Upload
upn-jatim
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
Reindoktrinasi Konsep Bela Negara
Abstrak
Tenaga Ahli Lemhanas, Mayjen TNI Abdul Chasid mengatakan, bela
negara adalah pembentukan patriotisme dan nasionalisme. "Pengertian kita
selama ini, bela negara mengangkat senjata, padahal bukan. Bela negara
adalah pembentukan patriotisme dan nasiolisme," kata Abdul Chasid pada
dialog interaktif "Harmoni dalam Kebangsaan" di Studio RRI Manado, Kamis.
Abdul Chasid menambahkan, dimana kita bertindak, bersikap berdasarkan
Pancasila Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. "Jadi bela negara merupakan bagian dari
pelaksanaan nilai-nilai Pancasila yang perlu dipegang teguh," katanya. Bagian
lain, Abdul Chasid mengatakan, mengajak untuk melaksanakan berbangsa dan
bernegara dengan secara sadar menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan. "Sehingga harmonisasi dalam berbangsa, cinta tanah air dapat
dirajut bersama, dengan itu ketahanan nasional, pembangunan dapat
berlangsung dan sejahtera," katanya.
Pendahuluan
15 tahun terakhir kita telah melihat meningkatnya minat
dalam pendidikan kewarganegaraan demokratis di seluruh dunia.
Banyak kepentingan dan usaha berasal dari konteks yang dirasakan
dari ketidakpuasan, keterasingan dan kurangnya kohesi sosial
dalam masyarakat demokratis. Bela Negara adalah sebuah konsep
P a g e 1 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara
tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan
eksistensi negara tersebut. Bela Negara adalah sikap dan perilaku
warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya. Sikap dan prilaku warga negara tersebut dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara.1 Meskipun kami mendukung gagasan
bahwa pendidikan kewarganegaraan demokratis harus menjadi fokus
utama dari pendidikan publik dalam masyarakat demokratis dan
memiliki manfaat pribadi dari akumulasi yang menyertai tumbuhnya
rasa krisis yang berkaitan dengan keterlibatan kaum muda dalam
kehidupan sipil dan kehidupan kewarganegaraan. Dalam makalah ini
kami akan menetapkan apa yang kita maksud dengan reindoktrinasi
dan pendidikan, menunjukkan cara-cara di mana pendidikan
kewarganegaraan menekankan, pendekatan pendidikan kewarganegaraan
demokratis dapat cenderung satu arah atau yang lain berpendapat
bahwa kita dapat memiliki kecenderungan untuk pendidikan bukan
reindoktrinasi.
1 PKN “Bela Negara” diakses dari http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/katalogmedia/Kelas%20Maya/SMP/Kelas%209/Pendidikan%20Kewarganegaraan/Dwi%20Laswati/Teks/PKN%20Bela%20Negara.docx.
P a g e 2 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
Pembahasan
Indonesia adalah wilayah kepulauan yang terintergrasi secara
nasional dari daerah daratan dan lautan kedalam organisasi
berbentuk negara kesatuan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi
dalam mewujudkan masyarakat sejahtera sebagai realisasi impian
yang di amanatkan oleh UUD 1945. Berdasarkan pendekatan yang
diuraikan diatas, diharapkan dapat dipergunakan untuk menyusun
suatu konsepsi yang dapat dipergunakan untuk menyatukan sudut
pandang dalam kita merumuskan, apa yang telah tertuang dalam pasa
32 UUD ‘45 sebelum diadakan perubahan. Dengan sudut pandang itu,
diharapkan kita dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan
visi, misi, tujuan, strategi dalam mengaktualisasikan BERBANGSA,
BERNEGARA, INDONESIA sebagai pedoman dalam kita bersikap dan
berperilaku dalam menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan,
peran dan tanggung jawab dalam berbangsan dan bernegara.
