Upload
khangminh22
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RESPON MAHASISWA
TENTANG KODE ETIK BERPAKAIAN DI FAKULTAS ILMU
DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Hany Sabrina Mumtaz Aziz
Nim. 1112051000011
JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2016 M/1437 H
iv
ABSTRAK
Hany Sabrina Mumtaz Aziz, NIM: 1112051000011,Respon Tentang Kode Etik
Berpakaian Di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakart, di bawah bimbingan Ir. Noor Bekti Negoro, SE, M.Si.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah membuat
peraturan yang disosialisasikan melalui buku pedoman akademik. Setiap Fakultas
harus menerapkan kode etik berpakaian tersebut. Mespikun sudah terdapat
peraturan tentang kode etik berpakaian, namun masih banyak mahasiswi yang
melanggar kode etik tersebut. Salah satu pelanggaran yang dilakukan mahasiswi
melanggar kode etik berpakaian seperti berbaju ketat, berbaju pendek, berbaju
transparant dan sebagainya.
Berdasarkan latar belakang tersebut timbul pertanyaan penelitian.
Bagaimana respon kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswi terhadap kode
etik berbusana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi? Adakah
perbedaan respon kognitif, afektif, dan psikomotorik berdasarkan asal sekolah di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi? Adakah perbedaan respon kognitif,
afektif dan psikomotorik berdasarkan jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi?
Teori yang digunakan oleh penulis, diantaranya adalah teori mengenai
respon yang membahas mengenai definisi, macam-macam respon, teori S-O-R,
dan faktor terbentuknya respon. Selain itu juga ada konsep tentang berpakaian
berdasarkan syari’at Islam dan kode etik berpakaian. Teori stimulus-respon,
menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi pada pihak pertama(receiver) sebagai
akibat dari komunikasi.
Penelitian ini menggunakan metodologi dengan teknik pengambilan
sampel purposive sampling. Pengumpulan menggunakan instrumen berbentuk
kuesioner. Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan kuantitatif dengan
rumus rata-rata mean, standart deviasi, pengakatagorian dan chi-square.
Kode etik berpakaian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, dapat menambah pengetahuan/ kognitif untuk mahasiswi mengenai
berbusana yang baik menurut syari’at Islam. Namun, kode etik tersebut belum
dapat merubah keinginan perilaku berpakaian mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi. Hal dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata afektif dann
psikomotorik yang hanya memiliki selisih 0,5. Sedangkan respon berdasarkan asal
sekolah dan respon berdasarkan jurusan tidak berpengaruh terhadap kode etik
berpakaian.
Kata kunci : Kode etik, pakaian, respon, mahasiswi dan FIDKOM
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayath dan inayah-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul “Respon
Mahasisia Terhadap Kode Etik Berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya dan para pengikutnya
yang senantiasa patuh dan ta’at menjalankan semua perintah Allah dan Rasul-Nya
hingga akhir zaman.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I). Dalam penyusunan skripsi ini, penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekhilafan,
kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun
berkat adanya semangat, bantuan dan dorongn dari berbagai pihak akhirnya
skripsi ini dapat diselesaikan penyusun. Dalam kesempatan ini penulis ining
berterima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
2. Suprapto, M.Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I, Dr. Hj Roudhonah M.Ag. selaku
Wakil Dekan II, dan Dr. Suhaimi M.Si. selaku Wakil Dekan III, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
vi
3. Drs. Masran, M.A. selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
4. Ir.Noor Bekti Negoro, SE., M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah begitu
bijaksana memberikan ilmunya kepada penulis di tengah kesibukan yang
padat, serta membimbing penulis dengan sabar agar skripsi ini selesai dengan
baik dan juga bermanfaat.
5. Prof. Dr. H. Yunan Yusuf selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan bimbingan untuk memilih judul skripsi.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
yang telah mentrasformasikan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan
studi maupun penulisan skripsi ini.
7. Pimpinan dan para petugas perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Seluruh mahasiwi Fakutas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
membantu dalam pengisian kuesioner sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
9. Mama Latifah yang tidak pernah berhenti memberikan do’a dan dukungan
secara moril dan materi untuk penulisan ini. Begitu pula ayahanda Abdul Aziz
yang selalu mengantar saya untuk penelitian ini dan juga memotivasi spiritual
saya.
10. Kakak kandung saya dan kaka ipar saya Adam Karomy Aziz, M. Fatih Farha
Lubbi dan Nur Annisa dengan motivasi kalian akhirnya saya bisa
menyelesaikan skripsi ini.
vii
11. Saudari Rifka Oktavia yang selalu berdiskusi dan memberikan motivasi yang
besar kepada saya.
12. Teruntuk sahabat saya Indriana Rara Subadra, Ricca Junia Ilprima, Rizki
Hakiki, Yoga Prasetyo, Faqih Aulia Rizki, Fajar Lolly yang selalu memotivasi
saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Savinatunnaja yang selalu memberikan support dan menemani penulis pada
saat revisi.
14. Saudari Faizah yang selalu memberi arahan tentang skripsi ini sehingga saya
bisa menyelesaikan penelitian ini.
15. Teman-teman KPI A angkatan 2012, sahabat yang selalu berbagi suka dan
duka selama beberpa tahun ini. Serta teman-teman KKN Mahatma 2015 yang
telah membantu penulis dalam segala hal, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan ini.
Demikian sebagai pengantar dalam penelitian ini, dengan penuh harapan
penulis senantiasa berdoa untuk keberkahan ilmu yang telah peulis dapati dan
semoga penelitian ini bermanfaat bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Akhirnya
hanya kepada Allah SWT semua amal baik dikembalikan, semoga Allah SWT
membalas jasa segala dukungan yang diberikan kepada penulis dengan balasan
yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat khususnya
bagi penulis dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin ya Robbal’lamin...
Jakarta, Juni 2016
Hany Sabrina Mumtaz Aziz
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................i
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ...............................................iii
ABSTRAK .........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................v
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakng Masalah ............................................................. 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7
D. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 9
E. Sistematika Penulisan ...............................................................11
BAB II KAJIAN TEORI ...............................................................................13
A. Ruang Lingkup Respon ...............................................................13
1. Definisi Respon ....................................................................13
2. Teori S-O-R ..........................................................................16
3. Faktor Terbentuknya Respon ...............................................19
B. Kode Etik .....................................................................................20
C. Konsep Busana ............................................................................22
D. Etika Berpakaian dalam Islam .....................................................25
E. Ketentuan Umum Kode Etik .......................................................27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .....................................................31
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..................................................31
B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................32
C. Populasi dan Sampel....................................................................32
D. Variabel Penelitian ......................................................................35
E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ......................................35
1. Aspek kognitif ........................................................................35
2. Aspek afektif ...........................................................................35
3. Aspek psikomotorik ................................................................36
F. Sumber Data ................................................................................37
G. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................38
H. Blue Print ....................................................................................39
1. Sebelum Validitas .................................................................39
2. Sesudah Validitas .................................................................41
I. Instrumen Penelitian ....................................................................43
J. Uji Validitas.................................................................................44
K. Uji Realibilitas .............................................................................45
ix
L. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas .............................................45
M. Teknik Analisis Data ...................................................................46
N. Teknik Penulisan .........................................................................49
BAB IV GAMBARAN UMUM ......................................................................50
A. Konsep Kode Etik........................................................................50
1. Tujuan ...................................................................................50
2. Isi Kode Etik .........................................................................50
B. UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta ...............................................51
C. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
(FIDKOM) ...................................................................................53
1. Sejarah Berdirinya FIDKOM ...............................................53
2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi .......54
3. Sejarah Singkat Jurusan KPI ................................................55
4. Visi dan Misi KPI .................................................................56
5. Tujuan dan Sasaran ..............................................................57
6. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI) .................59
7. Jurusan Managemen Dakwah (MD) .....................................59
8. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) ................59
9. Konsentrasi Jurnalistik .........................................................59
10. Konsentrasi Kesejahteraan Sosial ........................................60
D. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi..................................................................................60
BAB V HASIL DAN ANALISIS DATA ......................................................63
A. Deskripsi Responden ...................................................................63
B. Respon terhadap Kode Etik Berpakaian ......................................64
1. Aspek Kognitif .....................................................................64
2. Aspek Afektif .......................................................................67
3. Aspek Psikomotorik .............................................................70
C. Pembahasan Hasil Teori ..............................................................74
1. Perhitungan Standart Deviasi ...............................................74
2. Katorisasi Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi ..................................................................75
3. Analisis Chi Square ..............................................................75
BAB VI PENUTUP .........................................................................................80
A. Kesimpulan ..................................................................................80
B. Saran ............................................................................................81
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................83
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Tahun Akademik 2016 .................................................................. 33
Tabel 2 Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Tahun Akademik 2016 ............................................ 34
Tabel 3 Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian ...... 39
Tabel 4 Blue Print Respon Afektif Terhadap Kode Etik Berpakaian ........ 40
Tabel 5 Blue Print Respon Psikomotorik Terhadap Kode Etik
Berpakaian ..................................................................................... 40
Tabel 6 Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian ...... 41
Tabel 7 Blue Print Respon Afektif Terhadap Kode Etik Berpakaian ........ 42
Tabel 8 Blue Print Respon Psikomotorik Terhadap Kode Etik
Berpakaian ..................................................................................... 43
Tabel 9 Skala Likert Positif ........................................................................ 46
Tabel 10 Skala Likert Negatif ...................................................................... 46
Tabel 11 Karakteristik Respon Berdasarkan Jurusan ................................... 63
Tabel 12 Karakteristik Respon Berdasarkan Asal Sekolah .......................... 64
Tabel 13 Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dari segi afek kognitif terhadap kode etik berpakaian ................... 65
Tabel 14 Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dari segi aspek afektif terhadap kode etik berpakaian ................... 67
Tabel 15 Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
dari segi aspek psikomotorik terhadap kode etik berpakaian ........ 70
Tabel 16 Perbandingan Respon Mahasiswi.................................................. 73
Tabel 17 Desriptive Statistic ........................................................................ 74
Tabel 18 Katagorisasi Respon Mahasiswi.................................................... 75
Tabel 19 Asal Sekolah .................................................................................. 75
Tabel 20 Chi-Square Asal Sekolah .............................................................. 76
Tabel 21 Jurusan ........................................................................................... 77
Tabel 22 Chi-Square Jurusan ....................................................................... 78
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Baju Ketat ..................................................................................... 5
Gambar 2 Baju Pendek.................................................................................. 6
Gambar 3 Baju Transparan ........................................................................... 6
Gambar 4 Teori S-O-R ................................................................................... 18
Gambar 5 Foto Kode Etik Berpakaian .......................................................... 82
Gambar 6 Foto Kode Etik Berpakaian .......................................................... 82
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di dalam kehidupan manusia, pakaian adalah kebutuhan pokok
manusia yang tidak hanya berkaitan dengan kesehatan, etika, estetika, tetapi
juga berhubungan dengan kondisi sosial budaya. Bagi manusia pakaian tidak
hanya berdimensi keindahan, tetapi juga kehormatan bahkan keyakinan1.
Itulah sebabnya, aturan pakaian termasuk yang dipandang penting oleh Allah
SWT, apalagi wanita harus menggunakan pakaian yang baik dan kepala
menggunakan hijab.
Pakaian (sandang) adalah salah satu kebutuhan pokok manusia di
samping makanan (pangan) dan tempat tinggal (papan).2 Selain berfungsi
sebagai penutup tubuh, pakaian juga merupakan pernyataan lambang status
seseorang dalam masyarakat. Sebab berpakaian ternyata merupakan
perwujudan dari sifat-sifat dasar manusia yang mempunyai rasa malu
sehingga berusaha selalu menutupi tubuhnya.
Allah SWT menganugrahi manusia dengan berbagai nikmat dan
karunia yang tidak terhingga nilainya, salah satu nikmatnya itu adalah Dia
telah mengajarkan manusia tetang pengetahuan untuk berpakaian. Sebagai
seorang hamba yang menyadari kekurangan dan kelemahannya akan
pandailah ia bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
pengetahuan yang amat penting. Rasa syukur kepada Allah SWT ini akan
1 Aziz Alimul,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, (Jakarta:Salemba Medika, 2006) h,
65 2 Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, (Jakarta: Salemba Medika, 2006) h, 77
2
diungkapkan dengan jalan melaksanakan cara berpakaian sesuai dengan di
kenhendak-Nya.
Pada agama manapun, di era modern ini selalu ditemukan ajaran
untuk berpakaian sopan ditempat umum, setidaknya menurut pandangan
secara universal bahwa manusia itu harus menutupi bagian-bagian tubuh yang
tidak seharusnya diperlihatkan di depan umum. Islam memberikan rambu-
rambu yang jelas dalam masalah pakaian wanita agar tetap ada keseimbangan
antara estetika dengan syariah.
Dalam tata cara berpakaian, agama Islam tidak semata-mata
mensyaratkan busana sebagai penutup tubuh, tetapi busana sebagai sarana
yang lengkap dan menyeluruh baik kesehatan, kesopanan, serta keselamatan
lingkungan. Lebih jauh lagi Islampun mengganggap cara berbusana sebagai
tindakan ibadah serta kepatuhan seorang umat yang berakibat janji pahala
bagi yang menjalankannya.
Dalam hal berbusana muslimah yang sempurna, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mewajibkan mahasiswanya mengenakan
busana yang sempurna menurut kode etik pada pasal 7 dikampus mengenai
berbusana yang baik. Di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
khususnya juga memiliki kode etik terpampang jelas pada banner merah
disetiap lantai yang mana mahasiswa dapat membaca kode etik tersebut.
Mahasiswa sebagai salah satu komponen yang menentukan proses
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), merupakan individu yang sedang dalam
masa pertumbuhan dan perkembangan. Dalam rangka pembinaan mahasiswa
terhadap kode etik berpakaian maka mahasiswa mempunyai respon terhadap
3
berpakaian apalagi dibawah aturan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang mewajibkan mahasiswa menggunakan pakaian
yang sesuai dengan kode etik di dalam buku panduan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Kode etik berpakaian yang terdapat pada pasal 7 di buku panduan
akademi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ditujukan untuk mahasisiwi dan
mahasiswa. Tujuan diberlakukannya berbusana yang baik di Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya di Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi adalah untuk terpeliharanya hartakat dan martabat
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Universitas
Islam, menjadikan sarjana Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta sebagai sarjana yang mulia selain itu juga menanamkan kesopanan
kepada mahasiswanya dalam menjaga dirinya.3 Melalui berbusana yang baik,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menegakkan
akhlak yang mulia kepada setiap mahasiswanya melalui sistem dan cara yang
preventif dalam mencegah timbulnya akhlak dan moral yag rusak.
Setiap kampus memiliki kode etik yang berbeda-beda tergantung
kebijakan kampus masing-masing. Kode etik mahasiswa dibuat dengan
tujuan untuk menciptakan suasana kampus yang kondusif bagi terlaksananya
Tri Dharma Pendidikan.
Sejauh ini kode etik mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
belum berjalan seperti yang diharapkan. Banyak pelanggaran-pelanggaran
yang dilakukan oleh mahasiswa yang luput dari sanksi pihak birokrasi.
3 Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 320
4
Terlebih jika kita melihat pelanggaran kode etik mahasiswa yang berkaitan
dengan tata cara berpakaian. Hal ini menunjukkan lemahnya penegakan
hukum di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Kalau kita melihat lebih jauh, pelanggaran kode etik mahasiswa
terutama dalam pelangggaran kode etik berpakaian, sudah menjadi hal yang
biasa di lingkungan kampus,khususnya di FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Banyak dari mahasiswa di Fakulatas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang menggunakan busana yang tidak sesuai dengan kode etik
mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa terkesan acuh
dengan peraturan yang dibuat oleh pihak kampus. Yang lebih
memprihatinkan lagi, banyak mahasiswa yang melanggar kode etik
berpakaian akan tetapi mereka tidak merasa jika mereka melanggar kode etik
mahasiswa.
Minimnya sanksi yang diberikan, sebagai faktor utama terjadinya
pelanggaran kode etik berpakaian di lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Mahasiswi yang melanggar kode etik berpakaian
cenderung lebih banyak, dan mayoritas dari mereka lolos dari sanksi birokrasi
Mahasiswi sering sekali menggunakan pakaian-pakaian yang ketat
dan tak jarang juga baju yang digunakan diatas pinggul. merupakan contoh
kesalahan berpakaian pada mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi :
1. Mahasiswi yang berbaju ketat
6
Gambar 2. Baju Pendek
3. Mahasiswi yang berbaju transparan
Gambar 3. Baju Transparan
Oleh krena itu penulis tertarik untuk melakukan kegiatan penelitian ini
dalam rangka melihat respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
7
Komunikasi yang dituangkan dalam skripsi berjudul “RESPON MAHASISWA
TENTANG KODE ETIK BERPAKAIAN DI FAKULTAS ILMU DAKWAH
DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Untuk mempermudah penelitian agar lebih fokus, maka penulis
membatasi masalah hanya pada respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi tahun 2015, 2014 dan 2013. Respon yang diteliti dibatasi
pada respon kognitif, afektif dan psikomotorik (psikomototik)
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi
terhadap Kode Etik Berbusana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi ?
2. Adakah Perbedaan Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi
Berdasarkan Asal Sekolah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi ?
3. Adakah Perbedaan Respon Kognitif, Afektif dan Psikomotorik Mahasiswi
Berdasarkan Jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
Mahasiswi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode
etik berpakaian.
8
2. Untuk mengetahui adakah pengaruh asal sekolah terhadap respon mahasisi
di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang kode etik
berpakaian.
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh jurusan terhadap respon mahasiswi di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi tentang kode etik
berpakaian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
bahan informasi dan menambah referensi kelimuan serta menamabah
kajian tentang berbusana muslimah untuk mahasisiwi sesuai kode etik
busana di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan
informasi bagi muslimah pada umumnya untuk mengetahui pakaian-
pakaian yang Syar’i yang sesuai dengen perintah agama. Skripsi ini
juga sebagai evaluasi tentang kode etik berbusana muslimah di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi berjalan atau tidak seta
mahasiswi dapat mengambil langkah-langkah mudah dalam
melakukan kegiatan dakwah melalui peraturan-peraturan kampus
tentang kode etik berbusana.
