Upload
khangminh22
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENDAHULUAN
Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat mengakibatkan dunia
memasuki generasi baru yaitu Generasi Z. Generasi Z adalah generasi anak pertama yang
memiliki akses pada skala luas untuk teknologi komunikasi digital dalam bentuk ponsel,
Wi-Fi, dan permainan computer interaktif dirumah mereka sendiri yang lahir sejak tahun
1995 hingga saat ini (Abram & Luther, 2004; Bassiouni& Hackley, 2014). Menurut
Ekstrom (2007) mengemukakan bahwa anak-anak Generasi Z telah berpindah dari
memiliki pester power yaitu kemampuan anak untuk membuat orang tuanya membeli
sesuatu dengan menanyakan berulang kali hingga mendapatkan keinginannya menjadi
expert power atau kemampuan ahli yaitu kemampuan anak yang memiliki pengetahuan
setara dengan orang dewasa karena kepercayaan diri serta kemampuan mereka dalam
mengakses teknologi komunikasi digital. Oleh Karena itu, anak-anak merupakan salah satu
pasar potensial bagi perusahaan saat ini. Sejalan dengan itu, data dari Badan Pusat Statistik
Kota Salatiga pada Tahun 2016 bahwa penduduk kota Salatiga yang berumur 0-14 tahun
mencapai 40,4 ribu jiwa. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Williams (2005)
dalam Downie dan Glazebrook (2007) menunjukkan bahwa anak-anak berusia 6 - 13 tahun
menempati posisi unik bagi pemasar, karena usia mereka masih muda, masih dalam tahap
pengembangan kemampuan kognitif, meningkatkan pengaruh keputusan konsumsi rumah
tangga dan fakta bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengkonsumsi produk
kembali di masa depan.
Disamping itu, anak-anak juga memegang peranan penting dalam dunia pemasaran
karena pasar anak-anak terdiri dari tiga pasar yaitu primary market, influencer market, dan
future market. Anak sebagai primary market ketika dalam seluruh proses pembelian
dilakukan oleh anak itu sendiri. Anak sebagai influence market ketika pembelian yang
terjadi secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh anak seperti meminta kepada
orang tuanya untuk membeli produk yang diinginkan. Anak sebagai future market jika
dalam keberlangsungan sebuah produk, produk yang dijual tidak hanya berhenti pada
pembelian anak-anak pada saat itu namun juga ketika anak-anak tersebut beranjak dewasa
(Mc Nael, 1992 dalam Paramita dan Ihalauw, 2010).
Berdasarkan hal tersebut, pasar masa depan (future market) merupakan salah satu
pasar yang dapat dimanfaatkan pemasar untuk membangun loyalitas merek sehingga
2
nantinya dimasa yang akan datang anak-anak tersebut dapat melakukan pembelian ulang
terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Loyalitas merek merupakan komitmen yang
dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan produk atau jasa yang
disukai secara konsisten di masa datang, sehingga menimbulkan pembelian merek yang
sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi
menyebabkan perilaku beralih merek (Tjiptono, 2005).
Menurut Maulana (2006) dalam Paramita dan Ihalauw (2010) mengatakan bahwa
kekuatan sebuah merek dapat diukur dari seberapa jauh suatu elemen dapat mengingatkan
konsumen terhadap pengalaman mengonsumsi merek tersebut. Untuk mengingat kembali
pengalaman konsumen setelah menggunakan merek tertentu, maka dibutuhkan sebuah
ingatan atau memory. Salah satunya yaitu autobiographical memory. Autobiographical
memory merupakan sebuah memori dari pengalaman sebelumnya yang akan disimpan
sebagai ingatan jangka panjang (Braun, Ellis, dan Loftus, 2002). Berdasarkan hal tersebut,
ketika konsumen mendapatkan pengalaman yang baik dari mengonsumsi suatu produk
maka ingatan tersebut akan disimpan sebagai ingatan jangka panjang yang akan berdampak
pada meningkatnya loyalitas merek.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Haryanto
(2011) yang meneliti autobiographical memory dengan kategori produk makan cepat saji
yaitu KFC (Kentucky Fried Chicken) menyatakan semakin kuat autobiographical memory
anak maka akan semakin kuat juga loyalitas merek anak tersebut. Namun penelitian yang
dilakukan oleh Veronica (2015) dengan kategori produk eskrim menyatakan bahwa
autobiographical memory tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas
merek. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa autobiographical memory
memiliki pengaruh yang berbeda untuk kategori produk makanan cepat saji dan eskrim.
Ada berbagai cara yang dapat perusahaan lakukan untuk menciptakan
autobiographical memory yang baik kepada konsumenya sehingga dapat meningkatkan
loyalitas merek, salah satunya yaitu iklan. Iklan merupakan bentuk komunikasi berbayar
dan teridentifikasi yang berasal dari sumber yang dirancang untuk membujuk penerima
untuk mengambil beberapa tindakan, sekarang atau masa depan (Shimp, 2010). Penelitian
yang dilakukan oleh Kurniawan dan Haryanto (2011) menyatakan bahwa semakin baik
iklan yang dimiliki perusahaan maka akan semakin kuat juga ingatan jangka panjang
3
(autobiographical memory) yang dimiliki pada anak. Disamping itu, iklan sebagai media
yang digunakan untuk memasarkan serta meningkatkan ingatan jangka panjang
(autobiographical memory) suatu produk juga dapat meningkatkan loyalitas merek, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2015) menyatakan bahwa iklan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas merek dengan kategori produk eskrim. Namun
disisi lain, Penelitian yang dilakukan oleh Monika dan Prabowo (2013) dengan kategori
produk elektronik, menyatakan bahwa iklan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
merek. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklan dapat memperkuat
autobiographical memory seseorang dan meningkatkan loyalitas merek dalam kategori
produk eskrim namun dalam kategori produk elektronik iklan tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap loyalitas merek.
Berdasarkan penelitian yang telah diuraikan diatas, penelitian yang dilakukan oleh
Veronica (2015) bahwa iklan memiliki pengaruh terhadap loyalitas merek serta penelitian
yang dilakukan oleh Kurniawan dan Haryanto (2011) menyatakan bahwa ingatan jangka
panjang (autobiographical memory) memiliki pengaruh terhadap loyalitas merek maka
peneliti tertarik untuk modifikasi penelitian Veronica (2011) serta Kurniawan dan Haryanto
(2011) dengan menjadikan ingatan jangka panjang (autobiographical memory) menjadi
variabel intervening dengan kategori produk perawatan pribadi yaitu pasta gigi Pepsodent.
Menurut Top Brand Award 2017, pasta gigi Pepsodent masuk dalam peringkat
pertama sebagai pasta gigi terbaik mengalahkan pesaingnya yaitu Ciptadent, Close Up, dan
Formula yang ditujukan pada tabel .1 :
Merek TBI TOP
Pepsodent 78.7% TOP
Ciptadent 6.7%
Close Up 5.3%
Formula 5.2%
Tabel .1
Sumber : http://www.topbrand-award.com
Selain itu, strategi pemasaran Pepsodent dengan iklan yang banyak menggunakan
peran ayah dan anak sudah menjangkau 7 juta anak di lebih dari 250 kota di Indonesia pada
tahun 2015 (www.unilever.co.id). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh iklan terhadap autobiographical memory serta dampaknya terhadap loyalitas
4
merek (brand loyalty) dengan kategori produk perawatan pribadi yaitu pasta gigi
Pepsodent.
Rumusan Masalah
Pengaruh iklan terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh autobiographical memory
pada pasta gigi Pepsodent.
Persoalan Penelitian
1. Apakah pengaruh iklan terhadap autobiographical memory ?
2. Apakah pengaruh autobiographical memory terhadap loyalitas merek ?
3. Apakah pengaruh iklan terhadap loyalitas merek ?
4. Apakah pengaruh iklan terhadap loyalitas merek yang dimediasi oleh autobiographical
memory ?
KAJIAN PUSTAKA
Iklan
Periklanan merupakan pesan-pesan penjualan yang paling persuasive yang diarahkan
kepada calon pembeli yang paling potensial atas produk barang atau jasa tertentu dengan
biaya yang semurah-murahnya (Jefkins, 1995). Hal ini sejalan dengan Lee dan Johnson
(2004), yang menjelaskan periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang
sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan kesuatu khalayak target
melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, Koran, majalah, direct mail
(pengeposa langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Definisi periklanan
hanya memberikan sebuah bahasa umum untuk mengembangkan pemahaman tentang
periklanan. Namun, lebih dari pada itu iklan dapat memberikan beberapa fungsi pada
sebuah organisasi :
1. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “informasi”; iklan mengomunikasikan informasi
produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya dan memberitahukan konsumen tentang
produk-produk baru.
2. Periklanan menjalankan sebuah fungsi “persuasive”; iklan mencoba membujuk para
konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap
produk atau perusahaan tersebut.
5
3. Periklanan menjalankan sebauh fungsi “pengingat”. iklan terus-menerus mengingatkan
para konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk
yang diiklankan tanpa mempedulikan merek pesaingnya.
Tiada istilah tunggal, jelas, dan menyeluruh yang bisa menggambarkan karakter
kompleks periklanan dan fungsi-fungsinya yang majemuk dan saling terkait. oleh karena
itu, iklan sering kali diklasifikasikan dalam beberapa tipe besar (Lee & Johnson, 2004).
a) Periklanan Produk.
Porsi utama pengeluaran periklanan dibelanjakan untuk produk; presentasi dan
promosi produk-produk baru, produk-produk yang ada, dan produk-produk hasil revisi.
b) Periklanan Eceran.
Berlawanan dengan iklan produk, periklanan eceran bersifat local dan berfokus
pada toko, tempat di mana beragam produk dapat dibeli atau dimana satu jasa
ditawarkan. Periklanan eceran memberikan tekanan pada harga, ketersediaan, lokasi, dan
jam-jam operasi.
c) Periklanan Korporasi.
Fokus periklanan ini adalah membangun identitas korporasi atau untuk
mendapatkan dukungan public terhadap sudut pandang organisasi. Kebanyakan
periklanan korporasi dirancang untuk menciptakan citra menguntungkan bagi sebuah
perusahaan dan produk-produknya.
d) Periklanan Bisnis-ke-Bisnis.
Istilah ini berkaitan dengan periklanan yang ditujukan kepada para pelaku industri,
para pedagang perantara, serta para professional.
e) Periklanan Politik.
Periklanan yang digunakan oleh paa politisi untuk membujuk orang untuk memilih
mereka.; dan karena itu iklan ini menjadi bagian penting bagi negara demokrasi yang
memperbolehkan iklan para kandidat.
f) Periklanan Direktori.
Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara membeli sebuah produk
atau jasa.
g) Periklanan Respon Langsung.
6
Periklanan respon langsung melibatkan komunikasi dua-arah diantara pengiklan dan
konsumen. Periklanan tersebut dapat menggunakan sembarang media periklanan (pos,
televise, Koran, atau majalah), dan konsumen dapat menanggapinya, sering kali lewat
pos, telepon, atau faks.
h) Periklanan Pelayanan Masyarakat.
Periklanan pelayanan masyarakat dirancang untuk beroperasi demi kepentingan
masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan
bebas biaya oleh para professional periklanan, dengan ruang dan waktu iklan merupakan
hibah oleh media.
i) Periklanan Advokasi.
Periklanan advokasi berkaitan dengan penyeberan gagasan-gagasan dan klarifikasi
isu sosial yang controversial dan menjadi kepentingan masyarakat.
Autobiografical Memory
Menurut Braun, Ellis, dan Loftus (2002) mendefinisikan autobiographical memory
sebagai memori dari pengalaman sebelumnya yang akan disimpan sebagai memori jangka
panjang. Sejalan dengan hal tersebut, Conway (2000) dalam Paramita dan Ihalauw (2010)
menjelaskan bahwa autobiographical memory sebagai salah satu aspek mendasar yang
berpengaruh bagi seseorang, emosi, dan pengalaman pribadi, yaitu pengalaman sebagai
seseorang individu dalam sebuah kebudayaan dalam kurun waktu tertentu..
Rubin (2006) dalam Paramita dan Ihalauw (2010) membuat grafik distribusi
memori anak yang menunjukkan bahwa usia 3 hingga 18 tahun menjadi masa emas dalam
pembentukan autobiographical memory karena pada usia 19 tahun hingga 58 tahun
menjadi masa di mana terjadi penurunan dalam pembentukan autobiographical memory.
Hal ini banyak digunakan oleh para pemasar memperkenalkan mereknya sejak usia
anak-anak. Adapun fungsi dari autobiographical memory menurut Pillemer (1998) dalam
Riegler dan Riegler (2009) diantaranya :
1. Fungsi komunikasi.
Autobiographical memory melayani fungsi komunikasi. Bagian penting dari
percakapan kita dengan orang lain melibatkan pembicaraan kisah-kisah pribadi mereka
yang relevan dengan topik pembicaraan.
2. Fungsi emosional.
7
Autobiographical memory juga memiliki fungsi emosional yang penting dalam hal
membantu kita mengatur, merenungkan, dan memikirkan peristiwa kehidupan yang
penting.
3. Fungsi direktif
Dengan mengingat peristiwa-peristiwa yang dialami secara pribadi dan secara rinci
dapat berpengaruh terhadap perilaku langsung dimasa depan.
Loyalitas Merek
Loyalitas merek diartikan sebagai sejauh mana seorang pelanggan menunjukkan
sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen pada merek tertentu,, dan berniat
untuk terus membelinya di masa depan. loyalitas merek dipengaruhi secara langsung oleh
kepuasan/ketidakpuasan dengan merek yang telah diakumulasi dalam jangka waktu tertentu
(Mowen dan Minor, 2002). Menurut Tjiptono (2005), menjelaskan bahwa loyalitas merek
merupakan komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan dengan
produk atau jasa yang disukai secara konsisten di masa datang, sehingga menimbulkan
pembelian merek yang sama secara berulang meskipun pengaruh situasional dan upaya
pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih merek. Oleh karena itu, dengan
pengelolaan dan pemanfaatan yang baik, loyalitas merek dapat memberikan dampak positif
terhadap perusahaan. Berikut merupakan beberapa dampak positif yang dapat diberikan
oleh loyalitas merek (Rangkuti, 2002), yaitu :
1. Pengurangan biaya pemasaran
Perusahaan yang memiliki basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek yang
tinggi akan mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk mempertahankan
pelanggan jauh lebih murah dibandingkan mendapatkan pelanggan baru.
2. Peningkatan perdagangan
Loyalitas merek yang tinggi dan kuat terhadap suatu merek akan menghasilkan
peningkatan perdagangan dan memperkuat keyakinan dalam perantara pemasaran.
3. Mengikat customer baru
Dapat menarik minat pelanggan baru karena mereka memiliki keyakinan bahwa
membeli produk bermerek terkenal dapat mengurangi resiko.
4. Waktu merespon
8
Loyalitas merek memberikan waktu, semacam ruang bernafas, pada suatu
perusahaan untuk cepat merespon gerakan-gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing
memiliki produk yang unggul, maka pelanggan yang loyal akan memberikan masukan
kepada perusahaan agar dapat menyesuaikan dalam persaingan.
Kaitan Antar Konsep
Pengaruh Iklan Terhadap Autobiographical Memory
Menurut Braun, Ellis, dan Loftus (2002) menjelaskan bahwa pemasar menggunakan
iklan sebagai sarana untuk menciptakan nostalgia untuk produk mereka. Sejalan dengan hal
tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan dan Haryanto (2011) menyatakan
bahwa semakin baik iklan yang dimiliki perusahaan maka akan semakin kuat juga ingatan
jangka panjang (autobiographical memory) yang dimiliki pada anak. Berdasarkan temuan
diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Iklan Berpengaruh Terhadap Autobiographical Memory
Pengaruh Autobiographical Memory Terhadap Loyalitas Merek
Penelitian yang dilakukan oleh Paramita dan Ihalauw (2010) menunjukkan bahwa
autobiographical memory adalah salah satu faktor yang membuat anak loyal terhadap suatu
merek.. Penelitian yang juga dilakukan oleh Kurniawan dan Haryanto (2011) menyatakan
semakin kuat autobiographical memory anak maka akan semakin kuat juga loyalitas merek
anak tersebut. Namun penelitian yang dilakukan oleh Veronica (2015) menyatakan bahwa
autobiographical memory tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas
merek. Berdasarkan temuan diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Autobiographical Memory Berpengaruh Terhadap Loyalitas Merek
Pengaruh Iklan Terhadap Loyalitas Merek
Penelitian yang dilakukan oleh Hariyana (2013) menunjukkan bahwa iklan
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Veronica (2015) menyatakan bahwa iklan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas merek. Namun disisi lain, Penelitian yang dilakukan oleh Monika dan Prabowo
(2013) menyatakan bahwa iklan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek.
Berdasarkan temuan diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Iklan Berpengaruh Terhadap Loyalitas Merek
9
Pengaruh Iklan Terhadap Loyalitas Merek Melalui Autobiographical Memory
Penelitian Kurniawan dan Haryanto (2011) menyatakan bahwa semakin baik iklan
yang dimiliki perusahaan maka akan semakin kuat juga ingatan jangka panjang
(autobiographical memory) yang dimiliki pada anak yang berdampak pada semakin
kuatnya loyalitas merek anak tersebut. Berdasarkan temuan diatas maka diajukan hipotesis
sebagai berikut:
H4 : Iklan Berpengaruh Terhadap Loyalitas Merek Melalui Autobiographical Memory
Berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskan di atas dapat disajikan model penelitian
berikut ini :
Gambar 1.
Model Penelitian
Sumber : Veronica (2011); Kurniawan dan Haryanto (2011)
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan (explanatory research)
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh iklan
terhadap autobiographical memory serta dampaknya terhadap loyalitas merek (brand
loyalty) dengan kategori produk perawatan pribadi yaitu pasta gigi Pepsodent.
Populasi dan Sampel
Populasi merupakan keseluruhan kumpulan orang, gejala, kejadian atau sesuatu
yang akan diselidiki dan yang akan dikenakan generalisasi kesimpulan yang berlaku bagi
sampel (Sekaran, 2006). Populasi pada penelitian ini adalah anak-anak yang pernah
membeli atau menggunakan produk pasta gigi Pepsodent.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipercaya dapat mewakili karakteristik
populasi secara keseluruhan (Sarjono dan Julianita, 2011). Metode penentuan sampel yang
Iklan
(X)
Loyalitas Merek
(Y)
Autobiographical Memory
(Z) H1 H2
H3
H4
10
akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dengan kriteria yang
ditentukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
1. Responden merupakan pengguna pasta gigi Pepsodent atau pernah melakukan pembelian
pasta gigi Pepsodent.
