23
“Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak Dalam Belajar” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Media Pengajaran” Dosen Pembimbing : Sodik Murdiono, S.Pd M. Pd, MM Disusun Oleh : Indah Dwi Mursini SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KARIMIYAH (STAISKA) SEMESTER III Jl. H. Maksum No. 23 Sawangan Baru – Depok 16511 2014

Penyusun Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III |Stai Al-Karimiyah BAB I PENDAHULUAN

Embed Size (px)

Citation preview

“Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak Dalam Belajar”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

“Media Pengajaran”

Dosen Pembimbing :

Sodik Murdiono, S.Pd M. Pd, MM

Disusun Oleh :

Indah Dwi Mursini

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KARIMIYAH (STAISKA)

SEMESTER III

Jl. H. Maksum No. 23 Sawangan Baru – Depok 16511

2014

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak Dalam Belajar”.

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bermanfaat untuk pengembangan pemikiran kita dan semoga dapat diterima oleh para pembaca dengan sebaik-baiknya.

Depok, Januari 2014

Penyusun

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Anak adalah anugerah dan amanah dari Allah Swt yang harus di pertanggung

jawabkan oleh setiap orang tua dalam berbagai aspek kehidupannya. Diantaranya

bertanggung jawab dalam pendidikan, kesehatan, kasih sayang, perlindungan yang baik,

dan berbagai aspek lainnya.

Pendidikan perlu dilihat sebagai suatu proses yang berterusan, berkembang, dan

serentak dengan perkembangan individu seorang anak yang mempelajari apa saja yang

ada di lingkungannya. Dengan kemahiran yang diperolehnya anak akan

mengaplikasikannya dalam konteks yang bermacam-macam dalam hidup kesehariannya

di saat itu ataupun sebagai persiapan untuk kehidupannya dimasa yang akan datang.

Menurut perspektif Islam, pendidikan anak adalah proses mendidik, mengasuh,

dan melatih jasmani dan rohani mereka yang dilakukan orang tua sebagai tanggung

jawabnya terhadap anak dengan berlandaskan nilai baik dan terpuji bersumber dari Al-

Qur’an dan Sunnah. Bahkan dalam Islam sistem pendidikan keluarga ini dipandang

sebagai penentu masa depan anak. Sampai-sampai di ibaratkan bahwa surga neraka anak

tergantung terhadap orang tuanya1

Dalam Islam orangtua bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan sesuai

dengan fitrahnya, yaitu keimanan kepada Allah Swt. Fitrah ini merupakan kerangka

. Maksudnya adalah untuk melahirkan anak yang

menjadi generasi insan yang rabbani, yang beriman, bertaqwa, dan beramal shaleh adalah

tanggung jawab orangtua.

Anak-anak diperingkat awal usianya, mereka di bentuk dan dididik sejak dari awal.

Islam dan barat mempunyai perspektif yang sama dalam hal ini. Apa yang

membedakannya ialah Islam menekankan pembentukan dasar (ketauhidan) seorang anak

bukan hanya kelakuan fisikal dan intelektualnya saja, tetapi pemantapan akhlak juga

perlu diterapkan seiring dengan penerapan keimanan di dalam ruh dan jiwa anak. Kalau

suatu informasi yang diterima oleh seorang anak itu hanya diatas pengetahuan tanpa

adanya penanaman aqidah dan pemantapan akhlak akibatnya generasi yang dihasilkan

mungkin bijaksana dan tinggi tahap perkembangan intelektualnya tetapi dari aspek-aspek

yang lain (aqidah dan akhlaknya) ia pincang dan tiada keseimbangan.

1 M.Nippan Abdul Halim,Anak shaleh Dambaan Keluarga,(Yogyakarta: Mitra Pustaka,2003) cet.3 hal.87

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

2

dasar operasional dari proses penciptaan manusia. Di dalamnya terkandung kekuatan

potensial untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal dan mengarahkannya untuk

mencapai tujuan penciptaannya. Konsep dasar keimanan ini telah digambarkan dalam

Al-Qur’an ketika Luqmanul Hakim memberikan pendidikan dasar terhadap anaknya.

Anak merupakan amanah dari Allah Swt yang diberikan kepada setiap orangtua,

anak juga buah hati, anak juga cahaya mata, tumpuan harapan serta kebanggaan

keluarga. Anak adalah generasi mendatang yang mewarnai masa kini dan diharapkan

dapat membawa kemajuan dimasa mendatang. Anak juga merupakan ujian bagi setiap

orangtua sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Anfal ayat 28 yang

berbunyi : عنده أجر عظيم ما أموالكم وأوالدكم فتنة وأن هللا واعلموا أن

Artinya :”Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai

cobaan dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar.” 1F

2 (QS.al-Anfal ayat 28).

Ayat tersebut diatas, menjelaskan salah satu ujian yang diberikan Allah kepada

orang tua adalah anak-anak mereka. Itulah sebabnya setiap orangtua hendaklah benar-

benar bertanggung jawab terhadap amanah yang diberikan Allah Swt sekaligus menjadi

batu ujian yang harus dijalankan. Jika anak yang di didik mengikuti ajaran Islam maka

orangtua akan memperoleh ganjaran pahala yang besar dari hasil ketaatan mereka.

