18
Resume Buku Manajemen Proyek 1 BAB-I MANAJEMEN PROYEK 1.1 Definisi dan Aspek dalam Manajemen Proyek Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang seni memimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadap sumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuan dan sasaran yang efektif dan efisien. Proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, dan modal / biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan. Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja. Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah : a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatu proyek. b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahan lagi di luar dari perencanaan biaya yang telah di rencanakan. c. Kualitas sesuai dengan persyaratan. d. Proses kegiatan sesuai persyaratan. Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agar output proyek sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin timbul ketika proyek dilaksanakan. Menurut Abrar (2011) beberapa aspek yang dapat diidentifikasi dan menjadi masalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan penanganan yang cermat adalah sebagai berikut : 1. Aspek Keuangan 2. Aspek Anggaran Biaya

Resume Manajemen Proyek

  • Upload
    usu-id

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Resume Buku Manajemen Proyek 1

BAB-IMANAJEMEN PROYEK

1.1 Definisi dan Aspek dalam Manajemen Proyek

Manajemen adalah suatu ilmu pengetahuan tentang senimemimpin organisasi yang terdiri atas kegiatan perencanaan,pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian terhadapsumber-sumber daya yang terbatas dalam usaha mencapai tujuandan sasaran yang efektif dan efisien.

Proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya sepertimanusia, material, dan modal / biaya yang dihimpun dalam suatuwadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan.

Manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan,keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengansumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuanyang telah ditentukan agar mendapat hasil yang optimal dalamhal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja.Adapun tujuan dari proses manajemen proyek adalah :a. Agar semua rangkaian kegiatan tersebut tepat waktu, dalam

hal ini tidak terjadi keterlambatan penyelesaian suatuproyek.

b. Biaya yang sesuai, maksudnya agar tidak ada biaya tambahanlagi di luar dari perencanaan biaya yang telah direncanakan.

c. Kualitas sesuai dengan persyaratan.d. Proses kegiatan sesuai persyaratan.

Dalam manajemen proyek, yang perlu dipertimbangkan agaroutput proyek sesuai dengan sasaran dan tujuan yangdirencanakan adalah mengidentifikasi berbagai masalah yangmungkin timbul ketika proyek dilaksanakan. Menurut Abrar(2011) beberapa aspek yang dapat diidentifikasi dan menjadimasalah dalam manajemen proyek serta membutuhkan penangananyang cermat adalah sebagai berikut :1. Aspek Keuangan2. Aspek Anggaran Biaya

Resume Buku Manajemen Proyek 2

3. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia4. Aspek Manajemen Produksi5. Aspek Harga6. Aspek Efektivitas dan Efisiensi7. Aspek Pemasaran8. Aspek Mutu9. Aspek Waktu

1.2 Perbedaan Kegiatan Proyek dengan Kegiatan Operasional

Kegiatan proyek berbeda dengan kegiatan operasional,perbedaannya meliputi :

Kegiatan Proyek Kegiatan Operasionala. Bercorak dinamis, nonrutin a.Berulang-ulang, rutin

b. Siklus proyek relatif pendek b.Berlangsung dalam jangka panjang

c. Intensitas kegiatan di dalam periode siklus proyek berubah-ubah (naik-turun)

c.Intensitas kegiatan relatif sama

d. Kegiatan harus diselesaikan berdasarkan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan

d.Batasan anggaran dan jadwal tidak setajam proyek

e. Terdiri dari bermacam-macam kegiatan yang memerlukan berbagai disiplin ilmu

e.Macam kegiatan tidak terlalu banyak

f. Keperluan sumber daya berubah,baik macam maupun volumenya

f.Macam dan volume keperluan sumber daya relatif konstan

1.3 Karakteristik dan Siklus Proyek

Setiap proyek memiliki karakteristik tersendiri sesuai tujuandan sasaran, meliputi usaha koordinasi, memiliki durasi waktuyang spesifik, dan keunikan proyek. Menurut Abrar (2011)jenis-jenis proyek berdasarkan komponen kegiatan utama danhasil akhir antara lain :1. Proyek Konstruksi

