29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepemimpinan merupakan topik menarik yang sering dibicarakan oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi yang kecil maupun dalam organisasi yang besar. Setiap satuan organisasi, baik formal maupun informal selalu ada pemimpin yang memimpinnya. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya. Dewasa ini banyak terdapat kegiatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun oleh swasta yang berkaitan dengankepemimpinan, misalnya simpasium, seminar dan pelatihan- pelatihan yang bertujuan untuk membahas bagaimana kepemimpinan itu. Berdasarkan pandangan tersebut, maka dalam makalah ini yang menjadi masalah adalah apa senbenarnya kepemimpinan itu dan bagaimana pula kepemimpinan pendidikan itu. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan masalah apa sebenarnya kepemimpnan itu dan bagaimana kepemimpinan pendidikan itu, maka yang menjadi pembahasan adalah hal-hal yang berkaitan dengan : a. Pengertian kepemimpinan b. Tipe-tipe Kepemimpinan c. Ciri-ciri Kepemimpinan ii

MAKALAH KEPEMIMPINAN

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah Kepemimpinan merupakan topik menarik yang sering

dibicarakan oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi

yang kecil maupun dalam organisasi yang besar. Setiap satuan

organisasi, baik formal maupun informal selalu ada pemimpin

yang memimpinnya. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan

kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing,

mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan

tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan

diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam

organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau

tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada

pimpinannya. Dewasa ini banyak terdapat kegiatan, baik yang

diselenggarakan oleh pemerintah ataupun oleh swasta yang

berkaitan

dengankepemimpinan, misalnya simpasium, seminar dan pelatihan-

pelatihan yang bertujuan untuk membahas bagaimana kepemimpinan

itu. Berdasarkan pandangan tersebut, maka dalam makalah ini

yang menjadi masalah adalah apa senbenarnya kepemimpinan itu

dan bagaimana pula kepemimpinan pendidikan itu.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan masalah apa sebenarnya kepemimpnan itu dan

bagaimana kepemimpinan pendidikan itu, maka yang menjadi

pembahasan adalah hal-hal yang berkaitan dengan :

a. Pengertian kepemimpinan

b. Tipe-tipe Kepemimpinan

c. Ciri-ciri Kepemimpinan

ii

d. Tugas Kepemimpinan Pendidikan

C. Tujuan Penulisan

Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

individual dari mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah, selain itu

juga bertujuan untuk membahas tentang masalah kepemimpinan

dalam pendidikan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan dapat dijelaskan atau diuraikan dalam berbagai

macam, hal ini tergantung dari sudut mana kita melihat atau

menangkap makna-makna dari kepemimpinan itu sendiri. Wasty

Soemanto menjelaskan “pemimpin adalah orang yang membuat

rencana, berpikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok

serta memberikan arahan kepada orang lain.” 1 Sementara Abu

Ahmadi. menyebutkan bahwa “kepemimpinan dapat didefinisikan

sebagai suatu proses pengarah dan pemberian pengaruh pada

kegiatan-kegiatan dari kelompok anggota yang saling

berhubungan tugasnya.“ 2

Berdasarkan definisi tersebut, ada tiga implikasi penting

mengenai kepemimpinan :

1. Kepemimpinan menyangkut orang lain dalam arti ada bawahan

atau pengikut.

ii

2. Kepemimpinan itu menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang

tidak seimbang diantara pada pemimpin dan anggota kelompok.

3. Pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh dalam arti

mempengaruhi bagaiman bawahan melaksanakan perintahnya.

B. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin

melaksanakan dan mengembangkan kegiatan memimpin dalam

lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka tipe/ gaya

kepemimpinan dapat diklarifikasikan kedalam tiga tipe pokok

kepemimpinan, yaitu otokratik, laissez faire dan demokratik.

Ketiga tipe tersebut sebagaimana telah dikemukakan oleh para

ahli seperti Hadari Nawawi menyebutkan “ada tiga tipe

kepemimpinan yaitu otokratif, laissez faire dan demikratik.”

Sementara itu Susilo Martoyo menyebutkan ada 6 tipe

kepemimpinan, yaitu Tipe pribadi, didasarkan pada kontak

pribadi secara langsung dengan bawahannya

Yaitu :

1. Tipe non pribadi, kurang adadnya kontak pribadi dengan

bawahannya, karena diantara mereka ada sarana atau media

tertentu seperti rencana-rencana, intruksi-intruksi, sumpah-

sumpah, sehingga hubungan tersebut bersifat tidak langsung.

2. Tipe otoriter kepemimpinan merupakan hak pribadi dan

berpendapat bahwa ia dapat menentukan apa saja dalam

organisasi. .

3. Tipe demokratis, menitik beratkan kepada partisipasi

kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau

pendapat-pendapat kelompok

4. Tipe paternalistis, cenderung terlalu “kebapakan“sehingga

sangat memikirkan keinginan dan kesejahteraan anak buahnya,

terlalu melindungi dan membimbing.

ii

5. Tipe indegenous, timbul dalam organisasi-organisasi

kemasyarakatan yang bersifat informal, seperti perkumpulan-

perkumpulan sepak bola, sekolah dan sebagainya, dimana

interaksi antara orang seorang dalam organisasi tersebut

ditentukan oleh sifat dan pembawaan pemimpin.

6. Tipe demokratis, menitik beratkan kepada partisipasi

kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau

pendapat-pendapat kelompok.4

C. Ciri-ciri Kepemimpinan

Keberhasilan suatu organisasi lebih banyak ditentukan oleh

prilaku dari seseorang pemimpin, sehingga kita harus tau

kemampuan apa yang sebenarnya harus dimiliki oleh seseorang

pemimpin. Hadari Nawawi menyebutkan ada beberapa persyaratan

umum yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:

1. memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik.

2. Percaya pada diri sendiri

3. Cakap bergaul dan ramah tamah.

4. Kreatif, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat, kemauan

untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik.

5. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.

6. Memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidangnya.

7. Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara

konsekwen dan bijaksana.

8. Memiliki keseimbangan / kestabilan emosional dan bersifat

sabar.

9. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.

10. Berani mengambil keputusan dan tanggung jawab.

11. Jujur, rendah hati, sederhana, dan dapat dipercaya.

12. Bijaksana dan berlaku adil.

13. Disiplin.

14. Berpengetahuan dan berpandangan luas.

ii

15. Sehat jasmani dan rohani.

Persyaratan-persyaratan untuk kepemimpinan adalah sama, baik

pimpinan organisasi maupun swasta, baik yang dibentuk maupun

yang lahir secara keturunan termasuk juga persyaratan pemimpin

dalam pendidikan, seperti kepala sekolah. Kalau kita

memperhatikan persyaratan-persyaratan untuk menjadi seorang

pemimpin, rasanya cukup sulit untuk mendapatkan seorang

pemimpin yang mempunyai kriteria tersebut. Namun demikian kita

harus berusaha kearah itu agar pemimpin masa depan dapat

memimpin dengan sebaik-baiknya.

D. Tugas Kepemimpinan Pendidikan

Kepemimpinan pada hakekatnya merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang itu membina, membimbing, mengarahkan dan

menggerakkan orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan, maka

seseorang pemimpin harus dapat bekerja dengan baik, sehingga

ia harus tau secara mendalam tentang tugas-tugas yang harus

dilaksanakan.

Secara umum tugas seorang pemimpin hampir sama pada setiap

unit satuan organisasi, termasuk juga dalam kepemimpinan

pendidikan, berikut ini ada lima tugas pokok yang harus

dilakukan oleh kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijelaskan

oleh Wasty Soemanto sebagai berikut:

1. Membantu masyarakat sekolah serta merumuskan tujuan-tujuan

pendidikan

2. Memperlancar proses belajar dengan mengembangkan pegajaran

yang lebih efektif.

3. Membentuk / membangun suatu unit organisasi yang produktif.

4. Menciptakan iklim, dimana kepemimpinan pendidikan dapat

tumbuh dan berkembang.

ii

5. Memberikan sumber-sumber yang memadai untuk pengajaran yang

efektif.

Disamping itu seorang pemimpin harus mengetahui secara

menyeluruh tentang organisasi yang dipimpinnya. Sebagai contoh

disekolah kepala sekolah harus mampu menumbuhkan efektifitas

kepemimpinan yang efektif dan efisien mengetahui tentang

kondisi dan situasi sekolah yang di pimpinnya, demikian juga

kepala sekolah harus mengerjakan semua tugas yang ada

disekolah serta mampu mengembangkan diri sehingga timbul

semangat kerja yang diharapkan.

Seorang pemimpin pendidikan harus memahami langkah-langkah

kepemimpinan yang dirumuskan oleh departemen pendidikan

seperti :

1. Tahu tugas pokoknya sendiri

2. Tahu jumlah pembantunya

3. Tahu nama-nama pembantunya.

4. Tahu tugas masing-masing pembantunya

5. Memperhatikan kehadiran tugas pembantunya.

6. Memperhatikan peralatan pembantunya

7. Menilai pembantunya.

8. Mengambil tindakan-tindakan

9. Memperhatikan karir pembantunya

10. Memperhatikan kesejahteraan pembantunya

11. Menciptakan suasana kekeluargaan

12. Memberikan laporan-laporan kepada atasannya

. Tugas-tugas tersebut diatas merupakan kewajiban yang sangat

penting untuk menumbuhkan keefektifan kepemimpinan pendidikan

yang efektif dan efisien.

ii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pandangan Kepemimpinan

Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar

sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis,

observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik

maupun yang buruk sebagai sumber belajar.

Berorientasi pada pelayanan

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab

prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir

sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin

seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.

Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan

energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan

mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi

positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin

harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan

kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin

harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;

Percaya pada orang lain

Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf

bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan

mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,

kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.

ii

Keseimbangan dalam kehidupan

Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.

Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan

diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.

Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia

dan akherat.

Melihat kehidupan sebagai tantangan

Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam

hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup

dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu

tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang

dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada

inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian,

dinamisasi dan kebebasan.

Sinergi

Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan

satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya

sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan

memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New

Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah

satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif

dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus

dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman

sekerja.

Latihan mengembangkan diri sendiri

Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri

untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak

hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan

ii

diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan

dengan: 

Pemahaman materi; 

Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman

Mengajar materi kepada orang lain; 

Mengaplikasikan prinsip-prinsip; 

Memonitoring hasil; 

Merefleksikan kepada hasil; 

Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi; 

Pemahaman baru; dan 

Kembali menjadi diri sendiri lagi.

Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena

beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya: 

1. Kemauan dan keinginan sepihak;

2. Kebanggaan dan penolakan; dan 

3. Ambisi pribadi. 

Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan

pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat

penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan

sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan

pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih

cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat

disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya,

sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan

intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar

mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan

berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat

dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya,

memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong.

ii

Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan

pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.

Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari

pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan

kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan

seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri

dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan

untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena

seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara

intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).

B. Hal Mendasar Yang Perlu Untuk Kepemimpinan

Manajemen dilaksanakan dalam suatu organisasi atau institusi

tertentu yang pada tahap awal implementasinya organisasi itu

digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan

bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus

menerus meningkatkan mutu kiner-janya, apakah itu dalam bentuk

produk atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal

dasar dalam bentuk penguasaan tujuh mendasar yang menyangkut

kehidupan organisasinya.

ii

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hakekat Kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga,

organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita

dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga

kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu

dengan lainnya.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa

diantaranya :

· Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah

seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan

bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya

dalam mencapai tujuan.

· Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang

menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,

mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,

supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai

tujuan perusahaan.

· Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang

yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik

ii

dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa

kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima

kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara

kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan

gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

· Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang

membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka

tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.

· Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang

menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang

melakukan suatu pekerjaan memimpin.

Beberapa peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh

bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab

tercapainya tujuan organisasi. 

Manfaat – manfaat tersebut antara lain:

a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi

dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan

b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai

keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang

diketahui

c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke

situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target

yang akan dicapai.

Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:

a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka

pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus

menerus.

ii

b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan

kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka

panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.

Setiap rencana yang baik akan berisi:

a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami

b.Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat

c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti

akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu

waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa

jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat

berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan

penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus

peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar

organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang

muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut,

tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah

dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang

pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran,

kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan

kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari

dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat

berjalan sebagaimana mestinya.

4. Fungsi Pengawasan

ii

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa

meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya

pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan,

untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung

menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .

5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak

mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda

untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin

yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan

keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau

panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis

dan lain sebagainya.

6. Fungsi memberi motivasi

Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap

anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,

membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja

dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang

dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah,

piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak

buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya

diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya. Di lain pihak,

seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan

terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang

telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan

jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal

dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini

sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan

daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga

ii

tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan

kepada mereka.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan

dapat berperan dengan baik, antara lain:

1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan

bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan

orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan

2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk

tumbuh dan berkembang

3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca”

situasi

4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan

melalui pertumbuhan dan perkembangan

5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta

bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan

bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Hakekat Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif.

Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen.. Misalnya, saat

manajer merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka membuat

keputusan. Akan tetapi, ahli teori klasik tidak menjelaskan

pengambilan keputusan tersebut secara umum. Pelopor teori

manajemen seperti Fayol dan Urwick membahas pengambilan

keputusan mengenai pengaruhnya pada delegasi dan otoritas,

sementara bapak manajemen-Frederick W. Taylor- hanya

menyinggung metode ilmiah sebagai pendekatan untuk pengambilan

keputusan. Seperti kebanyakan aspek teori organisasi modern,

analisis awal pengambilan keputusan dapat ditelusuri pada

Chester Barnard. Dalam The Functions of the Exec Barnard

memberikan analisis komprehensif mengenai pengambilan

ii

keputusan menyatakan "Proses keputusan ... merupakan teknik

untuk mempersempit pilihan."

