Upload
universitaspapua
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mollusca berasal dari bahasa Latin, Mollis yang berarti lunak. Jadi, jika ditinjau
dari asal katanya, Mollusca berarti hewan yang memiliki tubuh lunak. Mollusca
mencakup hewan-hewan yang bersifat triploblastik celomata dengan sebaran habitat
yang sangat luas. Tubuh Mollusca yang lunak sebagai ciri utama dari phylum ini
umumnya dilindungi oleh suatu cangkang yang keras.
Mollusca memiliki sifat kosmopolit , dimana hewan-hewan ini memiliki daerah
persebaran yang sangat luas. Mollusca dapat ditemukan di darat, air tawar, maupun
air laut. Dengan persebaran ang sangat luas tersebut, Mollusca menjadi phylum
dengan anggota spesies terbesar kedua setelah Arthropoda
Ukuran tubuh Mollusca sangat bervariasi mulai dari siput yang panjangnya
hanya beberpa millimeter hingga cumi-cumi raksasa yang dapat mencapai panjang 18
meter. Bentuk tubuhnya pun sangat bervariasi walaupun bentuk dasarnya bersifat
simetri bilateral. Pada beberapa terjadi modifikasi dari massa visceral yang
mengakibatkan bentuk tubuhnya bersifat asimetris.
Dalam sistem klasifikasi modern, Mollusca dibedakan menjadi lima kelas, yakni
Gastropoda, cephalooda, Bivalvia, Scaphopoda, Pembagian ini didasarkan pada ciri
morfologi, anatomi dan fisiologis dari hewan-hewan tersebut. Masing-masing kelas
tersebut memiliki ciri tersendiri yang sangat khas dan berbeda dengan kelas-kelas
yang lain.
Mollusca memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan, terutama
dalam kehidupan. Beberapa spesies dari phylum ini menjadi sumber protein bagi
manusia. Selain itu, Mollusca dapat menjadi hama bagi pertanian dan menjadi inang
bagi beberapa cacing parasit yang sangat merugikan bagi manusia.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan phylum Mollusca?
2. Apa yang menjadi karakteristik atau sifat dari phylum Mollusca?
3. Bagaimana pengklasifikasian dari phylum Mollusca?
4. Bagaimana peranan Mollusca dalam kehidupan?
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari phylum Mollusca .
2. Untuk mengetahui karakteristik atau sifat dari phylum Mollusca.
3. Untuk mengetahui pengklasifikasian dari phylum Mollusca.
4. Untuk mengetahui peranan Mollusca dalam kehidupan.
D. Manfaat
1. Untuk membantu mahasiswa memahami materi tentang phylum Mollusca.
2. Sebagai salah satu syarat dalam memperoleh nilai Zoologi Invertebrata.
3. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam upaya pemanfaatan phylum
Mollusca dalam berbagai sektor kehidupan.
E. Metode Penulisan
Pada makalah ini kami menggunakan metode perpustakaan yang berasal
dari buku-buku pengetahuan alam dan melalui media internet.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mollusca
Mollusca berasal dari kata Mollis dalam bahasa latin yang berarti lunak. Tubuh
simetri bilateral dan terdiri atas kepala di bagian depan, kaki di bagian ventral dan
massa jerohan di bagian dorsal (sugiri, 1989). Mollusca adalah satu dari tiga phylum
terbesar dalam kingdom Animalia. Mollusca memiliki sekitar 10.000 spesies yang
masih hidup. Dengan ddemikian, Mollusca hanya kalah jumlah pesies dari
Arthropoda (Marshall, 1972).
Mollusca terdiri dari tiga bagian utama yaitu:
1. Kaki
Kaki merupakan perpanjangan/penjuluran dari bagian Ventral tubuh yang berotot.
Kaki berfungsi untuk bergerak. Pada sebagian mollusca kaki telah termodifikasi
menjadi tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa.
2. Massa Viseral
Massa viseral adalah bagian tubuh yang lunak dari mollusca. Di dalam massa
Gambar 1.1. Anatomi Pada Tubuh Mollusca
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
viseral terdapat organ-organ seperti organ pencernaan, ekskresi, dan reproduksi.
Massa viseral dilindungi oleh mantel.
3. Mantel
Mantel adalah jaringan tebal yang melindungi massa viseral. Mantel membentuk
suatu rongga yang disebut rongga mantel. Di dalam rongga mantel berisi cairan.
Cairan tersebut adalah tempat lubang insang, lubang ekskresi dan anus.
Strukur dan fungsi tubuh
1. Sitem syaraf
Sistem syaraf mollusca terdiri dari cincin syaraf. Sistem syaraf ini mengelilingi
esofagus dengan serabut saraf yang menyebar. Sistem pencernaan mollusca sudah
terbilang lengkap terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Mollusca
juga memiliki lidah bergerigi yang berfungsi untuk melumatkan makanan. Lidah
bergerigi itu disebut radula. Mollusca yang hidup di air bernafas dengan insang yang
berada pada rongga mantel.
2. Pencernaan Mollusca
Saluran pencernaan lengkap, dimulut terdapat radula, kecuali pada pelecypoda
dan mulut berhubungan dengan esophagus, perut dan usus yang melingkar. Anus
terletak pada tepi dorsal rongga mantel di bagian posterior. Sisa pencernaan
berbentuk pellet yang padat.
3. Pernapasaan Mollusca
Alat pernapasan mollusca kebanyakan adalah sepasang insang atau lebih yang
dinamakan ctenidia, beberapa jenis mempunyai “paru-paru” atau kedua-duanya.Tiap
insang terdiri atas sebuah sumbu pipih yang memanjang di bagian tengah, dan pada
sisi-sisinya terdapat filament pipih berbentuk segitiga.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
4. Peredaran Darah Mollusca
Jantung mollusca terdiri atas dua serambi (auricle) dan sebuah bilik (ventricle),
terdapat dalam rongga pericardium. Bilik memompa darah ke aorta, beberapa arteri
dan menuju sinus dalam organ atau jaringan. Peredaran darah terbuka, artinya darah
tidak melalui pembuluh darah, tetapi melalui sinus darah yaitu rongga di antara sel-
sel dalam organ.
5. Cara Hidup Mollusca
Mollusca hidup secara heterotrof dengan memakan organisme lain. Misalnya
ganggan, ikan, ataupun mollusca lainnya. Mollusca hidup di air maupun di darat.
Mollusca yang hidup di air contohnya sotong dan gurita. Sedangkan yang hidup di
darat contohnya siput.
