127
RESPON MAHASISWA TENTANG KODE ETIK BERPAKAIAN DI FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : Hany Sabrina Mumtaz Aziz Nim. 1112051000011 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

respon mahasiswa tentang kode etik berpakaian di fakultas

Embed Size (px)

Citation preview

RESPON MAHASISWA

TENTANG KODE ETIK BERPAKAIAN DI FAKULTAS ILMU

DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

Hany Sabrina Mumtaz Aziz

Nim. 1112051000011

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

2016 M/1437 H

i

ii

iii

iv

ABSTRAK

Hany Sabrina Mumtaz Aziz, NIM: 1112051000011,Respon Tentang Kode Etik

Berpakaian Di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakart, di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si.

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah membuat

peraturan yang disosialisasikan melalui buku pedoman akademik. Setiap Fakultas

harus menerapkan kode etik berpakaian tersebut. Mespikun sudah terdapat

peraturan tentang kode etik berpakaian, namun masih banyak mahasiswi yang

melanggar kode etik tersebut. Salah satu pelanggaran yang dilakukan mahasiswi

melanggar kode etik berpakaian seperti berbaju ketat, berbaju pendek, berbaju

transparant dan sebagainya.

Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian.

Bagaimana respon kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswi terhadap kode

etik berbusana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi? Adakah

perbedaan respon kognitif, afektif, dan psikomotorik berdasarkan asal sekolah di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi? Adakah perbedaan respon kognitif,

afektif dan psikomotorik berdasarkan jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi?

Teori yang digunakan oleh penulis, diantaranya adalah teori mengenai

respon yang membahas mengenai definisi, macam-macam respon, teori S-O-R,

dan faktor terbentuknya respon. Selain itu juga ada konsep tentang berpakaian

berdasarkan syari’at Islam dan kode etik berpakaian. Teori stimulus-respon,

menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak pertama(receiver) sebagai

akibat dari komunikasi.

Penelitian ini menggunakan metodologi dengan teknik pengambilan

sampel purposive sampling. Pengumpulan menggunakan instrumen berbentuk

kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan kuantitatif dengan

rumus rata-rata mean, standart deviasi, pengakatagorian dan chi-square.

Kode etik berpakaian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, dapat menambah pengetahuan/ kognitif untuk mahasiswi mengenai

berbusana yang baik menurut syari’at Islam. Namun, kode etik tersebut belum

dapat merubah keinginan perilaku berpakaian mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi. Hal dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata afektif dann

psikomotorik yang hanya memiliki selisih 0,5. Sedangkan respon berdasarkan asal

sekolah dan respon berdasarkan jurusan tidak berpengaruh terhadap kode etik

berpakaian.

Kata kunci : Kode etik, pakaian, respon, mahasiswi dan FIDKOM

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayath dan inayah-Nya kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Respon

Mahasisia Terhadap Kode Etik Berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya

yang senantiasa patuh dan ta’at menjalankan semua perintah Allah dan Rasul-Nya

hingga akhir zaman.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis

menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekhilafan,

kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun

berkat adanya semangat, bantuan dan dorongn dari berbagai pihak akhirnya

skripsi ini dapat diselesaikan penyusun. Dalam kesempatan ini penulis ining

berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi.

2. Suprapto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Hj Roudhonah M.Ag. selaku

Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi M.Si. selaku Wakil Dekan III, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

vi

3. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,

Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

4. Ir.Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah begitu

bijaksana memberikan ilmunya kepada penulis di tengah kesibukan yang

padat, serta membimbing penulis dengan sabar agar skripsi ini selesai dengan

baik dan juga bermanfaat.

5. Prof. Dr. H. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan untuk memilih judul skripsi.

6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,

yang telah mentrasformasikan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan

studi maupun penulisan skripsi ini.

7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Seluruh mahasiwi Fakutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

membantu dalam pengisian kuesioner sehingga penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

9. Mama Latifah yang tidak pernah berhenti memberikan do’a dan dukungan

secara moril dan materi untuk penulisan ini. Begitu pula ayahanda Abdul Aziz

yang selalu mengantar saya untuk penelitian ini dan juga memotivasi spiritual

saya.

10. Kakak kandung saya dan kaka ipar saya Adam Karomy Aziz, M. Fatih Farha

Lubbi dan Nur Annisa dengan motivasi kalian akhirnya saya bisa

menyelesaikan skripsi ini.

vii

11. Saudari Rifka Oktavia yang selalu berdiskusi dan memberikan motivasi yang

besar kepada saya.

12. Teruntuk sahabat saya Indriana Rara Subadra, Ricca Junia Ilprima, Rizki

Hakiki, Yoga Prasetyo, Faqih Aulia Rizki, Fajar Lolly yang selalu memotivasi

saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Savinatunnaja yang selalu memberikan support dan menemani penulis pada

saat revisi.

14. Saudari Faizah yang selalu memberi arahan tentang skripsi ini sehingga saya

bisa menyelesaikan penelitian ini.

15. Teman-teman KPI A angkatan 2012, sahabat yang selalu berbagi suka dan

duka selama beberpa tahun ini. Serta teman-teman KKN Mahatma 2015 yang

telah membantu penulis dalam segala hal, sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan ini.

Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan

penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan

semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya

hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT

membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan

yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya

bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin ya Robbal’lamin...

Jakarta, Juni 2016

Hany Sabrina Mumtaz Aziz

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................i

LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...............................................iii

ABSTRAK .........................................................................................................iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................v

DAFTAR ISI ......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL .............................................................................................xii

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakng Masalah ............................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7

D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 9

E. Sistematika Penulisan ...............................................................11

BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................13

A. Ruang Lingkup Respon ...............................................................13

1. Definisi Respon ....................................................................13

2. Teori S-O-R ..........................................................................16

3. Faktor Terbentuknya Respon ...............................................19

B. Kode Etik .....................................................................................20

C. Konsep Busana ............................................................................22

D. Etika Berpakaian dalam Islam .....................................................25

E. Ketentuan Umum Kode Etik .......................................................27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................31

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................31

B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................32

C. Populasi dan Sampel....................................................................32

D. Variabel Penelitian ......................................................................35

E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ......................................35

1. Aspek kognitif ........................................................................35

2. Aspek afektif ...........................................................................35

3. Aspek psikomotorik ................................................................36

F. Sumber Data ................................................................................37

G. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................38

H. Blue Print ....................................................................................39

1. Sebelum Validitas .................................................................39

2. Sesudah Validitas .................................................................41

I. Instrumen Penelitian ....................................................................43

J. Uji Validitas.................................................................................44

K. Uji Realibilitas .............................................................................45

ix

L. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas .............................................45

M. Teknik Analisis Data ...................................................................46

N. Teknik Penulisan .........................................................................49

BAB IV GAMBARAN UMUM ......................................................................50

A. Konsep Kode Etik........................................................................50

1. Tujuan ...................................................................................50

2. Isi Kode Etik .........................................................................50

B. UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta ...............................................51

C. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

(FIDKOM) ...................................................................................53

1. Sejarah Berdirinya FIDKOM ...............................................53

2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi .......54

3. Sejarah Singkat Jurusan KPI ................................................55

4. Visi dan Misi KPI .................................................................56

5. Tujuan dan Sasaran ..............................................................57

6. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) .................59

7. Jurusan Managemen Dakwah (MD) .....................................59

8. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) ................59

9. Konsentrasi Jurnalistik .........................................................59

10. Konsentrasi Kesejahteraan Sosial ........................................60

D. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi..................................................................................60

BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA ......................................................63

A. Deskripsi Responden ...................................................................63

B. Respon terhadap Kode Etik Berpakaian ......................................64

1. Aspek Kognitif .....................................................................64

2. Aspek Afektif .......................................................................67

3. Aspek Psikomotorik .............................................................70

C. Pembahasan Hasil Teori ..............................................................74

1. Perhitungan Standart Deviasi ...............................................74

2. Katorisasi Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi ..................................................................75

3. Analisis Chi Square ..............................................................75

BAB VI PENUTUP .........................................................................................80

A. Kesimpulan ..................................................................................80

B. Saran ............................................................................................81

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................83

LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Tahun Akademik 2016 .................................................................. 33

Tabel 2 Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Tahun Akademik 2016 ............................................ 34

Tabel 3 Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian ...... 39

Tabel 4 Blue Print Respon Afektif Terhadap Kode Etik Berpakaian ........ 40

Tabel 5 Blue Print Respon Psikomotorik Terhadap Kode Etik

Berpakaian ..................................................................................... 40

Tabel 6 Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian ...... 41

Tabel 7 Blue Print Respon Afektif Terhadap Kode Etik Berpakaian ........ 42

Tabel 8 Blue Print Respon Psikomotorik Terhadap Kode Etik

Berpakaian ..................................................................................... 43

Tabel 9 Skala Likert Positif ........................................................................ 46

Tabel 10 Skala Likert Negatif ...................................................................... 46

Tabel 11 Karakteristik Respon Berdasarkan Jurusan ................................... 63

Tabel 12 Karakteristik Respon Berdasarkan Asal Sekolah .......................... 64

Tabel 13 Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dari segi afek kognitif terhadap kode etik berpakaian ................... 65

Tabel 14 Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dari segi aspek afektif terhadap kode etik berpakaian ................... 67

Tabel 15 Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

dari segi aspek psikomotorik terhadap kode etik berpakaian ........ 70

Tabel 16 Perbandingan Respon Mahasiswi.................................................. 73

Tabel 17 Desriptive Statistic ........................................................................ 74

Tabel 18 Katagorisasi Respon Mahasiswi.................................................... 75

Tabel 19 Asal Sekolah .................................................................................. 75

Tabel 20 Chi-Square Asal Sekolah .............................................................. 76

Tabel 21 Jurusan ........................................................................................... 77

Tabel 22 Chi-Square Jurusan ....................................................................... 78

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Baju Ketat ..................................................................................... 5

Gambar 2 Baju Pendek.................................................................................. 6

Gambar 3 Baju Transparan ........................................................................... 6

Gambar 4 Teori S-O-R ................................................................................... 18

Gambar 5 Foto Kode Etik Berpakaian .......................................................... 82

Gambar 6 Foto Kode Etik Berpakaian .......................................................... 82

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan manusia, pakaian adalah kebutuhan pokok

manusia yang tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, etika, estetika, tetapi

juga berhubungan dengan kondisi sosial budaya. Bagi manusia pakaian tidak

hanya berdimensi keindahan, tetapi juga kehormatan bahkan keyakinan1.

Itulah sebabnya, aturan pakaian termasuk yang dipandang penting oleh Allah

SWT, apalagi wanita harus menggunakan pakaian yang baik dan kepala

menggunakan hijab.

Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia di

samping makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan).2 Selain berfungsi

sebagai penutup tubuh, pakaian juga merupakan pernyataan lambang status

seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaian ternyata merupakan

perwujudan dari sifat-sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu

sehingga berusaha selalu menutupi tubuhnya.

Allah SWT menganugrahi manusia dengan berbagai nikmat dan

karunia yang tidak terhingga nilainya, salah satu nikmatnya itu adalah Dia

telah mengajarkan manusia tetang pengetahuan untuk berpakaian. Sebagai

seorang hamba yang menyadari kekurangan dan kelemahannya akan

pandailah ia bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan

pengetahuan yang amat penting. Rasa syukur kepada Allah SWT ini akan

1 Aziz Alimul,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, (Jakarta:Salemba Medika, 2006) h,

65 2 Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, (Jakarta: Salemba Medika, 2006) h, 77

2

diungkapkan dengan jalan melaksanakan cara berpakaian sesuai dengan di

kenhendak-Nya.

Pada agama manapun, di era modern ini selalu ditemukan ajaran

untuk berpakaian sopan ditempat umum, setidaknya menurut pandangan

secara universal bahwa manusia itu harus menutupi bagian-bagian tubuh yang

tidak seharusnya diperlihatkan di depan umum. Islam memberikan rambu-

rambu yang jelas dalam masalah pakaian wanita agar tetap ada keseimbangan

antara estetika dengan syariah.

Dalam tata cara berpakaian, agama Islam tidak semata-mata

mensyaratkan busana sebagai penutup tubuh, tetapi busana sebagai sarana

yang lengkap dan menyeluruh baik kesehatan, kesopanan, serta keselamatan

lingkungan. Lebih jauh lagi Islampun mengganggap cara berbusana sebagai

tindakan ibadah serta kepatuhan seorang umat yang berakibat janji pahala

bagi yang menjalankannya.

Dalam hal berbusana muslimah yang sempurna, Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mewajibkan mahasiswanya mengenakan

busana yang sempurna menurut kode etik pada pasal 7 dikampus mengenai

berbusana yang baik. Di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

khususnya juga memiliki kode etik terpampang jelas pada banner merah

disetiap lantai yang mana mahasiswa dapat membaca kode etik tersebut.

Mahasiswa sebagai salah satu komponen yang menentukan proses

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), merupakan individu yang sedang dalam

masa pertumbuhan dan perkembangan. Dalam rangka pembinaan mahasiswa

terhadap kode etik berpakaian maka mahasiswa mempunyai respon terhadap

3

berpakaian apalagi dibawah aturan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang mewajibkan mahasiswa menggunakan pakaian

yang sesuai dengan kode etik di dalam buku panduan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Kode etik berpakaian yang terdapat pada pasal 7 di buku panduan

akademi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditujukan untuk mahasisiwi dan

mahasiswa. Tujuan diberlakukannya berbusana yang baik di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi adalah untuk terpeliharanya hartakat dan martabat

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Universitas

Islam, menjadikan sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta sebagai sarjana yang mulia selain itu juga menanamkan kesopanan

kepada mahasiswanya dalam menjaga dirinya.3 Melalui berbusana yang baik,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menegakkan

akhlak yang mulia kepada setiap mahasiswanya melalui sistem dan cara yang

preventif dalam mencegah timbulnya akhlak dan moral yag rusak.

Setiap kampus memiliki kode etik yang berbeda-beda tergantung

kebijakan kampus masing-masing. Kode etik mahasiswa dibuat dengan

tujuan untuk menciptakan suasana kampus yang kondusif bagi terlaksananya

Tri Dharma Pendidikan.

Sejauh ini kode etik mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

belum berjalan seperti yang diharapkan. Banyak pelanggaran-pelanggaran

yang dilakukan oleh mahasiswa yang luput dari sanksi pihak birokrasi.

3 Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 320

4

Terlebih jika kita melihat pelanggaran kode etik mahasiswa yang berkaitan

dengan tata cara berpakaian. Hal ini menunjukkan lemahnya penegakan

hukum di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Kalau kita melihat lebih jauh, pelanggaran kode etik mahasiswa

terutama dalam pelangggaran kode etik berpakaian, sudah menjadi hal yang

biasa di lingkungan kampus,khususnya di FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi. Banyak dari mahasiswa di Fakulatas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi yang menggunakan busana yang tidak sesuai dengan kode etik

mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa terkesan acuh

dengan peraturan yang dibuat oleh pihak kampus. Yang lebih

memprihatinkan lagi, banyak mahasiswa yang melanggar kode etik

berpakaian akan tetapi mereka tidak merasa jika mereka melanggar kode etik

mahasiswa.

Minimnya sanksi yang diberikan, sebagai faktor utama terjadinya

pelanggaran kode etik berpakaian di lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Mahasiswi yang melanggar kode etik berpakaian

cenderung lebih banyak, dan mayoritas dari mereka lolos dari sanksi birokrasi

Mahasiswi sering sekali menggunakan pakaian-pakaian yang ketat

dan tak jarang juga baju yang digunakan diatas pinggul. merupakan contoh

kesalahan berpakaian pada mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi :

1. Mahasiswi yang berbaju ketat

5

Gambar. 1 Baju Ketat

2. Mahasiswi yang berbaju pendek

6

Gambar 2. Baju Pendek

3. Mahasiswi yang berbaju transparan

Gambar 3. Baju Transparan

Oleh krena itu penulis tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian ini

dalam rangka melihat respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

7

Komunikasi yang dituangkan dalam skripsi berjudul “RESPON MAHASISWA

TENTANG KODE ETIK BERPAKAIAN DI FAKULTAS ILMU DAKWAH

DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk mempermudah penelitian agar lebih fokus, maka penulis

membatasi masalah hanya pada respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi tahun 2015, 2014 dan 2013. Respon yang diteliti dibatasi

pada respon kognitif, afektif dan psikomotorik (psikomototik)

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi

terhadap Kode Etik Berbusana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi ?

2. Adakah Perbedaan Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi

Berdasarkan Asal Sekolah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi ?

3. Adakah Perbedaan Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi

Berdasarkan Jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian

ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana Kognitif, Afektif dan Psikomotorik

Mahasiswi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode

etik berpakaian.

8

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh asal sekolah terhadap respon mahasisi

di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang kode etik

berpakaian.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh jurusan terhadap respon mahasiswi di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang kode etik

berpakaian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

bahan informasi dan menambah referensi kelimuan serta menamabah

kajian tentang berbusana muslimah untuk mahasisiwi sesuai kode etik

busana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan

informasi bagi muslimah pada umumnya untuk mengetahui pakaian-

pakaian yang Syar’i yang sesuai dengen perintah agama. Skripsi ini

juga sebagai evaluasi tentang kode etik berbusana muslimah di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi berjalan atau tidak seta

mahasiswi dapat mengambil langkah-langkah mudah dalam

melakukan kegiatan dakwah melalui peraturan-peraturan kampus

tentang kode etik berbusana.

9

D. Tinjauan Pustaka

Setelah penulis melihat dan mencari judul di Perpustakaan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Umum Universitas Islam

Negri Jakarta, belum ada yang mengambil judulRespon Mahasiswa tentang

Kode Etik Berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil observasi penulis yang

telah dilakukan, terdapat tiga judul skripsi. Pertama Pertama, skripsi karya

Lola Rizkila Nur pada tahun 2007 yang berjudul “Respon Mahasiswi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap

Penggunaan Jilbab Sebagai Pakaian Kampus (Studi Komprasi antara

Fakultas Syariah Dan Hukum dengan Fakultas Sains dan Teknologi”. Pada

skripsi karya Lola tersebut terdapat kesamaan objek dengan penelitian yang

penulis akan lakukan, yaitu mengenaikode etik. Hanya saja skripsi karya Lola

Rizkila mengambil kode etik mengenai jilbab. Sedangkan objek yang ada

dalam penelitian penulis adalah kode etik berbusana yang ada di jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini hanya membahas tentang jilbab saja,

namun skripsi peneliti membahas tentang kode etik berpakain. Jadi sangat

berbeda sekali antara skripsi Lola dengan skripsi penulis yang membahas

kode etik berpakaian yang bukan hanya jilbab.

Kedua tentang “Pengaruh Agama Terhadap Berbusana Muslimah.

Studi kasus: Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta” karya Nadzariyah tahun 2009. Skripsi ini berisi

tentang pengaruh agama pada pakaian muslimah. Skripsi ini juga melihat

pengaruh orang yang beragama dan tidak terhadap gaya berpakaiannya,

10

semakin mahasiswa yang mengetahui agama maka berpakaiannya akan

semakin mengikuti berpakian yang baik menurut agama, sedangkan peneliti

melihat bagaimana respon mahasiswi tentang kode etik berpakaian di

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hdayatullah Jakarta.

Ketiga tentang “Respon Siswi Terhadap Kewajiban Berusana

Muslimah Di Sekolah (Studi Kasusdi SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta)”

karya Nur Hidayah tahun 2007. Skripsi ini berisi tentang kewajiban siswi

menggunakan busana muslimah di sekolah, hal ini merupakan sama dengan

penelitian peneliti hanya saja skripsi ini lebih mengarah kepada sekolah yang

sudah memiliki seragam dan ingin melihat bagaimana respon dari siswi

tersebut.

Dalam skripsi yang di sebutkan diatas, penulis tegaskan bahwa dalam

skripsi ini sangat berbeda karya penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun

yang membedakannya adalah bahwa penelitian di skripsi ini lebih

menekankan pada penelitian respon mahasiswi tentang kode etik berpakaian

di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penuli

membuat sistematika berdasarkan hubungan dan kesamaan yang ada. Skripsi

ini terdiri dari :

BAB I. PENDAHULUAN

11

Terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika

penulisan.

BAB II. TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari ruang lingkup respon yang terdiri dari definisi respon,

terori S-O-R, macam-macam respon dan faktor terbentuknya

respon. Kemudian membahas mengenai kode etik, konsep

berbusana, etika berpakaian dalam Islam dan ketentuan kode etik

berpakaian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

BAB III. METODOLOGI

Terdiri dari pendekatan dan jenis peneltian, tempat dan waktu

penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi

oprasional, sumber data, teknik pengumpulan data, blue print,

instrumen penelitian, uji validitas, uji realibilitas, hasil uji validitas

dan realibilitas, teknik analisis data, dan teknik penulisan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM

Konsep kode etik berpakaian, profil Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi (Sejarah berdirinya FIDKOM, visi dan misi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sejarah singkat KPI,

visi dan misi KPI, tujuan dan sasaran, jurusan BPI, jurusan MD,

jurusan PMI, jurusan Jurnalistik, jurusan KESSOS), kode etik

berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan

Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

12

BAB V. HASIL DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini membahas tentang deskripsi responden, respon

terhadap kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta dan

analisis Chi Square.

BAB IV. PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan yang merupakan jawaban dari

permasalahan yang dibahas dan saran atas permasalahan yang

dibahas.

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Ruang Lingkup Respon

1. Definisi Respon

Respon dari kata respons yang berarti jawaban, balasan, atau

tanggapan.1Respon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

tanggapan, reaksi dan jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang

terjadi.2 Serupa dengan pengertian di dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia tersebut, menurut Poerwadarminta respon diartikan sebagai

tanggapan, reaksi, dan jawaban.3

Menurut Djalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan

(activity) dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang

positif, setiap jenis kegiatan (activity) yang ditimbulkan oleh suatu

perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau

tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat

(ditinggal) dari pengamatan tentang subjek peristiwa atau hubungan-

hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan-pesan.4

Soenarjo mengemukakan, istilah respon dalam komunikasi adalah

kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam

setelah komunikasi dinamakan efek. “Suatu kegiatan komunikasi itu

1 John Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,

2003) h. 467. 2 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.

585. 3 Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta:UT, 1999), Cet. Ke-3, h. 43.

4 Djaluludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) h. 51.

14

memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang

dilancarkan oleh komunikator”.5

Sedangkan Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah

umpan balik (feedback) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar

dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya

respon yang disampaikan dari komunikan kepada komunikator maka

akan menetralisir kesalahan penafsiran dalam sebuh proses komunikasi.6

Menurut Jalaludin Rahmat, respon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Kognitif, yaitu respon yang timbul setelah adanya pemahaman

terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan.

Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, atau dipersepsi

halayak banyak.

b. Afektif, yaitu respons timbul karena adanya perubahan perasaan

terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai.

Sedangakan di dalam afektif bila ada perubahan pada apa yang

dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh khalayak.

c. Psikomotorik, yaitu respons yang berupa tindakan, kegiatan atau

kebiasaan yang terkait dengan perilaku nyata yang dapat diamati,

yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan

berperilaku.

Adapun menurut Agus Sujanto, ada bermacam-macam tanggapan

yaitu :7

5 Soenarjo & Djoenarsih S. Soenarjo, Himpunan Istilah Komunikasi, (Yogyakarta: Liberty

1983) h. 25. 6 Jalaludin Rahkhmat,Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Eosdakarya, 2007), h. 220

15

a. Tanggapan menurut indera yang mengamati yaitu:

1) Tanggapan auditif, yakni tanggapan terhadap apa-apa yang

telah didengarnya, baik berupa suara, kekuatan dan lain-lain.

2) Tanggapan visual, tanggapan terhadap sesuatu yang lihat.

3) Tanggapan perasa, yakni tanggapan terhadap suatu yang

dialaminya.

b. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:

1) Tanggapan ingatan, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

diingatnya.

2) Tanggapan fantasi, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

dibayangkannya.

3) Tanggapan pikiran, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang

dipikirannya.

c. Tanggapan menurut pikirannya, yaitu:

1) Tanggapan benda, yaitu tanggapan benda yang

mengahmpirinya atau berada didekatnya.

2) Tanggapan kata-kata, yaitu tanggapan terhadap kata-kata yang

didengarkan atau dilihatnya.

Dalam komunikasi massa ada beberapa model teori, diantaranya

teori respon. Respon merupakan modal dasar atau sangat sederhana dari

komunikasi yang menunjukan komunikasi sebagai proses aksi dan reaksi.

Teori ini dipengaruhi oleh disipin psikologi aliran behavioristik yang

menggambarkan hubungan stimulus respon, asumsi dari teori ini bahwa

stimulus yang berupa kata-kata verbal, isyarat non verbal, gambaran dan

16

tindakan tertentu akan memberikan tindakan orang lain untuk

memberikan respon-respon dengan cara-cara tertentu, proses penukaran

itu berpindah informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak

efek.8

Para ahli dalam menafsirkan respon antara satu dan lainnya

berbeda. Tetapi walaupun para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan

tanggapan kesemuanya memeliki titik kesamaan yaitu respon adalah

suatu kegiatan komunikasi yang berisi tentang pemahaman, tanggapan,

reaksi, dan jawaban yang timbul setelah adanya stimulus (rangsangan)

dan Stimulus ini menentukan mutu/kualitas dari responden (reaksi,

tanggapan, balasan) itu sendiri.

2. Teori S-O-R

Dalam penelitian mengenai respon mahasiswi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian mahasiswi

tentunya berkaitan dengan teori respon.

Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan

proses komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang

dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.

Komunikasi merupakan sistem jalinan yang utuh dan segnifikan,

sehingga proses komunikasi akan berjalan secara efektif dan efesien

apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.9

Teori Stimulus Respon, atau biasa disebut teori S-O-R singkatan

dari Stimulus-Organism-Respons, semula dari psikologi yang muncul

8 Winarni, Komunikasi Massa, (Malang: UMM Press, 2003), Cet, Ke 1, h. 58.

9 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999), h. 18.

17

antara tahun 1930 dan 1940. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi,

hal ini dikarenakan objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi

adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-

komponen:sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.10

Teori stimulus-respon ini beranggapan bahwa setiap respon dapat

berubah karena adanya rangsangan atau daya tarik yang disebut stimulus

dari subjek yang diterima oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan akan

menentukan mutu kualitas responden (reaksi, tanggapan, balasan) dari

objek penerima stimulus.

Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi

terhadap situasi tertentu. Teori ini memiliki tiga elemen utama, yakni

(a)pesan (stimulus), (b)penerimaan (receiver), dan (c) efek (respons)11

Teori Stimulus-Respon, menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi

pada pihak pertama (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut

teori ini dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada

dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu stimulus (rangsangan) tertentu.

Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa

pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.12

Menurut teori S-O-R, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat

stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan

memperkirakan pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.

10

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Flsaat Komunikasi, (Bandug: PT. Citra Aditya

Bakti, 2003, Cet. Ke. 3, h. 254. 11

Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (jakarta: Kencana, 2005) cet. Ke-

1, h. 22. 12

Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2005), cet,

ke-9, h. 324.

18

Onong Uchjana menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada

tiga variabel penting, yaitu :

a. Perhatian

b. Pengertian

c. Penerimaan13

Model teori ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4 Teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R)

Gambar 4 menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan kepada

komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung

jika komunikan menaruh perhatian, setelah itu komunikan mengerti.

Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.

Setelah komunikan mengelolah dan menerimanya, maka terjadilah

kesediaan mengubah sikap (respon)14

.

13

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999), h. 254-255

14

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999), h. 255-256

Organism

Perhatian

Pengertian

Penerimaan

Stimulus

Response

(Perubahan Sikap)

19

Pengaruh proses eksternal inilah yang menetukan komunikan mau

atau tidak untuk merubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan

stimulus atau rangsangan yang telah diterimanya. Stimulus yang

dimaksud dapat berupa kata-kata verbal ataupun non verbal dari

komunikator kepada komunikan.15

3. Faktor Terbentuknya Respon

Menurut Bimo Walgio dalam buku Psikologi Belajar, bahwa terdapat dua

faktor yang menyebabkan individu melakukan respon, yaitu :

a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia

terdiri dari dua unsur yaitu; jasmani dan rohani, maka seseorang yang

mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi

oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila tertanggu kedua unsur

tersebut, maka akan melahirkan respons, atau akan berbeda

responsnya tersebut di antara satu orang dengan orang lain.

b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini

biasa dikenal juga denga faktor stimulus. Faktor ini berhubungan

dengan objek yang diamati, sehingga menimbulkan srimulus,

kemudian stimulus tersebut sampai pada indera yang

menggunakannya.16

Jadi, dengan indera yang dimiliki setiap individu dapat megamati

segala suatu hal, atau suatu kegiatan yang ditimbulkan oleh daya

stimulus, sehingga timbul suatu bayangan yang tertinggal dalam

15

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya

Bakti, 2003), h, 256 16

Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (jakarta:Reneka Cipta, 1997), h. 6.

20

ingatan setelah adanya pengamatan, dan kemudian dapat ditimbulkan

kembali sebagai jawaban atau tanggapan. Oleh karena itulah, setiap

individu dapat mengingat kembali segala sesuatu yang telah dilihat,

didengar maupun dirasakan.

B. Kode Etik

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara

berfikir, kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau

adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada tiga arti yang dapat dipakai untuk

kata Etika, antara lain Etika sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau

norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok

untuk bersikap atau bertindak.

Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang

berkenaan dengan akhlak atau moral. Selain itu, Etika bisa juga diartikan

sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu

masyarakat, menjadi bahan refleksi yang diteliti secara sistematis dan

motodis.17

Berapa ahli telah merumuskan pengertian kata etika atau lazim juga

disebut etik, yang berasaal dari kata Yunani ethos tersebut sebagai berikut :

1. Menurut Drs. O. P Simorangkir etika atau etik adalah pandangan manusia

dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.

17

Giri Utama, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 98.

21

2. Menurut Drs. Sidi Gajalba, etika adalah teori tentang tingkah laku

perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat

ditentukan oleh akal.18

Kode etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja

dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang

dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam

tindakan yang secara logika rasional umum common sense dinilai

menyimpang dari kode etik.19

Kode etik adalah sebuah pernyataan yang terwujud sebagai aturan-aturan

moral yang biasanya tertulis yang dibuat oleh sebuah organisasi. Kode etik

yang tertulis ini adalah kode etik yang ideal yang diberlakukan oleh

organisasi yang bersangkutan untuk dipatuhi dan digunakan sebagai pedoman

oleh anggota-anggotanya dalam tindakan-tindakan mereka.

Di sisi lain, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.

Etika khusus selanjutnya dibedakan menjadi etika individual dan etika sosial.

Pembedaan etika menjadi etika umum dan etika khusus ini dipopulerkan oleh

Magnis Suseno denagn istilah etika deskriptif. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

etika umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral, seperti

tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan, tanggung jawab,

dan peranan suara hati. Di lain pihak, etika khusus menerapkan prinsip-

prinsip dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia.

Adapun etika khusus yang individual memuat kewajiban manusia terhadap

18

Simorangkir, Etika, ( Jakarta: Cipta Manunggal , 2001), h. 12. 19

Adam, dkk, Etika Profesi, (Jakarta: Gramedia, 20007 ), h. 112

22

diri sendiri sedangkan etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia

sebagai anggota umat manusia.

Telah jelas, etika yang berdasarkan pada nilai-nilai moral kehidupan

manusia, sangat berbeda dengan hukum yang bertolak dari salah benar, adil

atau tidak adail. Hukum merupakan instrumen eksternal sementara moral

adalah instrumen internal yang menyangkut sikap pribadi, disiplin pribadi

oleh karena itu etika disebut juga disciplinary rules.

C. Konsep Busana

Busana adalah sinonim dari kata “pakaian” yang menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “pakaian” atau “perhiasan”, serta

diartikan pula sebagai pelindung dari cuaca panas dingin.20

Adapun yang

dimaksud dengan busana ini sendiri dapat didefinisikan sebagai segala

sesuatu yang kita pakai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini

termasuk:

1. Semua benda yang melekat di badan, seperti baju, celana, sarung, dan kain

panjang.

2. Semua benda yang melengkapi pakaian yang berguna bagi si pemakai,

seperti selendang, topi, sarung tangan, dan ikat pinggang.

3. Semua benda dan gunanya menambah keindahan bagi si pemakai, seperti

hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang, dan cincin yang bisa

dikenal sebagai accesoris.21

20

Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai

Pustaka, 1988),h.862 21

Nina Sutiretna, et. Al, Anggun Berjilbab, (Bandung:Mizan Pustaka, 1995), cet. Ke-

1.h.27-28

23

Sedangkan busana muslimah merupakaian pakaian taqwa yang

terkandung di dalam kaidah Islam yang berfungsi untuk menutup aurat, surat

A‟Araf Ayat 26 :

“Hai anak-anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkn

kepadamu pakian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk

perhiasan dan pakian takwa. Itulah yang paling baik yang demikian itu

adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka

selalu ingat”

Penjelasan di atas tidak hanya busana yang menutupi badan, akan

tetapi busana yang menutup aurat. Aurat dalam istilah syari‟at diartikan

sebagai bagian tubuh yang wajib ditutupi.22

Islam telah menetapkan aurat

perempuan keseluruhan anggota badan kecuali wajah dan kedua telapak

tangan, dimana kita diperintahkan

Pada badan-badan wanita Allah telah memberikan kekhususan-

kekhususan yang membedakannya dari laki-laki dan meletakkan pada setiap

tempat dari badannya fitnah yang khas. Setiap bagian-bagian badan wanita

mempunyai keindahan yang khas, godaannya yang khusus dan pengaruhnya

yang khusus pula. Untuk itu Islam mengajarkan muslimah mengenakan

pakaian menutup aurat sehingga tidak menimpulkan fitnah dan kejahatan.23

22

M. Quraisy Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004).

h.42 23

Abu Syuqqah, Busana Dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur’an Dan Hadist,

(Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-3,h. 21

24

Islam sangat mengistimewakan kaum wanita, bahkan menyebutnya sebagai

“perhiasan terindah”. Seorang wanita shaliha ibarat sebuah mutiara yang

tersimpan baik karena selalu menjaga diri dari kehormatannya.

Sejak awal dikenal, busana lebih berfungsi sebagai penutup tubuh,

tetapi sekarang fungsi busana meluas sebagai pernyataan lambang status

pemakainya. Seorang muslimah yang telah mengenakan jilbab, jelas

menunjukan identitas terhadap ajaran agama yang dianutnya.

1. Busana Ketat

Pakaian ketat yang menampakkan lekuk tubuh dan bagian-bagian

menggoda dari tubuh wanita hukumnya haram, sebab

menimbulkan fitnah (godaan). Dalam riwayat lain Rasulullah

bahkan memerintahkan kita untuk melaknat wanita-wanita seperti

itu.24

Memakai pakaian ketat sangat diharamkan dalam syari‟at,

dan hal ini menunjukkan bahwa syari‟at Islam benar-benar

sempurna untuk diterapkan kapan saja dan di mana saja. Tak ada

satu pun dari aturannya melainkan demi kemaslahatan manusia.

2. Busana Transparan

Busana yang dipakai wanita muslimah menutup apa yang

dibaliknya. Maksudnya tidak tipis menerawang sehingga warna

kulitnya dapat terlihat dari luar. Istilah menutup tidak akan

terwujud kecuali dengan kain yang tebal. Jika tipis maka akan

24

Departemen Ilmiah Darul Wathan, Etika Seorang Muslim(Jakarta:Darul Haq,2008) h, 66

25

semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan

perhiasan.25

3. Busana pendek diatas pinggul

Diwajibkan bagi wanita muslimah untuk memanjangkan

pakaiannya. Wanita yang berpakaian mini baik tampak bagian

atasnya saja, seperti rambut, leher, bagian dada, lengan, dan

semisalnya, lebih parah lagi yang tampak bagian antara dada dan

lutut; dan lebih parah lagi tampak bagian kehormatannya; maupun

tampak bagian bawahnya, seperti kaki, betis, atau pahanya.26

D. Etika Berpakaian dalam Islam

Islam mengatur mengenai etika berpakaian adalah dengan menutup aurat.

Hijab salah satu bentuk model pakaian yang dapat menutup aurat yang

ditawarkan. Kata hijab berasal dari kata hajaba, yang berarti tersembunyi dari

penglihatan.27

Selain itu berarti al-satr, suatu benda yang menjadi sekat bagi

benda yang lain.28

Aurat laki-laki adalah antara pusar samai lutut sedangkan bagi

perempuan seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, oleh

karena itu seorang wanita harus menutup tubuhnya sesuai dengan Al-Qur‟an

Surat An-Nur ayat 31 :

25

Shodiq Burhan, Engkau Lebih Cantik Dengan Jilbab, (Solo: Samudra, 2006) h, 107 26

Engkau Lebih Cantik Dengan Jilbab, (Solo: Samudra, 2006) h, 108 27

Munir Subarman, Akhlak Tasawuf Wanita Islam dan Gaya Hidup Modern ,(Bandung,

Fakutas Tarbiyah IAIN SGD: 1994) h, 16-18 28

Fatimah Mernisi, Wanita di dalam Islam,( Bandung: Pustaka, 1991) h. 118

26

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka

menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka

Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan

hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah

Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,

atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami

mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara

lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-

wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan

laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak

yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka

memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.

dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman

supaya kamu beruntung”. (Q.S. An-Nur: 30-31)

Ayat tersebut mengandung maksud mendidik kaum wanita muslimah

agar mengenakan busana luar yang modelnya sesuai dengan adat kesopanan

masyarkat setempat, sehingga tidak menjadi gunjingan masyarakat. Seorang

wanita yang akan keluar dari rumahnya, dan berinteraksi dengan pria yang

27

bukan mahram, maka ia harus memperhatikan sopan santun dan tata cara

busana yang dikenakan haruslah memenuhi beberapa syarat :

a. Tidak menutupi aurat wanita di hadapan selain suami dan muhrim.

b. Ketat dan transparan.

c. Menggundang hasrat seksual selain suami.

d. Memancing aksi kejahatan.

e. Ghasab (milik orang yang tidak rea digunakan) dan bukan dari harta

haram.

f. Memberi kesan meniru kaum pria menurut „urf (pandangan umum

masyarakat sekitar).

g. Memberi kesan meniru dan menyebarkan budaya yang merugikan Islam.

h. Syuhrah (sensasional), menarik perhatian baik dari sisi warna atau model

busana.29

Islam mengajarkan etika berbusana yang menutup aurat tidak lain demi

perlindungan pengguna (terutama kaum hawa). Dengan demikian harkat dan

martabat kaum wanita akan terlindungi, kalau tidak ingin direndahkan maka

hargailah diri sendiri.

E. Ketentuan Umum Kode Etik

Dalam Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini yang

dimaksud dengan:

1. Kode etik adalah aturan yang mengatur sikap, perkataan, perbuatan,

pakaian dan penampilan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

29

Muhsin Labib, Fikih Lifestyle, (Jakarta: Tinta Publisher, 2011),h.48

28

2. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah anggota

masyarakat yang terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti

proses pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3. Rektor adalah pimpinan tertinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

4. Pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Rektor,

Pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Administrasi

Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu

Rektor Bidang Pengembangan Lembaga dan Kepala-kepala Biro;

5. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di fakultas yang terdiri

dari Dekan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan

Bidang Administrasi Umum, dan Pembantu Dekan Bidang

Kemahasiswaan;

6. Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbu-iatan,

pakaian dan penampilan yang bertentangan dengan kode etik

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diketahui pada saat

atau, setelah melakukan berdasarkan laporan danatau pengaduan

keluarga besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau masyarakat;

7. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka

mencari dan menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi

tentang ada atau tidaknya pelanggaran terhadap kode etik mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

8. Tindakan disiplin adalah penetapan sanksi yang dikenakan kepada

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilakukan oleh

Pimpinan, Kepala danSatuan Pengamanan, Dosen atau Karyawan

terkait;

29

9. Sanksi adalah hukuman yang ditetapkan sebagai akibat hukum atas

pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh mahasiswa.

10. Pembelaan adalah upaya mahasiswa untuk mengajukan alasan-alasan;

saksi- saksi yang meringankan dan/atau membebaskannya dari sanksi.

11. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa untuk meninjau kembali

terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Dekan atau Rektor;

12. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik mahasiswa yang terkena

tuduhan melanggar peraturan kode etik ini atau telah dijatuhi

hukuman/sanksi, tetapi dalam pembelaan ternyata yang bersangkutan

terbukti tidak bersalah atau melanggar.30

Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta

Busana perkuliahan, acara-acara resmi dan masuk ruang kantor bagi

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

1. Berpakaian sopan dan rapi, tidak diperbolehkan memakai kaos oblong,

celana atau baju yang sobek;

2. Bersepatu; tidak diperbolehkan memakai sandal dan sejenisnya

3. Mahasiswa tidak dibenarkan berambut panjang (rambut harus rapi) dan

tidak boleh memakai assesoris perempuan, seperti kalung dan atau anting-

anting, gelang, bando, dan jepit rambut.

4. Mahasiswi harus mengenakan busana muslimah sesuai dengan ketentuan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:

a. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan/

tembus pandang

30

Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 319

30

b. Memakai baju yang panjangnya minimal 30 cm dari pinggang ke

bawah.

c. Baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan.

d. Celana atau rok tidak ketat dan atau tipis yang panjangnya sampai

dengan mata kaki.

e. Ketentuan-ketentuan khusus disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-

fakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruandan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan),

5. Mahasiswa harus mengenakan busana sesuai dengan ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:

a. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan

tembus pandang

a. Memakai baju yang panjangnya minimal 20 cm dari pinggang ke

bawah

c. Celana yang panjangnya sampai dengan mata kaki

d. Ketentuan-ketentuan lain disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-

fakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan)

6. Untuk acara-acara resmi lembaga mahasiswa wajib mengenakan jaket

almamater.31

31

Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 321-322

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena

pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah

perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu

pendekatan dalam penelitian untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang

kokoh.1 Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode survey yaitu penelitian yang menggambil sampel dari

suatu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data

yang utama.

Adapun desain penelitiannya yaitu dengan menggunakan jenis

penelitian deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis yaitu

menggambarkan secara sistematis, fatual dan akurat mengenai faktor-faktor,

sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Metode ini bertujuan

untuk menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta,

keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan

menyajikan apa adanya.2 Dalam penelitian ini, peneliti berusaha

mengungkapkan dan mendeskripsikan secara faktual, akurat dan sistematis

mengenai respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

tentang berpakaian yang sesuai dengan kode etik.

1 Syamsir Salam dan Jaenal Afipin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:UIN

JakPress:2006), h, 36 2 M. Sabana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet Ke- 2, h.

89

32

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Ciputat, Jl. Ir. H. Juanda No 95.

Adapun yang menjadi alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah :

1. Lokasi penelitian ini cukup strategis, karena berada dalam lingkungan

kampus.

2. Adanya keterbatasan biaya, waktu dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti.

Adapun waktu penelitian penulisan skripsi ini dimulai dari bulan

Februari sampai bulan Juni.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran genelarisasi

peneliti.3 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi seluruh

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terdiri dari jurusan KPI 209

mahasiswi, jurusan jurnalis 130 mahasiswi, jurusan MD 124 mahasiswi,

jurusan Kessos 113 mahasiswi, jurusan BPI 107 mahasiswi, jurusan PMI 31

mahasiswi. Berikut adalah banyaknya populasi penelitian :

Tabel 1. Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Tahun Akademik 2016

No Jurusan Jumlah

1 KPI 209

2 Jurnalis 130

3 MD 124

4 Kessos 113

5 BPI 107

6 PMI 31

JUMLAH 714

3 M. Sabana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) Cet Ke-2 h.

160.

33

Dari tabel 1 diketahui bahwajumlah mahasiswi KPI dari tahun 2013,

2014 dan 2015 berjumlah 209 mahasiswi, dari jurusan jurnalistik

berjumlah 130 mahasiswi, dari jurusan MD 124 mahasiswi, dari jurusan

Kessos 113 mahasiswi, dari jurusan BPI 107 mahasiswi dan dari jurusan

PMI berjumlah 31. Hasil seluruh jumlah mahasisiwi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2013, 2014 dan 2015 berjumlah 714

mahasiswi.

Sample adalah sekelompok besar yang merupakan bagian dari populasi

yang akan diteliti.4 Adapun sample yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

mahasiswa yang memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Terdiri dari 714 mahasiswi

2. Mahasiswa bergender wanita

Berdasarkan kriteria yang disebutkan ditabel.1, maka penentu sampel

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik sampling

yang digunakan dalam penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan

penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.5

Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :

n =

Keterangan:

n= jumlah sampel yang dicari

N= jumlah populasi

4 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1994), h. 78. 5 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008) h, 115.

34

E = sifat presisi (10%)

Berdasarkan rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebagai

berikut:

= 88

Peneliti mengambil jumlah keseluruhan populasi mahasiswi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang berjumlah 714 mahasiswi, maka

sampel penelitian ini berjumlah 88 mahasiswi. Berikut adalah banyaknya

sampel yang diambil adalah:

Tabel 2. Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi Tahun Akademik 2016

NO Jurusan Banyaknya Sampel

1 KPI 29% x 88 = 26

2 Jurnalistik 18% x 88 = 16

3 MD 17% x 88 = 15

4 Kessos 16% x 88 = 14

5 BPI 15% x 88 = 13

6 PMI 4% x 88 = 4

TOTAL 88

35

D. Variabel Penelitian

Dalam kaitannya dengan penelitian ini varibael yang digunakan adalah

respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap

kode etik berbusana.

E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian

1. Aspek kognitif

a. Definisi Oprasional: efek secara pengetahuan, terjadi bila perubahan

pada apa yang diketahui, dipahami, atau persepsi khalayak.

1) Indikator:

(a) Mahasiswi mengetahui tentang penerapan kode etik.

(b) Larangan baju ketat.

(c) Larangan baju tipis/ketat.

(d) Diwajibkan memakai baju panjangnya 30cm.

(e) Diwajibkan menggunakan baju lengan panjang.

(f) Dilarangan celana ketat.

(g) Dilarangan menggunakan celana tipis.

(h) Dilarang menggunakan rok ketat.

(i) Dilarang menggunakan rok tipis

(j) Sanksi yang tidak dikhususkan

(k) Sosialisasi kode etik berpakaian.

(l) Mendapatkan pengetahuan tentang berpakaian yang baik

melalui kode etik berpakaian.

2. Aspek afektif

36

b. Definisi Oprasional: merupakan perasaan yang timbul bila ada

perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak.

1) Indikator:

(a) Mahasiswa setuju dengan kode etik.

(b) Memakai baju tidak ketat.

(c) Ingin memakai baju tidak tipis/transparan.

(d) Panjang baju tidak 30cm.

(e) Akan memakai baju lengan panjang.

(f) Ingin menggunakan celana tidak ketat.

(g) Ingin menggunakan celana yang tidak tipis.

(h) Akan meggunakan rok yang tidak ketat.

(i) Akan menggunakan rok yang tidak tipis.

(j) Tidak terlalu memperhatikan peraturan.

(k) Sosialisasi media tulis.

(l) Mahasiswi termotivasi menggunakan pakaian yang lebih

baik.

3. Aspek psikomotorik (psikomotorik)

1. Definisi operasional: merupakan tingkah laku atau sikap yang

merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola

tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku.

1) Indikator

(a) Melakukan seluruh perintah kode etik.

(b) Memakai baju yang tidak ketat.

37

(c) Tidak menggunakan pakian yang tipis/transaran.

(d) Menggunakan pakaian yang minim di bawah 30cm.

(e) Menggunkan baju lengan panjang.

(f) Tidak menggunakan rok yang ketat.

(g) Tidak menggunakan rok yang tipis.

(h) Menggunakan celana yang ketat.

(i) Menggunakan celana tidak tipis.

(j) Cuek terhadap sanksi.

(k) Pelanggaran yang terjadi karena malas membaca kode etik

berpakaian.

(l) Melakukan perubahan secara bertaraf.

F. Sumber Data

Sumber data yang akan digunakan untuk mendapatkan data lapangan

terdiri dari 2 sumber yang diantaranya yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang didapati dari para responden

yang akan diteliti dengan cara mengisi kuesioner. Dalam hal ini

responden adalah mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dari semua mahasisiwi yang terdaftar sebagai mahasisiwi

aktif.

2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang dikumpulkan dari

penelitian kepustakaan untuk membantu dalam mencari konsep ataupun

teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder ini

didapatkan dari dokumen-dokumen yang mendukung untuk penelitian ini

38

seperti buku-buku, surat kabar, majalah, catatan, dan dokumentasi

lainnya.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik penelitian ini menggunakan dua instrumen, adapun

instrumennya yaitu:

1. Observasi atau pengamatan

Yaitu kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan

pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain telinga, penciuman,

mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang

untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera

mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.6 Peneliti mengamati

bagaimana respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi terhadap kode etik berbusana.

2. Angket atau Kuesioner

Yaitu merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun

secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah

diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan ke peneliti.7Peneliti

memberikan beberpa pertanyaan kepada mahasiswi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi berupa kertas untuk dijawab.

3. Dokumentasi

6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), h. 133 7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 98.

39

Yaitu dengan mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yag akan

diteliti, dan juga berhubungan dengan objek penelitian. Hal ini dengan

cara mengumpulkan data melalui buku-buku, internet, dan lain sebaginya.

H. Blue Print

Blueprint adalah sebuah rancangan yang dirumuskan dengan tujuan

memberikan arahan terhadap kegiatan organisasi/ komunitas/ lembaga secara

berkesinambungan sehingga setiap kegiatan memiliki kebersesuaian dengan

tuntutan, tantangan, dan kebutuhan lingkungan sekitar, merupakan suatu

kerangka kerja yang terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan.8

1. Sebelum Validitas

Tabel 3. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik

Berpakaian

No Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un-Favorable Jumlah

1. Mahasisiwi harus

mengenakan busana

buslimah sesuai dengan

ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1, 13 2

2. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

ketat.

2 1

3. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

tipis/transparan.

3 1

4. Memakai baju yang

panjangnya minimal

30cm dari pinggang ke

bawah.