Namun, fenomena yang ada menunjukkan masih banyak orangtua yang tidak

bertanggung jawab terhadap anak-anaknya. Masih banyak anak-anak yang tidak

memperoleh haknya dari orangtua mereka seperti : hak mendapatkan perawatan dengan

penuh kasih sayang, hak memperoleh pendidikan yang baik dan benar, hak menerima

nafkah yang halal dan baik, dan sebagainya. 2 F

3

Di beberapa sudut kota Medan, penulis melihat masih banyak anak-anak yang

terlantar, tidak mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya secara wajar,

tidak memperoleh perlindungan dan tempat tinggal yang layak bahkan banyak anak-anak

yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah dan menjadi gepeng (gelandangan

pengemis) karena di telantarkan orangtuanya. Mengapa hal ini bisa terjadi? Padahal

Islam datang dengan konsep ajaran yang begitu mulia memperhatikan hak setiap

individu, termasuk anak-anak. Penulis berharap tulisan yang mengangkat konsep

tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak menurut Al-Qur’an ini menjadi 2 M.Nasib Ar-Rifa’i,Ringkasan Tafsir ibnu katsir,(Jakarta:Gema insani.1999) hal.509 3 M.Nipan......anak.....hal.28-37

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

3

suatu pencerahan kepada semua pembaca, untuk mengingatkan setiap orangtua di

lingkungan kita agar terus bertanggung jawab kepada anak-anaknya.

Jumlah anak terlantar semakin tahun terus meningkat. Padahal mereka seharusnya

mendapatkan kebutuhan hidupnya baik makanan dengan gizi yang cukup, pemeliharaan

kesehatan, pakaian, curahan kasih sayang, perlindungan, bimbingan, dan pendidikan

karena si anak harus mendapatkan perhatian khusus dan di berikan kesempatan yang

seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang dengan wajar, baik secara jasmani, rohani,

maupun sosialnya.

Di Indonesia di perkirakan jumlah anak terlantar sekitar 3,5 juta jiwa. Inipun

terbatas pada kelompok anak-anak yatim-piatu dimana dari jumlah itupun sedikit

diantara mereka yang terjangkau pelayanan sosial (Irwanto,dkk 1998). Di tahun 2007,

jumlah anak terlantar yang ada semakin meningkat lagi karena semenjak situasi krisis

mulai merambah ke berbagai wilayah, maka sejak itu pula kesempatan untuk tumbuh dan

berkembang secara wajar sering kali menjadi terganggu.4

Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orangtuanya melalaikan

tanggung jawabnya sebagai kewajiban terhadap anak-anaknya sehingga kebutuhan anak

tidak dapat terpenuhi dengan wajar,baik secara jasmani maupun sosial (UU No.4 Tahun

1979 tentang kesejahteraan anak).

5

Usia dini merupakan periode sumber bagi perkembangan otak dengan segala

stimulasi rangsangan otak. Bahkan setelah mengikuti perkembangan anak-anak,

Dr.Manrique melihat nilai kecerdasan anak yang menerima stimulasi sehingga 6 tahun

terus semakin kuat, sehingga semakin melebar kesenjangan kecerdasannya dibandingkan

teman-teman sebayanya.

Idealnya, semakin dini pendidikan, pembinaan, dan pengarahan yang diberikan

terhadap anak, akan semakin berarti bagi kematangan dan kesiapannya dalam

menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sedang dan akan dihadapinya.

Tentunya tidak dilakukan begitu saja atau dipaksakan secara cepat kepada anak.

Pembekalan ini harus disampaikan dengan penuh kasih sayang, menyenangkan, penuh

kesabaran, ketekunan, serta penuh keuletan. Selain itu disesuaikan dengan tahap-tahap

perkembangan anak.

6

4 http:/benradit word press.com/2012/04/14/anak jalanan 5 ibid 6 Ali Nugraha dan Neny Ratnawati,Kiat-kiat Merangsang kecerdasan anak,(Jakarta:Pustaka Swara,2003).cet1.hal.3

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

4

Interaksi pendidikan terhadap anak dapat berlangsung sejak dini dalam lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga adalah sebagai lingkungan pertama dan

utama7

Nilai budaya dan apapun yang diperoleh anak dari keluarga akan menjadi dasar

dan dikembangkan pada kehidupan selanjutnya

. Sebab, keluarga tempat anak dipelihara, diasuh, dididik, dibimbing dengan

pembiasaan dan latihan. Orangtua harus memahami perkembangan anak. Sebab, anak

belajar secara alami dari orangtuanya dan orang-orang yang berinteraksi dengannya.

Peran Orangtua sangat dibutuhkan, yaitu bagaimana orang tua memotivasi dan memacu

potensi anak agar tidak menjadi rendah diri dan dapat berkembang baik sebab mereka

punya potensi untuk tumbuh kreatif, cerdas, dan bertauhid.

8

B. Rumusan Masalah

. Perilaku orangtua sangat berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Sehingga orangtua hendaknya selalu

selektif dalam memilih dan mengembangkan sikap pro-aktif dalam perkembangan

anaknya. Dalam pola asuh pro-aktif ini orangtua dituntut untuk berfikir dan berinisiatif

dalam melakukan tindakan-tindakan yang dapat membantu perkembangan anaknya.