6. Reproduksi Mollusca
Mollusca bereproduksi secara seksual. pada umumnya organ reproduksi jantan
dan betina pada umumnya terpisah pada individu lain (gonokoris). Namun, meski
begitu jenis siput tertentu ada yang bersifat Hermafrodit. Fertilisasi dilakukan secara
internal ataupun eksternal sehingga menghasilkan telur. Telur tersebut berkembang
menjadi larva dan pada akhirnya akan menjadi mollusca dewasa.
B. Karakteristik Mollusca
Moluska adalah anggota dari filum sangat besar dan beragam aminals
invertebrata yang dikenal sebagai mollusca. filum menyediakan beberapa hewan
paling akrab, termasuk univalves (kelas Gastropoda), bivalvia (kelas Bivalvia) dan
cephalopoda (kelas cephalopoda). Filum mollusca juga termasuk kurang dikenal
froms menyedot sebagai Chitons (kelas Polyplacophora) dan gading menjual (kelas
Scaphopoda), antara lain.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
The mollusca dari sektor Antartika dan sub-Antartika Samudra selatan dijelaskan
cukup baik, sedikit pun beberapa 1.200 moluska diidentifikasi dari daerah, yang
didominasi oleh gastropoda diikuti oleh bivalvia (Lince et al. 2006). Sampai saat ini
kita tahu kira-kira tujuh puluh enam morfospesies molluscan dari lima kelas dari
wilayah HIMMI. banyak di antaranya terlalu kecil untuk ditangkap sebagai bycatch
dan hanya taksa yang lebih besar seperti cumi, siput besar atau kerang akan akrab
bagi pengamat. Namun penting untuk membuat pengamat menyadari Divercity
moluska mereka cenderung encounther.
Mollusca adalah hewan lunak dan tidak memiliki ruas. Tubuh hewan ini
tripoblastik { mempunyai 3 lapisan lembaga, yaitu ektoderm (lapisan luar),
mesoderm (lapisan tengah) dan endoderm (lapisan dalam) }, bilateral simetri,
umumnya memiliki mantelyang dapat menghasilkan bahan cangkok berupa kalsium
karbonat. Cangkok tersebut berfungsi sebagai rumah (rangka luar) yang terbuat dari
zat kapur misalnya kerang tiram, siput sawah dan bekicot.(Drs. Adun Rusyana, M.Pd.
: 86)
Cangkok kerang ini terdiri dari dua belahan, sedangkan cangkok siput berbentuk
seperti kerucut yang melingkar. Perbedaan lainnya, kaki siput tipis dan rata.
Fungsinya adalah untuk berjalan dengan cara kontraksiotot. (Drs. Adun Rusyana,
M.Pd. : 87).
Mollusca mempunyai alat pencernaan yang sempurna mulai dari mulut yang
mempunyai radula (lidah perut) sampai dengan anus terbuka didaerah rongga mantel.
Pernapasan dilakukan dengan menggunakan insang atau “paru-paru”, mantel atau
oleh bagian epidermis. Alat eksresi berupa ginjal. Sistem syaraf terdiri atas tiga
pasang ganglion yaitu ganglion cerebral, ganglion visceral dan ganglion pedal yang
ketiganyadi hubungkan oleh tali-tali saraf longitudinal. (Drs. Adun Rusyana, M.Pd. :
87).
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Ciri-ciri Mollusca:
1. Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang.
2. Habitatnya di ait maupun darat
3. Merupakan hewan triploblastik selomata.
4. Struktur tubuhnya simetri bilateral.
5. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
6. Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
7. Organ ekskresi berupa nefridia
8. Memiliki radula (lidah bergigi)
9. Hidup secara heterotrof
10. Reproduksi secara seksual
C. Klasifikasi Mollusca
Gambar 1.2. Peta Konsep Phylum Mollusaca
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Berdasarkan bidang simetri, kaki, cangkok, mantel, insang dan system syaraf,
Mollusca terdiri atas lima kelas yaitu :
– Kelas Gastropoda = Fosil melimpah,dan terekam luas (Kambrium-Resen).
– Kelas Pelecypoda = Masuk dalam banyak genus ,dan spesies (Ordovisium
Bawah-Resen).
– Kelas Amphinrura = Fosilnya jarang ditemukan (Kambrium-Resen).
– Kelas Scaphopoda = Fosil jarang ditemukan dalam batuan lebih tua dari
Mesozoikum.
– Kelas Cephalopoda = Fosil lazim ditemukan pada batuan Paleozoikum,sangat
melimpah pada Mesozoikum.
Dan 2 yang merupakan kelas baru yang telah memisahkan diri dari kelas
sebelumnya yaitu :
– Monoplacophora
– Aplacophora
Gambar 1.3. Klasifikasi dan 2 kelas yang memisahkan diri
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
1. Kelas Gastropoda (L.Gaster = perut + podos = kaki)
a. Pengantar
Gastropoda merupakan kelas Mollusca yang terbesar dan popular. Ada sekitar
50.000 spesies Gastropoda yang masih hidup dan 15.000 jenis yang telah menjadi
fosil. Oleh karena banyaknya jenis Gastropoda, maka hewan ini mudah ditemukan.
Sebagian besar Gastropoda mempunyai cangkok (rumah) dan berbentuk kerucut
terpilin (spiral). Bentuk tubuhnya sesuai dengan bentuk cangkok. Padahal waktu
larva, bentuk tubuhnya simetri bilateral. Namun ada pula Gastropoda yang tidak
memiliki cangkok, sehingga sering disebut siput telanjang (vaginula). Hewan ini
terdapat di laut dan ada pula yang hidup di darat.
Pernapasan bagi Gastropoda yang hidup di darat menggunakan paru-paru,
sedangkan Gastropoda yang hidupdi air, bernapas dengan insang.
Gastropoda mempunyai alat reproduksi jantan dan betina yang bergabung atau
disebut juga ovotestes. Gastropoda adalah hewan hemafrodit, tetapi tidak mampu
melakukan autofertilisasi. Alat ekskresi berupa sebuh ginjal yang terletak dekat
jantung. Hasil ekskresi dikeluarkan ke dalam rongga mantel. Sistem peredaran darah
adalah sistem peredaran darah terbuka. Jantung terdiri dari serambi dan bilik
(ventrikel) yang terletak dalam rongga tubuh.
Gambar 2.1. Anatomi Achatina Fulica
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
b. Contoh: Achatina Fulica
1. Struktur Tubuh
Tubuhnya bercangkok (concha), kebanyakan berputar ke kanan (dekstral) ada
juga yang berputar ke kiri (sinistral). Putaran ini berasal sari apeks melalui whorl
sampai ke aperture. Bagian tengah yang merupakan sumbu putaran disebut
kollumella. Kollumella ini tidak terlihat dari luar.