4 1

5. Sanksi terhadap kode

etik berpakaian. 10, 11, 12 3

6. Baju lengan panjang

samapai dengan 5 1

8 S. Arikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek.(Jakarta:Rineka Cipta,2002) h, 110

40

pergelangan tangan.

7. Celana tidak ketat. 6 1

8. Celana tidak tipis yang

panjangnya samapai

dengan mata kaki.

7 1

9. Rok tidak ketat. 8 1

10. Rok tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

9 1

Tabel 4 Blue Print Respon AfektifTerhadap Kode Etik Berpakaian

No Kode Etik di Pasal 7 Favorable

Un-

Favorable Jumlah

1. Mahasisiwi harus

mengenakan busana

buslimah sesuai dengan

ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

14,26 2

2. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

ketat.

15 1

3. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

tipis/transparan.

16 1

4. Memakai baju yang

panjangnya minimal

30cm dari pinggang ke

bawah.

17 1

5. Sanksi terhadap kode

etik berpakaian. 23,24,25 3

6. Baju lengan panjang

samapai dengan

pergelangan tangan.

18 1

7. Celana tidak ketat. 19 1

8. Celana tidak tipis yang

panjangnya samapai

dengan mata kaki.

20 1

9. Rok tidak ketat. 21 1

10. Rok tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

22 1

Tabel 5 Blue Print Respon Psikomotorik (Psikomotorik)Terhadap

Kode Etik Berpakaian

No Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un- Jumlah

41

Favorable

1. Mahasisiwi harus

mengenakan busana

buslimah sesuai dengan

ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

27,39 3

2. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

ketat.

28 1

3. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

tipis/transparan.

29 1

4. Memakai baju yang

panjangnya minimal

30cm dari pinggang ke

bawah.

30 1

5. Sanksi terhadap kode

etik berpakaian. 36,37,38 3

6. Baju lengan panjang

samapai dengan

pergelangan tangan.

31 1

7. Celana tidak ketat. 32 1

8. Celana tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

33 1

9. Rok tidak ketat. 34 1

10. Rok tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

35 1

JUMLAH 42

2. Sesudah Validitas

Tabel 6. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian

No Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un-Favorable Jumlah

1. Mahasisiwi harus

mengenakan busana

buslimah sesuai dengan

ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

1, 12 2

2. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

ketat.

2 1

3. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

tipis/transparan.

3 1

42

4. Memakai baju yang

panjangnya minimal

30cm dari pinggang ke

bawah.

4 1

5. Sanksi terhadap kode

etik berpakaian. 10, 11 2

6. Baju lengan panjang

samapai dengan

pergelangan tangan.

5 1

7. Celana tidak ketat. 6 1

8. Celana tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

7 1

9. Rok tidak ketat. 8 1

10. Rok tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

9 1

Tabel 7 Blue Print Respon AfektifTerhadap Kode Etik Berpakaian

No Kode Etik di Pasal 7 Favorable

Un-

Favorable Jumlah

1. Mahasisiwi harus

mengenakan busana

buslimah sesuai dengan

ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

13,24 2

2. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

ketat.

14 1

3. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

tipis/transparan.

15 1

4. Memakai baju yang

panjangnya minimal

30cm dari pinggang ke

bawah.

16 1

5. Sanksi terhadap kode

etik berpakaian. 22,23 2

6. Baju lengan panjang

samapai dengan

pergelangan tangan.

17 1

7. Celana tidak ketat. 18 1

8. Celana tidak tipis yang

panjangnya samapai

dengan mata kaki.

19 1

9. Rok tidak ketat. 20 1

10. Rok tidak tipis yang 21 1

43

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

Tabel 8 Blue Print Respon Psikomotorik (psikomotorik) Terhadap Kode Etik

Berpakaian

No Kode Etik di Pasal 7 Favorable

Un-

Favorable Jumlah

1. Mahasisiwi harus

mengenakan busana

buslimah sesuai dengan

ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

25,36 3

2. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

ketat.

26 1

3. Tidak diperbolehkan

memakai pakaian yang

tipis/transparan.

27 1

4. Memakai baju yang

panjangnya minimal

30cm dari pinggang ke

bawah.

28 1

5. Sanksi terhadap kode

etik berpakaian. 34,35 2

6. Baju lengan panjang

samapai dengan

pergelangan tangan.

29 1

7. Celana tidak ketat. 32 1

8. Celana tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

33 1

9. Rok tidak ketat. 30 1

10. Rok tidak tipis yang

panjangnya sampai

dengan mata kaki.

31 1

JUMLAH 36

I. Instruemen Penelitian

Instrumen atau alat yang digunakan oleh peneliti pada saat penelitian

yaitu berupa angket.

44

J. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau

sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya, instrumen yang kurang valid

berarti memiliki validitas rendah.9 Rumus yang digunakan untuk mengukur

validitas instrumen dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment.

r =

r = kolerasi Pearson Product Moment

N = banyaknya responden

X = sikap tiap item pertanyaan

Y = skor total responden

XY = skor tiap item pertanyaan dikali skor total resonden

Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan kepada 30 orang

responden, maka diperoleh skor sebesar 0,361 pada taraf segnifikansi sebesar

10% yang artinya apabila kolerasi pada butir-butir pertanyaan positif dan

besarnya mencapai 0,361 ke atas, maka butir-butir pertanyaan tersebut

merupakan kontrak yang kuat.10

Jadi berdasarkan analisis butir-butir

pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki

validitas kontruksi yang baik. Uji coba penelitian ini menggunakan program

SPSS dengan melihat valid tidaknya dilihat dari tanda (*) dan (**) yang

menunjukan butir pertanyaan valid.

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2010) ,h. 211. 10

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002) Edisi Revisi, h. 328.

45

K. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauhmana alat

ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua

kali untuk mngukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh

relative konsisten, maka alat tersebut reable.11

Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam

waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan realibel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan dan konsisten meskipun diuji

berkalikali.

Dalam menghitung reliabilitas, peneliti memasukan data yang ada ke

dalam program SPSS pada komputer sehingga muncul angka-angka yang

merupakan hasil dari uji realibilitas tersebut. Instrumen untuk mengukur

masing-masing variabel dikatakan realibel jika memiliki Cronbach

Alpha>0,6012

L. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas

Dari hasil uji validitas dan realibilitas angket telah ditemukan jumlah

butir-butir pernyataan valid cronbach’s alpha sebesar 0,904. Selanjutnya pada

uji instrumen tersebut penulis menggunakan software SPSS 20 for windows

release.

11

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), h. 96. 12

Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka, 2000), h. 135.

46

M. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitan ini adalah

metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan respon mahasiswi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian.

Untuk menggambarkan respon mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi dilakukan dengan cara skala liker, yaitu mengembangkan

prosedur pengukuran dengan skala. Adapun skala likert ini menggunakan

lima katagori penilaian yang masing-masing katagori tersebut diberi bobot

dinilai atau skor.

Tabel 9. Skala Likert Positif

Katagori Singkatan Skor

Sangat Setuju S 5

Setuju S 4

Ragu-ragu/netral CS 3

Tidak Setuju TS 2

Tidak Sangat Setuju STS 1

Tabel 10. Skala Likert Negatif

Katagori Singkatan Skor

Sangat Setuju S 1

Setuju S 2

Ragu-ragu/netral CS 3

Tidak Setuju TS 4

Tidak Sangat Setuju STS 5

Keuntungan pengunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat

pelaksaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai akibat

penggunaan skala 1-5 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar

pertanyaan, memungkinkan responden (mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi) mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam

merespon kode etik berbusana yang telah disampaikan oleh Fakultas Ilmu

47

Dakwah dan Ilmu Komunikasi . Dari segi pandangan statistik, skala dengan

lima tingkata (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan dua

tingkatan yaitu antara’YA’ atau “TIDAK”.

Skala ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka –angka

tersebut mengandung pengertian tingkatan, ukuran ordinal digunakan

mengurutkan objek data terendah samapi tertinggi atau sebaliknya. Skala

ordinal hanylah memberikan nilai urutan atau rangking dan tidak

menggabarkan nilai absolut.13

Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner,

dimana hasil analisisnya akan dipersentasikan dalam tabel analisis

berdasarkan variabel-variabel terpengaruh.

Penelitian deskriptif ini menggunakan pertanyataan secara terstruktur

atau sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang

diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu

metode analisis yang dilakukan dengan cara menggumpulkan, mengolah,

menyajikan, dan menganalisis data berwujud angka. Analisis ini meliputi

perhitungan skoring, perhitungan mean (menghitung rata-rata), standar

deviasi dan chi-square.

Dalam melakukan perhitungan data hasil angket, digunakan pengujian

dengan perhitungan melalui mean yaitu menghitung rata-rata, dan standar

deviasi. Berikut rumusannya:

1. Menghitung Rata-Rata Mean

13

Ameia Saraswati, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan”,

(Sripsi s! Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006) h. 52

48

Mean adalah merupakan nilai rata-rata dari beberapa data. Mean

ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seuruh nilai dari data

yang ada kemudian dibagi dengan banyaknya data.

Rumus : x =

Keterangan :

x= rata-rata

xi=pegamatan

Fi= jumlah pengamatan

2. Standar Deviasi

Standar deviasi sering disebut dengan simpangan baku yaitu suatu

ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata.

Rumus Standar Deviasi (SD) :14

SD =

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

= Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat

N = Jumlah individu

3. Mengkatagorikan hasil yang di dapat.

Jika tinggi (T) = + SD atau hasil yang di dapat berada di atas

standar deviasi.

Jika Sedang (S) = atau hasil yang di dapat berada di antara

standar nilai tinggi dan rendah dari Standar deviasi.

14

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), h.179

49

Jika Rendah (R) = – SD atau hasil yang di dapat berada di

bawah standar deviasi.

4. Chi Kuadrat

Analisis Chi-Kuadrat digunakan untuk menentukan apakah

terdapat hubungan dari objek penelitian yaitu antara asal sekolah dan

jurusan dengan katagori skala Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap atau

pengetahuan mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

terhadap kode etik berpakaian di Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta maka peneliti menggunakan rumus Chi

Kuadrat.15

Rumus Chi Square :

Fo ═ Frekuensi observasi

Fh ═ Frekuensi harapan16

Dalam prateknya penulis menggunakan bantuan sofware SPSS

20 for windows untuk mendapatkan hasil yang akan dianalisis.

N. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu

kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) Cet

ke-I. Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

15

Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Penerbit Tasito, 2002) h, 273. 16

Zainal Mustafa, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi,(Yogyakarta:Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2005) Cet ke 2, h, 98

50

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Konsep Kode Etik

KONSEP KODE ETIK MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1. Tujuan :

a. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsunya proses belajar

mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Terpeliharanya harkat, martabat, dan kebiawaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai perguruan tinggi Islam

c. Menjadikan sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sarjana

muslim yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, professional, dan

berintegrasi tinggi

2. Isi Kode Etik :

Kode etik mahasiswa terdiri atas sambutan Pembantu Rektor

Bidang Kemahasiswaan, tiga belas bab, dan lima puluh satu pasal. Kode

etik mahasiswa dilengkapi dengan SOP pemberian sanksi kode etik

Mahasiswa.

Sambutan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan : berisi latar

belakang, pokok pikiran dari kode etik mahasiswa :

Bab 1 : Ketentuan Umum

Bab 2 : Maksud dan Tujuan

Bab 3 : Hak dan Kewajiban

51

Bab 4 : Jenis Tindakan disiplin dan sanksi

Bab 5 : Pelaksanaan tindakan disiplin

Bab 6 : Jenis Pelanggaran

Bab 7 : Bentuk-bentuk sanksi

Bab 8 : Tahap pemberian sanksi

Bab 9 : Pembelaan

Bab 10 : Keberatan

Bab 11 : Pengawasan terhadap pelaksanaa kode etik mahasiswa

Bab 12 : Rehabilitas

Bab 13 : Penutup1

B. UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta

Degan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031

tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Upacara peresmian dilakukan oleh wakil

Presiden Republik Indonsia Hamzah Haz pada tanggal 8 Juni 2002 bersamaan

denagn upacara Dies Natalis ke-45 (Lustrum ke-9) serta pemancang tiang

pertama pembangunan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana

Islamic Development Bank (IDB).

Saat ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan Fakultas baru

yaitu Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan

Masyarakat) berdasarkan surat keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor

1338/D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin

penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) dan keputusan

1 http://dokumen.tips/documents/konsep-kode-etik-mahasiswa-uin-syarif-hidayatullah-

jakarta.html diakses tanggal 26 Juni 2016

52

Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izinpenyelenggaraan

Program studi kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004

tanggal 19 Mei 2004. Mulai tahun akademik 2009/2010 tiga program studi,

Pemikiran Politik Islam dan Sosiologi Agama dari Fakultas Usuluddin dan

Filsafat, dan Ilmu Hubungan Internasional dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial, bergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

Sebagai bentuk reintegrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak

tahun akademik 2002/2003 samapi saat ini menetapkan nama-nama fakultas

sebagai berikut :

1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

2. Fakultas Adab dan Humaniora.

3. Fakultas Ushuluddin.

4. Fakultas Syariah dan Hukum.

5. Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi.

6. Fakultas dirasat Islamiyah.

7. Fakultas Psikologi.

8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

9. Fakultas Sains dan Teknologi

10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.

11. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

12. Fakultas Pascasarjana.

Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terus

berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang

53

memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapay menerapkan,

menggembangkan, dan menciptakan ilmupengetahuan keagamaan dan ilmu-

ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.

C. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM)

1. Sejarah Berdirinya FIDKOM

Sebelum berdirinya sebagai fakultas, fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi mulanya adalah sebuah jurusan di Fakultas Ushuluddin.

Setelah menginduk kurang lebih 25 tahun, maka pada tahun 1989 Jurusan

Dakwah memisahkan diri dan mandiri sebagai sebuah fakultas. Pada saat

berdiri, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi memiliki dua jurusan

: Jurusan Komunikasi Penyiaran Isalam dan Jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam.

Pada tahun akademik 1997-1998, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi membuka Jurusan Manajemen Dakwah (MD) . Setahun

kemudian tepatnya tahun akademik 1998-1999, Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi membuka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam

(PMI).

Semakin besarnya tuntutan kebutuhan terhadap sarjana-sarjana

Muslim yang memiliki kemampuan dalam menangani masalah-masalah

sosail maka pada tahun akademik 2003-2004, Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi membuka Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) di

bawah jurusan PMI. Pada tahun akademik 2003-2005, sejalan dengan

semakin besarnya minat calon mahasiswa KPI khususnya untuk bidang

komunikasi dan media massa, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

54

Komunikasi membuka Konsentrasi Jurnalistik yang berada di bwah

jurusan KPI.

Dari namanya sudah jelas bahwa Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi bertugas menghasilkan ahli-ahli dakwah yang kompeten dan

siap mengabdi kepada masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada

khususnya. Fakultas ini berusaha mengembangkan ilmu dakwah dan

menerapkannya dalam konteks tempat dan zaman. Jurusan di Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah banyak melahirkan alumni yang

diakui kapabilitas dan reputasinya di tengah masyarakat.2

2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi

Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah

:”Menjadikan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pusat

keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, penggembangan masyarakat

Islam, dan komunikasi kontemporer”.

Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah :

a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas.

b) Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka pengembangan

ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublisnya, baik nasional,

regional, maupun internasional.

c) Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan

berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu

komunikasi.

d) Menggembangkan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.

2 Info Fakultas, diakses 9 Maret 2016, dari www.uinjkt.ac.id

55

e) Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembaga dan

instansi terkait, baik dalam maupun luar negri untuk kpentingan

pengembangan dakwah dan masyarakat Islam.

f) Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas, dan life skill

mahasiswa agar dapat menjadi teladan dan berprestasi ditengah

masyarakat.

g) Menjalin silatulrahmi secara intesf dengan alumni dan wali mhasiswa

untuk membangun kejayaan fakultas.

3. Sejarah Singkat Jurusan KPI

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) atau yang biasa juga

disebut Program studi KPI merupakan salah satu dari enam jurusan yang

berada pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Awal mula jurusan KPI bernama Jurusan Penerangan dan Penyiaran

Agama (PPA) dan pertama kali dibuka pada tahun akademik 1990/1991.

Jurusan PPA merupakan jurusan yang mengiringi dibukanya Fakultas

Dakwah di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fakultas Dakwah adalah fakultas yang merupakan pengembanga diri

dari Jurusan Dakwah pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah

yang mengacu kepada rencana kemajuan dan kebutuhan IAIN ke depan. Hal

demikian juga merupakan konsekuensi dari terbitnya Surat Keputusan

Presiden RI. Nomer 9 tahun 1987 tanggal 22 April 1987 yang menyatakan,

bahwa pada 14 tempat IAIN yang ada di Indonesia, yang memiliki Fakultas

Dakwah berada pada 9 tempat, yaitu : IAIN Sunan Kalijogo di Jogjakarta,

56

Syarif Hidayatullah di Jakarta, Raniry di Banda Aceh, Antasari di

Banjarmasin, Sunan Ampel di Surabaya, Alauddin di Ujung Padang, Imam

Bonjol di Padang dan Wali Songo di Semarang.

