Upload
khangminh22
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN
TEMATIK TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V di MI
ASSA’ADIYAH ATTAHIRIYAH
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Anwar Musaddad
NIM: 11140183000060
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M/1440 H
ii
ABSTRAK
Anwar Musaddad (NIM: 11140183000060). Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama
Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V di MI
Assa’adiyah Attahiriyah. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
2019.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode sosiodrama
dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V. Penelitian ini
dilakukan di MI Assa’adiyah Attahiriyah pada bulan November 2018. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan desain penelitian The
Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
simple random sampling. Sampel penelitian kelas kontrol berjumlah 29 siswa dan kelas
ekperimen berjumlah 29 siswa. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner/angket dengan
berupa skala likert dengan jumlah 38 butir pernyataan. Sedangkan metode pengumpulan data
non tes lainnya adalah wawancara dan observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan
adalah uji non parametrik Mann Whitney U untuk uji hipotesis.
Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai rata-rata kecerdasan emosi siswa yang
diajarkan dengan metode sosiodrama lebih tinggi dari nilai rata-rata kecerdasan emosi siswa
yang meggunakan metode ceramah. Hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis non parametrik.
Setelah diberikan treatment pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 78,45 dan kelas
eksperimen 105,07. Hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda secara
signifikan dilihat dari uji non parametrik Mann Whitney U untuk uji hipotesis ini diperoleh
nilai sebesar 0,000 pada taraf signifikansi (2-tailed) < 0,025 yang dimana 0,000 < 0,025.
Dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh
penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional
siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk melaksanakan metode sosiodrama
diperlukan alokasi waktu yang cukup banyak, diperlukan siswa yang sudah mampu membaca
dengan lancar, dan diperlukan mata pelajaran yang memiliki kesesuaian antara materi
pelajaran dengan metode sosiodrama.
Kata Kunci: Metode Sosiodrama,Pembelajaran Tematik, Kecerdasan Emosional
iii
ABSTRACT
Anwar Musaddad (NIM: 11140183000060). Effect of Application Sociodrama Method
in Thematic Learning on Emotional Intelligence of Grade V Students at MI
Assa’adiyah Attahiriyah. Thesis of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI),
Faculty of Tarbiyah and Teacher Training (FITK), Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2019.
This research aims to determine the effect of the application the sociodrama method
in thematic learning on the emotional intelligence of class V students. The research was
conducted at MI Assa'adiyah Attahiriyah in November 2018. The method used in this study
was quasi-experimental method with research design The Pretest-Posttest Control Group
Design. Sampling using simple random sampling technique. The control class research
sample amounted to 29 students and the experimental class amounted to 29 students. The
research instrument used a questionnaire / questionnaire in the form of a Likert scale with a
number of 38 statements. While other non-test data collection methods are interviews and
observations. The data analysis technique used is the Mann Whitney U non parametric test
for hypothesis testing.
Based on the posttest results show that the average emotional intelligence of students
taught by the sociodrama method is higher than the average emotional intelligence of
students using the lecture method. This is evidenced by the non parametric hypothesis test.
After being given treatment. In the control class obtained an average value of 78,45 and
experimental class 105,07. The posttest results of the control class and experimental class
differed significantly seen from the Mann Whitney non-parametric test to test this hypothesis
obtained at 0,000 at the significance level (2-tailed) < 0,025 which is 0,000 < 0,025. It can be
concluded that H1 is accepted and H0 is rejected, it can be said that there is an effect of
applying the sociodrama method in thematic learning on students' emotional intelligence.
Based on the research that has been done to implement the sociodrama method, a
considerable amount of time allocation is needed, requiring students who have been able to
read fluently, and required subjects matter and the sociodrama method.
Keywords: Sociodrama Method, Thematic Learning, Emotional Intelligence
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim, Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan
hidayah, taufiq, dan segala macam bentuk nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Dalam
Pembelajaran Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V di MI Assa’adiyah
Attahiriyah” dan tak lupa sholawat serta salam pada junjungan baginda Nabi Muhammad
SAW. karenanyalah kita bisa merasakan nikmat iman dan islam sampai saat ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi
ini. Tentunya berkat dukungan, bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak terkait
penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Khalimi, M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Asep Ediana Latip, M. Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Nafia Wafiqni, M. Pd, Dosen Penasihat Akademik yang selalu memberikan
motivasi untuk segera terselesaikan skripsi.
6. Dra. Zikri Neni Iska, M. Psi, Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan
skripsi.
7. Kepada kedua orang tua yang senantiasa mendukung dengan memberi semangat,
senantiasa mendo’akan, dan membiayai semua keperluan pendidikan.
8. Suyati, M. Pd., selaku Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Assa’adiyah Attahiriyah
yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
9. Siti Fatimah, S. Pd selaku guru kelas V A yang telah berkenan memberikan waktu
untuk penulis melakukan penelitian.
10. Daru Susanti, S. Pd selaku guru kelas V B yang telah berkenan memberikan waktu
untuk penulis melakukan penelitian.
v
11. Siswa dan siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah Assa’adiyah Attahiriyah yang telah
memberikan kesempatan untuk penulis melakukan penelitian.
12. Teman-teman PGMI yang saling memberi semangat dan membantu dalam
mengerjakan skripsi.
13. Intan Sri Ayu Wulandari sebagai teman yang memotivasi untuk segera terselesaikan
skripsi.
14. Maulana Arif Ramayanto sebagai teman yang memotivasi untuk segera
terselesaikan skripsi.
15. Hasbi dan Fadel sebagai teman yang selalu menemaniku dalam mengerjakan
skripsi.
16. Pengurus wilayah FKMB Tangerang Selatan yang banyak memberikan
kebahagiaan, canda, tawa, dan lain-lain.
17. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Akhirnya penulis telah menyusun skripsi ini dengan baik. Penulispun menyadari bahwa
penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, semoga apa yang telah dibuat mempunyai
manfaat dan menjadi pengalaman yang mengantarkan penulis kepada suatu yang lebih baik
lagi khususnya di dalam bidang pendidikan dan penulis berharap kedepannya lebih baik dan
progresif untuk meraih masa depan yang lebih cemerlang.
Jakarta, 17 Januari 2019
Anwar Musaddad
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................ ii
ABSTRACT ............................................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 10
D. Rumusan Masalah...................................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 11
F. Manfaat Penelitian...................................................................................................... 11
BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 12
A. Kajian Teori ............................................................................................................... 12
1. Pembelajaran Tematik ........................................................................................... 12
a. Pengertian Pembelajaran Tematik ..................................................................... 12
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik ................................................................. 13
c. Keunggulan Pembelajaran Tematik .................................................................. 14
d. Kendala Pembelajaran Tematik ........................................................................ 16
2. Kecerdasan Emosi ................................................................................................. 17
a. Pengertian Kecerdasan ...................................................................................... 17
b. Pengertian Emosi .............................................................................................. 19
c. Pengertian Kecerdasan Emosional .................................................................... 20
d. Dimensi-dimensi Kecerdasan Emosional ......................................................... 23
e. Komponen Kecerdasan Emosional ................................................................... 24
f. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ............................................... 27
3. Metode Sosiodarama ............................................................................................. 29
a. Pengertian Metode............................................................................................. 29
b. Pengertian Sosiodrama ...................................................................................... 30
c. Tujuan Sosiodrama ............................................................................................ 31
d. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama ...................................................... 31
vii
e. Kelebihan Sosiodrama....................................................................................... 32
f. Kekurangan sosiodrama ..................................................................................... 33
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................................... 33
C. Kerangka Berpikir...................................................................................................... 35
D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 38
A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................... 38
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .................................................................. 38
C. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 39
D. Populasi dan Sampel .................................................................................................. 39
E. Instrumen Penelitian .................................................................................................. 40
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 45
G. Uji Coba Instrumen ................................................................................................... 46
1. Uji Validitas ........................................................................................................... 46
2. Uji Reabilitas ......................................................................................................... 46
H. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 47
1. Uji Normalitas ....................................................................................................... 47
2. Uji Homogenitas .................................................................................................... 48
3. Uji Hipotesis .......................................................................................................... 48
I. Hipotesis Statistik........................................................................................................ 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 50
A. Deskripsi Data ........................................................................................................... 50
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis .......................................... 62
C. Pembahasan Penelitian .............................................................................................. 68
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 70
BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 72
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 72
B. Saran .......................................................................................................................... 72
1. Bagi siswa .............................................................................................................. 72
2. Bagi Guru ............................................................................................................... 72
3. Bagi Sekolah .......................................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 74
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Desain Penelitian.................................................................................................. 38
Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................................... 39
Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol ......................... 53
Gambar 4.2 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol ................................... 54
Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ................... 56
Gambar 4.4 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ............................ 57
Gambar 4.5 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol ........................ 59
Gambar 4.6 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol .................................. 60
Gambar 4.7 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ................. 61
Gambar 4.8 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ........................... 62
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif Pretest ...................................................................................... 51
Tabel 4. 2 Analisis Deskriptif Posttest .................................................................................... 51
Tabel 4. 3Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol .............................. 52
Tabel 4. 4 Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol ................................................ 54
Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ...................... 55
Tabel 4. 6 Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ......................................... 56
Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol ............................ 58
Tabel 4. 8 Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol .............................................. 59
Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ..................... 60
Tabel 4. 10 Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ...................................... 62
Tabel 4. 11 Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ................................................. 63
Tabel 4. 12 Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ................................................. 64
Tabel 4. 13 Hasil Data Uji t Pretest Kelas Kontrol ................................................................. 65
Tabel 4. 14 Hasil Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ......................................... 66
Tabel 4. 15 Hasil Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen ..................................... 67
Tabel 4. 16 Hasil Data Uji Mann Whitney U Postest Kelas Eksperimen ................................ 68
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen uji coba kecerdasan emosional ............................................................ 78
Lampiran 2 Intrumen penelitian kecerdasan emosi ................................................................. 81
Lampiran 3 Data hasil uji validitas kecerdasan emosi ............................................................. 83
Lampiran 4 Tabel rangkuman hasil uji validitas kecerdasan emosional ................................. 87
Lampiran 5 Hasil uji reabilitas kecerdasan emosi ................................................................... 88
Lampiran 6 Tabel data kecerdasan emosi hasil pretest kelas kontrol ...................................... 90
Lampiran 7 Nilai Hasil Pretest Kelas Kontrol ......................................................................... 92
Lampiran 8 Lampiran data hasil pretest kelas eksperimen ...................................................... 93
Lampiran 9 Nilai Hasil pretest Kelas Eksperimen .................................................................. 95
Lampiran 10 Data hasil posttest kelas kontrol ......................................................................... 96
Lampiran 11 Hasil Nilai posttest Kelas Kontrol ...................................................................... 98
Lampiran 12 Data hasil posttest kelas eksperimen .................................................................. 99
Lampiran 13 Hasil Nilai posttest Kelas Eksperimen ............................................................. 101
Lampiran 14 Hasil uji normalitas pretest ............................................................................... 102
Lampiran 15 Hasil uji homogenitas pretest ........................................................................... 104
Lampiran 16 Uji Hipotesis pretest ......................................................................................... 105
Lampiran 17 Hasil uji normalitas posttest ............................................................................. 106
Lampiran 18 Hasil uji homogenitas posttest .......................................................................... 107
Lampiran 19 Hasil uji hipotesis posttest ................................................................................ 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan bagi kehidupan bangsa dan negara merupakan aktivitas yang terpenting
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan martabat rakyat Indonesia.
Pendidikan yang ditempuh dengan jenjang pendidikan untuk melahirkan generasi yang
beriman, berkarakter, serta berakhlakul karimah. Anak merupakan generasi penerus
bangsa, salah satu cara memajukan bangsa dan negara adalah dengan meningkatkan
kualitas pendidikannya. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia.
Karena pendidikan menjadikan seseorang lebih bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki oleh tiap-tiap warga negara
Indonesia. Karena setiap manusia tercipta dengan kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Dari setiap kelebihan manusia seperti bakat dapat ditumbuh kembangkan melalui
pendidikan dan kekurangan pada diri manusia juga dapat diatasi melalui pendidikan.
Hal di atas sejalan dengan isi undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.1
Pendidikan pada dasarnya merupakan pengembangan holistik pada diri individu
yang mencakup aspek fisik, emosional, mental, sosial, dan spiritual.2 Tujuan dari
pendidikan itu sendiri adalah meningkatkan kualitas sumber daya alam manusia. Dalam
meningkatan kualitas sumber daya alam manusia dalam dunia pendidikan mempunyai
banyak tahap. Diantaranya pondasi awal dalam menempuh dunia pendidikan adalah pada
jenjang sekolah dasar. Pada jenjang sekolah dasar merupakan pijakan awal pada seseorang
dalam menjalani proses belajar. Jenjang ini anak harus ditempa dengan sebaik mungkin
karena pada jenjang ini merupakan pondasi awal anak untuk menghadapi tahap-tahap
selanjutnya yaitu SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pada anak usia sekolah dasar berbagai
aspek perkembangan harus diperhatikan pengembangannya, seperti perkembangan
1 Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 5 2 Pratiwi Pujiastuti, Evaluasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, Jurnal Kependidikan, Vol. 1,
2017, h. 188
2
kecerdasan pada anak. Pada UU nomor 20 tahun 2003 yang memuat tentang pendidikan
yang menjadi jalan untuk seseorang mengembangkan kecerdasannya.
Kecerdasan merupakan sifat bawaan yang ada dalam setiap diri manusia. “Tidak ada
anak yang tidak cerdas” semua hanya memerlukan latihan dan proses belajar yang tidak
berhenti pada titik tertentu.3 Kecerdasan atau inteligensi menurut Meherns adalah
kemampuan berpikir abstrak.4 Masyarakat umum mengenal intelligence sebagai istilah
gambaran kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang untuk memecahkan
problem yang dihadapi.5 Kecerdasan umumnya ditumbuh kembangkan melalui pendidikan
di sekolah. Dalam menempuh pendidikan di sekolah, kecerdasan sangatlah utama untuk
mencapai keberhasilan dalam belajar. Peserta didik yang memiliki inteligensi yang tinggi
merupakan gambaran siswa yang pintar.
Seorang ahli psikologi berbangsa Perancis yang bernama Binet dan kelompoknya,
sejak tahun 1904 telah berhasil membuat suatu alat untuk mengukur kecerdasan, yang
disebut dengan Intelligence Quotient (IQ).6 Seiring berkembangnya zaman banyaklah para
tokoh psikologi yang mengembangkan tentang kecerdasan. Diantaranya adalah Daniel
Goleman sebagai salah satu seorang tokoh pencetus kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi
merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, dan tidak melebih lebihkan
kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan
kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.7
Daniel Goleman lebih menekankan kecerdasan emosi dibandingkan dengan
kecerdasan lainnya. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik
berarti berkemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan,
menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Sementara,
orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya
akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk
memusatkan perhatian pada pekerjaan dan memiliki pikiran yang jernih.8
Emosi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Emosi merupakan
salah satu pendorong manusia untuk melakukan tindakan perilaku manusia baik yang
3 Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta: Kanisius,
2006), h. 62 4 Wowo Sunaryo Kuswana, Biopsikologi Pembelajaran Perilaku, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 148 5 Ibid., h. 60 6 Ibid. 7 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psiokologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
Cet. 6, h. 68 8 Ibid., h. 73
3
tampak maupun yang tidak tampak sangat dipengaruhi oleh emosi.9 Daniel Goleman
sebagai tokoh pencetus kecerdasan emosi menyatakan IQ hanya menyumbang sekitar 20%
bagi keberhasilan seseorang, sedangkan 80% kesuksesan seseorang justru dipengaruhi
oleh kecerdasan emosi.10
Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Hunter & Hunter, jika dibandingkan dengan
faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalankan pekerjaan
dan profesinya, IQ dinilai hanya memberikan andil tak lebih dari 25%.11 Bill Gates, Sim
Wong Hoo, Sylvester Stallone, Tiger Woods, dan Richard Branson adalah contoh orang-
orang yang tidak pernah unggul secara akademis, tetapi akhirnya sangat berhasil dalam
bisnis yang mereka lakukan. Dengan demikian jelas bahwa keberhasilan akademis saja
bukanlah suatu indikator yang baik dari keberhasilan seseorang dalam hidup.12
Hal ini diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami
keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu
mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun
fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang
berprestasi rendah dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli
prestasi belajar dengan IQ lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa IQ tidak selalu dapat
memperkirakan prestasi belajar seseorang.13
Berangkat dari pengamatan Goleman bahwa orang yang pandai atau berhasil dalam
prestasi akademik sewaktu pendidikan formal ternyata banyak yang gagal mencapai
puncak prestasi sewaktu menempuh karier profesional. Goleman menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional ini adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja
saat ini sekitar 75-96 persen. Sedangkan peran IQ atau keterampilan kognitif dalam
keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosi
dalam menentukan peralihan prestasi puncak pekerjaan, yaitu sekitar 40-25 persen.14
Peran kecerdasan emosi dalam kemampuan individu didasarkan pada banyaknya
penelitian yang menyatakan bahwa kecerdasan emosi menjadi salah satu bagian yang
9 Adya Baskara, Helly O. Soetjipto, & Nuryati Atamimi, Kecerdasan Emosi Ditinjau Dari Keikutsertaan
Dalam Program Meditasi, Jurnal Psikologi, Vol. 35, 2015, h. 101 10 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 159 11 Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006),
h. 15-16 12 May Lwin, dkk, How To Multiply Your child’s Intelligence, (Yogyakarta: PT Macanan Jaya
Cemerlang, 2008), Cet. 2, h. 1 13 Tine Yuliantini,Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa AKPARNAS-UNAS Jakarta, Jurnal MIX, Vol. 3, 2013, h. 59 14 Meta Nurlita, Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit
Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan, Jurnal Psikologi, Vol. 1, 2012, h. 2
4
penting dalam mencapai kesuksesan. Penelitian yang dilakukan oleh Zare, menunjukan
bahwa kecerdasan emosi memiliki peranan penting dalam membentuk kesuksesan
akademik pada siswa SMA. Selain itu, individu dengan kecerdasan emosi yang rendah
cenderung merasa kesepian, mudah frustasi, mudah depresi, memiliki banyak rasa
bersalah, merasa kecewa, bergantung pada orang lain, mudah marah, dan mengalami
banyak kegagalan dalam hidupnya. Individu dengan kecerdasan emosi rendah juga
cenderung melakukan tindak kejahatan dan kekerasan ketika sedang tertekan. Oleh karena
itu, kecerdasan emosi dapat disebut sebagai faktor yang dapat menentukan kualitas hidup
seorang individu.15
Dalam dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya orang-orang hanya
mementingkan kecerdasan intelektual dengan melihat dari nilai yang diperoleh dari hasil
belajar di sekolah. Proses belajar memang bersifat kompleks dan membutuhkan waktu
yang panjang. Seseorang harus menempuh banyak proses dalam belajar dan tidak dapat
belajar dalam waktu yang singkat. Pada masa di sekolah pada umumnya orang tua lebih
menekankan kecerdasan intelektual dibanding kecerdasan emosi, sedangkan yang terjadi
dikehidupan setelah selesai masa sekolah, tidak cukup hanya kecerdasan intelektual saja
untuk dapat sukses di dunia luar, melainkan harus mempunyai kecerdasan emosi yang baik
pula. Jika hanya kecerdasan intelektual yang tinggi akan tetapi kecerdasan emosinya
rendah, orang akan cenderung menjadi pemalu, gugup berhadapan dengan orang lain, dan
lain-lain.
Sama halnya dalam bekerja, jika anak nantinya ketika dewasa ingin menjadi seorang
wiraswasta atau pegawai. Pegawai harus bisa mengenali dan memahami karakter masing-
masing dari rekan kerjanya agar tidak terjadi gesekan antar pegawai, begitupun pedagang
harus mempunyai kecerdasan emosi yang baik agar dapat mengatur emosinya sendiri
ketika menghadapi berbagai macam pelanggan. Jadi, baik dalam kondisi apapun
diperlukan kecerdasan emosi untuk mendampingi kecerdasan intelektual untuk
mempermudah seseorang dalam meraih kesuksesan atau apapun yang diinginkannya.
Kecerdasan emosi ini sangatlah penting bagi setiap anak, karena kecerdasan emosi
merupakan cara bagaimana seseorang harus menempatkan dirinya dalam berbagai macam
hal apapun dalam kehidupan. Seperti mengatur emosi seseorang terhadap rangsangan dari
luar diri baik dari orang lain ataupun lingkungan, mengatur suasana hati seseorang ketika
sedih bisa mengelola kesedihannya dan ketika senang bisa mengelola kesenangannya. Dari
15 Faiz Hadiyanul Mubdi & Endang Sri Indrawati, Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Efikasi Diri
Akademik Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Wisata Lembang, Jurnal Empati, Vol. 6, 2017, h. 153-154
5
sinilah mengapa kecerdasan emosi pada anak usia SD sangatlah penting dalam dunia
pendidikan. Ketika anak mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi, anak dapat belajar
dengan baik, seperti ketika sedang dilanda musibah ataupun kesedihan baik dari dirinya
maupun keluarganya, dia dapat mengatur emosi dalam dirinya harus berbuat apa dan
bagaimana. Ketika anak dapat mengendalikan dirinya sendiri, dia tidak akan mudah
terganggu dengan lingkungan sekitarnya, maka ia akan berkonsentrasi pada pelajaran yang
sedang dipelajarinya. Oleh karena itu kecerdasan emosi memiliki peran penting dalam
proses menempuh pendidikan.
Dari beberapa kali observasi yang dilakukan di beberapa sekolah banyak ditemukan
perbedaan-perbedaan karakteristik peserta didik dan permasalahan-permasalahan.
Bagaimana keseharian si anak dalam menempuh pendidikan di sekolah bergantung pada
pengendalian emosinya. Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosinya semakin baik pula
anak dalam menjalani pendidikannya disekolah. Dengan semakin ditumbuh kembangkan
kecerdasan emosi pada anak, nantinya kecerdasan emosi akan membantu anak dalam
mencapai keberhasilan belajar dalam menempuh proses pendidikan dengan sangat baik.
Beberapa kasus yang ditemukan di lapangan saat PPKT di MI Al-Hidayah Lestari,
Lebak Bulus, Jakarta Selatan banyak anak yang suka berkelahi dengan berbagai macam
sebab. Mulai dari hal kecil hingga yang besar. Seperti mulai dari bercanda hingga
kejahilan teman terhadap teman yang lain yang dapat menimbulkan perkelahian. Masih
banyak permasalahan siswa dalam tingkat MI/SD antara lain siswa suka mengejek teman
lainnya, siswa mudah tersinggung sehingga mudah marah, siswa menangis karena ejekan
temannya, siswa merasa paling hebat sehingga suka mengganggu teman lainnya, siswa
suka mencontek PR teman lain dengan memaksa, bahkan siswa yang merasa jagoan
memerintah teman lain untuk membeli makanan atau minuman, dan siswa pendiam atau
tidak suka bergaul dengan teman lainnya. Pada dasarnya memang anak tercipta dengan
keadaan yang berbeda-beda, ada anak yang pendiam, ada anak yang suka berisik, ada anak
yang terampil, ada anak yang suka usil, dan berbagai macam keadaan lain.
Dari pakar ilmu jiwa menyatakan bahwa para pasien yang bertahan hidup cukup
lama mempunyai ikatan kuat dan tegas dengan semua emosi mereka. Mereka
mengetahui apa yang mereka rasakan dan tidak merasa takut atau tertekan oleh
emosi yang kuat dari diri mereka sendiri atau dari orang lain. Yang terpenting pula
hubungan dengan perasaan mereka ini menuntun, memotivasi, dan mengaktifkan
kehidupan mereka. Hubungan ini mendekatkan mereka dengan orang lain,
kendatipun mereka merasa sakit dan menderita. Emosi juga menjelaskan dan
6
membina hubungan spiritual yang menurut para pasien ini sebagai bagian penting
penyembuhan mereka.16
Kecakapan emosi yang paling sering mengantar orang ke tingkat keberhasilan antara
lain (1) Inisiatif, semangat juang, dan kemampuan menyesuaikan diri, (2) pengaruh,
kemampuan memimpin tim, dan kesadaran politis, (3) empati, percaya diri, dan
kemampuan mengembangkan orang lain.17 Banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan
emosional, diantaranya menurut Daniel Goleman ada dua faktor yang mempengaruhi
kecerdasan emosional, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari
dalam keadaan otak emosional individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan
faktor yang berasal dari luar individu yang dapat berupa lingkungan pendidikan.18 Otak
merupakan dasar kecerdasan seseorang yang merupakan anugerah dari Tuhan yang
diberikan pada diri manusia. Menurut Lawrence, otak manusia dapat digolongkan dalam
dua fungsi, yaitu (a) otak logika, dan (b) otak emosi.19 Pemberian tersebut dapat
dipengaruhi dari banyak hal, seperti yang disebutkan di atas oleh Daniel Goleman bahwa
pendidikan menjadi pengaruh dalam perkembangan kecerdasan emosi seseorang. Dari
pendidikan seorang anak dapat menjalani proses kehidupan mulai dari belajar berinteraksi,
bergaul, dan bersosialisasi pada orang lain. Pola perilaku anak tentunya dapat berubah,
seperti yang tadinya anak pemalu di lingkungan rumahnya, dia bisa menjadi anak yang
pemberani dalam menghadapi banyak orang atau tampil didepan banyak orang. Hal
tersebut dikarenakan adanya proses pengalaman serta pembinaan dari guru yang terus
menuntun siswanya untuk menjadi seseorang yang lebih baik.
Pola perilaku dapat diperoleh melalui pengalaman langsung atau melalui
pengamatan terhadap respons orang lain. Beberapa respon memberikan hasil yang tidak
menyenangkan. Melalui proses pembedaan penguat (differential reinforcement) ini, orang
memilih pola perilaku yang memberikan hasil yang menyenangkan dan menolak pola
perilaku yang lain.20
Kecerdasan emosi merupakan faktor sukses seseorang dalam menjalani berbagai
macam kehidupan dan mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan. Cooper dan
Sawaf yaitu, kecerdasan emosi memiliki beberapa manfaat dalam karier dan
organisasi antara lain: pembuatan keputusan, kepemimpinan, terobosan teknis dan
16 Moh. Gitosarso, Kecerdasan Emosi Dalam Tasawuf, Jurnal Of Islamic Studies, Vol. 2, 2012, h. 185 17 Ibid., h. 73 18 Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional), (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2016), h. 56-57 19 Hamzah G. Uno, op. cit., h. 104 20 Rita L. Atkinson & Richard C. Atkinson, Introduction To Psychology, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga,
1999), h, 56
7
strategis, komunikasi yang terbuka dan jujur, kerja sama dan hubungan saling
mempercayai, loyalitas konsumen, kreativitas dan inovasi.21
Pada UU nomor 20 tahun 2003 yang memuat tentang pendidikan yang menjadi jalan
untuk seseorang menjadi cerdas. Dari kata cerdas inilah yang nantinya akan meluas dan
dengan kecerdasan emosi seseorang bisa berakhlak mulia, memiliki kepribadian yang
baik, dapat mengendalikan diri dimanapun dan kapanpun, serta banyak hal positif yang
dapat diperoleh dari kecerdasan emosi. kesimpulan dari beberapa contoh diatas
memberikan bukti bahwa kecerdasan emosi merupakan hal penting dalam hidup, dengan
arti kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Melainkan diperlukan kecerdasan emosi untuk
menunjangnya dan semua kecerdasan saling berkaitan untuk menunjang segala macam
aspek kehidupan manusia.
Pada jenjang sekolah dasar merupakan dasar pijakan guru dalam mendidik anak agar
kedepan menjadi manusia yang lebih baik lagi seperti yang tercantum dalam UU Nomor
20 tahun 2003. Dalam berbagai macam observasi, penelitian, dan lainnya dapat dilihat
banyak ditemukan pada tingkat sekolah dasar masih banyak siswa yang memiliki
kecerdasan emosi yang kurang baik, dikarenakan kurangnya guru menanamkan dan
meningkatkan kecerdasan emosi siswa. Guru masih banyak yang menggunakan metode
ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Padahal sejak kurikulum 2013
diterapkan, telah dirancang pembelajaran tematik dengan tema-tema yang telah dibuat,
lalu gurulah yang mengembangkan indikator-indikatornya.
Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang
menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.22 Dengan pendekatan tematik dalam
pembelajaran akan membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah
pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan.23 Pada kurikulum
2013 ditanamkan di sekolah-sekolah, guru harus menguasai banyak variasi-variasi
pembelajaran, baik dalam model pembelajaran, metode pembelajaran, dan lain-lain. Untuk
itu diperlukan guru-guru yang mumpuni dalam berbagai macam cara mengajar agar guru
mengajar menjadikan siswa aktif, sehingga dalam proses belajar mengajar ada timbal balik
dari siswa pula. Siswa bisa mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa juga terlibat
21 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 72 22 Fitri Indriani, Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam Mengelola Pembelajaran Tematik Integratif
Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro di PGSD UAD Yogyakarta, Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 2, 2015,
h.88 23 Mohamad Muklis, Pembelajaran Tematik, Fenomena, Vol. 4, 2012, h. 65
8
langsung dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya menjadi pendengar saja,
karena hal tersebut kurang menimbulkan bakat ataupun keterampilan siswa di sekolah.
Pembelajaran pada umumnya hanya menekankan pada kognitif saja, sehingga siswa
pasif, mengantuk, tanpa ada partisipasi langsung yang aktif dari siswa, mereka hanya
duduk, dengar, diam, dan catat. Pembelajaran semacam ini tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bersosialisasi dengan baik antarteman, belajar secara aktif, kreatif,
berani memberikan pendapatnya dan menyenangkan.24
Ditemukan saat observasi PPKT dan observasi penelitian ketika guru hanya
berceramah sering kali banyak siswa yang merasa ngantuk, terutama pembelajaran di
waktu yang menjelang siang. Fokus belajarpun berkurang dan yang ada siswa malah sibuk
berbicara dengan temannya, tidak memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh
guru. Dalam mengantisipasi permasalahan ini tentunya guru perlu memperhatikan cara
dalam mengajar pada peserta didiknya.