Cangkok terdiri atas tiga lapisan, yaitu: (1) periostrakum, terbuat dari bahan
tandukyang disebut konkiolin, (2) lapisan prismatik, terbuat dari kalsit atau arragonit,
(3) lapisan mutiara, terdiri dari CaCO3, jernih dan mengkilap. Lapisan prismatik dan
periostrakum dibentuk oleh tepi pallium yang menebal, sedangkan mutiara dibentuk
oleh seluruh permukaan pallium. Pada waktu aktif tubuh menjulur dari cangkok,
terdiri atas bagian: (1) kepala (pada ujung depan agak ke ventral terdapat mulut, dua
pasang tentakel, pada ujung tentakel yang lebih panjang terdapat mata); (2) leher
(pada sisi sebelah kanan terdapat lubang genital); (3) kaki (terdiri atas otot yang kuat
untuk merapat, (4) viscera yang belum begitu jelas batasnya (terdapat di dalam
cangkok, berbentuk spiral, ditutupi oleh mantel, pada bagian tepi cangkok dekat kaki
mantel menjadi lebih tebal disebut gelangan (kollar), di bawah gelangan ini terdapat
lubang pernafasan; rongga mantel berfungsi juga sebagai organ pernafasan.
2. Sistem Pencernaan Makanan
Makanan berupa tumbuh-tumbuhan, dipotong-potong oleh rahang zat tanduk
(mandibula), kemudian dikunyah oleh radula. Zat-zat makanan diserap di dalam
intestin. Saluran pencernaan makanan terdiri atas: rongga mulut-faring (tempat
dimana terdapat radula)-esofagus-tembolok-lambung-intestin-rektum-anus. Kelenjar
pencernaan terdiri atas: kelenjar ludah, hati, dan pankreas.
3. Sistem Peredaran Darah
Jantung terdapat di dalam cavum pericardi, terdiri dari dua bagian, yaitu satu
atrium dan satu ventrikel. Dari ujung ventrikel keluar aorta yang bercabang dua,
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
yaitu: (1) Cabang yang berjalan kea rah anterior, mensuplai darah bagian tubuh
sebelah anterior (kepala) kemudian membelok ke arah ventral menjadi arteria pedalis
yang mensuplai darah ke bagian kaki; (2) cabang yang berjalan ke arah posterior,
mensuplai darah ke viscera, terutama ke kelenjar pencernaan, ventrikel, dan
ovotestes. Arteria bercabang-cabang yang langsung mencapai rongga-rongga darah
atau hemocoelom (tidak membentuk kapiler-kapiler. Dari hemocoelom, dikumpulkan
kembali melalui sirculus venosus (=pembuluh darah yang berjalan melingkar).
Circulus venosus terdiri atas dua (masing-masing mengumpulkan arah dari daerah
viscera, daerah kaki dan kepala, kemudian darah diteruskan ke paru-paru (untuk
melepaskan CO2, dan menerima oksigen) selanjutnya masuk kembali ke atrium
kemudian ke ventrikel. Darahnya mengandung pigmen pernafasan yang berwarna
biru (=haemocyanin), berfungsi untuk mengikat Oksigen, zat-zat makanan, dan sisa
metabolisme.
4. Sistem Pernafasan
Alat pernafasan berupa paru-paru (modifikasi dari rongga mantel yang kaya
dengan kapiler-kapiler darah).
5. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa nephridia, terdapat di dekat jantung dan saluran uretranya
terletak di dekat anus.
6. Sistem Syaraf
Sistem syaraf terdiri atas: ganglion serebral (sebelah dorsal), ganglion pedal
(sebelah ventral), ganglion parietal (sebelah lateral), ganglion abdominal (sebelah
median), ganglion bukal (sebelah dorsal rongga mulut).
7. Organ Reseptor
Terdapat tiga macam reseptor yang utama, yaitu:
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
a. Kemoreseptor (terletak pada tentakel yang pendek)
b. Photoreseptor (merupakan mata sederhana yang dilengkapi dengan lensa, sel-
sel pigmen dan sel-sel reseptor)
c. Statoreseptor (berupa statokist, terdapat pada ganglion pedalis dan
mendapat syaraf dari ganglion serebralis).
Selain dari itu seluruh permukaan tubuhnya peka terhadap sentuhan dan stimulant
lainnya.
8. Sistem Reproduksi
Achatina fulica bersifat hermafrodit, tetapi untuk fertilisasi diperlukan
spermatozoa dari individu lain, karena spermatozoa dari induk yang sama tidak dapat
membuahi sel telur. Ova dan spermatozoa dibentuk bersama-sama di ovotestis.
Ovotestis berupa kelenjar kecil berwarna putih kemerahan, terletak melekat di antara
kelenjar pencernaan (hepatopankreas, pada apek dari masa viscera). Saluran yang
terdapat pada ovotestis, yaitu:
a. Duktus hermaproditikus (=persatuan saluran halus pada ovotestis)
b. Spermoviduk, terdiri dari dua saluran, yaitu:
1. saluran telur (oviduk), berakhir pada vagina, dan
2. saluran semen (vasdeferens), berakhir pada penis.
Vagina dan penis mempunyai hubungan terbuka dengan suatu ruangan, yaitu atrium
genital yang mempunyai lubang keluar (=porus genitalis).
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
9. Gerakan dan Tingkah Laku
Alat gerak ialah kaki. Pada waktu aktif permukaan bawah kaki menjadi
bergelombang dengan amplitude kecil dikarenakan adanya aktivitas otot-otot dalam
dindingnya. Gelombang-gelombang gerakan ini dikordinasikan oleh susunan syaraf.
Permukaan yang dilalui siput darat akan menunjukkan bekas, karena adanya deretan
mukus yang ditinggalkan dalam perjalanannya. Mukus ini dihasilkan oleh glandula
pedalis dengan salurannya yang bermuara di permukaan ventral di belakang mulut.
Mukus ini berguna untuk: (1) menjaga agar supaya kaki tidak menjadi kering, (2)
menahan bagian-bagian kaki yang relaksasi: sementara bagian yang kontraksi
bergerak ke depan, konka cenderung jatuh menggantung di sisi kanan dan secara
periodik kembali pada posisi semula oleh karena aktivitas muskulus kolumellaris.
Achatina fulica aktif hanya pada waktu udara lembab dan merayap kemana-mana
terutama pada waktu malam hari. Pada waktu udara kering tidak aktif (ini disebut
aestivasi) dan menarik tubuhnya ke dalam konka di tempat yang terlindung,
kemudian kakinya mengeluarkan lapisan lendir yang kaku dan mengeras untuk
menutup lubang konka dan mencegah pengeringan lebih jauh.
Berdasarkan organ respirasi dan letak organ respirasi tersebut, Gastropoda
dibagi menjadi 3 Subclassis yaitu :
Gambar 2.2. Gastropoda Masa Kini
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
a. Subclassis Prossobranchia
Prossobranchia merupakan subkelas terbesar dalam gastropoda. Hidup di perairan
laut, dengan beberapa jenis ( dalam persentase kecil) hidup di air tawar dan
beberapa jenis diketahui bersifat terestrial. Pada umumnya bersifat non parasitik
dan mobil. Taksa tersebut mempunyai kisaran perilaku makan yang bervariasi dan
bergantung pada jenisnya, yaitu herbivora, omnivora, carnivora, pemakan suspensi
dan pemakan deposit.
Prossobranchia merupakan gastropoda yang dianggap paling primitif, pada
akhirnya akan menurunkan 2 subkelas yang lainnya. Kebanyakan spesies
menunjukkan beberapa karakter tipikal gastropoda yaitu cangkang yang sempurna,
rongga mantel, osphradium dan gigi radula yang berkembang baik. Tipikal
prossobranchia mempunyai insang yang dikenal sebagai ctenidium, yang terdiri
dari serangkaian lembaran-lembaran triangular yang saling berdekatan. Insang
tesebut berlokasi di daerah anterior. Darah tidak teroksigenasi akan masuk ke
dalam pembuluh afferaent melalui hemocoel, selanjutnya akan mencapai ctenidia
untuk dioksigenasi dan disalurkan ke jantung. Dari jantung tersebut darah bersih
diedarkan ke seluruh tubuh gastropdoa melalui aorta tunggal.
Pada beberapa prossobranchia, air masuk melalui struktur saluran yang dikenal
sebagai saluran siphon. Saluran siphon berfungsi sebagai saluran masuknya air ke
dalam rongga mantel setelah melewati osphradium.
Klasifikasi Prossobranchia
Berdasarkan studi filogenetik, Prossobrachia diklasifikasikan ke dalam 3 ordo
yaitu :
1. Ordo Archaeogastropoda
2. Ordo Mesogastropoda
3. Ordo Neogastropoda
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Ordo Archaeogastropoda
Ordo tersebut beranggotakan gastropoda yang dianggap mempunyai sifat-sifat
primitif yaitu jumlah organ yang selalu berpasangan, fertilisasi yang bersifat eksternal
dan banyaknya jumlah gigi pada radula.Anggota ordo tersebut mempunyai sifat
reproduksi yang unik yaitu membentuk larva trocophore dalam siklus reproduksinya.
Archaegastropoda meliputi kurang lebih 20.000 spesies yang terdistribusi
dalam 140 familia, dengan beberapa diantaranya yaitu :
1. Famili Turbinidae, contoh Turbo marmoratus dan Marmarostoma jobiensis
2. Famili Nerritidae, contoh jenis Nerita lineata, Nerita planospira, Neritina
violacea. Ketiga gastropoda tersebut merupakan gastropoda mangrove.
Ordo Mesogastropoda
Ordo tersebut beranggotakan gastropoda yang telah berevolusi menuju
hilangnya ctenidium sebelah kanan, pada jenis yang hidup di darat, ctenidia bahkan
menghilang sama sekali. Anggota jenis tersebut melakukan fertilisasi secara internal,
membentuk larva yang dikenal sebagai larva veliger.
Ordo mesogastropoda beranggotakan kurang lebih 10.000 jenis dalam 95
familia, tersebar di berbagai tipe habitat mulai dari laut sampai daratan, beberapa
jenis bersifat parasitik. Beberapa familia yang umum diantaranya adalah Littorinidae
(contoh spesies : Littoraria scabra, Littoraria carinifera, merupakan gastropoda
pemanjat pada pohon mangrove) , Famili Cerithidhae (contoh spesies : Cerithidea
cingulata, merupakan gastropoda pemakan detritus pada lumpur di bawah mangrove.
Ordo Neogastropoda
Ordo tersebut beranggotakan jenis gastropoda yang telah dianggap maju.
Anggota jenis dalam ordo tersebut semuanya hidup di perairan, kebanyakan bersifat
karnivora. Fertilisasi bersifat internal, berkembang langsung membentuk miniatur
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
dewasa tanpa membentuk stadium larva. Ordo tersebut beranggotakan sekitar 5000
jenis yang terdistribusi ke dalam 21 famili. Famili yang umum dikenal adalah
Muricidae ( contoh jenis : Murex pecten dan Chiccoreus cappuccinus).
Subclassis Ophistobranchia
Kelompok Ophistobranchia dikenali melalui beberapa karakteristik sebagai
berikut :
1. Adanya trend evolusi menuju hilangnya cangkang, menjadikan banyak
anggota jenis yang tidak bercangkang.
2. Bila bercangkang, operculum tidak dijumpai.
3. Rongga mantel dan ctenidia cenderung mereduksi
4. Sedikit torsi saat embriogenesis
5. Pada kebanyakan jenis mempunyai struktur insang luar pada bagian posterior
yang dikenal sebagai cerrata
Ophistobranchia kebanyakan hidup di perairan. Jumlah anggota jenisnya
berkisar antara 1100 jenis.
Subclassis Pulmonata
Kelompok pulmonata dikenal sebagai gastropoda paru-paru (pulmo) , paru-
paru tersebut merupakan bagian mantel dengan vaskularisasi yang tinggi. Kelompok
beranggotakan sekitar 20.000 jenis, kebanyakan bersifat terestrial, bila bersifat
akuatik lebih sering dijumpai di perairan tawar. Anggota kelompok tersebut
mempunyai gigi radula yang berderet panjang, mengindikasikan sifat herbivora yang
dimiliki. Jenis umum yang dijumpai adalah keong mas ( Pylla sp) dan Bekicot
( Achatina fulica)
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
2. Kelas Bivalvia (bi = 2 ,valvus = katup)
Kelas pelecypoda disebut juga dengan Bivalvia atau Lamellibrankhiata. Bivalvia
atau pelecypoda adalah mollusca yang memiliki dua cangkang. Dua cangkang
tersebut terkunci seperti engsel sehingga dapat terbuka atau tertutup dengan bantuan
beberapa otot yang besar. Ketika menutup, cangkang berfungsi menutupi atau
melindungi tubuh dari predatornya.kata pelecypoda memiliki arti “kaki berbentuk
kapak”, Hewan Bivalvia bisa hidup di air tawar, dasar laut, danau, kolam, atau
sungai yang lainnya yang banyak mengandung zat kapur. Contoh hewan kelas ini
yaitu remis, tiram dan kijing. Sedangkan disebut Lamellibrankhiata dikarenakan
insangnya berbentuk lembaran-lembaran.
Pada Bivalvia insang biasanya berukuran sangat besar dan pada sebagian besar
spesies dianggap memiliki fungsi tambahan yaitu pengumpul makanan, disamping
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas. Kepala tidak berkembang namun sepasang
palpus labial mengapit mulutnya. Tubuh bilateral simetris dan memiliki kebiasaan
menggali liang pada pasir dan lumpur yang merupakan substrat hidupnya dengan
menggunakan kakinya. Untuk itu tubuhnya memipih secara lateral sangat membantu
dalam menunjang kebiasaan tersebut.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Bagian cangkang terdiri atas bagian torsal dan bagian ventral, pada bagian torsal
terdapat:
Gigi sendi, sebagai poros ketika katup membuka dan menutup serta
meluruskan kedua katup.
Ligament sendi, berfungsi menyatukan katup bagian dorsal dan memisahkan
katup sebelah vertal.
Paling luar adalah cangkang yang berjumlah sepasang, fungsinya untuk
melindungi seluruh tubuh kerang
Mantel, jaringan khusus, tipis dan kuat sebagai pembungkus seluruh tubuh
yang lunak. Pada bagian belakang mantel terdapat dua lubang yang disebut
sifon. Sifon atas berfungsi untuk keluarnya air, sedangkan sifon bawah
sebagai tempat masuknya air.
Gambar 3.1. Anatomi Luar Bivalvia
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Insang, berlapis-lapis dan berjumlah dua pasang. Dalam insang ini banyak
mengandung pembuluh darah.
Kaki pipih bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior.
Di dalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran
pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran. Dan alat ekskresi (ginjal).
Cangkang kerang terdiri atas tiga lapis, yaitu urutan dari luar ke dalam sebagai
berikut :
1. Periostrakum, merupakan lapisan tipis dan gelap yang tersusun atas zat tanduk
yang dihasilkan oleh tepi mantel, sehingga sering disebut lapisan tanduk.
Fungsinya untuk melindungi lapisan yang ada di sebelah dalamnya dan lapisan ini
berguna untuk melindungi cangkang dari asam karbonat dalam air serta memberi
warna cangkang.
Gambar 3.2. Anatomi Dalam Bivalvia
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
2. Prismatik, lapisan tengah yang tebal dan terdiri atas kristal-kristal kalsium
karbonat yang berbentuk prisma yang berasal dari materi organik yag dihasilkan
oleh tepi mantel.
3. Nakreas, merupakan lapisan terdalam yang tersusun atas kristal-kristal halus
kalsium karbonat merupakan lapisan mutiara yang dihasilkan oleh seluruh
permukaan mantel. Di lapisan ini, materi organik yang ada lebih banyak daripada
di lapisan prismatic. Lapisan ini tampak berkilauan dan banyak terdapat pada
tiram/kerang mutiara. Jika terkena sinar, mampu mamancarkan keragaman warna.
Lapisan ini sering disebut sebagai lapisan mutiara.
A. Sistematika Bivalvia
Kelas Bivalvia termasuk salah satu kelas dari phylum Molusca yang
memiliki empat ordo yaitu Protobranchia, Taxodonata, Dysodonta dan
Pseudolamellibranchia. Kebanyakan hidup di laut terutama di daerah littoral,
beberapa di daerah pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis laut hidup sampai
kedalaman 5000 m (Swit, 1993).
Suwignyo (1998) membagi Bivalvia dalam 3 sub kelas diantaranya :
1. Sub kelas Protobranchia
Umumnya primitif; filamen insang pendek dan tidak melipat; permukaan
kaki datar dan menghadap ke ventral; otot aduktor 2 buah.
Gambar 3.3 Fosil Bivalvia
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Ordo Nuculacea
Tidak mempunyai sifon; sebagai deposit feeder mendapatkan makanan
menggunakan proboscides; Nucula dan Yoldia dan hidup di semua laut
terutama daerah temperate.
Ordo Solenomyacea
Mempunyai sifon; menyaring makanan menggunakan insang;cangkang
mempunyai semacam tirai (awning); Solen cangkangnya sangat rapuh.
2. Sub kelas Lamellibranchia
Filamen insang memanjang dan melipat, seperti huruf W; antara filamen
dihubungkan oleh cilia (filabranchia) atau jaringan (eulamellibranchia)
Ordo Taxodonta
Gigi pada hinge banyak dan sama; kedua otot aduktor berukuran kurang
lebih sama; pertautan antara filamen insang tidak ada. Arca, Anadara, dan
Barbatia. Penyebarannya luas umumnya di pantai laut.
Ordo Anisomyaria
Otot aduktor anterior kecil atau tidak ada yang posterior ukurannya besar,
sifon tidak ada; terdapat pertautan antara filamen dengan cilia; biasanya
sessile; kaki kecil dan memiliki bisus. Beberapa diantaranya : Mitylus,
Ostrea, Atrina dan Pinctada.
Ordo Heterodonta
Gigi pada hinge terdiri atas beberapa gigi kardinal dengan atau tanpa gigi
lateral; insang tipe eulamellibranchia; kedua otot aduktor sama besar; tepi
mantel menyatu pada beberapa tempat, biasanya mempunyai sifon.
Cardium, Corbicula, Marcenaria, Tagelus, Mya dan Tridacna.
Kebanyakan hidup di laut.
Ordo Schizodonta
Gigi dan hinge memiliki ukuran dan bentuk yang berfariasi; tipe insang
eulamellibranchia. Kerang air tawar Pseudodon, Anodonta dan
Mutelidea.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Ordo Adapedonta
Cangkang selalu terbuka, ligamen lemah atau tidak ada; gigi pada hinge
kecil atau tidak ada; tipe insang eulamellibranchia; tepi mantel menutup,
kecuali pada bukaan kaki; sifon besar, panjang dan menjadi satu; hidup
sebagai pengebor pada subtrat keras. Pengebor tanah liat dan batu karang,
Pholas, Mya, Panope, Teredo, dan Bankia. Umum terdapat dilaut mana
saja
Ordo Anomalodesmata
Tidak ada gigi pada hinge; tipe insang eulamellibranchia, tetapi lembaran
insang terluar mengecil dan melengkung kearah dorsal; bersifat
hermaprodit. Lyonsia, cangkang kecil dan rapuh, terdapat di laut dangkal
Atlantik dan Pasifik.
3. Sub kelas Septibranchia.
Insang termodifikasi menjadi sekat antara rongga inhalant rongga
suprabranchia, yang berfungsi seperti pompa. Umumnya hidup di laut dalam
seperti Cuspidularia dan Poromya.
