21
Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015 Reindoktrinasi Konsep Bela Negara Abstrak Tenaga Ahli Lemhanas, Mayjen TNI Abdul Chasid mengatakan, bela negara adalah pembentukan patriotisme dan nasionalisme. "Pengertian kita selama ini, bela negara mengangkat senjata, padahal bukan. Bela negara adalah pembentukan patriotisme dan nasiolisme," kata Abdul Chasid pada dialog interaktif "Harmoni dalam Kebangsaan" di Studio RRI Manado, Kamis. Abdul Chasid menambahkan, dimana kita bertindak, bersikap berdasarkan Pancasila Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Jadi bela negara merupakan bagian dari pelaksanaan nilai-nilai Pancasila yang perlu dipegang teguh," katanya. Bagian lain, Abdul Chasid mengatakan, mengajak untuk melaksanakan berbangsa dan bernegara dengan secara sadar menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. "Sehingga harmonisasi dalam berbangsa, cinta tanah air dapat dirajut bersama, dengan itu ketahanan nasional, pembangunan dapat berlangsung dan sejahtera," katanya. Pendahuluan 15 tahun terakhir kita telah melihat meningkatnya minat dalam pendidikan kewarganegaraan demokratis di seluruh dunia. Banyak kepentingan dan usaha berasal dari konteks yang dirasakan dari ketidakpuasan, keterasingan dan kurangnya kohesi sosial dalam masyarakat demokratis. Bela Negara adalah sebuah konsep Page 1 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN “Veteran” Jatim

Reindoktrinasi Konsep Bela Negara

Embed Size (px)

Citation preview

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

Reindoktrinasi Konsep Bela Negara

Abstrak

Tenaga Ahli Lemhanas, Mayjen TNI Abdul Chasid mengatakan, bela

negara adalah pembentukan patriotisme dan nasionalisme. "Pengertian kita

selama ini, bela negara mengangkat senjata, padahal bukan. Bela negara

adalah pembentukan patriotisme dan nasiolisme," kata Abdul Chasid pada

dialog interaktif "Harmoni dalam Kebangsaan" di Studio RRI Manado, Kamis.

Abdul Chasid menambahkan, dimana kita bertindak, bersikap berdasarkan

Pancasila Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. "Jadi bela negara merupakan bagian dari

pelaksanaan nilai-nilai Pancasila yang perlu dipegang teguh," katanya. Bagian

lain, Abdul Chasid mengatakan, mengajak untuk melaksanakan berbangsa dan

bernegara dengan secara sadar menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam

kehidupan. "Sehingga harmonisasi dalam berbangsa, cinta tanah air dapat

dirajut bersama, dengan itu ketahanan nasional, pembangunan dapat

berlangsung dan sejahtera," katanya.

Pendahuluan

15 tahun terakhir kita telah melihat meningkatnya minat

dalam pendidikan kewarganegaraan demokratis di seluruh dunia.

Banyak kepentingan dan usaha berasal dari konteks yang dirasakan

dari ketidakpuasan, keterasingan dan kurangnya kohesi sosial

dalam masyarakat demokratis. Bela Negara adalah sebuah konsep

P a g e 1 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara

tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh

komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan

eksistensi negara tersebut. Bela Negara adalah sikap dan perilaku

warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD

1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang

seutuhnya. Sikap dan prilaku warga negara tersebut dijiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan

hidup berbangsa dan bernegara.1 Meskipun kami mendukung gagasan

bahwa pendidikan kewarganegaraan demokratis harus menjadi fokus

utama dari pendidikan publik dalam masyarakat demokratis dan

memiliki manfaat pribadi dari akumulasi yang menyertai tumbuhnya

rasa krisis yang berkaitan dengan keterlibatan kaum muda dalam

kehidupan sipil dan kehidupan kewarganegaraan. Dalam makalah ini

kami akan menetapkan apa yang kita maksud dengan reindoktrinasi

dan pendidikan, menunjukkan cara-cara di mana pendidikan

kewarganegaraan menekankan, pendekatan pendidikan kewarganegaraan

demokratis dapat cenderung satu arah atau yang lain berpendapat

bahwa kita dapat memiliki kecenderungan untuk pendidikan bukan

reindoktrinasi.

