34
MAKALAH BIOLOGI DASAR SISTEM PERSARAFAN Disusun Oleh Kelompok 1 : Ayu Khoirunnisa P3.73.24.2.15.008 Dealla Nurmala P3.73.24.2.15.012 Devita Candra Sari P3.73.24.2.15.016 Nurma Amalia Ulfah P3.73.24.2.15.031 Risma Rusmalia P3.73.24.2.15.037 Yoka Varenza P3.73.24.2.15.040 Kelas I A Pembimbing : Mardeyanti, S.SiT, M.Kes Nip : 197303241993022003 PRODI D-III KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III Jl. Arteri Jorr Jati Warna, Kec. Pondok Melati, Bekasi

SISTEM SARAF

Embed Size (px)

Citation preview

MAKALAH BIOLOGI DASAR

SISTEM PERSARAFAN

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Ayu Khoirunnisa P3.73.24.2.15.008Dealla Nurmala P3.73.24.2.15.012Devita Candra Sari P3.73.24.2.15.016Nurma Amalia Ulfah P3.73.24.2.15.031Risma Rusmalia P3.73.24.2.15.037Yoka Varenza P3.73.24.2.15.040

Kelas I A

Pembimbing :

Mardeyanti, S.SiT, M.KesNip : 197303241993022003

PRODI D-III KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

Jl. Arteri Jorr Jati Warna, Kec. Pondok Melati, Bekasi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah swt atas taufik dan hidayah-Nya,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah biologi dasar tentang sistem persarafan.

Makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas biologi dasar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga

makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi

sempurnanya makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Bekasi, 26 September 2015

Penyusun

i

DAFTAR ISI

KataPengantar ..................................................................................................i

Daftar Isi ..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................1

1.3 Tujuan ..................................................................................................1

BAB II ISI

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf ....................................................2

2.2 Organisasi Sistem Saraf .......................................................................6

2.3 Mekanisme Gerak Tubuh .....................................................................19

2.4 Sistem Persarafan Berkaitan dengan Perempuan dan Anak ................20

2.5 Neurotransmitter ..................................................................................25

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................28

ii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSistem Saraf adalah suatu jaringan-jaringan yang saling terhubung satu sama lain

dengan sangat kompleks. Sistem saraf mengkoordinasi interaksi yang dilakukan antara

individu dengan lingkungan sekitar. Sistem tubuh ini sangat penting karena kebanyakan

mengatur aktivitas sistem tubuh lainnya. Berkat pengaturan saraf tersebut terjalinlah

komunikasi antara sistem tubuh sehingga tubuh dapat berfungsi dengan semestinya.

Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar, dan memberi respon terhadap suatu

rangsangan merupakan hasil kerja dari sistem saraf.

Sistem saraf sangat berperan bagi manusia karena memungkinkan manusia untuk

dapat menyesuikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di

lingkungan sekitarnya.

Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing memiliki

fungsi tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja dengan baik, diperlukan sistem

yang mengatur organ tersebut. Pada manusia, pengaturan atau koordinasi tersebut salah

satunya dilakukan oleh sistem saraf. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas

tentang sistem saraf.

1.2 Rumusan Masalah1. Apa itu anatomi dan fisiologi sistem saraf?

2. Apa saja organisasi pada sistem saraf?

3. Bagaimana mekanisme gerak tubuh?

4. Apa itu neurotransmitter?

5. Apa saja sistem persarafan yang saling berkaitan dengan perempuan dan anak?

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem saraf

2. Untuk mengetahui organisasi pada sistem saraf

3. Untuk mengetahui mekanisme gerak tubuh

4. Untuk mengetahui apa itu neurotransmitter

5. Untuk mengetahui sistem persarafan yang saling berkaitan dengan perempuan dan

anak

1

BAB II

ISI

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf

2.1.1 Pengertian Sistem Saraf

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan

serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf mengkoordinasi,

menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.

Sistem tubuh yang pentng ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system

tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara

berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang

harmonis.

2.1.2 Fungsi Sistem Saraf

Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf

mempunyai 3 fungsi utama yaitu :

1. Sebagai Alat Komunikasi

Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh

alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan

adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya

perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.

2. Sebagai Alat Pengendali

Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja

serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ

tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.

3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan

Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau

reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai

pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat

pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita.

2

2.1.3 Struktur dan Fungsi Sel Saraf

Gambar 1 Stuktur NeuronSource : http://belajarbiologi.com/2015/04/sel-saraf-bagian-bagian-sel-saraf.html

Neuron adalah unit fungsional sel saraf dalam sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma.

a) Badan sel atau perikarion

Suatu neuron yang mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron. Badan

sel tersusun atas :

Nukleus

Tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi

Badan Nissl

Terdiri atas retikulum endoplasma kasar dan halus yang berfungsi untuk

tempat sintesis

Neurofibril

Merupakan neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui

mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak

b) Dendrit

Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi

untuk menghantarkan impuls ke sel tubuh.

c) Akson

Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrit.

Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain

(sel otot/kelenjar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson. Akson

terletak di salah satu ujung neuron atau saraf sel disebut akson terminal. Ini

adalah bagian akhir dari neuron untuk menerima impuls listrik dan juga

3

daerah di mana impuls diubah menjadi sinyal kimia menggunakan

neurotransmitter. Akson memiliki selubung sebagai pembungkus oleh sel

schwann. Sel schwann atau neurilema adalah salah satu sel glia utama pada

sistem saraf perifer yang berfungsi untuk membentuk selubung meylin

(selubung bagian dalam sel schwann yang langsung melapisi akson). Ada

dua jenis sel schwann yaitu yang termielinasi dan yang belum termielinasi.

Sel schwann termielinasi membungkus akson dan kemudian membentuk

selubung mielin. Selubung meylin merupakan suatu kompleks protein lemak

yang dibentuk oleh membran plasma sel-sel schwan. Serabut saraf yang

mempunyai selubung myelin dinamakan serabut myelin dan dalam sistem

saraf pusat dinamakan massa putih (substansia Alba). Serabut-serabut yang

tak bermielin terdapat pada massa kelabu (subtansia Grisea). Fungsi dari

selubung meylin adalah sebagai insulator listrik, melindungi akson dan

memberi nutrisi. Selubung meylin tidak membungkus akson secara

keseluruhan. Bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus selubung

meylin disebut Nodus Ranvier yang berfungsi untuk mempercepat impuls

saraf.

2.1.4 Klasifikasi Neuron

a) Berdasarkan Fungsi dan Arah transmisi Impulsnya, neuron diklasifikasi menjadi :

Gambar 2 Klasifikasi Neuron berdasarkan fungsinyaSource : http://nabila-riyantidclovers.blogspot.co.id/2014/01/bab-3-sistem-

koordinasi-dan-alat-indera.html1. Neuron sensorik(afferent) berfungsi untuk mengahantarkan impuls dari

reseptor pada kulit organ indra atau suatu organ internal ke SSP

4

2. Neuron motorik berfungsi menyampaikan impuls dari SSP ke Efektor

3. Inter neuron(neuron yang berhubungan) berfungsi menghubungkan

neuron sensorik dan neuron motorik atau menyampaikan informasi ke

inter neuron lainnya

b) Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :1. Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi

satu cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang

perifer yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan

neuron-neuron sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion

cerebrospinalis).

2. Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson.

Jenis ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata

dan dalam telinga dalam.

3. Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis

neuron ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf

sentral (sel saraf motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla

spinalis, sel-sel ganglion otonom).

Gambar 3 Klasifikasi Neuron berdasarkan bentuknyaSource : http://belajarbiologi.com/2015/04/sel-saraf-bagian-bagian-sel-saraf.html

5

2.2 Organisasi Sistem Saraf

2.2.1 Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh,

baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi

penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan medula spinalis.

a) Otak

Otak sebagai pusat pengontrol tubuh adalah salah satu organ tubuh orang

dewasa yang terbesar, terdiri dari sekitar 100 milyar neuron. Otak manusia

mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengonsumsi 25% oksigen, dan

menerima 1,5% curah jantung. Otak mempunyai lipatan-lipatan (fissures) guna

meningkatkan luas permukaan untuk korteks. Manusia memiliki otak lebih

besar yang harus bekerja jauh lebih keras. Lipatan-lipatan tambahan dalam otak

kita berfungsi meningkatkan luas permukaan untuk pembuluh-pembuluh darah

yang berfungsi membuang kelebihan panas dari kerja otak yang ekstra keras.

(Gerald Legg Brighton, West Sussex, Inggris)

Selaput Otak (Meningen)

Otak manusia memiliki selaput otak (meningen) yang berfungsi melindungi

struktur saraf yang halus untuk membawa pembuluh darah dan cairan

sekresi. Selaput otak terdiri atas 3 lapisan yaitu

- Piameter

Lapisan terdalam yang halus dan tipis serta melekat erat pada otak.

Lapisan ini banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan saraf

- Araknoid

6

Lapisan tengah yang terletak eksternal piameter dan mengandung sedikit

pembuluh darah

- Durameter

Lapisan terluar yang keras dan berasal dari jaringan ikat tebal dan kuat

Gambar 4 Lapisan dari MeningenSource : https://www.academia.edu/7389342/Makalah_Sistem_Saraf_Manusia

Cairan Cerebrospinalis (CCS)

Otak memiliki cairan cerebrospinalis yang mengelilingi ruag subaraknoid

disekitar otak dan medulla spinalis. Cairan ini mengisi ventrikel dalam otak.

Komposisi dari CCS adalah

Source : https://www.academia.edu/7389342/Makalah_Sistem_Saraf_Manusia

Produksi CCS

- Pleksus koroid yaitu jaringan kapilar berbentuk bunga kol yang

menonjol dari piameter kedalam dua ventrikel otak

- Sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral

dan melapisi kanal sentral medulla spinalis

Fungsi CCS

7

Sebagai bantalan untuk jaringan lunak otak dan medulla spinalis, sebagai

media pertukaran nutrien dan zat buangan antara darah dan otak serta

medulla spinalis

Pembagian Otak Manusia

Otak manusia dibedakan atas tiga bagian yaitu, otak depan, otak tengah, dan

otak belakang. Pola pembagian otak tersebut tampak jelas selama

perkembangan otak pada masa embrio.