Konsep Goleman mencakup seperangkat kompetensi emosional dalam setiap
konstruk EI. Kompetensi emosional bukan bakat bawaan, tetapi kemampuan belajar lebih
yang harus dikerjakan dan dapat dikembangkan untuk mencapai kinerja yang luar biasa.
Goleman berpendapat bahwa individu dilahirkan dengan kecerdasan emosi umum yang
menentukan potensi mereka untuk belajar kompetensi emosional.25
Dari uraian di atas menjelasakan bahwa kompetensi kecerdasan emosi bukanlah
semata-mata bakat bawaan saja, melainkan kecerdasan emosi dapat dikembangkan
melalaui berbagai cara. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru tentu
bervariasi. Diantara metode yang dapat dilakukan adalah metode sosiodrama. Peranan
metode mengajar sebagai alat menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar
yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Makin baik
metode itu makin efektif pula dalam pencapaian tujuan.26
Pelopor sosiodrama antara lain adalah Sarene Boocock dan Harold Guetzkow.
Walau model simulasi bukan berasal dari disiplin ilmu pendidikan, tetapi merupakan
penerapan prinsip cybernetic yaitu suatu cabang psikologi yang mempelajari studi
24 Undu Eka Wati, dkk, Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam Peningkatan Pembelajaran Bahasa
Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD, Kalam Cendekia, Vol. 4, 2017, h. 172 25 Wowo Sunaryo Kuswana, op. cit., h. 246 26 Tri Ayu Fadila, Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa
Pada Pembelajaran Sejarah, Jurnal Historia, Vol. 5, 2017, h. 144
9
perbandingan antara mekanisme kontrol manusia (biologis) dengan sistem elektromekanik
seperti komputer, internet, dan sebagainya.27
Metode sosiodrama adalah metode mengajar yang mendramatisasikan suatu situasi
sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu
masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.28 Metode sosiodrama dalam penelitian ini
didefinsikan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memerankan peranan
tertentu seperti yang terdapat dalam masalah-masalah sosial yang dapat melatih siswa
untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial. Sosiodrama juga digunakan sebagai upaya
pemecahan masalah yang terjadi pada siswa dalam konteks teman sebayanya dengan cara
mendramatisasi masalah-masalah yang terjadi melaui bermain peran.
Pada umumnya anak usia sekolah dasar sangat menyukai permainan, baik yang
dilakukan sendiri maupun berkelompok. Metode sosiodrama juga dapat dilakukan di luar
kelas, jadi anak-anak lebih merasa bebas dan tidak bosan belajar sehari-hari di dalam
kelas, maka dari itu dalam belajar menggunakan metode sosiodrama dilakukan dengan
berkelompok, karena dengan berkelompok siswa bisa saling bertukar pikiran untuk
memecahkan suatu permasalahan.
Sosiodrama membantu orang untuk memecahkan masalah, membuat keputusan,
memperoleh pemahaman, belajar bermain peran dengan cara lebih memuaskan, berlatih
peran baru, dan menjadi spontan dan lucu. 29 Teknik sosiodrama sebagai media dalam
upaya membimbing individu yang memerlukan dengan memanfaatkan dinamika
kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dengan teknik sosiodrama siswa dapat saling
berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagi pengalaman, pengetahuan, gagasan
atau ide-ide, dan diharapkan memberikan pemahaman siswa mengenai kemampuan
interpersonal.30
Keunggulan metode sosiodrama yaitu, mendidik siswa dalam menyelesaikan sendiri
permasalahan sosial yang ia jumpai, serta dapat memupuk kepedulian siswa tentang
27 Iif Khoiru Ahmadi & dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya,
2011), h. 36 28 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), h. 28 29 Asti Haryanti, dkk, Model Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Empati
Siswa SMP, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 6, 2017, h. 29 30 Marabonggala Mukafih Siregar, Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan
Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman Yogyakarta, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, h. 6
10
permaslahan sosial.31 Dalam kegiatan sosiodrama, siswa mengamati dan menganalisis
interaksi antara pemeran. Sedangkan guru sebagai pembimbing merencanakan,
menstruktur, memfasilitasi, dan memonitori jalannya sosiodrama tersebut, kemudian
membimbing untuk menindak lanjuti pembahasan dalam cerita sosiodrama. Melalui
sosiodrama siswa diajak untuk memecahkan suatu permaslahan yang dilakukan dengan
beberapa teman lainnya. Dari hal tersebut timbul sebuah kerja sama antar siswa. Dengan
demikian hal tersebut sesuai dengan salah satu dimensi kecerdasan emosi yaitu membina
hubungan. Dalam membina hubungan antar sesama siswa dalam melakukan metode
sosiodrama, siswa akan dapat melatih diri untuk mengenal emosi orang lain, dapat
mengelola dan mengenal emosinya sendiri, dan memotivasi diri sendiri. Beberapa hal
tersebut akan didapati dengan kerjasama siswa dalam kelompok saat melakukan
sosiodrama. Oleh karena itu dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti “
Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap
Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V di MI Assa’adiyah Attahiriyah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya guru dalam memperhatikan kecerdasan emosional pada siswa tingkat
sekolah dasar.
2. Guru masih banyak yang belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
pada pembelajaran tematik.
3. Masih sedikit guru yang menerapkan metode sosiodrama.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi pada:
1. Penerapan metode sosiodrama terhadap kecerdasan emosional (mengenali emosi
diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan
membina hubungan).
2. Pembelajaran tematik dibatasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, dan PKn.
31 Dewa Gede Bambang Erawan, Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan
Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas VIII SMP Mutiara Singaraja, Jurnal Santiaji
Pendidikan, Vol. 4, 2014, h. 3
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti dan dirumuskan
adalah “Apakah terdapat Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran
Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa kelas V di MI Assa’adiyah Attahiriyah”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
ini adalah untuk memperoleh data secara empirik mengenai “Pengaruh Penerapan Metode
Sosiodrama Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Kelas V di MI
Assa'adiyah Attahiriyah”:
F. Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya data
penelitiaan yang sudah ada dan memberi penjelasan mengenai pengaruh penerapan
metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional
siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru dapat dijadikan cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan
metode sosiodrama, serta dapat menjadi referensi untuk melihat tingkat kecerdasan
emosional siswa.
b. Bagi siswa memperoleh pengetahuan betapa pentingnya kecerdasan emosional
untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
c. Bagi peneliti memberikan pengalaman serta menambah wawasan tentang
bagaimana menggunakan metode sosiodrama sebagai salah satu metode yang dapat
memberikan pengaruh peningkatan kecerdasan emosional siswa.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Tematik
a. Pengertian Pembelajaran Tematik
Kata pembelajaran merupakan perpadauan dari dua aktivitas belajar dan
mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa,
sementara mengajar secara intruksional dilakukan oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran
adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar.1 Pembelajaran diidentikan dengan kata
"mengajar" berasal ari kata dasar "ajar", yang berarti petunjuk yang diberikan kepada
orang supaya diketahui. Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata "ajar"
ditambah awalan "pe" dan akhiran "an" menjadi kata "pembelajaran", diartikan sebagai
proses, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.2
Pembelajaran tematik adalah suatu model terapan pembelajaran terpadu yang
mengintegrasikan mata pelajaran dalam satu kesatuan yang terikat oleh tema.3 Model
pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan
pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa.4 Pembelajaran tematik merupakan suatu usaha
mengintegrasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta pemikiran yang kreatif
dengan menggunakan tema-tema untuk meningkatkan motivasi belajar.5
Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis
dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya
adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada
siswa.6 Gagne dalam Pribadi mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai "a set of
1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 18-19 2 Ibid. 3 Nurul Ain & Maris Kurniawati, Implementasi Kurikulum KTSP: Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar ,
Jurnal Inspirasi Pendidikan, Vol. 1, 2012, h. 316 4 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016), Cet. 6, h. 254 5 Amram Rede, Pembelajaran Tematik Pemanasan Global dan Kesadaran Diri Siswa Sekolah Dasar, Jurnal
Pendidikan, Vol. 1, 2007, h. 2 6 Trianto Ibnu Badar al – Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini
TK/RA & Anak kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 147
13
events embedded in purposeful activities that facilitate learning". Pembelajaran adalah
serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan
terjadinya proses belajar.7
Depdiknas dalam Akbar mengemukakan bahwa, "pembelajaran tematik pada
dasarnya merupakan model dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna
kepada peserta didik.8 Majid dalam Akbar menyatakan bahwa, "pembelajaran tematik
adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi
yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling siswa dan dalam rentang kemampuan,
serta perkembangan anak.9 John Dewey dalam Latip menjelaskan pengertian
pembelajaran tematik integratif sebagai pendekatan untuk mengembangkan
pengetahuan siswa-siswi dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi
dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya.10
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah
pembelajaran dengan berbasis tema yang diintegrasikan dengan berbagai kompetensi
dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik juga dikaitkan dengan kehidupan
nyata disesuaikan dengan perkembangan anak dengan tujuan menjadi pembelajaran
yang bermakna bagi kehidupannya sehari-hari.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, dalam materi sosioalisasi
kurikulum 2013 dari kemendikbud dalam Akbar, karakteristik pembelajaran tematik
adalaah sebagai berikut:11
1. Berpusat pada siswa
Pada proses pembelajaran ini memerankan siswa sebagai fasilitator dan motivator.
Guru sebagai fasilitator, yaitu orang yang memfasilitasi proses pembelajaran dengan
melayani dan menangani kebutuhan dan mengarahkan proses pembelajaran.
7 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h. 9 8 Sa'dun Akbar, dkk, Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, (Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, 2016), h. 17 9 Ibid. 10 Asep Ediana Latip, Pembelajaran Tematik Dalam Kajian Teoritik dan Praktik, (Tangerang Selatan: UIN
Jakarta Press, 2013), h. 9 11 Sa'dun Akbar, dkk. op.cit., h. 19
14
2. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences)
Pada proses pembelajaran siswa dihadapkan dengan hal masalah nyata (konkret)
yang ada dan terjadi di sekitar siswa sebagai dasar memahami hal-hal yang lebih
abstrak.
3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Pada pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas. Fokus
pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang dikaitkan dengan
kehidupan siswa dan hal-hal di sekitar siswa.
4. Menyajikan konsep dari berbagai muatan
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam
suatu proses pembelajaran secara terpadu. Materi yang dipadukan memiliki
kesesuaian dengan tema yang ada.
5. Bersifat fleksibel
Pembelajaran tematik bersifat luwas, yaitu mengaitkan mata pelajaran yang satu
dengan mata pelajaran yang lain berdasarkan kesesuaian isi, serta mengaitkannya
dengan kehidupan dan lingkungan tempat tinggal siswa.
6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan
Pembelajaran tematik hendaknya dilaksanakan dengan metode yang mengaktifkan
siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan proses yang menyenangkan. Permainan
juga dapat diintegrasikan sebagai metode pembelajaran karena siswa usia SD masih
tergolong usia bermain sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.
c. Keunggulan Pembelajaran Tematik
Secara fungsional tema yang disusun dalam pembelajaran tematik
mempresentasikan keunggulan sebagai berikut:12
1. Merepsentasikan kemudahan untuk memahami mata pelajaran, karena pemahaman
mata pelajaran didukung oleh tema yang secara substantif merepsentasikan
pengalaman peserta didik sehingga setiap mata pelajaran mudah difahami.
2. Merepsentasikan keterpaduan makna dari sumber mata ajar yang beragam, karena
makna sesungguhnya dari setiap mata pelajaran terletak pada tema itu sendiri.
12 Asep Ediana Latip, op. cit., h. 11-13
15
3. Merepsentasikan kesesuaian dengan cara belajar yang didasarkan pada serangkaian
informasi yang utuh dalam satu tema.
4. Merepresentasikan otensitias tema yang berkaitan dengan pengalaman peserta
didik.
5. Merepsentasikan sumber belajar aktual dan fenomenal serta variatif dikarenakan
materi ajar yang digunakan sangat variatif.
6. Merepsentasikan kedalaman dan keluasan dari pengetahuan yang diperoleh karena
dijelaskan berdasarkan pada sejumlah mata pelajaran yang berbeda.
7. Merepsentasikan holistikalisasi pemahaman peserta didik terhadap fenomena
kehidupan sehari-hari yang bersumber dari beragam mata pelajaran.
Informasi/pengetahuan yang terpisah baik berdasarkan broad field (rumpun ilmu)
maupun multidisiplin ilmu menjadi holistik atau utuh diikat oleh keberadaan tema
pembelajaran
8. Merepresentasikan korelasi yang signifikan antara kompetebnsi pada setiap mata
pelajaran. Korelasi antara kompetensi tersebut merepresentasikan keutuhan setiap
pengetahuan yang diperoleh peserta didik dalam satu tema pembelajaran.
9. Merepresentasikan pengetahuan dan pengalaman yang variatif yang bersumber
pada sejumlah konten materi pelajaran yang dipadukan dalam satu tema.
10. Merepsentasikan pemusatan perhatian peserta didik terhadap tema dari berbagai
mata pelajaran yang beragam.
Sedangkan dalam konteks manfaat pembelajaran tematik menurut Kemendiknas
dalam Latip memiliki keunggulan pembelajaran sebagai berikut, yaitu:13
1. Pembelajaran dilakukan dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan
indikator serta isi mata pelajajaran sehingga akan terjadi penghematan, karena
tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2. Pembelajaran dilakukan dengan melihat hubunhan-hunbungan yang bermakna
berdasarkan tema sebeb isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai saran atau
alat, bukan tujuan akhir.
3. Pembelajaran dilakukan dengan kajian materi ajar yang utuh sehingga siswa akan
mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak dapat terpecah-pecah.
13 Ibid., h. 13
16
4. Pembelajaran dilakukan dengan pemaduan antar mata pelajaran dengan tema dapat
mendorong penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.
d. Kendala Pembelajaran Tematik
Beberapa kendala yang mungkin datang dari guru, siswa, kurikulum, sarana
prasarana/sumber belajar, dan sistem penilaian pembelajaran diantaranya sebagai
berikut:14
1. Aspek guru
Pembelajaran tematik menuntu guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan
yang luas, kreatifitas yang tinggi, etos akademik yang baik, dan berani mengemas
serta mengembangkan materi. Akibatnya guru yang akan menggunakan
pembelajaran tematik dituntut untuk banyak menggali pengetahuan danmengakses
informasi secara mendalam. Ketiadaan syarat guru seperti di atas, menjadikan
model pembelajaran model pembelajaran tematik sulit diterapkan secara optimal.
2. Aspek siswa
Pembelajaran tematik menuntut siswa yang punya kemampuan belajar relatif baik,
baik dalam intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal ini terjadi karena model
pembelajaran ini menekankan pada aspek kemampuan analitik, assosiatif
(menghubungkan), eksploratif, dan elaboratif. Bila hal ini tidak dimiliki siswa, maka
sangat sulit pembelajaran tematik ini diterapkan.
3. Aspek sumber belajar
Pembelajaran tematik membutuhkan sumber informasi yang cukup banyak, oleh
karena itu sumber belajar seperti perpustakaan dan internet perlu dikembangkan
secara bersamaan.
4. Aspek kurikulum
Pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk
pengembangannya. Kurikulum yang bersifat luwes yang berorientasi pada
pencapaian siswa pada pemahaman materi, bukan pada penyampaian target materi.
Kurikulum ini memberi keleluasaan pada guru untuk Mengembangkannya baik
materi, metode, maupun penilaian pembelajarannya.
14 Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk
Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: UIN Press, 2015), h. 14-16
17
5. Aspek penilaian pembelajaran
Model pembelajaran tematik memerlukan sistem penilaian dan pengukuran
pembelajaran yang terpadu, yang melihat keberhasilan siswa dari beberapa mata
pelajaran yang terkait. Oleh sebab, itu, dalam penilaian pembelajaran tematik, guru
dituntut mampu menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan
pengukuran yang terpadu.
2. Kecerdasan Emosi
a. Pengertian Kecerdasan
Kecerdasan berasal dari kata Latin “intelligere” yang berarti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind together). Dalam bahasa
Arab, inteligensi disebut dengan adz-dzaka yang berarti pemahaman, kecepatan, dan
kesempatan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (al-qudrah) dalam memahami sesuatu
secara cepat dan sempurna.15
Inteligensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dianggap sebagai
kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, yang
dengan kemampuan inteligensi ini memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan
cara tertentu.16 Feldam dalam Uno mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan
memahami dunia, berpikir secara rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara
efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan.17 Henmon dalam Uno mendefinisikan
inteligensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.18
Stenberg dalam Khodijah mendefinisikan inteligensi sebagai tiga dimensi, yaitu:
kapasitas untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan untuk berpikir dan logika dalam
bentuk abstrak, dan kapabilitas untuk memecahkan masalah.19 Anastasi dalam Khodijah
menyatakan bahwa inteligensi adalah kombinasi dari kemampuan yang dipersyaratkan
untuk bertahan hidup dan meningkatkan diri dalam budaya tertentu.20 J.P Chaplin dalam
Khodijah mendefinisikan inteligensi sebagai: kemampuan menghadapi dan
15 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 89 16 Abdul Rahman Saleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta, Prenadamedia Group,
2004), h. 251 17 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran., (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 59 18 Ibid. 19 Nyayu Khodijah, op. cit., h.91 20 Ibid.
18
menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan
menggunakan konsep abstrak secara efektif, dan kemampuan memahami pertalian-
pertalian dan belajar dengan cepat sekali.21
Hagenhan dan Oslon dalam Uno mengungkapkan pendapat Piaget tentang
kecerdasan yang didefinisikan sebagai: An intelligent act is one cause an approximation
to the conditions optimal for an organism’s survival. In other word’s, intelligence
allows an organism to deal effectively with environment. Dari pengertian diatas
menjelaskan bahwa inteligensi merupakan suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya
penghitungan atas kondisi-kondisi yang secara optimal bagi organisme dapat hidup
berhubungan dengan lingkungan secara efektif. Sebagai suatu tindakan, inteligensi
selalu cenderung menciptakan kondisi-kondisi yang optimal bagi organisme untuk
bertahan hidup dalam kondisi yang ada.22
George D. Stoddard dalam Kuswana mengungkapkan bahwa inteligensi adalah
kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan: mengandung
kesukaran, kompleks, abstrak, dan diarahkan pada tujuan.23 Freeman dalam Kuswana
inteligensi adalah kemampuan untuk belajar.24 Wechsler dalam Uno mendefinisikan
inteligensi sebagai totalitas kemampuan seorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,
berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif.25 Edward
Thondike dalam Baharuddin mengemukakan bahwa inteligensi merupakan kemampuan
individu untuk memberikan respons yang tepat terhadap stimulus yang diterimanya.
Witherington dalam Baharuddin menurutnya inteligensi bukan suatu kekuatan,
bukan suatu daya, bukan suatu sifat. Inteligensi adalah suatu konsep, suatu pengertian.26
William Stern dalam Saleh inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi
yang baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.27
Claparede dan Stern dalam Sarwono memberi sebuah definisi bahwa inteligensi adalah
penyesuaian diri mental terhadap situasi atau kondisi baru.28
Dari beberapa paparan definisi di atas dapat diketahui bahwa kecerdasan atau
inteligensi merupakan kemampuan berpikir manusia sebelum terwujud atau terjadinya
21 Ibid. 22 Hamzah B. Uno, loc. cit. 23 Wowoo Sunaryo Kuswana, Biopsikologi Pembelajaran Perilaku, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 148 24 Ibid. 25 Hamzah B. Uno, loc. cit. 26 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 126 27 Ibid., h. 254 28 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 75
19
sebuah tindakan dalam menghadapi suatu hal apapun yang dihadapinya dalam
kehidupaan sehari-hari. Seperti halnya manusia ketika melihat keadaan seseorang yang
terjatuh saat berjalan, disitulah manusia berpikir hal apa yang harus dia lakukan.
Apakah hanya melihat dan mendiamkannya begitu sajah atau membantu
membangunkannya.
b. Pengertian Emosi
Banyak persepsi masyarakat emosi adalah hal negatif yang keluar dari diri
manusia seperti marah, berkelahi, benci, dan lain-lain. Padahal emosi tidak semata-mata
berisikan hal negatif saja melainkan banyak yang bernilai positif yang baik digunakan
dalam kehidupan sehari-hari jika manusia mampu mengendalikannya. Secara sederhana,
emosi (emotion) adalah perasaan jiwa (inner feelings) yang meliputi perasaan bahagia,
perasaan duka, perasaan cinta/suka, perasaan benci/tidak suka, dan sebagainya.29 Emosi
dalam bahasa latin adalah motus anima yang berarti “jiwa yang menggerakan kita”.
Kata emosi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai menerapkan gerakan, baik
secara metafora ataupun harfiah, untuk mengeluarkan perasaan.30
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk
mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Secara
harfiah emosi didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan
dan nafsu setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.31 Emosi dalam makna
paling harfiah didefinisikan sebagai tahap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan,
nafsu dari setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.32 Dalam hal lain emosi
didefinisikan sebagai suatu perasan yang timbul melebihi batas sehingga kadang sebagai
suatu perasaan yang timbul melebihi batas sehingga kadang-kadang tidak dapat
menguasai diri dan menyebabkan hubungan pribadi dengan dunia luar menjadi putus.
Adapula yang memberikan pengertian emosi sebagai keadaan sesuatu yang bergejolak
dalam diri manusia.33
29 Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 47 30 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 62 31 Ibid., h. 64 32 Trianto Safaria & Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 12 33 Baharuddin, op. cit., h. 138
20
Di pihak kaum empiristik yaitu William James dan Carl Lange dalam Baharuddin,
menurut pendapat ini emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-
perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan-rangsangan
yang datang dari luar.34 L. Crow & Crow dalam Djadli, emosi adalah pengalaman yang
afektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental
dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan
tingkah laku yang jelas dan nyata.35
Kaplan dan Saddock dalam Djadli, emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks
yang mengandung kejiwaan, badan, dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan
mood. Affect merupakan ekspresi sebagai tampak oleh orang lain dan affect dapat
bervariasi sebagai respons terhadap perubahan emosi, sedangkan mood adalah
suatu perasaan yang meluas, meresap terus menerus yang secara subjektif dialami
dan dikatakan oleh individu dan juga dilihat oleh orang lain.36
Goleman dalam Khodijah emosi adalah suatu keadaan biologis dan psikologis dan
serangkaian kecenderungan untuk bertindak.37 Chaplin dalam Safaria merumuskan
emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-
perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku.38 Hathersall
dalam Rismalinda merumuskan pengertian emosi sebagai suatu psikologis yang
merupakan pengalaman subyektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.39
Dari beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa emosi adalah bentuk ungkapan
perasaan terdadap situasi yang dihadapi. Emosi itu sendiri meliputi marah, sedih,
senang, kecewa, dan lain-lain.
c. Pengertian Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional atau emotional intelligence merujuk kepada kemampuan
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri
sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam
hubungan dengan orang lain.40 Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti
34 Abdul Rahman Saleh, op. cit., h. 167 35 Djadli, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 37 36 Ibid. 37 Nyayu Khodijah, op. cit., h. 137-138 38 Trianto Safaria & Nofrans Eka Saputra, loc. cit. 39 Rismalinda, Buku Ajar Psiokologi Kesehatan, (Jakarta: CV Trans Info Media, 2017), h. 243 40 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2005), h. 512
21
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,
mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihankan kesenangan, mengatur
suasan dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir
berempati dan berdoa.41 Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan
merasakan perasaan orang lain dan tahu bagaimana harus bersikap terhadap yang
dihadapi.42
Saphiro dalam Ginanjar, istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarakan tahun
1990 oleh dua orang ahli, yaitu Peter Salovey dan John Mayer untuk menerangkan
jenis-jenis kualitas emosi yang dianggap penting untuk mencapai keberhasilan.
Teori mengenai kecerdasan emosi dikemukakan oleh Reuven Bar-On,
sebagaimana dikutip oleh Steven J. Stein dan Howard E. Book dalam Ginanjar, ia
menjelaskan kecerdasan emosi adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan
kecakapan nonkognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil
mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. 43
Cooper dan Sawaf dalam Ginanjar menyatakan bahwa kecerdasan emosional
adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan
kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang
manusiawi.44 Saphiro dalam Darmansyah mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai
himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau
perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Kemudian memilah-
milah dan menggunakan informasi itu untuk membimbing pikiran dan tindakan.45
Salovery dan Mayer dalam Goleman mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai
kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta
menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.46 Ge Muzaik
dalam Wahab kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali,
mengekspresikan, dan mengelelola emosi, baik emosi dirinya sendiri maupun emosi
orang lain, dengan tindakan konstruktif, yang berupaya bekerja sama sebagai tim yang
mengacu pada produktivitas dan bukan pada konflik.47
Pemahaman kecerdasan emosional dapat dtinjau berdasarkan sudut pandang
agama Islam. M. Utsman Najati dalam Darmansyah menyatakan bahwa kecerdasan
41 Hamzah B. Uno, op. Cit., h. 68 42 Ary Ginanjar & Ridwan Mukri, ESQ For Teens, (Jakarta: PT ARGA Publishing, 2007), h. 24 43 Ibid., h. 69 44 Ibid. 45 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 123 46 Daniel Goleman, op. cit., h. 513 47 Rohmalina Wahab, op. cit., h. 151
22
emosional menurut sunnah nabi SAW. adalah lolos dari jebakan setan. Untuk bisa lolos
dari jebakan setan menurut Utsman, seseorang perlu memiliki kemampuan
mengendalikan amarah dan kekacauan pikiran, mengendalikan motif seksual,
mengendalikan keserakahan, mengendalikan nafsu bermusuhan, malu melakukan
perbuatan tercela, dan menghilangkan rasa rendah diri.48
Kecerdasan emosional dalam perspektif Islam tertera dalam Al-Qur’an surah Ali-
Imran ayat 134 :
يحب المحسنين .....والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس وللا
Artinya: “ ...... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan
(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (Q.S Ali-
Imran (3): (134).49
dikatakan: Kazhama ,(dan orang-orang yang menahan amarahnya) والكاظمين
zhaizhahu (menahan amarahnya), yakni: Mendiamkan dan tidak menampakkannya.
yakni: Tidak menghukum orang ,(dan memaafkan [kesalahan] orang) والعافين عن الناس
yang berdosa terhadap mereka yang berhak dihukum.50
Huruf lam pada kalimat المحسنين (orang-orang yang berbuat kebajikan) bisa
menunjukkan jenis sehingga mencakup setiap orang yang baik dari kalangan mereka
dan selain mereka, dan bisa juga sebagai ta'rif (menunjukkan definitif) sehingga
maksudnya adalah khusus mereka.51
Dalam surah Ali-Imran ayat 134 menjelaskan bahwa Allah SWT. Sangat meridhoi
dan menyukai orang-orang yang memiliki 3 sifat takwa. Salah satu diantaranya yaitu
orang yang senantiasa mampu bersabar dalam menjaga amarahnya, serta orang yang
dapat memaafkan kesalahan orang lain walaupun orang itu lelah berbuat buruk
kepadanya. Orang-orang yang seperti ini akan mendapatkan balasan yang setimpal dari
Allah SWT. Atas perjuangannya yang berat di dunia.52
Tafsir ayat di atas adalah menggambarkan sifat atau ciri-ciri yang berkaitan erat
dengan peristiwa perang uhud, karena kesudahan peperangan itu adalah gugurnya
sekian banyak kaum muslimin yang tentu saja mengundang penyesalan, bahkan
48 Darmansyah, op. cit., h. 124 49 Departemen Agama RI, Al-qur'an dan Terjemahannya Special For Woman, (Bandung: Syamil Qur'an,
2013), h. 67 50 Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, Jilid 2, (Jakarta: Pustaka AZZAM, 2009), h. 519 51Ibid. 52 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
h. 245
23
kemarahan terhadap penyebab-penyebabnya. Sifat yang ditonjolkan adalah yang
mampu menahan amarah, bahkan yang memaafkan kesalahan orang. Bahkan akan
sangat terpuji mereka yang pernah melakukan kesalahan karena Allah menyukai yakni
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya tanpa henti untuk orang-orang yang berbuat
kebajikan.53
Dalam konteks menghadapi kesalahan yang lain, ayat ini menunjukkan tiga kelas
manusia atau jenjang sikapnya. Pertama, yang mampu menahan amarah. Kata al-
khazimin mengandung makna penuh dan menutupnya dengan rapat. Ini mengisyaratkan
bahwa perasaan tidak memperutukan ajakan hati dan pikiran itu, dia menahan marah.
Dia menahan diri sehingga tidak mencetuskan kata-kata buruk dan perbuatan negatif. Di
atas tingkat ini adalah yang memaafkan, kata al-afn yang diterjemahkan dengan kata
maaf, kata ini antara lain menghapus. Seorang yang memaafkan orang lain adalah yang
menghapus bekas luka hatinya akibat kesalahan yang dilakukan orang lain terhadapnya.
Untuk mencapai tingkat ketiga Allah mengingatkan bahwa yang disukainya adalah
orang-orang yang berbuat kebajikan, yakni bukan sekedar menahan amarah atau
memaafkan, tetapi justru yang berbuat baik kepada yang pernah melakukan kesulitan.54
Kecerdasan emosi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah
kemampuan untuk mengendalikan perasaan yang timbul baik dari diri sendiri maupun
rangsangan dari luar baik orang lain maupun lingkungan.
d. Dimensi-dimensi Kecerdasan Emosional
Salovey dalam Uno memperluas kemampuan kecerdasan emosional menjadi lima
wilayah utama, yaitu sebagai berikut:55
a. Mengenali emosi diri
Intinya adalah kesadaran diri, yaitu mengenali perasaan sewaktu perasan itu
terjadi. Ini merupakan dasar kecerdasan emosional. Kesadaran diri adalah
perhatian terus-menerus terhadap keadaan batin seseorang. Dalam kesadaran
refleksi diri ini, pikiran mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi.
b. Mengelola emosi
53Ibid., h. 246 54 Ibid., h. 247 55 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 73-75
24
Yaitu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas. Kecakapan
ini bergantung pula pada kesadaran diri. Mengelola emosi berhubungan dengan
kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan,
atau ketersinggungan, dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan
emosional dasar.
c. Memotivasi diri sendiri
Termasuk dalam hal ini adalah kemampuan menata emosi sebagai alat untuk
mencapai tujuan dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri
sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi.
d. Mengenali emosi orang lain
Yaitu empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,
yang merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Kemampuan berempati yaitu
kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain ikut berperan dalam
pergulatan dalam arena kehidupan.
e. Membina hubungan
Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan keterampilan mengelola
orang lain. Dalam keterampilan dan ketidakterampilan sosial, serta keterampilan-
keterampilan tertentu yang berkaitan adalah termasuk di dalamnya. Ini merupakan
keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan sosial,
bahkan karisma.
e. Komponen Kecerdasan Emosional
Salovey dan Mayer dalam Uno membagi komponen kecerdasan emosional
menjadi 5 komponen, yaitu:56
1. Kesadaran diri, sadar akan emosi diri di saat kemunculannya.
2. Pandai secara emosional, dapat mengidentifikasi dan mengenali perasaan tertentu
pada diri sendiri dan orang lain, mampu mendiskusikan emosi dan
mengomunikasikannya secara jelas dan langsung.
