220
PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V di MI ASSA’ADIYAH ATTAHIRIYAH Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Disusun Oleh: Anwar Musaddad NIM: 11140183000060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H

pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PENERAPAN METODE SOSIODRAMA DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V di MI

ASSA’ADIYAH ATTAHIRIYAH

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh:

Anwar Musaddad

NIM: 11140183000060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

iii

iv

v

ii

ii

ABSTRAK

Anwar Musaddad (NIM: 11140183000060). Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama

Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V di MI

Assa’adiyah Attahiriyah. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2019.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode sosiodrama

dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V. Penelitian ini

dilakukan di MI Assa’adiyah Attahiriyah pada bulan November 2018. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu dengan desain penelitian The

Pretest-Posttest Control Group Design. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik

simple random sampling. Sampel penelitian kelas kontrol berjumlah 29 siswa dan kelas

ekperimen berjumlah 29 siswa. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner/angket dengan

berupa skala likert dengan jumlah 38 butir pernyataan. Sedangkan metode pengumpulan data

non tes lainnya adalah wawancara dan observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan

adalah uji non parametrik Mann Whitney U untuk uji hipotesis.

Hasil posttest menunjukkan bahwa nilai rata-rata kecerdasan emosi siswa yang

diajarkan dengan metode sosiodrama lebih tinggi dari nilai rata-rata kecerdasan emosi siswa

yang meggunakan metode ceramah. Hal ini dibuktikan dengan uji hipotesis non parametrik.

Setelah diberikan treatment pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata 78,45 dan kelas

eksperimen 105,07. Hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda secara

signifikan dilihat dari uji non parametrik Mann Whitney U untuk uji hipotesis ini diperoleh

nilai sebesar 0,000 pada taraf signifikansi (2-tailed) < 0,025 yang dimana 0,000 < 0,025.

Dapat disimpulkan H1 diterima dan H0 ditolak, maka dapat dikatakan terdapat pengaruh

penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional

siswa. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan untuk melaksanakan metode sosiodrama

diperlukan alokasi waktu yang cukup banyak, diperlukan siswa yang sudah mampu membaca

dengan lancar, dan diperlukan mata pelajaran yang memiliki kesesuaian antara materi

pelajaran dengan metode sosiodrama.

Kata Kunci: Metode Sosiodrama,Pembelajaran Tematik, Kecerdasan Emosional

iii

ABSTRACT

Anwar Musaddad (NIM: 11140183000060). Effect of Application Sociodrama Method

in Thematic Learning on Emotional Intelligence of Grade V Students at MI

Assa’adiyah Attahiriyah. Thesis of Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI),

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training (FITK), Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, 2019.

This research aims to determine the effect of the application the sociodrama method

in thematic learning on the emotional intelligence of class V students. The research was

conducted at MI Assa'adiyah Attahiriyah in November 2018. The method used in this study

was quasi-experimental method with research design The Pretest-Posttest Control Group

Design. Sampling using simple random sampling technique. The control class research

sample amounted to 29 students and the experimental class amounted to 29 students. The

research instrument used a questionnaire / questionnaire in the form of a Likert scale with a

number of 38 statements. While other non-test data collection methods are interviews and

observations. The data analysis technique used is the Mann Whitney U non parametric test

for hypothesis testing.

Based on the posttest results show that the average emotional intelligence of students

taught by the sociodrama method is higher than the average emotional intelligence of

students using the lecture method. This is evidenced by the non parametric hypothesis test.

After being given treatment. In the control class obtained an average value of 78,45 and

experimental class 105,07. The posttest results of the control class and experimental class

differed significantly seen from the Mann Whitney non-parametric test to test this hypothesis

obtained at 0,000 at the significance level (2-tailed) < 0,025 which is 0,000 < 0,025. It can be

concluded that H1 is accepted and H0 is rejected, it can be said that there is an effect of

applying the sociodrama method in thematic learning on students' emotional intelligence.

Based on the research that has been done to implement the sociodrama method, a

considerable amount of time allocation is needed, requiring students who have been able to

read fluently, and required subjects matter and the sociodrama method.

Keywords: Sociodrama Method, Thematic Learning, Emotional Intelligence

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim, Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan

hidayah, taufiq, dan segala macam bentuk nikmat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Dalam

Pembelajaran Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V di MI Assa’adiyah

Attahiriyah” dan tak lupa sholawat serta salam pada junjungan baginda Nabi Muhammad

SAW. karenanyalah kita bisa merasakan nikmat iman dan islam sampai saat ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi

ini. Tentunya berkat dukungan, bimbingan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak terkait

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik, untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Ahmad Thib Raya, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Khalimi, M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Asep Ediana Latip, M. Pd., selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Nafia Wafiqni, M. Pd, Dosen Penasihat Akademik yang selalu memberikan

motivasi untuk segera terselesaikan skripsi.

6. Dra. Zikri Neni Iska, M. Psi, Dosen pembimbing skripsi yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan untuk menyelesaikan

skripsi.

7. Kepada kedua orang tua yang senantiasa mendukung dengan memberi semangat,

senantiasa mendo’akan, dan membiayai semua keperluan pendidikan.

8. Suyati, M. Pd., selaku Kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah Assa’adiyah Attahiriyah

yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

9. Siti Fatimah, S. Pd selaku guru kelas V A yang telah berkenan memberikan waktu

untuk penulis melakukan penelitian.

10. Daru Susanti, S. Pd selaku guru kelas V B yang telah berkenan memberikan waktu

untuk penulis melakukan penelitian.

v

11. Siswa dan siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah Assa’adiyah Attahiriyah yang telah

memberikan kesempatan untuk penulis melakukan penelitian.

12. Teman-teman PGMI yang saling memberi semangat dan membantu dalam

mengerjakan skripsi.

13. Intan Sri Ayu Wulandari sebagai teman yang memotivasi untuk segera terselesaikan

skripsi.

14. Maulana Arif Ramayanto sebagai teman yang memotivasi untuk segera

terselesaikan skripsi.

15. Hasbi dan Fadel sebagai teman yang selalu menemaniku dalam mengerjakan

skripsi.

16. Pengurus wilayah FKMB Tangerang Selatan yang banyak memberikan

kebahagiaan, canda, tawa, dan lain-lain.

17. Semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Akhirnya penulis telah menyusun skripsi ini dengan baik. Penulispun menyadari bahwa

penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, semoga apa yang telah dibuat mempunyai

manfaat dan menjadi pengalaman yang mengantarkan penulis kepada suatu yang lebih baik

lagi khususnya di dalam bidang pendidikan dan penulis berharap kedepannya lebih baik dan

progresif untuk meraih masa depan yang lebih cemerlang.

Jakarta, 17 Januari 2019

Anwar Musaddad

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................................ ii

ABSTRACT ............................................................................................................................ iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ viii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................................... 10

C. Pembatasan Masalah .................................................................................................. 10

D. Rumusan Masalah...................................................................................................... 11

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian...................................................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI ....................................................................................................... 12

A. Kajian Teori ............................................................................................................... 12

1. Pembelajaran Tematik ........................................................................................... 12

a. Pengertian Pembelajaran Tematik ..................................................................... 12

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik ................................................................. 13

c. Keunggulan Pembelajaran Tematik .................................................................. 14

d. Kendala Pembelajaran Tematik ........................................................................ 16

2. Kecerdasan Emosi ................................................................................................. 17

a. Pengertian Kecerdasan ...................................................................................... 17

b. Pengertian Emosi .............................................................................................. 19

c. Pengertian Kecerdasan Emosional .................................................................... 20

d. Dimensi-dimensi Kecerdasan Emosional ......................................................... 23

e. Komponen Kecerdasan Emosional ................................................................... 24

f. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi ............................................... 27

3. Metode Sosiodarama ............................................................................................. 29

a. Pengertian Metode............................................................................................. 29

b. Pengertian Sosiodrama ...................................................................................... 30

c. Tujuan Sosiodrama ............................................................................................ 31

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama ...................................................... 31

vii

e. Kelebihan Sosiodrama....................................................................................... 32

f. Kekurangan sosiodrama ..................................................................................... 33

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................................... 33

C. Kerangka Berpikir...................................................................................................... 35

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................................... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................... 38

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian .................................................................. 38

C. Variabel Penelitian ..................................................................................................... 39

D. Populasi dan Sampel .................................................................................................. 39

E. Instrumen Penelitian .................................................................................................. 40

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 45

G. Uji Coba Instrumen ................................................................................................... 46

1. Uji Validitas ........................................................................................................... 46

2. Uji Reabilitas ......................................................................................................... 46

H. Teknik Analisis Data ................................................................................................. 47

1. Uji Normalitas ....................................................................................................... 47

2. Uji Homogenitas .................................................................................................... 48

3. Uji Hipotesis .......................................................................................................... 48

I. Hipotesis Statistik........................................................................................................ 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................... 50

A. Deskripsi Data ........................................................................................................... 50

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis .......................................... 62

C. Pembahasan Penelitian .............................................................................................. 68

D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 70

BAB V PENUTUP.................................................................................................................. 72

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 72

B. Saran .......................................................................................................................... 72

1. Bagi siswa .............................................................................................................. 72

2. Bagi Guru ............................................................................................................... 72

3. Bagi Sekolah .......................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 74

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Penelitian.................................................................................................. 38

Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................................... 39

Gambar 4.1 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol ......................... 53

Gambar 4.2 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol ................................... 54

Gambar 4.3 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ................... 56

Gambar 4.4 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ............................ 57

Gambar 4.5 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol ........................ 59

Gambar 4.6 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol .................................. 60

Gambar 4.7 Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ................. 61

Gambar 4.8 Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ........................... 62

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Analisis Deskriptif Pretest ...................................................................................... 51

Tabel 4. 2 Analisis Deskriptif Posttest .................................................................................... 51

Tabel 4. 3Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol .............................. 52

Tabel 4. 4 Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol ................................................ 54

Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ...................... 55

Tabel 4. 6 Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen ......................................... 56

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol ............................ 58

Tabel 4. 8 Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol .............................................. 59

Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ..................... 60

Tabel 4. 10 Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen ...................................... 62

Tabel 4. 11 Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ................................................. 63

Tabel 4. 12 Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ................................................. 64

Tabel 4. 13 Hasil Data Uji t Pretest Kelas Kontrol ................................................................. 65

Tabel 4. 14 Hasil Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ......................................... 66

Tabel 4. 15 Hasil Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen ..................................... 67

Tabel 4. 16 Hasil Data Uji Mann Whitney U Postest Kelas Eksperimen ................................ 68

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen uji coba kecerdasan emosional ............................................................ 78

Lampiran 2 Intrumen penelitian kecerdasan emosi ................................................................. 81

Lampiran 3 Data hasil uji validitas kecerdasan emosi ............................................................. 83

Lampiran 4 Tabel rangkuman hasil uji validitas kecerdasan emosional ................................. 87

Lampiran 5 Hasil uji reabilitas kecerdasan emosi ................................................................... 88

Lampiran 6 Tabel data kecerdasan emosi hasil pretest kelas kontrol ...................................... 90

Lampiran 7 Nilai Hasil Pretest Kelas Kontrol ......................................................................... 92

Lampiran 8 Lampiran data hasil pretest kelas eksperimen ...................................................... 93

Lampiran 9 Nilai Hasil pretest Kelas Eksperimen .................................................................. 95

Lampiran 10 Data hasil posttest kelas kontrol ......................................................................... 96

Lampiran 11 Hasil Nilai posttest Kelas Kontrol ...................................................................... 98

Lampiran 12 Data hasil posttest kelas eksperimen .................................................................. 99

Lampiran 13 Hasil Nilai posttest Kelas Eksperimen ............................................................. 101

Lampiran 14 Hasil uji normalitas pretest ............................................................................... 102

Lampiran 15 Hasil uji homogenitas pretest ........................................................................... 104

Lampiran 16 Uji Hipotesis pretest ......................................................................................... 105

Lampiran 17 Hasil uji normalitas posttest ............................................................................. 106

Lampiran 18 Hasil uji homogenitas posttest .......................................................................... 107

Lampiran 19 Hasil uji hipotesis posttest ................................................................................ 108

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi kehidupan bangsa dan negara merupakan aktivitas yang terpenting

dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan martabat rakyat Indonesia.

Pendidikan yang ditempuh dengan jenjang pendidikan untuk melahirkan generasi yang

beriman, berkarakter, serta berakhlakul karimah. Anak merupakan generasi penerus

bangsa, salah satu cara memajukan bangsa dan negara adalah dengan meningkatkan

kualitas pendidikannya. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia.

Karena pendidikan menjadikan seseorang lebih bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan dapat mengembangkan potensi diri yang dimiliki oleh tiap-tiap warga negara

Indonesia. Karena setiap manusia tercipta dengan kelebihan dan kekurangannya masing-

masing. Dari setiap kelebihan manusia seperti bakat dapat ditumbuh kembangkan melalui

pendidikan dan kekurangan pada diri manusia juga dapat diatasi melalui pendidikan.

Hal di atas sejalan dengan isi undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan

negara.1

Pendidikan pada dasarnya merupakan pengembangan holistik pada diri individu

yang mencakup aspek fisik, emosional, mental, sosial, dan spiritual.2 Tujuan dari

pendidikan itu sendiri adalah meningkatkan kualitas sumber daya alam manusia. Dalam

meningkatan kualitas sumber daya alam manusia dalam dunia pendidikan mempunyai

banyak tahap. Diantaranya pondasi awal dalam menempuh dunia pendidikan adalah pada

jenjang sekolah dasar. Pada jenjang sekolah dasar merupakan pijakan awal pada seseorang

dalam menjalani proses belajar. Jenjang ini anak harus ditempa dengan sebaik mungkin

karena pada jenjang ini merupakan pondasi awal anak untuk menghadapi tahap-tahap

selanjutnya yaitu SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Pada anak usia sekolah dasar berbagai

aspek perkembangan harus diperhatikan pengembangannya, seperti perkembangan

1 Depdiknas, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), h. 5 2 Pratiwi Pujiastuti, Evaluasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, Jurnal Kependidikan, Vol. 1,

2017, h. 188

2

kecerdasan pada anak. Pada UU nomor 20 tahun 2003 yang memuat tentang pendidikan

yang menjadi jalan untuk seseorang mengembangkan kecerdasannya.

Kecerdasan merupakan sifat bawaan yang ada dalam setiap diri manusia. “Tidak ada

anak yang tidak cerdas” semua hanya memerlukan latihan dan proses belajar yang tidak

berhenti pada titik tertentu.3 Kecerdasan atau inteligensi menurut Meherns adalah

kemampuan berpikir abstrak.4 Masyarakat umum mengenal intelligence sebagai istilah

gambaran kecerdasan, kepintaran, kemampuan berpikir seseorang untuk memecahkan

problem yang dihadapi.5 Kecerdasan umumnya ditumbuh kembangkan melalui pendidikan

di sekolah. Dalam menempuh pendidikan di sekolah, kecerdasan sangatlah utama untuk

mencapai keberhasilan dalam belajar. Peserta didik yang memiliki inteligensi yang tinggi

merupakan gambaran siswa yang pintar.

Seorang ahli psikologi berbangsa Perancis yang bernama Binet dan kelompoknya,

sejak tahun 1904 telah berhasil membuat suatu alat untuk mengukur kecerdasan, yang

disebut dengan Intelligence Quotient (IQ).6 Seiring berkembangnya zaman banyaklah para

tokoh psikologi yang mengembangkan tentang kecerdasan. Diantaranya adalah Daniel

Goleman sebagai salah satu seorang tokoh pencetus kecerdasan emosi. Kecerdasan emosi

merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan

menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati, dan tidak melebih lebihkan

kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan

kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.7

Daniel Goleman lebih menekankan kecerdasan emosi dibandingkan dengan

kecerdasan lainnya. Orang dengan keterampilan emosional yang berkembang baik

berarti berkemungkinan besar ia akan bahagia dan berhasil dalam kehidupan,

menguasai kebiasaan pikiran yang mendorong produktivitas mereka. Sementara,

orang yang tidak dapat menghimpun kendali tertentu atas kehidupan emosionalnya

akan mengalami pertarungan batin yang merampas kemampuan mereka untuk

memusatkan perhatian pada pekerjaan dan memiliki pikiran yang jernih.8

Emosi memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Emosi merupakan

salah satu pendorong manusia untuk melakukan tindakan perilaku manusia baik yang

3 Tim Pustaka Familia, Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya, (Yogyakarta: Kanisius,

2006), h. 62 4 Wowo Sunaryo Kuswana, Biopsikologi Pembelajaran Perilaku, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 148 5 Ibid., h. 60 6 Ibid. 7 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psiokologi Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),

Cet. 6, h. 68 8 Ibid., h. 73

3

tampak maupun yang tidak tampak sangat dipengaruhi oleh emosi.9 Daniel Goleman

sebagai tokoh pencetus kecerdasan emosi menyatakan IQ hanya menyumbang sekitar 20%

bagi keberhasilan seseorang, sedangkan 80% kesuksesan seseorang justru dipengaruhi

oleh kecerdasan emosi.10

Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Hunter & Hunter, jika dibandingkan dengan

faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan seseorang dalam menjalankan pekerjaan

dan profesinya, IQ dinilai hanya memberikan andil tak lebih dari 25%.11 Bill Gates, Sim

Wong Hoo, Sylvester Stallone, Tiger Woods, dan Richard Branson adalah contoh orang-

orang yang tidak pernah unggul secara akademis, tetapi akhirnya sangat berhasil dalam

bisnis yang mereka lakukan. Dengan demikian jelas bahwa keberhasilan akademis saja

bukanlah suatu indikator yang baik dari keberhasilan seseorang dalam hidup.12

Hal ini diakui bahwa mereka yang memiliki IQ rendah dan mengalami

keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu

mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun

fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang

berprestasi rendah dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli

prestasi belajar dengan IQ lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa IQ tidak selalu dapat

memperkirakan prestasi belajar seseorang.13

Berangkat dari pengamatan Goleman bahwa orang yang pandai atau berhasil dalam

prestasi akademik sewaktu pendidikan formal ternyata banyak yang gagal mencapai

puncak prestasi sewaktu menempuh karier profesional. Goleman menunjukkan bahwa

kecerdasan emosional ini adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam dunia kerja

saat ini sekitar 75-96 persen. Sedangkan peran IQ atau keterampilan kognitif dalam

keberhasilan di dunia kerja hanya menempati posisi kedua sesudah kecerdasan emosi

dalam menentukan peralihan prestasi puncak pekerjaan, yaitu sekitar 40-25 persen.14

Peran kecerdasan emosi dalam kemampuan individu didasarkan pada banyaknya

penelitian yang menyatakan bahwa kecerdasan emosi menjadi salah satu bagian yang

9 Adya Baskara, Helly O. Soetjipto, & Nuryati Atamimi, Kecerdasan Emosi Ditinjau Dari Keikutsertaan

Dalam Program Meditasi, Jurnal Psikologi, Vol. 35, 2015, h. 101 10 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 159 11 Makmun Mubayidh, Kecerdasan & Kesehatan Emosional Anak, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006),

h. 15-16 12 May Lwin, dkk, How To Multiply Your child’s Intelligence, (Yogyakarta: PT Macanan Jaya

Cemerlang, 2008), Cet. 2, h. 1 13 Tine Yuliantini,Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi Belajar

Mahasiswa AKPARNAS-UNAS Jakarta, Jurnal MIX, Vol. 3, 2013, h. 59 14 Meta Nurlita, Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Perawat pada Rumah Sakit

Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan, Jurnal Psikologi, Vol. 1, 2012, h. 2

4

penting dalam mencapai kesuksesan. Penelitian yang dilakukan oleh Zare, menunjukan

bahwa kecerdasan emosi memiliki peranan penting dalam membentuk kesuksesan

akademik pada siswa SMA. Selain itu, individu dengan kecerdasan emosi yang rendah

cenderung merasa kesepian, mudah frustasi, mudah depresi, memiliki banyak rasa

bersalah, merasa kecewa, bergantung pada orang lain, mudah marah, dan mengalami

banyak kegagalan dalam hidupnya. Individu dengan kecerdasan emosi rendah juga

cenderung melakukan tindak kejahatan dan kekerasan ketika sedang tertekan. Oleh karena

itu, kecerdasan emosi dapat disebut sebagai faktor yang dapat menentukan kualitas hidup

seorang individu.15

Dalam dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya orang-orang hanya

mementingkan kecerdasan intelektual dengan melihat dari nilai yang diperoleh dari hasil

belajar di sekolah. Proses belajar memang bersifat kompleks dan membutuhkan waktu

yang panjang. Seseorang harus menempuh banyak proses dalam belajar dan tidak dapat

belajar dalam waktu yang singkat. Pada masa di sekolah pada umumnya orang tua lebih

menekankan kecerdasan intelektual dibanding kecerdasan emosi, sedangkan yang terjadi

dikehidupan setelah selesai masa sekolah, tidak cukup hanya kecerdasan intelektual saja

untuk dapat sukses di dunia luar, melainkan harus mempunyai kecerdasan emosi yang baik

pula. Jika hanya kecerdasan intelektual yang tinggi akan tetapi kecerdasan emosinya

rendah, orang akan cenderung menjadi pemalu, gugup berhadapan dengan orang lain, dan

lain-lain.

Sama halnya dalam bekerja, jika anak nantinya ketika dewasa ingin menjadi seorang

wiraswasta atau pegawai. Pegawai harus bisa mengenali dan memahami karakter masing-

masing dari rekan kerjanya agar tidak terjadi gesekan antar pegawai, begitupun pedagang

harus mempunyai kecerdasan emosi yang baik agar dapat mengatur emosinya sendiri

ketika menghadapi berbagai macam pelanggan. Jadi, baik dalam kondisi apapun

diperlukan kecerdasan emosi untuk mendampingi kecerdasan intelektual untuk

mempermudah seseorang dalam meraih kesuksesan atau apapun yang diinginkannya.

Kecerdasan emosi ini sangatlah penting bagi setiap anak, karena kecerdasan emosi

merupakan cara bagaimana seseorang harus menempatkan dirinya dalam berbagai macam

hal apapun dalam kehidupan. Seperti mengatur emosi seseorang terhadap rangsangan dari

luar diri baik dari orang lain ataupun lingkungan, mengatur suasana hati seseorang ketika

sedih bisa mengelola kesedihannya dan ketika senang bisa mengelola kesenangannya. Dari

15 Faiz Hadiyanul Mubdi & Endang Sri Indrawati, Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan Efikasi Diri

Akademik Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Wisata Lembang, Jurnal Empati, Vol. 6, 2017, h. 153-154

5

sinilah mengapa kecerdasan emosi pada anak usia SD sangatlah penting dalam dunia

pendidikan. Ketika anak mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi, anak dapat belajar

dengan baik, seperti ketika sedang dilanda musibah ataupun kesedihan baik dari dirinya

maupun keluarganya, dia dapat mengatur emosi dalam dirinya harus berbuat apa dan

bagaimana. Ketika anak dapat mengendalikan dirinya sendiri, dia tidak akan mudah

terganggu dengan lingkungan sekitarnya, maka ia akan berkonsentrasi pada pelajaran yang

sedang dipelajarinya. Oleh karena itu kecerdasan emosi memiliki peran penting dalam

proses menempuh pendidikan.

Dari beberapa kali observasi yang dilakukan di beberapa sekolah banyak ditemukan

perbedaan-perbedaan karakteristik peserta didik dan permasalahan-permasalahan.

Bagaimana keseharian si anak dalam menempuh pendidikan di sekolah bergantung pada

pengendalian emosinya. Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosinya semakin baik pula

anak dalam menjalani pendidikannya disekolah. Dengan semakin ditumbuh kembangkan

kecerdasan emosi pada anak, nantinya kecerdasan emosi akan membantu anak dalam

mencapai keberhasilan belajar dalam menempuh proses pendidikan dengan sangat baik.

Beberapa kasus yang ditemukan di lapangan saat PPKT di MI Al-Hidayah Lestari,

Lebak Bulus, Jakarta Selatan banyak anak yang suka berkelahi dengan berbagai macam

sebab. Mulai dari hal kecil hingga yang besar. Seperti mulai dari bercanda hingga

kejahilan teman terhadap teman yang lain yang dapat menimbulkan perkelahian. Masih

banyak permasalahan siswa dalam tingkat MI/SD antara lain siswa suka mengejek teman

lainnya, siswa mudah tersinggung sehingga mudah marah, siswa menangis karena ejekan

temannya, siswa merasa paling hebat sehingga suka mengganggu teman lainnya, siswa

suka mencontek PR teman lain dengan memaksa, bahkan siswa yang merasa jagoan

memerintah teman lain untuk membeli makanan atau minuman, dan siswa pendiam atau

tidak suka bergaul dengan teman lainnya. Pada dasarnya memang anak tercipta dengan

keadaan yang berbeda-beda, ada anak yang pendiam, ada anak yang suka berisik, ada anak

yang terampil, ada anak yang suka usil, dan berbagai macam keadaan lain.

Dari pakar ilmu jiwa menyatakan bahwa para pasien yang bertahan hidup cukup

lama mempunyai ikatan kuat dan tegas dengan semua emosi mereka. Mereka

mengetahui apa yang mereka rasakan dan tidak merasa takut atau tertekan oleh

emosi yang kuat dari diri mereka sendiri atau dari orang lain. Yang terpenting pula

hubungan dengan perasaan mereka ini menuntun, memotivasi, dan mengaktifkan

kehidupan mereka. Hubungan ini mendekatkan mereka dengan orang lain,

kendatipun mereka merasa sakit dan menderita. Emosi juga menjelaskan dan

6

membina hubungan spiritual yang menurut para pasien ini sebagai bagian penting

penyembuhan mereka.16

Kecakapan emosi yang paling sering mengantar orang ke tingkat keberhasilan antara

lain (1) Inisiatif, semangat juang, dan kemampuan menyesuaikan diri, (2) pengaruh,

kemampuan memimpin tim, dan kesadaran politis, (3) empati, percaya diri, dan

kemampuan mengembangkan orang lain.17 Banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan

emosional, diantaranya menurut Daniel Goleman ada dua faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosional, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal berasal dari

dalam keadaan otak emosional individu itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan

faktor yang berasal dari luar individu yang dapat berupa lingkungan pendidikan.18 Otak

merupakan dasar kecerdasan seseorang yang merupakan anugerah dari Tuhan yang

diberikan pada diri manusia. Menurut Lawrence, otak manusia dapat digolongkan dalam

dua fungsi, yaitu (a) otak logika, dan (b) otak emosi.19 Pemberian tersebut dapat

dipengaruhi dari banyak hal, seperti yang disebutkan di atas oleh Daniel Goleman bahwa

pendidikan menjadi pengaruh dalam perkembangan kecerdasan emosi seseorang. Dari

pendidikan seorang anak dapat menjalani proses kehidupan mulai dari belajar berinteraksi,

bergaul, dan bersosialisasi pada orang lain. Pola perilaku anak tentunya dapat berubah,

seperti yang tadinya anak pemalu di lingkungan rumahnya, dia bisa menjadi anak yang

pemberani dalam menghadapi banyak orang atau tampil didepan banyak orang. Hal

tersebut dikarenakan adanya proses pengalaman serta pembinaan dari guru yang terus

menuntun siswanya untuk menjadi seseorang yang lebih baik.

Pola perilaku dapat diperoleh melalui pengalaman langsung atau melalui

pengamatan terhadap respons orang lain. Beberapa respon memberikan hasil yang tidak

menyenangkan. Melalui proses pembedaan penguat (differential reinforcement) ini, orang

memilih pola perilaku yang memberikan hasil yang menyenangkan dan menolak pola

perilaku yang lain.20

Kecerdasan emosi merupakan faktor sukses seseorang dalam menjalani berbagai

macam kehidupan dan mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan. Cooper dan

Sawaf yaitu, kecerdasan emosi memiliki beberapa manfaat dalam karier dan

organisasi antara lain: pembuatan keputusan, kepemimpinan, terobosan teknis dan

16 Moh. Gitosarso, Kecerdasan Emosi Dalam Tasawuf, Jurnal Of Islamic Studies, Vol. 2, 2012, h. 185 17 Ibid., h. 73 18 Daniel Goleman, Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional), (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2016), h. 56-57 19 Hamzah G. Uno, op. cit., h. 104 20 Rita L. Atkinson & Richard C. Atkinson, Introduction To Psychology, Jilid 2, (Jakarta: Erlangga,

1999), h, 56

7

strategis, komunikasi yang terbuka dan jujur, kerja sama dan hubungan saling

mempercayai, loyalitas konsumen, kreativitas dan inovasi.21

Pada UU nomor 20 tahun 2003 yang memuat tentang pendidikan yang menjadi jalan

untuk seseorang menjadi cerdas. Dari kata cerdas inilah yang nantinya akan meluas dan

dengan kecerdasan emosi seseorang bisa berakhlak mulia, memiliki kepribadian yang

baik, dapat mengendalikan diri dimanapun dan kapanpun, serta banyak hal positif yang

dapat diperoleh dari kecerdasan emosi. kesimpulan dari beberapa contoh diatas

memberikan bukti bahwa kecerdasan emosi merupakan hal penting dalam hidup, dengan

arti kecerdasan intelektual saja tidak cukup. Melainkan diperlukan kecerdasan emosi untuk

menunjangnya dan semua kecerdasan saling berkaitan untuk menunjang segala macam

aspek kehidupan manusia.

Pada jenjang sekolah dasar merupakan dasar pijakan guru dalam mendidik anak agar

kedepan menjadi manusia yang lebih baik lagi seperti yang tercantum dalam UU Nomor

20 tahun 2003. Dalam berbagai macam observasi, penelitian, dan lainnya dapat dilihat

banyak ditemukan pada tingkat sekolah dasar masih banyak siswa yang memiliki

kecerdasan emosi yang kurang baik, dikarenakan kurangnya guru menanamkan dan

meningkatkan kecerdasan emosi siswa. Guru masih banyak yang menggunakan metode

ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran. Padahal sejak kurikulum 2013

diterapkan, telah dirancang pembelajaran tematik dengan tema-tema yang telah dibuat,

lalu gurulah yang mengembangkan indikator-indikatornya.

Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang

menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat

memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.22 Dengan pendekatan tematik dalam

pembelajaran akan membuka ruang yang luas bagi peserta didik untuk mengalami sebuah

pengalaman belajar yang lebih bermakna, berkesan, dan menyenangkan.23 Pada kurikulum

2013 ditanamkan di sekolah-sekolah, guru harus menguasai banyak variasi-variasi

pembelajaran, baik dalam model pembelajaran, metode pembelajaran, dan lain-lain. Untuk

itu diperlukan guru-guru yang mumpuni dalam berbagai macam cara mengajar agar guru

mengajar menjadikan siswa aktif, sehingga dalam proses belajar mengajar ada timbal balik

dari siswa pula. Siswa bisa mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa juga terlibat

21 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 72 22 Fitri Indriani, Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam Mengelola Pembelajaran Tematik Integratif

Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro di PGSD UAD Yogyakarta, Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 2, 2015,

h.88 23 Mohamad Muklis, Pembelajaran Tematik, Fenomena, Vol. 4, 2012, h. 65

8

langsung dalam proses belajar mengajar. Siswa tidak hanya menjadi pendengar saja,

karena hal tersebut kurang menimbulkan bakat ataupun keterampilan siswa di sekolah.

Pembelajaran pada umumnya hanya menekankan pada kognitif saja, sehingga siswa

pasif, mengantuk, tanpa ada partisipasi langsung yang aktif dari siswa, mereka hanya

duduk, dengar, diam, dan catat. Pembelajaran semacam ini tidak memberikan kesempatan

kepada siswa untuk bersosialisasi dengan baik antarteman, belajar secara aktif, kreatif,

berani memberikan pendapatnya dan menyenangkan.24

Ditemukan saat observasi PPKT dan observasi penelitian ketika guru hanya

berceramah sering kali banyak siswa yang merasa ngantuk, terutama pembelajaran di

waktu yang menjelang siang. Fokus belajarpun berkurang dan yang ada siswa malah sibuk

berbicara dengan temannya, tidak memperhatikan apa yang sedang disampaikan oleh

guru. Dalam mengantisipasi permasalahan ini tentunya guru perlu memperhatikan cara

dalam mengajar pada peserta didiknya.

Konsep Goleman mencakup seperangkat kompetensi emosional dalam setiap

konstruk EI. Kompetensi emosional bukan bakat bawaan, tetapi kemampuan belajar lebih

yang harus dikerjakan dan dapat dikembangkan untuk mencapai kinerja yang luar biasa.

Goleman berpendapat bahwa individu dilahirkan dengan kecerdasan emosi umum yang

menentukan potensi mereka untuk belajar kompetensi emosional.25

Dari uraian di atas menjelasakan bahwa kompetensi kecerdasan emosi bukanlah

semata-mata bakat bawaan saja, melainkan kecerdasan emosi dapat dikembangkan

melalaui berbagai cara. Adapun cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru tentu

bervariasi. Diantara metode yang dapat dilakukan adalah metode sosiodrama. Peranan

metode mengajar sebagai alat menciptakan proses mengajar dan belajar. Metode mengajar

yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Makin baik

metode itu makin efektif pula dalam pencapaian tujuan.26

Pelopor sosiodrama antara lain adalah Sarene Boocock dan Harold Guetzkow.