B. Sistem pencernaan
Sistem pencernaan dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus dan
akhirnya bermuara pada anus. Anus ini terdapat di saluran yang sama dengan
saluran untuk keluarnya air. Sedangkan makanan golongan hewan kerang ini
adalah hewan-hewan kecil yang terdapat dalam perairan berupa protozoa diatom,
dll. Makanan ini dicerna di lambung dengan bantuan getah pencernaan dan hati.
Sisa-sisa makanan dikeluarkan melalui anus.
C. Sistem Reproduksi
Hewan seperti kerang air tawar ini memiliki kelamin terpisah atau berumah
dua. Umumnya pembuahan dilakukan secara eksternal. Dalam kerang air tawar,
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
sel telur yang telah matang akan dikeluarkan dari ovarium. Kemudian masuk ke
dalam ruangan suprabranchial. Di sini terjadi pembuahan oleh sperma yang
dilepaskan oleh hewan jantan. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi
larva glochidium. Larva ini pada beberapa jenis ada yang memiliki alat kait dan
ada pula yang tidak. Selanjutnya larva akan keluar dari induknya dan menempel
pada ikan sebagai parasit, lalu menjadi kista. Setelah beberapa hari kista tadi
akan membuka dan keluarlah Mollusca muda. Akhirnya Mollusca ini hidup
bebas di alam.
Gambar 3.4 Diagram Daur Hidup Kerang Air Tawar
D. Habitat Bivalvia
Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-jenis Bivalvia
mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk dalam satu suku
dan hidup dalam satu ekosistem. Bivalvia pada umumnya hidup membenamkan
dirinya dalam pasir atau pasir berlumpur dan beberapa jenis diantaranya ada yang
menempel pada benda-benda keras dengan semacam serabut yang dinamakan
byssal threads. Demikian pula Nontji (1987), bivalvia hidup menetap di dasar
laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur bahkan pada
karang-karang batu. Akan tetapi pada beberapa spesies bivalvia seperti Mytillus
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu menutup rapat
cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992).
Gambar 3.5 Membenamkan Diri Pada Substrat
Menurut Odum (1988), dalam Samingan dan Srigondo (1993) bahwa
binatang infauna seringkali memberikan reaksi yang mencolok terhadap ukuran
butir atau tekstur dasar laut, sehingga habitat Molusca dari berbagai lereng pasir
lumpur akan berbeda. Menurut Kastoro (1988) ditinjau dari cara hidupnya, jenis-
jenis pelecypoda mempunyai habitat yang berlainan walaupun mereka termasuk
dalam satu suku dan hidup dalam satu ekosistem.
Gambar 3.6 Brachiopoda Yang Melekat Pada Substrat Keras (Davis,1986)
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
. Nontji (1993), menyatakan bahwa “pelecypoda hidup menetap di dasar
laut dengan cara membenamkan diri di dalam pasir atau lumpur adapula yang
menempel di pohon bahkan pada karang-karang batu”. Pada beberapa spesies
pelecypoda seperti Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal karena mampu
menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan air (Nybakken, 1992).
Gambar 3.7 Kerang Hijau melekat pada substrat dengan benang – benang
(Davis,1986)
E. Kebiasaan Makan
Nybakken (1992), menyebutkan berdasarkan pada makanan dan kebiasaan
makannya, jenis-jenis bivalvia dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu pemakan
suspensi dan pemakan endapan. Bivalvia umumnya memperoleh makanan
dengan cara menyaring partikel-partikel yang ada dalam air laut (Nontji,1987).
Pada golongan pemakan endapan, bivalvia ini membenamkan diri dalam lumpur
atau pasir yang mengandung sisa-sisa zat organik dan fitoplankton yang hidup di
dasar. Makanan tersebut dihisap dari dasar perairan melalui siphon. Semakin
dalam bivalvia membenamkan diri siphonnya semakin panjang. (Nontji,1987).
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
3. Kelas Polyplacophora
Polyplacophora adalah kelas dari anggota hewan tak bertulang belakang yang
termasuk dalam filum Mollusca. Contoh yang terkenal dari kelas ini adalah Chiton
sp. Chiton sp termasuk dalam kelas polyplacophora. Chiton sp memiliki struktur yang
sesuai dengan kebiasaan melekat pada batu karang dan cangkang mirip hewan
lainnya. Apabila disentuh, akan melekat erat pada batu karang. Hewan ini merayap
perlahan-lahan pada dasar laut di batu-batuan yang lunak. Sendi-sendi yang
dimilikinya dapat dibengkokkan sehingga tubuhnya dapat dibulatkan seperti bola.
Habitat Chiton sp ini adalah di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang, dan
memakan rumput laut dan mikro organisme dari batu karang.
a. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Amphineura
Ordo : Polyplacophora
Famili : Chitondae
Genus : Chiton
Spesies : Chiton sp
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
b. Struktur Tubuh
Bentuk tubuhnya bulat telur, pipih, dan simetris bilateral. Mulut tidak
berkembang baik dan terletak di bagian kepala (anterior), sedangkan anus terletak
di posterior. Hewan ini tidak memiliki tentakel dan mata. Permukaan dorsal
tubuhnya tertutup mantel yang dilengkapi delapan kepingan kapur yang
mengandung berlapis-lapis serabut insang. Kadang-kadang kepingan itu
dibungkus lapisan kitin. Saluran mantel terdapat di tepi tubuh. Kakinya pipih dan
biasanya memiliki lidah parut (radula).
c. Sistem Organ pencernaan
Organ pencernaan dimulai dari mulut yang dilengkapi radula dan gigi –
faring – perut – usus halus – anus. Kelenjar pencernaannya adalah hati yang
berhubungan dengan perut.
d. Sistem saraf
Sistem saraf berupa cincin esofagus dan dua cabang saraf yang mensarafi
mantel dan daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang jelas, tetapi ada sel-sel
ganglion pada cabang saraf.
e. Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darah lakunair (terbuka) terdiri dari jantung, aorta, dan
sebuah sinus. Darah medapat oksigen dari insang.
f. Sistem ekskresi
Ekskresi dilakukan oleh sepasang ginjal yang bermuara ke arah posterior.
g. Sistem reproduksi
Reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan sel ovum dan sel sperma
yang terdapat pada individu jantan dan betina.
Gambar 4.1. Bentuk Tubuh dan Klasifikasi Chiton sp
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Gambar 4.2. Chiton sp Masa Kini
Gambar 4.3. Fosil Chiton sp
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
4. Kelas Schapopoda
Scaphopoda adalah hewan dari anggota hewan tak bertulang belakang yang
termasuk dalam filum Mullosca. Scaphopoda merupakan kelas terkecil dari mollusca.
Cangkangnya tajam berbentuk silinder, taring atau terompet yang kedua ujungnya
terbuka, karena disesuaikan dengan tempat hidupnya dan umumnya disebut keong
gigi. Warna yang paling sering adalah putih-coklat atau putih-hijau. Cangkang ini
berfungsi untuk melindungi cangkangnya yang sangat lunak. Panjang tubuhnya
sekitar 2 mm – 15 cm. Scaphopoda ini tidak memiliki insang, juga tidak memiliki
jantung dan pembuluh darah.
A. Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Moluska
Class : Scaphopoda
Spesies : Dentalium vulgare
Gambar 5.1. Dentalium vulgare
B. Habitat
Hidup dan membenamkan diri pada substrat pasir atau lumpur yang
bersih di laut dangkal, beberapa spesies terdapat pada kedalaman 1.850 m.
Apabila berjalan di pantai perlu hati-hati karena hewan ini tumbuh di batu atau
benda laut lainnya yang berbaris menyerupai taring. cangkangnya yang tajam
dapat menusuk telapak kaki dan menyebabkan luka
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Gambar 5.2 Habitat Dentalium sp (membenamkan diri dalam pasir)
C. Ciri-ciri
1) Tubuh ramping, memanjang dorsoventral, diselubungi oleh mantel.
2) Panjang tubuhnya biasanya 2,5-5 cm. Ada yang hanya 4 mm, tapi ada pula
yang panjangnya 25 cm.
3) Memiliki cangkang
Cangkangnya terbuka pada kedua ujungnya, berbentuk silinder, dan biasanya
berwarna putih/kekuningan.
4) Dekat mulut terdapat tentakel kontraktif bersilia disebut captula dengan ujung
yang menjulur, yaitu alat peraba. Fungsinya untuk menangkap mikroflora dan
mikrofauna
5) Kaki muncul dari ujung cangkang yang besar, berfungsi untuk menggali di
pasir.
6) Sirkulasi air untuk pernafasan digerakkan oleh gerakan kaki dan silia,
sementara itu pertukaran gas terjadi di mantel.
7) Hewan ini memiliki Kelamin terpisah.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Contoh : Siput gading (Dentalium vulgare)
Gambar 5.3 Morfologi Scaphopoda, Dentalium sp (Hegner, 1933)
D. Reproduksi
Scaphopoda bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual
saling terpisah pada individu lain. Fertilisasi dilakukan dengan cara eksternal.
Telur dilepaskan secara terpisah dan sesudah stadium larva yang singkat hewan-
hewan muda tenggelam di dasar laut.
E. Sistem Respirasi
Dentalium vulgare tidak memiliki kepala dan ingsang oleh karena itu Sistem
pernapasannya di bantu oleh mantel. Mantel membentuk rongga mantel yang
berisi cairan. Cairan tersebut merupakan lubang insang, lubang ekskresi, dan
anus.
F. Sistem saraf
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
System sarafnya berupa tiga pasang simpul saraf (ganglion), yaitu ganglion
sarebral, ganglion pleural, dan ganglion pedal. Ketiganya dihubungkan dengan
serabut-serabut saraf. (Gambar 2.3)
Gambar 5.4 Struktur Tubuh Dentalium sp
G. Sistem pencernaan
Terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus.
Salurannya memanjang dari mulut hingga anus. Pada mulut ditemukan lidah
bergerigi atau radula
H. Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa ginjal yang dinamakan nefridium. Hewan ini mempunyai
kelamin terpisah, baik yang jantan maupun betina, melepaskan sperma dan sel
telur nya langsung kedalam air. Jika sel telur ini bertemu maka terjadilah
fertilisasi dan lahirlah scaphopoda baru. Scaphopoda ini memiliki lebih dari 350
spesies dan habitatnya mulai dari laut dangkal sampai laut dalam, kira-kira 2000
meter dari permukaan laut. Hewan ini mempunyai kebiasaan pula untuk
membenamkan dirinya dipantai.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
5. Kelas Cephalopoda
Cephalopoda (Yunani: kephale yang
berarti kepala, dan podos artinya kaki)
adalah kelas dari Phylum Molluca yang
memiliki alat gerak di bagian kepala. Kelas
ini merupakan kelas dengan tingkat evolusi
tertinggi di antara Mollusca. Tubuh simetri bilateral dengan kaki yang terbagi
menjadi lengan-lengan yang dilengkapi alat pengisap dan system saraf yang
berkembang baik berpusat di kepala. Kelompok ini memiliki badan lunak dan tidak
memiliki cangkang tebal seperti kelas lainnya. Mantelnya menyelimuti seluruh tubuh
dan membentuk kerah yang longgar di dekat leher (Romimohtarto, 2007). Contoh
anggota kelas ini adalah Nautilus sp., Cumi-cumi (Loligo indica), sotong (Sepia
officinalis) dan gurita (Octopus).
Gambar 5.5. Fosil Dentalium vulgare
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
a. Habitat
Loligo pealii seperti halnya anggota Cephalopoda yang lainnya memiliki
habitat di perairan laut. Hewan ini dapat hidup, baik di lautan dangkal hingga
laut dalam.
b. Struktur Tubuh
Tubuh terdiri atas kepala yng terletak ventral, leher yang pendek dan badan
yang berbentuk tabung dengan sirip pada kedua sisinya. Pada kepala terdapat
sepasang mata yang berkembang sempurna, dan mulut yang terletak diujung
dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang tentakel. Pada tangan
terdapat mangkuk pengisap, Pada sisi posterior kepala terdapat sifon.
c. Sistem Pencernaan
Saluran pencernaan makan pada cumi-cumi telah lengkap dan berkembang
dengan baik dan terdiri dari mulut yang mengandung radula, faring berotot,
esophagus, lambung berbentuk kantung, sekum berdinding tipis, usus, rectum
dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri atas sepasang kelenjar ludah, hati dan
pancreas.
d. Sistem Respirasi dan Sirkulasi
Gambar 6.1. Bagian Tubuh Loligo indica
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Respirasi dilakukan dengan menggunakan insang yang berjumlah sepasang
di kanan kiri ruang mantel bagian ventral. Sirkulasi darah dilakukan dengan baik.
Alat-alat sirkulasi terdiri atas jantung dan sejumlah pembuluh darah. Jantung
menerima darah dari vena cava anterior dan vena cava posterior kemudian meuju
insang melalui pembuluh darah afferent ke kapiler dan terjadilah pertukaran O2
dengan CO2. Darah yang mengandung O2 keluar dari masing-masing insang
melalui pembuluh darah efferent menuju aurikel di setiap sisi yang masing-
masing bermuara pada jantung sistemik.
e. Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri atas otak dan beberapa ganglion, yakni ganglion
serebral, ganglion pedal serta beberapa ganglion yang lain.
f. Sistem Reproduksi
Loligo pealii bersifat diesius. Pada waktu kopulasi spermatofor dari hewan
jantan dimasukan dalam rongga mantel betina dengan pertolongan hektokotilus
yang berbentuk seperti sisir. Telur cumi-cumi besar dan bersifat megalesita dan
jika menetas tidak melewati tahap larva.