3. Kemampuan empati, rasa iba, kesehatan, motivasi, inspirasi, membangun semangat,
dan mengambil hati orang lain.
56 Ibid., h. 75-76
25
4. Kemampuan membuat keputusan yang cerdas dengan memakai keseimbangan
emosi dan akal sehat. Tidak terlalu emosional atau rasional.
5. Kemampuan untuk mengatur dan bertanggung jawab terhadap emosi seseorang,
terutama tanggung jawab dalam motivasi diri dan kebahagiaan pribadi.
Sementara itu, Steven J. Stein dan Howard E. Book dalam Uno menjelaskan
penemuan Rauven Bar-On yang merangkum kecerdasan emosional dan dibaginya ke
dalam lima area atau ranah yang menyeluruh, dan 15 subbagian atau skala. Berikut ini
adalah pembagian lima ranah dan 15 subbagian atau skala kecerdasan emosional.57
1. Ranah Intrapribadi
Ranah intrapribadi terkait dengan kemampaun kita untuk mengenal dan
mengendalikan diri sendiri. Ranah intrapribadi terdapat lima subbagian atau skala,
yaitu sebagai berikut:
a. Kesadaran diri, yakni kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah
perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengetahui penyebab
munculnya perasaaan tersebut, serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain.
b. Sikap asertif, yaitu kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan
perasaan kita, membela diri dan mempertahankan pendapat.
c. Kemandirian, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri,
berdiri dengan kaki sendiri.
d. Penghargaan diri, yaitu kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan
kita, dan menyenangi diri sendiri meskipun kita memiliki kelemahan.
e. Aktualisasi diri, yaitu kemampuan mewujudkan potensi yang kita miliki dan
merasa senang (puas) dengan prestasi yang kita raih ditempat kerja maupun
dalam kehidupan pribadi.
2. Ranah Antarpribadi
Ranah antarpribadi berkaitan dengan”keterampilan bergaul” yang kita miliki,
kemampuan kita berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain. Ranah
antarpribadi terbagi menjadi tiga subbagian atau skala, yaitu sebagai berikut:
a. Empati, yaitu kemampuan memahami perasaan dan pikiran orang lain,
kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain.
57 Ibid., h. 77-82
26
b. Tanggung jawab sosial, yaitu kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat
yang dapat bekerja sama dan bermanfaat bagi kelompok masyarakatnya.
c. Hubungan antarpribadi, mengacu kepada kemampuan untuk menciptakan dan
mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, dan ditandai oleh
saling memberi dan menerima serta rasa kedekatan emosional.
3. Ranah Penyesuaian Diri
Ranah penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap lentur dan
realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ranah penyesuaian
diri ini meliputi tiga subbagian atau skala, yaitu sebagai berikut:
a. Uji realitas, yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu sesuai dengan
kenyataanya, bukan seperti yang kita inginkan atau takuti.
b. Sikap fleksibel, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan perasaan, pikiran, dan
tindakan kita dengan keadaan yang berubah-ubah.
c. Pemecahan masalah, yaitu kemampuan untuk mendefinisikan permasalahan,
kemudian bertindak untuk mencari dan menerapkan pemecahan yang jitu dan
tepat.
4. Ranah Pengendalian Stres
Ranah pengendalian stres terkait dengan kemampuan kita untuk tahan menghadapi
stres dan mengendalikan impuls. Ranah ini mempuanya dua subbagian atau skala,
yaitu sebagai berikut:
a. Ketahanan menanggung stres adalah kemampuan untuk tetap tenang dan
berkonsentrasi, serta secara konstruktif bertahan menghadapi kejadian yang
gawat dan tetap tegar menghadapi konflik emosi.
b. Pengendalan impuls, yaitu kemampuan untuk menahan atau menunda keinginan
untuk bertindak.
5. Ranah Suasana Hati Umum
Ranah ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita
bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa
yang kita rasakan. Ranah ini terbagi menjadi dua subbagian atau skala, yaitu sebagai
berikut:
a. Optimisme, yaitu kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang
realistis, terutama dalam menghadapi masa-masa sulit.
27
b. Kebahagiaan, yaitu kemampuan untuk mensyukuri kehidupan, menyukai diri
sendiri dan orang lain, dan untuk bersemangat serta bergairah dalam melakukan
setiap kegiatan.
Model yang diperkenalkan oleh Daniel Goleman berfokus pada kecerdasan emosi
sebagai ragam kompetensi dan keterampilan sebagai pendorong kinerja kepemimpinan.
Goleman dalam Kuswana menguraikan lima konstruksi kecerdasan emosi utama
sebagai berikut:58
1. Kesadaran diri
Kemampuan untuk mengetahui emosi seseorang, kekuatan, kelemahan, pendorong,
nilai-nilai dan tujuan dan mengakui dampaknya pada orang lain saat menggunakan
insting untuk menuntun keputusan.
2. Self regulasi
Melibatkan mengontrol atau mengarahkan emosi pengganggu seseorang dan
dorongan dan menyesuaikan dengan perubahan kondisi.
3. Keterampilan sosial
Mengelola hubungan untuk memindahkan orang ke arah yang diinginkan.
4. Empati
Mempertimbangkan perasaan orang lain terutama ketika membuat keputusan.
5. Motivasi
Didorong untuk mencapai demi prestasi.
f. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi
Goleman dalam Putri, faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi
meliputi:59
1. Faktor internal
Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi
kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani
dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila
fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi
58 Wowo Sunaryo Kuswana, op. cit., h. 245-246 59 Faya Sukma Putri, Skripsi: "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kepercayaan Diri TerhadapPrestasi
Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IS SMA Negeri 3 Malang", (Malang: Unnes, 2103), h. 19
28
proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman,
perasaan, kemampuan berpikir dan motivasi.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi
berlangsung. Faktor eksternal meliputi:
a. Stimulus itu sendiri
Kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi
b. Lingkungan atau situasi
Khususnya yang melatar belakangi kecerdasan emosional. Objek lingkungan
yang melatar belakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.
Lawrence dalam Uno kecerdasan emosi dipengaruhi oleh dua faktor, yakni: (a)
keturunan (heredity), dan (b) lingkungan (environement). Ahli lain seperti Atkinson dkk
dalam Uno memandang bahwa perkembangan emosi meliputi:60
1. Sebab perkembangan emosional karena keturunan (heredity) yang merupakan
kebiasaan-kebiasaan individu yang merupakan faktor penentu sensivitas sistem
syaraf, respons dalam diri, dan pola leburan reaksi dalam diri/jeroan.
2. Kematangan (maturation) juga memengaruhi perkembangan emosional, terutama
sebelum respons emosional tampak ke permukaan. Organ-organ syaraf yang matang
akan dapat mempresepsi rangsangan dengan jelas. Demikian pula proses cerebral
mesti matang. Sebelum emosi menjadi suatu pengalaman yang tampak.
3. Kesukacitaan (excitement), yang umumnya ada pada masa seorang individu masih
bayi mungil. Setelah umur tiga bilan perbedaan-perbedaan emosi suka cita ini mulai
nampak. Berawal dari masa suka cita tersebut, emosi berkembang menuju
kematangan dan belajar, reaksi-reaksi tersebut makin hari makin berkembang ke
arah lebih spesifik, dan beragam.
4. Stimulus dari luar yang menimbulkan reaksi emosional, ketepatan dalam
memberikan reaksi, dan tingkah laku seseorang, merupakan hasil belajar (learning).
Ini artinya perkembangan emosional seseorang juga ditentukan oleh sebab-sebab
belajar.
60 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 120
29
3. Metode Sosiodarama
a. Pengertian Metode
Metode secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos, yang artinya
jalan/cara. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara
optimal.61 Dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu
kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep
secara sistematis.62
Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
kependidikan khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.63 Metode
pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan materi
pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan.64 Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan dalam untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis uuntuk mencapai tujuan pembelajaran.65
Dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang
dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode didefinisikan sebagai cara-cara
menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan.66 Fathurrahman Pupuh dalam Ahmadi, metode secara harfiah berarti cara.67
Abdul Majid, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang
telah disusun tercapai secara optimal.68 Yaumi, metode adalah alat atau cara yang
digunakan untuk mengajarkan materi pembelajaran kepada peserta didik.69
Metode berperan sebagai alat untuk menjalankan proses belajar mengajar. Jadi
metode belajar merupakan cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi
61 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi, (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2016),
Cet. 3, h. 281 62 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), h. 193 63 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), Cet.
18, h. 198 64 Ibid. 65Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama,
2010), h. 56 66 Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, & Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2011), h. 15 67 Ibid. 68 Abdul Majid, loc. cit. 9 Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 193
30
pelajaran kepada peserta didik agar mempermudah guru dalam menyampaikan dan
memudahkan peserta didik dalam memahaminya.
b. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama atau simulasi sosial telah diterapkan dalam pendidikan lebih dari tiga
puluh tahun. Pelopornya antara lain adalah Sarene Boocock dan Harold Guetzkow.70
Simulasi menurut Hasibuan dan Moedjiono dalam Uno adalah tiruan atau perbuatan
yang haya pura-pura saja. Simulasi diambil dari kata simulate yang berarti pura-pura
atau berbuat seolah-olah dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura
saja.71
Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada
obyeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan
drama berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Metode
sosiodrama adalah metode mengajar yang mendramatisasikan suatu situasi sosial
yang mengandung suatu peroblem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu
masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.72
Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan
masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang
menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba,
gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.73 Engkoswara dalam Usman
mengemukakan, sosiodrama adalah suatu drama tanpa naskah yang akan dimainkan
oleh sekelompok orang. Biasanya permasalahan cukup diceritakan dengan singkat
dalam tempo 4 sampai 5 menit, kemudian anak menerangkannya. Persoalan pokok yang
akan didramatisasikan diambil dari kejadian-kejadian sosial, oleh karena itu dinamakan
sosio-drama.74 Drama sosial merupakan bermain yang berhubungan dengan isu sosial
yang disebut dengan Joyce and Well dengan istilah interpersonal conflict. Drama sosial
hanya membatasi diri daripada permasalahan yang berkenaan dengan aspek sosial
masyarakat.75
Dari beberapa uraian di atas metode sosiodrama adalah suatu cara dalam
menyampaikan pelajaran dengan menggunakan drama yang bersifat sosial. Sosiodrama
70 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), h. 28 71 Ibid. 72 Ibid. 73 Abdul Majid, op. cit., h. 205 74 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 51 75 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 213
31
dapat mendramatisasikan tingkah laku dan mengekspresikan bentuk perbuatan dalam
kehidupan nyata. Sosiodrama ini digunakan dalam hal memberikan pemahaman,
kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tujuan Sosiodrama
Hamalik dalam Uno mengemukakan beberapa tujuan metode sosiodrama sesuai
dengan jenis belajar antara lain, sebagai berikut:76
1. Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan
kenyataan yang sesungguhnya. Tujuannya untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan interaktif atau keterampilan-keterampilan reaktif.
2. Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pengamat drama menyamakan diri
dengan pelaku (aktor) dan tingkah laku mereka.
3. Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku
pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya untuk
mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari
perilaku keterampilan yang telah didramatisasikan.
4. Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan. Para peserta dapat
memperbaiki keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam
penampilan berikutnya.
d. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama
Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dilakukan saat melakukan
metode sosiodrama antara lain, sebagai berikut:77
1. Penentuan topik dan tujuan simulasi
2. Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan disimulasikan
3. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan yang dimainkan, pengaturan
ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya
4. Pemilihan pemegan peranan
5. Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan
76 Tukiran Taniredja & Efi Miftah Faridli, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2013),
Cet. 4, h. 40 77 Ibid., h. 41-42
32
6. Guru memberi kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada kelompok dan
pemegan peranan
7. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi
8. Pelaksanaan simulasi
9. Evaluasi dan pemberian balikan
10. Latihan ulang
e. Kelebihan Sosiodrama
Kelebihan dari metode sosiodrama menurut Mansyur dalam Uno antara lain,
sebagai berikut:78
1. Murid melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat bahan yang akan
didramakan
2. Murid akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif
3. Bakat yang terpendam pada murid dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau timbul bibit seni dari sekolah
4. Kerja sama antara pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya
5. Murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya
6. Bahasa lian murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami
orang lain
Terdapat kelebihan dalam menggunakan metode sosiodrama sebagai metode
mengajar, diantaranya adalah sebagai berikut:79
1. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi
dunia kerja.
2. Dapat mengembangkan kreativitas siswa karena melalui simulasi siswa diberi
kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.
3. dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
78 Ibid., h. 42 79 Abdul Majid, op. cit, h. 207-208
33
5. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.
f. Kekurangan sosiodrama
Tentunya dalam setiap metode pembelajaran memiliki kekurangan, adapun
kekurangan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:80
1. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang aktif
2. Banyak memakan waktu, persiapan, pemahaman isi bahan pelajaran, dan
pelaksanaan tujuan
3. Memerlukan tempat yang cukup luas
4. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton
Kekurangan-kekurangan metode sosiodrama disebutkan juga sebagai berikut:81
1. Pengalaman yang diperoleh dari simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan dilapangan.
2. Pengelolahaan yang kurang baik, sering menjadikan simulasi sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan metode sosiodrama
terhadap kecerdasan emosi, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap penelitian
yang relevan, yaitu:
1. Suri Widyaningsih (06403244015) dalam penelitiannya yang berjudul, Pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan
Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran
2012/2013, memberikan kesimpulan bahwa:
a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi
belajar akuntansi keuangan SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2012/2013 yang
ditunjukkan dengan rxly sebesar 0,598; r2xly sebesar 0,357 dan harga thitung sebesar 7,570
> ttabel sebesar 1,983.
80 Tukiran Taniredja & Efi Miftah Faridli, op. cit., h. 42 81 Abdul Majid, op. cit., h. 208
34
b. Terdapat Pengaruh positif dan signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar
akuntansi keuangan suswa kelas XL program keahlian akuntansi SMK Negeri 1
Godean Tahun Ajaran 2012/2013 yang ditunjukkan dengan rx2y sebesar 0,766; r2x2y
sebesar 0,586 dan harga thitung sebesar 12,084 > ttabel sebesar 1,983
c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional dan minat belajar
secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi keuangan siswa kelas XI
program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2012/2013 yang
ditunjukkan dengan koefisien korelasi (Ry(1,2) sebesar 0,803, koefisien determinan
(R2y(1,2)) sebesar 0,645 dan Fhitung sebesar 92,631 lebih besar dari pada Ftabel dengan
taraf signifikansi 5% sebesar 3,087.
Dari penelitian Suri Widyaningsih dalam penelitiannya yang berjudul, Pengaruh
Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan
Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran
2012/2013 terdapat perbedaan dimana perbedaanya dengan yang dilakukan penulis
adalah jika penelitian Suri Widyaningsih mencari pengaruh dari kecerdasan emosional
sedangkan penulis mencari pengaruh metode belajar yaitu sosiodrama terhadap
kecerdasan emosional siswa.
2. Faya Sukma Putri (7101407303),dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kecerdasan
Emosional dan Kepercayaan Diri Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntasi
Kelas XI IS SMA Negeri 13 Magelang, data yang diperoleh dari hasil analisis yang
dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. output program SPSS 16 for windows menunjukkan jika Fhitung (51,024) Ftabel
(3,0976698) berarti H0 ditolak jadi kecerdasan emosional dan juga semakin tinggi pula
prestasi belajar yang dicapai siswa.
b. Output SPSS 16 for windows menunjukkan jika thitung (9,210) > ttabel (1,986674) jadi
hipotesis nol ditolak, kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional berpengaruh Faya
terhadap prestasi belajar. Ini berarti semakin tinggi kecerdasan emosional siswa akan
tinggi pula prestasi belajar yang dipercayai.
c. Output program SPSS 16 for windows menunjukkan jika thitung jika thitung (2,199) >
ttabel (1,986674) jadi hipotesis nol ditolak, kesimpulannya bahwa kepercayaan diri
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Ini berarti semakin tinggi kepercayaan diri yang
dimiliki siswa, semakin tinggi juga prestasi belajar yang dicapai siswa.
35
Dari penelitian Sukma Putri dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kecerdasan
Emosional dan Kepercayaan Diri Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntasi
Kelas XI IS SMA Negeri 13 Magelang terdapat perbedaan dimana perbedaanya dengan
yang dilakukan penulis adalah jika penelitian Sukma Putri mencari pengaruh dari
kecerdasan emosional sedangkan penulis mencari pengaruh metode belajar yaitu
sosiodrama terhadap kecerdasan emosional siswa.
3. Siti Suci Lestari (1110011000052), dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Metode
Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTS
Mathlasbussa’adah, memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan penelitian hasil analisis
data statistik yang telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh bahwa:
a. Terdapat hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yng belajar menggunakan
metode sosiodrama dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan metode
konvensional pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan rata-rata kelas
eksperimen > kelas kontrol (88,53) > 82,17).
b. Hasil perhitungan uji “t” menunjukkan bahwa nilai thitung ≥ ttabel (3, 13 ≥ 2,00). Dari
penelitian tersebut maka dapat disimpulkan metode sosiodrama berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akidah Akhlak pada materi
akhlak terpuji kepada sendiri (tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qanaah).
Dari penelitian Siti Suci Lestari dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Metode
Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTS
Mathlasbussa’adah terdapat perbedaan dimana perbedaanya dengan yang dilakukan
penulis adalah jika penelitian Siti Suci Lestari mencari pengaruh dari metode sosiodrama
terhadap hasil belajar sedangkan penulis mencari pengaruh metode belajar sosiodrama
terhadap kecerdasan emosional siswa.
C. Kerangka Berpikir
Kecerdasan emosi merupakan hal penting dalam tingkat kesuksesan hidup. Kecerdasan
emosi merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapai frustasi, mengendalikan dorongan hati, dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,
mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan
36
berpikir, berempati, dan berdoa.82 Seperti yang disebutkan oleh Daniel Goleman dalam Efendi
bahwa kecerdasan emosi memberikan sumbangsi 80% untuk kesuksesan hidup manusia dan
sisanya adalah kecerdasan intelektual.83
Dalam dunia pendidikan memang masih kurang sekolah yang menekankan kecerdasan
emosi. kebanyakan dari sekolah yang ada di Indonesia terutama di DKI Jakarta hanyalah
kecerdasan intelektualnya saja. Guru hanya menekankan siswa agar belajar dengan giat
sehingga mendapatkan nilai yang tinggi saat ujian. Dalam hal ini sering ditemukan banyak
yang memiliki tingginya nilai di ijazah tapi mereka sulit mendapatkan kerja atau mempunyai
penghasilan diluar kerja. Sedangkan orang-orang yang tidak memiliki nilai yang tinggi,
mereka cenderung mendapatkan kerja atau penghasilan yang tinggi. Bill Gates, Sim Wong
Hoo, Sylvester Stallone, Tiger Woods, dan Richard Branson adalah contoh orang-orang yang
tidak pernah unggul secara akademis, tetapi akhirnya sangat berhasil dalam bisnis yang
mereka lakukan. Dengan demikian jelas bahwa keberhasilan akademis saja bukanlah suatu
indikator yang baik dari keberhasilan seseorang dalam hidup.84
Diperlukan berbagai macam cara untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa.
Terutama pada saat ini telah diterapkan pembelajaran tematik di sekolah dasar yang menuntut
para guru terampil dalam mengolah pembelajaran agar menarik dan menjadikan peserta didik
aktif atau turut terlibat dalam pembelajaran. Diantara cara untuk meningkatkan kecerdasan
emosi siswa adalah dengan metode sosiodrama. Sosiodrama dapat meningkatkan kecerdasan
emosi siswa karena Sosiodrama merupakan metode pembelajaran bermain peran untuk
memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang
menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran
keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.85 Dengan memecahkan berbagai permasalahan
yang dirasakan dan dialami pada diri sendiri dan orang lain dapat meningkatkan kecerdasan
emosi siswa yang meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Guru yang menggunakan metode
sosiodrama dapat mengembangkan kecerdasan emosi siswa. Terlebih dengan meningkatnya
82 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 68 83 Agus Efendi, op. cit., h. 159 84 May Lwin, dkk, How To Multiply Your child’s Intelligence, (Yogyakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang,
2008), Cet. 2, h. 1 85 Abdul Majid, op. cit, h. 205
37
kecerdasan emosi siswa diharapkan menjadikan kehidupan siswa lebih baik lagi kedepannya
dalam menempatkan diri dan menghadapi masa depan yang akan datang.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas maka
hipotesis dalam penelitian ini dapat diajukan, yaitu terdapat pengaruh penerapan metode
sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa.
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Assa'adiyah Attahiriyah, Ciracas,
Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 November sampai dengan 22
November 2018 di semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian
Metode merupakan komponen atau unsur perangkat kontrol metodologi. Metode
menunjuk pada alat (tools or instruments) yang digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data/informasi/peristiwa empiris.1 Metode dalam penelitian ini
menggunakan metode quasi eksperimental atau yang disebut eksperimen semu. Tujuannya
adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang
sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau memanipulasi terhadap seluruh variabel
yang relevan.2 Metode ini dipilih untuk mengetahui pengaruh dari treatment atau
perlakuan yang dilakukan peneliti.
Desain penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol Prates-Postes (The
Pretest-Posttest Control Group Design). Desain penilitian ini menunjukkan sebab akibat.
Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan sebuah perlakuan sedangkan
kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan.
Dalam penelitian ini menggunakan dua kali tes yaitu saat sebelum dan sesudah
eksperimen. Berikut ini adalah bagan dari penelitian kuasi eksperimen.
Gambar 3.1
Desain Penelitian
1 Didik Suharjito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2014), h. 53 2 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h.74
Group/kelas
E
K
Pretest
T1
T1
Treatment
X
Posttest
T2
T2
39
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.3 Variabel ini
merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai dimana minimal dapat dibedakan dalam
dua atribut, seperti misalnya variabel jenis kelamin yang dipisahkan dalam atribut lakil-
laki dan perempuan.4
Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:5
a. Variabel independent (bebas)
Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).
b. Variabel dependent (terikat)
Variabel terikat dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas.
Gambar 3.2
Variabel Penelitian
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari seluruh unsur atau elemen atau unit pengamatan
yang akan diteliti.6 Menurut Sugiyono dalam Riduwan, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
3 Sulistyaningsih, Metodologi Penilitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), h. 55 4 Pangestu Subagyo & Djarwanto, Statistika Induktif, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2009), Cet. 5, h.
5 5 Sulistyaningsih, op. cit., h. 56 6 Abuzar Asra, Puguh Bodro Irawan, & Agus Purwoto, Metode Penelitian Survei, (Bogor: In Media,
2014), h. 70
Metode
Sosiodrama
(X)
Kecerdasan Emosi
(Y)
40
ditarik kesimpulannya.7 Adapun populasi pada penelitian ini adalah peserta didik MI
Assa'adiyah Attahiriyah kelas V yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah 29 peserta
didik masing-masing kelas dan jumlah keseluruhan peserta didik dari tiga kelas tersebut
adalah 58 siswa/siswi.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari unsur atau elemen atau unit pengamatan dari
populasi yang sedang dipelajari tersebut.8 Menurut Arikunto dalam Riduwan, sampel
adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).9 Sampel dapat
diartikan sebagai sebagian data yang diambil dari populasi.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Probability
sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.10 Adapun penggunaan jenis pada teknik sampling ini adalah simple random
sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang paling sederhana
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.11 Adapun sampel pada penelitian ini
adalah kelas V.A dan kelas V.B dengan jumlah siswa 29 pada masing-masing kelas.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian. Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang
dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questioner), daftar cocok (checklist)
atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), dan lembar
pengamatan.12
Instrumen merupakan alat bantu peneliti untuk memudahkan dalam mengumpulkan
data. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner. Angket
merupakan kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang
(yang dalam hal ini responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis.13
7 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 9, h. 54 8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 107 9 Riduwan, op. cit., h. 56 10 Kurnia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika,
(Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 107 11 Ibid. 12 Suharismi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. 7, h. 101 13 Ibid.
41
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala sikap dengan jenis
skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.14 Adapun angket ini dalam
bentuk skala likert diberikan pilihan dengan memberikan 4 pilihan jawaban, yaitu sangat
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam angket ini
terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berikut ini
adalah tabel penilaian instrumen kecerdasan emosi.
Tabel 3.1 Penilaian
Kecerdasan Emosi
Rentang penilaian pada skala kecerdasan emosional dalam penelitian ini
menggunakan rentang skor 1-4 dengan sebanyak 38 item, sehingga interval kriteria
kecerdasan emosional didapati sebagai sebagai berikut:
𝑖 =NT − NR
k
Keterangan:
𝑖 : interval
NT : nilai tertinggi
NR : nilai terendah
K : jumlah kategori
𝑖 =NT − NR
k=
(38 × 4) − (38 × 1)
3=
152 − 38
3=
114
3= 38
Berdasarkan keterangan di atas diperoleh kriteria kecerdasan emosional peserta
didik sebagai berikut:
14 Sugiyono, op. cit., h. 103
Pernyataan SS S TS STS
Positif 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
42
Tabel 3.2
Kriteria Kecerdasan Emosional
Interval Kriteria
116-154 Tinggi
77-115 Sedang
38-76 Rendah
Item pada kuesioner penelitian sebanyak 38 item yang diberikan pada responden
dengan menjawab memberikan ceklis pada kolom yang telah diberikan. Berikut ini adalah
kisi-kisi dari instrumen kecerdasan emosi.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kecerdasan Emosi
No Variabel Dimensi Indikator No Item Jumlah
Item (+) (-)
1.
Kecerdasan
emosi
Mengenali
emosi diri
a. Mengenal dan
merasakan emosi
sendiri
1 2 2
b. Memahami penyebab
perasaan yang timbul 3 4 2
c. Mengenal pengaruh
perasaan terhadap
tindakan
6 5 2
2. Mengelola
emosi
a. Bersikap toleran
terhadap frustasi dan
mampu mengelola
amarah secara lebih
baik
8 7 2
b. Lebih mampu
mengungkapkan
amarah dengan tanpa
9 10 2
43
berkelahi
c. Dapat mengendalikan
perilaku agresif yang
merusak diri dan
orang lain
11 12 2
d. Memiliki perasaan
yang positif tentang
diri sendiri, sekolah,
dan keluarga
13 14 2
e. Memiliki kemampuan
untuk mengatasi
ketegangan jiwa
(stress)
15 16 2
f. Dapat mengurangi
perasaan kesepian dan
cemas dalam
pergaulan
17 18 2
3. Memotivasi
diri sendiri
a. Memiliki rasa
tanggung jawab 19 20 2
b. Mampu memusatkan
perhatian pada tugas
yang dikerjakan
21 22 2
c. Mampu
mengendalikan diri
dan tidak bersifat
impulsif
24 23 2
4.
Mengenali
emosi orang
lain
a. Mampu menerima
sudut pandang orang
lain
25 26 2
b. Memiliki sikap
empati atau kepekaan
terhadap perasaan
orang lain
27 28 2
44
c. Mampu
mendengarkan orang
lain
29 30 2
5. Membina
hubungan
a. Memiliki
pemahaman dan
kemampuan untuk
menganalisis
hubungan dengan
orang lain
31 32 2
b. Dapat menyelesaikan
konflik dengan orang
lain
33 34 2
c. Memiliki
kemampuan
berkomunikasi
dengan orang lain
36 35 2
d. Memiliki sikap
bersikap bersahabat
atau mudah bergaul
dengan teman sebaya
37 38 2
e. Memiliki sikap
tenggang dan
perhatian terhadap
orang lain
40 39 2
f. Memperhatikan
kepentingan sosial
(senang menolong
orang lain) dan dapat
hidup selaras dengan
kelompok
41 42 2
g. Bersikap senang
berbagi rasa dan
bekerja sama
43 44 2
45
h. Bersikap demokratis
dalam bergaul
dengan orang lain
46 45 2
F. Teknik Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik non tes
dan ditempuh dengan beberap cara sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah kegiatan memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.15
Observasi ini dilakukan sebelum kegiatan penelitian.
2. Kuesioner
Kuesioner atau angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian
mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum.16
Kuesioner dalam bentuk skala likert ini diberikan kepada siswa yang terlibat dalam
penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui kecerdasan
emosional siswa melalui yang menggunakan metode sosiodrama dan yang tidak
menggunakannya.
3. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisam dengan
seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka
dengan orang tersebut.17 Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Pertanyaan-
pertanyaan diberikan kepada pihak yang terkait yaitu guru kelas V.A dan guru kelas
V.B.
15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 143 16 Sulistyaningsih, op.cit., h. 139 17 Ibid., h. 136
46
G. Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau
kesahihan suatu instrumen.18 Menurut Arikunto dalam Riduwan validitas adalah suatu
ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.19 Untuk
mengetahui apakah sebuah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian atau tidak
diperlukan uji validitas instrumen. Uji validitas ini digunakan untuk menguji validitas
setiap pertanyaan angket, teknik uji yang digunakan adalah korelasi product moment.
Dalam penelitian ini, perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS 25
dengan tujuan untuk mengukur instrumen yang digunakan valid atau tidak valid.
Setelah dilakukan uji validitas, maka diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosi
Keterangan Item
Jumlah siswa 20
Jumlah soal 46
Nomor soal valid
1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18,
19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27 , 28, 29, 30, 31, 32,
33, 34, 37, 41, 42, 43, 44, 45, 46
Nomor soal tidak valid 2, 8, 12, 23, 35, 36, 39, 40
Berdasarkan tabel di atas terdapat 20 siswa yang dijadikan sebagai responden,
butir soal terdapat sebanyak 46 butir soal, dan setelah dilakukan uji validitas didapati
item yang gugur sebanyak 8 item dan 38 item yang valid.
2. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan.20 Pada uji reabilitas ini menggunakan rumus
Alpha Cronbach, karena peneliti mengunakan skala likert yang mempunyai skor
18 Budiman dan Agus Riyanto, Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian
Kesehatan, (Jakarta: Salemba Medika, 2014), h. 22 19 Riduwan, op. cit., h. 97 20 Budiman & Agus Riyanto, loc. Cit.
47
dengan rentang 1 sampai 4. Sedangkan rumus-rumus lainnya hanya digunakan untuk
instrumen yang menggunakan skor 1 atau 0.
Pada uji ini digunakan menguji angket dari instrumen yang digunakan dengan
cara membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alpha yang terletak
di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka setiap pertanyaan/pernyataan
kuesioner dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta (0,06), maka
pertanyaan/pernyataan tersebut reliabel.21
Setelah dilakukan uji validitas, lalu dilanjutkan dengan uji reabilitas dengan
jumlah item yang valid pada uji validitas. Dalam pengujian uji reabilitas peneliti
menggunakan program SPSS 25 dengan tujuan untuk mengukur instrumen yang akan
digunakan reliabel atau tidak. Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka didapati hasil
sebagai berikut.
Tabel 3.5
Hasil Uji Reabilitas Kecerdasan Emosi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,970 38
Dari data diatas dapat diketahui bahwa instrumen kecerdasan emosi dikatakan
reliabel karena nilai alpha yaitu 0,970 > 0,06. Artinya item-item pada angket
kecerdasan emosi reliabel atau terpercaya sebagai alat ukur pengumpulan data.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk memenuhi asumsi
kenormalan dalam analisis data statistik parametrik. Pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak.22 Sebelum data yang
diperoleh dari lapangan dianalisis lebih lanjut untuk uji hipotesis, maka terlebih dahulu
perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah
data yang ada pada posttes di kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov dengan SPSS 25. Dengan
21 Ibid., h. 22-23 22 Kurnia Eka Lestari $ Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 243
48
syarat jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Homogenitas data mempunyai makna, bahwa data memiliki variansi atau
keragaman nilai yang sama secara statistik. Uji homoginetas merupakan salah satu uji
prasyarat analisis data statistik. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah
variansi data dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak. 23 Analisis data ini
dilakukan menggunakan SPSS 25 dengan perhitungan One Way Anova. Data yang
diolah dikatakan homogen jika signifikansi > 0,05.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan salah satu statistik yang dipergunakan untuk menguji
kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah
random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikansi.24
Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis
penelitian yang telah disusun semul dapat diterima berdasarkan data yang telah
dikumpulkan untuk maksud itu25
Hipotesis pada penelitian ini adalah pengaruh penerapan metode sosiodrama
terhadap kecerdasan emosi. Adapun tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui
perbedaan kecerdasan emosi kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah
dan kelompok eksperimen yang menggunakan metode sosiodrama. Uji hipotesis ini
menggunakan uji t dengan taraf signifikansi (2-tailed) 𝛼 = 0,025.
a. uji t untuk dua sampel yang berdistribusi normal dan homogen.
b. jika data tidak berdistribusi normal atau homogen, maka menggunakan uji non
parametrik yaitu uji Mann Whitney U.
Adapun kriteria pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Jika signifikansi (2-tailed) > 0,025 maka H0 diterima dan H1 ditolak
b. Jika signifikansi (2-tailed) < 0,025 maka H0 ditolak dan H1 diterima
23 Kurnia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 248 24 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 278 25 W. Gulö, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), Cet. 6, h.153
49
I. Hipotesis Statistik
H0 : μ1 = μ2
H1 : μ1 ≠ μ2
Keterangan :
H0: Jika tidak terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran
tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah
Assa'adiyah Attahiriyah
H1: Jika terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik
terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Assa'adiyah
Attahiriyah
μ1 = Rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas eksperimen
μ2 = Rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas kontrol
Pengambilan keputusan:
H0 diterima jika rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas eksperimen sama dengan
rata-rata kecerdasan emosional di kelas kontrol
H0 ditolak jika rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas eksperimen tidak sama
dengan rata-rata kecerdasan emosinal di kelas kontrol
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan di MI Assa'adiyah Attahiriyah yang beralamat di Jl. Raya
Ciracas, No: 7, kelurahan: Ciracas kecamatan: Ciracas Kota: Jakarta Timur. Penelitian ini
dilakukan pada kelas V. Kelas V di sekolah ini terdapat dua rombel (rombongan belajar)
yaitu kelas V.A dan kelas V.B dan yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah
kelas V.A dan V.B. Kelas V.A sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas V.B menjadi
kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan treatment metode belajar sosiodrama
sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment, melainkan hanya diajar dengan
menggunakan metode konvensional atau ceramah.
Penelitian ini dilakukan dimulai dari tanggal 12 November 2018 sampai dengan
22 November 2018. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pada masing-
masing kelas, yaitu satu pertemuan untuk dilakukan pretest, empat pertemuan lainnya
dilakukan treatment untuk kelas eksperimen dan dilakukan pembelajaran konvensional
untuk kelas kontrol. Adapun untuk posttest dilakukan pada akhir pertemuan. Sampel pada
penelitian ini adalah kelas V.A sebagai kelas eksperimen dan kelas V.B sebagai kelas
kontrol dengan siswa masing-masing 29 siswa perkelas dan total seluruh siswa kelas
kontrol dan kelas eksperrimen sebanyak 58 siswa.
Pada awal penelitian dilakukan pretest untuk melihat kecerdasan emosional awal
siswa sebelum diberi treatment. Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif pada
pretest kelas kontrol dan kelas eskperimen dengan bantuan program SPSS 25 untuk
mengetahui nilai minimum dan maksimum, mean, simpangan baku (std. Deviation),
tingkat penyebaran (variance), rentang (range), dan jumlah skor keseluruhan.
51
Tabel 4. 1
Analisis Deskriptif Pretest
Dari tabel di atas dapat diketahui deskripsi data kecerdasan emosi kelas kontrol pada
saat pretest memiliki harga rata-rata (mean) = 69, 86, simpangan baku (std. deviation) =
3,388, skor minimum = 64, skor maksimum = 78, variansi (variance) = 11,480, rentang
(range) = 14, dan jumlah skor = 2026. Sedangkan pada kelas eksperimen memiliki harga
rata-rata (mean) = 67,86, simpangan baku (std. deviation) = 3,889, skor minimum = 62,
skor maksimum = 76, variansi (variance) = 15,123, rentang (range) = 14, dan jumlah skor
= 1968.
Setelah dilakukan pretest dilanjutkan dengan treatment pada kelas eksperimen
dengan menggunakan metode sosiodrama dan pada kelas kontrol menggunakan metode
konvensional yaitu ceramah. Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif pada posttest
kelas kontrol dan kelas eskperimen dengan bantuan program SPSS 25 untuk mengetahui
nilai minimum dan maksimum, mean, standar deviasi, tingkat penyebaran (variance),
rentang (range), dan jumlah skor keseluruhan.
Tabel 4. 2
Analisis Deskriptif Posttest
Descriptive Statistics
N Range Min Max Sum Mean
Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic
Kontrol 29 14 64 78 2026 69,86 ,629 3,388 11,480
Eksperimen 29 14 62 76 1968 67,86 ,722 3,889 15,123
Valid N 29
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic
Kontrol 29 21 68 89 2275 78,45 1,105 5,950 35,399
Eksperimen 29 34 91 125 3047 105,07 1,804 9,714 94,352
Valid N 29
52
Dari tabel di atas dapat diketahui deskripsi data kecerdasan emosi kelas kontrol pada
saat posttest memiliki harga rata-rata (mean) = 78,45, simpangan baku (std. deviation) =
5,950, skor minimum = 68, skor maksimum = 89, variansi (variance) = 35,399, rentang
(range) = 21, dan jumlah skor = 2275. Sedangkan pada kelas eksperimen memiliki harga
rata-rata (mean) = 105,07, simpangan baku (std. deviation) = 9,714, skor minimum = 91,
skor maksimum = 125, variansi (variance) = 94,352, rentang (range) = 34, dan jumlah
skor = 3047.
1. Deskripsi Data Pretest
a. Deksripsi Data Kelas Kontrol
Berdasarkan tabulasi yang dilakukan, maka distribusi frekuensi skor
kecerdasan emosional pada kelas kontrol saat pretest dapat digambarkan dengan
tabel distribusi frekuensi yang disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung
menggunakan rumus Struges sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n
n = jumlah responden yaitu 58
Xmin = 64, Xmax = 78
K = 1 + 3,3 log 58
= 1 + 5,81
= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.
Rentang data 78 – 64 = 14 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan
jumlah 14/7= 2. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi skor kecerdasan
emosional saat pretest kelas kontrol.
Tabel 4. 3
Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F % Batas Bawah Batas Atas
1 64-65 63,5 65,5 4 13,79
2 66-67 65,5 67,5 3 10,34
3 68-69 67,5 69,5 4 13,79
4 70-71 69,5 71,5 10 34,48
53
5 72-73 71,5 73,5 4 13,79
6 74-75 73,5 75,5 2 6,89
7 76-77 75,5 77,5 1 3,44
8 78-79 77,5 79,5 1 3,44
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang
memiliki skor kecerdasan emosional antara 64-65 sebanyak 4 siswa dengan
persentase sebesar 13,79%, 66-67 sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar
10,34%, 68-69 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 13,79%, 70-71 sebanyak
10 siswa dengan persentase sebesar 34,48%, 72-73 sebanyak 4 siswa dengan
persentase sebesar 13,79%, 74-75 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar
6,89%, 76-77 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,44%, dan 78-79 sebanyak 1
siswa dengan persentase sebesar 3,44 %. Data distribusi frekuensi tersebut dapat
disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.
Gambar 4.1
Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol
Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas
pretest kelas kontrol.
54
Tabel 4. 4
Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol
Interval Frekuensi Kriteria
116-154 0 Tinggi
77-115 1 Sedang
38-76 28 Rendah
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat 28 siswa
yang memiliki kategori kecerdasan emosi rendah, 1 siswa memiliki kategori
kecerdasan emosi sedang, dan tidak terdapat siswa yang berkategori kecerdasan
emosi tinggi. Data kategori tingkat kecerdasan emosi pretest kelas kontrol dapat
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.
Gambar 4.2
Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol
b. Deskripsi Data Kelas Eksperimen
Setelah diketahui data hasil pretest kelas kontrol berikut ini adalah data hasil
pretest kelas eksperimen dalam bentuk tabulasi distribusi frekuensi skor kecerdasan
emosional dengan jumlah kelas interval yang dihitung menggunakan rumus Struges
sebagai berikut:
0
5
10
15
20
25
30
Kelas Kontrol
Rendah
Sedang
Tinggi
55
K = 1 + 3,3 log n
n = jumlah responden yaitu 58
Xmin = 62, Xmax = 76
K = 1 + 3,3 log 58
= 1 + 5,81
= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.
Rentang data 76 – 62 = 14 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan
jumlah 14/7= 2. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi skor kecerdasan
emosional saat pretest kelas eksperimen.
Tabel 4. 5
Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F % Batas Bawah Batas Atas
1 62-63 61,5 63,5 5 17,24
2 64-65 63,5 65,5 4 13,79
3 66-67 65,5 67,5 4 13,79
4 68-69 67,5 69,5 6 20,68
5 70-71 69,5 71,5 5 17,24
6 72-73 71,5 73,5 3 10,34
7 74-75 73,5 75,5 1 3,44
8 76-77 75,5 77,5 1 3,44
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang
memiliki skor kecerdasan emosional antara 62-63 sebanyak 5 siswa dengan
persentase sebesar 17,24%, 64-65 sebanyak 4 siswa dengan presentase sebesar
13,79%, 66-67 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 13,79%, 68-69 sebanyak
6 siswa dengan persentase sebesar 20,68%, 70-71 sebanyak 5 siswa dengan
persentase sebesar 17,24%, 72-73 sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar
10,34%, 74-75 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,44%, dan 76-77 sebanyak 1
siswa dengan persentase sebesar 3,44%. Data distribusi frekuensi tersebut dapat
disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.
56
Gambar 4.3
Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen
Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas
pretest kelas eksperimen.
Tabel 4. 6
Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi Kriteria
116-154 0 Tinggi
77-115 0 Sedang
38-76 29 Rendah
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat 29 siswa
yang memiliki kategori kecerdasan emosi rendah, tidak ada siswa yang memiliki
kategori kecerdasan emosi sedang, dan tidak terdapat siswa yang berkategori
kecerdasan emosi tinggi. Data kategori tingkat kecerdasan emosi pretest kelas
eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.
57
Gambar 4.4
Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen
2. Deskripsi Data Posttest
a. Deskripsi Data Kelas Kontrol
Setelah dilakukan pretest, kemudian kemudian dilakukan posttest. Pada kelas
kontrol diperoleh hasil tabulasi yang dilakukan dari distribusi frekuensi skor
kecerdasan emosional dapat digambarkan dengan tabel distribusi frekuensi yang
disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung menggunakan rumus Struges
sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n
n = jumlah responden yaitu 58
Xmin = 68, Xmax = 89
K = 1 + 3,3 log 58
= 1 + 5,81
= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.
Rentang data 89 – 68 = 20 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan
jumlah 20/7= 2,8, maka dibulatkan menjadi 3 untuk panjang kelas. Berikut ini
adalah tabel distribusi frekuensi skor kecerdasan emosional saat posttest kelas
kontrol.
0
5
10
15
20
25
30
Kelas Kontrol
Rendah
Sedang
Tinggi
58
Tabel 4. 7
Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F % Batas Bawah Batas Atas
1 68-70 63,5 65,5 3 10,34
2 71-73 65,5 67,5 3 10,34
3 74-76 67,5 69,5 7 24,13
4 77-79 69,5 71,5 3 10,34
5 80-82 71,5 73,5 5 17,24
6 83-85 73,5 75,5 3 10,34
7 86-88 75,5 77,5 4 13,79
8 89-91 77,5 79,5 1 3,44
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang
memiliki skor kecerdasan emosional antara 68-70 sebanyak 3 siswa dengan
persentase sebesar 10,34%, 71-73 sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar
10,34%, 74-76 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 24,13%, 77-79 sebanyak
3 siswa dengan persentase sebesar 10,34%, 80-82 sebanyak 5 siswa dengan
persentase sebesar 17,24%, 83-85 sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar
10,34%, 86-88 sebanyak 4 siswa dengan persentase 13,79%, dan 89-91 sebanyak 1
siswa dengan persentase sebesar 3,44 %. Data distribusi frekuensi tersebut dapat
disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.
59
Gambar 4.5
Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol
Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas
posttest kelas kontrol.
Tabel 4. 8
Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol
Interval Frekuensi Kriteria
116-154 0 Tinggi
77-115 16 Sedang
38-76 13 Rendah
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol tidak terdapat siswa
yang memiliki kategori kecerdasan emosi tinggi, melainkan terdapat 16 siswa yang
memiliki kategori kecerdasan emosi sedang dan 13 siswa memiliki kategori
kecerdasan emosi rendah. Data kategori tingkat kecerdasan emosi posttest kelas
kontrol dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.
60
Gambar 4.6
Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol
b. Deskripsi Data Kelas Eksperimen
Pada posttest kelas eksperimen diperoleh hasil tabulasi yang dilakukan dari
distribusi frekuensi skor kecerdasan emosional dapat digambarkan dengan tabel
distribusi frekuensi yang disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung
menggunakan rumus Struges sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 log n
n = jumlah responden yaitu 58
Xmin = 91, Xmax = 125
K = 1 + 3,3 log 58
= 1 + 5,81
= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.
Rentang data 125 – 91 = 34 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan
jumlah 34/7= 4.8, maka dibulatkan menjadi 5 panjang kelas. Berikut ini adalah tabel
distribusi frekuensi skor kecerdasan emosional saat posttest kelas eksperimen.
Tabel 4. 9
Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen
No Kelas Interval
Batas Kelas
F absolut F % Batas Bawah Batas Atas
1 91-95 90,5 95,5 5 17,24
2 96-100 95,5 100,5 8 27,58
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Kelas Kontrol
Rendah
Sedang
Tinggi
61
3 101-105 100,5 105,5 5 17,24
4 106-110 105,5 110,5 2 6,89
5 111-115 110,5 115,5 4 13,79
6 116-120 115,5 120,5 3 10,34
7 121-125 120,5 125,5 2 6,89
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang
memiliki skor kecerdasan emosional antara 91-95 sebanyak 5 siswa dengan
persentase sebesar 17,24%, 96-100 sebanyak 8 siswa dengan presentase sebesar
27,58%, 101-105 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 17,24%, 106-110
sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 6,89%, 111-115 sebanyak 4 siswa
dengan persentase sebesar 13,79%, 116-120 sebanyak 3 siswa dengan persentase
sebesar 10,34%, 121-125 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6,89%. Data distribusi
frekuensi tersebut dapat disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.
Gambar 4.7
Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen
Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas
posttest kelas eksperimen.
62
Tabel 4. 10
Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen
Interval Frekuensi Kriteria
116-154 5 Tinggi
77-115 24 Sedang
38-76 0 Rendah
Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen terdapat tidak
ada siswa yang memiliki kategori kecerdasan emosi rendah, 24 siswa yang memiliki
kategori kecerdasan emosi sedang, dan 5 siswa yang berkategori kecerdasan emosi
tinggi. Data kategori tingkat kecerdasan emosi posttest kelas eksperimen dapat
disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.
Gambar 4.8
Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen
B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Persyaratan Hipotesis Uji Tes Awal (Pretest)
Berdasarkan data yang telah didapat dari hasil penelitian, maka data yang telah
diperoleh akan diuji hipotesis. Akan tetapi untuk menguji hipotesis diperlukan
pengujian persyaratan analisis terlebih dahulu, yaitu dengan cara menggunakan uji
normalitas dan uji homogenitas.
0
5
10
15
20
25
30
Kelas Kontrol
Rendah
Sedang
Tinggi
63
a. Uji Normalitas
1. Uji Normalitas Pretest kelas kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari hasil
kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal
atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah jika
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa
data nilai kecerdasan emosi kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dikatakan berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas
kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan SPSS 25 yaitu Descriptive
Statistics
Tabel 4. 11
Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest kelas
kontrol memperoleh signifikansi sebesar 0,175. Dari signifikansi tersebut
maka dapat dikatakan data dari kelas kontrol berdsitribusi normal sesuai
dengan kriteria dan hasil yang didapat yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar
0,175 > 0,05. Kelas eksperimen mendapat signifikansi 0,200 yang
menunjukkan bahwa data kelas eksperimen juga berdistribusi normal dengan
kriteria dan hasil yang didapat yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar 0,200 >
0,05. Sehingga H0 diterima, maka kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
dikatakan berdistribusi normal.
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Kontrol ,137 29 ,175 ,969 29 ,534
Eksperimen ,081 29 ,200* ,965 29 ,440
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
64
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas maka diperlukan satu uji lagi sebelum
melakukan uji hipotesis, yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui apakah data hasil kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen
memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Kriteria pengambilan
keputusan dari uji homogenitas adalah jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
Hal ini yang akan memberikan kesimpulan bahwa data kelas kontrol dan
eksperimen akan dikatakan homogen. Analisis ini menggunakan program SPSS 25
yaitu One Way Anova. Berikut ini adalah data hasil uji homogenitas kelas kontrol
dan kelas eksperimen.
Tabel 4. 12
Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari hasil uji homogenitas kelas
kontrol dan kelas eksperimen diperoleh signifikansi sebesar 0,309. Dengan
demikian berarti uji homogenitas telah memenuhi kriteria yaitu signifikansi 0,309
> 0,05. Sehingga H0 diterima dan hasil data tersebut memberikan kesimpulan
bahwa data kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki keragaman nilai yang
sama atau homogen.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t-test dengan menggunakan
program SPSS 25 yaitu Independent-Sample T Test dengan maksud untuk
mengetahui perbedaan hasil rata-rata kecerdasan emosi antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
X1danX2 Based on Mean 1,052 1 56 ,309
Based on Median 1,086 1 56 ,302
Based on Median and with
adjusted df
1,086 1 55,999 ,302
Based on trimmed mean 1,032 1 56 ,314
65
1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, jadi tidak terdapat
pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap
kecerdasan emosional siswa kelas V di MI Assa'adiyah Attahiriyah.
2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, jadi dapat
disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam
pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di MI
Assa'adiyah Attahiriyah.
Berikut ini adalah data hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 25 yaitu
Independent-Sample T Test.
Tabel 4. 13
Hasil Data Uji t Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel di atas dari perhitungan nilai posttest kecerdasan emosi
siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat jika signifikansi (2-tailed)
yang diperoleh > 0,025, maka kriteria untuk memenuhi agar H0 diterima. Terlihat
pada hasil yang diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) yang diperoleh adalah 0,041.
Dengan demikian H1 ditolak sedangkan H0 diterima dikarenakan 0,041 > 0,025.
Diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
X1
dan
X2
Equal
variances
assumed
1,05
2
,309 2,088 56 ,041 2,000 ,958 ,081 3,919
Equal
variances
not assumed
2,088 54,969 ,041 2,000 ,958 ,081 3,919
66
perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas kontrol dengan kelas
eksperimen.
2. Pengujian Persyaratan Hipotesis Uji Tes Akhir (Posttest)
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari hasil kedua
kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak.
Kriteria pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah jika signifikansi > 0,05
maka H0 diterima. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa data nilai kecerdasan
emosi kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dikatan berdistribusi normal.
Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas kelas kontrol dan kelas eksperimen
dengan SPSS25 yaitu Descriptive Statictics.
Tabel 4. 14
Hasil Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil posttest kelas kontrol
memperoleh signifikansi sebesar 0,037. Dari signifikansi tersebut maka dapat
dikatkan data dari kelas kontrol berdsitribusi tidak normal, karena sesuai dengan
kriteria dan hasil yang didapat yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar 0,037 > 0,05.
Kelas eksperimen mendapat signifikansi 0,022 yang menunjukkan bahwa data kelas
eksperimen juga berdistribusi tidak normal dengan kriteria dan hasil yang didapat
yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar 0,022 > 0,05. Jadi H0 ditolak dan H1
diterima, kedua kelas tersebut dikatakan berdistribusi tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Setelah dilakukan uji normalitas maka diperlukan satu uji lagi yaitu uji
homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil
kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen memiliki tingkat varian data yang
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kontrol ,167 29 ,037 ,949 29 ,177
Eksperimen ,176 29 ,022 ,908 29 ,015
a. Lilliefors Significance Correction
67
sama atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan dari uji homogenitas adalah jika
signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Hal ini yang akan memberikan kesimpulan
bahwa data kelas kontrol dan eksperimen akan dikatakan homogen. Analisis ini
menggunakan program SPSS 25 yaitu One Way Anova. Berikut ini adalah data
hasil uji homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Tabel 4. 15
Hasil Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari hasil uji homogenitas kelas
kontrol dan kelas eksperimen diperoleh signifikansi sebesar 0,002. Dengan demikian
berarti uji homogenitas belum memenuhi kriteria, yaitu signifikansi 0,002 > 0,05.
Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka dari kriteria tersebut memberikan
kesimpulan bahwa data kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memiliki keragaman
nilai yang sama atau homogen.
c. Pengujian hipotesis
Sebelum dilakukan uji hipotesis pada sebelumnya dilakukan uji normalitas dan
homogenitas dari data penelitian posttest kelas kontrol dan eksperimen. Pada uji
normalitas diperoleh hasil bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak
normal. Seteleh uji normalitas dilanjutkan dengan uji homogenitas. Pada uji inipun juga
diperoleh hasil bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen. Dari kedua
uji tersebut, maka untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan non parametrik dengan
uji Mann Whitney U menggunakan SPSS 25.
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
X1danX2 Based on Mean 11,056 1 56 ,002
Based on Median 4,779 1 56 ,033
Based on Median and
with adjusted df
4,779 1 40,117 ,035
Based on trimmed mean 9,988 1 56 ,003
68
Tabel 4. 16
Hasil Data Uji Mann Whitney U Postest Kelas Eksperimen
Berdasarkan hasil data di atas diperoleh Asymp. Sig (2 –tailed) sebesar 0,000.
Lalu dibandingkan dengan nilai 1
2𝛼 = 0,025, maka 0,000 < 0,025. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan pada pengujian
Mann Whitney U terdapat perbedaan antara nilai posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
C. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa perolehan nilai
kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi treatment mengalami peningkatan dari
sebelumnya. Sebelum diberi treatment, terlebih dahulu dilakukan pretest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol diperoleh jumlah nilai kecerdasan emosi
semua siswa sebesar 2.026 dengan rata-rata sebesar 69,86 dan terdapat 28 siswa yang
memiliki kecerdasan emosi rendah, 1 siswa memiliki kecerdasan emosi sedang, dan tidak
terdapat siswa yang memiliki kecerdasan emosi tinggi. Pada kelas eksperimen diperoleh
jumlah nilai kecerdasan emosi semua sebesar 1.968 dengan rata-rata sebesar 67,86.
Terdapat 29 siswa memiliki kecerdasan emosi rendah dan tidak terdapat siswa yang
memiliki kecerdasan emosi sedang ataupun tinggi.
Setelah dilakukan pretest, kemudian dilakukan treatment berupa metode
sosiodrama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional
(ceramah). Pada tahap ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan yang dilakukan oleh
Test Statisticsa
X1danX2
Mann-Whitney U ,000
Wilcoxon W 435,000
Z -6,545
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,000b
95% Confidence Interval Lower Bound ,000
Upper Bound ,000
Monte Carlo Sig. (1-tailed) Sig. ,000b
95% Confidence Interval Lower Bound ,000
Upper Bound ,000
a. Grouping Variable: kelas
b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
69
peneliti. Setelah dilakukan empat kali pertemuan, kemudian kelas kontrol dan kelas
eksperimen dilakukan posttest dengan diberikan angket yang sama seperti saat pretest
yang dilakukan sebelumnya. Dilihat dari hasil posttest, didapat nilai yang berbeda dan
meningkat pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol diperoleh nilai
jumlah seluruh siswa sebesar 2.275 dengan rata-rata 78,45 dan terdapat 16 siswa yang
memiliki kecerdasan emosi sedang dan 13 siswa memiliki kecerdasan emosi rendah.
Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai jumlah seluruh siswa sebesar 3.047
dengan rata-rata sebesar 105,07 dan terdapat 5 siswa yang memiliki kecerdasan emosi
tinggi dan 24 siswa yang memiliki kecerdasan emosi sedang.
Dari hasil pretest dan posttest mengalami peningkatan antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Akan tetapi saat pretest kelas kontrol memiliki jumlah nilai yang lebih
besar dari kelas eksperimen. Setelah diberikan treatment kelas eksperimen menjadi
mempunyai peningkatan nilai lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal demikian ditunjukkan
oleh uji hipotesis hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada uji hipotesis
untuk posttest menggunakan uji non parametrik yaitu uji Mann Witney U. Berbeda
dengan pretest yang dilakukan dengan uji hipotesis parametrik yaitu uji t. Hal ini
dikarenakan pada pretest data dari kelas kontrol dan eksperimen berdistribusi normal dan
homogen. Sedangkan pada posttest data kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi
tidak normal dan tidak homogen. Nilai uji hipotesis saat pretest diperoleh sebesar 0,041 <
0,025.
Pada perhitungan posttest uji hipotesis diperoleh Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,000 < 0,025. Perhitngan dengan non parametrik tersebut menunjukkan bahwa
signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari taraf signifikansi. Artinya, nilai rata-rata
posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda dan tidak sama seperti saat pretest.
Metode sosiodrama yang digunakan pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa
metode sosiodrama tepat untuk meningkatkan kecerdasan emosi peserta didik, karena
dibandingkan dari saat pretest kelas kontrol lebih tinggi nilai rata-ratanya dari kelas
eksperimen. Sedangkan setelah pretest dengan diberikan treatment yang berbeda, yaitu
kelas kontrol dengan metode ceramah dan kelas eksperimen dengan metode sosiodrama.
Setelah treatment dilakukan, kemudian dilakukan posttest dan hasilnya kelas eksperimen
mempunyai nilai rata-rata yang lebih besar dari kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen terdapat 29 siswa. Sosiodrama dilakukan perkelompok
secara bergantian di kelas eksperimen dan jumlah banyaknya perkelompok berbeda.
Tergantung dengan banyaknya pemain di naskah sosiodrama yang dibuat. Pada metode
70
sosiodrama dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, tiga pertemuan siswa memainkan
sosiodrama dengan naskah yang dibuat oleh peneliti dan saat pertemuan keempat, siswa
diminta untuk membuat naskah sosiodrama dengan berdasarkan kelompok dan mereka
juga akan tampil memainkan perannya.
Dari perlakuan yang dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat
dari hasil angket yang diberikan bahwa siswa kelas eksperimen menjadi lebih baik dari
sebelumnya dan mengalahkan nilai rata-rata kecerdasan emosi kelas kontrol yang pada
pretest kelas kontrol lebih unggul dari kelas eksperimen. Selain lebih meningkatkan
kecerdasan emosi, sosiodrama juga membuat siswa menjadi lebih aktif, melatih siswa
utnuk berani tampil dihadapan banyak orang, melatih kemampuan berbicara, dan
menumbuhkan semangat belajar. Hal ini terlihat dari tumbuhnya semangat belajar,
perhatian yang lebih, dan mengurangi rasa jenuh belajar siswa. Sedangkan pada kelas
kontrol cenderung biasa saja ketika akan dimulai pembelajaran, tidak terlihat lebih
semangat dan fokus perhatian mereka tidak seperti kelas eksperimen. Dimana kelas siswa
kelas eksperimen lebih antusias dengan memperhatikan temannya yang tampil, sedangkan
kelas kontrol karena guru hanya berceramah pusat perhatian mereka ketika guru sedang
menyampaikan pelajaran cepat hilang dengan mereka ada yang saling berbicara atau
bercanda dengan teman sebangkunya.
Sebelum diterapkan metode sosiodrama kegiatan belajar mengajar masih terfokus
pada guru dalam menjelaskan. Siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode sosiodrama untuk kelas eksperimen
proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang
menggunakan metode ceramah.
D. Keterbatasan Penelitian
Selama penelitian berlangsung peneliti menyadari bahwa penelitian yang talah
dilakukan belum sempurna, dikarenakan peneliti mempunya keterbatasan antara lain:
1. Alokasi waktu saat metode sosiodrama yang kurang, sehingga peneliti membutuhkan
waktu yang cukup panjang untuk menenangkan kelas eksperimen dikarenakan kelas
tersebut terkenal sulit dikondisikan dibandingkan kelas lainnya.
2. Pada kelas eksperimen terdapat siswa yang belum lancar membaca, sehingga saat dia
tampil memainkan sosiodrama dia sulit untuk membaca naskah dan membutuhkan
waktu yang panjang. Sementara waktu yang terbatas, sehingga siswa lain menjadi
jenuh menunggunya.
71
3. Pada penelitian ini metode sosiodrama hanya ditekankan untuk meningkatkan
kecerdasan emosi siswa, sehingga ketika ada materi atau mata pelajaran yang tidak
cocok untuk dijadikan sosiodrama, maka membutuhkan waktu lagi untuk
mengajarkan materi atau mata pelajaran lain.
72
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh dengan menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran
tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di MI Assa'adiyah Attahiriyah. Hal
tersebut dapat dibuktikan dengan hasil nilai rata-rata kecerdasan emosi saat pretest pada
kelas kontrol mendapatkan nilai sebesar 69,86 dan kelas eksperimen sebesar 67,86.
Setelah diberi perlakuan pada masing-masing kelas tersebut menjadi terdapat perbedaan
dan peningkatan. Pada kelas kontrol mendapatkan nilai sebesar 78,45 dan kelas
eksperimen sebesar 105,07. Hasil posttest tersebut menunjukkan perbedaan dan
peningkatan yang cukup signifikan, kelas eksperimen yang menggunakan metode
sosiodrama lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kecerdasan emosi kelas
kontrol yang menggunakan metode ceramah yaitu (105,07 > 78,45).
Hasil tersebut diperkuat dengan dilakukan uji hipotesis dilakukan dengan cara non
parametrik uji Mann Witney U menggunakan SPSS 25. Berdasarkan hasil pengujian
diperoleh dari hasil posttest kelas kontrol dan eksperimen sebesar 0,000 yang dimana
0,000 < 0,025, maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam
pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran, yaitu :
1. Bagi siswa
Siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih menghargai lagi saat
ada teman yang tampil dengan tidak asyik bercanda atau berbicara dengan teman lain.
Selain itu siswa juga diharapkan dapat menyimak lebih baik lagi dengan lebih
konsentrasi terhadap apa yang dilihat dan didengarnya.
2. Bagi Guru
a. Guru hendaknya memperhatikan lagi bagaimana keadaan peserta didik perindividu,
agar mengetahui karakter, sifat, dan pola perilaku anak ketika di sekolah. Hal tesebut
73
berkenaan dengan kecerdasan emosi, dimana kecerdasan emosi di sekolah kurang
mendapatkan perhatian. Sehingga kecerdasan emosi anak banyak yang rendah.
b. Guru hendaknya lebih menggunakan bermacam metode agar kegiatan belajar
mengajar lebih aktif dan anak tidak jenuh dengan pembelajaran sehari-hari. Diantara
metode yang dapat digunakan adalah metode sosiodrama yang dapat membuat
kegiatan belajar mengajar menjadi aktif dan smengurangi tingkat kejenuhan siswa.
Disamping itu yang terpenting adalah metode sosiodrama dapat meningkatkan
kecerdasan emosi, karena pada umumnya di sekolah kecerdsan emosi
dikesampingkan dan yang dikedepankan adalah kecerdasan intelektual.
3. Bagi Sekolah
Sekolah senantiasa mendukung dan memfasilitasi guru dalam memberikan pembelajaran
yang kreatif dan inovatif.
74
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Iif Khoiru & dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya
Ahmadi, Iif Khoiru, Sofan Amri, & Tatik Elisah. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah
Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka
Ain, Nurul & Maris Kurniawati. Implementasi Kurikulum KTSP:Pembelajaran Tematik di
Sekolah Dasar. Jurnal Inspirasi Pendidikan. Vol. 1
Akbar, Sa'dun dkk. 2016. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Bandung,
PT Remaja Rosdakarya
Al – Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi
Anak Usia Dini TK/RA & Anak kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kencana
Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharismi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. Ke 7
Asra, Abuzar. 2014. Puguh Bodro Irawan, & Agus Purwoto, Metode Penelitian Survei. In
Media: Bogor
Asy-Syaukani. 2009. Tafsir Fathul Qadir. jilid 2, Jakarta: Pustaka AZZAM
Atkinson, Rita L. & Richard C. Atkinson. 1999. Introduction To Psychology. Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Baskara, Adya, Helly O. Soetjipto, & Nuryati Atamimi. Kecerdasan Emosi Ditinjau Dari
Keikutsertaan Dalam Program Meditasi. Jurnal Psikologi. Vol. 35. 2015
B. Uno, Hamzah. 2014. Model Pembelajaran. Jakarta, Bumi Aksara
B. Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru Dalam Psiokologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Baharuddin. 2016. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Budiman & Agus Riyanto. 2014. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Darmansyah. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi
Aksara
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik
Indonesia
Djadli. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara
75
Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga :
Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak. Jakarta: Rineka Cipta
Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta
Erawan, Dewa Gede Bambang. Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas VIII SMP
Mutiara Singaraja, Jurnal Santiaji Pendidikan, Vol. 4. 2014
Erawan, Dewa Gede Bamban. Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas VIII SMP
Mutiara Singaraja. Jurnal Santiaji Pendidikan. Vol. 4. 2014
Fadila, Tri Ayu. Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme
Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Jurnal Historia. Vol. 5. 2017
Ginanjar, Ary & Ridwan Mukri. 2007. ESQ For Teens. Jakarta: PT ARGA Publishing
Gitosarso, Moh. Kecerdasan Emosi Dalam Tasawuf. Jurnal Of Islamic Studies. Vol. 2. 2012
Goleman, Daniel. 2016. Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional). Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Goleman, Daniel. 2005. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama
Gulö, W. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo. Cet. Ke-6
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara
Familia, Tim Pustaka. 2006. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya.
Yogyakarta: Kanisius
Haryanti, Asti & dkk. Model Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Empati Siswa SMP. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 6. 2017
Herlianti, Yanti. 2015. Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan
Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: UIN Press
Indriani, Fitri. Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam Mengelola Pembelajaran Tematik
Integratif Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro di PGSD UAD Yogyakarta. Profesi
Pendidikan Dasar.Vol. 2. 2015
Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT
Refika Aditama,
Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014. Biopsikologi Pembelajaran Perilaku. Bandung: Alfabeta
Latip, Asep Ediana. 2013. Pembelajaran Tematik Dalam Kajian Teoritik dan Praktik.
Tangerang Selatan, UIN Jakarta Press
76
Lestari, Kurnia Eka & Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung: PT Refika Aditama
Lwin, May, dkk. 2008. How To Multiply Your child’s Intelligence. Yogyakarta: PT Macanan
Jaya Cemerlang. Cet. Ke-2
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya
Mubayidh, Makmun. 2006. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak: Referensi Penting
BagiPara Pendidik dan Orang Tua. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Mubdi, Faiz Hadiyanul & Endang Sri Indrawati. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan
Efikasi Diri Akademik Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Wisata Lembang. Jurnal
Empati. Vol. 6. 2017
Muklis, Mohamad. Pembelajaran Tematik. Fenomena. Vol. 4. 2012
Nurlita, Meta. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Perawat pada
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Jurnal Psikologi. Vol. 1. 2012
Pribadi, A. Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat
Pujiastuti, Pratiwi. Evaluasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan.
Vol. 1. 2017
Putri, Faya Sukma. 2013. "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kepercayaan Diri
TerhadapPrestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IS SMA Negeri 3
Malang". Skripsi. Fakultas Ekonomi, Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri
Semarang
Rede, Amram. Pembelajaran Tematik Pemanasan Global dan Kesadaran Diri Siswa Sekolah
Dasar, Jurnal Pendidikan. Vol. 1..
RI, Departemen Agama. 2013. Al-qur'an dan Terjemahannya Special For Woman. Bandung:
Syamil Qur'an
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta: Bandung. Cet. Ke-9
Rismalinda. 2017. Buku Ajar Psiokologi Kesehatan. Jakarta: CV Trans Info Media
Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Cet. Ke-6
Safaria, Trianto & Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara
Saleh, Abdul Rahman. 2004. Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta:
Prenadamedia Group
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2003. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang
Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati
Siregar, Marabonggala Mukafih . Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan
Kemampuan Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman Yogyakarta. Jurnal
Bimbingan dan Konseling. Vol. 1. 2016
77
Subagyo, Pangestu & Djarwanto. 2009. Statistika Induktif. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Cet. Ke-5Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Suharjito, Didik. 2014. Pengantar Metodologi Penelitian. Bogor: PT Penerbit IPB Press
Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penilitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif. Graha Ilmu,
Yogyakarta
Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Yogyakarta, Ar-
Ruzz Media. Cet. Ke-3
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Syah, Muhibbin. 2016. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers
Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
Rosdakarya. Cet. Ke-18
Taniredja, Tukiran & Efi Miftah Faridli. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif.
Bandung: Alfabeta. Cet. Ke-3
Usman,. Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers
Wahab, Rohmalina. 2016. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers
Wati, Undu Eka, dkk. Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam Peningkatan Pembelajaran
Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD. Kalam Cendekia. Vol. 4
Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Yuliantini, Tine. Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa AKPARNAS-UNAS Jakarta. Jurnal MIX. Vol. 3. 2013
78
LAMPIRAN
Lampiran 1
Instrumen uji coba kecerdasan emosional
ANGKET UJI COBA PENELITIAN
Petunjuk pengisian:
1. Memulailah dengan membaca Basmallah.
2. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan jenis kelamin.
3. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman
anda dalam kehidupan sehari-hari, dengan keterangan sebagai berikut:Sangat Setuju (SS),
Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
4. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang tidak terisi
5. Jawablah sesuai dengan kata hati sendiri
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tahu kapan saya sedih dan kapan saya gembira
2. Saya marah saat teman mengganggu ketika belajar
3. Saya dapat mengetahui penyebab yang membuat saya sedih
dan senang
4. Saya terkadang bingung terhadap apa yang saya rasakan
5. Suasana yang membuat saya tegang, saya cenderung sulit
untuk berpikir
6. Saya suka menolong teman yang membutuhkan bantuan,
walaupun saya sedang dalam keadaan kurang baik
7. Saya merasa frustasi ketika mendapatkan pelajaran yang sulit
8. Saya mampu menahan rasa marah ketika teman mengejek
9. Saya dapat memaafkan teman, walaupun telah berbuat hal
buruk terhadap saya
10. Saya cenderung berkelahi ketika teman mengejek
79
11. Saya sabar menunggu giliran untuk masuk kelas ketika teman
yang lain berebut untuk masuk kelas
12. Saya cenderung memukul teman yang menghina saya
13. Saya lebih percaya dengan jawaban diri sendiri dibanding
dengan jawaban orang lain saat sedang ujian
14. Saya kesal ketika guru memarahi saya karena kurang giat
belajar
15. Ketika sedang diminta untuk tampil didepan kelas saya berdo'a
terlebih dahulu
16. Ketika diminta tampil didepan kelas tangan saya selalu merasa
gemetar
17. Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
18. Ketika sedang sendiri saya cenderung merasa takut
19. Saat dirumah saya lebih memilih mengerjakan PR terlebih
dahulu dibandingkan bermain terlebih dahulu
20. Saya jarang piket saat saya mendapat giliran
21. Saya dapat mengatur kapan waktu bermain dan kapan waktu
menyelesaikan tugas sekolah
22. Saya tidak dapat mengerjakan tugas saat saya sedang malas
23. Ketika sedang takut saya cenderung menangis
24. Saya lebih suka memafkan teman dari pada harus berkelahi
25. Saya selalu menerima pendapat teman saat belajar
berkelompok
26. Saya lebih mementingkan pendapat saya dari pada pendapat
orang lain
27. Saya senang membantu teman yang sulit memahami pelajaran
28. Saat teman menangis saya tidak mempedulikannya
29. Saya senang menjadi pendengar yang baik saat teman bercerita
tentang keluh kesahnya
30. Saya tidak suka berbincang dengan orang yang baru dikenal
31. Saya sadar ketika teman sedang tidak suka dengan sikap atau
perbuatan saya
32. Saya tidak peduli dengan apapun sikap teman terhadap saya
33. Saya lebih memilih mengalah dari pada berebut sesuatu dengan
teman
34. Saya sulit untuk meminta maaf kepada teman, meskipun saya
yang bersalah
35. Saya merasa canggung saat berbicara dengan teman baru
36. Saya selalu berani tampil di depan banyak orang
37. Saya bergaul tanpa memilih-milih teman yang pintar atau tidak
38. Saya hanya ingin berteman dengan teman yang kaya saja
80
39. Saat ada teman yang piket saya suka mundar-mandir di kelas
40. Ketika teman berjalan uangnya jatuh, saya suka
memberitahukannya
41. Saya suka meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak
membawa alat tulis
42. Saya merasa biasa saja saat orang lain sedang mengalami
kesusahan
43. Saya selalu menawarkan makanan yang saya punya pada
teman lain
44. Saya tidak suka berbagi apapun yang saya miliki pada orang
lain
45. Saya tidak suka bergabung dengan kelompok-kelompok atau
perkumpulan-perkumpulan baik di rumah atau di sekolah
46. Ketika terdapat permasalahan, saya suka menyelesaikan secara
bersama dengan teman-teman
81
Lampiran 2
Intrumen penelitian kecerdasan emosi
ANGKET PENELITIAN
Petunjuk pengisian:
6. Memulailah dengan membaca Basmallah.
7. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan jenis kelamin.
8. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman
anda dalam kehidupan sehari-hari, dengan keterangan sebagai berikut:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).
9. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang tidak terisi
10. Jawablah sesuai dengan kata hati sendiri
Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya tahu kapan saya sedih dan kapan saya gembira
2. Saya dapat mengetahui penyebab yang membuat saya sedih
dan senang
3. Saya terkadang bingung terhadap apa yang saya rasakan
4. Suasana yang membuat saya tegang, saya cenderung sulit
untuk berpikir
5. Saya suka menolong teman yang membutuhkan bantuan,
walaupun saya sedang dalam keadaan kurang baik
6. Saya merasa frustasi ketika mendapatkan pelajaran yang sulit
7. Saya dapat memaafkan teman, walaupun telah berbuat hal
buruk terhadap saya
8. Saya cenderung berkelahi ketika teman mengejek
9. Saya sabar menunggu giliran untuk masuk kelas ketika teman
yang lain berebut untuk masuk kelas
10. Saya lebih percaya dengan jawaban diri sendiri dibanding
dengan jawaban orang lain saat sedang ujian
11. Saya kesal ketika guru memarahi saya karena kurang giat
belajar
82
12. Ketika sedang diminta untuk tampil didepan kelas saya berdo'a
terlebih dahulu
13. Ketika diminta tampil didepan kelas tangan saya selalu merasa
gemetar
14. Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru
15. Ketika sedang sendiri saya cenderung merasa takut
16. Saat dirumah saya lebih memilih mengerjakan PR terlebih
dahulu dibandingkan bermain terlebih dahulu
17. Saya jarang piket saat saya mendapat giliran
18. Saya dapat mengatur kapan waktu bermain dan kapan waktu
menyelesaikan tugas sekolah
19. Saya tidak dapat mengerjakan tugas saat saya sedang malas
20. Saya lebih suka memafkan teman dari pada harus berkelahi
21. Saya selalu menerima pendapat teman saat belajar
berkelompok
22. Saya lebih mementingkan pendapat saya dari pada pendapat
orang lain
23. Saya senang membantu teman yang sulit memahami pelajaran
24. Saat teman menangis saya tidak mempedulikannya
25. Saya senang menjadi pendengar yang baik saat teman bercerita
tentang keluh kesahnya
26. Saya tidak suka berbincang dengan orang yang baru dikenal
27. Saya sadar ketika teman sedang tidak suka dengan sikap atau
perbuatan saya
28. Saya tidak peduli dengan apapun sikap teman terhadap saya
29. Saya lebih memilih mengalah dari pada berebut sesuatu dengan
teman
30. Saya sulit untuk meminta maaf kepada teman, meskipun saya
yang bersalah
31. Saya bergaul tanpa memilih-milih teman yang pintar atau tidak
32. Saya hanya ingin berteman dengan teman yang kaya saja
33. Saya suka meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak
membawa alat tulis
34. Saya merasa biasa saja saat orang lain sedang mengalami
kesusahan
35. Saya selalu menawarkan makanan yang saya punya pada
teman lain
36. Saya tidak suka berbagi apapun yang saya miliki pada orang
lain
37. Saya tidak suka bergabung dengan kelompok-kelompok atau
perkumpulan-perkumpulan baik di rumah atau di sekolah
38. Ketika terdapat permasalahan, saya suka menyelesaikan secara
bersama dengan teman-teman
83
Lampiran 3
Data hasil uji validitas kecerdasan emosi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3
2 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3
3 4 3 4 1 4 4 4 2 2 3 2 2 2 4 4
4 2 4 2 3 2 4 2 3 4 4 4 3 2 3 3
5 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2
6 4 4 2 4 4 1 1 4 1 2 4 3 4 2 4
7 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 4 2 3 1
9 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2
10 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2
11 2 3 4 4 2 2 4 4 2 4 4 3 4 1 4
12 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4
14 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2
15 1 3 3 2 3 2 2 3 2 1 1 3 1 1 3
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
18 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2
19 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
20 4 3 2 4 4 4 2 1 4 3 4 4 4 4 4
rhitung 0,596 -0,037 0,577 0,666 0,500 0,554 0,593 0,411 0,490 0,519 0,452 -0,067 0,755 0,596 0,536
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Vld
Tdk
Vld Vld Vld Vld Vld Vld
Tdk
Vld Vld Vld Vld
Tdk
Vld Vld Vld Vld
84
No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4
4 3 4 2 3 3 3 3 1 3 1 2 3 1 3 3
5 4 2 3 2 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 4
6 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4
7 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 1 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
9 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
10 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
12 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
15 1 4 1 2 2 1 3 4 1 3 2 3 4 4 2
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
20 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4
rhitung 0,808 0,577 0,538 0,640 0,696 0,828 0,444 0,194 0,929 0,739 0,873 0,914 0,577 0,735 0,922
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld
Tdk
Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld
85
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3
3 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4
5 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1
6 4 4 4 4 1 3 1 4 1 4 4 4 4 4 4
7 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
8 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
9 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
10 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
12 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3
13 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4
14 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 2 2 2
15 2 1 3 1 2 3 1 3 3 3 1 4 4 2 1
16 4 4 4 4 1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4
17 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
18 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3
19 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
20 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4
rhitung 0,876 0,884 0,872 0,894 0,105 -0,190 0,594 0,818 -0,070 0,098 0,893 0,663 0,702 0,905 0,776
rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444
Vld Vld Vld Vld
Tdk
Vld
Tdk
Vld Vld Vld
Tdk
Vld
Tdk
Vld Vld Vld Vld Vld Vld
86
No 46 Total Skor
1 4 172
2 3 139
3 4 157
4 3 136
5 3 139
6 4 153
7 3 132
8 3 134
9 3 135
10 4 169
11 4 164
12 3 139
13 4 179
14 2 100
15 3 105
16 4 176
17 3 133
18 3 135
19 3 138
20 4 169
rhitung 0,914
rtabel 0,444
Vld
87
Lampiran 4
Tabel rangkuman hasil uji validitas kecerdasan emosional
No. Butir
lama No. Butir Baru rhitung rtabel Keterangan
1 1 0,596 0, 444 Valid
2 -0,037 0, 444 Tidak Valid
3 2 0,577 0, 444 Valid
4 3 0,666 0, 444 Valid
5 4 0,500 0, 444 Valid
6 5 0,554 0, 444 Valid
7 6 0, 593 0, 444 Valid
8 0,411 0, 444 Tidak Valid
9 7 0,490 0, 444 Valid
10 8 0, 519 0, 444 Valid
11 9 0,452 0, 444 Valid
12 -0,067 0, 444 Tidak Valid
13 10 0,755 0, 444 Valid
14 11 0,596 0, 444 Valid
15 12 0,536 0, 444 Valid
16 13 0,808 0, 444 Valid
17 14 0,577 0, 444 Valid
18 15 0,538 0, 444 Valid
19 16 0,640 0, 444 Valid
20 17 0,696 0, 444 Valid
21 18 0,828 0, 444 Valid
22 19 0,444 0, 444 Valid
23 0,194 0, 444 Tidak Valid
24 20 0,929 0, 444 Valid
25 21 0,739 0, 444 Valid
26 22 0,873 0, 444 Valid
27 23 0,914 0, 444 Valid
28 24 0,577 0, 444 Valid
29 25 0,735 0, 444 Valid
30 26 0,922 0, 444 Valid
31 27 0,876 0, 444 Valid
32 28 0,884 0, 444 Valid
33 29 0,872 0, 444 Valid
34 30 0,894 0, 444 Valid
35 0,105 0, 444 Tidak Valid
36 -0,190 0, 444 Tidak Valid
37 31 0,594 0, 444 Valid
38 32 0,818 0, 444 Valid
39 -0, 007 0, 444 Tidak Valid
40 0, 098 0, 444 Tidak Valid
41 33 0, 893 0, 444 Valid
42 34 0, 663 0, 444 Valid
43 35 0, 702 0, 444 Valid
88
44 36 0, 905 0, 444 Valid
45 37 0, 776 0, 444 Valid
46 38 0, 914 0, 444 Valid
Lampiran 5
Hasil uji reabilitas kecerdasan emosi
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 50,0
Excludeda 20 50,0
Total 40 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,970 38
Item Statistics
Mean
Std.
