110
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ZAKAT, TRANSPARANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN (Studi Empiris Pada Badan Amil Zakat Nasional di Pekanbaru) SKRIPSI Oleh: DESI PURNAMA SARI NIM. 11573204982 PROGRAM S.1 JURUSAN AKUNTANSI S1 FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 2019

pengaruh penerapan standar akuntansi zakat

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ZAKAT,

TRANSPARANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN

INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Badan Amil Zakat

Nasional di Pekanbaru)

SKRIPSI

Oleh:

DESI PURNAMA SARI

NIM. 11573204982

PROGRAM S.1

JURUSAN AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2019

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ZAKAT,

TRANSPARANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN

INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Badan Amil Zakat

Nasional di Pekanbaru)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Oral

Comprehensive Strata 1 pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Oleh:

DESI PURNAMA SARI

NIM. 11573204982

PROGRAM S.1

JURUSAN AKUNTANSI S1

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2019

2

3

ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI ZAKAT,

TRANSPARANSI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN

(Studi Empiris Pada Baznas Di Pekanbaru)

Oleh

DESI PURNAMA SARI

NIM. 11573204982

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan standar

akuntansi zakat, transparansi dan sistem pengendalian intern terhadap

akuntabilitas keuangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pegawai/ karyawan Badan amil zakat nasional di Pekanbaru. Populasi penelitian

berjumlah 45 orang. Sampel penelitian berjumlah 32 orang dan teknik

pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis

data menggunakan regresi linier berganda.

Hasil penelitian secara parsial (Uji T) menunjukkan bahwa variabel

standar akuntansi zakat, transparansi, sistem pengendalian intern berpengaruh

signifikan terhadap akuntabilitas keuangan. Hasil penelitian secara simultan (Uji

F) menunjukkan bahwa standar akuntansi zakat, transparansi, sistem

pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas keuangan.

Hasil koefisien deteminasi (R2) menunjukkan bahwa variabel standar akuntansi

zakat, transparansi dan sistem pengendalian intern sebesar 71,1% terhadap

akuntabilitas keuangan sedangkan sisanya sebesar 28,9% dipengaruhi variabel-

variabel lain yang tidak diukur dalam penelitian ini.

Kata kunci: Standar akuntansi zakat, Transparansi, Sistem pengendalian

intern dan Akuntabilitas keuangan.

i

ii

ABSTRACK

THE EFFECT OF APPLICATION OF ZAKAT ACCOUNTING

STANDARDS, TRANSPARENCY AND INTERNAL CONTROL

SYSTEMS ON FINANCIAL ACCOUNTABILITY

(Empirical Study Of Baznas In Pekanbaru)

By

DESI PURNAMA SARI

NIM. 11573204982

This study aims to determine the effect of applying zakat accounting

standards, transparency and internal control systems on financial accountability.

The sample used in this study was employees of the National Amil zakat agency in

Pekanbaru. The study population numbered 45 people. The research sample of 32

people and the sampling technique used a purposive sampling method. The data

analysis technique uses multiple linear regression.

The partial results of the study (T-Test) showed that the variables of zakat

accounting standards, transparency, and internal control systems had a

significant effect on financial accountability. The results of the simultaneous study

(Test F) show that the accounting standards of zakat, transparency, and internal

control systems have a significant effect on financial accountability.

Determination coefficient (R2) results show that the zakat accounting standard,

transparency and internal control system variable are 71,1% of financial

accountability while the remaining 28,9% is influenced by other variables not

measured in this study.

Keywords: Zakat accounting standards, transparency, internal control systems

and financial accountability

ii

iii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil„alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, ridho dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesailkan skipsi yang berjudul “Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi

Zakat, Transparansi dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Akuntabilitas Keuangan (Studi Empiris Pada Baznas di Pekanbaru)”.

Shalawat beriringan salam penulis kirimkan untuk junjungan alam sekaligus suri

teladan umat didunia yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW. Semoga shalawat

dan salam selalu tercurahkan kepada beliau dan semoga kita mendapat syafaat

beliau serta tergolong orang-orang ahli surga. Aamiin.

Penelitian skripsi ini diperuntukkan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan

Akuntansi Universitas Sultan Syarif Kasim Riau. dalam penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari hambatan dan rintangan yang dialami penulis. Namun demikian,

berkat kerja keras, optimis, bimbingan, bantuan, serta dukungan dari berbagai

pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati dan penuh dengan rasa

hormat penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW.

2. Kedua Orang tua tercinta yang telah membesarkan, mendidik dan

membimbing penulis dengan penuh kasih sayang dengan penuh kesabaran.

iii

iv

Terima kasih atas segala doa, motivasi dan dukungannya baik secara moril

maupun materil sehingga penulis dapat melaksanakan perkuliahan sampai

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Mujahidin, S.Ag, M.Ag selaku Rektor UIN

SUSKA RIAU beserta staf.

4. Bapak Dr. Drs. H. Muh. Said, HM, M.Ag, MM selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

5. Ibu Dr. Hj. Leny Nofianti, MS, SE, M.Si, Ak, CA selaku Wakil Dekan I

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

6. Ibu Dr. Juliana, SE, M.Si selaki Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

7. Bapak Dr. Amrul Muzam, SHI, M.Ag selaku Wakil Dekan III Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU.

8. Bapak Nasrullah Djamil SE, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA RIAU dan Ibu

Nelsi Arisandy, SE., M.Ak., Ak., CA Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN SUSKA Riau.

9. Pak DR. Nanda Suryadi, SE, ME. selaku Pembimbing Konsultasi Proposal

yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan dan masukan

kepada penulis untuk menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

10. Ibu Harkaneri, SE., MSA., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing Skripsi

yang telah memberikan banyak arahan dan masukan kepada penulis untuk

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

iv

v

11. Bapak Khairil Henry, SE, M.Si. Ak sebagai Penasehat Akademis yang

telah banyak memberikan ilmu serta arahan dan bimbingan hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

12. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

SUSKA RIAU yang telah memberikan ilmu yang berharga kepada penulis

selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

13. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN

SUSKA RIAU.

14. Keluarga tersayang, abang penulis Darlisman dan adik penulis Yogi Al-

hafiz dan Semua keluarga yang telah memberikan bantuan materil dan

memberikan keceriaan bagi penulis.

15. Seluruh Staf dan Karyawan yang telah menerima penulis untuk melakukan

penelitian tersebut dan telah berbesar hati menjadi responden untuk data

primer skripsi penulis.

16. Kepada Julhandri Amin yang telah memberikan dukungan, semangat serta

motivasi kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

17. Kepada Aisyah, Nizami, Siti, Putri, Mega dan aldeny yang selalu

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis demi kelancaran

dalam menyelesaikan skripsi ini.

18. Seluruh teman-teman Akuntansi S1 Lokal G angakatan 2015 yang tidak

bisa penulis tuliskan satu persatu yang selalu memberikan doa dan

dukungan kepada penulis.

19. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam

menyelesaikan skripsi ini. Semoga semua bantuan, dukungan dan doa

v

vi

yang telah diberikan menjadi amal baik serta mendapat ridho dan balasan

dari Allah SWT.

Semoga semua ilmu, doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis

menjadi amal ibadah dan dibalas oleh Allah SWT. Penulis sadar bahwa penulisan

skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik membangun sangat

penulis harapkan untuk kesempurnaan penelitian ini. Penulis mohon maaf apabila

dalam penulisan skripsi ini terdapat kekurangan, mengingat keterbatasan

pengetahuan penulis, dan berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan. Aamiin ya Robbal „Alamiin.

Pekanbaru, September 2019

Penulis,

DESI PURNAMA SARI

NIM. 11573204982

vi

vii

DAFTAR ISI

ABSTAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 9

1.5 Sistematika Penulisan ............................................................... 10

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 12

2.1 Zakat ........................................................................................ 12

2.1.1 Pengertian Zakat ............................................................. 12

2.1.2 Pernyataan SAK 109 Akuntansi Zakat dan Infak/

Sedekah ........................................................................... 13

2.1.2.1 Pengakuan dan Pengukuran ................................ 16

2.1.2.2 Penyajian ............................................................. 21

2.1.2.3 Pengungkapan ..................................................... 21

2.1.3 Ketentuan Transisi .......................................................... 23

2.1.4 Hikmah Zakat ................................................................. 23

2.1.5 Jenis- jenis Zakat ............................................................ 24

2.1.6 Penerimaan Zakat .......................................................... 26

2.1.7 Syarat Wajib Zakat ........................................................ 27

2.2 Transparansi .............................................................................. 30

2.3 Sistem Pengendalian Intern ..................................................... 31

2.4 Akuntabilitas keuangan ............................................................. 33

vii

viii

2.5 Penelitian Terdahulu ................................................................ 37

2.6 Kerangka Penelitian ................................................................. 40

2.7 Pengembangan Hipotesis ......................................................... 41

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 45

3.1 Jenis penelitian ......................................................................... 45

3.2 Lokasi penelitian ....................................................................... 45

3.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 46

3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 46

3.4.1 Jenis Data ....................................................................... 46

3.4.2 Sumber Data ................................................................... 47

3.5 Populasi dan Sampel ................................................................ 47

3.6 Identifikasi Variabel ................................................................ 49

3.7 Operasional Variabel ................................................................ 49

3.7.1 Akuntabilitas Keuangan (Y) .......................................... 49

3.7.2 Standar Akuntansi Zakat (X1) ........................................ 50

3.7.3 Transparansi (X2) ........................................................... 50

3.7.4 Sistem Pengendalian Intern ........................................... 51

3.8 Metode Pengolehan data ......................................................... 51

3.8.1 Uji Kualitas data ............................................................. 51

3.8.1.1 Uji Validitas ...................................................... 51

3.8.1.2 Uji Reliabilitas ................................................... 52

3.8.2 Uji Asumsi Klasik ....................................................... 52

3.8.2.1 Uji Normalitas .................................................... 51

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas .......................................... 53

3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas ........................................ 53

3.8.3 Uji Hipotesis ................................................................... 54

3.8.3.1 Uji Koefisien Determinan (R2) ............................... 55

3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F) ............................................... 55

3.8.3.3 Uji Persial (Uji t) .................................................... 55

viii

ix

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 57

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................ 57

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................ 57

4.1.1.1 Sejarah Singkat BAZNAS Prov. Riau ............... 57

4.1.1.2 Visi Misi ............................................................ 59

4.1.1.3 Struktur Organisasi ........................................... 60

4.1.1.4 Sejarah singkat BAZNAS Kota Pekanbaru ...... 61

4.1.1.5 Visi Misi ........................................................... 61

4.1.1.6 Struktur Organisasi ........................................... 62

4.1.2 Identitas Responden ...................................................... 63

4.1.3 Karakteristik Responden ................................................ 64

4.1.4 Analisis Statistik Deskriptif .......................................... 66

4.1.5 Uji Kualitas data ............................................................ 67

4.1.5.1 Hasil Uji validitas data ....................................... 68

4.1.5.2 Uji Realibilitas ................................................... 71

4.1.6 Uji Asumsi Klasik ......................................................... 72

4.1.6.1 Uji Normalitas data ............................................. 72

4.1.6.2 Uji Multikolinearitas .......................................... 74

4.1.6.3 Uji Heterokedastisitas ....................................... 75

4.1.7 Uji Analisis Regresi Linear Berganda ........................... 76

4.1.8 Uji Hipotesis .................................................................. 78

4.1.8.1 Pengujian Variabel Secara Parsial (T-Test) ....... 78

4.1.8.2 Pengujian Variabel Secara Simultan (F-Test) ... 81

4.1.8.3 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ............... 82

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 83

4.2.1 Pengaruh standar akuntansi zakat terhadap akuntabilitas

keuangan ........................................................................ 83

4.2.2 Pengaruh transparansi terhadap akuntabilitas keuangan 84

4.2.3 Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap

akuntabilitas keuangan .................................................. 84

4.2.4 Uji f (Uji Secara Simultan) ............................................. 85

ix

x

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 86

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 86

5.2 Saran .................................................................................. 87

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Data penerimaan zakat dan infaq ....................................... 4

Tabel II.1 Ringkasan hasil-hasil penelitian terdahulu ......................... 37

Tabel III.1 Jabatan- jabatan manajer atau kepala bagian dan staff ....... 48

Tabel IV.1 Tingkat Pengembalian Kuesioner ...................................... 63

Tabel IV.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........ 64

Tabel IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ....................... 65

Tabel IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............ 65

Tabel IV.5 Statistik Deskriptif .............................................................. 67

Tabel IV.6 Uji Validitas Akuntabilitas Keuangan ............................... 68

Tabel IV.7 Uji Validitas Standar akuntansi zakat ................................ 69

Tabel IV.8 Uji Validitas Transparansi .................................................. 70

Tabel IV.9 Uji Validitas Sistem pengendalian intern ........................... 70

Tabel IV.10 Uji Realibilitas .................................................................... 71

Tabel IV.11 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ............................... 73

Tabel IV.12 Hasil Uji Multikolinearitas .................................................. 75

Tabel IV.13 Hasil Perhitungan Regresi ................................................... 77

Tabel IV.14 Hasil Uji Parsial (T) ........................................................... 79

Tabel IV.15 Hasil Uji Simultan .............................................................. 82

Tabel IV.16 Hasil Uji koefisien Determinasi ......................................... 83

xi

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Penelitian ........................................................... 40

Gambar IV.1 Struktur organisasi Baznas Provinsi Riau ......................... 60

Gambar IV.2 Normal P-P Plot of Regression standardized Residual ..... 72

Gambar IV.3 Histogram Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan 74

Gambar IV.4 Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot ......................... 76

xii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

Lampiran 2. Data Karakteristik Responden

Lampiran 3. Data Penelitian

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Lampiran 6. Hasil Uji Asumsi Klasik

Lampiran 7. Uji Hipotesis

xiii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi

yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

pendapatan khususnya masyarakat muslim Indonesia yaitu institusi zakat,

infaq, shadaqah (ZIS). Karena secara demografik, mayoritas penduduk

Indonesia adalah beragama Islam, dan secara kultural kewajiban zakat,

berinfaq dan shadaqah di jalan Allah SWT telah mengakar kuat dalam tradisi

kehidupan masyarakat muslim.

Secara substantif, zakat, infaq, dan shadaqah adalah bagian dari

mekanisme keagamaan yang berintikan semangat pemerataan pendapatan.

Dana zakat diambil dari harta orang yang berkelebihan dan disalurkan bagi

orang yang kekurangan, namun zakat tidak di maksudkan memiskinkan orang

kaya. Hal ini disebabkan karena zakat diambil dari sebagian kecil hartanya,

dengan beberapa kriteria tertentu dari harta yang wajib dizakati. Oleh karena

itu, alokasi dana zakat tidak bisa diberikan secara sembarangan dan hanya

dapat disalurkan kepada kelompok masyarakat tertentu dalam Astria (2015:1).

Pengertian zakat di tinjau dari segi bahasa memiliki beberapa arti,

yaitu al-barakatu yang artinya keberkahan, al-nama yang artinya

pertumbuhan dan perkembangan, ath- thaharatu yang berarti kesucian, dan

ash-shalahu yang artinya keberesan. Sedangkan menurut istilah, zakat berarti

bagian dari harta dengan persyaratan tertentu yang diwajibkan Allah SWT,

1

2

untuk di berikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan ketentuan

pada Al-Qur‟an surat At-Taubah ayat 60:

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang

fakir, orang orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf

yang di bujuk hatinya, untuk budak, orang-orang yang berhutang,

untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam

perjalanan. Sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan

Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Potensi zakat di Indonesia sebesar Rp 217 Triliun, dengan jumlah

tersebut sebenarnya sudah bisa mengurangi jumlah kemiskinan di Indonesia.

Tapi pada kenyataannya, penerimaan zakat tahun 2016 hanya sebesar Rp 5,01

triliun akan tetapi jumlah tersebut meningkat pada tahun 2017 Rp 6 triliun.

BAZNAS pada tahun 2018 menargetkan penerimaan zakat sebesar Rp 8,77

triliun, masih jauh dari potensinya yang sebesar Rp 217 triliun Sumber

BAZNAS dalam Fahmi Mohammad (2018).