1 PKN “Bela Negara” diakses dari http://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/katalogmedia/Kelas%20Maya/SMP/Kelas%209/Pendidikan%20Kewarganegaraan/Dwi%20Laswati/Teks/PKN%20Bela%20Negara.docx.

P a g e 2 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

Pembahasan

Indonesia adalah wilayah kepulauan yang terintergrasi secara

nasional dari daerah daratan dan lautan kedalam organisasi

berbentuk negara kesatuan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi

dalam mewujudkan masyarakat sejahtera sebagai realisasi impian

yang di amanatkan oleh UUD 1945. Berdasarkan pendekatan yang

diuraikan diatas, diharapkan dapat dipergunakan untuk menyusun

suatu konsepsi yang dapat dipergunakan untuk menyatukan sudut

pandang dalam kita merumuskan, apa yang telah tertuang dalam pasa

32 UUD ‘45 sebelum diadakan perubahan. Dengan sudut pandang itu,

diharapkan kita dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan

visi, misi, tujuan, strategi dalam mengaktualisasikan BERBANGSA,

BERNEGARA, INDONESIA sebagai pedoman dalam kita bersikap dan

berperilaku dalam menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan,

peran dan tanggung jawab dalam berbangsan dan bernegara.

Pendidikan Bela Negara

Keselamatan bangsa dan negara adalah suatu kondisi yang

harus terwujud dan tidak dapat ditawar apabila bangsa dan negara

itu ingin hidup survival. Masalah keselamatan erat sekali dengan

keamanan dan untuk mewujudkan keamanan suatu negara diperlukan

potensi dan kesadaran tentang bela negara. Atas dasar

P a g e 3 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

pertimbangan – pertimbangan dan alasan – alasan tersebut didepan

maka baimananakah persepsi dan implementasi bela negara menurut

Konstitusi atau Undang Undang Dasar kita ? Permasalahan yang

timbul adalah apakah nalar, persepsi dan pengertianserta

implentasi Pembelaan Negara di Indonesia itu identik dengan

Ketahanan Nasional ? Kecuali itu bagaimanakah kaitan atau

hubungannya antara Pembelaan Negara dengan Ketahanan Nasional ?2

Pada bagian ini kita berpendapat bahwa mengambil pendekatan

luas mengenai pendidikan di bidang kewarganegaraan akan

ditingkatkan dengan memperluas dan memperdalam diskusi publik dan

profesional lapangan; mengambil pandangan panjang dalam hal

inisiatif reformasi; mendefinisikan apa muatannya dan apa yang

pendidikan kewarganegaraan belum capai; dan membangun basis

pengetahuan substantif di lapangan. Dalam beberapa kasus diskusi

ini memiliki dampak yang luas dan telah membantu perkembangan

kepentingan politik dan profesional serta kepedulian terhadap

pendidikan kewarganegaraan dan telah menyebabkan kebijakan dan

program-program besar dan terkoordinasi. Dalam yurisdiksi di mana

diskusi publik masih terbatas dan terfragmentasi.3 Seperti

Torney-Purta dan Vermeer menjelaskan, diskusi tentang pendidikan

kewarganegaraan sebagian besar telah terjadi dalam konteks

pengembangan standar nasional sukarela untuk mata pelajaran

2 Drs. H. Sutarman, Ws. M.Si “PERSEPSI DAN PENGERTIAN PEMBELAAN NEGARA BERDASARKAN UUD 1945 (AMANDEMEN)” 2011 hal 773 ALAN SEARS AND ANDREW S. HUGHES, “Citizenship – Education or Indoctrination ?” International Journal Citizenship Teaching and Learning (2006) hal 10

