Upload
independent
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki sitem
pemerintahan presidensil. Sistem pemerintahan mempunyai
sistem dan tujuan untuk menjaga suatu kestabilan negara
itu. Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan
separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap
memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat.
Secara luas, sistem pemerintahan itu menjaga
kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum
mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan,
ekonomi, keamanan sehingga menjadi sitem pemerintahan
yang kontiniu dan demokrasi dimana seharusnya
masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan
sistem pemerintahan tersebut. Hingga saat ini hanya
sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem
pemerintahan itu secara menyeluruh.
Secara sempit, Sistem pemerintahan hanya sebagai
sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan
guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama
dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal
dari rakyatnya itu sendiri.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.Apa pengertian Sistem Pemerintahan?
2.Bagaimana Sistem Pemerintahan di Indonesia?
3.Apa saja Hak dan Kewajiban Lembaga-lembaga Negara
Indonesia?
4.Apa saja kendala yang dihadapi dalam menjalani sistem
pemerintahan Indonesia?
5.Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala pada sistem
pemerintahan Indonesia?
1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Sistem
Pemerintahan
2. Untuk mengetahui Sistem Pemerintahan di Indonesia
3. Untuk mengetahui Hak dan Kewajiban Lembaga-lembaga
Negara Indonesia
4. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi dalam sistem
pemerintahan Indonesia
5. Untuk mengetahui solusi dalam menghadapi kendala sistem
pemerintahan Indonesia
1.4 Batasan MasalahPada makalah ini kami hanya membahas tentang Sistem
Pemerintahan yang ada di Indonesia yang sedang berlangsung,
2
tidak membahas sistem pemerintahan yang sudah berlalu
ataupun sistem pemerintahan yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.1. Pengertian Sistem Pemerintahan
Istilah sistem pemerintahan berasal dari gabungan dua
kata system dan pemerintahan. Kata system merupakan terjemahan
dari kata system (bahasa Inggris) yang berarti susunan,
tatanan, jaringan, atau cara. Sedangkan Pemerintahan berasal
dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah.
kata-kata itu berarti:
a. Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan
sesuatau
b. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah,
daerah, atau, Negara.
c. Pemerintahan adalaha perbuatan, cara, hal, urusan dalam
memerintah
Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah perbuatan
memerintah yang dilakukan oleh badan-badan legislative,
eksekutif, dan yudikatif di suatu Negara dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara. Dalam arti yang sempit,
pemerintahan adalah perbuatan memerintah yang dilakukan oleh
badan eksekutif beserta jajarannya dalam rangka mencapai
tujuan penyelenggaraan negara.
Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh
yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja
saling bergantungan dan mempengaruhi dalam mencapai tujuan dan
fungsi pemerintahan. Kekuasaan dalam suatu Negara menurut
4
Montesquieu diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu Kekuasaan
Eksekutif yang berarti kekuasaan menjalankan undang-undang
atau kekuasaan menjalankan pemerintahan; Kekuasaan Legislatif
yang berarti kekuasaan membentuk undang-undang; dan Kekuasaan
Yudikatif yang berati kekuasaan mengadili terhadap pelanggaran
atas undang-undang. Komponen-komponen tersebut secara garis
besar meliputi lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.
Jadi, system pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-
lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya
lembaga negara dalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang
bersangkutan.
Tujuan pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada
cita-cita atau tujuan negara. Tujuan pemerintahan negara
Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social.
2.2 Sistem Pemerintahan Indonesia
Menurut Pasal 1 ayat 1, Indonesia adalah Negara Kesatuan
yang berbentuk Republik. Menurut Undang-Undang Dasar 1945,
kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan menurut
UUD. Sistem pemerintahannya yaitu negara berdasarkan hukum
(rechsstaat). Dengan kata lain, penyelenggara pemerintahan tidak
berdasarkan pada kekuasaan lain (machsstaat). Dengan
berlandaskan pada hukum ini, maka Indonesia bukan negara yang
bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Semenjak
5
lahirnya reformasi pada akhir tahun 1997, negara Indonesia
telah terjadi perubahan sistem pemerintahan Indonesia, yaitu
dari pemerintahan yang sentralistik menjadi desentralisasi
atau otonomi daerah.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dapat diartikan
dalam dua bagian, yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas.
Dalam arti sempit pemerintahan terdiri dari lembaga eksekutif
saja, yaitu :
1. Tingkat pusat. Meliputi presiden dan wakil presiden,
menteri-menteri dan instansi yang berada dalam ruang
lingkupnya.
2. Tingkat daerah meliputi :
a. Provinsi terdiri dari gubernur dan wakil gubernur
b. Kota dan kabupaten dipimpin oleh walikota dan wakil
walikota atau bupati dan wakil bupati, dibantu oleh dinas-
dinas, camat, lurah atau kepala desa, serta rw, rt.
Sedangkan dalam arti luas meliputi semua alat kelengkapan
negara, yaitu MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wapres, BPK, MA, MK,
KY, dan lembaga khusus (KPK, KPU, dan Bank Sentral)
Pemerintahan NKRI tidak terlepas dari Pancasila sebagai
Dasar Negara dan UUD sebagai Konstitusi. Antara Pancasila dan
UUD terjalin hubungan yang berkaitan, Pancasila yang digunakan
adalah Pancasila yang dicantumkan dalam Pembukaan UUD. Dalam
ketatanegaraan UUD adalah penjabaran dari hakikat pokok
Pancasila.
