Upload
independent
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN
PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM
“ Larutan dan Pengeceran ”
Disusun oleh :
Nama : TESA MANISA
NIM : F1071131025
Semester : II –A (REG A)
Kelompok : 4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
A. Pendahuluan
Dalam kerja di laboratorium biologi dibutuhkan larutan
sehingga perlu mempunyai keterampilan dalam membuat larutan.
Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk
hidup pada umumnya. Reaksi-reaksi kimia biasanya berlangsung
antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak
reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di
industri terjadi di dalam larutan. Larutan memainkan peran
penting dalam kehidupan sehari-hari. Di alam kebanyakan reaksi
berlangsung di dalam larutan air. Tubuh manusia menyerap
mineral, vitamin dan makanan dalam bentuk larutan . Obat-
obatan bisanya merupakan larutan air atau alkohol dari senyawa
fisiologis aktif. Larutan biasanya terdiri dari dua zat atau
lebih yang merupakan campuran homogen. Larutan disebut
campuran homogen karena komposisi dari larutan begitu seragam
atau satu fasehingga tidak dapat diamati bagian - bagian
komponen penyusunnya meskipun dengan menggunakan mikroskop
ultra sekalipun. Larutan terdiri dari dua komponen penting.
Komponen tersebut adalah solven atau pelarut dan solut atau
zat terlarut. Biasanya komponen solven mengandung jumlah zat
terbanyak. Dan komponen solut mengandung jumlah zat yang lebih
sedikit.
Selain melarutkan bahan, kita juga perlu mempunyai
keterampilan dalam mengencerkan larutan pekat ke dalam
konsentrasi tertentu. Konsentrasi adalah kuantitas relatif
suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan
salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya
reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya
zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan.
Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap
pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau
pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka
konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan
mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non
elektrolit d an larutan elektrolit. Sifat larutan tersebut
mempunyai hubungan erat dengan konsentrsi dari tiap
komponennya. Sifat-sifat larutan seprti rasa, ph, warna, dan
kekentalan bergantung pada jenis dan konsentrasi zat terlarut.
Larutan dapat dibuat dari dua macam zat, yaitu zat padat dan
zat cair. Larutan dibuat untuk mendapatkan campuran larutan
dari dua atau lebih zat. Larutan memiliki dua sifat, yaitu
larutan eksoterm dan larutan larutan endoterm. Oleh karena
itu, acara praktikum kali ini akan membantu praktikan dalam
membuat dan mengencerkan larutan dengan baik dan benar.
Larutan merupakan campuran karena terdiri dari dua bahan
dan disebut homogen karena sifat-sifatnya sama disebuah
cairan. Karena larutan adalah campuran molekul biasanya
molekul-molekul pelarut agak berjauhan dalam larutan bila
dibandingkan dalam larutan murni(Wahyudi, 2000).
Banyak larutan yang digunakan dalam biokimia disusun oleh
pengenceran larutan stok lebih pekat. Dalam mempersiapkan
untuk membuat pengenceran (atau serangkaian pengenceran), Anda
perlu mempertimbangkan tujuan prosedur. Ini berarti bahwa Anda
perlu mempertimbangkan baik konsentrasi akhir yang diinginkan
dan volume yang diperlukan dari bahan diencerkan. Sebuah
persamaan sederhana memungkinkan pengenceran yang akan
dihitung dengan mudah:
C1 V1 = C2 V2
Dimana C1 adalah konsentrasi larutan awal; V1 adalah volume
larutan awal yang tersedia untuk digunakan untuk pengenceran
(ini tidak mungkin total volume larutan awal dan malah mungkin
sebagian kecil dari solusi awal), C2 adalah konsentrasi akhir
yang diinginkan dan V2 adalah diinginkan volume akhir. Dalam
kebanyakan kasus, konsentrasi awal dan konsentrasi akhir yang
baik diketahui atau dipilih dalam rangka untuk bekerja dengan
benar pada percobaan yang direncanakan. Volume akhir biasanya
merupakan jumlah yang dipilih berdasarkan jumlah yang
diperlukan untuk percobaan tertentu. Ini berarti bahwa
setidaknya tiga istilah yang diperlukan yang baik diketahui
atau dapat dipilih oleh percobaan (Paul Meier dan Kenneth,
1954).
Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang
bersifat homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam
larutan. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam larutan
disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat yang
jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven (Gunawan, 2004.).
Larutan yang saling melarutkan adalah campuran dua
larutan polar atau dua larutan non polar yang membentuk
larutan satu fase homogen. Larutan yang tidak melarutkan
adalah campuran dari dua zat cair polar dan non polar
membentuk dua fase.
