26
SEJARAH DAN IDEOLOGI ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SHAM) Fernando PM Tambunan Alumni Kajian Ketahanan Nasional, Kekhususan Kajian Stratejik Intelijen, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta E-mail : [email protected] Abstrak ISIS merupakan salah satu kelompok teroris yang berasal dari Al-qaeda yang memiliki pemikiran dan paham radikal yang berbeda dengan Al-qaeda. ISIS memiliki ajaran yang dituangkan kedalam manhaj. Sejarah dan ideologi ISIS ini diikuti berdasarkan kepemimpinan kelompok ini yang berawal dari kepemimpinan Abu Mus’ab Az Zarqawi atau nama aslinya Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah. Pola kepemimpinan dan strategi dari mulai Zarqawi sampai kepada Abu bakar Al-Bagdadi memiliki beberapa strategi dalam melakukan implementasi dan mendiseminasi ketakutan kepada audiens, terutama daerah yang akan mereka duduki dengan melakukan invasi kekuatan militer secara besar-besaran. Di Indonesia, ISIS belum berdiri. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kelompok radikal terdahulu hanya melakukan bai’at dalam mendukung semua yang dilakukan ISIS. Sehingga penulis mengidentifikasikan kelompok tersebut berdasarkan penyebaran kelompok radikal di Indonesia. Abstact ISIS is one of the terrorist group Al-Qaeda, but came from thoughts and beliefs that have radically different with Al-Qaeda. ISIS has poured their doctrine into the the manhaj. ISIS’s history and ideology is followed by the leadership of this group that began from the leadership of Abu Musab Zarqawi Az or his real name Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah. The pattern of leadership and strategy start from Zarqawi until Abu Bakr Al-Bagdadi has several strategies for implementation and dissemination of fear to the audience, especially those areas that will be occupied by their invading military force on a large scale. In Indonesia, ISIS has not been established. This is due to several previous radical groups just do bai’at in favor of all ISIS’s activities. So the authors identify the groups based on the spread of radical groups in Indonesia.

SEJARAH DAN IDEOLOGI ISIS (Islamic State of Iraq and Sham)

  • Upload
    ui

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

SEJARAH DAN IDEOLOGI ISIS (ISLAMIC STATE OF IRAQ AND SHAM)

Fernando PM Tambunan

Alumni

Kajian Ketahanan Nasional, Kekhususan Kajian Stratejik Intelijen, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, Jakarta

E-mail : [email protected]

Abstrak

ISIS merupakan salah satu kelompok teroris yang berasal dari Al-qaeda yang memiliki

pemikiran dan paham radikal yang berbeda dengan Al-qaeda. ISIS memiliki ajaran yang

dituangkan kedalam manhaj. Sejarah dan ideologi ISIS ini diikuti berdasarkan kepemimpinan

kelompok ini yang berawal dari kepemimpinan Abu Mus’ab Az Zarqawi atau nama aslinya

Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah. Pola kepemimpinan dan strategi dari mulai Zarqawi

sampai kepada Abu bakar Al-Bagdadi memiliki beberapa strategi dalam melakukan

implementasi dan mendiseminasi ketakutan kepada audiens, terutama daerah yang akan

mereka duduki dengan melakukan invasi kekuatan militer secara besar-besaran. Di Indonesia,

ISIS belum berdiri. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kelompok radikal terdahulu hanya

melakukan bai’at dalam mendukung semua yang dilakukan ISIS. Sehingga penulis

mengidentifikasikan kelompok tersebut berdasarkan penyebaran kelompok radikal di

Indonesia.

Abstact

ISIS is one of the terrorist group Al-Qaeda, but came from thoughts and beliefs that have

radically different with Al-Qaeda. ISIS has poured their doctrine into the the manhaj. ISIS’s

history and ideology is followed by the leadership of this group that began from the

leadership of Abu Musab Zarqawi Az or his real name Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah.

The pattern of leadership and strategy start from Zarqawi until Abu Bakr Al-Bagdadi has

several strategies for implementation and dissemination of fear to the audience, especially

those areas that will be occupied by their invading military force on a large scale. In

Indonesia, ISIS has not been established. This is due to several previous radical groups just

do bai’at in favor of all ISIS’s activities. So the authors identify the groups based on the

spread of radical groups in Indonesia.

  1

1.1. Sejarah Berdirinya ISIS

ISIS merupakan produk yang dihasilkan oleh Al Qaeda yang selalu memiliki upaya

untuk melakukan ekspansi secara global dalam perjuangan politik mereka. ISIS adalah grup

jihad berbasis Sunni Wahabi di daerah Timur Tengah yang telah memproklamirkan statusnya

sebagai negara Islam (khalifah) yang berkuasa atas semua umat Islam di seluruh dunia.

Setelah jatuhnya rezim Saddam Hussein di Irak, ada beberapa orang yang telah siap membuat

kekacauan di Irak untuk membangun sebuah cita-cita membentuk kekhilafahan Islam, dan

dari beberapa orang tersebut yang paling menonjol adalah Abu Mus’ab Az Zarqawi. Nama

asli dari Zarqawi sendiri adalah Ahmad Fadhil Nazzal al Khalaylah, dilahirkan di Yordania

pada tanggal 20 Desember 1966.

Pada tahun 1988 Zarqawi belajar dan dididik untuk dipersiapkan dalam kegiatan jihad

di Afghanistan, di sebuah masjid al-Hussein bin Ali. Akan tetapi pada saat Zarqawi sampai

pada camp para mujahidin Afghan dan Arab, pasukan Soviet telah meninggalkan

Afghanistan. Karena tidak adanya lagi musuh yang harus diperangi para mujahidin, maka

mujahidin yang pernah hijrah kembali ke negara asal mereka masing-masing. Pada tahun

1992-1994 Zarqawi melihat bahwa faksi-faksi jihad telah jauh dari manhaj yang lurus, maka

diputuskan untuk keluar dari Afghanistan dan coba melakukan eksperimen di negeri Sham,

khususnya Palestina dan Yordania. Mereka tidak setuju bahwa kerajaan Yordania telah

melakukan perjanjian damai dengan Israel, maka mereka mengumpulkan sebagian besar

alumnus jihad Afghan dan mantan-mantan Ikhwanul Muslimin dengan mendirikan organisasi

Jamaah At Tauhid dan berubah nama menjadi Ba’iatul Imam. Organisasi ini merupakan

wujud dari gerakan mereka untuk menggulingkan kerajaan dan membentuk pemerintahan

yang Islami (khilafah). Pada tahun 1994 kelompok ini berhasil dijebloskan ke dalam penjara

karena terbukti terlibat dalam kegiatan militan dan Zarqawi di jatuhi hukuman 15 tahun

penjara.

Pada tahun 1999 setelah mendapatkan pengampunan dari raja Abdullah, Zarqawi

mendapatkan kepercayaan oleh Osama Bin Laden yang merupakan pemimpin Al Qaeda

untuk mengelola sebuah camp pelatihan di Herat (Afghanistan Barat). Akan tetapi ada

perbedaan pandangan mengenai perjuangan jihad dan mendirikan negara Islam yang ideal

antara Zarqawi dan Bin Laden. Bin Laden berfokus hanya terhadap musuh negara besar

seperti Amerika Serikat, dan tidak tertarik kepada menguasai satu negara atau wilayah dan

menyebarkan ideologi jihadnya. Sedangkan Zarqawi sendiri lebih kepada kegiatan

menggunakan kekerasan untuk melakukan infiltrasi terhadap suatu wilayah atau negara yang

dijalankan oleh rezim yang menurut mereka murtad dan pada akhirnya untuk dikuasai.

  2

Dengan dasar pemikiran itulah kemudian Zarqawi membuat kelompok yang dinamai Jamaat

al-Tahwid wa i-Jihad (JTJ) dan juga mengelola camp pelatihan di Herat Afghanistan. JTJ

lebih dari sebuah jaringan. JTJ merupakan kelompok yang terorganisir yang dibangun dengan

bantuan finansial dari Bin Laden. Zarqawi membangun kelompok ini menjadi sebuah pasukan

mobilisasi yang dikenal dengan nama Jundusy Syam (tentara Syam). Zarqawi merekrut

masyarakat Islam terbuang yang berasal dari Jordan, Palestina, dan Suriah yang berada di

Eropa. Pada tahun 2001 populasi di camp Herat sudah mencapai 2.000 (dua ribu) sampai

3.000 (tiga ribu) orang sehingga menjadikan Zarqawi pemimpin penuh kelompok teroris di

Herat.

Pada tahun 2003 adanya invasi Amerika ke Irak menimbulkan keinginan Zarqawi

untuk memerangi Amerika. Zarqawi memiliki empat cara untuk melawan Amerika. Pertama,

sejak awal secara politis mengasingkan Amerika dengan menekan aktor internasional dalam

meniadakan dukungan mereka terhadap Amerika dalam melakukan invasi yang tidak

diizinkan oleh PBB. Oleh karena itu, berulangkali JTJ menargetkan pasukan sekutu Amerika

dan pasukan Amerika untuk membuat mereka berfikir dua kali dalam berperang di tanah

asing. Hal ini ditunjukkan pada bulan Agustus 2003 dengan terjadinya sebuah pengeboman

truk PBB di Baghdad yang secara efektif mengakhiri keterlibatan langsung PBB di Irak. Lalu

pengeboman kedutaan Yordania di Baghdad dan markas polisi paramiliter Italia di Nasiriyah.