6
Sistem pemerintahan didunia saat ini terdiri dari
Presidensiil dan Parlementer. Terdapat beberapa perbedaan
antara kedua sistem itu. Pada sistem presidensiil fokus
kekuasaan ada pada presiden, sedangkan negara yang menganut
parlementer fokus kekuasaan ada pada parlemen, bukan pada
Presiden atau Perdana Menteri.
Di Indonesia alat kelengkapan negara terdiri dari :
1. Eksekutif, yaitu lembaga negara yang mengelolah lembaga
pemerintahan baik dalam tingkat pusat maupun tingkat daerah.
Pada tingkat pusat dikepalai oleh Presiden dan wapres.
Sedangkat tingkat provinsi oleh gubernur dan wagub, untuk
tungkat berikutnya pemerintahan kota dipimpin oleh walikota
dan wawako serta kabupaten oleh bupati dan wabub. Tugas pokok
dari lembaga ini adalah melaksanakan pemerintahan.
2. Legislatif yang meliputi DPR, DPRD provinsi, DPRD
kota/kabupaten serta DPD. DPR dan DPD dipilih melalui parpol
dalam pemilu, sedangkan DPD dipilih melalui nonparpol dan non
militer dalam pemilu. Tugas pokok DPR adalah membuat UU
bersama dengan pemerintah, sedangkan DPD mengajukan RUU
kedaeraan untuk dibahas bersama DPR.
3.. Yudikatif. Lembaga yudikatif terdiri dari MA, MK, dan KY.
Setiap lembaga-lembaga itu memiliki fungsi masing-masing
sesuai UU. MA berfungsi mengadili perkara pada tingkat kasasi
dan menguji produk hukum dibawah UU. Sedangkan MK memiliki
fungsi menguju produk hukum diatas UU dan membubarkan parpol.
Sementara KY berguna untuk menentukan calon hakim agung.
7
4. BPK adalah lembaga yang berwenang mengaudit kondisi keuangan
negara. Hasil pengawasan ini akan dilaporkan kepada DRP untuk
dipelajari.
Dalam pemerintahan RI jika presiden mangkat atau
berhalangan maka wapres yang menggantikannya. Tetapi jika
keduanya berhalangan atau mangkat maka terdapat 3 menteri yang
harus menggantikanya secara bersamaan, yaitu mendagri, menlu,
dan menhankam dalam tenggang waktu diatur oleh UU. Masa jabat
seorang presiden atau wakil presiden adalah 5 tahun atau 1
periode. Baik presiden maupun wapres dapat dipilih kembali
untuk masa jabat yang sama juga hanya untuk 1 periode. Jadi,
presiden dan wapres dapat memangku jabatan yang sama untuk 2
periode.
2.3 Hak dan Kewajiban Lembaga-lembaga Negara Indonesia
2.3.1. EKSEKUTIF
Tugas dan wewenang Presiden
1. Menjalankan pemerintahannya sesuai dengan UUD dan UU.
2. memastikan apakah jajaran pemerintahannya
temasuk kepolisian dan kejaksaan telah patuh kepada UUD dan UU
itu.
3. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
4. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat,Angkatan
Laut, danAngkatan Udara
5. Mengajukan Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR).Presiden melakukan pembahasan dan pemberian
8
persetujuan atas RUU bersama DPR serta mengesahkan RUU menjadi
UU.
6. Menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (dalam
kegentingan yang memaksa)
7. Menetapkan Peraturan Pemerintah
8. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
9. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain dengan persetujuan DPR
10. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan
persetujuan DPR
11. Menyatakan keadaan bahaya
12. Mengangkat duta dan konsul. Dalam mengangkat duta,
Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
13. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
14. Memberi grasi, rehabilitasi dengan
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung
15. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
16. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya
yang diatur dengan UU
17. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang dipilih
oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Daerah ( DPD )
18. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh
Komisi Yudisial dan disetujui DPR
19. Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan
Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung
20. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR.
9
Tanggungjawab Presiden
1. Didorong untuk memperkuat konstitusi yang menjadi kontrak
sosial seluruh lapisan masyarakat Indonesia.presiden dan
kabinetnya bekerja keras untuk memberi kepastian kepada
masyarakat, bahwa pemerintahannya tunduk dibawah konstitusi
UUD 1945 ( Hasil Amandemen ).
2. Membangun sebuah suksesi dengan terus menjaga kontinuitas
kekuasaan partai berkuasa, dengan memperhatikan konstitusi
maupun landasan ideology pancasila, kedaulatan rakyat dan
pemanusiawiannya di nomor satukan.
Fungsi presiden sebagai kepala Negara
1. Memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan
Udara, dan Angkatan Laut.
2. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
negara lain dengan persetujuan DPR.
3. Dalam membuat perjanjian lainnya yang menimbulkan akibat luas
dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara, dan / atau mengharuskan perubahan atau
pembentukan UU harus dengan persetujuan DPR.
4. Menyatakan kondisi bahaya, Ketentuan dan akibat kondisi
bahaya ditetapkan dengan UU.