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah
air. Selain air, yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol
amoniak, kloroform, benzene, minyak, asam asetat, akan tetapi
kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan. Suatu zat
yang akan dilarutkan biasanya dilarutkan dengan menggunakan
air atau aquades. Larutan yang telah diketahui komposisinya
dengan penentuan konsentrasi larutan, sebaiknya memperhatikan
volume atau massa larutan yang akan dibuat dari padatan. Dan
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan
yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus
disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah
pengenceran adalah sama dan memenuhi persamaan
M₁V₁ = M₂ V₂( Gunawan.2004 ).
Teknik pengenceran melibatkan teknik pengukuran
volume dan teknik pelarutan. Tentang kedua teknik ini beberapa
hal harus diperhatikan seperti diuraikan berikut ini
(Mulyono,2005).
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu harus
diperhatikan :
Apabila dari padatan ,pahami terlebih dahulu satuan yang
diinginkan, berapa volume atau massa larutan yang akan
dibuat.Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi
larutan yang diketahui dengan satuan yang diinginkan harus
disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan sesudah
pengenceran adalah sama dan memenuhi persamaan.
PEMBUATAN LARUTAN DENGAN CARA MENGENCERKAN
Proses pengenceran adalah mencampurkan larutan pekat
( konsentrasi tinggi ) dengan cara menambahkan pelarut agar
diperoleh volume air yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah
panas dilepaskan. Hal ini terjadi pada pengenceran asam sulfat
pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam
sulfat pekat harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh
sebaliknya. Jika air yang ditambahkan ke dalam asam sulfat
pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat
menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat
memercih. Jika kita berada di dekatnya, percikannya akan dapat
merusak kulit( Brady.1999 )
Larutan encer dapat dibuat dari larutan pekat dengan
mengambil sejumlah larutan pekat dan ditambahkan air dengan
volume tertentu jumlah larutan pekat yang di ambil dan air
yang ditambahkan dihitung dengan rumus (Syukri,1999).
Untuk itulah dilakukannya praktikum ini yang bertujuan
untuk mengetahui cara membuat larutan suatu zat, mengetahui
cara mengencerkan larutan, dan membandingkan cara melarutkan
suatu zat dengan perlakuan yang berbeda. Didalam praktikum ini
juga ada penyaringan, penyaringaan disini bertujuan untuk
mengetahui perubahan fisik suatu penyaringan berupa warna dan
kekentalan.
Dengan rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apa itu
larutan?, Apa itu pengenceran?, Bagaimana cara melarutkan
suatu zat?, Apa fungsi dari penyaringan?, Apa itu larutan
homogen?, Bagaimana hubungan waktu dengan perlakuan pada
proses pelarutan?, Bagaimana standar deviasi pada ketiga
perlakuan?
B. Metodologi
Pada praktikum Larutan dan Pengeceran, dilaksanakan
pada hari Rabu, 4 Juni 2014 di laboratorium 1 pendidikan
biologi FKIP UNTAN pada praktikum kali ini alat yang kami
gunakan adalah sebgai berikut: gelas beaker, kawat kasa,
bunsen, kaki tiga, kaca arloji, neraca analitik, batang
pengaduk, stopwatch dan korek api dan bahan yang kami gunakan
adalah air dan gula pasir. Dengan cara kerja dari praktikum
kami kali ini adalah pertama gula ditimbang menggunakan neraca
analitik dengan dialaskan kaca arloji, kemudian gula yang
telah ditimbang di masukkan kedalam 3 buah gelas beaker, di
gelas beaker yang pertama ditambahkan dengan air kemudian
diaduk menggunakan batang pengaduk sampai gula larut dengan
air (homogen) kemudian diukur dan dicatat waktu lamanya gula
dari berupa padatan sampai mencair menggunakan stopwatch,
untuk gelas beaker yang kedua caranya masih sama hanya saja
untuk melarutkan gula dan air menggunakan pemanasan dengan
bunsen, untuk gelas beaker yang ketiga hampir sama dengan yang
kedua hanya saja pemanasaan menggunakan bunsen dan diaduk, dan
yang terakhir larutan yang pada gelas beaker yang pertama,
kedua dan ketiga tadi disaring menggunakan kertas saring untuk
mengetahui perubahan fisik suatu penyaringan berupa warna dan
kekentalan serta melihat ada tidaknya sisa partikel dari hasil
pelarutan.