Kedua, mencegah para militan Irak dan warga sipilnya untuk mendukung pasukan

Amerika dan sekutunya, terutama setelah jatuhnya Saddam Hussein pada bulan April 2003

dan adanya proses transisi demokratisasi Irak oleh Amerika. Dalam mendukung strategi ini,

JTJ menyerang berbagai kantor polisi, membunuh ratusan pasukan militer Irak dan penduduk

lokal, membunuh beberapa pimpinan politik yang pro kepada Amerika.

Ketiga, Zarqawi menghambat proses rekonstruksi Irak dengan menargetkan kontraktor

sipil, bantuan kemanusiaan, dan orang asing lainnya yang berada di Irak yang memiliki tujuan

membantu negara yang sedang dilanda perang. JTJ menculik dan memenggal penduduk asing

bernama Nicolas Berg pada bulan Mei 2004 dan mendistribusikan video pemenggalan

tersebut ke internet untuk menakuti masyarakat luar negeri datang ke Irak dan juga mencegah

penduduk lokal Irak mendukung Amerika.

Keempat, menetapkan populasi Syiah di Irak sebagai target untuk dihancurkan dengan

memprovokasikan perang Sunni-Syiah di Irak. Dengan berjalannya provokasi ini, Zarqawi

berniat untuk menjebak Amerika dan sekutunya didalam konflik sektarian yang sangat parah

sampai bermotifkan agama, sehingga asing, Amerika dan sekutunya tidak memiliki pilihan

lagi selain meninggalkan Irak. Hal ini ditunjukkan dengan menyerang pemimpin Syiah

  3

terkemuka yaitu Sayyid Muhammad al-Hakim di Najaf. Pada strategi keempat ini Zarqawi

menjelaskan taktiknya dalam menjalankan strategi ini kepada Osama Bin Laden. Ia

menjelaskan bahwa strategi ini dilakukan dengan menyerang simbol-simbol agama, politik,

dan militer masyarakat Syiah agar dapat menyulut kemarahan mereka sehingga akan berhasil

menggiring mereka kedalam perang sektarian.

Pada bulan Oktober 2004, JTJ secara resmi berbai’at kepada Al Qaeda, dan Bin Laden

secara resmi memberikan julukan emir kepada Zarqawi yang artinya pemimpin cabang Al

Qaeda di Irak. Dengan adanya hal tersebut, maka grup JTJ berubah nama menjadi Tanzim

Qaidat al-Jihad fi Bilad al-Rafidayn, atau yang berarti Al Qaeda di negeri dua sungai, karena

negara Irak dibelah oleh dua sungai yaitu sungai Tigris dan Eufrat. Akan tetapi di kalangan

internasional, kelompok ini lebih dikenal dengan nama Al Qaeda in Iraq (AQI). Sepanjang

tahun 2005 kegiatan teror yang dilakukan kelompok AQI semakin meningkat dan bertambah

ganas. Hal ini ditunjukkan oleh meningkatnya bom bunuh diri, pembunuhan, dan

pemenggalan secara acak. Terlebih lagi pada bulan Mei 2005, Zarqawi merilis sebuah

pernyataan bahwa pembunuhan atas orang muslim dibenarkan di dalam agama Islam.

Pernyataan ini semakin meningkatkan teror yang brutal di Irak. Pada bulan Januari 2006 Al

Qaeda memerintahkan AQI dan kelima grup yang berafiliasi dengan Al Qaeda agar bersatu,

dimana kelima grup tersebut adalah Jaish at-Taifha al-Mansoura, Katbiyan Ansar Al-Tawhid

wal Sunnah, Faksi Saray al-Ji- had, Brigade al-Ghuraba, dan al-Ahwal Brigade. Keseluruhan

kelompok mujahidin ini bersatu menjadi Mujahideen Shura Council (MSC) atau Majelis

Syura Mujahidin. MSC merupakan sebuah organisasi payung yang bertujuan untuk

mempersatukan semua kelompok Sunni di Irak, dan MSC menyatakan menghapus kelompok-

kelompok jihad termasuk AQI, serta mengangkat Abu Mus’ab Az Zarqawi sebagai pemimpin

kelompok ini. Pada tanggal 7 Juni 2006, Zarqawi meninggal dunia di daerah Hibib akibat

serangan udara Amerika. Dengan meninggalnya Zarqawi, pada tanggal 13 Oktober 2006

MSC dan seluruh kelompok yang beraliansi dengan MSC memproklamirkan berdirinya

Islamic State of Iraq (Daulah Islam Irak atau yang disingkat ISI ) dan mengangkat Abu Umar

Al Quroisy Al Husaini Al-Baghdadi sebagai pemimpin.

Abu Umar Al-Baghdadi dengan nama asli Hamed Dawood Al-Zawy merupakan

mantan anggota pasukan keamanan Irak yang dipecat karena sifat ekstrimismenya.

Kepemimpinan ISI haruslah dari keturunan nabi Muhammad SAW, dan Zawy memenuhi

kriteria tersebut. Zawy merupakan keturunan dari Hussein Ali, cucu dari nabi Muhammad dan

dihormati sebagai martir di dalam Islam. ISI lebih berfungsi kepada sebuah kelompok yang

memayungi berbagai suku yang berbeda termasuk AQI dan MSC, serta memiliki pemikiran

  4

yang lebih maju dibandingkan JTJ atau AQI. Hal ini karena ISI memiliki kabinet dan

kementerian serta rancangan konstitusi. ISI yang memiliki tujuan menggulingkan

pemerintahan Irak dan menggantinya dengan negara Islam murni, menempatkan fokus yang

lebih besar kepada masa depan perang, kelompok, dan Irak. Hal ini berbeda dengan Zarqawi,

karena ia lebih berfokus kepada konsolidasi kekuasaan dan mengalahkan musuh secara

langsung. Kelompok-kelompok yang bergabung dalam ISI adalah MSC Irak bersama dengan

kelompok yang beraliansi dengan mereka ditambah dengan Harokah Fursan Ul-Tauhid dan

Jundu Millah Ibrohim serta berbagai kabilah dan suku di Irak, seperti Al-Dulaim, Al-Jabbur,

Al-Ubaid, Zuubaa, Qays, Azza, Al-Tay, Al-Janabiyiin, Al-Halaliyiin, Al-Mushohada, Al-

Dayniya, Bani Zayd, Al-Mujamaa’, Bani Shommar, Inaza, Al-Suwaidah, Al-Nu’aim,

Khazraj, Bani Al-Hiim, Al-Buhayrat, Bani Hamdan, Al-Sa’adun, Al-Ghonim, Al-Sa’adiya,

Al-Ma’awid, Al-Karabla, Al-Salman dan Al-Qubaysat. Dengan wilayah yang meliputi

Baghdad, Al-Anbar, Diyala, Kirkuk, Sholahuddien, Ninawah, Babil dan Al-Wassat. Sehingga

pada tahun 2006 susunan pemerintahan ISI adalah sebagai berikut :

1. Amirul Mukminin : Abu Umar Al-Bagdadi,

2. Pembantu Amir Utama : Syaikh Abu Abdur Rahman Al Falahi,

3. Menteri Perang : Abu Hamzah Al Muhajir,

4. Menteri Dewan Syari’at : Syaikh Prof. Abu Ustman At Tamimi,

5. Menteri Perhubungan Umum : Prof. Abu Bakar Al juburi,

6. Menteri Keamanan Umum : Prof. Abu Abdil Jabbar Al Janabi,

7. Menteri Penerangan : Syaikh Abu Muhammad Al Masyahadani,

8. Menteri Urusan Syuhada’ dan Tawanan : Prof. Abu Abdil Qodir Al ‘Isyawi,

9. Menteri Perminyakan : Ir. Abu Ahmad Al Janabi,

10. Menteri Pertanian dan Perikanan : Prof. Musthafa Al A’roji,

11. Menteri kesehatan : dr. Abu Abdillah Az Zaidi

Kegiatan ISI dalam mendirikan negara Islam yang murni mendapatkan dukungan Abu

Hamzah (pemimpin Al Qaeda) dan membubarkan AQI serta juru bicara Osama Bin Laden

yaitu Syaikh Ayman Az Zawahiri yang mengatakan bahwa AQI sudah tidak ada dan AQI

bersatu dengan ISI. ISI dalam pergerakannya banyak menggunakan media sosial dalam

menyatukan pemikiran dan kegiatan para mujahidin di seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat

dari:

1. Memiliki divisi media untuk menyebarkan ajaran salafi Jihadi melalui CD, kaset, video,

dan sebagainya.

  5

2. Pelatihan militer seperti bagaimana cara merakit roket dan misil yang diadakan di

berbagai situs web tentang jihad, seperti forum Al-Hesbah, Al-Ekhlaas, dan Al-Boraq.

3. Memiliki cabang media yang terpisah di tiap-tiap wilayah di Irak. Hal ini dibuktikan

dengan koordinasi para mujahidin yang hanya memakan waktu tiga jam melalui media

dapat melakukan kegiatan pengeboman sebanyak 55 bom mobil di Baghdad untuk

pembalasan terhadap kematian Abu Mus’ab Az Zarqawi.