5. Mengangkat Duta dan Konsul, Dalam mengangkat Duta,
memperhatikan pertimbangan DPR.
6. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR.
7. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung (MA).
10
8. Memberi abolisi dan amnesti dengan memperhatikan pertimbangan
DPR.
9. Memberi gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang
diatur dengan Hukum.
10. Membentuk dewan pertimbangan yang bertugas member nasehat
dan pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur
dengan Undang-Undang.
11. Membahas Rancangan Undang-Undang untuk mendapatkan
persetujuan bersama DPR.
12. Mengkonfirmasi Rancangan Undang-Undang yang telah
disetujui bersama DPR untuk menjadi UU.
13. Dalam hal lkhwal kegentingan memaksa, Presiden berhak
menetapkan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti UU.
14. Mengajukan RUU APBN untuk dibahas bersama DPR dengan
memperhatikan pertimbangan DPD.
15. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan yang telah
dipilih oleh DPR atas dasar pertimbangan DPD.
16. Menetapkan Calon Hakim Agung yang diusulkan Komisi
Yudisial dan telah mendapat persetujuan DPR untuk menjadi
Hakim Agung.
17. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR.
18. Menetapkan dan mengajukan anggota hakim konstitusi.
Kewenangan dan Kekuasaan Presiden
1. Menetapkan dan mengajukan anggota dari hakim konstintusi.
2. Mengangkat duta dan konsul untuk negara lain dengan
pertimbangan DPR.
3. Menerima duta dari negara lain dengan pertimbangan DPR.
4. Memberikan Grasi dan Rehabilitasi dengan pertimbangan dari MA
/ Mahkamah Agung.
11
5. Memberikan Amnesti dan Abolisi Rehabilitasi dengan
pertimbangan dari DPR.
6. Memegang kekuasaan tertinggi atas AU / Angkatan Udara, AD /
Angkatan Darat dan AL / Angkatan Laut.
7. Menyatakan keadaan bahaya yang syarat-syaratnya ditetapkan
oleh Undang-Undang
8. Menyatakan perang dengan negara lain, damai dengan negara
lain dan perjanjian dengan negara lain dengan persetujuan DPR.
9. Membuat perjanjian yang menyangkut hajat hidup orang banyak,
mempengaruhi beban keuangan negara dan atau mengharuskan
adanya perubahan / pembentukan Undang-Undang harus dengan
persetujuan DPR.
10. Memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan dan
sebagainya yang diatur oleh UU.
11. Menetapkan calon Hakim Agung yang diusulkan oleh KY /
Komisi Yudisial dengan persetujuan DPR.
Kewajiban dan Hak Presiden
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD ( Pasal 4 ayat 1 )
2. Berhak mengajukan RUU kepada DPR ( Pasal 5 ayat 1 )
3. Menetapkan peraturan pemerintahan ( Pasal 5 ayat 2 )
4. Memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa
( Pasal 9 ayat 1 )
5. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas AD, AL dan AU ( Pasal
10 )
6. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan
Negara lain dengan persetujuan DPR ( Pasal 11 ayat 1 )
7. Membuat perjanjian internasional lainnya, dengan persetujuan
DPR ( pasal 11 ayat 2 )
8. Menyatakan keadaan bahaya ( Pasal 12 )
12
9. Mengangkat duta dan konsul ( Pasal 13 ayat 1 ). Dalam
mengangkat duta, Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
( Pasal 13 ayat 2 )
10. Menerima penempatan duta Negara lain dengan memperhatikan
pertimbangan DPR ( Pasal 13 ayat 3 )
11. Memberi grasi dan rehabilitas dengan memperhatikan
pertimbangan MA ( Pasal 14 ayat 1 )
12. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR ( Pasal 14 ayat 2 )
13. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan
yang diatur dalam UU ( pasal 15 )
14. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden ( Pasal 16
)
15. Pengangkatan dan pemberhentian menteri-menteri ( pasal 17
ayat 2 )
2.3.2 LEGISLATIF
A. DPR
Tugas dan Wewenang Dewan Perwakilan Rakyat ( DPR )
1. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama
2. Membahas dan memberikan atau tidak memberikan
persetujuan terhadap Peraturan Pernerintah Pengganti
Undang-Undang
3. Menerima dan membahas usulan Rancangan UndangUndang yang
diajukan oleh DPD yang berkaitan dengan bidang otonomi
13
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi Iainnya, serta yang
berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah
dan mengikut sertakan dalam pembahasannya dalam awal
pembicaraan tingkat I
4. Mengundang DPD pntuk melakukan pembahasan rancangan
undang-undang yang diajukan oleh DPR maupun oleh
pemerintah sebagaimana dimaksud pada huruf c, pada awal
pembicaraan tingkat I
5. Memperhatikan pertimbangan DPD atas Rancangan Undang-
Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
Rancangan Undang-Undà ng yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama dalam awal pembicaraan tingkat I
6. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
bersama Presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD
7. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan yang
diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan undang-undang
mengenai otonomi daerah, pembentukan, pemekaran dan
penggabungan daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, pajak,
pendidikan, dan agama
8. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
9. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas
pertanggungjawaban keuangan negara yang disampaikan oleh
Badan Pemeriksa Keuangan
14
10. Mengajukan, memberikan persetujuan,
pertimbangan/konsultasi, dan pendapat
11. Menyerap, menghimpun, menampung dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat
12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang.
Hak-Hak Anggota DPR RI
1. Mengajukan rancangan undang-undang
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menyampaikan usul dan pendapat
4. Memilih dan dipilih
5. Membela diri
6. Imunitas
7. Protokoler
8. Keuangan dan administrative
Kewajiban Anggota DPR RI
1. Mengamalkan Pancasila
2. Melaksanakan Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 dan mentaati segala peraturan
perundang-undangan
3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintah
15
4. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan
keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia
5. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
6. Menyerap,menghimpun,menampung,dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat
7. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi,kelompok dan golongan
8. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis
kepada pemilih dan daerah pemilihannya
9. Mentaati kode etik dan Peraturan Tata tertib DPR
10. Menjaga etika dan norma dalam hubungan kerja dengan
lembaga yang terkait.
Fungsi Anggota DPR RI
1. Legislasi
Fungsi legislasi dilaksanakan sebagai perwujudan DPR
selaku pemegang kekuasaan membentuk undang-undang.
2. Anggaran
Fungsi anggaran dilaksanakan untuk membahas dan
memberikan persetujuan atau tidak memberikan persetujuan
terhadap rancangan undang-undang tentang APBN yang diajukan
oleh Presiden.
3. Pengawasan
Fungsi pengawasan dilaksanakan melalui pengawasan atas
pelaksanaan undang-undang dan APBN.
16
B. MPR
Tugas dan wewenang Majelis Permusyawaratan Rakyat ( MPR )
1. Mengubah dan menetapkan UUD
2. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan MK untuk
memberhentikan p-residen dan wakilnya dalam masa
jabatanya dan wakil presiden diberi kesempatan untuk
menyampaikan alasannya didalam siding
3. Melantik presiden dan wakil presiden dalam sidang
paripurna MPR
4. memutuskan usul Dewan Perwakilan Rakyat berdasarkan
putusan Mahkamah Konstitusi untuk
5. memberhentikan Presiden dan Wakil Presiden dalam masa
jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden
diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan untuk
menyampaikan penjelasan dalam Sidang Paripurna Majelis;
6. melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila
Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak
dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
7. memilih dan melantik Wakil Presiden dari dua calon yang
diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan jabatan
Wakil Presiden dalam masa jabatanya selambat-lambatnya
dalam waktu enam puluh hari;
8. memilih dan melantik Presiden dan Wakil Presiden apabila
keduanya berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya,
dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang
17
diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan
umum sebelumnya sampai habis masajabatanya.
Hak-hak Anggota MPR RI
1. mengajukan usul pengubahan pasal Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
3. memilih dan dipilih
4. membela diri
5. imunitas
6. Protokoler, dan
7. keuangan dan administratif.
Kewajiban Anggota MPR RI
1. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila
2. melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan menaati peraturan perundang-
undangan
3. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi, kelompok, dan golongan.
5. melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil
daerah.
18
Fungsi Anggota MPR RI
1. Berfungsi untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden yang
baik, jujur, dan adil.
2. Berfungsi untuk mengubah atau mengganti Presiden yang
tidak adil dalam menjalankan tugasnya.
C. DPD
Tugas Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
1. dapat mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan
sumber daya ekonomi lainnya,serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan hal sebagaimana dimaksud
dalam penjelasan diatas
3. ikut membahas bersama DPR dan Presiden rancangan undang-
undang yang diajukan oleh Presiden atau DPR.
4. memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan
undang-undang tentang APBN dan rancangan undang-
undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan
agama.
5. dapat melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
19
daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan sumber
daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama.
6. menyampaikan hasil pengawasan atas pelaksanaan
undang-undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, pelaksanaan undang-undang
APBN, pajak, pendidikan, dan agama kepada DPR
sebagai bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
Wewenang Dewan Perwakilan Daerah ( DPD )
1. Dapat mengajukan ke DPR RUU yang terkait dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemerkaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
2. Ikut membahas RUU yang terkait dengan otonomi daerah, hubungan
pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya
dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. Memberi pertimbangan kepada DPR atas RUU PABN dan RUU yang
terkait dengan pajak, pendidikan dan agama.
4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan UU yang terkait otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
ekonomi lainnya dan pertimbangan keuangan pusat dan daerah serta
menyampaikan hasil pengawasan kepada DPR.
5. Menerima hasil pemeriksaan keuangan dari BPK.
20
6. Memberikan pertimbangan kepada DPR mengenai pemilihan anggota
BPK.
Hak-Hak Anggota DPD RI1. Menyampaikan usul dan pendapat
2. Memilih dan dipilih
3. Membela diri
4. Imunitas
5. Protokoler, dan
6. Keuangan dan Administratif
Kewajiban Anggota DPD RI
1. Mengamalkan Pancasila
2. Melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dam menaati segala peraturan
perundang-undangan
3. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan
4. Mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional dan
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
5. Memperhatikan upaya peningkatan kesejahteraan rakyat
6. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti
aspirasi masyarakat dan daerah
7. Mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan
pribadi, kelompok dan golongan
8. Memberikan pertanggungjawaban secara moral dan politis
kepada pemilih dan daerah pemilihannya
9. Menaati kode etik dan peraturan tata tertib DPD, dan
21
10. Menjaga etika dan norma adat daerah yang diwakilinya
2.3.3 Yudikatif
A. KY (Komisi Yudisial)
Tugas Komisi Yudisial ( KY )
1. Mengusulkan calon hakim agung kepada DPR untuk mendapat
kan persetujuan dan selanjut nya ditetapkan sebagai hakim
agung oleh presiden
2. Mengusulkan pengangkatan Hakim Agung
3. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung
4. Melakukan seleksi terhadap Calon Hakim Agung
5. Menetapkan calon Hakim Agung
6. Mengajukan Calon Hakim Agung ke DPR
7. Menjaga dan menegakkan kehormatan, kleluhuran martabat,
serta perilaku hakim.