Walau model simulasi bukan berasal dari disiplin ilmu pendidikan, tetapi merupakan

penerapan prinsip cybernetic yaitu suatu cabang psikologi yang mempelajari studi

24 Undu Eka Wati, dkk, Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam Peningkatan Pembelajaran Bahasa

Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD, Kalam Cendekia, Vol. 4, 2017, h. 172 25 Wowo Sunaryo Kuswana, op. cit., h. 246 26 Tri Ayu Fadila, Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme Siswa

Pada Pembelajaran Sejarah, Jurnal Historia, Vol. 5, 2017, h. 144

9

perbandingan antara mekanisme kontrol manusia (biologis) dengan sistem elektromekanik

seperti komputer, internet, dan sebagainya.27

Metode sosiodrama adalah metode mengajar yang mendramatisasikan suatu situasi

sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu

masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.28 Metode sosiodrama dalam penelitian ini

didefinsikan sebagai suatu cara yang dilakukan oleh guru kepada siswa dengan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan memerankan peranan

tertentu seperti yang terdapat dalam masalah-masalah sosial yang dapat melatih siswa

untuk menyelesaikan masalah-masalah sosial. Sosiodrama juga digunakan sebagai upaya

pemecahan masalah yang terjadi pada siswa dalam konteks teman sebayanya dengan cara

mendramatisasi masalah-masalah yang terjadi melaui bermain peran.

Pada umumnya anak usia sekolah dasar sangat menyukai permainan, baik yang

dilakukan sendiri maupun berkelompok. Metode sosiodrama juga dapat dilakukan di luar

kelas, jadi anak-anak lebih merasa bebas dan tidak bosan belajar sehari-hari di dalam

kelas, maka dari itu dalam belajar menggunakan metode sosiodrama dilakukan dengan

berkelompok, karena dengan berkelompok siswa bisa saling bertukar pikiran untuk

memecahkan suatu permasalahan.

Sosiodrama membantu orang untuk memecahkan masalah, membuat keputusan,

memperoleh pemahaman, belajar bermain peran dengan cara lebih memuaskan, berlatih

peran baru, dan menjadi spontan dan lucu. 29 Teknik sosiodrama sebagai media dalam

upaya membimbing individu yang memerlukan dengan memanfaatkan dinamika

kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Dengan teknik sosiodrama siswa dapat saling

berinteraksi antar anggota kelompok dengan berbagi pengalaman, pengetahuan, gagasan

atau ide-ide, dan diharapkan memberikan pemahaman siswa mengenai kemampuan

interpersonal.30

Keunggulan metode sosiodrama yaitu, mendidik siswa dalam menyelesaikan sendiri

permasalahan sosial yang ia jumpai, serta dapat memupuk kepedulian siswa tentang

27 Iif Khoiru Ahmadi & dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: PT Prestasi Pustakarya,

2011), h. 36 28 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), h. 28 29 Asti Haryanti, dkk, Model Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Empati

Siswa SMP, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 6, 2017, h. 29 30 Marabonggala Mukafih Siregar, Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan

Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman Yogyakarta, Jurnal Bimbingan dan Konseling, Vol. 1, h. 6

10

permaslahan sosial.31 Dalam kegiatan sosiodrama, siswa mengamati dan menganalisis

interaksi antara pemeran. Sedangkan guru sebagai pembimbing merencanakan,

menstruktur, memfasilitasi, dan memonitori jalannya sosiodrama tersebut, kemudian

membimbing untuk menindak lanjuti pembahasan dalam cerita sosiodrama. Melalui

sosiodrama siswa diajak untuk memecahkan suatu permaslahan yang dilakukan dengan

beberapa teman lainnya. Dari hal tersebut timbul sebuah kerja sama antar siswa. Dengan

demikian hal tersebut sesuai dengan salah satu dimensi kecerdasan emosi yaitu membina

hubungan. Dalam membina hubungan antar sesama siswa dalam melakukan metode

sosiodrama, siswa akan dapat melatih diri untuk mengenal emosi orang lain, dapat

mengelola dan mengenal emosinya sendiri, dan memotivasi diri sendiri. Beberapa hal

tersebut akan didapati dengan kerjasama siswa dalam kelompok saat melakukan

sosiodrama. Oleh karena itu dalam penyusunan skripsi ini penulis tertarik untuk meneliti “

Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap

Kecerdasan Emosional Siswa Kelas V di MI Assa’adiyah Attahiriyah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis akan

mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya guru dalam memperhatikan kecerdasan emosional pada siswa tingkat

sekolah dasar.

2. Guru masih banyak yang belum menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

pada pembelajaran tematik.

3. Masih sedikit guru yang menerapkan metode sosiodrama.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Penerapan metode sosiodrama terhadap kecerdasan emosional (mengenali emosi

diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan

membina hubungan).

2. Pembelajaran tematik dibatasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, IPA, dan PKn.

31 Dewa Gede Bambang Erawan, Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan Kemampuan

Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas VIII SMP Mutiara Singaraja, Jurnal Santiaji

Pendidikan, Vol. 4, 2014, h. 3

11

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka masalah yang akan diteliti dan dirumuskan

adalah “Apakah terdapat Pengaruh Penerapan Metode Sosiodrama Dalam Pembelajaran

Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Siswa kelas V di MI Assa’adiyah Attahiriyah”.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

ini adalah untuk memperoleh data secara empirik mengenai “Pengaruh Penerapan Metode

Sosiodrama Dalam Pembelajaran Tematik Terhadap Kecerdasan Emosional Kelas V di MI

Assa'adiyah Attahiriyah”:

F. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan. Manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan memperkaya data

penelitiaan yang sudah ada dan memberi penjelasan mengenai pengaruh penerapan

metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional

siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru dapat dijadikan cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan

metode sosiodrama, serta dapat menjadi referensi untuk melihat tingkat kecerdasan

emosional siswa.

b. Bagi siswa memperoleh pengetahuan betapa pentingnya kecerdasan emosional

untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.

c. Bagi peneliti memberikan pengalaman serta menambah wawasan tentang

bagaimana menggunakan metode sosiodrama sebagai salah satu metode yang dapat

memberikan pengaruh peningkatan kecerdasan emosional siswa.

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Kata pembelajaran merupakan perpadauan dari dua aktivitas belajar dan

mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa,

sementara mengajar secara intruksional dilakukan oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran

adalah ringkasan dari kata belajar dan mengajar.1 Pembelajaran diidentikan dengan kata

"mengajar" berasal ari kata dasar "ajar", yang berarti petunjuk yang diberikan kepada

orang supaya diketahui. Kata pembelajaran yang semula diambil dari kata "ajar"

ditambah awalan "pe" dan akhiran "an" menjadi kata "pembelajaran", diartikan sebagai

proses, cara mengajar, atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar.2

Pembelajaran tematik adalah suatu model terapan pembelajaran terpadu yang

mengintegrasikan mata pelajaran dalam satu kesatuan yang terikat oleh tema.3 Model

pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan

pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan

pengalaman bermakna kepada siswa.4 Pembelajaran tematik merupakan suatu usaha

mengintegrasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, serta pemikiran yang kreatif

dengan menggunakan tema-tema untuk meningkatkan motivasi belajar.5

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis

dari pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya

adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan

beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada

siswa.6 Gagne dalam Pribadi mendefinisikan istilah pembelajaran sebagai "a set of

1 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Kencana, 2013), h. 18-19 2 Ibid. 3 Nurul Ain & Maris Kurniawati, Implementasi Kurikulum KTSP: Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar ,

Jurnal Inspirasi Pendidikan, Vol. 1, 2012, h. 316 4 Rusman, Model-Model Pembelajaran, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2016), Cet. 6, h. 254 5 Amram Rede, Pembelajaran Tematik Pemanasan Global dan Kesadaran Diri Siswa Sekolah Dasar, Jurnal

Pendidikan, Vol. 1, 2007, h. 2 6 Trianto Ibnu Badar al – Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini

TK/RA & Anak kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 147

13

events embedded in purposeful activities that facilitate learning". Pembelajaran adalah

serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk memudahkan

terjadinya proses belajar.7

Depdiknas dalam Akbar mengemukakan bahwa, "pembelajaran tematik pada

dasarnya merupakan model dari kurikulum terpadu yang menggunakan tema untuk

mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna

kepada peserta didik.8 Majid dalam Akbar menyatakan bahwa, "pembelajaran tematik

adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi

yang mencerminkan dunia nyata di sekeliling siswa dan dalam rentang kemampuan,

serta perkembangan anak.9 John Dewey dalam Latip menjelaskan pengertian

pembelajaran tematik integratif sebagai pendekatan untuk mengembangkan

pengetahuan siswa-siswi dalam pembentukan pengetahuan berdasarkan pada interaksi

dengan lingkungan dan pengalaman kehidupannya.10

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah

pembelajaran dengan berbasis tema yang diintegrasikan dengan berbagai kompetensi

dari berbagai mata pelajaran. Pembelajaran tematik juga dikaitkan dengan kehidupan

nyata disesuaikan dengan perkembangan anak dengan tujuan menjadi pembelajaran

yang bermakna bagi kehidupannya sehari-hari.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di sekolah dasar, dalam materi sosioalisasi

kurikulum 2013 dari kemendikbud dalam Akbar, karakteristik pembelajaran tematik

adalaah sebagai berikut:11

1. Berpusat pada siswa

Pada proses pembelajaran ini memerankan siswa sebagai fasilitator dan motivator.

Guru sebagai fasilitator, yaitu orang yang memfasilitasi proses pembelajaran dengan

melayani dan menangani kebutuhan dan mengarahkan proses pembelajaran.

7 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Dian Rakyat, 2009), h. 9 8 Sa'dun Akbar, dkk, Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar, (Bandung, PT Remaja

Rosdakarya, 2016), h. 17 9 Ibid. 10 Asep Ediana Latip, Pembelajaran Tematik Dalam Kajian Teoritik dan Praktik, (Tangerang Selatan: UIN

Jakarta Press, 2013), h. 9 11 Sa'dun Akbar, dkk. op.cit., h. 19

14

2. Memberikan pengalaman langsung (direct experiences)

Pada proses pembelajaran siswa dihadapkan dengan hal masalah nyata (konkret)

yang ada dan terjadi di sekitar siswa sebagai dasar memahami hal-hal yang lebih

abstrak.

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Pada pembelajaran tematik pemisahan antara mata pelajaran tidak begitu jelas. Fokus

pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang dikaitkan dengan

kehidupan siswa dan hal-hal di sekitar siswa.

4. Menyajikan konsep dari berbagai muatan

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam

suatu proses pembelajaran secara terpadu. Materi yang dipadukan memiliki

kesesuaian dengan tema yang ada.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwas, yaitu mengaitkan mata pelajaran yang satu

dengan mata pelajaran yang lain berdasarkan kesesuaian isi, serta mengaitkannya

dengan kehidupan dan lingkungan tempat tinggal siswa.

6. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

Pembelajaran tematik hendaknya dilaksanakan dengan metode yang mengaktifkan

siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan proses yang menyenangkan. Permainan

juga dapat diintegrasikan sebagai metode pembelajaran karena siswa usia SD masih

tergolong usia bermain sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif.

c. Keunggulan Pembelajaran Tematik

Secara fungsional tema yang disusun dalam pembelajaran tematik

mempresentasikan keunggulan sebagai berikut:12

1. Merepsentasikan kemudahan untuk memahami mata pelajaran, karena pemahaman

mata pelajaran didukung oleh tema yang secara substantif merepsentasikan

pengalaman peserta didik sehingga setiap mata pelajaran mudah difahami.

2. Merepsentasikan keterpaduan makna dari sumber mata ajar yang beragam, karena

makna sesungguhnya dari setiap mata pelajaran terletak pada tema itu sendiri.

12 Asep Ediana Latip, op. cit., h. 11-13

15

3. Merepsentasikan kesesuaian dengan cara belajar yang didasarkan pada serangkaian

informasi yang utuh dalam satu tema.

4. Merepresentasikan otensitias tema yang berkaitan dengan pengalaman peserta

didik.

5. Merepsentasikan sumber belajar aktual dan fenomenal serta variatif dikarenakan

materi ajar yang digunakan sangat variatif.

6. Merepsentasikan kedalaman dan keluasan dari pengetahuan yang diperoleh karena

dijelaskan berdasarkan pada sejumlah mata pelajaran yang berbeda.

7. Merepsentasikan holistikalisasi pemahaman peserta didik terhadap fenomena

kehidupan sehari-hari yang bersumber dari beragam mata pelajaran.

Informasi/pengetahuan yang terpisah baik berdasarkan broad field (rumpun ilmu)

maupun multidisiplin ilmu menjadi holistik atau utuh diikat oleh keberadaan tema

pembelajaran

8. Merepresentasikan korelasi yang signifikan antara kompetebnsi pada setiap mata

pelajaran. Korelasi antara kompetensi tersebut merepresentasikan keutuhan setiap

pengetahuan yang diperoleh peserta didik dalam satu tema pembelajaran.

9. Merepresentasikan pengetahuan dan pengalaman yang variatif yang bersumber

pada sejumlah konten materi pelajaran yang dipadukan dalam satu tema.

10. Merepsentasikan pemusatan perhatian peserta didik terhadap tema dari berbagai

mata pelajaran yang beragam.

Sedangkan dalam konteks manfaat pembelajaran tematik menurut Kemendiknas

dalam Latip memiliki keunggulan pembelajaran sebagai berikut, yaitu:13

1. Pembelajaran dilakukan dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan

indikator serta isi mata pelajajaran sehingga akan terjadi penghematan, karena

tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.

2. Pembelajaran dilakukan dengan melihat hubunhan-hunbungan yang bermakna

berdasarkan tema sebeb isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai saran atau

alat, bukan tujuan akhir.

3. Pembelajaran dilakukan dengan kajian materi ajar yang utuh sehingga siswa akan

mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak dapat terpecah-pecah.

13 Ibid., h. 13

16

4. Pembelajaran dilakukan dengan pemaduan antar mata pelajaran dengan tema dapat

mendorong penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

d. Kendala Pembelajaran Tematik

Beberapa kendala yang mungkin datang dari guru, siswa, kurikulum, sarana

prasarana/sumber belajar, dan sistem penilaian pembelajaran diantaranya sebagai

berikut:14

1. Aspek guru

Pembelajaran tematik menuntu guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan

yang luas, kreatifitas yang tinggi, etos akademik yang baik, dan berani mengemas

serta mengembangkan materi. Akibatnya guru yang akan menggunakan

pembelajaran tematik dituntut untuk banyak menggali pengetahuan danmengakses

informasi secara mendalam. Ketiadaan syarat guru seperti di atas, menjadikan

model pembelajaran model pembelajaran tematik sulit diterapkan secara optimal.

2. Aspek siswa

Pembelajaran tematik menuntut siswa yang punya kemampuan belajar relatif baik,

baik dalam intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal ini terjadi karena model

pembelajaran ini menekankan pada aspek kemampuan analitik, assosiatif

(menghubungkan), eksploratif, dan elaboratif. Bila hal ini tidak dimiliki siswa, maka

sangat sulit pembelajaran tematik ini diterapkan.

3. Aspek sumber belajar

Pembelajaran tematik membutuhkan sumber informasi yang cukup banyak, oleh

karena itu sumber belajar seperti perpustakaan dan internet perlu dikembangkan

secara bersamaan.

4. Aspek kurikulum

Pembelajaran tematik memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk

pengembangannya. Kurikulum yang bersifat luwes yang berorientasi pada

pencapaian siswa pada pemahaman materi, bukan pada penyampaian target materi.

Kurikulum ini memberi keleluasaan pada guru untuk Mengembangkannya baik

materi, metode, maupun penilaian pembelajarannya.

14 Yanti Herlianti, Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan Penilaian Otentik untuk

Mendukung Implementasi Kurikulum 2013, (Jakarta: UIN Press, 2015), h. 14-16

17

5. Aspek penilaian pembelajaran

Model pembelajaran tematik memerlukan sistem penilaian dan pengukuran

pembelajaran yang terpadu, yang melihat keberhasilan siswa dari beberapa mata

pelajaran yang terkait. Oleh sebab, itu, dalam penilaian pembelajaran tematik, guru

dituntut mampu menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan

pengukuran yang terpadu.

2. Kecerdasan Emosi

a. Pengertian Kecerdasan

Kecerdasan berasal dari kata Latin “intelligere” yang berarti menghubungkan atau

menyatukan satu sama lain (to organize, to relate, to bind together). Dalam bahasa

Arab, inteligensi disebut dengan adz-dzaka yang berarti pemahaman, kecepatan, dan

kesempatan sesuatu. Dalam arti, kemampuan (al-qudrah) dalam memahami sesuatu

secara cepat dan sempurna.15

Inteligensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir dianggap sebagai

kemampuan tertinggi dari jiwa makhluk hidup yang hanya dimiliki oleh manusia, yang

dengan kemampuan inteligensi ini memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan

cara tertentu.16 Feldam dalam Uno mendefinisikan kecerdasan sebagai kemampuan

memahami dunia, berpikir secara rasional, dan menggunakan sumber-sumber secara

efektif pada saat dihadapkan dengan tantangan.17 Henmon dalam Uno mendefinisikan

inteligensi sebagai daya atau kemampuan untuk memahami.18

Stenberg dalam Khodijah mendefinisikan inteligensi sebagai tiga dimensi, yaitu:

kapasitas untuk memperoleh pengetahuan, kemampuan untuk berpikir dan logika dalam

bentuk abstrak, dan kapabilitas untuk memecahkan masalah.19 Anastasi dalam Khodijah

menyatakan bahwa inteligensi adalah kombinasi dari kemampuan yang dipersyaratkan

untuk bertahan hidup dan meningkatkan diri dalam budaya tertentu.20 J.P Chaplin dalam

Khodijah mendefinisikan inteligensi sebagai: kemampuan menghadapi dan

15 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 89 16 Abdul Rahman Saleh, Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam, (Jakarta, Prenadamedia Group,

2004), h. 251 17 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran., (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h. 59 18 Ibid. 19 Nyayu Khodijah, op. cit., h.91 20 Ibid.

18

menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif, kemampuan

menggunakan konsep abstrak secara efektif, dan kemampuan memahami pertalian-

pertalian dan belajar dengan cepat sekali.21

Hagenhan dan Oslon dalam Uno mengungkapkan pendapat Piaget tentang

kecerdasan yang didefinisikan sebagai: An intelligent act is one cause an approximation

to the conditions optimal for an organism’s survival. In other word’s, intelligence

allows an organism to deal effectively with environment. Dari pengertian diatas

menjelaskan bahwa inteligensi merupakan suatu tindakan yang menyebabkan terjadinya

penghitungan atas kondisi-kondisi yang secara optimal bagi organisme dapat hidup

berhubungan dengan lingkungan secara efektif. Sebagai suatu tindakan, inteligensi

selalu cenderung menciptakan kondisi-kondisi yang optimal bagi organisme untuk

bertahan hidup dalam kondisi yang ada.22

George D. Stoddard dalam Kuswana mengungkapkan bahwa inteligensi adalah

kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan: mengandung

kesukaran, kompleks, abstrak, dan diarahkan pada tujuan.23 Freeman dalam Kuswana

inteligensi adalah kemampuan untuk belajar.24 Wechsler dalam Uno mendefinisikan

inteligensi sebagai totalitas kemampuan seorang untuk bertindak dengan tujuan tertentu,

berpikir secara rasional, serta menghadapi lingkungan dengan efektif.25 Edward

Thondike dalam Baharuddin mengemukakan bahwa inteligensi merupakan kemampuan

individu untuk memberikan respons yang tepat terhadap stimulus yang diterimanya.

Witherington dalam Baharuddin menurutnya inteligensi bukan suatu kekuatan,

bukan suatu daya, bukan suatu sifat. Inteligensi adalah suatu konsep, suatu pengertian.26

William Stern dalam Saleh inteligensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat

menyesuaikan diri dapat menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi

yang baru dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuannya.27

Claparede dan Stern dalam Sarwono memberi sebuah definisi bahwa inteligensi adalah

penyesuaian diri mental terhadap situasi atau kondisi baru.28

Dari beberapa paparan definisi di atas dapat diketahui bahwa kecerdasan atau

inteligensi merupakan kemampuan berpikir manusia sebelum terwujud atau terjadinya

21 Ibid. 22 Hamzah B. Uno, loc. cit. 23 Wowoo Sunaryo Kuswana, Biopsikologi Pembelajaran Perilaku, (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 148 24 Ibid. 25 Hamzah B. Uno, loc. cit. 26 Baharuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), h. 126 27 Ibid., h. 254 28 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), h. 75

19

sebuah tindakan dalam menghadapi suatu hal apapun yang dihadapinya dalam

kehidupaan sehari-hari. Seperti halnya manusia ketika melihat keadaan seseorang yang

terjatuh saat berjalan, disitulah manusia berpikir hal apa yang harus dia lakukan.

Apakah hanya melihat dan mendiamkannya begitu sajah atau membantu

membangunkannya.

b. Pengertian Emosi

Banyak persepsi masyarakat emosi adalah hal negatif yang keluar dari diri

manusia seperti marah, berkelahi, benci, dan lain-lain. Padahal emosi tidak semata-mata

berisikan hal negatif saja melainkan banyak yang bernilai positif yang baik digunakan

dalam kehidupan sehari-hari jika manusia mampu mengendalikannya. Secara sederhana,

emosi (emotion) adalah perasaan jiwa (inner feelings) yang meliputi perasaan bahagia,

perasaan duka, perasaan cinta/suka, perasaan benci/tidak suka, dan sebagainya.29 Emosi

dalam bahasa latin adalah motus anima yang berarti “jiwa yang menggerakan kita”.

Kata emosi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai menerapkan gerakan, baik

secara metafora ataupun harfiah, untuk mengeluarkan perasaan.30

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk

mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Secara

harfiah emosi didefinisikan sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan

dan nafsu setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.31 Emosi dalam makna

paling harfiah didefinisikan sebagai tahap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan,

nafsu dari setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap.32 Dalam hal lain emosi

didefinisikan sebagai suatu perasan yang timbul melebihi batas sehingga kadang sebagai

suatu perasaan yang timbul melebihi batas sehingga kadang-kadang tidak dapat

menguasai diri dan menyebabkan hubungan pribadi dengan dunia luar menjadi putus.

Adapula yang memberikan pengertian emosi sebagai keadaan sesuatu yang bergejolak

dalam diri manusia.33

29 Muhibbin Syah, Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 47 30 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 62 31 Ibid., h. 64 32 Trianto Safaria & Nofrans Eka Saputra, Manajemen Emosi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 12 33 Baharuddin, op. cit., h. 138

20

Di pihak kaum empiristik yaitu William James dan Carl Lange dalam Baharuddin,

menurut pendapat ini emosi adalah hasil persepsi seseorang terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons terhadap rangsangan-rangsangan

yang datang dari luar.34 L. Crow & Crow dalam Djadli, emosi adalah pengalaman yang

afektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental

dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan

tingkah laku yang jelas dan nyata.35

Kaplan dan Saddock dalam Djadli, emosi adalah keadaan perasaan yang kompleks

yang mengandung kejiwaan, badan, dan perilaku yang berkaitan dengan affect dan

mood. Affect merupakan ekspresi sebagai tampak oleh orang lain dan affect dapat

bervariasi sebagai respons terhadap perubahan emosi, sedangkan mood adalah

suatu perasaan yang meluas, meresap terus menerus yang secara subjektif dialami

dan dikatakan oleh individu dan juga dilihat oleh orang lain.36

Goleman dalam Khodijah emosi adalah suatu keadaan biologis dan psikologis dan

serangkaian kecenderungan untuk bertindak.37 Chaplin dalam Safaria merumuskan

emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-

perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya, dan perubahan perilaku.38 Hathersall

dalam Rismalinda merumuskan pengertian emosi sebagai suatu psikologis yang

merupakan pengalaman subyektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh.39

Dari beberapa uraian di atas disimpulkan bahwa emosi adalah bentuk ungkapan

perasaan terdadap situasi yang dihadapi. Emosi itu sendiri meliputi marah, sedih,

senang, kecewa, dan lain-lain.

c. Pengertian Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence merujuk kepada kemampuan

mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi diri

sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam

hubungan dengan orang lain.40 Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seperti

34 Abdul Rahman Saleh, op. cit., h. 167 35 Djadli, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 37 36 Ibid. 37 Nyayu Khodijah, op. cit., h. 137-138 38 Trianto Safaria & Nofrans Eka Saputra, loc. cit. 39 Rismalinda, Buku Ajar Psiokologi Kesehatan, (Jakarta: CV Trans Info Media, 2017), h. 243 40 Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2005), h. 512

21

kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi,

mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihankan kesenangan, mengatur

suasan dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir

berempati dan berdoa.41 Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan

merasakan perasaan orang lain dan tahu bagaimana harus bersikap terhadap yang

dihadapi.42

Saphiro dalam Ginanjar, istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarakan tahun

1990 oleh dua orang ahli, yaitu Peter Salovey dan John Mayer untuk menerangkan

jenis-jenis kualitas emosi yang dianggap penting untuk mencapai keberhasilan.

Teori mengenai kecerdasan emosi dikemukakan oleh Reuven Bar-On,

sebagaimana dikutip oleh Steven J. Stein dan Howard E. Book dalam Ginanjar, ia

menjelaskan kecerdasan emosi adalah serangkaian kemampuan, kompetensi, dan

kecakapan nonkognitif yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berhasil

mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. 43

Cooper dan Sawaf dalam Ginanjar menyatakan bahwa kecerdasan emosional

adalah kemampuan merasakan, memahami, dan secara efektif menerapkan daya dan

kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang

manusiawi.44 Saphiro dalam Darmansyah mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau

perasaan dan emosi, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Kemudian memilah-

milah dan menggunakan informasi itu untuk membimbing pikiran dan tindakan.45

Salovery dan Mayer dalam Goleman mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai

kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta

menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.46 Ge Muzaik

dalam Wahab kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali,

mengekspresikan, dan mengelelola emosi, baik emosi dirinya sendiri maupun emosi

orang lain, dengan tindakan konstruktif, yang berupaya bekerja sama sebagai tim yang

mengacu pada produktivitas dan bukan pada konflik.47

Pemahaman kecerdasan emosional dapat dtinjau berdasarkan sudut pandang

agama Islam. M. Utsman Najati dalam Darmansyah menyatakan bahwa kecerdasan

41 Hamzah B. Uno, op. Cit., h. 68 42 Ary Ginanjar & Ridwan Mukri, ESQ For Teens, (Jakarta: PT ARGA Publishing, 2007), h. 24 43 Ibid., h. 69 44 Ibid. 45 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 123 46 Daniel Goleman, op. cit., h. 513 47 Rohmalina Wahab, op. cit., h. 151

22

emosional menurut sunnah nabi SAW. adalah lolos dari jebakan setan. Untuk bisa lolos

dari jebakan setan menurut Utsman, seseorang perlu memiliki kemampuan

mengendalikan amarah dan kekacauan pikiran, mengendalikan motif seksual,

mengendalikan keserakahan, mengendalikan nafsu bermusuhan, malu melakukan

perbuatan tercela, dan menghilangkan rasa rendah diri.48

Kecerdasan emosional dalam perspektif Islam tertera dalam Al-Qur’an surah Ali-

Imran ayat 134 :

يحب المحسنين .....والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس وللا

Artinya: “ ...... dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan

(kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan". (Q.S Ali-

Imran (3): (134).49

dikatakan: Kazhama ,(dan orang-orang yang menahan amarahnya) والكاظمين

zhaizhahu (menahan amarahnya), yakni: Mendiamkan dan tidak menampakkannya.

yakni: Tidak menghukum orang ,(dan memaafkan [kesalahan] orang) والعافين عن الناس

yang berdosa terhadap mereka yang berhak dihukum.50

Huruf lam pada kalimat المحسنين (orang-orang yang berbuat kebajikan) bisa

menunjukkan jenis sehingga mencakup setiap orang yang baik dari kalangan mereka

dan selain mereka, dan bisa juga sebagai ta'rif (menunjukkan definitif) sehingga

maksudnya adalah khusus mereka.51

Dalam surah Ali-Imran ayat 134 menjelaskan bahwa Allah SWT. Sangat meridhoi

dan menyukai orang-orang yang memiliki 3 sifat takwa. Salah satu diantaranya yaitu

orang yang senantiasa mampu bersabar dalam menjaga amarahnya, serta orang yang

dapat memaafkan kesalahan orang lain walaupun orang itu lelah berbuat buruk

kepadanya. Orang-orang yang seperti ini akan mendapatkan balasan yang setimpal dari

Allah SWT. Atas perjuangannya yang berat di dunia.52

Tafsir ayat di atas adalah menggambarkan sifat atau ciri-ciri yang berkaitan erat

dengan peristiwa perang uhud, karena kesudahan peperangan itu adalah gugurnya

sekian banyak kaum muslimin yang tentu saja mengundang penyesalan, bahkan

48 Darmansyah, op. cit., h. 124 49 Departemen Agama RI, Al-qur'an dan Terjemahannya Special For Woman, (Bandung: Syamil Qur'an,

2013), h. 67 50 Asy-Syaukani, Tafsir Fathul Qadir, Jilid 2, (Jakarta: Pustaka AZZAM, 2009), h. 519 51Ibid. 52 Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),

h. 245

23

kemarahan terhadap penyebab-penyebabnya. Sifat yang ditonjolkan adalah yang

mampu menahan amarah, bahkan yang memaafkan kesalahan orang. Bahkan akan

sangat terpuji mereka yang pernah melakukan kesalahan karena Allah menyukai yakni

melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya tanpa henti untuk orang-orang yang berbuat

kebajikan.53

Dalam konteks menghadapi kesalahan yang lain, ayat ini menunjukkan tiga kelas

manusia atau jenjang sikapnya. Pertama, yang mampu menahan amarah. Kata al-

khazimin mengandung makna penuh dan menutupnya dengan rapat. Ini mengisyaratkan

bahwa perasaan tidak memperutukan ajakan hati dan pikiran itu, dia menahan marah.

Dia menahan diri sehingga tidak mencetuskan kata-kata buruk dan perbuatan negatif. Di

atas tingkat ini adalah yang memaafkan, kata al-afn yang diterjemahkan dengan kata

maaf, kata ini antara lain menghapus. Seorang yang memaafkan orang lain adalah yang

menghapus bekas luka hatinya akibat kesalahan yang dilakukan orang lain terhadapnya.

Untuk mencapai tingkat ketiga Allah mengingatkan bahwa yang disukainya adalah

orang-orang yang berbuat kebajikan, yakni bukan sekedar menahan amarah atau

memaafkan, tetapi justru yang berbuat baik kepada yang pernah melakukan kesulitan.54

Kecerdasan emosi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosi adalah

kemampuan untuk mengendalikan perasaan yang timbul baik dari diri sendiri maupun

rangsangan dari luar baik orang lain maupun lingkungan.

d. Dimensi-dimensi Kecerdasan Emosional

Salovey dalam Uno memperluas kemampuan kecerdasan emosional menjadi lima

wilayah utama, yaitu sebagai berikut:55

a. Mengenali emosi diri

Intinya adalah kesadaran diri, yaitu mengenali perasaan sewaktu perasan itu

terjadi. Ini merupakan dasar kecerdasan emosional. Kesadaran diri adalah

perhatian terus-menerus terhadap keadaan batin seseorang. Dalam kesadaran

refleksi diri ini, pikiran mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi.

b. Mengelola emosi

53Ibid., h. 246 54 Ibid., h. 247 55 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 73-75

24

Yaitu menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan pas. Kecakapan

ini bergantung pula pada kesadaran diri. Mengelola emosi berhubungan dengan

kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan,

atau ketersinggungan, dan akibat-akibat yang timbul karena gagalnya keterampilan

emosional dasar.

c. Memotivasi diri sendiri

Termasuk dalam hal ini adalah kemampuan menata emosi sebagai alat untuk

mencapai tujuan dalam kaitan untuk memberi perhatian, untuk memotivasi diri

sendiri dan menguasai diri sendiri, dan untuk berkreasi.

d. Mengenali emosi orang lain

Yaitu empati, kemampuan yang juga bergantung pada kesadaran diri emosional,

yang merupakan “keterampilan bergaul” dasar. Kemampuan berempati yaitu

kemampuan untuk mengetahui bagaimana perasaan orang lain ikut berperan dalam

pergulatan dalam arena kehidupan.

e. Membina hubungan

Seni membina hubungan, sebagian besar merupakan keterampilan mengelola

orang lain. Dalam keterampilan dan ketidakterampilan sosial, serta keterampilan-

keterampilan tertentu yang berkaitan adalah termasuk di dalamnya. Ini merupakan

keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan sosial,

bahkan karisma.

e. Komponen Kecerdasan Emosional

Salovey dan Mayer dalam Uno membagi komponen kecerdasan emosional

menjadi 5 komponen, yaitu:56

1. Kesadaran diri, sadar akan emosi diri di saat kemunculannya.

2. Pandai secara emosional, dapat mengidentifikasi dan mengenali perasaan tertentu

pada diri sendiri dan orang lain, mampu mendiskusikan emosi dan

mengomunikasikannya secara jelas dan langsung.