2. Responden berusia antara 12 tahun sampai 13 tahun.
Menurut Roscoe dalam Sekaran (2006), ukuran sampel dianggap baik dalam
penelitian yaitu berjumlah lebih dari 30 dan kurang dari 500. Maka, Penelitian ini
menggunakan 300 responden sebagai sampel penelitian.
Sumber Data
Sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah data primer.
Sumber data primer yang diperoleh merupakan hasil kuesioner subyek penelitian dimana
hasil kuesioner ini disebarkan kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu anal-
anak pengguna pasta gigi Pepsodent dengan kriteria sampel yang telah ditentukan.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan, teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008).
Tabel 2.
Operasionalisasi Variabel
No. Variabel Definisi Konseptual Indikator Empirik Sumber
1. Iklan
(X)
Periklanan merupakan
pesan-pesan penjualan
yang paling persuasive
yang diarahkan
kepada calon pembeli
yang paling potensial
atas produk barang
atau jasa tertentu
dengan biaya yang
semurah-murahnya
(Jefkins, 1995)
Persepsi
- Keterpaparan
1. Konsumen sering melihat iklan
produk.
- Seleksi
2. Konsumen tertarik dengan iklan
produk.
- Kesadaran
3. Setelah melihat iklan produk,
saya menyadari keberadaan
produk tersebut.
(Moriarty,
Sandra, Nancy,
Mitchell, dan
William, 2011)
11
- Pengenalan
4. Konsumen mengenal produk
dari iklan produk.
Emosi/afektif
- Perasaan
5. Konsumen merasa senang saat
melihat iklan produk.
- Rasa Suka
6. Konsumen menyukai iklan
produk.
- Resonansi
7. Ketika melihat iklan produk,
konsumen percaya bahwa
informasi iklan benar.
Kognisi
- Kebutuhan
8. Informasi yang disampaikan
iklan produk dibutuhkan oleh
saya sebagai konsumen produk.
- Diferensiasi
9. Informasi yang disampaikan
iklan produk membuat saya
dapat membedakan produk
tersebut dengan produk lainnya
- Mengingat
10. Konsumen mengingat informasi
yang terdapat pada iklan produk
Asosiasi
- Simbolisme
11. Iklan produk identik dengan
simbol kesehatan.
- Pembelajaran Terkondisikan
12. Iklan produk sesuai dengan
situasi kehidupan konsumen
sehari-hari.
- Transformasi
13. Iklan produk mengubah produk
12
tersebut menjadi sesuatu yang
spesial yang berbeda dari
produk sejenis.
Persuasi
- Motivasi
14. Iklan produk memotivasi
konsumen untuk memiliki gigi
yang sehat.
- Pengaruh
15. Iklan produk mempengaruhi
konsumen untuk membeli
produk tersebut.
- Keterlibatan
16. Sebelum konsumen membeli
produk,konsumen
memerhatikan iklan produk
tersebut.
- Keyakinan
17. Iklan produk membuat
konsumen yakin bahwa produk
tersebut dapat membuat gigi
sehat.
- Loyalitas
18. Iklan produk membuat
konsumen untuk terus setia
membeli produk tersebut.
Tindakan
- Membeli
19. Iklan produk mampu mengajak
konsumen untuk membeli
produk tersebut.
- Kontak
20. Iklan produk membuat saya
menghubungi suara konsumen
untuk mendapatkan informasi
lebih lanjut.
- Mendukung
13
21. Iklan produk membuat
konsumen memberitahukan
orang lain untuk membeli
produk.
- Mencegah
22. Informasi yang disampaikan
pada iklan membuat konsumen
untuk mencegah kerusakan yang
ada pada gigi.
2. Autobiographical
Memory
(Z)
Autobiographical
memory adalah
memori dari
pengalaman
sebelumnya yang akan
disimpan sebagai
memori jangka
panjang (Braun, Ellis,
dan Loftus, 2002)
Pengalaman Tak Terlupakan
- Terkesan Dengan Produk
Karena Manfaatnya Yang
Bervariasi
23. Manfaat produk yang
bermacam-macam membuat
konsumen terkesan
- Terkesan Dengan Produk
Karena Rasanya Segar
24. Konsumen terkesan dengan rasa
segar produk tersebut
- Terkesan Dengan Produk
Karena Iklannya Yang Menarik
25. Konsumen terkesan dengan
produk karena iklannya yang
menarik
- Terkesan Dengan Produk
Karena Orang Lain
Membicarakannya
26. Konsumen terkesan dengan
produk karena orang lain
membicarakan produk tersebut
- Terkesan Dengan Produk
Karena Pengalaman Pertama
Menggunakan Produk Tersebut.
27. Pengalaman pertama
menggunakan produk membuat
konsumen terkesan
(Haryanto, 2008
dalam Veronica
2015)
14
Retrieval
- Ingat Logo Produk
28. Konsumen ingat dengan logo
produk bertuliskan huruf
Pepsodent
Memori Emosional
- Ingat Dari Dulu Produk
Merupakan Pasta Gigi
Kesukaan
29. Konsumen ingat dari dulu
produk merupakan pasta gigi
kesukaan
- Ingat Dari Dulu Menyukai
Produk Dibandingkan Produk
Lain
30. Konsumen ingat dari dulu,
konsumen lebih menyukai
produk tersebut dibandingkan
dengan produk lainnya.
- Ingat Dari Dulu Merasa Senang
Ketika Menggunakan Produk
31. Konsumen ingat dari dulu,
konsumen merasa senang ketika
menggunakan produk tersebut.
- Ingat Dari Dulu Suka Dengan
Rasa Produk
32. Konsumen ingat dari dulu,
konsumen suka dengan rasa
produk tersebut
- Ingat Dari Dulu Merasa
Terkesan Dengan Iklan Produk
Yang Menarik
33. Konsumen ingat dari dulu,
konsumen terkesan dengan iklan
produk yang menarik
3. Loyalitas Merek Loyalitas merek Pengukuran Perilaku (Rangkuti,
15
(Y) merupakan sejauh
mana seorang
pelanggan
menunjukkan sikap
positif terhadap suatu
merek, mempunyai
komitmen pada merek
tertentu,, dan berniat
untuk terus
membelinya di masa
depan (Mowen dan
Minor, 2002)
- Tingkat Pembelian Ulang
34. Konsumen akan membeli
produk berulang kali
- Jumlah Merek yang Dibeli
35. Ketika konsumen membeli
produk pasta gigi, konsumen
hanya membeli satu merek pasta
gigi yaitu Produk tersebut.
Pengukuran Biaya Peralihan
36. Konsumen membeli produk
tersebut karena harganya yang
terjangkau.
Pengukuran Kepuasan
37. Konsumen merasa puas dengan
kualitas yang dimiliki produk
tersebut.
Pengukuran Kesukaan
Terhadap Merek
38. Konsumen merasa bersahabat
dengan merek produk.
39. Konsumen sudah percaya
dengan merek produk.
Pengukuran Komitmen
40. Konsumen akan
merekomendasikan merek
tersebut kepada orang lain untuk
dibeli.
2002)
Variabel-variabel tersebut diukur dengan skala likert. Skala Likert adalah skala yang
digunakan secara luas yang meminta responden menandai derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap masing-masing dari serangkaian pernyataan mengenai obyek
stimulus (Malhotra, 2009). Skala yang digunakan untuk mengukur tanggapan responden
terhadap objek penelitian yaitu :
1. Skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS)
2. Skor 4 untuk jawaban setuju (S)
3. Skor 3 untuk jawaban netral (N)
16
4. Skor 2 untuk jawaban tidak setuju (TS)
5. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS)
Teknik Analisis
Uji Keabsahan Data
A. Uji Validitas
Untuk menguji validitas dalam penelitian ini akan menggunakan Korelasi Product
Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam (Arikunto, 2002). Uji validitas ini
dilakukan untuk mengetahui keakuratan dari kuesioner dengan membandingkan r hitung
dengan nilai rtabel . Jika r hitung > rtabel atau sig < α = 0,05 (5%) maka pertanyaan tersebut
dikatakan valid yang akan dibantu dengan software SPSS.
B. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas pada penelitian ini akan memanfaatkan software SPSS yang
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha(α).
Suatu konstruk atau variabel dikatakn reliabel jika memberikan nilai α (alpha) sebesar 0,70
(Ghozali, 2011).
Uji Asumsi Klasik
A. Uji Normalitas
Uji normalitas data akan dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov karena
responden berjumlah lebih dari 50 responden (Sarjono dan Julianita, 2011). Untuk
mempermudah dalam penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam
penelitian ini diolah dengan bantuan software SPSS. Uji dilakukan dengan membandingkan
nilai sig atau signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang telah ditentukan
Kriteria Pengujian :
1. Angka Signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. >0,05 menunjukkan data berdistribusi
normal.
2. Angka Signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. < 0,05 menunjukkan data tidak
berdistribusi normal.
B. Uji Heterokedatisitas
Model Regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan
kata lain tidak terjadi heterokedastisitas (Sarjono dan Julianita, 2011). Uji yang akan
17
digunakan untuk melihat ada tidaknya heterokedatisitas dalam penelitian ini adalah uji
gletjer dengan menggunakan software SPSS.
Kriteria Pengujian :
1. Angka Signifikansi uji gletjer Sig. > 0,05 menunjukkan model regresi tidak mengandung
heterokedatisitas.
2. Angka Signifikansi uji gletjer Sig. < 0,05 menunjukkan model regresi mengandung
heterokedatisitas.
C. Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan
melihat VIF dengan menggunakan software SPSS.