Deviation N
P1 2,90 ,968 20
P3 3,05 ,759 20
P4 2,95 ,945 20
P5 3,00 ,795 20
P6 3,05 ,887 20
P7 2,90 ,912 20
P9 2,95 ,887 20
P10 3,05 ,826 20
P11 3,00 ,918 20
P13 3,05 ,945 20
P14 2,95 ,999 20
P15 2,95 ,887 20
P16 3,20 ,951 20
P17 3,25 ,910 20
89
P18 3,05 ,945 20
P19 3,05 ,945 20
P20 3,10 ,788 20
P21 3,05 ,826 20
P22 3,05 ,759 20
P24 3,25 ,786 20
P25 3,25 ,786 20
P26 3,20 ,768 20
P27 3,35 ,587 20
P28 3,35 ,813 20
P29 3,40 ,598 20
P30 3,35 ,671 20
P31 3,40 ,681 20
P32 3,30 ,801 20
P33 3,40 ,598 20
P34 3,20 ,834 20
P37 3,00 ,973 20
P38 3,45 ,605 20
P41 3,30 ,801 20
P42 3,50 ,607 20
P43 3,45 ,605 20
P44 3,25 ,716 20
P45 3,20 ,951 20
P46 3,35 ,587 20
90
Lampiran 6
Tabel data kecerdasan emosi hasil pretest kelas kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 1 2 2 1 3 1 2 4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3
3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 2 2
4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
5 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
6 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3
7 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3
8 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 2
9 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 1 1 3
10 4 4 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 4 4
11 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 3 4 4 3 3 1
12 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
13 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
14 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 3 4 4 3 3 1
15 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 1 3 3 3
16 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2
17 3 2 1 1 2 2 3 3 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2
18 4 4 4 1 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3
19 3 3 2 2 3 1 1 1 1 2 1 3 3 4 2 1 2 1 1 2
20 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2
21 2 2 1 1 2 2 1 3 1 3 2 1 1 1 4 4 4 3 1 1
22 2 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3
23 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3
24 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1
25 3 3 3 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3
26 4 3 3 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3
27 2 2 2 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2
28 1 1 2 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1
29 3 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
91
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Total
Skor
1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 65
2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 67
3 1 2 1 4 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 76
4 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 70
5 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 74
6 3 3 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 72
7 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 3 1 1 1 3 4 4 2 72
8 1 1 1 4 4 4 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 4 2 71
9 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 69
10 1 1 4 4 4 4 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 73
11 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 68
12 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 78
13 3 3 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 70
14 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 67
15 1 1 2 2 3 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 64
16 1 1 1 1 1 2 3 1 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 66
17 1 1 2 1 2 1 1 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 70
18 1 1 2 1 2 1 1 1 2 4 4 4 3 4 1 1 1 1 74
19 1 1 1 1 2 1 3 3 3 1 1 1 4 2 3 3 1 1 72
20 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 3 3 1 1 3 3 1 1 71
21 2 2 3 1 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 69
22 1 1 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 4 4 4 4 70
23 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68
24 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 4 70
25 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 70
26 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 3 3 1 1 4 3 2 3 71
27 3 4 1 1 2 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 64
28 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 65
29 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 70
92
Lampiran 7
Nilai Hasil Pretest Kelas Kontrol
No Nama Hasil Pretest Kriteria
1. Siti Fathurohmah 65 Rendah
2. Fathiya Alya Syafa 67 Rendah
3. Zafira Putri Ramadhani 76 Rendah
4. Dinda Chairunnisa 70 Rendah
5. Pahmi Ahmad Madani 74 Rendah
6. Amira Hasna Kamila 72 Rendah
7. Arlia Widyarti Wibowo 72 Rendah
8. Adifa Rama Haikal 71 Rendah
9. Salma Qonita 69 Rendah
10. Fathiya Salma H 73 Rendah
11. Muhammad Hazami 68 Rendah
12. Athifa Raditya Dwi Ananda 78 Sedang
13. Syarifah Nabila Alhadad 70 Rendah
14. Amelia Ardani 67 Rendah
15. Aqilah Yuniar 64 Rendah
16. Fatimah Zahra 66 Rendah
17. Muhammad Yusuf Aditya 70 Rendah
18. Ahmad Raihan 74 Rendah
19. Rendi Dwi Saputra 72 Rendah
20. Hilyatul Aulia 71 Rendah
21. Radafa Arkhansyah 69 Rendah
22. Muhamad Nabil Alhadad 70 Rendah
23. Fathir Amirullah 68 Rendah
24. Muhammad Zidane 70 Rendah
25. Qirenia Salsabila 70 Rendah
26. Randy Yaristino 71 Rendah
27. Sabita Nur Fadhilah 64 Rendah
28. Priaty Giesya A 65 Rendah
93
29. Mukzi Arifandikrama 70 Rendah
N = 29 Total = 2.026
Mean/Rata-rata 69,86
Lampiran 8
Lampiran data hasil pretest kelas eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1
2 3 3 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3
3 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 3 3 4 1 3 3 3 2 3
4 3 3 2 2 3 3 1 1 4 1 1 1 1 1 1 3 2 1 3 1
5 3 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 1 1 3
7 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 3 4 4 3 3 1
8 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3
9 4 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
10 3 2 1 1 2 2 3 3 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2
11 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 2 2
12 3 1 2 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2
13 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3
14 1 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
15 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 3 3
16 3 3 3 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3
17 1 3 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3
18 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
19 2 3 3 1 2 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 2 4 4 3 3 1
21 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3
22 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2
23 3 2 1 2 3 3 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 2
24 4 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
25 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 3
26 3 2 1 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2
27 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2
28 2 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1
29 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 1 1 2 2
94
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Total
Skor
1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 72
2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 4 1 1 1 2 2 2 2 2 73
3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 1 1 1 1 70
4 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 1 1 71
5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 70
6 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 69
7 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 67
8 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 67
9 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 75
10 1 1 2 1 2 1 1 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 71
11 1 2 1 4 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 76
12 3 4 1 1 2 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 64
13 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68
14 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 62
15 1 1 2 2 3 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 62
16 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 3 3 1 1 4 3 2 3 70
17 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 72
18 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 69
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 65
20 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 66
21 1 1 1 1 2 3 3 2 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 63
22 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68
23 3 2 1 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 65
24 3 3 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 64
25 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 62
26 3 4 1 2 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 63
27 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 3 3 1 1 68
28 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 3 1 1 1 3 4 4 2 68
29 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 3 3 2 1 1 1 1 2 67
95
Lampiran 9
Nilai Hasil Pretest Kelas Eksperimen
No Nama Hasil Pretest Kriteria
1. Hessy Andeva 72 Rendah
2. Dorian Fauzan T 73 Rendah
3. Nabila Dwi Lestari 70 Rendah
4. Afriezar Raditya Ariella 71 Rendah
5. Abid Wulan Saputro 70 Rendah
6. Ozhur Zihran Adam 69 Rendah
7. Hafizh Herdiansyah 67 Rendah
8. Muhammad Hirzi Ilyas R 67 Rendah
9. Muhammad Alif Rahlil R 75 Rendah
10. Muhammad Al Hafis 71 Rendah
11. Fatur Rahman Alfarezzy 76 Rendah
12. Muhammad Faiz Dwi Oktavianto 64 Rendah
13. Zahra Tusyita 68 Rendah
14. Nazwa Agnissa Hamidah 62 Rendah
15. Refa Maharani 62 Rendah
16. Anggun Hadi N 70 Rendah
17. Hanna Hazrina Hadi 72 Rendah
18. Kagumi Aisyah Putri 69 Rendah
19. Aurarel Krisovi R 65 Rendah
20. Alexa Ramadhani S 66 Rendah
21. Keysyabrina Azizza Uszma 63 Rendah
22. Aufaa Zahrah Alindina 68 Rendah
23. Ayyash Abdurrahman 65 Rendah
24. Gilang Nur Senja 64 Rendah
25. Kamila Marsya N. N 62 Rendah
26. Farras Nur Alamy Cipta 63 Rendah
27. Putra Rizky Pratama 68 Rendah
28. Azka Umar Ludy 68 Rendah
29. Muhammad Fazil 67 Rendah
96
N = 29 Total = 1.968
Mean/Rata-rata 67,86
Lampiran 10
Data hasil posttest kelas kontrol
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2
2 4 4 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1
3 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 1 3 2 2 4 2 2 2 4 2
4 4 4 3 1 1 1 2 3 3 1 4 4 3 2 4 1 1 1 1 3
5 3 3 3 4 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
6 4 4 1 3 3 3 2 3 2 3 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3
7 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2
8 4 2 4 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 4 2
9 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3
10 4 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 2 2
11 4 4 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 4 4
12 3 1 2 4 3 2 1 3 2 1 1 3 3 1 2 1 1 3 1 2
13 4 4 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3
14 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1
15 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3
16 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
17 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 1 1 3
18 3 3 3 2 2 1 3 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
19 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2
20 4 4 4 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2
21 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 1 2 2 2 2
22 4 4 4 1 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 3 1 2 1 3
23 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3
24 4 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 3
25 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2
26 4 4 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1
27 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 1 3 2 2 4 2 2 2 4 2
28 4 4 3 1 1 1 2 3 3 1 4 4 3 2 4 1 1 1 1 3
29 3 3 3 4 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2
97
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Total
Skor
1 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 75
2 2 1 1 1 4 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 85
3 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 85
4 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 3 3 1 1 4 3 2 3 80
5 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 80
6 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 4 1 1 1 1 2 86
7 2 2 2 2 4 4 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 3 80
8 2 3 2 2 4 4 1 1 2 2 4 1 4 1 1 1 1 1 86
9 3 3 2 1 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 75
10 1 2 1 4 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 76
11 1 1 4 4 4 4 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 73
12 3 4 1 1 4 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 3 88
13 3 3 2 2 1 3 3 3 3 4 1 1 1 2 2 2 2 2 75
14 2 2 2 1 4 1 2 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 4 72
15 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68
16 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 70
17 3 3 2 2 3 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 74
18 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 79
19 2 2 2 4 4 4 1 3 1 1 4 1 4 1 1 1 1 3 89
20 2 3 2 2 4 4 1 1 2 2 1 1 4 1 1 1 1 4 86
21 1 2 1 4 3 1 3 1 2 3 4 4 2 2 2 1 1 2 82
22 1 1 2 3 2 1 2 3 2 4 4 4 3 4 1 1 1 1 81
23 3 3 3 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 70
24 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 24
25 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 75
26 2 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 74
27 2 2 2 2 4 4 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 73
28 1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 75
29
2 2 2 2 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 85
98
Lampiran 11
Hasil Nilai Posttest Kelas Kontrol
No Nama Hasil Posttest Kriteria
1. Siti Fathurohmah 75 Rendah
2. Fathiya Alya Syafa 85 Sedang
3. Zafira Putri Ramadhani 85 Sedang
4. Dinda Chairunnisa 80 Sedang
5. Pahmi Ahmad Madani 80 Sedang
6. Amira Hasna Kamila 86 Sedang
7. Arlia Widyarti Wibowo 80 Sedang
8. Adifa Rama Haikal 86 Sedang
9. Salma Qonita 75 Rendah
10. Fathiya Salma H 78 Sedang
11. Muhammad Hazami 73 Rendah
12. Athifa Raditya Dwi Ananda 88 Sedang
13. Syarifah Nabila Alhadad 75 Rendah
14. Amelia Ardani 72 Rendah
15. Aqilah Yuniar 68 Rendah
16. Fatimah Zahra 70 Rendah
17. Muhammad Yusuf Aditya 74 Rendah
18. Ahmad Raihan 79 Sedang
19. Rendi Dwi Saputra 89 Sedang
20. Hilyatul Aulia 86 Sedang
21. Radafa Arkhansyah 82 Sedang
22. Muhamad Nabil Alhadad 81 Sedang
23. Fathir Amirullah 70 Rendah
24. Muhammad Zidane 74 Rendah
25. Qirenia Salsabila 77 Sedang
26. Randy Yaristino 74 Rendah
27. Sabita Nur Fadhilah 73 Rendah
28. Priaty Giesya A 75 Rendah
29. Mukzi Arifandikrama 85 Sedang
99
N = 29 Total = 2.275
Mean/Rata-rata 78,45
Lampiran 12
Data hasil posttest kelas eksperimen
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3
2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4
3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3
4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3
6 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3
7 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
8 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 2 3
9 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 3
10 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3
11 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 2 2 3
12 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3
13 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3
14 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3
15 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3
16 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3
17 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3
18 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3
19 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3
20 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3
21 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3
22 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
23 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3
24 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
25 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3
26 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
27 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3
29 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3
100
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Total
Skor
1 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118
2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120
3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 113
4 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 115
5 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 114
6 2 3 3 2 4 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 97
7 2 3 3 2 3 4 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 95
8 3 2 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 101
9 2 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125
10 2 3 3 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109
11 2 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 122
12 2 3 3 2 4 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 99
13 3 3 3 3 4 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 103
14 2 3 3 2 4 4 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 99
15 2 3 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 91
16 2 2 3 2 3 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 115
17 2 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 118
18 2 4 3 3 3 2 3 4 1 2 2 3 2 2 2 2 2 4 104
19 2 3 3 2 4 4 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 97
20 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 100
21 2 4 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 95
22 2 3 3 3 3 2 3 4 1 2 4 3 2 2 2 2 2 3 102
23 2 3 3 4 3 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 97
24 2 3 3 2 3 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 95
25 2 4 3 3 4 2 3 4 1 2 4 3 2 2 2 2 2 4 109
26 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 97
27 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 95
28 2 3 2 3 4 4 3 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 102
29 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 100
101
Lampiran 13
Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen
No Nama Hasil Posttest Kriteria
1. Hessy Andeva 118 Tinggi
2. Dorian Fauzan T 120 Tinggi
3. Nabila Dwi Lestari 113 Sedang
4. Afriezar Raditya Ariella 115 Sedang
5. Abid Wulan Saputro 114 Sedang
6. Ozhur Zihran Adam 97 Sedang
7. Hafizh Herdiansyah 95 Sedang
8. Muhammad Hirzi Ilyas R 101 Sedang
9. Muhammad Alif Rahlil R 125 Tinggi
10. Muhammad Al Hafis 109 Sedang
11. Fatur Rahman Alfarezzy 122 Tinggi
12. Muhammad Faiz Dwi Oktavianto 99 Sedang
13. Zahra Tusyita 103 Sedang
14. Nazwa Agnissa Hamidah 99 Sedang
15. Refa Maharani 91 Sedang
16. Anggun Hadi N 115 Sedang
17. Hanna Hazrina Hadi 118 Tinggi
18. Kagumi Aisyah Putri 104 Sedang
19. Aurarel Krisovi R 97 Sedang
20. Alexa Ramadhani S 100 Sedang
21. Keysyabrina Azizza Uszma 95 Sedang
22. Aufaa Zahrah Alindina 102 Sedang
23. Ayyash Abdurrahman 97 Sedang
24. Gilang Nur Senja 95 Sedang
25. Kamila Marsya N. N 109 Sedang
26. Farras Nur Alamy Cipta 97 Sedang
27. Putra Rizky Pratama 95 Sedang
28. Azka Umar Ludy 102 Sedang
29. Muhammad Fazil 100 Sedang
102
N = 29 Total = 3.047
Mean/Rata-rata 105,07
Lampiran 14
Hasil uji normalitas pretest
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kontrol 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%
Eksperimen 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%
Descriptives
Statistic
Std.
Error
Kontrol Mean 69,86 ,629
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound
68,57
Upper
Bound
71,15
5% Trimmed Mean 69,77
Median 70,00
Variance 11,480
Std. Deviation 3,388
Minimum 64
Maximum 78
Range 14
Interquartile Range 5
Skewness ,222 ,434
Kurtosis ,148 ,845
Eksperimen Mean 67,86 ,722
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound
66,38
Upper
Bound
69,34
5% Trimmed Mean 67,75
Median 68,00
103
Variance 15,123
Std. Deviation 3,889
Minimum 62
Maximum 76
Range 14
Interquartile Range 6
Skewness ,202 ,434
Kurtosis -,646 ,845
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kontrol ,137 29 ,175 ,969 29 ,534
Eksperimen ,081 29 ,200* ,965 29 ,440
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
104
Lampiran 15
Hasil uji homogenitas pretest
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
X1danX2 Based on Mean 1,052 1 56 ,309
Based on Median 1,086 1 56 ,302
Based on Median and
with adjusted df
1,086 1 55,999 ,302
Based on trimmed
mean
1,032 1 56 ,314
ANOVA
X1danX2
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups
58,000 1 58,000 4,360 ,041
Within Groups 744,897 56 13,302
Total 802,897 57
105
Lampiran 16
Uji Hipotesis pretest
Group Statistics
Kelas N Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
X1danX2 Kontrol 29 69,86 3,388 ,629
Eksperim
en
29 67,86 3,889 ,722
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
X1danX
2
Equal variances
assumed
1,052 ,309 2,088 56 ,041 2,000 ,958 ,081 3,919
Equal variances
not assumed
2,088 54,96
9
,041 2,000 ,958 ,081 3,919
106
Lampiran 17
Hasil uji normalitas posttest
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kontrol 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%
Eksperimen 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%
Descriptives
Statistic
Std.
Error
Kontrol Mean 78,45 1,105
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound
76,19
Upper
Bound
80,71
5% Trimmed Mean 78,43
Median 78,00
Variance 35,399
Std. Deviation 5,950
Minimum 68
Maximum 89
Range 21
Interquartile Range 11
Skewness ,161 ,434
Kurtosis -1,105 ,845
Eksperimen Mean 105,07 1,804
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound
101,37
Upper
Bound
108,76
5% Trimmed Mean 104,73
Median 102,00
Variance 94,352
Std. Deviation 9,714
Minimum 91
Maximum 125
Range 34
107
Interquartile Range 18
Skewness ,582 ,434
Kurtosis -,976 ,845
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Kontrol ,167 29 ,037 ,949 29 ,177
Eksperimen ,176 29 ,022 ,908 29 ,015
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 18
Hasil uji homogenitas posttest
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
X1danX2 Based on Mean 11,056 1 56 ,002
Based on Median 4,779 1 56 ,033
Based on Median and
with adjusted df
4,779 1 40,117 ,035
Based on trimmed
mean
9,988 1 56 ,003
ANOVA
X1danX2
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Between
Groups
10275,586 1 10275,586 158,389 ,000
Within Groups 3633,034 56 64,876
Total 13908,621 57
108
Lampiran 19
Hasil uji hipotesis posttest
Ranks kelas N Mean Rank Sum of Ranks
Skor cer 29 15,00 435,00
sos 29 44,00 1276,00
Total 58
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U ,000
Wilcoxon W 435,000
Z -6,545
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,000b
95% Confidence Interval Lower Bound ,000
Upper Bound ,000
Monte Carlo Sig. (1-tailed) Sig. ,000b
95% Confidence Interval Lower Bound ,000
Upper Bound ,000
a. Grouping Variable: kelas
b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 624387341.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR
Kelas: V.A
Wali Kelas : Siti Fatimah, S. Pd
Hari/Tanggal : 12 November 2018
No Aspek yang diamati Deskripsi
1. Pra pembelajaran
a. Tempat duduk masing-masing siswa
Siswa duduk sudah sesuai
dengan tempat duduknya.
b. kesiapan menerima pembelajaran
Siswa siap menerima pelajaran
diawal sebelum dimulai
pembelajaran.
2. Kegiatan membuka pelajaran
a. Menjawab pertanyaan
Siswa cukup baik dalam
menjawab pertanyaan yang
diberikan.
b. Mendengar penyampaian pelajaran dari guru
Siswa cukup baik untuk
menyimak apa yang disampaikan
oleh guru.
3. Kegiatan Inti pembelajaran
a. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran
Siswa cukup baik dalam
memperhatikan materi pelajaran.
b. Bertanya saat pembelajaran
Siswa tidak selalu diberi
kesempatan bertanya.
c. Interaksi belajar
Lebih aktif guru yang berbicara,
siswa hanya menjadi pendengar
saja.
4. Metode pembelajaran
Keterlibatan dalam penggunaan metode
Siswa cenderung pasif, karena
guru masih kurang dalam
menggunakan metode yang
menunjang keaktifan ataupun
meningkatkan minat belajar
siswa. Guru hanya menggunakan
metode ceramah.
5. Pemanfaatan media dan sumber belajar
a. Interaksi antar siswa dengan media yang guru
gunakan
Siswa cukup baik dalam
mengikuti pembelajaran dengan
media apapun yang guru
sediakan.
b. Ketertarikan dengan sumber belajar lain Siswa cenderung mengalami
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR
Kelas: V.A
Wali Kelas : Siti Fatimah, S. Pd
Hari/Tanggal : 12 November 2018
No Aspek yang diamati Deskripsi
1. Pra pembelajaran
a. Pengaturan tampat duduk masing-masing
iswa
Masing-masing siswa diatur untuk
tempat duduk.
b. Pengkondisian kesiapan belajar Guru menenangkan siswa sebelum
dimulai kegiatan belajar.
2. Kegiatan membukan pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apresepsi
Tidak selalu, melainkan kadang-
kadang guru memberikan pertanyaan
dan apresepsi.
2. Memberikan penjelasan tentang pelajaran
yang akan dilakukan
Sebelum belajar guru memberi tahu
tentang pelajaran yang akan dipelajari.
3. Kegiatan Inti pembelajaran
1. Menjelaskan pembelajaran
Guru cukup baik dalam menjelaskan
materi pelajaran.
2. Memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya
Guru tidak selalu memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa.
3. Membuat interaksi antar guru dengan siswa Kurang membuat interaksi antar guru
dengan siswa.
4. Metode pembelajaran
Menggunakan metode belajar
Masih kurang dalam menggunakan
metode yang menunjang keaktifan
ataupun meningkatkan minat belajar
siswa. Guru hanya menggunakan
metode ceramah.
5. Pemanfaatan media dan sumber belajar
1. Menggunakan media belajar
Menggunakan media, ketika materi
pelajaran yang membutuhkan media
untuk menunjangnya.
2. Menggunakan sumber belajar selain buku
pelajaran
Menggunakan beberapa buku lain
selain buku tematik, yaitu LKS dan
buku soal dari buku lain.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR
Kelas: V.B
Wali Kelas : Daru Susanti, S. Pd
Hari/Tanggal : 12 November 2018
No Aspek yang diamati Deskripsi
1. Pra pembelajaran
a. Tempat duduk masing-masing siswa Siswa duduk sudah sesuai dengan tempat
duduknya.
b. kesiapan menerima pembelajaran Siswa siap menerima pelajaran diawal
sebelum dimulai pembelajaran.
2. Kegiatan membukan pelajaran
a. Menjawab pertanyaan Siswa cukup baik dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan.
b. Mendengar penyampaian pelajaran dari
guru
Siswa cukup baik untuk menyimak apa
yang disampaikan oleh guru.
3. Kegiatan Inti pembelajaran
a. Memperhatikan penjelasan materi
pelajaran
Siswa cukup baik dalam memperhatikan
materi pelajaran.
b. Bertanya saat pembelajaran Siswa tidak selalu diberi kesempatan
untuk bertanya.
c. Interaksi belajar Lebih aktif guru yang berbicara, siswa
hanya menjadi pendengar saja.
4. Metode pembelajaran
Keterlibatan dalam penggunaan metode
Siswa cenderung pasif, karena guru masih
kurang dalam menggunakan metode yang
menunjang keaktifan ataupun
meningkatkan minat belajar siswa. Guru
hanya menggunakan metode ceramah.
5. Pemanfaatan media dan sumber belajar
a. Interaksi antar siswa dengan media yang
guru gunakan
Siswa cukup baik dalam mengikuti
pembelajaran dengan media apapun yang
guru sediakan.
b. Ketertarikan dengan sumber belajar lain Siswa cenderung kesulitan dengan
banyaknya sumber belajar.
6. Penilaian
Mengerjakan tugas yang diberikan guru Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
dengan baik.
7. Penggunaan bahasa
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR
Kelas: V.B
Wali Kelas : Daru Susanti, S. Pd
Hari/Tanggal : 12 November 2018
No Aspek yang diamati Deskripsi
1. Pra pembelajaran
a. Pengaturan tampat duduk masing-masing iswa Guru mengatur letak duduk masing-
masing siswa.
b. Pengkondisian kesiapan belajar
Guru menenangkan siswa untuk
tenang sebelum dimulai kegiatan
belajar.
2. Kegiatan membukan pelajaran
a. Mengajukan pertanyaan/apresepsi
Tidak selalu, melainkan kadang-
kadang guru memberikan pertanyaan
dan apresepsi.
b. Memberikan penjelasan tentang pelajaran
yang akan dilakukan
Sebelum belajar guru memberi tahu
pelajaran yang akan dipelajari.
3. Kegiatan Inti pembelajaran
a. Menjelaskan pembelajaran Guru cukup baik dalam menjelaskan
materi pelajaran.
b. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya Guru tidak selalu memberikan
pertanyaan kepada siswa
4. Metode pembelajaran
Menggunakan metode belajar
Masih kurang dalam menggunakan
metode yang menunjang keaktifan
ataupun meningkatkan minat belajar
siswa. Guru hanya menggunakan
metode ceramah.
5. Pemanfaatan media dan sumber belajar
a. Menggunakan media belajar
Menggunakan media ketika materi
pelajaran yang membutuhkan media
untuk menunjangnya.
b. Menggunakan sumber belajar selain buku
pelajaran
Menggunakan beberapa buku lain
selain buku tematik, yaitu LKS dan
buku soal dari buku lain.
6. Penilaian
Memberikan tugas Guru memberikan tugas menyesuaikan
dengan keadaan.
BERITA WAWANCARA
Hari/Tanggal : Senin, 12 November 2018
Tempat : MI Assa’adiyah Attahiriyah
Narasumber : Siti Fatimah, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas V.A
Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan guru.
1. Pertanyaan : Selama Ibu mengajar di sekolah Mi Assa’adiyah Attahiriyah, bagaimanakah
gambaran kecerdasan emosi siswa kelas V di kelas ibu mengajar ?
Jawaban : Untuk kecerdasan emosi siswa kelas V tentu beda-beda, karena setiap orang
mempunyai sifat yang berbeda juga. Ada yang berani, ada yang peduli sama
teman. Ada juga yang penakut dan tidak peduli dengan temannya.
2. Pertanyaan : Apa saja masalah yang sering terjadi berkaitan dengan kecerdasan emosi ?
Jawaban : Sering terjadi perkelahian yang diawali dari becanda.
3. Pertanyaan : Usaha apa saja yang dilakukan untuk menangani hal tersebut ?
Jawaban : Diberikan pengarahan, pengertian, dan dengan menerapkan hal-hal positif
yang berkenaan dengan agama.
4. Pertanyaan : Apa pembelajaran yang telah dilakukan selama ini dapat meningkatkan
kecerdasan emosi siswa ?
Jawaban : Kalau soal meningkat itu menurut saya bergantung anaknya juga, karena ada
anak yang mudah diberi arahan serta nasehat dan ada juga anak yang sulit
untuk dibuat lebih baik lagi. Kalau pembelajaran yang selama ini saya lihat
anak semakin hari semakin baik, karena disini juga diajarkan tentang
keagamaan.
5. Pertanyaan : Menurut ibu kira-kira metode apa saja yang dapat membantu meningkatkan
kecerdasan emosi siswa ?
Jawaban : Sekarang kan sudah menggunakan Kurikulum 2013 di sekolah ini. Untuk
metode sendiri banyak, contohnya metode PBL (Problem Based Learning).
Dengan metode ini dapat membuat anak lebih kerja sama, saling bertukar
pikiran, saling mementingkan kepentingan bersama. Masih banyak metode
BERITA WAWANCARA
Hari/Tanggal : Senin, 12 November 2018
Tempat : MI Assa’adiyah Attahiriyah
Narasumber : Daru Susanti, S. Pd
Jabatan : Wali Kelas V.B
Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan guru.
1. Pertanyaan : Selama Ibu mengajar di sekolah Mi Assa’adiyah Attahiriyah, bagaimanakah
gambaran kecerdasan emosi siswa kelas V di kelas ibu mengajar ?
Jawaban : Saya kira kecerdasan emosi dikelas ini cukup baik dengan masing-masing
individu yang mempunyai karakter berbeda. Anak kebanyakan sudah baik
dalam kepedulian terhadap sesama. Mungkin yang kurang baik adalah masih
kurangnya kepedulian terhadap kebersihan.
2. Pertanyaan : Apa saja masalah yang sering terjadi berkaitan dengan kecerdasan emosi ?
Jawaban : Sekarang ini sudah zaman modern. Anak terlalu sering bermain handphone,
karena kurangnya pengawasan orang tua. Maka anak cenderung mengikuti
hal-hal yang ada di internet atau media sosial tanpa disaring lagi mana yang
baik dan mana yang buruk.
3. Pertanyaan : Usaha apa saja yang dilakukan untuk menangani hal tersebut ?
Jawaban : Saya pantau mereka di sekolah dan saya sampaikan kepadea orang tua agar
mengawasi dan membatasi anak saat bermain handphone.
4. Pertanyaan : Apa pembelajaran yang telah dilakukan selama ini dapat meningkatkan
kecerdasan emosi siswa ?
Jawaban : Kalau menurut saya sedikit-sedikit berkembang. Dari anak awal kelas 1
sampai kelas 5 pasti banyak perkembangan dan saya hanya sedikit
mengembangkan dengam pembelajaran yang mengorientasikan anak kepada
kehidupan nyata.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Gangguan Kesehatan pada Organ Peredaran Tubuh (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 5
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.2
Memahami interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarkat Indonesia.
3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap dampak dalam
kehidupan sosial.
4.2
Menceritakan interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat Indonesia.
4.2.1 Menceritakan kembali interaksi
manusia dengan lingkungan
berdasarkan teks bacaan.
C. TUJUAN
1. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi interaksi manusia dengan
lingkungan secara tepat.
2. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat mengidentifikasi aktivitas
masyarakat di sekitar yang berkaitan dengan pembangunan sosial masyarakat.
3. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat membuat laporan hasil
observasi du lingkungan sekitar tentang aktivitas masyarakat sekitar.
4. Dengan kegiatan mengamati, siswa dapat menceritakan kembali tentang interaksi
manusia di lingkungan sekitar.
D. MATERI
1. Interaksi sosial.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-
cita.
5 menit
Inti
1. Guru membacakan cerita dari interaksi manusia dengan
lingkungan yang ada di buku tematik.
2. Siswa diminta untuk menyimak cerita yang dibacakan
oleh guru. (Mengamati)
3. Guru menjelaskan tentang interaksi manusia di lingkungan
sekitar.
4. Guru membagi kelompok secara heterogen.
5. Siswa diminta untuk mengidentifikasi dari cerita yang ada
di buku tematik. (Mencoba)
6. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai teks
bacaan. (Menanya)
7. Guru memberikan gambaran permasalahan dari teks
bacaan. (Menalar)
8. Siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi
perkelompok. (Mengkomunikasikan)
55 menit
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
Teknik penilaian : rubrik
b. Keterampilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian pengetahuan dan keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
Penutup
1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.
2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai
belajar.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10 menit
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Isi dan
pengetahuan: Isi
laporan dan
pengamatan
Keseluruhan
laporan dibuat
dengan baik,
lengkap dan
dapat
memberikan
informasi
singkat yang
berguna bagi
pembaca, serta
disajikan dengan
menarik.
Keseluruha
n laporan
dibuat
dengan baik
lengkap dan
dapat
memberikan
informasi
singkat
yang
berguna
bagi
pembaca.
50% isi laporan
dibuat dengan
baik dan dapat
memberikan
informasi
singkat yang
berguna bagi
pembaca.
Hanya
sebagian kecil
isi laporan
dibuat dengan
baik, lengkap
dan dapat
memberikan
informasi
singkat yang
berguna bagi
pembaca.
Menulis laporan
pengamatan
1. Pemakaian
huruf besar.
2. Pemakaian
tanda baca
tepat.
3. Penggunaan
kosakata
baku benar.
4. Laporan
sesuai
dengan hasil
pengamatan.
Memenuhi
3 kriteria
dari 4
kriteria
yang
ditetapkan.
Memenuhiu 2
kriteria dari 4
kriteria yang
ditetapkan.
Memenuhi 1
kriteria dari 4
kriteria yang
ditetapkan.
Melakukan
presentasi
setelah selesai
menulis
laporan.
Siswa
melakukan
diskusi saat
presentasi.
1. Menyamp
ikan
informasi
dengan jelas.
2. Memberikan
tanggapan
dengan
tepat.
3. Percaya diri.
4. Suara
terdengar
jelas.
Memenuhi
3 kriteria
dari 4
kriteria
yang
ditetapkan.
Memenuhi 2
kriteria dari 4
kriteria yang
telah
ditetapkan.
Memenuhi 1
kriteria dari 4
kriteria yang
telah
ditetapkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia
(Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Dasar Indikator
1.2
Menghargai kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Memahami tentang hak dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
warga masyarakat dan umat
beragama.
1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam
kehidupan dalam sehari-hari
sebagai masyarakat dan umat
beragama.
2.2
Menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa
di sekolah dengan tanggung jawab.
2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana
mestinya di lingkungan sekolah
dengan tanggung jawab.
3.2
Memahami makna tanggung jawab
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga sebagai
seorang anak.
4.2
Mengambil keputusan bersama tentang
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.1 Memberikan keputusan terhadap
permasalahan yang ada di
kehidupan sosial masyarakat.
4.2.2 Menjaga kepentingan bersama
dalam mengambil keputusan.
C. TUJUAN
1. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi hak dan kewajiban warga
negara dan umat bergama Indonesia.
2. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat mengidentifikasi hak dan
kewajiban sebagai warga negara dan umat beragama Indonesia.
3. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat membuat laporan hasil
observasi di lingkungan sekitar tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dan
umat bergama Indonesia.
D. MATERI
1. Hak dan kewajiban warga negara dan umat bergama di Indonesia.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua
kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
cita-cita.
5 menit
Inti
1. Guru menjelaskan tentang hak dan kewajiban warga
Negara dan umat beragama.
2. Guru membacakan cerita dari teks bacaan.
3. Siswa diminta untuk menyimak cerita yang dibacakan
55 menit
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
Teknik penilaian : rubrik
b. Keterampilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian pengetahuan dan keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
oleh guru. (Mengamati)
4. Guru membagi kelompok secara heterogen.
5. Siswa diminta untuk mengidentifikasi dari cerita yang
ada di buku tematik. (Mencoba)
6. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
teks bacaan. (Menanya)
7. Guru memberikan gambaran permasalahan dari teks
bacaan. (Menalar)
8. Siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi
perkelompok. (Mengkomunikasikan)
Penutup
1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.
2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai
belajar.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10 menit
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Isi dan
pengetahuan:
Siswa
menuliskan 4
jawban dari
setiap
pertanyaan
dalam buku
siswa dengan
benar.
Menuliskan 4
jawaban dari 4
soal dalam buku
siswa dengan
benar.
Menuliskan 3
jawaban dari
4 soal dalam
buku siswa
dengan benar.
Menuliskan 2
jawaban dari
4 soal dalam
buku siswa
dengan benar.
Menuliskan 1
jawaban dari 4
soal dalam
buku siswa
dengan benar.
Penggunaan
bahasa
Indonesia yang
baik dan benar:
Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar.
Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
digunakan
dengan efisien
dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
dengan
efisien dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
sangat efisien
dalam
sebagian
besar
penulisan.
Bahasa
Indonesia yang
digunakan
sangat efisien
dalam
sebagian kecil
penulisan.
Keterampilan
penulisan:
Informasi ditulis
dengan benar,
sistematis dan
jelas, yang
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
Keseluruhan
hasil penulisan
yang sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
sangat baik, di
atas rata-rata
kelas.
Keseluruhan
hasil
penulisan
yang
sistematis dan
benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang baik.
Sebagian
besar hasil
penulisan
yang
sistematis dan
benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang terus
berkembang.
Hanya
sebagian kecil
hasil penulisan
yang sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
masih perlu
terus
ditingkatkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia
(Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.4
Menggali isi dan amanat pantun yang
disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan.
3.4.1 Memahami makna dalam sebuah
pantun.
3.4.2 Memahami pesan yang terkandung
dalam sebuah pantun.
4.4
Melisankan pantun hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi.
C. TUJUAN
1. Dengan kegiatan mengidentifikasi pantun, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri pantun,
bagian-bagian pantun, dan amanat pantun di buku dengan tepat.
2. Dengan kegiatan bereksplorasi membuat dan bertukar pantun, siswa dapat
mengidentifikasi amanat pantun yang telah dibuat dengan tepat.
3. Dengan kegiatan membaca pantun, siswa dapat membacakan pantun dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi.
D. MATERI
1. Pantun
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-
cita.
4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.
5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah
dibacakan.
10 menit
Inti
1. Guru menjelaskan tentang pantun.
2. Guru membacakan sebuah pantun.
3. Siswa diminta untuk menyimak pantun yang dibacakan
oleh guru. (Mengamati)
4. Siswa diminta memberikan amanat yang dari pentun yang
telah dibacakan. (Mengkomunikasikan)
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
pantun. (Menanya)
6. Siswa diminta untuk membuat pantun. (Mencoba)
7. Siswa diminta untuk mengidentifikan amanat dari pantun
yang dibuat. (Menalar)
8. Siswa diminta untuk membacakan pantun yang telah
dibuat. (Mengkomunikasikan)
55 menit
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
Teknik penilaian : rubrik
b. Keterampilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
Penutup
1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.
2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai
belajar.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
5 menit
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Informasi yang termuat:
1. Ciri-ciri pantun.
2. Bagian-bagian pantun.
3. Amanat pantun.
Identifikasi
meliputi tiga
aspek secara
lengkap.
Identifikasi
meliputi tiga
aspek namun
kurang
lengkap.
Hanya
mengidentif
ikasi dua
aspek.
Hanya
mengidentifi
kasi satu
aspek.
Hasil identifikasi
Seluruh hasil
identifikasi
dijawab
dengan benar.
75% hasil
identifikasi
dijawab
dengan
benar.
50% hasil
identifikasi
dijawab
dengan
benar.
Hanya 25%
hasil
identifikasi
dijawab
dengan
benar.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia
(Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 6
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Dasar Indikator
1.2
Menghargai kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Memahami tentang hak dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
warga masyarakat dan umat
beragama.
1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam
kehidupan dalam sehari-hari
sebagai masyarakat dan umat
beragama.
2.2
Menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa
di sekolah dengan tanggung jawab.
2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana
mestinya di lingkungan sekolah
dengan tanggung jawab.
3.2
Memahami makna tanggung jawab
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga sebagai
seorang anak.
4.2
Mengambil keputusan bersama tentang
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.1 Memberikan keputusan terhadap
permasalahan yang ada di
kehidupan sosial masyarakat.
4.2.2 Menjaga kepentingan bersama
dalam mengambil keputusan.
C. TUJUAN
1. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi hak dan kewajiban warga
negara dan umat bergama Indonesia.
2. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat mengidentifikasi hak dan
kewajiban sebagai warga negara dan umat beragama Indonesia.
3. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat membuat laporan hasil
observasi du lingkungan sekitar tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dan
umat bergama Indonesia.
D. MATERI
1. Hak dan kewajiban warga negara dan umat bergama di Indonesia.
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,
menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua
kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya
cita-cita.
5 menit
Inti
1. Guru mengulas kembali tentang hak dan kewajiban
warga Negara dan umat beragama.
2. Guru membacakan cerita dari teks bacaan.
3. Siswa diminta untuk menyimak cerita yang dibacakan
55 menit
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Pengetahuan
Teknik penilaian : rubrik
b. Ketermpilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian pengetahuan dan keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
oleh guru. (Mengamati)
4. Guru membagi kelompok secara heterogen.
5. Siswa diminta untuk mengidentifikasi dari cerita yang
ada di buku tematik. (Mencoba)
6. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai
teks bacaan. (Menanya)
7. Guru memberikan gambaran permasalahan dari teks
bacaan. (Menalar)
8. Siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi
perkelompok. (Mengkomunikasikan)
Penutup
1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.
2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai
belajar.
3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10 menit
Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Bimbingan
Isi dan
pengetahuan:
Siswa
menuliskan 4
jawban dari
setiap
pertanyaan
dalam buku
siswa dengan
benar.
Menuliskan 4
jawaban dari 4
soal dalam buku
siswa dengan
benar.
Menuliskan 3
jawaban dari 4
soal dalam
buku siswa
dengan benar.
Menuliskan 2
jawaban dari
4 soal dalam
buku siswa
dengan benar.
Menuliskan 1
jawaban dari 4
soal dalam
buku siswa
dengan benar.
Penggunaan
bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar: Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar.
Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
digunakan
dengan efisien
dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia yang
baik dan benar
digunakan
dengan efisien
dalam
keseluruhan
penulisan.
Bahasa
Indonesia
yang baik dan
benar
digunakan
sangat efisien
dalam
sebagian
besar
penulisan.
Bahasa
Indonesia yang
digunakan
sangat efisien
dalam
sebagian kecil
penulisan.
Keterampilan
penulisan:
Informasi
ditulis dengan
benar,
sistematis dan
jelas, yang
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
Keseluruhan
hasil penulisan
yang sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
sangat baik, di
atas rata-rata
kelas.
Keseluruhan
hasil penulisan
yang sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
baik.
Sebagian
besar hasil
penulisan
yang
sistematis dan
benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan
yang terus
berkembang.
Hanya
sebagian kecil
hasil penulisan
yang sistematis
dan benar
menunjukkan
keterampilan
penulisan yang
masih perlu
terus
ditingkatkan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Gangguan Kesehatan pada Organ Peredaran Tubuh (Sub Tema 2)
Pembelajaran ke : 5
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Dasar Indikator
1.2
Menghargai kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Memahami tentang hak dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
warga masyarakat dan umat
beragama.
1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam
kehidupan dalam sehari-hari
sebagai masyarakat dan umat
beragama.
2.2
Menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa
di sekolah dengan tanggung jawab.
2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana
mestinya di lingkungan sekolah
dengan tanggung jawab.
3.2
Memahami makna tanggung jawab
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga sebagai
seorang anak.
4.2
Mengambil keputusan bersama tentang
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.1 Memberikan keputusan terhadap
permasalahan yang ada di
kehidupan sosial masyarakat.
4.2.2 Menjaga kepentingan bersama
dalam mengambil keputusan.
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.2
Memahami interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarkat Indonesia.
3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap dampak dalam
kehidupan sosial.
4.2
Menceritakan interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat Indonesia.
4.2.1 Memeragakan interaksi manusia
dengan lingkungan melalui
sosiodrama.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.4
Menggali isi dan amanat pantun yang
disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan.
3.4.1 Memahami makna dalam sebuah
pantun.
3.4.2 Memahami pesan yang terkandung
dalam sebuah pantun.
4.4
Melisankan pantun hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi.
C. TUJUAN
1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.
2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan
terhadap dampak dalam kehidupan sosial.
3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara
Indonesia.
4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat.
5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan
benar.
D. MATERI
1. Isi dan amanat pantun
2. Interaksi sosial
3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar, dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-
cita.
4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.
5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah
dibacakan.
5 menit
Inti
1. Guru memberitahu tentang sosiodrama, pembelajaran
yang akan dipelajari.
2. Guru membagi beberapa kelompok secara heterogen.
3. Guru memberikan naskah drama untuk kelompok yang
akan tampil. (Mencoba)
4. Siswa mendiskusikan untuk membagi peran.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai peran
yang akan dimainkan. (Menanya)
6. Guru memberikan gambaran permasalahan dari naskah
drama yang diberikan. (Menalar)
7. Kelompok yang mendapat giliran untuk tampil
memainkan peran diminta untuk tampil di depan kelas.
(Mengkomunikasikan)
8. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
memainkan peran
9. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati
penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)
55 menit
Penutup
1. Siswa yang tidak tampil diminta untuk memberikan
kesimpulan berupa pesan yang terkandung di dalam
sosiodrama (Menalar)
2. Siswa memberikan kesimpulannya atas sosiodrama yang
telah dilakukan oleh teman-teman yang lain.
(Mengkomunikasikan)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap
sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)
4. Guru memberikan penguatan dan refleksi.
5. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai
belajar.
6. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10 menit
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Keterampilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
No Nama Siswa
Aspek Pengamatan
Ekspresi Intonasi
bicara
Gestur
tubuh Keberanian
Kerja
sama Total
Skor
1
2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia
(Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 2
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Dasar Indikator
1.2
Menghargai kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Memahami tentang hak dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
warga masyarakat dan umat
beragama.
1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam
kehidupan dalam sehari-hari
sebagai masyarakat dan umat
beragama.
2.2
Menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa
di sekolah dengan tanggung jawab.
2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana
mestinya di lingkungan sekolah
dengan tanggung jawab.
3.2
Memahami makna tanggung jawab
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga sebagai
seorang anak.
4.2
Mengambil keputusan bersama tentang
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.1 Memberikan keputusan terhadap
permasalahan yang ada di
kehidupan sosial masyarakat.
4.2.2 Menjaga kepentingan bersama
dalam mengambil keputusan.
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.2
Memahami interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarkat Indonesia.
3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap dampak dalam
kehidupan sosial.
4.2
Menceritakan interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat Indonesia.
4.2.1 Memeragakan interaksi manusia
dengan lingkungan melalui sosiodrama.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.4
Menggali isi dan amanat pantun yang
disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan.
3.4.1 Memahami makna dalam sebuah
pantun.
3.4.2 Memahami pesan yang terkandung
dalam sebuah pantun.
4.4
Melisankan pantun hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi.
C. TUJUAN
1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.
2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan
terhadap dampak dalam kehidupan sosial.
3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara
Indonesia.
4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat.
5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan
benar.
D. MATERI
1. Isi dan amanat pantun
2. Interaksi sosial
3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.
5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah
dibacakan.
5 menit
Inti
1. Guru memberitahu tentang sosiodrama, pembelajaran yang
akan dipelajari.
2. Guru membagi beberapa kelompok secara heterogen.
3. Guru memberikan naskah drama untuk kelompok yang akan
tampil. (Mencoba)
4. Siswa mendiskusikan dan membagi peran.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai peran
yang akan dimainkan. (Menanya)
6. Guru memberikan gambaran permasalahan dari naskah
drama yang diberikan. (Menalar)
7. Kelompok yang mendapat giliran untuk tampil memainkan
peran diminta untk tampil di depan kelas.
(Mengkomunikasikan)
8. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
memainkan peran
9. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati
penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)
55 menit
Penutup
1. Siswa diminta untuk memberikan kesimpulan berupa pesan
yang terkandung di dalam sosiodrama (Menalar)
2. Siswa memberikan kesimpulannya atas sosiodrama yang
telah dilakukan oleh teman-teman yang lain.
(Mengkomunikasikan)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap
sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)
4. Guru memberikan penguatan dan refleksi.
5. Guru memberikan penilaian terhadap hasil drama.
6. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai belajar.
7. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
10 menit
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Keterampilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
Rumus penilaian : Skor×J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 ×10
2=
4×5 ×10
2= 100
No Nama Siswa
Aspek Pengamatan
Ekspresi Intonasi
bicara
Gestur
tubuh Keberanian
Kerja
sama Total
Skor
1
2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia
(Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 3
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Dasar Indikator
1.2
Menghargai kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Memahami tentang hak dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
warga masyarakat dan umat
beragama.
1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam
kehidupan dalam sehari-hari
sebagai masyarakat dan umat
beragama.
2.2
Menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa
di sekolah dengan tanggung jawab.
2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana
mestinya di lingkungan sekolah
dengan tanggung jawab.
3.2
Memahami makna tanggung jawab
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga sebagai
seorang anak.
4.2
Mengambil keputusan bersama tentang
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.1 Memberikan keputusan terhadap
permasalahan yang ada di
kehidupan sosial masyarakat.
4.2.2 Menjaga kepentingan bersama
dalam mengambil keputusan.
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.2
Memahami interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarkat Indonesia.
3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap dampak dalam
kehidupan sosial.
4.2
Menceritakan interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat Indonesia.
4.2.1 Memeragakan interaksi manusia
dengan lingkungan melalui sosiodrama.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.4
Menggali isi dan amanat pantun yang
disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan.
3.4.1 Memahami makna dalam sebuah
pantun.
3.4.2 Memahami pesan yang terkandung
dalam sebuah pantun.
4.4
Melisankan pantun hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi.
C. TUJUAN
1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.
2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan
terhadap dampak dalam kehidupan sosial.
3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara
Indonesia.
4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat.
5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan
benar.
D. MATERI
1. Isi dan amanat pantun
2. Interaksi sosial
3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar, dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.
5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah
dibacakan.
5 menit
Inti
1. Guru memberitahu tentang sosiodrama, pembelajaran yang
akan dipelajari.
2. Guru membagi beberapa kelompok secara heterogen.
3. Guru memberikan naskah drama untuk kelompok yang akan
tampil. (Mencoba)
4. Siswa mendiskusikan dan membagi peran.
5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai peran
yang akan dimainkan. (Menanya)
6. Guru memberikan gambaran permasalahan dari naskah
drama yang diberikan. (Menalar)
7. Kelompok yang mendapat giliran untuk tampil memainkan
peran diminta untk tampil di depan kelas.
(Mengkomunikasikan)
8. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
memainkan peran
9. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati
penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)
50 menit
Penutup
1. Siswa diminta untuk memberikan kesimpulan berupa pesan
yang terkandung di dalam sosiodrama (Menalar)
2. Siswa memberikan kesimpulannya atas sosiodrama yang
telah dilakukan oleh teman-teman yang lain.
(Mengkomunikasikan)
3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap
sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)
4. Guru membagi kelompok kembali secara heterogen.
5. Siswa diberikan tugas untuk membuat cerita sosidrama
berdasarkan kelompoknya. (Mencoba)
6. Guru memberikan penguatan dan refleksi.
7. Guru memberikan penilaian terhadap hasil drama.
8. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai belajar.
9. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
15 menit
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Keterampilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
No Nama Siswa Aspek Pengamatan Skor
4 3 2 1
1 Ekspresi
2 Intonasi bicara
3 Gestur tubuh
4 Keberanian
5 Kerja sama
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KURIKULUM 2013
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Kelas / Semester : 5 /1
Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)
Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia
(Sub Tema 3)
Pembelajaran ke : 6
Alokasi waktu : 2 X 35 Menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.
3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat
dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,
kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang
mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Muatan : PPKn
No Kompetensi Dasar Indikator
1.2
Menghargai kewajiban, hak, dan
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dan umat beragama dalam
kehidupan sehari-hari.
1.2.1 Memahami tentang hak dalam
kehidupan sehari-hari sebagai
warga masyarakat dan umat
beragama.
1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam
kehidupan dalam sehari-hari
sebagai masyarakat dan umat
beragama.
2.2
Menunjukkan sikap tanggung jawab
dalam memenuhi kewajiban dan hak
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa
di sekolah dengan tanggung jawab.
2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana
mestinya di lingkungan sekolah
dengan tanggung jawab.
3.2
Memahami makna tanggung jawab
sebagai warga masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari.
3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam
kehidupan berkeluarga sebagai
seorang anak.
4.2
Mengambil keputusan bersama tentang
tanggung jawab sebagai warga
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
4.2.1 Memberikan keputusan terhadap
permasalahan yang ada di
kehidupan sosial masyarakat.
4.2.2 Menjaga kepentingan bersama
dalam mengambil keputusan.
Muatan : IPS
No Kompetensi Indikator
3.2
Memahami interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarkat Indonesia.
3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan
lingkungan terhadap dampak dalam
kehidupan sosial.
4.2
Menceritakan interaksi manusia dengan
lingkungan dan pengaruhnya terhadap
pembangunan sosial, budaya dan
ekonomi masyarakat Indonesia.
4.2.1 Memeragakan interaksi manusia
dengan lingkungan melalui sosiodrama.
Muatan : Bahasa Indonesia
No Kompetensi Indikator
3.4
Menggali isi dan amanat pantun yang
disajikan secara lisan dan tulis dengan
tujuan untuk kesenangan.
3.4.1 Memahami makna dalam sebuah
pantun.
3.4.2 Memahami pesan yang terkandung
dalam sebuah pantun.
4.4
Melisankan pantun hasil karya pribadi
dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang
tepat sebagai bentuk ungkapan diri.
4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,
intonasi, dan ekspresi.
C. TUJUAN
1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.
2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan
terhadap dampak dalam kehidupan sosial.
3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara
Indonesia.
4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam
kehidupan bermasyarakat.
5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan
benar.
D. MATERI
1. Isi dan amanat pantun
2. Interaksi sosial
3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia
E. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Scientific
Strategi : Cooperative Learning
Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Awal
(Apresepsi)
1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan
kabar dan mengecek kehadiran siswa
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin
setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.
4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.
5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah
dibacakan.
5 menit
Inti
1. Guru meminta siswa perkelompok mempersiapkan
sosiodramanya. (Mencoba)
2. Guru meminta perkelompok untuk tampil secara bergantian.
(Mengkomunikasikan)
3. Siswa yang tidak tampil mengamati siswa yang tampil.
(Mengamati)
4. Kelompok yang mendapat giliran diminta untuk tampil
memainkan peran diminta untuk tampil di depan kelas.
(Mengkomunikasikan)
5. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
memainkan peran.
6. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati
penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)
55 menit
Penutup
1. Siswa diminta untuk memberikan kesimpulan berupa pesan
yang terkandung di dalam sosiodrama yang mereka buat.
(Menalar)
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap
sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)
10 menit
3. Guru memberikan penguatan dan refleksi.
4. Guru memberikan penilaian terhadap hasil drama.
5. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai
belajar.
6. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
G. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
a. Keterampilan
Teknik penilaian : rubrik
2. Instrumen Penilaian
Lembar penilaian keterampilan
Petunjuk :
Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri
masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:
4 = Sangat baik
3 = Baik
2 = Kurang baik
1 = Perlu bimbingan
Nama :
Kelas :
Rumus penilaian : Skor×J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 ×10
2=
4×5 ×10
2= 100
No Nama Siswa
Aspek Pengamatan
Ekspresi Intonasi
bicara
Gestur
tubuh Keberanian
Kerja
sama Total
Skor
1
2
Lembar Penilaian Sosiodrama
Petunjuk pengisian:
1. Pada kolom skor diisi dengan rentang nilai 4-1.
2. Penilaian dilihat dari kemampuan peserta didik berdasarkan kriteria-kriteria yang tersedia.
3. Rumus penilaian :
Skor×J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 ×10
2= 4×5 ×10
2= 100
No Nama Siswa
Aspek Pengamatan
Ekspresi Intonasi
bicara
Gestur
tubuh Keberanian
Kerja
sama Total
Skor
1 Hessy Andeva 3 2 3 2 2 60
2 Dorian Fauzan T 3 3 3 3 2 70
3 Nabila Dwi Lestari 3 3 3 3 3 75
4 Afriezar Raditya Ariella 3 2 3 3 3 70
5 Abid Wulan Saputro 2 2 3 3 4 70
6 Ozhur Zihran Adam 3 3 3 2 4 75
7 Hafizh Herdiansyah 3 4 4 4 4 95
8 Muhammad Hirzi Ilyas
R
2 4 2 3 3 70
9 Muhammad Alif Rahlil
R
3 3 2 2 2 60
10 Muhammad Al Hafis 2 2 3 3 2 60
11 Fatur Rahman Alfarezzy 2 2 3 3 3 65
12 Muhammad Faiz Dwi
Oktavianto
2 4 3 3 3 75
13 Zahra Tusyita 3 3 3 3 3 75
14 Nazwa Agnissa
Hamidah
2 2 3 3 2 60
15 Refa Maharani 2 2 2 3 3 60
16 Anggun Hadi N 2 4 3 4 4 85
17 Hanna Hazrina Hadi 3 3 4 3 3 75
18 Kagumi Aisyah Putri 3 2 3 3 3 70
19 Aurarel Krisovi R 4 2 3 3 3 75
20 Alexa Ramadhani S 3 3 3 3 3 75
21 Keysyabrina Azizza
Uszma
3 3 4 3 4 85
22 Aufaa Zahrah Alindina 3 2 4 3 3 75
23 Ayyash Abdurrahman 2 3 4 3 3 75
24 Gilang Nur Senja 3 3 4 3 4 85
25 Kamila Marsya N. N 2 3 3 4 3 75
26 Farras Nur Alamy Cipta 3 4 3 4 4 90
27 Putra Rizky Pratama 2 2 3 2 3 60
28 Azka Umar Ludy 4 4 3 3 3 85
29 Muhammad Fazil 3 3 3 3 3 75
Sepatu Untuk Ali
Pemain:
1. Narator
2. Ali
3. Danu
4. Ririn
5. Nisa
6. Tini
7. Somad
8. Ibu Ali
Babak I
Narator: Sore hari di rumah Tini. Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad sedang mengerjakan tugas
kelompok.
Tini: Kalian tau kalau sekolah kita akan ikut lomba kejuaraan futsal tingkat DKI Jakarta ?
Somad: Aku tahu, sekolah kita akan mengikutinya minggu depan.
Nisa: Iya, tinggal beberapa hari lagi perlombaannya.
Danu: Teman-teman tahu siapa saja yang akan mengikutinya ?
Somad: Aku tahu, yang diikut sertakan dalam lomba adalah Bedu, Dani, Doni, Robi, dan Ali.
Somad: Nah, tapi yang aku dengar-dengar kalau si Ali dikhawatirkan tidak jadi ikut lomba.
Nisa: Loh kenapa emang ? Setahuku dia jago lho main bolanya....
Somad: Iya, tapi sepatu dia sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Kemarin dia bercerita
padaku. Tapi Pak Maulana tidak tahu hal ini.
Tini: Kenapa Ali tidak beli sepatu baru saja ?
Somad: Ali mau saja beli sepatu baru, tapi orang tuanya belum punya uang untuk membelinya.
Danu: Iya, Ali memang orang yang kurang mampu, tapi dia sangat berbakat dalam bermain bola.
Aku yakin kalau dia yang ikut pasti sekolah kita akan juara.
Nisa: Betul itu bisa-bisa sekolah kita tidak akan jadi menang.
Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad seketika terdiam sambil memikirkan nasib Ali.
Tini: Eh iya kita kan lagi ngerjain tugas nih. Besok akan dikumpulin. Ayo kita selesaikan dahulu,
baru kita bicarakan lagi tentang Ali.
Narator: Kemudian mereka mengerjakan tugas kelompok kembali. Beberapa menit kemudian
Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad telah menyelesaikan tugas mereka.
Somad: Nah, tugas kita sudah selesai nih... bagaimana kelanjutan si Ali ?
Tini: Bagaimana kalau kita bantu Ali agar punya sepatu baru... Tapi Ali jangan sampai tahu dulu
akan hal ini.
Nisa: Oke, itu hal yang baik sekali. Kita akan membantu teman kita kalau begitu.
Danu: Benar sekali, karena nabi juga pernah berkata dalam hadisnya yang berbunyi "Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.
Ririn: Wih Danu.... kamu hebat yah bisa tau hadis nabi.
Danu: Hehehehehe.... (sambil tertawa) Kita kan belajar di sekolah agama jadi harus tau gitu-
gituan...
Tini: Baik lah kalau begitu kita akan patungan untuk membelikan Ali sepatu baru agar dia bisa
ikut lomba nanti.
Ririn: Kebetulan aku punya uang yang aku tabung, itu akan membantu kita...
Danu: Kita masih ada waktu 7 hari lagi untuk mengumpulkan uang untuk membelikan Ali sepatu
yang baru...
Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad setelah membicarakan tentang membelikan sepatu
Ali, mereka pulang ke rumahnya masing-masing.
Babak II
Narator: Sore hari Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad melihat Ali sedang berlatih bola di
lapangan sekolah tanpa sepatu. Mereka merasa iba dengan kegigihan Ali untuk berlatih
mengikuti kejuaraan lomba tingkat DKI Jakarta.
Ririn: Lihat itu Ali, kasihan sekali dia berlatih tanpa sepatu bola... Pasti kakinya kesakitan saat
menendang bola.
Danu: Iya, dia berlatih semangat banget. Aku sangat yakin kalau Ali ikut pasti sekolah kita
menang. Ditambah dia juga sering ikut perlombaan putsal di rumahnya dan selalu
memberikan goal terbanyak untuk timnya.
Nisa: Kalian ingat kan ? Untuk kita mengumpulkan uang jajan kita buat beliin Ali sepatu bola?
Tini: Ingat dong.... Kapan kita akan belikan Ali sepatu ?
Danu: Bagaimana kalau lusa ? Kebetulan ayahku baru saja gajian, jadi aku diberikan uang jajan
tambahan.
Danu: Oke Lusa yah kita belikan sepatu Ali.
Tini: Kita mau beli sepatu buat Ali dimana emang ?
Danu: Di pasar ciracas saja, kebetulan itu dekat dari sekolah kita. Jadi kita tidak kejauhan.
Nisa: Ide bagus tuh....
Ririn: Yaudah.... Udah sore, kita pulang dulu... Aku takut orang tuaku ngomel.
Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somadpun kembali ke rumahnya masing-masing.
Babak III
Narator: Sehari sebelum lomba, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad pergi ke pasar Ciracas setelah
pulang sekolah. Sesampainya di pasar mereka bingung akan ukuran sepatu Ali.
Nisa: Kalian ada yang tau ga ukuran Sepatu Ali ?
Somad: Aku lupa menanyakan ukuranya lagi.... (Sambil menggaruk kepala)
Ririn: Siapa yang tahu yah....
Tini: Coba kita tunggu danu yang sedang ke toilet. Mungkin dia tahu, karena diakan teman
dekatnya Ali.
Narator: Setelah beberapa menit kemudian. Danupun datang.
Somad: Eh Danu... Kamu tahu ukuran sepatunya Ali gak
Danu: Tahu dong.... Emang kalian ga ada yang tahu ?
Nisa: Ga ada nih... Kita tadi lupa nanyain ke dia.
Danu: Ukuran sepatu dia 38.
Somad: Oke sekarang kita tinggal pilih sepatu yang cocok untuk Ali.
Danu: Siap... Oh iya, tapi jan lupa untuk ditawar yah... Barang kali kalo anak SD yang beli kita
dikasih harga murah.
Nisa: Hahahaha.... (sambil tertawa) Ide kamu cemerlang juga Danu.
Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad memilih-milih sepatu untuk Ali sambil tawar
menawar.
Babak IV
Narator: Sore hari Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad pergi ke rumah Ali untuk memberikan
sepatu kepadanya. Agar Ali dapat mengikuti pelombaan.
Semua: Assalamu'alaikum....
Ibu Ali: Wa'alaikum salam... Eh ada teman-teman Ali. Ada apa kalian kesini ?
Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad saling berbisik untuk menyuruh siapa yang akan
bilang ke ibu Ali kalau mereka mau memberikan sepatu untuk Ali. Lalu, akhirnya
Danulah yang akan menyampaikan hal tersebut kepada ibu Ali.
Danu: Begini ibu... Mohon maaf sebelumnya. Kami disini mau kasih Ali sepatu ibu.... Ini kami
patungan dari hasil uang jajan yang kami sisihkan.
Ibu Ali: Aduhhhh.... Maaf sekali jadi merepotkan kalian. Ibu jujur saja bingung untuk
mengembalikan uang yang sudah kalian belikan sepatu ini
Nisa: Tidak usah dikembalikan ibu... Kami tidak minta dikembalikkan... Kami ikhlas kok ngasih
sepatu buat Ali.
Tini: Iya ibu saya bangga punya teman yang berbakat sperti Ali dan saya percaya Ali akan
membawa kemenangan untuk sekolah kami.
Ibu Ali: Kalian masuk dulu yuk ke dalam rumah...
Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, Somad, dan Ibu Ali masuk ke rumah Ali.
Ibu Ali: Maaf sekali lagi yah sudah merepotkan kalian.
Ririn: Iya tak apa-apa bu.
Ibu Ali: Oh iya, kalian tunggu Ali dulu yah... tadi dia sedang ibu suruh beli bumbu masak di
warung
Narator: Ibu Alipun menyajikan suguhan ala kadarnya kepada Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan
Somad sambil menunggu Ali datang.
Ali: Assalamu'alaikum... Wah sepertinya kita kedatangan tamu nih bu...
Ibu Ali: Iya Ali... Mereka kesini mau silaturahmi dengan kita dan membawa sebuah hadiah.
Ali: Hadiah apa bu ?
Ibu Ali: Nanti teman kamu yang akan memberi tahu...
Danu: Begini Ali, kami ingin berikan kamu sepatu baru.... Ya emang ga terlalu bagus sih..... Tapi
yang penting kamu bisa ikut perlombaan besok dengan sepatu yang baru Ali.
Ali: (Tersenyum) Terima kasih teman-teman. Aku dan keluargaku tidak bisa membalas budi atas
kebaikan kalian semua. Tapi aku do'akan semoga Allah yang akan membalas kebaikan
kalian semua.
Ririn: Iya Ali, kamu tak usah khawatir... Kami tidak meminta kamu untuk menggantikannya.
Yang kami harap kamu besok bermain dengan sebaik mungkin dan memberikan
kemenangan untuk sekolah kita ya... (Sambil tersenyum)
Danu: Kamu harus lebih semangat lagi Ali... Besok kami dan teman-teman lain nanti akan
memberikan semangat juga untuk kamu.
Ali: Terima kasih sekali lagi teman-teman, aku akan berusaha semaksimal mungkin demi kalian
yang sudah berkorban untukku dan untuk sekolah kita nanti...
Narator: Setelah beberapa lama, Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad pamit pulang kepada Ibu Ali
dan Ali.
Babak V
Narator: Keesokan harinya perlombaanpun dimulai. Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad serta
teman-teman lainnya memberikan semangat kepada Ali dan Timnya. Pertandinganpun
berlangsung dengan sengit antara sekolah Ali yaitu MI Atthahiriyah melawan SD 03
Pagi. Pertandingan dimulai dengan 0-0, lalu setelah berjalan 10 menit tim SD 03 Pagi
menjebolkan gawang MI Atthahiriyah. Jadilah 0-1 keadaannya.
Danu: Ayo teman-teman semangat... Kalian pasti menang... Kami disini mendukung kalian.
Narator: Tim Alipun bertambah semangatnya. Beberapa menit kemudian Alipun menjebolkan
gawang SD 03 Pagi dan keadaan seimbang menjadi 1-1. Pertandingan berlangsung
selama 30 menit dan saat babak kedua Ali memberikan gol lagi 1 dan Bedu
memberikan juga 1 gol. Sehingga Tim MI Atthahiriyah memenangkan pertandingan
dan Ali bersama tim berhasil untuk masuk kebabak selanjutnya.
Ririn: Bagus Ali tadi kamu mainnya.
Danu: Iya... Gak sia-sia kami belikan kamu sepatu... Kamu terlihat keren saat memakai
sepatunya ditambah saat menjebolkan kamu tadi terlihat tambah keren.
Ali: Ah kamu... Bisa ajah danu... Padahal aku biasa saja mainnya lho...
Nisa: Pertahankan Ali.... Kalau bisa kamu tingkatkan lagi semangatnya dan kawan-kawan yang
lainnya yah...
Ali: Pasti dong... Terima kasih kalin sudah membantu aku, memberikan semangat, dan bahkan
berkorban uang jajan kalian untuk membelikan aku sepatu ini. (Sambil melihat ke sepatu)
Somad: Ayo kita pasti juara.
Tini: Kita saksikan lagi nanti yah Ali dan tim bertanding untuk menjemput kemenangan lagi.
Narator: Merekapun bahagia di hari ini karena Tim putsal Mi Atthahiriyah memenangkan
pertandingan walaupun belum sampai final. Tetapi mereka merasa sangat puas dengan
kemenangan di hari ini. Teman-teman Ali sangat peduli dengan teman satu sama
lainnya, karena mereka merasa semua bersaudara, karena mereka sesama warga negara
Indonesia walau berbeda suku dan lainnya. Akan tetapi hubungan pertemanan mereka
sangatlah baik dan mereka bisa saling mengerti keadaan satu sama lain. Sebelum
mengakhiri drama ini saya akan berpantun sedikit.
Pergi merantau ke Talang Betutu
Hijau-hijau daun suji
Mari kita saling membantu
Itulah tanda akhlak terpuji
Duduk sambil makan ikan
Ada burung cenderawasih
Sampai sini cukup sekian
Dan saya ucapkan terima kasih
Teman yang baik
Pemain:
1. Narator
2. Ali
3. Rini
4. Rendi
5. Sandi
6. Aisyah
7. Zafran
8. Kimi
9. Andi
Babak I
Narator : Setelah beberapa pertandingan, akhirnya sekolah MI Atthahiriyah memenangkan
perlombaan dengan menjadi juara 1 tingkat DKI Jakarta. Setelah kemenangan
didapati, Ali dan tim ke sekolah dan disambut oleh teman-teman kelasnya. Di dalam
ruangan kelas siswa sudah tampak ramai menyambut Ali, Ali masuk ruang kelas
sambil membawa piala dari kejuaraan lomba futsal.
Zafran : Wah, selamat ya Li, horeee, kelas kita juara. (Sambil mengangkat piala)
Rendi : Selamat ya Li, hebat kamu.
Narator : Seluruh kelas menyampaikan selamat pada Ali.
Ali : Iya, makasih semua teman-teman atas dukungannya, sehingga kelas kita bisa juara.
Andi : Hehhhhh, juara apaan, juara gitu aja senang, coba kalo aku yang ikut perlombaan, semua
bisa aku juarai, kejuaraan kayak gini mah gak level.”
Rendi : Ngapain sih tu orang, sirik aja kerjaannya.
Rini : Sudah sudah, ayo foto-foto dulu sama pialanya biar keren gitu hehehee, bawa sini Ran
pialanya, kami mau pinjam buat narsis dulu.
Narator : Karena Andi iri melihat Ali memenangkan kejuaraan, Andi yang berjalan keluar
menyenggol jatuh piala yang di pegang Zafran.
Rendi : Haaaaaaa, pialanya pecah.
Rini : Andi, tanggung jawab kamu, dah mecahin piala sekolah kita.
Andi : Hem, siapa yang jatuhin, si Zafran ajah tuh yang gak bener pegangnya, lagian piala abal-
abal, jatuh gitu aja langsung pecah.”
Rini : Andi, jangan keterlaluan gitu dong, jangan suka iri, yang ada nanti hati kamu semakin hari
semakin iri dengan orang yang lebih hebat dari kamu.
Andi : Alah, ga usah pake nasehatin orang !!!! (dengan nada kesal)
Narator : Rendipun kesal melihat kelakuan Andi dan memukul Andi. Puk… Terjatuhlah Andi
akibat pukulan Rendi yang begitu keras.
Andi : Hei kau, apa-apaan memukulku seenaknya sajah.
Rendi : Kamu ga punya otak, masa piala maen dijatohin gitu ajah.
Andi : Yaelah itu piala murah, aku bias beli 10 buat kalian.
Rini : Kamu terlalu sombong andi, mentang-mentang kamu anak orang kaya.
Zafran : Sudah kita laporkan ajah ke Pa Maulana, biar dia tahu rasa.
Narator : Ali dengan bijaksananya segera meleraikan suasana.
Ali : Ga usah, nanti urusannya malah makin kacau… Bisa-bisa kita semua yang kena imbasnya.
Maafkan aku Andi jika memang kamu tidak suka denganku atau aku punya salah sama
kamu.
Zafran : Kenapa kamu yang minta maaf Ali, jelas-jelas yang salah tuh dia !!! (sambil menunjuk
ke hadapan Andi)
Ali : Yasudah kita perbaiki pialanya, lagi juga ini hanya patah sedikit dan masih bisa dilem
kok.... Nanti kalo pak Maulana nanya kita bilang sajah jatuh tidak sengaja agar masalah ini
tidak berkepanjangan.
Zafran : Wah Ali, kamu memang benar-benar baik hati. Padahal kamu sedang dijahati.
Narator : Akhirnya semua mengikuti kata Ali untuk tidak melaporkan hal yang terjadi ke pak
Maulana dan permasalahan selesai karena kebijaksanaan seorang Ali.
Babak II
Narator : Pada jam istirahat Rini sedang menyapu kelas tetapi Rendi terlihat mengotorinya
kembali dengan membuang sampah sembarangan.
Rendi : Eh Rin, sapu juga yang sebelah sini!!! masih kotor kayak gini juga Rin.
Rini : Hellowww !! Semua lantai dalam ruangan ini tadi udah aku sapu tau !! Kamu yang
nyampah di sini, jadi kamu tuh yang harus bersihin pokoknya !
Rendi : Ya tidak bisa gitu dong, hari ini kan piket kamu, jadi kamu yang harus bersihin dan
jangan sampai ada sampah yang berserakan lagi !! (sambil berwajah kesal)
Rini : Hiiihh sabar sabar, iya iya aku sapu lagi, awas kalau kamu kotori lagi.
Narator : Sandi yang melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Rini dan Rendi
Sandi : Rin kamu jangan turutin apa kata Rendi…. Biarkan saja dia yang bersihin, Rendi kamu
keterlaluan tega-teganya kamu kayak gitu sama teman, kamu yang salah kamu harus
bertanggung jawab atas perbuatanmu. (sambil menghentikan Rini menyapu).
Rendi : Eh hari ini kan piket dia, jadi dia dong yang harus bersihin sampai bersih dan tidak ada
sampah yang berserakan lagi.
Sandi : Iya bener hari ini dia piketnya, tapi kelakuan kamu itu yang keterlaluan, kasihan dong
Rini sudah bersihin semua ruangan ini, malah kamu yang kotorin lagi.
Rendi : Peduli amat !!! (sambil kesal)
Aisyah : Ada apa ini ribut-ribut sih ?
Rendi : Ini lho Syah udah tahu kalau hari ini jadwal piketnya Rini. Eh dia malah nggak mau
nyapu, padahal kan lantainya masih kotor kayak gitu.
Rini : Eh tadi kan aku dah nyapu semua lantai ini, tapi Rendi si cuek itu tuh yang ngotorin lagi.
(dengan nada kesal)
Aisyah : Nggak boleh gitu dong Ren, ini sama artinya kamu ngerjain temen, plus buang sampah
sembarangan, bisa di denda lho kamu nanti sama dinas kebersihan heheheee.…
Rendi : Tapi kan….…
Narator :Rendi tidak sempat meneruskan bicara karena Aisyah yang terlihat sewot langsung
menyelanya.
Aisyah : Tapi kan apa haaa ????, udah jelas salah masih ngeles aja.
Narator : Sandi pun yang mendengar pertengkaran yang terjadi langsung menghampirinya.
Sandi : Kamu itu lho Ren, harusnya kamu bantuin Rini, bukannya ngerjain gitu, sesama temen
harus saling peduli gitu lho Ren."
Rendi : Ok fine, terserah kalian, nih aku ambil sampah yang tadi kubuang, puas puas !
Sandi : Jangan cemberut gitu Ren, ntar cepet tua lho….
Aisyah : Hehehee, iya lumayanlah, belajar peduli sama temen, jangan suka nyusahin ya Rendi
yang ganteng…..
Rini : Heheheee, sini Ren aku bantuin pungut sampahmu.
Rendi : Makasih ya Rin….
Narator : Akhirnya mereka saling berdamai dan Rini kembali dengan piketnya dan Rendipun
ikut membantunya.
Babak III
Narator : Di dalam ruangan kelas, Zafran menyendiri dan murung di tempat duduknya. Sandi
yang merasa iba, kemudian mendatangi dan menenangkannya.
Sandi : Hei ran, kamu kenapa ? Kok murung gitu gak kayak biasanya ?
Zafran : Bapakku lagi sakit San, sudah 2 hari ini dirawat di rumah sakit.
Sandi : Kamu yang sabar ya fan….
Narator : Andi datang dan menjahili Zafran dengan mengelitik badan Zafran menggunakan
pensil.
Andi : Rasain lo, geli lo, geli….
Sandi : Heh Ndi, jangan jahil gitu dong, Zafran lagi sedih nih jangan digangguin apa.
Narator: Zafran pergi menyendiri dan terlihat murung.
Sandi : Dasar jahat kamu Ndi, sudah tau Zafran sedang sedih masih kamu jahilin juga.
Kimi : Ada apa sih San, kok kamu marah sama Andi ?
Sandi : Gimana gak marah, itu tuh si Andi jahat banget, udah tau Zafran lagi sedih karena
Bapaknya sedang sakit, masih dijahilin juga. Nasehatin tuh Kim, biar mikir dia. Aku
mau nyamperin Zafran dulu.
Kimi : Bener tuh ndi, yang dikatakan Sandi….
Andi : Apaan sih Kim ikut-ikut aja, orang cuman ngajak main si Zafran kok, biar dia gak murung
terus gitu…..
Kimi : Zafran kan lagi sedih tuh ndi…., jadi kalo mau bikin dia gak murung, bukan dengan cara
dijahilin juga dong, yang ada pikirannya malah makin kacau. Kamu harus tau situasi yang
dialami sama Zafran seharusnya
Narator : Kimi menarik tangan Andi dan mengajaknya menemui Zafran.
Sandi : Kim, ngapain kamu ajak si jahil itu kesini, bikin rusak suasana aja.
Kimi : Ini lho San…. Si Andi mau minta maaf karena udah jahil dan bikin tambah Zafran sedih,
iya kan ndi ?
Sandi : Iya gitu ndi ? Buruan deh minta maaf, jangan suka jahilin orang makanya, apalagi Zafran
lagi sedih kan……
Andi : Hemm, iya deh, aku ngaku salah sudah jahilin kamu Ran, maksudku sih siapa tau kamu
bisa ceria lagi, minta maaf ya ran. (Andi mengulurkan tangannya ke Zafran)
Zafran : Iya, gak apa-apa Ndi, santai ajah…..
Kimi : Nah gini kan suasana jadi enak lagi, jangan di ulangi lagi ya Ndi, kalo mau ngajak
becanda temen apalagi jahilin, liat situasi dulu, pahami dulu perasaannya, kira-kira
bakal bikin temenmu sedih gak, kan kamu gak mau juga toh kalo ada yang jahilin kamu
pas lagi sedih…
Andi : Iya siap laksanakan Bu Komandan Kimi, heheheee…..
Narator : Akhirnya Zafran, Sandi, Andi, dan Kimi bermain dan tertawa kembali.
Babak IV
Narator : Hari ini ulangan pelajaran Bahasa Indonesia. Terlihat wajah yang bingung dari Andi.
Andipun menengok kanan kiri untuk bertanya akan jawaban dari ulangan tersebut.
Rini : Andi kamu ngapain sih, nengok-nengok terus. Ngegganggu konsentrasi orang tau…
Andi : Aku ragu ini ngerjainya… Kamu bantuin aku dong.
Rini : Kamu kan biasanya juga biasanya ngerjain sendiri, kenapa tiba-tiba jadi ga percaya diri
gitu ?
Andi :Iya nih aku lagi ga pede sama jawaban aku sendiri. Aku takut dapet nilai jelek.
Rini : Udah kamu kerjain ajah… Percaya sama jawaban kamu sendiri. Toh kalo kamu ikutin
jawaban aku, emang kamu yakin jawaban aku benar semua ?
Andi : Iya sih, kamu benar. Kita harus percaya sama jawaban kita sendiri yah…. Mau benar atau
salah itukan hasil jawaban kita sendiri yah.
Rini : Ayo kita selesaikan ini segera, waktunya tinggal 15 menit lagi. Jangan sampai waktu habis
kita belum selesai mengerjakannya.
Andi : Oke
Narator : Andi yang semulanya ingin meminta jawaban dari orang lain, akhirnya menutup
dirinya untuk berharap jawaban dari orang lain. Kini dia telah yakin dengan
kemampuan dirinya sendiri untuk mengerjakan soal.
Babak V
Narator : Kimi dan Andi sedang berbincang-bincang santai di dalam kelas setelah kegiatan
belajar mengajar selesai.
Kimi : Gimana pelajaran yang tadi, kamu dah paham belum An ? Aku masih sedikit bingung nih,
ajarin dong.
Andi : Bingung bagian yang mana Kim, kalo aku gak bingung sama sekali sih, soalnya gak ada
yang masuk sama sekali heheeee.
Santi : Hehehee dasar Santi, itu mah lebih parah dari aku…
Narator : Pada saat Kimi dan Andi ngobrol, lalu datanglah Rini
Kimi : Eh Rini, ada apa Rin, ada yang mau kamu omongin sama kita ?
Rini : Emm, gini lho Kim, An…. Kalian sedang apa sih berdua dari tadi ?
Kimi : Oh… Kita lagi ngobrol ajah nih tentang pelajaran Matematika tadi…
Rini : Terus kenapa gitu ?
Kimi : Iya, aku tadinya mau minta ajarin sama Andi… Eh ternyata dia lebih ga ngerti dari aku
hehehehe….
Andi : Ah kamu Kim, jangan gitu kan aku malu…
Kimi : Hehehe maaf Ndi aku bercanda kok. (sambil tersenyum)
Rini : Oke kalau begitu jadinya kalian ga ngerti pelajaran Matematika tadi yah… Tapi
sebelumnya aku gabung sama kalian ini boleh kan ? Soalnya aku mau ikut teman-teman
yang lain ke kantin uangku sudah habis.
Andi : Gapapa Rin gabung ajah sini. Kebetulan aku bawa makanan banyak nih, nanti kita makan
bareng yah.
Kimi : Aku juga nih ibu aku bawain bekal banyak banget…
Rini : Makasih ya teman-teman kalian baik banget sama aku. Nanti sehabis pulang sekolah kita
belajar Matematika lagi yah di rumahku.
Andi : Wah boleh juga tuh Rin, kan udah mau UAS juga biar kita dapet nilai bagus nanti
hehehe…
Narator : Setelah pulang sekolah Rini, Kimi, dan Andi pergi ke rumah Rini untuk belajar
bersama.
Peduli Sesama
Pemain:
1. Ali
2. Danu
3. Didi
4. Rani
5. Ridho
6. Riski
7. Wildan
8. Viko
9. Ibu Ridho
10. Ibu Fatimah
Babak I
Narator : Pada hari senin tepat tanggal 17 Agustus 2018. Hari ini sekolah Mi Atthariyah
mengadakan upacara peringatan kemerdekaan Indonesia. Setelah selesai upacara,
sekolah kami mengadakan lomba. Terdapat beberapa lomba diantaranya adalah lomba
membaca puisi, lomba drama, dan lomba kebersihan kelas. Danu hari ini mengikuti
lomba membaca puisi, namun dia terkenal orang yang gugup ketika dihadapan orang
banyak.
Ali : Semangat Danu kamu pasti biasa, ayo rebut gelar juara Nu…..
Danu : Aku tidak yakin untuk baca puisi di depan orang sebanyak ini Li…
Ali : Ah kamu jangan jadi penakut gitu dong, anggap sajah kamu seperti artis yang sedang
ditunggu-tunggu oleh fansnya.
Danu : Do'akan aku yah agar aku tidak terlalu gemetar saat di panggung nanti.
Ali : Akan ku do'akan Ali… Tapi kamu juga jangan lupa untuk berdo'a dan membaca Bismillah
agar apa kamu diberikan kelancaran saat berada di panggung.
Danu : Baik, terima kasih danu. Kamu emang teman terbaikku.
Ali : Santai…. Sukses yahhhh… (sambil mengacungkan jempol)
Narator : Tibalah saatnya giliran Danu untuk tampil. Namun Danupun semakin merasa ketakutan
melihat banyaknya orang-orang yang melihatnya.
Danu : Aduh sudah giliran aku nih….Bagaimana jika nanti tanganku gemetar saat megang
microphone.
Ali : Gapapa Danu, aku juga begitu kok. Pas baru pertama-tama mah wajar ajah kalo masih
gerogi.
Narator : Danupun naik ke atas panggung untuk membacakan sebuah puisi. Setelah selesai
membaca puisi Danu mendapat tepuk tangan dari para penonton. Danu turun ke
panggung dan disambut oleh teman-temannya
Rani : Selamat Danu kamu sudah berhasil membacakan puisi di depan banyak orang. Bagaimana
perasaanmu saat di panggung ?
Danu : Aku gemetar sekali, tak terbayangkan aku bisa menyelesaikannya.
Didi : Kita tinggal menunggu hasilnya nanti Nu, semoga kelas kita menang yah.
Rani : Menang atau ga menang ga papalah, yang penting Danu sudah berani tampil dan dia
sudah berhasil melawan rasa takutnya yang selama ini dia tidak pernah mau untuk tampil
di depan banyak orang.
Narator : Setelah semua peserta tampil, kali ini pembacaan hasil perlombaan. Hasil dari
perlombaan membaca puisi dimenangkan oleh kelas 5 B sebagai juara 1, kelas 6 C
sebagai juara 2, dan kelas 5 C sebagai juara 3. Kali ini kelas 5 A tidak mendapatkan
gelar juara yang diwakili oleh Danu.
Didi : Yah kelas kita kalah….
Rani : Heh Didi… Jangan begitu dong…. Kan yang penting Danu sudah berani tampil ajah itu
udah hal yang sangat besar…. Coba ajah kamu yang di depan tadi pasti kamu belum tentu
seberani Danu kan ?
Didi : Hehehehe iya juga sih… Maafin aku deh Dan yah… (sambil menjabat tangan Danu)
Danu : Iya santai ajah Di… (sambil tersenyum)
Rani : Semangat terus Danu…. Dan jangan patah semangat…. Aku yakin kalo kemampuan
kamu diasah terus pasti kamu bisa menjuarai lomba suatu saat nanti.
Danu : Terima kasih teman-teman, maaf yah aku belum bisa memberikan piala untuk kelas kita.
Babak II
Narator : Pada suatu hari, Ridho berjalan di kantin bersama Didi, Danu, dan Riski.
Ridho : Kalian mau pada jajan apa ?
Danu : Aku mau beli nasi uduk ah….
Didi : Kalo kami mah mau beli gorengan ajh…. Iya ga Ris ?
Riski: Yoi….
Narator : Setelah mereka jajan di kantin… Mereka kembali ke kelas untuk masuk karena bel
sudah berbunyi. Namun saat Ridho berjalan, uangnya terjatuh dan dia tidak
mengetahuinya.
Wildan : Wah ada duit nih lumayan dua ribu buat jajan.
Rani : Heh…. Wil ga boleh gitu…. Itu duit orang kan bukan hak kamu… Balikin ajah ke yang
punya…
Wildan : Lah ini namanya rezeki nomplok, lagi juga kan orang yang punya uang gak akan tahu
ini sih…
Rani : Ya maka dari itu…. Kamu harus cari tau siapa yang punya uang itu…. Coba kita kasihkan
ke bu Fatimah ajah, biar beliau nanti yang umumin itu uang siapa…
WIldan : Yah…. Ga jadi dapet duit dong klo kek gini mah… yasudah deh nanti aku kasih ke bu
Fatimah ajah…
Rani : Iya emang harus begitu kan…. Kita ga boleh ngambil yang bukan merupakan hak kita…
Coba kamu di posisi orang yang punya uang… Pasti gak enak kan ?
Wildan : Iya iya…. Kamu mah bener terus Ran…
Narator : Akhirnya Wildan mengembalikkan uang yang ditemuinya melalui bu Fatimah….
Ternyata itu adalah uang Ridho dan Ridho berterima kasih karena kemurahan hati dari
Wildan untuk membalikan uangnya.
Babak III
Narator :Saat istirahat sekolah, Didi duduk bersama Viko sambil berbincang-bincang.
Viko : Di, kamu sudah dengar berita tentang banjir hari ini?
Didi : Iya sudah, aku sedih mendengarnya.
Viko : Iya aku juga. Bagaimana kalau kita menyumbang uang untuk mereka?
Narator : Didi hanya terdiam dan tidak menjawab ajakan Viko.
Viko : Kenapa diam saja Di?
Narator : Tiba-tiba muncul Ali sambil membawa buku cerita.
Narator : Ali ikut duduk bersama Didi dan Viko.
Didi : Buku apa itu Li?
Ali : Ini buku dongeng, aku baru pinjam dari perpustakaan. Kalian sedang membicarakan apa
dari tadi ?
Didi : Ini tentang pengungsi yang terkena banjir….
Ali : Oh, tentang itu. Tadi pagi aku juga lihat beritanya….
Viko : Tadi aku mengajak Didi untuk menyumbang korban banjir, tapi dia malah diam saja…
Kamu setuju tidak Li ?
Ali: Aku setuju-setuju saja Vik. Nih aku kasih sebuah pantun….
Ranting kecil dipatahkan
Api unggun dinyalakan
Tuhan telah memerintakan
Saling menolonglahlah dalam kebaikan
Narator : Didi pun murung dan terdiam beberapa saat.
Didi : Maaf teman-teman, bukan aku tidak mau ikut menyumbang, tapi aku tidak mempunyai
uang untuk disumbangkan. Bapak ibu aku hanyalah orang miskin.
Narator : Ali dan Viko yang mendengar ucapan Didi langsung memegang pundak Didi.
Ali: Di, kamu tenang saja. Kita tidak harus menyumbang uang. Kita juga bisa memberikan
pakaian layak pakai untuk mereka kok.
Viko : Iya Di, kita juga bisa membantu korban banjir dengan mengajak teman-teman kita untuk
ikut menyumbang.
Narator : Didi kemudian tersenyum kepada Ali dan Viko.
Didi : Kalian benar. Meskipun aku tidak bisa menyumbang uang, tapi aku akan menyumbangkan
pakaian layak pakai untuk korban banjir. Nanti kita juga mengajak teman-teman lain ya
?
Ali : Baiklah. Nanti setelah pulang sekolah kita bicarakan lagi dengan teman-teman yang lain
yah…..
Narator : Kemudian bel tanda masuk berbunyi, mereka pun bergegas masuk ke kelas. Didi,
Viko, Ali pun masuk kelas. Mereka memberitahu teman-teman kelasnya untuk
membantu korban banjir yang telah mereka pikirkan bersama. Bu Fatimah selaku wali
kelaspun mengetahui hal tersebut, lalu diajukan olehnya kepada kepala sekolah untuk
ditindak lanjuti. Setelah itu kepala sekolah pun menyetujui hal tersebut dan diadakan
bakti sosial untuk korban banjir.
Babak IV
Narator : Di suatu sore, ada seorang ibu berjalan bolak-balik di depan pintu rumahnya seolah
sedang merasa cemas karena menunggu anaknya yang belum pulang. Tiba-tiba
seorang anak masuk ke dalam rumah.
Ibu Ridho : Ridho, kamu tahu sekarang jam berapa ? Dari mana saja kamu ?
Ridho : Saya tadi mengerjakan tugas kelompok di rumah teman Bu.
Narator : Ridho langsung masak ke kamar tanpa mempedulikan ibunya lagi. Karena ibu merasa
tidak puas dengan jawaban Ridho, lantas kemudian si ibu menelepon guru kelas Ridho
untuk memastikan apakah benar Ridho ada tugas kelompok dari gurunya.
Ibu Ridho : Halo, selamat sore. Bisa bicara dengan Bu Fatimah ?
Bu Fatimah : Iya saya sendiri. Maaf ini siapa ?
Ibu Ridho : Saya ibunya Ridho bu…. Maaf saya ingin bertanya, apakah ibu memberikan tugas
kelompok kepada Ridho ? Soalnya akhir-akhir ini Ridho sering sekali pulang sore.
Bu Fatimah : Seminggu terakhir ini saya tidak memberikan tugas kelompok kepada para siswa
bu…
Narator : Kemudian ibu Ridhopun menyadari bahwa anaknya telah berbohong kepadanya.
Ibu Ridho : Oh, baik bu….Terima kasih. Maaf saya mengganggu.
Narator : Bu Fatimah sebagai gurunya juga menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres
dengan Ridho. Maka di pagi berikutnya, saat istirahat sekolah Bu Fatimah memanggil
Ridho.
Bu Fatimah : Ridho, kamu ikut ibu ke ruang guru yah…..
Ridho : Baik bu…
Ibu Fatimah : Kemarin ibu kamu menelepon ibu dan bertanya tentang kamu. Bisa kamu jelaskan
kepada ibu tentang tugas kelompok itu ?
Ridho : Maafkan saya bu…. Sebenarnya setelah pulang sekolah saya bermain playstation dengan
teman-teman bu….
Ibu Fatimah : Kenapa kamu membohongi ibumu dengan alasan tugas kelompok ?
Ridho : Kalo saya mengatakan yang sebenarnya pasti ibu tidak mengizinkan saya bu... Saya
mengaku salah. Saya akan meminta maaf kepada ibu saya dan menjelaskan yang
sebenarnya.
Ibu Fatimah : Apapun alasan kamu, berbohong tetap tidak bisa dibenarkan. Baiklah, lain kali
jangan kamu ulangi lagi ya…. Kalau kamu pergi kemana-mana jangan lupa
meminta izin terlebih dahulu kepada orang tuamu.
Ridho : Baik bu….
Ridho : Setelah itu Ridho dizinkan untuk keluar dan beristirahat. Saat setelah pulang sekolah
Ridhopun meminta maaf kepada ibunya dan mengakui kesalahannya. Ibunyapun
memaafkannya dan memberikan hukuman kepada Ridho agar tidak boleh bermain
ketika di rumah selama tiga hari ke depan.
Babak V
Narator : Saat istirahat sekolah, Ali dan Danu duduk di taman sekolah membicarakan temannya
yang sakit .
Ali : Aku senang sekali hari ini Didi tidak masuk sekolah.
Danu: Mengapa seperti itu Li ?
Ali : Kamu tahu sendiri kan, dia itu pembuat masalah di kelas. Saat dia tidak masuk, kelas kita
menjadi lebih tenang.
Danu : Kamu tidak boleh begitu , kasian Didi kan lagi sakit… Sampai sudah tiga hari ini dia
tidak masuk sekolah. Pasti sakit yang dia rasakan berat sekali.
Ali : Salah dia sendiri, mungkin dia terlalu banyak main jadi sakit kek gitu deh.
Danu : Iya, tapi senakal apapun dia, dia tetaplah teman kita bukan ? Dan saat dia sakit kita harus
menjenguknya.
Ali : Aku malas menjenguknya, kamu saja kalau kamu mau mah. (sambil pergi meninggalkan
Danu)
Narator : Bel tanda masuk sudah terdengar, mereka kembali belajar. Seusai pelajaran PKn, bu
Fatimah menghimbau kepada siswa untuk menjenguk Doni yang sedang sakit.
Ibu Fatimah : Anak-anak, hari ini teman kita Didi tidak masuk sekolah untuk kesekian kalinya
karena sedang sakit DBD. Nanti seusai sekolah kita jenguk Didi ya di Rumah
sakit Pasar Rebo….
Ali : Saya tidak ikut Bu, biar yang lain saja yang menjenguk Didi.
Ibu Fatimah : Ada apa dengan kamu Ali ? Apakah kamu masih dendam dengan Didi karena
perbuatannya yang telah membuatmu menangis kemarin ?
Ali : Iya bu….
Ibu Fatimah : Anak-anak, apabila kita sedang sakit tentu kita senang sekali ada yang peduli
menjenguk kita. Begitu juga dengan Didi, pasti dia akan senang apabila teman-
temannya mau menjenguk dia.
Ali : Tapi dia orangnya bandel bu…. Suka usil sama saya. Mungkin sakit itu sebagai balasan dari
kesalahan-kesalahan dia selama ini bu….
Ibu Fatimah : Setiap orang pernah melakukan kesalahan Ali. Ikhlaskan, maafkan Didi. Dengan
begitu, kita juga akan dimaafkan saat kita melakukan kesalahan. Nih ibu kasih
pantun.
Keliling kota naik delman
Melihat bunga tumbuh di taman
Saling membantu sesama teman
Hidup lapang terasanya nyaman
Ibu Fatimah : Nah dari pantun itu kita harus saling membantu sesama teman. Minimal kita bantu
dengan do'a kalo kita ga bisa bantu secara materil. Maka dari itu kita bantuk Didi
dengan menjenguknya dan berikan dia do'a dengan harapan dia bisa sehat
kembali.
Rani : Ibu guru benar Li….. Sudahlah, maafkan dia.
Ibu Fatimah : Jenguklah teman kalian. Hibur Didi… Agar dia tetap merasa senang walaupun
sakit dan doakan agar dia cepat sembuh dan bisa masuk sekolah lagi.
Narator : Ali hanya menganggukkan kepala
Rani : Baik bu, nanti pulang sekolah kita menjenguk Didi agar ia merasa senang.
Narator : Setelah selesai kegiatan belajar mengajar kelas V A dan wali kelasnya bu Fatimah
pergi menjenguk Didi dengan menggunakan beberapa mobil yang difasilitasi oleh
sekolah. Alipun ikut bersama mereka setelah bu Fatimah menasehatinya.
Lembar Dokumentasi
Gambar 1 Gambar 2
Siswa mempersiapkan sosiodrama Siswa mempraktikkan sosiodrama
Gambar 3 Gambar 4
Siswa mempraktikkan sosiodrama Siswa mempraktikkan sosiodrama
Gambar 5 Gambar 6
Siswa mempraktikkan sosiodrama Siswa mempraktikkan sosiodrama