6. Monoplacophora
Pada awalnya monoplacophora ditemukan
dalam bentuk fosil. Baru pada tahun 1952 ditemukan
Gambar 6.2 Fosil Nautilus sp
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
spesies hidup di jurang dasar samudera pasifik di lepas pantai Costa Rica.
Monoplacophora termasuk kedalam kelas molluska. Bentuk tubuhnya seperti siput
berukuran 3 mm – 3 cm. tubuh bagian dorsal tertutup sebuah cangkang, bagian
ventral terdapat sebuah kaki yang datar dan bundar, di bagian lateral dan posterior
kaki di kelilingin mantel yang luas. Semua jenis kelas monoplacophora adalah
deposit feeder. Deposit feeder adalah bentos pemakan material organik yang terjebak
didalam sedimen baik berupa detritus maupun material organic yang lebih halus.
Bentos pemakan deposit ini biasanya langsung memasukkan makanannya kedalam
tubuhnya.
Anatomi
Monopalcophora terstruktur kuat, sistem pencernaan melingkar, memiliki 2
pasang kelenjar kelamin (gonad), dan beberapa pasang organ ekskresi (diantaranya 4
yang berfungsi sebagai gonoducts). Sebuah ventrikel bilobed terletak di kedua sisi
rectum dan terhubung melalui aorta yang panjang saluran kompleks dari beberapa
pasangan atrium yang pada gilirannya terhubung ke organ ekskresi. Sistem saraf
seperti tangga dan telah lemah dikembangkan oleh ganglia anterior. Mulut
monoplacophora dilengkapi dengan radula, yaitu, setiap baris memiliki gigi pusat,
Gambar 7.1. Anatomi Monopalcophora
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
tiga pasang gigi lateral, dan dua pasang gigi marjinal. Anus terdapat dibagian
posterior.
7. Aplacophora
Aplacophora berarti tidak memiliki keeping cangkang. Fauna tersebut
berbentuk seperti cacing, tidak bersegmen, berukuran millimeter dan jarang yang
berukuran mencapai derajat sentimeter. Pada tubuh yang tidak bersegmen tersebut
terdapat spina(duri) atau sisik yang bersifat kapur, melapisi permukaan kutikula
tubuhnya. Fauna tersebut ditemukan di perairan laut dalam, terpendam dalam substrat
pasir atau batu, atau terdapat bersamai dengan Cnidaria tertentu. Sebanyak 280 jenis
telah diidentifikasi dengan masing-masing jenis hanya diwakili oleh 1 atau 2
spesimen saja.
D. Peranan Mollusca Bagi Ilmu Paleontologi
Gambar 8.1. Aplacophora
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Mollusca merupakan phylum terbesar kedua setelah Arthropoda yang
memiliki sekitar 75 ribu jenis dan 35 ribu fosil yang muncul sejak zaman kambrium
sampai sekarang. Mollusca telah menyebar pada setiap tempat hidup air dan hingga
ke darat, hal ini menjadikan Mollusca sebagai jenis yang paling sukses hidup dari
phylum lainnya sepanjang waktu geologi & dipercaya sebagai penentu untukIndeks
Fosil.
Gambar 1.4 Indeks Fosil
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Gambar 1.5 Tabel Indeks Fosil (Atas) dan Lapisan Fosil (Bawah)
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
Sebagai contoh Kelas Gastropoda digunakan sebagai fosil indeks dalam kajian
Biostratigrafi. Gastropoda berkembang cukup baik di daerah tropis. Beberapa spesies
mencirikan lapisan tertentu. Oostingh, seorang Paleontologist , telah berhasil
menyusun Stratigrafi Neogen Pulau Jawa yang didasarkan atas fosil indeks
Gastropoda. Berikut ini tabelnya :
Tabel 1 : Pembagian Jenjang Neogen Pulau Jawa (Oostingh,1938)
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu molluscus yang artinya lunak. Jadi,
Filum Mollusca adalah kelompok hewan invertebrata yang memiliki tubuh
lunak.
2. Ciri-ciri Mollusca:
a. Merupakan hewan multiselular yang tidak mempunyai tulang belakang.
b. Habitatnya di ait maupun darat
c. Merupakan hewan triploblastik selomata.
d. Struktur tubuhnya simetri bilateral.
e. Tubuh terdiri dari kaki, massa viseral, dan mantel.
f. Memiliki sistem syaraf berupa cincin syaraf
g. Organ ekskresi berupa nefridia
h. Memiliki radula (lidah bergigi)
i. Hidup secara heterotrof
j. Reproduksi secara seksual
3. Peranan Mollusca Bagi Ilmu Paleontologi penggunaan sebagai fosil indeks.
Makalah Paleontologi|Phylum Mollusca
Page 42
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri, R. 2006. Kumpulan Koleksi Bivalvia. Pusat Penelitian Kelautan. Jakarta
Hibberd, Ty and Kirrily Moore. 2009. Field Identification Guide to Heard Island
and McDonnal Islands Benthic InvertebratesI. Australian antartic Division. Australia
Jasin, M., 1984. Sistematik Hewan Invertebrata dan Vertebrata. Sinar Wijaya.
Surabaya.
Kimball, J.W., 1999. Biologi Jilid III Edisi V. Erlangga. Jakarta.
Marshall, A.J., 1972. Textbooks of Zoology Invertebrata. The Macmillan Press LTD.
London.
Romimohtarto, K., 2007. Biologi laut. Djambatan. Jakarta.
Sugiri, N., 1989. Zoologi Avertebrata II. IPB. Bogor.
Widayati, Hartini Etik. Biologi. Intan Pariwara
Nontji Anugerah, 2007. Laut Nusantara. Penerbit : Djambatan. Jakarta
Romimohtarto Kasijan. Juwan Sri, 2009. Biologi Laut : Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Djambatan. Jakarta
Dwiastuti,Sri dan Puguh Karyanto.2003.Keanekaragaman Dan Klasifikasi Hewan
I.Surakarta: UNS Press.
Gandahusada,Srisasi.dkk.1998.Parasitologi Kedokteran.Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta.
Rusyana, Adun.2011.Zoologi Invertebrata.Bandung:Alfabeta
Sumiati Sa’adah. 2010.Materi Pokok Zologi Invertebrata . Bandung:Alfabeta
Winatasasmita, Djamhur.1994.Biologi.Jakarta:Balai Pustaka