Resume Buku Manajemen Proyek 3

2. Proyek Industri Manufaktur3. Proyek Penelitian dan Pengembangan4. Proyek Padat Modal5. Proyek Pengembangan Produk Baru6. Proyek Pelayanan Manajemen7. Proyek Infrastruktur

Siklus proyek menggambarkan urutan langkah-langkah sejak awalproses awal hingga proses berakhirnya proyek. Menurut Abrar(2011) siklus proyek konstruksi, manufaktur, dan proyekinfrastruktur berdasarkan durasi waktu dan biaya yang terdiridari tahap-tahap sebagai berikut :

SiklusProyek Konstruksi

SiklusProyek Manufaktur

SiklusProyek Infrastruktur

1. Tahap Konseptual Gagasan

2. Tahap Studi Kelayakan

3. Tahap Detail Desain

4. Tahap Pengadaan5. Tahap Implementasi6. Tahap Operasi dan

Pemeliharaan

1.Tahap Perumusan Gagasan

2.Tahap Detail Desain3.Tahap Pengembangan

dan Integrasi Sistem4.Membuat Prototipe5.Manufaktur6.Perakitan dan

Instalasi7.Promosi dan

Pemasaran

1.Tahap Konseptual Proyek

2.Tahap Promosi3.Tahap Detail Desain

dan Pengadaan4.Tahap Konstruksi5.Tahap Operasi dan

Pemeliharaan

Siklus hidup proyek mendefinisikan fase yang menghubungkanawal proyek sampai pada akhirnya. Gambaran mengenai penggunaansumber daya pada fase siklus hidup proyek adalah sebagaiberikut :

Resume Buku Manajemen Proyek 4

1.4 Stakeholder dan Organisasi Proyek

Stakeholder proyek adalah organisasi atau individual baik dariinternal maupun eksternal yang akan berperan mempengaruhiproyek dan harus diantisipasi selama proyek berlangsung,antara lain :a. Manajer Proyek : seseorang yang bertanggung jawab mengelola

proyek.b. Pelanggan (Customer) : seseorang / organisasi yang menggunakan

produk proyek.c. Organisasi Proyek : hierarki / susunan tugas dan wewenang

individual.d. Sponsor : penyedia sumber dana untuk proyek.

Menurut Wulfram (2005) Stakeholder untuk proyek konstruksidapat diuraikan sebagai berikut :1. Pemilik Proyek : seseorang atau perusahaan yang mempunyai dana

memberikan tugas kepada seseorang atau perusahaan yangmemiliki keahlian dan pengalaman dalam melaksanakanpekerjaan agar hasil proyek sesuai dengan sasaran dan tujuanyang ditetapkan.

2. Konsultan : seseorang atau perusahaan yang ditunjuk olehpemilik yang memiliki keahlian dan pengalaman membangunproyek konstruksi, terdiri atas : Konsultan Perencana : seseorang atau perusahaan yang

memiliki keahlian dan pengalaman dalam merencanakanproyek konstruksi, seperti halnya perencana arsitektur,perencana struktur, perencana mekanikal dan elekterikaldan lain sebagainya.

Konsultan Pengawas : perusahaan yang memiliki keahlian danpengalaman dalam pengawaasan proyek.

Konsultan Manajemen Konstruksi : perusahaan yang mewakilipemilik dalam pengelolaan proyek, sejak awal hingga akhirproyek.

3. Kontraktor : perusahaan yang dipilih dan disetujui untukmelaksanakan pekerjaan konstruksi yang direncanakan sesuaidengan keinginan pemilik proyek dan bertanggung jawab penuh

Resume Buku Manajemen Proyek 5

terhadap pembangunan fisik proyek. Biasanya penentuankontraktor dilakukan melalui lelang / tender atau dapat jugamelalui penunjukan langsung dengan negosiasi penawaranharga.

4. Subkontraktor : pihak yang ditunjuk oleh kontraktor dandisetujui oleh pemilik untuk mengerjakan sebagian pekerjaankontraktor pada bagian fisik proyek yang memiliki keahliankhusus / special.

5. Pemasok (Supplier) : pihak yang ditunjuk oleh kontraktor untukmemasok material yang memiliki kualifikasi yang diinginkanoleh pemilik.

Selain itu, dapat pula ditambahkan stakeholder pada proyekinfrastruktur yang pengelolaannya lebih kompleks dan unik,berasal dari lingkungan internal dan eksternal proyek, sepertiorganisasi pekerja, agen pemerintah yang membuat regulasi,organisasi LSM, masyarakat sekitar lokasi proyek, atau mediamasa.

Dalam suatu proyek, struktur organisasi sangat penting demiterlaksananya proyek. Terdapat 3 (tiga) bentuk organisasi ataupendekatan manajemen yaitu :1. Organisasi Proyek Fungsional: struktur organisasi jenis ini

dikelompokkan menurut fungsinya, memiliki struktur dengankonsep otoritas dan hierarki vertical. Tanggung jawaborganisasi proyek biasanya dirangkap dengan tugas sehari –hari pada organisasi fungsional perusahaan, karena itulahproyek yang besar dapat mengganggu kegiatan keseluruhan.

2. Organisasi Proyek Murni: struktur organisasi proyek jenis inimerupakan bagian tersendiri dari organisasi fungsionalperusahaan, dimana manajer mempunyai otoritas penuh terhadapproyek. Dengan status ini, tim proyek memiliki komitmen danwewenang mandiri, namun tetap dalam koordinasi perusahaan.

3. Organisasi Proyek Matriks: struktur organisasi proyek jenis inibiasanya gabungan dari organisasi proyek murni danfungsional, memanfaatkan ahli dari berbagai disiplin ilmuyang terlibat dalam organisasi fungsional sebagai bagian

Resume Buku Manajemen Proyek 6

dari proyek, tetapi tidak mengganggu proses pelaksanaanproyek serta organisasi fungsional perusahaan.

1.5 Area Ilmu Manajemen Proyek

Project Management Institute menyusun 9 (Sembilan) area ilmumanajemen proyek (Project Management Knowledge Areas) yangmengorganisasikan 44 (empat puluh empat) proses manajemenproyek. Area ilmu manajemen proyek itu adalah :1. Manajemen Integrasi Proyek, adalah proses dan aktivitas yang

mengintegrasikan berbagai unsur manajemen proyek,mengidentifikasikan, mendefinisikan, menyatukan, danmengkoordinasikan di dalam kelompok proses manajemen proyek.

2. Manajemen Lingkup Proyek, adalah proses yang memastikan bahwasemua pekerjaan yang dibutuhkan sudah masuk dalam proyek,dan hanya melalui pekerjaan yang dibutuhkan itu untuk dapatmenyelesaikan proyek dengan sukses.

3. Manajemen Waktu atau Jadwal Proyek, adalah proses mengenai waktupenyelesaian proyek.

4. Manajemen Biaya Proyek, adalah proses yang meliputi perencanaan,pengestimasian, penganggaran, dan pengendalian biaya-biayasehingga proyek diselesaikan dalam anggaran yang telahdisetujui.

5. Manajemen Mutu Proyek, adalah proses yang meliputi keyakinanbahwa proyek akan memenuhi sasaran dari apa yang dikerjakan.

6. Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek, adalah proses yangmengorganisasikan dan mengelola tim proyek.

7. Manajemen Komunikasi Proyek, adalah kebutuhan proses untukmenjamin keberlangsungan informasi dan ketepatan waktu,pengumpulan, pengumuman, penyimpanan dan disposisi informasiproyek yang terakhir.

Resume Buku Manajemen Proyek 7

1.6 Kinerja Proyek

Kinerja proyek dapat diukur dari indikator kinerja biaya, mutu, waktuserta keselamatan kerja dengan merencanakan secara cermat, telitidan terpadu seluruh alokasi sumber daya manusia, peralatan,material, serta biaya yang sesuai dengan kebutuhan yangdiperlukan, diselaraskan dengan sasaran dan tujuan proyek.