Berdasarkan riset yang dilakukan Pratama (2015), ditemukan bahwa

terjadi peningkatan rata-rata pendapatan rumah tangga setelah mendapat

bantuan dana zakat produktif. Indeks kemiskinan material, spiritual, dan

absolut masing-masing mengalami penurunan sebesar 49.6%, 1.6%, dan

12.3%. Jika dilihat dari indeks kesejahteraan meningkat sebesar 63.7%. Dana

zakat produktif memberikan dampak positif dalam mengurangi kemiskinan

rumah tangga mustahik. Tapi pada kenyataannya terjadi gap yang besar antara

potensi zakat dan realisasinya Fahmi Mohammad (2018).

3

Badan Amil Zakat (BAZNAS) merupakan Badan resmi dan satu-

satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan keputusan Presiden RI

No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan

menyalurkan zakat, infaq dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya

undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat semakin

mengkukuhkan peran BAZNAS sebagai Lembaga yang berwenang melakukan

pengelolaan zakat secara nasional.

Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah

nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden

melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS Bersama Pemerintah

bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berdasarkan:

syariat islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi

dan akuntabilitas (http://baznas.go.id/profil).

BAZNAS kota Pekanbaru merupakan salah satu badan resmi pengelola

zakat yang dikukuh pemerintahan kota Pekanbaru pada tahun 2001.

Keberadaan BAZNAS Kota Pekanbaru diatur berdasarkan undang-undang

nomor 38 tahun tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan atas dasar

keputusan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 373 tahun 2013 tentang

pelaksanaan UU nomor 38 tahun 1999 serta adanya peraturan daerah

menunjukkan pengelolaan zakat oleh BAZNAS kota Pekanbaru merupakan

hal yang mutlak dilakukan dalam rangka optimalisasi pengumpulan dan

pemberdayaan zakat sebagai bagian solusi dari program pemerintah untuk

mensejahterakan masyarakat.

4

Berikut ini adalah data penerimaan Zakat dan Infaq BAZNAS kota

Pekanbaru selama lima tahun terakhir:

Tabel 1.1

Data Penerimaan Zakat Dan Infaq BAZNAS

Tahun 2013-2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

PENGUMPULAN ZAKAT

URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017

Muzakki Individu Rp 177 Rp 317 Rp 487 Rp 494 Rp 801

Muzakki individu

cq UPZ

Rp 1.942 Rp 4.593 Rp 5.484 Rp 5.775 Rp 4.384

Hasil penempatan Rp 10.1 Rp 8.7 Rp 19.5 Rp 11.1 Rp 10.8

JUMLAH Rp 2.130 Rp 4.919 Rp 5.991 Rp 6.260 Rp 5.196

PENGUMPULAN INFAQ

URAIAN 2013 2014 2015 2016 2017

Infaq tidak terikat Rp 41.1 Rp 164.4 Rp 24.3 Rp 60.1 Rp 107.7

Hasil pengelolaan Rp 780 Rp 2.5 Rp 1.5 Rp 664

JUMLAH Rp 41.8 Rp 167.0 Rp 25.9 Rp 60.8 Rp 107.7

Sumber: BAZNAS Kota Pekanbaru 2018

Pada tabel 1.1 dapat dilihat bahwa hasil pendapatan zakat dan infaq

dari BAZNAS kota pekanbaru sangat rendah dari potensi zakat yang ada,

pendapatan zakat dari data mengalami kenaikan dari tahun 2013-2016, namun

di tahun 2017 mengalami penurunan kurang lebih 17% dari pendapatan

sebelumnya, sedangkan untuk data infaq ditahun 2013-2014 mengalami

kenaikan namun ditahun 2015 mengalami penurunan 84,47% dan tahun 2016-

2017 mengalami kenaikan yang signifikan kurang lebih 77%.

Dari hasil data terjadi kesenjangan besar antara potensi zakat dan

realisasi zakat inilah kondisi yang dihadapi oleh setiap BAZNAS dan LAZ

yang ada di pekanbaru. Ada banyak faktor yang menyebabkan jumlah realisasi

zakat lebih kecil dari potensi zakat. Seperti yang ditunjukkan dalam hasil

penelitian Norazlina (2011), banyak program zakat belum efektif, khususnya

5

dalam hal distribusi zakat, informasi tentang distribusi zakat tidak transparan

kepada publik.

Pada tahun 2011 pemerintah mengeluarkan peraturan No. 23 tahun

2011 sebagai pengganti peraturan zakat No. 38 pada tahun 1999. Dalam

peraturan baru itu, ada kewajiban lembaga zakat untuk membuat laporan, dan

laporan itu harus diaudit. Audit yang akan dilakukan adalah audit keuangan

dan audit syariah. Audit keuangan akan dilakukan oleh kantor akuntan publik

dan audit syariah akan dilakukan oleh kementerian urusan agama. Proses audit

adalah salah satu cara untuk membuat informasi lebih transparan sehingga

warga negara dan donor lebih percaya dan bersedia membayar zakat melalui

lembaga zakat dalam Megawati (2018).

Akuntansi zakat dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi yang

mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

ekonomi dari suatu organisasi kepada para pihak yang berkepentingan.

Akuntansi merupakan proses dari tiga aktivitas berikut: pendistribusian,

pencatatan, dan pengkomunikasian.

Standar akuntansi zakat sesungguhnya mempunyai aturan tersendiri

dengan melihat sifat zakat ini, standar akuntansi akan mengikuti bagaimana

harta di nilai dan diukur. Secara umum standar akuntansi zakat akan

dijelaskan sebagai berikut: penilaian dengan harga pasar sekarang, aturan satu

tahun, kekayaan/aset, aktiva tetap tidak kena zakat, nisab (batas jumlah).

Transaksi zakat adalah transaksi zakat, infaq dan shadaqah.

Akuntabilitas organisasi pengelola zakat di tunjukkan dalam laporan

keuangan tersebut, untuk bisa disahkan sebagai organisasi resmi, lembaga

6

zakat harus menggunakan sistem pembukuan yang benar dan siap diaudit

akuntan publik. Ini artinya standar akuntansi zakat di perlukan, karena dalam

PSAK No.109 (2019) paragraph 01 yang berbunyi: “Akuntansi zakat

bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan transaksi zakat, infaq/sedekah”.

Transparansi adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan

yang diambil oleh pemerintah (Muhammad,2007) dalam (Kusuma, 2012).

Transparansi dan akuntabilitas merupakan konsep yang berkaitan erat satu

dengan yang lain, karena tanpa transparansi tidak mungkin ada akuntabilitas.

Sebaliknya transparansi tidak akan banyak bermanfaat tanpa di lengkapi

dengan akuntabilitas. Seperti halnya di bidang kebijakan publik yang lain,

keberadaan kebijakan dan institusi yang efektif, efisien dan adil (equitable).

Lingkup transparansi dan akuntabilitas harus menjangkau beberapa tingkat

kebijakan mulai dari perumusan kebijakan, pengambilan keputusan sampai

pada pelaksanaanya yang terjadi segenap institusi (Logos, 2003) dalam

(Kusuma, 2012).

Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur

untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan

penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang

akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau

undang – undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan

sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan. Akuntabilitas dapat

terwujud apabila setiap instansi menerapkan sistem pengendalian intern yang

tepat. Hal ini karena dalam sistem pengendalian intern, suatu instansi

7

diharuskan menyajikan laporan keuangan yang akuntabel yaitu dapat

dipertanggung jawabankan dalam Sari Embun (2017).

Akuntabilitas merupakan sebuah bentuk dari kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

organisasi dalam mencapai sasaran atau target yang telah diterapkan untuk

periode-periode sebelumnya yang dilakukan secara periodik (Mustofa, 2012:

2). Tujuan dari pelaksanaan akuntabilitas adalah untuk mencari jawaban atas

apa yang harus di pertanggung jawabkan, berdasarkan hal apa yang sungguh-

sungguh terjadi serta membandingkannya dengan apa yang seharusnya terjadi.

Apabila terjadi sesuatu penyimpangan atau hambatan, maka penyimpangan

dan hambatan tersebut harus segera di koreksi.

Masih banyak muzakki yang masih mempertanyakan tentang

akuntabilitas dari lembaga pengelola zakat. Pada titik inilah ilmu akuntansi

sangat dibutuhkan sehingga dapat memberikan pengatur tentang bagaimana

pengelolaan Lembaga zakat dalam membuat laporan secara baik supaya

akuntabilitasnya dapat dibaca dengan baik dan seluruh kegiatan transparan.

Dalam penelitian (Putri, Melisha: 2018) yang berjudul Pengaruh

Aksesibilitas laporan keuangan, sistem akuntansi keuangan dan sistem

pengendalian intern terhadap Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah

(studi pada organisasi perangkat daerah (OPD) di Kabupaten Wonogiri)

menyatakan bahwa aksesibilitas laporan keuangan dan sistem pengendalian

intern tidak berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah

di OPD Kabupaten Wonogiri. Sedangkan penelitian yang dilakukan

Azizah,Nur dkk (2015) yang berjudul Penyajian Laporan Keuangan,

8

Aksesibilitas Laporan Keuangan, dan Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah sebagai Determinan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan

Keuangan Daerah menyatakan bahwa Sistem Pengendalian Internal

Pemerintah berpengaruh terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.

Dari research gap tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak setiap

kejadian empiris sesuai dengan teori yang ada. Hal ini di perkuat dengan

adanya research gap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Berbagai

penelitian diatas menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda dari setiap

variabel yang diteliti terhadap akuntabilitas keuangan. Berdasarkan penjelasan

dari uraian latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik melakukan

penelitian di BAZNAS Kota dan Provinsi khususnya yang ada di Pekanbaru

dengan judul Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat,

Transparansi dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas

Keuangan (Studi Empiris Pada Badan Amil Zakat Nasional di

Pekanbaru).

1.2 Identifikasi Masalah

Pada penelitian ini beberapa hal yang ingin diketahui jawabannya,

seperti yang sudah di singgung dalam latar belakang penelitian, penelitian ini

di maksudkan untuk memecahkan pertanyaan seperti berikut:

1. Bagaimana Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat Terhadap

Akuntabilitas Keuangan Pada BAZNAS di Pekanbaru?

2. Bagaimana Pengaruh Transparansi Terhadap Akuntabilitas Keuangan pada

BAZNAS di Pekanbaru?

9

3. Bagaimana Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas

Keuangan pada BAZNAS di Pekanbaru?

4. Bagaimana Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat, Transparansi

dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan secara

simultan pada BAZNAS di Pekanbaru?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini yakni:

1. Untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat Terhadap

Akuntabilitas Keuangan pada BAZNAS di Pekanbaru.

2. Untuk mengetahui Pengaruh Transparansi Terhadap Akuntabilitas

Keuangan pada BAZNAS di Pekanbaru.

3. Untuk mengetahui Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap

Akuntabilitas Keuangan Pada BAZNAS di Pekanbaru.

4. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Standar Akuntansi Zakat,

Transparansi dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas

Keuangan secara simultan pada BAZNAS di Pekanbaru.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Bagi Penulis

Dengan penelitian ini, penulis telah memenuhi salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi strata-1 (S1) Pada Uin Suska Riau Fakultas

Ilmu Ekonomi dan Ilmu Sosial Jurusan Akuntansi.

10

2. Manfaat Akademik

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti

dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya pada bidang akuntansi.

Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan

perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan topik yang sama.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat di jadikan tambahan ilmu pengetahuan dan

wawasan tentang Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan Sistem

Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan BAZNAS.

Untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai bagian-

bagian yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menguraikan

secara singkat isi masing-masing bab dengan sistematika sebagai berikut:

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini menguraikan mengenai tinjauan yang memuat

tentang landasan teori, penelitian-penelitian terdahulu yang

berhubungan dengan penelitian, landasan alqur‟an, kerangka

pemikiran, serta pengembangan hipotesis

11

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan metode penelitian, yang meliputi

lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan

data, populasi dan sampel, varibel penelitian dan definisi

operasional dan analisis data.

BAB IV : HASIL DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi tentang deskripsi dari objek penelitian,

kemudian hasil analisis data dari pengujian-pengujian statistik

dan diakhiri dengan interprestasi hasil berupa penolakan atau

penerima hipotesis yang di uji.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran atau

rekomendasi yang diambil berdasarkan hasil analisa yang

dilakukan penulis

12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Zakat

2.1.1 Pengertian Zakat

Zakat merupakan bagian dari kedermawanan (filantrofi) dalam konteks

masyarakat Muslim, zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap muslim

yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan infaq dan

Shodaqoh merupakan wujud kecintaan hamba terhadap nikmat dari Allah

SWT yang telah diberikan kepadanya sehingga seorang hamba rela

menyisihkan sebagian hartanya untuk kepentingan agama baik dalam rangka

membantu sesama maupun perjuangan Dakwah Islamiyah.

Kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang berarti berkah,

tumbuh, dan baik. Menurut lisan al Arab kata zaka mengandung kata suci,

tumbuh, berkah, dan terpuji. Zakat menurut istilah fiqih adalah sejumlah harta

tertentu yang harus di serahkan kepada orang-orang yang berhak, menurut

syariat Allah SWT (Qardawi,1991) dalam (Astria 2015:11). Kata zakat dalam

terminologi al-Qur‟an sepadan dengan kata shadaqah. Pengertian zakat

menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 109 (2019:3)

adalah: “Harta yang wajib dikeluarkan oleh muzzaki sesuai dengan ketentuan

syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahik)”.

Pengertian zakat telah ditetapkan dalam surat At-Taubah ayat 103:

12

13

Artinya: “Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu

kamu membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah

untuk mereka. Sesungguhnya do‟a kamu itu (menjadi)

ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Subhanahu wa Ta‟ala

Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah:103).

Secara umum, dapat di simpulkan bahwa zakat adalah bagian dari

harta dengan persyaratan tertentu yang Allah SWT mewajibkan kepada

pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan

persyaratan tertentu pula.

2.1.2 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 109 Akuntansi Zakat dan

Infak/ Sedekah:

A. Tujuan

1. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah.

B. Ruang lingkup

1. Pernyataan ini berlaku untuk amil yang menerima dan menyalurkan

zakat dan infak/sedekah.

2. Amil yang menerima dan menyalurkan zakat dan infak/sedekah, yang

selanjutnya disebut “amil” merupakan organisasi pengelola zakat yang

pembentukannya dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan

zakat dan infak/ sedekah.

3. Pernyataan ini tidak berlaku untuk entitas syariah yang menerima dan

menyalurkan zakat dan infak/ sedekah, tetapi bukan kegiatan

14

utamanya. Entitas tersebut mengacu ke PSAK 101:” Penyajian

Laporan Keuangan Syariah”.

C. Definisi

Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan

ini:

1. Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau

pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan

yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat,

infak/sedekah.

2. Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infak/ sedekah serta

dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil

digunakan untuk pengelolaan amil.

3. Dana infak/sedekah adalah dana yang berasal dari penerimaan

infak/sedekah.

4. Dana zakat adalah dana yang berasal dari penerimaan zakat.

5. Infak/sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh

pemiliknya, baik yang peruntukannya ditentukan maupun tidak

ditentukan.

6. Mustahik adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat.

Mustahik terdiri dari:

1) Fakir

2) Miskin

3) Riqab

4) Orang yang terlilit utang (ghorim)

15

5) Muallaf

6) Fisabilillah

7) Orang dalam perjalanan (ibnu sabil)

8) Amil

7. Muzakki adalah individu muslim yang secara Syariah wajib membayar

atau menunaikan zakat.

8. Nisab adalah batas minimum harta yang wajib di keluarkan zakatnya.

9. Zakat adalah harta yang wajib di keluarkan oleh muzakki sesuai

denngan ketentuan Syariah untuk di berikan kepada yang berhak

menerimanya (mustahik).

D. Karakteristik

1. Zakat merupakan kewajiban syariah yang harus di serahkan oleh

muzakki kepada mustahik, baik melalui amil maupun secara langsung.

Ketentuan zakat mengatur mengenai persyaratan nisab, haul periodik

maupun tidak periodik, tarif zakat (qadar), dan peruntukannya.

2. Infaq/sedekah merupakan donasi sukarela, baik ditentukan maupun

tidak ditentukan maupun tidak ditentukan peruntukannya oleh pemberi

infaq/ sedekah.