4. Memanfaatkan kesalahan pemerintahan Irak dalam mengidentifikasi kematian Al-

Baghdadi pada tahun 2007 dengan menyebarkan pesan dalam bentuk audio untuk

menyatakan kesalahan penangkapan oleh pemerintah Irak dengan perkataan, “their history

is full of treacheries and plotting against you. Don’t trust them or let their honeyed words

fool you.”

Pada tanggal 18 April 2010, Abu Umar telah dilaporkan terbunuh dalam serangan

yang dilakukan tentara Amerika dan Irak dan hal ini diakui oleh ISI pada tanggal 25 April

2010. Pada tanggal 15 Mei 2010, empat tahun setelah wafatnya Abu Umar, para mujahidin

akhirnya mendapatkan pemimpin baru mereka bernama Syaikh Mujahid Abu Bakar Al-

Baghdadi Al-Husainiy Al-Quraysiy dan wakilnya bernama Al Hasaniy Al Quraysiy.

Dengan nama asli Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri, Abu Bakar Al-Baghdadi

mampu membangun kembali dukungan rakyat yang telah hilang, dan juga mengembangkan

kekuatan organisasi dan memunculkan kembali panggung perang saudara di Suriah. Pola

kepemimpinan Al-Badri berbeda sekali dengan kepemimpinan Al Qaeda yang pada saat itu

dipimpin oleh Ayman Az Zawahiri. Az Zawahiri hanya dapat bersembunyi di tempat

persembunyian (safe house) di pegunungan Pakistan dan hanya dapat berbicara kepada

pengikutnya melalui video dan suara rekaman, sedangkan Al-Badri lebih banyak di medan

pertempuran dan suka berada di tengah-tengah pertempuran. Karena hal ini para militan lebih

memilih berba’iat kepada ISIL daripada ke Al Qaeda. Adanya perpecahan di kubu Al-Badri

dan Abu Muhammad Al-Jawlani yang membawahi pasukan baru Al-Badri yang bernama

Jabhat al-Nusra (JN). JN dibentuk pada bulan Januari 2012 dengan finansial dan kekuatan

sumber daya manusia yang berasal dari ISI. Aymenn Jawad Al-Tamimi berpendapat bahwa

adanya ketegangan diantara kedua pemimpin ini disebabkan karena ISI terdiri dari entitas

pejuang asing (Muhajirin) yang sudah mencapai 80 persen. Hal ini bertentangan dengan JN

yang terdiri dari penduduk pribumi Suriah. Menurut Nathaniel Rosenblatt, ada dua alasan

kenapa JN berpisah dengan ISI, yaitu pertama karena JN tidak mendukung negara Islam di

seluruh wilayah, tetapi hanya fokus kepada Suriah. Kedua, meskipun keduanya percaya pada

negara Islam, JN tidak memaksakan agenda mereka. Jika ISI secara eksplisit melarang

  6

merokok di desa-desa, JN hanya menunjukkan bahwa perilaku tersebut tidak tepat. Dengan

adanya perbedaan ini, maka ISI dibawah pimpinan Al-Badri pada tanggal 9 April 2013

mendeklarasikan ISIS (Islamic State of Iraq and Sham).

Dibawah kepemimpinan Al- Badri ISIS mengalami perubahan struktur organisasi, dimana

struktur ini berubah pada tahun 2014. Dapat dilihat dari bagan 1.1 dibawah ini.

Bagan 1.1 : Struktur Organisasi ISIS 2014

Dapat dilihat pada bagan 1.1, dimana;

1. Amirul Mukmin ; Abu Bakar Al-Bagdadi

2. Dewan militer; Abu Ahmad Al-Alwani Waled Gasim Mohammad

3. Dewan Syariat; Syaikh Abu Mohammad Al-‘Ani yang bertugas membangkitkan

semangat kombatan yang membawahi dua cabang yaitu pertama lembaga peradilan

dan penegakan hukum syariat, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar. Dan kedua Bidang

dakwah, rekrutmen, dan monitoring media.

4. Dewan Syura; Abu Arkan Al-‘Amiri, yang bertugas merekomendasikan pimpinan

ISIS di daerah dan anggota dewan militer

5. Dewan Keamanan dan Intelijen; Abu Ali Al-Anbari, yang merupakan mantan perwira

intelijen di era Saddam Husein.

6. Dewan Komunikasi dan monitoring media; Abu Al-Atsir Amru Al-‘Absi dari Arab

Saudi, bertugas melakukan komunikasi dan koordinasi situs-situs jihad di berbagai

negara.

7. Baitul-mal (keuangan), dilakukan dengan menguasai sumber-sumber minak di Suriah.

ISIS dibawah pimpinan Al-Badri memiliki lima strategi, diantaranya adalah:

1. ISIS memiliki target yang kecil, akan tetapi terletak di kota yang strategis.

ISIS lebih suka mendirikan kantor pusat di kota-kota kecil, dimana musuh akan memiliki

sumber daya finansial dan sumber daya manusia yang sangat lemah untuk melawan

kelompok ISIS. Kemudian mereka lebih sering memilih kota di lokasi strategis seperti di

Amirul Mukminin

Dewan Militer

Dewan Syariat

Dewan Syura (Penasehat)

Dewan Keamanan

dan Intelijen Dewan

Komunikasi Korespodensi

wilayah Baitul Mal (Keuangan)

  7

Azaz, yaitu sebuah desa di Aleppo utara yang merupakan titik transit untuk barang-barang

yang akan didistribusikan ke Suriah. Dan juga Tel Abyad, sebuah perbatasan yang

condong kearah timur di provinsi Raqqa.

2. Menghancurkan kelompok bersenjata rival.

Setelah menargetkan kota-kota tertentu, mereka kemudian akan menargetkan kelompok

bersenjata yang menjadi rival mereka. Seperti di al-Dana, sebuah kota kecil di Idlib yang

berada di perbatasan Turki dan Suriah, para militan ISIS menculik seorang komandan

militer dan saudaranya untuk dipenggal, lalu membuang tubuh tanpa kepala tersebut di

samping tempat sampah di alun-alun kota. Kemudian di Azaz, para militan ISIS merobek-

robek perjanjian gencatan senjata dengan Free Syrian Army (FSA), menyerang batalion

mereka dan merebutnya.

3. Mengintimidasi masyarakat setempat.

Langkah ini dilakukan agar penduduk tunduk, seperti sebuah pemenggalan publik oleh

ISIS di sebuah desa di luar Aleppo, dan di kota lain di Idlib utara militan ISIS berkeliling

untuk mengatakan bahwa merokok dilarang didalam Islam.

4. Membanjiri daerah kekuasaan mereka dengan uang tunai.

Setelah mengintimidasi, ISIS kemudian membanjiri daerah kekuasaan dengan uang tunai

untuk membangun sebuah ketergantungan lokal. Memberikan barang-barang kebutuhan

pokok, memberikan uang untuk membeli kebutuhan tersier, seperti membeli ponsel

Samsung Galaxy atau iPad terbaru, dimana satu orang penduduk dapat menghabiskan

lebih dari $1.000.

5. Menciptakan program pelayanan sosial yang berorientasi Salafi.

Setelah membuat siklus ketergantungan, ISIS memulai kampanye sistematis mereka

dengan mengganti imam-imam lokal yang akan memberikan khotbah Jumat di masjid

setempat. Di Raqqa, di Binnish baik ISIS ataupun JN juga telah mengganti imam lokal

mereka.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2014 ISIS berhasil menguasai Fallujah, Mosul,

dan Raqqa di Irak, serta menghapus batas negara Irak dan Suriah, dan menjadikan kota Raqqa

di Suriah menjadi ibukota ISIS (lihat lampiran D). Organisasi ISIS berganti nama menjadi IS

(Islamic State) atau Khilafah Islamiyah pada tanggal 29 Juni 2014. IS memiliki beberapa

sumber daya finansial yang berasal dari pendapatan minyak bumi dan menjadikan IS sebagai

kelompok teroris terkaya di dunia dalam sejarah. Berdasarkan estimasi yang ada dari para ahli

berpendapat bahwa diperkirakan nilai output dari ladang minyak yang mereka miliki

mencapai $1.000.000 sampai $2.0000.000 per hari.

  8

Pengiriman minyak yang dilakukan ISIS bergerak melintasi Irak dan ke daerah

perbatasan selatan Turki. Akses dalam mendapatkan uang sangat penting bagi kelompok

militan ini untuk merekrut anggota, memperluas jangkauannya, dan beroperasi di wilayah dua

negara. Dan berdasarkan data yang dimiliki oleh Central Intelligence Agency (CIA), ISIS

memiliki 20.000 sampai 31.500 pejuang di Irak dan Suriah, serta memperkirakan ada 15.000

Jihadis yang berasal dari luar negeri. Berdasarkan peta wilayah perekrutan ISIS (lihat

lampiran E), blok terbesar para pejuang militan asing berasal dari negara-negara muslim

terdekat, seperti Tunisia dan Arab Saudi. Kontingen kecil datang dari negara-negara yang

jauh dan berbeda seperti Belgia, Cina, Rusia, dan Amerika Serikat. Di Inggris, terdapat 50

warga yang terkait dengan kelompok IS dan pulang ke Suriah. Di Tunisia diperkirakan

terdapat 2.400 warga Tunisia pergi berperang di Suriah, dengan ISIS ataupun JN.

Berdasarkan data yang diterima dari sebuah flash drive yang dimiliki salah seorang

anggota IS yang disita oleh pasukan Irak, al-Badri memiliki kader penasehat, menteri, dan

komandan militer untuk menjalankan kekhalifahan. Bagan organisasi ISIS dari data flash

drive tersebut memperlihatkan bahwa al-Badri memiliki dua deputi, satu untuk wilayah

Suriah dan satu lagi untuk Irak. Dia juga memiliki menteri dengan perannya masing-masing.

IS memiliki kementerian keuangan, transportasi, keamanan dan tahanan, dan juga

kementerian yang mencari segala kebutuhan para pejuang jihad asing (foreign jihadis).

Kemudian IS memiliki divisi yang bernama the war office yang mengelola logistik dan teknis

perang. Banyak dari para kabinet dan para komandan tingkat tinggi yang dimiliki al-Badri

merupakan para pejabat tinggi militer Saddam Hussein dan juga memiliki keahlian dalam

bidang teknik yang sangat tinggi. ISIS memiliki 1.000 orang lebih komandan lapangan, dan

gaji mereka berkisar $300 sampai dengan $2000 per bulan sesuai dengan pekerjaan yang

mereka lakukan.

Selain pembentukan kabinet layaknya sebuah negara, IS juga memiliki gubernur di

masing-masing provinsi yang bertanggung jawab atas administrasi daerah. IS menghabiskan

tenaga yang cukup besar untuk membangun lembaga dan infrastruktur kenegaraan mereka,

karena mereka harus mengatur wilayah dan juga memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dengan berhasil ditaklukkannya Raqqa, IS menetapkan hal tersebut sebagai sebuah modal de

facto, karena mereka dapat menjalankan tempat kesehatan, tempat pendidikan, dan membuat

sebuah lembaga ketertiban publik, lalu mengoperasikan sistem peradilan berdasarkan hukum

syariah, pemisahan gender, dan memiliki aturan untuk perempuan harus mengenakan burqa

di depan umum. IS memiliki polisi kesusilaan yaitu Hisbah, yang berpatroli di jalan-jalan

untuk memastikan bahwa hukum syariah sedang diikuti. Alkohol, tembakau, obat-obatan

  9

terlarang dilarang di IS. IS memiliki hukuman untuk berbagai pelanggaran hukum syariah

yaitu cambuk, amputasi, sampai dengan hukuman mati.

1.2. Ideologi ISIS/IS

Berbicara mengenai ideologi yang dimiliki oleh ISIS, penulis berangkat dari

ideologi yang berasal dari Salafi Jihadis. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perang

yang terjadi seperti di Damaskus dan Palestina. Pada kedua perang tersebut, tidak ada

perbedaan antara agama dan negara. Semua keputusan harus didasarkan kepada

interpretasi garis keras Syariah (hukum Islam) yang secara brutal harus ditegakkan di

seluruh daerah kekuasaan ISIS. Secara bahasa, kata ‘salaf’ berarti yang sudah lalu,

namun kata ‘salaf’ atau ‘salafiyah’ digunakan untuk menunjuk generasi perintis umat

Islam. Karena Salafiyah merupakan suatu manhaj (metode) untuk memahami dan

menerapkan Islam, maka dakwah salafiyah merupakan seruan untuk mengajak

kembali kepada manhaj sahabat Rasulullah SAW, dan dakwah yang diserukan para

ulama dari kalangan sahabat dan tabi’in. Oleh karena itu, salafi menjadi istilah yang

sah untuk disematkan pada setiap orang yang berusaha memelihara kemurnian aqidah

dan manhaj agar selalu sesuai dengan agama Rasulullah SAW dan para sahabat

sebelum terjadi perpecahan. Selain itu, istilah salafi juga digunakan untuk generasi

berikutnya yang mengikuti mereka terutama dari kalangan tabi’in dan tabi’ut tabi’in

serta para Imam Sunnah yang senantiasa menjaga kemurnian Islam. ISIS

menggunakan pengalaman salaf shalih sebagai patron mati, sehingga kita harus

menolak semua yang tidak sesuai dengan pengalaman salaf shalih. Artinya, menurut

tuntutan zamannya, generasi salaf adalah yang terbaik. Manhaj menjadi bagian

penting dalam publikasi ISIS. Manhaj digunakan sebagai justifikasi atas berbagai

tindakan yang dilakukan oleh ISIS. Adapun manhaj ISIS adalah sebagai berikut:

1. ISIS meyakini dan mewajibkan penghancuran dan pelenyapan setiap bentuk

kesyirikan dan pengharaman sarana-sarana yang menghantarkan pada kesyirikan.

2. Syiah dan kelompok syirik dan murtad. Selain itu kelompok yang diperangi juga

adalah kelompok yang menentang penerapan syariat Islam yang dhoir.

3. Penyihir diyakini sebagi murtad dan kafir sehingga wajib untuk dibunuh dan tidak

diterima taubatnya oleh hukum-hukum dunia.

4. Muslim yang sholat menghadap kiblat seperti kiblat ISIS tetapi melakukan dosa

seperti zina, meminum khomer, dan mencuri selama tidak menghalalkannya, tidak

aka dikafirkan.

  10

5. Wajib berhukum kepada syariat Allah.

6. Meyakini dan mewajibkan merendahkan diri kepada nabi Muhammamd SAW dan

haram mendahului ucapan nabi Muhammad SAW, termasuk memurtadkan dan

mengkafirkan orang yang mendapat derajat dan kedudukan dari Muhammad SAW

dan juga para sahabatnya.

7. Sekulerisme dalam berbagi bentuk seperti nasionalisme, paham kebangsaan,

sosialisme, dan komunisme merupakan kekufuran dan membatalkan keIslaman

serta mengeluarkan perilakunya dari millah.

8. Orang yang membela penguasa kafir dan murtad juga termasuk orang kafir dan

murtad, sehingga menjadi dalil bagi ISIS untukk boleh menumpahkan darahnya

karena telah murtad.

9. Jihad fi sabilillah adalah kewahiban yang membebani setiap muslim sejak

runtuhnya kekhalifahan Andalusia, dengan tujuan membebaskan negeri-negeri

kaum Muslim.

10. Negeri yangmenerapkan hukum dan syiar kekafiran disebut negeri kafir, termasuk

penduduknya.

11. Meyakini dan wajib untuk memerangi polisi dan tentara pemerintahan thogut dan

murtad.

12. Kelompok ahlu kitab dan selain mereka wajib yang berada di wilayah ISIS wajib

membuat perjanjian dan mensepakati syarat-syarat tertentu yang pasti kapan

erakhirnya untuk keamanan.

13. Anggota jamaah jihadiah yang berada di berbagai front adalah saudara ISIS karena

berada didalam dien yang sama. Mereka tidak dihukum kafir dan fajir kecuali bila

tejatuh dalam kemaksiatan.

14. Setiap individu atau jama’ah yang mengikatkan diri pada penguasa yang

memerangi, dianggap sebagai bentuk ketidakiltizaman sama sekali terhadap ISIS

dan batil.

15. Meyakini dan wajib untuk menyayangi kepada ulama ‘amiliin yang shodiqiin dan

membuang kecacatan dan cela dari mereka.

16. Memberikan penjagaan dan pelayanan yang mencukupi kepada keluarga

mujahidin yang ke medan jihadn dan hartanya.

17. Meyakini wajib untuk melepaskan tawanan dan orang yang terbelenggu dari kaum

Muslimin dari tangan orang kafir dengan perang atau tebusan.

  11

18. Wajib mengajarkan kepada ummat tentang urusan dien mereka, dan bila mereka

telah mendapatkan sebagiannya maka itu adalah keberuntungannya. Selain itu

diwajibkan untuk mempelajari ilmu duniawi dimana umat menghajatkan dan

memerlukannya, dan ilmu lainnya selama tidak keluar dari kaidah syar’I yang

lurus.

19. Meyakini haramnya setiap sesuatu yang menghantarkan kepada perbuatan keji dan

hal-hal yang menjerumuskan kedalamnya, seperti antena TV- TV satelit. Wanita

juga wajib bercadar dan menjauhkan diri dari busana tanpa hijab. Serta wajib bagi

wanita untuk menjauhkan diri dari perbuatan yang mencampur baur laki-laki dan

perempuan yang bukan mahramnya.

