263
STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEMESTER VI UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Disusun oleh: Erlin Advarovi 111224021 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

strategi pembelajaran kemampuan membaca - USD Repository

Embed Size (px)

Citation preview

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL

TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEMESTER VI UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Erlin Advarovi

111224021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

i

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA

PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL

TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEMESTER VI UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Erlin Advarovi

111224021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

MOTO

“Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan

sebaliknya jika kamu berbuat jahat, maka kejahatan itu untuk dirimu pula”

(QS. Al-Isra’:7)

“Kecerdasan bukanlah tolak ukur untuk menggapai kesuksesan, akan tetapi

dengan menjadi cerdas kita akan bisa menggapai kesuksesan”

(NN)

“Tidak ada hal yang lebih membahagiakan selain di selimuti oleh keluarga yang

utuh, rukun dan saling menyanyangi”

(Erlin Advarovi)

“Semua orang tidaklah perlu menjadi malu karena pernah berbuat kesalahan,

selama ia menjadi lebih bijaksana daripada sebelumnya”

(Alexander Pope)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Allah S.W.T yang selalu mendampingi saya, melindungi, membantu dan

memudahkan segala hal, serta mengabulkan doa dan permintaan saya.

Keluarga Tercinta: Sutarti (Ibu), Waluyo (Bapak), Eva Ambarsari, A.md.,

(Kakak), Evi Ardiva (Kakak), dan Adek Arifandi (Adik) yang selalu

memberikan semangat, dukungan dan membimbing serta menyayangi

saya.

Teman spesialku Idris Satria, S.Pd. yang selalu memberikanku semangat,

dukungan, perhatian dan doa kepada saya.

Sahabat-sahabatku seperjuangan Maria Dwi Rianti, Elisabeth Prasetiawati,

dan Christella Ayu L.P

Segenap teman terbaik PBSI 2011.

Skripsi ini saya persembahkan sebagai tanda terima kasih yang sebesar-besarnya

atas dukungan yang telah diberikan selama ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

Advarovi, Erlin. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman

Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca

Pemahaman pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun

Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang strategi pembelajaran

guna meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI Semester VI

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015 berdasarkan faktor membaca

dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Responden penelitian ini ialah

mahasiswa PBSI Semester VI Kelas B dan C Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

yang berjumlah 47 orang.

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini ialah deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui hasil angket

faktor membaca, hasil tes kemampuan membaca pemahaman, hasil wawancara dan

strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman. Teknik pengumpulan data

menggunakan tes dan nontes. Strategi yang dirancang sesuai dengan enam aspek

membaca pemahaman, yakni mendefinisikan arti kata/istilah, menangkap makna

tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan isi bacaan, memprediksi

maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

faktor membaca dinyatakan tinggi, hal ini dibuktikan dengan perolehan persentase

sebesar 68,59%. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa berada pada

kategori membaca pemahaman cukup. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata

mahasiswa ialah 22. Faktor membaca yang mempengaruhi membaca mahasiswa

berdasarkan hasil angket faktor membaca dan hasil wawancara menunjukkan terdapat 4

faktor membaca yang dominan, yaitu motivasi, sikap dan minat, ketertarikan dan

kebermanfaatan bacaan dan latar belakang sosial ekonomi keluarga yang tinggi.

Oleh karena itu, strategi yang dirancang untuk tiap aspek yakni (1) Mahasiswa

mencari arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan melihat konteks

kalimatnya untuk memprediksi arti kata tersebut, (2) Mahasiswa sebaiknya

memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan informasi yang menunjang makna

bacaan karena hal itu sering kali mengindikasikan makna tulisan, (3) Mahasiswa dapat

menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dan membaca paragraf-

paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan cermat, karena terkadang

makna bacaan dinyatakan secara eksplisit di bagian tersebut, (4) Mahasiswa dapat

membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind map) agar mengetahui

kelebihan dan kelemahan untuk menarik sebuah kesimpulan, (5) Mahasiswa mencari

kata-kata kunci dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta

membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk memprediksi

maksud penulis, (6) Mahasiswa dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat

menilai kebenaran gagasan pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu

menentukan dan membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta mencari

kelemahan dan kelebihan bacaan. Strategi di atas diberi nama strategi kompilasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

Advarovi, Erlin. 2015. Reading Comprehension’s Learning Strategies based on

Factor of Reading and Reading Comprehension Test Result to Students

Indonesian Language and Literature Education Study Program of Semester

VI Sanata Dharma University, Yogyakarta Academic Year 2015. Thesis.

Yogyakarta: Indonesian Language and Literature Study Program Sanata Dharma

University.

This research aims to describe the learning strategy in order to improve the

comprehension reading skills of PBSI students, Semester VI, Sanata Dharma

University, Yogyakarta 2015 academic year, based on reading factor and

comprehension reading skills test result. The respondents of this research are Semester

VI class B and C PBSI students, Sanata Dharma University, Yogyakarta which consists

of 47 students.

This research used descriptive qualitative and quantitative research. It was used

in order to know the result of reading factor questionnaire, the test result of

comprehension reading skills, interview result and comprehension reading skills

learning strategy. The data gathering technique of this research used test and non-test.

The strategy was designed according to the six comprehension reading aspects. They

are; describing the meaning of word/term, comprehending the implicit meaning,

drawing conclusion of the reading passage content, predicting the writer intension, and

evaluating a reading passage. The result of this research showed that the reading factor

was high. It was proven by the percentage which was got, 68,59%. The test result of the

students’ comprehension reading skills was in sufficient comprehension reading

category. It was proven by the students’ average score, which is 22. The reading factors

which influence students’ reading based on the result of the reading factor questionnaire

and interview result showed that there were four domain factors. Those factors were

motivation, attitude and interest, the interest and the use of the reading passage and high

family social-economy background.

Therefore, the strategy was designed for each aspect, (1) students find the

meaning of difficult words in the dictionary and look at the content of the sentence to

predict the meaning of those words, (2) students are supposed to pay attention on the

diction and the emphasis placement of information which support the meaning of the

reading passage, since it often indicates the meaning of the writing, (3) students are able

to underline the important word/phrase/sentence/statement and read the introduction

paragraphs and closing paragraphs meticulously because sometimes the meaning is

explicitly stated in those parts, (4) students are able to make schema/a spider web/mind

map in order to understand the strength and weakness to draw a conclusion, (5) students

find the keywords and main idea to predict the possibility of the reading passage content

and also make the summary of the reading passage on their own words to predict the

writer’s intension, (6) students are able to evaluate the reading passage by judging the

validity of the main idea and its relevance to the writer’s intension, then decide and

differentiate the fact and opinion with its reason, and also find the weakness and the

strength of the reading passage. Those strategies called compilation strategy (strategi

kompilasi).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat-Nya dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Strategi

Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca

dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mahasiswa Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaSemester VI Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015 dapat peneliti selesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, dukungan,

bimbingan, doa, nasihat, dan kerjasama dari banyak pihakmaka skripsi ini tidak

akan berhasil diselesaikan. Oleh karena itu, dengan hati yang tulus

perkenankanlah peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberikan bimbingan, bantuan dan dukungan baik secara langsung

maupun tidak langsung dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. P. Kuswandono, Ph.D., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,

Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia.

4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd., sebagai dosen pembimbing yang dengan bijaksana,

sabar, dan penuh ketelitian membimbing, mengarahkan, memotivasi, dan

memberikan berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

6. Seluruh dosen prodi PBSI yang memiliki karakteristik masing-masing telah

membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang penulis butuhkan.

7. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan sabar

memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam menyelesaikan

berbagai urusan administrasi.

8. Seluruh mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta kelas B dan C yang telah

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Kedua orang tuaku Sutarti, Waluyo, Kakak-kakakku Eva Ambarsari, A.Md.

dan Evi Ardiva, dan Adikku Adek Arifandi yang selalu penulis cintai, yang

menjadi semangat, dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi.

10. Sahabat seperjuangan Maria Dwi Rianti, Elisabeth Prasetiawati, Christella

Ayu Lolita Putri, Rugi Astutik, Fransiska Ambar, Eka Tanjung, Caecilia

Syahdu Hening, Saferine Yunanda, Cicilia Ariza Ratna Mawarti dan semua

teman terbaik PBSI 2011 yang selalu penulis sayangi dan selalu bersama

dalam membantu, memberikan tawa dan duka, jatuh dan bangkit, serta yang

selalu berjuang bersama dengan penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman spesialku Idris Satria, S.Pd. yang dengan tulus dan sabar memberikan

dukungan, doa serta perhatian agar peneliti menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat baik penulis Citra Ayu Wulandari yang penulis cintai dan yang telah

semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

13. Teman-teman Kos Tastisi Giska Arindra Yuliani, Lusy Erna, Dita P, Alberta

Primastuti, Asyela Kartini dan Caecilia Christa yang selalu memberikan

kecerian dan tidak henti untuk memberisemanngat.

14. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kehadiran kalian yang telah

memberikan pengalaman luar biasa untuk penulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

MOTO ....................................................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................................vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAHUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................. vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ...............................................................................................xvi

DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. .............. 1

1.2 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………. .. 6

1.3 Rumusan Masalah ………………………………………………. .............. 6

1.4 Tujuan Penelitian ……………………………………………….. .............. 6

1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………… .............. 7

1.6 Batasan Istilah ………………………………………………….. ............... 8

1.7 Sistematika Penelitian ……………………………………………….. ....... 9

BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................... .............. 10

2.1 Penelitian yang Relevan ………………………………………… ............ 10

2.2 Kajian Teoretis ……………………………………………………… ...... 12

2.2.1 Membaca ……………………………………… ........................... 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

2.2.2 Faktor Membaca ……………………………………. .................. 13

2.2.3 Jenis-jenis Membaca ……………………………….. ................... 16

2.2.4 Membaca Pemahaman ……………………………… .................. 20

2.2.5 Tujuan Membaca Pemahaman ……………………… .................. 22

2.2.6 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman ……. ...................... 23

2.2.7 Strategi Pembelajaran ……………………………. ...................... 27

2.2.8 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran ……………………………...... 28

2.2.9 Teori Analisis SWOT …………………………………………… 37

2.2.10 Teori Analisis Skala Likert……………………………………… 39

2.3 Kerangka Berpikir ………………………………………………… ......... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……………………………… ......... 44

3.1 Jenis Penelitian …………………………………………………… .......... 44

3.2 Subjek Penelitian …………………………………………………. ......... 44

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. ........... 45

3.3.1 Nontes ……………………………………………….. .................... 45

3.3.1.1 Angket……………………………………………….. ......... 45

3.3.1.2 Wawancara……………………………………………….. .. 46

3.3.2 Tes …………………………………………………… .................... 48

3.4 InstrumenPenelitian…………………………………………….. ............. 49

3.4.1 Instrumen Angket ………………………………………… ............. 49

3.4.2 Instrumendalam Tes …………………………………………….. ... 49

3.4.3 Instrumen dalam Wawancara ……………………………………. .. 50

3.5 Teknik Analisis Data ……………………………………………. ............ 50

3.5.1 Analisis Data Angket Faktor yang MempengaruhiMembaca…… ... 50

3.5.2 AnalisisData Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……………53

3.5.3 AnalisisData Wawancara …………………………. ........................ 56

3.5.4 Analisis SWOT ……………………………………… .................... 57

3.5.5 Uji Coba Terpakai ………………………………………… ............ 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………….. ............ 59

4.1 Deskripsi Data …………………………………………………… ........... 59

4.2 Analisis Faktor Kemampuan Membaca Pemahaman denganAnalisis

SWOT…………………………………………………… ........................ 60

4.2.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca ………….. ......................... 61

4.2.2 Analisis SWOT ……………………………………………. ......... 104

4.3 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterkaitan

dengan Analisis SWOT ………………………… ................................... 111

4.3.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman ……........ 113

4.3.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan

Analisis SWOT ………………… .................................................. 127

4.5 Analisis Data Wawancara ……………………………………….. ......... 139

4.6 Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman ………………….. .......... 142

4.7 Pembahasan ……………………………………………………… ......... 153

BAB V PENUTUP ……………………………………………………… ......... 158

5.1 Kesimpulan ………………………………………………………. ........ 158

5.2 Saran ……………………………………………………………. .......... 161

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… ........ 162

LAMPIRAN …………………………………………………………….. ......... 165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi dalam Angket Faktor Membaca

Tabel 3.2 Ketentuan dalam Tes

Tabel 3.3 Ketententuan dalam Wawancara

Tabel 3.4 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif

Tabel 3.5 Contoh Perhitungan Angket Faktor Membaca

Tabel 3.6 Kriteria Faktor Membaca

Tabel 3.7 Konversi Skor Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Membaca Pemahaman

Tabel 3.9 Kategori ITK

Tabel 4.1 Kriteria Faktor Membaca

Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca

Tabel 4.3 Indikator Sikap dan Minat Pembaca

Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca

Tabel 4.5 Indikator Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya

Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan Tentang Cara Membaca

Tabel 4.7 Indikator Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan bagi

pembaca

Tabel 4.8 Indikator Kondisi Emosi Pembaca

Tabel 4.9 Indikator Kondisi Kesehatan Pemabaca

Tabel 4.10 Indikator Tingkat Intelegensi

Tabel 4.11 Indikator Sosial Ekonomi Keluarga

Tabel 4.12 Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu

Tabel 4.13 Indikator Teks

Tabel 4.14 Indikator Budaya Lisan

Tabel 4.15 Indikator Media Elektronik

Tabel 4.16 Kekuatan (Strenght)

Tabel 4.17 Kelemahan (Weakness)

Tabel 4.18 Peluang (Opportunity)

Tabel 4.19 Ancaman (Threat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

Tabel 4.20 Kategori ITK

Tabel 4.21 ITK Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Tabel 4.22 Aspek Menangkap Arti Kata/Istilah

Tabel 4.23 Aspek Menangkap Makna Tersurat

Tabel 4.24 Aspek Menangkap Makna Tersirat

Tabel 4.25 Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan

Tabel 4.26 Aspek Memprediksi Maksud Penulis

Tabel 4.27 Aspek Mengevaluasi Bacaan

Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Tabel 4.29 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Arti Kata/Istilah

Tabel 4.30 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersurat

Tabel 4.31 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat

Tabel 4.32 Analisis SWOT dalam Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan

Tabel 4.33 Analisis SWOT dalam Aspek Memprediksi Maksud Penulis

Tabel 4.34 Analisis SWOT dalam Aspek Mengevaluasi Bacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Diagram Pie Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Hadir Mahasiswa PBSI Universitas Sanata Dharma

Lampiran 2 Instrument Penelitian

Lampiran 3 Angket Faktor Membaca

Lampiran 4 Perhitungan Angket Faktor Membaca

Lampiran 5 Hasil Perhitungan Angket Faktor Membaca

Lampiran 6 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 7 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 8 Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal

Lampiran 9 Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Lampiran 10 Transkrip Wawancara Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanggal 17 Mei merupakan Hari Buku Nasional di Indonesia, tetapi hanya

segelintir orang yang tahu hal tersebut. Hari Buku Nasional tak pernah diperingati

atau dirayakan semeriah Hari Pahlawan ataupun perayaan nasional lainnya. Hal

ini mengindikasikan bahwa membaca belum menjadi aktivitas yang umum

dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Semua lapisan masyarakat belum gemar

membaca, kebanyakan lebih suka melakukan aktivitas lain dari pada membaca.

Sedari kecil kebanyakan orang Indonesia tidak menanamkan gemar membaca

pada anak-anak mereka sehingga sampai dewasa mereka tidak suka membaca.

Hal ini sesuai dengan suvei data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2006

yang menunjukkan, masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca

sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih

menonton televisi (85,9%), mendengarkan radio (40,3%) daripada membaca

koran (23,5%) (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses

pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB.

Rendahnya kebiasaan membaca di Indonesia ini juga sejalan dengan hasil

survey dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization

(UNESCO) pada tahun 2011 yang menyatakan bahwa rendahnya minat baca di

Indonesia, dibuktikan dengan indeks membaca masyarakat Indonesia hanya 0,001

artinya dari 1.000 penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

baca tinggi (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses

pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB. Hal ini diperkuat dengan data yang

dilansir oleh Organisasi Pengembangan Kerja sama Ekonomi (OECD), budaya

baca masyarakat Indonesia menempati posisi terendah dari 52 negara di kawasan

Asia Timur (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23) diakses

pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB. Tarigan (1986) yang menyatakan bahwa

membaca merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang harus

dikuasai, ternyata belum semua mahasiswa gemar membaca. Rendahnya budaya

baca ini juga terjadi pada kalangan mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi

penerus bangsa seharusnya menjadikan membaca sebagai agenda pokok

mahasiswa. Ketika menjelang ujian para mahasiswa rajin mendatangi

perpustakaan dan membaca banyak buku agar ketika ujian mereka dapat

mengerjakan soal-soal ujian. Namun, setelah ujian berakhir mereka kembali ke

aktivitas lain selain membaca.

Hal itu menyiratkan bahwa membaca belum menjadi kebisaaan di kalangan

mahasiswa. Padahal disadari atau tidak, membaca adalah sebuah kebutuhan yang

harus dipenuhi dan dilakukan oleh setiap mahasiswa. Dikatakan kebutuhan karena

tugas mahasiswa adalah mencari dan mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya, dan

cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan memperbanyak membaca seperti

salah satu kata pepatah “Buku adalah Jendela Dunia”, artinya dengan banyak

membaca kita akan tahu banyak hal tentang dunia. Membaca adalah proses

pembelajaran seumur hidup yang sangat bermanfaat bagi kita. Harta benda dapat

hilang dan habis tetapi ilmu tidak akan hilang atau habis, bahkan akan terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

bertambah setiap kita membaca. Namun, kenyataannya membaca belum menjadi

sebuah kebutuhan bagi mahasiswa di Indonesia. Jika ada mahasiswa yang gemar

membaca mereka lebih suka membaca novel atau komik daripada membaca buku-

buku ilmu pengetahuan.

Hal tersebut diduga juga terjadi pada mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra

dan Indonesia (PBSI) Universitas Sanata Dharma yang masih rendah minat

bacanya. Mereka lebih suka membaca novel dan komik daripada buku tentang

perkembangan bahasa atau buku tentang sastra untuk mengisi waktu luang. Tidak

salah memang membaca novel, komik atau majalah, tetapi di dalam program studi

Pendidikan Bahasa Sastra dan Indonesia tidak hanya belajar tentang novel, lebih

dari itu banyak hal yang dapat dipelajarai mahasiswa tentang ilmu pengetahuan

bahasa dan sastra. Dengan membaca buku yang berisi ilmu pengetahuan,

intelektualitas mahasiswa akan lebih terasah dan berwawasan luas. Misalnya,

dengan membaca buku mahasiswa dapat menambah berbagai kosakata serta

menambah motivasi dan inspirasi mereka dalam menulis sebuah karya.

Rendahnya minat baca inilah yang menjadi penyebab kemampuan membaca

pemahaman mahasiswa pun rendah. Semakin sering kita membaca maka semakin

baik pemahaman kita terhadap bacaan yang kita baca, dan sebaliknya. Oleh

karena itu, dengan sering membaca akan membantu kita untuk meningkatkan

kemampuan membaca kita. Membaca pemahaman merupakan suatu proses

memahami isi bacaan, dan proses menginterpretasikan informasi baru kemudian

menggabungkan informasi tersebut ke dalam struktur memori untuk memperoleh

pengetahuan baru. Berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

2011) pemahaman merupakan proses kognitif kategori dua dari enam kategori,

yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan

mengkreasi. Walaupun berada pada tingkat kedua, namun penerapan dalam

membaca pemahaman sudah cukup kompleks.

Sebenarnya ada banyak faktor penyebab rendahnya minat baca di kalangan

mahasiswa, baik faktor internal maupun eksternal. Salah satu faktor eksternal

penyebab rendahnya minat baca di kalangan mahasiswa adalah faktor lingkungan

keluarga, jika orang tuanya telah menanamkan kebiasaan membaca pada anak-

anak mereka, maka kebiasaan anak untuk membaca akan tetap ada hingga saat ini.

Akan tetapi yang terjadi di Indonesia, orangtua lazimnya belum menanamkan

kebiasaan membaca pada anak mereka sedari kecil. Hal ini sejalan dengan data

Bank Dunia tahun 1998 dalam Jurnal Psikologi Undip Tahun 2010 yang

menginformasikan bahwa kebiasaan membaca anak-anak Indonesia berada pada

level paling rendah (nilai 51,7). Nilai tersebut di bawah Filipina (52,6), Thailand

(65,1), dan Singapura (74,0). Publikasi IAEEA pada tanggal 28 November 2007

tentang minat baca dari 41 negara menginformasikan kemampuan membaca siswa

Indonesia selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru

dan Afrika Selatan (http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23)

diakses pada 7 Agustus 2015 pukul 07.13 WIB.

Namun, yang menjadi faktor utamanya adalah faktor internal yang berkaitan

dengan kesadaran pribadi mahasiswa. Minat baca mahasiswa terbentuk dari diri

pribadi mahasiswa itu sendiri, hal yang terpenting dalam menumbuhkan minat

membaca yaitu kesadaran akan membaca merupakan suatu kebutuhan primer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

yang mutlak harus dilakukan agar mereka semakin berwawasan luas. Selain itu,

diperlukan kesadaran dari diri sendiri agar tumbuh minat baca di kalangan

mahasiswa, strategi untuk dapat membaca dengan baik juga diperlukan.

Kurangnya pengetahuan tentang strategi membaca yang baik juga memicu

mahasiswa untuk malas membaca, dengan strategi pembelajaran yang tepat

niscaya mahasiwa dapat mudah memahami isi bacaan dan akan membuat mereka

merasakan manfaat membaca sehingga perlahan minat baca akan tumbuh dan

berkembang menjadi budaya baca yang baik. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah

solusi untuk masalah tersebut dan menumbuhkan minat baca pada kalangan

mahasiswa dengan strategi pembelajaran yang tepat dengan tujuan meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Penggunaan

strategi pembelajaran membaca yang tepat akan membantu mahasiswa untuk

dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahamannya.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, mendorong peneliti untuk

melakukan penelitian yang sesuai dengan masalah yang diangkat yakni mengenai

strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor

membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini akan

mengkhasilkan deskripsi tentang strategi pembelajaran berdasarkan faktor

membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman. Oleh karena itu,

penelitian ini berjudul “Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Pada Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Semester VI

Universitas Sanata Dharma Tahun Ajaran 2015”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah mahasiswa PBSI (Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester VI. Peneliti

akan melakukan analisis faktor membaca yang mempengaruhi kemampuan

membaca pemahaman mahasiswa dan mencari strategi pembelajaran yang tepat

untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI

semsester VI. Oleh karena itu, fokus dalam penelitian ini adalah mahasiswa PBSI

Universitas Sanata Dharma semester VI kelas B dan C.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana faktor membaca dan faktor internal dan faktor eksternal yang

mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa semester VI PBSI

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015?

2. Bagaimana tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI

PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?

3. Bagaimana strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi

mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta?

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini disusun dengan tujuan

sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

1. Mendeskripsikan faktor membaca dan faktor internal dan faktor eksternal

yang mempengaruhi kemampuan membaca mahasiswa semester VI PBSI

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa

semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Mendeskripsikan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman

bagi mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca dalam hal

strategi pembelajaran berdasarkan faktor membaca dan tes kemampuan membaca

pemahaman yang dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

2. Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan untuk menghasilkan kajian teori

dalam bidang membaca, khususnya mengenai strategi pembelajaran berdasarkan

faktor membaca dan tes kemampuan membaca pemahaman meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman yang teorinya masih jarang ditemukan di

dalam buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

1.6 Batasan Istilah

Batasan istilah ini bertujuan untuk menghindari perbedaaan tanggapan

terhadap istilah dalam proposal penelitian. Batasan istilah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Membaca

Membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat suatu bahan

bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan pengalaman

dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan yang

telah dimiliki oleh pembaca, (Miles A Tingker dan Contasc dalam Zuchdi,

2007:22).

2. Membaca Pemahaman

Somadayo (2011:11), menyatakan bahwa membaca pemahaman merupakan

suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan pengetahuan

dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan dengan

isi bacaan.

3. Faktor Membaca

Faktor membaca adalah hal-hal yang dapat mempengaruhi membaca

seseorang. Menurut Zuchdi (2007:23), terdapat dua faktor membaca, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal.

4. Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran,

peyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya

efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmasyah, 2010:17).

1.7 Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu bab I

pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, ruang lingkup penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

Selanjutnya bab II Landasan teori berisi penelitian terdahulu yang relevan, kajian

teori dan kerangka berpikir. Bab III metodologi penelitian yang berisikan jenis

penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan

teknik analisis data. Bab IV merupakan pembahasan yang berisi deskripsi data,

analisis faktor kemampuan membaca dengan analisis SWOT, analisis hasil tes

kemampuan membaca pemahaman dan keterkaitan dengan analisis SWOT,

analisis data wawancara, strategi pembelajaran membaca pemahaman dan

pembahasan. Bab V merupakan penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian

dan saran-saran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Relevan

Terdapat dua penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Pertama,

penelitian dilakukan oleh Heri Aristyanto (2011) dengan judul Upaya

Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Strategi Belajar

PQ4R Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri I Sidoharjo Sragen. Penelitian

tersebut disimpulkan bahwa dengan menerapkan strategi belajar Prewiew,

Question, Read, Reflect, Recite, Review (PQ4R) dapat meningkatkan kualitas

proses pembelajaran membaca pemahaman pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 1

Sidoharjo, Sragen. Keberhasilan penerapan strategi belajar PQ4R dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran membaca pemahaman ini dapat dilihat dari

indikator-indikator sebagai berikut: (1) siswa aktif dalam mengikuti apersepsi, (2)

siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (3) siswa aktif dan

antusias dalam kegiatan tanya jawab, dan (4) nilai kemampuan membaca

pemahaman siswa mengalami peningkatan yang signifikan.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Paulinus Mulat Dwi Prihanto (2006)

yang berjudul Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas II SMA Pangudi

Luhur Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005,

dan Faktor yang Mempengaruhinya. Hasil penelitian ini menunjukkan

kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SMA Pangudi Luhur Giriwoyo,

Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005 adalah “sedang”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

(62,83%) dan faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman

siswa kelas II SMA Pangudi Luhur Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa

Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005 yang difokuskan pada aspek lingkungan

keluarga dan lingkungan sekolah, yakni (1) Orang tua kurang maksimal

membantu kesulitan dan memberikan motivasi anak dalam kegiatan membaca, (2)

Tingginya minat untuk melakukan kegiatan membaca, (3) Anak kurang

komunikatif dengan orang tua dalam menyampaikan kesulitan membaca, (4)

Penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di keluarga masil rendah,

(5) Siswa enggan mengungkapkan kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan

membaca, (6) Guru mata pelajaran lain kurang dalam memberikan tugas

membaca, (7) Fasilitas kegiatan belajar siswa seperti perpustakaan kurang

bervariasi.

Relevansi kedua penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu sama-sama

mengkaji tentang kemampuan membaca pemahaman dan penelitian yang kedua

sama-sama menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitaif.

Namun, perbedaannya terletak pada jenis penelitian dan responden penelitian.

Pada penelitian pertama menggunakkan jenis penelitian tindakan kelas (PTK).

Responden pada kedua penelitian tersebut adalah siswa SMP dan SMA. Namun,

penelitian ini menggunakkan mahasiswa semester VI Program Studi Bahasa dan

Sastra Indonesia (PBSI) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

2.1 Kajian Teoretis

Penelitian ini menggunakan beberapa acuan teori yang berkaitan dengan teori

membaca, membaca pemahaman, dan strategi pembelajaran membaca

pemahaman. Secara berturut-turut diuraikan secara singkat sebagai berikut.

2.2.1 Membaca

Membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa

(menyimak, berbicara, membaca, menulis). Keempatnya keterampilan tersebut

pada dasarnya merupakan satu kesatuan, merupakan catur tunggal (Dawson,

dalam Tarigan 1983:1). Pengertian membaca dalam KBBI adalah melihat serta

memahami isi dari apa yg tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati),

selain itu membaca juga diartikan sebagai mengeja atau melafalkan apa yang

tertulis, mengucapkan, meramalkan, memperhitungkan, dan memahami. Berikut

ini adalah pengertian membaca menurut beberapa para ahli:

Pengertian membaca menurut Miles A Tingker dan Contasc, (dalam Zuchdi,

2007:22), yaitu membaca melibatkan proses identifikasi dan proses mengingat

suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk membangkitkan

pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-konsep yang relevan

yang telah dimiliki oleh pembaca.

Pengertian membaca menurut Hodgson sebagaimana yang dikutip oleh

Tarigan (2008:7), membaca adalah proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh

pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui

media kata-kata atau bahasa tulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Pengertian membaca menurut Anderson dalam Tarigan (2008:7),

mengemukakan bahwa membaca adalah proses dekoding (decoding). Artinya,

suatu kegiatan untuk memecahkan lambang-lambang verbal. Proses dekoding atau

pembacaan sandi dapat diartikan pula sebagai proses menghubungkan kata-kata

tulis (written word) dengan bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup

pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna.

Pengertian membaca menurut Soedarso (2006:4), membaca adalah aktivitas

yang kompleks dengan menggerakkan sejumlah besar tindakan yang terpisah-

pisah. Aktivitas yang kompleks dalam membaca meliputi pengertian dan

khayalan, mengamati, serta mengingat-ingat.

Dari beberapa pengertian membaca menurut para ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa pengertian membaca adalah suatu kegiatan untuk memahami

dan mengingat suatu bahan bacaan yang disajikan sebagai rangsangan untuk

membangkitkan pengalaman dan membentuk pengertian baru melalui konsep-

konsep yang relevan yang telah dimiliki oleh pembaca serta untuk memperoleh

pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa

tulis.

2.2.2 Faktor Membaca

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman.

Menurut Somadayo (2011:30), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses

membaca pemahaman diantaranya: 1)Tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda

IQ-nya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya, 2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya seseorang

akan sulit memahami teks bacaan tertentu, 3) sikap dan minat, sikap biasanya

ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang, sedangkan minat merupakan

keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, 4)

keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek

perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya, 5)

kebisaaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi

membaca atau banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang

sebagai kebutuhan, 6) pengetahuan tentang cara membaca, misalnya dalam

menentukan ide pokok secara cepat, menangkap kata-kata kunci secara cepat, dan

sebagainya, 7) latar belakang sosial, ekonomi dan budaya, 8) emosi, misalnya

keadaan emosi yang berubah, dan 9) pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki

sebelumnya.

Sejalan dengan pendapat Somadayo di atas, Johnson dan Pearson dalam

Zuchdi (2007:23), menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

komprehensi membaca dapat dibedakan menjadi dua macam, yakni:

1) faktor yang berasal dari dalam diri pembaca (internal), yaitu meliputi motivasi

baca, sikap dan minat pembaca, kebiasaan membaca, kondisi emosi, kondisi

kesehatan, pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, pengetahuan

tentang cara membaca, ketertarikan terhadap bacaan, kebermanfaatan bagi

pembaca, dan tingkat intelegensi pembaca.

2) faktor yang berada di luar diri pembaca (eksternal) meliputi: latar belakang

sosial ekonomi keluarga dan tidak tersedianya bahan bacaan, suasana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

lingkungan dan waktu, teks, pengaruh budaya lisan, dan pengaruh media

elektronik.dibedakan menjadi dua kategori, yaitu unsur-unsur bacaan dan

lingkungan membaca.

Berdasarkan faktor-faktor di atas, terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Faktor yang paling

mempengaruhi berasal dari diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan minat dan

motivasi seseoranglah yang menentukan kemampuan membaca pemahamannya.

Apabila ia memiliki kesadaran akan pentingnya membaca, maka minat dan

motivasi untuk membacanya tinggi sehingga kemampuan membacanya akan

semakin terasah dan berkembang. Semakin sering membaca maka kemampuan

membaca seseorang juga akan meningkat.

Selain itu, lingkungan juga mempengaruhi, misalnya orang yang tinggal di

lingkungan orang yang gemar membaca dan orang yang tinggal di lingkungan

yang tidak suka membaca, tentu akan berbeda kemampuan membacanya. Hal itu

dikarenakan orang yang berada di lingkungan orang yang suka membaca tentunya

akan termotivasi untuk suka membaca juga. Sebaliknya orang yang tinggal di

lingkungan yang tidak suka membaca otomatis kemampuan membacanya rendah,

karena mereka tidak pernah membaca sehingga kemampuannya tidak terasah.

Penelitian ini menggunakan faktor membaca dari teori Johnson dan Pearson

dalam Zuchdi (2007:23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

2.2.3 Jenis-jenis Membaca

Tarigan (2008:13) menyampaikan pembagian jenis membaca yang

didasarkan dari tinjauan segi terdengar atau tidaknya suara ketika membaca. Jenis

membaca tersebut dibagi atas membaca nyaring, membaca bersuara dan

membaca lisan (reading out loud,oral reading, reading aloud) dan membaca

dalam hati (silent reading) dan Berikut ini akan di uraikan jenis-jenis membaca

menurut Tarigan yang terbagi atas:

1) Membaca Bersuara (oral reading)

Membaca Bersuara ialah suatu aktivitas atau kegiatan yang merupakan alat

bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama orang lain. Jenis membaca itu

mencakup:

a) Membaca Nyaring dan keras

Membaca Nyaring dan keras adalah suatu kegiatan membaca yang dilakukan

dengan suara yang keras. Membaca nyaring ini bisaanya dilakukan untuk

orang lain atau disebut juga membacakan. Misalnya, guru, orang berpidato,

dan penyiar televisi.

b) Membaca Teknik

Membaca teknik bisa disebut membaca lancar. Dalam membaca teknik harus

memperhatikan cara atau teknik membaca yang meliputi:

(1) Cara mengucapkan bunyi bahasa meliputi kedudukan mulut, lidah, dan

gigi.

(2) Cara menempatkan tekanan kata, tekanan kalimat dan fungsi tanda-tanda

baca sehingga menimbulkan intonasi yang teratur.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

(3) Kecepatan mata yang tinggi dan pandangan mata yang jauh.

c) Membaca Indah

Membaca indah hampir sama dengan membaca teknik ialah membaca dengan

memperlihatkan teknik membaca terutama lagu, ucapan, dan mimik membaca

sajak dalam apresiasi sastra.

2) Membaca Tidak Bersuara (dalam hati)

Membaca Tidak Bersuara merupakan aktivitas membaca dengan

mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata dan ingatan.

Jenis membaca ini bisa disebut membaca dalam hati, yang mencakup:

a) Membaca Teliti

Membaca teliti adalah membaca yang menuntut suatu pemutaran atau

pembalikan pendidikan yang menyeluruh.

b) Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman ialah membaca yang penekanannya diarahkan pada

keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan. Jenis membaca inilah yang

akan penulis kaji lebih dalam lagi.

c) Membaca Ide

Membaca ide ialah membaca dengan maksud mencari, memperoleh serta

memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

d) Membaca Kritis

Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh

tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan hanya mencari

kesalahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

e) Membaca Telaah Bahasa

Membaca telaah bahasa mencakup dua hal, yakni:

(1) Membaca bahasa asing yaitu kegiatan membaca yang tujuan utamanya

adalah memperbesar daya kata dan mengembangkan kosa kata.

(2) Membaca sastra yaitu membaca yang bercermin pada karya sastra dari

keserasian keharmonisan antara bentuk dan keindahan isi.

f) Membaca Skimming

Membaca skimming (sekilas) adalah cara membaca yang hanya untuk

mendapatkan ide pokok.

g) Membaca Cepat

Membaca cepat adalah keterampilan memilih isi bahan yang harus dibaca

sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya dengan kita, tanpa membuang-

buang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan. Henry

Guntur Tarigan menggambarkan klasifikasi jenis-jenis membaca sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Keterangan:

Membaca: 1. Membaca nyaring

2. Membaca dalam hati

Membaca nyaring

Membaca dalam hati: 1. Membaca ekstensif

2. Membaca intensif

Membaca ekstensif: 1. Membaca survey

2. Membaca sekilas

3. Membaca dangkal

Membaca intensif: 1. Membaca telaah isi

2. Membaca telaah bahasa

Membaca

intensif

Membaca

dangkal

Membaca

nyaring

Membaca

sastra

Membaca

Membaca

sekilas

Membaca

ekstensif

Membaca

survei

Membaca

ide

Membaca

dalam hati

Membaca

kritis

Membaca

bahasa

Membaca

teliti

Membaca

pemahaman

Membaca

telaah isi

Membaca

telaah

bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Membaca telaah isi: 1. Membaca teliti

2. Membaca pemahaman

3. Membaca kritis

4. Membaca ide

Membaca telaah bahasa: 1. Membaca sastra

2. Membaca bahasa

Berdasarkan penjelasan di atas, membaca pemahaman masuk dalam kategori

membaca telaah isi. Membaca pemahaman sendiri dimaksudkan untuk memahami

1) standar-standar atau norma-norma kesusastraan (literary standards), 2) resensi

kritis (critical review), 3) drama tulis (printed drama), dan 4) pola-pola fiksi

(pattern of fiction). Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa semua jenis

kegiatan membaca sebenarnya bertumpu pada proses memahami isi bacaan,

sedangkan perbedaannya terletak pada tujuan kegiatan membacanya.

2.2.4 Membaca Pemahaman

Somadayo (2011:11), menyatakan bahwa membaca pemahaman

merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif melibatkan

pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca serta dihubungkan

dengan isi bacaan. Terdapat tiga hal pokok dalam membaca pemahaman, yaitu:

(1) pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki, (2) menghubungkan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki dengan teks yang akan dibaca, dan (3)

proses pemerolehan makna secara aktif sesuai dengan pandangan yang dimiliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Selanjutnya Henry Guntur Tarigan (1983:89), berpendapat bahwa

kemampuan membaca pemahaman merupakan dasar bagi pembaca kritis, yaitu

sejenis membaca yang dilaksanakan secara bijaksana, penuh tenggang hati,

mendalam, evaluatif, serta analisis, dan bukan hanya mencari kesalahan. Untuk

dapat membaca pemahaman diperlukan suatu keterampilan dari seseorang antara

lain: menemukan detail, menunjukkan pikiran pokok, menunjukkan urutan

kegiatan, mencapai kata akhir, menarik kesimpulan, dan membuat evaluasi.

Kemudian M. E. Suhendar berpendapat bahwa, “Membaca pemahaman ialah

membaca bahan bacaan dengan menangkap pokok-pokok pikiran yang lebih

tajam dan dalam, sehingga terasa ada kepuasan tersendiri setelah bahan bacaan itu

dibaca sampai selesai”.

Secara umum kata pemahaman diartikan sebagai upaya memahami

sesuatu. Apabila seseorang melakukan aktivitas membaca, kemudian dapat

memahami isi bacaan yang dibacanya maka dapat dikatakan proses

pemahamannya berhasil. Sebaliknya apabila setelah melakukan aktivitas

membaca tidak memahami isi bacaan yang dibacanya maka proses

pemahamannya belum berhasil.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

membaca pemahaman merupakan suatu proses memahami isi bacaan, dan proses

menginterpretasikan informasi baru kemudian menggabungkan informasi tersebut

ke dalam struktur memori untuk memperoleh pengetahuan baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

2.2.5 Tujuan Membaca Pemahaman

Aktivitas membaca tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai. Pada

dasarnya aktivitas membaca antara lain bertujuan untuk mendapatkan informasi,

memperoleh pemahaman dan untuk memperoleh kesenangan.