C. Hasil dan Pembahasan
1. Tabel waktu (dalam detik) yang dibutuhkan untuk
pelarutan
KELOMPOKPERLAKUAN
Diaduk Dipanaskan
dengan
spiritus
Dipanaskan
dengan
spiritus dan
diaduk
1 dan 2 268 1391 2543 dan 4 246 440 1945 dan 6 300 671 151
2. Tabel hasil penyaringan kelompok
No Perlakuan Kelompo
k
Partikel larutan Warna
larutan
1 Diaduk 1-2 Tidak terdapat
partikel
Kekuningan
2 Dipanaskan 1-2 Tidak terdapatpartikel
Tidak
berwarna3 Diaduk +
Dipanaskan
1-2 Tidak terdapatpartikel
Kekuningan
4 Diaduk 3-4 Terdapat partikel
kecil hitam dan
semut hitam
Kekuningan
agak pudar
5 Dipanaskan 3-4 Tidak terdapat
partikel
Kekuningan
dan
larutan
kental6 Diaduk + 3-4 Terdapat partikel Kekuningan
Dipanaskan kecil berwarna
hijau
agak pudar
7 Diaduk 5-6 Tidak terdapatpartikel
Kekuningan
8 Dipanaskan 5-6 Tidak terdapatpartikel
Tidak
berwarna9 Diaduk +
Dipanaskan
5-6 Tidak terdapatpartikel
Kekuningan
Tabel Perhitungan Standar Deviasi
1. Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pada Perlakuan Diaduk
X x x- x ( x- x)²268 271.33 -3.33 11.08246 271.33 -25.33 641.6300 271.33 28.67 821.96
∑x= 814 ∑ ¿¿)² = 1,474.64
2. Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pada PerlakuanDipanaskan
X x x- x ( x- x)²1391 detik 834 557 310,249440 detik 834 -394 155,236671 detik 834 -163 26,569
∑x= 2502 ∑ ¿¿)² = 492,054
3. Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pada PerlakuanDipanaskan dan Diaduk
X x x- x ( x- x)²254 detik 199.66 54.34 2,952.8356194 detik 199.66 -5.66 32151detik 199.66 -48.66 2,367.7956
∑x= 599 ∑ ¿¿)² = 5351.6
Diaduk Dipanaskan Diaduk & Dipan...
0100200300400500600700800900 GRAFIK RATA-
RATA Waktu Yang
Dibutuhkan Untuk Pelarutan
diaduk dipanaskan diaduk dan dipanaskan
0
100
200
300
400
500
600
27.2
496
51.7
Grafik Standar Deviasi
Pada praktikum kali ini yaitu tentang larutan dan
pengenceran dimana di larutan ini terdapat larutan homogen dan
heterogen, larutan homogen adalah larutan yang mempunyai
komposisi dan sifat yang sama pada setiap bagian campuran
contohnya gula dan air. Sedangkan larutan heterogen adalah
larutan yang mempunyai komposisi dan sifat yang bervariasi
pada setiap bagian campuran contohnya gula dan pasir, pasir
dan semen, dll, dalam hasil ini terdapat SD atau Standar
Deviasi, fungsi dari standar deviasi adalah untuk mengetahui
standar nilai dari hasil-hasil yang telah diketahui.
Pada acara pratikum, praktikan membuat larutan gula dengan 3
perlakuan yang berbeda-beda. Ketiga perlakuan tersebut
adalah :
1. Dengan Diaduk
Rata-rata waktu yang dibutuhkan pada
saat melarutkan larutan dengan cara diaduk adalah 271,3 sekon.
Media yang digunakan untuk mengaduk adalah batang pengaduk.
Gula yang digunakan adalah 20 gr ke dalam 100 ml air. Faktor
yang mempengaruhi kelarutan yang menggunakan cara ini adalah
kecepatan pengadukan dan arah pengadukan. Gula dalam air akan
cepat homogen dengan air apabila mengaduknya dengan konstan
dan arah pengadukan yang konsisten pada satu arah. Hal ini
yang menyebabkan waktu kelarutan tiap-tiap kelompok berbeda-
beda. Perlakuan ini merupakan perlakuan tercepat kedua setelah
perlakuan dengan pemanasan dan pengadukan. Hal ini karena
dengan diaduk, maka tumbukan antar patikel lebih cepat terjadi
sehingga proses homogen antara gula dan air berlangsung cepat.
2. Dengan Dipanaskan dengan Lampu Spirtus
Rata-rata waktu yang dibutuhkan
larutan sampai homogen adalah 834 sekon. Waktu yang didapat
ini terhitung cukup lama karena kelarutan ini hanya bergantung
pada panas yang dihasilkan oleh nyala api pada Bunsen. Nyala
api yang tampak tidak konstan. Dimana pada proses ini hanya
mengandalkan suhu yang tinggi terlebih dahulu baru tumbukan
antar partikel dapat terjadi setelah adanya suhu yang tinggi.
Namun apabila suhu nya masih rendah tumbukan antar partikelnya
sedikit terjadi sehingga proses homogen antara gula dan air
berlangsung paling lama pada perlakuan ini. Proses yang
terjadi pada pemanasan ini biasanya dikenal dengan proses
konveksi dimana kalor yang berpindah terjadi dalam aliran
panas.
