52
LAPORAN PKL DI APOTIK LAPORAN PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI APOTIK MUNTAZHAR TANGGAL 20 JANUARI SAMPAI DENGAN 15 FEBRUARI 2014 Disusun oleh: 1. Wahyu Eka Putra 2. Zainal Abidin SMK KESEHATAN YANNAS HUSADA BANGKALAN Jl Letnan Singosastro No. 3, Kode Pos 6911 Telp.031- 3096111; Fax. 031- 3097230 e-mail : [email protected] BANGKALAN

LAPORAN PKL DI APOTIK

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PKL DI APOTIKLAPORAN

PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)DI APOTIK MUNTAZHAR

TANGGAL 20 JANUARI SAMPAI DENGAN 15 FEBRUARI 2014 

Disusun oleh:1.       Wahyu Eka Putra2.      Zainal Abidin                       

                                  SMK KESEHATAN YANNAS HUSADA BANGKALAN

Jl  Letnan Singosastro No. 3, Kode Pos 6911Telp.031- 3096111; Fax. 031- 3097230e-mail : [email protected]

BANGKALAN

 

 Lembar Pengesahan

LAPORANPELAKSANAAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)DI APOTIK MUNTAZHAR BANGKALAN

TANGGAL 20 JANUARI SAMPAI DENGAN 15FEBRUARI 2014

            Pembimbing Apotek                                                   Pembimbing Sekolah,

Rachmawati widyanimgtias,S.Farm.Apt.                               Ika SukmaC.,M.Farm,Apt                 

MENGETAHUI,

   Kepala SMKFarmasi                                                           Wakasek KurikulumYannas Husada Bangkalan

Moh. Ilham Purnawansyah, M.Pd.                                            April Nuraini,S.Farm.Apt

NIP. 19690927 199101 1001

KATA PENGANTARDengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis,sehinggapenulisan Laporan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) DiApotek Kimia Farma 1 Bangkalan dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dapat terselesaikan atas bantuan dan bimbingandari  semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasihkepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian laporanini, terutama kepada:

1.    Bpk. RH. Nasir Zaini, SE, selaku Ketua Yayasan An NashiriyahBangkalan

2.    Bpk Moh. Ilham Purnawansyah, M.Pd selaku Kepala SMK FarmasiYannas Husada Bangkalan

3.    Ika Sukma C.,M.Farm,Apt, selaku pembimbing sekolah danpembimbing di Apotik Muntazhar

4.    Wakasek kurikulum April Nuraini, S.Farm,Apt5.    Guru-guru SMK Farmasi Yannas Husada Bangkalan.6.    Karyawan/Pegawai Apotik Muntazhar7.    Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satupersatu yang telah membantu dalam proses penyusunan laporan ini.

Penyusunan laporan ini sebagai salah satu syarat untukmengikuti Ujian Akhir Nasional (UAN) dan Ujian Akhir Sekolah(UAS) Tahun Diklat  2013/2014 serta sebagai bukti bahwa telahmelaksanakan praktek kerja Lapangan (PKL).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauhdari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangundemi kesempurnaan laporan ini sangat penulis harapkan. Mudah-mudahan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya danpembaca pada umumnya.

Bangkalan, 15 februari 2014             Penyusun,

                                                                                           Peserta PKL

DAFTAR ISI

                                                                                                                        HalamanHalaman Judul ……………………………………………………………..             iLembar Pengesahan………………………………………………………                iiKata Pengantar……………………………………………………………..             iiiDaftar Isi……………………………………………………………………             iv

BAB I            : PENDAHULUANA.    Latar Belakang………………………………………..B.     Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)………………..C.     Manfaat Praktek kerja Lapangan (PKL)……………….

BAB  II           : TINJAUAN UMUM INSTITUSI PASANGANA.    Ketentuan Umum Tentang Apotik……………………B.     Tugas Dan Fungsi Apotik……………………………..C.     Pendirian Apotik……………………………………….D.    Pencabutan Izin Apotik………………………………..E.     Pengelolaan Sumber Daya Apotik…………………….

1.      Pengelolaan Sumber Daya Manusia………………….2.      Pengelolaan Sediaan Farmasi Dan Perbekalan

Kesehatan Lainnya……………………………………a.          Perencanaan…………………………………….

b.         Pengadaan……………………………………….c.          Penyimpanan…………………………………….d.         Administrasi………………………………………e.          Keuangan…………………………………………

F.      Pelayanan Di Apotik……………………………………….1.      Pelayanan Resep/Pesanan…………………………….2.      Promosi dan Edukasi………………………………….3.      Pelayanan Residensial (Home Care)……………….

4.      Pelayanan Obat Tanpa Resep………………………..5.      Pelayanan Narkotika dan Psikotropika…………….

G.      PerpajakanBAB III          : PEMBAHASAN ……………………………………………….

A.    Waktu, Tempat dan Teknis Pelaksanaan…………………B.     Sejarah Apotek Muntazhar………………………..C.     Tujuan Pendirian Muntazhar ……………..D.    Pengelolaan ………………………………………………..1.      Sumber Daya Manusia (SDM) ………………………..2.      Sarana dan Prasarana …………………………………3.      Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan

Kesehatan Lainnya ……………………………………a.       Perencanaan………………………………………..b.      Pengadaan ………………………………………….c.       Penyimpanan………………………………………..d.      Administrasi…………………………………………e.       Keuangan……………………………………………1)         Pemasukan………………………………………2)         Pengeluaran……………………………………...

E.     Pelayanan …………………………………………………….F.      Perpajakan …………….……………………………………..G.    Efaluasi Mutu Pelayanan ……………………………………H.    Strategi Pengembangan

BAB IV          : KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1.      Lampiran 1                    : Denah lokasi apotek indah 2 bangkalan2.      Lampiran 2                    : Denah Bangunan (Lay out) apotek indah 2

bangkalan3.      Lampiran 3                    : Contoh Etiket yang digunakan di apotek

indah 2 bangkalan4.      Lampiran 4                    : Contoh Surat Pesanan Obat5.      Lampiran 5                    : Contoh Surat Pesanan Psikotropika6.      Lampiran 6                    : Contoh Surat Pesanan Narkotika7.      Lampiran 7                    : Contoh Apograph8.      Lampiran 8                    : Contoh Kwitansi9.      Lampiran 9                    : Contoh Laporan Penggunaan Narkotika10.  Lampiran 10                  : Contoh Laporan Penggunaan Psikotropika

BAB I

PENDAHULUANA.    LATAR BELAKANG

Tujuan Pendidikan Menengah Farmasi yang merupakan bagiandari tujuan pendidikan nasional adalah mendidik tenaga-tenagafarmasi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,berjiwa Pancasila dan UUD 1945,  memiliki integritas dankepribadian, terbuka dan tanggap terhadap masalah yang dihadapimasyarakat khususnya yang berhubungan dengan bidangkefarmasian. Menurut UU no. 20 tahun 2003 tentang SistemPendidikan Nasional bahwa Pendidikan adalah usaha sadar danterencana untuk mewujudkan suasana belajar dan prosespembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkanpotensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakatBerdasarkan tujuan di atas, maka lulusan Sekolah MenengahKejuruan (SMK) Farmasi mampu:

1.             Melakukan profesinya dalam pelayanan kesehatan padaumumnya, khususnya pelayanan kefarmasian .

2.             Berperan aktif dalam mengelola pelayanan kefarmasian denganmenerapkan prinsip administrasi, organisasi, supervisi danevaluasi.

3.             Berfungsi sebagai anggota masyarakat yang kreatif,produktif, bersifat terbuka, dapat menyesuaikan diri denganperubahan iptek dan berorientasi ke masa depan serta mampumemberikan penyuluhan kefarmasian kepada masyarakat denganmenjunjung tinggi martabat kemanusiaan.

4.             Membantu dalam kegiatan penelitian di bidang farmasi ataudi bidang kesehatan lainnya yang terkait.            Sekolah Menengah Kejuruan Kesehatan Yannas HusadaBangkalan sebagai bagian tak terpisahkan dari Sistem PendidikanNasional juga wajib menterjemahkan tujuan pendidikan kejuruansecara nasional menjadi tujuan pendidikan pada tingkatkelembagaan dan/ atau sekolah.Dalam pelaksanaan pendidikan, proses pembelajaran yang terjaditidak terbatas di dalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsungpada pendidikan ini lebih ditekankan pada pengajaran yangmenerobos di luar  kelas, bahkan di luar institusi pendidikan

seperti lingkungan kerja atau kehidupan masyarakat. Dalam hal inipraktek kerja lapangan merupakan bagian yang tidak terpisahkandari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepatuntuk mengaplikasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan yangdiperoleh pada Proses Belajar Mengajar (PBM).  Menurut UndangUndang RI No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan dan PeraturanPemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Praktek kefarmasian, makapekerjaan apoteker dan atau teknisi kefarmasian/Asisten Apotekermeliputi, industri farmasi, (industri obat, obat tradisional,makanan dan minuman, kosmetika dan alat kesehatan); PedagangBesar Farmasi, Apotek, Toko Obat, Rumah Sakit, Puskesmas, danInstalasi Farmasi Kabupaten.

B.     TUJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGANPraktek Kerja Lapangan (PKL) bertujuan agar siswa dapat mengaplikasikan

kompetensi yang telah diperoleh selama mengikuti pendidikan pada dunia kerja sesuai dengan kondisi sebenarnya di tempat kerja.Di samping itu melalui pendekatan pembelajaran ini peserta PKLdiharapkan:

a.       Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yangsesungguhnya.

b.      Memiliki tingkat kompetensi standart sesuai yangdipersyaratkan oleh dunia kerja.

c.       Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu, ekonomi, bisnis,kewirausahaan dan produktif.

d.      Dapat menyerap perkembangan teknologi dan budaya kerja untukkepentingan pengembangan diri.

C.     MANFAAT  PRAKTEK KERJA LAPANGANKerjasama antara SMK dengan Apotek dilaksanakan dalam

prinsip  saling membantu, saling mengisi, dan saling melengkapiuntuk keuntungan bersama.Berdasarkan prinsip ini, pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL)akan memberi nilai tambah atau manfaat bagi pihak-pihak yangbekerjasama, sebagai berikut:

a.    Manfaat  Bagi ApotekPenyelenggaraan PKL memberi keuntungan nyata bagi Apotek

antara lain:

1.      Apotek dapat mengenal kualitas peserta PKL yang belajar danbekerja di tempat PKL.

2.      Umumnya peserta PKL telah ikut dalam proses pelayanan secaraaktif sehingga pada pengertian tertentu peserta PKL adalah tenagakerja yang memberi keuntungan

3.      Apotek dapat memberi tugas kepada peserta PKL untukkepentingan pelayanan sesuai kompetensi dan kemampuan yangdimiliki.

4.      Selama proses pendidikan melalui kerja lapangan, peserta PKLlebih mudah diatur dalam hal disiplin berupa kepatuhan terhadapperaturan Apotek. Karena itu, sikap peserta PKL dapat dibentuksesuai dengan ciri khas kerja di Apotek.

5.      Memberi kepuasan bagi Apotek karena diakui ikut sertamenentukan masa depan anak bangsa melalui Praktik Kerja Lapangan(PKL).

b.    Manfaat Bagi SekolahTujuan pendidikan untuk memberi keahlian professional bagipeserta didik lebih terjamin pencapaiannya. Terdapat kesesuaianyang lebih pas antara program pendiddikan dengan kebutuhanlapangan kerja (sesuai dengan prinsip Link and  Match). Memberikepuasan bagi penyelenggaraan pendidikan sekolah karenatamatannya lebih terjamin memperoleh bekal yang bermanfaat, baikuntuk kepentingan tamatan, kepentingan dunia kerja, dankepentingan bangsa.

     c.    Manfaat Bagi Praktikan / Peserta PKL            Hasil belajar peserta PKL akan lebih bermakna,karena setelah tamat akan betul-betul memiliki keahlianprofesional sebagai bekal untuk meningkatkan taraf hidupnya dansebagai bekal untuk pengembangan dirinya secara berkelanjutan.Keahlian profesional yang diperoleh dapat mengangkat harga diridan rasa percaya diri tamatan, yang selanjutnya akan mendorongmereka untuk meningkatkan keahlian profesionalnya pada tingkatyang lebih tinggi. Peserta PKL akan dapat menambah wawasan yangdiperoleh dari dunia kerja di Apotek.

BAB  IITINJAUAN UMUM APOTEK

A.    KETENTUAN UMUM TENTANG APOTEKSesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 Tentang

Pekerjaan Kefarmasian Pasal 1 Ayat 13 disebutkan bahwa yangdimaksud Apotik adalah sarana pelayanan kefarmasian tempatdilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker.  Dalam peraturanyang sama Pasal 1 Ayat 1 dijelaskan bahwa Pekerjaan Kefarmasianadalah pembuatan termasuk pengendalian mutu Sediaan Farmasi,pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi ataupenyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resepdokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahanobat dan obat tradisional. Pada Pasal yang sama Ayat 3 dijelaskanBahwa Tenaga Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan PekerjaanKefarmasian, yang terdiri atas Apoteker dan Tenaga TeknisKefarmasian dan pada ayat 6 disebutkan pula bahwaTenaga TeknisKefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalaniPekerjaan Kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, AhliMadya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga MenengahFarmasi/Asisten Apoteker.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 922 Tahun 1993Tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek yangdiperbaharui menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332 Tahun2002 dijelaskan tentang beberapa ketentuan umum sebagai berikut:

  Apotek : Suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaankefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatanlainnya kepada masyarakat.

  Apoteker : adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan telahmengucapkan sumpah jabatan apoteker mereka yang berdasarkanperaturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukanpekerjaan kefarmasian di Indonesia  sebagai apoteker.

  Apoteker Pengelola Apotek  (APA) : yaitu Apoteker yang telahmemiliki Surat Izin Apotek (SIA).

  Apoteker Pendamping            : adalah Apoteker yang bekerja diApotek disamping APA dan atau menggantikan pada jam-jam tertentupadahari buka Apotek.

  Apoteker Pengganti : adalah Apoteker yang menggantikan APAselamaAPA tersebut tidak berada ditempat lebih dari 3 bulan secara

terus-menerus, telah memiliki Surat Izin Kerja (SIK) dan tidakbertindak sebagai APA di Apotek lain.

  Asisten Apoteker : Mereka yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku berhak melakukan pekerjaan kefarmasiansebagai asisten apoteker.Sedangkan tenaga lainnya yang diperlukan untuk mendukung kegiatandi apotek terdiri dari :

  Juru resep : adalah petugas yang membantu pekerjaan AsistenApoteker.

  Pegawai tata usaha : adalah petugas yang melaksanakanadministrasi apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan,penyimpanan dan keuangan apotek

A.    TUGAS DAN FUNGSI APOTIKSesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian dijelaskan bahwa tugas dan fungsi apotek adalah:

1.      Sebagai tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan.

2.      Apotek berfungsi sebagai sarana pelayanan yang dapat dilakukan pekerjaan kefarmasian berupa peracikan, pengubahan benuk, pencampuran dan penyerahan obat.

3.      Apotek berfungsi sebagai sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata

4.      Apotek berfungsi sebagai tempat pelayanan informasi meliputi:a.       Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi lainnya yang

diberikan baik kepada dokter dan tenaga kesehatan lainnya maupun kepada masyarakat.

b.      Pelayanan informasi mengenai khasiat, keamanan, bahaya dan mutu obat sertaperbekalan farmasi lainnya.

B.     PERSYARATAN PENDIRIAN APOTEKSuatu apotek baru dapat beroperasi setelah mendapat Surat

Izin Apotek (SIA). SIA adalah surat izin yang diberikan olehMenteri KesehatanRepublik Indonesia kepada Apoteker atau Apotekeryang bekerjasamadengan pemilik sarana apotek untukmenyelenggarakan pelayanan apotek pada suatu tempat tertentu.Menurut Kepmenkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002, disebutkan bahwa persyaratan-persyaratan apotek adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mendapatkan izin apotek, apoteker atau apoteker yang bekerja sama dengan pemilik sarana yang telah memenuhi persyaratan harus siap dengan tempat.

2.      Perlengkapan termasuk sediaan farmasi dan perbekalan farmasi yang lain yang merupakan milik sendiri atau milik pihak lain

3.      Sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan pelayanan komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.

4.      Apotek dapat melakukan kegiatan pelayanan komoditi yang lain di luar sediaan farmasi.Persyaratan lain yang harus diperhatikan untuk mendirikan suatu apotek antara lain :

1.      Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA).Untuk memperoleh SIPA sesuai dengan PP RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, seorang Apoteker harus memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA). STRA ini dapat di peroleh jika seorang apoteker memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a.       Memiliki Ijazah Apotekerb.      Memiliki sertifikat kompentensi apotekerc.       Surat Pernyataan telah mengucapkan sumpah atau janji apotekerd.      Surat keterangan sehat fisik dan mental dari dokter

yangmempunyai surat izin prakteke.        Membuat pernyataan akan mematuhi dan melaksanakan ketentuan

etika profesi. Setiap tenaga kefarmasian yang akan menjalankanpekerjaankefarmasian wajib memiliki surat izin sesuai tempattenaga kefarmasian bekerja.Setiap Tenaga Kefarmasian yang akan menjalankan pekerjaankefarmasianwajib memiliki surat izin sesuai tempat tenagakefarmasianbekerja. Surat izin yang dimaksud adalah  berupa :

1.      SIPA bagi Apoteker penanggung jawab di fasilitas pelayanankefarmasian;

2.      SIPA bagi Apoteker pendamping di fasilitaspelayanankefarmasian

3.      SIK bagi Apoteker yang melakukan pekerjaan kefarmasiandifasilitas produksi atau fasilitas distribusi/penyaluran; atau

4.      SIKTTK bagi Tenaga Teknis Kefarmasian yang melakukan pekerjaankefarmasian pada fasilitas kefarmasian

2.      Lokasi dan Tempat,Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 922/Menkes/Per/X/1993 lokasi apotek tidak lagi ditentukan harus memiliki jarakminimal dari apotek lain dan sarana apotek dapat didirikan pada lokasi yang sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya di luar sediaan farmasi, namunsebaiknya harus mempertimbangkan segi penyebaran dan pemerataan pelayanan, jumlahpenduduk, jumlah dokter, sarana pelayanan kesehatan, lingkungan yang

higienis dan faktor-faktor lainnya. Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudahdikenali oleh masyarakat. Pada halaman apotek terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata ‘APOTEK’.Apotek harus dapat dengan mudah dijangkau masyarakat dengan  kendaraan.

3.      Bangunan dan Kelengkapan, Bangunan apotek harus mempunyai luas dan memenuhi persyaratan yang cukup, serta memenuhi persyaratan teknis sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi apotek serta memeliharamutu perbekalan kesehatan di bidang farmasi. Yang perlu diperhatikan adalah:

a.       Bangunan apotek sekurang-kurangnya terdiri dari : ruang tunggu, ruang administrasi dan ruang kerja apoteker, ruang penyimpanan obat, ruang peracikandan penyerahan obat, tempat pencucian obat, kamar mandi dan toilet.

b.      Bangunan apotek juga harus dilengkapi dengan : Sumber air yang memenuhi syarat kesehatan, penerangan yang baik, Alat pemadam kebakaran yang befungsi baik, ventilasi dan sistem sanitasi yang baik dan memenuhi syarat higienis, Papan nama yang memuat nama apotek, nama APA, nomor SIA, alamat  apotek, nomortelepon apotek.

c.       Apotek harus memiliki perlengkapan, antara lain: Alat pembuangan, pengolahan dan peracikan seperti timbangan, mortir, gelas ukur dll. Perlengkapan dan alat penyimpanan, dan perbekalan farmasi, seperti lemari obat dan lemari pendingin.Wadah pengemas dan pembungkus, etiket dan plastik pengemas. Tempat penyimpanankhusus narkotika, psikotropika dan bahan beracun.

d.      Apotek harus memiliki buku-buku standar f armasi antara lain: Farmakope Indonesia, ISO, MIMS, DPHO, serta kumpulan peraturanperundang-undangan yang berhubungan dengan apotek.

e.       Apotek harus memiliki perlengkapan administrasi, seperti blanko pesanan obat, faktur, kwitansi, salinan resep dan lain-lain.

4.      Apoteker Pengelola ApotekBerdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

No.1332/Menkes/ SK/X/2002 tentang perubahan atas PeraturanMenteri Kesehatan Republik IndonesiaNo.922/Menkes/Per/X/1993tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek pada pasal1 dijelaskan bahwa APA adalah seorang apoteker yang telahdiberikan Surat Izin Apotek (SIA). Apoteker Pengelola Apotek(APA) berkewajiban menyediakan dan memberikan pelayanan yangbaik, mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antarprofesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasimultidisipliner, kemampuan mengelola Sumber Daya Manusia (SDM)secara efektif, selalu belajar sepanjang karier dan membantumemberi pendidikan serta memberi peluang untukmeningkatkan pengetahuan. 

Selain harus memiliki Surat Izin Praktek Apoteker(SIPA), persyaratan lain  yang harus dipenuhi untuk menjadiapoteker pengelola apotek adalah:

a.       Memenuhi syarat-syarat kesehatan fisik dan mentaluntuk melaksanakan tugasnya sebagai Apoteker

b.      Tidak bekerja di suatu perusahaan farmasi dan tidak menjadiAPA diapotek lain.Seorang APA bertanggung jawab terhadapkelangsungan hidup apotek yang dipimpinnya, juga bertanggungjawab kepada pemilik modal jika bekerja sama dengan pemiliksarana apotek. Fungsi dan tugas apoteker di Apotek adalah sebagaiberikut:

         Membuat visi dan misi apotek         Membuat tujuan, strategi dan program kerja         Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap

fungsi kegiatan apotek          Membuat dan menentukan indikator form record pada setiap fungsi

kegiatan apotek          Membuat sistem pengawasan dan pengendalian SOP dan program

kerja pada setiap fungsi di apotek.Sedangkan wewenang dan tanggung jawab apoteker di apotek

adalah:         Menentukan arah terhadap seluruh kegiatan         Menentukan sistem atau peraturan yang akan digunakan         Mengawasi pelaksanaan SOP dan program kerja         Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh.

Sedangkan Pengelolaan apotek oleh APA ada dua bentuk, yaitupengelolaan  bisnis (non teknis kefarmasian) dan pengelolaan dibidang pelayanan (teknis kefarmasian), maka untukdapat melaksanakan tugasnya  dengan sukses seorang APA harusmelakukan kegiatan sebagai berikut :

         Memastikan bahwa jumlah dan jenis produk yang dibutuhkansenantiasa tersedia dan diserahkan kepada yang membutuhkan.

         Menata apotek sedemikian rupa sehingga berkesan bahwaapotek menyediakan berbagai obat dan perbekalan kesehatan lainsecara lengkap.

         Menetapkan harga jual produknya dengan harga bersaing.         Mempromosikan usaha apoteknya melalui berbagai upaya.         Mengelola apotek sedemikian rupa sehingga memberikan

keuntungan.

         Mengupayakan agar pelayanan di apotek dapat berkembang dengancepat,nyaman dan ekonomis.

C.     PROSEDUR PERIZINAN APOTEK                     Untuk mendapatkan izin apotek, APA atau apoteker pengelola apotek yangbekerjasama dengan pemilik sarana harus siap dengan tempat, perlengkapan, termasuk sediaan farmasi dan perbekalan lainnya. Surat izin apotek (SIA) adalah surat yang diberikan Menteri Kesehatan RI kepada apoteker atau apoteker bekerjasama dengan pemilik sarana untuk membuka apotek di suatu tempat tertentu. Wewenang pemberian SIA dilimpahkan oleh Menteri Kesehatan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota wajib melaporkan pelaksanaan pemberian izin, pembekuan izin, pencairan izin, dan pencabutan izin apotek sekali setahun kepada Menteri Kesehatan dan tembusan disampaikan kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi.Sesuai dengan Keputusan MenKes RI No.1332/MenKes/SK/X/2002 Pasal 7 dan 9 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Izin Apotek, yaitu:

1.      Permohonan izin apotek diajukan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2.      Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 hari setelah menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Kepala Balai POM untukmelakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.