Jelaslah sudah bahwa orangtua tidak bisa menghindarkan diri sebagai pemikul

utama dan bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Ini adalah tugas keluarga,

lembaga pra sekolah, dan sekolah hanya berperan sebagai patner pembantu.

Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, ada beberapa rumusan

yang ingin disampaikan dan dikaji dalam penelitian ini, berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an

yang berkaitan tentang tanggung jawab, yaitu:

1. Bagaimana pandangan Al-Qur’an tentang tanggung jawab orang tua terhadap

pendidikan anak-anaknya?

2. Bagaimana tanggung jawab terhadap diri sendiri (tanggung jawab individu)?

3. Bagaimana tanggung jawab terhadap keluarga (tanggung jawab orangtua kepada anak,

anak kepada orangtua)?

4. Bagaimana tanggung jawab terhadap masyarakat?

5. Apakah akibat yang akan diterima apabila manusia melalaikan tanggung jawabnya di

hadapan Allah Swt?

Kerangka pokok penelitian ini mengacu pada upaya memahami fenomena sosial

tentang tanggung jawab menurut konsep Islam yang mengacu kepada ayat-ayat Qur’an.

7 Ahmad Tafsir,ilmu pendidikan dalam perspektif Islam,(Bandung: Rosda Karya,2001)hlm.155 8 Nana Syaodih Sukmadinata,landasan Psikologi Proses pendidikan (Bandung:Rosda Karya.2003)cet.1

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

5

Penelitian ini dapat ditegaskan mengarah kepada bentuk penelitian sosial dan pendidikan

untuk mengidentifikasikan problema keluarga muslim sekaligus mencari alternatif

pemecahan masalah tanggung jawab orangtua dalam keluarga.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang jelas

bagaimana sebenarnya tanggung jawab orangtua terhadap pendidikan anak menurut

konsep Al-Qur’an. Tujuan tersebut adalah:

1. Memperoleh keterangan yang jelas bagaimana konsep Al-Qur’an tentang tanggung

jawab orangtua.

2. Untuk mendapatkan keterangan yang jelas apa saja yang menjadi tanggung jawab

orangtua terhadap anaknya.

3. Untuk memperoleh data yang jelas tentang tanggung jawab individu,keluarga dan

masyarakat.

4. Untuk mendapat keterangan yang jelas hal-hal apa saja yang termasuk kedalam

tanggung jawab individu, keluarga, dan masyarakat.

5. Untuk memperoleh keterangan yang jelas akibat yang diterima apabila meninggalkan

tanggung jawab menurut konsep al-Qur’an.

D. Kegunaan Penelitian

Setelah penelitian dilaksanakan maka hasilnya diharapkan dapat berguna :

1. Untuk mencari kebenaran ilmiah dari problematika tanggung jawab orangtua terhadap

pendidikan anak.

2. Agar dapat dijadikan bahan evaluasi bagi penulis dan para pembaca naskah ini, apa

saja faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat bagi orangtua dalam

melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak.

3. Untuk menjadi bahan perbandingan bagi peneliti lainnya dalam meneliti masalah

yang sama.

4. Agar mendapatkan informasi yang berguna dalam meningkatkan kesadaran orangtua

untuk melaksanakan tanggung jawabnya terhadap anak sesuai tuntunan Al-Qur’an.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran dalam memahami rancangan penelitian ini,

maka perlu dikemukakan batasan istilah sebagai berikut :

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

6

1. Tanggung jawab : ”Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia W.J.S.Poerwadarminta

adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Artinya jika ada sesuatu hal,

boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya”.9

2. Anak : ”Secara etimologi dapat diartikan anak yang sudah berumur enam tahun.

Secara terminologi anak adalah masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa

bayi yang penuh ketergantungan yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak

matang secara seksual”.

10

9 W.J.S.Poerwadarminta.Kamus Besar Bahasa Indonesia.1985.hlm.875 10 Elizabet B. Hurlock,Psikologi Perkembangan,suatu pendekatan sepanjang Rentang kehidupan.Edisi kelima.hlm.108

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

7

BAB II

PERSPEKTIF AL-QUR’AN TENTANG TANGGUNG JAWAB ORANGTUA

A. Ayat-Ayat Tentang Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Pendidikan ditinjau

dari Al-Qur’an Terjemahan

Al-Qur’an tidak secara langsung mengemukakan tentang tanggung jawab orang tua

terhadap pendidikan, namun perintah atau statemen tersebut tersirat dalam beberapa ayat

yang mengisyaratkan tentang hal itu. Berikut ini ayat yang menunjukkan tanggung jawab

orang tua terhadap pendidikan:

1. Q.S.at-Tahrim/66 : 6

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها مالئكة

ما أمرهم ويفعلون ما يؤمرون )6(غالظ شداد ال يعصون هللا

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api

neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”( Q.S.at-Tahrim/66 : 6).