I. Otak Depan atau

Prosensefalon

Otak depan atau prosensefalon terdiri atas dua

bagian utama, yaitu telensefalon dan diensefalon.

(i) Telensefalon

Merupakan bagian otak yang berkembang secara

cepat, baik ukuran maupun kompleksitasnya.

Komponen utama telensefalon adalah Cerebrum

dan Bulbus Olfaktori.

Cerebrum

atau otak

besar

Merupakan bagian otak utama dan paling

berkembang. Semua informasi sensori

diterima dibagian ini. Cerebrum terdiri atas 2

belahan (kanan dan kiri) yang disebut

hemisfer serebral. Kedua belahan otak

tersebut dihubungkan oleh serangkaian saraf

yang disebut Korpus Kalosum.

8

Pada

hemisfer serebral terdapat celah dangkal yang membagi hemisfer serebral

menjadi 4 lobus. Celah dangkal hemisfer itu disebut sulkus. 4 lobus tersebut

yaitu

- Lobus ocipitalis yaitu daerah penglihatan utama, daerah asosiasi

penglihatan.

- Lobus temporalis yaitu daerah asosiasi mendengar, daerah mendengar

utama, daerah sensori berbicara atau wernickle.

- Lobus parietalis yaitu daerah asosiasi somatosensori, daerah

somatosensori utama, daerah perasa atau pengecap utama.

- Lobus frontalis yaitu daerah motor utama, daerah bicara atau broca,

daerah asosiasi depan.

9

Gambar 5

Gambar 6

staff.uny.ac.id/sites/...St/materi%20kuliah%20neurologi

Gambar 7

Selain pembagian berdasarkan lobus, permukaan otak dibagi menjadi 47 area

oleh Brodmann.

Source : staff.uny.ac.id/sites/...St/materi%20kuliah%20neurologi%202013.pdf

Pada permukaan cerebrum terdapat lapisan tipis berupa substansi kelabu

yang menutupi hemisfer serebral. Lapisan ini disebut korteks cerebrum.

Korteks memiliki bentuk berupa lipatan-lipatan yang dapat memperbesar

luas permukaannya. Korteks mengandul lebih dari 1 miliar badan sel

saraf. Pada bagian inilah intelegnsi, ingatan, kemampuan berpikir, dan

semua kegiatan mental ataupun fisik ditentukan. Adapun area fungsional

pada korteks serebral meliputi area motorik primer, area sensorik primer,

dan area asosiasi atau sekunder.

- Area motorik primer

Terdapat area pramotorik korteks yang mengendalikan aktivitas

motorik terlatih dan berulang seperti mengetik. Area Broca adalah

area yang berhubungan dengan wicara

- Area sensorik korteks

10

Gambar 8

Area sensorik primer terdapat neuron yang menerima informasi

sensorik umum yang berkaitan dengan nyeri, tekanan, suhu,

sentuhan. Area visual primer terletak dalam lobus oksipital dan

meneroma informasi dari retina mata. Area auditori primer terletak

pada tepi atas lobus temporal, dan menerima impuls saraf yang

berkaitan dengan pendengaran. Area olfakori primer terletak pada

permukaan medial lobus temporal dan berkaitan dengan penciuman.

Area pengecap primer (gustatori) terletak dalam lobus parietal dan

berkaitan dengan persepsi rasa.

- Area asosiasi

Area asosiasi frontal terletak pada lobus frontal, merupakan sisi

fungsi intelektual dan fisik yang lebih tinggi. Area asosiasi somatik

terletak dalam lobus parietal, berkaitan dengan interpretasi bentuk

dan tekstur suatu objek dan keterkaitan dengan bagian-bagian tubuh

secara posisional. Area asosiasi visual yang terletak pada lobus

oksipital dan area asosiasi auditori yang terletak dalam lobus

temporal. Berperan untuk menginterpretasi pengalaman visual dan

auditori. Area wicara wernicke terletak dalam superior lobus

temporal. Berkaitan dengan bahasa dan wicara. Bagian ini

berhubungan dengan area broca.

Bulbus Olfaktori

Bulbus olfaktorius adalah struktur otak vertebrata yang memengaruhi

penciuman hewan. Semakin baik perkembangannya, semakin tajam

penciuman suatu hewan. Bulbus olfaktorius berfungsi untuk

memperbesar penciuman, memperbesar sensitivitas deteksi bau,

menyaring bau untuk mengdeteksi suatu bau.

Sistem Limbik

Diterapkan untuk bagian otak yang terdiri dari jaringan korteks

disekeliling hilus hemisfer serebri bersama srtuktur yang letaknya

lebih dalam. Fungsi sistem limbik berpengaruh pada perilaku makan,

bersama dengan talamus mempengaruhi perilaku seksual, emosi serta

motivasi. Perubahan tekanan darah, pernafasan, hiperfagia

(meningkatnya nafsu dan asupan makan) dan komnifagia.

11

(ii) Diensefalon

Terdapat didepan otak tengah. Bagian otak ini terdapat talamus,

hipotalamus, kelenjar pineal, dan kelenjar pituitari.

Talamus

Terdiri atas substansi kelabu yang dibangun oleh sejumlah badan sel,

dendrit, dan akson yang tidak berselubung meylin. Talamus

merupakan tempat penerimaan semua informasi sensori kecuali

penciuman. Informasi tersebut akan dikirim ke cerebrum. Talamus

mempengaruhi kerja cerebrum dan ikut juga meningkatkan fungsi

mental seperti ingatan dan emosi.

Hipotalamus

Berada dibawah talamus dan berfungsi untuk mengatur berbagai

proses. Misalnya mengatur temperatur tubuh, dorongan seks,

metabolisme karbohidrat, rasa lapar, dan rasa haus serta berfungsi

untuk mengatur kelenjar pituritari

Kelenjar pituitari

Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis terletak pada dasar otak

besar. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar utama yang

menghasilkan bermacam-macam hormon dan mengatur kegiatan

kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar pituitari (hipofisis) disebut

kelenjar pengendali (master of gland).

Kelenjar Pineal

Kelenjar pineal (juga disebut badan pineal, epiphysis cerebri,

epiphysis, conarium ) adalah sebuah kelenjar endokrin pada otak

vertebrata. Ia memproduksi serotonin turunan dari melatonin, sebuah

hormon yang mempengaruhi modulasi pola bangun/tidur dan fungsi

musiman.

12

Source : http://belajarbiologi.com/2014/05/apa-itu-kelenjar-pinealis.html

II. Otak Tengah atau Mesensefalon

Otak tengah atau mesensefalon mulanya merupakan sebuah pusat

koordinasi dari respons refleks untuk indra penglihatan. Misalnya gerak

refleks mengecilkan pupil mata ketika melewati ruang yang gelap menuju

ruang yang terang. Selama perkembangannya, otak tengah melakukan

fungsi tambahan yang berhubungan dengan indra perasa dan indra

pendengaran meskipun ukurannya tidak berubah. Bagian dasar otak

tengah adalah optik tektum yaitu penebalan dari substansi kelabu yang

menghubungkan sinyal-siyal penglihatan dan pendengaran.

III. Otak Belakang atau Rhombensefalon

Merupakan bagian otak yang berhubungan dengan medula spinalis. Pada

bagian otak ini terdapat komponen otak utama yaotu cerebellum, pons,

dan medula oblongata.

(i) Otak kecil atau Cerebellum

Dikenal sebagai pusat koordinasi motor tak sadar dari otak. berfungsi

untuk menanggapi gerak refleks dan gerakan yang direncanakan oleh

otak serta berfungsi untuk mengontrol sikap dan keseimbangan tubuh.

(ii) Pons

Merupakan bagian otak berupa gembungan yang terletak diatas

medula oblongata. Pons dalam bahasa latin berarti jembatan. Fungsi

dari pons adalah sebagai jembatan saraf yang menghubungkan dua

belahan otak kecil, otak depan (cerebrum), dengan otak belakang

(cerebellum) dan otak dengan dengan medula spinalis.

13

Gambar 9

(iii) Medula Oblongata

Merupakan bagian batang otak pada pangkal otak yang

menghubungkan medula spinalis dengan otak. medula berfungsi

untuk mengontrol pernafasan, mengatur denyut jantung,

menyebabkan pembuluh darah mengecil dan melebar. Pons, medula

oblongata, dan mesensefalon bersama-sama membentuk suatu

struktur yang disebut batang otak. Batang otak merupakan kealnjutan

dari medula spinalis

b) Medula Spinalis

Medula spinalis merupakan massa jaringan saraf yang berbentuk silinder

pipih yang memanjang dan membujur di dalam saluran ruas0ruas tulang

belakang (vertebra). Panjang rata-rata nya adalah 45 cm pada laki-laki dewasa

dan 42 cm pada wanita dewasa. Medula spinalis juga dilindungi oleh selaput

meninges. Diantara slapisan dalam dan tengah terdapat cairan cerebrospinal

sebagai bantalan dan memberi zat-zat makanan.

Medula spinalis memiliki 2 bagian utama yaitu substansi kelabu (bagian

dalam) dan substansi putih (bagian luar). Pada penampang melintang, substansi

kelabu tampak seperti huruf H dikelilingi oleh substansi putih. Substansi putih

bertindak sebagai penghantar impuls saraf dari atau ke otak, sedangkan

substansi kelabu sebagai pusat distrbusi jalur sensori dan motor. Serat-serat

saraf sensori dan serat-serat saraf mototr keluar melalui bagian ventral medula

spinalis. Medula spinalis berfungsi untuk mengendalikan aktivitas refleks dalam

tubuh.

Sumsum tulang belakang terdiri dari 31 pasang saraf spinalis yang terdiri

dari 7 pasang dari segmen servikal, 12 pasang dari segmen thorakal, 5 pasang

dari segmen lumbalis, 5 pasang dari segmen sacralis dan 1 pasang dari segmen

koxigeus

14

2.2.2 Sistem Saraf Tepi

Sistem Saraf Tepi terdiri atas

a) Sistem saraf somatik (volunter)

Sistem saraf somatik bekerja atas dasar dan berkaitan dengan perubahan

lingkungan eksternal dan menerima respon motorik pada otot rangka. Sistem

saraf sadar terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31

pasang saraf spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf

spinal.