Rivers dan Temperly, (dalam Somadayo 2011:10-11) menjelaskan tujuan

membaca pemahaman yakni:

1. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang

suatu topik,

2. Memperoleh berbagai petunujuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi

pekerjaan atau kehidupan sehari-hari,

3. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki,

4. Berhubugan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk

memhami surat-surat bisnis,

5. Mengetahui kapan dan dimana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia,

6. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi sebgaimana dilaporkan

dalam koran, majalah, laporan, dan

7. Memperoleh kesenangan dan hiburan.

Menurut Tarigan (2008:37), tujuan membaca pemahaman adalah untuk

memperoleh sukses dalam pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang

logis, urutan-urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya, nada-nada

tambahan yang bersifat emosional dan juga sarana- sarana liguistik yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan. Selain itu, Anderson (dalam Somadayo

2011:12) menyebutkan tujuan membaca pemahaman untuk memahami isi bacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

dalam teks. Tujuan tersebut antara lain: 1) untuk memperoleh rincian-rincian dan

fakta-fakta, 2) mendapatkan ide pokok, 3) mendapatkan urutan organisasi teks, 4)

mendapatkan kesimpulan, 5) mendapatkan klasifikasi, dan 6) membuat

perbandingan atau pertentangan.

Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

membaca pemahaman memiliki tujuan yang kompleks, antara lain untuk

menemukan ide pokok, memperoleh informasi, menemukan fakta, menarik

kesimpulan dan membuat perbandingan.

2.2.6 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman

Kemampuan membaca pemahaman tidak hanya berkaitan dengan mampu

memahami isi bacaan, tetapi juga mampu menginterpretasikan. Kemampuan

membaca pemahaman merupakan komponen penting dalam aktivitas membaca

sebagai usaha memahami dan mendapatkan informasi melalui teks yang dibaca.

Menurut Anderson (dalam Tarigan (1986), dalam membaca pemahaman

terdapat tingkatan yakni meliputi, (1) mengidentifikasi arti kata/istilah, (2)

menangkap makna tersurat dan tersirat, (3) menyimpulkan, (4) memprediksi, (5)

mengevaluasi. Berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi (Anderson,

2011) pemahaman merupakan proses kognitif kategori 2 (dua) dari 6 (enam)

kategori, yaitu mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi,

dan mengkreasi. Kategori pemahaman pada ranah kognitif di atas sebenarnya

masih level rendah, yaitu level 2 (dua). Meskipun demikian, penerapannya dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

membaca, kategori pemahaman sudah cukup kompleks. Menurut Burns, dkk.

(dalam Pranowo 2011), kategori membaca pemahaman mencakup:

a) Membaca literal (literal reading), pembaca menemukan informasi yang

dikemukakan secara langsung dalam teks bacaan. Artinya, pembaca langsung

menangkap makna bacaan dari informasi yang secara eksplisit terdapat dalam

teks bacaan.

b) Membaca interpretatif (interpretative reading), dapat diartikan sebagai

membaca di antara baris (reading between the lines) serta memberi makna

implisit dari sebuah teks bacaan. Pada tahap ini pembaca berkomunkasi

dengan penulis melalui teks dan mencoba menafsirkan maksud dari penulis.

Dengan kata lain, pembaca mencoba menangkap ide yang tidak tertulis di

dalam teks.

c) Membaca kritis (critical reading) merupakan membaca dengan menganalisis,

mengevaluasi materi, dan memberi tanggapan terhadap informasi yang

terdapat dalam teks bacaan, membandingkan ide dalam tulisan dengan

pengetahuan yang dimiliki, serta memberi simpulan mengenai keakuratan,

kesesuaian, dan keefektifan bahan bacaan. Pembaca menganalisis,

mengevaluasi, memberikan tanggapan terhadap informasi dalam teks.

Hampir sama dengan pendapat Burns, dkk., menurut Tarigan (dalam skripsi

Hidayah, 2003:26-27), ada tiga jenis kemampuan membaca pemahaman, yaitu:

1) Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal

dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya,

pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

jelas) dalam bacaan. Informasi tersebut ada dalam baris-baris bacaan (Reading

The Lines). Pembaca tidak menangkap makna yang lebih dalam lagi. Beberapa

hal yang termasuk dalam keterampilan membaca literal antara lain

keterampilan: 1) mengenal kata, kalimat, dan paragraf, 2) mengenal unsur

detail, unsur perbandingan , dan unsur utama, 3) mengenal unsur hubungan

sebab akibat, 4) menjawab pertanyaan (apa, siapa, kapan, dan dimana), dan 5)

menyatakan kembali unsur perbandingan, unsur urutan, dan unsur sebab

akibat.

2) Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan pembaca untuk

mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruahn makna

bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Mengolah bahan

bacaan secara kritis artinya, dalam proses membaca seorang pembaca tidak

hanya menangkap makna yang tersurat ( makna baris-baris bacaan, (Reading

The Lines), tetapi juga menemukan makna antarbaris (Reading Between The

Lines), dan makna di balik baris (Reading Beyond the Lines). Kemudian yang

perlu diajarkan dalam membaca kritis antara lain keterampilan: 1) menemukan

informasi faktual (detail bacaan, 2) menemukan ide pokok yang tersirat, 3)

menemukan unsur urutan, perbandingan sebab akibat yang terirat, 4)

menemukan suasana (mood), 5) membuat kesimpulan, 6) menemukan tujuan

pengarang, 7) memprediksi (menduga) dampak, 8) membedakan opini dan

fakta, 9) membedakan realitas dan fantasi, 10) mengikuti petunjuk, 11)

menemukan unsur propaganda, 12) menilai keutuhan dan keruntutan gagasan,

13) menilai kelengkapan dan kesesuaian antargagasan, 14) menilai keseuaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

antar judul dan isi bacaan, 15) membuat kerangka bahan bacaan, dan 16)

menemukan tema karya sastra.

3) Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari kemampuan

membaca seseorang. Artinya, pembaca harus mampu secara kreatif

menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Beberapa

keterampilan membaca kreatif yang perlu dilatihkan antara lain keterampilan:

1) mengikuti petunjuk dalam bacaan kemudian menerapkannya, 2) membuat

resensi buku, 3) memecahkan masalah sehari-hari melalui teori yang disajikan

dalam buku, 4) mengubah buku cerita (cerpen atau novel) menjadi bentuk

naskah drama dan sandiwara radio, 5) mengubah puisi menjadi prosa, 6)

mementaskan naskah drama yang telah dibaca, dan 7) membuat kritik balikan

dalam bentuk esai atau artikel popular.

The IRA Dictionary (dalam Pranowo 2011), menjelaskan membaca

pemahaman meliputi hal-hal sebagai berikut: memahami mengenai apa yang

dibaca, memahami hubungan dalam suatu hierarki terhadap sesuatu yang

dipahami, proses-proses, penginterpretasian, mengevaluasi, serta suatu reaksi

dengan cara yang kreatif, yang intuitif. Membaca pemahaman adalah suatu

kegiatan dimana pembaca berusaha memahami bacaan secara keseluruhan dengan

mendalam sambil menghubungkan isi bacaan dengan pengalaman maupun

pengetahuan yang dimiliki pembaca tanpa diikuti gerak lisan maupun suara.

Berdasarkan penjelasan di atas, pada hakikatnya kemampuan pembaca

pemahaman adalah kemampuan untuk memahami, menginterpretasi dan

mengevaluasi bacaan. Ada tiga kemampuan membaca pemahaman, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

kemampuan membaca literal, kemampuan membaca intepretatif dan kemampuan

membaca kritis. Jika seseorang telah memiliki ketiga kemampuan membaca

tersebut, maka pembaca dapat disebut sebagai pembaca yang baik. Tingkatan

kemampuan membaca pemahaman yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

(1) kemampuan mendefinisikan arti kata/istilah, (2) kemampuan menangkap

makna tersurat, (3) kemampuan menagkap makna tersirat, (4) kemampuan

menarik kesimpulan, (5) kemampuan memprediksi maksud penulis, dan (6)

kemampuan mengevaluasi bacaan.

2.2.7 Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran,

peyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan

berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan untuk mendukung terciptanya

efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran (Darmasyah, 2010:17). Strategi

pembelajaran merupakan komponen penting dalam sistem pembelajaran. Sistem

pembelajaran yang dimaksud yaitu pengorganisasian, penyampaian dan

pengelolaan pembelajaran diarahkan pada berbagai komponen. Komponen-

komponen pembelajaran tersebut menurut AECT (1977, dalam Darmasyah,

2010:17) yaitu pesan, orang, material, peralatan, teknik, dan setting.

Flowers (2001, dalam Darmasyah, 2010:19), mengartikan strategi dengan

tujuan pembelajaran agar pelajaran yang diajarkan guru menjadi menarik,

dinikmati siswa, dan berhasil secara efektif. Berdasarkan pendapat beberapa ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan komponen

penting agar tujuan pembelajaran dapat berhasil dicapai.

2.2.8 Jenis-jenis Strategi Pembelajaran

Menurut Rahim (2007:36-47), ada beberapa strategi membaca, antara lain,

strategi bawah-atas, strategi atas-bawah, strategi campuran (electic), strategi

interaktif, strategi Know Want to Learn (KWL), dan strategi Directed Reading

Thingking Activity (DRTA). Akan tetapi strategi membaca atas-bawah, strategi

bawah-atas dan strategi campuran lebih cocok untuk tingkat membaca permulaan.

Salah strategi membaca pemahaman yaitu strategi KWL (Know-Want To

Know-Learned). Menurut Rahim (2007:41), strategi KWL memberikan kepada

siswa tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat, dan

sesudah membaca. Strategi ini membantu mereka memikirkan informasi baru

yang diterimanya. Strategi ini juga bisa memperkuat kemampuan siswa

mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik. Siswa juga bisa menilai hasil

belajar mereka sendiri.

Strategi ini dikembangkan oleh Ogle (1986) untuk membantu guru

menghidupkan latar belakang pengetahaun dan minat siswa pada suatu topik.

Strategi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun siswa dalam

memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui, menentukan apa

yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari

membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi KWL menurut

Rahim (2007:41-42) adalah sebagai berikut:

1) Langkah What I Know (K)

What I Know merupakan langkah awal dari KWL. Pada tahap ini siswa dan

guru melakukan brainstorming (sumbang saran) mengenai apa yang telah

diketahui oleh para siswa berkenaan tentang tema, topik, judul dan ilustrasi atau

gambar-gambar yang terdapat dalam teks yang akan dibacanya. Selama proses

pada langkah ini, peranan guru adalah mencatat di papan tulis mengenai apa saja

pendapat atau pikiran-pikiran yang diajukan oleh para siswa berkenaan dengan

topik atau teks bacaan. Kegiatan penting yang harus dilakukan guru di sisni

adalah mencari dan memilih konsep-konsep berupa istilah, kata, frase atau kalimat

yang merupakan kunci dalam memahami isi yang terkandung dalam teks bacaan.

Selain itu dapat mengantarkan pengetahuan siswa kepada topik atau teks yang

akan mereka baca.

2) Langkah What I Want (W)

Setelah siswa memikirkan tentang apa yang telah mereka ketahui berkenaan

dengan topik dalam teks serta kategori informasi yang harus mereka rumuskan,

munculkanlah sejumlah pertanyaan kepada mereka. Guru mengidentifikasi

berbagai hal yang bagi siswa merupakan hal yang menarik, kurang dipahami,

meragukan, atau menjadi silang pendapat. Fase ini membimbing aktivitas

membaca menjadi aktivitas yang bertujuan dan pikiran siswa akan lebih terfokus

pada hal-hal yang hendak dicarinya dalam teks.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

3) Langkah What I Learn (L)

Setelah selesai membaca suatu artikel, arahkan siswa untuk menulis tentang

apa yang telah mereka pelajari dari bacaan tersebut. Guru hendaknya mengecek

apakah mereka sudah merumuskan pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui

sejauh mana yang dibaca siswa berkenaan dengan minat mereka. Jika tidak,

anjurkan ke bacaan selanjutnya untuk mengetahui dengan jelas tentang prioritas

yang ingin mereka pelajari.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam strategi KWL adalah

stategi membaca dengan tiga langkah pokok, yaitu pertama, What I Know (K)

merupakan kegiatan yang menggali latar belakang pengetahuan siswa dengan cara

brainstorming (sumbang saran). Kedua, What I Want (W), menentukan hal-hal

yang ingin diketahui dan merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan teks

yang dibacanya. Tahap terakhir What I Learn (L), yaitu menentukan hal-hal yang

telah dipelajari dengan cara menjawab pertanyaan yang telah mereka rumuskan

pada langkah sebelumnya.

Strategi selanjutnya adalah Strategi Membaca Dan Berpikir Secara Langsung

/MBL atau DRTA (Direct Reading Thinking Activities). Dijelaskan oleh Stauffer

(dalam Rahim, 2007:47) bahwa strategi DRTA merupakan suatu strategi

pembelajaran dimana guru menberikan motivasi terhadap usaha dan konsentrasi

siswa dengan cara melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa

merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi

solusi sementara. Tujuan strategi ini adalah untuk melatih siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

menggunakan konsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan seca

serius.

Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dapat digunakan oleh

guru dalam membaca pemahaman. Pada strategi ini siswa diminta untuk

memberikan prediksinya tentang apa yang terdapat dalam teks bacaan sebelum

pembelajaran dengan cara memprediksi judul bacaan, dan selama kegiatan

pembelajaran membaca berlangsung dengan cara memprediksi gambar seri.

Sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam wacana dapat dipahami oleh

siswa.

Rahim (2007:48), “Dalam strategi DRTA, siswa diminta untuk memberikan

prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks, kemudian dalam

membuat prediksi siswa menggunakan latar belakang pengetahuan yang

dimilikinya tentang topik”. Langkah ini juga mendorong siswa untuk

mengaplikasikan keterampilan metakognitif yang dimilikinya, karena pada saat

itu siswa berpikir sesuai dengan jalan pikirnya. Di sini guru dapat membantu

siswa dalam mengarahkan prediksi dan kesimpulan yang akan dibuat oleh siswa.

Menurut Rahim (2007:50), langkah-langkah dalam menggunakan strategi

DRTA dalam pembelajaran membaca pemahaman adalah:

1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul

Pada tahap ini guru menuliskan judul teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa

di papan tulis. Setelah itu guru menyuruh siswa memprediksikan isi teks bacaan

yang akan dibaca berdasarkan judul tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar

Langkah yang dilakukan guru pada tahap ini adalah memajang gambar dari

teks bacaan yang akan dibaca oleh siswa. Setelah itu suruhlah siswa memprediksi

apa kira-kira isi dari teks bacaan yang akan dibacanya nanti.

3) Membaca bahan bacaan atau teks

Menyuruh siswa membaca teks bacaan yang dibagikan guru berdasarkan

pilihannya terhadap gambar yang dipilih oleh siswa tersebut.

4) Menilai prediksi dan menyesuaikan prediksi

Setelah membaca teks tersebut guru melakukan penilaian terhadap hasil

prediksi siswa, dengan cara mengajukan pertanyaan siapakah diantara kamu yang

prediksinya tadi sama dengan teks bacaan yang baru saja dibaca. Ulangi kembali

semua prosedur (1-4) hingga semua bagian pelajaran diatas telah tercakup.

Kemudian ada strategi SQ3R (Survei, Question, Read, Recite, Review).

Strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang terdiri dari mensurvei isi,

membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan dan meninjau

kembali menurut Tarigan: 1990 (dalam Teguh Santoso: 2001). Langkah-langkah

pembelajaran membaca dengan strategi SQ3R yaitu sebagai berikut:

1) Survey (Peninjauan)

Survey adalah langkah persiapan yang dilakukan untuk memulai aktivitas

membaca. Langkah ini berguna untuk mengumpulkan informasi tentang bacaan

yang akan kita baca. Tujuan survey adalah untuk mempercepat menangkap arti,

mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide penting, melihat susunan (organisasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

bahan bacaan, mendapatkan minat perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan

memudahkan mengingat lebih banyak dan lebih mudah.

2) Question (Pertanyaan)

Langkah question adalah memunculkan pertanyaan-pertanyaan seputar

gambaran umum yang telah kita dapatkan dalam proses survey sebelumnya.

3) Read (Membaca)

Read atau membaca ada pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat

membaca ini, kita mulai mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran bab

yang kita buat pada proses survey dan question.

4) Recite

Recite adalah menceritakan isi bacaan yang telah dibaca dengan kata-kata

sendiri. Pada tahap ini Anda dapat membuat catatan seperlunya. Pada umumnya

kita cepat sekali lupa dengan bahan yang telah dibaca. Dengan melakukan proses

recite ini kita bisa melatih pikiran untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan

yang dibaca. Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan

yang kita buat sebelum membaca bab tersebut dan cobalah jawab pada selembar

kertas tanpa melihat buku.

5) Review

Review adalah proses meninjau kembali isi bahan bacaan, pakah yang kita

ceritakan dengan kata-kata sendiri telah sesuai dengan isi yang sebenarnya atau

tidak. Proses ini dapat dilakukan dengan membaca ulang seluruh bab, melengkapi

catatan atau berdiskusi dengan teman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Selanjutnya ada Strategi PQ4R (Preview,Question, Read, Reflect, Recite,

Review). Strategi PQ4R merupakan salah satu bentuk strategi elaborasi. PQ4R

adalah singkatan dari preview (membaca selintas dengan cepat), question

(bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite, dan review atau membaca,

merefleksi, menanyakan pada diri sendiri, dan mengulag secara menyeluruh

(dalam Iskandarwassid dan Dadang, 2008:11-12). Strategi PQ4R adalah strategi

yang digunakan untuk membantu peserta didik mengingat dan menghafal apa

yang mereka baca. dan digunakan untuk membantu siswa mengingat apa yang

dibaca dengan tujuan untuk mempelajari sampai tuntas bab demi bab suatu buku

pelajaran. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam strategi PQ4R sebagai

berikut:

1) Preview

Siswa membaca selintas dengan cepat, dimulai membaca topik-topiknya, sub

topik utama, judul dan sub judul atau ringkasan pada akhir suatu bab. Ide

pokoknya akan menjadi inti pembahasan dalam bahan bacaan siswa sehingga

akan memudahkan memberi keseluruhan ide pokok.

2) Question

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri untuk setiap pasal yang

ada pada bacaan siswa. Awali pertanyaan dengan menggunakan kata apa, siapa,

mengapa, dan bagaimana, sehingga akan lebih hati-hati dan membantu siswa

mengingat apa yang dibaca dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

3) Read

Memberi reaksi sebagai hasil pikir dari apa yang dibaca dengan menjawab

semua pertanyaan yang diajukan sebelumnya.

4) Reflect

Selama membaca siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal tapi

mengingat dan memahami informasi yang dipresentasikan dengan cara:

a. Menghubungkan informasi yang telah diketahui

b. Mengaitkan topik dalam teks dengan konsep utama

c. Memecahkan kontradiksi didalam informasi yang disajikan

d. Menggunakan materi itu untuk memecahkan masalah yang disimulasikan

5) Recite

Menghubungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajari

dengan menyatakan butir-butir penting dengan menyaring dan menanyakan serta

menjawab pertanyaan yang ada, sehingga dapat memuat intisari materi dan

bacaan.

6) Review

Menjawab intisari yang telah dibuat, mengulang kembali seluruh isi bacaan

dan menjawab pertanyaan yang ada sekali lagi.

Strategi lainnya yaitu RAP sebagai akronim dari Read, Asked, dan Putting.

Untuk menanamkan minat baca pembelajar harus diajak membaca. Selama

membaca, pembelajar dapat membaca satu paragraf saja untuk memahami pikiran

utama, dan baru kemudian memahami pikiran penjelas. Setelah pembelajar

membaca, kemudian ajukan beberapa pertanyaan mengenai paragraf yang sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

dibaca dan kemudian dicoba dijawab (ask). Pada akhirnya, pembelajar mencoba

membuat ringkasan menggunakan kata-kata sendiri (putting). Strategi membaca

demikian harus secara terus-menerus dilakukan secara mandiri (Hagaman,

Luschen & Reid, 2010).

Satu lagi strategi yang dapat digunakan untuk membaca pemahaman yaitu

strategi TEELS (Title, Examine, Look, Look, and Setting) dalam (Ridge &

Skinner, 2010). Strategi ini sangat jitu jika diterapkan untuk memahami buku teks.

Langkah pertama adalah Title. Siswa mengamati judul untuk menemukan kata

kunci agar dapat memahami arah bacaan. Langkah kedua adalah Examine. Pada

langkah ini siswa membaca sekilas suatu bagian bacaan untuk menemukan kata

kunci isi bacaan. Langkah ketiga adalah look (look for). Pada tahap ini pembaca

menemukan kata-kata penting (kata kunci) yang sering diulang-ulang dalam

bacaan. Langkah ini sangat penting karena akan mengaktifkan prior knowledge

siswa. Langkah selanjutnya adalah look (look for) lagi. Pada tahap ini pembaca

mencari kata-kata yang tidak diketahui maknanya dan kemudian dicari maknanya

(melalui kamus). Langkah ini penting karena jika selama membaca tidak

memahami makna kata-kata yang digunakan akan kesulitan memahami isi bacaan.

Langkah terakhir adalah setting. Langkah ini dimaksudkan untuk menemukan hal-

ihwal yang berhubungan dengan tempat, waktu, gambaran, atau periodisasi

peristiwanya. Jika strategi ini dilakukan berkali-kali, pembaca akan mengalami

perubahan besar dalam memahami isi bacaan.

Meskipun demikian, guru dan siswa harus menyadari bahwa membaca tidak

akan berhasil secara instan. Kegiatan membaca untuk menumbuhkan minat,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

kebisaaan, dan menjadi budaya baca harus terus-menerus dilakukan. Hal demikian

tidak mudah. Agar konsistensi siswa terjaga perlu mendapat dukungan dari

berbagai pihak, seperti lingkungan yang kondusif, ketersediaan bacaan,

keteladanan orang tua, kepedulian guru dengan memberi tugas membaca secara

terus-menerus, kegiatan ekstrakurikuler berupa lomba membuat ringkasan buku

bacaan, dan sebagainya.

2.2.9 Teori Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2003:18). Namun, dalam penelitian

ini analisis SWOT digunakan untuk mengindetifikasi berbagai faktor membaca

yang dimiliki oleh mahasiswa. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat

meminimalkan kelemahan dan ancaman. Menurut Rangkuti (2003:19), SWOT

adalah singkatan dari lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta

lingkungan eksternal Opportunities dan Threats yang ada dalam faktor membaca

manusia. Dalam hal ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal

(peluang dan ancaman) dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan).

Pearce II (2013:156-157) menjabarkan analisis SWOT sebagai berikut.

Peluang (Opportunities) merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam

lingkungan yang mendukung faktor membaca mahasiswa. Ancaman (Threats)

merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan

mahasiswa dalam membaca. Kekuatan (Strengths) merupakan keunggulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

mahasiswa pada saat membaca dan kelemahan (Weaknesses) merupakan

keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki mahasiswa ketika membaca yang

dapat menghambat pemahaman mahasiswa terhadap bacaan. Keempat hal tersebut

dapat dikatakan sebagai suatu teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

melakukan penyorotan yang cepat atas situasi strategi pembelajaran yang sesuai

untuk kemampuan membaca pemahaman.

Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategi yang

merupakan pendekatan analisis lingkungan (Sagala, 2007:140). Proses penilaian

kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan secara umum menunjuk pada dunia

bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT menyediakan para pengambil

keputusan organisasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Analisis SWOT adalah

perangkat analisa yang popular, terutama untuk kepentingan perumusan strategi

(Susanto, 2014:133). Kemampuan analisis SWOT bertahan sebagai alat

perencanaan yang masih terus digunakan sampai saat ini, membuktikan kehebatan

analisis dalam pandangan seorang dosen.

Analisisis SWOT juga dapat dikatakan sebuah pendekatan konseptual

yang luas, yang menjadikannya rentan terhadap beberapa keterbatasan. Pertama,

analisis SWOT berpontensi untuk terlalu banyak memberikan penekanan pada

kekuatan internal dan kurang memberikan perhatian pada ancaman eksternal.

Kedua, analisis SWOT dapat menjadikan sesuatu yang bersifat statis dan beresiko

mengabaikan perubahan situasi dan lingkungan yang dinamis. Ketiga, analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

SWOT berpontensi terlalu memberikan penekanan hanya pada satu kekuatan atau

elemen dari strategi.

2.2.10 Teori Analisis Skala Likert

Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala

atau fenomena (Sumanto, 2014:102). Dalam skala likert terdapat dua bentuk

pernyataan, yaitu bentuk pernyataan positif (favourale) yang berfungsi untuk

mengukur sikap positif, dan bentuk pernyataan negatif (unfavourable) yang

berfungsi untuk mengukur sikap negatif objek sikap. Adapun tabelnya seperti di

bawah ini:

Pernyataan Positif Skala Pernyataan Negatif Skala

Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 4 Setuju (S) 2

Netral (N) 3 Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5

Bentuk-bentuk pernyataannya pun juga dapat berbeda-beda, seperti di bawah ini:

Sangat Puas (5)

Puas (4)

Cukup Puas (3)

Kurang Puas (2)

Tidak Puas (1)

Sangat Tinggi/Sangat Penting/Sangat Benar (5)

Tinggi/Penting/Benar (4)

Cukup Tinggi/Cukup Penting/Cukup Benar (3)

Rendah/Kurang Penting/Salah (2)

Rendah Sekali/Tidak Penting/Sangat Salah (1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

Sangat Baik (5)

Baik (4)

Sedang (3)

Buruk (2)

Buruk Sekali (1)

Hal tersebut juga dipertegas oleh Riduwan (2002:12), skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini

telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variable

penelitian. Dengan, menggunakan skala likert, maka variable yang akan

dijabarkan menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian

sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang dapat diukur.

Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk

membuat item instrument yang berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu

dijawab oleh responden. Di bawah ini akan dijabarkan kriteria interpretasi skor

yakni:

Rentang

Skor

Kriteria

0% - 20% Sangat Rendah

21% - 40% Rendah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat Tinggi

Dalam skala likert (Suharso, 2009:44), kemungkinan jawaban tidak sekedar

“setuju” dan “tidak setuju” melainkan dibuat lebih banyak kemungkinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

jawabannya, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, dan sangat

setuju. Cara mengerjakan skala likert yakni:

1. Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan

masalah yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih salah satu dari

sejumlah kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban

diberi penilaian tertentu (misalnya 1,2,3,4,5).

2. Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk

seluruh jawaban.

3. Menilai kekompakkan antarpernyataan. Caranya dengan membandingkan

jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat

berbeda, tetapi memberikan jawaban yang sama untuk pernyataan tersebut.

Pernyataan tersebut dinilai tidak baik, sehingga harus dikeluarkan (tidak

digunakan untuk mengukur konsep yang diteliti).

4. Pernyataan yang kompak dijumlahkan untuk membentuk variabel baru dengan

menggunakan teknik summated rating.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

2.3 Kerangka Berpikir

Angket faktor membaca dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan

faktor eksternal. Kedua faktor tersebut kemudian dianalisis lebih dalam sehingga

terdapat 14 indikator yang mendukung faktor internal dan eksternal. Setelah

diketahui indikator kemudian diklasifikasikan subindikator menurut 14 indikator

yang telah ada. Analisis subindikator (pernyataan) sesuai dengan teori skala likert.

Dalam skala likert diketahui terdapat pernyataan positif dan pernyataan negative.

Selanjutnya, analisis angket faktor membaca menggunakan analisis SWOT untuk

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tes kemampuan

membaca pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman mahasiswa

terhadap suatu bacaan. Tes tersebut menggunakan indeks tingkat kesulitan untuk

mengetahui butir soal yang layak dan tidak layak. Layak tidaknya sebuah butir

Analisis SWOT

Faktor Membaca

Strategi Pembelajaran Kemampuan

Membaca Pemahaman

Tes Kemampuan Membaca

Pemahaman

STRATEGI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

soal ditentukan dari soal tersebut tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah untuk

dikerjakan oleh mahasiswa.

Setelah menentukan indeks tingkat kesulitan butir soal kemudian dikaitkan

dengan enam aspek membaca pemahaman. Enam aspek tersebut yakitu

mendefinisika arti kata/istilah, menangkap makna tersurat, menangkap makna

tersirat, menarik kesimpulan, memprediksi maksud penulis dan mengevaluasi

bacaan. Keenam aspek tersebut dianalisis agar dapat mengetahui tingkat

keberhasilan mahasiswa dalam memcapai keenam aspek tersebut. Setelah keenam

aspek tersebut dianalisis, selanjutnya dikaitkan dengan analisis SWOT. Hal ini

bertujuan mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam tiap

aspek. Strategi pembelajaran ditentukan untuk mengurangi kelemahan mahasiswa

dalam membaca dan mengantisipasi ancaman yang muncul ketika mahasiswa

membaca. Selain itu strategi pembelajaran juga diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai (1) jenis penelitian, (2)

subjek penelitian, (3) teknik pengumpulan data, (4) instrumen penelitian, dan (5)

teknik analisis data penelitian. Kelima hal tersebut akan diuraikan sebagai

berikut.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Dikatakan demikian karena dalam analisis data

penelitian ini mengintepretasikan data dengan narasi kata-kata dan data statistik

atau angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan

suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang (Juliansyah Noor,

2011:34). Kerlinger (dalam Sugiyono, 1999:3) mengemukakan bahwa penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi

tersebut sehingga ditemukan kejadian-kejadian realatif, distribusi, dan hubungan

antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan apa adanya tentang suatu

gejala, keadaan, fakta, dan keterangan secara aktual. Penelitian ini akan

mengungkap faktor membaca dan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa

PBSI semester

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

VI Universitas Sanata Dharma serta mencari strategi pembelajaran yang sesuai

dengan enam aspek membaca pemahaman untuk meningkatkan kemampuan

membaca pemahaman mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif

(noneksperimen). Data penelitian dianalisis secara kuantitatif kemudian

dideskripsikan. Analisis data menggunakan rumus statistik dan disajikan dalam

bentuk tabel. Hasil analisis dan tampilan data tersebut akan diinterpretasikan

secara kualitatif dalam bentuk narasi yang menunjukkan kualitas dari gejala atau

fenomena yang menjadi objek penelitian.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VI

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Alamat kampus tersebut di Mrican,

Tromol Pos 29, Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dilakukan pada hari Jumat, 17

April 2015 pukul 07.00-08.30 WIB di ruang kelas K. 22 Universitas Sanata

Dharma. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, tes membaca

pemahaman dan wawancara. Adapun sampel yang akan diambil dari dua kelas

mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma yaitu kelas B dan C.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian dibutuhkan data sebagai bukti yang akurat. Alat

pengumpulan data dalam penelitian ini mengambil informasi dari beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

sumber seperti yang telah dipaparkan sebelumnya. Adapun penjabarannya sebagai

berikut.

3.3.1 Nontes

Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi tentang keadaan peserta didik atau peserta tes tanpa

melalui tes dengan alat tes (Nurgiyantoro, 2012:90). Peneliti menggunakan dua

jenis teknik nontes yaitu angket (kuesioner) dan wawancara (interview). Adapun

penjabarannya sebagai berikut.

3.3.1.1 Angket (Kuesioner)

Kuesioner (Questionnaire) merupakan serangkaian (daftar) pertanyaan

tertulis yang ditujukan kepada responden mengenai masalah-masalah tertentu

yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan dari responden (Nurgiyantoro,

2012:9). Kuesioner ini merupakan salah satu teknik pengumpulan data nontes

yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawab.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti

tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan

dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden

cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan

/penyataan tertutup dan terbuka, dapat diberikan kepada responden secara

langsung atau dikirim melalui pos atau internet (Sugiyono, 2010:199).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

Penelitian ini, menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner untuk

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman

mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Kuesioner

ini akan disebarkan ke sejumlah mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

3.3.1.2 Wawancara (Interview)

Wawancara (interview) merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk

mendapatkan informasi dari responden yang diwawancarai dengan melakukan

tanya jawab sepihak (Nurgiyantoro, 2012:96). Wawancara ini merupakan kegiatan

satu arah, maksudnya ada pihak yang bertugas bertanya dan pihak yang bertugas

menjawab. Hal ini sejalan dengan pendapat Margono (2007:165), yang

mengatakan bahwa interview alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan

sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama dari

interview adalah kontak langsung dengan tatap muka antara pencari informasi

(interviewer) dan sumber informasi (interviewee).

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumulan data apabila penelitian

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang

lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data

ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau

setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono,

2010:194).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Teknik pengumpulan data wawancara digunakan untuk mengetahui

kesulitan yang dialami saat membaca dan faktor-faktor penyebab membaca serta

mengonfirmasi hasil angket faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca

pemahaman, sehingga dapat menemukan garis lurus/kesamaan data pada saat

dilakukan wawancara dengan kuesioner yang telah disebarkan.

3.3.2 Tes (Test)

Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang sistematis untuk

mengukur suatu sampel tingkah laku misalnya untuk menjawab pertanyaan

“seberapa baik (tinggi) kinerja seseorang” yang jawabanya berupa angka, hal ini

disampaikan oleh Gronlund (dalam Nurgiyantoro, 2012:105). Tes ini merupakan

salah satu bentuk pengukuran dan tes “hanyalah” merupakan salah satu cara untuk

mendapatkan informasi (kemampuan) tentang responden (Nurgiyantoro, 2010:6).

Menurut Arikunto (dalam Iskandarwassid dan Dadang, 2008:179), tes

adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh

data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan

cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.

Teknik pengumpulan data tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan

membaca pemahaman. Tes ini akan berbentuk tes objektif (pilihan ganda) dalam

bentuk butir-butir pertanyaan yang merupakan penjabaran dari indikator aspek

membaca pemahaman yang terdiri dari; (1) Kemampuan mendefinisikan arti kata,

(2) Kemampuan memahami makna tersurat, (3) Kemampuan memahami makna

tersirat, (4) Kemampuan menarik kesimpulan, (5) Kemampuan membuat prediksi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

dan (6) Kemampuan mengevaluasi isi bacaan. Teknik ini akan sangat

memudahkan peneliti dalam mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman

mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3.4 Instrumen Penelitian

Sebelum menggunakan teknik pengumpulan data, dibutuhkan instrumen

penelitian atas pengumpulan data dapat terencana dengan baik dan sesuai. Oleh

karena itu dalam hal ini akan dijabarkan instrumen penelitian sebagai berikut.

Namun, kisi-kisi yang terdapat dalam tabel dapat dilihat dalam lembaran lampiran

2. Tabel dimulai dari 3.1 sampai dengan 3.3.

3.4.1 Instrumen Angket

Intrumen angket berupa kisi-kisi dalam angket. Di bawah ini adalah

beberapa pernyataan dalam angket yang akan diisi oleh mahasiswa semester VI

PBSI Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terkait penentuan faktor yang

mempengaruhi membaca pemahaman, tingkat budaya baca, dan strategi

meningkatkan budaya melalui membaca pemahaman. Hal tersebut akan

dijabarkan ke dalam kisi-kisi dan dapat dilihat pada lembar lampiran 2.

3.4.2 Instrumen dalam Tes

Instrumen tes menguraikan indikator kemampuan membaca pemahaman

yang diteliti. Indikator yang diteliti dalam tes ini dimaksudkan untuk mengetahui

serta mengukur tingkat kemampuan membaca pemahaman perserta tes.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Komponen yang diukur dalam kemampuan membaca pemahaman sesuai dengan

enam aspek kemampuan membaca pemahaman yaitu, menangkap arti kata/istilah,

menangkap makna tersurat, menangkap makna tersirat, menarik kesimpulan,

memprediksi maksud penulis dan mengevaluasi bacaan. Kisi-kisi instrumen dan

proporsi peneybaran soal menurut indikator yang akan diukur secara lengkap

terdapat pada lembar lampiran 2.

3.4.3 Instrumen Dalam Wawancara

Intrumen wawancara berupa ketentuan dalam melakukan wawancara

merupakan pedoman pada saat akan melakukan wawancara ke sejumlah

mahasiswa semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma. Ketentuan wawancara

seputar kebiasaan membaca yang telah dilakukan peserta tes selama ini dan faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhi kebiasaan membaca peserta tes. Selain

itu, wawancara juga dimaksudkan untuk mengonfirmasi hasil tes dan mengetahui

respon peserta tes ketika mengikuti tes dan setelah mengikuti tes kemampuan

membaca pemahaman.

3.5 Teknik Analisis Data Penelitian

Dalam penelitian deskriptif ini terdapat dua teknik analisis data yang

digunakan yaini kuantitatif dan kualitatif, adapun penjabarannya sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

3.5.1 Analisis Data Angket Faktor yang Mempengaruhi Membaca

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis. Analisis data angket faktor

membaca di analisis menggunakan skala likert. Menurut Riduwan (2012:12),

skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Adapun tabel dalam skala

likert untuk tiap jawaban pernyataan seperti di bawah ini:

Tabel 3.4 Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif

Pernyataan Positif Skala Pernyataan Negatif Skala

Sangat Setuju (SS) 5 Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 4 Setuju (S) 2

Netral (N) 3 Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sangat Tidak Setuju (STS) 5

Menghitung skor dalam skala likert yaitu dengan cara menghitung jumlah

skor mahasiswa untuk satu pernyataan dalam angket faktor membaca dengan

rumus:

T x Pn

T = Total jumlah responden yang memilih

Pn = Pilihan angka skor likert

Apabila total skor sudah diketahui kemudian interpretasi skor perhitungan.

Selanjutnya untuk mendapat hasil interpretasi, harus diketahui dulu skor indeal

(X) dan skor rendah (Y). adapun rumus penilaiannya sebagai berikut.

Skor ideal (X) = skor tertinggi likert x jumlah responden

Skor rendah (Y) = skor terendah likert x jumlah responden

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Agar dapat menginterpretasikan hasil nilai faktor yang mempengaruhi

kemampuan membaca mahasiswa diperlukan rumus index presentase (%) yaitu.

Index % = total skor/skor ideal*100

Sebelum menginterpretasikan hasil nilai faktor membaca, sebelumnya kita

harus mengetahui terlebih dahulu interval (jarak) dan interpretasi persen agar

mengetahui penilaian dengan metode mencari interval skor persen (I). rumus

interval yaitu I = 100/jumlah skor likert (I = 100/5=20). Adapun contohnya

sebagai berikut: Pernyataan nomor 1 dalam angket faktor membaca yaitu: “Jika

akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca

saya sangat kuat”.

Tabel 3.5 Contoh Perhitungan Angket Faktor Membaca

Pernyataan Positif Skala Jumlah

Mahasiswa Hasil

Sangat Setuju (SS) 5 16 80

Setuju (S) 4 27 108

Netral (N) 3 3 9

Tidak Setuju (TS) 2 1 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 0 0

Jumlah 199

Jumlah skor ideal untuk satu pernyataan (skor tertinggi) = 5 x 47 = 235

Jumlah skor terendah = 1 x 47 = 47

Cara menghitungnya yaitu

= Jumlah skor x 100%

Skor tertinggi

= 199 x 100%

235

= 84,68%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Setelah dihitung kemudian masukan dalam kriteria seperti di bawah ini:

Tabel 3.6 Kriteria Faktor Membaca

Rentang Skor Kriteria

0% - 20% Sangat Lemah

21% - 40% Lemah

41% - 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81% - 100% Sangat Kuat

Berdasarkan perhitungan seperti di atas dapat disimpulkan bahwa pernyataan

tersebut masuk kriteria sangat tinggi.

3.5.2 Analisis Data Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Penilaian tes dalam penelitian ini menggunakan cara dengan memberikan

nilai untuk jawaban benar yakni 1 (satu) dan jawaban salah diberi skor 0 (nol).

Jumlah benar dalam satu tes setiap mahasiswa menjadi nilai keseluruhan.

Selanjutnya, nilai di masukan menggunakan rumus (Nurgiyantoro, 2012:219):

a. Mencari nilai rata-rata (Mean)

Berdasarkan tabel skor tes kemampuan membaca pemahaman diketahui

bahwa = 1064, dan N = 47. Nilai rata-rata dihitung dengan rumus:

=

Keterangan:

= Nilai rata-rata

= Jumlah skor

N = Jumlah mahasiswa

Adapun rincian penghitungannya sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

=

=

= 22

Jadi nilai rata-rata tes kemampuan membaca pemahaman adalah 22

b. Menentukan simpangan baku

Berdasarkan tabel skor angket faktor membaca diketahui bahwa ∑X = 1064,

∑ = 24652, dan N = 47. Simpangan baku dihitung dengan rumus:

S = √

2

Keterangan:

S = Simpangan baku

∑X = Jumlah skor

∑ = Jumlah skor yang dikuadratkan

N = Jumlah mahasiswa

Adapun rincian penghitungan sebagai berikut:

S = √

2

= √

2

= √ 2

= √

= √

= 6

Jadi, simpangan bakunya adalah 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

c. Mengkonversi ke dalam skala 5

Setelah menghitung nilai rata-rata dan menentukan simpangan baku,

selanjutnya mengkonversikan ke dalam skala 5. Adapun rinciannya sebagai

berikut:

Tabel 3.7 Konversi Skor Tes Kemampuan Membaca

Pemahaman

Skor Mentah Skala

X + 1,5 (S) = 22 + 1,5 (6) = 22 + 9 = 31 5

X + 0,5 (S) = 22 + 0,5 (6) = 22 + 3 =25 4

X - 0,5 (S) = 22 - 0,5 (6) = 22 – 3 = 19 3

X - 1,5 (S) = 22 - 1,5 (6) = 22 – 9 = 13 2

< 13 1

Setelah mengkonversikan ke dalam skala 5 kemudian dimasukkan ke dalam

tabel penghitungan hasil angket faktor membaca. Adapun rinciannya sebagai

berikut.

Tabel 3.8 Hasil Perhintungan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Mahasiswa Semester VI PBSI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta

No Kategori Rentangan

Nilai Frekuensi Persentase Skala

1.

Kemampuan Membaca

Pemahaman Sangat

Tinggi

31 – 42 0 0% 5

2. Kemampuan Membaca

Pemahaman Tinggi 25 – 30 17 36% 4

3.

Kemampuan Membaca

Pemahaman Cukup

19 – 24 25 53% 3

4. Kemampuan Membaca

Pemahaman Kurang 13 – 18 5 11% 2

5.

Tidak Memiliki

Kemampuan Membaca

Pemahaman

< 13 0 0% 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Setelah mengetahui nilai rata-rata mahasiswa, selanjutnya peneliti melakukan

perhintungan indek tingkat kesulitan (ITK) butir soal dengan rumus jawaban

benar dibagi jumlah responden. Adapun rumus ITK (Nurgiyantoro, 2012:196):

ITK =

ITK = Indeks tingkat kesulitan yang

dicari

FK = Jumlah jawaban benar

N = Jumlah responden

Menurut Oller (dalam Nurgiyantoro, 2012:195), semua butir soal dinyatakan

layak jika indek tingkat kesulitannya berkisar antara 0,15 sampai dengan 0,85.

Namun, rentangan interval tersebut masih terlalu luas, maka ITK yang dapat di

tolelir menurut Nurgiyantoro (2012:195) adalah yang berkisar antara 0,20-0,80.

Berikut ini adalah penjabaran kategori ITK menurut Nurgiyantoro:

Tabel 3.9 Kategori ITK

3.5.3 Analisis Data Wawancara

Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara 5 mahasiswa dengan nilai

hasil tes tertinggi di analisis dengan tahap-tahap sebagai berikut, yaitu : (1)

Mentranskrip hasil wawancara, (2) Merangkum hasil transkrip wawancara, dan

Rentang Indek Kategori

0,00 - 0,19 Sangat Sulit

0,20 - 0,40 Sulit

0,41 - 0,60 Sedang

0,61 - 0,80 Mudah

0,81 - 1,00 Sangat Mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

(3) Menganalisis data wawancara menggunakan analisis SWOT untuk mengetahui

kekuatan, kelemahaman, peluang dan ancaman membaca.

3.5.4 Analisis SWOT

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT Strenght, Weakness,

Opportunity, and Threat) untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman dalam membaca pemahaman. Analisis SWOT ini diambil dari ilmu

managemen bisnis untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh perusahaan

dalam pengembangan perusahaan. Analisis SWOT ini dibagi menjadi dua, yaitu

sikap positif dan sikap negatif. Sikap positif dalam faktor internal menjadi

kekuatan faktor membaca, sikap negatif dalam faktor internal menjadi kelemahan

faktor membaca, sikap positif dalam faktor eksternal menjadi peluang faktor

membaca, dan sikap negatif dalam faktor eksternal menjadi ancaman faktor

membaca.

Teori SWOT ini akan digunakan peneliti untuk merumuskan strategi

pembelajaran berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut.

Hasil wawancara juga akan dianalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Setelah diketahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman kemudian

dikaitkan dengan enam aspek membaca pemahaman. Keenam aspek yang telah

dianalisis SWOT akan membantu peneliti dalam menentukan strategi

pembelajaran membaca pemahaman yang sesuai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

3.5.4 Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

digunakan tersebut benar-benar sahih dan handal (valid dan reliabel) yaitu sejauh

mana suatu alat ukur mampu memberikan hasil pengukuran yang konsisten dalam

waktu dan tempat yang berbeda, juga untuk melihat sampai sejauhmana

responden dapat memahami butir-butir pertanyaan. Penelitian ini menggunakan

uji coba terpakai yaitu responden uji coba termasuk anggota penelitian

sesungguhnya dan yang akan digunakan hanya soal yang mendapat predikat layak

sedangkan soal yang mendapat predikat tidak layak akan dihapus atau direvisi

kembali. Berdasarkan hasil perhitungan ITK itulah akan diketahui butir soal mana

saja yang layak (valid dan reliabel) dan butir soal mana saja yang perlu dihapus

(tidak digunakan).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Data dalam penelitian ini berupa skor hasil analisis angket faktor membaca

pemahaman, tes kemampuan membaca pemahaman, dan analisis data wawancara.

Pengambilan data angket dan tes dilakukan pada hari Jumat, 17 April 2015 pukul

07.00-08.30 WIB di ruang kelas K. 22 Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini

melibatkan dosen PBSI yaitu Prof. Pranowo selaku dosen pembimbing peneliti

dan dibantu tiga rekan peneliti yang merupakan rekan skripsi payung ini.

Responden dalam data penelitian ini adalah mahasiswa semester VI kelas B dan C

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjumlah 47 mahasiswa (28

mahasiswa kelas B dan 19 mahasiswa kelas C).

Data pertama berupa angket faktor membaca pemahaman terdiri dari 101

pernyataan (subindikator) yang terdiri dari 5 rentangan skor yaitu skor 5 = Sangat

Setuju, 4 = Setuju, 3 = Tidak Memiliki Pilihan, 2 = Tidak Setuju, dan 1 = Sangat

Tidak Setuju. Angket faktor membaca dikerjakan selama 45 menit. Data kedua

pada penelitian ini berupa tes kemampuan membaca pemahaman yang terdiri dari

42 soal tes pilihan ganda dengan alternatif jawaban A,B,C,D dan E, tes ini

dikerjakan mahasiswa selama 60 menit. Data ketiga berupa analisis hasil

wawancara mahasiswa dengan hasil tes tertinggi yang berjumlah 5 orang, hal

tersebut dikarenakan mahasiswa yang memiliki hasil tes tinggi dapat dikatakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi. Pertanyaan dalam wawancara

berkaitan dengan faktor internal dan faktor eksternal kemampuan membaca.

Berdasarkan hasil perhitungan angket faktor membaca yaitu 68,59%. Hasil

perhitungan tersebut diketahui 68,59% yang tergolong dalam kriteria tinggi. Skor

tertinggi untuk tes kemampuan membaca pemahaman adalah 27 sedangkan skor

terendah adalah 13.

4.2 Analisis Faktor Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Analisis

SWOT

Penelitian ini menggunakan skala likert untuk menganalisis hasil data angket

faktor membaca pemahaman. Adapun kriteria dalam skala likert sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kriteria Faktor Membaca

Pernyataan dalam angket dikategorikan sebagai subindikator, sedangkan

indikatornya adalah faktor internal dan faktor eksternal. Subindikator yang

masuk kriteria “Sangat Lemah” terdapat dalam rentang skor 0%- 0%.

Subindikator yang masuk kriteria “Lemah” terdapat dalam rentang skor 21%-

40%. Subindikator yang masuk kriteria “Cukup” terdapat dalam rentang skor

41%–60%. Subindikator yang masuk kriteria “Kuat” terdapat dalam rentang skor

Rentang Skor Kriteria

0% - 20% Sangat Lemah

21% - 40% Lemah

41 – 60% Cukup

61% - 80% Kuat

81 – 100% Sangat Kuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

61%-80%, dan subindikator yang masuk kriteria “Sangat Kuat” terdapat dalam

rentang skor 81%–100%.

4.2.1 Analisis Faktor Kemampuan Membaca

Data dalam penelitian ini yaitu angket faktor membaca yang mempengaruhi

kemampuan membaca. Angket terdiri dari 101 pernyataan (subindikator). Angket

faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca tersebut dibagi menjadi dua

faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

4.2.1.1 Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa

sendiri. Faktor internal terdiri dari 9 indikator, yaitu (1) Motivasi membaca, (2)

Sikap dan minat pembaca, (3) Kebiasaan membaca, (4) Pengetahuan/pengalaman

yang dimiliki sebelumnya, (5) Pengetahuan tentang cara membaca, (6)

Ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, (7) Kondisi

emosi pembaca, (8) Kondisi kesehatan pembaca , dan (9) Tingkat intelegensi

pembaca.

a) Motivasi Membaca

Indikator motivasi membaca merupakan faktor internal yang mempengaruhi

kemampuan membaca pemahaman. Terdapat lima subindikator yang berkaitan

dengan motivasi membaca mahasiswa yaitu, (1) membaca karena dorongan ketika

akan ujian. (2) membaca tumbuh dari kesadaran sendiri. (3) membaca cara terbaik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

untuk menambah ilmu. (4) membaca karena ada tugas dari dosen. (5) membaca

untuk meningkatkan prestasi perkuliahan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2 Indikator Motivasi Baca

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1

Jika akan menempuh ujian tengah

semester atau akhir semester,

dorongan membaca saya sangat

kuat.

0 1 3 27 16

2

Saya membaca bukan karena

dorongan orang lain tetapi tumbuh

dari kesadaran sendiri.

1 3 7 23 13

3

Saya merasa bahwa membaca

adalah cara terbaik untuk

menambah pengetahuan.

2 8 7 19 11

4

Jika diberi tugas membaca oleh

dosen, saya berusaha

menyelesaikannya tepat waktu.

0 3 4 28 12

5

Selama perkuliahan, saya ingin

mencapai prestasi setinggi-

tingginya dengan cara rajin

membaca.

0 3 7 26 11

Faktor motivasi sangat penting karena menjadi salah satu faktor penentu

keberhasilan dalam membaca pemahaman. Berdasarkan tabel di atas diketahui

terdapat lima subindikator pada indikator motivasi membaca. Pada subindikator

nomor satu, yaitu “Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir

semester, dorongan untuk membaca mahasiswa lebih kuat daripada hari

biasanya”. Jika, pilihan sangat setuju dipilih oleh 16 mahasiswa dan pilihan setuju

berjumlah 27 mahasiswa dipandang sebagai jumlah positif berarti 43 mahasiswa

atau 91,48% yang setuju bahwa ketika akan ujian dorongan membaca mahasiswa

akan sangat kuat. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator nomor satu

tersebut tergolong dalam kategori sangat kuat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Sebaliknya, jika pilihan sangat tidak setuju tidak mendapat pilihan dari

mahasiswa atau berjumlah 0, dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa,

dipandang sebagai sikap negatif berarti terdapat 1 mahasiswa atau 2,12%, yang

tidak setuju ketika akan ujian dorongan membaca mahasiswa sangat kuat karena

ketika tidak akan ujian pun dorongan membaca mahasiswa juga sangat kuat. Oleh

karena itu, sikap negatif pada pada subindikator nomor satu tersebut tergolong

dalam kriteria sangat lemah. Namun, terdapat 1 mahasiswa atau sekitar 2,12%

yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.

Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu, “Mahasiswa membaca bukan

karena dorongan orang lain melainkan membaca karena keinginanan yang tumbuh

dari kesadaran sendiri”. Mahasiswa yang memilih pilihan sangat setuju berjumlah

13 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 23 mahasiswa. Jumlah dari

subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 36 atau 76,60%,

yang berarti bahwa 36 mahasiswa atau 76,60% yang setuju bahwa membaca

bukan karena dorongan orang lain melainkan membaca karena keinginan yang

tumbuh dari kesadaran sendiri. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator

nomor dua tersebut tergolong dalam kriteria kuat.

Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa, dan pilihan

sangat tidak setuju 3 mhasiswa, sehingga jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap negatif ini adalah 4 atau 8,51% mahasiswa yang tidak setuju

apabila kegiatan membaca yang mereka laukan bukan karena dorongan orang lain

melainkan membaca karena keinginan yang tumbuh dari kesadaran sendiri. Oleh

karena itu, sikap negatif pada subindikator nomor dua ini tergolong dalam kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

lemah. Namun, pada subindikator ini sebanyak 7 mahasiswa atau sekitar 14,89%

yang sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria lemah.

Subindikator nomor tiga yaitu, “mahasiswa merasa bahwa membaca

merupakan cara terbaik untuk menambah pengetahuan”. Pada subindikator

tersebut, pilihan sangat setuju dipilih oleh 11 mahasiswa dan pilihan setuju

berjumlah atau dipilih oleh 19 mahasiswa. Jumlah sikap positif pada subindikator

nomor tiga adalah 30 atau 63,82%, artinya sebanyak 30 mahasiswa yang setuju

bahwa membaca merupakan cara terbaik untuk menambah pengetahuan. Oleh

karena itu, sikap positif pada indikator nomor tiga ini di kategorikan dalam

kriteria sangat kuat. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh sebanyak

2 mahasiswa dan tidak setuju dipilih oleh sebanyak 8 mahasiswa, artinya

sebanyak 10 mahasiswa yang tidak setuju bahwa membaca merupakan cara

terbaik untuk menambah pengetahuan. Oleh karena itu, jumlah sikap yang

dipandang sebagai sikap negatif tersebut adalah 10 mahasiswa atau 21,27%,

sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah. Namun, masih ada 7 mahasiswa atau

sekitar 14,89% yang tidak jelas sikapnya dan tergolong dalam kriteria sangat

lemah.

Subindikator nomor empat yaitu, “Apabila mahasiswa diberi tugas membaca

oleh dosen, maka ia berusaha menyelesaikannya dengan tepat waktu”. Pada

subindikator tersebut diketahui bahwa, pilihan sangat setuju berjumlah 12

mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 28 mahasiswa, berarti sebanyak 40

mahasiswa setuju bahwa apabila mahasiswa diberi tugas membaca oleh dosen,

maka ia berusaha menyelesaikannya dengan tepat waktu. Oleh karena itu, jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

sikap positif pada subindikator nomor empat ini adalah 40 atau 85,10%. Hal

tersebut menunjukkan bahwa sikap positif pada subindikator nomor empat,

tergolong dalam kategori sangat kuat. Sebaliknya, sikap negatif berjumlah 3 atau

6,38% yang berarti bahwa sebanyak 3 mahasiswa yang tidak berusaha

menyelesaikan dengan tepat waktu apabila mahasiswa diberi tugas membaca oleh

dosen. Hal tersebut terlihat pada pilihan tidak setuju saja karena pilihan sangat

tidak setuju tidak mendapat pilihan dari mahasiswa atau berjumlah 0. Jika

dikategorikan ke dalam kriteria, maka sikap negatif pada subindikator nomor

empat tergolong dalam kriteria sangat lemah. Namun, terdapat 4 mahasiswa atau

sekitar 8,51% yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong dalam kriteria sangat

lemah.

Subindikator terakhir pada indikator motivasi membaca ini, yaitu “Selama

proses perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya

dengan cara rajin membaca”. Mahasiswa yang memilih pilihan sangat setuju

berjumlah 11 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah 26 mahasiswa. Jumlah dari

subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 37 atau 78,72%, hal

ini berarti bahwa sebanyak 37 mahasiswa setuju bahwa selama proses

perkuliahan, mahasiswa ingin mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan

cara rajin membaca. Oleh karena itu, sikap positif pada subindikator nomor lima

tersebut tergolong dalam kriteria kuat. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju

berjumlah 0 atau tidak dipilih dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 3 mahasiswa,

artinya sebanyak 3 mahasiswa selama proses perkuliahan, mahasiswa tidak ingin

mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca. Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 3 atau 6,38% dan

tergolong dalam kriteria sangat lemah. Namun, masih ada sebanyak 7 mahasiswa

atau sekitar 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan tergolong ke dalam kriteria

sangat lemah.

b) Sikap dan Minat Pembaca

Sikap dan minat pembaca merupakan faktor internal yang mempengaruhi

kemampuan membaca pemahaman. Terdapat lima subindikator yang dapat

mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman yaitu, (1) keinginan untuk

membaca setiap hari, (2) keinginan memperoleh bahan bacaan setiap hari, (3)

lebih baik membeli buku daripada membeli pakaian, (4) jika teman memiliki

buku baru merasa ingin meminjam untuk dibaca, dan (5) ingin mengetahui

perkembangan yang terjadi dengan membaca. Adapun Penjabarannya sebagai

berikut:

Tabel 4.3 Indikator Minat dan Sikap Membaca

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1 Mahasiswa merasa ingin membaca

bacaan apa pun setiap hari. 1 9 10 20 7

2

Mahasiswa merasa ingin memperoleh

bahan bacaan yang dapat dibaca setiap

hari.

1 8 12 21 5

3 Jika teman memiliki buku baru,

mahasiswa meminjam untuk dibaca.

1 8 17 15 6

4

Mahasiswa ingin mengetahui

perkembangan sesuatu yang pernah

terjadi melalui membaca.

1 2 4 32 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu,

yaitu “Mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari”. Mahasiswa

yang memilih pilihan sangat setuju berjumlah 7 mahasiswa dan pilihan setuju

berjumlah 20 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap

positif ini adalah 27 atau 57,44%, artinya sebanyak 27 mahasiswa merasa selalu

ingin membaca bacaan apapun setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang

sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria cukup. Sedangkan pilihan

sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa, dan pilihan tidak setuju 9 mahasiswa.

Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 10 atau

21,27%, hal ini berarti sebanyak 10 mahasiswa tidak merasa ingin membaca

bacaan apa pun setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif

tersebut masuk pada kriteria lemah. Namun, mahasiswa terdapat 10 mahasiswa

atau sekitar 21,27% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria lemah.

Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Mahasiswa merasa ingin

memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari”. Diketahui bahwa

jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 26 atau 53,57%. Hal ini terlihat

dari pilihan sangat setuju yaitu 5 dan pilihan setuju 21, artinya sebanyak 26

mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari.

Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria

cukup. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju yaitu 1 mahasiswa dan pilihan tidak

setuju 8 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang negatif ini adalah 9 atau

19,14%, artinya sebanyak 9 mahasiswa tidak merasa ingin memperoleh bahan

bacaan yang dapat dibaca setiap hari. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Namun, pada subidikator

tersebut terdapat 12 mahasiswa atau sekitar 25,53% yang sikapnya tidak jelas dan

termasuk pada kriteria lemah.

Subindikator selanjutnya yaitu “Jika teman memiliki buku baru, mahasiswa

meminjam untuk dibaca”. Pada subindikator nomor empat tersebut, pilihan sangat

setuju dipilihan oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 15 mahasiswa.

Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68%

yang berarti bahwa sebanyak 21 mahasiswa tertarik meminjam buku baru yang

dimiliki oleh teman. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif

tersebut masuk pada kriteria cukup. Kemudian jumlah yang dipandang sebagai

sikap negatif yaitu 9 atau 19,14%, artinya sebanyak 9 mahasiswa tidak tertarik

meminjam buku baru yang dimiliki oleh teman. Hal ini terlihat dari pilihan sangat

tidak setuju dipilih yang dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju

sebanyak 8 mahasiswa. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif

tersebut masuk pada kriteria sangat lemah. Mahasiswa yang sikapnya tidak jelas

dengan memilih pilihan netral pada subindikator nomor empat ini cukup banyak

yaitu berjumlah 12 mahasiswa atau 25,53%, sehingga termasuk kategori lemah.

Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator sikap dan minat pembaca

ini yaitu “Mahasiswa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi

melalui membaca”. Subindikator nomor lima ini, jumlah sikap yang dipandang

positif yaitu 40 atau 85,10%, artinya sebanyak 40 mhasiswa merasa ingin

mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui membaca. Hal

tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju 8 dan jumlah pilihan setuju 32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

atau 68,08%. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut

masuk pada kriteria sangat kuat. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif

berjumlah 3 atau 6,38%, hal tersebut dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju

dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Oleh

karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria

sangat lemah. Namun, masih terdapat 4 mahasiswa atau sekitar 8,51% yang

sikapnya tidak jelas dengan memilih pilihan netral dan termasuk dalam kriteria

sangat lemah.

c) Kebiasaan Membaca

Kebiasaan membaca merupakan indikator dalam faktor internal. Seperti yang

kita ketahui bahwa hingga saat ini membaca belum menjadi kebiasaan di kalangan

masyarakat kita. Banyak hal yang menyebabkan seseorang tidak membiasakan

membaca. Terdapat beberapa hal yang menjadi subindikator dalam kebiasaan

membaca yaitu, (1) membaca menjadi kebutuhan hidup yang tidak dapat

ditinggalkan, (2) membaca hanya jika ada ujian, (3) menyusun jadwal teratur

setiap hari untuk membaca, dan (4) ketika membaca membuat ringkasan isi

bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 4.4 Indikator Kebiasaan Membaca

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1

Membaca sudah menjadi kebutuhan

hidup saya yang tidak dapat saya

tinggalkan.

1 9 16 15 6

2 Kegiatan membaca saya lakukan hanya

jika akan ada ujian.

1 19 5 16 6

3 Saya menyusun jadwal teratur untuk

membaca setiap hari. 6 20 15 5 1

4 Sambil membaca, saya membuat

ringkasan isi bacaan. 3 5 13 20 6

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat empat subindikator dalam

indikator kebiasaan membaca. Subindikator nomor satu yaitu “Membaca sudah

menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak dapat tinggalkan”, pilihan sangat

setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 15 mahasiswa.

Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 21 atau 44,68%

yang termasuk dalam kriteria cukup, artinya sebanyak 21 mahasiswa setuju dan

merasa bahwa membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak

dapat tinggalkan. Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif adalah 10 atau

21,27%, yang temasuk pada kriteria sangat lemah, artinya sebanyak 10 mahsiswa

tidak setuju jika membaca sudah menjadi kebutuhan hidup mahasiswa yang tidak

dapat tinggalkan yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1 dan

pilihan sangat setuju 9. Namun, sebanyak 16 atau 34,04% mahasiswa yang

sikapnya tidak jelas apakah sikap positif atau sikap negatif yang termasuk pada

kriteria lemah.

Subindikator nomor dua yaitu “Kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya

jika akan ada ujian”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

setuju dipilih oleh 16 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang

dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 22 atau 46,80% yang termasuk pada

kriteria membaca cukup, berarti sebanyak 22 mahasiswa setuju bahawa mereka

membaca hanya jika ada ujian. Sedangkan jumlah sikap yang dipandang negatif

adalah 20 atau 42,55% yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 1

dan pilihan tidak setuju 19. Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap negatif

tersebut masuk pada kriteria cukup. Namun, pada subindikator nomor dua ini

terdapat 5 mahasiswa atau 10,62% yang sikapnya tidak jelas sehingga masuk

dalam kriteria sangat lemah.

Selanjutnya subindikator nomor tiga adalah “Mahasiswa menyusun jadwal

teratur untuk membaca setiap hari”, pada subindikator nomor tiga ini diketahui

jumlah sikap yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 6 atau 12,76%, berarti

ada 6 mahasiswa yang menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Hal

tersebut terlihat dari jumlah pilihan sangat setuju 1 dan jumlah pilihan setuju 5.

Oleh karena itu, yang dipandang sebagai sikap positif tersebut masuk pada kriteria

sangat lemah. Kemudian pilihan sangat tidak setuju 6 dan tidak setuju 20. Jumlah

kedua pilihan yang dipandang sebagai sikap negatif tersebut adalah 26 atau

55,31% yang termasuk pada kriteria cukup, berarti sebanyak 26 mahasiswa yang

tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari. Namun, masih ada

mahasiswa yang sikapnya tidak jelas pada subindikator nomor tiga tersebut yaitu

sebanyak 15 mahasiswa atau 31,91% dan termasuk dalam kriteria lemah.

Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator kebiasaan membaca ini yaitu

“Sambil membaca, mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan”. Pada subindikator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju dipilih oleh 6 mahasiswa dan pilihan

setuju dipilih oleh 20 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap

positif ini yaitu 26 atau 55,31% yang termasuk dalam kriteria cukup, berarti

sebanyak 26 mahasiswa membuat ringkasan isi bacaan ketika mereka membaca.

Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 8 atau 17,07%,

artinya sebanyak 8 mahasiswa tidak membuat ringkasan isi bacaan ketika mereka

membaca. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 3 orang dan

pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 5 mahasiswa. Oleh karena itu, yang

dipandang sebagai sikap negatif tersebut masuk pada kriteria sangat lemah.

Namun, masih ada 13 mahasiswa atau 27,65% yang menunjukkan sikap tidak

jelas sehingga masuk dalam kriteria lemah.

d) Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya

Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya oleh seseorang juga

mempengaruhi kemampuan membaca pemahamannya. Berikut ini ada dua

subindikator yang termasuk dalam indikator pengetahuan/pengalaman yang

dimiliki sebelumnya yaitu, (1) pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki

berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang

dibaca, dan (2) keinginan membaca kembali bacaan yang pernah dibaca untuk

menyegarkan ingatan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 4.5 Indikator Pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N) 4 (S)

5

(SS)

1

Pengetahuan atau pengalaman yang sudah

saya miliki berperan besar untuk membantu

mempermudah pemahaman isi bacaan yang

saya baca.

0 0 5 21 21

2

Saya ingin membaca kembali bacaan yang

pernah saya baca untuk menyegarkan

ingatan.

0 1 8 29 9

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat dua subindikator dalam

indikator pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Pada Subindikator

nomor satu yaitu “Pengetahuan atau pengalaman yang sudah mahasiswa miliki

berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang

mahasiswa baca”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 21 mahasiswa dan pilihan

setuju dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap

positif ini yaitu 42 atau 89,36% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat.

Artinya pada subindikator nomor satu ini sebanyak 42 mahasiswa setuju jika

pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki berperan besar untuk

membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang dibaca. Sebaliknya pada

pilihan tidak setuju dan sangat tidak setuju yang dipandang sebagai sikap negatif

tidak mendapat pilihan dari mahasiswa atau 0%. Namun, sebanyak 5 mahasiswa

atau 10,63% sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah..

Subindikator nomor dua sekaligus yang terakhir pada indikator

pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, yaitu “Mahasiswa ingin

membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan

ingatan”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 9 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

oleh 29 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang dipandang sebagai

sikap positif ini yaitu atau 80,85% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat.

Artinya sebanyak 38 mahasiswa setuju jika pengetahuan atau pengalaman yang

sudah dimiliki berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi

bacaan yang dibaca. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 1

atau 3,57% sehingga masuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari

jumlah pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan

tidak setuju oleh 1 mahasiswa. Sisanya sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02% yang

sikapnya tidak jelas, dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

e) Pengetahuan tentang cara membaca

Kemampuan membaca pemahaman seseorang juga dipengaruhi oleh

pengetahuannya tentang cara membaca. Beberapa teknik membaca dapat

membantu kita untuk lebih cepat dan mudah dalam memahami suatu bacaan.

Namun, tidak semua orang tahu dan mampu menggunakan teknik membaca

tersebut dengan baik. Berikut ini beberapa subindikator yang termasuk dalam

indikator pengetahuan tentang membaca, yaitu (1) memahami teknik membaca

untuk mempermudah memahami isi bacaan, (2) membuat pertanyaan untuk

memahami isi bacaan, (3) cukup dengan mengingat-ingat isinya dapat memahami

isi bacaan, (4) memahami bacaan dengan merumuskan isi bacaan menggunakan

kata-kata sendiri, dan (5) membuat skema gagasan setiap kali membaca untuk

mempermudah memahami isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Tabel 4.6 Indikator Pengetahuan Tentang Cara Membaca

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS) 3 (N)

4

(S)

5

(SS)

1

Dengan memahami berbagai teknik

membaca, ternyata sangat membantu

mempermudah memahami isi bacaan.

0 2 5 25 15

2

Untuk memahami isi bacaan, saya

membuat pertanyaan berdasarkan isi

bacaan yang saya baca.

0 14 11 17 5

3 Agar memahami isi bacaan, saya

cukup mengingat-ingat isinya saja. 1 15 7 19 5

4

Agar memahami isi bacaan, saya

merumuskan dengan bahasa saya

sendiri.

0 4 3 29 11

5

Untuk mempermudah memahami isi

bacaan, saya membuat skema gagasan

setiap kali membaca.

0 7 12 22 6

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu,

yaitu “Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu

mempermudah memahami isi bacaan” pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih

oleh 15 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 25 mahasiswa.

Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 40 atau

85,10% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya sebanyak 40

mahasiswa setuju bahwa dengan memahami berbagai teknik membaca ternyata

sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan yang dibacanya.

Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau tidak mendapat pilihan

dari mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Jumlah dari

sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 2 atau 4,25% yang

termasuk dalam kriteria sangat lemah, artinya hanya ada 2 mahasiswa yang tidak

setuju apabila dengan memahami berbagai teknik membaca dapat sangat

membantu mempermudah memahami isi bacaan. Dapat dikatakan bahwa pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

subindikator nomor satu ini sikap positif hasilnya sangat kuat yaitu sekitar 85,10%

mahasiswa yang memilih sikap positif. Namun, ada 5 mahasiswa atau sekitar

10,63% yang sikapnya tidak jelas sehingga termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Untuk memahami isi bacaan,

mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca”.

Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 22 atau

46,80% dan termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini terlihat dari pilihan sangat

setuju 5 dan pilihan setuju dipilih oleh 17 mahasiswa, artinya sebanyak 22

mahasiswa yang membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan dibacanya untuk

memahami isi bacaan. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 0

mahasiswa atau sama sekali tidak dipilih dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 14

mahasiswa. Sehingga jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 14 atau

29,79% yang termasuk dalam kriteria lemah. Artinya sebanyak 14 mahasiswa

tidak membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca untuk

memahami isi bacaan. Hasil pilihan mahasiswa menunjukkan bahwa pada

subindikator nomor dua ini sikap positif lebih kuat yaitu sebanyak 22 mahasiswa

atau sekitar 42,80%. Namun, sikap mahasiswa yang tidak jelas cukup banyak,

yaitu sebanyak 11 mahasiswa atau 23,40% yang termasuk dalam kriteria lemah.

Pada subindikator nomor tiga yaitu “Agar memahami isi bacaan, mahasiswa

cukup mengingat-ingat isinya saja”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 5

mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 19 mahasiswa. Oleh karena itu, jumlah

dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 24 atau 51,06% yang

termasuk dalam kriteria cukup. Artinya, sebanyak 24 mahasiswa yang cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

mengingat-ingat isinya saja agar memahami isi bacaan. Sebaliknya, jumlah sikap

yang dipandang negatif yaitu sebanyak 16 atau 34,04% yang termasuk dalam

kriteria lemah, hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju berjumah 1 dan

pilihan tidak setuju dipilih oleh 15 mahasiswa. Dilihat dari hasil pilihan

mahasiswa bahwa pada subindikator nomor tiga ini kebanyakan responden

memilih sikap positif yaitu sebanyak 24 atau 51,06%. Namun, sebanyak 7

mahasiswa atau sekitar 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk ke dalam

kriteria lemah.

Subindikator selanjutnya yaitu “Agar memahami isi bacaan, mahasiswa

merumuskan dengan bahasa mahasiswa sendiri”. Pada subindikator nomor empat

tersebut, pilihan sangat setuju dipilihan oleh 11 mahasiswa dan pilihan setuju

dipilih oleh 29 mahasiswa, artinya sebanyak 40 mahasiswa yang merumuskan

dengan bahasa mahasiswa sendiri untuk memahami isi bacaan. Jumlah dari sikap

yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 40 atau 85,10% yang termasuk

dalam kriteria sangat kuat. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap

negatif yaitu 4 atau 8,51%. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju

berjumlah 0 atau tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh

mahasiswa atau berjumlah 4. Artinya, sebanyak 4 mahasiswa tidak merumuskan

dengan bahasa mahasiswa sendiri untuk memahami isi bacaan. Berdasarkan hasil

pilihan mahasiswa diketahui bahwa pada subindikator nomor empat ini sikap

positif sangat kuat yaitu sebanyak 40 mahasiswa atau sekitar 85,10%. Namun, ada

3 mahasiswa atau 6,39% yang sikapnya tidak jelas, dan termasuk dalam kriteria

sangat lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator pengetahuan tentang cara

membaca ini yaitu “Untuk mempermudah memahami isi bacaan, mahasiswa

membuat skema gagasan setiap kali membaca”. Subindikator nomor lima ini,

jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 29 atau 61,70% yang termasuk dalam

kriteria cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat setuju 6 dan

jumlah pilihan setuju 22. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif yaitu

7 atau 14,90% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini terlihat dari

pilihan sangat tidak setuju tidak dipilih atau 0 dan tidak setuju dipilih oleh 7

mahasiswa. Berdasarkan hasil pilihan mahasiswa diketahui bahwa pada

subindikator nomor lima ini sikap positif juga lebih kuat daripada sikap negatif

yaitu sebanyak 29 mahasiswa atau sekitar 61,70%, sedangkan sikap negatif hanya

sekitar 14,90%. Namun, mahasiswa yang sikapnya tidak jelas juga cukup banyak

karena memilih pilihan netral, yaitu sebanyak 12 mahasiswa atau 25,53% dan

termasuk dalam kriteria lemah.

f) Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan bagi pembaca

Tidak semua buku kita anggap menarik untuk dibaca dan memiliki manfaat

untuk kita. Indikator “Ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi

pembaca” tersebut juga memperngaruhi kemampuan membaca seseorang.

Namun, pada dasarnya semua buku menarik dan mempunyai manfaat bagi kita.

Tidak selalu buku ilmu pengetahuan yang memiliki manfaat dan menarik untuk

dibaca, misalnya komik yang selain menarik juga memiliki manfaat bagi kita

yaitu sebagai hiburan. Menarik dan bermanfaat tidaknya sebuah buku bagi setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

orang tentu berbeda-beda. Bagi mereka yang suka membaca koran pasti lebih

menarik membaca koran daripada membaca novel, dan begitu sebaliknya.

Oleh karena itu, berikut ini ada lima subindikator dari indikator “Ketertarikan

terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca”, yaitu (1) hanya membaca

bacaan yang dianggap menarik, (2) membaca semua buku yang berkaitan dengan

ilmu yang dipelajari, (3) membaca bacaan yang menurut teman menarik, (4)

membaca bacaan yang bermanfaat untuk perkuliahan, (5) Dengan rajin membaca,

kemampuan berbicara menjadi baik, dan (6) dengan membaca kemampuan

berpikir kritris menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Indikator Ketertarikan terhadap bacaan dan Kebermanfaatan

bagi pembaca

NO

SUBINDIKATOR

RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S) 5 (SS)

1

Saya hanya membaca jenis bacaan

yang saya anggap menarik untuk

dibaca. 0

12 5 14 16

2

Bacaan apa pun jika berkaitan dengan

bidang ilmu yang saya pelajari, saya

ingin membacanya.

3 4 13 23 4

3

Bacaan yang diberitahukan oleh teman

karena menarik isinya, saya ingin

membacanya.

0 0 3 30 14

4

Saya membaca bacaan yang

bermanfaat secara langsung dan

mendukung perkuliahan saya.

0 3 5 30 9

5 Dengan rajin membaca, kemampuan

berbicara saya menjadi baik. 0 0

6 24 17

6

Melalui membaca, saya mampu

berpikir lebih kritis ketika memberi

tanggapan terhadap pendapat orang

lain.

0 0 4 23 20

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari

indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

“Mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk

dibaca”, pilihan sangat setuju berjumlah oeh 16 mahasiswa dan pilihan setuju

berjumlah 14 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap

positif ini adalah 30 atau 63,82% yang termasuk dalam kriteria kuat. Artinya,

sebanyak 30 mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap

menarik untuk dibaca. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau

tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 12 mahasiswa.

Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 12 atau

25,53% yang termasuk dalam kriteria lemah. Artinya, sebanyak 12 mahasiswa

tidak hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca.

Namun, masih ada 5 mahasiswa atau 10,63% yang tidak memiliki sikap tidak

jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Bacaan apa pun jika berkaitan

dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa ingin membacanya”.

Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 27 atau

57,44% yang termasuk dalam kriteria cukup. Hal ini terlihat dari pilihan sangat

setuju 4 dan pilihan setuju dipilih oleh 23 mahasiswa. Artinya, sebanyak 27

mahasiswa membaca bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 3

mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 4 mahasiswa. Oleh karena itu,

jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 7 atau 14,89% yang termasuk

dalam kriteria sangat lemah. Akan tetapi, mahasiswa yang sikapnya tidak jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

cukup banyak yaitu sekitar 13 mahasiswa atau sekitar 27,65% yang termasuk

dalam kriteria lemah.

Pada subindikator nomor tiga yaitu “Bacaan yang diberitahukan oleh teman

karena menarik isinya, mahasiswa ingin membacanya”. Pilihan sangat setuju

dipilih oleh 14 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 30 mahasiswa. Oleh

karena itu jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 44

atau 93,61% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya, sebanyak 44

mahasiswa ingin membaca bacaan yang diberitahukan teman menarik isinya.

Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif yaitu 0, karena pilihan sangat

tidak setuju dan pilihan tidak setuju berjumlah 0 atau tidak dipilih oleh

mahasiswa. Namun, ada sebanyak 3 mahasiswa atau sekitar 6,38% yang sikapnya

tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Subindikator selanjutnya yaitu “Mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat

secara langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa”. Pada subindikator

nomor empat tersebut, pilihan sangat setuju dipilihan oleh 9 mahasiswa dan

pilihan setuju dipilih oleh 30 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap positif ini yaitu 39 atau 82,97% yang termasuk dalam kriteria sangat

kuat, berarti sebanyak 39 mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara

langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa. Sebaliknya, jumlah yang

dipandang sebagai sikap negatif yaitu 3 atau 6,38% dan termasuk dalam kriteria

sangat lemah. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 atau

tidak dipilih oleh mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh mahasiswa atau

berjumlah 3, artinya sebanyak 3 mahasiswa tidak membaca bacaan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

bermanfaat secara langsung dan mendukung perkuliahan mahasiswa. Namun,

sebanyak 5 mahasiswa atau 10,63% yang sikapnya tidak jelas dan tersmasuk

dalam kriteria sangat lemah.

Subindikator selanjutnya yaitu “Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara

mahasiswa menjadi baik”. Pada subindikator nomor lima tersebut, pilihan sangat

setuju dipilihan oleh 17 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 24 mahasiswa.

Jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 41 atau 87,23%

yang termasuk dalam kriteria sangat kuat, berarti sebanyak 41 mahasiswa setuju

bahwa dengan rajin membaca kemampuan berbicara mahasiswa menjadi baik.

Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 0 atau tidak

mendapat pilihan. Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dan pilihan tidak

setuju tidak dipilih oleh mahasiswa.. Namun, sebanyak 6 mahasiswa atau 12,76%

yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator ketertarikan terhadap bacaan

dan kebermanfaatan bagi pembaca yaitu “Melalui membaca, mahasiswa mampu

berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain”.

Subindikator nomor enam ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 43 atau

91,48%. Yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Hal tersebut diketahui dari

jumlah pilihan sangat setuju 20 dan jumlah pilihan setuju 23, berarti sebanyak 43

mahasiswa setuju bahwa melalui membaca mahasiswa mampu berpikir lebih

kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain. Sebaliknya,

jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 0 atau tidak mendapat pilihan.

Hal ini terlihat dari pilihan sangat tidak setuju dan pilihan tidak setuju tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

dipilih oleh mahasiswa. Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang sikapnya

tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

g) Kondisi Emosi Pembaca

Faktor kondisi emosi dan kondisi kesehatan dapat mempengaruhi kemampuan

membaca pemahaman seseorang, karena keadaan emosi dan kesehatan setiap

orang berbeda-beda. Misalnya, ada orang yang ketika sedang sedih justru

keinginan membacanya sangat kuat. Ada pula orang yang dapat membaca jika

suasana hatinya senang. Orang yang kondisi kesehatannya tidak baik juga pasti

akan lebih sulit berkonsentrasi ketikan membaca.

Ada dua subindikator dalam indikator “Kondisi emosi dan kondisi kesehatan

pembaca”, yang dapat mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu (1)

Jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang

mahasiswa baca, (2) Jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali

memahami isi bacaan yang mahasiswa baca. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.8 Indikator Kondisi emosi pembaca

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N) 4 (S)

5

(SS)

1

Jika perasaan sedang enak, saya mudah

sekali memahami isi bacaan yang saya

baca.

1 2 0 13 31

2

Jika kondisi perasaan sedang galau, saya

sulit sekali memahami isi bacaan yang saya

baca.

1 2 5 19 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari

indikator ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, yaitu

“Jika perasaan sedang enak, mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang

mahasiswa baca”, pilihan sangat setuju berjumlah 31 mahasiswa dan pilihan

setuju berjumlah 13 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai

sikap positif ini adalah 44 atau 93,61% dan termasuk dalam kriteria sangat kuat.

Artinya, sebanyak 44 mahasiswa mudah memahami isi bacaan jika perasaan

sedang enak. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan tidak

setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang sebagai

sikap negatif ini adalah 3 atau 6,38% yang termasuk dalam kriteria lemah.

Artinya, sebanyak 3 mahasiswa tidak mudah memahami isi bacaan jika perasaan

sedang enak.

Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Jika kondisi perasaan sedang

galau, mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang mahasiswa baca”.

Diketahui bahwa jumlah yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 39 atau

82,97% yang termasuk dalam kriteria sangat kuat, berarti sebanyak 39 mahasiswa

sulit sekali memahami isi bacaan yang dibaca jika kondisi perasaan sedang galau.

Hal ini terlihat dari pilihan sangat setuju 20 dan pilihan setuju dipilih oleh 19

mahasiswa. Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan tidak

setuju dipilih oleh 2 mahasiswa. Sehingga jumlah sikap yang dipandang negatif

ini yaitu 2 atau 6,38% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, berarti

sebanyak 3 mahasiswa tidak merasa kesulitan memahami isi bacaan yang dibaca

meskipun kondisi perasaan sedang galau. Meskipun sikap positif pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

subindikator nomor dua ini sangat kuat yaitu sekitar 82,97%, akan tetapi sebanyak

5 mahasiswa atau 10,63% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria

sangat lemah.

h) Kondisi Kesehatan Pembaca

Faktor kondisi kesehatan juga dapat mempengaruhi kemampuan membaca

pemahaman seseorang, karena kesehatan setiap orang berbeda-beda. Faktor ini

merupakan factor internal yang berasal dari dalam diri pembaca sendiri. Ada

dua subindikator dalam indikator “kondisi kesehatan pembaca”, yang dapat

mempengaruhi kemampuan membaca seseorang, yaitu (1) Jika kondisi kesehatan

tidak baik, mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca, dan (2) Kalau

menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap

membacanya. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.9 Indikator Kondisi Kesehatan Pembaca

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya

sulit berkonsentrasi dalam membaca. 2 2 0 22 21

2

Kalau menghadapi ujian, meskipun

kondisi kesehatan tidak baik saya tetap

membacanya.

0 6 9 15 17

Pada subindikator nomor satu yaitu “Jika kondisi kesehatan tidak baik,

mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca”. Pilihan sangat setuju dipilih

oleh 21 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 22 mahasiswa. Oleh karena itu,

jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 43 atau 91.48%

yang termasuk dalam kriteria sangat kuat, berarti sebanyak 43 mahasiswa setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca.

Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 4 atau 8,51% yang

termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini terlihat pada pilihan sangat tidak

setuju dipilih oleh 2 mahasiswa dan pilihan setuju tidak dipilih oleh 2 mahasiswa,

berarti sebanyak 4 mahasiswa tidak setuju jika kondisi kesehatan tidak baik

mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca. Jadi, pada subindikator nomor

tiga tersebut sikap positif sangat kuat yaitu 85,71%.

Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator kondisi kesehatan pembaca

yaitu “Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik

mahasiswa tetap membacanya”. Subindikator nomor dua ini, jumlah sikap yang

dipandang positif yaitu 32 atau 68,08% yang termasuk dalam kriteria kuat. Hal

tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju 17 dan jumlah pilihan setuju

15, berarti sebanyak 32 mahasiswa setuju jika menghadapi ujian meskipun

kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap membacanya. Sebaliknya, jumlah

yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 6 atau 12,76% dan termasuk dalam

kriteria sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari pilihan sangat tidak setuju 0 atau

tidak mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 6 mahasiswa

dan. Artinya sebanyak 6 mahasiswa tidak membaca meskipun kondisi kesehatan

tidak baik. Namun, sebanyak 9 mahasiswa atau 19,14% yang sikapnya tidak jelas

dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

i) Tingkat intelegensi pembaca

Tingkat intelegensi pembaca ini merupakan faktor internal yang

mempengaruhi kemampuan membaca seseorang. Setiap orang tentu mempunyai

kemampuan otaknya masing-masing. Beberapa orang mungkin memiliki tingkat

intelegensi yang tinggi sehingga cukup membaca sekilas dapat memahami isi

bacaan yang dibacanya. Namun, ada beberapa orang yang harus membaca dua

kali atau lebih agar bisa memahami isi bacaan yang dibacanya. Oleh karena itu,

berikut ini hanya ada subindikator yang termasuk dalam indikator tingkat

intelegensi pembaca, yaitu Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan

rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.10 Indikator Tingkat intelegensi pembaca

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N) 4 (S)

5

(SS)

1

Tingkat intelegensi tidak begitu

penting, jika tekun dan rajin membaca

pasti dapat memahami isi bacaan.

1 2 4 22 18

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hanya ada satu subindikator dalam

indikator tingkat intelegensi pembaca. Pada Subindikator tersebut yaitu “Tingkat

intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti dapat

memahami isi bacaan”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 18 mahasiswa dan

pilihan setuju dipilih oleh 22 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap positif ini yaitu 40 atau 85,10% yang termasuk dalam kriteria sangat

kuat. Artinya, sebanyak 40 mahasiswa setuju bahwa tingkat intelegensi tidak

begitu penting jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 3 mahasiswa atau

6,38% dan termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat pada

pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan setuju berjumlah 2, berarti

sebanyak 3 mahasiswa tidak setuju jika tingkat intelegensi tidak begitu penting,

jika tekun dan rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan. Namun,

sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam

kriteria sangat lemah.

4.2.1.2 Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri mahasiswa.

Terdapat lima indikator dalam faktor eksternal yaitu, (1) Latar belakang sosial

ekonomi keluarga, (2) suasana lingkungan dan waktu, (3) teks, (4) masih kuatnya

pengaruh budaya lisan, dan (5) kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya

menonton televisi).

a) Latar belakang sosial ekonomi keluarga

Latar belakang sosial ekonomi keluarga seseorang merupakan faktor eksternal

yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Berikut ini

ada tiga subindikator yang berkaitan dengan indikator latar belakang sosial

ekonomi keluarga, yaitu (1) Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan yang

sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak mahasiswa peroleh dengan mudah, (2)

Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, mahasiswa

selalu diberi uang untuk membelinya, dan (3) Mahasiswa tidak pernah mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang mahasiswa butuhkan. Hal ini

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.11 Indikator Latar Belakang Sosial dan Ekonomi Keluarga

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N) 4 (S)

5

(SS)

1

Karena penghasilan orang tua terbatas,

bacaan yang sebenarnya saya butuhkan

tidak saya peroleh dengan mudah.

5 16 8 11 7

2

Meskipun pendapatan orang tua

terbatas, kalau untuk membeli buku,

saya selalu diberi uang untuk

membelinya.

0 10 7 14 16

3

Saya tidak pernah mengalami kesulitan

untuk memperoleh bahan bacaan yang

saya butuhkan.

10 19 10 5 3

4 Saya berpikir, dari pada untuk membeli

pakaian lebih baik untuk membeli buku.

1 12 24 9 1

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat tiga subindikator dalam

indikator latar belakang sosial ekonomi keluarga dan Tidak tersedianya bahan

bacaan di rumah. Pada Subindikator nomor satu yaitu “penghasilan orang tua

yang terbatas membuat bacaan yang sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak dapat

diperoleh dengan mudah”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 7 mahasiswa dan

pilihan setuju dipilih oleh 11 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap positif ini yaitu 18 atau 38,30%, berarti sebanyak 18 mahasiswa

setuju bahwa penghasilan orang tua yang terbatas membuat bacaan yang

sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak dapat diperoleh dengan mudah. Jika

dikategorikan ke dalam kriteria interpretasi skor, maka tergolong dalam kriteria

cukup. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 21

mahasiswa atau 44,69%, yang dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju

berjumlah 5 dan pilihan tidak setuju berjumlah 16, sehingga tergolong dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

kriteria cukup. Artinya, sebanyak 21 mahasiswa tidak setuju penghasilan orang

tua yang terbatas membuat bacaan yang sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak

dapat diperoleh dengan mudah. Namun, sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02% yang

sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.

Pada subindikator nomor dua yaitu “Meskipun pendapatan orangtua terbatas,

kalau untuk membeli buku, mahasiswa selalu diberi uang oleh orangtua untuk

membeli buku”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 16 mahasiswa dan pilihan setuju

dipilih oleh 14 mahasiswa. Oleh karena itu, jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap positif ini yaitu 30 atau 63,82%, sehingga sikap positif pada

subindikator nomor dua tersebut tergolong dalam kriteria cukup. Artinya,

sebanyak 30 mahasiswa setuju meskipun pendapatan orangtua terbatas kalau

untuk membeli buku mahasiswa selalu diberi uang oleh orangtua untuk membeli

buku. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 10 mahasiswa atau

21,27%, yang dapat dilihat dari jumlah pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak

mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 10 mahasiswa. Oleh karena

itu, sikap negatif pada subindikator nomor dua tersebut tergolong dalam kategori

lemah. Artinya, sebanyak 10 mahasiswa tidak selalu diberi uang oleh orangtua

untuk membeli buku karena pendapatan orangtua terbatas. Namun, masih ada

sebanyak 7 mahasiswa atau 14,89% yang sikapnya tidak jelas, dan tergolong

dalam kategori sangat lemah.

Selanjutnya subindikator nomor tiga yaitu “Mahasiswa tidak pernah

mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang dibutuhkan”. Jumlah

sikap yang dipandang positif yaitu 8 atau 17,02%. Hal tersebut diketahui dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

jumlah pilihan sangat setuju 3 dan jumlah pilihan setuju 5. Apabila dikategorikan

dalam interpretasi skor, maka sikap positif pada subindikator nomor tiga tersebut

tergolong dalam kriteria sangat lemah. Artinya, hanya sebanyak 8 mahasiswa

yang tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan yang

dibutuhkan. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 29

atau 61,70%, yang dapat dilihat dari pilihan sangat tidak setuju 10 atau tidak

mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 19 mahasiswa. Oleh

karena itu, sikap negatif pada subindikator nomor tiga tersebut tergolong dalam

kriteria cukup. Artinya sebanyak 29 mahasiswa mengalami kesulitan untuk

memperoleh bahan bacaan yang dibutuhkan. Namun, masih ada sebanyak 10

mahasiswa atau 21,27% sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria lemah.

Pada subindikator terakhir pada indikator latar belakang sosial ekonomi

keluarga ini yaitu “Mahasiswa berpikir, dari pada untuk membeli pakaian lebih

baik untuk membeli buku”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 1 mahasiswa dan

pilihan setuju dipilih oleh 9 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap yang

dipandang sebagai sikap positif ini adalah 10 atau 21,27% dan tergolong dalam

kriteria lemah. Hal ini berarti hanya sebanyak 10 mahasiswa yang berpikir dari

pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku. Sebaliknya, jumlah

sikap yang dipandang negatif yaitu berjumlah 13 atau 27,65%, hal ini terlihat dari

pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju

dipilih oleh 12 mahasiswa. Oleh karena itu sikap negatif pada subindikator nomor

empat tersebut tergolong dalam kriteria lemah. Artinya sebanyak 13 mahasiswa

tidak berpikir dari pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli buku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Namun, pada subindikator ini mahasiswa yang sikapnya tidak jelas cukup banyak

yaitu sebanyak 24 mahasiswa atau 51,06%, sehingga tergolong dalam kriteria

cukup.

b) Suasana lingkungan dan waktu

Suasana lingkungan dan waktu merupakan faktor eksternal yang

mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman seseorang. Membaca di tempat

yang tenang dan nyaman tentunya memudahkan kita untuk memahami isi bacaan

yang kita baca. Namun, sebaliknya membaca di tempat yang berisik, gaduh, dan

ramai membuat kita sulit untuk memahami bacaan dengan baik. Ada dua

subindikator yang termasuk dalam indikator suasana lingkungan dan waktu

tersebut, yaitu (1) Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa

tinggal sangat nyaman untuk membaca, dan (2) Lingkungan masyarakat tempat

mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk membaca. Hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut.

Tabel 4.12 Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1

Lingkungan rumah tangga saya atau

tempat saya tinggal sangat nyaman

untuk membaca.

3 7 3 21 13

2

Lingkungan masyarakat tempat saya

tinggal sangat kondusif untuk

membaca.

2 7 4 25 9

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat dua subindikator dalam

indikator suasana lingkungan dan waktu. Pada Subindikator nomor satu yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

“Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat

nyaman untuk membaca”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 13 mahasiswa dan

pilihan setuju dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap positif ini yaitu 34 atau 72,34% yang termasuk dalam kriteria kuat.

Hal ini berarti sebanyak 34 mahasiswa lingkungan rumah tangga mahasiswa atau

tempat mahasiswa tinggal sangat nyaman untuk membaca. Sebaliknya, jumlah

yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 10 mahasiswa atau 21,27% dan

termasuk dalam kriteria lemah, yang dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju

berjumlah 3 dan pilihan tidak setuju berjumlah 7. Artinya sebanyak 10 mahasiswa

tidak setuju lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal

sangat nyaman untuk membaca. Namun, sebanyak 3 mahasiswa atau 6,38% yang

sikapnya tidak jelas dan tergolong dalam kriteria sangat lemah.

Subindikator nomor dua sekaligus yang terakhir pada indikator suasana

lingkungan dan waktu, yaitu “Lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal

sangat kondusif untuk membaca”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 9 mahasiswa

dan pilihan setuju dipilih oleh 25 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah dari sikap

yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 34 atau 72,34% yang termasuk

dalam kriteria kuat. Artinya sebanyak 34 mahasiswa setuju lingkungan

masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk membaca.

Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 9 atau 19,14% dan

termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pilihan

sangat tidak setuju 2 dan pilihan tidak setuju tidak dipilih oleh 7 mahasiswa,

berarti sebanyak 9 mahsiswa tidak setuju lingkungan masyarakat tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk membaca. Berdasarkan tabel tersebut

diketahui bahwa sikap positif pada subindikator nomor dua tersebut lebih kuat

yaitu sekitar 72,34% daripada sikap negatif yang hanya sekitar 19,14%. Namun,

sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam

kriteria sangat lemah.

c) Teks: keadaan bacaan, bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis teks,

dan tingkat keterbacaan teks

Indikator teks merupakan faktor eksternal. Oleh karena itu, terdapat beberapa

hal yang mempengaruhi teks yakni (1) kata-kata asing, (2) kalimat panjang, (3)

tingkat keterbacaan, (4) terlalu banyak kata-kata asing, dan (5) struktur teks yang

tidak sistematis, (6) Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang mahasiswa

pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya, (7)

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi

bacaan, dan (8) Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari,

kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan. Hal

ini dapat dilihat pada tabel berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Tabel 4.13 Teks: keadaan bacaan, bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis

teks, dan tingkat keterbacaan teks

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1

Ketika membaca, kesulitan yang saya

hadapi adalah kata-kata yang tidak

saya ketahui artinya.

0 5 5 21 16

2

Kalimat yang terlalu panjang

mempersulit saya untuk memahami isi

bacaan.

2 6 4 28 7

3

Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit

sering menghambat pemahaman isi

bacaan.

0 2 7 27 11

4

Teks yang terlau banyak kata-kata

asing sering mempersulit pemahaman

isi bacaan.

0 1 7 23 16

5

Struktur teks yang tidak sistematis

sering mempersulit pemahaman isi

bacaan.

0 2 6 27 12

6

Bacaan yang tidak berkaitan dengan

bidang yang saya pelajari, saya sering

mengalami kesulitan untuk memahami

isinya.

1 9 7 23 7

7

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika

berkaitan dengan bidang ilmu yang

saya pelajari, saya akan berusaha

sampai dapat memahami isi bacaan.

0 3 8 23 13

8

Meskipun berkaitan dengan bidang

ilmu yang saya pelajari, kadang-

kadang saya mengalami kesulitan

untuk memahami isi bacaan.

1 3 7 28 8

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa subindikator nomor satu dari

indikator faktor teks: keadaan bacaan, bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis

teks, dan tingkat keterbacaan teks, yaitu “Ketika membaca, kesulitan yang

mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya”,

pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih oleh 16 mahasiswa dan pilihan setuju

berjumlah atau dipilih oleh 21 mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang

dipandang sebagai sikap positif ini adalah 37 atau 78,72% yang termasuk dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

kriteria kuat. Artinya sebanyak 37 mahasiswa setuju ketika membaca kesulitan

yang mahasiswa hadapi adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya.

Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 0 tidak dipilih oleh mahasiswa

dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 5 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang

dipandang sebagai sikap negatif ini adalah 5 atau 10,63% yang termasuk dalam

kriteria sangat lemah. Artinya sebanyak 5 mahasiswa tidak kesulitan menghadapi

adalah kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya ketika membaca.

Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa sikap positif pada subindikator nomor

satu tersebut sangat kuat yaitu sekitar 78,72% dan sikap negatif sangat lemah

yaitu hanya sekitar 10,63%. Namun, sebanyak 5 mahasiswa atau 10,63% yang

sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Selanjutnya subindikator nomor dua yaitu “Kalimat yang terlalu panjang

mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan”. Diketahui bahwa jumlah

yang dipandang sebagai sikap positif yaitu 35 atau 74,46% yang termasuk dalam

kriteria kuat. Hal ini terlihat dari pilihan sangat setuju 7 dan pilihan setuju dipilih

oleh 28 mahasiswa, berarti sebanyak 35 mahasiswa setuju kalimat yang terlalu

panjang mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan. Sebaliknya, pilihan

sangat tidak setuju dipilih oleh 2 mahasiswa dan pilihan tidak setuju dipilih oleh 6

mahasiswa, berarti sebanyak 8 mahasiswa merasa kalimat yang terlalu panjang

tidak mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan. Oleh karena itu,

jumlah sikap yang dipandang negatif ini yaitu 8 atau 17,02% yang termasuk

dalam kriteria sangat lemah. Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% tidak

jelas sikapnya yang termasuk dalam kriteria sangat lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Pada subindikator nomor tiga yaitu “Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit

sering menghambat pemahaman isi bacaan”. Pilihan sangat setuju dipilih oleh 11

mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 27 mahasiswa. Oleh karena itu jumlah

dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 38 atau 80,85% dan

termasuk dalam krietria sangat kuat. Artinya, sebanyak 38 mahasiswa setuju

bahwa tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi

bacaan yang mereka baca. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif ini

yaitu 2 atau 4,25% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah. Hal ini terlihat

pada pilihan sangat tidak setuju dipilih tidak mendapat pilihan oleh mahasiswa

dan pilihan setuju tidak dipilih oleh 2 mahasiswa, berarti sebanyak 2 mahasiswa

yang merasa tidak kesulitan untuk memahami isi bacaan yang tingkat

keterbacaannya terlalu sulit. Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,90% yang

sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Kemudian subindikator nomor empat yaitu “Teks yang terlau banyak kata-

kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan”. Pada subindikator ini

jumlah sikap positif yaitu 39 atau 82,98% yang termasuk dalam kriteria sangat

kuat, hal ini dapat dilihat pada pilihan sangat setuju berjumlah 16 dan pilihan

setuju 23. Artinya sebanyak 39 mahasiswa setuju jika teks yang terlau banyak

kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan yang mereka baca.

Sebaliknya, sikap yang dipandang negatif berjumlah 1 atau 2,12% dan termasuk

dalam kriteria sangat lemat. Hal ini dapat dilihat pada pilihan sangat tidak setuju

yang berjumlah 0 atau tidak mendapat pilihan dari mahasiswa dan pilihan tidak

setuju berjumlah 1 mahasiswa. Artinya, hanya 1 mahasiswa yang tidak setuju jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan

yang mereka baca. Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,90% yang sikapnya

tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Selanjutnya pada subindikator nomor lima yaitu,“Struktur teks yang tidak

sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan”. Subindikator nomor lima

ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 39 atau 82,98% yang termasuk

dalam kriteria sangat kuat. Hal tersebut diketahui dari jumlah pilihan sangat setuju

12 dan jumlah pilihan setuju 27, berarti sebanyak 39 mahasiswa setuju jika

struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan yang

mereka baca. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu 2

atau 4,25% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari

pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju

dipilih oleh 2 mahasiswa. Artinya, sebanyak 2 mahasiswa tidak setuju jika

struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan yang

mereka baca. Namun, sebanyak 6 mahasiswa atau 12,77% yang sikapnya tidak

jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Pada Subindikator nomor enam yaitu “Bacaan yang tidak berkaitan

dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan

untuk memahami isinya”, pilihan sangat setuju dipilih oleh 7 mahasiswa dan

pilihan setuju dipilih oleh 23 mahasiswa. Jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap positif ini yaitu 30 atau 63,82% yang termasuk dalam kriteria kuat,

berarti sebanyak 30 mahasiswa setuju jika bacaan yang tidak berkaitan dengan

bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

memahami isinya. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif yaitu

10 mahasiswa atau 21,28% yang termasuk dalam kriteria lemah, hal ini dapat

dilihat pada pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 dan pilihan setuju berjumlah

9. Artinya, sebanyak 10 mahasiswa tidak setuju jika bacaan yang tidak berkaitan

dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan

untuk memahami isinya. Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,90% yang

sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Pada subindikator nomor tujuh yaitu “Sesulit apapun isi dalam bacaan,

jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa akan

berusaha sampai dapat memahami isi bacaan.” Pilihan sangat setuju dipilih oleh

13 mahasiswa dan pilihan setuju dipilih oleh 23 mahasiswa. Oleh karena itu

jumlah dari sikap yang dipandang sebagai sikap positif ini yaitu 36 atau 76,59%

yang termasuk dalam kriteria sangat kuat. Artinya sebanyak 36 mahasiswa setuju

jika sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi

bacaan. Sebaliknya, jumlah sikap yang dipandang negatif hanya 3 atau 6,38%

yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini dapat dilihat dari jumlah

pilihan sangat tidak setuju 0 atau tidak mendapat pilihan dan pilihan tidak setuju

tidak dipilih oleh 3 mahasiswa. Artinya, sebanyak 3 mahasiswa tidak setuju jika

sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi

bacaan. Namun, sebanyak 8 mahasiswa atau 17,02% yang sikapnya tidak jelas

dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

Selanjutnya subindikator terakhir pada indikator faktor teks: keadaan bacaan,

bahasa yang dipakai dalam teks, tata tulis teks, dan tingkat keterbacaan teks, yaitu

“Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, kadang-

kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan”.

Subindikator nomor delaapn ini, jumlah sikap yang dipandang positif yaitu 36

atau 76,60% yang termasuk dalam kriteria cukup. Hal tersebut diketahui dari

jumlah pilihan sangat setuju 8 dan jumlah pilihan setuju 28, berarti sebanyak 36

mahasiswa setuju jika meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa

pelajari, kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi

bacaan yang dibacanya. Sebaliknya, jumlah yang dipandang sebagai sikap negatif

yaitu 4 atau 8,51% yang termasuk dalam kriteria sangat lemah, hal ini dapat

dilihat dari pilihan sangat tidak setuju 1 mahasiswa dan pilihan tidak setuju tidak

dipilih oleh 3 mahasiswa. Artinya sebanyak 3 mahasiswa tidak setuju jika

meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, kadang-kadang

mahasiswa mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan yang dibacanya.

Namun, sebanyak 7 mahasiswa atau 14,89% yang sikapnya tidak jelas dan

termasuk dalam kriteria sangat lemah.

d) Masih kuatnya pengaruh budaya lisan

Masih kuatnya pengaruh budaya lisan merupakan faktor eksternal yang

mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Kuatnya budaya lisan

seringkali membuat kita kesulitan untuk memahmi isi bacaan. Hal tersebut

dikarenakan ada beberapa pemahaman yang berbeda antara yang kita sudah kita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

pahami sebelumnya dengan yang sebenarnya. Misalnya, kata-kata yang baku

dengan kat-kata yang sudah biasa kita ucapkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 4.14 Indikator Masih kuatnya pengaruh budaya lisan

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1

Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan

dalam hidup mahasiswa, sering

mempersulit pemahaman isi bacaan.

4 11 9 20 3

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya ada satu subindikator

dari indikator masih kuatnya pengaruh budaya lisan, yaitu “Masih kuatnya

pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit pemahaman

isi bacaan”, pilihan sangat setuju berjumlah atau dipilih oleh 3 mahasiswa dan

pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 20 mahasiswa. Jumlah dari subindikator

yang dipandang sebagai sikap positif ini adalah 23 atau 48,93% dan termasuk

dalam kriteria cukup. Artinya, sebanyak 23 mahasiswa setuju jika masih kuatnya

pengaruh bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit pemahaman

isi bacaan yang dibacanya.

Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju dipilih oleh 4 mahasiswa dan pilihan

tidak setuju dipilih oleh 11 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap negatif ini adalah 15 atau 31,91% dan termasuk dalam kriteria

lemah, berarti sebanyak 15 mahasiswa tidak setuju jika masih kuatnya pengaruh

bahasa lisan dalam hidup mahasiswa, sering mempersulit pemahaman isi bacaan

yang dibacanya. Namun, sebanyak 9 mahasiswa atau 19,14% yang sikapnya tidak

jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

e) Kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya menonton televisi)

Kuatnya pengaruh media elektronik khususnya menonton televisi merupakan

faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman. Acara

televisi yang kini sudah sangat beragam membuatnya lebih menarik daripada

kegiatan membaca. Ada satu subindikator yang termasuk dengan indikator

kuatnya pengaruh media elektronik khususnya menonton televisi tersebut, yaitu

jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih

dahulu untuk menonton acara televisi. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15 Kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya menonton

televisi)

NO SUBINDIKATOR RENTANG SKOR

1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1

Jika acara televisi menarik, kegiatan

membaca mahasiswa tinggalkan

terlebih dahulu untuk menonton acara

televisi.

1 6 4 18 18

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa hanya ada satu subindikator

dari indikator kuatnya pengaruh media elektronik (khususnya menonton televisi),

yaitu “Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan

terlebih dahulu untuk menonton acara televisi”, pilihan sangat setuju berjumlah

atau dipilih oleh 18 mahasiswa dan pilihan setuju berjumlah atau dipilih oleh 18

mahasiswa. Jumlah dari subindikator yang dipandang sebagai sikap positif ini

adalah 36 atau 76,60% yang termasuk dalam kriteria cukup. Artinya, sebanyak 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

mahasiswa setuju jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa

tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi.

Sebaliknya, pilihan sangat tidak setuju berjumlah 1 mahasiswa dan pilihan

tidak setuju dipilih oleh 6 mahasiswa. Jadi, jumlah dari sikap yang dipandang

sebagai sikap negatif ini adalah 7 atau 14,89% yang termasuk dalam kriteria

sangat lemah. Artinya sebanyak 7 mahasiswa tidak setuju jika acara televisi

menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih dahulu untuk

menonton acara televisi. Namun, sebanyak 4 mahasiswa atau 8,51% yang

sikapnya tidak jelas dan termasuk dalam kriteria sangat lemah.

Setelah penjabaran faktor internal dan faktor eksternal tersebut, maka dapat

ditarik kesimpulan secara keseluruhan analisis angket faktor membaca. Data yang

diolah dalam tabulasi faktor kemampuan membaca (terlampir) sesuai dengan

langkah-langkah analisis skala likert diketahui jumlah skor adalah 16.279.

Berdasarkan jumlah skor tersebut diketahui skor tertinggi yaitu 23.735 dan skor

terendah yaitu 4.747.

Berdasarkan data tersebut kemudian ditentukan kriteria interpretasi skor

dengan rumus jumlah skor/jumlah skor tertinggi dikali 100%. Hasil

perhitungannya adalah 16.279/23.735 x 100% = 68,59%. Hasil perhitungan

tersebut diketahui 68,59% yang tergolong dalam kriteria tinggi. Oleh karena itu,

dapat disimpulkan faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman

mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma tergolong dalam kriteria

tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa semakin kuatnya faktor yang mempengaruhi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

kemampuan membaca yang dimiliki oleh seorang mahasiswa maka kemampuan

membaca pemahamannya akan semakin tinggi.

4.2.2 Analisis SWOT

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis SWOT (Strenght,

Weakness, Opportunity, and Threat). Peneliti menggunakkan teori SWOT ini

untuk menganalisis hasil data penelitian, karena di dalam analisis SWOT dapat

mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam membaca

pemahaman. Teori ini peneliti gunakan untuk menganalisis angket faktor dan

mengaitkannya pada hasil tes. Analisis SWOT ini dibagi menjadi dua , yaitu sikap

positif dan sikap negatif. Sikap positif dalam faktor internal menjadi kekuatan

faktor membaca, sikap negatif dalam faktor internal menjadi kelemahan faktor

membaca, sikap positif dalam faktor eksternal menjadi peluang faktor membaca,

dan sikap negatif dalam faktor eksternal menjadi ancaman faktor membaca.

Adapun penjabarannya sebagai berikut:

Tabel 4.16 Kekuatan (Strenght)

NO SUBINDIKATOR

1 Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari

kesadaran sendiri.

2 Saya merasa bahwa membaca adalah cara terbaik untuk menambah

pengetahuan.

3 Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha menyelesaikannya

tepat waktu.

4 Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan

cara rajin membaca

5 Saya merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari

6

Saya merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

NO SUBINDIKATOR

7 Jika teman memiliki buku baru, saya meminjam untuk dibaca

8 Saya ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah terjadi melalui

membaca

9 Membaca sudah menjadi kebutuhan hidup saya yang tidak dapat saya

tinggalkan

10 Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan

11 Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki berperan besar untuk

membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang saya baca

12 Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca untuk

menyegarkan ingatan

13 Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu

mempermudah memahami isi bacaan

14 Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan berdasarkan isi

bacaan yang saya baca

15 Agar memahami isi bacaan, saya cukup mengingat-ingat isinya saja

16 Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan dengan bahasa saya sendiri

17 Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat skema gagasan

setiap kali membaca

18 Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya

ingin membacanya

19 Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya, saya ingin

membacanya

20 Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung

perkuliahan saya

21 Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara saya menjadi baik

22 Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika memberi

tanggapan terhadap pendapat orang lain

23

Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi bacaan yang

saya baca

24 Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik saya tetap

membacanya

25 Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin membaca pasti

dapat memahami isi bacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Berdasarkan tabel kekuatan faktor membaca di atas, dapat diketahui terdapat

25 subindiktor yang menjadi kekuatan membaca mahasiswa. Subindikator-

subindikator yang menjadi kekuatan tersebut yaitu, mhasiswa membaca bukan

karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri, mahsiswa

merasa bahwa membaca adalah cara terbaik untuk menambah pengetahuan.

Selanjutnya jika diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha

menyelesaikannya tepat waktu, selama perkuliahan, mhasiswa ingin mencapai

prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, mahasiswa merasa ingin

membaca bacaan apa pun setiap hari, mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan

bacaan yang dapat dibaca setiap hari.

Selanjutnya jika teman memiliki buku baru, mahasiswa ingin meminjam

untuk dibaca, mahasiswa ingin mengetahui perkembangan sesuatu yang pernah

terjadi melalui membaca, membaca sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak

dapat mahasiswa tinggalkan, sambil membaca mahasiswa membuat ringkasan isi

bacaan. Selanjutnya, pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki oleh

mahasiswa berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan

yang dibaca, mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah dibaca

untuk menyegarkan ingatan, dengan memahami berbagai teknik membaca,

ternyata sangat membantu mempermudah mahasiswa untuk memahami isi

bacaan, dan untuk memahami isi bacaan, mahasiswa membuat pertanyaan

berdasarkan isi bacaan yang dibaca.

Selanjutnya, agar memahami isi bacaan, mahasiswa cukup mengingat-ingat

isinya saja, agar memahami isi bacaan, mahasiswa merumuskan dengan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

sendiri, untuk mempermudah memahami isi bacaan mahasiswa membuat skema

gagasan setiap kali membaca. Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu

yang dipelajari, mahasiswa ingin membacanya, dan bacaan yang diberitahukan

oleh teman jika menarik isinya, mahasiswa ingin membacanya, mahasiswa

membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan mendukung

perkuliahannya. Dengan rajin membaca mahasiswa merasa kemampuan berbicara

menjadi baik, melalui membaca, mahasiswa mampu berpikir lebih kritis ketika

memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain, jika perasaan sedang enak,

mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibaca, kalau menghadapi

ujian, meskipun kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa tetap membacanya dan

yang terakhir yaitu tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin

membaca pasti dapat memahami isi bacaan.

Selanjutnya terdapat beberapa subindikator yang menjadi kelemahan

membaca mahasiswa yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.17 Kelemahan (Weakness)

NO SUBINDIKATOR

1 Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan

membaca saya sangat kuat.

2 Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.

3 Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari.

4 Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca

5 Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali memahami isi bacaan

yang saya baca

6 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi dalam membaca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui enam subindikator yang menjadi

kelemahan membaca bagi mahasiswa yaitu, jika akan menempuh ujian tengah

semester atau akhir semester dorongan membaca mahasiswa menjadi sangat kuat,

lalu kegiatan membaca yang dilakukan hanya jika akan ada ujian. Selanjutnya,

mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari, mahasiswa hanya

membaca jenis bacaan yang dianggap menarik untuk dibaca. Selanjutnya, apabila

kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa akan sulit sekali memahami isi bacaan

yang dibacanya dan yang terakhir jika kondisi kesehatan tidak baik, mahasiswa

sulit berkonsentrasi dalam membaca.

Selanjutnya yang menjadi peluang yaitu subindikator yang dipandang

sebagai sikap positif pada factor eksternal membaca. Oleh karena itu berikut ini

adalah tabel yang menjadi peluang membaca bagi mahasiswa.

Tabel 4.18 Peluang (Opportunity)

NO SUBINDIKATOR

1 Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau untuk membeli buku, saya

selalu diberi uang untuk membelinya

2 Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat nyaman

untuk membaca

3 Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal sangat kondusif untuk membaca

4 Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terdapat empat subindikator yang

menjadi peluang membaca bagi mahasiswa yaitu, meskipun pendapatan orang tua

terbatas, kalau untuk membeli buku mahasiswa selalu diberi uang untuk membeli

buku, lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

nyaman untuk membaca, lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat

kondusif untuk membaca dan yang terakhir, sesulit apapun isi dalam bacaan jika

berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha

sampai dapat memahami isi bacaan tersebut.

Selanjutnya yang menjadi ancaman yaitu subindikator yang dipandang

sebagai sikap negatif pada factor eksternal membaca. Oleh karena itu berikut ini

adalah tabel yang menjadi ancaman membaca bagi mahasiswa.

Tabel 4.19 Ancaman (Threat)

NO SUBINDIKATOR

1 Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan bacaan

yang saya butuhkan

2 Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan yang sebenarnya saya

butuhkan tidak saya peroleh dengan mudah

3 Saya berpikir, dari pada untuk membeli pakaian lebih baik untuk membeli

buku

4 Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang tidak

saya ketahui artinya

5 Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya untuk memahami isi bacaan

6 Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi

bacaan

7 Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi

bacaan

8 Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi

bacaan

9 Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya pelajari, saya sering

mengalami kesulitan untuk memahami isinya

10 Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari, kadang-kadang

saya mengalami kesulitan untuk memahami isi bacaan.

11 Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya, sering mempersulit

pemahaman isi bacaan

12 Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya tinggalkan terlebih

dahulu untuk menonton acara televisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Berdasarkan tabel di atas diketahui ada 12 subindikator yang menjadi

ancaman bagi mahasiswa yaitu, mahasiswa tidak pernah mengalami kesulitan

untuk memperoleh bahan bacaan yang mahasiswa butuhkan, karena penghasilan

orang tua terbatas, bacaan yang sebenarnya mahasiswa butuhkan tidak

mahasiswa peroleh dengan mudah, mahasiswa berpikir daripada untuk membeli

pakaian lebih baik untuk membeli buku.

Selanjutnya, ketika membaca kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-

kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya, kalimat yang terlalu panjang

mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan, tingkat keterbacaan yang

terlalu sulit sering menghambat pemahaman isi bacaan, teks yang terlau banyak

kata-kata asing sering mempersulit pemahaman isi bacaan, struktur teks yang

tidak sistematis sering mempersulit pemahaman isi bacaan, bacaan yang tidak

berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami

kesulitan untuk memahami isinya, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari, kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk

memahami isi bacaan, lalu masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup

mahasiswa, sering mempersulit pemahaman isi bacaan, dan yang terakhir yaitu

jika acara televisi menarik, kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih

dahulu untuk menonton acara televisi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

4.3 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan

Keterkaitannya dengan Analisis SWOT

Penelitian ini menggunakan tes kemampuan membaca pemahaman untuk

mengukur tingkat kognitif mahasiwa dalam memahami isi bacaan dan mengukur

kecermatan mereka dalam membaca soal dan menemukan jawaban yang benar.

Tes kemampuan membaca pemahaman ini berbentuk tes objektif yaitu berupa tes

pilihan ganda.

Tes kemampuan membaca pemahaman ini terdiri dari 42 butir soal. Soal-soal

tersebut terdiri dari 6 aspek kemampuan membaca pemahaman yaitu, (1)

Menangkap arti kata, istilah, idiom, ungkapan, dan gaya bahasa, (2) Menangkap

makna tersirat, (3) Menangkap makna tersurat, (4) Menarik kesimpulan isi

bacaan, (5) Memprediksi maksud penulis, dan (6) Mengevaluasi bacaan. Hasil tes

dianalisis mengunakan indeks tingkat kesulitan untuk mengetahui layak atau tidak

layak butir soal tersebut dengan cara membagi jumlah jawaban benar pada tiap

butir soal dengan jumlah responden. Berikut ini disajikan tabel rentang skor

kategori butir soal.

Tabel 4.20 Kategori ITK

Interval

Skor Kategori

0,00-0,19 Sangat Sulit

0,20-0,40 Sulit

0,41-0,60 Sedang

0,61-0,80 Mudah

0,81-1,00 Sangat Mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Berdasarkan penjabaran di atas di ketahui terdapat 42 soal tes kemampuan

pemahaman. Hasil perhitungan dan analisis peneliti mengenai indeks tingkat

kesulitan butir soal dari 42 butir soal, diketahui bahwa terdapat 4 butir soal

berkategori sangat sulit, 8 butir soal berkategori sulit, 13 butir soal berkategori

sedang, 13 butir soal berkategori mudah dan 4 butir soal berkategori sangat

mudah. Berikut ini disajikan tabel hasil kategori butir soal tes kemampuan

membaca pemahaman.

Tabel 4.21 ITK Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Kategori Nomor Butir Soal

Sangat

Sulit 2, 5, 32 dan 37

Sulit 7, 22, 23, 26, 28, 35, 36, dan 38

Sedang 1, 4, 8, 9, 13, 18, 19, 24, 25, 31, 34, 40 dan 41

Mudah 3, 6, 10, 11, 12, 14, 15, 17, 20, 27, 29, 33, dan 39

Sangat

Mudah 16, 21, 30 dan 42

Tabel di atas tidak memuat butir soal dengan predikat tidak layak, karena

penelitian ini menggunakan uji coba terpakai. Oleh karena itu, hanya soal yang

berpredikat layak saja yang digunakan dan dicantumkan pada tabel. Butir soal

yang mendapat predikat layak adalah butir soal yang berada pada rentang skor

berkisar antara 0,20 sampai dengan 0,80. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui

terdapat 34 butir soal yang layak dari 42 soal tes kemampuan membaca

pemahaman.

Terdapat 4 butir soal berpredikat sangat sulit karena hanya sebanyak 104

mahasiswa dari 188 mahasiswa yang mampu menjawab pertanyaan dengan benar.

Selanjutnya terdapat 8 butir soal dengan predikat sulit karena sebanyak 125 dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

376 mahasiswa dapat menjawab soal tersebut dengan benar. Selanjutnya 13 butir

soal mendapat predikat sedang karena sebanyak 316 mahasiswa dari 611

mahasiswa dapat menjawab benar. Soal dengan predikat mudah sebanyak 13 butir

soal, dikatakan mudah karena sebanyak 430 mahasiswa dari 611 mahasiswa dapat

menjawab benar. Selanjutnya terdapat 4 soal berpredikat sangat mudah karena

sebanyak 170 mahasiswa dari 188 mahasiswa dapat menjawab pertanyaan dengan

benar.

Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa indeks tingkat kesulitan

tes kemampuan membaca pemahaman untuk mahasiswa PBSI semester VI

Universitas Sanata Dharma masuk dalam kategori sedang.

4.3.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Setelah diketahui hasil tes kemampuan membaca pemahaman, selanjutnya

adalah menganalisis soal yang berpredikat layak ke dalam aspek membaca

pemahaman sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman yaitu, menangkap

arti kata, menangkap makna tersirat, menangkap makna tersurat, menarik

kesimpulan isi bacaan, memprediksi maksud penulis, dan mengevaluasi bacaan.

Dalam satu tes membaca pemahaman terdapat 42 soal pertanyaan. Berikut ini

disajikan diagram aspek membaca pemahaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Diagram tersebut menjelaskan enam aspek yang terdapat dalam tes

kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan diagram di atas diketahui jumlah

mahasiswa yang dapat menjawab benar. Cara mencari jumlah mahasiswa yang

dapat menjawab benar adalah dengan mengalikan jumlah mahasiswa dengan

jumlah butir soal tiap aspek. Butir soal yang dihitung sudah dinyatakan layak

dalam indek tingkat kesulitan. Adapun penjabarannya sebagai berikut:

a. Aspek Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata/Istilah

Aspek tes membaca pemahaman yang pertama yaitu aspek kemampuan

mendefinisikan arti kata/istilah. Terdapat dua butir soal pada aspek menangkap

arti kata yaitu butir soal nomor 1 dan nomor 2. Namun, butir soal 2 mendapat

predikat tidak layak sehingga pada aspek mendefinisikan arti kata tersebut hanya

33

209

260

219

86

73

4.1 Diagram Aspek Membaca Pemahaman

Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata

Kemampuan Menangkap MaknaTersurat

Kemampuan Menangkap MaknaTersirat

Kemampuan Menarik Kesimpulan

Kemampuan Memprediksi MaksudPenulis

Kemampuan Mengevaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

ada 1 butir soal yaitu butir soal nomor 1. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 4.22 Aspek Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata

Aspek Jumlah Nomor

Butir soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

Menangkap

Arti

Kata/Istilah

1 1 47 33 14

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yaitu 47

mahasiswa, sebanyak 33 mahasiswa atau 70,21% yang menjawab benar dan dapat

memahami pertanyaan pada butir soal aspek mendefinisikan arti kata tersebut.

Sebaliknya, sebanyak 14 mahasiswa atau 29,79% yang menjawab salah pada butir

soal aspek mendefinisikan arti kata tersebut. Jadi, dapat disimpulkan mahasiswa

dapat memahami aspek mendefinisikan arti kata/istilah.

b. Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersurat

Aspek yang kedua yaitu aspek kemampuan menangkap makna tersurat.

Terdapat 8 butir soal pada aspek ini yaitu butir soal nomor 3, 4,6,7,19,22,33, dan

34 dan kedelapan butir soal tersebut mendapat predikat layak. Jumlah mahasiswa

yang menjawab butir soal pada aspek menangkap makna tersurat yaitu 376

mahasiswa. Berikut ini adalah penjabarannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Tabel 4.23 Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersurat

Aspek Jumlah

Nomor

Butir

soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

Menangkap

Makna

Tersurat

1 3 47 37 10

1 4 47 24 23

1 6 47 30 17

1 7 47 17 30

1 19 47 23 24

1 22 47 16 31

1 33 47 32 15

1 34 47 30 17

Total Skor 8 8 376 209 167

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang

menjawab benar pada butir soal nomor 3 yaitu sebanyak 37 mahasiswa, dan yang

menjawab salah sebanyak 10mahasiswa. Pada butir soal nomor 4 yaitu sebanyak

24 mahasiswa, dan yang menjawab salah sebanyak 23 mahasiswa. Selanjutnya

sebanyak 30 mahasiswa menjawab benar pada butir soal nomor 6 dan sebanyak

17 mahasiswa menjawab salah. Pada butir soal nomor 7 mahasiswa yang

menjawab benar lebih sedikit yaitu hanya 17 mahasiswa atau, sedangkan yang

menjawab salah lebih banyak yaitu sebanyak 30 mahasiswa. Butir soal nomor 19

dijawab benar oleh 23 mahasiswa dan dijawab salah oleh 24 mahasiswa.

Selanjutnya butir soal nomor 22 sebanyak 16 mahasiswa menjawab benar dan 31

mahasiswa menjawab salah. Pada butir soal nomor 33 dijawab benar oleh 32

mahasiswa dan 15 mahasiswa menjawab salah. Butir soal terakhir pada aspek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

menangkap makna tersurat yaitu nomor 34, sebanyak 30 mahasiswa menjawab

benar dan 17 mahasiswa atau menjawab salah.

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa berhasil dalam memahami aspek kemampuan menangkap makna

tersurat. Hal itu dapat dilihat pada jumlah mahasiswa yang menjawab benar pada

butir soal aspek kemampuan menangkap makna tersurat yaitu sejumlah 209

mahasiswa atau 55,59%.

c. Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersirat

Aspek ketiga yaitu aspek kemampuan menangkap makna tersirat. Terdapat 13

butir soal dalam aspek tersebut yaitu butir soal nomor 5, 10, 11,12,16,17,20,23,

27, 28, 35, 36 dan 42, tetapi soal yang layak hanya 11. Jadi hanya ada 11 soal

dalam aspek menangkap makna tersirat tersebut yaitu nomor 5, 10, 11, 12, 17, 20,

23, 27, 28, 35 dan 36. Jumlah mahasiswa yang menjawab butir soal pada aspek

menangkap makna tersirat ini yaitu sebanyak 280 mahasiswa. Adapun

penjabarannya sebangai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Tabel 4.24 Aspek Kemampuan Menangkap Makna Tersirat

Aspek Jumlah

Nomor

Butir

soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

Menangkap

Makna

Tersirat

1 5 47 9 38

1 10 47 34 13

1 11 47 32 15

1 12 47 30 17

1 17 47 33 14

1 20 47 33 14

1 23 47 12 35

1 27 47 35 12

1 28 47 15 32

1 35 47 10 37

1 36 47 17 30

Total Skor 11 10 517 260 257

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui butir soal nomor 5 dijawab benar

oleh 9 mahasiswa dan jumlah jawaban salah lebih banyak yaitu 38 mahasiswa.

Selanjutnya butir soal nomor 10 sebanyak 34 mahasiswa menjawab benar dan 13

mahasiswa atau menjawab salah. Pada butir soal nomor 11 sebanyak 32

mahasiswa menjawab benar dan 15 mahasiswa menjawab salah. Sebanyak 30

mahasiswa menjawab benar dan sebanyak 17 mahasiswa menjawab salah pada

butir soal nomor 12.

Pada butir soal nomor 17 mahasiswa yang menjawab benar sebanyak 33 dan

mahasiswa yang menjawab salah sebanyak 14. Selanjutnya pada nomor butir soal

20, sebanyak 33 mahasiswa menjawab benar dan 14 mahasiswa menjawab salah.

Butir soal nomor 23 dijawab benar oleh 12 mahasiswa saja dan dijawab salah oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

35 mahasiswa. Pada butir soal nomor 27 sebanyak 35 mahasiswa menjawab benar

dan sebanyak 12 mahasiswa menjawab salah. Selanjutnya, sebanyak 15

mahasiswa menjawab benar dan 32 mahasiswa menjawab salah pada butir soal

nomor 28. Sebanyak 10 mahasiswa menjawab benar dan sebanyak 37 mahasiswa

menjawab salah pada butir soal nomor 35. Selanjutnya butir soal yang terakhir

pada aspek menangkap makna tersirat ini yaitu butir soal nomor 36, sebanyak 17

mahasiswa menjawab benar dan sebanyak 30 mahasiswa menjawab salah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dapat memahami aspek

kemampuan menangkap makna tersirat. Hal tersebut terlihat dari jumlah

mahasiswa yang dapat menjawab benar pada butir soal pada aspek menangkap

makna tersirat tersebut lebih banyak yaitu sebanyak 260 mahasiswa atau 50,30%,

sedangkan sebanyak 257 mahasiswa atau 49,70% menjawab salah.

d. Aspek Kemampuan Menarik Kesimpulan

Aspek yang keempat yaitu aspek kemampuan menarik kesimpulan. Pada

aspek ini terdapat 11 butir soal yaitu 8, 9, 15, 18, 21, 25, 31, 37, 38 ,40 dan 41,

tetapi 2 butir soal mendapat predikat tidak layak yaitu butir soal nomor 21 dan 37.

Oleh karena itu, jumlah butir soal pada aspek kemampuan menarik kesimpulan

yaitu 9 yaitu pada nomor 8, 9, 15, 18, 25, 31, 38, 40 dan 41. Soal pada aspek

tersebut dijawab oleh sebanyak 423 mahasiswa. Adapun penjabarannya sebagai

berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Tabel 4.25 Aspek Kemampuan Menarik Kesimpulan

Aspek Jumlah

Nomor

Butir

soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

Kemampuan

Menarik

Kesimpulan

1 8 47 23 24

1 9 47 24 23

1 15 47 30 17

1 18 47 28 19

1 25 47 24 23

1 31 47 27 20

1 38 47 14 33

1 40 47 26 21

1 41 47 23 24

Total Skor 9 9 423 219 204

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui butir soal nomor 8 dijawab benar

oleh 23 mahasiswa dan dijawab salah oleh 24 mahasiswa. Selanjutnya butir soal

nomor 9 sebanyak 24 mahasiswa menjawab benar dan 23 mahasiswa menjawab

salah. Pada butir soal nomor 15 sebanyak 30 mahasiswa menjawab benar dan 17

mahasiswa menjawab salah. Sebanyak 28 mahasiswa menjawab benar dan

sebanyak 19 mahasiswa menjawab salah pada butir soal nomor 18. Selanjutnya

butir soal nomor 25 dijawab benar oleh 24 mahasiswa dan dijawab salh oleh 23

mahasiswa.

Pada butir soal nomor 31 mahasiswa yang menjawab benar sebanyak 27 dan

mahasiswa yang menjawab salah sebanyak 20. Butir soal nomor 38 dijawab benar

oleh 14 mahasiswa saja dan dijawab salah oleh 33 mahasiswa. Sebanyak 26

mahasiswa menjawab benar dan 21 mahasiswa menjawab salah pada butir soal

nomor 40. Selanjutnya butir soal yang terakhir pada aspek menangkap makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

tersirat ini yaitu butir soal nomor 41, sebanyak 23 mahasiswa menjawab benar

dan sebanyak 24 mahasiswa menjawab salah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa berhasil memahami aspek menarik

kesimpulan tersebut, karena jumlah mahasiswa yang menjawab benar berjumlah

219 mahasiswa atau 51,78%.

e. Aspek Kemampuan Memprediksi Maksud Penulis

Selanjutnya yaitu aspek kelima dalam aspek membaca pemahaman yaitu

aspek kemampuan memprediksi maksud. Jumlah butir soal pada aspek tersebut

ada 5 butir soal yaitu 13, 29, 30, 32 dan 39, tetapi 2 soal mendapat prediksi tidak

layak yaitu butir soal nomor 30 dan 32. Oleh karena itu, hanya ada 3 butir soal

dalam aspek kemampuan memprediksi maksud penulis yaitu pada nomor 13,29

dan 39. Jumlah mahasiswa yang menjawab soal pada aspek tersebut yaitu 141

mahasiswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut.

Tabel 4.26 Aspek Kemampuan Memprediksi Maksud Penulis

Aspek Jumlah

Nomor

Butir

soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

Kemampuan

Memprediksi

Maksud

Penulis

1 13 47 22 16

1 29 47 35 6

1 39 47 29 12

Total Skor 3 3 141 86 34

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa butir soal nomor 13 dijawab benar

oleh 22 mahasiswa dan dijawab salah oleh 25 mahasiswa. Selanjutnya pada butir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

soal nomor 29, mahasiswa yang menjawab benar sebanyak 35 dan yang

menjawab salah sebanyak 12 mahasiswa. Butir soal terakhir pada aspek

memprediksi maksud tersebut yaitu nomor 39 yang dijawab benar oleh 29

mahasiswa dan dijawab salah oleh 18 mahasiswa. Jumlah jawaban benar pada

aspek memprediksi maksud penulis tersebut yaitu 86 atau 61,00% mahasiswa dan

jawaban salah sebanyak 55 atau 39,00%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa dapat memahami aspek memprediksi maksud penulis tersebut karena

jumlah jawaban benar lebih banyak daripada jumlah jawaban salah.

f. Aspek Kemampuan Mengevaluasi

Aspek keenam dan merupakan aspek terakhir dalam aspek membaca

pemahaman yaitu aspek kemampuan mengevaluasi. Pada aspek tersebut terdapat

3 butir soal aspek kemampuan mengevaluasi yaitu nomor 14, 24 dan 36. Jumlah

mahasiswa yang menjawab soal pada butir soal dalam aspek tersebut yaitu

sebanyak 84 mahasiswa. Adapun penjabarannya sebagai berikut.

Tabel 4.27 Aspek Kemampuan Mengevaluasi

Aspek Jumlah

Nomor

Butir

soal

Jumlah

Mahasiswa

Jumlah

Benar

Jumlah

Salah

Kemampuan

Mengevaluasi

1 14 47 35 12

1 24 47 21 26

1 26 47 17 30

Total Skor 3 3 141 73 68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa butir soal nomor 14 dijawab

benar oleh 35 mahasiswa dan 12 mahasiswa menjawab salah. Selanjutnya ada 21

mahasiswa yang menjawab benar dan 26 mahasiswa yang menjawab salah pada

butir soal nomor 24. Butir soal terakhir pada aspek mengevaluasi yaitu nomor 26

yang dijawab benar oleh 17 mahasiswa dan dijawab salah oleh 30 mahasiswa.

Jadi, dapat disimpulkan mahasiswa dapat memahami aspek kemampuan

mengevaluasi tersebut karena jumlah jawaban benar pada butir soal aspek

mengevaluasi lebih banyak yaitu 44 mahasiswa atau 52,38% sedangkan

mahasiswa yang menjawab salah 40 mahasiswa atau 47,62%.

Berdasarkan penjabaran di atas mengenai 6 aspek membaca pemahaman

tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan mahasiswa PBSI

semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta mampu memahami dan

berhasil menjawab pada keenam aspek kemampuan mendefinisikan arti

kata/istilah, kemampuan menangkap makna tersurat, kemampuan menangkap

makna tersirat, aspek kemampuan menarik kesimpulan kemampuan memprediksi

maksud penulis, dan kemampuan mengevaluasi. Akan tetapi pada setiap aspek

masih ada beberapa mahasiswa yang belum memahami dan menjawab pertanyaan

dengan salah. Hal ini menjadi kelemahan yang dimiliki mahasiswa. Oleh karena

itu pengembangan aspek dalam penelitian ini yaitu mengembangkan aspek yang

belum berhasil dipahami oleh mahasiswa tersebut, sehingga nantinya penelitian

ini menghasilkan strategi yang tepat untuk memenuhi aspek yang menjadi

kelemahannya tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Setelah mengetahui indeks tingkat kesulitan butir soal tes dan menganalisis

butir soal yang layak ke dalam enam aspek membaca pemahaman, maka langkah

selanjutnya yaitu menghitung tes kemampuan membaca pemahaman. Perhitungan

tes kemampuan membaca pemahaman dilakukan dengan cara mencari jumlah

benar yang diberi skor 1 dan jumlah salah yang diberi skor 0 pada setiap butir soal

yang telah diklasifikasikan ke dalam enam aspek membaca pemahaman tersebut.

Lalu menjumlahkan skor setiap aspek membaca pemahaman dari seluruh jumlah

mahasiswa untuk mengetahui rata-rata nilai tes kemampuan membaca

pemahaman tersebut. Rumus untuk mencari nilai rata-rata yaitu dengan

menjumlahkan skor keseluruhan dibagi dengan jumlah mahasiswa. Berikut ini

adalah rumus yang digunakan untuk mencari nilai rata-rata tes kemampuan

membaca pemahaman:

=

=

= 22

Keterangan:

= Nilai rata-rata

= Jumlah skor

N = Jumlah mahasiswa

Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus tersebut, maka diketahui nilai

rata-rata tes kemampuan membaca pemahaman adalah 22. Setelah mencari nilai

rata-rata selanjutnya menentukan simpangan baku, yang diketahui simpangan

baku pada tes kemampuan membaca pemahaman yaitu 6 Setelah itu

mengonversikannya ke dalam skala 5 untuk mengetahui tingkat keberhasilan tes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

kemampuan membaca pemahaman. Berikut ini adalah tabel hasil perhitungan tes

kemampuan membaca pemahaman.

Tabel 4.28 Hasil Perhitungan Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

No Kategori Rentangan

Nilai Frekuensi Persentase Skala

1.

Kemampuan

Membaca

Pemahaman

Sangat Tinggi

31 – 42 0 0% 5

2.

Kemampuan

Membaca

Pemahaman

Tinggi

25 – 30 17 36% 4

3.

Kemampuan

Membaca

Pemahaman

Cukup

19 – 24 25 53% 3

4.

Kemampuan

Membaca

Pemahaman

Rendah

13 – 18 5 11% 2

5.

Tidak Memiliki

Kemampuan

Membaca

Pemahaman

< 13 0 0% 1

Dari tabel di atas dapat diketahui nilai mahasiswa yang memiliki faktor

membaca adalah nilai 25 sampai dengan 42. Hal tersebut dikatakan memiliki

kemampuan membaca tinggi karena mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan

keenam aspek membaca pemahaman tersebut. Mahasiswa yang memiliki faktor

membaca rendah yaitu yang berada pada rentangan nilai <25, dikatakan demikian

karena kurang dapat bisa menjawab pertanyaan sesuai dengan enam aspek

membaca pemahaman tersebut. Mahasiswa yang tidak memiliki faktor membaca

yaitu yang berada pada rentangan nilai <13, dikatakan demikian karena tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman

tersebut.

Berdasarkan tabel di atas juga dapat diketahui mahasiswa yang berada pada

rentangan nilai kategori sangat tinggi, tidak ada. Hal ini berati tidak ada

mahasiswa yang memiliki kemampuan membaca sempurna yaitu mampu

menjawab seluruh pertanyaan sesuai dengan keenam aspek membaca pemhaman.

Terdapat 17 mahasiswa atau 36% yang berada pada rentangan nilai 25-30

yang merupakan kategori kemampuan membaca tinggi. Artinya mahasiswa harus

lebih memahami lagi setiap pertanyaan meskipun dapat menjawab pertanyaan

dengan benar karena beberapa pertanyaan masih ada yang salah.

Mahasiswa dikatakan memiliki kemampuan membaca pemahaman cukup

pada rentangan nilai 19-24. Jumlah mahasiswa pada rentangan nilai tersebut

sebanyak 25 mahasiswa atau 53%. Selanjutnya mahasiswa dikatakan memiliki

kemampuan membaca pemahaman rendah pada rentangan nilai 13-18. Jumlah

mahasiswa pada rentangan nilai tersebut sebanyak 5 mahasiswa atau 11%.

Kategori terakhir menjelaskan bahwa tidak ada yang berada pada kategori

tidak memiliki kemampuan membaca pemahaman. Berdasarkan uraian di atas

dapat disimpulkan bahwa hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa

sebesar 22. Oleh karena itu, rata-rata tingkat kemampuan membaca mahasiswa

PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma masuk dalam kategori kemampuan

membaca pemahaman cukup. Hal tersebut dikatakan cukup karena dari 47

mahasiswa, sebanyak 25 mahasiswa dengan presentase 53% berada dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

kategori kemampuan membaca pemahaman rendah. Hal ini tidak linier atau

sejalan dengan hasil angket faktor membaca yang berkategori tinggi.

4.3.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan

Analisis SWOT

Enam aspek membaca pemahaman yang telah dianalisis menunjukan bahwa

mahasiswa berhasil memahami pada keenam aspek membaca pemahaman yaitu,

aspek kemampuan mendefinisikan arti kata, aspek kemampuan menangkap makna

tersurat, aspek kemampuan menangkap makna tersirat, aspek kemampuan

menarik kesimpulan, aspek kemampuan memprediksi maksud penulis dan aspek

kemampuan mengevaluasi. Akan tetapi pada setiap aspek masih ada beberapa

mahasiswa yang belum memahami dan menjawab pertanyaan dengan salah. Hal

ini menjadi kelemahan yang dimiliki mahasiswa. Oleh karena itu, pengembangan

aspek dalam penelitian ini yaitu mengembangkan aspek yang belum berhasil

dipahami oleh mahasiswa tersebut, sehingga nantinya penelitian ini menghasilkan

strategi yang tepat untuk memenuhi aspek yang menjadi kelemahannya tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengetahui alasan mahasiswa berhasil dan tidak

berhasil pada aspek membaca pemahaman dikaitkan dengan analisis SWOT

sehingga dapat menunjukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang

dimiliki oleh mahasiswa. Data keterkaitan SWOT dengan hasil tes diambil dari

data wawancara dan analisis angket. Hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

a. Keterkaitan Aspek Mendefinisikan Arti Kata dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang

menjawab benar sejumlah 70,21% dan yang menjawab salah sejumlah 29,79%.

Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada

penjabaran di bawah ini:

Tabel 4.29 Analisis SWOT dalam Aspek Mendefinisikan Arti Kata/Istilah

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Saya membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh

dari kesadaran sendiri.

Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang saya

pelajari, saya ingin membacanya.

Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi.

2. Kelemahan

Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.

Jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester,

dorongan membaca saya sangat kuat.

Saya membaca tergantung mood yang saya rasakan.

3. Peluang

Lingkungan rumah tangga saya atau tempat saya tinggal sangat

nyaman untuk membaca.

Saya menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku

4. Ancaman

Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-kata yang

tidak saya ketahui artinya.

Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya untuk memahami isi

bacaan.

suasana rumah saya yang ramai dan gaduh sehingga sulit

berkonsentrasi untuk membaca

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek mendefinisikan arti

kata, terdapat 3 subindikator yang menjadi kekuatan mahasiswa yaitu mahasiswa

membaca bukan karena dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri,

bacaan apapun jika berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari,

mahasiswa ingin membacanya dan mahasiswa membaca buku untuk

meningkatkan prestasi. Selanjutnya terdapat 3 subindikator yang menjadi

kelemahan mahasiswa yaitu kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya jika

akan ada ujian, jika akan menempuh ujian tengah semester atau akhir semester,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

dorongan membaca mahasiswa sangat kuat dan mahasiswa membaca tergantung

mood yang dirasakan.

Terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu

Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat

nyaman untuk membaca dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk

membeli buku. Selanjutnya, terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-

kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan kalimat yang terlalu panjang

mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan dan suasana rumah saya

yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.

b. Keterkaitan Aspek Menangkap Makna Tersurat dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang

menjawab benar sejumlah 55,59% dan yang menjawab salah sejumlah 44,41%.

Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada

penjabaran di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Tabel 4.30 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya berusaha

menyelesaikannya tepat waktu.

Dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata

sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan.

Saya membaca karena saya sadar akan kewajiban saya

sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.

2. Kelemahan

Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya

pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami

isinya.

Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika akan ada ujian.

Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi

dalam membaca.

Saya lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran.

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan

bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai

dapat memahami isi bacaan.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk

membaca berbagai jenis buku.

4. Ancaman

Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit

pemahaman isi bacaan.

Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi adalah kata-

kata yang tidak saya ketahui artinya.

Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena

waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan

organisasi kemahasiswaan.

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek menangkap makna

tersurat terdapat 3 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu jika

diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha menyelesaikannya tepat

waktu, dengan memahami berbagai teknik membaca, ternyata sangat membantu

mempermudah memahami isi bacaan yang dibaca oleh mahasiswa, dan yang

ketiga yaitu, mahasiswa membaca karena kesadaran akan kewajibannya sebagai

mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas. Terdapat 4 subindikator yang

menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu pertama, bacaan yang tidak berkaitan

dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa sering mengalami kesulitan

untuk memahami isinya, kedua, kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

jika akan ada ujian, ketiga, jika kondisi kesehatan tidak baik, mahasiswa sulit

berkonsentrasi dalam membaca dan yang keempat yaitu mahasiswa lebih suka

membaca novel dari pada buku pelajaran.

Selanjutnya, ada 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu

sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca

berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu, teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit

pemahaman isi bacaan, ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah

kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan keterbatasan waktu yang

mahasiswa miliki untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan

perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.

c. Keterkaitan Aspek Menangkap Makna Tersirat dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang

menjawab benar sejumlah 50,30% dan yang menjawab salah sejumlah 49,70%.

Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada

penjabaran di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Tabel 4.31 Analisis SWOT dalam Aspek Menangkap Makna Tersirat

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan

mendukung perkuliahan saya.

Selama perkuliahan, saya ingin mencapai prestasi setinggi-

tingginya dengan cara rajin membaca.

Saya merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari.

Saya merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat

dibaca setiap hari.

Saya merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan.

2. Kelemahan

Saya tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap

hari.

Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit berkonsentrasi

dalam membaca.

Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali

memahami isi bacaan yang saya baca.

Saya hanya membaca jika bacaannya menarik saja.

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang

ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai dapat

memahami isi bacaan.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk

membaca berbagai jenis buku.

4. Ancaman

Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat

pemahaman isi bacaan.

Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit

pemahaman isi bacaan.

Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena

waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan organisasi

kemahasiswaan

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dalam aspek menangkap makna

tersirat terdapat 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu

pertama, mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan

mendukung perkuliahan mahasiswa, kedua, selama perkuliahan mahasiswa ingin

mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, ketiga,

mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari, keempat yaitu

mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari

dan yang kelima yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah

pengetahuan. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa

yaitu pertama, mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

kedua, jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam

membaca, ketiga yaitu jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali

memahami isi bacaan yang dibacanya dan yang keempat yaitu mahasiswa

membaca jika bacaannya menarik saja.

Selanjutnya terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca

berbagai jenis buku Terdapat 2 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat

pemahaman isi bacaan dan struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit

pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa

untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan

organisasi kemahasiswaan.

d. Keterkaitan Aspek Menarik Kesimpulan dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang

menjawab benar sejumlah 51,78%.dan yang menjawab salah sejumlah 48,22%.

Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada

penjabaran di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

Tabel 4.32 Analisis SWOT dalam Aspek Menarik Kesimpulan Isi Bacaan

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi bacaan.

Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika tekun dan rajin

membaca pasti dapat memahami isi bacaan.

Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali memahami isi

bacaan yang saya baca.

Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik

isinya, saya ingin membacanya.

saya membaca karena saya menyadari akan kewajiban saya

sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.

2. Kelemahan

Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit sekali

memahami isi bacaan yang saya baca.

Saya membaca tergantung mood yang dirasakan.

3. Peluang

Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal sangat kondusif

untuk membaca.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk

membaca berbagai jenis buku.

4. Ancaman Saya berpikir, daripada untuk membeli buku lebih baik

untuk membeli pakaian.

Struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit

pemahaman isi bacaan.

Keterbatasan waktu yang saya miliki untuk membaca karena

waktu saya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan

organisasi kemahasiswaan.

Berdasarkan tabel di atas diketahui terdapat 5 subindikator yang menjadi

kekuatan bagi mahasiswa yaitu, pertama, sambil membaca mahasiswa membuat

ringkasan isi bacaan, kedua, tingkat intelegensi tidak begitu penting jika tekun dan

rajin membaca pasti dapat memahami isi bacaan, ketiga yaitu jika perasaan

sedang enak mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibacanya,

keempat yaitu bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya

mahasiswa ingin membacanya dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca karena

kesadaran akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki

pengetahuan luas. Terdapat 2 subindikator yang menjadi kelemahan bagi

mahasiswa yaitu jika kondisi perasaan sedang galau mahasiswa sulit sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

memahami isi bacaan yang dibacanya dan mahasiswa membaca tergantung mood

yang dirasakan.

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk

membaca dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk

membaca berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman

bagi mahasiswa yaitu mahasiswa berpikir dari pada untuk membeli pakaian lebih

baik untuk membeli buku, struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit

pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa

untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan

organisasi kemahasiswaan.

e. Keterkaitan Aspek Memprediksi Maksud Penulis dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang

menjawab benar sejumlah 61,00%.dan yang menjawab salah sejumlah 39,00%.

Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada

penjabaran di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Tabel 4.33 Analisis SWOT dalam Aspek Memprediksi Maksud Penulis

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Untuk mempermudah memahami isi bacaan, saya membuat

skema gagasan setiap kali membaca.

Untuk memahami isi bacaan, saya membuat pertanyaan

berdasarkan isi bacaan yang saya baca.

Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara saya menjadi

baik.

Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya miliki

berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman

isi bacaan yang saya baca.

Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi

2. Kelemahan

Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap

menarik untuk dibaca.

Saya lebih suka membaca novel daripada buku pelajaran

Saya lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan

bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai

dapat memahami isi bacaan.

Saya menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku.

4. Ancaman

Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang saya

pelajari, saya sering mengalami kesulitan untuk memahami

isinya.

Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari,

kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami

isi bacaan.

Suasana rumah saya yang ramai dan gaduh sehingga sulit

berkonsentrasi untuk membaca.

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat 5 subindikator yang

menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu pertama, untuk mempermudah

memahami isi bacaan mahasiswa membuat skema gagasan setiap kali membaca,

kedua, untuk memahami isi bacaan mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan

isi bacaan yang mahasiswa baca, ketiga, dengan rajin membaca kemampuan

berbicara mahasiswa menjadi baik, keempat yaitu pengetahuan atau pengalaman

yang sudah mahasiswa miliki berperan besar untuk membantu mempermudah

pemahaman isi bacaan yang mahasiswa baca dan yang kelima yaitu mahasiswa

membaca buku untuk meningkatkan prestasi. Terdapat 3 subindikator yang

menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu mahasiswa hanya membaca jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

bacaan yang mahasiswa anggap menarik untuk dibaca, mahasiswa lebih suka

membaca novel dari pada buku pelajaran dan mahasiswa lebih suka membaca

novel dari pada buku pelajaran

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari mahaisiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku. Ada 3

subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu bacaan yang tidak

berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari mahasiswa sering mengalami

kesulitan untuk memahami isinya, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk

memahami isi bacaan dan suasana rumahnya yang ramai dan gaduh sehingga sulit

berkonsentrasi untuk membaca.

f. Keterkaitan Aspek Mengevaluasi dengan Analisis SWOT

Hasil tes kemampuan membaca pemahaman diketahui mahasiswa yang

menjawab benar sejumlah 52,38% dan yang menjawab salah sejumlah 47,62%.

Selanjutnya, data tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT, seperti pada

penjabaran di bawah ini:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Tabel 4.34 Analisis SWOT dalam Aspek Mengevaluasi Bacaan

No. SWOT Subindikator

1. Kekuatan

Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih kritis ketika

memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain.

Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan dengan

bahasa saya sendiri.

Saya ingin membaca kembali bacaan yang pernah saya baca

untuk menyegarkan ingatan.

Saya merasa membaca penting untuk menambah

pengetahuan

Saya membaca buku untuk meningkatkan prestasi

2. Kelemahan

Saya tidak menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap

hari.

Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap

menarik untuk dibaca.

Saya membaca tergantung mood yang dirasakan

Saya hanya membaca bacaan yang di rekomendasikan

teman saja.

3. Peluang

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan

bidang ilmu yang saya pelajari, saya akan berusaha sampai

dapat memahami isi bacaan.

Saya senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk

membaca berbagai jenis buku

4. Ancaman

Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup saya,

sering mempersulit pemahaman isi bacaan.

Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca saya

tinggalkan terlebih dahulu untuk menonton acara televisi.

Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang saya pelajari,

kadang-kadang saya mengalami kesulitan untuk memahami

isi bacaan.

Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa untuk

membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan

perkuliahan dan organisasi

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 5 subindikator yang menjadi

kekuatan bagi mahasiswa yaitu pertama, melalui membaca mahasiswa mampu

berpikir lebih kritis ketika memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain,

kedua, agar memahami isi bacaan mahasiswa merumuskan dengan bahasa sendiri,

ketiga, mahasiswa ingin membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca

untuk menyegarkan ingatan, keempat yaitu mahasiswa merasa membaca penting

untuk menambah ilmu pengetahuan dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca

buku untuk meningkatkan prestasi. Terdapat 4 subindikator yang menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

kelemahan bagi mahasiswa yaitu mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk

membaca setiap hari, mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap

menarik untuk dibaca, mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan dan

mahasiswa hanya membaca bacaan yang di rekomendasikan teman saja.

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari mahaiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca

berbagai jenis buku. Terdapat 4 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu pertama, masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup

mahasiswa sering mempersulit pemahaman isi bacaan, kedua, jika acara televisi

menarik kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih dahulu untuk

menonton acara televisi, ketiga, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk

memahami isi bacaan, dan yang keempat yaitu, keterbatasan waktu yang dimiliki

oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan

perkuliahan dan organisasi.

4.4 Analisis Data Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data angket faktor membaca

dan tes kemampuan membaca pemahaman. Tidak hanya itu, penelitian ini juga

menggunakan data wawancara. Hal ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil data

angket faktor kemampuan membaca pemahaman dan mengetahui budaya baca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

yang sudah diterapkan oleh mahasiswa PBSI serta mencari strategi yang tepat

untuk pembelajaran membaca pemahaman. Peneliti melakukan wawancara pada

hari Rabu, 6 Mei 2015, di depan ruang Micro Teaching Universitas Sanata

Dharma pada 5 orang mahasiswa.

Persiapan yang dilakukan peneliti sebelum melakukan wawancara yaitu

terlebih dahulu peneliti mengetahui hasil tes kemampuan membaca pemahaman

dan hasil faktor membaca pemanaham. Dua hal tersebut sangat berkaitan dengan

beberapa aspek yang akan ditanyakan dalam wawancara. Hal tersebut juga

digunakan untuk menyeleksi jumlah mahasiswa yang akan diwawancarai.

Mahasiswa yang memiliki hasil tes kemampuan membaca pemahaman tinggi

yang diwawancarai. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa yang memiliki hasil tes

tinggi dapat dikatakan memiliki kemampuan pemahaman yang tinggi. Setelah

diseleksi maka terdapat 5 mahasiswa yang memiliki nilai tertinggi berkisar dari 25

sampai dengan 30.

Pertanyaan dalam wawancara berkaitan dengan faktor internal dan faktor

eksternal kemampuan membaca. Kedua faktor tersebut dijabarkan menjadi

beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman tinggi.

Faktor internal berkaitan dengan motivasi membaca, sikap dan minat pembaca,

kebiasaan membaca, kondisi emosi pembaca, kondisi kesehatan pembaca,

pengetahuan/pengalaman yang dimiliki sebelumnya, pengetahuan tentang cara

membaca, ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca, dan

tingkat intelegensi pembaca. Faktor eksternal berkaitan dengan latar belakang

sosial ekonomi keluarga, suasana lingkungan dan waktu, faktor teks, masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

kuatnya pengaruh budaya lisan, dan kuatnya pengaruh media elektronik

(khususnya menonton televisi).

Hasil wawancara 5 mahasiswa dengan nilai tes kemampuan membaca

pemahaman tinggi yaitu kekuatan yang dimiliki mahasiswa adalah mahasiswa

merasa membaca penting untuk menambah pengetahuan, mahasiswa membaca

buku untuk meningkatkan prestasi, dan mahasiswa membaca karena kesadaran

akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.

Kelemahan bagi mahasiswa yaitu, mahasiswa membaca jika bacaannya menarik

saja, mahasiswa lebih suka membaca novel daripada buku pelajaran, mahasiswa

membaca tergantung mood yang dirasakan dan mahasiswa hanya membaca

bacaan yang di rekomendasikan teman saja.

Selanjutnya yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu mahasiswa

menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku, dan mahasiswa senang

memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca berbagai jenis buku. Hal

terakhir yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu, keterbatasan waktu yang

dimiliki oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan

perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan, suasana rumahnya yang ramai dan

gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.

Berdasarkan penjabaran hasil wawancara mengenai faktor kemampuan

membaca pemahaman, dapat disimpulkan bahwa baik faktor internal dan

eksternal sama-sama berjalan seimbang dalam mempengaruhi membaca

pemahaman mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

4.5 Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman

Setelah diketehui keterkaitan antara hasil tes kemampuan membaca

pemahaman dengan analisis SWOT maka selanjutnya dapat ditentukan strategi

yang sesuai untuk setiap aspek membaca pemahaman. Strategi ini akan

dikhususkan untuk mahasiswa yang masih belum mampu mencapai aspek

membaca pemahaman.

Hasil wawancara 5 mahasiswa yang memiliki kemampuan membaca yang

baik yakni terdapat 3 faktor internal dan faktor 2 eksternal yang paling dominan.

Faktor internal yang dominan yaitu motivasi membaca, kondisi emosi pembaca,

dan ketertarikan terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi pembaca. Faktor

eksternal yang dominan yaitu suasana lingkungan dan waktu serta latar belakang

sosial ekonomi keluarga. Hasil wawancara tersebut menjadi alasan yang tepat

untuk membuat strategi pembelajaran sesuai dengan faktor membaca yang

dominan. Tidak hanya itu di bawah ini juga akan dijabarkan strategi pembelajaran

yang sesuai dengan aspek membaca pemahaman dilihat dari analisis SWOT.

Strategi ini merupakan strategi kompilasi atau susunan dari beberapa strategi

membaca yang ada, hal ini bertujuan untuk memanfaatkan kelebihan strategi yang

ada untuk menutup kelemahan strategi yang lain. Namun, strategi yang dibuat

disesuaikan dengan keenam aspek membaca pemahaman. Oleh karena itu strategi

pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan enam aspek membaca

pemahaman ini peneliti beri nama “Strategi Kompilasi”. Strategi yang di rancang

dalam penelitian ini dibuat secara umum, hal ini tidak mengkhususkan pada gaya

belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Adapun strategi kompilasi untuk pembelajaran membaca yang sesuai

dengan enam aspek membaca pemahaman dilihat dari analisis SWOT yaitu:

a. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Mendefinisikan Arti Kata

Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek definisi diketahui 3 subindikator

yang menjadi kekuatan mahasiswa yaitu mahasiswa membaca bukan karena

dorongan orang lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri, bacaan apapun jika

berkaitan dengan bidang ilmu yang mahasiswa pelajari, mahasiswa ingin

membacanya dan mahasiswa membaca buku untuk meningkatkan prestasi.

Selanjutnya terdapat 3 subindikator yang menjadi kelemahan mahasiswa yaitu

kegiatan membaca mahasiswa lakukan hanya jika akan ada ujian, jika akan

menempuh ujian tengah semester atau akhir semester, dorongan membaca

mahasiswa sangat kuat dan mahasiswa membaca tergantung mood yang

dirasakan.

Terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu

Lingkungan rumah tangga mahasiswa atau tempat mahasiswa tinggal sangat

nyaman untuk membaca dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk

membeli buku. Selanjutnya, terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah kata-

kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan kalimat yang terlalu panjang

mempersulit mahasiswa untuk memahami isi bacaan dan suasana rumah saya

yang ramai dan gaduh sehingga sulit berkonsentrasi untuk membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk

kemampuan definisi arti kata sebagai berikut. (1) Mahasiswa mencari arti kata-

kata sulit dengan menggunakan kamus dan perbanyak mempelajari, menghafal

dan memahami kosakata dari kamus serta melihat konteks kalimatnya untuk

memprediksi arti kata tersebut.

b. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Menentukan Makna Tersurat

Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan menentukan makna

tersurat diketahui memiliki 3 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa

yaitu jika diberi tugas membaca oleh dosen, mahasiswa berusaha

menyelesaikannya tepat waktu, dengan memahami berbagai teknik membaca,

ternyata sangat membantu mempermudah memahami isi bacaan yang dibaca oleh

mahasiswa, dan yang ketiga yaitu, mahasiswa membaca karena kesadaran akan

kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.

Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu pertama,

bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari, mahasiswa

sering mengalami kesulitan untuk memahami isinya, kedua, kegiatan membaca

mahasiswa lakukan hanya jika akan ada ujian, ketiga, jika kondisi kesehatan tidak

baik, mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam membaca dan yang keempat yaitu

mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada buku pelajaran.

Selanjutnya, ada 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu

sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari, mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca

berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu, teks yang terlau banyak kata-kata asing sering mempersulit

pemahaman isi bacaan, ketika membaca, kesulitan yang mahasiswa hadapi adalah

kata-kata yang tidak mahasiswa ketahui artinya dan keterbatasan waktu yang

mahasiswa miliki untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan

perkuliahan dan organisasi kemahasiswaan.

Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk

kemampuan menentukan makna tersurat sebagai berikut. (1) Mahasiswa

sebaiknya memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan informasi yang

menunjang maksud bacaan, pahami maksud tulisan karena hal itu sering kali

mengindikasikan makna tulisan, (2) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang

terkandung dalam teks bacaan, dan menemukan fakta, ide pokok untuk

meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan

bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk dapat menarik kesimpulan bacaan

yang kita baca.

c. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Menentukan Makna Tersirat

Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan menentukan makna

tersirat diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa

yaitu pertama, mahasiswa membaca bacaan yang bermanfaat secara langsung dan

mendukung perkuliahan mahasiswa, kedua, selama perkuliahan mahasiswa ingin

mencapai prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin membaca, ketiga,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

mahasiswa merasa ingin membaca bacaan apa pun setiap hari, keempat yaitu

mahasiswa merasa ingin memperoleh bahan bacaan yang dapat dibaca setiap hari

dan yang kelima yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah

pengetahuan. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa

yaitu pertama, mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari,

kedua, jika kondisi kesehatan tidak baik mahasiswa sulit berkonsentrasi dalam

membaca, ketiga yaitu jika kondisi perasaan sedang galau, mahasiswa sulit sekali

memahami isi bacaan yang dibacanya dan yang keempat yaitu mahasiswa

membaca jika bacaannya menarik saja.

Selanjutnya terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari mahasiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca

berbagai jenis buku Terdapat 2 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering menghambat

pemahaman isi bacaan dan struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit

pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa

untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan

organisasi kemahasiswaan.

Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk

kemampuan menentukan makna tersirat sebagai berikut. (1) Mahasiswa dapat

menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam bacaan untuk

menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan pena warna, serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan

cermat, karena terkadang maksud bacaan dinyatakan secara eksplisit atau tersirat

di bagian tersebut, (2) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam

teks bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut

serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri.

d. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Menarik Kesimpulan

Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan menarik

kesimpulan diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi

mahasiswa yaitu, pertama, sambil membaca mahasiswa membuat ringkasan isi

bacaan, kedua, tingkat intelegensi tidak begitu penting jika tekun dan rajin

membaca pasti dapat memahami isi bacaan, ketiga yaitu jika perasaan sedang

enak mahasiswa mudah sekali memahami isi bacaan yang dibacanya, keempat

yaitu bacaan yang diberitahukan oleh teman karena menarik isinya mahasiswa

ingin membacanya dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca karena kesadaran

akan kewajibannya sebagai mahasiswa yang harus memiliki pengetahuan luas.

Terdapat 2 subindikator yang menjadi kelemahan bagi mahasiswa yaitu jika

kondisi perasaan sedang galau mahasiswa sulit sekali memahami isi bacaan yang

dibacanya dan mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan.

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu lingkungan masyarakat tempat mahasiswa tinggal sangat kondusif untuk

membaca dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk

membaca berbagai jenis buku. Terdapat 3 subindikator yang menjadi ancaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

bagi mahasiswa yaitu mahasiswa berpikir dari pada untuk membeli pakaian lebih

baik untuk membeli buku, struktur teks yang tidak sistematis sering mempersulit

pemahaman isi bacaan dan keterbatasan waktu yang dimiliki oleh mahasiswa

untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan perkuliahan dan

organisasi kemahasiswaan.

Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk

kemampuan menarik kesimpulan sebagai berikut. (1) Mahasiswa dapat membuat

skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind map). Hal ini mencakup tema,

topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail dari subtopik yang dipandang

perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan serta

menarik sebuah kesimpulan, (2) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang

terkandung dalam teks bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi

bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa

sendiri, untuk memprediksi maksud penulis. (3) Mahasiswa dapat menggaris

bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam bacaan untuk menafsirkan

makna dan maksud bacaan menggunakan pena warna, serta membaca paragraf-

paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan cermat, karena

terkadang maksud bacaan dinyatakan secara eksplisit atau tersirat di bagian

tersebut.

e. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Memprediksi Maksud Penulis

Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan memprediksi

maksud penulis diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

mahasiswa yaitu pertama, untuk mempermudah memahami isi bacaan mahasiswa

membuat skema gagasan setiap kali membaca, kedua, untuk memahami isi bacaan

mahasiswa membuat pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang mahasiswa baca,

ketiga, dengan rajin membaca kemampuan berbicara mahasiswa menjadi baik,

keempat yaitu pengetahuan atau pengalaman yang sudah mahasiswa miliki

berperan besar untuk membantu mempermudah pemahaman isi bacaan yang

mahasiswa baca dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca buku untuk

meningkatkan prestasi. Terdapat 3 subindikator yang menjadi kelemahan bagi

mahasiswa yaitu mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang mahasiswa

anggap menarik untuk dibaca, mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada

buku pelajaran dan mahasiswa lebih suka membaca novel dari pada buku

pelajaran

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari mahaisiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

dan mahasiswa menyisihkan uang setiap harinya untuk membeli buku. Ada 3

subindikator yang menjadi ancaman bagi mahasiswa yaitu bacaan yang tidak

berkaitan dengan bidang yang mahasiswa pelajari mahasiswa sering mengalami

kesulitan untuk memahami isinya, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk

memahami isi bacaan dan suasana rumahnya yang ramai dan gaduh sehingga sulit

berkonsentrasi untuk membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi pembelajaran untuk

kemampuan memprediksi maksud penulis sebagai berikut. (1) Mahasiswa

mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam teks bacaan, dan ide pokok untuk

meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan

bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk memprediksi maksud penulis. (2)

Mahasiswa harus memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan informasi

yang menunjang maksud penulis, pahami maksud tulisan karena hal itu sering kali

mengindikasikan makna tulisan, (3) Mahasiswa sebaiknya menggaris bawahi

kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam bacaan untuk menafsirkan makna

dan maksud bacaan menggunakan pena warna dan juga membaca paragraf-

paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf penutup dengan cermat, karena

terkadang maksud penulis dinyatakan secara eksplisit atau tersirat di bagian

tersebut.

f. Strategi Pembelajaran untuk Kemampuan Mengevaluasi

Analisis SWOT yang dikaitkan dengan aspek kemampuan mengevaluasi

diketahui memiliki 5 subindikator yang menjadi kekuatan bagi mahasiswa yaitu

pertama, melalui membaca mahasiswa mampu berpikir lebih kritis ketika

memberi tanggapan terhadap pendapat orang lain, kedua, agar memahami isi

bacaan mahasiswa merumuskan dengan bahasa sendiri, ketiga, mahasiswa ingin

membaca kembali bacaan yang pernah mahasiswa baca untuk menyegarkan

ingatan, keempat yaitu mahasiswa merasa membaca penting untuk menambah

ilmu pengetahuan dan yang kelima yaitu mahasiswa membaca buku untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

meningkatkan prestasi. Terdapat 4 subindikator yang menjadi kelemahan bagi

mahasiswa yaitu mahasiswa menyusun jadwal teratur untuk membaca setiap hari,

mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang saya anggap menarik untuk dibaca,

mahasiswa membaca tergantung mood yang dirasakan dan mahasiswa hanya

membaca bacaan yang di rekomendasikan teman saja.

Selanjutnya, terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa

yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari mahaiswa akan berusaha sampai dapat memahami isi bacaan

dan mahasiswa senang memanfaatkan fasilitas perpustakaan untuk membaca

berbagai jenis buku. Terdapat 4 subindikator yang menjadi ancaman bagi

mahasiswa yaitu pertama, masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam hidup

mahasiswa sering mempersulit pemahaman isi bacaan, kedua, jika acara televisi

menarik kegiatan membaca mahasiswa tinggalkan terlebih dahulu untuk

menonton acara televisi, ketiga, meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang

mahasiswa pelajari kadang-kadang mahasiswa mengalami kesulitan untuk

memahami isi bacaan, dan yang keempat yaitu, keterbatasan waktu yang dimiliki

oleh mahasiswa untuk membaca karena waktunya tersita dengan kegiatan

perkuliahan dan organisasi. Berdasarkan data di atas dapat ditentukan strategi

pembelajaran untuk kemampuan mengevaluasi sebagai berikut. (1) Mahasiswa

dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat menilai kebenaran gagasan

pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu menentukan dan

membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta mencari kelemahan dan

kelebihan bacaan. (2) Mahasiswa membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

pikiran (mind map). Hal ini mencakup tema, topik-topik, sub-subtopik, serta

beberapa detail dari subtopik yang dipandang perlu sehingga kita dapat

mengetahui isi bacaan tersebut serta mengetahui kelebihan dan kelemahannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui strategi pembelajaran yang sesuai

untuk kemampuan membaca pemahaman mahasiswa yakni.

1. Mahasiswa mencari arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan

perbanyak mempelajari, menghafal dan memahami kosakata dari kamus serta

melihat konteks kalimatnya untuk memprediksi arti kata tersebut,

2. Mahasiswa sebaiknya memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan

informasi yang menunjang maksud tulisan, pahami maksud tulisan karena hal

itu sering kali mengindikasikan makna tulisan,

3. Mahasiswa dapat menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting

dalam bacaan untuk menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan

pena warna, serta membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-

paragraf penutup dengan cermat, karena terkadang makna bacaan dinyatakan

secara eksplisit atau tersirat di bagian tersebut,

4. Mahasiswa dapat membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind

map). Hal ini mencakup tema, topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail

dari subtopik yang dipandang perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui

kelebihan dan kelemahan serta menarik sebuah kesimpulan.

5. Mahasiswa mencoba mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam teks

bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk

memprediksi maksud penulis.

6. Mahasiswa dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat menilai

kebenaran gagasan pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu

menentukan dan membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta

mencari kelemahan dan kelebihan bacaan.

4.6 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil angket faktor membaca,

mendeskripsikan hasil tes kemampuan membaca pemahaman, dan

mendeskripsikan strategi kemampaun membaca pemahaman. Berdasarkan hasil

analisis di atas dapat diketahui sebagai berikut.

4.6.1 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Pemahaman

Angket faktor membaca dibagi menjadi dua yakni faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor membaca memiliki 14 indikator yang menjabarkan beberapa

subindikator (pernyataan) yang sesuai dengan indikatornya. Hasil analisis

menjelaskan terdapat subindikator yang memiliki sikap positif dengan kategori

tinggi dan sikap negatif dengan kategori rendah. Namun, secara keseluruhan dapat

dikatakan bahwa angket faktor membaca termasuk dalam kategori tinggi dengan

persentase 68,59%.

Hasil angket faktor membaca dapat dikategorikan tinggi karena motivasi

yang dimiliki mahasiswa baik. Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

bukan orang lain. Oleh karena itu, mahasiswa membaca karena diri sendiri bukan

orang lain. Sikap dan minat yang dimiliki mahasiswa juga baik karena mahasiswa

merasa ingin memperoleh bahan bacaan setiap hari. Ketertarikan terhadap bacaan

dan kebermanfaat bagi pembaca juga baik karena mahasiswa merasa tertarik

untuk membaca buku baru yang dimiliki teman. Mahasiswa juga menyadari

sebagai mahasiswa harus memiliki pengetahuan yang luas. Latar belakang sosial

dan ekonomi mahasiswa baik karena mahasiswa berusaha menyisihkan uang

setiap hari untuk membeli buku.

4.6.2 Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman Mahasiswa

Penjabaran hasil angket faktor di atas tidak sesuai dengan hasil tes

kemampuan membaca pemahaman. Mahasiswa diberikan tes kemampuan

membaca pemahaman untuk dapat melihat tingkatan kognitif mahasiswa dalam

membaca pemahaman. Hasil tes menyatakan bahwa kemampauan membaca

pemahaman masuk dalam kategori cukup. Hal ini dibuktikan sebanyak 25

mahasiswa berada di rentang skor 19-24 atau 53%. Hal tersebut masuk kategori

rendah karena tidak sesuai bagi mahasiswa calon guru bahasa Indonesia.

Ketidaksesuaian hasil angket faktor membaca dengan hasil tes kemampuan

membaca ini didasari oleh tidak adanya kebiasaan membaca yang dimiliki oleh

mahasiwa,.

Kebiasaaan tidak mengatur jadwal teratur untuk membaca setiap hari,

mahasiswa hanya membaca jenis bacaan yang dianggap menarik untuk dibaca

saja dan mahasiswa membaca jika aka ada ujian saja. Kondisi emosi mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

juga mempengaruhi hasil tes membaca pemahaman karena mahasiswa membaca

sesuai dengan mood yang dirasakan saja. Keterbatasan waktu yang dimiliki

mahasiswa juga mempengaruhi hasil tes kemampuan membaca mahasiswa karena

waktu mahasiswa tersita dengan kegiatan perkuliahan dan kegiatan organisasi

mahasiswa yang padat. Suasana lingkungan mahasiswa yang kurang nyaman juga

mempengaruhi hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa..

Hal-hal yang dijabarkan menunjukan beberapa faktor yang menjelaskan tes

kemampuan membaca mahasiswa rendah. Mahasiswa dinyatakan sebagai calon

guru bahasa Indonesia harus mampu memiliki kemampuan membaca pemahaman

yang baik. Hal ini berhubugan dengan enam aspek yang dikembangkan dalam

pembelajaran membaca pemahaman. Enam aspek tersebut meliputi kemampuan

mendefinisikan arti kata, kemampuan menangkap makna tersurat, kemampuan

menangkap makna tersirat, kemampuan menarik kesimpulan, kemampuan

memprediksi maksud penulis dan kemampuan mengevaluasi. Pada analisis hasil

tes kemampuan membaca pemahaman keenam aspek tersebut dapat berhasil

dicapai. Meskipun keenam aspek tersebut berhasil, akan tetapi masih ada

beberapa mahasiswa yang belum dapat berhasil menjawab benar pada keenam

aspek tersebut, sehingga diperlukan strategi pembelajaran membaca pemahaman

agar mahasiswa dapat berhasil pada keenam aspek tersebut.

4.6.3 Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman

Pertama peneliti menganalisis angket faktor membaca ke dalam dua hal

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kemudian, angket tersebut dianalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

dengan menggunakan teori SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,

peluang dan, ancaman. Setelah itu, peneliti mengaitkannya dengan hasil tes yang

di analisis ke dalam enam aspek membaca pemahaman. Setelah itu barulah

peneliti dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk membaca

pemahaman yang sesuai dengan enam aspek membaca pemahaman. Berdasarkan

analisis keterkaitan hasil tes dengan SWOT, enam aspek tersebut telah diketahui

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Oleh karena itu, strategi

pembelajaran yang dibuat harus sesuai dengan enam aspek dengan berbagai

kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang berbeda pula. Strategi

pembelajaran membaca pemahaman yang peneliti buat ini merupakan kompilasi

atau susunan dari beberapa strategi membaca yang ada, hal ini bertujuan untuk

memanfaatkan kelebihan strategi yang ada untuk menutup kelemahan strategi

yang lain. Namun, strategi yang dibuat disesuaikan dengan keenam aspek

membaca pemahaman. Oleh karena itu strategi pembelajaran membaca

pemahaman berdasarkan enam aspek membaca pemahaman ini peneliti beri nama

“Strategi Kompilasi”. Strategi yang di rancang dalam penelitian ini dibuat secara

umum, hal ini tidak mengkhususkan pada gaya belajar.

Strategi kompilasi pembelajaran membaca pemahaman yang sesuai

dengan enam aspek dalam membaca pemahaman yaitu (1) Mahasiswa mencari

arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan perbanyak mempelajari,

menghafal dan memahami kosakata dari kamus serta melihat konteks kalimatnya

untuk memprediksi arti kata tersebut, (2) Mahasiswa sebaiknya memperhatikan

pilihan kata dan peletakan penekanan informasi yang menunjang makna bacaan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

pahami maksud tulisan karena hal itu sering kali mengindikasikan makna tulisan,

(3) Mahasiswa dapat menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting

dalam bacaan untuk menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan pena

warna, serta membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf

penutup dengan cermat, karena terkadang makna bacaan dinyatakan secara

eksplisit atau tersirat di bagian tersebut, (4) Mahasiswa dapat membuat

skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind map). Hal ini mencakup tema,

topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail dari subtopik yang dipandang

perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan serta

menarik sebuah kesimpulan, (5) Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang

terkandung dalam teks bacaan, dan ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi

bacaan tersebut serta membuat ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa

sendiri, untuk memprediksi maksud penulis. (6) Mahasiswa dapat mengevalusi

bancaan dengan cara membuat menilai kebenaran gagasan pokok dan

relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu menentukan dan membedakan fakta

dan opini yang disertai alasan, serta mencari kelemahan dan kelebihan bacaan.

Berdasarkan penjabaran tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa strategi

kompilasi untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat mempermudah proses

pemahaman mahasiswa dan meningkatkan kemampuan membaca pemahaman

mahasiswa menjadi lebih baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data serta analisis data pembahasan dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Pertama, hasil angket faktor membaca mahasiswa PBSI Universitas Sanata

Dharma 2015 dinyatakan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan perolehan

persentase 68,59% yang masuk dalam kategori tinggi. Setelah itu dianalisis

menggunakan teori SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Analisis SWOT menunjukan bahwa terdapat 25 subindikator yang

menjadi kekuatan bagi mahasiswa, 6 subindikator di analisis menjadi kelemahan,

5 subindikator menjadi peluang, dan 12 subindikator yang menjadi ancaman.

Angket faktor membaca dikategorikan tinggi karena mahasiswa memiliki

motivasi tinggi, sikap dan minat membaca mahasiswa yang tinggi, ketertarikan

mahasiswa terhadap bacaan dan kebermanfaatan bagi mahasiswa yang tinggi dan

latar belakang sosial yang tinggi.

Kedua, hasil tes kemampuan membaca pemahaman masuk kategori cukup

karena rata-rata hasil tes kemampuan membaca pemahaman yaitu 22 dan

sebanyak 25 mahasiswa berada pada rentangan nilai 19-24. Namun, hasil tes

kemampuan membaca pemahaman tersebut dikatakan rendah, karena kemampuan

membaca pemahaman mahsiswa dikatakan baik jika masuk pada kategori sangat

tinggi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

tinggi. Hasil tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa rendah karena

mahasiswa tidak memiliki kebiasan membaca yang baik, keterbatasan waktu yang

dimiliki mahasiswa untuk membaca dan suasana lingkungan rumah yang kurang

nyaman serta kondisi emosi mahasiswa yang tidak baik karena membaca sesuai

dengan mood yang dirasakan.

Ketiga, penentuan strategi pembelajaran disesuaikan enam aspek membaca

pemahaman yaitu kemampuan mendefinisikan arti kata, kemampuan menangkap

makna tersurat, kemampuan menangkap makna tersirat, kemampuan menarik

kesimpulan, kemampuan memprediksi maksud penulis dan kemampuan

mengevaluasi. Oleh karena itu, strategi pembelajaran yang sesuai dengan enam

aspek membaca pemahaman yakni:

1. Mahasiswa mencari arti kata-kata sulit dengan menggunakan kamus dan

perbanyak mempelajari, menghafal dan memahami kosakata dari kamus serta

melihat konteks kalimatnya untuk memprediksi arti kata tersebut,

2. Mahasiswa sebaiknya memperhatikan pilihan kata dan peletakan penekanan

informasi yang menunjang maksud penulis, pahami maksud tulisan karena hal

itu sering kali mengindikasikan makna tulisan,

3. Mahasiswa menggaris bawahi kata/frase/kalimat/pernyataan penting dalam

bacaan untuk menafsirkan makna dan maksud bacaan menggunakan pena

warna, serta membaca paragraf-paragraf pendahuluan dan paragraf-paragraf

penutup dengan cermat, karena terkadang maksud penulis dinyatakan secara

eksplisit atau tersirat di bagian tersebut,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

4. Mahasiswa dapat membuat skema/sebuah jaring laba-laba/peta pikiran (mind

map). Hal ini mencakup tema, topik-topik, sub-subtopik, serta beberapa detail

dari subtopik yang dipandang perlu sehingga mahasiswa dapat mengetahui

kelebihan dan kelemahan serta menarik sebuah kesimpulan.

5. Mahasiswa mencari kata-kata kunci yang terkandung dalam teks bacaan, dan

ide pokok untuk meramalkan kemungkinan isi bacaan tersebut serta membuat

ikhtisar/ringkasan bacaan menggunakan bahasa sendiri, untuk memprediksi

maksud penulis.

6. Mahasiswa dapat mengevalusi bancaan dengan cara membuat menilai

kebenaran gagasan pokok dan relevansinya dengan tujuan penulisan, lalu

menentukan dan membedakan fakta dan opini yang disertai alasan, serta

mencari kelemahan dan kelebihan bacaan.

Strategi pembelajaran membaca pemahaman di atas di beri nama “Strategi

kompilasi”. Hal ini dikarenakan strategi yang peneliti buat ini merupakan

kompilasi atau susunan dari beberapa strategi membaca yang ada, hal ini

bertujuan untuk memanfaatkan kelebihan strategi yang ada untuk menutup

kelemahan strategi yang lain. Namun, strategi yang dibuat disesuaikan dengan

keenam aspek membaca pemahaman. Oleh karena itu strategi pembelajaran

membaca pemahaman berdasarkan enam aspek membaca pemahaman ini peneliti

beri nama “Strategi Kompilasi”. Strategi yang di rancang dalam penelitian ini

dibuat secara umum, hal ini tidak mengkhususkan pada gaya belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, saran yang dapat

diberikan dalam penelitian ini yaitu : Pertama, bagi dosen Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma hendaknya memperhatikan

kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dan menggunakan strategi

pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan membaca yang mahasiswa miliki.

Kedua, bagi mahasiswa calon guru bahasa Indonesia hendaknya

meningkatkan kebiasan dan motivasi untuk membaca supaya kemampuan

membacanya menjadi baik dan menggunakan strategi membaca ketika membaca

supaya pemahaman terhadap bacaan lebih baik. Melalui penelitian ini,

diharapkan mahasiswa lebih memperhatikan unsur-unsur pokok kemampuan

membaca pemahaman yang harus dikuasai (kemampuan mendefinisikan arti kata,

kemampuan menangkap makna tersurat, kemampuan menangkap makna tersirat,

kemampuan menarik kesimpulan, kemampuan memprediksi maksud penulis dan

kemampuan mengevaluasi) untuk memiliki keterampilan membaca khususnya

kemampuan membaca pemahaman yang maksimal. Ketiga, bagi peneliti lain.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan referensi untuk ide

penelitian selanjutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah. 2010. Stategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta:

Bumi Aksara.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta:

PT Bumi Aksara.

Haryono, Heri Dwi. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman

melalui Strategi Know Want To Learn Pada Siswa Kelas V SD Negeri 02

Tlobo Jatiyoso Karanganyar Tahun Ajaran 2013/104. Skripsi. Solo:

Universitas Negeri Sebelas Maret.

Hidayah, Nurul. 2011. Peningkatan Minat dan Kemampuan Membaca

Pemahaman Melalui Metode PQRST (Preview, Question, read,

Summarize, Test) Pada Siswa Kelas VII C SMP N 2 Tengaran Kabupaten

Semarang Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Solo: Universitas Sebelas

Maret.

http://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=artikel&id=39. Diakses pada 7

Agustus 2015. Pukul 07.13 WIB

http://bpsdmkp.kkp.go.id/apps/perpustakaan/?q=node/23. Diakses pada 7 Agustus

2015. Pukul 07.13 WIB

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan.2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE-

Yogyakarta.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Kreatif. Bandung: CV. Sinar Baru.

______.1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: CV.

Sinar Baru.

Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi Penelitian. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Pearce II, John A dan Richard B. Robinson. 2013. Manajemen Strategis:

Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Salemba.

Pranowo. 2011. Proposal Penelitian Hibah Kompetensi “Pengembangan Budaya

Baca Melalui Membaca Pemahaman”. Yogyakarta.

Prihanto, Paulinus Mulat Dwi. 2006. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Kelas II SMA Pangudi Luhur Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri, Jawa

Tengah, Tahun Ajaran 2004/2005, Dan Faktor Yang Mempengaruhinya.

Skripsi. Solo: Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi

Aksara.

Rangkuti, Freddy. 2003. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Riduwan. 2012. Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2007. Manajemen Strategi dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.

Bandung: Alfabeta.

Sani, Ridwan Abdullah. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Santoso, Teguh. 2011. Metode Membaca Secepat Kilat. Yogyakarta: Pustaka

Widyatama

Soedarso. 2006. Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

________. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Suharso, Puguh. 2009. Metode Penelitian Kuantitaif untuk Bisnis: Pendekatan

Filosofi dan Praktis. Jakarta: Indeks.

Suhendar, ME. dan Pien Supinah. 1992. Pengajaran dan Ujian Keterampilan

Membaca dan Keterampilan Menulis. Bandung: Pionir Jaya.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Center

of Academic Publishing Service).

Sunendar dan Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Susanto, AB. 2014. Manajemen Strategi Komprehensif untuk Mahasiswa dan

Praktisi. Jakarta: Erlangga.

Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tampulonon, DP. 1987. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan

Efisien. Bandung: Angkasa.

______________. 1990. Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan

Efisien. Bandung: Angkasa.

______________. 1991. Mengembangkan Minat dan Kebisaaan Membaca Pada

Anak. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1979. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

__________________.1983. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

__________________. 2008. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

__________________. 1986. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Widayanto, Aloysius Tri. 2006. Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa

Tingkat II SMK Putra Tama Bantul Yogyakarta. Skripsi. Solo: Universitas

Sanata Dharma.

Zuchdi, Darmiyati. 2007. Strategi Meningkatkan Kemampuan Membaca.

Yogyakarta: UNY Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Lampiran 1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

Lampiran 2

Instrumen Penelitian

Tabel 3.1 Kisi-kisi dalam Angket Faktor Membaca

No Butir-butir Data Jumlah No. Indikator

Faktor Internal

1. Motivasi membaca 3 1, 2, 3

2. Kondisi emosi pembaca 2 4, 5

3. Sikap dan minat pembaca 2 6, 7

4. Kebiasaan membaca 3 8, 9, 10

5. Pengetahuan/pengalaman yang

dimiliki sebelumnya

1 11

6. Pengetahuan tentang cara

membaca

1 12

7. Ketertarikan terhadap bacaan 5 13, 14, 15, 17, 18

8. Kebermanfaatan bagi pembaca 3 16, 25, 40

9. Kondisi kesehatan pembaca 2 19, 20

10. Tingkat intelegensi pembaca 2 21, 39

Faktor Eksternal

1. Latar belakang sosial ekonomi

keluarga

3 27, 28, 29

2. Suasana lingkungan 2 30, 31

3. Ruangan dan cahaya ruangan

4. Suara (suara sekitar)

5. Waktu 1 37

6. Faktor teks: keadaan bacaan,

bahasa yang dipakai dalam teks,

tata tulis teks, dan tingkat

keterbacaan teks

5 22, 23, 24, 2632,

33, 35

7. Masih kuatnya pengaruh budaya

lisan

1 34

8. Kuatnya pengaruh media

elektronik (khususnya menonton

televisi)

1 36

9. Tidak tersedianya bahan bacaan di

rumah

1 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Tabel 3.2 Kisi-kisi dalam Tes

No Butir-butir Pertanyaan Jumlah Butir Soal

1 Menangkap arti kata istilah, idiom,

ungkapan, dan gaya bahasa

2 1, 2

2 Menangkap makna tersirat (tidak

terlihat)

5 5, 20, 23, 35, 36

3 Menangkap makna tersurat

(kelihatan)

3 4, 19, 22

4 Mencari pikiran utama 3 3, 33, 34

5 Menganalisis bacaan 13 6, 7, 10, 11, 12, 16, 17, 24,

25, 26, 31, 41, 42

6 Menarik kesimpulan isi bacaan 7 8, 9, 18, 21, 37, 38, 40

7 Memprediksi maksud penulis 5 13, 29, 30, 32, 39

8 Mengevaluasi bacaan 2 14, 15

9 Menciptakan suatu konsep baru 2 27, 28

Tabel 3.3 Rambu-rambu dalam Wawancara

No Aspek yang Ditanyakan

1 Berkaitan dengan minat baca yang dimiliki agar mencapai prestasi yang baik

2 Berkaitan dengan motivasi yang mendorong dirinya untuk membaca

3 Berkaitan dengan faktor internal dan eksternal dominan yang mempengaruhi

kemampuan membaca pemahaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Lampiran 3

Angket Faktor Membaca

Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002,Telp.: 0274-513301 – ext.

1405,Fax.: 0274-562383,e-mail: [email protected] 0274-562383

Nama Mahasiswa : _________________________________

Semester : _________________________________

Nama PT : _________________________________

Jurusan/ Prodi : _________________________________

Petunjuk:

1. Di bawah ini merupakan instrumen faktor membaca pemahaman

2. Berilah tanda silang (X) pada rentangan sekor 5 = SANGAT SETUJU, 4 =

SETUJU, 3 = TIDAK MEMILIKI PILIHAN, 2 = TIDAK SETUJU, dan 1 =

SANGAT TIDAK SETUJU, sesuai dengan pendapat Anda.

3. Jawaban ditulis di lembar angket, setelah selesai dikumpulkan kembali

kepada petugas!

A. Instrumen Faktor Membaca Pemahaman

No Indikator Rentangan Sekor

1 2 3 4 5

1

Jika akan menempuh ujian tengah semester

atau akhir semester, dorongan membaca saya

sangat kuat.

2 Dalam keseharian, dorongan membaca saya

hanya tertuju pada bacaan-bacaan hiburan.

3 Saya membaca bukan karena dorongan orang

lain tetapi tumbuh dari kesadaran sendiri.

4 Jika perasaan sedang enak, saya mudah sekali

memahami isi bacaan yang saya baca.

5 Jika kondisi perasaan sedang galau, saya sulit

sekali memahami isi bacaan yang saya baca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

6 Kegiatan membaca saya lakukan hanya jika

akan ada ujian.

7 Membaca sudah menjadi kebutuhan hidup saya

yang tidak dapat saya tinggalkan.

8 Saya memiliki kecenderungan untuk membaca

setiap hari.

9 Saya menyusun jadwal teratur untuk membaca

setiap hari.

10 Buku-buku yang akan saya baca saya siapkan

di tempat yang mudah saya jangkau.

11

Pengetahuan atau pengalaman yang sudah saya

miliki berperan besar untuk membantu

mempermudah pemahaman isi bacaan yang

saya baca.

12

Dengan memahami berbagai teknik membaca,

ternyata sangat membantu mempermudah

memahami isi bacaan.

13 Saya hanya membaca jenis bacaan yang saya

anggap menarik untuk dibaca.

14

Bacaan apa pun jika berkaitan dengan bidang

ilmu yang saya pelajari, saya ingin

membacanya.

15 Bacaan yang diberitahukan oleh teman karena

menarik isinya, saya ingin membacanya.

16 Saya membaca bacaan yang bermanfaat secara

langsung dan mendukung perkuliahan saya.

17

Jika tidak berkaitan dengan bidang yang saya

pelajari, meskipun bacaan itu menarik, saya

tidak membacanya.

18

Meskipun tidak berkaitaan dengan bidang yang

saya pelajari, jika bacaan itu menarik, saya

membacanya.

19 Jika kondisi kesehatan tidak baik, saya sulit

berkonsentrasi dalam membaca.

20 Kalau menghadapi ujian, meskipun kondisi

kesehatan tidak baik saya tetap membacanya.

21

Tingkat intelegensi tidak begitu penting, jika

tekun dan rajin membaca pasti dapat

memahami isi bacaan.

22

Ketika membaca, kesulitan yang saya hadapi

adalah kata-kata yang tidak saya ketahui

artinya.

23 Kalimat yang terlalu panjang mempersulit saya

untuk memahami isi bacaan.

24 Bacaan yang tidak berkaitan dengan bidang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

yang saya pelajari, saya sering mengalami

kesulitan untuk memahami isinya.

25

Sesulit apapun isi dalam bacaan, jika berkaitan

dengan bidang ilmu yang saya pelajari, saya

akan berusaha sampai dapat memahami isi

bacaan.

26

Meskipun berkaitan dengan bidang ilmu yang

saya pelajari, kadang-kadang saya mengalami

kesulitan untuk memahami isi bacaan.

27

Saya tidak pernah mengalami kesulitan untuk

memperoleh bahan bacaan yang saya

butuhkan.

28

Karena penghasilan orang tua terbatas, bacaan

yang sebenarnya saya butuhkan tidak saya

peroleh dengan mudah.

29

Meskipun pendapatan orang tua terbatas, kalau

untuk membeli buku, saya selalu diberi uang

untuk membelinya.

30 Lingkungan rumah tangga saya atau tempat

saya tinggal sangat nyaman untuk membaca.

31 Lingkungan masyarakat tempat saya tinggal

sangat kondusif untuk membaca.

32 Tingkat keterbacaan yang terlalu sulit sering

menghambat pemahaman isi bacaan.

33 Teks yang terlau banyak kata-kata asing sering

mempersulit pemahaman isi bacaan.

34

Masih kuatnya pengaruh bahasa lisan dalam

hidup saya, sering mempersulit pemahaman isi

bacaan.

35 Struktur teks yang tidak sistematis sering

mempersulit pemahaman isi bacaan.

36

Jika acara televisi menarik, kegiatan membaca

saya tinggalkan terlebih dahulu untuk

menonton acara televisi.

37 Jadwal membaca saya sering terganggu, jika

tiba-tiba ada orang yang datang bertamu.

38 Saya merasa gelisah di saat ingin membaca

tetapi tidak tersedia bahan bacaan

39

Jika ada permasalahan yang tidak dapat

diselesaikan, saya mesti mencari jawaban

melalui membaca

40

Saya menyadari bahwa membaca merupakan

kebutuhan pokok bagi seorang mahasiswa jika

ingin memiliki wawasan dan pengetahuan luas.

41 Saya merasa ingin membaca bacaan apa pun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

setiap hari.

42 Saya merasa ingin memperoleh bahan bacaan

yang dapat dibaca setiap hari.

43 Saya ingin mencari jawaban atas suatu

masalah melalui membaca.

44

Saya sangat respek kepada orang lain yang

memberi jawaban atas suatu pertanyaan

dengan menyebut sumber yang pernah

dibacanya.

45 Saya merasa masih ada yang kurang jika

belum membaca sebelum istirahat.

46 Saya membawa bahan bacaan kemana pun

pergi.

47 Saya merasa aneh jika bepergian tetapi tidak

membawa bahan bacaan.

48 Saya merasa bahwa membaca adalah cara

terbaik untuk menambah pengetahuan.

49 Saya ke perpustakaan untuk membaca jika ada

masalah yang perlu diselesiakan.

50

Saya ke toko buku untuk membeli bacaan jika

di rumah tidak memiliki atau tidak tersedia di

perpustakaan pribadi.

51

Pada suatu saat, saya bercita-cita memiliki

koleksi perpustakaan pribadi yang lengkap di

rumah.

52 Saya berpikir, dari pada untuk membeli

pakaian lebih baik untuk membeli buku.

53

Saya merasa perlu mendiskusikan dengan

teman mengenai isi bacaan yang telah saya

dibaca.

54

Saya merasa tidak puas dengan bacaan yang

telah saya baca sebelum membandingkan

dengan bacaan lain.

55 Saya ingin merujuk pada bacaan setiap

berargumentasi dengan orang lain.

56 Saya mengonfirmasi gagasan orang lain

melalui bacaan yang relevan.

57 Saya memberi informasi kepada teman jika

ada bacaan baru yang menarik untuk dibaca.

58

Saya tidak mudah percaya dengan pendapat

orang lain sebelum membaca sendiri sumber

aslinya.

59 Sambil membaca, saya membuat ringkasan isi

bacaan.

60 Untuk memahami isi bacaan, saya membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

pertanyaan berdasarkan isi bacaan yang saya

baca.

61 Agar memahami isi bacaan, saya cukup

mengingat-ingat isinya saja.

62 Agar memahami isi bacaan, saya merumuskan

dengan bahasa saya sendiri.

63

Untuk mempermudah memahami isi bacaan,

saya membuat skema gagasan setiap kali

membaca.

64 Jika teman memiliki buku baru, saya

meminjam untuk dibaca.

65

Jika teman memiliki buku baru, saya berusaha

untuk memilikinya agar dapat membaca setiap

saat.

66 Jika ada teman yang memiliki buku baru, saya

ingin mengajak untuk mendiskusikan isinya.

67

Jika ada pendapat ahli yang dikutip dalam

suatu artikel, buku, atau hasil penelitian, saya

ingin melacak sumber aslinya agar dapat

memahami secara lebih komprehensif.

68 Untuk mendapat informasi baru, saya

mencarinya melalui internet.

69

Saya lebih suka membaca sendiri sumber

informasi dari pada mengikuti pendapat orang

lain.

70 Jika ada buku yang baru terbit, saya ingin

membelinya.

71

Setelah membaca, saya berkeinginan

mengungkapkan gagasan hasil membaca

secara tertulis dalam bentuk artikel, makalah,

atau bentuk lain.

72 Saya ingin membaca kembali bacaan yang

pernah saya baca untuk menyegarkan ingatan.

73 Saya ingin mengetahui perkembangan sesuatu

yang pernah terjadi melalui membaca.

74 Dengan rajin membaca, kemampuan berbicara

saya menjadi baik.

75

Melalui membaca, saya mampu berpikir lebih

kritis ketika memberi tanggapan terhadap

pendapat orang lain.

76 Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya

berusaha menyelesaikannya tepat waktu.

77

Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya

selesaikan setelah tugas-tugas lain saya

kerjakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

78

Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya

sesegera mungkin mencari bahan dan segera

membacanya.

79

Jika diberi tugas membaca oleh dosen, saya

mencari bahan bacaan setelah tugas lain saya

selesaikan.

80

Dalam keseharian, saya selalu menentukan

target yang jelas untuk melakukan kegiatan

membaca.

81 Target membaca yang saya inginkan tidak

pernah saya tentukan ketika membaca.

82

Dalam setiap perkuliahan, saya membaca

literatur dari berbagai sumber yang menantang

untuk menguasai ilmu melebihi teman-teman

Anda.

83

Dalam setiap perkuliahan, saya tidak pernah

membaca literatur dari berbagai sumber

dengan tujuan untuk melebihi kemampuan

teman-teman saya.

84

Setelah selesai membaca, saya merasa bangga

jika hasil membaca yang saya lakukan dan

saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik

dan masukan dari teman.

85

Setelah selesai membaca, saya merasa kecewa

jika hasil membaca yang saya lakukan dan

saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik

dan masukan dari teman.

86

Setelah selesai membaca, saya merasa bangga

jika hasil membaca yang saya lakukan dan

saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik

dan masukan dari dosen.

87

Setelah selesai membaca, saya merasa kecewa

jika hasil membaca yang saya lakukan dan

saya dipresentasikan di kelas mendapat kritik

dan masukan dari dosen.

88

Saya merasa puas jika dapat menyelesaikan

secara maksimal tugas yang diberikan kepada

saya.

89

Saya sangat kecewa jika tugas yang diberikan

kepada saya tidak dapat saya selesaikan secara

masimal.

90

Dalam perkuliahan dengan rajin membaca,

saya sangat puas jika prestasi saya dapat

mengungguli teman-teman.

91 Selama perkuliahan dengan rajin membaca,

tidak terbersit sedikitpun untuk mengungguli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

teman-teman saya.

92

Selama perkuliahan, saya ingin mencapai

prestasi setinggi-tingginya dengan cara rajin

membaca.

93

Saya merasa sangat kecewa jika tidak mampu

mencapai prestasi kuliah setinggi-tingginya

melalui kegiatan membaca literatur yang

ditunjuk oleh dosen.

94

Kebutuhan hidup yang berhubungan dengan

kebutuhan ilmu pengetahuan dapat dipenuhi

melalui membaca.

95

Kebutuhan hidup yang berhubungaan dengan

ilmu pengetahuan tidak selalu dapat dipenuhi

hanya melalui membaca.

96

Jika berhasil menyelesaikan tugas membaca,

merasa dihargaai jika mendapat pujian dari

dosen atau teman.

97

Jika berhasil menyelsaikan tugas membaca,

saya tidak pernah mengharapkan pujian dari

dosen atau teman kuliah.

98

Saya sangat mengharapkan bonus nilai dari

dosen pada akhir semester jika tugas membaca

(misalnya meringkas buku), dapat saya

selesaikan dengan baik.

99

Saya tidak pernah mengharapkan bonus nilai

dari dosen meskipun saya mampu meringkas

isi bacaan yang ditugaskan karena

keberhasilan yang saya capai sudah merupakan

bonus tersendiri bagi saya..

100

Saya mengharapkan ada perhatian dari dosen

atau teman kuliah jika saya mampu

menyelesaikan tugas yang sayaa kerjakan.

101

Saya tidak pernah mengharapkan ada perhatian

dari dosen atau teman kuliah jika saya mampu

menyelesaikan tugas yang sayaa kerjakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

Lampiran 4

Perhitungan Angket Faktor Membaca

NO INDIKATOR RENTANG SKOR

TOTAL 1

(STS)

2

(TS)

3

(N)

4

(S)

5

(SS)

1

Jika akan menempuh ujian

tengah semester atau akhir

semester, dorongan membaca

saya sangat kuat.

1 3 27 16 47

2

Dalam keseharian, dorongan

membaca saya hanya tertuju

pada bacaan-bacaan hiburan. 11 3 22 11 47

3

Saya membaca bukan karena

dorongan orang lain tetapi

tumbuh dari kesadaran sendiri. 1 3 7 23 13 47

4

Jika perasaan sedang enak, saya

mudah sekali memahami isi

bacaan yang saya baca. 1 2 13 31 47

5

Jika kondisi perasaan sedang

galau, saya sulit sekali

memahami isi bacaan yang

saya baca.

1 2 5 19 20 47

6

Kegiatan membaca saya

lakukan hanya jika akan ada

ujian. 1 19 5 16 6 47

7

Membaca sudah menjadi

kebutuhan hidup saya yang

tidak dapat saya tinggalkan. 1 9 16 15 6 47

8 Saya memiliki kecenderungan

untuk membaca setiap hari. 2 16 16 10 3 47

9 Saya menyusun jadwal teratur

untuk membaca setiap hari. 6 20 15 5 1 47

10

Buku-buku yang akan saya

baca saya siapkan di tempat

yang mudah saya jangkau. 4 4 31 8 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

11

Pengetahuan atau pengalaman

yang sudah saya miliki

berperan besar untuk

membantu mempermudah

pemahaman isi bacaan yang

saya baca.

5 21 21 47

12

Dengan memahami berbagai

teknik membaca, ternyata

sangat membantu

mempermudah memahami isi

bacaan.

2 5 25 15 47

13

Saya hanya membaca jenis

bacaan yang saya anggap

menarik untuk dibaca. 12 5 14 16 47

14

Bacaan apa pun jika berkaitan

dengan bidang ilmu yang saya

pelajari, saya ingin

membacanya.

3 4 13 23 4 47

15

Bacaan yang diberitahukan

oleh teman karena menarik

isinya, saya ingin membacanya. 3 30 14 47

16

Saya membaca bacaan yang

bermanfaat secara langsung dan

mendukung perkuliahan saya. 3 5 30 9 47

17

Jika tidak berkaitan dengan

bidang yang saya pelajari,

meskipun bacaan itu menarik,

saya tidak membacanya.

6 16 10 14 1 47

18

Meskipun tidak berkaitaan

dengan bidang yang saya

pelajari, jika bacaan itu

menarik, saya membacanya.

4 8 26 9 47

19

Jika kondisi kesehatan tidak

baik, saya sulit berkonsentrasi

dalam membaca. 2 2 22 21 47

20

Kalau menghadapi ujian,

meskipun kondisi kesehatan

tidak baik saya tetap

membacanya.

6 9 15 17 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

21

Tingkat intelegensi tidak begitu

penting, jika tekun dan rajin

membaca pasti dapat

memahami isi bacaan.

1 2 4 22 18 47

22

Ketika membaca, kesulitan

yang saya hadapi adalah kata-

kata yang tidak saya ketahui

artinya.

5 5 21 16 47

23

Kalimat yang terlalu panjang

mempersulit saya untuk

memahami isi bacaan. 2 6 4 28 7 47

24

Bacaan yang tidak berkaitan

dengan bidang yang saya

pelajari, saya sering mengalami

kesulitan untuk memahami

isinya.

1 9 7 23 7 47

25

Sesulit apapun isi dalam

bacaan, jika berkaitan dengan

bidang ilmu yang saya pelajari,

saya akan berusaha sampai

dapat memahami isi bacaan.

3 8 23 13 47

26

Meskipun berkaitan dengan

bidang ilmu yang saya pelajari,

kadang-kadang saya mengalami

kesulitan untuk memahami isi

bacaan.

1 3 7 28 8 47

27

Saya tidak pernah mengalami

kesulitan untuk memperoleh

bahan bacaan yang saya

butuhkan.

10 19 10 5 3 47

28

Karena penghasilan orang tua

terbatas, bacaan yang

sebenarnya saya butuhkan tidak

saya peroleh dengan mudah. 5 16 8 11 7 47

29

Meskipun pendapatan orang tua

terbatas, kalau untuk membeli

buku, saya selalu diberi uang

untuk membelinya.

10 7 14 16 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

30

Lingkungan rumah tangga saya

atau tempat saya tinggal sangat

nyaman untuk membaca. 3 7 3 21 13 47

31

Lingkungan masyarakat tempat

saya tinggal sangat kondusif

untuk membaca. 2 7 4 25 9 47

32

Tingkat keterbacaan yang

terlalu sulit sering menghambat

pemahaman isi bacaan. 2 7 27 11 47

33

Teks yang terlau banyak kata-

kata asing sering mempersulit

pemahaman isi bacaan. 1 7 23 16 47

34

Masih kuatnya pengaruh

bahasa lisan dalam hidup saya,

sering mempersulit pemahaman

isi bacaan.

4 11 9 20 3 47

35

Struktur teks yang tidak

sistematis sering mempersulit

pemahaman isi bacaan. 2 6 27 12 47

36

Jika acara televisi menarik,

kegiatan membaca saya

tinggalkan terlebih dahulu

untuk menonton acara televisi.

1 6 4 18 18 47

37

Jadwal membaca saya sering

terganggu, jika tiba-tiba ada

orang yang datang bertamu. 1 6 21 19 47

38

Saya merasa gelisah di saat

ingin membaca tetapi tidak

tersedia bahan bacaan 8 10 23 6 47

39

Jika ada permasalahan yang

tidak dapat diselesaikan, saya

mesti mencari jawaban melalui

membaca

1 8 9 24 5 47

40

Saya menyadari bahwa

membaca merupakan

kebutuhan pokok bagi seorang

mahasiswa jika ingin memiliki

wawasan dan pengetahuan luas.

1 10 36 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

41 Saya merasa ingin membaca

bacaan apa pun setiap hari. 1 9 10 20 7 47

42

Saya merasa ingin memperoleh

bahan bacaan yang dapat

dibaca setiap hari. 1 8 12 21 5 47

43

Saya ingin mencari jawaban

atas suatu masalah melalui

membaca. 2 7 26 12 47

44

Saya sangat respek kepada

orang lain yang memberi

jawaban atas suatu pertanyaan

dengan menyebut sumber yang

pernah dibacanya.

3 32 12 47

45

Saya merasa masih ada yang

kurang jika belum membaca

sebelum istirahat. 15 20 9 3 47

46 Saya membawa bahan bacaan

kemana pun pergi. 5 20 14 8 47

47

Saya merasa aneh jika

bepergian tetapi tidak

membawa bahan bacaan. 2 16 9 12 8 47

48

Saya merasa bahwa membaca

adalah cara terbaik untuk

menambah pengetahuan. 2 8 7 19 11 47

49

Saya ke perpustakaan untuk

membaca jika ada masalah

yang perlu diselesiakan. 5 8 21 13 47

50

Saya ke toko buku untuk

membeli bacaan jika di rumah

tidak memiliki atau tidak

tersedia di perpustakaan

pribadi.

5 7 24 11 47

51

Pada suatu saat, saya bercita-

cita memiliki koleksi

perpustakaan pribadi yang

lengkap di rumah.

1 1 11 24 10 47

52

Saya berpikir, dari pada untuk

membeli pakaian lebih baik

untuk membeli buku. 1 12 24 9 1 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

53

Saya merasa perlu

mendiskusikan dengan teman

mengenai isi bacaan yang telah

saya dibaca.

4 12 23 8 47

54

Saya merasa tidak puas dengan

bacaan yang telah saya baca

sebelum membandingkan

dengan bacaan lain. 9 15 20 3 47

55

Saya ingin merujuk pada

bacaan setiap berargumentasi

dengan orang lain. 1 6 13 21 6 47

56

Saya mengonfirmasi gagasan

orang lain melalui bacaan yang

relevan. 1 5 13 25 3 47

57

Saya memberi informasi

kepada teman jika ada bacaan

baru yang menarik untuk

dibaca.

3 7 29 8 47

58

Saya tidak mudah percaya

dengan pendapat orang lain

sebelum membaca sendiri

sumber aslinya.

6 8 22 11 47

59 Sambil membaca, saya

membuat ringkasan isi bacaan. 3 5 13 20 6 47

60

Untuk memahami isi bacaan,

saya membuat pertanyaan

berdasarkan isi bacaan yang

saya baca.

14 11 17 5 47

61

Agar memahami isi bacaan,

saya cukup mengingat-ingat

isinya saja. 1 15 7 19 5 47

62

Agar memahami isi bacaan,

saya merumuskan dengan

bahasa saya sendiri. 4 3 29 11 47

63

Untuk mempermudah

memahami isi bacaan, saya

membuat skema gagasan setiap

kali membaca.

7 12 22 6 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

64

Jika teman memiliki buku baru,

saya meminjam untuk dibaca. 1 8 17 15 6 47

65

Jika teman memiliki buku baru,

saya berusaha untuk

memilikinya agar dapat

membaca setiap saat.

1 18 13 10 5 47

66

Jika ada teman yang memiliki

buku baru, saya ingin mengajak

untuk mendiskusikan isinya. 2 11 21 10 3 47

67

Jika ada pendapat ahli yang

dikutip dalam suatu artikel,

buku, atau hasil penelitian, saya

ingin melacak sumber aslinya

agar dapat memahami secara

lebih komprehensif.

6 19 16 6 47

68

Untuk mendapat informasi

baru, saya mencarinya melalui

internet. 2 8 25 12 47

69

Saya lebih suka membaca

sendiri sumber informasi dari

pada mengikuti pendapat orang

lain.

6 10 21 10 47

70 Jika ada buku yang baru terbit,

saya ingin membelinya. 2 16 12 14 3 47

71

Setelah membaca, saya

berkeinginan mengungkapkan

gagasan hasil membaca secara

tertulis dalam bentuk artikel,

makalah, atau bentuk lain.

15 16 13 3 47

72

Saya ingin membaca kembali

bacaan yang pernah saya baca

untuk menyegarkan ingatan. 1 8 29 9 47

73

Saya ingin mengetahui

perkembangan sesuatu yang

pernah terjadi melalui

membaca.

1 2 4 32 8 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

74

Dengan rajin membaca,

kemampuan berbicara saya

menjadi baik. 6 24 17 47

75

Melalui membaca, saya mampu

berpikir lebih kritis ketika

memberi tanggapan terhadap

pendapat orang lain.

4 23 20 47

76

Jika diberi tugas membaca oleh

dosen, saya berusaha

menyelesaikannya tepat waktu.

3 4 28 12 47

77

Jika diberi tugas membaca oleh

dosen, saya selesaikan setelah

tugas-tugas lain saya kerjakan.

1 8 8 25 5 47

78

Jika diberi tugas membaca oleh

dosen, saya sesegera mungkin

mencari bahan dan segera

membacanya.

3 12 26 6 47

79

Jika diberi tugas membaca oleh

dosen, saya mencari bahan

bacaan setelah tugas lain saya

selesaikan.

2 8 11 23 3 47

80

Dalam keseharian, saya selalu

menentukan target yang jelas

untuk melakukan kegiatan

membaca.

13 22 9 3 47

81

Target membaca yang saya

inginkan tidak pernah saya

tentukan ketika membaca.

1 9 9 23 5 47

82

Dalam setiap perkuliahan, saya

membaca literatur dari berbagai

sumber yang menantang untuk

menguasai ilmu melebihi

teman-teman Anda.

9 21 11 6 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

83

Dalam setiap perkuliahan, saya

tidak pernah membaca literatur

dari berbagai sumber dengan

tujuan untuk melebihi

kemampuan teman-teman saya.

2 18 14 9 4 47

84

Setelah selesai membaca, saya

merasa bangga jika hasil

membaca yang saya lakukan

dan saya dipresentasikan di

kelas mendapat kritik dan

masukan dari teman.

1 2 9 23 12 47

85

Setelah selesai membaca, saya

merasa kecewa jika hasil

membaca yang saya lakukan

dan saya dipresentasikan di

kelas mendapat kritik dan

masukan dari teman.

2 22 9 10 4 47

86

Setelah selesai membaca, saya

merasa bangga jika hasil

membaca yang saya lakukan

dan saya dipresentasikan di

kelas mendapat kritik dan

masukan dari dosen.

2 9 23 13 47

87

Setelah selesai membaca, saya

merasa kecewa jika hasil

membaca yang saya lakukan

dan saya dipresentasikan di

kelas mendapat kritik dan

masukan dari dosen.

5 16 7 15 4 47

88

Saya merasa puas jika dapat

menyelesaikan secara maksimal

tugas yang diberikan kepada

saya.

2 1 15 29 47

89

Saya sangat kecewa jika tugas

yang diberikan kepada saya

tidak dapat saya selesaikan

secara masimal.

1 4 4 20 18 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

90

Dalam perkuliahan dengan

rajin membaca, saya sangat

puas jika prestasi saya dapat

mengungguli teman-teman.

3 14 16 14 47

91

Selama perkuliahan dengan

rajin membaca, tidak terbersit

sedikitpun untuk mengungguli

teman-teman saya.

1 7 16 18 5 47

92

Selama perkuliahan, saya ingin

mencapai prestasi setinggi-

tingginya dengan cara rajin

membaca.

3 7 26 11 47

93

Saya merasa sangat kecewa jika

tidak mampu mencapai prestasi

kuliah setinggi-tingginya

melalui kegiatan membaca

literatur yang ditunjuk oleh

dosen.

3 7 23 14 47

94

Kebutuhan hidup yang

berhubungan dengan kebutuhan

ilmu pengetahuan dapat

dipenuhi melalui membaca.

2 5 26 14 47

95

Kebutuhan hidup yang

berhubungaan dengan ilmu

pengetahuan tidak selalu dapat

dipenuhi hanya melalui

membaca.

2 10 8 20 7 47

96

Jika berhasil menyelesaikan

tugas membaca, merasa

dihargaai jika mendapat pujian

dari dosen atau teman.

1 5 13 19 9 47

97

Jika berhasil menyelsaikan

tugas membaca, saya tidak

pernah mengharapkan pujian

dari dosen atau teman kuliah.

11 10 17 9 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

98

Saya sangat mengharapkan

bonus nilai dari dosen pada

akhir semester jika tugas

membaca (misalnya meringkas

buku), dapat saya selesaikan

dengan baik.

1 4 6 19 17 47

99

Saya tidak pernah

mengharapkan bonus nilai dari

dosen meskipun saya mampu

meringkas isi bacaan yang

ditugaskan karena keberhasilan

yang saya capai sudah

merupakan bonus tersendiri

bagi saya..

4 14 12 9 8 47

100

Saya mengharapkan ada

perhatian dari dosen atau teman

kuliah jika saya mampu

menyelesaikan tugas yang

sayaa kerjakan.

2 10 12 16 7 47

101

Saya tidak pernah

mengharapkan ada perhatian

dari dosen atau teman kuliah

jika saya mampu

menyelesaikan tugas yang saya

kerjakan.

3 13 10 15 6 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Lampiran 5

Hasil Perhitungan Angket Faktor Membaca

Indikator Skala Likert Jml

Res.

Skor Total

Skor SS STS

STS TS N S SS 1 2 3 4 5

1. 0 1 3 27 16 47 0 2 9 108 80 199 235 47

2. 0 11 3 22 11 47 0 44 9 44 11 108 235 47

3. 1 3 7 23 13 47 1 6 21 92 65 185 235 47

4. 1 2 0 13 31 47 1 4 0 52 155 212 235 47

5. 1 2 5 19 20 47 5 8 15 38 20 86 235 47

6. 1 19 5 16 6 47 5 76 15 32 6 134 235 47

7. 1 9 16 15 6 47 1 18 48 60 30 157 235 47

8. 2 16 16 10 3 47 2 32 48 40 15 137 235 47

9. 6 20 15 5 1 47 6 40 45 20 5 116 235 47

10. 0 4 4 31 8 47 0 8 12 124 40 184 235 47

11. 0 0 5 21 21 47 0 0 15 84 105 204 235 47

12. 0 2 5 25 15 47 0 4 15 100 75 194 235 47

13. 0 12 5 14 16 47 0 48 15 28 16 107 235 47

14. 3 4 13 23 4 47 3 8 39 92 20 162 235 47

15. 0 0 3 30 14 47 0 0 9 120 70 199 235 47

16. 0 3 5 30 9 47 0 6 15 120 45 186 235 47

17. 6 16 10 14 1 47 30 64 30 28 1 153 235 47

18. 0 4 8 26 9 47 0 8 24 104 45 181 235 47

19. 2 2 0 22 21 47 2 4 0 88 105 199 235 47

20. 0 6 9 15 17 47 0 12 27 60 85 184 235 47

21. 1 2 4 22 18 47 5 8 12 44 18 87 235 47

22. 0 5 5 21 16 47 0 10 15 84 80 189 235 47

23. 2 6 4 28 7 47 2 12 12 112 35 173 235 47

24. 1 9 7 23 7 47 1 18 21 92 35 167 235 47

25. 0 3 8 23 13 47 0 6 24 92 65 187 235 47

26. 1 3 7 28 8 47 1 6 21 112 40 180 235 47

27. 10 19 10 5 3 47 10 38 30 20 15 113 235 47

28. 5 16 8 11 7 47 5 32 24 44 35 140 235 47

29. 0 10 7 14 16 47 0 20 21 56 80 177 235 47

30. 3 7 3 21 13 47 3 14 9 84 65 175 235 47

31. 2 7 4 25 9 47 2 14 12 100 45 173 235 47

32. 0 2 7 27 11 47 0 4 21 108 55 188 235 47

33. 0 1 7 23 16 47 0 2 21 92 80 195 235 47

34. 4 11 9 20 3 47 4 22 27 80 15 148 235 47

35. 0 2 6 27 12 47 0 4 18 108 60 190 235 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

36. 1 6 4 18 18 47 5 24 12 36 18 95 235 47

37. 1 0 6 21 19 47 5 0 18 42 19 84 235 47

38. 0 8 10 23 6 47 0 16 30 92 30 168 235 47

39. 1 8 9 24 5 47 1 16 27 96 25 165 235 47

40. 0 0 1 10 36 47 0 0 3 40 180 223 235 47

41. 1 9 10 20 7 47 1 18 30 80 35 164 235 47

42. 1 8 12 21 5 47 1 16 36 84 25 162 235 47

43. 0 2 7 26 12 47 0 4 21 104 60 189 235 47

44. 0 0 3 32 12 47 0 0 9 128 60 197 235 47

45. 0 15 20 9 3 47 0 30 60 36 15 141 235 47

46. 5 20 14 8 0 47 5 40 42 32 0 119 235 47

47. 2 16 9 12 8 47 2 32 27 48 40 149 235 47

48. 2 8 7 19 11 47 2 16 21 76 55 170 235 47

49. 0 5 8 21 13 47 0 10 24 84 65 183 235 47

50. 0 5 7 24 11 47 0 10 21 96 55 182 235 47

51. 1 1 11 24 10 47 1 2 33 96 50 182 235 47

52. 1 12 24 9 1 47 1 24 72 36 5 138 235 47

53. 0 4 12 23 8 47 0 8 36 92 40 176 235 47

54. 0 9 15 20 3 47 0 18 45 80 15 158 235 47

55. 1 6 13 21 6 47 1 12 39 84 30 166 235 47

56. 1 5 13 25 3 47 1 10 39 100 15 165 235 47

57. 0 3 7 29 8 47 0 6 21 116 40 183 235 47

58. 0 6 8 22 11 47 0 12 24 88 55 179 235 47

59. 3 5 13 20 6 47 3 10 39 80 30 162 235 47

60. 0 14 11 17 5 47 0 28 33 68 25 154 235 47

61. 1 15 7 19 5 47 1 30 21 76 25 153 235 47

62. 0 4 3 29 11 47 0 8 9 116 55 188 235 47

63. 0 7 12 22 6 47 0 14 36 88 30 168 235 47

64. 1 8 17 15 6 47 1 16 51 60 30 158 235 47

65. 1 18 13 10 5 47 1 36 39 40 25 141 235 47

66. 2 11 21 10 3 47 2 22 63 40 15 142 235 47

67. 0 6 19 16 6 47 0 12 57 64 30 163 235 47

68. 0 2 8 25 12 47 0 4 24 100 60 188 235 47

69. 0 6 10 21 10 47 0 12 30 84 50 176 235 47

70. 2 16 12 14 3 47 2 32 36 56 15 141 235 47

71. 0 15 16 13 3 47 0 30 48 52 15 145 235 47

72. 0 1 8 29 9 47 0 2 24 116 45 187 235 47

73. 1 2 4 32 8 47 1 4 12 128 40 185 235 47

74. 0 0 6 24 17 47 0 0 18 96 85 199 235 47

75. 0 0 4 23 20 47 0 0 12 92 100 204 235 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

76. 0 3 4 28 12 47 0 6 12 112 60 190 235 47

77. 1 8 8 25 5 47 5 32 24 50 5 116 235 47

78. 0 3 12 26 6 47 0 6 36 104 30 176 235 47

79. 2 8 11 23 3 47 10 32 33 46 3 124 235 47

80. 0 13 22 9 3 47 0 26 66 36 15 143 235 47

81. 1 9 9 23 5 47 5 36 27 46 5 119 235 47

82. 0 9 21 11 6 47 0 18 63 44 30 155 235 47

83. 2 18 14 9 4 47 10 72 42 18 4 146 235 47

84. 1 2 9 23 12 47 1 4 27 92 60 184 235 47

85. 2 22 9 10 4 47 10 88 27 20 4 149 235 47

86. 0 2 9 23 13 47 0 4 27 92 65 188 235 47

87. 5 16 7 15 4 47 25 64 21 30 4 144 235 47

88. 0 2 1 15 29 47 0 4 3 60 145 212 235 47

89. 1 4 4 20 18 47 5 16 12 40 18 91 235 47

90. 0 3 14 16 14 47 0 6 42 64 70 182 235 47

91. 1 7 16 18 5 47 5 28 48 36 5 122 235 47

92. 0 3 7 26 11 47 0 6 21 104 55 186 235 47

93. 0 3 7 23 14 47 0 6 21 92 70 189 235 47

94. 0 2 5 26 14 47 0 4 15 104 70 193 235 47

95. 2 10 8 20 7 47 10 40 24 40 7 121 235 47

96. 1 5 13 19 9 47 5 20 39 38 9 111 235 47

97. 0 11 10 17 9 47 0 22 30 68 45 165 235 47

98. 1 4 6 19 17 47 5 16 18 38 17 94 235 47

99. 4 14 12 9 8 47 4 28 36 36 40 144 235 47

100. 2 10 12 16 7 47 10 40 36 32 7 125 235 47

101. 3 13 10 15 6 47 3 26 30 60 30 149 235 47

Jumlah 239 1836 2721 7286 4197 16279 23735 4747

Hasil = 16279/23735x100% = 68,59%

(masuk kategori tinggi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

Lampiran 6

Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Mrican, Tromol Pos 29 Yogyakarta 55002,Telp.: 0274-513301 – ext. 1405,Fax.: 0274-562383,e-mail:

[email protected] 0274-562383

TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

Nama Mahasiswa : _________________________________

Semester : _________________________________

Nama PT : _________________________________

Jurusan/ Prodi : _________________________________

PETUNJUK PENGERJAAN

a. Setiap soal disusun berdasarkan penggalan teks non fiksi

b. Bacalah setiap penggalan dengan saksama agar dapat menjawab pertanyaan

sebaik-baiknya!

c. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D, atau E jawaban yang Anda

anggap paling tepat!

Paragraf di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan nomor 1

s.d. 5

1) “Penundaan terbang bisa terjadi karena banyak alasan. Pesawat

Alaska Airlines terpaksa menunda penerbangan Los Angeles-Portland, Sabtu

lalu, gara-gara ada penumpang yang digigit kala Jengking. Juru bicara

maskapai itu Cole Cosgrove, Minggu (15/2), menjelaskan, perempuan

penumpang itu telah ditangani staff medis. Penumpang ini terkena sengatan di

lengannya. “tak seorang pun ketakutan, termasuk perempuan yang tersengat

kala Jengking. Awak pesawat telah melakukan tugas dengan baik, demikian

pula pilot,” katanya sebagaimana dikutip CNN.

2) Gara-gara insiden ini, pesawat harus kembali lagi ke terminal.

Perempuan yang kena sengatan menjalani pemeriksaan kesehatan dan

mendapat pengobatan. Tidak diketahui dari mana asal kalajengking itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

Namun, sebelum tiba di Los Angeles, pesawat itu terbang dari Los Cabos,

Mexico. Ternyata kala Jengking pun ingin merasakan perjalanan udara”.

(Kompas: Selasa, 17 Februari 2015)

1. Arti kata “staff” dalam penggalan paragraf di atas adalah …

A. Anggota

B. Bagian

C. Petugas

D. Bidang

E. Devisi

2. Arti kata “insiden” dalam paragraf di atas adalah ….

A. Kejadian

B. Kecelakaan

C. Musibah

D. Peristiwa

E. A, B, C, dan D semua benar.

3. Pikiran utama paragraf kedua di atas adalah ….

A. Gara-gara insiden ini, pesawat harus kembali lagi ke terminal.

B. Perempuan yang kena sengatan menjalani pemeriksaan kesehatan dan

mendapat pengobatan.

C. Tidak diketahui dari mana asal kalajengking itu.

D. Namun, sebelum tiba di Los Angeles, pesawat itu terbang dari Los Cabos,

Mexico. Ternyata kala Jengking pun ingin merasakan perjalanan udara”.

E. Kala Jengking memang suka menggigit perempuan.

4. Makna tersurat yang terdapat dalam paragraf di atas adalah ….

A. Penumpang yang tersengat Kala Jengking telah ditangani staff medis.

B. Gara-gara ada penumpang yang digigit Kala Jengking, pesawat Alaska Air

Line terpaksa kembali ke terminal.

C. Gara-gara ada penumpang pesawat yang digigit Kala Jengking,

penerbanagan Los-Angeleles – Portland tertunda.

D. Sebelum tiba di Los Angeles, pesawat itu terbang dari Los Cabos, Mexico.

E. Pemberitahuan juru bicara maskapai Alaska Air Line tentang adanya

penumpang yang digigit Kala Jengking.

5. Makna tersirat dalam paragraf di atas adalah ….

A. Gara-gara ada yang membawa Kala Jengking dan menyengat salah

seorang penumpangnya, pesawat Alaska Air Line terpaksa menunda

penerbangan.

B. Gara-gara ada penumpang pesawat yang tidak tertib mengikuti aturan,

penerbangan dapat terganggu.

C. Tidak diketahui pembawa Kala Jengking ke dalam pesawat.

D. Karena kecerobohan penumpang, penerbangan dapat terganggu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

E. Untung saja hanya Kala Jengking, apa lagi kalau penumpangnya ada yang

membawa bom.

6. Pernyataan di bawah ini yang merupakan penerapan teori adalah ….

A. Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 pasal 28 berbunyi bahwa

“Bahasa negara adalah bahasa Indonesia”. Oleh karena itu, bahasa

pengantar pendidikan untuk seluruh rakyat Indonesia wajib menggunakan

bahasa Indonesia.

B. Belum banyak warga negara Indonesia yang memahami arti penting

Bhinneka Tunggal Ika maka kadang-kadang hanya karena perbedaan

afiliasi politik tega bermusuhan dengan bangsa sendiri.

C. Tindak ;pidana korupsi adalah kejahatan yang sangat merugikan bangsa

dan negara..

D. Udara di Yogyakarta jauh berbeda dari udara di Malang karena ketinggian

DPL juga berbeda.

E. Seorang vegetarian hanya mengonsumsi sayur-sayuran dan selalu

menghindari daging.

7. Pernyataan di bawah ini merupakan penerapan teori secara benar untuk

memecahkan masalah .…

A. Kalimat “Semua orang diperkotaan menginginkan disediakan taman

bermain untuk anak-anak”. Penggunaan “di” pada “diperkotaan” dan

“dibangunkan” adalah awalan.

B. Kalimat “Dalam perkembangan perekonomian Indonesia selalu terhambat

oleh naik turunnya harga minyak dunia”. Struktur kalimat tersebut

menyalahi pola kalimat bahasa Indonesia karena tidak ada subjek kalimat.

C. Kalimat “seorang pengemudi becak sering melanggar aturan lalu lintas

dengan alasan jalan menaik”. Struktur kalimat tersebut menyalahi pola

kalimat bahasa Indonesia karena tidak ada subjek kalimat.

D. Kalimat “Permasalahan yang dihadapi para petani di pedesaan adalah

sering tidak tersedianya pupuk pada masa tanam”. Struktur kalimat

tersebut menyalahi pola kalimat bahasa Indonesia karena tidak ada

predikat.

E. “Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul” adalah peribahasa yang

berarti berat ringannya beban tergantung banyak sedikitnya orang yang

membawa.

Pargraf berikut sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan nomor 8 s.d 9

“Pendidikan karakter merupakan terobosan dalam dunia pendidikan untuk

membentuk mental dan kepribadian anak. Mereka adalah calon pewaris sah

masa depan bangsa. Jika mental dan kepribadian mereka tidak ditempa sedini

mungkin, tidak mustahil di masa depan akan terus terjadi berbagai

penyimpangan yang melanggar aturan, seperti korupsi, ketidakdisiplinan,

tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, peranan guru sangat besar untuk

menanamkan pendidikan karakter melalui setiap mata pelajaran. Namun,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

untuk melaksanakan pendidikan karakter tidaklah mudah. Kurikulum sekolah

yang berubah-ubah tidak selalu memasukkan pendidikan karakter sebagai

mata pelajaran”.

8. Paragraf di atas dapat disimpulkan sebagai berikut ….

A. Jika mental dan kepribadian anak tidak ditempa sedini mungkin, di masa

depan akan terus terjadi berbagai penyimpangan yang melanggar aturan,

seperti korupsi, ketidakdisiplinan, tidak bertanggung jawab

B. Hubungan pendidikan karakter ddengan peranan guru mata pelajaran.

C. Peranan guru sangat besar untuk menanamkan pendidikan karakter melalui

setiap mata pelajaran agar tidak terjadi penyimpangan aturandi masa-masa

mendatang.

D. Pendidikan karakter merupakan terobosan dalam dunia pendidikan untuk

membentuk mental dan kepribadian anak.

E. Untuk melaksanakan pendidikan karakter tidaklah mudah. Kurikulum

sekolah yang berubah-ubah tidak selalu memasukkan pendidikan karakter

sebagai mata pelajaran.

9. Paragraf di atas dapat diikhtisarkan sebagai berikut.

A. (1) Pendidikan karakter perlu diberikan sedini mungkin, (2) Pendidikan

karakter untuk menghindari penyimpangan aturan, (3) Pentingnya

pendidikan karakter bagi anak, (4) peranan guru sangat penting dalam

pendidikan karakter.

B. Pendidikan karakter sangat penting bagi anak untuk menghindari

penyimpangan aturan di masa-masa yang akan datang.

C. (1) Pentingnya pendidikan karakter bagi anak, (2) pendidikan karakter

perlu diberikan sedini mungkin, (3) Pendidikan karakter untuk

menghindari penyimpangan aturan, (4) peranan guru sangat penting dalam

pendidikan karakter.

D. Pentingnya peranan pendidikan karakter bagi anak agar tidak terjadi

penyimpanngan aturan di masa datang.

E. Peranan guru sangat penting dalam memberikan pendidikan karakter

melalui setiap mata pelajaran.

Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal nomor

10 s.d. 13

1) Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Iskandar

Zulkarnain mengatakan maraknya perburuan batu mulia di sekitar daerah

Sungai Luk Ulo mengancam kelestarian lingkungan dan situs batuan

purbakala Karang Sambung. Kegiatan penambangan harus dilakukan

terencana dan matang agar tidak merusak batuan purba barusia jutaan tahun.

2) Menurut Iskandar pihaknya tak ingin melarang kegiatan

penambangan yang dilakukan oleh masyarakat. “Persoalannya masyarakat

butuh. Kalaupun mau menambang, maka harus dilakukan perencanaan,”

ujarnya kemarin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

10. Pernyataan yang tepat untuk menganalisis suatu masalah adalah ….

A. Kepala LIPI memprihatinkan perburuan batu mulia sungai Luk Ulo,

Karang Sambung.

B. Kegiatan penambangan batu mulia di Luk Ulo, Karang Sambung harus

dilakukan terencana dan matang agar tidak merusak cagar alam batuan

berusia jutaan tahun.

C. Agar situas batuan Luk Ulo, Karang Sambung tidak rusak, penambangan

harus dilakukan perencanaan.

D. Batu mulia di Luk Olo, Karang sambung bernilai tinggi.

E. Kepala LIPI tidak ingin melarang kegiatan penambangan yang dilakukan

oleh masyarakat.

11. Informasi yang perlu dikumpulkan untuk menyelesaikan masalah dalam paragraf di

atas adalah …. A. Penambangan batuan purba di sungai Luk Ulo, Karang Sambung perlu

dihentikan. B. (1) Pernyataan Kepala LIPI, (2) Perburuan batu mulia di sungai Luk Ulo, (3)

Masyarakat membutuhkan, (4) Perburuan perlu perencanaan.. C. (1) Situs batuan purbakala perlu dilestarikan, (2) Sungai Luk Ulo banyak

menyimpan baagu akik, (3) Penambangan harus dilaraang. D. Masyarakat membutuhkan penambangan batu akik di sungai Luk UlO sebagai

sumber penghidupan. E. Situs purbakala di Luk Ulo sudah berusia jutaan tahun.

12. Berdasarkan informasi yang terdapat dalam paragraf di atas, pemecahan masalahnya

adalah …. A. Penambangan batu mulia di sungaai Luk Ulo, Karang Sambung tidak

perlu dilarang tetapi perlu perencanaan yang matang agar tidak merusak

pelestarian cagar alam batuan berusia jutaan tahun.

B. Pernyataan Kepala LIPI membuat masyarakat menjadi tenang.

C. Batu mulia di sungai Luk Ulo sudah berusia jutaan tahun.

D. Pihaknya tak ingin melarang kegiatan penambangan yang dilakukan oleh

masyarakat. “Persoalannya masyarakat butuh. Kalaupun mau menambang,

maka harus dilakukan perencanaan”.

E. Kegiatan penambangan harus dilakukan terencana dan matang agar tidak

merusak batuan purba barusia jutaan tahun.

13. Setelah membaca paragraf di atas, prediksi yang mungkin terjadi adalah ….

A. Situs batuan purbakala Karang Sambung akan rusak.

B. Jika situs purbakala tidak dijaga dengan baik, ada kemungkinan situs-situs

di tempat lain juga akan dirusak untuk kepentingan sesaat.

C. Akan semakin banyak yang terjangkit demam batu akik.

D. Masyarakat akan semakin sadar perlunya pelestarian cagar budaya.

E. Penambang pasir di hulu sungai Luk Ulo perlu dihentikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

Penggalan teks berikut sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan no.

14 s.d. 15

1) Seorang ibu mengeluh sering dianggap pelit oleh tetangganya ketika

menanyakan kepada anaknya perihal uang seratus perak yang diberikannya

tadi pagi. Bukan hanya itu saja, suaminya juga sering mengatakan dia terlalu

teliti saat menanyai anaknya tentang alokasi uang yang diberikannya itu.

2) "Tetangga saya sering bilang saya pelit karena bertanya terus pada

anak saya tentang uang yang saya berikan. Maksud saya bukan karena pelit,

tetapi untuk mengetahui apakah yang dilakukan anak saya benar atau

tidak,'' terang si ibu saat menjelaskan perilakunya itu.

14. Jika dievaluasi dari pemakaian bahasa Indonesia pargraf pertama di atas

kurang efektif.

A. Isinya hanya berupa keluh kesah seorang Ibu tentang anaknya.

B. Pemakaian akhiran “-nya” pada paragraf pertama kurang efektif karena

diulang berkali-kali.

C. Ibu hanya ingin “curhat” melalui tulisannya.

D. Kalimat pertama terlalu panjang.

E. Kalimat pertama terjadi elipsis subjek pada anak kalimat.

15. Berdasarkan isinya, kedua paragraf di atas masih cukup informatif karena ….

A. mempermasalahkan uang seratus perak.

B. setiap keluarga memiliki cara sendiri-sendiri dalam mendidik anak.

C. anaknya agar tidak suka minta uang terus.

D. tetangga dan suaminya memang rewel.

E. ingin menjelaskan alasan mengapa dia melakukan hal seperti itu.

Penggalan paragraf di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal

nomor 16 s.d. 18

1) Memberantas korupsi tidak harus heboh besar-besaran tetapi dapat

juga dilakukan secara kecil-kecilan mulai dari rumah tangga. Jika gerakan

memberantas korupsi dilakukan oleh setiap keluarga dengan cara pencegahan,

niascaya di masa datang tidak akan ada anak manusia yang berani korupsi di

pemerintahan.

2) Jika ada seseorang yang melakukan korupsi, orang pertama yang harus

dihukum atas tindakan korupsi adalah orang tua sang koruptor. Benih koruptor

itu sudah disebar 20-25 tahun yang lalu oleh kedua orang tuanya. Dan saat

inilah benih itu tumbuh dan merajalela. Seandainya kedua orang tua selalu

peduli terhadap perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab terhadap perilaku

anak, tidak akan ada keluarga yang melahirkan koruptor.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

16. “Pemberantasan korupsi bukan hanya tanggung jawab KPK dan

POLRI”. Pernyataan yang sejalan dengan kalimat di atas adalah ….

A. Korupsi tidak mungkin dapat diberantas jika moral manusianya sudah

terlanjur terjangkit virus korupsi.

B. Politisi yang duduk di lembaga legislatif juga banyak yang terlibat

korupsi.

C. Pencegahan korupsi sulit dilakukan selama oknum-oknum di KPK,

POLRI, Kejaksaan, dan Kehakiman belum bersih dari koruptor. .

D. Pemberantasaan korupsi dapat juga dilakukan melalui keluarga,

masyarakat, dan sekolah.

E. Pencegahan korupsi dapat dilakukan sejak anak masih di sekolah.

17. “Jika ada seseorang yang melakukan korupsi, orang pertama yang harus

dihukum atas tindakan korupsi adalah orang tua sang koruptor. Benih

koruptor itu sudah disebar 20-25 tahun yang lalu oleh kedua orang tuanya”. Pernyataan di atas sejalan dengan pernyataan di bawah ini, KECUALI .... A. Peranan keluarga sangat penting untuk melakukan pencegahan tindak

pidana korupsi.

B. Orang tua ikut bertanggung jawab terhadap korupsi yang dilakukan

oleh anak-anak mereka.

C. Pelaku korupsi adalah produk dari pendidikan yang terjadi di dalam

keluarga.

D. Benih korupsi sudah disebar sejak 20 – 25 tahun yang lalu.

E. Tindakan korupsi ibarat penghisap ganja, sekali melakukan dan

merasakan nikmatnya, mereka akan kecanduan.

18. “Seandainya kedua orang tua selalu peduli terhadap perilaku jujur, disiplin,

bertanggung jawab terhadap perilaku anak, tidak akan ada keluarga yang

melahirkan koruptor”. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa .... A. Agar tidak menjadi koruptor, orang tua harus menanamkan perilaku

jujur, disiplin, dan tanggung jawab kepada anak melalui keluarga.

B. Perhatian terhadap pendidikan kejujuran, kedisiplinan, dan penanaman

rasa tannggung jawab akan dapat mencegah perilaku korupsi.

C. Untuk mencegah perilaku korupsi, peranan orang tua untuk

menanamkan perilaku jujur, disiplin, dan tanggung jawab.

D. Sumber utama lahirnya koruptor adalah keluarga.

E. Masyarakat ikut andil melahirkan terjadinya korupsi.

Paragraf di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan nomor

19 s.d. 21

3) Seorang ibu mengeluh sering dianggap pelit oleh tetangganya ketika

menanyakan kepada anaknya perihal uang seratus perak yang diberikannya

tadi pagi. Bukan hanya itu saja, suaminya juga sering mengatakan dia terlalu

teliti saat menanyai anaknya tentang alokasi uang yang diberikannya itu.

4) "Tetangga saya sering bilang saya pelit karena bertanya terus pada

anak saya tentang uang yang saya berikan. Maksud saya bukan karena pelit,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

tetapi untuk mengetahui apakah yang dilakukan anak saya benar atau

tidak,'' terang si ibu saat menjelaskan perilakunya itu.

19. Makna tersurat dalam paragraf pertama di atas adalah ….

A. Ibu lain terlalu bawel karena ikut mengurus urusan rumah tangga

orang lain.

B. Suaminya tidak memahami maksud istrinya

C. Seoranag Ibu bercerita karena ada Ibu lain, dan juga suaminya

menuduh bahwa Ibu itu terlalu pelit karena menanyakan uang seratus

perak yang diberikan kepada anaknya tadi pagi.

D. Ibu memang pelit karena hanya uang seratus perak diminta

mempertanggung-jawabkan.

E. Seorang Ibu harus mendidik anak sejak dini agar anak belajar

bertanggung jawab.

20. Makna tersirat kedua paragraf di atas adalah ….

A. Hakikat pendidikan anti korupsi.

B. Ibu mendidik anak sejak dini agar kelak dapat bertanggung jawab

terhadap kepercayaan yang diberikan kepadanya.

C. Mendidik bertanggung jawab kepada anak tidak harus sampai hal-hal

sekecil itu.

D. Ibu ingin memberi penjelasan kepada semua orang, apakah tindakan

anaknya benar atau salah.

E. Ibu tidak senang jika urusan rumah tangganya dicampuri oleh orang

lain.

21. Berdasarkan isi dua paragraf di atas dapat disimpulkan bahwa ….

A. Orang tua yang terlalu pelit tanpa jelas tujuannya akan merepotkan

anak.

B. Setiap orang harus mengurusi rumah tangga sendiri tanpa harys

dicampuri oleh keluarga lain.

C. Orang tua harus memberi kesempatan kepada anak agar belajar

bertanggung jawab.

D. Pada hakikatnya pendidikan anti korupsi harus diberikan sedini

mungkin mulai dari hal-hal kecil, seperti uang jajan seratus perakpun

harus dipertanggungjawabkan oleh anak kepada ibunya.

E. Orang tua tidak boleh terlalu banyak ngomong tentang uang saku yang

sudah diberikan kepada anaknya.

Penggalan teks berikut sebagai dasar untuk menjawab pertanyaan

nomor 22 s.d. 23

1) KETUA Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menantang

mantan hakim konstitusi Arsyad Sanusi untuk membongkar kecurangan-

kecurangan pada lembaga yang dipimpinnya. Dia mengaku tak khawatir

terhadap langkah mantan anak buahnya tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

2) "Pak Arsyad bilang akan membongkar borok MK. Ini yang saya

tunggu. Sejak dulu kalau ada orang bermasalah di sini selalu bilang akan

dibongkar, tapi tidak pernah ada sampai sekarang. Saya tunggu,

bongkarlah, kalau perlu bawa traktor, apa kesalahan MK?" ujarnya saat

menggelar jumpa pers di kantornya kemarin.

3) Sebelumnya, Arsyad mengancam akan membongkar praktik mafia

di MK setelah Mahfud dan Sekjen MK sendiri M Gaffar mengungkapkan

pesan Arsyad dalam dugaan pemalsuan dan penggelapan surat MK ke

KPU untuk sengketa hasil pemilu di daerah pemilihan Sulawesi Selatan

dalam Panja Mafia Pemilu DPR, Selasa (21/06).

Sinar Indonesia, 23 Juni 2011

22. Makna tersurat paragraf kedua di atas adalah ….

A. Mahfud menunggu bukti ancaman Arsyad

B. Pak Arsyad bilang akan membongkar borok MK.

C. Sejak dulu kalau ada orang bermasalah di sini selalu bilang akan

membongkjar borok MK.

D. Penjelasan Mafud ketika mengadakan jumpa pers di kantornya.

E. Banyak orang akan membongjkar borok MK tetapi tidak pernah

dilakukan.

23. Makna tersirat paragraf dua teks di atas adalah ….

A. MK merupakan lembaga tempat pencari keadilan bagi siapa pun.

B. Mahfud tidak takut terhadap ancaman Arsyad mantan anak buahnya

yang akan membongkar borok MK.

C. Ancaman Arsyad hanyalah gertak sambal untuk menakut-nakuti

Mahfud sebagai ketua MK.

D. Mahfud menantang kesungguhan ancaman Arsyad.

E. Arsyad adalah pelaku pemalsuan dan penggelapan surat MK ke KPU

untuk sengketa hasil pemilu di daerah pemilihan Sulawesi Selatan

dalam Panja Mafia Pemilu DPR.

Paragraf di bawah ini digunakan untuk menjawab pertanyaan nomor

24 s.d 26.

Pemakaian bahasa dalam masyarakat ada yang santun dan ada yang

tidak santun. Fenomena demikian akan terus terjadi dalam masyarakat

seperti halnya pemakaian kaidah-kaidah lain, seperti kaidah bahasa yang

baik dan kaidah bahasa yang benar. Mengapa demikian? Ada beberapa

alasan, antara lain (a) tidak semua orang memahami kaidah kesantunan,

(b) ada yang memahami kaidah tetapi tidak mahir menggunakan kaidah

kesantunan, (c) ada yang mahir menggunakan kaidah kesantunan dalam

berbahasa tetapi tidak mengetahui bahwa yang digunakan adalah kaidah

kesantunan, dan (d) tidak memahami kaidah kesantunan dan tidak mahir

berbahasa secara santun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

24. Berdasarkan paragraf di atas, “fenomena ketidaksantunan pemakaian bahasa

akan terus terjadi seperti halnya pemakaian bahasa yang baik dan benar”. Jika

dilihat dari fakta yang ada pernyataan tersebut membuktikan bahwa ….

A. Fenomena tersebut merupakan fakta yang dapat ditemukan di dalam

masyarakat sampai kapan pun.

B. Kemampuan berbahasa secara santun harus terus disosialisasi kepada seluruh

masyarakat.

C. Banyak orang yang tidak mengetahui kaidah berbahasa secara santun tetapi

ketika berbahasa justru santun.

D. Banyak orang yang mengetahui kaidah berbahasa secara santun tetapi ketika

berbahasa justru tidak santun.

E. Banyak orang yang tidak memahami kaidah kesantunan dan tidak

mahir berbahasa secara santun.

25. Berdasarkan paragraf di atas, terlihat perbedaan secara jelas antara fakta, data,

dan opini. Yang merupakan fakta dalam paragraf tersebut adalah ….

A. Kemampuan berbahasa secara santun harus terus disosiaalisasikan

kepada masyarakat. B. Banyak warga masyarakat yang belum mampu berbahasa secara baik,

benar,dan santun.

C. Kaidah bahasa santun berbeda denngan kaidah bahasa yang baik dan benar.

D. Setiap orang yang mampu berbahasa secara benar pasti mampu berbahasa

secara santun.

E. Fenomena pemakaian bahasa yang santun maupun tidak santun akan semakin

berkurang di dalam masyarakat.

26. Kalimat yang tidak efektif dalam paragraf di atas adalah ….. A. Pemakaian bahasa dalam masyarakat ada yang santun dan ada yang

tidak santun.

B. Fenomena demikian akan terus terjadi dalam masyarakat seperti

halnya pemakaian kaidah-kaidah lain, seperti kaidah bahasa yang baik

dan kaidah bahasa yang benar.

C. Tidak semua orang memahami kaidah kesantunan.

D. Ada yang memahami kaidah tetapi tidak mahir menggunakan kaidah

kesantunan.

E. Ada yang mahir menggunakan kaidah kesantunan dalam berbahasa

tetapi tidak mengetahui bahwa yang digunakan adalah kaidah

kesantunan.

27. Pernyataan di bawah ini merupakan penciptaan konsep baru berdasarkan konsep

yang sudah ada sebelumnya.

A. Candi Prambanan dibuat zaman dinasti Syailendra.

B. Menulis cerpen berdasarkan tema yang sudah ditentukan sebelumnya.

C. Pak sigit memahat patung Dewi Syiwa berdasarkan patung yang ada di candi

Prambanan.

D. Pak Bondan memang mahir membatik menggunakan kain sutera.

E. Lagu Indonesia Raya diciptakan oleh WR Supratman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

28. Pernyataan berikut merupakan usaha memanipulasi keadaan yang sebenarnya

ke dalam keadaan yang diinginkan. A. Keripik singkong yang diolah secara modern dapat meningkatkan nilai

tambah secara ekonomi.

B. Proses pengolahan keripik singkong yang dilakukan secara manual

membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.

C. Untuk dapat membuat keripik singkong yang baik dibutuhkan kualitas

singkong bermutu tinggi.

D. Produksi keripik singkong sedang booming seperti perdagangan batu

akik. E. Pengrajin keripik di Wedi Klaten terampil membuat keripik singkong rasa

emping mlinjo.

Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab

pertanyaan nomor 29 s.d. 30.

Perdagangan narkoba tidak hanya membahayakan generasi muda

tetapi juga menjadi ancaman bagi keselamatan negara. Columbia

merupakan salah satu contoh negara yang dikendalikan oleh pedagang

narkoba sehingga seakan-akan di dalam negara ada dua pemerintahan

yang berkuasa. Negara Columbia hampir tidak mampu memberantas

peredaran narkoba karena konglomerat di Columbia sudah mampu

menguasai tokoh-tokoh politik yang duduk di parlemen maupun di

pemerintahan.

Jika Indonesia tidak ingin menjadi negara seperti Columbia,

masyarakat perlu mendukung pemerintah untuk menerapkan hukuman

mati bagi pedagang narkoba. Apa lagi, akhir-akhir ini perdagangan

narkoba di Indonesia tidak hanya melibatkan pedagang domestik tetapi

sudah merambah ke pedagang internasional.

29. Setelah membaca teks di atas, prediksi yang mungkin terjadi adalah ….

A. Pemerintah akan semakin tegas dalam menindak pedagang dan pengedar

narkoba di Indonesia.

B. Perdagangan narkoba di Indonesia bukan hanya melibatkan pedagang

domestik tetapi juga pedagang internasional.

C. Ancaman bahaya narkoba sudah merambah ke generasi muda termasuk anak-

anak sekolah.

D. Pemerintah perlu dukungan semua pihak untuk memberantas peredaran

narkoba.

E. Clumbia merupakan contoh negara yang dikuasai oleh pedagang narkoba.

(19)

30. Jika pemerintah Indonesia bersikap tegas, dapat diprediksi bahwa perdagangan

dan peredaran narkoba …. A. dapat berkurang karena pedagang narkoba akan berpikir dua tiga kali untuk

mengedarkan narkoba di Indonesia. B. tetap berkembang karena mereka melihat keuntungan yang sangat besar dari

perdagangan narkoba. C. dimusuhui oleh seluruh rakyat Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

D. terus terjadi dengan mencari celah yang mungkin dilakukan untuk

menyelundupkan narkoba.

E. beralih ke bisnis kelontong atau barang-barang lain yang tidak dilarang

oleh pemerintah Indonesia.

Penggalan teks berikut untuk menjawab pertanyaan soal nomor 31

s.d. 32

Pemakaian bahasa dalam masyarakat ada yang santun dan ada yang

tidak santun. Fenomena demikian akan terus terjadi dalam masyarakat

seperti halnya pemakaian kaidah-kaidah lain, seperti kaidah bahasa yang

baik dan kaidah bahasa yang benar. Mengapa demikian? Ada beberapa

alasan, antara lain (a) tidak semua orang memahami kaidah kesantunan,

(b) ada yang memahami kaidah tetapi tidak mahir menggunakan kaidah

kesantunan, (c) ada yang mahir menggunakan kaidah kesantunan dalam

berbahasa tetapi tidak mengetahui bahwa yang digunakan adalah kaidah

kesantunan, dan (d) tidak memahami kaidah kesantunan dan tidak mahir

berbahasa secara santun.

31. Pokok masalah yang dibahas dalam penggalan di atas adalah ….

A. Kondisi pemakaian bahasa dalam masyarakat

B. Alasan mengapa seseorang tidak berbahasa santun

C. Kesantunan berbahasa dan faktor-faktor penyebab kesantunan.

D. Perbedaan bahasa yang baik dan benar dengan bahasa yang santun.

E. Banyak orang yang belum mahir berbahasa secara santun.

32. Prediksi yang dapat dilakukan oleh pembaca setelah membaca paragraf di

atas adalah ….

A. Orang yang mampu berbahasa santun pasti mampu berbahasa secara

baik dan benar.

B. Karena pentingnya pemakaian berbahasa secara santun, pembelajaran

bahasa santun akan semakin mendpat perhatian oleh guru di sekolah.

C. Akan lebih banyak pemakai bahasa yang benar dari pada pemakai

bahasa yang santun.

D. Di masa-masa yang akan datang akan semakin bertambah jumlah

orang yang mampu berbahasa secara santun.

E. Tidak akan ada perubahan pemakai bahasa yang santun di masa-masa

mendatang.

Paragraf di bawah ini dipakai sebagai dasar untuk menjawab

pertanyaan nomor 33 s.d 36.

1) Pengurus Ikatan Alumni Universitas Indonesia, dan Alumni

Institut Pertanian Bogor dan Alumni Institut Teknologi Bandung

mendatangi Markas Besar Polri di Jakarta, kemarin. Rombongan

akademikus yang terdiri atas 50 orang yang dipimpin anggota tim

independen sekaligus pengurus Ikatan Alumni UI, Imam Prasodjo,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

tersebut diterima Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin Haiti,

Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal Budi

Waseso, dan pejabat lainnya. Imam meminta jaminan agar mereka tak

dijadikan tersangka karena sikap yang diambilnya. “Kemarin kami

membela KPK, tapi ada ingatan lama, jangan-jangan kami calon

tersangka,” kata Imam.

2) Dalam kesempatan itu, pakar hukum tata Negara dari Universitas

Indonusa Esa Unggul, Refly Harun, mengaku tertawa ketika mendengar

Polri menetapkan Bambang Widjojanto sebagai tersangka karena

menggelar briefing terhadap saksi. “Kasus BW very-very ordninary,” ujar

Refly. Refly juga menyoroti kasus yang menjerat Ketua KPK Abraham

Samad, yang menjadi tersangka karena memasukkan nama orang di kartu

keluarganya untuk membuat paspor. Budi Waseso mengatakan penetapan

tersangka terhadap dua pimpinan KPK itu sebatas menanggapi aduan

masyarakat. “Jadi bukan serta-merta saya mentersangkakan. Itu ada

penyelidikan,” kata Budi.

Koran Tempo, halaman 2, (Senin, 23 Februari 2015).

33. Pikiran utama paragraf pertama di atas adalah ….

A. Rombongan diterima Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Badrodin

Haiti, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri Komisaris Jenderal

Budi Waseso, dan pejabat lainnya.

B. Pengurus Ikatan Alumni Universitas Indonesia, dan Alumni Institut

Pertanian Bogor dan Alumni Institut Teknologi Bandung mendatangi

Markas Besar Polri di Jakarta, kemarin.

C. Rombongan akademikus yang terdiri atas 50 orang yang dipimpin

anggota tim independen sekaligus pengurus Ikatan Alumni UI, Imam

Prasodjo, tersebut diterima Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal

Badrodin Haiti, Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri

Komisaris Jenderal Budi Waseso, dan pejabat lainnya.

D. Imam meminta jaminan agar mereka tak dijadikan tersangka karena

sikap yang diambilnya.

E. “Kemarin kami membela KPK, tapi ada ingatan lama, jangan-jangan

kami calon tersangka,” kata Imam.

34. Pikiran utama paragraf kedua di atas adalah ….

A. Budi Waseso mengatakan penetapan tersangka terhadap dua pimpinan

KPK itu sebatas menanggapi aduan masyarakat.

B. Refly juga menyoroti kasus yang menjerat Ketua KPK Abraham

Samad, yang menjadi tersangka karena memasukkan nama orang di

kartu keluarganya untuk membuat paspor.

C. Dalam kesempatan itu, pakar hukum tata Negara dari Universitas

Indonusa Esa Unggul, Refly Harun, mengaku tertawa ketika

mendengar Polri menetapkan Bambang Widjojanto sebagai tersangka

karena menggelar briefing terhadap saksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

D. “Jadi bukan serta-merta saya mentersangkakan. Itu ada penyelidikan,”

kata Budi.

E. Refly menyindir POLRI ketika menetapkan Bambang Widjoyanto

sebagai tersangka karena menggelar briefing terhadap saksi. “Kasus

BW very-very ordninary,”.

35. Makna tersirat bacaan pada paragraf pertama di atas adalah ….

A. Mereka tidak ingin dijadikan tersangka oleh POLRI karena membela

KPK.

B. Kedatangan ikatan alumni UI, IPB, dan ITB ke POLRI.

C. Pengurus Ikatan Alumni beberapa perguruan tinggi mendatangi

Markas Besar Polri di Jakarta untuk meminta jaminan agar mereka

tidak dijadikan tersangka karena sikap yang diambilnya..

D. Mereka tidak mau dijadikan tersangka karena selama ini membela

KPK.

E. Rombongan yang terdiri atas 50 orang yang dipimpin Imam Prasaja itu

diterima diterima Wakapolri Badrudin Haiti.

36. Makna tersirat bacaan pada paragraf kedua di atas adalah ….

A. Pakar hukum tata Negara dari Universitas Indonusa Esa Unggul,

Refly Harun, menyoroti penetapan Bambang Widjoyanto dan Ketua

KPK Abraham Samad sebagai tersangka.

B. Bambang Widjojanto dan Abraham Samad ditetapkan sebagai

tersangka untuk dua kasus yang berbeda.

C. Ketua KPK Abraham Samad ditetapkan sebagai tersangka karena

memasukkan nama orang di kartu keluarganya untuk membuat

paspor.

D. Budi Waseso mengatakan penetapan tersangka terhadap dua

pimpinan KPK itu sebatas menanggapi aduan masyarakat.

E. “Jadi bukan serta-merta saya mentersangkakan. Itu ada

penyelidikan,” kata Budi.

37. Bacalah paragraf di bawah ini dengan saksama!

“Ginjal yang berfungsi menyaring darah kotor bisa mengalami

kerusakan jika dipaksa bekerja secara intensif terus-menerus. Hipertensi

atau tekanan darah tinggi adalah salah satu kondisi yang dikatakan oleh

dokter patut diwaspadai karena bisa memicu kerusakan tersebut. dr Ginova

Nainggolan, SpPD, KGH, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

(RSCM) mengatakan masih sedikit masyarakat yang menyadarinya.

Terlebih kerusakan ginjal akibat hipertensi terjadi perlahan dan tidak

menunjukkan gejala khusus sehingga sulit untuk dideteksi”.

Paragraf di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

A. Kerusakan ginjal dapat terjadi pada penderita hipertensi dan gula

darah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

B. Ginjal yang berfungsi menyaring darah kotor dapat rusak jika dipaksa

bekerja intensif terus-menerus.

C. Salah satu penyebab rusaknya ginjal adalah pada pasien tekanan darah

tinggi.

D. Penderita penyakit hipertensi perlu mewaspadai kondisi ginjalnya.

E. Kerusakan ginjal akibat hipertensi terjadi perlahan-lahan dan tidak

menunjukkan gejala khusus.

Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal

nomor 38 s.d. 39.

"Gejala kerusakan ginjal pada tahap dini biasanya tidak ada keluhan

yang khas. Gejalanya, paling merasa tidak enak badan tetapi tidak ada kan

yang kalau badannya lemas dia bilang 'barangkali saya sakit ginjal', paling

bilangnya kecapaian," ujar dr Ginova dalam acara diskusi di Plaza Central,

Sudirman, Jakarta Selatan, seperti ditulis pada Jumat (27/2/2015).

Hipertensi dikatakan oleh dr Ginova biasanya membutuhkan waktu

sampai 10 tahun untuk membuat kerusakan pada ginjal yang jika tidak

disadari dan ditangani maka besar kemungkinan ginjal mengalami

kegagalan. Pasien yang mengalami gagal ginjal hanya punya dua pilihan,

seumur hidupnya melakukan cuci darah atau transplantasi ginjal baru. dr

Ginova mengatakan selain hipertensi penyakit diabetes juga perlu

diwaspadai sebagai penyebab gagal ginjal. Jika seseorang memiliki

kondisi hipertensi dan diabetes dalam waktu yang lama maka risiko ginjal

alami kegagalan juga semakin besar.

38. Paragraf di atas dapat disimpulkan sebagai berikut.

A. Pasien hipertensi membutuhkan waktu sampai 10 tahun untuk membuat

kerusakan ginjal.

B. Gejala gagal ginjal hanya merasa tidak enak badan dan mengatakan

karena kecapekan.

C. Pasien yang gagal ginjal hanya punya dua pilihan, cuci daerah seujur

hidup atau transplantasi ginjal baru.

D. Kerusakan gagal ginjal tidak ada keluhan khas dan membutuhkan waktu

cukup lama utuk dapat dideteksi bagi penderita hipertensi dan gula darah.

E. Setiap penderita hipertensi dan gula darah sangat potensial mengalami

gagal ginjal.

39. Prediksi yang mungkin dapat dibuat oleh pembaca setelah membaca

teks di atas adalah ….

A. Jika seseorang mengalami gagal ginjal, mereka harus cuci darah selama

hidup.

B. Minum obat apa pun harus dikonsultasikan kepada dokter.

C. Pembaca akan berhati-hati mengonsumsi obat-obatan yang dapat

membahayakan ginjal.

D. Lebih baik menderita hipertensi dari pada harus gagal ginjal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

E. Pengidap hipertensi dan gula darah tidak mau lagi minum obat.

Penggalan teks di bawah ini sebagai dasar untuk menjawab soal nomor

40 s.d. …

Seorang guru yang hanya dapat memberi contoh tetapi tidak dapat

menjadi contoh bagaikan “nandur gedhang awoh pakel, ngomong gampang

nglakoni angel” (menanam pisang berbuah pakel, bicaranya mudah tetapi

melaksnakannya sukar). Itulah potret sebagian besar guru di Indonesia.

Banyak guru bahasa Indonesia yang biasa mengajarkan menulis tetapi dirinya

sendiri belum pernah menulis, baik berupa artikel, cerpen, atau bahkan buku

ajar.

Guru harus terus dikembangkan kompetensinya. Namun, jika mau jujur,

pemerintah menghadapi kendala. Banyak guru yang sebenarnya tidak

memenuhi syarat menjadi guru. Mereka memilih jurusan keguruan setelah

ditolak di jurusan lain. Akibatnya, out put keguruan banyak yang tidak

memiliki daya kreasi dan inovasi.

40. Kesimpulan yang dapat ditarik dari teks di atas adalah ….

A. Jika menginginkan siswa berjiwa kreatif dan inovatif, guru harus terus

ddikembangkan kompetensinya agar profesional sehingga mampu menjadi

contoh bagi siswanya.

B. Memberi contoh bagi siswa jauh lebih mudah dari pada memberi contoh.

C. Memberi contoh dan menjadi contoh sama pentingnya bagi guru.

D. Banyak guru yang sebenarnya tidak memiliki jiwa guru tetapi terpaksa

harus menjadi guru karena tidak ada pilihan lain.

E. Menjadi guru yang profesional bukan masalah sederhana.

41. Penggalan di atas jika dianalisis sebenarnya “banyak guru yang tidak

profesional, karena banyak guru yang tidak memiliki jiwa guru”. Opsi yang

dapat dilakukan adalah ….

A. melakukan seleksi secara lebih ketat bagi calon mahasiswa yang akan

masuk ke jurusan keguruan agar dapat dididik menjadi guru profesional.

B. pemerintah harus terus-menerus memberikan pelatihan kepada guru yang

bertugas di sekolah.

C. mahasiswa yang tidak memiliki jiwa guru lebih baik memilih jurusan lain.

D. mahasiswa yang sudah memilih jurusan keguruan harus mengubah

paradigma berpikirnya.

E. PTS yang tidak selektif dalam memilih mahasiswa perlu diberi teguran

agar tidak merugikan anak didik di masa mendatang.

42. “Sesuai dengan perubahan paradigma modern, pembelajaran harus berfokus

pada pembelajar. Interaksi perkuliahan tidak lagi dilakukan searah dengan

metode ceramah, tetapi harus interaktif antara dosen dengan mahasiswa”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

Berdasarkan pernyataan tersebut, jika diaplikasikan dalam praktik

perkuliahan, model pembelajaran yang tepat adalah ….

A. Membiarkan mahasiswa belajar sendiri, sementara dosen cukup menunggu

pertanyaan dari mahasiswa.

B. Metode perkuliahan harus bersifat interaktif, seperti metode diskusi

berdasarkan pokok masalah tertentu yang ditentukan oleh dosen.

C. Dosen memberi tugas kepada mahasiswa untuk membaca literatur

sebanyak-banyaknya.

D. Dosen memberi ceramah kepada mahasiswa selama perkuliahan

berlangsung.

E. Mahasiswa harus selalu mempersiapkan pertanyaan yang akan diajukan

kepada dosen sebelum perkuliahan berlangsung.

=======PR======

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

Lampiran 7

Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

1. C 11. B 21. D 31. A 41. A

2. C 12. A 22. B 32. D 42. B

3. A 13. B 23. D 33. B

4. C 14. B 24. A 34. C

5. B 15. E 25. B 35. C

6. A 16. D 26. B 36. A

7. B 17. E 27. C 37. E

8. C 18. A 28. E 38. D

9. C 19. C 29. A 39. C

10. B 20. B 30. A 40. A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

Lampiran 8

Indeks Tingkat Kesulitan Butir Soal

Butir

Soal Frekuensi ITK Kategori Predikat

1 28 0.59574 Sedang Layak

2 2 0.04255 Sangat

Sulit

Tidak

Layak

3 37 0.78723 Mudah Layak

4 24 0.51064 Sedang Layak

5 9 0.19149 Sulit Layak

6 30 0.6383 Mudah Layak

7 15 0.31915 Sulit Layak

8 23 0.48936 Sedang Layak

9 24 0.51064 Sedang Layak

10 33 0.70213 Mudah Layak

11 33 0.70213 Mudah Layak

12 36 0.76596 Mudah Layak

13 22 0.46809 Sedang Layak

14 35 0.74468 Mudah Layak

15 30 0.6383 Mudah Layak

16 40 0.85106 Mudah Layak

17 33 0.70213 Mudah Layak

18 28 0.59574 Sedang Layak

19 21 0.44681 Sedang Layak

20 34 0.7234 Mudah Layak

21 41 0.87234 Sangat

Mudah

Tidak

Layak

22 15 0.31915 Sulit Layak

23 12 0.25532 Sulit Layak

24 21 0.44681 Sedang Layak

25 24 0.51064 Sedang Layak

26 17 0.3617 Sulit Layak

27 35 0.74468 Mudah Layak

28 14 0.29787 Sulit Layak

29 35 0.74468 Mudah Layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

30 43 0.91489 Sangat

Mudah

Tidak

Layak

31 27 0.57447 Sedang Layak

32 6 0.12766 Sangat

Sulit

Tidak

Layak

33 30 0.6383 Mudah Layak

34 25 0.53191 Sedang Layak

35 10 0.21277 Sulit Layak

36 17 0.3617 Sulit Layak

37 9 0.19149 Sulit Layak

38 14 0.29787 Sulit Layak

39 29 0.61702 Mudah Layak

40 26 0.55319 Sedang Layak

41 23 0.48936 Sedang Layak

42 46 0.97872 Sangat

Mudah

Tidak

Layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

Lampiran 9

Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

NO NIM Nama Nilai

1 111224050 KRISTIANUS TALMOMKESAN 18

2 111224077 ARYANTO ABDI 21

3 121224004 COSMAS KRISNA

WIDYAHANANDA 23

4 121224005 IG. AJIE PAMUNGKAS 15

5 121224009 FLORENTINA

FIBRIANINGTYAS 24

6 121224011 STEFANUS EDO CHRISTIANTO 22

7 121224012 GEOVANI FUTUT PUJI

RAHAYU 27

8 121224013 ANDIR MEKU 17

9 121224020 YOHANA VITA DESIANI 24

10 121224022 SESILIA PRADITA NOVITA

SARI 24

11 121224025 NOVIE LITA ISTIQOMAH 23

12 121224027 CHRISTIAN ADVEN SAPUTRA 20

13 121224028 MARIA MAGDALENA DAMAR

ISTI NUGRAHENI 23

14 121224032 AGNES WIGA RIMAWATI 25

15 121224034 MARTINA NOVI TENSAWANTI 21

16 121224035 HERNINGDYAH CAHYANING

RATRI 27

17 121224036 ELISABET APTI ELITA SARI 19

18 121224037 DEWI WULANSARI 26

19 121224038 SESILIA INDAH LISTYORINI 19

20 121224045 KARMELIA GALIH RUNTI SARI 25

21 121224046 YOHACIM TITO SETYO

BUDIHARJO 20

22 121224047 MARTHA NOVITASARI LAGUR 27

23 121224051 NETY PUTRI PERDANI 21

24 121224053 PAULINA NOVI DIANING SARI 22

25 121224054 SEPTIAN PURNOMO AJI 24

26 121224068 VIVI DAMAYANTI 25

27 121224088 ROSWITA RAMBU LODANG 26

28 121224112 ELICHA BONITA BR TURNIP 13

29 111224069 ERNA YUNITA 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

30 121224052 MARKUS JALU V 23

31 121224069 MARIA ANI MARINI 21

32 121224092 FILOMENA SURYA 23

33 121224094 ADY DESTIYAWAN 21

34 121224095 HENDRIANUS NDORI 16

35 121224107 DENOK VIVI ANGELINA 20

36 121224108 MARIA OKI MARLINA 28

37 131224009 YASHINTA KURNIA B 24

38 131224010 DWI AGUSTIN PUJIYANTI 27

39 131224016 WAHYU APRILIANI 19

40 131224022 MARIA MELTIANA SURYANTI 25

41 131224030 PAULA ELLA KD 26

42 131224031 RUSWITA TAMARA PUTRY 19

43 131224036 ETIE KARISMI 22

44 131224043 IGNATIA WIWIK AMBARWATI 25

45 131224044 DHITA RUARI 28

46 131224045 PRICILIA HANNA CHRISTANTI 25

47 131224048 MARGARETHA YOSELFA 25

Jumlah skor 1064

Rata-rata 22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Lampiran 10

Transkrip Wawancara Mahasiswa

No Nama

Pertanyaan

Minat Baca Motivasi Baca Faktor

Internal

Faktor

Eksternal

Budaya

Baca

1. Agnes Wiga

(121224032)

Tergatung

mood,

membaca

kalau bacaan

menarik dan

penting saja.

Suka membaca

novel karena

dari novel

banyak petuah

yang bisa

diambil. Selain

itu suka

membaca buku

pelajaran

karena

menyadari

kewajiban

sebagai

mahasiswa.

Yang paling

mempengaruhi

mood.

keterbatasan

waktu untuk

membaca

karena banyak

kegiatan

organisasi.

Udah

tetapi

bukan

buku

pelajaran

tetapi

lebih ke

buku

sastra.

2.

Sesilia

Pradita

(121224022)

Jarang baca,

membaca jika

bacaan

menarik saja.

Untuk

meningkatkan

prestasi tidak

hanya melalui

buku tetapi

bisa dari

internet dan

pengalaman

orang lain.

Motivasi

membaca jika

bacaan menarik

dan untuk

menambah

pengetahuan

serta

pengalaman

diri sendiri.

Tergantung

mood.

membaca

karena

rekomendasi

dari teman.

Belum,

tapi

ketika

SMA

sudah,

kalau

sekarang

jarang

karena

kecapean

banyak

kegiatan

dan tugas.

3.

Septian

Purnomo

Aji

(121224054)

Minat belum

kuat dan saya

merasa harus

meningkatkan

minat baca

buku-buku

yang sesuai

dengan apa

yang ingin

saya

tingkatkan.

Jika bukunya

menarik saja

tetapi ada

keinginan

untuk membaca

lebih luas.

Sering tidak

konsen, karena

terbagi dengan

kegiatan lain.

Suasana

lingkungannya

yang gaduh.

Belum,

karena

saya

masih

jarang

membaca.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

4.

Maria Oki

Marlina

(121224108)

Minat baca

kalau

bacaannya

menarik aja.

Saya berusaha

menyisihkan

uang setiap hari

untuk membeli

buku yang saya

suka.

Sulit

berkonsentrasi.

Banyak

kegiatan di

kampus, jadi

waktu

membaca

hampir tidak

ada.

Udah,

tapi

bacaan

seperti

novel dan

majalah.

5. Dhita Ruari

(121224044)

Saya lebih

suka baca di

perpustakaan,

selain

memanfaatkan

fasilitas yang

ada

perpustakaan

juga lebih

nyaman dan

suasananya

tenang.

Lebih kepada

kewajiban saya

sebagai

mahasiswa

yang harus

banyak

membaca untuk

nambah

pengetahuan.

Tergantung

sama mood.

Terlalu capek

dengan

kegiatan

kampus jadi

males baca,

kalaupun baca

lebih suka di

perpus

daripada di

rumah.

Belum,

karena

saya

belum

terlalu

suka baca

mending

nonton

TV atau

main HP.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BIODATA PENULIS

Erlin Advarovi, lahir di Wonosobo, 9 Januari 1992.

Memulai pendidikan Taman Kanak-kanak di TK

Pertiwi Sambek Wonosobo pada tahun 1996 dan

lulus pada tahun 1998. Penulis masuk sekolah Dasar

tahun 1998 di SD Negeri 2 Jaraksari Wonosobo dan

lulus pada tahun 2004. Tahun 2004 terdaftar sebagai

siswa Sekolah Menengah Pertama di SMP Kristen 1

Wonosobo. Penulis melanjutkan studi ke SMA Negeri 1 Kertek Wonosobo pada

tahun 2007 dan lulus pada tahun 2010. Sejak tahun 2011 hingga saat ini terdaftar

sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta dan

lulus pada tahun 2015. Penyelesaian tugas akhir untuk mendapatkan gelar S1

Ditempuh melalui jalur skripsi dengan judul Strategi Pembelajaran Kemampuan

Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan

Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia Semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun

Ajaran 2015. Selama menempuh studi di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,

penulis terlibat dalam beberapa kegiatan di kampus. Penulis beberapa kali

menjabat sebagai panitia dalam berbagai acara yang diselenggarakan oleh prodi

PBSI.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI