 2010-2011, ditentukan dengan menggunakan metode

analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Secara

sederhana analisis SWOT dapat diartikan sebagai suatu kajian

yang dilakukan terhadap suatu organisasi sedemikian rupa

sehingga diperoleh keterangan yang akurat tentang berbagai

faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki

oleh organisasi (Azwar, 1996).

Proses ini melibatkan identifikasi faktor internal dan

eksternal yang mendukung dan tidak mendukung dalam pencapaian

tujuan.

A.    Kekuatan/Strength

1.      Adanya keinginan untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat.

2.      Jumlah staff dan tenaga kesehatan yang banyak/mencukupi.

3.      Dana yang tersedia untuk kegiatan program kesehatan.

4.      Struktur dan tupoksi yang jelas (diperkuat dengan Peraturan

Walikota Manado no. 41 tahun 2008 tentang Tugas Pokok dan

Fungsi Dinkes Kota Manado).

B.     Kelemahan/Weakness

1.      Kurangnya koordinasi dengan petugas di Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Puskesmas.

2.      Kurangnya dana kesehatan.

3.      Kurangnya pelatihan tenaga kesehatan.

C.     Peluang/Opportunity

1.      Komitmen Dinas Kesehatan dalam peningkatan pelayanan

kesehatan.

2.      Peraturan-peraturan baru di bidang kesehatan.

3.      Banyak investor yang masuk di Kota Manado.

4.      Dana dari Pemerintah Daerah.

D.      Ancaman/Threat

1.      Berubahnya struktur organisasi sehingga program yang sudah

direncanakan berubah.

2.      Tuntutan kesehatan dari masyarakat yang tidak sesuai

3.      Perputaran/pindah tugas tenaga kesehatan

4.      Tenaga yang akan pensiun

Dari hasil analisis SWOT tersebut dapat dirumuskan

alternatif pemecahan masalah, sebagai berikut:

Strategi S-O:

-          Meningkatkan komitmen Dinas Kesehatan Kota Manado dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Strategi W-O:

-          Mengoptimalkan dana kesehatan yang ada untuk memberikan

pelatihan kepada tenaga kesehatan di Dinas Kota Manado.

Strategi S-T:

-          Memanfaatkan tenaga kesehatan seoptimal mungkin.

Strategi W – T :

-          Mengusulkan adanya pelatihan bagi tenaga kesehatan yang

disesuaikan dengan perkembangan situasi kesehatan masyarakat.

3.4 Kontribusi bagi Instansi dan Peserta Magang sesuai dengan

Tujuan dan Manfaat Magang

3.4.1 Bagi Dinas Kesehatan Kota Manado

Kegiatan magang yang telah dilaksanakan ini diharapkan dapat

memberikan masukan yang bersifat konstruktif dan yang

bermanfaat guna upaya meningkatkan kinerja di Dinas Kesehatan

Kota Manado terlebih khusus dalam program kesehatan. Selain

itu di harapkan juga dari kegiatan magang ini dapat

menciptakan suatu kerja sama yang saling menguntungkan antara

Dinas Kesehatan Kota Manado sebagai tempat magang dan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

3.4.2 Bagi Peserta Magang

Hasil kegiatan magang ini dapat menambah pengalaman dan

keterampilan belajar di lapangan serta mampu menganalisis

masalah dan dapat mencari penyelesaian yang tepat terhadap

permasalahan yang ditemukan.

BAB IV. PEMBAHASAN

Gizi buruk adalah kekurangan energi dan protein tingkat berat

akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan/atau

menderita sakit dalam kurun waktu lama. Itu ditandai dengan

status gizi sangat kurus (menurut BB terhadap TB) dan atau

hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala marasmus,

kwashiorkor atau marasmik-kwashiorkor.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota

Manado status gizi buruk pada balita tahun 2010 sebesar 62

kasus yang tersebar di sembilan Kecamatan yang ada di Kota

Manado (Tabel 8). Ini menunjukan bahwa gizi buruk menjadi

masalah yang diperhatikan oleh Dinas Kesehatan Kota Manado.

Masalah gizi buruk dapat di sebabkan oleh berbagi faktor,

yaitu:

1.      Balita tidak mendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah

mendapat makanan selain ASI sebelum umur 6 bulan

2.      Balita disapih sebelum umur 2 tahun

3.      Balita tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) pada

umur 6 bulan atau lebih

4.      MP-ASI kurang dan tidak bergizi

5.      Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui

6.      Balita menderita sakit dalam waktu lama, seperti diare,

campak, TB, batuk pilek

7.      Kebersihan diri kurang dan lingkungan hidup kotor

8.      Tingkat sosial ekonomi keluarga yang kurang

9.      Pola asuh anak yang kurang baik

10.  Terdapatnya kelainan-kelainan/penyakit bawaan yang diderita

sejak lahir.

Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius.

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah antara lain melalui

revitalisasi Posyandu dalam meningkatkan cakupan penimbangan

balita, penyuluhan dan pendampingan, pemberian Makanan

Pendamping ASI (MP-ASI) atau Pemberian Makanan Tambahan (PMT),

peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi melalui tata laksana

gizi buruk di Puskesmas Perawatan dan Rumah Sakit,

penanggulangan penyakit menular dan pemberdayaan masyarakat

melalui Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) (Depkes, 2008).

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota

Manado dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang ditemukan

antara lain adalah:

1.    Melakukan koordinasi dengan program/sektor terkait dan

tokoh-tokoh agama/masyarakat tentang penemuan kasus gizi buruk

di wilayah setempat.

2.    Melakukan pelacakan kasus dalam rangka penegakan status

kasus gizi buruk

3.    Melakukan pemeriksaan klinis oleh tenaga medis dan

pengobatan sementara di tingkat pelayanan dasar (Puskesmas).

4.    Melakukan rujukan kasus ke Rumah Sakit untuk mendapatkan

perawatan dan pengobatan yang intensif.

5.    Melakukan penyuluhan dalam rangka penyadaran kepada keluarga

terutama mengenai dampak terjadinya gizi buruk

6.    Melakukan pemberian makanan tambahan pemulihan berupa

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pabrikan atau MP-ASI

lokal.

7.    Memonitor perkembangan status gizi anak.

Dinas Kesehatan Kota Manado dalam mengatasi masalah ini

tidak lepas dari kendala-kendala, yaitu:

a.    Orang tua / keluarga balita tidak menginginkan anaknya

dirujuk dan dirawat di rumah sakit, karena alasan ekonomi

terutama jika keluarga tersebut berstatus sebagai Keluarga

Miskin (Gakin) namun tidak menerima kartu Gakin.

b.    Pengetahuan, sikap dan perilaku keluarga/masyarakat yang

kurang dan berpengaruh terhadap terjadinya dan membaiknya

kasus gizi buruk.

Menurut Moehji (2003), penanggulangan gizi buruk dapat

dilakukan dengan beberapa cara yaitu:

1.    Pemeliharaan gizi pada masa prenatal

2.    Pengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir

3.    Pencegahan dan penanggulangan dini penyakit infeksi melalui

imunisasi dan pemeliharaan sanitasi

4.    Pengaturan makanan yang tepat dan benar

5.    Pengaturan jarak kelahiran

Kasus gizi buruk di Kota Manado berdasarkan laporan gizi

Dinas Kota Manado dari Januari Tahun 2010 sampai Juni Tahun

2011 cukup tinggi (Tabel 8).

Tabel 8. Kasus Gizi Buruk di Kota Manado (Tahun 2010-2011)

No PuskesmasTotal Laporan Kasus Gizi

BurukTahun 2010 Tahun 2011

1 Tuminting 6 02 Kombos 15 63 Wawonasa 10 54 Tikala baru 1 15 Ranomut 2 26 Teling atas 1 2

7 Ranotana weru 4 08 Bahu 0 09 Minanga 3 110 Paniki bawah 9 111 Bengkol 1 012 Sario 0 013 Wenang 0 014 Bailang 6 115 Tongkaina 4 0

Jumlah 62 19Laporan Gizi Dinas Kesehatan Kota Manado

Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran No.

347/Menkes/IV/2008, Tanggal 10 April 2008 tentang

Penanggulangan Gizi Buruk dan dengan merujuk kepada Peraturan

Menteri Kesehatan No. 949/Menkes/SK/VIII/2004 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa

(SKD KLB). Oleh karena itu, salah satu upaya untuk mencegah

terjadinya KLB gizi buruk di beberapa wilayah, terutama di

wilayah rawan pangan dan gizi, pemerintah telah mengeluarkan

kebijakan dengan melakukan Respon Cepat Penanggulangan Gizi

Buruk (Depkes 2008).

Dinas Kesehatan Kota Manado sebagai instansi pemerintah

Kota Manado dalam melaksanakan penanggulangan gizi buruk telah

menyusun program-program yang diharapkan dapat menanggulangi

masalah gizi. Program-program itu antara lain:

1.    Survailans gizi termasuk penemuan kasus secara aktif

2.    Pelatihan tatalaksana gizi buruk

3.    Penyediaan mineral mix

4.    Perawatan kasus gizi buruk di Rumah Sakit

5.    Pendampingan kasus gizi buruk pasca rawat

6.    Pengadaan PMT

7.    Binaan teknis dan supervisi berjenjang

BAB V. PENUTUP

5.1    Kesimpulan

Gizi buruk merupakan masalah yang perlu penanganan serius

karena gizi buruk dapat mengakibatkan kematian apabila tidak

ditangani dengan segera.

Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota

Manado dalam penanggulangan kasus gizi buruk yang ditemukan

antara lain adalah:

1.    Melakukan koordinasi dengan program/sektor terkait dan

tokoh-tokoh agama/masyarakat tentang penemuan kasus gizi buruk

di wilayah setempat.

2.    Melakukan pelacakan kasus dalam rangka penegakan status

kasus gizi buruk

3.    Melakukan pemeriksaan klinis oleh tenaga medis dan

pengobatan sementara di tingkat pelayanan dasar (Puskesmas).

4.    Melakukan rujukan kasus ke Rumah Sakit untuk mendapatkan

perawatan dan pengobatan yang intensif.

5.    Melakukan penyuluhan dalam rangka penyadaran kepada keluarga

terutama mengenai dampak terjadinya gizi buruk

6.    Melakukan pemberian makanan tambahan pemulihan berupa

Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) pabrikan atau MP-ASI

lokal.

7.    Memonitor perkembangan status gizi anak.

Penanggulangan gizi buruk dapat dilakukan dengan beberapa

cara yaitu:

a.    Pemeliharaan gizi pada masa prenatal

b.    Pengawasan tumbuh kembang anak sejak lahir

c.    Pencegahan dan penanggulangan dini penyakit infeksi melalui

imunisasi dan pemeliharaan sanitasi

d.   Pengaturan makanan yang tepat dan benar

e.    Pengaturan jarak kelahiran

5.2    Saran

Melalui laporan ini penulis memberi saran yang sekiranya dapat

bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kota Manado dalam

menanggulangi masalah Gizi Buruk yang ada di Kota Manado,

yaitu:

-          Meningkatkan komitmen Dinas Kesehatan Kota Manado dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

-          Mengoptimalkan dana kesehatan yang ada untuk memberikan

pelatihan kepada tenaga kesehatan di Dinas Kota Manado.

-          Memanfaatkan tenaga kesehatan seoptimal mungkin.

-          Mengusulkan adanya pelatihan bagi tenaga kesehatan yang

disesuaikan dengan perkembangan situasi kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2004. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Sarjana. ManadoAzrul Azwar, 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta:Binarupa AksaraDepkes, 2011. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk. Jakarta: Depkes RI.

Depkes, 2008. Pedoman Respon Cepat Penganggulangan Gizi Buruk. Jakarta:Depkes RI

Depkes, 2011. Capaian Pembangunan Kesehatan Tahun 2011. (Online)http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1429-capaian-pembangunan-kesehatan-tahun-2011.html, diakses pada 14Oktober 2011.

Dinkes Kota Manado, 2009. Profil Dinas Kesehatan Kota Manado. Manado:Dinkes Kota Manado

Dinkes Kota Manado, 2010/2011. Laporan Bulanan Gizi. Manado: DinkesKota Manado

FKM Unsrat, 2011. Panduan Magang. Manado: FKM Unsrat.Moehji S, 2003. Ilmu Gizi Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Penerbit

Papas Sinar Sinanti.Supariasa I D N, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.