Manajemen Waktu atau Jadwal

ProyekDefinisi AktivitasPeruntutan AktivitasMengestimasi Sumber

daya AktivitasMengestimasi Durasi

AktivitasPengembangan Jadwal

Manajemen Pengadaan ProyekPerencanaan

Pembelian dan Akuisisi

Mengontrakkan Perencanaan

Menanggapi Permintaan Penjual

Memilih PenjualAdministrasi KontrakPenutupan Kontrak

Manajemen Proyek

Manajemen Lingkup Proyek

Perencanaan LingkupDefinisi LingkupMembuat Work Breakdown

Structure (WBS)Verifikasi LingkupPengendalian Lingkup

Manajemen Integrasi Proyek

Mengembangkan Piagam Proyek

Mengembangkan Pernyataan Lingkup Proyek Pendahuluan

Mengembangkan Rencana Manajemen Proyek

Melaksanakan dan Mengelola Keputusan Proyek

Mamantau dan Mengendalikan Pekerjaan Proyek

Pengendalian Perubahan Terintegrasi

Penutupan Proyek

Manajemen Mutu Proyek

Perencanaan MutuMelaksanakan Jaminan

MutuMelaksanakan

Pengendalian Mutu

Manajemen SDMPerencanaan Sumber

daya ManusiaPerolehan Tim ProyekMengembangkan Tim

ProyekMengelola Tim Proyek

Manajemen Risiko Proyek

Perencanaan Manajemen Risiko

Identifikasi RisikoAnalisis Risiko

KualitatifAnalisis Risiko

KuantitatifPerencanaan Tanggapan

RisikoPemantauan dan

Pengendalian Risiko

Manajemen Biaya Proyek

Mengestimasi BiayaMenganggarkan BiayaPengendalian Biaya

Manajemen Komunikasi ProyekPerencanaan KomunikasiDistribusi InformasiPelaporan KinerjaMengelola Stakeholders

Resume Buku Manajemen Proyek 8

Kinerja Biaya Proyek

Seluruh urutan kegiatan proyek perlu memiliki standar kinerjabiaya proyek yang dibuat dengan akurat dengan cara membuatformat perencanaan seperti :1. Kurva S, selain dapat mengetahui progress waktu proyek,

kurva S berguna juga untuk mengendalikan kinerja biaya, halini ditunjukkan dari bobot pengeluaran kumulatif masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol dengan membandingkannyadengan baseline periode tertentu sesuai dengan kemajuanaktual proyek.

2. Diagram Cash Flow, diagram yang menunjukkan rencana aliranpengeluaran dan pemasukkan biaya selama proyek berlangsung.Diagram ini diharapkan dapat mengendalikan keseluruhan biayaproyek secara detail sehingga tidak mengganggu keseimbangankas proyek.

3. Kurva Earned Value, yang menyatakan nilai uang yang telahdikeluarkan pada baseline tertentu sesuai dengan kemajuanaktual proyek. Bila ada indikasi biaya yang dikeluarkanmelebihi rencana, maka biaya itu dikoreksi dengan melakukanpenjadwalan ulang dan meramalkan seberapa besar biaya yangharus dikeluarkan sampai akhir proyek karena penyimpangantersebut.

4. Balance sheet, yang menyatakan besarnya aktiva dan pasivakeuangan perusahaan selama periode satu tahun dengankeseluruhan proyek yang telah dikerjakan beserta aset-asetyang dimiliki perusahaan.

Resume Buku Manajemen Proyek 9

Keempat hal tersebut dibuat dalam laporan periodik denganmaksud agar dari waktu ke waktu dapat dievaluasi sertadikendalikan dan menjadi rujukan dalam membuat keputusanterkait dengan tindakan koreksi bila terjadi penyimpangan.Kinerja Mutu Proyek

Jaminan mutu (quality assurance) dapat diperoleh denganmelakukan proses berdasarkan kritera material atau kerja yangtelah ditetapkan hingga dapat standar produk akhir, dapat puladengan melakukan suatu proses prosedur kerja yang berbentuksistem mutu hingga didapat standar sistem mutu terhadap produkakhir. Pengendalian tiap-tiap proses (quality control)dimaksudkan untuk menjamin mutu material atau kerja yangdiperoleh sesuai dengan sasaran dan tujuan yang ditetapkan.

Kinerja Waktu Proyek

Standar kinerja waktu ditentukan dengan merujuk seluruhtahapan kerja kegiatan proyek beserta durasi dan penggunaansumber daya. Dari semua informasi dan data yang diperoleh,dilakukan proses penjadwalan sehingga akanada output berupaformat-format laporan lengkap mengenai indikator progresswaktu, sebagai berikut :1. Barchart, diagram batang yang secara sederhana dapat

menunjukkan informasi rencana jadwal proyek besertadurasinya, lalu dibandingkan dengan progressaktual sehinggadiketahui apakah proyek terhambat atau tidak.

2. Network planning, sebagai jaringan kinerja berbagai kegiatandapat menunjukkan kegiatan-kegiatan kritis yang membutuhkanpengawasan ketat agar pelaksanaannya tidak keterlambatan.Format network planning juga digunakan untuk mengetahuikegiatan-kegiatan yang longgar waktu penyelesaiannyaberdasarkan total float-nya, sehingga ke semua itu dapatdigunakan untuk memperbaiki jadwal dan agar alokasi sumberdayanya menjadi lebih efektif dan efisien.

3. Kurva S, yang berguna dalam pengendalian kinerja waktu. Halini ditunjukkan dari bobot penyelesaian kumulatif masing-masing kegiatan dibandingkan dengan keadaan aktual, sehingga

Resume Buku Manajemen Proyek 10

apakah proyek terlambat atau tidak dapat dikontrol denganmemberikan baseline pada priode tertentu.

4. Kurva Earned Value, yang dapat menyatakan progress waktuberdasarkan baseline yang telah ditentukan untuk periodetertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. Bila adaindikasi waktu terlambat dari yang direncanakan, maka halitu dapat dikoreksi dengan menjadwal ulang proyek danmeramalkan seberapa lama durasi yang diperlukan untukpenyelesaian proyek karena penyimpangan tersebut, sertadengan menambah jumlah tenaga kerja waktu bergantian.

Hasil pemantauan laporan pada format-format diatas perludievaluasi dan dikoreksi, caranya dengan memperbarui data daninformasi agar kinerja waktu tercapai sesuai rencana.

Kinerja K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

K3 merupakan faktor yang paling penting dalam pencapaiansasaran tujuan proyek. Hasil yang maksimal dalam kinerjabiaya, mutu, dan waktu tiada artinya bila tingkat keselamatankerja terabaikan. Sistem Manajemen Keselamatan dan KesehatanKerja (K3) adalah suatu struktur komposisi yang kompleksdengan personel, sumber daya, program beserta kebijakan danprosedurnya terintegrasi dalam wadah organisasi perusahaan /badan atau lembaga. Integrasi diperlukan untuk memastikanbahwa tugas menjalankan program K3 dapat dicapai sesuaisasaran dan tujuan yang ditetapkan.

Struktur area manajemen proyek berupa langkah-langkah kegiatanyang dilakukan, proses, objek, dan area manajemen proyek sertaindikator kinerja yang diharapkan sebagai sasaran dan tujuanproyek, seperti gambar di bawah ini.

Resume Buku Manajemen Proyek 11

BAB-IIMANAJEMEN RISIKO PROYEK

Menurut PMBOK (Project Management Institute Body of Knowledge) definisimanajemen risiko adalah merupakan proses formal dimana faktor-faktor risiko secara sistematis diidentifikasi, dianalisis,respon, dan dikendalikan. Merupakan suatu metode pengelolaansistematis yang formal yang berkonsentrasi padamengidentifikasi dan mengendalikan area atau kejadian-kejadianyang berpotensi untuk menyebabkan terjadinya perubahan yangtidak diinginkan.

Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk meningkatkankinerja proyek dari awal sampai selesai dengan melakukan

Resume Buku Manajemen Proyek 12

identifikasi, evaluasi, dan kontrol yang berhubungan denganrisiko proyek.

Risiko proyek dalam manajemen risiko adalah efek kumulasidari peluang kejadian yang tidak pasti, yang mempengaruhisasaran dan tujuan proyek. Secara ilmiah risiko didefinisikansebagai kombinasi fungsi dari frekuensi kejadian, probabilitasdan konsekuensi dari bahaya resiko yang terjadi.

Frekuensi kejadian dengan tingkat pengulangan yang tinggiakan memperbesar probabilitas atau kemungkinan kejadiannya.Frekuensi kejadian boleh tidak dipakai seperti perumusandiatas, karena itu risiko dapat dituliskan sebagai fungsi dariprobabilitas dan konsekuensi saja, dengan asumsi frekuensitelah termasuk dalam probabilitas.

Nilai probabilitas adalah nilai dari kemungkinan risikoakan terjadi berdasarkan pengalaman-pengalaman yang sudah ada,berdasarkan nilai kualitas dan kuantitasnya. Jika tidakmemiliki cukup pengalaman dalam menentukan probabilitasrisiko, maka probabilitas risiko harus dilakukan dengan hati-hati serta dengan langkah sistematis agar nilainya tidakbanyak menyimpang. Untuk itu studi literatur dan studi bandingpara perusahaan / proyek lain yang pernah mengalami perludilakukan guna mereduksi ketidakpastian yang lebih besar.

Nilai konsekuensi dapat diasumsikan dalam bentukkompensasi biaya yang harus ditanggung atau dapat berupatindakan penanggulangan dengan cara lain dengan biaya lebihrendah. Nilai konsekuensinya dapat berupa nilai maksimum,sebagaian atau minimum dari variabel risiko yang dinyatakandalam suatu item pekerjaan, kegiatan atau proyek.

Dapat disimpulkan bahwa manajemen risiko untuk proyekyang baru pertama kali dilaksanakan dan belum ada pengalamansebelumnya, jauh lebih sulit penanganannya dibandingkan denganpotensi risiko yang telah dikenal sebelumnya.

Proses manajemen risiko yang diuraikan dengan kegiatan-kegiatan dapat diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Risiko = f (frekuensi kejadian, probabilitas, konsekuensi)

Resume Buku Manajemen Proyek 13

2.1. Identifikasi Risiko

Identifikasi risiko dilakukan agar variabel risiko yangdinilai dan dievaluasi dapat diketahui dan diidentifikasi danditangani, dengan metode sebagai berikut :1. Check list, didasarkan atas pengalaman yang digunakan untuk

situasi proyek yang sama dengan kejadian yang berulang-ulang.

2. Thinking prompts, menggunakan data check list kemudiandiurutkan menjadi lebih spesifik dengan risiko penting tidakdihilangkan.

3. HAZOP (Hazard and Operability), metode ini mengidentifikasi bahayadan masalah operasional yang timbul.

4. Past data, metode ini dilakukan dengan mengidentifikasikerugian yang sering terjadi, dengan menggunakan data masalampau.

5. Audits, bertujuan memonitor sistem, dengan mengidentifikasidan menguji beberapa masalah, bukan mengidentifikasi risikoyang terjadi.

Resume Buku Manajemen Proyek 14

6. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), hampir sama seperti HAZOPtetapi metode ini mengidentifikasi „bagaimana kerugian bisaterjadi‟, bukannya „apa yang terjadi jika ada kegagalan‟seperti identifikasi metode HAZOP.

7. Critical Incident Analysis, dengan melakukan curah gagasan dalam timlalu mengidentifikasi dan mencegah masalah agar tidakmenjadi lebih rumit.

Penggunaan masing-masing perangkat diatas dapat dilakukansesuai dengan kebutuhan dan efektifitas sumber-sumber risikoyang akan diidentifikasi, namun hasil akhirnya diklarifikasikembali dengan melakukan evaluasi dan kaji ulang terhadapvariabel risiko yang telah diidentifikasi. Hasil akhiridentifikasi risiko dapat dicapai dengan menggunakan alat ujistatistik diskriptif atau metode justifikasi pakar sertametode lainnya agar prosesnya lebih valid.

2.2. Penilaian Risiko

Penilaian risiko dilakukan dalam tiga tahapan guna memastikanobjektifitas variebel risiko dengan cara menilai tingkatpentingnya, menganalisis kategori risiko untuk mengetahuiklasifikasinya, serta menilai porsi risiko dengan memberikankriteria-kriteria tertentu :1. Evaluasi penentuan tingkat penting risiko dilakukan guna

mendapatkan variable risiko yang menjadi prioritas terpilihdari proyek yang ditangani. Evaluasi dapat dilakukan dengancara survei responden terhadap variable risikonya, kemudianhasilnya dianalisis dengan cara statistik diskriptif ataubisa saja dari catatan data masa lampau terhadap proyeksejenis lalu dilakukan justifikasi oleh pakarnya.