3. Zakat dan infak/sedekah yang diterima amil harus di kelola sesuai

dengan prinsip syariah dan tata kelola yang baik.

4. Dalam hal mustahik yang sangat memerlukan kebutuhan dasarmya,

misalnya fakir miskin, sudah tidak ada lagi, dana zakat dapat di

investasikan atau ditangguhkan untuk tidak segera di salurkan.

16

2.1.2.1 Pengakuan dan Pengukuran

1. Zakat

a. Penerimaan Zakat

1. Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset nonkas diterima.

2. Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambah dana zakat

sebesar:

a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas.

b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.

3. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga

pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan

metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai dengan SAK yang

relevan.

4. Jika muzaki menetukan mustahik yan menerima penyaluran zakat

melalui amil, maka tidak ada bagian amil atas zakat yang diterima.

Amil dapat memperoleh ujrah atas kegiatan penyaluran tersebut. ujrah

ini berasal dari muzaki, di luar dana zakat. Ujrah tersebut diakui

sebagai penambah dana amil.

5. Jika terjadi penurunan nilai aset zakat nonkas, maka jumlah kerugian

yang ditanggungkan diperlukan sebagai pengurang dana zakat atau

pengurang dana amil bergantung pada penyebab kerugian tersebut

6. Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:

a. Pengurang dana zakat, jika tidak disebabkan oleh kelalaian amil.

b. Kerugian dan pengurangan dana amil, jika disebabkan oleh

kelalaian amil.

17

b. Penyaluran Zakat

1. Zakat yang disalurkan kepada mustahik, termasuk amil, diakui sebagai

pengurang dana zakat sebesar:

a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.

b. Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas

2. Efektivitas dan efisiensi pengelolaan zakat bergantung pada

profesionalisme amil. Dalam konteks ini, amil berhak mengambil

bagian dari zakat untuk menutup biaya operasional dalam rangka

melaksanakan fungsinya sesuai dengan kaidah atau prinsip syariah dan

tata kelola organisasi yang baik.

3. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-masing

mustahik ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah,

kewajaran, etika, dan ketentuan yang berlaku yang diituangakan dalam

bentuk kebijakan amil.

4. Beban penghimpunan dan penyaluran zakat harus diambil dari porsi

amil. Amil dimungkinkan untuk meminjam dana zakat dalam rangka

menghimpun zakat. Pinjaman ini sifatnya jangka pendek dan tidak

boleh melebihi satu periode (haul).

5. Bagian dana zakat yang disalurkan untuk amil diakui sebagai

penambah dana amil.

6. Zakat telah disalurkan kepada mustahik nonamil jika sudah diterima

oleh mustahik nonamil tersebut. Zakat yang disalurkan melalui amil

lain tetapi belum diterima oleh mustahik nonamil, belum memenuhi

pengertian zakat telah disalurkan. Amil lain tersebut tidak berhak

18

mengambil bagian dari dana zakat, namun dapat memperoleh ujrah

dari amil sebelumnya. Dalam keadaan tersebut, zakat yang disalurkan

diakui sebagai piutang penyaluran, sedangkan bagi amil yang

menerima diakui sebagai liabilitas penyaluran. Piutang penyaluran dan

liabilitas penyaluran tersebut akan berkurang ketika zakat disalurkan

secara langsung kepada mustahik nonmail.

7. Dana zakat yang diserahkan kepada mustahik nonamil dengan

keharusan untuk mengembalikannya kepada amil, belum diakui

sebagai penyaluran zakat.

8. Dana zakat yang disalurkan dalam bentuk perolehan aset tetap (aset

kelolaan), misalnya rumah sakit, sekolah, mobil ambulan dan fasilitas

umum lain, diakui sebagai:

a. Penyaluran zakat seluruhnya jika aset tetap tersebut diserahkan

untuk dikelola kepada pihak lain yang tidak dikendalikan amil.

b. Penyaluran zakat secara bertahap jika aset tetap tersebut masih

dalam pengendalian amil atau pihak lain yang dikendaliakn amil.

Penyaluran secara bertahap diukur sebesar penyusutan aset tetap

tersebut sesuai dengan pola pemanfaatannya.

2. Infak/Sedekah

A. Penerimaan infak/Sedekah

1. Infak/sedekah yang diterima diakui sebagai penambah dana

infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi

infak/sedekah sebesar:

a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas.

b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.

19

2. Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan harga

pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan

metode penentuan nilai wajar lainnya sesuai dengan SAK yang

relevan.

3. Infak/sedekah yang diterima dapat berupa kas atau aset nonkas. Aset

nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar.

4. Aset tidak lancar yang diterima dan diamanahkan untuk dikelola oleh

amil diukur sebesar nilai wajar saat penerimaan dan diakui sebagai aset

tidak lancar infak/sedekah. Penyusutan dari aset tersebut diperlukan

sebagai pengurang dana infak/sedekah terikat jika penggunaan atau

pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan oleh pemberi.

5. Amil dapat pula menerima aset nonkas yang dimaksudkan oleh

pemberi untuk segera disalurkan. Aset seperti ini diakui sebagai asset

lancer. Aset ini dapat berupa bahan habis pakai, seperti bahan

makanan, atau aset yang memiliki umur ekonomi panjang seperti

mobil untuk ambulan.

6. Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai perolehan, sedangkan asset

nonkas tidak lancar dinilai sebesar nilai wajar sesuai dengan SAK yang

relevan.

7. Penurunan nilai aset infak/ sedekah tidak lancer diakui sebagai:

a. Pengurangan dana infak/sedekah, jika tidak disebabkan oleh

kelalaian amil.

b. Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian

amil.

20

8. Dalam hal amil menerima infak/sedekah dalam bentuk asset nonkas

tidak lancer yang di kelola oleh amil, maka aset tersebut dinilai sesuai

dengan SAK yang relevan.

9. Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat dikelola dalam jangka

waktu sementara untuk mendapatkan hasil yang optimal. Hasil dana

pengelolaan diakui sebagai penambah dana infak/sedekah.

B. Penyaluran Infak/Sedekah

1. Penyaluran dana infak/sedekah diakui sebagai pengurang dana

infak/sedekah sebesar:

a. Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.

b. Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset nonkas.

2. Bagian dana infak/sedekah yang disalurkan untuk amil diakui sebagai

penambah dana amil.

3. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima

infak/sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan priinsip syariah,

kewajaran, dan etika yang dituangkan dalam bentuk kebijakan amil.

4. Penyaluran infak/sedekah oleh amil kepada amil lain merupakan

penyaluran yang mengurangi dana infak/sedekah jika amil tidak akan

menerima kembali aset infak/sedekah yang disalurkan tersebut.

5. Penyaluran infak/sedekah kepada penerima akhir dalam skema dana

bergulir dicatat sebagai piutang infak/sedekah bergulir dan tidak

mengurangi dana infak/sedekah.

21

2.1.2.2 Penyajian

Amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dan dana amil secara

terpisah dalam laporan posisi keuangan.

2.1.2.3 Pengungkapan

1. Zakat

Amil mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi

zakat, tetapi tidak terbatas pada:

a. Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas

penyaluran zakat dan mustahik nonamil.

b. Kebijakan penyaluran zakat untuk amil dan mustahik nonamil, seperti

persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan Metode

penentuan nialai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat berupa

aset zakat nonkas.

c. Rincian jumlah penyaluran dan zakat untuk masing-masing mustahik.

d. Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih

dikendalikan oleh amil atau pihak lain yang dikendaliakn amil, jika

ada, diungkapkan jumlah dana persentase terhadap seluruh penyaluran

dana zakat serta alasannya.

e. Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahik yang

meliputi:

1) Sifat hubungan

2) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan

3) Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total

penyaluran zakat selama periode

22

2. Infak/Sedekah

Amil mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi

infak/sedekah, tetapi tidak terbatas pada:

a. Kebijakan penyaluran infak/sedekah, seperti penentuan skala prioritas

penyaluran infak/sedekah dan penerima infak/sedekah.

b. Kebijakan penyaluarn infak/sedekah untuk amil dan nonamil, seperti

persentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.

c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan

infak/sedekah berupa aset nonkas.

d. Keberadaan dana infak/sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi

dikelola terlebih dahulu, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase

dari seluruh penerimaan infak/sedekah selama periode pelaporan serta

alasannya.

e. Hasil yang di peroleh dari pengelolaan yang dimaksud di huruf (d)

diungkapkan secara terpisah.

f. Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset kelolaan, jika ada

diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh penggunaan dana

infak/sedekah serta alasannya.

g. Rincian dana infak/sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan

tidak terikat.

h. Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan penerima

infak/sedekah yang meliputi

a) Sifat hubungan

b) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan

23

c) Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total

penyaluran zakat selama periode

Amil mengungkapkan hal-hal berikut:

a. Keberadaan dana nonhalal, jika ada diungkapkan mengenai kebijakan

atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya.

b. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan dana

infak/sedekah

2.1.3 Ketentuan Transisi

Penyataan ini diterapkan secara prospektif penerapan secara

retrospektif di perkenankan, tetapi tidak diisyaratkan.

2.1.4 Hikmah Zakat

Kesenjangan penghasilan rejeki dan mata pencarian di kalangan

manusia merupaksn kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Hal ini dalam

penyelesaiannya, memerlukan campur tangan Allah swt, Menurut (Wahbah al-

Zuhaily 2008:85) dalam (Astria 2015:22).

Adapun Hikmah Zakat itu adalah sebagai berikut:

1. Zakat menjaga dan menerima harta dari kelancaran mata dan tangan para

pendosa dan pencuri.

2. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang

yang sangat memerlukan bantuan. Zakat bisa mendorong melakukannya,

dan bisa mendorong mereka untuk meraih kehidupan yang layak. Dengan

tindakan ini, masyarakat akan terlindung dari penyakit kemiskinan, dan

negara yang terpelihara dari penganiayaan dan kelemahan. Setiap

golongan bertanggung jawab untuk mencukupi orang-orang fakir.

24

2.1.5 Jenis-jenis Zakat

1. Zakat Fitrah

Zakat fitrah menurut Ibnu Quutaibah adalah “zakat” (shadaqah) jiwa

(istilah) itu diambil dari kata fitrah yang merupakan asal dari kejadian. Zakat

fitrah dikenakan kepada setiap individu muslim tanpa memandang usia dan

harta yang dimiliki. Zakat ini dikeluarkan pada akhir ramadhan sebelum shalat

hari raya (Ied). Hal ini didasari hadist nabi Muhammad SAW: “Rasulullah

SAW telah memfardukan zakat fitrah satu sha‟ atas anak kurma atau gandum

kepada budak, orang merdeka, laki-laki dan perempuan dari seluruh kaum

muslimin dan beliau perintahkan supaya dikeluarakan sebelum manusia keluar

untuk shalat (Ied)” (H.R Bukhari). Setiap jiwa yang hidup dikalangan umat

islam, baik bayi, anak-anak, remaja, dewasa, atau tua, laki-laki yang belum

mampu membayar zakat fitrahnya, kewajiban ini dibebankan kepada orang

yang bertanggung jawab memberi nafkahnya.

Zakat fitrah diserahkan paling lambat pagi hari sebelum shalat ied

kepada orang-orang miskin. Sebagian ulama mengatakan bahwa zakat fitrah

hanya diperuntukan kepada fakir miskin. Tapi ada pula yang membolehkan

untuk diberikan kepada delapan golongan penerima zakat. Praktek yang

pernah dilakukan pada masa Rasulullah hanya membagikan kepada fakir

miskin, demikian pula yang sering dilakukan pada masa modern ini.

Zakat fitrah mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut:

1. Fungsi ibadah

2. Fungsi membersihkan orang yang berpuasa dari ucapan dan perbuatan

yang tidak bermanfaat

3. Memberikan kecukupan kepada orang-orang miskin pada hari raya fitri

25

2. Zakat Maal (harta)

Zakat maal merupakan zakat yang dikenakan kepada harta (maal) yang

dimiliki oleh seorang muslim. Maal menurut bahasa adalah segala sesuatu

yang diinginkan sekali oleh manusia untuk dimiliki dan disimpan. Sedangkan

menurut hukum islam, maal adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki

(dikuasi) dan didapat digunakan (dimanfaatkan) menurut kebiasaannya.

Jenis-jenis yang wajib ditunaikan zakatnya dikelompokkan menjadi

empat, yaitu:

1. Zakat Harta Kekayaan (zakatunnuqud)

2. Zakat hewan (zakatul an‟am)

3. Zakat Perdagangan (zakatuttijarah)

4. Zakat Pertanian (zakaturiza‟ah)

Mengingat banyaknya harta kekayaan manusia di zaman modern ini

disertai dengan kemajuan dibidang ekonomi, teknik, dan industri, Yusuf

Qardhawi menambahkan jenis-jenis harta yang wajib dizakati selain keempat

jenis harta yang telah disebutkan, yaitu:

1. Zakat Madu Lebah dan segala produk pembibitan hewan

2. Zakat atas penghasilan barang-barang tambang dan penghasilan dari lautan

3. Zakat atas hasil usaha, baik berupa bangunan, pabrik, industri, dan lain-

lain

4. Zakat atas segala usaha dan pekerjaan bebas, disebut juga Zakat Profesi

5. Zakat Saham dan Bursa

Kewajiban membayar zakat muncul apabila harta telah mencapai nilai

minimal (nisab) dan telah dimiliki satu tahun (haul), kecuali untuk zakat

26

pertambangan dan zakat pertanian. Kedua zakat ini dikeluarkan seketika itu

juga, yaitu saat ditambang atau dipanen. Kadar zakat yang dikenakan

umumnya sebesar seperempat puluh (2,5%), kecuali untuk zakat pertanian.

Zakat pertanian yaitu pertanian yaiut sebesar sepersepuluh (10%) untuk yang

diairi oleh sungai atau hujan, dan seperduapuluh (5%) bagi yang diairi oleh

sinaya (irigasi).

2.1.6 Penerima Zakat

Orang-orang yang berhak menerima zakat telah ditetapkan dalam surat

At-taubah ayat 60:

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para miallaf yang

dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan budak), orang-orang yang

berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam

perjalanan, sebagai suatu ketepatan yang diwajibkan Allah, dan

Allah maha mengetahui lagi Maha bijaksana”. (Q.SAt-taubah: 60)

Kedelapan golongan ini yang berhak menerima zakat tersebut menurut

Sayyid Muhammad Rasyid Ridha (seperti dikutip dari Al Kaaf, 2002) dalam

(Astria 2015:26) dapat dibagi menjadi dua bagian:

1. Individu-individu

2. Golongan Fakir (Fuqara) yang terlantar dalam kehidupan karena ketiadaan

alat dan syarat-syaratnya

3. Golongan miskin (masakin) yang tidak mempunyai apa-apa

27

4. Golongan para pegawai (amalin‟alaiha) yang bekerja untuk mengatur

pemungutan dan pembagian zakat tersebut

5. Golongan orang-orang yang perlu dihibur hatinya (muallafat qulubuhum)

yang memerlukan bantuan materi atau keuangan untuk mendekatkan

hatinya kepada islam

6. Golongan orang-orang yang terikat utang (gharim) yang tidak

menyanggupi dirinnya untuk melunasi utang tersebut

7. Golongan orang-orang yang terlantar dalam perjalanan (ibnu sabil) yang

memerlukan bantuan ongkos untuk kehidupan dan kediamannya serta

untuk pulang kedaerah asalnya

8. Kepentingan umum dari masyarakat dan negara, terdiri dari dua golongan:

a. Untuk pembebasan dan kemerdekaan bagi masing-masing diri,

individu, suatu golongan, atau suatu bangsa yang dinamakan fir riqab

b. Untuk segala kepentingan masyarakat dan Negara, yang bersifat

pembangunan dalam segala lapangan atau pembelaan yang dinamakan

fisabilillah.

Para ulama fiqh sepakat bahwa penyaluran dana zakat tidak boleh

diperuntukkan di luar delapan golongan ini.

2.1.7 Syarat Wajib Zakat

Syarat zakat (Wahbah al-Zuhaily 2008:98) dalam (Astria 2015:28)

meliputi:

1. Syarat wajib zakat

Syarat wajib zakat yakni keparduan ialah sebagai berikut:

28

a. Merdeka

Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba

sahaya karena hamba sayaha tidak mempunyai hak milik. Tuannyalah

yang memiliki apa yang ada di tangan hambanya. Begitu juga, mukatib

(hamba sahaya yang di janjikan akan dibebaskan oleh tuannya dengan

cara menebus dirinya) atau yang semisal denganya tidak wajib

mengeluarkan zakat, karena kendalipun dia memiliki harta, hartanya

tidak memiliki secara penuh.

Pada dasarnya, menurut jumhur, zakat di wajibkan atas tuan

karena dialah yang memiliki harta hambanya. Oleh karena itu, dialah

yang wajib mengeluarkan zakatnya, seperti halnya harta yang berada

di tangan syaruk (patner) dalam sebuah usaha perdagangan. Mahzad

Maliki berpendapat bahwa tidak ada kewajiban zakat pada harta milik

seorang hamba sahaya, baik ayas nama hamba sahaya itu sendiri

maupun atas nama tujuannya karena harta milik hamba sahaya tidak

sempurna (naqish), padahal zakat pada hakikatnya hanya di wajibkan

pada harta yang dimiliki secara penuh. Selain itu tuan hamba sahaya

tidak berhak memiliki harta hamba sahayanya.

b. Islam

Menurut ijma‟, zakat tidak wajib untuk orang kafir karena

zakat merupakan ibadah mahdhah yang suci sedangkan orang kafir

bukan orang yang suci mazhab Syafi‟i, berbeda dengan mazhab-

mazhab yang lainnya, mewajibkan orang murtad untuk mengeluarkan

29

zakat hartanya sebelum riddahnya terjadi, yakni harta yang dimilikinya

ketika dia masih menjadi seorang muslim. Riddah, menurut mazhab

ini. Tidak mengugurkan kewajiban zakat sebab orang murtad sama

dengan orang kafir. Adapun harta yang dimiliki sewaktu riddah

berlangsung, menurut pendapat mazhab Syafi‟i yang saling sahih,

hukumnya adalah bergantung pada harta itu sendiri. Jika orang yang

murtad tadi masuk kedalam agama islam sedangkan hartanya (yang di

dapatkan sewaktu riddah-nya) masih ada, zakat wajib atasnya. Tetapi,

jika harta tersebut tidak ada, dia tidak berkewajiban mengeluarkam

zakat.

c. Baligh dan Berakal

Keduannya di pandang sebagai syarat oleh mazhab Hanafi.

Dengan demikian, zakat tidak wajib di ambil dari harta anak kecil dan

orang gila sebab, keduanya tidak termasuk dalam ketentuan orang

yang wajib mengerjakan ibadah, seperti shalat dan puasa, sedangkan

menurut jumhur, keduanya bukan merupakan syarat. Oleh karena itu,

zakat wajib di keluarkan dari harta ank kecil dan orang gila.

Lagi pula zakat dikeluarkan sebagai pahala untuk orang yang

mengeluarkan dan bukti solidaritas terhadap orang fakir. Anak lecil dan orang

gila termasuk juga orang yang berhak mendapatkan pahala dan membuktikan

rasa2.12 solidaritas mereka. Atas dasar ini, mereka wajib memberikan nafkah

kepada kerabat-kerabat mereka. Pendapat ini, menurut penulis lebih baik

sebab di dalamnya terkandung upata untuk merealisasikan kemaslahayan

30

orang-orang fakir, memenuhi kebutuhan mereka, menjaga harta dan orang-

orang yang mengincarnya, menyucikan jiwa dan melatih sifat suka menolong

dermawan.

1. Harta yang di keluarkan adalah harta yang wajib dizakati

2. Harta yang mempunyai kriteria ini ada lima jenis:

a. Uang, emas, perak. Baik berbentuk uang logam maupun kertas

b. Barang tambang dan barang temuan

c. Barang dagangan

d. Hasil tanaman dan buah-buahan

e. Menurut jumhur, binatang ternak yang merumput sendiri.

2.2 Transparansi

Transparansi berarti terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh pihak

yang membutuhkan secara memadai dan mudah dimengerti. Transparansi

merupakan salah satu prinsip dalam perwujudan good governance.

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan

kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang

membutuhkan (Septiarini, 2011:175).

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi.

Informasi yang berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat

diperoleh stakeholder. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi

keuangan dan informasi lainnya untuk pengambilan keputusan bagi

stakeholders (Fatmawati 2017). Transparansi, akuntabilitas, dan keadilan

31

merupakan atribut yang terpisah, namun pelaksanaan akuntabilitas

memerlukan adanya suatu transparansi Shende dan Bennet dalam (Fatmawati

2017).

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa transparansi merupakan

suatu bentuk keterbukaan informasi kepada stakeholders sehingga semua

pihak yang terlibat mengetahui apa yang dilakukan oleh organisasi dalam

kegiatan operasi suatu lembaga. Konsep transparansi dalam Islam adalah:

1. Organisasi bersifat terbuka kepada muzaki.

2. Informasi harus diungkapkan secara jujur, relevan, tepat waktu dapat

dibandingkan dan meliputi segala hal yang terkait dengan informasi yang

akan diberikan.

3. Pemberian informasi juga perlu dilakukan secara adil kepada semua pihak

yang membutuhkan informasi. Selain itu, organisasi juga harus

mengkomunikasikan segala kebijakan yang mereka lakukan kepada

pemberi amanah (Menurut Tapanjeh, 2009: 563) dalam (Fatmawati 2017).

Dari konsep transparansi di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

Islam, transparansi erat kaitannya dengan kejujuran dalam menyampaikan

informasi, pemberi informasi harus bersikap jujur sehingga tidak ada satu pun

hal yang luput dari pengetahuan penerima informasi.

2.3 Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian internal adalah seperangkat kebijakan dan prosedur

untuk melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari segala bentuk tindakan

penyalahgunaan, menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang

32

akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan (peraturan) hukum atau

undang – undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi atau dijalankan

sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan perusahaan (Hery, 2013) dalam

(Rahman dan Martaseli, 2018). .

Pengendalian internal adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh

sumber daya manusia dan sistem teknologi informasi yang dirancang untuk

membantu organisasi untuk mencapai suatu tujuan atau objek tertentu.

Pengendalian internal merupakan suatu cara mengarahkan, mengawasi dan

mengukur sumber daya suatu organisasi. Ia berperan penting untuk mencegah

dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan melindungi sumber daya organisasi

baik yang berwujud maupun tidak (Valery G, 2011) dalam (Rahman dan

Martaseli, 2018).

Dari pengertian beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan

pengendalian internal merupakan suatu prosedur yang dijalankan oleh

perusahaan untuk mencegah suatu ancaman dan melindungi sumber daya yang

ada didalam perusahaan tersebut dengan maksud agar tujuan perusahaan

tersebut bisa tercapai.

Sistem pengendalian intenal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang

dirancang untuk memberikan kepastian yang layak bagi manajemen bahwa

perusahaan telah mencapai tujuan dan sasarannya. Manajemen memiliki tiga

tujuan umum dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif,

yaitu keandalan pelaporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi, serta

ketaatan pada hukum dan peraturan.

33

Kerangka kerja pengendalian internal yang digunakan oleh sebagian

besar perusahaan A.S dikelurkan oleh Committe Sponsoring Organizations

(COSO). Komponen pengendalian internal COSO meliputi: lingkungan

pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi serta pemantauan.

Sistem pengendalian internal pada umumnya dirancang untuk

memberikan jaminan yang memadai bahwa aktiva perusahaan telah

diamankan secara tepat bahwa catatan akuntansi dapat diandalkan. Pada

dasarnya, konsep jaminan yang memadai ini sangat terkait langung dengan

asumsi yang mengatakan bahwa biaya yang dikeluarkan untuk membentuk /

menerapkan prosedur pengendalian seharusnya jangan sampai melebihi

manfaat yang diperkirakan akan timbul /dihasilkan dari pelaksanaan prosedur

pengendalian tersebut (Rahman dan Martaseli, 2018).

2.4 Akuntabilitas Keuangan

Akuntabilitas merupakan sebuah bentuk dari kewajiban untuk

mempertanggungjawabkan sebuah keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan

organisasi dalam mencapai sasaran atau target yang telah diterapkan untuk

periode-periode sebelumnya yang dilakukan secara periodik (Mustofa, 2012:

2).

Akuntabilitas yaitu mempertanggung jawabkan pengelolaan sumber

daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan

dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Akuntabilitas

34

adalah kewajiban dalam menyampaikan pertanggungjawaban atau untuk

menjawab atau menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan

hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak

atau berkewenangan untuk minta keterangan mengenai pertanggungjawaban.

Akuntabilitas diharapkan dapat memperbaiki kualitas serta kinerja

instansi pemerintah. Hal ini agar dapat mewujudkan pemerintahan yang

transparan dan berorientasi pada kepentingan publik. Konsep dari

akuntabilitas didasarkan pada individu-individu atau kelompok jabatan yang

dalam tiap klasifikasi jabatan bertanggungjawab pada kegiatan yang

dilaksanakannya.

Kriteria akuntabilitas keuangan adalah sebagai berikut:

1. Pertanggungjawaban dana publik

2. Penyajian tepat waktu dan

3. Adanya pemeriksaan (audit)/respon pemerintah.

Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam pelaksanaan akuntabilitas di

lingkungan instansi pemerintah, perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut:

1. Harus ada komitmen dan pimpinan dan seluruh staf instansi pemerintah,

dan perlu melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel

2. Harus mempunyai suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber-

sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku

3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan

35

4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat

yang diperoleh

5. Harus jujur, objektif, transparan, dan aktif sebagai bentuk perubahan

manajemen instansi pemerintah dalam pengukuran kinerja dan penyusunan

laporan akuntabilitas (Wina, 2014: 4).

Dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi publik yaitu

(Wahida, 2015: 20):

1. Akuntabilitas kejujuran dan akuntabilitas hukum yaitu akuntabilitas

kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan jabatan (abuse of

power), sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam

penggunaan sumber dana publik.

2. Akuntabilitas proses yaitu terkait dengan apakah prosedur yang telah

digunakan dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal

kecukupan sistem informasi akuntansi, sistem informasi manajemen dan

prosedur administrasi. Akuntabilitas proses termanifestasikan melalui

pemberian pelayanan publik yang cepat, responsif, dan murah biaya.

3. Akuntabilitas program yaitu terkait dengan pertimbangan apakah tujuan

yang ditetapkan dapat dicapai atau tidak dan apakah telah

mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang

optimal dengan biaya yang minimal.

4. Akuntabilitas kebijakan yaitu terkait dengan pertanggungjawaban

pembina, pengurus dan pengawas atas kebijakan-kebijakan yang diambil.

36

Indikator akuntabilitas (Auditya, Lucy 2013: 27) yaitu:

1. Pada tahap proses pembuatan sebuah keputusan, meliputi:

a. Pembuatan keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia untuk

setiap warga yang membutuhkan

b. Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-nilai

yang berlaku

c. Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah

sesuai dengan visi dan misi organisasi, serta standar yang berlaku

d. Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi

e. Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah

ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut.

2. Pada tahap sosialisasi kebijakan, meliputi:

a. Penyebar luasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media

massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal

b. Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-

cara mencapai sasaran suatu program

c. Akses publik pada informasi atas suatu keputusan setelah keputusan

dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat

d. Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang

telah dicapai oleh pemerintah.

Berdasarkan perspektif sistem akuntabilitas, karakteristik pokok sistem

akuntabilitas terbagi ke dalam lima bagian yaitu:

37

1. Berfokus pada hasil (outcomes)

2. Menggunakan beberapa indikator yang telah dipilih untuk mengukur

kinerja

3. Menghasilkan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan atas

suatu program atau kebijakan

4. Menghasilkan data secara konsisten dari waktu ke waktu

5. Melaporkan hasil (outcomes) dan mempublikasikannya secara teratur

(Sukhemi, 2012: 288).

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Hasil-hasil penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian

1 Dewi Yuli

Anggraini

(2016)

Pengaruh

penerapan sistem

keuangan daerah,

transparansi,

aktivitas

pengendalian dan

penyajian laporan

keuangan terhadap

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

(Studi pada satuan

kerja perangkat

daerah kabupaten

Indragiri hilir )

Variabel

independen: sistem

keuangan daerah

transparansi,

aktivitas

pengendalian dan

penyajian laporan

keuangan

Variabel dependen:

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Hasil penelitian

menunjukkan sistem

keuangan daerah

transparansi,

aktivitas

pengendalian dan

penyajian laporan

keuangan

berpengaruh

signifikan terhadap

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

2 Fitri Astria

(2015)

Pengaruh

penerapan standar

akuntansi zakat dan

aksesibilitas

laporan keuangan

terhadap

akuntabilitas

keuangan Lembaga

Amil Zakat (laz)

Rumah amal

Variabel

independen:

Standar akuntansi

zakat dan

aksesibilitas

laporan keuangan

Variabel dependen:

Akuntabilitas

keuangan

Hasil penelitian

menunjukkan

pengaruh standar

akuntansi zakat dan

aksesibilitas laporan

keuangan terhadap

akuntabilitas

keuangan Lembaga

amil zakat

berpengaruh positif

38

No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian

salman ITB

Bandung

secara parsial

maupun secara

bersama-sama

3 Jeni

Rahman

dan Evi

Martaseli

(2018)

Pengaruh

Pengendalian

Internal Terhadap

Pengelolaan dan

Pendistribusian

Zakat Pada Badan

Amil Zakat

Nasional Kota dan

Kabupaten

Sukabumi

Variabel

independen:

pengendalian

internal

Variabel dependen:

pengelolaan dan

pendistribusian

zakat

Penelitian ini

menunjukan variabel

pengendalian

internal yang

dilaksanakan oleh

baznas Kota dan

Kabupaten

Sukabumi

berpengaruh positif

terhadap

pengelolaan dan

pendistribusian

zakat

4 Lusi

fatmawati

(2017)

Pengaruh shariah

compliance,

transparansi,

akuntabilitas dan

kompetensi sumber

daya manusia

(sdm) terhadap

pengelolaan dana

zakat studi pada

organisasi

pengelola zakat di

kabupaten

sukoharjo

Variabel

independen:

shariah

compliance,

transparansi,

akuntabilitas, dan

kompetensi sdm

Variabel dependen:

pengelolaan dana

zakat

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

shariah compliance

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

pengelolaan dana

zakat di OPZ

transparansi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

pengelolaan dana

zakat di OPZ

akuntabilitas

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

pengelolaan dan

kompetensi SDM

(amil) berpengaruh

positif dan

signifikan terhadap

pengelolaan dana

zakat di OPZ

5 Marhaendra

Kusuma

(2012)

Pengaruh

akuntabilitas

terhadap

transparansi

Variabel

independen:

akuntabilitas

Variabel dependen:

Penelitian ini

menunjukkan

akuntabilitas

berpengaruh

39

No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian

penyusunan

laporan keuangan

pemerintah daerah

(studi empiris

terhadap persepsi

mahasiswa diploma

akuntansi di kediri)

transparansi

penyusunan laporan

keuangan

pemerintah daerah

signifikan terhadap

transparansi

penyajian laporan

keuangan

6 Melisha

Nitasari

Ferdilan

Putri (2018)

Pengaruh

Aksesibilitas

laporan keuangan,

sistem akuntansi

keuangan daerah,

dan sistem

pengendalian intern

terhadap

akuntabilitas

keuangan daerah

(studi pada OPD di

Kabupaten

Wonogori)

Variabel

independen:

Aksesibilitas

laporan keuangan,

sistem akuntansi

keuangan daerah

dan sistem

pengendalian intern

Variabel dependen:

Akuntabilitas

keuangan daerah

Hasil penelitian

menyatakan bahwa

variabel aksesibilitas

laporan keuangan

dan SPI tidak

berpengaruh

terhadap

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan,

sedangakn sistem

akuntansi keuangan

daerah berpengaruh

terhadap

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah di

OPD Kabupaten

Wonogori

7 Nur Azizah

dkk (2015)

Penyajian laporan

keuangan,

aksesibilitas

laporan keuangan,

sistem

pengendalian

internal pemerintah

sebagai determinan

transparansi dan

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Variabel

independen:

Penyajian laporan

keuangan,

aksesibilitas

laporan keuangan,

sistem

pengendalian

internal

Variabel dependen:

transparansi dan

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Simpulan dari

penelitian: penyajian

laporan keuangan

dan SPIP tidak

berpengaruh

terhadap

transparansi, namun

aksesibilitas laporan

keuangan

berpengaruh

terhadap

transparansi.