Kembali jika dilihat dari sejarahnya, Imam Bin Hanbal yang secara aktif menyuarakan

seruan “kembali ke asal Islam” (164-241H/780-855M). Hanbal dikenal dengan empat

Mazhab Fiqih Islam dan dikenal sebagai ulama yang paling sering menyerukan agar umat

Islam kembali ke basic, ke ajaran Islam seperti yang dipahami dan dilaksanakan oleh generasi

sahabat nabi. Seiring zaman yang terus bergulir, seorang ulama bernama Taimiyah dengan

pemikiran Islamnya atau dikenal dengan nama Ibnu Taimiyah (661-728H/1262-1329) juga

menyerukan pemikiran fiqih “kembali ke asal”. Pemikiran Ibnu Taimiyah banyak terinspirasi

dari pemikiran Ahmad bin Hanbal. Peran Ibnu Taimiyah dengan pemikirannya tersebut

terlihat ketika bangsa Mongol mengepung Kota Damaskus. Saat itu umat Islam bereaksi

secara keras dengan mengangkat Qur’an di ujung pedang sebagai tanda bahwa mereka

menjadikan Qur’an sebagai acuan. Ibnu Taimiyah menjadi tokoh paling depan yang

menyerukan agar umat Islam berhati-hati terhadap tipuan aggresor Mongol, yang

digambarkannya sebagai upaya menaklukkan Islam dengan kedok keimanan. Menurut

penulis, mungkin disinilah pertama kali persoalan-persoalan umat Islam dikaitkan dengan

penetrasi dan hegemoni asing. Untuk menangkal itu semua, maka umat Islam harus “kembali

ke asal” atau menjadi kaum Salafi.

Lalu pada abad ke-18, di semenanjung Arab muncul gerakan Wahhabiyah yang

disebutkan merupakan prototipe “Salafi Radikal yang bisa dipastikan” atau gerakan

“pembersihan aqidah” yang dilakukan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab. Gerakan tersebut

kemudian disebut Wahhabiyah (Wahabisme). Hiingga saat ini gerakan Wahabisme masih

mendominasi pemikiran dan tafsir keagamaan di Arab Saudi dan negara-negara teluk lainnya.

Untuk diketahui bersama, Osama Bin Laden adalah tokoh yang dikenal sangat kental dengan

pemikiran Wahhabiyah-nya.

  12

Pada awal abad ke-20, pemikiran Wahabi berkembang di Mesir melalui seorang tokoh

bernama Hasan Al-Bana yang mendirikan Ikhwanul Muslimun (IM) pada tahun 1928. IM

mampu melebarkan sayapnya ke Mesir dan aktif dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan.

IM juga memiliki divisi khusus yang dikenal sebagai Tanzim Khas (pasukan khusus) dan

pernah ikut dalam perang Palestina pada tahun 1948. Kemudian pemikiran-pemikiran

Salafiyah berkembang di Pakistan. Salah seorang pemikirnya adalah Abul A’la Al-Maududi,

yang melakukan tafsir ulang dan kemudian merumuskan secara lebih detail tentang konsep

Hakimiyatullah (otoritas mutlak Allah). Konsep tersebut menyatakan umat Islam harus

“mengkafirkan sistem kenegaraan yang ada sekarang ini, mengkafirkan para penguasa dan

memberontak terhadap rezim kekuasaan, boleh membunuh penguasa dan merampas harta

kekayaan negara serta memerangi semua aparat negara. Selain itu, menjadi pegawai negara

dianggap sebagai keburukan yang harus dihindari karena merupakan bagian dari kekafiran itu

sendiri. Hal ini karena ketaatan hanya wajib bagi seorang Imam. Untuk itu mustahil menaati

kekuasaan yang bernaung dibawah kekafiran, kebodohan, dan kejahiliyahan.” Jadi

konsekuensi logis dari pemikiran ini adalah melakukan pembangkangan terhadap rezim

pemerintahan. Kemudian Al-Maududi berpendapat bahwa Negara Islam harus didirikan atas

tiga pilar utama, yaitu;

1. Bahwa tidak ada satu orang pun atau kelompok atau keluarga atau partai yang memiliki

otoritas kekuasaan, sebab otoritas kekuasaan hanya milik Allah SWT.

2. Tidak seorangpun memiliki otoritas atau hak untuk merumuskan hukum. Sebab otoritas

perumusan hukum adalah hak Allah dan Rasulullah SAW.

3. Bahwa negara Islam hanya boleh dibentuk berdasarkan undang-undang Tuhan dan sabda-

sabda Nabi (yakni Qur’an dan sunnah Nabi), meskipun orang yang mengatakan bahwa

kedua sumber tersebut tidak sesuai lagi dengan kondisi riil sosial (masyarakat modern)

yang telah mengalami perubahan yang signifikan.

Kemudian pada periode berikutnya, pemikiran Salafi berkembang lagi di Mesir oleh

seorang ulama bernama Sayyid Qutub. Sayyid Qutub merumuskan ideologi pergerakan

Salafiyah dalam format yang sangat rapi dan “siap pakai”. Dalam bukunya, Ma’alim Fith-

Thariq (Penunjuk Jalan), Sayyid Qutub menulis:

1. Di dalam kehidupan yang sebenarnya, sekarang ini hanya ada dua kutub yang saling

berlawanan: Islam vs Jahiliyah, Keimanan vs Kekafiran, Kebenaran vs Kebathilan, Yang

baik vs Yang Buruk, Otoritas Tuhan vs Otoritas Manusia, Allah vs Thagut. Kontradiksi

ini harus saling menegasikan dan tidak ada jalan kompromi.

  13

2. Islam adalah kebenaran, kebaikan, dan keadilan. Masyarakat iman adalah yang

menjunjung tinggi otoritas Allah. Sementara rezim pemerintahan yang diperintah

penguasa thagut adalah kebathilan, keburukan, dan kezaliman. Apabila keimanan

seharusnya dengan perkataan dan perbuatan, maka negara Islam adalah sebuah proyek

yang mungkin diciptakan dengan syarat harus dilandasi dua kalimat syahadat.

3. Perubahan pemerintahan tidak mungkin dilakukan kecuali lewat cara kudeta terhadap

kekuasaan kafir dan menghancurkan pemimpin-pemimpin kafir. Selanjutnya mengganti

mereka dengan pemimpin-pemimpin yang beriman.

4. Proses kudeta harus dilakukan oleh sekelompok orang-orang pilihan, “Generasi Qurani”

yang baru, seperti generasi para sahabat nabi (generasi Salaf), yang mampu memimpin

masyarakat beriman dalam melawan masyarakat kafir. Dengan begitu, yang harus

diprioritaskan adalah kader-kader pilihan, dan bukan masyarakat umum.

5. Proses ini dari segi hukum agama maupun akhlak adalah proses pembebasan menyeluruh

dan merupakan kewajiban secara individu dan/atau secara kolektif, tanggung jawab

perseorangan dan/atau kelompok dalam rangka mengubah masyarakat thagut menjadi

masyarakat beriman dan penuh kebebasan. Namun tujuan akhir dari semua itu adalah

menjadikan kalimat syahadat (La Ilaha Illa Allah, yang artinya “tiada Tuhan selain Allah

SWT”) sebagai metode dan sistem kehidupan dan acuan dalam melakukan pembebasan

jiwa umat dan dalam upaya membasmi kekuasaan para pemimpin thagut.

Berdasarkan uraian mengenai pemikiran Salaf atau Salafiyah di atas maka menurut

penulis, pengikut dan para penganutnya cenderung akan mengambil sejumlah kesimpulan

yang bisa dirangkum dalam tiga hal:

1. Bahwa rezim sekuler dan sistem kehidupan yang berlaku di hampir semua negara yang

berpenduduk mayoritas muslim sekarang ini adalah rezim kafir (thagut). Menurut istilah

yang digunakan Sayyid Qutub, rezim-rezim sekuler sekarang ini adalah rezim Jahiliyah.

2. Untuk memperbaiki sistem pemerintahan dan sistem sosial yang dianggap sudah rusak,

maka umat Islam harus “kembali ke asal”, mencontoh kembali secara harafiyah kehidupan

para generasi Salaf.

3. Dengan hal ini, maka rezim kekuasaan harus “direbut”, yang dilanjutkan dengan

menciptakan sistem pemerintahan kekhalifahan (Khilafah Islamiyah), seperti yang

dilakukan oleh generasi Salaf, dan setelah itu mendirikan negara Islam atau khilafah

Islamiyah.

Yang lebih penting lagi, tiga hal tersebut harus diperjuangkan dengan Jihad. Artinya

kader-kader muslim pilihan (generasi baru Salaf) harus melakukan jihad di bidang sosial dan

  14

politik untuk mencapai tiga hal tersebut. Dengan ketiga hal tersebut, maka ada dua pijakan

dasar bagi ISIS dan keseluruhan gerakan radikal Islam, yaitu:

1. Bahwa demokrasi adalah barang aneh karena tidak sesuai dengan sistem Syura

(musyawarah) dalam Islam. Sebagai contoh bahwa demokrasi merupakan manifestasi

dari adanya suara terbanyak (mayoritas) yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam

pengambilan keputusan. Oleh karena itu, praktek homoseksual dapat diundangkan dalam

sebuah negara, bila mayoritas di parlemen menyetujuinya. Padahal secara hukum Islam,

apapun alasannya, homoseksual adalah sesuatu yang haram.

2. Sistem kekuasaan sekuler harus diganti dengan sistem khilafah Islamiyah. Secara praktis

dan teoritis, khilafah Islamiyah tersebut mengacu pada pengalaman generasi Salaf.

