Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ZAKAT,
TRANSPARANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Badan Amil Zakat
Nasional di Pekanbaru)
SKRIPSI
Oleh:
DESI PURNAMA SARI
NIM. 11573204982
PROGRAM S.1
JURUSAN AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ZAKAT,
TRANSPARANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Badan Amil Zakat
Nasional di Pekanbaru)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral
Comprehensive Strata 1 pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Oleh:
DESI PURNAMA SARI
NIM. 11573204982
PROGRAM S.1
JURUSAN AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2019
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ZAKAT,
TRANSPARANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN
TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Baznas Di Pekanbaru)
Oleh
DESI PURNAMA SARI
NIM. 11573204982
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standar
akuntansi zakat, transparansi dan sistem pengendalian intern terhadap
akuntabilitas keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pegawai/ karyawan Badan amil zakat nasional di Pekanbaru. Populasi penelitian
berjumlah 45 orang. Sampel penelitian berjumlah 32 orang dan teknik
pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis
data menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian secara parsial (Uji T) menunjukkan bahwa variabel
standar akuntansi zakat, transparansi, sistem pengendalian intern berpengaruh
signifikan terhadap akuntabilitas keuangan. Hasil penelitian secara simultan (Uji
F) menunjukkan bahwa standar akuntansi zakat, transparansi, sistem
pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas keuangan.
Hasil koefisien deteminasi (R2) menunjukkan bahwa variabel standar akuntansi
zakat, transparansi dan sistem pengendalian intern sebesar 71,1% terhadap
akuntabilitas keuangan sedangkan sisanya sebesar 28,9% dipengaruhi variabel-
variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.
Kata kunci: Standar akuntansi zakat, Transparansi, Sistem pengendalian
intern dan Akuntabilitas keuangan.
i
ii
ABSTRACK
THE EFFECT OF APPLICATION OF ZAKAT ACCOUNTING
STANDARDS, TRANSPARENCY AND INTERNAL CONTROL
SYSTEMS ON FINANCIAL ACCOUNTABILITY
(Empirical Study Of Baznas In Pekanbaru)
By
DESI PURNAMA SARI
NIM. 11573204982
This study aims to determine the effect of applying zakat accounting
standards, transparency and internal control systems on financial accountability.
The sample used in this study was employees of the National Amil zakat agency in
Pekanbaru. The study population numbered 45 people. The research sample of 32
people and the sampling technique used a purposive sampling method. The data
analysis technique uses multiple linear regression.
The partial results of the study (T-Test) showed that the variables of zakat
accounting standards, transparency, and internal control systems had a
significant effect on financial accountability. The results of the simultaneous study
(Test F) show that the accounting standards of zakat, transparency, and internal
control systems have a significant effect on financial accountability.
Determination coefficient (R2) results show that the zakat accounting standard,
transparency and internal control system variable are 71,1% of financial
accountability while the remaining 28,9% is influenced by other variables not
measured in this study.
Keywords: Zakat accounting standards, transparency, internal control systems
and financial accountability
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirobbil„alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, ridho dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesailkan skipsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Zakat, Transparansi dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Akuntabilitas Keuangan (Studi Empiris Pada Baznas di Pekanbaru)”.
Shalawat beriringan salam penulis kirimkan untuk junjungan alam sekaligus suri
teladan umat didunia yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga shalawat
dan salam selalu tercurahkan kepada beliau dan semoga kita mendapat syafaat
beliau serta tergolong orang-orang ahli surga. Aamiin.
Penelitian skripsi ini diperuntukkan sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan
Akuntansi Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. dalam penulisan skripsi ini tidak
terlepas dari hambatan dan rintangan yang dialami penulis. Namun demikian,
berkat kerja keras, optimis, bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai
pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan penuh dengan rasa
hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.
2. Kedua Orang tua tercinta yang telah membesarkan, mendidik dan
membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dengan penuh kesabaran.
iii
iv
Terima kasih atas segala doa, motivasi dan dukungannya baik secara moril
maupun materil sehingga penulis dapat melaksanakan perkuliahan sampai
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Mujahidin, S.Ag, M.Ag selaku Rektor UIN
SUSKA RIAU beserta staf.
4. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said, HM, M.Ag, MM selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
5. Ibu Dr. Hj. Leny Nofianti, MS, SE, M.Si, Ak, CA selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
6. Ibu Dr. Juliana, SE, M.Si selaki Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
7. Bapak Dr. Amrul Muzam, SHI, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.
8. Bapak Nasrullah Djamil SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU dan Ibu
Nelsi Arisandy, SE., M.Ak., Ak., CA Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA Riau.
9. Pak DR. Nanda Suryadi, SE, ME. selaku Pembimbing Konsultasi Proposal
yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan dan masukan
kepada penulis untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
10. Ibu Harkaneri, SE., MSA., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing Skripsi
yang telah memberikan banyak arahan dan masukan kepada penulis untuk
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
iv
v
11. Bapak Khairil Henry, SE, M.Si. Ak sebagai Penasehat Akademis yang
telah banyak memberikan ilmu serta arahan dan bimbingan hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
12. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
SUSKA RIAU yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis
selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.
13. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN
SUSKA RIAU.
14. Keluarga tersayang, abang penulis Darlisman dan adik penulis Yogi Al-
hafiz dan Semua keluarga yang telah memberikan bantuan materil dan
memberikan keceriaan bagi penulis.
15. Seluruh Staf dan Karyawan yang telah menerima penulis untuk melakukan
penelitian tersebut dan telah berbesar hati menjadi responden untuk data
primer skripsi penulis.
16. Kepada Julhandri Amin yang telah memberikan dukungan, semangat serta
motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
17. Kepada Aisyah, Nizami, Siti, Putri, Mega dan aldeny yang selalu
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis demi kelancaran
dalam menyelesaikan skripsi ini.
18. Seluruh teman-teman Akuntansi S1 Lokal G angakatan 2015 yang tidak
bisa penulis tuliskan satu persatu yang selalu memberikan doa dan
dukungan kepada penulis.
19. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua bantuan, dukungan dan doa
v
vi
yang telah diberikan menjadi amal baik serta mendapat ridho dan balasan
dari Allah SWT.
Semoga semua ilmu, doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis
menjadi amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT. Penulis sadar bahwa penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik membangun sangat
penulis harapkan untuk kesempurnaan penelitian ini. Penulis mohon maaf apabila
dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan
pengetahuan penulis, dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan. Aamiin ya Robbal „Alamiin.
Pekanbaru, September 2019
Penulis,
DESI PURNAMA SARI
NIM. 11573204982
vi
vii
DAFTAR ISI
ABSTAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 9
1.5 Sistematika Penulisan ............................................................... 10
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 12
2.1 Zakat ........................................................................................ 12
2.1.1 Pengertian Zakat ............................................................. 12
2.1.2 Pernyataan SAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/
Sedekah ........................................................................... 13
2.1.2.1 Pengakuan dan Pengukuran ................................ 16
2.1.2.2 Penyajian ............................................................. 21
2.1.2.3 Pengungkapan ..................................................... 21
2.1.3 Ketentuan Transisi .......................................................... 23
2.1.4 Hikmah Zakat ................................................................. 23
2.1.5 Jenis- jenis Zakat ............................................................ 24
2.1.6 Penerimaan Zakat .......................................................... 26
2.1.7 Syarat Wajib Zakat ........................................................ 27
2.2 Transparansi .............................................................................. 30
2.3 Sistem Pengendalian Intern ..................................................... 31
2.4 Akuntabilitas keuangan ............................................................. 33
vii
viii
2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................ 37
2.6 Kerangka Penelitian ................................................................. 40
2.7 Pengembangan Hipotesis ......................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 45
3.1 Jenis penelitian ......................................................................... 45
3.2 Lokasi penelitian ....................................................................... 45
3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 46
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 46
3.4.1 Jenis Data ....................................................................... 46
3.4.2 Sumber Data ................................................................... 47
3.5 Populasi dan Sampel ................................................................ 47
3.6 Identifikasi Variabel ................................................................ 49
3.7 Operasional Variabel ................................................................ 49
3.7.1 Akuntabilitas Keuangan (Y) .......................................... 49
3.7.2 Standar Akuntansi Zakat (X1) ........................................ 50
3.7.3 Transparansi (X2) ........................................................... 50
3.7.4 Sistem Pengendalian Intern ........................................... 51
3.8 Metode Pengolehan data ......................................................... 51
3.8.1 Uji Kualitas data ............................................................. 51
3.8.1.1 Uji Validitas ...................................................... 51
3.8.1.2 Uji Reliabilitas ................................................... 52
3.8.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................... 52
3.8.2.1 Uji Normalitas .................................................... 51
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas .......................................... 53
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas ........................................ 53
3.8.3 Uji Hipotesis ................................................................... 54
3.8.3.1 Uji Koefisien Determinan (R2) ............................... 55
3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F) ............................................... 55
3.8.3.3 Uji Persial (Uji t) .................................................... 55
viii
ix
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 57
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 57
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................ 57
4.1.1.1 Sejarah Singkat BAZNAS Prov. Riau ............... 57
4.1.1.2 Visi Misi ............................................................ 59
4.1.1.3 Struktur Organisasi ........................................... 60
4.1.1.4 Sejarah singkat BAZNAS Kota Pekanbaru ...... 61
4.1.1.5 Visi Misi ........................................................... 61
4.1.1.6 Struktur Organisasi ........................................... 62
4.1.2 Identitas Responden ...................................................... 63
4.1.3 Karakteristik Responden ................................................ 64
4.1.4 Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 66
4.1.5 Uji Kualitas data ............................................................ 67
4.1.5.1 Hasil Uji validitas data ....................................... 68
4.1.5.2 Uji Realibilitas ................................................... 71
4.1.6 Uji Asumsi Klasik ......................................................... 72
4.1.6.1 Uji Normalitas data ............................................. 72
4.1.6.2 Uji Multikolinearitas .......................................... 74
4.1.6.3 Uji Heterokedastisitas ....................................... 75
4.1.7 Uji Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 76
4.1.8 Uji Hipotesis .................................................................. 78
4.1.8.1 Pengujian Variabel Secara Parsial (T-Test) ....... 78
4.1.8.2 Pengujian Variabel Secara Simultan (F-Test) ... 81
4.1.8.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ............... 82
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 83
4.2.1 Pengaruh standar akuntansi zakat terhadap akuntabilitas
keuangan ........................................................................ 83
4.2.2 Pengaruh transparansi terhadap akuntabilitas keuangan 84
4.2.3 Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap
akuntabilitas keuangan .................................................. 84
4.2.4 Uji f (Uji Secara Simultan) ............................................. 85
ix
x
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 86
5.1 Kesimpulan ........................................................................ 86
5.2 Saran .................................................................................. 87
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Data penerimaan zakat dan infaq ....................................... 4
Tabel II.1 Ringkasan hasil-hasil penelitian terdahulu ......................... 37
Tabel III.1 Jabatan- jabatan manajer atau kepala bagian dan staff ....... 48
Tabel IV.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ...................................... 63
Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 64
Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................... 65
Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............ 65
Tabel IV.5 Statistik Deskriptif .............................................................. 67
Tabel IV.6 Uji Validitas Akuntabilitas Keuangan ............................... 68
Tabel IV.7 Uji Validitas Standar akuntansi zakat ................................ 69
Tabel IV.8 Uji Validitas Transparansi .................................................. 70
Tabel IV.9 Uji Validitas Sistem pengendalian intern ........................... 70
Tabel IV.10 Uji Realibilitas .................................................................... 71
Tabel IV.11 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................... 73
Tabel IV.12 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 75
Tabel IV.13 Hasil Perhitungan Regresi ................................................... 77
Tabel IV.14 Hasil Uji Parsial (T) ........................................................... 79
Tabel IV.15 Hasil Uji Simultan .............................................................. 82
Tabel IV.16 Hasil Uji koefisien Determinasi ......................................... 83
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar II.1 Kerangka Penelitian ........................................................... 40
Gambar IV.1 Struktur organisasi Baznas Provinsi Riau ......................... 60
Gambar IV.2 Normal P-P Plot of Regression standardized Residual ..... 72
Gambar IV.3 Histogram Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan 74
Gambar IV.4 Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot ......................... 76
xii
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner penelitian
Lampiran 2. Data Karakteristik Responden
Lampiran 3. Data Penelitian
Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Lampiran 6. Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 7. Uji Hipotesis
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi
yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan
pendapatan khususnya masyarakat muslim Indonesia yaitu institusi zakat,
infaq, shadaqah (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk
Indonesia adalah beragama Islam, dan secara kultural kewajiban zakat,
berinfaq dan shadaqah di jalan Allah SWT telah mengakar kuat dalam tradisi
kehidupan masyarakat muslim.
Secara substantif, zakat, infaq, dan shadaqah adalah bagian dari
mekanisme keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan.
Dana zakat diambil dari harta orang yang berkelebihan dan disalurkan bagi
orang yang kekurangan, namun zakat tidak di maksudkan memiskinkan orang
kaya. Hal ini disebabkan karena zakat diambil dari sebagian kecil hartanya,
dengan beberapa kriteria tertentu dari harta yang wajib dizakati. Oleh karena
itu, alokasi dana zakat tidak bisa diberikan secara sembarangan dan hanya
dapat disalurkan kepada kelompok masyarakat tertentu dalam Astria (2015:1).
Pengertian zakat di tinjau dari segi bahasa memiliki beberapa arti,
yaitu al-barakatu yang artinya keberkahan, al-nama yang artinya
pertumbuhan dan perkembangan, ath- thaharatu yang berarti kesucian, dan
ash-shalahu yang artinya keberesan. Sedangkan menurut istilah, zakat berarti
bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang diwajibkan Allah SWT,
1
2
untuk di berikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan
pada Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 60:
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf
yang di bujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan. Sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 217 Triliun, dengan jumlah
tersebut sebenarnya sudah bisa mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia.
Tapi pada kenyataannya, penerimaan zakat tahun 2016 hanya sebesar Rp 5,01
triliun akan tetapi jumlah tersebut meningkat pada tahun 2017 Rp 6 triliun.
BAZNAS pada tahun 2018 menargetkan penerimaan zakat sebesar Rp 8,77
triliun, masih jauh dari potensinya yang sebesar Rp 217 triliun Sumber
BAZNAS dalam Fahmi Mohammad (2018).
Berdasarkan riset yang dilakukan Pratama (2015), ditemukan bahwa
terjadi peningkatan rata-rata pendapatan rumah tangga setelah mendapat
bantuan dana zakat produktif. Indeks kemiskinan material, spiritual, dan
absolut masing-masing mengalami penurunan sebesar 49.6%, 1.6%, dan
12.3%. Jika dilihat dari indeks kesejahteraan meningkat sebesar 63.7%. Dana
zakat produktif memberikan dampak positif dalam mengurangi kemiskinan
rumah tangga mustahik. Tapi pada kenyataannya terjadi gap yang besar antara
potensi zakat dan realisasinya Fahmi Mohammad (2018).
3
Badan Amil Zakat (BAZNAS) merupakan Badan resmi dan satu-
satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan keputusan Presiden RI
No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan
menyalurkan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya
undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat semakin
mengkukuhkan peran BAZNAS sebagai Lembaga yang berwenang melakukan
pengelolaan zakat secara nasional.
Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah
nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden
melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS Bersama Pemerintah
bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berdasarkan:
syariat islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi
dan akuntabilitas (http://baznas.go.id/profil).
BAZNAS kota Pekanbaru merupakan salah satu badan resmi pengelola
zakat yang dikukuh pemerintahan kota Pekanbaru pada tahun 2001.
Keberadaan BAZNAS Kota Pekanbaru diatur berdasarkan undang-undang
nomor 38 tahun tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan atas dasar
keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 373 tahun 2013 tentang
pelaksanaan UU nomor 38 tahun 1999 serta adanya peraturan daerah
menunjukkan pengelolaan zakat oleh BAZNAS kota Pekanbaru merupakan
hal yang mutlak dilakukan dalam rangka optimalisasi pengumpulan dan
pemberdayaan zakat sebagai bagian solusi dari program pemerintah untuk
mensejahterakan masyarakat.
4
Berikut ini adalah data penerimaan Zakat dan Infaq BAZNAS kota
Pekanbaru selama lima tahun terakhir:
Tabel 1.1
Data Penerimaan Zakat Dan Infaq BAZNAS
Tahun 2013-2017 (Dalam Jutaan Rupiah)
PENGUMPULAN ZAKAT
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017
Muzakki Individu Rp 177 Rp 317 Rp 487 Rp 494 Rp 801
Muzakki individu
cq UPZ
Rp 1.942 Rp 4.593 Rp 5.484 Rp 5.775 Rp 4.384
Hasil penempatan Rp 10.1 Rp 8.7 Rp 19.5 Rp 11.1 Rp 10.8
JUMLAH Rp 2.130 Rp 4.919 Rp 5.991 Rp 6.260 Rp 5.196
PENGUMPULAN INFAQ
URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017
Infaq tidak terikat Rp 41.1 Rp 164.4 Rp 24.3 Rp 60.1 Rp 107.7
Hasil pengelolaan Rp 780 Rp 2.5 Rp 1.5 Rp 664
JUMLAH Rp 41.8 Rp 167.0 Rp 25.9 Rp 60.8 Rp 107.7
Sumber: BAZNAS Kota Pekanbaru 2018
Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil pendapatan zakat dan infaq
dari BAZNAS kota pekanbaru sangat rendah dari potensi zakat yang ada,
pendapatan zakat dari data mengalami kenaikan dari tahun 2013-2016, namun
di tahun 2017 mengalami penurunan kurang lebih 17% dari pendapatan
sebelumnya, sedangkan untuk data infaq ditahun 2013-2014 mengalami
kenaikan namun ditahun 2015 mengalami penurunan 84,47% dan tahun 2016-
2017 mengalami kenaikan yang signifikan kurang lebih 77%.
Dari hasil data terjadi kesenjangan besar antara potensi zakat dan
realisasi zakat inilah kondisi yang dihadapi oleh setiap BAZNAS dan LAZ
yang ada di pekanbaru. Ada banyak faktor yang menyebabkan jumlah realisasi
zakat lebih kecil dari potensi zakat. Seperti yang ditunjukkan dalam hasil
penelitian Norazlina (2011), banyak program zakat belum efektif, khususnya
5
dalam hal distribusi zakat, informasi tentang distribusi zakat tidak transparan
kepada publik.
Pada tahun 2011 pemerintah mengeluarkan peraturan No. 23 tahun
2011 sebagai pengganti peraturan zakat No. 38 pada tahun 1999. Dalam
peraturan baru itu, ada kewajiban lembaga zakat untuk membuat laporan, dan
laporan itu harus diaudit. Audit yang akan dilakukan adalah audit keuangan
dan audit syariah. Audit keuangan akan dilakukan oleh kantor akuntan publik
dan audit syariah akan dilakukan oleh kementerian urusan agama. Proses audit
adalah salah satu cara untuk membuat informasi lebih transparan sehingga
warga negara dan donor lebih percaya dan bersedia membayar zakat melalui
lembaga zakat dalam Megawati (2018).
Akuntansi zakat dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi yang
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
ekonomi dari suatu organisasi kepada para pihak yang berkepentingan.
Akuntansi merupakan proses dari tiga aktivitas berikut: pendistribusian,
pencatatan, dan pengkomunikasian.
Standar akuntansi zakat sesungguhnya mempunyai aturan tersendiri
dengan melihat sifat zakat ini, standar akuntansi akan mengikuti bagaimana
harta di nilai dan diukur. Secara umum standar akuntansi zakat akan
dijelaskan sebagai berikut: penilaian dengan harga pasar sekarang, aturan satu
tahun, kekayaan/aset, aktiva tetap tidak kena zakat, nisab (batas jumlah).
Transaksi zakat adalah transaksi zakat, infaq dan shadaqah.
Akuntabilitas organisasi pengelola zakat di tunjukkan dalam laporan
keuangan tersebut, untuk bisa disahkan sebagai organisasi resmi, lembaga
6
zakat harus menggunakan sistem pembukuan yang benar dan siap diaudit
akuntan publik. Ini artinya standar akuntansi zakat di perlukan, karena dalam
PSAK No.109 (2019) paragraph 01 yang berbunyi: “Akuntansi zakat
bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan
pengungkapan transaksi zakat, infaq/sedekah”.
Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan
yang diambil oleh pemerintah (Muhammad,2007) dalam (Kusuma, 2012).
Transparansi dan akuntabilitas merupakan konsep yang berkaitan erat satu
dengan yang lain, karena tanpa transparansi tidak mungkin ada akuntabilitas.
Sebaliknya transparansi tidak akan banyak bermanfaat tanpa di lengkapi
dengan akuntabilitas. Seperti halnya di bidang kebijakan publik yang lain,
keberadaan kebijakan dan institusi yang efektif, efisien dan adil (equitable).
Lingkup transparansi dan akuntabilitas harus menjangkau beberapa tingkat
kebijakan mulai dari perumusan kebijakan, pengambilan keputusan sampai
pada pelaksanaanya yang terjadi segenap institusi (Logos, 2003) dalam
(Kusuma, 2012).
Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur
untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang
akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau
undang – undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan
sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Akuntabilitas dapat
terwujud apabila setiap instansi menerapkan sistem pengendalian intern yang
tepat. Hal ini karena dalam sistem pengendalian intern, suatu instansi
7
diharuskan menyajikan laporan keuangan yang akuntabel yaitu dapat
dipertanggung jawabankan dalam Sari Embun (2017).
Akuntabilitas merupakan sebuah bentuk dari kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
organisasi dalam mencapai sasaran atau target yang telah diterapkan untuk
periode-periode sebelumnya yang dilakukan secara periodik (Mustofa, 2012:
2). Tujuan dari pelaksanaan akuntabilitas adalah untuk mencari jawaban atas
apa yang harus di pertanggung jawabkan, berdasarkan hal apa yang sungguh-
sungguh terjadi serta membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi.
Apabila terjadi sesuatu penyimpangan atau hambatan, maka penyimpangan
dan hambatan tersebut harus segera di koreksi.
Masih banyak muzakki yang masih mempertanyakan tentang
akuntabilitas dari lembaga pengelola zakat. Pada titik inilah ilmu akuntansi
sangat dibutuhkan sehingga dapat memberikan pengatur tentang bagaimana
pengelolaan Lembaga zakat dalam membuat laporan secara baik supaya
akuntabilitasnya dapat dibaca dengan baik dan seluruh kegiatan transparan.
Dalam penelitian (Putri, Melisha: 2018) yang berjudul Pengaruh
Aksesibilitas laporan keuangan, sistem akuntansi keuangan dan sistem
pengendalian intern terhadap Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
(studi pada organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Wonogiri)
menyatakan bahwa aksesibilitas laporan keuangan dan sistem pengendalian
intern tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah
di OPD Kabupaten Wonogiri. Sedangkan penelitian yang dilakukan
Azizah,Nur dkk (2015) yang berjudul Penyajian Laporan Keuangan,
8
Aksesibilitas Laporan Keuangan, dan Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah sebagai Determinan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan
Keuangan Daerah menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.
Dari research gap tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak setiap
kejadian empiris sesuai dengan teori yang ada. Hal ini di perkuat dengan
adanya research gap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Berbagai
penelitian diatas menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda dari setiap
variabel yang diteliti terhadap akuntabilitas keuangan. Berdasarkan penjelasan
dari uraian latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik melakukan
penelitian di BAZNAS Kota dan Provinsi khususnya yang ada di Pekanbaru
dengan judul Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat,
Transparansi dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas
Keuangan (Studi Empiris Pada Badan Amil Zakat Nasional di
Pekanbaru).
1.2 Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini beberapa hal yang ingin diketahui jawabannya,
seperti yang sudah di singgung dalam latar belakang penelitian, penelitian ini
di maksudkan untuk memecahkan pertanyaan seperti berikut:
1. Bagaimana Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat Terhadap
Akuntabilitas Keuangan Pada BAZNAS di Pekanbaru?
2. Bagaimana Pengaruh Transparansi Terhadap Akuntabilitas Keuangan pada
BAZNAS di Pekanbaru?
9
3. Bagaimana Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas
Keuangan pada BAZNAS di Pekanbaru?
4. Bagaimana Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat, Transparansi
dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan secara
simultan pada BAZNAS di Pekanbaru?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini yakni:
1. Untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat Terhadap
Akuntabilitas Keuangan pada BAZNAS di Pekanbaru.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Transparansi Terhadap Akuntabilitas
Keuangan pada BAZNAS di Pekanbaru.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Akuntabilitas Keuangan Pada BAZNAS di Pekanbaru.
4. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Standar Akuntansi Zakat,
Transparansi dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas
Keuangan secara simultan pada BAZNAS di Pekanbaru.
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Bagi Penulis
Dengan penelitian ini, penulis telah memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi strata-1 (S1) Pada Uin Suska Riau Fakultas
Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi.
10
2. Manfaat Akademik
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti
dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang akuntansi.
Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan
perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan topik yang sama.
3. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat di jadikan tambahan ilmu pengetahuan dan
wawasan tentang Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan BAZNAS.
Untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai bagian-
bagian yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan
secara singkat isi masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut:
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan mengenai tinjauan yang memuat
tentang landasan teori, penelitian-penelitian terdahulu yang
berhubungan dengan penelitian, landasan alqur‟an, kerangka
pemikiran, serta pengembangan hipotesis
11
BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan metode penelitian, yang meliputi
lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan
data, populasi dan sampel, varibel penelitian dan definisi
operasional dan analisis data.
BAB IV : HASIL DAN ANALISIS DATA
Pada bab ini berisi tentang deskripsi dari objek penelitian,
kemudian hasil analisis data dari pengujian-pengujian statistik
dan diakhiri dengan interprestasi hasil berupa penolakan atau
penerima hipotesis yang di uji.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atau
rekomendasi yang diambil berdasarkan hasil analisa yang
dilakukan penulis
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Zakat
2.1.1 Pengertian Zakat
Zakat merupakan bagian dari kedermawanan (filantrofi) dalam konteks
masyarakat Muslim, zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap muslim
yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan infaq dan
Shodaqoh merupakan wujud kecintaan hamba terhadap nikmat dari Allah
SWT yang telah diberikan kepadanya sehingga seorang hamba rela
menyisihkan sebagian hartanya untuk kepentingan agama baik dalam rangka
membantu sesama maupun perjuangan Dakwah Islamiyah.
Kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang berarti berkah,
tumbuh, dan baik. Menurut lisan al Arab kata zaka mengandung kata suci,
tumbuh, berkah, dan terpuji. Zakat menurut istilah fiqih adalah sejumlah harta
tertentu yang harus di serahkan kepada orang-orang yang berhak, menurut
syariat Allah SWT (Qardawi,1991) dalam (Astria 2015:11). Kata zakat dalam
terminologi al-Qur‟an sepadan dengan kata shadaqah. Pengertian zakat
menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109 (2019:3)
adalah: “Harta yang wajib dikeluarkan oleh muzzaki sesuai dengan ketentuan
syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahik)”.
Pengertian zakat telah ditetapkan dalam surat At-Taubah ayat 103:
12
13
Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah
untuk mereka. Sesungguhnya do‟a kamu itu (menjadi)
ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala
Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah:103).
Secara umum, dapat di simpulkan bahwa zakat adalah bagian dari
harta dengan persyaratan tertentu yang Allah SWT mewajibkan kepada
pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan
persyaratan tertentu pula.
2.1.2 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 Akuntansi Zakat dan
Infak/ Sedekah:
A. Tujuan
1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah.
B. Ruang lingkup
1. Pernyataan ini berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan
zakat dan infak/sedekah.
2. Amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah, yang
selanjutnya disebut “amil” merupakan organisasi pengelola zakat yang
pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan
zakat dan infak/ sedekah.
3. Pernyataan ini tidak berlaku untuk entitas syariah yang menerima dan
menyalurkan zakat dan infak/ sedekah, tetapi bukan kegiatan
14
utamanya. Entitas tersebut mengacu ke PSAK 101:” Penyajian
Laporan Keuangan Syariah”.
C. Definisi
Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan
ini:
1. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau
pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat,
infak/sedekah.
2. Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/ sedekah serta
dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil
digunakan untuk pengelolaan amil.
3. Dana infak/sedekah adalah dana yang berasal dari penerimaan
infak/sedekah.
4. Dana zakat adalah dana yang berasal dari penerimaan zakat.
5. Infak/sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh
pemiliknya, baik yang peruntukannya ditentukan maupun tidak
ditentukan.
6. Mustahik adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat.
Mustahik terdiri dari:
1) Fakir
2) Miskin
3) Riqab
4) Orang yang terlilit utang (ghorim)
15
5) Muallaf
6) Fisabilillah
7) Orang dalam perjalanan (ibnu sabil)
8) Amil
7. Muzakki adalah individu muslim yang secara Syariah wajib membayar
atau menunaikan zakat.
8. Nisab adalah batas minimum harta yang wajib di keluarkan zakatnya.
9. Zakat adalah harta yang wajib di keluarkan oleh muzakki sesuai
denngan ketentuan Syariah untuk di berikan kepada yang berhak
menerimanya (mustahik).
D. Karakteristik
1. Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus di serahkan oleh
muzakki kepada mustahik, baik melalui amil maupun secara langsung.
Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul periodik
maupun tidak periodik, tarif zakat (qadar), dan peruntukannya.
2. Infaq/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun
tidak ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi
infaq/ sedekah.
3. Zakat dan infak/sedekah yang diterima amil harus di kelola sesuai
dengan prinsip syariah dan tata kelola yang baik.
4. Dalam hal mustahik yang sangat memerlukan kebutuhan dasarmya,
misalnya fakir miskin, sudah tidak ada lagi, dana zakat dapat di
investasikan atau ditangguhkan untuk tidak segera di salurkan.
16
2.1.2.1 Pengakuan dan Pengukuran
1. Zakat
a. Penerimaan Zakat
1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima.
2. Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambah dana zakat
sebesar:
a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas.
b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.
3. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga
pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan
metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai dengan SAK yang
relevan.
4. Jika muzaki menetukan mustahik yan menerima penyaluran zakat
melalui amil, maka tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima.
Amil dapat memperoleh ujrah atas kegiatan penyaluran tersebut. ujrah
ini berasal dari muzaki, di luar dana zakat. Ujrah tersebut diakui
sebagai penambah dana amil.
5. Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, maka jumlah kerugian
yang ditanggungkan diperlukan sebagai pengurang dana zakat atau
pengurang dana amil bergantung pada penyebab kerugian tersebut
6. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:
a. Pengurang dana zakat, jika tidak disebabkan oleh kelalaian amil.
b. Kerugian dan pengurangan dana amil, jika disebabkan oleh
kelalaian amil.
17
b. Penyaluran Zakat
1. Zakat yang disalurkan kepada mustahik, termasuk amil, diakui sebagai
pengurang dana zakat sebesar:
a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.
b. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas
2. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat bergantung pada
profesionalisme amil. Dalam konteks ini, amil berhak mengambil
bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam rangka
melaksanakan fungsinya sesuai dengan kaidah atau prinsip syariah dan
tata kelola organisasi yang baik.
3. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing
mustahik ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah,
kewajaran, etika, dan ketentuan yang berlaku yang diituangakan dalam
bentuk kebijakan amil.
4. Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi
amil. Amil dimungkinkan untuk meminjam dana zakat dalam rangka
menghimpun zakat. Pinjaman ini sifatnya jangka pendek dan tidak
boleh melebihi satu periode (haul).
5. Bagian dana zakat yang disalurkan untuk amil diakui sebagai
penambah dana amil.
6. Zakat telah disalurkan kepada mustahik nonamil jika sudah diterima
oleh mustahik nonamil tersebut. Zakat yang disalurkan melalui amil
lain tetapi belum diterima oleh mustahik nonamil, belum memenuhi
pengertian zakat telah disalurkan. Amil lain tersebut tidak berhak
18
mengambil bagian dari dana zakat, namun dapat memperoleh ujrah
dari amil sebelumnya. Dalam keadaan tersebut, zakat yang disalurkan
diakui sebagai piutang penyaluran, sedangkan bagi amil yang
menerima diakui sebagai liabilitas penyaluran. Piutang penyaluran dan
liabilitas penyaluran tersebut akan berkurang ketika zakat disalurkan
secara langsung kepada mustahik nonmail.
7. Dana zakat yang diserahkan kepada mustahik nonamil dengan
keharusan untuk mengembalikannya kepada amil, belum diakui
sebagai penyaluran zakat.
8. Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan aset tetap (aset
kelolaan), misalnya rumah sakit, sekolah, mobil ambulan dan fasilitas
umum lain, diakui sebagai:
a. Penyaluran zakat seluruhnya jika aset tetap tersebut diserahkan
untuk dikelola kepada pihak lain yang tidak dikendalikan amil.
b. Penyaluran zakat secara bertahap jika aset tetap tersebut masih
dalam pengendalian amil atau pihak lain yang dikendaliakn amil.
Penyaluran secara bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap
tersebut sesuai dengan pola pemanfaatannya.
2. Infak/Sedekah
A. Penerimaan infak/Sedekah
1. Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai penambah dana
infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi
infak/sedekah sebesar:
a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas.
b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.
19
2. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga
pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan
metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai dengan SAK yang
relevan.
3. Infak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas. Aset
nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar.
4. Aset tidak lancar yang diterima dan diamanahkan untuk dikelola oleh
amil diukur sebesar nilai wajar saat penerimaan dan diakui sebagai aset
tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlukan
sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat jika penggunaan atau
pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi.
5. Amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh
pemberi untuk segera disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai asset
lancer. Aset ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan
makanan, atau aset yang memiliki umur ekonomi panjang seperti
mobil untuk ambulan.
6. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan, sedangkan asset
nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai dengan SAK yang
relevan.
7. Penurunan nilai aset infak/ sedekah tidak lancer diakui sebagai:
a. Pengurangan dana infak/sedekah, jika tidak disebabkan oleh
kelalaian amil.
b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian
amil.
20
8. Dalam hal amil menerima infak/sedekah dalam bentuk asset nonkas
tidak lancer yang di kelola oleh amil, maka aset tersebut dinilai sesuai
dengan SAK yang relevan.
9. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka
waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana
pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah.
B. Penyaluran Infak/Sedekah
1. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana
infak/sedekah sebesar:
a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.
b. Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas.
2. Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan untuk amil diakui sebagai
penambah dana amil.
3. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima
infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan priinsip syariah,
kewajaran, dan etika yang dituangkan dalam bentuk kebijakan amil.
4. Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan
penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah jika amil tidak akan
menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.
5. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana
bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak
mengurangi dana infak/sedekah.
21
2.1.2.2 Penyajian
Amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dan dana amil secara
terpisah dalam laporan posisi keuangan.
2.1.2.3 Pengungkapan
1. Zakat
Amil mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi
zakat, tetapi tidak terbatas pada:
a. Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas
penyaluran zakat dan mustahik nonamil.
b. Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik nonamil, seperti
persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan Metode
penentuan nialai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa
aset zakat nonkas.
c. Rincian jumlah penyaluran dan zakat untuk masing-masing mustahik.
d. Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih
dikendalikan oleh amil atau pihak lain yang dikendaliakn amil, jika
ada, diungkapkan jumlah dana persentase terhadap seluruh penyaluran
dana zakat serta alasannya.
e. Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang
meliputi:
1) Sifat hubungan
2) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
3) Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total
penyaluran zakat selama periode
22
2. Infak/Sedekah
Amil mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi
infak/sedekah, tetapi tidak terbatas pada:
a. Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas
penyaluran infak/sedekah dan penerima infak/sedekah.
b. Kebijakan penyaluarn infak/sedekah untuk amil dan nonamil, seperti
persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.
c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan
infak/sedekah berupa aset nonkas.
d. Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi
dikelola terlebih dahulu, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase
dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta
alasannya.
e. Hasil yang di peroleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d)
diungkapkan secara terpisah.
f. Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan, jika ada
diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana
infak/sedekah serta alasannya.
g. Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan
tidak terikat.
h. Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan penerima
infak/sedekah yang meliputi
a) Sifat hubungan
b) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan
23
c) Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total
penyaluran zakat selama periode
Amil mengungkapkan hal-hal berikut:
a. Keberadaan dana nonhalal, jika ada diungkapkan mengenai kebijakan
atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya.
b. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana
infak/sedekah
2.1.3 Ketentuan Transisi
Penyataan ini diterapkan secara prospektif penerapan secara
retrospektif di perkenankan, tetapi tidak diisyaratkan.
2.1.4 Hikmah Zakat
Kesenjangan penghasilan rejeki dan mata pencarian di kalangan
manusia merupaksn kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini dalam
penyelesaiannya, memerlukan campur tangan Allah swt, Menurut (Wahbah al-
Zuhaily 2008:85) dalam (Astria 2015:22).
Adapun Hikmah Zakat itu adalah sebagai berikut:
1. Zakat menjaga dan menerima harta dari kelancaran mata dan tangan para
pendosa dan pencuri.
2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang
yang sangat memerlukan bantuan. Zakat bisa mendorong melakukannya,
dan bisa mendorong mereka untuk meraih kehidupan yang layak. Dengan
tindakan ini, masyarakat akan terlindung dari penyakit kemiskinan, dan
negara yang terpelihara dari penganiayaan dan kelemahan. Setiap
golongan bertanggung jawab untuk mencukupi orang-orang fakir.
24
2.1.5 Jenis-jenis Zakat
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah menurut Ibnu Quutaibah adalah “zakat” (shadaqah) jiwa
(istilah) itu diambil dari kata fitrah yang merupakan asal dari kejadian. Zakat
fitrah dikenakan kepada setiap individu muslim tanpa memandang usia dan
harta yang dimiliki. Zakat ini dikeluarkan pada akhir ramadhan sebelum shalat
hari raya (Ied). Hal ini didasari hadist nabi Muhammad SAW: “Rasulullah
SAW telah memfardukan zakat fitrah satu sha‟ atas anak kurma atau gandum
kepada budak, orang merdeka, laki-laki dan perempuan dari seluruh kaum
muslimin dan beliau perintahkan supaya dikeluarakan sebelum manusia keluar
untuk shalat (Ied)” (H.R Bukhari). Setiap jiwa yang hidup dikalangan umat
islam, baik bayi, anak-anak, remaja, dewasa, atau tua, laki-laki yang belum
mampu membayar zakat fitrahnya, kewajiban ini dibebankan kepada orang
yang bertanggung jawab memberi nafkahnya.
Zakat fitrah diserahkan paling lambat pagi hari sebelum shalat ied
kepada orang-orang miskin. Sebagian ulama mengatakan bahwa zakat fitrah
hanya diperuntukan kepada fakir miskin. Tapi ada pula yang membolehkan
untuk diberikan kepada delapan golongan penerima zakat. Praktek yang
pernah dilakukan pada masa Rasulullah hanya membagikan kepada fakir
miskin, demikian pula yang sering dilakukan pada masa modern ini.
Zakat fitrah mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut:
1. Fungsi ibadah
2. Fungsi membersihkan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan
yang tidak bermanfaat
3. Memberikan kecukupan kepada orang-orang miskin pada hari raya fitri
25
2. Zakat Maal (harta)
Zakat maal merupakan zakat yang dikenakan kepada harta (maal) yang
dimiliki oleh seorang muslim. Maal menurut bahasa adalah segala sesuatu
yang diinginkan sekali oleh manusia untuk dimiliki dan disimpan. Sedangkan
menurut hukum islam, maal adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki
(dikuasi) dan didapat digunakan (dimanfaatkan) menurut kebiasaannya.
Jenis-jenis yang wajib ditunaikan zakatnya dikelompokkan menjadi
empat, yaitu:
1. Zakat Harta Kekayaan (zakatunnuqud)
2. Zakat hewan (zakatul an‟am)
3. Zakat Perdagangan (zakatuttijarah)
4. Zakat Pertanian (zakaturiza‟ah)
Mengingat banyaknya harta kekayaan manusia di zaman modern ini
disertai dengan kemajuan dibidang ekonomi, teknik, dan industri, Yusuf
Qardhawi menambahkan jenis-jenis harta yang wajib dizakati selain keempat
jenis harta yang telah disebutkan, yaitu:
1. Zakat Madu Lebah dan segala produk pembibitan hewan
2. Zakat atas penghasilan barang-barang tambang dan penghasilan dari lautan
3. Zakat atas hasil usaha, baik berupa bangunan, pabrik, industri, dan lain-
lain
4. Zakat atas segala usaha dan pekerjaan bebas, disebut juga Zakat Profesi
5. Zakat Saham dan Bursa
Kewajiban membayar zakat muncul apabila harta telah mencapai nilai
minimal (nisab) dan telah dimiliki satu tahun (haul), kecuali untuk zakat
26
pertambangan dan zakat pertanian. Kedua zakat ini dikeluarkan seketika itu
juga, yaitu saat ditambang atau dipanen. Kadar zakat yang dikenakan
umumnya sebesar seperempat puluh (2,5%), kecuali untuk zakat pertanian.
Zakat pertanian yaitu pertanian yaiut sebesar sepersepuluh (10%) untuk yang
diairi oleh sungai atau hujan, dan seperduapuluh (5%) bagi yang diairi oleh
sinaya (irigasi).
2.1.6 Penerima Zakat
Orang-orang yang berhak menerima zakat telah ditetapkan dalam surat
At-taubah ayat 60:
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para miallaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan budak), orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketepatan yang diwajibkan Allah, dan
Allah maha mengetahui lagi Maha bijaksana”. (Q.SAt-taubah: 60)
Kedelapan golongan ini yang berhak menerima zakat tersebut menurut
Sayyid Muhammad Rasyid Ridha (seperti dikutip dari Al Kaaf, 2002) dalam
(Astria 2015:26) dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Individu-individu
2. Golongan Fakir (Fuqara) yang terlantar dalam kehidupan karena ketiadaan
alat dan syarat-syaratnya
3. Golongan miskin (masakin) yang tidak mempunyai apa-apa
27
4. Golongan para pegawai (amalin‟alaiha) yang bekerja untuk mengatur
pemungutan dan pembagian zakat tersebut
5. Golongan orang-orang yang perlu dihibur hatinya (muallafat qulubuhum)
yang memerlukan bantuan materi atau keuangan untuk mendekatkan
hatinya kepada islam
6. Golongan orang-orang yang terikat utang (gharim) yang tidak
menyanggupi dirinnya untuk melunasi utang tersebut
7. Golongan orang-orang yang terlantar dalam perjalanan (ibnu sabil) yang
memerlukan bantuan ongkos untuk kehidupan dan kediamannya serta
untuk pulang kedaerah asalnya
8. Kepentingan umum dari masyarakat dan negara, terdiri dari dua golongan:
a. Untuk pembebasan dan kemerdekaan bagi masing-masing diri,
individu, suatu golongan, atau suatu bangsa yang dinamakan fir riqab
b. Untuk segala kepentingan masyarakat dan Negara, yang bersifat
pembangunan dalam segala lapangan atau pembelaan yang dinamakan
fisabilillah.
Para ulama fiqh sepakat bahwa penyaluran dana zakat tidak boleh
diperuntukkan di luar delapan golongan ini.
2.1.7 Syarat Wajib Zakat
Syarat zakat (Wahbah al-Zuhaily 2008:98) dalam (Astria 2015:28)
meliputi:
1. Syarat wajib zakat
Syarat wajib zakat yakni keparduan ialah sebagai berikut:
28
a. Merdeka
Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba
sahaya karena hamba sayaha tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah
yang memiliki apa yang ada di tangan hambanya. Begitu juga, mukatib
(hamba sahaya yang di janjikan akan dibebaskan oleh tuannya dengan
cara menebus dirinya) atau yang semisal denganya tidak wajib
mengeluarkan zakat, karena kendalipun dia memiliki harta, hartanya
tidak memiliki secara penuh.
Pada dasarnya, menurut jumhur, zakat di wajibkan atas tuan
karena dialah yang memiliki harta hambanya. Oleh karena itu, dialah
yang wajib mengeluarkan zakatnya, seperti halnya harta yang berada
di tangan syaruk (patner) dalam sebuah usaha perdagangan. Mahzad
Maliki berpendapat bahwa tidak ada kewajiban zakat pada harta milik
seorang hamba sahaya, baik ayas nama hamba sahaya itu sendiri
maupun atas nama tujuannya karena harta milik hamba sahaya tidak
sempurna (naqish), padahal zakat pada hakikatnya hanya di wajibkan
pada harta yang dimiliki secara penuh. Selain itu tuan hamba sahaya
tidak berhak memiliki harta hamba sahayanya.
b. Islam
Menurut ijma‟, zakat tidak wajib untuk orang kafir karena
zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir
bukan orang yang suci mazhab Syafi‟i, berbeda dengan mazhab-
mazhab yang lainnya, mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan
29
zakat hartanya sebelum riddahnya terjadi, yakni harta yang dimilikinya
ketika dia masih menjadi seorang muslim. Riddah, menurut mazhab
ini. Tidak mengugurkan kewajiban zakat sebab orang murtad sama
dengan orang kafir. Adapun harta yang dimiliki sewaktu riddah
berlangsung, menurut pendapat mazhab Syafi‟i yang saling sahih,
hukumnya adalah bergantung pada harta itu sendiri. Jika orang yang
murtad tadi masuk kedalam agama islam sedangkan hartanya (yang di
dapatkan sewaktu riddah-nya) masih ada, zakat wajib atasnya. Tetapi,
jika harta tersebut tidak ada, dia tidak berkewajiban mengeluarkam
zakat.
c. Baligh dan Berakal
Keduannya di pandang sebagai syarat oleh mazhab Hanafi.
Dengan demikian, zakat tidak wajib di ambil dari harta anak kecil dan
orang gila sebab, keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang
yang wajib mengerjakan ibadah, seperti shalat dan puasa, sedangkan
menurut jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu,
zakat wajib di keluarkan dari harta ank kecil dan orang gila.
Lagi pula zakat dikeluarkan sebagai pahala untuk orang yang
mengeluarkan dan bukti solidaritas terhadap orang fakir. Anak lecil dan orang
gila termasuk juga orang yang berhak mendapatkan pahala dan membuktikan
rasa2.12 solidaritas mereka. Atas dasar ini, mereka wajib memberikan nafkah
kepada kerabat-kerabat mereka. Pendapat ini, menurut penulis lebih baik
sebab di dalamnya terkandung upata untuk merealisasikan kemaslahayan
30
orang-orang fakir, memenuhi kebutuhan mereka, menjaga harta dan orang-
orang yang mengincarnya, menyucikan jiwa dan melatih sifat suka menolong
dermawan.
1. Harta yang di keluarkan adalah harta yang wajib dizakati
2. Harta yang mempunyai kriteria ini ada lima jenis:
a. Uang, emas, perak. Baik berbentuk uang logam maupun kertas
b. Barang tambang dan barang temuan
c. Barang dagangan
d. Hasil tanaman dan buah-buahan
e. Menurut jumhur, binatang ternak yang merumput sendiri.
2.2 Transparansi
Transparansi berarti terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh pihak
yang membutuhkan secara memadai dan mudah dimengerti. Transparansi
merupakan salah satu prinsip dalam perwujudan good governance.
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan
kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang
membutuhkan (Septiarini, 2011:175).
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.
Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat
diperoleh stakeholder. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi
keuangan dan informasi lainnya untuk pengambilan keputusan bagi
stakeholders (Fatmawati 2017). Transparansi, akuntabilitas, dan keadilan
31
merupakan atribut yang terpisah, namun pelaksanaan akuntabilitas
memerlukan adanya suatu transparansi Shende dan Bennet dalam (Fatmawati
2017).
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa transparansi merupakan
suatu bentuk keterbukaan informasi kepada stakeholders sehingga semua
pihak yang terlibat mengetahui apa yang dilakukan oleh organisasi dalam
kegiatan operasi suatu lembaga. Konsep transparansi dalam Islam adalah:
1. Organisasi bersifat terbuka kepada muzaki.
2. Informasi harus diungkapkan secara jujur, relevan, tepat waktu dapat
dibandingkan dan meliputi segala hal yang terkait dengan informasi yang
akan diberikan.
3. Pemberian informasi juga perlu dilakukan secara adil kepada semua pihak
yang membutuhkan informasi. Selain itu, organisasi juga harus
mengkomunikasikan segala kebijakan yang mereka lakukan kepada
pemberi amanah (Menurut Tapanjeh, 2009: 563) dalam (Fatmawati 2017).
Dari konsep transparansi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
Islam, transparansi erat kaitannya dengan kejujuran dalam menyampaikan
informasi, pemberi informasi harus bersikap jujur sehingga tidak ada satu pun
hal yang luput dari pengetahuan penerima informasi.
2.3 Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur
untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan
penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang
32
akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau
undang – undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan
sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan (Hery, 2013) dalam
(Rahman dan Martaseli, 2018). .
Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh
sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi yang dirancang untuk
membantu organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau objek tertentu.
Pengendalian internal merupakan suatu cara mengarahkan, mengawasi dan
mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah
dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi
baik yang berwujud maupun tidak (Valery G, 2011) dalam (Rahman dan
Martaseli, 2018).
Dari pengertian beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan
pengendalian internal merupakan suatu prosedur yang dijalankan oleh
perusahaan untuk mencegah suatu ancaman dan melindungi sumber daya yang
ada didalam perusahaan tersebut dengan maksud agar tujuan perusahaan
tersebut bisa tercapai.
Sistem pengendalian intenal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi manajemen bahwa
perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen memiliki tiga
tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif,
yaitu keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, serta
ketaatan pada hukum dan peraturan.
33
Kerangka kerja pengendalian internal yang digunakan oleh sebagian
besar perusahaan A.S dikelurkan oleh Committe Sponsoring Organizations
(COSO). Komponen pengendalian internal COSO meliputi: lingkungan
pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan
komunikasi serta pemantauan.
Sistem pengendalian internal pada umumnya dirancang untuk
memberikan jaminan yang memadai bahwa aktiva perusahaan telah
diamankan secara tepat bahwa catatan akuntansi dapat diandalkan. Pada
dasarnya, konsep jaminan yang memadai ini sangat terkait langung dengan
asumsi yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membentuk /
menerapkan prosedur pengendalian seharusnya jangan sampai melebihi
manfaat yang diperkirakan akan timbul /dihasilkan dari pelaksanaan prosedur
pengendalian tersebut (Rahman dan Martaseli, 2018).
2.4 Akuntabilitas Keuangan
Akuntabilitas merupakan sebuah bentuk dari kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
organisasi dalam mencapai sasaran atau target yang telah diterapkan untuk
periode-periode sebelumnya yang dilakukan secara periodik (Mustofa, 2012:
2).
Akuntabilitas yaitu mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber
daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Akuntabilitas
34
adalah kewajiban dalam menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk
menjawab atau menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan
hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak
atau berkewenangan untuk minta keterangan mengenai pertanggungjawaban.
Akuntabilitas diharapkan dapat memperbaiki kualitas serta kinerja
instansi pemerintah. Hal ini agar dapat mewujudkan pemerintahan yang
transparan dan berorientasi pada kepentingan publik. Konsep dari
akuntabilitas didasarkan pada individu-individu atau kelompok jabatan yang
dalam tiap klasifikasi jabatan bertanggungjawab pada kegiatan yang
dilaksanakannya.
Kriteria akuntabilitas keuangan adalah sebagai berikut:
1. Pertanggungjawaban dana publik
2. Penyajian tepat waktu dan
3. Adanya pemeriksaan (audit)/respon pemerintah.
Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam pelaksanaan akuntabilitas di
lingkungan instansi pemerintah, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Harus ada komitmen dan pimpinan dan seluruh staf instansi pemerintah,
dan perlu melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel
2. Harus mempunyai suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-
sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan
35
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat
yang diperoleh
5. Harus jujur, objektif, transparan, dan aktif sebagai bentuk perubahan
manajemen instansi pemerintah dalam pengukuran kinerja dan penyusunan
laporan akuntabilitas (Wina, 2014: 4).
Dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi publik yaitu
(Wahida, 2015: 20):
1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum yaitu akuntabilitas
kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of
power), sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam
penggunaan sumber dana publik.
2. Akuntabilitas proses yaitu terkait dengan apakah prosedur yang telah
digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal
kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan
prosedur administrasi. Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui
pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah biaya.
3. Akuntabilitas program yaitu terkait dengan pertimbangan apakah tujuan
yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan apakah telah
mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang
optimal dengan biaya yang minimal.
4. Akuntabilitas kebijakan yaitu terkait dengan pertanggungjawaban
pembina, pengurus dan pengawas atas kebijakan-kebijakan yang diambil.
36
Indikator akuntabilitas (Auditya, Lucy 2013: 27) yaitu:
1. Pada tahap proses pembuatan sebuah keputusan, meliputi:
a. Pembuatan keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia untuk
setiap warga yang membutuhkan
b. Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-nilai
yang berlaku
c. Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah
sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta standar yang berlaku
d. Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi
e. Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah
ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut.
2. Pada tahap sosialisasi kebijakan, meliputi:
a. Penyebar luasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media
massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal
b. Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-
cara mencapai sasaran suatu program
c. Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan
dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat
d. Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang
telah dicapai oleh pemerintah.
Berdasarkan perspektif sistem akuntabilitas, karakteristik pokok sistem
akuntabilitas terbagi ke dalam lima bagian yaitu:
37
1. Berfokus pada hasil (outcomes)
2. Menggunakan beberapa indikator yang telah dipilih untuk mengukur
kinerja
3. Menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas
suatu program atau kebijakan
4. Menghasilkan data secara konsisten dari waktu ke waktu
5. Melaporkan hasil (outcomes) dan mempublikasikannya secara teratur
(Sukhemi, 2012: 288).
2.5 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Hasil-hasil penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian
1 Dewi Yuli
Anggraini
(2016)
Pengaruh
penerapan sistem
keuangan daerah,
transparansi,
aktivitas
pengendalian dan
penyajian laporan
keuangan terhadap
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah
(Studi pada satuan
kerja perangkat
daerah kabupaten
Indragiri hilir )
Variabel
independen: sistem
keuangan daerah
transparansi,
aktivitas
pengendalian dan
penyajian laporan
keuangan
Variabel dependen:
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah
Hasil penelitian
menunjukkan sistem
keuangan daerah
transparansi,
aktivitas
pengendalian dan
penyajian laporan
keuangan
berpengaruh
signifikan terhadap
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah
2 Fitri Astria
(2015)
Pengaruh
penerapan standar
akuntansi zakat dan
aksesibilitas
laporan keuangan
terhadap
akuntabilitas
keuangan Lembaga
Amil Zakat (laz)
Rumah amal
Variabel
independen:
Standar akuntansi
zakat dan
aksesibilitas
laporan keuangan
Variabel dependen:
Akuntabilitas
keuangan
Hasil penelitian
menunjukkan
pengaruh standar
akuntansi zakat dan
aksesibilitas laporan
keuangan terhadap
akuntabilitas
keuangan Lembaga
amil zakat
berpengaruh positif
38
No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian
salman ITB
Bandung
secara parsial
maupun secara
bersama-sama
3 Jeni
Rahman
dan Evi
Martaseli
(2018)
Pengaruh
Pengendalian
Internal Terhadap
Pengelolaan dan
Pendistribusian
Zakat Pada Badan
Amil Zakat
Nasional Kota dan
Kabupaten
Sukabumi
Variabel
independen:
pengendalian
internal
Variabel dependen:
pengelolaan dan
pendistribusian
zakat
Penelitian ini
menunjukan variabel
pengendalian
internal yang
dilaksanakan oleh
baznas Kota dan
Kabupaten
Sukabumi
berpengaruh positif
terhadap
pengelolaan dan
pendistribusian
zakat
4 Lusi
fatmawati
(2017)
Pengaruh shariah
compliance,
transparansi,
akuntabilitas dan
kompetensi sumber
daya manusia
(sdm) terhadap
pengelolaan dana
zakat studi pada
organisasi
pengelola zakat di
kabupaten
sukoharjo
Variabel
independen:
shariah
compliance,
transparansi,
akuntabilitas, dan
kompetensi sdm
Variabel dependen:
pengelolaan dana
zakat
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
shariah compliance
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pengelolaan dana
zakat di OPZ
transparansi
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pengelolaan dana
zakat di OPZ
akuntabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap
pengelolaan dan
kompetensi SDM
(amil) berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
pengelolaan dana
zakat di OPZ
5 Marhaendra
Kusuma
(2012)
Pengaruh
akuntabilitas
terhadap
transparansi
Variabel
independen:
akuntabilitas
Variabel dependen:
Penelitian ini
menunjukkan
akuntabilitas
berpengaruh
39
No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian
penyusunan
laporan keuangan
pemerintah daerah
(studi empiris
terhadap persepsi
mahasiswa diploma
akuntansi di kediri)
transparansi
penyusunan laporan
keuangan
pemerintah daerah
signifikan terhadap
transparansi
penyajian laporan
keuangan
6 Melisha
Nitasari
Ferdilan
Putri (2018)
Pengaruh
Aksesibilitas
laporan keuangan,
sistem akuntansi
keuangan daerah,
dan sistem
pengendalian intern
terhadap
akuntabilitas
keuangan daerah
(studi pada OPD di
Kabupaten
Wonogori)
Variabel
independen:
Aksesibilitas
laporan keuangan,
sistem akuntansi
keuangan daerah
dan sistem
pengendalian intern
Variabel dependen:
Akuntabilitas
keuangan daerah
Hasil penelitian
menyatakan bahwa
variabel aksesibilitas
laporan keuangan
dan SPI tidak
berpengaruh
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan,
sedangakn sistem
akuntansi keuangan
daerah berpengaruh
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah di
OPD Kabupaten
Wonogori
7 Nur Azizah
dkk (2015)
Penyajian laporan
keuangan,
aksesibilitas
laporan keuangan,
sistem
pengendalian
internal pemerintah
sebagai determinan
transparansi dan
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah
Variabel
independen:
Penyajian laporan
keuangan,
aksesibilitas
laporan keuangan,
sistem
pengendalian
internal
Variabel dependen:
transparansi dan
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah
Simpulan dari
penelitian: penyajian
laporan keuangan
dan SPIP tidak
berpengaruh
terhadap
transparansi, namun
aksesibilitas laporan
keuangan
berpengaruh
terhadap
transparansi.
Penyajian laporan
keuangan dan
aksesibilitas laporan
keuangan tidak
berpengaruh
terhadap
akuntabilitas
40
No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian
pengelolaan
keuangan daerah
sedangkan SPIP
berpengaruh
terhadap
akuntabilitas
pengelolaan
keuangan daerah
Sumber: Data diolah 2019
2.6 Kerangka Penelitian
Model dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka penelitian
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
H1
H2
H3
H4
Keterangan:
= Penelitian secara Parsial
= Penelitian secara Simultan
Sumber:Data olahan Penulis 2019
Akuntabilitas
keuangan
(Y)
Transparansi
(X2)
Standar Akuntansi zakat
(X1)
Sistem pengendalian
intern
(X3)
41
2.7 Pengembangan Hipotesis
Pengembangan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian ditanyakan
dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, Karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengolahan data. Jadi hipotesis
juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,
belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2012:64).
1. Pengaruh Standar Akuntansi Zakat Terhadap Akuntabilitas
Keuangan
Penerapan akuntansi pada lembaga amil zakat tentu sangat
dibutuhkan karena menyangkut pertanggungjawaban kepada publik atas
hasil kinerja yang telah dicapai. Tujuan akuntansi zakat adalah untuk
Memberikan informasi yang memungkinkan bagi lembaga pengelola zakat
(manajemen) untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab dalam
mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan zakat, infak,
dan sodaqoh yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi
lembaga pengelola zakat untuk melaporkan kepada publik (masyarakat).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Astria (2015),
menyatakan bahwa Standar Akuntansi Zakat berpengaruh terhadap
Akuntabilitas Keuangan Laz di Rumah Amal Salman ITB. Pemahaman
mengenai akuntansi zakat yang baik dan benar yang bisa di pertanggung
jawabkan akan memberikan suatu tata kelola yang baik dan dapat
meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat.
42
Maka dari itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H1= Standar Akuntansi Zakat berpengaruh terhadap akuntabilitas
keuangan
2. Pengaruh Transparansi Terhadap Akuntabilitas Keuangan
Transparansi berarti terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh pihak
yang membutuhkan secara memadai dan mudah dimengerti. Transparansi
merupakan salah satu prinsip dalam perwujudan good governance.
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan
kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang
membutuhkan (Septiarini, 2011:175).
Berdarkan hasil penelitian yang dilakukan Angraini (2016) yang
meneliti transparansi terhadap akuntabilitas keuangan dan membuktikan
bahwa Transparansi berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas
keuangan. Dengan demikian, dapat dikatakan dengan adanya transparansi
dalam pengelolaan zakat, maka akan menciptakan suatu sistem kontrol
yang baik dan dengan adanya keterbukaan inilah rasa curiga dan
ketidakpercayaan masyarakat akan dapat di minimalisir, sehingga
kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola zakat akan meningkat .
Maka dari itu, Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H2 = Transparansi berpengaruh terhadap Akuntabilitas keuangan
3. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas
Keuangan
Pengendalian internal merupakan suatu cara mengarahkan,
mengawasi dan mengukur sumber daya suatvgu organisasi. Ia berperan
43
penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan
melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun tidak
(Valery G, 2011) dalam (Rahman dan Martaseli, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nugraha dan Susanti
(2010) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif
terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa
akuntabilitas dapat terwujud apabila instansi menerapkan sistem
pengendalian intern yang tepat, efektifitas, efisiensi dan keandalan laporan
keuangan dapat di pertanggungjawabkan.
Maka dari itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H3 = Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Akuntabilitas
Keuangan
4. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan
Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan secara
simultan
Berdasarkan dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan
bahwa standar akuntansi zakat, transparansi dan sistem pengendalian
intern berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan, ini terjadi karena
dengan adanya SAK yang diterapkan dengan baik, keterbukaan pengelola
zakat akan informasi dan pengendalian intern yang tepat, efektifitas,
efisiensi dan keandalan laporan keuangan yang dapat di
pertanggungjawabkan maka akan tercipta sistem kontrol yang baik untuk
mengurangi resiko penggelapan uang/ korupsi .
Dalam paparan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
44
H4 = Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan Sistem Pengendalian
Intern berpengaruh secara simultan terhadap Akuntabilitas
keuangan
45
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.
Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme dan mengacu pada teori akuntansi yang
positif yang telah dikembangkan oleh Watts & Zimmerman. Pedekatan
kuantitatif menggunakan susunan atau langkah-langkah yang terstruktur dalam
suatu proses riset untuk menarik kesimpulan menggunakan hasil analisis
berdasarkan pada alat statistik parametik (Chandrarin 2017).
Pendekatan kuantitatif menggunakan susunan atau langkah-langkah
yang terstruktur dalam proses riset untuk menarik kesimpulan menggunakan
hasil analisis berdasarkan pada alat statistik parametrik. Penelitian kuantitatif
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/
statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
3.2 Lokasi Penelitian
Tempat/lokasi yang akan diteliti oleh peneliti adalah Badan Amil
Zakat Nasional (BAZNAS) di Pekanbaru yaitu BAZNAS Kota Pekanbaru Jl.
Jenderal Sudirman No 482 Komplek Masjid Ar-Rahman Kota Pekanbaru Riau
28121, dan BAZNAS Provinsi Jl. Jendral Sudirman No. 420-422, Pekanbaru
dan Komplek Masjid Raya An-Nur Pekanbaru Jalan Hang Tuah Pekanbaru
28111.
45
46
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kuesioner yaitu metode kuantitif. Bagian pertama kuesioner identitas
diri pegawai/karyawan, sedangkan bagian kedua berupa pengukuran variabel
operasional yang berisi serangkaian pertanyaan untuk mengukur variabel-
variabel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode distribusi langsung (direct distribution method), yaitu mendatangi para
responden secara langsung untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan
kembali kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis
regresi linear berganda.
3.4 Jenis dan Sumber Data
3.4.1 Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini terdiri atas:
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah jenis data yang berupa angka-angka yang
berasal dari perhitungan masing-masing atribut pengukuran variabel.
Analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kuesioner yang
dilakukan dengan pimpinan dan pegawai BAZNAS Kota dan Provinsi
pekanbaru mengenai penerapan standar akuntansi zakat, transparansi, serta
akuntabilitas keuangan. Data yang sudah diperoleh tersebut kemudian
diolah dengan perangkat lunak (software) untuk kemudian dianalisis
secara kuantitatif (Chandrarin, 2017:122).
47
2. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah jenis data yang berupa penjelasan atau hasil
jawaban kuesioner, yang diboboti dengan angka-angka sesuai dengan
skala pengukuran yang digunakan (Chandrarin 2017:123).
3.4.2 Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penulisan ini terdiri atas:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh melalui kuesioner
yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari berbagai informasi tertulis
mengenai situasi dan kondisi perusahaan maupun berdasarkan dokumen-
dokumen perusahaaan yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah kumpulan dari elemen-elemen yang mempunyai
karakteristik tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan.
Elemen tersebut dapat berupa orang, manajer, auditor, perusahaan, atau segala
hal yang menarik untuk dapat diamati/diteliti (Chandrarin 2017:125). Populasi
dalam penelitian seluruh pegawai/karyawan yang bekerja di BAZNAS
Pekanbaru yang berjumlah 45 orang sedangkan jumlah sampel dalam
penelitian ini sebanyak 32. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel
menggunakan metode Purposive sampling, Purposive sampling yaitu
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria penentuan adalah
48
Pimpinan, Kepala bagian, Satuan Audit Internal, Bidang Keuangan, Bidang
pendistribusian dan Bidang Administrasi
Tabel 3.1
Jabatan-jabatan manajer atau
kepala bagian dan staff
No Nama instansi Jumlah responden
1 Ketua Baznas Provinsi 1
2 Ketua Baznas Kota 1
3 Wakil Ketua I Pengumpulan Baznas kota 1
4 Wakil Ketua I Pengumpulan Baznas Provinsi 1
5 Wakil ketua II Pendistribusian Baznas Provinsi 1
6 Wakil ketua II Pendistribusian Baznas Kota 1
7 Wakil ketua III Perencanaan, Keuangan, IT &
Pelaporan Baznas Provinsi
1
8 Wakil ketua III Perencanaan, Keuangan, IT &
Pelaporan Baznas Kota
1
9 Wakil ketua IV ADM, SDM & UMUM Baznas
Provinsi
1
10 Wakil ketua IV ADM, SDM & UMUM Baznas
Kota
1
11 Kepala pelaksana Baznas Kota 1
12 Satuan audit internal Baznas Provinsi 1
13 Satuan audit internal Baznas Kota 3
14 Bagian keuangan Baznas Provinsi 3
15 Bagian keuangan Baznas Kota 3
16 Bagian SDM & ADM Baznas Provinsi 1
17 Bagian ADM & Pelayanan Muzaki Baznas Kota 1
18 Kabag. Pendistribusian pendayagunaan Baznas
Provinsi
1
19 Bagian pendistribusian Baznas Provinsi 4
20 Bagian Pendistribusian Baznas Kota 1
21 Bagian Pengumpulan UPZ Baznas Provinsi 2
22 Bagian Pengumpulan UPZ Baznas Kota 1
Total 32
Sumber: BAZNAS Provinsi dan Kota Pekanbaru 2019
49
3.6 Identivikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti memenggunakan 2 variabel yaitu variable
bebas (independent variable) dan variable terikat (dependent variable), dan
variable yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y = Akuntabilitas Keuangan
X1 = Standar Akuntansi Zakat
X2 = Transparansi
X3 = Sistem Pengendalian Intern
3.7 Operasional Variabel
3.7.1 Akuntabilitas keuangan (Y)
Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan
pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan
seseorang/badan, hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau wewenang untuk meminta keterangan atau pertanggung
jawaban. Akuntabilitas dapat diukur dengan berpedoman pada tiga hal yaitu
melaporkan pertanggungjawaban dana publik dan mempublikasikannya,
penyajian laporan keuangan yang tepat waktu dan sesuai standar dan adanya
audit dari pemerintah atau lembaga eksternal (Rachmawati, dkk 2014).
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk
mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin
1 dan skala tertinggi adalah poin 5.
50
3.7.2 Standar akuntansi zakat (X1)
Akuntansi zakat dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi yang
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa
ekonomi dari suatu organisasi kepada para pihak yang berkepentingan.
Indikator yang menjadi kuesioner dalam pernyataan ini adalah bagaimana
suatu transaksi diakui atau dicatat, kapan harus diakui, bagaimana
mengukurnya, serta bagaimana menyajikannya dalam laporan keuangan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk
mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin
1 dan skala tertinggi adalah poin 5
3.7.3 Transparansi (X2)
Transparansi adalah Memberikan informasi keuangan yang terbuka
dan jujur kepada masyarakat, berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat
memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh, atas
pertanggung jawaban dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepadanya dan ketaatannya kepada peraturan perundang- undangan (Hasrina
dkk, 2018). Indikator yang menjadi kuesioner dalam pernyataan ini adalah
periodik dan tepat waktu, kemudahan akses informasi, publikasi ke media
massa, aspek kejujuran, relevansi, informasi dapat dibandingkan, pemerataan
informasi, kelengkapan informasi, OPZ telah mencatumkan pihak-pihak yang
menjadi donator, pengauditan (Nurhayati, 2014).
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk
mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin
1 dan skala tertinggi adalah poin 5
51
3.7.4 Sistem Pengendalian Intern (X3)
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh aturan
direksi, manajemen, dan personalia lainnya yang disusun untuk memberi
jaminan yang berhubungan dengan pencapain tujuan dalam hal:
1. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku
2. Keandalan pelaporan keuangan
3. Efektifitas dan efisiensi kegiatan (Hamidi, 2013).
Indikator yang menjadi kuesioner dalam penyataan ini adalah
lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi
dan komunikasi, dan pemantauan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk
mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin
1 dan skala tertinggi adalah poin 5.
3.8 Metode Pengolahan Data
Metode analisis data menggunakan statistic deskriptif, uji kualitas data,
uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan komptuter melalui program
IBM SPSS 21 for windows.
3.8.1 Uji Kualitas Data
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
menggunakan uji validitas dan uji realibilitas.
3.8.1.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada
52
kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesiner
tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation
yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor. Kriteria pengambilan keputusan untuk
menentukan valid atau tidaknya suatu kuesioner yakni kolerasi antar skor
masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat
signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid
(Ghozali, 2013).
3.8.1.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indukator dari variabel. Suatu keuesioner dapat dikatakan
reliable apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
dari waktu ke waktu. Uji realibilitas digunakan benar-benar bebas dari
kesalahan hingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji
berkali-kali.jika hasil dari Cronback Alpha diatas 0.60, maka data tersebut
mempunyai keadalan yang tinggi (Ghozali, 2013).
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
3.8.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal.Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan
bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
2013). Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
53
yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi
dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari
grafik.Jika data (titik) menyebar menjauh dari diagonal dan/atau tidak
mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi
normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada
hubungan atau korelasi diantara variable bebas (independen) pada model
regresi.Multikolonieritas menyatakan hubungan antar sesama variabel
independen (Ghozali, 2013). Uji multikolonieritas yang dilakukan dalam
penelitian ini dengan cara menganalisis matriks korelasi antar variabel
independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF (Variance Inflacation
Factor). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF >
10. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi
multikolonieritas pada persamaan regresi penelitian.
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Cara mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas salah satunya adalah melihat Grafik Plot antara nilai
prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya
54
SRESID.Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),
maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
3.8.3 Uji Hipotesis
Penelitian ini menggunakan uji hipotesis model regresi berganda.
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel
independen berhubungan psotif atau negative dan untuk memprediski nilai
dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Standar akuntansi zakat, Transparansi, dan Sistem pengendalian intern
dan variabel dependennya adalah Akuntabilitas keuangan.
Rumusan regresi linear berganda yang digunakan adalah:
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Dimana:
Y = variabel dependen (akuntabilitas keuangan)
a = konstanta
X1 = Standar Akuntansi Zakat
X2 = Transparansi
X3 = Sistem Pengendalian Intern
b1, b2, b3 = kemiringan regresi dari masing-masing variabel
e = error
55
3.8.3.1 Uji Koefisien Determinan (R2)
Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui besarnya
presentase variasi dalam variabel bebas terhadap model dapat diterangkan
oleh variabel terikat.Koefisien determinasi (R²) dinyatakan dalam bentuk
presentase. Nilai koefisien determinasi berada diantara 0 dan 1.Nilai
koefisien yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen
dalam menjelaskan variable dependen sangat terbatas.Nilai yang
mendekati 1 berarti variable-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013).
3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F)
Uji F merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui terjadinya
seluruh variabel bebasnya secara bersama-sama dengan mempunyai
pengaruh yang memliki makna terhadap variabel terikat Pengujian tersebut
dilaksanakan dengan cara membandingkan dari nilai Fhitung dengan Ftabel
pada derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai F hitung ≥
dari nilai F tabel, maka variabel bebasnya secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat sehingga bisa diterima
(Ghozali, 2013).
3.8.3.3 Uji Persial (Uji t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variable independen secara individual dalam menerangkan variable
56
dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menggunakan
pengujian 2 sisi yaitu membandingkan antara t hitung dengan t table,
sehingga Ha akan diterima apabila nilait hitung >t table dengan
significancelevel 0,05 (α=5%).
Sebuah hipotesis dapat diterima atau ditolak dilihat dengan kriteria
sebagai berikut: Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak
(koefisien regresi tidak signifikan). Dengan begitu berarti secara parsial
variable independent tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
variable dependen.
Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variable independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian mengenai
Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan Sistem
Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan (Studi Empiris Pada
BAZNAS di Pekanbaru), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengaruh standar akuntansi zakat terhadap akuntabilitas keuangan. Dari
hasil Uji Parsial bahwa tingkat signifikan sebesar 0,03 lebih kecil dari
0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti standar akuntansi zakat
berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan.
2. Pengaruh transparansi terhadap akuntabilitas keuangan. Dari hasil Uji
Parsial bahwa tingkat signifikan sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05
sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Berarti transparansi berpengaruh
terhadap Akuntabilitas Keuangan.
3. Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap akuntabilitas keuangan.
Dari hasil Uji Parsial bahwa tingkat signifikan sebesar 0,002 lebih kecil
dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Berarti, sistem pengendalian
intern berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan.
4. Hasil R square (R2) sebesar 0,711, menunjukkan bahwa kontribusi seluruh
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah 71,1%
Sedangkan sisanya 28,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model penelitian ini.
86
87
5.2 Saran
1. Penelitian Selanjutnya
Dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada,
maka disarankan untuk penelitian yang akan datang memperhatikan hal-
hal berikut:
a. Variabel yang di uji baru sebagian kecil dari sekian banyak variabel
yang berpengaruh terhadap Akuntabilitas keuangan, sebaiknya diteliti
variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi Akuntabilitas
keuangan.
b. Perlunya memperluas objek penelitian, tidak hanya satu wilayah saja
sehingga dapat dijadikan acuan bagi kepentingan generalisasi
permasalahan. Dan juga memperluas objek penelitian yang tidak hanya
pada Badan Amil Zakat Nasional tetapi juga pada Lembaga dan Unit
Pengumpulan Zakat (UPZ) lainnya.
c. Untuk masa yang akan datang dalam mengisi kuisioner sebaiknya
responden di dampingi langsung oleh peneliti agar informasi yang
didapatkan responden lebih tepat.
88
DAFTAR PUSTAKA
Skripsi dan Jurnal
Astria, Fitri. 2015. Pengaruh penerapan standar akuntansi zakat dan aksesibilitas
laporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan lembaga amil zakat
(Studi pada lembaga Amil Zakat Rumah Amal Salman ITB). Universitas
Pasundan Bandung
Auditya, Lucy. 2013. Analisis pengaruh akuntabilitas dan transparansi
pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah. Jurnal
Fairness Volume 3, Nomor 1, 2013: 21- 41 ISSN 2303-0348.
Anggraini, Dewi Yuli. 2016. Penerapan sistem keuangan daerah, Transparansi,
Aktivitas pengendalian dan penyajian laporan keuangan terhadap
Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Jom Fekon. Februari 2016.
ISSN: 2355-6854, Vol.3 No.1.
Azizah, Nur dkk. 2015. Penyajian Laporan keuangan, Aksesibilitas Lporan
keuangan dan sistem pengendalian internal sebagai determinan
Transpatransi dan Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Jurnal
Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen
Bachmid, G. & Natsir, M. (2015). Descriptive study of factors determine the
effectiveness managing zakat maal in The City of Kendari Southeast
Sulawesi. The International Journal Of Engineering And Science (IJES).
Vol. 4 No. 9 September 2015. Universitas Kendari, Southest Sulawesi,
Indonesia
Fatmawati, Lusi (2017). Pengaruh shariah compliance, transparansi, akuntabilitas
dan kompetensi sumber daya manusia (sdm) terhadap pengelolaan dana
zakat studi pada organisasi pengelola zakat di kabupaten sukoharjo.
Universitas IAIN Surakarta
Fahmi Ikhwanda, Mohammad. 2018. Pengaruh transparansi, akuntabilitas,
Kepercayaan afektif dan kognitif terhadap Minat bayar zakat melalui
lembaga zakat. Universitas Islam Indonesia
Hasrina Delsie Cut, dkk. 2018. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi
Lembaga Zakat Terhadap Tingkat Kepercayaan Muzakki Dalam
Membayar Zakat Di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Jurnal Humaniora, Vol.
2 No. 1 April 2018. 1-9.
Hamidi, Nurhasan. (2013). Analisis Akuntabilitas Publik Orgaanisasi Pengelola
Zakat Berdasarkan Aspek Pengendalian Intern Dan Budaya Organisasi
(Survey Pada Organisasi Pengelola Zakat Di Indonesia). Jurnal
Manajemen Dan Bisnis Islam Vol 8 No 1 Desember 2013
89
Kusuma, Marhaendra. (2012). Pengaruh akuntabilitas terhadap transparansi
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (Studi empiris terhadap
persepsi mahasiswa diploma akuntansi di Kediri). Jurnal Cahaya Aktiva
Vol.02 No.02 September 2012
Mustofa, A.I. 2012. Pengaruh penyajian dan aksesibilitas laporan keuangan
terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan Kabupaten Pemalang.
Accounting Analysis Journal
Megawati, Devi. 2018. Implementation of Auditing in Zakat Institutions: Case
studies of BAZNAS Riau and Pekanbaru. Volume 12(2), 2018
Nurhayati, N. et al. 2014. Pengaruh kualitas informasi akuntansi, akuntabilitas dan
transparansi pelaporan keuangan terhadap tingkat penerimaan dana zakat
pada badan amil zakat (BAZ) di Jawa Barat. Prosiding SNAPP 2014
Sosial, Ekonomi, Dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472.
Nugraha dan Susanti. 2010. The Influence of internal control system to the
reliability of local government financial statement (Case Study at
pemerintah Provinsi Jawa Barat ). Jurnal Ekonomi Keuangan, perbankan
dan Akuntansi
Putri, Melisha. 2018. Pengaruh aksesibilitas laporan keuangan, sistem akuntansi
keuangan daerah dan sistem pengendalian intern terhadap akuntabilitas
pengelolaan keuangan daerah (studi pada organisasi perangkat daerah
(opd) di kabupaten wonogiri). Institut agama islam negeri surakarta
Pujianto. 2015. Implementasi psak 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah
(studi empiris pada organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah.
Universitas Negeri Semarang di Kota Semarang)
Rahman, Jeni dan Martaseli, Evi. 2018. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap
Pengelolaan dan Pendistribusian Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional
Kota dan Kabupaten Sukabumi. Jurnal Vol.6 Edisi 12 Mar 2018
Rachmawati Fani Balqis, dkk. 2018. Analisis Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan 109 Terhadap Akuntabilitas dan Transparansi Laporan
Keuangan di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi. Jurnal Volume 4
No. 2 Tahun 2018
Siswi, Nica. 2018. Pengaruh manajemen zakat, transparansi laporan keuangan,
dan kualitas pelayanan terhadap kepercayaan Muzzaki pada Lembaga
Amil Zakat (Studi pada Lazismu Solo). Skripsi
Sukhemi. 2012. Pengaruh aksesibilitas dan tingkat pengungkapan laporan
keuangan terhadap akuntabilitas keuangan daerah. Akmenika Jurnal
Akuntansi dan Manajemen
90
Septiarini, F. D. 2011. Pengaruh transparansi dan akuntabilitas terhadap
pengumpulan dana zakat, infaq dan shodaqoh pada LAZ di Surabaya.
Jurnal Akuntansi. Akrual 2 (2) (2011): 172-199 e-ISSN: 2502-6380
Sari, Embun. 2017. Pengaruh sistem pengendalian intern, penyajian laporan
keuangan, aksesibilitas laporan keuangan dan gaya kepemimpinan
terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah di
kabupaten indragiri hulu. Jurnal Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017.
Susmeni. 2017. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap konsistensi Muzaki
untuk membayar zakat Maal di Lembaga amil zakat. Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Wahida, N. 2015. Pengaruh penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas
laporan keuangan daerah terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan
daerah kabupaten konawe utara. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar
Wina, Haska. 2014. Pengaruh penerapan standar pelaporan akuntansi sektor
publik dan pengawasan kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah (studi kasus Dispenda Prov. Dispenda Kota,
dan Dishub Prov). Jurnal Jurusan Akuntansi
Referensi Buku:
Al-Qur‟an dan Terjemahan. 2010
Chandarin, Grahita 2017. Metode Riset Akuntansi Pendekatan kuantitatif Jakarta.
Selemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2019. Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta:
IAI
Website:
http://baznas.go.id/profil
https://economy.okezone.com/amp/2018/02/23/320/1864008/potensi-zakat-
nasional-capai-rp217-triliun-tahun (di akses 20 Desember 2018)
91
LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN
Assalamualaikum wr.wb,
Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir skripsi untuk memenuhi persyaratan
gelar sarjana Strata-1 (S-1) pada program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Ilmu Sosial Islam UIN Sultan Syarif Kasim Riau, maka peneliti mengadakan
penelitian dengan judul PENGARUH PENERAPAN STANDAR
AKUNTANSI ZAKAT, TRANSPARANSI, DAN SISTEM
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN
(STUDI EMPIRIS PADA BAZNAS DI PEKANBARU). Saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Desi Purnama Sari
NIM : 11573204982
Jurusan : Akuntansi S1
A. Identitas Responden
Nama :
Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan
Usia : ( ) Dibawah 30 Tahun
: ( ) 30 - 45 Tahun
: ( ) Diatas 45 Tahun
Latar Belakang Pendidikan : Pendidikan Terakhir :
( ) Ekonomi/ Akuntansi ( ) SMA/ Sederajat
( ) Hukum ( ) Diploma
( ) Teknik ( ) Strata 1 (Sarjana)
( ) Sosial ( ) Strata 2 (Master)
( ) Lainnya ( ) Strata 3 (Doktor)
92
B. Petunjuk Pengisian kuesioner
Isilah kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda, dengan memberikan tanda
conteng (√) pada kolom yang tersedia:
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
1. Standar Akuntansi Zakat (X1)
A. PENGAKUAN
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Penerimaan zakat dan infak/sedekah diakui
pada saat kas atau aset lainnya diterima
2 Zakat dan infak/sedekah yang diterima diakui
sebagai penambah dana zakat dan
infak/sedekah sebesar jumlah yang diterima,
jika dalam bentuk kas
3 Zakat dan infak/sedekah yang diterima diakui
sebagai penambah dana zakat dan
infak/sedekah sebesar nilai wajar aset nonkas,
jika dalam bentuk nonkas
4 Zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai
dana zakat, jika muzakki menentukan mustahiq
yang harus menerima zaka
5 Penurunan nilai aset zakat dan infak/sedekah
diakui sebagai pengurang dana zakat dan
infak/sedekah, jika terjadi tidak disebabkan
oleh kelalaian amil
6 Penurunan nilai aset zakat dan infak/sedekah
diakui sebagai kerugian dan pengurang dana
amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil
7 Zakat dan infak/sedekah yang disalurkan diakui
sebagai pengurang dana zakat dan
infak/sedekah sebesar jumlah yang diserahkan,
jika dalam bentuk kas
8 Zakat dan infak/sedekah yang disalurkan diakui
sebagai pengurang dana zakat dan
infak/sedekah sebesar jumlah tercatat, jika
dalam bentuk aset nonkas
9 Aset nonkas dari muzakki yang dimaksudkan
untuk segera disalurkan diakui sebagai aset
93
lancer
10 Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat
dikelola dalam jangka waktu sementara diakui
sebagai penambah dana infak/sedekah
11 Penyusutan aset tidak lancar Infak/sedekah
diperlakukan sebagai pengurang dana
infak/sedekah apabila penggunaan atau
pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan
pemberi
12 Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain
mengurangi infak/sedekah sepanjang amil tidak
akan menerima kembali aset tersebut.
B. PENGUKURAN
13 Penentuan nilai wajar aset nonkas zakat dan
infak/sedekah menggunakan harga pasar, jika
harga pasar tidak tersedia, maka menggunakan
metode penentuan nilai wajar sesuai PSAK
yang relevan
14 Kerugian yang ditanggung jika terjadi
penurunan nilai aset zakat nonkas diperlakukan
sebagai pengurang dana zakat atau pengurang
dana amil
15 Aset tidak lancar infak/sedekah yang diterima
dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya
16 Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai
perolehan sedangkan aset nonkas tidak lancar
dinilai sebesar nilai wajar sesuai PSAK yang
relevan
C. PENYAJIAN DAN
PENGUNGKAPAN
17 Dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil, dan
dana nonhalal disajikan secara terpisah dalam
neraca (laporan posisi keuangan
18 Amil harus mengungkapkan kebijakan
penyaluran zakat dan infak/sedekah, seperti
penentuan skala prioritas penyaluran dan
penerima.
19 Amil harus mengungkapkan kebijakan
pembagian antara dana amil dan dana nonamil
atas penerimaan zakat dan infak/sedekah,
seperti persentase pembagian, alasan, dan
konsistensi kebijakan
20 Amil harus mengungkapkan metode penentuan
nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan
zakat dan infak/sedekah berupa aset nonkas
94
21 Amil harus mengungkapkan rincian jumlah
penyaluran dana zakat dan infak/sedekah yang
mencakup jumlah beban pengelolaan dan
jumlah dana yang diterima langsung
mustahiq/penerima infak/sedekah
22 Amil harus mengungkapkan hubungan
istimewa antara amil dan mustahiq atau
penerima infak/sedekah
23 Keberadaan dana infak/sedekah yang dikelola
terlebih dahulu harus diungkapkan jumlah dan
persentase dari seluruh penerimaan
infak/sedekah selama periode pelaporan serta
alasannya.
24 Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset
kelolaan yang diperuntukkan penerima harus
diungkapkan jumlah dan persentase terhadap
seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta
alasannya
25 Amil harus mengungkapkan rincian dana
infak/sedekah berdasarkan peruntukannya
26 Keberadaan dana nonhalal harus diungkapkan
mengenai kebijakan atas penerimaan dan
penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya.
27 Amil harus mengungkapkan kinerja amil atas
penerimaan dan penyaluran dana zakat dan
dana infak/sedekah
28 Selain neraca (laporan posisi keuangan) amil
harus menyajikan laporan perubahan dana,
laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan
Sumber: Pujianto(2015)
2. Transparansi (X2)
TRANSPARANSI
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1 Laporan keuangan BAZNAS diterbitkan secara
periodik
2 Laporan keuangan dan pemaparan program
mudah diakses oleh publik secara bebas
3 BAZNAS memaparkan segala aktivitas
pengelolaan zakat kepada muzakki
95
4 BAZNAS mempublikasikan laporan keuangan
kepada pihak yang berkepentingan
5 BAZNAS mengungkapkan kondisi keuangan
secara menyeluruh kepada pihak yang
berkepentingan
6 BAZNAS mencantumkan kebijakannya secara
tertulis dan mengungkapkannya kepada pihak
yang ber kepentingan
7 Muzakki memahami kebijakan finansial dan
kegiatan yang dikeluarkan/dilakukan oleh
BAZNAS
Sumber: Fahmi (2018)
3. SISTEM PENGENDALIAN INTERN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
LINGKUNGAN
PENGENDALIAN
1 Instansi/Lembaga tempat saya
bekerja telah menerapan kode etik
secara tertulis
2 Pimpinan Instansi/Lembaga ditempat
saya bekerja telah memberikan
contoh dalam berperilaku mengikuti
kode etik
PENILAIAN RESIKO
3 Ditempat saya bekerja telah
menerapakan penentuan batas dan
penentuan Toleransi
4 Ditempat saya bekerja telah
menerapkan pengendalian intern dan
96
menejemen terhadap resiko
KEGIATAN PENGENDALIAN
5 Setiap transaksi dan aktivitas
ditempat saya bekerja telah didukung
dengan otorisasi dari pihak yang
berwenang
6 Ditempat saya bekerja telah
menerapkan pemisahan tugas yang
memadai
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI
7 Ditempat saya bekerja telah
menerapkan sistem informasi untuk
melaksanakan tanggungjawab
8 Ditempat saya bekerja telah
melaksanakan sistem akuntansi yang
memungkinkan audit
PEMANTAUAN
9 Dalam waktu yang tidak ditentukan
pimpinan melakukan pemeriksaan
mendadak terhadap catatan akuntansi
Sumber: Putri (2018)
97
4. AKUNTABILITAS KEUANGAN
AKUNTABILITAS KEUANGAN
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
1 BAZNAS menjalankan tugas dan kewajiban
berdasarkan aturan yang berlaku
2 BAZNAS menjalankan pengelolaan zakat
dengan baik dan benar
3 BAZNAS menerbitkan laporan keuangan dan
laporan setiap dana masuk atau keluar
4 BAZNAS dapat menjalankan setiap
programnya dengan baik dan benar
Sumber: Susmeni (2017)
98
LAMPIRAN 2: DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN
No. Resp Usia Jenis Kelamin Pend. Terakhir
1 - 30 Perempuan S1
2 30 – 45 Laki-Laki S1
3 - 30 Perempuan S1
4 30 – 45 Laki-Laki S1
5 - 30 Laki-Laki S1
6 30 – 45 Laki-Laki S2
7 30 – 45 Laki-Laki S1
8 30 – 45 Laki-Laki S2
9 30 – 45 Laki-Laki S1
10 45+ Laki-Laki S3
11 - 30 Perempuan Akademi (D1/D2/D3)
12 - 30 Laki-Laki Akademi (D1/D2/D3)
13 30 – 45 Laki-Laki S2
14 30 – 45 Perempuan SMA
15 45+ Laki-Laki S3
16 - 30 Perempuan S1
17 - 30 Perempuan S1
18 45+ Laki-Laki S3
19 30 – 45 Laki-Laki S1
20 30 – 45 Laki-Laki S1
21 30 – 45 Perempuan SMA
22 - 30 Laki-Laki S1
23 - 30 Laki-Laki S1
24 30 – 45 Perempuan S2
25 45+ Laki-Laki S3
26 - 30 Laki-Laki Akademi (D1/D2/D3)
27 30 – 45 Laki-Laki S3
28 30 – 45 Laki-Laki S2
29 30 – 45 Laki-Laki S2
30 30 – 45 Laki-Laki S1
31 30 – 45 Laki-Laki S2
32 30 – 45 Perempuan S1
99
LAMPRAN 3: DATA PENELITIAN
Akuntabilitas keuangan (y)
No Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 TOTAL
1 5 4 5 5 19
2 5 4 4 5 18
3 5 5 4 5 19
4 4 4 4 5 17
5 3 3 3 3 12
6 4 5 5 5 19
7 4 4 4 4 16
8 5 4 5 4 18
9 5 5 5 5 20
10 4 4 4 3 15
11 5 4 5 5 19
12 3 3 3 3 12
13 5 5 5 5 20
14 4 4 3 4 15
15 5 4 4 5 18
16 3 5 4 3 15
17 5 5 5 5 20
18 4 4 4 5 17
19 5 5 4 5 19
20 5 5 4 5 19
21 4 3 3 4 14
22 5 5 4 3 17
23 4 4 5 4 17
24 5 5 5 5 20
25 5 4 3 5 17
26 4 4 4 4 16
27 3 4 4 4 15
28 4 3 4 3 14
29 4 4 4 3 15
30 5 5 5 5 20
31 5 4 3 5 17
32 5 4 4 5 18
100
Standar akuntansi zakat (x1)
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13
1 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 4 5
2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5
8 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5
9 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5
17 3 4 5 3 2 4 4 4 5 4 5 3 2
18 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3
19 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4
20 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5
21 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
23 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
24 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5
25 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 3 4
26 3 5 3 5 2 5 4 5 3 5 3 5 2
27 3 4 5 3 2 4 4 4 5 4 5 3 2
28 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5
29 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31 3 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 4 4
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
101
NO X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 X1.19 X1.20 X1.21 X1.22 X1.23 X1.24
1 5 2 5 4 5 5 2 5 5 5 5
2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
5 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3
6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
7 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4
8 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4
9 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4
13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
14 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 3 2 4 4 4 5 4 5
18 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3
19 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3
20 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5
21 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2
22 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
23 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4
24 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4
25 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 4
26 5 4 5 5 2 5 4 5 3 5 3
27 4 4 4 3 2 4 4 4 5 4 5
28 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 5
29 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4
30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
31 5 2 5 4 4 5 2 5 5 5 5
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4
102
NO X1.25 X1.26 X1.27 X1.28 TOTAL
1 4 5 5 2 123
2 4 4 4 3 107
3 5 4 5 5 131
4 3 4 4 4 108
5 3 3 3 3 75
6 5 5 5 5 140
7 4 5 4 2 109
8 5 5 4 5 125
9 4 2 4 4 104
10 3 3 3 3 84
11 3 3 4 3 95
12 3 3 3 3 85
13 5 5 5 5 140
14 2 3 2 2 69
15 5 4 5 5 139
16 4 5 4 4 116
17 3 2 4 4 104
18 3 3 4 3 95
19 4 4 3 4 104
20 5 5 5 5 135
21 3 2 3 2 70
22 4 4 4 4 110
23 4 4 4 3 108
24 5 5 5 5 135
25 3 4 5 4 118
26 5 2 5 4 112
27 3 2 4 4 104
28 5 5 4 3 121
29 3 4 3 4 100
30 5 5 5 5 140
31 4 4 5 2 118
32 5 4 5 5 138
103
Transparansi (X2)
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 TOTAL
5 5 4 5 4 4 5 32
4 4 4 4 3 3 4 26
5 4 4 5 5 5 5 33
4 4 3 4 4 4 4 27
3 2 3 2 3 2 2 17
5 5 5 5 5 5 5 35
4 4 4 4 2 2 4 24
4 4 3 4 3 3 4 25
5 5 5 5 5 5 5 35
3 3 3 3 3 3 3 21
4 5 5 4 5 5 5 33
3 3 2 3 3 2 3 19
5 5 5 5 5 5 5 35
4 3 4 4 3 4 4 26
5 4 3 5 4 4 5 30
3 3 3 3 2 3 3 20
5 5 5 5 5 5 5 35
4 3 3 4 3 3 4 24
3 2 4 3 2 2 3 19
5 5 5 5 5 5 4 34
3 4 4 4 3 3 3 24
5 5 5 5 4 4 5 33
4 5 5 4 5 5 4 32
5 4 5 5 5 5 5 34
5 4 3 5 4 4 5 30
3 3 3 3 3 3 3 21
4 5 3 4 4 4 4 28
3 2 2 3 2 3 3 18
3 4 5 3 5 4 3 27
3 3 3 3 3 3 2 20
5 5 4 5 2 2 5 28
4 5 3 4 4 4 4 28
104
Sistem Pengendalian Intern (X3)
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 TOTAL
5 5 4 5 4 4 5 5 5 42
4 4 4 4 3 3 4 4 4 34
5 4 4 5 5 5 5 4 5 42
4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
3 3 3 3 4 3 3 4 3 29
4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
4 4 4 4 2 5 4 4 4 35
4 4 3 4 3 3 4 4 4 33
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
3 3 3 3 3 3 3 3 3 27
4 5 5 4 5 4 4 3 5 39
3 3 3 3 3 3 3 4 3 28
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
4 3 4 4 4 3 2 3 4 31
5 4 3 5 4 4 5 4 5 39
3 3 3 3 3 4 4 4 3 30
5 5 5 4 5 3 4 5 4 40
4 3 3 4 3 4 4 3 4 32
5 5 5 5 5 5 5 5 5 45
5 5 5 5 5 5 5 4 4 43
3 4 4 4 3 3 3 3 3 30
5 5 5 5 4 4 5 5 5 43
4 5 5 4 5 4 4 4 4 39
5 4 5 5 5 5 5 4 5 43
5 4 3 5 4 4 5 4 5 39
3 3 3 3 3 3 5 3 3 29
4 5 3 4 4 3 4 5 4 36
4 5 5 4 3 3 3 3 4 34
3 5 5 3 5 5 3 5 3 37
5 5 5 5 5 4 5 5 5 44
5 5 4 5 2 3 5 5 5 39
4 5 3 4 4 3 4 5 4 36
105
LAMPIRAN 4: HASIL UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS
1. Validitas akuntabilitas keuangan (Y)
Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 TOTAL.Y
Y1.1 Pearson Correlation 1 .492
** .408
* .686
** .826
**
Sig. (2-tailed) ,004 ,020 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32
Y1.2 Pearson Correlation .492
** 1 .562
** .449
** .776
**
Sig. (2-tailed) ,004 ,001 ,010 ,000
N 32 32 32 32 32
Y1.3 Pearson Correlation .408
* .562
** 1 .365
* .729
**
Sig. (2-tailed) ,020 ,001 ,040 ,000
N 32 32 32 32 32
Y1.4 Pearson Correlation .686
** .449
** .365
* 1 .816
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,040 ,000
N 32 32 32 32 32
TOTAL.Y Pearson Correlation .826
** .776
** .729
** .816
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
106
2. Validitas Standar Akuntansi Zakat (X1)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10
X1.1 Pearson Correlation
1 .571** .503
** .684
** .752
** .618
** .636
** .613
** .403
* .571
**
Sig. (2-tailed)
,001 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,022 ,001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.2 Pearson
Correlation .571
** 1 .711
** .647
** .565
** .860
** .577
** .906
** .638
** .979
**
Sig. (2-tailed)
,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.3 Pearson
Correlation .503
** .711
** 1 .565
** .572
** .711
** .466
** .673
** .930
** .684
**
Sig. (2-tailed)
,003 ,000 ,001 ,001 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.4 Pearson
Correlation .684
** .647
** .565
** 1 .641
** .731
** .627
** .741
** .544
** .659
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.5 Pearson
Correlation .752
** .565
** .572
** .641
** 1 .497
** .401
* .542
** .513
** .546
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,001 ,001 ,000 ,004 ,023 ,001 ,003 ,001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.6 Pearson
Correlation .618
** .860
** .711
** .731
** .497
** 1 .542
** .956
** .638
** .878
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,001 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.7 Pearson
Correlation .636
** .577
** .466
** .627
** .401
* .542
** 1 .602
** .390
* .562
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,001 ,007 ,000 ,023 ,001 ,000 ,027 ,001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.8 Pearson
Correlation .613
** .906
** .673
** .741
** .542
** .956
** .602
** 1 .624
** .920
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.9 Pearson
Correlation .403
* .638
** .930
** .544
** .513
** .638
** .390
* .624
** 1 .637
**
Sig. (2-tailed)
,022 ,000 ,000 ,001 ,003 ,000 ,027 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.10 Pearson
Correlation .571
** .979
** .684
** .659
** .546
** .878
** .562
** .920
** .637
** 1
Sig. (2-tailed)
,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.11 Pearson
Correlation .503
** .711
** 1.000
** .565
** .572
** .711
** .466
** .673
** .930
** .684
**
Sig. (2-tailed)
,003 ,000 0,000 ,001 ,001 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.12 Pearson
Correlation .684
** .647
** .565
** 1.000
** .641
** .731
** .627
** .741
** .544
** .659
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.13 Pearson
Correlation .744
** .511
** .531
** .634
** .988
** .475
** .370
* .517
** .492
** .521
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,003 ,002 ,000 ,000 ,006 ,037 ,002 ,004 ,002
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
107
X1.14 Pearson Correlation
.600** .843
** .691
** .709
** .479
** .978
** .516
** .939
** .622
** .862
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.15 Pearson
Correlation .636
** .577
** .466
** .627
** .401
* .542
** 1.000
** .602
** .390
* .562
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,001 ,007 ,000 ,023 ,001 0,000 ,000 ,027 ,001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.16 Pearson
Correlation .590
** .881
** .692
** .757
** .518
** .977
** .570
** .976
** .656
** .897
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.17 Pearson
Correlation .698
** .653
** .538
** .981
** .658
** .696
** .649
** .746
** .507
** .664
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.18 Pearson
Correlation .752
** .565
** .572
** .641
** 1.000
** .497
** .401
* .542
** .513
** .546
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,001 ,001 ,000 0,000 ,004 ,023 ,001 ,003 ,001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.19 Pearson
Correlation .600
** .843
** .691
** .709
** .479
** .978
** .516
** .939
** .622
** .862
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.20 Pearson
Correlation .632
** .579
** .494
** .655
** .395
* .579
** .987
** .606
** .427
* .565
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,001 ,004 ,000 ,025 ,001 ,000 ,000 ,015 ,001
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.21 Pearson
Correlation .613
** .906
** .673
** .741
** .542
** .956
** .602
** 1.000
** .624
** .920
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 0,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.22 Pearson
Correlation .416
* .650
** .914
** .517
** .534
** .599
** .414
* .633
** .974
** .648
**
Sig. (2-tailed)
,018 ,000 ,000 ,002 ,002 ,000 ,019 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.23 Pearson
Correlation .571
** 1.000
** .711
** .647
** .565
** .860
** .577
** .906
** .638
** .979
**
Sig. (2-tailed)
,001 0,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.24 Pearson
Correlation .431
* .606
** .926
** .475
** .522
** .606
** .407
* .594
** .851
** .606
**
Sig. (2-tailed)
,014 ,000 ,000 ,006 ,002 ,000 ,021 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.25 Pearson
Correlation .684
** .647
** .565
** 1.000
** .641
** .731
** .627
** .741
** .544
** .659
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.26 Pearson
Correlation .696
** .466
** .483
** .587
** .963
** .429
* ,310 .473
** .435
* .474
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,007 ,005 ,000 ,000 ,014 ,084 ,006 ,013 ,006
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.27 Pearson
Correlation .618
** .860
** .711
** .731
** .497
** 1.000
** .542
** .956
** .638
** .878
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,004 0,000 ,001 ,000 ,000 ,000
108
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.28 Pearson
Correlation .622
** .519
** .417
* .617
** .365
* .519
** .987
** .576
** .363
* .535
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,002 ,018 ,000 ,040 ,002 ,000 ,001 ,041 ,002
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 TOTAL.X1 Pearson
Correlation .783
** .866
** .804
** .861
** .758
** .879
** .737
** .901
** .742
** .867
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 X1.19 X1.20
.503** .684
** .744
** .600
** .636
** .590
** .698
** .752
** .600
** .632
**
,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.711** .647
** .511
** .843
** .577
** .881
** .653
** .565
** .843
** .579
**
,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
1.000** .565
** .531
** .691
** .466
** .692
** .538
** .572
** .691
** .494
**
0,000 ,001 ,002 ,000 ,007 ,000 ,001 ,001 ,000 ,004 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.565** 1.000
** .634
** .709
** .627
** .757
** .981
** .641
** .709
** .655
**
,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.572** .641
** .988
** .479
** .401
* .518
** .658
** 1.000
** .479
** .395
*
,001 ,000 ,000 ,006 ,023 ,002 ,000 0,000 ,006 ,025 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.711** .731
** .475
** .978
** .542
** .977
** .696
** .497
** .978
** .579
**
,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.466** .627
** .370
* .516
** 1.000
** .570
** .649
** .401
* .516
** .987
**
,007 ,000 ,037 ,002 0,000 ,001 ,000 ,023 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.673** .741
** .517
** .939
** .602
** .976
** .746
** .542
** .939
** .606
**
,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.930** .544
** .492
** .622
** .390
* .656
** .507
** .513
** .622
** .427
*
,000 ,001 ,004 ,000 ,027 ,000 ,003 ,003 ,000 ,015 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.684** .659
** .521
** .862
** .562
** .897
** .664
** .546
** .862
** .565
**
,000 ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 1 .565
** .531
** .691
** .466
** .692
** .538
** .572
** .691
** .494
**
,001 ,002 ,000 ,007 ,000 ,001 ,001 ,000 ,004 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.565** 1 .634
** .709
** .627
** .757
** .981
** .641
** .709
** .655
**
,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.531** .634
** 1 .458
** .370
* .495
** .650
** .988
** .458
** .365
*
,002 ,000 ,008 ,037 ,004 ,000 ,000 ,008 ,040 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.691** .709
** .458
** 1 .516
** .958
** .676
** .479
** 1.000
** .551
**
,000 ,000 ,008 ,002 ,000 ,000 ,006 0,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.466** .627
** .370
* .516
** 1 .570
** .649
** .401
* .516
** .987
**
,007 ,000 ,037 ,002 ,001 ,000 ,023 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.692** .757
** .495
** .958
** .570
** 1 .719
** .518
** .958
** .609
**
,000 ,000 ,004 ,000 ,001 ,000 ,002 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.538** .981
** .650
** .676
** .649
** .719
** 1 .658
** .676
** .645
**
,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.572** .641
** .988
** .479
** .401
* .518
** .658
** 1 .479
** .395
*
,001 ,000 ,000 ,006 ,023 ,002 ,000 ,006 ,025 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
109
.691** .709
** .458
** 1.000
** .516
** .958
** .676
** .479
** 1 .551
**
,000 ,000 ,008 0,000 ,002 ,000 ,000 ,006 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.494** .655
** .365
* .551
** .987
** .609
** .645
** .395
* .551
** 1
,004 ,000 ,040 ,001 ,000 ,000 ,000 ,025 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.673** .741
** .517
** .939
** .602
** .976
** .746
** .542
** .939
** .606
**
,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.914** .517
** .512
** .586
** .414
* .615
** .524
** .534
** .586
** .414
*
,000 ,002 ,003 ,000 ,019 ,000 ,002 ,002 ,000 ,018 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.711** .647
** .511
** .843
** .577
** .881
** .653
** .565
** .843
** .579
**
,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.926** .475
** .504
** .591
** .407
* .575
** .482
** .522
** .591
** .406
*
,000 ,006 ,003 ,000 ,021 ,001 ,005 ,002 ,000 ,021 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.565** 1.000
** .634
** .709
** .627
** .757
** .981
** .641
** .709
** .655
**
,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.483** .587
** .975
** .411
* ,310 .450
** .604
** .963
** .411
* ,304
,005 ,000 ,000 ,020 ,084 ,010 ,000 ,000 ,020 ,091 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.711** .731
** .475
** .978
** .542
** .977
** .696
** .497
** .978
** .579
**
,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.417* .617
** .358
* .495
** .987
** .546
** .638
** .365
* .495
** .975
**
,018 ,000 ,044 ,004 ,000 ,001 ,000 ,040 ,004 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.804** .861
** .733
** .858
** .737
** .893
** .857
** .758
** .858
** .749
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
X1.21 X1.22 X1.23 X1.24 X1.25 X1.26 X1.27 X1.28 TOTAL.X1
.613** .416
* .571
** .431
* .684
** .696
** .618
** .622
** .783
**
,000 ,018 ,001 ,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.906** .650
** 1.000
** .606
** .647
** .466
** .860
** .519
** .866
**
,000 ,000 0,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.673** .914
** .711
** .926
** .565
** .483
** .711
** .417
* .804
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,005 ,000 ,018 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.741** .517
** .647
** .475
** 1.000
** .587
** .731
** .617
** .861
**
,000 ,002 ,000 ,006 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.542** .534
** .565
** .522
** .641
** .963
** .497
** .365
* .758
**
,001 ,002 ,001 ,002 ,000 ,000 ,004 ,040 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.956** .599
** .860
** .606
** .731
** .429
* 1.000
** .519
** .879
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 0,000 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.602** .414
* .577
** .407
* .627
** ,310 .542
** .987
** .737
**
,000 ,019 ,001 ,021 ,000 ,084 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
1.000** .633
** .906
** .594
** .741
** .473
** .956
** .576
** .901
**
0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.624** .974
** .638
** .851
** .544
** .435
* .638
** .363
* .742
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,013 ,000 ,041 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.920** .648
** .979
** .606
** .659
** .474
** .878
** .535
** .867
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,002 ,000
110
32 32 32 32 32 32 32 32 32 .673
** .914
** .711
** .926
** .565
** .483
** .711
** .417
* .804
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,005 ,000 ,018 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.741** .517
** .647
** .475
** 1.000
** .587
** .731
** .617
** .861
**
,000 ,002 ,000 ,006 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.517** .512
** .511
** .504
** .634
** .975
** .475
** .358
* .733
**
,002 ,003 ,003 ,003 ,000 ,000 ,006 ,044 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.939** .586
** .843
** .591
** .709
** .411
* .978
** .495
** .858
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,020 ,000 ,004 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.602** .414
* .577
** .407
* .627
** ,310 .542
** .987
** .737
**
,000 ,019 ,001 ,021 ,000 ,084 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.976** .615
** .881
** .575
** .757
** .450
** .977
** .546
** .893
**
,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,010 ,000 ,001 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.746** .524
** .653
** .482
** .981
** .604
** .696
** .638
** .857
**
,000 ,002 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.542** .534
** .565
** .522
** .641
** .963
** .497
** .365
* .758
**
,001 ,002 ,001 ,002 ,000 ,000 ,004 ,040 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.939** .586
** .843
** .591
** .709
** .411
* .978
** .495
** .858
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,020 ,000 ,004 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.606** .414
* .579
** .406
* .655
** ,304 .579
** .975
** .749
**
,000 ,018 ,001 ,021 ,000 ,091 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 1 .633
** .906
** .594
** .741
** .473
** .956
** .576
** .901
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.633** 1 .650
** .875
** .517
** .456
** .599
** .385
* .741
**
,000 ,000 ,000 ,002 ,009 ,000 ,029 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.906** .650
** 1 .606
** .647
** .466
** .860
** .519
** .866
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.594** .875
** .606
** 1 .475
** .488
** .606
** .382
* .721
**
,000 ,000 ,000 ,006 ,005 ,000 ,031 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.741** .517
** .647
** .475
** 1 .587
** .731
** .617
** .861
**
,000 ,002 ,000 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.473** .456
** .466
** .488
** .587
** 1 .429
* ,297 .680
**
,006 ,009 ,007 ,005 ,000 ,014 ,098 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.956** .599
** .860
** .606
** .731
** .429
* 1 .519
** .879
**
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.576** .385
* .519
** .382
* .617
** ,297 .519
** 1 .708
**
,001 ,029 ,002 ,031 ,000 ,098 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
.901** .741
** .866
** .721
** .861
** .680
** .879
** .708
** 1
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
111
1. Validitas Transparansi (X2) Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 TOTAL.X2
X2.1 Pearson Correlation
1 .732** .532
** .957
** .585
** .638
** .929
** .884
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
X2.2 Pearson Correlation
.732** 1 .629
** .775
** .671
** .660
** .747
** .870
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
X2.3 Pearson Correlation
.532** .629
** 1 .547
** .647
** .634
** .528
** .759
**
Sig. (2-tailed)
,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,002 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
X2.4 Pearson Correlation
.957** .775
** .547
** 1 .560
** .645
** .928
** .890
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
X2.5 Pearson Correlation
.585** .671
** .647
** .560
** 1 .917
** .560
** .841
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
X2.6 Pearson Correlation
.638** .660
** .634
** .645
** .917
** 1 .640
** .870
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
X2.7 Pearson Correlation
.929** .747
** .528
** .928
** .560
** .640
** 1 .878
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
TOTAL.X2 Pearson Correlation
.884** .870
** .759
** .890
** .841
** .870
** .878
** 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
112
2. Validitas Sistem pengendalian intern
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 TOTAL.X3
X3.1 Pearson Correlation
1 .592** .470
** .946
** .452
** .458
** .736
** .509
** .920
** .885
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,007 ,000 ,009 ,008 ,000 ,003 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.2 Pearson
Correlation .592
** 1 .685
** .572
** .487
** ,311 .415
* .641
** .563
** .775
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,001 ,005 ,083 ,018 ,000 ,001 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.3 Pearson
Correlation .470
** .685
** 1 .447
* .580
** .499
** ,217 ,293 .430
* .692
**
Sig. (2-tailed)
,007 ,000 ,010 ,001 ,004 ,234 ,104 ,014 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.4 Pearson
Correlation .946
** .572
** .447
* 1 .386
* .484
** .726
** .422
* .916
** .857
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,001 ,010 ,029 ,005 ,000 ,016 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.5 Pearson
Correlation .452
** .487
** .580
** .386
* 1 .534
** ,294 .374
* .413
* .684
**
Sig. (2-tailed)
,009 ,005 ,001 ,029 ,002 ,103 ,035 ,019 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.6 Pearson
Correlation .458
** ,311 .499
** .484
** .534
** 1 .509
** ,299 .458
** .676
**
Sig. (2-tailed)
,008 ,083 ,004 ,005 ,002 ,003 ,096 ,008 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.7 Pearson
Correlation .736
** .415
* ,217 .726
** ,294 .509
** 1 .475
** .707
** .739
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,018 ,234 ,000 ,103 ,003 ,006 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.8 Pearson
Correlation .509
** .641
** ,293 .422
* .374
* ,299 .475
** 1 .413
* .644
**
Sig. (2-tailed)
,003 ,000 ,104 ,016 ,035 ,096 ,006 ,019 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.9 Pearson
Correlation .920
** .563
** .430
* .916
** .413
* .458
** .707
** .413
* 1 .846
**
Sig. (2-tailed)
,000 ,001 ,014 ,000 ,019 ,008 ,000 ,019 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 TOTAL.X3 Pearson
Correlation .885
** .775
** .692
** .857
** .684
** .676
** .739
** .644
** .846
** 1
Sig. (2-tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
113
1. Reliabilitas Akuntabilitas keuangan (Y1)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
.793 .796 4
2. Reliabilitas Standar akuntansi zakat (X1)
3. Reliabilitas Transparansi (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
.937 .939 7
4. Reliabilitas Sistem pengendalian intern (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
.903 .906 9
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of
Items
.979 .981 28
114
LAMPIRAN 5. STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Akuntabilitas Keuangan 32 12 20 17.09 2.291
Standar Akuntansi Zakat 32 69 140 111.31 20.606
Transparansi 32 17 35 27.28 5.799
Sistem Pengendalian Intern 32 27 45 36.84 5.507
Valid N (listwise) 32
116
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 32
Normal Parametersa,b
Mean .0000000 Std. Deviation
1.17134309
Most Extreme Differences
Absolute .121 Positive .082 Negative -.121
Kolmogorov-Smirnov Z .685 Asymp. Sig. (2-tailed) .736
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
2. Hasil uji Multikolinearitas Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant) Standar Akuntansi Zakat .659 1.517
Transparansi .585 1.711
Sistem Pengendalian Intern .466 2.146
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
4. Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Valuea -.03977
Cases < Test Value 16 Cases >= Test Value 16 Total Cases 32 Number of Runs 19 Z .539 Asymp. Sig. (2-tailed) .590
a. Median
117
LAMPIRAN 7. UJI HIPOTESIS
1. Hasil Analisis Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3.624 1.555 Standar Akuntansi Zakat .030 .013 .271
Transparansi .106 .050 .268
Sistem Pengendalian Intern .196 .059 .471
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan
2. Hasil Uji T
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 3.624 1.555 2.330 .027 Standar Akuntansi Zakat .030 .013 .271 2.280 .030 .659 1.517
Transparansi .106 .050 .268 2.118 .043 .585 1.711
Sistem Pengendalian Intern .196 .059 .471 3.331 .002 .466 2.146
a. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan
3. Hasil Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 120.185 3 40.062 26.373 .000b
Residual 42.533 28 1.519
Total 162.719 31 a. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan b. Predictors: (Constant), Sistem Pengendalian Intern, Standar Akuntansi Zakat , Transparansi
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .859a .739 .711 1.232
a. Predictors: (Constant), Sistem Pengendalian Intern, Standar Akuntansi Zakat, Transparansi b. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan
122
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama Desi Purnama Sari, dilahirkan di
Muara Rumbai, 02 Januari 1996, dari orang tua
Ayahanda bernama Dermawi (Alm) dan Ibunda
bernama Nurmi. Penulis merupakan anak ke 2 dari 2
bersaudara. Jenjang pendidikan di mulai dari SDN 008
Rambah Hilir dari tahun 2002-2008, kemudian
melanjutkan pendidikan di Mts Negeri Tamrin Yahya dari tahun 2008-2011 dan
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 01 Kepenuhan pada tahun 2011-2014.
Kemudian pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan Perguruan
Tinggi Negeri di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial dengan Program Studi Akuntansi S1 dan
kemudian mengambil konsentrasi Akuntansi Syariah. Pada bulan Januari-
Februari 2018 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bank
Sarimadu cabang kota pekanbaru.
Pada bulan Juli-September 2018 penulis melaksanakan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Kabupaten Pelalawan Kecamatan Langgam Desa Tambak.
Dengan rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini di bawah
bimbingan Harkaneri SE, MSA, Ak, CA dan pada tanggal 02 Oktober 2019
penulis melaksanakan Ujian Munaqasah dinyatakan lulus dan menyandang gelar
Sarjana Ekonomi (SE).