Upload
ubrawijaya
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
NAMA : ARINI AULIA RAHMAN
NIM : 115090300111033
SIMULASI OPTIK DENGAN VARIABEL INDEX BIAS
PEMANTULAN CAHAYA
Dasar Dasar Optik
Pada bagian ini, prinsip-prinsip dasar optik akan ditinjau untuk
memahami perilaku cahaya. Setelah prinsip-prinsip dasar ini
dipahami, penerapan optik yang kompleks beserta alat-alatnya
dapat dengan mudah dipelajari. Oleh karena itu, sangat penting
untuk memiliki pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip dasar
optic.
a. Prinsip Fermat
Prinsip Fermat menyatakan bahwa cahaya akan mengambil jalan
dengan waktu tempuh terpendek untuk pergi dari satu titik ke
titik lain, seperti yang ditunjukkan pada gambar
Illustration of Fermat’s principle, light will travel in a straight line
from one point to another since a straight line will be the quickest
path
Prinsip Fermat dapat digunakan untuk menunjukkan perilaku
refleksi. Tergantung pada sudut datang cahaya ke permukaan
(misalnya cermin), cahaya hanya akan memantulkan pada saat
sudut datang sama. Sehubungan Dengan Itu :
Fermat’s principle on a mirror. The beam from the dashed path is
impossible because it is a longer travel time than the solid line path.
Prinsip Fermat juga dapat digunakan untuk menunjukkan
bagaimana lensa memfokuskan cahaya. Untuk memahami fenomena
ini, penting untuk mengetahui bahwa cahaya pada kecepatan
yang berbeda tergantung pada indeks bias (n) dari materi.
Kaca biasanya memiliki indeks bias sekitar 1,5, sedangkan
udara memiliki indeks bias pada dasarnya 1 (c = kecepatan
cahaya dalam ruang hampa). Kecepatan cahaya bergerak melalui
media adalah:
21
1= 2
Pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa cahaya akan
melakukan perjalanan dari titik A ke titik B dalam jumlah
waktu yang sama (dan jumlah waktu terpendek) pada setiap
gariS. (Petunjuk: bagian paling tebal dari lensa memiliki
keseluruhan panjang jalur terpendek, tapi karena cahaya akan
melakukan perjalanan lebih lambat dalam gelas, waktu
keseluruhan untuk perjalanan dari A ke B akan sama untuk
garis pusat).
Light pathways through a lens, point A and B are at twice the focus
length of the lens.
b. Hukum Snellius
A B
Hukum Snellius memprediksi arah cahaya pada perjalanan
melalui media yang berbeda. Hukum Snell dapat dinyatakan
oleh persamaan berikut di mana n adalah indeks bias, dan i,
t, dan r sebagai insiden, transmisi, dan pemantulan.
Refleksi internal total dapat terjadi ketika cahaya dalam
medium indeks tinggi mencapai medium indeks rendah (ni> nt).
Dalam kondisi ini, ketika t = 90o, sudut datang yang sesuai
disebut sudut kritis. Setiap sinar insiden di sudut kritis
atau lebih tinggi akan menyebabkan refleksi internal total,
artinya semua cahaya terpantul dan tidak ditransmisikan. Hal
ini akan menjadi penting ketika berhadapan dengan kabel
serat optik.
c. Persamaan Fresnell
Jumlah cahaya yang ditransmisikan atau dipantulkan dapat
ditentukan oleh persamaan Fresnel. Rasio dari pematulan pada
kekuatan insiden (atau fraksi pada kekuatan pemantulan)
nglass = 1.5
nair = 1r
t
i
tergantung pada polarisasi cahaya, dan dapat ditulis
sebagai:
( Polarisasi Cahaya
Parallel )
( Polarisasi Cahaya Tegak
Lurus )
Yang dapat disederhanakan menjadi ketika i=90 . R
juga disebut koefisien daya. Jika tidak ada cahaya yang
diserap dalam materi, daya yang ditransmisikan kemudian
dapat dihitung dengan daya awal dikalikan dengan:
Maka dibuatlah sebuah simulasi yang mengacu pada prinsip
fermat, hukum snellius, beserta persamaan fresnell dengan
variable indeks bias ( n ). Sudah dijelaskan diatas bahwa
index bias berpengaruh terhadap jenis materi pada medium
perambatan cahaya dengan panjang gelombang ( λ ) tertentu.