Wewenang Komisi Yudisial ( KY )
1. Memutuskan pengangkatan hakim agung
2. Mempunyai wewenang lain dalam rangka menegakkan
kehormatan,keluhuran,martabat serta perilaku hukum.
Tugas dan Wewenang Mahkamah Agung ( MA )
1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundang-undangan dibawah Undang-Undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan olehUndang-
Undang
2. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi
22
3. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden
membergrasi dan rehabilitasi.
4. Mengawasi dan memimpin jalannya perelihan pemerintahan
pada seluruh tingkat pengadilan
5. Menguji secara meteril perundang undangan dibawah UU.
B. MA (Mahkamah Agung)
Fungsi Anggota Mahkamah Agung ( MA )
Fungsi Peradilan
1. Sebagai Pengadilan Negara Tertinggi, Mahkamah Agung
merupakan pengadilan kasasi yang bertugas membina
keseragaman dalam penerapan hukum melalui putusan kasasi
dan peninjauan kembali menjaga agar semua hukum dan
undang-undang diseluruh wilayah negara RI diterapkan
secara adil, tepat dan benar.
2. Disamping tugasnya sebagai Pengadilan Kasasi, Mahkamah
Agung berwenang memeriksa dan memutuskan pada tingkat
pertama dan terakhir
3. Erat kaitannya dengan fungsi peradilan ialah hak uji
materiil, yaitu wewenang menguji/menilai secara materiil
peraturan perundangan dibawah Undang-undang tentang hal
apakah suatu peraturan ditinjau dari isinya (materinya)
bertentangan dengan peraturan dari tingkat yang lebih
tinggi (Pasal 31 Undang-undang Mahkamah Agung Nomor 14
Tahun 1985).
23
Fungsi Pengawasan
1. Mahkamah Agung melakukan pengawasan tertinggi terhadap
jalannya peradilan di semua lingkungan peradilan dengan
tujuan agar peradilan yang dilakukan Pengadilan-
pengadilan diselenggarakan dengan seksama dan wajar
dengan berpedoman pada azas peradilan yang sederhana,
cepat dan biaya ringan, tanpa mengurangi kebebasan Hakim
dalam memeriksa dan memutuskan perkara (Pasal 4 dan Pasal
10 Undang-undang Ketentuan Pokok Kekuasaan Nomor 14 Tahun
1970).
2. Mahkamah Agung juga melakukan pengawasan, terhadap
pekerjaan pengadilan dan tingkah laku para Hakim dan para
pejabat pengadilan dalam menjalankan tugas yang berkaitan
dengan pelaksanaan tugas pokok kekuasaan, Kehakiman,
yakni dalam hal Menerima, memeriksa, mengadili, dan
menyelesaikan setiap perkara yang diajukan kepadanya dan
menerima keterangan tentang hal-hal yang bersangkutan
dengan teknis peradilan serta memberi peringatan,
teguran dan petunjuk yang diperlukan tanpa mengurangi
Kebebasan Hakim ( Pasal 32 Undang-Undang Mahkamah Agung
Nomor 14 Tahun 1985 ).
Fungsi Mengatur
1. Mahkamah Agung dapat mengatur lebih lanjut hal-hal yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan
apabila terdapat hal-hal yang belum cukup diatur dalam
Undang-undang tentang Mahkamah Agung sebagai pelengkap
24
untuk mengisi kekurangan atau kekosongan hukum yang
diperlukan bagi kelancaran penyelenggaraan peradilan
(Pasal 27 Undang-undang No.14 Tahun 1970, Pasal 79
Undang-undang No.14 Tahun 1985).
2. Mahkamah Agung dapat membuat peraturan acara sendiri
bilamana dianggap perlu untuk mencukupi hukum acara yang
sudah diatur Undang-undang
Fungsi Nasehat
1. Mahkamah Agung memberikan nasihat-nasihat atau
pertimbangan-pertimbangan dalam bidang hukum kepada
Lembaga Tinggi Negara lain (Pasal 37 Undang-undang
Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985). Mahkamah Agung
memberikan nasihat kepada Presiden selaku Kepala Negara
dalam rangka pemberian atau penolakan grasi (Pasal 35
Undang-undang Mahkamah Agung No.14 Tahun 1985).
Selanjutnya Perubahan Pertama Undang-undang Dasar Negara
RI Tahun 1945 Pasal 14 Ayat (1), Mahkamah Agung diberikan
kewenangan untuk memberikan pertimbangan kepada Presiden
selaku Kepala Negara selain grasi juga rehabilitasi.
Namun demikian, dalam memberikan pertimbangan hukum
mengenai rehabilitasi sampai saat ini belum ada peraturan
perundang-undangan yang mengatur pelaksanaannya
2. Mahkamah Agung berwenang meminta keterangan dari dan
memberi petunjuk kepada pengadilan disemua lingkunga
peradilan dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 25
Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman. (Pasal 38 Undang-
undang No.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung).
25
Fungsi Administratif
1. Badan-badan Peradilan (Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha Negara)
sebagaimana dimaksud Pasal 10 Ayat (1) Undang-undang
No.14 Tahun 1970 secara organisatoris, administrative dan
finansial sampai saat ini masih berada dibawah Departemen
yang bersangkutan, walaupun menurut Pasal 11 (1) Undang-
undang Nomor 35 Tahun 1999 sudah dialihkan dibawah
kekuasaan Mahkamah Agung.
2. Mahkamah Agung berwenang mengatur tugas serta tanggung
jawab, susunan organisasi dan tata kerja Kepaniteraan
Pengadilan (Undang-undang No. 35 Tahun 1999 tentang
Perubahan Atas Undang-undang No.14 Tahun 1970 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman).
Fungsi Lain-lain
1. Selain tugas pokok untuk menerima, memeriksa dan
mengadili serta menyelesaikan setiap perkara yang
diajukan kepadanya, berdasar Pasal 2 ayat (2) Undang-
undang Nomor 14 Tahun 1970 serta Pasal 38 Undang-undang
Nomor 14 Tahun 1985, Mahkamah Agung dapat diserahi tugas
dan kewenangan lain berdasarkan Undang-undang.
Kekuasaan Mahkamah Agung ( MA )
1. memeriksa dan memutus
1) permohonan kasasi;
2) sengketa tentang kewenangan mengadili;
26
3) permohonan peninjauan kembali putusan Pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
2. memberikan pertimbangan dalam bidang hukum baik diminta
maupun tidak, kepada Lembaga Tinggi Negara.
3. memberikan nasehat hukum kepada Presiden selaku Kepala
Negara untuk pemberian atau penolakan grasi.
4. menguji secara materiil hanya terhadap peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang.
5. melaksanakan tugas dan kewenangan lain berdasarkan
Undang-undang.
Dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-
ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman ditegaskan bahwa :
1. Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan berdasarkan Pancasila, demi terselenggaranya
negara hukum Republik Indonesia.
2. Penyelenggara Kekuasaan Kehakiman adalah Pengadilan di
lingkungan
- Peradilan Umum
- Peradilan Agama
- Peradilan Militer
- Peradilan Tata Usaha Negara.
3. Mahkamah Agung adalah Pengadilan Tertinggi dan melakukan
pengawasan tertinggi atas perbuatan Pengadilan.
27
4. Untuk memperoleh Hakim Agung yang merdeka, berani
mengambil keputusan dan bebas dari pengaruh, baik dari
dalam maupun dari luar.
Hak Mahkamah Agung ( MA )
1. berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji
peraturan perundangundangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya
yang diberikan oleh undang-undang;
2. mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
3. memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi
dan rehabilitasi.
Untuk dapat menyelenggarakan kekuasaan dan kewenangan tersebut
dengan sebaik-baiknya, Mahkamah Agung melaksanakan hal-hal
sebagai berikut :
1. wewenang pengawasan meliputi :
1) jalannya peradilan
2) pekerjaan Pengadilan dan tingkah laku para Hakim di
semua Lingkungan Peradilan
3) pengawasan yang dilakukan terhadap Penasihat Hukum dan
Notaris sepanjang yang menyangkut peradilan
4) pemberian peringatan, tegoran, dan petunjuk yang
diperlukan.
2. meminta keterangan dan pertimbangan dari :
1) Pengadilan di semua Lingkungan Peradilan
2) Jaksa Agung
28
3) Pejabat lain yang diserahi tugas penuntutan perkara
pidana.
3. membuat peraturan sebagai pelengkap untuk mengisi
kekurangan atau kekosongan hukum yang diperlukan bagi
kelancaran jalannya peradilan.
4. mengatur sendiri administrasinya baik mengenai
administrasi peradilan maupun administrasi umum.
C. MK (Mahkamah Konstitusi)
Tugas Mahkamah Konstitusi ( MK )
1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang keputusannya bersifat final untuk menguji Undang-
Undang terhadap Undang-Ungang Dasar, memutus sengketa
kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan
oleh UUD 1945, memutus pembubaran partai politik dan
memutus perselisihan tentang hasil Pemilihan Umum.
2. Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai digaan pelanggaran oleh Presiden dan
Wakil Presiden Menurut UUD 1945.
Wewenang Mahkamah Konstitusi ( MK )
1. Menguji Undang-Undang terhadap UUD 1945
2. Memutus sengketa kewenangan antara lembaga-lembaga
Negara, yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945
3. Memutus pembubaran partai politik
29
4. Memutus perselisihan tentang hasil Pemilu
Kewajiban Mahkamah Konstitusi ( MK )
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat
DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden diduga:
1. Telah melakukan pelanggaran hukum berupa
a) penghianatan terhadap negara
b) korupsi
c) penyuapan
d) tindak pidana lainnya
2. atau perbuatan tercela, dan/atau
3. tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau
Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Hak Mahkamah Konstitusi ( MK )1. Perorangan warga negara Indonesia (untuk pengujian UU)
2. Kesatuan masyarakat hukum adat (untuk pengujian UU)
3. Badan hukum publik atau privat (untuk pengujian UU)
4. Lembaga negara (untuk pengujian UU dan sengketa antar
lembaga)
5. Pemerintah (untuk pembubaran partai politik)
6. Peserta pemilihan umum, baik pemilihan umum anggota DPR, DPD,
dan DPRD, maupun pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden (untuk
perselisihan hasil pemilu)
Fungsi Mahkamah Konstitusi ( MK )
30
1. menjaga konstitusi guna tegaknya prinsip konstitusionalitas
hukum.
2. pengujian undang-undang itu tidak dapat lagi dihindari
penerapannya dalam ketatanegaraan Indonesia sebab UUD 1945
menegaskan bahwa anutan sistem bukan lagi supremasi parlemen
melainkan supremasi konstitusi.
3. untuk menjamin tidak akan ada lagi produk hukum yang keluar
dari koridor konstitusi sehingga hak-hak konstitusional warga
terjaga dan konstitusi itu sendiri terkawal
konstitusionalitasnyaUntuk menguji apakah suatu undang-undang
bertentangan atau tidak dengan konstitusi.
Fungsi lanjutan selain judicial review
1. memutus sengketa antarlembaga negara
2. memutus pembubaran partai politik, dan
3. memutus sengketa hasil pemilu
Dalam melaksanakan tugasnya, Komisi Yudisial berpedoman
kepada UU no. 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial.
Sebagaimana yang tertulis dalam UU tersebut, Komisi
Yudisial memiliki tujuan, yaitu :
1. Agar dapat melakukan monitoring secara intensif terhadap
penyelenggaraan kekuasaan kehakiman dengan melibatkan unsur-unsur
masyarakat
2. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kekuasaan kehakiman
baik yang menyangkut rekruitmen hakim agung maupun monitoring
perilaku hakim
3. Menjaga kualitas dan konsistensi putusan lembaga peradilan,
karena senantiasa diawasi secara intensif oleh lembaga yang
benar-benar independen
31
4. Menjadi penghubung antara kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan kehakiman untuk menjamin kemandirian kekuasaan
kehakiman.
Tugas Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK )
1. Memeriksa tanggungjawab tentang keuangan Negara. Hasil
pemeriksaan itu diberitahukan kepada DPR
2. Badan Pemeriksa Keuangan memeriksa semua pelaksanaan APBN
a. Memeriksa tanggungjawab pemerintah tentang keuangan
Negara
b. Memeriksa semua pelaksanaan APBN
c. Pelaksanaan pemerintah dilaksanakan berdasarkan
ketentuan-ketentuan UU
d. Hasil pemeriksaan BPK diberitahukan kepada DPR
e. Memeriksa tanggung jawab keuangan Negara apakah
telah digunakan sesuai yang
telah disetujui DPR.
2.3.4 Lembaga yang Bebas dan Mandiri
Wewenang Badan Pemeriksaan Keuangan ( BPK )
1. Menentukan objek pemeriksaan, merencanakan dan
melaksanakan
pemeriksaan, menentukan waktu dan metode pemeriksaan
serta menyajikan laporan pemeriksaan.
32
2. Meminta keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan
oleh setiap orang dan atau unit organisasi yang mengelola
keuangan negara.
3. Menetapkan standar pemeriksaan keuangan negara dan kode
etik pemeriksaan
4. Menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian Negara
5. Meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap
orang, badan pemerintah atau badan swasta sepanjang tidak
bertentangan terhadap undang – undang.
2.4 Kendala Yang Terjadi dalam Sistem Pemerintahan Indonesia
Indonesia adalah salah satu negara yang menganut
sistem pemerintahan presidensial. Berbeda dengan sistem
kepartaian yang tidak diatur secara tegas oleh konstitusi,
UUD 1945 secara tegas dan rinci mengatur sistem pemerintahan
yang mengacu pada sistem presidensial.
Sistem pemerintahan di Indonesia dinilai tidak jelas dan
tidak konsisten. Indonesia yang selama ini menganut sistem
presidensial dianggap tidak sepenuhnya menjalankan sistem
tersebut.
Berikut adalah beberapa kendala yang terjadi pada system
pemerintahan presidensial Indonesia :
1. Kebijakan Mengurangi Subsidi
Kebijakan yang dilakukan adalah mengurangi subsidi negara
Indonesia atau menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan
kebijakan bantuan langsung tunai kepada rakyat miskin. Akan
tetapi bantuan tersebut diberhentikan sampai pada tangan
rakyat atau masyarakat yang membutuhkan.
33
2. Pembuatan kebijakan memakan waktu yang lama karena prosesnya bertele-tele.
Pemerintah Indonesia memiliki sistem birokrasi yang cukuprumit. Meskipun demikian sistem ini sudah sesuai dengan pemerintahan Indonesia yang selalu mengedepankan demokrasi.Tetapi, pihak pemerintah sering mempersulit proses ini dikarenakan suatu kepentingan pribadi dan kelompok yang mau menang sendiri, sehingga kebijakan kebijakan sering sulit dalam proses dan terkadang terhenti di tengah jalan.
