Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
ABSTRACT
As one of the countries included in the tropical region,
indonesian has very good agricultural potential. Indonesia
agreculture today can be said to continue to experience growth. But
if you look deeper, there ara still some problems that continue to
hamper, one of which is irrigation. Based on the available fact,
namely in the village of Jatitengah, sub-district of Sugihwaras,
Bojonegoro regency, where most of the community’s livelihoods in
the village are farmers, this problem is the most felt by them. In the
past year, farmers can only harvest once a year. This condition
causes the community to be restless because most of their income is
derived from agricultural products. Agricultural products that
should be able to meet all need in the end can’t be fully relied upon.
If the dry season continues, most farming communities will
experience seasonal unemployment. But in this village, there is a lot
of potential one of which is a banana tree. If you see so many
benefits, it can be used as a business opportunity, especially
housewives to increase their spending money by utilizing the existing
potential. Which became our focal point of the potential that is the
banana peel which will be processed into banana peel crackers. The
excistence of these business opportunities is expected to increase
spending money on housewives aside from agricultural product. The
program that we have planned is socialization to housewives beside
that there is also assistance in making banana peel crackers.
2
Keyword: Entrepreneuship and Banana Peel Crackers
A. PENDAHULUAN
Kewirausahaan adalah padanan kata dari
entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam
bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan.Kata
entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa
Prancis yaitu “entreprende” yang berarti petualang, pencipta,
dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali
oleh Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer
setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B Say (1803) untuk
menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan
sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke
tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak
lagi.1
Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun
1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan,
bahwasanya : “Kewirausahaan adalah semangat, sikap,
perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
1Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 24.
3
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi
baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar.2
DesaJatitengahKecamatanSugihwarasKabupatenBojo
negoromerupakanbagian integral
darisistemperwilayahanKecamatanSugihwaras. Batas-batas
desa ini sebelah utara yaituDesa Klepek Kecamatan
Sukosewu, sebelah selatan yaitu Desa Panemon Kecamatan
Sugihwaras, yang sebelah timur yaitu Desa Balongrejo
Kecamatan Sugihwaras sedangkan sebelah barat yaitu Desa
Pancur Kecamatan Temayang. Dan secaraGeografis,
DesaJatitengahinimerupakandatarantinggi. Suhu rata-rata
perharinya 17 sampaidengan 31 derajatcelcius.
Luas wilayah DesaJatitengah yaitu 164.130 hektar
yang terinci menjadi beberapa bagian yaitu: luas tanah sawah
mencapai 94.245 hektar, luas tanah kering mencapai 52.853,
luas tanah bengkok mencapai 12.710 hektar, luas sawah desa
mencapai 0,830 hektar, luas lapangan olahraga mencapai
0,950 hektar, luas perkantoran pemerintah mencapai 0,265
hektar, luas tempat pemakaman desa umum mencapai 0,800
hektar, luas bangunan sekolah mencapai 0,162 hektar, luas
2Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta,
2008), 6-7.
4
jalan mencapai 1.315 hektar dan luas tanah waqaf mencapai
0,110 hektar.
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa
Jatitengah perhari yaitu Rp. 50.000. Secara umum, mata
pencaharian Desa Jatitengah dapat diklasifikasikan kedalam
bidang pertanian, wiraswasta, guru, pedagang, pemdes,
karyawanswasta, perawat, bidan, polri dan TNI. Berdasarkan
data yang ada, masyarakat yang bekerja di bidang pertanian
berjumlah 711 jiwa, yang bekerja di bidang wiraswasta
berjumlah 215 jiwa, yang bekerja di bidang guru 6 jiwa, yang
bekerja di bidang pedagang 14 jiwa dan bekerja di bidang
pemdes 7 jiwa, dan bekerja di bidang karyawan swasta 94
jiwa, dan bekerja di bidang perawat 3 jiwa, dan bekerja di
bidang bidan 1 jiwa, dan bekerja di bidang polri 2 jiwa, dan
bekerja di bidang TNI 2 jiwa. Dengan demikian jumlah
penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah
1.055 dari 1.538 jiwa. Berikut ini adalah table jumlah
penduduk beserta presentasenya berdasarkan mata
pencaharian.
Tabel 6. Jumlah Mata Pencaharian Masyarakat
DesaJatitengah
No Mata
pencaharian
Jumlah Presentase
5
1. Petani 711 jiwa 67,39 %
2. Wiraswasta 215 jiwa 20,37 %
3. Guru 6 jiwa 0,56 %
4. Pedagang 14 jiwa 1,32 %
5. Pemdes 7 jiwa 0,66 %
6. Karyawanswasta 94 jiwa 8,90 %
7. Perawat 3 jiwa 0,28 %
8. Bidan 1 jiwa 0,09 %
9. Polri 2 jiwa 0,18 %
10. TNI 2 jiwa 0,18 %
Jumlah 1.055 jiwa 100 %
Berdasarkan tabel di atas, mayoritas masyarakat Desa
Jatitengah bermata pencaharian di bidang pertanian, baik
sebagai petani maupaun buruh tani. Dengan kata lain,
mayoritas dari masyarakat desa Jatitenagh menggantungkan
perekonomian pada hasil pertanian, namun untuk saat ini
perekonomian mereka sedikit mengalami penurunan
dikarenakan gagal panen yang disebabkan oleh hama dan
6
kekeringan. Selain itu, di Desa Jatitengah masih banyak
orang yang menganggur yang disebakan kurang adanya
kegiatan dan masih banyak ibu-ibu yang tidak bekerja.
Di Desa Jatitengah banyak ditemukan tanaman pohon
pisang yang kebanyakan tumbuh di tiap-tiap pekarangan
rumah. Dan kebanyakan digunakan oleh warga sebagai
pelengkap hidangan sehari-hari. Karena yang digunakan
hanyalah buahnya saja sedangkan kulitnya dibuang sia-sia.
Dan yang lebih menarik dari yang lainnya kulit pisang ini
dapat dijadikan potensi untuk dikembangkan oleh masyarakat
di Desa Jatitengah. Yaitu kulit pisang yang biasanya dibuang
secara percuma dan hanya menjadi limbah yang tak berguna,
kini kulit pisang bisa dimanfaatkan sebagai olahan kerupuk
kulit pisang yang sehat dan tak kalah lezat dari olahan
kerupuk lainnya. Dari segi ekonomi hal ini dapat menambah
penghasilan tambahan bagi ibu rumah tangga khususnya bagi
keluarga yang ekonominya menengah ke bawah.
Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang
berarti guna atau bisa diartikan berfaedah. Pemanfaatan
memiliki makna proses, cara atau perbuatan memanfaatkan. 3
Pemanfaatan adalah suatu kegiatan, proses, cara atau
perbuatan menjadikan suatu yang ada menjadi bermanfaat.
3Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2002: 928.
7
Istilah pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang
berarti faedah, yang mendapat imbuhan pe-an yang berarti
proses atau perbuatan memanfaatkan.
B. METODE
Metode adalah cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.4Strategi yang
dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan untuk
pendampingan kewirausahaan inovasi kulit pisang adalah
PAR ( Participatory Action Reseach ).Berikut adalah analisa
pohon masalah terkait problematika yang ada di Desa
Jatitengah.
4Hamruni, Strategi Pembelajaran (Jogjakarta: Insan Madani, 2012), 12.
8
Gambar 1. Analisis Pohon Masalah
Proses forum FGD ( Focus Group Discusion ) yang
telah dilakukan bersama dengan masyarakat Desa Jatitengah
mengungkapkan berbagai permasaahan yang mereka rasakan
Pengangguran
Kurangnya
pendapatan
Waktu terbuang
sia-sia
Perekonomian :
Tidak ada inisiatif untuk memanfaatkan potensi kulit pisang
sebagai usaha yang dapat menambah pendapatan ibu rumah
tangga
Kurangnya skill Bergantung pada hasil
panen
Hasil panen tidak
maksimal
Gagal panen
Tidak adanya
pelatihan
9
di Desa Jatitengah. Dan dari berbagai bidang yang ditawarkan
dalam musyawarah tersebut, seperti perekonimian,
pengangguran, kurangnya pendapatan dan waktu terbuang
sia-sia. Mereka lebih condong mengungkapkan seputar
tentang pengangguran. Jika diamati masalah yang dihadapi
oleh masyarakat desa Jatitengah dikarenakan jauhnya dari
lapangan kerja, maka yang lebih kita titik fokuskan yaitu
menciptakan peluang kerja, dengan adanya potensi pohon
pisang masyarakat bisa memanfaatkan kulit pisang sebagai
produk yang mampu menambah perekonomian warga.
Gambar 3. Diagram Alur Perekonomian Masyarakat
Jatitengah
10
Inti dari masalah di Desa Jatitengah adalah minimnya
pemanfaatan inovasi dari kulit pisang yang nantinya dapat
meningkatakan perkonomian warga. Hal ini dikarenakan
masyarakat desa Jatitengah terlalu bergantung dengan hasil
pertanian, dan dalam keadaan saat ini masyarakat Desa
Jatitengah yang mana hasilnya kurang maksimal karena
banyak dari masyarakat Desa Jatitengah yang gagal panen,
yang menyebabkan penghasilan rendah, kesejahteraan
masyarakat berkurangdan masyarakat menjadi pengangguran
musiman. Selanjutnya kurangnya pemanfaatan inovasi kulit
pisang karena kurang adanya modal juga di sebabkan oleh
kurangnya skill (keahlian) dan faktor yang mempengaruhi hal
tersebut adalah tidak adanya pelatihan dan tidak ada
pinjaman. Terlebih lagi, masyarkat yang dulunya bergantung
dengan pertanian dan menghasilkan panen yang melimpah
akan tetapi di beberapa tahun ini masyrakat mengalami gagal
panen.
Perekonomian berpengaruh besar bagi masyarakat
Desa Jatitengah, perekonomian tani sangat berpengaruh bagi
masyarakat Desa Jatitengah, wirausaha juga berepengaruh
untuk meningkatakan perekonomian masayarakat Desa
Jatitengah, pelatihan seharusnya juga berpengaruh bagi
mereka, namun kondisi saat ini tidak ada yang di optimalkan,
juga komunitas pelatihan perlu dioptimalkan oleh pemerintah
11
desa untuk di ajak bekerja sama agar hasil dari pelatihan
pembuatan kerupuk kulit pisang di desa Jatitengah ketika
pendistribusiannya lebih mudah, sehingga kemajuan
perekonomian Desa Jatitengah lebih optimal.
C. HASIL DAN DISKUSI
Desa Jatitengah memiliki potensi untuk
mengembangkan limbah dari kulit pisang, yang mana di desa
Jatitengah terdapat banyak pohon pisang yang nantinya kulit
dari buah pisang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa
Jatitengah. Selain itu, banyak sekali tanah kosong disamping
atau dibelakang rumah yang sangat banyak pohon pisangnya,
sebagaimana diketahui bahwa pohon pisang yang sudah
berbuah dan diambil buah pisangnya maka akan menjadi
limbah ketika kulit pisang tersebut tidak dimanfaatkan.
Dengan begitu, pohon pisang yang dimanfaatkan kulit
pisangnya berpotensi meningkatkan perekonomian
masyarakat Desa Jatitengah, Sedangkan sampai saat ini kulit
pisang di Desa Jatitengah masih kurang adanya pemanfaatan.
Program yang direncanakan untuk masyarakat Desa
Jatitengah yaitu:
1. Sosialisasi Kepada Ibu-ibu Rumah Tangga Desa
Jatitengah Melalui Pelatihan Pembuatan Kerupuk
Dari Kulit Pisang.
12
Program yang direncanakan yaitu, sosialisasi pada
ibu-ibu rumah tangga masyarakat Desa Jatitengah untuk
memanfaatkan kulit pisang sebagai olahan, melalui
kegiatan pelatihan pembuatan kerupuk kulitpisang,
diharapkan ibu-ibu rumah tangga dapat membuat kerupuk
kulit pisang tersebut, guna mengisi waktu luang untuk
membuat produk rumahan yang dapat menambah
pendapatan ibu rumah tangga.
Sehingga tidak hanya mengandalkan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan, tetapi juga dapat memanfaatkan
limbah atau sampah kulit pisang sebagai cara menambah
pendapatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jatitengah. Dan
ketika hasil pertanian kurang maksimal, ibu-ibu di Desa
Jatitengah masih bisa memenuhi kebutuhannya.
2. Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui
Pembuatan Produk Kerupuk KulitPisang untuk
Meningkatkan Pendapatan Tambahan Ibu Rumah
Tangga
Dengan adanya pelatihan yang kami adakan di Desa
Jatitengah tentang pembuatan kerupuk kulit pisang
diharapkan mampu menambah pendapatan ibu-ibu rumah
tangga melalui pembuatan kerupuk dari kulit pisang.
Berikut ini cara untuk menambah pendapatan ibu-ibu
13
rumah tangga di Desa Jatitengah melalui pembuatan
produkkulit pisang :
a. Sosialisasi manfaat kulit pisang
Buah pisang juga memiliki banyak manfaat.
Kandungan yang terdapat dalam pisang antara lain
karbohidrat, lemak, protein, mineral dan serat dengan
demikian pisang juga merupakan salah satu bahan
pangan yang mampu meningkatkan gizi masyarakat.5
Kulit pisang diketahui mengandung
karbohidrat sebesar 59%, protein kasar sebesar 0,9%,
lemak kasar 1,7%, dan kandungan mineral seperti
potasium 78,1%, kalsium 19,2%, besi 24,3% dan
mangan 24,3%.
Di Desa Jatitengah memiliki potensi untuk
mengembangkan kulit pisang, sedangkan ibu rumah
tangga hanya mengambil buahnya saja dan kulit
pisang hanya akan menjadi sampah atau limbah.
Masih banyak kulit pisang yang tidak dimanfaatkan
atau terbuang sia-sia sehingga perlu adanya kesadaran
masyarakat tentang memanfaatkan kulit pisang. Maka
dari hal tersebut, kami perlu mensosialisasikan kulit
pisang sebagai salah satu cara untuk menambah
5Kasijadi, Penerapan Agribisnis Berbasis Pisang Spesifik Lokasi Pisang Mas Dan
Agung (Pertanian BB2TP: BBTP Jawa Timur), 62.
14
pendapatan ibu-ibu rumah tangga dan mengurangi
sampah serta mengurangi pengangguran di Desa
Jatitengah dengan membuat sebuah inovasi produk
yang dapat bernilai ekonomis, selain itu ibu-ibu Desa
Jatitengah selalu bisa berkreatifitas dalam hal
membuat produk tersebut.
b. Sosialisasi menejemen bisnis
Menurutb Stoner yang dikutip oleh Wijayanti,
menejemen adalah proses perencanaan,
pengrganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-
usaha para anggota organisasi dan penggunaan
sumberdaya-sumberdaya manusia organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.6 Sedangkan bisnis terdiri dari seluruh
aktifitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi
system perekonomian, beberapa bisnis memproduksi
barang berwujud sedangkan yang lain memberikan
jasa. 7 Jadi menejemen bisnis
merupakan kegiatan yang dapat banyak memberikan
keuntungan bagi masyarakat ketika mampu
6Irine Diana Sari Wijayanti, Menejemen (Yogyakarta: Mitra Cendekia, 2008), 1. 7Lowis E. Boone dan David L. Kurtz, Pengantar Bisnis Jilid 1 (Jakarta: Erlangga,
2007), 5.
15
memanegemen bisnis dengan baik, sehingga perlu
disadari bahawa pentingnya dalam memenejemen
bisnis atau usaha. Dalam hal ini perlu juga adanya
kekompakan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang
oleh ibu rumah tangga, sehingga masyarakat tidak
hanya bergantung dengan hasil pertanian, sedangkan
hasil pertanian dari beberapa tahun kemarin tidak
memenuhi kebutuhan dari masyarakat Jatitengah.
Selain itu dalam memenejemen bisnis perlu adanya
pula perencanaan, pengelolaandan pengoprasian
sebuah usaha atau bisnis sehingga mampu mencakup
semua pengaturan baik dari dalam proses pengerjaan
suatu bisnis untuk mencapai suatu tujuan yang
masyarakat inginkan. Dari permulaan usaha yang
akan mulai dibangun perlu menggunakan yang
namanya menejemen bisnis agar laju usaha
mempunyai target dan dapat memenuhi kebutuhan
dan meningkatkan perekonomian.
1. Sosialisasi distribusi bisnis
Pemasalahan yang mendasar yang sering
dihadapi oleh masyarakat Jatitengah adalah
ekonomi karena kurangnya lapangan kerja dan
kurangnya inovasi untuk memanfaatkan potensi
kulit pisang yang ada. Sehingga perlu adanya
16
kreativitas untuk menjadikan limbah tersebut
sebagai suatu produk yang bernilai ekonomis.
Jadi, ketika limbah atau sampah tersebut menjadi
produk maka perlu adanyadistibusi atau
pemasaran.Dalam ekonomi konvensional
distribusi diartikan sebagai pergerakan barang dari
perusahaan manufaktur hingga kepasar dan
akhirnya di beli konsumen.8 Jadi Setiap produk
yang mempunyai nilai ekonomis tentunya
memiliki strategi pemasaran tersendiri yang harus
dijalankan dalam melaksanakan kegiatan
bisnisnya, untuk memudahkan dalam
mendisribusikan produk perlu juga yang namanya
komunitas agar dalam pendistribusian produk
lebih mudah.
2. Budgeting
Untuk melakukan pelatian ini, kita
memerlukan beberapa anggaran dengan perincian
sebagai berikut:
No Uraian Jumlah (Rp)
A. Bahan
8Kunarjo, Glosarium Ekonomi, Keuangan Dan Pembangunan (Jakarta: universitas
Indonesia Perss 2003) cet. Ke-1, h. 81
17
1. Kulit pisang -
2. Tepung tapioka ¼ kg Rp. 2.000
3. Tepung terigu ½ kg Rp. 4.000
4. Bawang putih Rp. 1.000
5. Garam Rp. 1.000
6. Penyedap rasa Rp. 500
7. Ketumbar Rp. 500
8. Minyak goreng ¼ kg Rp. 3.000
9. Sticker produk Rp. 4.000
10. Plastik produk Rp. 2.000
Jumlah Rp. 19.000
B. Harga jual
12 produk @ Rp.
3.500
Rp. 40.000
Laba bersih Rp. 21.000
Dengan adanya pelatihan seperti ini di
harapkan masyarakat desa Jatitengah dan pemuda
pemudi Jatitengah tergugugah untuk
18
memanfaatkan kulit pisang yang banyak tergeletak
atau dibuang sia-sia kerana belum tahu cara
memanfaatkannya. Sebelum kami melakukan
pelatihan tentang bagaimana cara pembuatan
kerupuk dari kulit pisang kami sebelumnya
bermusyawarah terlebih dahulu dengan kepala
desa Jatitengah dan beberapa perangkat lainnya
akhirnya kami mendapatkan izin untuk membuat
pelatihan pembuatan kerupuk dari kulit pisang
untuk masyarakat Desa Jatitengah.
Gambar 7. Narasumber membantu
pengembangan inovasi pelepah pisang
19
3. Hasil Dari Pembuatan Produk Kerupuk Kulit
Pisang
Setelah diadakannya pelatihan pembuatan
produk kerupuk kulit pisang, perubahan ekonomi
keluarga semakin meningkat dari yang semula
pendapatan perhari Rp 50.000 dan sekarang
meningkat menjadi Rp 70.000. yang bermula
dengan modal usaha Rp 19.000 dan mendapatkan
laba bersih Rp 21.000.
D. KESIMPULAN
Dari beberapa pemaparan yanng diatas ada yang
menjadi problem utama masyarakat Jatitengah adalah
perekonomian yang kurang maju yang disebabkan oleh
ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertanian yang
dalam pertanian tersebut mereka hanya menanam padi selama
2 musim tanam pada 1 tahun, selain itu ketidak konsistenan
terhadap pencarian penghasilan tambahan selain bertani,
seperti berdagang dan usaha-usaha lain juga menjadi kendala
kemajuan perekonomian mereka.
Dari permasalahan tersebut maka adanya
pendampingan kewirausahaan untuk inovasi pkulit pisang,
hal ini dikarenakan pelepah pisang sangat cocok untuk
dikembangkan di desa Jatitengah. Sehingga pengembangan
20
kulit pisang di desa Jatitengah perlu di berikan motivasi dan
pengarahan untuk membangkitkan minat dan semangat untuk
berkreatifitas dibidang limbah atau sampah terutama kulit
pisang.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam
pendampingan kewirausahaan inovasi kulit Pisang mampu
memberikan perubahan dalam penambahan pendapatan dan
penataan menajemen keuangan proses produksi dan
administrasi menjadi lebih tertib dan terkontrol dengan baik,
dibanding sebelumnya yang masih tercampur antara
kebutuhan proses produksi dan keperluan kebutuhan rumah
tangga. Selain itu, para pelaku usaha juga memiliki
kemampuan inovasi dan distribusi.Dari kesimpulan di atas,
maka penulis memberikan saran sebagai berikut:
Pertama, masyarakat dan pihak UKM Dengan adanya
pemecahan solusi dari permasalahan yang dihadapi di desa
Jatitengah, penduduk perlu benar-benar mengaplikasikan
metode atau cara pembuatan kerupuk dari kulit pisang untuk
meningkatkan perekonomian mereka. Sehingga perlu adanya
tindak lanjut dalam pembuatan kerupuk kulit pisang.
21
DAFTAR PUSTAKA
Diana Sari Wijayanti, Irine. 2008. Menejemen. Yogyakarta:
Mitra Cendekia.
Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Insan
Madani.
Kasijadi. 2006. Penerapan Agribisnis Berbasis
PisangSpesifik Lokasi Pisang Mas Dan Agung.
Pertanian BB2TP: BBTP Jawa Timur.
Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2002: 928.
Kunarjo, 2003. Glosarium Ekonomi, Keuangan Dan
Pembangunan Jakarta: universitas Indonesia Perss.
Lowis E. Boone dan David L. Kurtz. 2007. Pengantar Bisnis
Jilid 1 Jakarta: Erlangga.