Selanjutnay berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam tentang penyelenggaraan jurusan dan program

studi IAIN Syarif Hidayatullah No. E/48/1999, Fakultas Dakwah memiliki 4

jurusan, yaitu : KPI, BPI, MD, dan PMI. Serta program ektensi.3

4. Visi dan Misi KPI

Visi dari jurusan KPI adalah menjadikan Jurusan/Program Studi

KPI unggul, berdaya saing tinggi dan terdapat dalam keilmuan, keislaman,

dan keterampilan bidang komunikasi dan penyiaran Islam melalui lisan,

tulisan maupun media masa pada tahun 2015. Sedangkan Misi dari

Jurusan KPI adalah :

a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang ilmu

komunikasi dan penyiaran Islam.

b) Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan

penyiaran Islam.

c) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka

mengamalkan ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.

d) Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga yang terkait dengan

aktivitas komunikasi dan penyiaran Islam, baik lembaga negeri

ataupun swasta.

3 http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id?index.php?sejarah, diakses pada 9 Maret 2016

57

e) Mengintegrasikan keilmuan agama dan keilmuan komunikasi.4

5. Tujuan dan Sasaran

Tujuan Jurusan KPI adalah :

a) Menyiapkan peserta didik memiliki ilmu komunikasi dan

penyiaran Islam serta terampil berkomunikasi dan berdakwah

secara professional, baik melalui lisan, tulisan ataupun dengan

menggunakan media massa.

b) Menyiapkan peserta didik memahami dasar-dasar metedologi

penelitia dan mampu melakukan penelitian dalam bidang ilmu

komunikasi dan penyiaran Islam guna mengembangkan bidang

keilmuan dan bertindak sebagai sarjana komunikasi da

penyiaran Islam.

c) Menyiapkan peserta didik memahami masalah-masalah

keagamaan dan kemasyarakatan dan mampu melaksanakan

pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk aplikasi

keilmuan yang diperoleh dalam perkuliahan.

d) Menyiapkan peserta didik memahami asas-asas pengelolahan

komunikasi dan penyiaran melalui media tradisional,

konvensional ataupun modern dan memiliki keahlian teoritis dan

praktis untuk dapat dipergunakan dalam kompetensi dan

kompetisi di dunia kerja serta mampu memangku jabatan-jabatan

sesuai dengan bidang keahliannya.

4 http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi

58

e) Menyiapkan peserta didik yang berkepribadian islami yang dapat

menjadi tauladan dalam kehdupan yang bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Sasaran Jurusan KPI :

1) Peserta didik memiliki pengetahuan, kepahaman, dan

kemampuan teoritis dan praktis dalam bidang ilmu

komunikasi dan penyiaran islam secara lisan, tulisan

ataupun menggunakan media massa.

2) Peserta didik memahami metodologi penelitian dan dapat

melakukan penelitian dalam bidang komunikasi dan

penyiaran Islam sebagai kontribusi terhadap pengembangan

keilmuan, kemasyarakatan ataupun kenegaraan.

3) Pesera didik dapat melakukan pengabdian kepada masyarakat

dalam masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan

sebagai sumbangsih untuk membangun peradaban

masyarakat, bangsa dan negara.

4) Peserta didik menjadi sarjana yang kompeten secara teoritis

dan praktis dalam bidang komunikasi dan penyiaran serta

mampu berkompetisi dalam mengisi lapangan kerja ataupun

menciptakan lapangan kerja baru serta mampu memangku

jabatan-jabatan sesuai dengan keahliannya.5

5 http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/tujuan-dan-saran

59

6. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)

Jurusan ini bertujuan menyiapkan ilmuawan dakwah yag bermoral

tinggi serta memiliki keterampilan dalam memberikan bimbingan dan

konseling agama Islam baik dalam keluarga maupun masyarakat Muslim

secara profesional.

7. Jurusan Managemen Dakwah (MD)

Jurusan Managemen Dakwah bertujuan menyiapkan ilmuan

dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai

manajer dalam mengelola lembaga-lembaga dakwah dan kemsyarakatan

dengan pendekatan manajemen secara profesional.

8. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)

Jurusan ini bertujuan menyiapkan ilmuan dakwah yang bermoral

tinggi serta memiliki keterampilan sebagai pekerja sosial (social worker )

dan pengembangan komunitas ( commonity development ) dalam

mendorong pertumbuhan keluarga dan masyarakat secara profesional.

9. Konsentrasi Jurnalistik

Sejarah Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dipisahkan dari Jurusan

Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Secara legal, Konsentrasi Jurnalistik

berada di bawah Jurusan KPI. Pembukaan Konsentrasi Jurnalistik tidak

dapat dilepaskan dari suasna kebebasan pers di Indonesia setelah

reformasi politik. Oleh karena itu, sejalan dengan cita-cita UIN untuk

integrasi ilmu, Konsentrasi Jurnalistik ingin mengmebangkan sebuah

model jurnalistik Islami.

60

Dengan itu, Konsentrasi Jurnalistik bertujuan untuk mencetak para

sarjana muslim yang ahli dalam bidang kewartawanan, baik di media

cetak maupun elektronik.

10. Konsentrasi Kesejahteraan Sosial

Pembukaan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) merupakan

buah kerjasaa Departemen Agama, UIN Jakarta dan Yogyakarta CIDA

(Canadian Internasional Developmen Agency), dan Universitas Mc Gill

Kanada dalam proyek IISEP (IAIN Inonesia Social Equity Project).

Konsentrasi Kessos dibuka sejak tahun 2012 di bawah jurusan PMI.

Jurusan Kessos bertujuan guna mencetak sarjana ilmu sosial yang ahli

dalam bidang kesejahteraan sosial serta mampu mengintegrasikan teori-

teori kesejahteraan sosial.

D. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

1. Senat Fakultas

a. Dekan = Dr. Arief Subhan, M. Ag.

b. Wadek. Bid Akademik = Dr. Suprapto, M.Ed. Ph. D

c. Wadek. Bid. Adkum = Dr. Raudhonah, M. Ag

d. Wadek. Bid. Kemahasiswaan = Dr. Suhaimi, M. Si.

e. Kabag TU = Dra. Happy Hayati

f. Kaur Perpustakaan = - Yarma, S. IP

- Nuryadi Fasah

g. Kasubag Akademik = - Helmi Halimatul U, M. Si

Kemahasiswaan dan alumni - Saprudin S. Pd

61

- Saniman, S. Ag. M. Ag

- Ahmad Fatoni, S. Sos. I

- Muhammad Y. S.Sos. I

h. Kasubag Perencanaan = - Dra. Suasnir, M. Si

Akutansi dan Keuangan - Khamisah

- Anna Izzatul Hasna, SE

- Muchlas Noor H. S. Sos. I

i. Kasubag Adminitrsi Umum = - Sundus Nuzulia, M. Si

- Junaedah

- Warti

- Suarman

- Aminah

- Edi Jajang

- Doni

- Saleh

- Azizah

- Agus Priaji

- Arief Saputra

- Ahmad A

- Andika

j. Ketua Gugus Jaminan Mutu = Ahmad Zaki, M. Si

k. Kaprodi KPI = Drs. Masran, M. Ag

Sekprodi = Fita Faturrokhmah, M. Si

l. Kaprodi BPI = Dra. Rini Laili P. M. Si

62

Sekprodi BPI = Ir. Noor Bekti N. Se

m. Kaprodi MD = Drs. Cecep C, MA

Sekprodi MD = Drs. Sugiharto. MA

n. Kaprodi PMI = Wati Nilasmari, M.Si

Sekprodi PMI = M. Hudri, M. Ag

o. Kaprodi Kesos = Lisma Dwi, M.Si

Sekprodi Kesos = Nunung Khoiryah, MA

p. Kons Jurnalistik = Kholis Ridho, M.Si

Sekkons Jurnalistik = Musfiroh Nurlaili H, MA

q. Kaprodi Mag. KPI = Dr. Sihabuddin N, M. Ag

Sekprodi Mag. KPI = Dr. Rulli Nasrullah, M.Si

63

BAB V

HASIL DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Responden

Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 88

responden yang berisikan 36 butir pertanyaan mengenai respon Mahasiswi

fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Kode etik berpakaian

di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari 88 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data

mengenai identitas responden dan akan mengklasifikasikannya berdasarkan

asal pendidikan dan jurusan, sedangkan jenis kelamin sama, karena semua

responden dalam penelitian ini sama yaitu perempuan.

Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan

NO Jurusan Persentase

1 KPI 29% x 88 = 26

2 Jurnalistik 18% x 88 = 16

3 MD 17% x 88 = 15

4 Kessos 16% x 88 = 14

5 BPI 15% x 88 = 13

6 PMI 4% x 88 = 4

TOTAL 88

Berdasarkan tabel 11, diketahui karakteristik responden berdasarkan

jurusan KPI berjumlah 26 responden, jurusan jurnalistik 16 responden, MD

15 responden, kessos 14 responden, BPI 13 responden dan PMI berjumlah 4

responden.

64

Tabel 12 Karakteristik Responden berdasarkan Asal Sekolah

NO Asal Sekolah Frekuensi

1 PESANTREN 16 Mahasiswi

2 SMA/SMK/MADRASAH 72 Mahasiswi

TOTAL 88

Berdasarkan tabel 12, diketahui karakteristik responden berdasarkan

asal sekolah dari pesantren berjumlah 16 mahasiswi dan dari

SMA/SMK/Madrasah berjumlah 72 mahasiswi.

B. Respon terhadap Kode Etik Berpakaian

Setelah penulis melakukan penelitian di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, penulis menemukan beberpa data yang menjadi temua

lapangan, untuk mengetahui respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada penelitian ini, yang menjadi resondennya yaitu mahasiswi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang berjumlah 88 orang.

Kemudian penulis menyebarkan angket kepada 88 responden mengenai

respon mahasisiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap

Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Dari hasil penyebaran angket yang telah terkumpul, penulis akan

menjelaskan analisisnya dalam bentuk tabel yang dialsifikasikan menjadi tiga

bagian yang pertama tentang respo yang meliputi aspek kognitif, ke dua

aspek afektif dan yang terakhir aspek psikomotorik. Penulis akan

mendeskripsikan setiap bagian dari masing-masing tabel tersebut.

Adapun hasil data penelitiannya sebagai berikut :

65

1. Aspek Kognitif

Tabel 13. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dari segi aspek kognitif terhadap kode etik berpakaian

di Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

No Pernyataan SS S CS TS STS Skor Rangking

1

Kode etik

berpakaian

diterapkan di

Universitas

Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

90 196 57 2 1 346 4

2

Mahasiswi

dilarang

menggunakan

baju yang ketat.

28 43 14 0 3 357 2

3

Mahasiswi

dilarang

menggunakan

pakaian yang

tipis/transparan.

36 41 8 0 3 371 1

4

Mahasisiwi

diwajibkan menggunakan

baju yang

panjangnya

30cm dari

pinggang ke

bawah yang

sesuai dengan

kode etik.

0 88 0 0 0 352 3

5

Mahasiswi

diwajibkan

menggunakan

baju lengan

panjang hingga

pergelangan

tangan.

14 45 21 8 0 329 8

6

Mahasiswi

dilarang

menggunakan

celana ketat.

16 36 28 5 3 321 9

66

7

Mahasiswi

dilarang

menggunakan

celana tipis yang

panjangnya

sampai dengan

mata kaki.

26 40 13 6 3 344 5

8

Mahasiswi

dilarang

menggunakan

rok yang ketat.

20 37 24 5 2 332 7

9

Mahasiswi

dilarang menggunakan

rok tipis yang

panjangnya

sampai dengan

mata kaki.

23 37 20 7 1 338 6

10

Saya

mengetahui

kode etik

berpakaian

namun sanksi

terhadap kode

etik tidak

dikhususkan

didalam buku

panduan

akademik. ( - )

11 45 23 7 2 208 11

11

Fakultas gagal

dalam

sosialilasi kode

etik berpakaian.

(- )

16 42 22 7 1 199 12

12

Saya

mendapakan

pengetahuan

tentang kode

etik berpakaian

yang baik

melalui kode

etik berpakaian

dikampus.

6 35 29 14 4 289 10

JUMLAH 3786

MEAN 315,5

67

Berdasarkan table 13, rangking penilaian respon mahasiswi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek kognitif, maka

mahasiswi menyetujui kewajiban dan larangan kode etik berpakaian.

Mahasiswi mengetahui apa saja pakaian yang dilarang dan pakaian yang

diwajibkan. Mahasiswi mengetahui dilarang menggunakan pakaian yang

tipis/transparan, baju yang ketat serta diwajibkan menggunakan pakaian

yang panjangnya 30cm dari pinggang.

Mahasiswi mendapatkan tentang berpakaian yang baik melalui

kode etik berpakaian yang dibuat oleh Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Namun mahasiswi tidak mengetahui sanksiyang

dikhususkan untuk kode etik berpakaian di Univeritas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Aspek kognitif, yaitu respon yang timbul setelah adanya

pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau

pengetahuan. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang difahami

atau dipersepsi oleh khalayak.

2. Aspek Afektif

Tabel 14. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dari segi aspek afektif terhadap kode etik berpakaian di

Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

No Pernyataan SS S CS TS STS Skor Rangking

1

Saya setuju

dengan adanya

kode etik

berpakaian yang ada di

UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

17 47 17 5 2 336

1

68

2

Setelah saya

mengetahui isi

kode etik, saya

ingin

memakai baju

yang tidak

ketat.

8 47 24 7 2 316 7

3

Setelah saya

mengetahui

kode etk

berpakaian

saya

berkeinginan

untuk tidak

memakai

baju yang

tipis/transpar

an.

15 46 23 3 1 335 2

4

Saya merasa

pakaian yang

saya miliki

panjangnya

tidak lebih

30cm dibawah

pinggang. (-)

8 39 18 21 2 234 11

5

Saya akan

memakai baju

lengan

panjang

sampai dengan

pergelangan

tangan sesuai

dengan kode

etik.

7 39 30 11 1 304 9

6

Setelah saya

mengetahui isi

kode etik

berpakaian saya

ingin

menggunakan

celana yang

tidak ketat.

6 46 26 8 2 310 8

7

Saya akan

menggunakan

celana yang

tidak tipis yang

panjangnya

sampai dengan

11 52 17 6 2 328 3

69

mata kaki

setelah saya

mengetahui

kode etik.

8

Saya

berkeinginan

menggunakan

rok yang tidak

ketat setelah

saya

mengetahui

kode etik

berpakaian.

11 50 18 5 4 323 6

9

Saya akan

menggunakan

rok yang tidak

tipis yang

panjangnya

samapai dengan

mata kaki.

14 49 15 7 3 328 4

10

Saya tidak

terlalu

memperhatika

n peraturan

kode etik

berpakaian

dan

sanksinya.(-)

9 30 22 24 3 246 10

11

Sosialisasi

menggunakan

media tulis

saya merasa

belum efektif.

(-)

30 78 42 12 10 172 12

12

Kode etik

dikampus

membuat saya

termotivasi

untuk

berpakaian

yang lebih

baik.

12 39 31 6 0 321 5

JUMLAH 3553

MEAN 296,0

70

Berdasarkan table 14, rangking penilaian respon mahasiwi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek afektif. Mahasiswi

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi menyetujui dengan adanya

kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Mahasiswi juga berkeinginan untuk tidak menggunakan baju yang

tipis/ transparan setelah mengetahui kode etik. Bukan hanya baju saja

mahasiswi juga tidak ingin menggunakan celana yang tidak tipis yang

panjangnya sampai dengan mata kaki.

Aspek afektif, yaitu respon yang timbul karena adanya perubahan

perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai.

Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa saja yang disenangi

khalayak terhadap sesuatu

3. Aspek Psikomotorik

Tabel 15. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi dari segi aspek psikomotorik terhadap kode etik

berpakaian di Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

No Pernyataan SS S CS TS STS Skor Rangking

1

Setelah saya

melihat kode

etik berpakaian

saya

melakukan

seluruh

perintah kode

etik

berpakaian.

5 26 34 21 2 275 10

2

Saya memakai

baju yang tidak

ketat setalah

saya

mengetahui

kode etik

berpakaian.

5 45 25 12 1 305 6

71

3

Setelah

mengetahui

adanya

larangan

menggunakan

baju yang

tipis/transparan

membuat saya

tidak

menggunakan

pakaian

tipis/transpar

an.

9 43 25 9 2 312 4

4

Saya selalu

menggunakan

pakaian yang

minim (

dibawah 30 cm

dari pinngang )

saat dikampus.

( - )

5 40 26 12 5 236 12

5

Saya

menggunakan baju lengan

panjang

sampai

dengan

pergelangan

tangan.

8 27 35 16 2 287 8

6

Setelah

mengetahui

kode etik

berpakaian,

Saya

menggunakan

rok yang tidak

ketat.

10 48 20 9 1 321 2

7

Saya

menggunakan

rok tidak tipis

sampai dengan

mata kaki

setelah saya

membaca kode

etik

berpakaian.

13 43 20 11 1 320 3

72

8

Meskipun

larangan

menggunakan

celana yang

ketat saya

tetap

menggunakann

nya.(-)

0 25 27 30 6 281 9

9

Setelah

membaca kode

etik

berpakaian,

saya tidak

menggunakan

celana yang

tipis samapai

dengan mata

kaki.

6 43 26 11 2 304 7

10

Saya cuek

terhadap

sanksi dari

pelanggaran

kode etik

berpakaian. (-)

1 16 23 34 14 308 5

11

Sosialisasi

kode etik

dengan

meggunakan

media tulis

membuat saya

malas

membaca sehingga saya

melanggarnya.

(-)

6 22 22 31 7 275 11

12

Saya tertarik

untuk

melakukan

perubahan

bertaraf setelah

saya

mengetahui

kode etik.

14 37 32 4 1 323 1

JUMLAH 3547

MEAN 295,5

73

Aspek psikomotorik atau psikomotorik merupakan tingkah laku

atau sikap yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang

meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku. Hasil data

tentang respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

terhadahap kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, terlihat dari Tabel 15, yaitu setelah mengetahui kode

etik berpakaian mahasiswi tertarik untuk melakukan perubahan berpakaian

secara bertaraf. Mahasisiwi juga tidak menggunakan rok yang

tipis/transparan dan juga tidak menggunakan rok yang ketat lagi setelah

mengetahui kode etik berpakaian yang ada di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi didalam panduan buku akademik Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kemudian hasil dari ketiga data tersebut diatas, yakni data respon

mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek

kognitif, aspek afektif dan asek psikomotorik, maka penulis

membandingkan ketiga data tersebut sebagai berikut :

Tabel 16 Perbandingan Respon Mahasiswi

No Respon Warga Dilihat dari

Aspek Jumlah Skor

Mean

1 Kognitif 3786 315,5

2 Afektif 3553 296,0

3 Psikomotorik (psikomotorik) 3547 295,5

Jumlah 10886

Dari Tabel 16, terlihat bahwa aspek kognitif merupakan nilai

tertinggi dalam jumlah skor 3786 dengan nilai meannya 315,5. Hal ini

74

menandakan bahwa mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi hanya mendapatkan sebatas aspek kognitif atau pengetahuan

saja dibanding dengan aspek lainnya. Namun mahasiswi Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek afektif dan psikomotorik

(psikomotorik) seimbang. Jadi dapat disumpulkan bahwa mahasiswi hanya

sekedar mengetahui kode etik. Keinginan dan sikapnya tidak ingin

mengikuti kode etik.

C. Pembahasan Hasil Teori

1. Perhitungan Standart Deviasi

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh penulis, maka

diperoleh data sebagai berikut :

Rumus Standar Deviasi (SD) :1

SD =

Keterangan:

SD = Standar Deviasi

∑ = Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat

N = Jumlah individu

Tabel 17. Descriptive Statistic

Mean Standart Deviation N

123,70 14,987 88

1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Kencana Prenada Media

Group, 2008), h.179

75

2. Katorisasi Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi

Tabel.18. Katagorisasi Respon Mahasiswi

Kategori Nilai Angka Frekuensi Jumlah

(%)

Tinggi + SD ≥ 138,69 14 16%

Sedang

108,71 ≤ ≤ 138,69 33 37 %

Rendah + SD ≤ 108,71 41 47%

Sesuai dengan Tabel 18, maka dapat disimpulkan bahwa kategori

respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap

Kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta ini berada di kategori rendah yaitu nilai frekuensi berjumlah 41

dengan persentase 47%.

3. Analisis Chi Square

Tabel 19. ASAL_SEKOLAH * RESPON Count

RESPON Total

RENDAH SEDANG TINGGI

ASAL_SEKOL

AH

PESANTREN 7 7 2 16

SMA/SMK/MAD

RASAH 34 26 12 72

Total

Persentase

41

47%

33

37%

14

16%

88

Dari Tabel 19, tabulasi silang antara asal sekolah dengan respon.

Berdasarkan tabel diatas diketahui 16 responden yang berasal dari

pesantren diketahui bahwa 2 responden memiliki respon kategori tinggi,

7 responden dengan memiliki respon dengan katagori sedang dan 7

responden yang memiliki respon dengan kategori rendah.

76

Sedangkan berdasarkan asal sekolah dari SMA/SMK/Madrasah

yang memiliki responden sebesar 72 responden diketahui bahwa 12

responden memiliki respon dengan katagori tinggi, 26 responden dengan

memiliki respon katagori sedang,34 responden dengan memiliki rendah

dengan katagori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden dari asal sekolah memiliki respon rendah dengan jumlah 41

responden dengan persentase 47%

Tabel 20. Chi-Square Asal Sekolah Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square ,380a 2 ,827

Likelihood Ratio ,382 2 ,826

Linear-by-Linear

Association ,001 1 ,973

N of Valid Cases 88

Hipotesis untuk pengujian Tabel 20 ini adalah:

Hipotesis untuk pengujian Tabel.20 ini adalah:

Ho = Tidak ada hubungan antara asal sekolah dengan respon

H1 = Ada hubungan antara asal sekolah dengan skala respon

Pengambilan keputusan :

Berdasarkan perbandingan nilai Chi Square hitung dan Chi Square tabel:

1. Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka Ho diterima

2. Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka Ho ditolak

Berdasakan Probabilitias (prob) :

3. Jika probilitas > 0,05, maka Ho diterima

4. Jika probilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Dari output didapatkan Chi Square Hitung adalah 0,380

77

Sedang Chi Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi Square, α = 0,05

dan df=2. Didapat Chi Squre tabel adalah 5,99

Oleh karena Chi Square Hitung > Chi Square Tabel ( 0,380 < 5,99 ),

maka Ho diterima.

Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa kolom Asymp.Sig

(2-tailed) adalah 0,827 atau probabilitas diatas 0,05 (0,827 > 0,05)

dengan demikian Ho diterima.

Keputusan :

Dengan demikian Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara Asal

Sekolah dengan respon mahasiswi terhadap Kode Etik Berpakaian di

Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tabel 21. JURUSAN * RESPON Count

RESPON Total

RENDAH SEDANG TINGGI

JURUSAN

KPI 14 11 1 26

JURNALISTI

K 3 7 6 16

MD 7 4 4 15

KESSOS 10 3 1 14

BPI 5 7 1 13

PMI 2 1 1 4

Total

Persentase

41

47%

33

37%

14

16%

88

Dari Tabel 21. Diketahui bahwa untuk respon berdasarkan jurusan,

yang memiliki respon denagn kategori tinggi terhadap Kode Etik Berpakaian

di jurusan KPI 1 responden, kategori sedang 11 responden dan kategori

rendah 14 responden. Untuk jurusan jurnalistik memiliki respon dengan

78

kategori tinggi 6 responden, kategori sedang 7 responden dan kategori rendah

3 responden. Jurusan MD memiliki respon dean kategori tinggi berjumlah 4

responden, kategori sedang 4 responden dan kategori rendah 7 responden.

Jurusan Kessos memiliki respon dengan kategori tinggi berjumlah 1

responden, kategori sedang 3 responden dan kategori rendah 10 responden.

Jurusan BPI memiliki respon dengan kategori tinggi 1 responden, kategori

sedang 7 responden dan kategori rendah 5 responden. Jurusan PMI memiliki

respon dengan kategori tinggi 2 responden, kategori sedang 1 responden dan

kategori rendah 1 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar

responden dari jurusan memiliki respon rendah dengan jumlah 41 responden

dengan persentase 47%.

Tabel.22 Chi-Square Jurusan Tests

Value df Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 17,451a 10 ,065

Likelihood Ratio 17,937 10 ,056

Linear-by-Linear

Association ,031 1 ,860

N of Valid Cases 88

Hipotesis untuk pengujian Tabel 22 ini adalah:

Ho = Tidak ada hubungan antara asal sekolah dengan respon

H1 = Ada hubungan antara asal sekolah dengan respon

Pengambilan keputusan :

Berdasarkan perbandingan nilai Chi Square hitung dan Chi Square tabel:

1. Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka Ho diterima

2. Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka Ho ditolak

Berdasakan Probabilitias (prob) :

79

1. Jika probilitas > 0,05, maka Ho diterima

2. Jika probilitas < 0,05, maka Ho ditolak

Dari output didapatkan Chi Square Hitung adalah 0,380

Sedang Chi Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi Square, α = 0,05 dan

df=2. Didapat Chi Squre tabel adalah 18,32

Oleh karena Chi Square Hitung > Chi Square Tabel ( 17,93 < 18,31 ), maka

Ho diterima.

Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa kolom Asymp.Sig (2-

tailed) adalah 0,065 atau probabilitas diatas 0,05 (0,065 > 0,05) dengan

demikian Ho diterima.

Keputusan :

Dengan demikian Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara jurusan dengan

respon mahasiswi terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif

Hidayatullah Jakarta.

80

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penelitian skripsi yang berjudul respon mahasiswi Fakultas Ilmu

Dakwaah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian di Universita

Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti dapat mengambil keputusan sebagai

berikut:

1. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Kode Etik

Berpakaian:

Hasil penelitian dari aspek pengetahuan atau kognitif mahasiswi Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam merespon kode etik

berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tergolong tinggi. Hal ini

menjadi bukti bahwa kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta sudah dipahami oleh mahasiswi. Dari aspek

afektifdan psikomotorikhasil yang seimbang sehingga dapat disimpulkan

bahwa mhasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi hanya

mengetahui kode etik berpakaian, tidak merubah perasaan dan tingkah

laku untuk mengikuti kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta. Tingkat Respon

mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi terhadap kode

etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

81

tergolong ke dalam kategori rendah frekuensi 41 dengan persentase 47%.

Hal ini disebabkan karena pengaruh dari gaya berbusana lingkungan

sekitar, selain itu hal ini dikarenakan banyak mahasiswi yang meniru

gaya berpakaian yang telah dipakai oleh seniornya. Pelanggaran kode

etik yang dilakukan sudah menjadi budaya di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi. Tak hanya itu saja sanksi yang tidak tegas juga

memengaruhi pelanggaran kode etik yang ada. Seharusnya pimpinan,

dosen dan seluruh staf beserta jajarannya di Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi membuat peraturan kode etik yang harus diikuti

dengan sanksi yang tegas agar mahasiswi tidak lagi melakukan

pelanggaran yang sudah menjadi kebiasaan.

2. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap

Kode Etik Berpakian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta berdasarkan asal sekolah tidak berpengaruh.

3. Berdasarkan jurusan respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tidak

berpengaruh.

B. Saran

Untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi :

1. Agar mahasiswi semakin aktif melihat kode etik berpakaian sebaiknya

menggunakan banner yang menarik. Seperti menggunakan gambar yang

ada modelnya sehingga mahasiswi lebih tertarik untuk membacaya dan

letakan disetiap lantai.

82

Gambar 5 Foto kode etik berpkaian

Gambar 6 Foto kode etik berpkaian

2. Sanksi yang harus ditegaskan untuk pelanggar kode etik.

83

DAFTAR PUSTAKA

Adam, dkk, Etika Profesi. (Jakarta: Gramedia, 20007 )

Alimul,Aziz,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. (Jakarta:Salemba Medika,

2006)

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002) Edisi Revisi.

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008).

Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta:Balai Pustaka, 1988)

Echols, John Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia.

(Jakarta: Gramedia, 2003)

Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1999)

_______Ilmu, Teori dan Flsaat Komunikasi. (Bandug: PT. Citra Aditya Bakti,

2003, Cet. Ke. 3.

Labib, Muhsin, Fikih Lifestyle. (Jakarta: Tinta Publisher, 2011)

Mernisi,Fatimah, Wanita di dalam Islam. ( Bandung: Pustaka, 1991)

Mufid,Muhammad, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. (jakarta: Kencana,

2005) cet. Ke-1.

Mustafa, Zainal, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi.

(Yogyakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2005) Cet ke

2

Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013

Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi. (Jakarta:UT, 1999), Cet. Ke-3.

Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002).

Rakhmat, Djaluludin, Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1999)

Sabana, M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet

Ke- 2, h. 89

84

Salam, syamsir dan Salamdan Jaenal Afipin, Metodologi Penelitian Sosial.

(Jakarta:UIN JakPress:2006)

Saraswati, Ameia, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan.

(Sripsi s1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri

Jakarta, 2006)

Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi. (Jakarta, Universitas Terbuka,

2005)

Shahab, Husen, Jilab Menurut Al-Quran dan As-sunnah. (Bandung, Mizan, 1994)

Shihab, M. Quraisy, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah. (Jakarta: Lentera Hati,

2004)

Simorangkir, Etika. ( Jakarta: Cipta Manunggal , 2001)

Soenarjo & Djoenarsih S. Soenarjo, Himpunan Istilah Komunikasi. (Yogyakarta:

Liberty 1983)

Sudjana, Metode Statistika. (Bandung: Penerbit Tasito, 2002)

Sukri, Sri Suhanjati, Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan Gander.

(Yogyakarta, Gama Media, 2002)

Sutiretna, Nina Al, Anggun Berjilbab. (Bandung:Mizan Pustaka, 1995)

Suyanto, Agus, Psikologi Umum. (Jakarta, Bumi Aksara, 2004)

Syuqqah,Abu, Busana Dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur’an Dan Hadist,

(Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-3.

Umar, Husein Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka, 2000)

Utama, Giri. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2002)

Walgito, Bimo. Psikologi Belajar, (jakarta:Reneka Cipta, 1997),

Winarni. Komunikasi Massa, (Malang: UMM Press, 2003), Cet, Ke 1.

Internet :

http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id?index.php?sejarah

http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi

http://dokumen.tips/documents/konsep-kode-etik-mahasiswa-uin-syarif-

hidayatullah-jakarta.html

www.uinjkt.ac.id

LAMPIRAN

Assalamualaikum, Wr, Wb.

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya mengenai “Respon Mahasiswa

tentang Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta)”(Survey pada mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”

saya memohon kesediaan anda sebagai responden untuk mengisi angket ini.

Terimakasih atas waktu dan kesediannya dalam mengisi kuesioner ini.

Hany Sabrina Mumtaz Aziz

Komunikasi Penyiaran Islam

11112051000011

Tahun angkatan: ( ) 2013

( ) 2014

( ) 2015

Jurusan : ( ) KPI

( ) Jurnalistik

( ) KESSOS

( ) PMI

PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pertanyaan yang tertera pada angket

dibawah ini .

2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada pertanyaan yang tertera pada angket

sesuai dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh orang lain !

3. Sebelum di kumpulkan pastikan setiap pertanyaan yang tertera dalam

daftar angket tersebut telah anda isi semunya

4. Partisipasi dan kesedian anda mengisi daftar angket ini merupakan

bantuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

5. SS : Sangat Setuju

S : Setuju

CS : Cukup Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat tidak Setuju

( ) MD

( ) BPI

Asal Pendidikan: ( ) SMA+MADRASAH

( ) MADRASAH+SMA+PESANTREN

( ) PESANTREN

No

Pernyataan

SS S CS TS STS

Kognitif

1. Kode etik berpakaian

diterapksan di Universitas Islam

Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Mahasiswi dilarang

menggunakan baju yang ketat.

3. Mahasiswi dilarang

menggunakan pakaian yang

tipis/transparan.

4. Mahasiswi diwajibkan

menggunakan baju yang

panjangnya 30cm dari

pinggang ke bawah yang sesuai

dengan kode etik.

5. Mahasiswi diwajibkan

menggunakan baju lengan

panjang hingga pergelangan

tangan.

6. Mahasiswi dilarang

menggunakan celana ketat.

7. Mahasiwi dilarang

menggunakan celana tipis yang

panjangnya sampai dengan mata

kaki.

8. Mahasiswi dilarang

mengguanakan rok ketat.

9.

Mahasiswi dilarang

menggunakan rok tipis yang

panjangnya samai dengan

mata kaki.

No Pernyataan SS S CS TS STS

10. Saya mengerti kode etik namun

sanksi terhadap kode etik tidak

dikhususkan didalam buku

panduan.

11. Fakultas gagal dalam sosialisasi

kode etik berpakaian.

12. Saya mendapatkan

pengetahuan tentang

berpakaian yang baik melalui

kode etik berpakaian dikampus.

NO

Pernyataan

SS S CS TS STS

Afektif

13. Saya setuju dengan adanya

kode etik berpakaian yang ada

di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

14. Setelah saya mengetahui isi

kode etik,saya ingin memakai

baju baju yang tidak ketat.

15. Setelah saya mengetahui isi

kode etik berpakian saya

berkeinginan untuk tidak

memakai baju yang

tipis/transparan.

16. Saya merasa pakaian yang saya

miliki panjangnya tidak lebih

30cm dibawah pinggang.

17. Saya akan memakai baju

lengan panjang sampai dengan

pergelangan tangan sesuai

dengan kode etik.

18. Setelah saya mengetahui isi

kode etik berpakaian saya ingin

menggunakan celana yang

tidak ketat.

19. Saya akan menggunakan

celana yang tidak tipis yang

panjangnya sampai dengan mata

kaki setelah saya mengetahui

kode etik.

No. Pernyataan SS S CS TS STS

20. Saya berkeinginan untuk

menggunakan rok yang tidak

ketat setah saya mengetahui

kode etik berpakaian.

21. Saya akan menggunakan rok

yang tidak tipis yang

panjangnya sampai dengan mata

kaki.

22. Meskipun adanya kode etik

berpakaian namun saya merasa

cuek dengan penampilan saya

karena sanksi lemah.

23. Sosialisasi kode etik dengan

menggunakan media tulis saya

merasa belum efektif. ( - )

24. Kode etik berpakaian dikampus

membuat saya termotivasi

untuk berpakaian yang lebih

baik.

No

Pernyataan

SS S CS TS STS

Konatif

25. Setelah saya melihat kode etik

berpakian saya melakukan

seluruh perintah kode etik

berpakaian.

26. Saya memakai baju yang tidak

ketat setalah saya mengetahui

kode etik berpakaian.

27. Setelah mengetahui adanya

larangan menggunakan pakaian

yang tipis/transparan membuat

saya tidak menggunakan

pakaian tipis/transparan.

28. Saya selalu menggunakan

pakaian yang minim ( dibawah

30 cm dari pinngang ) saat

dikampus.

29. Saya menggunakan baju

lengan panjang sampai

dengan pergelangan tangan.

No. Pernyataan SS S CS TS STS

30. Setelah mengetahui kode etik

berpakaian, saya tidak

menggunakan rok yang ketat

31. Setelah membaca kode etik

berpakaian, saya tidak

menggunakan rok yang tipis

samapai dengan mata kaki.

32. Meskipun dilarang

menggunakan celana yang

ketat saya tetap

menggunakannnya.

33. Saya menggunakan celana

tidak tipis sampai dengan mata

kaki setelah saya membaca kode

etik berpakaian.

34. Saya cuek terhadap sanksi dari

pelangaran kode etik

berpakaian.

35. Sosialisasi kode etik dengan

menggunakan media tulis

membuat saya malas membaca

sehingga saya melanggarnya.

36. Saya tertarik untuk melakukan

perubahan bertaraf setelah

saya mengetahui kode etik.

1

LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA NOMOR: Un.0l/R/HK.005/l2 /2012 TENTANG KODE ETIK

MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

BABI KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini yang

dimaksud dengan:

a. Kode etik adalah aturan yang mengatur sikap, perkataan, perbuatan, pakaian

dan penampilan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

b. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah anggota masyarakat yang

terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti proses pendidikan di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta;

c. Rektor adalah pimpinan tertinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

d. Pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Rektor, Pembantu

Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Administrasi Umum, Pembantu

Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan

Lembaga dan Kepala-kepala Biro;

e. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di fakultas yang terdiri dari

Dekan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum, dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan;

f. Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbu-iatan, pakaian dan

penampilan yang bertentangan dengan kode etik mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang diketahui pada saat atau, setelah melakukan

berdasarkan laporan danatau pengaduan keluarga besar UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta atau masyarakat;

g. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan

menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada atau tidaknya

pelanggaran terhadap kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

2

h. Tindakan disiplin adalah penetapan sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilakukan oleh Pimpinan, Kepala

danSatuan Pengamanan, Dosen atau Karyawan terkait;

i. Sanksi adalah hukuman yang ditetapkan sebagai akibat hukum atas

pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh mahasiswa.

j. Pembelaan adalah upaya mahasiswa untuk mengajukan alasan-alasan; saksi-

saksi yang meringankan dan/atau membebaskannya dari sanksi.

k. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa untuk meninjau kembali terhadap

keputusan yang ditetapkan oleh Dekan atau Rektor;

1. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik mahasiswa yang terkena tuduhan

melanggar peraturan kode etik ini atau telah dijatuhi hukuman/sanksi, tetapi

dalam pembelaan ternyata yang bersangkutan terbukti tidak bersalah atau

melanggar.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Maksud diberlakukannya kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta adalah untuk:

a. Menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan di kampi

maupun kehidupan sehari-hari;

b. Menanamkan akhlak mulia (al-akhlaq al-karimah) dalam kehidupan mahsiswa;

c. Memberikan landasan dan panduan kepada mahasiswa dalam bersikai berkata,

dan berperilaku selama studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pasal 3

Tujuan diberlakukannya kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah

Jakarl

adalah:

a. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belaj;

mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;

3

b. Terpeliharanya harkat, martabat, dan kewibawaan UIN Syarif Hidayatulla

Jakarta sebagai Perguruan Tinggi Islam;

c. Menjadikan Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Sarjana Muslit

yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, profesional, dan berintegrits tinggi.

BAB III

HAK DAN KEWAJIBAN

Pasal 4

1. Mahasiswa UIN Jakarta mempunyai hak antara lain:

a. mendapatkan pelayanan akademik dan administratif yang optimal;

b. menggunakan fasilitas yang tersedia secara bertanggung jawab;

c. mengikuti kegiatan kemahasiswaan;

d. menyampaikan pendapat secara santun, damai, bertanggungjawal: dengan

tetap menghormati hak-hak orang lain;

e. memperoleh penghargaan atas prestasi yang diraihnya.

2. Mahasiswa UIN Jakarta mempunyai kewajiban, antara lain:

a. beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa,

menjunjung tinggi hukum berdasarkan Pancasila, dan Undang-Undang

Dasa 1945;

b. menjunjung tinggi akhlak mulia dengan penuh tanggung jawab;

c. menjaga nama baik, harkat, martabat, dan kewibawaan UIN Jakarta;

d. menjunjung tinggi etika akademik dan mengembangkan etos keilmuar

yaitu: jujur, terbuka, universal, objektif, kritis, bermanfaat untuk kepenl

ingan masyarakat dan bangsa.

e. menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu memelihara dan mema

jukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui kajian, penelitian

pembahasan atau penyebarluasan secara bertanggung jawab sesuai aspirasi

keilmuannya dengan dilandasi etika keilmuan tersebut.

4

BAB IV

JENIS TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI

Pasal 5

Jenis tindakan disiplin yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran kode

etik terdiri atas:

a. Tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan akademik;

b. Tidak berhak memperoleh/mendapatkan pelayanan administrasi, akademik,

dan kemahasiswaan.

Pasal 6

Jenis sanksi yang dapat ditetapkan dalam kode etik ini terdiri atas:

a. Mendapatkan teguran lisan atau tertulis

b. Membayarganti rugi sesuai dengan nilai-nilai kerugian terhadap akibat yang

ditimbulkan dari pelanggaran kode etik ini;

c. Larangan mengikuti semua kegiatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk

jangka waktu tertentu/skorsing;

d. Membayar denda dalam jumlah tertentu sesuai dengan berat ringannya

pelanggaran;

e. Dinyatakan gugur atau tidak lulus

f. Dikeluarkan dan atau dicabut gelar dan ijazahnya

BAB V

PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN

Pasal 7

Busana dan Penampilan Mahasiswa

Busana perkuliahan, acara-acara resmi dan masuk ruang kantor bagi

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:

a. Berpakaian sopan dan rapi, tidak diperbolehkan memakai kaos oblong, celana

atau baju yang sobek;

b. Bersepatu; tidak diperbolehkan memakai sandal dan sejenisnya

5

c. Mahasiswa tidak dibenarkan berambut panjang (rambut harus rapi) dan tidak

boleh memakai assesoris perempuan, seperti kalung dan atau anting- anting,

gelang, bando, dan jepit rambut.

d. Mahasiswi harus mengenakan busana muslimah sesuai dengan ketentuan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:

1. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan/

tembus pandang

2. Memakai baju yang panjangnya minimal 30 cm dari pinggang ke bawah

3. Baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan.

4. Celana atau rok tidak ketat dan atau tipis yang panjangnya sampai dengan

mata kaki.

5. Ketentuan-ketentuan khusus disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-

fakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan),

e. Mahasiswa harus mengenakan busana sesuai dengan ketentuan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:

1. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan

tembus pandang

2. Memakai baju yang panjangnya minimal 20 cm dari pinggang ke bawah

3. Celana yang panjangnya sampai dengan mata kaki

4. Ketentuan-ketentuan lain disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-fakultas

tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan)

f. Untuk acara-acara resmi lembaga mahasiswa wajib mengenakan jaket

almamater.

Pasal 8

Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak dibenarkan melakukan

perbuatan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban

kampus.

6

Pasal 9

1. Mahasiswa/i yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sesuai dengan

bunyi pasal 7 dan atau pasal 8 di atas dikenakan tindakan disiplin

sebagaimana yang diatur dalam pasal 5;

2. Pemberian tindakan disiplin dilakukan oleh Kepala atau Anggota Satuan

Pengaman, Dosen, atau Karyawan terkait.

BAB VI

JENIS PELANGGARAN

Pasal 10

Setiap mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak dibenarkan

melaku¬kan perbuatan sebagaimana disebut di bawah ini baik di lingkungan

maupun di

luar lingkungan kampus:

1. Mengucapkan kata-kata tidak sopan, kotor, mengganggu perasaan orang lain,

dan menimbulkan permusuhan.

2. Melanggar standar busana dan penampilan;

3. Mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban kampus;

4. Melakukan fitnah, provokasi, dan agitasi;

5. Berkelahi;

6. Melakukan perusakan;

7. Berjudi;

8. Membawa dan menggunakan senjata tajam dan senjata api;

9. Memiliki, membawa, menyimpan, menyebarkan, memperdagangkan dan atau

mempergunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau obat-

obatan terlarang lainnya untuk diri sendiri atau orang lain di

luartujuanpengobatan;

10. Mengkonsumsi minuman keras;

11. Melakukan penipuan;

7

12. Memalsukan tanda tangan, nilai, dan sejenisnya;

13. Melakukan plagiasi;

14. Pencemaran nama baik (orang maupun institusi);

15. Merokok;

16. Melakukan pencurian, termasuk korupsi;

17. Melakukan perampokan;

18. Membawa atau menggunakan bahan peledak;

19. Berkhalwat;

20. Melakukan pergaulan bebas;

21. Melakukan zina;

22. Aborsi ilegal;

23. Pemerkosaan;

24. Membunuh;

25. Melakukan tindakan anarkis;

26. Melakukan teror dan atau terlibat terorisme;

27. Melakukan kekerasan fisik dan atau mental;

28. Terlibat organisasi terlarang;

29. Melakukan kegiatan yang mengganggu ketentraman umum, ketertiban,

kebisingan, kegaduhan, keributan, dan kegiatan lainnya yang mengganggu

perkuliahan, ketertiban, ketentraman umum;

30. Menginap di kampus;

31. Mencoret-coret tombok dan fasilitas kampus lainnya, mengotori dan merusak

kebersihan dan lingkungan;

32. Perbuatan-perbuatan pidana lain yang dilarang oleh peratunan perundang-

undangan yang berlaku di Indonesia dan tenbukti dilakukan dengan putusan

pengadilan.

8

BAB VII

BENTUK-BENTUK SANKSI

Pasal 11

Sanksi terhadap Pelanggaran

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 akan dikenakan sanksi sesuai

dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan, dengan rincian sebagaimana diatur

dalam pasal-pasal selanjutnya

Pasal 12

Berkata tidak sopan, kotor, mengganggu perasaan orang lain, dan

menimbulkan permusuhan

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 1 dikenakan sanksi

sebagaima¬na ketentuan pasal 6 huruf a dan atau pasal 5 huruf a dan atau pasal 5

huruf b;

Pasal 13

Melanggar standar busana dan penampilan

Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 2 dikenakan sanksi sebagaimana

keten¬tuan pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.

Pasal 14

Menggangguproses belajar mengajar dan ketertiban kampus

Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 3 dikenakan sanksi sebagaimana

ketentuan pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.

Pasal 15

Fitnah

Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 4 dikenakan sanksi sebagaimana

ketentuan pasal 6 huruf c selama jangka waktu satu (1) semester.

Pasal 16

Berkelahi

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 5 dikenakan sanksi

seba¬gaimana ketentuan pasal 6 huruf b yaitu membayar ganti rugi.

9

Pasal 17

Melakukan Pengrusakan

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 6 dikenakan sanksi

sebagaimana ketentuan pasal 6 huruf b sesuai dengan besar nominal kerugian

dan atau pasal 6 huruf c selama jangka waktu maksimal satu (1) semester;

2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.

Pasal 18

Berjudi

Tindakan pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 7 dhkenakan

sanksi sesuai ketentuan pasal 6 huruf c selama jangka waktu maksimal satu (1)

semester.

Pasal 19

Senjata Tajam

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 8 dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan pasal 6 butir c dua (2) semester dan atau membayar ganti

rugi sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan;

2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 poin 8 akan ditangani

apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib dan atau pihak

manapun yang disampaikan kepada pimpinan UIN atau Fakultas terkait.

Pasal 20

NAPZA

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 9 dikenakan sanksi sebagai

berikut:

a. Pemakai dikenakan sanksi skorsing dua (2) semester.

b. Pengedar dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 6 huruf f yaitu

diberhentikan dengan tidak hormat

2. Pimpinan Fakultas yang bersangkutan mengajukan usulan pemberian sanksi

kepada Rektor terhadap mahasiswa yang melakukan perbuatan sebagaimana

tersebut pada pasal 10 poin g.

10

Pasal 21

Minuman Keras

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 10 dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan pasal 6 huruf c satu (1) semester.

Pasal 22

Penipuan

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 11 dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan pasal 6 huruf c dua (2) semester.

Pasal 23

Pemalsuan

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 12 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf c dua (2) semester.

Pasal 24

Plagiasi

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 13 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf c dua (2) semester,

1. Plagiasi dalam penulisan makalah perkuliahan dikenakan sanksi pasal 6 huruf

e;

2. Plagiasi dalam penulisan karya skripsi, tesis, dan disertasi yang terbukti saat

ujian, dikenakan sanksi pasal 6 huruf e;

3. Plagiasi dalam penulisan karya skripsi, tesis, dan disertasi yang terbukti

setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus, dikenakan sanksi pasal 6 huruf e

dan f.

Pasal 25

Pencemaran Nama Baik

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 14 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf c selama 1 semester.

11

Pasal 26

Merokok

Pelanggaran atas pasal 10 poin 15 dikenakan sanksi pasal 6 huruf d

membayar denda sebesar Rp. 50.000,- setiap terbukti merokok.

Pasal 27 Mencuri

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 16 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester dan pasal 6 huruf d yaitu

membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan pelanggaran

2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.

Pasal 28

Merampok

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 17 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf c selama 4 (empat) semester dan pasal 6 huruf d

yaitu membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan

pelanggaran

Pasal 29

Bahan peledak

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 18 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf c selama 4 (Empat) semester dan pasal 6 huruf d yaitu

membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan pelanggaran.

Pasal 30

Berkhalwat

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 19 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf a.

Pasal 31

Pergaulan Bebas

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 20 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c selama 3 (tiga) semester.

12

Pasal 32

Berzina

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 21 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf e dan f;

2. Pimpinan Fakultas dapat mengajukan usulan kepada Rektor tentang

pemberian sanksi terhadap mahasiswa yang berzina.

Pasal 33

Aborsi

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 22 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester.

Pasal 34

Pemerkosaan

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 23 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf e dan f

2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum

Pasal 35

Membunuh

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 24 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf e dan f;

2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.

Pasal 36

Tindakan Anarkis

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 25 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai keruagian dan atau pasal 6 huruf c

selama jangka waktu maksimal satu (1) semester

13

Pasal 37

Teror

1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 26 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf c selama 2 (dua) Semester dan atau pasal 6 huruf e dan

f;

2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.

Pasal 38

Melakukan Kekerasan Fisik dan Mental

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 27 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c

selama 2 (dua) semester.

Pasal 39

Terlibat Organisasi Terlarang dan atau Aliran Sesat

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 28 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c dan e.

Pasal 40

Mengganggu Ketentraman dan Ketertiban

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 29 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 butir a dan atau 6 huruf c selama 1 (satu) semester.

Pasal 41

Menginap di Kampus

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 30 dikenakan sanksi sesuai

ketentuan pasal 6 huruf a dan atau pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.

14

Pasal 42

Mencoret-coret Tembok dan Fasilitas Kampus

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 31 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c

selama 2 (dua) semester.

Pasal 43

Perbuatan Pidana Lainnya

Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 32 dikenakan sanksi sesuai

dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c

selama 2 (dua) Semester dan atau pasal 6 huruf e dan f.