P a g e 4 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

seperti kewarganegaraan, sejarah, dan ilmu sosial. Salah satu

solusi jangka panjang menjaga keutuhan, keamanan, dan kenyamanan

hidup berbangsa dan bernegara, setiap negara membutuhkan

fundamental ekonomi, budaya, dan pertahanan keamanan nasional

yang kuat dan kokoh. Tanpa fundamental ketahanan nasional yang

kuat, ancaman keamanan dan kenyamanan bangsa sangat rentan. Untuk

itu, solusinya adalah pendidikan kewarganegaraan melalui

pendidikan bela negara. Pendidikan bela negara ini menjadi

penting, karena pertama kebutuhan legal. Secara hukum, khususnya

merujuk Pasal 30 UUD 1945, setiap warga negara memiliki kewajiban

bela negara. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan bela negara

menjadi sesuatu hal yang legal dan dipayungi konstitusi negara

yang sangat kuat. Kedua, sebagaimana merujuk pada penjelasan di

atas, pendidikan bela negara menjadi sesuatu yang wajib, sejalan

dengan kenyataan empiris yang berkembang saat ini, yaitu jika

dikaitkan dengan kondisi empiris Indonesia yang berada pada

persimpangan kepentingan dunia. Realitas empiris inilah yang

menjadi satu kebutuhan Indonesia untuk melakukan reorientasi

sistem ketahanan nasional. Ketiga, kepentingan masa depan,

khususnya dikaitkan dengan potensi ancaman di masa yang akan

datang. Negara besar yang kuat secara militer dan atau kuat

secara ekonomi-politik, merupakan ancaman yang potensial sebagai

terorisme negara di masa yang datang. Sebagai contoh kasus

penyerangan ke Irak. Kendati tidak mengantongi izin PBB, AS yang

merasa kuat secara ekonomi dan militer, kemudian melaksanakan

P a g e 5 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

penyerangan ke Irak. Hal demikian, menjadi preseden dan indikasi

bahwa negara yang kuat secara ekonomi dan militer, potensial

menjadi terorisme negara kepada negara-negara lain. Dengan

mengatasnamakan melawan terorisme, negara besar dapat menjadi

negara teroris.

Konsepsi Bela Negara

Bela Negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat

perundangan dan petinggi suatu negara tentang patriotisme

seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara

dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut. Bela

Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh

kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin kelangsungan

hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.

Sumber Kekuatan Bela Negara

Sumber kekuatan bela negara apabila kita melihat dalam

Undang Undang N0. 20 Tahun 1982. Pokok-pokok Pertahanan dan

Keamanan Negara Republik Indonesia adalah semua warga negara

Indonesia. Rakyat Indonesia adalah sumber kekuatan bangsa yang

menjadi kekuatan dasar upaya pertahanan keamanan negara (Pasal

2 UU N0. 20 Th.1982). Sedangkan dalam Undang Undang N0. 3

P a g e 6 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara dalam pasal 9 ayat 1

disebutkan pula bahwa “ Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta

dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan

negara “

Sesuai dengan Sishankamrata maka beberapa potensi harus

dibina untuk mewujudkan daya dan kekuatan tangkal dengan

membangun, memelihara, dan mengembangkan segenap komponen

kekuatan pertahanan negara yang terdiri dari : (a) Rakyat

terlatih (Ratih) sebagai komponen dasar (b) Angkatan

bersenjata (ABRI) besertya cadangan Tentara Indonesia

(Cad.TNI) sebagai komponen utama. (c) Perlindungan masarakat

(Linmas) sebagai komponen khusus. (d) Sumberdaya alam,

sumberdaya buatan dan prasarana nasional sebagai kmponen

pendukung.

Selanjutnya perwujudan penyelenggaraan pertahanan keamanan

rakyat semesta itu dilakukan melalui : (a) Memasarakatkan

upaya pertahanan keamanan Negara (b) Menegakkan Hak dan

Kewajiban warga negara dalam bela negara menurut jalur / wadah

yang ditentukan oleh peraturan perundang- undangan (c)

Mengamankan dan mendayagunakan sumber daya nasional dan

prasarana nasional untuk kepentingan pertahanan keamanan

negara.