3. Masalah Kekurangan Modal
Kekurangan Modal adalah satu ciri penting setiap negara
yang memulai proses pembangunan. Kekurangan ini bukan
saja menghambat kecepatan pembangunan ekonomi yang dapat
dilaksanakan tetapi dapat menyebabkan kesulitan negara
tersebut untuk lepas dari kemiskinan. Masalah kemiskinan,
keterbelakangan, pengangguran dan kekurangan modal yang
terjadi disuatu negara berkembang disebabkan oleh
lingkaran yang sulit diputuskan. Lingkaran
keterbelakangan dan kemiskinan tersebut adalah pendapatan
rendah menyebabkan kemampuan investasi rendah, investasi
rendah menyebabkan pemupukan modal rendah, modal rendah
menyebabkan produktivitas rendah, produktivitas rendah
menyebabkan pendapatan rendah dan seterusnya berputar
tanpa terputus. Untuk mengatsi masalah-masalah tersebut,
pemeritah harus melakukan suatu program besar sehingga
dapat memutuskan lingkaran setan, misalnya melalui
peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi
menjadi lebih produktif.
34
4. Masalah sistem rekrutmen politik
Dalam perekrutan anggota di parlemen, sering terjadi
perekrutan yang terkadang hanya dilihat dari sisi
popularitasnya saja tanpa memikirkan kualitas. Salah satunya
yaitu artis dapat menjadi anggota DPR, padahal masih banyak
tokoh lain yang lebih berpengalaman di bidang pemerintahan.
2.5 solusi dalam menghadapi kendala sistem pemerintahan Indonesia
Solusi Yang Ditawarkan
Melihat Permasalahan diatas beberapa alternative Solusi Yang ditawarkan disini adalah :
1. Mengubah Sistem Presidensial menjadi Sistem Parlemen
cenderung sulit dilakukan karena bangsa indonesia traumatis terhadap gagalnya pemerintahan pada tahun 1950 – 1960, selain itu juga sulit mengubahnya karena sudah tercantum secara tegaspada UUD 1945.
2. Mengubah Sistem Kepartaian
Sulit dilakukan karena akan mengkerdilkan Demokrasi, mengingatIndoensia adalah Negara Plural dan Masyarakatnya Multi Ideologi.
3. Mengurangi Jumlah Partai Politik
Usulan solusi ini lebih memungkinkan jika dibandingkan dengan pilihan 1 dan 2 karena masih mempertahankan sistem presidensial dan sistem multi partai. Hanya saja jumlah partaidi Indonesia yang terlalu banyak ini perlu disederhanakan
4. Menyelenggarakan Pemilu Presiden dan Legislatif secara Bersama-sama (Concurrent Elections)
35
Solusi ini juga masih memungkinkan, karena Di dalam masyarakat/negara yang menganggap pemilihan presiden lebih penting dibandingkan pemilihan legislatif, pemilih akan cenderung memilih partai poltitik yang mencalonkan presiden yang didukungnya. Akibatnya partai politik yang mendukung calon presiden terpilih akan memiliki peluang besar untuk memenangkan pemilu legislatif. Dengan demikan mayoritas anggota parlemen berasal dari partai tersebut.
5. Mengatasi Dinasti Poltik yang Merusak Sistem Pemerintahan Indonesia
Salah satunya dengan Memperkuat daya imunitas PNS dari politisasi birokrasi karena selama ini PNS menjadi mesin yang efektif bagi elite politik lokal dalam membangun dinasti.
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemerintahan Indonesia menganut sistem Presidensil, dimana
kepala Pemerintahan dan kepala negara dipegang oleh satu orang.
Kepala pemerintah dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak
bertanggung jawab kepada parlemen (legislatif). Menteri bertanggung
jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan.
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-
lembaga negara, hubungan antarlembaga negara, dan bekerjanya lembaga
negara yang bersangkutan. Tujuan pemerintahan negara pada umumnya
didasarkan pada cita-cita negara yang terdapat pada pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea IV.
Dalam ketatanegaraan Indonesia, terdapat 3 pembagian kekuasaan
yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Kekuasaan Legislatif dipegang oleh MPR, DPR, dan DPD
Kekuasaan eksekutif dipegang oleh Presiden dan Wakil
Presiden
Kekuasaan Yudikatif dipegang oleh MA, MK, dan KY
3.2 Saran
Sistem pemerintahan Indonesia telah menerapkan sistem
pemerintahan yang sesuai dengan Undang-Undang Dasar
37
1945,salah satunya dengan menerapkan demokrasi.Namun,
birokrasi dalam sistem ini masih kurang baik,karena para
birokrat yang belum menyadari dan menghayati Pancasila.
Sebaiknya, para pelaksana harus lebih menyadari dan
menghayati Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945
sehingga sistem pemerintahan ini dapat berjalan lebih
baik serta dengan sistem ini dapat tercapai semua tujuan
Negara Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
www.google.com
http://fhaafhaa.wordpress.com/2013/04/04/masalah-masalah-yang-
dihadapi-pemerintah-di-bidang-ekonomi/
http://lenamegawati.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-
in-x-none-x.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan
http://www.triwahyu.web.id/2012/sistem-pemerintahan-indonesia.html
http://41707011.blog.unikom.ac.id/sistem-pemerintahan.1ay
https://www.academia.edu
38