3. Dengan Dipanaskan+Diaduk
Rata-rata waktu yang dibutuhkan
larutan sampai homogen adalah 199,67 sekon. Dari seluruh
perlakuan yang digunakan, cara ini yang paling cepat
melarutkan gula dalam air. Hal ini disebabkan pengadukan yang
mempengaruhi gerak partikel dan pemanasan yang mendukung.
Sehingga, gula lebih cepat larut dalam air. Dengan pemanasan
dan pengadukan, tumbukan antar partikel gula dan air akan
lebih cepat terjadi pada proses ini sehingga larutan cepat
homogen.
Setelah larutan homogen, larutan kemudian disaring dengan
kertas saring diatas Erlenmeyer. Setelah disaring, terdapat
partikel berwarna hitan yang tertinggal pada kertas saring.
Larutan hasil penyaringan pun berwarna lebih bening dari pada
sebelumnya. Hal ini disebabkan, kertas saring tersebut menarik
partikel kecil tersebut yang menyebabkan partikel tersebut
tidak dapat menembus kertas tersebut. Sehingga larutan pun
lebih bening dari pada sebelun dilakukan penyaringan. Fungsi
penyaringan ini adalah mengetahui adanya zat yang belum larut
dalam larutan tersebut dan larutan hasil penyaringan lebih
bening dari pada sebelumnya.
Praktikan juga menghitung nilai standar deviasi masing-
masing perlakuan. Nilai standar deviasi pada pengadukan adalah
27.2, standar deviasi pada pemanasan adalah 15. 7, sedangkan
dengan pemanasan dan pengadukan adalah 51.7. Semakin tinggi
nilai standar deviasi suatu lautan, maka ketelitiannya semakin
rendah. Hal ini deisebabkan standar deviasi menunjukkan
tingkat ketelitian dari waktu yang dibutuhkan dalam melarutkan
suatu zat.
D. Penutup
Larutan merupakan campuran antara dua zat yang sifatnya
homogen. Pengadukan mempengaruhi gerak molekul dalam larutan
sehingga mempengaruhi kelarutan. Metode pemanasan dan
pengadukan akan lebih cepat menyebabkan gula larut dalam air.
Pengenceran dilakukan untuk larutan yang dibuat terlalu pekat.
Standar deviasi menunjukkan tingkat ketelitian dari waktu yang
dibutuhkan dalam melarutkan suatu zat. Fungsi penyaringan
adalah mengetahui adanya zat yang belum laut dalam larutan
sehingga larutan hasil penyaringan lebih bening dari pada
sebelumnya.
Ada baiknya praktikum lebih teratur dan terarah agar
praktikan dapat memahami apa yang dipraktikumkan.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, J.1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa
Aksara
Gunawan,adi dan Roeswati.2004.Tangkas Kimia. Surabaya : Kartika
Mulyono. 2005. Membuat reagen kimia dilaboratorium. Jakarta : Bumi
Aksara
Paul Meier and Kenneth L. Zierler. 1954. Journal Of The Indicator
Dilution
Method for Measurement. Volume 6. Page 21-22.
Syukri. 1999. Kimia dasar. Bandung : ITB press
Wahyudi, 2000, Jurnal Kimia dan Larutan No.5 Volume 2. Universitas
Jendral Sudirman.
LAMPIRAN
Perhitungan
1. Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pada Perlakuan Diaduk
X x x- x ( x- x)²268 271.33 -3.33 11.08246 271.33 -25.33 641.6300 271.33 28.67 821.96
∑x= 814 ∑ ¿¿)² = 1,474.64
x=268+246+300
3 = 8143 = 271.33
SD=√∑ (x−x¿)²n−1 ¿
¿√1,474.643−1
¿√1,474.64 /2
= 27.2
2. Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pada PerlakuanDipanaskan
X x x- x ( x- x)²1391 detik 834 557 310,249440 detik 834 -394 155,236671 detik 834 -163 26,569
∑x= 2502 ∑ ¿¿)² = 492,054
x=1391+140+6713 = 25023 =834
SD=√∑ (x−x¿)²n−1
¿
¿√492,0543−1
¿√492,054/2
= 15. 7
3. Tabel Perhitungan Standar Deviasi Pada PerlakuanDipanaskan dan Diaduk
X x x- x ( x- x)²254 detik 199.66 54.34 2,952.8356194 detik 199.66 -5.66 32151detik 199.66 -48.66 2,367.7956
∑x= 599 ∑ ¿¿)² = 5351.6
x=254+194+151
3 = 5993 = 199.6
SD=√∑ (x−x¿)²n−1
¿
¿√5351.63−1
¿√5351.6/2
= 51.7