15

Gambar 10

Saraf Kranial

Source : http://blog.uad.ac.id/novi1300001298/2015/01/09/psikologi-faal/

16

Gambar 11

Source : https://books.google.co.id

Saraf Spinal

17

Saraf spinal merupakan serat saraf yang melekat pada kedua sisi tulang

belakang. Saraf spinal berfungsi membawa impuls saraf dari dan ke medula

spinalis. Pada manuisa terdapat 31 pasang saraf spinal yang keluar dari akar

dorsal dan akar ventral di kedua sisi tulang belakang. Akar dorsal terdiri atas

serat saraf sensori yang menghantarkan impuls saraf dari reseptor sensori ke

medula spinalis. Akar ventral terdiri atas serat saraf motor yang

mengahntarkan impuls saraf ke luar medula spinalis. Akar dorsal dan akar

ventral bercabang pendek kemudian bergabung kembali dan keluar melayani

bermacam-macam bagian tubuh.

b) Sistem saraf otonom (involunter)

Sistem saraf otonom mengendalikan seluruh respon involunter pada otot polos,

otot jantung, dan kelenjar dengan cara menghantarkan impuls saraf melalui dua

jalur. Sistem saraf otonom terdiri atas 2 yaitu simpatik dan parasimpatik

Saraf simpatis

Pada sistem saraf simpatis, serat-serat saraf yang keluar dari medula spinalis

tidak langsung menuju efektor, tetapi membentuk sinapsis di dalam ganglion

(Ganglion merupakan kista yang berisi cairan bening kental dengan dinding

tipis yang berasal dari tonjolan selaput sarung tendon). Neurotransmitternya

adalah norepinefrin. Sistem saraf ini memiliki serat paraganglion yang lebih

pendek dibanding serat saraf pascaganglion.

Source : https://books.google.co.id

Saraf parasimpatis

Saraf parasimpatis disebut juga saraf kraniosakral. Pada sistem saraf ini,

saraf-saraf muncul dari daerah kranial dan daerah vertebra sakral (bagian

paling bawah dari medula spinalis). Sistem saraf parasimpatis memiliki

praganglion yang berukuran panjang dan serat-serat pascaganglion berukuran

pendek. Artinya, ganglia pada sistem saraf parasimpatis dekat dengan organ

atau berada di dalam organ. Neurotransmitternya adalah asetilkolin.

18

Source : https://books.google.co.id

19

Source : https://books.google.co.id

20

2.3 Mekanisme gerak tubuh

Mekanisme gerak tubuh terbagi atas 2 yaitu gerak sadar dan gerak refleks

a) Gerak sadar

Gerak sadar merupakan gerak yang berlangsung dengan kita sadari. Pada gerak sadar,

rangsangan diolah terlebih dahulu oleh otak. Impuls pada gerak sadar melalui jalur

yang panjang. Misalnya saat kita ingin menulis. Reseptor yaitu penerima rangsangan

atau impuls. Reseptor dapat berupa alat indera atau otot. Kemudian, impuls tersebut

dikirimkan ke otak melalui neuron sensorik. Di dalam otak, impuls tersebut diolah

dan hasil dari pengolahan tersebut berupa pesan atau tanggapan. Selanjutnya, pesan

tersebut diteruskan ke neuron motorik melalui interneuron. Kemudian, neuron

motorik membawa impuls yang berisi tanggapan tersebut ke efektor. Efektor dapat

berupa alat indera atau otot.

b) Gerak refleks

Gerak refleks merupakan gerak yang berlangsung tanpa disadari. Gerak refleks

berlangsung sangat cepat dan tanggapan terjadi secara ototmatis terhadap rangsangan.

Gerak refleks pada dasarnya suatu mekanisme respon yang bertujuan untuk

menghindari suatu rangsangan yang dapat membahayakan tubuh. Pada gerak refleks,

impuls diolah bukan di otak melainkan di medula spinalis. Reseptor yaitu penerima

rangsangan atau impuls. Reseptor dapat berupa alat indera atau otot. Kemudian,

impuls tersebut dikirimkan ke medula spinalis melalui neuron sensorik. Di dalam

medula spinalis, impuls tersebut diolah dan hasil dari pengolahan tersebut berupa

pesan atau tanggapan. Selanjutnya, pesan tersebut diteruskan ke neuron motorik

melalui interneuron. Kemudian, neuron motorik membawa impuls yang berisi

tanggapan tersebut ke efektor. Efektor dapat berupa alat indera atau otot.

21

Source : http://www.artikelsiana.com/2014/10/sistem-saraf-manusia-Fungsi-Pengertian.html

Source : http://hikmah-d.blogspot.co.id/2013/08/sistem-saraf-manusia.html

2.4 Sistem Persarafan yang Berkaitan dengan Perempuan dan Anak

2.4.1 Perubahan Fisiologis Sistem Neurologis pada Bayi Baru Lahir (BBL)

Pada saat lahir sistem saraf BBL belum terintegrasi sempurna namun sudah

cukup berkembang untuk bertahan dalam kehidupan ekstra uterin. Fungsi tubuh

dan respon-respon yang diberikan sebagian besar dilakukan oleh pusat yang lebih

rendah dari otak dan reflek-reflek dalam medulla spinalis. BBL baru dapat

menjalankan fungsi pada tingkat batang otak. Kontrol saraf dari pusat yang lebih

tinggi secara bertahap berkembang, membuat lebih memungkinkannya perilaku

yang kompleks dan bertujuan. (Hamilton, 1995).

Kebanyakan fungsi neurologis berupa reflek primitif. Evaluasi reflek primitif dan

tonus otot merupakan pengkajian perilaku saraf (neuro behavioral) pada neonatus.

BBL memiliki banyak reflek yang primitif. Waktu, saat reflek BBL ini muncul

dan menghilang, menunjukkan kematangan dan perkembangan sistem syaraf

yang baik. Reflek yang sering ditemukan pada BBL normal adalah menghisap

dan membuka mulut (rooting), menelan, menggenggam telapak tangan dan kaki,

menjulurkan lidah, reflek moro, dll (Bobak, 2005).

Reflek primitif adalah aksi reflek yang berasal dari dalam pusat sistem saraf

yang ditunjukkan oleh bayi baru lahir normal namun secara neurologis tidak

lengkap seperti pada orang dewasa dalam menanggapi rangsang tertentu. Reflek

ini tidak menetap hingga dewasa, namun lama-kelamaan akan menghilang karena

dihambat oleh lobus frontal sesuai dengan tahap perkembangan anak normal.

22

Reflek primitif ini sering juga disebut infantile atau reflek bayi baru lahir.Macam-

macam Reflek Primitif pada Bayi Baru Lahir

a) Reflek Ketuk Glabella : Reflek ini diperiksa dengan mengetuk secara berulang

pada dahi. Ketukan akan diterjemahkan sebagai sinyal yang diterima oleh

saraf sensori aferen yang akan dipindahkan oleh nervus trigeminal dan sinyal

saraf eferen akan kembali ke otot orbicularis oculi melalui saraf facial yang

akan menggerakkan reflek pada mata yaitu berkedip.

b) Reflek Mata Boneka : Reflek ini diperiksa sebagai salah satu cara untuk

menentukan mati batang otak. Jika kepala diputar-putar (ditolehkan ke

samping kanan dan kiri) maka bola mata akan bergerak. Namun jika pada

pemeriksaan ini bola mata tetap berhenti atau tidak bergerak sama sekali

berarti dimungkinkan ada kematian batang otak.

c) Reflek Rooting : Reflek ini ditunjukkan pada saat kelahiran dan akan

membantu proses menyusui. Reflek ini akan mulai terhambat pada usia

sekitar empat bulan dan berangsur-angsur akan terbawa di bawah sadar.

Seorang bayi baru lahir akan menggerakkan kepalanya menuju sesuatu yang

menyentuh pipi atau mulutnya, dan mencari obyek tersebut dengan

menggerakkan kepalanya terus-menerus hingga ia berhasil menemukan obyek

tersebut.

d) Reflek tonick neck dan asymmetric tonick neck ini disebut juga posisi

menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar

usia lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan ke samping, lengan pada sisi

tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-

kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak

mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga

lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron

motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek tonick neck merupakan suatu

tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyiapkan bayi

untuk mencapai gerak sadar.

e) Reflek Palmar Grasping : Reflek ini muncul pada saat kelahiran dan akan

menetap hingga usia 5 sampai 6 bulan. Saat sebuah benda diletakkan di

tangan bayi dan menyentuh telapak tangannya, maka jari-jari tangan akan

menutup dan menggenggam benda tersebut. Genggaman yang ditimbulkan

sangat kuat namun tidak dapat diperkirakan, walaupun juga dimungkinkan

23

akan mendorong berat badan bayi, bayi mungkin juga akan menggenggam

tiba-tiba dan tanpa rangsangan. Genggaman bayi dapat dikurangi kekuatannya

dengan menggosok punggung atau bagian samping tangan bayi.

f) Reflek Plantar : Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp, muncul sejak

lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Reflek plantar ini

dapat diperiksa dengan menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-

jari kakinya akan melekuk secara erat.

g) Reflek Babinsky : Reflek babinsky muncul sejak lahir dan berlangsung hingga

kira-kira satu tahun. Reflek ini ditunjukkan pada saat bagian samping telapak

kaki digosok, dan menyebabkan jari-jari kaki menyebar dan jempol kaki

ekstensi. Reflek disebabkan oleh kurangnya myelinasi traktus corticospinal

pada bayi. Reflek babinsky juga merupakan tanda abnormalitas saraf seperti

lesi neuromotorik atas pada orang dewasa.

h) Reflek Galant : Reflek ini juga dikenal sebagai reflek Galant’s infantile,

ditemukan oleh seorang neurolog dari Rusia, Johann Susman Galant. Reflek

ini muncul sejak lahir dan berlangsung sampai pada usia empat hingga enam

bulan. Pada saat kulit di sepanjang sisi punggung bayi diigosok, maka bayi

akan berayun menuju sisi yang digosok. Jika reflek ini menetap hingga lewat

enam bulan, dimungkinkan ada patologis.

i) Reflek Swimming : Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam

yang berisii air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan

berenang. Reflek ini akan menghilang pada usia empat sampai enam bulan.

Reflek ini berfungsi untuk membantu bayi bertahan jika ia tenggelam.

j) Reflek Moro :muncul sejak lahir, paling kuat pada usia satu bulan dan akan

mulai mengjilang pada usia dua bulan. Reflek ini terjadi jika kepala bayi tiba-

tiba terangkat, suhu tubuh bayi berubah secara drastis atau pada saat bayi

dikagetkan oleh suara yang keras. Kaki dan tangan akan melakukan gerakan

ekstensi dan lengan akan tersentak ke atas dengan telapak tangan ke atas dan

ibu jarinya bergerak fleksiReflek ini normalnya akan menghilang pada usia

tiga sampai empat bulan, meskipun terkadang akan menetap hingga usia enam

bulan. Tidak adanya reflek ini pada kedua sisi tubuh atau bilateral (kanan dan

kiri) menandakan adanya kerusakan pada sistem saraf pusat bayi, sementara

tidak adanya reflek moro unilateral (pada satu sisi saja) dapat menandakan

24

adanya trauma persalinan seperti fraktur klavikula atau perlukaan pada

pleksus brakhialis.

k) Reflek Walking / Stepping : Reflek ini muncul sejak lahir, walaupun bayi tidak

dapat menahan berat tubuhnya, namun saat tumit kakinya disentuhkan pada

suatu permukaan yang rata, bayi akan terdorong untuk berjalan dengan

menempatkan satu kakinya di depan kaki yang lain. Reflek ini akan

menghilang sebagai sebuah respon otomatis dan muncul kembali sebagai

kebiasaan secara sadar pada sekitar usia delapan bulan hingga satu tahun

untuk persiapan kemampuan berjalan.

2.4.2 Kelainan Fungsi Otak Dan Syaraf Pada Bayi dan Anak-Anak

a) Cerebral Palsy

Merupakan suatu kelainan fungsi otak dan syaraf yang menyebabkan

gangguan keseimbangan dan gerakan. Disebabkan oleh kerusakan otak yang

mengakibatkan gangguan pada fungsi motorik, koordinasi, alat indera dan

fungsi ingatan. Secara lahiriah anak-anak CP mengalami cacat jasmani, namun

tetap memiliki potensi-potensi bawaan sebagaimana anak-anak normal. Cara

mendetesi dini Cerebral Palsy adalah

i) Pada saat lahir bayi CP dapat terlihat lemah dan terkulai atau mungkin

normal

ii) Perkembangan lambat dibanding anak-anak seusianya

iii) Tidak dapat mengguanakan tangan atau hanya dapat mengguanakn satu

tangan

iv) Mengalami masalah dalam makan, mengunyah dan menelan

v) Tubuh tampak kaku seperti papan sehingga sulit untuk digendong

vi) Bayi jarang menganis atau tersenyum

vii) Sulit berkomunikasi

viii)Muncul refleks abnormal pada bayi

25

Tipe-tipe Cerebral Palsy ada paralisis spastik, athetosis, dan ataksia.

Paralisis Spastik

Kerusakan terjadi pada korteks cerebri. Daerah tertentu pada korteks cerebri

memiliki fungsi untuk mengendalikan tonus otot agar normal. Jika terjadi

kerusakan maka akan tonus otot akan berlebihan dan mengalami spastik

(mengejang). Jika tonus otot berkurang akan mengalami paralysis

(melemah).

Athetosis

Kerusakan pada basal ganglia atau traktus ekstrapiramidal yang berfungsi

mengendalikan pola gerak. Gejalanya adalah gerakan yang tidak

terkoordinir, kadang terjadi pada bibir, mata, lidah, atau bagian tubuh yang

lain. Otot-otot mengalami kelumpuhan

Ataxia

Ditandai dengan gerakan yang tidak terkoordinasi dan kehilangan

keseimbangan. Sering terjatuh. Letak kerusakannya pada cerebellum.

b) Polio

Merupakan penyakit menular yang disebabkan virus polio yang menyerang

Anterior Horn Cell (AHC) medula spinalis sehingga merusak syaraf-syaraf

yang mengontrol gerakan. Kemudain penerita mengalami kelumpuhan pada

syaraf tepi yang mendapatkan distribusi AHC tersebut.

2.4.3 Gangguan Cerebral pada wanita

a) Chorea Gravidarum

Chorea gravidarum adalah suatu gerakan involunter berupa gangguan

hiperkinetik yang ditandai dengan gerakan tungkai yang kasar, cepat, tidak

dapat dipertahankan, tanpa tujuan, ireguler dan tidak berirama.

Penyebab yang paling sering adalah penyakit jantung rematik, sistemik lupus

eritamatosus, antiphospholipid antibodi.

b) Multiple Sklerosis

Multiple sklerosis (MS) merupakan suatu kelainan demyelinating yang

mengenai sistem saraf pusat pada tingkat yang berbeda dan pada saat yang

bervariasi. Kelainan ini sering ditemukan pada dewasa muda, dengan puncak

insidens pada usia 30 tahun dan wanita 2 kali lebih banyak dari pada pria.MS

tanpa komplikasi mungkin hanya mempunyai sedikit pengaruh pada

kehamilan. Angka kekambuhan selama kehamilan menurun sejalan dengan

26

bertambahnya trimester kehamilan. Pada masa persalinan dan pasca

persalinan, MS tidak memberikan pengaruh terrhadap proses persalinan.

c) Tumor Otak

Umumnya tumor otak muncul pada pertengahan kedua kehamilan.umumnya

penderita melahirkan melalui tindakan sectio sesarea.

d) Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terdiri dari perdarahan intra serebral (PIS) dan perdarahan

sub arahknoid (PSA). PSA dilaporkan sebagai penyebab kematian ibu non

obstetrik nomor tiga paling sering. PSA dapat disebabkan oleh rupturr

aneurisma, AVM, eklampsia atau pemakai kokain. PIS dapat terjadi akibat

eklampsia, hipertensi yang tidak berhubungan dengan eklampsia, ruktur

AVM, thrombosis vena serebral, vaskulitis dan choriocarcinomo.

2.5 Neurontrasmitter

Senyawa kimia sebagai transmisi sinyal berupa bahan-bahan zat kimia.

No Substansi

Transmitter

Tempat Fungsi Sifat Kerja

1 Amine

*asetilkolin

Otak, batang otak,

basal ganglia, sistem

saraf otonom

Transmisi dan

otot, saraf

simpatis dan

parasimpatis

Eksitasi,

inhibisi

2 Asam Amino

*aspartic acid

Otak, interneuron

medula spinalis

sensasi Eksitasi

3 Gamma

Aminobutirie Acid

(GABA)

Otak, batang otak,

basal ganglia, medula

spinalis, cerebelum

Transmisi saraf

dan otot

Inhibisi

4 Histamin Otak

medula spinalis,

SST

Belum

diketahui

Masih

dipertanyakan

5 Serotonin Batang otak tengah,

hipotalamus, medula

spinalis

Kesadaran

tidur, kontrol

perasaan,

penghambat

Inhibisi

27

nyeri

6 Katekolamin

*dopamin

Substansia nigra, basal

ganglia

Pergerakan

kompleks,

pengatur emosi,

perhatian

Inhibisi

7 Norepineferin Hipotalamus, batang

otak, cerebelum, saraf

simpatik

Menjaga

kesadaran dan

pengaturan rasa

Eksitasi

8 Asam glutamik dan

glisin

Saraf sensori Sensori Eksitasi

9 Polypeptida Otak dan medula

spinalis

Transmisi nyeri Eksitasi

10 Endorphin Talamus, hipotalamus,

medula spinalis,

pituitari

Rasa senang Eksitasi

28

BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan makalah ini, dapat disimpulkan bahwa

1. Anatomi dan fisiologi sistem saraf adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi

dari sistem saraf

2. Organisasi Sistem Saraf terdiri atas Sistem Saraf Pusat meliputi Otak dan Medula

Spinalis. Serta Sistem Saraf Tepi meliputi sistem saraf somatik dan otonom.

3. Mekanisme gerak tubuh terbagi atas 2 yaitu gerak sadar dan gerak refleks.

Mekanisme kedua gerak ini sama namun hanya ada perbedaan di pusat pengelola

impulsnya. Pada gerak sadar pengelola impuls ada di otak sedangkan pada gerak

refleks terdapat di medula spinalis

4. Sistem persarafan yang berkaitan dengan perempuan dan anak dapat berupa kelainan

pada sarafnya

5. Senyawa kimia sebagai transmisi sinyal berupa bahan-bahan zat kimia.

29

DAFTAR PUSTAKA

Pearce, EC. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia

Sloane, Ethel. 2008. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tarwoto, dkk. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Didownload dari : staff.uny.ac.id/sites/...St/materi%20kuliah%20neurologi%202013.pdfhttps://www.academia.edu/7389342/Makalah_Sistem_Saraf_Manusia

http://belajarbiologi.com/2015/04/sel-saraf-bagian-bagian-sel-saraf.html

https://books.google.co.id/books?id=yvq0cYTwe18C&pg=PA92&dq=pembagian+otak&hl=id&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=pembagian%20otak&f=false

https://books.google.co.id/books?id=kNuPMfhLcjAC&pg=PA55&lpg=PA55&dq=fungsi+dari+akson+terminal&source=bl&ots=aszpRYfbgz&sig=G6YeFUxEeQZ9TkK15N9X72erQcA&hl=id&sa=X&ved=0CDMQ6AEwBDgKahUKEwjRzLS235PIAhWOGY4KHZeyARE#v=onepage&q=fungsi%20dari%20akson%20terminal&f=false http://www.sridianti.com/apakah-fungsi-terminal-akson.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Otak_besar

https://id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_pineal

https://id.wikipedia.org/wiki/Bulbus_olfaktorius

https://id.wikipedia.org/wiki/Hipotalamus

https://id.wikipedia.org/wiki/Nodus_Ranvier

https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_saraf

https://virtualmedicalcenter.com

http://fungsi.web.id/2015/03/fungsi-talamus.html

http://www.sridianti.com/pengertian-epithalamus.html

http://www.sridianti.com/pengertian-fungsi-talamus.html

http://www.mastereon.com/2012/07/mengapa-otak-manusia-memiliki-banyak.html

30

http://www.psychologymania.com/2012/05/kelenjar-pituitari-kelenjar-hipofisis.html

http://ilmukesehatandankeperawatan.blogspot.co.id/2010/12/sistem-neurologis-bayi-baru-lahir.html

http://nyzas-world.blogspot.co.id/2009/01/reflek-primitif.html

31