Sebagai sebuah kelompok yang terhubung dengan Al-Qaeda, ISIS mengikuti tren dari

Islam Fundamentalis. Sebagai kelompok militan Islam, ISIS menganut bentuk radikal dan

politik Islam, yaitu memiliki pemikiran bahwa Islam adalah solusi yang komprehensif dan

eksklusif untuk semua masalah politik, ekonomi, dan sosial di dunia. Yang perlu diingat

bahwa ISIS bukan merupakan kelompok nasionalis yang beroperasi dengan label agama, akan

tetapi kelompok jihad yang berkomitmen untuk membebaskan muslim di seluruh dunia. ISIS

bertujuan untuk membentuk kekhilafahan Islam yang meliputi seluruh wilayah Levant, Irak,

Suriah, Lebanon, dan seterusnya. Dengan demikian Islam ditafsirkan sebagai ideologi dalam

politik, dan bukan sebagai konstruksi murni dari sebuah teologis. Oleh karena itu, perjuangan

ISIS diambil dari luar ranah agama yang secara historis telah didudukkan kedalam domain

politik sekuler. Dengan demikian kelompok ISIS memiliki tujuan membentuk kekhalifahan

Islam di negara atau wilayah mereka berjuang dan sekali kekhalifahan lokal ini didirikan,

maka khilafah global akan dikejar.

Dengan label ideologi ekstrimis, ISIS adalah kelompok dengan kombinasi ideologi

ekstrimis dan pengalaman gerilya, keahlian militer profesional, perekrutan, memiliki aliran

dana yang besar, memiliki koleksi senjata yang amat besar selalu melakukan pembunuhan,

dan penindasan terhadap penduduk lokal atas nama Islam. Pembenaran atas tindakan

membunuh penduduk Islam adalah komponen kunci dari idelogi yang berbeda dengan Al

Qaeda. ISIS secara eksplisit dan agresif menyerang Syiah, seperti masjid, kuil, dan warga

sipil. Kelompok yang diketuai oleh Zarqawi dan Bin Laden adalah kelompok yang mengikuti

paham salafi Islam yang menganggap Syiah adalah sebuah pengikut murtad. Akan tetapi, ada

perbedaan yang sangat signifikan antara Zarqawi dan Bin Laden. Osama Bin Laden

memutuskan untuk mengambil jalan tengah dan menyerukan persatuan antara Syiah dan

Sunni. Pada kenyataannya Bin Laden juga secara terbuka berkolaborasi dan mendapatkan

  15

dukungan dari kelompok-kelompok militan Syiah, seperti Hizbullah dan pemerintah yang

didominasi dengan paham Syiah seperti Iran. Berbeda dengan Bin Laden, menurut Zarqawi

Syiah itu merupakan ular, kalajengking, dan musuh mata-mata. Sering kali ia menyuruh

melakukan penyerbuan, penghancuran, dan pembunuhan ketika ada sebuah festival Syiah,

bahkan dalam acara pernikahan Syiah.

1.3. Pemicu Radikalisme: Kondisi Aktual yang dapat Membuat Radikalisme

Berkembang

Dalam tataran dunia politik dan global maupun nasional di masing-masing negara

muslim, memang terdapat beberapa fakta sosial dan politik yang suka tidak suka sangat

berpotensi memicu semangat radikalisme di kalangan sebagian umat Islam. Diantaranya

adalah;

1. Kasus Palestina

Dapat dikatakan bahwa semua gerakan Islam radikal di seluruh dunia menjadikan kasus

Palestina sebagai entry point untuk melegitimasi sikap dan pandangan keagamaan mereka.

2. Kasus Afghanistan

Afghanistan merupakan negara pertama yang menciptakan generasi Islam radikal yang

memiliki pengalaman tempur dengan segala implikasinya yang dikenal dengan nama

alumni Afghanistan

3. Agenda war on terror

Bagi kelompok radikal, war on terror adalah kelanjutan dari perang salib (crusade).

Dalam kasus ini, pemicu radikalisme lebih didominasi motif balas dendam yang

dijustifikasi dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi yang memperbolehkan

menyerang kelompok yang menyerang umat Islam.

4. Penahanan Guantanamo

Yang merupakan kasus kemanusiaan yang paling memilukan pada abad ini, dan juga

karena penjara tersebut dikelola oleh aparat keamanan Amerika.

5. Islamophobia

Hal ini terlihat dari berbagai bentuk, seperti di sebuah negara Eropa, terdapat sebuah toilet

yang didisain berbentuk wanita muslimah yang berkerudung. Dan juga kasus karikatur

nabi Muhammad yang diedarkan dan diproduksi harian penerbit Jyllands Posten,

Denmark. Kasus-kasus ini dijustifikasi sebagai bagian dari kebebasan berpendapat, namun

bagi kelompok radikal di dunia Islam, kasus Islamophobia itu ditafsirkan sebagai perang

salib yang masih berlanjut. Pada akhirnya kelompok radikal akan beragumen bahwa kita

  16

membenci non-Muslim, karena pada dasarnya sebagian non-Muslim juga nyata-nyata

membenci Islam. Bagi kelompok Islam radikal, Islamophobia merupakan wujud nyata

permusuhan Barat terhadap dunia Islam. Mereka melihat bahwa orang-orang Barat telah

lebih dahulu memprovokasi, sementara kelompok radikal hanya melakukan reaksi atas

kezaliman Barat. Islam radikal juga menilai beberapa penguasa di negara Islam bahkan

menjadi perpanjangan kepentingan Barat. Oleh karena itu, kelompok tersebut cenderung

tidak bisa percaya bahwa Barat punya niat tulus untuk berdamai dengan umat Islam.

Slogan kebebasan berekspresi dijadikan kedok oleh Barat untuk menghina Islam. Isu ini

menjadi tema bersama kelompok-kelompok Igaras. Bahkan para pelaku terrorisme

mengaku memiliki data-data yang dapat dipercaya terkait upaya-upaya de-Islamisasi.

6. Faktor Psikologis

Menurut A.M. Hendropriyono, bahasa yang digunakan dalam terorisme ternyata juga

terbelah atas dua tata permainan bahasa, yaitu mengancam dan berdoa yang digunakan

sekaligus. Tata permainan bahasa yang terbelah dalam terorisme tersebut menunjukkan

bahwa para teroris mempunyai kepribadian yang terbelah (split personality). Lebih lanjut

Hendropriyono menyimpulkan bahwa para pelaku terorisme mengalami kegalatan

kategori, yaitu ketidakmampuan untuk membedakan pengetahuannya, sehingga

mengakibatkan subyek dan obyek terorisme menjadi tidak terbatas. Siapapun dapat

melakukan terorisme dan terhadap apa pun juga tanpa kecuali.

1.4. ISIS di Indonesia

Paham kelompok Islamic State (IS) yang berbasis di Timur Tengah terus menjalar ke

berbagai negara. Di Indonesia, ISIS mendapat dukungan di sejumlah wilayah yang selama ini

menjadi tempat kelompok-kelompok radikal, seperti di provinsi Jawa Barat, Banten, Sulawesi

Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Aceh, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta,

Lampung, Sumatera Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Hal ini disebabkan oleh adanya fatwa

yang dikeluarkan oleh Daulah Islamiyah (IS) melalui juru bicaranya Abu Muhammad Al-

Adnaniy Asy Syamiy yang merilis pernyataan yang berjudul “Inna Rabbaka Labilmirshaad

(Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mengintai) sebagai respon atas serangan koalisi

Amerika ke wilayah Daulah Islamiyah/IS di Suriah dan Irak. Fatwa ini bersifat wajib untuk

ditaati dan dilaksanakan. Adapun isi fatwa tersebut adalah:

1) Seruan kepada tentara IS agar tidak gentar menghadapi “perang salib” melawan koalisi

Amerika, karena Allah telah menjanjikan kemenangan. IS menyatakan tantangan kepada

koalisi Amerika dan sekutunya untuk mengerahkan pasukan sebesar-besarnya karena

  17

serangan tersebut akan menjadi yang terakhir bagi Amerika dan setelah itu IS yang akan

menginvasi mereka.

2) Seruan kepada muslimin Ahlus Sunnah agar berhati-hati terhadap Syiah yang akan

menindas Ahlus Sunnah setelah mereka memiliki kekuatan sebagaimana yang telah

terjadi di Irak.

3) Seruan kepada kaum muslimin agar waspada terhadap pasukan negara-negara Arab yang

sebenarnya dibentuk dan dilatih pihak kafir yang nantinya akan memerangi muslimin.

Untuk itu diserukan kepada mujahidin agar menargetkan setiap orang yang bergabung

dengan bala tentara negara Arab yang menjadi sekutu Amerika.

4) Seruan kepada siapapun yang telah ber-bai’at kepada Daulah Islamiyah/IS dengan cara

menyerang para anshorut thogut seperti tentara, polisi, dan intelijen. Selain itu, diserukan

juga untuk membunuh warga asing terutama Amerika, Perancis, Kanada, dan Australia,

baik sipil maupun militer atau negara lainnya yang termasuk dalam koalisi Amerika.

Dengan beredarnya fatwa tersebut memberikan beberapa reaksi kepada kelompok-

kelompok radikal di Indonesia, karena diantaranya ada yang mendukung dan ada yang tidak.

Kelompok-kelompok tersebut adalah TWJ (Tauhid Wal Jama’ah) yang dipimpin oleh Aman

Abdurrahman, FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) yang dipimpin oleh Fachry yang

memiliki Al-Mustaqbal sebagai ujung tombak kampanye ISIS, kemudian Rois kepala Ring

Banten, MIT (Majelis Indonesia Timur) yang dikepalai oleh Santoso, Kelompok Bima, NTB

yang dikepalai oleh Abu Qutaibah alias Iskandar, serta JAT (Jamaah Anshorul Tauhid) yang

dipimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir.

Persebaran basis dan ormas pendukkung ISIS di Indonesia sebenarnya dapat

diperkirakan sejak awal, yaitu dengan melihat basis dan aktivis dari kelompok-kelompok

radikal yang sudah ada sebelumnya. Dapat dilihat pada bagan 1.1 basis dan jalur rakrutmen

kelompok radikal biasanya dilakukan melalui 4 cara yaitu; pertama merupakan sesama alumni

yang dulu berada di wilayah konflik, kedua sesama almamater di dalam kegiatan seperti

pondok pesantren,dll. Ketiga hubungan kekerabatan yaitu hubungan darah, ipar, dll. Dan

terakhir kelompok pengajian dengan dakwah dan taushiyah. Dan menjadi sebuah hal yang

harus diperhatikan secara seksama, kasus ISIS ini telah menjadi faktor pemersatu semua faksi

radikal di Indonesia. Namun kelompok yang paling giat melakukan dukungan kepada ISIS

adalah anasir TWJ pimpinan Aman Abdurrahman dan JAT pimpinan Abu Bakar Ba’asyir.

Memang beberapakali ditemukan ormas baru, sebagai kedok yang menggelar berbagai acara

dukungan. Namun semua ormas baru tersebut dimotori oleh aktivis TWJ dan JAT itu sendiri.

  18

Berdasarkan verifikasi titik persebaran dan basis dukungan kepada ISIS, telah tercatat

sebanyak 20 titik.

Bagan 1.1 : Basis Dan alur Rekrutmen Kelompok Radikal di Indonesia

1.4.1 Kelompok Radikal Dan ISIS

Beberapa sumber mengatakan bahwa hubungan ISIS dengan kelompok

radikal di Indonesia sudah terjalin sejak 2012, akan tetapi masih bersifat

perorangan. Namun dukungan terbuka kepada ISIS telah diidentifikasi sejak awal

2014. Pada tanggal 15 Maret 2014, kelompok dengan nama Asybal Tauhid (para

pejuang Tauhid) dari Indonesia mengambil peran dalam memberikan dukungan

kepada ISIS melalui video yang berdurasi 10 menit 42 detik. Dan mereka juga

membacakan teks deklarasi dukungan kepada ISIS.

Dukungan terbuka kepada ISIS bermula terjadi pada tanggal 16 maret 2014,

ketika beberapa aktivis radikal Indonesia melakukan dukungan kepada ISIS di

Bundaran Hotel Indonesia Jakarta. Dan berdasarkan fakta di lapangan, dapat

  19

disimpulkan bahwa sebagian besar yang mengikuti aksi tersebut adalah aktivis

Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) dan Tauhid Wal Jihad (TWJ) yang datang dari

berbagai daerah. Dalam aksi itu, panitia membagikan brosur yang

mengatasnamakan Abdurrahman, Rois Abu Syaukat dan Abdullah Sunata,

dimana ketiganya ditahan di Nusakambangan.

Dukungan kelompok-kelompok radikal tersebut bermetamorfosis dengan

menggunakan media internet, dimana dapat diketahui beberapa situs yang

merupakan penyebar informasi ISIS di Indonesia, antara lain;

a. Al-Mustaqbal.net : http://al-mustaqbal.net

Website ini memiliki susunan redaksi yang dipimpin oleh Muhammad

Fachry. Berawal aktif di host rumahilmu.com selanjutnya beralih ke

jogjahost.com.

b. Arrahmah Media : http://arrahmah.com

Merupakan situs lama yang sudah dikenal kelompok islam garis keras,

yang dimana dahulu merupakan media yang dipimpin oleh Fachri. Media

ini dibawah naungan PT Arrahmah media, direkturnya bernama

Muhammad Jibril Abdurrahman atau Muhammad Ricky Ardhan. Pada

tahun 2012 Muhammad Fachri mengundurkan diri dari Arrahmah karena

ketidakcocokan visi dan misi. Dan posisinya digantikan oleh Bilal

Muhammad. Arahmah dituding oleh Fachri tidak setuju dengan kegiatan

deklarasi mendukung ISIS. Para aktivis Aswaja didunia online berusaha

mengimbangi situs seperti Arrahmah.com ini dengan membuat situs

tandingan yaitu http://arrahmah.co.id yang menyebarkan islam ramah.

c. Shautussalam : http://shoutussalam.com

Website ini lahir pada tahun 2011 walaupun sudah didirikan sejak 2010,

dimana berawal dari kumpulan mahasiswa alumni rohis SMA dan

pesantren.

d. Kompas Islam : http://kompasislam.com

Situs ini aktif pada akhir 2012 lalu dan memang termasuk pendukung ISIS

seperti Al Mustaqbal dan Shautussalam dengan pemred bernama Abdullah

dengan hosting di ardhosting.com lalu kemudian pindah di

ardetamedia.com

e. VOA-Islam : http://voa-islam.com

  20

Website yang berdiri dari 2009 banyak dikenal sebagai media radikal

seperti arrahmah

f. Milah Ibrahim : http://milahibrahim.wordpress

Dimotori oleh Prayoga Permana Pemulang Tangerang, dimana situs ini

memiliki website di http://milahibrahim.org dan http://milahibrahim-

news.com eksis sejak akhir 2013.

g. Prison of Joy : http://prisonofjoy.blogspot.com kemudian situs

www.isid.esy.es dan situs lainnya seperti; Muqawamah media:

http://muqawamah.com lalu Save Islam : http://www.save-islam.com

kemudian WA Islam : http://www.waislama.net kemudian Anshar Islam :

http://www.ansharulislam.com dan Laspido http://www.lasdipo.com

1.4.2 Penyebaran Basis dan Ormas Pendukung ISIS di Indonesia

Tercatat ada beberapa organisasi – organisasi radikal yang anggotanya telah

berangkat ke Suriah atau Irak antara lain TWJ pimpinan Aman Abdurrahman,

JAT pimpinan Abu Bakar Baasyir, GARIS (Gerakan Reformis Islam) pimpinan

Ncep Hernawan, FPDI (Forum Pendukung Daulah Islamiyah) pimpinan Amir

Mahmud, FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) pimpinan M.Fachri, HTI (Hizbut

Tahrir Indonesia), MIT (Mujahid Indonesia Timur) pimpinan Daeng Koro

Santoso di Poso, MIB (Mujahidin Indonesia Barat) pimpinan Abu Omar dan Abu

Roban, dan beberapa aktivis NII Tasikmalaya dan Kalimantan Selatan.

Kemudian adanya beberapa kobatan yang berasal dari Indonesia yang

berangkat ke Suriah dan Irak,bermuara pada dua organisasi yaitu TWJ dan JAT.

Dan update terakhir jumlah personil organisasi pimpinan Amman Abdurrahman

sekitar 500 orang yang tersebar di Bekasi, Solo, Lombok, dan beberapa kota lain.

sementara JAT pimpinan Abu Bakar Ba’asyir memiliki jumlah sebanyak 3.000-an

orang. Pada awal agustus 2014, Ncep Hernawan ketua umum GARIS mengaku

sebagai pimpinan ISIS wilayah negara Indonesia, mengaku memiliki ribuan orang

pengikut di wilayah pulau jawa. Di jawa barat tercatat 1.200 angota. Namun pada

14 agustus 2014 membantah pernyataan tersebut, dia mengaku bertobat dan

mengundurkan diri sebagai pemimpin ISIS di Indonesia.

Bila kita lihat secara Geografis, terdapat 20 titik yang telah atau berpotensi

menjadi basis pendukung ISIS di Indonesia, yaitu;

i. Aceh

  21

Pada tahun 2005 aktivitas kelompok Jamaah Islamiyah yang beroperasi di daerah

Aceh-Pamulang menurun yang diprakarsai oleh Dulmatin. Ada beberapa tokoh

yang sangat berpengaruh di dalam kelompok radikal di Aceh, diantaranya adalah;

Jamaah Islamiyah dengan tokoh yang paling terkemuka yaitu Dulmatin dan Umar

Patek, kemudian KOMPAK yaitu Abdullah Sonata, kemudian NII/DI/TII yaitu

Pura Sudharma, Lalu JAT yang dipimpin oleh Haris Alfalah, lalu TWJ yang

dipimpin oleh Aman Abdurrahman, alumni Mindanao yaitu Enceng Kurnia, eks

patriat GAM yaitu Abu Uteun. Kemudian Tandzim Al-Qaeda dengan tokoh

terkemuka yaitu Taufik (Pidie), Azqani (bate iliek), Tengku Muktar Ibrahim

(Pase). Kemudian ada Laskar Jundullah yang dipimpin oleh Laode Hafiz

Ada beberapa faktor yang dapat kita justifikasikan mengapa Aceh dapat menjadi

sebuah tempat pelatihan berbasis militer bagi teroris, hal ini di sebabkan karena;

pertama Aceh secara dominan berpenduduk muslim dan menjalankan islam

syariah, kedua merupakan tempat lahirnya separatis GAM (Gerakan Aceh

Merdeka 1977). Ketiga merupakan wilayah NII (Negara Islam Indonesia) yang

didirikan oleh Tengku Daud Beureuh (1953), Keempat pada tahun 2000 seorang

tokoh Al-qaeda yang sangat terkenal Ayman AL Zawahiry dan Mohammad Atef

mengunjungi Aceh dan menemui GAM, dimana sebelumnya Umar AL Farouk

memberikan tawaran dukungan Al-Qaeda terhadap Aceh pada tahun 1999 kepada

Tengku Fauzy Hasby Gedong.

