Upload
independent
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Kepemimpinan merupakan topik menarik yang sering
dibicarakan oleh kalangan orang banyak, baik dalam organisasi
yang kecil maupun dalam organisasi yang besar. Setiap satuan
organisasi, baik formal maupun informal selalu ada pemimpin
yang memimpinnya. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing,
mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan
tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan
diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau
tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada
pimpinannya. Dewasa ini banyak terdapat kegiatan, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah ataupun oleh swasta yang
berkaitan
dengankepemimpinan, misalnya simpasium, seminar dan pelatihan-
pelatihan yang bertujuan untuk membahas bagaimana kepemimpinan
itu. Berdasarkan pandangan tersebut, maka dalam makalah ini
yang menjadi masalah adalah apa senbenarnya kepemimpinan itu
dan bagaimana pula kepemimpinan pendidikan itu.
B. Rumusan Masalah
Berkaitan dengan masalah apa sebenarnya kepemimpnan itu dan
bagaimana kepemimpinan pendidikan itu, maka yang menjadi
pembahasan adalah hal-hal yang berkaitan dengan :
a. Pengertian kepemimpinan
b. Tipe-tipe Kepemimpinan
c. Ciri-ciri Kepemimpinan
ii
d. Tugas Kepemimpinan Pendidikan
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
individual dari mata kuliah Penulisan Karya Ilmiah, selain itu
juga bertujuan untuk membahas tentang masalah kepemimpinan
dalam pendidikan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat dijelaskan atau diuraikan dalam berbagai
macam, hal ini tergantung dari sudut mana kita melihat atau
menangkap makna-makna dari kepemimpinan itu sendiri. Wasty
Soemanto menjelaskan “pemimpin adalah orang yang membuat
rencana, berpikir dan mengambil tanggung jawab untuk kelompok
serta memberikan arahan kepada orang lain.” 1 Sementara Abu
Ahmadi. menyebutkan bahwa “kepemimpinan dapat didefinisikan
sebagai suatu proses pengarah dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari kelompok anggota yang saling
berhubungan tugasnya.“ 2
Berdasarkan definisi tersebut, ada tiga implikasi penting
mengenai kepemimpinan :
1. Kepemimpinan menyangkut orang lain dalam arti ada bawahan
atau pengikut.
ii
2. Kepemimpinan itu menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang
tidak seimbang diantara pada pemimpin dan anggota kelompok.
3. Pemimpin dapat juga mempergunakan pengaruh dalam arti
mempengaruhi bagaiman bawahan melaksanakan perintahnya.
B. Tipe-Tipe Kepemimpinan
Berdasarkan konsep, sifat, sikap dan cara-cara pemimpin
melaksanakan dan mengembangkan kegiatan memimpin dalam
lingkungan kerja yang dipimpinnya, maka tipe/ gaya
kepemimpinan dapat diklarifikasikan kedalam tiga tipe pokok
kepemimpinan, yaitu otokratik, laissez faire dan demokratik.
Ketiga tipe tersebut sebagaimana telah dikemukakan oleh para
ahli seperti Hadari Nawawi menyebutkan “ada tiga tipe
kepemimpinan yaitu otokratif, laissez faire dan demikratik.”
Sementara itu Susilo Martoyo menyebutkan ada 6 tipe
kepemimpinan, yaitu Tipe pribadi, didasarkan pada kontak
pribadi secara langsung dengan bawahannya
Yaitu :
1. Tipe non pribadi, kurang adadnya kontak pribadi dengan
bawahannya, karena diantara mereka ada sarana atau media
tertentu seperti rencana-rencana, intruksi-intruksi, sumpah-
sumpah, sehingga hubungan tersebut bersifat tidak langsung.
2. Tipe otoriter kepemimpinan merupakan hak pribadi dan
berpendapat bahwa ia dapat menentukan apa saja dalam
organisasi. .