Kebanyakan pembahasan proses pengambilan keputusan terbagi

dalam beberapa langkah. Hal ini dapat ditelusuri dari ide yang

dikembangkan Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan

organisasi yang memenangkan hadiah Nobel, yang

mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses

pengambilan keputusan:

1.Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer

"intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai

penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan

keputusan.

2.Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi

tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.

3. Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan

pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang

tersedia

Berhubungan dengan tahap-tahap tersebut, tetapi lebih empiris

(yaitu, menelusuri keputusan sebenarnya dalam organisasi),

adalah langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan

koleganya:

1. Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau

kesempatan muncul dan diagnosis dibuat. Diketahui bahwa

masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan

sistematis, tetapi masalah yang sederhana tidak.

2. Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur

atau solusi standar yang ada untuk mendesain solusi yang

baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses

pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya

mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.

ii

3. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara

pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat keputusan,

berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis;

dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan

dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok

pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali

keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian

dibuat.

Gambar 1. Tahap Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Menurut

Mintzberg

Gambar 1 merangkum tahap pengambilan keputusan berdasarkan

penelitian Mintzberg. Baik terekspresi dalam tahap Simon

maupun Mintzberg, terdapat langkah awal yang dapat

diidentifikasi yang menghasilkan aktivitas pemilihan dalam

pengambilan keputusan. Perlu dicatat bahwa pengambilan

keputusan merupakan proses dinamis, terdapat banyak celah

berupa umpan balik dalam setiap tahap. "Celah umpan balik

dapat disebabkan oleh masalah waktu, politik, ketidaksetujuan

antarmanajer, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi alternatif

yang tepat atau mengimplementasikan solusi, pergantian

manajer, atau munculnya alternatif baru secara tiba-tiba. Yang

penting adalah pengambilan keputusan merupakan proses dinamis.

Proses dinamis ini mempunyai implikasi perilaku dan strategis

pada organisasi. Penelitian empiris terbaru mengindikasikan

bahwa proses keputusan yang mencakup pembuatan pilihan

strategis menghasilkan keputusan yang baik dalam organisasi

ii

tetapi masih terdapat banyak masalah, yakni manajer mengambil

keputusan yang salah. Kembali ke peranan dominan yang

dimainkan teknologi informasi dalam analisis dan praktik

pengambilan keputusan yang efektif, relevansi studi dan

aplikasi perilaku organisasi ini adalah apa yang disebut

perilaku pengambilan keputusan.

C. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan

Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar

perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat

keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya

adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang

pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak

dapat menjadi pemimpin.

Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku

mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu,

untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan

hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan

melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan

pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk

kepemimpinan, sehingga:

1. Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan

dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko,

dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif

daripada deskriptif

2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang

manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan

hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi

yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara

individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi

terutama informasi bisnisnya

ii

3. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara

alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.

Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari

beberapa aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan. 

1. Proses pengambilan keputusan

Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:

a. Identifikasi masalah

b. Mendefinisikan masalah

c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative

d. Implementasi keputusan

e. Evaluasi keputusan

2. Gaya pengambilan keputusan

Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya

pengambilan keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan

yang dipelajari.

Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi

oleh dimensi:

1. Cara berpikir, terdiri dari:

a. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial

b. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.

2. Toleransi terhadap ambiguitas

a. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan

cara meminimalkan ambiguitas

b. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga

dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.

Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya

pengambilan keputusan seperti: 

ii

1. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari

rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan

berorientasi jangka pendek

2. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari

rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu

menyesuaikan diri dengan situasi baru

3. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif.

Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif

atas masalah

4. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif.

Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya

yang perlu ditempuh seperti:

1. Cerna masalah

Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan

antara permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi

seperti ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam

hubungannya dengan tujuan dan arah daripada metode dan cara.

2. Identifikasi alternativ

Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-

banyaknya.

3. Tentukan proritas

Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan

pengambilan keputusan.

4. Ambil langkah

ii

Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran

pilihan, melainkan berlanjut pada langkah implementasi dan

evaluasi guna memberikan umpan balik.

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak

mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda

untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin

yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan

keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau

panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis

dan lain sebagainya.

Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi

yang sebaik-baiknya dari :

a. Perasaan, firasat atau intuisi

b.Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-

fakta secara rasional – sistematis.

c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.

d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.

Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan

metode – metode sebagai berikut:

a. Keputusan–keputusan yang sifatnya sederhana individual

artinya secara sendirian.

b. Keputusan–keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan

secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang – orang

yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan

menggunakan komputer.

c. Keputusan–keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam

arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil

secara kelompok atau majelis.

ii

Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab

masalahnya menyangkut perhitungan–perhitungan secara teknis

agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang

akan diambil keputusannya.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada bagian akhir dari makalah ini penulis dapat menyimpulkan

beberapa hal

sebagai berikut :

1. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang

mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai

tujuan yang diharapkan.

2. Secara umum tipe kepemimpinan ada tiga, yaitu : Otokratis,

Leasses faire dan demokratis.

3. Seseorang yang menjadi pemimpin biasanya harus memiliki

beberapa syarat, seperti memiliki intelegensi yang tinggi,

percaya diri, cakap, disiplin, dan lain-lain.

4. Tugas pokok kepemimpinan pendidikan yang penting adalah

bagaiman tujuan-tujuan dalam pendidikan yang telah ditetapkan

harus tercapai.

B. Saran-saran

1. Para calon pemimpin hendaknya harus tahu persis apa itu

sebenarnya kepemimpinan, sehingga mungkin pada saat menjadi

pemimpin akan tau bagaimana seharusnya bersikap.

2. Para pemimpin hendaknya benar-benar melaksanakan tugas dan

wewenangnya, sebab keberadaan pemimpin dalam suatu

ii

organisasi yang dipimpinnya akan lebih banyak tergantung

pada kebijaksanaan pemimpin.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmadi. H. Abu, 1990, Administrasi Pendidikan. CV. Toha

Putra, Semarang

2. Donosepoetro Marsetio, 1992, Manajemen Dalam Pendidikan,

Air Langga University Press,

3. Surabaya.

4. Handoko, T. Hani, 1989, Manajemen Edisi 2, BPFE,

Yogyakarta.

5. Martoyo Susilo, 1989, Pengetahuan Dasar Manajemen dan

Kepemimpinan, BPFE, Yogyakarta.

ii

6. Nawawi Hadari, 1981, Administrasi Pendidikan, PT. Gunung

Agung, Jakarta.

7. Purwanto M. Ngalim, 1984, Administrasi Pendidikan,

Mutiara, Jakarta

8. Syamsyi Ibnu, 1988, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen,

PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Sukiswa Iwa, 1986, Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan,

Transito. Bandung.

Soemanto Wasty, 1982, Kepemimpinan Dalam Pendidikan,

Usaha Nasional, Surabaya.

ii

MID TEST : ILMU LOGIKA

ILMU

KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :

NAMA : MUSTAMIN

STAMBUK : 21208277

PRODI : ILMU PEMERINTAHAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KENDARI

2013ii

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR.....................................................

........................................... i

DAFTAR

ISI...........................................................

.................................................. ii

BAB I

PENDAHULUAN...................................................

......................................... 1

A. Latar Belakang

Masalah..................................................

............................ 1

B. Rumusan

Masalah..................................................

...................................... 1

C. Tujuan

Penulisan................................................

......................................... 1

BAB II KAJIAN

PUSTAKA.......................................................

................................ 2

A. Pengertian

Kepemimpinan.............................................

............................... 2

B. Tipe-Tipe

Kepemimpinan ............................................

................................. 2

ii

C. Ciri-Ciri

Kepemimpinan.............................................

................................... 3

D. Tugas Kependidikan

Pendidikan...............................................

................... 3

BAB III METODE

PENELITIAN....................................................

........................... 4

A. Pandangan

Kepemimpinan.............................................

........................... 5

B. Hal-hal yang perlu untuk

Kepemimpinan.............................................

......... 5

BAB IV

PEMBAHASAN....................................................

....................................... 8

A. Hakekat

Kepemimpinan.............................................

................................... 8

B. Hakekat Pengambilan

Keputusan................................................

................. 10

C. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan

Keputusan............................... 12

BAB V

KESIMPULAN....................................................

......................................... 15

A. Kesimpulan...............................................

.................................................... 15

ii

B. Saran....................................................

.........................................................

16

DAFTAR

PUSTAKA.......................................................

.......................................... 16

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,

karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh

menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.

Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul

“ ILMU KEPEMIMPINAN ”

Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan

memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan

ii

ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu perasaan

pembaca.

Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa

terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga

dapat memberikan manfaat.

Raha, Juli

2013

"Penulis"

ii