9
D. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis melihat dan mencari judul di Perpustakaan Fakultas
Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan Perpustakaan Umum Universitas Islam
Negri Jakarta, belum ada yang mengambil judulRespon Mahasiswa tentang
Kode Etik Berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Berdasarkan hasil observasi penulis yang
telah dilakukan, terdapat tiga judul skripsi. Pertama Pertama, skripsi karya
Lola Rizkila Nur pada tahun 2007 yang berjudul “Respon Mahasiswi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap
Penggunaan Jilbab Sebagai Pakaian Kampus (Studi Komprasi antara
Fakultas Syariah Dan Hukum dengan Fakultas Sains dan Teknologi”. Pada
skripsi karya Lola tersebut terdapat kesamaan objek dengan penelitian yang
penulis akan lakukan, yaitu mengenaikode etik. Hanya saja skripsi karya Lola
Rizkila mengambil kode etik mengenai jilbab. Sedangkan objek yang ada
dalam penelitian penulis adalah kode etik berbusana yang ada di jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi ini hanya membahas tentang jilbab saja,
namun skripsi peneliti membahas tentang kode etik berpakain. Jadi sangat
berbeda sekali antara skripsi Lola dengan skripsi penulis yang membahas
kode etik berpakaian yang bukan hanya jilbab.
Kedua tentang “Pengaruh Agama Terhadap Berbusana Muslimah.
Studi kasus: Mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta” karya Nadzariyah tahun 2009. Skripsi ini berisi
tentang pengaruh agama pada pakaian muslimah. Skripsi ini juga melihat
pengaruh orang yang beragama dan tidak terhadap gaya berpakaiannya,
10
semakin mahasiswa yang mengetahui agama maka berpakaiannya akan
semakin mengikuti berpakian yang baik menurut agama, sedangkan peneliti
melihat bagaimana respon mahasiswi tentang kode etik berpakaian di
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hdayatullah Jakarta.
Ketiga tentang “Respon Siswi Terhadap Kewajiban Berusana
Muslimah Di Sekolah (Studi Kasusdi SMP Muhammadiyah 9 Yogyakarta)”
karya Nur Hidayah tahun 2007. Skripsi ini berisi tentang kewajiban siswi
menggunakan busana muslimah di sekolah, hal ini merupakan sama dengan
penelitian peneliti hanya saja skripsi ini lebih mengarah kepada sekolah yang
sudah memiliki seragam dan ingin melihat bagaimana respon dari siswi
tersebut.
Dalam skripsi yang di sebutkan diatas, penulis tegaskan bahwa dalam
skripsi ini sangat berbeda karya penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun
yang membedakannya adalah bahwa penelitian di skripsi ini lebih
menekankan pada penelitian respon mahasiswi tentang kode etik berpakaian
di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini, penuli
membuat sistematika berdasarkan hubungan dan kesamaan yang ada. Skripsi
ini terdiri dari :
BAB I. PENDAHULUAN
11
Terdiri dari latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika
penulisan.
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
Terdiri dari ruang lingkup respon yang terdiri dari definisi respon,
terori S-O-R, macam-macam respon dan faktor terbentuknya
respon. Kemudian membahas mengenai kode etik, konsep
berbusana, etika berpakaian dalam Islam dan ketentuan kode etik
berpakaian di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB III. METODOLOGI
Terdiri dari pendekatan dan jenis peneltian, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi
oprasional, sumber data, teknik pengumpulan data, blue print,
instrumen penelitian, uji validitas, uji realibilitas, hasil uji validitas
dan realibilitas, teknik analisis data, dan teknik penulisan.
BAB IV. GAMBARAN UMUM
Konsep kode etik berpakaian, profil Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi (Sejarah berdirinya FIDKOM, visi dan misi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, sejarah singkat KPI,
visi dan misi KPI, tujuan dan sasaran, jurusan BPI, jurusan MD,
jurusan PMI, jurusan Jurnalistik, jurusan KESSOS), kode etik
berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan
Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
12
BAB V. HASIL DAN ANALISIS DATA
Dalam bab ini membahas tentang deskripsi responden, respon
terhadap kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta dan
analisis Chi Square.
BAB IV. PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan yang merupakan jawaban dari
permasalahan yang dibahas dan saran atas permasalahan yang
dibahas.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ruang Lingkup Respon
1. Definisi Respon
Respon dari kata respons yang berarti jawaban, balasan, atau
tanggapan.1Respon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
tanggapan, reaksi dan jawaban terhadap suatu gejala atau peristiwa yang
terjadi.2 Serupa dengan pengertian di dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia tersebut, menurut Poerwadarminta respon diartikan sebagai
tanggapan, reaksi, dan jawaban.3
Menurut Djalaludin Rakhmat, respon adalah suatu kegiatan
(activity) dari organisme itu bukanlah semata-mata suatu gerakan yang
positif, setiap jenis kegiatan (activity) yang ditimbulkan oleh suatu
perangsang dapat juga disebut respon. Secara umum respon atau
tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat
(ditinggal) dari pengamatan tentang subjek peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan-pesan.4
Soenarjo mengemukakan, istilah respon dalam komunikasi adalah
kegiatan komunikasi yang diharapkan mempunyai hasil atau dalam
setelah komunikasi dinamakan efek. “Suatu kegiatan komunikasi itu
1 John Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia,
2003) h. 467. 2 Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h.
585. 3 Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi, (Jakarta:UT, 1999), Cet. Ke-3, h. 43.
4 Djaluludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) h. 51.
14
memberikan efek berupa respon dari komunikasi terhadap pesan yang
dilancarkan oleh komunikator”.5
Sedangkan Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah
umpan balik (feedback) yang memiliki peranan atau pengaruh yang besar
dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi. Dengan adanya
respon yang disampaikan dari komunikan kepada komunikator maka
akan menetralisir kesalahan penafsiran dalam sebuh proses komunikasi.6
Menurut Jalaludin Rahmat, respon dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Kognitif, yaitu respon yang timbul setelah adanya pemahaman
terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau pengetahuan.
Terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, atau dipersepsi
halayak banyak.
b. Afektif, yaitu respons timbul karena adanya perubahan perasaan
terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai.
Sedangakan di dalam afektif bila ada perubahan pada apa yang
dirasakan, disenangi, atau dibenci oleh khalayak.
c. Psikomotorik, yaitu respons yang berupa tindakan, kegiatan atau
kebiasaan yang terkait dengan perilaku nyata yang dapat diamati,
yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan
berperilaku.
Adapun menurut Agus Sujanto, ada bermacam-macam tanggapan
yaitu :7
5 Soenarjo & Djoenarsih S. Soenarjo, Himpunan Istilah Komunikasi, (Yogyakarta: Liberty
1983) h. 25. 6 Jalaludin Rahkhmat,Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Eosdakarya, 2007), h. 220
15
a. Tanggapan menurut indera yang mengamati yaitu:
1) Tanggapan auditif, yakni tanggapan terhadap apa-apa yang
telah didengarnya, baik berupa suara, kekuatan dan lain-lain.
2) Tanggapan visual, tanggapan terhadap sesuatu yang lihat.
3) Tanggapan perasa, yakni tanggapan terhadap suatu yang
dialaminya.
b. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:
1) Tanggapan ingatan, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang
diingatnya.
2) Tanggapan fantasi, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang
dibayangkannya.
3) Tanggapan pikiran, yaitu tanggapan terhadap sesuatu yang
dipikirannya.
c. Tanggapan menurut pikirannya, yaitu:
1) Tanggapan benda, yaitu tanggapan benda yang
mengahmpirinya atau berada didekatnya.
2) Tanggapan kata-kata, yaitu tanggapan terhadap kata-kata yang
didengarkan atau dilihatnya.
Dalam komunikasi massa ada beberapa model teori, diantaranya
teori respon. Respon merupakan modal dasar atau sangat sederhana dari
komunikasi yang menunjukan komunikasi sebagai proses aksi dan reaksi.
Teori ini dipengaruhi oleh disipin psikologi aliran behavioristik yang
menggambarkan hubungan stimulus respon, asumsi dari teori ini bahwa
stimulus yang berupa kata-kata verbal, isyarat non verbal, gambaran dan
16
tindakan tertentu akan memberikan tindakan orang lain untuk
memberikan respon-respon dengan cara-cara tertentu, proses penukaran
itu berpindah informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak
efek.8
Para ahli dalam menafsirkan respon antara satu dan lainnya
berbeda. Tetapi walaupun para ahli berbeda-beda dalam mendefinisikan
tanggapan kesemuanya memeliki titik kesamaan yaitu respon adalah
suatu kegiatan komunikasi yang berisi tentang pemahaman, tanggapan,
reaksi, dan jawaban yang timbul setelah adanya stimulus (rangsangan)
dan Stimulus ini menentukan mutu/kualitas dari responden (reaksi,
tanggapan, balasan) itu sendiri.
2. Teori S-O-R
Dalam penelitian mengenai respon mahasiswi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian mahasiswi
tentunya berkaitan dengan teori respon.
Dalam pembahasan teori respon tidak lepas dari pembahasan
proses komunikasi, karena respon merupakan timbal balik dari apa yang
dikomunikasikan terhadap orang-orang yang terlibat dalam komunikasi.
Komunikasi merupakan sistem jalinan yang utuh dan segnifikan,
sehingga proses komunikasi akan berjalan secara efektif dan efesien
apabila unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.9
Teori Stimulus Respon, atau biasa disebut teori S-O-R singkatan
dari Stimulus-Organism-Respons, semula dari psikologi yang muncul
8 Winarni, Komunikasi Massa, (Malang: UMM Press, 2003), Cet, Ke 1, h. 58.
9 Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), h. 18.
17
antara tahun 1930 dan 1940. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi,
hal ini dikarenakan objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi
adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-
komponen:sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.10
Teori stimulus-respon ini beranggapan bahwa setiap respon dapat
berubah karena adanya rangsangan atau daya tarik yang disebut stimulus
dari subjek yang diterima oleh objek. Kuat lemahnya rangsangan akan
menentukan mutu kualitas responden (reaksi, tanggapan, balasan) dari
objek penerima stimulus.
Teori ini pada dasarnya mengatakan bahwa efek merupakan reaksi
terhadap situasi tertentu. Teori ini memiliki tiga elemen utama, yakni
(a)pesan (stimulus), (b)penerimaan (receiver), dan (c) efek (respons)11
Teori Stimulus-Respon, menjelaskan tentang pengaruh yang terjadi
pada pihak pertama (receiver) sebagai akibat dari komunikasi. Menurut
teori ini dampak atau pengaruh yang terjadi pada pihak penerima, pada
dasarnya merupakan suatu reaksi tertentu stimulus (rangsangan) tertentu.
Dengan demikian, besar kecilnya pengaruh serta dalam bentuk apa
pengaruh tersebut terjadi, tergantung pada isi dan penyajian stimulus.12
Menurut teori S-O-R, bahwa reaksi tertentu akan timbul akibat
stimulus tertentu, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan pesan yang disampaikan terhadap reaksi komunikan.
10
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Flsaat Komunikasi, (Bandug: PT. Citra Aditya
Bakti, 2003, Cet. Ke. 3, h. 254. 11
Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (jakarta: Kencana, 2005) cet. Ke-
1, h. 22. 12
Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta, Universitas Terbuka, 2005), cet,
ke-9, h. 324.
18
Onong Uchjana menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada
tiga variabel penting, yaitu :
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan13
Model teori ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar 4 Teori Stimulus-Organism-Response (S-O-R)
Gambar 4 menjelaskan bahwa pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung
jika komunikan menaruh perhatian, setelah itu komunikan mengerti.
Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengelolah dan menerimanya, maka terjadilah
kesediaan mengubah sikap (respon)14
.
13
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), h. 254-255
14
Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1999), h. 255-256
Organism
Perhatian
Pengertian
Penerimaan
Stimulus
Response
(Perubahan Sikap)
19
Pengaruh proses eksternal inilah yang menetukan komunikan mau
atau tidak untuk merubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
stimulus atau rangsangan yang telah diterimanya. Stimulus yang
dimaksud dapat berupa kata-kata verbal ataupun non verbal dari
komunikator kepada komunikan.15
3. Faktor Terbentuknya Respon
Menurut Bimo Walgio dalam buku Psikologi Belajar, bahwa terdapat dua
faktor yang menyebabkan individu melakukan respon, yaitu :
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu. Manusia
terdiri dari dua unsur yaitu; jasmani dan rohani, maka seseorang yang
mengadakan tanggapan terhadap suatu stimulus tetap dipengaruhi
oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila tertanggu kedua unsur
tersebut, maka akan melahirkan respons, atau akan berbeda
responsnya tersebut di antara satu orang dengan orang lain.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini
biasa dikenal juga denga faktor stimulus. Faktor ini berhubungan
dengan objek yang diamati, sehingga menimbulkan srimulus,
kemudian stimulus tersebut sampai pada indera yang
menggunakannya.16
Jadi, dengan indera yang dimiliki setiap individu dapat megamati
segala suatu hal, atau suatu kegiatan yang ditimbulkan oleh daya
stimulus, sehingga timbul suatu bayangan yang tertinggal dalam
15
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2003), h, 256 16
Bimo Walgito, Psikologi Belajar, (jakarta:Reneka Cipta, 1997), h. 6.
20
ingatan setelah adanya pengamatan, dan kemudian dapat ditimbulkan
kembali sebagai jawaban atau tanggapan. Oleh karena itulah, setiap
individu dapat mengingat kembali segala sesuatu yang telah dilihat,
didengar maupun dirasakan.
B. Kode Etik
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang artinya cara
berfikir, kebiasaan, adat, perasaan, sikap, karakter, watak kesusilaan atau
adat. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, ada tiga arti yang dapat dipakai untuk
kata Etika, antara lain Etika sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau
norma-norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok
untuk bersikap atau bertindak.
Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak atau moral. Selain itu, Etika bisa juga diartikan
sebagai ilmu tentang yang baik dan yang buruk yang diterima dalam suatu
masyarakat, menjadi bahan refleksi yang diteliti secara sistematis dan
motodis.17
Berapa ahli telah merumuskan pengertian kata etika atau lazim juga
disebut etik, yang berasaal dari kata Yunani ethos tersebut sebagai berikut :
1. Menurut Drs. O. P Simorangkir etika atau etik adalah pandangan manusia
dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
17
Giri Utama, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2002), h. 98.
21
2. Menurut Drs. Sidi Gajalba, etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal.18
Kode etik merupakan aturan tertulis yang secara sistematik sengaja
dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat yang
dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika rasional umum common sense dinilai
menyimpang dari kode etik.19
Kode etik adalah sebuah pernyataan yang terwujud sebagai aturan-aturan
moral yang biasanya tertulis yang dibuat oleh sebuah organisasi. Kode etik
yang tertulis ini adalah kode etik yang ideal yang diberlakukan oleh
organisasi yang bersangkutan untuk dipatuhi dan digunakan sebagai pedoman
oleh anggota-anggotanya dalam tindakan-tindakan mereka.
Di sisi lain, etika dapat dibagi menjadi etika umum dan etika khusus.
Etika khusus selanjutnya dibedakan menjadi etika individual dan etika sosial.
Pembedaan etika menjadi etika umum dan etika khusus ini dipopulerkan oleh
Magnis Suseno denagn istilah etika deskriptif. Lebih lanjut dijelaskan bahwa
etika umum membahas tentang prinsip-prinsip dasar dari moral, seperti
tentang pengertian etika, fungsi etika, masalah kebebasan, tanggung jawab,
dan peranan suara hati. Di lain pihak, etika khusus menerapkan prinsip-
prinsip dasar dari moral itu pada masing-masing bidang kehidupan manusia.
Adapun etika khusus yang individual memuat kewajiban manusia terhadap
18
Simorangkir, Etika, ( Jakarta: Cipta Manunggal , 2001), h. 12. 19
Adam, dkk, Etika Profesi, (Jakarta: Gramedia, 20007 ), h. 112
22
diri sendiri sedangkan etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia
sebagai anggota umat manusia.
Telah jelas, etika yang berdasarkan pada nilai-nilai moral kehidupan
manusia, sangat berbeda dengan hukum yang bertolak dari salah benar, adil
atau tidak adail. Hukum merupakan instrumen eksternal sementara moral
adalah instrumen internal yang menyangkut sikap pribadi, disiplin pribadi
oleh karena itu etika disebut juga disciplinary rules.
C. Konsep Busana
Busana adalah sinonim dari kata “pakaian” yang menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai “pakaian” atau “perhiasan”, serta
diartikan pula sebagai pelindung dari cuaca panas dingin.20
Adapun yang
dimaksud dengan busana ini sendiri dapat didefinisikan sebagai segala
sesuatu yang kita pakai dari kepala sampai ujung kaki, dalam hal ini
termasuk:
1. Semua benda yang melekat di badan, seperti baju, celana, sarung, dan kain
panjang.
2. Semua benda yang melengkapi pakaian yang berguna bagi si pemakai,
seperti selendang, topi, sarung tangan, dan ikat pinggang.
3. Semua benda dan gunanya menambah keindahan bagi si pemakai, seperti
hiasan rambut, giwang, kalung, bros, gelang, dan cincin yang bisa
dikenal sebagai accesoris.21
20
Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai
Pustaka, 1988),h.862 21
Nina Sutiretna, et. Al, Anggun Berjilbab, (Bandung:Mizan Pustaka, 1995), cet. Ke-
1.h.27-28
23
Sedangkan busana muslimah merupakaian pakaian taqwa yang
terkandung di dalam kaidah Islam yang berfungsi untuk menutup aurat, surat
A‟Araf Ayat 26 :
“Hai anak-anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkn
kepadamu pakian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk
perhiasan dan pakian takwa. Itulah yang paling baik yang demikian itu
adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka
selalu ingat”
Penjelasan di atas tidak hanya busana yang menutupi badan, akan
tetapi busana yang menutup aurat. Aurat dalam istilah syari‟at diartikan
sebagai bagian tubuh yang wajib ditutupi.22
Islam telah menetapkan aurat
perempuan keseluruhan anggota badan kecuali wajah dan kedua telapak
tangan, dimana kita diperintahkan
Pada badan-badan wanita Allah telah memberikan kekhususan-
kekhususan yang membedakannya dari laki-laki dan meletakkan pada setiap
tempat dari badannya fitnah yang khas. Setiap bagian-bagian badan wanita
mempunyai keindahan yang khas, godaannya yang khusus dan pengaruhnya
yang khusus pula. Untuk itu Islam mengajarkan muslimah mengenakan
pakaian menutup aurat sehingga tidak menimpulkan fitnah dan kejahatan.23
22
M. Quraisy Shihab, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah, (Jakarta: Lentera Hati, 2004).
h.42 23
Abu Syuqqah, Busana Dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur’an Dan Hadist,
(Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-3,h. 21
24
Islam sangat mengistimewakan kaum wanita, bahkan menyebutnya sebagai
“perhiasan terindah”. Seorang wanita shaliha ibarat sebuah mutiara yang
tersimpan baik karena selalu menjaga diri dari kehormatannya.