Penyajian laporan

keuangan dan

aksesibilitas laporan

keuangan tidak

berpengaruh

terhadap

akuntabilitas

40

No Peneliti Judul penelitian Variabel penelitian Hasil penelitian

pengelolaan

keuangan daerah

sedangkan SPIP

berpengaruh

terhadap

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Sumber: Data diolah 2019

2.6 Kerangka Penelitian

Model dalam penelitian ini digambarkan dalam kerangka penelitian

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

H1

H2

H3

H4

Keterangan:

= Penelitian secara Parsial

= Penelitian secara Simultan

Sumber:Data olahan Penulis 2019

Akuntabilitas

keuangan

(Y)

Transparansi

(X2)

Standar Akuntansi zakat

(X1)

Sistem pengendalian

intern

(X3)

41

2.7 Pengembangan Hipotesis

Pengembangan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap

rumusan masalah penelitian dan rumusan masalah penelitian ditanyakan

dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, Karena jawaban yang

diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengolahan data. Jadi hipotesis

juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian,

belum jawaban yang empirik (Sugiyono, 2012:64).

1. Pengaruh Standar Akuntansi Zakat Terhadap Akuntabilitas

Keuangan

Penerapan akuntansi pada lembaga amil zakat tentu sangat

dibutuhkan karena menyangkut pertanggungjawaban kepada publik atas

hasil kinerja yang telah dicapai. Tujuan akuntansi zakat adalah untuk

Memberikan informasi yang memungkinkan bagi lembaga pengelola zakat

(manajemen) untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab dalam

mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan zakat, infak,

dan sodaqoh yang menjadi wewenangnya dan memungkinkan bagi

lembaga pengelola zakat untuk melaporkan kepada publik (masyarakat).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Astria (2015),

menyatakan bahwa Standar Akuntansi Zakat berpengaruh terhadap

Akuntabilitas Keuangan Laz di Rumah Amal Salman ITB. Pemahaman

mengenai akuntansi zakat yang baik dan benar yang bisa di pertanggung

jawabkan akan memberikan suatu tata kelola yang baik dan dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pengelola zakat.

42

Maka dari itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H1= Standar Akuntansi Zakat berpengaruh terhadap akuntabilitas

keuangan

2. Pengaruh Transparansi Terhadap Akuntabilitas Keuangan

Transparansi berarti terbuka, mudah, dan dapat diakses oleh pihak

yang membutuhkan secara memadai dan mudah dimengerti. Transparansi

merupakan salah satu prinsip dalam perwujudan good governance.

Transparansi dibangun atas dasar kebebasan memperoleh informasi yang

dibutuhkan oleh masyarakat. Artinya, informasi yang berkaitan dengan

kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh mereka yang

membutuhkan (Septiarini, 2011:175).

Berdarkan hasil penelitian yang dilakukan Angraini (2016) yang

meneliti transparansi terhadap akuntabilitas keuangan dan membuktikan

bahwa Transparansi berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas

keuangan. Dengan demikian, dapat dikatakan dengan adanya transparansi

dalam pengelolaan zakat, maka akan menciptakan suatu sistem kontrol

yang baik dan dengan adanya keterbukaan inilah rasa curiga dan

ketidakpercayaan masyarakat akan dapat di minimalisir, sehingga

kepercayaan publik terhadap lembaga pengelola zakat akan meningkat .

Maka dari itu, Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H2 = Transparansi berpengaruh terhadap Akuntabilitas keuangan

3. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas

Keuangan

Pengendalian internal merupakan suatu cara mengarahkan,

mengawasi dan mengukur sumber daya suatvgu organisasi. Ia berperan

43

penting untuk mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud) dan

melindungi sumber daya organisasi baik yang berwujud maupun tidak

(Valery G, 2011) dalam (Rahman dan Martaseli, 2018).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Nugraha dan Susanti

(2010) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif

terhadap akuntabilitas laporan keuangan. Maka dapat disimpulkan bahwa

akuntabilitas dapat terwujud apabila instansi menerapkan sistem

pengendalian intern yang tepat, efektifitas, efisiensi dan keandalan laporan

keuangan dapat di pertanggungjawabkan.

Maka dari itu, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

H3 = Sistem Pengendalian Intern berpengaruh terhadap Akuntabilitas

Keuangan

4. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan

Sistem Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan secara

simultan

Berdasarkan dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan

bahwa standar akuntansi zakat, transparansi dan sistem pengendalian

intern berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan, ini terjadi karena

dengan adanya SAK yang diterapkan dengan baik, keterbukaan pengelola

zakat akan informasi dan pengendalian intern yang tepat, efektifitas,

efisiensi dan keandalan laporan keuangan yang dapat di

pertanggungjawabkan maka akan tercipta sistem kontrol yang baik untuk

mengurangi resiko penggelapan uang/ korupsi .

Dalam paparan penjelasan diatas maka hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini adalah:

44

H4 = Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan Sistem Pengendalian

Intern berpengaruh secara simultan terhadap Akuntabilitas

keuangan

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif.

Metode kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang

berlandaskan pada filsafat positivisme dan mengacu pada teori akuntansi yang

positif yang telah dikembangkan oleh Watts & Zimmerman. Pedekatan

kuantitatif menggunakan susunan atau langkah-langkah yang terstruktur dalam

suatu proses riset untuk menarik kesimpulan menggunakan hasil analisis

berdasarkan pada alat statistik parametik (Chandrarin 2017).

Pendekatan kuantitatif menggunakan susunan atau langkah-langkah

yang terstruktur dalam proses riset untuk menarik kesimpulan menggunakan

hasil analisis berdasarkan pada alat statistik parametrik. Penelitian kuantitatif

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/

statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.2 Lokasi Penelitian

Tempat/lokasi yang akan diteliti oleh peneliti adalah Badan Amil

Zakat Nasional (BAZNAS) di Pekanbaru yaitu BAZNAS Kota Pekanbaru Jl.

Jenderal Sudirman No 482 Komplek Masjid Ar-Rahman Kota Pekanbaru Riau

28121, dan BAZNAS Provinsi Jl. Jendral Sudirman No. 420-422, Pekanbaru

dan Komplek Masjid Raya An-Nur Pekanbaru Jalan Hang Tuah Pekanbaru

28111.

45

46

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuesioner yaitu metode kuantitif. Bagian pertama kuesioner identitas

diri pegawai/karyawan, sedangkan bagian kedua berupa pengukuran variabel

operasional yang berisi serangkaian pertanyaan untuk mengukur variabel-

variabel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

metode distribusi langsung (direct distribution method), yaitu mendatangi para

responden secara langsung untuk menyerahkan ataupun mengumpulkan

kembali kuesioner. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis

regresi linear berganda.

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini terdiri atas:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah jenis data yang berupa angka-angka yang

berasal dari perhitungan masing-masing atribut pengukuran variabel.

Analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari kuesioner yang

dilakukan dengan pimpinan dan pegawai BAZNAS Kota dan Provinsi

pekanbaru mengenai penerapan standar akuntansi zakat, transparansi, serta

akuntabilitas keuangan. Data yang sudah diperoleh tersebut kemudian

diolah dengan perangkat lunak (software) untuk kemudian dianalisis

secara kuantitatif (Chandrarin, 2017:122).

47

2. Data Kualitatif

Data kualitatif adalah jenis data yang berupa penjelasan atau hasil

jawaban kuesioner, yang diboboti dengan angka-angka sesuai dengan

skala pengukuran yang digunakan (Chandrarin 2017:123).

3.4.2 Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penulisan ini terdiri atas:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui kuesioner

yang disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari berbagai informasi tertulis

mengenai situasi dan kondisi perusahaan maupun berdasarkan dokumen-

dokumen perusahaaan yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari elemen-elemen yang mempunyai

karakteristik tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan.

Elemen tersebut dapat berupa orang, manajer, auditor, perusahaan, atau segala

hal yang menarik untuk dapat diamati/diteliti (Chandrarin 2017:125). Populasi

dalam penelitian seluruh pegawai/karyawan yang bekerja di BAZNAS

Pekanbaru yang berjumlah 45 orang sedangkan jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 32. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel

menggunakan metode Purposive sampling, Purposive sampling yaitu

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Kriteria penentuan adalah

48

Pimpinan, Kepala bagian, Satuan Audit Internal, Bidang Keuangan, Bidang

pendistribusian dan Bidang Administrasi

Tabel 3.1

Jabatan-jabatan manajer atau

kepala bagian dan staff

No Nama instansi Jumlah responden

1 Ketua Baznas Provinsi 1

2 Ketua Baznas Kota 1

3 Wakil Ketua I Pengumpulan Baznas kota 1

4 Wakil Ketua I Pengumpulan Baznas Provinsi 1

5 Wakil ketua II Pendistribusian Baznas Provinsi 1

6 Wakil ketua II Pendistribusian Baznas Kota 1

7 Wakil ketua III Perencanaan, Keuangan, IT &

Pelaporan Baznas Provinsi

1

8 Wakil ketua III Perencanaan, Keuangan, IT &

Pelaporan Baznas Kota

1

9 Wakil ketua IV ADM, SDM & UMUM Baznas

Provinsi

1

10 Wakil ketua IV ADM, SDM & UMUM Baznas

Kota

1

11 Kepala pelaksana Baznas Kota 1

12 Satuan audit internal Baznas Provinsi 1

13 Satuan audit internal Baznas Kota 3

14 Bagian keuangan Baznas Provinsi 3

15 Bagian keuangan Baznas Kota 3

16 Bagian SDM & ADM Baznas Provinsi 1

17 Bagian ADM & Pelayanan Muzaki Baznas Kota 1

18 Kabag. Pendistribusian pendayagunaan Baznas

Provinsi

1

19 Bagian pendistribusian Baznas Provinsi 4

20 Bagian Pendistribusian Baznas Kota 1

21 Bagian Pengumpulan UPZ Baznas Provinsi 2

22 Bagian Pengumpulan UPZ Baznas Kota 1

Total 32

Sumber: BAZNAS Provinsi dan Kota Pekanbaru 2019

49

3.6 Identivikasi Variabel

Dalam penelitian ini peneliti memenggunakan 2 variabel yaitu variable

bebas (independent variable) dan variable terikat (dependent variable), dan

variable yang digunakan adalah sebagai berikut:

Y = Akuntabilitas Keuangan

X1 = Standar Akuntansi Zakat

X2 = Transparansi

X3 = Sistem Pengendalian Intern

3.7 Operasional Variabel

3.7.1 Akuntabilitas keuangan (Y)

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan

pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan

seseorang/badan, hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang

memiliki hak atau wewenang untuk meminta keterangan atau pertanggung

jawaban. Akuntabilitas dapat diukur dengan berpedoman pada tiga hal yaitu

melaporkan pertanggungjawaban dana publik dan mempublikasikannya,

penyajian laporan keuangan yang tepat waktu dan sesuai standar dan adanya

audit dari pemerintah atau lembaga eksternal (Rachmawati, dkk 2014).

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk

mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin

1 dan skala tertinggi adalah poin 5.

50

3.7.2 Standar akuntansi zakat (X1)

Akuntansi zakat dapat diartikan sebagai suatu sistem informasi yang

mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa

ekonomi dari suatu organisasi kepada para pihak yang berkepentingan.

Indikator yang menjadi kuesioner dalam pernyataan ini adalah bagaimana

suatu transaksi diakui atau dicatat, kapan harus diakui, bagaimana

mengukurnya, serta bagaimana menyajikannya dalam laporan keuangan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk

mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin

1 dan skala tertinggi adalah poin 5

3.7.3 Transparansi (X2)

Transparansi adalah Memberikan informasi keuangan yang terbuka

dan jujur kepada masyarakat, berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat

memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh, atas

pertanggung jawaban dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan

kepadanya dan ketaatannya kepada peraturan perundang- undangan (Hasrina

dkk, 2018). Indikator yang menjadi kuesioner dalam pernyataan ini adalah

periodik dan tepat waktu, kemudahan akses informasi, publikasi ke media

massa, aspek kejujuran, relevansi, informasi dapat dibandingkan, pemerataan

informasi, kelengkapan informasi, OPZ telah mencatumkan pihak-pihak yang

menjadi donator, pengauditan (Nurhayati, 2014).

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk

mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin

1 dan skala tertinggi adalah poin 5

51

3.7.4 Sistem Pengendalian Intern (X3)

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh aturan

direksi, manajemen, dan personalia lainnya yang disusun untuk memberi

jaminan yang berhubungan dengan pencapain tujuan dalam hal:

1. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku

2. Keandalan pelaporan keuangan

3. Efektifitas dan efisiensi kegiatan (Hamidi, 2013).

Indikator yang menjadi kuesioner dalam penyataan ini adalah

lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi

dan komunikasi, dan pemantauan.

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dimana untuk

mengukur instrumen jawaban kuesioner yaitu dari skala terendah adalah poin

1 dan skala tertinggi adalah poin 5.

3.8 Metode Pengolahan Data

Metode analisis data menggunakan statistic deskriptif, uji kualitas data,

uji asumsi klasik dan uji hipotesis dengan bantuan komptuter melalui program

IBM SPSS 21 for windows.

3.8.1 Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti

menggunakan uji validitas dan uji realibilitas.

3.8.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada

52

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesiner

tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan pearson correlation

yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir

pertanyaan dengan total skor. Kriteria pengambilan keputusan untuk

menentukan valid atau tidaknya suatu kuesioner yakni kolerasi antar skor

masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat

signifikan dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut tidak valid

(Ghozali, 2013).

3.8.1.2 Uji Reliabilitas

Uji realibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indukator dari variabel. Suatu keuesioner dapat dikatakan

reliable apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

dari waktu ke waktu. Uji realibilitas digunakan benar-benar bebas dari

kesalahan hingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji

berkali-kali.jika hasil dari Cronback Alpha diatas 0.60, maka data tersebut

mempunyai keadalan yang tinggi (Ghozali, 2013).

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal.Seperti yang diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan

bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,

2013). Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

53

yaitu dengan melihat normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi

dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari

grafik.Jika data (titik) menyebar menjauh dari diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal maka tidak menunjukkan pola distribusi

normal yang mengindikasikan bahwa model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas digunakan untuk mengetahui apakah ada

hubungan atau korelasi diantara variable bebas (independen) pada model

regresi.Multikolonieritas menyatakan hubungan antar sesama variabel

independen (Ghozali, 2013). Uji multikolonieritas yang dilakukan dalam

penelitian ini dengan cara menganalisis matriks korelasi antar variabel

independen dan perhitungan nilai tolerance dan VIF (Variance Inflacation

Factor). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,1 atau sama dengan nilai VIF >

10. Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10, maka tidak terjadi

multikolonieritas pada persamaan regresi penelitian.

3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Cara mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas salah satunya adalah melihat Grafik Plot antara nilai

prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya

54

SRESID.Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID

dan ZPRED.Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk

pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

3.8.3 Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan uji hipotesis model regresi berganda.

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan psotif atau negative dan untuk memprediski nilai

dari variabel dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan

atau penurunan.Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Standar akuntansi zakat, Transparansi, dan Sistem pengendalian intern

dan variabel dependennya adalah Akuntabilitas keuangan.

Rumusan regresi linear berganda yang digunakan adalah:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

Y = variabel dependen (akuntabilitas keuangan)

a = konstanta

X1 = Standar Akuntansi Zakat

X2 = Transparansi

X3 = Sistem Pengendalian Intern

b1, b2, b3 = kemiringan regresi dari masing-masing variabel

e = error

55

3.8.3.1 Uji Koefisien Determinan (R2)

Hasil uji koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa besar

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui besarnya

presentase variasi dalam variabel bebas terhadap model dapat diterangkan

oleh variabel terikat.Koefisien determinasi (R²) dinyatakan dalam bentuk

presentase. Nilai koefisien determinasi berada diantara 0 dan 1.Nilai

koefisien yang kecil berarti kemampuan variable-variabel independen

dalam menjelaskan variable dependen sangat terbatas.Nilai yang

mendekati 1 berarti variable-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013).