2. Q.S.Luqman/31: 12 - 19

ومن يشكر فإنما يشكر لنفسه ومن كفر فإن هللا ولمد آيينا لممان الحكمة أن اشكر ل

رك لظلم ) 12(غني حميد إن الش وإ قا لممان الانه وهو يعظه يا اني ال يشرك اال

ه وهنا على وهن وفصاله في عامين )13(عظيم نسان اوالديه حملته أم ينا اإل ووص

وإن جاهداك على أن يشرك اي ما ليس لك )14(أن اشكر لي ولوالديك إلي المصير

نيا معروفا وايبع سبيل من أناب إلي ثم إلي اه علم فال يطعهما وصاحبهما في الد

يا اني إنها إن يك مثما حبة من خرد فتكن )15(مرجعكم فأنبئكم اما كنتم يعملون

لطيف خبير إن هللا ماوات أو في األرض يأت اها هللا يا ) 16(في صخرة أو في الس

الة وأمر االمعروف وانه عن المنكر واصبر على ما أصااك إن لك اني أقم الص

ال )17(من عزم األمور ك للناس وال يمش في األرض مرحا إن هللا ر خد وال يصع

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

8

واقصد في مشيك واغضض من صويك إن أنكر )18(يحب كل مختا فخور

) 19(األصوات لصوت الحمير

Artinya: ”Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu:

“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka

sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur,

maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”(12) Dan (ingatlah) ketika

Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku,

janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar.”(13) Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat

baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah

yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan

kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.(14) Dan jika keduanya

memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu

tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia

dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-

Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (15) Luqman

berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan

berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya

(membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.(16) Hai anakku,

dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka)

dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.

Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).(17) Dan

janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu

berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan

diri.(18) Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya

seburuk-buruk suara ialah suara keledai.(19)”. (Q.S.Luqman/31: 12 - 19).

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

9

B. Hadits Tentang Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Pendidikan

Banyak hadits yang mengisyaratkan tentang tanggung jawab terhadap pendidikan

anaknya, walaupun tidak secara langsung. Hadits tersebut dapat berupa hadits tentang

pengajaran orang tua kepada anaknya tentang tauhid, tentang shalat dan lain sebagainya.

Penulis akan menyebutkan beberapa hadist yang berkaitan dengan tanggung jawab

orangtua.

Dalam rangka menanamkan aqidah kepada anak, pertama kali yang dilakukan

oleh orang tua mengajarkan kalimat syahadat kepada anak, dengan memperdengarkan

kalimat tersebut kepada anak. Maka sebagai orang tua yang bijaksana dan mempunyai

pengetahuan yang tinggi harus mengerti hal tersebut selain mampu mengajari anaknya

untuk berpikir dan memberikan ilmu kepada anaknya tersebut. Hal itu sesuai dengan

hadits Nabi sebagai berikut:

Artinya:” Dari Abu Rafi’ dari ayahnya,ia berkata;aku pernah melihat Rasulullah SAW

adzan sebagaimana adzan sholat,di telinga Hasan bin Ali pada saat Fatimah

melahirkannya.” (HR.Abu Dawud).11

Hal itu dapat dikuatkan oleh adanya hadist di bawah ini yang Artinya:”Setiap

anak yang dilahirkan, adalah fitrah. Tinggal kedua orang tuanyalah yang akan

menjadikannya sebagai seorang Yahudi ,Nasrani, ataupun Majusi.”(HR.Bukhari).

12

Tentang tanggung jawab ini disebutkan juga dalam hadist yang Artinya : ”Tiap-

tiap kamu adalah pemimpin dan tiap-tiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya,

seorang laki-laki adalah pemimpin didalam keluarganya dia akan ditanya tentang

kepemimpinannya, seorang wanita adalah pemimpin, dia akan ditanya tentang

kepemimpinannya, seorang pelayan adalah pemimpin didalam harta majikannya, dia

akan ditanya tentang kepemimpinannya, seorang laki-laki adalah pemimpin dalam harta

ayahnya, dia akan ditanya tentang kepemimpinannya, maka tiap-tiap dari kamu adalah

pemimpin dan tiap-tiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. (HR.Al-Bukhari

2554 dan Muslim 1829).

13

Begitu juga dalam hadist yang lain disebutkan : ”Dari Samurah, bahwasannya

Nabi Muhammad SAW bersabda; Setiap anak yang lahir terpelihara dengan aqiqahnya

11 Abu Dawud,Sunan Abu Dawud.(Beirut:Dar al-Ma’arif,t.th.,)hal.215 12 Imam Bukhari,Shahih Bukhari,hadist nomor 1296,(Beirut Dar al-Ma’arif,t.th.,)hal.182 13 ibid....hadist 2554

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

10

yang disembelih untuknya pada hari ketujuh kelahirannya. Rambutnya dicukur dan si

bayi diberi nama.” (HR.Ibnu Majah)14

Hadist-hadist diatas menerangkan tentang kewajiban orangtua terhadap anak

sebagai tanggung jawabnya yang harus dilakukan menurut konsep Islam. Namun

demikian, masih banyak hadist-hadist yang tidak penulis eksplore dalam tulisan ini yang

masih berkaitan dengan tanggung jawab orangtua. Sebab menurut penulis hadist tersebut

diatas sudah dapat mewakili untuk dijadikan landasan teoritis dalam penelitian ini.

14 Ibnu Majah ,Sunan Ibnu Majah,hadist nomor 3661,juz11,(Beirut:Dar al-ma’arif,t.th.,)hal.64

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

11

BAB III

PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Pengertian Tanggung Jawab

Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia W. J. S.Poerwadarminta

adalah “keadaan wajib menanggung segala sesuatunya” artinya jika ada sesuatu hal,

boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan dan sebagainya. Tanggung jawab ini pula

memiliki arti yang dilakukan, kemudian ia berani memikul segala resikonya”15

B. Pengertian Pendidikan

.

Seperti yang disampaikan oleh Al-Hadits, Shahih Bukhari – Muslim “Setiap

orang dari kamu adalah pemimpin, dan kamu bertanggung jawab atas kepemimpinan

itu”. Makna dari istilah tanggung jawab adalah siap menerima kewajiban atau tugas. Arti

tanggung jawab di atas semestinya sangat mudah untuk dimengerti oleh setiap orang.

Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya

yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat

sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

Tanggung jawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan

manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak

mau bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab itu.

Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak

yang berbuat dan dari sisi kepentingan pihak lain. Dan sisi si pembuat ia harus

menyadari akibat perbuatannya itu, dengan demikian ia sendiri pula yang hams

memulihkan ke dalam keadaan baik. Dan sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau

bertanggung jawab, pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual

maupun dengan cara kemasyarakatan.

Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi awalan men,

menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan memberi latihan

(ajaran). Pendidikan sebagai kata benda, berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan latihan16

Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial penting yang berfungsi

mentransformasikan keadaan suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik.

.

15 W.J.S....Kamus...,hal.875 16 ibid..hal.702

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

12

Keterkaitan pendidikan dengan keadaan sosial sangat erat sehingga pendidikan mungkin

mengalami proses spesialisasi dan institusionalisasi sesuai dengan kebutuhan masyarakat

yang kompleks dan modern. Meskipun demikian, proses pendidikan secara menyeluruh

tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan informal yang berlangsung di luar

sekolah17

Sedangkan menurut Omar Muhammad Ath-Thaumy Asy-Syaibany, sebagaimana

dikutp Hasan Basri dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam; Pendidikan sebagai

perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik pada tataran

tingkah laku individu maupun pada tataran kehidupan sosial, serta pada tataran relasi

dengan alam sekitar; atau pengajaran sebagai aktivitas asasi, dan sebagai proporsi di

antara profesi-profesi dalam masyarakat. Pendidikan memfokuskan perubahan tingkah

laku manusia yang konotasinya pada pendidikan etika. Disamping itu, pendidikan juga

menekankan aspek produktivitas dan kreativitas manusia sehingga mereka dapat

berperan serta berprofesi dalam kehidupan bermasyarakat

.

18

C. Pengertian Anak dan Hakikatnya Bagi Orangtua

.

Pendidikan dalam arti mengajarkan segala sesuatu yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniyah, pikiran-pikirannya, maupun

terhadap ketajaman dan kelembutan hati nuraninya.

Secara etimologi dapat diartikan anak yang sudah berumur enam tahun. Secara

terminologi anak adalah masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang

penuh ketergantungan yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara

seksual.

Sedangkan hakikat anak bagi orangtua adalah:

1. Anak adalah Amanah.

Surah Al-Anfal/8:27

سو ويخونوا أمانايكم وأنتم يعلمون والر يا أيها الذين آمنوا ال يخونوا هللاArtinya:”Wahai orang-orang yang beriman,janganlah kalian mengkhianati (amanat)

Allah dan Amanat Rasul,dan janganlah kalian mengkhianati amanat-amanat yang

diamanatkan kepada kalian,sedangkan kamu mengetahui”. (Q.S. al-Anfal/8:27)

Surah An-Nisa/4:09

17 Beni Ahmad Saebani dan Hendra Achdhiyat. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1. (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.9 18 Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hlm.30

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

13

Artinya:”Dan hendaklah takut (kepada Allah daripada melakukan aniaya kepada

anak-anak yatim) oleh orang-orang (yang menjadi penjaganya), yang jika

ditakdirkan mereka pula meninggalkan anak-anak yang daif (yatim) di belakang

mereka, (tentulah) mereka akan merasa bimbang terhadap (masa depan dan

keselamatan) anak-anak mereka; oleh itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah,

dan hendaklah mereka mengatakan perkataan yang betul (menepati kebenaran)”.

(Q.S.an-Nisa/4:09)

2. Anak adalah Batu Ujian Keimanan Orangtua.

Anak adalah sumber kebahagiaan keluarga.Tetapi disisi lain ia pula merupakan

batu ujian keimanan.Sebagaimana dijelaskan dalam Surah al-Anfal/8:28:

عنده أجر عظيم ما أموالكم وأوالدكم فتنة وأن هللا واعلموا أنArtinya:”Dan ketahuilah,bahwa harta kalian dan anak-anak kalian adalah fitnah

(batu ujian keimanan) dan sesungguhnya disisi Allahlah pahala yang besar.”(QS. al-

Anfal/8:28)

3. Anak adalah Makhluk Independen.

Yang dimaksud dengan makhluk independen dalam hal ini adalah ciptan Allah

yang berdiri sendiri,memiliki takdir tersendiri dan merupakan individu tersendiri

yang terlepas dari individu lain termasuk kedua orangtuanya sekalipun.

Orangtua memang berkewajiban merawat,mengasuh dan mendidik anak-anaknya.