Suherman, Eman. 2008. Desain Pembelajaran
Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Suryana,Yuyus dan Kartib Bayu. 2010. Kewirausahaan:
Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Sejarah Desa Jatitengah
Pada zaman dahulu, Desa Jatitengah memiliki sejarah
yang sangat unik, menurut cerita dari warga setempat yang
bernama bapak Suparman beliau adalah orang tua dari bapak
kepala desa, dan beliau mnceritakan bahwa di desa tersebut
dulunya terdapat hutan yang sangatlah luas dan warga akan
menjadikan hutan tersebut sebagai pemukiman. Ketika warga
sedang melakukan perombakan, mereka menemukan sebuah
pohon jati yang sangat besar yang berada ditengah-tengah
hutan. Dan warga pun masih melakukan perombakan hingga
hutan menjadi bersih dan layak untuk dijadikan sebuah
pemukiman yang dapat dibangun perumahan dan dihuni oleh
masyarakat.
Karena keunikan dari hutan tersebut warga berinisiatif
untuk memberi nama desa tersebut dengan nama Desa
Jatitengah. Hingga sekarang pohon jati yang besar itu masih
meninggalkan sejarah atau peninggalan yaitu berupa akar
yang masih ada sampai sekarang. Adapun kepala desa yang
pernah menjabat di Desa Jatitengah tersebut adalah:
2
Tabel 1. Sejarah Pemerintahan Desa Jatitengah
No Nama Kepala
Desa
Periode
1. Soekran 1937-1975
2. Paidi 1975-1990
3. Drs. Soemijan 1990-2008
4. Suhadi 2008-2014
5. Puji Hantono 2014-sekarang
Tabel 2. Struktur Perangkat Desa Jatitengah
Jabatan Nama
Kepala desa Puji Hantono
Sekertaris desa Rita Yunani
Kaur TU dan Umum Faizal Dwi Noputranto
Kaur Keuangan Yakijan
Kasi Pemerintahan Munahar
Kasi Kesejahteraan Kasiban
Kasi Pelayanan Ade Dwi Virnando
BPD Ketua : Moh. Mujayin
Wakil ketua: Sujianto
Sekretaris : Wahyu
Megawati
Anggota:
3
1. Edi Hermawan
2. Mohammad Tohir
Gambar 1. Balai Desa Jatitengah
B. Karakteristik Desa Jati Tengah
Desa Jatitengah Kecamatan Sugihwaras Kabupaten
Bojonegoro merupakan bagian integral dari sistem
perwilayahan Kecamatan Sugihwaras. Batas-batas desa ini
sebelah utara yaitu Desa Klepek Kecamatan Sukosewu,
sebelah selatan yaitu Desa Panemon Kecamatan Sugihwaras,
yang sebelah timur yaitu Desa Balongrejo Kecamatan
4
Sugihwaras sedangkan sebelah barat yaitu Desa Pancur
Kecamatan Temayang.
Kondisi tanah pemukiman di Desa Jatitengah berupa
batu kerikil dan pasir kering. Di sekeliling pemukiman warga
terdapat tanaman pisang, nangka, belimbing, mangga, jambu,
kelapa, jati, srikaya, kelengkeng, sawo, ubi dan juga pepaya.
Gambar 2. Transect Desa Jatitengah
Dan secara Geografis, Desa Jatitengah ini merupakan
dataran tinggi. Suhu rata-rata perharinya 17 sampai dengan
31 derajat celcius. Luas wilayah Desa Jatitengah yaitu
164.130 hektar yang terinci menjadi beberapa bagian yaitu:
5
luas tanah sawah mencapai 94.245 hektar, luas tanah kering
mencapai 52.853, luas tanah bengkok mencapai 12.710
hektar, luas sawah desa mencapai 0,830 hektar, luas lapangan
olahraga mencapai 0,950 hektar, luas perkantoran pemerintah
mencapai 0,265 hektar, luas tempat pemakaman desa/umum
mencapai 0,800 hektar, luas bangunan sekolah mencapai
0,162 hektar, luas jalan mencapai 1.315 hektar dan luas tanah
waqaf mencapai 0,110 hektar.
C. Demografi Desa Jati Tengah
Berdasarkan data administrasi pemerintah Desa Tahun
2018, Desa Jatitengah dihuni penduduk berjumlah 1.538 jiwa,
terinci penduduk laki-laki berjumlah 775 jiwa sedangkan
penduduk perempuan berjumlah 763 jiwa. Dan jumlah kepala
keluarga keseluruhan ada 485 KK. Desa Jatitengah hanya
memiliki satu Desa yaitu Desa Jatitengah.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin
No Status
perkawinan
Jumlah
1. Kawin 963
2. Belum kawin 441
3. Duda 26
4. Janda 108
Jumlah total 1.538
6
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia
Usia Laki-laki
(orang)
Perempuan
(orang)
Jumlah
0-5
tahun
37 46 83
6-11
tahun
60 401 100
12-16
tahun
48 38 86
17-25
tahun
92 84 176
26-35
tahun
127 127 254
36-45
tahun
122 122 244
46-55
tahun
116 209 325
56-65
tahun
114 80 194
66-75
tahun
33 56 89
Diatas 26 33 59
7
75 tahun
Total 775 763 1.538
Tabel 5. Orbitas Desa Jatitengah
No Keterangan Jarak
1. Jarak ke ibukota
kecamatan
3 km
2. Lama jarak
tempuh ke ibukota
kecamatan dengan
motor
0,5 jam
3. Lama jarak
tempuh ke ibukota
kecamatan dengan
jalan kaki
1 Jam
4. Jarak ke ibukota
kabupaten/kota
30 Km
5. Lama jarak
tempuh ke ibukota
kabupaten dengan
motor
1,5 Jam
6. Lama jarak
tempuh ke ibukota
3 Jam
8
kabupaten dengan
jalan kaki
7. Jarak ke ibukota
provinsi
100 Km
8. Lama jarak
tempuh ke ibukota
provinsi dengan
motor
3 Jam
9. Lama jarak
tempuh ke ibukota
provinsi dengan
jalan kaki
6 Jam
9
Gambar 3. Peta Desa Jatitengah
Desa Jatitengah hanya terdapat satu dusun saja yaitu
Jatitengah. Yang pembangiannya terdapat 03 RW dan 12 RT,
mulai dari RT 01 s/d RT 12. Dimana setiap RW menaungi 04
RT.
D. Ekonomi Desa Jati Tengah
Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa
Jatitengah perhari yaitu Rp. 50.000. Dimana konstruksi
10
bangunan rumah rata-rata berupa tembok dan kayu dengan
atap bangunan berupa genteng. Secara umum, mata
pencaharian Desa Jatitengah dapat diklasifikasikan ke dalam
bidang pertanian, wiraswasta, guru, pedagang, pemdes,
karyawan swasta, perawat, bidan, polri dan TNI.
Tabel 6. Jumlah Mata Pencaharian Masyarakat
Desa Jatitengah
No Mata pencaharian Jumlah Presentase
1. Petani 711 jiwa 67,39 %
2. Wiraswasta 215 jiwa 20,37 %
3. Guru 6 jiwa 0,56 %
4. Pedagang 14 jiwa 1,32 %
5. Pemdes 7 jiwa 0,66 %
6. Karyawan swasta 94 jiwa 8,90 %
7. Perawat 3 jiwa 0,28 %
8. Bidan 1 jiwa 0,09 %
9. Polri 2 jiwa 0,18 %
10. TNI 2 jiwa 0,18 %
Jumlah 1.055 jiwa 100 %
E. Pendidikan Desa Jatitengah
Di Desa Jatitengah lembaga terdapat pendidikan
formal yaitu PAUD Kamboja dan TK Dharma Wanita Tunas
11
Jaya serta SD Negeri 115 Jatitengah. Dan lembaga
pendidikan non-formal yang ada di Desa Jatitengah
diantaranya, TPQ Darul Huda dan Madrasah Diniyah
Miftahul Ulum. Di Desa Jatitengah ini hanya terdapat satu
masjid Yaitu masjid Miftahul Huda.
Gambar 4. Masjid Desa Jatitengah
Jumlah tenaga pengajar di SDN 115 Jatitengah ada 10
tenaga pendidik yang terdiri dari 3 guru laki-laki dan 7 guru
perempuan, dengan jumlah siswa sebanyak 105 anak. jumlah
tenaga pengajar di TK Darma Wanita Tunas Jaya Jatitengah
ada 3 pendidik dengan jumlah siswa sebanyak 35 anak,
sedangkan jumlah tenaga pengajar di PAUD Kamboja Desa
Jatitengah ada 2 pendidik dengan jumlah siswa 33 anak.
Sayangnya di Desa Jatitengah belum terdapat lembaga
pendidikan tingkat SMP dan SMA sehingga mengharuskan
12
masyarakat Desa Jatitengah memilih melanjutkan di luar
Desa Jatitengah.
Masyarakat yang tamat SD berjumlah 546 orang,
tidak tamat SD berjumlah 110 orang, yang tamat SLTP
berjumlah 357 orang, tamat SLTA berjumlah 245 orang,
tamat Diploma I/II berjumlah 8 orang, tamat S1 berjumlah 23
orang, dan yang tidak/belum sekolah berjumlah 231 orang .
Gambar 5. Sekolah Dasar Negeri Jatitengah 115
13
Gambar 6. PAUD, TK Desa Jatitengah
F. Kebudayaan Desa Jatitengah
Masyarakat Desa Jatitengah masih kental budaya
Jawa yang diwariskan dari generasi ke genarasi. Kebudayaan
masyarakat Desa Jatitengah meliputi:
1. Wiwitan
Tradisi wiwitan adalah tradisi yang masih dilakukan
oleh masyarakat Desa Jatitengah sebagai wujud syukur
kepada Sang Pencipta karena padi mulai menguning
ketika musim hujan. Wiwitan dilakukan secara individu.
Tradisi ini dilakukan dengan cara membawa makanan
yang berupa tumpengan dirumah, ke musholla atau
14
masjid disekitar, atau terkadang dengan membawa
makanan ke acara-acara tertentu yang ada di masyarakat
tersebut.
2. Tingkepan
Seperti halnya masyarakat pada umumnya. Tradisi
tingkepan dilakukan pada setiap ibu hamil 4 atau 7 bulan.
Pada setiap kehamilan pertama, makanan yang wajib ada
di tingkepan adalah rujak dan puceng, pasung dan lain-
lain. Akan tetapi untuk kehamilan kedua atau seterusnya
diadakan acara tingkepan, untuk rujak dan puceng tidak
sebagai menu utamanya.
Tradisi tingkepan bermakna bahwa pendidikan bukan
saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam
dalam rahim ibu. Dalam tradisi ini, saang ibu yang sedang
hamil dimandikan dengan air kembang disertai doa.
tujuannya untuk memohon kepada Allah SWT agar selalu
diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan
dilahirkan selamat dan sehat.
3. Megengan
Megengan merupakan salah satu budaya yang masih
ada di Desa Jatitengah Kecamatan Sugihwaras. Megengan
menandakan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan
Ramadhan, bulan dimana umat Islam di wajibkan
berpuasa, yaitu menaahan untuk tidak melakukan
15
perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah
puasa tersebut. Dengan cara membuat berkat di setiap
rumah dan berdoa.
4. Seni Toklek
Toklek merupakan seni musik tradisional yang masih
dimainkan oleh sekelompok masyarakat di Desa
Jatitengah Kecamatan Sugihwaras dengan menggunakan
berbagai alat musik sederhana. Kata tongklek sendiri
diambil dari bunyi alat musik kentongan, jika dipukul
pada bagian tengah tepat di samping lubang maka
kentongan akan berbunyi “TONG” dan jika dipukul
bagian bawaah tepatnya di ruas baambu maka ketongan
akan berbunyi “KLEK”. Biasannya masyarakat
menambahkan alat musik supaya lebih menarik serta enak
didengar biasanya pemain menambahkan gamelan dan
gong. Tidak hanya itu pemain juga bisa menambahkan
alat musik modern seperti orjen. Tidak ada aturan standar
alat musik yang digunakan kecuali jika dalam
perlombaan, maka pemain tongklek wajib mematuhi
aturan yang dibuat oleh panitia perlombaan.
5. Sedekah Bumi
Tradisi sedekah bumi adalah tradisi yang masih
dilakukan oleh masyarakat Desa Jatitengah Kecamatan
Sugihwaras sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang
16
Maha Esa yang telah memberikan rezeki melalui bumi
berupa segala bentuk hasil bumi. Pada tradisi sedekah
bumi tersebut, biasanya seluruh masyarakat sekitar yang
meraayakannya membuat tumpeng dan berkumpul
menjadi satu di tempat sesepuh kampung, di balai desa
atau tempat-tempat yang telah disepakati oleh seluruh
masyarakat setempat untuk menggelar acara tradisi
sedekah bumi tersebut. Masyarakat membawa tumpeng
ke balaidesa untuk di doakan oleh sesepuh adat. Setelah
didoakan oleh sesepuh, kemudian kembali diserahkan
kepada masyarakat setempat.
Gambar 7. Sedekah Bumi Desa Jatitengah
6. Tasyakuran 17 Agustus 1945
17
Dalam rangka menyambut peringatan HUT RI ke-74,
warga Jatitengah menggelar acara tasyakuran dan doa
bersama. Acara tersebut dilaksanakan selepas sholat
maghrib yaitu dengan pembacaan tahlil dan di isi dengan
ceramah yang dikirimkan untuk para pahlawan serta
pejuang bangsa. Dalam acara tersebut warga berbondong-
bondong membawa makanan (ambeng) ke masjid.
Selepas upacara kemerdekaan 17 Agustus 1945 tak
lupa perangkat desaa pun membawa tumpeng ke
balaidesa untuk dimakan bersama-sama dengan
masyarakat Desa Jatitengah.
7. Ziarah
1 Muharram atau suro memiliki catatan peristiwa
penting di dunia Islam ataupun kebudayaan masyarakat
Jawa, telah menjadi latar munculnya berbagai festival
atau perayaan untuk memperingatinya. Perayaan-
perayaan ini tak hanya ditujukan untuk kegiatan
keagamaan, tapi juga bagian perayaan kultur budaya
sekaligus kelestarian tradisi masyarakat. Suronan
dianggap sebagai hari besar yang sakral, dimana
masyarakat kebanyakan mengharapkan bisa mendapatkan
berkah pad hari besar ini.
Bagi masyarakat Jatitengah, suronan merupakan
kegiatan berziaroh ke makam para wali yang berada di
18
Tuban. Disana mereka melakukan kegiatan doa bersama
sebagai rasa syukur atas nikmat Tuhan dan mendoakan
para wali yang ada di Tuban. Selain itu tradisi ini dapat
mempererat tali persaudaraan.
G. Keagamaan Desa Jatitengah
Masyarakat Jatitengah menganut agama Islam, dan di
Desa Jatitengah tingkat keagamaanya sangat kental, di desa
ini masih banyak sekali kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dilaksanakan. Berikut ini kegiatan keagamaan yang ada di
Desa Jatitengah meliputi :
1. Maleman
Tradisi maleman selau dilakukan oleh masyarakat
Desa Jatitengah pada setiap malam ganjil, dimana malam
ganjil dimulai pada malam 21 Romadhon. Tradisi
malemam di Desa Jatitengah dilakukan dengan cara
membawa makanan (ambeng) yang terdiri dari berbagai
macam lauk pauk dan nasi kotak untuk dibagikan kepada
para jama’ah dan anak-anak yang datang ke masjid
ataupun ke musholla.
2. Tahlilan
Tahlilan kerap kali diadakan rutin oleh masyarakat
Desa Jatitengah, dimana kegiatan tahlil ini juga dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok bapak-bapak dan
19
kelompok ibu-ibu. Yang pelaksanaannya untuk jamaah
tahlil bapak-bapak dilakasanakan pada hari kamis malam
jumat secara bergilir di rumah para jamaah tahlil begitu
pula dengan jamaah tahlil ibu-ibu, dan pelaksanaan untuk
jamaah tahlil ibu-ibu yaitu pada hari minggu malam
senin.
Gambar 8. Rutinan Jamaah Tahlil Ibu-Ibu
3. Dziba’an
Dziba’an dilakukan setiap satu bulan sekali oleh
masyarakat Desa Jatitengah, dimana kegiatan dziba’an ini
dilakukan oleh kelompok remaja IPPNU Desa Jatitengah.
Tradisi dziba’an yaitu dengan membaca atau melantunkan
shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ada yang
dibaca biasa, namun ada bagian-bagian lain lebih banyak
menggunakan lagu.
20
H. Kesehatan Desa Jatitengah
Kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat
berharga dalam hidup. Mendapatkan kesehatan merupakan
suatu hak dari setiap masyarakat dan kebutuhan untuk
meningkatkan kualitas dan produktifitas masyarakat. Adapun
alat untuk mengukur kesehatan masyarakat dapat ditinjau dari
jumlah masyarakat yang terkena penyakit. Sementara itu dari
beberapa data yang diperoleh menunjukan bahwa jumlah
masyarakat yang terserang penyakit relatif rendah, hal ini
menggambarkan bahwa masyarakat Desa Jatitengah memiliki
pola hidup yang sehat. Rata-rata masyarakat Jatitengah sudah
memiliki jamban atau WC bahkan dapat dikatakan bahwa
tingkat ODF (Open Defecation Free) yaitu kondisi ketika
setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar
sembarangan mencapai 99,9 %.
Gambr 9. Ponkesdes Desa Jatitengah
21
Di Desa Jatitengah hanya terdapat satu pelayaan
kesehatan yaitu Ponkesdes. Di Ponkesdes tersebut terdapat 2
petugas yaitu Bapak Moh. Kharis Shidiq, S.Kep.Ns dibagian
BP (pengobatan) dan Ibu Tria Mufida, A.Md.Keb. dibagian
KIA dan KB. Adapun Visi dan Misi Ponkesdes Desa
Jatitengah Kecamatan Sugihwaras:
Visi:
1. Terwujudnya Desa Jatitengah sehat menuju Kecamatan
Sugihwaras Sehat.
Misi :
1. Menggerakkan masyarakat Desa Jatitengah agar
menciptakan lingkungan Desa Jatitengah yang sehat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan
masyarakat di Desa Jatitengah.
3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyaarakat Desa Jatitengah.
22
Tabel 7. Jenis Pelayanan Ponkesdes Jatitengah
No Jenis pelayanan Tarif (Rp)
1. Poli umum
Pemeriksaaan
kesehatan umum
Konsultasi gizi
Konsultasi
sanitasi
Jahit luka dan
angkat jahitan
Perawatan luka
5.000
5.000
5.000
20.000
15.000
2. Poli KIA/KB
Pemeriksaan
kehamilan
Pemeriksaan
pasca sarjana
Suntik KB
20.000
20.000
23
Konseling KB
Pertolongan
persalinan
normal
Perawatan bayi
baru lahir
Pemeriksaan
tumbuh balita
10.000
5.000
500.000
20.000
10.000
3. Laboratorium
sederhana
Hemoglobin
PP test
Protein urine
9.000
15.000
15.000
Keberadaan Ponkesdes sangatlah membantu dan
memberikan pelayanan yang optimal terhadap masyarakat
Desa Jatitengah, Ponkesdes ini merupakan tahap penanganan
pertama ketika masyarakat mengalami gangguan kesehatan
sebelum nantinya ditangani oleh rumah sakit apabila di
Ponkesdes tidak mampu menanganinya. Tempat Ponkesdes
24
ini terletak di paling utara Rt. 12 Rw. 03. Ponkesdes ini
dibuka mulai jam 09.00 WIB sampai 13.00 WIB.
Tabel 8. Kesehatan Masyarakat Desa Jatitengah
1. Kualitas Ibu
Hamil
Jumlah (Orang)
Jumlah ibu
hamil
5
Jumlah ibu
hamil periksa di
posyandu
5
Jumlah ibu
hamil
melahirkan
5
2. Kualitas Bayi Jumlah (Orang)
Jumlah bayi
lahir
5
Jumlah bayi
hidup
5
Jumlah bayi
mati
-
25
Tabel 9. Perkembangan Pasangan Usia Subur dan
KB Desa Jatitengah
Pasangan usia subur Jumlah (Orang)
Jumlah remaja putri usia
12-17 tahun
46
jumlah perempuan usia
subur 15-49 tahun
406
Jumlah wanita kawin
muda usia kurang dari 16
tahun
-
Jumlah pasangan usia
subur
307
Keluarga Berencana Jumlah (Orang)
Jumlah pengguna alat
kontrasepsi suntik
307
Jumlah pengguna metode
kontrasepsi spiral
177
Jumlah pengguna alat
kontrasepsi kondom
53
Jumlah pengguna metode
kontrasepsi pil
1
Jumlah pengguna metode
Vasektomi
20
26
Tabel 10. Daftar Cacat Mental dan Fisik Desa Jatitengah
Cacat fisik Laki-laki
(Orang)
Perempuan
(Orang)
Tuna rungu 4 1
Tuna wicara 4 1
Tuna netra 1 1
Lumpuh - -
Sumbing - -
I. Politik Pembangunan Desa Jatitenggah
Setiap desa pasti memiliki kebijakan dari pemerintah
desa untuk memperlancar dan mempercepat laju
pembangunan desa, hal tersebut dapat dikatakan sebagai
politik pembangunan desa atau dapat juga dikatakan sebagai
program-program pembangunan desa. Pemerintah Desa
Jatitengah berusaha untuk memperlancar dan mempercepat
pembangunan di Desa Jatitengah baik dalam bidang
pertanian, ekonomi, sarana dan prasarana ataupun lainnya.
Program-program pembangunan desa dilakukan
dengan usulan-usulan dari tingkat RT yang
dimusyawarahkan dan ditampung pada kegiatan Dusun
kemudian antara usulan-usulan dari Dusun tersebut
27
dibawa dalam Musrenbangdes dan dibentuk Tim
Pelaksana untuk masing- masing kegiatan dan semua
program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan
Pembangunan berkala, kegiatan pembangunan fisik
untuk Desa Jatitengah masih sekitar sarana dan
prasarana yang mengacu pada RPJM Desa dan RKP
Desa, berikut program kegiatan pembangunan Desa
Jatitengah yang direncanakan pada Tahun 2019 :
Tabel 11. Program Kegiatan Pembangunan Desa
Jamberejo
No Uraian
Kegiatan
Lokasi Volume Jumlah
Dana (RP)
Sumber
Dana
1. Pembangun
an vaving
halam SD
untuk
sholat hari
raya RT.
07/02
Ds.
Jatiteng
ah
776 m² Rp.
100.515.200.
DD
tahap 1
2. Pembangun
an vaving
Jl. Gang
Ds.
Jatiteng
ah
P: 37 m
L: 15 m
Rp.
16.698.700.
DD
tahap 1
28
RT. 08/02
3. Pembangun
an gorong-
gorong RT.
08/03
Ds.
Jatiteng
ah
P: 2 m
L: 5 m
Rp.
5.330.000
DD
tahap 1
4. Pembangun
an pagar
balai desa
Ds.
Jatiteng
ah
P: 32 m 24.364.500 ADD
tahap 1
5. Pembangun
an Drainase
verovemen
RT.01/01
Ds.
Jatiteng
ah
P: 100,5
m
L: 0,60 m
T: 0,60 m
Rp.
63.210.000
DD
tahap 2
6. Pembangun
an Draidase
Verovemen
RT. 08/02
Ds.
Jatiteng
ah
P: 170,5
m
L:0,60 m
T: 0,60 m
Rp.
107.100.000
DD
tahap 2
7. Pembangun
an Draidase
Verovemen
RT. 12/03
Ds.
Jatiteng
ah
P: 93 m
L: 0,60 m
T: 0,60 m
Rp.
58.300.000
DD
tahap 2
8. Pembangun
an TPT RT.
07/02
Ds.
Jatiteng
ah
P: 60 m
T: 2 m
Rp.
82.000.000
DD
tahap 2
29
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di Desa
Jatitengah Tim Pelaksana Kegiatan dapat menyelesaikan semua
kegiatan sesuai target yang ditentukan oleh Pemerintah Desa
sebagaimana berikut:
Tabel 12. Target Yang Ditentukan Oleh Pemerintah Desa
Jatitengah
No Uraian kegiatan Waktu Pelaksana
1. Pembangunan vaving
halam SD untuk sholat
hari raya RT. 07/02
60 hari Timlak
2. Pembangunan vaving Jl.
Gang-gang RT.
30 hari Timlak
3. Pembangunan gorong-
gorong RT.08/03
30 hari Timlak
4. Pembangunan pagar balai
desa
30 hari Timlak
5. Pembangunan Drainase
verovemen RT.01/01
50 hari Timlak
6. Pembangunan draidase
verovemen RT. 08/02
60 hari Timlak
7. Pembangunan draidase
verocemen RT. 12/03
50 hari Timlak
8. Pembangunan TPT
RT.07/02
50 hari Timlak
30
BAB II
PROBLEMATIKA MASYARAKAT
A. Kekeringan
Jika menyinggung masalah kekeringan, faktor yang
terlibat di dalam fenomena tersebut yaitu musim kemarau
yang terlalu panjang yang turut serta mengakibatkan
musim penghujan terlalu pendek atau bahkan tidak ada
sama sekali.
Pada musim kemarau, warga Desa Jatitengah sangat
kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sungai-sungai
dan sumur-sumur mengering serta sumber mata air
menipis. Di wilayah RT 05 air sumur sebagian sudah
tidak keluar airnya. Warga desa Jatitengah hanya
mengandalkan satu sumber mata air berupa sumur yang
digunakan untuk semua keperluan, diantaranya: mencuci,
mandi dan untuk dikonsumsi. Kondisi tersebut mejadikan
sebagian warga Desa Jatitengah harus ngangsu guna
mendapatkan air tersebut. Warga harus memutar otak
agar kebutuhan air di musim kemarau terpenuhi.
Akhirnya pemerintah desa mengajukan proposal ke
Kabupaten untuk mendapatkan bantuan air bersih. Akibat
yang dirasakan oleh warga salah satunya yaitu di bidang
31
pertanian. Para petani terancam gagal panen karena
kebutuhan air yang kurang tercukupi.
B. Pembuangan Sampah Sembarangan
Membuang sampah sembarangan sudah menjadi
kebiasaan atau tradisi bagi sebagaian masyarakat.
Dikatakan dengan kebiasaan karena sering terlihat banyak
sekali warga yang masih membuang sampah tidak pada
tempatnya. Terkadang tempat sampah sudah tersedia
namun masyarakat seolah-olah tidak melihatnya dan
malah membuang sampah tersebut dimana-mana. Namun,
terkadang juga memang kurangnya pemerintah dalam
menyediakan tempat sampah.
Permasalahan sampah di Desa Jatitengah saat ini yaitu
limbah rumah tangga yang berupa plastik. Kebiasaan
membuang sampah dilakukan oleh masyarakat Desa
Jatitengah di depan umum, mungkin karena sudah
menjadi kebiasaan mereka pun membuang sampah
sembarangan sudah menjadi hal yang biasa dan mereka
nyaman-nyaman saja ketika halaman rumahnya terdapat
sampah yang berserakan. Khususnya mereka yang tinggal
di dekat sungai. Mereka sering membuang sampah ke
sungai karena memang minimnya tempat pembuangan
sampah dan kurangnya kesadaran dari diri mereka
32
masing-masing. Hal ini akan mengakibatkan sungai
tercemar serta dapat mengakibatkan berbagai macam
penyakit. Selain itu, sampah yang tidak dikelola inilah
yang bisa menjadikan sumber polusi dan pencemaran
lingkungan seperti pencemaran tanah, air dan udara.
C. Perekonomian
Mayoritas perekonomian masyarakat Jatitengah
bergantung pada hasil pertanian, namun dalam 2 tahun
terakhir ini masyarakat Jatitengah mengalami gagal panen
karena hama dan kekeringan, sehingga dengan adanya
hasil pertanian yang kurang maksimal menyebabkan
penghasilan mereka menjadi kurang. Hal ini dikarenakan
pola tanam yang tidak teratur yang mana selama 2 tahun
berturut-turut terjadi ketergantungan pada varietas padi.
Hal tersebut menjadi problem bagi masyarakat
Jatitengah, hasil pertanian yang seharusnya untuk
memenuhi semua kebutuhan pada akhirnya tidak bisa
diandalkan sepenuhnya, tidak ada usaha lain selain
pertanian yang mereka andalkan untuk memenuhi
kebutuhan, sedangkan dari pemuda atau pemudi Desa
Jatitengah pun tidak ahli dibidang pertanian. Pemuda di
desa ini lebih cenderung untuk mencari pekerjaan di luar
desanya.
33
Namun jika dilihat dari potensi yang ada di Desa
Jatitengah ini terdapat banyak sekali potensi, salah
satunya pohon pisang. Jika dilihat dari sekian banyak
manfaatnya, maka itu dapat dijadikan peluang usaha
untuk masyarakat di Desa Jatitengah, khususnya para ibu-
ibu bisa memanfaatkan pohon pisang tersebut mulai dari
kerajinan bahkan produk olahan-olahan dari pisang.
D. Fokus Permasalahan
Dari beberapa problematika masyarakat yang telah
dipaparkan di atas, terdapat beberapa masalah yaitu di
bidang pengairan dan bidang kesehatan. Selain itu, juga di
bidang ekonomi yang disebabkan kurangnya pemanfaatan
potensi pohon pisang yang ada di Desa Jatitengah. Yang
mana pada Desa Jatitengah, kebanyakan di tiap-tiap
pekarangan rumah banyak sekali kurangnya ada
pemanfaatan limbah.
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami
memutuskan untuk fokus menangani masalah kurangnya
pemanfaatan potensi pohon pisang yang menjadi titik
fokus kami yaitu limbah kulit pisang. Hal ini di sebabkan
oleh beberapa faktor yaitu:
34
1. Pengangguran Di Desa Jatitengah
Penganggur atau tunakarya adalah istilah
untuk orang yang tidak bekerja sama sekali atau
sedang mencari pekerjaan. Penganggurang umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja yang tidak
sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tidak
mampu menyerapnya, sedangkan di Desa Jatitengah
masih banyak orang yang menganggur yang
disebakan kurang adanya kegiatan. Berdasarkan hasil
survei yang dilakukan oleh temen-temen KKN STAI
ATTANWIR masih banyak ibu-ibu yang tidak
bekerja dan masih banyak pula anak-anak atau
pemuda-pemudi yang tidak ada kegiatan ketika
setelah sepulang sekolah. Secara umum di Desa
Jatitengah masih sangat banyak ibu-ibu yang menggur
ketika di sore hari atau sepulangnya dari ladang atau
sawah, padahal ketika mereka mau memanfaatkan
kulit pisang menjadi produk maka akan menjadi
sebuah pekerjaan yang dapat menambah penghasilan
keluarga.
2. Potensi Kulit pisang
Di Desa Jatitengah terdapat banyak pohon
pisang. Yang kebanyakan digunakan oleh warga
35
sebagai pelengkap hidangan sehari-hari. Karena yang
digunakan hanyalah buahnya saja sedangkan kulitnya
dibuang sia-sia, maka kulit pisang ini dapat dijadikan
potensi untuk dikembangkan oleh masyarakat di Desa
Jatitengah dan ketika kulit pisang tersebut di
manfaatkan maka salah satunya bisa membantu
perekonomian warga.
Gambar 10. Potensi Pohon Pisang
Jika dilihat dari kegunaannya hampir semua
bagian pohon pisang tersebut dapat dimanfaatkan.
Mulai dari daun bisa dimanfaatkan untuk bungkus
lontong, bungkus tempe dan pembungkus makanan
lainnya. Dari segi pelepahnya, bisa dimanfaatkan
untuk kerajinan tangan, pelepah yang dililit untuk
36
dijadikan tali dan lain sebangainya. Dan batangnya
pun juga bisa dimanfaatkan untuk kerajinan dan
pembungkus tempe, kebetulan di desa ini
pembungkus tempe berbeda dengan di desa lain-
lainnya yaitu tidak dari plastik melainankan dari
batang pisang (gedebog).
Uniknya lagi, ares pisang juga dapat diolah
menjadi kripik ares pisang yang rasanya tak kalah
enaknya dengan kripik-kripik lainnya. Dan pastinya
juga buah pisang sangat bermanfaat untuk di jadikan
olahan makanan dan lain sebagainya. Yang lebih
menarik dari yang lainnya kulit pisang yang biasanya
dibuang secara percuma dan hanya menjadi limbah
yang tak berguna, kini kulit pisang bisa dimanfaatkan
sebagai olahan kerupuk kulit pisang yang sehat dan
tak kalah lezat dari olahan kerupuk lainnya. Dari segi
ekonomi hal ini dapat menambah penghasilan
tambahan bagi ibu rumah tangga khususnya bagi
keluarga yang ekonominya menengah ke bawah.
3. Pengelolaan Kulit pisang Yang Kurang Maksimal
Tidak sedikit masyarakat mengolah buah
pisang menjadi bahan olahan industri makanan, baik
rumahan maupun pabrik. Tidak hanya buahnya saja
37
yang sering dikonsumsi dan diolah, daun pisang yang
juga sering dipergunakan untuk membungkus
beberaapa olahan makanan, tetapi banyak
massyarakat yang kurang memperhatikan bagian kulit
pisang, pada umumnya masyrakat hanya akan
mengkonsumsi buahnya dan langsung membuang
kulitnya, karena dianggap sampah. Secara umum kulit
pisang belum banyak dimanfaatkan secara baik.