Sejak awal dikenal, busana lebih berfungsi sebagai penutup tubuh,
tetapi sekarang fungsi busana meluas sebagai pernyataan lambang status
pemakainya. Seorang muslimah yang telah mengenakan jilbab, jelas
menunjukan identitas terhadap ajaran agama yang dianutnya.
1. Busana Ketat
Pakaian ketat yang menampakkan lekuk tubuh dan bagian-bagian
menggoda dari tubuh wanita hukumnya haram, sebab
menimbulkan fitnah (godaan). Dalam riwayat lain Rasulullah
bahkan memerintahkan kita untuk melaknat wanita-wanita seperti
itu.24
Memakai pakaian ketat sangat diharamkan dalam syari‟at,
dan hal ini menunjukkan bahwa syari‟at Islam benar-benar
sempurna untuk diterapkan kapan saja dan di mana saja. Tak ada
satu pun dari aturannya melainkan demi kemaslahatan manusia.
2. Busana Transparan
Busana yang dipakai wanita muslimah menutup apa yang
dibaliknya. Maksudnya tidak tipis menerawang sehingga warna
kulitnya dapat terlihat dari luar. Istilah menutup tidak akan
terwujud kecuali dengan kain yang tebal. Jika tipis maka akan
24
Departemen Ilmiah Darul Wathan, Etika Seorang Muslim(Jakarta:Darul Haq,2008) h, 66
25
semakin memancing fitnah (godaan) dan berarti menampakkan
perhiasan.25
3. Busana pendek diatas pinggul
Diwajibkan bagi wanita muslimah untuk memanjangkan
pakaiannya. Wanita yang berpakaian mini baik tampak bagian
atasnya saja, seperti rambut, leher, bagian dada, lengan, dan
semisalnya, lebih parah lagi yang tampak bagian antara dada dan
lutut; dan lebih parah lagi tampak bagian kehormatannya; maupun
tampak bagian bawahnya, seperti kaki, betis, atau pahanya.26
D. Etika Berpakaian dalam Islam
Islam mengatur mengenai etika berpakaian adalah dengan menutup aurat.
Hijab salah satu bentuk model pakaian yang dapat menutup aurat yang
ditawarkan. Kata hijab berasal dari kata hajaba, yang berarti tersembunyi dari
penglihatan.27
Selain itu berarti al-satr, suatu benda yang menjadi sekat bagi
benda yang lain.28
Aurat laki-laki adalah antara pusar samai lutut sedangkan bagi
perempuan seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan, oleh
karena itu seorang wanita harus menutup tubuhnya sesuai dengan Al-Qur‟an
Surat An-Nur ayat 31 :
25
Shodiq Burhan, Engkau Lebih Cantik Dengan Jilbab, (Solo: Samudra, 2006) h, 107 26
Engkau Lebih Cantik Dengan Jilbab, (Solo: Samudra, 2006) h, 108 27
Munir Subarman, Akhlak Tasawuf Wanita Islam dan Gaya Hidup Modern ,(Bandung,
Fakutas Tarbiyah IAIN SGD: 1994) h, 16-18 28
Fatimah Mernisi, Wanita di dalam Islam,( Bandung: Pustaka, 1991) h. 118
26
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka
menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan
hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah
Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak
yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka
memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman
supaya kamu beruntung”. (Q.S. An-Nur: 30-31)
Ayat tersebut mengandung maksud mendidik kaum wanita muslimah
agar mengenakan busana luar yang modelnya sesuai dengan adat kesopanan
masyarkat setempat, sehingga tidak menjadi gunjingan masyarakat. Seorang
wanita yang akan keluar dari rumahnya, dan berinteraksi dengan pria yang
27
bukan mahram, maka ia harus memperhatikan sopan santun dan tata cara
busana yang dikenakan haruslah memenuhi beberapa syarat :
a. Tidak menutupi aurat wanita di hadapan selain suami dan muhrim.
b. Ketat dan transparan.
c. Menggundang hasrat seksual selain suami.
d. Memancing aksi kejahatan.
e. Ghasab (milik orang yang tidak rea digunakan) dan bukan dari harta
haram.
f. Memberi kesan meniru kaum pria menurut „urf (pandangan umum
masyarakat sekitar).
g. Memberi kesan meniru dan menyebarkan budaya yang merugikan Islam.
h. Syuhrah (sensasional), menarik perhatian baik dari sisi warna atau model
busana.29
Islam mengajarkan etika berbusana yang menutup aurat tidak lain demi
perlindungan pengguna (terutama kaum hawa). Dengan demikian harkat dan
martabat kaum wanita akan terlindungi, kalau tidak ingin direndahkan maka
hargailah diri sendiri.
E. Ketentuan Umum Kode Etik
Dalam Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini yang
dimaksud dengan:
1. Kode etik adalah aturan yang mengatur sikap, perkataan, perbuatan,
pakaian dan penampilan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
29
Muhsin Labib, Fikih Lifestyle, (Jakarta: Tinta Publisher, 2011),h.48
28
2. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah anggota
masyarakat yang terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti
proses pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
3. Rektor adalah pimpinan tertinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
4. Pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Rektor,
Pembantu Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Administrasi
Umum, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu
Rektor Bidang Pengembangan Lembaga dan Kepala-kepala Biro;
5. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di fakultas yang terdiri
dari Dekan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan
Bidang Administrasi Umum, dan Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan;
6. Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbu-iatan,
pakaian dan penampilan yang bertentangan dengan kode etik
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diketahui pada saat
atau, setelah melakukan berdasarkan laporan danatau pengaduan
keluarga besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atau masyarakat;
7. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka
mencari dan menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi
tentang ada atau tidaknya pelanggaran terhadap kode etik mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
8. Tindakan disiplin adalah penetapan sanksi yang dikenakan kepada
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilakukan oleh
Pimpinan, Kepala danSatuan Pengamanan, Dosen atau Karyawan
terkait;
29
9. Sanksi adalah hukuman yang ditetapkan sebagai akibat hukum atas
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh mahasiswa.
10. Pembelaan adalah upaya mahasiswa untuk mengajukan alasan-alasan;
saksi- saksi yang meringankan dan/atau membebaskannya dari sanksi.
11. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa untuk meninjau kembali
terhadap keputusan yang ditetapkan oleh Dekan atau Rektor;
12. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik mahasiswa yang terkena
tuduhan melanggar peraturan kode etik ini atau telah dijatuhi
hukuman/sanksi, tetapi dalam pembelaan ternyata yang bersangkutan
terbukti tidak bersalah atau melanggar.30
Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta
Busana perkuliahan, acara-acara resmi dan masuk ruang kantor bagi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Berpakaian sopan dan rapi, tidak diperbolehkan memakai kaos oblong,
celana atau baju yang sobek;
2. Bersepatu; tidak diperbolehkan memakai sandal dan sejenisnya
3. Mahasiswa tidak dibenarkan berambut panjang (rambut harus rapi) dan
tidak boleh memakai assesoris perempuan, seperti kalung dan atau anting-
anting, gelang, bando, dan jepit rambut.
4. Mahasiswi harus mengenakan busana muslimah sesuai dengan ketentuan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:
a. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan/
tembus pandang
30
Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 319
30
b. Memakai baju yang panjangnya minimal 30 cm dari pinggang ke
bawah.
c. Baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan.
d. Celana atau rok tidak ketat dan atau tipis yang panjangnya sampai
dengan mata kaki.
e. Ketentuan-ketentuan khusus disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-
fakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruandan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan),
5. Mahasiswa harus mengenakan busana sesuai dengan ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:
a. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan
tembus pandang
a. Memakai baju yang panjangnya minimal 20 cm dari pinggang ke
bawah
c. Celana yang panjangnya sampai dengan mata kaki
d. Ketentuan-ketentuan lain disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-
fakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan)
6. Untuk acara-acara resmi lembaga mahasiswa wajib mengenakan jaket
almamater.31
31
Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013, h. 321-322
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, karena
pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah
perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu
pendekatan dalam penelitian untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang
kokoh.1 Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode survey yaitu penelitian yang menggambil sampel dari
suatu populasi yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang utama.
Adapun desain penelitiannya yaitu dengan menggunakan jenis
penelitian deskriptif analisis. Penelitian deskriptif analisis yaitu
menggambarkan secara sistematis, fatual dan akurat mengenai faktor-faktor,
sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. Metode ini bertujuan
untuk menuturkan dan menafsirkan data yang berkenaan dengan fakta,
keadaan, variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan
menyajikan apa adanya.2 Dalam penelitian ini, peneliti berusaha
mengungkapkan dan mendeskripsikan secara faktual, akurat dan sistematis
mengenai respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
tentang berpakaian yang sesuai dengan kode etik.
1 Syamsir Salam dan Jaenal Afipin, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:UIN
JakPress:2006), h, 36 2 M. Sabana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet Ke- 2, h.
89
32
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini bertempat di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Ciputat, Jl. Ir. H. Juanda No 95.
Adapun yang menjadi alasan dan pertimbangan pemilihan lokasi ini adalah :
1. Lokasi penelitian ini cukup strategis, karena berada dalam lingkungan
kampus.
2. Adanya keterbatasan biaya, waktu dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti.
Adapun waktu penelitian penulisan skripsi ini dimulai dari bulan
Februari sampai bulan Juni.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran genelarisasi
peneliti.3 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi seluruh
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terdiri dari jurusan KPI 209
mahasiswi, jurusan jurnalis 130 mahasiswi, jurusan MD 124 mahasiswi,
jurusan Kessos 113 mahasiswi, jurusan BPI 107 mahasiswi, jurusan PMI 31
mahasiswi. Berikut adalah banyaknya populasi penelitian :
Tabel 1. Jumlah Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Tahun Akademik 2016
No Jurusan Jumlah
1 KPI 209
2 Jurnalis 130
3 MD 124
4 Kessos 113
5 BPI 107
6 PMI 31
JUMLAH 714
3 M. Sabana, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) Cet Ke-2 h.
160.
33
Dari tabel 1 diketahui bahwajumlah mahasiswi KPI dari tahun 2013,
2014 dan 2015 berjumlah 209 mahasiswi, dari jurusan jurnalistik
berjumlah 130 mahasiswi, dari jurusan MD 124 mahasiswi, dari jurusan
Kessos 113 mahasiswi, dari jurusan BPI 107 mahasiswi dan dari jurusan
PMI berjumlah 31. Hasil seluruh jumlah mahasisiwi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi tahun 2013, 2014 dan 2015 berjumlah 714
mahasiswi.
Sample adalah sekelompok besar yang merupakan bagian dari populasi
yang akan diteliti.4 Adapun sample yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
mahasiswa yang memiliki kriteria sebagai berikut :
1. Terdiri dari 714 mahasiswi
2. Mahasiswa bergender wanita
Berdasarkan kriteria yang disebutkan ditabel.1, maka penentu sampel
penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan
penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian.5
Penentuan sampel penelitian ini menggunakan rumus sebagai berikut :
n =
Keterangan:
n= jumlah sampel yang dicari
N= jumlah populasi
4 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1994), h. 78. 5 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008) h, 115.
34
E = sifat presisi (10%)
Berdasarkan rumus di atas diperoleh jumlah sampel sebagai
berikut:
= 88
Peneliti mengambil jumlah keseluruhan populasi mahasiswi Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang berjumlah 714 mahasiswi, maka
sampel penelitian ini berjumlah 88 mahasiswi. Berikut adalah banyaknya
sampel yang diambil adalah:
Tabel 2. Jumlah Sampel Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Tahun Akademik 2016
NO Jurusan Banyaknya Sampel
1 KPI 29% x 88 = 26
2 Jurnalistik 18% x 88 = 16
3 MD 17% x 88 = 15
4 Kessos 16% x 88 = 14
5 BPI 15% x 88 = 13
6 PMI 4% x 88 = 4
TOTAL 88
35
D. Variabel Penelitian
Dalam kaitannya dengan penelitian ini varibael yang digunakan adalah
respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap
kode etik berbusana.
E. Definisi Oprasional Variabel Penelitian
1. Aspek kognitif
a. Definisi Oprasional: efek secara pengetahuan, terjadi bila perubahan
pada apa yang diketahui, dipahami, atau persepsi khalayak.
1) Indikator:
(a) Mahasiswi mengetahui tentang penerapan kode etik.
(b) Larangan baju ketat.
(c) Larangan baju tipis/ketat.
(d) Diwajibkan memakai baju panjangnya 30cm.
(e) Diwajibkan menggunakan baju lengan panjang.
(f) Dilarangan celana ketat.
(g) Dilarangan menggunakan celana tipis.
(h) Dilarang menggunakan rok ketat.
(i) Dilarang menggunakan rok tipis
(j) Sanksi yang tidak dikhususkan
(k) Sosialisasi kode etik berpakaian.
(l) Mendapatkan pengetahuan tentang berpakaian yang baik
melalui kode etik berpakaian.
2. Aspek afektif
36
b. Definisi Oprasional: merupakan perasaan yang timbul bila ada
perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak.
1) Indikator:
(a) Mahasiswa setuju dengan kode etik.
(b) Memakai baju tidak ketat.
(c) Ingin memakai baju tidak tipis/transparan.
(d) Panjang baju tidak 30cm.
(e) Akan memakai baju lengan panjang.
(f) Ingin menggunakan celana tidak ketat.
(g) Ingin menggunakan celana yang tidak tipis.
(h) Akan meggunakan rok yang tidak ketat.
(i) Akan menggunakan rok yang tidak tipis.
(j) Tidak terlalu memperhatikan peraturan.
(k) Sosialisasi media tulis.
(l) Mahasiswi termotivasi menggunakan pakaian yang lebih
baik.
3. Aspek psikomotorik (psikomotorik)
1. Definisi operasional: merupakan tingkah laku atau sikap yang
merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang meliputi pola
tindakan, kegiatan, atau kebiasaan perilaku.
1) Indikator
(a) Melakukan seluruh perintah kode etik.
(b) Memakai baju yang tidak ketat.
37
(c) Tidak menggunakan pakian yang tipis/transaran.
(d) Menggunakan pakaian yang minim di bawah 30cm.
(e) Menggunkan baju lengan panjang.
(f) Tidak menggunakan rok yang ketat.
(g) Tidak menggunakan rok yang tipis.
(h) Menggunakan celana yang ketat.
(i) Menggunakan celana tidak tipis.
(j) Cuek terhadap sanksi.
(k) Pelanggaran yang terjadi karena malas membaca kode etik
berpakaian.
(l) Melakukan perubahan secara bertaraf.
F. Sumber Data
Sumber data yang akan digunakan untuk mendapatkan data lapangan
terdiri dari 2 sumber yang diantaranya yaitu:
1. Sumber data primer, yaitu sumber data yang didapati dari para responden
yang akan diteliti dengan cara mengisi kuesioner. Dalam hal ini
responden adalah mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dari semua mahasisiwi yang terdaftar sebagai mahasisiwi
aktif.
2. Sumber data sekunder, yaitu sumber data yang dikumpulkan dari
penelitian kepustakaan untuk membantu dalam mencari konsep ataupun
teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Data sekunder ini
didapatkan dari dokumen-dokumen yang mendukung untuk penelitian ini
38
seperti buku-buku, surat kabar, majalah, catatan, dan dokumentasi
lainnya.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian ini menggunakan dua instrumen, adapun
instrumennya yaitu:
1. Observasi atau pengamatan
Yaitu kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan
pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain telinga, penciuman,
mulut, dan kulit. Oleh karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang
untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindera
mata serta dibantu dengan panca indera lainnya.6 Peneliti mengamati
bagaimana respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi terhadap kode etik berbusana.
2. Angket atau Kuesioner
Yaitu merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan yang disusun
secara sistematis, kemudian dikirim untuk diisi oleh responden. Setelah
diisi, kuesioner dikirim kembali atau dikembalikan ke peneliti.7Peneliti
memberikan beberpa pertanyaan kepada mahasiswi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi berupa kertas untuk dijawab.
3. Dokumentasi
6 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h. 133 7 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, h. 98.
39
Yaitu dengan mengumpulkan data-data mengenai hal-hal yag akan
diteliti, dan juga berhubungan dengan objek penelitian. Hal ini dengan
cara mengumpulkan data melalui buku-buku, internet, dan lain sebaginya.
H. Blue Print
Blueprint adalah sebuah rancangan yang dirumuskan dengan tujuan
memberikan arahan terhadap kegiatan organisasi/ komunitas/ lembaga secara
berkesinambungan sehingga setiap kegiatan memiliki kebersesuaian dengan
tuntutan, tantangan, dan kebutuhan lingkungan sekitar, merupakan suatu
kerangka kerja yang terperinci sebagai landasan dalam pembuatan kebijakan.8
1. Sebelum Validitas
Tabel 3. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik
Berpakaian
No Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un-Favorable Jumlah
1. Mahasisiwi harus
mengenakan busana
buslimah sesuai dengan
ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1, 13 2
2. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
ketat.
2 1
3. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
tipis/transparan.
3 1
4. Memakai baju yang
panjangnya minimal
30cm dari pinggang ke
bawah.
4 1
5. Sanksi terhadap kode
etik berpakaian. 10, 11, 12 3
6. Baju lengan panjang
samapai dengan 5 1
8 S. Arikunto, Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktek.(Jakarta:Rineka Cipta,2002) h, 110
40
pergelangan tangan.