Kriteria Pengujian :
1. Jika nilai VIF < 10 maka tidak terjadi gejala multikoliniearitas.
2. Jika nilai VIF > 10 maka terjadi gejala multikoliniearitas.
Analisi Jalur (Path Analysis)
Penelitian ini menggunakan analisi jalur (path analysis) sebagai uji hipotesisnya.
Melalui analisis ini dapat ditemukan jalur mana yang paling tepat dan singkat suatu
variabel independen menuju variabel dependen yang terakhir.
Sebelum melakukan analisis jalur maka peneliti perlu menyusun model hubungan
antar variabel yang disebut diagram jalur (Sugiyono, 2008).
Gambar 2.
Diagram Analisis Jalur
ϵ2
Iklan
(X)
Loyalitas Merek
(Y)
ρyz
ρyx
Autobiographical Memory
(Z)
ϵ1
ρzx
18
Keterangan :
ρzx : standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh langsung X terhadap Z.
ρyx : standardized coefficient, koefisien jalur pengaruh langsung X terhadap Y
X : Iklan
Z : Autobiographical Memory
Y : Loyalitas Merek
ϵ : Standart Error
a. Hipotesis untuk persamaan Struktural Sub I :
Gambar 2.1
Struktural Sub I
Dari gambar 2.1 terdapat variabel endogen (Z) dan variabel eksogen (X) yang
memiliki persamaan struktur Z = ρzxX+ ρzε1ϵ1
b. Hipotesis untuk persamaan Struktural Sub II :
Gambar 2.2
Struktural Sub II
Dari gambar 2.2 terdapat variabel endogen (Y) dan variabel eksogen (X dan Z), yang
memiliki persamaan struktur Y = ρyxX+ ρyzZ+ρy ε2ϵ2
A. Koefisien Determinasi (R2)
ϵ1
Iklan
(X)
ρzx
Autobiographical Memory
(Z)
ϵ2
Iklan
(X)
Loyalitas Merek
(Y)
Autobiographical Memory
(Z) ρyz
ρyx
19
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan
variabel independen menjelaskan variabel dependen. Hasil R2 didapat dengan
menggunakan software SPSS dengan melihat tabel Model Summaryb dan tertulis R Square
(Nugroho, 2005) .
Nilai koefisien determinasi (R2) antara nol dan satu. Nilai R2 yang mendekati 0
berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen semakin
kecil/rendah namun nilai R2 yang mendekati 1 berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen semakin besar/tinggi.
B. Uji Statistik F
Pada penelitian ini hasil F-test didapat dengan menggunakan software SPSS dengan
melihat tabel ANOVA dengan tingkat level of significant yang ditentukan oleh peneliti
(Nugroho, 2005). Pada penelitian ini level of significant yang ditentukan sebesar 0.05 (5%)
dengan ketentuan :
Kriteria Pengujian :
1. Jika Sig. Atau signifikansi ≤ level of significant maka artinya signifikan
2. Jika Sig. Atau signifikansi ≥ level of significant maka artinya tidak signifikan
C. Uji Statistik t
Pada penelitian ini hasil t-test didapat dengan menggunakan software SPSS dengan
melihat tabel Coefficientsa dengan tingkat level of significant yang ditentukan oleh peneliti
(Nugroho, 2005). Pada penelitian ini level of significant yang ditentukan sebesar 0.05 (5%)
dengan ketentuan :
Kriteria Pengujian :
1. Jika Sig. Atau signifikansi ≤ level of significant maka artinya signifikan
2. Jika Sig. Atau signifikansi ≥ level of significant maka artinya tidak signifikan
Uji Sobel
Variabel intervening dalam penelitian ini adalah autobiographical memory. Dimana
akan dilakukan pengujian hipotesis intervening dengan uji sobel (Sobel test). Uji sobel
dilakukan dengan cara menguji pengaruh tidak langsung variabel iklan (X) ke variabel
loyalitas merek (Y) melalui variabel intervening yaitu autobiographical memory (Z)
(Veronica, 2015). Besarnya pengaruh tidak langsung dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
20
Sp2p3 = √p32Sp22+p22Sp32+Sp22Sp32
Kemudian untuk mencari nilai t statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai
berikut :
t = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3
Keterangan :
p2 : Unstandardized coefficient beta variabel independen
p3 : Unstandardized coefficient beta variabel intervening
Sp2 : Standar error independen
Sp3 : Standar error intervening
Kriteria pengujian :
1. Jika t-hitung > t-tabel, maka ada pengaruh tidak langsung antara variabel independen
(X) terhadap variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (Z)
2. Jika t-hitung < t-tabel, maka tidak ada pengaruh tidak langsung antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (Z)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Keabsahan Data
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.
Dalam penelitian ini pre-test untuk menguji validitas dan reliabilitas dilakukan
pada tanggal 27 September 2017 terhadap 30 responden yang diambil di SMP Negeri 3
Salatiga dengan uji coba kuesioner sebanyak 40 butir pernyataan. Kuesioner ini dibagi
kedalam 3 bagian dari setiap masing-masing variabel yaitu Iklan (X) sebanyak 22 butir
pernyataan, Autobiographical Memory (Z) sebanyak 11 butir pernyataan, dan Loyalitas
Merek (Y) sebanyak 7 butir pernyataan.
Pada uji pre-test , terdapat 6 pernyataan yang tidak valid dikarenakan hasilnya lebih
kecil dari pada r tabel sebesar 0,͡361 yaitu pada variabel iklan terdapat 5 pernyataan yaitu
pada pernyataan nomor 4 (saya mengenal pasta gigi Pepsodent dari iklan), 6 (saya
menyukai iklan pasta gigi Pepsodent), 11(iklan pasta gigi Pepsodent identik dengan simbol
kesehatan), 14 (iklan pasta gigi Pepsodent memotivasi saya untuk memiliki gigi yang
sehat), dan 20 (iklan pasta gigi Pepsodent membuat saya menghubungi suara konsumen
21
untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai pasta gigi Pepsodent). Serta pada
variabel autobiographical memory terdapat 1 pernyataan yang tidak valid yaitu pada
pernyataan nomor 3 (saya terkesan dengan pasta gigi Pepsodent karena iklannya yang
menarik). Oleh karena itu, 6 pernyataan yang tidak valid tersebut dihilangkan. Sedangkan,
uji reliabilitas menunjukan bahwa setiap variabel reliabel untuk dilakukan penelitian karena
memiliki nilai Cronbach Alpha(α) lebih dari 0,70 atau dapat dilihat lebih rinci pada
lampiran 2, tabel 10 sampai 15.
Karakteristik Responden
Kuesioner Penelitian ini dibagikan kepada 300 responden yang berumur 12 sampai
13 tahun pengguna pasta gigi Pepsodent atau pernah melakukan pembelian pasta gigi
Pepsodent. Profil responden digunakan untuk melihat serta mengetahui gambaran
responden yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun gambaran responden, seperti pada
tabel dibawah ini:
Tabel 3.
Profil Responden
No. Keterangan Sub-kategori Frekuensi %
1. Jenis Kelamin Laki-laki 167 55,7%
Perempuan 133 44,3%
2. Uang Saku per Hari
< Rp 5.000 4 1,3%
≥Rp 5.000 – Rp 10.000 177 59%
>Rp 10.000 – Rp 15.000 86 28,7%
> Rp 15.000 33 11%
3. Sekolah Swasta 146 48,7%
Negeri 154 51,3%
4. Pekerjaan Orang Tua
Ibu rumah tangga 33 11%
Buruh 27 9%
Pegawai Negeri 30 10%
Pegawai Swasta 45 15%
Tenaga Pendidik 27 9%
Swasta 57 19%
Aparat Keamanan 9 3%
Wiraswasta 72 24%
5. Pasta Gigi Yang Di
gunakan
Sama dengan yang dibeli orang
tua
241 79,7%
22
Dipilih sendiri oleh adik,
kemudian baru dibelikan oleh
orang tua
51 17%
Dipilih sendiri dan dibeli dengan
uang saku sendiri
6 2%
Sama dengan yang dipakai
teman-teman lainnya
4 1,3%
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 3 menurut jenis kelamin, maka dari 300 responden pengguna
pasta gigi Pepsodent didapatkan paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 55,7%
sedangkan 44,3% berjenis kelamin perempuan. Selanjutnya pada kategori uang saku per
hari paling banyak responden memiliki uang saku antara Rp 5.000 – Rp 10.000 sebesar
59%. Sedangkan paling sedikit memiliki uang saku per hari dibawah Rp 5.000 sebesar
1,3%. Lalu pada kategori sekolah dari 300 responden sebesar 51,3% bersekolah di
sekolahan negeri dan 48,7% bersekolah di sekolahan swasta. Berdasarkan kategori
pekerjaan orang tua paling banyak yaitu wiraswasta sebesar 24% sedangkan yang paling
sedikit yaitu aparat keamanan sebesar 9 responden dengan persentase 3%. Pada kategori
pasta gigi yang digunakan paling banyak responden memilih sama dengan yang dibeli
orang tau sebesar 79,7% sedangkan yang paling sedikit yaitu memilih sama dengan yang
dipakai teman-teman lainnya 1,3%.
Uji Asumsi Klasik
Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan, hasil dari uji normalitas dengan
uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,200, dimana jika nilai
Signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov Sig. > 0,05 menunjukkan data berdistribusi normal.
Setelah itu dilakukan uji heterokedatisitas dengan menggunakan uji gletjer diperoleh uji
gletjer dengan nilai signifikansi iklan sebesar 0,507 dan autobiographical memory sebesar
0,260 > 0,05 menunjukkan model regresi adalah model regresi yang baik atau tidak
mengandung heterokedatisitas. Sedangkan, hasil uji multikoliniearitas dengan melihat VIF
dengan menggunakan software SPSS menunjukkan bahwa semua variabel yaitu iklan
sebesar 2,023 dan autobiographical memory sebesar 2,023 memiliki nilai VIF < 10,00,
dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikorelasi atau tidak memiliki
23
korelasi antar variabel independennya atau dapat dilihat lebih rinci pada lampiran 3, tabel
16 sampai 18.
Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis I
Pengujian hipotesis I dilakukan untuk melihat hasil dari uji koefisien determinasi
(R2), uji statistik F dan uji statistik t dengan rumus model persamaan sub struktur I
sebagai berikut :
Z = ρzxX+ ρzε1ϵ1
Berdasarkan hasil perhitungan dengan software SPSS, diperoleh hasil secara
simultan dan parsial seperti dibawah ini :
A. Pengaruh Iklan (X) Secara Simultan Terhadap Autobiographical Memory (Z)
Untuk melihat pengaruh iklan terhadap autobiographical memory secara
simultan, sebelumnya akan dilakukan uji koefisien determinasi (R2) untuk melihat
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen,
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,711a ,506 ,504 4,18426
a. Predictors: (Constant), Iklan
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4, nilai R square sebesar 0,506. Nilai ini digunakan untuk
melihat besarnya pengaruh iklan terhadap autobiographical memory dengan
menghitung keofisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai berikut :
KD = r2 x 100%
KD = 0.506 x 100%
KD = 50,6%
Nilai 50,6% mempunyai arti bahwa pengaruh iklan terhadap
autobiographical memory sebesar 50,6%, sedangkan sisanya sebesar 49,4% (100%
- 50,6%) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain diluar model ini.
24
Selanjutnya akan dilakukan uji hopitesis dengan uji statistik f untuk melihat
pengaruh iklan secara simultan terhadap autobiographical memory, dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 5.
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1 Regression 5338,396 1 5338,396 304,911 ,000b
Residual 5217,400 298 17,508
Total 10555,797 299
a. Dependent Variable: Auto
b. Predictors: (Constant), Iklan
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 5, bahwa dapat disimpulkan iklan memiliki pengaruh
positif dan signifikan secara simultan terhadap autobiographical memory dengan
melihat nilai signifikansi (Sig.) 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan berdasarkan uji
koefisien determinasi (R2) bahwa iklan terhadap autobiographical memory
memiliki pengaruh sebesar 50,6% .
B. Pengaruh Iklan (X) Secara Parsial Terhadap Autobiographical Memory (Z)
Selanjutnya akan dilakukan uji hopitesis dengan uji statistik t untuk melihat
pengaruh iklan secara parsial terhadap autobiographical memory, dengan hasil
sebagai berikut:
Tabel 6.
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8,807 1,655 5,321 ,000
Iklan ,446 ,026 ,711 17,462 ,000
a. Dependent Variable: Auto
Sumber: Data Primer diolah, 2017
25
Berdasarkan tabel 6, bahwa dapat disimpulkan iklan memiliki pengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap autobiographical memory dengan
melihat nilai signifikansi (Sig.) 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan besarnya pengaruh
iklan terhadap autobiographical memory memiliki pengaruh sebesar 0,446 atau
44,6% sedangkan sisanya 55,4% (100% - 44,6%) dipengaruhi oleh faktor lain atau
variabel-variabel lain diluar model ini.
Persamaan struktural I menjadi sebagai berikut :
Z = 0,446X+ 0,703ϵ1
Angka residu sebesar diperoleh dari √1 − 𝑅2
√1 − 0,506 = 0,703
Gambar 3.
Model Struktural Sub I
2. Pengujian Hipotesis II dan III
Pengujian hipotesis II dan III dilakukan untuk melihat hasil dari uji koefisien
determinasi (R2), uji statistik F dan uji statistik t dengan rumus model persamaan sub
struktur II sebagai berikut :
Y = ρyxX+ ρyzZ+ρyε2ϵ2
Berdasarkan hasil perhitungan dengan spss, diperoleh hasil secara simultan dan
parsial seperti dibawah ini :
A. Pengaruh Iklan (X) dan Autobiographical Memory (Z) Secara Simultan
Terhadap Loyalitas Merek (Y)
Untuk melihat pengaruh iklan dan autobiographical memory terhadap
loyalitas merek secara simultan, sebelumnya akan dilakukan uji koefisien
determinasi (R2) untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen, dengan hasil sebagai berikut:
Iklan
(X)
Autobiographical Memory
(Z)
ϵ1
0,446
0,703
26
Tabel 7.
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Mod
el
R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,764a ,584 ,581 2,932
a. Predictors: (Constant), Auto, Iklan
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berdasarkan tabel 7, nilai R square sebesar 0,584. Nilai ini digunakan untuk
melihat besarnya pengaruh iklan dan autobiographical memory terhadap loyalitas
merek dengan menghitung keofisien determinasi (KD) dengan rumus sebagai
berikut :
KD = r2 x 100%
KD = 0.584 x 100%
KD = 58,4%
Nilai 58,4% mempunyai arti bahwa pengaruh iklan dan autobiographical
memory terhadap loyalitas merek sebesar 58,4%, sedangkan sisanya sebesar 41,6%
(100% - 58,4%) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain diluar model
ini.
Selanjutnya akan dilakukan uji hopitesis dengan uji statistik f untuk melihat
pengaruh iklan dan autobiographical memory secara simultan terhadap loyalitas
merek, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 8.
Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1 Regression 3581,771 2 1790,885 208,389 ,000b
Residual 2552,399 297 8,594
Total 6134,170 299
a. Dependent Variable: Brandloyal
b. Predictors: (Constant), Auto, Iklan
Sumber: Data Primer diolah, 2017
27
Berdasarkan tabel 8, bahwa dapat disimpulkan iklan dan autobiographical
memory memiliki pengaruh positif dan signifikan secara simultan terhadap loyalitas
merek dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan
berdasarkan uji koefisien determinasi (R2) bahwa iklan dan autobiographical
memory terhadap loyalitas merek memiliki pengaruh sebesar 58,4% .
B. Pengaruh Iklan (X) dan Autobiographical Memory (Z) Secara Parsial Terhadap
Loyalitas Merek (Y)
Selanjutnya akan dilakukan uji hopitesis dengan uji statistik t untuk melihat
pengaruh iklan dan autobiographical memory secara parsial terhadap loyalitas
merek, dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 9.
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 2,390 1,213 1,970 ,050
Iklan ,120 ,025 ,251 4,718 ,000
Auto ,431 ,041 ,565 10,609 ,000
a. Dependent Variable: Brandloyal
Sumber: Data Primer diolah, 2017
1. Pengaruh Iklan Terhadap Loyalitas Merek
Berdasarkan tabel 9, bahwa dapat disimpulkan iklan memiliki pengaruh
positif dan signifikan secara parsial terhadap loyalitas merek dengan melihat nilai
signifikansi (Sig.) 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan besarnya pengaruh iklan terhadap
loyalitas merek memiliki pengaruh sebesar 0,120 atau 12,0% sedangkan sisanya
88% (100% - 12,0%) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain diluar
model ini.
2. Pengaruh Autobiographical Memory Terhadap Loyalitas Merek
Berdasarkan tabel 9, bahwa dapat disimpulkan Autobiographical Memory
memiliki pengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap loyalitas merek
28
dengan melihat nilai signifikansi (Sig.) 0,000 lebih kecil dari 0,05 dan besarnya
pengaruh iklan terhadap loyalitas merek memiliki pengaruh sebesar 0,431 atau
43,1% sedangkan sisanya 56,9% (100% - 43,1%) dipengaruhi oleh faktor lain atau
variabel-variabel lain diluar model ini.
Maka, persamaan struktural II menjadi sebagai berikut :
Y = 0,120X+ 0,431Z+ 0,645ϵ2
Angka residu sebesar diperoleh dari √1 − 𝑅2
√1 − 0,584 = 0,645
Gambar 4.
Model Struktural Sub II
Maka, Model Struktur Analisi Jalur sebagai berikut :
Gambar 5.
Model Struktur Analisis Jalur
Persamaan strukturalnya adalah :
Substruktur I : Z = 0,446X+ 0,703ϵ1
Substruktur II : Y = 0,120X+ 0,431Z+ 0,645ϵ2
ϵ2
Iklan
(X)
Loyalitas Merek
(Y)
Autobiographical Memory
(Z)
0,120
0,431 0,645
ϵ2
Iklan
(X)
Loyalitas Merek
(Y)
Autobiographical Memory
(Z)
0,120
0,431 0,645
0,446
0,703
ϵ1
29
Pengujian Hipotesis IV
Uji Sobel
Uji sobel dilakukan menguji apakah variabel intervening yaitu autobiographical
memory mampu memediasi variabel iklan dan variabel loyalitas merek. Adapun hasil
perhitungan uji sobel sebagai berikut :
Keterangan :
p2 : beta iklan pada kolom Unstandardized coefficient
p3 : beta autobiographical memory pada kolom Unstandardized coefficient
Sp2 : Standar error iklan pada kolom Unstandardized coefficient
Sp3 : Standar error autobiographical memory pada kolom Unstandardized coefficient
Sp2p3 = √p32Sp22+p22Sp32+Sp22Sp32
Sp2p3 = √0,4312.0,0262 + 0,4462.0,0412 + 0,0262.0,0412
Sp2p3 = √0,000461088588
Sp2p3 = 0,0214729734317351
Dimana, hasil perhitungan nilai t :
t = 𝑝2𝑝3
𝑆𝑝2𝑝3
t = 0,446.0,431
0,0214729734317351
t = 8,952, dimana t-tabel : 1,968
Berdasarkan hasil diatas nilai t-hitung sebesar 8,952 > t-tabel sebesar 1,968, maka
dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh tidak langsung antara variabel iklan (X) terhadap
variabel loyalitas merek (Y) melalui autobiographical memory.
Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, maka didapatkan
hasil sebagai berikut:
Pengaruh Iklan terhadap Autobiographical Memory
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan variabel iklan dapat
mempengaruhi autobiographical memory konsumen serta memiliki pengaruh sebesar
30
50,6%. Sedangkan secara parsial variabel iklan memiliki pengaruh positif dam signifikan
terhadap autobiographical memory serta berpengaruh sebesar 44,6% dan sisanya 55,4%
(100% - 44,6%) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain diluar model ini.
Braun (1999) menyatakan bahwa iklan yang diterima oleh konsumen akan mengingatkan
kembali ingatannya saat menggunakan produk tersebut. Sejalan dengan hal tersebut, Lee
dan Johnson (2004) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa iklan menjalankan sebuah
fungsi “pengingat”. iklan terus-menerus mengingatkan para konsumen tentang sebuah
produk dimana ingatan itu akan disimpan dan dimasa yang akan datang mereka akan tetap
membeli produk yang diiklankan tanpa mempedulikan merek pesaingnya. Berdasarkan data
yang telah didapatkan sebanyak 138 responden sering sekali melihat iklan pasta gigi
Pepsodent maka ketika semakin sering responden melihat iklan produk tersebut maka
ingatan responden terhadap produk tersebut akan semakin kuat. Hal ini dapat dilihat dari
pernyataan dari hasil kuesioner yang diberikan pada responden yang menunjukkan
responden sering melihat iklan pasta gigi Pepsodent:
Gambar 6.
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Berkaitan dengan hal tersebut, Bassiouni dan Hackley (2014) dalam penelitiannya
mengungkapkan bahwa anak-anak dari umur 5 sampai 16 tahun saat ini dapat dengan
mudah mengakses teknologi komunikasi digital oleh karena itu kemudahan dalam
mengakses teknologi tersebut mengakibatkan anak-anak dapat dengan mudah melihat
iklan-iklan pasta gigi Pepsodent sehingga ingatan anak tersebut akan semakin kuat terhadap
produk tersebut. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Kurniawan dan Haryanto (2011) menyatakan bahwa semakin baik iklan yang dimiliki
0
50
100
150
SangatTidakSetuju
TidakSetuju
Netral Setuju SangatSetuju
1 3
42
116138
Pernyataan: Saya sering melihat iklan pasta
gigi Pepsodent
31
perusahaan maka akan semakin kuat juga ingatan jangka panjang (autobiographical
memory) sehingga dapat diartikan bahwa semakin baik iklan yang dimiliki oleh pasta gigi
Pepsodent maka semakin kuat juga ingatan jangka panjang (autobiographical memory)
konsumen.
Pengaruh Autobiographical Memory terhadap Loyalitas Merek
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan variabel autobiographical
memory dapat mempengaruhi loyalitas merek konsumen serta pengaruh sebesar 58,4%.
Sedangkan secara parsial variabel autobiographical memory memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap loyalitas merek serta memiliki pengaruh sebesar 0,431 atau 43,1%
sedangkan sisanya 56,9% (100% - 43,1%) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-
variabel lain diluar model ini. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Pillemer (1998) dalam
Riegler dan Riegler (2009) menyatakan bahwa autobiographical memory memiliki fungsi
direktif yaitu dengan mengingat peristiwa-peristiwa yang dialami secara pribadi dan secara
rinci dapat berpengaruh terhadap perilaku langsung dimasa depan. Dalam hal ini, ketika
seseorang memiliki autobiographical memory yang baik terhadap suatu produk akan
berdampak pada perilakunya dimasa yang akan datang termasuk semakin kuatnya
loyalitasnya terhadap merek tertentu.
Berdasarkan data yang didapatkan bahwa 116 responden setuju bahwa merasa puas
dengan kualitas produk yang dimiliki oleh pasta gigi Pepsodent yang secara langsung
pengalaman merasa puas tersebut akan berdampak pada loyalitas pada merek tersebut
(Mowen dan Minor, 2002). Hal ini dapat dilihat dalam peraga berikut:
Gambar 7.
Sumber: Data Primer diolah, 2017
0
50
100
150
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju
Netral Setuju Sangat
Setuju
2 1
70
116 111
Pernyataan: Saya merasa puas dengan
kualitas produk yang dimiliki oleh pasta
gigi Pepsodent
32
Berdasarkan gambar 7, pengalaman citra positif terhadap kualitas pada pasta gigi
Pepsodent setelah menggunakannya akan berpengaruh pada kesetiaanya terhadap merek
Pepsodent. Berdasarkan data yang didapatkan pengalaman citra positif pada pasta gigi
Pepsodent ini disebabkan oleh beberapa hal yang terkait dengan produk, yaitu: ingatan
mengenai kesegaran pada mulut anak setelah menggunakan produk, rasa mint pada produk,
isinya yang berwarna putih, warna gigi yang menjadi lebih putih setelah menggunakan
produk, mencegah gigi berlubang, seperti pada penjelasan responden pada kuesioner:
“Pepsodent itu memberi kesegaran pada mulut kita dan memutihkan gigi ...” “rasanya
menyegarkan, mencegah gigi berlubang ...” . Dari data yang didapatkan berdasarkan
lingkungan sekolah responden yaitu baik di responden yang bersekolah negeri maupun
swasta merasa terkesan dengan rasa segar yang dihasilkan dari pasta gigi Pepsodent.
Kesegaran yang terkandung dalam pasta gigi Pepsodent menjadikan anak-anak yang
bersekolah di negeri maupun swasta senang menggunakan pasta gigi tersebut sehingga
meciptakan citra positif bagi Pepsodent. Marconi (1993) dalam Fajrianthi dan Farah (2005)
menjelaskan bahwa produk yang memiliki citra positif akan menimbulkan kesetiaan
konsumen pada merek tersebut. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawan dan Haryanto (2011) menyatakan bahwa semakin kuat
autobiographical memory anak maka akan semakin kuat juga loyalitas merek konsumen
sehingga dapat diartikan bahwa semakin kuat ingatan jangka panjang (autobiographical
memory) maka loyalitas merek produk pasta gigi Pepsodent akan semkain tinggi.
Pengaruh Iklan terhadap Loyalitas Merek
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa secara simultan variabel iklan dapat
mempengaruhi loyalitas merek konsumen serta memiliki pengaruh sebesar 58,4%.
Sedangkan secara parsial variabel iklan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas merek serta memiliki pengaruh sebesar 0,120 atau 12,0% sedangkan sisanya 88%
(100% - 12,0%) dipengaruhi oleh faktor lain atau variabel-variabel lain diluar model ini.
Sejalan dengan hasil tersebut, Menurut Raising Children Network menyatakan bahwa anak-
anak berumur antara 12-13 tahun sudah mampu memahami tujuan periklanan dan
menggunakan informasi yang ada diiklan untuk memutuskan apa yang mereka inginkan.
Oleh karena itu pengiklan akan menggambarkan produknya sebaik mungkin agar menarik
anak-anak untuk membeli produk mereka dengan menggunakan daya tarik serta strategi
33
yang berbeda-beda (Barve, Sood, Nithya, dan Virmani, 2015) . Hal tersebut dilakukan
untuk meyakinkan anak-anak dan sebagai salah satu cara terbaik menjadikan anak-anak
loyal terhadap mereknya (Narayan, 2011).
Berkaitan dengan loyalitas merek, Paramita (2010) dalam penelitiannya menyatakan
bahwa anak laki-laki maupun perempuan berumur 12-14 tahun akan selalu membeli pasta
gigi yang biasa digunakan dan akan mencari ketempat lain jika pasta gigi tersebut tidak ada
di gerai yang dikunjungi. Salah satu faktor yang mendukung pengaruh loyalitas merek
tersebut yaitu kepercayaan/keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap merek tersebut
(Schiffman dan Kanuk, 2004). Kepercayaan/keyakinan ini dapat berupa informasi yang
terdapat pada iklan. Berdasarkan data yang didapatkan terdapat 103 responden percaya
bahwa informasi yang terdapat didalam iklan Pepsodent benar. Hal ini dapat dilihat dalam
peraga berikut.
Gambar 8.
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa faktor yang mempengaruhi loyalitas merek
tersebut adalah iklan. Lee dan Johnson (2004) menyatakan bahwa periklanan menjalankan
sebuah fungsi “persuasive”; iklan mencoba membujuk para konsumen untuk membeli
merek-merek tertentu atau mengubah sikap mereka terhadap produk atau perusahaan
tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dari data yang didapatkan bahwa sebesar 52,3%
responden menyatakan iklan pasta gigi Pepsodent membuat responden untuk tetap setia
pada produk pasta gigi Pepsodent. Sejalan dengan hal tersebut, penelitian yang dilakukan
oleh Veronica (2015) menyatakan bahwa iklan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
loyalitas merek sehingga dapat diartikan bahwa semakin baik iklan yang dimiliki
perusahaan maka loyalitas merek produk pasta gigi Pepsodent akan semakin tinggi.
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
Pernyataan: Saya percaya informasi yang terdapat didalam
iklan Pepsodent benar
103
102
82
112
34
Pengaruh Iklan Terhadap Loyalitas Merek Melalui Autobiographical Memory
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel autobiographical memory mampu
memediasi variabel iklan dan variabel loyalitas merek serta memiliki pengaruh sebesar
0,192 atau 19,2% (0,446 x 0,431). Hal ini terlihat dari hasil uji sobel yang telah dilakukan
sebelumnya. Hasil tersebut menyimpulkan bahwa iklan yang digunakan perusahaan untuk
mengkomunikasikan produknya dapat memanfaatkan autobiographical memory yang
dimiliki konsumen terhadap produknya agar mendapatkan loyalitas merek yang kuat.
Menurut Pillemer (1998) dalam Riegler dan Riegler (2009) menyatakan bahwa bagian
penting dari percakapan atau berkomunikasi dengan orang lain yaitu melibatkan
pembicaraan kisah-kisah pribadi mereka yang relevan dengan topik pembicaraan. Berkaitan
dengan hal tersebut kisah-kisah pribadi atau ingatan seseorang memiliki peran yang penting
dalam sebuah komunikasi. Maka ketika suatu perusahaan ingin mengkomunikasikan
produknya kepada konsumen baik itu melalui iklan sebaiknya perusahaan dapat
menggunakan autobiographical memory atau ingatan masa lalu konsumen sebagai salah
satu unsur yang dapat memperkuat loyalitas merek dari konsumen.
Hal ini juga didukung oleh data yang didapatkan bahwa anak-anak yang berumur
12-13 tahun memiliki ingatan yang baik saat dulu menggunakan pasta gigi Pepsodent, yaitu
sebanyak 132 anak menyatakan bahwa terkesan dengan rasa segar dari pasta gigi
Pepsodent. Selain itu, 117 anak-anak berumur 12-13 tahun menyatakan bahwa anak
tersebut ingat dulu, menyukai rasa pasta gigi Pepsodent. Ingatan yang baik terhadap pasta
gigi Pepsodent ini dapat dimanfaatkan dengan menciptakan iklan yang memanfaatkan
ingatan-ingatan positif tersebut untuk menciptakan loyalitas merek pada produk tersebut.
Merujuk pernyataan Marconi (1993) dalam Fajrianthi dan Farah (2005) menjelaskan bahwa
produk yang memiliki citra positif akan menimbulkan kesetiaan konsumen pada merek
tersebut. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan dan Haryanto
(2011) menyatakan bahwa semakin baik iklan yang dimiliki perusahaan maka akan
semakin kuat juga ingatan jangka panjang (autobiographical memory) yang dimiliki pada
anak yang berdampak pada semakin kuatnya loyalitas merek anak tersebut.
35
Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, variabel iklan memiliki pengaruh
positif dan signifikan terhadap variabel autobiographical memory. Lalu Variabel
autobiographical memory memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
loyalitas merek dan variabel iklan juga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
loyalitas merek. Serta variabel autobiographical memory dapat mempengaruhi pengaruh
tidak langsung antara pengaruh iklan terhadap loyalitas merek maka dapat disimpulkan
secara simultan dan parsial variabel iklan dapat mempengaruhi variabel autobiographical
memory lalu variabel iklan dan autobiographical memory secara simultan dan parsial dapat
mempengaruhi loyalitas merek. Serta variabel autobiographical memory dapat memediasi
antara pengaruh iklan terhadap loyalitas merek sehingga dapat diartikan untuk membangun
loyalitas merek pada suatu produk sebaiknya iklan yang dibuat dapat memasukkan unsur-
unsur autobiographical memory (memori masa lalu) yang ada dibenak konsumen mengenai
produk tersebut sehingga konsumen dapat mengingat kembali kenangannya atau
ingatannya ketika dulu menggunakan produk tersebut.
Implikasi Teoritis
Berdasarkan kesimpulan yang telah dibahas, maka implikasi teoritis dalam
penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Kurniawan dan Haryanto (2011)
menyatakan bahwa semakin baik iklan yang dimiliki perusahaan maka akan
semakin kuat juga ingatan jangka panjang (autobiographical memory) serta
semakin kuat autobiographical memory anak maka akan semakin kuat juga loyalitas
merek konsumen.
2. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian Veronica (2015) menyatakan bahwa
iklan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas merek.
Implikasi Terapan
Hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini khususnya bagi perusahaan yaitu
sebaiknya ketika perusahaan ingin membangun loyalitas merek yang kuat pada sebuah
produk sebaiknya iklan yang dibuat oleh perusahaan dapat menambahkan hal-hal yang
mengingatkan konsumen dari produk tersebut pada masa lalu sehingga iklan yang dibuat
dapat mengingatkan konsumen kembali pada saat dulu menggunakan produk serta
36
bagaimana kesan saat pertama kali menggunakan produk sehingga hal ini dapat berdampak
pada loyalitas konsumen terhadap merek yang semakin kuat.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu penggunaan bahasa pada kuesioner yang
akan disebar kepada responden karena responden dalam penelitian ini yaitu anak-anak
berumur 12 sampai 13 tahun. Penggunaan bahasa yang rumit dan tidak sederhana
menyebabkan responden akan mengalami kesulitan dalam memahami maksud dari
pernyataan dan pertanyaan pada kuesioner yang diberikan.
Saran Penelitian
Dengan melihat keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penelitian ini maka
sebaiknya pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan bahasa yang lebih sederhana dan
mudah dimengerti di pernyataan dan petanyaan yang terdapat pada kuesioner.
.
37
Daftar Pustaka
Abram, S., & Luther, J. (2014). Born With The Chip: The Next Generation Will
Profoundly Impact Both Library Service and The Culture Within The Profession.
Journal of Customer Behaviour , 34-37.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta
Barve, G., Sood, A., Nithya, S., & Virmani, T. (2015). Effects of Advertising on Youth
(Age Group of 13-19 Years Age). Journal Mass Communication & Journlism , 5.
Bassiouni, D. H., & Hackley, C. (2014). 'Generation Z' Children's Adaptation To Digital
Consumer Culture: A Critical Literature Review. JOURNAL OF CUSTOMER
BEHAVIOUR , 113-133.
Braun, K. A. (1999). Post-experince Advertising Effects on Consumer Memory. Journal of
Consumer Research , 319-334.
Braun, K. A., Ellis, R., & Loftus, E. F. (2002). Make my Money: How Advertising Can
Change Our Memories of the Past. Journal of Psychology & Marketing , 1-23.
Downie, C., & Glazebrook, K. (2007). Mobile Phone and The Consumer Kids. Australia
Institute Research , 1-7.
Ekstrom, K. M. (2007). Parental Consumer Learning or Keeping Up With The Children.
Journal of Consumer Behaviour , 203-217.
Fajrianthi, & Farah, Z. (2005). Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen. INSAN ,
3.
Ghozali, I. (2005). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS edisi 3.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, I. (2011). APLIKASI ANALISIS MULTIVARIETE DENGAN PROGRAM IBM
SPSS edisi 5. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hariyana, N. (2013). Pengaruh Penggunaan Iklan Endorser Produk Sabun LUX Media
Televisi Terhadap Keputusan Pembelian dan Loyalitas Merek Pada Konsumen
38
Produk Sabun LUX di Kabupaten Jember. Jurnal Ekonomi Akuntansi & Manajemen
, 1-28.
Jefkins, F. (1995). PERIKLANAN. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.
Kurniawan, S., & Haryanto, J. O. (2011). Kids As Future Market: The Role of
Autobiographical Memory in Building Brand Loyalty. Journal of Arts, Science &
Commerce , 77-90.
Lee, M., & Johnson, C. (2004). PRINSIP-PRINSIP POKOK PERIKALAN DALAM
PERSPEKTIF GLOBAL. Jakarta: Prenada Media.
Malhotra, N. K. (2009). Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. Jakarta: PT Indeks.
Monika, L., & Prabowo, H. (2013). Pengaruh Iklan dan Kualitas Produk Terhadap
Kepuasan Pelanggan dan Dampaknya Pada Loyalitas Merek di PT Cipta Skynindo.
Binus Journal , 1-8.
Moriarty, Sandra, Nancy, Mitchell, & William, W. (2011). Advertising Edisi 8. Jakarta:
Kencana.
Mowen, J. C., & Minor, M. (2002). PERILAKU KONSUMEN. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.
Narayan, A. (2011, April 26). Effects of Advertising on Children. Dipetik 11 23, 2017, dari
THE VIEWSPAPER: http://theviewspaper.net/effects-of-advertising-on-children/
Nugroho, B. A. (2005). STRATEGI JITU MEMILIH METODE STATISTIK PENELITIAN
DENGAN SPSS. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Paramita, E. L., & Ihalauw, J. J. (2010). Anak Sebagai Future Market: Studi
Autobiographical Memory. Jurnal Manajemen & Bisnis , 59-76.
R. C. (2016, Desember 09). Advertising and Children. Dipetik November 23, 2017, dari
raisingchildren.net.au: http://raisingchildren.net.au/articles/advertising.html
Rangkuti, F. (2002). The Power of Brands. Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
39
Riegler, G. R., & Riegler, B. R. (2009). Cognitive Psychology: Applying The Science of
The Mind. USA: Pearson Education Inc.
Sarjono, H., & Julianita, W. (2011). SPSS vs LISREL. Jakarta: Salemba Empat.
Schiffman, L. G., & Kanuk, L. L. (2004). Consumer Behavior. New Jersey: Prentice Hall.
Sekaran, U. (2 e006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Shimp, T. A. (2010). Advertising, Promotion, & Other Aspects of Integrated Marketing
Communications. Canada: Nelson Education, Ltd.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono, F. (2005). Strategi Bisnis Modern. Yogyakarta: Andi.
Unilever. (2016, Juli 14). Unilever Indonesia Bukukan Penjualan Rp 36,5 Triliun di 2015.
Dipetik Juni 20, 2017, dari Unilever Indonesia:
https://www.unilever.co.id/news/press-releases/2016/unilever-indonesia-bukukan-
penjualan-rp-36-5-triliun-di-2015.html
Award, T. B. (2017). Top Brand Index 2017 Fase 1. Dipetik Juli 14, 2016, dari Top Brand
Award:http://www.topbrand-award.com/top-brand-survey/survey-
result/top_brand_index_2017_fase_1
Veronica, F. (2015). Pengaruh Advertising dan Autobiographical Memory Terhadap Brand
Image serta Dampaknya Pada Brand Loyalty (Studi Kasus Pada Es Krim Magnum
di Jakarta Selatan). Repository UIN Syarif Hidayatullah , 1-185.
40
Lampiran 1
Kuesioner Penelitian
Nama :
Gender : Laki-Laki Perempuan
Usia :
Nama Sekolah :
Kelas :
Pekerjaan Ayah/Ibu :
Uang Saku per Hari :
Petunjuk
Dibawah ini terdapat sejumlah pertanyaan dan pernyataan.
Jawablah pertanyaan dan pernyataan dengan jawaban yang paling sesuai menurut
adik.
Disediakan lima (5) pilihan jawaba, yaitu : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak
Setuju (TS), Netral/Tidak Berpendapat (N), Setuju (S), Sangat Setuju (SS).
STS TS N S SS
Berilah tanda centang ( ), untuk jawaban yang sesuai menurut adik.
41
1. Produk pasta gigi yang saat ini digunakan adalah :
...........................................................................................................................
2. Hal apa saja yang adik ingat mengenai pasta gigi yang sekarang dipakai ?
Berikan uraian singkat tentang hal yang masih diingat itu:
...................................................................................................................................... .
.......................................................................................................................................
.......................................................................................................................................
.......................................................................................
3. Apakah pasta gigi yang sekarang digunakan
a. Sama dengan yang dibeli orang tua
b. Dipilih sendiri oleh adik, kemudian baru dibelikan oleh orang tua
c. Dipilih sendiri dan dibeli dengan uang saku atau uang jajan sendiri
d. Sama dengan yang dipakai teman-teman lainnya
e. .................................................................................................................................
.........................................................(Jawaban lain jika tidak ada)
42
Selanjutnya, silahkan diisi pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda
centang( ) terhadap jawaban yang paling sesuai menurut adik dibawah ini.
Iklan
No. Keterangan
STS TS N S SS
1. Saya sering melihat iklan pasta
gigi Pepsodent
2. Saya tertarik dengan iklan
pasta gigi Pepsodent
3. Iklan pasta gigi Pepsodent
membuat saya sadar bahwa ada
pasta gigi yang bernama
Pepsodent
4. Saya merasa senang ketika
melihat iklan pasta gigi
Pepsodent
5. Saya percaya informasi yang
terdapat didalam iklan
Pepsodent benar
6. Informasi yang disampaikan
pada iklan pasta gigi Pepsodent
dibutuhkan oleh saya sebagai
konsumen Pepsodent
7. Informasi yang disampaikan
iklan membantu saya
membedakan pasta gigi
Pepsodent dengan pasta gigi
lainnya
8. Saya ingat informasi yang
disampaikan iklan pasta gigi
43
Pepsodent
9. Iklan pasta gigi Pepsodent
sesuai dengan situasi
No. Keterangan
STS TS N S SS
Kehidupan saya sehari-hari
10. Iklan pasta gigi Pepsodent
mengubah Pepsodent menjadi
Pasta gigi yang spesial
11. Iklan pasta gigi Pepsodent
mempengaruhi saya dalam
memutuskan untuk membeli
pasta gigi Pepsodent
12. Saya memerhatikan iklan pasta
gigi Pepsodent sebelum
membeli pasta gigi tersebut.
13. Iklan pasta gigi Pepsodent
membuat saya yakin bahwa
Pepsodent dapat membuat gigi
sehat
14. Iklan pasta gigi Pepsodent
membuat saya untuk tetap setia
pada produk pasta gigi
Pepsodent
15. Iklan pasta gigi Pepsodent
mampu mengajak saya untuk
membeli produk pasta gigi
Pepsodent
16. Iklan pasta gigi Pepsodent
44
membuat saya
memberitahukan orang lain
untuk membeli pasta gigi
Pepsodent
17. Informasi yang disampaikan
No. Keterangan
STS TS N S SS
dalam iklan Pepsodent
membuat saya agar mencegah
kerusakan yang ada pada gigi
Autobiographical Memory
No. Keterangan
STS TS N S SS
1. Saya terkesan dengan manfaat
pasta gigi Pepsodent yang
bermacam-macam
2. Saya terkesan dengan rasa
segar dari pasta gigi Pepsodent
3. Saya terkesan dengan pasta
gigi Pepsodent karena orang
lain membicarakannya
4. Saya terkesan dengan
pengalaman pertama saya
menggunakan pasta gigi
Pepsodent
5. Saya ingat logo pasta gigi
Pepsodent bertuliskan huruf
Pepsodent
45
6. Saya ingat dari dulu pasta gigi
Pepsodent merupakan pasta
gigi kesukaan saya
7. Saya ingat dari dulu, saya lebih
menyukai pasta gigi Pepsodent
dibandingkan dengan produk
pasta gigi lainnya
No. Keterangan
STS TS N S SS
8. Saya ingat dari dulu, saya
merasa senang ketika
menggunakan pasta gigi
Pepsodent
9. Saya ingat dari dulu, saya suka
dengan rasa pasta gigi
Pepsodent
10. Saya ingat dari dulu, saya
terkesan dengan iklan pasta
gigi Pepsodent yang menarik
Loyalitas Merek
No. Keterangan
STS TS N S SS
1. Saya akan membeli pasta gigi
Pepsodent berulang kali
2. Ketika saya membeli produk
pasta gigi, saya hanya membeli
satu merek pasta gigi yaitu
pasta gigi Pepsodent
46
3. Saya membeli pasta gigi
Pepsodent karena harganya
yang terjangkau
4. Saya merasa puas dengan
kualitas produk yang dimiliki
oleh pasta gigi Pepsodent
5. Saya merasa bersahabat
dengan merek pasta gigi
Pepsodent
6. Saya sudah percaya dengan
merek pasta gigi Pepsodent
7. Saya akan merekomendasikan
pasta gigi Pepsodent kepada
orang lain untuk dibeli
Lampiran 2
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.
Tabel 10.
Hasil Uji Validitas Variabel Iklan
Item
Pernyataan
Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan
X_1 ,406 VALID
X_2 ,425 VALID
X_3 ,598 VALID
X_4 ,627 VALID
X_5 ,642 VALID
X_6 ,523 VALID
X_7 ,549 VALID
X_8 ,489 VALID
X_9 ,490 VALID
X_10 ,590 VALID
X_11 ,792 VALID
X_12 ,582 VALID
47
X_13 ,761 VALID
X_14 ,786 VALID
X_15 ,666 VALID
X_16 ,689 VALID
X_17 ,568 VALID
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 11.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Iklan
Cronbach’s Alpha N of Item
,892 17
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 12.
Hasil Uji Validitas Variabel Autobiographical Memory
Item
Pernyataan
Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan
Z_1 ,719 VALID
Z_2 ,597 VALID
Z_3 ,384 VALID
Z_4 ,551 VALID
Z_5 ,412 VALID
Z_6 ,591 VALID
Z_7 ,674 VALID
Z_8 ,581 VALID
Z_9 ,727 VALID
Z_10 ,586 VALID
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 13.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Autobiographical Memory
Cronbach’s Alpha N of Item
,786 10
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 14.
Hasil Uji Validitas Variabel Loyalitas Merek
Item
Pernyataan
Corrected Item-Total
Correlation
Keterangan
48
Y_1 ,852 VALID
Y_2 ,854 VALID
Y_3 ,398 VALID
Y_4 ,650 VALID
Y_5 ,725 VALID
Y_6 ,854 VALID
Y_7 ,625 VALID
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 15.
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Loyalitas Merek
Cronbach’s Alpha N of Item
,837 7
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Lampiran 3
Hasil Uji Asumsi Klasik
Tabel 16.
Hasil Uji Normalitas
Unstandardized
Residual
N 300
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.92172076
Most Extreme Differences Absolute .041
Positive .041
Negative -.0355
Test Statistic .041
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 17.
Hasil Uji Heterokedatisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4,009 ,752 5,329 ,000
49
Iklan -,010 ,016 -,054 -,665 ,507
Auto -,028 ,025 -,092 -1,128 ,260
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data Primer diolah, 2017
Tabel 18.
Hasil Uji Multikoliniearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 2,390 1,213 1,970 ,050
Iklan ,120 ,025 ,251 4,718 ,000 ,494 2,023
Auto ,431 ,041 ,565 10,609 ,000 ,494 2,023
a. Dependent Variable: Brandloyal
Sumber: Data Primer diolah, 2017