Kurang adanya inovasi pengelolaan kulit
pisang di Desa Jatitengah menyebabkan pengelolaan
kulit pisang tidak maksimal, sehingga sering kali
pohon pisang yang sudah berbuah dan di ambil buah
pisangnya mengakibatkan membusuknya kulit pisang
dan bisa menimbulkan pencemaran lingkungan,
seperti jika limbah kulit pisang yang menumpuk dan
bercampur dengan sampah lain yang banyak
mengandung bahan kimia, kemudian tertimbun tanah
atau terbawa air hujan dan meresap ke dalam tanah,
maka zat dari sampah dan kulit pisang yang tercampur
akan akan menyebabkan pencemaran tanah. Jadi
pemanfaatan pelepah pisang sangat tidak maksimal
karena hanya dibuang sia-sia.
4. Analisis Pohon Masalah
38
Berikut adalah analisa pohon masalah terkait
problematika yang ada di di Desa Jatitengah
Kecamatan Sugihwaras.
Tabel 13. Analisis Pohon Masalah
Penjabaran dari pohon masalah
Pengangguran
Kurangnya
pendapatan
Waktu terbuang
sia-sia
Perekonomian :
Tidak ada inisiatif untuk memanfaatkan potensi kulit pisang
sebagai usaha yang dapat menambah pendapatan ibu rumah
tangga
Kurangnya skill Bergantung pada hasil
panen
Hasil panen tidak
maksimal
Gagal panen
Tidak adanya
pelatihan
39
Akhirnya dalam forum FGD (Focus Group
Discusion) yang telah dilakukan bersama dengan
masyarakat Desa Jatitengah Kecamatan Sugihwaras,
mereka semua duduk bersama dan musyawarah serta
saling mengungkapkan berbagai permasalahan yang
mereka rasakan di Desa Jatitengah. Dari berbagai
bidang yang meraka ungkapkan dalam musyawarah
tersebut, seperti perekonomian, kekeringan dan
sampah. Mereka lebih memilih membahas tentang
permasalahan ekonomi dan meraka juga berharap
terciptanya lapangan kerja. Dan kami menganalisis
bersama dengan memanfaatkan potensi yang ada yaitu
pohon pisang yang secara keseluruhan dari pohon
tersebut dapat dimanfaatkan. Dari mereka sama sekali
tidak tahu bahwa limbah dari kulit pisang itu dapat
dimanfaatkan, yaitu dengan cara membuat olahan
kulit pisang menjadi kerupuk.
Akhirnya kami memilih untuk mengangkat
masalah tersebut, inti dari masalah di Desa Jatitengah
ini adalah minimnya inovasi pemanfaatan dari kulit
pisang yang nantinya dapat menjadikan sebuah
produk sehingga meningkatakan perkonomian ibu
rumah tangga. Hal ini dikarenakan masyarakat Desa
Jatitengah terlalu bergantung dengan hasil pertanian,
40
dan dalam keadaan saat ini masyarakat Desa
Jatitengah mengalami paceklik yang mana hasil panen
bulan lalu kurang maksimal yang menyebabkan
kurangnya pendapatan warga, masyarakat menjadi
pengangguran dan waktu terbuang sia-sia.
5. Analisis Pohon Harapan
Dengan meningkatkan peluang usaha di Desa
Jatitengah diharapkan ibu rumah tangga tidak perlu
bergantung lagi dengan pertanian dengan cara
meningkatkan usaha selain pertanian, yaitu dengan
membuat produk atau inovasi dari kulit pisang yang
nantinya ketika sudah berjalan sesuai target dapat
mendristribusikan nya atau dengan menjual produk
tersebut. Dan diharapkan terciptanya skill dengan
membuat pelatihan pada ibu rumah tangga. Dengan
meningkatkan pemanfaatan inovasi dari kulit pisang,
diharapkan ibu rumah tangga dapat mengisi waktu
luang dengan hal yang positif tentunya juga dapat
menciptakan kegiatan yang dapat menambah
pendapatan ibu rumah tangga.
Berikut adalah analisa pohon harapan terkait
problematika yang ada di Desa Jatitengah.
41
Tabel 14. Analisis Pohon Harapan
Terciptanya
lapangan kerja Pendapatan
meningkat
Terciptanya peluang usaha
Terciptanya skill
masyarakat
Terciptnya usaha
sendiri
Mengadakan
pelatihan
Tidak bergantung
pada pertanian
Waktu yang
produktif
42
6. Analisis Diagram Alur
Masyarakat Desa Jatitengah
bermatapencaharian sebagai petani, bidan,
wiraswasta, guru, TKI dan juga polri. Bagi mereka
yang bermatapencaharian sebagai petani, meraka
memperoleh penghasilan dari tanam padi, tembakau
dan cabe. Ketika saat panen, masyarakat menjualnya
kepada tengkulak, ada yang dijual ke pasar, rumahan
dan juga untuk dikonsumsi sendiri.
Dan bagi mereka yang bermatapencaharian
sebagai wiraswasta di kelompokkan menjadi dua yaitu
sebagai wirausaha dan juga imigrasi. Macam-macam
usaha bagi mereka yang bermatapencaharian sebagai
wirausaha ada yang membuat bebel, membuka
warkop, bengkel, toko rumahan dan juga membuka
toko obat-obatan. Bagi masyarakat yang
bermatapencaharian sebagai imigrasi, mereka lebih
memilih ke kalimantan, gresik dan surabaya.
Untuk masyarakat yang bermatapencaharian
sebagai guru meraka ditugaskan ada yang di PAUD,
TK, SD, Mts, TPQ serta madin. Ada juga yang
berkerja sebbagai TKI di Thailand.
43
Gambar 11. Diagram Alur Perekonomian
Masyarakat Desa Jatitengah
7. Analisis Kalender Harian
Masyarakat Desa Jatitengah mayoritas
pekerjaan utamanya adalah petani. Kegiatan
keseharian mereka mulai dari jam 05.00 pagi sampai
jam 11.00 siang bapak pergi ke sawah setelah itu
pulang dan istirahat sampai jam 13.00. kemudian jam
14.00 sampai jam 17.00 bapak kembali pergi ke
sawah.
Dan kegiatan ibu dalam kesehariannya antara
lain mulai dari jam 04.00 wib hingga jam 06.00 wib
ibu melakukan kegitannya yaitu sholat shubuh dan
44
masak kemudian pada jam 06.00 wib hingga jam
10.00 wib ibu mengirim makanan untuk suaminya ke
sawah dan membantu suaminya. Jam 10.00 wib
sampai jam 15.00 wib kegiatan yang dilakukan ibu
adalah istirahat. Dan pada jam 15.00 wib sampai jam
17.00 ibu mengantar anaknya ngaji di TPQ. Pukul
17.00 wib hingga 18.00 wib ibu melakukan kewajiban
sholat yaitu sholat maghrib. Kemudian jam 18.00 wib
sampai 21.00wib ibu melakukuan sholat isya
kemudian istirahat. Dan pada jam 21.00 sampai 04.00
wib ibu istirahat malam.
Gambar 12. Analisis Kalender Harian
45
Sedangkan kegiatan anaknya mulai pagi jam
04.00 wib sampai jam 05.00 wib anak sholat subuh
kemudian pada jam 05.00 wib sampai 07.00 wib
sebelum sekolah anak melakukan persiapan untuk
berangkat sekolah kemudian sarapan. Jam 07.00 wib
sampai jam 12.00 wib anak belajar di sekolah. Dan
pada jam 12.00 wib sampai 15.00 wib anak istirahat.
Dan pada sore harinya yaitu jam 15.00 wib sampai
17.00 wib anak mengaji di TPQ. Pada jam 17.00 wib
sampai 18.00 wib anak melakukan sholat maghrib.
Dan dilanjutkan pada jam 18.00 wib sampai 19.00
wib anak belajar. Dan kemudian jam19.00 wib sampai
21.00 wib anak sholat isya dan istirahat. Dan pada jam
21.00 wib sampai pada jam 04.00 wib anak istirahat
malam.
8. Analisis Kalender Musiman
Pendapatan masyarakat Desa Jatitengah
mayoritas dihasilkan dari hasil pertanian. Komoditas
yang ditanam berupa padi, tembakau, cabe. Selain
bertani, masyarakat Jatitengah juga memelihara
binatang ternak sebagai penghasilan tambahan seperti
sapi dan juga kambing. Ada masyarakat yang
46
memelihara sapi betina dan sapi jantan begitu pula
dengan kambing.
Gambar 13. Analisis Kalender Musiman
Selain sapi dan kambing, masyarakat Desa
Jatitengah juga memiliki ternak ayam. Namun ternak
ayam ini bukanlah dalam jumlah besar melainkan
hanya untuk memenuhi kebutuhan jika sewaktu-waktu
dibutuhkan.
47
9. Analisis Diagram Venn
Tabel 15. Diagram Venn
Setelah menelusuri wilayah di Desa Jatitengah
Kecamatan Sugihwaras, kami mengamati bahwa
tradisi sedekah bumi rutin dilakukan setiap tahunnya
dan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Selain
Masyarakat
Jatitengah
Warung
pangkon
Sedekah
bumi
Dziba’an
wiwit
Me
ge
ng
an
Ta
hlil
Pen
gaji
an
Elekton
Ziaro
h 1
suro
To
ng
kle
k Tingk
epan
48
sedekah bumi tradisi yang kerap dilakukan pada
momen tertentu yaitu wiwitan, tingkepan dan juga
megengan. Dan kegiatan hiburan berupa orkes atau
olekton juga kerap lakukan oleh masyarakat Desa
Jatitengah. Dan kegiatan keagamaan seperti tahlil,
dziba’an dan ziarah 1 suro rutin dilakukan setiap
agenda tertentu kecuali pengajian jarang dilakukan.
49
BAB III
DINAMIKA PROSES PEMECAHAN MASALAH DESA
JATITENGAH
Dari masalah yang ada di Desa Jatitengah terkait
tentang pemanfaatan kulit pisang, kami melakukan
perencanaan untuk pemecahan masalah tersebut yaitu melalui
pelatihan tentang pembuatan kerupuk dari kulit pisang. Dan
menyadarkan masyarakat desa bahwasannya kulit pisang
yang hanya menjadi limbah sekarang bisa dimanfaatkan.
Alasan kami memilih pemanfaatan kulit pisang sebagai
olahan kerupuk karena dari beberapa analisis yang di bawah
ini:
A. ANALISIS POTENSI DESA
Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini
kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika
(Madagaskar), Amerika Serikat dan Amerika Tengah.
Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke
seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis,
di mulai dari asia tenggara ke timur melalui lautan teduh
sampai ke Hawaii pada tahun 1000 SM. Selain itu,
tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudra
50
Atlantik, Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika.1 Dan
di Indonesia pun juga sangat banyak apalagi di Jawa,
karena tanah di Jawa banyak yang kosong dan ladang-
landang juga banyak di tanami pohon pisang.
Dan di desa Jatitengah memiliki potensi yang cukup
banyak salah satuya yaitu pohon pisang yang kebanyakan
terletak di pekarangan rumah warga, ladang dan
persawahan. Dengan banyaknya potensi yang ada warga
masyarakat Desa Jatitengah dapat memanfaatkan potensi
pohon pisang tersebut. Dan hampir dari seluruh pohon
pisang tersebut dapat dimanfaatkan, mulai dari daun
hingga batangnya. Dan yang paling menonjol adalah
pemanfaatan buah pisangnya. Dari buah pisang tersebut
diolah menjadi makanan rumahan yang hanya
memanfaatkan buahnya saja sedangkan kulit pisangnya
dibuang sia-sia.
Padahal kulit dari buah pisang tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyakat Desa Jatitengah sebagai
olahan makanan yang sangat lezat. Dengan begitu, pohon
pisang yang dimanfaatkan kulit pisangnya berpotensi
dapat dimanfaatkan menjadi olahan kerupuk yang
kemudian dapat meningkatkan perekonomian keluarga
1 Satuhu S, Suyanti dan Supriyadi, Pisang, Pengolahan dan Prospek Pasar
(Jakarta: Penebar Swadaya, 2001), 98.
51
atau masyarakat Desa Jatitengah. Sedangkan kondisi saat
ini para ibu-ibu hanya memanfaatkan buah pisangnya saja
sedangkan kulit pisangnya dibuang dan tidak
dimanfaatkan sehingga menjadi sia-sia, padahal kulit
pisang tersebut dapat dimanfaatkan menjadi barang yang
bernilai contohnya kerupuk kulit pisang.
B. ANALISIS PERENCANAAN PROGRAM
Program yang direncanakan untuk masyarakat Desa
Jatitengah yaitu
1. Sosialisasi Kepada Ibu-ibu Rumah Tangga Desa
Jatitengah Melalui Pelatihan Pembuatan
Kerupuk Dari Kulit Pisang.
Program yang direncanakan yaitu, sosialisasi
pada ibu-ibu rumah tangga masyarakat Desa
Jatitengah untuk memanfaatkan kulit pisang sebagai
olahan, melalui kegiatan pelatihan pembuatan
kerupuk kulit pisang, diharapkan ibu-ibu rumah
tangga dapat membuat kerupuk kulit pisang tersebut,
guna mengisi waktu luang untuk membuat produk
rumahan yang dapat menambah pendapatan ibu
rumah tangga.
Sehingga dengan begitu ibu rumah tangga
tidak hanya mengandalkan hasil pertanian untuk
52
memenuhi kebutuhan, tetapi juga dapat
memanfaatkan limbah atau sampah kulit pisang
sebagai cara menambah pendapatan ibu-ibu rumah
tangga di Desa Jatitengah. Dan ketika hasil pertanian
kurang maksimal, ibu-ibu di Desa Jatitengah masih
bisa memenuhi kebutuhannya.
2. Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui
Pembuatan Produk Kerupuk Kulit Pisang untuk
Meningkatkan Pendapatan Tambahan Ibu
Rumah Tangga
Dengan adanya pelatihan yang kami adakan di
Desa Jatitengah tentang pembuatan kerupuk kulit
pisang diharapkan mampu menambah pendapatan
ibu-ibu rumah tangga melalui pembuatan kerupuk
dari kulit pisang. Berikut ini cara untuk menambah
pendapatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jatitengah
melalui pembuatan produk kulit pisang :
a. Sosialisasi Manfaat Kulit Pisang
Buah pisang juga memiliki banyak
manfaat. Kandungan yang terdapat dalam pisang
antara lain karbohidrat, lemak, protein, mineral
dan serat dengan demikian pisang juga merupakan
53
salah satu bahan pangan yang mampu
meningkatkan gizi masyarakat.2
Kulit pisang diketahui mengandung
karbohidrat sebesar 59%, protein kasar sebesar
0,9%, lemak kasar 1,7%, dan kandungan mineral
seperti potasium 78,1%, kalsium 19,2%, besi
24,3% dan mangan 24,3%.
Di Desa Jatitengah memiliki potensi untuk
mengembangkan kulit pisang, sedangkan ibu
rumah tangga hanya mengambil buahnya saja dan
kulit pisang hanya akan menjadi sampah atau
limbah. Masih banyak kulit pisang yang tidak
dimanfaatkan atau terbuang sia-sia sehingga perlu
adanya kesadaran masyarakat tentang
memanfaatkan kulit pisang tersebut.
Maka dari hal tersebut, kami perlu
mensosialisasikan kulit pisang sebagai salah satu
cara untuk menambah pendapatan ibu-ibu rumah
tangga dan mengurangi sampah serta mengurangi
pengangguran di Desa Jatitengah dengan membuat
sebuah inovasi produk yang dapat bernilai
ekonomis, selain itu ibu-ibu Desa Jatitengah selalu
2 Kasijadi, Penerapan Agribisnis Berbasis Pisang Spesifik Lokasi Pisang Mas Dan
Agung (Pertanian BB2TP: BBTP Jawa Timur).
54
bisa berkreatifitas dalam hal membuat produk
tersebut.
b. Sosialisasi menejemen bisnis
Bisnis merupakan kegiatan yang dapat banyak
memberikan keuntungan bagi masyarakat ketika
mampu me-manegemen bisnis dengan baik,
sehingga perlu disadari bahawa pentingnya dalam
me-menejemen bisnis atau usaha. Dalam hal ini
perlu juga adanya kekompakan untuk
memanfaatkan limbah kulit pisang oleh ibu rumah
tangga, sehingga masyarakat tidak hanya
bergantung dengan hasil pertanian, sedangkan
hasil pertanian dari beberapa tahun kemarin tidak
memenuhi kebutuhan dari masyarakat Jatitengah.
Selain itu dalam me-menejemen bisnis perlu
adanya pula perencanaan, pengelolaan, dan
pengorganisasian sebuah usaha atau bisnis
sehingga mampu mencakup semua pengaturan
baik dari dalam proses pengerjaan suatu bisnis
untuk mencapai suatu tujuan yang masyarakat
inginkan.
Dari permulaan usaha yang akan mulai
dibangun perlu menggunakan yang namanya
menejemen bisnis agar laju usaha mempunyai
55
target dan dapat memenuhi kebutuhan dan
meningkatkan perekonomian. Sama halnya yang
akan dilakukan oleh masyarakat Jatitengah,
dimana akan dibentuk susunan kelompok yang
akan menjadi tanggung jawab masing-masing
induvidu demi mencapai target yang telah
ditentukan. Serta dengan adanya pembagian tugas
ini diharapkan akan menjadi kekuatan bagi ibu-ibu
rumah tangga untuk selalu kompak dalam
menjalankan bisnis yang dijalani.
c. Sosialisasi distribusi bisnis
Pemasalahan yang mendasar yang sering dihadapi
oleh masyarakat Jatitengah adalah ekonomi karena
kurangnya lapangan kerja dan kurangnya inovasi
untuk memanfaatkan potensi kulit pisang yang
ada. Sehingga perlu adanya kreativitas untuk
menjadikan limbah tersebut sebagai suatu produk
yang bernilai ekonomis. Jadi, ketika limbah atau
sampah tersebut menjadi produk maka perlu
adanya distibusi atau pemasaran. Setiap produk
yang mempunyai nilai ekonomis tentunya
memiliki strategi pemasaran tersendiri yang harus
dijalankan dalam melaksanakan kegiatan
bisnisnya, untuk memudahkan dalam
56
mendisribusikan produk perlu juga yang namanya
komunitas agar dalam pendistribusian produk
lebih mudah. Dalam pendistribusian produk ini
nantinya akan di titipkan atau di pasarkan di
warung-warung atau toko terdekat dan melalui
penjualan situs online.
d. Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan
produk kulit pisang ini antara lain: kulit pisang,
tepung tapioka, tepung terigu, kapur sirih, garam,
bawang putih, ketumbar, penyedap rasa dan
minyak goreng.
Sedangkan alat-alat yang dibutuhkan saat
pembuatan produk kerupuk kulit pisang yaitu
panci, kompor, baskom, plastik, pisau dan blender.
Cara pembuatan:
1. Bersihkan kulit pisang terlebih dahulu dengan
air bersih.
2. Rendam kulit pisang dengan air kapur sirih
selama 20 menit.
3. Setelah itu, rebus kulit pisang sampai
kecoklatan dan teksturnya lunak.
57
4. Setelah kulit pisang yang direbus menjadi
lunak, maka kulit pisang tersebut di blender
sampai halus.
5. Setelah di blender, adonan kulit pisang di
campur dengan adonan tepung terigu, tepung
tapioka, bawaang putih, ketumbar dan
penyedap rasa yang sudah dihaluskan.
6. Setelah semua tercampur dengan rata, maka
adonan di tuang dalam plastik untuk di rebus
kembali sampai adonan padat.
7. Diamkan adonan yang padat sampai dingin
dan mengeras kurang lebih lima jam.
8. Setelah mengeras, adona di iris tipis dan
dijemur sampai kering.
e. Budgeting
Untuk melakukan pelatian ini, kita
memerlukan beberapa anggaran dengan perincian
sebagai berikut:
No Uraian Jumlah (Rp)
A. Bahan
1. Kulit pisang -
2. Tepung tapioka ¼ kg Rp. 2.000
3. Tepung terigu ½ kg Rp. 4.000
4. Bawang putih Rp. 1.000
58
5. Garam Rp. 1.000
6. Penyedap rasa Rp. 500
7. Ketumbar Rp. 500
8. Minyak goreng ¼ kg Rp. 3.000
9. Sticker produk Rp. 4.000
10. Plastik produk Rp. 2.000
Jumlah Rp. 19.000
B. Harga
jual
12 produk @ Rp. 3.500 Rp. 40.000
Laba bersih Rp. 21.000
59
BAB IV
PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN
A. Membantu dalam Pengembangan Kulit Pisang
Kebanyakan warga di Desa Jatitengah 67,39% adalah
petani. Aktivitas mereka kebanyakan dihabiskan di
sawah. Dalam hal ini pengembangan kulit pisang
sangatlah kurang. Karena kulit pisang tersebut tidak
dimanfaatkan dan terbuang sia-sia. Ketika dimanfaatkan
menjadi produk yang bisa bernilai ekonomis serta dapat
mengurangi nilai pengangguran. Sedangkan untuk ibu-
ibu Desa Jatitengah dapat termotivasi untuk membuat
produk pembuatan kerupuk kulit pisang yang awalnya
kita buat pelatihan untuk mereka.
Dengan adanya pelatihan seperti ini diharapkan
masyarakat Desa Jatitengah dan ibu-ibu Jatitengah
tergugah untuk memanfaatkan kulit pisang yang
terbuang sia-sia karena dari mereka belum tahu sama
sekali cara memanfaatkannya. Sebelum kami
melakukan pelatihan tentang bagaimana cara
pembuatan kerupuk kulit pisang kami sebelumnya
bermusyawarah terlebih dahulu dengan kepala Desa
Jatitengah dan akhirnya kami mendapat izin untuk
60
membuat pelatihan kerupuk dari kulit pisang untuk
masyarakat Desa Jatitengah.
Gambar 14. Tim KKN STAI ATTANWIR
Membantu Pengembangan Kerupuk Kulit Pisang
B. Musyawarah Bersama Tokoh Masyarakat
Sebelum melakukan musyawarah, kami menghubungi
kepala desa terlebih dahulu untuk meminta izin, Beliau
sama sekali tidak keberatan dengan rencana kami, justru
beliau sangat mendukungnya. Setelah mendapat izin,
maka kami mengundang langsung sebagian tokoh
masyarakat dan warga Desa Jatitengah.
Akhirnya kegiatan musyawarah berjalan sesuai degan
apa yang kita rencanakan. Dilihat dari banyaknya
peserta yang hadir dalam musyawarah tersebut, ternyata
61
para warga dan tokoh masyarakat sangat mendukung
dengan adanya pelatihan dan pembuatan kerupuk kulit
pisang.
Gambar 15. Musyawarah Bersama Mayarakat
dan Warga Desa Jatitengah
C. Pelaksanaan Pembuatan produk Kerupuk Litsang
Bersama Masyarakat
Setelah melakukan musyawarah bersama masyarakat
dan menimbang atas pentingnya pemanfaatan kulit pisang
di Desa Jatitengah dengan latar belakang perekonomian
yang disebabkan kurangnya lapangan kerja sehingga
terciptanya sebuah inovasi dengan memanfaatkan potensi
pohon pisang yang diambil kulit dari buahnya untuk di
jadikan sebuah produk kerupuk kulit pisang. Maka kami
62
dan sebagian tokoh masyarakat beserta narasumber dan
kami datang sebagai tutor tepat pada tanggal 23 Agustus
2019 sesuai dengan kesepakatan FGD (Forum Grup
Discussion). Dalam pembukaan pembuatan produk
kerupuk kulit pisang ini dilakukan oleh ibu-ibu rumah
tangga sebanyak 20 orang dan tim mahasiswa STAI
ATTANWIR.
Gambar 16. Pelatihan Pembuatan Produk
Kerupuk Kulit Pisang.
Dalam pelatihan tersebut, tim KKN STAI
ATTANWIR mengajari cara mengolah kulit pisang
menjadi kerupuk dari setiap tahapannya, dan disertai
dengan praktek langsung yang dilakukan oleh ibu-ibu dan
63
mereka sangat antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut
hingga selesai.
Kebersamaan dalam pembuatan kerupuk kulit pisang
ini diadakan untuk meningkatkan semangat warga dalam
pentingnya pemanfaatan kulit pisang, selain itu tujuannya
adalah untuk menciptakan lapangan kerja dan mengisi
waktu luang untuk hal yang produktif dengan
memanfaatkan potensi kulit pisang guna menambah
pendapatan belanja ibu rumah tangga Desa Jatitengah.
Gambar 17. Produk Kerupuk Kulit Pisang
Dengan ini setelah selesai KKN STAI
ATTANWIR warga sekitar mampu meneruskan
pembuatan produk kerupuk kulit pisang yang awalnya
kita bangun, dengan dibekali adanya pelatihan pembuatan
64
kerupuk kulit pisang, Sehingg dalam perekonomian
minimal masyarakat tidak hanya bergantung dengan hasil
pertanian terkadang hasilnya tidak menentu.
D. Hasil Dari Pembuatan Produk Kerupuk Kulit Pisang
Setelah diadakannya pelatihan pembuatan produk
kerupuk kulit pisang, perubahan ekonomi keluarga
semakin meningkat dari yang semula pendapatan perhari
Rp 50.000 dan sekarang meningkat menjadi Rp 70.000.
yang bermula dengan modal usaha Rp 19.000 dan
mendapatkan laba bersih Rp 21.000.
65
BAB V
REFLEKSI
A. Problematika Masyarakat
Masyarakat Desa Jatitengah memiliki beberpa
problematika yaitu:
1. Perekonomian
Masyarakat-masyarakat terlalu
menggantungkan perekonomian pada hasil pertanian,
dan selama beberapa tahun ini masyarakat mengalami
gagal panen sehingga menyebabkan kondisi
perekonomian mereka menurun.
2. Kurangnya Pemanfaatan Limbah Atau Sampah kulit
pisang
Minat masyarakat Desa Jatitengah saat ini
masih kecil untuk berkraesi dalam pemanfaatan
sampah atau limbah kulit pisang. Sedangkan buah
pisang yang sudah di ambil buahnya secara otomatis
kulit pisang tidak akan manfaatkan lagi, padahal
semua elemen yang ada di pohon pisang dapat di
manfaatkan, salah satunya yaitu kulit pisang.
3. Kekeringan
Pada musim kemarau, warga Desa Jatitengah
sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
66
Sungai-sungai dan sumur-sumur mongering serta
sumber mata air menipis. Sehingga pemerintah desa
mengajukan proposal ke kabupaten untuk
mendapatkan bantuan air bersih.
B. Analisis Potensi Desa Jatitengah
Desa Jatitengah memiliki potensi yang cukup banyak
salah satuya yaitu pohon pisang yang kebanyakan terletak di
pekarangan rumah warga, ladang dan persawahan. Dengan
banyaknya potensi yang ada warga masyarakat desa
Jatitengah dapat memanfaatkan potensi pohon pisang
tersebut. Dan hampir dari seluruh pohon pisang tersebut dapat
dimanfaatkan, mulai dari daun hingga batangnya. Dan yang
paling menonjol adalah pemanfaatan buah pisangnya. Dari
buah pisang tersebut diolah menjadi makanan rumahan yang
hanya memanfaatkan buahnya saja sedangkan kulit pisangnya
dibuang sia-sia. Padahal kulit dari buah pisang tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyakat Desa Jatitengah sebagai olahan
makanan yang sangat lezat.
Dengan begitu, pohon pisang yang dimanfaatkan kulit
pisangnya berpotensi dapat dimanfaatkan menjadi olahan
kerupuk yang kemudian dapat meningkatkan perekonomian
keluarga atau masyarakat Desa Jatitengah.
67
C. Perencanaan Program Kegiatan
Dalam perencanaan program pemberdayaan ibu rumah
tangga dengan membuat lapangan usaha sendiri dan
menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dengan cara
mengolah limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis
serta memanfaatkan waktu luang menjadi waktu yang
produktif, ada beberapa cara yang ingin diterapkan oleh
masyarakat antara lain ingin mengetahui cara membuat
produk kulit pisang yang nantinya dapat memberikan
keuntungan bagi masyarakat.
Perencanaan dan program-program tersebut
ditampung dan kemudian dituangkan oleh peserta KKN STAI
ATTANWIR melalui beberapa cara seperti mengadakan
sosialisasi dan pelatihan pembuatan produk kerupuk kulit
pisang serta tata cara bagaimana mendistribusikan kulit
pisang yang telah menjadi produk krupuk. Kemudian rencana
selanjutnya yaitu masyarakat Jatitengah dapat meneruskan
produk kulit pisang setelah usainya KKN STAI
ATTANWIR.
D. Pelaksanaa Program Kegiatan
Dalam pelaksanaan program kegiatan kelompok KKN
STAI ATTANWIR membuat agenda pelatihan produk
68
kerupuk kulit pisang yang di Narasumber oleh mahasiswi
KKN STAI ATTANWIR sendiri, yang didalamnya
mencakup pemberian sosialisasi dan memberikan pelatihan
langsung untuk pembuatan produk kerupuk kulit pisang
sehingga menjadi produk yang bernilai ekonomis.
E. Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan
Setelah program kegiatan dilaksanakan terdapat hasil
yang memuaskan, diantaranya adalah respon masyarakat
yang menyambut baik dan antusias dalam mengikuti
pelatihan yang diadakan oleh peserta KKN STAI ATTNWIR.
Mereka sangat senang dan merasa terbantu dalam
memanfaatkan limbah yang kemudian menjadi produk yang
bernilai ekonomis, sekaligus diajarkan tentang bagaimana
cara dalam pemasaran produk. Sehingga hal tersebut dapat
menambah pendapatan belanja ibu rumah tangga Desa
Jatitengah. Dan dari pelatihan tersebut outcomenya adalah
sekelompok ibu-ibu rumah tangga lansung mencoba sendiri
membuat produk kerupuk kulit pisang untuk dijual dan
dijadikan pameran atau bazar dalam sebuah acara fatayat se-
kecamatan Sugihwaras.
Dan dengan pelatihan yang telah diberikan kepada
masyarakat ini adalah awal dari mereka untuk terus
69
mengembangkan produk kerupuk kulit pisang dan selalu
membuat inovasi baru dalam memanfaatkan kulit pisang.
70
BAB VI
PENUTUP
A. Simpulan Rekomendasi
Dari beberapa pemaparan di atas ada yang menjadi
problem utama masyarakat Jatitengah adalah perekonomian
yang kurang maju yang disebabkan oleh ketergantungan
masyarakat terhadap sektor pertanian yanng dalam pertanian
tersebut mereka hanya menanam padi selama 2 musim tanam
pada 1 tahun, selain itu juga kurangnya lapangan kerja karena
masyarakat kurang berinovasi untuk membuka lapangan kerja
sendiri, salah satunya dengan cara memanfaatkan potensi yang
ada.
Dari permasalahan tersebut masyarakat Desa Jatitengah
merumuskan untuk menyelesaikan dengan cara memanfaatkan
potensi yang ada untuk dijadikan sebuah peluang usaha mandiri
yaitu dengan cara pembuatan sebuah produk dari kulit pisang
yang di jadikan olahan kerupuk.
Sehingga pengembangan inovasi produk kulit pisang di
Desa Jatitengah perlu diberikan motivasi dan pengarahan untuk
membangkitkan minat dan semangat untuk berinovaasi dibidang
limbah atau sampah terutama kulit pisang.
71
1. Masyarakat Desa
Dengan adanya pemecahan solusi dari permasalahan
yang dihadapi di Desa Jatitengah, masyarakat perlu
mengaplikasikan metode atau cara pembuatan produk kulit
pisang untuk meningkatkan perekonomian mereka. Sehingga
perlu adanya tindak lanjut dalam pembuatan produk kulit
pisang.
2. Pemerintah Daerah
Bagi pemerintah desa besar harapan kami dan para
masyarakat Desa Jatitengah agar adanya perhatian khusus
mengenai pemanfaatan kulit pisang, perlu adanya
pembentukan kelompok pembuatan produk untuk
memberikan keterkaitan dan solidaritas antar produsen
supaya nantinya mampu memberikan akses pemasaran hasil
produk dari kulit pisang yang optimal dan dapat
memproduksi terus-menerus.
3. Lembaga STAI Attanwir Bojonegoro
Kepada STAI Attanwir jika kedepan masih menerapkan
KKN dengan metode PAR maka,perlu adanya kerjasama
terarah dengan pihak-pihak luar yang sekiranya mampu
memberikan sumbangsihnya terhadap berjalanya KKN,
72
sehingga KKN dengan metode PAR dapat berjalan terarah
dan maksimal di masyarakat. Selain itu, perlu adanya
pembekalan yang maksimal berupa pemahaman terhadap
tehnik PAR, diaspora kelompok serta jangka waktu yang
diberikan kepada mahasiswa KKN. Dan untuk LP2M STAI
Attanwir Bojonegoro untuk selalu melakukan monitoring.