Hakekat sistem Pertahanan Keamanan negara Indonesia adalah

Perlawanan Rakyat Semesta yang memiliki sifat-sifat : (a)

Kerakyatan, yaitu keikutsertaan seluruh rakyat warga negara

P a g e 7 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

sesuai dengan kemampuan dan keahliannya dalam komponen

kekuatan pertahanan keamanan negara. (b) Kesemestaan, yaitu

seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasikan diri guna

menanggulangi setiap bentuk ancaman baik dari luar negeri

maupun dari dalam negeri (c) Kewilayahan, yaitu seluruh

wilayah negara merupakan tumpuhan perlawanan dan segenap

lingkungan didayagunakan untuk mendukung setiap bentuk

perlawanan secara berlanjut.4

Bela Negara Pasca UU 1945 (Amandemen)

Konsepsi pertahanan keamanan negara RI menurut UU N0. 20

Tahun 1982 yang dengan adanya amandemen didalamnya ditegaskan

bahwa sistem yang dipakai adalah Sistem Pertahanan Keamanan

Rakyat Semesta (Sihankamrata) dengan adanya amandemen UUD 1945

pada pasal 27 dan pada pasal 30 serta dengan diundangkannya

UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM) maka

panggilan tentang partisipasi, implementasi serrta realisasi

pembelaan warga negara Indonesia terhadap kedaulatan dan

keuutuhan bangsa nampak lebih eksplisit, lebih lebih setelah

diundangkannya UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan

Negara. Dalam pasal 27 UUD 1945 ( Amandemen) ayat 3 tersurat

kata “wajib“ iktu serta dalam upaya pembelaan negara . Hal ini

merupakan implementasi dari “right of equality“ Jadi tidak ada

4 Ibid hal 81P a g e 8 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN

“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

nilai diskriminatif. Pada pasal 30 UUD 1945 (Amandemen)

tentang pembelaan negara dan pertahanan keamanan dimunculkan

lagi (ayat 1 dan ayat 2) dan bahkan dalam ayat 2 juga

dipertegas lagi oleh UU N0. 20 Tahun 1982 dimana pertahanan

dan keamanan dilaksanakan menlalui Sishankamrata. Selanjutnya

dalam pasal 68 UU N0. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

memberikan penegasan bahwa upaya pembelaan negara itu wajib

bagi setiap warga negara ,tetapi ada ketentuan menurut Undang-

Undang. Demikian pula yang diatur dalam UU N0. 3 Tahun 2002

dalam pasal 9 ayat 1 disebutkan pula bahwa “Setiap warga

negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara

yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara “.

Menurut penjelasan UU N0. 3 Tahun 2002 dinyatakan bahwa

upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang

dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam

menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Selanjutnya

bela negara itu dalam era sekarang ini dapat dipahami baik

secaca fisik maupun secara non fisik.5

Bela negara fisik adalah bagi warga negara yang langsung

maju perang dengan memanggul senjata , sedang bela negara non

fisik adalah bela negara yang dilakukan oleh warga negara

yang tidak langsung maju perang dengan angkat senjata ,

tetapi dilaksanakan melalui Pendidikan Kewarganegaraan. dan

5 Ibid hal 82P a g e 9 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN

“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

pengabdian sesuai dengan profesinya masing- masing. Beberapa

contoh bentuk bela negara non fisik adalah : (1) Meningkatkan

kesadaran berbangsa dan bernegara ,taat, patuh terhadap

peraturan perundangan dan demokratis. (2) Menanamkan kecintaan

terhadap tanah air, melalui pengabdian yang tulus kepada

masarakat. (3) Beerperan aktif dalam memajukan bangsa dan

Negara (4) Sadar mmembayar pajak untuk kepentingan bangsa dan

negara.

Re-Indokrinasi

Garis antara "pendidikan" dan "indoktrinasi", sering tidak

satu yang jelas dan kabur batasannya. Indoktrinasi merujuk kepada

serangkaian kegiatan yang berbeda-beda, sehingga upaya mencari

definisi yang tunggal menjadi sulit. Di bidang psikologi,

sosiologi, dan penelitian pendidikan, istilah-istilah yang lebih

tepat seringkali lebih dipilih, termasuk (namun tak terbatas

pada): sosialisasi, propaganda, manipulasi, dan cuci otak. Dalam

pendidikan, pembedaan antara "indoktrinasi" (istilah yang tidak

disukai) dengan "pengajaran nilai-nilai" (yang dapat diterima)

khususnya menjadi sulit.6 Proses indokrinasi dilakukan

berdasarkan satu sistem nilai untuk menanamkan gagasan, sikap,

sistem berpikir, perilaku dan kepercayaan tertentu. Praktik ini

seringkali dibedakan dari pendidikan karena dalam tindakan ini,

6 http://kbbi.web.id/indoktrinasi P a g e 10 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN

“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

orang yang diindoktrinasi diharapkan untuk tidak mempertanyakan

atau secara kritis menguji doktrin yang telah mereka pelajari.

Re-Bela Negara

Selanjutnya apa bila kita kaji lebih dalam lebih

operasional maka nalar, makna dan pengertian tentang bela

negara yang tercantum dibeberapa ayat dan pasal tersebut

dimuka ternyata terdapat nilai- nilai kesamaan (identik)

dengan nilai nilai Ketahanan Nasional . Bukankah hakekat

pertahanan keamanan negara itu adalah dalam rangka

terwujudnya Ketahanan Nasional yang kondusif ?7 Kesadaran

bela Negara adalah bila kita berupaya untuk mempertahankan

negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan

hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.

Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa

patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya

bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan

kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan

penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban

dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan

kita dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah

air kita. Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami

7 KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA diakses dari http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/550-kesadaran-berbangsa-dan-bernegara.html

P a g e 11 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan

bernegara antara lain: (1) Cinta Tanah Air : Negeri yang luas dan

kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela

negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada

kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan

itu semua dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita

sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga

lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.

(2) Kesadaran Berbangsa dan Bernegara : Kesadaran berbangsa dan

bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan

kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita

dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan

cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar

kelompok dan menjadi anak bangsa yang berprestasi baik di

tingkat nasional maupun internasional. (3) Pancasila : Ideologi

kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar

biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif

saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita

tahu bahwa Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang

ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya, agama, etnis,

dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat

mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan. (4) Rela

berkorban untuk Bangsa dan Negara : Dalam wujud bela negara

tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan

negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu

P a g e 12 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa

mengharumkan nama negaranya walaupun mereka harus merelakan

untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja sebagaimana kita

ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet

saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain. Begitupun

supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri

hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para

atlet yang berlaga demi mengharumkan nama bangsa. (5) Memiliki

Kemampuan Bela Negara : Kemampuan bela negara itu sendiri

dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet,

bekerja keras dalam menjalani profesi masing-masing.

Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut

dalam mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian

dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita

ketahui bahwa Indonesia sering sekali mengalami bencana

alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal

kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh

besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian

antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia

sering sekali terjadi perkelahian yang justru dilakukan oleh

para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia

tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri,

melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa

yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun

internasional.

P a g e 13 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

Reindoktrinasi Konsep Bela Negara

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal

keturunan, adat, bahasa, sejarah serta berpemerintahan sendiri.

Sedangkan berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika,

bermoral , dan ber-aqlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna

sosial dan adil. Negara adalah suatu organisasi dari sekelompok

atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu

wilayah tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang

mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok atau beberapa

kelompok manusia tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia

yang mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya

sebagai satu bangsa serta berproses di dalam satu wilayah

nusantara atau Indonesia dan mempunyai cita-cita yang

berlandaskan niat untuk bersatu secara emosional dan rasional

dalam membangun rasa nasionalisme secara eklektis kedalam sikap

dan perilaku antar yang berbeda ras, agama, asal keturunan, adat,

bahasa, dan sejarah. Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak dapat dilupakan

oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang

tidak dapat dipisahkan dari perjalan panjang bangsa ini. Akan

tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir

hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas

P a g e 14 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih

kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam

kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan

bernegara itu sendiri.8 Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai

dengan perkembangan bangsa mempengaruhi kehidupan berbangsa dan

bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja pada suatu

masa kesadaran tersebut tidak seutuh dengan masa sebelumnya.

Persepsi dan pengertian pembelaan negara tidak hanya berhenti

atau terbatas pada pengetahuan dan pemahaman teori dan konsep

saja, tetapi yang lebih penting adalah harus dikongkritkan atau

di implementasikan dalam sikap dan perilaku.