Pendidikan Bela Negara
Keselamatan bangsa dan negara adalah suatu kondisi yang
harus terwujud dan tidak dapat ditawar apabila bangsa dan negara
itu ingin hidup survival. Masalah keselamatan erat sekali dengan
keamanan dan untuk mewujudkan keamanan suatu negara diperlukan
potensi dan kesadaran tentang bela negara. Atas dasar
P a g e 3 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
pertimbangan – pertimbangan dan alasan – alasan tersebut didepan
maka baimananakah persepsi dan implementasi bela negara menurut
Konstitusi atau Undang Undang Dasar kita ? Permasalahan yang
timbul adalah apakah nalar, persepsi dan pengertianserta
implentasi Pembelaan Negara di Indonesia itu identik dengan
Ketahanan Nasional ? Kecuali itu bagaimanakah kaitan atau
hubungannya antara Pembelaan Negara dengan Ketahanan Nasional ?2
Pada bagian ini kita berpendapat bahwa mengambil pendekatan
luas mengenai pendidikan di bidang kewarganegaraan akan
ditingkatkan dengan memperluas dan memperdalam diskusi publik dan
profesional lapangan; mengambil pandangan panjang dalam hal
inisiatif reformasi; mendefinisikan apa muatannya dan apa yang
pendidikan kewarganegaraan belum capai; dan membangun basis
pengetahuan substantif di lapangan. Dalam beberapa kasus diskusi
ini memiliki dampak yang luas dan telah membantu perkembangan
kepentingan politik dan profesional serta kepedulian terhadap
pendidikan kewarganegaraan dan telah menyebabkan kebijakan dan
program-program besar dan terkoordinasi. Dalam yurisdiksi di mana
diskusi publik masih terbatas dan terfragmentasi.3 Seperti
Torney-Purta dan Vermeer menjelaskan, diskusi tentang pendidikan
kewarganegaraan sebagian besar telah terjadi dalam konteks
pengembangan standar nasional sukarela untuk mata pelajaran
2 Drs. H. Sutarman, Ws. M.Si “PERSEPSI DAN PENGERTIAN PEMBELAAN NEGARA BERDASARKAN UUD 1945 (AMANDEMEN)” 2011 hal 773 ALAN SEARS AND ANDREW S. HUGHES, “Citizenship – Education or Indoctrination ?” International Journal Citizenship Teaching and Learning (2006) hal 10
P a g e 4 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
seperti kewarganegaraan, sejarah, dan ilmu sosial. Salah satu
solusi jangka panjang menjaga keutuhan, keamanan, dan kenyamanan
hidup berbangsa dan bernegara, setiap negara membutuhkan
fundamental ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan nasional
yang kuat dan kokoh. Tanpa fundamental ketahanan nasional yang
kuat, ancaman keamanan dan kenyamanan bangsa sangat rentan. Untuk
itu, solusinya adalah pendidikan kewarganegaraan melalui
pendidikan bela negara. Pendidikan bela negara ini menjadi
penting, karena pertama kebutuhan legal. Secara hukum, khususnya
merujuk Pasal 30 UUD 1945, setiap warga negara memiliki kewajiban
bela negara. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan bela negara
menjadi sesuatu hal yang legal dan dipayungi konstitusi negara
yang sangat kuat. Kedua, sebagaimana merujuk pada penjelasan di
atas, pendidikan bela negara menjadi sesuatu yang wajib, sejalan
dengan kenyataan empiris yang berkembang saat ini, yaitu jika
dikaitkan dengan kondisi empiris Indonesia yang berada pada
persimpangan kepentingan dunia. Realitas empiris inilah yang
menjadi satu kebutuhan Indonesia untuk melakukan reorientasi
sistem ketahanan nasional. Ketiga, kepentingan masa depan,
khususnya dikaitkan dengan potensi ancaman di masa yang akan
datang. Negara besar yang kuat secara militer dan atau kuat
secara ekonomi-politik, merupakan ancaman yang potensial sebagai
terorisme negara di masa yang datang. Sebagai contoh kasus
penyerangan ke Irak. Kendati tidak mengantongi izin PBB, AS yang
merasa kuat secara ekonomi dan militer, kemudian melaksanakan
P a g e 5 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
penyerangan ke Irak. Hal demikian, menjadi preseden dan indikasi
bahwa negara yang kuat secara ekonomi dan militer, potensial
menjadi terorisme negara kepada negara-negara lain. Dengan
mengatasnamakan melawan terorisme, negara besar dapat menjadi
negara teroris.
Konsepsi Bela Negara
Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat
perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme
seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Bela
Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan
hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Sumber Kekuatan Bela Negara
Sumber kekuatan bela negara apabila kita melihat dalam
Undang Undang N0. 20 Tahun 1982. Pokok-pokok Pertahanan dan
Keamanan Negara Republik Indonesia adalah semua warga negara
Indonesia. Rakyat Indonesia adalah sumber kekuatan bangsa yang
menjadi kekuatan dasar upaya pertahanan keamanan negara (Pasal
2 UU N0. 20 Th.1982). Sedangkan dalam Undang Undang N0. 3
P a g e 6 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam pasal 9 ayat 1
disebutkan pula bahwa “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara “
Sesuai dengan Sishankamrata maka beberapa potensi harus
dibina untuk mewujudkan daya dan kekuatan tangkal dengan
membangun, memelihara, dan mengembangkan segenap komponen
kekuatan pertahanan negara yang terdiri dari : (a) Rakyat
terlatih (Ratih) sebagai komponen dasar (b) Angkatan
bersenjata (ABRI) besertya cadangan Tentara Indonesia
(Cad.TNI) sebagai komponen utama. (c) Perlindungan masarakat
(Linmas) sebagai komponen khusus. (d) Sumberdaya alam,
sumberdaya buatan dan prasarana nasional sebagai kmponen
pendukung.
Selanjutnya perwujudan penyelenggaraan pertahanan keamanan
rakyat semesta itu dilakukan melalui : (a) Memasarakatkan
upaya pertahanan keamanan Negara (b) Menegakkan Hak dan
Kewajiban warga negara dalam bela negara menurut jalur / wadah
yang ditentukan oleh peraturan perundang- undangan (c)
Mengamankan dan mendayagunakan sumber daya nasional dan
prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan keamanan
negara.
Hakekat sistem Pertahanan Keamanan negara Indonesia adalah
Perlawanan Rakyat Semesta yang memiliki sifat-sifat : (a)
Kerakyatan, yaitu keikutsertaan seluruh rakyat warga negara
P a g e 7 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
sesuai dengan kemampuan dan keahliannya dalam komponen
kekuatan pertahanan keamanan negara. (b) Kesemestaan, yaitu
seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan diri guna
menanggulangi setiap bentuk ancaman baik dari luar negeri
maupun dari dalam negeri (c) Kewilayahan, yaitu seluruh
wilayah negara merupakan tumpuhan perlawanan dan segenap
lingkungan didayagunakan untuk mendukung setiap bentuk
perlawanan secara berlanjut.4
Bela Negara Pasca UU 1945 (Amandemen)
Konsepsi pertahanan keamanan negara RI menurut UU N0. 20
Tahun 1982 yang dengan adanya amandemen didalamnya ditegaskan
bahwa sistem yang dipakai adalah Sistem Pertahanan Keamanan
Rakyat Semesta (Sihankamrata) dengan adanya amandemen UUD 1945
pada pasal 27 dan pada pasal 30 serta dengan diundangkannya
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) maka
panggilan tentang partisipasi, implementasi serrta realisasi
pembelaan warga negara Indonesia terhadap kedaulatan dan
keuutuhan bangsa nampak lebih eksplisit, lebih lebih setelah
diundangkannya UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara. Dalam pasal 27 UUD 1945 ( Amandemen) ayat 3 tersurat
kata “wajib“ iktu serta dalam upaya pembelaan negara . Hal ini
merupakan implementasi dari “right of equality“ Jadi tidak ada
4 Ibid hal 81P a g e 8 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN
“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
nilai diskriminatif. Pada pasal 30 UUD 1945 (Amandemen)
tentang pembelaan negara dan pertahanan keamanan dimunculkan
lagi (ayat 1 dan ayat 2) dan bahkan dalam ayat 2 juga
dipertegas lagi oleh UU N0. 20 Tahun 1982 dimana pertahanan
dan keamanan dilaksanakan menlalui Sishankamrata. Selanjutnya
dalam pasal 68 UU N0. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
memberikan penegasan bahwa upaya pembelaan negara itu wajib
bagi setiap warga negara ,tetapi ada ketentuan menurut Undang-
Undang. Demikian pula yang diatur dalam UU N0. 3 Tahun 2002
dalam pasal 9 ayat 1 disebutkan pula bahwa “Setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara
yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara “.
