93
1 ABSTRACT As one of the countries included in the tropical region, indonesian has very good agricultural potential. Indonesia agreculture today can be said to continue to experience growth. But if you look deeper, there ara still some problems that continue to hamper, one of which is irrigation. Based on the available fact, namely in the village of Jatitengah, sub-district of Sugihwaras, Bojonegoro regency, where most of the community’s livelihoods in the village are farmers, this problem is the most felt by them. In the past year, farmers can only harvest once a year. This condition causes the community to be restless because most of their income is derived from agricultural products. Agricultural products that should be able to meet all need in the end can’t be fully relied upon. If the dry season continues, most farming communities will experience seasonal unemployment. But in this village, there is a lot of potential one of which is a banana tree. If you see so many benefits, it can be used as a business opportunity, especially housewives to increase their spending money by utilizing the existing potential. Which became our focal point of the potential that is the banana peel which will be processed into banana peel crackers. The excistence of these business opportunities is expected to increase spending money on housewives aside from agricultural product. The program that we have planned is socialization to housewives beside that there is also assistance in making banana peel crackers.

abstract - (LP2M) STAI Attanwir

Embed Size (px)

Citation preview

1

ABSTRACT

As one of the countries included in the tropical region,

indonesian has very good agricultural potential. Indonesia

agreculture today can be said to continue to experience growth. But

if you look deeper, there ara still some problems that continue to

hamper, one of which is irrigation. Based on the available fact,

namely in the village of Jatitengah, sub-district of Sugihwaras,

Bojonegoro regency, where most of the community’s livelihoods in

the village are farmers, this problem is the most felt by them. In the

past year, farmers can only harvest once a year. This condition

causes the community to be restless because most of their income is

derived from agricultural products. Agricultural products that

should be able to meet all need in the end can’t be fully relied upon.

If the dry season continues, most farming communities will

experience seasonal unemployment. But in this village, there is a lot

of potential one of which is a banana tree. If you see so many

benefits, it can be used as a business opportunity, especially

housewives to increase their spending money by utilizing the existing

potential. Which became our focal point of the potential that is the

banana peel which will be processed into banana peel crackers. The

excistence of these business opportunities is expected to increase

spending money on housewives aside from agricultural product. The

program that we have planned is socialization to housewives beside

that there is also assistance in making banana peel crackers.

2

Keyword: Entrepreneuship and Banana Peel Crackers

A. PENDAHULUAN

Kewirausahaan adalah padanan kata dari

entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam

bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.

Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan.Kata

entrepreneurship sendiri sebenarnya berawal dari bahasa

Prancis yaitu “entreprende” yang berarti petualang, pencipta,

dan pengelola usaha. Istilah ini diperkenalkan pertama kali

oleh Richard Cantillon (1755). Istilah ini makin populer

setelah digunakan oleh pakar ekonomi J.B Say (1803) untuk

menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan

sumber daya ekonomis dari tingkat produktivitas rendah ke

tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak

lagi.1

Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun

1995 tanggal 30 Juni 1995 tentang Gerakan Nasional

Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan,

bahwasanya : “Kewirausahaan adalah semangat, sikap,

perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha

dan kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

1Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik

Wirausahawan Sukses (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 24.

3

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi

baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka

memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh

keuntungan yang lebih besar.2

DesaJatitengahKecamatanSugihwarasKabupatenBojo

negoromerupakanbagian integral

darisistemperwilayahanKecamatanSugihwaras. Batas-batas

desa ini sebelah utara yaituDesa Klepek Kecamatan

Sukosewu, sebelah selatan yaitu Desa Panemon Kecamatan

Sugihwaras, yang sebelah timur yaitu Desa Balongrejo

Kecamatan Sugihwaras sedangkan sebelah barat yaitu Desa

Pancur Kecamatan Temayang. Dan secaraGeografis,

DesaJatitengahinimerupakandatarantinggi. Suhu rata-rata

perharinya 17 sampaidengan 31 derajatcelcius.

Luas wilayah DesaJatitengah yaitu 164.130 hektar

yang terinci menjadi beberapa bagian yaitu: luas tanah sawah

mencapai 94.245 hektar, luas tanah kering mencapai 52.853,

luas tanah bengkok mencapai 12.710 hektar, luas sawah desa

mencapai 0,830 hektar, luas lapangan olahraga mencapai

0,950 hektar, luas perkantoran pemerintah mencapai 0,265

hektar, luas tempat pemakaman desa umum mencapai 0,800

hektar, luas bangunan sekolah mencapai 0,162 hektar, luas

2Eman Suherman, Desain Pembelajaran Kewirausahaan (Bandung: Alfabeta,

2008), 6-7.

4

jalan mencapai 1.315 hektar dan luas tanah waqaf mencapai

0,110 hektar.

Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa

Jatitengah perhari yaitu Rp. 50.000. Secara umum, mata

pencaharian Desa Jatitengah dapat diklasifikasikan kedalam

bidang pertanian, wiraswasta, guru, pedagang, pemdes,

karyawanswasta, perawat, bidan, polri dan TNI. Berdasarkan

data yang ada, masyarakat yang bekerja di bidang pertanian

berjumlah 711 jiwa, yang bekerja di bidang wiraswasta

berjumlah 215 jiwa, yang bekerja di bidang guru 6 jiwa, yang

bekerja di bidang pedagang 14 jiwa dan bekerja di bidang

pemdes 7 jiwa, dan bekerja di bidang karyawan swasta 94

jiwa, dan bekerja di bidang perawat 3 jiwa, dan bekerja di

bidang bidan 1 jiwa, dan bekerja di bidang polri 2 jiwa, dan

bekerja di bidang TNI 2 jiwa. Dengan demikian jumlah

penduduk yang mempunyai mata pencaharian berjumlah

1.055 dari 1.538 jiwa. Berikut ini adalah table jumlah

penduduk beserta presentasenya berdasarkan mata

pencaharian.

Tabel 6. Jumlah Mata Pencaharian Masyarakat

DesaJatitengah

No Mata

pencaharian

Jumlah Presentase

5

1. Petani 711 jiwa 67,39 %

2. Wiraswasta 215 jiwa 20,37 %

3. Guru 6 jiwa 0,56 %

4. Pedagang 14 jiwa 1,32 %

5. Pemdes 7 jiwa 0,66 %

6. Karyawanswasta 94 jiwa 8,90 %

7. Perawat 3 jiwa 0,28 %

8. Bidan 1 jiwa 0,09 %

9. Polri 2 jiwa 0,18 %

10. TNI 2 jiwa 0,18 %

Jumlah 1.055 jiwa 100 %

Berdasarkan tabel di atas, mayoritas masyarakat Desa

Jatitengah bermata pencaharian di bidang pertanian, baik

sebagai petani maupaun buruh tani. Dengan kata lain,

mayoritas dari masyarakat desa Jatitenagh menggantungkan

perekonomian pada hasil pertanian, namun untuk saat ini

perekonomian mereka sedikit mengalami penurunan

dikarenakan gagal panen yang disebabkan oleh hama dan

6

kekeringan. Selain itu, di Desa Jatitengah masih banyak

orang yang menganggur yang disebakan kurang adanya

kegiatan dan masih banyak ibu-ibu yang tidak bekerja.

Di Desa Jatitengah banyak ditemukan tanaman pohon

pisang yang kebanyakan tumbuh di tiap-tiap pekarangan

rumah. Dan kebanyakan digunakan oleh warga sebagai

pelengkap hidangan sehari-hari. Karena yang digunakan

hanyalah buahnya saja sedangkan kulitnya dibuang sia-sia.

Dan yang lebih menarik dari yang lainnya kulit pisang ini

dapat dijadikan potensi untuk dikembangkan oleh masyarakat

di Desa Jatitengah. Yaitu kulit pisang yang biasanya dibuang

secara percuma dan hanya menjadi limbah yang tak berguna,

kini kulit pisang bisa dimanfaatkan sebagai olahan kerupuk

kulit pisang yang sehat dan tak kalah lezat dari olahan

kerupuk lainnya. Dari segi ekonomi hal ini dapat menambah

penghasilan tambahan bagi ibu rumah tangga khususnya bagi

keluarga yang ekonominya menengah ke bawah.

Pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang

berarti guna atau bisa diartikan berfaedah. Pemanfaatan

memiliki makna proses, cara atau perbuatan memanfaatkan. 3

Pemanfaatan adalah suatu kegiatan, proses, cara atau

perbuatan menjadikan suatu yang ada menjadi bermanfaat.

3Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2002: 928.

7

Istilah pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang

berarti faedah, yang mendapat imbuhan pe-an yang berarti

proses atau perbuatan memanfaatkan.

B. METODE

Metode adalah cara yang dipergunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.4Strategi yang

dilakukan untuk mencapai kondisi yang diharapkan untuk

pendampingan kewirausahaan inovasi kulit pisang adalah

PAR ( Participatory Action Reseach ).Berikut adalah analisa

pohon masalah terkait problematika yang ada di Desa

Jatitengah.

4Hamruni, Strategi Pembelajaran (Jogjakarta: Insan Madani, 2012), 12.

8

Gambar 1. Analisis Pohon Masalah

Proses forum FGD ( Focus Group Discusion ) yang

telah dilakukan bersama dengan masyarakat Desa Jatitengah

mengungkapkan berbagai permasaahan yang mereka rasakan

Pengangguran

Kurangnya

pendapatan

Waktu terbuang

sia-sia

Perekonomian :

Tidak ada inisiatif untuk memanfaatkan potensi kulit pisang

sebagai usaha yang dapat menambah pendapatan ibu rumah

tangga

Kurangnya skill Bergantung pada hasil

panen

Hasil panen tidak

maksimal

Gagal panen

Tidak adanya

pelatihan

9

di Desa Jatitengah. Dan dari berbagai bidang yang ditawarkan

dalam musyawarah tersebut, seperti perekonimian,

pengangguran, kurangnya pendapatan dan waktu terbuang

sia-sia. Mereka lebih condong mengungkapkan seputar

tentang pengangguran. Jika diamati masalah yang dihadapi

oleh masyarakat desa Jatitengah dikarenakan jauhnya dari

lapangan kerja, maka yang lebih kita titik fokuskan yaitu

menciptakan peluang kerja, dengan adanya potensi pohon

pisang masyarakat bisa memanfaatkan kulit pisang sebagai

produk yang mampu menambah perekonomian warga.

Gambar 3. Diagram Alur Perekonomian Masyarakat

Jatitengah

10

Inti dari masalah di Desa Jatitengah adalah minimnya

pemanfaatan inovasi dari kulit pisang yang nantinya dapat

meningkatakan perkonomian warga. Hal ini dikarenakan

masyarakat desa Jatitengah terlalu bergantung dengan hasil

pertanian, dan dalam keadaan saat ini masyarakat Desa

Jatitengah yang mana hasilnya kurang maksimal karena

banyak dari masyarakat Desa Jatitengah yang gagal panen,

yang menyebabkan penghasilan rendah, kesejahteraan

masyarakat berkurangdan masyarakat menjadi pengangguran

musiman. Selanjutnya kurangnya pemanfaatan inovasi kulit

pisang karena kurang adanya modal juga di sebabkan oleh

kurangnya skill (keahlian) dan faktor yang mempengaruhi hal

tersebut adalah tidak adanya pelatihan dan tidak ada

pinjaman. Terlebih lagi, masyarkat yang dulunya bergantung

dengan pertanian dan menghasilkan panen yang melimpah

akan tetapi di beberapa tahun ini masyrakat mengalami gagal

panen.

Perekonomian berpengaruh besar bagi masyarakat

Desa Jatitengah, perekonomian tani sangat berpengaruh bagi

masyarakat Desa Jatitengah, wirausaha juga berepengaruh

untuk meningkatakan perekonomian masayarakat Desa

Jatitengah, pelatihan seharusnya juga berpengaruh bagi

mereka, namun kondisi saat ini tidak ada yang di optimalkan,

juga komunitas pelatihan perlu dioptimalkan oleh pemerintah

11

desa untuk di ajak bekerja sama agar hasil dari pelatihan

pembuatan kerupuk kulit pisang di desa Jatitengah ketika

pendistribusiannya lebih mudah, sehingga kemajuan

perekonomian Desa Jatitengah lebih optimal.

C. HASIL DAN DISKUSI

Desa Jatitengah memiliki potensi untuk

mengembangkan limbah dari kulit pisang, yang mana di desa

Jatitengah terdapat banyak pohon pisang yang nantinya kulit

dari buah pisang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat desa

Jatitengah. Selain itu, banyak sekali tanah kosong disamping

atau dibelakang rumah yang sangat banyak pohon pisangnya,

sebagaimana diketahui bahwa pohon pisang yang sudah

berbuah dan diambil buah pisangnya maka akan menjadi

limbah ketika kulit pisang tersebut tidak dimanfaatkan.

Dengan begitu, pohon pisang yang dimanfaatkan kulit

pisangnya berpotensi meningkatkan perekonomian

masyarakat Desa Jatitengah, Sedangkan sampai saat ini kulit

pisang di Desa Jatitengah masih kurang adanya pemanfaatan.

Program yang direncanakan untuk masyarakat Desa

Jatitengah yaitu:

1. Sosialisasi Kepada Ibu-ibu Rumah Tangga Desa

Jatitengah Melalui Pelatihan Pembuatan Kerupuk

Dari Kulit Pisang.

12

Program yang direncanakan yaitu, sosialisasi pada

ibu-ibu rumah tangga masyarakat Desa Jatitengah untuk

memanfaatkan kulit pisang sebagai olahan, melalui

kegiatan pelatihan pembuatan kerupuk kulitpisang,

diharapkan ibu-ibu rumah tangga dapat membuat kerupuk

kulit pisang tersebut, guna mengisi waktu luang untuk

membuat produk rumahan yang dapat menambah

pendapatan ibu rumah tangga.

Sehingga tidak hanya mengandalkan pertanian untuk

memenuhi kebutuhan, tetapi juga dapat memanfaatkan

limbah atau sampah kulit pisang sebagai cara menambah

pendapatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jatitengah. Dan

ketika hasil pertanian kurang maksimal, ibu-ibu di Desa

Jatitengah masih bisa memenuhi kebutuhannya.

2. Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui

Pembuatan Produk Kerupuk KulitPisang untuk

Meningkatkan Pendapatan Tambahan Ibu Rumah

Tangga

Dengan adanya pelatihan yang kami adakan di Desa

Jatitengah tentang pembuatan kerupuk kulit pisang

diharapkan mampu menambah pendapatan ibu-ibu rumah

tangga melalui pembuatan kerupuk dari kulit pisang.

Berikut ini cara untuk menambah pendapatan ibu-ibu

13

rumah tangga di Desa Jatitengah melalui pembuatan

produkkulit pisang :

a. Sosialisasi manfaat kulit pisang

Buah pisang juga memiliki banyak manfaat.

Kandungan yang terdapat dalam pisang antara lain

karbohidrat, lemak, protein, mineral dan serat dengan

demikian pisang juga merupakan salah satu bahan

pangan yang mampu meningkatkan gizi masyarakat.5

Kulit pisang diketahui mengandung

karbohidrat sebesar 59%, protein kasar sebesar 0,9%,

lemak kasar 1,7%, dan kandungan mineral seperti

potasium 78,1%, kalsium 19,2%, besi 24,3% dan

mangan 24,3%.

Di Desa Jatitengah memiliki potensi untuk

mengembangkan kulit pisang, sedangkan ibu rumah

tangga hanya mengambil buahnya saja dan kulit

pisang hanya akan menjadi sampah atau limbah.

Masih banyak kulit pisang yang tidak dimanfaatkan

atau terbuang sia-sia sehingga perlu adanya kesadaran

masyarakat tentang memanfaatkan kulit pisang. Maka

dari hal tersebut, kami perlu mensosialisasikan kulit

pisang sebagai salah satu cara untuk menambah

5Kasijadi, Penerapan Agribisnis Berbasis Pisang Spesifik Lokasi Pisang Mas Dan

Agung (Pertanian BB2TP: BBTP Jawa Timur), 62.

14

pendapatan ibu-ibu rumah tangga dan mengurangi

sampah serta mengurangi pengangguran di Desa

Jatitengah dengan membuat sebuah inovasi produk

yang dapat bernilai ekonomis, selain itu ibu-ibu Desa

Jatitengah selalu bisa berkreatifitas dalam hal

membuat produk tersebut.

b. Sosialisasi menejemen bisnis

Menurutb Stoner yang dikutip oleh Wijayanti,

menejemen adalah proses perencanaan,

pengrganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-

usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumberdaya-sumberdaya manusia organisasi lainnya

agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan.6 Sedangkan bisnis terdiri dari seluruh

aktifitas dan usaha untuk mencari keuntungan dengan

menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan bagi

system perekonomian, beberapa bisnis memproduksi

barang berwujud sedangkan yang lain memberikan

jasa. 7 Jadi menejemen bisnis

merupakan kegiatan yang dapat banyak memberikan

keuntungan bagi masyarakat ketika mampu

6Irine Diana Sari Wijayanti, Menejemen (Yogyakarta: Mitra Cendekia, 2008), 1. 7Lowis E. Boone dan David L. Kurtz, Pengantar Bisnis Jilid 1 (Jakarta: Erlangga,

2007), 5.

15

memanegemen bisnis dengan baik, sehingga perlu

disadari bahawa pentingnya dalam memenejemen

bisnis atau usaha. Dalam hal ini perlu juga adanya

kekompakan untuk memanfaatkan limbah kulit pisang

oleh ibu rumah tangga, sehingga masyarakat tidak

hanya bergantung dengan hasil pertanian, sedangkan

hasil pertanian dari beberapa tahun kemarin tidak

memenuhi kebutuhan dari masyarakat Jatitengah.

Selain itu dalam memenejemen bisnis perlu adanya

pula perencanaan, pengelolaandan pengoprasian

sebuah usaha atau bisnis sehingga mampu mencakup

semua pengaturan baik dari dalam proses pengerjaan

suatu bisnis untuk mencapai suatu tujuan yang

masyarakat inginkan. Dari permulaan usaha yang

akan mulai dibangun perlu menggunakan yang

namanya menejemen bisnis agar laju usaha

mempunyai target dan dapat memenuhi kebutuhan

dan meningkatkan perekonomian.

1. Sosialisasi distribusi bisnis

Pemasalahan yang mendasar yang sering

dihadapi oleh masyarakat Jatitengah adalah

ekonomi karena kurangnya lapangan kerja dan

kurangnya inovasi untuk memanfaatkan potensi

kulit pisang yang ada. Sehingga perlu adanya

16

kreativitas untuk menjadikan limbah tersebut

sebagai suatu produk yang bernilai ekonomis.

Jadi, ketika limbah atau sampah tersebut menjadi

produk maka perlu adanyadistibusi atau

pemasaran.Dalam ekonomi konvensional

distribusi diartikan sebagai pergerakan barang dari

perusahaan manufaktur hingga kepasar dan

akhirnya di beli konsumen.8 Jadi Setiap produk

yang mempunyai nilai ekonomis tentunya

memiliki strategi pemasaran tersendiri yang harus

dijalankan dalam melaksanakan kegiatan

bisnisnya, untuk memudahkan dalam

mendisribusikan produk perlu juga yang namanya

komunitas agar dalam pendistribusian produk

lebih mudah.

2. Budgeting

Untuk melakukan pelatian ini, kita

memerlukan beberapa anggaran dengan perincian

sebagai berikut:

No Uraian Jumlah (Rp)

A. Bahan

8Kunarjo, Glosarium Ekonomi, Keuangan Dan Pembangunan (Jakarta: universitas

Indonesia Perss 2003) cet. Ke-1, h. 81

17

1. Kulit pisang -

2. Tepung tapioka ¼ kg Rp. 2.000

3. Tepung terigu ½ kg Rp. 4.000

4. Bawang putih Rp. 1.000

5. Garam Rp. 1.000

6. Penyedap rasa Rp. 500

7. Ketumbar Rp. 500

8. Minyak goreng ¼ kg Rp. 3.000

9. Sticker produk Rp. 4.000

10. Plastik produk Rp. 2.000

Jumlah Rp. 19.000

B. Harga jual

12 produk @ Rp.

3.500

Rp. 40.000

Laba bersih Rp. 21.000

Dengan adanya pelatihan seperti ini di

harapkan masyarakat desa Jatitengah dan pemuda

pemudi Jatitengah tergugugah untuk

18

memanfaatkan kulit pisang yang banyak tergeletak

atau dibuang sia-sia kerana belum tahu cara

memanfaatkannya. Sebelum kami melakukan

pelatihan tentang bagaimana cara pembuatan

kerupuk dari kulit pisang kami sebelumnya

bermusyawarah terlebih dahulu dengan kepala

desa Jatitengah dan beberapa perangkat lainnya

akhirnya kami mendapatkan izin untuk membuat

pelatihan pembuatan kerupuk dari kulit pisang

untuk masyarakat Desa Jatitengah.

Gambar 7. Narasumber membantu

pengembangan inovasi pelepah pisang

19

3. Hasil Dari Pembuatan Produk Kerupuk Kulit

Pisang

Setelah diadakannya pelatihan pembuatan

produk kerupuk kulit pisang, perubahan ekonomi

keluarga semakin meningkat dari yang semula

pendapatan perhari Rp 50.000 dan sekarang

meningkat menjadi Rp 70.000. yang bermula

dengan modal usaha Rp 19.000 dan mendapatkan

laba bersih Rp 21.000.

D. KESIMPULAN

Dari beberapa pemaparan yanng diatas ada yang

menjadi problem utama masyarakat Jatitengah adalah

perekonomian yang kurang maju yang disebabkan oleh

ketergantungan masyarakat terhadap sektor pertanian yang

dalam pertanian tersebut mereka hanya menanam padi selama

2 musim tanam pada 1 tahun, selain itu ketidak konsistenan

terhadap pencarian penghasilan tambahan selain bertani,

seperti berdagang dan usaha-usaha lain juga menjadi kendala

kemajuan perekonomian mereka.

Dari permasalahan tersebut maka adanya

pendampingan kewirausahaan untuk inovasi pkulit pisang,

hal ini dikarenakan pelepah pisang sangat cocok untuk

dikembangkan di desa Jatitengah. Sehingga pengembangan

20

kulit pisang di desa Jatitengah perlu di berikan motivasi dan

pengarahan untuk membangkitkan minat dan semangat untuk

berkreatifitas dibidang limbah atau sampah terutama kulit

pisang.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam

pendampingan kewirausahaan inovasi kulit Pisang mampu

memberikan perubahan dalam penambahan pendapatan dan

penataan menajemen keuangan proses produksi dan

administrasi menjadi lebih tertib dan terkontrol dengan baik,

dibanding sebelumnya yang masih tercampur antara

kebutuhan proses produksi dan keperluan kebutuhan rumah

tangga. Selain itu, para pelaku usaha juga memiliki

kemampuan inovasi dan distribusi.Dari kesimpulan di atas,

maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

Pertama, masyarakat dan pihak UKM Dengan adanya

pemecahan solusi dari permasalahan yang dihadapi di desa

Jatitengah, penduduk perlu benar-benar mengaplikasikan

metode atau cara pembuatan kerupuk dari kulit pisang untuk

meningkatkan perekonomian mereka. Sehingga perlu adanya

tindak lanjut dalam pembuatan kerupuk kulit pisang.