Adapun yang dapat kami simpilkan dari re- indokrinasi

konsepsi bela Negara agar dapat diterima oleh semua kalangan

menggunakan pendekatan laten diantaranya : (1) Pembelaan Negara

sebagai suatu sistem lebih menekankan pada komponen kekuatan ,

strategi dan sosialisasi. Sedang Ketahanan Nasional itu merupakan

sasaran dan tujuan dari upaya-upaya pembelaan negara. Tujuan

Ketahanan Nasional akan diukur melelui seberapa jauh “keuletan“

warga negara dalam partisipasi dan implementasinya dalam

Ketahanan Nasional dan seberapa besar kekuatan “ketangguhan“

warga negara dalam Ketahanan Nasional. (2) Pembelaan Negara sebagai

wujud partisipasi warga negara yang dilakukan secara semesta dalam

arti bahwa seluruh daya bangsa dan negara mampu memobilisasi diri

guna menanggulangi setiap bentuk ancaman baik yang datang dari

8 IbidP a g e 15 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN

“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

luar negeri maupun dari dalam negeri adalah dalam rangka

memelihara dan meningkatkan Ketahanan Nasional. (3) Perihal usaha

atau upaya bela negara itu bagi warga negara bukan suatu kesadaran, fakultatif

, tetapi harus diterima sebagai suatu panggilan tugas dan

kewajiban, karena ancaman yang datang baik yang langsung maupun

tidak langsung dapat timbul sewaktu - waktu, dan pengingkaran

terhadap kewajiban bela negara merupakan karapuhan Ketahanan

Nasional, yang pada gilirannya akan membahayakan identitas,

keutuhan, kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai

tujuan nasionalnya.

Seiring dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi,

terus meningkatnya peradaban dunia di era globalisasi ini bangsa

Indonesia hendaknya dapat memposisikan diri secara fleksibel agar

eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat tetap survive

dalam kapasitasnya sebagai negara yang berdaulat. Demikian pula

dengan berlangsung orde reformasi di Indonesia yang telah

bergulir selama lebih satu dasa warsa dimana kran politik dan

demokrasi terbuka secara pasif. Kondisi yang demikian apabila

tidak diiringi dengan kesadaran bela negara warga negara

Indonesia secara kongkrit maka yang mungkin terjadi adalah akan

menjungkirbalikkan persepsi dan pengertian pembelaan negara yang

pada gilirannya dapat mengganggu integritas dan kedaulatan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.9 Adapun juga faktor-faktor pendukung

kesadaran berbangsa dan bernegara (1)Tingkat ke-amanahan seorang9 Drs. H. Sutarman, Ws. M.Si “PERSEPSI DAN PENGERTIAN PEMBELAAN NEGARA BERDASARKAN UUD 1945 (AMANDEMEN)” 2011 hal 83

P a g e 16 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

pejabat. (2) Pemerataan kesejahteraan setiap daerah. (3) Keadilan

dalm memberikan hak dan kewajiban semua rakyat. (4) Kepercayaan

kepada wakil rakyat atau pemerintahan. (5) Tegasnya hukum dan

aturan pemerintahan. (6) Rasa memiliki dan bangga berbangsa

Indonesia.. (6) Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang

satu. (7).Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan

bangsa.

Relevansi Penulis

Bangsa dan warga negara Indonesia telah sepakat bahwa

“Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia“ berlaku secara “

ienmalig “ artinya terjadi sekali dan tidak akan terulang lagi.

Proklamasi yang mengandung berbagai makna bagi bangsa Indonesia

adalah merupakan titik kulminasi pergerakan perjuangan bangsa

Indonesia dalam cita-citanya untuk merdeka. Kemerdekaan bukan

merupakan tujuan tetapi hanya sebagai sasaran antara ,karena

dengan kemerdekaan itu kita ingin terus bersatu,berdaulat adil

dan makmur. Terbentuknya masarakat adil dan makmur sebagai cita

cita luhur bangsa Indonesia tidak akan tewrwujud begitu saja

tanpa melalui proses,dan partisipasi serta strategi yang

sistemik, terarah dan terpadu. Cita cita nasional sebagaimana

terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 akan dapat terealisasi bila

tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea keempat

Pemukaan UUD 1945 dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan nasional

diperlukan adanya berbagai potensi dan partisipasi dari seluruh

P a g e 17 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

aspek kehidupan yang akan dapat menjamin kelangsungan dan

keselamatan serta keutuhan bangsa dan negara Indonesia.

Keselamatan bangsa dan Negara menurut kami adalah suatu kondisi

yang harus terwujud dan tidak dapat ditawar apabila bangsa dan

negara itu ingin hidup survival. Masalah keselamatan erat sekali

dengan keamanan dan untuk mewujudkan keamanan suatu negara

diperlukan potensi dan kesadaran tentang bela negara.

“Pembelaan Negara atau Bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga

negara yang teratur, menyeluruh, terpadu, berlanjut yang dilandasi oleh

kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara

Indonesia,keyakinan akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi negara, dan

kerelaan unyuk berkorban guna meniadakan setiap ancaman baik dari luar

maupun dalam negeri yang membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan

negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi

nasional, serta nilai-nilai Paancasila dan UUD 1945.”10

Kesimpulan

Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan re-indoktrinasi

konsep-konsep Bela Negara maka hal itu akan mendukung kesadaran

berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan

sosialisasi pendidikan Bela Negara di sekolah-sekolah,

Universitas dan juga sosialisasi di masyarakat,niscaya akan

terwujud. Agar kita semua memahami dan menyadri bahwa rakyat

sebagai sumber kekuatan dalam pertahanan negara , maka warga

10 Ibid hal 77P a g e 18 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN

“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

negara Indonesia hendaknya senantiasa siap sedia bersikap dan

bertekad untuk berperan serta dalam pemembelaan negara sesuai

dengan kemampuannya masing-masing. Untuk tidak bersikap dan

berbuat yang patut diduga atau dapat mengancam disintegrasi

bangsa. Secara sendiri-sendiri maupun secara bersama- sama

mentaati tata perundang-undangan yang ada dan berlaku dalam hal

bela negara demi tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik

Indonesia dengan menerapkan proses "re-indoktrinasi" (istilah

yang tidak disukai) dengan "pengajaran nilai-nilai" (yang dapat

diterima) konsepsi Bela Negara itu sendiri.

Unless our conception of patriotism is progressive, it cannot hope to embody the

real affection and the real interest of the nation. - Jane Addams –

P a g e 19 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

Daftar Pustaka

Budi Santosa “ Tegaknya Ketahanan Nasional Untuk MenjaminKeutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia“ Jurnal KetahananNasional, Desember 2000.

Chaidir Basrie “Bela Negara, Implementasi danPengembangannya“ Universitas Indonesia Press, 1995

Drs. H. Sutarman, Ws. M.Si, (2011) “PERSEPSI DANPENGERTIAN PEMBELAAN NEGARA BERDASARKAN UUD 1945 (AMANDEMEN)”

http://kbbi.web.id/indoktrinasi Kaelan & Achmad Zubaidi “Pendidikan Kewarganegaraan“

Paradigma Yogyakarta, 2007KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA diakses dari

http://balitbangdiklat.kemenag.go.id/indeks/jurnal-kediklatan/550-kesadaran-berbangsa-dan-bernegara.html

Lembaga Ketahanan Nasional “Kewiraan Untuk Mahasiswa“Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000.

PKN “Bela Negara” diakses darihttp://sumberbelajar.belajar.kemdikbud.go.id/katalogmedia/

Kelas%20Maya/SMP/Kela%209/Pedidikan%20Kewarganegaraan/Dwi%20Laswati/Teks/PKN%20Bela%20Negara.docx

P a g e 20 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim

Re-Indoktrinasi Konsep Bela Negara 2015

SEARS, ALAN AND ANDREW S. HUGHES, (2006) “Citizenship –Education or Indoctrination? ” International Journal CitizenshipTeaching and Learning

Undang-Undang Dasar 1945 ( Amandemen )Undang-Undang N0. 20 Tahun 1982Undang-Undang N0. 39 Tahun 1999

P a g e 21 | Tugas Akhir Kelompok 1 Mata Kuliah Bela Negara UPN“Veteran” Jatim