Sebelumnya dibuat flowchart terlebih dahulu agar dapat
menjalankan sebuah program:
Dengan menggunakan program berbasis Java maka dapat
ditentukan sudut awal dari sinar datang ialah sebesar 60o
dari medium udara ke medium air dengan index bias normal
Tentukan n1,n2 dan sudut
datang
NA =
Θk = Θ
?
TampilkanPantulan
Tampilkanpembiasan
end
START
udara sebesar 1.00 dan air sebesar 1.33 maka dihasilkan
sinar transmisi sebesar 40o seperti yang ditunjukan pada
gambar simulasi berikut ini :
Untuk media air ke kaca dengan index bias kaca sebesar 1.50
dengan sudut awal 60o :
Namun ketika kemudian variable index bias (n) pada medium
udara ditambah sebesar 1.09 maka sudut transmisi nya makin
bertambah sebesar 44 derajat :
Dan ketika index bias pada medium air ditambah sebesar 1.40
maka (pada sudut datang yang sama) menghasilkan sudut
transmisi yang mendekati garis normal sebesar 43o :
Ketika medium diubah dari padat ke udara dengan variable
index bias 1.60 ke 1.10 maka sinar akan dipantulkan sempurna
sesuai dengan hukum Snellius (Refleksi Internal Total) :
Dari serangkaian simulasi diatas dapat disimpulkan bahwa
index bias (n) merupakan tingkat kerapatan partikel daripada
materi ( jenis bahan ) semakin rapat partikel materi
( padat) maka semakin tinggi index biasnya. Dalam hal ini,
ketika diaplikasikan dalam pemantulan cahaya maka index bias
berperan sebagai tingkat kerapatan jenis materi sebagai
media perambatan cahaya, sehingga mempengaruhi besar sudut
yang ditransmisikan.
NAMA : ARINI AULIA RAHMAN
NIM : 115090300111033
QUESTION
1. Apa yang dimaksud dengan model dan sebutkan macam-
macamnya ?
2. Apa yang model yang digunkan pada mata kuliah simulasi
optic (fisika)?
3. Apa saja yang dibutuhkan dalam membuat model ?
4. Bagaimana kriterian model yang tergolong baik ?
5. Bagaimana cara mewujudkan model dengan bantuan komputer
( dengan programming, software, metode computer) ?
6. Apakah hubungan dari simulasi dan visualisasi ?
ANSWER
1. Model Model adalah representasi penyederhanaan dari sebuah
realita yang complex (biasanya bertujuan untuk memahami
realita tersebut) dan mempunyai feature yang sama dengan
tiruannya dalam melakukan task atau menyelesaikan
permasalahan. Model adalah karakteristik umum yang mewakili
sekelompok bentuk yang ada, atau representasi suatu masalah
dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah dikerjakan
Model adalah suatu rencana, representasi, atau deskripsi
yang menjelaskan suatu objek, sistem, atau konsep, yang
seringkali berupa penyederhanaan atau idealisasi. Bentuknya
dapat berupa model fisik (maket, bentuk prototipe),
model citra (gambar rancangan, citra komputer),
atau rumusan matematis.
Macam – macam model dapat dibagi dalam lima kelas yang
berbeda :
1) Kelas I, pembagian menurut fungsi :
a. Model deskriptif : hanya menggambarkan situasi sebuah
sistem tanpa rekomendasi dan peramalan. Contoh : peta
organisasi
b. Model prediktif : model ini menunjukkan apa yang akan
terjadi, bila sesuatu terjadi.
c. Model normatif : model yang menyediakan jawaban terbaik
terhadap satu persoalan. Model ini memberi rekomendasi
tindakan-tindakan yang perlu diambil. Contoh : model
budget advertensi, model economics, model marketing.
2) Kelas II, pembagian menurut struktur.
a. Model Ikonik : adalah model yang menirukan sistem
aslinya, tetapi dalam suatu skala tertentu. Contoh :
model pesawat.
b. Model Analog : adalah suatu model yang menirukan
sistem aslinya dengan hanya mengambil beberapa
karakteristik utama dan menggambarkannya dengan benda
atau sistem lain secara analog. Contoh : aliran lalu
lintas di jalan dianalogkan dengan aliran air dalam
sistem pipa.
c. Model Simbolis : adalah suatu model yang menggambarkan
sistem yang ditinjau dengan simbol-simbol biasanya
dengan simbol-simbol matematik. Dalam hal ini sistem
diwakili oleh variabel-variabel dari karakteristik
sistem yang ditinjau.