3.      Tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai POM selambat-lambatnya 6 hari kerja setelah permintaan bantuan teknis dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melaporkan hasil pemeriksaan.

4.      Dalam hal pemerikasaan dalam ayat (2) dan (3) tidak dilaksanakan, apotekerpemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Kepala Kantor Dinas Kesehatan setempat dengan tembusan kepada Kepala Dinas Propinsi.

5.      Dalam jangka 12 hari kerja setelah diterima laporan pemeriksaan sebagaimana ayat (3) atau persyaratan ayat (4), Kepala Dinas Kesehatan setempat mengeluarkan surat izin apotek.

6.      Dalam hasil pemerikasaan tim Dinas Kesehatan setempat atau Kepala Balai POM dimaksud (3) masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam waktu 12 hari kerja mengeluarkan surat penundaan.

7.      Terhadap surat penundaan sesuai dengan ayat (6), apoteker diberikan kesempatan untuk melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnyadalam waktu satu bulan sejak tanggal surat penundaan.

8.      Terhadap permohonan izin apotek bila tidak memenuhi persyaratan sesuai pasal (5) dan atau pasal (6), atau lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 hari kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasan-alasannya.

D.    PENCABUTAN IZIN APOTEKSetiap apotek harus berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Sesuai dengan Keputusan MenteriKesehatanRINo.1332/Menkes/SK/X/2002, Kepala Dinas Kesehatan dapatmencabut surat izin apotek apabila (5) :

a.       Apoteker yang sudah tidak memenuhi ketentuan atau persyaratansebagai apoteker pengelola apotek .

b.      Apoteker tidak memenuhi kewajiban dalam menyediakan, menyimpandan menyerahkan perbekalan farmasi yang bermutu baik dan terjaminkeabsahannya serta tidak memenuhi kewajiban dalam memusnahkanperbekalan farmasi yang tidak dapat digunakan lagi ataudilarang digunakan dan mengganti obat generik yang ditulis dalam resepdengan obat paten.

c.       Apoteker pengelola apotek berhalangan melakukan tugasnyalebih dari2 tahun secara terus-menerus.

d.      Terjadi pelanggaran terhadap ketentuan Peraturan Perundang-undangan mengenai narkotika, obat keras, psikotropika sertaketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

e.       Surat izin kerja apoteker pengelola apotek dicabut.f.       Pemilik sarana apotek terbukti terlibat dalam pelanggaran

perundang-undangan di bidang obatg.      Apotek tidak lagi memenuhi persyaratan sebagai apotek.

Pelaksanaan pencabutan izin apotek dapat dilaksanakan setelahdikeluarkannya:

a.       Peringatan tertulis kepada apoteker pengelola apotek sebanyak3 kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 2bulan.

b.      Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6bulansejak dikeluarkannya penetapan pembekuan kegiatan di apotek.Pembekuan izin apotek dapat dicairkan kembali apabila apotektelah membuktikan memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan. Hal ini dilakukan setelah KepalaBalai POM setempat melakukan pemeriksaan. Keputusan pencabutansurat izin apotek dilakukan oleh KepalaDinas Kesehatan atau Kotadisampaikan langsung kepada apoteker pengelola apotek denganmenggunakan contoh formulir model APT-15, tembusan kepada Menteridan kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat serta Kepala BalaiPemeriksaan Obat dan makanan setempat. Apabila surat izin apotekdicabut, apoteker pengelola apotek atau apoteker pengganti wajib

mengamankan perbekalan farmasinya. Pengamanan tersebut dilakukandengan tata cara sebagai berikut:

a.       Dilakukan inventarisasi terhadap seluruh persediaannarkotika, oba tkeras tertentu dan obat lainnya dan seluruh resepyang tersisa di apotek 

b.      Narkotika, psikotropika dan resep harus dimasukkan dalamtempat yang tertutup dan terkunci

c.       Apoteker pengelola apotek wajib melaporkan kepada KepalaDinas Kesehatan Kabupaten atau Kota atau petugas yang diberiwewenang tentang penghentian kegiatan disertai laporan inventarisyang dimaksud di atas.

E.     Pengelolaan Sumber Daya Apotek1.      Pengelolaan Sumber Daya Manusia

Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek  harus dikelola oleh seorangapoteker yang profesional.Dalam pengelolaan apotek, apoteker senantiasa harus memiliki kemampuanmenyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yangtepat, mampu berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinandalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalubelajar sepanjang karier dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluanguntuk meningkatkan pengetahuan.Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Apotek setdak-tidaknya adalah PemilikSarana Apotek (PSA), Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten Apoteker, JuruResep, Tenaga Tata Usaha.Pengelolaan sumber daya manusia dalam system pengelolaan apotek dikategorikansebagai pengelolaan non teknis. Pengelolaan non teknis lainnya yang jugapenting adalah meliputi semua kegiatan administrasi, keuangan, personalia danupaya – upaya peningkatan kompetensinya.

2.      Pengelolaan Sedian Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya.Pengelolaan jenis ini dalam system pengelolaan apotekdikategorikan sebagai pengelolaan teknis. Berdasarkan KeputusanMenteri Kesehatan No.1332/Menkes /SK/2002,Bab VI pasal 10, dibidang kefarmasian pengelolaan apotek meliputi:

a.       Pembuatan, pengelolaan, peracikan, perubahan bentuk,pencampuran, penyimpanan dan penyerahan obat atau bahan obat

b.      Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan penyerahan perbekalanfarmasilainnya.

c.       Pelayanan informasi mengenai perbekalan farmasi yangmeliputi:

         Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasilainnya yang diberikan baik kepada dokter atau tenaga kesehatanlain maupun kepada masyarakat

         Pengamatan dan pelaporan informasi mengenaikhasiat ,keamanan, bahaya, mutu obat dan perbekalan farmasilainnyaSecara Umum Pengelolaan Sedian Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya ini meliputi pekerjaan sebagai berikut:

a.       PerencanaanDalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perlu diperhatikan pola penyakit dan kemampuan dan budaya masyarakat

b.      PengadaanUntuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasiaan maka pengadaansediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c.       PenyimpananObat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan padawadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru, wadah sekurang-kurangnya memuat nomor bets dan tanggal kadaluarsa.Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai, layak dan menjaminkestabilan bahan.

d.      AdministrasiDalam  menjalankan  pelayanan kefarmasian di apotek, perlu dilaksanakan kegiatan  administrasi yang meliputi:

1.      Administrasi Umum meliputi: pencatatan, pengarsipan, pelaporan narkotika, psikotropika dan dokumentasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.      Administrasi Pelayanan meliputi: pengarsipan resep, pengarsipan catatan pengobatan pasien, pengarsipan hasil monitoring penggunaan obat

e.       KeuanganDalam keuangan di Apotek ada beberapa hal yang mempengaruhi keuangan, yakni seperti:

  Penerimaan: berupa pekerjaan yang dilakukan diapotek sehingga menghasilkan pendapatan di Apotek, kegiatan tersebur berupa: pelayan resep dan pelayanan non resep.Sumber pendapatan secara umum diperoleh dari hasil penjualan, dan modal dari apotek.

  Pengeluaran: dalam apotek terdapat beberapa pengeluaran seperti biaya rutin dari apotek. Biaya rutin yakni seperti: gaji karyawan, listrik, telepon dan air.

G.    Pelayanan Di ApotekPelayanan dapat diartikan sebagai kegiatan atau keuntungan yangdapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya bersifat tidak kasat mata dan tidak berujung padakepemilikan. Dengan semakin meningkatnya persaingan pasar banyakperusahaan mengembangkan strategi jitu dalam memberikan pelayanankepada pelanggan, salah satunya adalah dengan memberikanpelayanan  prima yaitu  jika  perlakuan yangditerima oleh pelangganlebih baik daripada yang diharapkan, maka hal tersebut dianggapmerupakan pelayanan yang bermutu tinggi. Supaya pelayanan primadapat selalu diwujudkan suatu perusahaan dalam hal ini adalahapotek, maka perlu ditetapkan standar pelayanan farmasi diapotek.Tujuan dari standar pelayanan ini adalah:

1.      Melindungi masyarakat dari pelayanan yang tidak professional2.      Melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar3.      Pedoman dalam pengawasan praktek apoteker4.      Pembinaan serta meningkatkan mutu pelayanan farmasi di

apotek .Berdasarkan Keputusan Menteri KesehatanRepublikIndonesiaNo.1027/Menkes/SK /2004 pelayanan kesehatan diapotek meliputi :1.                   Pelayanan Resep/Pesanan dokter

1.      Skrining resep, Apoteker dibantu oleh asisten apotekermelakukan skrining resep  meliputi:

a)      Persyaratan administratif, seperti : nama, SIK, dan alamatdokter; tanggal penulisan resep, nama, alamat,umur,  jeniskelamin, dan berat badan pasien; nama obat, potensi,dosis, jumlah yang diminta, cara pemakaian serta informasilainnya.

b)      Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis,potensi,stabilitas, inkompatibilitas, cara dan lama pemberian.

c)      Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,kesesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan lain-lain). Jika adakeraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokterpenulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternatifseperlunya bila perlu menggunakan persetujuan setelahpemberitahuan.

2.      Penyiapan obata)      Peracikan. Merupakan kegiatan menyiapkan, menimbang,

mencampur, mengemas dan memberikan etiket pada wadah. Dalammelaksanakanperacikan obat harus dibuat suatu prosedur tetap

dengan memperhatikan dosis, jenis dan jumlah obat serta penulisanetiket yang benar.

b)      Etiket. Etiket harus jelas dan dapat dibaca.c)      Kemasan Obat yang Diserahkan.  Obat hendaknya dikemas dengan

rapi dalam kemasan yang cocok sehingga terjaga kualitasnya.d)     Penyerahan Obat. Sebelum obat diserahkan pada pasien harus

dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian antara obatdengan resep. Penyerahan obat dilakukan oleh apoteker disertaipemberian informasi obat dan konseling kepada pasien.

e)      Apoteker harus memenuhi informasi yang benar, jelas danmudahdimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana danterkini.Informasi obat pada pasien sekurang-kurangnyameliputi : carapemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangkawaktu pengobatan,aktivitas serta makanan dan minuman yangharus dihindari selamaterapi.

f)       Apoteker harus memberikan konseling kepada pasien sehinggadapat memperbaiki kualitas hidup pasien. Konseling terutamaditujukan untuk pasien penyakit kronis (hipertensi, diabetesmelitus, TBC, asma dan lain-lain)

g)      Setelah penyerahan obat kepada pasien, apotekerharusmelaksanakan pemantauan penggunaan obat.

                                                       i.            Informasi Obat. Apoteker harusmemberikan informasi yang benar, jelas dan mudah dimengerti,akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini. Informasi obatpada pasien sekurang-kurangnya meliputi: cara pemakaian obat,cara penyimpanan obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas sertamakanan dan minuman yang harus dihindari selama terapi.

                                                     ii.            Konseling. Apoteker harusmemberikan konseling, mengenai sediaan farmasi, pengobatan danperbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitashidup pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahayapenyalahgunaan atau penggunaan obat yang salah. Untuk penderitapenyakit  tertentu  seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asmadan penyakit kronis lainnya, apoteker harus memberikan konselingsecara berkelanjutan.

                                                   iii.            Monitoring Penggunaan Obat. Setelahpenyerahan obat kepada pasien, apoteker harus melaksanakanpemantauan penggunaan obat, terutama untuk pasien tertentu

seperti kardiovaskular, diabetes, TBC, asma, dan penyakit kronislainnya. 

2.    Promosi dan Edukasi   Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, apoteker harus memberikan edukasi apabilamasyarakat ingin mengobati diri sendiri (swamedikasi) untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat yang sesuai dan apoteker harus berpartisipasi secara aktif dalampromosidan edukasi. Apoteker ikut membantu diseminasi informasi, antara lain dengan penyebaran leaflet / brosur, poster, penyuluhan, dan lain lainnya.

3.  Pelayanan Residensial (Home Care)Salah satu bentuk pengawalan proses pengobatan pada pasien dari awal sampai sembuh dengan cara:1)            Melakukan kontak kepada pasien tentang: Bagaimana keadaan penyakit yang diderita selama pengobatan. Melakukan pemantauan terhadap tingkat kepatuhan pasien dalam

     mengkonsumsi obat. Dalam memberikan motivasi-motivasi untuk menumbuhkan kesadaran

     hidup sehat (Healthy Habit).2)            Kunjungan rumah, meliputi: Bagaimana keadaan penyakit yang diderita selama pengobatan. Melakukan pemantauan terhadap tingkat kepatuhan pasien dalam

     mengkonsumsi obat. Dalam memberikan motivasi-motivasi untuk menumbuhkan kesadaran

     hidup sehat (Healthy Habit).4.    Pelayanan Obat Tanpa resep

Pelayanan ini seperti pelayanan obat bebas, obat bebas terbatas Pelayanan terhadap ini lebih sederhana dibandingkan dengan  pelayanan terhadap resep dokter. Petugas dapat langsung mengambilkan obat yangdiminta oleh konsumen setelah harga disetujui, kemudian langsung dibayar padakasir dan dicatat pada buku penjualan bebas oleh kasir. Pada saat pergantian shift, kasir akan menghitung jumlah uang yang masuk dan diserahterimakan dengan petugas berikutnya.

5.    Pelayanan NarkotikaSesuai dengan Undang-Undang kesehatan No. 36 tahun 2009, pada pasal Pasal 102(1) yang menyebutkan bahwa Penggunaan sediaan farmasi yang berupa narkotika dan psikotropika hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter atau dokter gigi dan dilarang untuk disalahgunakan. Maka dari itu, pada peraturan perundang-undangan No.35 tahun 2009 tentang narkotika, pengelolaan obat narkotika memerlukan penanganank h u s u s , d i m a n a n a r k o t i k a h a n y a d a p a t d i g u n a k a n u n t u k k e p e n t i n g a n p e l a y a n a n k e s e h a t a n d a n / a t a u p e n g e m b a n g a n i l m u p e n g e t a h u a n d a n t e k n o l o g i k a r e n a

o b a t narkotika ini dapat menimbulkan ketergantungan apabila digunakantanpa pembatasandan pengawasan yang seksama. Dalam menghindari penyalahgunaan obat-obatan ini, maka Pemerintah melakukan pengawasan yang ketat terhadap obat golongan narkotikamulai dari pemesanan sampai dengan pemakaiannya dan Apoteker Pengelola Apotek diharuskan membuat laporan pemakaian dan pemusnahan narkotika ini.

         Pemesanan NarkotikaPemesanan obat golongan narkotika dilakukan dengan Surat Pesanan Khusus danharus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek dengan mencantumkan nama jelas, nomor SIK, serta stempel apotek. Surat pesanan ini dibuat rangkap 4 (3 lembar untuk panyalur dan 1 lembar untuk arsip apotek). Narkotika hanya dapatdisalurkan oleh Industri Farmasi dan pedagang besar farmasi yangtelah memilikiizin khusus penyaluran Narkotika dari Menteri

         Penerimaan Narkotika: Dalam penerimaannya, obat narkotika harus dilakukan oleh APA.Bila berhalangandapat dilakukan oleh asisten apoteker melalui surat kuasa untuk penerimaan obatnarkotika. Bukti penerimaan narkotika dan OKT harus juga ditandatangani olehAPAdengan mencantumkan nomor SIK dan stempel apotek.

         Penyimpanan Narkotika M e n u r u t P e r n e n k e s n o . 2 8 / M e n k e s / P e r / I / 1 9 7 8 d i a t u r b a h w a a p o t e k h a r u s mempunyai lemari khusus untuk penyimpanan obat-obat golongan narkotika dengan persyaratan sebagai berikut:

a.      Tempat tersebut seluruhnya terbuat dari kayu atau bahan lainserta mempunyaikunci yang kuat. 

b.      Tempat penyimpanan tersebut dibagi dua, dan diberi kunci yang berlainan pula.Bagian pertama untuk menyimpan morphine, pethidine dan garam-garamnya sertasediaan lainnya. Sementara itu bagian keduadigunakan untuk menyimpan persediaan narkotika sehari-hari.

c.       Lemari tersebut tidak boleh digunakan untuk menyimpan bahan-bahan lain danharus diletakkan di tempat aman serta tidak terlihat oleh umum. Kunci dari tempattersebut harus dipegang oleh satu orang.Apabila tempat tersebut berupa lemari yang berukuran kurang dari 40 x 100 cm, maka harus dibuat pada tembok atau lantai.

         Penjualan NarkotikaObat narkotika hanya boleh diserahkan dengan resep dokter dan tidak boleh diulanghanya berdasarkan salinan resep saja. Apabila resep itu hanya ditebus sebagian,maka sebagian lagi juga harus ditebus pada apotek yang sama. Dalam resep pada peracikannya, obat narkotika digarisbawahi dengan tinta merah. Dicatat dalam pemakaian narkotika dengan mencantumkan tanggal penyerahan, nomor r e s e p , n a m a , d a n a l a m a t p a s i e n , n a m a d a n a l a m a t d o k t e r , s e r t a j u m l a h o b a t   narkotika yang diminta.

BAB IIIPEMBAHASAN

A.    WAKTU, TEMPAT DAN TEKNIS PELAKSANAAN  Waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tanggal 20

Januari  sampai dengan  tanggal 15 Februari  Praktek Kerja Lapangan (PKL) bertempat di Apotek Muntazhar  yang

beralamat di  jl.laut jawa I  Blok.2A  No.1 perum tunjung permaiBurneh Nomor telepon (031) 3093074

  Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Apotek Muntazhar ini dilakukansecara kelompok sebanyak 2 orang yang terdiri dari: Zainal Abidindan Wahyu Eka Putra Kelompok ini dibagi menjadi dua shift yaitu,shift 1 terdiri dari  zainal abidin, shift 2 terdiri dariWahyueka putra.Pembagian shift adalah shift pagi yang waktu prakteknyadilaksanakan mulai pukul 07.00 sampai dengan pukul 14.00 danshift siang yang waktu prakteknya dilaksanakan mulai pukul 13.00sampai dengan pukul 20.00.Kedua kelompok shift ini pernah mengalami shift pagi dan shiftsiang. Masing-masing selama 2 hari bergantian setiap minggunya,Sementara tanggal 15 Februari sebagai akhir dari pelaksanaan PKLdi Apotek Muntazhar semua kelompok shift masuk pagi untukmelakukan koordinasi dan evaluasi pelaksanaan PKL selama 1 bulan.

B.     SEJARAH APOTEK MUNTAZHARApotek Muntazhar didirikan pada tahun 2009,dengan berbagai

persyaratan dan pada bulan januari tahun 2010 maka di syah kanmendirikan apotik sendiri yang sebelum nya sudah melewatipemeriksaan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan,dr.H.Fachrur Rozy,MM. Secara detail Apotek Muntazhar dapatdijelaskan sebagai berikut:

Nama APA                 : Rachmawati Widyaningtias,S Farm.AptSIK No                       : KP..01.03.1.3.5354Nama PSA                  : Dr.Indarto P.witjaksonoAlamat Apotek            :jl.laut jawa I  Blok.2A  No.1 perum

tunjung permai Burneh

TUJUAN PENDIRIAN APOTEK MUNTAZHARApotek Muntazhar  didirikan dengan tujuan:

1.      Dalam rangka ikut mendukung program pemerintah di bidangkesehatan, khususnya menjamin ketersediaan obat yang baik danbermutu.

2.      Dalam rangka mendekatkan pelayanan sediaan farmasi danperbekalan kesehatan lainnya pada masyarakat.

3.      Memberikan alternatif pilihan bagi masyarakat pengguna layanandalam menjamin kepuasan layanan.

4.      Memperluas jangkauan komunikasi dan informasi kepada mayarakatperihal obat dan penyakit sehingga dapat meningkatkan kesadaranhidup sehat bagi masyarakat.

C.    STRUKTUR ORGANISASI APOTEK MUNTAZHAR

 

                                                          

 

D.    

PENGELOLAAN

PENGELOLAAN1.      Sumber Daya Manusia (SDM)

Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek  harus dikelola olehseorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apotek, apotekersenantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yangbaik, mengambil keputusan yang tepat, mampu berkomunikasi antar profesi,menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuanmengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier dan membantumemberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkanpengetahuan.pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan.Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh Apotek setdak-tidaknya adalah PemilikSarana Apotek (PSA), Apoteker Pengelola Apotek (APA), Asisten Apoteker, JuruResep, Tenaga Tata Usaha.

Di apotek Muntazhar terdapat beberapa personalia yang mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda sesuai dengan posisi dalam struktur organisasi apotek seperti:

Pemilik Sarana Apotek (PSA)      : Dr.Indarto P.witjaksonoApoteker Pengelola Apotek         : Rachmawati Widyaningtias,S Farm.AptAsisten Apoteker                         : Nanik. Widjia Rahayu                                                       MatusSetara SMA                                 :nunung          

2.      Sarana dan Prasarana

  Sarana : Gedung dengan ukuran kira-kira 5m×9m terdiri daribeberapa ruangan dan komponen-komponennya, seperti :

      Tempat parkir, yang terletak dibagian depan pada ApotekMuntazhar Tempatnya cukup luas untuk menampung beberapa kendaraandari pengunjung yang datang ke Apotek.

      Ruang tunggu, berada pada sisi depan dari tempat parkir yangterletak dibagian depan pada Apotek Muntazhar Terdapat beberapatempat duduk yang disediakan dari Apotek untukPengunujung/konsumen agar dapat menunggu obat yang dibeli/resepyang akan ditebus.

      Ruang peracikan, terdapatdi sebelah kanan lemari narkotik ..

      Ruang Apoteker, ruangan yang terletak bersebelahan denganruang racikan. Ruangan ini biasa digunakan sebagai tempat untukmelakukan pengentrian data.

      Ruang praktek dokter, ruangan yang berada disebelah Apotek.Ruangan yang biasa digunakan untuk dokter dalam melaksanakanprakteknya.

      Toilet, ruangan ini berada di samping Apotek..

      Musholla, berada di depan kamar mandi ,berdekatan sama kulkas

   Prasarana

      Bahan : Semua macam obat-obatan, bahan baku obat,  bahantambahan (Sacchorite), bahan pelarut (Air, alkohol, sirupus),Bungkus Puyer.

      Alat : Peralatan peracikan (seperti: Mortir dan stamper,bekkerglass), gunting, steples, kalkulator

.3.      Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Lainnya

a.      Perencanaan :

        Dalam membuat perencanaan pengadaan sediaan farmasi perludiperhatikan pola penyakit dan kemampuan dan budaya masyarakat.Terkait dengan pertimbangan tersebut maka obat-obat yang seringmasuk dalam perencanaan adalah yang terkait dengan penyakittertentu (misalnya diabetes, infeksi saluran pernafasan), dancontoh obat yang diagendakan dalam perencanaan adalahAmoxicillin, cerini, Amadiab, dll.        Perencanaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatanbiasanya dilakukan oleh Apoteker.        Salah satu dokumen perencanaan yang ada di Apotek adalahbuku catatan obat yang sudah habis/mau habis yang disebut bukudefekta.

b.   Pengadaan :        Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasiaan makapengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuaiperaturan perundang-undangan yang berlaku.        Manjemen Pengadaan diapotek Muntazhar didahului olehPemesanan obat dengan Surat Pesanan Resmi sesuai dengangolongannya. Ada 3 model Surat Pesanan yang ada di ApotekMuntazhar yaitu:

1)      BPBA untuk pemesanan Obat Bebas, Bebas Terbatas dan ObatKeras.

2)      SP untuk Pemesanan Obat golongan Psikotropika.

3)      SP Khusus untuk Pemesanan Obat golongan Narkotika.

        Untuk memenuhi jaminan kualitas Pelayanan kefarmasian,maka apotik Muntazhar melakukan pengadaan melalui BM( Bisnis Manager ) yang berada di Surabaya.

c.       Penyimpanan :

Obat atau bahan obat harus disimpan dalam wadah asli daripabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isidipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinyakontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadahbaru. Semua bahan obat harus disimpan pada kondisi yang sesuai,layak dan menjamin kestabilan bahan.Penyimpanan sediaan farmasi yang dilakukan di apotek Kimia Farma,

disesuaikan golongan obat, jenis penyakit, sediaan, generic, dan kestabilan obat , seperti:

1.      .bentuk sediaan2.      Suppositoria disimpan pada suhu sejuk yaitu pada lemari es.3.      Vaksin dan serum disimpan pada suhu dingin.4.      Alkes disimpan pada suhu kamar.5.      Obat Bebas, obat bebas terbatas, Obat herbal terstandart, Jamu, Fitofarmaka

disimpan di swalayan farmasi pada suhu kamar.6.      Obat keras di simpan pada etalase obat sesuai golongan penyakitnya dan alfabetis

d.      Keuangan :

Dalam keuangan di Apotek Muntazhar di pegang sama PSA nyasendiri, beberapa tugas yang dilakukan seperti menghitung/kalkulasi biaya obat dan resep. Ada dua komponen dalam keuanganyakni :

1)      Pemasukan,

Biaya keuangan dari beberapa obat dan resep yang diterimadari pasien/konsumen dapat dikatakan pemasukan dalam keuangan diApotek, pemasukan setiap hari bertambah dan menjadi kas bagiApotek.

Pendapatan di Apotek Muntazharhari Senin, Rabu, Jumat selama2 shift, yakni shift pagi dan shift Sore berbeda dengan haribiasanya. Jika shift Pagi pendapatan dihitung pada sore

( sore ) bisa didapat sejumlah ± Rp. 500.000,- hinggaRp.650.000,-. Sedangkan pada shift Sore pendapatan diperolehsebanyak Rp. 2.000.000,-.

Pendapatan pada shift pagi dan shift sore berbedadikarenakan pada malam hari konsumen lebih banyak karena adapraktek dokter. Sehingga banyak pelanggan datang pada malam hari,karena itulah pendapatan diperoleh lebih banyak daripada shiftsore.Dapat dikatakan pendapatan perbulan yang didapat oleh ApotekKimia Farma sebanyak ± Rp. ?,-Sehingga laba dapat diperoleh dari pemasukan keuangan daripasien/konsumen di apotek.

2)      Pengeluaran

Pengeluaran dapat terjadi dari beberapa transaksi di Apotekseperti Gaji karyawan, Listrik, Telepon, Air, Pajak, danpembayaran terhadap distributor. Rata-rata pengeluaran setiapbulan yang dilakukan oleh Apotek Muntazhardari beberapa kegiatanyang diuraikan diatas yakni sejumlah ± Rp. ?,-

F.     Pelayanan

Berbagai kegiatan bidang pelayanan dilakukan di Apotek Muntazhar,seperti :

  Pelayanan obat bebas, bebas terbatas dan perbekalan kesehatan(Non resep).

  Melaksanakan pelayanan sediaan farmasi sesuai permintaan daridokter/resep.

Beberapa pekerjaan yang termasuk dalam aspek pelayanan dilakukansebagaimana uraian dibawah ini :

1)      Hari Rabu 23 Januari 2014, yakni melaksanakan peracikansediaan farmasi sesuai permintaan dokter.

Salah satu resep yang kami lakukan pada hari itu adalah:

            

Sesuai dengan prosedur tetap dalam pelayanan melaksanakanperacikan adalah sebagai berikut:

1)      Menerima resep dari pasien

2)      Melakukan skrining resep, meliputi:

  Skrining Administratif

  Skrining Farmasetik

  Skrining Kesesuaian Klinis

  Dalam hal skrining administratif resep yang diterima sudahlengkap, sebagaiamana pada tabel I, yakni:

Tabel I : Skrining Kesesuaian AdinistratifNo. Komponen

AdministratifKeterangan

1. Nama dokter √2. Tanggal penulisan

resep√

3. Paraf/tanda tangan dokter

4. Nama pasien √5. Umur pasien √6. Berat badan pasien -7. Alamat pasien √8. Nomor telepon pasien √

Keterangan:       (√) Berarti ada/ lengkap                                       (-)  Berarti tidak ada

  Dalam hal skrining farmasetis resep diatas, setelah dilakukanpengamatan/ pemeriksaan ternyata lengkap sebagaimana tertuangdalam tabel II, yakni:

Tabel II : Skrining Kesesuaian FarmasetisNo. Komponen Farmasetis Keterangan1. Bentuk sediaan Sesuai2. Dosis sediaan Sesuai3. Potensi obat Sesuai

4. Stabilitas Sesuai5. Cara dan lama

pemberianSesuai

6. Waktu pemberian Sesuai

            Keterangan:     - Kaflamo   Bentuk sediaan: bentuk sediaan dari Kaflam adalah bentuk tablet.

o   Dosis sediaan: dosis Kaflam merupakan dosis untuk orang dewasadan anak.

o   Potensi obat: Kaflam adalah salah satu obat jenis

o   Stabilitas: Kaflam  stabil dalam penyimpanan suhu kamar (25-30˚)C, kering dan tertutup rapat.

o   Cara dan lama pemberian: diberikan dengan cara pemakaian oralatau diminum 2x sehari.

o   Waktu dan pemberian: sesudah makan

-     Zolastin        

o   Bentuk sediaan: bentuk sediaan dari zolastin adalah bentuktablet.

o   Dosis sediaan: dosis Zolastin merupakan dosis untuk orangdewasa.

o   Potensi obat: Zolastin adalah salah satu obat jenis psikotropikayang berkhasiat pengobatan jangka pendek,ansietas sedang atauberat dan asietas yang berhubungan dengan depresi

o   Stabilitas: vesitab stabil dalam penyimpanan suhu kamar (25-30˚)C, kering dan tertutup rapat.

o   Cara dan lama pemberian: diberikan dengan cara pemakaian oralatau diminum 2x sehari.

o   Waktu dan pemberian: sesudah makan.

-          iflaz

o   Bentuk sediaan: bentuk sediaan dari Iflaz adalah bentuk tablet.

o   Dosis sediaan: dosis iflaz merupakan dosis untuk orang dewasa.

o   Potensi obat: iflaz adalah salah satu obat jenis.

o   Stabilitas: iflaz stabil dalam penyimpanan suhu kamar (25-30˚)C,kering dan tertutup rapat.

o   Cara dan lama pemberian: diberikan dengan cara pemakaian oralatau diminum 2x sehari 1/2jam sebelum makan.

o   Waktu dan pemberian: sesudah makan.

-          vomina

o   Bentuk sediaan: bentuk sediaan dari vomina adalah tablet

o   Dosis sediaan: dosis vomina merupakan dosis untuk orang dewasa.

o   Potensi obat: vomina adalah salah satu obat jenis.

o   Stabilitas: analik stabil dalam penyimpanan suhu kamar (25-30˚)C, kering dan tertutup rapat.

o   Cara dan lama pemberian: diberikan dengan cara pemakaian oralatau diminum 2x sehari ½ jam sebelum makan.

o   Waktu dan pemberian: sebelum makan.                         

-          Vegeta

o   Bentuk sediaan: bentuk sediaan dari vegeta adalah bentuk sebuk.

o   Dosis sediaan: dosis vegeta merupakan dosis untuk orang dewasadan anak.

o   Potensi obat: vegeta adalah salah satu obat jenis.

o   Stabilitas: vegeta stabil dalam penyimpanan suhu kamar (25-30˚)C, kering dan tertutup rapat.

o   Cara dan lama pemberian: diberikan dengan cara pemakaian oralatau diminum 2x sehari.

o   Waktu dan pemberian: sesudah makan

-          neurodex

o   Bentuk sediaan: bentuk sediaan dari neurodex adalah bentuktablet.

o   Dosis sediaan: dosis neurodex merupakan dosis untuk orang dewasa.

o   Potensi obat: neurodex adalah salah satu obat jenis.

o   Stabilitas: neurodex stabil dalam penyimpanan suhu kamar (25-30˚)C, kering dan tertutup rapat.

o   Cara dan lama pemberian: diberikan dengan cara pemakaian oralatau diminum 1x sehari Malam

o   Waktu dan pemberian: sesudah makan.

Tabel III. Skrining kesesuaian klinisNo. Kesesuaian klinis Keterangan1. Adanya alergi Tidak ada2. Efek samping obat Ada3. Interaksi obat Tidak ada4. Inkompatibilitas Tidak ada5. Kesesuian dosis Sesuai6. Kesesuaian jumlah obat Sesuai7. Kesesuaian lama

pengobatanSesuai

Keterangan:Dari semua bahan obat pada resep diatas menunjukkan bahwa

pasien tidak ada riwayat alergi. Di samping itu masing-masingobat yang tertulis dalam resep tidak menimbulkan interaksi satusama lain. Namun perlu dijelaskan beberapa efek samping yangmungkin dapat ditimbulkan dari masing-masing obat seperti:

o   Kaflam mempunyai efek samping berupa mengantuk,mulutkering,insomnia,mual.

o   Zolastin mempunyai efek samping berupa mengantuk dan mual.o   Iflaz mempunyai efek samping berupa ngantuk dan mualo   Vomina mempunyai efek samping berupa agranulesitosis.o   Vegeta mempunyai efek samping berupa insomnia,ngantuk.

o   neurodex mempunyai efek samping berupa sakitkepala,mual,pusing,sensi hangat padawajah,lelah,edema,somnolen,nyeri abdomen.

3)      Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal hargahasil perhitungan kepada pasien. Pada R/ diatas dapat dihitungsebagai berikut:

         Kaflam sebanyak 10 tablet                    @ Rp.  = Rp.         Zolastin sebanyak 10 tablet                   @ Rp.  = Rp.         Iflaz sebanyak 6 tablet                           @ Rp.  =

Rp.         Vomina sebanyak 6 tablet                     @ Rp.  = Rp.         Vegeta sebanyak 6 tablet                       @ Rp.  = Rp.         Neurodex sebanyak 6 tablet                  @ Rp.  = Rp.

Jumlah                                                                               Rp.

4)      Pasien diberi nomor antrian.Pasien pemilik resep diberi nomor antrian yang sesuai dengannomor yang ada pada struk dari apotek.

5)      Menulis nomor struk atau printout pada resep dan satukan resepdengan printout. Di apotik kimia farma jokotole bahwa struk resepdikelompokkan sesuai dengan golongan obat.

6)       Mencocokkan nama, jumlah, kekuatan obat dalam resep denganprintout

7)       Menyiapkan obat sesuai dengan Resep.Menyiapkannya denganmengambil obat yang akan diracik dan tanpa diracik sesuai denganobat yang telah ditentukan jumlahnya dari etalase dan dibawa kemeja racik, yakni seperti mengambil obat yang tidak diracik.

8)      Mematuhi protap meracik jika obat berupa racikanResep diatas ada beberapa komponen yang dilakukan peracikan

sehingga kita harus melalui tahapan-tahapan prosedur peracikansebagaimana tertuang dalam Protap peracikan yang dipakai olehApotek kimia farma jokotole Bangkalan.

Dalam melaksanakan peracikan perlu kita memperhatikan prosedurtetap mengenai peracikan obat yang ada di Apotek kimia farmajokotole, yakni meliputi:

a.       Menyiapkan alat yang akan digunakan dan membersihkan mejatempat peracikan.

  Bahan dan alat yang perlu disiapkan  Lalu peralatan yang dibutuhkan juga disiapkan seperti mortir dan

stamper, Cangkang kapsul, plastik klip, dan etiket.b.      Membuat instruksi meracik meliputi nomor resep, nama pasien,

jumlah dan cara mencampur bahan dan obat yang akan diracik.1)      Tuliskan nomor resep dan nama pasien pada kertas instruksi.2)      Siapkan bahan – bahan3)      Menyiapkan etiket dan wadah obat. Etiket yang dipakai adalah

etikat berwarna putih untuk pemakaian dalam.9)      Memasukkan dalam plastik klip kemudian serahkan pada petugas

lain untuk diperiksa lalu diserahkan.10)  Membersihkan peralatan dan meja tempat meracik setelah meracik

obat.11)  Mencuci tangan dengan bersih setelah selesai meracik resep.

selesai obat diperiksa kepada petugas yang ada kemudian obatdiserahkan kepada pasien, dengan melalaui proses seperti berikut:

a)      Obat diserahkan kepada pasien sekaligus dicocokkan dengan datapasien.

b)      Memberitahukan kepada pasien tentang obat yang diberikan dantujuan penggunaan obat tersebut.

c)      Memberikan informasi kepada pasien tentang penggunaan obat(dosis, frekuensi, durasi, dan cara penggunaan).

d)     Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telahdisampaikan untuk memastikan bahwa pasien telah paham danmengerti tentang penggunaan obat.

e)      Memberitahukan kepada pasien efek samping dari obat yangnungkin terjadi dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukanoleh pasien terhadap efek samping yang terjadi.

f)       Menginformasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perludihindari atau yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilanterapi.

g)      Membuat catatan khusus pasien.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A.    KESIMPULAN

Pembelajaran di dunia kerja, yaitu di Apotek Muntazhar merupakan suatu strategi yang memberipeluang kepada kami mengalami proses belajar, dan mencari wawasan melalui bekerja langsung padapekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya praktek kerja lapangan di ApotekMuntazhar,dapat merasakanbagaimana pelaksanaan praktek langsung di lingkungan dunia kerja yang langsung dibimbing oleh 

pembimbing kami di Apotek Muntazhar.Bahkan kami dapatmengukur sejauh mana penguasaan ilmu yang didapatkan di sekolah.

B.     SARAN-SARANPada kesempatan ini,ijinkanlah penulis untuk memberikan

beberapa saran kepada pihak sekolah yang sekiranya dapatdijadikan sebagai bahan pertimbangan guna kemajuan dimasamendatang. Saran-saran itu adalah:

1.      Sekolah hendaknya lebih menyiapkan lagi kemampuan siswasebelum praktek di dunia kerja.

2.       Adanya kerjasama yang baik antara sekolah dengan  dunia kerjasehingga terjadi sinkronisasi materi yang diajarkan di sekolahdan proses pembimbingan di tempat praktek

3.      Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini akan lebih terarahapabila disusun suatu jadwal yang harus dikerjakan siswa / siswiselama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).

4.      Pihak sekolah agar dapat memantau kegiatan siswa yang sedangmelaksanakan PKL secara intensif sehingga segala kesulitan yangtimbul dapat dipecahkan bersama.

DAFTAR PUSTAKA1.      ISO Indonesia Volume 45, tahun 2010-2011.2.      Manajemen Farmasi, Sekolah Menengah Farmasi kelas XI, edisi

2004.3.      Undang-Undang Kesehatan, Sekolah Menengah Farmasi kelas X,

edisi 2004.4.      Undang-Undang Kesehatan, Sekolah Menengah Farmasi kelas XI,

edisi 2004.5.      Farmakologi, Sekolah Menengah Farmasi kelas X, edisi 2004.6.      Farmakologi, Sekolah Menengah Farmasi kelas XI, edisi 2004.7.      Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan8.      Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan

Kefarmasian9.      Permenkes Nomor 922 Tahun 1993 tentang pekerjaan kefarmasian.10.   PP RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.

Lampiran 1Denah apotik Muntazhar

 

Lampiran 2

Denah bangunan (lay out) apotek muntazhar

 

Lampiran 3Contoh etiket yang digunakan di apotek Muntazhar

a)       Obat-obat tab,kapsul,dan serbuk

b)       Obat-obat cair

c)      Obat-obat luar

Lampiran 4Contoh surat pesanan

Obat di apotekMuntazhar

 

Lampiran 5Contoh :surat pesanan obat psikotropika

Lampiran 6Contoh:surat pesanan obat narkotika

Lampiran 7Contoh Apograph

Lampiran8Contoh kwitansi

Lampiran9Contoh laporan penggunaan narkotika

 

Lampiran10Contoh laporan penggunaan psikotropika