21

DAFTAR PUSTAKA

Diana Sari Wijayanti, Irine. 2008. Menejemen. Yogyakarta:

Mitra Cendekia.

Hamruni. 2012. Strategi Pembelajaran. Jogjakarta: Insan

Madani.

Kasijadi. 2006. Penerapan Agribisnis Berbasis

PisangSpesifik Lokasi Pisang Mas Dan Agung.

Pertanian BB2TP: BBTP Jawa Timur.

Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, 2002: 928.

Kunarjo, 2003. Glosarium Ekonomi, Keuangan Dan

Pembangunan Jakarta: universitas Indonesia Perss.

Lowis E. Boone dan David L. Kurtz. 2007. Pengantar Bisnis

Jilid 1 Jakarta: Erlangga.

Suherman, Eman. 2008. Desain Pembelajaran

Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Suryana,Yuyus dan Kartib Bayu. 2010. Kewirausahaan:

Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Desa Jatitengah

Pada zaman dahulu, Desa Jatitengah memiliki sejarah

yang sangat unik, menurut cerita dari warga setempat yang

bernama bapak Suparman beliau adalah orang tua dari bapak

kepala desa, dan beliau mnceritakan bahwa di desa tersebut

dulunya terdapat hutan yang sangatlah luas dan warga akan

menjadikan hutan tersebut sebagai pemukiman. Ketika warga

sedang melakukan perombakan, mereka menemukan sebuah

pohon jati yang sangat besar yang berada ditengah-tengah

hutan. Dan warga pun masih melakukan perombakan hingga

hutan menjadi bersih dan layak untuk dijadikan sebuah

pemukiman yang dapat dibangun perumahan dan dihuni oleh

masyarakat.

Karena keunikan dari hutan tersebut warga berinisiatif

untuk memberi nama desa tersebut dengan nama Desa

Jatitengah. Hingga sekarang pohon jati yang besar itu masih

meninggalkan sejarah atau peninggalan yaitu berupa akar

yang masih ada sampai sekarang. Adapun kepala desa yang

pernah menjabat di Desa Jatitengah tersebut adalah:

2

Tabel 1. Sejarah Pemerintahan Desa Jatitengah

No Nama Kepala

Desa

Periode

1. Soekran 1937-1975

2. Paidi 1975-1990

3. Drs. Soemijan 1990-2008

4. Suhadi 2008-2014

5. Puji Hantono 2014-sekarang

Tabel 2. Struktur Perangkat Desa Jatitengah

Jabatan Nama

Kepala desa Puji Hantono

Sekertaris desa Rita Yunani

Kaur TU dan Umum Faizal Dwi Noputranto

Kaur Keuangan Yakijan

Kasi Pemerintahan Munahar

Kasi Kesejahteraan Kasiban

Kasi Pelayanan Ade Dwi Virnando

BPD Ketua : Moh. Mujayin

Wakil ketua: Sujianto

Sekretaris : Wahyu

Megawati

Anggota:

3

1. Edi Hermawan

2. Mohammad Tohir

Gambar 1. Balai Desa Jatitengah

B. Karakteristik Desa Jati Tengah

Desa Jatitengah Kecamatan Sugihwaras Kabupaten

Bojonegoro merupakan bagian integral dari sistem

perwilayahan Kecamatan Sugihwaras. Batas-batas desa ini

sebelah utara yaitu Desa Klepek Kecamatan Sukosewu,

sebelah selatan yaitu Desa Panemon Kecamatan Sugihwaras,

yang sebelah timur yaitu Desa Balongrejo Kecamatan

4

Sugihwaras sedangkan sebelah barat yaitu Desa Pancur

Kecamatan Temayang.

Kondisi tanah pemukiman di Desa Jatitengah berupa

batu kerikil dan pasir kering. Di sekeliling pemukiman warga

terdapat tanaman pisang, nangka, belimbing, mangga, jambu,

kelapa, jati, srikaya, kelengkeng, sawo, ubi dan juga pepaya.

Gambar 2. Transect Desa Jatitengah

Dan secara Geografis, Desa Jatitengah ini merupakan

dataran tinggi. Suhu rata-rata perharinya 17 sampai dengan

31 derajat celcius. Luas wilayah Desa Jatitengah yaitu

164.130 hektar yang terinci menjadi beberapa bagian yaitu:

5

luas tanah sawah mencapai 94.245 hektar, luas tanah kering

mencapai 52.853, luas tanah bengkok mencapai 12.710

hektar, luas sawah desa mencapai 0,830 hektar, luas lapangan

olahraga mencapai 0,950 hektar, luas perkantoran pemerintah

mencapai 0,265 hektar, luas tempat pemakaman desa/umum

mencapai 0,800 hektar, luas bangunan sekolah mencapai

0,162 hektar, luas jalan mencapai 1.315 hektar dan luas tanah

waqaf mencapai 0,110 hektar.

C. Demografi Desa Jati Tengah

Berdasarkan data administrasi pemerintah Desa Tahun

2018, Desa Jatitengah dihuni penduduk berjumlah 1.538 jiwa,

terinci penduduk laki-laki berjumlah 775 jiwa sedangkan

penduduk perempuan berjumlah 763 jiwa. Dan jumlah kepala

keluarga keseluruhan ada 485 KK. Desa Jatitengah hanya

memiliki satu Desa yaitu Desa Jatitengah.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Kawin

No Status

perkawinan

Jumlah

1. Kawin 963

2. Belum kawin 441

3. Duda 26

4. Janda 108

Jumlah total 1.538

6

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Usia Laki-laki

(orang)

Perempuan

(orang)

Jumlah

0-5

tahun

37 46 83

6-11

tahun

60 401 100

12-16

tahun

48 38 86

17-25

tahun

92 84 176

26-35

tahun

127 127 254

36-45

tahun

122 122 244

46-55

tahun

116 209 325

56-65

tahun

114 80 194

66-75

tahun

33 56 89

Diatas 26 33 59

7

75 tahun

Total 775 763 1.538

Tabel 5. Orbitas Desa Jatitengah

No Keterangan Jarak

1. Jarak ke ibukota

kecamatan

3 km

2. Lama jarak

tempuh ke ibukota

kecamatan dengan

motor

0,5 jam

3. Lama jarak

tempuh ke ibukota

kecamatan dengan

jalan kaki

1 Jam

4. Jarak ke ibukota

kabupaten/kota

30 Km

5. Lama jarak

tempuh ke ibukota

kabupaten dengan

motor

1,5 Jam

6. Lama jarak

tempuh ke ibukota

3 Jam

8

kabupaten dengan

jalan kaki

7. Jarak ke ibukota

provinsi

100 Km

8. Lama jarak

tempuh ke ibukota

provinsi dengan

motor

3 Jam

9. Lama jarak

tempuh ke ibukota

provinsi dengan

jalan kaki

6 Jam

9

Gambar 3. Peta Desa Jatitengah

Desa Jatitengah hanya terdapat satu dusun saja yaitu

Jatitengah. Yang pembangiannya terdapat 03 RW dan 12 RT,

mulai dari RT 01 s/d RT 12. Dimana setiap RW menaungi 04

RT.

D. Ekonomi Desa Jati Tengah

Tingkat pendapatan rata-rata penduduk Desa

Jatitengah perhari yaitu Rp. 50.000. Dimana konstruksi

10

bangunan rumah rata-rata berupa tembok dan kayu dengan

atap bangunan berupa genteng. Secara umum, mata

pencaharian Desa Jatitengah dapat diklasifikasikan ke dalam

bidang pertanian, wiraswasta, guru, pedagang, pemdes,

karyawan swasta, perawat, bidan, polri dan TNI.

Tabel 6. Jumlah Mata Pencaharian Masyarakat

Desa Jatitengah

No Mata pencaharian Jumlah Presentase

1. Petani 711 jiwa 67,39 %

2. Wiraswasta 215 jiwa 20,37 %

3. Guru 6 jiwa 0,56 %

4. Pedagang 14 jiwa 1,32 %

5. Pemdes 7 jiwa 0,66 %

6. Karyawan swasta 94 jiwa 8,90 %

7. Perawat 3 jiwa 0,28 %

8. Bidan 1 jiwa 0,09 %

9. Polri 2 jiwa 0,18 %

10. TNI 2 jiwa 0,18 %

Jumlah 1.055 jiwa 100 %

E. Pendidikan Desa Jatitengah

Di Desa Jatitengah lembaga terdapat pendidikan

formal yaitu PAUD Kamboja dan TK Dharma Wanita Tunas

11

Jaya serta SD Negeri 115 Jatitengah. Dan lembaga

pendidikan non-formal yang ada di Desa Jatitengah

diantaranya, TPQ Darul Huda dan Madrasah Diniyah

Miftahul Ulum. Di Desa Jatitengah ini hanya terdapat satu

masjid Yaitu masjid Miftahul Huda.

Gambar 4. Masjid Desa Jatitengah

Jumlah tenaga pengajar di SDN 115 Jatitengah ada 10

tenaga pendidik yang terdiri dari 3 guru laki-laki dan 7 guru

perempuan, dengan jumlah siswa sebanyak 105 anak. jumlah

tenaga pengajar di TK Darma Wanita Tunas Jaya Jatitengah

ada 3 pendidik dengan jumlah siswa sebanyak 35 anak,

sedangkan jumlah tenaga pengajar di PAUD Kamboja Desa

Jatitengah ada 2 pendidik dengan jumlah siswa 33 anak.

Sayangnya di Desa Jatitengah belum terdapat lembaga

pendidikan tingkat SMP dan SMA sehingga mengharuskan

12

masyarakat Desa Jatitengah memilih melanjutkan di luar

Desa Jatitengah.

Masyarakat yang tamat SD berjumlah 546 orang,

tidak tamat SD berjumlah 110 orang, yang tamat SLTP

berjumlah 357 orang, tamat SLTA berjumlah 245 orang,

tamat Diploma I/II berjumlah 8 orang, tamat S1 berjumlah 23

orang, dan yang tidak/belum sekolah berjumlah 231 orang .

Gambar 5. Sekolah Dasar Negeri Jatitengah 115

13

Gambar 6. PAUD, TK Desa Jatitengah

F. Kebudayaan Desa Jatitengah

Masyarakat Desa Jatitengah masih kental budaya

Jawa yang diwariskan dari generasi ke genarasi. Kebudayaan

masyarakat Desa Jatitengah meliputi:

1. Wiwitan

Tradisi wiwitan adalah tradisi yang masih dilakukan

oleh masyarakat Desa Jatitengah sebagai wujud syukur

kepada Sang Pencipta karena padi mulai menguning

ketika musim hujan. Wiwitan dilakukan secara individu.

Tradisi ini dilakukan dengan cara membawa makanan

yang berupa tumpengan dirumah, ke musholla atau

14

masjid disekitar, atau terkadang dengan membawa

makanan ke acara-acara tertentu yang ada di masyarakat

tersebut.

2. Tingkepan

Seperti halnya masyarakat pada umumnya. Tradisi

tingkepan dilakukan pada setiap ibu hamil 4 atau 7 bulan.

Pada setiap kehamilan pertama, makanan yang wajib ada

di tingkepan adalah rujak dan puceng, pasung dan lain-

lain. Akan tetapi untuk kehamilan kedua atau seterusnya

diadakan acara tingkepan, untuk rujak dan puceng tidak

sebagai menu utamanya.

Tradisi tingkepan bermakna bahwa pendidikan bukan

saja setelah dewasa akan tetapi semenjak benih tertanam

dalam rahim ibu. Dalam tradisi ini, saang ibu yang sedang

hamil dimandikan dengan air kembang disertai doa.

tujuannya untuk memohon kepada Allah SWT agar selalu

diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan

dilahirkan selamat dan sehat.

3. Megengan

Megengan merupakan salah satu budaya yang masih

ada di Desa Jatitengah Kecamatan Sugihwaras. Megengan

menandakan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan

Ramadhan, bulan dimana umat Islam di wajibkan

berpuasa, yaitu menaahan untuk tidak melakukan

15

perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah

puasa tersebut. Dengan cara membuat berkat di setiap

rumah dan berdoa.

4. Seni Toklek

Toklek merupakan seni musik tradisional yang masih

dimainkan oleh sekelompok masyarakat di Desa

Jatitengah Kecamatan Sugihwaras dengan menggunakan

berbagai alat musik sederhana. Kata tongklek sendiri

diambil dari bunyi alat musik kentongan, jika dipukul

pada bagian tengah tepat di samping lubang maka

kentongan akan berbunyi “TONG” dan jika dipukul

bagian bawaah tepatnya di ruas baambu maka ketongan

akan berbunyi “KLEK”. Biasannya masyarakat

menambahkan alat musik supaya lebih menarik serta enak

didengar biasanya pemain menambahkan gamelan dan

gong. Tidak hanya itu pemain juga bisa menambahkan

alat musik modern seperti orjen. Tidak ada aturan standar

alat musik yang digunakan kecuali jika dalam

perlombaan, maka pemain tongklek wajib mematuhi

aturan yang dibuat oleh panitia perlombaan.

5. Sedekah Bumi

Tradisi sedekah bumi adalah tradisi yang masih

dilakukan oleh masyarakat Desa Jatitengah Kecamatan

Sugihwaras sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang

16

Maha Esa yang telah memberikan rezeki melalui bumi

berupa segala bentuk hasil bumi. Pada tradisi sedekah

bumi tersebut, biasanya seluruh masyarakat sekitar yang

meraayakannya membuat tumpeng dan berkumpul

menjadi satu di tempat sesepuh kampung, di balai desa

atau tempat-tempat yang telah disepakati oleh seluruh

masyarakat setempat untuk menggelar acara tradisi

sedekah bumi tersebut. Masyarakat membawa tumpeng

ke balaidesa untuk di doakan oleh sesepuh adat. Setelah

didoakan oleh sesepuh, kemudian kembali diserahkan

kepada masyarakat setempat.

Gambar 7. Sedekah Bumi Desa Jatitengah

6. Tasyakuran 17 Agustus 1945

17

Dalam rangka menyambut peringatan HUT RI ke-74,

warga Jatitengah menggelar acara tasyakuran dan doa

bersama. Acara tersebut dilaksanakan selepas sholat

maghrib yaitu dengan pembacaan tahlil dan di isi dengan

ceramah yang dikirimkan untuk para pahlawan serta

pejuang bangsa. Dalam acara tersebut warga berbondong-

bondong membawa makanan (ambeng) ke masjid.

Selepas upacara kemerdekaan 17 Agustus 1945 tak

lupa perangkat desaa pun membawa tumpeng ke

balaidesa untuk dimakan bersama-sama dengan

masyarakat Desa Jatitengah.

7. Ziarah

1 Muharram atau suro memiliki catatan peristiwa

penting di dunia Islam ataupun kebudayaan masyarakat

Jawa, telah menjadi latar munculnya berbagai festival

atau perayaan untuk memperingatinya. Perayaan-

perayaan ini tak hanya ditujukan untuk kegiatan

keagamaan, tapi juga bagian perayaan kultur budaya

sekaligus kelestarian tradisi masyarakat. Suronan

dianggap sebagai hari besar yang sakral, dimana

masyarakat kebanyakan mengharapkan bisa mendapatkan

berkah pad hari besar ini.

Bagi masyarakat Jatitengah, suronan merupakan

kegiatan berziaroh ke makam para wali yang berada di

18

Tuban. Disana mereka melakukan kegiatan doa bersama

sebagai rasa syukur atas nikmat Tuhan dan mendoakan

para wali yang ada di Tuban. Selain itu tradisi ini dapat

mempererat tali persaudaraan.

G. Keagamaan Desa Jatitengah

Masyarakat Jatitengah menganut agama Islam, dan di

Desa Jatitengah tingkat keagamaanya sangat kental, di desa

ini masih banyak sekali kegiatan-kegiatan keagamaan yang

dilaksanakan. Berikut ini kegiatan keagamaan yang ada di

Desa Jatitengah meliputi :

1. Maleman

Tradisi maleman selau dilakukan oleh masyarakat

Desa Jatitengah pada setiap malam ganjil, dimana malam

ganjil dimulai pada malam 21 Romadhon. Tradisi

malemam di Desa Jatitengah dilakukan dengan cara

membawa makanan (ambeng) yang terdiri dari berbagai

macam lauk pauk dan nasi kotak untuk dibagikan kepada

para jama’ah dan anak-anak yang datang ke masjid

ataupun ke musholla.

2. Tahlilan

Tahlilan kerap kali diadakan rutin oleh masyarakat

Desa Jatitengah, dimana kegiatan tahlil ini juga dibagi

menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok bapak-bapak dan

19

kelompok ibu-ibu. Yang pelaksanaannya untuk jamaah

tahlil bapak-bapak dilakasanakan pada hari kamis malam

jumat secara bergilir di rumah para jamaah tahlil begitu

pula dengan jamaah tahlil ibu-ibu, dan pelaksanaan untuk

jamaah tahlil ibu-ibu yaitu pada hari minggu malam

senin.

Gambar 8. Rutinan Jamaah Tahlil Ibu-Ibu

3. Dziba’an

Dziba’an dilakukan setiap satu bulan sekali oleh

masyarakat Desa Jatitengah, dimana kegiatan dziba’an ini

dilakukan oleh kelompok remaja IPPNU Desa Jatitengah.

Tradisi dziba’an yaitu dengan membaca atau melantunkan

shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ada yang

dibaca biasa, namun ada bagian-bagian lain lebih banyak

menggunakan lagu.

20

H. Kesehatan Desa Jatitengah

Kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat

berharga dalam hidup. Mendapatkan kesehatan merupakan

suatu hak dari setiap masyarakat dan kebutuhan untuk

meningkatkan kualitas dan produktifitas masyarakat. Adapun

alat untuk mengukur kesehatan masyarakat dapat ditinjau dari

jumlah masyarakat yang terkena penyakit. Sementara itu dari

beberapa data yang diperoleh menunjukan bahwa jumlah

masyarakat yang terserang penyakit relatif rendah, hal ini

menggambarkan bahwa masyarakat Desa Jatitengah memiliki

pola hidup yang sehat. Rata-rata masyarakat Jatitengah sudah

memiliki jamban atau WC bahkan dapat dikatakan bahwa

tingkat ODF (Open Defecation Free) yaitu kondisi ketika

setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar

sembarangan mencapai 99,9 %.

Gambr 9. Ponkesdes Desa Jatitengah

21

Di Desa Jatitengah hanya terdapat satu pelayaan

kesehatan yaitu Ponkesdes. Di Ponkesdes tersebut terdapat 2

petugas yaitu Bapak Moh. Kharis Shidiq, S.Kep.Ns dibagian

BP (pengobatan) dan Ibu Tria Mufida, A.Md.Keb. dibagian

KIA dan KB. Adapun Visi dan Misi Ponkesdes Desa

Jatitengah Kecamatan Sugihwaras:

Visi:

1. Terwujudnya Desa Jatitengah sehat menuju Kecamatan

Sugihwaras Sehat.

Misi :

1. Menggerakkan masyarakat Desa Jatitengah agar

menciptakan lingkungan Desa Jatitengah yang sehat.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan

masyarakat di Desa Jatitengah.

3. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,

keluarga dan masyaarakat Desa Jatitengah.

22

Tabel 7. Jenis Pelayanan Ponkesdes Jatitengah

No Jenis pelayanan Tarif (Rp)

1. Poli umum

Pemeriksaaan

kesehatan umum

Konsultasi gizi

Konsultasi

sanitasi

Jahit luka dan

angkat jahitan

Perawatan luka

5.000

5.000

5.000

20.000

15.000

2. Poli KIA/KB

Pemeriksaan

kehamilan

Pemeriksaan

pasca sarjana

Suntik KB

20.000

20.000

23

Konseling KB

Pertolongan

persalinan

normal

Perawatan bayi

baru lahir

Pemeriksaan

tumbuh balita

10.000

5.000

500.000

20.000

10.000

3. Laboratorium

sederhana

Hemoglobin

PP test

Protein urine

9.000

15.000

15.000

Keberadaan Ponkesdes sangatlah membantu dan

memberikan pelayanan yang optimal terhadap masyarakat

Desa Jatitengah, Ponkesdes ini merupakan tahap penanganan

pertama ketika masyarakat mengalami gangguan kesehatan

sebelum nantinya ditangani oleh rumah sakit apabila di

Ponkesdes tidak mampu menanganinya. Tempat Ponkesdes

24

ini terletak di paling utara Rt. 12 Rw. 03. Ponkesdes ini

dibuka mulai jam 09.00 WIB sampai 13.00 WIB.

Tabel 8. Kesehatan Masyarakat Desa Jatitengah

1. Kualitas Ibu

Hamil

Jumlah (Orang)

Jumlah ibu

hamil

5

Jumlah ibu

hamil periksa di

posyandu

5

Jumlah ibu

hamil

melahirkan

5

2. Kualitas Bayi Jumlah (Orang)

Jumlah bayi

lahir

5

Jumlah bayi

hidup

5

Jumlah bayi

mati

-

25

Tabel 9. Perkembangan Pasangan Usia Subur dan

KB Desa Jatitengah

Pasangan usia subur Jumlah (Orang)

Jumlah remaja putri usia

12-17 tahun

46

jumlah perempuan usia

subur 15-49 tahun

406

Jumlah wanita kawin

muda usia kurang dari 16

tahun

-

Jumlah pasangan usia

subur

307

Keluarga Berencana Jumlah (Orang)

Jumlah pengguna alat

kontrasepsi suntik

307

Jumlah pengguna metode

kontrasepsi spiral

177

Jumlah pengguna alat

kontrasepsi kondom

53

Jumlah pengguna metode

kontrasepsi pil

1

Jumlah pengguna metode

Vasektomi

20

26

Tabel 10. Daftar Cacat Mental dan Fisik Desa Jatitengah

Cacat fisik Laki-laki

(Orang)

Perempuan

(Orang)

Tuna rungu 4 1

Tuna wicara 4 1

Tuna netra 1 1

Lumpuh - -

Sumbing - -

I. Politik Pembangunan Desa Jatitenggah

Setiap desa pasti memiliki kebijakan dari pemerintah

desa untuk memperlancar dan mempercepat laju

pembangunan desa, hal tersebut dapat dikatakan sebagai

politik pembangunan desa atau dapat juga dikatakan sebagai

program-program pembangunan desa. Pemerintah Desa

Jatitengah berusaha untuk memperlancar dan mempercepat

pembangunan di Desa Jatitengah baik dalam bidang

pertanian, ekonomi, sarana dan prasarana ataupun lainnya.