3.8.3.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji F merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui terjadinya

seluruh variabel bebasnya secara bersama-sama dengan mempunyai

pengaruh yang memliki makna terhadap variabel terikat Pengujian tersebut

dilaksanakan dengan cara membandingkan dari nilai Fhitung dengan Ftabel

pada derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai F hitung ≥

dari nilai F tabel, maka variabel bebasnya secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat sehingga bisa diterima

(Ghozali, 2013).

3.8.3.3 Uji Persial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variable independen secara individual dalam menerangkan variable

56

dependen (Ghozali, 2013). Pengujian dilakukan dengan menggunakan

pengujian 2 sisi yaitu membandingkan antara t hitung dengan t table,

sehingga Ha akan diterima apabila nilait hitung >t table dengan

significancelevel 0,05 (α=5%).

Sebuah hipotesis dapat diterima atau ditolak dilihat dengan kriteria

sebagai berikut: Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak

(koefisien regresi tidak signifikan). Dengan begitu berarti secara parsial

variable independent tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variable dependen.

Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien

regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variable independen tersebut

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable dependen.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan penelitian mengenai

Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Zakat, Transparansi dan Sistem

Pengendalian Intern Terhadap Akuntabilitas Keuangan (Studi Empiris Pada

BAZNAS di Pekanbaru), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengaruh standar akuntansi zakat terhadap akuntabilitas keuangan. Dari

hasil Uji Parsial bahwa tingkat signifikan sebesar 0,03 lebih kecil dari

0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti standar akuntansi zakat

berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan.

2. Pengaruh transparansi terhadap akuntabilitas keuangan. Dari hasil Uji

Parsial bahwa tingkat signifikan sebesar 0,043 lebih kecil dari 0,05

sehingga H0 ditolak dan H2 diterima. Berarti transparansi berpengaruh

terhadap Akuntabilitas Keuangan.

3. Pengaruh sistem pengendalian intern terhadap akuntabilitas keuangan.

Dari hasil Uji Parsial bahwa tingkat signifikan sebesar 0,002 lebih kecil

dari 0,05 sehingga H0 ditolak dan H3 diterima. Berarti, sistem pengendalian

intern berpengaruh terhadap akuntabilitas keuangan.

4. Hasil R square (R2) sebesar 0,711, menunjukkan bahwa kontribusi seluruh

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah 71,1%

Sedangkan sisanya 28,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model penelitian ini.

86

87

5.2 Saran

1. Penelitian Selanjutnya

Dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada,

maka disarankan untuk penelitian yang akan datang memperhatikan hal-

hal berikut:

a. Variabel yang di uji baru sebagian kecil dari sekian banyak variabel

yang berpengaruh terhadap Akuntabilitas keuangan, sebaiknya diteliti

variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi Akuntabilitas

keuangan.

b. Perlunya memperluas objek penelitian, tidak hanya satu wilayah saja

sehingga dapat dijadikan acuan bagi kepentingan generalisasi

permasalahan. Dan juga memperluas objek penelitian yang tidak hanya

pada Badan Amil Zakat Nasional tetapi juga pada Lembaga dan Unit

Pengumpulan Zakat (UPZ) lainnya.

c. Untuk masa yang akan datang dalam mengisi kuisioner sebaiknya

responden di dampingi langsung oleh peneliti agar informasi yang

didapatkan responden lebih tepat.

88

DAFTAR PUSTAKA

Skripsi dan Jurnal

Astria, Fitri. 2015. Pengaruh penerapan standar akuntansi zakat dan aksesibilitas

laporan keuangan terhadap akuntabilitas keuangan lembaga amil zakat

(Studi pada lembaga Amil Zakat Rumah Amal Salman ITB). Universitas

Pasundan Bandung

Auditya, Lucy. 2013. Analisis pengaruh akuntabilitas dan transparansi

pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah. Jurnal

Fairness Volume 3, Nomor 1, 2013: 21- 41 ISSN 2303-0348.

Anggraini, Dewi Yuli. 2016. Penerapan sistem keuangan daerah, Transparansi,

Aktivitas pengendalian dan penyajian laporan keuangan terhadap

Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Jom Fekon. Februari 2016.

ISSN: 2355-6854, Vol.3 No.1.

Azizah, Nur dkk. 2015. Penyajian Laporan keuangan, Aksesibilitas Lporan

keuangan dan sistem pengendalian internal sebagai determinan

Transpatransi dan Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Jurnal

Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen

Bachmid, G. & Natsir, M. (2015). Descriptive study of factors determine the

effectiveness managing zakat maal in The City of Kendari Southeast

Sulawesi. The International Journal Of Engineering And Science (IJES).

Vol. 4 No. 9 September 2015. Universitas Kendari, Southest Sulawesi,

Indonesia

Fatmawati, Lusi (2017). Pengaruh shariah compliance, transparansi, akuntabilitas

dan kompetensi sumber daya manusia (sdm) terhadap pengelolaan dana

zakat studi pada organisasi pengelola zakat di kabupaten sukoharjo.

Universitas IAIN Surakarta

Fahmi Ikhwanda, Mohammad. 2018. Pengaruh transparansi, akuntabilitas,

Kepercayaan afektif dan kognitif terhadap Minat bayar zakat melalui

lembaga zakat. Universitas Islam Indonesia

Hasrina Delsie Cut, dkk. 2018. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi

Lembaga Zakat Terhadap Tingkat Kepercayaan Muzakki Dalam

Membayar Zakat Di Baitul Mal Kota Banda Aceh. Jurnal Humaniora, Vol.

2 No. 1 April 2018. 1-9.

Hamidi, Nurhasan. (2013). Analisis Akuntabilitas Publik Orgaanisasi Pengelola

Zakat Berdasarkan Aspek Pengendalian Intern Dan Budaya Organisasi

(Survey Pada Organisasi Pengelola Zakat Di Indonesia). Jurnal

Manajemen Dan Bisnis Islam Vol 8 No 1 Desember 2013

89

Kusuma, Marhaendra. (2012). Pengaruh akuntabilitas terhadap transparansi

penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah (Studi empiris terhadap

persepsi mahasiswa diploma akuntansi di Kediri). Jurnal Cahaya Aktiva

Vol.02 No.02 September 2012

Mustofa, A.I. 2012. Pengaruh penyajian dan aksesibilitas laporan keuangan

terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan Kabupaten Pemalang.

Accounting Analysis Journal

Megawati, Devi. 2018. Implementation of Auditing in Zakat Institutions: Case

studies of BAZNAS Riau and Pekanbaru. Volume 12(2), 2018

Nurhayati, N. et al. 2014. Pengaruh kualitas informasi akuntansi, akuntabilitas dan

transparansi pelaporan keuangan terhadap tingkat penerimaan dana zakat

pada badan amil zakat (BAZ) di Jawa Barat. Prosiding SNAPP 2014

Sosial, Ekonomi, Dan Humaniora ISSN 2089-3590 EISSN 2303-2472.

Nugraha dan Susanti. 2010. The Influence of internal control system to the

reliability of local government financial statement (Case Study at

pemerintah Provinsi Jawa Barat ). Jurnal Ekonomi Keuangan, perbankan

dan Akuntansi

Putri, Melisha. 2018. Pengaruh aksesibilitas laporan keuangan, sistem akuntansi

keuangan daerah dan sistem pengendalian intern terhadap akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah (studi pada organisasi perangkat daerah

(opd) di kabupaten wonogiri). Institut agama islam negeri surakarta

Pujianto. 2015. Implementasi psak 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah

(studi empiris pada organisasi pengelola zakat dan infak/sedekah.

Universitas Negeri Semarang di Kota Semarang)

Rahman, Jeni dan Martaseli, Evi. 2018. Pengaruh Pengendalian Internal Terhadap

Pengelolaan dan Pendistribusian Zakat Pada Badan Amil Zakat Nasional

Kota dan Kabupaten Sukabumi. Jurnal Vol.6 Edisi 12 Mar 2018

Rachmawati Fani Balqis, dkk. 2018. Analisis Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan 109 Terhadap Akuntabilitas dan Transparansi Laporan

Keuangan di Badan Amil Zakat Nasional Kota Cimahi. Jurnal Volume 4

No. 2 Tahun 2018

Siswi, Nica. 2018. Pengaruh manajemen zakat, transparansi laporan keuangan,

dan kualitas pelayanan terhadap kepercayaan Muzzaki pada Lembaga

Amil Zakat (Studi pada Lazismu Solo). Skripsi

Sukhemi. 2012. Pengaruh aksesibilitas dan tingkat pengungkapan laporan

keuangan terhadap akuntabilitas keuangan daerah. Akmenika Jurnal

Akuntansi dan Manajemen

90

Septiarini, F. D. 2011. Pengaruh transparansi dan akuntabilitas terhadap

pengumpulan dana zakat, infaq dan shodaqoh pada LAZ di Surabaya.

Jurnal Akuntansi. Akrual 2 (2) (2011): 172-199 e-ISSN: 2502-6380

Sari, Embun. 2017. Pengaruh sistem pengendalian intern, penyajian laporan

keuangan, aksesibilitas laporan keuangan dan gaya kepemimpinan

terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah di

kabupaten indragiri hulu. Jurnal Vol. 4 No. 1 (Februari) 2017.

Susmeni. 2017. Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap konsistensi Muzaki

untuk membayar zakat Maal di Lembaga amil zakat. Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Wahida, N. 2015. Pengaruh penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas

laporan keuangan daerah terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan

daerah kabupaten konawe utara. Skripsi Universitas Hasanuddin Makassar

Wina, Haska. 2014. Pengaruh penerapan standar pelaporan akuntansi sektor

publik dan pengawasan kualitas laporan keuangan terhadap akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah (studi kasus Dispenda Prov. Dispenda Kota,

dan Dishub Prov). Jurnal Jurusan Akuntansi

Referensi Buku:

Al-Qur‟an dan Terjemahan. 2010

Chandarin, Grahita 2017. Metode Riset Akuntansi Pendekatan kuantitatif Jakarta.

Selemba Empat

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2019. Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta:

IAI

Website:

http://baznas.go.id/profil

https://economy.okezone.com/amp/2018/02/23/320/1864008/potensi-zakat-

nasional-capai-rp217-triliun-tahun (di akses 20 Desember 2018)

91

LAMPIRAN 1: KUESIONER PENELITIAN

Assalamualaikum wr.wb,

Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir skripsi untuk memenuhi persyaratan

gelar sarjana Strata-1 (S-1) pada program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Ilmu Sosial Islam UIN Sultan Syarif Kasim Riau, maka peneliti mengadakan

penelitian dengan judul PENGARUH PENERAPAN STANDAR

AKUNTANSI ZAKAT, TRANSPARANSI, DAN SISTEM

PENGENDALIAN INTERN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN

(STUDI EMPIRIS PADA BAZNAS DI PEKANBARU). Saya yang bertanda

tangan di bawah ini:

Nama : Desi Purnama Sari

NIM : 11573204982

Jurusan : Akuntansi S1

A. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan

Usia : ( ) Dibawah 30 Tahun

: ( ) 30 - 45 Tahun

: ( ) Diatas 45 Tahun

Latar Belakang Pendidikan : Pendidikan Terakhir :

( ) Ekonomi/ Akuntansi ( ) SMA/ Sederajat

( ) Hukum ( ) Diploma

( ) Teknik ( ) Strata 1 (Sarjana)

( ) Sosial ( ) Strata 2 (Master)

( ) Lainnya ( ) Strata 3 (Doktor)

92

B. Petunjuk Pengisian kuesioner

Isilah kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda, dengan memberikan tanda

conteng (√) pada kolom yang tersedia:

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

1. Standar Akuntansi Zakat (X1)

A. PENGAKUAN

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Penerimaan zakat dan infak/sedekah diakui

pada saat kas atau aset lainnya diterima

2 Zakat dan infak/sedekah yang diterima diakui

sebagai penambah dana zakat dan

infak/sedekah sebesar jumlah yang diterima,

jika dalam bentuk kas

3 Zakat dan infak/sedekah yang diterima diakui

sebagai penambah dana zakat dan

infak/sedekah sebesar nilai wajar aset nonkas,

jika dalam bentuk nonkas

4 Zakat yang diterima seluruhnya diakui sebagai

dana zakat, jika muzakki menentukan mustahiq

yang harus menerima zaka

5 Penurunan nilai aset zakat dan infak/sedekah

diakui sebagai pengurang dana zakat dan

infak/sedekah, jika terjadi tidak disebabkan

oleh kelalaian amil

6 Penurunan nilai aset zakat dan infak/sedekah

diakui sebagai kerugian dan pengurang dana

amil, jika disebabkan oleh kelalaian amil

7 Zakat dan infak/sedekah yang disalurkan diakui

sebagai pengurang dana zakat dan

infak/sedekah sebesar jumlah yang diserahkan,

jika dalam bentuk kas

8 Zakat dan infak/sedekah yang disalurkan diakui

sebagai pengurang dana zakat dan

infak/sedekah sebesar jumlah tercatat, jika

dalam bentuk aset nonkas

9 Aset nonkas dari muzakki yang dimaksudkan

untuk segera disalurkan diakui sebagai aset

93

lancer

10 Dana infak/sedekah sebelum disalurkan dapat

dikelola dalam jangka waktu sementara diakui

sebagai penambah dana infak/sedekah

11 Penyusutan aset tidak lancar Infak/sedekah

diperlakukan sebagai pengurang dana

infak/sedekah apabila penggunaan atau

pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan

pemberi

12 Penyaluran infak/sedekah kepada amil lain

mengurangi infak/sedekah sepanjang amil tidak

akan menerima kembali aset tersebut.

B. PENGUKURAN

13 Penentuan nilai wajar aset nonkas zakat dan

infak/sedekah menggunakan harga pasar, jika

harga pasar tidak tersedia, maka menggunakan

metode penentuan nilai wajar sesuai PSAK

yang relevan

14 Kerugian yang ditanggung jika terjadi

penurunan nilai aset zakat nonkas diperlakukan

sebagai pengurang dana zakat atau pengurang

dana amil

15 Aset tidak lancar infak/sedekah yang diterima

dinilai sebesar nilai wajar saat penerimaannya

16 Aset nonkas lancar dinilai sebesar nilai

perolehan sedangkan aset nonkas tidak lancar

dinilai sebesar nilai wajar sesuai PSAK yang

relevan

C. PENYAJIAN DAN

PENGUNGKAPAN

17 Dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil, dan

dana nonhalal disajikan secara terpisah dalam

neraca (laporan posisi keuangan

18 Amil harus mengungkapkan kebijakan

penyaluran zakat dan infak/sedekah, seperti

penentuan skala prioritas penyaluran dan

penerima.

19 Amil harus mengungkapkan kebijakan

pembagian antara dana amil dan dana nonamil

atas penerimaan zakat dan infak/sedekah,

seperti persentase pembagian, alasan, dan

konsistensi kebijakan

20 Amil harus mengungkapkan metode penentuan

nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan

zakat dan infak/sedekah berupa aset nonkas

94

21 Amil harus mengungkapkan rincian jumlah

penyaluran dana zakat dan infak/sedekah yang

mencakup jumlah beban pengelolaan dan

jumlah dana yang diterima langsung

mustahiq/penerima infak/sedekah

22 Amil harus mengungkapkan hubungan

istimewa antara amil dan mustahiq atau

penerima infak/sedekah

23 Keberadaan dana infak/sedekah yang dikelola

terlebih dahulu harus diungkapkan jumlah dan

persentase dari seluruh penerimaan

infak/sedekah selama periode pelaporan serta

alasannya.

24 Penggunaan dana infak/sedekah menjadi aset

kelolaan yang diperuntukkan penerima harus

diungkapkan jumlah dan persentase terhadap

seluruh penggunaan dana infak/sedekah serta

alasannya

25 Amil harus mengungkapkan rincian dana

infak/sedekah berdasarkan peruntukannya

26 Keberadaan dana nonhalal harus diungkapkan

mengenai kebijakan atas penerimaan dan

penyaluran dana, alasan, dan jumlahnya.

27 Amil harus mengungkapkan kinerja amil atas

penerimaan dan penyaluran dana zakat dan

dana infak/sedekah

28 Selain neraca (laporan posisi keuangan) amil

harus menyajikan laporan perubahan dana,

laporan perubahan aset kelolaan, laporan arus

kas dan catatan atas laporan keuangan

Sumber: Pujianto(2015)

2. Transparansi (X2)

TRANSPARANSI

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Laporan keuangan BAZNAS diterbitkan secara

periodik

2 Laporan keuangan dan pemaparan program

mudah diakses oleh publik secara bebas

3 BAZNAS memaparkan segala aktivitas

pengelolaan zakat kepada muzakki

95

4 BAZNAS mempublikasikan laporan keuangan

kepada pihak yang berkepentingan

5 BAZNAS mengungkapkan kondisi keuangan

secara menyeluruh kepada pihak yang

berkepentingan

6 BAZNAS mencantumkan kebijakannya secara

tertulis dan mengungkapkannya kepada pihak

yang ber kepentingan

7 Muzakki memahami kebijakan finansial dan

kegiatan yang dikeluarkan/dilakukan oleh

BAZNAS

Sumber: Fahmi (2018)

3. SISTEM PENGENDALIAN INTERN

SISTEM PENGENDALIAN INTERN

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

LINGKUNGAN

PENGENDALIAN

1 Instansi/Lembaga tempat saya

bekerja telah menerapan kode etik

secara tertulis

2 Pimpinan Instansi/Lembaga ditempat

saya bekerja telah memberikan

contoh dalam berperilaku mengikuti

kode etik

PENILAIAN RESIKO

3 Ditempat saya bekerja telah

menerapakan penentuan batas dan

penentuan Toleransi

4 Ditempat saya bekerja telah

menerapkan pengendalian intern dan

96

menejemen terhadap resiko

KEGIATAN PENGENDALIAN

5 Setiap transaksi dan aktivitas

ditempat saya bekerja telah didukung

dengan otorisasi dari pihak yang

berwenang

6 Ditempat saya bekerja telah

menerapkan pemisahan tugas yang

memadai

INFORMASI DAN

KOMUNIKASI

7 Ditempat saya bekerja telah

menerapkan sistem informasi untuk

melaksanakan tanggungjawab

8 Ditempat saya bekerja telah

melaksanakan sistem akuntansi yang

memungkinkan audit

PEMANTAUAN

9 Dalam waktu yang tidak ditentukan

pimpinan melakukan pemeriksaan

mendadak terhadap catatan akuntansi

Sumber: Putri (2018)

97

4. AKUNTABILITAS KEUANGAN

AKUNTABILITAS KEUANGAN

NO PERNYATAAN STS TS N S SS

1 BAZNAS menjalankan tugas dan kewajiban

berdasarkan aturan yang berlaku

2 BAZNAS menjalankan pengelolaan zakat

dengan baik dan benar

3 BAZNAS menerbitkan laporan keuangan dan

laporan setiap dana masuk atau keluar

4 BAZNAS dapat menjalankan setiap

programnya dengan baik dan benar

Sumber: Susmeni (2017)

98

LAMPIRAN 2: DATA KARAKTERISTIK RESPONDEN

No. Resp Usia Jenis Kelamin Pend. Terakhir

1 - 30 Perempuan S1

2 30 – 45 Laki-Laki S1

3 - 30 Perempuan S1

4 30 – 45 Laki-Laki S1

5 - 30 Laki-Laki S1

6 30 – 45 Laki-Laki S2

7 30 – 45 Laki-Laki S1

8 30 – 45 Laki-Laki S2

9 30 – 45 Laki-Laki S1

10 45+ Laki-Laki S3

11 - 30 Perempuan Akademi (D1/D2/D3)

12 - 30 Laki-Laki Akademi (D1/D2/D3)

13 30 – 45 Laki-Laki S2

14 30 – 45 Perempuan SMA

15 45+ Laki-Laki S3

16 - 30 Perempuan S1

17 - 30 Perempuan S1

18 45+ Laki-Laki S3

19 30 – 45 Laki-Laki S1

20 30 – 45 Laki-Laki S1

21 30 – 45 Perempuan SMA

22 - 30 Laki-Laki S1

23 - 30 Laki-Laki S1

24 30 – 45 Perempuan S2

25 45+ Laki-Laki S3

26 - 30 Laki-Laki Akademi (D1/D2/D3)

27 30 – 45 Laki-Laki S3

28 30 – 45 Laki-Laki S2

29 30 – 45 Laki-Laki S2

30 30 – 45 Laki-Laki S1

31 30 – 45 Laki-Laki S2

32 30 – 45 Perempuan S1

99

LAMPRAN 3: DATA PENELITIAN

Akuntabilitas keuangan (y)

No Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 TOTAL

1 5 4 5 5 19

2 5 4 4 5 18

3 5 5 4 5 19

4 4 4 4 5 17

5 3 3 3 3 12

6 4 5 5 5 19

7 4 4 4 4 16

8 5 4 5 4 18

9 5 5 5 5 20

10 4 4 4 3 15

11 5 4 5 5 19

12 3 3 3 3 12

13 5 5 5 5 20

14 4 4 3 4 15

15 5 4 4 5 18

16 3 5 4 3 15

17 5 5 5 5 20

18 4 4 4 5 17

19 5 5 4 5 19

20 5 5 4 5 19

21 4 3 3 4 14

22 5 5 4 3 17

23 4 4 5 4 17

24 5 5 5 5 20

25 5 4 3 5 17

26 4 4 4 4 16

27 3 4 4 4 15

28 4 3 4 3 14

29 4 4 4 3 15

30 5 5 5 5 20

31 5 4 3 5 17

32 5 4 4 5 18

100

Standar akuntansi zakat (x1)

No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 X1.11 X1.12 X1.13

1 4 5 5 4 5 5 2 5 5 5 5 4 5

2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

3 5 5 4 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

5 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

7 5 4 4 4 5 4 2 4 4 4 4 4 5

8 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5

9 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3

12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

14 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3

15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

16 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5

17 3 4 5 3 2 4 4 4 5 4 5 3 2

18 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3

19 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

20 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5

21 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

24 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5

25 4 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 3 4

26 3 5 3 5 2 5 4 5 3 5 3 5 2

27 3 4 5 3 2 4 4 4 5 4 5 3 2

28 4 4 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 5

29 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

31 3 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 4 4

32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

101

NO X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 X1.19 X1.20 X1.21 X1.22 X1.23 X1.24

1 5 2 5 4 5 5 2 5 5 5 5

2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

3 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4

4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

5 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3

6 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

7 4 2 4 4 5 4 2 4 4 4 4

8 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4

9 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4

10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

11 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3

12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4

13 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

14 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3

15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

16 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4

17 4 4 4 3 2 4 4 4 5 4 5

18 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3

19 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3

20 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5

21 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2

22 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4

23 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4

24 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4

25 5 4 5 3 4 5 4 5 4 5 4

26 5 4 5 5 2 5 4 5 3 5 3

27 4 4 4 3 2 4 4 4 5 4 5

28 4 3 4 5 5 4 3 4 5 4 5

29 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4

30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

31 5 2 5 4 4 5 2 5 5 5 5

32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

102

NO X1.25 X1.26 X1.27 X1.28 TOTAL

1 4 5 5 2 123

2 4 4 4 3 107

3 5 4 5 5 131

4 3 4 4 4 108

5 3 3 3 3 75

6 5 5 5 5 140

7 4 5 4 2 109

8 5 5 4 5 125

9 4 2 4 4 104

10 3 3 3 3 84

11 3 3 4 3 95

12 3 3 3 3 85

13 5 5 5 5 140

14 2 3 2 2 69

15 5 4 5 5 139

16 4 5 4 4 116

17 3 2 4 4 104

18 3 3 4 3 95

19 4 4 3 4 104

20 5 5 5 5 135

21 3 2 3 2 70

22 4 4 4 4 110

23 4 4 4 3 108

24 5 5 5 5 135

25 3 4 5 4 118

26 5 2 5 4 112

27 3 2 4 4 104

28 5 5 4 3 121

29 3 4 3 4 100

30 5 5 5 5 140

31 4 4 5 2 118

32 5 4 5 5 138

103

Transparansi (X2)

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 TOTAL

5 5 4 5 4 4 5 32

4 4 4 4 3 3 4 26

5 4 4 5 5 5 5 33

4 4 3 4 4 4 4 27

3 2 3 2 3 2 2 17

5 5 5 5 5 5 5 35

4 4 4 4 2 2 4 24

4 4 3 4 3 3 4 25

5 5 5 5 5 5 5 35

3 3 3 3 3 3 3 21

4 5 5 4 5 5 5 33

3 3 2 3 3 2 3 19

5 5 5 5 5 5 5 35

4 3 4 4 3 4 4 26

5 4 3 5 4 4 5 30

3 3 3 3 2 3 3 20

5 5 5 5 5 5 5 35

4 3 3 4 3 3 4 24

3 2 4 3 2 2 3 19

5 5 5 5 5 5 4 34

3 4 4 4 3 3 3 24

5 5 5 5 4 4 5 33

4 5 5 4 5 5 4 32

5 4 5 5 5 5 5 34

5 4 3 5 4 4 5 30

3 3 3 3 3 3 3 21

4 5 3 4 4 4 4 28

3 2 2 3 2 3 3 18

3 4 5 3 5 4 3 27

3 3 3 3 3 3 2 20

5 5 4 5 2 2 5 28

4 5 3 4 4 4 4 28

104

Sistem Pengendalian Intern (X3)

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 TOTAL

5 5 4 5 4 4 5 5 5 42

4 4 4 4 3 3 4 4 4 34

5 4 4 5 5 5 5 4 5 42

4 4 3 4 4 4 4 4 4 35

3 3 3 3 4 3 3 4 3 29

4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

4 4 4 4 2 5 4 4 4 35

4 4 3 4 3 3 4 4 4 33

5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

3 3 3 3 3 3 3 3 3 27

4 5 5 4 5 4 4 3 5 39

3 3 3 3 3 3 3 4 3 28

5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

4 3 4 4 4 3 2 3 4 31

5 4 3 5 4 4 5 4 5 39

3 3 3 3 3 4 4 4 3 30

5 5 5 4 5 3 4 5 4 40

4 3 3 4 3 4 4 3 4 32

5 5 5 5 5 5 5 5 5 45

5 5 5 5 5 5 5 4 4 43

3 4 4 4 3 3 3 3 3 30

5 5 5 5 4 4 5 5 5 43

4 5 5 4 5 4 4 4 4 39

5 4 5 5 5 5 5 4 5 43

5 4 3 5 4 4 5 4 5 39

3 3 3 3 3 3 5 3 3 29

4 5 3 4 4 3 4 5 4 36

4 5 5 4 3 3 3 3 4 34

3 5 5 3 5 5 3 5 3 37

5 5 5 5 5 4 5 5 5 44

5 5 4 5 2 3 5 5 5 39

4 5 3 4 4 3 4 5 4 36

105

LAMPIRAN 4: HASIL UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS

1. Validitas akuntabilitas keuangan (Y)

Correlations

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 TOTAL.Y

Y1.1 Pearson Correlation 1 .492

** .408

* .686

** .826

**

Sig. (2-tailed) ,004 ,020 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32

Y1.2 Pearson Correlation .492

** 1 .562

** .449

** .776

**

Sig. (2-tailed) ,004 ,001 ,010 ,000

N 32 32 32 32 32

Y1.3 Pearson Correlation .408

* .562

** 1 .365

* .729

**

Sig. (2-tailed) ,020 ,001 ,040 ,000

N 32 32 32 32 32

Y1.4 Pearson Correlation .686

** .449

** .365

* 1 .816

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,010 ,040 ,000

N 32 32 32 32 32

TOTAL.Y Pearson Correlation .826

** .776

** .729

** .816

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

106

2. Validitas Standar Akuntansi Zakat (X1)

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10

X1.1 Pearson Correlation

1 .571** .503

** .684

** .752

** .618

** .636

** .613

** .403

* .571

**

Sig. (2-tailed)

,001 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,022 ,001

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.2 Pearson

Correlation .571

** 1 .711

** .647

** .565

** .860

** .577

** .906

** .638

** .979

**

Sig. (2-tailed)

,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.3 Pearson

Correlation .503

** .711

** 1 .565

** .572

** .711

** .466

** .673

** .930

** .684

**

Sig. (2-tailed)

,003 ,000 ,001 ,001 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.4 Pearson

Correlation .684

** .647

** .565

** 1 .641

** .731

** .627

** .741

** .544

** .659

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.5 Pearson

Correlation .752

** .565

** .572

** .641

** 1 .497

** .401

* .542

** .513

** .546

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,001 ,001 ,000 ,004 ,023 ,001 ,003 ,001

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.6 Pearson

Correlation .618

** .860

** .711

** .731

** .497

** 1 .542

** .956

** .638

** .878

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,001 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.7 Pearson

Correlation .636

** .577

** .466

** .627

** .401

* .542

** 1 .602

** .390

* .562

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,001 ,007 ,000 ,023 ,001 ,000 ,027 ,001

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.8 Pearson

Correlation .613

** .906

** .673

** .741

** .542

** .956

** .602

** 1 .624

** .920

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.9 Pearson

Correlation .403

* .638

** .930

** .544

** .513

** .638

** .390

* .624

** 1 .637

**

Sig. (2-tailed)

,022 ,000 ,000 ,001 ,003 ,000 ,027 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.10 Pearson

Correlation .571

** .979

** .684

** .659

** .546

** .878

** .562

** .920

** .637

** 1

Sig. (2-tailed)

,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.11 Pearson

Correlation .503

** .711

** 1.000

** .565

** .572

** .711

** .466

** .673

** .930

** .684

**

Sig. (2-tailed)

,003 ,000 0,000 ,001 ,001 ,000 ,007 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.12 Pearson

Correlation .684

** .647

** .565

** 1.000

** .641

** .731

** .627

** .741

** .544

** .659

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.13 Pearson

Correlation .744

** .511

** .531

** .634

** .988

** .475

** .370

* .517

** .492

** .521

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,003 ,002 ,000 ,000 ,006 ,037 ,002 ,004 ,002

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

107

X1.14 Pearson Correlation

.600** .843

** .691

** .709

** .479

** .978

** .516

** .939

** .622

** .862

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.15 Pearson

Correlation .636

** .577

** .466

** .627

** .401

* .542

** 1.000

** .602

** .390

* .562

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,001 ,007 ,000 ,023 ,001 0,000 ,000 ,027 ,001

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.16 Pearson

Correlation .590

** .881

** .692

** .757

** .518

** .977

** .570

** .976

** .656

** .897

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.17 Pearson

Correlation .698

** .653

** .538

** .981

** .658

** .696

** .649

** .746

** .507

** .664

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.18 Pearson

Correlation .752

** .565

** .572

** .641

** 1.000

** .497

** .401

* .542

** .513

** .546

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,001 ,001 ,000 0,000 ,004 ,023 ,001 ,003 ,001

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.19 Pearson

Correlation .600

** .843

** .691

** .709

** .479

** .978

** .516

** .939

** .622

** .862

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.20 Pearson

Correlation .632

** .579

** .494

** .655

** .395

* .579

** .987

** .606

** .427

* .565

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,001 ,004 ,000 ,025 ,001 ,000 ,000 ,015 ,001

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.21 Pearson

Correlation .613

** .906

** .673

** .741

** .542

** .956

** .602

** 1.000

** .624

** .920

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 0,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.22 Pearson

Correlation .416

* .650

** .914

** .517

** .534

** .599

** .414

* .633

** .974

** .648

**

Sig. (2-tailed)

,018 ,000 ,000 ,002 ,002 ,000 ,019 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.23 Pearson

Correlation .571

** 1.000

** .711

** .647

** .565

** .860

** .577

** .906

** .638

** .979

**

Sig. (2-tailed)

,001 0,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.24 Pearson

Correlation .431

* .606

** .926

** .475

** .522

** .606

** .407

* .594

** .851

** .606

**

Sig. (2-tailed)

,014 ,000 ,000 ,006 ,002 ,000 ,021 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.25 Pearson

Correlation .684

** .647

** .565

** 1.000

** .641

** .731

** .627

** .741

** .544

** .659

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.26 Pearson

Correlation .696

** .466

** .483

** .587

** .963

** .429

* ,310 .473

** .435

* .474

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,007 ,005 ,000 ,000 ,014 ,084 ,006 ,013 ,006

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.27 Pearson

Correlation .618

** .860

** .711

** .731

** .497

** 1.000

** .542

** .956

** .638

** .878

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,004 0,000 ,001 ,000 ,000 ,000

108

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X1.28 Pearson

Correlation .622

** .519

** .417

* .617

** .365

* .519

** .987

** .576

** .363

* .535

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,002 ,018 ,000 ,040 ,002 ,000 ,001 ,041 ,002

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 TOTAL.X1 Pearson

Correlation .783

** .866

** .804

** .861

** .758

** .879

** .737

** .901

** .742

** .867

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1.11 X1.12 X1.13 X1.14 X1.15 X1.16 X1.17 X1.18 X1.19 X1.20

.503** .684

** .744

** .600

** .636

** .590

** .698

** .752

** .600

** .632

**

,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.711** .647

** .511

** .843

** .577

** .881

** .653

** .565

** .843

** .579

**

,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

1.000** .565

** .531

** .691

** .466

** .692

** .538

** .572

** .691

** .494

**

0,000 ,001 ,002 ,000 ,007 ,000 ,001 ,001 ,000 ,004 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.565** 1.000

** .634

** .709

** .627

** .757

** .981

** .641

** .709

** .655

**

,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.572** .641

** .988

** .479

** .401

* .518

** .658

** 1.000

** .479

** .395

*

,001 ,000 ,000 ,006 ,023 ,002 ,000 0,000 ,006 ,025 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.711** .731

** .475

** .978

** .542

** .977

** .696

** .497

** .978

** .579

**

,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.466** .627

** .370

* .516

** 1.000

** .570

** .649

** .401

* .516

** .987

**

,007 ,000 ,037 ,002 0,000 ,001 ,000 ,023 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.673** .741

** .517

** .939

** .602

** .976

** .746

** .542

** .939

** .606

**

,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.930** .544

** .492

** .622

** .390

* .656

** .507

** .513

** .622

** .427

*

,000 ,001 ,004 ,000 ,027 ,000 ,003 ,003 ,000 ,015 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.684** .659

** .521

** .862

** .562

** .897

** .664

** .546

** .862

** .565

**

,000 ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 1 .565

** .531

** .691

** .466

** .692

** .538

** .572

** .691

** .494

**

,001 ,002 ,000 ,007 ,000 ,001 ,001 ,000 ,004 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.565** 1 .634

** .709

** .627

** .757

** .981

** .641

** .709

** .655

**

,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.531** .634

** 1 .458

** .370

* .495

** .650

** .988

** .458

** .365

*

,002 ,000 ,008 ,037 ,004 ,000 ,000 ,008 ,040 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.691** .709

** .458

** 1 .516

** .958

** .676

** .479

** 1.000

** .551

**

,000 ,000 ,008 ,002 ,000 ,000 ,006 0,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.466** .627

** .370

* .516

** 1 .570

** .649

** .401

* .516

** .987

**

,007 ,000 ,037 ,002 ,001 ,000 ,023 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.692** .757

** .495

** .958

** .570

** 1 .719

** .518

** .958

** .609

**

,000 ,000 ,004 ,000 ,001 ,000 ,002 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.538** .981

** .650

** .676

** .649

** .719

** 1 .658

** .676

** .645

**

,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.572** .641

** .988

** .479

** .401

* .518

** .658

** 1 .479

** .395

*

,001 ,000 ,000 ,006 ,023 ,002 ,000 ,006 ,025 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

109

.691** .709

** .458

** 1.000

** .516

** .958

** .676

** .479

** 1 .551

**

,000 ,000 ,008 0,000 ,002 ,000 ,000 ,006 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.494** .655

** .365

* .551

** .987

** .609

** .645

** .395

* .551

** 1

,004 ,000 ,040 ,001 ,000 ,000 ,000 ,025 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.673** .741

** .517

** .939

** .602

** .976

** .746

** .542

** .939

** .606

**

,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.914** .517

** .512

** .586

** .414

* .615

** .524

** .534

** .586

** .414

*

,000 ,002 ,003 ,000 ,019 ,000 ,002 ,002 ,000 ,018 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.711** .647

** .511

** .843

** .577

** .881

** .653

** .565

** .843

** .579

**

,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.926** .475

** .504

** .591

** .407

* .575

** .482

** .522

** .591

** .406

*

,000 ,006 ,003 ,000 ,021 ,001 ,005 ,002 ,000 ,021 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.565** 1.000

** .634

** .709

** .627

** .757

** .981

** .641

** .709

** .655

**

,001 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.483** .587

** .975

** .411

* ,310 .450

** .604

** .963

** .411

* ,304

,005 ,000 ,000 ,020 ,084 ,010 ,000 ,000 ,020 ,091 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.711** .731

** .475

** .978

** .542

** .977

** .696

** .497

** .978

** .579

**

,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 ,000 ,004 ,000 ,001 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.417* .617

** .358

* .495

** .987

** .546

** .638

** .365

* .495

** .975

**

,018 ,000 ,044 ,004 ,000 ,001 ,000 ,040 ,004 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.804** .861

** .733

** .858

** .737

** .893

** .857

** .758

** .858

** .749

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

X1.21 X1.22 X1.23 X1.24 X1.25 X1.26 X1.27 X1.28 TOTAL.X1

.613** .416

* .571

** .431

* .684

** .696

** .618

** .622

** .783

**

,000 ,018 ,001 ,014 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.906** .650

** 1.000

** .606

** .647

** .466

** .860

** .519

** .866

**

,000 ,000 0,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.673** .914

** .711

** .926

** .565

** .483

** .711

** .417

* .804

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,005 ,000 ,018 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.741** .517

** .647

** .475

** 1.000

** .587

** .731

** .617

** .861

**

,000 ,002 ,000 ,006 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.542** .534

** .565

** .522

** .641

** .963

** .497

** .365

* .758

**

,001 ,002 ,001 ,002 ,000 ,000 ,004 ,040 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.956** .599

** .860

** .606

** .731

** .429

* 1.000

** .519

** .879

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 0,000 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.602** .414

* .577

** .407

* .627

** ,310 .542

** .987

** .737

**

,000 ,019 ,001 ,021 ,000 ,084 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

1.000** .633

** .906

** .594

** .741

** .473

** .956

** .576

** .901

**

0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.624** .974

** .638

** .851

** .544

** .435

* .638

** .363

* .742

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,013 ,000 ,041 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.920** .648

** .979

** .606

** .659

** .474

** .878

** .535

** .867

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,002 ,000

110

32 32 32 32 32 32 32 32 32 .673

** .914

** .711

** .926

** .565

** .483

** .711

** .417

* .804

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,005 ,000 ,018 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.741** .517

** .647

** .475

** 1.000

** .587

** .731

** .617

** .861

**

,000 ,002 ,000 ,006 0,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.517** .512

** .511

** .504

** .634

** .975

** .475

** .358

* .733

**

,002 ,003 ,003 ,003 ,000 ,000 ,006 ,044 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.939** .586

** .843

** .591

** .709

** .411

* .978

** .495

** .858

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,020 ,000 ,004 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.602** .414

* .577

** .407

* .627

** ,310 .542

** .987

** .737

**

,000 ,019 ,001 ,021 ,000 ,084 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.976** .615

** .881

** .575

** .757

** .450

** .977

** .546

** .893

**

,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,010 ,000 ,001 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.746** .524

** .653

** .482

** .981

** .604

** .696

** .638

** .857

**

,000 ,002 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.542** .534

** .565

** .522

** .641

** .963

** .497

** .365

* .758

**

,001 ,002 ,001 ,002 ,000 ,000 ,004 ,040 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.939** .586

** .843

** .591

** .709

** .411

* .978

** .495

** .858

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,020 ,000 ,004 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.606** .414

* .579

** .406

* .655

** ,304 .579

** .975

** .749

**

,000 ,018 ,001 ,021 ,000 ,091 ,001 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32 1 .633

** .906

** .594

** .741

** .473

** .956

** .576

** .901

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,006 ,000 ,001 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.633** 1 .650

** .875

** .517

** .456

** .599

** .385

* .741

**

,000 ,000 ,000 ,002 ,009 ,000 ,029 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.906** .650

** 1 .606

** .647

** .466

** .860

** .519

** .866

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,007 ,000 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.594** .875

** .606

** 1 .475

** .488

** .606

** .382

* .721

**

,000 ,000 ,000 ,006 ,005 ,000 ,031 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.741** .517

** .647

** .475

** 1 .587

** .731

** .617

** .861

**

,000 ,002 ,000 ,006 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.473** .456

** .466

** .488

** .587

** 1 .429

* ,297 .680

**

,006 ,009 ,007 ,005 ,000 ,014 ,098 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.956** .599

** .860

** .606

** .731

** .429

* 1 .519

** .879

**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,014 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.576** .385

* .519

** .382

* .617

** ,297 .519

** 1 .708

**

,001 ,029 ,002 ,031 ,000 ,098 ,002 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

.901** .741

** .866

** .721

** .861

** .680

** .879

** .708

** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 32 32 32 32 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

111

1. Validitas Transparansi (X2) Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 TOTAL.X2

X2.1 Pearson Correlation

1 .732** .532

** .957

** .585

** .638

** .929

** .884

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

X2.2 Pearson Correlation

.732** 1 .629

** .775

** .671

** .660

** .747

** .870

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

X2.3 Pearson Correlation

.532** .629

** 1 .547

** .647

** .634

** .528

** .759

**

Sig. (2-tailed)

,002 ,000 ,001 ,000 ,000 ,002 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

X2.4 Pearson Correlation

.957** .775

** .547

** 1 .560

** .645

** .928

** .890

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

X2.5 Pearson Correlation

.585** .671

** .647

** .560

** 1 .917

** .560

** .841

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,001 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

X2.6 Pearson Correlation

.638** .660

** .634

** .645

** .917

** 1 .640

** .870

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

X2.7 Pearson Correlation

.929** .747

** .528

** .928

** .560

** .640

** 1 .878

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,002 ,000 ,001 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

TOTAL.X2 Pearson Correlation

.884** .870

** .759

** .890

** .841

** .870

** .878

** 1

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

112

2. Validitas Sistem pengendalian intern

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3.8 X3.9 TOTAL.X3

X3.1 Pearson Correlation

1 .592** .470

** .946

** .452

** .458

** .736

** .509

** .920

** .885

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,007 ,000 ,009 ,008 ,000 ,003 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.2 Pearson

Correlation .592

** 1 .685

** .572

** .487

** ,311 .415

* .641

** .563

** .775

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,001 ,005 ,083 ,018 ,000 ,001 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.3 Pearson

Correlation .470

** .685

** 1 .447

* .580

** .499

** ,217 ,293 .430

* .692

**

Sig. (2-tailed)

,007 ,000 ,010 ,001 ,004 ,234 ,104 ,014 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.4 Pearson

Correlation .946

** .572

** .447

* 1 .386

* .484

** .726

** .422

* .916

** .857

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,001 ,010 ,029 ,005 ,000 ,016 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.5 Pearson

Correlation .452

** .487

** .580

** .386

* 1 .534

** ,294 .374

* .413

* .684

**

Sig. (2-tailed)

,009 ,005 ,001 ,029 ,002 ,103 ,035 ,019 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.6 Pearson

Correlation .458

** ,311 .499

** .484

** .534

** 1 .509

** ,299 .458

** .676

**

Sig. (2-tailed)

,008 ,083 ,004 ,005 ,002 ,003 ,096 ,008 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.7 Pearson

Correlation .736

** .415

* ,217 .726

** ,294 .509

** 1 .475

** .707

** .739

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,018 ,234 ,000 ,103 ,003 ,006 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.8 Pearson

Correlation .509

** .641

** ,293 .422

* .374

* ,299 .475

** 1 .413

* .644

**

Sig. (2-tailed)

,003 ,000 ,104 ,016 ,035 ,096 ,006 ,019 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 X3.9 Pearson

Correlation .920

** .563

** .430

* .916

** .413

* .458

** .707

** .413

* 1 .846

**

Sig. (2-tailed)

,000 ,001 ,014 ,000 ,019 ,008 ,000 ,019 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32 TOTAL.X3 Pearson

Correlation .885

** .775

** .692

** .857

** .684

** .676

** .739

** .644

** .846

** 1

Sig. (2-tailed)

,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

113

1. Reliabilitas Akuntabilitas keuangan (Y1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of

Items

.793 .796 4

2. Reliabilitas Standar akuntansi zakat (X1)

3. Reliabilitas Transparansi (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of

Items

.937 .939 7

4. Reliabilitas Sistem pengendalian intern (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.903 .906 9

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of

Items

.979 .981 28

114

LAMPIRAN 5. STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Akuntabilitas Keuangan 32 12 20 17.09 2.291

Standar Akuntansi Zakat 32 69 140 111.31 20.606

Transparansi 32 17 35 27.28 5.799

Sistem Pengendalian Intern 32 27 45 36.84 5.507

Valid N (listwise) 32

115

LAMPIRAN 6. HASIL UJI ASUMSI KLASIK

1. Uji Normalitas

116

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation

1.17134309

Most Extreme Differences

Absolute .121 Positive .082 Negative -.121

Kolmogorov-Smirnov Z .685 Asymp. Sig. (2-tailed) .736

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

2. Hasil uji Multikolinearitas Coefficients

a

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant) Standar Akuntansi Zakat .659 1.517

Transparansi .585 1.711

Sistem Pengendalian Intern .466 2.146

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas

4. Hasil Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.03977

Cases < Test Value 16 Cases >= Test Value 16 Total Cases 32 Number of Runs 19 Z .539 Asymp. Sig. (2-tailed) .590

a. Median

117

LAMPIRAN 7. UJI HIPOTESIS

1. Hasil Analisis Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.624 1.555 Standar Akuntansi Zakat .030 .013 .271

Transparansi .106 .050 .268

Sistem Pengendalian Intern .196 .059 .471

a. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan

2. Hasil Uji T

Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 3.624 1.555 2.330 .027 Standar Akuntansi Zakat .030 .013 .271 2.280 .030 .659 1.517

Transparansi .106 .050 .268 2.118 .043 .585 1.711

Sistem Pengendalian Intern .196 .059 .471 3.331 .002 .466 2.146

a. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan

3. Hasil Uji F

ANOVA

a

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 120.185 3 40.062 26.373 .000b

Residual 42.533 28 1.519

Total 162.719 31 a. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan b. Predictors: (Constant), Sistem Pengendalian Intern, Standar Akuntansi Zakat , Transparansi

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .859a .739 .711 1.232

a. Predictors: (Constant), Sistem Pengendalian Intern, Standar Akuntansi Zakat, Transparansi b. Dependent Variable: Akuntabilitas Keuangan

118

119

120

121

122

BIOGRAFI PENULIS

Penulis bernama Desi Purnama Sari, dilahirkan di

Muara Rumbai, 02 Januari 1996, dari orang tua

Ayahanda bernama Dermawi (Alm) dan Ibunda

bernama Nurmi. Penulis merupakan anak ke 2 dari 2

bersaudara. Jenjang pendidikan di mulai dari SDN 008

Rambah Hilir dari tahun 2002-2008, kemudian

melanjutkan pendidikan di Mts Negeri Tamrin Yahya dari tahun 2008-2011 dan

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 01 Kepenuhan pada tahun 2011-2014.

Kemudian pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan Perguruan

Tinggi Negeri di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial dengan Program Studi Akuntansi S1 dan

kemudian mengambil konsentrasi Akuntansi Syariah. Pada bulan Januari-

Februari 2018 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Bank

Sarimadu cabang kota pekanbaru.

Pada bulan Juli-September 2018 penulis melaksanakan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) di Kabupaten Pelalawan Kecamatan Langgam Desa Tambak.

Dengan rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini di bawah

bimbingan Harkaneri SE, MSA, Ak, CA dan pada tanggal 02 Oktober 2019

penulis melaksanakan Ujian Munaqasah dinyatakan lulus dan menyandang gelar

Sarjana Ekonomi (SE).