13
Pengembangan Intrumen Miracle Bagi Penilaian Kinerja Sektor Kesehatan Masyarakat di Provinsi NTT Proposal Disertasi (Diajukan sebagai salah satu syarat Pendidikan S3 Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Tahun 2015) 1

Ringkasan Disertase

  • Upload
    chmk

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Pengembangan Intrumen Miracle Bagi Penilaian

Kinerja

Sektor Kesehatan Masyarakat di Provinsi NTT

Proposal Disertasi

(Diajukan sebagai salah satu syarat Pendidikan

S3 Ilmu kesehatan Masyarakat Universitas

Airlangga Tahun 2015)

1

Diajukan:

Drg. Jeffrey Jap, M.Kes

Intisari

Dalam setiap kebijakan ada kinerja yang perlu diukur. Beberapa

cara untuk mengukur kinerja ini secara umum antara lain; Balance

Scorecard , Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan MALCOLM BALDRIGE

NATIONAL QUALITY AWARD (MBNQA). Ketiga alat ukur ini sering

digunakan dalam mengukur kinerja perusahan dan bidang pendidikan

secara umum. Sejauh ini belum ada alat ukur yang secara sepesifik

mengukur kinerja di bidang kesehatan masyarak. Oleh itu dari sini

penulis mau mengembangkannya lebih jauh dengan suatu instrument

lainnya yang diberi nama Miracle. Instrumen ini akan secara khusus

mengurai kinerja para pelaku dibidang kesehatan. Jabaran dari

instrument ini adalah sebagai berikut; a) Managing Health

Efforts; Sejauh mana Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit mengelola

dengan baik program-program kesehatan. b) Innovating new society;

2

Bagaimana Membuka peluang inovasi baru yang lebih efektif,

efisien dan sustainable untuk memecahkan masalah kesehatan. c)

Research/evidence base policies; Bagaimana Menggunakan data yang

akurat terpercaya untuk mengambil keputusan-keputusan kesehatan.

d) Apprenticing for perfection; Bagimana Memanfaatkan data dan

fakta untuk terus belajar menjadi yang terbaik dan untuk

kesempurnaan. e) Communitarian; Bagaimana harus tetap berada

ditengah masyarakat, berbaur dengan mereka, melakukan komunikasi

secara intens dengan mereka dan menjadi pembela mereka yang lemah

dan tak berdaya. f) Leading The Society; bagaimana Dinas

kesehatan dan jajarannya serta rumah sakit menjadi pemangku

kepentingan primer yang menggerakkan dan memimpin semua unsur di

bawahnya. g) Educating Healthy life Sttyle; Bagaimana para

petugas kesehatan menjadi pendidik dan promotor hidup sehat

ditengah masyarakat.

Harapannya kriteria ini dapat menjadi suatu standar umum untuk

mengukur kinerja bidang kesehatan dan juga dapat mengetahui titik

lemah dari masing-masing instansi untuk kemudian dicari jalan

keluar dan pemecahan yang tepat dari permasalahan tersebut.

3

Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu sektor terpenting dalam

kehidupan, tanpa kesehatan yang baik orang tidak dapat melakukan

aktifitas. Berbicara sektor kesehatan akan muncul berbagai hal

yang semuanya tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang

lainnya. Salah satu yang menarik dan mendasar adalah kebijakan

kesehatan. Apabila kebijakan ini salah maka dengan sedirinya

semua hal menyangkut kesehatan menjadi masalah.

WHO sebagai badan kesehatan Dunia dalam upaya meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat Dunia telah mengeluarkan berbagai

kebijakan yang semuanya mengarah pada suatu kebaikan system guna

menunjang pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal. Pada

tataran Indonesia juga telah menghasilakan berbagai kebijakan

yang tentunya juga akan mengarah pada peningkatan derajat

kesehatan seluruh masyarakat Indonesia sebagaimana amanat undang-

undang dasar 1945 yaitu tercapainya kesejahteraan social. Setelah

adanya kebijkan maka kebijakan tersebut harus diimplementasikan.

Dalam proses ini perlu penyesuain terutama pada konteks daerah,

ragam budaya/adat istiadat, karakter orang, dan kehidupan social

lainnya. Merujuk pada hal ini maka salah satu daerah yang menarik

4

untuk dikaji adalah daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kesehatan masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Timur sering

menjadi perbincangan hangat diberbagai media. Salah satu yang

menjadi persoalan adalah bagaimana implementasi kebijakan

kesehatan tersebut di NTT sehingga sampai dengan saat ini NTT

menjadi provinsi yang sarat dengan masalah kesehatan.

Oleh sebab itu Penulis berani mengambil suatu terobosan baru

menggunakan pendekatan Miracle untuk mengkaji kinerja instansi

kesehatan masyarakat yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah diuraikan

diatas, maka masalah yang akan dirumuskan berkaitan dengan

pendekatan Miracle untuk mengkaji kinerja instansi kesehatan

masyarakat yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

sebagai berikut :

a) Apakah Pendekatan Miracle dan bagaimana cara mengukur

kinerja?

b) Bagaimana hasil pengukuran kinerja instansi kesehatan

masyarakat yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui

pendekatan Miracle?

Tujuan

5

Berdasarkan perumusan masalah yang diuraikan di atas, maka

tujuan penelitian diantaranya sebagai berikut :

a) Menjelaskan apakah Pendekatan Miracle

b) Mengetahui hasil pengukuran kinerja instansi kesehatan

masyarakat yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui

pendekatan Miracle

Manfaat

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini diantaranya

adalah :

a. Secara teoritis dapat menambah dan memperdalam keilmuan

dalam bidang kesehatan masyarakat.

b. Manfaat praktis adalah untuk  mengetahui kinerja instansi

kesehatan masyarakat yang ada di Provinsi Nusa Tenggara

Timur

Pendekatan Miracle

Pertanyaanya mengapa harus Miracle dan bukan Balance Scorecard, Sistem

Manajemen Mutu ISO 9001 atau Malcon Baldrige? Berikut jawaban

sederhananya;

Balance

Scorecard

Sistem

Manajemen Mutu

ISO 9001

Malcolm

Baldrige

National

Quality Award

(MBNQA)

Miracle

Membutuhkan Masih Merupakan Merupakan6

parameter

yang banyak

Mengukur

kinerja yang

sesuai

dengan

kebutuhan

bisnis

global

kurang

sesuai untuk

pengukuran

kinerja

pemerintah

dibidang

kesehatan

merupakan

prosedur-

prosedur

mutu (belum

bisa dipakai

sebagai

ukuran

kinerja)

Hasil

Penilaian

tidk berupa

angka

panduan

menajemen

dan

pengukuran

kinerja

secara umum

instrument

baru khusus

mengkaji

manajemen

dan kinerja

bidang

kesehatan

secara

komprehensif

Secara

khusus

menjadi

spirit bagi

para

pemimpin

bidang

kesehatan

masyarakat

Pendekatan Miracle merupakan sebuah pendekatan untuk mengukur

kinerja. Kinerja atau prestasi kerja adalah suatu hasil kerja

yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang

dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman

dan kesungguhan serta waktu.

7

Tujuan utama pada kriteria Miracle adalah :

a) Membantu memperbaiki kinerja dan kemampuan organisasi

kesehatan masyarakat

b) Memelihara perkembangan kemitraan yang melibatkan semua

pihak.

c) Melayani dan memberikan motivasi kepada seluruh staff untuk

terus berupaya memajukan lembaga demi kebaikan bersama

d) Terus memproduksi berbagai hal baru yang tentunya berguna

bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Secara rinci kriteria Miracle dapat dilihat sebagai berikut;

(a) Managing Health Efforts; Sejauh mana pimpinan instansi kesehatan

mengelola dengan baik program-program kesehatan. Kriteria

pengelolaan antara lain; perencanaan, proses dan evaluasi

terkait berbagai program yang ada dalam instansi tersebut.

(b) Innovating new society; Bagaimana Membuka peluang inovasi baru

yang lebih efektif, efisien dan sustainable untuk memecahkan

masalah kesehatan. Pada kriteria ini pemimpin dituntut

melakukan berbagai terobosan yang baru demi sebuah perubahan

8

dan memberikan manfaat yang nyata bagi peningkatan kesehatan

masyarakat.

(c) Research/evidence base policies; Bagaimana Menggunakan data

yang akurat terpercaya untuk mengambil keputusan-keputusan

kesehatan. Terkait berapa banyak hasil penelitian yang

digunakan untuk membuat suatu kebijakan. Seberapa banyak

kebijakan yang diambil berdasarkan penelitian yang dilakukan.

(d) Apprenticing for perfection; Bagaimana memanfaatkan data dan

fakta untuk terus belajar menjadi yang terbaik dan untuk

kesempurnaan. Kriteria belajar dapat diukur dari seberapa

besar pengetahuan pemimin akan berbagai hal yang sedang ia

geluti. Berbagai pertanyaan akan dibuat untuk mengetahui

secara lebih dalam seberapa banyak yang telah dipelajarai oleh

para pemimpin khususnya bidang kesehatan masyarakat.

(e) Communitarian; Bagaimana harus tetap berada ditengah

masyarakat, berbaur dengan mereka, melakukan komunikasi secara

intens dengan mereka dan menjadi pembela mereka yang lemah dan

tak berdaya. Hal ini terlihat dari persepsi atau pandangan

para staf dan juga masyarakat disekitar pemimpin tersebut.

Apakah ia care dengan lingkungan sekitarnya atau tidak.

9

(f) Leading The Society; bagaimana peran pimpinan instansi

kesehatan menjadi pemangku kepentingan primer yang

menggerakkan dan memimpin semua unsur di bawahnya. Hal ini

tergambar dalam kriteria kepemimpinan seseorang. Bagaimana

tipe pimpinan tersebut; apakah otoriter, demokratis,

partisipatif atau liberal/laissser faire.

(g) Educating Healthy life Style; Bagaimana para petugas

kesehatan menjadi pendidik dan promotor hidup sehat ditengah

masyarakat. Bentuk pendidikan yang diberikan kepada para staf

dan juga masyarakat di sekitar dimana ia berada. Desain atau

bentuk pendidikan yang diberikan oleh pimpinan menjadi salah

satu nilai tambah bagi organisasi atau instansi kesehatan.

Saat ini sangat dibutuhkan kepemimpinan dibidang kesehatan

masyarakat untuk mencapai pekerjaan keprofesian yang bermutu.

Oleh sebab itu kemapuan softskills dan hardskills keprofesian

harus terus dikembangkan guna menggerakkan dan menyehatkan

bangsa.

Ada pun kerangka konsep yang ditawarkan adalah sebagai berikut;

10

11

Stake Holders/Hea

lth Sociaety

Managing Health Efforts

Innovating new society

Research/evidence base

policies

Leading The Society

Communitarian

Apprenticing for

perfection

Educating Healthy life

Style

Society Performance

Gambar 1. Kerangka Konsep Pendekatan Miracle dalam Bidang

Kesehatan Masyarakat

12

Gambar 2. Kerangka Konsep Pendekatan Miracle dalam Bidang

Kesehatan Masyarakat

13

Staff &

Masyarakat

Managing

Health Efforts

Innovating new society

Research/evidence base policies

Leading The

Society

Communitarian

Apprenticing for

perfection

Educating

Healthy life Style

Society Performance

Stake Holders/Health Sociaety