Menurut penjelasan UU N0. 3 Tahun 2002 dinyatakan bahwa
upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Selanjutnya
bela negara itu dalam era sekarang ini dapat dipahami baik
secaca fisik maupun secara non fisik.5
Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang langsung
maju perang dengan memanggul senjata , sedang bela negara non
fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh warga negara
yang tidak langsung maju perang dengan angkat senjata ,
tetapi dilaksanakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan. dan
5 Ibid hal 82P a g e 9 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN
“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
pengabdian sesuai dengan profesinya masing- masing. Beberapa
contoh bentuk bela negara non fisik adalah : (1) Meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara ,taat, patuh terhadap
peraturan perundangan dan demokratis. (2) Menanamkan kecintaan
terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada
masarakat. (3) Beerperan aktif dalam memajukan bangsa dan
Negara (4) Sadar mmembayar pajak untuk kepentingan bangsa dan
negara.
Re-Indokrinasi
Garis antara "pendidikan" dan "indoktrinasi", sering tidak
satu yang jelas dan kabur batasannya. Indoktrinasi merujuk kepada
serangkaian kegiatan yang berbeda-beda, sehingga upaya mencari
definisi yang tunggal menjadi sulit. Di bidang psikologi,
sosiologi, dan penelitian pendidikan, istilah-istilah yang lebih
tepat seringkali lebih dipilih, termasuk (namun tak terbatas
pada): sosialisasi, propaganda, manipulasi, dan cuci otak. Dalam
pendidikan, pembedaan antara "indoktrinasi" (istilah yang tidak
disukai) dengan "pengajaran nilai-nilai" (yang dapat diterima)
khususnya menjadi sulit.6 Proses indokrinasi dilakukan
berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap,
sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Praktik ini
seringkali dibedakan dari pendidikan karena dalam tindakan ini,
6 http://kbbi.web.id/indoktrinasi P a g e 10 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN
“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
orang yang diindoktrinasi diharapkan untuk tidak mempertanyakan
atau secara kritis menguji doktrin yang telah mereka pelajari.
Re-Bela Negara
Selanjutnya apa bila kita kaji lebih dalam lebih
operasional maka nalar, makna dan pengertian tentang bela
negara yang tercantum dibeberapa ayat dan pasal tersebut
dimuka ternyata terdapat nilai- nilai kesamaan (identik)
dengan nilai nilai Ketahanan Nasional . Bukankah hakekat
pertahanan keamanan negara itu adalah dalam rangka
terwujudnya Ketahanan Nasional yang kondusif ?7 Kesadaran
bela Negara adalah bila kita berupaya untuk mempertahankan
negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan
hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya
bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan
penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan
kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah
air kita. Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami
7 KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA diakses dari http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/550-kesadaran-berbangsa-dan-bernegara.html
P a g e 11 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan
bernegara antara lain: (1) Cinta Tanah Air : Negeri yang luas dan
kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela
negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada
kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan
itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita
sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga
lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.
(2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara : Kesadaran berbangsa dan
bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan
kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar
kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di
tingkat nasional maupun internasional. (3) Pancasila : Ideologi
kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar
biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif
saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita
tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang
ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis,
dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat
mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan. (4) Rela
berkorban untuk Bangsa dan Negara : Dalam wujud bela negara
tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan
negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu
P a g e 12 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa
mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan
untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita
ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet
saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun
supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para
atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa. (5) Memiliki
Kemampuan Bela Negara : Kemampuan bela negara itu sendiri
dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet,
bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut
dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian
dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita
ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana
alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal
kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh
besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian
antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia
sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh
para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia
tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri,
melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa
yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun
internasional.
P a g e 13 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
Reindoktrinasi Konsep Bela Negara
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal
keturunan, adat, bahasa, sejarah serta berpemerintahan sendiri.
Sedangkan berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika,
bermoral , dan ber-aqlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna
sosial dan adil. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok
atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu
wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang
mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa
kelompok manusia tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia
yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya
sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah
nusantara atau Indonesia dan mempunyai cita-cita yang
berlandaskan niat untuk bersatu secara emosional dan rasional
dalam membangun rasa nasionalisme secara eklektis kedalam sikap
dan perilaku antar yang berbeda ras, agama, asal keturunan, adat,
bahasa, dan sejarah. Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak dapat dilupakan
oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang
tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan
tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir
hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas
P a g e 14 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih
kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam
kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan
bernegara itu sendiri.8 Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai
dengan perkembangan bangsa mempengaruhi kehidupan berbangsa dan
bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja pada suatu
masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya.
Persepsi dan pengertian pembelaan negara tidak hanya berhenti
atau terbatas pada pengetahuan dan pemahaman teori dan konsep
saja, tetapi yang lebih penting adalah harus dikongkritkan atau
di implementasikan dalam sikap dan perilaku.
Adapun yang dapat kami simpilkan dari re- indokrinasi
konsepsi bela Negara agar dapat diterima oleh semua kalangan
menggunakan pendekatan laten diantaranya : (1) Pembelaan Negara
sebagai suatu sistem lebih menekankan pada komponen kekuatan ,
strategi dan sosialisasi. Sedang Ketahanan Nasional itu merupakan
sasaran dan tujuan dari upaya-upaya pembelaan negara. Tujuan
Ketahanan Nasional akan diukur melelui seberapa jauh “keuletan“
warga negara dalam partisipasi dan implementasinya dalam
Ketahanan Nasional dan seberapa besar kekuatan “ketangguhan“
warga negara dalam Ketahanan Nasional. (2) Pembelaan Negara sebagai
wujud partisipasi warga negara yang dilakukan secara semesta dalam
arti bahwa seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasi diri
guna menanggulangi setiap bentuk ancaman baik yang datang dari
8 IbidP a g e 15 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN
“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
luar negeri maupun dari dalam negeri adalah dalam rangka
memelihara dan meningkatkan Ketahanan Nasional. (3) Perihal usaha
atau upaya bela negara itu bagi warga negara bukan suatu kesadaran, fakultatif
, tetapi harus diterima sebagai suatu panggilan tugas dan
kewajiban, karena ancaman yang datang baik yang langsung maupun
tidak langsung dapat timbul sewaktu - waktu, dan pengingkaran
terhadap kewajiban bela negara merupakan karapuhan Ketahanan
Nasional, yang pada gilirannya akan membahayakan identitas,
keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai
tujuan nasionalnya.
Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi,
terus meningkatnya peradaban dunia di era globalisasi ini bangsa
Indonesia hendaknya dapat memposisikan diri secara fleksibel agar
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat tetap survive
dalam kapasitasnya sebagai negara yang berdaulat. Demikian pula
dengan berlangsung orde reformasi di Indonesia yang telah
bergulir selama lebih satu dasa warsa dimana kran politik dan
demokrasi terbuka secara pasif. Kondisi yang demikian apabila
tidak diiringi dengan kesadaran bela negara warga negara
Indonesia secara kongkrit maka yang mungkin terjadi adalah akan
menjungkirbalikkan persepsi dan pengertian pembelaan negara yang
pada gilirannya dapat mengganggu integritas dan kedaulatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.9 Adapun juga faktor-faktor pendukung
kesadaran berbangsa dan bernegara (1)Tingkat ke-amanahan seorang9 Drs. H. Sutarman, Ws. M.Si “PERSEPSI DAN PENGERTIAN PEMBELAAN NEGARA BERDASARKAN UUD 1945 (AMANDEMEN)” 2011 hal 83
P a g e 16 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
pejabat. (2) Pemerataan kesejahteraan setiap daerah. (3) Keadilan
dalm memberikan hak dan kewajiban semua rakyat. (4) Kepercayaan
kepada wakil rakyat atau pemerintahan. (5) Tegasnya hukum dan
aturan pemerintahan. (6) Rasa memiliki dan bangga berbangsa
Indonesia.. (6) Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang
satu. (7).Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan
bangsa.
Relevansi Penulis
Bangsa dan warga negara Indonesia telah sepakat bahwa
“Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia“ berlaku secara “
ienmalig “ artinya terjadi sekali dan tidak akan terulang lagi.
Proklamasi yang mengandung berbagai makna bagi bangsa Indonesia
adalah merupakan titik kulminasi pergerakan perjuangan bangsa
Indonesia dalam cita-citanya untuk merdeka. Kemerdekaan bukan
merupakan tujuan tetapi hanya sebagai sasaran antara ,karena
dengan kemerdekaan itu kita ingin terus bersatu,berdaulat adil
dan makmur. Terbentuknya masarakat adil dan makmur sebagai cita
cita luhur bangsa Indonesia tidak akan tewrwujud begitu saja
tanpa melalui proses,dan partisipasi serta strategi yang
sistemik, terarah dan terpadu. Cita cita nasional sebagaimana
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 akan dapat terealisasi bila
tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea keempat
Pemukaan UUD 1945 dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan nasional
diperlukan adanya berbagai potensi dan partisipasi dari seluruh
P a g e 17 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
aspek kehidupan yang akan dapat menjamin kelangsungan dan
keselamatan serta keutuhan bangsa dan negara Indonesia.
Keselamatan bangsa dan Negara menurut kami adalah suatu kondisi
yang harus terwujud dan tidak dapat ditawar apabila bangsa dan
negara itu ingin hidup survival. Masalah keselamatan erat sekali
dengan keamanan dan untuk mewujudkan keamanan suatu negara
diperlukan potensi dan kesadaran tentang bela negara.
“Pembelaan Negara atau Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga
negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia,keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, dan
kerelaan unyuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar
maupun dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan
negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi
nasional, serta nilai-nilai Paancasila dan UUD 1945.”10
Kesimpulan
Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan re-indoktrinasi
konsep-konsep Bela Negara maka hal itu akan mendukung kesadaran
berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan
sosialisasi pendidikan Bela Negara di sekolah-sekolah,
Universitas dan juga sosialisasi di masyarakat,niscaya akan
terwujud. Agar kita semua memahami dan menyadri bahwa rakyat
sebagai sumber kekuatan dalam pertahanan negara , maka warga
10 Ibid hal 77P a g e 18 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN
“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
negara Indonesia hendaknya senantiasa siap sedia bersikap dan
bertekad untuk berperan serta dalam pemembelaan negara sesuai
dengan kemampuannya masing-masing. Untuk tidak bersikap dan
berbuat yang patut diduga atau dapat mengancam disintegrasi
bangsa. Secara sendiri-sendiri maupun secara bersama- sama
mentaati tata perundang-undangan yang ada dan berlaku dalam hal
bela negara demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan menerapkan proses "re-indoktrinasi" (istilah
yang tidak disukai) dengan "pengajaran nilai-nilai" (yang dapat
diterima) konsepsi Bela Negara itu sendiri.
Unless our conception of patriotism is progressive, it cannot hope to embody the
real affection and the real interest of the nation. - Jane Addams –
P a g e 19 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
Daftar Pustaka
Budi Santosa “ Tegaknya Ketahanan Nasional Untuk MenjaminKeutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia“ Jurnal KetahananNasional, Desember 2000.
Chaidir Basrie “Bela Negara, Implementasi danPengembangannya“ Universitas Indonesia Press, 1995
Drs. H. Sutarman, Ws. M.Si, (2011) “PERSEPSI DANPENGERTIAN PEMBELAAN NEGARA BERDASARKAN UUD 1945 (AMANDEMEN)”
http://kbbi.web.id/indoktrinasi Kaelan & Achmad Zubaidi “Pendidikan Kewarganegaraan“
Paradigma Yogyakarta, 2007KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA diakses dari
http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/550-kesadaran-berbangsa-dan-bernegara.html
Lembaga Ketahanan Nasional “Kewiraan Untuk Mahasiswa“Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000.
PKN “Bela Negara” diakses darihttp://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/katalogmedia/
Kelas%20Maya/SMP/Kela%209/Pedidikan%20Kewarganegaraan/Dwi%20Laswati/Teks/PKN%20Bela%20Negara.docx
P a g e 20 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015
SEARS, ALAN AND ANDREW S. HUGHES, (2006) “Citizenship –Education or Indoctrination? ” International Journal CitizenshipTeaching and Learning
Undang-Undang Dasar 1945 ( Amandemen )Undang-Undang N0. 20 Tahun 1982Undang-Undang N0. 39 Tahun 1999
P a g e 21 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim