Upload
khangminh22
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL
TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEMESTER VI UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Erlin Advarovi
111224021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL
TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
SEMESTER VI UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Erlin Advarovi
111224021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTO
“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan
sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu pula”
(QS. Al-Isra’:7)
“Kecerdasan bukanlah tolak ukur untuk menggapai kesuksesan, akan tetapi
dengan menjadi cerdas kita akan bisa menggapai kesuksesan”
(NN)
“Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain di selimuti oleh keluarga yang
utuh, rukun dan saling menyanyangi”
(Erlin Advarovi)
“Semua orang tidaklah perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan,
selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya”
(Alexander Pope)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Allah S.W.T yang selalu mendampingi saya, melindungi, membantu dan
memudahkan segala hal, serta mengabulkan doa dan permintaan saya.
Keluarga Tercinta: Sutarti (Ibu), Waluyo (Bapak), Eva Ambarsari, A.md.,
(Kakak), Evi Ardiva (Kakak), dan Adek Arifandi (Adik) yang selalu
memberikan semangat, dukungan dan membimbing serta menyayangi
saya.
Teman spesialku Idris Satria, S.Pd. yang selalu memberikanku semangat,
dukungan, perhatian dan doa kepada saya.
Sahabat-sahabatku seperjuangan Maria Dwi Rianti, Elisabeth Prasetiawati,
dan Christella Ayu L.P
Segenap teman terbaik PBSI 2011.
Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih yang sebesar-besarnya
atas dukungan yang telah diberikan selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Advarovi, Erlin. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman
Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun
Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang strategi pembelajaran
guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI Semester VI
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015 berdasarkan faktor membaca
dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Responden penelitian ini ialah
mahasiswa PBSI Semester VI Kelas B dan C Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
yang berjumlah 47 orang.
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil angket
faktor membaca, hasil tes kemampuan membaca pemahaman, hasil wawancara dan
strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Teknik pengumpulan data
menggunakan tes dan nontes. Strategi yang dirancang sesuai dengan enam aspek
membaca pemahaman, yakni mendefinisikan arti kata/istilah, menangkap makna
tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi
maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor membaca dinyatakan tinggi, hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase
sebesar 68,59%. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berada pada
kategori membaca pemahaman cukup. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata
mahasiswa ialah 22. Faktor membaca yang mempengaruhi membaca mahasiswa
berdasarkan hasil angket faktor membaca dan hasil wawancara menunjukkan terdapat 4
faktor membaca yang dominan, yaitu motivasi, sikap dan minat, ketertarikan dan
kebermanfaatan bacaan dan latar belakang sosial ekonomi keluarga yang tinggi.
Oleh karena itu, strategi yang dirancang untuk tiap aspek yakni (1) Mahasiswa
mencari arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan melihat konteks
kalimatnya untuk memprediksi arti kata tersebut, (2) Mahasiswa sebaiknya
memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan informasi yang menunjang makna
bacaan karena hal itu sering kali mengindikasikan makna tulisan, (3) Mahasiswa dapat
menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dan membaca paragraf-
paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan cermat, karena terkadang
makna bacaan dinyatakan secara eksplisit di bagian tersebut, (4) Mahasiswa dapat
membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind map) agar mengetahui
kelebihan dan kelemahan untuk menarik sebuah kesimpulan, (5) Mahasiswa mencari
kata-kata kunci dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta
membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk memprediksi
maksud penulis, (6) Mahasiswa dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat
menilai kebenaran gagasan pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu
menentukan dan membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta mencari
kelemahan dan kelebihan bacaan. Strategi di atas diberi nama strategi kompilasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Advarovi, Erlin. 2015. Reading Comprehension’s Learning Strategies based on
Factor of Reading and Reading Comprehension Test Result to Students
Indonesian Language and Literature Education Study Program of Semester
VI Sanata Dharma University, Yogyakarta Academic Year 2015. Thesis.
Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Study Program Sanata Dharma
University.
This research aims to describe the learning strategy in order to improve the
comprehension reading skills of PBSI students, Semester VI, Sanata Dharma
University, Yogyakarta 2015 academic year, based on reading factor and
comprehension reading skills test result. The respondents of this research are Semester
VI class B and C PBSI students, Sanata Dharma University, Yogyakarta which consists
of 47 students.
This research used descriptive qualitative and quantitative research. It was used
in order to know the result of reading factor questionnaire, the test result of
comprehension reading skills, interview result and comprehension reading skills
learning strategy. The data gathering technique of this research used test and non-test.
The strategy was designed according to the six comprehension reading aspects. They
are; describing the meaning of word/term, comprehending the implicit meaning,
drawing conclusion of the reading passage content, predicting the writer intension, and
evaluating a reading passage. The result of this research showed that the reading factor
was high. It was proven by the percentage which was got, 68,59%. The test result of the
students’ comprehension reading skills was in sufficient comprehension reading
category. It was proven by the students’ average score, which is 22. The reading factors
which influence students’ reading based on the result of the reading factor questionnaire
and interview result showed that there were four domain factors. Those factors were
motivation, attitude and interest, the interest and the use of the reading passage and high
family social-economy background.
Therefore, the strategy was designed for each aspect, (1) students find the
meaning of difficult words in the dictionary and look at the content of the sentence to
predict the meaning of those words, (2) students are supposed to pay attention on the
diction and the emphasis placement of information which support the meaning of the
reading passage, since it often indicates the meaning of the writing, (3) students are able
to underline the important word/phrase/sentence/statement and read the introduction
paragraphs and closing paragraphs meticulously because sometimes the meaning is
explicitly stated in those parts, (4) students are able to make schema/a spider web/mind
map in order to understand the strength and weakness to draw a conclusion, (5) students
find the keywords and main idea to predict the possibility of the reading passage content
and also make the summary of the reading passage on their own words to predict the
writer’s intension, (6) students are able to evaluate the reading passage by judging the
validity of the main idea and its relevance to the writer’s intension, then decide and
differentiate the fact and opinion with its reason, and also find the weakness and the
strength of the reading passage. Those strategies called compilation strategy (strategi
kompilasi).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat-Nya dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Strategi
Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca
dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSemester VI Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015 dapat peneliti selesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, dukungan,
bimbingan, doa, nasihat, dan kerjasama dari banyak pihakmaka skripsi ini tidak
akan berhasil diselesaikan. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus
perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. P. Kuswandono, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia.
4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang dengan bijaksana,
sabar, dan penuh ketelitian membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan
memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Seluruh dosen prodi PBSI yang memiliki karakteristik masing-masing telah
membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan.
7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan sabar
memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan
berbagai urusan administrasi.
8. Seluruh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta kelas B dan C yang telah
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Kedua orang tuaku Sutarti, Waluyo, Kakak-kakakku Eva Ambarsari, A.Md.
dan Evi Ardiva, dan Adikku Adek Arifandi yang selalu penulis cintai, yang
menjadi semangat, dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat seperjuangan Maria Dwi Rianti, Elisabeth Prasetiawati, Christella
Ayu Lolita Putri, Rugi Astutik, Fransiska Ambar, Eka Tanjung, Caecilia
Syahdu Hening, Saferine Yunanda, Cicilia Ariza Ratna Mawarti dan semua
teman terbaik PBSI 2011 yang selalu penulis sayangi dan selalu bersama
dalam membantu, memberikan tawa dan duka, jatuh dan bangkit, serta yang
selalu berjuang bersama dengan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman spesialku Idris Satria, S.Pd. yang dengan tulus dan sabar memberikan
dukungan, doa serta perhatian agar peneliti menyelesaikan skripsi ini.
12. Sahabat baik penulis Citra Ayu Wulandari yang penulis cintai dan yang telah
semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
13. Teman-teman Kos Tastisi Giska Arindra Yuliani, Lusy Erna, Dita P, Alberta
Primastuti, Asyela Kartini dan Caecilia Christa yang selalu memberikan
kecerian dan tidak henti untuk memberisemanngat.
14. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kehadiran kalian yang telah
memberikan pengalaman luar biasa untuk penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
MOTO ....................................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. .............. 1
1.2 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………. .. 6
1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………. .............. 6
1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………….. .............. 6
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………… .............. 7
1.6 Batasan Istilah ………………………………………………….. ............... 8
1.7 Sistematika Penelitian ……………………………………………….. ....... 9
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... .............. 10
2.1 Penelitian yang Relevan ………………………………………… ............ 10
2.2 Kajian Teoretis ……………………………………………………… ...... 12
2.2.1 Membaca ……………………………………… ........................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.2.2 Faktor Membaca ……………………………………. .................. 13
2.2.3 Jenis-jenis Membaca ……………………………….. ................... 16
2.2.4 Membaca Pemahaman ……………………………… .................. 20
2.2.5 Tujuan Membaca Pemahaman ……………………… .................. 22
2.2.6 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ……. ...................... 23
2.2.7 Strategi Pembelajaran ……………………………. ...................... 27
2.2.8 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ……………………………...... 28
2.2.9 Teori Analisis SWOT …………………………………………… 37
2.2.10 Teori Analisis Skala Likert……………………………………… 39
2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………… ......... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… ......... 44
3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………… .......... 44
3.2 Subjek Penelitian …………………………………………………. ......... 44
3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. ........... 45
3.3.1 Nontes ……………………………………………….. .................... 45
3.3.1.1 Angket……………………………………………….. ......... 45
3.3.1.2 Wawancara……………………………………………….. .. 46
3.3.2 Tes …………………………………………………… .................... 48
3.4 InstrumenPenelitian…………………………………………….. ............. 49
3.4.1 Instrumen Angket ………………………………………… ............. 49
3.4.2 Instrumendalam Tes …………………………………………….. ... 49
3.4.3 Instrumen dalam Wawancara ……………………………………. .. 50
3.5 Teknik Analisis Data ……………………………………………. ............ 50
3.5.1 Analisis Data Angket Faktor yang MempengaruhiMembaca…… ... 50
3.5.2 AnalisisData Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……………53
3.5.3 AnalisisData Wawancara …………………………. ........................ 56
3.5.4 Analisis SWOT ……………………………………… .................... 57
3.5.5 Uji Coba Terpakai ………………………………………… ............ 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………….. ............ 59
4.1 Deskripsi Data …………………………………………………… ........... 59
4.2 Analisis Faktor Kemampuan Membaca Pemahaman denganAnalisis
SWOT…………………………………………………… ........................ 60
4.2.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca ………….. ......................... 61
4.2.2 Analisis SWOT ……………………………………………. ......... 104
4.3 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterkaitan
dengan Analisis SWOT ………………………… ................................... 111
4.3.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……........ 113
4.3.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan
Analisis SWOT ………………… .................................................. 127
4.5 Analisis Data Wawancara ……………………………………….. ......... 139
4.6 Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman ………………….. .......... 142
4.7 Pembahasan ……………………………………………………… ......... 153
BAB V PENUTUP ……………………………………………………… ......... 158
5.1 Kesimpulan ………………………………………………………. ........ 158
5.2 Saran ……………………………………………………………. .......... 161
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… ........ 162
LAMPIRAN …………………………………………………………….. ......... 165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi dalam Angket Faktor Membaca
Tabel 3.2 Ketentuan dalam Tes
Tabel 3.3 Ketententuan dalam Wawancara
Tabel 3.4 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif
Tabel 3.5 Contoh Perhitungan Angket Faktor Membaca
Tabel 3.6 Kriteria Faktor Membaca
Tabel 3.7 Konversi Skor Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Membaca Pemahaman
Tabel 3.9 Kategori ITK
Tabel 4.1 Kriteria Faktor Membaca
Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca
Tabel 4.3 Indikator Sikap dan Minat Pembaca
Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca
Tabel 4.5 Indikator Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya
Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan Tentang Cara Membaca
Tabel 4.7 Indikator Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan bagi
pembaca
Tabel 4.8 Indikator Kondisi Emosi Pembaca
Tabel 4.9 Indikator Kondisi Kesehatan Pemabaca
Tabel 4.10 Indikator Tingkat Intelegensi
Tabel 4.11 Indikator Sosial Ekonomi Keluarga
Tabel 4.12 Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu
Tabel 4.13 Indikator Teks
Tabel 4.14 Indikator Budaya Lisan
Tabel 4.15 Indikator Media Elektronik
Tabel 4.16 Kekuatan (Strenght)
Tabel 4.17 Kelemahan (Weakness)
Tabel 4.18 Peluang (Opportunity)
Tabel 4.19 Ancaman (Threat)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
Tabel 4.20 Kategori ITK
Tabel 4.21 ITK Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Tabel 4.22 Aspek Menangkap Arti Kata/Istilah
Tabel 4.23 Aspek Menangkap Makna Tersurat
Tabel 4.24 Aspek Menangkap Makna Tersirat
Tabel 4.25 Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan
Tabel 4.26 Aspek Memprediksi Maksud Penulis
Tabel 4.27 Aspek Mengevaluasi Bacaan
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Tabel 4.29 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Arti Kata/Istilah
Tabel 4.30 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersurat
Tabel 4.31 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat
Tabel 4.32 Analisis SWOT dalam Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan
Tabel 4.33 Analisis SWOT dalam Aspek Memprediksi Maksud Penulis
Tabel 4.34 Analisis SWOT dalam Aspek Mengevaluasi Bacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR DIAGRAM
4.1 Diagram Pie Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma
Lampiran 2 Instrument Penelitian
Lampiran 3 Angket Faktor Membaca
Lampiran 4 Perhitungan Angket Faktor Membaca
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Angket Faktor Membaca
Lampiran 6 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Lampiran 8 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal
Lampiran 9 Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Lampiran 10 Transkrip Wawancara Mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanggal 17 Mei merupakan Hari Buku Nasional di Indonesia, tetapi hanya
segelintir orang yang tahu hal tersebut. Hari Buku Nasional tak pernah diperingati
atau dirayakan semeriah Hari Pahlawan ataupun perayaan nasional lainnya. Hal
ini mengindikasikan bahwa membaca belum menjadi aktivitas yang umum
dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Semua lapisan masyarakat belum gemar
membaca, kebanyakan lebih suka melakukan aktivitas lain dari pada membaca.
Sedari kecil kebanyakan orang Indonesia tidak menanamkan gemar membaca
pada anak-anak mereka sehingga sampai dewasa mereka tidak suka membaca.
Hal ini sesuai dengan suvei data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006
yang menunjukkan, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca
sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih
menonton televisi (85,9%), mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca
koran (23,5%) (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses
pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB.
Rendahnya kebiasaan membaca di Indonesia ini juga sejalan dengan hasil
survey dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa rendahnya minat baca di
Indonesia, dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001
artinya dari 1.000 penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
baca tinggi (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses
pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB. Hal ini diperkuat dengan data yang
dilansir oleh Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD), budaya
baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan
Asia Timur (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses
pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB. Tarigan (1986) yang menyatakan bahwa
membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai, ternyata belum semua mahasiswa gemar membaca. Rendahnya budaya
baca ini juga terjadi pada kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa seharusnya menjadikan membaca sebagai agenda pokok
mahasiswa. Ketika menjelang ujian para mahasiswa rajin mendatangi
perpustakaan dan membaca banyak buku agar ketika ujian mereka dapat
mengerjakan soal-soal ujian. Namun, setelah ujian berakhir mereka kembali ke
aktivitas lain selain membaca.
Hal itu menyiratkan bahwa membaca belum menjadi kebisaaan di kalangan
mahasiswa. Padahal disadari atau tidak, membaca adalah sebuah kebutuhan yang
harus dipenuhi dan dilakukan oleh setiap mahasiswa. Dikatakan kebutuhan karena
tugas mahasiswa adalah mencari dan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya, dan
cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan memperbanyak membaca seperti
salah satu kata pepatah “Buku adalah Jendela Dunia”, artinya dengan banyak
membaca kita akan tahu banyak hal tentang dunia. Membaca adalah proses
pembelajaran seumur hidup yang sangat bermanfaat bagi kita. Harta benda dapat
hilang dan habis tetapi ilmu tidak akan hilang atau habis, bahkan akan terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bertambah setiap kita membaca. Namun, kenyataannya membaca belum menjadi
sebuah kebutuhan bagi mahasiswa di Indonesia. Jika ada mahasiswa yang gemar
membaca mereka lebih suka membaca novel atau komik daripada membaca buku-
buku ilmu pengetahuan.
Hal tersebut diduga juga terjadi pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra
dan Indonesia (PBSI) Universitas Sanata Dharma yang masih rendah minat
bacanya. Mereka lebih suka membaca novel dan komik daripada buku tentang
perkembangan bahasa atau buku tentang sastra untuk mengisi waktu luang. Tidak
salah memang membaca novel, komik atau majalah, tetapi di dalam program studi
Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia tidak hanya belajar tentang novel, lebih
dari itu banyak hal yang dapat dipelajarai mahasiswa tentang ilmu pengetahuan
bahasa dan sastra. Dengan membaca buku yang berisi ilmu pengetahuan,
intelektualitas mahasiswa akan lebih terasah dan berwawasan luas. Misalnya,
dengan membaca buku mahasiswa dapat menambah berbagai kosakata serta
menambah motivasi dan inspirasi mereka dalam menulis sebuah karya.
Rendahnya minat baca inilah yang menjadi penyebab kemampuan membaca
pemahaman mahasiswa pun rendah. Semakin sering kita membaca maka semakin
baik pemahaman kita terhadap bacaan yang kita baca, dan sebaliknya. Oleh
karena itu, dengan sering membaca akan membantu kita untuk meningkatkan
kemampuan membaca kita. Membaca pemahaman merupakan suatu proses
memahami isi bacaan, dan proses menginterpretasikan informasi baru kemudian
menggabungkan informasi tersebut ke dalam struktur memori untuk memperoleh
pengetahuan baru. Berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2011) pemahaman merupakan proses kognitif kategori dua dari enam kategori,
yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan
mengkreasi. Walaupun berada pada tingkat kedua, namun penerapan dalam
membaca pemahaman sudah cukup kompleks.
Sebenarnya ada banyak faktor penyebab rendahnya minat baca di kalangan
mahasiswa, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal
penyebab rendahnya minat baca di kalangan mahasiswa adalah faktor lingkungan
keluarga, jika orang tuanya telah menanamkan kebiasaan membaca pada anak-
anak mereka, maka kebiasaan anak untuk membaca akan tetap ada hingga saat ini.
Akan tetapi yang terjadi di Indonesia, orangtua lazimnya belum menanamkan
kebiasaan membaca pada anak mereka sedari kecil. Hal ini sejalan dengan data
Bank Dunia tahun 1998 dalam Jurnal Psikologi Undip Tahun 2010 yang
menginformasikan bahwa kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada
level paling rendah (nilai 51,7). Nilai tersebut di bawah Filipina (52,6), Thailand
(65,1), dan Singapura (74,0). Publikasi IAEEA pada tanggal 28 November 2007
tentang minat baca dari 41 negara menginformasikan kemampuan membaca siswa
Indonesia selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru
dan Afrika Selatan (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23)
diakses pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB.
Namun, yang menjadi faktor utamanya adalah faktor internal yang berkaitan
dengan kesadaran pribadi mahasiswa. Minat baca mahasiswa terbentuk dari diri
pribadi mahasiswa itu sendiri, hal yang terpenting dalam menumbuhkan minat
membaca yaitu kesadaran akan membaca merupakan suatu kebutuhan primer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
yang mutlak harus dilakukan agar mereka semakin berwawasan luas. Selain itu,
diperlukan kesadaran dari diri sendiri agar tumbuh minat baca di kalangan
mahasiswa, strategi untuk dapat membaca dengan baik juga diperlukan.
Kurangnya pengetahuan tentang strategi membaca yang baik juga memicu
mahasiswa untuk malas membaca, dengan strategi pembelajaran yang tepat
niscaya mahasiwa dapat mudah memahami isi bacaan dan akan membuat mereka
merasakan manfaat membaca sehingga perlahan minat baca akan tumbuh dan
berkembang menjadi budaya baca yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah
solusi untuk masalah tersebut dan menumbuhkan minat baca pada kalangan
mahasiswa dengan strategi pembelajaran yang tepat dengan tujuan meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Penggunaan
strategi pembelajaran membaca yang tepat akan membantu mahasiswa untuk
dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahamannya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong peneliti untuk
melakukan penelitian yang sesuai dengan masalah yang diangkat yakni mengenai
strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor
membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini akan
mengkhasilkan deskripsi tentang strategi pembelajaran berdasarkan faktor
membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Oleh karena itu,
penelitian ini berjudul “Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman
Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI
Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2015”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah mahasiswa PBSI (Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester VI. Peneliti
akan melakukan analisis faktor membaca yang mempengaruhi kemampuan
membaca pemahaman mahasiswa dan mencari strategi pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI
semsester VI. Oleh karena itu, fokus dalam penelitian ini adalah mahasiswa PBSI
Universitas Sanata Dharma semester VI kelas B dan C.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana faktor membaca dan faktor internal dan faktor eksternal yang
mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa semester VI PBSI
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015?
2. Bagaimana tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI
PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?
3. Bagaimana strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi
mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini disusun dengan tujuan
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1. Mendeskripsikan faktor membaca dan faktor internal dan faktor eksternal
yang mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa semester VI PBSI
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.
2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa
semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Mendeskripsikan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman
bagi mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca dalam hal
strategi pembelajaran berdasarkan faktor membaca dan tes kemampuan membaca
pemahaman yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
2. Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk menghasilkan kajian teori
dalam bidang membaca, khususnya mengenai strategi pembelajaran berdasarkan
faktor membaca dan tes kemampuan membaca pemahaman meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman yang teorinya masih jarang ditemukan di
dalam buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
1.6 Batasan Istilah
Batasan istilah ini bertujuan untuk menghindari perbedaaan tanggapan
terhadap istilah dalam proposal penelitian. Batasan istilah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Membaca
Membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan
bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman
dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang
telah dimiliki oleh pembaca, (Miles A Tingker dan Contasc dalam Zuchdi,
2007:22).
2. Membaca Pemahaman
Somadayo (2011:11), menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan
suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan
dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan
isi bacaan.
3. Faktor Membaca
Faktor membaca adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi membaca
seseorang. Menurut Zuchdi (2007:23), terdapat dua faktor membaca, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran,
peyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmasyah, 2010:17).
1.7 Sistematika Penelitian
Sistematika penelitian dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu bab I
pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, ruang lingkup penelitian, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.
Selanjutnya bab II Landasan teori berisi penelitian terdahulu yang relevan, kajian
teori dan kerangka berpikir. Bab III metodologi penelitian yang berisikan jenis
penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data. Bab IV merupakan pembahasan yang berisi deskripsi data,
analisis faktor kemampuan membaca dengan analisis SWOT, analisis hasil tes
kemampuan membaca pemahaman dan keterkaitan dengan analisis SWOT,
analisis data wawancara, strategi pembelajaran membaca pemahaman dan
pembahasan. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian
dan saran-saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Relevan
Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama,
penelitian dilakukan oleh Heri Aristyanto (2011) dengan judul Upaya
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Strategi Belajar
PQ4R Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Sidoharjo Sragen. Penelitian
tersebut disimpulkan bahwa dengan menerapkan strategi belajar Prewiew,
Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1
Sidoharjo, Sragen. Keberhasilan penerapan strategi belajar PQ4R dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran membaca pemahaman ini dapat dilihat dari
indikator-indikator sebagai berikut: (1) siswa aktif dalam mengikuti apersepsi, (2)
siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (3) siswa aktif dan
antusias dalam kegiatan tanya jawab, dan (4) nilai kemampuan membaca
pemahaman siswa mengalami peningkatan yang signifikan.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Paulinus Mulat Dwi Prihanto (2006)
yang berjudul Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas II SMA Pangudi
Luhur Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005,
dan Faktor yang Mempengaruhinya. Hasil penelitian ini menunjukkan
kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SMA Pangudi Luhur Giriwoyo,
Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005 adalah “sedang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
(62,83%) dan faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas II SMA Pangudi Luhur Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005 yang difokuskan pada aspek lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah, yakni (1) Orang tua kurang maksimal
membantu kesulitan dan memberikan motivasi anak dalam kegiatan membaca, (2)
Tingginya minat untuk melakukan kegiatan membaca, (3) Anak kurang
komunikatif dengan orang tua dalam menyampaikan kesulitan membaca, (4)
Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di keluarga masil rendah,
(5) Siswa enggan mengungkapkan kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan
membaca, (6) Guru mata pelajaran lain kurang dalam memberikan tugas
membaca, (7) Fasilitas kegiatan belajar siswa seperti perpustakaan kurang
bervariasi.
Relevansi kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu sama-sama
mengkaji tentang kemampuan membaca pemahaman dan penelitian yang kedua
sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitaif.
Namun, perbedaannya terletak pada jenis penelitian dan responden penelitian.
Pada penelitian pertama menggunakkan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).
Responden pada kedua penelitian tersebut adalah siswa SMP dan SMA. Namun,
penelitian ini menggunakkan mahasiswa semester VI Program Studi Bahasa dan
Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.1 Kajian Teoretis
Penelitian ini menggunakan beberapa acuan teori yang berkaitan dengan teori
membaca, membaca pemahaman, dan strategi pembelajaran membaca
pemahaman. Secara berturut-turut diuraikan secara singkat sebagai berikut.
2.2.1 Membaca
Membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa
(menyimak, berbicara, membaca, menulis). Keempatnya keterampilan tersebut
pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Dawson,
dalam Tarigan 1983:1). Pengertian membaca dalam KBBI adalah melihat serta
memahami isi dari apa yg tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati),
selain itu membaca juga diartikan sebagai mengeja atau melafalkan apa yang
tertulis, mengucapkan, meramalkan, memperhitungkan, dan memahami. Berikut
ini adalah pengertian membaca menurut beberapa para ahli:
Pengertian membaca menurut Miles A Tingker dan Contasc, (dalam Zuchdi,
2007:22), yaitu membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat
suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan
pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan
yang telah dimiliki oleh pembaca.
Pengertian membaca menurut Hodgson sebagaimana yang dikutip oleh
Tarigan (2008:7), membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui
media kata-kata atau bahasa tulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Pengertian membaca menurut Anderson dalam Tarigan (2008:7),
mengemukakan bahwa membaca adalah proses dekoding (decoding). Artinya,
suatu kegiatan untuk memecahkan lambang-lambang verbal. Proses dekoding atau
pembacaan sandi dapat diartikan pula sebagai proses menghubungkan kata-kata
tulis (written word) dengan bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.
Pengertian membaca menurut Soedarso (2006:4), membaca adalah aktivitas
yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-
pisah. Aktivitas yang kompleks dalam membaca meliputi pengertian dan
khayalan, mengamati, serta mengingat-ingat.
Dari beberapa pengertian membaca menurut para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa pengertian membaca adalah suatu kegiatan untuk memahami
dan mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk
membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-
konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca serta untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa
tulis.
2.2.2 Faktor Membaca
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman.
Menurut Somadayo (2011:30), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
membaca pemahaman diantaranya: 1)Tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda
IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya, 2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya seseorang
akan sulit memahami teks bacaan tertentu, 3) sikap dan minat, sikap biasanya
ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang, sedangkan minat merupakan
keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, 4)
keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek
perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya, 5)
kebisaaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi
membaca atau banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang
sebagai kebutuhan, 6) pengetahuan tentang cara membaca, misalnya dalam
menentukan ide pokok secara cepat, menangkap kata-kata kunci secara cepat, dan
sebagainya, 7) latar belakang sosial, ekonomi dan budaya, 8) emosi, misalnya
keadaan emosi yang berubah, dan 9) pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya.
Sejalan dengan pendapat Somadayo di atas, Johnson dan Pearson dalam
Zuchdi (2007:23), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
komprehensi membaca dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:
1) faktor yang berasal dari dalam diri pembaca (internal), yaitu meliputi motivasi
baca, sikap dan minat pembaca, kebiasaan membaca, kondisi emosi, kondisi
kesehatan, pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, pengetahuan
tentang cara membaca, ketertarikan terhadap bacaan, kebermanfaatan bagi
pembaca, dan tingkat intelegensi pembaca.
2) faktor yang berada di luar diri pembaca (eksternal) meliputi: latar belakang
sosial ekonomi keluarga dan tidak tersedianya bahan bacaan, suasana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
lingkungan dan waktu, teks, pengaruh budaya lisan, dan pengaruh media
elektronik.dibedakan menjadi dua kategori, yaitu unsur-unsur bacaan dan
lingkungan membaca.
Berdasarkan faktor-faktor di atas, terdapat banyak faktor yang
mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Faktor yang paling
mempengaruhi berasal dari diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan minat dan
motivasi seseoranglah yang menentukan kemampuan membaca pemahamannya.
Apabila ia memiliki kesadaran akan pentingnya membaca, maka minat dan
motivasi untuk membacanya tinggi sehingga kemampuan membacanya akan
semakin terasah dan berkembang. Semakin sering membaca maka kemampuan
membaca seseorang juga akan meningkat.
Selain itu, lingkungan juga mempengaruhi, misalnya orang yang tinggal di
lingkungan orang yang gemar membaca dan orang yang tinggal di lingkungan
yang tidak suka membaca, tentu akan berbeda kemampuan membacanya. Hal itu
dikarenakan orang yang berada di lingkungan orang yang suka membaca tentunya
akan termotivasi untuk suka membaca juga. Sebaliknya orang yang tinggal di
lingkungan yang tidak suka membaca otomatis kemampuan membacanya rendah,
karena mereka tidak pernah membaca sehingga kemampuannya tidak terasah.
Penelitian ini menggunakan faktor membaca dari teori Johnson dan Pearson
dalam Zuchdi (2007:23).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.2.3 Jenis-jenis Membaca
Tarigan (2008:13) menyampaikan pembagian jenis membaca yang
didasarkan dari tinjauan segi terdengar atau tidaknya suara ketika membaca. Jenis
membaca tersebut dibagi atas membaca nyaring, membaca bersuara dan
membaca lisan (reading out loud,oral reading, reading aloud) dan membaca
dalam hati (silent reading) dan Berikut ini akan di uraikan jenis-jenis membaca
menurut Tarigan yang terbagi atas:
1) Membaca Bersuara (oral reading)
Membaca Bersuara ialah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat
bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu
mencakup:
a) Membaca Nyaring dan keras
Membaca Nyaring dan keras adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan
dengan suara yang keras. Membaca nyaring ini bisaanya dilakukan untuk
orang lain atau disebut juga membacakan. Misalnya, guru, orang berpidato,
dan penyiar televisi.
b) Membaca Teknik
Membaca teknik bisa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus
memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:
(1) Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan
gigi.
(2) Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda
baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
(3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.
c) Membaca Indah
Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik ialah membaca dengan
memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca
sajak dalam apresiasi sastra.
2) Membaca Tidak Bersuara (dalam hati)
Membaca Tidak Bersuara merupakan aktivitas membaca dengan
mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.
Jenis membaca ini bisa disebut membaca dalam hati, yang mencakup:
a) Membaca Teliti
Membaca teliti adalah membaca yang menuntut suatu pemutaran atau
pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
b) Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman ialah membaca yang penekanannya diarahkan pada
keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang
akan penulis kaji lebih dalam lagi.
c) Membaca Ide
Membaca ide ialah membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.
d) Membaca Kritis
Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh
tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari
kesalahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
e) Membaca Telaah Bahasa
Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yakni:
(1) Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya
adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.
(2) Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari
keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.
f) Membaca Skimming
Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk
mendapatkan ide pokok.
g) Membaca Cepat
Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca
sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-
buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan. Henry
Guntur Tarigan menggambarkan klasifikasi jenis-jenis membaca sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Keterangan:
Membaca: 1. Membaca nyaring
2. Membaca dalam hati
Membaca nyaring
Membaca dalam hati: 1. Membaca ekstensif
2. Membaca intensif
Membaca ekstensif: 1. Membaca survey
2. Membaca sekilas
3. Membaca dangkal
Membaca intensif: 1. Membaca telaah isi
2. Membaca telaah bahasa
Membaca
intensif
Membaca
dangkal
Membaca
nyaring
Membaca
sastra
Membaca
Membaca
sekilas
Membaca
ekstensif
Membaca
survei
Membaca
ide
Membaca
dalam hati
Membaca
kritis
Membaca
bahasa
Membaca
teliti
Membaca
pemahaman
Membaca
telaah isi
Membaca
telaah
bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Membaca telaah isi: 1. Membaca teliti
2. Membaca pemahaman
3. Membaca kritis
4. Membaca ide
Membaca telaah bahasa: 1. Membaca sastra
2. Membaca bahasa
Berdasarkan penjelasan di atas, membaca pemahaman masuk dalam kategori
membaca telaah isi. Membaca pemahaman sendiri dimaksudkan untuk memahami
1) standar-standar atau norma-norma kesusastraan (literary standards), 2) resensi
kritis (critical review), 3) drama tulis (printed drama), dan 4) pola-pola fiksi
(pattern of fiction). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semua jenis
kegiatan membaca sebenarnya bertumpu pada proses memahami isi bacaan,
sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan kegiatan membacanya.
2.2.4 Membaca Pemahaman
Somadayo (2011:11), menyatakan bahwa membaca pemahaman
merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan
pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan
dengan isi bacaan. Terdapat tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu:
(1) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki, (2) menghubungkan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan teks yang akan dibaca, dan (3)
proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Selanjutnya Henry Guntur Tarigan (1983:89), berpendapat bahwa
kemampuan membaca pemahaman merupakan dasar bagi pembaca kritis, yaitu
sejenis membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang hati,
mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Untuk
dapat membaca pemahaman diperlukan suatu keterampilan dari seseorang antara
lain: menemukan detail, menunjukkan pikiran pokok, menunjukkan urutan
kegiatan, mencapai kata akhir, menarik kesimpulan, dan membuat evaluasi.
Kemudian M. E. Suhendar berpendapat bahwa, “Membaca pemahaman ialah
membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih
tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu
dibaca sampai selesai”.
Secara umum kata pemahaman diartikan sebagai upaya memahami
sesuatu. Apabila seseorang melakukan aktivitas membaca, kemudian dapat
memahami isi bacaan yang dibacanya maka dapat dikatakan proses
pemahamannya berhasil. Sebaliknya apabila setelah melakukan aktivitas
membaca tidak memahami isi bacaan yang dibacanya maka proses
pemahamannya belum berhasil.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa
membaca pemahaman merupakan suatu proses memahami isi bacaan, dan proses
menginterpretasikan informasi baru kemudian menggabungkan informasi tersebut
ke dalam struktur memori untuk memperoleh pengetahuan baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2.2.5 Tujuan Membaca Pemahaman
Aktivitas membaca tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai. Pada
dasarnya aktivitas membaca antara lain bertujuan untuk mendapatkan informasi,
memperoleh pemahaman dan untuk memperoleh kesenangan.
Rivers dan Temperly, (dalam Somadayo 2011:10-11) menjelaskan tujuan
membaca pemahaman yakni:
1. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang
suatu topik,
2. Memperoleh berbagai petunujuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi
pekerjaan atau kehidupan sehari-hari,
3. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki,
4. Berhubugan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk
memhami surat-surat bisnis,
5. Mengetahui kapan dan dimana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia,
6. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi sebgaimana dilaporkan
dalam koran, majalah, laporan, dan
7. Memperoleh kesenangan dan hiburan.
Menurut Tarigan (2008:37), tujuan membaca pemahaman adalah untuk
memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang
logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada
tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana- sarana liguistik yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan. Selain itu, Anderson (dalam Somadayo
2011:12) menyebutkan tujuan membaca pemahaman untuk memahami isi bacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dalam teks. Tujuan tersebut antara lain: 1) untuk memperoleh rincian-rincian dan
fakta-fakta, 2) mendapatkan ide pokok, 3) mendapatkan urutan organisasi teks, 4)
mendapatkan kesimpulan, 5) mendapatkan klasifikasi, dan 6) membuat
perbandingan atau pertentangan.
Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
membaca pemahaman memiliki tujuan yang kompleks, antara lain untuk
menemukan ide pokok, memperoleh informasi, menemukan fakta, menarik
kesimpulan dan membuat perbandingan.
2.2.6 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman
Kemampuan membaca pemahaman tidak hanya berkaitan dengan mampu
memahami isi bacaan, tetapi juga mampu menginterpretasikan. Kemampuan
membaca pemahaman merupakan komponen penting dalam aktivitas membaca
sebagai usaha memahami dan mendapatkan informasi melalui teks yang dibaca.
Menurut Anderson (dalam Tarigan (1986), dalam membaca pemahaman
terdapat tingkatan yakni meliputi, (1) mengidentifikasi arti kata/istilah, (2)
menangkap makna tersurat dan tersirat, (3) menyimpulkan, (4) memprediksi, (5)
mengevaluasi. Berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson,
2011) pemahaman merupakan proses kognitif kategori 2 (dua) dari 6 (enam)
kategori, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi,
dan mengkreasi. Kategori pemahaman pada ranah kognitif di atas sebenarnya
masih level rendah, yaitu level 2 (dua). Meskipun demikian, penerapannya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
membaca, kategori pemahaman sudah cukup kompleks. Menurut Burns, dkk.
(dalam Pranowo 2011), kategori membaca pemahaman mencakup:
a) Membaca literal (literal reading), pembaca menemukan informasi yang
dikemukakan secara langsung dalam teks bacaan. Artinya, pembaca langsung
menangkap makna bacaan dari informasi yang secara eksplisit terdapat dalam
teks bacaan.
b) Membaca interpretatif (interpretative reading), dapat diartikan sebagai
membaca di antara baris (reading between the lines) serta memberi makna
implisit dari sebuah teks bacaan. Pada tahap ini pembaca berkomunkasi
dengan penulis melalui teks dan mencoba menafsirkan maksud dari penulis.
Dengan kata lain, pembaca mencoba menangkap ide yang tidak tertulis di
dalam teks.
c) Membaca kritis (critical reading) merupakan membaca dengan menganalisis,
mengevaluasi materi, dan memberi tanggapan terhadap informasi yang
terdapat dalam teks bacaan, membandingkan ide dalam tulisan dengan
pengetahuan yang dimiliki, serta memberi simpulan mengenai keakuratan,
kesesuaian, dan keefektifan bahan bacaan. Pembaca menganalisis,
mengevaluasi, memberikan tanggapan terhadap informasi dalam teks.
Hampir sama dengan pendapat Burns, dkk., menurut Tarigan (dalam skripsi
Hidayah, 2003:26-27), ada tiga jenis kemampuan membaca pemahaman, yaitu:
1) Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal
dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya,
pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan (Reading
The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi. Beberapa
hal yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain
keterampilan: 1) mengenal kata, kalimat, dan paragraf, 2) mengenal unsur
detail, unsur perbandingan , dan unsur utama, 3) mengenal unsur hubungan
sebab akibat, 4) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan dimana), dan 5)
menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab
akibat.
2) Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk
mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruahn makna
bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan
bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak
hanya menangkap makna yang tersurat ( makna baris-baris bacaan, (Reading
The Lines), tetapi juga menemukan makna antarbaris (Reading Between The
Lines), dan makna di balik baris (Reading Beyond the Lines). Kemudian yang
perlu diajarkan dalam membaca kritis antara lain keterampilan: 1) menemukan
informasi faktual (detail bacaan, 2) menemukan ide pokok yang tersirat, 3)
menemukan unsur urutan, perbandingan sebab akibat yang terirat, 4)
menemukan suasana (mood), 5) membuat kesimpulan, 6) menemukan tujuan
pengarang, 7) memprediksi (menduga) dampak, 8) membedakan opini dan
fakta, 9) membedakan realitas dan fantasi, 10) mengikuti petunjuk, 11)
menemukan unsur propaganda, 12) menilai keutuhan dan keruntutan gagasan,
13) menilai kelengkapan dan kesesuaian antargagasan, 14) menilai keseuaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
antar judul dan isi bacaan, 15) membuat kerangka bahan bacaan, dan 16)
menemukan tema karya sastra.
3) Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan
membaca seseorang. Artinya, pembaca harus mampu secara kreatif
menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa
keterampilan membaca kreatif yang perlu dilatihkan antara lain keterampilan:
1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya, 2) membuat
resensi buku, 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan
dalam buku, 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk
naskah drama dan sandiwara radio, 5) mengubah puisi menjadi prosa, 6)
mementaskan naskah drama yang telah dibaca, dan 7) membuat kritik balikan
dalam bentuk esai atau artikel popular.
The IRA Dictionary (dalam Pranowo 2011), menjelaskan membaca
pemahaman meliputi hal-hal sebagai berikut: memahami mengenai apa yang
dibaca, memahami hubungan dalam suatu hierarki terhadap sesuatu yang
dipahami, proses-proses, penginterpretasian, mengevaluasi, serta suatu reaksi
dengan cara yang kreatif, yang intuitif. Membaca pemahaman adalah suatu
kegiatan dimana pembaca berusaha memahami bacaan secara keseluruhan dengan
mendalam sambil menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman maupun
pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.
Berdasarkan penjelasan di atas, pada hakikatnya kemampuan pembaca
pemahaman adalah kemampuan untuk memahami, menginterpretasi dan
mengevaluasi bacaan. Ada tiga kemampuan membaca pemahaman, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kemampuan membaca literal, kemampuan membaca intepretatif dan kemampuan
membaca kritis. Jika seseorang telah memiliki ketiga kemampuan membaca
tersebut, maka pembaca dapat disebut sebagai pembaca yang baik. Tingkatan
kemampuan membaca pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
(1) kemampuan mendefinisikan arti kata/istilah, (2) kemampuan menangkap
makna tersurat, (3) kemampuan menagkap makna tersirat, (4) kemampuan
menarik kesimpulan, (5) kemampuan memprediksi maksud penulis, dan (6)
kemampuan mengevaluasi bacaan.
2.2.7 Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran,
peyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya
efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmasyah, 2010:17). Strategi
pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Sistem
pembelajaran yang dimaksud yaitu pengorganisasian, penyampaian dan
pengelolaan pembelajaran diarahkan pada berbagai komponen. Komponen-
komponen pembelajaran tersebut menurut AECT (1977, dalam Darmasyah,
2010:17) yaitu pesan, orang, material, peralatan, teknik, dan setting.
Flowers (2001, dalam Darmasyah, 2010:19), mengartikan strategi dengan
tujuan pembelajaran agar pelajaran yang diajarkan guru menjadi menarik,
dinikmati siswa, dan berhasil secara efektif. Berdasarkan pendapat beberapa ahli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan komponen
penting agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dicapai.
2.2.8 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Menurut Rahim (2007:36-47), ada beberapa strategi membaca, antara lain,
strategi bawah-atas, strategi atas-bawah, strategi campuran (electic), strategi
interaktif, strategi Know Want to Learn (KWL), dan strategi Directed Reading
Thingking Activity (DRTA). Akan tetapi strategi membaca atas-bawah, strategi
bawah-atas dan strategi campuran lebih cocok untuk tingkat membaca permulaan.
Salah strategi membaca pemahaman yaitu strategi KWL (Know-Want To
Know-Learned). Menurut Rahim (2007:41), strategi KWL memberikan kepada
siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan
sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru
yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa
mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil
belajar mereka sendiri.
Strategi ini dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru
menghidupkan latar belakang pengetahaun dan minat siswa pada suatu topik.
Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam
memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa
yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL menurut
Rahim (2007:41-42) adalah sebagai berikut:
1) Langkah What I Know (K)
What I Know merupakan langkah awal dari KWL. Pada tahap ini siswa dan
guru melakukan brainstorming (sumbang saran) mengenai apa yang telah
diketahui oleh para siswa berkenaan tentang tema, topik, judul dan ilustrasi atau
gambar-gambar yang terdapat dalam teks yang akan dibacanya. Selama proses
pada langkah ini, peranan guru adalah mencatat di papan tulis mengenai apa saja
pendapat atau pikiran-pikiran yang diajukan oleh para siswa berkenaan dengan
topik atau teks bacaan. Kegiatan penting yang harus dilakukan guru di sisni
adalah mencari dan memilih konsep-konsep berupa istilah, kata, frase atau kalimat
yang merupakan kunci dalam memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan.
Selain itu dapat mengantarkan pengetahuan siswa kepada topik atau teks yang
akan mereka baca.
2) Langkah What I Want (W)
Setelah siswa memikirkan tentang apa yang telah mereka ketahui berkenaan
dengan topik dalam teks serta kategori informasi yang harus mereka rumuskan,
munculkanlah sejumlah pertanyaan kepada mereka. Guru mengidentifikasi
berbagai hal yang bagi siswa merupakan hal yang menarik, kurang dipahami,
meragukan, atau menjadi silang pendapat. Fase ini membimbing aktivitas
membaca menjadi aktivitas yang bertujuan dan pikiran siswa akan lebih terfokus
pada hal-hal yang hendak dicarinya dalam teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Langkah What I Learn (L)
Setelah selesai membaca suatu artikel, arahkan siswa untuk menulis tentang
apa yang telah mereka pelajari dari bacaan tersebut. Guru hendaknya mengecek
apakah mereka sudah merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui
sejauh mana yang dibaca siswa berkenaan dengan minat mereka. Jika tidak,
anjurkan ke bacaan selanjutnya untuk mengetahui dengan jelas tentang prioritas
yang ingin mereka pelajari.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam strategi KWL adalah
stategi membaca dengan tiga langkah pokok, yaitu pertama, What I Know (K)
merupakan kegiatan yang menggali latar belakang pengetahuan siswa dengan cara
brainstorming (sumbang saran). Kedua, What I Want (W), menentukan hal-hal
yang ingin diketahui dan merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan teks
yang dibacanya. Tahap terakhir What I Learn (L), yaitu menentukan hal-hal yang
telah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan
pada langkah sebelumnya.
Strategi selanjutnya adalah Strategi Membaca Dan Berpikir Secara Langsung
/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities). Dijelaskan oleh Stauffer
(dalam Rahim, 2007:47) bahwa strategi DRTA merupakan suatu strategi
pembelajaran dimana guru menberikan motivasi terhadap usaha dan konsentrasi
siswa dengan cara melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa
merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi
solusi sementara. Tujuan strategi ini adalah untuk melatih siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menggunakan konsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan seca
serius.
Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat digunakan oleh
guru dalam membaca pemahaman. Pada strategi ini siswa diminta untuk
memberikan prediksinya tentang apa yang terdapat dalam teks bacaan sebelum
pembelajaran dengan cara memprediksi judul bacaan, dan selama kegiatan
pembelajaran membaca berlangsung dengan cara memprediksi gambar seri.
Sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam wacana dapat dipahami oleh
siswa.
Rahim (2007:48), “Dalam strategi DRTA, siswa diminta untuk memberikan
prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks, kemudian dalam
membuat prediksi siswa menggunakan latar belakang pengetahuan yang
dimilikinya tentang topik”. Langkah ini juga mendorong siswa untuk
mengaplikasikan keterampilan metakognitif yang dimilikinya, karena pada saat
itu siswa berpikir sesuai dengan jalan pikirnya. Di sini guru dapat membantu
siswa dalam mengarahkan prediksi dan kesimpulan yang akan dibuat oleh siswa.
Menurut Rahim (2007:50), langkah-langkah dalam menggunakan strategi
DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah:
1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul
Pada tahap ini guru menuliskan judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa
di papan tulis. Setelah itu guru menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan
yang akan dibaca berdasarkan judul tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar
Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari
teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi
apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti.
3) Membaca bahan bacaan atau teks
Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan
pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut.
4) Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi
Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil
prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang
prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca. Ulangi kembali
semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup.
Kemudian ada strategi SQ3R (Survei, Question, Read, Recite, Review).
Strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang terdiri dari mensurvei isi,
membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan dan meninjau
kembali menurut Tarigan: 1990 (dalam Teguh Santoso: 2001). Langkah-langkah
pembelajaran membaca dengan strategi SQ3R yaitu sebagai berikut:
1) Survey (Peninjauan)
Survey adalah langkah persiapan yang dilakukan untuk memulai aktivitas
membaca. Langkah ini berguna untuk mengumpulkan informasi tentang bacaan
yang akan kita baca. Tujuan survey adalah untuk mempercepat menangkap arti,
mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting, melihat susunan (organisasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
bahan bacaan, mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan
memudahkan mengingat lebih banyak dan lebih mudah.
2) Question (Pertanyaan)
Langkah question adalah memunculkan pertanyaan-pertanyaan seputar
gambaran umum yang telah kita dapatkan dalam proses survey sebelumnya.
3) Read (Membaca)
Read atau membaca ada pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat
membaca ini, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab
yang kita buat pada proses survey dan question.
4) Recite
Recite adalah menceritakan isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata
sendiri. Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya. Pada umumnya
kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses
recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan
yang dibaca. Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan
yang kita buat sebelum membaca bab tersebut dan cobalah jawab pada selembar
kertas tanpa melihat buku.
5) Review
Review adalah proses meninjau kembali isi bahan bacaan, pakah yang kita
ceritakan dengan kata-kata sendiri telah sesuai dengan isi yang sebenarnya atau
tidak. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh bab, melengkapi
catatan atau berdiskusi dengan teman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Selanjutnya ada Strategi PQ4R (Preview,Question, Read, Reflect, Recite,
Review). Strategi PQ4R merupakan salah satu bentuk strategi elaborasi. PQ4R
adalah singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), question
(bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca,
merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulag secara menyeluruh
(dalam Iskandarwassid dan Dadang, 2008:11-12). Strategi PQ4R adalah strategi
yang digunakan untuk membantu peserta didik mengingat dan menghafal apa
yang mereka baca. dan digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang
dibaca dengan tujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku
pelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R sebagai
berikut:
1) Preview
Siswa membaca selintas dengan cepat, dimulai membaca topik-topiknya, sub
topik utama, judul dan sub judul atau ringkasan pada akhir suatu bab. Ide
pokoknya akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa sehingga
akan memudahkan memberi keseluruhan ide pokok.
2) Question
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk setiap pasal yang
ada pada bacaan siswa. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa,
mengapa, dan bagaimana, sehingga akan lebih hati-hati dan membantu siswa
mengingat apa yang dibaca dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
3) Read
Memberi reaksi sebagai hasil pikir dari apa yang dibaca dengan menjawab
semua pertanyaan yang diajukan sebelumnya.
4) Reflect
Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tapi
mengingat dan memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:
a. Menghubungkan informasi yang telah diketahui
b. Mengaitkan topik dalam teks dengan konsep utama
c. Memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan
d. Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan
5) Recite
Menghubungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari
dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan menanyakan serta
menjawab pertanyaan yang ada, sehingga dapat memuat intisari materi dan
bacaan.
6) Review
Menjawab intisari yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan
dan menjawab pertanyaan yang ada sekali lagi.
Strategi lainnya yaitu RAP sebagai akronim dari Read, Asked, dan Putting.
Untuk menanamkan minat baca pembelajar harus diajak membaca. Selama
membaca, pembelajar dapat membaca satu paragraf saja untuk memahami pikiran
utama, dan baru kemudian memahami pikiran penjelas. Setelah pembelajar
membaca, kemudian ajukan beberapa pertanyaan mengenai paragraf yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
dibaca dan kemudian dicoba dijawab (ask). Pada akhirnya, pembelajar mencoba
membuat ringkasan menggunakan kata-kata sendiri (putting). Strategi membaca
demikian harus secara terus-menerus dilakukan secara mandiri (Hagaman,
Luschen & Reid, 2010).
Satu lagi strategi yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu
strategi TEELS (Title, Examine, Look, Look, and Setting) dalam (Ridge &
Skinner, 2010). Strategi ini sangat jitu jika diterapkan untuk memahami buku teks.
Langkah pertama adalah Title. Siswa mengamati judul untuk menemukan kata
kunci agar dapat memahami arah bacaan. Langkah kedua adalah Examine. Pada
langkah ini siswa membaca sekilas suatu bagian bacaan untuk menemukan kata
kunci isi bacaan. Langkah ketiga adalah look (look for). Pada tahap ini pembaca
menemukan kata-kata penting (kata kunci) yang sering diulang-ulang dalam
bacaan. Langkah ini sangat penting karena akan mengaktifkan prior knowledge
siswa. Langkah selanjutnya adalah look (look for) lagi. Pada tahap ini pembaca
mencari kata-kata yang tidak diketahui maknanya dan kemudian dicari maknanya
(melalui kamus). Langkah ini penting karena jika selama membaca tidak
memahami makna kata-kata yang digunakan akan kesulitan memahami isi bacaan.
Langkah terakhir adalah setting. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan hal-
ihwal yang berhubungan dengan tempat, waktu, gambaran, atau periodisasi
peristiwanya. Jika strategi ini dilakukan berkali-kali, pembaca akan mengalami
perubahan besar dalam memahami isi bacaan.
Meskipun demikian, guru dan siswa harus menyadari bahwa membaca tidak
akan berhasil secara instan. Kegiatan membaca untuk menumbuhkan minat,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kebisaaan, dan menjadi budaya baca harus terus-menerus dilakukan. Hal demikian
tidak mudah. Agar konsistensi siswa terjaga perlu mendapat dukungan dari
berbagai pihak, seperti lingkungan yang kondusif, ketersediaan bacaan,
keteladanan orang tua, kepedulian guru dengan memberi tugas membaca secara
terus-menerus, kegiatan ekstrakurikuler berupa lomba membuat ringkasan buku
bacaan, dan sebagainya.
2.2.9 Teori Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2003:18). Namun, dalam penelitian
ini analisis SWOT digunakan untuk mengindetifikasi berbagai faktor membaca
yang dimiliki oleh mahasiswa. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan dan ancaman. Menurut Rangkuti (2003:19), SWOT
adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta
lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang ada dalam faktor membaca
manusia. Dalam hal ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
(peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan).
Pearce II (2013:156-157) menjabarkan analisis SWOT sebagai berikut.
Peluang (Opportunities) merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam
lingkungan yang mendukung faktor membaca mahasiswa. Ancaman (Threats)
merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan
mahasiswa dalam membaca. Kekuatan (Strengths) merupakan keunggulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
mahasiswa pada saat membaca dan kelemahan (Weaknesses) merupakan
keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki mahasiswa ketika membaca yang
dapat menghambat pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Keempat hal tersebut
dapat dikatakan sebagai suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk
melakukan penyorotan yang cepat atas situasi strategi pembelajaran yang sesuai
untuk kemampuan membaca pemahaman.
Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategi yang
merupakan pendekatan analisis lingkungan (Sagala, 2007:140). Proses penilaian
kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan secara umum menunjuk pada dunia
bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT menyediakan para pengambil
keputusan organisasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Analisis SWOT adalah
perangkat analisa yang popular, terutama untuk kepentingan perumusan strategi
(Susanto, 2014:133). Kemampuan analisis SWOT bertahan sebagai alat
perencanaan yang masih terus digunakan sampai saat ini, membuktikan kehebatan
analisis dalam pandangan seorang dosen.
Analisisis SWOT juga dapat dikatakan sebuah pendekatan konseptual
yang luas, yang menjadikannya rentan terhadap beberapa keterbatasan. Pertama,
analisis SWOT berpontensi untuk terlalu banyak memberikan penekanan pada
kekuatan internal dan kurang memberikan perhatian pada ancaman eksternal.
Kedua, analisis SWOT dapat menjadikan sesuatu yang bersifat statis dan beresiko
mengabaikan perubahan situasi dan lingkungan yang dinamis. Ketiga, analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
SWOT berpontensi terlalu memberikan penekanan hanya pada satu kekuatan atau
elemen dari strategi.
2.2.10 Teori Analisis Skala Likert
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala
atau fenomena (Sumanto, 2014:102). Dalam skala likert terdapat dua bentuk
pernyataan, yaitu bentuk pernyataan positif (favourale) yang berfungsi untuk
mengukur sikap positif, dan bentuk pernyataan negatif (unfavourable) yang
berfungsi untuk mengukur sikap negatif objek sikap. Adapun tabelnya seperti di
bawah ini:
Pernyataan Positif Skala Pernyataan Negatif Skala
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Netral (N) 3 Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5
Bentuk-bentuk pernyataannya pun juga dapat berbeda-beda, seperti di bawah ini:
Sangat Puas (5)
Puas (4)
Cukup Puas (3)
Kurang Puas (2)
Tidak Puas (1)
Sangat Tinggi/Sangat Penting/Sangat Benar (5)
Tinggi/Penting/Benar (4)
Cukup Tinggi/Cukup Penting/Cukup Benar (3)
Rendah/Kurang Penting/Salah (2)
Rendah Sekali/Tidak Penting/Sangat Salah (1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sangat Baik (5)
Baik (4)
Sedang (3)
Buruk (2)
Buruk Sekali (1)
Hal tersebut juga dipertegas oleh Riduwan (2002:12), skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variable
penelitian. Dengan, menggunakan skala likert, maka variable yang akan
dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian
sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.
Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk
membuat item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu
dijawab oleh responden. Di bawah ini akan dijabarkan kriteria interpretasi skor
yakni:
Rentang
Skor
Kriteria
0% - 20% Sangat Rendah
21% - 40% Rendah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Tinggi
81% - 100% Sangat Tinggi
Dalam skala likert (Suharso, 2009:44), kemungkinan jawaban tidak sekedar
“setuju” dan “tidak setuju” melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
jawabannya, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat
setuju. Cara mengerjakan skala likert yakni:
1. Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan
masalah yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih salah satu dari
sejumlah kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban
diberi penilaian tertentu (misalnya 1,2,3,4,5).
2. Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk
seluruh jawaban.
3. Menilai kekompakkan antarpernyataan. Caranya dengan membandingkan
jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat
berbeda, tetapi memberikan jawaban yang sama untuk pernyataan tersebut.
Pernyataan tersebut dinilai tidak baik, sehingga harus dikeluarkan (tidak
digunakan untuk mengukur konsep yang diteliti).
4. Pernyataan yang kompak dijumlahkan untuk membentuk variabel baru dengan
menggunakan teknik summated rating.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2.3 Kerangka Berpikir
Angket faktor membaca dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Kedua faktor tersebut kemudian dianalisis lebih dalam sehingga
terdapat 14 indikator yang mendukung faktor internal dan eksternal. Setelah
diketahui indikator kemudian diklasifikasikan subindikator menurut 14 indikator
yang telah ada. Analisis subindikator (pernyataan) sesuai dengan teori skala likert.
Dalam skala likert diketahui terdapat pernyataan positif dan pernyataan negative.
Selanjutnya, analisis angket faktor membaca menggunakan analisis SWOT untuk
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tes kemampuan
membaca pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa
terhadap suatu bacaan. Tes tersebut menggunakan indeks tingkat kesulitan untuk
mengetahui butir soal yang layak dan tidak layak. Layak tidaknya sebuah butir
Analisis SWOT
Faktor Membaca
Strategi Pembelajaran Kemampuan
Membaca Pemahaman
Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman
STRATEGI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
soal ditentukan dari soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah untuk
dikerjakan oleh mahasiswa.
Setelah menentukan indeks tingkat kesulitan butir soal kemudian dikaitkan
dengan enam aspek membaca pemahaman. Enam aspek tersebut yakitu
mendefinisika arti kata/istilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna
tersirat, menarik kesimpulan, memprediksi maksud penulis dan mengevaluasi
bacaan. Keenam aspek tersebut dianalisis agar dapat mengetahui tingkat
keberhasilan mahasiswa dalam memcapai keenam aspek tersebut. Setelah keenam
aspek tersebut dianalisis, selanjutnya dikaitkan dengan analisis SWOT. Hal ini
bertujuan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam tiap
aspek. Strategi pembelajaran ditentukan untuk mengurangi kelemahan mahasiswa
dalam membaca dan mengantisipasi ancaman yang muncul ketika mahasiswa
membaca. Selain itu strategi pembelajaran juga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai (1) jenis penelitian, (2)
subjek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, dan (5)
teknik analisis data penelitian. Kelima hal tersebut akan diuraikan sebagai
berikut.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian pada penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Dikatakan demikian karena dalam analisis data
penelitian ini mengintepretasikan data dengan narasi kata-kata dan data statistik
atau angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan
suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Juliansyah Noor,
2011:34). Kerlinger (dalam Sugiyono, 1999:3) mengemukakan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi
tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian realatif, distribusi, dan hubungan
antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya tentang suatu
gejala, keadaan, fakta, dan keterangan secara aktual. Penelitian ini akan
mengungkap faktor membaca dan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa
PBSI semester
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
VI Universitas Sanata Dharma serta mencari strategi pembelajaran yang sesuai
dengan enam aspek membaca pemahaman untuk meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif
(noneksperimen). Data penelitian dianalisis secara kuantitatif kemudian
dideskripsikan. Analisis data menggunakan rumus statistik dan disajikan dalam
bentuk tabel. Hasil analisis dan tampilan data tersebut akan diinterpretasikan
secara kualitatif dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau
fenomena yang menjadi objek penelitian.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Alamat kampus tersebut di Mrican,
Tromol Pos 29, Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dilakukan pada hari Jumat, 17
April 2015 pukul 07.00-08.30 WIB di ruang kelas K. 22 Universitas Sanata
Dharma. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, tes membaca
pemahaman dan wawancara. Adapun sampel yang akan diambil dari dua kelas
mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma yaitu kelas B dan C.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam sebuah penelitian dibutuhkan data sebagai bukti yang akurat. Alat
pengumpulan data dalam penelitian ini mengambil informasi dari beberapa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
sumber seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun penjabarannya sebagai
berikut.
3.3.1 Nontes
Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa
melalui tes dengan alat tes (Nurgiyantoro, 2012:90). Peneliti menggunakan dua
jenis teknik nontes yaitu angket (kuesioner) dan wawancara (interview). Adapun
penjabarannya sebagai berikut.
3.3.1.1 Angket (Kuesioner)
Kuesioner (Questionnaire) merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan
tertulis yang ditujukan kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu
yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden (Nurgiyantoro,
2012:9). Kuesioner ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data nontes
yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan
tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan
dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan
/penyataan tertutup dan terbuka, dapat diberikan kepada responden secara
langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2010:199).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman
mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kuesioner
ini akan disebarkan ke sejumlah mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
3.3.1.2 Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk
mendapatkan informasi dari responden yang diwawancarai dengan melakukan
tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro, 2012:96). Wawancara ini merupakan kegiatan
satu arah, maksudnya ada pihak yang bertugas bertanya dan pihak yang bertugas
menjawab. Hal ini sejalan dengan pendapat Margono (2007:165), yang
mengatakan bahwa interview alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari
interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi
(interviewer) dan sumber informasi (interviewee).
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumulan data apabila penelitian
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data
ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau
setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono,
2010:194).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Teknik pengumpulan data wawancara digunakan untuk mengetahui
kesulitan yang dialami saat membaca dan faktor-faktor penyebab membaca serta
mengonfirmasi hasil angket faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca
pemahaman, sehingga dapat menemukan garis lurus/kesamaan data pada saat
dilakukan wawancara dengan kuesioner yang telah disebarkan.
3.3.2 Tes (Test)
Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk
mengukur suatu sampel tingkah laku misalnya untuk menjawab pertanyaan
“seberapa baik (tinggi) kinerja seseorang” yang jawabanya berupa angka, hal ini
disampaikan oleh Gronlund (dalam Nurgiyantoro, 2012:105). Tes ini merupakan
salah satu bentuk pengukuran dan tes “hanyalah” merupakan salah satu cara untuk
mendapatkan informasi (kemampuan) tentang responden (Nurgiyantoro, 2010:6).
Menurut Arikunto (dalam Iskandarwassid dan Dadang, 2008:179), tes
adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh
data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan
cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.
Teknik pengumpulan data tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan
membaca pemahaman. Tes ini akan berbentuk tes objektif (pilihan ganda) dalam
bentuk butir-butir pertanyaan yang merupakan penjabaran dari indikator aspek
membaca pemahaman yang terdiri dari; (1) Kemampuan mendefinisikan arti kata,
(2) Kemampuan memahami makna tersurat, (3) Kemampuan memahami makna
tersirat, (4) Kemampuan menarik kesimpulan, (5) Kemampuan membuat prediksi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
dan (6) Kemampuan mengevaluasi isi bacaan. Teknik ini akan sangat
memudahkan peneliti dalam mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman
mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3.4 Instrumen Penelitian
Sebelum menggunakan teknik pengumpulan data, dibutuhkan instrumen
penelitian atas pengumpulan data dapat terencana dengan baik dan sesuai. Oleh
karena itu dalam hal ini akan dijabarkan instrumen penelitian sebagai berikut.
Namun, kisi-kisi yang terdapat dalam tabel dapat dilihat dalam lembaran lampiran
2. Tabel dimulai dari 3.1 sampai dengan 3.3.
3.4.1 Instrumen Angket
Intrumen angket berupa kisi-kisi dalam angket. Di bawah ini adalah
beberapa pernyataan dalam angket yang akan diisi oleh mahasiswa semester VI
PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terkait penentuan faktor yang
mempengaruhi membaca pemahaman, tingkat budaya baca, dan strategi
meningkatkan budaya melalui membaca pemahaman. Hal tersebut akan
dijabarkan ke dalam kisi-kisi dan dapat dilihat pada lembar lampiran 2.
3.4.2 Instrumen dalam Tes
Instrumen tes menguraikan indikator kemampuan membaca pemahaman
yang diteliti. Indikator yang diteliti dalam tes ini dimaksudkan untuk mengetahui
serta mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman perserta tes.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Komponen yang diukur dalam kemampuan membaca pemahaman sesuai dengan
enam aspek kemampuan membaca pemahaman yaitu, menangkap arti kata/istilah,
menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan,
memprediksi maksud penulis dan mengevaluasi bacaan. Kisi-kisi instrumen dan
proporsi peneybaran soal menurut indikator yang akan diukur secara lengkap
terdapat pada lembar lampiran 2.
3.4.3 Instrumen Dalam Wawancara
Intrumen wawancara berupa ketentuan dalam melakukan wawancara
merupakan pedoman pada saat akan melakukan wawancara ke sejumlah
mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma. Ketentuan wawancara
seputar kebiasaan membaca yang telah dilakukan peserta tes selama ini dan faktor
internal dan eksternal yang mempengaruhi kebiasaan membaca peserta tes. Selain
itu, wawancara juga dimaksudkan untuk mengonfirmasi hasil tes dan mengetahui
respon peserta tes ketika mengikuti tes dan setelah mengikuti tes kemampuan
membaca pemahaman.
3.5 Teknik Analisis Data Penelitian
Dalam penelitian deskriptif ini terdapat dua teknik analisis data yang
digunakan yaini kuantitatif dan kualitatif, adapun penjabarannya sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
3.5.1 Analisis Data Angket Faktor yang Mempengaruhi Membaca
Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Analisis data angket faktor
membaca di analisis menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2012:12),
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Adapun tabel dalam skala
likert untuk tiap jawaban pernyataan seperti di bawah ini:
Tabel 3.4 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif
Pernyataan Positif Skala Pernyataan Negatif Skala
Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Netral (N) 3 Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5
Menghitung skor dalam skala likert yaitu dengan cara menghitung jumlah
skor mahasiswa untuk satu pernyataan dalam angket faktor membaca dengan
rumus:
T x Pn
T = Total jumlah responden yang memilih
Pn = Pilihan angka skor likert
Apabila total skor sudah diketahui kemudian interpretasi skor perhitungan.
Selanjutnya untuk mendapat hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor indeal
(X) dan skor rendah (Y). adapun rumus penilaiannya sebagai berikut.
Skor ideal (X) = skor tertinggi likert x jumlah responden
Skor rendah (Y) = skor terendah likert x jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Agar dapat menginterpretasikan hasil nilai faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca mahasiswa diperlukan rumus index presentase (%) yaitu.
Index % = total skor/skor ideal*100
Sebelum menginterpretasikan hasil nilai faktor membaca, sebelumnya kita
harus mengetahui terlebih dahulu interval (jarak) dan interpretasi persen agar
mengetahui penilaian dengan metode mencari interval skor persen (I). rumus
interval yaitu I = 100/jumlah skor likert (I = 100/5=20). Adapun contohnya
sebagai berikut: Pernyataan nomor 1 dalam angket faktor membaca yaitu: “Jika
akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca
saya sangat kuat”.
Tabel 3.5 Contoh Perhitungan Angket Faktor Membaca
Pernyataan Positif Skala Jumlah
Mahasiswa Hasil
Sangat Setuju (SS) 5 16 80
Setuju (S) 4 27 108
Netral (N) 3 3 9
Tidak Setuju (TS) 2 1 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0
Jumlah 199
Jumlah skor ideal untuk satu pernyataan (skor tertinggi) = 5 x 47 = 235
Jumlah skor terendah = 1 x 47 = 47
Cara menghitungnya yaitu
= Jumlah skor x 100%
Skor tertinggi
= 199 x 100%
235
= 84,68%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Setelah dihitung kemudian masukan dalam kriteria seperti di bawah ini:
Tabel 3.6 Kriteria Faktor Membaca
Rentang Skor Kriteria
0% - 20% Sangat Lemah
21% - 40% Lemah
41% - 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81% - 100% Sangat Kuat
Berdasarkan perhitungan seperti di atas dapat disimpulkan bahwa pernyataan
tersebut masuk kriteria sangat tinggi.
3.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Penilaian tes dalam penelitian ini menggunakan cara dengan memberikan
nilai untuk jawaban benar yakni 1 (satu) dan jawaban salah diberi skor 0 (nol).
Jumlah benar dalam satu tes setiap mahasiswa menjadi nilai keseluruhan.
Selanjutnya, nilai di masukan menggunakan rumus (Nurgiyantoro, 2012:219):
a. Mencari nilai rata-rata (Mean)
Berdasarkan tabel skor tes kemampuan membaca pemahaman diketahui
bahwa = 1064, dan N = 47. Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:
=
Keterangan:
= Nilai rata-rata
= Jumlah skor
N = Jumlah mahasiswa
Adapun rincian penghitungannya sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
=
=
= 22
Jadi nilai rata-rata tes kemampuan membaca pemahaman adalah 22
b. Menentukan simpangan baku
Berdasarkan tabel skor angket faktor membaca diketahui bahwa ∑X = 1064,
∑ = 24652, dan N = 47. Simpangan baku dihitung dengan rumus:
S = √
2
Keterangan:
S = Simpangan baku
∑X = Jumlah skor
∑ = Jumlah skor yang dikuadratkan
N = Jumlah mahasiswa
Adapun rincian penghitungan sebagai berikut:
S = √
2
= √
2
= √ 2
= √
= √
= 6
Jadi, simpangan bakunya adalah 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
c. Mengkonversi ke dalam skala 5
Setelah menghitung nilai rata-rata dan menentukan simpangan baku,
selanjutnya mengkonversikan ke dalam skala 5. Adapun rinciannya sebagai
berikut:
Tabel 3.7 Konversi Skor Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman
Skor Mentah Skala
X + 1,5 (S) = 22 + 1,5 (6) = 22 + 9 = 31 5
X + 0,5 (S) = 22 + 0,5 (6) = 22 + 3 =25 4
X - 0,5 (S) = 22 - 0,5 (6) = 22 – 3 = 19 3
X - 1,5 (S) = 22 - 1,5 (6) = 22 – 9 = 13 2
< 13 1
Setelah mengkonversikan ke dalam skala 5 kemudian dimasukkan ke dalam
tabel penghitungan hasil angket faktor membaca. Adapun rinciannya sebagai
berikut.
Tabel 3.8 Hasil Perhintungan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Mahasiswa Semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
No Kategori Rentangan
Nilai Frekuensi Persentase Skala
1.
Kemampuan Membaca
Pemahaman Sangat
Tinggi
31 – 42 0 0% 5
2. Kemampuan Membaca
Pemahaman Tinggi 25 – 30 17 36% 4
3.
Kemampuan Membaca
Pemahaman Cukup
19 – 24 25 53% 3
4. Kemampuan Membaca
Pemahaman Kurang 13 – 18 5 11% 2
5.
Tidak Memiliki
Kemampuan Membaca
Pemahaman
< 13 0 0% 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Setelah mengetahui nilai rata-rata mahasiswa, selanjutnya peneliti melakukan
perhintungan indek tingkat kesulitan (ITK) butir soal dengan rumus jawaban
benar dibagi jumlah responden. Adapun rumus ITK (Nurgiyantoro, 2012:196):
ITK =
ITK = Indeks tingkat kesulitan yang
dicari
FK = Jumlah jawaban benar
N = Jumlah responden
Menurut Oller (dalam Nurgiyantoro, 2012:195), semua butir soal dinyatakan
layak jika indek tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85.
Namun, rentangan interval tersebut masih terlalu luas, maka ITK yang dapat di
tolelir menurut Nurgiyantoro (2012:195) adalah yang berkisar antara 0,20-0,80.
Berikut ini adalah penjabaran kategori ITK menurut Nurgiyantoro:
Tabel 3.9 Kategori ITK
3.5.3 Analisis Data Wawancara
Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara 5 mahasiswa dengan nilai
hasil tes tertinggi di analisis dengan tahap-tahap sebagai berikut, yaitu : (1)
Mentranskrip hasil wawancara, (2) Merangkum hasil transkrip wawancara, dan
Rentang Indek Kategori
0,00 - 0,19 Sangat Sulit
0,20 - 0,40 Sulit
0,41 - 0,60 Sedang
0,61 - 0,80 Mudah
0,81 - 1,00 Sangat Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
(3) Menganalisis data wawancara menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui
kekuatan, kelemahaman, peluang dan ancaman membaca.
3.5.4 Analisis SWOT
Penelitian ini menggunakan analisis SWOT Strenght, Weakness,
Opportunity, and Threat) untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam membaca pemahaman. Analisis SWOT ini diambil dari ilmu
managemen bisnis untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh perusahaan
dalam pengembangan perusahaan. Analisis SWOT ini dibagi menjadi dua, yaitu
sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif dalam faktor internal menjadi
kekuatan faktor membaca, sikap negatif dalam faktor internal menjadi kelemahan
faktor membaca, sikap positif dalam faktor eksternal menjadi peluang faktor
membaca, dan sikap negatif dalam faktor eksternal menjadi ancaman faktor
membaca.
Teori SWOT ini akan digunakan peneliti untuk merumuskan strategi
pembelajaran berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut.
Hasil wawancara juga akan dianalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kemudian
dikaitkan dengan enam aspek membaca pemahaman. Keenam aspek yang telah
dianalisis SWOT akan membantu peneliti dalam menentukan strategi
pembelajaran membaca pemahaman yang sesuai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3.5.4 Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan tersebut benar-benar sahih dan handal (valid dan reliabel) yaitu sejauh
mana suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam
waktu dan tempat yang berbeda, juga untuk melihat sampai sejauhmana
responden dapat memahami butir-butir pertanyaan. Penelitian ini menggunakan
uji coba terpakai yaitu responden uji coba termasuk anggota penelitian
sesungguhnya dan yang akan digunakan hanya soal yang mendapat predikat layak
sedangkan soal yang mendapat predikat tidak layak akan dihapus atau direvisi
kembali. Berdasarkan hasil perhitungan ITK itulah akan diketahui butir soal mana
saja yang layak (valid dan reliabel) dan butir soal mana saja yang perlu dihapus
(tidak digunakan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini berupa skor hasil analisis angket faktor membaca
pemahaman, tes kemampuan membaca pemahaman, dan analisis data wawancara.
Pengambilan data angket dan tes dilakukan pada hari Jumat, 17 April 2015 pukul
07.00-08.30 WIB di ruang kelas K. 22 Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini
melibatkan dosen PBSI yaitu Prof. Pranowo selaku dosen pembimbing peneliti
dan dibantu tiga rekan peneliti yang merupakan rekan skripsi payung ini.
Responden dalam data penelitian ini adalah mahasiswa semester VI kelas B dan C
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 47 mahasiswa (28
mahasiswa kelas B dan 19 mahasiswa kelas C).
Data pertama berupa angket faktor membaca pemahaman terdiri dari 101
pernyataan (subindikator) yang terdiri dari 5 rentangan skor yaitu skor 5 = Sangat
Setuju, 4 = Setuju, 3 = Tidak Memiliki Pilihan, 2 = Tidak Setuju, dan 1 = Sangat
Tidak Setuju. Angket faktor membaca dikerjakan selama 45 menit. Data kedua
pada penelitian ini berupa tes kemampuan membaca pemahaman yang terdiri dari
42 soal tes pilihan ganda dengan alternatif jawaban A,B,C,D dan E, tes ini
dikerjakan mahasiswa selama 60 menit. Data ketiga berupa analisis hasil
wawancara mahasiswa dengan hasil tes tertinggi yang berjumlah 5 orang, hal
tersebut dikarenakan mahasiswa yang memiliki hasil tes tinggi dapat dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi. Pertanyaan dalam wawancara
berkaitan dengan faktor internal dan faktor eksternal kemampuan membaca.
Berdasarkan hasil perhitungan angket faktor membaca yaitu 68,59%. Hasil
perhitungan tersebut diketahui 68,59% yang tergolong dalam kriteria tinggi. Skor
tertinggi untuk tes kemampuan membaca pemahaman adalah 27 sedangkan skor
terendah adalah 13.
4.2 Analisis Faktor Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Analisis
SWOT
Penelitian ini menggunakan skala likert untuk menganalisis hasil data angket
faktor membaca pemahaman. Adapun kriteria dalam skala likert sebagai berikut:
Tabel 4.1 Kriteria Faktor Membaca
Pernyataan dalam angket dikategorikan sebagai subindikator, sedangkan
indikatornya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Subindikator yang
masuk kriteria “Sangat Lemah” terdapat dalam rentang skor 0%- 0%.
Subindikator yang masuk kriteria “Lemah” terdapat dalam rentang skor 21%-
40%. Subindikator yang masuk kriteria “Cukup” terdapat dalam rentang skor
41%–60%. Subindikator yang masuk kriteria “Kuat” terdapat dalam rentang skor
Rentang Skor Kriteria
0% - 20% Sangat Lemah
21% - 40% Lemah
41 – 60% Cukup
61% - 80% Kuat
81 – 100% Sangat Kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
61%-80%, dan subindikator yang masuk kriteria “Sangat Kuat” terdapat dalam
rentang skor 81%–100%.
4.2.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca
Data dalam penelitian ini yaitu angket faktor membaca yang mempengaruhi
kemampuan membaca. Angket terdiri dari 101 pernyataan (subindikator). Angket
faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca tersebut dibagi menjadi dua
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
4.2.1.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa
sendiri. Faktor internal terdiri dari 9 indikator, yaitu (1) Motivasi membaca, (2)
Sikap dan minat pembaca, (3) Kebiasaan membaca, (4) Pengetahuan/pengalaman
yang dimiliki sebelumnya, (5) Pengetahuan tentang cara membaca, (6)
Ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, (7) Kondisi
emosi pembaca, (8) Kondisi kesehatan pembaca , dan (9) Tingkat intelegensi
pembaca.
a) Motivasi Membaca
Indikator motivasi membaca merupakan faktor internal yang mempengaruhi
kemampuan membaca pemahaman. Terdapat lima subindikator yang berkaitan
dengan motivasi membaca mahasiswa yaitu, (1) membaca karena dorongan ketika
akan ujian. (2) membaca tumbuh dari kesadaran sendiri. (3) membaca cara terbaik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
untuk menambah ilmu. (4) membaca karena ada tugas dari dosen. (5) membaca
untuk meningkatkan prestasi perkuliahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1
Jika akan menempuh ujian tengah
semester atau akhir semester,
dorongan membaca saya sangat
kuat.
0 1 3 27 16
2
Saya membaca bukan karena
dorongan orang lain tetapi tumbuh
dari kesadaran sendiri.
1 3 7 23 13
3
Saya merasa bahwa membaca
adalah cara terbaik untuk
menambah pengetahuan.
2 8 7 19 11
4
Jika diberi tugas membaca oleh
dosen, saya berusaha
menyelesaikannya tepat waktu.
0 3 4 28 12
5
Selama perkuliahan, saya ingin
mencapai prestasi setinggi-
tingginya dengan cara rajin
membaca.
0 3 7 26 11
Faktor motivasi sangat penting karena menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan dalam membaca pemahaman. Berdasarkan tabel di atas diketahui
terdapat lima subindikator pada indikator motivasi membaca. Pada subindikator
nomor satu, yaitu “Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir
semester, dorongan untuk membaca mahasiswa lebih kuat daripada hari
biasanya”. Jika, pilihan sangat setuju dipilih oleh 16 mahasiswa dan pilihan setuju
berjumlah 27 mahasiswa dipandang sebagai jumlah positif berarti 43 mahasiswa
atau 91,48% yang setuju bahwa ketika akan ujian dorongan membaca mahasiswa
akan sangat kuat. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator nomor satu
tersebut tergolong dalam kategori sangat kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Sebaliknya, jika pilihan sangat tidak setuju tidak mendapat pilihan dari
mahasiswa atau berjumlah 0, dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa,
dipandang sebagai sikap negatif berarti terdapat 1 mahasiswa atau 2,12%, yang
tidak setuju ketika akan ujian dorongan membaca mahasiswa sangat kuat karena
ketika tidak akan ujian pun dorongan membaca mahasiswa juga sangat kuat. Oleh
karena itu, sikap negatif pada pada subindikator nomor satu tersebut tergolong
dalam kriteria sangat lemah. Namun, terdapat 1 mahasiswa atau sekitar 2,12%
yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu, “Mahasiswa membaca bukan
karena dorongan orang lain melainkan membaca karena keinginanan yang tumbuh
dari kesadaran sendiri”. Mahasiswa yang memilih pilihan sangat setuju berjumlah
13 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 23 mahasiswa. Jumlah dari
subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 36 atau 76,60%,
yang berarti bahwa 36 mahasiswa atau 76,60% yang setuju bahwa membaca
bukan karena dorongan orang lain melainkan membaca karena keinginan yang
tumbuh dari kesadaran sendiri. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator
nomor dua tersebut tergolong dalam kriteria kuat.
Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa, dan pilihan
sangat tidak setuju 3 mhasiswa, sehingga jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap negatif ini adalah 4 atau 8,51% mahasiswa yang tidak setuju
apabila kegiatan membaca yang mereka laukan bukan karena dorongan orang lain
melainkan membaca karena keinginan yang tumbuh dari kesadaran sendiri. Oleh
karena itu, sikap negatif pada subindikator nomor dua ini tergolong dalam kriteria
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
lemah. Namun, pada subindikator ini sebanyak 7 mahasiswa atau sekitar 14,89%
yang sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria lemah.
Subindikator nomor tiga yaitu, “mahasiswa merasa bahwa membaca
merupakan cara terbaik untuk menambah pengetahuan”. Pada subindikator
tersebut, pilihan sangat setuju dipilih oleh 11 mahasiswa dan pilihan setuju
berjumlah atau dipilih oleh 19 mahasiswa. Jumlah sikap positif pada subindikator
nomor tiga adalah 30 atau 63,82%, artinya sebanyak 30 mahasiswa yang setuju
bahwa membaca merupakan cara terbaik untuk menambah pengetahuan. Oleh
karena itu, sikap positif pada indikator nomor tiga ini di kategorikan dalam
kriteria sangat kuat. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh sebanyak
2 mahasiswa dan tidak setuju dipilih oleh sebanyak 8 mahasiswa, artinya
sebanyak 10 mahasiswa yang tidak setuju bahwa membaca merupakan cara
terbaik untuk menambah pengetahuan. Oleh karena itu, jumlah sikap yang
dipandang sebagai sikap negatif tersebut adalah 10 mahasiswa atau 21,27%,
sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah. Namun, masih ada 7 mahasiswa atau
sekitar 14,89% yang tidak jelas sikapnya dan tergolong dalam kriteria sangat
lemah.
Subindikator nomor empat yaitu, “Apabila mahasiswa diberi tugas membaca
oleh dosen, maka ia berusaha menyelesaikannya dengan tepat waktu”. Pada
subindikator tersebut diketahui bahwa, pilihan sangat setuju berjumlah 12
mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 28 mahasiswa, berarti sebanyak 40
mahasiswa setuju bahwa apabila mahasiswa diberi tugas membaca oleh dosen,
maka ia berusaha menyelesaikannya dengan tepat waktu. Oleh karena itu, jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sikap positif pada subindikator nomor empat ini adalah 40 atau 85,10%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa sikap positif pada subindikator nomor empat,
tergolong dalam kategori sangat kuat. Sebaliknya, sikap negatif berjumlah 3 atau
6,38% yang berarti bahwa sebanyak 3 mahasiswa yang tidak berusaha
menyelesaikan dengan tepat waktu apabila mahasiswa diberi tugas membaca oleh
dosen. Hal tersebut terlihat pada pilihan tidak setuju saja karena pilihan sangat
tidak setuju tidak mendapat pilihan dari mahasiswa atau berjumlah 0. Jika
dikategorikan ke dalam kriteria, maka sikap negatif pada subindikator nomor
empat tergolong dalam kriteria sangat lemah. Namun, terdapat 4 mahasiswa atau
sekitar 8,51% yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong dalam kriteria sangat
lemah.
Subindikator terakhir pada indikator motivasi membaca ini, yaitu “Selama
proses perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya
dengan cara rajin membaca”. Mahasiswa yang memilih pilihan sangat setuju
berjumlah 11 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 26 mahasiswa. Jumlah dari
subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 37 atau 78,72%, hal
ini berarti bahwa sebanyak 37 mahasiswa setuju bahwa selama proses
perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan
cara rajin membaca. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator nomor lima
tersebut tergolong dalam kriteria kuat. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju
berjumlah 0 atau tidak dipilih dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 3 mahasiswa,
artinya sebanyak 3 mahasiswa selama proses perkuliahan, mahasiswa tidak ingin
mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 3 atau 6,38% dan
tergolong dalam kriteria sangat lemah. Namun, masih ada sebanyak 7 mahasiswa
atau sekitar 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan tergolong ke dalam kriteria
sangat lemah.
b) Sikap dan Minat Pembaca
Sikap dan minat pembaca merupakan faktor internal yang mempengaruhi
kemampuan membaca pemahaman. Terdapat lima subindikator yang dapat
mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman yaitu, (1) keinginan untuk
membaca setiap hari, (2) keinginan memperoleh bahan bacaan setiap hari, (3)
lebih baik membeli buku daripada membeli pakaian, (4) jika teman memiliki
buku baru merasa ingin meminjam untuk dibaca, dan (5) ingin mengetahui
perkembangan yang terjadi dengan membaca. Adapun Penjabarannya sebagai
berikut:
Tabel 4.3 Indikator Minat dan Sikap Membaca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1 Mahasiswa merasa ingin membaca
bacaan apa pun setiap hari. 1 9 10 20 7
2
Mahasiswa merasa ingin memperoleh
bahan bacaan yang dapat dibaca setiap
hari.
1 8 12 21 5
3 Jika teman memiliki buku baru,
mahasiswa meminjam untuk dibaca.
1 8 17 15 6
4
Mahasiswa ingin mengetahui
perkembangan sesuatu yang pernah
terjadi melalui membaca.
1 2 4 32 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu,
yaitu “Mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari”. Mahasiswa
yang memilih pilihan sangat setuju berjumlah 7 mahasiswa dan pilihan setuju
berjumlah 20 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap
positif ini adalah 27 atau 57,44%, artinya sebanyak 27 mahasiswa merasa selalu
ingin membaca bacaan apapun setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang
sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria cukup. Sedangkan pilihan
sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa, dan pilihan tidak setuju 9 mahasiswa.
Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 10 atau
21,27%, hal ini berarti sebanyak 10 mahasiswa tidak merasa ingin membaca
bacaan apa pun setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif
tersebut masuk pada kriteria lemah. Namun, mahasiswa terdapat 10 mahasiswa
atau sekitar 21,27% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Mahasiswa merasa ingin
memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari”. Diketahui bahwa
jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 26 atau 53,57%. Hal ini terlihat
dari pilihan sangat setuju yaitu 5 dan pilihan setuju 21, artinya sebanyak 26
mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari.
Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria
cukup. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju yaitu 1 mahasiswa dan pilihan tidak
setuju 8 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang negatif ini adalah 9 atau
19,14%, artinya sebanyak 9 mahasiswa tidak merasa ingin memperoleh bahan
bacaan yang dapat dibaca setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Namun, pada subidikator
tersebut terdapat 12 mahasiswa atau sekitar 25,53% yang sikapnya tidak jelas dan
termasuk pada kriteria lemah.
Subindikator selanjutnya yaitu “Jika teman memiliki buku baru, mahasiswa
meminjam untuk dibaca”. Pada subindikator nomor empat tersebut, pilihan sangat
setuju dipilihan oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 15 mahasiswa.
Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68%
yang berarti bahwa sebanyak 21 mahasiswa tertarik meminjam buku baru yang
dimiliki oleh teman. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif
tersebut masuk pada kriteria cukup. Kemudian jumlah yang dipandang sebagai
sikap negatif yaitu 9 atau 19,14%, artinya sebanyak 9 mahasiswa tidak tertarik
meminjam buku baru yang dimiliki oleh teman. Hal ini terlihat dari pilihan sangat
tidak setuju dipilih yang dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju
sebanyak 8 mahasiswa. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif
tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Mahasiswa yang sikapnya tidak jelas
dengan memilih pilihan netral pada subindikator nomor empat ini cukup banyak
yaitu berjumlah 12 mahasiswa atau 25,53%, sehingga termasuk kategori lemah.
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator sikap dan minat pembaca
ini yaitu “Mahasiswa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi
melalui membaca”. Subindikator nomor lima ini, jumlah sikap yang dipandang
positif yaitu 40 atau 85,10%, artinya sebanyak 40 mhasiswa merasa ingin
mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui membaca. Hal
tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju 8 dan jumlah pilihan setuju 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
atau 68,08%. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut
masuk pada kriteria sangat kuat. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif
berjumlah 3 atau 6,38%, hal tersebut dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju
dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Oleh
karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria
sangat lemah. Namun, masih terdapat 4 mahasiswa atau sekitar 8,51% yang
sikapnya tidak jelas dengan memilih pilihan netral dan termasuk dalam kriteria
sangat lemah.
c) Kebiasaan Membaca
Kebiasaan membaca merupakan indikator dalam faktor internal. Seperti yang
kita ketahui bahwa hingga saat ini membaca belum menjadi kebiasaan di kalangan
masyarakat kita. Banyak hal yang menyebabkan seseorang tidak membiasakan
membaca. Terdapat beberapa hal yang menjadi subindikator dalam kebiasaan
membaca yaitu, (1) membaca menjadi kebutuhan hidup yang tidak dapat
ditinggalkan, (2) membaca hanya jika ada ujian, (3) menyusun jadwal teratur
setiap hari untuk membaca, dan (4) ketika membaca membuat ringkasan isi
bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1
Membaca sudah menjadi kebutuhan
hidup saya yang tidak dapat saya
tinggalkan.
1 9 16 15 6
2 Kegiatan membaca saya lakukan hanya
jika akan ada ujian.
1 19 5 16 6
3 Saya menyusun jadwal teratur untuk
membaca setiap hari. 6 20 15 5 1
4 Sambil membaca, saya membuat
ringkasan isi bacaan. 3 5 13 20 6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat empat subindikator dalam
indikator kebiasaan membaca. Subindikator nomor satu yaitu “Membaca sudah
menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak dapat tinggalkan”, pilihan sangat
setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 15 mahasiswa.
Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68%
yang termasuk dalam kriteria cukup, artinya sebanyak 21 mahasiswa setuju dan
merasa bahwa membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak
dapat tinggalkan. Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif adalah 10 atau
21,27%, yang temasuk pada kriteria sangat lemah, artinya sebanyak 10 mahsiswa
tidak setuju jika membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak
dapat tinggalkan yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1 dan
pilihan sangat setuju 9. Namun, sebanyak 16 atau 34,04% mahasiswa yang
sikapnya tidak jelas apakah sikap positif atau sikap negatif yang termasuk pada
kriteria lemah.
Subindikator nomor dua yaitu “Kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya
jika akan ada ujian”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
setuju dipilih oleh 16 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang
dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 22 atau 46,80% yang termasuk pada
kriteria membaca cukup, berarti sebanyak 22 mahasiswa setuju bahawa mereka
membaca hanya jika ada ujian. Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif
adalah 20 atau 42,55% yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1
dan pilihan tidak setuju 19. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif
tersebut masuk pada kriteria cukup. Namun, pada subindikator nomor dua ini
terdapat 5 mahasiswa atau 10,62% yang sikapnya tidak jelas sehingga masuk
dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor tiga adalah “Mahasiswa menyusun jadwal
teratur untuk membaca setiap hari”, pada subindikator nomor tiga ini diketahui
jumlah sikap yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 6 atau 12,76%, berarti
ada 6 mahasiswa yang menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Hal
tersebut terlihat dari jumlah pilihan sangat setuju 1 dan jumlah pilihan setuju 5.
Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria
sangat lemah. Kemudian pilihan sangat tidak setuju 6 dan tidak setuju 20. Jumlah
kedua pilihan yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut adalah 26 atau
55,31% yang termasuk pada kriteria cukup, berarti sebanyak 26 mahasiswa yang
tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Namun, masih ada
mahasiswa yang sikapnya tidak jelas pada subindikator nomor tiga tersebut yaitu
sebanyak 15 mahasiswa atau 31,91% dan termasuk dalam kriteria lemah.
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator kebiasaan membaca ini yaitu
“Sambil membaca, mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan”. Pada subindikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan
setuju dipilih oleh 20 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap
positif ini yaitu 26 atau 55,31% yang termasuk dalam kriteria cukup, berarti
sebanyak 26 mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan ketika mereka membaca.
Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 8 atau 17,07%,
artinya sebanyak 8 mahasiswa tidak membuat ringkasan isi bacaan ketika mereka
membaca. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 3 orang dan
pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 5 mahasiswa. Oleh karena itu, yang
dipandang sebagai sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah.
Namun, masih ada 13 mahasiswa atau 27,65% yang menunjukkan sikap tidak
jelas sehingga masuk dalam kriteria lemah.
d) Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya
Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya oleh seseorang juga
mempengaruhi kemampuan membaca pemahamannya. Berikut ini ada dua
subindikator yang termasuk dalam indikator pengetahuan/pengalaman yang
dimiliki sebelumnya yaitu, (1) pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki
berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang
dibaca, dan (2) keinginan membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk
menyegarkan ingatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.5 Indikator Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N) 4 (S)
5
(SS)
1
Pengetahuan atau pengalaman yang sudah
saya miliki berperan besar untuk membantu
mempermudah pemahaman isi bacaan yang
saya baca.
0 0 5 21 21
2
Saya ingin membaca kembali bacaan yang
pernah saya baca untuk menyegarkan
ingatan.
0 1 8 29 9
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat dua subindikator dalam
indikator pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Pada Subindikator
nomor satu yaitu “Pengetahuan atau pengalaman yang sudah mahasiswa miliki
berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang
mahasiswa baca”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 21 mahasiswa dan pilihan
setuju dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap
positif ini yaitu 42 atau 89,36% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat.
Artinya pada subindikator nomor satu ini sebanyak 42 mahasiswa setuju jika
pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki berperan besar untuk
membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang dibaca. Sebaliknya pada
pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju yang dipandang sebagai sikap negatif
tidak mendapat pilihan dari mahasiswa atau 0%. Namun, sebanyak 5 mahasiswa
atau 10,63% sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah..
Subindikator nomor dua sekaligus yang terakhir pada indikator
pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, yaitu “Mahasiswa ingin
membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan
ingatan”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 9 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
oleh 29 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang dipandang sebagai
sikap positif ini yaitu atau 80,85% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat.
Artinya sebanyak 38 mahasiswa setuju jika pengetahuan atau pengalaman yang
sudah dimiliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi
bacaan yang dibaca. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 1
atau 3,57% sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan
tidak setuju oleh 1 mahasiswa. Sisanya sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02% yang
sikapnya tidak jelas, dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
e) Pengetahuan tentang cara membaca
Kemampuan membaca pemahaman seseorang juga dipengaruhi oleh
pengetahuannya tentang cara membaca. Beberapa teknik membaca dapat
membantu kita untuk lebih cepat dan mudah dalam memahami suatu bacaan.
Namun, tidak semua orang tahu dan mampu menggunakan teknik membaca
tersebut dengan baik. Berikut ini beberapa subindikator yang termasuk dalam
indikator pengetahuan tentang membaca, yaitu (1) memahami teknik membaca
untuk mempermudah memahami isi bacaan, (2) membuat pertanyaan untuk
memahami isi bacaan, (3) cukup dengan mengingat-ingat isinya dapat memahami
isi bacaan, (4) memahami bacaan dengan merumuskan isi bacaan menggunakan
kata-kata sendiri, dan (5) membuat skema gagasan setiap kali membaca untuk
mempermudah memahami isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan Tentang Cara Membaca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS) 3 (N)
4
(S)
5
(SS)
1
Dengan memahami berbagai teknik
membaca, ternyata sangat membantu
mempermudah memahami isi bacaan.
0 2 5 25 15
2
Untuk memahami isi bacaan, saya
membuat pertanyaan berdasarkan isi
bacaan yang saya baca.
0 14 11 17 5
3 Agar memahami isi bacaan, saya
cukup mengingat-ingat isinya saja. 1 15 7 19 5
4
Agar memahami isi bacaan, saya
merumuskan dengan bahasa saya
sendiri.
0 4 3 29 11
5
Untuk mempermudah memahami isi
bacaan, saya membuat skema gagasan
setiap kali membaca.
0 7 12 22 6
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu,
yaitu “Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu
mempermudah memahami isi bacaan” pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih
oleh 15 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 25 mahasiswa.
Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 40 atau
85,10% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya sebanyak 40
mahasiswa setuju bahwa dengan memahami berbagai teknik membaca ternyata
sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan yang dibacanya.
Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau tidak mendapat pilihan
dari mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Jumlah dari
sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 2 atau 4,25% yang
termasuk dalam kriteria sangat lemah, artinya hanya ada 2 mahasiswa yang tidak
setuju apabila dengan memahami berbagai teknik membaca dapat sangat
membantu mempermudah memahami isi bacaan. Dapat dikatakan bahwa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
subindikator nomor satu ini sikap positif hasilnya sangat kuat yaitu sekitar 85,10%
mahasiswa yang memilih sikap positif. Namun, ada 5 mahasiswa atau sekitar
10,63% yang sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Untuk memahami isi bacaan,
mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca”.
Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 22 atau
46,80% dan termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini terlihat dari pilihan sangat
setuju 5 dan pilihan setuju dipilih oleh 17 mahasiswa, artinya sebanyak 22
mahasiswa yang membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan dibacanya untuk
memahami isi bacaan. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 0
mahasiswa atau sama sekali tidak dipilih dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 14
mahasiswa. Sehingga jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 14 atau
29,79% yang termasuk dalam kriteria lemah. Artinya sebanyak 14 mahasiswa
tidak membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca untuk
memahami isi bacaan. Hasil pilihan mahasiswa menunjukkan bahwa pada
subindikator nomor dua ini sikap positif lebih kuat yaitu sebanyak 22 mahasiswa
atau sekitar 42,80%. Namun, sikap mahasiswa yang tidak jelas cukup banyak,
yaitu sebanyak 11 mahasiswa atau 23,40% yang termasuk dalam kriteria lemah.
Pada subindikator nomor tiga yaitu “Agar memahami isi bacaan, mahasiswa
cukup mengingat-ingat isinya saja”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 5
mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 19 mahasiswa. Oleh karena itu, jumlah
dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 24 atau 51,06% yang
termasuk dalam kriteria cukup. Artinya, sebanyak 24 mahasiswa yang cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mengingat-ingat isinya saja agar memahami isi bacaan. Sebaliknya, jumlah sikap
yang dipandang negatif yaitu sebanyak 16 atau 34,04% yang termasuk dalam
kriteria lemah, hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju berjumah 1 dan
pilihan tidak setuju dipilih oleh 15 mahasiswa. Dilihat dari hasil pilihan
mahasiswa bahwa pada subindikator nomor tiga ini kebanyakan responden
memilih sikap positif yaitu sebanyak 24 atau 51,06%. Namun, sebanyak 7
mahasiswa atau sekitar 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk ke dalam
kriteria lemah.
Subindikator selanjutnya yaitu “Agar memahami isi bacaan, mahasiswa
merumuskan dengan bahasa mahasiswa sendiri”. Pada subindikator nomor empat
tersebut, pilihan sangat setuju dipilihan oleh 11 mahasiswa dan pilihan setuju
dipilih oleh 29 mahasiswa, artinya sebanyak 40 mahasiswa yang merumuskan
dengan bahasa mahasiswa sendiri untuk memahami isi bacaan. Jumlah dari sikap
yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 40 atau 85,10% yang termasuk
dalam kriteria sangat kuat. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap
negatif yaitu 4 atau 8,51%. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju
berjumlah 0 atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh
mahasiswa atau berjumlah 4. Artinya, sebanyak 4 mahasiswa tidak merumuskan
dengan bahasa mahasiswa sendiri untuk memahami isi bacaan. Berdasarkan hasil
pilihan mahasiswa diketahui bahwa pada subindikator nomor empat ini sikap
positif sangat kuat yaitu sebanyak 40 mahasiswa atau sekitar 85,10%. Namun, ada
3 mahasiswa atau 6,39% yang sikapnya tidak jelas, dan termasuk dalam kriteria
sangat lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator pengetahuan tentang cara
membaca ini yaitu “Untuk mempermudah memahami isi bacaan, mahasiswa
membuat skema gagasan setiap kali membaca”. Subindikator nomor lima ini,
jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 29 atau 61,70% yang termasuk dalam
kriteria cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat setuju 6 dan
jumlah pilihan setuju 22. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif yaitu
7 atau 14,90% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini terlihat dari
pilihan sangat tidak setuju tidak dipilih atau 0 dan tidak setuju dipilih oleh 7
mahasiswa. Berdasarkan hasil pilihan mahasiswa diketahui bahwa pada
subindikator nomor lima ini sikap positif juga lebih kuat daripada sikap negatif
yaitu sebanyak 29 mahasiswa atau sekitar 61,70%, sedangkan sikap negatif hanya
sekitar 14,90%. Namun, mahasiswa yang sikapnya tidak jelas juga cukup banyak
karena memilih pilihan netral, yaitu sebanyak 12 mahasiswa atau 25,53% dan
termasuk dalam kriteria lemah.
f) Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan bagi pembaca
Tidak semua buku kita anggap menarik untuk dibaca dan memiliki manfaat
untuk kita. Indikator “Ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi
pembaca” tersebut juga memperngaruhi kemampuan membaca seseorang.
Namun, pada dasarnya semua buku menarik dan mempunyai manfaat bagi kita.
Tidak selalu buku ilmu pengetahuan yang memiliki manfaat dan menarik untuk
dibaca, misalnya komik yang selain menarik juga memiliki manfaat bagi kita
yaitu sebagai hiburan. Menarik dan bermanfaat tidaknya sebuah buku bagi setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
orang tentu berbeda-beda. Bagi mereka yang suka membaca koran pasti lebih
menarik membaca koran daripada membaca novel, dan begitu sebaliknya.
Oleh karena itu, berikut ini ada lima subindikator dari indikator “Ketertarikan
terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca”, yaitu (1) hanya membaca
bacaan yang dianggap menarik, (2) membaca semua buku yang berkaitan dengan
ilmu yang dipelajari, (3) membaca bacaan yang menurut teman menarik, (4)
membaca bacaan yang bermanfaat untuk perkuliahan, (5) Dengan rajin membaca,
kemampuan berbicara menjadi baik, dan (6) dengan membaca kemampuan
berpikir kritris menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.7 Indikator Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan
bagi pembaca
NO
SUBINDIKATOR
RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S) 5 (SS)
1
Saya hanya membaca jenis bacaan
yang saya anggap menarik untuk
dibaca. 0
12 5 14 16
2
Bacaan apa pun jika berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari, saya
ingin membacanya.
3 4 13 23 4
3
Bacaan yang diberitahukan oleh teman
karena menarik isinya, saya ingin
membacanya.
0 0 3 30 14
4
Saya membaca bacaan yang
bermanfaat secara langsung dan
mendukung perkuliahan saya.
0 3 5 30 9
5 Dengan rajin membaca, kemampuan
berbicara saya menjadi baik. 0 0
6 24 17
6
Melalui membaca, saya mampu
berpikir lebih kritis ketika memberi
tanggapan terhadap pendapat orang
lain.
0 0 4 23 20
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari
indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
“Mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk
dibaca”, pilihan sangat setuju berjumlah oeh 16 mahasiswa dan pilihan setuju
berjumlah 14 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap
positif ini adalah 30 atau 63,82% yang termasuk dalam kriteria kuat. Artinya,
sebanyak 30 mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap
menarik untuk dibaca. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau
tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 12 mahasiswa.
Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 12 atau
25,53% yang termasuk dalam kriteria lemah. Artinya, sebanyak 12 mahasiswa
tidak hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca.
Namun, masih ada 5 mahasiswa atau 10,63% yang tidak memiliki sikap tidak
jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Bacaan apa pun jika berkaitan
dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa ingin membacanya”.
Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 27 atau
57,44% yang termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini terlihat dari pilihan sangat
setuju 4 dan pilihan setuju dipilih oleh 23 mahasiswa. Artinya, sebanyak 27
mahasiswa membaca bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 3
mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 4 mahasiswa. Oleh karena itu,
jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 7 atau 14,89% yang termasuk
dalam kriteria sangat lemah. Akan tetapi, mahasiswa yang sikapnya tidak jelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
cukup banyak yaitu sekitar 13 mahasiswa atau sekitar 27,65% yang termasuk
dalam kriteria lemah.
Pada subindikator nomor tiga yaitu “Bacaan yang diberitahukan oleh teman
karena menarik isinya, mahasiswa ingin membacanya”. Pilihan sangat setuju
dipilih oleh 14 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 30 mahasiswa. Oleh
karena itu jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 44
atau 93,61% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya, sebanyak 44
mahasiswa ingin membaca bacaan yang diberitahukan teman menarik isinya.
Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif yaitu 0, karena pilihan sangat
tidak setuju dan pilihan tidak setuju berjumlah 0 atau tidak dipilih oleh
mahasiswa. Namun, ada sebanyak 3 mahasiswa atau sekitar 6,38% yang sikapnya
tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Subindikator selanjutnya yaitu “Mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat
secara langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa”. Pada subindikator
nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju dipilihan oleh 9 mahasiswa dan
pilihan setuju dipilih oleh 30 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 39 atau 82,97% yang termasuk dalam kriteria sangat
kuat, berarti sebanyak 39 mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara
langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa. Sebaliknya, jumlah yang
dipandang sebagai sikap negatif yaitu 3 atau 6,38% dan termasuk dalam kriteria
sangat lemah. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau
tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh mahasiswa atau
berjumlah 3, artinya sebanyak 3 mahasiswa tidak membaca bacaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa. Namun,
sebanyak 5 mahasiswa atau 10,63% yang sikapnya tidak jelas dan tersmasuk
dalam kriteria sangat lemah.
Subindikator selanjutnya yaitu “Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara
mahasiswa menjadi baik”. Pada subindikator nomor lima tersebut, pilihan sangat
setuju dipilihan oleh 17 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 24 mahasiswa.
Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 41 atau 87,23%
yang termasuk dalam kriteria sangat kuat, berarti sebanyak 41 mahasiswa setuju
bahwa dengan rajin membaca kemampuan berbicara mahasiswa menjadi baik.
Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 0 atau tidak
mendapat pilihan. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dan pilihan tidak
setuju tidak dipilih oleh mahasiswa.. Namun, sebanyak 6 mahasiswa atau 12,76%
yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator ketertarikan terhadap bacaan
dan kebermanfaatan bagi pembaca yaitu “Melalui membaca, mahasiswa mampu
berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain”.
Subindikator nomor enam ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 43 atau
91,48%. Yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Hal tersebut diketahui dari
jumlah pilihan sangat setuju 20 dan jumlah pilihan setuju 23, berarti sebanyak 43
mahasiswa setuju bahwa melalui membaca mahasiswa mampu berpikir lebih
kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain. Sebaliknya,
jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 0 atau tidak mendapat pilihan.
Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dan pilihan tidak setuju tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dipilih oleh mahasiswa. Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang sikapnya
tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
g) Kondisi Emosi Pembaca
Faktor kondisi emosi dan kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kemampuan
membaca pemahaman seseorang, karena keadaan emosi dan kesehatan setiap
orang berbeda-beda. Misalnya, ada orang yang ketika sedang sedih justru
keinginan membacanya sangat kuat. Ada pula orang yang dapat membaca jika
suasana hatinya senang. Orang yang kondisi kesehatannya tidak baik juga pasti
akan lebih sulit berkonsentrasi ketikan membaca.
Ada dua subindikator dalam indikator “Kondisi emosi dan kondisi kesehatan
pembaca”, yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu (1)
Jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang
mahasiswa baca, (2) Jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali
memahami isi bacaan yang mahasiswa baca. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.8 Indikator Kondisi emosi pembaca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N) 4 (S)
5
(SS)
1
Jika perasaan sedang enak, saya mudah
sekali memahami isi bacaan yang saya
baca.
1 2 0 13 31
2
Jika kondisi perasaan sedang galau, saya
sulit sekali memahami isi bacaan yang saya
baca.
1 2 5 19 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari
indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, yaitu
“Jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang
mahasiswa baca”, pilihan sangat setuju berjumlah 31 mahasiswa dan pilihan
setuju berjumlah 13 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai
sikap positif ini adalah 44 atau 93,61% dan termasuk dalam kriteria sangat kuat.
Artinya, sebanyak 44 mahasiswa mudah memahami isi bacaan jika perasaan
sedang enak. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan tidak
setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang sebagai
sikap negatif ini adalah 3 atau 6,38% yang termasuk dalam kriteria lemah.
Artinya, sebanyak 3 mahasiswa tidak mudah memahami isi bacaan jika perasaan
sedang enak.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Jika kondisi perasaan sedang
galau, mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang mahasiswa baca”.
Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 39 atau
82,97% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat, berarti sebanyak 39 mahasiswa
sulit sekali memahami isi bacaan yang dibaca jika kondisi perasaan sedang galau.
Hal ini terlihat dari pilihan sangat setuju 20 dan pilihan setuju dipilih oleh 19
mahasiswa. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan tidak
setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Sehingga jumlah sikap yang dipandang negatif
ini yaitu 2 atau 6,38% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, berarti
sebanyak 3 mahasiswa tidak merasa kesulitan memahami isi bacaan yang dibaca
meskipun kondisi perasaan sedang galau. Meskipun sikap positif pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
subindikator nomor dua ini sangat kuat yaitu sekitar 82,97%, akan tetapi sebanyak
5 mahasiswa atau 10,63% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria
sangat lemah.
h) Kondisi Kesehatan Pembaca
Faktor kondisi kesehatan juga dapat mempengaruhi kemampuan membaca
pemahaman seseorang, karena kesehatan setiap orang berbeda-beda. Faktor ini
merupakan factor internal yang berasal dari dalam diri pembaca sendiri. Ada
dua subindikator dalam indikator “kondisi kesehatan pembaca”, yang dapat
mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu (1) Jika kondisi kesehatan
tidak baik, mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca, dan (2) Kalau
menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap
membacanya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Indikator Kondisi Kesehatan Pembaca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya
sulit berkonsentrasi dalam membaca. 2 2 0 22 21
2
Kalau menghadapi ujian, meskipun
kondisi kesehatan tidak baik saya tetap
membacanya.
0 6 9 15 17
Pada subindikator nomor satu yaitu “Jika kondisi kesehatan tidak baik,
mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca”. Pilihan sangat setuju dipilih
oleh 21 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 22 mahasiswa. Oleh karena itu,
jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 43 atau 91.48%
yang termasuk dalam kriteria sangat kuat, berarti sebanyak 43 mahasiswa setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca.
Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 4 atau 8,51% yang
termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini terlihat pada pilihan sangat tidak
setuju dipilih oleh 2 mahasiswa dan pilihan setuju tidak dipilih oleh 2 mahasiswa,
berarti sebanyak 4 mahasiswa tidak setuju jika kondisi kesehatan tidak baik
mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca. Jadi, pada subindikator nomor
tiga tersebut sikap positif sangat kuat yaitu 85,71%.
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator kondisi kesehatan pembaca
yaitu “Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik
mahasiswa tetap membacanya”. Subindikator nomor dua ini, jumlah sikap yang
dipandang positif yaitu 32 atau 68,08% yang termasuk dalam kriteria kuat. Hal
tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju 17 dan jumlah pilihan setuju
15, berarti sebanyak 32 mahasiswa setuju jika menghadapi ujian meskipun
kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap membacanya. Sebaliknya, jumlah
yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 6 atau 12,76% dan termasuk dalam
kriteria sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari pilihan sangat tidak setuju 0 atau
tidak mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 6 mahasiswa
dan. Artinya sebanyak 6 mahasiswa tidak membaca meskipun kondisi kesehatan
tidak baik. Namun, sebanyak 9 mahasiswa atau 19,14% yang sikapnya tidak jelas
dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
i) Tingkat intelegensi pembaca
Tingkat intelegensi pembaca ini merupakan faktor internal yang
mempengaruhi kemampuan membaca seseorang. Setiap orang tentu mempunyai
kemampuan otaknya masing-masing. Beberapa orang mungkin memiliki tingkat
intelegensi yang tinggi sehingga cukup membaca sekilas dapat memahami isi
bacaan yang dibacanya. Namun, ada beberapa orang yang harus membaca dua
kali atau lebih agar bisa memahami isi bacaan yang dibacanya. Oleh karena itu,
berikut ini hanya ada subindikator yang termasuk dalam indikator tingkat
intelegensi pembaca, yaitu Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan
rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.10 Indikator Tingkat intelegensi pembaca
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N) 4 (S)
5
(SS)
1
Tingkat intelegensi tidak begitu
penting, jika tekun dan rajin membaca
pasti dapat memahami isi bacaan.
1 2 4 22 18
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hanya ada satu subindikator dalam
indikator tingkat intelegensi pembaca. Pada Subindikator tersebut yaitu “Tingkat
intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat
memahami isi bacaan”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 18 mahasiswa dan
pilihan setuju dipilih oleh 22 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 40 atau 85,10% yang termasuk dalam kriteria sangat
kuat. Artinya, sebanyak 40 mahasiswa setuju bahwa tingkat intelegensi tidak
begitu penting jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 3 mahasiswa atau
6,38% dan termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat pada
pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan setuju berjumlah 2, berarti
sebanyak 3 mahasiswa tidak setuju jika tingkat intelegensi tidak begitu penting,
jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Namun,
sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam
kriteria sangat lemah.
4.2.1.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa.
Terdapat lima indikator dalam faktor eksternal yaitu, (1) Latar belakang sosial
ekonomi keluarga, (2) suasana lingkungan dan waktu, (3) teks, (4) masih kuatnya
pengaruh budaya lisan, dan (5) kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya
menonton televisi).
a) Latar belakang sosial ekonomi keluarga
Latar belakang sosial ekonomi keluarga seseorang merupakan faktor eksternal
yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Berikut ini
ada tiga subindikator yang berkaitan dengan indikator latar belakang sosial
ekonomi keluarga, yaitu (1) Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan yang
sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak mahasiswa peroleh dengan mudah, (2)
Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, mahasiswa
selalu diberi uang untuk membelinya, dan (3) Mahasiswa tidak pernah mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang mahasiswa butuhkan. Hal ini
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Indikator Latar Belakang Sosial dan Ekonomi Keluarga
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N) 4 (S)
5
(SS)
1
Karena penghasilan orang tua terbatas,
bacaan yang sebenarnya saya butuhkan
tidak saya peroleh dengan mudah.
5 16 8 11 7
2
Meskipun pendapatan orang tua
terbatas, kalau untuk membeli buku,
saya selalu diberi uang untuk
membelinya.
0 10 7 14 16
3
Saya tidak pernah mengalami kesulitan
untuk memperoleh bahan bacaan yang
saya butuhkan.
10 19 10 5 3
4 Saya berpikir, dari pada untuk membeli
pakaian lebih baik untuk membeli buku.
1 12 24 9 1
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat tiga subindikator dalam
indikator latar belakang sosial ekonomi keluarga dan Tidak tersedianya bahan
bacaan di rumah. Pada Subindikator nomor satu yaitu “penghasilan orang tua
yang terbatas membuat bacaan yang sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak dapat
diperoleh dengan mudah”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 7 mahasiswa dan
pilihan setuju dipilih oleh 11 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 18 atau 38,30%, berarti sebanyak 18 mahasiswa
setuju bahwa penghasilan orang tua yang terbatas membuat bacaan yang
sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak dapat diperoleh dengan mudah. Jika
dikategorikan ke dalam kriteria interpretasi skor, maka tergolong dalam kriteria
cukup. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 21
mahasiswa atau 44,69%, yang dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju
berjumlah 5 dan pilihan tidak setuju berjumlah 16, sehingga tergolong dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
kriteria cukup. Artinya, sebanyak 21 mahasiswa tidak setuju penghasilan orang
tua yang terbatas membuat bacaan yang sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak
dapat diperoleh dengan mudah. Namun, sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02% yang
sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.
Pada subindikator nomor dua yaitu “Meskipun pendapatan orangtua terbatas,
kalau untuk membeli buku, mahasiswa selalu diberi uang oleh orangtua untuk
membeli buku”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 16 mahasiswa dan pilihan setuju
dipilih oleh 14 mahasiswa. Oleh karena itu, jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 30 atau 63,82%, sehingga sikap positif pada
subindikator nomor dua tersebut tergolong dalam kriteria cukup. Artinya,
sebanyak 30 mahasiswa setuju meskipun pendapatan orangtua terbatas kalau
untuk membeli buku mahasiswa selalu diberi uang oleh orangtua untuk membeli
buku. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 10 mahasiswa atau
21,27%, yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak
mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 10 mahasiswa. Oleh karena
itu, sikap negatif pada subindikator nomor dua tersebut tergolong dalam kategori
lemah. Artinya, sebanyak 10 mahasiswa tidak selalu diberi uang oleh orangtua
untuk membeli buku karena pendapatan orangtua terbatas. Namun, masih ada
sebanyak 7 mahasiswa atau 14,89% yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong
dalam kategori sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor tiga yaitu “Mahasiswa tidak pernah
mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang dibutuhkan”. Jumlah
sikap yang dipandang positif yaitu 8 atau 17,02%. Hal tersebut diketahui dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
jumlah pilihan sangat setuju 3 dan jumlah pilihan setuju 5. Apabila dikategorikan
dalam interpretasi skor, maka sikap positif pada subindikator nomor tiga tersebut
tergolong dalam kriteria sangat lemah. Artinya, hanya sebanyak 8 mahasiswa
yang tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang
dibutuhkan. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 29
atau 61,70%, yang dapat dilihat dari pilihan sangat tidak setuju 10 atau tidak
mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 19 mahasiswa. Oleh
karena itu, sikap negatif pada subindikator nomor tiga tersebut tergolong dalam
kriteria cukup. Artinya sebanyak 29 mahasiswa mengalami kesulitan untuk
memperoleh bahan bacaan yang dibutuhkan. Namun, masih ada sebanyak 10
mahasiswa atau 21,27% sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria lemah.
Pada subindikator terakhir pada indikator latar belakang sosial ekonomi
keluarga ini yaitu “Mahasiswa berpikir, dari pada untuk membeli pakaian lebih
baik untuk membeli buku”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 1 mahasiswa dan
pilihan setuju dipilih oleh 9 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang
dipandang sebagai sikap positif ini adalah 10 atau 21,27% dan tergolong dalam
kriteria lemah. Hal ini berarti hanya sebanyak 10 mahasiswa yang berpikir dari
pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku. Sebaliknya, jumlah
sikap yang dipandang negatif yaitu berjumlah 13 atau 27,65%, hal ini terlihat dari
pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju
dipilih oleh 12 mahasiswa. Oleh karena itu sikap negatif pada subindikator nomor
empat tersebut tergolong dalam kriteria lemah. Artinya sebanyak 13 mahasiswa
tidak berpikir dari pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Namun, pada subindikator ini mahasiswa yang sikapnya tidak jelas cukup banyak
yaitu sebanyak 24 mahasiswa atau 51,06%, sehingga tergolong dalam kriteria
cukup.
b) Suasana lingkungan dan waktu
Suasana lingkungan dan waktu merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Membaca di tempat
yang tenang dan nyaman tentunya memudahkan kita untuk memahami isi bacaan
yang kita baca. Namun, sebaliknya membaca di tempat yang berisik, gaduh, dan
ramai membuat kita sulit untuk memahami bacaan dengan baik. Ada dua
subindikator yang termasuk dalam indikator suasana lingkungan dan waktu
tersebut, yaitu (1) Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa
tinggal sangat nyaman untuk membaca, dan (2) Lingkungan masyarakat tempat
mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk membaca. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.12 Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1
Lingkungan rumah tangga saya atau
tempat saya tinggal sangat nyaman
untuk membaca.
3 7 3 21 13
2
Lingkungan masyarakat tempat saya
tinggal sangat kondusif untuk
membaca.
2 7 4 25 9
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat dua subindikator dalam
indikator suasana lingkungan dan waktu. Pada Subindikator nomor satu yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
“Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat
nyaman untuk membaca”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 13 mahasiswa dan
pilihan setuju dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 34 atau 72,34% yang termasuk dalam kriteria kuat.
Hal ini berarti sebanyak 34 mahasiswa lingkungan rumah tangga mahasiswa atau
tempat mahasiswa tinggal sangat nyaman untuk membaca. Sebaliknya, jumlah
yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 10 mahasiswa atau 21,27% dan
termasuk dalam kriteria lemah, yang dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju
berjumlah 3 dan pilihan tidak setuju berjumlah 7. Artinya sebanyak 10 mahasiswa
tidak setuju lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal
sangat nyaman untuk membaca. Namun, sebanyak 3 mahasiswa atau 6,38% yang
sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.
Subindikator nomor dua sekaligus yang terakhir pada indikator suasana
lingkungan dan waktu, yaitu “Lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal
sangat kondusif untuk membaca”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 9 mahasiswa
dan pilihan setuju dipilih oleh 25 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap
yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 34 atau 72,34% yang termasuk
dalam kriteria kuat. Artinya sebanyak 34 mahasiswa setuju lingkungan
masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk membaca.
Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 9 atau 19,14% dan
termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pilihan
sangat tidak setuju 2 dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 7 mahasiswa,
berarti sebanyak 9 mahsiswa tidak setuju lingkungan masyarakat tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk membaca. Berdasarkan tabel tersebut
diketahui bahwa sikap positif pada subindikator nomor dua tersebut lebih kuat
yaitu sekitar 72,34% daripada sikap negatif yang hanya sekitar 19,14%. Namun,
sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam
kriteria sangat lemah.
c) Teks: keadaan bacaan, bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis teks,
dan tingkat keterbacaan teks
Indikator teks merupakan faktor eksternal. Oleh karena itu, terdapat beberapa
hal yang mempengaruhi teks yakni (1) kata-kata asing, (2) kalimat panjang, (3)
tingkat keterbacaan, (4) terlalu banyak kata-kata asing, dan (5) struktur teks yang
tidak sistematis, (6) Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang mahasiswa
pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya, (7)
Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi
bacaan, dan (8) Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari,
kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan. Hal
ini dapat dilihat pada tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Tabel 4.13 Teks: keadaan bacaan, bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis
teks, dan tingkat keterbacaan teks
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1
Ketika membaca, kesulitan yang saya
hadapi adalah kata-kata yang tidak
saya ketahui artinya.
0 5 5 21 16
2
Kalimat yang terlalu panjang
mempersulit saya untuk memahami isi
bacaan.
2 6 4 28 7
3
Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit
sering menghambat pemahaman isi
bacaan.
0 2 7 27 11
4
Teks yang terlau banyak kata-kata
asing sering mempersulit pemahaman
isi bacaan.
0 1 7 23 16
5
Struktur teks yang tidak sistematis
sering mempersulit pemahaman isi
bacaan.
0 2 6 27 12
6
Bacaan yang tidak berkaitan dengan
bidang yang saya pelajari, saya sering
mengalami kesulitan untuk memahami
isinya.
1 9 7 23 7
7
Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika
berkaitan dengan bidang ilmu yang
saya pelajari, saya akan berusaha
sampai dapat memahami isi bacaan.
0 3 8 23 13
8
Meskipun berkaitan dengan bidang
ilmu yang saya pelajari, kadang-
kadang saya mengalami kesulitan
untuk memahami isi bacaan.
1 3 7 28 8
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari
indikator faktor teks: keadaan bacaan, bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis
teks, dan tingkat keterbacaan teks, yaitu “Ketika membaca, kesulitan yang
mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya”,
pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih oleh 16 mahasiswa dan pilihan setuju
berjumlah atau dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang
dipandang sebagai sikap positif ini adalah 37 atau 78,72% yang termasuk dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
kriteria kuat. Artinya sebanyak 37 mahasiswa setuju ketika membaca kesulitan
yang mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya.
Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 tidak dipilih oleh mahasiswa
dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 5 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang
dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 5 atau 10,63% yang termasuk dalam
kriteria sangat lemah. Artinya sebanyak 5 mahasiswa tidak kesulitan menghadapi
adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya ketika membaca.
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa sikap positif pada subindikator nomor
satu tersebut sangat kuat yaitu sekitar 78,72% dan sikap negatif sangat lemah
yaitu hanya sekitar 10,63%. Namun, sebanyak 5 mahasiswa atau 10,63% yang
sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Kalimat yang terlalu panjang
mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan”. Diketahui bahwa jumlah
yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 35 atau 74,46% yang termasuk dalam
kriteria kuat. Hal ini terlihat dari pilihan sangat setuju 7 dan pilihan setuju dipilih
oleh 28 mahasiswa, berarti sebanyak 35 mahasiswa setuju kalimat yang terlalu
panjang mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan. Sebaliknya, pilihan
sangat tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 6
mahasiswa, berarti sebanyak 8 mahasiswa merasa kalimat yang terlalu panjang
tidak mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan. Oleh karena itu,
jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 8 atau 17,02% yang termasuk
dalam kriteria sangat lemah. Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% tidak
jelas sikapnya yang termasuk dalam kriteria sangat lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pada subindikator nomor tiga yaitu “Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit
sering menghambat pemahaman isi bacaan”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 11
mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 27 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah
dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 38 atau 80,85% dan
termasuk dalam krietria sangat kuat. Artinya, sebanyak 38 mahasiswa setuju
bahwa tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi
bacaan yang mereka baca. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif ini
yaitu 2 atau 4,25% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini terlihat
pada pilihan sangat tidak setuju dipilih tidak mendapat pilihan oleh mahasiswa
dan pilihan setuju tidak dipilih oleh 2 mahasiswa, berarti sebanyak 2 mahasiswa
yang merasa tidak kesulitan untuk memahami isi bacaan yang tingkat
keterbacaannya terlalu sulit. Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,90% yang
sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Kemudian subindikator nomor empat yaitu “Teks yang terlau banyak kata-
kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan”. Pada subindikator ini
jumlah sikap positif yaitu 39 atau 82,98% yang termasuk dalam kriteria sangat
kuat, hal ini dapat dilihat pada pilihan sangat setuju berjumlah 16 dan pilihan
setuju 23. Artinya sebanyak 39 mahasiswa setuju jika teks yang terlau banyak
kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan yang mereka baca.
Sebaliknya, sikap yang dipandang negatif berjumlah 1 atau 2,12% dan termasuk
dalam kriteria sangat lemat. Hal ini dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju
yang berjumlah 0 atau tidak mendapat pilihan dari mahasiswa dan pilihan tidak
setuju berjumlah 1 mahasiswa. Artinya, hanya 1 mahasiswa yang tidak setuju jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan
yang mereka baca. Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,90% yang sikapnya
tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Selanjutnya pada subindikator nomor lima yaitu,“Struktur teks yang tidak
sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan”. Subindikator nomor lima
ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 39 atau 82,98% yang termasuk
dalam kriteria sangat kuat. Hal tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju
12 dan jumlah pilihan setuju 27, berarti sebanyak 39 mahasiswa setuju jika
struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan yang
mereka baca. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 2
atau 4,25% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari
pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju
dipilih oleh 2 mahasiswa. Artinya, sebanyak 2 mahasiswa tidak setuju jika
struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan yang
mereka baca. Namun, sebanyak 6 mahasiswa atau 12,77% yang sikapnya tidak
jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Pada Subindikator nomor enam yaitu “Bacaan yang tidak berkaitan
dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan
untuk memahami isinya”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 7 mahasiswa dan
pilihan setuju dipilih oleh 23 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap positif ini yaitu 30 atau 63,82% yang termasuk dalam kriteria kuat,
berarti sebanyak 30 mahasiswa setuju jika bacaan yang tidak berkaitan dengan
bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
memahami isinya. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu
10 mahasiswa atau 21,28% yang termasuk dalam kriteria lemah, hal ini dapat
dilihat pada pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan setuju berjumlah
9. Artinya, sebanyak 10 mahasiswa tidak setuju jika bacaan yang tidak berkaitan
dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan
untuk memahami isinya. Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,90% yang
sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Pada subindikator nomor tujuh yaitu “Sesulit apapun isi dalam bacaan,
jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa akan
berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.” Pilihan sangat setuju dipilih oleh
13 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 23 mahasiswa. Oleh karena itu
jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 36 atau 76,59%
yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya sebanyak 36 mahasiswa setuju
jika sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi
bacaan. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 3 atau 6,38%
yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari jumlah
pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju
tidak dipilih oleh 3 mahasiswa. Artinya, sebanyak 3 mahasiswa tidak setuju jika
sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi
bacaan. Namun, sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02% yang sikapnya tidak jelas
dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator faktor teks: keadaan bacaan,
bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis teks, dan tingkat keterbacaan teks, yaitu
“Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, kadang-
kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan”.
Subindikator nomor delaapn ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 36
atau 76,60% yang termasuk dalam kriteria cukup. Hal tersebut diketahui dari
jumlah pilihan sangat setuju 8 dan jumlah pilihan setuju 28, berarti sebanyak 36
mahasiswa setuju jika meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa
pelajari, kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi
bacaan yang dibacanya. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif
yaitu 4 atau 8,51% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini dapat
dilihat dari pilihan sangat tidak setuju 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju tidak
dipilih oleh 3 mahasiswa. Artinya sebanyak 3 mahasiswa tidak setuju jika
meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, kadang-kadang
mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan yang dibacanya.
Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan
termasuk dalam kriteria sangat lemah.
d) Masih kuatnya pengaruh budaya lisan
Masih kuatnya pengaruh budaya lisan merupakan faktor eksternal yang
mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Kuatnya budaya lisan
seringkali membuat kita kesulitan untuk memahmi isi bacaan. Hal tersebut
dikarenakan ada beberapa pemahaman yang berbeda antara yang kita sudah kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
pahami sebelumnya dengan yang sebenarnya. Misalnya, kata-kata yang baku
dengan kat-kata yang sudah biasa kita ucapkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.14 Indikator Masih kuatnya pengaruh budaya lisan
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1
Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan
dalam hidup mahasiswa, sering
mempersulit pemahaman isi bacaan.
4 11 9 20 3
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya ada satu subindikator
dari indikator masih kuatnya pengaruh budaya lisan, yaitu “Masih kuatnya
pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit pemahaman
isi bacaan”, pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih oleh 3 mahasiswa dan
pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 20 mahasiswa. Jumlah dari subindikator
yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 23 atau 48,93% dan termasuk
dalam kriteria cukup. Artinya, sebanyak 23 mahasiswa setuju jika masih kuatnya
pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit pemahaman
isi bacaan yang dibacanya.
Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 4 mahasiswa dan pilihan
tidak setuju dipilih oleh 11 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap negatif ini adalah 15 atau 31,91% dan termasuk dalam kriteria
lemah, berarti sebanyak 15 mahasiswa tidak setuju jika masih kuatnya pengaruh
bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit pemahaman isi bacaan
yang dibacanya. Namun, sebanyak 9 mahasiswa atau 19,14% yang sikapnya tidak
jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
e) Kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya menonton televisi)
Kuatnya pengaruh media elektronik khususnya menonton televisi merupakan
faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Acara
televisi yang kini sudah sangat beragam membuatnya lebih menarik daripada
kegiatan membaca. Ada satu subindikator yang termasuk dengan indikator
kuatnya pengaruh media elektronik khususnya menonton televisi tersebut, yaitu
jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih
dahulu untuk menonton acara televisi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.15 Kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya menonton
televisi)
NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR
1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1
Jika acara televisi menarik, kegiatan
membaca mahasiswa tinggalkan
terlebih dahulu untuk menonton acara
televisi.
1 6 4 18 18
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya ada satu subindikator
dari indikator kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya menonton televisi),
yaitu “Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan
terlebih dahulu untuk menonton acara televisi”, pilihan sangat setuju berjumlah
atau dipilih oleh 18 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 18
mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini
adalah 36 atau 76,60% yang termasuk dalam kriteria cukup. Artinya, sebanyak 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
mahasiswa setuju jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa
tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi.
Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa dan pilihan
tidak setuju dipilih oleh 6 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang
sebagai sikap negatif ini adalah 7 atau 14,89% yang termasuk dalam kriteria
sangat lemah. Artinya sebanyak 7 mahasiswa tidak setuju jika acara televisi
menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih dahulu untuk
menonton acara televisi. Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang
sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.
Setelah penjabaran faktor internal dan faktor eksternal tersebut, maka dapat
ditarik kesimpulan secara keseluruhan analisis angket faktor membaca. Data yang
diolah dalam tabulasi faktor kemampuan membaca (terlampir) sesuai dengan
langkah-langkah analisis skala likert diketahui jumlah skor adalah 16.279.
Berdasarkan jumlah skor tersebut diketahui skor tertinggi yaitu 23.735 dan skor
terendah yaitu 4.747.
Berdasarkan data tersebut kemudian ditentukan kriteria interpretasi skor
dengan rumus jumlah skor/jumlah skor tertinggi dikali 100%. Hasil
perhitungannya adalah 16.279/23.735 x 100% = 68,59%. Hasil perhitungan
tersebut diketahui 68,59% yang tergolong dalam kriteria tinggi. Oleh karena itu,
dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman
mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma tergolong dalam kriteria
tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa semakin kuatnya faktor yang mempengaruhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
kemampuan membaca yang dimiliki oleh seorang mahasiswa maka kemampuan
membaca pemahamannya akan semakin tinggi.
4.2.2 Analisis SWOT
Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis SWOT (Strenght,
Weakness, Opportunity, and Threat). Peneliti menggunakkan teori SWOT ini
untuk menganalisis hasil data penelitian, karena di dalam analisis SWOT dapat
mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam membaca
pemahaman. Teori ini peneliti gunakan untuk menganalisis angket faktor dan
mengaitkannya pada hasil tes. Analisis SWOT ini dibagi menjadi dua , yaitu sikap
positif dan sikap negatif. Sikap positif dalam faktor internal menjadi kekuatan
faktor membaca, sikap negatif dalam faktor internal menjadi kelemahan faktor
membaca, sikap positif dalam faktor eksternal menjadi peluang faktor membaca,
dan sikap negatif dalam faktor eksternal menjadi ancaman faktor membaca.
Adapun penjabarannya sebagai berikut:
Tabel 4.16 Kekuatan (Strenght)
NO SUBINDIKATOR
1 Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari
kesadaran sendiri.
2 Saya merasa bahwa membaca adalah cara terbaik untuk menambah
pengetahuan.
3 Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha menyelesaikannya
tepat waktu.
4 Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan
cara rajin membaca
5 Saya merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari
6
Saya merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
NO SUBINDIKATOR
7 Jika teman memiliki buku baru, saya meminjam untuk dibaca
8 Saya ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui
membaca
9 Membaca sudah menjadi kebutuhan hidup saya yang tidak dapat saya
tinggalkan
10 Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan
11 Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki berperan besar untuk
membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang saya baca
12 Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca untuk
menyegarkan ingatan
13 Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu
mempermudah memahami isi bacaan
14 Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan berdasarkan isi
bacaan yang saya baca
15 Agar memahami isi bacaan, saya cukup mengingat-ingat isinya saja
16 Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan dengan bahasa saya sendiri
17 Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat skema gagasan
setiap kali membaca
18 Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya
ingin membacanya
19 Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya, saya ingin
membacanya
20 Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung
perkuliahan saya
21 Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara saya menjadi baik
22 Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika memberi
tanggapan terhadap pendapat orang lain
23
Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi bacaan yang
saya baca
24 Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik saya tetap
membacanya
25 Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti
dapat memahami isi bacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Berdasarkan tabel kekuatan faktor membaca di atas, dapat diketahui terdapat
25 subindiktor yang menjadi kekuatan membaca mahasiswa. Subindikator-
subindikator yang menjadi kekuatan tersebut yaitu, mhasiswa membaca bukan
karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri, mahsiswa
merasa bahwa membaca adalah cara terbaik untuk menambah pengetahuan.
Selanjutnya jika diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha
menyelesaikannya tepat waktu, selama perkuliahan, mhasiswa ingin mencapai
prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, mahasiswa merasa ingin
membaca bacaan apa pun setiap hari, mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan
bacaan yang dapat dibaca setiap hari.
Selanjutnya jika teman memiliki buku baru, mahasiswa ingin meminjam
untuk dibaca, mahasiswa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah
terjadi melalui membaca, membaca sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak
dapat mahasiswa tinggalkan, sambil membaca mahasiswa membuat ringkasan isi
bacaan. Selanjutnya, pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki oleh
mahasiswa berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan
yang dibaca, mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah dibaca
untuk menyegarkan ingatan, dengan memahami berbagai teknik membaca,
ternyata sangat membantu mempermudah mahasiswa untuk memahami isi
bacaan, dan untuk memahami isi bacaan, mahasiswa membuat pertanyaan
berdasarkan isi bacaan yang dibaca.
Selanjutnya, agar memahami isi bacaan, mahasiswa cukup mengingat-ingat
isinya saja, agar memahami isi bacaan, mahasiswa merumuskan dengan bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
sendiri, untuk mempermudah memahami isi bacaan mahasiswa membuat skema
gagasan setiap kali membaca. Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu
yang dipelajari, mahasiswa ingin membacanya, dan bacaan yang diberitahukan
oleh teman jika menarik isinya, mahasiswa ingin membacanya, mahasiswa
membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung
perkuliahannya. Dengan rajin membaca mahasiswa merasa kemampuan berbicara
menjadi baik, melalui membaca, mahasiswa mampu berpikir lebih kritis ketika
memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain, jika perasaan sedang enak,
mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibaca, kalau menghadapi
ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap membacanya dan
yang terakhir yaitu tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin
membaca pasti dapat memahami isi bacaan.
Selanjutnya terdapat beberapa subindikator yang menjadi kelemahan
membaca mahasiswa yaitu sebagai berikut.
Tabel 4.17 Kelemahan (Weakness)
NO SUBINDIKATOR
1 Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan
membaca saya sangat kuat.
2 Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.
3 Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.
4 Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca
5 Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali memahami isi bacaan
yang saya baca
6 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi dalam membaca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui enam subindikator yang menjadi
kelemahan membaca bagi mahasiswa yaitu, jika akan menempuh ujian tengah
semester atau akhir semester dorongan membaca mahasiswa menjadi sangat kuat,
lalu kegiatan membaca yang dilakukan hanya jika akan ada ujian. Selanjutnya,
mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari, mahasiswa hanya
membaca jenis bacaan yang dianggap menarik untuk dibaca. Selanjutnya, apabila
kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa akan sulit sekali memahami isi bacaan
yang dibacanya dan yang terakhir jika kondisi kesehatan tidak baik, mahasiswa
sulit berkonsentrasi dalam membaca.
Selanjutnya yang menjadi peluang yaitu subindikator yang dipandang
sebagai sikap positif pada factor eksternal membaca. Oleh karena itu berikut ini
adalah tabel yang menjadi peluang membaca bagi mahasiswa.
Tabel 4.18 Peluang (Opportunity)
NO SUBINDIKATOR
1 Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, saya
selalu diberi uang untuk membelinya
2 Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat nyaman
untuk membaca
3 Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal sangat kondusif untuk membaca
4 Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat empat subindikator yang
menjadi peluang membaca bagi mahasiswa yaitu, meskipun pendapatan orang tua
terbatas, kalau untuk membeli buku mahasiswa selalu diberi uang untuk membeli
buku, lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
nyaman untuk membaca, lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat
kondusif untuk membaca dan yang terakhir, sesulit apapun isi dalam bacaan jika
berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha
sampai dapat memahami isi bacaan tersebut.
Selanjutnya yang menjadi ancaman yaitu subindikator yang dipandang
sebagai sikap negatif pada factor eksternal membaca. Oleh karena itu berikut ini
adalah tabel yang menjadi ancaman membaca bagi mahasiswa.
Tabel 4.19 Ancaman (Threat)
NO SUBINDIKATOR
1 Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan
yang saya butuhkan
2 Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan yang sebenarnya saya
butuhkan tidak saya peroleh dengan mudah
3 Saya berpikir, dari pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli
buku
4 Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang tidak
saya ketahui artinya
5 Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya untuk memahami isi bacaan
6 Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi
bacaan
7 Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi
bacaan
8 Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi
bacaan
9 Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya pelajari, saya sering
mengalami kesulitan untuk memahami isinya
10 Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, kadang-kadang
saya mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan.
11 Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya, sering mempersulit
pemahaman isi bacaan
12 Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya tinggalkan terlebih
dahulu untuk menonton acara televisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Berdasarkan tabel di atas diketahui ada 12 subindikator yang menjadi
ancaman bagi mahasiswa yaitu, mahasiswa tidak pernah mengalami kesulitan
untuk memperoleh bahan bacaan yang mahasiswa butuhkan, karena penghasilan
orang tua terbatas, bacaan yang sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak
mahasiswa peroleh dengan mudah, mahasiswa berpikir daripada untuk membeli
pakaian lebih baik untuk membeli buku.
Selanjutnya, ketika membaca kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-
kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya, kalimat yang terlalu panjang
mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan, tingkat keterbacaan yang
terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan, teks yang terlau banyak
kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan, struktur teks yang
tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan, bacaan yang tidak
berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami
kesulitan untuk memahami isinya, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari, kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk
memahami isi bacaan, lalu masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup
mahasiswa, sering mempersulit pemahaman isi bacaan, dan yang terakhir yaitu
jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih
dahulu untuk menonton acara televisi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
4.3 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan
Keterkaitannya dengan Analisis SWOT
Penelitian ini menggunakan tes kemampuan membaca pemahaman untuk
mengukur tingkat kognitif mahasiwa dalam memahami isi bacaan dan mengukur
kecermatan mereka dalam membaca soal dan menemukan jawaban yang benar.
Tes kemampuan membaca pemahaman ini berbentuk tes objektif yaitu berupa tes
pilihan ganda.
Tes kemampuan membaca pemahaman ini terdiri dari 42 butir soal. Soal-soal
tersebut terdiri dari 6 aspek kemampuan membaca pemahaman yaitu, (1)
Menangkap arti kata, istilah, idiom, ungkapan, dan gaya bahasa, (2) Menangkap
makna tersirat, (3) Menangkap makna tersurat, (4) Menarik kesimpulan isi
bacaan, (5) Memprediksi maksud penulis, dan (6) Mengevaluasi bacaan. Hasil tes
dianalisis mengunakan indeks tingkat kesulitan untuk mengetahui layak atau tidak
layak butir soal tersebut dengan cara membagi jumlah jawaban benar pada tiap
butir soal dengan jumlah responden. Berikut ini disajikan tabel rentang skor
kategori butir soal.
Tabel 4.20 Kategori ITK
Interval
Skor Kategori
0,00-0,19 Sangat Sulit
0,20-0,40 Sulit
0,41-0,60 Sedang
0,61-0,80 Mudah
0,81-1,00 Sangat Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Berdasarkan penjabaran di atas di ketahui terdapat 42 soal tes kemampuan
pemahaman. Hasil perhitungan dan analisis peneliti mengenai indeks tingkat
kesulitan butir soal dari 42 butir soal, diketahui bahwa terdapat 4 butir soal
berkategori sangat sulit, 8 butir soal berkategori sulit, 13 butir soal berkategori
sedang, 13 butir soal berkategori mudah dan 4 butir soal berkategori sangat
mudah. Berikut ini disajikan tabel hasil kategori butir soal tes kemampuan
membaca pemahaman.
Tabel 4.21 ITK Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Kategori Nomor Butir Soal
Sangat
Sulit 2, 5, 32 dan 37
Sulit 7, 22, 23, 26, 28, 35, 36, dan 38
Sedang 1, 4, 8, 9, 13, 18, 19, 24, 25, 31, 34, 40 dan 41
Mudah 3, 6, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 20, 27, 29, 33, dan 39
Sangat
Mudah 16, 21, 30 dan 42
Tabel di atas tidak memuat butir soal dengan predikat tidak layak, karena
penelitian ini menggunakan uji coba terpakai. Oleh karena itu, hanya soal yang
berpredikat layak saja yang digunakan dan dicantumkan pada tabel. Butir soal
yang mendapat predikat layak adalah butir soal yang berada pada rentang skor
berkisar antara 0,20 sampai dengan 0,80. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
terdapat 34 butir soal yang layak dari 42 soal tes kemampuan membaca
pemahaman.
Terdapat 4 butir soal berpredikat sangat sulit karena hanya sebanyak 104
mahasiswa dari 188 mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar.
Selanjutnya terdapat 8 butir soal dengan predikat sulit karena sebanyak 125 dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
376 mahasiswa dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Selanjutnya 13 butir
soal mendapat predikat sedang karena sebanyak 316 mahasiswa dari 611
mahasiswa dapat menjawab benar. Soal dengan predikat mudah sebanyak 13 butir
soal, dikatakan mudah karena sebanyak 430 mahasiswa dari 611 mahasiswa dapat
menjawab benar. Selanjutnya terdapat 4 soal berpredikat sangat mudah karena
sebanyak 170 mahasiswa dari 188 mahasiswa dapat menjawab pertanyaan dengan
benar.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa indeks tingkat kesulitan
tes kemampuan membaca pemahaman untuk mahasiswa PBSI semester VI
Universitas Sanata Dharma masuk dalam kategori sedang.
4.3.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Setelah diketahui hasil tes kemampuan membaca pemahaman, selanjutnya
adalah menganalisis soal yang berpredikat layak ke dalam aspek membaca
pemahaman sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman yaitu, menangkap
arti kata, menangkap makna tersirat, menangkap makna tersurat, menarik
kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan.
Dalam satu tes membaca pemahaman terdapat 42 soal pertanyaan. Berikut ini
disajikan diagram aspek membaca pemahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Diagram tersebut menjelaskan enam aspek yang terdapat dalam tes
kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan diagram di atas diketahui jumlah
mahasiswa yang dapat menjawab benar. Cara mencari jumlah mahasiswa yang
dapat menjawab benar adalah dengan mengalikan jumlah mahasiswa dengan
jumlah butir soal tiap aspek. Butir soal yang dihitung sudah dinyatakan layak
dalam indek tingkat kesulitan. Adapun penjabarannya sebagai berikut:
a. Aspek Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata/Istilah
Aspek tes membaca pemahaman yang pertama yaitu aspek kemampuan
mendefinisikan arti kata/istilah. Terdapat dua butir soal pada aspek menangkap
arti kata yaitu butir soal nomor 1 dan nomor 2. Namun, butir soal 2 mendapat
predikat tidak layak sehingga pada aspek mendefinisikan arti kata tersebut hanya
33
209
260
219
86
73
4.1 Diagram Aspek Membaca Pemahaman
Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata
Kemampuan Menangkap MaknaTersurat
Kemampuan Menangkap MaknaTersirat
Kemampuan Menarik Kesimpulan
Kemampuan Memprediksi MaksudPenulis
Kemampuan Mengevaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
ada 1 butir soal yaitu butir soal nomor 1. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.22 Aspek Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata
Aspek Jumlah Nomor
Butir soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
Menangkap
Arti
Kata/Istilah
1 1 47 33 14
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yaitu 47
mahasiswa, sebanyak 33 mahasiswa atau 70,21% yang menjawab benar dan dapat
memahami pertanyaan pada butir soal aspek mendefinisikan arti kata tersebut.
Sebaliknya, sebanyak 14 mahasiswa atau 29,79% yang menjawab salah pada butir
soal aspek mendefinisikan arti kata tersebut. Jadi, dapat disimpulkan mahasiswa
dapat memahami aspek mendefinisikan arti kata/istilah.
b. Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersurat
Aspek yang kedua yaitu aspek kemampuan menangkap makna tersurat.
Terdapat 8 butir soal pada aspek ini yaitu butir soal nomor 3, 4,6,7,19,22,33, dan
34 dan kedelapan butir soal tersebut mendapat predikat layak. Jumlah mahasiswa
yang menjawab butir soal pada aspek menangkap makna tersurat yaitu 376
mahasiswa. Berikut ini adalah penjabarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Tabel 4.23 Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersurat
Aspek Jumlah
Nomor
Butir
soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
Menangkap
Makna
Tersurat
1 3 47 37 10
1 4 47 24 23
1 6 47 30 17
1 7 47 17 30
1 19 47 23 24
1 22 47 16 31
1 33 47 32 15
1 34 47 30 17
Total Skor 8 8 376 209 167
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang
menjawab benar pada butir soal nomor 3 yaitu sebanyak 37 mahasiswa, dan yang
menjawab salah sebanyak 10mahasiswa. Pada butir soal nomor 4 yaitu sebanyak
24 mahasiswa, dan yang menjawab salah sebanyak 23 mahasiswa. Selanjutnya
sebanyak 30 mahasiswa menjawab benar pada butir soal nomor 6 dan sebanyak
17 mahasiswa menjawab salah. Pada butir soal nomor 7 mahasiswa yang
menjawab benar lebih sedikit yaitu hanya 17 mahasiswa atau, sedangkan yang
menjawab salah lebih banyak yaitu sebanyak 30 mahasiswa. Butir soal nomor 19
dijawab benar oleh 23 mahasiswa dan dijawab salah oleh 24 mahasiswa.
Selanjutnya butir soal nomor 22 sebanyak 16 mahasiswa menjawab benar dan 31
mahasiswa menjawab salah. Pada butir soal nomor 33 dijawab benar oleh 32
mahasiswa dan 15 mahasiswa menjawab salah. Butir soal terakhir pada aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
menangkap makna tersurat yaitu nomor 34, sebanyak 30 mahasiswa menjawab
benar dan 17 mahasiswa atau menjawab salah.
Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa berhasil dalam memahami aspek kemampuan menangkap makna
tersurat. Hal itu dapat dilihat pada jumlah mahasiswa yang menjawab benar pada
butir soal aspek kemampuan menangkap makna tersurat yaitu sejumlah 209
mahasiswa atau 55,59%.
c. Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersirat
Aspek ketiga yaitu aspek kemampuan menangkap makna tersirat. Terdapat 13
butir soal dalam aspek tersebut yaitu butir soal nomor 5, 10, 11,12,16,17,20,23,
27, 28, 35, 36 dan 42, tetapi soal yang layak hanya 11. Jadi hanya ada 11 soal
dalam aspek menangkap makna tersirat tersebut yaitu nomor 5, 10, 11, 12, 17, 20,
23, 27, 28, 35 dan 36. Jumlah mahasiswa yang menjawab butir soal pada aspek
menangkap makna tersirat ini yaitu sebanyak 280 mahasiswa. Adapun
penjabarannya sebangai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 4.24 Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersirat
Aspek Jumlah
Nomor
Butir
soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
Menangkap
Makna
Tersirat
1 5 47 9 38
1 10 47 34 13
1 11 47 32 15
1 12 47 30 17
1 17 47 33 14
1 20 47 33 14
1 23 47 12 35
1 27 47 35 12
1 28 47 15 32
1 35 47 10 37
1 36 47 17 30
Total Skor 11 10 517 260 257
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui butir soal nomor 5 dijawab benar
oleh 9 mahasiswa dan jumlah jawaban salah lebih banyak yaitu 38 mahasiswa.
Selanjutnya butir soal nomor 10 sebanyak 34 mahasiswa menjawab benar dan 13
mahasiswa atau menjawab salah. Pada butir soal nomor 11 sebanyak 32
mahasiswa menjawab benar dan 15 mahasiswa menjawab salah. Sebanyak 30
mahasiswa menjawab benar dan sebanyak 17 mahasiswa menjawab salah pada
butir soal nomor 12.
Pada butir soal nomor 17 mahasiswa yang menjawab benar sebanyak 33 dan
mahasiswa yang menjawab salah sebanyak 14. Selanjutnya pada nomor butir soal
20, sebanyak 33 mahasiswa menjawab benar dan 14 mahasiswa menjawab salah.
Butir soal nomor 23 dijawab benar oleh 12 mahasiswa saja dan dijawab salah oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
35 mahasiswa. Pada butir soal nomor 27 sebanyak 35 mahasiswa menjawab benar
dan sebanyak 12 mahasiswa menjawab salah. Selanjutnya, sebanyak 15
mahasiswa menjawab benar dan 32 mahasiswa menjawab salah pada butir soal
nomor 28. Sebanyak 10 mahasiswa menjawab benar dan sebanyak 37 mahasiswa
menjawab salah pada butir soal nomor 35. Selanjutnya butir soal yang terakhir
pada aspek menangkap makna tersirat ini yaitu butir soal nomor 36, sebanyak 17
mahasiswa menjawab benar dan sebanyak 30 mahasiswa menjawab salah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat memahami aspek
kemampuan menangkap makna tersirat. Hal tersebut terlihat dari jumlah
mahasiswa yang dapat menjawab benar pada butir soal pada aspek menangkap
makna tersirat tersebut lebih banyak yaitu sebanyak 260 mahasiswa atau 50,30%,
sedangkan sebanyak 257 mahasiswa atau 49,70% menjawab salah.
d. Aspek Kemampuan Menarik Kesimpulan
Aspek yang keempat yaitu aspek kemampuan menarik kesimpulan. Pada
aspek ini terdapat 11 butir soal yaitu 8, 9, 15, 18, 21, 25, 31, 37, 38 ,40 dan 41,
tetapi 2 butir soal mendapat predikat tidak layak yaitu butir soal nomor 21 dan 37.
Oleh karena itu, jumlah butir soal pada aspek kemampuan menarik kesimpulan
yaitu 9 yaitu pada nomor 8, 9, 15, 18, 25, 31, 38, 40 dan 41. Soal pada aspek
tersebut dijawab oleh sebanyak 423 mahasiswa. Adapun penjabarannya sebagai
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Tabel 4.25 Aspek Kemampuan Menarik Kesimpulan
Aspek Jumlah
Nomor
Butir
soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
Kemampuan
Menarik
Kesimpulan
1 8 47 23 24
1 9 47 24 23
1 15 47 30 17
1 18 47 28 19
1 25 47 24 23
1 31 47 27 20
1 38 47 14 33
1 40 47 26 21
1 41 47 23 24
Total Skor 9 9 423 219 204
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui butir soal nomor 8 dijawab benar
oleh 23 mahasiswa dan dijawab salah oleh 24 mahasiswa. Selanjutnya butir soal
nomor 9 sebanyak 24 mahasiswa menjawab benar dan 23 mahasiswa menjawab
salah. Pada butir soal nomor 15 sebanyak 30 mahasiswa menjawab benar dan 17
mahasiswa menjawab salah. Sebanyak 28 mahasiswa menjawab benar dan
sebanyak 19 mahasiswa menjawab salah pada butir soal nomor 18. Selanjutnya
butir soal nomor 25 dijawab benar oleh 24 mahasiswa dan dijawab salh oleh 23
mahasiswa.
Pada butir soal nomor 31 mahasiswa yang menjawab benar sebanyak 27 dan
mahasiswa yang menjawab salah sebanyak 20. Butir soal nomor 38 dijawab benar
oleh 14 mahasiswa saja dan dijawab salah oleh 33 mahasiswa. Sebanyak 26
mahasiswa menjawab benar dan 21 mahasiswa menjawab salah pada butir soal
nomor 40. Selanjutnya butir soal yang terakhir pada aspek menangkap makna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
tersirat ini yaitu butir soal nomor 41, sebanyak 23 mahasiswa menjawab benar
dan sebanyak 24 mahasiswa menjawab salah.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa berhasil memahami aspek menarik
kesimpulan tersebut, karena jumlah mahasiswa yang menjawab benar berjumlah
219 mahasiswa atau 51,78%.
e. Aspek Kemampuan Memprediksi Maksud Penulis
Selanjutnya yaitu aspek kelima dalam aspek membaca pemahaman yaitu
aspek kemampuan memprediksi maksud. Jumlah butir soal pada aspek tersebut
ada 5 butir soal yaitu 13, 29, 30, 32 dan 39, tetapi 2 soal mendapat prediksi tidak
layak yaitu butir soal nomor 30 dan 32. Oleh karena itu, hanya ada 3 butir soal
dalam aspek kemampuan memprediksi maksud penulis yaitu pada nomor 13,29
dan 39. Jumlah mahasiswa yang menjawab soal pada aspek tersebut yaitu 141
mahasiswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut.
Tabel 4.26 Aspek Kemampuan Memprediksi Maksud Penulis
Aspek Jumlah
Nomor
Butir
soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
Kemampuan
Memprediksi
Maksud
Penulis
1 13 47 22 16
1 29 47 35 6
1 39 47 29 12
Total Skor 3 3 141 86 34
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa butir soal nomor 13 dijawab benar
oleh 22 mahasiswa dan dijawab salah oleh 25 mahasiswa. Selanjutnya pada butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
soal nomor 29, mahasiswa yang menjawab benar sebanyak 35 dan yang
menjawab salah sebanyak 12 mahasiswa. Butir soal terakhir pada aspek
memprediksi maksud tersebut yaitu nomor 39 yang dijawab benar oleh 29
mahasiswa dan dijawab salah oleh 18 mahasiswa. Jumlah jawaban benar pada
aspek memprediksi maksud penulis tersebut yaitu 86 atau 61,00% mahasiswa dan
jawaban salah sebanyak 55 atau 39,00%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa dapat memahami aspek memprediksi maksud penulis tersebut karena
jumlah jawaban benar lebih banyak daripada jumlah jawaban salah.
f. Aspek Kemampuan Mengevaluasi
Aspek keenam dan merupakan aspek terakhir dalam aspek membaca
pemahaman yaitu aspek kemampuan mengevaluasi. Pada aspek tersebut terdapat
3 butir soal aspek kemampuan mengevaluasi yaitu nomor 14, 24 dan 36. Jumlah
mahasiswa yang menjawab soal pada butir soal dalam aspek tersebut yaitu
sebanyak 84 mahasiswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut.
Tabel 4.27 Aspek Kemampuan Mengevaluasi
Aspek Jumlah
Nomor
Butir
soal
Jumlah
Mahasiswa
Jumlah
Benar
Jumlah
Salah
Kemampuan
Mengevaluasi
1 14 47 35 12
1 24 47 21 26
1 26 47 17 30
Total Skor 3 3 141 73 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa butir soal nomor 14 dijawab
benar oleh 35 mahasiswa dan 12 mahasiswa menjawab salah. Selanjutnya ada 21
mahasiswa yang menjawab benar dan 26 mahasiswa yang menjawab salah pada
butir soal nomor 24. Butir soal terakhir pada aspek mengevaluasi yaitu nomor 26
yang dijawab benar oleh 17 mahasiswa dan dijawab salah oleh 30 mahasiswa.
Jadi, dapat disimpulkan mahasiswa dapat memahami aspek kemampuan
mengevaluasi tersebut karena jumlah jawaban benar pada butir soal aspek
mengevaluasi lebih banyak yaitu 44 mahasiswa atau 52,38% sedangkan
mahasiswa yang menjawab salah 40 mahasiswa atau 47,62%.
Berdasarkan penjabaran di atas mengenai 6 aspek membaca pemahaman
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa PBSI
semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta mampu memahami dan
berhasil menjawab pada keenam aspek kemampuan mendefinisikan arti
kata/istilah, kemampuan menangkap makna tersurat, kemampuan menangkap
makna tersirat, aspek kemampuan menarik kesimpulan kemampuan memprediksi
maksud penulis, dan kemampuan mengevaluasi. Akan tetapi pada setiap aspek
masih ada beberapa mahasiswa yang belum memahami dan menjawab pertanyaan
dengan salah. Hal ini menjadi kelemahan yang dimiliki mahasiswa. Oleh karena
itu pengembangan aspek dalam penelitian ini yaitu mengembangkan aspek yang
belum berhasil dipahami oleh mahasiswa tersebut, sehingga nantinya penelitian
ini menghasilkan strategi yang tepat untuk memenuhi aspek yang menjadi
kelemahannya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Setelah mengetahui indeks tingkat kesulitan butir soal tes dan menganalisis
butir soal yang layak ke dalam enam aspek membaca pemahaman, maka langkah
selanjutnya yaitu menghitung tes kemampuan membaca pemahaman. Perhitungan
tes kemampuan membaca pemahaman dilakukan dengan cara mencari jumlah
benar yang diberi skor 1 dan jumlah salah yang diberi skor 0 pada setiap butir soal
yang telah diklasifikasikan ke dalam enam aspek membaca pemahaman tersebut.
Lalu menjumlahkan skor setiap aspek membaca pemahaman dari seluruh jumlah
mahasiswa untuk mengetahui rata-rata nilai tes kemampuan membaca
pemahaman tersebut. Rumus untuk mencari nilai rata-rata yaitu dengan
menjumlahkan skor keseluruhan dibagi dengan jumlah mahasiswa. Berikut ini
adalah rumus yang digunakan untuk mencari nilai rata-rata tes kemampuan
membaca pemahaman:
=
=
= 22
Keterangan:
= Nilai rata-rata
= Jumlah skor
N = Jumlah mahasiswa
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus tersebut, maka diketahui nilai
rata-rata tes kemampuan membaca pemahaman adalah 22. Setelah mencari nilai
rata-rata selanjutnya menentukan simpangan baku, yang diketahui simpangan
baku pada tes kemampuan membaca pemahaman yaitu 6 Setelah itu
mengonversikannya ke dalam skala 5 untuk mengetahui tingkat keberhasilan tes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
kemampuan membaca pemahaman. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan tes
kemampuan membaca pemahaman.
Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
No Kategori Rentangan
Nilai Frekuensi Persentase Skala
1.
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
Sangat Tinggi
31 – 42 0 0% 5
2.
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
Tinggi
25 – 30 17 36% 4
3.
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
Cukup
19 – 24 25 53% 3
4.
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
Rendah
13 – 18 5 11% 2
5.
Tidak Memiliki
Kemampuan
Membaca
Pemahaman
< 13 0 0% 1
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai mahasiswa yang memiliki faktor
membaca adalah nilai 25 sampai dengan 42. Hal tersebut dikatakan memiliki
kemampuan membaca tinggi karena mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan
keenam aspek membaca pemahaman tersebut. Mahasiswa yang memiliki faktor
membaca rendah yaitu yang berada pada rentangan nilai <25, dikatakan demikian
karena kurang dapat bisa menjawab pertanyaan sesuai dengan enam aspek
membaca pemahaman tersebut. Mahasiswa yang tidak memiliki faktor membaca
yaitu yang berada pada rentangan nilai <13, dikatakan demikian karena tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman
tersebut.
Berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui mahasiswa yang berada pada
rentangan nilai kategori sangat tinggi, tidak ada. Hal ini berati tidak ada
mahasiswa yang memiliki kemampuan membaca sempurna yaitu mampu
menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan keenam aspek membaca pemhaman.
Terdapat 17 mahasiswa atau 36% yang berada pada rentangan nilai 25-30
yang merupakan kategori kemampuan membaca tinggi. Artinya mahasiswa harus
lebih memahami lagi setiap pertanyaan meskipun dapat menjawab pertanyaan
dengan benar karena beberapa pertanyaan masih ada yang salah.
Mahasiswa dikatakan memiliki kemampuan membaca pemahaman cukup
pada rentangan nilai 19-24. Jumlah mahasiswa pada rentangan nilai tersebut
sebanyak 25 mahasiswa atau 53%. Selanjutnya mahasiswa dikatakan memiliki
kemampuan membaca pemahaman rendah pada rentangan nilai 13-18. Jumlah
mahasiswa pada rentangan nilai tersebut sebanyak 5 mahasiswa atau 11%.
Kategori terakhir menjelaskan bahwa tidak ada yang berada pada kategori
tidak memiliki kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa
sebesar 22. Oleh karena itu, rata-rata tingkat kemampuan membaca mahasiswa
PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma masuk dalam kategori kemampuan
membaca pemahaman cukup. Hal tersebut dikatakan cukup karena dari 47
mahasiswa, sebanyak 25 mahasiswa dengan presentase 53% berada dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
kategori kemampuan membaca pemahaman rendah. Hal ini tidak linier atau
sejalan dengan hasil angket faktor membaca yang berkategori tinggi.
4.3.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan
Analisis SWOT
Enam aspek membaca pemahaman yang telah dianalisis menunjukan bahwa
mahasiswa berhasil memahami pada keenam aspek membaca pemahaman yaitu,
aspek kemampuan mendefinisikan arti kata, aspek kemampuan menangkap makna
tersurat, aspek kemampuan menangkap makna tersirat, aspek kemampuan
menarik kesimpulan, aspek kemampuan memprediksi maksud penulis dan aspek
kemampuan mengevaluasi. Akan tetapi pada setiap aspek masih ada beberapa
mahasiswa yang belum memahami dan menjawab pertanyaan dengan salah. Hal
ini menjadi kelemahan yang dimiliki mahasiswa. Oleh karena itu, pengembangan
aspek dalam penelitian ini yaitu mengembangkan aspek yang belum berhasil
dipahami oleh mahasiswa tersebut, sehingga nantinya penelitian ini menghasilkan
strategi yang tepat untuk memenuhi aspek yang menjadi kelemahannya tersebut.
Oleh karena itu, untuk mengetahui alasan mahasiswa berhasil dan tidak
berhasil pada aspek membaca pemahaman dikaitkan dengan analisis SWOT
sehingga dapat menunjukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
dimiliki oleh mahasiswa. Data keterkaitan SWOT dengan hasil tes diambil dari
data wawancara dan analisis angket. Hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
a. Keterkaitan Aspek Mendefinisikan Arti Kata dengan Analisis SWOT
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang
menjawab benar sejumlah 70,21% dan yang menjawab salah sejumlah 29,79%.
Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada
penjabaran di bawah ini:
Tabel 4.29 Analisis SWOT dalam Aspek Mendefinisikan Arti Kata/Istilah
No. SWOT Subindikator
1. Kekuatan
Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh
dari kesadaran sendiri.
Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya
pelajari, saya ingin membacanya.
Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi.
2. Kelemahan
Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.
Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester,
dorongan membaca saya sangat kuat.
Saya membaca tergantung mood yang saya rasakan.
3. Peluang
Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat
nyaman untuk membaca.
Saya menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku
4. Ancaman
Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang
tidak saya ketahui artinya.
Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya untuk memahami isi
bacaan.
suasana rumah saya yang ramai dan gaduh sehingga sulit
berkonsentrasi untuk membaca
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek mendefinisikan arti
kata, terdapat 3 subindikator yang menjadi kekuatan mahasiswa yaitu mahasiswa
membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri,
bacaan apapun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari,
mahasiswa ingin membacanya dan mahasiswa membaca buku untuk
meningkatkan prestasi. Selanjutnya terdapat 3 subindikator yang menjadi
kelemahan mahasiswa yaitu kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya jika
akan ada ujian, jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
dorongan membaca mahasiswa sangat kuat dan mahasiswa membaca tergantung
mood yang dirasakan.
Terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu
Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat
nyaman untuk membaca dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk
membeli buku. Selanjutnya, terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-
kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan kalimat yang terlalu panjang
mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan dan suasana rumah saya
yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.
b. Keterkaitan Aspek Menangkap Makna Tersurat dengan Analisis SWOT
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang
menjawab benar sejumlah 55,59% dan yang menjawab salah sejumlah 44,41%.
Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada
penjabaran di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Tabel 4.30 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat
No. SWOT Subindikator
1. Kekuatan
Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha
menyelesaikannya tepat waktu.
Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata
sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan.
Saya membaca karena saya sadar akan kewajiban saya
sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.
2. Kelemahan
Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya
pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami
isinya.
Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.
Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi
dalam membaca.
Saya lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran.
3. Peluang
Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai
dapat memahami isi bacaan.
Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk
membaca berbagai jenis buku.
4. Ancaman
Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit
pemahaman isi bacaan.
Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-
kata yang tidak saya ketahui artinya.
Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena
waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan
organisasi kemahasiswaan.
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek menangkap makna
tersurat terdapat 3 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu jika
diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha menyelesaikannya tepat
waktu, dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu
mempermudah memahami isi bacaan yang dibaca oleh mahasiswa, dan yang
ketiga yaitu, mahasiswa membaca karena kesadaran akan kewajibannya sebagai
mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas. Terdapat 4 subindikator yang
menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu pertama, bacaan yang tidak berkaitan
dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan
untuk memahami isinya, kedua, kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
jika akan ada ujian, ketiga, jika kondisi kesehatan tidak baik, mahasiswa sulit
berkonsentrasi dalam membaca dan yang keempat yaitu mahasiswa lebih suka
membaca novel dari pada buku pelajaran.
Selanjutnya, ada 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu
sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca
berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu, teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit
pemahaman isi bacaan, ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah
kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan keterbatasan waktu yang
mahasiswa miliki untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan
perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.
c. Keterkaitan Aspek Menangkap Makna Tersirat dengan Analisis SWOT
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang
menjawab benar sejumlah 50,30% dan yang menjawab salah sejumlah 49,70%.
Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada
penjabaran di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Tabel 4.31 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat
No. SWOT Subindikator
1. Kekuatan
Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan
mendukung perkuliahan saya.
Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-
tingginya dengan cara rajin membaca.
Saya merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari.
Saya merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat
dibaca setiap hari.
Saya merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan.
2. Kelemahan
Saya tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap
hari.
Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi
dalam membaca.
Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali
memahami isi bacaan yang saya baca.
Saya hanya membaca jika bacaannya menarik saja.
3. Peluang
Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang
ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat
memahami isi bacaan.
Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk
membaca berbagai jenis buku.
4. Ancaman
Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat
pemahaman isi bacaan.
Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan.
Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena
waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi
kemahasiswaan
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek menangkap makna
tersirat terdapat 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu
pertama, mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan
mendukung perkuliahan mahasiswa, kedua, selama perkuliahan mahasiswa ingin
mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, ketiga,
mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari, keempat yaitu
mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari
dan yang kelima yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah
pengetahuan. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa
yaitu pertama, mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
kedua, jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam
membaca, ketiga yaitu jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali
memahami isi bacaan yang dibacanya dan yang keempat yaitu mahasiswa
membaca jika bacaannya menarik saja.
Selanjutnya terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca
berbagai jenis buku Terdapat 2 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat
pemahaman isi bacaan dan struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa
untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan
organisasi kemahasiswaan.
d. Keterkaitan Aspek Menarik Kesimpulan dengan Analisis SWOT
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang
menjawab benar sejumlah 51,78%.dan yang menjawab salah sejumlah 48,22%.
Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada
penjabaran di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Tabel 4.32 Analisis SWOT dalam Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan
No. SWOT Subindikator
1. Kekuatan
Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan.
Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin
membaca pasti dapat memahami isi bacaan.
Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi
bacaan yang saya baca.
Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik
isinya, saya ingin membacanya.
saya membaca karena saya menyadari akan kewajiban saya
sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.
2. Kelemahan
Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali
memahami isi bacaan yang saya baca.
Saya membaca tergantung mood yang dirasakan.
3. Peluang
Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal sangat kondusif
untuk membaca.
Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk
membaca berbagai jenis buku.
4. Ancaman Saya berpikir, daripada untuk membeli buku lebih baik
untuk membeli pakaian.
Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan.
Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena
waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan
organisasi kemahasiswaan.
Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 5 subindikator yang menjadi
kekuatan bagi mahasiswa yaitu, pertama, sambil membaca mahasiswa membuat
ringkasan isi bacaan, kedua, tingkat intelegensi tidak begitu penting jika tekun dan
rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan, ketiga yaitu jika perasaan
sedang enak mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibacanya,
keempat yaitu bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya
mahasiswa ingin membacanya dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca karena
kesadaran akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki
pengetahuan luas. Terdapat 2 subindikator yang menjadi kelemahan bagi
mahasiswa yaitu jika kondisi perasaan sedang galau mahasiswa sulit sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
memahami isi bacaan yang dibacanya dan mahasiswa membaca tergantung mood
yang dirasakan.
Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk
membaca dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk
membaca berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman
bagi mahasiswa yaitu mahasiswa berpikir dari pada untuk membeli pakaian lebih
baik untuk membeli buku, struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa
untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan
organisasi kemahasiswaan.
e. Keterkaitan Aspek Memprediksi Maksud Penulis dengan Analisis SWOT
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang
menjawab benar sejumlah 61,00%.dan yang menjawab salah sejumlah 39,00%.
Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada
penjabaran di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Tabel 4.33 Analisis SWOT dalam Aspek Memprediksi Maksud Penulis
No. SWOT Subindikator
1. Kekuatan
Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat
skema gagasan setiap kali membaca.
Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan
berdasarkan isi bacaan yang saya baca.
Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara saya menjadi
baik.
Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki
berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman
isi bacaan yang saya baca.
Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi
2. Kelemahan
Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap
menarik untuk dibaca.
Saya lebih suka membaca novel daripada buku pelajaran
Saya lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran
3. Peluang
Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai
dapat memahami isi bacaan.
Saya menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku.
4. Ancaman
Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya
pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami
isinya.
Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari,
kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami
isi bacaan.
Suasana rumah saya yang ramai dan gaduh sehingga sulit
berkonsentrasi untuk membaca.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 5 subindikator yang
menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu pertama, untuk mempermudah
memahami isi bacaan mahasiswa membuat skema gagasan setiap kali membaca,
kedua, untuk memahami isi bacaan mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan
isi bacaan yang mahasiswa baca, ketiga, dengan rajin membaca kemampuan
berbicara mahasiswa menjadi baik, keempat yaitu pengetahuan atau pengalaman
yang sudah mahasiswa miliki berperan besar untuk membantu mempermudah
pemahaman isi bacaan yang mahasiswa baca dan yang kelima yaitu mahasiswa
membaca buku untuk meningkatkan prestasi. Terdapat 3 subindikator yang
menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu mahasiswa hanya membaca jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca, mahasiswa lebih suka
membaca novel dari pada buku pelajaran dan mahasiswa lebih suka membaca
novel dari pada buku pelajaran
Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari mahaisiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku. Ada 3
subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu bacaan yang tidak
berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari mahasiswa sering mengalami
kesulitan untuk memahami isinya, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk
memahami isi bacaan dan suasana rumahnya yang ramai dan gaduh sehingga sulit
berkonsentrasi untuk membaca.
f. Keterkaitan Aspek Mengevaluasi dengan Analisis SWOT
Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang
menjawab benar sejumlah 52,38% dan yang menjawab salah sejumlah 47,62%.
Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada
penjabaran di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Tabel 4.34 Analisis SWOT dalam Aspek Mengevaluasi Bacaan
No. SWOT Subindikator
1. Kekuatan
Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika
memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain.
Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan dengan
bahasa saya sendiri.
Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca
untuk menyegarkan ingatan.
Saya merasa membaca penting untuk menambah
pengetahuan
Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi
2. Kelemahan
Saya tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap
hari.
Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap
menarik untuk dibaca.
Saya membaca tergantung mood yang dirasakan
Saya hanya membaca bacaan yang di rekomendasikan
teman saja.
3. Peluang
Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai
dapat memahami isi bacaan.
Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk
membaca berbagai jenis buku
4. Ancaman
Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya,
sering mempersulit pemahaman isi bacaan.
Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya
tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi.
Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari,
kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami
isi bacaan.
Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa untuk
membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan
perkuliahan dan organisasi
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 5 subindikator yang menjadi
kekuatan bagi mahasiswa yaitu pertama, melalui membaca mahasiswa mampu
berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain,
kedua, agar memahami isi bacaan mahasiswa merumuskan dengan bahasa sendiri,
ketiga, mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca
untuk menyegarkan ingatan, keempat yaitu mahasiswa merasa membaca penting
untuk menambah ilmu pengetahuan dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca
buku untuk meningkatkan prestasi. Terdapat 4 subindikator yang menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
kelemahan bagi mahasiswa yaitu mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk
membaca setiap hari, mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap
menarik untuk dibaca, mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan dan
mahasiswa hanya membaca bacaan yang di rekomendasikan teman saja.
Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari mahaiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca
berbagai jenis buku. Terdapat 4 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu pertama, masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup
mahasiswa sering mempersulit pemahaman isi bacaan, kedua, jika acara televisi
menarik kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih dahulu untuk
menonton acara televisi, ketiga, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk
memahami isi bacaan, dan yang keempat yaitu, keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan
perkuliahan dan organisasi.
4.4 Analisis Data Wawancara
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket faktor membaca
dan tes kemampuan membaca pemahaman. Tidak hanya itu, penelitian ini juga
menggunakan data wawancara. Hal ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil data
angket faktor kemampuan membaca pemahaman dan mengetahui budaya baca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
yang sudah diterapkan oleh mahasiswa PBSI serta mencari strategi yang tepat
untuk pembelajaran membaca pemahaman. Peneliti melakukan wawancara pada
hari Rabu, 6 Mei 2015, di depan ruang Micro Teaching Universitas Sanata
Dharma pada 5 orang mahasiswa.
Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan wawancara yaitu
terlebih dahulu peneliti mengetahui hasil tes kemampuan membaca pemahaman
dan hasil faktor membaca pemanaham. Dua hal tersebut sangat berkaitan dengan
beberapa aspek yang akan ditanyakan dalam wawancara. Hal tersebut juga
digunakan untuk menyeleksi jumlah mahasiswa yang akan diwawancarai.
Mahasiswa yang memiliki hasil tes kemampuan membaca pemahaman tinggi
yang diwawancarai. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang memiliki hasil tes
tinggi dapat dikatakan memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi. Setelah
diseleksi maka terdapat 5 mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi berkisar dari 25
sampai dengan 30.
Pertanyaan dalam wawancara berkaitan dengan faktor internal dan faktor
eksternal kemampuan membaca. Kedua faktor tersebut dijabarkan menjadi
beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman tinggi.
Faktor internal berkaitan dengan motivasi membaca, sikap dan minat pembaca,
kebiasaan membaca, kondisi emosi pembaca, kondisi kesehatan pembaca,
pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, pengetahuan tentang cara
membaca, ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, dan
tingkat intelegensi pembaca. Faktor eksternal berkaitan dengan latar belakang
sosial ekonomi keluarga, suasana lingkungan dan waktu, faktor teks, masih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
kuatnya pengaruh budaya lisan, dan kuatnya pengaruh media elektronik
(khususnya menonton televisi).
Hasil wawancara 5 mahasiswa dengan nilai tes kemampuan membaca
pemahaman tinggi yaitu kekuatan yang dimiliki mahasiswa adalah mahasiswa
merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan, mahasiswa membaca
buku untuk meningkatkan prestasi, dan mahasiswa membaca karena kesadaran
akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.
Kelemahan bagi mahasiswa yaitu, mahasiswa membaca jika bacaannya menarik
saja, mahasiswa lebih suka membaca novel daripada buku pelajaran, mahasiswa
membaca tergantung mood yang dirasakan dan mahasiswa hanya membaca
bacaan yang di rekomendasikan teman saja.
Selanjutnya yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu mahasiswa
menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku, dan mahasiswa senang
memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku. Hal
terakhir yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu, keterbatasan waktu yang
dimiliki oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan
perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan, suasana rumahnya yang ramai dan
gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.
Berdasarkan penjabaran hasil wawancara mengenai faktor kemampuan
membaca pemahaman, dapat disimpulkan bahwa baik faktor internal dan
eksternal sama-sama berjalan seimbang dalam mempengaruhi membaca
pemahaman mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
4.5 Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman
Setelah diketehui keterkaitan antara hasil tes kemampuan membaca
pemahaman dengan analisis SWOT maka selanjutnya dapat ditentukan strategi
yang sesuai untuk setiap aspek membaca pemahaman. Strategi ini akan
dikhususkan untuk mahasiswa yang masih belum mampu mencapai aspek
membaca pemahaman.
Hasil wawancara 5 mahasiswa yang memiliki kemampuan membaca yang
baik yakni terdapat 3 faktor internal dan faktor 2 eksternal yang paling dominan.
Faktor internal yang dominan yaitu motivasi membaca, kondisi emosi pembaca,
dan ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca. Faktor
eksternal yang dominan yaitu suasana lingkungan dan waktu serta latar belakang
sosial ekonomi keluarga. Hasil wawancara tersebut menjadi alasan yang tepat
untuk membuat strategi pembelajaran sesuai dengan faktor membaca yang
dominan. Tidak hanya itu di bawah ini juga akan dijabarkan strategi pembelajaran
yang sesuai dengan aspek membaca pemahaman dilihat dari analisis SWOT.
Strategi ini merupakan strategi kompilasi atau susunan dari beberapa strategi
membaca yang ada, hal ini bertujuan untuk memanfaatkan kelebihan strategi yang
ada untuk menutup kelemahan strategi yang lain. Namun, strategi yang dibuat
disesuaikan dengan keenam aspek membaca pemahaman. Oleh karena itu strategi
pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan enam aspek membaca
pemahaman ini peneliti beri nama “Strategi Kompilasi”. Strategi yang di rancang
dalam penelitian ini dibuat secara umum, hal ini tidak mengkhususkan pada gaya
belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Adapun strategi kompilasi untuk pembelajaran membaca yang sesuai
dengan enam aspek membaca pemahaman dilihat dari analisis SWOT yaitu:
a. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata
Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek definisi diketahui 3 subindikator
yang menjadi kekuatan mahasiswa yaitu mahasiswa membaca bukan karena
dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri, bacaan apapun jika
berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa ingin
membacanya dan mahasiswa membaca buku untuk meningkatkan prestasi.
Selanjutnya terdapat 3 subindikator yang menjadi kelemahan mahasiswa yaitu
kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya jika akan ada ujian, jika akan
menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca
mahasiswa sangat kuat dan mahasiswa membaca tergantung mood yang
dirasakan.
Terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu
Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat
nyaman untuk membaca dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk
membeli buku. Selanjutnya, terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-
kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan kalimat yang terlalu panjang
mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan dan suasana rumah saya
yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk
kemampuan definisi arti kata sebagai berikut. (1) Mahasiswa mencari arti kata-
kata sulit dengan menggunakan kamus dan perbanyak mempelajari, menghafal
dan memahami kosakata dari kamus serta melihat konteks kalimatnya untuk
memprediksi arti kata tersebut.
b. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Menentukan Makna Tersurat
Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan menentukan makna
tersurat diketahui memiliki 3 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa
yaitu jika diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha
menyelesaikannya tepat waktu, dengan memahami berbagai teknik membaca,
ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan yang dibaca oleh
mahasiswa, dan yang ketiga yaitu, mahasiswa membaca karena kesadaran akan
kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.
Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu pertama,
bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa
sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya, kedua, kegiatan membaca
mahasiswa lakukan hanya jika akan ada ujian, ketiga, jika kondisi kesehatan tidak
baik, mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca dan yang keempat yaitu
mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran.
Selanjutnya, ada 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu
sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca
berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu, teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit
pemahaman isi bacaan, ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah
kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan keterbatasan waktu yang
mahasiswa miliki untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan
perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.
Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk
kemampuan menentukan makna tersurat sebagai berikut. (1) Mahasiswa
sebaiknya memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan informasi yang
menunjang maksud bacaan, pahami maksud tulisan karena hal itu sering kali
mengindikasikan makna tulisan, (2) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang
terkandung dalam teks bacaan, dan menemukan fakta, ide pokok untuk
meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan
bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk dapat menarik kesimpulan bacaan
yang kita baca.
c. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Menentukan Makna Tersirat
Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan menentukan makna
tersirat diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa
yaitu pertama, mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan
mendukung perkuliahan mahasiswa, kedua, selama perkuliahan mahasiswa ingin
mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, ketiga,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari, keempat yaitu
mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari
dan yang kelima yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah
pengetahuan. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa
yaitu pertama, mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari,
kedua, jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam
membaca, ketiga yaitu jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali
memahami isi bacaan yang dibacanya dan yang keempat yaitu mahasiswa
membaca jika bacaannya menarik saja.
Selanjutnya terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca
berbagai jenis buku Terdapat 2 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat
pemahaman isi bacaan dan struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa
untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan
organisasi kemahasiswaan.
Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk
kemampuan menentukan makna tersirat sebagai berikut. (1) Mahasiswa dapat
menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam bacaan untuk
menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan pena warna, serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan
cermat, karena terkadang maksud bacaan dinyatakan secara eksplisit atau tersirat
di bagian tersebut, (2) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam
teks bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut
serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri.
d. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Menarik Kesimpulan
Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan menarik
kesimpulan diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi
mahasiswa yaitu, pertama, sambil membaca mahasiswa membuat ringkasan isi
bacaan, kedua, tingkat intelegensi tidak begitu penting jika tekun dan rajin
membaca pasti dapat memahami isi bacaan, ketiga yaitu jika perasaan sedang
enak mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibacanya, keempat
yaitu bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya mahasiswa
ingin membacanya dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca karena kesadaran
akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.
Terdapat 2 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu jika
kondisi perasaan sedang galau mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang
dibacanya dan mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan.
Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk
membaca dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk
membaca berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
bagi mahasiswa yaitu mahasiswa berpikir dari pada untuk membeli pakaian lebih
baik untuk membeli buku, struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa
untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan
organisasi kemahasiswaan.
Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk
kemampuan menarik kesimpulan sebagai berikut. (1) Mahasiswa dapat membuat
skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind map). Hal ini mencakup tema,
topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail dari subtopik yang dipandang
perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan serta
menarik sebuah kesimpulan, (2) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang
terkandung dalam teks bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi
bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa
sendiri, untuk memprediksi maksud penulis. (3) Mahasiswa dapat menggaris
bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam bacaan untuk menafsirkan
makna dan maksud bacaan menggunakan pena warna, serta membaca paragraf-
paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan cermat, karena
terkadang maksud bacaan dinyatakan secara eksplisit atau tersirat di bagian
tersebut.
e. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Memprediksi Maksud Penulis
Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan memprediksi
maksud penulis diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
mahasiswa yaitu pertama, untuk mempermudah memahami isi bacaan mahasiswa
membuat skema gagasan setiap kali membaca, kedua, untuk memahami isi bacaan
mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca,
ketiga, dengan rajin membaca kemampuan berbicara mahasiswa menjadi baik,
keempat yaitu pengetahuan atau pengalaman yang sudah mahasiswa miliki
berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang
mahasiswa baca dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca buku untuk
meningkatkan prestasi. Terdapat 3 subindikator yang menjadi kelemahan bagi
mahasiswa yaitu mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa
anggap menarik untuk dibaca, mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada
buku pelajaran dan mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada buku
pelajaran
Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari mahaisiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku. Ada 3
subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu bacaan yang tidak
berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari mahasiswa sering mengalami
kesulitan untuk memahami isinya, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk
memahami isi bacaan dan suasana rumahnya yang ramai dan gaduh sehingga sulit
berkonsentrasi untuk membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk
kemampuan memprediksi maksud penulis sebagai berikut. (1) Mahasiswa
mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam teks bacaan, dan ide pokok untuk
meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan
bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk memprediksi maksud penulis. (2)
Mahasiswa harus memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan informasi
yang menunjang maksud penulis, pahami maksud tulisan karena hal itu sering kali
mengindikasikan makna tulisan, (3) Mahasiswa sebaiknya menggaris bawahi
kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam bacaan untuk menafsirkan makna
dan maksud bacaan menggunakan pena warna dan juga membaca paragraf-
paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan cermat, karena
terkadang maksud penulis dinyatakan secara eksplisit atau tersirat di bagian
tersebut.
f. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Mengevaluasi
Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan mengevaluasi
diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu
pertama, melalui membaca mahasiswa mampu berpikir lebih kritis ketika
memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain, kedua, agar memahami isi
bacaan mahasiswa merumuskan dengan bahasa sendiri, ketiga, mahasiswa ingin
membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan
ingatan, keempat yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah
ilmu pengetahuan dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca buku untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
meningkatkan prestasi. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi
mahasiswa yaitu mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari,
mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca,
mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan dan mahasiswa hanya
membaca bacaan yang di rekomendasikan teman saja.
Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa
yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari mahaiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan
dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca
berbagai jenis buku. Terdapat 4 subindikator yang menjadi ancaman bagi
mahasiswa yaitu pertama, masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup
mahasiswa sering mempersulit pemahaman isi bacaan, kedua, jika acara televisi
menarik kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih dahulu untuk
menonton acara televisi, ketiga, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang
mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk
memahami isi bacaan, dan yang keempat yaitu, keterbatasan waktu yang dimiliki
oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan
perkuliahan dan organisasi. Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi
pembelajaran untuk kemampuan mengevaluasi sebagai berikut. (1) Mahasiswa
dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat menilai kebenaran gagasan
pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu menentukan dan
membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta mencari kelemahan dan
kelebihan bacaan. (2) Mahasiswa membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
pikiran (mind map). Hal ini mencakup tema, topik-topik, sub-subtopik, serta
beberapa detail dari subtopik yang dipandang perlu sehingga kita dapat
mengetahui isi bacaan tersebut serta mengetahui kelebihan dan kelemahannya.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui strategi pembelajaran yang sesuai
untuk kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yakni.
1. Mahasiswa mencari arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan
perbanyak mempelajari, menghafal dan memahami kosakata dari kamus serta
melihat konteks kalimatnya untuk memprediksi arti kata tersebut,
2. Mahasiswa sebaiknya memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan
informasi yang menunjang maksud tulisan, pahami maksud tulisan karena hal
itu sering kali mengindikasikan makna tulisan,
3. Mahasiswa dapat menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting
dalam bacaan untuk menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan
pena warna, serta membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-
paragraf penutup dengan cermat, karena terkadang makna bacaan dinyatakan
secara eksplisit atau tersirat di bagian tersebut,
4. Mahasiswa dapat membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind
map). Hal ini mencakup tema, topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail
dari subtopik yang dipandang perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui
kelebihan dan kelemahan serta menarik sebuah kesimpulan.
5. Mahasiswa mencoba mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam teks
bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk
memprediksi maksud penulis.
6. Mahasiswa dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat menilai
kebenaran gagasan pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu
menentukan dan membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta
mencari kelemahan dan kelebihan bacaan.
4.6 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil angket faktor membaca,
mendeskripsikan hasil tes kemampuan membaca pemahaman, dan
mendeskripsikan strategi kemampaun membaca pemahaman. Berdasarkan hasil
analisis di atas dapat diketahui sebagai berikut.
4.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemahaman
Angket faktor membaca dibagi menjadi dua yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor membaca memiliki 14 indikator yang menjabarkan beberapa
subindikator (pernyataan) yang sesuai dengan indikatornya. Hasil analisis
menjelaskan terdapat subindikator yang memiliki sikap positif dengan kategori
tinggi dan sikap negatif dengan kategori rendah. Namun, secara keseluruhan dapat
dikatakan bahwa angket faktor membaca termasuk dalam kategori tinggi dengan
persentase 68,59%.
Hasil angket faktor membaca dapat dikategorikan tinggi karena motivasi
yang dimiliki mahasiswa baik. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
bukan orang lain. Oleh karena itu, mahasiswa membaca karena diri sendiri bukan
orang lain. Sikap dan minat yang dimiliki mahasiswa juga baik karena mahasiswa
merasa ingin memperoleh bahan bacaan setiap hari. Ketertarikan terhadap bacaan
dan kebermanfaat bagi pembaca juga baik karena mahasiswa merasa tertarik
untuk membaca buku baru yang dimiliki teman. Mahasiswa juga menyadari
sebagai mahasiswa harus memiliki pengetahuan yang luas. Latar belakang sosial
dan ekonomi mahasiswa baik karena mahasiswa berusaha menyisihkan uang
setiap hari untuk membeli buku.
4.6.2 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa
Penjabaran hasil angket faktor di atas tidak sesuai dengan hasil tes
kemampuan membaca pemahaman. Mahasiswa diberikan tes kemampuan
membaca pemahaman untuk dapat melihat tingkatan kognitif mahasiswa dalam
membaca pemahaman. Hasil tes menyatakan bahwa kemampauan membaca
pemahaman masuk dalam kategori cukup. Hal ini dibuktikan sebanyak 25
mahasiswa berada di rentang skor 19-24 atau 53%. Hal tersebut masuk kategori
rendah karena tidak sesuai bagi mahasiswa calon guru bahasa Indonesia.
Ketidaksesuaian hasil angket faktor membaca dengan hasil tes kemampuan
membaca ini didasari oleh tidak adanya kebiasaan membaca yang dimiliki oleh
mahasiwa,.
Kebiasaaan tidak mengatur jadwal teratur untuk membaca setiap hari,
mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang dianggap menarik untuk dibaca
saja dan mahasiswa membaca jika aka ada ujian saja. Kondisi emosi mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
juga mempengaruhi hasil tes membaca pemahaman karena mahasiswa membaca
sesuai dengan mood yang dirasakan saja. Keterbatasan waktu yang dimiliki
mahasiswa juga mempengaruhi hasil tes kemampuan membaca mahasiswa karena
waktu mahasiswa tersita dengan kegiatan perkuliahan dan kegiatan organisasi
mahasiswa yang padat. Suasana lingkungan mahasiswa yang kurang nyaman juga
mempengaruhi hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa..
Hal-hal yang dijabarkan menunjukan beberapa faktor yang menjelaskan tes
kemampuan membaca mahasiswa rendah. Mahasiswa dinyatakan sebagai calon
guru bahasa Indonesia harus mampu memiliki kemampuan membaca pemahaman
yang baik. Hal ini berhubugan dengan enam aspek yang dikembangkan dalam
pembelajaran membaca pemahaman. Enam aspek tersebut meliputi kemampuan
mendefinisikan arti kata, kemampuan menangkap makna tersurat, kemampuan
menangkap makna tersirat, kemampuan menarik kesimpulan, kemampuan
memprediksi maksud penulis dan kemampuan mengevaluasi. Pada analisis hasil
tes kemampuan membaca pemahaman keenam aspek tersebut dapat berhasil
dicapai. Meskipun keenam aspek tersebut berhasil, akan tetapi masih ada
beberapa mahasiswa yang belum dapat berhasil menjawab benar pada keenam
aspek tersebut, sehingga diperlukan strategi pembelajaran membaca pemahaman
agar mahasiswa dapat berhasil pada keenam aspek tersebut.
4.6.3 Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman
Pertama peneliti menganalisis angket faktor membaca ke dalam dua hal
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kemudian, angket tersebut dianalisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
dengan menggunakan teori SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan, ancaman. Setelah itu, peneliti mengaitkannya dengan hasil tes yang
di analisis ke dalam enam aspek membaca pemahaman. Setelah itu barulah
peneliti dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk membaca
pemahaman yang sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman. Berdasarkan
analisis keterkaitan hasil tes dengan SWOT, enam aspek tersebut telah diketahui
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Oleh karena itu, strategi
pembelajaran yang dibuat harus sesuai dengan enam aspek dengan berbagai
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berbeda pula. Strategi
pembelajaran membaca pemahaman yang peneliti buat ini merupakan kompilasi
atau susunan dari beberapa strategi membaca yang ada, hal ini bertujuan untuk
memanfaatkan kelebihan strategi yang ada untuk menutup kelemahan strategi
yang lain. Namun, strategi yang dibuat disesuaikan dengan keenam aspek
membaca pemahaman. Oleh karena itu strategi pembelajaran membaca
pemahaman berdasarkan enam aspek membaca pemahaman ini peneliti beri nama
“Strategi Kompilasi”. Strategi yang di rancang dalam penelitian ini dibuat secara
umum, hal ini tidak mengkhususkan pada gaya belajar.
Strategi kompilasi pembelajaran membaca pemahaman yang sesuai
dengan enam aspek dalam membaca pemahaman yaitu (1) Mahasiswa mencari
arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan perbanyak mempelajari,
menghafal dan memahami kosakata dari kamus serta melihat konteks kalimatnya
untuk memprediksi arti kata tersebut, (2) Mahasiswa sebaiknya memperhatikan
pilihan kata dan peletakan penekanan informasi yang menunjang makna bacaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
pahami maksud tulisan karena hal itu sering kali mengindikasikan makna tulisan,
(3) Mahasiswa dapat menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting
dalam bacaan untuk menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan pena
warna, serta membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf
penutup dengan cermat, karena terkadang makna bacaan dinyatakan secara
eksplisit atau tersirat di bagian tersebut, (4) Mahasiswa dapat membuat
skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind map). Hal ini mencakup tema,
topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail dari subtopik yang dipandang
perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan serta
menarik sebuah kesimpulan, (5) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang
terkandung dalam teks bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi
bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa
sendiri, untuk memprediksi maksud penulis. (6) Mahasiswa dapat mengevalusi
bancaan dengan cara membuat menilai kebenaran gagasan pokok dan
relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu menentukan dan membedakan fakta
dan opini yang disertai alasan, serta mencari kelemahan dan kelebihan bacaan.
Berdasarkan penjabaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi
kompilasi untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat mempermudah proses
pemahaman mahasiswa dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
mahasiswa menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data serta analisis data pembahasan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Pertama, hasil angket faktor membaca mahasiswa PBSI Universitas Sanata
Dharma 2015 dinyatakan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan
persentase 68,59% yang masuk dalam kategori tinggi. Setelah itu dianalisis
menggunakan teori SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Analisis SWOT menunjukan bahwa terdapat 25 subindikator yang
menjadi kekuatan bagi mahasiswa, 6 subindikator di analisis menjadi kelemahan,
5 subindikator menjadi peluang, dan 12 subindikator yang menjadi ancaman.
Angket faktor membaca dikategorikan tinggi karena mahasiswa memiliki
motivasi tinggi, sikap dan minat membaca mahasiswa yang tinggi, ketertarikan
mahasiswa terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi mahasiswa yang tinggi dan
latar belakang sosial yang tinggi.
Kedua, hasil tes kemampuan membaca pemahaman masuk kategori cukup
karena rata-rata hasil tes kemampuan membaca pemahaman yaitu 22 dan
sebanyak 25 mahasiswa berada pada rentangan nilai 19-24. Namun, hasil tes
kemampuan membaca pemahaman tersebut dikatakan rendah, karena kemampuan
membaca pemahaman mahsiswa dikatakan baik jika masuk pada kategori sangat
tinggi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
tinggi. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa rendah karena
mahasiswa tidak memiliki kebiasan membaca yang baik, keterbatasan waktu yang
dimiliki mahasiswa untuk membaca dan suasana lingkungan rumah yang kurang
nyaman serta kondisi emosi mahasiswa yang tidak baik karena membaca sesuai
dengan mood yang dirasakan.
Ketiga, penentuan strategi pembelajaran disesuaikan enam aspek membaca
pemahaman yaitu kemampuan mendefinisikan arti kata, kemampuan menangkap
makna tersurat, kemampuan menangkap makna tersirat, kemampuan menarik
kesimpulan, kemampuan memprediksi maksud penulis dan kemampuan
mengevaluasi. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang sesuai dengan enam
aspek membaca pemahaman yakni:
1. Mahasiswa mencari arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan
perbanyak mempelajari, menghafal dan memahami kosakata dari kamus serta
melihat konteks kalimatnya untuk memprediksi arti kata tersebut,
2. Mahasiswa sebaiknya memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan
informasi yang menunjang maksud penulis, pahami maksud tulisan karena hal
itu sering kali mengindikasikan makna tulisan,
3. Mahasiswa menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam
bacaan untuk menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan pena
warna, serta membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf
penutup dengan cermat, karena terkadang maksud penulis dinyatakan secara
eksplisit atau tersirat di bagian tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
4. Mahasiswa dapat membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind
map). Hal ini mencakup tema, topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail
dari subtopik yang dipandang perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui
kelebihan dan kelemahan serta menarik sebuah kesimpulan.
5. Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam teks bacaan, dan
ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta membuat
ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk memprediksi
maksud penulis.
6. Mahasiswa dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat menilai
kebenaran gagasan pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu
menentukan dan membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta
mencari kelemahan dan kelebihan bacaan.
Strategi pembelajaran membaca pemahaman di atas di beri nama “Strategi
kompilasi”. Hal ini dikarenakan strategi yang peneliti buat ini merupakan
kompilasi atau susunan dari beberapa strategi membaca yang ada, hal ini
bertujuan untuk memanfaatkan kelebihan strategi yang ada untuk menutup
kelemahan strategi yang lain. Namun, strategi yang dibuat disesuaikan dengan
keenam aspek membaca pemahaman. Oleh karena itu strategi pembelajaran
membaca pemahaman berdasarkan enam aspek membaca pemahaman ini peneliti
beri nama “Strategi Kompilasi”. Strategi yang di rancang dalam penelitian ini
dibuat secara umum, hal ini tidak mengkhususkan pada gaya belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang dapat
diberikan dalam penelitian ini yaitu : Pertama, bagi dosen Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma hendaknya memperhatikan
kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dan menggunakan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan membaca yang mahasiswa miliki.
Kedua, bagi mahasiswa calon guru bahasa Indonesia hendaknya
meningkatkan kebiasan dan motivasi untuk membaca supaya kemampuan
membacanya menjadi baik dan menggunakan strategi membaca ketika membaca
supaya pemahaman terhadap bacaan lebih baik. Melalui penelitian ini,
diharapkan mahasiswa lebih memperhatikan unsur-unsur pokok kemampuan
membaca pemahaman yang harus dikuasai (kemampuan mendefinisikan arti kata,
kemampuan menangkap makna tersurat, kemampuan menangkap makna tersirat,
kemampuan menarik kesimpulan, kemampuan memprediksi maksud penulis dan
kemampuan mengevaluasi) untuk memiliki keterampilan membaca khususnya
kemampuan membaca pemahaman yang maksimal. Ketiga, bagi peneliti lain.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan referensi untuk ide
penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
DAFTAR PUSTAKA
Darmansyah. 2010. Stategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta:
Bumi Aksara.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Haryono, Heri Dwi. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman
melalui Strategi Know Want To Learn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02
Tlobo Jatiyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2013/104. Skripsi. Solo:
Universitas Negeri Sebelas Maret.
Hidayah, Nurul. 2011. Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca
Pemahaman Melalui Metode PQRST (Preview, Question, read,
Summarize, Test) Pada Siswa Kelas VII C SMP N 2 Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Solo: Universitas Sebelas
Maret.
http://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=artikel&id=39. Diakses pada 7
Agustus 2015. Pukul 07.13 WIB
http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23. Diakses pada 7 Agustus
2015. Pukul 07.13 WIB
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nurgiyantoro, Burhan.2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Kreatif. Bandung: CV. Sinar Baru.
______.1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: CV.
Sinar Baru.
Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Pearce II, John A dan Richard B. Robinson. 2013. Manajemen Strategis:
Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba.
Pranowo. 2011. Proposal Penelitian Hibah Kompetensi “Pengembangan Budaya
Baca Melalui Membaca Pemahaman”. Yogyakarta.
Prihanto, Paulinus Mulat Dwi. 2006. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Kelas II SMA Pangudi Luhur Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005, Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.
Skripsi. Solo: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Santoso, Teguh. 2011. Metode Membaca Secepat Kilat. Yogyakarta: Pustaka
Widyatama
Soedarso. 2006. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif untuk Bisnis: Pendekatan
Filosofi dan Praktis. Jakarta: Indeks.
Suhendar, ME. dan Pien Supinah. 1992. Pengajaran dan Ujian Keterampilan
Membaca dan Keterampilan Menulis. Bandung: Pionir Jaya.
Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center
of Academic Publishing Service).
Sunendar dan Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Susanto, AB. 2014. Manajemen Strategi Komprehensif untuk Mahasiswa dan
Praktisi. Jakarta: Erlangga.
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tampulonon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
______________. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan
Efisien. Bandung: Angkasa.
______________. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebisaaan Membaca Pada
Anak. Bandung: Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
__________________.1983. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
__________________. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
__________________. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Widayanto, Aloysius Tri. 2006. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa
Tingkat II SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta. Skripsi. Solo: Universitas
Sanata Dharma.
Zuchdi, Darmiyati. 2007. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca.
Yogyakarta: UNY Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 2
Instrumen Penelitian
Tabel 3.1 Kisi-kisi dalam Angket Faktor Membaca
No Butir-butir Data Jumlah No. Indikator
Faktor Internal
1. Motivasi membaca 3 1, 2, 3
2. Kondisi emosi pembaca 2 4, 5
3. Sikap dan minat pembaca 2 6, 7
4. Kebiasaan membaca 3 8, 9, 10
5. Pengetahuan/pengalaman yang
dimiliki sebelumnya
1 11
6. Pengetahuan tentang cara
membaca
1 12
7. Ketertarikan terhadap bacaan 5 13, 14, 15, 17, 18
8. Kebermanfaatan bagi pembaca 3 16, 25, 40
9. Kondisi kesehatan pembaca 2 19, 20
10. Tingkat intelegensi pembaca 2 21, 39
Faktor Eksternal
1. Latar belakang sosial ekonomi
keluarga
3 27, 28, 29
2. Suasana lingkungan 2 30, 31
3. Ruangan dan cahaya ruangan
4. Suara (suara sekitar)
5. Waktu 1 37
6. Faktor teks: keadaan bacaan,
bahasa yang dipakai dalam teks,
tata tulis teks, dan tingkat
keterbacaan teks
5 22, 23, 24, 2632,
33, 35
7. Masih kuatnya pengaruh budaya
lisan
1 34
8. Kuatnya pengaruh media
elektronik (khususnya menonton
televisi)
1 36
9. Tidak tersedianya bahan bacaan di
rumah
1 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Tabel 3.2 Kisi-kisi dalam Tes
No Butir-butir Pertanyaan Jumlah Butir Soal
1 Menangkap arti kata istilah, idiom,
ungkapan, dan gaya bahasa
2 1, 2
2 Menangkap makna tersirat (tidak
terlihat)
5 5, 20, 23, 35, 36
3 Menangkap makna tersurat
(kelihatan)
3 4, 19, 22
4 Mencari pikiran utama 3 3, 33, 34
5 Menganalisis bacaan 13 6, 7, 10, 11, 12, 16, 17, 24,
25, 26, 31, 41, 42
6 Menarik kesimpulan isi bacaan 7 8, 9, 18, 21, 37, 38, 40
7 Memprediksi maksud penulis 5 13, 29, 30, 32, 39
8 Mengevaluasi bacaan 2 14, 15
9 Menciptakan suatu konsep baru 2 27, 28
Tabel 3.3 Rambu-rambu dalam Wawancara
No Aspek yang Ditanyakan
1 Berkaitan dengan minat baca yang dimiliki agar mencapai prestasi yang baik
2 Berkaitan dengan motivasi yang mendorong dirinya untuk membaca
3 Berkaitan dengan faktor internal dan eksternal dominan yang mempengaruhi
kemampuan membaca pemahaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 3
Angket Faktor Membaca
Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002,Telp.: 0274-513301 – ext.
1405,Fax.: 0274-562383,e-mail: [email protected] 0274-562383
Nama Mahasiswa : _________________________________
Semester : _________________________________
Nama PT : _________________________________
Jurusan/ Prodi : _________________________________
Petunjuk:
1. Di bawah ini merupakan instrumen faktor membaca pemahaman
2. Berilah tanda silang (X) pada rentangan sekor 5 = SANGAT SETUJU, 4 =
SETUJU, 3 = TIDAK MEMILIKI PILIHAN, 2 = TIDAK SETUJU, dan 1 =
SANGAT TIDAK SETUJU, sesuai dengan pendapat Anda.
3. Jawaban ditulis di lembar angket, setelah selesai dikumpulkan kembali
kepada petugas!
A. Instrumen Faktor Membaca Pemahaman
No Indikator Rentangan Sekor
1 2 3 4 5
1
Jika akan menempuh ujian tengah semester
atau akhir semester, dorongan membaca saya
sangat kuat.
2 Dalam keseharian, dorongan membaca saya
hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan.
3 Saya membaca bukan karena dorongan orang
lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri.
4 Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali
memahami isi bacaan yang saya baca.
5 Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit
sekali memahami isi bacaan yang saya baca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
6 Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika
akan ada ujian.
7 Membaca sudah menjadi kebutuhan hidup saya
yang tidak dapat saya tinggalkan.
8 Saya memiliki kecenderungan untuk membaca
setiap hari.
9 Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca
setiap hari.
10 Buku-buku yang akan saya baca saya siapkan
di tempat yang mudah saya jangkau.
11
Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya
miliki berperan besar untuk membantu
mempermudah pemahaman isi bacaan yang
saya baca.
12
Dengan memahami berbagai teknik membaca,
ternyata sangat membantu mempermudah
memahami isi bacaan.
13 Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya
anggap menarik untuk dibaca.
14
Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang
ilmu yang saya pelajari, saya ingin
membacanya.
15 Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena
menarik isinya, saya ingin membacanya.
16 Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara
langsung dan mendukung perkuliahan saya.
17
Jika tidak berkaitan dengan bidang yang saya
pelajari, meskipun bacaan itu menarik, saya
tidak membacanya.
18
Meskipun tidak berkaitaan dengan bidang yang
saya pelajari, jika bacaan itu menarik, saya
membacanya.
19 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit
berkonsentrasi dalam membaca.
20 Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi
kesehatan tidak baik saya tetap membacanya.
21
Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika
tekun dan rajin membaca pasti dapat
memahami isi bacaan.
22
Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi
adalah kata-kata yang tidak saya ketahui
artinya.
23 Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya
untuk memahami isi bacaan.
24 Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
yang saya pelajari, saya sering mengalami
kesulitan untuk memahami isinya.
25
Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan
dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya
akan berusaha sampai dapat memahami isi
bacaan.
26
Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang
saya pelajari, kadang-kadang saya mengalami
kesulitan untuk memahami isi bacaan.
27
Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk
memperoleh bahan bacaan yang saya
butuhkan.
28
Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan
yang sebenarnya saya butuhkan tidak saya
peroleh dengan mudah.
29
Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau
untuk membeli buku, saya selalu diberi uang
untuk membelinya.
30 Lingkungan rumah tangga saya atau tempat
saya tinggal sangat nyaman untuk membaca.
31 Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal
sangat kondusif untuk membaca.
32 Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering
menghambat pemahaman isi bacaan.
33 Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering
mempersulit pemahaman isi bacaan.
34
Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam
hidup saya, sering mempersulit pemahaman isi
bacaan.
35 Struktur teks yang tidak sistematis sering
mempersulit pemahaman isi bacaan.
36
Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca
saya tinggalkan terlebih dahulu untuk
menonton acara televisi.
37 Jadwal membaca saya sering terganggu, jika
tiba-tiba ada orang yang datang bertamu.
38 Saya merasa gelisah di saat ingin membaca
tetapi tidak tersedia bahan bacaan
39
Jika ada permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan, saya mesti mencari jawaban
melalui membaca
40
Saya menyadari bahwa membaca merupakan
kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika
ingin memiliki wawasan dan pengetahuan luas.
41 Saya merasa ingin membaca bacaan apa pun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
setiap hari.
42 Saya merasa ingin memperoleh bahan bacaan
yang dapat dibaca setiap hari.
43 Saya ingin mencari jawaban atas suatu
masalah melalui membaca.
44
Saya sangat respek kepada orang lain yang
memberi jawaban atas suatu pertanyaan
dengan menyebut sumber yang pernah
dibacanya.
45 Saya merasa masih ada yang kurang jika
belum membaca sebelum istirahat.
46 Saya membawa bahan bacaan kemana pun
pergi.
47 Saya merasa aneh jika bepergian tetapi tidak
membawa bahan bacaan.
48 Saya merasa bahwa membaca adalah cara
terbaik untuk menambah pengetahuan.
49 Saya ke perpustakaan untuk membaca jika ada
masalah yang perlu diselesiakan.
50
Saya ke toko buku untuk membeli bacaan jika
di rumah tidak memiliki atau tidak tersedia di
perpustakaan pribadi.
51
Pada suatu saat, saya bercita-cita memiliki
koleksi perpustakaan pribadi yang lengkap di
rumah.
52 Saya berpikir, dari pada untuk membeli
pakaian lebih baik untuk membeli buku.
53
Saya merasa perlu mendiskusikan dengan
teman mengenai isi bacaan yang telah saya
dibaca.
54
Saya merasa tidak puas dengan bacaan yang
telah saya baca sebelum membandingkan
dengan bacaan lain.
55 Saya ingin merujuk pada bacaan setiap
berargumentasi dengan orang lain.
56 Saya mengonfirmasi gagasan orang lain
melalui bacaan yang relevan.
57 Saya memberi informasi kepada teman jika
ada bacaan baru yang menarik untuk dibaca.
58
Saya tidak mudah percaya dengan pendapat
orang lain sebelum membaca sendiri sumber
aslinya.
59 Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi
bacaan.
60 Untuk memahami isi bacaan, saya membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya
baca.
61 Agar memahami isi bacaan, saya cukup
mengingat-ingat isinya saja.
62 Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan
dengan bahasa saya sendiri.
63
Untuk mempermudah memahami isi bacaan,
saya membuat skema gagasan setiap kali
membaca.
64 Jika teman memiliki buku baru, saya
meminjam untuk dibaca.
65
Jika teman memiliki buku baru, saya berusaha
untuk memilikinya agar dapat membaca setiap
saat.
66 Jika ada teman yang memiliki buku baru, saya
ingin mengajak untuk mendiskusikan isinya.
67
Jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam
suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, saya
ingin melacak sumber aslinya agar dapat
memahami secara lebih komprehensif.
68 Untuk mendapat informasi baru, saya
mencarinya melalui internet.
69
Saya lebih suka membaca sendiri sumber
informasi dari pada mengikuti pendapat orang
lain.
70 Jika ada buku yang baru terbit, saya ingin
membelinya.
71
Setelah membaca, saya berkeinginan
mengungkapkan gagasan hasil membaca
secara tertulis dalam bentuk artikel, makalah,
atau bentuk lain.
72 Saya ingin membaca kembali bacaan yang
pernah saya baca untuk menyegarkan ingatan.
73 Saya ingin mengetahui perkembangan sesuatu
yang pernah terjadi melalui membaca.
74 Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara
saya menjadi baik.
75
Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih
kritis ketika memberi tanggapan terhadap
pendapat orang lain.
76 Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya
berusaha menyelesaikannya tepat waktu.
77
Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya
selesaikan setelah tugas-tugas lain saya
kerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
78
Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya
sesegera mungkin mencari bahan dan segera
membacanya.
79
Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya
mencari bahan bacaan setelah tugas lain saya
selesaikan.
80
Dalam keseharian, saya selalu menentukan
target yang jelas untuk melakukan kegiatan
membaca.
81 Target membaca yang saya inginkan tidak
pernah saya tentukan ketika membaca.
82
Dalam setiap perkuliahan, saya membaca
literatur dari berbagai sumber yang menantang
untuk menguasai ilmu melebihi teman-teman
Anda.
83
Dalam setiap perkuliahan, saya tidak pernah
membaca literatur dari berbagai sumber
dengan tujuan untuk melebihi kemampuan
teman-teman saya.
84
Setelah selesai membaca, saya merasa bangga
jika hasil membaca yang saya lakukan dan
saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik
dan masukan dari teman.
85
Setelah selesai membaca, saya merasa kecewa
jika hasil membaca yang saya lakukan dan
saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik
dan masukan dari teman.
86
Setelah selesai membaca, saya merasa bangga
jika hasil membaca yang saya lakukan dan
saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik
dan masukan dari dosen.
87
Setelah selesai membaca, saya merasa kecewa
jika hasil membaca yang saya lakukan dan
saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik
dan masukan dari dosen.
88
Saya merasa puas jika dapat menyelesaikan
secara maksimal tugas yang diberikan kepada
saya.
89
Saya sangat kecewa jika tugas yang diberikan
kepada saya tidak dapat saya selesaikan secara
masimal.
90
Dalam perkuliahan dengan rajin membaca,
saya sangat puas jika prestasi saya dapat
mengungguli teman-teman.
91 Selama perkuliahan dengan rajin membaca,
tidak terbersit sedikitpun untuk mengungguli
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
teman-teman saya.
92
Selama perkuliahan, saya ingin mencapai
prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin
membaca.
93
Saya merasa sangat kecewa jika tidak mampu
mencapai prestasi kuliah setinggi-tingginya
melalui kegiatan membaca literatur yang
ditunjuk oleh dosen.
94
Kebutuhan hidup yang berhubungan dengan
kebutuhan ilmu pengetahuan dapat dipenuhi
melalui membaca.
95
Kebutuhan hidup yang berhubungaan dengan
ilmu pengetahuan tidak selalu dapat dipenuhi
hanya melalui membaca.
96
Jika berhasil menyelesaikan tugas membaca,
merasa dihargaai jika mendapat pujian dari
dosen atau teman.
97
Jika berhasil menyelsaikan tugas membaca,
saya tidak pernah mengharapkan pujian dari
dosen atau teman kuliah.
98
Saya sangat mengharapkan bonus nilai dari
dosen pada akhir semester jika tugas membaca
(misalnya meringkas buku), dapat saya
selesaikan dengan baik.
99
Saya tidak pernah mengharapkan bonus nilai
dari dosen meskipun saya mampu meringkas
isi bacaan yang ditugaskan karena
keberhasilan yang saya capai sudah merupakan
bonus tersendiri bagi saya..
100
Saya mengharapkan ada perhatian dari dosen
atau teman kuliah jika saya mampu
menyelesaikan tugas yang sayaa kerjakan.
101
Saya tidak pernah mengharapkan ada perhatian
dari dosen atau teman kuliah jika saya mampu
menyelesaikan tugas yang sayaa kerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 4
Perhitungan Angket Faktor Membaca
NO INDIKATOR RENTANG SKOR
TOTAL 1
(STS)
2
(TS)
3
(N)
4
(S)
5
(SS)
1
Jika akan menempuh ujian
tengah semester atau akhir
semester, dorongan membaca
saya sangat kuat.
1 3 27 16 47
2
Dalam keseharian, dorongan
membaca saya hanya tertuju
pada bacaan-bacaan hiburan. 11 3 22 11 47
3
Saya membaca bukan karena
dorongan orang lain tetapi
tumbuh dari kesadaran sendiri. 1 3 7 23 13 47
4
Jika perasaan sedang enak, saya
mudah sekali memahami isi
bacaan yang saya baca. 1 2 13 31 47
5
Jika kondisi perasaan sedang
galau, saya sulit sekali
memahami isi bacaan yang
saya baca.
1 2 5 19 20 47
6
Kegiatan membaca saya
lakukan hanya jika akan ada
ujian. 1 19 5 16 6 47
7
Membaca sudah menjadi
kebutuhan hidup saya yang
tidak dapat saya tinggalkan. 1 9 16 15 6 47
8 Saya memiliki kecenderungan
untuk membaca setiap hari. 2 16 16 10 3 47
9 Saya menyusun jadwal teratur
untuk membaca setiap hari. 6 20 15 5 1 47
10
Buku-buku yang akan saya
baca saya siapkan di tempat
yang mudah saya jangkau. 4 4 31 8 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
11
Pengetahuan atau pengalaman
yang sudah saya miliki
berperan besar untuk
membantu mempermudah
pemahaman isi bacaan yang
saya baca.
5 21 21 47
12
Dengan memahami berbagai
teknik membaca, ternyata
sangat membantu
mempermudah memahami isi
bacaan.
2 5 25 15 47
13
Saya hanya membaca jenis
bacaan yang saya anggap
menarik untuk dibaca. 12 5 14 16 47
14
Bacaan apa pun jika berkaitan
dengan bidang ilmu yang saya
pelajari, saya ingin
membacanya.
3 4 13 23 4 47
15
Bacaan yang diberitahukan
oleh teman karena menarik
isinya, saya ingin membacanya. 3 30 14 47
16
Saya membaca bacaan yang
bermanfaat secara langsung dan
mendukung perkuliahan saya. 3 5 30 9 47
17
Jika tidak berkaitan dengan
bidang yang saya pelajari,
meskipun bacaan itu menarik,
saya tidak membacanya.
6 16 10 14 1 47
18
Meskipun tidak berkaitaan
dengan bidang yang saya
pelajari, jika bacaan itu
menarik, saya membacanya.
4 8 26 9 47
19
Jika kondisi kesehatan tidak
baik, saya sulit berkonsentrasi
dalam membaca. 2 2 22 21 47
20
Kalau menghadapi ujian,
meskipun kondisi kesehatan
tidak baik saya tetap
membacanya.
6 9 15 17 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
21
Tingkat intelegensi tidak begitu
penting, jika tekun dan rajin
membaca pasti dapat
memahami isi bacaan.
1 2 4 22 18 47
22
Ketika membaca, kesulitan
yang saya hadapi adalah kata-
kata yang tidak saya ketahui
artinya.
5 5 21 16 47
23
Kalimat yang terlalu panjang
mempersulit saya untuk
memahami isi bacaan. 2 6 4 28 7 47
24
Bacaan yang tidak berkaitan
dengan bidang yang saya
pelajari, saya sering mengalami
kesulitan untuk memahami
isinya.
1 9 7 23 7 47
25
Sesulit apapun isi dalam
bacaan, jika berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari,
saya akan berusaha sampai
dapat memahami isi bacaan.
3 8 23 13 47
26
Meskipun berkaitan dengan
bidang ilmu yang saya pelajari,
kadang-kadang saya mengalami
kesulitan untuk memahami isi
bacaan.
1 3 7 28 8 47
27
Saya tidak pernah mengalami
kesulitan untuk memperoleh
bahan bacaan yang saya
butuhkan.
10 19 10 5 3 47
28
Karena penghasilan orang tua
terbatas, bacaan yang
sebenarnya saya butuhkan tidak
saya peroleh dengan mudah. 5 16 8 11 7 47
29
Meskipun pendapatan orang tua
terbatas, kalau untuk membeli
buku, saya selalu diberi uang
untuk membelinya.
10 7 14 16 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
30
Lingkungan rumah tangga saya
atau tempat saya tinggal sangat
nyaman untuk membaca. 3 7 3 21 13 47
31
Lingkungan masyarakat tempat
saya tinggal sangat kondusif
untuk membaca. 2 7 4 25 9 47
32
Tingkat keterbacaan yang
terlalu sulit sering menghambat
pemahaman isi bacaan. 2 7 27 11 47
33
Teks yang terlau banyak kata-
kata asing sering mempersulit
pemahaman isi bacaan. 1 7 23 16 47
34
Masih kuatnya pengaruh
bahasa lisan dalam hidup saya,
sering mempersulit pemahaman
isi bacaan.
4 11 9 20 3 47
35
Struktur teks yang tidak
sistematis sering mempersulit
pemahaman isi bacaan. 2 6 27 12 47
36
Jika acara televisi menarik,
kegiatan membaca saya
tinggalkan terlebih dahulu
untuk menonton acara televisi.
1 6 4 18 18 47
37
Jadwal membaca saya sering
terganggu, jika tiba-tiba ada
orang yang datang bertamu. 1 6 21 19 47
38
Saya merasa gelisah di saat
ingin membaca tetapi tidak
tersedia bahan bacaan 8 10 23 6 47
39
Jika ada permasalahan yang
tidak dapat diselesaikan, saya
mesti mencari jawaban melalui
membaca
1 8 9 24 5 47
40
Saya menyadari bahwa
membaca merupakan
kebutuhan pokok bagi seorang
mahasiswa jika ingin memiliki
wawasan dan pengetahuan luas.
1 10 36 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
41 Saya merasa ingin membaca
bacaan apa pun setiap hari. 1 9 10 20 7 47
42
Saya merasa ingin memperoleh
bahan bacaan yang dapat
dibaca setiap hari. 1 8 12 21 5 47
43
Saya ingin mencari jawaban
atas suatu masalah melalui
membaca. 2 7 26 12 47
44
Saya sangat respek kepada
orang lain yang memberi
jawaban atas suatu pertanyaan
dengan menyebut sumber yang
pernah dibacanya.
3 32 12 47
45
Saya merasa masih ada yang
kurang jika belum membaca
sebelum istirahat. 15 20 9 3 47
46 Saya membawa bahan bacaan
kemana pun pergi. 5 20 14 8 47
47
Saya merasa aneh jika
bepergian tetapi tidak
membawa bahan bacaan. 2 16 9 12 8 47
48
Saya merasa bahwa membaca
adalah cara terbaik untuk
menambah pengetahuan. 2 8 7 19 11 47
49
Saya ke perpustakaan untuk
membaca jika ada masalah
yang perlu diselesiakan. 5 8 21 13 47
50
Saya ke toko buku untuk
membeli bacaan jika di rumah
tidak memiliki atau tidak
tersedia di perpustakaan
pribadi.
5 7 24 11 47
51
Pada suatu saat, saya bercita-
cita memiliki koleksi
perpustakaan pribadi yang
lengkap di rumah.
1 1 11 24 10 47
52
Saya berpikir, dari pada untuk
membeli pakaian lebih baik
untuk membeli buku. 1 12 24 9 1 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
53
Saya merasa perlu
mendiskusikan dengan teman
mengenai isi bacaan yang telah
saya dibaca.
4 12 23 8 47
54
Saya merasa tidak puas dengan
bacaan yang telah saya baca
sebelum membandingkan
dengan bacaan lain. 9 15 20 3 47
55
Saya ingin merujuk pada
bacaan setiap berargumentasi
dengan orang lain. 1 6 13 21 6 47
56
Saya mengonfirmasi gagasan
orang lain melalui bacaan yang
relevan. 1 5 13 25 3 47
57
Saya memberi informasi
kepada teman jika ada bacaan
baru yang menarik untuk
dibaca.
3 7 29 8 47
58
Saya tidak mudah percaya
dengan pendapat orang lain
sebelum membaca sendiri
sumber aslinya.
6 8 22 11 47
59 Sambil membaca, saya
membuat ringkasan isi bacaan. 3 5 13 20 6 47
60
Untuk memahami isi bacaan,
saya membuat pertanyaan
berdasarkan isi bacaan yang
saya baca.
14 11 17 5 47
61
Agar memahami isi bacaan,
saya cukup mengingat-ingat
isinya saja. 1 15 7 19 5 47
62
Agar memahami isi bacaan,
saya merumuskan dengan
bahasa saya sendiri. 4 3 29 11 47
63
Untuk mempermudah
memahami isi bacaan, saya
membuat skema gagasan setiap
kali membaca.
7 12 22 6 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
64
Jika teman memiliki buku baru,
saya meminjam untuk dibaca. 1 8 17 15 6 47
65
Jika teman memiliki buku baru,
saya berusaha untuk
memilikinya agar dapat
membaca setiap saat.
1 18 13 10 5 47
66
Jika ada teman yang memiliki
buku baru, saya ingin mengajak
untuk mendiskusikan isinya. 2 11 21 10 3 47
67
Jika ada pendapat ahli yang
dikutip dalam suatu artikel,
buku, atau hasil penelitian, saya
ingin melacak sumber aslinya
agar dapat memahami secara
lebih komprehensif.
6 19 16 6 47
68
Untuk mendapat informasi
baru, saya mencarinya melalui
internet. 2 8 25 12 47
69
Saya lebih suka membaca
sendiri sumber informasi dari
pada mengikuti pendapat orang
lain.
6 10 21 10 47
70 Jika ada buku yang baru terbit,
saya ingin membelinya. 2 16 12 14 3 47
71
Setelah membaca, saya
berkeinginan mengungkapkan
gagasan hasil membaca secara
tertulis dalam bentuk artikel,
makalah, atau bentuk lain.
15 16 13 3 47
72
Saya ingin membaca kembali
bacaan yang pernah saya baca
untuk menyegarkan ingatan. 1 8 29 9 47
73
Saya ingin mengetahui
perkembangan sesuatu yang
pernah terjadi melalui
membaca.
1 2 4 32 8 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
74
Dengan rajin membaca,
kemampuan berbicara saya
menjadi baik. 6 24 17 47
75
Melalui membaca, saya mampu
berpikir lebih kritis ketika
memberi tanggapan terhadap
pendapat orang lain.
4 23 20 47
76
Jika diberi tugas membaca oleh
dosen, saya berusaha
menyelesaikannya tepat waktu.
3 4 28 12 47
77
Jika diberi tugas membaca oleh
dosen, saya selesaikan setelah
tugas-tugas lain saya kerjakan.
1 8 8 25 5 47
78
Jika diberi tugas membaca oleh
dosen, saya sesegera mungkin
mencari bahan dan segera
membacanya.
3 12 26 6 47
79
Jika diberi tugas membaca oleh
dosen, saya mencari bahan
bacaan setelah tugas lain saya
selesaikan.
2 8 11 23 3 47
80
Dalam keseharian, saya selalu
menentukan target yang jelas
untuk melakukan kegiatan
membaca.
13 22 9 3 47
81
Target membaca yang saya
inginkan tidak pernah saya
tentukan ketika membaca.
1 9 9 23 5 47
82
Dalam setiap perkuliahan, saya
membaca literatur dari berbagai
sumber yang menantang untuk
menguasai ilmu melebihi
teman-teman Anda.
9 21 11 6 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
83
Dalam setiap perkuliahan, saya
tidak pernah membaca literatur
dari berbagai sumber dengan
tujuan untuk melebihi
kemampuan teman-teman saya.
2 18 14 9 4 47
84
Setelah selesai membaca, saya
merasa bangga jika hasil
membaca yang saya lakukan
dan saya dipresentasikan di
kelas mendapat kritik dan
masukan dari teman.
1 2 9 23 12 47
85
Setelah selesai membaca, saya
merasa kecewa jika hasil
membaca yang saya lakukan
dan saya dipresentasikan di
kelas mendapat kritik dan
masukan dari teman.
2 22 9 10 4 47
86
Setelah selesai membaca, saya
merasa bangga jika hasil
membaca yang saya lakukan
dan saya dipresentasikan di
kelas mendapat kritik dan
masukan dari dosen.
2 9 23 13 47
87
Setelah selesai membaca, saya
merasa kecewa jika hasil
membaca yang saya lakukan
dan saya dipresentasikan di
kelas mendapat kritik dan
masukan dari dosen.
5 16 7 15 4 47
88
Saya merasa puas jika dapat
menyelesaikan secara maksimal
tugas yang diberikan kepada
saya.
2 1 15 29 47
89
Saya sangat kecewa jika tugas
yang diberikan kepada saya
tidak dapat saya selesaikan
secara masimal.
1 4 4 20 18 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
90
Dalam perkuliahan dengan
rajin membaca, saya sangat
puas jika prestasi saya dapat
mengungguli teman-teman.
3 14 16 14 47
91
Selama perkuliahan dengan
rajin membaca, tidak terbersit
sedikitpun untuk mengungguli
teman-teman saya.
1 7 16 18 5 47
92
Selama perkuliahan, saya ingin
mencapai prestasi setinggi-
tingginya dengan cara rajin
membaca.
3 7 26 11 47
93
Saya merasa sangat kecewa jika
tidak mampu mencapai prestasi
kuliah setinggi-tingginya
melalui kegiatan membaca
literatur yang ditunjuk oleh
dosen.
3 7 23 14 47
94
Kebutuhan hidup yang
berhubungan dengan kebutuhan
ilmu pengetahuan dapat
dipenuhi melalui membaca.
2 5 26 14 47
95
Kebutuhan hidup yang
berhubungaan dengan ilmu
pengetahuan tidak selalu dapat
dipenuhi hanya melalui
membaca.
2 10 8 20 7 47
96
Jika berhasil menyelesaikan
tugas membaca, merasa
dihargaai jika mendapat pujian
dari dosen atau teman.
1 5 13 19 9 47
97
Jika berhasil menyelsaikan
tugas membaca, saya tidak
pernah mengharapkan pujian
dari dosen atau teman kuliah.
11 10 17 9 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
98
Saya sangat mengharapkan
bonus nilai dari dosen pada
akhir semester jika tugas
membaca (misalnya meringkas
buku), dapat saya selesaikan
dengan baik.
1 4 6 19 17 47
99
Saya tidak pernah
mengharapkan bonus nilai dari
dosen meskipun saya mampu
meringkas isi bacaan yang
ditugaskan karena keberhasilan
yang saya capai sudah
merupakan bonus tersendiri
bagi saya..
4 14 12 9 8 47
100
Saya mengharapkan ada
perhatian dari dosen atau teman
kuliah jika saya mampu
menyelesaikan tugas yang
sayaa kerjakan.
2 10 12 16 7 47
101
Saya tidak pernah
mengharapkan ada perhatian
dari dosen atau teman kuliah
jika saya mampu
menyelesaikan tugas yang saya
kerjakan.
3 13 10 15 6 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Angket Faktor Membaca
Indikator Skala Likert Jml
Res.
Skor Total
Skor SS STS
STS TS N S SS 1 2 3 4 5
1. 0 1 3 27 16 47 0 2 9 108 80 199 235 47
2. 0 11 3 22 11 47 0 44 9 44 11 108 235 47
3. 1 3 7 23 13 47 1 6 21 92 65 185 235 47
4. 1 2 0 13 31 47 1 4 0 52 155 212 235 47
5. 1 2 5 19 20 47 5 8 15 38 20 86 235 47
6. 1 19 5 16 6 47 5 76 15 32 6 134 235 47
7. 1 9 16 15 6 47 1 18 48 60 30 157 235 47
8. 2 16 16 10 3 47 2 32 48 40 15 137 235 47
9. 6 20 15 5 1 47 6 40 45 20 5 116 235 47
10. 0 4 4 31 8 47 0 8 12 124 40 184 235 47
11. 0 0 5 21 21 47 0 0 15 84 105 204 235 47
12. 0 2 5 25 15 47 0 4 15 100 75 194 235 47
13. 0 12 5 14 16 47 0 48 15 28 16 107 235 47
14. 3 4 13 23 4 47 3 8 39 92 20 162 235 47
15. 0 0 3 30 14 47 0 0 9 120 70 199 235 47
16. 0 3 5 30 9 47 0 6 15 120 45 186 235 47
17. 6 16 10 14 1 47 30 64 30 28 1 153 235 47
18. 0 4 8 26 9 47 0 8 24 104 45 181 235 47
19. 2 2 0 22 21 47 2 4 0 88 105 199 235 47
20. 0 6 9 15 17 47 0 12 27 60 85 184 235 47
21. 1 2 4 22 18 47 5 8 12 44 18 87 235 47
22. 0 5 5 21 16 47 0 10 15 84 80 189 235 47
23. 2 6 4 28 7 47 2 12 12 112 35 173 235 47
24. 1 9 7 23 7 47 1 18 21 92 35 167 235 47
25. 0 3 8 23 13 47 0 6 24 92 65 187 235 47
26. 1 3 7 28 8 47 1 6 21 112 40 180 235 47
27. 10 19 10 5 3 47 10 38 30 20 15 113 235 47
28. 5 16 8 11 7 47 5 32 24 44 35 140 235 47
29. 0 10 7 14 16 47 0 20 21 56 80 177 235 47
30. 3 7 3 21 13 47 3 14 9 84 65 175 235 47
31. 2 7 4 25 9 47 2 14 12 100 45 173 235 47
32. 0 2 7 27 11 47 0 4 21 108 55 188 235 47
33. 0 1 7 23 16 47 0 2 21 92 80 195 235 47
34. 4 11 9 20 3 47 4 22 27 80 15 148 235 47
35. 0 2 6 27 12 47 0 4 18 108 60 190 235 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
36. 1 6 4 18 18 47 5 24 12 36 18 95 235 47
37. 1 0 6 21 19 47 5 0 18 42 19 84 235 47
38. 0 8 10 23 6 47 0 16 30 92 30 168 235 47
39. 1 8 9 24 5 47 1 16 27 96 25 165 235 47
40. 0 0 1 10 36 47 0 0 3 40 180 223 235 47
41. 1 9 10 20 7 47 1 18 30 80 35 164 235 47
42. 1 8 12 21 5 47 1 16 36 84 25 162 235 47
43. 0 2 7 26 12 47 0 4 21 104 60 189 235 47
44. 0 0 3 32 12 47 0 0 9 128 60 197 235 47
45. 0 15 20 9 3 47 0 30 60 36 15 141 235 47
46. 5 20 14 8 0 47 5 40 42 32 0 119 235 47
47. 2 16 9 12 8 47 2 32 27 48 40 149 235 47
48. 2 8 7 19 11 47 2 16 21 76 55 170 235 47
49. 0 5 8 21 13 47 0 10 24 84 65 183 235 47
50. 0 5 7 24 11 47 0 10 21 96 55 182 235 47
51. 1 1 11 24 10 47 1 2 33 96 50 182 235 47
52. 1 12 24 9 1 47 1 24 72 36 5 138 235 47
53. 0 4 12 23 8 47 0 8 36 92 40 176 235 47
54. 0 9 15 20 3 47 0 18 45 80 15 158 235 47
55. 1 6 13 21 6 47 1 12 39 84 30 166 235 47
56. 1 5 13 25 3 47 1 10 39 100 15 165 235 47
57. 0 3 7 29 8 47 0 6 21 116 40 183 235 47
58. 0 6 8 22 11 47 0 12 24 88 55 179 235 47
59. 3 5 13 20 6 47 3 10 39 80 30 162 235 47
60. 0 14 11 17 5 47 0 28 33 68 25 154 235 47
61. 1 15 7 19 5 47 1 30 21 76 25 153 235 47
62. 0 4 3 29 11 47 0 8 9 116 55 188 235 47
63. 0 7 12 22 6 47 0 14 36 88 30 168 235 47
64. 1 8 17 15 6 47 1 16 51 60 30 158 235 47
65. 1 18 13 10 5 47 1 36 39 40 25 141 235 47
66. 2 11 21 10 3 47 2 22 63 40 15 142 235 47
67. 0 6 19 16 6 47 0 12 57 64 30 163 235 47
68. 0 2 8 25 12 47 0 4 24 100 60 188 235 47
69. 0 6 10 21 10 47 0 12 30 84 50 176 235 47
70. 2 16 12 14 3 47 2 32 36 56 15 141 235 47
71. 0 15 16 13 3 47 0 30 48 52 15 145 235 47
72. 0 1 8 29 9 47 0 2 24 116 45 187 235 47
73. 1 2 4 32 8 47 1 4 12 128 40 185 235 47
74. 0 0 6 24 17 47 0 0 18 96 85 199 235 47
75. 0 0 4 23 20 47 0 0 12 92 100 204 235 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
76. 0 3 4 28 12 47 0 6 12 112 60 190 235 47
77. 1 8 8 25 5 47 5 32 24 50 5 116 235 47
78. 0 3 12 26 6 47 0 6 36 104 30 176 235 47
79. 2 8 11 23 3 47 10 32 33 46 3 124 235 47
80. 0 13 22 9 3 47 0 26 66 36 15 143 235 47
81. 1 9 9 23 5 47 5 36 27 46 5 119 235 47
82. 0 9 21 11 6 47 0 18 63 44 30 155 235 47
83. 2 18 14 9 4 47 10 72 42 18 4 146 235 47
84. 1 2 9 23 12 47 1 4 27 92 60 184 235 47
85. 2 22 9 10 4 47 10 88 27 20 4 149 235 47
86. 0 2 9 23 13 47 0 4 27 92 65 188 235 47
87. 5 16 7 15 4 47 25 64 21 30 4 144 235 47
88. 0 2 1 15 29 47 0 4 3 60 145 212 235 47
89. 1 4 4 20 18 47 5 16 12 40 18 91 235 47
90. 0 3 14 16 14 47 0 6 42 64 70 182 235 47
91. 1 7 16 18 5 47 5 28 48 36 5 122 235 47
92. 0 3 7 26 11 47 0 6 21 104 55 186 235 47
93. 0 3 7 23 14 47 0 6 21 92 70 189 235 47
94. 0 2 5 26 14 47 0 4 15 104 70 193 235 47
95. 2 10 8 20 7 47 10 40 24 40 7 121 235 47
96. 1 5 13 19 9 47 5 20 39 38 9 111 235 47
97. 0 11 10 17 9 47 0 22 30 68 45 165 235 47
98. 1 4 6 19 17 47 5 16 18 38 17 94 235 47
99. 4 14 12 9 8 47 4 28 36 36 40 144 235 47
100. 2 10 12 16 7 47 10 40 36 32 7 125 235 47
101. 3 13 10 15 6 47 3 26 30 60 30 149 235 47
Jumlah 239 1836 2721 7286 4197 16279 23735 4747
Hasil = 16279/23735x100% = 68,59%
(masuk kategori tinggi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 6
Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002,Telp.: 0274-513301 – ext. 1405,Fax.: 0274-562383,e-mail:
[email protected] 0274-562383
TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN
Nama Mahasiswa : _________________________________
Semester : _________________________________
Nama PT : _________________________________
Jurusan/ Prodi : _________________________________
PETUNJUK PENGERJAAN
a. Setiap soal disusun berdasarkan penggalan teks non fiksi
b. Bacalah setiap penggalan dengan saksama agar dapat menjawab pertanyaan
sebaik-baiknya!
c. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E jawaban yang Anda
anggap paling tepat!
Paragraf di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan nomor 1
s.d. 5
1) “Penundaan terbang bisa terjadi karena banyak alasan. Pesawat
Alaska Airlines terpaksa menunda penerbangan Los Angeles-Portland, Sabtu
lalu, gara-gara ada penumpang yang digigit kala Jengking. Juru bicara
maskapai itu Cole Cosgrove, Minggu (15/2), menjelaskan, perempuan
penumpang itu telah ditangani staff medis. Penumpang ini terkena sengatan di
lengannya. “tak seorang pun ketakutan, termasuk perempuan yang tersengat
kala Jengking. Awak pesawat telah melakukan tugas dengan baik, demikian
pula pilot,” katanya sebagaimana dikutip CNN.
2) Gara-gara insiden ini, pesawat harus kembali lagi ke terminal.
Perempuan yang kena sengatan menjalani pemeriksaan kesehatan dan
mendapat pengobatan. Tidak diketahui dari mana asal kalajengking itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
Namun, sebelum tiba di Los Angeles, pesawat itu terbang dari Los Cabos,
Mexico. Ternyata kala Jengking pun ingin merasakan perjalanan udara”.
(Kompas: Selasa, 17 Februari 2015)
1. Arti kata “staff” dalam penggalan paragraf di atas adalah …
A. Anggota
B. Bagian
C. Petugas
D. Bidang
E. Devisi
2. Arti kata “insiden” dalam paragraf di atas adalah ….
A. Kejadian
B. Kecelakaan
C. Musibah
D. Peristiwa
E. A, B, C, dan D semua benar.
3. Pikiran utama paragraf kedua di atas adalah ….
A. Gara-gara insiden ini, pesawat harus kembali lagi ke terminal.
B. Perempuan yang kena sengatan menjalani pemeriksaan kesehatan dan
mendapat pengobatan.
C. Tidak diketahui dari mana asal kalajengking itu.
D. Namun, sebelum tiba di Los Angeles, pesawat itu terbang dari Los Cabos,
Mexico. Ternyata kala Jengking pun ingin merasakan perjalanan udara”.
E. Kala Jengking memang suka menggigit perempuan.
4. Makna tersurat yang terdapat dalam paragraf di atas adalah ….
A. Penumpang yang tersengat Kala Jengking telah ditangani staff medis.
B. Gara-gara ada penumpang yang digigit Kala Jengking, pesawat Alaska Air
Line terpaksa kembali ke terminal.
C. Gara-gara ada penumpang pesawat yang digigit Kala Jengking,
penerbanagan Los-Angeleles – Portland tertunda.
D. Sebelum tiba di Los Angeles, pesawat itu terbang dari Los Cabos, Mexico.
E. Pemberitahuan juru bicara maskapai Alaska Air Line tentang adanya
penumpang yang digigit Kala Jengking.
5. Makna tersirat dalam paragraf di atas adalah ….
A. Gara-gara ada yang membawa Kala Jengking dan menyengat salah
seorang penumpangnya, pesawat Alaska Air Line terpaksa menunda
penerbangan.
B. Gara-gara ada penumpang pesawat yang tidak tertib mengikuti aturan,
penerbangan dapat terganggu.
C. Tidak diketahui pembawa Kala Jengking ke dalam pesawat.
D. Karena kecerobohan penumpang, penerbangan dapat terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
E. Untung saja hanya Kala Jengking, apa lagi kalau penumpangnya ada yang
membawa bom.
6. Pernyataan di bawah ini yang merupakan penerapan teori adalah ….
A. Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 berbunyi bahwa
“Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”. Oleh karena itu, bahasa
pengantar pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia wajib menggunakan
bahasa Indonesia.
B. Belum banyak warga negara Indonesia yang memahami arti penting
Bhinneka Tunggal Ika maka kadang-kadang hanya karena perbedaan
afiliasi politik tega bermusuhan dengan bangsa sendiri.
C. Tindak ;pidana korupsi adalah kejahatan yang sangat merugikan bangsa
dan negara..
D. Udara di Yogyakarta jauh berbeda dari udara di Malang karena ketinggian
DPL juga berbeda.
E. Seorang vegetarian hanya mengonsumsi sayur-sayuran dan selalu
menghindari daging.
7. Pernyataan di bawah ini merupakan penerapan teori secara benar untuk
memecahkan masalah .…
A. Kalimat “Semua orang diperkotaan menginginkan disediakan taman
bermain untuk anak-anak”. Penggunaan “di” pada “diperkotaan” dan
“dibangunkan” adalah awalan.
B. Kalimat “Dalam perkembangan perekonomian Indonesia selalu terhambat
oleh naik turunnya harga minyak dunia”. Struktur kalimat tersebut
menyalahi pola kalimat bahasa Indonesia karena tidak ada subjek kalimat.
C. Kalimat “seorang pengemudi becak sering melanggar aturan lalu lintas
dengan alasan jalan menaik”. Struktur kalimat tersebut menyalahi pola
kalimat bahasa Indonesia karena tidak ada subjek kalimat.
D. Kalimat “Permasalahan yang dihadapi para petani di pedesaan adalah
sering tidak tersedianya pupuk pada masa tanam”. Struktur kalimat
tersebut menyalahi pola kalimat bahasa Indonesia karena tidak ada
predikat.
E. “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul” adalah peribahasa yang
berarti berat ringannya beban tergantung banyak sedikitnya orang yang
membawa.
Pargraf berikut sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan nomor 8 s.d 9
“Pendidikan karakter merupakan terobosan dalam dunia pendidikan untuk
membentuk mental dan kepribadian anak. Mereka adalah calon pewaris sah
masa depan bangsa. Jika mental dan kepribadian mereka tidak ditempa sedini
mungkin, tidak mustahil di masa depan akan terus terjadi berbagai
penyimpangan yang melanggar aturan, seperti korupsi, ketidakdisiplinan,
tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, peranan guru sangat besar untuk
menanamkan pendidikan karakter melalui setiap mata pelajaran. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
untuk melaksanakan pendidikan karakter tidaklah mudah. Kurikulum sekolah
yang berubah-ubah tidak selalu memasukkan pendidikan karakter sebagai
mata pelajaran”.
8. Paragraf di atas dapat disimpulkan sebagai berikut ….
A. Jika mental dan kepribadian anak tidak ditempa sedini mungkin, di masa
depan akan terus terjadi berbagai penyimpangan yang melanggar aturan,
seperti korupsi, ketidakdisiplinan, tidak bertanggung jawab
B. Hubungan pendidikan karakter ddengan peranan guru mata pelajaran.
C. Peranan guru sangat besar untuk menanamkan pendidikan karakter melalui
setiap mata pelajaran agar tidak terjadi penyimpangan aturandi masa-masa
mendatang.
D. Pendidikan karakter merupakan terobosan dalam dunia pendidikan untuk
membentuk mental dan kepribadian anak.
E. Untuk melaksanakan pendidikan karakter tidaklah mudah. Kurikulum
sekolah yang berubah-ubah tidak selalu memasukkan pendidikan karakter
sebagai mata pelajaran.
9. Paragraf di atas dapat diikhtisarkan sebagai berikut.
A. (1) Pendidikan karakter perlu diberikan sedini mungkin, (2) Pendidikan
karakter untuk menghindari penyimpangan aturan, (3) Pentingnya
pendidikan karakter bagi anak, (4) peranan guru sangat penting dalam
pendidikan karakter.
B. Pendidikan karakter sangat penting bagi anak untuk menghindari
penyimpangan aturan di masa-masa yang akan datang.
C. (1) Pentingnya pendidikan karakter bagi anak, (2) pendidikan karakter
perlu diberikan sedini mungkin, (3) Pendidikan karakter untuk
menghindari penyimpangan aturan, (4) peranan guru sangat penting dalam
pendidikan karakter.
D. Pentingnya peranan pendidikan karakter bagi anak agar tidak terjadi
penyimpanngan aturan di masa datang.
E. Peranan guru sangat penting dalam memberikan pendidikan karakter
melalui setiap mata pelajaran.
Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal nomor
10 s.d. 13
1) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar
Zulkarnain mengatakan maraknya perburuan batu mulia di sekitar daerah
Sungai Luk Ulo mengancam kelestarian lingkungan dan situs batuan
purbakala Karang Sambung. Kegiatan penambangan harus dilakukan
terencana dan matang agar tidak merusak batuan purba barusia jutaan tahun.
2) Menurut Iskandar pihaknya tak ingin melarang kegiatan
penambangan yang dilakukan oleh masyarakat. “Persoalannya masyarakat
butuh. Kalaupun mau menambang, maka harus dilakukan perencanaan,”
ujarnya kemarin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
10. Pernyataan yang tepat untuk menganalisis suatu masalah adalah ….
A. Kepala LIPI memprihatinkan perburuan batu mulia sungai Luk Ulo,
Karang Sambung.
B. Kegiatan penambangan batu mulia di Luk Ulo, Karang Sambung harus
dilakukan terencana dan matang agar tidak merusak cagar alam batuan
berusia jutaan tahun.
C. Agar situas batuan Luk Ulo, Karang Sambung tidak rusak, penambangan
harus dilakukan perencanaan.
D. Batu mulia di Luk Olo, Karang sambung bernilai tinggi.
E. Kepala LIPI tidak ingin melarang kegiatan penambangan yang dilakukan
oleh masyarakat.
11. Informasi yang perlu dikumpulkan untuk menyelesaikan masalah dalam paragraf di
atas adalah …. A. Penambangan batuan purba di sungai Luk Ulo, Karang Sambung perlu
dihentikan. B. (1) Pernyataan Kepala LIPI, (2) Perburuan batu mulia di sungai Luk Ulo, (3)
Masyarakat membutuhkan, (4) Perburuan perlu perencanaan.. C. (1) Situs batuan purbakala perlu dilestarikan, (2) Sungai Luk Ulo banyak
menyimpan baagu akik, (3) Penambangan harus dilaraang. D. Masyarakat membutuhkan penambangan batu akik di sungai Luk UlO sebagai
sumber penghidupan. E. Situs purbakala di Luk Ulo sudah berusia jutaan tahun.
12. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam paragraf di atas, pemecahan masalahnya
adalah …. A. Penambangan batu mulia di sungaai Luk Ulo, Karang Sambung tidak
perlu dilarang tetapi perlu perencanaan yang matang agar tidak merusak
pelestarian cagar alam batuan berusia jutaan tahun.
B. Pernyataan Kepala LIPI membuat masyarakat menjadi tenang.
C. Batu mulia di sungai Luk Ulo sudah berusia jutaan tahun.
D. Pihaknya tak ingin melarang kegiatan penambangan yang dilakukan oleh
masyarakat. “Persoalannya masyarakat butuh. Kalaupun mau menambang,
maka harus dilakukan perencanaan”.
E. Kegiatan penambangan harus dilakukan terencana dan matang agar tidak
merusak batuan purba barusia jutaan tahun.
13. Setelah membaca paragraf di atas, prediksi yang mungkin terjadi adalah ….
A. Situs batuan purbakala Karang Sambung akan rusak.
B. Jika situs purbakala tidak dijaga dengan baik, ada kemungkinan situs-situs
di tempat lain juga akan dirusak untuk kepentingan sesaat.
C. Akan semakin banyak yang terjangkit demam batu akik.
D. Masyarakat akan semakin sadar perlunya pelestarian cagar budaya.
E. Penambang pasir di hulu sungai Luk Ulo perlu dihentikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Penggalan teks berikut sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan no.
14 s.d. 15
1) Seorang ibu mengeluh sering dianggap pelit oleh tetangganya ketika
menanyakan kepada anaknya perihal uang seratus perak yang diberikannya
tadi pagi. Bukan hanya itu saja, suaminya juga sering mengatakan dia terlalu
teliti saat menanyai anaknya tentang alokasi uang yang diberikannya itu.
2) "Tetangga saya sering bilang saya pelit karena bertanya terus pada
anak saya tentang uang yang saya berikan. Maksud saya bukan karena pelit,
tetapi untuk mengetahui apakah yang dilakukan anak saya benar atau
tidak,'' terang si ibu saat menjelaskan perilakunya itu.
14. Jika dievaluasi dari pemakaian bahasa Indonesia pargraf pertama di atas
kurang efektif.
A. Isinya hanya berupa keluh kesah seorang Ibu tentang anaknya.
B. Pemakaian akhiran “-nya” pada paragraf pertama kurang efektif karena
diulang berkali-kali.
C. Ibu hanya ingin “curhat” melalui tulisannya.
D. Kalimat pertama terlalu panjang.
E. Kalimat pertama terjadi elipsis subjek pada anak kalimat.
15. Berdasarkan isinya, kedua paragraf di atas masih cukup informatif karena ….
A. mempermasalahkan uang seratus perak.
B. setiap keluarga memiliki cara sendiri-sendiri dalam mendidik anak.
C. anaknya agar tidak suka minta uang terus.
D. tetangga dan suaminya memang rewel.
E. ingin menjelaskan alasan mengapa dia melakukan hal seperti itu.
Penggalan paragraf di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal
nomor 16 s.d. 18
1) Memberantas korupsi tidak harus heboh besar-besaran tetapi dapat
juga dilakukan secara kecil-kecilan mulai dari rumah tangga. Jika gerakan
memberantas korupsi dilakukan oleh setiap keluarga dengan cara pencegahan,
niascaya di masa datang tidak akan ada anak manusia yang berani korupsi di
pemerintahan.
2) Jika ada seseorang yang melakukan korupsi, orang pertama yang harus
dihukum atas tindakan korupsi adalah orang tua sang koruptor. Benih koruptor
itu sudah disebar 20-25 tahun yang lalu oleh kedua orang tuanya. Dan saat
inilah benih itu tumbuh dan merajalela. Seandainya kedua orang tua selalu
peduli terhadap perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab terhadap perilaku
anak, tidak akan ada keluarga yang melahirkan koruptor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
16. “Pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab KPK dan
POLRI”. Pernyataan yang sejalan dengan kalimat di atas adalah ….
A. Korupsi tidak mungkin dapat diberantas jika moral manusianya sudah
terlanjur terjangkit virus korupsi.
B. Politisi yang duduk di lembaga legislatif juga banyak yang terlibat
korupsi.
C. Pencegahan korupsi sulit dilakukan selama oknum-oknum di KPK,
POLRI, Kejaksaan, dan Kehakiman belum bersih dari koruptor. .
D. Pemberantasaan korupsi dapat juga dilakukan melalui keluarga,
masyarakat, dan sekolah.
E. Pencegahan korupsi dapat dilakukan sejak anak masih di sekolah.
17. “Jika ada seseorang yang melakukan korupsi, orang pertama yang harus
dihukum atas tindakan korupsi adalah orang tua sang koruptor. Benih
koruptor itu sudah disebar 20-25 tahun yang lalu oleh kedua orang tuanya”. Pernyataan di atas sejalan dengan pernyataan di bawah ini, KECUALI .... A. Peranan keluarga sangat penting untuk melakukan pencegahan tindak
pidana korupsi.
B. Orang tua ikut bertanggung jawab terhadap korupsi yang dilakukan
oleh anak-anak mereka.
C. Pelaku korupsi adalah produk dari pendidikan yang terjadi di dalam
keluarga.
D. Benih korupsi sudah disebar sejak 20 – 25 tahun yang lalu.
E. Tindakan korupsi ibarat penghisap ganja, sekali melakukan dan
merasakan nikmatnya, mereka akan kecanduan.
18. “Seandainya kedua orang tua selalu peduli terhadap perilaku jujur, disiplin,
bertanggung jawab terhadap perilaku anak, tidak akan ada keluarga yang
melahirkan koruptor”. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa .... A. Agar tidak menjadi koruptor, orang tua harus menanamkan perilaku
jujur, disiplin, dan tanggung jawab kepada anak melalui keluarga.
B. Perhatian terhadap pendidikan kejujuran, kedisiplinan, dan penanaman
rasa tannggung jawab akan dapat mencegah perilaku korupsi.
C. Untuk mencegah perilaku korupsi, peranan orang tua untuk
menanamkan perilaku jujur, disiplin, dan tanggung jawab.
D. Sumber utama lahirnya koruptor adalah keluarga.
E. Masyarakat ikut andil melahirkan terjadinya korupsi.
Paragraf di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan nomor
19 s.d. 21
3) Seorang ibu mengeluh sering dianggap pelit oleh tetangganya ketika
menanyakan kepada anaknya perihal uang seratus perak yang diberikannya
tadi pagi. Bukan hanya itu saja, suaminya juga sering mengatakan dia terlalu
teliti saat menanyai anaknya tentang alokasi uang yang diberikannya itu.
4) "Tetangga saya sering bilang saya pelit karena bertanya terus pada
anak saya tentang uang yang saya berikan. Maksud saya bukan karena pelit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
tetapi untuk mengetahui apakah yang dilakukan anak saya benar atau
tidak,'' terang si ibu saat menjelaskan perilakunya itu.
19. Makna tersurat dalam paragraf pertama di atas adalah ….
A. Ibu lain terlalu bawel karena ikut mengurus urusan rumah tangga
orang lain.
B. Suaminya tidak memahami maksud istrinya
C. Seoranag Ibu bercerita karena ada Ibu lain, dan juga suaminya
menuduh bahwa Ibu itu terlalu pelit karena menanyakan uang seratus
perak yang diberikan kepada anaknya tadi pagi.
D. Ibu memang pelit karena hanya uang seratus perak diminta
mempertanggung-jawabkan.
E. Seorang Ibu harus mendidik anak sejak dini agar anak belajar
bertanggung jawab.
20. Makna tersirat kedua paragraf di atas adalah ….
A. Hakikat pendidikan anti korupsi.
B. Ibu mendidik anak sejak dini agar kelak dapat bertanggung jawab
terhadap kepercayaan yang diberikan kepadanya.
C. Mendidik bertanggung jawab kepada anak tidak harus sampai hal-hal
sekecil itu.
D. Ibu ingin memberi penjelasan kepada semua orang, apakah tindakan
anaknya benar atau salah.
E. Ibu tidak senang jika urusan rumah tangganya dicampuri oleh orang
lain.
21. Berdasarkan isi dua paragraf di atas dapat disimpulkan bahwa ….
A. Orang tua yang terlalu pelit tanpa jelas tujuannya akan merepotkan
anak.
B. Setiap orang harus mengurusi rumah tangga sendiri tanpa harys
dicampuri oleh keluarga lain.
C. Orang tua harus memberi kesempatan kepada anak agar belajar
bertanggung jawab.
D. Pada hakikatnya pendidikan anti korupsi harus diberikan sedini
mungkin mulai dari hal-hal kecil, seperti uang jajan seratus perakpun
harus dipertanggungjawabkan oleh anak kepada ibunya.
E. Orang tua tidak boleh terlalu banyak ngomong tentang uang saku yang
sudah diberikan kepada anaknya.
Penggalan teks berikut sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan
nomor 22 s.d. 23
1) KETUA Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menantang
mantan hakim konstitusi Arsyad Sanusi untuk membongkar kecurangan-
kecurangan pada lembaga yang dipimpinnya. Dia mengaku tak khawatir
terhadap langkah mantan anak buahnya tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
2) "Pak Arsyad bilang akan membongkar borok MK. Ini yang saya
tunggu. Sejak dulu kalau ada orang bermasalah di sini selalu bilang akan
dibongkar, tapi tidak pernah ada sampai sekarang. Saya tunggu,
bongkarlah, kalau perlu bawa traktor, apa kesalahan MK?" ujarnya saat
menggelar jumpa pers di kantornya kemarin.
3) Sebelumnya, Arsyad mengancam akan membongkar praktik mafia
di MK setelah Mahfud dan Sekjen MK sendiri M Gaffar mengungkapkan
pesan Arsyad dalam dugaan pemalsuan dan penggelapan surat MK ke
KPU untuk sengketa hasil pemilu di daerah pemilihan Sulawesi Selatan
dalam Panja Mafia Pemilu DPR, Selasa (21/06).
Sinar Indonesia, 23 Juni 2011
22. Makna tersurat paragraf kedua di atas adalah ….
A. Mahfud menunggu bukti ancaman Arsyad
B. Pak Arsyad bilang akan membongkar borok MK.
C. Sejak dulu kalau ada orang bermasalah di sini selalu bilang akan
membongkjar borok MK.
D. Penjelasan Mafud ketika mengadakan jumpa pers di kantornya.
E. Banyak orang akan membongjkar borok MK tetapi tidak pernah
dilakukan.
23. Makna tersirat paragraf dua teks di atas adalah ….
A. MK merupakan lembaga tempat pencari keadilan bagi siapa pun.
B. Mahfud tidak takut terhadap ancaman Arsyad mantan anak buahnya
yang akan membongkar borok MK.
C. Ancaman Arsyad hanyalah gertak sambal untuk menakut-nakuti
Mahfud sebagai ketua MK.
D. Mahfud menantang kesungguhan ancaman Arsyad.
E. Arsyad adalah pelaku pemalsuan dan penggelapan surat MK ke KPU
untuk sengketa hasil pemilu di daerah pemilihan Sulawesi Selatan
dalam Panja Mafia Pemilu DPR.
Paragraf di bawah ini digunakan untuk menjawab pertanyaan nomor
24 s.d 26.
Pemakaian bahasa dalam masyarakat ada yang santun dan ada yang
tidak santun. Fenomena demikian akan terus terjadi dalam masyarakat
seperti halnya pemakaian kaidah-kaidah lain, seperti kaidah bahasa yang
baik dan kaidah bahasa yang benar. Mengapa demikian? Ada beberapa
alasan, antara lain (a) tidak semua orang memahami kaidah kesantunan,
(b) ada yang memahami kaidah tetapi tidak mahir menggunakan kaidah
kesantunan, (c) ada yang mahir menggunakan kaidah kesantunan dalam
berbahasa tetapi tidak mengetahui bahwa yang digunakan adalah kaidah
kesantunan, dan (d) tidak memahami kaidah kesantunan dan tidak mahir
berbahasa secara santun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
24. Berdasarkan paragraf di atas, “fenomena ketidaksantunan pemakaian bahasa
akan terus terjadi seperti halnya pemakaian bahasa yang baik dan benar”. Jika
dilihat dari fakta yang ada pernyataan tersebut membuktikan bahwa ….
A. Fenomena tersebut merupakan fakta yang dapat ditemukan di dalam
masyarakat sampai kapan pun.
B. Kemampuan berbahasa secara santun harus terus disosialisasi kepada seluruh
masyarakat.
C. Banyak orang yang tidak mengetahui kaidah berbahasa secara santun tetapi
ketika berbahasa justru santun.
D. Banyak orang yang mengetahui kaidah berbahasa secara santun tetapi ketika
berbahasa justru tidak santun.
E. Banyak orang yang tidak memahami kaidah kesantunan dan tidak
mahir berbahasa secara santun.
25. Berdasarkan paragraf di atas, terlihat perbedaan secara jelas antara fakta, data,
dan opini. Yang merupakan fakta dalam paragraf tersebut adalah ….
A. Kemampuan berbahasa secara santun harus terus disosiaalisasikan
kepada masyarakat. B. Banyak warga masyarakat yang belum mampu berbahasa secara baik,
benar,dan santun.
C. Kaidah bahasa santun berbeda denngan kaidah bahasa yang baik dan benar.
D. Setiap orang yang mampu berbahasa secara benar pasti mampu berbahasa
secara santun.
E. Fenomena pemakaian bahasa yang santun maupun tidak santun akan semakin
berkurang di dalam masyarakat.
26. Kalimat yang tidak efektif dalam paragraf di atas adalah ….. A. Pemakaian bahasa dalam masyarakat ada yang santun dan ada yang
tidak santun.
B. Fenomena demikian akan terus terjadi dalam masyarakat seperti
halnya pemakaian kaidah-kaidah lain, seperti kaidah bahasa yang baik
dan kaidah bahasa yang benar.
C. Tidak semua orang memahami kaidah kesantunan.
D. Ada yang memahami kaidah tetapi tidak mahir menggunakan kaidah
kesantunan.
E. Ada yang mahir menggunakan kaidah kesantunan dalam berbahasa
tetapi tidak mengetahui bahwa yang digunakan adalah kaidah
kesantunan.
27. Pernyataan di bawah ini merupakan penciptaan konsep baru berdasarkan konsep
yang sudah ada sebelumnya.
A. Candi Prambanan dibuat zaman dinasti Syailendra.
B. Menulis cerpen berdasarkan tema yang sudah ditentukan sebelumnya.
C. Pak sigit memahat patung Dewi Syiwa berdasarkan patung yang ada di candi
Prambanan.
D. Pak Bondan memang mahir membatik menggunakan kain sutera.
E. Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh WR Supratman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
28. Pernyataan berikut merupakan usaha memanipulasi keadaan yang sebenarnya
ke dalam keadaan yang diinginkan. A. Keripik singkong yang diolah secara modern dapat meningkatkan nilai
tambah secara ekonomi.
B. Proses pengolahan keripik singkong yang dilakukan secara manual
membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.
C. Untuk dapat membuat keripik singkong yang baik dibutuhkan kualitas
singkong bermutu tinggi.
D. Produksi keripik singkong sedang booming seperti perdagangan batu
akik. E. Pengrajin keripik di Wedi Klaten terampil membuat keripik singkong rasa
emping mlinjo.
Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab
pertanyaan nomor 29 s.d. 30.
Perdagangan narkoba tidak hanya membahayakan generasi muda
tetapi juga menjadi ancaman bagi keselamatan negara. Columbia
merupakan salah satu contoh negara yang dikendalikan oleh pedagang
narkoba sehingga seakan-akan di dalam negara ada dua pemerintahan
yang berkuasa. Negara Columbia hampir tidak mampu memberantas
peredaran narkoba karena konglomerat di Columbia sudah mampu
menguasai tokoh-tokoh politik yang duduk di parlemen maupun di
pemerintahan.
Jika Indonesia tidak ingin menjadi negara seperti Columbia,
masyarakat perlu mendukung pemerintah untuk menerapkan hukuman
mati bagi pedagang narkoba. Apa lagi, akhir-akhir ini perdagangan
narkoba di Indonesia tidak hanya melibatkan pedagang domestik tetapi
sudah merambah ke pedagang internasional.
29. Setelah membaca teks di atas, prediksi yang mungkin terjadi adalah ….
A. Pemerintah akan semakin tegas dalam menindak pedagang dan pengedar
narkoba di Indonesia.
B. Perdagangan narkoba di Indonesia bukan hanya melibatkan pedagang
domestik tetapi juga pedagang internasional.
C. Ancaman bahaya narkoba sudah merambah ke generasi muda termasuk anak-
anak sekolah.
D. Pemerintah perlu dukungan semua pihak untuk memberantas peredaran
narkoba.
E. Clumbia merupakan contoh negara yang dikuasai oleh pedagang narkoba.
(19)
30. Jika pemerintah Indonesia bersikap tegas, dapat diprediksi bahwa perdagangan
dan peredaran narkoba …. A. dapat berkurang karena pedagang narkoba akan berpikir dua tiga kali untuk
mengedarkan narkoba di Indonesia. B. tetap berkembang karena mereka melihat keuntungan yang sangat besar dari
perdagangan narkoba. C. dimusuhui oleh seluruh rakyat Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
D. terus terjadi dengan mencari celah yang mungkin dilakukan untuk
menyelundupkan narkoba.
E. beralih ke bisnis kelontong atau barang-barang lain yang tidak dilarang
oleh pemerintah Indonesia.
Penggalan teks berikut untuk menjawab pertanyaan soal nomor 31
s.d. 32
Pemakaian bahasa dalam masyarakat ada yang santun dan ada yang
tidak santun. Fenomena demikian akan terus terjadi dalam masyarakat
seperti halnya pemakaian kaidah-kaidah lain, seperti kaidah bahasa yang
baik dan kaidah bahasa yang benar. Mengapa demikian? Ada beberapa
alasan, antara lain (a) tidak semua orang memahami kaidah kesantunan,
(b) ada yang memahami kaidah tetapi tidak mahir menggunakan kaidah
kesantunan, (c) ada yang mahir menggunakan kaidah kesantunan dalam
berbahasa tetapi tidak mengetahui bahwa yang digunakan adalah kaidah
kesantunan, dan (d) tidak memahami kaidah kesantunan dan tidak mahir
berbahasa secara santun.
31. Pokok masalah yang dibahas dalam penggalan di atas adalah ….
A. Kondisi pemakaian bahasa dalam masyarakat
B. Alasan mengapa seseorang tidak berbahasa santun
C. Kesantunan berbahasa dan faktor-faktor penyebab kesantunan.
D. Perbedaan bahasa yang baik dan benar dengan bahasa yang santun.
E. Banyak orang yang belum mahir berbahasa secara santun.
32. Prediksi yang dapat dilakukan oleh pembaca setelah membaca paragraf di
atas adalah ….
A. Orang yang mampu berbahasa santun pasti mampu berbahasa secara
baik dan benar.
B. Karena pentingnya pemakaian berbahasa secara santun, pembelajaran
bahasa santun akan semakin mendpat perhatian oleh guru di sekolah.
C. Akan lebih banyak pemakai bahasa yang benar dari pada pemakai
bahasa yang santun.
D. Di masa-masa yang akan datang akan semakin bertambah jumlah
orang yang mampu berbahasa secara santun.
E. Tidak akan ada perubahan pemakai bahasa yang santun di masa-masa
mendatang.
Paragraf di bawah ini dipakai sebagai dasar untuk menjawab
pertanyaan nomor 33 s.d 36.
1) Pengurus Ikatan Alumni Universitas Indonesia, dan Alumni
Institut Pertanian Bogor dan Alumni Institut Teknologi Bandung
mendatangi Markas Besar Polri di Jakarta, kemarin. Rombongan
akademikus yang terdiri atas 50 orang yang dipimpin anggota tim
independen sekaligus pengurus Ikatan Alumni UI, Imam Prasodjo,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
tersebut diterima Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti,
Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Budi
Waseso, dan pejabat lainnya. Imam meminta jaminan agar mereka tak
dijadikan tersangka karena sikap yang diambilnya. “Kemarin kami
membela KPK, tapi ada ingatan lama, jangan-jangan kami calon
tersangka,” kata Imam.
2) Dalam kesempatan itu, pakar hukum tata Negara dari Universitas
Indonusa Esa Unggul, Refly Harun, mengaku tertawa ketika mendengar
Polri menetapkan Bambang Widjojanto sebagai tersangka karena
menggelar briefing terhadap saksi. “Kasus BW very-very ordninary,” ujar
Refly. Refly juga menyoroti kasus yang menjerat Ketua KPK Abraham
Samad, yang menjadi tersangka karena memasukkan nama orang di kartu
keluarganya untuk membuat paspor. Budi Waseso mengatakan penetapan
tersangka terhadap dua pimpinan KPK itu sebatas menanggapi aduan
masyarakat. “Jadi bukan serta-merta saya mentersangkakan. Itu ada
penyelidikan,” kata Budi.
Koran Tempo, halaman 2, (Senin, 23 Februari 2015).
33. Pikiran utama paragraf pertama di atas adalah ….
A. Rombongan diterima Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin
Haiti, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal
Budi Waseso, dan pejabat lainnya.
B. Pengurus Ikatan Alumni Universitas Indonesia, dan Alumni Institut
Pertanian Bogor dan Alumni Institut Teknologi Bandung mendatangi
Markas Besar Polri di Jakarta, kemarin.
C. Rombongan akademikus yang terdiri atas 50 orang yang dipimpin
anggota tim independen sekaligus pengurus Ikatan Alumni UI, Imam
Prasodjo, tersebut diterima Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal
Badrodin Haiti, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri
Komisaris Jenderal Budi Waseso, dan pejabat lainnya.
D. Imam meminta jaminan agar mereka tak dijadikan tersangka karena
sikap yang diambilnya.
E. “Kemarin kami membela KPK, tapi ada ingatan lama, jangan-jangan
kami calon tersangka,” kata Imam.
34. Pikiran utama paragraf kedua di atas adalah ….
A. Budi Waseso mengatakan penetapan tersangka terhadap dua pimpinan
KPK itu sebatas menanggapi aduan masyarakat.
B. Refly juga menyoroti kasus yang menjerat Ketua KPK Abraham
Samad, yang menjadi tersangka karena memasukkan nama orang di
kartu keluarganya untuk membuat paspor.
C. Dalam kesempatan itu, pakar hukum tata Negara dari Universitas
Indonusa Esa Unggul, Refly Harun, mengaku tertawa ketika
mendengar Polri menetapkan Bambang Widjojanto sebagai tersangka
karena menggelar briefing terhadap saksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
D. “Jadi bukan serta-merta saya mentersangkakan. Itu ada penyelidikan,”
kata Budi.
E. Refly menyindir POLRI ketika menetapkan Bambang Widjoyanto
sebagai tersangka karena menggelar briefing terhadap saksi. “Kasus
BW very-very ordninary,”.
35. Makna tersirat bacaan pada paragraf pertama di atas adalah ….
A. Mereka tidak ingin dijadikan tersangka oleh POLRI karena membela
KPK.
B. Kedatangan ikatan alumni UI, IPB, dan ITB ke POLRI.
C. Pengurus Ikatan Alumni beberapa perguruan tinggi mendatangi
Markas Besar Polri di Jakarta untuk meminta jaminan agar mereka
tidak dijadikan tersangka karena sikap yang diambilnya..
D. Mereka tidak mau dijadikan tersangka karena selama ini membela
KPK.
E. Rombongan yang terdiri atas 50 orang yang dipimpin Imam Prasaja itu
diterima diterima Wakapolri Badrudin Haiti.
36. Makna tersirat bacaan pada paragraf kedua di atas adalah ….
A. Pakar hukum tata Negara dari Universitas Indonusa Esa Unggul,
Refly Harun, menyoroti penetapan Bambang Widjoyanto dan Ketua
KPK Abraham Samad sebagai tersangka.
B. Bambang Widjojanto dan Abraham Samad ditetapkan sebagai
tersangka untuk dua kasus yang berbeda.
C. Ketua KPK Abraham Samad ditetapkan sebagai tersangka karena
memasukkan nama orang di kartu keluarganya untuk membuat
paspor.
D. Budi Waseso mengatakan penetapan tersangka terhadap dua
pimpinan KPK itu sebatas menanggapi aduan masyarakat.
E. “Jadi bukan serta-merta saya mentersangkakan. Itu ada
penyelidikan,” kata Budi.
37. Bacalah paragraf di bawah ini dengan saksama!
“Ginjal yang berfungsi menyaring darah kotor bisa mengalami
kerusakan jika dipaksa bekerja secara intensif terus-menerus. Hipertensi
atau tekanan darah tinggi adalah salah satu kondisi yang dikatakan oleh
dokter patut diwaspadai karena bisa memicu kerusakan tersebut. dr Ginova
Nainggolan, SpPD, KGH, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
(RSCM) mengatakan masih sedikit masyarakat yang menyadarinya.
Terlebih kerusakan ginjal akibat hipertensi terjadi perlahan dan tidak
menunjukkan gejala khusus sehingga sulit untuk dideteksi”.
Paragraf di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
A. Kerusakan ginjal dapat terjadi pada penderita hipertensi dan gula
darah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
B. Ginjal yang berfungsi menyaring darah kotor dapat rusak jika dipaksa
bekerja intensif terus-menerus.
C. Salah satu penyebab rusaknya ginjal adalah pada pasien tekanan darah
tinggi.
D. Penderita penyakit hipertensi perlu mewaspadai kondisi ginjalnya.
E. Kerusakan ginjal akibat hipertensi terjadi perlahan-lahan dan tidak
menunjukkan gejala khusus.
Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal
nomor 38 s.d. 39.
"Gejala kerusakan ginjal pada tahap dini biasanya tidak ada keluhan
yang khas. Gejalanya, paling merasa tidak enak badan tetapi tidak ada kan
yang kalau badannya lemas dia bilang 'barangkali saya sakit ginjal', paling
bilangnya kecapaian," ujar dr Ginova dalam acara diskusi di Plaza Central,
Sudirman, Jakarta Selatan, seperti ditulis pada Jumat (27/2/2015).
Hipertensi dikatakan oleh dr Ginova biasanya membutuhkan waktu
sampai 10 tahun untuk membuat kerusakan pada ginjal yang jika tidak
disadari dan ditangani maka besar kemungkinan ginjal mengalami
kegagalan. Pasien yang mengalami gagal ginjal hanya punya dua pilihan,
seumur hidupnya melakukan cuci darah atau transplantasi ginjal baru. dr
Ginova mengatakan selain hipertensi penyakit diabetes juga perlu
diwaspadai sebagai penyebab gagal ginjal. Jika seseorang memiliki
kondisi hipertensi dan diabetes dalam waktu yang lama maka risiko ginjal
alami kegagalan juga semakin besar.
38. Paragraf di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.
A. Pasien hipertensi membutuhkan waktu sampai 10 tahun untuk membuat
kerusakan ginjal.
B. Gejala gagal ginjal hanya merasa tidak enak badan dan mengatakan
karena kecapekan.
C. Pasien yang gagal ginjal hanya punya dua pilihan, cuci daerah seujur
hidup atau transplantasi ginjal baru.
D. Kerusakan gagal ginjal tidak ada keluhan khas dan membutuhkan waktu
cukup lama utuk dapat dideteksi bagi penderita hipertensi dan gula darah.
E. Setiap penderita hipertensi dan gula darah sangat potensial mengalami
gagal ginjal.
39. Prediksi yang mungkin dapat dibuat oleh pembaca setelah membaca
teks di atas adalah ….
A. Jika seseorang mengalami gagal ginjal, mereka harus cuci darah selama
hidup.
B. Minum obat apa pun harus dikonsultasikan kepada dokter.
C. Pembaca akan berhati-hati mengonsumsi obat-obatan yang dapat
membahayakan ginjal.
D. Lebih baik menderita hipertensi dari pada harus gagal ginjal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
E. Pengidap hipertensi dan gula darah tidak mau lagi minum obat.
Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal nomor
40 s.d. …
Seorang guru yang hanya dapat memberi contoh tetapi tidak dapat
menjadi contoh bagaikan “nandur gedhang awoh pakel, ngomong gampang
nglakoni angel” (menanam pisang berbuah pakel, bicaranya mudah tetapi
melaksnakannya sukar). Itulah potret sebagian besar guru di Indonesia.
Banyak guru bahasa Indonesia yang biasa mengajarkan menulis tetapi dirinya
sendiri belum pernah menulis, baik berupa artikel, cerpen, atau bahkan buku
ajar.
Guru harus terus dikembangkan kompetensinya. Namun, jika mau jujur,
pemerintah menghadapi kendala. Banyak guru yang sebenarnya tidak
memenuhi syarat menjadi guru. Mereka memilih jurusan keguruan setelah
ditolak di jurusan lain. Akibatnya, out put keguruan banyak yang tidak
memiliki daya kreasi dan inovasi.
40. Kesimpulan yang dapat ditarik dari teks di atas adalah ….
A. Jika menginginkan siswa berjiwa kreatif dan inovatif, guru harus terus
ddikembangkan kompetensinya agar profesional sehingga mampu menjadi
contoh bagi siswanya.
B. Memberi contoh bagi siswa jauh lebih mudah dari pada memberi contoh.
C. Memberi contoh dan menjadi contoh sama pentingnya bagi guru.
D. Banyak guru yang sebenarnya tidak memiliki jiwa guru tetapi terpaksa
harus menjadi guru karena tidak ada pilihan lain.
E. Menjadi guru yang profesional bukan masalah sederhana.
41. Penggalan di atas jika dianalisis sebenarnya “banyak guru yang tidak
profesional, karena banyak guru yang tidak memiliki jiwa guru”. Opsi yang
dapat dilakukan adalah ….
A. melakukan seleksi secara lebih ketat bagi calon mahasiswa yang akan
masuk ke jurusan keguruan agar dapat dididik menjadi guru profesional.
B. pemerintah harus terus-menerus memberikan pelatihan kepada guru yang
bertugas di sekolah.
C. mahasiswa yang tidak memiliki jiwa guru lebih baik memilih jurusan lain.
D. mahasiswa yang sudah memilih jurusan keguruan harus mengubah
paradigma berpikirnya.
E. PTS yang tidak selektif dalam memilih mahasiswa perlu diberi teguran
agar tidak merugikan anak didik di masa mendatang.
42. “Sesuai dengan perubahan paradigma modern, pembelajaran harus berfokus
pada pembelajar. Interaksi perkuliahan tidak lagi dilakukan searah dengan
metode ceramah, tetapi harus interaktif antara dosen dengan mahasiswa”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
Berdasarkan pernyataan tersebut, jika diaplikasikan dalam praktik
perkuliahan, model pembelajaran yang tepat adalah ….
A. Membiarkan mahasiswa belajar sendiri, sementara dosen cukup menunggu
pertanyaan dari mahasiswa.
B. Metode perkuliahan harus bersifat interaktif, seperti metode diskusi
berdasarkan pokok masalah tertentu yang ditentukan oleh dosen.
C. Dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk membaca literatur
sebanyak-banyaknya.
D. Dosen memberi ceramah kepada mahasiswa selama perkuliahan
berlangsung.
E. Mahasiswa harus selalu mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan
kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.
=======PR======
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Lampiran 7
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
1. C 11. B 21. D 31. A 41. A
2. C 12. A 22. B 32. D 42. B
3. A 13. B 23. D 33. B
4. C 14. B 24. A 34. C
5. B 15. E 25. B 35. C
6. A 16. D 26. B 36. A
7. B 17. E 27. C 37. E
8. C 18. A 28. E 38. D
9. C 19. C 29. A 39. C
10. B 20. B 30. A 40. A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
Lampiran 8
Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal
Butir
Soal Frekuensi ITK Kategori Predikat
1 28 0.59574 Sedang Layak
2 2 0.04255 Sangat
Sulit
Tidak
Layak
3 37 0.78723 Mudah Layak
4 24 0.51064 Sedang Layak
5 9 0.19149 Sulit Layak
6 30 0.6383 Mudah Layak
7 15 0.31915 Sulit Layak
8 23 0.48936 Sedang Layak
9 24 0.51064 Sedang Layak
10 33 0.70213 Mudah Layak
11 33 0.70213 Mudah Layak
12 36 0.76596 Mudah Layak
13 22 0.46809 Sedang Layak
14 35 0.74468 Mudah Layak
15 30 0.6383 Mudah Layak
16 40 0.85106 Mudah Layak
17 33 0.70213 Mudah Layak
18 28 0.59574 Sedang Layak
19 21 0.44681 Sedang Layak
20 34 0.7234 Mudah Layak
21 41 0.87234 Sangat
Mudah
Tidak
Layak
22 15 0.31915 Sulit Layak
23 12 0.25532 Sulit Layak
24 21 0.44681 Sedang Layak
25 24 0.51064 Sedang Layak
26 17 0.3617 Sulit Layak
27 35 0.74468 Mudah Layak
28 14 0.29787 Sulit Layak
29 35 0.74468 Mudah Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
30 43 0.91489 Sangat
Mudah
Tidak
Layak
31 27 0.57447 Sedang Layak
32 6 0.12766 Sangat
Sulit
Tidak
Layak
33 30 0.6383 Mudah Layak
34 25 0.53191 Sedang Layak
35 10 0.21277 Sulit Layak
36 17 0.3617 Sulit Layak
37 9 0.19149 Sulit Layak
38 14 0.29787 Sulit Layak
39 29 0.61702 Mudah Layak
40 26 0.55319 Sedang Layak
41 23 0.48936 Sedang Layak
42 46 0.97872 Sangat
Mudah
Tidak
Layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
Lampiran 9
Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
NO NIM Nama Nilai
1 111224050 KRISTIANUS TALMOMKESAN 18
2 111224077 ARYANTO ABDI 21
3 121224004 COSMAS KRISNA
WIDYAHANANDA 23
4 121224005 IG. AJIE PAMUNGKAS 15
5 121224009 FLORENTINA
FIBRIANINGTYAS 24
6 121224011 STEFANUS EDO CHRISTIANTO 22
7 121224012 GEOVANI FUTUT PUJI
RAHAYU 27
8 121224013 ANDIR MEKU 17
9 121224020 YOHANA VITA DESIANI 24
10 121224022 SESILIA PRADITA NOVITA
SARI 24
11 121224025 NOVIE LITA ISTIQOMAH 23
12 121224027 CHRISTIAN ADVEN SAPUTRA 20
13 121224028 MARIA MAGDALENA DAMAR
ISTI NUGRAHENI 23
14 121224032 AGNES WIGA RIMAWATI 25
15 121224034 MARTINA NOVI TENSAWANTI 21
16 121224035 HERNINGDYAH CAHYANING
RATRI 27
17 121224036 ELISABET APTI ELITA SARI 19
18 121224037 DEWI WULANSARI 26
19 121224038 SESILIA INDAH LISTYORINI 19
20 121224045 KARMELIA GALIH RUNTI SARI 25
21 121224046 YOHACIM TITO SETYO
BUDIHARJO 20
22 121224047 MARTHA NOVITASARI LAGUR 27
23 121224051 NETY PUTRI PERDANI 21
24 121224053 PAULINA NOVI DIANING SARI 22
25 121224054 SEPTIAN PURNOMO AJI 24
26 121224068 VIVI DAMAYANTI 25
27 121224088 ROSWITA RAMBU LODANG 26
28 121224112 ELICHA BONITA BR TURNIP 13
29 111224069 ERNA YUNITA 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
30 121224052 MARKUS JALU V 23
31 121224069 MARIA ANI MARINI 21
32 121224092 FILOMENA SURYA 23
33 121224094 ADY DESTIYAWAN 21
34 121224095 HENDRIANUS NDORI 16
35 121224107 DENOK VIVI ANGELINA 20
36 121224108 MARIA OKI MARLINA 28
37 131224009 YASHINTA KURNIA B 24
38 131224010 DWI AGUSTIN PUJIYANTI 27
39 131224016 WAHYU APRILIANI 19
40 131224022 MARIA MELTIANA SURYANTI 25
41 131224030 PAULA ELLA KD 26
42 131224031 RUSWITA TAMARA PUTRY 19
43 131224036 ETIE KARISMI 22
44 131224043 IGNATIA WIWIK AMBARWATI 25
45 131224044 DHITA RUARI 28
46 131224045 PRICILIA HANNA CHRISTANTI 25
47 131224048 MARGARETHA YOSELFA 25
Jumlah skor 1064
Rata-rata 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
Lampiran 10
Transkrip Wawancara Mahasiswa
No Nama
Pertanyaan
Minat Baca Motivasi Baca Faktor
Internal
Faktor
Eksternal
Budaya
Baca
1. Agnes Wiga
(121224032)
Tergatung
mood,
membaca
kalau bacaan
menarik dan
penting saja.
Suka membaca
novel karena
dari novel
banyak petuah
yang bisa
diambil. Selain
itu suka
membaca buku
pelajaran
karena
menyadari
kewajiban
sebagai
mahasiswa.
Yang paling
mempengaruhi
mood.
keterbatasan
waktu untuk
membaca
karena banyak
kegiatan
organisasi.
Udah
tetapi
bukan
buku
pelajaran
tetapi
lebih ke
buku
sastra.
2.
Sesilia
Pradita
(121224022)
Jarang baca,
membaca jika
bacaan
menarik saja.
Untuk
meningkatkan
prestasi tidak
hanya melalui
buku tetapi
bisa dari
internet dan
pengalaman
orang lain.
Motivasi
membaca jika
bacaan menarik
dan untuk
menambah
pengetahuan
serta
pengalaman
diri sendiri.
Tergantung
mood.
membaca
karena
rekomendasi
dari teman.
Belum,
tapi
ketika
SMA
sudah,
kalau
sekarang
jarang
karena
kecapean
banyak
kegiatan
dan tugas.
3.
Septian
Purnomo
Aji
(121224054)
Minat belum
kuat dan saya
merasa harus
meningkatkan
minat baca
buku-buku
yang sesuai
dengan apa
yang ingin
saya
tingkatkan.
Jika bukunya
menarik saja
tetapi ada
keinginan
untuk membaca
lebih luas.
Sering tidak
konsen, karena
terbagi dengan
kegiatan lain.
Suasana
lingkungannya
yang gaduh.
Belum,
karena
saya
masih
jarang
membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
4.
Maria Oki
Marlina
(121224108)
Minat baca
kalau
bacaannya
menarik aja.
Saya berusaha
menyisihkan
uang setiap hari
untuk membeli
buku yang saya
suka.
Sulit
berkonsentrasi.
Banyak
kegiatan di
kampus, jadi
waktu
membaca
hampir tidak
ada.
Udah,
tapi
bacaan
seperti
novel dan
majalah.
5. Dhita Ruari
(121224044)
Saya lebih
suka baca di
perpustakaan,
selain
memanfaatkan
fasilitas yang
ada
perpustakaan
juga lebih
nyaman dan
suasananya
tenang.
Lebih kepada
kewajiban saya
sebagai
mahasiswa
yang harus
banyak
membaca untuk
nambah
pengetahuan.
Tergantung
sama mood.
Terlalu capek
dengan
kegiatan
kampus jadi
males baca,
kalaupun baca
lebih suka di
perpus
daripada di
rumah.
Belum,
karena
saya
belum
terlalu
suka baca
mending
nonton
TV atau
main HP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA PENULIS
Erlin Advarovi, lahir di Wonosobo, 9 Januari 1992.
Memulai pendidikan Taman Kanak-kanak di TK
Pertiwi Sambek Wonosobo pada tahun 1996 dan
lulus pada tahun 1998. Penulis masuk sekolah Dasar
tahun 1998 di SD Negeri 2 Jaraksari Wonosobo dan
lulus pada tahun 2004. Tahun 2004 terdaftar sebagai
siswa Sekolah Menengah Pertama di SMP Kristen 1
Wonosobo. Penulis melanjutkan studi ke SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo pada
tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010. Sejak tahun 2011 hingga saat ini terdaftar
sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan
lulus pada tahun 2015. Penyelesaian tugas akhir untuk mendapatkan gelar S1
Ditempuh melalui jalur skripsi dengan judul Strategi Pembelajaran Kemampuan
Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan
Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun
Ajaran 2015. Selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
penulis terlibat dalam beberapa kegiatan di kampus. Penulis beberapa kali
menjabat sebagai panitia dalam berbagai acara yang diselenggarakan oleh prodi
PBSI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI