107
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA MEI 2022

LAPORAN PEREKONOMIAN - Bank Indonesia

Embed Size (px)

Citation preview

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIAPROVINSI SULAWESI TENGGARAJl. Haluoleo, Kel. Mokoau Kec. KambuKota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara 93231

LAPORANPEREKONOMIANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

MEI 2022

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAW

ESI TENGGARA - MEI 2022

Foto Cover Pengembangan komoditas kopi di Konawe Selatan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah Daerahmerupakan wujud sinergi mendorong pertumbuhan Sulawesi Tenggara yg inklusif, berkelanjutan dan hijau.

Mei 2022

Kantor Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANPROVINSI SULAWESI TENGGARA

II LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

Dewan RedaksiLaporan PerekonomianProvinsi Sulawesi Tenggara

Penanggung JawabDoni Septadijaya(Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara)

PenyuntingRandy Cavendish(Kepala Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi)

PenulisAgus Santoso (Asisten Analis)Ali Muhasan (Asisten Analis)M. Fauzan Robbani (Asisten Analis)Perdana Wahyu H. (Asisten Analis)Tio Angie P Samosir (Asisten Analis)Harbianty (Pelaksana)Ilham Hidayat (Swakelola)

KontributorAzhari Angriawan (Pelaksana)

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia lain dapat diakses secara online pada :www.bi.go.id/web/id/publikasi/

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi :KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARATim Perumusan dan Implementasi KEKDA ProvinsiFungsi Perumusan KEKDA ProvinsiJl. Haluoleo, Kel. Mokoau Kec. Kambu Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara 93231

Mei 2022

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara III

Visi, Misi & Nilai StrategisBank Indonesia

Visi“Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik di antara emerging markets untuk Indonesia Maju”

Nilai-nilai Strategis OrganisasiMerupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

Misi1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran

kebijakanBankIndonesia.

2. TurutmenjagastabilitassistemkeuanganmelaluiefektivitaskebijakanmakroprudensialBankIndonesiadansinergidengankebijakanmikroprudensialOtoritasJasaKeuangan.

3. TurutmengembangkanekonomidankeuangandigitalmelaluipenguatankebijakansistempembayaranBankIndonesiadansinergidengankebijakanPemerintahsertamitrastrategislain.

4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui sinergibaurankebijakanBankIndonesiadengankebijakanfiskaldanreformasistrukturalpemerintahsertakebijakanmitrastrategislain.

5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan BankIndonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatanorganisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional proaktif.

IV LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

Kata Pengantar

Doni SeptadijayaPlt. Kepala Perwakilan Bank IndonesiaProvinsi Sulawesi Tenggara

Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 terus menunjukan tren positif dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,07% (yoy). Pertumbuhan terjadi selaras dengan

peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah serta terjaganya kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, pertambangan, industri pengolahan,

perdagangan, dan konstruksi. Kedepan, perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya sejalan dengan membaiknya

ekspektasi kegiatan usaha baik dari sisi konsumen maupun pelaku usaha.

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dapat mempublikasikan Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2022. Kami menyusun Laporan Perekonomian Provinsi triwulan sebagai perwujudan peran kami sebagai strategic partner bagi stakeholders dalam membangun perekonomian Sulawesi Tenggara serta masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalammerumuskankebijakanmoneter,makroprudensialmaupunsistempembayaran. Laporan Perekonomian Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan menjadi evaluasi triwulan I 2022, dan prospek tahun 2022 yang analisanya mencakupkondisi perekonomian, keuanganpemerintah, inflasi, sistemkeuangan dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan uang, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat.

Secara ringkas, di triwulan I 2022 perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh positif sebesar 5,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01% (yoy) namun mengalami moderasi sesuai pola siklikalnya dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy).

Dari sisi permintaan, terjaganya pertumbuhan positif ekonomi Sulawesi Tenggara terjadi selaras dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Sementara itu dari sisi penawaran didukung terjaganya kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

Berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi Tenggara pada periode laporan jugadidukungdengankebijakanPemerintahdalampemulihanekonomidan penanganan pandemi Covid-19, perbaikan mobilitas dan optimisme masyarakat, peningkatan kondisi dunia usaha dan produktivitas lapangan usaha serta perbaikan permintaan dari mitra dagang.

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara V

Dukungan pemerintah terkait pemulihan ekonomi terlihat dari percepatan belanja Pemerintah khususnya pembangunan proyek strategis nasional serta pencairan bantuan sosial. Terkait dengan penanganan Covid-19, Pemerintah terus mendorong akselerasi vaksinasi masyarakat. Hal tersebut berhasil mendorong normalisasi mobiltas masyarakat yang berdasarkan Google Mobility Report tercatat lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, selain itu Survei Konsumen Sulawesi Tenggara mencatatkan Indeks Keyakinan Konsumen yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya selaras dengan peningkatan persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depannya. Pemulihan ekonomi global juga mendorong perbaikan permintaan mitra dagang khususnya pada industri pengolahan serta peningkatan investasi pelaku usaha eksisting dan baru.

Darisisiinflasi,padatriwulanI2022,inflasiIHKprovinsiSulawesiTenggara tercatat mengalami peningkatan selaras dengan kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar RT, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, serta kelompok transportasi.

Berdasarkan data BPS, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggaratercatat sebesar 3,52% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,59% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional danWilayah Sulampua yangmasing-masing tercatat sebesar 2,64% (yoy) dan 2,58% (yoy). Pada periode laporan aktivitas masyarakat terpantau mengalami peningkatan yang terkonfirmasi dari meningkatnya pergerakanmasyarakat pada seluruh area berdasarkan data Google Mobility Report pada triwulan I 2022 dibandingkan periode sebelumnya.

Kendari, 23 Mei 2022Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara

Plt. Kepala Perwakilan

Doni Septadijaya

Kedepan, berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil liaison dan survei yang kami lakukan seperti perkiraan kegiatan usaha dari sisi konsumen dan pelaku usaha, ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021.

Dalam laporan ini menyajikan juga asesmen kami terhadap Potensi Industri Pengolahan Nikel Sulawesi Tenggara, Pengembangan Klaster Kopi Binaan Bank Indonesia dalam Mendukung Ekspor, Hilirisasi Industri Pengolahan Minyak Goreng Kelapa, dan Peran Kerjasama Antar Daerah Dalam Pengendalian Inflasi sebagaireferensikebijakanekonomidaerahkedepan.

Dalam penyusunan laporan ini, data dan informasi selain dari internal Bank Indonesia, juga bersumber dari berbagai instansi terkait, seperti Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara, berbagai perusahaan, perbankan, asosiasi dan akademisi serta sumber lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang membantu penyusunan buku ini.

Akhir kata, selain bermanfaat sebagai referensi terkait kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara kami berharap laporan ini dapat memperkuat optimisme akan prospek perekonomian Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Saran serta masukan dari para pembaca sangat kami harapkan untuk menghasilkan kajian yang lebih baik ke depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa melimpahkan keberkahan, kesempurnaan, dan kemudahan bagi setiap langkah kita dalam berkarya dan berupaya untuk memajukan perekonomian Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara.

VI LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

Daftar Isi

Ekonomi Makro Regional 1

1.1 Kondisi Umum 31.2 Sisi Permintaan 41.2.1 Konsumsi Rumah Tangga 41.2.2 Konsumsi Pemerintah 41.2.3 Investasi 51.2.4 Ekspor dan Impor 61.3 Sisi Penawaran: Lapangan Usaha Utama 71.3.1 Pertanian, Kehutanan Dan Perikanan 81.3.2 Pertambangan dan Penggalian 91.3.3 Industri Pengolahan 101.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran 101.3.5 Konstruksi 101.4 Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Lapangan Usaha

Pertambangan 11

Keuangan Pemerintah 19

2.1 Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah di Sulawesi Tenggara 21

2.2 Perkembangan Realisasi Anggaran APBD 212.2.1 Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi 212.2.2 Realisasi Anggaran Belanja Provinsi 232.2.3 Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota 242.3 Perkembangan Realisasi Anggaran APBN 252.3.1 Realisasi APBN Provinsi 252.3.2 Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 26

Perkembangan Inflasi Daerah 27

3.1 KondisiUmumInflasi 293.2 PerkembanganInflasiBulanan(MonthToMonth) 293.3 PerkembanganInflasiTahunan(YearOnYear) 313.4 PerkembanganInflasiMenurutKota 323.5 InflasiTriwulanII2022 343.6 UpayaPengendalianInflasi 35

Stabilitas Keuangan Daerah 43

4.1 Gambaran Umum Stabilitas Keuangan Daerah 454.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga 454.2.1 Sumber Kerentanan Dan Kondisi Sektor Rumah Tangga 454.2.2 Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan 464.2.3 Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga 474.3 Asesmen Sektor Korporasi 494.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi 494.3.2 Kinerja Korporasi 504.3.3 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi 514.4 Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Di Sulawesi

Tenggara 534.4.1 Aset Bank Umum 534.4.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 544.4.3 Penyaluran Kredit 554.4.4 Perbankan Syariah 574.5 Akses Keuangan 584.5.1 Akses Keuangan Kepada Umkm 584.5.2 Akses Keuangan Kepada Penduduk 59

Bab I

Bab II

Bab III

Bab IV

Visi Misi Bank Indonesia III

Kata Pengantar IV

Daftar Isi VI

Daftar Tabel VIII

Daftar Grafik IX

Ringkasan Eksekutif XII

Tabel Indikator XVI

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara VII

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah 61

5.1 Gambaran Umum 635.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai 635.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring 645.2.2 Perkembangan Transaksi RTGS 655.2.3 Penyelenggara Transfer Dana (PTD) 665.2.4 Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank

(Kupva-BB) 675.2.5 Layanan Keuangan Digital (LKD) 675.2.6 Ekosistem Keuangan Digital 685.3 Pengelolaan Uang Tunai 695.3.1 Aliran Uang Kartal 695.3.2 Penyediaan Uang Layak Edar 695.3.3 Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli 69

Kondisi Tenaga Kerja & Kesejahteraan 73

6.1 Gambaran Umum 756.2 Ketenagakerjaan 756.3 Kesejahteraan 78

Prospek Perekonomian Daerah 81

7.1 Prospek Perekonomian Global Dan Nasional 837.1.1 Prospek Perekonomian Global 837.1.2 Prospek Perekonomian Nasional 847.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara 857.3 ProspekInflasiSulawesiTenggara 88

Bab V

Bab VI

Bab VII

VIII LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 4

Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 8

Tabel B2.1 Asesmen Kesiapan Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya untuk Menjadi Desa Devisa di Provinsi Sulawesi Tenggara 17

Tabel B2.2 Tantangan Pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi dan Tindak Lanjut yang Dibutuhkan 17

Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022 22

Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022 23

Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota Triwulan I 2022 24

Tabel 2.4 Realisasi Dana Desa Akumulatif Triwulan I 2022 25

Tabel 3.1 PerbandinganInflasiBulananMenurutKelompokBarang/Jasa(%,mtm) 30

Tabel 3.2 Top10SumbanganInflasi&DeflasiBulananSulawesiTenggara 30

Tabel 3.3 PerbandinganInflasiTahunanMenurutKelompokBarang&Jasa(%,yoy) 33

Tabel 3.4 PerkembanganInflasiSpasial 34

Tabel B4.1Surplus/DefisitKomoditasUtamaPenyumbangInflasiSultra 40

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis 52

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten 53

Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten 55

Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi 57

Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas di Sulawesi Tenggara (Ribu Jiwa) 75

Daftar Tabel

Daftar GambarGambar B2.1 Hamparan Lahan Kopi Existing di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan 16

Gambar B2.3 Penggunaan Mesin Roasting Kopi untuk Meningkatkan Kualitas Roasted Beans 16

Gambar B2.2 Penandatanganan MoU Pengembangan Klaster Kopi antara Bank Indonesia Sulawesi Tenggara dengan Pemkab. Konawe Selatan 16

Gambar B2.4 GudangPengeringBijiKopiBerteknologiUltraVioletuntukMenjagaKualitasHasilPanen 16

Gambar B2.3 BrandKopiTolaki:OlahanKopiRobustaSiapSajidariKlasterKopidiDesaAmatowodanTridanaMulya,Kec.Landono,Kab. Konawe Selatan 17

Gambar B3.1 Pohon Industri Minyak Goreng Kelapa 38

Gambar B4.1 Dukungan dari semua pihak, termasuk NSLIC, dalam menyukseskan KAD Sultra 42

Gambar B5.1 Berbagai lapisan masyarakat yang mengikuti kegiatan Pekan CBP dan pakai QRIS 71

Gambar B5.2 Sosialisasi CBP dalam rangka menjaga kedaulatan negara 71

Gambar B5.3 Sinergi stakeholder dalam mendorong berlangsungnya kegiatan 72

Gambar B5.4 Kick-off rangkaian kegiatan Gerakan CBP dan Ayomi Pakai QRIS 72

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara IX

Grafik1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara 3

Grafik1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022 3

Grafik1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Triwulan I 2022 3

Grafik1.4 Andil Pertumbuhan Sisi Permintaan 4

Grafik1.5 Indeks Keyakinan Konsumen 4

Grafik1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara 5

Grafik1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara 5

Grafik1.8 Tabungan Pemerintah Daerah 5

Grafik1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara 5

Grafik1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara 5

Grafik1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor 6

Grafik1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor 6

Grafik1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara 6

Grafik1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara 7

Grafik1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri 7

Grafik1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara 7

Grafik1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara 7

Grafik1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri 7

Grafik1.19 Share of Growth Sisi Penawaran 7

Grafik1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara 8

Grafik1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara 8

Grafik1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara 9

Grafik1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara 9

Grafik1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Hasil Survei Bank Indonesia 9

Grafik1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara 9

Grafik1.26 Ekspor Sektor Industri Pengolahan Sulawesi Tenggara 9

Grafik1.27 Volume Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara 9

Grafik1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara 10

Grafik1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara 10

Grafik1.30 Google Mobility Index Area Perbelanjaan Sulawesi Tenggara 11

Grafik1.31 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara 11

Grafik1.32 Realisasi Pengadaan Semen 11

Grafik1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara 11

Grafik1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara 11

GrafikB1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tambang di Sultra 13

GrafikB1.2 Pangsa Tambang dan Industri Pengolahan Terhadap Ekonomi Sultra 13

GrafikB1.3 Persebaran IUP dan Kapasitas Produksi Tambang Nikel di Sulampua 14

GrafikB1.4 Rantai Produksi dan Pemanfaatan Nikel 14

GrafikB1.5 Perkiraan Produksi Pengolahan Nikel Kadar Rendah di Indonesia 14

GrafikB2.1 Konsumsi Kopi Nasional 15

GrafikB2.2 Total Ekspor Kopi Nasional 15

GrafikB2.3 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi Menurut Jenis Kepemilikan Lahan 15

GrafikB2.4 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi Nasional dan KTI 15

GrafikB2.5 Perbandingan Total Aset dan Tingkat Produktivitas UMKM Kopi belum dan Setelah Implementasi Program Klaster 17

GrafikB2.6 Roadmap Pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Desa Tridana Mulya, Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan 18

Grafik2.1 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi Sulawesi Tenggara 21

Grafik2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara 21

Grafik2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara 21

Grafik3.1 RingkasanPerkembanganInflasiSulawesiTenggara (yoy) dan Kelompok Usaha 29

Grafik3.2 PetaInflasiDaerahTriwulanI2022(%,yoy) 29

Grafik3.3 PergerakandanPolaInflasiBulananSulawesiTenggara 29

Grafik3.4 Perkembangan Produksi Ikan pada 3 Pelabuhan Utama di Sulawesi Tenggara 29

Grafik3.5 PergerakanInflasiTahunanSulawesiTenggara 31

Grafik3.6 Rata-rata Curah Hujan Triwulanan di Sulawesi Tenggara 31

GrafikB3.1 TrenPerkembanganHargaCPO 37

Daftar Grafik

X LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

GrafikB3.2 Tren Perkembangan Harga Minyak 37

GrafikB3.3 InflasiKelompokKomoditasSultra 37

GrafikB3.4 Tren Produksi Kelapa Sultra (ton) 38

GrafikB3.5 Sentra Produksi Kelapa Sultra 38

GrafikB4.1 TrenPerkembanganInflasiDuaKotaPenyumbang 41

GrafikB4.2 DisparitasHargaDuaKotaPenyumbangInflasi 41

GrafikB4.3 TrenPerkembanganInflasiBerasSulut 41

GrafikB4.4 Tren Perkembangan Disparitas Harga Beras Sulut dan Sultra 41

Grafik4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara 45

Grafik4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara 45

Grafik4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara 45

Grafik4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga 45

Grafik4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara 46

Grafik4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara 46

Grafik4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara 46

Grafik4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya 46

Grafik4.9 Komposisi Kredit RT 47

Grafik4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT 47

Grafik4.11 Pertumbuhan Kredit RT 47

Grafik4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit RT 47

Grafik4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit 48

Grafik4.14 NPL KPR 48

Grafik4.15 PertumbuhanKKBBerdasarkanJenisKredit   48

Grafik4.16 NPL dan Suku Bunga KKB 48

Grafik4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran Kredit 49

Grafik4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna 49

Grafik4.19 Pangsa Komoditas Ekspor 49

Grafik4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara 49

Grafik4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison 50

Grafik4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara 51

Grafik4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara 51

Grafik4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara 51

Grafik4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi 51

Grafik4.26 Pertumbuhan Kredit Korporasi 53

Grafik4.27 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara 53

Grafik4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara 54

Grafik4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank 54

Grafik4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara 54

Grafik4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan 54

Grafik4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara 55

Grafik4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara 55

Grafik4.34 Perkembangan Loan to Deposit Rasio Sulawesi Tenggara 56

Grafik4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara 56

Grafik4.36 Pangsa Perbankan Syariah 57

Grafik4.37 Perkembangan Pembiayaan Syariah 57

Grafik4.38 NPF Pembiayaan Syariah 58

Grafik4.39 Perkembangan DPK Syariah 58

Grafik4.40 Pangsa Kredit UMKM 58

Grafik4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM 58

Grafik4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara 59

Grafik4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara 59

Grafik4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja 59

Grafik4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja 59

Grafik5.1 Preferensi Penggunaan Sistem 63

Grafik5.2 Nilai dan Pertumbuhan Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara 63

Grafik5.3 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara 64

Grafik5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai Sulawesi Tenggara 64

Daftar Grafik

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara XI

Grafik5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara 64

Grafik5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara 64

Grafik5.7 Perputaran Kliring Harian 65

Grafik5.8 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan di Sultra 65

Grafik5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara 65

Grafik5.10 PersentaseTolakanBerdasarkanWarkat 65

Grafik5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten 65

Grafik5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten 66

Grafik5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara 66

Grafik5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara 66

Grafik5.15 AliranTransaksiTransferDanaInflowDariLuarNegeri 66

Grafik5.16 AliranTransaksiTransferDanaOutflowKeLuarNegeri 66

Grafik5.17 AliranTransferDanaInflowDomestik 66

Grafik5.18 AliranTransferDanaOutflowDomestik 67

Grafik5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing 67

Grafik5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan 67

Grafik5.21 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS 67

Grafik5.22 Pangsa Merchant Pengguna QRIS 67

Grafik5.23 Jenis Transaksi yang Dilakukan di Agen LKD 68

Grafik5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara 68

Grafik5.25 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara 68

Grafik5.26 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota 68

Grafik5.27 Pertumbuhan Transaksi di E-commerce 68

Grafik5.28 Metode Pembayaran 69

Grafik5.29 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas 69

Grafik5.30 OutflowMelaluiKegiatanPenukarandanKasKeliling di Sulawesi Tenggara 69

Grafik5.31 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara 69

Grafik5.32 PosisiNetOutflowUangKartaldiSulawesiTenggara 70

Grafik5.33 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan 70

Grafik6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 75

Grafik6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha 75

Grafik6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja 77

Grafik6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara 77

Grafik6.5 Pangsa Tenaga Kerja Sektoral Sulawesi Tenggara 77

Grafik6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara 77

Grafik6.7 Indeks Penghasilan Konsumen 78

Grafik6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara 78

Grafik6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara 79

Grafik6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara 79

Grafik7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 83

Grafik7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Pelaku Usaha 83

Grafik7.3 PerkiraanOmzetPenjualanKorporasi 83

Grafik7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia 84

Grafik7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao 84

Grafik7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat 85

Grafik7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 85

Grafik7.8 PMI Manufaktur Tiongkok 85

Grafik7.9 Perkiraan Kegiatan Usaha 85

Grafik7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia 87

Grafik7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara 87

Daftar Grafik

XII LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

Ekonomi Makro RegionalPada triwulan I 2022, perekonomian Sulawesi Tenggara tetap mengalami pertumbuhan

positif sebesar 5,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang

sebesar 5,01% (yoy) walaupun mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV 2021

yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy). Berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi Tenggara pada

periodelaporanterjadikarenadukungankebijakanPemerintahdalampemulihanekonomidan

penanganan pandemi Covid-19, perbaikan mobilitas dan optimisme masyarakat, peningkatan

kondisi dunia usaha dan produktivitas lapangan usaha serta perbaikan permintaan dari mitra

dagang.

Lebih detail, dari sisi permintaan, pertumbuhan positif didorong oleh peningkatan konsumsi

rumah tangga dan konsumsi pemerintah selaras dengan peningkatan optimisme dan mobilitas

masyarakatditengahberbagaikebijakanpelonggaranaktivitasdanpenyaluranbantuanoleh

pemerintah. Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan perekonomian terjadi selaras dengan

terjaganya kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian selaras dengan

peningkatan produksi berbagai komoditas, lapangan usaha pertambangan dan industri

pengolahan selaras dengan peningkatan permintaan nikel dan olahannya, serta lapangan

usaha perdagangan dan konstruksi seiring pembangunan proyek pemerintah dan swasta yang

terus berlangsung

Keuangan PemerintahPada triwulan I 2022, realisasi pendapatan APBD Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan

sebesar 46,40% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi selaras dengan peningkatan realisasi

belanja APBN, realisasi belanja APBD Kabupaten/Kota dan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

dan dana desa.

Disisi lain, realisasi belanja pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 10,36% (yoy).

Peningkatan realisasi belanja tersebut terjadi seiring dengan peningkatan realisasi pada

kelompok PAD dan pendapatan transfer pemerintah pusat.

Perkembangan yang ada menunjukkan keberhasilan upaya dan langkah strategi Pemerintah

Daerah terkait inovasi peningkatan pendapatan pada masa pandemi Covid-19 antara lain

melaluipenerapandigitalisasiatauelektronifikasitransaksidilingkupPemerintahDaerah.

.

Perekonomian Sulawesi Tenggara

mengalami pertumbuhan positif

pada triwulan I 2022, lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan

ekonomi nasional karena

dukungan kebijakan Pemerintah,

perbaikan mobilitas dan optimisme

masyarakat, peningkatan kondisi

dunia usaha dan produktivitas

lapangan usaha serta perbaikan

permintaan dari mitra dagang.

Pada tahun 2022, secara

total, realisasi belanja dan

pendapatan Pemda di Sulawesi

Tenggara mengalami percepatan

dibandingkan tahun sebelumnya

selaras dengan perbaikan

penggunaan SIPD dan inovasi

peningkatan pendapatan pada masa

pandemi Covid-19.

RingkasanEksekutif

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara XIII

Perkembangan Inflasi DaerahPadatriwulanI2022,inflasiIHKprovinsiSulawesiTenggaratercatatmengalamipeningkatanselaras

dengan kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar RT, kelompok

perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, serta kelompok transportasi.

Berdasarkan data BPS, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 3,52% (yoy),

meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,59% (yoy) dan lebih

tinggidibandingkaninflasiNasionaldanWilayahSulampuayangmasing-masingtercatatsebesar

2,64% (yoy) dan 2,58% (yoy). Pada periode laporan aktivitas masyarakat terpantau mengalami

peningkatan yang terkonfirmasi dari meningkatnya pergerakan masyarakat pada seluruh area

berdasarkan data Google Mobility Report pada triwulan I 2022 dibandingkan periode sebelumnya.

Stabilitas Keuangan DaerahPada triwulan I 2021, stabilitas sistem keuangan yang tercermin dari berbagai faktor terpantau dalam

kondisi yang terjaga. Hal ini tercermin dari kondisi kredit yang terpantau tumbuh positif dengan

risiko kredit yang relatif terjaga. Kredit pada periode laporan tumbuh positif karena kenaikan dari

sisi supply dan demand.

Pada triwulan I 2022 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang berkantor di Sulawesi

Tenggara tumbuh sebesar 18,94% (yoy) meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya

yang tumbuh sebesar 18,33% (yoy). Kenaikan lajut pertumbuhan kredit tersebut disertai dengan

kenaikan risiko yang tercermin dari kenaikan Non Performing Loan (NPL) Gross menjadi 1,84% pada

triwulan I 2022 dari yang sebelumnya yang tercatat sebesar 1,74% pada triwulan IV 2021, walaupun

masih berada di bawah threshold 5%. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank

umum yang berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mencapai Rp27,69 triliun, tumbuh

sebesar 8,61% (yoy), tetap tumbuh tinggi walaupun mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021

yang tumbuh sebesar 14,99% (yoy) .

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang RupiahPada triwulan I 2022, sistem pembayaran non-tunai sebagai pendukung aktivitas ekonomi dan

sistem keuangan terus menunjukkan perkembangan kinerja yang positif meskipun mengalami

perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya selaras dengan siklus ekonomi Sulawesi Tenggara.

Selain itu perkembangan transaksi digital untuk masyarakat unbankable juga terus tumbuh

membaik. Konsumsi masyarakat melalui platform e-commerce terus mengalami peningkatan

hinggatriwulanI2022mencapaiRp358,1miliarmeningkat49,44%(yoy).Berbagaikebijakantelah

dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong penggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif telah

berhasil mendorong peningkatan jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara hingga triwulan I 2022

Tekanan inflasi tahun ke tahun

Sulawesi Tenggara mengalami

peningkatan penurunan selaras

dengan kenaikan harga pada

kelompok perumahan, air, listrik,

dan bahan bakar RT ditengah

membaiknya mobilitas dan

permintaan masyarakat.

Pada triwulan I 2022, stabilitas

sistem keuangan yang tercermin

dari berbagai faktor terpantau

dalam kondisi yang terjaga yang

disertai dengan peningkatan

penyaluran kredit walaupun disertai

dengan peningkatan tingkat risiko.

Kegiatan transaksi baik tunai

maupun nontunai di Sulawesi

Tenggara mengalami perlambatan

selaras dengan siklus ekonomi.

Berbagai kebijakan Bank Indonesia

bersama otoritas terkait dalam

mendorong keuangan digital yang

lebih inklusif terus dilakukan.

RingkasanEksekutif

XIV LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

sebanyak 82.336 merchant jauh meningkat jauh diatas triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 75.218

merchant.Selainitu,peranBankIndonesiadalammendorongElektronifikasiTransaksiPemerintah

juga telah berhasil mendorong terbentuknya 18 Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah

(TP2DD) yang terdiri dari 17 Kab/Kota di Sulawesi Tenggara dan 1 Provinsi.

Kondisi Tenaga Kerja dan KesejahteraanSeiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia usaha yang terus berlanjut,

tracking kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 menunjukkan

perkembangan positif. Kondisi tersebut terlihat dari indeks ketersediaan lapangan kerja dan tingkat

penggunaan tenaga kerja yang masih berada pada tingkat yang optimis.

Dari sisi kesejahteraan dibandingkan periode sebelumnya, pendapatan masyarakat Sulawesi

Tenggara yang bekerja di sektor pertanian, berdasarkan Indeks Nilai Tukar Petani (NTP), tercatat

mengalami penurunan dengan capaian rata-rata sebesar 100,11 sedikit mengalami penurunan

dibandingkan dengan rata-rata triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,91 namun tetap

di atas 100 atau dalam kategori sangat baik. Namun demikian, Indeks penghasilan konsumen

Sulawesi Tenggara triwulan I 2022, tercatat sebesar 122,33 mengalami peningkatan dari triwulan

sebelumnya yang sebesar 108,33. Membaiknya indeks penghasilan masyarakat tersebut utamanya

menggambarkan kesejahteraan masyarakat yang bekerja di sektor formal.

Prospek Perekonomian DaerahBerdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, ekonomi Sulawesi Tenggara

pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. Faktor yang

berperan penting pada akselerasi pertumbuhan tersebut adalah perbaikan kondisi dan penanganan

pandemi Covid-19, berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional, permintaan mitra

dagang yang membaik khususnya pada industri pengolahan serta peningkatan investasi pelaku

usaha eksisting dan baru. Indikasi awal perbaikan ekonomi pada tahun 2022 dapat terlihat dari

perkembangan sejumlah indikator terkini, seperti perkiraan kegiatan usaha baik dari sisi konsumen

dan pelaku usaha yang terus meningkat.

Selainitu,tekananinflasiSulawesiTenggarapadatahun2022diperkirakanmeningkatdaritahun

sebelumnya dan berada dalam range sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% +- 1%. Faktor

utama yang mendasari perkiraan tersebut adalah membaiknya aktivitas dan konsumsi masyarakat

seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik serta kenaikan beberapa harga komoditas baik

karenakebijakanPemerintah,ketersediaanpasokanmaupunrantaidistribusi.

Sejalan dengan pemulihan ekonomi

yang sedang berlangsung, kondisi

ketenagakerjaan Sulawesi Tenggara

berlangsung membaik, ditunjukkan

oleh tingkat penyerapan tenaga

kerja dan tingkat kesejahteraan

masyarakat yang dikategorikan baik

Pertumbuhan ekonomi Sultra pada

tahun 2022 diperkirakan tumbuh

lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

Selain itu, tekanan inflasi Sulawesi

Tenggara pada tahun 2022

diperkirakan meningkat dari tahun

sebelumnya dan berada dalam

range sasaran inflasi nasional.

RingkasanEksekutif

Halaman ini sengaja dikosongkan

XVI LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

TabelIndikator

INDIKATOR2019 2020 2021 2022

I II III IV I II III IV I II III IV I

Indeks Harga Konsumen 1)

- Kendari 129,1 135,4 133,6 132,6 103,2 104,8 105,6 105,3 105,3 107,1 108,7 108,5 108,6

- Baubau 136,5 137,7 136,2 138,5 102,3 103,2 103,9 104,8 104,2 104,7 105,5 105,9 108,3

Indeks Harga Konsumen 1)

- Sulawesi Tenggara 2,60 3,49 3,71 2,70 0,99 (0,15) 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68 2,58 3,52

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.169 5.442 5.370 5.606 5.400 5.443 5.370 5.484 5.461 5.561 5.337 5.888 5.707

2. Pertambangan dan Penggalian 4.519 4.921 5.264 5.292 4.766 4.623 4.916 4.909 4.515 4.553 4.904 5.017 4.601

3. Industri Pengolahan 1.403 1.510 1.575 1.454 1.525 1.487 1.576 1.700 1.584 1.721 1.703 1.888 1.697

4. Pengadaan Listrik, Gas 11 12 12 12 12 11 11 13 13 13 12 13 13

5. Pengadaan Air 41 42 44 44 44 45 44 44 44 46 46 45 46

6. Konstruksi 2.665 2.910 3.206 3.311 2.692 2.793 3.207 3.300 2.728 2.924 3.598 3.900 2.955

7.PerdaganganBesar&Eceran, 2.731 2.999 3.076 3.197 2.851 2.819 2.918 2.905 2.879 2.978 3.257 3.379 3.068

8. Transportasi dan Pergudangan 996 1.074 1.134 1.184 1.022 936 1.062 1.136 1.018 1.032 1.032 1.087 1.075

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 128 129 138 145 133 116 132 138 135 129 135 143 144

10. Informasi dan Komunikasi 574 580 584 602 616 635 639 639 630 636 667 689 690

11. Jasa Keuangan 493 511 520 560 537 508 536 571 559 566 580 595 593

12. Real Estate 326 342 349 363 352 347 343 344 353 358 357 357 343

13. Jasa Perusahaan 46 50 50 52 47 45 49 49 47 48 48 51 51

14. Adm Pemerintahan, 1.075 1.127 1.146 1.248 1.088 1.186 1.192 1.281 1.123 1.335 1.179 1.201 1.128

15. Jasa Pendidikan 1.084 1.087 1.165 1.142 1.144 1.160 1.193 1.151 1.145 1.186 1.263 1.227 1.224

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 220 225 233 239 241 240 251 256 248 256 288 274 271

17. Jasa Lainnya 322 328 330 336 324 304 317 320 314 314 325 343 344

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.603 11.059 11.288 11.348 11.140 10.779 11.104 11.232 11.090 11.224 11.311 11.448 11.438

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 254 268 259 264 246 245 259 263 241 253 258 261 257

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.622 3.322 3.441 3.680 2.619 3.230 3.552 3.545 2.462 3.467 3.494 3.529 2.527

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8.764 9.479 10.085 10.429 9.012 9.010 9.754 10.135 9.010 9.282 10.655 11.292 9.538

5. Perubahan Inventori (60) (57) 207 (127) 94 (105) 314 (145) 163 (529) 363 372 378

6. Ekspor 5.208 6.338 6.721 7.354 6.556 7.066 9.531 14.096 11.498 16.485 15.456 16.455 12.199

7. Impor 5.586 7.118 7.803 8.162 6.872 7.526 10.757 14.886 11.670 16.528 16.804 17.261 12.388

Total PDRB (Rp Miliar) 21.805 23.290 24.197 24.786 22.794 22.699 23.756 24.241 22.795 23.654 24.732 26.097 23.949

Pertumbuhan PDRB (%, yoy) 6,4 6,3 6,4 6,9 4,5 (2,54) (1,82) (2,15) 0,00 4,20 4,11 7,66 5,07

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018

PDRB DAN IHK

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara XVII

TabelIndikator

INDIKATOR2019 2020 2021 2022

I II III IV I II III IV I II III IV I

Perbankan

Total Asset (Rp miliar) 29.965 31.078 32.116 34.027 32.339 33.594 35.391 37.210 36.114 37.231 38.747 41.539 40.146

- Bank Konvensional 28.499 29.531 30.455 32.401 30.593 31.782 33.476 35.170 33.968 34.947 36.619 39.190 37.744

- Bank Syariah 1.466 1.547 1.661 1.626 1.747 1.812 1.915 2.040 2.146 2.284 2.129 2.349 2.403

Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar) 20.739 21.661 22.166 21.914 21.014 22.891 25.880 25.940 25.497 26.781 26.340 29.829 27.692

- Giro 4.630 5.935 5.598 3.202 4.527 4.529 5.757 3.454 4.793 5.399 5.368 5.721 6.925

- Tabungan 10.114 10.341 10.629 12.493 11.087 11.887 12.606 14.512 13.755 14.784 14.677 16.492 15.575

- Deposito 5.995 5.385 5.939 6.219 5.400 6.475 7.517 7.975 6.948 6.597 6.295 7.616 5.191

Kredit Bank Umum (Rp miliar) 1) 23.792 24.456 25.045 25.528 26.036 25.845 26.454 27.258 27.717 28.204 31.194 32.256 32.966

- Modal Kerja 6.225 6.481 6.635 6.650 6.899 6.815 7.323 7.856 8.104 8.290 11.024 11.623 12.004

- Investasi 2.488 2.564 2.657 2.640 2.672 2.599 2.592 2.637 2.728 2.810 2.876 3.035 3.184

- Konsumsi 15.079 15.411 15.754 6.237 16.465 16.431 16.539 16.766 16.884 17.104 17.294 17.598 17.777

NPL Bank Umum (%) 2,42 2,52 2,51 2,33 2,65 2,55 2,27 1,96 2,06 2,15 1,93 1,74 1,84

LDR (%) 112,64 107,75 112,99 116,49 123,90 112,91 102,22 105,00 108,00 105,31 118,43 108,14 119,05

Kas (Rp miliar)

- Inflow 1.440 1.560 868 413 1.466 831 731 325 1.757 1.120 578 506 1.514

- Outflow 416 1.494 1.011 2.135 316 1.455 1.108 2.249 238 1.730 730 2.095 502

- Net (Inflow - Outflow) 1.024 66 (143) (1.723) 1.150 (624) (378) (1.924) 1.519 (610) (152) (1.589) 1.012

Kliring

- Volume (transaksi) 48.484 48.883 55.429 62.099 53.246 48.672 55.937 65.544 72.549 52.263 51.036 93.927 50.314

- Nominal (Rp miliar) 1.660 1.719 1.911 2.360 2.145 1.950 2.157 2.510 2.697 2.232 2.083 2.645 2.083

RTGS dari Perbankan Sultra

- Volume (transaksi) 662 634 2.180 2.901 2.091 2.138 2.535 3.559 3.451 3.698 3.815 4.575 3.881

- Nominal (Rp miliar) 1.110 2.015 4.136 5.477 2.895 2.921 2.981 4.159 3.780 4.101 3.767 5.563 4.403

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah1) Lokasi Bank

PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN

Ekonomi Makro RegionalBab I

Pada triwulan I 2022, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 5,07% (yoy), melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy) namun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 5,01% (yoy).

Asesmen Sisi Penawaran Asesmen Sisi PermintaanDari sisi penawaran, moderasi pertumbuhan terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha utama, seperti LU Pertanian, LU Pertambangan, LU Industri Pengolahan, LU Konstruksi, maupun LU Perdagangan sesuai dengan pola historisnya.

Dari sisi penawaran, moderasi pertumbuhan terjadi pada beberapa komponen permintaan seperti komponen ekspor dan PMTB. Sementara komponen lainnya seperti konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah tercatat mengalami peningkatan pertunbuhan pada triwulan I 2022 tercatat mengalami peningkatan yang didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah.

PDRBSulawesi Tenggara

7,66% yoyTw IV 2022

Pertumbuhan lebih tinggidibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan lebih rendahdibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan stabildibanding periode sebelumnya.

PMA

Tw IV 2021351,6 Juta USD

Tw I 2022

PMDN

Tw IV 2021 Tw I 2022Rp577 M

524 Juta USD

Growth

Tw IV 202157,4 % yoy

Tw I 202244,2 % yoy

Nominal

Tw IV 2021 Tw I 2022Rp 1.125,9M

IndeksKeyakinan Konsumen

InvestasiEksporLuar Negeri

PangsaPermintaan 41,43 %

-0,57 % yoy

Tw IV 2021

45,52 %11,36 % yoy

Tw IV 2021

72,75%15,87 % yoy

Tw IV 2021

68,77 %16,73 % yoy

Tw IV 2021

14,46 %1,92 % yoy

Tw IV 2021

38,53 %6,10 % yoy

Tw I 2022

49,74 %5,85 % yoy

Tw I 2022

54,47%6,16 % yoy

Tw I 2022

52,32 %6,10 % yoy

Tw I 2022

11,04 %6,16 % yoy

Tw I 2022

KONSUMSI RT

EKSPOR

KONSUMSI PEMERINTAH

PMTB

IMPOR

5,07% yoyTw I 2022

PangsaPenawaran 16,03 %

18,20 % yoy

Tw IV 2021

12,69 %16,32 % yoy

Tw IV 2021

7,60%11,01 % yoy

Tw IV 2021

19,11 %2,27 % yoy

Tw IV 2021

23,44 %7,32 % yoy

Tw IV 2021

13,35 %8,31 %

Tw I 2022

12,63 %6,57 % yoy

Tw I 2022

7,55 %7,14 % yoy

Tw I 2022

19,05%1,89 % yoy

Tw I 2022

24,78 %4,51 % yoy

Tw I 2022

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

KONSTRUKSI

PERDAGANGAN

IND. PENGOLAHAN

Rp1.134,9M

Tw I 2022149,8

Tw IV 2021137,9

Rp 1.482,9M

• Pada triwulan I 2022, perekonomian Sulawesi Tenggara tetap mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,07% (yoy), walaupun mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy) dan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,01% (yoy).

• Dari sisi permintaan, pertumbuhan positif didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah selaras dengan peningkatan optimisme dan mobilitas masyarakat ditengah berbagai kebijakanpelonggaranaktivitasdanpenyaluranbantuanolehpemerintah.

• Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan perekonomian terjadi selaras dengan terjaganya kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian selaras dengan peningkatan produksi berbagai komoditas, lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan selaras dengan peningkatan permintaan nikel dan olahannya, serta lapangan usaha perdagangan dan konstruksi seiring pembangunan proyek pemerintah dan swasta yang terus berlangsung.

Foto : Budidaya tanaman kopi dengan dukungan Bank Indonesia untuk mendorong kontribusi sektor Pertanian sebagai sektor terbesar pembentuk PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 20223

1.1 KONDISI UMUMPada triwulan I 2022, perekonomian Sulawesi Tenggara melanjutkan tren pertumbuhan positif. Pada periode laporan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional namun lebih rendah dibanding pertumbuhan triwulan sebelumnya. Berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi Tenggara tersebut terjadi sejalan dengan perbaikan penangangan pandemi Covid-19 dan dukungan kebijakan Pemerintah yangmendorong perbaikan kondisi dunia usaha dan mobilitas masyarakat, perbaikan permintaan dari mitra dagang serta kenaikan produktivitas lapangan usaha. Selain itu perekonomian Sulawesi Tenggara sudah berada diatas level sebelum pandemi dan tumbuh mendekati tren pertumbuhan ekonomi periode sebelum pandemi.

Dari sisi permintaan, terjaganya pertumbuhan positif ekonomi Sulawesi Tenggara terjadi selaras dengan peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah. Sementara itu dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan perekonomian terjadi selaras dengan terjaganya kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.

Pada periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 5,07% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulanIV2021yangtumbuhsebesar7,66%(yoy)(Grafik1.1). Capaian tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy).

Memasuki triwulan II 2022, perkembangan beberapa indikator ekonomi di Sulawesi Tenggara mengindikasikan arah pertumbuhan yang positif. Hasil survei yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dan pendalaman informasi yang dilakukan melalui survei dan liaison juga mendukung hal tersebut. Dari sisi lapangan usaha, perkiraan kenaikan produksi sektor pertambangan dan industri pengolahan seiring kenaikan permintaan dari mitra dagang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang. Selain itu terjaganya produksi sektor pertanian terutama pertanian tanaman pangan dan perkebunan yang akan memasuki musim panen di tengah keterbatasan produksi perikanan diperkirakan akan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya tetap tingginya aktivitas kontruksi seiring percepatan penyelesaian proyek dan penambahan proyek baru pemerintah dan swasta yang disertai tingginya aktivitas perdagangan seiring perbaikan penanganan Covid-19 diperkirakan akan menopang pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang. Di sisi permintaan, percepatan realisasi belanja Pemerintah utamanya dalam pembayaran proyek strategis dan bantuan sosial serta perkiraan peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat pada periode HBKN Idul Fitri serta penyelenggaran event berskala besar di Sultra diperkirakan akan menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada periode mendatang. Tetap tingginya realisasi investasi dari swasta terutama dari pelaku industri pengolahan diperkirakan juga akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan II 2022.

% YOY

PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONALPERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA

7,66%

5,07%

5,02% 5,01%

-8%

-6%

-4%

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

I II III IV I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021 2022

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara

PRIMER SEKUNDER TERSIER

Pertanian23,44%

Pertambangan19,11%

Transportasi3,73%

Ind Pengolahan7,60%

Konstruksi16,03%

Jasa Pendidikan4,42%

Perdagangan12,69%

AdmPemerintahan4,62%

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022

AcehSumutRiauSumbarLampungKepriBengkuluKep. Babel

: 3,24%: 3,90%: 4,72%: 3,64%: 2,96%: 2,83%: 3,03%: 3,26%

KalbarKalselKaltimKaltengKaltara

: 4,05%: 3,49%: 1,85%: 7,32%: 4,53%

BantenJakartaJabarJatengYogyakarta

: 4,97%: 4,63%: 5,61%: 5,16%: 2,91%

BaliNTBNTT

: 1,46%: 7,76%: 1,62%

SulutGorontaloSultengSulbarSulselSultra

: 3,86%: 5,26%: 10,49%: 0,93%: 4,27%: 5,07%

MalukuMaluku UtaraPapuaPapua Barat

: 3,69%: 29,63%: 13,33%: -1,01%

NASIONAL : 3,47%

SUMATERA4,03%

KALIMANTAN3,21%

JAWA5,07% BALINUSRA

3,42%

MALUKU, PAPUA10,75%

SULAWESI,5,37%

PDRB ≥ 7,0%

6,0% ≤ PDRB < 7,0%

5,0% ≤ PDRB < 6,0%

4,0% ≤ PDRB < 5,0%

0,0% ≤ PDRB < 4,0%

PDRB < 0%

4,03%SUMATERA 3,21%

KALIMANTAN5,37%SULAWESI

JAWA5,07% BALINUSRA

3,42%

MALUKU DAN PAPUA10,75%

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Triwulan I 2022

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 2022 4

1.2 SISI PERMINTAANDari sisi permintaan (komponen pengeluaran pada PDRB), pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada triwulan I 2022 didorong oleh peningkatan pada kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah. Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara didominasi oleh impor, ekspor, dan konsumsi rumah tangga dengan pangsa masing-masing sebesar 54,47%, 52,32% dan 49,74% (Tabel 1.1).

1.2.1 Konsumsi Rumah TanggaPada triwulan I 2022, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar 3,14% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,92% (yoy). Peningkatan kinerja tersebut sejalan dengan peningkatan mobilitas dan optimisme masyarakat seiring penurunan kasus Covid pada triwulan I 2022 dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan mobilitas masyarakat antara lain tercermin dari data Google Mobility Report (GMR). Pada periode laporan, mobilitas masyarakat mengalami peningkatan dari rata-rata 24,51% terhadap baseline pada triwulan IV 2021 menjadi rata-rata 31,68% pada periode laporan. Secara parsial terdapat peningkatan rata-rata aktivitas di tempat kerja dari 5,92% terhadap baseline pada triwulan IV 2021 menjadi sebesar 20,73% pada triwulan I 2022. Insight dari data GMR tersebut adalah mobilitas di tempat kerja semakin meningkat karena kuantitas WFO dan pembelajaran tatap muka yang lebih tinggi,tingginya aktivitas masyarakat tersebut diperkirakan berdampak pada peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat.

Selain data GMR, peningkatan konsumsi rumah tangga selaras persepsi masyarakat yang tercermin dari hasil survei konsumen Bank Indonesia. Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara mencatatkan peningkatan dari 137,87 pada triwulan IV 2021 menjadi 149,77 pada periode laporan (Grafik 1.5). Kondisi tersebut terutama disebabkanoleh peningkatan pada keyakinan konsumen terhadap ekonomi saat ini mencakup peningkatan penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja, serta peningkatan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi ekonomi ke depannya (6 bulan mendatang) baik dalam hal ketersediaan lapangan kerja maupun kondisi usaha.

Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga juga didukung oleh perbankan yang tercermin dari peningkatan penyaluran kredit konsumsi. Pada triwulan I 2022, kredit konsumsi tercatat tumbuh sebesar 3,43% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 2,97% (yoy) (Grafik 1.6). Peningkatanpenyaluran kredit tersebut disertai terjaganya rasio NPL dari 0,87% pada triwulan IV 2021 menjadi 0,93% pada periode laporan yang mengindikasikan repayment capacity rumah tangga yang semakin baik karena kondisi keuangan yang terus pulih.

1.2.2 Konsumsi PemerintahPada triwulan I 2022, konsumsi pemerintah tercatat mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 2,67% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 0,57% (yoy).

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

KOMPONEN PENGELUARAN2019 2020 2021 2022

PANGSAI II III IV I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 5,65 6,20 6,17 6,20 5,05 (2,95) (1,30) (1,02) (0,43) 4,58 1,52 1,92 3,14 49,74%

Konsumsi LNPRT 12,13 12,22 7,91 7,36 (3,04) (8,32) (2,28) (0,63) (2,03) 2,95 1,57 (0,49) 6,65 1,02%

Konsumsi Pemerintah 3,91 6,54 6,81 5,84 (2,23) (4,81) 0,02 (2,87) 0,68 12,46 6,75 (0,57) 2,67 11,04%

PMTB 2,89 3,96 6,83 7,19 2,83 (4,94) (3,23) (2,82) (0,13) 2,91 8,47 11,36 5,85 38,53%

Perubahan Inventori (116,42) (77,90) 6,31 (4,44) (256,67) 84,52 52,01 13,56 7,84 472,26 (0,69) (362,80) 131,36 1,81%

Ekspor 35,21 66,52 35,79 43,76 25,97 11,88 40,29 92,05 75,33 132,49 62,76 16,73 6,10 52,32%

Impor 11,25 57,40 31,45 37,82 22,22 4,71 35,99 83,10 71,92 122,40 58,73 15,87 6,16 54,47%

PDRB 6,38 6,32 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97 7,66 5,07

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV2019 2020 2021 2019 2020 2021

KONSUMSIKONS. PEMERINTAH

INVESTASIPERUBAHAN INVENTORI

EKSPORIMPOR

% YOY

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 1.4 Andil Pertumbuhan Sisi Permintaan

INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INIINDEKS KEYAKINAN KONSUMEN INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN

137,87149,77

113,00125,80

162,77173,77

020406080

100120140160180200

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

op�mis

INDEKS

Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 20225

Peningkatan laju pertumbuhan utamanya didorong oleh realisasi anggaran Pemerintah untuk pembangunan Proyek Strategis Nasional yang sempat tertunda pada periode sebelumnya. Meningkatnya realisasi anggaran Pemerintah pada triwulan I 2022 menjadi indikasi percepatan realisasi belanja pemerintah untuk mendorong pemulihan perekonomian yang lebih cepat pada masa tren Covid-19 yang melandai. Sebagai informasi, belanja APBD pemerintah daerah tercatat mengalami akselerasi dan tumbuh sebesar 34,69% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar21,74%(yoy).Grafik(1.7)

Belanja pemerintah daerah pada triwulan I 2022 cukup tinggi dan diluar pola dalam beberapa tahun terakhir. Tingginya realisasi anggaran pada periode laporan tercermin dari realisasi belanja Pemerintah yang melebihi realisasi pada triwulan I dan II 2021, hal ini sejalan dengan nominal tabungan pemerintah daerah yang tercatat mengalami perlambatan dan tumbuh sebesar 215,16% (yoy) lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang sebesar 256,85% (yoy). Penurunan laju pertumbuhan mengindikasikan realisasi anggaran yang meningkat. (Grafik1.8).

1.2.3 InvestasiInvestasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 5,85% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,36% (yoy). Perlambatan laju pertumbuhan investasi selaras dengan penurunan realisasi penanaman modal dalam negeri dan luar negeri pada periode laporan sesuai dengan pola siklikalnya.Hal tersebut juga terkonfirmasi dari hasil SuveiKegiatanDunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara, dimana kinerja investasi melambat dengan nilai SBT yang

sebesar 29,25% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang sebesar 40,97% (yoy).

Kinerja penanaman modal luar negeri (PMA) juga tercatat mengalami penurunan laju pertumbuhan pada periode laporan dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2022, PMA tercatat mengalami kontraksi 4,61% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan denganperiodesebelumnyayangtumbuhsebesar50,14%(yoy)(Grafik1.9). Penurunan tersebut disebabkan oleh melambatnya investasi padasektorindustrilogamsesuaidenganpolahistorisnya.Kebijakanzero covid di Tiongkok juga berdampak pada aktivitas dunia usahatermasuk industri manufaktur besi baja. Selain pada PMA, industri logam juga memiliki pangsa yang besar pada Penanaman modal dalam negeri (PMDN) yang juga mengalami penurunan laju pertumbuhan dengan tumbuh sebesar 10,88% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 415,59% (yoy) sesuai dengan siklus investasi dunia usaha dimana pada awal tahun pelaku usahafokuspadaprosesadministrasiOSS-RBA(Grafik1.10).

KREDIT KONSUMSI g. KREDIT KONSUMSI (RHS)

18,64 18,84

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

14,515,015,516,016,517,017,518,018,519,019,5

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP TRILIUN YOY

2,97%

3,43%

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara

RP MILIAR %, YOY

REALISASI BELANJA APBD g. REALISASI BELANJA APBD (RHS)

1.507,55

413,09

-60

-40

-20

0

20

40

60

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

34,69

-21,74

Sumber : LRA Provinsi Sulawesi Tenggara, BPKAD, diolah

Grafik 1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara

TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH g. TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH (RHS)

20,19

41,57

-100

-50

0

50

100

150

200

250

300

350

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2021

%, YOYRP MILIAR

256,85

215,16

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi kc/kcp, diolah

Grafik 1.8 Tabungan Pemerintah Daerah

PMA (US$ JUTA) g. PMA (RHS)

351,62

524,00

-100%-50%0%50%100%150%200%250%300%350%400%

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

US$ (JUTA) %, YOY

-4,61%

50,14%

Sumber:NationalSingleWindowInvestment

Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara

1.134,60

577,00

-200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP (MILIAR) %, YOY

10,88%

417,10%

Sumber:NationalSingleWindowInvestment

Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 2022 6

Meskipun secara pertumbuhan investasi pada triwulan I 2022 melambat namun penanganan covid yang terus membaik mendorong pertumbuhan pembiayaan yang berasal dari kredit investasi di Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2022, kredit investasi di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 20,07% (yoy), lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,36%(yoy)(grafik1.13).

1.2.4 Ekspor dan ImporREALISASI EKSPOREkspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh sebesar 6,10% (yoy), mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,73% (yoy). Penurunan pertumbuhan tersebut terjadi selaras dengan perlambatan pertumbuhan kinerja ekspor luar negeri. Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 44,15% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 57,35% (yoy). Perlambatan tersebut sesuai dengan pola historisnya dan juga karena penurunan temporer permintaan dari mitra dagang di Tiongkok khususnya pada awal triwulan I 2022 akibat kebijakanzero covid. Hal tersebut terindikasi dari menurunnya aktifitas duniausaha mitra dagang yang tercermin pada penurunan PMI Tiongkok dari 50,3 pada Desember 2021 menjadi 48,1 Pada Maret 2022. Penurunan tersebut juga terkonfirmasi dari penurunan ekspor industri olahannikel. Pada triwulan I 2022, nilai ekspor feronikel tumbuh sebesar 41,54% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 46,56% (yoy). Selanjutnya nilai ekspor stainless steel juga mengalami perlambatan dari 65,70%(yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi 48,17% (yoy) pada periode laporan. Pada komoditas lain terjadi perbaikan, antara lain pertumbuhan ekspor perikanan yang meningkat menjadi 62,46%(yoy) pada periode laporan dari 42,19% (yoy) pada triwulan IV 2021. Meskipun pertumbuhan ekspor perikanan pada periode laporan meningkat, namun pada triwulan I 2021 ekspor perikanan tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 134,12% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi selaras dengan peningkatan produksi ikan segar karena kondisi gelombang dan suhu laut yang membaik di sekitar fishing ground. Peningkatan produksi dapat dilihat dari pendaratan ikan yang membaik dari terkontraksi sebesar 29,29% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi terkontraksi sebesar 3,67% (yoy) pada periode laporan. Selain itu, kedepan juga diperkirakan terjadi peningkatan ekspor komoditas pertanian, salah satunya ekspor kopi hasil produksi klaster kopidi Desa Amatowo dan Tridana Mulya, yang secaralengkapdapatdilihatpadaBOKS2.

Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 masih didominasi oleh feronikel dan stainless steel dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 51,60% dan 47,43%. Berdasarkan negara tujuan ekspornya, Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari Sulawesi Tenggara dengan pangsa mencapai 94,81% diikuti oleh India dan Korea Selatan dengan pangsa masing-masing sebesar 3,89% dan 0,33%.

Berbanding terbalik dengan kinerja ekspor luar negeri, pada periode laporan kinerja ekspor antardaerah mengalami perbaikan seiring peningkatan mobilitas dan perdagangan barang serta produksi komoditas andalan Sulawesi Tenggara yaitu perikanan. Peningkatan tersebut tercermin dari aktivitas muat di bandara yang tercatat tumbuh sebesar 39,94% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 15,12% (yoy) dan aktivitas muat di pelabuhan tumbuh sebesar 28,66% (yoy) pada periode laporan membaik dibandingkan triwulan IV 2021 yang terkontraksi sebesar 56,66% (yoy).

REALISASI IMPORPada triwulan I 2022, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami penurunan laju pertumbuhan. Impor tercatat tumbuh sebesar 6,16% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 15,87% (yoy). Perlambatan impor tersebut selaras dengan penurunan volume impor luar negeri ditengah peningkatan impor antar daerah.

Pada triwulan I 2022, volume impor luar negeri tumbuh terkontraksi sebesar 13,00% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 50,32% (yoy). Meskipun secara volume mengalami perlambatan, namun secara nilai impor justru mengalami peningkatan, berdasarkan data Bea Cukai, total nilai impor

IND. LOGAM DASAR PERUMAHAN IND. MINERAL NON LOGAMTRANSPORTASI, GUDANG & TELEKOMUNIKASI PERTAMBANGAN LAINNYA

0

100

200

300

400

500

600

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

US$ JUTA

Sumber:NationalSingleWindowInvestment

Grafik 1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor

PERTANIAN IND. LOGAM DASAR PERTAMBANGANIND. MAKAN LISTRIK, GAS & AIR LAINNYA

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIAR

Sumber:NationalSingleWindowInvestment

Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor

KREDIT INVESTASI g. KREDIT INVESTASI (RHS)

6,12 6,19

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP TRILIUN %, YOY

20,07%

13,36%

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 20227

Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat sebesar 732,10 juta dollar Amerika meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 528,63 juta dollar Amerika. Peningkatan nilai impor tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga-harga komoditas karena faktor geopolitik global. Sebagai informasi tambahan, terdapat kebutuhan bahan baku pendukung industri pengolahan yang sementara ini hanya dapat dipenuhi oleh produsen di luar Indonesia diantaranya gulaspesifikasiindustridanbatubaradengankadarkhusus.

Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh barang antara (bahan Baku dan konsumsi) dengan pangsa sebesar 89,83%, diikuti oleh impor barang modal dengan pangsa sebesar 10,17% . Besarnya pangsa impor barang antara dibutuhkan untuk operasional industri pengolahan nikel seperti high rank coal dan ferokrom. Sementara untuk negara asalnya, kegiatan impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh barang-barang dari Tiongkok dengan pangsa mencapai 39,16% kemudian diikut oleh Afrika Selatan dan Australia dengan pangsa masing-masing sebesar 28,62% dan 3,97%.

EKSPOR SULTRA g. EKSPOR SULTRA (RHS)

1.482,87

1.125,87

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

JUTA US$ %, YOY

57,35%

44,15%

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

Selanjutnya, impor antardaerah tercatat mengalami perlambatan pada periode laporan. Kondisi geopolitik global cukup berdampak pada gangguan rantai pasok diantaranya ketersediaan kontainer untuk distribusi barang. Perlambatan impor tercermin dari aktivitas bongkar di pelabuhan yang tercatat mengalami penurunan dari 68,97% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi kontraksi 18,79% (yoy) pada periode laporan.

1.3 SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA UTAMA

Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 24,78% dan 19,05%. Selain kedua lapangan usaha primer tersebut, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar 13,35%, lapangan

TIONGKOK94,81%

INDIA3,89%

KOREA SELATAN0,33%

JAPAN0,08%

LAINNYA0,72%

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri

TW IV 2021 TW I 2022

11.395 10.750

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

CUMI TUNA IKAN BEKU RAJUNGAN UDANG GURITA DAGINGIKAN

LAINNYA

RIBU USD

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara

IMPORT SULTRA g. IMPORT SULTRA (RHS)

528,56

732,10

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

0

100

200

300

400

500

600

700

800

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

JUTA US$ %, YOY

53,45%

99,25%

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

TIONGKOK39,16%

AUSTRALIA3,97%

AFSEL28,62%

LAINNYA7,55%

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri

%, YOY

PERTANIANPERTAMBANGAN

INDUSTRI PENGOLAHANKONSTRUKSI

PERDAGANGANLAINNYA

-4

-2

0

2

4

6

8

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 2022 8

usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 12,63% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,55%.

Pada triwulan I 2022 dari sisi penawaran, terjaganya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara ditopang oleh tetap tumbuh positifnya seluruh lapangan usaha utama yakni lapangan usaha konstruksi, perdagangan, industri pengolahan, dan pertanian. Diluar lapangan usaha utama, terdapat pertumbuhan positif pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan, akomodasi makanan dan minuman, serta informasi dan komunikasi, dan seluruh lapangan usaha jasa seiring membaiknya mobilitas dan konsumsi masyarakat.

1.3.1 Pertanian, Kehutanan dan PerikananPada triwulan I 2022, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan (selanjutnya disebut usaha pertanian) tetap tumbuh positif.

Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 4,51% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,32% (yoy). Terjaganya pertumbuhan positif pada lapangan usaha pertanian didorong oleh peningkatan produksi ikan seiring suhu laut yang lebih baik bagi ketersediaan ikan. Berdasarkan data, produksi ikan mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu dari kontraksi 29,29% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi kontraksi 3,67% (yoy) pada periode laporan(Grafik1.22).Disisilain,padatriwulanI2022,luaspanenpadidi Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 9,97% (yoy), membaik jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 3,76%(yoy)(Grafik1.20).Meskipunluaspanenpadimeningkatkarenafaktor base effect, luas tanam padi mengalami perlambatan dan menahan pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan pola musiman dimana pada awal tahun belum memasuki musim panen.

KOMPONEN PENGELUARAN2019 2020 2021 2022

PANGSAI II III IV I II III IV I II III IV I

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,19 6,51 3,09 5,33 4,47 (0,02) (0,05) (2,17) 1,29 2,21 (0,56) 7,32 4,51 24,78%

Pertambangan dan Penggalian 6,57 5,81 8,68 6,78 4,84 (6,91) (8,32) (6,25) (3,85) 0,04 1,41 2,27 1,89 19,05%

Industri Pengolahan 2,51 16,69 12,31 12,18 10,80 0,44 4,19 13,52 (0,02) 10,95 0,79 11,01 7,14 7,55%

Pengadaan Listrik, Gas 7,11 7,71 4,72 8,04 7,54 (6,13) (5,84) 3,38 3,22 16,75 4,69 5,20 4,79 0,04%

Pengadaan Air 6,44 5,07 1,99 2,55 5,42 6,05 1,79 0,16 1,04 2,29 3,41 0,94 4,06 0,17%

Konstruksi 10,13 4,64 7,93 5,78 1,01 (4,02) 0,03 (0,35) 1,35 4,70 12,19 18,20 8,31 13,35%

Perdagangan Besar dan Eceran 8,24 7,82 7,62 7,40 4,27 (5,99) (5,14) (9,14) 1,23 6,05 11,83 16,32 6,57 12,63%

Transportasi dan Pergudangan 2,12 2,02 4,58 8,49 2,56 (12,84) (6,25) (4,01) (1,66) 9,25 (3,25) (4,44) 5,63 4,1%

Akomodasi dan Makan Minum 6,27 2,05 3,95 7,46 3,57 (10,06) (4,87) (4,19) 1,68 10,49 2,51 3,42 6,47 0,57%

Informasi dan Komunikasi 7,32 7,94 7,89 8,15 7,27 9,55 9,38 6,17 2,25 0,07 4,34 7,78 9,51 1,86%

Jasa Keuangan 1,53 3,55 7,35 15,45 8,86 (0,60) 3,04 1,92 4,10 11,36 8,20 4,31 6,09 2,67%

Real Estate 2,53 1,57 4,35 6,76 7,77 1,38 (1,59) (5,15) 0,30 3,25 4,01 3,77 (2,83) 1,28%

Jasa Perusahaan 5,76 4,57 4,69 5,86 1,14 (9,24) (2,34) (4,44) (0,40) 5,92 (2,73) 2,89 9,47 0,21%

Administrasi Pemerintahan 6,98 2,35 (0,01) 5,34 1,28 5,20 4,01 2,68 3,16 12,55 (1,04) (6,26) 0,49 4,66%

Jasa Pendidikan 9,77 6,39 6,14 5,92 5,57 6,73 2,40 0,80 0,08 2,20 5,97 6,67 6,87 4,78%

Jasa Kesehatan dan Sosial 7,85 6,55 8,52 10,66 9,67 6,43 9,29 7,06 2,83 6,58 13,06 7,06 9,38 1,0%

Jasa Lainnya 4,98 5,63 4,93 2,83 0,66 (7,48) (4,04) (4,73) (3,23) 3,22 2,69 7,14 9,53 1,25%

PDRB 6,38 6,32 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97 7,66 5,07

Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Sumber: BPS, ADHK, diolahDalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara

LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN(RHS)

61,90

19,22

-100%

-80%

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

LUAS (RIBU HA) %, YOY

9,97%-3,76%

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra, diolah

Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara

LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

19,44

57,14

-100%-80%-60%-40%-20%0%20%40%60%80%100%

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

LUAS (RIBU HA) %, YOY

-7,29%

-24,64%

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra, diolah

Grafik 1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 20229

Sejalan dengan terjaganya pertumbuhan lapangan usaha pertanian, penyaluran kredit pada lapangan usaha tersebut mengalami peningkatan. Kredit usaha pertanian pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 9,90% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnyayangtumbuhsebesar9,18%(yoy)(Grafik1.23).

1.3.2 Pertambangan dan PenggalianKinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode triwulan I 2022 tetap terjaga. Pada periode laporan, lapangan usaha pertambangan tumbuh sebesar 1,89% (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,27% (yoy). Perlambatan terbatas tersebut disebabkan oleh perlambatan kinerja industri pengolahan yang menyerap produk nikel ore yang menyesuaikan dengan permintaan negara tujuan ekspor yaitu Tiongkok. Kebijakan zero covid di Tiongkok cukup berdampak padakegiatan manufaktur besi baja di negara tersebut. Penurunan kinerja industri logam di Tiongkok yang merupakan pembeli utama produk

olahan industri pengolahan nikel. Penyesuaian tersebut menyebabkan menurunkan permintaan bahan baku berupa ore nikel dari pelaku usaha pertambangan Sultra. Namun demikian, perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh peningkatan aktivitas pertambangan batuan sebagai material pembangunan proyek konstruksi pemerintah maupun swasta. Hal tersebut didukung informasi dari pelaku usaha yang menjadi kontak liaison.

PerlambatanjugaterkonfirmasidalamSKDUyangdilakukanolehKPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja pertambangan mengalami perlambatan dengan nilai SBT sebesar 14,53% (yoy), lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 23,26% (yoy) (Grafik1.24).

Namun demikian prospek kedepan yang cerah mendorong penyaluran kredit pertambangan yang lebih tinggi. Pada triwulan I 2022, kredit pertambangan tumbuh sebesar 308,71% (yoy), lebih baik jika

PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN (RHS)

JUMLAH �RIBU TON�

4,10

7,37

-50%-40%-30%-20%-10%0%10%20%30%40%50%

0

2

4

6

8

10

12

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%, YOY

-29,29%

-3,67%

Sumber : PPS Kendari, diolah

Grafik 1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara

KREDIT PERTANIAN g. KREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

3,56 3,65

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%, YOY

9,18%

9,90%

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek diolah

Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara

23,26

14,53

-10-505

1015

2025303540

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%, YOY

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Hasil Survei Bank Indonesia

KREDIT PERTAMBANGAN g. KREDIT PERTAMBANGAN (SB. KANAN)

RP TRILIUN

4,06 3,80

-100%-50%0%50%100%150%200%250%300%350%400%

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

4,0

4,5

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%, YOY303,51%

308,71%

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, diolah

Grafik 1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara

1.035,03

1.478,32

0%20%40%60%80%100%120%140%160%180%200%

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I II III IV2019 2020 2021

JUTA US$ %, YOY

EKSPOR INDUSTRI PENGOLAHAN g. EKSPOR INDUSTRI PENGOLAHAN (RHS)

74,04%57,93%

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.26 Ekspor Sektor Industri Pengolahan Sulawesi Tenggara

248,76270,94

-100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

VOLUME (JUTA TON) %, YOY

EKSPOR FERONIKEL g. EKSPOR FERONIKEL (RHS)

17,14%

7,67%

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.27 Volume Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 2022 10

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 303,51%(yoy)(Grafik1.25).Perbaikaninimengindikasikanpelakuusahapertambangan telah bersiap untuk beroperasi dalam level yang lebih tinggi sehingga membutuhkan bantuan modal kerja serta terdapat rencana peningkatan kapasitas utilisasi pada periode yang akan datang dan pihak perbankan memiliki optimisme yang tinggi terhadap prospek pertambangan Sultra.

1.3.3 Industri PengolahanPada triwulan I 2022, lapangan usaha industri pengolahan terus terjaga. Lapangan usaha tersebut tumbuh positif sebesar 7,14% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 11,01% (yoy).

Seperti yang disampaikan pada bagian sebelumnya, pada periode laporan terdapat kebijakan zero covid yang mempengaruhi kinerjaindustri manufaktur di Tiongkok. Perlambatan kinerja industri pengolahan stainless steel salah satunya terindikasi dari ekspor yang tumbuh 48,17% pada periode laporan lebih rendah dari periode sebelumnyayangsebesar65,70%(yoy)(Grafik1.28).Sebagaiinformasitambahan, selain ditopang oleh industri pengolahan stainless steel, ke depannya Sulawesi Tenggara sebagai salah satu provinsi dengan cadangan nikel kadar rendah berpotensi menjadi salah satu pemain besaruntukindustribaterailistrik(BOKS1).

Selain disebabkan oleh industri pengolahan nikel, perlambatan kinerja industri pengolahan juga disebabkan oleh penurunan aktivitas industri pengolahan gula yang menurunkan target produksinya karena gangguan rantaipasokanuntukbahanbakugula spesifikasi industriyang didatangkan dari luar negeri namun terdampak kelangkaan kontainer faktor kondisi geopolitik global.

Perlambatan lebih dalam tertahan oleh kinerja industri pengolahan makanan dan minuman yang meningkatkan produksinya menjelang bulan Ramadan yang jatuh pada awal April 2022. kinerja lapangan usaha industri pengolahan makanan dan minuman yang mengalami peningkatan mendorong penyaluran kredit ke industri pengolahan juga cenderung mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2022, penyaluran kredit untuk industri pengolahan tumbuh sebesar 103,83% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar94,58%(yoy)(Grafik1.29).

1.3.4 Perdagangan Besar dan EceranLapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan I 2022 tetap terjaga dengan tumbuh sebesar 6,57% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,32% (yoy).

Penurunan lapangan usaha perdagangan selaras dengan menurunnya aktivitas masyarakat pada area perbelanjaan seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik khususnya pada triwulan I 2022. Penurunan mobilitas pada area perbelanjaan tersebut tercermin dari Google Mobility Report, pada area retail mengalami penurunan dari 29,78% terhadap baseline pada triwulan IV 2021 menjadi 26,69% terhadap baseline pada periode laporan, area grocery juga mengalami penurunan dari 57,66% terhadap baseline menjadi 57,51% terhadap baseline pada triwulan I 2022.

Meskipun pada periode laporan mengalami perlambatan, kinerja penyaluran kredit perbankan ke sektor perdagangan justru tumbuh positif. Hal ini menjadi indikasi persiapan untuk menghadapi HBKN Idul Fitri pada triwulan mendatang. Pada triwulan I 2022, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar 7,42% (yoy), meningkat jika dibandingkan dengan realisasi periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,31% (yoy).

1.3.5 KonstruksiPada triwulan I 2022, kinerja lapangan usaha konstruksi tetap tumbuh tinggi sebesar 8,31% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,20% (yoy).

Berlanjutnya pembangunan fisik Proyek Strategis Nasional (PSN),industri pengolahan (yaitu pabrik dan fasilitas pendukung industri pengolahan nikel, pabrik industri pengolahan aspal dan fasilitas pendukung industri pengolahan gula, dan peningkatan pembangunan proyek swasta di industri perdagangan retail dan akomodasi makanan dan minuman menjadi faktor pendorong terjaganya kinerja lapangan usahakonstruksipadaperiode laporan.Aktivitaspembangunanfisiktersebut terkonfirmasi dari konsumsi semen di Sulawesi Tenggarayang tumbuh sebesar 15,04% (yoy) pada triwulan I 2022, meningkat dari periode sebelumnya sebesar 11,18% (yoy).

VOLUME (JUTA TON) NILAI (JUTA US$)

399

245

947

534

0100200300400500600700800900

1000

I II III IV I II III IV I2020 2021 2022

Sumber : Bea Cukai, diolah

Grafik 1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara

2.139,692.300,68

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIAR %, YOY

KREDIT INDUSTRI g. KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)

94,58%103,83%

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, diolah

Grafik 1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IMei 202211

Kredit lapangan usaha konstruksi juga mengalami peningkatan dari kontraksi sebesar 32,51% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi tumbuh 17,97% (yoy) pada periode laporan (Grafik 1.33). Peningkatankredit konstruksi mengindikasikan pelaku usaha konstruksi di Sultra akan meningkatkan aktivitas operasional konstruksi pada periode mendatang.

1.4 PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA LAPANGAN USAHA PERTAMBANGAN

Sejalan dengan dengan terjaganya pertumbuhan perekonomian Sulawesi Tenggara, pertumbuhan lapangan usaha non tambang juga tumbuh positif pada triwulan I 2022 meskipun melambat dari triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2022, lapangan usaha nontambang tumbuh sebesar 5,85% (yoy), mengalami perlambatan dibanding periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,02% (yoy). Terjaganya pertumbuhan tersebut ditopang oleh terjaganya pertumbuhan kinerja seluruh lapangan usaha utama yakni pertanian, perdagangan, konstruksi, dan industri pengolahan.

Pertumbuhan perkonomian non-tambang mendekati level pertumbuhan sebelum pandemi menjadi indikator pemulihan perekonomian. Selain itu, pertumbuhan perekonomian non-tambang yang lebih tinggi dari pertumbuhan LU pertambangan menjadi tanda-tanda awal pergeseran perekonomian Sulawesi Tenggara dari yang sebelumnya berfokus pada pertambangan menjadi ke pengembangan lapangan usaha lainnya yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi seperti konstruksi, perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan. Hal ini tidak lepas dari upaya pemerintah daerah untuk menciptakan iklim dunia usaha dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan antara

lain melalui peningkatan pembangunan Proyek Strategis Nasional yang bersifat padat karya, berbagai program strategis untuk meningkatkan produktivitas pertanian, hortikultura, dan perikanan serta percepatan prosesperizinanmelaluiOSSRBA.

Peningkatan pertumbuhan terjadi pada beberapa lapangan usaha sekunder dan tersier seperti transportasi dan pergudangan, penyediaan akomodasi makanan dan minuman, dan informasi dan komunikasi di tengah meningkatnya mobilitas masyarakat. Selain itu, peningkatan juga terjadi pada seluruh sektor jasa seperti jasa keuangan, jasa perusahaan, jasa pendidikan, jasa Kesehatan dan sosial, dan jasa lainnya. Meskipun demikian, penurunan yang terjadi pada lapangan usaha real estate menahan laju pertumbuhan yang lebih tinggi.

Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih mendominasi perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 29,50% diikuti oleh lapangan usaha lapangan usaha perdagangan besar dan konstruksi dengan pangsa sebesar 15,86% dan 15,27% pada periode laporan.

RETAIL DAN REKREASI GROCERY DAN FARMASI

9,05

29,78 26,85

45,69

57,66 56,40

-40-30-20-10

010203040506070

I II III IV I II III IV I2020 2021 2022

% TERHADAP BASELINE

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.30 Google Mobility Index Area Perbelanjaan Sulawesi Tenggara

RP TRILIUN

KREDIT PERDAGANGAN g. KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)

6,43 6,65

-2%

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

0

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%, YOY

6,31%

7,42%

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, diolah

Grafik 1.31 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara

VOLUME PENGADAAN SEMEN REALISASI PENGADAAN SEMEN

0-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

11,18%

15,04%

Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

Grafik 1.32 Realisasi Pengadaan Semen

KREDIT KONSTRUKSI g. KREDIT KONSTRUKSI (SB. KANAN)

RP TRILIUN

0,67 0,68

-50%

-40%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

1,4

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%, YOY

-32,51%

17,97%

Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, diolah

Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara

PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA PERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANGPERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG

-10-8-6-4-202468

10

2018 2019 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

%, (YOY)

Sumber : BPS, ADHK, diolah

Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara

Halaman ini sengaja dikosongkan

BOKS 1

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202213

Data dari Kementrian ESDM tersebut juga selaras dengan kondisi yang terjadi di Sultra. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dirjen Minerba (2020), terdapat total 292 IUP tambang nikel yang tersebar di Indonesia,dimanasebanyak 154 IUPberadadiSultra (GrafikB1.3).Jumlah tersebut menempatkan Sultra sebagai daerah dengan jumlah IUP nikel terbanyak secara di Indonesia namun saat ini sebagian besar bijihnikeldiSultrahanyadiolahsebagaibahanbakuindustristainlesssteel dengan memanfaatkan teknologi pengolahan pyrometalurgi (RKEF) dan nikel kadar rendah yang belum termanfaatkan dengan maksimal. Belum termanfaatkannya pengolahan nikel kadar rendah tersebut dikarenakan belum terdapat pelaku usaha yang menggunakan teknologi teknologi hydrometalurgi (HPAL) maupun Step Temperature AcidLeaching(STAL)diSultra(GrafikB1.4).

Secara umum, beberapa pelaku usaha yang memiliki pangsa terbesar di Sultra saat ini sedang terus melakukan ekspansi untuk menambah kapasitas produksi smelter yang ada (teknologi pyrometalurgy) dan terdapat beberapa pelaku usaha baru yang akan melakukan investasi untuk memanfaatkan nikel kadar rendah di Sultra dengan menggunakan teknologi HPAL.

Lebih detail, hingga saat ini kapasitas produksi smelter RKEF di Sultra diperkirakanmampumenyerapbijihnikel sebesar35,2 tonpertahundengan total output diperkirakan sebesar 2,1 juta ton feronikel pertahun. Angka tersebut diluar beberapa pembangunan smelter dari pelaku usaha eksiting maupun pelaku usaha baru yang diperkirakan mulai beroperasi mulai tahun 2023.

BOKS 1

Potensi Industri Pengolahan Nikel Sulawesi Tenggara dan Optimalisasi Pemanfaatan Nikel Kadar Rendah Untuk Industri Baterai Listrik

Sektor pertambangan dan industri pengolahan termasuk kedalam 5 lapangan usaha terbesar dalam perekonomian Sultra, driver utama ekspor Sultra serta memiliki keterkaitan yang besar terhadap sektor lainnyasepertikonstruksidanperdagangan(GrafikB1.1).

Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan memiliki pangsa terhadap perekonomian Sultra masing-masingsebesar19,05%dan7,55%(GrafikB1.2).Tingginyakonstribusitambang dan industri pengolahan tersebut tidak terlepas dari potensi sumber daya mineral Sultra yang merupakan provinsi dengan potensi cadangan nikel terbesar di Indonesia dengan total cadangan bijihtercatat sebesar 1,87 miliar ton (Dirjen Minerba, 2020). Dari sisi pangsa, pertambangan bijih logam berkontribusi sebesar 55,43% terhadaplapangan usaha pertambangan. Sama halnya dengan pertambangan bijihlogam,industripengolahanlogamdasardiSultramemilikipangsaterbesar terhadap lapangan usaha industri pengolahan dengan pangsa sebesar 45,53%. Lebih lanjut, produk industri pengolahan logam dasar di Sultra berkotribusi lebih dari 99% dari total ekspor Sultra.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Kementerian ESDM (2021), pada tahun 2040 diperkirakan permintaan nikel dunia sebesar 4 juta ton dengan sebanyak 30% digunakan untuk memenuhi industri baterai dan 48% untuk industri stainless steel. Kondisi tersebut jauh berbeda dengan perkembangan saat ini, dimana total output nikel yang digunakan untuk baterai listrik hanya sebesar 3% dari total demand nikel, selebihnya sebanyak 71% digunakan sebagai input industri stainless steel.

%, YOY

PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRAPERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANGPERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG

-10

86420

-2-4-6-8

10

I II III IV I II III IV I2020 2021 2022

Sumber : BPS, (diolah)

Grafik B1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tambang di Sultra

PERTAMBANGAN19%

IND. PENGOLAHAN13%

KONSTRUKSI13%

PERDAGANGAN7%

LAINNYA23%

PERTANIAN25%

Sumber : BPS (ADHB), (diolah)

Grafik B1.2 Pangsa Tambang dan Industri Pengolahan Terhadap Ekonomi Sultra

BOKS 1

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 14

Selanjutnya, kedepan salah satu arah pengembangan nikel di Indonesia akan diarahkan untuk memenuhi permintaan industri baterai listrik. Sultra sebagai salah satu provinsi dengan cadangan nikel kadar rendah terbesar di Indonesia berpotensi menjadi pusat industri pengolahan nikel kadar rendah baru. Kedepan, potensi produksi smelter hydrometalurgy Sultra sangat tinggi, berdasarkan informasi dari FGD bersama pelaku usaha industri pengolahan nikel di Sultra bersama dinas terkait, pada tahun 2025 diperkirakan terdapat smelter HPAL di Sultra yang mulai beroperasi dengan total kapasitas sebesar 94 ribu ton dan terdapat beberapa pelaku usaha baru yang berencana membangun smelter HPAL dengan target produksi yang belum ditentukan secara bakukarenamasihdalamprosesperizinan.

Rencana pengembangan produksi dan juga pembangunan smelter baru di Sultra terus mendorong pertumbuhan pertambangan subsektor pertambangan nikel Sultra. Selain itu produksi ore nikel juga diperkirakan akan semakin meningkat selaras dengan tren ekspor ore nickel Sultra ke Sulawesi Tengah. Di sisi harga, kondisi geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga berdampak positif pada membaiknya harga komoditas nikel. Namun demikian, hal yang perlu diperhatikanadalahkeberadaancadanganoreSultrakedepan(GrafikB1.5)danjugaperhatianduniaterhadappenerapanpraktikusahahijau.

Sebagai upaya memaksimalkan potensi lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan di Sultra, beberapa upaya yang bisa dilakukan oleh Pemerintah adalah:

1) Mendorong investasi dan pengembangan kawasan industri baru untuk mengoptimalkan cadangan yang ada dengan mengutamakan penyerapantenagakerjalokalSultradankawasanhijau.

2) Mendorong penerapan praktik usaha hijau pada industripertambangan dan pengolahan nikel Sultra melalui kebijakaninsentif dan disinsentif.

3) Mendorong local value chain, terutama untuk meningkatkan kontribusi sektor tambang dan industri pengolahan terhadap sektor lainnya.

4) Mengembangkan sektor akmamin untuk mendukung sektor tambang dan industri pengolahan.

5) Mendorong pengembangan politeknik pertambangan dan industri nikel Sultra dan kerjasama dengan pelaku usaha untuk meningkatkan serapan tenaga kerja lokal Sultra.

Gorontalo SulawesiUtara

Papua Barat

Maluku

Papua

SulawesiBarat

Maluku Utara52 IUP

1 KK

SulawesiSelatan

7 IUP4 KK

SulawesiTengah

89 IUP2 KK

SulawesiTenggara

151 IUP2 KK

228,9 Ribu Ha

22,74 Juta Ton

SULTENG

241,7 Ribu Ha

26,66 Juta Ton

SULTRA

154,9 Ribu Ha

9,31 Juta Ton

SULSEL

216,5 Ribu Ha

23,88 Juta Ton

MALUTLUASEKSPLORASI

PRODUKSITAHUNAN*

Sumber: Ditjen Minerba ESDM 2022, diolah

Sumber : SPH Sultra (diolah)

Grafik B1.3 Persebaran IUP dan Kapasitas Produksi Tambang Nikel di Sulampua

40% share of world* 60% share of world*

Nickeloxide(75%)

NPI(2-17%)

Ferro-nickel

(15-45%)

Matte

Batteries Alloys &Others

Stainlesssteel

Class 1 refinednickel (99%):

cathode, powderbriquette

Nickelsulfate(22%)

MSP/MHP

Carbon processing,Leaching, HPAL

Source: ISSF, DBS Bank 2018

PyrometallurgyPyrometallurgy

PyrometallurgyPyrometallurgy

Hydrometallurgy

Limonite Saprolite

Lateritic oreSulfide ore

Sumber : Disbunhorti (diolah)

Grafik B1.4 Rantai Produksi dan Pemanfaatan Nikel

CADANGAN PRODUKSI BIJIH

0,0 0,0

21,624,0

PRODUKSI BIJIH (JUTA) CADANGAN (<1,5% NI) (JUTA)24,0 24,0 24,0 24,0 24,0 24,0 24,0 24,0 24,0

Cadangan1,7 miliar tonKapasitas Input Smelter*24 juta ton/tahunUmur Cadangan73tahun (2093)

*1. Termasuk IUI 2. Kapasitas Maksimum

0

400

800

1200

1600

2000

0

5

10

15

20

25

2020 2021 2022 2023 2024 2025 2035 2045 2055 20752065 20932085

Sumber : Disbunhorti (diolah)

Grafik B1.5 Perkiraan Produksi Pengolahan Nikel Kadar Rendah di Indonesia

BOKS 2

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202215

lebih tinggi dibandingkan Perkebunan Besar Negara , yaitu 26,75 ton/ha maupun Perkebunan Besar Swasta, yaitu 14,72 ton/ha.

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) menyatakan bahwa jenis Kopi Robusta dan Liberica masih sangat potensial untuk dikembangkan di daerah Kawasan Timur Indonesia. Hal ini juga sejalan dengan data BPS (2020) bahwa 98% ekspor kopi Indonesia ke mancanegara adalah jenis Arabica WIB/robusta OIB, not roasted, not decaffeinated (HS 0901111000) yang dominan diekspor ke Amerika Serikat, Mesir, Itali, Jepang, dan berbagai negara lainnya.

Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki tipografi sebagian besardataran rendah sangat potensial untuk menjadi salah satu daerah penghasil Kopi di Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk jenis Robusta menimbang lahan yang tersedia masih sangat luas. BPS (2020) mencatat bahwa areal perkebunan Kopi Provinsi Sulawesi Tenggara seluas 8.521 Ha dengan status kepemilikan Perkebunan Rakyat

Indonesia merupakan negara urutan keempat sebagai produsen kopi dunia, dengan pangsa hingga 9 % pasokan kopi dunia (Kementerian Perdagangan, 2021). Selain itu, total produksi kopi Indonesia juga menunjukkantrenpositifsepertiyangterlihatpadaGrafikB2.1.Meskidemikian, kopi yang dinegara lain menjadi komoditas ekspor unggulan menunjukkan tren yang cenderung fluktuatif seperti yang terlihatpada Grafik B2.4. Di sisi lain, ditengah berfluktuasinya ekspor, trenkonsumsi kopi nasional terus menunjukkan peningkatan meskipun pertumbuhannya mengalami perlambatan sehubungan dengan faktor base effect (GrafikB2.3).

Lebih detail Terkait dengan produksi kopi per daerah, Badan Pusat Statistik (2020) mencatat bahwa terdapat delapan daerah terbesar penghasil kopi nasional dan sebagian besar terpusat di Pulau Jawa dan Sumatra, antara lain di Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Bengkulu, dan Jawa Timur (GrafikB2.2). Lebih lanjut, perkebunan Kopi di Indonesia juga dominan berasal dari Perkebunan Rakyat dengan tingkat produktivitas 61,71 ton/ha, jauh

BOKS 2

Dorong Ekspor Komoditas Unggulan melalui Pengembangan Klaster Kopidi Desa Amatowo dan Tridana Mulya, Kabupaten Konawe Selatan

0,7

0,6

0,5

0,4

0,3

0,2

0,1

0

-0,1

1.400

1.200

1.-00

800

600

400

200

02016 2017 2018 2019 2020 2021

66%

0,72%

PRODUKSI KOPI NASIONAL (RIBU TON) GROWTH (YOY)Sumber : BPS (diolah)

GrafikB2.1 Total Produksi Kopi Nasional

PRODUKSI KOPI (RIBU TON) 2017 PRODUKSI KOPI (RIBU TON) 2018 PRODUKSI KOPI (RIBU TON) 2019 PRODUKSI KOPI (RIBU TON) 2020 PRODUKSI KOPI (RIBU TON) 2021

0 200 400 600 800 1000 1200ACEH

SUMATERA UTARASUMATERA BARAT

RIAUJAMBI

SUMATERA SELATANBENGKULU

LAMPUNGKEPULAUAN BANGKA BELITUNG

KEPULAUAN RIAUDKI JAKARTAJAWA BARAT

JAWA TENGAHDI YOGYAKARTA

JAWA TIMURBANTEN

BALINUSA TENGGARA BARAT

NUSA TENGGARAT TIMURKALIMANTAN BARAT

KALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN SELATAN

KALIMANTAN TIMURKALIMANTAN UTARA

SULAWESI UTARASULAWESI TENGAH

SULAWESI SELATANSULAWESI TENGGARA

GORONTALOSULAWESI BARAT

MALUKUMALUKU UTARA

PAPUA BARATPAPUA

Sumber : BPS (diolah)

GrafikB2.2 Total Produksi Kopi Nasional Menurut Provinsi

0

350,000

300,000

250,000

200,000

150,000

100,000

50,000

400,000

0

14

12

10

8

6

4

2

16

KONSUMSI KOPI NASIONAL (RIBU TON) GROWTH (YOY)

249,824 276,167

314,365335,540

353,885 369,886

5,474,52

Sumber : BPS (diolah)

GrafikB2.3 Konsumsi Kopi Nasional

359.05279.96

467.8414.65502.02

384.82534.02

448.59346.49 379.35

0

1

2

3

4

5

6

20122011 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

883,12

1.187,16

1.008,55

1.197,74

1.039,341.174,03

1.249,52

821,93

1.036,67

815,93

Sumber : BPS (diolah)

GrafikB2.4 Total Ekspor Kopi Nasional

BOKS 2

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 16

terbilang memiliki tingkat produktivitas 460 Ton/Ha, lebih rendah baik dibandingkan rata-rata nasional (881 Ton/Ha) maupun rata-rata KTI (530Ton/Ha)(GrafikB2.6).Tentusajatingkatproduktivitasyangrendahdapat menghambat kontinuitas produksi dan akhirnya turut menjadi penghambat akses ke pasar ekspor.

BerdasarkanGrafikB2.5dapatdipahamibahwatingkatproduktivitaslahan kopi sangat dipengaruhi oleh luas lahan yang dikelola. Selain itu bibit yang unggul serta praktek budidaya yang tepat dan mengacu pada Good Agricultural Practice (GAP) sangat menentukan tingkat keberhasilan produksi kopi di Indonesia (Center for Indonesia Policy Studies, 2019).

Kabupaten Konawe Selatan merupakan salah satu daerah dengan potensi pengembangan komoditas Kopi yang tinggi. Pengembangan usaha pertanian kopi yang selaras dengan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Konawe untuk mendorong “satu desa, satu komoditas untuk mewujudkan desa maju” menciptakan iklim pengembangan usaha yang kondusif, salah satunya di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya,

Kecamatan Landono. Budidaya Kopi telah dilakukan oleh masyarakat di Desa Amatowo dan Tridana Mulya telah dilakukan sejak tahun 2015. Pengembangan usaha pertanian dan olahan Kopi di Kec. Landono didorong oleh beberapa potensi yang ada, yaitu:

• Lahan perkebunan siap tanam seluas ±150 Ha di Desa Amatowo dan Tridana Mulya dengan lahan kopi existingseluas62Ha(GrafikB2.7)

• Terdapat petani penangkar bibit;

• Tersedia tenaga kerja sekaligus pemilik lahan yang mencapai 48 kepala keluarga petani;

• Didukung oleh kelembagaan yang baik karena sudah terbentuk kelompok tani;

• Terdapat pengecer pupuk dan pestisida untuk mendukung kebutuhan petani;

• Terdapat pengepul kopi lokal (local champion) melalui kemitraan bersama CV Kopindo Sukses Bersama dengan brand yang sudah cukup terkenal baik di lingkungan Provinsi Sulawesi Tenggara maupun nasional, yaitu Kopi Tolaki.

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

Gambar B2.1 Hamparan Lahan Kopi Existing di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

Gambar B2.2 Penandatanganan MoU Pengembangan Klaster Kopi antara Bank Indonesia Sulawesi Tenggara dengan Pemkab. Konawe Selatan

PRODUKTIVITAS (TON/HA) PRODUKSI (TON) LUAS LAHAN (HA)

PERKEBUNAN RAKYAT

PERKEBUNAN BESAR SWASTA

PERKEBUNAN BESAR NEGARA

61,71

14,72

26,75

1,387

3,703

9,420

13,841

0 400,000 800,000 1,200,000

757,2901,227,191

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

GrafikB2.5 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi Menurut Jenis Kepemilikan Lahan

PAPUAPAPUA BARAT

MALUKU UTARAMALUKU

SULAWESI BARATGORONTALO

SULAWESI TENGGARASULAWESI SELATANSULAWESI TENGAH

SULAWESI UTARAKALIMANTAN UTARAKALIMANTAN TIMUR

KALIMANTAN SELATANKALIMANTAN TENGAH

KALIMANTAN BARATNUSA TENGGARA TIMURNUSA TENGGARA BARAT

BALIPRODUKTIVITAS KTI

PRODUKVITAS NASIONAL0 100 200 300 400 500 600 700 800 900

623831

280636

693213

460621

602655

170254

592610

551533

657564

530811

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

GrafikB2.6 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi Nasional dan KTI

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

Gambar B2.3 Penggunaan Mesin Roasting Kopi untuk Meningkatkan Kualitas Roasted Beans

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

Gambar B2.4 GudangPengeringBijiKopiBerteknologiUltraVioletuntukMenjagaKualitas Hasil Panen

BOKS 2

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202217

Namun di lain sisi terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam pengembangan usaha pertanian dan olahan Kopi di Kec. Landono, yaitu: kendala bibit yang berkualitas, mahalnya pupuk, aspek manajerial yang masih kurang, dan pengolahan hasil panen yang masih tradisional, hingga alih fungsi lahan yang dilakukan petani untuk tanaman jangka pendek.

Oleh karena itu, demi mendorong pengembangan klaster Kopi diDesaAmatowo&TridanaMulya,Kec.Landono,Kab.KonaweSelatanmaka pada tahun 2020 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara (KPwBI Prov. Sultra) bersinergi bersama pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dalam mendorong pengembangan usaha pertanian dan pengolahan komoditas Kopi melalui pendandatanganan MoU Pengembangan Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya (Grafik B2.8). Selain itu, KPwBI Prov. Sultra juga turut memberikanbantuan teknis berupa pelatihan pengelolaan usaha perkebunan maupun pengolahan hasil panen hingga pemberian sarana prasarana pendukung produksi berupa Alat Roasting untuk meningkatkan kualitas hasil pengolahan kopi menjadi Roasted Bean kelas Premium, pengolahanbijikopipaskapanenmelaluipemberianGudangPengeringberteknologi Ultra Violet, dan mendorong budidaya kopi organik untuk standardisasi ekspor melalui pemberian bantuan sarana Rumah Pupuk

TOTAL ASET (RP)

150,000,000

220%480,328,000

PRODUKTIVITAS (TON/HA)

3.4

9%3.7

SEBELUM PELAKSANAAN PROGRAM KLASTER SETELAH IMPLEMENTASI PROGRAM KLASTER

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

GrafikB2.7 Perbandingan Total Aset dan Tingkat Produktivitas UMKM Kopi Sebelum dan Setelah Implementasi Program Klaster Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

Gambar B2.3BrandKopiTolaki :OlahanKopiRobustaSiapSajidariKlasterKopidi Desa Amatowo dan Tridana Mulya, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan

ASPEK YANG DIUKUR

KESIAPAN

KETERANGANSIAP

BELUM SIAP

Aspek Produk XMeskipun telah berproduksi cukup lama, klaster Kopi belum memiliki standarisasi produk

Aspek Konsistensi &KeberlanjutanProduksi

XProduksi berjalan stabil dan konsisten menghasilkanbijikopisiapolah

Aspek Pemberdayaan Masyarakat&Koordinasi antar Lembaga

XKelembagaan dan kemitraan yang dibangun menjadukan klaster Kopi mampu menjadi wadah pemberdayaan yang efektif bagi anggota

Aspek Koordinasi antar Lembaga Desa Devisa Ekspor

X

Pemerintah daerah dan pihak-pihak yang terkait berkomitmen tinggi dan berperan aktif mendorong brand Kopi Tolaki pada berbagai event promosi, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor

AspekProdusen&Manajerial

XManajemen usaha relatif baik sebab kemitraan dengan CV Kopindo SUkses Bersama juga menjadi potensi transfer knowledge

Aspek Infrastruktur &SaranaPenunjangLain

XSarana prasarana produksi relatif baik, khususnya setelah pemberian PSBI

Tabel B2.1 Asesmen Kesiapan Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya untuk Menjadi Desa Devisa di Provinsi Sulawesi Tenggara

Sumber : Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara

TANTANGAN YANG DIHADAPI TINDAK LANJUT STATUS TINDAK LANJUT

Kualitas produk belum memliki standarisasi yang diakui sehingga buyer kurang memperoleh informasi detail terkait bahan baku maupun produk olahan yang dihasilkan.

Akan dilakukan kurasi dan standarisasi (misalnya cupping test, dll) untuk produk dan komoditas unggulan Provinsi

Sulawesi Tenggara, termasuk Kopi Tolaki sebagai brand dari Klaster Kopi binaan di Kab. Konawe Selatan. Hal ini salah

satunya akan menjadi rangkaian kegiatan UMKM Sultra Expo 2022

Dalam proses persiapan, direncanakan pada Juli 2022

Kapasitas produksi belum mampu mencapai jumlah yang distandarkan oleh buyer yang menginginkan kapasitas produksi yang besar dan berkesinambungan.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi maka diusulkan untukekstensifikasilahandenganmemperluaskerjasamabersama petani kopi lainnya di Kab. Konawe Selatan. Untuk

itu akan dilakukan koordinasi lanjutan bersama Pemkab Konawe Selatan

Telah dilakukan pertemuan bersama Bupati Kab. Konawe Selatan pada 11 Mei 2022 bertempat di Kantor Bupati Kab. KonaweSelatandanmenyepakatiuntukrencanaekstensifikasilahan dan pengadaan bibit yang berkualitas.

Pelaku UMKM sebagai pengelola klaster belum memiliki pemahaman yang cukup dalam melakukan ekspor produk olahan kopi sehingga cenderung mengandalkan kemitraan dengan pelaku UMKM serupa di provinsi lain yang bertindak sebagai aggregator dan menjual dengan merrk aggregator dimaksud.

Edukasi lebih lanjut baik dalam bentuk sosialisasi maupun study banding dengan UMKM serupa. Untuk itu diusulkan

untuk melakukan study banding UMKM dengan produk Kopi Robusta (misalnya di Pupuan,Bali) dan Desa Devisa Lainnya

(misalnya Desa Devisa Kakao di Jembrana, Bali)

Dalam proses persiapan, direncanakan pada Agustus 2022

Tabel B2.2 Tantangan Pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi dan Tindak Lanjut yang Dibutuhkan

Sumber : Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara

BOKS 2

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 18

KAPA

BILI

TAS Desire State

• Kualitas produk dapat terukur dengan tepat

• Pelaku UMKM memiliki jaringan ekspor

• Biaya Logistik Murah

• Infrastruktur Pendukung Ekspor Tersedia

• Nilai Ekspor tercatat di Prov. Sultra, ekspor langsung dari Kota Kendari

CURRENT STATE

menjaga ketahanan

Q1 Q2 Q3 Q42022

1

2

PEMB

IAYA

AN

3

Mengakselerasi Pemulihan

2023Mendorong Pertumbuhan

2024Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4

INTENSIFIKASIPeningkatan produksimelalui inovasi & IPTEK

RESI GUDANGGudangBulog/PEMDA/BAPETTI

Sinergi Aksi Mempercepat Akses Pembiayaan/PermodalanBersama BMPD, Asosiasi, BUMN, LSM dan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) Fasilitasipemanfaatan relaksasi, memanfaatkan CSR untuk bantuan permodalan, membantu UMKMsubsitances, mendorong kredit bagi supplier untuk pengadaan bahan baku, sertamendorong alokasi PSBI bagi UMKM binaan yang terdampak

Pemanfaatan Digital Payment dan PenjualanMendorong pemanfaatan digital dalam pembayaran dan penjualan• Penggunaan Aplikasi Payment QR di bisnis retail dan pasar tradisional, pemanfaatan website• Pemasaran on-line dan melakukan korporatisasi merchants dan Wirausaha subsistance.• Program Instansi Daerah menyerap produk UMKM (Offtaker).

TOL LAUTKoordinasi dengan KSOPKendari & PT Pelindo

PENGUATAN KEMITRAANPerluasan jaringanekspor

EKSTENSIFIKASIMemperkuat kemitraan& koordinasi bersamaPemkab

PENINGKATAN KUALITASPRODUKInovasi & penguatanstandarisasi sertaQuality control• Produk dalam

terstandardisasi dan minimnya edukasi ekspor

• Biaya logistik yang cenderung mahal

• Fasilitas peti kemas yang belum tersedia sehingga harus mengirim terlebih dahulu ke kota Baubau untuk selanjutnya diteruskan ke Kota Makassar, Surabaya atau Jakarta.

KORP

ORAT

ISAS

I

Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara

GrafikB2.6 Roadmap Pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Desa Tridana Mulya, Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan

dan pemberian bantuan teknis berupa pendampingan penggunaan pupukorganik(GrafikB2.9danGrafikB2.10)

Setelah penetapan klaster dan pemberian bantuan sarana dan prasana pendukung produksi dan pelaksanaan berbagai pelatihan selama 2 tahun, saat ini terdapat peningkatan kinerja yang baik pada Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya. Hal tersebut dapat diamati pada peningkatan aset maupun produktivitas hasil panen (GrafikB2.11) Selain itu, berkat kemitraan bersama local champion CV Kopindo Sukses maka jenis kopi Robusta di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya telah menembus pasar nasional hingga internasional melalui brand KopiTolaki (GrafikB2.12).Hinggasaat iniKopiTolaki telahmengikutiberbagai showcase produk UMKM unggulan daerah baik di tingkat Provinsi Sulawesi Tenggara, nasional, maupun internasional, mengikuti berbagai business matching baik dengan lembaga pembiayaan, aggregator maupun potential buyer di tingkat internasional, serta mengikuti berbagai program pengembangan lainnya.

Demi mendorong akselerasi pengembangan klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya maka Bank Indonesia Sulawesi Tenggara dan berbagai lembaga yang tergabung dalam Klinik Ekspor Provinsi Sualwesi Tenggara beriniisiatif untuk menjadikan Klaster Kopi dimaksud sebagai salah satu Desa Devisa di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Desa Devisa merupakan program pendampingan UMKM go export yang berbasis pengembangan masyarakat atau komunitas (community development) yang diinisiasi oleh Eximbank, salah satu lembaga yang diberi mandat khusus oleh pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekspor nasional melalui Pembiayaan Ekspor Nasional (PEN).

Berdasarkan asesmen yang dilakukan oleh Klinik Ekspor terhadap serangkaian asepek yang menjadi kualifikasi inisiasi desa devisamaka Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya telah siap untuk dijadikan sebagai salah satu desa devisa di Provinsi SulawesiTenggara dan membutuhkan pembenahan lebih lanjut pada aspek Produk (Tabel B2.1 dan Tabel B2.2). Lebih lanjut, demi mendorong pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya, Kabupaten Konawe dalam jangka pendek maupun jangka panjang maka Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara merumuskan Roadmap Pengembangan Desa Devisa selama 4 tahun (2022 – 2024) dengan mendorong aspek Korporatisasi, Kapabilitas, dan Pembiayaan yang dilakukan secara bertahap, yaitu menjaga ketahanan, mengakselerasi pemulihan,mendorongpertumbuhan(GrafikB2.13)

Dengan roadmap tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman strategis yang dapat dilakukan untuk mendorong pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sehingga desire state yang diharapkan dapat tercapai, yaitu kualitas produk dapat terukur dengan tepat, terbangunnya jaringan ekspor, biaya logistik yang murah, hingga dapat dilakukan ekspor langsung dan nilai ekspor tercatat di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Keuangan PemerintahBab II

Realisasi AnggaranBelanja PemerintahSulawesi Tenggara

Secara total pagu anggaran tahun 2022 lebih rendah 4,84% (yoy) dibandingkan anggaran tahun sebelumnya. Dari sisi realisasi total belanja pemerintah pada periode laporan relatif lebih tinggi dari realisasi periode yang sama pada tahun 2021.

8,04%Tw I 2021

9,32%Tw I 2022

Pertumbuhan lebih tinggi dibandingperiode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan lebih rendah dibandingperiode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan stabil dibandingperiode yang sama tahun sebelumnya.

Realisasi Anggaran Pendapatan Realisasi Anggaran Belanja

REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA

14,11%Tw I 2021

Realisasi599 M

Pagu4,25 T 22,86%

Tw I 2022

Realisasi877 M

Pagu3,84 T

Tw I 2021 13,30% Tw I 2022 17,21%

REALISASI ANGGARAN BELANJA PEGAWAI APBD PEMPROV SULAWESI TENGGARA

5,82%Tw I 2021

Realisasi307 M

Pagu5,27 T 8,66%

Tw I 2022

Realisasi413 M

Pagu4,77 T

Tw I 2021 13,22% Tw I 2022 12,84%

Realisasi Belanja APBD Kabupaten/Kota Realisasi Dana Desa

KENDALA YANG DIHADAPI

• Penyesuaian terhadap perubahan kebijakan pengelolaan keuangan daerah.

• Terdapat kendala dalam penerapan aplikasi SIPD yang juga dialami pemerintah daerah secara nasional.

4,90%Tw I 2021

Realisasi865 M

Pagu17,64 T 5,71%

Tw I 2022

Realisasi1,01 T

Pagu17,71 T

KENDALA YANG DIHADAPI

• Penatausahaan dokumen administrasi yang perlu lebih dioptimalkan.

• Proses pelaksanaan anggaran melalui penerapan aplikasi SIPD.

9,02%Tw I 2021

Realisasi147 M

Pagu1,64 T 12,99%

Tw I 2022

Realisasi190 M

Pagu1,46 T

Realisasi Belanja APBN Pemerintah Daerah

Jenis

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Modal

Belanja Bantuan Sosial

2.370,48

2.677,16

2.467,64

8,62

7.572,39

447,54

358,82

583,79

-

1.390,16

18,88

13,40

23,66

-

18,48

2.352,56

2.652,71

2.558,50

7,59

6.595,47

464,48

334,05

434,00

0,04

1.231,56

19,70

12,59

16,96

0,53

18,67Total

Kumulatif Tw I 2021

Pagu Realisasi % Thd Target Pagu Realisasi % Thd Target

Kumulatif Tw I 2022

• Pada triwulan I 2022, realisasi pendapatan APBD Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan sebesar 46,40% (yoy). Secara nominal realisasi pendapatan sebesar Rp877,75 miliar atau 22,86% dari total target. Disisi lain, realisasi belanja pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 10,36% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi selaras dengan peningkatan Realisasi belanja APBN, realisasi belanja APBD Kabupaten/Kota dan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara dan dana desa.

• Pada triwulan I 2022, peningkatan realisasi pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terjadi seiring dengan peningkatan realisasi pada kelompok PAD dan pendapatan transfer pemerintah pusat. Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan upaya dan langkah strategi Pemerintah Daerah terkait inovasi peningkatan pendapatan pada masa pandemi Covid-19 antara lain melalui penerapan digitalisasi atau elektronifikasi transaksidilingkup Pemerintah Daerah.

• Peningkatan realisasi APBN dan APBD yang optimal pada periode laporan juga terjadi seiring dengan perbaikan kondisi kendala teknis dalam proses administrasi pengadaan yang dialami oleh SKPD selama penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah) meskipun masih terdapat kendala pada beberapa modul.

Foto : Peninjauan hasil panen kopi oleh perangkat desa setempat sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui usaha kopi di Kabupaten Konawe Selatan.

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIMei 202221

2.1 PERKEMBANGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DI SULAWESI TENGGARA

Pada tahun 2022, secara total anggaran pendapatan dan belanja pemerintah di Sulawesi Tenggara tercatat lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan pada anggaran pendapatan dan belanja Pemerintah terjadi seiring penurunan pendapatan transfer pemerintah pusat dan belanja hibah. Hal ini seiring dengan optimisme Pemerintah terhadapperbaikankondisipandemidanjugaupayamenekandefisitanggaran.

Pada triwulan I 2022, realisasi pendapatan APBD Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan sebesar 46,40% (yoy). Secara nominal realisasi pendapatan sebesar Rp877,75 miliar atau 22,86 dari total target.

Disisi lain, realisasi belanja pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 10,36% (yoy). Peningkatan tersebut terjadi selaras dengan peningkatan Realisasi belanja APBN, realisasi belanja APBD Kabupaten/Kota dan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara dan dana desa.

Peningkatan realisasi APBN dan APBD yang optimal pada periode laporan terjadi seiring dengan perbaikan kondisi kendala teknis dalam proses administrasi pengadaan yang dialami oleh SKPD selama penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah) meskipun masih terdapat kendala pada beberapa modul.

2.2 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD

2.2.1 Realisasi Anggaran Pendapatan ProvinsiSecara total, pagu anggaran pendapatan APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 lebih rendah dibandingkan tahun 2021. Penurunan pagu pendapatan APBD terutama didorong oleh penurunan pada pendapatan transfer. Pagu anggaran pendapatan APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp3,84 triliun lebih rendah sebesar 9,64% (yoy) dibandingkan pagu tahun 2021 yang tercatat sebesarRp4,25triliun(Grafik2.2).

Pada triwulan I 2022, peningkatan realisasi pendapatan APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terjadi seiring dengan peningkatan realisasi pada kelompok PAD dan pendapatan transfer pemerintah pusat. Hal ini menjadi salah satu indikator keberhasilan upaya dan langkah strategi Pemerintah Daerah terkait inovasi peningkatan pendapatan pada masa pandemi Covid-19 antara lain melaluipenerapandigitalisasiatauelektronifikasitransaksidilingkupPemerintah Daerah.

Capaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara pada periode triwulan I 2022 sebesar Rp877,75 miliar atau 22,86% dari total pagu anggaran pendapatan pada APBD 2022. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp599,57 miliar atau 14,11% dari total pagu APBD 2022 (Tabel 2.1).

Secara struktur, sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada 2022 masih didominasi oleh pendapatan transfer atau dana perimbangan (Daper) yang targetnya mencapai Rp2,44 triliun atau 63,68% dari total target pendapatan Pemerintah Provinsi. Target tersebut lebih rendah dibandingkan target pendapatan transfer tahun 2021 yang memiliki target sebesar Rp2,96 triliun atau 69,57% dari total target pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara. Selanjutnya, komponen pendapatan dengan target terbesar kedua adalah PAD yang targetnya mencapai Rp1,39 triliun atau 36,27% dari total target pendapatan Pemerintah Provinsi. Target tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dengan target mencapai Rp1,25 triliun atau 29,46% dari total target pendapatan Pemerintah Provinsi.

ANGGARAN REALISASI % REALISASI (RHS)

0%

5%

10%

15%

20%

25%

0

5

10

15

20

25

30

35

2021 2022 2021 2022 2021 2022 2021 2022 2021 2022APBN APBD PROVINSI APBD KAB/KOTA DANA DESA TOTAL

Sumber : BPKAD Prov. Sultra dan Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Grafik 2.1 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi Sulawesi Tenggara

PENDAPATAN GROWTH PENDAPATAN

4,253,84

-10

0

10

20

30

40

0

1

2

3

4

5

6

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

5,96

-9,64

Sumber : BPKAD Prov. Sultra, diolah

Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

BELANJA GROWTH BELANJA

5,244,77

-10

0

10

20

30

40

0

1

2

3

4

5

6

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

RP TRILIUN

-8,96

9,35

Sumber : BPKAD Prov. Sultra, diolah

Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIMei 2022 22

Secara detail komponen PAD pada tahun 2022, target pendapatan pajak daerah masih tetap mendominasi dengan target sebesar Rp1,14 triliun atau 81,64% dari total PAD lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp931,82 miliar atau 74,42% dari total target PAD. Selanjutnya, target lain-lain PAD sebesar Rp137,54 miliar atau 9,87% lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp135,75 miliar atau 10,84% dari total target PAD. Sementara itu, hasil pengelolaan yang dipisahkan sebesar Rp64,69 miliar atau 4,64% masih sama dengan tahun sebelumnya dan terakhir hasil retribusi daerah memiliki target sebesar Rp53,53 miliar atau 3,84% dari total PAD. Target tersebut lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24,38 miliar atau 1,95% dari total pagu PAD 2022.

Selanjutnya dari sisi realisasi periode triwulan I 2022, realisasi Dana Perimbangan (Daper) mencapai Rp638,07 miliar atau 26,09% dari pagu. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp433,10 miliar atau 14,65%. Peningkatan realisasi Daper tersebut terutama terjadi karena peningkatan pada realisasi transfer pemerintah pusat dari komponen DAU (Dana Alokasi Umum) yang tercatat sebesar Rp606,93 miliar atau 41,67% dari total pagu. Selanjuntya, realisasi dana bagi hasil bukan pajak tercatat sebesar Rp29,50 miliar atau 19,87% dari total pagi dan realisasi DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp1,65 miliar atau 0,21% dari total pagu Pada Triwulan I 2022, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi Tenggara sebesar Rp239,68 miliar atau 17,21%

dari total target PAD tahun 2022. Capaian realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp166,48 miliar atau 13,30% dari total target PAD tahun 2021. Secara detail, kenaikan realisasi PAD pada periode laporan selaras dengan capaian realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 19,90%, hasil retribusi daerah yang tercatat 10,48%. Kenaikan lebih tinggi sedikit tertahan pada penurunan realisasi lain-lain PAD yang baru terealisasi sebesar 5,62%.

Lebih detail per komponen PAD, Pealisasi pendapatan pajak daerah pada triwulan I 2022 mencapai Rp226,33 miliar atau 19,90% dari total pagu, lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp153,66 miliar atau 16,49%. Peningkatan tersebut terutama masih disumbang dari pendapatan pajak kendaraan bermotor yang terus di dorong oleh pemerintah melalui program pembebasan denda pajak kendaraan bermotor yang terus berlanjut hingga periode laporan. Selanjutnya realisasi hasil retribusi daerah pada periode laporan sebesar Rp5,61 miliar atau sebesar 10,48%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp0,42 miliar atau 1,72% dari target. Peningkatan tersebut di dorong oleh terjadinya pemulihan kondisi ekonomi pasca pandemi dimana PPKM berkurang dan aktivitas masyarakat mulai kembali pulih.

Selanjutnya, pada komponen lain-lain PAD terealisasi sebesar Rp7,73 miliar atau 5,62% dari target pendapatan, sedangkan komponen hasil

URAIANAPBD 2021 APBD 2022

ANGGARAN REALISASI SERAP (%) ANGGARAN REALISASI SERAP (%)

PENDAPATAN 4.250,11 599,57 14,11 3.840,47 877,75 22,86

PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.252,15 166,48 13,30 1.393,02 239,68 17,21

Pendapatan Pajak Daerah 931,82 153,66 16,49 1.137,27 226,33 19,90

Hasil Retribusi Daerah 24,38 0,42 1,72 53,53 5,61 10,48

Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan 64,69 - - 64,69 - -

Lain-lain PAD 135,75 12,40 9,13 137,54 7,73 5,62

PENDAPATAN TRANSFER 2.956,73 433,10 14,65 2.445,59 638,07 26,09

Transfer Pemerintah Pusat 2.925,27 433,10 14,81 2.440,19 638,07 26,15

Dana Bagi Hasil Pajak 41,05 - - 52,22 - -

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 141,71 - - 148,47 29,50 19,87

Dana Alokasi Umum 1.456,62 - - 1.456,62 606,93 41,67

Dana Alokasi Khusus 1.285,89 - - 782,92 1,65 0,21

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 31,46 - - 5,39 - -

Dana Penyesuaian 31,46 - - - - -

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 41,22 - - 1,86 - -

Pendapatan Hibah 41,22 - - 1,86 - -

Pendapatan Dana Darurat - - - - - -

Pendapatan Lainnya - - - - - -

Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIMei 202223

pengelolaan yang dipisahkan belum tercatat adanya realisasi selama periode laporan. Demikian pula pada kelompok Lain-Lain Pendapatan yang Sah belum tercatat adanya realisasi selama triwulan laporan.

2.2.2 Realisasi Anggaran Belanja ProvinsiSecara total, pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 lebih rendah dibandingkan tahun 2021. Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 tercatat sebesar Rp4,77 triliun lebih rendah sebesar 8,96% (yoy) dibandingkan pagu tahun2021yangtercatatsebesarRp5,27triliun(Grafik2.3).Penurunantersebut terutama di dorong oleh penurunan pada pagu anggaran belanja hibah.

Sebagai informasi pada tahun 2022 mayoritas anggaran belanja APDB Sulawesi Tenggara masih sama dengan tahun sebelumnya yakni terdiri atas belanja operasi sebesar Rp2,57 triliun atau 54,01% dari total belanja Pemerintah provinsi, lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,08 triliun atau 58,40%. Selain itu, terdapat komponen belanja modal sebesar Rp1,60 triliun atau 33,63% dari total belanja lebih tinggi secara nominal namun secara share terhadap total pagu anggaran APBD lebih rendah dibanding periode tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,72 triliun atau 32,68%.

Secara total, pada triwulan I 2022 realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp413,09 miliar atau 8,66% terhadap pagu. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi sebesar

Rp306,69 miliar atau 5,82% dari pagu (Tabel 2.2). Peningkatan tingkat realisasi belanja pada APBD Sulawesi Tenggara dikarenakan mulai berkurangnya pembatasan mobilitas kepada masyarakat seiring dengan peningkatan target capaian vaksinasi pada masyarakat. Disisi lain, kendala teknis pada implementasi aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah) masih menjadi penyebab belum optimalnya penyerapan anggaran belanja oleh Pemerintah. Disamping itu, adanya sikap kehati-hatian SKPD dalam melakukan belanja daerah turut mempengaruhi perlambatan pada realisasi belanja APBD.

Pada triwulan I 2022, realisasi belanja operasi tercatat sebesar Rp265,85 miliar atau 10,32% dari pagu, lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp234,02 miliar atau 7,60% dari pagu. Lebih lanjut, subkomponen belanja pegawai pada periode laporan tercatat sebesar Rp208 miliar atau 12,84%, secara nominal lebih tinggi namun secara persentasi lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp206,97 miliar atau 13,22% dari pagu. Selanjutnya, realisasi belanja barang pada periode laporan tercatat sebesar Rp34 miliar atau 4,43% dari pagu, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp25,73 miliar atau 2,95% dari pagu. Lebih lanjut, realisasi belanja bunga pada periode laporan tercatat sebesar Rp9,95 miliar atau 12,43% dari pagu anggaran, lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,32 miliar atau 1,61% dari pagu. Di sisi lain, peningkatan realisasi pada belanja operasi juga di dorong oleh realisasi belanja hibah pada periode laporan yang tercatat sebesar Rp13,90 miliar atau

URAIANAPBD 2021 APBD 2022

ANGGARAN REALISASI SERAP (%) ANGGARAN REALISASI SERAP (%)

BELANJA 5.270,16 306,69 5,82 4.767,32 413,09 8,66

BELANJA OPERASI 3.077,89 234,02 7,60 2.574,80 265,85 10,32

Belanja Pegawai 1.565,39 206,97 13,22 1.620,37 208,00 12,84

Belanja Barang 872,35 25,73 2,95 767,81 34,00 4,43

Belanja Bunga 82,24 1,32 1,61 80,00 9,95 12,43

Belanja Hibah 496,02 - - 83,29 13,90 16,69

Belanja Bantuan Sosial 56,74 - - 23,34 - -

BELANJA MODAL 1.722,09 72,66 4,22 1.603,14 86,28 5,38

Belanja Tanah - - - 19,52 - -

Belanja Peralatan dan Mesin 160,21 - - 199,10 6,66 3,35

Belanja Bangunan dan Gedung 661,61 - - 699,86 34,47 4,93

BelanjaJalan,irigasi&Jaringan 868,43 72,66 8,37 649,83 45,15 6,95

Belanja Aset Tetap Lainnya 31,84 - - 34,82 - -

BELANJA TIDAK TERDUGA 5,81 - - 21,97 - -

Belanja Tak Terduga 5,81 - - 21,97 - -

TRANSFER 464,36 - - 567,40 60,96 10,74

Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota 464,36 - - 567,40 60,96 10,74

Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022

Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIMei 2022 24

16,69% jauh lebih tinggi dibanding periode yang tahun sebelumnya dimana pada periode triwulan I 2021 subkomponen belanja hibah belum tercatat realisasi. Disamping itu, subkomponen belanja bansos pada periode laporan belum tercatat adanya realiasi.

Selanjutnya, pada triwulan I 2022 realisasi belanja modal APBD Sulawesi Tenggara masih belum optimal. Realisasi tercatat sebesar Rp86,28 miliar atau 5,38% dari pagu sedikit lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp72,66 miliar atau 4,22% dari pagu. Belum optimalnya realisasi belanja modal pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dikarenakan kendala teknis dalam proses tender dengan menggunakan aplikasi SIPD yang masih dialami hingga awal tahun 2022.

Secara detail subkomponen belanja modal, realisasi belanja bangunanan dan gedung pada triwulan I 2022 yang mencatatkan realisasi sebesar Rp34,47 miliar atau 4,93% dari total pagu. Selanjutnya, realisasi belanja peralatan dan mesin tercatat sebesar Rp6,66 miliar atau 3,35% dari pagu anggaran. Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode tahun sebelumnya yang tidak mencatatkan realisasi selama periode triwulan I 2021.

Peningkatan lebih lanjut pada belanja modal tertahan dengan adanya penurunan pada realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan yang

tercatat sebesar Rp45,15 miliar atau 6,95% dari total pagu. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp72,66 miliar atau 8,37% dari pagu anggaran. Sementara itu, untuk belanja tanah dan belanja aset tetap lainnya belum tercatatkan adanya realisasi pada periode laporan relatif sama dengan periode tahun lalu.

Lebih lanjut, peningkatan realisasi belanja APBD Pemerintah Sulawesi Tenggara periode triwulan I 2022 juga di dorong oleh peningkatan pada belanja transfer bagi hasil ke Kabupaten/Kota yang terakselerasi pada periode laporan. Realisasi transfer tercatat sebesar Rp60,96 miliar atau10,74%daritotalpagu2022.Optimalisasipenyerapananggaranbelanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara terus dilakukan pada periode mendatang. Penanganan kendala teknis pada penggunaan aplikasi SIPD melalui pengalaman tahun sebelumnya dan hasil studi banding ke beberapa daerah yang telah sukses dalam proses implementasi aplikasi SIPD.

2.2.3 Realisasi Anggaran Kabupaten/KotaBerdasarkan informasi dari portal data Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK), pada tahun 2022 total anggaran APBD Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara mencapai Rp17,70 triliun tumbuh 0,37% (yoy). Dari total anggaran tersebut, realisasi pada periode laporan tercatat sebesar Rp1,01 triliun atau 5,71% dari total

KOTA/KABTAHUN 2021 TAHUN 2022

PAGU REALISASI % REALISASI PAGU REALISASI % REALISASI

Kendari 1.835,25 80,57 4,39 1.866,66 76,11 4,08

Konawe 1.385,07 60,25 4,35 1.470,23 27,73 1,89

Konawe Selatan 1.430,00 - 0,00 1.724,88 131,29 7,61

Konawe Utara 950,51 96,10 10,11 1.270,99 - 0,00

Konawe Kepulauan 600,93 28,36 4,72 519,76 10,49 2,02

Kolaka 1.129,14 44,38 3,93 1.222,14 95,53 7,82

Kolaka Utara 959,17 83,26 8,68 864,54 144,01 16,66

Kolaka Timur 731,64 67,38 9,21 742,07 - 0,00

Bombana 1.105,78 165,09 14,93 1.102,12 210,76 19,12

Bau-Bau 1.122,78 - 0,00 1.045,53 - 0,00

Buton 946,46 - 0,00 694,44 77,90 11,22

Buton Utara 679,67 34,60 5,09 864,00 - 0,00

Buton Tengah 677,43 35,43 5,23 655,56 107,34 16,37

Buton Selatan 706,16 52,68 7,46 555,98 5,21 0,94

Muna 1.783,27 - 0,00 1.447,11 26,81 1,85

Muna Barat 646,53 47,45 7,34 807,07 2,21 0,27

Wakatobi 950,50 69,23 7,28 852,17 95,46 11,20

Seluruh kab/kota 17.640,29 864,77 4,90 17.705,24 1.010,85 5,71

Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota Triwulan I 2022

Sumber: Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran, diolahKeterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar Rupiah*) angka pagu bersumber dari berbagai media online

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIMei 202225

pagu. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan penyerapan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan realisasi sebesar Rp864,77 miliar atau 4,90%. Kurang optimalnya serapan realisasi belanja APBD kabupaten/kota merupakan dampak lanjutan perubahan kebijakandalampengelolaankeuangandidaerahterkaitpenggunaanaplikasi SIPD oleh beberapa daerah.

Pada triwulan I 2022, serapan realisasi belanja APBD tertinggi berasal dari Kabupaten Bombana tercatat 19,12% atau sebesar Rp210,76 miliar, disusul oleh Kabupaten Kolaka Utara dan Buton Tengah masing-masing tercatat 16,66% dan 16,37% atau sebesar Rp144,01 miliar dan Rp107,34 miliar. Selanjutnya, serapan realisasi APBD Kabupaten Buton tercatat 11,22% atau sebesar Rp77,90 miliar dilanjutkan dengan Kabupaten Wakatobidenganrealisasiyangtercatatsebesar11,20%atauRp95,46miliar.

Lebih lanjut, realisasi belanja APBD Kabupaten Kolaka tercatat 7,82% atau sebesar Rp95,53 miliar dan Kabupaten Konawe Selatan tercatat realisasi 7,61% atau sebesar Rp131,29 miliar. Selanjutnya Kota Kendari mencatatkan realisasi APBD sebesar 4,08% atau Rp76,11 miliar dan Kabupaten Konawe Kepulauan realisasi tercatat 2,02% atau sebesar Rp10,49 miliar.

Disisi lain, empat daerah lainnya yang mencatatkan realisasi terendah adalah Kabupaten Muna Barat (0,27%), Buton Selatan (0,94%), Muna (1,85%) dan Konawe (1,89). Disamping itu, empat daerah lainnya jumlah realisasi anggaran APBD nya belum tercatat (masih kosong) terdapat pada Kabupaten Konawe Utara, Kolaka Timur, Buton Utara dan Kota Baubau (Tabel 2.3).

2.3 PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBN

2.3.1 Realisasi APBN Provinsi Anggaran belanja APBN 2022 Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp6,59 triliun atau turun 12,34% (yoy) dibandingkan tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp7,52 triliun. Berdasarkan jenisnya, pangsa terbesar APBN Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2022 masih sama dengan tahun lalu yang mana diperuntukkan bagi belanja barang sebesar Rp2,65 triliun (40,22% dari total anggaran), diikuti oleh belanja modal sebesar Rp2,55 triliun (38,79% dari total anggaran), belanja pegawai sebesar Rp2,35 triliun (35,67% dari total anggaran) dan belanja bantuan sosial Rp7,59 miliar (0,12% dari total anggaran).

Pada triwulan I 2022, realisasi APBN di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp1,23 triliun atau 18,67%. Secara nominal realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,39 triliun. Namun demikian, secara persentasi realisasi periode laporan sedikit lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi 18,48% dari pagu. Hal ini terjadi karena adanya penurunan pagu anggaran belanja APBN pada

Provinsi Sulawesi Tenggara.

Lebih lanjut, tingkat realisasi tertinggi dari komponen belanja pegawai yang tercatat sebesar Rp463,48 miliar atau 19,70% dari pagu. Realisasi lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp447,54 miliar atau 18,88% dari pagu. Peningkatan realisasi seiring dengan terjadinya peningkatan biaya gaji dan tunjangan serta belanja honor dengan adanya penambahan jumlah ASN. Selanjutnya, realisasi belanja Bansos pada periode laporan tercatat sebesar Rp0,04 miliar atau 0,53% dari pagu.

Sementara itu, pada periode laporan realisasi belanja modal tercatat sebesar Rp434 miliar atau 16,96% dari pagu anggaran. Realisasi anggaran tersebut lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat realisasi sebesar Rp583,79 miliar atau 23,66%. Selanjutnya, realisasi belanja barang tercatat sebesar Rp334,05 miliar atau 12,59% dari pagu lebih rendah dari capaian realisasi periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp358,82 miliar atau 13,40% dari pagu anggaran.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam mendorong percepatan pelaksanaan anggaran 2022 dilakukan melalui beberapa strategi diantaranya adalah perbaikan perencanaan pelaksanaan anggaran, percepatan pengadaan dan pelaksanaan proyek atau program kegiatan, percepatan dan peningkatan ketepatan penyaluran Bansos serta peningkatan evaluasi, monitoring dan pengawasan anggaran.

KAB/KOTAPAGU

(RP MILIAR)REALISASI (RP MILIAR)

REALISASI (%)

Kab. Bombana 94,57 7,39 7,81

Kab. Buton 63,13 3,38 5,35

Kab. Buton Selatan 50,03 13,15 26,28

Kab. Buton Tengah 54,19 10,46 19,30

Kab. Buton Utara 56,75 5,63 9,92

Kab. Kolaka 78,05 8,54 10,94

Kab. Kolaka Timur 87,32 27,55 31,55

Kab. Kolaka Utara 111,31 33,47 30,07

Kab. Konawe 210,42 39,86 18,94

Kab. Konawe Kepulauan 64,97 - 0,00

Kab. Konawe Selatan 244,64 30,83 12,60

Kab. Konawe Utara 113,19 - 0,00

Kab. Muna 109,50 - 0,00

Kab. Muna Barat 68,18 5,70 8,36

Kab.Wakatobi 57,83 4,25 7,35

Total 1.464,08 190,21 12,99

Tabel 2.4 Realisasi Dana Desa Akumulatif Triwulan I 2022

Sumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolahKeterangan: Pagu dalam Rp Miliar.

Penyerapan Desa dihitung terhadap realisasi RKUD terhadap RKD

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIMei 2022 26

2.3.2 Transfer ke Daerah dan Dana DesaBerdasarkan data yang diperoleh dari Kajian Fiskal Regional (KFR) Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, total pagu dana desa pada tahun 2022 untuk 15 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar Rp1,46 triliun lebih rendah 10,56% (yoy). Pada triwulan I 2022, besaran realisasi Dana Desa adalah sebesar Rp190,21 miliar atau 12,99% dari total pagu (Tabel 2.5). Realisasi tersebut meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp147,59 miliar atau 9,02% dari total pagu. Capaian realisasi tertinggi secara berurutan berasal dari Kabupaten Kolaka Timur tercatat (31,55%), Kabupaten Kolaka utara (30,07%) dan Kabupaten Buton Selatan (26,28%). Selanjutnya, Kabupaten Buton Tengah (19,30%), Kabupaten Konawe (18,94%), Kabupaten Konawe Selatan (12,60%) dan Kabupaten Kolaka (10,94%).

Lebih lanjut, Kabupaten dengan capaian realisasi dana desa dibawah angka sepuluh persen dicapai oleh lima daerah yakni Kabupaten Buton Utara (9,92%), Kabupaten Muna Barat (8,36%), Kabupaten Bombana (7,81%), KabupatenWakatobi (7,35%) dan Kabupaten Buton (5,35%).Sementara itu, tiga daerah yang masih belum terdapat realisasi dana desa pada periode laporan adalah Kabupaten Konawe Kepulauan, Kabupaten Konawe Utara dan Kabupaten Muna. Hal ini dikarenakan ketiga daerah tersebut masih mengalami kendala teknis dalam proses pelaksanaan anggaran melalui aplikasi SIPD.

Perkembangan Inflasi DaerahBab III

Capaian Inflasi Sulawesi TenggaraPada triwulan I 2022, inflasi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 3,52% (yoy), mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 2,59% (yoy). Peningkatan tersebut dipicu oleh membaiknya aktivitas dan mobilitas masyarakat seiring melandainya kasus Covid-19 yang diukung oleh kebijakan pelonggaran oleh Pemerintah.

Pertumbuhan lebih tinggidibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan lebih rendahdibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan stabildibanding periode sebelumnya.

2,59%Tw IV 2021

yoy

3,52%Tw I 2022

yoy

Kota Kendari

3,14%yoy

4,77%yoy

Kota Baubau

Lebih TinggiDibandingkanTriwulanSebelumnya

Lebih TinggiDibandingkanTriwulanSebelumnya

Top 5 KomoditasPenyumbang Inflasi (%YOY)

Angkutan Udara

0,65%Andil (yoy)

18,41%Inflasi (yoy)

Bahan Bakar RT

0,33%Andil (yoy)

14,98%Inflasi (yoy)

Minyak Goreng

0,25%Andil (yoy)

35,14%Inflasi (yoy)

Rokok Kretek Filter

0,12%Andil (yoy)

6,20%Inflasi (yoy)

Ikan Kembung

0,09%Andil (yoy)

11,46%Inflasi (yoy)

Top 5 KomoditasPenyumbang Deflasi (%YOY)

Beras

-0,09%Andil (yoy)

-1,84%Inflasi (yoy)

Ikan Selar

-0,04%Andil (yoy)

-8,73%Inflasi (yoy)

Celana Panjang Jeans

-0,02%Andil (yoy)

-7,53%Inflasi (yoy)

Telpon Seluler

-0,02%Andil (yoy)

-2,01%Inflasi (yoy)

T-Shirt

-0,02%Andil (yoy)

-7,28%Inflasi (yoy)

Upaya TPID Dalam PengendalianInflasi Berkelanjutan

Sidak pasar menjelang Idul Fitri. Pasar murah untuk stabilisasi harga menjelang HBKN.

Menjaga ekspektasi masyarakat tetap positif. Koordinasi Kebijakan 4k.

Produksi Ikan Tangkap di3 Pelabuhan Utama

Intensitas Curah Hujan di2 Kota Sampel Inflasi

Tw IV 2021

3.925Ton

Jumlah

-45,21%Growth (yoy)

Tw I 2022

7.390Ton

Jumlah

-0,03%Growth (yoy)

Kota Kendari

94.43RR

Tw IV 2021

212.97RR

Tw I 2022

Kota Kendari

262.30RR

Tw IV 2021

278.57RR

Tw I 2022

• Pada triwulan I 2022, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatatmengalami peningkatan selaras dengan kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar RT, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, serta kelompok transportasi.

• HalinimenyebabkaninflasiIHKprovinsiSulawesiTenggaratercatatsebesar3,52% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatatsebesar2,59%(yoy)danlebihtinggidibandingkaninflasiNasionaldanWilayah Sulampua yangmasing-masing tercatat sebesar 2,64% (yoy)dan 2,58% (yoy)

• Pada periode laporan aktivitas masyarakat terpantau mengalami peningkatanyangterkonfirmasidarimeningkatnyapergerakanmasyarakatpada seluruh area berdasarkan data Google Mobility Report pada triwulan I 2022 dibandingkan triwulan sebelumnya, mengalami peningkatan sebesar 23,22% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar -9,02%.