3. Kemampuan empati, rasa iba, kesehatan, motivasi, inspirasi, membangun semangat,

dan mengambil hati orang lain.

56 Ibid., h. 75-76

25

4. Kemampuan membuat keputusan yang cerdas dengan memakai keseimbangan

emosi dan akal sehat. Tidak terlalu emosional atau rasional.

5. Kemampuan untuk mengatur dan bertanggung jawab terhadap emosi seseorang,

terutama tanggung jawab dalam motivasi diri dan kebahagiaan pribadi.

Sementara itu, Steven J. Stein dan Howard E. Book dalam Uno menjelaskan

penemuan Rauven Bar-On yang merangkum kecerdasan emosional dan dibaginya ke

dalam lima area atau ranah yang menyeluruh, dan 15 subbagian atau skala. Berikut ini

adalah pembagian lima ranah dan 15 subbagian atau skala kecerdasan emosional.57

1. Ranah Intrapribadi

Ranah intrapribadi terkait dengan kemampaun kita untuk mengenal dan

mengendalikan diri sendiri. Ranah intrapribadi terdapat lima subbagian atau skala,

yaitu sebagai berikut:

a. Kesadaran diri, yakni kemampuan untuk mengenal dan memilah-milah

perasaan, memahami hal yang sedang kita rasakan dan mengetahui penyebab

munculnya perasaaan tersebut, serta pengaruh perilaku kita terhadap orang lain.

b. Sikap asertif, yaitu kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan

perasaan kita, membela diri dan mempertahankan pendapat.

c. Kemandirian, yaitu kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri,

berdiri dengan kaki sendiri.

d. Penghargaan diri, yaitu kemampuan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan

kita, dan menyenangi diri sendiri meskipun kita memiliki kelemahan.

e. Aktualisasi diri, yaitu kemampuan mewujudkan potensi yang kita miliki dan

merasa senang (puas) dengan prestasi yang kita raih ditempat kerja maupun

dalam kehidupan pribadi.

2. Ranah Antarpribadi

Ranah antarpribadi berkaitan dengan”keterampilan bergaul” yang kita miliki,

kemampuan kita berinteraksi dan bergaul baik dengan orang lain. Ranah

antarpribadi terbagi menjadi tiga subbagian atau skala, yaitu sebagai berikut:

a. Empati, yaitu kemampuan memahami perasaan dan pikiran orang lain,

kemampuan untuk melihat dunia dari sudut pandang orang lain.

57 Ibid., h. 77-82

26

b. Tanggung jawab sosial, yaitu kemampuan untuk menjadi anggota masyarakat

yang dapat bekerja sama dan bermanfaat bagi kelompok masyarakatnya.

c. Hubungan antarpribadi, mengacu kepada kemampuan untuk menciptakan dan

mempertahankan hubungan yang saling menguntungkan, dan ditandai oleh

saling memberi dan menerima serta rasa kedekatan emosional.

3. Ranah Penyesuaian Diri

Ranah penyesuaian diri berkaitan dengan kemampuan untuk bersikap lentur dan

realistis, dan untuk memecahkan aneka masalah yang muncul. Ranah penyesuaian

diri ini meliputi tiga subbagian atau skala, yaitu sebagai berikut:

a. Uji realitas, yaitu kemampuan untuk melihat sesuatu sesuai dengan

kenyataanya, bukan seperti yang kita inginkan atau takuti.

b. Sikap fleksibel, yaitu kemampuan untuk menyesuaikan perasaan, pikiran, dan

tindakan kita dengan keadaan yang berubah-ubah.

c. Pemecahan masalah, yaitu kemampuan untuk mendefinisikan permasalahan,

kemudian bertindak untuk mencari dan menerapkan pemecahan yang jitu dan

tepat.

4. Ranah Pengendalian Stres

Ranah pengendalian stres terkait dengan kemampuan kita untuk tahan menghadapi

stres dan mengendalikan impuls. Ranah ini mempuanya dua subbagian atau skala,

yaitu sebagai berikut:

a. Ketahanan menanggung stres adalah kemampuan untuk tetap tenang dan

berkonsentrasi, serta secara konstruktif bertahan menghadapi kejadian yang

gawat dan tetap tegar menghadapi konflik emosi.

b. Pengendalan impuls, yaitu kemampuan untuk menahan atau menunda keinginan

untuk bertindak.

5. Ranah Suasana Hati Umum

Ranah ini berkaitan dengan pandangan kita tentang kehidupan, kemampuan kita

bergembira sendirian dan dengan orang lain, serta keseluruhan rasa puas dan kecewa

yang kita rasakan. Ranah ini terbagi menjadi dua subbagian atau skala, yaitu sebagai

berikut:

a. Optimisme, yaitu kemampuan untuk mempertahankan sikap positif yang

realistis, terutama dalam menghadapi masa-masa sulit.

27

b. Kebahagiaan, yaitu kemampuan untuk mensyukuri kehidupan, menyukai diri

sendiri dan orang lain, dan untuk bersemangat serta bergairah dalam melakukan

setiap kegiatan.

Model yang diperkenalkan oleh Daniel Goleman berfokus pada kecerdasan emosi

sebagai ragam kompetensi dan keterampilan sebagai pendorong kinerja kepemimpinan.

Goleman dalam Kuswana menguraikan lima konstruksi kecerdasan emosi utama

sebagai berikut:58

1. Kesadaran diri

Kemampuan untuk mengetahui emosi seseorang, kekuatan, kelemahan, pendorong,

nilai-nilai dan tujuan dan mengakui dampaknya pada orang lain saat menggunakan

insting untuk menuntun keputusan.

2. Self regulasi

Melibatkan mengontrol atau mengarahkan emosi pengganggu seseorang dan

dorongan dan menyesuaikan dengan perubahan kondisi.

3. Keterampilan sosial

Mengelola hubungan untuk memindahkan orang ke arah yang diinginkan.

4. Empati

Mempertimbangkan perasaan orang lain terutama ketika membuat keputusan.

5. Motivasi

Didorong untuk mencapai demi prestasi.

f. Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Emosi

Goleman dalam Putri, faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi

meliputi:59

1. Faktor internal

Faktor internal adalah apa yang ada dalam diri individu yang mempengaruhi

kecerdasan emosinya. Faktor internal ini memiliki dua sumber yaitu segi jasmani

dan segi psikologis. Segi jasmani adalah faktor fisik dan kesehatan individu, apabila

fisik dan kesehatan seseorang dapat terganggu dapat dimungkinkan mempengaruhi

58 Wowo Sunaryo Kuswana, op. cit., h. 245-246 59 Faya Sukma Putri, Skripsi: "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kepercayaan Diri TerhadapPrestasi

Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IS SMA Negeri 3 Malang", (Malang: Unnes, 2103), h. 19

28

proses kecerdasan emosinya. Segi psikologis mencakup didalamnya pengalaman,

perasaan, kemampuan berpikir dan motivasi.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah stimulus dan lingkungan dimana kecerdasan emosi

berlangsung. Faktor eksternal meliputi:

a. Stimulus itu sendiri

Kejenuhan stimulus merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan seseorang dalam memperlakukan kecerdasan emosi tanpa distorsi

b. Lingkungan atau situasi

Khususnya yang melatar belakangi kecerdasan emosional. Objek lingkungan

yang melatar belakangi merupakan kebulatan yang sangat sulit dipisahkan.

Lawrence dalam Uno kecerdasan emosi dipengaruhi oleh dua faktor, yakni: (a)

keturunan (heredity), dan (b) lingkungan (environement). Ahli lain seperti Atkinson dkk

dalam Uno memandang bahwa perkembangan emosi meliputi:60

1. Sebab perkembangan emosional karena keturunan (heredity) yang merupakan

kebiasaan-kebiasaan individu yang merupakan faktor penentu sensivitas sistem

syaraf, respons dalam diri, dan pola leburan reaksi dalam diri/jeroan.

2. Kematangan (maturation) juga memengaruhi perkembangan emosional, terutama

sebelum respons emosional tampak ke permukaan. Organ-organ syaraf yang matang

akan dapat mempresepsi rangsangan dengan jelas. Demikian pula proses cerebral

mesti matang. Sebelum emosi menjadi suatu pengalaman yang tampak.

3. Kesukacitaan (excitement), yang umumnya ada pada masa seorang individu masih

bayi mungil. Setelah umur tiga bilan perbedaan-perbedaan emosi suka cita ini mulai

nampak. Berawal dari masa suka cita tersebut, emosi berkembang menuju

kematangan dan belajar, reaksi-reaksi tersebut makin hari makin berkembang ke

arah lebih spesifik, dan beragam.

4. Stimulus dari luar yang menimbulkan reaksi emosional, ketepatan dalam

memberikan reaksi, dan tingkah laku seseorang, merupakan hasil belajar (learning).

Ini artinya perkembangan emosional seseorang juga ditentukan oleh sebab-sebab

belajar.

60 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 120

29

3. Metode Sosiodarama

a. Pengertian Metode

Metode secara harfiah berasal dari bahasa Yunani yaitu Methodos, yang artinya

jalan/cara. Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal.61 Dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu

kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep

secara sistematis.62

Metode mengajar ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan

kependidikan khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.63 Metode

pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan materi

pembelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan.64 Metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai cara yang digunakan dalam untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis uuntuk mencapai tujuan pembelajaran.65

Dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang

dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Metode didefinisikan sebagai cara-cara

menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah

ditetapkan.66 Fathurrahman Pupuh dalam Ahmadi, metode secara harfiah berarti cara.67

Abdul Majid, metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang

telah disusun tercapai secara optimal.68 Yaumi, metode adalah alat atau cara yang

digunakan untuk mengajarkan materi pembelajaran kepada peserta didik.69

Metode berperan sebagai alat untuk menjalankan proses belajar mengajar. Jadi

metode belajar merupakan cara-cara yang dilakukan oleh guru dalam menyajikan materi

61 Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi, (Yogyakarta, Ar-Ruzz Media, 2016),

Cet. 3, h. 281 62 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), h. 193 63 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), Cet.

18, h. 198 64 Ibid. 65Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Refika Aditama,

2010), h. 56 66 Iif Khoiru Ahmadi, Sofan Amri, & Tatik Elisah, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, (Jakarta: Prestasi

Pustaka, 2011), h. 15 67 Ibid. 68 Abdul Majid, loc. cit. 9 Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 193

30

pelajaran kepada peserta didik agar mempermudah guru dalam menyampaikan dan

memudahkan peserta didik dalam memahaminya.

b. Pengertian Sosiodrama

Sosiodrama atau simulasi sosial telah diterapkan dalam pendidikan lebih dari tiga

puluh tahun. Pelopornya antara lain adalah Sarene Boocock dan Harold Guetzkow.70

Simulasi menurut Hasibuan dan Moedjiono dalam Uno adalah tiruan atau perbuatan

yang haya pura-pura saja. Simulasi diambil dari kata simulate yang berarti pura-pura

atau berbuat seolah-olah dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura

saja.71

Sosiodrama berasal dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menunjuk pada

obyeknya yaitu masyarakat menunjukkan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan

drama berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperlihatkan. Metode

sosiodrama adalah metode mengajar yang mendramatisasikan suatu situasi sosial

yang mengandung suatu peroblem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu

masalah yang muncul dari suatu situasi sosial.72

Sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan

masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang

menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba,

gambaran keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.73 Engkoswara dalam Usman

mengemukakan, sosiodrama adalah suatu drama tanpa naskah yang akan dimainkan

oleh sekelompok orang. Biasanya permasalahan cukup diceritakan dengan singkat

dalam tempo 4 sampai 5 menit, kemudian anak menerangkannya. Persoalan pokok yang

akan didramatisasikan diambil dari kejadian-kejadian sosial, oleh karena itu dinamakan

sosio-drama.74 Drama sosial merupakan bermain yang berhubungan dengan isu sosial

yang disebut dengan Joyce and Well dengan istilah interpersonal conflict. Drama sosial

hanya membatasi diri daripada permasalahan yang berkenaan dengan aspek sosial

masyarakat.75

Dari beberapa uraian di atas metode sosiodrama adalah suatu cara dalam

menyampaikan pelajaran dengan menggunakan drama yang bersifat sosial. Sosiodrama

70 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2014), h. 28 71 Ibid. 72 Ibid. 73 Abdul Majid, op. cit., h. 205 74 Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 51 75 Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 213

31

dapat mendramatisasikan tingkah laku dan mengekspresikan bentuk perbuatan dalam

kehidupan nyata. Sosiodrama ini digunakan dalam hal memberikan pemahaman,

kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

c. Tujuan Sosiodrama

Hamalik dalam Uno mengemukakan beberapa tujuan metode sosiodrama sesuai

dengan jenis belajar antara lain, sebagai berikut:76

1. Belajar dengan berbuat. Para siswa melakukan peranan tertentu sesuai dengan

kenyataan yang sesungguhnya. Tujuannya untuk mengembangkan keterampilan-

keterampilan interaktif atau keterampilan-keterampilan reaktif.

2. Belajar melalui peniruan (imitasi). Para siswa pengamat drama menyamakan diri

dengan pelaku (aktor) dan tingkah laku mereka.

3. Belajar melalui balikan. Para pengamat mengomentari (menanggapi) perilaku

pemain/pemegang peran yang telah ditampilkan. Tujuannya untuk

mengembangkan prosedur-prosedur kognitif dan prinsip-prinsip yang mendasari

perilaku keterampilan yang telah didramatisasikan.

4. Belajar melalui pengkajian, penilaian, dan pengulangan. Para peserta dapat

memperbaiki keterampilan-keterampilan mereka dengan mengulanginya dalam

penampilan berikutnya.

d. Langkah-langkah Pelaksanaan Sosiodrama

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dilakukan saat melakukan

metode sosiodrama antara lain, sebagai berikut:77

1. Penentuan topik dan tujuan simulasi

2. Guru memberikan gambaran secara garis besar situasi yang akan disimulasikan

3. Guru memimpin pengorganisasian kelompok, peranan yang dimainkan, pengaturan

ruangan, pengaturan alat, dan sebagainya

4. Pemilihan pemegan peranan

5. Guru memberikan keterangan tentang peranan yang akan dilakukan

76 Tukiran Taniredja & Efi Miftah Faridli, Model-model Pembelajaran Inovatif, (Bandung: Alfabeta, 2013),

Cet. 4, h. 40 77 Ibid., h. 41-42

32

6. Guru memberi kesempatan untuk mempersiapkan diri kepada kelompok dan

pemegan peranan

7. Menetapkan lokasi dan waktu pelaksanaan simulasi

8. Pelaksanaan simulasi

9. Evaluasi dan pemberian balikan

10. Latihan ulang

e. Kelebihan Sosiodrama

Kelebihan dari metode sosiodrama menurut Mansyur dalam Uno antara lain,

sebagai berikut:78

1. Murid melatih dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat bahan yang akan

didramakan

2. Murid akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif

3. Bakat yang terpendam pada murid dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan

muncul atau timbul bibit seni dari sekolah

4. Kerja sama antara pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaik-baiknya

5. Murid memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab

dengan sesamanya

6. Bahasa lian murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami

orang lain

Terdapat kelebihan dalam menggunakan metode sosiodrama sebagai metode

mengajar, diantaranya adalah sebagai berikut:79

1. Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang

sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi

dunia kerja.

2. Dapat mengembangkan kreativitas siswa karena melalui simulasi siswa diberi

kesempatan untuk memainkan peran sesuai dengan topik yang disimulasikan.

3. dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.

4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam

menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.

78 Ibid., h. 42 79 Abdul Majid, op. cit, h. 207-208

33

5. Dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses pembelajaran.

f. Kekurangan sosiodrama

Tentunya dalam setiap metode pembelajaran memiliki kekurangan, adapun

kekurangan metode sosiodrama adalah sebagai berikut:80

1. Sebagian besar anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang aktif

2. Banyak memakan waktu, persiapan, pemahaman isi bahan pelajaran, dan

pelaksanaan tujuan

3. Memerlukan tempat yang cukup luas

4. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain dan penonton

Kekurangan-kekurangan metode sosiodrama disebutkan juga sebagai berikut:81

1. Pengalaman yang diperoleh dari simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan

kenyataan dilapangan.

2. Pengelolahaan yang kurang baik, sering menjadikan simulasi sebagai alat hiburan,

sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.

3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam

melakukan simulasi

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum peneliti melakukan penelitian tentang pengaruh penerapan metode sosiodrama

terhadap kecerdasan emosi, terlebih dahulu peneliti melakukan kajian terhadap penelitian

yang relevan, yaitu:

1. Suri Widyaningsih (06403244015) dalam penelitiannya yang berjudul, Pengaruh

Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan

Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran

2012/2013, memberikan kesimpulan bahwa:

a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional terhadap prestasi

belajar akuntansi keuangan SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2012/2013 yang

ditunjukkan dengan rxly sebesar 0,598; r2xly sebesar 0,357 dan harga thitung sebesar 7,570

> ttabel sebesar 1,983.

80 Tukiran Taniredja & Efi Miftah Faridli, op. cit., h. 42 81 Abdul Majid, op. cit., h. 208

34

b. Terdapat Pengaruh positif dan signifikan minat belajar terhadap prestasi belajar

akuntansi keuangan suswa kelas XL program keahlian akuntansi SMK Negeri 1

Godean Tahun Ajaran 2012/2013 yang ditunjukkan dengan rx2y sebesar 0,766; r2x2y

sebesar 0,586 dan harga thitung sebesar 12,084 > ttabel sebesar 1,983

c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kecerdasan emosional dan minat belajar

secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi keuangan siswa kelas XI

program keahlian akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2012/2013 yang

ditunjukkan dengan koefisien korelasi (Ry(1,2) sebesar 0,803, koefisien determinan

(R2y(1,2)) sebesar 0,645 dan Fhitung sebesar 92,631 lebih besar dari pada Ftabel dengan

taraf signifikansi 5% sebesar 3,087.

Dari penelitian Suri Widyaningsih dalam penelitiannya yang berjudul, Pengaruh

Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan

Siswa Kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran

2012/2013 terdapat perbedaan dimana perbedaanya dengan yang dilakukan penulis

adalah jika penelitian Suri Widyaningsih mencari pengaruh dari kecerdasan emosional

sedangkan penulis mencari pengaruh metode belajar yaitu sosiodrama terhadap

kecerdasan emosional siswa.

2. Faya Sukma Putri (7101407303),dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kecerdasan

Emosional dan Kepercayaan Diri Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntasi

Kelas XI IS SMA Negeri 13 Magelang, data yang diperoleh dari hasil analisis yang

dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

a. output program SPSS 16 for windows menunjukkan jika Fhitung (51,024) Ftabel

(3,0976698) berarti H0 ditolak jadi kecerdasan emosional dan juga semakin tinggi pula

prestasi belajar yang dicapai siswa.

b. Output SPSS 16 for windows menunjukkan jika thitung (9,210) > ttabel (1,986674) jadi

hipotesis nol ditolak, kesimpulannya bahwa kecerdasan emosional berpengaruh Faya

terhadap prestasi belajar. Ini berarti semakin tinggi kecerdasan emosional siswa akan

tinggi pula prestasi belajar yang dipercayai.

c. Output program SPSS 16 for windows menunjukkan jika thitung jika thitung (2,199) >

ttabel (1,986674) jadi hipotesis nol ditolak, kesimpulannya bahwa kepercayaan diri

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Ini berarti semakin tinggi kepercayaan diri yang

dimiliki siswa, semakin tinggi juga prestasi belajar yang dicapai siswa.

35

Dari penelitian Sukma Putri dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Kecerdasan

Emosional dan Kepercayaan Diri Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntasi

Kelas XI IS SMA Negeri 13 Magelang terdapat perbedaan dimana perbedaanya dengan

yang dilakukan penulis adalah jika penelitian Sukma Putri mencari pengaruh dari

kecerdasan emosional sedangkan penulis mencari pengaruh metode belajar yaitu

sosiodrama terhadap kecerdasan emosional siswa.

3. Siti Suci Lestari (1110011000052), dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Metode

Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTS

Mathlasbussa’adah, memberikan kesimpulan bahwa berdasarkan penelitian hasil analisis

data statistik yang telah diuraikan di atas, maka dapat diperoleh bahwa:

a. Terdapat hasil belajar yang signifikan antara kelompok siswa yng belajar menggunakan

metode sosiodrama dengan kelompok siswa yang belajar menggunakan metode

konvensional pada mata pelajaran Akidah Akhlak dengan rata-rata kelas

eksperimen > kelas kontrol (88,53) > 82,17).

b. Hasil perhitungan uji “t” menunjukkan bahwa nilai thitung ≥ ttabel (3, 13 ≥ 2,00). Dari

penelitian tersebut maka dapat disimpulkan metode sosiodrama berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Akidah Akhlak pada materi

akhlak terpuji kepada sendiri (tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, dan qanaah).

Dari penelitian Siti Suci Lestari dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Metode

Sosiodrama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak di MTS

Mathlasbussa’adah terdapat perbedaan dimana perbedaanya dengan yang dilakukan

penulis adalah jika penelitian Siti Suci Lestari mencari pengaruh dari metode sosiodrama

terhadap hasil belajar sedangkan penulis mencari pengaruh metode belajar sosiodrama

terhadap kecerdasan emosional siswa.

C. Kerangka Berpikir

Kecerdasan emosi merupakan hal penting dalam tingkat kesuksesan hidup. Kecerdasan

emosi merupakan kemampuan seperti kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan

menghadapai frustasi, mengendalikan dorongan hati, dan tidak melebih-lebihkan kesenangan,

mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan

36

berpikir, berempati, dan berdoa.82 Seperti yang disebutkan oleh Daniel Goleman dalam Efendi

bahwa kecerdasan emosi memberikan sumbangsi 80% untuk kesuksesan hidup manusia dan

sisanya adalah kecerdasan intelektual.83

Dalam dunia pendidikan memang masih kurang sekolah yang menekankan kecerdasan

emosi. kebanyakan dari sekolah yang ada di Indonesia terutama di DKI Jakarta hanyalah

kecerdasan intelektualnya saja. Guru hanya menekankan siswa agar belajar dengan giat

sehingga mendapatkan nilai yang tinggi saat ujian. Dalam hal ini sering ditemukan banyak

yang memiliki tingginya nilai di ijazah tapi mereka sulit mendapatkan kerja atau mempunyai

penghasilan diluar kerja. Sedangkan orang-orang yang tidak memiliki nilai yang tinggi,

mereka cenderung mendapatkan kerja atau penghasilan yang tinggi. Bill Gates, Sim Wong

Hoo, Sylvester Stallone, Tiger Woods, dan Richard Branson adalah contoh orang-orang yang

tidak pernah unggul secara akademis, tetapi akhirnya sangat berhasil dalam bisnis yang

mereka lakukan. Dengan demikian jelas bahwa keberhasilan akademis saja bukanlah suatu

indikator yang baik dari keberhasilan seseorang dalam hidup.84

Diperlukan berbagai macam cara untuk meningkatkan kecerdasan emosi siswa.

Terutama pada saat ini telah diterapkan pembelajaran tematik di sekolah dasar yang menuntut

para guru terampil dalam mengolah pembelajaran agar menarik dan menjadikan peserta didik

aktif atau turut terlibat dalam pembelajaran. Diantara cara untuk meningkatkan kecerdasan

emosi siswa adalah dengan metode sosiodrama. Sosiodrama dapat meningkatkan kecerdasan

emosi siswa karena Sosiodrama merupakan metode pembelajaran bermain peran untuk

memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena sosial, permasalahan yang

menyangkut hubungan antara manusia seperti masalah kenakalan remaja, narkoba, gambaran

keluarga yang otoriter, dan lain sebagainya.85 Dengan memecahkan berbagai permasalahan

yang dirasakan dan dialami pada diri sendiri dan orang lain dapat meningkatkan kecerdasan

emosi siswa yang meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri,

mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan. Guru yang menggunakan metode

sosiodrama dapat mengembangkan kecerdasan emosi siswa. Terlebih dengan meningkatnya

82 Hamzah B. Uno, op. cit., h. 68 83 Agus Efendi, op. cit., h. 159 84 May Lwin, dkk, How To Multiply Your child’s Intelligence, (Yogyakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang,

2008), Cet. 2, h. 1 85 Abdul Majid, op. cit, h. 205

37

kecerdasan emosi siswa diharapkan menjadikan kehidupan siswa lebih baik lagi kedepannya

dalam menempatkan diri dan menghadapi masa depan yang akan datang.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas maka

hipotesis dalam penelitian ini dapat diajukan, yaitu terdapat pengaruh penerapan metode

sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa.

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Madrasah Ibtidaiyah Assa'adiyah Attahiriyah, Ciracas,

Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 November sampai dengan 22

November 2018 di semester ganjil tahun ajaran 2018/2019.

B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian

Metode merupakan komponen atau unsur perangkat kontrol metodologi. Metode

menunjuk pada alat (tools or instruments) yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan data/informasi/peristiwa empiris.1 Metode dalam penelitian ini

menggunakan metode quasi eksperimental atau yang disebut eksperimen semu. Tujuannya

adalah untuk memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang

sebenarnya, tetapi tidak ada pengontrolan atau memanipulasi terhadap seluruh variabel

yang relevan.2 Metode ini dipilih untuk mengetahui pengaruh dari treatment atau

perlakuan yang dilakukan peneliti.

Desain penelitian ini menggunakan desain kelompok kontrol Prates-Postes (The

Pretest-Posttest Control Group Design). Desain penilitian ini menunjukkan sebab akibat.

Dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Kelompok eksperimen mendapatkan sebuah perlakuan sedangkan

kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan.

Dalam penelitian ini menggunakan dua kali tes yaitu saat sebelum dan sesudah

eksperimen. Berikut ini adalah bagan dari penelitian kuasi eksperimen.

Gambar 3.1

Desain Penelitian

1 Didik Suharjito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Bogor: PT Penerbit IPB Press, 2014), h. 53 2 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2011), h.74

Group/kelas

E

K

Pretest

T1

T1

Treatment

X

Posttest

T2

T2

39

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari sehingga apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.3 Variabel ini

merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai dimana minimal dapat dibedakan dalam

dua atribut, seperti misalnya variabel jenis kelamin yang dipisahkan dalam atribut lakil-

laki dan perempuan.4

Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:5

a. Variabel independent (bebas)

Variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependent (terikat).

b. Variabel dependent (terikat)

Variabel terikat dependent adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas.

Gambar 3.2

Variabel Penelitian

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari seluruh unsur atau elemen atau unit pengamatan

yang akan diteliti.6 Menurut Sugiyono dalam Riduwan, populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

3 Sulistyaningsih, Metodologi Penilitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2011), h. 55 4 Pangestu Subagyo & Djarwanto, Statistika Induktif, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2009), Cet. 5, h.

5 5 Sulistyaningsih, op. cit., h. 56 6 Abuzar Asra, Puguh Bodro Irawan, & Agus Purwoto, Metode Penelitian Survei, (Bogor: In Media,

2014), h. 70

Metode

Sosiodrama

(X)

Kecerdasan Emosi

(Y)

40

ditarik kesimpulannya.7 Adapun populasi pada penelitian ini adalah peserta didik MI

Assa'adiyah Attahiriyah kelas V yang terdiri dari dua kelas dengan jumlah 29 peserta

didik masing-masing kelas dan jumlah keseluruhan peserta didik dari tiga kelas tersebut

adalah 58 siswa/siswi.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari unsur atau elemen atau unit pengamatan dari

populasi yang sedang dipelajari tersebut.8 Menurut Arikunto dalam Riduwan, sampel

adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).9 Sampel dapat

diartikan sebagai sebagian data yang diambil dari populasi.

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Probability

sampling. Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur/anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota

sampel.10 Adapun penggunaan jenis pada teknik sampling ini adalah simple random

sampling. Teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel yang paling sederhana

karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi.11 Adapun sampel pada penelitian ini

adalah kelas V.A dan kelas V.B dengan jumlah siswa 29 pada masing-masing kelas.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu

penelitian. Instrumen penelitian yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran yang

dapat diwujudkan dalam benda, misalnya angket (questioner), daftar cocok (checklist)

atau pedoman wawancara (interview guide atau interview schedule), dan lembar

pengamatan.12

Instrumen merupakan alat bantu peneliti untuk memudahkan dalam mengumpulkan

data. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket atau kuesioner. Angket

merupakan kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang

(yang dalam hal ini responden), dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis.13

7 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 9, h. 54 8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 107 9 Riduwan, op. cit., h. 56 10 Kurnia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika,

(Bandung: PT Refika Aditama, 2015), h. 107 11 Ibid. 12 Suharismi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), Cet. 7, h. 101 13 Ibid.

41

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala sikap dengan jenis

skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.14 Adapun angket ini dalam

bentuk skala likert diberikan pilihan dengan memberikan 4 pilihan jawaban, yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Dalam angket ini

terdapat dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif. Berikut ini

adalah tabel penilaian instrumen kecerdasan emosi.

Tabel 3.1 Penilaian

Kecerdasan Emosi

Rentang penilaian pada skala kecerdasan emosional dalam penelitian ini

menggunakan rentang skor 1-4 dengan sebanyak 38 item, sehingga interval kriteria

kecerdasan emosional didapati sebagai sebagai berikut:

𝑖 =NT − NR

k

Keterangan:

𝑖 : interval

NT : nilai tertinggi

NR : nilai terendah

K : jumlah kategori

𝑖 =NT − NR

k=

(38 × 4) − (38 × 1)

3=

152 − 38

3=

114

3= 38

Berdasarkan keterangan di atas diperoleh kriteria kecerdasan emosional peserta

didik sebagai berikut:

14 Sugiyono, op. cit., h. 103

Pernyataan SS S TS STS

Positif 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4

42

Tabel 3.2

Kriteria Kecerdasan Emosional

Interval Kriteria

116-154 Tinggi

77-115 Sedang

38-76 Rendah

Item pada kuesioner penelitian sebanyak 38 item yang diberikan pada responden

dengan menjawab memberikan ceklis pada kolom yang telah diberikan. Berikut ini adalah

kisi-kisi dari instrumen kecerdasan emosi.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Kecerdasan Emosi

No Variabel Dimensi Indikator No Item Jumlah

Item (+) (-)

1.

Kecerdasan

emosi

Mengenali

emosi diri

a. Mengenal dan

merasakan emosi

sendiri

1 2 2

b. Memahami penyebab

perasaan yang timbul 3 4 2

c. Mengenal pengaruh

perasaan terhadap

tindakan

6 5 2

2. Mengelola

emosi

a. Bersikap toleran

terhadap frustasi dan

mampu mengelola

amarah secara lebih

baik

8 7 2

b. Lebih mampu

mengungkapkan

amarah dengan tanpa

9 10 2

43

berkelahi

c. Dapat mengendalikan

perilaku agresif yang

merusak diri dan

orang lain

11 12 2

d. Memiliki perasaan

yang positif tentang

diri sendiri, sekolah,

dan keluarga

13 14 2

e. Memiliki kemampuan

untuk mengatasi

ketegangan jiwa

(stress)

15 16 2

f. Dapat mengurangi

perasaan kesepian dan

cemas dalam

pergaulan

17 18 2

3. Memotivasi

diri sendiri

a. Memiliki rasa

tanggung jawab 19 20 2

b. Mampu memusatkan

perhatian pada tugas

yang dikerjakan

21 22 2

c. Mampu

mengendalikan diri

dan tidak bersifat

impulsif

24 23 2

4.

Mengenali

emosi orang

lain

a. Mampu menerima

sudut pandang orang

lain

25 26 2

b. Memiliki sikap

empati atau kepekaan

terhadap perasaan

orang lain

27 28 2

44

c. Mampu

mendengarkan orang

lain

29 30 2

5. Membina

hubungan

a. Memiliki

pemahaman dan

kemampuan untuk

menganalisis

hubungan dengan

orang lain

31 32 2

b. Dapat menyelesaikan

konflik dengan orang

lain

33 34 2

c. Memiliki

kemampuan

berkomunikasi

dengan orang lain

36 35 2

d. Memiliki sikap

bersikap bersahabat

atau mudah bergaul

dengan teman sebaya

37 38 2

e. Memiliki sikap

tenggang dan

perhatian terhadap

orang lain

40 39 2

f. Memperhatikan

kepentingan sosial

(senang menolong

orang lain) dan dapat

hidup selaras dengan

kelompok

41 42 2

g. Bersikap senang

berbagi rasa dan

bekerja sama

43 44 2

45

h. Bersikap demokratis

dalam bergaul

dengan orang lain

46 45 2

F. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti melakukan pengumpulan data dalam penelitian ini melalui teknik non tes

dan ditempuh dengan beberap cara sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang

muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.15

Observasi ini dilakukan sebelum kegiatan penelitian.

2. Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian

mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum.16

Kuesioner dalam bentuk skala likert ini diberikan kepada siswa yang terlibat dalam

penelitian yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk mengetahui kecerdasan

emosional siswa melalui yang menggunakan metode sosiodrama dan yang tidak

menggunakannya.

3. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan secara lisam dengan

seseorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka

dengan orang tersebut.17 Wawancara digunakan untuk mendapatkan informasi dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang telah disiapkan oleh peneliti. Pertanyaan-

pertanyaan diberikan kepada pihak yang terkait yaitu guru kelas V.A dan guru kelas

V.B.

15 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 143 16 Sulistyaningsih, op.cit., h. 139 17 Ibid., h. 136

46

G. Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau

kesahihan suatu instrumen.18 Menurut Arikunto dalam Riduwan validitas adalah suatu

ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur.19 Untuk

mengetahui apakah sebuah instrumen yang akan digunakan dalam penelitian atau tidak

diperlukan uji validitas instrumen. Uji validitas ini digunakan untuk menguji validitas

setiap pertanyaan angket, teknik uji yang digunakan adalah korelasi product moment.

Dalam penelitian ini, perhitungan uji validitas menggunakan program SPSS 25

dengan tujuan untuk mengukur instrumen yang digunakan valid atau tidak valid.

Setelah dilakukan uji validitas, maka diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Kecerdasan Emosi

Keterangan Item

Jumlah siswa 20

Jumlah soal 46

Nomor soal valid

1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27 , 28, 29, 30, 31, 32,

33, 34, 37, 41, 42, 43, 44, 45, 46

Nomor soal tidak valid 2, 8, 12, 23, 35, 36, 39, 40

Berdasarkan tabel di atas terdapat 20 siswa yang dijadikan sebagai responden,

butir soal terdapat sebanyak 46 butir soal, dan setelah dilakukan uji validitas didapati

item yang gugur sebanyak 8 item dan 38 item yang valid.

2. Uji Reabilitas

Reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan.20 Pada uji reabilitas ini menggunakan rumus

Alpha Cronbach, karena peneliti mengunakan skala likert yang mempunyai skor

18 Budiman dan Agus Riyanto, Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian

Kesehatan, (Jakarta: Salemba Medika, 2014), h. 22 19 Riduwan, op. cit., h. 97 20 Budiman & Agus Riyanto, loc. Cit.

47

dengan rentang 1 sampai 4. Sedangkan rumus-rumus lainnya hanya digunakan untuk

instrumen yang menggunakan skor 1 atau 0.

Pada uji ini digunakan menguji angket dari instrumen yang digunakan dengan

cara membandingkan r tabel dengan r hasil. Jika nilai r hasil adalah alpha yang terletak

di awal output dengan tingkat kemaknaan 5% (0,05) maka setiap pertanyaan/pernyataan

kuesioner dikatakan valid, jika r alpha lebih besar dari konstanta (0,06), maka

pertanyaan/pernyataan tersebut reliabel.21

Setelah dilakukan uji validitas, lalu dilanjutkan dengan uji reabilitas dengan

jumlah item yang valid pada uji validitas. Dalam pengujian uji reabilitas peneliti

menggunakan program SPSS 25 dengan tujuan untuk mengukur instrumen yang akan

digunakan reliabel atau tidak. Setelah dilakukan uji reliabilitas, maka didapati hasil

sebagai berikut.

Tabel 3.5

Hasil Uji Reabilitas Kecerdasan Emosi

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,970 38

Dari data diatas dapat diketahui bahwa instrumen kecerdasan emosi dikatakan

reliabel karena nilai alpha yaitu 0,970 > 0,06. Artinya item-item pada angket

kecerdasan emosi reliabel atau terpercaya sebagai alat ukur pengumpulan data.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji prasyarat untuk memenuhi asumsi

kenormalan dalam analisis data statistik parametrik. Pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah sebaran data berdistribusi normal atau tidak.22 Sebelum data yang

diperoleh dari lapangan dianalisis lebih lanjut untuk uji hipotesis, maka terlebih dahulu

perlu dilakukan uji normalitas. Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah

data yang ada pada posttes di kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Uji

normalitas ini menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov dengan SPSS 25. Dengan

21 Ibid., h. 22-23 22 Kurnia Eka Lestari $ Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 243

48

syarat jika signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Homogenitas data mempunyai makna, bahwa data memiliki variansi atau

keragaman nilai yang sama secara statistik. Uji homoginetas merupakan salah satu uji

prasyarat analisis data statistik. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah

variansi data dari sampel yang dianalisis homogen atau tidak. 23 Analisis data ini

dilakukan menggunakan SPSS 25 dengan perhitungan One Way Anova. Data yang

diolah dikatakan homogen jika signifikansi > 0,05.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan salah satu statistik yang dipergunakan untuk menguji

kebenaran atau kepalsuan hipotesis nihil yang menyatakan bahwa diantara dua buah

random dari populasi yang sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikansi.24

Analisis uji hipotesis bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh hipotesis

penelitian yang telah disusun semul dapat diterima berdasarkan data yang telah

dikumpulkan untuk maksud itu25

Hipotesis pada penelitian ini adalah pengaruh penerapan metode sosiodrama

terhadap kecerdasan emosi. Adapun tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui

perbedaan kecerdasan emosi kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah

dan kelompok eksperimen yang menggunakan metode sosiodrama. Uji hipotesis ini

menggunakan uji t dengan taraf signifikansi (2-tailed) 𝛼 = 0,025.

a. uji t untuk dua sampel yang berdistribusi normal dan homogen.

b. jika data tidak berdistribusi normal atau homogen, maka menggunakan uji non

parametrik yaitu uji Mann Whitney U.

Adapun kriteria pengajuan hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Jika signifikansi (2-tailed) > 0,025 maka H0 diterima dan H1 ditolak

b. Jika signifikansi (2-tailed) < 0,025 maka H0 ditolak dan H1 diterima

23 Kurnia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, op. cit., h. 248 24 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 278 25 W. Gulö, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), Cet. 6, h.153

49

I. Hipotesis Statistik

H0 : μ1 = μ2

H1 : μ1 ≠ μ2

Keterangan :

H0: Jika tidak terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran

tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah

Assa'adiyah Attahiriyah

H1: Jika terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik

terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Assa'adiyah

Attahiriyah

μ1 = Rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas eksperimen

μ2 = Rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas kontrol

Pengambilan keputusan:

H0 diterima jika rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas eksperimen sama dengan

rata-rata kecerdasan emosional di kelas kontrol

H0 ditolak jika rata-rata kecerdasan emosional siswa di kelas eksperimen tidak sama

dengan rata-rata kecerdasan emosinal di kelas kontrol

50

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan di MI Assa'adiyah Attahiriyah yang beralamat di Jl. Raya

Ciracas, No: 7, kelurahan: Ciracas kecamatan: Ciracas Kota: Jakarta Timur. Penelitian ini

dilakukan pada kelas V. Kelas V di sekolah ini terdapat dua rombel (rombongan belajar)

yaitu kelas V.A dan kelas V.B dan yang digunakan sebagai sampel penelitian adalah

kelas V.A dan V.B. Kelas V.A sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas V.B menjadi

kelas kontrol. Kelas eksperimen diberikan treatment metode belajar sosiodrama

sedangkan kelas kontrol tidak diberikan treatment, melainkan hanya diajar dengan

menggunakan metode konvensional atau ceramah.

Penelitian ini dilakukan dimulai dari tanggal 12 November 2018 sampai dengan

22 November 2018. Pada penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pada masing-

masing kelas, yaitu satu pertemuan untuk dilakukan pretest, empat pertemuan lainnya

dilakukan treatment untuk kelas eksperimen dan dilakukan pembelajaran konvensional

untuk kelas kontrol. Adapun untuk posttest dilakukan pada akhir pertemuan. Sampel pada

penelitian ini adalah kelas V.A sebagai kelas eksperimen dan kelas V.B sebagai kelas

kontrol dengan siswa masing-masing 29 siswa perkelas dan total seluruh siswa kelas

kontrol dan kelas eksperrimen sebanyak 58 siswa.

Pada awal penelitian dilakukan pretest untuk melihat kecerdasan emosional awal

siswa sebelum diberi treatment. Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif pada

pretest kelas kontrol dan kelas eskperimen dengan bantuan program SPSS 25 untuk

mengetahui nilai minimum dan maksimum, mean, simpangan baku (std. Deviation),

tingkat penyebaran (variance), rentang (range), dan jumlah skor keseluruhan.

51

Tabel 4. 1

Analisis Deskriptif Pretest

Dari tabel di atas dapat diketahui deskripsi data kecerdasan emosi kelas kontrol pada

saat pretest memiliki harga rata-rata (mean) = 69, 86, simpangan baku (std. deviation) =

3,388, skor minimum = 64, skor maksimum = 78, variansi (variance) = 11,480, rentang

(range) = 14, dan jumlah skor = 2026. Sedangkan pada kelas eksperimen memiliki harga

rata-rata (mean) = 67,86, simpangan baku (std. deviation) = 3,889, skor minimum = 62,

skor maksimum = 76, variansi (variance) = 15,123, rentang (range) = 14, dan jumlah skor

= 1968.

Setelah dilakukan pretest dilanjutkan dengan treatment pada kelas eksperimen

dengan menggunakan metode sosiodrama dan pada kelas kontrol menggunakan metode

konvensional yaitu ceramah. Berikut ini adalah tabel hasil analisis deskriptif pada posttest

kelas kontrol dan kelas eskperimen dengan bantuan program SPSS 25 untuk mengetahui

nilai minimum dan maksimum, mean, standar deviasi, tingkat penyebaran (variance),

rentang (range), dan jumlah skor keseluruhan.

Tabel 4. 2

Analisis Deskriptif Posttest

Descriptive Statistics

N Range Min Max Sum Mean

Std.

Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic Statistic

Kontrol 29 14 64 78 2026 69,86 ,629 3,388 11,480

Eksperimen 29 14 62 76 1968 67,86 ,722 3,889 15,123

Valid N 29

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean

Std.

Deviation Variance

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Std.

Error Statistic Statistic

Kontrol 29 21 68 89 2275 78,45 1,105 5,950 35,399

Eksperimen 29 34 91 125 3047 105,07 1,804 9,714 94,352

Valid N 29

52

Dari tabel di atas dapat diketahui deskripsi data kecerdasan emosi kelas kontrol pada

saat posttest memiliki harga rata-rata (mean) = 78,45, simpangan baku (std. deviation) =

5,950, skor minimum = 68, skor maksimum = 89, variansi (variance) = 35,399, rentang

(range) = 21, dan jumlah skor = 2275. Sedangkan pada kelas eksperimen memiliki harga

rata-rata (mean) = 105,07, simpangan baku (std. deviation) = 9,714, skor minimum = 91,

skor maksimum = 125, variansi (variance) = 94,352, rentang (range) = 34, dan jumlah

skor = 3047.

1. Deskripsi Data Pretest

a. Deksripsi Data Kelas Kontrol

Berdasarkan tabulasi yang dilakukan, maka distribusi frekuensi skor

kecerdasan emosional pada kelas kontrol saat pretest dapat digambarkan dengan

tabel distribusi frekuensi yang disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung

menggunakan rumus Struges sebagai berikut:

K = 1 + 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 58

Xmin = 64, Xmax = 78

K = 1 + 3,3 log 58

= 1 + 5,81

= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.

Rentang data 78 – 64 = 14 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan

jumlah 14/7= 2. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi skor kecerdasan

emosional saat pretest kelas kontrol.

Tabel 4. 3

Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol

No Kelas Interval

Batas Kelas

F absolut F % Batas Bawah Batas Atas

1 64-65 63,5 65,5 4 13,79

2 66-67 65,5 67,5 3 10,34

3 68-69 67,5 69,5 4 13,79

4 70-71 69,5 71,5 10 34,48

53

5 72-73 71,5 73,5 4 13,79

6 74-75 73,5 75,5 2 6,89

7 76-77 75,5 77,5 1 3,44

8 78-79 77,5 79,5 1 3,44

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang

memiliki skor kecerdasan emosional antara 64-65 sebanyak 4 siswa dengan

persentase sebesar 13,79%, 66-67 sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar

10,34%, 68-69 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 13,79%, 70-71 sebanyak

10 siswa dengan persentase sebesar 34,48%, 72-73 sebanyak 4 siswa dengan

persentase sebesar 13,79%, 74-75 sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar

6,89%, 76-77 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,44%, dan 78-79 sebanyak 1

siswa dengan persentase sebesar 3,44 %. Data distribusi frekuensi tersebut dapat

disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.

Gambar 4.1

Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol

Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas

pretest kelas kontrol.

54

Tabel 4. 4

Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol

Interval Frekuensi Kriteria

116-154 0 Tinggi

77-115 1 Sedang

38-76 28 Rendah

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat 28 siswa

yang memiliki kategori kecerdasan emosi rendah, 1 siswa memiliki kategori

kecerdasan emosi sedang, dan tidak terdapat siswa yang berkategori kecerdasan

emosi tinggi. Data kategori tingkat kecerdasan emosi pretest kelas kontrol dapat

disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.

Gambar 4.2

Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Kontrol

b. Deskripsi Data Kelas Eksperimen

Setelah diketahui data hasil pretest kelas kontrol berikut ini adalah data hasil

pretest kelas eksperimen dalam bentuk tabulasi distribusi frekuensi skor kecerdasan

emosional dengan jumlah kelas interval yang dihitung menggunakan rumus Struges

sebagai berikut:

0

5

10

15

20

25

30

Kelas Kontrol

Rendah

Sedang

Tinggi

55

K = 1 + 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 58

Xmin = 62, Xmax = 76

K = 1 + 3,3 log 58

= 1 + 5,81

= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.

Rentang data 76 – 62 = 14 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan

jumlah 14/7= 2. Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi skor kecerdasan

emosional saat pretest kelas eksperimen.

Tabel 4. 5

Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen

No Kelas Interval

Batas Kelas

F absolut F % Batas Bawah Batas Atas

1 62-63 61,5 63,5 5 17,24

2 64-65 63,5 65,5 4 13,79

3 66-67 65,5 67,5 4 13,79

4 68-69 67,5 69,5 6 20,68

5 70-71 69,5 71,5 5 17,24

6 72-73 71,5 73,5 3 10,34

7 74-75 73,5 75,5 1 3,44

8 76-77 75,5 77,5 1 3,44

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang

memiliki skor kecerdasan emosional antara 62-63 sebanyak 5 siswa dengan

persentase sebesar 17,24%, 64-65 sebanyak 4 siswa dengan presentase sebesar

13,79%, 66-67 sebanyak 4 siswa dengan persentase sebesar 13,79%, 68-69 sebanyak

6 siswa dengan persentase sebesar 20,68%, 70-71 sebanyak 5 siswa dengan

persentase sebesar 17,24%, 72-73 sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar

10,34%, 74-75 sebanyak 1 siswa dengan persentase 3,44%, dan 76-77 sebanyak 1

siswa dengan persentase sebesar 3,44%. Data distribusi frekuensi tersebut dapat

disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.

56

Gambar 4.3

Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen

Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas

pretest kelas eksperimen.

Tabel 4. 6

Kategori Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen

Interval Frekuensi Kriteria

116-154 0 Tinggi

77-115 0 Sedang

38-76 29 Rendah

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol terdapat 29 siswa

yang memiliki kategori kecerdasan emosi rendah, tidak ada siswa yang memiliki

kategori kecerdasan emosi sedang, dan tidak terdapat siswa yang berkategori

kecerdasan emosi tinggi. Data kategori tingkat kecerdasan emosi pretest kelas

eksperimen dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.

57

Gambar 4.4

Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Pretest Kelas Eksperimen

2. Deskripsi Data Posttest

a. Deskripsi Data Kelas Kontrol

Setelah dilakukan pretest, kemudian kemudian dilakukan posttest. Pada kelas

kontrol diperoleh hasil tabulasi yang dilakukan dari distribusi frekuensi skor

kecerdasan emosional dapat digambarkan dengan tabel distribusi frekuensi yang

disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung menggunakan rumus Struges

sebagai berikut:

K = 1 + 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 58

Xmin = 68, Xmax = 89

K = 1 + 3,3 log 58

= 1 + 5,81

= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.

Rentang data 89 – 68 = 20 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan

jumlah 20/7= 2,8, maka dibulatkan menjadi 3 untuk panjang kelas. Berikut ini

adalah tabel distribusi frekuensi skor kecerdasan emosional saat posttest kelas

kontrol.

0

5

10

15

20

25

30

Kelas Kontrol

Rendah

Sedang

Tinggi

58

Tabel 4. 7

Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol

No Kelas Interval

Batas Kelas

F absolut F % Batas Bawah Batas Atas

1 68-70 63,5 65,5 3 10,34

2 71-73 65,5 67,5 3 10,34

3 74-76 67,5 69,5 7 24,13

4 77-79 69,5 71,5 3 10,34

5 80-82 71,5 73,5 5 17,24

6 83-85 73,5 75,5 3 10,34

7 86-88 75,5 77,5 4 13,79

8 89-91 77,5 79,5 1 3,44

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang

memiliki skor kecerdasan emosional antara 68-70 sebanyak 3 siswa dengan

persentase sebesar 10,34%, 71-73 sebanyak 3 siswa dengan presentase sebesar

10,34%, 74-76 sebanyak 7 siswa dengan persentase sebesar 24,13%, 77-79 sebanyak

3 siswa dengan persentase sebesar 10,34%, 80-82 sebanyak 5 siswa dengan

persentase sebesar 17,24%, 83-85 sebanyak 3 siswa dengan persentase sebesar

10,34%, 86-88 sebanyak 4 siswa dengan persentase 13,79%, dan 89-91 sebanyak 1

siswa dengan persentase sebesar 3,44 %. Data distribusi frekuensi tersebut dapat

disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.

59

Gambar 4.5

Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol

Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas

posttest kelas kontrol.

Tabel 4. 8

Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol

Interval Frekuensi Kriteria

116-154 0 Tinggi

77-115 16 Sedang

38-76 13 Rendah

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas kontrol tidak terdapat siswa

yang memiliki kategori kecerdasan emosi tinggi, melainkan terdapat 16 siswa yang

memiliki kategori kecerdasan emosi sedang dan 13 siswa memiliki kategori

kecerdasan emosi rendah. Data kategori tingkat kecerdasan emosi posttest kelas

kontrol dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.

60

Gambar 4.6

Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Kontrol

b. Deskripsi Data Kelas Eksperimen

Pada posttest kelas eksperimen diperoleh hasil tabulasi yang dilakukan dari

distribusi frekuensi skor kecerdasan emosional dapat digambarkan dengan tabel

distribusi frekuensi yang disajikan dengan jumlah kelas interval yang dihitung

menggunakan rumus Struges sebagai berikut:

K = 1 + 3,3 log n

n = jumlah responden yaitu 58

Xmin = 91, Xmax = 125

K = 1 + 3,3 log 58

= 1 + 5,81

= 6, 81, sehingga jumlah kelas interval dibulatkan menjadi 7 kelas.

Rentang data 125 – 91 = 34 , sedangkan panjang kelas didapat dibagi dengan

jumlah 34/7= 4.8, maka dibulatkan menjadi 5 panjang kelas. Berikut ini adalah tabel

distribusi frekuensi skor kecerdasan emosional saat posttest kelas eksperimen.

Tabel 4. 9

Distribusi Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen

No Kelas Interval

Batas Kelas

F absolut F % Batas Bawah Batas Atas

1 91-95 90,5 95,5 5 17,24

2 96-100 95,5 100,5 8 27,58

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

Kelas Kontrol

Rendah

Sedang

Tinggi

61

3 101-105 100,5 105,5 5 17,24

4 106-110 105,5 110,5 2 6,89

5 111-115 110,5 115,5 4 13,79

6 116-120 115,5 120,5 3 10,34

7 121-125 120,5 125,5 2 6,89

Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa presentase jumlah siswa yang

memiliki skor kecerdasan emosional antara 91-95 sebanyak 5 siswa dengan

persentase sebesar 17,24%, 96-100 sebanyak 8 siswa dengan presentase sebesar

27,58%, 101-105 sebanyak 5 siswa dengan persentase sebesar 17,24%, 106-110

sebanyak 2 siswa dengan persentase sebesar 6,89%, 111-115 sebanyak 4 siswa

dengan persentase sebesar 13,79%, 116-120 sebanyak 3 siswa dengan persentase

sebesar 10,34%, 121-125 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6,89%. Data distribusi

frekuensi tersebut dapat disajikan dengan bentuk grafik histogram sebagai berikut.

Gambar 4.7

Histogram Frekuensi Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen

Berikut ini adalah tabulasi kategori tingkat kecerdasan emosional pada kelas

posttest kelas eksperimen.

62

Tabel 4. 10

Kategori Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen

Interval Frekuensi Kriteria

116-154 5 Tinggi

77-115 24 Sedang

38-76 0 Rendah

Dari data di atas dapat diketahui bahwa pada kelas eksperimen terdapat tidak

ada siswa yang memiliki kategori kecerdasan emosi rendah, 24 siswa yang memiliki

kategori kecerdasan emosi sedang, dan 5 siswa yang berkategori kecerdasan emosi

tinggi. Data kategori tingkat kecerdasan emosi posttest kelas eksperimen dapat

disajikan dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut.

Gambar 4.8

Grafik Tingkat Kecerdasan Emosi Posttest Kelas Eksperimen

B. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis

1. Pengujian Persyaratan Hipotesis Uji Tes Awal (Pretest)

Berdasarkan data yang telah didapat dari hasil penelitian, maka data yang telah

diperoleh akan diuji hipotesis. Akan tetapi untuk menguji hipotesis diperlukan

pengujian persyaratan analisis terlebih dahulu, yaitu dengan cara menggunakan uji

normalitas dan uji homogenitas.

0

5

10

15

20

25

30

Kelas Kontrol

Rendah

Sedang

Tinggi

63

a. Uji Normalitas

1. Uji Normalitas Pretest kelas kontrol dan Eksperimen

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari hasil

kedua kelas, yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal

atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah jika

signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa

data nilai kecerdasan emosi kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

dikatakan berdistribusi normal. Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas

kelas kontrol dan kelas eksperimen dengan SPSS 25 yaitu Descriptive

Statistics

Tabel 4. 11

Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil pretest kelas

kontrol memperoleh signifikansi sebesar 0,175. Dari signifikansi tersebut

maka dapat dikatakan data dari kelas kontrol berdsitribusi normal sesuai

dengan kriteria dan hasil yang didapat yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar

0,175 > 0,05. Kelas eksperimen mendapat signifikansi 0,200 yang

menunjukkan bahwa data kelas eksperimen juga berdistribusi normal dengan

kriteria dan hasil yang didapat yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar 0,200 >

0,05. Sehingga H0 diterima, maka kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

dikatakan berdistribusi normal.

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Kontrol ,137 29 ,175 ,969 29 ,534

Eksperimen ,081 29 ,200* ,965 29 ,440

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

64

b. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas maka diperlukan satu uji lagi sebelum

melakukan uji hipotesis, yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk

mengetahui apakah data hasil kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen

memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Kriteria pengambilan

keputusan dari uji homogenitas adalah jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

Hal ini yang akan memberikan kesimpulan bahwa data kelas kontrol dan

eksperimen akan dikatakan homogen. Analisis ini menggunakan program SPSS 25

yaitu One Way Anova. Berikut ini adalah data hasil uji homogenitas kelas kontrol

dan kelas eksperimen.

Tabel 4. 12

Hasil Data Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari hasil uji homogenitas kelas

kontrol dan kelas eksperimen diperoleh signifikansi sebesar 0,309. Dengan

demikian berarti uji homogenitas telah memenuhi kriteria yaitu signifikansi 0,309

> 0,05. Sehingga H0 diterima dan hasil data tersebut memberikan kesimpulan

bahwa data kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki keragaman nilai yang

sama atau homogen.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji t-test dengan menggunakan

program SPSS 25 yaitu Independent-Sample T Test dengan maksud untuk

mengetahui perbedaan hasil rata-rata kecerdasan emosi antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen dengan kriteria pengujian hipotesis sebagai berikut:

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

X1danX2 Based on Mean 1,052 1 56 ,309

Based on Median 1,086 1 56 ,302

Based on Median and with

adjusted df

1,086 1 55,999 ,302

Based on trimmed mean 1,032 1 56 ,314

65

1. Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, jadi tidak terdapat

pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran tematik terhadap

kecerdasan emosional siswa kelas V di MI Assa'adiyah Attahiriyah.

2. Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima, jadi dapat

disimpulkan terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam

pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di MI

Assa'adiyah Attahiriyah.

Berikut ini adalah data hasil uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 25 yaitu

Independent-Sample T Test.

Tabel 4. 13

Hasil Data Uji t Pretest Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel di atas dari perhitungan nilai posttest kecerdasan emosi

siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat jika signifikansi (2-tailed)

yang diperoleh > 0,025, maka kriteria untuk memenuhi agar H0 diterima. Terlihat

pada hasil yang diperoleh nilai signifikansi (2-tailed) yang diperoleh adalah 0,041.

Dengan demikian H1 ditolak sedangkan H0 diterima dikarenakan 0,041 > 0,025.

Diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata

kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi dapat disimpulkan tidak terdapat

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

X1

dan

X2

Equal

variances

assumed

1,05

2

,309 2,088 56 ,041 2,000 ,958 ,081 3,919

Equal

variances

not assumed

2,088 54,969 ,041 2,000 ,958 ,081 3,919

66

perbedaan yang signifikan antara hasil pretest kelas kontrol dengan kelas

eksperimen.

2. Pengujian Persyaratan Hipotesis Uji Tes Akhir (Posttest)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data dari hasil kedua

kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak.

Kriteria pengambilan keputusan dari uji normalitas adalah jika signifikansi > 0,05

maka H0 diterima. Hal ini memberikan kesimpulan bahwa data nilai kecerdasan

emosi kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dikatan berdistribusi normal.

Berikut ini adalah hasil dari uji normalitas kelas kontrol dan kelas eksperimen

dengan SPSS25 yaitu Descriptive Statictics.

Tabel 4. 14

Hasil Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil posttest kelas kontrol

memperoleh signifikansi sebesar 0,037. Dari signifikansi tersebut maka dapat

dikatkan data dari kelas kontrol berdsitribusi tidak normal, karena sesuai dengan

kriteria dan hasil yang didapat yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar 0,037 > 0,05.

Kelas eksperimen mendapat signifikansi 0,022 yang menunjukkan bahwa data kelas

eksperimen juga berdistribusi tidak normal dengan kriteria dan hasil yang didapat

yaitu signifikansi kelas kontrol sebesar 0,022 > 0,05. Jadi H0 ditolak dan H1

diterima, kedua kelas tersebut dikatakan berdistribusi tidak normal.

b. Uji Homogenitas

Setelah dilakukan uji normalitas maka diperlukan satu uji lagi yaitu uji

homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil

kedua kelas yaitu kelas kontrol dan eksperimen memiliki tingkat varian data yang

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

Kontrol ,167 29 ,037 ,949 29 ,177

Eksperimen ,176 29 ,022 ,908 29 ,015

a. Lilliefors Significance Correction

67

sama atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan dari uji homogenitas adalah jika

signifikansi > 0,05 maka H0 diterima. Hal ini yang akan memberikan kesimpulan

bahwa data kelas kontrol dan eksperimen akan dikatakan homogen. Analisis ini

menggunakan program SPSS 25 yaitu One Way Anova. Berikut ini adalah data

hasil uji homogenitas kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Tabel 4. 15

Hasil Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui dari hasil uji homogenitas kelas

kontrol dan kelas eksperimen diperoleh signifikansi sebesar 0,002. Dengan demikian

berarti uji homogenitas belum memenuhi kriteria, yaitu signifikansi 0,002 > 0,05.

Sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, maka dari kriteria tersebut memberikan

kesimpulan bahwa data kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak memiliki keragaman

nilai yang sama atau homogen.

c. Pengujian hipotesis

Sebelum dilakukan uji hipotesis pada sebelumnya dilakukan uji normalitas dan

homogenitas dari data penelitian posttest kelas kontrol dan eksperimen. Pada uji

normalitas diperoleh hasil bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi tidak

normal. Seteleh uji normalitas dilanjutkan dengan uji homogenitas. Pada uji inipun juga

diperoleh hasil bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak homogen. Dari kedua

uji tersebut, maka untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan non parametrik dengan

uji Mann Whitney U menggunakan SPSS 25.

Test of Homogeneity of Variances

Levene Statistic df1 df2 Sig.

X1danX2 Based on Mean 11,056 1 56 ,002

Based on Median 4,779 1 56 ,033

Based on Median and

with adjusted df

4,779 1 40,117 ,035

Based on trimmed mean 9,988 1 56 ,003

68

Tabel 4. 16

Hasil Data Uji Mann Whitney U Postest Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil data di atas diperoleh Asymp. Sig (2 –tailed) sebesar 0,000.

Lalu dibandingkan dengan nilai 1

2𝛼 = 0,025, maka 0,000 < 0,025. Dari hasil tersebut

menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Dapat disimpulkan pada pengujian

Mann Whitney U terdapat perbedaan antara nilai posttest kelas kontrol dan kelas

eksperimen.

C. Pembahasan Penelitian

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, terlihat bahwa perolehan nilai

kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah diberi treatment mengalami peningkatan dari

sebelumnya. Sebelum diberi treatment, terlebih dahulu dilakukan pretest pada kelas

kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol diperoleh jumlah nilai kecerdasan emosi

semua siswa sebesar 2.026 dengan rata-rata sebesar 69,86 dan terdapat 28 siswa yang

memiliki kecerdasan emosi rendah, 1 siswa memiliki kecerdasan emosi sedang, dan tidak

terdapat siswa yang memiliki kecerdasan emosi tinggi. Pada kelas eksperimen diperoleh

jumlah nilai kecerdasan emosi semua sebesar 1.968 dengan rata-rata sebesar 67,86.

Terdapat 29 siswa memiliki kecerdasan emosi rendah dan tidak terdapat siswa yang

memiliki kecerdasan emosi sedang ataupun tinggi.

Setelah dilakukan pretest, kemudian dilakukan treatment berupa metode

sosiodrama untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan metode konvensional

(ceramah). Pada tahap ini dilakukan sebanyak empat kali pertemuan yang dilakukan oleh

Test Statisticsa

X1danX2

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 435,000

Z -6,545

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,000b

95% Confidence Interval Lower Bound ,000

Upper Bound ,000

Monte Carlo Sig. (1-tailed) Sig. ,000b

95% Confidence Interval Lower Bound ,000

Upper Bound ,000

a. Grouping Variable: kelas

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

69

peneliti. Setelah dilakukan empat kali pertemuan, kemudian kelas kontrol dan kelas

eksperimen dilakukan posttest dengan diberikan angket yang sama seperti saat pretest

yang dilakukan sebelumnya. Dilihat dari hasil posttest, didapat nilai yang berbeda dan

meningkat pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada kelas kontrol diperoleh nilai

jumlah seluruh siswa sebesar 2.275 dengan rata-rata 78,45 dan terdapat 16 siswa yang

memiliki kecerdasan emosi sedang dan 13 siswa memiliki kecerdasan emosi rendah.

Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh nilai jumlah seluruh siswa sebesar 3.047

dengan rata-rata sebesar 105,07 dan terdapat 5 siswa yang memiliki kecerdasan emosi

tinggi dan 24 siswa yang memiliki kecerdasan emosi sedang.

Dari hasil pretest dan posttest mengalami peningkatan antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen. Akan tetapi saat pretest kelas kontrol memiliki jumlah nilai yang lebih

besar dari kelas eksperimen. Setelah diberikan treatment kelas eksperimen menjadi

mempunyai peningkatan nilai lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal demikian ditunjukkan

oleh uji hipotesis hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada uji hipotesis

untuk posttest menggunakan uji non parametrik yaitu uji Mann Witney U. Berbeda

dengan pretest yang dilakukan dengan uji hipotesis parametrik yaitu uji t. Hal ini

dikarenakan pada pretest data dari kelas kontrol dan eksperimen berdistribusi normal dan

homogen. Sedangkan pada posttest data kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi

tidak normal dan tidak homogen. Nilai uji hipotesis saat pretest diperoleh sebesar 0,041 <

0,025.

Pada perhitungan posttest uji hipotesis diperoleh Asymp. Sig (2-tailed) sebesar

0,000 < 0,025. Perhitngan dengan non parametrik tersebut menunjukkan bahwa

signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari taraf signifikansi. Artinya, nilai rata-rata

posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda dan tidak sama seperti saat pretest.