Program-program pembangunan desa dilakukan

dengan usulan-usulan dari tingkat RT yang

dimusyawarahkan dan ditampung pada kegiatan Dusun

kemudian antara usulan-usulan dari Dusun tersebut

27

dibawa dalam Musrenbangdes dan dibentuk Tim

Pelaksana untuk masing- masing kegiatan dan semua

program kegiatan ini dijadikan Bank Data Kegiatan

Pembangunan berkala, kegiatan pembangunan fisik

untuk Desa Jatitengah masih sekitar sarana dan

prasarana yang mengacu pada RPJM Desa dan RKP

Desa, berikut program kegiatan pembangunan Desa

Jatitengah yang direncanakan pada Tahun 2019 :

Tabel 11. Program Kegiatan Pembangunan Desa

Jamberejo

No Uraian

Kegiatan

Lokasi Volume Jumlah

Dana (RP)

Sumber

Dana

1. Pembangun

an vaving

halam SD

untuk

sholat hari

raya RT.

07/02

Ds.

Jatiteng

ah

776 m² Rp.

100.515.200.

DD

tahap 1

2. Pembangun

an vaving

Jl. Gang

Ds.

Jatiteng

ah

P: 37 m

L: 15 m

Rp.

16.698.700.

DD

tahap 1

28

RT. 08/02

3. Pembangun

an gorong-

gorong RT.

08/03

Ds.

Jatiteng

ah

P: 2 m

L: 5 m

Rp.

5.330.000

DD

tahap 1

4. Pembangun

an pagar

balai desa

Ds.

Jatiteng

ah

P: 32 m 24.364.500 ADD

tahap 1

5. Pembangun

an Drainase

verovemen

RT.01/01

Ds.

Jatiteng

ah

P: 100,5

m

L: 0,60 m

T: 0,60 m

Rp.

63.210.000

DD

tahap 2

6. Pembangun

an Draidase

Verovemen

RT. 08/02

Ds.

Jatiteng

ah

P: 170,5

m

L:0,60 m

T: 0,60 m

Rp.

107.100.000

DD

tahap 2

7. Pembangun

an Draidase

Verovemen

RT. 12/03

Ds.

Jatiteng

ah

P: 93 m

L: 0,60 m

T: 0,60 m

Rp.

58.300.000

DD

tahap 2

8. Pembangun

an TPT RT.

07/02

Ds.

Jatiteng

ah

P: 60 m

T: 2 m

Rp.

82.000.000

DD

tahap 2

29

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan di Desa

Jatitengah Tim Pelaksana Kegiatan dapat menyelesaikan semua

kegiatan sesuai target yang ditentukan oleh Pemerintah Desa

sebagaimana berikut:

Tabel 12. Target Yang Ditentukan Oleh Pemerintah Desa

Jatitengah

No Uraian kegiatan Waktu Pelaksana

1. Pembangunan vaving

halam SD untuk sholat

hari raya RT. 07/02

60 hari Timlak

2. Pembangunan vaving Jl.

Gang-gang RT.

30 hari Timlak

3. Pembangunan gorong-

gorong RT.08/03

30 hari Timlak

4. Pembangunan pagar balai

desa

30 hari Timlak

5. Pembangunan Drainase

verovemen RT.01/01

50 hari Timlak

6. Pembangunan draidase

verovemen RT. 08/02

60 hari Timlak

7. Pembangunan draidase

verocemen RT. 12/03

50 hari Timlak

8. Pembangunan TPT

RT.07/02

50 hari Timlak

30

BAB II

PROBLEMATIKA MASYARAKAT

A. Kekeringan

Jika menyinggung masalah kekeringan, faktor yang

terlibat di dalam fenomena tersebut yaitu musim kemarau

yang terlalu panjang yang turut serta mengakibatkan

musim penghujan terlalu pendek atau bahkan tidak ada

sama sekali.

Pada musim kemarau, warga Desa Jatitengah sangat

kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Sungai-sungai

dan sumur-sumur mengering serta sumber mata air

menipis. Di wilayah RT 05 air sumur sebagian sudah

tidak keluar airnya. Warga desa Jatitengah hanya

mengandalkan satu sumber mata air berupa sumur yang

digunakan untuk semua keperluan, diantaranya: mencuci,

mandi dan untuk dikonsumsi. Kondisi tersebut mejadikan

sebagian warga Desa Jatitengah harus ngangsu guna

mendapatkan air tersebut. Warga harus memutar otak

agar kebutuhan air di musim kemarau terpenuhi.

Akhirnya pemerintah desa mengajukan proposal ke

Kabupaten untuk mendapatkan bantuan air bersih. Akibat

yang dirasakan oleh warga salah satunya yaitu di bidang

31

pertanian. Para petani terancam gagal panen karena

kebutuhan air yang kurang tercukupi.

B. Pembuangan Sampah Sembarangan

Membuang sampah sembarangan sudah menjadi

kebiasaan atau tradisi bagi sebagaian masyarakat.

Dikatakan dengan kebiasaan karena sering terlihat banyak

sekali warga yang masih membuang sampah tidak pada

tempatnya. Terkadang tempat sampah sudah tersedia

namun masyarakat seolah-olah tidak melihatnya dan

malah membuang sampah tersebut dimana-mana. Namun,

terkadang juga memang kurangnya pemerintah dalam

menyediakan tempat sampah.

Permasalahan sampah di Desa Jatitengah saat ini yaitu

limbah rumah tangga yang berupa plastik. Kebiasaan

membuang sampah dilakukan oleh masyarakat Desa

Jatitengah di depan umum, mungkin karena sudah

menjadi kebiasaan mereka pun membuang sampah

sembarangan sudah menjadi hal yang biasa dan mereka

nyaman-nyaman saja ketika halaman rumahnya terdapat

sampah yang berserakan. Khususnya mereka yang tinggal

di dekat sungai. Mereka sering membuang sampah ke

sungai karena memang minimnya tempat pembuangan

sampah dan kurangnya kesadaran dari diri mereka

32

masing-masing. Hal ini akan mengakibatkan sungai

tercemar serta dapat mengakibatkan berbagai macam

penyakit. Selain itu, sampah yang tidak dikelola inilah

yang bisa menjadikan sumber polusi dan pencemaran

lingkungan seperti pencemaran tanah, air dan udara.

C. Perekonomian

Mayoritas perekonomian masyarakat Jatitengah

bergantung pada hasil pertanian, namun dalam 2 tahun

terakhir ini masyarakat Jatitengah mengalami gagal panen

karena hama dan kekeringan, sehingga dengan adanya

hasil pertanian yang kurang maksimal menyebabkan

penghasilan mereka menjadi kurang. Hal ini dikarenakan

pola tanam yang tidak teratur yang mana selama 2 tahun

berturut-turut terjadi ketergantungan pada varietas padi.

Hal tersebut menjadi problem bagi masyarakat

Jatitengah, hasil pertanian yang seharusnya untuk

memenuhi semua kebutuhan pada akhirnya tidak bisa

diandalkan sepenuhnya, tidak ada usaha lain selain

pertanian yang mereka andalkan untuk memenuhi

kebutuhan, sedangkan dari pemuda atau pemudi Desa

Jatitengah pun tidak ahli dibidang pertanian. Pemuda di

desa ini lebih cenderung untuk mencari pekerjaan di luar

desanya.

33

Namun jika dilihat dari potensi yang ada di Desa

Jatitengah ini terdapat banyak sekali potensi, salah

satunya pohon pisang. Jika dilihat dari sekian banyak

manfaatnya, maka itu dapat dijadikan peluang usaha

untuk masyarakat di Desa Jatitengah, khususnya para ibu-

ibu bisa memanfaatkan pohon pisang tersebut mulai dari

kerajinan bahkan produk olahan-olahan dari pisang.

D. Fokus Permasalahan

Dari beberapa problematika masyarakat yang telah

dipaparkan di atas, terdapat beberapa masalah yaitu di

bidang pengairan dan bidang kesehatan. Selain itu, juga di

bidang ekonomi yang disebabkan kurangnya pemanfaatan

potensi pohon pisang yang ada di Desa Jatitengah. Yang

mana pada Desa Jatitengah, kebanyakan di tiap-tiap

pekarangan rumah banyak sekali kurangnya ada

pemanfaatan limbah.

Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami

memutuskan untuk fokus menangani masalah kurangnya

pemanfaatan potensi pohon pisang yang menjadi titik

fokus kami yaitu limbah kulit pisang. Hal ini di sebabkan

oleh beberapa faktor yaitu:

34

1. Pengangguran Di Desa Jatitengah

Penganggur atau tunakarya adalah istilah

untuk orang yang tidak bekerja sama sekali atau

sedang mencari pekerjaan. Penganggurang umumnya

disebabkan karena jumlah angkatan kerja yang tidak

sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang tidak

mampu menyerapnya, sedangkan di Desa Jatitengah

masih banyak orang yang menganggur yang

disebakan kurang adanya kegiatan. Berdasarkan hasil

survei yang dilakukan oleh temen-temen KKN STAI

ATTANWIR masih banyak ibu-ibu yang tidak

bekerja dan masih banyak pula anak-anak atau

pemuda-pemudi yang tidak ada kegiatan ketika

setelah sepulang sekolah. Secara umum di Desa

Jatitengah masih sangat banyak ibu-ibu yang menggur

ketika di sore hari atau sepulangnya dari ladang atau

sawah, padahal ketika mereka mau memanfaatkan

kulit pisang menjadi produk maka akan menjadi

sebuah pekerjaan yang dapat menambah penghasilan

keluarga.

2. Potensi Kulit pisang

Di Desa Jatitengah terdapat banyak pohon

pisang. Yang kebanyakan digunakan oleh warga

35

sebagai pelengkap hidangan sehari-hari. Karena yang

digunakan hanyalah buahnya saja sedangkan kulitnya

dibuang sia-sia, maka kulit pisang ini dapat dijadikan

potensi untuk dikembangkan oleh masyarakat di Desa

Jatitengah dan ketika kulit pisang tersebut di

manfaatkan maka salah satunya bisa membantu

perekonomian warga.

Gambar 10. Potensi Pohon Pisang

Jika dilihat dari kegunaannya hampir semua

bagian pohon pisang tersebut dapat dimanfaatkan.

Mulai dari daun bisa dimanfaatkan untuk bungkus

lontong, bungkus tempe dan pembungkus makanan

lainnya. Dari segi pelepahnya, bisa dimanfaatkan

untuk kerajinan tangan, pelepah yang dililit untuk

36

dijadikan tali dan lain sebangainya. Dan batangnya

pun juga bisa dimanfaatkan untuk kerajinan dan

pembungkus tempe, kebetulan di desa ini

pembungkus tempe berbeda dengan di desa lain-

lainnya yaitu tidak dari plastik melainankan dari

batang pisang (gedebog).

Uniknya lagi, ares pisang juga dapat diolah

menjadi kripik ares pisang yang rasanya tak kalah

enaknya dengan kripik-kripik lainnya. Dan pastinya

juga buah pisang sangat bermanfaat untuk di jadikan

olahan makanan dan lain sebagainya. Yang lebih

menarik dari yang lainnya kulit pisang yang biasanya

dibuang secara percuma dan hanya menjadi limbah

yang tak berguna, kini kulit pisang bisa dimanfaatkan

sebagai olahan kerupuk kulit pisang yang sehat dan

tak kalah lezat dari olahan kerupuk lainnya. Dari segi

ekonomi hal ini dapat menambah penghasilan

tambahan bagi ibu rumah tangga khususnya bagi

keluarga yang ekonominya menengah ke bawah.

3. Pengelolaan Kulit pisang Yang Kurang Maksimal

Tidak sedikit masyarakat mengolah buah

pisang menjadi bahan olahan industri makanan, baik

rumahan maupun pabrik. Tidak hanya buahnya saja

37

yang sering dikonsumsi dan diolah, daun pisang yang

juga sering dipergunakan untuk membungkus

beberaapa olahan makanan, tetapi banyak

massyarakat yang kurang memperhatikan bagian kulit

pisang, pada umumnya masyrakat hanya akan

mengkonsumsi buahnya dan langsung membuang

kulitnya, karena dianggap sampah. Secara umum kulit

pisang belum banyak dimanfaatkan secara baik.

Kurang adanya inovasi pengelolaan kulit

pisang di Desa Jatitengah menyebabkan pengelolaan

kulit pisang tidak maksimal, sehingga sering kali

pohon pisang yang sudah berbuah dan di ambil buah

pisangnya mengakibatkan membusuknya kulit pisang

dan bisa menimbulkan pencemaran lingkungan,

seperti jika limbah kulit pisang yang menumpuk dan

bercampur dengan sampah lain yang banyak

mengandung bahan kimia, kemudian tertimbun tanah

atau terbawa air hujan dan meresap ke dalam tanah,

maka zat dari sampah dan kulit pisang yang tercampur

akan akan menyebabkan pencemaran tanah. Jadi

pemanfaatan pelepah pisang sangat tidak maksimal

karena hanya dibuang sia-sia.

4. Analisis Pohon Masalah

38

Berikut adalah analisa pohon masalah terkait

problematika yang ada di di Desa Jatitengah

Kecamatan Sugihwaras.

Tabel 13. Analisis Pohon Masalah

Penjabaran dari pohon masalah

Pengangguran

Kurangnya

pendapatan

Waktu terbuang

sia-sia

Perekonomian :

Tidak ada inisiatif untuk memanfaatkan potensi kulit pisang

sebagai usaha yang dapat menambah pendapatan ibu rumah

tangga

Kurangnya skill Bergantung pada hasil

panen

Hasil panen tidak

maksimal

Gagal panen

Tidak adanya

pelatihan

39

Akhirnya dalam forum FGD (Focus Group

Discusion) yang telah dilakukan bersama dengan

masyarakat Desa Jatitengah Kecamatan Sugihwaras,

mereka semua duduk bersama dan musyawarah serta

saling mengungkapkan berbagai permasalahan yang

mereka rasakan di Desa Jatitengah. Dari berbagai

bidang yang meraka ungkapkan dalam musyawarah

tersebut, seperti perekonomian, kekeringan dan

sampah. Mereka lebih memilih membahas tentang

permasalahan ekonomi dan meraka juga berharap

terciptanya lapangan kerja. Dan kami menganalisis

bersama dengan memanfaatkan potensi yang ada yaitu

pohon pisang yang secara keseluruhan dari pohon

tersebut dapat dimanfaatkan. Dari mereka sama sekali

tidak tahu bahwa limbah dari kulit pisang itu dapat

dimanfaatkan, yaitu dengan cara membuat olahan

kulit pisang menjadi kerupuk.

Akhirnya kami memilih untuk mengangkat

masalah tersebut, inti dari masalah di Desa Jatitengah

ini adalah minimnya inovasi pemanfaatan dari kulit

pisang yang nantinya dapat menjadikan sebuah

produk sehingga meningkatakan perkonomian ibu

rumah tangga. Hal ini dikarenakan masyarakat Desa

Jatitengah terlalu bergantung dengan hasil pertanian,

40

dan dalam keadaan saat ini masyarakat Desa

Jatitengah mengalami paceklik yang mana hasil panen

bulan lalu kurang maksimal yang menyebabkan

kurangnya pendapatan warga, masyarakat menjadi

pengangguran dan waktu terbuang sia-sia.

5. Analisis Pohon Harapan

Dengan meningkatkan peluang usaha di Desa

Jatitengah diharapkan ibu rumah tangga tidak perlu

bergantung lagi dengan pertanian dengan cara

meningkatkan usaha selain pertanian, yaitu dengan

membuat produk atau inovasi dari kulit pisang yang

nantinya ketika sudah berjalan sesuai target dapat

mendristribusikan nya atau dengan menjual produk

tersebut. Dan diharapkan terciptanya skill dengan

membuat pelatihan pada ibu rumah tangga. Dengan

meningkatkan pemanfaatan inovasi dari kulit pisang,

diharapkan ibu rumah tangga dapat mengisi waktu

luang dengan hal yang positif tentunya juga dapat

menciptakan kegiatan yang dapat menambah

pendapatan ibu rumah tangga.

Berikut adalah analisa pohon harapan terkait

problematika yang ada di Desa Jatitengah.

41

Tabel 14. Analisis Pohon Harapan

Terciptanya

lapangan kerja Pendapatan

meningkat

Terciptanya peluang usaha

Terciptanya skill

masyarakat

Terciptnya usaha

sendiri

Mengadakan

pelatihan

Tidak bergantung

pada pertanian

Waktu yang

produktif

42

6. Analisis Diagram Alur

Masyarakat Desa Jatitengah

bermatapencaharian sebagai petani, bidan,

wiraswasta, guru, TKI dan juga polri. Bagi mereka

yang bermatapencaharian sebagai petani, meraka

memperoleh penghasilan dari tanam padi, tembakau

dan cabe. Ketika saat panen, masyarakat menjualnya

kepada tengkulak, ada yang dijual ke pasar, rumahan

dan juga untuk dikonsumsi sendiri.

Dan bagi mereka yang bermatapencaharian

sebagai wiraswasta di kelompokkan menjadi dua yaitu

sebagai wirausaha dan juga imigrasi. Macam-macam

usaha bagi mereka yang bermatapencaharian sebagai

wirausaha ada yang membuat bebel, membuka

warkop, bengkel, toko rumahan dan juga membuka

toko obat-obatan. Bagi masyarakat yang

bermatapencaharian sebagai imigrasi, mereka lebih

memilih ke kalimantan, gresik dan surabaya.

Untuk masyarakat yang bermatapencaharian

sebagai guru meraka ditugaskan ada yang di PAUD,

TK, SD, Mts, TPQ serta madin. Ada juga yang

berkerja sebbagai TKI di Thailand.

43

Gambar 11. Diagram Alur Perekonomian

Masyarakat Desa Jatitengah

7. Analisis Kalender Harian

Masyarakat Desa Jatitengah mayoritas

pekerjaan utamanya adalah petani. Kegiatan

keseharian mereka mulai dari jam 05.00 pagi sampai

jam 11.00 siang bapak pergi ke sawah setelah itu

pulang dan istirahat sampai jam 13.00. kemudian jam

14.00 sampai jam 17.00 bapak kembali pergi ke

sawah.

Dan kegiatan ibu dalam kesehariannya antara

lain mulai dari jam 04.00 wib hingga jam 06.00 wib

ibu melakukan kegitannya yaitu sholat shubuh dan

44

masak kemudian pada jam 06.00 wib hingga jam

10.00 wib ibu mengirim makanan untuk suaminya ke

sawah dan membantu suaminya. Jam 10.00 wib

sampai jam 15.00 wib kegiatan yang dilakukan ibu

adalah istirahat. Dan pada jam 15.00 wib sampai jam

17.00 ibu mengantar anaknya ngaji di TPQ. Pukul

17.00 wib hingga 18.00 wib ibu melakukan kewajiban

sholat yaitu sholat maghrib. Kemudian jam 18.00 wib

sampai 21.00wib ibu melakukuan sholat isya

kemudian istirahat. Dan pada jam 21.00 sampai 04.00

wib ibu istirahat malam.

Gambar 12. Analisis Kalender Harian

45

Sedangkan kegiatan anaknya mulai pagi jam

04.00 wib sampai jam 05.00 wib anak sholat subuh

kemudian pada jam 05.00 wib sampai 07.00 wib

sebelum sekolah anak melakukan persiapan untuk

berangkat sekolah kemudian sarapan. Jam 07.00 wib

sampai jam 12.00 wib anak belajar di sekolah. Dan

pada jam 12.00 wib sampai 15.00 wib anak istirahat.

Dan pada sore harinya yaitu jam 15.00 wib sampai

17.00 wib anak mengaji di TPQ. Pada jam 17.00 wib

sampai 18.00 wib anak melakukan sholat maghrib.

Dan dilanjutkan pada jam 18.00 wib sampai 19.00

wib anak belajar. Dan kemudian jam19.00 wib sampai

21.00 wib anak sholat isya dan istirahat. Dan pada jam

21.00 wib sampai pada jam 04.00 wib anak istirahat

malam.

8. Analisis Kalender Musiman

Pendapatan masyarakat Desa Jatitengah

mayoritas dihasilkan dari hasil pertanian. Komoditas

yang ditanam berupa padi, tembakau, cabe. Selain

bertani, masyarakat Jatitengah juga memelihara

binatang ternak sebagai penghasilan tambahan seperti

sapi dan juga kambing. Ada masyarakat yang

46

memelihara sapi betina dan sapi jantan begitu pula

dengan kambing.

Gambar 13. Analisis Kalender Musiman

Selain sapi dan kambing, masyarakat Desa

Jatitengah juga memiliki ternak ayam. Namun ternak

ayam ini bukanlah dalam jumlah besar melainkan

hanya untuk memenuhi kebutuhan jika sewaktu-waktu

dibutuhkan.

47

9. Analisis Diagram Venn

Tabel 15. Diagram Venn

Setelah menelusuri wilayah di Desa Jatitengah

Kecamatan Sugihwaras, kami mengamati bahwa

tradisi sedekah bumi rutin dilakukan setiap tahunnya

dan sangat berpengaruh bagi masyarakat. Selain

Masyarakat

Jatitengah

Warung

pangkon

Sedekah

bumi

Dziba’an

wiwit

Me

ge

ng

an

Ta

hlil

Pen

gaji

an

Elekton

Ziaro

h 1

suro

To

ng

kle

k Tingk

epan

48

sedekah bumi tradisi yang kerap dilakukan pada

momen tertentu yaitu wiwitan, tingkepan dan juga

megengan. Dan kegiatan hiburan berupa orkes atau

olekton juga kerap lakukan oleh masyarakat Desa

Jatitengah. Dan kegiatan keagamaan seperti tahlil,

dziba’an dan ziarah 1 suro rutin dilakukan setiap

agenda tertentu kecuali pengajian jarang dilakukan.

49

BAB III

DINAMIKA PROSES PEMECAHAN MASALAH DESA

JATITENGAH

Dari masalah yang ada di Desa Jatitengah terkait

tentang pemanfaatan kulit pisang, kami melakukan

perencanaan untuk pemecahan masalah tersebut yaitu melalui

pelatihan tentang pembuatan kerupuk dari kulit pisang. Dan

menyadarkan masyarakat desa bahwasannya kulit pisang

yang hanya menjadi limbah sekarang bisa dimanfaatkan.

Alasan kami memilih pemanfaatan kulit pisang sebagai

olahan kerupuk karena dari beberapa analisis yang di bawah

ini:

A. ANALISIS POTENSI DESA

Pisang adalah tanaman yang berasal dari kawasan

Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman buah ini

kemudian menyebar luas ke kawasan Afrika

(Madagaskar), Amerika Serikat dan Amerika Tengah.

Penyebaran tanaman ini selanjutnya hampir merata ke

seluruh dunia, yakni meliputi daerah tropis dan sub tropis,

di mulai dari asia tenggara ke timur melalui lautan teduh

sampai ke Hawaii pada tahun 1000 SM. Selain itu,

tanaman pisang menyebar ke Barat melalui Samudra

50

Atlantik, Kepulauan Kanari sampai Benua Amerika.1 Dan

di Indonesia pun juga sangat banyak apalagi di Jawa,

karena tanah di Jawa banyak yang kosong dan ladang-

landang juga banyak di tanami pohon pisang.

Dan di desa Jatitengah memiliki potensi yang cukup

banyak salah satuya yaitu pohon pisang yang kebanyakan

terletak di pekarangan rumah warga, ladang dan

persawahan. Dengan banyaknya potensi yang ada warga

masyarakat Desa Jatitengah dapat memanfaatkan potensi

pohon pisang tersebut. Dan hampir dari seluruh pohon

pisang tersebut dapat dimanfaatkan, mulai dari daun

hingga batangnya. Dan yang paling menonjol adalah

pemanfaatan buah pisangnya. Dari buah pisang tersebut

diolah menjadi makanan rumahan yang hanya

memanfaatkan buahnya saja sedangkan kulit pisangnya

dibuang sia-sia.

Padahal kulit dari buah pisang tersebut dapat

dimanfaatkan oleh masyakat Desa Jatitengah sebagai

olahan makanan yang sangat lezat. Dengan begitu, pohon

pisang yang dimanfaatkan kulit pisangnya berpotensi

dapat dimanfaatkan menjadi olahan kerupuk yang

kemudian dapat meningkatkan perekonomian keluarga

1 Satuhu S, Suyanti dan Supriyadi, Pisang, Pengolahan dan Prospek Pasar

(Jakarta: Penebar Swadaya, 2001), 98.

51

atau masyarakat Desa Jatitengah. Sedangkan kondisi saat

ini para ibu-ibu hanya memanfaatkan buah pisangnya saja

sedangkan kulit pisangnya dibuang dan tidak

dimanfaatkan sehingga menjadi sia-sia, padahal kulit

pisang tersebut dapat dimanfaatkan menjadi barang yang

bernilai contohnya kerupuk kulit pisang.

B. ANALISIS PERENCANAAN PROGRAM

Program yang direncanakan untuk masyarakat Desa

Jatitengah yaitu

1. Sosialisasi Kepada Ibu-ibu Rumah Tangga Desa

Jatitengah Melalui Pelatihan Pembuatan

Kerupuk Dari Kulit Pisang.

Program yang direncanakan yaitu, sosialisasi

pada ibu-ibu rumah tangga masyarakat Desa

Jatitengah untuk memanfaatkan kulit pisang sebagai

olahan, melalui kegiatan pelatihan pembuatan

kerupuk kulit pisang, diharapkan ibu-ibu rumah

tangga dapat membuat kerupuk kulit pisang tersebut,

guna mengisi waktu luang untuk membuat produk

rumahan yang dapat menambah pendapatan ibu

rumah tangga.

Sehingga dengan begitu ibu rumah tangga

tidak hanya mengandalkan hasil pertanian untuk

52

memenuhi kebutuhan, tetapi juga dapat

memanfaatkan limbah atau sampah kulit pisang

sebagai cara menambah pendapatan ibu-ibu rumah

tangga di Desa Jatitengah. Dan ketika hasil pertanian

kurang maksimal, ibu-ibu di Desa Jatitengah masih

bisa memenuhi kebutuhannya.

2. Pemberdayaan Ibu Rumah Tangga Melalui

Pembuatan Produk Kerupuk Kulit Pisang untuk

Meningkatkan Pendapatan Tambahan Ibu

Rumah Tangga

Dengan adanya pelatihan yang kami adakan di

Desa Jatitengah tentang pembuatan kerupuk kulit

pisang diharapkan mampu menambah pendapatan

ibu-ibu rumah tangga melalui pembuatan kerupuk

dari kulit pisang. Berikut ini cara untuk menambah

pendapatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Jatitengah

melalui pembuatan produk kulit pisang :

a. Sosialisasi Manfaat Kulit Pisang

Buah pisang juga memiliki banyak

manfaat. Kandungan yang terdapat dalam pisang

antara lain karbohidrat, lemak, protein, mineral

dan serat dengan demikian pisang juga merupakan

53

salah satu bahan pangan yang mampu

meningkatkan gizi masyarakat.2

Kulit pisang diketahui mengandung

karbohidrat sebesar 59%, protein kasar sebesar

0,9%, lemak kasar 1,7%, dan kandungan mineral

seperti potasium 78,1%, kalsium 19,2%, besi

24,3% dan mangan 24,3%.

Di Desa Jatitengah memiliki potensi untuk

mengembangkan kulit pisang, sedangkan ibu

rumah tangga hanya mengambil buahnya saja dan

kulit pisang hanya akan menjadi sampah atau

limbah. Masih banyak kulit pisang yang tidak

dimanfaatkan atau terbuang sia-sia sehingga perlu

adanya kesadaran masyarakat tentang

memanfaatkan kulit pisang tersebut.

Maka dari hal tersebut, kami perlu

mensosialisasikan kulit pisang sebagai salah satu

cara untuk menambah pendapatan ibu-ibu rumah

tangga dan mengurangi sampah serta mengurangi

pengangguran di Desa Jatitengah dengan membuat

sebuah inovasi produk yang dapat bernilai

ekonomis, selain itu ibu-ibu Desa Jatitengah selalu

2 Kasijadi, Penerapan Agribisnis Berbasis Pisang Spesifik Lokasi Pisang Mas Dan

Agung (Pertanian BB2TP: BBTP Jawa Timur).

54

bisa berkreatifitas dalam hal membuat produk

tersebut.

b. Sosialisasi menejemen bisnis

Bisnis merupakan kegiatan yang dapat banyak

memberikan keuntungan bagi masyarakat ketika

mampu me-manegemen bisnis dengan baik,

sehingga perlu disadari bahawa pentingnya dalam

me-menejemen bisnis atau usaha. Dalam hal ini

perlu juga adanya kekompakan untuk

memanfaatkan limbah kulit pisang oleh ibu rumah

tangga, sehingga masyarakat tidak hanya

bergantung dengan hasil pertanian, sedangkan

hasil pertanian dari beberapa tahun kemarin tidak

memenuhi kebutuhan dari masyarakat Jatitengah.

Selain itu dalam me-menejemen bisnis perlu

adanya pula perencanaan, pengelolaan, dan

pengorganisasian sebuah usaha atau bisnis

sehingga mampu mencakup semua pengaturan

baik dari dalam proses pengerjaan suatu bisnis

untuk mencapai suatu tujuan yang masyarakat

inginkan.

Dari permulaan usaha yang akan mulai

dibangun perlu menggunakan yang namanya

menejemen bisnis agar laju usaha mempunyai

55

target dan dapat memenuhi kebutuhan dan

meningkatkan perekonomian. Sama halnya yang

akan dilakukan oleh masyarakat Jatitengah,

dimana akan dibentuk susunan kelompok yang

akan menjadi tanggung jawab masing-masing

induvidu demi mencapai target yang telah

ditentukan. Serta dengan adanya pembagian tugas

ini diharapkan akan menjadi kekuatan bagi ibu-ibu

rumah tangga untuk selalu kompak dalam

menjalankan bisnis yang dijalani.

c. Sosialisasi distribusi bisnis

Pemasalahan yang mendasar yang sering dihadapi

oleh masyarakat Jatitengah adalah ekonomi karena

kurangnya lapangan kerja dan kurangnya inovasi

untuk memanfaatkan potensi kulit pisang yang

ada. Sehingga perlu adanya kreativitas untuk

menjadikan limbah tersebut sebagai suatu produk

yang bernilai ekonomis. Jadi, ketika limbah atau

sampah tersebut menjadi produk maka perlu

adanya distibusi atau pemasaran. Setiap produk

yang mempunyai nilai ekonomis tentunya

memiliki strategi pemasaran tersendiri yang harus

dijalankan dalam melaksanakan kegiatan

bisnisnya, untuk memudahkan dalam

56

mendisribusikan produk perlu juga yang namanya

komunitas agar dalam pendistribusian produk

lebih mudah. Dalam pendistribusian produk ini

nantinya akan di titipkan atau di pasarkan di

warung-warung atau toko terdekat dan melalui

penjualan situs online.

d. Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam pembuatan

produk kulit pisang ini antara lain: kulit pisang,

tepung tapioka, tepung terigu, kapur sirih, garam,

bawang putih, ketumbar, penyedap rasa dan

minyak goreng.

Sedangkan alat-alat yang dibutuhkan saat

pembuatan produk kerupuk kulit pisang yaitu

panci, kompor, baskom, plastik, pisau dan blender.

Cara pembuatan:

1. Bersihkan kulit pisang terlebih dahulu dengan

air bersih.

2. Rendam kulit pisang dengan air kapur sirih

selama 20 menit.

3. Setelah itu, rebus kulit pisang sampai

kecoklatan dan teksturnya lunak.

57

4. Setelah kulit pisang yang direbus menjadi

lunak, maka kulit pisang tersebut di blender

sampai halus.

5. Setelah di blender, adonan kulit pisang di

campur dengan adonan tepung terigu, tepung

tapioka, bawaang putih, ketumbar dan

penyedap rasa yang sudah dihaluskan.

6. Setelah semua tercampur dengan rata, maka

adonan di tuang dalam plastik untuk di rebus

kembali sampai adonan padat.

7. Diamkan adonan yang padat sampai dingin

dan mengeras kurang lebih lima jam.

8. Setelah mengeras, adona di iris tipis dan

dijemur sampai kering.

e. Budgeting

Untuk melakukan pelatian ini, kita

memerlukan beberapa anggaran dengan perincian

sebagai berikut:

No Uraian Jumlah (Rp)

A. Bahan

1. Kulit pisang -

2. Tepung tapioka ¼ kg Rp. 2.000

3. Tepung terigu ½ kg Rp. 4.000

4. Bawang putih Rp. 1.000

58

5. Garam Rp. 1.000

6. Penyedap rasa Rp. 500

7. Ketumbar Rp. 500

8. Minyak goreng ¼ kg Rp. 3.000

9. Sticker produk Rp. 4.000

10. Plastik produk Rp. 2.000

Jumlah Rp. 19.000

B. Harga

jual

12 produk @ Rp. 3.500 Rp. 40.000

Laba bersih Rp. 21.000

59

BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM KEGIATAN

A. Membantu dalam Pengembangan Kulit Pisang

Kebanyakan warga di Desa Jatitengah 67,39% adalah

petani. Aktivitas mereka kebanyakan dihabiskan di

sawah. Dalam hal ini pengembangan kulit pisang

sangatlah kurang. Karena kulit pisang tersebut tidak

dimanfaatkan dan terbuang sia-sia. Ketika dimanfaatkan

menjadi produk yang bisa bernilai ekonomis serta dapat

mengurangi nilai pengangguran. Sedangkan untuk ibu-

ibu Desa Jatitengah dapat termotivasi untuk membuat

produk pembuatan kerupuk kulit pisang yang awalnya

kita buat pelatihan untuk mereka.

Dengan adanya pelatihan seperti ini diharapkan

masyarakat Desa Jatitengah dan ibu-ibu Jatitengah

tergugah untuk memanfaatkan kulit pisang yang

terbuang sia-sia karena dari mereka belum tahu sama

sekali cara memanfaatkannya. Sebelum kami

melakukan pelatihan tentang bagaimana cara

pembuatan kerupuk kulit pisang kami sebelumnya

bermusyawarah terlebih dahulu dengan kepala Desa

Jatitengah dan akhirnya kami mendapat izin untuk

60

membuat pelatihan kerupuk dari kulit pisang untuk

masyarakat Desa Jatitengah.

Gambar 14. Tim KKN STAI ATTANWIR

Membantu Pengembangan Kerupuk Kulit Pisang

B. Musyawarah Bersama Tokoh Masyarakat

Sebelum melakukan musyawarah, kami menghubungi

kepala desa terlebih dahulu untuk meminta izin, Beliau

sama sekali tidak keberatan dengan rencana kami, justru

beliau sangat mendukungnya. Setelah mendapat izin,

maka kami mengundang langsung sebagian tokoh

masyarakat dan warga Desa Jatitengah.

Akhirnya kegiatan musyawarah berjalan sesuai degan

apa yang kita rencanakan. Dilihat dari banyaknya

peserta yang hadir dalam musyawarah tersebut, ternyata

61

para warga dan tokoh masyarakat sangat mendukung

dengan adanya pelatihan dan pembuatan kerupuk kulit

pisang.

Gambar 15. Musyawarah Bersama Mayarakat

dan Warga Desa Jatitengah

C. Pelaksanaan Pembuatan produk Kerupuk Litsang

Bersama Masyarakat

Setelah melakukan musyawarah bersama masyarakat

dan menimbang atas pentingnya pemanfaatan kulit pisang

di Desa Jatitengah dengan latar belakang perekonomian

yang disebabkan kurangnya lapangan kerja sehingga

terciptanya sebuah inovasi dengan memanfaatkan potensi

pohon pisang yang diambil kulit dari buahnya untuk di

jadikan sebuah produk kerupuk kulit pisang. Maka kami

62

dan sebagian tokoh masyarakat beserta narasumber dan

kami datang sebagai tutor tepat pada tanggal 23 Agustus

2019 sesuai dengan kesepakatan FGD (Forum Grup

Discussion). Dalam pembukaan pembuatan produk

kerupuk kulit pisang ini dilakukan oleh ibu-ibu rumah

tangga sebanyak 20 orang dan tim mahasiswa STAI

ATTANWIR.

Gambar 16. Pelatihan Pembuatan Produk

Kerupuk Kulit Pisang.

Dalam pelatihan tersebut, tim KKN STAI

ATTANWIR mengajari cara mengolah kulit pisang

menjadi kerupuk dari setiap tahapannya, dan disertai

dengan praktek langsung yang dilakukan oleh ibu-ibu dan

63

mereka sangat antusias dalam mengikuti pelatihan tersebut

hingga selesai.

Kebersamaan dalam pembuatan kerupuk kulit pisang

ini diadakan untuk meningkatkan semangat warga dalam

pentingnya pemanfaatan kulit pisang, selain itu tujuannya

adalah untuk menciptakan lapangan kerja dan mengisi

waktu luang untuk hal yang produktif dengan

memanfaatkan potensi kulit pisang guna menambah

pendapatan belanja ibu rumah tangga Desa Jatitengah.

Gambar 17. Produk Kerupuk Kulit Pisang

Dengan ini setelah selesai KKN STAI

ATTANWIR warga sekitar mampu meneruskan

pembuatan produk kerupuk kulit pisang yang awalnya

kita bangun, dengan dibekali adanya pelatihan pembuatan

64

kerupuk kulit pisang, Sehingg dalam perekonomian

minimal masyarakat tidak hanya bergantung dengan hasil

pertanian terkadang hasilnya tidak menentu.

D. Hasil Dari Pembuatan Produk Kerupuk Kulit Pisang

Setelah diadakannya pelatihan pembuatan produk

kerupuk kulit pisang, perubahan ekonomi keluarga

semakin meningkat dari yang semula pendapatan perhari

Rp 50.000 dan sekarang meningkat menjadi Rp 70.000.

yang bermula dengan modal usaha Rp 19.000 dan

mendapatkan laba bersih Rp 21.000.

65

BAB V

REFLEKSI

A. Problematika Masyarakat

Masyarakat Desa Jatitengah memiliki beberpa

problematika yaitu:

1. Perekonomian

Masyarakat-masyarakat terlalu

menggantungkan perekonomian pada hasil pertanian,

dan selama beberapa tahun ini masyarakat mengalami

gagal panen sehingga menyebabkan kondisi

perekonomian mereka menurun.

2. Kurangnya Pemanfaatan Limbah Atau Sampah kulit

pisang

Minat masyarakat Desa Jatitengah saat ini

masih kecil untuk berkraesi dalam pemanfaatan

sampah atau limbah kulit pisang. Sedangkan buah

pisang yang sudah di ambil buahnya secara otomatis

kulit pisang tidak akan manfaatkan lagi, padahal

semua elemen yang ada di pohon pisang dapat di

manfaatkan, salah satunya yaitu kulit pisang.

3. Kekeringan

Pada musim kemarau, warga Desa Jatitengah

sangat kesulitan untuk mendapatkan air bersih.

66

Sungai-sungai dan sumur-sumur mongering serta

sumber mata air menipis. Sehingga pemerintah desa

mengajukan proposal ke kabupaten untuk

mendapatkan bantuan air bersih.

B. Analisis Potensi Desa Jatitengah

Desa Jatitengah memiliki potensi yang cukup banyak

salah satuya yaitu pohon pisang yang kebanyakan terletak di

pekarangan rumah warga, ladang dan persawahan. Dengan

banyaknya potensi yang ada warga masyarakat desa

Jatitengah dapat memanfaatkan potensi pohon pisang

tersebut. Dan hampir dari seluruh pohon pisang tersebut dapat

dimanfaatkan, mulai dari daun hingga batangnya. Dan yang

paling menonjol adalah pemanfaatan buah pisangnya. Dari

buah pisang tersebut diolah menjadi makanan rumahan yang

hanya memanfaatkan buahnya saja sedangkan kulit pisangnya

dibuang sia-sia. Padahal kulit dari buah pisang tersebut dapat

dimanfaatkan oleh masyakat Desa Jatitengah sebagai olahan

makanan yang sangat lezat.

Dengan begitu, pohon pisang yang dimanfaatkan kulit

pisangnya berpotensi dapat dimanfaatkan menjadi olahan

kerupuk yang kemudian dapat meningkatkan perekonomian

keluarga atau masyarakat Desa Jatitengah.

67

C. Perencanaan Program Kegiatan

Dalam perencanaan program pemberdayaan ibu rumah

tangga dengan membuat lapangan usaha sendiri dan

menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan dengan cara

mengolah limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis

serta memanfaatkan waktu luang menjadi waktu yang

produktif, ada beberapa cara yang ingin diterapkan oleh

masyarakat antara lain ingin mengetahui cara membuat

produk kulit pisang yang nantinya dapat memberikan

keuntungan bagi masyarakat.

Perencanaan dan program-program tersebut

ditampung dan kemudian dituangkan oleh peserta KKN STAI

ATTANWIR melalui beberapa cara seperti mengadakan

sosialisasi dan pelatihan pembuatan produk kerupuk kulit

pisang serta tata cara bagaimana mendistribusikan kulit

pisang yang telah menjadi produk krupuk. Kemudian rencana

selanjutnya yaitu masyarakat Jatitengah dapat meneruskan

produk kulit pisang setelah usainya KKN STAI

ATTANWIR.

D. Pelaksanaa Program Kegiatan

Dalam pelaksanaan program kegiatan kelompok KKN

STAI ATTANWIR membuat agenda pelatihan produk

68

kerupuk kulit pisang yang di Narasumber oleh mahasiswi

KKN STAI ATTANWIR sendiri, yang didalamnya

mencakup pemberian sosialisasi dan memberikan pelatihan

langsung untuk pembuatan produk kerupuk kulit pisang

sehingga menjadi produk yang bernilai ekonomis.

E. Hasil Pelaksanaan Program Kegiatan

Setelah program kegiatan dilaksanakan terdapat hasil

yang memuaskan, diantaranya adalah respon masyarakat

yang menyambut baik dan antusias dalam mengikuti

pelatihan yang diadakan oleh peserta KKN STAI ATTNWIR.

Mereka sangat senang dan merasa terbantu dalam

memanfaatkan limbah yang kemudian menjadi produk yang

bernilai ekonomis, sekaligus diajarkan tentang bagaimana

cara dalam pemasaran produk. Sehingga hal tersebut dapat

menambah pendapatan belanja ibu rumah tangga Desa

Jatitengah. Dan dari pelatihan tersebut outcomenya adalah

sekelompok ibu-ibu rumah tangga lansung mencoba sendiri

membuat produk kerupuk kulit pisang untuk dijual dan

dijadikan pameran atau bazar dalam sebuah acara fatayat se-

kecamatan Sugihwaras.

Dan dengan pelatihan yang telah diberikan kepada

masyarakat ini adalah awal dari mereka untuk terus

69

mengembangkan produk kerupuk kulit pisang dan selalu

membuat inovasi baru dalam memanfaatkan kulit pisang.

70

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan Rekomendasi

Dari beberapa pemaparan di atas ada yang menjadi

problem utama masyarakat Jatitengah adalah perekonomian

yang kurang maju yang disebabkan oleh ketergantungan

masyarakat terhadap sektor pertanian yanng dalam pertanian

tersebut mereka hanya menanam padi selama 2 musim tanam

pada 1 tahun, selain itu juga kurangnya lapangan kerja karena

masyarakat kurang berinovasi untuk membuka lapangan kerja

sendiri, salah satunya dengan cara memanfaatkan potensi yang

ada.

Dari permasalahan tersebut masyarakat Desa Jatitengah

merumuskan untuk menyelesaikan dengan cara memanfaatkan

potensi yang ada untuk dijadikan sebuah peluang usaha mandiri

yaitu dengan cara pembuatan sebuah produk dari kulit pisang

yang di jadikan olahan kerupuk.

Sehingga pengembangan inovasi produk kulit pisang di

Desa Jatitengah perlu diberikan motivasi dan pengarahan untuk

membangkitkan minat dan semangat untuk berinovaasi dibidang

limbah atau sampah terutama kulit pisang.

71

1. Masyarakat Desa

Dengan adanya pemecahan solusi dari permasalahan

yang dihadapi di Desa Jatitengah, masyarakat perlu

mengaplikasikan metode atau cara pembuatan produk kulit

pisang untuk meningkatkan perekonomian mereka. Sehingga

perlu adanya tindak lanjut dalam pembuatan produk kulit

pisang.

2. Pemerintah Daerah

Bagi pemerintah desa besar harapan kami dan para

masyarakat Desa Jatitengah agar adanya perhatian khusus

mengenai pemanfaatan kulit pisang, perlu adanya

pembentukan kelompok pembuatan produk untuk

memberikan keterkaitan dan solidaritas antar produsen

supaya nantinya mampu memberikan akses pemasaran hasil

produk dari kulit pisang yang optimal dan dapat

memproduksi terus-menerus.

3. Lembaga STAI Attanwir Bojonegoro

Kepada STAI Attanwir jika kedepan masih menerapkan

KKN dengan metode PAR maka,perlu adanya kerjasama

terarah dengan pihak-pihak luar yang sekiranya mampu

memberikan sumbangsihnya terhadap berjalanya KKN,

72

sehingga KKN dengan metode PAR dapat berjalan terarah

dan maksimal di masyarakat. Selain itu, perlu adanya

pembekalan yang maksimal berupa pemahaman terhadap

tehnik PAR, diaspora kelompok serta jangka waktu yang

diberikan kepada mahasiswa KKN. Dan untuk LP2M STAI

Attanwir Bojonegoro untuk selalu melakukan monitoring.