Foto : Bank Indonesia berperan penting dalam menjaga stabilitas inflasi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan menjaga harga komoditas kopi sebagai salah satu komoditas yang dikonsumsi masyarakat

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202229

3.1 KONDISI UMUM INFLASIPadatriwulanI2022,inflasiIHKprovinsiSulawesiTenggara1 tercatat mengalami peningkatan selaras dengan kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar RT, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga, serta kelompok transportasi. Peningkatan tekanan inflasi pada kelompokperumahan, air, listrik, dan bahan bakar RT didorong oleh ketetapan peningkatan harga LPG non subsidi ukuran 12kg. Selain itu, kenaikan tekanan inflasipada triwulan I 2022 jugadidorongolehpeningkatantarif angkutan udara yang sebesar 18,41% (yoy) selaras dengan meningkatnya permintaan masyarakat.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan inflasi pada triwulan I 2022tercatat sebesar 3,52% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,59% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan Wilayah Sulampua yang masing-masing tercatat sebesar 2,64% (yoy) dan 2,58% (yoy).

1 Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.

Dari sisi proporsi, kelompok makanan, minuman, dan tembakau di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata proporsi tertinggi dalam perhitungan inflasi yaitu sebesar 31,74%, sedangkan kelompoktransportasi memiliki pangsa sebesar 14,88%, dan kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,80%. Berdasarkan kelompok tersebut, peningkatan tekanan inflasi diSulawesi Tenggara pada Triwulan I 2022 didorong oleh peningkatan inflasi pada kelompok transportasi dan kelompok perumahan, air,listrik, dan bahan bakar rumah tangga namun tertahan oleh penurunan tekananinflasikelompokmakanan,minumandantembakau.

Peningkatan inflasi pada kelompok transportasi dipicu olehmeningkatnya mobilitas masyarakat seiring berlangsungnya berbagai event Nasional maupun Regional di Sulawesi Tenggara. Sedangkan peningkataninflasipadakelompokperumahan,air,listrik,danbahanbakar rumah utamanya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar RT dan harga pasir. Peningkatan harga komoditas bahan bakar RT dipicu oleh kenaikan harga LPG 12kg sesuai dengan ketetapan PT. Pertamina. Sedangkan kenaikan harga pasir terjadi akibat terbatasnya pasokan ditengah permintaan yang tinggi untuk percepatan pembangunan proyek Pemerintah dan swasta.

3.2 PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN (MONTH TO MONTH)

Secara bulanan, pergerakan inflasi IHK Sulawesi Tenggara selamaTriwulan I 2022 memiliki tren yang cenderung menurun jika dibandingkandengan triwulansebelumnya.Rata-rata inflasibulananpada periode laporan tercatat sebesar 0,21% (mtm), lebih rendah jika

MAKANAN, MINUMANDAN TEMBAKAU

31,74%

TRANSPORTASI14,88%

PERUMAHAN, AIR, LISTRIKDAN BAHAN BAKAR RT

13,80%

LAINNYA39,58%

PROPORSIKELOMPOK

SULAWESI TENGGARA

INFLASI UMUMMAKANAN, MINUMAN DAN

TEMBAKAUPERUMAHAN, AIR, LISTRIK, DAN

BAHAN BAKAR RT TRANSPORTASI

CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI

1,87 2,00

2,68 2,59

3,52

I II III IV I

2021 2022

4,66

4,24

7,406,81

4,55

I II III IV I

2021 2022

0,070,63

0,34

2,39

3,95

I II III IV I

2021 2022

2,22

0,56

-0,64

3,34

5,12

I II III IV I

2021 2022

Sumber : BPS, Perhitungan Bank Indonesia

Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Usaha

3,52%SULTRA

3,37%KALIMANTAN

3,11%SUMATERA

INFLASI NASIONAL2,64% (YOY)

JAWA2,49% BALINUSRA

2,52%

Sumber : Badan Pusat Statistik

Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2022 (%,yoy)

2019 2021 20222020

-2

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

%, MTM

Sumber : BPS, diolah

Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 32020 2021 2022

% YOY

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara, Diolah

Grafik 3.4 Perkembangan Produksi Ikan pada 3 Pelabuhan Utama di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 30

dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan triwulan sebelumnyayang sebesar 0,53% (mtm). Berdasarkan sumbernya, rata-rata penyumbangterbesarinflasibulananterutamaberasaldarikelompok

kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok transportasi. Di sisi lain, secara bulanan kelompok makanan, minuman, dan tembakau tercatat mengalami deflasi dan menjadi

KELOMPOK

INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)

TW IV 2021 TW I 2022 TW IV 2021 TW I 2022

OKT NOV DES RERATA JAN FEB MAR RERATA OKT NOV DES RERATA JAN FEB MAR RERATA

Makanan, Minuman dan Tembakau -2,03 0,69 -1,42 -0,92 1,42 -0,99 -0,72 -0,09 -0,67 0,22 -0,46 -0,30 0,46 -0,32 -0,23 -0,03

Pakaian dan Alas Kaki -0,01 0,10 -0,04 0,02 0,05 0,00 -0,31 -0,09 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,02 -0,01

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,08 0,29 0,25 0,21 1,17 0,14 1,35 0,89 0,01 0,04 0,03 0,03 0,16 0,02 0,18 0,12

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 0,26 0,36 0,02 0,22 0,39 0,42 0,73 0,52 0,01 0,02 0,00 0,01 0,02 0,02 0,04 0,03

Kesehatan 0,00 0,13 0,00 0,04 0,11 0,37 0,00 0,16 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00

Transportasi -0,06 0,28 4,64 1,62 -1,54 1,39 0,56 0,14 -0,01 0,04 0,66 0,23 -0,23 0,20 0,08 0,02

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,04 0,13 -0,02 0,02 -0,08 0,00 -0,13 -0,07 0,00 0,01 0,00 0,00 -0,01 0,00 -0,01 0,00

Rekreasi,Olahraga,danBudaya 1,18 0,26 0,03 0,49 0,17 0,00 -0,04 0,04 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00

Pendidikan 0,05 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,29 1,46 0,59 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,08 0,03

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya -0,19 -0,23 0,02 -0,13 1,20 0,23 0,49 0,64 -0,01 -0,02 0,00 -0,01 0,08 0,02 0,03 0,04

Inflasi(mtm) -0,59 0,55 1,64 0,53 0,48 -0,03 0,17 0,21 -0,59 0,55 1,64 0,53 0,48 -0,03 0,17 0,21

Tabel 3.1PerbandinganInflasiBulananMenurutKelompokBarang/Jasa(%,mtm)

Sumber: BPS, Perhitungan Bank Indonesia

NO.JANUARI 2022 FEBRUARI 2022 MARET 2022

KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)

PenyumbangInflasi

1 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,15 Mobil 0,11 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,14

2 Rokok Kretek Filter 0,10 Angkutan Udara 0,10 Angkutan Udara 0,11

3 Telur Ayam Ras 0,09 Daging Ayam Ras 0,02 Cabai Rawit 0,04

4 Beras 0,05 Ikan Tuna 0,02 Pasir 0,03

5 Minyak Goreng 0,04 Bawang Merah 0,02 Minyak Goreng 0,03

6 Ikan Teri 0,03 Semen 0,02 Emas Perhiasan 0,03

7 Ikan Selar 0,03 SawiHijau 0,01 Kue Kering Berminyak 0,03

8 Cabai Rawit 0,03 Bakso Siap Santap 0,01 Sabun Detergen Bubuk/Cair 0,02

9 Bawang Merah 0,02 Jagung Muda/Putren 0,01 Bawang Merah 0,02

10 Rokok Putih 0,02 Kangkung 0,01 Martabak 0,02

PenyumbangDeflasi

1 Angkutan Udara -0,24 Cabai Rawit -0,14 Ikan Layang -0,11

2 Ikan Kembung -0,07 Telur Ayam Ras -0,06 Ikan Cakalang -0,07

3 Daun Kelor -0,02 Ikan Kembung -0,05 Ikan Selar -0,06

4 Baju Kaos Tanpa Kerah/ T-Shirt Pria -0,01 Ikan Layang -0,05 Ikan Teri -0,03

5 Udang Basah -0,01 Ikan Selar -0,04 Mobil -0,03

6 Panci -0,01 Ikan Teri -0,03 Jeruk Nipis/Limau -0,02

7 Terong -0,01 Ikan Bandeng -0,02 Ikan Tongkol -0,02

8 Ikan Baronang -0,01 Cabai Merah -0,02 Daun Kelor -0,02

9 Ikan Katamba -0,01 Bayam -0,02 Ikan Rambe -0,02

10 SawiHijau -0,01 Ikan Ekor Kuning -0,01 Wortel -0,02

Tabel 3.2 Top10SumbanganInflasi&DeflasiBulananSulawesiTenggara

Sumber: BPS, Perhitungan BI

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202231

kelompokyangmenahantekananinflasibulanansepanjangtriwulanI2022(Tabel3.1).Lebihdetail,dilihatdaricatataninflasibulanan,padaJanuari2022,SulawesiTenggaratercatatmengalami inflasisebesar0,48% (mtm), pada bulan Februari 2022 sebesar -0,03% (mtm), dan pada Maret 2022 sebesar 0,17% (mtm) (Tabel 3.2).

Kelompok Makanan, Minuman dan TembakauPada triwulan I 2022, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami rata-rata inflasi sebesar -0,09% (mtm) dengan rata-rataandil terhadaptotal inflasisebesar-0,03%,meningkatdibandingkantriwulansebelumnyayangmengalamirata-ratainflasisebesar-0,92%(mtm) dengan rata-rata andil sebesar -0,30%. Deflasi yang terjadipada kelompok tersebut utamanya dipicu oleh meningkatnya produksi ikansegarseiringkondisigelombangyangkondusif(Grafik3.4).Lebihdetail, berdasarkan jenis komoditasnya penurunan harga ikan segar secara umum terjadi pada komoditas ikan pelagis kecil yang menjadi favorit konsumsi masyarakat Sulawesi Tenggara seperti ikan kembung yangtercatatmengalamirata-ratadeflasisebesar3,68%(mtm),ikanlayang sebesar 2,99% (mtm) dan ikan selar sebesar 5,07% (mtm).

Kelompok TransportasiPada Triwulan I 2022, kelompok transportasi mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,14% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,02%.Capaian ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yangmengalami rata-rata inflasi sebesar0,56% (mtm)dengan rata-rataandilsebesar0,23%.Secaralebihdetil,peningkataninflasiterjadipada pembelian mobil dengan rata-rata 1,19% (mtm). Kenaikan harga pembelian mobil tersebut terjadi karena meningkatnya permintaan pembelian mobil ditengah meningkatnya daya beli masyarakat. Selain itu, membaiknya daya beli masyarakat tersebut didukung dengan kebijakan Pemerintah dan otoritas moneter dalam mendorongpertumbuhan industri otomotif melalui kebijakan pelonggaranketentuan uang muka kredit dan pelonggaran pajak kendaraan bermotor.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah TanggaPada Triwulan I 2022, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,89%(mtm) dengan rata- rata andil sebesar 0,12% meningkat dibandingkan triwulansebelumnyayangmengalamirata-ratainflasisebesar0,21%

(mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,03%. Peningkatan tekanan inflasipadakelompoktersebutdipicuolehpeningkatanhargabahanbakar RT dan material pembangunan seperti pasir dan semen. Pada periode laporan harga bahan bakar RT secara rata-rata mengalami inflasisebesar4,39% (mtm),pasirsebesar2,70% (mtm),dansemensebesar 2,03% (mtm).

Peningkatan harga bahan bakar rumah tangga terjadi karena adanya kenaikan harga minyak dan gas dunia yang menyebabkan Pertamina menyesuaikan tarif LPG. Sebagai informasi tambahan, harga LPG sejak bulan Desember 2021 hingga periode laporan telah mengalami penyesuaian sebanyak 2 (dua) kali dengan kenaikan harga sebesar 12,90% (ytd). Sedangkan peningkatan harga pasir dan semen terjadi karena meningkatnya permintaan kebutuhan material bangunan dari pelaku usaha konstruksi untuk mendukung percepatan pembangunan proyek swasta maupun Pemerintah.

3.3 PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN (YEAR ON YEAR)

Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 3,52% (yoy), mengalamipeningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 2,59%(yoy)danlebihtinggidibandingkaninflasiNasionaldanRegionalSulampua yang masing-masing tercatat sebesar 2,64% (yoy) dan 2,58% (Grafik 3.5). Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekananinflasi tahunan Sulawesi Tenggara dipicu oleh peningkatan hargapada kelompok transportasi dan kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. Disatu sisi, kelompok makanan, minuman, dantembakautercatatmasihmenjadikelompokdenganandil inflasitertinggi, namun relatif membaik karena mencatatkan inflasi yanglebih rendah dari triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, peningkatan tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan tekananinflasipadakelompokinformasi,komunikasidanjasakeuangan.

Kelompok Makanan, Minuman dan TembakauPada triwulan I 2022, kelompok makanan, minuman dan tembakau memberikan andil terbesar terhadap inflasi IHK sebesar 1,42%.Meskipun demikian, secara tahunan kelompok makanan, minuman dan tembakaumengalamipenurunan tekanan inflasi dari sebesar 4,92%

%, YOY

SULTRA SULAWESI SULAMPUANASIONAL

-1

0

1

2

3

4

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: BPS, Perhitungan Bank Indonesia

Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara

BAUBAU KENDARI KOLAKA KENAWE SELATAN

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: Sumber : BMKG, diolah

Grafik 3.6 Rata-rata Curah Hujan Triwulanan di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 32

(yoy) pada triwulan IV 2021menjadi sebesar 4,55% (yoy) pada periode laporan.Penurunantekananinflasitahunantersebutterjaditerutamapada komoditas ikan segar dan sayuran.

Penurunan tekanan inflasi ikan segar disebabkan peningkatanjumlah tangkapan ikan segar. Hal tersebut tercermin dari data yang disampaikan pada bagian sebelumnya (Grafik 3.4). Lebih lanjut,berdasarkan informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara pendaratan ikan tangkap pada 3 (tiga) pelabuhan utama di Sulawesi Tenggara (PPS Kendari, PPI Sodohoa, dan PPI Wameo) tercatat mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnyadengan total produksi yang diperkirakan mencapai 7300 ton. Kenaikan produksi tersebut menyebabkan beberapa komoditas ikan segar mengalami penurunan harga antara lain ikan selar sebesar -8,73% (yoy) dan ikan tuna sebesar -1,03% (yoy). Selain itu, terjaganya pasokan beras seiring meningkatnya produktivitas padi pasca beroperasinya Bendungan Ladongi dan perbaikan jaringan irigasi menjadi faktor stabilnyahargaberasdengancapaianinflasisebesar-1,84%(yoy)danmenahan tekanan inflasipadaperiode laporandenganandil sebesar-0,09%.

Meskipun demikian, kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Sulawesi Tenggara dan berbagai daerah di Indonesia memicu kenaikan harga minyak goreng sebesar 35,14% (yoy). Kenaikan harga minyak goreng di Sulawesi Tenggara yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya dikarenakan faktor keterbatasan pasokan ditengah permintaan masyarakat yang tinggi yang diikuti oleh fenomena panic buying.

Kelompok TransportasiPada Triwulan I 2022, kelompok transportasi memberikan andil terbesarkeduaterhadapinflasiIHKsebesar0,75%.Andilyangcukupbesar tersebut selarasdengan tekanan inflasipada triwulan laporanyang tercatat sebesar 5,12% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 3,32% (yoy). Peningkatantekanan inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh kenaikan tarifangkutan udara yang tercatat sebesar 18,41% (yoy).

Kenaikan tarif angkutan udara tersebut dipicu oleh meningkatnya mobilitas masyarakat yang didukung oleh kebijakan pelonggaransyaratpenerbanganolehPemerintah.Haltersebutterkonfirmasidarirata-rata mobilitas harian masyarakat di area transportasi publik berdasarkan Google Mobility Index yang mengalami peningkatan sebesar 23,22%, meningkat dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar -9,02%.

Selain itu, kenaikan tarif angkutan udara tersebut juga dipicu oleh peningkatan harga bahan bakar pesawat (avtur) yang menyebabkan maskapai menyesuaikan tarif angkutan udara. Sebagai informasi, hargaavturdiBandaraHaluOleo,SulawesiTenggarapada15-31Maret2022 tercatat sebesar Rp15.166/liter, meningkat dari 2 (dua) minggu

sebelumnya 1-14 Maret seharga Rp13.236/liter dan periode yang sama tahun sebelumnya yang seharga Rp8.603/liter. Kenaikan harga avtur di Sulawesi Tenggara pada periode laporan relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan bandara lain seperti Bandara Soekarno Hatta, Jakarta yang meningkat dari Rp11.967/liter menjadi Rp13.667/liter pada periode yang sama. Kenaikan harga avtur tersebut disebabkan oleh kenaikan harga minyak dunia karena terbatasnya pasokan akibat gejolak politik yang terjadi di Rusia-Ukraina.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah TanggaPada Triwulan I 2022, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakarrumahtanggamemberikanandilterbesarketigaterhadapinflasiIHK sebesar 0,54%. Andil yang cukup besar tersebut selaras dengan tekanan inflasi pada triwulan laporan yang tercatat sebesar 3,95%(yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,14% (yoy).Peningkatantekananinflasipadakelompoktersebutdipicuolehpeningkatan inflasi bahanbakar rumah tangga sebesar 14,98% (yoy)dengan andil sebesar 0,33% terhadap inflasi Sulawesi Tenggara.Peningkatan tekanan inflasi bahan bakar rumah tangga dipicu olehpeningkatan harga LPG non-subsidi ukuran 12kg sebesar 12,90% (ytd) dari harga yang ditetapkan sebelumnya. Kenaikan harga LPG tersebut sejalan dengan ketetapan PT. Pertamina untuk menyesuaikan harga LPG akibat kenaikan harga minyak bumi dan gas dunia.

Selain itu, pada periode laporan harga pasir dan semen juga tercatat mengalami kenaikan. Peningkatan harga kedua komoditas tersebut terjadi selaras dengan upaya percepatan konstruksi fisik beberapaproyek di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan informasi dari kontak liaison Bank Indonesia Sulawesi Tenggara yang bergerak di sektor pengolahan nikel, saat ini perusahaan tengah melakukan ekspansi untuk meningkatkan kapasitas produksinya dan membutuhkan banyak bahan material seperti pasir untuk pembangunan line smelter baru. Selain itu, salah satu pengembang properti yang berada di Kota Kendari juga tengah melakukan ekspansi kawasan perumahan yang terlihat dari proses pembangunan fisik yang sedang berlangsung dikawasan tersebut.

3.4 PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT KOTASecara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasitahunan terjadi di Kota Kendari dan Kota Baubau dengan capaian masing-masing sebesar 3,14% (yoy) dan 4,77% (yoy), lebih tinggi dibandingkaninflasipadatriwulansebelumnyayangtercatatmasing-masingsebesar3,05%(yoy)dan1,05%(yoy)(Grafik3.7).

Inflasi Kota KendariInflasiKotaKendarimemberikanandilsebesar2,42%terhadapinflasiSulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mengingat bobot kota Kendari terhadapperhitunganinflasidiSulawesiTenggaramencapai77,07%.Lebih detail, pada triwulan I 2022, kelompok makanan, minuman,

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202233

dan tembakaumencatatkan inflasisebesar4,12% (yoy)denganandilsebesar 1,32% terhadap inflasi Kota Kendari. Andil terbesar keduaadalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang tercatatmengalami inflasi sebesar 5,00% (yoy) denganandil sebesar 0,59% dan andil terbesar ketiga adalah kelompok transportasi yang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,66% (yoy)dengan andil sebesar 0,39%.

Peningkatan tekanan inflasi pada kelompokmakanan,minumandantembakau dipicu oleh peningkatan harga komoditas ikan segar, minyak goreng dan sayuran. Meningkatnya harga minyak goreng terjadi karena kelangkaan pasokan CPO dunia yang menyebabkan peningkatanharga komoditas bahan baku minyak goreng. Selain itu, terbatasnya pasokan yang diikuti oleh panic buying yang terjadi pada sebagian masyarakat turut mendorong kenaikan harga minyak goreng sebesar 30,48% (yoy) pada periode laporan. Selanjutnya, kenaikan harga ikan segar secara tahunan dipicu oleh berkurangnya jumlah armada kapal yang beroperasi, terutama kapal bertonase >30GT yang berdampak pada penurunan produksi jika dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2022, jumlah kapal yang bertonase 30-50 GT hanya sebanyak 4 kapal, menurun dari tahun sebelumnya yang sebanyak 10 kapal. Selain itu, kapal yang berukuran 50-100 GT juga mengalami penurunan dari 12 armada pada tahun 2021 menjadi hanya sebanyak 7 armada di tahun 2022.

Pada sektor transportasi, peningkatan tekanan inflasi disebabkanoleh kenaikan tarif angkutan udara seiring meningkatnya mobilitas masyarakat yang didukung oleh kebijakan pelonggaran syaratpenerbangan oleh Pemerintah. Selain itu, meningkatnya harga minyak dunia juga berimplikasi pada kenaikan harga avtur dalam negeri yang menyebabkan maskapai menyesuaikan harga tiket pesawat. Faktor-faktor tersebut menyebabkan tekanan inflasi angkutan udara padaperiode laporan meningkat sebesar 8,60% (yoy).

Selanjutnya,peningkataninflasikelompokperumahan,air,listrik,danbahan bakar rumah tangga dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar rumah tangga sebesar 20,97% (yoy). Peningkatan harga bahan bakar rumah tangga tersebut terjadi karena kenaikan harga minyak dan gas dunia akibat gejolak geo politik yang berdampak pada terganggunya pasokan dunia sehingga menyebabkan PT. Pertamina menyesuaikan harga LPG non-subsidi.

Inflasi Kota BaubauInflasiKotaBaubaumemberikanandilsebesar1,10%terhadapinflasiSulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 dengan bobot Kota Baubau terhadap perhitungan inflasi di Sulawesi Tenggara sebesar 22,93%.PeningkatantekananinflasiKotaBaubaudipicuolehkenaikanhargapada kelompok transportasi yang memiliki andil terbesar dengan tingkat inflasi sebesar 13,40% (yoy). Andil terbesar kedua adalahkelompokmakanan,minuman,dantembakauyangmencatatkaninflasisebesar 6,06% (yoy), diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahanbakarrumahtanggadenganinflasisebesar1,89%(yoy).

Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok transportasi dipicuoleh kenaikan tarif angkutan udara sebesar 45,16% (yoy) dengan andil terhadap inflasi Kota Baubau sebesar 1,87%. Peningkatantekanan inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh meningkatnyamobilitas masyarakat seiring berlangsungnya kegiatan kedinasan yang diselenggarakan di Kota Baubau. Selain itu, sebagaimana yang dijelaskanpadabagiansebelumnya, kenaikanhargaavtur juga turutmenjadi faktor pemicu tekanan inflasi tarif angkutan udara padaperiode laporan.

Selanjutnya, peningkatan tekanan inflasi pada kelompok makanan,minuman dan tembakau dipicu oleh peningkatan harga minyak goreng dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 48,57% (yoy) dan13,49% (yoy) dengan andil masing-masing sebesar 0,39% dan 0,37%. Seperti yang terjadi di Kota Kendari, kenaikan harga minyak goreng terjadi karena faktor harga komoditas global.

KELOMPOK

INFLASI (%,YOY) ANDIL (%,YOY)

2021 2022 2021 2022

I II III IV I I II III IV I

Makanan, Minuman dan Tembakau 4,66 4,24 7,40 4,92 4,55 1,43 1,33 2,33 1,54 1,42

Pakaian dan Alas Kaki -0,98 -0,15 0,35 0,68 0,82 -0,07 -0,01 0,02 0,05 0,06

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,07 0,63 0,34 1,14 3,95 0,01 0,09 0,05 0,16 0,54

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 0,75 2,05 2,14 2,34 4,80 0,04 0,11 0,11 0,12 0,26

Kesehatan 1,22 1,36 1,48 1,35 1,30 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03

Transportasi 2,22 0,56 -0,64 3,32 5,12 0,32 0,08 -0,09 0,49 0,75

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -3,18 0,06 0,06 -0,09 -0,30 -0,24 0,00 0,00 -0,01 -0,02

Rekreasi,Olahraga,danBudaya -0,86 0,58 -0,71 0,72 1,74 -0,02 0,01 -0,01 0,01 0,03

Pendidikan 1,75 1,82 3,00 2,63 2,63 0,08 0,08 0,13 0,11 0,11

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,86 0,82 0,64 0,46 2,24 0,05 0,05 0,04 0,03 0,13

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,72 3,53 0,88 0,72 3,02 0,25 0,23 0,06 0,05 0,20

Inflasi (yoy) 1,87 2,00 2,68 2,59 3,52 1,87 2,00 2,68 2,59 3,52

Tabel 3.3PerbandinganInflasiTahunanMenurutKelompokBarang&Jasa(%,yoy)

Sumber: BPS, Perhitungan BIKet: 2018 (100)

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 34

AndilterbesarketigaterhadaptekananinflasidiKotaBaubauadalahkelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang dipicu oleh kenaikan harga bahan material konstruksi seperti semen danbesibetondengantingkatinflasimasing-masingsebesar15,84%(yoy) dan 19,56% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi pada komoditastersebut terjadi secara simultan dikarenakan permintaan yang tinggi untuk mendukung pembangunan pada wilayah Kota Baubau yang berada pada fase ekspansif.

3.5 INFLASI TRIWULAN II 2022PadaApril2022,SulawesiTenggaramengalamiinflasisebesar1,65%(mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami inflasisebesar0,17%(mtm)danlebihtinggijikadibandingkandenganinflasi Nasional yang tercatat sebesar 0,95% (mtm). Secara spasial,tekanan inflasi Sulawesi Tenggara disebabkan oleh peningkatanindeks harga yang terjadi di Kota Kendari dan Kota Baubau dengan capaianinflasimasing-masingsebesar1,80%(mtm),dan1,12%(mtm).Dengancapaiantersebut,inflasitahunanSulawesiTenggarapadaApril2022 tercatat sebesar 4,87% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasitahunan pada periode sebelumnya yang tercatat sebesar 3,52% (yoy).

Berdasarkanjeniskomoditasnya,tekananinflasipadaApril2022dipicuoleh peningkatan harga pada kelompok transportasi dan kelompok makanan, minuman dan tembakau. Peningkatan harga pada kelompok transportasi dipicu oleh kenaikan tarif angkutan udara sebesar 18,23% (mtm) seiring meningkatnya pengguna jasa transportasi udara selama

periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri. Peningkatan permintaan jasa transportasi udara tersebut terlihat dari kenaikan mobilitas rata-rata harian masyarakat di area transportasi publik pada seminggu sebelum periode cuti bersama berdasarkan Google Mobility Report sebesar 58,12% meningkat dari rata-rata bulan sebelumnya sebesar 23,22%. Selain itu, kenaikan tarif angkutan udara tersebut juga dipicu oleh peningkatan harga bahan bakar pesawat (avtur) yang menyebabkan maskapai menyesuaikan tarif angkutan udara.

Selanjutnya, peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman dan tembakau dipicu oleh kenaikan harga beberapa jenis ikan pelagis kecil yang menjadi favorit konsumsi masyarakat Sultra seperti ikan kembung sebesar 13,14% (mtm), ikan layang 3,56% (mtm), serta ikan selar 13,02% (mtm). Kenaikan harga ikan tersebut disebabkan karena terbatasnya pasokan akibat berkurangnya aktivitas nelayan selama periode Ramadhan, serta mulai memasukinya periode angin muson timur yang menyebabkan kondisi gelombang kurang kondusif. Berdasarkan informasi dari PPS Kendari, jumlah pendaratan ikan di PPS Kendari tercatat mengalami penurunan dari 2.438 ton pada Maret 2022 menjadi hanya sekitar 1.215 ton pada bulan April 2022. Selanjutnya kenaikan harga minyak goreng yang masih terjadi di Sulawesi Tenggara juga menjadi faktor pendorong kenaikan inflasipada periode laporan. Kenaikan harga minyak goreng tersebut dipicu oleh masih terbatasnya pasokan ditengah permintaan yang tinggi selama periode HBKN. Meskipun demikian, berdasarkan hasil pemantauan pasar, kondisi pasokan mulai mengalami perbaikan dari bulan sebelumnya. Satu hal positif lainnya adalah terjaganya harga

INFLASI UMUM

KELOMPOK

INFLASI (%,YOY) ANDIL (%,YOY)

2021 2022 2021 2022

I II III IV I I II III IV I

Inflasi Umum

Sulawesi Tenggara 1,87 2,00 2,68 2,59 3,52 1,87 2,60 2,68 2,59 3,52

Kota Kendari 2,10 2,16 3,02 3,05 3,14 1,62 1,66 2,34 2,35 2,42

Kota Baubau 1,10 1,50 1,47 1,05 4,77 0,25 0,34 0,34 0,24 1,10

Inflasi Makanan, Minuman & Tembakau

Sulawesi Tenggara 4,66 4,24 7,40 4,92 4,53 1,43 1,33 2,33 1,54 1,42

Kota Kendari 5,33 4,55 8,16 6,22 4,12 1,66 1,46 2,62 1,97 1,32

Kota Baubau 2,27 3,11 4,62 0,33 6,04 0,66 0,91 1,35 0,10 1,76

Perumahan, Air, Listrik, & Bahan Bakar RT

Sulawesi Tenggara 0,07 0,63 0,34 1,14 3,95 0,01 0,09 0,05 0,16 0,54

Kota Kendari -0,02 0,30 -0,20 0,77 5,00 0,00 0,04 -0,02 0,09 0,59

Kota Baubau 0,28 1,27 1,40 1,86 1,89 0,06 0,26 0,28 0,37 0,38

Transportasi

Sulawesi Tenggara 2,22 0,56 -0,64 3,32 5,12 0,32 0,08 -0,09 0,49 0,75

Kota Kendari 2,85 1,04 0,41 3,83 2,66 0,41 0,15 0,06 0,57 0,39

Kota Baubau 0,16 -1,00 -4,05 1,62 13,40 0,02 -0,15 -0,61 0,24 1,96

Tabel 3.4PerkembanganInflasiSpasial

Sumber: BPS, Perhitungan BIKet: 2018 (100)

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202235

cabai rawit seiring berlangsungnya panen pada daerah sentra cabai di SulawesiTenggaramenjadifaktorpenahanlajuinflasiyanglebihtinggipada periode laporan.

Mencermati perkembangan inflasi terkini dan beberapa indikatorharga, inflasi pada bulan Mei 2022 diperkirakan akan mengalamimengalami penurunan tekanan inflasi. Perkiraan penurunantekanan inflasi tersebutselarasdengannormalisasipermintaan jasatransportasi udara dan bahan makanan pokok masyarakat pasca periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu perbaikan kondisi pasokan minyak goreng sesuai hasil pemantauan TPID dan Satgas Panganjugadiperkirakandapatmenekaninflasilebihjauh.Meskipundemikian, masih berlangsungnya musim angin muson timur sesuai pola tahunannya berpotensi mendorong kenaikan harga ikan segar kedepan. Lebih lanjut, koordinasi TPID yang erat dalam mengimplementasikan teknologi digital pada budidaya tanaman pangan, digitalisasi pasar, serta perluasan Kerjasama Antar Daerah diperkirakan dapat menahan tekananinflasikedepan.

3.6 UPAYA PENGENDALIAN INFLASISebagai upaya pengendalian inflasi berkelanjutan, Tim PengendaliInflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara bersama SatgasPangan selama triwulan I 2022 terus berupaya untuk memperkuat implementasi 4K, memastikan keberlanjutan dan juga mendorong perluasan perdagangan antar daerah, penguatan sharing data antar OPDuntukmenentukan langkahpengendalian inflasi kedepan, sertamendorong digitalisasi ekonomi. Secara ringkas langkah-langkah pengendalianinflasiyangditempuhadalahsebagaiberikut:

1. PENGUATAN KOORDINASI TPID Sepanjang triwulan I 2022 telah dilakukan beberapa upaya

koordinasi dan kolaborasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)di Sulawesi Tenggara dan pihak terkait lainnya. Beberapa diantaranya adalah:

a) TPID Kab. Kolaka pada tanggal 13 Januari 2022 melaksanakan perjanjian kerjasama pengadaan dan penyaluran beras premium untuk ASN Pemda Kab. Kolaka yang akan mulai didistribusikan pada tanggal 1 Februari 2021. Kerjasama ini diharapkan akan mempercepat penyerapan beras produksi lokal sehingga dapat menjaga stabilitas harga beras baik ditingkat produsen ataupun konsumen serta mengurangi jumlah impor beras.

b) TPID Kab. Muna pada tanggal 18 Januari 2021 menggelar sidak pangan untuk memantau kondisi harga dan pasokan di Pasar Sentral Raha pasca perayaan Nataru.

c) TPID Kota Baubau pada 28 Januari melaksanakan HLM dalam rangkaevaluasiterhadapperkembanganinflasiKotaBaubaudan langkah pengendalian inflasi kedepan. Adapun tindaklanjut dari HLM tersebut adalah:

i. Mengoptimalkan KAD untuk menjaga ketersediaan pasokan pangan khususnya komoditas ikan segar dengan terus memantau keberlangsungan KAD antara TPID Kota Baubau dan Kota Kendari.

ii. Melakukan pemantauan harga khususnya komoditas minyak goreng di pasar tradisional.

iii. Melakukan capacity building TPID untuk meningkatkan penguatan kapasitas dan komitmen bagi seluruh OPDterkait, serta penguatan dan penyamaan persepsi terhadap upaya-upaya pengendalian inflasi untukmemperoleh kinerja terbaik terhadap pengendalian inflasibaikmelaluiproses,output,danoutcomesejalandengan aspek penilaian laporan TPID.

d) TPID Provinsi Sultra pada 2 Februari 2022 melakukan sidak pasar untuk memantau ketersediaan pasokan minyak goreng dan memastikan pedagang menerapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Dari kegiatan pemantauan secara langsung tersebut, harga minyak goreng pada periode laporan terpantau mengalami penurunan sebesar -0,70% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.

e) TPID Bombana pada 16 Februari 2022 melaksanakan sinergi pengendalianinflasiditengahkelangkaanminyakgorengyangdipimpin oleh Sekda. Adapun hasil dari rapat tersebut adalah:

i. Disperindag diminta untuk mengupdate data terkait ketersediaan pasokan minyak goreng dan perkiraan kebutuhan kedepan.

ii. Meminta Disperindag untuk berkoordinasi dengan Bulog untuk mengadakan pasar murah dalam rangka stabilisasi harga minyak goreng.

iii. OPD diminta aktif untuk sharing data pangan untukdibahas dalam rapat koorsdinasi.

f) TPID Provinsi Sultra bersama National Support for Local Investment Climaters (NSLIC) pada tanggal 22 Februari 2022 menggelar rapat koordinasi dalam rangka mendorong perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara, salah satunya melalui penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Seperti yang telah dilakukan sebelumnya, Kerjasama Antar Daerah (KAD) terbukti berhasil menekan disparitas harga komoditas antar daerah, seperti penurunan disparitas beberapa ikan pada Kota Kendari dan Kota Baubau, serta disparitas harga komoditassapiantaraKotaKendaridanKab.Muna(BOKS4).

g) TPID Kota Baubau pada 14 Maret 2022 melaksanakan rapat koordinasiyangdipimpinolehWalikotaBaubaudalamrangkapenguatansinergipengendalianinflasimenjelangRamadhandan Idul Fitri.

h) Sebagai bentuk respon terhadap isu kelangkaan minyak goreng di Sultra, Gubernur Sultra bersama Bupati dan Walikotase-SultramenginstruksikanmasyarakatSultrauntukmengolah minyak kelapa untuk memenuhi kebutuhan minyak

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 36

sehari-hari. Instruksi tersebut diteruskan oleh Gubernur Sultra dengan menerbitkan surat edaran untuk mengoptimalkan potensi kelapa di Sultra untuk diolah menjadi minyak kelapa. Menanggapi hal tersebut TPID Provinsi Sultra telah membuat kajian mengenai potensi pengolahan minyak goreng kelapa sebagai alternatif subtitusi minyak goreng sawit ditengah kelangkaanyangterjadi(BOKS3).

i) TPID Kota Kendari pada tanggal 17 Maret 2022 melaksanakan HLM TPID 2022 untuk mengevaluasi kinerja TPID selama tahun 2021,sertamerumuskanarahkebijakanpengendalianinflasikedepan di Kota Kendari. Adapun beberapa kesepakatan yang akan ditindaklanjuti dari pelaksanaan HLM tersebut adalah:

i. Mendorong distributor untuk menambah alokasi kuota minyak goreng sebagai upaya memitigasi panic buying.

ii. Meningkatkan kemudahan sharing data antar OPDdan penyusunan dashboard data untuk memudahkan dalam menyusun langkah/strategi pengendalian inflasikedepan.

iii. Mendorong perluasan digitalisasi pasar dalam rangka memudahkan pemantauan ketersediaan pasokan dan harga secara real time.

j) TPID Kabupaten Muna pada 28 Maret 2022 melaksanakan HLM dalamrangkapengendalianinflasijelangRamadhandanIdulFitri 1443 H yang dipimpin oleh Bupati Muna.

2. Penguatan Kerjasama Antar Daerah (KAD)

Kerjasama Antar Daerah (KAD) merupakan bentuk upaya Pemerintah Daerah dalam memenuhi beberapa sumber daya yang tidak terdapat di wilayahnya namun menjadi salah satu konsumsi utamamasyarakat.DalamrangkapengendalianinflasidiSulawesiTenggara telah dilakukan berbagai upaya termasuk salah satunya melalui KAD guna menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan strategis. Beberapa KAD yang telah dilakukan diantaranya Kendari-Konawe dalam hal pasokan beras, Kendari-Kab. Muna dalam hal pasokan daging sapi, Kendari-Konawe Selatan komoditas daging sapi, serta Kendari-Baubau dalam hal pasokan ikan segar. TPID Provinsi Sultra bersama National Support for Local Investment Climaters (NSLIC) pada tanggal 22 Februari 2022 menggelar rapat koordinasi dalam rangka mendorong perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara, salah satunya melalui penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD).

Selain itu, pada bulan Maret 2022 TPID se-Sulampua juga menggelar rapat koordinasi wilayah (Rakorwil) dalam rangka penguatan sinergi pengendalian inflasi kedepan yang salahsatunya melalui penjajakan kerjasama antar daerah. Secara lebih detil, beberapa daerah yang berpotensi menjajaki KAD adalah:

a) KAD komoditas cabai rawit antara Papua dengan Sulawesi Selatan dan Maluku.

b) KAD komoditas daging ayam ras antara Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua dengan Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

c) KAD komoditas beras antara Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat dengan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.

BOKS 3

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202237

BOKS 3

Hilirisasi Pengolahan Kelapa Terintegrasi Sebagai Upaya Substitusi Minyak Goreng

Pada akhir tahun 2021 sampai dengan Tw-I 2022 terjadi peningkatan hargaminyakgorengdipasaranyangdisebabkanolehkelangkaanCPOakibat tingginya permintaan komoditas secara global yang mendorong peningkatan harga (Grafik B3.1). Kelangkaan minyak goreng kelapasawit mendorong peningkatan harga minyak curah dan kemasan secara signifikan (Grafik B3.2). Kenaikan hargaminyak kelapa sawitdi pasaran memicu inflasi kelompok Administered Price (AP) pada Tw-I 2022 sebesar 0,65% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi2(dua)kelompoklainnyayaitukelompokVolatile Food (VF) yang sebesar -0,40% (mtm) dan kelompok Inflasi Inti (CI) yang sebesar0,27%(mtm)(GrafikB3.3).Kenaikanhargaminyakgorengkelapasawitmendorong kontribusi kelompok AP pada bulan Maret 2022 sebesar 0,25% (mtm) dan pada Tw-I 2022 sebesar 0,13% (mtm).

Sebagai respon upaya pengendalian harga minyak goreng, Pemda Sultra melalui instruksi Gubernur dan diikuti oleh Bupati Bombana yang mengeluarkan surat edaran untuk mendorong pemanfaatan kelapa sebagai minyak goreng sebagai alternatif minyak goreng kelapa sawit. Keputusan tersebut dilakukan mengingat tingginya produksi kelapa di Sulawesi Tenggara. Secara umum, luas perkebunan kelapa di Indonesia

pada tahun 2021 tercatat mencapai 2,7 juta hektar, dan dari jumlah tersebut 97% didominasi oleh perkebunan rakyat. Kondisi serupa juga terjadi di Sultra, dimana tercatat luas lahan perkebunan kelapa pada tahun 2021 seluas 62.998 hektar dengan produksi sebesar 40.281 ton (Grafik B3.4) yang tersebar di seluruh wilayah Sultra dengan pusatproduksi terdapat diKabupatenBombana (GrafikB3.5). Lebih lanjut,instruksi Gubernur ditindaklanjut warga di Kabupaten Konawe dan Siswa SMA/SMK di 17 Kab/Kota di Sultra dengan target produksi 12.000 liter minyak kelapa sebagai upaya menjaga stok minyak menjelang HBKN Ramdhan dan Idul Fitri.

Sebagai upaya memenuhi permintaan minyak goreng secara domestik, maka perlu didorong pemanfaatan kelapa menjadi minyak goreng sebagai subtitusi minyak kelapa sawit. Selain itu, kedepan juga diperkirakan permintaan minyak goreng kelapa juga meningkat mengingat kandungan komposisinya yang lebih sehat. Minyak kelapa mengandung asam lemak rantai medium (ALRM) yang sangat tinggi (58,5 - 62,32%).

Mengingat tingginya potensi pemanfaatan minyak kelapa dalam sebagai substitusi minyak goreng, dibutuhkan upaya pengembangan yangdidasarkanpadaanalisisSWOTberikut:

STRENGTH- Kemudahan dalam memperoleh bahan baku produksi karena

kelapa yang mudah tumbuh di berbagai kondisi.

- Menurut data BPS, konsumsi minyak kelapa domestik rata-rata per kapita sejak tahun 2006 adalah 0,1 liter per minggu. Konsumsi ini adalah tertinggi di antara konsumsi minyak dan lemak lainnya yang berkisar pada rata-rata 0 – 0,09 per minggu.

0

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 32021 2022

USD

Sumber : Harga Komoditas (diolah)

Grafik B3.1 Tren Perkembangan Harga CPO

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 432021 2022

52,400

40,550

25,000

MINYAK GORENG KEMASAN BERMERK MINYAK GORENG KEMASAN BERMERK MINYAK GORENG CURAH

RUPIAH

Sumber : SPH Sultra (diolah)

Grafik B3.2 Tren Perkembangan Harga Minyak

-4

-2

0

2

4

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 32021 2022

1,23

0,24

-1,09

SULTRA AP CI VF

%, MtM

Sumber : SPH Sultra (diolah)

Grafik B3.3 Inflasi Kelompok Komoditas Sultra

BOKS 3

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 38

WEAKNESS- Pengolahan produk yang terbatas sehingga sering kali hanya

menjual bahan baku.

- Produksi minyak kelapa Sultra masih berskala rumahan.

OPPORTUNITY- Semakin langkanya minyak kelapa tradisional, akan tetapi

permintaan terhadap minyak kelapa ini cenderung meningkat.

- Kecenderungan preferensi konsumen yang semakin tinggi terhadap minyak goreng yang bebas dari bahan pengawet; dan

- Masih tingginya permintaan yang datang dari luar daerah maupun permintaan dari luar negeri.

THREAT- Biaya produksi minyak kelapa berskala rumahan terbilang tinggi.

- Terbatasnya alat (mesin) pendukung pengolahan.

- Minimnya nilai tambah ekonomis dari proses pembuatan minyak kelapa.

PadaanalisisSWOTdiatas,disebutkanbahwamayoritaskelapamasihdiproduksi dalam skala rumahan dengan hanya memanfaatkan daging kelapa. Sedangkan, secara spasial produksi minyak goreng kelapa belum dapat menutupi biaya produksi skala rumahan. Dengan demikian didorong industri pengolahan kelapa yang terintegrasi dengan istimesi laba bersih minimal 43% per 1 liter minyak kelapa. Lebih detail, untuk memperoleh 1 liter minyak dengan harga jual Rp50.000 diperlukan 12 bijikelapadenganbiayaproduksisebesarRp40.000yangmencakupbiaya bahan bakar, pengupasan, dan pemarutan. Sedangkan dengan adanya industri minyak kelapa yang terintegrasi dapat diperoleh nilai tambah berupa 4,8 liter air kelapa seharga Rp7.200, sabut seharga Rp2.600/Kg, dan tempurung seharga Rp13.000/Kg, sehingga dari 1 literminyakkelapadapatmenghasilkannilaisebesarRp72.800.Olehkarenanya, dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk mewujudkan produksi minyak kelapa melalui industri pengolahan yang terintegrasi (Gambar B3.1).

Produksi optimal yang dapat dihasilkan oleh kapasitas 2 ton daging kelapa adalah sekitar 30-35% atau sekitar 600 -700 Kg minyak kelapa. Oleh karena itu, denganmenggunakan input sebanyak 2 ton daging

20192018 2020 2021 2023**2022**

41,89939,67840,281

46,860

37,57241,899

Sumber : Disbunhorti (diolah)

Grafik B3.4 Tren Produksi Kelapa Sultra (ton)

BOMBANA27%

BUTURL9%

KONSEL9%

KOLAKA7%

KONAWE4%

KOLUT5%

KONKEP8%

MUNA BARAT6%

LAINNYA16%

MUNA9%

Sumber : Disbunhorti (diolah)

Grafik B3.5 Sentra Produksi Kelapa Sultra

Minyak GorengKelapa

Daging Buah

Pemasakan

Sabut

Pengupasan

Penyaringan

Penggilingan

Santan

Ampas Kelapa

Penggilingan

Krim

Skim

Pendiaman1-2 Jam

Pendiaman12-14 Jam

Air Kelapa

Pembelahan

HancuranDaging Buah

PenambahanAir (1:1)

Tempurung

PemisahanTempurung

Minyak

Blondo

Penyaringan

BuahKelapa

Gambar B3.1 Pohon Industri Minyak Goreng Kelapa

BOKS 3

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202239

kelapa akan diperoleh bungkil kelapa sebanyak 400-500 Kg. Produk inidapatdijualsebagaibahanbakuindustripembuatanpakanternakdengan harga Rp500 sampai dengan Rp600 per Kg.

Lebih lanjut, 1 hektar luas lahan perkebunan kelapa dapat menghasilkan sekitar 700 - 820 liter minyak kelapa. Hasil ini diperoleh dengan asumsi pada lahan seluas 1 hektar dapat ditanami 200 pohon kelapa dengan produksi berkisar 17.500 - 20.500 butir/pohon/tahun. Hasil tersebut masih belum mencakup pemanfaatan limbah lainnya antara lain untuk kerajinan dari sabut kelapa, briket kelapa, kopra, pembuatan karung dan lainnya.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, salah satu permasalahan utama yang terjadi adalah produksi minyak goreng kelapa berskala rumahan belummampumenutupibiayaproduksi.Olehkarenanyaperludidorongpengembangan industri minyak goreng kelapa yang terinterasi. Terkait hal tersebut, terdapat beberapa hal dapat dilakukan, antara lain :

1. Melakukan Pembinaan UMKM Pengolahan Minyak Kelapa Terintegrasi

Berdasarkan informasi dari FGD, terbatasnya pengetahuan tentang cara dan prospek ekonomi yang dapat dihasilkan masih menjadi kendala.Olehsebabitu,Pemerintahdapatmendorongpembinaanmasyarakat untuk membangun Pengolahan Minyak Kelapa Terintegrasi pada sentra-sentra produksi di Sultra berbasiskan UMKM. Dengan pembinaan yang dilakukan oleh Pemerintah yang berbasis korporastisasi, masyarakat dapat mengolah kelapa menjadi produk yang terdiversifikasi dan zero-waste sesuai dengan spesialisasi dan masing-masing serta dilakukan secara bertahap.

2. Mendorong Peran BUMD sebagai aggregator Minyak Kelapa

Selain itu Pemerintah dapat mendorong peran BUMD yang ada sebagai pembeli tunggal minyak kelapa hasil olahan UMKM pengolahan minyak kelapa terintegrasi. Hal tersebut dapat meningkatkan konsistensi produksi minyak kelapa karena kepastian penjualan dan juga dapat menjadi instrumen intervensi harga Pemerintah karena BUMD bertindak sebagai pricemaker.

BOKS 4

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 40

BOKS 4

Peran KAD Terhadap Tekanan Inflasi Sulawesi Tenggara Inflasiyangrendahdanstabilmerupakanprasyaratbagipertumbuhanekonomi yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui amanat yang tercakup pada UU tentang Bank Indonesia, salah satu tujuan yang akan dicapai merupakan menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah yang salah satunya diwujudkan dengan menjaga kestabilan inflasi.Kendatidemikian,kemampuanBankIndonesiarelatifterbatasdalam menangkap kejutan (shocks) yang menyebabkan lonjakan inflasi. Oleh karenanya, diperlukan kerjasama dan koordinasi antarapemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga inflasi tetap stabil.Secara teknis, pemerintah dan Bank Indonesia membentuk Tim KoordinasiPenetapanSasaran,Pemantauan,danPengendalianInflasi(TPI) di tingkat pusat pada sejak tahun 2015 dan saat ini ditransmisikan sampai ke daerah.

Salahsatuisupentingdalaminflasidibeberapadaerah,salahsatunyaSulawesi Tenggara, yang perlu menjadi perhatian semua pihak adalah ketahanan pangan atau pemenuhan kebutuhan pangan rumah tangga secara cukup, baik dalam sisi jumlah, kualitas, maupun harga. Isu ini berkaitan erat dengan volatile food yang seringkali menjadi faktor

penyumbang inflasi terbesar, dikarenakan pemenuhan volatile food yang mayoritas berasal dari luar daerah. Hal ini diakibatkan oleh tidak adanya daerah yang mampu memproduksi kebutuhannya. Kondisi ini mendorong terlaksananya Kerjasama Antar Daerah (KAD) bagi daerah dengankondisisurplus/defisitpangan.

Kerjasama Antar Daerah (KAD) merupakan salah satu langkah pengendalian inflasi melalui strategi 4K (keterjangkauan harga,ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, serta komunikasi efektif) denganmempertimbangkankondisisurplusdandefisitpangandaerah.Terdapat beberapa kondisi yang dibutuhkan untuk memastikan KAD berjalan dengan baik, antara lain terdapat basis data surplus dan defisit suatu daerah (Tabel B4.1) untuk mengidentifikasi komoditaspotensial untuk dikerjasamakan, kesepakatan yang mendasari KAD, kepastian pasokan selama periode kerjasama, serta kelancaran jaringan distribusi seperti kondisi jalan raya dan moda transportasi.

Secara umum, terdapat dua jenis KAD yang dapat dilakukan, yakni KAD intra provinsi dan KAD antar provinsi. Saat ini, KAD intra provinsi yang telah berlangsung di Sulawesi Tenggara adalah KAD Kota Kendari

SURPLUS/DEFISIT (TON)

KABUPATEN/KOTA BERAS DAGING AYAM DAGING SAPI TELUR AYAMBAWANG MERAH

CABAI MERAH CABAI RAWITPERIKANAN

TANGKAP

Kab. Buton -5.486,7 14.140,4 92,2 -8.791,5 -1.495,8 58,2 7,7 22.982

Kab. Muna -19.673,6 79.432,2 243,5 -19.001,7 -3.357,6 74,7 396,2 14.879

Kab. Konawe 96.681,4 1.275.488,8 538,8 -21.473,7 -3.813,1 445,4 258,4 -7.280

Kab. Kolaka 4.912,5 122.467,5 541,8 -22.491,9 -3.939,9 56,1 -115,8 4.214

Kab. Konawe Selatan 16.110,6 783.566,3 139,9 -26.020,4 -4.728,0 -0,3 -251,6 -3.963

Kab. Bombana 20.440,5 12.079,6 256,3 -15.961,0 -2.792,6 -12,4 -24,2 16.380

Kab.Wakatobi -8.864,9 33.933,6 3,4 -8.093,1 -1.385,2 8,3 -28,7 16.630

Kab. Kolaka Utara -10.381,1 203.552,6 35,9 -12.628,3 -2.179,7 40,8 408,5 -3.796

Kab. Buton Utara -4.698,3 52.484,4 35,1 -5.476,6 -961,4 -13,7 -63,6 4.961

Kab. Konawe Utara -2.263,9 38.880,0 47,6 -5.455,0 -813,2 228,0 436,8 12.016

Kab. Kolaka Timur 38.567,6 63.239,6 26,1 -11.034,6 -1.997,3 439,9 583,1 -5124,7

Kab. Konawe Kepulauan -2.814,7 1.433,7 21,7 -2.935,0 -513,3 -9,0 -14,7 4.457

Kab. Muna Barat -5.039,3 36.126,9 51,0 -6.854,3 -1.223,3 2,8 -7,0 7.188

Kab. Buton Tengah -8.689,2 22.502,1 136,1 -7.951,8 -1.395,0 -22,7 -66,1 17.361

Kab. Buton Selatan -7.539,1 106.998,8 9,6 -6.920,4 -973,0 -8,6 -73,3 16.006

Kota Kendari -35.873,9 949.501,3 1.726,0 -34.071,8 -5.985,8 -34,7 -370,1 18.618

Kota Baubau -11.507,4 381.993,4 212,9 -14.657,5 -2.596,8 27,4 -157,6 12.900

Sultra 53.880,6 4.177.821,3 4.117,7 -229.818,6 -40.150,9 1.280,2 918,2 148.429

Tabel B4.1Surplus/DefisitKomoditasUtamaPenyumbangInflasiSultra

BOKS 4

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202241

dan Kota Baubau untuk komoditas ikan segar dan KAD Kota Kendari dan Kab. Muna untuk komoditas sapi potong. KAD Kota Kendari dan Kota Baubau dipicu oleh tingginya disparitas harga komoditas yang dipicuolehperbedaanarahandilinflasipadakeduakota(GrafikB4.1).Hal ini mengindikasikan terdapat perbedaan harga di kedua kota pada komoditas yang sama. Lebih lanjut, perbedaan harga beberapa komoditas utama penyumbang inflasi di dua kota tersebut memicuperbedaanarahtrenperkembanganinflasi(GrafikB4.1).

Keberhasilan KAD dapat dilihat dari penurunan tekanan inflasi ataupenurunan disparitas harga. KAD komoditas ikan antara Kota Kendari dan Kota Baubau dapat dilihat dari penurunan disparitas harga dari beberapa jenis ikan, antara lain ikanbandeng, ikan layang, ikanekorkuning,danikanteri(GrafikB4.2).

Selain melaksanakan KAD intra provinsi, TPID Sulawesi Tenggara juga melaksanakan KAD antar provinsi dengan Provinsi Sulawesi Utara. Sepanjang tahun 2020, Sulawesi Tenggara mengalami surplus beberapa jenis komoditas, salah satunya adalah surplus Beras sebesar 53.880,6 ton. Surplus beras tersebut kemudian disalurkan ke Sulawesi Utara sebagai bentuk Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam upaya meminimalisirdisparitashargadanmenekanlajuinflasiberas(GrafikB4.3). Sejak dilaksanakannya KAD tersebut pada bulan Juni 2021, harga komoditas beras di Sulawesi Utara mengalami penurunan dan disparitashargadenganSulawesiTenggarasemakinmengecil(GrafikB4.2).Selainitu,tekananinflasitahunketahun(yoy)komoditasberasdi Sulawesi Utara juga tercatat mengalami penurunan dari periode sebelum adanya KAD dengan Sulawesi Tenggara.

Lebih lanjut, pada tahun 2022 TPID Sultra terus berupaya memperluas KAD baik intra maupun antar provinsi, tidak hanya dari sisi komoditas, namun juga dari sisi mitra daerah. Saat ini semua pihak berupaya untuk bersinergi mengembangkan Kerjasama Antar Daerah, salah satunya melalui NSLIC (National Support for Local Investment Climates) yang bertujuan untuk mendukung kapasitas stakeholder meningkatkan iklim investasi lokal dan pengembangan ekonomi lokal dan daerah di beberapa kabupaten/kota terpilih di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada tanggal 22 Februari 2022 telah dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antar daerah, antara lain kerja sama antara Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Selatan tentang perdagangan sapi potong, perdagangan sayur mayur, dan penyediaan pakan unggas.

Selain itu, juga terdapat beberapa potensi KAD yang dapat dipertimbangkandalamrangkapengendalianlajuinflasi,antaralain.

• KAD Kota Kendari dengan Kab. Kolaka Timur untuk komoditas cabai rawit

• KAD komoditas sapi antara Kab. Muna dengan pelaku usaha di Jakarta, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 1.000 ekor/bulan.

• KAD Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Provinsi Maluku untuk komoditas ikan segar.

Dalam jangka panjang, diyakini bahwa masih banyak potensi KAD yang dapat dilakukan oleh Provinsi Sulawesi Tenggara dengan daerah lainnya. Namun hal ini terkendala oleh belum adanya basis data yang lengkapsebagaidasarpertukarandata.Olehkarenanyasesuaidenganarahan Rakorwil TPID Se-Sulampua pada tanggal 25 Maret 2022, dapat dilakukan penyediaan data pendukung yang kuat sebagai key success

1,81

1,12

-2

-1

0

1

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 42020 2021 2022

% MTM

BAUBAU KENDARI

Sumber :BPS (diolah)

Grafik B4.1 Tren Perkembangan Inflasi Dua Kota Penyumbang

KENDARI BAUBAU

-25,1% 8,3%-25,8% -113% 2,7%

25,9% -14,1%6,3%

-52,3%2021 (SESUDAH KAD)

0

20

40

60

IKANBANDENG

IKANKEMBUNG

IKANTONGKOL

IKANCAKALANG

IKANLAYANG

IKAN EKORKUNING

IKANKARAMBA

IKANSELOR

IKANTERI

RIBU RUPIAH

-14,7%51,3%

0,8% -11,8% 4,0%

36,5% -15,8%4,0%

-58,7%2020 (SEBELUM KAD)

0

2010

30

5040

60

IKANBANDENG

IKANKEMBUNG

IKANTONGKOL

IKANCAKALANG

IKANLAYANG

IKAN EKORKUNING

IKANKARAMBA

IKANSELOR

IKANTERI

RIBU RUPIAH

Sumber : Survey Pemerataan Harga BI

Grafik B4.2 Disparitas Harga Dua Kota Penyumbang Inflasi

ANDIL INFLASI BERAS SULUT INFLASI BERAS SULUT

-4-3-2-1

65

0

2

43

1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 22020 2021 2022

% MTM % MTM

-25-20-15-10

3025

15

05

-050

10

20

Sumber : BPS (diolah)

Grafik B4.3 Tren Perkembangan Inflasi Beras Sulut

SEBELUM KAD SESUDAH KAD

0

1

2

3

7

4

5

6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 22020 2021 2022

% PERSEN

Sumber : BPS (diolah)

Grafik B4.4 Tren Perkembangan Disparitas Harga Beras Sulut dan Sultra

BOKS 4

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 42

factor KAD. Dengan demikian, KAD tersebut dapat menjadi solusi pengendalianinflasidaerah,melaluiperannyadalam:

• Menjaga ketersedian pasokan dan kerjangkauan harga di daerah penerima.

• Menjaga tingkat harga produsen sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan produsen seiring adanya kepastian pasar untuk daerah pemasok.

• Meningkatkan daya belimasyarakat seiring tingkat inflasi yangrendah dan stabil.

• Efisiensi rantai perdagangan yang relatif panjang danmenurunkan margin ditiap mata rantai.

• Penurunan disparitas harga komoditas antar daerah

Gambar B4.1 Dukungan dari semua pihak, termasuk NSLIC, dalam menyukseskan KAD Sultra

Stabilitas Keuangan DaerahBab IV

Berbagai kebijakan moneter akomodatif, stimulus perbankan, insentif pemerintah serta program vaksinasi nasional telah berhasil mendorong pertumbuhan kredit pada triwulan I 2022.

Realisasi Kredit Sultra

32,26Tw IV 2021

Triliun

33,67Tw I 2022

Triliun

18,33%Tw IV 2021

yoy

18,94%Tw I 2022

yoy

Pertumbuhan Kredit Sultra

Pertumbuhan lebih tinggidibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan lebih rendahdibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan stabildibanding periode sebelumnya.

Kredit Konsumsi Rumah Tangga

5,29%Tw I 2022

yoy

4,96%Tw IV 2021

yoy

82,76%Tw I 2022

yoy

64,92%Tw IV 2021

yoy

Kredit Korporasi

1,57%Tw I 2022

yoy

1,53%Tw IV 2021

yoy

DPK Rumah Tangga

20,87%Tw I 2022

yoy

58,28%Tw IV 2021

yoy

DPK Korporasi

Kredit Sektoral

SektorEkonomi

PertanianPertambangan

Ind. Pengolahan

Listrik Gas

Air

Konstruksi

Perdagangan

Transportasi

Akmamin

Jasa Keuangan

Jasa Lainnya

2.041,412.682,01

1.033,88

7,33

7,99

427,03

6.254,03

148,39

610,95

16,74

521,49

13,9818,37

7,08

0,05

0,05

2,92

42,83

1,02

4,18

0,11

3,57

29,591945,35

72,71

32,67

-12,27

-19,36

6,32

0,56

3,69

3420,47

16,66

1,320,09

1,45

0,65

5,06

11,78

4,16

1,90

1,50

1,36

2,38

2.075,872.711,42

1.041,37

7,76

7,81

402,12

6.244,90

147,18

608,64

16,73

526,05

14,1918,54

7,12

0,05

0,05

2,75

42,70

1,01

4,16

0,11

3,60

25,121959,02

67,39

43,67

-16,97

-22,00

3,58

-3,23

0,68

3366,24

13,42

1,370,08

1,61

0,61

5,17

13,22

4,35

2,97

1,50

1,36

2,50

Tw IV 2022

Baki Debet(Miliar Rp)

Pangsa(%)

Growthyoy (%)

NPL(%)

Baki Debet(Miliar Rp)

Pangsa(%)

Growthyoy (%)

NPL(%)

Tw I 2022

• Pada triwulan I 2021, stabilitas sistem keuangan yang tercermin dari berbagai faktor terpantau dalam kondisi yang terjaga. Hal in tercermin dari kondisi kredit yang terpantau tumbuh positif dengan risiko kredit yang terjaga. Kredit pada periode laporan tumbuh positif karena kenaikan dari sisi supply dan demand.

• Pada triwulan I 2022 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang berkantor di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 18,94% (yoy) meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,33% (yoy) atau secara nominal mencapai Rp32,97 triliun.

• Peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit juga diikuti peningkatan pertumbuhan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari peningkatan indikator Non Performing Loan (NPL) Gross menjadi 1,84% pada triwulan I 2022 dari yang sebelumnya yang tercatat sebesar 1,74% pada triwulan IV 2021, walaupun masih berada di bawah threshold 5%

• Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mencapai Rp27,69 triliun, tumbuh sebesar 8,61% (yoy), tetap tumbuh tinggi walaupun mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 14,99% (yoy)

Foto : Sinergi berbagai pihak dibutuhkan untuk meningkatkan inklusivitas keuangan pelaku usaha, salah satunya diwujudkan melalui diskusi antara perbankan dengan pelaku usaha untuk mempelajari produk pembiayaan sebagai upaya pengembangan usaha melalui kredit produktif.

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202245

4.1 GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGAN DAERAH

Pada triwulan I 2022, stabilitas sistem keuangan yang tercermin dari berbagai faktor terpantau dalam kondisi yang terjaga. Hal in tercermin dari kondisi kredit yang terpantau tumbuh positif dengan risiko kredit yang terjaga. Kredit pada periode laporan tumbuh positif karena kenaikan dari sisi supply dan demand.

Dari sisi supply, perbaikan kondisi pandemi dan ekonomi mendorong perbankan semakin ekspansif, baik kredit rumah tangga maupun kredit lapangan usaha. Dari sisi demand, pemintaan kredit meningkat terjadi selaras perbaikan aktivitas dan ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha. Hal ini tercermin dari indeks keyakinan konsumen yang semakin meningkat, baik dari sisi ekspektasi usaha, ekspektasi penghasilan, hingga ekspektasi lapangan kerja. Peningkatan diperkirakan dipicu oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara seiring dengan membaiknya penanganan Covid-19 ditengah penyaluran berbagai bantuan pemerintah.

Kedepannya, langkah yang padu dan nyata dari seluruh otoritas di sistem keuangan dan ekonomi semakin dibutuhkan untuk dapat mendorong kinerja sistem keuangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap menekankan mitigasi risiko yang baik.

4.2 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA4.2.1 Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah

TanggaPada triwulan I 2022, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara semakin membaik seiring meningkatnya aktivitas masyarakat dan terus

tumbuhnya optimisme masyarakat terhadap penanganan Covid-19 varian baru yang lebih baik ditengah berbagai upaya pemerintah seperti penyaluran bantuan sosial dan relaksasi aturan penerbangan. Hal ini tercermin dari peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan I 2022 sebesar 3,14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 1,92% (yoy). Konsumsi rumah tangga memiliki peran strategis dalam perekonomian dan sistem keuangan daerah, baik dari kontribusi maupun sistem keuangan, yakni keterkaitannya dengan perbankan, pemerintah, lembaga keuangan lainnya, dan korporasi.

Dari sisi kontribusi, terlihat secara konsisten konsumsi RT memiliki pangsa yang tinggi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara, yakni sebesar 47,76% (Grafik 4.1). Dari sisi sistem keuangan, peran konsumsi RTterhadap intermediasi perbankan di Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa DPK RT terhadap total DPK perbankan, yakni sebesar 66,3% dan pangsa pasar kredit RT terhadap total kredit perbankan, yaknisebesar76,3%(Grafik4.2).PangsapasarkreditRTpadatriwulanI 2022 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV 2022 seiring dengan membaiknya aktivitas masyarakat dan pelaku usaha serta optimisme akselerasi pemulihan ekonomi Sultra. Di satu sisi, hal ini juga didukung oleh perbankan yang semakin ekspansif menjalankan operasi bisnisnya untuk menyalurkan dana ke masyarakat.

Peningkatan optimisme masyarakat dapat dilihat dari hasil Survei Konsumsen (SK) yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat di atas 100. IKK Sulawesi Tenggara terus menguat dan rata-rata pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 149,77, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 137,87 (Grafik 4.3). Hal ini sejalan dengan penanganan Covid-19 yangsemakinbaikdanjugadukunganberbagaikebijakanuntukmendorongpertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.

PANGSA KONSUMSI RT g. KONSUMSI RT (SB. KANAN) g. PDRB (SB. KANAN)

47,7

6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

3,14

5,07

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara

% PANGSA

KREDIT RT DPK RT

76,3

66

,3

0102030405060708090

100

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2021

Sumber : Bank Indonesia diolah

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara

IKK IEKIKE

147,8

172,0

123,7

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

INDEKS

Sumber : Survei Konsumen KPw BI Sultra, diolah

Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara

EST. JULI 22 EST. AGUSTUS 22 EST. SEPTEMBER 22

191

145

187193

139

193192

136

188

60

80

100

120

140

160

180

200

EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILAN EKSPEKTASI LAP.KERJA

INDEKS

Sumber : Survei Konsumen KPw BI Sultra, diolah

Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 2022 46

Lebih detail, pada periode laporan, peningkatan juga terjadi pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat sebesar 173,77, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar 162,77. Peningkatan terjadi pada hampir seluruh komponen IEK, antara lain ekspektasi usaha dan ekspektasi lapangan kerja yang masing-masing secara rata-rata tercatat sebesar 192,00 dan 189,33. Nilai ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata periode sebelumnya, yakni masing-masing sebesar 178,00 dan 170,33. Sementara itu, indeks ekspektasi penghasilan masih tercatat sama dengan rata-rata periode sebelumnya, yakni sebesar 140,00.

Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) juga mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya serta merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Pada triwulan I 2022, IKE tercatat sebesar 125,80, mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 113,00. Nilai indeks di atas 100 menunjukkan optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian ke depannya.

4.2.2 Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di PerbankanPenempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) RT pada perbankan Sulawesi Tenggara, baik Kantor Cabang (KC) maupun Kantor Cabang Pembantu (KCP), pada periode laporan masih mendominasi, tercermin dari pangsa DPK perseorangan yang mencapai 66,27% dari keseluruhan DPK di Sulawesi Tenggara (Grafik 4.5). Pangsa ini mengalami peningkatandibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 64,82%. Dari sisi nominal, DPK RT pada periode laporan tercatat sebesar Rp18,45 triliun (Grafik4.6).

Secara spesifik, dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yangdigunakan oleh sektor rumah tangga, produk tabungan masih menjadi pilihan utama dengan pangsa placement mencapai 78,98% dari total DPK RT. Pangsa tabungan tercatat cukup tinggi walaupun mengalami perlambatan yang mengindikasikan adanya pemulihan aktivitas masyarakat yang ditandai dengan pengurangan tindakan berjaga-jaga oleh masyarakat. Sementara itu, produk deposito tercatat sebesar 18,27% dari total DPK RT, lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 17,28%. Peningkatan pangsa juga terlihat dari produk giro yang tercatat sebesar 2,75%, meningkat dibandingkanperiodesebelumnyayangtercatatsebesar2,31%(Grafik4.7). Peningkatan jumlah rekening deposito dan giro mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat pada kondisi masa depan sehingga masyarakat berani mengunci dananya untuk jangka menengah dan panjang pada deposito dan juga indikasi peningkatan kegiatan usaha karena rekening giro mayoritas digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.

Pada triwulan I 2022, secara year-on-year DPK RT mengalami perbaikan pertumbuhan menjadi sebesar 1,57% (yoy) setelah pada triwulan IV 2021 mengalami kontraksi sebesar 1,53% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan DPK RT masih berada dibawah pertumbuhan DPK total yang tercatat sebesar 9,21% (yoy). Rendahnya pertumbuhan DPK RT merupakan dampak dari base effect dimana pada triwulan yang sama pada tahun lalu RT meningkatkan DPK secara masif untuk berjaga-jaga pada masa pandemi Covid-19 namun perbaikan pertumbuhan dari kontraksi menjadi positif menandakan adanya likuiditas tambahan yang beredar di masyarakat.

RT BUKAN RT

64,82 66,27

35,18 33,73

0%

20%

40%

60%

80%

100%

TW IV 2021 TW I 2022 TW IV 2021 TW I 2022 TW IV 2021 TW I 2022 TW IV 2021 TW I 2022DEPOSITO GIRO TABUNGAN TOTAL

PANGSA

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara

NOMINAL DPK RT (RHS) TOTAL DPK DPK RT

18,5

0

5

10

15

20

25

-20

0

20

40

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOY TRILIUN RP

9,21

1,57

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara

DEPOSITO TABUNGAN GIRO

78,9

818

,27

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

PANGSA

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara

GIRO TABUNGAN DEPOSITO DPK RT (SB KANAN)

17,01

-36,48

1,57

25,17

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-80

-40

0

40

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOY % YOY

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202247

Perbaikan pertumbuhan DPK terjadi pada semua jenis instrumen, yakni tabungan, giro, serta deposito. Secara detail per instrumen, pada periode laporan, tabungan perseorangan tumbuh sebesar 17,01% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat tumbuh sebesar 15,13% (yoy), giro tumbuh sebesar 25,17% (yoy) setelah pada triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,95% (yoy), sementara itu deposito terkontraksi sebesar 36,48% (yoy) membaik dari triwulan sebelumnyayangterkontraksisebesar41,17%(yoy)(Grafik4.8).

4.2.3 Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah TanggaPerbaikan kondisi pandemi dan ekonomi yang didukung dengan rendahnya suku bunga, perpanjangan relaksasi PPnBM dan relaksasi LTV ditengah perbaikan kondisi ekonomi berdampak positif pada pertumbuhan kredit konsumsi RT di triwulan I 2022. Selama periode triwulan I 2022, kredit perbankan ke RT tetap mendominasi realisasi penyaluran kredit perbankan di Sulawesi Tenggara, tercermin dari pangsa kredit RT yang mencapai 76,35% dari total kredit pada periode laporan(Grafik4.9).

Secara nominal, penyaluran kredit ke RT tercatat sebesar Rp29,50 triliun dan mayoritas digunakan untuk keperluan konsumsi yakni sebesar 63,97%, lebih rendah dibandingkan triwulan IV yang tercatat sebesar 64,64%. Sementara itu, pangsa kredit produktif modal kerja dan investasi masing-masing mencapai 27,72% dan 8,31% dari total kredit RT, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang mencapai 27,23% dan 8,14% dari total kredit RT. Hal ini mengindikasikan kecenderungan masyarakat untuk meningkatkan pinjaman produktifnya seiring dengan pemulihan ekonomi dan dunia usaha. Secara detail, mayoritas

kredit konsumsi yang diberikan oleh perbankan kepada RT disalurkan dalam bentuk kredit multiguna dan kredit KPR dengan pangsa masing-masingsebesar75,99%dan18,44%(Grafik4.10).

Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 3,29% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,45% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan kredit konsumsi RT selaras dengan perbaikan pada hampir seluruh komponen utamanya, yakni kredit multiguna, KKB, dan kredit KPR/KPA. Pada triwulan I 2022, kredit multiguna tumbuh sebesar 1,92% (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 1,64% (yoy), kredit KKB kendati terkontraksi sebesar 0,57% (yoy) lebih baik dari periode sebelumnya terkontraksi sebesar 5,85% (yoy) dan kredit kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) tumbuh sebesar 12,08% (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 10,63%(yoy)(Grafik4.11).

Lebih lanjut, dari sisi suku bunga kredit, suku bunga kredit konsumsi RT di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 10,99%, lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 11,10% (Grafik 4.12). Penurunan suku bunga tersebut berkontribusidalam meningkatkan permintaan kredit masyarakat. Namun demikian, peningkatan kredit RT juga disertai dengan peningkatan NPL kredit konsumsi RT yang pada triwulan I 2022 menjadi sebesar 0,93%, meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 0,87%. Kendati demikian, nilai NPL masih cukup rendah dibandingkan dengan kondisi normal atau pra pandemi Covid-19.

76,3

5 23

,65

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

PANGSA

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT

MODAL KERJA27,72

INVESTASI8,31

KONSUMSI63,97

KPR/KPA18,44

KKB5,53

PERALATAN RT0,22

MULTIGUNA75,99

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT

KREDIT KONSUMSI RT KPR/KPA KKB MULTIGUNA

3,29

12,08

-0,571,92

-20-15-10-505

1015

202530

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

YOY

Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT

SB.KREDIT KONS RT NPL KREDIT KONS RT (RHS)

10,99

0,93

0

1

2

3

4

5

10,5

11,0

11,5

12,0

12,5

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% TERTIMBANG % GROSS

Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit RT

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 2022 48

Kredit Kepemilikan RumahSeperti disampaikan sebelumnya, KPR dan KPA di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 12,08% (yoy) mengalami pertumbuhan dibandingkan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 10,63% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan selaras dengan peningkatan permintaan KPR tipe >21-79 yang pada triwulan I 2022 memilikipangsamayoritas,yaknisebesar87,13%daritotalKPR(Grafik4.13). Pada triwulan I 2022 KPR tipe >21-70 tumbuh sebesar 15,82% (yoy), lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,26%(yoy).HalinimengindikasikanberhasilnyatransmisikebijakanLTV pemerintah ditengah tren pemulihan ekonomi.

Dari sisi risiko, pada triwulan I 2022 secara keseluruhan KPR memiliki risiko yang terjaga di bawah threshold (sebesar 5,00%) dan menunjukkan penurunan dibandingkan dengan triwulan IV 2021. Indikator NPL KPR dari keseluruhan jenis properti tercatat sebesar 1,88%, lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 1,96% (Grafik4.14). Kendati mayoritas kredit memiliki risiko di bawah threshold, penyaluran KPR pada jenis properti berupa ruko masih berada di atas threshold, yakni sebesar 7,14%. Meskipun demikian, NPL ruko tersebut jauh lebih rendah dari rata-rata NPLnya selama 5 (lima) tahun terakhir yang mengindikasikan bahwa terdapat perbaikan utilisasi ruko yang mendorong pembayaran sewa dan pembayaran kredit.

Kredit Kepemilikan Kendaraan BermotorPada triwulan I 2022, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) mengalami kontraksi sebesar 3,76% (yoy), membaik dibandingkan triwulan IV 2021 yang terkontraksi sebesar 9,80% (yoy). Perbaikan pada triwulan I 2022 terjadi selaras dengan perbaikan pada kredit KKB roda empat

yang tumbuh sebesar 5,26% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 0,37% (yoy). Perbaikan KKB tersebut merupakan dampak dari penerapan relaksasi Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) dan juga keringanan Loan to Value (LTV). Keringanan yang diberikan mendorong masyarakat untuk kembali membeli kendaraan baik untuk keperluan pribadi maupun untuk keperluan usaha. Dari sisi pelaku usaha, berdasarkan hasil liaison keringanan ketentuan terkait kepemilikan kendaraan juga dimanfaatkan pelaku usaha LU pertambangan untuk menambah armadanya untuk menghadapi peningkatan aktivitas penambangan ke depannya.

Tren perbaikan kredit juga terjadi pada kendaraan lainnya seperti roda dua, roda enam, serta kendaraan lainnya. Kredit kepemilikan kendaraan roda dua terkontraksi sebesar 28,98% (yoy) mengalami tren perbaikan dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 37,23% (yoy). Kredit kendaraan roda enam terkontraksi sebesar 56,44% (yoy), lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 62,79% (yoy). Terakhir, kredit kendaraan lainnya terkontraksi sebesar 33,07% (yoy), lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksisebesar35,36%(yoy)(Grafik4.15).

Secara total, pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL gross menunjukkan penurunan menjadi 1,76%, membaik dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 1,86% (Grafik 4.16).Penurunan resiko pada KKB selaras dengan menurunnya NPL pada mayoritas jenis kredit kendaraan bermotor, antara lain kredit roda empat dan kredit roda dua. KKB roda empat mengalami penurunan risiko kredit menjadi sebesar 1,73% dari sebelumnya 1,87%. Risiko

NPL % SK. BUNGA %

TIPE SD 21 TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN)

-0,30

15,82

-0,38

-16,91

12,08

6,91

012345678910

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit

KPR/KPA TIPE SD 21 TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO

1,882,50

1,42

3,63

7,14

0

2

4

6

8

10

12

14

16

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOY

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.14 NPL KPR

MOBIL SEPEDA MOTOR KKB

5,26

-28,98

-3,76

-40

-25

-10

5

20

35

50

65

80

I II III IV I II III IV I 4 II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOY

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Jenis Kredit   

NPL % SK BUNGA %

MOBIL SEPEDA MOTOR KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)

1,73

1,87

1,76

10,05

9,0

9,5

10,0

10,5

11,0

11,5

12,0

0,0

2,5

5,0

7,5

10,0

I II III IV I II III IV I 4 II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202249

kredit roda dua juga mengalami penurunan menjadi sebesar 1,87% dari sebelumnya 2,58%. Penurunan NPL kredit tersebut memperkuat indikasi kondisi keuangan masyarakat di Sulawesi Tenggara perlahan membaik di tengah pemulihan ekonomi.

Kredit MultigunaDominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di triwulan I 2022 mengindikasikan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah tangga untuk kebutuhan lain diluar kebutuhan properti, kendaraan bermotor, serta peralatan rumah tangga masih sangat besar. Dominasi kredit multiguna terjadi karena pengajuannya yang relatif lebih mudah dengan jaminan/agunan yang relatif ringan serta dapat digunakan secara leluasa dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat jenisnya. Pada triwulan I 2022, kredit multiguna tumbuh sebesar 1,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar1,64%(yoy)(Grafik4.17).Namundemikian,peningkatankreditmultiguna disertai dengan peningkatan NPL yang tercatat menjadi sebesar 0,59% (yoy), setelah pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 0,50% (Grafik 4.18). Namun demikian, nilai ini masih dikategorikanrendah dan dibawah threshold.

4.3 ASESMEN SEKTOR KORPORASI4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor KorporasiKredit korporasi tumbuh positif pada triwulan I 2022 seiring dengan pemulihan ekonomi nasional dan global. Secara umum, kinerja kredit korporasi pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 82,76% (yoy), tumbuh signifikan dibandingkan triwulan IV 2021 yang mengalami tercatatsebesar64,92%(yoy)(Grafik4.27).

Peningkatan kredit korporasi utamanya didorong oleh peningkatan baki debit sektor pertambangan dan industri pengolahan yang merupakan dua sektor dengan pangsa terbesar, masing-masing sebesar 40,93% dan 19,16%. Peningkatan kredit diperkirakan terjadi akibat meningkatnya permintaan nikel sebagai bahan baku utama industri pengolahan ditengah peningkatan permintaan besi baja asal Sulawesi Tenggara. Di sisi lain, peningkatan permintaan besi baja mendorong ekspansi pelaku usaha sektor industri pengolahan. Hal ini juga mendorong peningkatan kinerja sektor lainnya yang berkaitan erat dengan industri pengolahan, seperti sektor pertambangan, konstruksi, dan perdagangan (Tabel 4.1).

Akselerasi kredit korporasi di sektor industri pengolahan terjadi sejalan dengan peningkatan ekspor Sultra terutama produk ferronickel dan stainless steel yang tetap positif pasca adanya energy rationing pada triwulan IV 2021. Hal ini mengakibatkan adanya perlambatan laju ekspor kedua komoditas karena belum pulihnya permintaan dari negara mitra dagang utama yakni Tiongkok. Pada periode laporan, ferronickel mengalami peningkatan laju pertumbuhan ekspor sebesar 41,15% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 100,56% (yoy). Perlambatan laju pertumbuhan ekspor juga terjadi pada produk stainless steel yang tercatat sebesar 48,17% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar117,52%(yoy)(Grafik4.20).

Secara pangsa, terjadi pergeseran komoditas ekspor utama sejak triwulan IV 2021, dimana ferronickel mendominasi pangsa ekspor di wilayah Sulawesi Tenggara menggantikan stainless steel, yang masing-masing sebesar 51,60% dan 47,43%. Secara total, ekspor stainless

<RP50JT >RP50JT - RP100 JT >RP100JT - RP500JT >RP500JT MULTIGUNA (RHS)

45,93

5,74

-1,45

17,6

1,92

-5

0

5

10

15

20

25

-36

-21

-6

9

24

39

54

69

84

99

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOY % YOY

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran Kredit

NPL %SK BUNGA %

MULTIGUNA<RP50JT

>RP500JT>RP50JT - RP100 JT

>RP100JT - RP500JTSK.BUNGA (RHS)

11,8

12,0

12,2

12,4

12,6

12,8

13,0

0,0

2,5

5,0

7,5

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

0,59

1,20,7

0,5

2,612,2

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna

METE0,00%

PERIKANAN0,83%

FERONIKEL51,60%

STAINLESS STEEL47,34%

LAINNYA0,15%

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor

EKSPOR FERONIKEL g. EKSPOR (SB. KANAN)

581

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

140%

160%

180%

0

100

200

300

400

500

600

700

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2021

44,15%

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 2022 50

steel dan ferronickel mencapai lebih dari 99,00% ekspor Sultra pada triwulanI2022(Grafik4.19).

4.3.2 Kinerja KorporasiOmset PenjualanUntuk memperkaya analisis terhadap korporasi, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Survei Liaison yang menunjukkan bahwa kinerja korporasi mengalami peningkatanpadatriwulanI2022(Grafik4.21).

Penjualan domestik pada triwulan I 2022 pada mayoritas lapangan usaha (LU) yang disurvei mengalami peningkatan dibandingkan triwulan I 2021 tercermin dari rata-rata nilai likert scale (LS) sebesar 2,90. Peningkatan dipicu oleh perbaikan mobilitas, daya beli dan konsumsi masyarakat serta pelaku usaha. Hal ini tercermin dari peningkatan kinerja pada beberapa LU, seperti LU pertanian, LU Pertambangan, LU konstruksi, LU perdagangan, LU industri pengolahan dan LU penyediaan listrik, gas, dan air.

Peningkatan aktivitas masyarakat terkonfirmasi dari nilai Google Mobility Index, menyebabkan tingginya kinerja sektor perdagangan yang berkaitan erat dengan konsumsi RT. Selain itu, pergerakan mobilitas masyarakat juga berdampak pada peningkatan jumlah kebutuhan energi, sehingga mendorong peningkatan kinerja LU penyediaan listrik, gas, dan air.

Lebih lanjut, adanya tren perbaikan permintaan besi baja dari negara mitra utama Tiongkok menyebabkan peningkatan kinerja industri pengolahan, yang erat kaitannya dengan pertambangan. Hal ini juga mendorong pelaku usaha untuk melakukan ekspansi dalam rangka meningkatkanproduktivitasnya,terkonfirmasidaritingginyapenjualandomestik sektor konstruksi.

BiayaPeningkatan kinerja sektor usaha berbanding lurus dengan peningkatan komponen biaya produksi secara umum. Pada triwulan I 2022, terjadi peningkatan nilai likert scale biaya menjadi 1,05, meningkat dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 0,02. Peningkatan terjadi pada seluruh komponen biaya, antara lain bahan baku yang nilainya meningkat

menjadi 1,30 pada periode laporan dari yang sebelumnya sebesar 0,54. Komponen energi juga mengalami peningkatan menjadi 1,18 dari periode sebelumnya sebesar -0,43. Demikian pula dengan biaya tenaga kerja yang meningkat menjadi 1,36 dari periode sebelumnya sebesar 0,07.

Berdasarkan sektor usahanya, peningkatan mayoritas disumbangkan oleh sektor konstruksi seiring dengan peningkatan biaya bahan baku material pendukung yang timbul akibat akselerasi pembangunan proyek pemerintah dan proyek swasta. Peningkatan biaya tertinggi kedua disumbangkan oleh sektor industri pengolahan yang mengalami kenaikan biaya seiring dengan peningkatan harga bahan baku komoditas global. Selain itu, mulai pulihnya permintaan dari negara mitra dagang Tiongkok pasca energy rationing mendorong industri pengolahan untuk meningkatkan kapasitasnya sehingga juga mendorong peningkatan harga upah tenaga kerja. Selain kedua sektor di atas, sektor perdagangan dan pertambangan juga mengalami kenaikan komponen biaya seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan dunia usaha.

Namun demikian, kendati terjadi peningkatan biaya pada mayoritas lapangan usaha, LU penyediaan listrik, gas, dan air justru mengalami penurunan biaya yang utamanya berasal dari penurunan biaya bahan baku dan biaya upah tenaga kerja sementara tidak ada kenaikan biaya energi yang terjadi.

Margin KeuntunganMeskipun terjadi kenaikan biaya pada hampir seluruh lapangan usaha, secara umum korporasi di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan margin pada periode laporan dibandingkan periode sebelumnya. Rata-rata likert scale margin pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 1,82, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2022 yang sebesar 0,77. Adanya peningkatan margin tersebut mendorong peningkatan harga jual produk korporasi.

Peningkatan marjin terjadi pada semua sektor korporasi yang menjadi objek survei Kantor Perwakilan BI Prov. Sulawesi Tenggara, antara lain LU pertanian, peternakan, dan perikanan, LU penyediaan jasa kesehatan, LU perdagangan, LU akomodasi perhotelan serta LU penyediaan listrik, gas, dan air. Peningkatan terjadi akibat semakin meningkatnya operasional usaha seiring semakin membaiknya aktivitas masyarakat pada triwulan I 2022.

Kondisi likuiditas keuangan korporasiBerdasarkan hasil SKDU, pada triwulan I 2022 kondisi likuiditas keuangan korporasi masih berada pada kategori baik, dimana 20,67% responden menginformasikan bahwa kondisi likuiditas perusahaan dalam kondisi baik, 65,33% responden menginformasikan kondisi cukup dan 14,00% responden menginformasikan kondisi buruk pada triwulanlaporanberjalan.(Grafik4.22).

PENJUALANDOMESTIK

KAPASITASUTILISASI

PERSEDIAAN INVESTASI BIAYA HARGA JUAL MARJIN

PERTANIAN, PERIKANANKONSTRUKSI

PERDAGANGANLGA

INDUSTRI PENGOLAHANPERTAMBANGAN

3,00

2,00

1,00

0,00

0,67

2,00

1,00

4,00

3,50

3,00

2,50

2,17

0,50

2,50

3,67

1,00

2,00

0,67

1,33 1,6

7 2,33

0,00

0,67

0,00

2,00

2,00

2,00

2,00

4,00

2,00

1,00 1,5

0 1,83

2,00

2,00

-2,0

-1,0

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0 LIKERT SCALE1,0

0

1,00

0,00

5,00

1,33

3,00

1,00

Sumber : Liaison KPw BI Sulawesi Tenggara, diolah

Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202251

Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi juga terpantau tetap baik. Pada periode pelaporan, 14,67% responden menginformasikan bahwa kondisi rentabilitas perusahaan dalam kondisi baik, 71,33% responden menginformasikan kondisi cukup, serta 14,00% responden menginformasikankondisiburuk(Grafik4.23).

4.3.3 Eksposur Perbankan Pada Sektor KorporasiSelain memetakan risk factor serta kerentanan sektor korporasi, diperlukan analisis interkoneksi antarsektor. Sektor korporasi sangat terkait erat dengan sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK korporasi pada perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada korporasi untuk modal kerja dan investasi.

4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di PerbankanPada triwulan I 2022, deposito menjadi instrumen dengan pangsa kepemilikan terbesar di DPK Korporasi, antara lain sebesar 40,97%. Pangsa ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2021 yang sebesar 59,63% seiring dengan peningkatan kepemilikan instrumen giro dan tabungan yang masing-masing memiliki pangsa sebesar 39,99% dan 19,04%. Pangsa keduanya meningkat sejak triwulan IV 2021 yangtercatatmasing-masingsebesar31,28%dan9,09%(Grafik4.24).

Hal ini mengindikasikan bahwa saat ini aktivitas pelaku usaha semakin tinggi pada masa pemulihan ekonomi karena peningkatan giro untuk dana kebutuhan operasional dan dana yang disimpan dalam bentuk deposito diperkirakan digunakan sebagai penunjang untuk meningkatkan kredit yang didapatkan ditengah minimalisasi dana antisipasi yang disimpan dalam bentuk tabungan.

Secara keseluruhan, pada triwulan I 2022 DPK Korporasi mengalami pertumbuhan sebesar 20,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 58,28% (yoy). Perlambatan laju DPK Korporasi pada triwulan I 2022 tersebut didorong oleh penurunan laju pertumbuhan seluruh instrumen DPK dibanding periode sebelumnya sesuai dengan pola historisnya, antara lain deposito yang mengalami perlambatan dari 101,01% (yoy) menjadi 54,48% (yoy), giro yang mengalami perlambatan dari 44,85% (yoy) menjadi 29,32% (yoy), serta tabungan yang mengalami kontraksi yang lebih dalam dari yang sebelumnyasebesar-23,76%(yoy)menjadi-24,71%(yoy)(Grafik4.25).

4.3.3.2 Kredit Korporasi dari PerbankanKendati memiliki pangsa yang lebih kecil dibandingkan kredit rumah tangga, sektor perbankan berkaiitan erat dengan sektor rumah tangga melalui tenaga kerja sehingga dapat menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam stabiliitas sistem keuangan. Sejalan dengan peningkatkan DPK Korporasi di Sulawesi Tenggara, kredit korporasi juga turut mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan kredit korporasi tercatat sebesar 82,76% (yoy), meningkat dibanding triwulan IV 2021 yangtercatatsebesar64,92%(yoy)(Grafik4.26). Meskipundemikiansecara nominal, pada triwulan I 2022 jumlah kredit korporasi tercatat sebesar Rp8,83 triliun, mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar Rp9,04 triliun.

Pada triwulan I 2022, proporsi kredit perbankan di Sulawesi Tenggara ke sektor korporasi (berdasarkan lokasi proyek) mencapai 23,65% dari total kredit keseluruhan. Pangsa ini mengalami penurunan dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 24,63%. Dari total kredit yang disalurkan ke korporasi di Sulawesi Tenggara, 38,80% dari total kredit merupakan kredit investasi dan 60,79% dari total kredit disalurkan dalam bentuk

BAIK CUKUP BURUK

20,6

7%65

,33%

14,0

0%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

Sumber : SKDU KPw BI Sulawesi Tenggara, diolah

Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara

BAIK CUKUP BURUK

14,6

7%71

,33%

14,0

0%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber : SKDU KPw BI Sulawesi Tenggara, diolah

Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi Tenggara

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

39,9

9%19

,04%

40,9

7%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara

DEPOSITO GIRO TABUNGAN g. DPK KORPORASI (SB. KANAN)

29,32%

-24,71%

54,48%

20,87%

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

120%

-100%

-50%

0%

50%

100%

150%

200%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 2022 52

kreditmodalkerja(Grafik4.27).Sebagaipembanding,padatriwulanIV2021, pangsa kedua kredit tercatat masing-masing sebesar 37,69% dan kredit modal kerja sebesar 61,82%. Peningkatan proporsi kredit modal kerja ditengah penurunan proporsi kredit investasi mengindikasikan adanya peningkatan aktivitas pelaku usaha yang mendorong kenaikan biaya operasional yang menggunakan kredit perbankan.

Kredit Korporasi berdasarkan Sektor Ekonomi UnggulanPertumbuhan kredit korporasi di Sulawesi Tenggara utamanya didorong oleh peningkatan baki debit sektor pertambangan dan industri pengolahan yang merupakan dua sektor dengan pangsa terbesar, masing-masing sebesar 40,93% dan 19,16%. Laju peningkatan baki kredit sektor pertambangan tercatat sebesar 351,76% (yoy), meningkat dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 341,39% (yoy).

Sementara itu, baki kredit sektor industri pengolahan tercatat sebesar 181,34% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 160,04% (yoy). Peningkatan kredit pertambangan terjadi seiring dengan peningkatan permintaan bahan baku nikel baik untuk memenuhi kebutuhan domestik Sulawesi Tenggara maupun luar daerah. Di sisi lain, permintaan besi baja asal Sulawesi Tenggara oleh negara mitra dagang Tiongkok juga turut mengalami perbaikan sehingga mendorong berlangsungnya ekspansi pelaku usaha existing dan rencana peningkatan investasi pelaku usaha baru industri pengolahan nikel.

Ekspansi industri tersebut juga mendorong peningkatan kinerja LU Konstruksi dan LU Perdagangan yang merupakan sektor pendukung industri, tercermin dari peningkatan kredit kedua sektor. Kredit LU

SEKTOR

DEC-21

TOTAL MODAL KERJA INVESTASI

Baki Debit (Triliun Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)

Baki Debit (Triliun Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)

Baki Debit (Triliun Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)

PERTANIAN 1.606,19 17,76% -9,25% 0,03% 66,11 1,18% 39,46% 0,62% 1.540,08 45,19% -10,59% 0,00%

PERTAMBANGAN 3.888,22 43,00% 341,39% 0,02% 3.811,97 68,20% 411,91% 0,00% 76,25 2,24% -44,03% 1,13%

INDUSTRIPENGOLAHAN 1.551,39 17,16% 160,04% 0,33% 402,57 7,20% 899,57% 1,26% 1.148,83 33,71% 106,50% 0,00%

LGA 78,58 0,87% -13,08% 0,10% 1,44 0,03% 44,79% 5,22% 77,15 2,26% -13,72% 0,00%

KONSTRUKSI 565,14 6,25% -32,19% 9,07% 396,85 7,10% -43,99% 12,13% 168,29 4,94% 34,80% 1,86%

PERDAGANGAN 649,04 7,18% 7,96% 7,79% 537,10 9,61% 6,84% 8,15% 111,94 3,28% 13,69% 6,03%

PERHOTELAN 160,33 1,77% -19,01% 0,00% 1,92 0,03% 167,76% 0,00% 158,40 4,65% -19,69% 0,00%

TRANSPORTASIDANKOMUNIKASI

43,74 0,48% -7,03% 32,19% 5,06 0,09% -33,34% 0,00% 38,68 1,14% -1,97% 36,40%

JASA USAHA 38,52 0,43% 35,21% 0,31% 14,76 0,26% 50,54% 0,00% 23,76 0,70% 27,17% 0,50%

JASA LAINNYA 16,79 0,19% -55,28% 14,58% 6,47 0,12% -69,10% 11,60% 10,33 0,30% -37,90% 16,44%

SEKTORLAINNYA 443,67 4,91% 11,23% 64,92% 345,01 6,17% 1,14% 130,50% 54,34 1,59% -2,85% 11,53%

TOTAL 9.041,61 100,00% 64,92% 1,46% 5.589,25 100,00% 130,50% 1,78% 3.408,05 100,00% 11,53% 0,91%

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

SEKTOR

MAR-22

TOTAL MODAL KERJA INVESTASI

Baki Debit (Triliun Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)

Baki Debit (Triliun Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)

Baki Debit (Triliun Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)

PERTANIAN 1.543,69 17,47% -11,60% 0,03% 53,33 0,99% 6,85% 0,77% 1.490,36 43,48% 383,70% 0,00%

PERTAMBANGAN 3.615,56 40,93% 351,76% 0,04% 3.471,43 64,65% 350,52% 0,00% 144,14 4,21% 102,35% 0,90%

INDUSTRIPENGOLAHAN 1.692,76 19,16% 181,34% 0,30% 555,93 10,35% 1.294,16% 0,91% 1.136,83 33,17% 940,50% 0,00%

LGA 77,44 0,88% 835,09% 0,10% 1,42 0,03% 45,26% 5,29% 76,03 2,22% 414,61% 0,00%

KONSTRUKSI 552,75 6,26% 32,65% 10,42% 390,56 7,27% 1,39% 13,95% 162,19 4,73% 37,75% 1,91%

PERDAGANGAN 697,01 7,89% 12,83% 7,53% 558,63 10,40% 8,00% 8,00% 138,38 4,04% -20,76% 5,64%

PERHOTELAN 158,23 1,79% -20,68% 0,00% 2,41 0,04% -15,36% 0,00% 155,81 4,55% -23,46% 0,00%

TRANSPORTASIDANKOMUNIKASI

35,53 0,40% -24,16% 39,64% 4,50 0,08% -28,63% 0,00% 31,04 0,91% 73,49% 45,38%

JASA USAHA 34,24 0,39% 55,86% 0,00% 7,16 0,13% 12,61% 0,00% 27,08 0,79% -42,21% 0,00%

JASA LAINNYA 13,53 0,15% -56,65% 17,87% 3,61 0,07% -74,31% 20,81% 9,93 0,29% -6,88% 16,81%

SEKTORLAINNYA 413,08 4,68% -1,41% 79,94% 320,70 5,97% -10,38% 149,62% 55,87 1,63% 0,00% 24,32%

TOTAL 8.833,84 100,00% 79,94% 1,60% 5.369,68 100,00% 149,62% 1,99% 3.427,66 100,00% 24,32% 0,94%

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202253

konstruksi pada triwulan I 2022 menjadi sebesar 32,65% (yoy), setelah sebelumnya terkontraksi sebesar 32,19% (yoy). Kredit konstruksi utamanya berasal dari modal kerja konstruksi jalan kerja serta investasi konstruksi bangunan pendukung industri. Sementara kredit LU perdagangan pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 12,83% (yoy), meningkat dari periode sebelumnya yang sebesar 7,96% (yoy). Kredit perdagangan utamanya berasal dari perdagangan bahan kebutuhan pokok seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan pelaku usaha serta perdagangan bahan pendukung konstruksi.

Kendati terjadi peningkatan laju pertumbuhan kredit, NPL sektor industri pengolahan, konstruksi, dan perdagangan mengalami laju penurunan yang mengindikasikan mulai pulihnya perekonomian yang berdampak pada kinerja pelaku usaha. Sektor industri pengolahan mencatatkan NPL sebesar 0,00%, menurun dari periode sebelumnya sebesar 0,33%. Sementara itu sektor konstruksi dan sektor perdagangan masing-masing mencatatkan NPL sebesar 1,86% dan 6,03%, menurun dari periode sebelumnya sebesar 9,07% dan 7,96% (Tabel 4.1). Kendati demikian, NPL sektor pertambangan tercatat sebesar 0,04% yang mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya sebesar 0,02%.Walaupunmengalami peningkatan, nilaiini masih dikategorikan terjaga di bawah threshold 5%.

4.4 ASESMEN INSTITUSI KEUANGAN (PERBANKAN) DI SULAWESI TENGGARA

4.4.1 Aset Bank UmumPada triwulan I 2022, aset bank umum yang berada di Sulawesi Tenggara tumbuh positif sebesar 11,16% (yoy) atau tercatat senilai Rp40,15 triliun (Grafik 4.28). Pada periode laporan, Bank Pemerintah yangmemilikipangsa mencapai 84,41% mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,82% (yoy), mengalami perlambatan dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 12,11% (yoy). Sementara itu, Bank Swasta Nasional yang memiliki pangsa mencapai 15,59% mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,73% (yoy), mengalami perlambatan dari periode sebelumnya yang tercatatsebesar8,99%(yoy)(Grafik4.29).

Secara spasial, aset perbankan masih terkonsentrasi di Kota Kendari dengan pangsa mencapai 61,56% dari keseluruhan aset bank umum yang ada di Sulawesi Tenggara. Selain Kota Kendari, daerah yang memiliki aset bank cukup besar adalah Kabupaten Kolaka dan Kota Bau-Bau dengan pangsa masing-masing sebesar 11,90% dan 9,41% .Namun demikian, meskipun kegiatan ekonomi masih terkonsentrasi di daerah ibu kota provinsi, secara perlahan perbankan juga mulai melakukan ekspansi dengan menggarap daerah yang memiliki potensi

% YOY

TOTAL BAKI KREDIT g. KREDIT KORPORASI g. KREDIT MODAL KERJA g. KREDIT INVESTASI

8,83

012345678910

-50-30-101030507090110130150

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

TRILIUN RP

82,76

130,5%

26,10

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.26 Pertumbuhan Kredit Korporasi

KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI

60,7

938

,80

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.27 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara

KOTA/KABUPATENASET PANGSA THD PERTUMBUHAN ASET (%, YOY)

(RP MILIAR) SULTRA (%) TW I 2021 TW II 2021 TW III 2021 TW IV2021 TW I 2022

Kab. Bombana 484,51 1,21 18,86 17,33 15,94 14,88 3,46

Kab. Buton Utara 239,07 0,60 5,96 -5,69 -15,52 7,62 4,46

Kab. Konawe Utara 453,02 1,13 2,45 3,53 4,74 2,86 3,24

Kab.Wakatobi 553,41 1,38 2,10 6,15 -12,82 21,11 28,80

Kab. Kolaka Utara 557,42 1,39 23,21 28,36 26,62 13,25 5,92

Kab. Konawe Selatan 682,70 1,70 -1,36 -0,56 -0,12 -1,96 -0,37

Kab. Buton 346,88 0,86 18,86 23,41 -9,15 65,24 61,25

Kota Baubau 3.776,71 9,41 6,67 6,49 -2,56 9,09 12,41

Kota Kendari 24.714,80 61,56 14,18 11,84 13,73 11,54 10,47

Kab. Kolaka 4.775,74 11,90 9,34 15,42 12,62 14,36 16,17

Kab. Konawe 792,45 1,97 1,81 -0,35 -0,45 -1,54 -2,27

Kab. Muna 2.450,82 6,10 7,93 5,65 -2,57 14,16 11,72

Kab. Kolaka Timur 318,88 0,79 12,23 12,95 18,48 20,17 16,16

Sulawesi Tenggara 40.146,41 100,00 11,67 10,83 9,48 11,63 11,16

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten

Sumber: LBU Bank Indonesia, diolahKet: Nominal dalam miliar Rupiah,

Pertumbuhan Aset secara yoy Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 2022 54

bisnis perbankan yang terlihat dari perkembangan aset perbankan di daerah lainnya. Hal tersebut terlihat dari data perkembangannya dimana pertumbuhan aset yang tinggi justru terjadi pada daerah-daerah dengan pangsa aset yang relatif kecil seperti di Kabupaten ButondanWakatobi(Tabel4.2)yangmasing-masingtumbuhsebesar61,25% (yoy) dan 28,80% (yoy). Hal tersebut memperkuat indikasi perbankan juga melakukan ekspansi bisnis ke berbagai kabupaten di Sulawesi Tenggara karenanya ke depan diperlukan dukungan seluruh stakeholder untuk lebih meningkatkan pemerataan aktivitas perekonomian di seluruh Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara.

4.4.2 Penghimpunan Dana Pihak KetigaDana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mencapai Rp27,69 triliun, tumbuh sebesar 8,61% (yoy), tetap tumbuh tinggi walaupun mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 14,99%(yoy)(Grafik4.31).

Laju pertumbuhan yang masih tinggi didorong oleh pertumbuhan positif penempatan dana pada instrumen tabungan, giro dan deposito yang masing-masing memiliki pangsa sebesar 56,25%, 25,01% dan 18,75%. Pada triwulan I 2022, pertumbuhan instrumen masing-masing tercatat sebesar 13,23% (yoy), 44,48% (yoy) dan -25,29% (yoy), mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 13,65%(yoy),65,65%(yoy)dan-4,50%(yoy)(Grafik4.31).

Laju pertumbuhan positif instrumen tabungan dan giro mengindikasikan perbaikan kepastian kondisi perbaikan aktivitas konsumsi dan dunia usaha seiring dengan pemulihan ekonomi Sulawesi Tenggara. Hal ini menyebabkan masyarakat memilih menempatkan dananya di

instrumen dengan fleksibilitas tinggi sehingga dapat digunakansewaktu-waktu.

Deposito Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tercatat mengalami penurunan secara nominal maupun dari sisi laju pertumbuhan. Secara nominal, instrumen deposito tercatat sebesar Rp5,19 triliun, menurun dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar Rp7,61 triliun. Penurunan terjadi pada semua jenis produk deposito perbankan, antara lain deposito on call, deposito berjangka, deposito berjangka yang diblokir, serta deposito lainnya. Penurunan pada instrumen deposito mengindikasikan meningkatnya konsumsi masyarakat sehingga kebutuhan akan instrument yang lebihfleksibelmenurunkanpenempatandanapadainstrumenjangkamenengah dan pendek.

GiroKendati mengalami perlambatan laju pertumbuhan, secara nominal instrumen giro mencatatkan peningkatan. Pada triwulan I 2022, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp6,92 triliun, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,72 triliun. Peningkatan ini dialami oleh semua jenis produk giro perbankan, antara lain giro yang dapat ditarik sewaktu-waktu, giro dalam rangka kustodian, nominalinstrumengiromengonfirmasiperbaikanduniausahakarenatingginya penggunaan giro yang lazim digunakan dalam kegiatanoperasional usaha.

TabunganInstrumen tabungan mengalami perlambatan dari sisi laju pertumbuhannya maupun dari sisi nominal. Pada triwulan I 2022,

% YOY

ASET BU BANK SWASTA NASIONAL ASET BU BANK PEMERINTAH

40,15

18

23

28

33

38

43

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP TRILIUN

7,73

11,82

11,16

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara

BANK PEMERINTAH84,41% ; RP 33,89 TRILIUN

BANK SWASTA NASIONAL15,59% ; RP 6,26 TRILIUN

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank

GIRO TABUNGAN DEPOSITO

25,0

1%56

,25%

18,75

%

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara

28

0

5

10

15

20

25

-40

-20

0

20

40

60

80

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOYRP TRILIUN

NOMINAL DPK GIRO DEPOSITO TABUNGAN DPK BANK UMUM

44,48

-25,29

13,23

8,61

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202255

instrumen tabungan tercatat sebesar Rp15,58 triliun, menurun dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar Rp14,69 triliun.

Lebih lanjut, perlambatan laju pertumbuhan dipicu oleh kontraksi laju pertumbuhan laju tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu. Kendati demikian, tabungan yang diblokir serta tabungan lainnya yang tumbuh positif menahan laju perlambatan instrumen tabungan. Hal ini mengindikasikan peningkatan dana yang digunakan sebagai penjamin kredit seiring dengan peningkatan kredit di Sulawesi Tenggara.

4.4.3 Penyaluran KreditPada triwulan I 2022 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang berkantor di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 18,94% (yoy) meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,33% (yoy). Peningkatan juga terjadi secara nominal, dimana pada triwulan I 2022 kredit perbankan yang disalurkan mencapai

Rp32,97 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang mencapaiRp32,26triliun(Grafik4.32).

Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi dengan pangsa mencapai 53,93% diikuti kredit modal kerja dengan pangsa sebesar 36,41% dan kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,66%. Secara proporsi, kredit modal kerja dan kredit investasi mengalami kenaikan, berbeda dengan kredit konsumsi yang mengalami perlambatan. Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan mulai ekpansif menyalurkan kredit kepada sektor produktif selaras dengan perbaikan perekonomian di Sulawesi Tenggara.

Kredit Berdasarkan Lokasi BankSelaras dengan DPK, secara spasial penyaluran kredit masih terkonsentrasi di Kota Kendari dengan pangsa sebesar 56,24% dari seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,31%

KABUPATEN/KOTA

DEC-21 MAR-22

Baki Debet (Miliar Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)PANGSA Baki Debet

(Miliar Rp)Pangsa

(%)Growth yoy

(%)NPL (%)

PANGSA

KI KMK KK KI KMK KK

Kab. Buton 328,98 1,02 81,68 0,41 0,39 0,05 0,59 350,08 1,06 85,97 0,36 0,41 0,07 0,59

Kab. Muna 2.369,21 7,34 9,36 1,15 0,14 3,17 4,03 2.407,76 7,30 8,95 1,27 0,13 3,27 3,90

Kab. Kolaka 4.518,83 13,99 16,70 1,67 1,53 6,82 5,66 4.814,64 14,59 23,11 1,68 1,79 7,31 5,50

Kab.Wakatobi 234,72 0,73 13,79 0,27 0,02 0,05 0,66 243,16 0,74 13,94 0,26 0,02 0,05 0,67

Kab. Konawe 796,40 2,47 1,12 1,39 0,01 0,19 2,27 786,06 2,38 -0,94 1,43 0,01 0,18 2,19

Kab. Konawe Selatan 675,29 2,09 -1,98 1,15 0,00 0,13 1,96 672,05 2,04 -1,09 1,33 0,00 0,12 1,91

Kab. Bombana 490,95 1,52 14,15 0,17 0,15 0,14 1,23 469,63 1,42 5,20 0,17 0,09 0,13 1,20

Kab. Kolaka Utara 575,08 1,78 14,40 0,11 0,20 0,14 1,45 544,93 1,65 5,11 0,12 0,11 0,12 1,42

Kab. Buton Utara 231,78 0,72 6,45 0,50 0,01 0,05 0,66 230,27 0,70 4,90 0,63 0,01 0,04 0,65

Kab. Konawe Utara 436,17 1,35 1,27 0,88 0,00 0,05 1,30 440,75 1,34 2,33 0,95 0,01 0,05 1,28

Kab. Kolaka Timur 300,74 0,93 21,00 0,11 0,03 0,12 0,78 308,04 0,93 16,32 0,23 0,03 0,13 0,77

Kab. Buton Tengah 39,34 0,12 - 0,27 0,01 0,02 0,09 38,75 0,12 - 0,57 0,01 0,02 0,09

Kota Bau-Bau 3.051,29 9,45 13,60 0,82 0,89 3,50 5,07 3.135,37 9,50 13,55 1,18 0,89 3,63 4,99

Kota Kendari 18.246,62 56,50 22,95 2,22 6,05 21,61 28,91 18.563,34 56,24 23,09 2,31 6,17 21,30 28,84

Total 32.295,39 100,00 14,37 1,74 9,42 36,05 54,65 33.004,83 100,00 - - 9,67 36,43 54,02

Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolahKet: Nominal dalam miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi,

K.K = Kredit Konsumsi Growth= pertumbuhan Kredit (%, yoy) Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data

33

0

5

10

15

20

25

30

35

-10

0

10

20

30

40

50

60

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP TRILIUN

TOTAL KREDIT KMK KI KK g. TOTAL KREDIT

% YOY

48,11

16,71

5,29

18,94

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara

36,4

19,

6653

,93

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 2022 56

(Tabel 4.3). Namun demikian, laju pertumbuhan kredit tertinggi justru dicatatkan oleh kabupaten dengan pangsa relatif kecil yaitu Kabupaten Buton dengan pangsa sebesar 1,06%. Kredit pada Kab. Buton tumbuh sebesar 85,97% (yoy) dengan NPL yang tetap terjaga di bawah threshold yakni sebesar 0,36%. Peningkatan proporsi kredit dipicu oleh peningkatan kredit konsumsi serta kredit investasi. Jika dilihat dari sisi risiko kredit, kredit dengan NPL terendah disumbangkan oleh Kab. Kolaka Utara dan Bombana yang masing-masing sebesar 0,12% dan 0,17%.

Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian besar kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan konsumsi. Sementara itu, untuk kegiatan produktif terdapat 4 daerah dari 14 daerah yang memiliki pangsa kredit modal kerja terhadap total kredit Sulawesi Tenggara yang cukup besar yaitu Kota Kendari, Kab. Kolaka, Kota Bau-Bau, dan Kab. Muna, masing-masing tercatat sebesar 21,30%, 7,31%, 3,63% dan 3,27%.

Kredit Berdasarkan Sektor EkonomiMenurut sektor ekonomi atau lapangan usaha (LU), mayoritas kredit produktif disalurkan pada LU perdagangan dengan pangsa sebesar 42,70% dari total kredit produktif di wilayah Sulawesi Tenggara atau secara nominal sebesar Rp6,24 triliun. Pada triwulan I 2022, LU dimaksud mengalami pertumbuhan sebesar 3,58% (yoy) dengan NPL sebesar 4,35%. Kondisi NPL LU perdagangan yang sudah mendekati threshold perlu menjadi perhatian khusus, utamanya untuk memperkecil risiko contagion effect ke sektor lainnya. Selanjutnya, penyaluran kredit terbesar kedua adalah LU Pertambangan dengan pangsa sebesar 18,54% atau secara nominal sebesar Rp2,71 triliun. Pertumbuhan kredit pada LU Pertambangan tumbuh secara positif menjadi 1.959,02% (yoy) dengan risiko kredit di bawah threshold NPL, yaitu sebesar 0,08%. Pertumbuhan kredit yang signifikan tersebutdiperkirakan karena perbaikan permintaan produk hasil tambang secara domestik, baik dari Sulawesi Tenggara maupun luar Sulawesi Tenggara sehingga pelaku usaha membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi kinerja. LU ketiga dengan pangsa terbesar adalah LU pertanian dengan pangsa sebesar 14,19% atau sebesar Rp2,08 triliun. LU pertanian memiliki pertumbuhan kredit sebesar 25,12% (yoy) dengan NPL sebesar 1,37%

Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan kredit, terdapat gap yang sangat besar. Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh LU jasa keuangan, LU pertambangan, serta LU administrasi pemerintah yang mencatatkan pertumbuhan berturut-turut sebesar 3.366,24% (yoy), 1.959,02% (yoy), dan 177,41% (yoy). Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh LU konstruksi, pengadaan air, dan real estate yang masing-masing terkontraksi sebesar -22,00% (yoy), -16,97% (yoy), dan -14,17% (yoy) (Tabel 4.4).

Non Performing Loan (NPL) per Jenis KreditPada triwulan I 2022, peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit juga diikuti peningkatan pertumbuhan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari peningkatan indikator Non Performing Loan (NPL) Gross menjadi 1,84% pada triwulan I 2022 dari yang sebelumnya yang tercatat sebesar 1,74% pada triwulan IV 2021, walaupun masih berada di bawah threshold 5%(Grafik4.35).Halinimenunjukkanadanyafaktorrisiko yang perlu diwaspadai ditengah perbaikan lapangan usaha yang mendorong perbankan mengambil langkah ekspansif dalam operasional bisnisnya berupa penyaluran kredit ke nasabah. Olehkarenanya dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk melaksanakan langkah antisipatif dalam rangka menjaga batas aman treshold risiko kredit dimaksud. Sebagai informasi lebih lanjut, pada periode laporan risiko kredit terbesar dicatat oleh kredit investasi dengan NPL sebesar 3,90%, meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 3,84%.

Loan to Deposit Ratio (LDR)Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang menghitung rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh perbankan. Pada triwulan I 2022 LDR bank umum di Sulawesi Tenggara mencapai 119,05%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 108,14% (Grafik 4.34). Peningkatan LDR tersebutseiring dengan pertumbuhan kredit yang mulai meningkat ditengah penurunan laju pertumbuhan DPK.

Nilai LDR sebesar diatas 100% mencerminkan seluruh DPK yang dikelola oleh perbankan disalurkan dalam bentuk kredit bahkan diperlukan bantuan dana dari daerah lain untuk memenuhi kredit di daerahnya. Saat ini, Bank Indonesia menetapkan batas atas LDR per

29,8

3

27,6

932,2

6 32,9

7

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

0

5

10

15

20

25

30

35

DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR

108,14119,05

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.34 Perkembangan Loan to Deposit Rasio Sulawesi Tenggara

1,84

2,76

3,90

0,85

0

1

2

3

4

5

6

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%, NPL

NPL (RHS) NPL MODAL KERJA NPL INVESTASI NPL KONSUMSI

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202257

konsolidasi bank sebesar 92% untuk mengantisipasi risiko kredit dan risiko likuiditas di perbankan yang berpotensi menjadi sumber kerentanan. Data di triwulan I 2022 menunjukkan adanya potensi perbaikan oleh perbankan untuk tetap menjaga tingkat risiko kredit yang terjaga di tingkat yang aman.

4.4.4 Perbankan SyariahPangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil dibandingkan perbankan konvensional walaupun menunjukkan tren peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Dari sisi aset, pada triwulan I 2022 perbankan syariah memiliki aset sebesar Rp2,40 triliun, atau sebesar 5,99% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi Tenggara. Pangsa ini relatif meningkat dibandingkan triwulan IV 2022yangtercatatsebesar5,65%(Grafik4.36).Peningkatanpangsaini mengindikasikan keberhasilan berbagai pihak, antara lain Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, Otoritas Jasa Keuangan dan instansi

lainnya dalam meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi syariah diSulawesiTenggara.Selain itu,kebijakanmergerbanksyariah jugaterbukti dapat meningkatkan peran perbankan syariah di Sulawesi Tenggara.

Sementara itu, pangsa kredit tercatat sebesar 6,31% pada triwulan I 2022, meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 5,27%. Apabila dilihat lebih detail, pembiayaan syariah mencatatkan pertumbuhan tinggi sebesar 34,11% (yoy) pada triwulan I 2022, meningkatdibandingkantriwulanIV2021sebesar19,55%(yoy)(Grafik4.37). Peningkatan juga terjadi secara nominal, dimana perbankan syariah mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp2,04 triliun pada triwulan I 2022 dari yang sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,70 triliun pada triwulan IV 2021. Sama dengan penyaluran perbankan umum, penyaluran pembiayaan syariah juga paling banyak dilakukan untuk penggunaan konsumsi dilanjutkan modal kerja dan investasi.

SEKTOR EKONOMI

SEP-21 DEC-21 MAR-22

Baki Debet (Miliar Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)Baki Debet (Miliar Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)Baki Debet (Miliar Rp)

Pangsa (%)

Growth yoy (%)

NPL (%)

Pertanian 1.873,25 13,54 32,47 1,56 2.041,41 13,98 29,59 1,32 2.075,87 14,19 25,12 1,37

Pertambangan 2.677,75 19,35 1851,69 0,15 2.682,01 18,37 1945,35 0,09 2.711,42 18,54 1959,02 0,08

Industri Pengolahan 666,30 4,81 17,86 1,98 1.033,88 7,08 72,71 1,45 1.041,37 7,12 67,39 1,61

Listrik Gas 6,94 0,05 5,73 1,23 7,33 0,05 32,67 0,65 7,76 0,05 43,67 0,61

Air 8,46 0,06 -15,07 4,27 7,99 0,05 -12,27 5,06 7,81 0,05 -16,97 5,17

Konstruksi 525,58 3,80 -3,57 9,86 427,03 2,92 -19,36 11,78 402,12 2,75 -22,00 13,22

Perdagangan 6.118,64 44,21 7,53 4,45 6.254,03 42,83 6,32 4,16 6.244,90 42,70 3,58 4,35

Transportasi-Pergudangan 150,15 1,08 6,49 1,87 148,39 1,02 0,56 1,90 147,18 1,01 -3,23 2,97

Akomodasi Makan Minum 611,22 4,42 8,87 2,23 610,95 4,18 3,69 1,50 608,64 4,16 0,68 1,50

Informasi Komunikasi 3,01 0,02 23,89 0,15 2,97 0,02 -19,70 0,00 2,97 0,02 -8,51 0,12

Jasa Keuangan 0,46 0,00 25,82 49,36 16,74 0,11 3420,47 1,36 16,73 0,11 3366,24 1,36

Real Estate 136,15 0,98 17,22 27,88 135,16 0,93 9,49 27,92 117,63 0,80 -14,17 31,54

Jasa Perusahaan 296,73 2,14 79,03 0,46 335,14 2,30 77,11 0,23 345,93 2,37 49,36 0,32

Adm Pemerintahan 185,50 1,34 2718,07 0,00 300,74 2,06 201,61 0,00 292,97 2,00 177,41 0,00

Jasa Pendidikan 13,97 0,10 -12,61 36,21 15,38 0,11 -9,82 36,02 15,25 0,10 -5,70 36,30

Jasa Kesehatan Sosial 60,53 0,44 -10,54 0,05 61,88 0,42 -14,50 0,48 61,47 0,42 -13,01 0,46

Jasa Lainnya 504,74 3,65 26,66 2,82 521,49 3,57 16,66 2,38 526,05 3,60 13,42 2,50

Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolahKet: gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy),

Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit Investasi NPL = Non Performing Loan

5,99% ; RP 2,40 TRILIUN 6,31% ; RP 2,04 TRILIUN 5,66% ; RP 1,57 TRILIUN

BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH

ASET PEMBIAYAAN DPK

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah

34,11

-20,86

8,03

31,85

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

MODAL KERJA KONSUMSI PEMBIAYAAN INVESTASI

Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.37 Perkembangan Pembiayaan Syariah

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 2022 58

Peningkatan laju pembiayaan perbankan syariah disertai dengan perbaikan NPF (Non Performing Loan). Pada triwulan I 2022 tercatat NPF sebesar 1,92%, menurun dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 2,00%. Secara detail, penurunan NPF kredit syariah terjadi pada kredit konsumsi dan kredit investasi. NPF Pada periode laporan, kredit konsumsi tercatat sebesar 1,26%, menurun dari periode sebelumnya sebesar 1,27%. Sementara itu kredit investasi mencatatkan NPL sebesar 4,82%, menurun dari 5,01%. Kendati demikian, ditengah penurunan risiko kredit konsumsi dan investasi, terjadi peningkatan risiko kredit modal kerja yang tercatat sebesar 8,02%, meningkat dari 5,36% (Grafik 4.38). Pada kredit modal kerja, tingginya NPF berasaldari sektor pertanian, perdagangan, dan jasa masyarakat, sedangkan pada kredit investasi, tingginya NPF berasal dari industri pengolahan, perdagangan, serta jasa masyarakat. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi perbankan mengingat nilai NPF sudah berda di atas theshold 5% sehingga pinjaman produktif tersebut dapat berisiko menyebabkan contagion bagi sektor lainnya.

Dari sisi DPK, persentase pangsa DPK syariah dibandingkan total DPK pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 5,66% atau sebesar Rp1,57 triliun, menurun dari triwulan IV 2021 yang mencapai 5,31% atau sebesar Rp1,58 triliun. Hal ini seiring dengan perlambatan laju pertumbuhannya, dari sebesar 9,35% (yoy) pada triwulan I 2022 dari sebesar 12,45% (yoy) pada triwulan IV 2021. Penurunan DPK utamanya dipicu oleh perlambatan laju pertumbuhan dana pada rekening tabungan dan deposito yang masing-masing memiliki pangsa sebesar 61,23% dan 26,03%. Rekening tabungan tumbuh sebesar 17,50% (yoy) pada triwulan I 2022, mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 21,34% (yoy). Hal yang sama pada rekening deposito yang terkontraksi lebih dalam menjadi -15,91% (yoy) dari yangsebelumnyasebesar-9,50%(yoy)(Grafik4.39).Kendatidemikian,

rekening giro yang memiliki pangsa sebesar 12,74% justru mencatatkan pertumbuhan sebesar 51,98% (yoy) dari yang sebelumnya sebesar 40,31% (yoy) sehingga dapat menahan perlambatan laju pertumbuhan DPK Syariah. Peningkatan pertumbuhan rekening giro diperkirakan sejalan dengan mulai pulihnya kegiatan operasional dunia usaha.

Saat ini, provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah yang berkantor pusat di Sultra baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Untuk itu, diperlukan dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat mendorong terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di Sultra untuk mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan memberikan pilihan bagi masyarakat Sultra dalam mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.

4.5 AKSES KEUANGAN4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKMSelain penyaluran kredit korporasi, perbankan juga meningkatkan penyaluran kredit pada UMKM yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.Pada triwulan I 2022, kredit yang diterima oleh UMKM di Sulawesi Tenggara (berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp12,64 triliun atau memiliki pangsa mencapai 30,51% dari total penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara, meningkat dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 29,29%. Kredit kepada UMKM tersebut sebagian besar diberikan kepada usaha kecil sebesar 47,71% dan usaha mikro dengan pangsa sebesar 38,74%. Sementara itu usaha menengah memiliki pangsasebesar13,56%daritotalkreditUMKM(Grafik4.40).

Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar 35,16% (yoy) meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar

1,92

8,02

4,82

1,260

2

4

6

8

10

12

14

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

MODAL KERJA KONSUMSI PEMBIAYAAN INVESTASI

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.38 NPF Pembiayaan Syariah

SYARIAH GIRO TABUNGAN DEPOSITO

51,98

17,50

-15,91

9,35

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

140

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOY

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah

Grafik 4.39 Perkembangan DPK Syariah

13,56%

NON UMKM69,49%

UMKM39,51%RP 12,64TRILIUN

47,71%

38,74%

USAHA MENENGAH USAHA KECIL USAHA MIKRO

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM

106,17

27,73

-24,05

35,16

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% YOY

UMKM MIKRO KECIL MENENGAH

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IVMei 202259

20,88% (yoy). Lebih detail, pertumbuhan pada kredit UMKM terjadi pada semua sektor, yakni usaha mikro, kecil, serta menengah. Kredit usaha mikro tumbuh sebesar 106,17% (yoy) meningkat dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 58,16% (yoy). Kredit usaha kecil tumbuh sebesar 27,73% (yoy) meningkat dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 25,34% (yoy). Sementara itu kredit usaha menengah mengalami perbaikan pertumbuhan, dari yang sebelumnya mengalami kontraksi sebesar 35,52% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi kontraksi sebesar 24,05%(yoy)padatriwulanI2022(Grafik4.41).

Seiring dengan adanya perubahan kebijakan KUR (Kredit UsahaRakyat) pada tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada usaha rakyat. Sampai dengan triwulan I 2021, baki debet KUR di Sulawesi Tenggara mencapai Rp4,85 triliun dengan jumlah debitur aktif mencapai 154.954nasabah (Grafik4.42). Penyaluran KUR di Sulawesi Tenggara masih terkonsentrasi pada usaha di sektor perdagangan dengan pangsa mencapai 47,40%, diikuti penyaluran pada sektor primer seperti ke pertanian dengan pangsa sebesar 25,75% dan sisanyaterbagikesektorlainnya(Grafik4.43).

4.5.2 Akses Keuangan Kepada PendudukIndikator akses keuangan di Sulawesi Tenggara baik dari sisi penghimpunan dana maupun penyaluran kredit mengalami peningkatan seiring semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

kebutuhan akan produk perbankan. Rasio jumlah rekening DPK terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tetap menunjukkan rasio yang tinggi, tercatat sebesar 289,71% (Grafik 4.44). Rasio yang lebih besar dari 100% menunjukkan bahwa terdapat penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara yang memiliki rekening simpanan lebih dari satu dan/atau adanya penduduk bukan angkatan kerja, seperti siswa sekolah maupun mahasiswa, yang juga memiliki rekening.

Sementara itu, pada triwulan I 2021 rasio jumlah rekening kredit terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 23,53% (Grafik 4.45). Tingginya rasio rekening kreditmenunjukkan bahwa semakin tingginya jumlah masyarakat di Sulawesi Tenggara yang menggunakan fasilitas pembiayaan dan masih terdapat peluang peningkatan penyaluran kredit di masa yang akan datang. Pengembangan akses keuangan memiliki memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomiSulawesiTenggara.Olehkarenaitu,KantorPerwakilanBankIndonesia Provinsi Sulawesi Tenggara akan terus berupaya memberikan dan memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan serta menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk menabung dan melakukan pengelolaan keuangan.

4.85

4,44

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

140000

160000

180000

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

NASABAHBAKI DEBET(RP MILIAR)

KUR REKENING (SB.KANAN)

154.954

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara

PERDAGANGAN47,40%

AKOMODASI MAMIN4,80%

INDUSTRI PENGOLAHAN6,75%

JASA MASYARAKAT6,54%

PERIKANAN6,15%

TRANSPORTASI1,24%

JASA USAHA6,68%

LAINNYA1,12%

PERTANIAN25,75%

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara

3.87

2

4.00

2

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

0

50

100

150

200

250

300

350

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

% NASABAH (RIBU)

REKENING DPK (SB. KANAN) RASIO DPK

291,81

289,71

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja

341

325

0

50

100

150

200

250

300

350

400

0

5

10

15

20

25

30

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

% NASABAH (RIBU)

REKENING KREDIT (SB. KANAN) RASIO KREDIT

25,67

23,53

Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja

Halaman ini sengaja dikosongkan

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Bab V

Perkembangan Transaksi SKNBI Perkembangan Transaksi RTGS

Perkembangan Inflow-Outflow Domestik

Aliran Uang Kartal BI-Perbankan Sulawesi Tenggara

Outflow Tw IV 2021

Outflow Outflow

Tw I 2022

JutaRp133.952Juta

Rp156.106

Tw IV 2021

Inflow Inflow

Inflow Tw I 2022

JutaRp46.643Juta

Rp73.249

Outflow Tw IV 2021

Outflow Outflow

Tw I 2022

JutaRp2.337Juta

Rp1.187

Tw IV 2021

Inflow Inflow

Inflow Tw I 2022

JutaRp22.904Juta

Rp23.192

Perkembangan Inflow-Outflow Luar Negri

Pada Triwulan I 2022, aktivitas pembayaran non tunai, serta transaksi digital untuk masyarakat unbankable terus menunjukkan perkembangan kinerja yang positif dan lebih baik dari triwulan sebelumnya.

Perkembangan Transaksi Non Tunai

Transaksi Total

6.737 miliar

Tw IV 2021

8.208Tw I 2022

miliar

Pertumbuhan/nominal lebih tinggidibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan/nominal lebih rendahdibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan/nominal stabildibanding periode sebelumnya.

5.563miliar

4.402 miliar

Tw I 2022

Tw IV 2021

RTGS

2.645miliar

2.334 miliar

Tw I 2022

Tw IV 2021

SKNBI

Tw IV 2021

Outflow

miliar2.095

Tw I 2022

miliar502

Tw IV 2021

Inflow

miliar506

Tw I 2022

miliar1.514

Tw IV 2021

Growth Outflow

% yoy-6,84

Tw I 2022

% yoy111,10

Tw IV 2021

Growth Inflow

% yoy55,59

Tw I 2022

% yoy-13,84

Rp 2,64Nominal

Tw IV 2021

Triliun Rp 2,33Tw I 2022

Triliun

Growth

4,01%Tw IV 2021

yoy 23,09%Tw I 2022

yoy

Rp 5,56Nominal

Tw IV 2021

Triliun Rp 4,40Tw I 2022

Triliun

Growth

33,77%Tw IV 2021

yoy 16,47%Tw I 2022

yoy

• Pada triwulan I 2022, sistem pembayaran non-tunai sebagai pendukung aktivitas ekonomi dan sistem keuangan terus menunjukkan perkembangan kinerja yang positif meskipun mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya sesuai dengan siklus perekonomian.

• Selain itu perkembangan transaksi digital untuk masyarakat unbankable juga terus tumbuh membaik.

• Konsumsi masyarakat melalui platform e-commerce terus mengalami peningkatan hingga Triwulan I 2022 mencapai Rp358,1 miliar meningkat 49,44% (yoy).

• Berbagai kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk mendorongpenggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif telah berhasil mendorong peningkatan jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara hingga triwulan I 2022 sebanyak 82.336 merchant jauh meningkat jauh diatas triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 75.218 merchant

• Selanjutnya, peran Bank Indonesia dalam mendorong ElektronifikasiTransaksi Pemerintah juga telah berhasil mendorong terbentuknya 18 Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang terdiri dari 17 Kab/Kota di Sulawesi Tenggara dan 1 Provinsi.

Foto : Pembayaran melalui QRIS yang merupakan inisiatif inovasi Bank Indonesia sebagai bukti dukungan UMKM dalam mewujudkan transformasi sistem pembayaran yang memudahkan transaksi.

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 202263

5.1 GAMBARAN UMUMPada triwulan I 2022, sistem pembayaran non-tunai sebagai pendukung aktivitas ekonomi dan sistem keuangan terus menunjukkan perkembangan kinerja yang positif. Selain itu perkembangan transaksi digital untuk menjangkau masyarakat unbankable juga terus tumbuh selaras dengan berbagai upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan lainnya.

BerbagaikebijakantelahdilakukanBankIndonesiauntukmendorongpenggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif, antara lain dengan berbagai sosialisasi dan edukasi terkait QRIS diberbagai kelompok masyarakat serta pendampingan kepada Pemda terkait Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP) melalui Tim Percepatan danPerluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Pada triwulan I 2022, jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak 82.336 ribu jauh meningkat jauh diatas triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 75.218 merchant. Selanjutnya sebagai kontribusi Bank Indonesia dalam ElektronifikasiTransaksiPemerintah, stahun2021 telah terbentuk 18Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang terdiri dari 17 Kab/Kota di Sulawesi Tenggara dan 1 Provinsi. Peran TP2DD sangatlah penting sebagai wadah sinergi percepatan penerapan Elektronifikasi Transaksi Pemda serta Ekosistem Keuangan Digital.Pada tahun 2022 Bank Indonesia bersama dengan TP2DD se-Sulawesi Tenggara terus berinovasi dan memperkuat komitmen percepatan dan perluasan digitalisasi di Sulawesi Tenggara sesuai roadmap yang sudah disusun bersama. Upaya-upaya percepatan ETP dan perluasan Ekosistem Keuangan Digital melalui sinergi Bank Indonesia, Pemda danIndustrilebihlanjutdapatdilihatpadaBOKS5.

Peningkatan akseptansi penggunaan transaksi non tunai berdampak pada perkembangan positif transaksi digital serta sebagai gambaran pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Selain itu, konsumsi masyarakat melalui platform e-commerce terus mengalami peningkatan hingga Triwulan I 2022 mencapai Rp358,1 miliar meningkat 49,44% (yoy). Peningkatan transaksi melalui e-commerce masyarakat Provinsi Sulawesi Tenggara juga mengindikasikan secara signifikandan konsisten pentingnya ekosistem ekonomi digital pada kehidupan masyarakat dan perlunya sinergi lintas otoritas untuk memastikan transaksi yang aman, lancar dan handal.

Selanjutnya, dari sisi transaksi tunai, jumlah uang tunai tercatat net inflow yang berarti yangmasuk ke Bank Indonesia (inflow) pada triwulan I 2022 tercatat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang yang keluar (outflow) dari Bank Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan pola historis dimana pada awal tahun uang yang beredar cenderung akan berkurang dikarenakan pola konsumsi yang mulai berkurang dan masyarakat mulai menabung pada bank.

5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN NONTUNAI

Secara umum, terdapat 2 (dua) sistem pembayaran non-tunai yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS). Selama triwulan I 2022 kedua sistem tersebut berjalan dengan aman, efisien, lancar,dan andal di Provinsi Sulawesi Tenggara. Penguatan infrastruktur dan kebijakan sistem pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesiasecara konsisten dan berkesinambungan mampu memitigasi berbagai risiko settlement dan operasional dalam sistem pembayaran.

Di lihat dari sisi nominal, transaksi menggunakan BI-RTGS mendominasi transaksi non-tunai masyarakat Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 65,35% terhadap total nominal transaksi dan sisanya sebesar 34,65% menggunakan SKNBI. Dilihat dari sisi jumlah transaksi, penggunaan SKNBI mendominasi transaksi non-tunai masyarakat Sulawesi Tenggara dengan kontribusi mencapai 92,84% terhadap total jumlah transaksi dan penggunaan BI-RTGS mencatatkan pangsa sebesar7,16%(Grafik5.1).

Pada triwulan I 2022, secara total nilai transaksi pembayaran non-tunai di Sulawesi Tenggara melalui BI RTGS dan SKNBI tercatat sebesar Rp6,73 triliun dan tumbuh sebesar 4,01% (yoy) lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 23,09% (yoy). Lebih detail, nominal BI RTGS tumbuh sebesar 16,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 33,77% (yoy) dan nominal SKNBI terkontraksi sebesar 13,45% (yoy) turun dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,39 (yoy) (Grafik 5.2). Perlambatan laju pertumbuhan transaksi nontunaitersebut selaras dengan siklus perekonomian yang yang mengalami perlambatan pada awal tahun.

34,65%

92,84%

65,35%

7,16%

0,0

0,2

0,4

0,6

0,8

1,0

1,2

NOMINAL TRANSAKSI

SKNBI BI-RTGS

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.1 Preferensi Penggunaan Sistem

-50

0

50

100

150

200

0

2000

4000

6000

8000

10000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

%,YOY

6.73

7,078.

208,

81

NOMINAL GROWTH (SB. KANAN)

23,09

4,01

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.2 Nilai dan Pertumbuhan Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 2022 64

Dari volume transaksi, pembayaran non-tunai tercatat sebesar 54.195, terkontraksi sebesar 44,98% (yoy) tumbuh lebih lambat dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 79,58% (yoy). Lebih detail, volume BI RTGS tumbuh sebesar 12,46% (yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 28,55% (yoy) dan volume SKNBI terkontraksi sebesar 30,65% melambat dibanding periode sebelumnyayangtumbuhsebesar43,30%(yoy)(Grafik5.3).

Lebih jauh, pada triwulan I 2022, rata-rata nominal transaksi SKNBI masyarakat Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp46,40 juta per transaksi, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp28,16 juta per transaksi. Sementara untuk transaksi sistem pembayaran nilai besar yang menggunakan BI-RTGS rata-rata tercatat sebesar Rp1,13 miliar per transaksi, lebih turun dibandingkan periode sebelumnyayang tercatat sebesarRp1,21miliarper transaksi (Grafik5.4).

Perkembangan positif pada transaksi non tunai terjadi sejalan dengan pemulihan kondisi perekonomian yang didukung perbaikan penanganan pandemi pada periode laporan. Secara natural nominal transaksi RTGS akan lebih besar dari SKNBI mengingat minimal nominal BI-RTGS yang lebih besar dibandingkan SKNBI. Namun dari sisi volume terlihat bahwa mayoritas transaksi keuangan non tunai di Sulawesi Tenggara masih bersifat ritel. Karenanya pengembangan sistem pembayaran BI-FAST diperkirakan akan sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat Sulawesi Tenggara.

Lebih detail, pada periode laporan, perlambatan nominal dan volume RTGS terjadi selaras dengan siklus bisnis pada periode laporan. Selain itu, pada sisi SKNBI perlambatan pertumbuhan total nominal

dan volume transaksi ditengah peningkatan nominal per transaski mengindikasikan terjagangan keuangan RT pada periode laporan.

Dari sisi aliran transfer dana, pada triwulan I 2022 baik transaksi transfer dana dari luar negeri ke Sulawesi Tenggara maupun transaksi dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri mengalami sedikit penurunan dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.

5.2.1 Perkembangan Transaksi KliringSelama triwulan I 2022, nilai transaksi sistem pembayaran non-tunai melalui SKNBI di Sulawesi Tenggara mencapai Rp2,33 triliun, terkontraksi sebesar 13,45% (yoy) melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,39% (yoy). Sementara itu dari sisi volume, transaksi SKNBI pada triwulan I 2022 tercatat sebanyak 50.314 kali, terkontraksi sebesar 30,65% (yoy), melambat dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 43,30% (yoy). Secara garis besar penurunan tersebut terjadi selaras dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada triwulan I 2022.

Dilihat dari sisi penggunaannya, baik secara nominal maupun volume, sebagian besar transaksi kliring tersebut menggunakan kliring kredit. Kliring kredit memiliki pangsa sebesar 78,60% dalam nominal dan 75,35% dari sisi volume. Sementara itu, penggunaan kliring debet mencapai21,40%dalamnominaldan24,65%dalamvolume(Grafik5.5dan 5.6). Dominasi penggunaan kliring kredit terjadi selaras dengan peningkatan kegiatan dunia usaha dan konsumsi masyarakat yang ditunjang peningkatan kemudahan transfer antar bank, baik melalui teller bank, ATM dan e-banking.

42,54

-30

-10

10

30

50

0

20.000

40.000

60.000

80.000

100.000

120.000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

TRANSAKSI %

GROWTH (SB. KANAN)SKNBI BI-RTGS

93.92

50.31

4.57

3.88

-28,69

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.3 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara

RP JUTA

RP MILIAR

SKNBI BI-RTGS SP NONTUNAI

1030507090110130150

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

0,51,01,5

2,02,53,03,54,0

28,1646,40

83,34

124,31

1,22 1,13

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai Sulawesi Tenggara

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIARSHARE21,40%78,60%

TOTAL KLIRINGKLIRING KREDIT KLIRING DEBET

2.17

3

1.637

472

446

1.660

2.114

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara

80361

37910

13566

12404

010.00020.00030.00040.00050.00060.00070.00080.00090.000

100.000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

TRANSAKSI

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET

SHARE24,65%75,35%

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 202265

Pada periode tersebut rata-rata nilai per transaksi kliring kredit1

adalah sebesar Rp43,18 juta per transaksi, sementara kliring debet2

hanya sebesar Rp35,93 juta per transaksi. Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022, perputaran kliring tercatat sebesar Rp34,14 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai 825 transaksi/hari menurun dibanding triwulan sebelumnya perputaran kliring sebesar Rp40,08 miliar/hari dengan rata-rata 1.423 transaksi/hari. Lebih detail per kategori kliring, pada triwulan I 2022 rincian perputaran kliring kredit mencapai Rp26,83 miliar/hari,sementarakliringdebetsebesarRp7,31miliar/hari(Grafik5.7).

Lebih detail terkait dengan kliring debit, dalam melakukan transaksi, pemilik rekening giro lebih banyak memanfaatkan Bilyet Giro (BG) daripada cek. Pada triwulan I 2022, sebanyak 57,36% transaksi kliring debet menggunakan BG dengan nominal mencapai Rp263,83 miliar sedangkan pemanfaatan cek sebanyak 42,56% dengan nilai sebesar Rp195,74 miliar dan penggunaan warkat lain hanya sebesar 0,08% dari totaltransaksikliringdebet(Grafik5.8).

1 Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless2 Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.

Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada triwulan I 2022 tercatat sebanyak 213 lembar lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tecatat sebanyak 285 lembar. Dari sisi persentase, jumlah cek dan BG kosong terhadap total cek dan BG sedikit menurun menjadi sebesar 1,20% pada triwulan I 2022 apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,09%. Sejalan dengan hal tersebut, nominal penarikan cek dan BG kosong3

juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan lalu menjadi Rp14,30 miliar padaperiode laporan (Grafik5.9). Penurunanpenggunaancekdan BG kosong mendorong penurunan total tolakan menjadi 3,11% selaras dengan jumlah penolakan cek kosong menjadi 3,38% dan BG sebesar 2,91%. Penolakan cek dan BG kosong umumnya dikarenakan saldoyangkurangpadasaatakandilakukansettlement(Grafik5.10).

Secara spasial, transaksi SKNBI masih terpusat di Kota Kendari dengan pangsa nominal mencapai 39,29% dari total transaksi kliring di Sulawesi Tenggara. Total transaksi kliring di Kota Kendari menjadi Rp817,05 miliar pada pada triwulan laporan, menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,24 triliun. Kondisi serupa juga terjadi di Kota Baubau yang merupakan kota dengan pangsa transaksi kliring terbesar kedua sebesar 15,89% yang mencatatkan transaksi kliring sebesar Rp330,47 miliar, menurun dibanding triwulan sebelumnyayangtercatatsebesarRp356,26miliar(Grafik5.11dan5.12).

5.2.2 Perkembangan Transaksi RTGSPada triwulan I 2022 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp4,40 triliun tumbuh sebesar 16,47% (yoy), melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 33,77%(yoy)(Grafik5.13).Secaranominal,rata-ratatransaksiBI-RTGSpada triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp1,13 miliar per transaksi, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,21 miliar.

3 Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat debet namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan pendebetan.

05

1015

20253035404550

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIAR/ HARI

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET SKNBI

32,93

7,15

40,08

26,83

7,31

34,14

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.7 Perputaran Kliring Harian

CEK BILYET GIRO LAIN

NOMINAL42,56% 195,74 MILIAR CEK

263,83 MILIAR BG0,37 MILIAR LAIN

57,36%0,08%

TRANSAKSI27,74% 3,500 CEK

9,069 BG48 LAIN

71,88%0,38%

NOMINAL TRANSAKSI

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.8 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan di Sultra

0

200

400

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIAR TRANSAKSI

NOMINAL TRANSAKSI (SB.KANAN)

16,98

285

14,30

213

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

% TOLAKAN

CEK BG TOTAL

3,63%

3,37%

3,47%

3,38%

2,91%

3,11%

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat

KENDARI39,29%

BAUBAU15,89%

MUNA9,35%

KONUT1,82%

KOLAKA0,71%

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 2022 66

Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi RTGS di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022, tercatat sebesar 72,17 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai 63 transaksi/hari menurun dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 84,30 miliar/hari denganrata-rata69transaksi/hari(Grafik5.14).

5.2.3 Penyelenggara Transfer Dana (PTD)Penyelenggara Transfer Dana diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/23/PBI/2012 tentang transfer dana. Transfer dana adalah kegiatan yang bertujuan untuk memindahkan sejumlah dana dari pengirim kepada penerima yang dapat berupa uang tunai maupun melalui rekening. Kegiatan transfer dana yang dilayani oleh PTD selain bank dapat berupa transaksi domestik maupun transaksi luar negeri. Transfer dana luar negeri Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mengalami sedikit penurunan sesuai dengan pola historisnya.

Pada triwulan I 2022, transaksi transfer dana luar negeri Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesarRp20,56milliar. Inflowdari

luar negeri ke Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak Rp22,90 miliar, terkontraksi sebesar 4,25% (yoy), melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,20% (yoy) (Grafik5.15). Sementara itu, outflowdanadari Sulawesi Tenggara keluar negeri tercatat sebesar Rp2,33 miliar, tumbuh sebesar 195,18% (yoy) meningkat signifikan jika dibandingkan periode sebelumnyayangtumbuhsebesar41,65%(yoy)(Grafik5.16).Netoutflowinisejalandengan tingginya impor bahan baku dan setengah jadi industri pengolahan nikel serta pembayaran remitansi yang dilakukan pelaku usaha di Sulawesi Tenggara ke luar negeri.

Selain itu, pada triwulan I 2022 transaksi transfer dana domestik di Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp87,30 miliar. Jumlah aliran dana domestik yang masuk (inflow) ke Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp46,64 miliar tumbuh sebesar 34,25% (yoy), melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatattumbuhsebesar171,16%(yoy)(Grafik5.17).Disisilain,jumlahinflowdomestiktersebutlebihkecildibandingkanoutflow yang tercatat sebesar Rp133,95 miliar, tumbuh 93,30% (yoy), menurun dibandingkan

0100200300400500

RP MILIAR

700900

1.1001.3001.5001.7001.900

KENDARI BAUBAU MUNA KONUT

1.246,34

231,58 330,47

356,26

45,25

817,05

194,42

37,94

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIAR TRANSAKSI

3,881

NOMINAL RTGS

5.563,50

4.402,504575

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara

0

10

20

30

40

50

60

70

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI

RTGS SKNBI

84,30

72,17

38,27

40,08

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara

4000500060007000800090001000011000120001300014000

15000

17000

19000

21000

23000

25000

27000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

VOLUME NOMINAL

23.192

5.871

22.904

5.716

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri

0

50

100

150

200

250

300

350

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

VOLUME NOMINAL

1.187,33

176

2.337,70

181

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri

6000

86000

166000

246000

326000

406000

486000

566000

646000

5000

15000

25000

35000

45000

55000

65000

75000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP, JUTA

VOLUME NOMINAL

73.249

160.170

46.643

133.593

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 202267

periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 170,78% (yoy) (Grafik5.18).SecaragarisbesarSulawesiTenggaramencatatkannet ouflow domestik selaras dengan perubahan konsumsi masyarakat Sulawesi Tenggara yang mulai banyak menggunakan e-commerce dimana pedagangnya berpusat di luar Sulawesi Tenggara dan juga karena adanya pembayaran bunga yang dilakukan oleh Pemerintah.

5.2.4 Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA-BB)

Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara lain dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian uang, pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya yang saat ini diatur dalam STRANAS APU-PPT.

Pada triwulan I 2022, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 26,45 milliar tumbuh sebesar 29,96% (yoy) naik apabila dibandingkan periode sebelumnya yang

terkontraksi sebesar 8,88% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut didominasi oleh Dolar Singapore (SGD) yang memiliki pangsa 58,83% dari seluruh transaksi KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.19dan 5.20). Hal dikarenakan SGD merupakan mata uang yang sering digunakan oleh investor luar untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Tenggara sejalan dengan data pada Penyelenggara Transfer Dana (PTD).

5.2.5 Layanan Keuangan Digital (LKD)Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama dengan pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat teknologi berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif. Agen LKD yang merupakan perpanjangan tangan dari perbankan diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama unbanked people yang saat ini masih 83 juta atau mencapai 52,18%4 dari penduduk dewasa di Indonesia. Selain itu, agen LKD juga diharapkan dapat meningkatkan tingkat inklusi Keuangan di Indonesia. Transaksi yang dapat dilakukan di agen LKD terdiri atas isi ulang, pembayaran tagihan rutin/berkala, fasilitator registrasi pemegang, transfer person to person, dan transfer person to account.

Pada triwulan I 2022, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah Sulawesi Tenggara adalah sebanyak 9.163 agen tumbuh 48,77% (yoy) melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 52,06% (yoy). Secara spasial, daerah yang memiliki agen terbanyak adalah Kota Kendari yaitu sebanyak 18,78% dari seluruh

4 Sumber:Santoso,Wimboh,“DigitalisasiSektorJasaKeuanganRIjadi‘GameChanger’”https://www.cnbcindonesia.com/market/20210324125400-17-232481/ojk-digitalisasi-sektor-jasa-keuangan-ri-jadi-game-changer (Diakses pada 20 Feb 2022)

5000

35000

65000

95000

125000

155000

185000

215000

245000

10000

30000

50000

70000

90000

110000

130000

150000

170000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP. JUTATRANSAKSI

VOLUME NOMINAL

156.106

245.661

133.952

247.352

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik

0,51

9,7411,91

6,9610,79

15,84

4,98

20,12 20,35 21,13

35,98

18,33

26,45

0

5

10

15

20

25

30

35

40

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing

CNY0,22%

JPY0,24%

SAR1,87%

SGD58,83%

USD36,94%

LAINNYA1,91%Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan

9.71319.947

27.82533.228

41.91748.213

61.616

75.21882.336

0

20000

40000

60000

80000

100000

I II III IV I II III IV I2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.21 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS

USAHA MIKRO46,48%

USAHA KECIL30,38%

USAHA MENENGAH21,69%

USAHA BESAR1,36%

LAYANAN SOSIAL0,08%

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.22 Pangsa Merchant Pengguna QRIS

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 2022 68

agendiSulawesiTenggara(Grafik5.26)Tingginyajumlahagentersebutdikarenakan tingginya kebutuhan masyarakat akan transaksi non-tunai terutama tempat top-up saldo ditengah terbatasnya penambahan jumlah bank yang mudah diakses masyarakat karenanya langkah menambah LKD dilakukan perbankan untuk meningkatkan layanan dengan biaya yang lebih rendah.

Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada Triwulan I 2022 adalah Rp11,84 miliar, sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp16,24 miliar. Transaksi yang paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran tagihan yaitu sebesar Rp6,95 miliar dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp4,00 miliar. Angka tersebut menurun dibandingkan periode sebelumnya yang masing-masing tercatat sebesar Rp8,77 miliar dan Rp6,01 miliar. Penurunan jumlah transaksi tersebut ditengarai berhubungan dengan semakin lengkapnya layanan serupa yang ditawarkan oleh penyedia jasa dompet digital dan e-commerce.

Di sisi lain, jumlah kepemilikan rekening uang elektronik di Sulawesi Tenggara juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Padatriwulan I 2022, terdapat 7.144 rekening uang elektronik yang dimiliki masyarakat di Sulawesi Tenggara, tumbuh 57,32% (yoy) lebih besar dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 52,01% (yoy) (Grafik 5.24). Secara spasial, jumlah rekening uang elektronikterbanyak berada di Kab. Konawe Selatan yang mencapai 1.543 rekening atau memiliki pangsa sebesar 21,60%, diikuti oleh Kabupaten Konawe Selatan dengan total jumlah rekening sebanyak 1.231 rekening atau pangsa sebesar 17,23%.

5.2.6 Ekosistem Keuangan DigitalPertumbuhan dan perkembangan digitalisasi saat ini telah mendorong perubahan gaya hidup masyarakat utamanya di kota-kota besar. Hal tersebut menjadi peluang dalam menciptakan ekosistem keuangan digital yang efektif, efisien dan transparan. Bank Indonesia sebagaiotoritas sistem pembayaran melihat potensi dari perkembangan ekosistem keuangan digital di Indonesia sebagai peluang namun disertai dengan tantangan dalam menyusun regulasi yang tepat. Salah satunya lewat QRIS (QR Code Indonesian Standard) yang merupakan standarisasi pembayaran menggunakan metode agar proses transaksi dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya. Pertumbuhan transaksi non-tunai salah satunya dipengaruhi dengan meningkatnya ekosistem keuangan digital yang dan konsumsi melalui kanal digital yang tumbuh 49,44% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 38,11% (yoy) (Grafik 5.27).Peningkatan tersebut seiring membaiknya kondisi perekonomian utamanya konsumsi rumah tangga pada periode laporan. Penggunaan

9.39 9.49

13.32 13.65

17.58

20.3017.80

16.24

11.84

PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2PTRANSFER P2A FASILITATOR REGISTRASI

ISI ULANG (TOP UP)TARIK TUNAI

0

5

10

15

20

25

I II III IV I II III IV I2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.23 Jenis Transaksi yang Dilakukan di Agen LKD

2.718 2.966 3.2883.814

4.5414.968

5.3325.798

7.144

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

I II III IV I II III IV I2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara

2.888 3.179 3.354

4.422 4.698 5.0915.538

6.033 6.1596.597

7.578

9.174 9.163

01.0002.0003.0004.0005.0006.0007.0008.0009.000

10.000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.25 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara

KONSEL11,69%

BOMBANA4,97%

KOLUT6,24%

MUNA14,25%

LSAINNYA2,68%

KENDARI18,78%

BAUBAU4,92%

BUTON13,32%

KOLAKA17,85%

WAKATOBI5,32%

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.26 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

355,78 358,11

TOTAL TRANSAKSI GROWTH (SB. KANAN)

38,1149,44

0

20

40

60

80

100

120

0

50

100

150

200

250

300

350

400 RP MILIAR %

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.27 Pertumbuhan Transaksi di E-commerce

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 202269

metode pembayaran dalam bertransaksi di platform e-commerce didominasi oleh pembayaran non-tunai sebesar Rp257,75 miliar atau 71,98%daritotaltransaksi(Grafik5.28).

5.3 PENGELOLAAN UANG TUNAI5.3.1 Aliran Uang KartalSecara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2022 mencatatkan net inflow sebesar Rp1,01 triliun, meningkat signifikandibandingkan triwulan lalu yang tercatat net outflow sebesar Rp1,58triliun. Net Inflow tersebut sesuai dengan pola historis after effectHBKN triwulan IV dimana masyarakat pada masa setelah HBKN Natal dan tahun baru kembali menyetor uang yang beredar. Secara lebih detail, inflow pada periode triwulan I 2022 mencapai Rp1,51 triliun,terkontraksi sebesar 13,84% (yoy). Sebaliknya untuk outflow padaperiode yang sama tercatat sebesar Rp502,45 miliar tumbuh sebesar 111,10%(yoy)(Grafik5.29).

Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah Sulawesi Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan ke daerah yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk daerah sekitar5. Hingga triwulan I 2022, KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 2 (dua) Kas Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas Titipan Baubau dan Kas Titipan Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Uang Layak Edar (ULE) dan meningkatkan kualitas uang yang beredar.

5.3.2 Penyediaan Uang Layak Edar

5 Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan

Bank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli yang memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang rupiah yang berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah sebagai salah satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, ULE akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi bagi masyarakat. Uang rupiah dinyatakan tidak layak edar berdasarkan standar Bank Indonesia apabila kondisinya telah berubah, antara lain karenajamur,minyak,bahankimiadancoretanatauuangyangfisiknyaberubah karena terbakar, berlubang atau robek.

Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPwBI Provinsi Sultra terus meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan kebijakan untuk menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegahterjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya penyebaran Covid-19.

5.3.3 Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli Selama triwulan I 2022, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak 162 lembar, dengan rincian sebanyak 83 lembar uang pecahan 100 ribu dan 79 lembar uang pecahan 50 ribu. Jumlah tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya yang sebanyak 97 lembar. Namun secara jumlah, temuan uang

kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

251,1

4

257,

75

104,

64

100,

36

0

40

80

120

0

100

200

300

400 MILIAR YOY

TUNAINON TUNAI GROWTH (SB. KANAN)

38,1149,44

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.28 Metode Pembayaran

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

100%

KENDARI LAINNYAKAS TITIPAN

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.29 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas

3,54

-2

0

2

4

6

8

10

12

14 RP MILIAR

PENUKARAN KAS KELILING

2,95

0

6,26

3,54

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.30 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara

2.09

5

502,

45-1

.514

-100

-50

0

50

100

-2500-2000-1500-1000-500

0500

10001500

20002500

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

%RP MILIAR

OUTFLOW INFLOW g INFLOW (SB. KANAN) g OUTFLOW (SB. KANAN)

55,59

-13,84

-6,84

111,10

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.31 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VMei 2022 70

palsu terus mengalami penurunan sejak tahun 2016. Penurunan ini disebabkan oleh semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam mengimplementasikan transaksi keuangan digital. Selain itu, penurunan temuan uang palsu ini juga didorong oleh semakin tingginya pemahaman dan pengetahuan masyarakat terhadap cara mengetahui ciri-ciri keaslian uang rupiah.

Bank Indonesia secara intensif melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah kepada masyarakat tentang CBP (Cinta Bangga dan Paham Rupiah) yang mencakup pemahaman bagaimana cara menjaga uang agar tidak lusuh dan robek, serta dalam rangka menumbuhkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya menjaga kedaulatan rupiah sebagai simbol negara. Selain itu untuk menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan 5 Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaples, jangan dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas. Selain itu, untuk

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

1500

2000

2500

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

RP MILIAR

152,5

-1.011,66

1.588,9

NET INFLOW

NET OUTFLOW

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.32 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara

53

23

245

18

133 140

24 1226

76

232

6647

97

162

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I2018 2019 2020 2021 2022

PEC. 100.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000PEC. 50.000Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.33 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan

BOKS 5

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 202271

BOKS 5

GERAKAN SOSIALISASI CBP DAN AYOMI PAKAI QRIS!

Rupiah adalah lambang kedaulatan negara dan menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah merupakan mata uang wajib yang digunakan dalam setiap transaksi di NKRI. Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Indonesia. Sebagai lembaga negara, Bank Indonesia memiliki tujuan yaitu mencapai dan menjaga kestabilan nilai Rupiah. Karenanya, untuk mencapai tujuan tersebut dan dalam rangka menumbuhkan jiwa nasionalisme dan mendukung kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI), Bank Indonesia mengajak masyarakat Indonesia untuk turut mengikuti kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah

Disisi lain, seiringdenganberkembangnyazamandan teknologipolahidup masyarakat telah mulai bergeser dari pembayaran tunai menjadi non-tunai. Sepanjang triwulan I 2022 penggunaan transaksi non-tunai masyarakat di Sulawesi Tenggara mencapai Rp257,75 miliar atau naik 49,44% (yoy) meningkat apabila dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar Rp251,14 atau 38,11% (yoy). Perkembangan jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara hingga triwulan I 2022 tercatat sebesar 82,336 merchant. Secara spasial pangsa terbesar sebaran merchant pengguna QRIS adalah Kota Kendari dengan 49,46% atau sebanyak 40,723 UMKM, kemudian Kota Baubau dengan 10,63% atau sebanyak 8,749 UMKM dan sisanya tersebar di seluruh Kabupaten se Sultra.

Terkait dengan hal tersebut diatas, dalam rangka mendorong nasionalisme melalui CBP Rupiah serta mendorong perluasan ekosistem keuangan digital (EKD) di Sulawesi Tenggara melalui

penggunaan QRIS, pada hari Minggu tanggal 27 Maret 2022, Kantor Perwakilan Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan Pekan CBP dan pakai QRIS bertempat di pelataran masjid Al-Alam yang juga merupakan kick-off rangkaian sosialisasi sosialisasi CBP dan Ayomi Pakai QRIS.

Kick-off Gerakan CBP dan Ayomi Pakai QRIS dihadiri oleh Sekda Kota Kendari,KepalaOtoritasJasaKeuangan,Perbankan,OPD,MasyarakatUmum, serta Guru dan Pelajar SD, SMP, dan SMA di Kota Kendari dengan total peserta mencapai 1300 orang. Dalam kick off tersebut dilakukan beberapa kegiatan antara lain Sosialisasi CBP Rupiah dan penggunaan AR Rupiah oleh Pejuang Rupiah BI Sultra, edukasi penggunaan QRIS serta user experience QRIS serta showcasing UMKM Binaan KPwBI Sulawesi Tenggara yang seluruh transaksi dilakukan menggunakan QRIS. Melalui kegiatan menandai kolaborasi sosialisasi terkait CBP dan penggunaan transaksi non tunai antara KPwBI Sulawesi Tenggara dengan perbankan, Pemda guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga uang Rupiah dan kebiasaan menggunakan transaksi non tunai di setiap aspek. Terlebih bagi Pemda yang saat ini memiliki tugas untuk memperluas Elektronifikasi Transaksi Pemdamelalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah. Paska sosialisasi tersebut juga diadakan post test yang hasilnya menunjukkan mayoritas peserta sudah memiliki pemahaman terkait CBP dan QRIS yang baik.

Kedepan, rangkaian sosialisasi CBP dan Ayomi Pakai QRIS akan dilakukan pada beberapa Kota dan Kabupaten di Sulawesi Tenggara

Gambar B5.1 Berbagai lapisan masyarakat yang mengikuti kegiatan Pekan CBP dan pakai QRIS

Gambar B5.2 Sosialisasi CBP dalam rangka menjaga kedaulatan negara

BOKS 5

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB IIIMei 2022 72

diantaranya Kota Baubau, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Konawe yang merupakan beberapa kota dengan jumlah penduduk usia produktif yang relative besar dan direncanakan dilakukan sepanjang semester II 2022 dengan metode sosialisasi interaktif dan user experience guna meningkatkan pemahaman dan penggunaan masyarakat terhadap arti CBP dan belanja menggunakan QRIS.

Gambar B5.3 Sinergi stakeholder dalam mendorong berlangsungnya kegiatan Gambar B5.4 Kick-off rangkaian kegiatan Gerakan CBP dan Ayomi Pakai QRIS

Kondisi Tenaga Kerja & Kesejahteraan

Bab VI

Ketersediaan Tenaga Kerja

Sejalan dengan kondisi perekonomian yang terus membaik disertai dengan peningkatan investasi, dan membaiknya kondisi usaha di Sulawesi Tenggara terbukti mampu menekan tingkat pengangguran, meskipun jumlah penyerapan tenaga kerja pada periode laporan sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja (TPAK)

70,76%Februari 2021

66,31%Februari 2022

Tingkat PengangguranTerbuka (TPT)

4,22%Februari 2021

Pertumbuhan lebih tinggidibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan lebih rendahdibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan stabildibanding periode sebelumnya.

Pengguna Tenaga Kerja

3,86%Februari 2022

119,33Tw I 2022

170,33Tw IV 2021

INDEKS KETERSEDIAANLAPANGAN PEKERJAAN

93,72Tw I 2022

102,97Tw IV 2021

INDEKS PENGGUNAANTENAGA PEKERJAAN

Daya Beli MasyarakatMengalami Peningkatan

Sektor Pertanian Menyerap Tenaga KerjaTerbesar di Sultra (%, Persen)

Pada triwulan I 2022, peningkatan aktivitas masyarakat, perbaikan kinerja dunia usaha, serta pemulihan kondisi perekonomian berdampak pada peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari peningkatan Indeks Penghasilan Saat ini yang meningkat dari triwulan sebelumnya. Meskipun dari sisi Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami penurunan.

100,11Tw I 2022

100,91Tw IV 2021

NILAITUKAR PETANI

122,33Tw I 2022

108,33Tw IV 2021

INDEKS PENGHASILAN SAAT INI

TAMBANG3,472,92Feb 2022Feb 2021

IND. PENGOLAHAN10,269,42Feb 2022Feb 2021

LGA0,810,81Feb 2022Feb 2021

KONSTRUKSI5,645,3Feb 2022Feb 2021

PERDAGANGAN17,9517,59Feb 2022Feb 2021

TRANSPORTASI4,293,97Feb 2022Feb 2021

PERTANIAN31,0135,91Feb 2022Feb 2021

INFOKOM2,041,62Feb 2022Feb 2021

ADM. PEMERINTAH7,828,38Feb 2022Feb 2021

PENDIDIKAN8,036,17Feb 2022Feb 2021

KESEHATAN3,552,17Feb 2022Feb 2021

JASA LAINNYA1,891,87Feb 2022Feb 2021

AKMAMIN3,243,88Feb 2022Feb 2021

• Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia usaha yang terus berlanjut, tracking kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 menunjukkan perkembangan positif. Kondisi tersebut terlihat dari indeks ketersediaan lapangan kerja dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang masih berada pada tingkat yang optimis.

• Dari sisi kesejahteraan dibandingkan periode sebelumnya, pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara yang bekerja di sektor pertanian tercatat mengalami penurunan berdasarkan Indeks Nilai Tukar Petani (NTP). Pada periode laporan NTP secara rata-rata tercatat sebesar 100,11 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan rata-rata triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 100,91.

• Berbeda dengan NTP yang mengalami penurunan, Indeks penghasilan konsumen Sulawesi Tenggara triwulan I 2022, tercatat sebesar 122,33 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 108,33. Membaiknya indeks penghasilan masyarakat utamanya di sektor formal selaras dengan membaiknya aktivitas dunia usaha ditengah mobilitas dan daya beli masyarakat yang semakin baik.

Foto : Penyerapan tenaga kerja di sektor informal sebagai bentuk kontribusi UMKM olahan kopi untuk mendorong peningkatan kesejahteraan petani kopi.

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIMei 202275

6.1 GAMBARAN UMUMSeiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia usaha yang terus berlanjut, tracking kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 menunjukkan perkembangan positif. Kondisi tersebut terlihat dari indeks ketersediaan lapangan kerja dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang masih berada pada tingkat yang optimis meskipun mengalami penurunan. Selain itu pada periode laporan juga terjadi penurunan tingkat pengangguran terutama di wilayah perkotaan, meskipun disatu sisi terjadi peningkatan tingkat pengangguran di wilayah pedesaan.

Dari sisi kesejahteraan dibandingkan periode sebelumnya, pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara yang bekerja disektor informal, berdasarkan Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami penurunan. Penurunan tersebut selaras dengan menurunnya produksi dan harga pada subsektor hortikultura, perkebunan rakyat dan peternakan. Namun demikian, tracking pendapatan masyarakat yang bekerja di sektor formal yang tercermin dari survei konsumen Bank Indonesia Sulawesi menunjukkan terjadinya kenaikan pendapatan masyarakat. Kedepan, berdasarkan hasil survei tersebut, masyarakat dan kondisi kegiatan usaha memiliki optimisme yang lebih baik terhadap kondisi ekonomi.

6.2 KETENAGAKERJAANSejalan dengan kondisi perekonomian yang terus membaik disertai dengan peningkatan investasi, dan membaiknya kondisi usaha di Sulawesi Tenggara terbukti mampu menekan tingkat pengangguran, meskipun jumlah penyerapan tenaga kerja pada periode laporan sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Secara sektoral, sektor informal masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar pada triwulan I 2022.

PENAWARAN TENAGA KERJAPada Februari 2022, jumlah penduduk usia kerja Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak 1.932,19 ribu jiwa, menurun sebanyak 20,17 ribu jiwa atau sebesar -1,03% (yoy) dibandingkan jumlah penduduk usia kerja pada Februari 2021. Selaras dengan penurunan jumlah usia produktif, jumlah angkatan kerja juga tercatat mengalami penurunan sebanyak 100,17 ribu jiwa atau sebesar -7,25% (yoy) menjadi 1,28 juta jiwa.

Selaras dengan penurunan jumlah angkatan kerja di Sulawesi Tenggara, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada periode laporan juga tercatat mengalami penurunan dari 70,76% pada Februari 2021 menjadi 66,31% pada Februari 2022 (Tabel 6.1). Meningkatnya jumlah penduduk Bukan Angkatan Kerja (BAK) menjadi salah satu penyebab menurunnya TPAK di Sulawesi Tenggara.

Pada periode laporan, jumlah penduduk bukan angkatan kerja di Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kenaikan sebanyak 80 ribu jiwa atau meningkat sebesar 14,01% (yoy) dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan penduduk bukan angkatan kerja tersebut terjadi karena penduduk usia kerja memilih untuk melanjutkan pendidikan, memilih mengurus rumah tangga, atau melaksanakan kegiatan pribadi lainnya yang bukan termasuk kedalam kategori bekerja.

Selanjutnya, terkait dengan penawaran tenaga kerja, berdasarkan informasi terkini dari OPD dan pelaku usaha di sektor industripengolahan nikel, pada periode laporan salah satu pelaku usaha di sektor pengolahan nikel di Sultra telah meresmikan lembaga pendidikan berbentuk politeknik untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) unggul untuk mendukung kebutuhan tenaga kerja bagi perusahaan pengolahan nikel di Sultra. Dampak positif dari keberadaan politeknik tersebut adalah meningkatnya partisipasi angkatan kerja lokal terutama yang berasal dari Sultra untuk bekerja di perusahaan pengolahan nikel yang umumnya adalah berbasis Penanaman Modal Asing (PMA).

JENIS KEGIATAN 2021 2022

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I (%) 0,06 5,07

Penduduk Usia Kerja 1.952,36 1.932,36

Angkatan Kerja 1.381,48 1.281,31

Bekerja 1.323,24 1.231,91

Formal (%) 37,75 41,01

Informal (%) 62,25 58,99

Pengangguran 58,24 49,24

Bukan Angkatan Kerja (BAK) 570,88 650,88

BAKkarenaDampakCOVID-19 1,52 3,46

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 70,76 66,31

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 4,22 3,86

Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas di Sulawesi Tenggara (Ribu Jiwa)

Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

PENGGUNAAN TENAKER INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN PEKERJAAN (RHS)

SBT, INDEKS

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

INDEKS

Sumber : Survei Bank Indonesia, diolah

Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan

NAIK TETAP TURUN0% 20% 40% 60% 80% 100%

PERTANIANPERTAMBANGAN & PENGGALIAN

INDUSTRI PENGOLAHANLISTRIK, GAS & AIR

KONSTRUKSITRANSPORTASIPERDAGANGAN

AKMAMININFOKOM

REAL ESTATEBANK & JASA KEUANGAN

JASA LAINNYASULAWESI TENGGARA

Sumber : Survei Bank Indonesia, diolah

Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIMei 2022 76

Terkait dengan dampak Covid-19, pada periode laporan penduduk bukan angkatan kerja yang terdampak Covid-19 tercatat mengalami peningkatan sebanyak 1,94 ribu jiwa atau meningkat sebesar 128,35% (yoy). Kondisi tersebut terjadi diperkirakan akibat dampak Covid-19 pada sektor informal cukup besar, sehingga sebagian pekerja di sektor tersebut memilih untuk berhenti tidak bekerja. Meskipun demikian, berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia Sulawesi Tenggara terlihat bahwa kedepan masyarakat memiliki ekspektasi yang positif terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan. Hal ini selaras dengan kondisi perekonomian yang diperkirakan semakin membaik seiring berbagai program pemerintah untuk meningkatkan vaksinasi dan memperbaiki kualitas penanganan Covid-19 di Sulawesi Tenggara. Selain itu, perbaikan mobilitas masyarakat yang didukung olehkebijakanpelonggarandariPemerintah,sertaperbaikankualitasinfrastruktur publik diperkirakan dapat berkontribusi terhadap membaiknya kondisi ketenagakerjaan kedepan.

PERMINTAAN TENAGA KERJASejalan dengan jumlah angkatan kerja yang menurun sebesar -7,25% (yoy) pada Februari 2022, tingkat penyerapan tenaga kerja tercatat mengalami penurunan sebesar -6,90% (yoy) menjadi 1,23 juta jiwa, berkurang sebesar 91.330 jiwa dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara sektoral, mayoritas penduduk bekerja di sektor informal dengan pangsa sebesar 58,99% menurun dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 62,25%. Disatu sisi, penyerapan tenaga kerja di sektor formal mengalami peningkatan dari 37,75% menjadi 41,01% pada periode yang sama di tahun 2021. Membaiknya kinerja lapangan usaha di sektor formal, seperti jasa pendidikan, kesehatan, infokom, konstruksi, industri pengolahan, transportasi, dan perdagangan yang mulai memasuki fase ekspansi berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga pada lapangan usaha di sektor tersebut. Disatu sisi abnormalitas cuaca dan pola musim, serta faktor eksternal lainnya berpengaruh terhadap kinerja sektor informal seperti pertanian dan perikanan sehingga menyebabkan kecenderungan pekerja di sektor tersebut melakukan migrasi ke sektor lainnya (Tabel 6.1).

Sebagai tracking kondisi terkini, berdasarkan data survei Bank Indonesia pada triwulan I 2022, Indeks Penggunaan Tenaga Kerja tercatat sebesar 93,72 sedikit menurun dari triwulan sebelumnya yang sebesar 102,97, namun lebih baik dari kondisi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 93,54. Berdasarkan survei tersebut, beberapa pelaku usaha di sektor pertambangan, konstruksi dan transportasi menyatakan sedang melakukan penyesuaian terhadap jumlah pegawai. Hal tersebut sesuai dengan siklus bisnis yang secara umum pada awal tahun cenderung masih berada pada tahap perencanaan dan penyusunan strategi bisnis tahun berjalan, sehingga menahan penyerapan tenaga kerja.

Selanjutnya, penurunan penyerapan tenaga kerja juga terlihat dari detail survei Bank Indonesia dimana sebanyak 13,70% dari keseluruhan

perusahaan yang berada di Sulawesi Tenggara menyatakan telah mengurangi jumlah tenaga kerja pada triwulan I 2022. Di luar itu, sebanyak 76,03% pelaku usaha lainnya menyatakan tidak menambah tenaga kerja dan cenderung tetap, sedangkan hanya 10,27% dari total pelaku usaha di Sulawesi Tenggara menyatakan meningkatkan jumlah tenaga kerja. Hal tersebut mengkonfirmasi bahwa sejumlah pelakuusaha saat ini tengah melakukan penyesuaian penggunaan tenaga kerja menyesuaikan dengan siklus bisnisnya.

Berdasarkan jenis usahanya, penurunan penggunaan tenaga kerja terjadi pada berbagai lapangan usaha utama yang memiliki pangsa terbesar di Sulawesi Tenggara seperti lapangan usaha pertambangan selaras dengan penurunan aktivitas tambang sebagian perusahaan yang diperkirakan salah satunya disebabkan oleh pemberhentian kegiatan operasional sementara akibat kendala keterlambatan pelaporan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya Tahunan (RKAB) tambang. Lebih detil sebanyak 22,22% pelaku usaha di lapangan usaha pertambangan menyatakan melakukan pengurangan tenaga kerja, 66,67% pelaku usaha menyatakan tidak mengurangi dan menambah tenaga kerja dan cenderung tetap, dan sebanyak 11,11% pelaku usaha menyatakan meningkatkan tenaga kerja. Selain itu, sebanyak 28,57% pelaku usaha di lapangan usaha transportasi pada periode laporan juga menyatakan melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja. Salah satu alasan pengurangan tersebut adalah salah satu perusahaan yang juga sebagai responden survei Bank Indonesia Sulawesi Tenggara adalah penyesuaian dengan siklus bisnis.

Meskipun demikian, disatu sisi beberapa pelaku usaha menyatakan melakukan peningkatan jumlah tenaga kerja terutama pada lapangan usaha akmamin, sebanyak 33,33% dari total pelaku usaha di lapangan usaha tersebut, diikuti oleh lapangan usaha perdagangan sebanyak 17,86%, serta pelaku usaha di sektor jasa sebanyak 18,18%. Meningkatnya mobilitas dan daya beli masyarakat mendorong lapangan usaha perdagangan dan akmamin tumbuh lebih baik sehingga berimplikasi pada peningkatan penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha tersebut.

Kedepan, sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan lapangan kerja adalah kunci untuk menyerap peningkatan angkatan kerja di Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat mencapai hal tersebut adalah dengan mendorong investasi pada lapangan usaha potensial yang proses pembangunannya bersifat padat karya dan berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja lokal. Selain itu, Pemerintah juga perlu terus mendorong pengembangan UMKM yang merupakan unit usaha dengan labor intensive melalui peningkatan kapasitas, peningkatan akses pembiayaan dan pengembangan kelembagaan UMKM yang lebih baik.

Berdasarkan data yang dirilis oleh instansi terkait, penggunaan tenaga kerja baru karena investasi pada triwulan I 2022 tercatat mengalami peningkatan terutama dari investasi yang berasal dari Penanaman

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIMei 202277

Modal Asing (PMA) sedangkan penyerapan tenaga kerja yang berasal dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) cenderung tetap. Pada triwulan I 2022, realisasi investasi swasta yang dilakukan di Sulawesi Tenggara menciptakan total lapangan pekerjaan bagi 3.384 tenaga kerja, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2.337 tenaga kerja.

Berdasarkan jenis investasinya, sebanyak 55,47% berasal dari investasi yang berbasis PMA, sementara sisanya sebesar 44,53% merupakan lapangan pekerjaan dari investasi yang berbasis PMDN (Grafik 6.3).Peningkatan penggunaan tenaga kerja baru pada triwulan I 2022 oleh PMA tersebut selaras dengan realisasi investasi yang sudah dilakukan sejak triwulan IV 2021 untukmendukung pembangunan fisik proyekinvestasi terkait.

Upaya yang dapat didorong untuk memaksimalkan penyerapan tenaga kerja lokal adalah dengan terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui bimbingan belajar di lembaga pendidikan formal. Politeknik yang telah diinisiasi oleh salah satu pelaku usaha industri pengolahan nikel dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan kapabilitas angkatan kerja lokal agar siap bersaing dengan angkatan kerja yang berasal dari daerah lainnya dan tenaga kerja asing.

Kedepan, Pemerintah perlu bersinergi bersama pelaku usaha dan lembaga pendidikan formal untuk terus mengembangkan kurikulum pendidikan agar selaras dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, dengan meningkatnya kapasitas dan kapabilitas SDM Sultra yang lebih baik dan didukung oleh kebijakan Pemerintah bersama pelakuusaha untuk meningkatkan proporsi tenaga kerja lokal diharapkan

dapat berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Sultra kedepan.

KONDISI TENAGA KERJA & PENGANGGURANBerdasarkan data Sakernas pada Februari 2022, sebanyak 58,99% dari total 1,28 juta jiwa tenaga kerja bekerja di sektor informal sedangkan sebanyak 41,01% sisanya bekerja pada sektor formal. Tingginya serapan tenaga kerja di sektor informal, sejalan dengan karakteristik perekonomian wilayah Sulawesi Tenggara yang masih didominasi oleh sektor yang berbasis sumber daya alam dan usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM).

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, penyerapantenaga kerja di Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Menurut jam kerjanya, penurunan tenaga kerja terbesar terjadi pada kategori pekerja setengah menganggur dengan penurunan sebesar -1,56% (yoy) dengan pangsa 8,16%, sedangkan pekerja dengan status pekerja penuh dan pekerja paruh waktu tercatat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,93% (yoy) dan 0,63% dengan pangsa masing-masing sebesar 61,52% dan 30,32%.

Pada periode laporan penurunan jumlah angkatan kerja karena alasan melanjutkan pendidikan, memilih mengurus rumah tangga, dan alasan lainny lebih besar dibandingkan peningkatan jumlah penyerapan tenaga kerja. Kondisi tersebut menyebabkan tingkat pengangguran terbuka pada periode laporan tercatat mengalami penurunan sebanyak 9 ribu jiwa atau turun sebesar -15,46% (yoy) dari 62,25 ribu jiwa pada periode yang sama pada tahun sebelumnya menjadi 58,99 ribu jiwa pada periode laporan. Dengan jumlah pengangguran tersebut,

PMA PMDN

830

1.877 1.507

1.507

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I II III IV I2019 2020 2021 2022

JIWA

Sumber: National Single window for Investment, diolah

Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja

PENDUDUK >15 TH ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA

%, YOY

-1,03

-7,25

14,01

-10

-5

0

5

10

15

20

FEB 2016 FEB 2017 FEB 2018 FEB 2019 FEB 2020 FEB 2021 FEB 2022

Sumber: BPS (Sakernas Februari), diolah

Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara

FEB-21 FEB-22

%, PANGSA

0

10

20

30

40

PERT

ANIA

N

TAMB

ANG

INDU

STRI

LGA

KONS

TRUK

SI

PERD

AGAN

GAN

TRAN

PORT

ASI

AKOM

ODAS

I & M

KAN

MINU

M

INFO

KOM,

JAS

A KE

U, R

A&

JASA

PEU

SAHA

AN

ADMI

NIST

RASI

PEME

RINT

AHAN

PEND

IDIK

AN

KESE

HATA

N &

SOSI

AL

JASA

LAI

NNYA

Sumber : BPS Prov. Sultra (Sakernas Februari), diolah

Grafik 6.5 Pangsa Tenaga Kerja Sektoral Sulawesi Tenggara

PERKOTAAN PERDESAAN SULTRA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

FEB-20 FEB-21 FEB-22

Sumber : BPS (Sakernas Februari), diolah

Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIMei 2022 78

tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara pada bulan Februari 2022 tercatat sebesar 3,86%, menurun dibandingkan periode yang sama pada Februari 2021 sebesar 4,22%. Berdasarkan daerah tempat tinggal, diketahui bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan tercatat sebesar 5,73%, lebih tinggi dibandingkan tingkat pengangguran di wilayah pedesaan yang tercatat sebesar 2,95%. Meskipun demikian, angka TPT di perkotaan pada periode laporan tercatat menurun dibanding TPT pada periode yang sama pada tahun lalu. Berbeda dengan TPT di wilayah perkotaan, TPT di wilayah pedesaan tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Penurunan tingkat pengangguran di wilayah perkotaan selaras dengan perbaikan kondisi kinerja dunia usaha yang berada di sektor formal. Penurunan tingkat pengangguran di wilayah perkotaan dibandingkan di wilayah perdesaan mengindikasikan bahwa recovery dunia usaha di wilayah perkotaan berjalan lebih cepat dibandingkan di wilayah perdesaan. Indikasi tersebut juga sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan adanya peningkatan tenaga kerja pada sektor akmamin, infokom perdagangan, dan sektor jasa. Kedepannya, pemerintah daerah Sulawesi Tenggara bersama otoritas terkait perlu terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui peningkatan investasi swasta, serta program pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal.

6.3 KESEJAHTERAANPada triwulan I 2022, peningkatan aktivitas masyarakat, perbaikan kinerja dunia usaha, serta pemulihan kondisi perekonomian berdampak pada peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Tenggara. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari peningkatan Indeks Penghasilan Saat ini yang meningkat dari triwulan sebelumnya. Meskipun dari sisi Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami penurunan.

NILAI TUKAR PETANI (NTP)Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur kesejahteraan yang relevan di Sulawesi Tenggara dikarenakan lebih dari sepertiga tenaga kerja di Sulawesi Tenggara yang bekerja di lapangan usaha

pertanian. Pada triwulan I 2021, secara bulanan tercatat mengalami penurunan dengan capaian rata-rata sebesar 100,11 sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan rata-rata triwulan sebelumnya yang tercatatsebesar100,91(Grafik6.8).

Jika dilihat berdasarkan subsektornya, penurunan NTP terjadi pada subsektor hortikultura, perkebunan rakyat, serta peternakan. Penurunan NTP yang paling tinggi terjadi pada subsektor hortikultura yang turun sebesar 6,66 poin dari triwulan sebelumnya, diikuti oleh subsektor perkebunan rakyat yang turun sebesar 1,23 poin dan subsektor peternakan sebesar 0,27 poin.

Penurunan NTP di subsektor hortikultura terjadi salah satunya dipicu oleh meningkatnya harga pupuk yang mengakibatkan biaya menjadi meningkat, sedangkan dari sisi harga tidak terjadi kenaikan yang signifikan. Hal tersebut terlihat dari peningkatan indeks yang harusdibayar oleh petani yang meningkat sebesar 0,44 poin dari 107,42 pada triwulan IV 2021 menjadi 107,86 pada periode laporan. Hal serupa juga terjadi pada subsektor perkebunan rakyat yang mengalami peningkatan biaya akibat kenaikan harga upah petani, sedangkan pada subsektor salah satunya dipicu oleh kenaikan harga pakan dan ransum ternak.

Meskipun demikian, NTP pada subsektor tanaman pangan tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,16 poin dari 97,55 pada triwulan sebelumnya menjadi 97,72 poin pada periode laporan. Kenaikan tersebut didorong oleh peningkatan produksi seiring penggunaan bibit unggul berproduktivitas tinggi seperti jenis IP400 yang didukung oleh jaringan irigasi yang semakin baik pasca berfungsinya Bendungan Ladongi. Selain itu, berdasarkan informasi dari OPD terkait juga menyatakanproduksi jagung pada periode laporan mengalami peningkatan.

INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN Indeks penghasilan konsumen merupakan salah satu indikator kesejahteraan dalam Survei Konsumen Bank Indonesia. Berbeda dengan NTP yang mengalami penurunan, Indeks penghasilan konsumen Sulawesi Tenggara triwulan I 2022, tercatat sebesar 122,33 mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 108,33 (Grafik 6.7). Membaiknya indeks penghasilan masyarakat utamanyadi sektor formal selaras dengan membaiknya aktivitas dunia usaha

INDEKS PENGHASILAN SAAT INI INDEKS EKSPEKTASI PENGHASILAN

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV I2020 2021 2022

INDEKS

140,00 140,00

108,33 122,33

Sumber : Survei Bank Indonesia, diolah

Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen

2021 IV 2022 I

100,91

97,55

113,54

99,21

105,16 104,43

100,11 97,72

106,87

97,98

104,89 106,10

85

90

95

100

105

110

115

TOTAL TANAMANPANGAN

HORTIKULTURA PERKEBUNANRAKYAT

PETERNAKAN PERIKANAN

Sumber : BPS Prov. Sultra, diolah

Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIMei 202279

ditengah mobilitas dan daya beli masyarakat yang semakin baik. Angka indeks yang berada di atas angka 100 menandakan bahwa masyarakat berada pada level optimis. Membaiknya mobilitas masyarakat seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik yang didukung oleh kebijakan pelonggaran dari pemerintah menjadi faktor pendorongpemulihan ekonomi dan optimisme masyarakat yang terus meningkat.

Terkait dengan ekspektasi, survei konsumen Bank Indonesia menunjukkan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap penghasilan dimasa mendatang yang cenderung stabil dan berada pada level optimis. Hal ini terkait dengan adanya ancaman penyebaran Covid-19 gelombang kedua yang diperkirakan mendisrupsi optimisme masyarakat seiring potensi diberlakukannya kembali kebijakanPPKM. Selain itu, adanya potensi kenaikan harga-harga barang yang ditetapkan oleh pemerintah juga diperkirakan berdampak pada optimisme masyarakat yang tidak sebaik perkiraan sebelumnya.

KEMISKINANBerdasarkan data terkini, tingkat kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada September 2021 tercatat sebesar 11,74% mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,69% dan lebih tinggi dibandingkan Maret 2021 yang merupakan periode yang sama mewabahnya Covid-19 dengan tingkat kemiskinan sebesar 11,66%. Seperti pada periode sebelumnya, data tingkat kemiskinan memiliki lag waktu yang cukup panjang, sehingga pada periode laporan data tingkat kemiskinan yang rilis masih periode September 2021.

Salah satu indikator yang berhubungan dengan tingkat kemiskinan adalah angka garis kemiskinan. Pengertian dari garis kemiskinan adalah suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sehingga penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan.

Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada September 2021 tercatat sebesar Rp394.744 mengalami peningkatan point-to point sebesar 7,11% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada September 2020 yang sebesar Rp368.529 per kapita perbulan. Berdasarkan jenisnya,

peningkatan garis kemiskinan didorong oleh meningkatnya garis kemiskinan non makanan dan garis kemiskinan makanan.

Pada periode laporan, makanan masih menjadi penyumbang utama terhadap garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar 75,06%. Peningkatan garis kemiskinan tersebut dipicu oleh peningkatan tekanan inflasi tahunan Sulawesi Tenggara terutamakomoditas bahan makanan yakni ikan segar akibat kondisi cuaca dan jumlah pasokan yang menurun. Tingginya konsumsi masyarakat Sulawesi Tenggara terhadap ikan segar ditengah kenaikan harga ikan segar menjadi faktor pendorong meningkatnya garis kemikinan dan berdampak pada daya beli yang menurun. Meskipun demikian, berdasarkan tracking terkini, terjadi perubahan pola konsumsi masyarakat yang mulai beralih ke konsumsi daging ayam sebagai alternatif konsumsi protein selama musim paceklik ikan berlangsung.

Peningkatan garis kemiskinan diperkirakan menjadi salah satu faktor pemicu peningkatan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara yang tercatat 323,26 ribu jiwa pada periode laporan, meningkat 5.940 jiwadari jumlahpendudukmiskinpadaSeptember2020 (Grafik6.9).Berdasarkan lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara mayoritas berada di wilayah pedesaan dengan pangsa sebesar 78,00%, sementara 21,97% sisanya berada di wilayah perkotaan. Lebih jauh, penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat sebesar 7,14% mengalami penurunan dibandingkan September 2020 yang tercatat sebesar 7,62%. Sementara penduduk miskin di wilayah pedesaan pada September 2021 tercatat sebesar 14,34% mengalami peningkatan dari September 2020 yang sebesar 13,93%.

Peningkatan penduduk miskin di wilayah pedesaan terlihat lebih tinggi dibandingkan di wilayah perkotaan selaras dengan kinerja sektor informal yang masih tertahan akibat Pandemi terutama bagi UMKM. Selain itu, penurunan tingkat pendapatan yang diperoleh petani akibat kenaikan biaya tanam hingga panen, sedangkan dari sisi harga relatif tetap juga diperkirakan menjadi faktor meningkatnya tingkat kemiskinan di pedesaan. Disisi lain, kondisi berbeda terlihat pada jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan yang mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya selaras dengan kinerja sektor formal pada periode yang sama yang mulai mengalami perbaikan seiring membaiknya aktivitas dan daya

75,05 71,02

243,65 252,25

10

11

12

0

50

100

150

200

250

300

350

SEP-19 MAR-20 SEP-20 MAR-21 SEP-21

%, PERSENRIBU JIWA

PENDUDUK MISKIN DESA PENDUDUK MISKIN KOTA % PENDUDUK MISKIN (RHS)

11,66

11,74

Sumber : BPS Prov. Sultra, diolah

Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara

0,411

0,402

0,347

0,353

0,3900,394

0,30

0,32

0,34

0,36

0,38

0,40

0,42

0,44

MARET SEPT MARET SEPT MARET SEPT MARET SEPT2018 2019 2020 2021

PERKOTAAN SULTRAPEDESAAN

Sumber : BPS Prov. Sultra, diolah

Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIMei 2022 80

beli masyarakat. Membaiknya kinerja sektor formal tersebut didukung oleh peningkatan aktivitas masyarakat dan kegiatan usaha seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik.

KETIMPANGAN PENDAPATANTingkat ketimpangan pendapatan penduduk di Sulawesi Tenggara menunjukkan tren peningkatan, tercermin dari gini ratio yang pada September 2021 yang tercatat sebesar 0,394 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan periode yang sama pada September 2020 yang tercatat sebesar 0,388.

Jika dilihat berdasarkan lokasinya, peningkatan gini ratio pada September 2021 dipicu oleh peningkatan ketimpangan di wilayah pedesaan yang tercatat sebesar 0,353 meningkat dari periode yang sama pada September 2020 yang tercatat sebesar 0,348. Sementara itu, ketimpangan pendapatan di wilayah perkotaan tercatat sebesar 0,402 mengalami penurunan dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 0,403. Peningkatan tingkat ketimpangan di wilayah pedesaan disebabkan oleh meningkatnya penduduk miskin di wilayah tersebut ditambah dengan meningkatnya biaya hidup selaras denganpeningkatantekanan inflasiterutamapadakomoditasbahanmakanan. Disatu sisi, penurunan tingkat pendapatan penduduk di pedesaan yang sebagian besar bekerja sebagai petani juga menjadi faktor peningkatan ketimpangan yang terjadi. Berbeda dengan kondisi yang terjadi di pedesaan, penurunan tingkat ketimpangan di wilayah perkotaan selaras dengan penurunan jumlah penduduk miskin dan tingkat pengangguran di wilayah tersebut yang merupakan dampak membaiknya sektor formal yang mampu menyerap tenaga kerja lebih baik dari sebelumnya.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIAIndeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Sejak tahun 2018 hingga 2021 Indeks Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara tercatat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2021, IPM di Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 71,66 meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 71,45. Meskipun demikian, capain IPM tersebut masih berada dibawah IPM Nasional yang tercatat sebesar 72,29, terutama pada komponen Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHHL) dan Pengeluaran per Kapita. Namun demikian, pada indikator pengetahuan angka Harapan Lama Seklolah (HLS) Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 tercatat lebih tinggi dibandingkan Nasional. Hal tersebut mencerminkan secara rata-rata pengetahuan dan harapan sekolah masyarakat Sulawesi Tenggara secara umum lebih baik dibandingkan rata-rata Nasional. Lebih detil, pada tahun 2021 komponen pembentuk IPM mengalami peningkatan, antara lain:

a. Umur Harapan Hidup (UHH) bagi bayi saat lahir tercatat hingga 71,27 tahun, meningkat 0,05 tahun dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat hingga 71,22 tahun.

b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah selama 13,68 tahun, meningkat 0,03 tahun dibandingkan dengan tahun 2020 yang tercatat selama 13,65 tahun.

c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah menempuh pendidikan selama 9,13 tahun, meningkat 0,09 tahun dibandingkan tahun 2020 yang tercatat selama 9,04 tahun.

d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada tahun 2021 tercatat sebesar Rp9,38 juta, meningkat Rp49 ribu dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp9,33 juta.

Prospek Perekonomian DaerahBab VII

Pertumbuhan lebih tinggidibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan lebih rendahdibanding periode sebelumnya.

Pertumbuhan stabildibanding periode sebelumnya.

2020 20212022P

: -3,1: 5,7: 3,5PDB DUNIA

AS202020212022P

: -3,4: 5,7: 3,2

202020212022P

: -6,3: 5,3: 2,7

EROPA TIONGKOK202020212022P

: 2,3: 8,1: 4,8

INDIA202020212022P

: -7,1: 9,0: 7,1

JEPANG202020212022P

: -4,6: 1,6: 3,1

Perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Akselerasi pertumbuhan tersebut didorong oleh perbaikan kondisi dan penanganan pandemi Covid-19, berlanjutnya pembangunan proyek strategis pemerintah dan swasta, permintaan mitra dagang yang membaik khususnya pada industri pengolahan serta peningkatan investasi pelaku usaha eksisting dan baru.

Indikator Perekonomian SultraMengalami Perbaikan

Meningkatnya Permintaan Komoditas Nikel Dan Olahannya Turut Mendorong Perbaikan Ekonomi Sultra Kedepan

Perbaikan penanganan Covid-19 di Sultra yang didukung oleh berbagai program pemerintah dalam mendorong vaksinasi diperkirakan akan mendorong optimisme masyarakat dan dunia usaha semakin membaik.

Indeks Prakiraan Usaha Indeks Mobilitas Masyarakat (GMR)

191,0Tw I 2022

167,0Tw II 2022

50,482021

48,002022

1.855Juta Ton

1.896Juta Ton

2021 2022

1.855Juta Ton

1.896Juta Ton

2021 2022

27,49Tw I 2022

43,81Tw II 2022

Harga NikelDiperkirakan Menurun

(USD/Metric Ton)

PMI Manufaktur Tiongkok Permintaan Baja Dunia Permintaan Nikel Dunia

2019 2019 2020 2021 2022P

17.75018,500

13,78713,91313,114

Sumber : World Economic Outlook IMF Januari 2022

• Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021.

• Faktor yang berperan penting pada akselerasi pertumbuhan tersebut adalah perbaikan kondisi dan penanganan pandemi Covid-19, berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional, permintaan mitra dagang yang membaik khususnya pada industri pengolahan serta peningkatan investasi pelaku usaha eksisting dan baru.

• TekananinflasiSulawesiTenggarapadatahun2022diperkirakanmeningkatdari tahun sebelumnya dan berada dalam range sasaran inflasi nasionalyaitusebesar3,0%+1%.Faktorutamayangmendasariperkiraantersebutadalah membaiknya aktivitas dan konsumsi masyarakat seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik serta kenaikan beberapa harga komoditas baik karena kebijakan Pemerintah, ketersediaan pasokan maupun rantaidistribusi.

Foto : Bank Indonesia beserta Pemerintah Daerah terus berupaya untuk mendukung dan membangun optimisme bahwa kedepan Provinsi Sulawesi Tenggara dapat menjadi salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia yang dapat mendorong perekonomian tumbuh lebih tinggi.

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIIMei 202283

7.1 PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL DAN NASIONAL

7.1.1 Prospek Perekonomian GlobalPemulihan perekonomian global diperkirakan berlanjut pada tahun 2022didukungolehpercepatanvaksinasisertaberlanjutnyakebijakanfiskal yang ekspansif. Meskipun demikian, pemulihan perekonomianglobal yang lebih tinggi masih dibayangi oleh peningkatan kasus covid varian omicron Covid-19 dengan tingkat penyebaran yang lebih tinggi di Tiongkok, kondisi geopolitik global yang berdampak pada disrupsi rantai pasok, serta keterbatasan energi menjadikan ketidakpastian pada periode mendatang.

Kedepan, perekonomian dunia diperkirakan mengalami perlambatan. Purchasing Manager’s Index (PMI), penjualan eceran dan keyakinankonsumen secara umum menunjukan penurunan meskipun masih pada level yang optimis. Disrupsi rantai pasokan dan keterbatasan energi pada yang telah tampak pada awal tahun 2022 berdampak pada produktivitas di industri berbagai negara. Hal ini juga tercermin dari kenaikan harga di beberapa varian komoditas global. Namun, tingkat permintaan yang tinggi tetap mendukung ekspor negara berkembang. Ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi di

tengahpercepatannormalisasikebijakanmoneterdiberbagainegaramaju, sejalan dengan semakin tingginya tekanan inflasi. Kondisitersebut Hal tersebut mendorong terbatasnya prospek aliran modal asing khususnya investasi portofolio dan tekanan nilai tukar negara berkembang termasuk Indonesia.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi global mengalami perubahan jika dibandingkan dengan proyeksi pada periode sebelumnya sebagaimana yang dirilis. Dengan perkembangan tersebut, IMF melalui WorldEconomic Outlook April 2022memproyeksikan perekonomian globalpada tahun 2022 mengalami perlambatan sebesar 3,6% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan pada Januari 2022 yang diperkirakan tumbuh sebesar 4,4% (yoy). Selain itu, Bank Indonesia juga merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi sebesar 3,5% dari sebelumnya sebesar 4,4% pada tahun 2022.

Sejalan dengan proyeksi perekonomian global yang mengalami revised down jika dibandingkan dengan proyeksi Januari 2022, perekonomian berbagai negara maju diperkirakan mengalami perlambatan jika dibandingkan proyeksi sebelumnya, hal yang sama juga terjadi pada perekonomian negara berkembang yang mengalami perlambatan jika dibandingkan proyeksi sebelumnya. Amerika Serikat

2020 20212022P

: -3,1: 5,7: 3,5PDB DUNIA

AS202020212022P

: -3,4: 5,7: 3,2

202020212022P

: -6,3: 5,3: 2,7

EROPA TIONGKOK202020212022P

: 2,3: 8,1: 4,8

INDIA202020212022P

: -7,1: 9,0: 7,1

JEPANG202020212022P

: -4,6: 1,6: 3,1

Sumber:WorldEconomicOutlookIMFJanuari2022

Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

69,71

5,07

-4

-2

0

2

4

6

8

10

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I IIP2019 2020 2021 2022

SBT

INDEKS PERKIRAAN USAHA (MOV.2Q) PDRB (SB. KANAN)

Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia Sultra, diolah

Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Pelaku Usaha

-1,0

-0,5

0,0

0,5

1,0

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I IIP2018 2019 2020 2021 2022

SKALA LIKERT

LS PERKIRAAN HARGA JUAL LS PENJ. DOMESTIK LS PENJ. EKSPOR

Sumber : Liason Bank Indonesia Sultra, diolah

Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIIMei 2022 84

menjadi negara yang diyakini perekonomiannya akan melambat jika dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yaitu 3,2% (yoy) pada 2022 jika dibandingkan dengan capaian 2021 yang sebesar 5,7% (yoy). Penyesuaian tersebut disebabkan oleh gangguan rantai pasokan komoditas dan peningkatan harga-harga komoditas yang mempengaruhi konsumsi pada pada periode laporan. Di sisi lain, perekonomian Jepang diperkirakan mengalami peningkatan terbatas jika dibandingkan capaian tahun 2021 yaitu dari 1,6% (yoy) menjadi 2,1% (yoy) pada tahun 2022. Hal tersebut didorong oleh permintaan dalam dan luar negeri serta realisasi investasi sebagai salah satu komponen PDB utama negara tersebut. Berbeda halnya dengan Jepang, perekonomian Kawasan Eropa diperkirakan juga mengalami perlambatan sebesar 2,7% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan pada capaian tahun 2021 sebesar 5,3% (yoy). Kondisi tersebut menyebabkan perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sebesar 3,1% (yoy) pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 yang tumbuh sebesar 5,1% (yoy).

Disisi lain, perekonomian negara berkembang mengalami penyesuaian sebesar 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2021 sebesar 6,1% (yoy), yang mencerminkan perlambatan disebagian besar wilayah. Penyesuaian tersebut disebabkan oleh penurunan proyeksi perekonomian di wilayah Tiongkok, seiring peningkatan covid dan kebijakan zero covid dan sektor property dan rumah tangga yangtidak tumbuhsepertiperkiraansebelumnya.Selain itu,Rusia,Brazil,Mexico, dan mayoritas negara lainnya di kawasan juga memangkas perkiraan pertumbuhan pada periode laporan. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan harga komoditas dan disrupsi rantai pasok yang menyebabkan peningkatan inflasi. Selain itu, kondisi di beberapanegara juga mengakibatkan adanya normalisasi kebijakan moneteryang kemudian akan mempengaruhi stabilitas keuangan, terutama di negara ekonomi berkembang yang mengalami keluarnya dana asing khususnya pada negara dengan level utang yang meningkat signifikan pada dua tahun terakhir. Perlambatan juga dialamioleh perekonomian negara berkembang di Asia yang diperkirakan sebesar 5,4% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,3% (yoy). Perlambatan yang lebih tinggi tertahan oleh perkiraan perekonomian Jepang dan Saudi Arabia yang diproyeksikan membaik. Dinamika serupa juga terjadi di

kelompok ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam), yang diperkirakan mengalami pertumbuhan perekonomian sebesar 4,8% (yoy), dibandingkan capaian tahun 2021 yang sebesar 3,9% (yoy). Pertumbuhan tersebut didorong oleh penanganan pandemi yang membaik pada berbagai negara di Kawasan tersebut, meningkatnya harga komoditas dunia, serta aliran dana investasi yang meningkat.

7.1.2 Prospek Perekonomian NasionalSejalan dengan perekonomian global yang pulih terbatas, perekonomian Indonesia juga sudah memasuki tren pemulihan, perekonomian Indonesia tumbuh positif pada triwulan I 2022. Ekonomi Indonesia pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 5,01% (yoy), sedikit lebih rendah dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,02% (yoy) namun lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2021 secara whole year yang tumbuh sebesar 3,69% dan whole year tahun 2020 yang terkontraksi sebesar 2,07%. Perkembangan tersebut terutama ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh sebesar 16,22% (yoy) sejalan dengan tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama. Selain itu, konsumsi rumah tangga juga mendorong permintaan domestik yang tumbuh sebesar 4,34% (yoy) didorong oleh penanganan pandemi serta vaksinasi yang semakin baik. Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja LU utama tetap dalam terjaga meskipun melambat, namun terdapat beberapa LU terkait mobilitas masyarakat seperti transportasi dan pergudangan, informasi dan komunikasi, dan seluruh lapangan usaha jasa yang tumbuh positif. Secara spasial, kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh hampir seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di Maluku-Papua (Mapua), Sulawesi, Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Kedepan, pemulihan ekonomi domestik diprakirakan terus berlangsung secara bertahap. Perbaikan ekonomi berlanjut tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Mei 2022, seperti perkembangan mobilitas masyarakat, PMI manufaktur dalam negeri, keyakinan konsumen yang tetap optimis, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan RTGS, serta ekspor. Di sisi lain, pertumbuhan perekonomian yang lebih tinggi tertahan oleh PMI Tiongkok yang berfluktuasiseiringkebijakanzerocovid,sertakondisiketidakpastiangeopolitik global. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan instansi terkait untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui koordinasi kebijakanmoneter–fiskal,mempertahankansukubungadilevel3,50%ditengahtekananeksternalyangmeningkat,elektronifikasisistempembayaran

30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022P 2023P

USD/BBL

Sumber:WorldBankCommodityForecastPriceNovember2021

Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia

1,5

2,0

2,5

3,0

3,5

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022P 2023P

USD/KGUSD/KG

NICKEL COCOA

Sumber:WorldBankCommodityForecastPriceNovember2021

Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIIMei 202285

danpenerapanBI-Fast,kebijakanpembukaansektor-sektorprioritas,peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5% - 5,3% sedikit lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7% - 5,5%.

Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga April 2022memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga kebijakan(BI 7-day Reverse Repo Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah prakiraan inflasi yang mulai meningkat dan upaya untukterus mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bank Indonesia juga terusmengoptimalkanseluruhbaurankebijakanuntukmenjagastabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut, melalui berbagai langkah kebijakansebagaiberikuta)MemperkuatkebijakannilaitukarRupiahuntuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan denganmekanisme pasar dan fundamental ekonomi, b) Melanjutkan implementasi kebijakanmakroprudensialyangakomodatif,c)Melanjutkankebijakantransparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman asesmen pada perkembangan sumber pendapatan operasional perbankan, d) Memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas, serta kesiapan penyelenggaraan BI-FAST selama periodebulanRamadansertaHariRayaIdulfitri1443H,e)Meningkatkanbatas nilai yang dapat disimpan pada uang elektronik registered dari Rp10 juta menjadi Rp20 juta dan batas nilai transaksi bulanan dari Rp20 juta per bulan menjadi Rp40 juta per bulan, berlaku sejak tanggal 1Juli2022,f)Memperkuatkebijakaninternasionaldenganmemperluaskerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya,

fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait, serta bersama Kementerian Keuangan menyukseskan 6 (enam) agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022. Bank Indonesia terusmemperkuat sinergi kebijakandenganPemerintahdanKomiteStabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, sertameningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.

Adapun target inflasi nasional pada tahun 2022 diperkirakan beradadi pertengahan kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2022. Bank Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusatmaupun daerahmelaluiTimPengendaliInflasi(TPIdanTPID)gunamenjagainflasiIHKdalam kisaran targetnya.

7.2 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGGARA

Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison, ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. Faktor yang berperan penting pada akselerasi pertumbuhan tersebut adalah perbaikan kondisi dan penanganan pandemi Covid-19, berlanjutnya pembangunan proyek strategis nasional, permintaan mitra dagang yang diproyeksikan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 khususnya pada industri pengolahan serta peningkatan investasi pelaku usaha eksisting dan baru.

2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 3 4 56 7 8 9 10 11 12 1 250

70

90

110

130

150

170

2020 2021 2022

Google Mobility Index, diolah

Grafik 7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat

60

80

100

120

140

160

180

200

2020 2021 20221 2 3 4 1 2 3 45 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

INDEKS EKPEKTASI KONSUMENEKSPEKTASI PENGHASILAN

EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA

OPTIMIS

PESIMIS

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

30

35

40

45

50

55

2020 2021 20221 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 1 23 34 45 56 7 8 9 10 11 12

Sumber : Trading Economics, diolah

Grafik 7.8 PMI Manufaktur Tiongkok

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

120

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I IIP2018 2019 2020 2021 2022

%, (YOY)

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Grafik 7.9 Perkiraan Kegiatan Usaha

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIIMei 2022 86

Indikasi awal perbaikan ekonomi pada tahun 2022 dapat terlihat dari perkembangan sejumlah indikator dini, seperti perkiraan kegiatan usaha dari sisi konsumen dan perkiraan harga jual korporasi yang terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, harga komoditas ekspor Sulawesi Tenggara seperti nikel, kakao dan CPOmulai stabilsetelah beberapa periode sebelumnya mengalami peningkatan sehingga diperkirakan akan mendorong pelaku usaha meningkatkan produksinya.

Perbaikan kondisi pandemi Covid-19 yang disertai peningkatan mobilitasmasyarakat (Grafik 7.6) danperbaikan kondisi dunia usahaadalah prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara yang lebih baik pada tahun 2022. Dalam mengoptimalkan momen pemulihan ekonomi Sulawesi Tenggara terdapat upaya yang bisa dilakukan dan disinergikan bersama multi-stakeholder diantaranya, a)Mendorongdiversifikasikomoditasdannegaratujuaneksporuntukmengurangi dampak ketidakpastian pada sektor pertambangan dan pengolahan logam dasar, b) Mendorong produksi dan produktivitas komoditas dengan tujuan pemenuhan kebutuhan domestic dan ekspor, c) Mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi Sulawesi Tenggara, d) Mengoptimalkan dan mengakselerasi penyerapan APBD untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendukung pembangunan di Sulawesi Tenggara, e) Mendorong investasi, berkolaborasi dengan swasta,danpercepatanperizinan.

Meskipun penyebaran covid relatif terkendali, terdapat risiko yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi diantaranya gangguan rantai pasok karena faktor geopolitik global serta peningkatan harga komoditas global dan bahan baku. Pemerintah perlu melakukan pembukaan sektor-sektor prioritas yang semakin luas dan beragam untuk meningkatkan kinerja dunia usaha dan serapan tenaga kerja berdasarkan asesmen terkini.

Prospek Sisi PermintaanPerbaikan ekonomi yang terus berlanjut dari sisi permintaan pada sepanjang tahun 2022 diperkirakan terjadi pada sisi konsumsi, belanja Pemerintah, investasi dan kinerja ekspor. Meskipun demikian, pertumbuhan akan tertahan oleh impor yang juga mengalami peningkatan untuk mendukung ekspor Sulawesi Tenggara. Perbaikan terjadi karena normalisasi aktivitas dunia usaha dan masyarakat seiring dengan perbaikan penanganan Covid-19. Di sisi lain, faktor eksternal seperti kondisi geopolitik global dan perekonomian negara mitra dagang memegang peranan penting pada kinerja ekonomi Sulawesi Tenggara ke depannya.

Konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat. Hal tersebut tercermin dari indeks mobilitas masyarakat diluar rumah yang lebih tinggi dibandingkan baseline (sebelum pandemi Covid-19). Kebijakan PPKM Mikro baikdalam hal pengetatan maupun pelonggaran memiliki dampak langsung pada mobilitas masyarakat.

Pelonggaran PPKM mikro seiring terkendalinya penyebaran Covid varianOmicronatauvarianbarulainnyadiperkirakanakanmendorongaktivitas dan konsumsi masyarakat yang lebih tinggi. Perkembangan yang ada, membuat masyarakat Sulawesi Tenggara tetap memiliki ekspektasi positif pada kondisi ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan hasil survei konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara yang menunjukan indeks ekspektasi konsumen untuk kondisi ekonomi 6 bulan ke depan berada pada tingkat optimis. Pada April 2022 ekspektasi masyarakat Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 162,70. Disamping itu, terus berjalannya perbaikan daya beli yang didukung oleh berbagai program stimulus Pemerintah diperkirakan akan terus mendorong peningkatan kinerja konsumsi.

Konsumsi Pemerintah pada tahun 2022 juga diperkirakan akan mengalami peningkatan meskipun terjadi penurunan pagu belanja. Hal tersebut didorong oleh tingginya pembiayaan dari eksternal yaitu PT SMI untuk PSN serta perbaikan target realisasi anggaran. Pada tahun 2022, Pemerintah Daerah diperkirakan akan mempercepat pembangunan fisik dan administrasi pencairan pinjaman tersebut.Disamping itu, kembali diselenggarakannya event skala Nasional diperkirakan juga akan mendorong peningkatan konsumsi Pemerintah pada tahun 2022. Disisi lain, perbaikan pemahaman terkait sistem SIPD dan juga backup menggunakan sistem diperkirakan akan mempercepat konsumsi Pemerintah pada tahun 2022 yang telah terlihat peningkatan realisasi anggarannya pada triwulan I 2022. Lebih lanjut, peningkatan koordinasi antara Kanwil DJPb dengan instansi terkait serta BPKAD Provinsi dengan Kabupaten/Kota untuk menjaga pencapaian realiasi sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya diprediksi menjadi faktor yang menopang terjaganya capaian realisasi belanja yang tinggi pada tahun 2022.

Aktivitas penanaman modal diperkirakan mengalami peningkatan seiring dengan tetap berjalannya pembangunan proyek eksisting yang dilakukan Pemerintah ataupun swasta serta penambahan rencana investasi pada tahun 2022. Ke depannya, berdasarkan informasi pihak terkait, rencana investasi di lapangan usaha industri pengolahan nikel dan realestateakanmeningkatsangatsignifikan.Perbaikankondisipandemi dan perekonomian merupakan faktor yang mendorong peningkatan level confidence level investor di Sulawesi Tenggaratersebut.

Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2021, khususnya pada komoditas besi dan baja sesuai dengan peningkatan target penjualan pelaku usaha pengeolahan nikel. Perkembangan positif harga komoditas nikel yang diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2022 serta kenaikan permintaan mitra dagang yang berkelanjutan adalah faktor pendorong peningkatan target penjualan tersebut. Meskipun demikian, terdapat hal yang dapat menahan laju pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi dibawah bayang-bayang wave pandemi terbaru dan kebijakan zerocovid di Tiongkok yang cukup berpengaruh pada aktivitas manufaktur

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIIMei 202287

di kawasan industri besi baja Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Sulawesi Tenggara serta adanya larangan ekspor batubara yang menjadi salah satu bahan baku dan bahan bakar industri pengolahan nikel terdapat risiko penurunan ekspor industri pengolahan nikel Sulawesi Tenggara. Selain itu peningkatan harga komoditas yang melebihi batas atas juga dapat mendorong mitra dagang melakukan kebijakanwaitandsee.Daridataterkini,padatriwulanI2022danawaltriwulan II 2022 terjadi perlambatan PMI manufaktur Tiongkok yang diperkirakan akan berdampak pada permintaan hasil produksi industri pengolahannikel(Grafik7.8).

Disisi lain, peningkatan produksi pabrik aspal Buton yang baru maupun existing serta peningkatan produksi CPO di tengah hargayang meningkat dan peningkatan produksi kakao diperkirakan dapat menjadi katalis lainnya bagi peningkatan ekspor Sulawesi Tenggara.

Sejalan dengan kinerja ekspor yang diperkirakan semakin meningkat, aktivitas impor juga diperkirakan lebih tinggi pada tahun 2022. Peningkatan tersebut dikarenakan masih tingginya konten impor dalam setiap produksi olahan nikel Sulawesi Tenggara, sehingga setiap peningkatan ekspor akan diiringi dengan peningkatan impor barang kebutuhan pendukung ekspor. Selain itu, terdapat proyek pembangunan swasta yang memerlukan bahan baku yang hanya terdapat di negara lain. Namun, terdapat resiko yang dapat menahan laju pertumbuhan ekspor dan impor yang lebih tinggi diantaranya gangguan rantai pasokan seperti ketersediaan dan harga kontainer untuk distribusi sebagai dampak kondisi geopolitik global.

Prospek Sisi PenawaranDari sisi penawaran, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara diperkirakan akan didorong oleh akselerasi pertumbuhan lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha industri pengolahan serta tetap tingginya pertumbuhan lapangan usaha pertanian, konstruksi dan perdagangannya. Kondisi tersebut sejalan dengan hasil SKDU KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara, kegiatan usaha diperkirakan mengalami peningkatan pada periode mendatang dengan nilai SBT sebesar 69,71% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan I 2022 dengan nilai SBT yang tercatat 29,09% (yoy).

Kinerja lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan meningkat selaras dengan peningkatan target produksi pelaku usaha industri pengolahan logam dasar untuk memenuhi permintaan mitra dagang di Tiongkokyangsementarainisedangdalamkebijakanzerocovidpadaindustri manufakturnya Selain itu, industri pengolahan makan minum diperkirakan mengalami peningkatan kinerja seiring meningkatnya aktivitas dan mobilitas masyarakat dan persiapan menjelang berbagai HBKN serta tingginya bahan baku dari sektor pertanian tanaman pangan dan peningkatan permintaan dari mitra dagang.

Kinerja lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan mengalami peningkatan untuk mendukung hilirisasi hasil pertambangan di Sulawesi Tenggara dan mitra dagang di Sulawesi Tengah di tengah perbaikan permintaan mitra dagang di Tiongkok. Selain itu masih tingginya pembangunan proyek Pemerintah maupun swasta juga diperkirakan akan mendorong kinerja sektor pertambangan khususnya untuk pertambangan galian batuan.

Terjaganya produksi pertanian dan perkebunan diperkirakan dapat menjadi faktor pendukung terjaganya kinerja lapangan usaha pertanian pada tahun 2022. Dari sisi pertanian padi, jagung dan kedelai, diperkirakan akan terjadi peningkatan produksi sebagai dampak dari upaya Pemerintah Daerah dalam penyediaan bibit unggul, penggunaan teknologi pertanian dan perbaikan infrastruktur pertanian. Disamping terdapat potensi peningkatan luas lahan perkebunan sawit pada tahun 2022 yang diperkirakan akan berdampak langsung pada peningkatan produksisubsektortersebutditengahpeningkatanhargaCPOglobaldan tingginya permintaan. Meskipun demikian, perubahan status WPP714menjadispawninggrounddapatmenghambatproduksi ikansegar pada tahun 2022 dan menahan pertumbuhan lapangan usaha pertanian. Selain itu, BMKG juga memperkirakan curah hujan yang lebih tinggi dari normal pada tahun 2022 yaitu 2500 mm dari normalnya sekitar 2000 mm dan peningkatan suhu cuaca berpotensi menggangu produksi sektor pertanian.

Selanjutnya, lapangan usaha konstruksi diperkirakan juga akan tumbuh positif didorong oleh pelaksanaan proyek yang sempat tertunda pada tahun 2021. Seiring pemulihan kinerja perekonomian, percepatan pembangunan proyek pembangunan Pemerintah (PSN

1400

1500

1600

1700

1800

1900

2000

2020 2021 20221 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 1 23 34 45 56 7 8 9 10 11 12

Sumber : Bloomberg, diolah

Grafik 7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC

MM

2001 2011 2021Sumber : BMKG, diolah

Grafik 7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara

LAPORAN PEREKONOMIANProvinsi Sulawesi Tenggara

BAB VIIMei 2022 88

atau mega proyek) serta peningkatan investasi pelaku usaha existing maupun baru industri pengolahan nikel akan menjadi faktor penting pertumbuhan lapangan usaha konstruksi pada tahun 2022.

Di sisi lain, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan terus tumbuh tinggi dalam rangka mendukung sektor konstruksi. Selain itu, perdagangan juga akan tumbuh positif selaras dengan pulihnya daya beli, mobilitas, dan aktivitas masyarakat seiring implementasi program vaksinasi booster yang semakin meluas. Peningkatan aktivitas sejalan dengan rata-rata indeks mobilitas masyarakat di area retail yang mengalami yang mengalami peningkatan dari 26,69% terhadap baseline pada triwulan I 2022 menjadi 33,69% terhadap baseline hingga Mei 2022 dan pada area grosir yang mengalami peningkatan dari 57,51% terhadap baseline pada triwulan I 2022 menjadi 78,00% terhadap baseline hingga Mei 2022. Disamping itu, penyelenggaraan event Nasional pada 2022, serta pelonggaran PPKM terkait penyelenggaran kegiatan dan perayaan festival, keagamaan, maupun kebudayaan diperkirakan akan membuat pertumbuhan lapangan usaha perdagangan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, walaupun pada periode triwulan I 2022 terdapat disrupsi karena penerapan PPKM Level 3 secara nasional untuk antisipasi penyebaran omicron yang sempat masif.

7.3 PROSPEK INFLASI SULAWESI TENGGARATekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diperkirakanmeningkat dari tahun sebelumnya dan berada dalam range sasaran inflasinasionalyaitusebesar3,0%+1%.Faktorutamayangmendasariperkiraan tersebut adalah membaiknya aktivitas dan konsumsi masyarakat seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik serta kenaikan beberapa harga komoditas baik karena kebijakanPemerintah, ketersediaan pasokan maupun rantai distribusi.

Ketersediaan pasokan sektor pertanian sangat tergantung pada kondisi cuaca. Pada tahun 2022, kondisi curah hujan yang diperkirakan lebih tinggi dan bila mempengaruhi masa tanam dan panen diperkirakan dapat mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi. BMKGmemperkirakan jumlah curah hujan yang turun pada tahun 2022 lebih dari 2500 mm diatas normalnya pada 2000 mm. Meskipun curah hujan lebih tinggi, namun terdapat periode bulan tertentu dimana curah hujan diperkirakan relatif lebih rendah diantaranya Januari, Maret, Mei, September, Oktober, dan November 2022. Selain curah hujan, suhutahun 2022 diperkirakan akan lebih tinggi diatas normalnya sebesar 26,6oC hal ini melanjutkan tren peningkatan suhu terus-menerus yang terjadi di Indonesia. Secara spesifik, peningkatan perkiraansuhu muka laut di bagian timur Indonesia akan menghalangi lapisan termoklin untuk kembali ke posisinya yang normal, sehingga habitat ikan berpotensi berada di lapisan yang lebih dalam dari kondisi normal dan tidak dapat ditangkap dengan alat tangkap nelayan Sultra saat ini. Lebih lanjut, terkait dengan faktor yang dapat mempengaruhi produksi perikanan, berkurangnya aktivitas kapal bertonase >30GT dan andon

seiring perubahan status WPP 714 menjadi spawning ground jugaberpotensi menekan pasokan perikanan tangkap sehingga berpotensi mendoronginflasiyanglebihtinggi.

Disamping itu, kebijakan-kebijakan pernyesuaian harga komoditasyang diterapkan Pemerintah antara lain mengenai tarif cukai rokok, harga LPG, harga eceran tertinggi minyak goreng dan harga bahan bakar rumah tangga, serta kenaikan harga avtur dan tiket angkutan udara diperkirakan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi perkembanganinflasipadatahun2022.

Selanjutnya faktor eksternal seperti geopolitik diperkirakan juga dapat mempengaruhi inflasi terdapat potensi kenaikan harga komunitasdunia karena faktor geopolitik global dan peningkatan permintaan berpotensi mempengaruhi capaian infasi pada tahun 2022.

Dalamupayamemperkuat sinergi danprogrampengendalian inflasi,TPID Sultra terus berupaya untuk memperkuat implementasi 4K dan mendorong perluasan kerjasama antar daerah baik dari sisi komoditas maupun mitra perdagangan. Beberapa komoditas memiliki peluang untuk dilakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) terutama komoditas yang rentanmenjadipenyumbang inflasidiSultraseperti ikansegardengan Provinsi Maluku dan bawang merah dengan Sulawesi Selatan. Kedepan, TPID Sultra juga akan terus meningkatkan sinergi antar OPD terutama dalam sharing data secara kontinu, sertamendorongimplementasi teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas klaster tanaman pangan, serta digitalisasi informasi harga pangan pada berbagai pasar di Sultra sebagai upaya mewujudkan keterbukaan harga antar daerah sehingga dapat mereduksi ketimpangan harga.