BAB VIII

TAHAPAN PEMBERIAN SANKSI

Pasal 44

Penjatuhan atau pemberian sanksi kepada mahasiswa yang diduga atau

dituduh melakukan perbuatan yang dilarang dalam peraturan kode etikini harus

melaluitahapan sebagai berikut:

1. a. Dilakukan pemeriksaan terhadap mahasiswa bersangkutan setelah terdapat

bukti-bukti atau saksi-saksi yang menguatkan tuduhan atau dugaan

pelanggaran yang dilakukannya.

b. Dilakukan serangkaian pengujian terhadap bukti-bukti atau saksi-saksi-

yang diajukan.

c. Kepada mahasiswa bersangkutan diberi hak untuk membela diri

sebagaimana diatur tersendiri dalam bab pembelaan.

d. Sanksi baru dapat dijatuhkan apabila mahasiswa bersangkutan tidak

mampu mengajukan alasan-alasan, bukti-bukti dan/atau saksi-saksi yang

kuat dalam pembelaannya. Sanksi dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang

sesuai dengan jenis dan tingkat pelanggaran yang dilakukan.

15

2. Penjatuhan sanksi dapat diterbitkan oleh Dekan atau Rektor setelah

memperhatikan rekomendasi dari Tim Khusus pelanggaran yang dimaksud.

BAB IX

PEMBELAAN

Pasal 45

1. Mahasiswa yang diduga melanggar kode etik ini dapat mengajukan pembelaan

dengan alasan-alasan, bukti-bukti dan atau saksi-saksi yang meringankan atau

membebaskannya dari sanksi;

2. Di daiam pembelaannya, mahasiswa yang bersangkutan dapat meminta

bantuan hukum dari pihak manapun dan atau pembelaan dari Badan

Perwakilan Mahasiswa dari Fakultas yang terkait

BAB X

KEBERATAN

Pasal 46

1. Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 6

butir b dapat mengajukan keberatan kepada pimpinan Fakultas melalui

Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan;

2. Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 6

butir c, d, e dan f dapat mengajukan keberatan kepada Rektor melalui

Pembantu Bidang Kemahasiswaan;

3. Keberatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal 41 harus

diajukan secara tertulis oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam jangka

waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat keputusan;

4. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima keberatan

seperti yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) di atas Rektor/Dekan dapat

memberikan jawaban tertulis kepada mahasiswa yang bersangkutan;

5. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat (4) tidak

memperoleh jawaban dari Rektor/Dekan, maka pengajuan keberatan

dianggap tidak dikabulkan;

16

6. Apabila ditemukan bukti-bukti baru, maka Rektor/ Dekan dapat melakukan

peninjauan kembali terhadap sanksi yang dijatuhkan.

BAB XI

PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN

KODE ETIK MAHASISWA Pasal 47

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan Kode Etik Mahasiswa UIN Jakarta

dilakukan oleh Komite Etik Mahasiswa.

2. Komite Etik Mahasiswa UIN Jakarta ditetapkan oleh Rektor UIN di tingkat

Universitas dan oleh Dekan di tingkat Fakultas

3. Susunan keanggotaan Komite Etik ini terdiri dari Pimpinan, Dosen, dan

Karyawan

4. Komite Etik Mahasiswa berwenang untuk menerima, memproses, dan

memberikan rekomendasi sanksi atas pelanggaran Kode Etik Mahasiswa.

Pasal 48

1. Komite Etik tingkat Fakultas melakukan proses dalam menangani kasus-

kasus pelanggaran kode etik dan memberikan rekomendasi tentang sanksi-

sanksi yang ditetapkan kepada Dekan

2. Dekan bersama pimpinan Fakultas menindak lanjuti rekomendasi Komite

Etik menetapkan sanksi terhadap pelanggaran kode etik atau melanjutkan

rekomendasi kepada Rektor UIN Jakarta untuk pelanggaran yang lebih berat

3. Rektor meminta pertimbangan tentang rekomendasi Fakultas kepada Dewan

Kehormatan Universitas untuk ditetapkan sanksi terhadap pelanggaran kode

etik

4. Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik Mahasistoa ditetapkan secara resmi

tertulis.

17

BAB XII

REHABILITASI

Pasal 49

Rehabilitasi atau pemulihan nama baik diberikan apabila:

1. Mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini namun

dalam proses pemeriksaan ternyata terbukti tidak bersalah atau tidak

melanggar, seperti yang dituduhkan;

2. Mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini namun

dalam proses pembelaannya di depan pimpinan, ternyata tidak bersalah atau

tidak melanggar seperti yang dituduhkan;

3. Mahasiswa yang telah dijatuhi hukuman/sanksi namun di kemudian hari

ditemukan bukti-bukti yang sah dan atau saksi-saksi yang kuat yang

menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bersalah atau tidak melanggar

seperti yang dituduhkan;

BAB XIII

PENUTUP

Pasal 50

Dengan berlakunya keputusan Rektor ini, maka Kode Etik yang berkaitan

dengan pedoman sikap, perilaku dan perbuatan mahasiswa UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah ada dianggap tidak berlaku lagi.

Pasal 51

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal, Januari 2012

REKTOR,

ttd

PROF.DR.KOMARUDDIN HIDAYAT

NIP. 19531018 198203 1 001

Respnden B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8

1 5 4 5 3 4 4 4 3

2 5 5 5 4 5 5 4 4

3 5 4 4 3 3 4 4 4

4 3 5 5 3 5 4 5 3

5 4 4 5 3 4 4 5 3

6 4 5 5 3 4 5 4 3

7 4 3 4 3 3 3 3 3

8 3 3 3 1 2 1 3 2

9 4 5 5 4 4 5 5 4

10 4 5 5 4 4 3 5 4

11 4 5 4 5 5 5 5 5

12 4 4 4 2 4 4 4 4

13 5 4 5 3 4 3 5 3

14 4 3 4 4 3 3 4 4

15 4 5 5 3 4 4 4 5

16 3 4 4 3 3 4 5 4

17 3 5 5 3 4 3 4 4

18 5 4 5 4 4 3 5 3

19 4 4 4 3 3 4 4 4

20 4 3 3 3 3 3 3 3

21 3 4 5 3 4 5 5 4

22 5 5 5 4 4 4 4 4

23 4 5 5 4 5 4 4 4

24 4 3 3 3 4 3 3 3

25 4 5 5 3 4 4 4 3

26 4 5 4 3 3 5 5 5

27 4 4 5 3 4 5 5 5

28 2 2 3 2 3 2 3 2

29 2 2 3 2 2 3 3 3

30 3 3 3 3 3 2 3 3

r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

r hitung 0.626045 0.73822 0.716857 0.738048 0.71957 0.794611 0.66999 0.535171

VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID

B9 B10 B11 B12 B13 jumlah

3 2 1 2 4 44

4 5 2 3 4 55

4 4 4 4 4 51

3 5 1 1 3 46

4 4 2 3 3 48

5 5 3 3 3 52

3 4 2 2 3 40

3 1 2 4 1 29

4 4 2 4 5 55

5 4 1 1 3 48

4 2 2 2 3 51

4 4 2 2 3 45

4 4 2 3 4 49

4 3 3 2 4 45

4 2 1 1 1 43

3 3 2 3 3 44

4 3 2 3 2 45

4 3 2 3 3 48

4 2 2 2 3 43

3 4 4 4 4 44

4 4 3 3 4 51

4 4 1 2 4 50

4 3 2 1 4 49

3 4 3 4 3 43

3 4 2 2 4 47

4 2 2 2 3 47

5 4 1 1 2 48

3 4 3 3 3 35

3 4 1 2 4 34

4 3 3 2 4 39

0.361 0.361 0.361 0.361 0.361

0.573686 0.405213 0.036121 -0.008442375 0.428254

VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID

Realibilitas

Case Processing Summary

N %

Cases

Valid 30 100,0

Excludeda 0 ,0

Total 30 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items

N of Items

,900 ,902 12

Responden Kode Jurusan Kode Asal Sekolah B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36

1 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 128

2 1 2 3 4 4 4 4 3 4 5 4 2 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 126

3 1 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 5 3 5 3 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 3 4 4 3 3 146

4 1 2 5 1 1 4 2 1 1 1 2 2 3 3 3 1 1 4 4 1 1 1 1 3 4 3 3 4 4 2 1 2 2 2 3 4 3 5 88

5 1 1 4 4 4 4 3 3 3 3 5 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 132

6 1 2 4 5 5 4 3 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 2 3 4 5 5 5 2 2 3 3 2 3 2 3 4 5 3 1 2 2 3 119

7 1 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 117

8 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 128

9 1 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 132

10 1 2 4 5 5 4 5 4 4 4 4 2 2 4 5 5 5 1 3 3 4 3 5 1 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 133

11 1 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 113

12 1 2 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 5 4 2 4 3 2 4 119

13 1 2 4 4 4 4 3 4 5 3 5 2 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 3 132

14 1 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 1 2 4 5 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 121

15 1 2 4 3 5 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 1 4 106

16 1 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 111

17 1 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 5 4 3 3 4 5 5 3 1 3 3 3 4 1 3 5 5 5 3 3 2 3 125

18 1 1 4 4 5 4 4 5 5 4 4 2 1 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 1 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 125

19 1 2 5 4 4 4 3 4 5 4 3 1 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 1 4 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 118

20 1 1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 130

21 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 119

22 1 2 4 5 5 4 5 5 3 4 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 133

23 1 2 4 4 5 4 2 2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 4 4 4 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 95

24 1 2 4 1 1 4 4 1 1 2 3 2 3 3 4 3 3 1 4 2 3 4 2 5 3 5 5 5 3 1 3 5 5 5 5 5 4 5 119

25 1 2 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 119

26 1 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 1 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 111

27 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 149

28 2 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 1 1 5 4 5 5 2 4 4 4 5 5 2 1 5 3 4 4 4 3 4 4 2 5 1 2 5 137

29 2 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 123

30 2 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 133

31 2 2 4 5 5 4 4 5 5 5 5 1 2 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 2 2 4 4 4 5 1 4 5 5 4 4 4 5 4 143

32 2 2 4 4 4 4 4 4 5 3 5 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 126

33 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 3 5 5 5 1 3 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 155

34 2 2 3 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 128

35 2 2 3 5 5 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 130

36 2 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 1 3 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 140

37 2 1 2 5 5 4 5 5 5 5 5 3 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 5 2 4 5 5 5 1 5 4 4 150

38 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 4 2 94

39 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 158

40 2 2 4 5 5 4 3 5 5 5 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 5 3 4 5 3 4 4 4 3 3 2 2 4 131

41 2 2 4 5 5 4 4 4 5 3 5 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 1 4 131

42 2 1 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 1 1 2 2 3 2 3 2 1 1 1 5 3 1 3 5 5 5 4 4 2 2 5 4 3 121

43 3 2 4 4 5 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 3 118

44 3 1 5 3 4 4 4 3 4 2 2 1 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 1 4 3 4 4 3 5 3 3 4 4 3 1 5 119

45 3 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 5 3 2 4 4 3 1 4 4 4 4 1 5 4 5 2 5 4 3 5 132

46 3 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 2 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 1 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 140

47 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 139

48 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 139

49 3 1 4 4 4 4 4 3 2 4 4 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 110

50 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 1 1 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 1 3 3 4 3 2 4 4 4 2 4 3 1 4 117

51 3 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 141

52 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 119

53 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121

54 3 2 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 1 1 5 4 4 3 3 4 5 4 2 5 4 5 4 4 1 3 4 4 2 4 4 5 5 4 133

55 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 129

56 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 130

57 3 2 4 5 5 4 3 3 5 3 2 2 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 1 1 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 4 3 104

58 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 2 1 4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 115

59 4 2 5 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 4 5 2 4 2 3 4 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 122

60 4 2 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 107

61 4 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 83

62 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 3 93

63 4 2 3 1 1 4 5 1 1 1 1 3 2 3 5 3 3 5 1 1 2 1 1 5 1 3 3 2 2 2 2 1 1 5 2 5 4 5 91

64 4 2 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 1 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 134

65 4 2 5 4 4 4 3 3 4 5 4 2 3 4 5 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 123

66 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 1 1 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 1 1 1 1 1 4 4 2 4 5 5 1 109

67 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 136

68 4 2 5 4 5 4 5 4 5 4 4 2 2 5 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 3 2 3 3 3 4 4 5 5 3 139

69 4 2 4 4 4 4 3 3 5 3 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112

70 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4 3 3 3 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 2 3 103

71 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 130

72 5 1 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 111

73 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 125

74 5 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 5 4 4 4 1 5 5 5 5 5 2 1 5 4 4 4 5 5 5 5 2 4 2 2 5 131

75 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 123

76 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 128

77 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 134

78 5 2 5 5 5 4 5 2 4 3 5 1 1 2 5 2 5 5 5 2 5 2 5 4 1 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 4 1 5 139

79 5 2 4 5 5 4 5 4 5 5 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 1 5 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 5 133

80 5 2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 100

81 5 2 4 5 5 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 1 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 128

82 5 2 3 3 5 4 3 3 5 4 5 1 2 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 1 3 2 3 3 2 2 3 5 2 4 2 2 4 113

83 5 2 4 4 5 4 4 4 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 5 5 4 133

84 5 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 1 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4 119

85 6 1 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 1 2 2 1 2 4 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 93

86 6 2 5 5 5 4 3 5 5 5 5 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 142

87 6 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 2 2 4 4 5 2 4 4 1 1 4 3 1 4 4 2 2 2 4 2 2 5 2 4 4 3 122

88 6 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 1 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 5 5 3 130

10886

KOGNITIF AEKTIF KONATIF Jumlah

43 43 42 128 2 Sedang

43 41 42 126 2 Sedang

52 48 46 146 3 Tinggi

26 27 35 88 1 Rendah

42 42 48 132 2 Sedang

43 43 33 119 1 Rendah

43 39 35 117 1 Rendah

43 42 43 128 2 Sedang

43 46 43 132 2 Sedang

47 40 46 133 2 Sedang

40 38 35 113 1 Rendah

37 41 41 119 1 Rendah

46 47 39 132 2 Sedang

38 39 44 121 1 Rendah

37 36 33 106 1 Rendah

39 36 36 111 1 Rendah

41 44 40 125 2 Sedang

45 40 40 125 2 Sedang

41 41 36 118 1 Rendah

49 41 40 130 2 Sedang

44 34 41 119 1 Rendah

46 44 43 133 2 Sedang

37 33 25 95 1 Rendah

29 39 51 119 1 Rendah

43 36 40 119 1 Rendah

43 34 34 111 1 Rendah

52 51 46 149 3 Tinggi

50 46 41 137 2 Sedang

44 40 39 123 1 Rendah

47 42 44 133 2 Sedang

49 45 49 143 3 Tinggi

46 37 43 126 2 Sedang

51 46 58 155 3 Tinggi

51 39 38 128 2 Sedang

43 42 45 130 2 Sedang

49 45 46 140 3 Tinggi

48 54 48 150 3 Tinggi

36 29 29 94 1 Rendah

53 50 55 158 3 Tinggi

47 43 41 131 2 Sedang

47 42 42 131 2 Sedang

52 26 43 121 1 Rendah

40 41 37 118 1 Rendah

37 40 42 119 1 Rendah

46 40 46 132 2 Sedang

52 47 41 140 3 Tinggi

47 46 46 139 3 Tinggi

47 46 46 139 3 Tinggi

38 36 36 110 1 Rendah

41 38 38 117 1 Rendah

49 46 46 141 3 Tinggi

42 38 39 119 1 Rendah

43 43 35 121 1 Rendah

41 48 44 133 2 Sedang

43 44 42 129 2 Sedang

42 43 45 130 2 Sedang

41 33 30 104 1 Rendah

40 37 38 115 1 Rendah

43 38 41 122 1 Rendah

34 38 35 107 1 Rendah

31 23 29 83 1 Rendah

37 27 29 93 1 Rendah

26 31 34 91 1 Rendah

48 42 44 134 2 Sedang

45 42 36 123 1 Rendah

40 39 30 109 1 Rendah

48 44 44 136 2 Sedang

49 47 43 139 3 Tinggi

41 36 35 112 1 Rendah

36 36 31 103 1 Rendah

46 41 43 130 2 Sedang

39 39 33 111 1 Rendah

42 41 42 125 2 Sedang

38 46 47 131 2 Sedang

45 41 37 123 1 Rendah

44 41 43 128 2 Sedang

43 47 44 134 2 Sedang

42 46 51 139 3 Tinggi

49 45 39 133 2 Sedang

33 33 34 100 1 Rendah

45 40 43 128 2 Sedang

41 38 34 113 1 Rendah

42 45 46 133 2 Sedang

45 39 35 119 1 Rendah

39 27 27 93 1 Rendah

51 42 49 142 3 Tinggi

49 37 36 122 1 Rendah

41 45 44 130 2 Sedang

10886

STD DEVIASI 14.98671

RATA-RATA (x) 123.7045

Rendah 108.7178

Sedang

Tinggi 138.6913