3. Tipe demokratis, menitik beratkan kepada partisipasi
kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau
pendapat-pendapat kelompok
4. Tipe paternalistis, cenderung terlalu “kebapakan“sehingga
sangat memikirkan keinginan dan kesejahteraan anak buahnya,
terlalu melindungi dan membimbing.
ii
5. Tipe indegenous, timbul dalam organisasi-organisasi
kemasyarakatan yang bersifat informal, seperti perkumpulan-
perkumpulan sepak bola, sekolah dan sebagainya, dimana
interaksi antara orang seorang dalam organisasi tersebut
ditentukan oleh sifat dan pembawaan pemimpin.
6. Tipe demokratis, menitik beratkan kepada partisipasi
kelompok dengan memanfaatkan pandangan-pandangan atau
pendapat-pendapat kelompok.4
C. Ciri-ciri Kepemimpinan
Keberhasilan suatu organisasi lebih banyak ditentukan oleh
prilaku dari seseorang pemimpin, sehingga kita harus tau
kemampuan apa yang sebenarnya harus dimiliki oleh seseorang
pemimpin. Hadari Nawawi menyebutkan ada beberapa persyaratan
umum yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu:
1. memiliki kecerdasan atau intelegensi yang cukup baik.
2. Percaya pada diri sendiri
3. Cakap bergaul dan ramah tamah.
4. Kreatif, penuh inisiatif, dan memiliki hasrat, kemauan
untuk maju dan berkembang menjadi lebih baik.
5. Organisatoris yang berpengaruh dan berwibawa.
6. Memiliki keahlian atau keterampilan dalam bidangnya.
7. Suka menolong, memberi petunjuk dan dapat menghukum secara
konsekwen dan bijaksana.
8. Memiliki keseimbangan / kestabilan emosional dan bersifat
sabar.
9. Memiliki semangat pengabdian dan kesetiaan yang tinggi.
10. Berani mengambil keputusan dan tanggung jawab.
11. Jujur, rendah hati, sederhana, dan dapat dipercaya.
12. Bijaksana dan berlaku adil.
13. Disiplin.
14. Berpengetahuan dan berpandangan luas.
ii
15. Sehat jasmani dan rohani.
Persyaratan-persyaratan untuk kepemimpinan adalah sama, baik
pimpinan organisasi maupun swasta, baik yang dibentuk maupun
yang lahir secara keturunan termasuk juga persyaratan pemimpin
dalam pendidikan, seperti kepala sekolah. Kalau kita
memperhatikan persyaratan-persyaratan untuk menjadi seorang
pemimpin, rasanya cukup sulit untuk mendapatkan seorang
pemimpin yang mempunyai kriteria tersebut. Namun demikian kita
harus berusaha kearah itu agar pemimpin masa depan dapat
memimpin dengan sebaik-baiknya.
D. Tugas Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan pada hakekatnya merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang itu membina, membimbing, mengarahkan dan
menggerakkan orang lain agar dapat bekerja sama untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan, maka
seseorang pemimpin harus dapat bekerja dengan baik, sehingga
ia harus tau secara mendalam tentang tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.
Secara umum tugas seorang pemimpin hampir sama pada setiap
unit satuan organisasi, termasuk juga dalam kepemimpinan
pendidikan, berikut ini ada lima tugas pokok yang harus
dilakukan oleh kepemimpinan pendidikan sebagaimana dijelaskan
oleh Wasty Soemanto sebagai berikut:
1. Membantu masyarakat sekolah serta merumuskan tujuan-tujuan
pendidikan
2. Memperlancar proses belajar dengan mengembangkan pegajaran
yang lebih efektif.
3. Membentuk / membangun suatu unit organisasi yang produktif.
4. Menciptakan iklim, dimana kepemimpinan pendidikan dapat
tumbuh dan berkembang.
ii
5. Memberikan sumber-sumber yang memadai untuk pengajaran yang
efektif.
Disamping itu seorang pemimpin harus mengetahui secara
menyeluruh tentang organisasi yang dipimpinnya. Sebagai contoh
disekolah kepala sekolah harus mampu menumbuhkan efektifitas
kepemimpinan yang efektif dan efisien mengetahui tentang
kondisi dan situasi sekolah yang di pimpinnya, demikian juga
kepala sekolah harus mengerjakan semua tugas yang ada
disekolah serta mampu mengembangkan diri sehingga timbul
semangat kerja yang diharapkan.
Seorang pemimpin pendidikan harus memahami langkah-langkah
kepemimpinan yang dirumuskan oleh departemen pendidikan
seperti :
1. Tahu tugas pokoknya sendiri
2. Tahu jumlah pembantunya
3. Tahu nama-nama pembantunya.
4. Tahu tugas masing-masing pembantunya
5. Memperhatikan kehadiran tugas pembantunya.
6. Memperhatikan peralatan pembantunya
7. Menilai pembantunya.
8. Mengambil tindakan-tindakan
9. Memperhatikan karir pembantunya
10. Memperhatikan kesejahteraan pembantunya
11. Menciptakan suasana kekeluargaan
12. Memberikan laporan-laporan kepada atasannya
. Tugas-tugas tersebut diatas merupakan kewajiban yang sangat
penting untuk menumbuhkan keefektifan kepemimpinan pendidikan
yang efektif dan efisien.
ii
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pandangan Kepemimpinan
Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar
sekolah. Contohnya, belajar melalui membaca, menulis,
observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik
maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab
prinsip pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir
sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin
seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan
energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan
mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi
positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin
harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan
kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin
harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf
bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan
mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu,
kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
ii
Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya.
Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan
diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi.
Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia
dan akherat.
Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam
hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup
dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu
tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang
dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada
inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian,
dinamisasi dan kebebasan.
Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan
satu katalis perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya
sendiri dan lainnya. Sinergi adalah kerja kelompok dan
memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New
Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif
dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus
dapat bersinergis dengan setiap orang atasan, staf, teman
sekerja.
Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri
untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak
hanya berorientasi pada proses. Proses daalam mengembangkan
ii
diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan
dengan:
Pemahaman materi;
Memperluas materi melalui belajar dan pengalaman
Mengajar materi kepada orang lain;
Mengaplikasikan prinsip-prinsip;
Memonitoring hasil;
Merefleksikan kepada hasil;
Menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
Pemahaman baru; dan
Kembali menjadi diri sendiri lagi.
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena
beberapa kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
1. Kemauan dan keinginan sepihak;
2. Kebanggaan dan penolakan; dan
3. Ambisi pribadi.
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan
pengalaman yang terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat
penting untuk mendapatkan perspektif baru yang dapat digunakan
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan
pribadi. Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih
cepat dibanding perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat
disarankan untuk mencapai keseimbangan diantara keduanya,
sehingga akan menjadi faktor pengendali dalam kemampuan
intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar
mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan
berkeinginan memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat
dipaksakan. Langkah melatih pendengaran adalah bertanya,
memberi alasan, memberi penghargaan, mengancam dan mendorong.
ii
Dalam proses melatih tersebut, seseorang memerlukan
pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari
pada bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan
kewenangan bertujuan untuk melegitimasi kepemimpinan dan
seharusnya tidak untuk menciptakan ketakutan. Peningkatan diri
dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap sangat dibutuhkan
untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip karena
seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara
intelektual, tetapi juga emosional (IQ, EQ dan SQ).
B. Hal Mendasar Yang Perlu Untuk Kepemimpinan
Manajemen dilaksanakan dalam suatu organisasi atau institusi
tertentu yang pada tahap awal implementasinya organisasi itu
digerakkan oleh kepemimpinan yang sangat peduli pada mutu dan
bertekad kuat untuk membuat organisasinya itu selalu dan terus
menerus meningkatkan mutu kiner-janya, apakah itu dalam bentuk
produk atau jasa. Kepemimpinan untuk MMT itu memerlukan modal
dasar dalam bentuk penguasaan tujuh mendasar yang menyangkut
kehidupan organisasinya.
ii
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hakekat Kepemimpinan
Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga,
organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita
dengar sebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga
kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu
dengan lainnya.
Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapa
diantaranya :
· Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah
seseorang dengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan
bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari pekerjaannya
dalam mencapai tujuan.
· Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan,
mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab,
supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai
tujuan perusahaan.
· Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang
yang mampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik
ii
dalam diri para bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa
kini adalah orang yang religius, dalam artian menerima
kepercayaan etnis dan moral dari berbagai agama secara
kumulatif, kendatipun ia sendiri mungkin menolak ketentuan
gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.
· Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang
membantu mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka
tidak lagi memerlukan pemimpinnya itu.
· Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang
menduduki suatu posisi manajemen atau seseorang yang
melakukan suatu pekerjaan memimpin.
Beberapa peran/fungsi kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh
bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi.
Manfaat – manfaat tersebut antara lain:
a. Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi
dalam pekerjaanuntuk memutuskan apa yang akan dilakukan
b. Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai
keputusan – keputusan yang berdasarkan atas fakta – fakta yang
diketahui
c. Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke
situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target
yang akan dicapai.
Perencanaan meliputi dua hal, yaitu:
a. Perencanaan tidak tertulis yang akan digunakan dalam jangka
pendek, pada keadaan darurat, dan kegiatan yang bersifat terus
menerus.
ii
b. Perencanaan tertulis yang akan digunakan untuk menentukan
kegiatan – kegiatan yang akan dilakukan atas dasar jangka
panjang dan penentukan prosedur – prosedur yang diperlukan.
Setiap rencana yang baik akan berisi:
a. Maksud dan tujuan yang tetap dan dapat dipahami
b.Penggunaan sumber – sumber enam M secara tepat
c. Cara dan prosedur untuk mencapai tujuan tersebut
2. Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti
akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu
waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa
jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat
berlangusng terus menerus tanpa mengalami hambatan dan
penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus
peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar
organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang
muncul, baik yang kecil maupun yang besar.
3. Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut,
tetapi juga unutk para pemimpin tingkat rendah dan menengah
dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang
pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran,
kata-kata, maupun tingkah laku sehari – hari yang menunjukkan
kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari
dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi Pengawasan
ii
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa
meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan – hambatan dapat segera diketemukan,
untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung
menurut rel yang elah ditetapkan dalam rencana .
5. Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda
untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin
yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau
panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
6. Fungsi memberi motivasi
Seorang pemipin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap
anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajinbekerja
dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang
dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah,
piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak
buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya. Di lain pihak,
seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan
terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang
telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan
jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal
dengan kesalahannya. Untuk melaksanakan fungsi fungsi ini
sebaik- baiknya, seorang pemimpin perlu menyelenggarakan
daftar kecakapan dan kelakuan baik bagi semua pegawai sehingga
ii
tercatat semua hadiah maupun hukuman yang telah diberikan
kepada mereka.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar kepemimpinan
dapat berperan dengan baik, antara lain:
1. Yang menjadi dasar utama dalam efektivitas kepemimpinan
bukan pengangkatan atau penunjukannya, melainkan penerimaan
orang lain terhadap kepemimpinan yang bersangkutan
2. Efektivitas kepemimpinan tercermin dari kemampuannya untuk
tumbuh dan berkembang
3. Efektivitas kepemimpinan menuntut kemahiran untuk “membaca”
situasi
4. Perilaku seseorang tidak terbentuk begitu saja, melainkan
melalui pertumbuhan dan perkembangan
5. Kehidupan organisasi yang dinamis dan serasi dapat tercipta
bila setiap anggota mau menyesuaikan cara berfikir dan
bertindaknya untuk mencapai tujuan organisasi.
B. Hakekat Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif.
Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen.. Misalnya, saat
manajer merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka membuat
keputusan. Akan tetapi, ahli teori klasik tidak menjelaskan
pengambilan keputusan tersebut secara umum. Pelopor teori
manajemen seperti Fayol dan Urwick membahas pengambilan
keputusan mengenai pengaruhnya pada delegasi dan otoritas,
sementara bapak manajemen-Frederick W. Taylor- hanya
menyinggung metode ilmiah sebagai pendekatan untuk pengambilan
keputusan. Seperti kebanyakan aspek teori organisasi modern,
analisis awal pengambilan keputusan dapat ditelusuri pada
Chester Barnard. Dalam The Functions of the Exec Barnard
memberikan analisis komprehensif mengenai pengambilan
ii
keputusan menyatakan "Proses keputusan ... merupakan teknik
untuk mempersempit pilihan."