3) Kelas III, pembagian menurut referansi waktu.
a. Statis : model statis tidak memasukkan faktor waktu
dalam perumusannya.
b. Dinamis : mempunyai unsur waktu dalam perumusannya.
4) Kelas IV, pembagian menurut referansi kepastian.
a. Deterministik : dalam model ini pada setiap kumpulan
nilai input, hanya ada satu output yang unik, yang
merupakan solusi dari model dalam keadaan pasti.
b. Probabilistik : model probabilistik menyangkut
distribusi probabilistik dari input atau proses dan
menghasilkan suatu deretan harga bagi paling tidak satu
variabel output yang disertai dengan kemungkinan-
kemungkinan dari harga-harga tersebut.
c. Game : teori permainan yang mengembangkan solusi-solusi
optimum dalam menghadapi situasi yang tidak pasti.
5) Kelas V, pembagian menurut tingkat generalitas.
a. Umum
b. Khusus
2. Dalam mata kuliah simulasi optic ini digunakan pendekatan
model matematis dan fisis, yaitu merupakan proses dalam
memperoleh pemahaman matematis atau fisis melalui konteks
dunia nyata. Dalam pemodelan matematis dan fisis bahwa
masalah nyata yang sering dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari perlu disusun dalam suatu model matematis sehingga,
mudah dicari solusinya. Jenis model pendekatan matematis
yang digunakan adalah model simulasi. Hubungan antara
komponen-komponen dalam suatu masalah yang dirumuskan dalam
suatu persamaan matematik yang memuat komponen-komponen itu
sebagai variabelnya, dinamakan model matematis.
Terdapat beberapa jenis model matematis antara lain :
1. Model empiris
pada model empiris data yang berhubungan dengan
problem menentukan peran yang penting. Dalam
pendekatan ini gagasan yang utama adalah
mengkronstruksi formula (persamaan) matematika yang
dapat menghasilkan grafik yang terbaik untuk
mencocokan data.
2. Model simulasi
Dalam pendekatan ini program komputer dituliskan
didasarkan pada aturan-aturan yang dipercaya untuk
membentuk suatu proses
3. Model stokastik
Model Stokastik adalah model matematika dimana gejala-
gejala dapat diukur dengan derajat kepastian yang
tidak stabil.
3. Dalam membuat model dibutuhkan Proses pembentukan model
matematis melalui tahap abstraksi dan idealisasi yaitu
Kondisi nyata yang diabstraksikan kemudian ketidaksempurnaan
yang terdapat pada masing-masing unsur dieliminir dan
dipandang telah sesuai dengan kondisi sesungguhnya Beberapa
hal penting dan perlu agar model yang dibuat sesuai dengan
konsep masalah antara lain, masalah itu harus dipahami
karakteristiknya dengan baik, disusun formulasi modelnya,
model itu divalidasi secara cermat, solusi model yang
diperoleh diinterpretasikan dan kemudian diuji kebenarannya.
Metodologi dasar dalam proses penentuan model matematika
atau sering disebut pemodelan matematika, ada beberapa tahap
yaitu: tahap masalah, karakterisasi masalah, formulasi model
matematika, analisis, validasi, perubahan dan model yang
memadai.
4. Dalam proses abstraksi dan idealisasi diterapkan prinsip-
prinsip matematis maupun fisis yang relevan sehingga
menghasilkan sebuah model matematis dan fisis yang
diharapkan Model matematis yang dihasilkan, baik dalam
bentuk persamaan, pertidaksamaan, sistem persamaan atau
lainnya terdiri atas sekumpulan lambang yang disebut
variabel atau besaran yang kemudian di dalamnya digunakan
operasi matematika seperti tambah, kali, kurang, atau bagi.
Dengan prinsip-prinsip matematis tersebut dapat dilihat
apakah model yang dihasilkan telah sesuai dengan rumusan
sebagaimana formulasi masalah nyata yang dihadapi.
5. Dalam pendekatan ini program komputer dituliskan didasarkan
pada aturan-aturan yang dipercaya untuk membentuk suatu
proses
Dukungan Komputer Dalam Proses simulasi maupun visualsasi
1. Menyimpan Data Komputer. Komputer memungkinan teknik
penyimpnan data yang lebih murah dibandingkan dengan
cara konvensional (menggunakan kertas). Data-data
bisa disimpan dalam bentuk digital
2. Proses Komputasi. Komputer dapat meningkatkan
kecepatan akses pada data digital yang tersimpan
untuk keperluan eksplorasi.
3. Penyajian Informasi. Komputer memungkinkan penyajian
informasi ke dalam berbagai bentuk yang dapat
disesuaikan dengan keinginan.
Animasi merupakan salah satu bagian grafika komputer yang
menyajikan tampilan-tampilan yang sangat atraktif juga
merupakan sekumpulan gambar yang ditampilkan secara
berurutan dengan cepat untuk mensimulasi gerakan yang hidup.
Pemanfaatan animasi dapat ditujukan untuk simulasi, menarik
perhatian pemakai komputer pada bagian tertentu dari layar,
memvisualisasikan cara kerja suatu alat atau menampilkan
keluaran program dengan gambar-gambar yang menarik dibanding
dengan sederetan angka, serta tidak ketinggalan untuk
program-program permainan.
Pada dasarnya, animasi adalah transformasi objek yang di
mana semua titik pada sembarang objek akan diubah sesuai
dengan aturan tertentu, sementara sistem koordinatnya tetap.
Implementasi pada animasi dapat dikerjakan secara interaktif
maupun non interaktif. Dibandingkan animasi non interaktif,
animasi interaktif memberikan tampilan yang lebih menarik
dan dinamis. Pada animasi interaktif, pergerakan objek
mengikuti perintah yang diberikan oleh pemakai lewat
perangkat interaktif. Sedangkan animasi non interaktif,
pergerakan objek hanya dikendalikan dari prosedur yang ada
di dalam sebuah program. Untuk animasi interaktif kebanyakan
digunakan untuk program-program permainan, sedangkan animasi
non interaktif kebanyakan untuk melakukan simulasi objek.
6. Simulasi sendiri memiliki pengertian berbeda-beda antara
yang satu dengan yang lain karena setiap orang dalam
menjelaskan arti simulasi pasti berbeda secara bahasa, namun
berikut merupakan beberapa pengertian dari simulasi.
Simulasi adalah program (software) komputer yang
berfungsi untuk menirukan perilaku sistem nyata yang
memanipulasi sebuah model sedemikian rupa sehingga
model tersebut bekerja dalam ruang dan waktu.
Simulasi adalah model dari suatu sistem, dimana sistem
tersebut dimodelkan dengan sebuah software, dan ukuran
numerik performansi diturunkan dari output.
Simulasi adalah suatu proses perancangan model dari
suatu sistem nyata dan pelaksanaan eksperimen-
eksperimen untuk memahami tingkah laku system.
Simulasi adalah suatu program komputer yang ditulis
dalam suatu bahasa pemrograman (general purpose atau
dedicated) dan memerlukan runtime yang terkadang besar.
Simulasi dapat diartikan sebagai meniru suatu sistem
nyata yang kompleks yang penuh dengan sifat
probabilistik, tanpa harus mengalami keadaan yang
sesungguhnya . Hal ini dapat dilakukan denganmembuat
sebuah miniature yang representative dan valid denagn
tujuan sampling dan survey statistik pada sistem nyata
dapat dilakukan pada tiruan ini.
Sedangkan visualisasi adalah membayangkan dengan melibatkan
intensitas emosi yang kuat pada hal-hal yang diinginkan,
rekayasa dalam pembuatan gambar, diagram atau animasi untuk
penampilan suatu informasi. Secara umum, visualisasi dalam
bentuk gambar baik yang bersifat abstrak maupun nyata telah
dikenal sejak awal dari peradaban manusia.
Dari kedua pengertian tersebut maka hubungan simulasi dan
visualisasi adalah Simulasi biasanya digunakan ketika model
sangat rumit dengan banyak variabel dan komponen yang saling
berinteraksi, ketika hubungan antar variabel tidak linear,
ketika model memiliki variate acak, dan ketika output dari
model akan divisualisasikan sebagai animasi komputer 3D.