Metode sosiodrama yang digunakan pada kelas eksperimen menunjukkan bahwa

metode sosiodrama tepat untuk meningkatkan kecerdasan emosi peserta didik, karena

dibandingkan dari saat pretest kelas kontrol lebih tinggi nilai rata-ratanya dari kelas

eksperimen. Sedangkan setelah pretest dengan diberikan treatment yang berbeda, yaitu

kelas kontrol dengan metode ceramah dan kelas eksperimen dengan metode sosiodrama.

Setelah treatment dilakukan, kemudian dilakukan posttest dan hasilnya kelas eksperimen

mempunyai nilai rata-rata yang lebih besar dari kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen terdapat 29 siswa. Sosiodrama dilakukan perkelompok

secara bergantian di kelas eksperimen dan jumlah banyaknya perkelompok berbeda.

Tergantung dengan banyaknya pemain di naskah sosiodrama yang dibuat. Pada metode

70

sosiodrama dilakukan sebanyak empat kali pertemuan, tiga pertemuan siswa memainkan

sosiodrama dengan naskah yang dibuat oleh peneliti dan saat pertemuan keempat, siswa

diminta untuk membuat naskah sosiodrama dengan berdasarkan kelompok dan mereka

juga akan tampil memainkan perannya.

Dari perlakuan yang dilakukan di kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat

dari hasil angket yang diberikan bahwa siswa kelas eksperimen menjadi lebih baik dari

sebelumnya dan mengalahkan nilai rata-rata kecerdasan emosi kelas kontrol yang pada

pretest kelas kontrol lebih unggul dari kelas eksperimen. Selain lebih meningkatkan

kecerdasan emosi, sosiodrama juga membuat siswa menjadi lebih aktif, melatih siswa

utnuk berani tampil dihadapan banyak orang, melatih kemampuan berbicara, dan

menumbuhkan semangat belajar. Hal ini terlihat dari tumbuhnya semangat belajar,

perhatian yang lebih, dan mengurangi rasa jenuh belajar siswa. Sedangkan pada kelas

kontrol cenderung biasa saja ketika akan dimulai pembelajaran, tidak terlihat lebih

semangat dan fokus perhatian mereka tidak seperti kelas eksperimen. Dimana kelas siswa

kelas eksperimen lebih antusias dengan memperhatikan temannya yang tampil, sedangkan

kelas kontrol karena guru hanya berceramah pusat perhatian mereka ketika guru sedang

menyampaikan pelajaran cepat hilang dengan mereka ada yang saling berbicara atau

bercanda dengan teman sebangkunya.

Sebelum diterapkan metode sosiodrama kegiatan belajar mengajar masih terfokus

pada guru dalam menjelaskan. Siswa menjadi kurang aktif dalam mengikuti proses

pembelajaran. Akan tetapi setelah diterapkan metode sosiodrama untuk kelas eksperimen

proses belajar mengajar lebih aktif dan kreatif dibanding kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah.

D. Keterbatasan Penelitian

Selama penelitian berlangsung peneliti menyadari bahwa penelitian yang talah

dilakukan belum sempurna, dikarenakan peneliti mempunya keterbatasan antara lain:

1. Alokasi waktu saat metode sosiodrama yang kurang, sehingga peneliti membutuhkan

waktu yang cukup panjang untuk menenangkan kelas eksperimen dikarenakan kelas

tersebut terkenal sulit dikondisikan dibandingkan kelas lainnya.

2. Pada kelas eksperimen terdapat siswa yang belum lancar membaca, sehingga saat dia

tampil memainkan sosiodrama dia sulit untuk membaca naskah dan membutuhkan

waktu yang panjang. Sementara waktu yang terbatas, sehingga siswa lain menjadi

jenuh menunggunya.

71

3. Pada penelitian ini metode sosiodrama hanya ditekankan untuk meningkatkan

kecerdasan emosi siswa, sehingga ketika ada materi atau mata pelajaran yang tidak

cocok untuk dijadikan sosiodrama, maka membutuhkan waktu lagi untuk

mengajarkan materi atau mata pelajaran lain.

72

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dari data yang diperoleh maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh dengan menggunakan metode sosiodrama dalam pembelajaran

tematik terhadap kecerdasan emosional siswa kelas V di MI Assa'adiyah Attahiriyah. Hal

tersebut dapat dibuktikan dengan hasil nilai rata-rata kecerdasan emosi saat pretest pada

kelas kontrol mendapatkan nilai sebesar 69,86 dan kelas eksperimen sebesar 67,86.

Setelah diberi perlakuan pada masing-masing kelas tersebut menjadi terdapat perbedaan

dan peningkatan. Pada kelas kontrol mendapatkan nilai sebesar 78,45 dan kelas

eksperimen sebesar 105,07. Hasil posttest tersebut menunjukkan perbedaan dan

peningkatan yang cukup signifikan, kelas eksperimen yang menggunakan metode

sosiodrama lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kecerdasan emosi kelas

kontrol yang menggunakan metode ceramah yaitu (105,07 > 78,45).

Hasil tersebut diperkuat dengan dilakukan uji hipotesis dilakukan dengan cara non

parametrik uji Mann Witney U menggunakan SPSS 25. Berdasarkan hasil pengujian

diperoleh dari hasil posttest kelas kontrol dan eksperimen sebesar 0,000 yang dimana

0,000 < 0,025, maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

memberikan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penerapan metode sosiodrama dalam

pembelajaran tematik terhadap kecerdasan emosional siswa.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat diajukan beberapa saran, yaitu :

1. Bagi siswa

Siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih menghargai lagi saat

ada teman yang tampil dengan tidak asyik bercanda atau berbicara dengan teman lain.

Selain itu siswa juga diharapkan dapat menyimak lebih baik lagi dengan lebih

konsentrasi terhadap apa yang dilihat dan didengarnya.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya memperhatikan lagi bagaimana keadaan peserta didik perindividu,

agar mengetahui karakter, sifat, dan pola perilaku anak ketika di sekolah. Hal tesebut

73

berkenaan dengan kecerdasan emosi, dimana kecerdasan emosi di sekolah kurang

mendapatkan perhatian. Sehingga kecerdasan emosi anak banyak yang rendah.

b. Guru hendaknya lebih menggunakan bermacam metode agar kegiatan belajar

mengajar lebih aktif dan anak tidak jenuh dengan pembelajaran sehari-hari. Diantara

metode yang dapat digunakan adalah metode sosiodrama yang dapat membuat

kegiatan belajar mengajar menjadi aktif dan smengurangi tingkat kejenuhan siswa.

Disamping itu yang terpenting adalah metode sosiodrama dapat meningkatkan

kecerdasan emosi, karena pada umumnya di sekolah kecerdsan emosi

dikesampingkan dan yang dikedepankan adalah kecerdasan intelektual.

3. Bagi Sekolah

Sekolah senantiasa mendukung dan memfasilitasi guru dalam memberikan pembelajaran

yang kreatif dan inovatif.

74

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Iif Khoiru & dkk. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP. Jakarta: PT

Prestasi Pustakarya

Ahmadi, Iif Khoiru, Sofan Amri, & Tatik Elisah. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah

Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka

Ain, Nurul & Maris Kurniawati. Implementasi Kurikulum KTSP:Pembelajaran Tematik di

Sekolah Dasar. Jurnal Inspirasi Pendidikan. Vol. 1

Akbar, Sa'dun dkk. 2016. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Bandung,

PT Remaja Rosdakarya

Al – Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi

Anak Usia Dini TK/RA & Anak kelas Awal SD/MI Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta: Kencana

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharismi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. Ke 7

Asra, Abuzar. 2014. Puguh Bodro Irawan, & Agus Purwoto, Metode Penelitian Survei. In

Media: Bogor

Asy-Syaukani. 2009. Tafsir Fathul Qadir. jilid 2, Jakarta: Pustaka AZZAM

Atkinson, Rita L. & Richard C. Atkinson. 1999. Introduction To Psychology. Jilid 2. Jakarta:

Erlangga

Baskara, Adya, Helly O. Soetjipto, & Nuryati Atamimi. Kecerdasan Emosi Ditinjau Dari

Keikutsertaan Dalam Program Meditasi. Jurnal Psikologi. Vol. 35. 2015

B. Uno, Hamzah. 2014. Model Pembelajaran. Jakarta, Bumi Aksara

B. Uno, Hamzah. 2008. Orientasi Baru Dalam Psiokologi Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

Baharuddin. 2016. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Budiman & Agus Riyanto. 2014. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap dalam

Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika

Darmansyah. 2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan Dengan Humor. Jakarta: Bumi

Aksara

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia

Djadli. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara

75

Djamarah, Syaiful Bahri. 2014. Pola Asuh Orang Tua dan Komunikasi dalam Keluarga :

Upaya Membangun Citra Membentuk Pribadi Anak. Jakarta: Rineka Cipta

Efendi, Agus. 2005. Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta

Erawan, Dewa Gede Bambang. Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas VIII SMP

Mutiara Singaraja, Jurnal Santiaji Pendidikan, Vol. 4. 2014

Erawan, Dewa Gede Bamban. Penggunaan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berwawancara Dengan Berbagai Kalangan Pada Siswa Kelas VIII SMP

Mutiara Singaraja. Jurnal Santiaji Pendidikan. Vol. 4. 2014

Fadila, Tri Ayu. Implementasi Metode Sosiodrama Dalam Meningkatkan Sikap Nasionalisme

Siswa Pada Pembelajaran Sejarah. Jurnal Historia. Vol. 5. 2017

Ginanjar, Ary & Ridwan Mukri. 2007. ESQ For Teens. Jakarta: PT ARGA Publishing

Gitosarso, Moh. Kecerdasan Emosi Dalam Tasawuf. Jurnal Of Islamic Studies. Vol. 2. 2012

Goleman, Daniel. 2016. Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional). Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Goleman, Daniel. 2005. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama

Gulö, W. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Grasindo. Cet. Ke-6

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara

Familia, Tim Pustaka. 2006. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingnya.

Yogyakarta: Kanisius

Haryanti, Asti & dkk. Model Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan

Empati Siswa SMP. Jurnal Bimbingan dan Konseling. Vol. 6. 2017

Herlianti, Yanti. 2015. Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Saintifik dan

Penilaian Otentik untuk Mendukung Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: UIN Press

Indriani, Fitri. Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam Mengelola Pembelajaran Tematik

Integratif Kurikulum 2013 Pada Pengajaran Micro di PGSD UAD Yogyakarta. Profesi

Pendidikan Dasar.Vol. 2. 2015

Khodijah, Nyayu. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT

Refika Aditama,

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2014. Biopsikologi Pembelajaran Perilaku. Bandung: Alfabeta

Latip, Asep Ediana. 2013. Pembelajaran Tematik Dalam Kajian Teoritik dan Praktik.

Tangerang Selatan, UIN Jakarta Press

76

Lestari, Kurnia Eka & Mokhammad Ridwan Yudhanegara. 2015. Penelitian Pendidikan

Matematika. Bandung: PT Refika Aditama

Lwin, May, dkk. 2008. How To Multiply Your child’s Intelligence. Yogyakarta: PT Macanan

Jaya Cemerlang. Cet. Ke-2

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya

Mubayidh, Makmun. 2006. Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak: Referensi Penting

BagiPara Pendidik dan Orang Tua. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Mubdi, Faiz Hadiyanul & Endang Sri Indrawati. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dan

Efikasi Diri Akademik Pada Siswa Kelas XI SMK Bina Wisata Lembang. Jurnal

Empati. Vol. 6. 2017

Muklis, Mohamad. Pembelajaran Tematik. Fenomena. Vol. 4. 2012

Nurlita, Meta. Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Perawat pada

Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan. Jurnal Psikologi. Vol. 1. 2012

Pribadi, A. Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Dian Rakyat

Pujiastuti, Pratiwi. Evaluasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Kependidikan.

Vol. 1. 2017

Putri, Faya Sukma. 2013. "Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kepercayaan Diri

TerhadapPrestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IS SMA Negeri 3

Malang". Skripsi. Fakultas Ekonomi, Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri

Semarang

Rede, Amram. Pembelajaran Tematik Pemanasan Global dan Kesadaran Diri Siswa Sekolah

Dasar, Jurnal Pendidikan. Vol. 1..

RI, Departemen Agama. 2013. Al-qur'an dan Terjemahannya Special For Woman. Bandung:

Syamil Qur'an

Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian. Alfabeta: Bandung. Cet. Ke-9

Rismalinda. 2017. Buku Ajar Psiokologi Kesehatan. Jakarta: CV Trans Info Media

Rusman. 2016. Model-Model Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta. Cet. Ke-6

Safaria, Trianto & Nofrans Eka Saputra. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: Bumi Aksara

Saleh, Abdul Rahman. 2004. Psikologi: Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta:

Prenadamedia Group

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2003. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta: Bulan Bintang

Shihab, Quraish. 2002. Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:

Lentera Hati

Siregar, Marabonggala Mukafih . Penerapan Metode Sosiodrama Untuk Meningkatkan

Kemampuan Interpersonal Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Sleman Yogyakarta. Jurnal

Bimbingan dan Konseling. Vol. 1. 2016

77

Subagyo, Pangestu & Djarwanto. 2009. Statistika Induktif. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Cet. Ke-5Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta: Bandung

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Pendidikan. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Suharjito, Didik. 2014. Pengantar Metodologi Penelitian. Bogor: PT Penerbit IPB Press

Sulistyaningsih. 2011. Metodologi Penilitian Kebidanan: Kuantitatif-Kualitatif. Graha Ilmu,

Yogyakarta

Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi. Yogyakarta, Ar-

Ruzz Media. Cet. Ke-3

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana

Syah, Muhibbin. 2016. Telaah Singkat Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rajawali Pers

Syah, Muhibbin. 2013. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT

Rosdakarya. Cet. Ke-18

Taniredja, Tukiran & Efi Miftah Faridli. 2013. Model-model Pembelajaran Inovatif.

Bandung: Alfabeta. Cet. Ke-3

Usman,. Basyiruddin. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers

Wahab, Rohmalina. 2016. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers

Wati, Undu Eka, dkk. Penggunaan Metode Sosiodrama Dalam Peningkatan Pembelajaran

Bahasa Indonesia Bagi Siswa Kelas V SD. Kalam Cendekia. Vol. 4

Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Yuliantini, Tine. Pengaruh Kecerdasan Emosi dan Motivasi Berprestasi Terhadap Prestasi

Belajar Mahasiswa AKPARNAS-UNAS Jakarta. Jurnal MIX. Vol. 3. 2013

78

LAMPIRAN

Lampiran 1

Instrumen uji coba kecerdasan emosional

ANGKET UJI COBA PENELITIAN

Petunjuk pengisian:

1. Memulailah dengan membaca Basmallah.

2. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan jenis kelamin.

3. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman

anda dalam kehidupan sehari-hari, dengan keterangan sebagai berikut:Sangat Setuju (SS),

Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

4. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang tidak terisi

5. Jawablah sesuai dengan kata hati sendiri

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tahu kapan saya sedih dan kapan saya gembira

2. Saya marah saat teman mengganggu ketika belajar

3. Saya dapat mengetahui penyebab yang membuat saya sedih

dan senang

4. Saya terkadang bingung terhadap apa yang saya rasakan

5. Suasana yang membuat saya tegang, saya cenderung sulit

untuk berpikir

6. Saya suka menolong teman yang membutuhkan bantuan,

walaupun saya sedang dalam keadaan kurang baik

7. Saya merasa frustasi ketika mendapatkan pelajaran yang sulit

8. Saya mampu menahan rasa marah ketika teman mengejek

9. Saya dapat memaafkan teman, walaupun telah berbuat hal

buruk terhadap saya

10. Saya cenderung berkelahi ketika teman mengejek

79

11. Saya sabar menunggu giliran untuk masuk kelas ketika teman

yang lain berebut untuk masuk kelas

12. Saya cenderung memukul teman yang menghina saya

13. Saya lebih percaya dengan jawaban diri sendiri dibanding

dengan jawaban orang lain saat sedang ujian

14. Saya kesal ketika guru memarahi saya karena kurang giat

belajar

15. Ketika sedang diminta untuk tampil didepan kelas saya berdo'a

terlebih dahulu

16. Ketika diminta tampil didepan kelas tangan saya selalu merasa

gemetar

17. Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

18. Ketika sedang sendiri saya cenderung merasa takut

19. Saat dirumah saya lebih memilih mengerjakan PR terlebih

dahulu dibandingkan bermain terlebih dahulu

20. Saya jarang piket saat saya mendapat giliran

21. Saya dapat mengatur kapan waktu bermain dan kapan waktu

menyelesaikan tugas sekolah

22. Saya tidak dapat mengerjakan tugas saat saya sedang malas

23. Ketika sedang takut saya cenderung menangis

24. Saya lebih suka memafkan teman dari pada harus berkelahi

25. Saya selalu menerima pendapat teman saat belajar

berkelompok

26. Saya lebih mementingkan pendapat saya dari pada pendapat

orang lain

27. Saya senang membantu teman yang sulit memahami pelajaran

28. Saat teman menangis saya tidak mempedulikannya

29. Saya senang menjadi pendengar yang baik saat teman bercerita

tentang keluh kesahnya

30. Saya tidak suka berbincang dengan orang yang baru dikenal

31. Saya sadar ketika teman sedang tidak suka dengan sikap atau

perbuatan saya

32. Saya tidak peduli dengan apapun sikap teman terhadap saya

33. Saya lebih memilih mengalah dari pada berebut sesuatu dengan

teman

34. Saya sulit untuk meminta maaf kepada teman, meskipun saya

yang bersalah

35. Saya merasa canggung saat berbicara dengan teman baru

36. Saya selalu berani tampil di depan banyak orang

37. Saya bergaul tanpa memilih-milih teman yang pintar atau tidak

38. Saya hanya ingin berteman dengan teman yang kaya saja

80

39. Saat ada teman yang piket saya suka mundar-mandir di kelas

40. Ketika teman berjalan uangnya jatuh, saya suka

memberitahukannya

41. Saya suka meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak

membawa alat tulis

42. Saya merasa biasa saja saat orang lain sedang mengalami

kesusahan

43. Saya selalu menawarkan makanan yang saya punya pada

teman lain

44. Saya tidak suka berbagi apapun yang saya miliki pada orang

lain

45. Saya tidak suka bergabung dengan kelompok-kelompok atau

perkumpulan-perkumpulan baik di rumah atau di sekolah

46. Ketika terdapat permasalahan, saya suka menyelesaikan secara

bersama dengan teman-teman

81

82

83

81

Lampiran 2

Intrumen penelitian kecerdasan emosi

ANGKET PENELITIAN

Petunjuk pengisian:

6. Memulailah dengan membaca Basmallah.

7. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas, dan jenis kelamin.

8. Berilah tanda check list (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman

anda dalam kehidupan sehari-hari, dengan keterangan sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

9. Kerjakan setiap nomor jangan sampai ada yang tidak terisi

10. Jawablah sesuai dengan kata hati sendiri

Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin :

Kelas :

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya tahu kapan saya sedih dan kapan saya gembira

2. Saya dapat mengetahui penyebab yang membuat saya sedih

dan senang

3. Saya terkadang bingung terhadap apa yang saya rasakan

4. Suasana yang membuat saya tegang, saya cenderung sulit

untuk berpikir

5. Saya suka menolong teman yang membutuhkan bantuan,

walaupun saya sedang dalam keadaan kurang baik

6. Saya merasa frustasi ketika mendapatkan pelajaran yang sulit

7. Saya dapat memaafkan teman, walaupun telah berbuat hal

buruk terhadap saya

8. Saya cenderung berkelahi ketika teman mengejek

9. Saya sabar menunggu giliran untuk masuk kelas ketika teman

yang lain berebut untuk masuk kelas

10. Saya lebih percaya dengan jawaban diri sendiri dibanding

dengan jawaban orang lain saat sedang ujian

11. Saya kesal ketika guru memarahi saya karena kurang giat

belajar

82

12. Ketika sedang diminta untuk tampil didepan kelas saya berdo'a

terlebih dahulu

13. Ketika diminta tampil didepan kelas tangan saya selalu merasa

gemetar

14. Saya mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan baru

15. Ketika sedang sendiri saya cenderung merasa takut

16. Saat dirumah saya lebih memilih mengerjakan PR terlebih

dahulu dibandingkan bermain terlebih dahulu

17. Saya jarang piket saat saya mendapat giliran

18. Saya dapat mengatur kapan waktu bermain dan kapan waktu

menyelesaikan tugas sekolah

19. Saya tidak dapat mengerjakan tugas saat saya sedang malas

20. Saya lebih suka memafkan teman dari pada harus berkelahi

21. Saya selalu menerima pendapat teman saat belajar

berkelompok

22. Saya lebih mementingkan pendapat saya dari pada pendapat

orang lain

23. Saya senang membantu teman yang sulit memahami pelajaran

24. Saat teman menangis saya tidak mempedulikannya

25. Saya senang menjadi pendengar yang baik saat teman bercerita

tentang keluh kesahnya

26. Saya tidak suka berbincang dengan orang yang baru dikenal

27. Saya sadar ketika teman sedang tidak suka dengan sikap atau

perbuatan saya

28. Saya tidak peduli dengan apapun sikap teman terhadap saya

29. Saya lebih memilih mengalah dari pada berebut sesuatu dengan

teman

30. Saya sulit untuk meminta maaf kepada teman, meskipun saya

yang bersalah

31. Saya bergaul tanpa memilih-milih teman yang pintar atau tidak

32. Saya hanya ingin berteman dengan teman yang kaya saja

33. Saya suka meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak

membawa alat tulis

34. Saya merasa biasa saja saat orang lain sedang mengalami

kesusahan

35. Saya selalu menawarkan makanan yang saya punya pada

teman lain

36. Saya tidak suka berbagi apapun yang saya miliki pada orang

lain

37. Saya tidak suka bergabung dengan kelompok-kelompok atau

perkumpulan-perkumpulan baik di rumah atau di sekolah

38. Ketika terdapat permasalahan, saya suka menyelesaikan secara

bersama dengan teman-teman

83

Lampiran 3

Data hasil uji validitas kecerdasan emosi

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3

2 3 4 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3

3 4 3 4 1 4 4 4 2 2 3 2 2 2 4 4

4 2 4 2 3 2 4 2 3 4 4 4 3 2 3 3

5 1 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 2

6 4 4 2 4 4 1 1 4 1 2 4 3 4 2 4

7 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3

8 3 4 3 2 2 2 3 2 2 4 3 4 2 3 1

9 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2

10 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2

11 2 3 4 4 2 2 4 4 2 4 4 3 4 1 4

12 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4

14 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2

15 1 3 3 2 3 2 2 3 2 1 1 3 1 1 3

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

17 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

18 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2

19 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

20 4 3 2 4 4 4 2 1 4 3 4 4 4 4 4

rhitung 0,596 -0,037 0,577 0,666 0,500 0,554 0,593 0,411 0,490 0,519 0,452 -0,067 0,755 0,596 0,536

rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

Vld

Tdk

Vld Vld Vld Vld Vld Vld

Tdk

Vld Vld Vld Vld

Tdk

Vld Vld Vld Vld

84

No 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4

2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

3 4 4 4 4 2 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4

4 3 4 2 3 3 3 3 1 3 1 2 3 1 3 3

5 4 2 3 2 4 3 2 4 3 3 2 3 4 3 4

6 4 4 4 4 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4

7 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 1 3 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

9 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4

11 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

12 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

14 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

15 1 4 1 2 2 1 3 4 1 3 2 3 4 4 2

16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

17 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3

18 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3

19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

20 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4

rhitung 0,808 0,577 0,538 0,640 0,696 0,828 0,444 0,194 0,929 0,739 0,873 0,914 0,577 0,735 0,922

rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld

Tdk

Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld

85

No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3

3 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4

4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4

5 4 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 1

6 4 4 4 4 1 3 1 4 1 4 4 4 4 4 4

7 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

8 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3

9 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3

10 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

11 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4

12 3 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3

13 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4

14 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 2 2 2 2

15 2 1 3 1 2 3 1 3 3 3 1 4 4 2 1

16 4 4 4 4 1 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4

17 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

18 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3

19 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3

20 4 4 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4

rhitung 0,876 0,884 0,872 0,894 0,105 -0,190 0,594 0,818 -0,070 0,098 0,893 0,663 0,702 0,905 0,776

rtabel 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444 0,444

Vld Vld Vld Vld

Tdk

Vld

Tdk

Vld Vld Vld

Tdk

Vld

Tdk

Vld Vld Vld Vld Vld Vld

86

No 46 Total Skor

1 4 172

2 3 139

3 4 157

4 3 136

5 3 139

6 4 153

7 3 132

8 3 134

9 3 135

10 4 169

11 4 164

12 3 139

13 4 179

14 2 100

15 3 105

16 4 176

17 3 133

18 3 135

19 3 138

20 4 169

rhitung 0,914

rtabel 0,444

Vld

87

Lampiran 4

Tabel rangkuman hasil uji validitas kecerdasan emosional

No. Butir

lama No. Butir Baru rhitung rtabel Keterangan

1 1 0,596 0, 444 Valid

2 -0,037 0, 444 Tidak Valid

3 2 0,577 0, 444 Valid

4 3 0,666 0, 444 Valid

5 4 0,500 0, 444 Valid

6 5 0,554 0, 444 Valid

7 6 0, 593 0, 444 Valid

8 0,411 0, 444 Tidak Valid

9 7 0,490 0, 444 Valid

10 8 0, 519 0, 444 Valid

11 9 0,452 0, 444 Valid

12 -0,067 0, 444 Tidak Valid

13 10 0,755 0, 444 Valid

14 11 0,596 0, 444 Valid

15 12 0,536 0, 444 Valid

16 13 0,808 0, 444 Valid

17 14 0,577 0, 444 Valid

18 15 0,538 0, 444 Valid

19 16 0,640 0, 444 Valid

20 17 0,696 0, 444 Valid

21 18 0,828 0, 444 Valid

22 19 0,444 0, 444 Valid

23 0,194 0, 444 Tidak Valid

24 20 0,929 0, 444 Valid

25 21 0,739 0, 444 Valid

26 22 0,873 0, 444 Valid

27 23 0,914 0, 444 Valid

28 24 0,577 0, 444 Valid

29 25 0,735 0, 444 Valid

30 26 0,922 0, 444 Valid

31 27 0,876 0, 444 Valid

32 28 0,884 0, 444 Valid

33 29 0,872 0, 444 Valid

34 30 0,894 0, 444 Valid

35 0,105 0, 444 Tidak Valid

36 -0,190 0, 444 Tidak Valid

37 31 0,594 0, 444 Valid

38 32 0,818 0, 444 Valid

39 -0, 007 0, 444 Tidak Valid

40 0, 098 0, 444 Tidak Valid

41 33 0, 893 0, 444 Valid

42 34 0, 663 0, 444 Valid

43 35 0, 702 0, 444 Valid

88

44 36 0, 905 0, 444 Valid

45 37 0, 776 0, 444 Valid

46 38 0, 914 0, 444 Valid

Lampiran 5

Hasil uji reabilitas kecerdasan emosi

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 20 50,0

Excludeda 20 50,0

Total 40 100,0

a. Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,970 38

Item Statistics

Mean

Std.

Deviation N

P1 2,90 ,968 20

P3 3,05 ,759 20

P4 2,95 ,945 20

P5 3,00 ,795 20

P6 3,05 ,887 20

P7 2,90 ,912 20

P9 2,95 ,887 20

P10 3,05 ,826 20

P11 3,00 ,918 20

P13 3,05 ,945 20

P14 2,95 ,999 20

P15 2,95 ,887 20

P16 3,20 ,951 20

P17 3,25 ,910 20

89

P18 3,05 ,945 20

P19 3,05 ,945 20

P20 3,10 ,788 20

P21 3,05 ,826 20

P22 3,05 ,759 20

P24 3,25 ,786 20

P25 3,25 ,786 20

P26 3,20 ,768 20

P27 3,35 ,587 20

P28 3,35 ,813 20

P29 3,40 ,598 20

P30 3,35 ,671 20

P31 3,40 ,681 20

P32 3,30 ,801 20

P33 3,40 ,598 20

P34 3,20 ,834 20

P37 3,00 ,973 20

P38 3,45 ,605 20

P41 3,30 ,801 20

P42 3,50 ,607 20

P43 3,45 ,605 20

P44 3,25 ,716 20

P45 3,20 ,951 20

P46 3,35 ,587 20

90

Lampiran 6

Tabel data kecerdasan emosi hasil pretest kelas kontrol

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 1 2 2 1 3 1 2 4 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3

3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 2 2

4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

5 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

6 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3

7 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3

8 2 2 2 1 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 3 3 1 1 2

9 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 1 1 3

10 4 4 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 4 4

11 1 2 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 3 4 4 3 3 1

12 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

13 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

14 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 3 4 4 3 3 1

15 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 4 2 1 3 3 3

16 2 2 1 2 1 1 2 3 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2

17 3 2 1 1 2 2 3 3 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2

18 4 4 4 1 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3

19 3 3 2 2 3 1 1 1 1 2 1 3 3 4 2 1 2 1 1 2

20 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 2

21 2 2 1 1 2 2 1 3 1 3 2 1 1 1 4 4 4 3 1 1

22 2 2 2 1 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 3

23 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3

24 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1

25 3 3 3 1 1 1 2 3 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3

26 4 3 3 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3

27 2 2 2 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2

28 1 1 2 3 3 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1

29 3 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1

91

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Total

Skor

1 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 65

2 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 67

3 1 2 1 4 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 76

4 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 70

5 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 74

6 3 3 2 1 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 72

7 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 3 1 1 1 3 4 4 2 72

8 1 1 1 4 4 4 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 4 2 71

9 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 69

10 1 1 4 4 4 4 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 73

11 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 68

12 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 78

13 3 3 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 70

14 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 67

15 1 1 2 2 3 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 64

16 1 1 1 1 1 2 3 1 3 3 3 3 2 1 2 2 2 2 66

17 1 1 2 1 2 1 1 3 1 3 3 3 2 2 2 2 2 2 70

18 1 1 2 1 2 1 1 1 2 4 4 4 3 4 1 1 1 1 74

19 1 1 1 1 2 1 3 3 3 1 1 1 4 2 3 3 1 1 72

20 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 3 3 1 1 3 3 1 1 71

21 2 2 3 1 3 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 69

22 1 1 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 4 4 4 4 70

23 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68

24 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 4 70

25 1 1 1 1 3 3 3 3 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 70

26 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 3 3 1 1 4 3 2 3 71

27 3 4 1 1 2 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 64

28 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 65

29 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 70

92

81

92

Lampiran 7

Nilai Hasil Pretest Kelas Kontrol

No Nama Hasil Pretest Kriteria

1. Siti Fathurohmah 65 Rendah

2. Fathiya Alya Syafa 67 Rendah

3. Zafira Putri Ramadhani 76 Rendah

4. Dinda Chairunnisa 70 Rendah

5. Pahmi Ahmad Madani 74 Rendah

6. Amira Hasna Kamila 72 Rendah

7. Arlia Widyarti Wibowo 72 Rendah

8. Adifa Rama Haikal 71 Rendah

9. Salma Qonita 69 Rendah

10. Fathiya Salma H 73 Rendah

11. Muhammad Hazami 68 Rendah

12. Athifa Raditya Dwi Ananda 78 Sedang

13. Syarifah Nabila Alhadad 70 Rendah

14. Amelia Ardani 67 Rendah

15. Aqilah Yuniar 64 Rendah

16. Fatimah Zahra 66 Rendah

17. Muhammad Yusuf Aditya 70 Rendah

18. Ahmad Raihan 74 Rendah

19. Rendi Dwi Saputra 72 Rendah

20. Hilyatul Aulia 71 Rendah

21. Radafa Arkhansyah 69 Rendah

22. Muhamad Nabil Alhadad 70 Rendah

23. Fathir Amirullah 68 Rendah

24. Muhammad Zidane 70 Rendah

25. Qirenia Salsabila 70 Rendah

26. Randy Yaristino 71 Rendah

27. Sabita Nur Fadhilah 64 Rendah

28. Priaty Giesya A 65 Rendah

93

29. Mukzi Arifandikrama 70 Rendah

N = 29 Total = 2.026

Mean/Rata-rata 69,86

Lampiran 8

Lampiran data hasil pretest kelas eksperimen

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 2 3 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 1 2 1 1 1 1

2 3 3 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3

3 1 1 1 1 2 1 1 4 1 1 1 3 3 4 1 3 3 3 2 3

4 3 3 2 2 3 3 1 1 4 1 1 1 1 1 1 3 2 1 3 1

5 3 3 3 1 2 2 3 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1

6 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 1 1 3

7 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 1 1 3 4 4 3 3 1

8 1 1 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 1 1 1 2 2 3 3 3

9 4 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

10 3 2 1 1 2 2 3 3 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2

11 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 2 2

12 3 1 2 2 3 2 1 3 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2

13 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3

14 1 2 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

15 1 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 3 3

16 3 3 3 1 1 1 2 3 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3

17 1 3 1 1 1 1 2 3 2 3 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3

18 3 1 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

19 2 3 3 1 2 1 2 3 1 1 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1

20 1 1 1 1 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 2 4 4 3 3 1

21 1 1 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 3 2 2 1 3

22 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2

23 3 2 1 2 3 3 1 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 3 1 2

24 4 1 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

25 1 1 1 1 1 1 2 3 2 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 3

26 3 2 1 2 3 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 2

27 3 3 2 2 3 3 3 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2

28 2 3 3 2 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1

29 3 2 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 1 1 2 2

94

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Total

Skor

1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 72

2 3 3 2 2 1 3 3 3 3 4 1 1 1 2 2 2 2 2 73

3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 3 3 1 1 1 1 70

4 1 1 2 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 2 3 2 1 1 71

5 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 70

6 3 3 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 2 69

7 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 67

8 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 67

9 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 75

10 1 1 2 1 2 1 1 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 71

11 1 2 1 4 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 76

12 3 4 1 1 2 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 64

13 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68

14 3 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 62

15 1 1 2 2 3 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 62

16 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 3 3 1 1 4 3 2 3 70

17 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 1 1 1 1 1 1 72

18 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 69

19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 2 65

20 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 3 3 2 1 3 3 1 1 66

21 1 1 1 1 2 3 3 2 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 63

22 1 1 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68

23 3 2 1 1 2 1 2 3 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 65

24 3 3 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 64

25 2 2 1 1 2 3 2 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 62

26 3 4 1 2 1 1 3 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 63

27 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 3 3 1 1 3 3 1 1 68

28 1 1 2 1 1 2 2 2 3 2 3 1 1 1 3 4 4 2 68

29 1 2 1 1 2 1 1 1 2 3 3 3 2 1 1 1 1 2 67

96

95

Lampiran 9

Nilai Hasil Pretest Kelas Eksperimen

No Nama Hasil Pretest Kriteria

1. Hessy Andeva 72 Rendah

2. Dorian Fauzan T 73 Rendah

3. Nabila Dwi Lestari 70 Rendah

4. Afriezar Raditya Ariella 71 Rendah

5. Abid Wulan Saputro 70 Rendah

6. Ozhur Zihran Adam 69 Rendah

7. Hafizh Herdiansyah 67 Rendah

8. Muhammad Hirzi Ilyas R 67 Rendah

9. Muhammad Alif Rahlil R 75 Rendah

10. Muhammad Al Hafis 71 Rendah

11. Fatur Rahman Alfarezzy 76 Rendah

12. Muhammad Faiz Dwi Oktavianto 64 Rendah

13. Zahra Tusyita 68 Rendah

14. Nazwa Agnissa Hamidah 62 Rendah

15. Refa Maharani 62 Rendah

16. Anggun Hadi N 70 Rendah

17. Hanna Hazrina Hadi 72 Rendah

18. Kagumi Aisyah Putri 69 Rendah

19. Aurarel Krisovi R 65 Rendah

20. Alexa Ramadhani S 66 Rendah

21. Keysyabrina Azizza Uszma 63 Rendah

22. Aufaa Zahrah Alindina 68 Rendah

23. Ayyash Abdurrahman 65 Rendah

24. Gilang Nur Senja 64 Rendah

25. Kamila Marsya N. N 62 Rendah

26. Farras Nur Alamy Cipta 63 Rendah

27. Putra Rizky Pratama 68 Rendah

28. Azka Umar Ludy 68 Rendah

29. Muhammad Fazil 67 Rendah

96

N = 29 Total = 1.968

Mean/Rata-rata 67,86

Lampiran 10

Data hasil posttest kelas kontrol

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2

2 4 4 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1

3 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 1 3 2 2 4 2 2 2 4 2

4 4 4 3 1 1 1 2 3 3 1 4 4 3 2 4 1 1 1 1 3

5 3 3 3 4 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

6 4 4 1 3 3 3 2 3 2 3 1 1 2 1 3 2 2 3 3 3

7 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2

8 4 2 4 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 4 2

9 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 2 3

10 4 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 3 4 3 2 1 1 1 2 2

11 4 4 1 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 3 4 4

12 3 1 2 4 3 2 1 3 2 1 1 3 3 1 2 1 1 3 1 2

13 4 4 3 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 3 3

14 3 2 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 1 1

15 1 1 2 1 2 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 3

16 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

17 1 1 1 1 4 1 1 3 1 1 1 2 2 1 4 4 3 1 1 3

18 3 3 3 2 2 1 3 4 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

19 3 3 3 2 2 4 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2

20 4 4 4 2 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2

21 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 3 2 1 2 2 2 2

22 4 4 4 1 2 1 2 3 1 1 1 2 2 1 1 3 1 2 1 3

23 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 3

24 4 4 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 3

25 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2

26 4 4 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 4 3 1 2 1 1 1 1

27 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 1 3 2 2 4 2 2 2 4 2

28 4 4 3 1 1 1 2 3 3 1 4 4 3 2 4 1 1 1 1 3

29 3 3 3 4 2 1 3 3 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2

97

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Total

Skor

1 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 75

2 2 1 1 1 4 1 1 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 85

3 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 85

4 1 1 1 1 1 2 3 1 4 4 3 3 1 1 4 3 2 3 80

5 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 80

6 2 2 1 3 3 2 2 2 3 1 3 3 4 1 1 1 1 2 86

7 2 2 2 2 4 4 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 1 3 80

8 2 3 2 2 4 4 1 1 2 2 4 1 4 1 1 1 1 1 86

9 3 3 2 1 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 75

10 1 2 1 4 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 76

11 1 1 4 4 4 4 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 73

12 3 4 1 1 4 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 3 88

13 3 3 2 2 1 3 3 3 3 4 1 1 1 2 2 2 2 2 75

14 2 2 2 1 4 1 2 2 3 4 1 1 1 1 1 1 1 4 72

15 1 1 1 2 2 2 2 2 1 1 4 4 4 4 3 3 2 1 68

16 3 3 3 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1 70

17 3 3 2 2 3 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 74

18 2 2 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 3 79

19 2 2 2 4 4 4 1 3 1 1 4 1 4 1 1 1 1 3 89

20 2 3 2 2 4 4 1 1 2 2 1 1 4 1 1 1 1 4 86

21 1 2 1 4 3 1 3 1 2 3 4 4 2 2 2 1 1 2 82

22 1 1 2 3 2 1 2 3 2 4 4 4 3 4 1 1 1 1 81

23 3 3 3 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 1 3 70

24 3 3 3 2 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 1 1 1 2 24

25 2 2 2 2 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 75

26 2 1 1 1 4 4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 74

27 2 2 2 2 4 4 1 1 1 3 1 1 4 1 1 1 1 2 73

28 1 1 1 1 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 75

29

2 2 2 2 3 1 1 1 2 3 4 4 2 1 1 1 1 2 85

95

99

98

Lampiran 11

Hasil Nilai Posttest Kelas Kontrol

No Nama Hasil Posttest Kriteria

1. Siti Fathurohmah 75 Rendah

2. Fathiya Alya Syafa 85 Sedang

3. Zafira Putri Ramadhani 85 Sedang

4. Dinda Chairunnisa 80 Sedang

5. Pahmi Ahmad Madani 80 Sedang

6. Amira Hasna Kamila 86 Sedang

7. Arlia Widyarti Wibowo 80 Sedang

8. Adifa Rama Haikal 86 Sedang

9. Salma Qonita 75 Rendah

10. Fathiya Salma H 78 Sedang

11. Muhammad Hazami 73 Rendah

12. Athifa Raditya Dwi Ananda 88 Sedang

13. Syarifah Nabila Alhadad 75 Rendah

14. Amelia Ardani 72 Rendah

15. Aqilah Yuniar 68 Rendah

16. Fatimah Zahra 70 Rendah

17. Muhammad Yusuf Aditya 74 Rendah

18. Ahmad Raihan 79 Sedang

19. Rendi Dwi Saputra 89 Sedang

20. Hilyatul Aulia 86 Sedang

21. Radafa Arkhansyah 82 Sedang

22. Muhamad Nabil Alhadad 81 Sedang

23. Fathir Amirullah 70 Rendah

24. Muhammad Zidane 74 Rendah

25. Qirenia Salsabila 77 Sedang

26. Randy Yaristino 74 Rendah

27. Sabita Nur Fadhilah 73 Rendah

28. Priaty Giesya A 75 Rendah

29. Mukzi Arifandikrama 85 Sedang

99

N = 29 Total = 2.275

Mean/Rata-rata 78,45

Lampiran 12

Data hasil posttest kelas eksperimen

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 2 3 2 2 2 3

2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4

3 4 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 3 3 3

4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3

5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3

6 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3

7 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3

8 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 4 4 4 2 3

9 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 3

10 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3

11 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 2 2 3

12 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3

13 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3

14 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3

15 2 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3

16 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 2 3

17 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 2 2 2 3

18 3 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3

19 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3

20 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3

21 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3

22 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

23 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3

24 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3

25 4 3 3 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3

26 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3

27 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

28 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3

29 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3

100

No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38

Total

Skor

1 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 118

2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 120

3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 113

4 3 3 3 3 3 3 1 1 1 1 3 3 3 2 3 2 2 2 115

5 2 2 3 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 114

6 2 3 3 2 4 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 97

7 2 3 3 2 3 4 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 95

8 3 2 3 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 101

9 2 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125

10 2 3 3 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 109

11 2 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 122

12 2 3 3 2 4 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 99

13 3 3 3 3 4 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 103

14 2 3 3 2 4 4 3 1 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 99

15 2 3 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 91

16 2 2 3 2 3 2 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 115

17 2 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 118

18 2 4 3 3 3 2 3 4 1 2 2 3 2 2 2 2 2 4 104

19 2 3 3 2 4 4 3 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 97

20 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 100

21 2 4 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 95

22 2 3 3 3 3 2 3 4 1 2 4 3 2 2 2 2 2 3 102

23 2 3 3 4 3 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 97

24 2 3 3 2 3 3 4 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 95

25 2 4 3 3 4 2 3 4 1 2 4 3 2 2 2 2 2 4 109

26 2 2 2 3 3 2 3 3 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 97

27 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 95

28 2 3 2 3 4 4 3 1 1 2 3 3 2 2 2 2 2 3 102

29 2 2 2 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 100

98

102

101

Lampiran 13

Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen

No Nama Hasil Posttest Kriteria

1. Hessy Andeva 118 Tinggi

2. Dorian Fauzan T 120 Tinggi

3. Nabila Dwi Lestari 113 Sedang

4. Afriezar Raditya Ariella 115 Sedang

5. Abid Wulan Saputro 114 Sedang

6. Ozhur Zihran Adam 97 Sedang

7. Hafizh Herdiansyah 95 Sedang

8. Muhammad Hirzi Ilyas R 101 Sedang

9. Muhammad Alif Rahlil R 125 Tinggi

10. Muhammad Al Hafis 109 Sedang

11. Fatur Rahman Alfarezzy 122 Tinggi

12. Muhammad Faiz Dwi Oktavianto 99 Sedang

13. Zahra Tusyita 103 Sedang

14. Nazwa Agnissa Hamidah 99 Sedang

15. Refa Maharani 91 Sedang

16. Anggun Hadi N 115 Sedang

17. Hanna Hazrina Hadi 118 Tinggi

18. Kagumi Aisyah Putri 104 Sedang

19. Aurarel Krisovi R 97 Sedang

20. Alexa Ramadhani S 100 Sedang

21. Keysyabrina Azizza Uszma 95 Sedang

22. Aufaa Zahrah Alindina 102 Sedang

23. Ayyash Abdurrahman 97 Sedang

24. Gilang Nur Senja 95 Sedang

25. Kamila Marsya N. N 109 Sedang

26. Farras Nur Alamy Cipta 97 Sedang

27. Putra Rizky Pratama 95 Sedang

28. Azka Umar Ludy 102 Sedang

29. Muhammad Fazil 100 Sedang

102

N = 29 Total = 3.047

Mean/Rata-rata 105,07

Lampiran 14

Hasil uji normalitas pretest

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kontrol 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%

Eksperimen 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%

Descriptives

Statistic

Std.

Error

Kontrol Mean 69,86 ,629

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

68,57

Upper

Bound

71,15

5% Trimmed Mean 69,77

Median 70,00

Variance 11,480

Std. Deviation 3,388

Minimum 64

Maximum 78

Range 14

Interquartile Range 5

Skewness ,222 ,434

Kurtosis ,148 ,845

Eksperimen Mean 67,86 ,722

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

66,38

Upper

Bound

69,34

5% Trimmed Mean 67,75

Median 68,00

103

Variance 15,123

Std. Deviation 3,889

Minimum 62

Maximum 76

Range 14

Interquartile Range 6

Skewness ,202 ,434

Kurtosis -,646 ,845

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol ,137 29 ,175 ,969 29 ,534

Eksperimen ,081 29 ,200* ,965 29 ,440

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

104

Lampiran 15

Hasil uji homogenitas pretest

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

X1danX2 Based on Mean 1,052 1 56 ,309

Based on Median 1,086 1 56 ,302

Based on Median and

with adjusted df

1,086 1 55,999 ,302

Based on trimmed

mean

1,032 1 56 ,314

ANOVA

X1danX2

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups

58,000 1 58,000 4,360 ,041

Within Groups 744,897 56 13,302

Total 802,897 57

105

Lampiran 16

Uji Hipotesis pretest

Group Statistics

Kelas N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

X1danX2 Kontrol 29 69,86 3,388 ,629

Eksperim

en

29 67,86 3,889 ,722

Independent Samples Test

Levene's

Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Difference

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

X1danX

2

Equal variances

assumed

1,052 ,309 2,088 56 ,041 2,000 ,958 ,081 3,919

Equal variances

not assumed

2,088 54,96

9

,041 2,000 ,958 ,081 3,919

106

Lampiran 17

Hasil uji normalitas posttest

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kontrol 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%

Eksperimen 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%

Descriptives

Statistic

Std.

Error

Kontrol Mean 78,45 1,105

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

76,19

Upper

Bound

80,71

5% Trimmed Mean 78,43

Median 78,00

Variance 35,399

Std. Deviation 5,950

Minimum 68

Maximum 89

Range 21

Interquartile Range 11

Skewness ,161 ,434

Kurtosis -1,105 ,845

Eksperimen Mean 105,07 1,804

95% Confidence

Interval for Mean

Lower

Bound

101,37

Upper

Bound

108,76

5% Trimmed Mean 104,73

Median 102,00

Variance 94,352

Std. Deviation 9,714

Minimum 91

Maximum 125

Range 34

107

Interquartile Range 18

Skewness ,582 ,434

Kurtosis -,976 ,845

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Kontrol ,167 29 ,037 ,949 29 ,177

Eksperimen ,176 29 ,022 ,908 29 ,015

a. Lilliefors Significance Correction

Lampiran 18

Hasil uji homogenitas posttest

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

X1danX2 Based on Mean 11,056 1 56 ,002

Based on Median 4,779 1 56 ,033

Based on Median and

with adjusted df

4,779 1 40,117 ,035

Based on trimmed

mean

9,988 1 56 ,003

ANOVA

X1danX2

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups

10275,586 1 10275,586 158,389 ,000

Within Groups 3633,034 56 64,876

Total 13908,621 57

108

Lampiran 19

Hasil uji hipotesis posttest

Ranks kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Skor cer 29 15,00 435,00

sos 29 44,00 1276,00

Total 58

Test Statisticsa

Skor

Mann-Whitney U ,000

Wilcoxon W 435,000

Z -6,545

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. ,000b

95% Confidence Interval Lower Bound ,000

Upper Bound ,000

Monte Carlo Sig. (1-tailed) Sig. ,000b

95% Confidence Interval Lower Bound ,000

Upper Bound ,000

a. Grouping Variable: kelas

b. Based on 10000 sampled tables with starting seed 624387341.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Kelas: V.A

Wali Kelas : Siti Fatimah, S. Pd

Hari/Tanggal : 12 November 2018

No Aspek yang diamati Deskripsi

1. Pra pembelajaran

a. Tempat duduk masing-masing siswa

Siswa duduk sudah sesuai

dengan tempat duduknya.

b. kesiapan menerima pembelajaran

Siswa siap menerima pelajaran

diawal sebelum dimulai

pembelajaran.

2. Kegiatan membuka pelajaran

a. Menjawab pertanyaan

Siswa cukup baik dalam

menjawab pertanyaan yang

diberikan.

b. Mendengar penyampaian pelajaran dari guru

Siswa cukup baik untuk

menyimak apa yang disampaikan

oleh guru.

3. Kegiatan Inti pembelajaran

a. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran

Siswa cukup baik dalam

memperhatikan materi pelajaran.

b. Bertanya saat pembelajaran

Siswa tidak selalu diberi

kesempatan bertanya.

c. Interaksi belajar

Lebih aktif guru yang berbicara,

siswa hanya menjadi pendengar

saja.

4. Metode pembelajaran

Keterlibatan dalam penggunaan metode

Siswa cenderung pasif, karena

guru masih kurang dalam

menggunakan metode yang

menunjang keaktifan ataupun

meningkatkan minat belajar

siswa. Guru hanya menggunakan

metode ceramah.

5. Pemanfaatan media dan sumber belajar

a. Interaksi antar siswa dengan media yang guru

gunakan

Siswa cukup baik dalam

mengikuti pembelajaran dengan

media apapun yang guru

sediakan.

b. Ketertarikan dengan sumber belajar lain Siswa cenderung mengalami

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

Kelas: V.A

Wali Kelas : Siti Fatimah, S. Pd

Hari/Tanggal : 12 November 2018

No Aspek yang diamati Deskripsi

1. Pra pembelajaran

a. Pengaturan tampat duduk masing-masing

iswa

Masing-masing siswa diatur untuk

tempat duduk.

b. Pengkondisian kesiapan belajar Guru menenangkan siswa sebelum

dimulai kegiatan belajar.

2. Kegiatan membukan pelajaran

1. Mengajukan pertanyaan/apresepsi

Tidak selalu, melainkan kadang-

kadang guru memberikan pertanyaan

dan apresepsi.

2. Memberikan penjelasan tentang pelajaran

yang akan dilakukan

Sebelum belajar guru memberi tahu

tentang pelajaran yang akan dipelajari.

3. Kegiatan Inti pembelajaran

1. Menjelaskan pembelajaran

Guru cukup baik dalam menjelaskan

materi pelajaran.

2. Memberikan kesempatan siswa untuk

bertanya

Guru tidak selalu memberikan

kesempatan bertanya kepada siswa.

3. Membuat interaksi antar guru dengan siswa Kurang membuat interaksi antar guru

dengan siswa.

4. Metode pembelajaran

Menggunakan metode belajar

Masih kurang dalam menggunakan

metode yang menunjang keaktifan

ataupun meningkatkan minat belajar

siswa. Guru hanya menggunakan

metode ceramah.

5. Pemanfaatan media dan sumber belajar

1. Menggunakan media belajar

Menggunakan media, ketika materi

pelajaran yang membutuhkan media

untuk menunjangnya.

2. Menggunakan sumber belajar selain buku

pelajaran

Menggunakan beberapa buku lain

selain buku tematik, yaitu LKS dan

buku soal dari buku lain.

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR

Kelas: V.B

Wali Kelas : Daru Susanti, S. Pd

Hari/Tanggal : 12 November 2018

No Aspek yang diamati Deskripsi

1. Pra pembelajaran

a. Tempat duduk masing-masing siswa Siswa duduk sudah sesuai dengan tempat

duduknya.

b. kesiapan menerima pembelajaran Siswa siap menerima pelajaran diawal

sebelum dimulai pembelajaran.

2. Kegiatan membukan pelajaran

a. Menjawab pertanyaan Siswa cukup baik dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan.

b. Mendengar penyampaian pelajaran dari

guru

Siswa cukup baik untuk menyimak apa

yang disampaikan oleh guru.

3. Kegiatan Inti pembelajaran

a. Memperhatikan penjelasan materi

pelajaran

Siswa cukup baik dalam memperhatikan

materi pelajaran.

b. Bertanya saat pembelajaran Siswa tidak selalu diberi kesempatan

untuk bertanya.

c. Interaksi belajar Lebih aktif guru yang berbicara, siswa

hanya menjadi pendengar saja.

4. Metode pembelajaran

Keterlibatan dalam penggunaan metode

Siswa cenderung pasif, karena guru masih

kurang dalam menggunakan metode yang

menunjang keaktifan ataupun

meningkatkan minat belajar siswa. Guru

hanya menggunakan metode ceramah.

5. Pemanfaatan media dan sumber belajar

a. Interaksi antar siswa dengan media yang

guru gunakan

Siswa cukup baik dalam mengikuti

pembelajaran dengan media apapun yang

guru sediakan.

b. Ketertarikan dengan sumber belajar lain Siswa cenderung kesulitan dengan

banyaknya sumber belajar.

6. Penilaian

Mengerjakan tugas yang diberikan guru Siswa mengerjakan tugas yang diberikan

dengan baik.

7. Penggunaan bahasa

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS MENGAJAR

Kelas: V.B

Wali Kelas : Daru Susanti, S. Pd

Hari/Tanggal : 12 November 2018

No Aspek yang diamati Deskripsi

1. Pra pembelajaran

a. Pengaturan tampat duduk masing-masing iswa Guru mengatur letak duduk masing-

masing siswa.

b. Pengkondisian kesiapan belajar

Guru menenangkan siswa untuk

tenang sebelum dimulai kegiatan

belajar.

2. Kegiatan membukan pelajaran

a. Mengajukan pertanyaan/apresepsi

Tidak selalu, melainkan kadang-

kadang guru memberikan pertanyaan

dan apresepsi.

b. Memberikan penjelasan tentang pelajaran

yang akan dilakukan

Sebelum belajar guru memberi tahu

pelajaran yang akan dipelajari.

3. Kegiatan Inti pembelajaran

a. Menjelaskan pembelajaran Guru cukup baik dalam menjelaskan

materi pelajaran.

b. Memberikan kesempatan siswa untuk bertanya Guru tidak selalu memberikan

pertanyaan kepada siswa

4. Metode pembelajaran

Menggunakan metode belajar

Masih kurang dalam menggunakan

metode yang menunjang keaktifan

ataupun meningkatkan minat belajar

siswa. Guru hanya menggunakan

metode ceramah.

5. Pemanfaatan media dan sumber belajar

a. Menggunakan media belajar

Menggunakan media ketika materi

pelajaran yang membutuhkan media

untuk menunjangnya.

b. Menggunakan sumber belajar selain buku

pelajaran

Menggunakan beberapa buku lain

selain buku tematik, yaitu LKS dan

buku soal dari buku lain.

6. Penilaian

Memberikan tugas Guru memberikan tugas menyesuaikan

dengan keadaan.

BERITA WAWANCARA

Hari/Tanggal : Senin, 12 November 2018

Tempat : MI Assa’adiyah Attahiriyah

Narasumber : Siti Fatimah, S. Pd

Jabatan : Wali Kelas V.A

Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan guru.

1. Pertanyaan : Selama Ibu mengajar di sekolah Mi Assa’adiyah Attahiriyah, bagaimanakah

gambaran kecerdasan emosi siswa kelas V di kelas ibu mengajar ?

Jawaban : Untuk kecerdasan emosi siswa kelas V tentu beda-beda, karena setiap orang

mempunyai sifat yang berbeda juga. Ada yang berani, ada yang peduli sama

teman. Ada juga yang penakut dan tidak peduli dengan temannya.

2. Pertanyaan : Apa saja masalah yang sering terjadi berkaitan dengan kecerdasan emosi ?

Jawaban : Sering terjadi perkelahian yang diawali dari becanda.

3. Pertanyaan : Usaha apa saja yang dilakukan untuk menangani hal tersebut ?

Jawaban : Diberikan pengarahan, pengertian, dan dengan menerapkan hal-hal positif

yang berkenaan dengan agama.

4. Pertanyaan : Apa pembelajaran yang telah dilakukan selama ini dapat meningkatkan

kecerdasan emosi siswa ?

Jawaban : Kalau soal meningkat itu menurut saya bergantung anaknya juga, karena ada

anak yang mudah diberi arahan serta nasehat dan ada juga anak yang sulit

untuk dibuat lebih baik lagi. Kalau pembelajaran yang selama ini saya lihat

anak semakin hari semakin baik, karena disini juga diajarkan tentang

keagamaan.

5. Pertanyaan : Menurut ibu kira-kira metode apa saja yang dapat membantu meningkatkan

kecerdasan emosi siswa ?

Jawaban : Sekarang kan sudah menggunakan Kurikulum 2013 di sekolah ini. Untuk

metode sendiri banyak, contohnya metode PBL (Problem Based Learning).

Dengan metode ini dapat membuat anak lebih kerja sama, saling bertukar

pikiran, saling mementingkan kepentingan bersama. Masih banyak metode

BERITA WAWANCARA

Hari/Tanggal : Senin, 12 November 2018

Tempat : MI Assa’adiyah Attahiriyah

Narasumber : Daru Susanti, S. Pd

Jabatan : Wali Kelas V.B

Berikut ini merupakan hasil wawancara dengan guru.

1. Pertanyaan : Selama Ibu mengajar di sekolah Mi Assa’adiyah Attahiriyah, bagaimanakah

gambaran kecerdasan emosi siswa kelas V di kelas ibu mengajar ?

Jawaban : Saya kira kecerdasan emosi dikelas ini cukup baik dengan masing-masing

individu yang mempunyai karakter berbeda. Anak kebanyakan sudah baik

dalam kepedulian terhadap sesama. Mungkin yang kurang baik adalah masih

kurangnya kepedulian terhadap kebersihan.

2. Pertanyaan : Apa saja masalah yang sering terjadi berkaitan dengan kecerdasan emosi ?

Jawaban : Sekarang ini sudah zaman modern. Anak terlalu sering bermain handphone,

karena kurangnya pengawasan orang tua. Maka anak cenderung mengikuti

hal-hal yang ada di internet atau media sosial tanpa disaring lagi mana yang

baik dan mana yang buruk.

3. Pertanyaan : Usaha apa saja yang dilakukan untuk menangani hal tersebut ?

Jawaban : Saya pantau mereka di sekolah dan saya sampaikan kepadea orang tua agar

mengawasi dan membatasi anak saat bermain handphone.

4. Pertanyaan : Apa pembelajaran yang telah dilakukan selama ini dapat meningkatkan

kecerdasan emosi siswa ?

Jawaban : Kalau menurut saya sedikit-sedikit berkembang. Dari anak awal kelas 1

sampai kelas 5 pasti banyak perkembangan dan saya hanya sedikit

mengembangkan dengam pembelajaran yang mengorientasikan anak kepada

kehidupan nyata.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Gangguan Kesehatan pada Organ Peredaran Tubuh (Sub Tema 2)

Pembelajaran ke : 5

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : IPS

No Kompetensi Indikator

3.2

Memahami interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarkat Indonesia.

3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan

lingkungan terhadap dampak dalam

kehidupan sosial.

4.2

Menceritakan interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarakat Indonesia.

4.2.1 Menceritakan kembali interaksi

manusia dengan lingkungan

berdasarkan teks bacaan.

C. TUJUAN

1. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi interaksi manusia dengan

lingkungan secara tepat.

2. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat mengidentifikasi aktivitas

masyarakat di sekitar yang berkaitan dengan pembangunan sosial masyarakat.

3. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat membuat laporan hasil

observasi du lingkungan sekitar tentang aktivitas masyarakat sekitar.

4. Dengan kegiatan mengamati, siswa dapat menceritakan kembali tentang interaksi

manusia di lingkungan sekitar.

D. MATERI

1. Interaksi sosial.

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan

kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap

disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-

cita.

5 menit

Inti

1. Guru membacakan cerita dari interaksi manusia dengan

lingkungan yang ada di buku tematik.

2. Siswa diminta untuk menyimak cerita yang dibacakan

oleh guru. (Mengamati)

3. Guru menjelaskan tentang interaksi manusia di lingkungan

sekitar.

4. Guru membagi kelompok secara heterogen.

5. Siswa diminta untuk mengidentifikasi dari cerita yang ada

di buku tematik. (Mencoba)

6. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai teks

bacaan. (Menanya)

7. Guru memberikan gambaran permasalahan dari teks

bacaan. (Menalar)

8. Siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi

perkelompok. (Mengkomunikasikan)

55 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Pengetahuan

Teknik penilaian : rubrik

b. Keterampilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian pengetahuan dan keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

Penutup

1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.

2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai

belajar.

3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

10 menit

Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

Isi dan

pengetahuan: Isi

laporan dan

pengamatan

Keseluruhan

laporan dibuat

dengan baik,

lengkap dan

dapat

memberikan

informasi

singkat yang

berguna bagi

pembaca, serta

disajikan dengan

menarik.

Keseluruha

n laporan

dibuat

dengan baik

lengkap dan

dapat

memberikan

informasi

singkat

yang

berguna

bagi

pembaca.

50% isi laporan

dibuat dengan

baik dan dapat

memberikan

informasi

singkat yang

berguna bagi

pembaca.

Hanya

sebagian kecil

isi laporan

dibuat dengan

baik, lengkap

dan dapat

memberikan

informasi

singkat yang

berguna bagi

pembaca.

Menulis laporan

pengamatan

1. Pemakaian

huruf besar.

2. Pemakaian

tanda baca

tepat.

3. Penggunaan

kosakata

baku benar.

4. Laporan

sesuai

dengan hasil

pengamatan.

Memenuhi

3 kriteria

dari 4

kriteria

yang

ditetapkan.

Memenuhiu 2

kriteria dari 4

kriteria yang

ditetapkan.

Memenuhi 1

kriteria dari 4

kriteria yang

ditetapkan.

Melakukan

presentasi

setelah selesai

menulis

laporan.

Siswa

melakukan

diskusi saat

presentasi.

1. Menyamp

ikan

informasi

dengan jelas.

2. Memberikan

tanggapan

dengan

tepat.

3. Percaya diri.

4. Suara

terdengar

jelas.

Memenuhi

3 kriteria

dari 4

kriteria

yang

ditetapkan.

Memenuhi 2

kriteria dari 4

kriteria yang

telah

ditetapkan.

Memenuhi 1

kriteria dari 4

kriteria yang

telah

ditetapkan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia

(Sub Tema 3)

Pembelajaran ke : 2

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PPKn

No Kompetensi Dasar Indikator

1.2

Menghargai kewajiban, hak, dan

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dan umat beragama dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Memahami tentang hak dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

warga masyarakat dan umat

beragama.

1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam

kehidupan dalam sehari-hari

sebagai masyarakat dan umat

beragama.

2.2

Menunjukkan sikap tanggung jawab

dalam memenuhi kewajiban dan hak

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa

di sekolah dengan tanggung jawab.

2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana

mestinya di lingkungan sekolah

dengan tanggung jawab.

3.2

Memahami makna tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam

kehidupan berkeluarga sebagai

seorang anak.

4.2

Mengambil keputusan bersama tentang

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Memberikan keputusan terhadap

permasalahan yang ada di

kehidupan sosial masyarakat.

4.2.2 Menjaga kepentingan bersama

dalam mengambil keputusan.

C. TUJUAN

1. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi hak dan kewajiban warga

negara dan umat bergama Indonesia.

2. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat mengidentifikasi hak dan

kewajiban sebagai warga negara dan umat beragama Indonesia.

3. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat membuat laporan hasil

observasi di lingkungan sekitar tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dan

umat bergama Indonesia.

D. MATERI

1. Hak dan kewajiban warga negara dan umat bergama di Indonesia.

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua

kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap

disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya

cita-cita.

5 menit

Inti

1. Guru menjelaskan tentang hak dan kewajiban warga

Negara dan umat beragama.

2. Guru membacakan cerita dari teks bacaan.

3. Siswa diminta untuk menyimak cerita yang dibacakan

55 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Pengetahuan

Teknik penilaian : rubrik

b. Keterampilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian pengetahuan dan keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

oleh guru. (Mengamati)

4. Guru membagi kelompok secara heterogen.

5. Siswa diminta untuk mengidentifikasi dari cerita yang

ada di buku tematik. (Mencoba)

6. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai

teks bacaan. (Menanya)

7. Guru memberikan gambaran permasalahan dari teks

bacaan. (Menalar)

8. Siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi

perkelompok. (Mengkomunikasikan)

Penutup

1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.

2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai

belajar.

3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

10 menit

Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

Isi dan

pengetahuan:

Siswa

menuliskan 4

jawban dari

setiap

pertanyaan

dalam buku

siswa dengan

benar.

Menuliskan 4

jawaban dari 4

soal dalam buku

siswa dengan

benar.

Menuliskan 3

jawaban dari

4 soal dalam

buku siswa

dengan benar.

Menuliskan 2

jawaban dari

4 soal dalam

buku siswa

dengan benar.

Menuliskan 1

jawaban dari 4

soal dalam

buku siswa

dengan benar.

Penggunaan

bahasa

Indonesia yang

baik dan benar:

Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar.

Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

digunakan

dengan efisien

dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

dengan

efisien dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

sangat efisien

dalam

sebagian

besar

penulisan.

Bahasa

Indonesia yang

digunakan

sangat efisien

dalam

sebagian kecil

penulisan.

Keterampilan

penulisan:

Informasi ditulis

dengan benar,

sistematis dan

jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil

penulisan

yang

sistematis dan

benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang baik.

Sebagian

besar hasil

penulisan

yang

sistematis dan

benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya

sebagian kecil

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia

(Sub Tema 3)

Pembelajaran ke : 3

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.4

Menggali isi dan amanat pantun yang

disajikan secara lisan dan tulis dengan

tujuan untuk kesenangan.

3.4.1 Memahami makna dalam sebuah

pantun.

3.4.2 Memahami pesan yang terkandung

dalam sebuah pantun.

4.4

Melisankan pantun hasil karya pribadi

dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi.

C. TUJUAN

1. Dengan kegiatan mengidentifikasi pantun, siswa dapat menjelaskan ciri-ciri pantun,

bagian-bagian pantun, dan amanat pantun di buku dengan tepat.

2. Dengan kegiatan bereksplorasi membuat dan bertukar pantun, siswa dapat

mengidentifikasi amanat pantun yang telah dibuat dengan tepat.

3. Dengan kegiatan membaca pantun, siswa dapat membacakan pantun dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi.

D. MATERI

1. Pantun

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan

kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap

disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-

cita.

4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.

5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah

dibacakan.

10 menit

Inti

1. Guru menjelaskan tentang pantun.

2. Guru membacakan sebuah pantun.

3. Siswa diminta untuk menyimak pantun yang dibacakan

oleh guru. (Mengamati)

4. Siswa diminta memberikan amanat yang dari pentun yang

telah dibacakan. (Mengkomunikasikan)

5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai

pantun. (Menanya)

6. Siswa diminta untuk membuat pantun. (Mencoba)

7. Siswa diminta untuk mengidentifikan amanat dari pantun

yang dibuat. (Menalar)

8. Siswa diminta untuk membacakan pantun yang telah

dibuat. (Mengkomunikasikan)

55 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Pengetahuan

Teknik penilaian : rubrik

b. Keterampilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

Penutup

1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.

2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai

belajar.

3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

5 menit

Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

Informasi yang termuat:

1. Ciri-ciri pantun.

2. Bagian-bagian pantun.

3. Amanat pantun.

Identifikasi

meliputi tiga

aspek secara

lengkap.

Identifikasi

meliputi tiga

aspek namun

kurang

lengkap.

Hanya

mengidentif

ikasi dua

aspek.

Hanya

mengidentifi

kasi satu

aspek.

Hasil identifikasi

Seluruh hasil

identifikasi

dijawab

dengan benar.

75% hasil

identifikasi

dijawab

dengan

benar.

50% hasil

identifikasi

dijawab

dengan

benar.

Hanya 25%

hasil

identifikasi

dijawab

dengan

benar.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia

(Sub Tema 3)

Pembelajaran ke : 6

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PPKn

No Kompetensi Dasar Indikator

1.2

Menghargai kewajiban, hak, dan

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dan umat beragama dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Memahami tentang hak dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

warga masyarakat dan umat

beragama.

1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam

kehidupan dalam sehari-hari

sebagai masyarakat dan umat

beragama.

2.2

Menunjukkan sikap tanggung jawab

dalam memenuhi kewajiban dan hak

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa

di sekolah dengan tanggung jawab.

2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana

mestinya di lingkungan sekolah

dengan tanggung jawab.

3.2

Memahami makna tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam

kehidupan berkeluarga sebagai

seorang anak.

4.2

Mengambil keputusan bersama tentang

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Memberikan keputusan terhadap

permasalahan yang ada di

kehidupan sosial masyarakat.

4.2.2 Menjaga kepentingan bersama

dalam mengambil keputusan.

C. TUJUAN

1. Dengan kegiatan membaca, siswa dapat mengidentifikasi hak dan kewajiban warga

negara dan umat bergama Indonesia.

2. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat mengidentifikasi hak dan

kewajiban sebagai warga negara dan umat beragama Indonesia.

3. Dengan kegiatan mengamati masyarakat sekitar, siswa dapat membuat laporan hasil

observasi du lingkungan sekitar tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara dan

umat bergama Indonesia.

D. MATERI

1. Hak dan kewajiban warga negara dan umat bergama di Indonesia.

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam,

menanyakan kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua

kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap

disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya

cita-cita.

5 menit

Inti

1. Guru mengulas kembali tentang hak dan kewajiban

warga Negara dan umat beragama.

2. Guru membacakan cerita dari teks bacaan.

3. Siswa diminta untuk menyimak cerita yang dibacakan

55 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Pengetahuan

Teknik penilaian : rubrik

b. Ketermpilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian pengetahuan dan keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

oleh guru. (Mengamati)

4. Guru membagi kelompok secara heterogen.

5. Siswa diminta untuk mengidentifikasi dari cerita yang

ada di buku tematik. (Mencoba)

6. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai

teks bacaan. (Menanya)

7. Guru memberikan gambaran permasalahan dari teks

bacaan. (Menalar)

8. Siswa diminta untuk menyampaikan hasil diskusi

perkelompok. (Mengkomunikasikan)

Penutup

1. Guru memberikan kesimpulan tentang pembelajaran.

2. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai

belajar.

3. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

10 menit

Aspek Baik Sekali Baik Cukup Perlu

Bimbingan

Isi dan

pengetahuan:

Siswa

menuliskan 4

jawban dari

setiap

pertanyaan

dalam buku

siswa dengan

benar.

Menuliskan 4

jawaban dari 4

soal dalam buku

siswa dengan

benar.

Menuliskan 3

jawaban dari 4

soal dalam

buku siswa

dengan benar.

Menuliskan 2

jawaban dari

4 soal dalam

buku siswa

dengan benar.

Menuliskan 1

jawaban dari 4

soal dalam

buku siswa

dengan benar.

Penggunaan

bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar: Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar.

Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

digunakan

dengan efisien

dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia yang

baik dan benar

digunakan

dengan efisien

dalam

keseluruhan

penulisan.

Bahasa

Indonesia

yang baik dan

benar

digunakan

sangat efisien

dalam

sebagian

besar

penulisan.

Bahasa

Indonesia yang

digunakan

sangat efisien

dalam

sebagian kecil

penulisan.

Keterampilan

penulisan:

Informasi

ditulis dengan

benar,

sistematis dan

jelas, yang

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Keseluruhan

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

sangat baik, di

atas rata-rata

kelas.

Keseluruhan

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

baik.

Sebagian

besar hasil

penulisan

yang

sistematis dan

benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan

yang terus

berkembang.

Hanya

sebagian kecil

hasil penulisan

yang sistematis

dan benar

menunjukkan

keterampilan

penulisan yang

masih perlu

terus

ditingkatkan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Gangguan Kesehatan pada Organ Peredaran Tubuh (Sub Tema 2)

Pembelajaran ke : 5

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PPKn

No Kompetensi Dasar Indikator

1.2

Menghargai kewajiban, hak, dan

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dan umat beragama dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Memahami tentang hak dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

warga masyarakat dan umat

beragama.

1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam

kehidupan dalam sehari-hari

sebagai masyarakat dan umat

beragama.

2.2

Menunjukkan sikap tanggung jawab

dalam memenuhi kewajiban dan hak

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa

di sekolah dengan tanggung jawab.

2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana

mestinya di lingkungan sekolah

dengan tanggung jawab.

3.2

Memahami makna tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam

kehidupan berkeluarga sebagai

seorang anak.

4.2

Mengambil keputusan bersama tentang

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Memberikan keputusan terhadap

permasalahan yang ada di

kehidupan sosial masyarakat.

4.2.2 Menjaga kepentingan bersama

dalam mengambil keputusan.

Muatan : IPS

No Kompetensi Indikator

3.2

Memahami interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarkat Indonesia.

3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan

lingkungan terhadap dampak dalam

kehidupan sosial.

4.2

Menceritakan interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarakat Indonesia.

4.2.1 Memeragakan interaksi manusia

dengan lingkungan melalui

sosiodrama.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.4

Menggali isi dan amanat pantun yang

disajikan secara lisan dan tulis dengan

tujuan untuk kesenangan.

3.4.1 Memahami makna dalam sebuah

pantun.

3.4.2 Memahami pesan yang terkandung

dalam sebuah pantun.

4.4

Melisankan pantun hasil karya pribadi

dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi.

C. TUJUAN

1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.

2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan

terhadap dampak dalam kehidupan sosial.

3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara

Indonesia.

4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam

kehidupan bermasyarakat.

5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan

benar.

D. MATERI

1. Isi dan amanat pantun

2. Interaksi sosial

3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan

kabar, dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap

disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-

cita.

4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.

5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah

dibacakan.

5 menit

Inti

1. Guru memberitahu tentang sosiodrama, pembelajaran

yang akan dipelajari.

2. Guru membagi beberapa kelompok secara heterogen.

3. Guru memberikan naskah drama untuk kelompok yang

akan tampil. (Mencoba)

4. Siswa mendiskusikan untuk membagi peran.

5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai peran

yang akan dimainkan. (Menanya)

6. Guru memberikan gambaran permasalahan dari naskah

drama yang diberikan. (Menalar)

7. Kelompok yang mendapat giliran untuk tampil

memainkan peran diminta untuk tampil di depan kelas.

(Mengkomunikasikan)

8. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam

memainkan peran

9. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati

penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)

55 menit

Penutup

1. Siswa yang tidak tampil diminta untuk memberikan

kesimpulan berupa pesan yang terkandung di dalam

sosiodrama (Menalar)

2. Siswa memberikan kesimpulannya atas sosiodrama yang

telah dilakukan oleh teman-teman yang lain.

(Mengkomunikasikan)

3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap

sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)

4. Guru memberikan penguatan dan refleksi.

5. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai

belajar.

6. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

10 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Keterampilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

No Nama Siswa

Aspek Pengamatan

Ekspresi Intonasi

bicara

Gestur

tubuh Keberanian

Kerja

sama Total

Skor

1

2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia

(Sub Tema 3)

Pembelajaran ke : 2

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PPKn

No Kompetensi Dasar Indikator

1.2

Menghargai kewajiban, hak, dan

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dan umat beragama dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Memahami tentang hak dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

warga masyarakat dan umat

beragama.

1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam

kehidupan dalam sehari-hari

sebagai masyarakat dan umat

beragama.

2.2

Menunjukkan sikap tanggung jawab

dalam memenuhi kewajiban dan hak

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa

di sekolah dengan tanggung jawab.

2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana

mestinya di lingkungan sekolah

dengan tanggung jawab.

3.2

Memahami makna tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam

kehidupan berkeluarga sebagai

seorang anak.

4.2

Mengambil keputusan bersama tentang

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Memberikan keputusan terhadap

permasalahan yang ada di

kehidupan sosial masyarakat.

4.2.2 Menjaga kepentingan bersama

dalam mengambil keputusan.

Muatan : IPS

No Kompetensi Indikator

3.2

Memahami interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarkat Indonesia.

3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan

lingkungan terhadap dampak dalam

kehidupan sosial.

4.2

Menceritakan interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarakat Indonesia.

4.2.1 Memeragakan interaksi manusia

dengan lingkungan melalui sosiodrama.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.4

Menggali isi dan amanat pantun yang

disajikan secara lisan dan tulis dengan

tujuan untuk kesenangan.

3.4.1 Memahami makna dalam sebuah

pantun.

3.4.2 Memahami pesan yang terkandung

dalam sebuah pantun.

4.4

Melisankan pantun hasil karya pribadi

dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi.

C. TUJUAN

1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.

2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan

terhadap dampak dalam kehidupan sosial.

3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara

Indonesia.

4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam

kehidupan bermasyarakat.

5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan

benar.

D. MATERI

1. Isi dan amanat pantun

2. Interaksi sosial

3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan

kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin

setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.

4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.

5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah

dibacakan.

5 menit

Inti

1. Guru memberitahu tentang sosiodrama, pembelajaran yang

akan dipelajari.

2. Guru membagi beberapa kelompok secara heterogen.

3. Guru memberikan naskah drama untuk kelompok yang akan

tampil. (Mencoba)

4. Siswa mendiskusikan dan membagi peran.

5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai peran

yang akan dimainkan. (Menanya)

6. Guru memberikan gambaran permasalahan dari naskah

drama yang diberikan. (Menalar)

7. Kelompok yang mendapat giliran untuk tampil memainkan

peran diminta untk tampil di depan kelas.

(Mengkomunikasikan)

8. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam

memainkan peran

9. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati

penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)

55 menit

Penutup

1. Siswa diminta untuk memberikan kesimpulan berupa pesan

yang terkandung di dalam sosiodrama (Menalar)

2. Siswa memberikan kesimpulannya atas sosiodrama yang

telah dilakukan oleh teman-teman yang lain.

(Mengkomunikasikan)

3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap

sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)

4. Guru memberikan penguatan dan refleksi.

5. Guru memberikan penilaian terhadap hasil drama.

6. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai belajar.

7. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

10 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Keterampilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

Rumus penilaian : Skor×J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 ×10

2=

4×5 ×10

2= 100

No Nama Siswa

Aspek Pengamatan

Ekspresi Intonasi

bicara

Gestur

tubuh Keberanian

Kerja

sama Total

Skor

1

2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia

(Sub Tema 3)

Pembelajaran ke : 3

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PPKn

No Kompetensi Dasar Indikator

1.2

Menghargai kewajiban, hak, dan

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dan umat beragama dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Memahami tentang hak dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

warga masyarakat dan umat

beragama.

1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam

kehidupan dalam sehari-hari

sebagai masyarakat dan umat

beragama.

2.2

Menunjukkan sikap tanggung jawab

dalam memenuhi kewajiban dan hak

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa

di sekolah dengan tanggung jawab.

2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana

mestinya di lingkungan sekolah

dengan tanggung jawab.

3.2

Memahami makna tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam

kehidupan berkeluarga sebagai

seorang anak.

4.2

Mengambil keputusan bersama tentang

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Memberikan keputusan terhadap

permasalahan yang ada di

kehidupan sosial masyarakat.

4.2.2 Menjaga kepentingan bersama

dalam mengambil keputusan.

Muatan : IPS

No Kompetensi Indikator

3.2

Memahami interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarkat Indonesia.

3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan

lingkungan terhadap dampak dalam

kehidupan sosial.

4.2

Menceritakan interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarakat Indonesia.

4.2.1 Memeragakan interaksi manusia

dengan lingkungan melalui sosiodrama.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.4

Menggali isi dan amanat pantun yang

disajikan secara lisan dan tulis dengan

tujuan untuk kesenangan.

3.4.1 Memahami makna dalam sebuah

pantun.

3.4.2 Memahami pesan yang terkandung

dalam sebuah pantun.

4.4

Melisankan pantun hasil karya pribadi

dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi.

C. TUJUAN

1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.

2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan

terhadap dampak dalam kehidupan sosial.

3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara

Indonesia.

4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam

kehidupan bermasyarakat.

5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan

benar.

D. MATERI

1. Isi dan amanat pantun

2. Interaksi sosial

3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan

kabar, dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin

setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.

4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.

5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah

dibacakan.

5 menit

Inti

1. Guru memberitahu tentang sosiodrama, pembelajaran yang

akan dipelajari.

2. Guru membagi beberapa kelompok secara heterogen.

3. Guru memberikan naskah drama untuk kelompok yang akan

tampil. (Mencoba)

4. Siswa mendiskusikan dan membagi peran.

5. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai peran

yang akan dimainkan. (Menanya)

6. Guru memberikan gambaran permasalahan dari naskah

drama yang diberikan. (Menalar)

7. Kelompok yang mendapat giliran untuk tampil memainkan

peran diminta untk tampil di depan kelas.

(Mengkomunikasikan)

8. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam

memainkan peran

9. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati

penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)

50 menit

Penutup

1. Siswa diminta untuk memberikan kesimpulan berupa pesan

yang terkandung di dalam sosiodrama (Menalar)

2. Siswa memberikan kesimpulannya atas sosiodrama yang

telah dilakukan oleh teman-teman yang lain.

(Mengkomunikasikan)

3. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap

sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)

4. Guru membagi kelompok kembali secara heterogen.

5. Siswa diberikan tugas untuk membuat cerita sosidrama

berdasarkan kelompoknya. (Mencoba)

6. Guru memberikan penguatan dan refleksi.

7. Guru memberikan penilaian terhadap hasil drama.

8. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai belajar.

9. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

15 menit

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Keterampilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

No Nama Siswa Aspek Pengamatan Skor

4 3 2 1

1 Ekspresi

2 Intonasi bicara

3 Gestur tubuh

4 Keberanian

5 Kerja sama

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP) KURIKULUM 2013

Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Kelas / Semester : 5 /1

Tema : Sehat Itu Penting (Tema 4)

Sub Tema : Cara Memelihara Kesehatan Organ Peredaran Darah Manusia

(Sub Tema 3)

Pembelajaran ke : 6

Alokasi waktu : 2 X 35 Menit

A. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab,

dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat

dasar dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan keterampilan berfikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri,

kolaboratif, dan komunikatif. Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

Muatan : PPKn

No Kompetensi Dasar Indikator

1.2

Menghargai kewajiban, hak, dan

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dan umat beragama dalam

kehidupan sehari-hari.

1.2.1 Memahami tentang hak dalam

kehidupan sehari-hari sebagai

warga masyarakat dan umat

beragama.

1.2.2 Memahami tentang kewajiban dalam

kehidupan dalam sehari-hari

sebagai masyarakat dan umat

beragama.

2.2

Menunjukkan sikap tanggung jawab

dalam memenuhi kewajiban dan hak

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Menjalani kewajiban sebagai siswa

di sekolah dengan tanggung jawab.

2.2.2 Menggunakan hak sebagaimana

mestinya di lingkungan sekolah

dengan tanggung jawab.

3.2

Memahami makna tanggung jawab

sebagai warga masyarakat dalam

kehidupan sehari-hari.

3.2.1 Mengetahui tanggung jawab dalam

kehidupan berkeluarga sebagai

seorang anak.

4.2

Mengambil keputusan bersama tentang

tanggung jawab sebagai warga

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4.2.1 Memberikan keputusan terhadap

permasalahan yang ada di

kehidupan sosial masyarakat.

4.2.2 Menjaga kepentingan bersama

dalam mengambil keputusan.

Muatan : IPS

No Kompetensi Indikator

3.2

Memahami interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarkat Indonesia.

3.3.1 Mengenal interaksi manusia dengan

lingkungan terhadap dampak dalam

kehidupan sosial.

4.2

Menceritakan interaksi manusia dengan

lingkungan dan pengaruhnya terhadap

pembangunan sosial, budaya dan

ekonomi masyarakat Indonesia.

4.2.1 Memeragakan interaksi manusia

dengan lingkungan melalui sosiodrama.

Muatan : Bahasa Indonesia

No Kompetensi Indikator

3.4

Menggali isi dan amanat pantun yang

disajikan secara lisan dan tulis dengan

tujuan untuk kesenangan.

3.4.1 Memahami makna dalam sebuah

pantun.

3.4.2 Memahami pesan yang terkandung

dalam sebuah pantun.

4.4

Melisankan pantun hasil karya pribadi

dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang

tepat sebagai bentuk ungkapan diri.

4.4.1 Membacakan pantun dengan lafal,

intonasi, dan ekspresi.

C. TUJUAN

1. Dengan sosiodrama, siswa dapat memainkan perannya dengan baik dan benar.

2. Dengan sosiodrama, siswa dapat memahami interaksi manusia dengan lingkungan

terhadap dampak dalam kehidupan sosial.

3. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami hak dan kewajiban sebaagai warga negara

Indonesia.

4. Dengan sosiodrama siswa dapat memahami dampak dari sikap yang dilakukan dalam

kehidupan bermasyarakat.

5. Dengan membaca pantun, siswa dapat menjelaskan makna dan amanat pantun dengan

benar.

D. MATERI

1. Isi dan amanat pantun

2. Interaksi sosial

3. Hak dan kewajiban warga negara Indonesia

E. PENDEKATAN & METODE

Pendekatan : Scientific

Strategi : Cooperative Learning

Metode : Sosiodrama, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah

F. KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Awal

(Apresepsi)

1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan

kabar dan mengecek kehadiran siswa

2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh ketua kelas.

3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap disiplin

setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya cita-cita.

4. Guru membacakan sebuah pantun yang berisikan nasihat.

5. Siswa diminta untuk menanggapi pantun yang sudah

dibacakan.

5 menit

Inti

1. Guru meminta siswa perkelompok mempersiapkan

sosiodramanya. (Mencoba)

2. Guru meminta perkelompok untuk tampil secara bergantian.

(Mengkomunikasikan)

3. Siswa yang tidak tampil mengamati siswa yang tampil.

(Mengamati)

4. Kelompok yang mendapat giliran diminta untuk tampil

memainkan peran diminta untuk tampil di depan kelas.

(Mengkomunikasikan)

5. Guru membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam

memainkan peran.

6. Siswa yang tidak tampil diminta untuk mengamati

penampilan dari teman-teman yang tampil. (Mengamati)

55 menit

Penutup

1. Siswa diminta untuk memberikan kesimpulan berupa pesan

yang terkandung di dalam sosiodrama yang mereka buat.

(Menalar)

2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya terhadap

sosiodrama yang telah dilakukan. (Menanya)

10 menit

3. Guru memberikan penguatan dan refleksi.

4. Guru memberikan penilaian terhadap hasil drama.

5. Guru meminta ketua kelas untuk mempin do'a selesai

belajar.

6. Guru menutup pembelajaran dengan salam.

G. PENILAIAN

1. Teknik Penilaian

a. Keterampilan

Teknik penilaian : rubrik

2. Instrumen Penilaian

Lembar penilaian keterampilan

Petunjuk :

Berilah tanda cek (√) pada kolom skor, sesuai dengan kemampuan yang ada pada diri

masing-masing peserta didik, dengan kriteria sebagai berikut:

4 = Sangat baik

3 = Baik

2 = Kurang baik

1 = Perlu bimbingan

Nama :

Kelas :

Rumus penilaian : Skor×J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 ×10

2=

4×5 ×10

2= 100

No Nama Siswa

Aspek Pengamatan

Ekspresi Intonasi

bicara

Gestur

tubuh Keberanian

Kerja

sama Total

Skor

1

2

Lembar Penilaian Sosiodrama

Petunjuk pengisian:

1. Pada kolom skor diisi dengan rentang nilai 4-1.

2. Penilaian dilihat dari kemampuan peserta didik berdasarkan kriteria-kriteria yang tersedia.

3. Rumus penilaian :

Skor×J𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛 ×10

2= 4×5 ×10

2= 100

No Nama Siswa

Aspek Pengamatan

Ekspresi Intonasi

bicara

Gestur

tubuh Keberanian

Kerja

sama Total

Skor

1 Hessy Andeva 3 2 3 2 2 60

2 Dorian Fauzan T 3 3 3 3 2 70

3 Nabila Dwi Lestari 3 3 3 3 3 75

4 Afriezar Raditya Ariella 3 2 3 3 3 70

5 Abid Wulan Saputro 2 2 3 3 4 70

6 Ozhur Zihran Adam 3 3 3 2 4 75

7 Hafizh Herdiansyah 3 4 4 4 4 95

8 Muhammad Hirzi Ilyas

R

2 4 2 3 3 70

9 Muhammad Alif Rahlil

R

3 3 2 2 2 60

10 Muhammad Al Hafis 2 2 3 3 2 60

11 Fatur Rahman Alfarezzy 2 2 3 3 3 65

12 Muhammad Faiz Dwi

Oktavianto

2 4 3 3 3 75

13 Zahra Tusyita 3 3 3 3 3 75

14 Nazwa Agnissa

Hamidah

2 2 3 3 2 60

15 Refa Maharani 2 2 2 3 3 60

16 Anggun Hadi N 2 4 3 4 4 85

17 Hanna Hazrina Hadi 3 3 4 3 3 75

18 Kagumi Aisyah Putri 3 2 3 3 3 70

19 Aurarel Krisovi R 4 2 3 3 3 75

20 Alexa Ramadhani S 3 3 3 3 3 75

21 Keysyabrina Azizza

Uszma

3 3 4 3 4 85

22 Aufaa Zahrah Alindina 3 2 4 3 3 75

23 Ayyash Abdurrahman 2 3 4 3 3 75

24 Gilang Nur Senja 3 3 4 3 4 85

25 Kamila Marsya N. N 2 3 3 4 3 75

26 Farras Nur Alamy Cipta 3 4 3 4 4 90

27 Putra Rizky Pratama 2 2 3 2 3 60

28 Azka Umar Ludy 4 4 3 3 3 85

29 Muhammad Fazil 3 3 3 3 3 75

Sepatu Untuk Ali

Pemain:

1. Narator

2. Ali

3. Danu

4. Ririn

5. Nisa

6. Tini

7. Somad

8. Ibu Ali

Babak I

Narator: Sore hari di rumah Tini. Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad sedang mengerjakan tugas

kelompok.

Tini: Kalian tau kalau sekolah kita akan ikut lomba kejuaraan futsal tingkat DKI Jakarta ?

Somad: Aku tahu, sekolah kita akan mengikutinya minggu depan.

Nisa: Iya, tinggal beberapa hari lagi perlombaannya.

Danu: Teman-teman tahu siapa saja yang akan mengikutinya ?

Somad: Aku tahu, yang diikut sertakan dalam lomba adalah Bedu, Dani, Doni, Robi, dan Ali.

Somad: Nah, tapi yang aku dengar-dengar kalau si Ali dikhawatirkan tidak jadi ikut lomba.

Nisa: Loh kenapa emang ? Setahuku dia jago lho main bolanya....

Somad: Iya, tapi sepatu dia sudah rusak dan tidak bisa dipakai lagi. Kemarin dia bercerita

padaku. Tapi Pak Maulana tidak tahu hal ini.

Tini: Kenapa Ali tidak beli sepatu baru saja ?

Somad: Ali mau saja beli sepatu baru, tapi orang tuanya belum punya uang untuk membelinya.

Danu: Iya, Ali memang orang yang kurang mampu, tapi dia sangat berbakat dalam bermain bola.

Aku yakin kalau dia yang ikut pasti sekolah kita akan juara.

Nisa: Betul itu bisa-bisa sekolah kita tidak akan jadi menang.

Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad seketika terdiam sambil memikirkan nasib Ali.

Tini: Eh iya kita kan lagi ngerjain tugas nih. Besok akan dikumpulin. Ayo kita selesaikan dahulu,

baru kita bicarakan lagi tentang Ali.

Narator: Kemudian mereka mengerjakan tugas kelompok kembali. Beberapa menit kemudian

Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad telah menyelesaikan tugas mereka.

Somad: Nah, tugas kita sudah selesai nih... bagaimana kelanjutan si Ali ?

Tini: Bagaimana kalau kita bantu Ali agar punya sepatu baru... Tapi Ali jangan sampai tahu dulu

akan hal ini.

Nisa: Oke, itu hal yang baik sekali. Kita akan membantu teman kita kalau begitu.

Danu: Benar sekali, karena nabi juga pernah berkata dalam hadisnya yang berbunyi "Sebaik-baik

manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.

Ririn: Wih Danu.... kamu hebat yah bisa tau hadis nabi.

Danu: Hehehehehe.... (sambil tertawa) Kita kan belajar di sekolah agama jadi harus tau gitu-

gituan...

Tini: Baik lah kalau begitu kita akan patungan untuk membelikan Ali sepatu baru agar dia bisa

ikut lomba nanti.

Ririn: Kebetulan aku punya uang yang aku tabung, itu akan membantu kita...

Danu: Kita masih ada waktu 7 hari lagi untuk mengumpulkan uang untuk membelikan Ali sepatu

yang baru...

Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad setelah membicarakan tentang membelikan sepatu

Ali, mereka pulang ke rumahnya masing-masing.

Babak II

Narator: Sore hari Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad melihat Ali sedang berlatih bola di

lapangan sekolah tanpa sepatu. Mereka merasa iba dengan kegigihan Ali untuk berlatih

mengikuti kejuaraan lomba tingkat DKI Jakarta.

Ririn: Lihat itu Ali, kasihan sekali dia berlatih tanpa sepatu bola... Pasti kakinya kesakitan saat

menendang bola.

Danu: Iya, dia berlatih semangat banget. Aku sangat yakin kalau Ali ikut pasti sekolah kita

menang. Ditambah dia juga sering ikut perlombaan putsal di rumahnya dan selalu

memberikan goal terbanyak untuk timnya.

Nisa: Kalian ingat kan ? Untuk kita mengumpulkan uang jajan kita buat beliin Ali sepatu bola?

Tini: Ingat dong.... Kapan kita akan belikan Ali sepatu ?

Danu: Bagaimana kalau lusa ? Kebetulan ayahku baru saja gajian, jadi aku diberikan uang jajan

tambahan.

Danu: Oke Lusa yah kita belikan sepatu Ali.

Tini: Kita mau beli sepatu buat Ali dimana emang ?

Danu: Di pasar ciracas saja, kebetulan itu dekat dari sekolah kita. Jadi kita tidak kejauhan.

Nisa: Ide bagus tuh....

Ririn: Yaudah.... Udah sore, kita pulang dulu... Aku takut orang tuaku ngomel.

Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somadpun kembali ke rumahnya masing-masing.

Babak III

Narator: Sehari sebelum lomba, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad pergi ke pasar Ciracas setelah

pulang sekolah. Sesampainya di pasar mereka bingung akan ukuran sepatu Ali.

Nisa: Kalian ada yang tau ga ukuran Sepatu Ali ?

Somad: Aku lupa menanyakan ukuranya lagi.... (Sambil menggaruk kepala)

Ririn: Siapa yang tahu yah....

Tini: Coba kita tunggu danu yang sedang ke toilet. Mungkin dia tahu, karena diakan teman

dekatnya Ali.

Narator: Setelah beberapa menit kemudian. Danupun datang.

Somad: Eh Danu... Kamu tahu ukuran sepatunya Ali gak

Danu: Tahu dong.... Emang kalian ga ada yang tahu ?

Nisa: Ga ada nih... Kita tadi lupa nanyain ke dia.

Danu: Ukuran sepatu dia 38.

Somad: Oke sekarang kita tinggal pilih sepatu yang cocok untuk Ali.

Danu: Siap... Oh iya, tapi jan lupa untuk ditawar yah... Barang kali kalo anak SD yang beli kita

dikasih harga murah.

Nisa: Hahahaha.... (sambil tertawa) Ide kamu cemerlang juga Danu.

Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad memilih-milih sepatu untuk Ali sambil tawar

menawar.

Babak IV

Narator: Sore hari Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad pergi ke rumah Ali untuk memberikan

sepatu kepadanya. Agar Ali dapat mengikuti pelombaan.

Semua: Assalamu'alaikum....

Ibu Ali: Wa'alaikum salam... Eh ada teman-teman Ali. Ada apa kalian kesini ?

Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad saling berbisik untuk menyuruh siapa yang akan

bilang ke ibu Ali kalau mereka mau memberikan sepatu untuk Ali. Lalu, akhirnya

Danulah yang akan menyampaikan hal tersebut kepada ibu Ali.

Danu: Begini ibu... Mohon maaf sebelumnya. Kami disini mau kasih Ali sepatu ibu.... Ini kami

patungan dari hasil uang jajan yang kami sisihkan.

Ibu Ali: Aduhhhh.... Maaf sekali jadi merepotkan kalian. Ibu jujur saja bingung untuk

mengembalikan uang yang sudah kalian belikan sepatu ini

Nisa: Tidak usah dikembalikan ibu... Kami tidak minta dikembalikkan... Kami ikhlas kok ngasih

sepatu buat Ali.

Tini: Iya ibu saya bangga punya teman yang berbakat sperti Ali dan saya percaya Ali akan

membawa kemenangan untuk sekolah kami.

Ibu Ali: Kalian masuk dulu yuk ke dalam rumah...

Narator: Danu, Ririn, Nisa, Tini, Somad, dan Ibu Ali masuk ke rumah Ali.

Ibu Ali: Maaf sekali lagi yah sudah merepotkan kalian.

Ririn: Iya tak apa-apa bu.

Ibu Ali: Oh iya, kalian tunggu Ali dulu yah... tadi dia sedang ibu suruh beli bumbu masak di

warung

Narator: Ibu Alipun menyajikan suguhan ala kadarnya kepada Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan

Somad sambil menunggu Ali datang.

Ali: Assalamu'alaikum... Wah sepertinya kita kedatangan tamu nih bu...

Ibu Ali: Iya Ali... Mereka kesini mau silaturahmi dengan kita dan membawa sebuah hadiah.

Ali: Hadiah apa bu ?

Ibu Ali: Nanti teman kamu yang akan memberi tahu...

Danu: Begini Ali, kami ingin berikan kamu sepatu baru.... Ya emang ga terlalu bagus sih..... Tapi

yang penting kamu bisa ikut perlombaan besok dengan sepatu yang baru Ali.

Ali: (Tersenyum) Terima kasih teman-teman. Aku dan keluargaku tidak bisa membalas budi atas

kebaikan kalian semua. Tapi aku do'akan semoga Allah yang akan membalas kebaikan

kalian semua.

Ririn: Iya Ali, kamu tak usah khawatir... Kami tidak meminta kamu untuk menggantikannya.

Yang kami harap kamu besok bermain dengan sebaik mungkin dan memberikan

kemenangan untuk sekolah kita ya... (Sambil tersenyum)

Danu: Kamu harus lebih semangat lagi Ali... Besok kami dan teman-teman lain nanti akan

memberikan semangat juga untuk kamu.

Ali: Terima kasih sekali lagi teman-teman, aku akan berusaha semaksimal mungkin demi kalian

yang sudah berkorban untukku dan untuk sekolah kita nanti...

Narator: Setelah beberapa lama, Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad pamit pulang kepada Ibu Ali

dan Ali.

Babak V

Narator: Keesokan harinya perlombaanpun dimulai. Danu, Ririn, Nisa, Tini, dan Somad serta

teman-teman lainnya memberikan semangat kepada Ali dan Timnya. Pertandinganpun

berlangsung dengan sengit antara sekolah Ali yaitu MI Atthahiriyah melawan SD 03

Pagi. Pertandingan dimulai dengan 0-0, lalu setelah berjalan 10 menit tim SD 03 Pagi

menjebolkan gawang MI Atthahiriyah. Jadilah 0-1 keadaannya.

Danu: Ayo teman-teman semangat... Kalian pasti menang... Kami disini mendukung kalian.

Narator: Tim Alipun bertambah semangatnya. Beberapa menit kemudian Alipun menjebolkan

gawang SD 03 Pagi dan keadaan seimbang menjadi 1-1. Pertandingan berlangsung

selama 30 menit dan saat babak kedua Ali memberikan gol lagi 1 dan Bedu

memberikan juga 1 gol. Sehingga Tim MI Atthahiriyah memenangkan pertandingan

dan Ali bersama tim berhasil untuk masuk kebabak selanjutnya.

Ririn: Bagus Ali tadi kamu mainnya.

Danu: Iya... Gak sia-sia kami belikan kamu sepatu... Kamu terlihat keren saat memakai

sepatunya ditambah saat menjebolkan kamu tadi terlihat tambah keren.

Ali: Ah kamu... Bisa ajah danu... Padahal aku biasa saja mainnya lho...

Nisa: Pertahankan Ali.... Kalau bisa kamu tingkatkan lagi semangatnya dan kawan-kawan yang

lainnya yah...

Ali: Pasti dong... Terima kasih kalin sudah membantu aku, memberikan semangat, dan bahkan

berkorban uang jajan kalian untuk membelikan aku sepatu ini. (Sambil melihat ke sepatu)

Somad: Ayo kita pasti juara.

Tini: Kita saksikan lagi nanti yah Ali dan tim bertanding untuk menjemput kemenangan lagi.

Narator: Merekapun bahagia di hari ini karena Tim putsal Mi Atthahiriyah memenangkan

pertandingan walaupun belum sampai final. Tetapi mereka merasa sangat puas dengan

kemenangan di hari ini. Teman-teman Ali sangat peduli dengan teman satu sama

lainnya, karena mereka merasa semua bersaudara, karena mereka sesama warga negara

Indonesia walau berbeda suku dan lainnya. Akan tetapi hubungan pertemanan mereka

sangatlah baik dan mereka bisa saling mengerti keadaan satu sama lain. Sebelum

mengakhiri drama ini saya akan berpantun sedikit.

Pergi merantau ke Talang Betutu

Hijau-hijau daun suji

Mari kita saling membantu

Itulah tanda akhlak terpuji

Duduk sambil makan ikan

Ada burung cenderawasih

Sampai sini cukup sekian

Dan saya ucapkan terima kasih

Teman yang baik

Pemain:

1. Narator

2. Ali

3. Rini

4. Rendi

5. Sandi

6. Aisyah

7. Zafran

8. Kimi

9. Andi

Babak I

Narator : Setelah beberapa pertandingan, akhirnya sekolah MI Atthahiriyah memenangkan

perlombaan dengan menjadi juara 1 tingkat DKI Jakarta. Setelah kemenangan

didapati, Ali dan tim ke sekolah dan disambut oleh teman-teman kelasnya. Di dalam

ruangan kelas siswa sudah tampak ramai menyambut Ali, Ali masuk ruang kelas

sambil membawa piala dari kejuaraan lomba futsal.

Zafran : Wah, selamat ya Li, horeee, kelas kita juara. (Sambil mengangkat piala)

Rendi : Selamat ya Li, hebat kamu.

Narator : Seluruh kelas menyampaikan selamat pada Ali.

Ali : Iya, makasih semua teman-teman atas dukungannya, sehingga kelas kita bisa juara.

Andi : Hehhhhh, juara apaan, juara gitu aja senang, coba kalo aku yang ikut perlombaan, semua

bisa aku juarai, kejuaraan kayak gini mah gak level.”

Rendi : Ngapain sih tu orang, sirik aja kerjaannya.

Rini : Sudah sudah, ayo foto-foto dulu sama pialanya biar keren gitu hehehee, bawa sini Ran

pialanya, kami mau pinjam buat narsis dulu.

Narator : Karena Andi iri melihat Ali memenangkan kejuaraan, Andi yang berjalan keluar

menyenggol jatuh piala yang di pegang Zafran.

Rendi : Haaaaaaa, pialanya pecah.

Rini : Andi, tanggung jawab kamu, dah mecahin piala sekolah kita.

Andi : Hem, siapa yang jatuhin, si Zafran ajah tuh yang gak bener pegangnya, lagian piala abal-

abal, jatuh gitu aja langsung pecah.”

Rini : Andi, jangan keterlaluan gitu dong, jangan suka iri, yang ada nanti hati kamu semakin hari

semakin iri dengan orang yang lebih hebat dari kamu.

Andi : Alah, ga usah pake nasehatin orang !!!! (dengan nada kesal)

Narator : Rendipun kesal melihat kelakuan Andi dan memukul Andi. Puk… Terjatuhlah Andi

akibat pukulan Rendi yang begitu keras.

Andi : Hei kau, apa-apaan memukulku seenaknya sajah.

Rendi : Kamu ga punya otak, masa piala maen dijatohin gitu ajah.

Andi : Yaelah itu piala murah, aku bias beli 10 buat kalian.

Rini : Kamu terlalu sombong andi, mentang-mentang kamu anak orang kaya.

Zafran : Sudah kita laporkan ajah ke Pa Maulana, biar dia tahu rasa.

Narator : Ali dengan bijaksananya segera meleraikan suasana.

Ali : Ga usah, nanti urusannya malah makin kacau… Bisa-bisa kita semua yang kena imbasnya.

Maafkan aku Andi jika memang kamu tidak suka denganku atau aku punya salah sama

kamu.

Zafran : Kenapa kamu yang minta maaf Ali, jelas-jelas yang salah tuh dia !!! (sambil menunjuk

ke hadapan Andi)

Ali : Yasudah kita perbaiki pialanya, lagi juga ini hanya patah sedikit dan masih bisa dilem

kok.... Nanti kalo pak Maulana nanya kita bilang sajah jatuh tidak sengaja agar masalah ini

tidak berkepanjangan.

Zafran : Wah Ali, kamu memang benar-benar baik hati. Padahal kamu sedang dijahati.

Narator : Akhirnya semua mengikuti kata Ali untuk tidak melaporkan hal yang terjadi ke pak

Maulana dan permasalahan selesai karena kebijaksanaan seorang Ali.

Babak II

Narator : Pada jam istirahat Rini sedang menyapu kelas tetapi Rendi terlihat mengotorinya

kembali dengan membuang sampah sembarangan.

Rendi : Eh Rin, sapu juga yang sebelah sini!!! masih kotor kayak gini juga Rin.

Rini : Hellowww !! Semua lantai dalam ruangan ini tadi udah aku sapu tau !! Kamu yang

nyampah di sini, jadi kamu tuh yang harus bersihin pokoknya !

Rendi : Ya tidak bisa gitu dong, hari ini kan piket kamu, jadi kamu yang harus bersihin dan

jangan sampai ada sampah yang berserakan lagi !! (sambil berwajah kesal)

Rini : Hiiihh sabar sabar, iya iya aku sapu lagi, awas kalau kamu kotori lagi.

Narator : Sandi yang melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Rini dan Rendi

Sandi : Rin kamu jangan turutin apa kata Rendi…. Biarkan saja dia yang bersihin, Rendi kamu

keterlaluan tega-teganya kamu kayak gitu sama teman, kamu yang salah kamu harus

bertanggung jawab atas perbuatanmu. (sambil menghentikan Rini menyapu).

Rendi : Eh hari ini kan piket dia, jadi dia dong yang harus bersihin sampai bersih dan tidak ada

sampah yang berserakan lagi.

Sandi : Iya bener hari ini dia piketnya, tapi kelakuan kamu itu yang keterlaluan, kasihan dong

Rini sudah bersihin semua ruangan ini, malah kamu yang kotorin lagi.

Rendi : Peduli amat !!! (sambil kesal)

Aisyah : Ada apa ini ribut-ribut sih ?

Rendi : Ini lho Syah udah tahu kalau hari ini jadwal piketnya Rini. Eh dia malah nggak mau

nyapu, padahal kan lantainya masih kotor kayak gitu.

Rini : Eh tadi kan aku dah nyapu semua lantai ini, tapi Rendi si cuek itu tuh yang ngotorin lagi.

(dengan nada kesal)

Aisyah : Nggak boleh gitu dong Ren, ini sama artinya kamu ngerjain temen, plus buang sampah

sembarangan, bisa di denda lho kamu nanti sama dinas kebersihan heheheee.…

Rendi : Tapi kan….…

Narator :Rendi tidak sempat meneruskan bicara karena Aisyah yang terlihat sewot langsung

menyelanya.

Aisyah : Tapi kan apa haaa ????, udah jelas salah masih ngeles aja.

Narator : Sandi pun yang mendengar pertengkaran yang terjadi langsung menghampirinya.

Sandi : Kamu itu lho Ren, harusnya kamu bantuin Rini, bukannya ngerjain gitu, sesama temen

harus saling peduli gitu lho Ren."

Rendi : Ok fine, terserah kalian, nih aku ambil sampah yang tadi kubuang, puas puas !

Sandi : Jangan cemberut gitu Ren, ntar cepet tua lho….

Aisyah : Hehehee, iya lumayanlah, belajar peduli sama temen, jangan suka nyusahin ya Rendi

yang ganteng…..

Rini : Heheheee, sini Ren aku bantuin pungut sampahmu.

Rendi : Makasih ya Rin….

Narator : Akhirnya mereka saling berdamai dan Rini kembali dengan piketnya dan Rendipun

ikut membantunya.

Babak III

Narator : Di dalam ruangan kelas, Zafran menyendiri dan murung di tempat duduknya. Sandi

yang merasa iba, kemudian mendatangi dan menenangkannya.

Sandi : Hei ran, kamu kenapa ? Kok murung gitu gak kayak biasanya ?

Zafran : Bapakku lagi sakit San, sudah 2 hari ini dirawat di rumah sakit.

Sandi : Kamu yang sabar ya fan….

Narator : Andi datang dan menjahili Zafran dengan mengelitik badan Zafran menggunakan

pensil.

Andi : Rasain lo, geli lo, geli….

Sandi : Heh Ndi, jangan jahil gitu dong, Zafran lagi sedih nih jangan digangguin apa.

Narator: Zafran pergi menyendiri dan terlihat murung.

Sandi : Dasar jahat kamu Ndi, sudah tau Zafran sedang sedih masih kamu jahilin juga.

Kimi : Ada apa sih San, kok kamu marah sama Andi ?

Sandi : Gimana gak marah, itu tuh si Andi jahat banget, udah tau Zafran lagi sedih karena

Bapaknya sedang sakit, masih dijahilin juga. Nasehatin tuh Kim, biar mikir dia. Aku

mau nyamperin Zafran dulu.

Kimi : Bener tuh ndi, yang dikatakan Sandi….

Andi : Apaan sih Kim ikut-ikut aja, orang cuman ngajak main si Zafran kok, biar dia gak murung

terus gitu…..

Kimi : Zafran kan lagi sedih tuh ndi…., jadi kalo mau bikin dia gak murung, bukan dengan cara

dijahilin juga dong, yang ada pikirannya malah makin kacau. Kamu harus tau situasi yang

dialami sama Zafran seharusnya

Narator : Kimi menarik tangan Andi dan mengajaknya menemui Zafran.

Sandi : Kim, ngapain kamu ajak si jahil itu kesini, bikin rusak suasana aja.

Kimi : Ini lho San…. Si Andi mau minta maaf karena udah jahil dan bikin tambah Zafran sedih,

iya kan ndi ?

Sandi : Iya gitu ndi ? Buruan deh minta maaf, jangan suka jahilin orang makanya, apalagi Zafran

lagi sedih kan……

Andi : Hemm, iya deh, aku ngaku salah sudah jahilin kamu Ran, maksudku sih siapa tau kamu

bisa ceria lagi, minta maaf ya ran. (Andi mengulurkan tangannya ke Zafran)

Zafran : Iya, gak apa-apa Ndi, santai ajah…..

Kimi : Nah gini kan suasana jadi enak lagi, jangan di ulangi lagi ya Ndi, kalo mau ngajak

becanda temen apalagi jahilin, liat situasi dulu, pahami dulu perasaannya, kira-kira

bakal bikin temenmu sedih gak, kan kamu gak mau juga toh kalo ada yang jahilin kamu

pas lagi sedih…

Andi : Iya siap laksanakan Bu Komandan Kimi, heheheee…..

Narator : Akhirnya Zafran, Sandi, Andi, dan Kimi bermain dan tertawa kembali.

Babak IV

Narator : Hari ini ulangan pelajaran Bahasa Indonesia. Terlihat wajah yang bingung dari Andi.

Andipun menengok kanan kiri untuk bertanya akan jawaban dari ulangan tersebut.

Rini : Andi kamu ngapain sih, nengok-nengok terus. Ngegganggu konsentrasi orang tau…

Andi : Aku ragu ini ngerjainya… Kamu bantuin aku dong.

Rini : Kamu kan biasanya juga biasanya ngerjain sendiri, kenapa tiba-tiba jadi ga percaya diri

gitu ?

Andi :Iya nih aku lagi ga pede sama jawaban aku sendiri. Aku takut dapet nilai jelek.

Rini : Udah kamu kerjain ajah… Percaya sama jawaban kamu sendiri. Toh kalo kamu ikutin

jawaban aku, emang kamu yakin jawaban aku benar semua ?

Andi : Iya sih, kamu benar. Kita harus percaya sama jawaban kita sendiri yah…. Mau benar atau

salah itukan hasil jawaban kita sendiri yah.

Rini : Ayo kita selesaikan ini segera, waktunya tinggal 15 menit lagi. Jangan sampai waktu habis

kita belum selesai mengerjakannya.

Andi : Oke

Narator : Andi yang semulanya ingin meminta jawaban dari orang lain, akhirnya menutup

dirinya untuk berharap jawaban dari orang lain. Kini dia telah yakin dengan

kemampuan dirinya sendiri untuk mengerjakan soal.

Babak V

Narator : Kimi dan Andi sedang berbincang-bincang santai di dalam kelas setelah kegiatan

belajar mengajar selesai.

Kimi : Gimana pelajaran yang tadi, kamu dah paham belum An ? Aku masih sedikit bingung nih,

ajarin dong.

Andi : Bingung bagian yang mana Kim, kalo aku gak bingung sama sekali sih, soalnya gak ada

yang masuk sama sekali heheeee.

Santi : Hehehee dasar Santi, itu mah lebih parah dari aku…

Narator : Pada saat Kimi dan Andi ngobrol, lalu datanglah Rini

Kimi : Eh Rini, ada apa Rin, ada yang mau kamu omongin sama kita ?

Rini : Emm, gini lho Kim, An…. Kalian sedang apa sih berdua dari tadi ?

Kimi : Oh… Kita lagi ngobrol ajah nih tentang pelajaran Matematika tadi…

Rini : Terus kenapa gitu ?

Kimi : Iya, aku tadinya mau minta ajarin sama Andi… Eh ternyata dia lebih ga ngerti dari aku

hehehehe….

Andi : Ah kamu Kim, jangan gitu kan aku malu…

Kimi : Hehehe maaf Ndi aku bercanda kok. (sambil tersenyum)

Rini : Oke kalau begitu jadinya kalian ga ngerti pelajaran Matematika tadi yah… Tapi

sebelumnya aku gabung sama kalian ini boleh kan ? Soalnya aku mau ikut teman-teman

yang lain ke kantin uangku sudah habis.

Andi : Gapapa Rin gabung ajah sini. Kebetulan aku bawa makanan banyak nih, nanti kita makan

bareng yah.

Kimi : Aku juga nih ibu aku bawain bekal banyak banget…

Rini : Makasih ya teman-teman kalian baik banget sama aku. Nanti sehabis pulang sekolah kita

belajar Matematika lagi yah di rumahku.

Andi : Wah boleh juga tuh Rin, kan udah mau UAS juga biar kita dapet nilai bagus nanti

hehehe…

Narator : Setelah pulang sekolah Rini, Kimi, dan Andi pergi ke rumah Rini untuk belajar

bersama.

Peduli Sesama

Pemain:

1. Ali

2. Danu

3. Didi

4. Rani

5. Ridho

6. Riski

7. Wildan

8. Viko

9. Ibu Ridho

10. Ibu Fatimah

Babak I

Narator : Pada hari senin tepat tanggal 17 Agustus 2018. Hari ini sekolah Mi Atthariyah

mengadakan upacara peringatan kemerdekaan Indonesia. Setelah selesai upacara,

sekolah kami mengadakan lomba. Terdapat beberapa lomba diantaranya adalah lomba

membaca puisi, lomba drama, dan lomba kebersihan kelas. Danu hari ini mengikuti

lomba membaca puisi, namun dia terkenal orang yang gugup ketika dihadapan orang

banyak.

Ali : Semangat Danu kamu pasti biasa, ayo rebut gelar juara Nu…..

Danu : Aku tidak yakin untuk baca puisi di depan orang sebanyak ini Li…

Ali : Ah kamu jangan jadi penakut gitu dong, anggap sajah kamu seperti artis yang sedang

ditunggu-tunggu oleh fansnya.

Danu : Do'akan aku yah agar aku tidak terlalu gemetar saat di panggung nanti.

Ali : Akan ku do'akan Ali… Tapi kamu juga jangan lupa untuk berdo'a dan membaca Bismillah

agar apa kamu diberikan kelancaran saat berada di panggung.

Danu : Baik, terima kasih danu. Kamu emang teman terbaikku.

Ali : Santai…. Sukses yahhhh… (sambil mengacungkan jempol)

Narator : Tibalah saatnya giliran Danu untuk tampil. Namun Danupun semakin merasa ketakutan

melihat banyaknya orang-orang yang melihatnya.

Danu : Aduh sudah giliran aku nih….Bagaimana jika nanti tanganku gemetar saat megang

microphone.

Ali : Gapapa Danu, aku juga begitu kok. Pas baru pertama-tama mah wajar ajah kalo masih

gerogi.

Narator : Danupun naik ke atas panggung untuk membacakan sebuah puisi. Setelah selesai

membaca puisi Danu mendapat tepuk tangan dari para penonton. Danu turun ke

panggung dan disambut oleh teman-temannya

Rani : Selamat Danu kamu sudah berhasil membacakan puisi di depan banyak orang. Bagaimana

perasaanmu saat di panggung ?

Danu : Aku gemetar sekali, tak terbayangkan aku bisa menyelesaikannya.

Didi : Kita tinggal menunggu hasilnya nanti Nu, semoga kelas kita menang yah.

Rani : Menang atau ga menang ga papalah, yang penting Danu sudah berani tampil dan dia

sudah berhasil melawan rasa takutnya yang selama ini dia tidak pernah mau untuk tampil

di depan banyak orang.

Narator : Setelah semua peserta tampil, kali ini pembacaan hasil perlombaan. Hasil dari

perlombaan membaca puisi dimenangkan oleh kelas 5 B sebagai juara 1, kelas 6 C

sebagai juara 2, dan kelas 5 C sebagai juara 3. Kali ini kelas 5 A tidak mendapatkan

gelar juara yang diwakili oleh Danu.

Didi : Yah kelas kita kalah….

Rani : Heh Didi… Jangan begitu dong…. Kan yang penting Danu sudah berani tampil ajah itu

udah hal yang sangat besar…. Coba ajah kamu yang di depan tadi pasti kamu belum tentu

seberani Danu kan ?

Didi : Hehehehe iya juga sih… Maafin aku deh Dan yah… (sambil menjabat tangan Danu)

Danu : Iya santai ajah Di… (sambil tersenyum)

Rani : Semangat terus Danu…. Dan jangan patah semangat…. Aku yakin kalo kemampuan

kamu diasah terus pasti kamu bisa menjuarai lomba suatu saat nanti.

Danu : Terima kasih teman-teman, maaf yah aku belum bisa memberikan piala untuk kelas kita.

Babak II

Narator : Pada suatu hari, Ridho berjalan di kantin bersama Didi, Danu, dan Riski.

Ridho : Kalian mau pada jajan apa ?

Danu : Aku mau beli nasi uduk ah….

Didi : Kalo kami mah mau beli gorengan ajh…. Iya ga Ris ?

Riski: Yoi….

Narator : Setelah mereka jajan di kantin… Mereka kembali ke kelas untuk masuk karena bel

sudah berbunyi. Namun saat Ridho berjalan, uangnya terjatuh dan dia tidak

mengetahuinya.

Wildan : Wah ada duit nih lumayan dua ribu buat jajan.

Rani : Heh…. Wil ga boleh gitu…. Itu duit orang kan bukan hak kamu… Balikin ajah ke yang

punya…

Wildan : Lah ini namanya rezeki nomplok, lagi juga kan orang yang punya uang gak akan tahu

ini sih…

Rani : Ya maka dari itu…. Kamu harus cari tau siapa yang punya uang itu…. Coba kita kasihkan

ke bu Fatimah ajah, biar beliau nanti yang umumin itu uang siapa…

WIldan : Yah…. Ga jadi dapet duit dong klo kek gini mah… yasudah deh nanti aku kasih ke bu

Fatimah ajah…

Rani : Iya emang harus begitu kan…. Kita ga boleh ngambil yang bukan merupakan hak kita…

Coba kamu di posisi orang yang punya uang… Pasti gak enak kan ?

Wildan : Iya iya…. Kamu mah bener terus Ran…

Narator : Akhirnya Wildan mengembalikkan uang yang ditemuinya melalui bu Fatimah….

Ternyata itu adalah uang Ridho dan Ridho berterima kasih karena kemurahan hati dari

Wildan untuk membalikan uangnya.

Babak III

Narator :Saat istirahat sekolah, Didi duduk bersama Viko sambil berbincang-bincang.

Viko : Di, kamu sudah dengar berita tentang banjir hari ini?

Didi : Iya sudah, aku sedih mendengarnya.

Viko : Iya aku juga. Bagaimana kalau kita menyumbang uang untuk mereka?

Narator : Didi hanya terdiam dan tidak menjawab ajakan Viko.

Viko : Kenapa diam saja Di?

Narator : Tiba-tiba muncul Ali sambil membawa buku cerita.

Narator : Ali ikut duduk bersama Didi dan Viko.

Didi : Buku apa itu Li?

Ali : Ini buku dongeng, aku baru pinjam dari perpustakaan. Kalian sedang membicarakan apa

dari tadi ?

Didi : Ini tentang pengungsi yang terkena banjir….

Ali : Oh, tentang itu. Tadi pagi aku juga lihat beritanya….

Viko : Tadi aku mengajak Didi untuk menyumbang korban banjir, tapi dia malah diam saja…

Kamu setuju tidak Li ?

Ali: Aku setuju-setuju saja Vik. Nih aku kasih sebuah pantun….

Ranting kecil dipatahkan

Api unggun dinyalakan

Tuhan telah memerintakan

Saling menolonglahlah dalam kebaikan

Narator : Didi pun murung dan terdiam beberapa saat.

Didi : Maaf teman-teman, bukan aku tidak mau ikut menyumbang, tapi aku tidak mempunyai

uang untuk disumbangkan. Bapak ibu aku hanyalah orang miskin.

Narator : Ali dan Viko yang mendengar ucapan Didi langsung memegang pundak Didi.

Ali: Di, kamu tenang saja. Kita tidak harus menyumbang uang. Kita juga bisa memberikan

pakaian layak pakai untuk mereka kok.

Viko : Iya Di, kita juga bisa membantu korban banjir dengan mengajak teman-teman kita untuk

ikut menyumbang.

Narator : Didi kemudian tersenyum kepada Ali dan Viko.

Didi : Kalian benar. Meskipun aku tidak bisa menyumbang uang, tapi aku akan menyumbangkan

pakaian layak pakai untuk korban banjir. Nanti kita juga mengajak teman-teman lain ya

?

Ali : Baiklah. Nanti setelah pulang sekolah kita bicarakan lagi dengan teman-teman yang lain

yah…..

Narator : Kemudian bel tanda masuk berbunyi, mereka pun bergegas masuk ke kelas. Didi,

Viko, Ali pun masuk kelas. Mereka memberitahu teman-teman kelasnya untuk

membantu korban banjir yang telah mereka pikirkan bersama. Bu Fatimah selaku wali

kelaspun mengetahui hal tersebut, lalu diajukan olehnya kepada kepala sekolah untuk

ditindak lanjuti. Setelah itu kepala sekolah pun menyetujui hal tersebut dan diadakan

bakti sosial untuk korban banjir.

Babak IV

Narator : Di suatu sore, ada seorang ibu berjalan bolak-balik di depan pintu rumahnya seolah

sedang merasa cemas karena menunggu anaknya yang belum pulang. Tiba-tiba

seorang anak masuk ke dalam rumah.

Ibu Ridho : Ridho, kamu tahu sekarang jam berapa ? Dari mana saja kamu ?

Ridho : Saya tadi mengerjakan tugas kelompok di rumah teman Bu.

Narator : Ridho langsung masak ke kamar tanpa mempedulikan ibunya lagi. Karena ibu merasa

tidak puas dengan jawaban Ridho, lantas kemudian si ibu menelepon guru kelas Ridho

untuk memastikan apakah benar Ridho ada tugas kelompok dari gurunya.

Ibu Ridho : Halo, selamat sore. Bisa bicara dengan Bu Fatimah ?

Bu Fatimah : Iya saya sendiri. Maaf ini siapa ?

Ibu Ridho : Saya ibunya Ridho bu…. Maaf saya ingin bertanya, apakah ibu memberikan tugas

kelompok kepada Ridho ? Soalnya akhir-akhir ini Ridho sering sekali pulang sore.

Bu Fatimah : Seminggu terakhir ini saya tidak memberikan tugas kelompok kepada para siswa

bu…

Narator : Kemudian ibu Ridhopun menyadari bahwa anaknya telah berbohong kepadanya.

Ibu Ridho : Oh, baik bu….Terima kasih. Maaf saya mengganggu.

Narator : Bu Fatimah sebagai gurunya juga menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres

dengan Ridho. Maka di pagi berikutnya, saat istirahat sekolah Bu Fatimah memanggil

Ridho.

Bu Fatimah : Ridho, kamu ikut ibu ke ruang guru yah…..

Ridho : Baik bu…

Ibu Fatimah : Kemarin ibu kamu menelepon ibu dan bertanya tentang kamu. Bisa kamu jelaskan

kepada ibu tentang tugas kelompok itu ?

Ridho : Maafkan saya bu…. Sebenarnya setelah pulang sekolah saya bermain playstation dengan

teman-teman bu….

Ibu Fatimah : Kenapa kamu membohongi ibumu dengan alasan tugas kelompok ?

Ridho : Kalo saya mengatakan yang sebenarnya pasti ibu tidak mengizinkan saya bu... Saya

mengaku salah. Saya akan meminta maaf kepada ibu saya dan menjelaskan yang

sebenarnya.

Ibu Fatimah : Apapun alasan kamu, berbohong tetap tidak bisa dibenarkan. Baiklah, lain kali

jangan kamu ulangi lagi ya…. Kalau kamu pergi kemana-mana jangan lupa

meminta izin terlebih dahulu kepada orang tuamu.

Ridho : Baik bu….

Ridho : Setelah itu Ridho dizinkan untuk keluar dan beristirahat. Saat setelah pulang sekolah

Ridhopun meminta maaf kepada ibunya dan mengakui kesalahannya. Ibunyapun

memaafkannya dan memberikan hukuman kepada Ridho agar tidak boleh bermain

ketika di rumah selama tiga hari ke depan.

Babak V

Narator : Saat istirahat sekolah, Ali dan Danu duduk di taman sekolah membicarakan temannya

yang sakit .

Ali : Aku senang sekali hari ini Didi tidak masuk sekolah.

Danu: Mengapa seperti itu Li ?

Ali : Kamu tahu sendiri kan, dia itu pembuat masalah di kelas. Saat dia tidak masuk, kelas kita

menjadi lebih tenang.

Danu : Kamu tidak boleh begitu , kasian Didi kan lagi sakit… Sampai sudah tiga hari ini dia

tidak masuk sekolah. Pasti sakit yang dia rasakan berat sekali.

Ali : Salah dia sendiri, mungkin dia terlalu banyak main jadi sakit kek gitu deh.

Danu : Iya, tapi senakal apapun dia, dia tetaplah teman kita bukan ? Dan saat dia sakit kita harus

menjenguknya.

Ali : Aku malas menjenguknya, kamu saja kalau kamu mau mah. (sambil pergi meninggalkan

Danu)

Narator : Bel tanda masuk sudah terdengar, mereka kembali belajar. Seusai pelajaran PKn, bu

Fatimah menghimbau kepada siswa untuk menjenguk Doni yang sedang sakit.

Ibu Fatimah : Anak-anak, hari ini teman kita Didi tidak masuk sekolah untuk kesekian kalinya

karena sedang sakit DBD. Nanti seusai sekolah kita jenguk Didi ya di Rumah

sakit Pasar Rebo….

Ali : Saya tidak ikut Bu, biar yang lain saja yang menjenguk Didi.

Ibu Fatimah : Ada apa dengan kamu Ali ? Apakah kamu masih dendam dengan Didi karena

perbuatannya yang telah membuatmu menangis kemarin ?

Ali : Iya bu….

Ibu Fatimah : Anak-anak, apabila kita sedang sakit tentu kita senang sekali ada yang peduli

menjenguk kita. Begitu juga dengan Didi, pasti dia akan senang apabila teman-

temannya mau menjenguk dia.

Ali : Tapi dia orangnya bandel bu…. Suka usil sama saya. Mungkin sakit itu sebagai balasan dari

kesalahan-kesalahan dia selama ini bu….

Ibu Fatimah : Setiap orang pernah melakukan kesalahan Ali. Ikhlaskan, maafkan Didi. Dengan

begitu, kita juga akan dimaafkan saat kita melakukan kesalahan. Nih ibu kasih

pantun.

Keliling kota naik delman

Melihat bunga tumbuh di taman

Saling membantu sesama teman

Hidup lapang terasanya nyaman

Ibu Fatimah : Nah dari pantun itu kita harus saling membantu sesama teman. Minimal kita bantu

dengan do'a kalo kita ga bisa bantu secara materil. Maka dari itu kita bantuk Didi

dengan menjenguknya dan berikan dia do'a dengan harapan dia bisa sehat

kembali.

Rani : Ibu guru benar Li….. Sudahlah, maafkan dia.

Ibu Fatimah : Jenguklah teman kalian. Hibur Didi… Agar dia tetap merasa senang walaupun

sakit dan doakan agar dia cepat sembuh dan bisa masuk sekolah lagi.

Narator : Ali hanya menganggukkan kepala

Rani : Baik bu, nanti pulang sekolah kita menjenguk Didi agar ia merasa senang.

Narator : Setelah selesai kegiatan belajar mengajar kelas V A dan wali kelasnya bu Fatimah

pergi menjenguk Didi dengan menggunakan beberapa mobil yang difasilitasi oleh

sekolah. Alipun ikut bersama mereka setelah bu Fatimah menasehatinya.

Lembar Dokumentasi

Gambar 1 Gambar 2

Siswa mempersiapkan sosiodrama Siswa mempraktikkan sosiodrama

Gambar 3 Gambar 4

Siswa mempraktikkan sosiodrama Siswa mempraktikkan sosiodrama

Gambar 5 Gambar 6

Siswa mempraktikkan sosiodrama Siswa mempraktikkan sosiodrama

.