Kebanyakan pembahasan proses pengambilan keputusan terbagi
dalam beberapa langkah. Hal ini dapat ditelusuri dari ide yang
dikembangkan Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan
organisasi yang memenangkan hadiah Nobel, yang
mengonseptualisasikan tiga tahap utama dalam proses
pengambilan keputusan:
1.Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer
"intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai
penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan
keputusan.
2.Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi
tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
3. Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan
pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang
tersedia
Berhubungan dengan tahap-tahap tersebut, tetapi lebih empiris
(yaitu, menelusuri keputusan sebenarnya dalam organisasi),
adalah langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg dan
koleganya:
1. Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau
kesempatan muncul dan diagnosis dibuat. Diketahui bahwa
masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan
sistematis, tetapi masalah yang sederhana tidak.
2. Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur
atau solusi standar yang ada untuk mendesain solusi yang
baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses
pencarian dan percobaan di mana pembuat keputusan hanya
mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
ii
3. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara
pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat keputusan,
berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis;
dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan
dengan tawar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok
pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali
keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian
dibuat.
Gambar 1. Tahap Pengambilan Keputusan dalam Organisasi Menurut
Mintzberg
Gambar 1 merangkum tahap pengambilan keputusan berdasarkan
penelitian Mintzberg. Baik terekspresi dalam tahap Simon
maupun Mintzberg, terdapat langkah awal yang dapat
diidentifikasi yang menghasilkan aktivitas pemilihan dalam
pengambilan keputusan. Perlu dicatat bahwa pengambilan
keputusan merupakan proses dinamis, terdapat banyak celah
berupa umpan balik dalam setiap tahap. "Celah umpan balik
dapat disebabkan oleh masalah waktu, politik, ketidaksetujuan
antarmanajer, ketidakmampuan untuk mengidentifikasi alternatif
yang tepat atau mengimplementasikan solusi, pergantian
manajer, atau munculnya alternatif baru secara tiba-tiba. Yang
penting adalah pengambilan keputusan merupakan proses dinamis.
Proses dinamis ini mempunyai implikasi perilaku dan strategis
pada organisasi. Penelitian empiris terbaru mengindikasikan
bahwa proses keputusan yang mencakup pembuatan pilihan
strategis menghasilkan keputusan yang baik dalam organisasi
ii
tetapi masih terdapat banyak masalah, yakni manajer mengambil
keputusan yang salah. Kembali ke peranan dominan yang
dimainkan teknologi informasi dalam analisis dan praktik
pengambilan keputusan yang efektif, relevansi studi dan
aplikasi perilaku organisasi ini adalah apa yang disebut
perilaku pengambilan keputusan.
C. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan
Kepemimpinan seseorang dalam sebuah organisasi sangat besar
perannya dalam setiap pengambilan keputusan, sehingga membuat
keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya
adalah salah satu tugas pemimpin. Sehingga jika seorang
pemimpin tidak mampu membuat keputusan, seharusnya dia tidak
dapat menjadi pemimpin.
Dilain hal, pengambilan keputusan dalam tinjauan perilaku
mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Oleh sebab itu,
untuk mengetahui baik tidaknya keputusan yang diambil bukan
hanya dinilai dari konsekuensi yang ditimbulkannya. Melainkan
melalui berbagai pertimbangan dalam prosesnya. Kegiatan
pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk
kepemimpinan, sehingga:
1. Teori keputusan meupakan metodologi untuk menstrukturkan
dan menganalisis situasi yang tidak pasti atau berisiko,
dalam konteks ini keputusan lebih bersifat perspektif
daripada deskriptif
2. Pengambilan keputusan adalah proses mental dimana seorang
manajer memperoleh dan menggunakan data dengan menanyakan
hal lainnya, menggeser jawaban untuk menemukan informasi
yang relevan dan menganalisis data; manajer, secara
individual dan dalam tim, mengatur dan mengawasi informasi
terutama informasi bisnisnya
ii
3. Pengambilan keputusan adalah proses memlih di antara
alternatif-alternatif tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam pelaksanaannya, pengambilan keputusan dapat dilihat dari
beberapa aspek, yaitu: proses dan gaya pengambilan keputusan.
1. Proses pengambilan keputusan
Prosesnya dilakukan melalui beberapa tahapan seperti:
a. Identifikasi masalah
b. Mendefinisikan masalah
c. Memformulasikan dan mengembangkan alternative
d. Implementasi keputusan
e. Evaluasi keputusan
2. Gaya pengambilan keputusan
Selain proses pengambilan keputusan, terdapat juga gaya
pengambilan keputusan. Gaya adalah lear habit atau kebiasaan
yang dipelajari.
Gaya pengambilan keputusan merupakan kuadran yang dibatasi
oleh dimensi:
1. Cara berpikir, terdiri dari:
a. Logis dan rasional; mengolah informasi secara serial
b. Intuitif dan kreatif; memahami sesuatu secara keseluruhan.
2. Toleransi terhadap ambiguitas
a. Kebutuhan yang tinggi untuk menstruktur informasi dengan
cara meminimalkan ambiguitas
b. Kebutuhan yang rendah untuk menstruktur informasi, sehingga
dapat memproses banyak pemikiran pada saat yang sama.
Kombinasi dari kedua dimensi diatas menghasilkan gaya
pengambilan keputusan seperti:
ii
1. Direktif = toleransi ambiguitas rendah dan mencari
rasionalitas. Efisien, mengambil keputusan secara cepat dan
berorientasi jangka pendek
2. Analitik = toleransi ambiguitas tinggi dan mencari
rasionalitas. Pengambil keputusan yang cermat, mampu
menyesuaikan diri dengan situasi baru
3. Konseptual = toleransi ambiguitas tinggi dan intuitif.
Berorientasi jangka panjang, seringkali menekan solusi kreatif
atas masalah
4. Behavioral = toleransi ambiguitas rendah dan intuitif.
Mencoba menghindari konflik dan mengupayakan penerimaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka berikut adalah upaya-upaya
yang perlu ditempuh seperti:
1. Cerna masalah
Sejalan dengan peran kepemimpinan, maka terdapat perbedaan
antara permasalahan tentang tujuan dan metode. Dalam kondisi
seperti ini peran pemimpin adalah mengambil inisiatif dalam
hubungannya dengan tujuan dan arah daripada metode dan cara.
2. Identifikasi alternativ
Kemampuan untuk memperoleh alternativ yang relevan sebanyak-
banyaknya.
3. Tentukan proritas
Memilih diantara banyak alternativ adalah esensi dari kegiatan
pengambilan keputusan.
4. Ambil langkah
ii
Upaya pengambilan keputusan tidak berhenti pada tataran
pilihan, melainkan berlanjut pada langkah implementasi dan
evaluasi guna memberikan umpan balik.
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak
mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda
untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin
yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan
keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau
panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis
dan lain sebagainya.
Dalam setiap pengambilan keputusan selalu diperlukan kombinasi
yang sebaik-baiknya dari :
a. Perasaan, firasat atau intuisi
b.Pengumpulan, pengolahan, penilaian dan interpretasi fakta-
fakta secara rasional – sistematis.
c. Pengalaman baik yang langusng maupun tidak langsung.
d. Wewenang formal yang dimiliki oleh pengambil keputusan.
Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin dapat menggunakan
metode – metode sebagai berikut:
a. Keputusan–keputusan yang sifatnya sederhana individual
artinya secara sendirian.
b. Keputusan–keputusan yang sifatnya seragam dan diberikan
secara terus menerus dapat diserahkan kepada orang – orang
yang terlatih khusus untuk itu atau dilakukan dengan
menggunakan komputer.
c. Keputusan–keputusan yang bersifat rumit dan kompleks dalam
arti menjadi tanggung jawab masyarkat lebih baik diambil
secara kelompok atau majelis.
ii
Keputusan-keputusan yang bersifat rumit dan kompleks sebab
masalahnya menyangkut perhitungan–perhitungan secara teknis
agae diambil dengan bantuan seorang ahli dalam bidang yang
akan diambil keputusannya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada bagian akhir dari makalah ini penulis dapat menyimpulkan
beberapa hal
sebagai berikut :
1. Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan suatu proses yang
mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok untuk mencapai
tujuan yang diharapkan.
2. Secara umum tipe kepemimpinan ada tiga, yaitu : Otokratis,
Leasses faire dan demokratis.
3. Seseorang yang menjadi pemimpin biasanya harus memiliki
beberapa syarat, seperti memiliki intelegensi yang tinggi,
percaya diri, cakap, disiplin, dan lain-lain.
4. Tugas pokok kepemimpinan pendidikan yang penting adalah
bagaiman tujuan-tujuan dalam pendidikan yang telah ditetapkan
harus tercapai.
B. Saran-saran
1. Para calon pemimpin hendaknya harus tahu persis apa itu
sebenarnya kepemimpinan, sehingga mungkin pada saat menjadi
pemimpin akan tau bagaimana seharusnya bersikap.
2. Para pemimpin hendaknya benar-benar melaksanakan tugas dan
wewenangnya, sebab keberadaan pemimpin dalam suatu
ii
organisasi yang dipimpinnya akan lebih banyak tergantung
pada kebijaksanaan pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ahmadi. H. Abu, 1990, Administrasi Pendidikan. CV. Toha
Putra, Semarang
2. Donosepoetro Marsetio, 1992, Manajemen Dalam Pendidikan,
Air Langga University Press,
3. Surabaya.
4. Handoko, T. Hani, 1989, Manajemen Edisi 2, BPFE,
Yogyakarta.
5. Martoyo Susilo, 1989, Pengetahuan Dasar Manajemen dan
Kepemimpinan, BPFE, Yogyakarta.
ii
6. Nawawi Hadari, 1981, Administrasi Pendidikan, PT. Gunung
Agung, Jakarta.
7. Purwanto M. Ngalim, 1984, Administrasi Pendidikan,
Mutiara, Jakarta
8. Syamsyi Ibnu, 1988, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen,
PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Sukiswa Iwa, 1986, Dasar-dasar Umum Manajemen Pendidikan,
Transito. Bandung.
Soemanto Wasty, 1982, Kepemimpinan Dalam Pendidikan,
Usaha Nasional, Surabaya.
ii
MID TEST : ILMU LOGIKA
ILMU
KEPEMIMPINAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : MUSTAMIN
STAMBUK : 21208277
PRODI : ILMU PEMERINTAHAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
KENDARI
2013ii
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.....................................................
........................................... i
DAFTAR
ISI...........................................................
.................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................
......................................... 1
A. Latar Belakang
Masalah..................................................
............................ 1
B. Rumusan
Masalah..................................................
...................................... 1
C. Tujuan
Penulisan................................................
......................................... 1
BAB II KAJIAN
PUSTAKA.......................................................
................................ 2
A. Pengertian
Kepemimpinan.............................................
............................... 2
B. Tipe-Tipe
Kepemimpinan ............................................
................................. 2
ii
C. Ciri-Ciri
Kepemimpinan.............................................
................................... 3
D. Tugas Kependidikan
Pendidikan...............................................
................... 3
BAB III METODE
PENELITIAN....................................................
........................... 4
A. Pandangan
Kepemimpinan.............................................
........................... 5
B. Hal-hal yang perlu untuk
Kepemimpinan.............................................
......... 5
BAB IV
PEMBAHASAN....................................................
....................................... 8
A. Hakekat
Kepemimpinan.............................................
................................... 8
B. Hakekat Pengambilan
Keputusan................................................
................. 10
C. Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan
Keputusan............................... 12
BAB V
KESIMPULAN....................................................
......................................... 15
A. Kesimpulan...............................................
.................................................... 15
ii
B. Saran....................................................
.........................................................
16
DAFTAR
PUSTAKA.......................................................
.......................................... 16
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa,
karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh
menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“ ILMU KEPEMIMPINAN ”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan
ii