Adanya dukungan kelompok radikal Aceh terhadap ISIS menurut penulis sudah

ada sejak tahun 2010, karena di berbagai blog dan situs tandzim Al-qaeda terdapat

lambang yang mirip sekali dengan bendera ISIS. Namun beberapa data

mengatakan bahwa dukungan terhadap ISIS sudah mencapai ribuan orang, akan

tetapi pada tahun 2014 belum ada kombatan yang dikirim ke Irak dan Suriah.

  22

Gambar 1.1 Tandzim Al-qaeda

ii. Ambon

Dukungan kepada ISIS di Ambon dimotori oleh Umar, yaitu merupakan seorang

aktivis kelompok Ansharu Khilafah Jazirah Al Muluk di Ambon. Fakta yang

terdapat di lapangan adalah pada tanggal 27 Juli 2014 kelompok tersebut

mengadakan kegiatan penyaluran dan pengumpulan zakat fitrah dengan ditempeli

lambang ISIS dan semboyan “Khilafah Islamiyah Baaqiyah Biidznillah (Khilafah

Uslamiyah bertahan dengan ijin Allah”

iii. Bandung

Adanya dukungan yang datang dari Bandung ditemukan dengan tertangkapnya

beberapa orang yang merupakan bukan pegawai maupun mahasiswa di kampus

ITB (Institut Teknologi Bandung). Keempat pria tersebut tertangkap pada saat

memasang spanduk gerakan ISIS.

  23

iv. Bekasi

Basis pendukung ISIS di bekasi teridentifikasi di beberpa masjid di daerah

Pekayon Jaya, Taman Galaxy Indah, Jaka setia, Perumahan Centuri, Irigasi Prima

Raya, dan Kota Bekasi. Pendukung ISIS di bekasi dimotori oleh aktivis JAT yang

dipimpin oleh Syamsuddin Uba dan ikrar mendukung ISIS dilakukan di Masjid

Al-Muhajirin Jalan Pulo Sirih, Pekayon.

v. Bima NTB

Pada tanggal 20 Juli 2014 masjid Istiqomah kota Bima, NTB sekitar 200 orang

mendeklarasikan dukungan dan baiat kepada ISIS. Dengan pengarah dua orang

ustad yang memperkenalkan apa itu ISIS yaitu Ustad Muhammad Jedon dan

Ustad Lahmudin. Kemudian di daerah wisata pantai Ule, kecamatan Rasane barat,

Bima, NTB ditemukan bendera dan spanduk ISIS. Lalu pemilik toko elektronik

niaga milik Aba Ihsan di jalan Soekarno-Hatta Bima, NTB mengibarkan bendera

ISIS dan poster ISIS.

vi. Bogor

Pada sebuah masjid bernama Al-Hidayah Bantar Kemang, Bogor, pada tanggal 13

Maret 2014 dilakukan acara dukungan dan baiat kepada ISIS

vii. Cianjur

Tokoh penggerak ISIS di Cianjur adalah Chep Hermawan yang juga merupakan

ketua GARIS yang sebelumnya mengaku ketua ISIS Indonesia, namun

menyatakan keluar dari ISIS.

viii. Cilacap (LP Nusakambangan)

Pada bulan Juli 2014, tersebar foto terpidana terorisme Abu Bakar Ba’asyir

bersama dengan enam terpidana lainnya membentangkan bendera ISIS di sebuah

ruangan Mushalla Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih.

ix. Jakarta

Pada tanggal 16 Maret 2014, ratusan orang melakukan aksi dukungan terhadap

ISIS di bundaran HI, Jakarta. Aksi ini menghadirkan beberapa tokoh yang

menyampaikan orasi, yaitu Fauzan Al-Anshori, Haji Encep (ketua DPP Gerakan

Reformasi Islam), Syamsudin Uba (ketua JAT Bekasi), Jaenal Anshori (Jawa

Timur), Bachrumsyah (ketua umum Faksi Jakarta), dan M Fachry yang bertindak

sebagai ketua panitia. Dan acara ditutup oleh Anwar yang membacakan teks

deklarasi dukungan kepada ISIS dalam bahasa Arab dan Indonesia.

  24

x. Karanganyar

Dimotori oleh seseorang yang bernama Riyanto, dimana merupakan aktivis ISIS

yang memiliki beberapa pucuk senjata dan majalah-majalah mengenai jihad yang

siap disebarluaskan di daerah tersebut. Riyanto adalah warga asli cilacap yang

menikahi sukiyem, dan sehari-hari bekerja sebagai tukang cilok.

xi. Karawang

Dimotori oleh kelompok Al-Ghuraba yang dipimpin oleh Dani Ramdhani, dan

merupakan binaan atau jaringan TWJ. Dan kelompok al-ghuraba karawang telah

tercatat memberangkatkan beberapa anggotanya ke Suriah dan Irak.

xii. Lamongan

Dimotori oleh kelompok dengan nama Laskar Lamongan, yang merupakan binaan

TWJ.

xiii. Makasar

Proses deklarasi dukungan penuh dilakukan oleh Tahfizul Quran Masjid Ridha,

yaitu Muh Basri Lc, pada tanggal 6 Agustus 2014. Dimana Muh Basri merupakan

alumni Afghanistan asal makasar

xiv. Malang

Pada tanggal 20 Juli 2014 Ansharul khilafah (jawa timur) menyelenggarakan baiat

di masjid Jami Sulaiman Al-Hunaishil yang berlokasi di Dusun Sempu, desa

Gadingkulon. Kelompok ini dikoordinasi oleh Muhammad Romly.

xv. Ngawi

Daerah ini dimotori oleh Kardi dan Guntur, warga desa Gendingan, dimana

keduanya dikenal sebagai pencari dana dan pemasok kebutuhan kelompok teroris

santoso di Poso

xvi. Palembang

Dilakukan dari dalam penjara oleh terpidana teroris bernama Agustinawarman

allinggawi dan Agus Tiawarman di Lapas Mata Merah. Disinyalir pada tanggal 6

Juli 2014 Agus dan beberapa temannya aktif berkomunikasi online untuk

menunjukkan dukungan terhadap ISIS

xvii. Pandeglang

Terdapat di Karang Tanjung yang juga merupakan afiliasi dari kelompok serang

dan Tangerang Selatan.

  25

xviii. Poso

Pada tanggal 1 Juli 2014, Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang bermarkas di

Poso, melalui sayap medianya MIT Press merilis pernyataan audio mengenai ikrar

Baiat pada ISIS di bawah pimpinan Abu Bakar Al-bagdadi. Ikrar tersebut

dibacakan langsung oleh panglima MIT Abu Wardah Santoso Asy-Syarqi Al-

Indunisiy. Santoso merupakan bekas anggota dari JI yang telah menerima

pelatihan di Afghnistan. Setelah hancurnya JAT pada tahun 2010 di Aceh, banyak

beberapa orang bekas anggota JAT di Aceh bergabung dengan santoso, lalu

kemudian Santoso menggelar pelatihan berbasis militer di Poso untuk bekas

anggota JI dan JAT dan membuat grup MIT. Dan pada bulan Mei 2013 berhasil

menargetkan kantor polisi untuk membunuh semua polisi yang ada di kantor

tersebut. Bom tersebut meledak, akan tetapi pelaku bom bunuh diri yang tewas

yaitu Sabar Subagio, alias Daeng Koro.

xix. Solo

Prosesi baiat dijalankan pada tanggal 15 Juli 2014 di kota Surakarta di masjid

baitul Makmur yang dipimpin oleh Afif Abdul Majid dan Amir Mahmud.

xx. Tangerang Selatan

Dimotori oleh FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) dengan menggelar acara

Multaqod Da’wiy ke-3, pada tanggal 13 April 2013 , di Masjid Fathullah UIN,

Syarif Hidayatullah yang dihadiri oleh M. Fachri (pemred Al-Mustaqbal), Zaenal

Anshori (FAKSI Laamongan), Abu Shofiy, Bachrumsyah sebagai moderator, dan

Syekh Omar Bakri Muhammad (Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah asal Lebanon)

sebagai Key Note Speaker. Kemudian masih organisasi FAKSI yang mengadakan

acara Multaqod Da’wi ke-6 di masjid UIN Ciputat dengan tema Support and

Solidarity for ISIS.

Dengan ini dapat dicermati bahwa ke-20 titik persebaran pendukung ISIS sebagian

besar dimotori beberapa orang. Namun 20 titik tersebut paling besar terdapat di 8

titik, yaitu Bekasi, Bogor, Jakarta, Tangerang Selatan, Lamongan, Makasar,

Malang, dan Solo.