2. Analisis risiko, membuat klasifikasi risiko berdasarkanprobabilitas kejadian secara konsekuensi yang harusdilakukan baik secara kualitatif maupun kuantitatif padamasing-masing langkah penilaian.

3. Menentukan besar porsi risiko, yang dinominalkan dalambentuk biaya risiko. Biaya risiko dihitung berdasarkan nilai

Resume Buku Manajemen Proyek 15

Expected Monetary Value (EMV), yang merupakan hasil daripenggandaan probabilitas kejadian dengan besarnyakonsekuensi atau EMV = Probabilitas x Konsekuensi

Langkah-langkah tersebut dilakukan secara bertahap denganmenilai masing-masing langkah lalu diklarifikasi lagi dengancara mengevaluasi dan mengkaji ulang hasil-hasilnya, sampaivalidasi penilaiannya dapat memenuhi persyaratan yang telahditetapkan. Nilai probabilitas ditentukan oleh frekuensikejadian, sedangkan nilai konsekuensi ditentukan berdasarkanbiaya atau kompensasi lainnya yang harus dikeluarkan. Selainitu dengan cara tersebut, menghitung nilai nominal risikosecara konvensional juga dapat dilakukan dengan caramenghitung biaya kontingensi akibat adanya akumulasiketidakpastian pada proyek dengan besaran persentase. Namunakumulasi perhitungan terkadang tidak diuraikan secara jelas,sehingga tidak sesuai dengan kondisi spesifik proyek, juga adatendensi untuk menghitung dua kali biaya risiko karenaestimator memasukkan biaya kontingensi dalam estimasi hargasatuan dan estimasi akhir.

Tambahan persentase kontingensi menunjukkan potensikerugian akibat risiko, tetapi tidak menunjukkan potensireduksi biaya serta nilai persentase kontingensi merupakanbagian estimasi biaya mengimplikasikan derajat ketidakpastianmenjadi lebih sederhana, tetapi tidak dapat di justifikasi.Untuk menghindari adanya pembesaran berulang nilai kontingensidan memperoleh justifikasi yang valid, pemerintah Hongkongmemperkenalkan teknik Estimating Using Risk Analysis (ERA)dalam seluruh proyek pemerintah. Metode ini digunakan untukmenilai besarnya biaya kontingensi dari suatu proyek denganmengidentifikasi dan menganggarkan biaya kejadian risiko dalamsuatu proyek. Langkah pertama yang dilakukan adalah membuatkategori risiko dalam bentuk risiko tetap dan risiko variabel.Setiap kejadian risiko dihitung dalam kondisi kompensasi biayarata-rata risiko dan kompensasi biaya maksimum risiko.Hubungan antara kategori risiko dan kompensasi biaya risikodapat dilihat pada tabel seperti di bawah ini.

Resume Buku Manajemen Proyek 16

Risiko tetap dapat tejadi secara total atau sebagian. Dan bilaterjadi, biaya maksimum harus dikeluarkan, bila tidak terjadi,tidak ada biaya yang harus dikeluarkan. Kompensasi biayamaksimum yang harus dikeluarkan adalah biaya total suatu jenisitem pekerjaan suatu proyek. Sedangkan kompensasi biaya rata-rata adalah probabilitas digandakan dengan biaya maksimum.Untuk pekerjaan yang volumenya sulit diperkirakan, metode inimembutuhkan asumsi bahwa kompensasi maksimum peluangnyasebesar 100% dari biaya aktual, sedangkan kompensasi biayarata-rata peluangnya melampaui 50%. Penilaian risiko atassuatu investasi seperti halnya dalam investasi portofoliodikenal satu cara perhitungan yang dinamakan Capital AsetPricing Model (CAPM), yaitu cara menghitung tingkat keuntunganyang disaratkan terdiri atas : keuntungan dengan bebas risikoserta premi atas risikonya. Formula CAPM digambarkan sebagaiberikut :

Dimana : Rj = tingkat keuntungan yang disaratkan untuk sahamj.

Rf = tingkat keuntungan bebas risiko. Rm = tingkat keuntungan portofolio pasar.βj = beta saham j.

Pada formula diatas, risiko dipahami sebagai risikosistematis, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan samasekali serta risiko tidak sistematis yang dapat dihilangkandengan cara melakukan diversifikasi usaha. Sehingga, totalrisiko adalah risiko sistematis ditambah dengan risiko tidak

Rj=Rf+(Rm-Rf)βj

Resume Buku Manajemen Proyek 17

sistematis. Nilai βj yang ditunjukkan pada formula ini adalahsebagai alat pengukur kepekaan perubahan tingkat keuntungansaham dengan tingkat keuntungan portofolio pasar. Hubunganrisiko sistematis dengan tingkat keuntungan yang diharapkanmenjadi gambar di bawah ini :

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa makin besar nilairisikonya, dalam hal ini risiko sistematis, tingkat keuntunganyang diharapkan menjadi semakin besar. Investasi yangditanamkan dalam jumlah besar mempunyai tingkat risiko yangbesar pula, namun bila risiko ini diambil dan diperhitungkandengan matang dan cermat, akan mendatangkan tingkat keuntunganyang besar pula.

2.3. Penanganan Risiko

Penanganan risiko dimaksudkan agar jenis dan biaya risiko yangdinilai nominalnya terhitung, dapat dikelola atau ditanganisehingga solusi serta penanggung jawab risikonya dapatditentukan. Ada beberapa cara menentukan penanganan risikoberdasarkan klasifikasi bentuk risikonya, yaitu :1. Risiko yang dapat diterima, yaitu bentuk risiko yang ditanggulangi

oleh individu / perusahaan karena konsekuensinya dinilaicukup kecil. Misal, biaya promosi perusahaan untukmendapatkan proyek di masa mendatang.

2. Risiko yang direduksi, yaitu bentuk risiko yang dapat ditanganidengan cara menangani suatu tindakan alternatif yang nilaikonsekuensinya dapat saja nihil atau paling tidakkonsekuensi yang ditanggung lebih kecil.

Resume Buku Manajemen Proyek 18

3. Risiko yang dikurangi, yaitu suatu bentuk risiko yang dampakkerugiannya dapat dikurangi dengan cara memperkecilkemungkinan kejadiannya atau konsekuensinya yangditimbulkan. Misal, pekerjaan ulang (rework) akibatkesalahan berulang pada beberapa pengalaman proyek dicarisolusinya, kemudian melakukan pelatihan-pelatihan bagikaryawan yang akan dipromosi atau yang akan direkrut.

4. Risiko yang dipindahkan, yaitu suatu bentuk risiko yang dapatdipindahkan kepada pihak lain sebagian atau keseluruhan.Misal, untuk program keselamatan dan kesehatan kerja, pihakperusahaan menjamin karyawannya pada perusahaan asuransidengan membayar preminya.

Setiap hasil penanganan risiko yang akan dilakukan, sesuaidengan diagram alir manajemen risiko, diklarifikasi lebih duludengan melakukan evaluasi dan kajian ulang sebelum ditetapkansebagai cara penanganan risiko yang terbaik. Hal ini harustetap dilakukan agar penanganan risiko menjadi lebih objektifsesuai dengan karakter risikonya sehingga validitas suatutindakan yang dilakukan memenuhi persyaratan-persyaratan yangtelah ditetapkan.

Dalam kontrak alokasi risiko dalam suatu proyek sepertipemilik proyek, pelaksanan proyek (kontraktor), atau dalamskala lebih luas antara pemerintah dan investor, para pihakharus dalam posisi yang simbang dalam menentukan pilihanrisiko serta alokasi risiko yang dilakukan. Selain itu,perhitungan nominal biaya risiko hendaknya transparan danakuntabilitas publiknya dapat dipertanggungjawabkan, yaitudengan kondisi klausa kontrak serta alokasi risiko yang jelas,porsi tanggung jawab sesuai dengan besarnya proyek. Hal iniuntuk menghindari ataupun mereduksi segala kemungkinanperselisihan di kemudian hari.