Namun perlu disadari bahwa mereka adalah makhluk independen, dimana para

orangtua tidak berhak memaksakan kehendak kepada anak-anak

mereka.Sebagaimana yang dijelaskan dalam al-Qur’an Surah al-Mu’minun/23:12-14:

نسان من ساللة من طين ولمد خلمنا اإل"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)

dari tanah."(Q.S. Al- mu'minun : 12)

ثم جعلناه نطفة في قرار مكين "Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat

yang kokoh (rahim)."(Q.S. Al- mu'minun : 13)

ثم خلمنا النطفة علمة فخلمنا العلمة مضغة فخلمنا المضغة عظاما

أحسن الخالمين فكسونا العظام لحما ثم أنشأناه خلما آخر فتبارك هللا

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

14

"Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu

Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang

belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami

jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang

Paling Baik."(Q.S. Al- mu'minun : 14)

Kata Khalqun Akhar dalam ayat di atas maksudnya sekalipun anak dilahirkan

orangtua,namun pada hakikatnya dia merupakan individu yang berbeda dengan

siapapun, termasuk kedua orangtuanya.Bahkan dia juga memiliki takdir tersendiri

yang belum tentu sama dengan kedua orangtuanya.

4. Anak Sebagai Sumber Kasih Sayang.

Surah Al-Furqan/25:74 ة أعين واجعلنا اتنا قر ي نا هب لنا من أزواجنا وذر والذين يقولون رب

قين إماما للمتArtinya:”Dan orang-orang yang berkata,”ya Tuhan kami,anugerakanlah kepada

kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati dan jadikanlah kami

imam bagi orang-orang yang bertakwa.”(QS. Al-Furqan/25:74)

5. Anak Sebagai Pelestari Pahala

نسان انمطع عمله إال من ثالثة من صدقة جارية وعلم ينتفع اه إ ا مات اإل

وولد صالح يدعو له Artinya:“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga

perkara (yaitu) sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang

sholeh”18F

19 (HR. Muslim no. 1631)

D. Hakikat Orang tua bagi Anak

Orangtua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah

tangga yang biasa disebut ibu dan bapak19F

20. Orangtua yaitu orang-orang yang

bertanggung jawab atas kelangsungan hidup anak 20 F

21.

Sedangkan menurut Zakiyah Darajat mengemukakan bahwa “orang tua adalah

pembina pribadi utama dalam hidup anak “.21 F

22

19 Imam Muslim, Shahih Imam Muslim......hadist no.1631 20 Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution,Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

Anak,(Yogyakarta:Kanisinus,1985).hlm.1 21 Departemen Agama RI.Ilmu Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Proyek Pembinaan Perguruan tinggi Agama Islam,1982).hal.34

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

15

E. Fungsi Orang Tua terhadap Anak

Membicarakan fungsi orangtua terhadap anak tidak terlepas dengan

membicarakan keluarga. Keluarga dibentuk untuk reproduksi, keturunan, ini merupakan

tugas suci agama yang di bebankan kepada manusia-transmisi pertama melalui fisik.

Keluarga adalah sebuah tatanan fitrah yang Allah tetapkan bagi jenis manusia.

Bahkan para Rasul dan Nabi Allah pun menjalani hidup berkeluarga. Hal itu

membuktikan bahwa keluarga adalah sebuah institusi suci,mengandung hikmah dan

memiliki misi ilahiah secara abadi.

Perjalanan keluarga selanjutnya mengharuskan ia bertanggung jawab, bahkan

mengharuskan ia menyelengggarakan sosialisasi, memberikan arah pendidikan ,

pengisian jiwa yang baik dan bimbinngan kejiwaan.

Menurut Zakiyah Darajat dkk,fungsi orangtua di antaranya :

• Pendidik yang harus memberi pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap anggota

keluarga yang lain di dalam kehidupannya

• Pemimpin keluarga yang harus mengatur kehidupan anggota

• Contoh yang merupakan tipe ideal di dalam kehidupan dunia ,dan

• Penanggung jawab di dalam kehidupan baik yang bersifat fisik dan material maupun

mental spiritual keseluruhan anggota keluarga.23

F. Peran Orang Tua

Secara Umum orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak :

• Merawat fisik anak,agar anak tumbuh kembang dengan sehat.

• Proses sosialisasi anak,agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap lingkungannya

(keluarga, masyarakat, kebudayaan).

• Kesehjateraan psikologis dan emosional dari anak.24

G. Kewajiban Orangtua adalah Hak Anak

25

Islam telah mengatur hak-hak anak dari orang tuanya. Hak-hak anak dari orang

tua berarti kewajiban yang harus dipenuhi orangtua terhadap anak-anaknya. Berdasarkan

ayat-ayat al-Qur’an ,hadits Rasullullah SAW,maupun atsar sahabat ,di antara hak-hak

anak yang harus dipenuhi orang tuanya adalah sebagai berikut:

22 Zakiyah Darajat,Imu pendidikan Islam,(Jakarta.:Bumi Aksara ,1997 ).hlm.56 23 Zakiyah Darajat dkk,Islam untuk Disipilin Ilmu pendidikan ,(Jakarta.:Bula Bintang ,1987 ).hlm.183 24 Lubis Salam,Keluarga Sakinah,(Surabya:Terbit Terang,t.th),hlm 76 25 http://qois.blogspot.com/2012/03/hak-hak-anak-dari-orangtuanya.html

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

16

1. Hak untuk hidup.(Q.S Al-An’am :151)

2. Pemberian nama yang baik.

3. Hak disembelihkan Aqiqahnya.

4. Hak menerima ASI Dua Tahun(Q.S Al-Baqarah:233 dan Lukman:14)

5. Hak makan dan minum yang baik.(Q.S Al-Baqarah:233)

6. Hak diberi rizqi yang ‘thayyib’.(Q.S Al-Maidah 88)

7. Hak mendapatkan pendidikan agama yang baik.

8. Hak mendapat pendidikan shalat.

9. Hak mendapat tempat tidur terpisah antara laki-laki dan perempuan.

10. Hak mendapat pendidikan dengan pendidikan adab yang baik.

11. Hak mendapat pengajaran dengan pelajaran yang baik.

12. Hak mendapat pengajaran al-Qur’an.

13. Hak mendapat pendidikan dan pengajaran baca tulis.

14. Hak mendapat perawatan dan pendidikan kesehatan.

15. Hak mendapat pengajaran keterampilan.

16. Hak mendapat tempat yang baik dalam hati orang tua.

17. Hak mendapat kasih sayang.

H. Langkah-langkah dalam mendukung Perkembangan Pendidikan Anak

Adapun langkah-langkah dalam yang dapat dilakukan orangtua dalam mendukung

perkembangan belajar anak adalah:

• Memahami cara belajar anak.

• Memahami fitrah (Sifat bawaan) anak.

• Menggunakan pendekatan metode.

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

17

BAB IV

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DAN AKIBAT ORANGTUA

MENINGGALKAN TANGGUNG JAWABNYA26

A. Faktor-faktor Penyebab Anak ditelantarkan

1. Kelalaian (faktor keluarga).

Keluarga merupakan faktor yang paling penting yang sangat berperan dalam

pola dasar pendidikan anak.Kelalaian orangtua terhadap anak menyebabkan anak

merasa ditelantarkan. Anak-anak sebetulnya tidak hanya membutuhkan perlindungan

semata, tetapi juga perlindungan orangtuanya untuk tumbuh berkembang secara

wajar.

2. Faktor Pendidikan.

Akibat krisis kepercayaan pada arti pentingnya sekolah dilingkungan

komunitas masyarakat miskin sering terjadi kelangsungan pendidikan anak

cenderung ditelantarkan.

3. Faktor sosial,politik,dan ekonomi

Akibat situasi krisis ekonomi yang tak kunjung selesai,pemerintah mau tidak

mau memang harus menyisihkan anggaran untuk membayar utang dan memperbaiki

kinerja perekonomian jauh lebih banyak daripada anggaran yang disediakan untuk

fasilitas kesehatan,pendidikan, dan perlindungan sosial anak.

4. Kelahiran diluar Nikah

Seorang anak yang kelahirannya tidak dikehendaki menyebabkan orangtua

tidak mau bertanggung jawab.Sehingga untuk menutupi aibnya,mereka lebih suka

menelantarkan anak dengan membuat anak tersebut.

B. Akibat yang muncul karena Menelantarkan Anak

Permasalahan yang dapat ditimbulkan akibat orangtua tidak bertanggung jawab

terhadap anaknya yaitu penelantaran.Hal tersebut dapat menimbulkan dampak buruk

diantaranya:

1. Munculnya Pengemis.

26 http://benradit.wordpress.com/2012/04/14/anak-jalanan/

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

18

Anak-anak yang terlantar pada umumnya akan menjadi pengemis sebagai

akibat dari tekanan ekonomi,sehingga untuk mempertahankan hidupnya dengan

cara meminta-minta didepan umum.

2. Munculnya Kenakalan Anak dan Kriminalitas.

Kenakalan anak dan kriminalitas terjadi dikarenakan tekanan hidup yang

mendesak,maupun kehidupan dimasa depan yang suram dan sebagai

kompensasinya muncul kenakalan dan kriminalitas dari anak yang hidupnya

terlantar.

3. Munculnya Pengangguran.

Pemenuhan kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi seperti kebutuhan akan

pendidikan sebagai bekal hidup dimasa yang akan datang,maka banyak anak-anak

menganggur atau tidak mempunyai keahlian dan keterampilan tertentu.

C. Penanggulangan

Upaya penanggulangan anak terlantar semestinya dikembangkan dari tahun ke tahun

dengan program-program pokok sebagai berikut:

1. Program penaggulngan anak terlantar berbasis masyarakat.

2. Perlindungan Sosial bagi anak terlantar.

3. Program pemberdayaan anak terlantar.

4. Progam pengembangan Asuransi sosial bagi anak terlantar

Dari uraian diatas dapat penulis kemukakan akibat yang ditimbulkan karena orangtua

tidak bertanggung jawab kepada anaknya yaitu terlantarnya anak.Hal tersebut merupakan

akibat orangtua yang melalaikan hak-hak anaknya.

Ternyata faktor-faktor akibat penelantaran tersebut dilatarbelakangi faktor

ekonomi,faktor pendidikan,faktor keluarga,dan kurangnya kesadaran orangtua akan

kewajibannya terhadap anak.

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

19

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pemaparan penelitian diatas,dapat di tarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Al-Qur’an sebagai pedoman hidup umat Islam telah mewajibkan setiap orangtua

untuk bertanggung jawab kepada anak-anaknya.

2. Aspek-aspek yang termasuk dalam tanggung jawab orang tua meliputi: aspek

pendidikan,kesehatan,kesejahteraan,pemberian makan yang halal dan baik, keamanan,

dan perlindungan.

3. Fungsi dan peran orangtua dalam melaksanakan tugas yang diemban dari Allah Swt

ini,turut menentukan pembentukan dan perkembangan generasi mendatang agar

menjadi generasi yang shalih dan shalihah.Dan setiap orangtua kelak mendapatkan

manfaatnya tidak saja didunia,bahkan sampai kelak di akhirat.

4. Dampak yang ditimbulkan apabila orangtua tidak mau bertanggung jawab atau

melalaikan anak sangatlah buruk.Sebab, akan semakin banyak anak terlantar dan

tentunya semakin banyak pula anak-anak yang menjadi pengemis,gelandangan,dan

pengangguran.Hal ini akan menimbulkan masalah kriminalitas dan kenakalan remaja.

5. Idealnya,apabila orangtua memiliki kesadaran bertanggung jawab ini benar-benar

terwujud dalam kehidupan keluarga,dapat dipastikan tidak ada anak yang terlantar

yang dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat.

B. SARAN SARAN

1. Hendaknya setiap orangtua menyadari bahwa mereka telah dipilih oleh Allah Swt

untuk menerima amanah berupa anak agar amanah tersebut tidak dosia-siakan

apalagi ditelantarkan.

2. Hendaknya orangtua benar-benar melaksanakan fungsi dan peran dalam pendidikan

anak-anaknya agar terwujud generasi yang cerdas,beriman,dan bertaqwa.

3. Hendaknya semua pihak saling membantu dan mengingatkan betapa penting arti

tanggung jawab orangtua kapada anaknya,karena hal ini menyangkut masa depan

anak.Hubungan kerjasama semua pihak dapat diharapkan mengatasi dampak buruk

yang ditimbulkan seperti;anak terlantar,gelandangan,dan pengemis.

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

20

DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rifa’i,M.Nasib ,Ringkasan Tafsir ibnu katsir,(Jakarta:Gema insani.1999)

Dawud,Abu,Sunan Abu Dawud.(Beirut:Dar al-Ma’arif,t.th.,)

Departemen Agama RI.Ilmu Pendidikan Islam,(Yogyakarta:Proyek Pembinaan Perguruan

tinggi Agama Islam,1982).

Darajat, Zakiyah,Imu pendidikan Islam,(Jakarta.:Bumi Aksara ,1997 ).hlm.56

Darajat,Zakiyah dkk,Islam untuk Disipilin Ilmu pendidikan ,(Jakarta.:Bula Bintang ,1987 ).

Eriyanto,Analisis isi,(Jakarta:Prenada Media Group.2011)cet.1.

Halim,M.Nippan Abdul ,Anak shaleh Dambaan Keluarga,(Yogyakarta: Mitra Pustaka,2003)

cet.3

Hasan Basri. Filsafat Pendidikan Islam. (Bandung: Pustaka Setia, 2009),

Hurlock, Elizabet B.,Psikologi Perkembangan,suatu pendekatan sepanjang Rentang

kehidupan.Edisi kelima.

http:/benradit word press.com/2012/04/14/anak jalanan.

http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/10/16/tanggung-jawab-orang-tua-terhadap-

pendidikan-dalam-perspektif-al-quran-dan-hadits.

Imam Bukhari,Shahih Bukhari,hadist nomor 1296,(Beirut Dar al-Ma’arif,t.th.,)

http://qois.blogspot.com/2012/03/hak-hak-anak-dari-orangtuanya.html

Lubis Salam,Keluarga Sakinah,(Surabya:Terbit Terang,t.th),

Majah, Ibnu,Sunan Ibnu Majah,hadist nomor 3661,juz11,(Beirut:Dar al-ma’arif,t.th.,)

Nasution,Thamrin dan Nurhalijah Nasution,Peranan Orangtua Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Anak,(Yogyakarta:Kanisinus,1985).

Nugraha,Ali dan Neny Ratnawati,Kiat-kiat Merangsang kecerdasan anak,(Jakarta:Pustaka

Swara,2003).cet1

Saebani,Beni Ahmad dan Hendra Achdhiyat. Ilmu Pendidikan Islam Jilid 1. (Bandung:

Pustaka Setia, 2009).

Sitorus,Masganti,Metodologi Penelitian Pendidikan Islam,IAIN.Press,2011.

Syaodih,Nana Sukmadinata,landasan Psikologi Proses pendidikan (Bandung:Rosda

Karya.2003)cet.1

Tafsir,Ahmad,ilmu pendidikan dalam perspektif Islam,(Bandung: Rosda Karya,2001)

W.J.S.Poerwadarminta.Kamus Besar Bahasa Indonesia.1985

Tugas Media Pengajaran|Indah Dwi Mursini Semester III | Stai Al-Karimiyah

21