7. Celana tidak ketat. 6 1
8. Celana tidak tipis yang
panjangnya samapai
dengan mata kaki.
7 1
9. Rok tidak ketat. 8 1
10. Rok tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
9 1
Tabel 4 Blue Print Respon AfektifTerhadap Kode Etik Berpakaian
No Kode Etik di Pasal 7 Favorable
Un-
Favorable Jumlah
1. Mahasisiwi harus
mengenakan busana
buslimah sesuai dengan
ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
14,26 2
2. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
ketat.
15 1
3. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
tipis/transparan.
16 1
4. Memakai baju yang
panjangnya minimal
30cm dari pinggang ke
bawah.
17 1
5. Sanksi terhadap kode
etik berpakaian. 23,24,25 3
6. Baju lengan panjang
samapai dengan
pergelangan tangan.
18 1
7. Celana tidak ketat. 19 1
8. Celana tidak tipis yang
panjangnya samapai
dengan mata kaki.
20 1
9. Rok tidak ketat. 21 1
10. Rok tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
22 1
Tabel 5 Blue Print Respon Psikomotorik (Psikomotorik)Terhadap
Kode Etik Berpakaian
No Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un- Jumlah
41
Favorable
1. Mahasisiwi harus
mengenakan busana
buslimah sesuai dengan
ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
27,39 3
2. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
ketat.
28 1
3. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
tipis/transparan.
29 1
4. Memakai baju yang
panjangnya minimal
30cm dari pinggang ke
bawah.
30 1
5. Sanksi terhadap kode
etik berpakaian. 36,37,38 3
6. Baju lengan panjang
samapai dengan
pergelangan tangan.
31 1
7. Celana tidak ketat. 32 1
8. Celana tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
33 1
9. Rok tidak ketat. 34 1
10. Rok tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
35 1
JUMLAH 42
2. Sesudah Validitas
Tabel 6. Blue Print Respon Kognitif Terhadap Kode Etik Berpakaian
No Kode Etik di Pasal 7 Favorable Un-Favorable Jumlah
1. Mahasisiwi harus
mengenakan busana
buslimah sesuai dengan
ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
1, 12 2
2. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
ketat.
2 1
3. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
tipis/transparan.
3 1
42
4. Memakai baju yang
panjangnya minimal
30cm dari pinggang ke
bawah.
4 1
5. Sanksi terhadap kode
etik berpakaian. 10, 11 2
6. Baju lengan panjang
samapai dengan
pergelangan tangan.
5 1
7. Celana tidak ketat. 6 1
8. Celana tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
7 1
9. Rok tidak ketat. 8 1
10. Rok tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
9 1
Tabel 7 Blue Print Respon AfektifTerhadap Kode Etik Berpakaian
No Kode Etik di Pasal 7 Favorable
Un-
Favorable Jumlah
1. Mahasisiwi harus
mengenakan busana
buslimah sesuai dengan
ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
13,24 2
2. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
ketat.
14 1
3. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
tipis/transparan.
15 1
4. Memakai baju yang
panjangnya minimal
30cm dari pinggang ke
bawah.
16 1
5. Sanksi terhadap kode
etik berpakaian. 22,23 2
6. Baju lengan panjang
samapai dengan
pergelangan tangan.
17 1
7. Celana tidak ketat. 18 1
8. Celana tidak tipis yang
panjangnya samapai
dengan mata kaki.
19 1
9. Rok tidak ketat. 20 1
10. Rok tidak tipis yang 21 1
43
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
Tabel 8 Blue Print Respon Psikomotorik (psikomotorik) Terhadap Kode Etik
Berpakaian
No Kode Etik di Pasal 7 Favorable
Un-
Favorable Jumlah
1. Mahasisiwi harus
mengenakan busana
buslimah sesuai dengan
ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
25,36 3
2. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
ketat.
26 1
3. Tidak diperbolehkan
memakai pakaian yang
tipis/transparan.
27 1
4. Memakai baju yang
panjangnya minimal
30cm dari pinggang ke
bawah.
28 1
5. Sanksi terhadap kode
etik berpakaian. 34,35 2
6. Baju lengan panjang
samapai dengan
pergelangan tangan.
29 1
7. Celana tidak ketat. 32 1
8. Celana tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
33 1
9. Rok tidak ketat. 30 1
10. Rok tidak tipis yang
panjangnya sampai
dengan mata kaki.
31 1
JUMLAH 36
I. Instruemen Penelitian
Instrumen atau alat yang digunakan oleh peneliti pada saat penelitian
yaitu berupa angket.
44
J. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau
sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya, instrumen yang kurang valid
berarti memiliki validitas rendah.9 Rumus yang digunakan untuk mengukur
validitas instrumen dalam penelitian ini adalah Pearson Product Moment.
r =
r = kolerasi Pearson Product Moment
N = banyaknya responden
X = sikap tiap item pertanyaan
Y = skor total responden
XY = skor tiap item pertanyaan dikali skor total resonden
Berdasarkan hasil uji validitas yang telah dilakukan kepada 30 orang
responden, maka diperoleh skor sebesar 0,361 pada taraf segnifikansi sebesar
10% yang artinya apabila kolerasi pada butir-butir pertanyaan positif dan
besarnya mencapai 0,361 ke atas, maka butir-butir pertanyaan tersebut
merupakan kontrak yang kuat.10
Jadi berdasarkan analisis butir-butir
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki
validitas kontruksi yang baik. Uji coba penelitian ini menggunakan program
SPSS dengan melihat valid tidaknya dilihat dari tanda (*) dan (**) yang
menunjukan butir pertanyaan valid.
9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2010) ,h. 211. 10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2002) Edisi Revisi, h. 328.
45
K. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian yang menunjukan sejauhmana alat
ukur dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua
kali untuk mngukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relative konsisten, maka alat tersebut reable.11
Instrumen dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam
waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan realibel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pertanyaan dan konsisten meskipun diuji
berkalikali.
Dalam menghitung reliabilitas, peneliti memasukan data yang ada ke
dalam program SPSS pada komputer sehingga muncul angka-angka yang
merupakan hasil dari uji realibilitas tersebut. Instrumen untuk mengukur
masing-masing variabel dikatakan realibel jika memiliki Cronbach
Alpha>0,6012
L. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Dari hasil uji validitas dan realibilitas angket telah ditemukan jumlah
butir-butir pernyataan valid cronbach’s alpha sebesar 0,904. Selanjutnya pada
uji instrumen tersebut penulis menggunakan software SPSS 20 for windows
release.
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h. 96. 12
Husein Umar, Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka, 2000), h. 135.
46
M. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan peneliti dalam penelitan ini adalah
metode deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan respon mahasiswi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian.
Untuk menggambarkan respon mahasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi dilakukan dengan cara skala liker, yaitu mengembangkan
prosedur pengukuran dengan skala. Adapun skala likert ini menggunakan
lima katagori penilaian yang masing-masing katagori tersebut diberi bobot
dinilai atau skor.
Tabel 9. Skala Likert Positif
Katagori Singkatan Skor
Sangat Setuju S 5
Setuju S 4
Ragu-ragu/netral CS 3
Tidak Setuju TS 2
Tidak Sangat Setuju STS 1
Tabel 10. Skala Likert Negatif
Katagori Singkatan Skor
Sangat Setuju S 1
Setuju S 2
Ragu-ragu/netral CS 3
Tidak Setuju TS 4
Tidak Sangat Setuju STS 5
Keuntungan pengunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat
pelaksaan yaitu adanya keragaman skor (Variability Of Scorer) sebagai akibat
penggunaan skala 1-5 dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar
pertanyaan, memungkinkan responden (mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi) mengekspresikan tingkat pendapat mereka dalam
merespon kode etik berbusana yang telah disampaikan oleh Fakultas Ilmu
47
Dakwah dan Ilmu Komunikasi . Dari segi pandangan statistik, skala dengan
lima tingkata (1-5) lebih tinggi kendalanya dibandingkan dengan dua
tingkatan yaitu antara’YA’ atau “TIDAK”.
Skala ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka –angka
tersebut mengandung pengertian tingkatan, ukuran ordinal digunakan
mengurutkan objek data terendah samapi tertinggi atau sebaliknya. Skala
ordinal hanylah memberikan nilai urutan atau rangking dan tidak
menggabarkan nilai absolut.13
Selanjutnya data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner,
dimana hasil analisisnya akan dipersentasikan dalam tabel analisis
berdasarkan variabel-variabel terpengaruh.
Penelitian deskriptif ini menggunakan pertanyataan secara terstruktur
atau sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang
diperoleh penulis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu
metode analisis yang dilakukan dengan cara menggumpulkan, mengolah,
menyajikan, dan menganalisis data berwujud angka. Analisis ini meliputi
perhitungan skoring, perhitungan mean (menghitung rata-rata), standar
deviasi dan chi-square.
Dalam melakukan perhitungan data hasil angket, digunakan pengujian
dengan perhitungan melalui mean yaitu menghitung rata-rata, dan standar
deviasi. Berikut rumusannya:
1. Menghitung Rata-Rata Mean
13
Ameia Saraswati, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan”,
(Sripsi s! Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2006) h. 52
48
Mean adalah merupakan nilai rata-rata dari beberapa data. Mean
ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan seuruh nilai dari data
yang ada kemudian dibagi dengan banyaknya data.
Rumus : x =
Keterangan :
x= rata-rata
xi=pegamatan
Fi= jumlah pengamatan
2. Standar Deviasi
Standar deviasi sering disebut dengan simpangan baku yaitu suatu
ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata.
Rumus Standar Deviasi (SD) :14
SD =
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
= Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat
N = Jumlah individu
3. Mengkatagorikan hasil yang di dapat.
Jika tinggi (T) = + SD atau hasil yang di dapat berada di atas
standar deviasi.
Jika Sedang (S) = atau hasil yang di dapat berada di antara
standar nilai tinggi dan rendah dari Standar deviasi.
14
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h.179
49
Jika Rendah (R) = – SD atau hasil yang di dapat berada di
bawah standar deviasi.
4. Chi Kuadrat
Analisis Chi-Kuadrat digunakan untuk menentukan apakah
terdapat hubungan dari objek penelitian yaitu antara asal sekolah dan
jurusan dengan katagori skala Kognitif, Afektif dan Psikomotorik.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan sikap atau
pengetahuan mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
terhadap kode etik berpakaian di Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta maka peneliti menggunakan rumus Chi
Kuadrat.15
Rumus Chi Square :
═
Fo ═ Frekuensi observasi
Fh ═ Frekuensi harapan16
Dalam prateknya penulis menggunakan bantuan sofware SPSS
20 for windows untuk mendapatkan hasil yang akan dianalisis.
N. Teknik Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini mengacu
kepada buku pedoman penulisan karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) Cet
ke-I. Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
15
Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Penerbit Tasito, 2002) h, 273. 16
Zainal Mustafa, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi,(Yogyakarta:Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2005) Cet ke 2, h, 98
50
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Konsep Kode Etik
KONSEP KODE ETIK MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1. Tujuan :
a. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsunya proses belajar
mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Terpeliharanya harkat, martabat, dan kebiawaan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai perguruan tinggi Islam
c. Menjadikan sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai sarjana
muslim yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, professional, dan
berintegrasi tinggi
2. Isi Kode Etik :
Kode etik mahasiswa terdiri atas sambutan Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan, tiga belas bab, dan lima puluh satu pasal. Kode
etik mahasiswa dilengkapi dengan SOP pemberian sanksi kode etik
Mahasiswa.
Sambutan Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan : berisi latar
belakang, pokok pikiran dari kode etik mahasiswa :
Bab 1 : Ketentuan Umum
Bab 2 : Maksud dan Tujuan
Bab 3 : Hak dan Kewajiban
51
Bab 4 : Jenis Tindakan disiplin dan sanksi
Bab 5 : Pelaksanaan tindakan disiplin
Bab 6 : Jenis Pelanggaran
Bab 7 : Bentuk-bentuk sanksi
Bab 8 : Tahap pemberian sanksi
Bab 9 : Pembelaan
Bab 10 : Keberatan
Bab 11 : Pengawasan terhadap pelaksanaa kode etik mahasiswa
Bab 12 : Rehabilitas
Bab 13 : Penutup1
B. UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta
Degan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031
tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Upacara peresmian dilakukan oleh wakil
Presiden Republik Indonsia Hamzah Haz pada tanggal 8 Juni 2002 bersamaan
denagn upacara Dies Natalis ke-45 (Lustrum ke-9) serta pemancang tiang
pertama pembangunan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana
Islamic Development Bank (IDB).
Saat ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menambahkan Fakultas baru
yaitu Fakultas kedokteran dan Ilmu Kesehatan (Program Studi Kesehatan
Masyarakat) berdasarkan surat keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor
1338/D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April 2004 tentang ijin
penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1) dan keputusan
1 http://dokumen.tips/documents/konsep-kode-etik-mahasiswa-uin-syarif-hidayatullah-
jakarta.html diakses tanggal 26 Juni 2016
52
Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam tentang izinpenyelenggaraan
Program studi kesehatan Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004
tanggal 19 Mei 2004. Mulai tahun akademik 2009/2010 tiga program studi,
Pemikiran Politik Islam dan Sosiologi Agama dari Fakultas Usuluddin dan
Filsafat, dan Ilmu Hubungan Internasional dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial, bergabung dalam Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.
Sebagai bentuk reintegrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak
tahun akademik 2002/2003 samapi saat ini menetapkan nama-nama fakultas
sebagai berikut :
1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
2. Fakultas Adab dan Humaniora.
3. Fakultas Ushuluddin.
4. Fakultas Syariah dan Hukum.
5. Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi.
6. Fakultas dirasat Islamiyah.
7. Fakultas Psikologi.
8. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
9. Fakultas Sains dan Teknologi
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan.
11. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
12. Fakultas Pascasarjana.
Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta terus
berupaya menyiapkan peserta didiknya menjadi anggota masyarakat yang
53
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapay menerapkan,
menggembangkan, dan menciptakan ilmupengetahuan keagamaan dan ilmu-
ilmu terkait lainnya dalam arti yang seluas-luasnya.
C. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM)
1. Sejarah Berdirinya FIDKOM
Sebelum berdirinya sebagai fakultas, fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi mulanya adalah sebuah jurusan di Fakultas Ushuluddin.
Setelah menginduk kurang lebih 25 tahun, maka pada tahun 1989 Jurusan
Dakwah memisahkan diri dan mandiri sebagai sebuah fakultas. Pada saat
berdiri, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi memiliki dua jurusan
: Jurusan Komunikasi Penyiaran Isalam dan Jurusan Bimbingan
Penyuluhan Islam.
Pada tahun akademik 1997-1998, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi membuka Jurusan Manajemen Dakwah (MD) . Setahun
kemudian tepatnya tahun akademik 1998-1999, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi membuka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI).
Semakin besarnya tuntutan kebutuhan terhadap sarjana-sarjana
Muslim yang memiliki kemampuan dalam menangani masalah-masalah
sosail maka pada tahun akademik 2003-2004, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi membuka Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) di
bawah jurusan PMI. Pada tahun akademik 2003-2005, sejalan dengan
semakin besarnya minat calon mahasiswa KPI khususnya untuk bidang
komunikasi dan media massa, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
54
Komunikasi membuka Konsentrasi Jurnalistik yang berada di bwah
jurusan KPI.
Dari namanya sudah jelas bahwa Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi bertugas menghasilkan ahli-ahli dakwah yang kompeten dan
siap mengabdi kepada masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada
khususnya. Fakultas ini berusaha mengembangkan ilmu dakwah dan
menerapkannya dalam konteks tempat dan zaman. Jurusan di Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah banyak melahirkan alumni yang
diakui kapabilitas dan reputasinya di tengah masyarakat.2
2. Visi dan Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah
:”Menjadikan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pusat
keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, penggembangan masyarakat
Islam, dan komunikasi kontemporer”.
Misi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah :
a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang berkualitas.
b) Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka pengembangan
ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublisnya, baik nasional,
regional, maupun internasional.
c) Melakukan pengabdian kepada masyarakat secara konsisten dan
berkesinambungan dalam rangka mengamalkan ilmu dakwah dan ilmu
komunikasi.
d) Menggembangkan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa.
2 Info Fakultas, diakses 9 Maret 2016, dari www.uinjkt.ac.id
55
e) Melakukan secara aktif kerjasama yang produktif dengan lembaga dan
instansi terkait, baik dalam maupun luar negri untuk kpentingan
pengembangan dakwah dan masyarakat Islam.
f) Melakukan pembinaan akhlak mulia, kreatifitas, dan life skill
mahasiswa agar dapat menjadi teladan dan berprestasi ditengah
masyarakat.
g) Menjalin silatulrahmi secara intesf dengan alumni dan wali mhasiswa
untuk membangun kejayaan fakultas.
3. Sejarah Singkat Jurusan KPI
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) atau yang biasa juga
disebut Program studi KPI merupakan salah satu dari enam jurusan yang
berada pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Awal mula jurusan KPI bernama Jurusan Penerangan dan Penyiaran
Agama (PPA) dan pertama kali dibuka pada tahun akademik 1990/1991.
Jurusan PPA merupakan jurusan yang mengiringi dibukanya Fakultas
Dakwah di lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fakultas Dakwah adalah fakultas yang merupakan pengembanga diri
dari Jurusan Dakwah pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah
yang mengacu kepada rencana kemajuan dan kebutuhan IAIN ke depan. Hal
demikian juga merupakan konsekuensi dari terbitnya Surat Keputusan
Presiden RI. Nomer 9 tahun 1987 tanggal 22 April 1987 yang menyatakan,
bahwa pada 14 tempat IAIN yang ada di Indonesia, yang memiliki Fakultas
Dakwah berada pada 9 tempat, yaitu : IAIN Sunan Kalijogo di Jogjakarta,
56
Syarif Hidayatullah di Jakarta, Raniry di Banda Aceh, Antasari di
Banjarmasin, Sunan Ampel di Surabaya, Alauddin di Ujung Padang, Imam
Bonjol di Padang dan Wali Songo di Semarang.
Selanjutnay berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam tentang penyelenggaraan jurusan dan program
studi IAIN Syarif Hidayatullah No. E/48/1999, Fakultas Dakwah memiliki 4
jurusan, yaitu : KPI, BPI, MD, dan PMI. Serta program ektensi.3
4. Visi dan Misi KPI
Visi dari jurusan KPI adalah menjadikan Jurusan/Program Studi
KPI unggul, berdaya saing tinggi dan terdapat dalam keilmuan, keislaman,
dan keterampilan bidang komunikasi dan penyiaran Islam melalui lisan,
tulisan maupun media masa pada tahun 2015. Sedangkan Misi dari
Jurusan KPI adalah :
a) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran Islam.
b) Melaksanakan penelitian dalam bidang ilmu komunikasi dan
penyiaran Islam.
c) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka
mengamalkan ilmu komunikasi dan penyiaran Islam.
d) Menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga yang terkait dengan
aktivitas komunikasi dan penyiaran Islam, baik lembaga negeri
ataupun swasta.
3 http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id?index.php?sejarah, diakses pada 9 Maret 2016
57
e) Mengintegrasikan keilmuan agama dan keilmuan komunikasi.4
5. Tujuan dan Sasaran
Tujuan Jurusan KPI adalah :
a) Menyiapkan peserta didik memiliki ilmu komunikasi dan
penyiaran Islam serta terampil berkomunikasi dan berdakwah
secara professional, baik melalui lisan, tulisan ataupun dengan
menggunakan media massa.
b) Menyiapkan peserta didik memahami dasar-dasar metedologi
penelitia dan mampu melakukan penelitian dalam bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran Islam guna mengembangkan bidang
keilmuan dan bertindak sebagai sarjana komunikasi da
penyiaran Islam.
c) Menyiapkan peserta didik memahami masalah-masalah
keagamaan dan kemasyarakatan dan mampu melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat sebagai bentuk aplikasi
keilmuan yang diperoleh dalam perkuliahan.
d) Menyiapkan peserta didik memahami asas-asas pengelolahan
komunikasi dan penyiaran melalui media tradisional,
konvensional ataupun modern dan memiliki keahlian teoritis dan
praktis untuk dapat dipergunakan dalam kompetensi dan
kompetisi di dunia kerja serta mampu memangku jabatan-jabatan
sesuai dengan bidang keahliannya.
4 http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi
58
e) Menyiapkan peserta didik yang berkepribadian islami yang dapat
menjadi tauladan dalam kehdupan yang bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Sasaran Jurusan KPI :
1) Peserta didik memiliki pengetahuan, kepahaman, dan
kemampuan teoritis dan praktis dalam bidang ilmu
komunikasi dan penyiaran islam secara lisan, tulisan
ataupun menggunakan media massa.
2) Peserta didik memahami metodologi penelitian dan dapat
melakukan penelitian dalam bidang komunikasi dan
penyiaran Islam sebagai kontribusi terhadap pengembangan
keilmuan, kemasyarakatan ataupun kenegaraan.
3) Pesera didik dapat melakukan pengabdian kepada masyarakat
dalam masalah-masalah keagamaan dan kemasyarakatan
sebagai sumbangsih untuk membangun peradaban
masyarakat, bangsa dan negara.
4) Peserta didik menjadi sarjana yang kompeten secara teoritis
dan praktis dalam bidang komunikasi dan penyiaran serta
mampu berkompetisi dalam mengisi lapangan kerja ataupun
menciptakan lapangan kerja baru serta mampu memangku
jabatan-jabatan sesuai dengan keahliannya.5
5 http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/tujuan-dan-saran
59
6. Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Jurusan ini bertujuan menyiapkan ilmuawan dakwah yag bermoral
tinggi serta memiliki keterampilan dalam memberikan bimbingan dan
konseling agama Islam baik dalam keluarga maupun masyarakat Muslim
secara profesional.
7. Jurusan Managemen Dakwah (MD)
Jurusan Managemen Dakwah bertujuan menyiapkan ilmuan
dakwah yang bermoral tinggi serta memiliki keterampilan sebagai
manajer dalam mengelola lembaga-lembaga dakwah dan kemsyarakatan
dengan pendekatan manajemen secara profesional.
8. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)
Jurusan ini bertujuan menyiapkan ilmuan dakwah yang bermoral
tinggi serta memiliki keterampilan sebagai pekerja sosial (social worker )
dan pengembangan komunitas ( commonity development ) dalam
mendorong pertumbuhan keluarga dan masyarakat secara profesional.
9. Konsentrasi Jurnalistik
Sejarah Konsentrasi Jurnalistik tidak dapat dipisahkan dari Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Secara legal, Konsentrasi Jurnalistik
berada di bawah Jurusan KPI. Pembukaan Konsentrasi Jurnalistik tidak
dapat dilepaskan dari suasna kebebasan pers di Indonesia setelah
reformasi politik. Oleh karena itu, sejalan dengan cita-cita UIN untuk
integrasi ilmu, Konsentrasi Jurnalistik ingin mengmebangkan sebuah
model jurnalistik Islami.
60
Dengan itu, Konsentrasi Jurnalistik bertujuan untuk mencetak para
sarjana muslim yang ahli dalam bidang kewartawanan, baik di media
cetak maupun elektronik.
10. Konsentrasi Kesejahteraan Sosial
Pembukaan Konsentrasi Kesejahteraan Sosial (Kessos) merupakan
buah kerjasaa Departemen Agama, UIN Jakarta dan Yogyakarta CIDA
(Canadian Internasional Developmen Agency), dan Universitas Mc Gill
Kanada dalam proyek IISEP (IAIN Inonesia Social Equity Project).
Konsentrasi Kessos dibuka sejak tahun 2012 di bawah jurusan PMI.
Jurusan Kessos bertujuan guna mencetak sarjana ilmu sosial yang ahli
dalam bidang kesejahteraan sosial serta mampu mengintegrasikan teori-
teori kesejahteraan sosial.
D. Struktur Organisasi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
1. Senat Fakultas
a. Dekan = Dr. Arief Subhan, M. Ag.
b. Wadek. Bid Akademik = Dr. Suprapto, M.Ed. Ph. D
c. Wadek. Bid. Adkum = Dr. Raudhonah, M. Ag
d. Wadek. Bid. Kemahasiswaan = Dr. Suhaimi, M. Si.
e. Kabag TU = Dra. Happy Hayati
f. Kaur Perpustakaan = - Yarma, S. IP
- Nuryadi Fasah
g. Kasubag Akademik = - Helmi Halimatul U, M. Si
Kemahasiswaan dan alumni - Saprudin S. Pd
61
- Saniman, S. Ag. M. Ag
- Ahmad Fatoni, S. Sos. I
- Muhammad Y. S.Sos. I
h. Kasubag Perencanaan = - Dra. Suasnir, M. Si
Akutansi dan Keuangan - Khamisah
- Anna Izzatul Hasna, SE
- Muchlas Noor H. S. Sos. I
i. Kasubag Adminitrsi Umum = - Sundus Nuzulia, M. Si
- Junaedah
- Warti
- Suarman
- Aminah
- Edi Jajang
- Doni
- Saleh
- Azizah
- Agus Priaji
- Arief Saputra
- Ahmad A
- Andika
j. Ketua Gugus Jaminan Mutu = Ahmad Zaki, M. Si
k. Kaprodi KPI = Drs. Masran, M. Ag
Sekprodi = Fita Faturrokhmah, M. Si
l. Kaprodi BPI = Dra. Rini Laili P. M. Si
62
Sekprodi BPI = Ir. Noor Bekti N. Se
m. Kaprodi MD = Drs. Cecep C, MA
Sekprodi MD = Drs. Sugiharto. MA
n. Kaprodi PMI = Wati Nilasmari, M.Si
Sekprodi PMI = M. Hudri, M. Ag
o. Kaprodi Kesos = Lisma Dwi, M.Si
Sekprodi Kesos = Nunung Khoiryah, MA
p. Kons Jurnalistik = Kholis Ridho, M.Si
Sekkons Jurnalistik = Musfiroh Nurlaili H, MA
q. Kaprodi Mag. KPI = Dr. Sihabuddin N, M. Ag
Sekprodi Mag. KPI = Dr. Rulli Nasrullah, M.Si
63
BAB V
HASIL DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Responden
Dalam penelitian ini, peneliti menyebarkan kuesioner kepada 88
responden yang berisikan 36 butir pertanyaan mengenai respon Mahasiswi
fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap Kode etik berpakaian
di Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dari 88 kuesioner yang telah terkumpul, peneliti mendapatkan data
mengenai identitas responden dan akan mengklasifikasikannya berdasarkan
asal pendidikan dan jurusan, sedangkan jenis kelamin sama, karena semua
responden dalam penelitian ini sama yaitu perempuan.
Tabel 11 Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
NO Jurusan Persentase
1 KPI 29% x 88 = 26
2 Jurnalistik 18% x 88 = 16
3 MD 17% x 88 = 15
4 Kessos 16% x 88 = 14
5 BPI 15% x 88 = 13
6 PMI 4% x 88 = 4
TOTAL 88
Berdasarkan tabel 11, diketahui karakteristik responden berdasarkan
jurusan KPI berjumlah 26 responden, jurusan jurnalistik 16 responden, MD
15 responden, kessos 14 responden, BPI 13 responden dan PMI berjumlah 4
responden.
64
Tabel 12 Karakteristik Responden berdasarkan Asal Sekolah
NO Asal Sekolah Frekuensi
1 PESANTREN 16 Mahasiswi
2 SMA/SMK/MADRASAH 72 Mahasiswi
TOTAL 88
Berdasarkan tabel 12, diketahui karakteristik responden berdasarkan
asal sekolah dari pesantren berjumlah 16 mahasiswi dan dari
SMA/SMK/Madrasah berjumlah 72 mahasiswi.
B. Respon terhadap Kode Etik Berpakaian
Setelah penulis melakukan penelitian di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, penulis menemukan beberpa data yang menjadi temua
lapangan, untuk mengetahui respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada penelitian ini, yang menjadi resondennya yaitu mahasiswi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang berjumlah 88 orang.
Kemudian penulis menyebarkan angket kepada 88 responden mengenai
respon mahasisiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap
Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dari hasil penyebaran angket yang telah terkumpul, penulis akan
menjelaskan analisisnya dalam bentuk tabel yang dialsifikasikan menjadi tiga
bagian yang pertama tentang respo yang meliputi aspek kognitif, ke dua
aspek afektif dan yang terakhir aspek psikomotorik. Penulis akan
mendeskripsikan setiap bagian dari masing-masing tabel tersebut.
Adapun hasil data penelitiannya sebagai berikut :
65
1. Aspek Kognitif
Tabel 13. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dari segi aspek kognitif terhadap kode etik berpakaian
di Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
No Pernyataan SS S CS TS STS Skor Rangking
1
Kode etik
berpakaian
diterapkan di
Universitas
Islam Negeri
Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
90 196 57 2 1 346 4
2
Mahasiswi
dilarang
menggunakan
baju yang ketat.
28 43 14 0 3 357 2
3
Mahasiswi
dilarang
menggunakan
pakaian yang
tipis/transparan.
36 41 8 0 3 371 1
4
Mahasisiwi
diwajibkan menggunakan
baju yang
panjangnya
30cm dari
pinggang ke
bawah yang
sesuai dengan
kode etik.
0 88 0 0 0 352 3
5
Mahasiswi
diwajibkan
menggunakan
baju lengan
panjang hingga
pergelangan
tangan.
14 45 21 8 0 329 8
6
Mahasiswi
dilarang
menggunakan
celana ketat.
16 36 28 5 3 321 9
66
7
Mahasiswi
dilarang
menggunakan
celana tipis yang
panjangnya
sampai dengan
mata kaki.
26 40 13 6 3 344 5
8
Mahasiswi
dilarang
menggunakan
rok yang ketat.
20 37 24 5 2 332 7
9
Mahasiswi
dilarang menggunakan
rok tipis yang
panjangnya
sampai dengan
mata kaki.
23 37 20 7 1 338 6
10
Saya
mengetahui
kode etik
berpakaian
namun sanksi
terhadap kode
etik tidak
dikhususkan
didalam buku
panduan
akademik. ( - )
11 45 23 7 2 208 11
11
Fakultas gagal
dalam
sosialilasi kode
etik berpakaian.
(- )
16 42 22 7 1 199 12
12
Saya
mendapakan
pengetahuan
tentang kode
etik berpakaian
yang baik
melalui kode
etik berpakaian
dikampus.
6 35 29 14 4 289 10
JUMLAH 3786
MEAN 315,5
67
Berdasarkan table 13, rangking penilaian respon mahasiswi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek kognitif, maka
mahasiswi menyetujui kewajiban dan larangan kode etik berpakaian.
Mahasiswi mengetahui apa saja pakaian yang dilarang dan pakaian yang
diwajibkan. Mahasiswi mengetahui dilarang menggunakan pakaian yang
tipis/transparan, baju yang ketat serta diwajibkan menggunakan pakaian
yang panjangnya 30cm dari pinggang.
Mahasiswi mendapatkan tentang berpakaian yang baik melalui
kode etik berpakaian yang dibuat oleh Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Namun mahasiswi tidak mengetahui sanksiyang
dikhususkan untuk kode etik berpakaian di Univeritas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Aspek kognitif, yaitu respon yang timbul setelah adanya
pemahaman terhadap sesuatu yang terkait dengan informasi atau
pengetahuan. Respon ini timbul apabila ada perubahan yang difahami
atau dipersepsi oleh khalayak.
2. Aspek Afektif
Tabel 14. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dari segi aspek afektif terhadap kode etik berpakaian di
Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
No Pernyataan SS S CS TS STS Skor Rangking
1
Saya setuju
dengan adanya
kode etik
berpakaian yang ada di
UIN Syarif
Hidayatullah
Jakarta.
17 47 17 5 2 336
1
68
2
Setelah saya
mengetahui isi
kode etik, saya
ingin
memakai baju
yang tidak
ketat.
8 47 24 7 2 316 7
3
Setelah saya
mengetahui
kode etk
berpakaian
saya
berkeinginan
untuk tidak
memakai
baju yang
tipis/transpar
an.
15 46 23 3 1 335 2
4
Saya merasa
pakaian yang
saya miliki
panjangnya
tidak lebih
30cm dibawah
pinggang. (-)
8 39 18 21 2 234 11
5
Saya akan
memakai baju
lengan
panjang
sampai dengan
pergelangan
tangan sesuai
dengan kode
etik.
7 39 30 11 1 304 9
6
Setelah saya
mengetahui isi
kode etik
berpakaian saya
ingin
menggunakan
celana yang
tidak ketat.
6 46 26 8 2 310 8
7
Saya akan
menggunakan
celana yang
tidak tipis yang
panjangnya
sampai dengan
11 52 17 6 2 328 3
69
mata kaki
setelah saya
mengetahui
kode etik.
8
Saya
berkeinginan
menggunakan
rok yang tidak
ketat setelah
saya
mengetahui
kode etik
berpakaian.
11 50 18 5 4 323 6
9
Saya akan
menggunakan
rok yang tidak
tipis yang
panjangnya
samapai dengan
mata kaki.
14 49 15 7 3 328 4
10
Saya tidak
terlalu
memperhatika
n peraturan
kode etik
berpakaian
dan
sanksinya.(-)
9 30 22 24 3 246 10
11
Sosialisasi
menggunakan
media tulis
saya merasa
belum efektif.
(-)
30 78 42 12 10 172 12
12
Kode etik
dikampus
membuat saya
termotivasi
untuk
berpakaian
yang lebih
baik.
12 39 31 6 0 321 5
JUMLAH 3553
MEAN 296,0
70
Berdasarkan table 14, rangking penilaian respon mahasiwi Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari segi aspek afektif. Mahasiswi
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi menyetujui dengan adanya
kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Mahasiswi juga berkeinginan untuk tidak menggunakan baju yang
tipis/ transparan setelah mengetahui kode etik. Bukan hanya baju saja
mahasiswi juga tidak ingin menggunakan celana yang tidak tipis yang
panjangnya sampai dengan mata kaki.
Aspek afektif, yaitu respon yang timbul karena adanya perubahan
perasaan terhadap sesuatu yang terkait dengan emosi, sikap dan nilai.
Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa saja yang disenangi
khalayak terhadap sesuatu
3. Aspek Psikomotorik
Tabel 15. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi dari segi aspek psikomotorik terhadap kode etik
berpakaian di Uniersitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
No Pernyataan SS S CS TS STS Skor Rangking
1
Setelah saya
melihat kode
etik berpakaian
saya
melakukan
seluruh
perintah kode
etik
berpakaian.
5 26 34 21 2 275 10
2
Saya memakai
baju yang tidak
ketat setalah
saya
mengetahui
kode etik
berpakaian.
5 45 25 12 1 305 6
71
3
Setelah
mengetahui
adanya
larangan
menggunakan
baju yang
tipis/transparan
membuat saya
tidak
menggunakan
pakaian
tipis/transpar
an.
9 43 25 9 2 312 4
4
Saya selalu
menggunakan
pakaian yang
minim (
dibawah 30 cm
dari pinngang )
saat dikampus.
( - )
5 40 26 12 5 236 12
5
Saya
menggunakan baju lengan
panjang
sampai
dengan
pergelangan
tangan.
8 27 35 16 2 287 8
6
Setelah
mengetahui
kode etik
berpakaian,
Saya
menggunakan
rok yang tidak
ketat.
10 48 20 9 1 321 2
7
Saya
menggunakan
rok tidak tipis
sampai dengan
mata kaki
setelah saya
membaca kode
etik
berpakaian.
13 43 20 11 1 320 3
72
8
Meskipun
larangan
menggunakan
celana yang
ketat saya
tetap
menggunakann
nya.(-)
0 25 27 30 6 281 9
9
Setelah
membaca kode
etik
berpakaian,
saya tidak
menggunakan
celana yang
tipis samapai
dengan mata
kaki.
6 43 26 11 2 304 7
10
Saya cuek
terhadap
sanksi dari
pelanggaran
kode etik
berpakaian. (-)
1 16 23 34 14 308 5
11
Sosialisasi
kode etik
dengan
meggunakan
media tulis
membuat saya
malas
membaca sehingga saya
melanggarnya.
(-)
6 22 22 31 7 275 11
12
Saya tertarik
untuk
melakukan
perubahan
bertaraf setelah
saya
mengetahui
kode etik.
14 37 32 4 1 323 1
JUMLAH 3547
MEAN 295,5
73
Aspek psikomotorik atau psikomotorik merupakan tingkah laku
atau sikap yang merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati yang
meliputi pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan perilaku. Hasil data
tentang respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
terhadahap kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, terlihat dari Tabel 15, yaitu setelah mengetahui kode
etik berpakaian mahasiswi tertarik untuk melakukan perubahan berpakaian
secara bertaraf. Mahasisiwi juga tidak menggunakan rok yang
tipis/transparan dan juga tidak menggunakan rok yang ketat lagi setelah
mengetahui kode etik berpakaian yang ada di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi didalam panduan buku akademik Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kemudian hasil dari ketiga data tersebut diatas, yakni data respon
mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek
kognitif, aspek afektif dan asek psikomotorik, maka penulis
membandingkan ketiga data tersebut sebagai berikut :
Tabel 16 Perbandingan Respon Mahasiswi
No Respon Warga Dilihat dari
Aspek Jumlah Skor
Mean
1 Kognitif 3786 315,5
2 Afektif 3553 296,0
3 Psikomotorik (psikomotorik) 3547 295,5
Jumlah 10886
Dari Tabel 16, terlihat bahwa aspek kognitif merupakan nilai
tertinggi dalam jumlah skor 3786 dengan nilai meannya 315,5. Hal ini
74
menandakan bahwa mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi hanya mendapatkan sebatas aspek kognitif atau pengetahuan
saja dibanding dengan aspek lainnya. Namun mahasiswi Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi dari aspek afektif dan psikomotorik
(psikomotorik) seimbang. Jadi dapat disumpulkan bahwa mahasiswi hanya
sekedar mengetahui kode etik. Keinginan dan sikapnya tidak ingin
mengikuti kode etik.
C. Pembahasan Hasil Teori
1. Perhitungan Standart Deviasi
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan oleh penulis, maka
diperoleh data sebagai berikut :
Rumus Standar Deviasi (SD) :1
SD =
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
∑ = Adalah jumlah deviasi dari rata-rata kuadrat
N = Jumlah individu
Tabel 17. Descriptive Statistic
Mean Standart Deviation N
123,70 14,987 88
1 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2008), h.179
75
2. Katorisasi Respon Mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi
Tabel.18. Katagorisasi Respon Mahasiswi
Kategori Nilai Angka Frekuensi Jumlah
(%)
Tinggi + SD ≥ 138,69 14 16%
Sedang
108,71 ≤ ≤ 138,69 33 37 %
Rendah + SD ≤ 108,71 41 47%
Sesuai dengan Tabel 18, maka dapat disimpulkan bahwa kategori
respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap
Kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta ini berada di kategori rendah yaitu nilai frekuensi berjumlah 41
dengan persentase 47%.
3. Analisis Chi Square
Tabel 19. ASAL_SEKOLAH * RESPON Count
RESPON Total
RENDAH SEDANG TINGGI
ASAL_SEKOL
AH
PESANTREN 7 7 2 16
SMA/SMK/MAD
RASAH 34 26 12 72
Total
Persentase
41
47%
33
37%
14
16%
88
Dari Tabel 19, tabulasi silang antara asal sekolah dengan respon.
Berdasarkan tabel diatas diketahui 16 responden yang berasal dari
pesantren diketahui bahwa 2 responden memiliki respon kategori tinggi,
7 responden dengan memiliki respon dengan katagori sedang dan 7
responden yang memiliki respon dengan kategori rendah.
76
Sedangkan berdasarkan asal sekolah dari SMA/SMK/Madrasah
yang memiliki responden sebesar 72 responden diketahui bahwa 12
responden memiliki respon dengan katagori tinggi, 26 responden dengan
memiliki respon katagori sedang,34 responden dengan memiliki rendah
dengan katagori rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden dari asal sekolah memiliki respon rendah dengan jumlah 41
responden dengan persentase 47%
Tabel 20. Chi-Square Asal Sekolah Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square ,380a 2 ,827
Likelihood Ratio ,382 2 ,826
Linear-by-Linear
Association ,001 1 ,973
N of Valid Cases 88
Hipotesis untuk pengujian Tabel 20 ini adalah:
Hipotesis untuk pengujian Tabel.20 ini adalah:
Ho = Tidak ada hubungan antara asal sekolah dengan respon
H1 = Ada hubungan antara asal sekolah dengan skala respon
Pengambilan keputusan :
Berdasarkan perbandingan nilai Chi Square hitung dan Chi Square tabel:
1. Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka Ho diterima
2. Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka Ho ditolak
Berdasakan Probabilitias (prob) :
3. Jika probilitas > 0,05, maka Ho diterima
4. Jika probilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Dari output didapatkan Chi Square Hitung adalah 0,380
77
Sedang Chi Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi Square, α = 0,05
dan df=2. Didapat Chi Squre tabel adalah 5,99
Oleh karena Chi Square Hitung > Chi Square Tabel ( 0,380 < 5,99 ),
maka Ho diterima.
Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa kolom Asymp.Sig
(2-tailed) adalah 0,827 atau probabilitas diatas 0,05 (0,827 > 0,05)
dengan demikian Ho diterima.
Keputusan :
Dengan demikian Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara Asal
Sekolah dengan respon mahasiswi terhadap Kode Etik Berpakaian di
Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 21. JURUSAN * RESPON Count
RESPON Total
RENDAH SEDANG TINGGI
JURUSAN
KPI 14 11 1 26
JURNALISTI
K 3 7 6 16
MD 7 4 4 15
KESSOS 10 3 1 14
BPI 5 7 1 13
PMI 2 1 1 4
Total
Persentase
41
47%
33
37%
14
16%
88
Dari Tabel 21. Diketahui bahwa untuk respon berdasarkan jurusan,
yang memiliki respon denagn kategori tinggi terhadap Kode Etik Berpakaian
di jurusan KPI 1 responden, kategori sedang 11 responden dan kategori
rendah 14 responden. Untuk jurusan jurnalistik memiliki respon dengan
78
kategori tinggi 6 responden, kategori sedang 7 responden dan kategori rendah
3 responden. Jurusan MD memiliki respon dean kategori tinggi berjumlah 4
responden, kategori sedang 4 responden dan kategori rendah 7 responden.
Jurusan Kessos memiliki respon dengan kategori tinggi berjumlah 1
responden, kategori sedang 3 responden dan kategori rendah 10 responden.
Jurusan BPI memiliki respon dengan kategori tinggi 1 responden, kategori
sedang 7 responden dan kategori rendah 5 responden. Jurusan PMI memiliki
respon dengan kategori tinggi 2 responden, kategori sedang 1 responden dan
kategori rendah 1 responden. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar
responden dari jurusan memiliki respon rendah dengan jumlah 41 responden
dengan persentase 47%.
Tabel.22 Chi-Square Jurusan Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 17,451a 10 ,065
Likelihood Ratio 17,937 10 ,056
Linear-by-Linear
Association ,031 1 ,860
N of Valid Cases 88
Hipotesis untuk pengujian Tabel 22 ini adalah:
Ho = Tidak ada hubungan antara asal sekolah dengan respon
H1 = Ada hubungan antara asal sekolah dengan respon
Pengambilan keputusan :
Berdasarkan perbandingan nilai Chi Square hitung dan Chi Square tabel:
1. Jika Chi Square Hitung < Chi Square Tabel, maka Ho diterima
2. Jika Chi Square Hitung > Chi Square Tabel, maka Ho ditolak
Berdasakan Probabilitias (prob) :
79
1. Jika probilitas > 0,05, maka Ho diterima
2. Jika probilitas < 0,05, maka Ho ditolak
Dari output didapatkan Chi Square Hitung adalah 0,380
Sedang Chi Square tabel bisa dihitung pada tabel Chi Square, α = 0,05 dan
df=2. Didapat Chi Squre tabel adalah 18,32
Oleh karena Chi Square Hitung > Chi Square Tabel ( 17,93 < 18,31 ), maka
Ho diterima.
Dengan menggunakan uji probabilitas terlihat bahwa kolom Asymp.Sig (2-
tailed) adalah 0,065 atau probabilitas diatas 0,05 (0,065 > 0,05) dengan
demikian Ho diterima.
Keputusan :
Dengan demikian Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara jurusan dengan
respon mahasiswi terhadap Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif
Hidayatullah Jakarta.
80
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian skripsi yang berjudul respon mahasiswi Fakultas Ilmu
Dakwaah dan Ilmu Komunikasi terhadap kode etik berpakaian di Universita
Syarif Hidayatullah Jakarta, peneliti dapat mengambil keputusan sebagai
berikut:
1. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap Kode Etik
Berpakaian:
Hasil penelitian dari aspek pengetahuan atau kognitif mahasiswi Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam merespon kode etik
berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tergolong tinggi. Hal ini
menjadi bukti bahwa kode etik berpakaian di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta sudah dipahami oleh mahasiswi. Dari aspek
afektifdan psikomotorikhasil yang seimbang sehingga dapat disimpulkan
bahwa mhasisiwi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi hanya
mengetahui kode etik berpakaian, tidak merubah perasaan dan tingkah
laku untuk mengikuti kode etik berpakaian di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta. Tingkat Respon
mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan ilmu Komunikasi terhadap kode
etik berpakaian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
81
tergolong ke dalam kategori rendah frekuensi 41 dengan persentase 47%.
Hal ini disebabkan karena pengaruh dari gaya berbusana lingkungan
sekitar, selain itu hal ini dikarenakan banyak mahasiswi yang meniru
gaya berpakaian yang telah dipakai oleh seniornya. Pelanggaran kode
etik yang dilakukan sudah menjadi budaya di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi. Tak hanya itu saja sanksi yang tidak tegas juga
memengaruhi pelanggaran kode etik yang ada. Seharusnya pimpinan,
dosen dan seluruh staf beserta jajarannya di Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi membuat peraturan kode etik yang harus diikuti
dengan sanksi yang tegas agar mahasiswi tidak lagi melakukan
pelanggaran yang sudah menjadi kebiasaan.
2. Respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi terhadap
Kode Etik Berpakian di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta berdasarkan asal sekolah tidak berpengaruh.
3. Berdasarkan jurusan respon mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tidak
berpengaruh.
B. Saran
Untuk Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi :
1. Agar mahasiswi semakin aktif melihat kode etik berpakaian sebaiknya
menggunakan banner yang menarik. Seperti menggunakan gambar yang
ada modelnya sehingga mahasiswi lebih tertarik untuk membacaya dan
letakan disetiap lantai.
82
Gambar 5 Foto kode etik berpkaian
Gambar 6 Foto kode etik berpkaian
2. Sanksi yang harus ditegaskan untuk pelanggar kode etik.
83
DAFTAR PUSTAKA
Adam, dkk, Etika Profesi. (Jakarta: Gramedia, 20007 )
Alimul,Aziz,Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. (Jakarta:Salemba Medika,
2006)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002) Edisi Revisi.
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif. (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2008).
Departemen Pendidikan dan Budaya, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(Jakarta:Balai Pustaka, 1988)
Echols, John Echols dan Hasan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia.
(Jakarta: Gramedia, 2003)
Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1999)
_______Ilmu, Teori dan Flsaat Komunikasi. (Bandug: PT. Citra Aditya Bakti,
2003, Cet. Ke. 3.
Labib, Muhsin, Fikih Lifestyle. (Jakarta: Tinta Publisher, 2011)
Mernisi,Fatimah, Wanita di dalam Islam. ( Bandung: Pustaka, 1991)
Mufid,Muhammad, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran. (jakarta: Kencana,
2005) cet. Ke-1.
Mustafa, Zainal, Pengantar Statistik Terapan Untuk Ekonomi.
(Yogyakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia, 2005) Cet ke
2
Pedoman Akademik Program Strata 1, Jakarta: 2012-2013
Poerwadarminta, Psikologi Komunikasi. (Jakarta:UT, 1999), Cet. Ke-3.
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002).
Rakhmat, Djaluludin, Psikologi Komunikasi. (Bandung: Remaja Rosda Karya,
1999)
Sabana, M, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. (Bandung: Pustaka Setia, 2005), Cet
Ke- 2, h. 89
84
Salam, syamsir dan Salamdan Jaenal Afipin, Metodologi Penelitian Sosial.
(Jakarta:UIN JakPress:2006)
Saraswati, Ameia, Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan.
(Sripsi s1 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial, Universitas Islam Negeri
Jakarta, 2006)
Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi. (Jakarta, Universitas Terbuka,
2005)
Shahab, Husen, Jilab Menurut Al-Quran dan As-sunnah. (Bandung, Mizan, 1994)
Shihab, M. Quraisy, Jilbab Pakaian Wanita Muslimah. (Jakarta: Lentera Hati,
2004)
Simorangkir, Etika. ( Jakarta: Cipta Manunggal , 2001)
Soenarjo & Djoenarsih S. Soenarjo, Himpunan Istilah Komunikasi. (Yogyakarta:
Liberty 1983)
Sudjana, Metode Statistika. (Bandung: Penerbit Tasito, 2002)
Sukri, Sri Suhanjati, Pemahaman Islam dan Tantangan Keadilan Gander.
(Yogyakarta, Gama Media, 2002)
Sutiretna, Nina Al, Anggun Berjilbab. (Bandung:Mizan Pustaka, 1995)
Suyanto, Agus, Psikologi Umum. (Jakarta, Bumi Aksara, 2004)
Syuqqah,Abu, Busana Dan Perhiasan Wanita Menurut Al-Qur’an Dan Hadist,
(Bandung: Mizan, 1998), cet. Ke-3.
Umar, Husein Research Methods in Finance and Banking, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka, 2000)
Utama, Giri. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2002)
Walgito, Bimo. Psikologi Belajar, (jakarta:Reneka Cipta, 1997),
Winarni. Komunikasi Massa, (Malang: UMM Press, 2003), Cet, Ke 1.
Internet :
http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id?index.php?sejarah
http://kpi-fidkom.uinjkt.ac.id/index.php/visi-dan-misi
http://dokumen.tips/documents/konsep-kode-etik-mahasiswa-uin-syarif-
hidayatullah-jakarta.html
www.uinjkt.ac.id
Assalamualaikum, Wr, Wb.
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir saya mengenai “Respon Mahasiswa
tentang Kode Etik Berpakaian di Universitas Islam Syarif Hidayatullah
Jakarta)”(Survey pada mahasiswa FIDIKOM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”
saya memohon kesediaan anda sebagai responden untuk mengisi angket ini.
Terimakasih atas waktu dan kesediannya dalam mengisi kuesioner ini.
Hany Sabrina Mumtaz Aziz
Komunikasi Penyiaran Islam
11112051000011
Tahun angkatan: ( ) 2013
( ) 2014
( ) 2015
Jurusan : ( ) KPI
( ) Jurnalistik
( ) KESSOS
( ) PMI
PETUNJUK PENGISIAN
1. Bacalah dan perhatikan baik-baik pertanyaan yang tertera pada angket
dibawah ini .
2. Berilah tanda ceklis ( √ ) pada pertanyaan yang tertera pada angket
sesuai dengan pendapat anda pribadi tanpa pengaruh orang lain !
3. Sebelum di kumpulkan pastikan setiap pertanyaan yang tertera dalam
daftar angket tersebut telah anda isi semunya
4. Partisipasi dan kesedian anda mengisi daftar angket ini merupakan
bantuan yang sangat berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan
penelitian ini.
5. SS : Sangat Setuju
S : Setuju
CS : Cukup Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat tidak Setuju
( ) MD
( ) BPI
Asal Pendidikan: ( ) SMA+MADRASAH
( ) MADRASAH+SMA+PESANTREN
( ) PESANTREN
No
Pernyataan
SS S CS TS STS
Kognitif
1. Kode etik berpakaian
diterapksan di Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Mahasiswi dilarang
menggunakan baju yang ketat.
3. Mahasiswi dilarang
menggunakan pakaian yang
tipis/transparan.
4. Mahasiswi diwajibkan
menggunakan baju yang
panjangnya 30cm dari
pinggang ke bawah yang sesuai
dengan kode etik.
5. Mahasiswi diwajibkan
menggunakan baju lengan
panjang hingga pergelangan
tangan.
6. Mahasiswi dilarang
menggunakan celana ketat.
7. Mahasiwi dilarang
menggunakan celana tipis yang
panjangnya sampai dengan mata
kaki.
8. Mahasiswi dilarang
mengguanakan rok ketat.
9.
Mahasiswi dilarang
menggunakan rok tipis yang
panjangnya samai dengan
mata kaki.
No Pernyataan SS S CS TS STS
10. Saya mengerti kode etik namun
sanksi terhadap kode etik tidak
dikhususkan didalam buku
panduan.
11. Fakultas gagal dalam sosialisasi
kode etik berpakaian.
12. Saya mendapatkan
pengetahuan tentang
berpakaian yang baik melalui
kode etik berpakaian dikampus.
NO
Pernyataan
SS S CS TS STS
Afektif
13. Saya setuju dengan adanya
kode etik berpakaian yang ada
di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
14. Setelah saya mengetahui isi
kode etik,saya ingin memakai
baju baju yang tidak ketat.
15. Setelah saya mengetahui isi
kode etik berpakian saya
berkeinginan untuk tidak
memakai baju yang
tipis/transparan.
16. Saya merasa pakaian yang saya
miliki panjangnya tidak lebih
30cm dibawah pinggang.
17. Saya akan memakai baju
lengan panjang sampai dengan
pergelangan tangan sesuai
dengan kode etik.
18. Setelah saya mengetahui isi
kode etik berpakaian saya ingin
menggunakan celana yang
tidak ketat.
19. Saya akan menggunakan
celana yang tidak tipis yang
panjangnya sampai dengan mata
kaki setelah saya mengetahui
kode etik.
No. Pernyataan SS S CS TS STS
20. Saya berkeinginan untuk
menggunakan rok yang tidak
ketat setah saya mengetahui
kode etik berpakaian.
21. Saya akan menggunakan rok
yang tidak tipis yang
panjangnya sampai dengan mata
kaki.
22. Meskipun adanya kode etik
berpakaian namun saya merasa
cuek dengan penampilan saya
karena sanksi lemah.
23. Sosialisasi kode etik dengan
menggunakan media tulis saya
merasa belum efektif. ( - )
24. Kode etik berpakaian dikampus
membuat saya termotivasi
untuk berpakaian yang lebih
baik.
No
Pernyataan
SS S CS TS STS
Konatif
25. Setelah saya melihat kode etik
berpakian saya melakukan
seluruh perintah kode etik
berpakaian.
26. Saya memakai baju yang tidak
ketat setalah saya mengetahui
kode etik berpakaian.
27. Setelah mengetahui adanya
larangan menggunakan pakaian
yang tipis/transparan membuat
saya tidak menggunakan
pakaian tipis/transparan.
28. Saya selalu menggunakan
pakaian yang minim ( dibawah
30 cm dari pinngang ) saat
dikampus.
29. Saya menggunakan baju
lengan panjang sampai
dengan pergelangan tangan.
No. Pernyataan SS S CS TS STS
30. Setelah mengetahui kode etik
berpakaian, saya tidak
menggunakan rok yang ketat
31. Setelah membaca kode etik
berpakaian, saya tidak
menggunakan rok yang tipis
samapai dengan mata kaki.
32. Meskipun dilarang
menggunakan celana yang
ketat saya tetap
menggunakannnya.
33. Saya menggunakan celana
tidak tipis sampai dengan mata
kaki setelah saya membaca kode
etik berpakaian.
34. Saya cuek terhadap sanksi dari
pelangaran kode etik
berpakaian.
35. Sosialisasi kode etik dengan
menggunakan media tulis
membuat saya malas membaca
sehingga saya melanggarnya.
36. Saya tertarik untuk melakukan
perubahan bertaraf setelah
saya mengetahui kode etik.
1
LAMPIRAN KEPUTUSAN REKTOR UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA NOMOR: Un.0l/R/HK.005/l2 /2012 TENTANG KODE ETIK
MAHASISWA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
BABI KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Kode Etik Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini yang
dimaksud dengan:
a. Kode etik adalah aturan yang mengatur sikap, perkataan, perbuatan, pakaian
dan penampilan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
b. Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah anggota masyarakat yang
terdaftar sebagai peserta didik dan sedang mengikuti proses pendidikan di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta;
c. Rektor adalah pimpinan tertinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
d. Pimpinan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari Rektor, Pembantu
Rektor Bidang Akademik, Pembantu Rektor Administrasi Umum, Pembantu
Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan
Lembaga dan Kepala-kepala Biro;
e. Pimpinan Fakultas adalah pimpinan tertinggi di fakultas yang terdiri dari
Dekan, Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang
Administrasi Umum, dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan;
f. Pelanggaran kode etik adalah setiap sikap, perkataan, perbu-iatan, pakaian dan
penampilan yang bertentangan dengan kode etik mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang diketahui pada saat atau, setelah melakukan
berdasarkan laporan danatau pengaduan keluarga besar UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta atau masyarakat;
g. Proses pemeriksaan adalah usaha yang dilakukan dalam rangka mencari dan
menemukan bukti-bukti, keterangan dan informasi tentang ada atau tidaknya
pelanggaran terhadap kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
2
h. Tindakan disiplin adalah penetapan sanksi yang dikenakan kepada mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dilakukan oleh Pimpinan, Kepala
danSatuan Pengamanan, Dosen atau Karyawan terkait;
i. Sanksi adalah hukuman yang ditetapkan sebagai akibat hukum atas
pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh mahasiswa.
j. Pembelaan adalah upaya mahasiswa untuk mengajukan alasan-alasan; saksi-
saksi yang meringankan dan/atau membebaskannya dari sanksi.
k. Keberatan adalah upaya terakhir mahasiswa untuk meninjau kembali terhadap
keputusan yang ditetapkan oleh Dekan atau Rektor;
1. Rehabilitasi adalah pemulihan nama baik mahasiswa yang terkena tuduhan
melanggar peraturan kode etik ini atau telah dijatuhi hukuman/sanksi, tetapi
dalam pembelaan ternyata yang bersangkutan terbukti tidak bersalah atau
melanggar.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud diberlakukannya kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta adalah untuk:
a. Menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam dalam kehidupan di kampi
maupun kehidupan sehari-hari;
b. Menanamkan akhlak mulia (al-akhlaq al-karimah) dalam kehidupan mahsiswa;
c. Memberikan landasan dan panduan kepada mahasiswa dalam bersikai berkata,
dan berperilaku selama studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pasal 3
Tujuan diberlakukannya kode etik mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
Jakarl
adalah:
a. Terciptanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya proses belaj;
mengajar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta;
3
b. Terpeliharanya harkat, martabat, dan kewibawaan UIN Syarif Hidayatulla
Jakarta sebagai Perguruan Tinggi Islam;
c. Menjadikan Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai Sarjana Muslit
yang berakhlak mulia, unggul, kompetitif, profesional, dan berintegrits tinggi.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
1. Mahasiswa UIN Jakarta mempunyai hak antara lain:
a. mendapatkan pelayanan akademik dan administratif yang optimal;
b. menggunakan fasilitas yang tersedia secara bertanggung jawab;
c. mengikuti kegiatan kemahasiswaan;
d. menyampaikan pendapat secara santun, damai, bertanggungjawal: dengan
tetap menghormati hak-hak orang lain;
e. memperoleh penghargaan atas prestasi yang diraihnya.
2. Mahasiswa UIN Jakarta mempunyai kewajiban, antara lain:
a. beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa,
menjunjung tinggi hukum berdasarkan Pancasila, dan Undang-Undang
Dasa 1945;
b. menjunjung tinggi akhlak mulia dengan penuh tanggung jawab;
c. menjaga nama baik, harkat, martabat, dan kewibawaan UIN Jakarta;
d. menjunjung tinggi etika akademik dan mengembangkan etos keilmuar
yaitu: jujur, terbuka, universal, objektif, kritis, bermanfaat untuk kepenl
ingan masyarakat dan bangsa.
e. menjunjung tinggi kebebasan akademik, yaitu memelihara dan mema
jukan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni melalui kajian, penelitian
pembahasan atau penyebarluasan secara bertanggung jawab sesuai aspirasi
keilmuannya dengan dilandasi etika keilmuan tersebut.
4
BAB IV
JENIS TINDAKAN DISIPLIN DAN SANKSI
Pasal 5
Jenis tindakan disiplin yang dapat diterapkan pada setiap pelanggaran kode
etik terdiri atas:
a. Tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan akademik;
b. Tidak berhak memperoleh/mendapatkan pelayanan administrasi, akademik,
dan kemahasiswaan.
Pasal 6
Jenis sanksi yang dapat ditetapkan dalam kode etik ini terdiri atas:
a. Mendapatkan teguran lisan atau tertulis
b. Membayarganti rugi sesuai dengan nilai-nilai kerugian terhadap akibat yang
ditimbulkan dari pelanggaran kode etik ini;
c. Larangan mengikuti semua kegiatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
jangka waktu tertentu/skorsing;
d. Membayar denda dalam jumlah tertentu sesuai dengan berat ringannya
pelanggaran;
e. Dinyatakan gugur atau tidak lulus
f. Dikeluarkan dan atau dicabut gelar dan ijazahnya
BAB V
PELAKSANAAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 7
Busana dan Penampilan Mahasiswa
Busana perkuliahan, acara-acara resmi dan masuk ruang kantor bagi
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah sebagai berikut:
a. Berpakaian sopan dan rapi, tidak diperbolehkan memakai kaos oblong, celana
atau baju yang sobek;
b. Bersepatu; tidak diperbolehkan memakai sandal dan sejenisnya
5
c. Mahasiswa tidak dibenarkan berambut panjang (rambut harus rapi) dan tidak
boleh memakai assesoris perempuan, seperti kalung dan atau anting- anting,
gelang, bando, dan jepit rambut.
d. Mahasiswi harus mengenakan busana muslimah sesuai dengan ketentuan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:
1. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan/
tembus pandang
2. Memakai baju yang panjangnya minimal 30 cm dari pinggang ke bawah
3. Baju lengan panjang sampai dengan pergelangan tangan.
4. Celana atau rok tidak ketat dan atau tipis yang panjangnya sampai dengan
mata kaki.
5. Ketentuan-ketentuan khusus disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-
fakultas tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan),
e. Mahasiswa harus mengenakan busana sesuai dengan ketentuan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:
1. Tidak diperbolehkan memakai pakaian ketat dan atau tipis transparan
tembus pandang
2. Memakai baju yang panjangnya minimal 20 cm dari pinggang ke bawah
3. Celana yang panjangnya sampai dengan mata kaki
4. Ketentuan-ketentuan lain disesuaikan dengan kebijakan Fakultas-fakultas
tertentu (Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan)
f. Untuk acara-acara resmi lembaga mahasiswa wajib mengenakan jaket
almamater.
Pasal 8
Mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak dibenarkan melakukan
perbuatan yang dapat mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban
kampus.
6
Pasal 9
1. Mahasiswa/i yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sesuai dengan
bunyi pasal 7 dan atau pasal 8 di atas dikenakan tindakan disiplin
sebagaimana yang diatur dalam pasal 5;
2. Pemberian tindakan disiplin dilakukan oleh Kepala atau Anggota Satuan
Pengaman, Dosen, atau Karyawan terkait.
BAB VI
JENIS PELANGGARAN
Pasal 10
Setiap mahasiswa/i UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tidak dibenarkan
melaku¬kan perbuatan sebagaimana disebut di bawah ini baik di lingkungan
maupun di
luar lingkungan kampus:
1. Mengucapkan kata-kata tidak sopan, kotor, mengganggu perasaan orang lain,
dan menimbulkan permusuhan.
2. Melanggar standar busana dan penampilan;
3. Mengganggu proses belajar mengajar dan ketertiban kampus;
4. Melakukan fitnah, provokasi, dan agitasi;
5. Berkelahi;
6. Melakukan perusakan;
7. Berjudi;
8. Membawa dan menggunakan senjata tajam dan senjata api;
9. Memiliki, membawa, menyimpan, menyebarkan, memperdagangkan dan atau
mempergunakan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif) atau obat-
obatan terlarang lainnya untuk diri sendiri atau orang lain di
luartujuanpengobatan;
10. Mengkonsumsi minuman keras;
11. Melakukan penipuan;
7
12. Memalsukan tanda tangan, nilai, dan sejenisnya;
13. Melakukan plagiasi;
14. Pencemaran nama baik (orang maupun institusi);
15. Merokok;
16. Melakukan pencurian, termasuk korupsi;
17. Melakukan perampokan;
18. Membawa atau menggunakan bahan peledak;
19. Berkhalwat;
20. Melakukan pergaulan bebas;
21. Melakukan zina;
22. Aborsi ilegal;
23. Pemerkosaan;
24. Membunuh;
25. Melakukan tindakan anarkis;
26. Melakukan teror dan atau terlibat terorisme;
27. Melakukan kekerasan fisik dan atau mental;
28. Terlibat organisasi terlarang;
29. Melakukan kegiatan yang mengganggu ketentraman umum, ketertiban,
kebisingan, kegaduhan, keributan, dan kegiatan lainnya yang mengganggu
perkuliahan, ketertiban, ketentraman umum;
30. Menginap di kampus;
31. Mencoret-coret tombok dan fasilitas kampus lainnya, mengotori dan merusak
kebersihan dan lingkungan;
32. Perbuatan-perbuatan pidana lain yang dilarang oleh peratunan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia dan tenbukti dilakukan dengan putusan
pengadilan.
8
BAB VII
BENTUK-BENTUK SANKSI
Pasal 11
Sanksi terhadap Pelanggaran
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 akan dikenakan sanksi sesuai
dengan tingkat pelanggaran yang dilakukan, dengan rincian sebagaimana diatur
dalam pasal-pasal selanjutnya
Pasal 12
Berkata tidak sopan, kotor, mengganggu perasaan orang lain, dan
menimbulkan permusuhan
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 1 dikenakan sanksi
sebagaima¬na ketentuan pasal 6 huruf a dan atau pasal 5 huruf a dan atau pasal 5
huruf b;
Pasal 13
Melanggar standar busana dan penampilan
Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 2 dikenakan sanksi sebagaimana
keten¬tuan pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.
Pasal 14
Menggangguproses belajar mengajar dan ketertiban kampus
Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 3 dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.
Pasal 15
Fitnah
Pelanggaran terhadap pasal 10 poin 4 dikenakan sanksi sebagaimana
ketentuan pasal 6 huruf c selama jangka waktu satu (1) semester.
Pasal 16
Berkelahi
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 5 dikenakan sanksi
seba¬gaimana ketentuan pasal 6 huruf b yaitu membayar ganti rugi.
9
Pasal 17
Melakukan Pengrusakan
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 6 dikenakan sanksi
sebagaimana ketentuan pasal 6 huruf b sesuai dengan besar nominal kerugian
dan atau pasal 6 huruf c selama jangka waktu maksimal satu (1) semester;
2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 18
Berjudi
Tindakan pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 7 dhkenakan
sanksi sesuai ketentuan pasal 6 huruf c selama jangka waktu maksimal satu (1)
semester.
Pasal 19
Senjata Tajam
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 8 dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan pasal 6 butir c dua (2) semester dan atau membayar ganti
rugi sebagai akibat kerugian yang ditimbulkan;
2. Perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 poin 8 akan ditangani
apabila ada laporan dan atau aduan dari pihak berwajib dan atau pihak
manapun yang disampaikan kepada pimpinan UIN atau Fakultas terkait.
Pasal 20
NAPZA
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 9 dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. Pemakai dikenakan sanksi skorsing dua (2) semester.
b. Pengedar dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan pasal 6 huruf f yaitu
diberhentikan dengan tidak hormat
2. Pimpinan Fakultas yang bersangkutan mengajukan usulan pemberian sanksi
kepada Rektor terhadap mahasiswa yang melakukan perbuatan sebagaimana
tersebut pada pasal 10 poin g.
10
Pasal 21
Minuman Keras
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 10 dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan pasal 6 huruf c satu (1) semester.
Pasal 22
Penipuan
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 11 dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan pasal 6 huruf c dua (2) semester.
Pasal 23
Pemalsuan
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 12 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c dua (2) semester.
Pasal 24
Plagiasi
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 13 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c dua (2) semester,
1. Plagiasi dalam penulisan makalah perkuliahan dikenakan sanksi pasal 6 huruf
e;
2. Plagiasi dalam penulisan karya skripsi, tesis, dan disertasi yang terbukti saat
ujian, dikenakan sanksi pasal 6 huruf e;
3. Plagiasi dalam penulisan karya skripsi, tesis, dan disertasi yang terbukti
setelah yang bersangkutan dinyatakan lulus, dikenakan sanksi pasal 6 huruf e
dan f.
Pasal 25
Pencemaran Nama Baik
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 14 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c selama 1 semester.
11
Pasal 26
Merokok
Pelanggaran atas pasal 10 poin 15 dikenakan sanksi pasal 6 huruf d
membayar denda sebesar Rp. 50.000,- setiap terbukti merokok.
Pasal 27 Mencuri
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 16 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester dan pasal 6 huruf d yaitu
membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan pelanggaran
2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 28
Merampok
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 17 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c selama 4 (empat) semester dan pasal 6 huruf d
yaitu membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan
pelanggaran
Pasal 29
Bahan peledak
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 18 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c selama 4 (Empat) semester dan pasal 6 huruf d yaitu
membayar denda dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan pelanggaran.
Pasal 30
Berkhalwat
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 19 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf a.
Pasal 31
Pergaulan Bebas
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 20 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c selama 3 (tiga) semester.
12
Pasal 32
Berzina
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 21 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf e dan f;
2. Pimpinan Fakultas dapat mengajukan usulan kepada Rektor tentang
pemberian sanksi terhadap mahasiswa yang berzina.
Pasal 33
Aborsi
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 22 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c selama 2 (dua) semester.
Pasal 34
Pemerkosaan
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 23 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf e dan f
2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum
Pasal 35
Membunuh
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 24 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf e dan f;
2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 36
Tindakan Anarkis
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 25 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai keruagian dan atau pasal 6 huruf c
selama jangka waktu maksimal satu (1) semester
13
Pasal 37
Teror
1. Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 26 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf c selama 2 (dua) Semester dan atau pasal 6 huruf e dan
f;
2. Diadukan kepada pihak yang berwajib untuk diproses secara hukum.
Pasal 38
Melakukan Kekerasan Fisik dan Mental
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 27 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c
selama 2 (dua) semester.
Pasal 39
Terlibat Organisasi Terlarang dan atau Aliran Sesat
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 28 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf a dan atau pasal 6 huruf c dan e.
Pasal 40
Mengganggu Ketentraman dan Ketertiban
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 29 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 butir a dan atau 6 huruf c selama 1 (satu) semester.
Pasal 41
Menginap di Kampus
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 30 dikenakan sanksi sesuai
ketentuan pasal 6 huruf a dan atau pasal 5 huruf a dan atau pasal 5 huruf b.
14
Pasal 42
Mencoret-coret Tembok dan Fasilitas Kampus
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 31 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c
selama 2 (dua) semester.
Pasal 43
Perbuatan Pidana Lainnya
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 10 poin 32 dikenakan sanksi sesuai
dengan pasal 6 huruf b sesuai dengan nilai kerugian dan atau pasal 6 huruf c
selama 2 (dua) Semester dan atau pasal 6 huruf e dan f.
BAB VIII
TAHAPAN PEMBERIAN SANKSI
Pasal 44
Penjatuhan atau pemberian sanksi kepada mahasiswa yang diduga atau
dituduh melakukan perbuatan yang dilarang dalam peraturan kode etikini harus
melaluitahapan sebagai berikut:
1. a. Dilakukan pemeriksaan terhadap mahasiswa bersangkutan setelah terdapat
bukti-bukti atau saksi-saksi yang menguatkan tuduhan atau dugaan
pelanggaran yang dilakukannya.
b. Dilakukan serangkaian pengujian terhadap bukti-bukti atau saksi-saksi-
yang diajukan.
c. Kepada mahasiswa bersangkutan diberi hak untuk membela diri
sebagaimana diatur tersendiri dalam bab pembelaan.
d. Sanksi baru dapat dijatuhkan apabila mahasiswa bersangkutan tidak
mampu mengajukan alasan-alasan, bukti-bukti dan/atau saksi-saksi yang
kuat dalam pembelaannya. Sanksi dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
sesuai dengan jenis dan tingkat pelanggaran yang dilakukan.
15
2. Penjatuhan sanksi dapat diterbitkan oleh Dekan atau Rektor setelah
memperhatikan rekomendasi dari Tim Khusus pelanggaran yang dimaksud.
BAB IX
PEMBELAAN
Pasal 45
1. Mahasiswa yang diduga melanggar kode etik ini dapat mengajukan pembelaan
dengan alasan-alasan, bukti-bukti dan atau saksi-saksi yang meringankan atau
membebaskannya dari sanksi;
2. Di daiam pembelaannya, mahasiswa yang bersangkutan dapat meminta
bantuan hukum dari pihak manapun dan atau pembelaan dari Badan
Perwakilan Mahasiswa dari Fakultas yang terkait
BAB X
KEBERATAN
Pasal 46
1. Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 6
butir b dapat mengajukan keberatan kepada pimpinan Fakultas melalui
Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan;
2. Mahasiswa yang terkena sanksi sebagaimana yang tercantum dalam pasal 6
butir c, d, e dan f dapat mengajukan keberatan kepada Rektor melalui
Pembantu Bidang Kemahasiswaan;
3. Keberatan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) pasal 41 harus
diajukan secara tertulis oleh mahasiswa yang bersangkutan dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat keputusan;
4. Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak menerima keberatan
seperti yang dimaksud dalam ayat (1) dan (2) di atas Rektor/Dekan dapat
memberikan jawaban tertulis kepada mahasiswa yang bersangkutan;
5. Apabila dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat (4) tidak
memperoleh jawaban dari Rektor/Dekan, maka pengajuan keberatan
dianggap tidak dikabulkan;
16
6. Apabila ditemukan bukti-bukti baru, maka Rektor/ Dekan dapat melakukan
peninjauan kembali terhadap sanksi yang dijatuhkan.
BAB XI
PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN
KODE ETIK MAHASISWA Pasal 47
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan Kode Etik Mahasiswa UIN Jakarta
dilakukan oleh Komite Etik Mahasiswa.
2. Komite Etik Mahasiswa UIN Jakarta ditetapkan oleh Rektor UIN di tingkat
Universitas dan oleh Dekan di tingkat Fakultas
3. Susunan keanggotaan Komite Etik ini terdiri dari Pimpinan, Dosen, dan
Karyawan
4. Komite Etik Mahasiswa berwenang untuk menerima, memproses, dan
memberikan rekomendasi sanksi atas pelanggaran Kode Etik Mahasiswa.
Pasal 48
1. Komite Etik tingkat Fakultas melakukan proses dalam menangani kasus-
kasus pelanggaran kode etik dan memberikan rekomendasi tentang sanksi-
sanksi yang ditetapkan kepada Dekan
2. Dekan bersama pimpinan Fakultas menindak lanjuti rekomendasi Komite
Etik menetapkan sanksi terhadap pelanggaran kode etik atau melanjutkan
rekomendasi kepada Rektor UIN Jakarta untuk pelanggaran yang lebih berat
3. Rektor meminta pertimbangan tentang rekomendasi Fakultas kepada Dewan
Kehormatan Universitas untuk ditetapkan sanksi terhadap pelanggaran kode
etik
4. Sanksi terhadap pelanggaran Kode Etik Mahasistoa ditetapkan secara resmi
tertulis.
17
BAB XII
REHABILITASI
Pasal 49
Rehabilitasi atau pemulihan nama baik diberikan apabila:
1. Mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini namun
dalam proses pemeriksaan ternyata terbukti tidak bersalah atau tidak
melanggar, seperti yang dituduhkan;
2. Mahasiswa yang terkena tuduhan melanggar peraturan kode etik ini namun
dalam proses pembelaannya di depan pimpinan, ternyata tidak bersalah atau
tidak melanggar seperti yang dituduhkan;
3. Mahasiswa yang telah dijatuhi hukuman/sanksi namun di kemudian hari
ditemukan bukti-bukti yang sah dan atau saksi-saksi yang kuat yang
menyatakan bahwa yang bersangkutan tidak bersalah atau tidak melanggar
seperti yang dituduhkan;
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 50
Dengan berlakunya keputusan Rektor ini, maka Kode Etik yang berkaitan
dengan pedoman sikap, perilaku dan perbuatan mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah ada dianggap tidak berlaku lagi.
Pasal 51
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal, Januari 2012
REKTOR,
ttd
PROF.DR.KOMARUDDIN HIDAYAT
NIP. 19531018 198203 1 001
Respnden B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8
1 5 4 5 3 4 4 4 3
2 5 5 5 4 5 5 4 4
3 5 4 4 3 3 4 4 4
4 3 5 5 3 5 4 5 3
5 4 4 5 3 4 4 5 3
6 4 5 5 3 4 5 4 3
7 4 3 4 3 3 3 3 3
8 3 3 3 1 2 1 3 2
9 4 5 5 4 4 5 5 4
10 4 5 5 4 4 3 5 4
11 4 5 4 5 5 5 5 5
12 4 4 4 2 4 4 4 4
13 5 4 5 3 4 3 5 3
14 4 3 4 4 3 3 4 4
15 4 5 5 3 4 4 4 5
16 3 4 4 3 3 4 5 4
17 3 5 5 3 4 3 4 4
18 5 4 5 4 4 3 5 3
19 4 4 4 3 3 4 4 4
20 4 3 3 3 3 3 3 3
21 3 4 5 3 4 5 5 4
22 5 5 5 4 4 4 4 4
23 4 5 5 4 5 4 4 4
24 4 3 3 3 4 3 3 3
25 4 5 5 3 4 4 4 3
26 4 5 4 3 3 5 5 5
27 4 4 5 3 4 5 5 5
28 2 2 3 2 3 2 3 2
29 2 2 3 2 2 3 3 3
30 3 3 3 3 3 2 3 3
r tabel 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
r hitung 0.626045 0.73822 0.716857 0.738048 0.71957 0.794611 0.66999 0.535171
VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID VALID
B9 B10 B11 B12 B13 jumlah
3 2 1 2 4 44
4 5 2 3 4 55
4 4 4 4 4 51
3 5 1 1 3 46
4 4 2 3 3 48
5 5 3 3 3 52
3 4 2 2 3 40
3 1 2 4 1 29
4 4 2 4 5 55
5 4 1 1 3 48
4 2 2 2 3 51
4 4 2 2 3 45
4 4 2 3 4 49
4 3 3 2 4 45
4 2 1 1 1 43
3 3 2 3 3 44
4 3 2 3 2 45
4 3 2 3 3 48
4 2 2 2 3 43
3 4 4 4 4 44
4 4 3 3 4 51
4 4 1 2 4 50
4 3 2 1 4 49
3 4 3 4 3 43
3 4 2 2 4 47
4 2 2 2 3 47
5 4 1 1 2 48
3 4 3 3 3 35
3 4 1 2 4 34
4 3 3 2 4 39
0.361 0.361 0.361 0.361 0.361
0.573686 0.405213 0.036121 -0.008442375 0.428254
VALID VALID VALID TIDAK VALID VALID
Realibilitas
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items
N of Items
,900 ,902 12
Responden Kode Jurusan Kode Asal Sekolah B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 B31 B32 B33 B34 B35 B36
1 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 128
2 1 2 3 4 4 4 4 3 4 5 4 2 2 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 126
3 1 2 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 4 5 3 5 3 4 5 5 4 3 3 3 4 4 3 5 5 5 3 4 4 3 3 146
4 1 2 5 1 1 4 2 1 1 1 2 2 3 3 3 1 1 4 4 1 1 1 1 3 4 3 3 4 4 2 1 2 2 2 3 4 3 5 88
5 1 1 4 4 4 4 3 3 3 3 5 2 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 132
6 1 2 4 5 5 4 3 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 2 3 4 5 5 5 2 2 3 3 2 3 2 3 4 5 3 1 2 2 3 119
7 1 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 117
8 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 128
9 1 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 2 4 132
10 1 2 4 5 5 4 5 4 4 4 4 2 2 4 5 5 5 1 3 3 4 3 5 1 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 133
11 1 2 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 113
12 1 2 4 4 4 4 2 2 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 5 4 2 4 3 2 4 119
13 1 2 4 4 4 4 3 4 5 3 5 2 4 4 4 4 5 2 4 4 5 5 5 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 3 132
14 1 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 1 2 4 5 3 3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 121
15 1 2 4 3 5 4 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 3 4 2 3 3 3 3 3 2 1 4 106
16 1 2 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 111
17 1 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 4 5 4 3 3 4 5 5 3 1 3 3 3 4 1 3 5 5 5 3 3 2 3 125
18 1 1 4 4 5 4 4 5 5 4 4 2 1 3 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 1 4 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 3 4 125
19 1 2 5 4 4 4 3 4 5 4 3 1 1 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 1 4 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 3 118
20 1 1 5 5 5 4 4 4 5 5 5 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 130
21 1 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 2 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 2 4 119
22 1 2 4 5 5 4 5 5 3 4 4 2 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 3 133
23 1 2 4 4 5 4 2 2 3 3 2 2 2 4 3 2 3 2 2 4 4 4 4 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 1 2 95
24 1 2 4 1 1 4 4 1 1 2 3 2 3 3 4 3 3 1 4 2 3 4 2 5 3 5 5 5 3 1 3 5 5 5 5 5 4 5 119
25 1 2 4 5 5 4 4 5 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 119
26 1 2 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 1 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 2 3 111
27 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 149
28 2 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 1 1 5 4 5 5 2 4 4 4 5 5 2 1 5 3 4 4 4 3 4 4 2 5 1 2 5 137
29 2 2 3 4 5 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 2 3 123
30 2 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 133
31 2 2 4 5 5 4 4 5 5 5 5 1 2 4 4 4 4 2 4 4 5 5 5 2 2 4 4 4 5 1 4 5 5 4 4 4 5 4 143
32 2 2 4 4 4 4 4 4 5 3 5 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 1 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 126
33 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 3 5 5 5 1 3 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 155
34 2 2 3 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 4 3 128
35 2 2 3 5 5 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 1 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 130
36 2 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 1 3 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 5 140
37 2 1 2 5 5 4 5 5 5 5 5 3 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 2 4 4 4 5 2 4 5 5 5 1 5 4 4 150
38 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 4 4 2 94
39 2 2 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 2 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 3 1 5 5 5 5 5 5 5 5 4 2 4 5 5 158
40 2 2 4 5 5 4 3 5 5 5 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 2 5 3 4 5 3 4 4 4 3 3 2 2 4 131
41 2 2 4 5 5 4 4 4 5 3 5 3 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 5 2 4 2 1 4 131
42 2 1 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 1 1 2 2 3 2 3 2 1 1 1 5 3 1 3 5 5 5 4 4 2 2 5 4 3 121
43 3 2 4 4 5 4 4 3 2 4 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 2 2 4 4 4 3 3 4 3 118
44 3 1 5 3 4 4 4 3 4 2 2 1 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 1 4 3 4 4 3 5 3 3 4 4 3 1 5 119
45 3 1 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 5 3 2 4 4 3 1 4 4 4 4 1 5 4 5 2 5 4 3 5 132
46 3 2 5 5 5 4 4 5 5 5 5 2 2 5 5 4 4 4 3 5 5 4 4 4 1 4 5 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3 140
47 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 139
48 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 139
49 3 1 4 4 4 4 4 3 2 4 4 1 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 110
50 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 1 1 3 4 4 3 2 4 4 3 4 4 2 1 3 3 4 3 2 4 4 4 2 4 3 1 4 117
51 3 2 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 5 4 4 141
52 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 2 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 119
53 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 121
54 3 2 4 5 4 4 3 4 4 4 3 4 1 1 5 4 4 3 3 4 5 4 2 5 4 5 4 4 1 3 4 4 2 4 4 5 5 4 133
55 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 129
56 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 130
57 3 2 4 5 5 4 3 3 5 3 2 2 2 3 4 3 4 2 3 3 3 3 4 1 1 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 2 4 3 104
58 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 4 2 3 4 4 3 3 2 1 4 3 4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 115
59 4 2 5 4 4 4 3 3 4 4 4 2 2 4 5 2 4 2 3 4 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 4 122
60 4 2 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 3 107
61 4 2 3 3 3 4 2 3 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 83
62 4 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 5 3 3 93
63 4 2 3 1 1 4 5 1 1 1 1 3 2 3 5 3 3 5 1 1 2 1 1 5 1 3 3 2 2 2 2 1 1 5 2 5 4 5 91
64 4 2 3 5 5 4 4 4 5 5 5 3 1 4 3 4 5 2 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 3 134
65 4 2 5 4 4 4 3 3 4 5 4 2 3 4 5 4 4 2 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 123
66 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 1 1 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 1 1 1 1 1 4 4 2 4 5 5 1 109
67 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 136
68 4 2 5 4 5 4 5 4 5 4 4 2 2 5 5 4 5 2 4 4 4 4 4 4 2 5 4 4 3 2 3 3 3 4 4 5 5 3 139
69 4 2 4 4 4 4 3 3 5 3 3 2 2 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112
70 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 4 2 4 3 3 3 2 2 2 4 2 2 4 2 4 2 2 3 103
71 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 130
72 5 1 3 3 4 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 2 3 111
73 5 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 3 125
74 5 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 5 4 4 4 1 5 5 5 5 5 2 1 5 4 4 4 5 5 5 5 2 4 2 2 5 131
75 5 2 4 4 4 4 5 5 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 123
76 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 128
77 5 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 5 5 5 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 134
78 5 2 5 5 5 4 5 2 4 3 5 1 1 2 5 2 5 5 5 2 5 2 5 4 1 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 4 1 5 139
79 5 2 4 5 5 4 5 4 5 5 5 2 1 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 1 5 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 5 133
80 5 2 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 3 2 3 3 4 4 4 100
81 5 2 4 5 5 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 1 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 4 128
82 5 2 3 3 5 4 3 3 5 4 5 1 2 3 4 3 4 2 3 3 4 4 4 3 1 3 2 3 3 2 2 3 5 2 4 2 2 4 113
83 5 2 4 4 5 4 4 4 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 3 4 4 3 4 5 5 4 133
84 5 2 4 4 4 4 4 4 5 5 5 3 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 1 3 2 3 3 3 3 4 4 2 3 2 2 4 119
85 6 1 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 1 2 2 1 2 4 3 2 3 3 3 1 1 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 4 2 93
86 6 2 5 5 5 4 3 5 5 5 5 3 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 5 5 2 4 4 4 4 4 4 4 5 142
87 6 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 3 2 2 4 4 5 2 4 4 1 1 4 3 1 4 4 2 2 2 4 2 2 5 2 4 4 3 122
88 6 2 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 1 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 5 5 5 3 130
10886
KOGNITIF AEKTIF KONATIF Jumlah
43 43 42 128 2 Sedang
43 41 42 126 2 Sedang
52 48 46 146 3 Tinggi
26 27 35 88 1 Rendah
42 42 48 132 2 Sedang
43 43 33 119 1 Rendah
43 39 35 117 1 Rendah
43 42 43 128 2 Sedang
43 46 43 132 2 Sedang
47 40 46 133 2 Sedang
40 38 35 113 1 Rendah
37 41 41 119 1 Rendah
46 47 39 132 2 Sedang
38 39 44 121 1 Rendah
37 36 33 106 1 Rendah
39 36 36 111 1 Rendah
41 44 40 125 2 Sedang
45 40 40 125 2 Sedang
41 41 36 118 1 Rendah
49 41 40 130 2 Sedang
44 34 41 119 1 Rendah
46 44 43 133 2 Sedang
37 33 25 95 1 Rendah
29 39 51 119 1 Rendah
43 36 40 119 1 Rendah
43 34 34 111 1 Rendah
52 51 46 149 3 Tinggi
50 46 41 137 2 Sedang
44 40 39 123 1 Rendah
47 42 44 133 2 Sedang
49 45 49 143 3 Tinggi
46 37 43 126 2 Sedang
51 46 58 155 3 Tinggi
51 39 38 128 2 Sedang
43 42 45 130 2 Sedang
49 45 46 140 3 Tinggi
48 54 48 150 3 Tinggi
36 29 29 94 1 Rendah
53 50 55 158 3 Tinggi
47 43 41 131 2 Sedang
47 42 42 131 2 Sedang
52 26 43 121 1 Rendah
40 41 37 118 1 Rendah
37 40 42 119 1 Rendah
46 40 46 132 2 Sedang
52 47 41 140 3 Tinggi
47 46 46 139 3 Tinggi
47 46 46 139 3 Tinggi
38 36 36 110 1 Rendah
41 38 38 117 1 Rendah
49 46 46 141 3 Tinggi
42 38 39 119 1 Rendah
43 43 35 121 1 Rendah
41 48 44 133 2 Sedang
43 44 42 129 2 Sedang
42 43 45 130 2 Sedang
41 33 30 104 1 Rendah
40 37 38 115 1 Rendah
43 38 41 122 1 Rendah
34 38 35 107 1 Rendah
31 23 29 83 1 Rendah
37 27 29 93 1 Rendah
26 31 34 91 1 Rendah
48 42 44 134 2 Sedang
45 42 36 123 1 Rendah
40 39 30 109 1 Rendah
48 44 44 136 2 Sedang
49 47 43 139 3 Tinggi
41 36 35 112 1 Rendah
36 36 31 103 1 Rendah
46 41 43 130 2 Sedang
39 39 33 111 1 Rendah
42 41 42 125 2 Sedang
38 46 47 131 2 Sedang
45 41 37 123 1 Rendah
44 41 43 128 2 Sedang
43 47 44 134 2 Sedang
42 46 51 139 3 Tinggi
49 45 39 133 2 Sedang
33 33 34 100 1 Rendah
45 40 43 128 2 Sedang
41 38 34 113 1 Rendah
42 45 46 133 2 Sedang
45 39 35 119 1 Rendah
39 27 27 93 1 Rendah
51 42 49 142 3 Tinggi
49 37 36 122 1 Rendah
41 45 44 130 2 Sedang
10886
STD DEVIASI 14.98671
RATA-RATA (x) 123.7045
Rendah 108.7178
Sedang
Tinggi 138.6913