Upload
khangminh22
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENDAHULUAN
Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) memberlakukan Tata
Gereja dan Tata Laksana (Tager Talak) yang baru pada tanggal
28 Mei 2015. Dalam Tager Talak 2015 ini, GKJ berusaha
mewujudkan kehidupan bersama dengan gereja-gereja lain dan
semua komunitas melalui partisipasi aktif jemaatnya (Sinode
Istimewa GKJ 2015, Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ,p.6).
Hal yang menjadi pembeda antara Tager Talak 2015 dengan
Tager Talak yang sebelumnya adalah pada dasar pendekatannya.
Pada Tager Talak sebelumnya yaitu tahun 2005, dominan
pendekatan yang digunakan adalah Hukum Gereja. Hukum gereja
yang dimaksud merupakan subyek sebuah studi teologi secara
sistematis yang mengkaji prinsip-prinsip ekklesiologis dari
aturan-aturan dalam gereja. Johanes Calvin, seorang teolog
Kristen terkemuka pada masa Reformasi Protestan, yang mana
sebelumnya dia sempat belajar ilmu hukum pada sebuah
universitas di Paris. Dia berpendapat bahwa hukum gereja itu
sama dengan hukum negara, tetapi hukum negara belum tentu
sama dengan hukum gereja. Maksud dari pendapatnya tersebut
adalah suatu negara membutuhkan gereja selama berada di dunia
ini, namun bukan berarti gereja menyerahkan segalanya kepada
pemerintah. Ia menjelaskan bahwa pemerintah berasal dari Allah,
tetapi pemerintahan rohani yang diselenggarakan oleh gereja,
membina manusia supaya memperoleh keselamatan, dan untuk
pemerintahan sipil atau negara, dikatakan memiliki peranan untuk
membina kehidupan bersama di dunia ini. Sedangkan untuk
2
penerapan Tager Talak yang baru ini (2015), dikatakan memiliki
pendekatan Pastoral Transformatif.
Pastoral transformatif adalah segala bentuk penggembalaan
yang dilakukan secara setara dan saling mengubah gereja
bersama dengan sesama demi terwujudnya pemulihan,
pemberdayaan dan pembaruan kehidupan sebagai gambar Allah.
Hal ini berarti bahwa segala keputusan dan cara bertindak setiap
GKJ harus menghasilkan kemampuan bagi setiap warga gereja
untuk saling menginspirasikan panggilan bagi pertobatan dan
perbaikan hidup, serta kemampuan untuk mengampuni,
menerima, memulihkan, melengkapi, memberdayakan demi
melanjutkan harapan bagi upaya membangun dan mencapai
dambaan eskatologi masyarakat damai sejahtera sebagaimana
ditunjukkan oleh Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja.
Tager Talak juga tak lagi dipandang sebagai sebuah hukum
yang legalistik formal untuk menghakimi pihak-pihak dengan
posisi yang berbeda, namun dapat dipahami sebagai sebuah
kesepakatan bersama dalam rangka memahami diri ditengah
perjumpaan yang terus menerus dengan berbagai elemen kultural
yang ada. Adanya pendekatan pastoral transformatif dalam GKJ,
dapat membuka peluang bagi jemaat untuk terlibat dengan
berbagai kompetensi atau talenta yang mereka miliki. Dengan
memperhatikan tingkat pendidikan jemaat yang beragam serta
kompetensi yang dimiliki berbeda-beda, maka potensi dan
kekuatan gereja makin beragam dan berkualitas. Tidak hanya itu,
tanggung jawab dan keterlibatan jemaat dalam hidup bergereja
pun dapat berkembang lebih dinamis. Jemaat sudah bukan lagi
3
menjadi obyek, tetapi bertindak sebagai subyek sehingga dapat
menghasilkan nilai bagi GKJ.
Prasetyo (2015) berpendapat bahwa pastoral transformatif
perlu dilakukan di gereja, di dalam mengatasi setiap
permasalahan yang muncul dalam dirinya sendiri. Konsep
pastoral trasnformatif pada dasarnya menunjukkan bahwa di
dalam gereja yang terjadi adalah bekerja bersama saling
mendukung dalam mewujudkan kesempurnaan di dalam Kristus
dengan mendasarkan pada kesadaran bahwa pada dasarnya setiap
manusia memiliki potensi kebaikan karena setiap manusia dan
ciptaan tidak terlepas dari pancaran dan penyertaan kasih ilahi.
Dengan adanya pendekatan pastoral transformatif yang
mulai diterapkan pada GKJ, dapat mengubah arah perubahan
jemaat untuk menjadi semakin misioner. GKJ dituntut agar dapat
memberdayakan warga gerejanya dengan cara melihat peluang
dan potensi dari sumber daya disekitar. Hal tersebut tidak
menutup kemungkinan bagi GKJ untuk dapat menciptakan
inovasi guna memaksimalkan produktivitas dan efektivitas.
Dalam hal ini, kemandirian GKJ diakui untuk menentukan
kebijakan lokal masing-masing sesuai koridor yang disepakati
dalam Tager Talak. Masing-masing gereja dan pelayan gereja
dipanggil untuk menyatakan transformasi dirinya sebagai
kesaksian hidup bersama (Prasetyo, 2015).
GKJ menggunakan prinsip-prinsip suatu organisasi dengan
sistem manajemen untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut
tentunya memerlukan pengaturan keuangan yang memadai agar
dapat membuat keputusan-keputusan yang berkenan dengan
4
kegiatan-kegiatannya secara efektif. Gereja tidak dimaksudkan
menjadi organisasi yang mencari keuntungan, namun demikian
dalam pelaksanaannya gereja juga memerlukan dana. Dana yang
ada nantinya digunakan untuk mendukung misi dan
pelayanannya, maka dari itu anggaran sangatlah dibutuhkan.
Anggaran memiliki pengertian pernyataan mengenai estimasi
kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2009). Anggaran
ini dimaksudkan agar suatu organisasi dapat mengetahui batas
kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tugasnya agar
selaras dengan tujuan dan kebutuhan organisasi. Terdapat dua
unsur penting dari anggaran, yaitu: (1) proses penyusunan
anggaran dibuat dan (2) pengimplementasian anggaran sebagai
rencana organisasi (Hansen, 2007). Dalam perkembangannya,
anggaran mengalami dua era yang berbeda yaitu era liberal dan
era informasi. Dalam era liberal, penganggaran menitikberatkan
pada proses controlling dalam proses berjalannya anggaran,
sedangkan dalam era informasi mengalami pergeseran menjadi
proses monitoring daripada melakukan controlling.
Penelitian ini mencoba melihat permasalahan yang terjadi
diantaranya; (1) Bagaimana pemahaman paradigma pastoral
transformatif di GKJ Gondokusuman dan (2) Bagaimana
paradigma pastoral transformatif diimplementasikan terhadap
budget di GKJ Gondokusuman. Alasan dipilihnya GKJ
Gondokusuman sebagai obyek penelitian karena mulai
diberlakukannya Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen
Jawa (Tager Talak GKJ) Tahun 2015 yang diberlakukan mulai
5
tanggal 28 Mei 2015. Tager Talak GKJ Tahun 2015 ini
diungkapkan mempunyai watak pastoral transformatif,
menunjukkan arah pembangunan jemaat untuk lebih
memberdayakan Warga Gereja. Warga Gereja bukan menjadi
obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Dengan demikian
semua program yang bertujuan memberdayakan warga
nampaknya perlu menjadi prioritas dan mendapat dukungan dari
semua pihak. Selain itu berdasarkan informasi yang peneliti
peroleh, GKJ Gondokusuman telah mampu memiliki dan
membiayai Panti Wredha dan Panti Asuhan dengan anggarannya
sendiri. Tak hanya itu, bidang diakonia yang dimiliki oleh GKJ
Gondokusuman juga memiliki Komisi Transformatif dan
Pemberdayaan Ekonomi Jemaat yang tugasnya adalah
meningkatkan kesejahteraan warga khususnya warga rimatan
dengan memberikan bantuan modal usaha dalam bentuk
pinjaman lunak.
Diharapkan kedepannya penelitian ini dapat memperkaya
ilmu ekonomi yang berkaitan dengan budget dan pastoral
transformatif. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan
bermanfaat bagi Gereja yang diteliti terutama dalam hal
mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki, sehingga
diharapkan kedepannya dapat mendukung organisasi Gereja ke
arah yang lebih baik. Tidak hanya itu GKJ Gondokusuman juga
dapat dijadikan percontohan bagi gereja yang lain dalam hal
mengatur dan mengelola anggarannya, sehingga fokus gereja
dalam melakukan pelayanan tidak hanya bersifat internal namun
juga bersifat eksternal.
6
TINJAUAN PUSTAKA
Pastoral Transformatif
Kata pastoral berasal dari pastor (bahasa Latin, dalam
bahasa Yunani: poimen) yang berarti gembala. Secara tradisional,
hal ini merupakan tugas “pendeta” yang harus menjadi gembala
bagi jemaat atau “domba-Nya”. Pengistilahan ini dihubungkan
dengan diri Yesus Kristus dan karya-Nya sebagai “Pastor sejati”
atau “Gembala yang baik” (Yohanes 10). Dijelaskan lebih
lanjut,Van Beek (2007) mengungkapan bahwa hal ini mengacu
pada pelayanan Yesus yang tanpa pamrih, bersedia memberikan
pertolongan dan pengasuhan terhadap para pengikut-Nya, bahkan
rela mengorbankan nyawa-Nya. Pelayanan-Nya ini merupakan
pelayanan manusiawi, sehingga diharapkan pengikut-Nya dapat
mencontoh dan meneladani. Oleh sebab itu menurut Van Beek
(2007), tugas pastoral bukan hanya tugas resmi atau monopoli
para pastor atau pendeta saja, tetapi juga setiap orang yang
menjadi pengikut-Nya.
Istilah transformasi berasal dari bahasa Latin trans
(diseberang atau menyeberang) dan formation (dari forma =
bentuk, rupa, wujud) yang berkaitan dengan kata kerja formare
yang berarti “memberi bentuk kepada”, “membentuk”. Maka
istilah transformasi memuat makna suatu perubahan bentuk yang
selalu terjadi dalam suatu proses (Martasudjita, 2002). Suatu
transformasi tentu mengandaikan suatu proses. Makna gereja
yang bertransformatif pun berada dalam jalur gerakan yang sama.
Gereja harus bersedia secara dinamis untuk menyesuaikan diri
7
dan mengubah tradisi-tradisinya dengan konteks situasi dan
tantangan jaman yang ada.
Secara internal, gereja sebagai suatu persekutuan orang
percaya dipanggil untuk mampu memberikan bukti dalam
kehidupan sehari-hari. Pastoral transformatif tidak saja
diperuntukkan bagi pelayanan gereja ke luar atau masyarakat
luas, melainkan hal tersebut harus terlebih dahulu berhasil
diujikan dalam kehidupan bersama di dalam tubuh gereja sendiri.
Oleh karenanya pastoral transformatif perlu dilakukan gereja di
dalam mengatasi setiap permasalahan yang muncul di dalam
dirinya sendiri. Konsep pastoral transformatif pada dasarnya
menunjukkan bahwa di dalam gereja yang terjadi adalah bekerja
bersama saling mendukung dalam mewujudkan kesempurnaan di
dalam Kristus dengan mendasarkan pada kesadaran bahwa pada
dasarnya setiap manusia memiliki potensi kebaikan karena setiap
manusia dan ciptaan tidak terlepas dari pancaran dan penyertaan
kasih Ilahi (Djegadut, 1996).
Dalam Mukadimah Tager Talak GKJ 2015 dikatakan
bahwa pastoral transformatif adalah segala bentuk
penggembalaan yang dilakukan secara setara dan saling
mengubah oleh gereja bersama dengan sesama demi terwujudnya
pemulihan, pemberdayaan, dan pembaharuan kehidupannya
sebagai gambar Allah. Penggembalaan adalah wujud perhatian
dan pertolongan yang didasarkan pada kasih Tuhan Yesus Kristus
dalam kehidupan bergereja yang dilakukan oleh dan semua pihak.
Dengan demikian tindakan penggembalaan bukanlah tindakan
untuk menghakimi atau menjatuhkan seseorang, melainkan
8
bentuk kasih yang diungkapkan untuk bersama-sama dalam
kesatuan jemaat memelihara iman terhadap Tuhan Yesus kristus
(I Petrus 5:2, Roma 12:8,10). Hal ini berarti bahwa segala
keputusan dan cara bertindak setiap gereja harus menghasilkan
kemampuan bagi setiap warga gereja untuk saling
menginspirasikan panggilan bagi pertobatan dan perbaikan hidup,
serta kemampuan untuk mengampuni, menerima, memulihkan,
melengkapi, memberdayakan demi melanjutkan harapan bagi
upaya membangun dan mencapai kehidupan berjemaat di gereja.
Gereja tidak hanya dipanggil untuk mengubah dunia, tetapi gereja
dipanggil juga untuk mampu mengubah diri bersama dunia.
Transformasi terjadi bila masing-masing pihak baik gereja
maupun konteks mengalami perubahan (Prasetyo, 2015).
Terdapat lima komponen utama dari Pastoral Transformatif
yaitu setara, saling mengubah, mewujudkan pemulihan,
pemberdayaan dan pembaharuan kehidupan. Masing-masing
dapat dijelaskan sebagai berikut, dikatakan “setara” dalam arti
gereja bersifat kepada jemaatnya untuk segala informasi
keuangan, baik informasi pemasukan keuangan yang didapat
gereja maupun pengeluarannya. “Setara” juga dapat diartikan
jemaat turut berpartisipasi aktif didalam proses kemajuan dan
pembangunan gereja (Prasetyo, 2015).
“Saling mengubah” dalam arti fokus pelayanan yang
dilakukan gereja tidak hanya bersifat internal tetapi juga bersifat
eksternal (Prasetyo, 2015). Jemaat dituntut untuk dapat menjadi
semakin misioner sehingga GKJ dapat memberdayakan warga
9
gerejanya dengan cara melihat peluang dan potensi dari sumber
daya disekitar.
“Mewujudkan pemulihan” dalam arti mengembalikan
sesuatu yang tercuri atau yang dipinjam, arti lain adalah
membentuk kembali (Yoel 2:25). Pemulihan mengandung konsep
pembentukan kembali segala sesuatu kedalam kesatuan,
keselarasan dan keutuhan yang dimiliki di dalam Tuhan pada
awal mulanya sewaktu segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus
Yesus (Prasetyo, 2015). Hal ini mengandung arti segala sesuatu
berasal dari Allah. Segalanya memiliki sumber di dalam Dia, dan
segalanya dari dalam diri-Nya. Sebab segala sesuatu dari Dia oleh
Dia dan kembali kepada Dia. Jemaat dituntut agar dapat
mengelola kemampuan dan talenta yang mereka miliki demi
kemajuan Gereja, sehingga warga Gereja bukan lagi menjadi
obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Dengan fokus
pelayanan tidak hanya pada internal gereja, tetapi juga eksternal
Gereja.
“Pemberdayaan” dalam arti suatu proses pendidikan dalam
meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta mampu
hidup mandiri (Prasetyo, 2015). “Pemberdayaan” menekankan
proses dan bukan semata-mata hasil (output) dari proses tersebut.
“Pembaharuan kehidupan”, dalam arti setiap perubahan
yang terjadi di dalam gereja itu sendiri tidak hanya dipandang
berdasarkan besar kecilnya bangunan atau gedung gereja yang
dimiliki, bukan pula tercermin pada lengkap dan canggihnya
peralatan sarana prasarana pendukung gereja, namun tercermin
10
dari masing-masing pribadi pengelola dan pemakai anggaran
gereja (Prasetyo, 2015).
Cara berpikir pastoral transformatif menekankan proses
sebagai fokus utamanya, dalam hal ini salah dan benar tidak
selalu menjadi tujuan utama. Tujuan utama cara berpikir pastoral
transformatif adalah penyadaran melalui proses. Pendekatan
pastoral transformatif menempatkan semua pada posisi setara
(equal). Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah (Setyawan,
2015)
Selain itu juga diungkapkan bahwa pastoral transformatif
menunjuk arah pembangunan jemaat yang lebih memberdayakan
warga gereja. Warga gereja bukan lagi menjadi obyek, tetapi juga
bertindak sebagai subyek. Dengan demikian semua program yang
bertujuan memberdayakan warga nampaknya perlu menjadi
prioritas dan mendapat dukungan dari semua pihak.
Budget (Anggaran)
Menurut Mardiasmo (2011:61) menjelaskan definisi
anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang
hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan
dalam ukuran financial, sedangkan penganggaran adalah proses
atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Nafarin
(2012:19) mendefiniskan anggaran (budget) merupakan rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan
dalam suatu uang.
11
Menurut Rahayu dan Rachman (2013:4) anggaran
merupakan alat perencanaan dan pengendalian. Perencanaan
adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang
seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan
tertentu, sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang,
memutuskan apa yang sebenarnya telah terjadi dan
membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya.
Halim dan Kusufi (2016:48) mendefinisikan anggaran
sebagai dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik berupa
penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran
moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan
menyertakan data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan
penilaian kinerja.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
budget (anggaran) merupakan rencana operasi keuangan suatu
organisasi yang diwujudkan dalam bentuk finansial dan disusun
secara sistematis untuk periode waktu tertentu yang mencakup
estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan
yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran tersebut.
Anthony dan Govindarajan (2005) menyatakan bahwa
terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam proses
penyusunan anggaran, diantaranya adalah melalui pendekatan top
down budget planning, bottom up atau kombinasi antara top down
dan bottom up budget. Dalam perencanaan anggaran
menggunakan pendekatan top down, rencana anggaran telah
12
ditetapkan oleh organisasi atasan, sedangkan unit organisasi
dibawahnya tinggal melaksanakan. Sementara itu perencanaan
anggaran dengan pendekatan bottom up atau disebut juga
anggaran partisipasi, unit kerja mengajukan usulan anggaran
sedangkan manajemen atasan mengevaluasi dan menyetujui
usulan anggaran unit. Setelah rencana anggaran selesai disusun,
tahapan selanjutnya adalah pembahasan dan pengesahan.
Tahapan pengesahan anggaran merupakan tahap yang sangat
penting, sebab tanpa mendapat persetujuan dari pihak atau
manajemen yang berwenang, anggaran yang diusulkan tidak
dapat dilaksanakan. Anggaran dapat dilaksanakan setelah
mendapatkan persetujuan dari pihak atau manajemen yang
berwenang. Pada tahap pelaksanaan, pengguna anggaran
mengajukan permintaan pencairan anggaran berdasarkan rencana
penarikan dana. Tahap terakhir siklus penganggaran adalah
pelaporan dan pertanggungjawaban.
Sistem penganggaran harus disesuaikan dengan struktur dan
jenis organisasinya, demikian pula dengan proses penyusunan
anggarannya. Pada organisasi bisnis, mereka melakukan proses
penyusunan anggaran dengan tujuan mencapai keuntungan yang
sebesar-besarnya selain itu anggaran dalam organisasi bisnis ini
merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk
publik. Sedangkan organisasi non profit melakukan proses
penyusunan anggaran dengan tujuan untuk mengalokasikan
segenap sumber daya yang dimiliki organisasi tersebut untuk
melaksanakan berbagai program-programnya dalam upaya
mencapai visi misi serta tujuan utama berdirinya organisasi
13
tersebut, yaitu memberikan pelayanan pada masyarakat. Atas
dasar perbedaam orientasi inilah yang menyebabkan adanya
perbedaan dalam hal pendanaan. Berbeda dengan organisasi
bisnis yang memperoleh sumber pendanaan dari pemilik yang
mengharapkan adanya tingkat pengembalian tertentu atas dana
yang telah disetorkan. Organisasi non profit memperoleh sumber
pendanaan dari para donatur yang secara sukarela memberikan
dana tanpa mengharapkan tingkat pengembalian apapun.
Berikut ini merupakan beberapa jenis penganggaran non
profit menurut Mahmudi,2013 ;
a. Line Item Budget
Line item budget termasuk kategori sistem
penganggaran yang cukup tua sehingga disebut bagian
dari sistem anggaran tradisional.Line item budget
merupakan sistem anggaran yang menyajikan belanja
berdasarkan input atau sumber daya yang digunakan.
Line item budget berfokus pada input dan memberikan
informasi tentang berapa banyak dibelanjakan dan
bagaimana membelanjakannya tetapi kurang
menekankan mengenai apa yang dibelanjakan.
Kelemahan line item budget adalah kurang dapat
menginformasikan tentang efisiensi anggaran karena
tidak dilakukan pengkaitan antara input dengan output.
Line item budget lebih berfokus pada pembuatan
keputusan tentang input, tetapi tidak mengukur efisiensi
dan efektivitas program. Oleh karena itu sistem line item
budgetkurang baik untuk mengukur akuntabilitas kinerja
14
yang menekankan pelaksanaan value for money
(ekonomi, efisiensi dan efektivitas). Line item budget
hanya mengukur ekonomi, tetapi tidak mengukur
efisiensi dan efektivitas organisasi (Shah,2007).
Dengan sistem line item budget, kinerja anggaran
diukur berdasarkan tingkat serapan anggaran.
Kemampuan menghabiskan atau menyerap anggaran
menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur
keberhasilan organisasi. Sebagai akibatnya dalam
praktik sering terjadi perilaku birokrat yang selalu
berusaha untuk menghabiskan anggaran tanpa melihat
hasil dan kualitas (Bastian,2006).
Kelebihan line item budget diantaranya adalah
sederhana dan mudah mengadministrasikannya serta
cukup baik untuk pengendalian input, membantu
perencanaan serta penetapan prioritas. Manfaat penting
line item budget lainnya adalah adanya spesifikasi atas
batas anggaran (budget ceiling) dalam proses alokasi
anggaran dan memastikan bahwa unit kerja tidak
melakukan pengeluaran melebihi batas anggaran.
Dengan demikian anggaran line item budget ini dapat
membantu untuk mengontrol pengeluaran melalui
pengetatan anggaran.
Meskipun line item budget dikategorikan sebagai
anggaran tradisional, line item budget tidak bisa
dihilangkan sama sekali dan dalam beberapa bentuk
dikombinasikan dengan sistem anggaran modern.
15
b. Incremental Budget
Incremental budgetmerupakan sistem penganggaran
yang hanya menambah atau mengurangi jumlah
anggaran dengan menggunakan data anggaran tahun lalu
sebagai dasar perencanaan tahun sekarang, atau
anggaran tahun sekarang sebagai dasar perencanaan
anggaran tahun depan. Incremental budgetdigunakan
untuk kegiatan yang selalu ada atau rutin dilakukan
setiap tahun atau untuk program dan kegiatan yang
berlanjut dari tahun sebelumnya.
Dalam praktiknya incremental budgetseringkali
diikuti dengan sistem line item budget. Dengan sistem
line item dan incremental budgetdalam perencanaan
anggaran hanya melakukan peningkatan atau penurunan
(incremental) atas pos-pos anggaran yang sudah ada
sebelumnya.
Kelebihan sistem Incremental budgetadalah cocok
untuk penganggaran kegiatan yang sifatnya rutin dan
selalu dilakukan. Sistem incremental budget juga mudah
dilakukan karena tidak harus merumuskan dari awal
tentang pos-pos anggaran apa saja yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan suatu program. Kelemahan sistem
incremental budgetini antara lain karena menggunakan
anggaran tahun lalu sebagai dasar penganggaran, maka
seringkali terjadi duplikasi anggaran. Selain itu, dasar
kenaikan dan penurunan pos anggaran terkadang tidak
16
melalui analisis yang memadai sesuai dengan kebutuhan
anggaran yang rasional.
c. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)
Planning, programming, budgeting system
(PPBS)atau disebut programme budgeting merupakan
sistem penganggaran yang penyusunan anggarannya
berdasarkan program. Setiap unit kerja memiliki visi,
misi, tujuan dan strategi organisasi yang dituangkan
dalam renstra unit kerja. Renstra unit kerja kemudian
dijabarkan dalam rencana operasional yang berisi
program kerja beserta target kinerjanya. PPBS
menjabarkan program kerja dalam bentuk anggaran yang
diperlukan untuk masing-masing program.
Pengalokasian anggaran pada PPBS dilakukan
berdasarkan fungsi dan program. Program kerja yang
dibuat harus dikaitkan dengan tujuan. Program yang
disusun dapat bertingkat mulai dari program utama,
kategori program dan elemen prpgram. Dalam sistem
PPBS terdapat dua bagian struktur utama program dan
analisis program. Struktur program berisi kerangka
konseptual yang mengaitkan sumber daya, program dan
kegiatan dengan tujuan.
d. Zero Based Budget
Zero based budgeting merupakan sistem
penganggaran yang berbasis nol atau mulai dari nol.
ZBB tidak menjadikan setiap anggaran merupakan
anggaran yang baru sehingga dimulai dari nol.
17
Kelebihan ZBB antara lain anggaran didasarkan
kebutuhan riil bukan sekedar mengulang dan
meneruskan program lama sehingga hal ini dapat
mengurangi terjadinya duplikasi dan pemborosan
anggaran.
Kelemahan ZBB cukup rumit penyusunannya dan
sulit dalam inplementasinya. Program kerja dan kegiatan
yang tidak selalu baru harus dimulai dari nol. Cukup
banyak program dan kegiatan yang merupakan
kelanjutan dari periode anggaran sebelumnya karena
merupakan program jangka menengah. Dalam
penyusunan anggaran dengan pendekatan ZBB, terdapat
tiga langkah dasar yaitu; identifikasi unit keputusan,
membuat paket-paket keputusan dan mereview serta
merangking paket keputusan.
e. Performance Budget
Performance budget atau anggaran berbasis kinerja
merupakan sistem penganggaran yang dilakukan dengan
memperhatikan keterikatan antara anggaran (input)
dengan keluaran (output) dan hasil (outcome) yang
diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi
dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.
Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan dengan
mengaitkan setiap anggaran program dan kegiatan
dengan target kinerja, capaian kinerja, standar satuan
harga, analisis standar belanja dan standar pelayanan
minimal.
18
Gereja
Gereja dalam arti institusi tidak terlepas dari sebuah
organisasi, karena di dalam Gereja diperlukan suatu tatanan,
pengaturan, penyusunan maupun tentang pengelolaan dalam
segala sesuatu proses yang dilakukan oleh Gereja tersebut demi
tercapainya pengorganisasian yang baik sehingga Gereja dapat
mencapai tujuannya, sebagai mandataris Allah didunia. Dalam
Perjanjian Baru, Gereja dalam bahasa Yunani
yaitu “ekklesia” yang memiliki kata dasar “kaleo” yang berarti
mereka dipanggil keluar. Pengertian Gereja juga berasal dari kata
“igreya” yang berarti menjadi milik Tuhan. Jadi yang dimaksud
dengan Gereja adalah persekutuan orang percaya yang telah
menjadi milik Tuhan. Namun Gereja dapat juga dilihat sebagai
organisasi yang ditinjau dari sosiologis karena Gereja tidak akan
pernah lepas dari sudut pandang sosial kemasyarakatan. Alasan
yang mendasarinya, bahwa Gereja terdiri dari sudut bagian sosial
kemasyarakatan, sehingga Gereja terdiri dari beberapa anggota
masyarakat yang juga bagian dari negara dan dunia.
Ada dua pandangan dalam masyarakat tentang Gereja
sebagai sebuah organisasi, yaitu; (a) Pandangan yang menolak
Gereja sebagai organisasi. Pandangan ini didasarkan pada Gereja
yang merupakan suatu persekutuan orang-orang percaya kepada
Kristus dan dipimpin oleh Roh, sehingga tidak perlu dicampur
adukkan dengan organisasi dan dianggap berasal dari dunia; (b)
Pandangan yang menerima Gereja sebagai organisasi. Pandangan
ini terjadi karena gereja belumlah sempurna sehingga diperlukan
peraturan dan disusun dari keterlibatan dan disiplin hidup
19
masyarakat. Gereja ditinjau dari aspek teologis, karena Gereja
dibangun diatas satu dasar yakni Yesus Kristus sebagai Kepala
Gereja. Hal ini dikuatkan oleh Rasul Paulus yang menandaskan
bahwa kita mempunyai dua kewarganegaraan yakni
kewarganegaraan dunia dan surga.
Prasetyo (2015) berpendapat bahwa sebagai persekutuan
orang-orang beriman pada penyelamatan Allah, Gereja-gereja
Kristen Jawa (GKJ) mengembangkan berbagai pelayanan sebagai
wujud tanggapan dan tanggung jawab dalam mewartakan
kebenaran, keadilan dan kasih demi mengupayakan perbaikan
dunia menuju terwujudnya syallom (damai sejahtera) seperti
perjuangan dan teladan Yesus. Gereja sadar harus memperbaiki
diri serta belajar terus menerus memahami kondisi dunia yang
senantiasa berubah baik dalam paradigma, budaya, pengetahuan
maupun sistem sosial. Bahasa dan simbol yang dipakainya pun
harus relevan dengan kondisi jaman agar pewartaannya dapat
dipahami oleh masyarakat. Kemampuan belajar ini tidak hanya
berasal dari pengalaman yang dijalani, melainkan dikembangkan
berdasarkan keberanian berimajinasi dan berfantasi. Melalui
keduanya, manusia berusaha memetakan serta mendengarkan lagi
hal-hal yang terjadi di masa lalu tetapi tidak tampak dalam narasi,
atau mencoba membayangkan dan mendengarkan kemungkinan
percakapan dan pesan di masa depan dengan segala
kompleksitasnya.
Gereja Kristen Jawa adalah gereja yang berada dalam
konteks budaya Jawa serta mengakui bahwa budaya Jawa
tersebut merupakan kekayaan yang telah membentuk
20
kehidupannya secara kompleks, luas dan dalam. Budaya Jawa
yang dimaksud bukan sekedar budaya dalam arti proforma
(sekedar mengikuti tata cara yang berlaku) melainkan esensi
(hakikat). Artinya, bahwa budaya Jawa telah menjadi bagian yang
membentuk identitas ke-GKJ-an atau hal-hal yang terkait dengan
Gereja Kristen Jawa secara keseluruhan. Jawa adalah identititas,
tetapi semua ini bukanlah identitas statis. Proses pembentukan
identitas Jawa yang dikenal sekarang ini merupakan identitas
yang dibentuk oleh banyak faktor dalam waktu yang lama. GKJ
sebagai gereja tidak menyangkal perubahan, baik organisasi
maupun manusianya (organisme). Demikian pula dengan budaya
Jawa, senantiasa dipahami sebagai budaya yang bergerak dan
berubah sesuai dengan perubahan manusia menghadapi kondisi
dan jaman yang juga berubah
Budget dalam paradigma Pastoral Transformatif
Budget (anggaran) pada gereja termasuk ke dalam anggaran
organisasi sektor publik. Dikatakan gereja sebagai organisasi
sektor publik karena organisasi ini memperoleh sumber dana
yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya
dari sumbangan para anggota (jemaat) dan para penyumbang lain
yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari gereja (Bastian,
2010). Jika dilihat dari sudut badan hukumnya, gereja merupakan
yayasan gerejawi karena didirikan berdasarkan Stichtingbrief kerk
en armbestuur (Surat Yayasan Gerejawai) atau Oprichtingsbrief
21
kerk en armbestuur (Surat Pendirian Gereja), yaitu atas nama
Pengurus Gereja (Suharyo, 2004).
Bagi gereja, anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan
tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana
publik (jemaat) yang dibebankan kepadanya. Halim dan Kusufi
(2016:48) mengidentifikasikan bahwa anggaran ini memiliki
beberapa fungsi utama yaitu : (1) anggaran sebagai alat
perencanaan, (2) anggaran sebagai alat pengendalian, (3)
anggaran sebagai alat kebijakan fiskal, (4) anggaran sebagai alat
koordinasi dan komunikasi, (5) anggaran sebagai alat penilaian
kinerja, (5) anggaran sebagai alat motivasi dan (6) anggaran
sebagai alat untuk mencipatkan ruang publik. Terdapat tuntutan
yang lebih besar dari jemaat untuk dilakukannya transparansi dan
akuntabilitas gereja didalam mengelola keuangannya.
Proses penyusunan anggaran dalam Gereja melibatkan
banyak pihak yang tergabung dalam susunan kepengurusan
dimana kepengurusan tersebut berasal dari tiap badan, bidang dan
komisi. Tentunya latar belakang pihak penyusun anggaran
sangatlah berbeda-beda, baik dari segi jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan maupun status bekerja atau sedang menempuh
pendidikan. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses penyusunan
anggaran, dengan mempertimbangkan anggaran dibuat
berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki atau
anggaran dibuat hanya sebagai formalitas belaka dengan mengacu
pada anggaran program kerja sebelumnya.
22
Dengan mulai diberlakukannya Tager Talak GKJ 2015 yang
mana pendekatan paradigma yang digunakan adalah pastoral
transformatif, diharapkan dapat mengubah konsep budget di GKJ
itu sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pastoral
transformatif merupakan segala bentuk penggembalaan yang
dilakukan secara setara dan saling mengubah oleh gereja bersama
dengan sesama demi terwujudnya pemulihan, pemberdayaan, dan
pembaharuan kehidupannya sebagai gambar Allah. Maka dari itu
cara berpikirnya lebih menekankan pada proses sebagai fokus
utamanya, dalam hal ini salah dan benar tidak selalu menjadi
tujuan utama, tetapi proses pemberdayaan jemaat menjadi poin
utama dalam pemikiran ini. Selain itu juga diungkapkan bahwa
pastoral transformatif menunjuk arah pembangunan jemaat yang
lebih memberdayakan warga gereja.
Maka dari itu prinsip budget ini sendiri diimplementasikan
dalam paradigma pendekatan pastoral transformatif yang setara,
saling mengubah, mewujudkan pemulihan, pemberdayaan dan
pembaharuan kehidupan dapat tercermin dalam perumusan
program kerja gereja (Prasetyo, 2015). “Setara” dalam arti tidak
hanya majelis atau pengelola keuangan gereja saja yang
mengetahui besarnya pemasukan dan pengeluaran keuangan
gereja, namun jemaat dalam gereja juga dapat mengakses
informasi ini (transparansi). Tidak hanya itu, “setara” juga dapat
diimplementasikan dengan pendekatan anggaran yang bersifat
bottom up atau disebut juga dengan anggaran partisipasi, dimana
unit kerja mengajukan usulan anggaran sedangkan manajemen
23
atasan mengevaluasi dan menyetujui usulan anggaran unit. Dalam
gereja, setiap badan, bidang dan komisi turut berpartisipasi aktif
menyusun anggaran. Dengan latar belakang pihak penyusun
anggaran yang berbeda-beda, baik dari segi jenis kelamin, umur,
tingkat pendidikan maupun status bekerja atau sedang menempuh
pendidikan, maka gereja juga mendorong warga jemaatnya untuk
turut berperan aktif dalam kemajuan gereja.
“Saling mengubah” dalam arti dengan adanya anggaran yang
telah dirumuskan dalam program kerja, fokus pelayanan tidak
hanya pada internal gereja saja tetapi juga eksternal gereja
(Prasetyo, 2015). Jemaat dituntut untuk dapat menjadi semakin
misioner sehingga GKJ dapat memberdayakan warga gerejanya
dengan cara melihat peluang dan potensi dari sumber daya
disekitar. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi GKJ
untuk dapat menciptakan inovasi guna memaksimalkan
produktivitas dan efektivitas jemaat dalam berkarya dan
melayani.
“Mewujudkan pemulihan” dalam arti mengembalikan
sesuatu yang tercuri atau yang dipinjam, arti lain adalah
membentuk kembali (Yoel 2:25). Pemulihan mengandung konsep
pembentukan kembali segala sesuatu kedalam kesatuan,
keselarasan dan keutuhan yang dimiliki di dalam Tuhan pada
awal mulanya sewaktu segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus
Yesus (Prasetyo, 2015). Hal ini mengandung arti segala sesuatu
berasal dari Allah. Segalanya memiliki sumber di dalam Dia, dan
segalanya dari dalam diri-Nya. Sebab segala sesuatu dari Dia oleh
24
Dia dan kembali kepada Dia. Jemaat dituntut agar dapat
mengelola kemampuan dan talenta yang mereka miliki demi
kemajuan Gereja, sehingga warga Gereja bukan lagi menjadi
obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Dengan fokus
pelayanan tidak hanya pada internal gereja, tetapi juga eksternal
Gereja.
“Pemberdayaan” dalam arti suatu proses pendidikan dalam
meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta mampu
hidup mandiri (Prasetyo, 2015). “Pemberdayaan” menekankan
proses dan bukan semata-mata hasil (output) dari proses tersebut.
Oleh karena itu ukuran keberhasilan “pemberdayaan” adalah
dengan melihat banyak atau sedikitnya partisipasi dan
keberdayaan yang dilakukan oleh individu atau jemaat.
“Pembaharuan kehidupan”, dalam arti setiap perubahan yang
terjadi di dalam gereja itu sendiri tidak hanya dipandang
berdasarkan besar kecilnya bangunan atau gedung gereja yang
dimiliki, bukan pula tercermin pada lengkap dan canggihnya
peralatan sarana prasarana pendukung gereja, namun tercermin
dari masing-masing pribadi pengelola dan pemakai anggaran
gereja (Prasetyo, 2015). Dalam hal ini, kejujuran dalam
mengelola dan menggunakan anggaran Gereja juga menjadi
faktor penting.
Oleh karena itu untuk “mewujudkan pemulihan,
pemberdayaan dan pembaharuan”, diperlukan adanya suatu
25
pengawasan atas kinerja output anggaran dalam proses
penganggaran yang dilakukan sehingga dapat
tercipta/memberikan umpan balik. Hal tersebut perlu dilakukan
agar terjadi perbaikan secara terus menerus supaya tercapai
keberhasilan dimasa mendatang. Oleh karena itu, sistem
penganggaran yang dirasa tepat diterapkan dalam paradigma
pastoral transformatif adalah performance budget.
Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa pendekatan
penyusunan anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi
berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional,
khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak
ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam
pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan.
Penelitian ini mencoba untuk dapat memperoleh informasi
yang detail terkait pemahaman dan implementasi budget dalam
paradigma pastoral transformatif. Definisi pemahaman itu sendiri
menurut Arikunto (2009) adalah kemampuan seorang dalam
mempertahankan, membedakan, menduga (estimates),
menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,
memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.
Badriyah (2011) mendefinisikan pemahaman berasal dari kata
paham yang artinya mengerti benar tentang suatu hal. Sedangkan
pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami sesuatu.
Dan belajar adalah upaya dalam memperoleh pemahaman.
Seseorang dikatakan mengerti benar terhadap suatu konsep jika
dapat menjelaskan kembali dan menarik kesimpulan terhadap
26
konsep tersebut. Sudaryono (2012) mendefinisikan pemahaman
sebagai kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan
isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan
dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Jadi berdasarkan
penjelasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa
pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti
sesuatu. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dalam berbagai segi. Seseorang
dikatakan memahami suatu hal apabila ia dapat memberikan
penjelasan dan meniru hal tersebut dengan menggunakan kata-
katanya sendiri. Adapun indikator dari pemahaman menurut
Ruseffendi (2006) ada tiga hal, diantaranya 1) Menerjemahkan
(translation), kemampuan dalam memaknai suatu konsep abstrak
menjadi suatu model, 2) Menginterpretasi (interpretation),
kemampuan untuk memberi pendapat atau kesan atau pandangan
teoritis terhadap sesuatu dan 3) Mengekstrapolasi (extrapolation),
agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih
tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih
tinggi.
Terkait dengan implementasi Harsono (2006)
mendefinisikan implementasi sebagai sebuah kebijakan yang
harus bertransformasi menjadi tindakan dalam pelaksanaannya.
Kebijakan tersebut harus dilakukan agar dapat menyempurnakan
suatu program yang telah ditetapkan. Menurut Van Meter dan
Van Horn dalam Wahab (2008:65) implementasi adalah
27
tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu,
pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta
yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah
digariskan dalam keputusan kebijakan. Sebaliknya keseluruhan
proses implementasi kebijakan dapat dievaluasi dengan cara
mengukur atau membandingkan antara hasil akhir dari program-
program tersebut dengan tujuan-tujuan kebijakan. Adapun
indikator dari implementasi berdasarkan teori George C. Edwards
(2004) diantaranya adalah (a) Komunikasi, keberhasilan
implementasi dapat berjalan dengan baik apabila ada
komunikasiyang baik antar kelompok; (b) Sumber daya, adalah
faktor penting untuk implementasi agar efektif. Tanpa sumber
daya, kebijakan hanya tinggal di kertas dan menjadi dokumen
saja; (c) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki
implementor. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik,
maka dia akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa
yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor
memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat
kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi
tidak efektif dan (d) Struktur organisasi, salah satu dari aspek
struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya
prosedur operasi atau Standard Operating Procedures (SOP) yang
jelas, karena SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator
dalam bertindak.
Dengan demikian konsep budget dalam pastoral
transformatif mengharapkan adanya keterlibatan dari jemaat
karena dengan partisipasi aktif jemaat, memungkinkan terjadinya
28
komunikasi yang baik. Hal tersebut perlu dilakukan oleh gereja di
dalam mengatasi setiap permasalahan yang muncul didalam
tubuh gereja. Konsep pastoral transformatif pada dasarnya
menunjukkan bahwa didalam gereja yang terjadi adalah bekerja
bersama saling mendukung dan juga mendasarkan pada
kesadaran bahwa setiap manusia memiliki potensi kebaikan
karena setiap manusia dan ciptaan tidak terlepas dari pancaran
dan penyertaan kasih Ilahi (Akta Sidang Sinode Istimewa 2015).
Dalam sikap konkrit gerejawi, maka pastoral transformatif
memberikan dasar untuk menghindari bentuk-bentuk kebijakan
gereja yang bersifat menghukum, mendeskreditkan atau
menempatkan seseorang pada posisi inferior dibandingkan yang
lain. Gereja dan pelayanan gerejawi perlu lebih sensitif terhadap
bentuk-bentuk kekerasan dan hal yang dapat dikategorikan
melanggar hak asasi manusia. Gereja dan kebijakan yang diambil
hanya boleh menjadi sarana untuk manusia agar menjadi lebih
baik. Hal tersebut dapat memampukan manusia untuk menjadi
lebih peduli, saling memberi dan saling memberdayakan.
Transformasi inilah yang nantinya dapat mengantarkan gereja
beserta jemaatnya untuk dapat mencapai keadilan, kedamaian dan
kesejahteraan jemaat.
29
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang
dilakukan di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman jalan Dr.
Wahidin, No.40 kota Yogyakarta dengan metode studi kasus.
Noor (2009) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu
proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada
metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah
manusia, menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial,
hubungan erat antara peneliti dengan subjek yang diteliti.
Creswell (2010), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai
suatu metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami
makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang
dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Dalam
penelitian ini digunakan studi kasus sebagai bagian dari
penelitian kualitatif. Studi kasus berfokus pada spesifikasi kasus
dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok
budaya ataupun suatu potret kehidupan. Creswell (2010)
mengatakan bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian
dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu
program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu.
Yin (2011) mengatakan bahwa studi kasus adalah sebuah
penyelidikan empiris yang menginvestigasi fenomena
kontemporer dalam konteks kehidupan nyata, khususnya ketika
batas antara fenomena dan konteks tidak begitu jelas.
30
Alasan dipilihnya GKJ Gondokusuman sebagai obyek
penelitian ini karena mulai diberlakukannya Tata Gereja dan Tata
Laksana Gereja Kristen Jawa (TAGERTALAK GKJ) Tahun
2015 yang diberlakukan mulai tanggal 28 Mei 2015.
TAGERTALAK GKJ Tahun 2015 ini diungkapkan mempunyai
watak Pastoral Transformatif, menunjukkan arah pembangunan
jemaat untuk lebih memberdayakan Warga Gereja. Warga Gereja
bukan menjadi obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek.
Dengan demikian semua program yang bertujuan
memberdayakan warga nampaknya perlu menjadi prioritas dan
mendapat dukungan dari semua pihak. Selain itu berdasarkan
informasi yang peneliti peroleh, GKJ Gondokusuman telah
mampu memiliki dan membiayai Panti Wredha dan Panti Asuhan
dengan anggarannya sendiri. Tidak hanya itu, bidang diakonia
yang dimiliki oleh GKJ Gondokusuman mampu memiliki Komisi
Transformatif dan Pemberdayaan Ekonomi Jemaat yang tugasnya
adalah meningkatkan kesejahteraan warga khususnya warga
rimatan dengan memberikan bantuan modal usaha dalam bentuk
pinjaman lunak.
Unit Analisis dan Unit Amatan
Unit analisis adalah hakekat dari populasi yang tentangnya
hasil penelitian akan berlaku (Ihalauw,2003). Unit analisis dalam
penelitian ini adalah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman,
Yogyakarta. Sementara itu, unit amatan adalah sesuatu yang
dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka
menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis
31
(Ihalauw,2003). Unit amatan dalam penelitian ini adalah Ibu
Pdt.Dorkas Natalia selaku pendeta aktif dan Bapak Soewondo
selaku Kepala Kantor di GKJ Gondokusuman. Beliau berdua
ditugaskan secara langsung oleh Majelis Pengurus Harian (MPH)
GKJ Gondokusuman berdasarkan rapat pleno MPH GKJ
Gondokusuman untuk mendampingi penulis selama
mengumpulkan data.
Teknik dan Langkah Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif yang menyesuaikan dengan berbagai hasil wawancara,
pengamatan secara langsung, dan hasil document review dengan
teori yang digunakan dalam penelitian ini (Simanjuntak dan
Januarsi 2011). Sukmadinata (2011) mengungkapkan, penelitian
deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat
alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan
mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan.
Selain itu, penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan,
manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti,
melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.
Metode deskriptif digunakan karena penelitian ini
mendeskripsikan tentang budget dalam paradigma pastoral
transformatif. Analisis data dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas (Miles dan
Huberman 1984).
32
Adapun tahapan dalam analisis data penelitian ini adalah :
(1) Proses penelitian dimulai dengan permintaan ijin melalui surat
ijin penelitian yang diberikan oleh peneliti. (2) Setelah ijin
penelitian diberikan oleh GKJ Gondokusuman, peneliti membuat
jadwal wawancara dengan Ibu Pdt.Dorkas Natalia dan Bapak
Soewondo. (3) Melakukan wawancara. Wawancara dilakukan
dengan bantuan alat perekam suara untuk membantu peneliti
menuliskan hal-hal yang tidak tercatat dalam catatan wawancara
peneliti. (4) Mengorganisasikan data, membuat transkrip dari
hasil wawancara (data tertulis). Data kemudian dikelompokkan
sesuai dengan konsep yang ada. Data yang tidak sesuai akan
dieliminasi (dihilangkan). (5) Menganalisis data, data yang sudah
ada akan dianalisis berdasarkan teori yang ada. Apakah data yang
diperoleh sesuai dengan teori yang ada atau tidak. (6) Mengambil
kesimpulan, berdasarkan hasil analisis, diambil kesimpulan dari
penelitian ini.
33
PEMBAHASAN
A. Profil Organisasi Gereja
Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman beralamat di Jl.
Dr. Wahidin Sudirohusodo 40, Telp: (0274) 513570 Yogyakarta
55222. Gereja ini dikukuhkan dan diresmikan menjadi sebuah
jemaat yang dewasa yaitu pada tanggal 23 November 1913. Pada
saat ini GKJ Gondokusuman memiliki 7 (tujuh) orang pendeta
aktif yang melayani, diantaranya adalah sebagai berikut Pdt.
Siswadi, Pdt. Kristi, Pdt. Seno Adhi Noegroho, Pdt.Yudo Aster
Daniel, Pdt. Fendi Susanto, Pdt. Christian Muryati dan Pdt.
Dorkas Natalina.
Visi dan Misi Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman
periode tahun 2015-2019 telah ditetapkan dalam Sidang Majelis
Pleno 14 Oktober 2014. Beberapa bagian penting yang telah
dibahas adalah sebagai berikut :
Visi GKJ Gondokusuman didasarkan pada Yohanes 3:16,
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia
telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap
orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal” dan diterjemahkan dalam rumusan sederhana
menjadi; “GKJ Gondokusuman menjadi gereja yang melanjutkan
karya penyelamatan Allah”. Kata kunci dari terjemahan visi
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;(a) Gereja, sebagai
persekutuan umat percaya, merespon karya penyelamatan. Berarti
orang-orang terpanggil untuk melanjutkan karya penyelamatan
Allah. Gereja sebagai organisasi yang menjalani hidupnya dan
34
mengatur dirinya sendiri dengan prinsip-prinsip organisasi sesuai
dengan Tagertalak GKJ (2015) secara benar dan bertanggung
jawab; (b) Melanjutkan, karya penyelamatan umat manusia telah
dilakukan oleh Allah sendiri dan selanjutnya menjadi tugas kita
untuk melakukan kesaksian dan pemeliharaan keselamatan
(berdasarkan Ibrani 1 : 1-2); (c) Karya Penyelamatan Allah
adalah tindakan Allah untuk membenarkan, mengkuduskan dan
menyelamatkan milik-Nya. Selain itu adalah tindakan Allah
melalui orang-orang percaya oleh kuasa Roh Kudus manusia di
selamatkan.
Misi GKJ Gondokusuman didasarkan pada Matius 28 :19-
20, “Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan
baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku
perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Dan Markus 16:15,
“Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk”, yang kemudian diterjemahkan dalam rumusan
sederhana menjadi; “Mewartakan keselamatan kepada setiap orang
sehingga mereka berakar, bertumbuh dan berbuah serta mampu
melakukan kehendak Allah”. Kata kunci dari terjemahan misi
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; (a) Pergilah ke seluruh
dunia, artinya lakukan atau pengutusan, dapat dilakukan oleh
jemaat atau lembaga; (b) Beritakanlah Injil, artinya bisa
menyangkut ibadah di dalam gereja, bisa pelayanan, keluar dalam
bentuk bakti sosial; (c) Kepada segala makhluk, artinya target
pada saudara seiman dan saudara tidak seiman
35
GKJ Gondokusuman juga memiliki nilai-nilai yang sangat
dijunjung tinggi. Nilai-nilai merupakan ukuran kebenaran atau
kebaikan yang diyakini, diterapkan, diperjuangkan dan
dikembangkan dalam terang Alkitab melalui kultur budaya Jawa,
tradisi gereja dan realitas sosial dalam aktivitas kehidupan
seluruh komponen gereja. Nilai-nilai akan memampukan gereja
dalam menghadapi persoalan baik internal maupun eksternal,
sehingga menjadi gereja yang aktual menghadapi perkembangan
zaman. Nilai-nilai yang dirumuskan adalah; (a) Menjadi jemaat
yang misioner, dalam anugerah Allah, membangun sebuah jemaat
yang peduli melalui kesaksian dan pelayanan, dengan kehidupan
persekutuan dan ibadah, yang didukung oleh pembinaan dan
penatalayanan; (b) Kasih, merupakan nilai utama dalam
kehidupan kekristenan dan kasih yang bersumber dari Allah
disebut kasih Agape, yaitu kasih yang sarat dengan pengorbanan
dan tidak menuntut balas, bertujuan mendatangkan kebaikan bagi
sesama, bersifat holistik serta menjangkau segala lapisan; (c)
Kebersamaan merupakan salah satu paham yang berakar pada
kultur budaya Jawa, yang bertujuan saling memperkaya,
melengkapi dan saling menolong dalam mewujudkan iman
kepada Kristus sang Kepala Gereja baik gereja sebagai organisasi
maupun sebagai individu; (d) Keadilan, secara etimologis
mempunyai makna cukup unik, dalam bahasa Yunani, keadilan
berarti krisis. Orang yang bijak dalam mengambil keputusan di
masa krisis, disebut krites, yang berarti hakim. Apabila keadilan
dijadikan sebagai dasar pemikiran, maka keadilan dimaksud
dapat menghasilkan “para hakim” (pengambil keputusan disetiap
36
tingkatan kehidupan) yang bijaksana dalam kehidupan bergereja;
(e) Integritas, kitab Kejadian 2:1, “Demikianlah diselesaikan
langit dan bumi dan segala isinya”, memberikan kesaksian
tentang keutuhan karya cipta Allah dan bukti bahwa Allah
bekerja sungguh-sungguh untuk umat yang dikasihi-Nya. Dalam
pelayanan dikembangkan karakter dengan bekerja serius disertai
totalitas, komitmen, responsibilitas, akuntabilitas serta ada
berkelanjutan. Artinya dalam keseriusan terdapat ketekunan dan
ketulusan, totalitas mencerminkan tanggung jawab dan kejujuran,
komitmen menunjukkan ketetapan dan kesungguhan hati untuk
memberikan yang terbaik (excellence) dengan bekerja keras
untuk hasil maksimal, responsibilitas bersikap proaktif dan penuh
inisiatif serta bertanggung jawab atas akibat dari keputusan yang
diambil dan tindakan yang dilakukan, akuntabilitas
mencerminkan kapasitas, kreativitas dan inovasi baru dalam
pelayanan, dan berkelanjutan mengutamakan kebersamaan dan
kasih, agar mampu menghasilkan sinergi optimal dalam
pelayanan, sehingga integritas menjadi karakter yang dapat
membangun kehidupan persekutuan.
Susunan dan Struktur Organisasi GKJ Gondokusuman
masih menggunakan susunan dan struktur organisasi tahun-tahun
sebelumnya yang disetujui oleh Sidang Majelis Gereja tanggal 1
November 2011. Susunan personalia sebagaimana tertuang pada
Surat Keputusan Majelis Gereja Kristen Gondokusuman
Yogyakarta, Nomor 001/Kep/GK/II/2013, perihal pembagian
tugas pelayanan di GKJ Gondokusuman 2013. Tugas Pokok dan
Fungsi Pelayanan GKJ Gondokusuman Yogyakarta dari
37
organisasi dimaksud tertuang pada Buku Arah Kehidupan Jemaat
dan Rencana Program dan Anggaran sebagai kesatuan dari
Struktur Organisasi dimaksud yang telah mendapat pengesahan
dari Majelis Gereja sebagaimana Surat Keputusan Majelis Gereja
Kristen Jawa Gondokusuman, Nomor 023/Kep/GK/XII/2011.
Adapun untuk diagram struktur organisasi terdapat pada
lampiran.
B. Pemahaman Paradigma Pastoral Transformatif di GKJ
Gondokusuman
Pada awal mulanya, paradigma pastoral transformatif di
pahami secara umum oleh jemaat dan majelis di GKJ
Gondokusuman melalui Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja
Kristen Jawa. Majelis mendapatkan pembinaan tentang Tager
Talak GKJ tahun 2015 yang dilakukan dalam Sidang Majelis
Gereja. Berdasarkan Tager Talak GKJ tahun 2015, kata kunci
dari pastoral transformatif yaitu setara, saling mengubah,
pemulihan, pemberdayaan dan pembaharuan. Kelima point
tersebut saling berkaitan sehingga proses pastoral transformatif
dapat berjalan. Keterkaitan antara kelima point tersebut, dapat
dijabarkan oleh peneliti melalui hasil wawancara yang dilakukan
peneliti kepada unit amatan dalam hal ini Bapak Soewondo dan
Ibu Pdt.Dorkas Natalia.
Adapun hasil wawancara tersebut didapati peneliti
demikian; dikatakan “setara” ketika hal ini diaplikasikan melalui
keterlibatan jemaat yang tergabung dalam komisi, badan, bidang,
sektor dan wilayah dalam menyusun visi,misi, program kerja dan
38
anggaran di GKJ Gondokusuman. Adanya penyusunan visi, misi,
program kerja dan anggaran tidak disusun oleh Badan Pembantu
Majelis (BPM) saja, tetapi juga berdasarkan partisipasi aktif
jemaatnya. Hal ini diperkuat dengan hasil cuplikan wawancara
peneliti kepada Ibu Pdt.Dorkas Natalia yaitu sebagai berikut ;
“Nah kami melihat bagaimana proses penyusunan visi dan
misi itu. Kami melihat memang semua warga gereja
perwakilan dari berbagai kategorial baik remaja, pemuda,
itu mereka di undang, untuk diminta berpendapat untuk
masukan tentang visi dan misi itu.”
Tidak hanya Ibu Pdt.Dorkas Natalia saja yang berpendapat
demikian, hal serupa juga disampaikan Bapak Soewondo terkait
pastisipasi jemaatnya. Partisipasi jemaat juga dapat dilihat dari
keterlibatan jemaat dalam menyusun program kerja dan
anggarannya. Hal ini seperti yang terdapat dari hasil wawancara
sebagai berikut ;
“Ya, yang terlibat ya semua. Semua dalam arti, eeee
pengurus-pengurus yang terlibat baik dalam
bidang,komisi,badan dan bidang gitu ya. Itu menurut saya
udah mewakili suara jemaat ya.”
Dengan adanya keterlibatan dari jemaat, menuntut mereka
untuk semakin misioner. Tidak hanya itu, kesetaraan dengan
melibatkan jemaat dalam menyusun program kerja dan anggaran
menjadi wujud nyata mereka dalam berpartisipasi. Jemaat sudah
bukan bertindak sebagai obyek namun sebagai subyek.
39
Selain itu Ibu Pdt. Dorkas Natalia juga menegaskan
pengertian “setara” sebagai berikut;
“Eee, jadi ini ya. Terkait pastoral transformatif,
penggembalaan yang dilakukan secara setara menurut
saya penggembalaan itu kan pemeliharaan iman bagi
jemaat ya. Dilakukan setara itu artinya kan kita sama baik
BPM, Pendeta, Majelis, jemaat itu sama. Kita semua punya
hak untuk menerima pemeliharaan iman dan karya
penyelamatan Allah, itu menurut saya. Termasuk ketika
jemaat memberikan saran, itu kita kan ada Sidang Majelis
Istimewa, bahkan ketika sidang itu kami minta saran-saran
dari semua wilayah, semua sektor, semua komisi, semua
bidang dan kemudian itu juga di susun, di bukukan gitu.
Sehingga kami tahu, dan kemudian di follow up.”
Dari cuplikan wawancara tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut; dilakukan setara dalam arti baik Badan Pembantu
Majelis, Pendeta, Majelis, Jemaat itu sama. Mereka semua
mempunyai hak untuk menerima pemeliharaan iman dan karya
penyelamatan Allah, termasuk ketika jemaat memberikan saran.
Sidang Majelis Istimewa, menjadi sarana untuk menampung
saran-saran dari semua wilayah, semua sektor, semua komisi,
semua bidang yang kemudian saran-saran tersebut di susun dan di
bukukan, sehingga gereja tahu apa yang menjadi kebutuhan dan
harapan jemaat. Selain itu dengan adanya Sidang Majelis
40
Istimewa, dapat menjadi sarana bagi jemaat dalam berpartisipasi
aktif menyusun program kerja dan anggaran gereja.
Point kedua “saling mengubah” dalam pemahaman pastoral
transformatif di GKJ Gondokusuman, dipahami dengan cara
fokus pelayanan tidak hanya internal gereja saja, tetapi juga
eksternal gereja. Jemaat dituntut untuk dapat menjadi semakin
misioner sehingga GKJ dapat memberdayakan warga gerejanya
dengan cara melihat peluang dan potensi dari sumber daya
disekitar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada
Ibu Pdt.Dorkas Natalia yaitu sebagai berikut ;
“Saling mengubah oleh gereja bersama, menurut saya iya.
Ketika Sidang Majelis misalnya itu kan ada usulan-usulan
dari jemaat, usulan dari komisi. Jadi usulan itu kan
mengubah sesuatu kan gitu ya dan itu untuk kepentingan
bersama. Jadi, misalnya contoh ya mbak. Saling mengubah
kalau di kami diaplikasikan pada program kerja yang kami
miliki. Salah satunya ada di Komisi Sawokembar
Emergency. Itu kami fokus pelayanan tidak hanya di jemaat
GKJ Gondokusuman saja, tetapi dengan dimilikinya Komisi
ini yang mana orang-orang yang terlibat adalah umumnya
eeeee orang-orang kesehatan ya, mereka biasanya kalau
diminta tolong untuk Baksos ya bisa jadi bentuk pelayanan
keluar kami. Nanti bisa Mbak Ana baca-baca sendiri ya di
program kerjanya.”
41
Dari cuplikan wawancara tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut; dikatakan “saling mengubah” dalam arti adanya
masukan-masukan yang membangun untuk GKJ Gondokusuman
dapat berdampak bagi lingkungan sekitar GKJ Gondokusuman.
Fokus pelayanan GKJ Gondokusuman tidak hanya pada internal
gereja saja, tetapi juga eksternal gereja dengan melibatkan jemaat
di GKJ Gondokusuman. Potensi sumber daya yang dimiliki oleh
GKJ Gondokusuman dalam hal ini keberagaman latar belakang
pendidikan dan potensi yang dimiliki, menuntut jemaat untuk
turut serta dalam mengubah gereja bersama dan sesama.
Point ketiga “mewujudkan pemulihan”, dipahami oleh GKJ
Gondokusuman dengan cara jemaat dituntut agar dapat
mengelola kemampuan dan talenta yang mereka miliki demi
kemajuan Gereja, sehingga warga Gereja bukan lagi menjadi
obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Hal ini didukung
dengan hasil wawancara kepada Bapak Soewondo, diantaranya
sebagai berikut ;
“Ya bisa, lewat Komisi Tranformatif yang memberikan
pinjaman lunak tanpa bunga kepada warga jemaat GKJ
Gondokusuman. Sebenarnya di satu sisi mengentaskan
warga yang kurang mampu dari keterpurukan supaya lebih
mampu, nanti kalau sudah mulai mampu mereka biasanya
akan dapat memberikan persembahan yang lebih untuk
gereja. Biasanya begitu. Nanti kalau pinjaman tersebut
sudah dikembalikan oleh jemaat akan diakui sebagai
penerimaan. Jadi uang itu tidak hilang, hanya berputar.”
42
Dari cuplikan wawancara tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut; dikatakan “mewujudkan pemulihan” dapat mengandung
arti segala sesuatu berasal dari Tuhan oleh Tuhan dan kembali
kepada Tuhan. Dalam sikap konkrit gerejawi, maka pastoral
transformatif memberikan dasar untuk menghindari bentuk-
bentuk kebijakan gereja yang bersifat menghukum,
mendeskreditkan atau menempatkan seseorang pada posisi
inferior dibandingkan yang lain. Pelayanan di GKJ
Gondokusuman perlu lebih sensitif terhadap bentuk-bentuk
kekerasan dan hal yang dapat dikategorikan melanggar hak asasi
manusia. Gereja dan kebijakan yang diambil hanya boleh menjadi
sarana untuk manusia agar menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat
memampukan jemaat untuk menjadi lebih peduli, saling memberi
dan saling memberdayakan. Transformasi inilah yang nantinya
dapat mengantarkan GKJ Gondokusuman beserta jemaatnya
untuk dapat mencapai keadilan, kedamaian dan kesejahteraan
jemaat.
Point keempat “pemberdayaan” dalam pemahaman pastoral
transformatif di GKJ Gondokusuman, dipahami dengan hasil
wawancara kepada Ibu Pdt.Dorkas sebagai berikut ;
” Potensi dari jemaat itu ada beberapa ya, misalnya batik.
Jadi ada Komisi Pendidikan yang mengembangkan mereka
punya ketrampilan membatik dan kemudian mereka rutin
bertemu bahkan mereka melayani. Jadi ada kelompok,
mereka dari warga negara asing dan mereka ingin belajar
batik dan kemudian kelompok ini mengajari turis-turis
43
asing tersebut. Bahkan mereka bekerja sama dengan
gereja-gereja lain untuk mengembangkan kemampuan
mereka dan mereka pergi ke sana. Terus pemberdayaan
yang lain, paduan suara anak-anak, remaja, dewasa,
adiyuswa bagi saya itu pemberdayaan ya karena mereka
bisa melayani di tempat-tempat lain. Kalau anak-anak
muda misal Sola Garica, itu mereka mengisi di tempat-
tempat lain, Ambarukmo misalnya ketika ada acara mereka
di undang untuk mengisi. Kamis kami juga ada kursus
misalnya, mencari kader-kader yang baru. Nanti untuk
lebih jelasnya bisa di lihat dan di cermati di Buku Arah
Kehidupan Jemaat ya.”
Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan
jika kata “pemberdayaan” dalam konsep ini dimaksudkan untuk
meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta mampu
hidup mandiri.
Point terakhir dalam pemahaman pastoral transformatif
adalah “pembaharuan kehidupan”. Ibu Pdt.Dorkas memaknai
“pembaharuan kehidupan” di GKJ Gondokusuman berdasarkan
hasil wawancara sebagai berikut ;
“Terus dengan sesama demi teruwujudnya pemulihan,
pemberdayaan dan pembaruan kehidupan sebagai gambar
Allah. Misalnya kita para pendeta sebenarnya melakukan
kunjungan, tetapi dengan cara dan frekuensi yang berbeda-
44
beda. Kemudian jemaat masih ingin supaya pendeta itu
berkunjung, kemudian dari pertemuan pendeta kami
mengusulkan untuk pendeta mendampingi Komisi Pastoral
untuk melakukan perkunjungan bersama. Jadi itu yang
kami tangkap dari keinginan jemaat dan tahun ini setiap
minggu pendeta mendampingi peserta anggota yang ada di
Komisi Pastoral per minggu itu untuk mengunjungi per
wilayah. Yang kedua juga berkaitan dengan kader karena
kita kan harus terus regenerasi. Nah tahun ini kami
melakukan program utama yaitu Komisi Pengkaderan,
namanya eee… ada tahap-tahapnya yaitu ada tahap
penjaringan 4 tahun ini. Jadi kami mencari di wilayah-
wilayah regenerasi kader-kader yang baru yang nantinya 4
bulan ke depan kami akan pembekalan, 4 bulan kemudian
kami akan menemukan kader-kader itu kemudian di pilih
yang nantinya akan menjadi kader yang selanjutnya kan
gitu, supaya menjawab kebutuhan jemaat.”
Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan
jika makna dari “pembaharuan kehidupan” dalam pastoral
transformatif dipahami dengan adanya keinginan dari jemaat akan
adanya perkunjungan dari Komisi Pastoral atau Pendeta.
Perkunjungan ke rumah-rumah jemaat, dibutuhkan oleh jemaat
itu sendiri guna membangun iman jemaat. Tidak hanya
membangun iman jemaat, jemaat yang sedang bergumul dan
membutuhkan pendampingan dari gereja dapat dibina imannya.
Sedangkan “pembaharuan kehidupan” yang dibutuhkan oleh GKJ
45
Gondokusuman diwujud nyatakan dengan adanya regenerasi
kader-kader untuk menjawab kebutuhan jemaat.
Terlepas dari pemahaman paradigma pastoral transformatif,
jemaat GKJ Gondokusuman memahami paradigma pelayanan
sebagai cara pandang terhadap diri dan lingkungan gereja yang
akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap
(afektif) dan bertingkah laku (konatif). Paradigma pelayanan juga
dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai dan praktik yang
diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas
yang disebut gereja. Harus diakui bahwa paradigma yang sudah
melekat lama di tengah jemaat adalah bahwa gereja harus
melayani jemaat. Jemaat lebih cenderung hanya sebagai obyek.
Walaupun sejak dahulu juga selalu digemakan tentang Tri Tugas
warga Gereja, yaitu bersaksi, melayani dan persekutuan.
Demikian pula dalam pemahaman Pembinaan Warga Gereja
(PWG) sering memandang jemaat sebagai obyek.
Di GKJ Gondokusuman, seiring dengan diberlakukannya
Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa (Tager Talak
GKJ) tahun 2015 yang diberlakukan mulai 28 Mei 2015, dengan
demikian Tager Talak GKJ tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku
lagi. Perubahan Tager Talak telah mempengaruhi paradigma
pelayanan di GKJ Gondokusuman. Di dalam Mukadimah
disebutkan selain gereja sebagai komunitas yang berkumpul
untuk beribadah dan berbagi kehidupan sebagai “garam dan
terang dunia”, gereja di panggil untuk menanggapi panggilan
Allah dengan berbagai sudut pandang sesuai pengalaman
kontekstual masing-masing. Oleh karena itu ada pemahaman,
46
gereja sebagai keluarga Allah, gereja sebagai paguyuban umat
beriman, gereja sebagai arak-arakan peziarahan dalam gerakan
sesuai nilai-nilai yang dikehendaki Allah. Atas dasar itu dalam
melaksanakan tugas panggilannya, perlu menata diri secara
bertanggung jawab, dalam ruang kemandirian gereja setempat,
sekaligus mewujudkan kebersamaan secara klasikal dan sinodal,
berdasarkan Alkitab, Pokok-Pokok Ajaran GKJ, serta Tager
Talak GKJ yang berwatak pastoral transformatif.
Dalam Kumpulan Bahan PA yang disusun oleh Pendeta-
pendeta GKJ Gondokusuman pada judul pertama “Jemaat yang
Misioner”, ditulis oleh penulis “Kita dipanggil, diutus dan
diperintahkan supaya pergi.” Itu artinya keberadaan jemaat ini
dipanggil supaya tidak berhenti, tetapi harus pergi dan bergerak.
Hal ini memaknai, bahwa jemaat Kristus itu jangan statis, tetapi
harus selalu bangkit bergerak maju, dinamis dan kreatif. Dengan
demikian dalam semua program perlu melibatkan jemaat sebagai
subyek dan bukan obyek. Harapan GKJ Gondokusuman dengan
watak pastoral transformatif ini, akan mendorong munculnya
bentuk transformasi lainnya, seperti manajemen transformatif,
kepemimpinan transformatif, dan lain sebagainya. Sebagai contoh
dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformatif dapat meningkatkan motivasi kerja. Manajemen
transformatif dalam beberapa praktek implementasinya,
meletakkan evaluasi tidak dibelakang, tetapi agak ke depan.
Dengan demikian hasil evaluasi dapat bermanfaat untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan. Tentu contoh ini sudah
sejalan dengan yang sudah dilakukan, tetapi mungkin masih perlu
47
perbaikan dalam sistem yang digunakan, misal dalam evaluasi
tiap kwartal.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah disampaikan
oleh para narasumber, paradigma pastoral transformatif dipahami
di GKJ Gondokusuman dengan cara jemaat dituntut untuk dapat
berpendapat atau memberikan masukan,saran dan berpartisipasi
aktif sehingga dapat menghasilkan rumusan dari visi, misi,
program kerja dan anggaran. Tidak hanya menghasilkan visi,
misi, program kerja dan dan anggaran, namun jemaat juga
dituntut untuk dapat mempraktekkan pastoral transformatif secara
langsung. Hal ini sejalan dengan indikator dari pemahaman itu
sendiri yaitu menerjemahkan, mengintepretasi dan
mengekstrapolasi. Menerjemahkan dalam arti, jemaat mampu
untuk memaknai suatu konsep abstrak dalam hal ini pastoral
transformatif menjadi suatu model dalam hal ini menjadi visi,
misi, program kerja dan anggaran. Menginterpretasi dalam arti
jemaat mampu untuk memberikan pendapat terhadap suatu
pandangan teoritis terkait pastoral transformatif.
Mengekstrapolasi dalam arti menuntut kemampuan intelektual
yang lebih tinggi yang diwujud nyatakan dengan terjunnya jemaat
secara langsung dalam melayani dan terlibat dalam pelaksanaan
program-program kerja di GKJ Gondokusuman.
C. Budget di GKJ Gondokusuman
Budget diimplementasikan terhadap paradigma pastoral
transformatif dengan point-point penting yaitu setara, saling
mengubah, pemulihan, pemberdayaan dan pembaharuan. Kelima
48
point tersebut saling berkaitan sehingga pastoral transformatif di
GKJ Gondokusuman dapat tercermin dan diwujud nyatakan
dengan adanya program kerja dan budget yang dimiliki. Hal
tersebut dapat peneliti jabarkan berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan kepada unit amatan dalam hal ini Bapak
Soewondo dan Ibu Pdt.Dorkas Natalia.
Adapun hasil wawancara tersebut didapati peneliti
demikian; dikatakan “setara” ketika hal ini diimplementasikan
melalui keterlibatan jemaat di dalam menyusun program kerja
yang kemudian pada akhirnya menghasilkan anggaran bagi
masing-masing komisi, badan, bidang, sektor dan wilayah yang
terdapat di GKJ Gondokusuman. Keterlibatan mereka tidak hanya
sebatas menyusun program kerja dan anggaran saja, tetapi mereka
juga terlibat aktif dengan kegiatan-kegiatan yang telah di susun
sebelumnya. Tidak hanya keterlibatan jemaat saja dalam
melaksanakan kegiatan di GKJ Gondokusuman, namun “setara”
juga dapat diartikan bahwa jemaat berhak mengetahui besarnya
pemasukan dan pengeluaran anggaran di GKJ Gondokusuman.
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada Bapak
Soewondo sebagai berikut ;
“Ya, yang terlibat ya semua. Semua dalam arti, eeee
pengurus-pengurus yang terlibat baik dalam
bidang,komisi,badan dan bidang gitu ya. Itu menurut saya
udah mewakili suara jemaat ya. Kalau terkait anggaran di
susun, ya menurut sepemahaman saya masih menganut
traditional budget ya. Itu yang saya baca dan pahami
49
selama ini di GKJ Gondokusuman ya. Setiap minggu,
setiap ada ibadah pasti di umumkan di warta untuk seluruh
penerimaan yang masuk pada GKJ Gondokusuman. Kalau
pengeluaran belum di sharingkan, tetapi jika ada warga
jemaat yang bertanya ya di persilahkan.”
Selain itu, Ibu Pdt.Dorkas Natalia juga menambahkan
keterlibatan jemaat dalam anggaran yang tertuang dalam program
kerja yang dimiliki sebagai berikut;
“Kalau anak-anak muda misal paduan suara Sola Garica,
itu mereka mengisi di tempat-tempat lain, Ambarukmo
misalnya ketika ada acara mereka di undang untuk
mengisi.”
Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan
jika makna dari “setara” diimplementasikan dalam budget di GKJ
Gondokusuman dengan keterlibatan seluruh elemen jemaat yang
terdapat di GKJ Gondokusuman. Keterlibatan dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah di susun sebelumnya,
melibatkan unsur anak-anak,remaja,pemuda, warga dewasa
bahkan sampai dengan adiyuswo. Berdasarkan hasil wawancara
dan dokumen pendukung yang diperoleh oleh peneliti, salah satu
program kerja yang diwujud nyatakan dengan keterlibatan
berbagai unsur jemaat di GKJ Gondokusuman adalah paduan
suara anak Sola Gracia. Paduan suara anak Sola Gracia ini berada
di bawah Bidang Pembinaan Warga Gereja (PWG) dengan
50
dinaungi secara langsung oleh Komisi Anak. Paduan suara anak
Sola Gracia menjadi salah satu kegiatan yang telah dianggarkan
pada program kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan
internal dengan berorientasi pada program pemberdayaan jemaat,
wilayah, dan sektor yang berkualitas secara terencana, terstruktur
dan berkesinambungan. Selain itu, sasaran dari paduan suara anak
Sola Gracia ini adalah anak-anak usia sekolah minggu. Kegiatan
ini memiliki harapan agar anak-anak dapat mahir dalam
bernyanyi dan berani tampil di depan panggung. Tidak hanya itu,
anak-anak juga dituntut agar dapat terlibat dalam pelayanan
menyanyi di gereja ataupun di gereja lain. Hal tersebut tentunya
juga perlu mendapat dukungan dari orang tua anak-anak sekolah
minggu tersebut.
Point kedua “saling mengubah”, budget diimplementasikan
terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ
Gondokusuman diwujud nyatakan dengan program kerja yang
fokus pelayanannya tidak hanya internal gereja saja, tetapi juga
eksternal gereja. Jemaat dituntut untuk dapat menjadi semakin
misioner sehingga GKJ Gondokusuman dapat memberdayakan
warga gerejanya dengan cara melihat peluang dan potensi dari
sumber daya disekitar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
peneliti kepada Ibu Pdt.Dorkas Natalia yaitu sebagai berikut ;
“Salah satunya ada di Komisi Sawokembar Emergency. Itu
kami fokus pelayanan tidak hanya di jemaat GKJ
Gondokusuman saja, tetapi dengan dimilikinya Komisi ini
yang mana orang-orang yang terlibat adalah umumnya
51
eeeee orang-orang kesehatan ya, mereka biasanya kalau
diminta tolong untuk Baksos ya bisa jadi bentuk pelayanan
keluar kami.”
Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan
jika makna dari “saling mengubah” diimplementasikan dalam
budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program kerja dan
kegiatan yang sifat pelayanannya tidak hanya berfokus pada
internal GKJ Gondokusuman saja, tetapi juga eskternal GKJ
Gondokusuman. Salah satu komisi di GKJ Gondokusuman yang
fokus pelayanannya ke esternal gereja adalah Komisi
Sawokembar Emergency. Berdasarkan observasi dari peneliti,
komisi ini memiliki beberapa program diantaranya program
peningkatan pelayanan jemaat dan masyarakat yang diwujud
nyatakan dengan kegiatan membantu warga jemaat dan
masyarakat umum daerah yang mengalami dampak dari bencana
alam; program pengembangan kapasitas orang juga di wujud
nyatakan dengan kegiatan pelatihan dan sarasehan dengan materi
yang dibutuhkan untuk mendukung kerja dalam penanganan
bencana; program pelayanan ketrampilan dalam ke-emergency-an
masyarakat juga di wujud nyatakan dengan mengadakan
pelatihan ke-emergency-an bagi warga melalui wilayah-wilayah;
program pengembangan kemitraan dengan gereja-gereja dan
lembaga lain dalam penanganan bencana dan pengembangan
sistem informasi canggih yang up to date. Keseluruhan dari
program kerja yang dimiliki oleh Komisi ini memiliki sasaran
pelayanan yang tidak hanya menjangkau jemaat di GKJ
52
Gondokusuman saja, tetapi juga masyarakat daerah di sekitar
Yogyakarta. Selain itu, Komisi ini juga memanfaatkan potensi
dan kemampuan yang dimiliki oleh jemaat di GKJ
Gondokusuman, dengan melibatkan jemaat-jemaat dari latar
belakang profesi dokter, perawat dan apoteker. Pemanfaatan
potensi ini tentunya juga melalui komunikasi antara komisi
dengan jemaat yang dimintai tolong untuk terlibat dalam kegiatan
yang diselenggarakan oleh GKJ Gondokusuman.
Point ketiga “mewujudkan pemulihan”, budget
diimplementasikan terhadap paradigma pastoral transformatif di
GKJ Gondokusuman diwujud nyatakan dengan program kerja
dan anggaran yang dimiliki salah satunya pada Komisi
Transformatif. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan peneliti kepada Bapak Soewondo diantaranya sebagai
berikut ;
“Ya bisa, lewat Komisi Tranformatif yang memberikan
pinjaman lunak tanpa bunga kepada warga jemaat GKJ
Gondokusuman. Sebenarnya di satu sisi mengentaskan
warga yang kurang mampu dari keterpurukan supaya lebih
mampu, nanti kalau sudah mulai mampu mereka biasanya
akan dapat memberikan persembahan yang lebih untuk
gereja. Biasanya begitu. Nanti kalau pinjaman tersebut
sudah dikembalikan oleh jemaat akan diakui sebagai
penerimaan. Jadi uang itu tidak hilang, hanya berputar.”
53
Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan
jika makna dari “mewujudkan pemulihan” diimplementasikan
dalam budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program
kerja yang sifatnya meningkatkan kesejahteraan warga khususnya
warga rimatan dengan memberikan bantuan modal usaha dalam
bentuk pinjaman lunak. Tidak hanya memberikan bantuan modal
usaha dalam bentuk pinjaman lunak saja, namun program-
program kerja yang berada di bawah naungan Komisi
Transformatif dan Pemberdayaan Ekonomi Jemaat ini juga
memiliki beberapa program kerja unggulan. Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti, didapati data bahwa
Komisi Transformatif dan Pemberdayaan Ekonomi Jemaat ini
juga memiliki beberapa kegiatan diantaranya pelatihan membatik
bagi warga jemaat dan pembuatan bak sampah. Sasaran kegiatan
pelatihan membatik ditujukan bagi warga yang berminat dan
masih tenaga produktif, sedangkan sasaran kegiatan pembuatan
bak sampah adalah warga jemaat khususnya remaja dan pemuda.
Adapun hasil yang diharapkan dengan adanya angaran dalam
kegiatan ini adalah agar dapat menciptakan kemandirian usaha
bagi warga jemaat, meningkatkan penghasilan warga dan
pengelolaan sampah skala gereja. “Mewujudkan pemulihan”
tidak hanya bagi iman jemaat saja, namun “mewujudkan
pemulihan” ekonomi jemaat dan “mewujudkan pemulihan”
lingkungan alam dengan cara pengelolaan sampah yang baik dan
benar.
Point keempat “pemberdayaan” budget diimplementasikan
terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ
54
Gondokusuman diwujud nyatakan dengan program kerja dan
anggaran yang dimiliki salah satunya pada Komisi Pendidikan.
Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang diperoleh peneliti
kepada Ibu Pdt.Dorkas Natalis sebagai berikut ;
“Jadi ada Komisi Pendidikan yang mengembangkan
mereka punya ketrampilan membatik dan kemudian mereka
rutin bertemu bahkan mereka melayani. Jadi ada kelompok,
mereka dari warga negara asing dan mereka ingin belajar
batik dan kemudian kelompok ini mengajari turis-turis
asing tersebut. Bahkan mereka bekerja sama dengan
gereja-gereja lain untuk mengembangkan kemampuan
mereka dan mereka pergi ke sana.”
Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan
jika makna dari “pemberdayaan” diimplementasikan dalam
budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program kerja
yang sifatnya meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau
masyarakat, sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta
mampu hidup mandiri. Salah satu komisi di GKJ Gondokusuman
yang mengimplementasikan “pemberdayaan” dalam program
kerja yang dimiliki adalah Komisi Pendidikan. Berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh peneliti, Komisi Pendidikan
berada di bawah Bidang Kesaksian dan Pelayanan (Kespel).
Adapun dalam komisi ini memiliki anggaran yang diwujud
nyatakan dalam beberapa kegiatan seperti ketrampilan membatik
dan ketrampilan Bahasa Inggris. Kegiatan ketrampilan membatik
55
ini ditujukan bagi semua jemaat di GKJ Gondokusuman yang
berminat dengan tujuan nguri-uri budaya Jawa dalam hal ini
batik yang sudah diakui oleh UNESCO dan mendukung
Yogyakarta sebagi kota batik. Selain itu ketrampilan bahasa
Inggris juga diberikan kepada jemaat dan majelis di GKJ
Gondokusuman dengan tujuan agar pengetahuan dalam berbahasa
meningkatkan dan timbul percaya diri pada masing-masing
individu. “Pemberdayaan” inilah yang peluang bagi jemaat di
GKJ Gondokusuman agar jemaat dapat menjadi semakin kreatif
dan misioner. Hal ini tentunya sesuai dengan maksud dan tujuan
dari diterapkannya pastoral tranformatif di GKJ Gondokusuman.
Point terakhir budget diimplementasikan terhadap
paradigma pastoral transformatif di GKJ Gondokusuman adalah
“pembaharuan kehidupan”. “Pembaharuan kehidupan” di GKJ
Gondokusuman diwujud nyatakan dengan anggaran yang dimiliki
pada Komisi Pengaderan. Hal tersebut sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakukan peneliti kepada Ibu Pdt.Dorkas
Natalia sebagai berikut ;
“Yang kedua juga berkaitan dengan kader karena kita kan
harus terus regenerasi. Nah tahun ini kami melakukan
program utama yaitu Komisi Pengaderan, namanya eee…
ada tahap-tahapnya yaitu ada tahap penjaringan 4 tahun
ini. Jadi kami mencari di wilayah-wilayah regenerasi
kader-kader yang baru yang nantinya 4 bulan ke depan
kami akan pembekalan, 4 bulan kemudian kami akan
menemukan kader-kader itu kemudian di pilih yang
56
nantinya akan menjadi kader yang selanjutnya kan gitu,
supaya menjawab kebutuhan jemaat. Regenerasinya mana
ini kok ga ada orang, tahun ini itu yang menjadi program
utamanya.”
Dari hasil cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan
jika makna dari “pembaharuan kehidupan” diimplementasikan
dalam budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program
kerja yang sifatnya mendidik jemaat yang memiliki kerinduan
untuk melayani agar mereka memiliki komitmen, berkualitas dan
berkarakter. “Pembaharuan kehidupan” juga diperlukan suatu
pengawasan agar dapat memberikan umpan balik sehingga terjadi
perbaikan secara terus menerus.
Berdasarkan konsistensi hasil wawancara yang telah
disampaikan oleh para narasumber, budget diimplementasikan
terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ
Gondokusuman dengan adanya komunikasi yang telah
berlangsung selama ini di GKJ Gondokusuman. Komunikasi
dilaksanakan mulai dari proses penyusunan program kerja,
anggaran hingga program kerja tersebut dilaksanakan menjadi
suatu kegiatan. Komunikasi juga dilakukan agar, anggaran yang
telah di rencanakan dapat berjalan sesuai rencana. Selain itu,
adanya komunikasi juga berdampak pada keterlibatan jemaat
didalam ikut serta melakukan pelayanan di GKJ Gondokusuman,
tidak hanya pelayanan yang bersifat internal namun pelayana
yang bersifat eksternal. Selain itu, budget diimplementasikan
terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ
57
Gondokusuman dengan adanya sumber daya. Sumber daya ini
yang merupakan faktor penting untuk implementasi agar dapat
berjalan efektif. Tanpa adanya sumber daya, program kerja
hanyalah tertulis di kertas dan menjadi dokumen saja. Sumber
daya yang dimiliki oleh GKJ Gondokusuman adalah seluruh
lapisan jemaat mulai dari anak-anak sampai dengan adiyuswo.
Kemudian, implementasi budget dalam paradigma pastoral
transformatif juga berjalan karena adanya disposisi. Disposisi ini
merupakan watak atau karakteristik dalam hal ini komitmen yang
dimiliki oleh jemaat di GKJ Gondokusuman. Apabila jemaat
memiliki komitmen yang baik, maka dia akan dapat menjalankan
dan turut serta dalam program kerja yang telah dibuat
sebelumnya. Terakhir, implementasi budget dalam paradigma
pastoral transformatif dapat berjalan karena adanya struktur
organisasi. Susunan dan Struktur Organisasi GKJ Gondokusuman
sebagaimana tertuang pada Surat Keputusan Majelis Gereja
Kristen Gondokusuman Yogyakarta, Nomor
001/Kep/GK/II/2013, perihal pembagian tugas pelayanan di GKJ
Gondokusuman 2013.
58
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis
menyimpulkan, GKJ Gondokusuman memahami paradigma
pastoral transformatif dengan cara melibatkan seluruh jemaatnya
dari berbagai kategorial dalam hal ini beberapa perwakilan dari
komisi, badan, bidang, sektor dan wilayah untuk berparisipasi
aktif dalam menghasilkan visi, misi, program kerja dan anggaran
di GKJ Gondokusuman. Jemaat dituntut untuk mampu
berpendapat dan memaknai konsep dari pastoral transformatif itu
sendiri. Selain itu jemaat dituntut untuk semakin misioner, itu
artinya keberadaan jemaat ini dipanggil supaya tidak berhenti,
tetapi harus pergi dan bergerak. Hal tersebut ditunjukkan dengan
keterlibatan jemaat yang memiliki kemampuan di bidang tertentu
untuk turut aktif dalam program kerja dan kegiatan-kegiatan yang
dimiliki oleh GKJ Gondokusuman. Hal ini memaknai, bahwa
jemaat GKJ Gondokusman itu tidak bergerak statis, tetapi harus
selalu bangkit bergerak maju, dinamis dan kreatif. Dengan
demikian dalam semua program perlu melibatkan jemaat sebagai
subyek dan bukan obyek.
Dalam hal prinsip budget diimplementasikan dalam
paradigma pastoral transformatif, penulis menyimpulkan GKJ
Gondokusman telah mengimplementasikan pastoral
transformatif. Hal ini terbukti dengan adanya pengkomunikasian
yang baik antara majelis dengan jemaat dalam hal penyusunan
59
program kerja menjadi anggaran oleh berbagai pihak yang terlibat
dalam komisi,badan,bidang, wilayah dan sektor. Tidak hanya itu,
indikator implementasi dikatakan telah dilaksanakan apabila
sumber daya itu ada. Sumber daya adalah faktor penting untuk
implenetasi berjalan efektif. Jemaat merupakan sumber daya yang
dimiliki oleh GKJ Gondokusuman. Kemudian, implementasi
budget dalam paradigma pastoral transformatif juga tercermin
dari adanya disposisi. Disposisi ini merupakan watak atau
karakteristik dalam hal ini komitmen yang dimiliki oleh jemaat di
GKJ Gondokusuman. Apabila jemaat memiliki komitmen yang
baik, maka dia akan dapat menjalankan dan turut serta dalam
program kerja yang telah dibuat sebelumnya. Terakhir,
implementasi budget dalam paradigma pastoral transformatif
dapat berjalan karena adanya struktur organisasi.
Dalam hal perencanaan anggaran di GKJ Gondokusuman,
pendekatan budget yang diterapkan adalah bottom up atau disebut
juga anggaran partisipasi, karena sesuai bentuk kepemimpinan
GKJ yang bersifat kolektif kolegial, model partisipasi nyata telah
terwujud mulai dari tingkat penyusunan konsep, penyusunan
rencana dan penyusunan angaran. Sedangkan sistem budgeting
yang digunakaan pada GKJ Gondokusuman diakui masih
berorientasi pada incremental budgeting, yaitu berupa traditional
budgeting dengan penambahan menurut batas tertentu dari
pertimbangan yang dianggap memadai. Dari pengalaman model
ini masih dianggap memadai sesuai bentuk penerimaan atau
pemasukan anggarannya. Perkembangan yang sudah dilakukan
60
selama dua tahun terakhir di GKJ Gondokusuman, penetapan
anggaran sudah dilakukan secara bersama melalui penyelarasan
program. Walaupun pada tahun terakhir terjadi sedikit pergeseran
dari tujuan semula, yaitu pada penyelarasan program masih
terjadi penambahan program dan kegiatan, yang seharusnya
sudah dibahas secara matang dan pasti serta sudah
dipresentasikan dalam Pra Raker.
SARAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di GKJ
Gondokusuman Yogyakarta, peneliti menyarankan agar
pemahaman dan implementasi pastoral transformatif tidak hanya
diberlakukan pada intern jemaat GKJ Gondokusuman dalam hal
ini anggaran dan program kerja saja. Jemaat juga dapat
memahami pastoral transformatif salah satunya diwujud nyatakan
melalui bahan renungan yang dibawakan dalam Pemahaman
Alkitab (PA) wilayah atau sektor. Kelima point penting pastoral
transformatif yaitu setara, saling mengubah, pemulihan,
pemberdayaan dan pembaharuan dapat dijadikan sebagai bahan
diskusi di PA. Ketika jemaat mulai memahami pastoral
transformatif, maka jemaat dapat pula mengimplementasikan
pastoral transformatif dalam berbagai aspek kehidupan. Selain
itu, GKJ Gondokusuman juga dapat menjadi contoh bagi GKJ-
GKJ lainnya yang akan dan sedang menuju kepada proses
pastoral transformatif.
61
KETERBATASAN PENELITIAN
Tidak menutup kemungkinan selama melakukan proses
pengumpulan dan pengolahan data, peneliti menjumpai beberapa
hal yang menjadi kendala atau hambatan peneliti didalam
melakukan penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah
terkait dengan kredibilitas data. Selama proses pengumpulan data
dalam hal ini wawancara yang dilakukan, GKJ Gondokusuman
hanya mengutus dua orang saja yang menjadi narasumber peneliti
yaitu Bapak Soewondo selaku Kepala Kantor GKJ
Gondokusuman dan Ibu Dorkas Natalia selaku salah satu Pendeta
aktif di GKJ Gondokusuman. Hal tersebut didasarkan kepada
keputusan yang didapat dari Rapat Majelis Pengurus Harian GKJ
Gondokusuman terkait narasumber yang harus peneliti jumpai
untuk diwawancarai. Seharusnya penelitian kualitatif ini dapat
tergali lebih dalam lagi dengan melibatkan berbagai narasumber
seperti jemaat dan majelis di GKJ Gondokusuman. Namun
demikian, dari keterbatasan penelitian yang sudah peneliti
sampaikan, hal tersebut tidak mengurangi kebutuhan peneliti
dalam menggali data. Kebutuhan akan data vital tetap dapat
peneliti peroleh melalui Bapak Soewondo dan Ibu Pendeta
Dorkas selaku perwakilan dari GKJ Gondokusuman.
PENELITIAN MENDATANG
Penelitian ini menggambarkan budget dalam paradigma
pastoral transformatif. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini
masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan.
Oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat mengembangkan
62
praktik budget yang dijalankan organisasi Gereja dengan tidak
hanya bersumber dari satu atau dua orang saja atau satu gereja
saja, namun juga dari beberapa gereja dengan latar belakang
fenomena yang berbeda.
63
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahab, Solichin. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan
Publik: Universitas Muhammadiyah Malang Press.
Malang.
Alkitab. 2014. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta.
Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control
System,Edisi Pertama. Jakarta; Salemba Empat
Any Noor, 2009. ManagementEvent. Bandung ; Alfabeta.
Astri Ghina dan Dwi Larso. 2011. CorporateEntrepreneurship di
Sektor Pelayanan Publik Studi Kasus : Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu Kota dan Kabupaten Bandung. Jurnal
Manajemen Teknologi, Volume 10, Tahun 2011.
Creswell,J.W. 2010. Research design: pendekatan kualitatif,
kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta ; PT Pustaka Pelajar
Edward III, George C (edited). 1984. Oubli Policy Implementing.
Jai Press Inc; London.
GKJ Gondokusuman, 2016. Arah Kehidupan Jemaat 2016.
GKJ Sinode, 2015, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen
Jawa.
Halim, A. dan Kusufi, M.S. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi
Akuntansi Sektor Publik Dari Anggaran Hingga Laporan
Keuangan Dari Pemerintah Hingga Tempat Ibadah.
Penerbit Salemba Empat.
Hansen dan Mowen. 2007. Akuntansi Manajemen, Edisi 7 Buku
2. Jakarta ; Salemba Empat.
64
Harsono. 2006. Manajemen Kualitas Pelayanan. STIA-LAN
Press; Jakarta.
Irvine, Helen, 2005, Balancing Money And Mission in Local
Curch Budget, Accounting, Auditing &
Accountability Journal, Vol. 18, No. 2, p211-237.
Jailani, M.S. 2013. Ragam Penelitian Qualititive (Ethnografi,
Fenomenologi, Grounded Theory, dan Studi Kasus).
Edu-Bio, Volume 4, Tahun 2013.
Kluvers, Ron. 2001. Budgeting in Catholic Parishes : An
Exploratory Study, Financial Accountability &
Management, Vol 17, No 1, p 41-58.
Lynch, Chyntia E. dan Thomas D., 1997, The Road to
Enterpreneurial Budgeting, Journal of Public
Budgeting, Vol. 9, No. 1 Spring, p 161-180.
Mardiasmo., 2009, Akuntansi Sektor Publik,Yogyakarta.Andi.
Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta. Andi
Mardikartono, Sigit, Betara. 2016. Pelayanan Pastoral Berbasis
Data, Yogyakarta. Kanisius.
Martasudjita, E., 2002, Persahabatan secara Kristiani,
Yogyakarta. Kanisius.
Miles, Mathew B. Michael Huberman. 1984. Qualitative Data
Analysis: A Sourcebook of NewMethods. London: Sage
Publication, Inc.
M Nafarin.,2012. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat:
Jakarta
65
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prasetyo, Djoko. (2015). Menjadi Gereja Kristen Jawa yang
Pastoral Transformatif bagi Kesejahteraan Umat Manusia.
Akta Sidang Sinode Istimewa Gereja-gereja Kristen Jawa.
Rahayu,Sri dan Andry Arifian Rachman. 2013. Penyusunan
Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru
Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran
Matematika. Bandung : Tarsito
Simanjuntak, D.A dan Yeni J. 2011. Akuntabilitas dan
Pengelolaan Keuangan di Masjid. Simposium Nasional
Akuntansi XIV Aceh, 2011.
Sitompul, Einar M. 2006. Gereja Menyikapi Perubahan. Jakarta.
BPK Gunung Mulia.
Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha
Ilmu; Yogyakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta;
Bandung.
Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.
Bumi Aksara; Jakarta.
Walz, Edgar. 2011. Bagaimana mengelola Gereja Anda?. Jakarta.
BPK Gunung Mulia.
66
Winardi J. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta.
Prenada Media.
Wiryoputro, Sugianto. 2009. Dasar-dasar Manajemen Kristiani.
Jakarta. BPK Gunung Mulia.
Wolcott,R.C., Lippitz, M.J. (2007). The Four Models of
Corporate Entrepreneurship. Sloan Management
Review, Vol.49, No.1, pp. 75.
Wowo Sunaryo Kuswana. 2012. Taksonomi Kognitif. PT Remaja
Rosdakarya; Bandung.
Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta.
Raja Grafindo Persada.
Zahra, S.A. (1995). Corporate Entrepreneurship and Financial
Performance: The Case of Management Leveraged
Buyouts. Journal of Business Venturing, Vol.10,
pp.225-247.
69
LAMPIRAN 3
Lampiran Wawancara dengan Bapak Soewondo
(Kepala Kantor di GKJ Gondokusuman)
Peneliti : Selamat pagi Pak. Terima kasih untuk waktu
yang sudah Bapak berikan untuk saya. Seperti
pembicaraan kita sebelumnya, ada beberapa
pertanyaan yang akan saya ajukan untuk Bapak.
Yang pertama terkait visi dan misi di GKJ
Gondokusuman. Saya sudah membaca visi dan
misi dari GKJ Gondokusuman. Tapi yang akan
saya tanyakan bagaimana proses penyusunan visi
dan misi di GKJ Gondokusuman ?
Pak Soewondo : Iya pertama-tama kami sebar dulu kuisioner
kepada jemaat. Setelah jemaat mengumpulkan
kuisioner, maka diketahuilah jemaat
menginginkan visinya seperti apa. Setelah itu,
dari visi misi itu dianalisa, dan ternyata yang
lebih menonjol yang diinginkan itu dengan
kekuatannya yang dimiliki gereja, lalu diambilah
program kegiatan. Nah nanti budgetingnya itu
mengikuti program kegiatan. Terus target itu
bukan dibalik, biasanya ada dana sekian, ada
sekian, lalu di programkan. Sekarang ndak,
programnya apa yang paling prioritas sesuai
dengan visi misi itu.
Peneliti : Oh, berarti visi misi dulu baru menentukan ke
programnya terus baru anggarannya?
Pak Soewondo : Iya visi misi dulu baru ke programnya setelah
itu anggaran. Memang kegiatannya itu yang
70
sungguh-sungguh diperlukan untuk
meningkatkan dan mendatangkan kesejahteraan.
Peneliti : Oh, berarti itu juga sudah mengacu ke
entrepreneur ya Pak?
Pak Soewondo : Iya, jadi sebetulnya yang pokok-pokok yang itu.
Peneliti : Lha untuk visi misi itu setiap tahun berganti
atau bagaimana Pak?
Pak Soewondo : Untuk periode visi dan misi di GKJ
Gondokusuman itu 5 tahunan ya
Peneliti : Oh visi misi itu 5 tahunan ya Pak?
Pak Soewondo : Jadi tahun pertama fokusnya yang mana, tahun
kedua ke yang mana. Jadi seperti itu.
Peneliti : O ya ya ya berarti semua sudah mengarah ke
entrepreneurship daripada traditional budgeting?
Pak Soewondo : O iya, karena ini banyak pemikir-pemikir yang
terjun disini. Salah satu contohnya ada yang dari
latar belakang dosen, lalu ada dari direktur bank
BNI. Tapi tidak begitu saja, tapi itu juga
dikaitkan dengan Alkitab. Misalnya perencanaan,
itu didalam Alkitab kan juga disebutkan kalau
mau membangun rumah, renungkan dulu di pikir
dulu apa kebutuhannya. Perencanaan itu sudah
ada disana. Seperti penciptaan 7 hari, Tuhan
sudah merencanakan. Setelah semuanya lengkap
baru diciptakan manusia. Sistematis gitu. Nah
seperti itu. Jadi semua seperti itu. Lalu itu tadi
kan menentukan program untuk menjalankan itu
sudah sesuai dengan teorisme analisis SWOT.
71
Peneliti : Itu kira-kira ada kuisionernya nggak sih Pak,
contohnya seperti apa gitu Pak? Dan kira-kira itu
diisinya oleh jemaat atau apa gitu Pak?
Pak Soewondo : Eeehhmm waktu itu ketika rapat sidang terbuka
istimewa jadi kuisioner itu dibagikan. Kalau bisa
saat itu, kalau nggak ya pada hari lainnya. Itu
sebenarnya kalau mau pertanyaan soal itu ada di
BP4 itu.
Peneliti : Berarti yang bertugas untuk menyusun visi misi
itu malah BP4nya itu ya Pak?
Pak Soewondo : Oh enggak, itu ditunjuk. Ada tim tersendiri,
yang jelas harus ada pendetanya juga.
Peneliti : Ooo ya ya ya, lha itu kalau misalnya nih Pak,
berarti kan jumlah kuisioner yang dibagi itu
berarti secara tidak langsung sudah melingkupi
jemaat di GKJ Gondokusuman ya Pak?
Pak Soewondo : Iya itukan yang mewakili adalah seluruh wakil-
wakil dari wilayah-wilayah disertakan, juga
majelis semua hadir. Nah itukan sudah
representasi dari jemaat gitu.
Peneliti : Kalau boleh tahu Pak, untuk jumlah jemaat
pasti di GKJ Gondokusuman itu berapa ya Pak?
Yang terdaftar dalam gereja ini.
Pak Soewondo :Yang terdaftar di gereja ini, karena ini
berhubung komputernya ngadat, tapi sejauh
sampai saat ini sekitar 3.250an. Lalu itukan
terdiri dari dewasa. Dewasa itu kalau disini yang
sudah sidhi dan yang belum, gitu. Yang sudah
dewasa tapi belum sidhi, ya sekitar 3.250. Nah
ketika kebaktian itu, Kebaktian perjamuan kudus
72
nah disitu kelihatan, sekitar 2.100 an itu ikut
perjamuan kudus, tamunya sekitar 200an. Jadi
kalau 2.300 dikurangi 200 mungkin yang 1.000
itu yang belum di inikan itu. Sekitar itu.
Peneliti : Lha terus untuk latar belakang pendidikan
jemaatnya Pak? pernah ada survei nggak Pak?
Pak Soewondo : Sebenarnya di dalam, eehhmm yang di
masukkan, surveinya itu sudah ada dan sudah
diinput. Tapi ya itu tadi, ngadat komputernya.
Jadi itu seperti KK tiap satu keluarga. Jadi suami
istri, pendidikan apa, usia berapa nah itu lengkap
itu. Nah itu tadi yang itu. Karena masalah
komputer belum di upgrade lagi. Tapi memang
sejauh ini laporan kita ke sinode juga seperti itu.
Peneliti : Oo, begitu Pak. Soalnya setidaknya data
tersebut juga saya butuhkan.. Eeehmm jumlah
jemaatnya laki-laki berapa, perempuan berapa,
terus yang sudah baptis dewasa berapa, yang
belum berapa. Terus latar belakang pendidikan
juga seperti itu sih Pak.
Pak Soewondo : Ya memang iya itu harus. Itu tapi, jadi itu
memang menjadi termasuk sumber daya.
Peneliti : Iya betul Pak. Jadi potensi yang baru kan juga
ada Pak
Pak Soewondo : Jadi itu nanti dari data yang ada terkait jumlah
jemaat dan latar belakang pendidikan itu bisa jadi
bercerita.
Peneliti : Iya.
Pak Soewondo : Tapi mungkin gini Mbak, jumlah jemaat untuk
sementara bisa ditentukan saat ada Perjamuan
73
Kudus. Perjamuan Kudus memang kita pisahkan,
4 (empat) kali pertemuan ibadah itu, ibadah
pertama jumlahnya berapa, pria wanita, lokasi
dari wilayah satu berapa, 1 (satu) sampai 10
(sepuluh) itu nanti kita pisahkan jadi nanti kalau
totalnya, misalnya di wilayah 10 (sepuluh)
jumlah jemaatnya 200 (dua ratus) tapi dari
catatan tu kok yang masuk ada 150 (seratus lima
puluh), nah yang 50 (lima puluh) kok tidak ikut
kenapa, berarti ada tugas bagi majelis untuk pergi
berkunjung, kan gitu.
Peneliti : Oooo.
Pak Soewondo : Iya kan ?
Peneliti : Iya
Pak Soewondo :Maka itu disampaikan begitu, salah satu cara
untuk pemeliharaan iman. Tapi di sisi lain,
angka-angka itu bisa untuk persiapan kantor
Gereja, berapa roti yang digunakan, berapa tenda
yang dibutuhkan, berapa kursi yang dibutuhkan,
berapa anggur yang diperlukan, kan semua ada di
situ
Peneliti : Iya betul
Pak Soewondo : Jadi dari situ, semua bisa efisien. Data itu bisa
untuk mendata berapa seharusnya kebutuhan
yang digunakan. Jadi kurang lebih begitu.
Peneliti : Ini komputernya pas rusak ya pak, jadi saya
belum tahu pasti jumlah jemaat di GKJ
Gondokusuman.
Pak Soewondo : Iya, ini kebetulan rusak sudah agak lama dan
belum di up date.
74
Peneliti : Tapi nanti kira-kira kalau komputer sudah jadi,
saya bisa minta data tersebut ya Pak.
Pak Soewondo : Iya bisa, tapi saya tidak bisa menjanjikan ya.
Peneliti : Oo, nggih pun mboten napa-napa Pak. Terus ini
Pak, saya mau tanya untuk bidang pelayanannya
sendiri Pak, di GKJ Gondokusuman tu apa saja
Pak, bidang-bidangnya?
Pak Soewondo : Ooo, jumlah bidang-bidang?
Peneliti : Iya jumlah bidang-bidang.
Pak Soewondo : Oo, kalau di sini kan isitilahnya ada Badan
Pembantu Majelis. Kalau di struktur kemarin itu,
boleh di catat itu ya. Mulai dari Bidang Ibadah,
itu ada 4 (empat) komisi. Bidang Kesaksian dan
Pelayanan, Bidang PWG ada 3 (tiga) komisi,
terus Bidang Sarana Prasarana, BP4, terus ada
Badan Warsik, Badan Sosial Kristen, Badan
Adhoc, Bidang Diakonia, lalu BPIPK ini
kelompok pendeta ini. Terus Bidang Kehartaan,
itu bendaharanya.
Peneliti : Berarti nanti masing-masing sudah ada komisi-
komisinya ya Pak ?
Pak Soewondo : Ada yang pakai komisi, ada yang tidak.
Peneliti : Oo, itu berarti nanti komisi itu di bawah bidang
ya Pak.
Pak Soewondo : Iya di bawah bidang, jadi nanti itu seperti seksi,
cuma bedanya ini komisi.
75
Peneliti : Lalu untuk visi misi ini sama dengan yang
tahun 2016 ya Pak ?
Pak Soewondo : Iya, masih sama.
Peneliti : Terus yang terlibat untuk kepengurusan di GKJ
Gondokusuman itu kira-kira siapa saja ya Pak ?
Pak Soewondo : Ya itu, kalau ketua bidang atau badan itu
Majelis. Bisa Penatua, bisa Diaken tapi
komisinya warga gereja semua bisa.
Peneliti : Dan masih sama ya pak dengan yang tahun
2016 kemarin, orang-orangnya yang terlibat
dalam kepengurusan? Atau sudah ada beberapa
yang mengalami perubahan pengurus?
Pak Soewondo : Eee, kalau untuk tahun 2017 ini, ada beberapa
perubahan. Kan ada yang pindah, ada yang lereh,
terus makanya di ganti.
Peneliti : Ini untuk setiap kali pembentukan kepengurusan
itu berapa tahun sekali Pak?
Pak Soewondo : Ini kalau harusnya itu 2 (dua) tahun. Jadi supaya
pertama kalau ada waktu 2 (dua) tahun itu kan
dia sempat belajar untuk melayani sungguh-
sungguh ya. Terus nanti diganti yang lain itu
supaya yang lain itu juga ikut pengalaman yang
kayak gitu, tapi idealnya itu yang menempati di
situ adalah yang sesuai dengan kompetensinya,
tetapi kalau memang tidak berarti dia harus
belajar sesuai dengan tugas pokok yang harus
dikerjakan. Jadi…
Peneliti : Ini Pak, maaf saya putus ya Pak. Ketika mau
melayani yang disini itu tow Pak, itu apakah
sudah harus sidi dulu Pak? Kayak misalnya PPJ
76
gitu ya Pak ya atau Sekolah Minggu. Ketika akan
terlibat kepengurusan, apakah mereka harus di
sidi dulu ?
Pak Soewondo : Ini rata-rata sudah di sidi dulu, sudah sidi
dewasa. Jadi sudah siap melayani. Kan sudah
mandiri ya. Kalau sudah sidi itu kan berarti sudah
mandiri. Tapi kalau anggota musik misalnya itu,
tapi rata-rata yang masuk sini itu sudah sidi.
Peneliti : Memang sudah aturannya gitu ya? Soalnya Pak,
kalau di gereja saya itu tow Pak yang pengurus
Sekolah Minggu gitu ya Pak ya, atau Pengurus
Remaja, itu tu ada beberapa yang belum di sidi.
Tapi mereka terlibat kepengurusan, makanya
saya sampai berpikir, ini boleh atau enggak ya?
Gitu lho Pak.
Pak Soewondo : Tapi kalau yang megang komisi kan rata-rata
sudah sidi. Tapi anggota di situ, tidak. Tapi yang
memegang ketua, itu pasti sudah sidi. Jadi
misalnya ketua, sekretaris yang ada di komisi itu
sudah sidi semua.
Peneliti : Terus ini Pak, kira-kira sumber daya dan
potensi yang dimiliki oleh GKJ Gondokusuman
itu seperti apa Pak ?
Pak Soewondo : Sumber daya itu kan banyak ya. Yang dimaksud
sumber daya atau resources itu kan banyak, ada
SDM. Atau sejauh yang saya tahu, di sini sumber
daya itu SDMnya. Tapi sebenarnya kalau di
katakan pelayanan Diakonia itu bisa, berupa
Panti Asuhan Rekso bagian Putra, bagian Putri.
Itu kan juga sebenarnya kegiatan Diakonia, tapi
di sisi yang lain adalah investasi bagi anak-anak
orang yang kebetulan tidak mampu, di didik di
77
situ, tinggal di situ. Nanti kalau sudah besar
mereka berhasil kan, multi player effect ya.
Ternyata dari lulusan itu ada yang jadi Pendeta,
ada yang jadi orang sukses. Terus nanti akhirnya
dia kan akan terus peduli ke situ.
Peneliti : Ooo, jadi itu nanti bisa jadi potensi juga ya Pak
ya.
Pak Soewondo : Iya tentu, itu kan investasi. Di sisi lain pelayanan
Diakonia, tapi di sisi yang lain dia akan menjadi
investasi.
Peneliti : Oya betul juga ya Pak. Tapi sejauh ini untuk
Panti Asuhan Rekso Putra Putri itu sudah ada
yang sukses ? isitilahnya kayak GKJ
Gondokusuman itu ngundhuh gitu Pak ?
Pak Soewondo: Eee, dari yang sudah berhasil itu kan akan peduli
dan memberikan persembahan. Kan begitu.
Peneliti : Lha untuk Panti Asuhannya itu sendiri Pak,
untuk posisi saat ini putra putrinya jumlahnya
berapa Pak ?
Pak Soewondo : Masing-masing sekitar 20 (dua puluh). Putra 20,
putrid nya juga 20. Jadi totalnya 40.
Peneliti : Tapi memang tidak di batasi ya Pak, apa
memang kebetulan pas 20, 20 ?
Pak Soewondo : Kemungkinan bisa lebih dari 20. Ya ini yang
saya tahu ada sekitar 20.
Peneliti : Itu di bawah bidang Diakonia ya Pak ?
78
Pak Soewondo : Badan Sosial Kristen. Jadi GKJ Gondokusuman
memiliki suatu badan sosial Kristen yang
memiliki tugas dan fungsi untuk mengurusi panti
asuhan.
Peneliti : Tapi itu bukan di bawah Yayasan ya Pak ya ?
Pak Soewondo : Bukan. Jadi sumber finansialnya itu dari Gereja,
persembahan hari minggu itu, juga ada
persembahan khusus dari warga gereja, juga
mungkin ada persembahan dari institusi yang
lain. Karena saya membuat laporannya itu. Jadi
jelas ya.
Peneliti : Untuk kisaran usianya Pak ?
Pak Soewondo : Itu ada yang kelas 1 SD, itu di Panti Asuhan
Resko bagian Putra ada yang kecil-kecil SD.
Karena ibunya bantu masak di situ, terus ya jadi
dia tinggal di situ, di bawa. Tapi ada yang dari
jauh, karena kakaknya sudah SMP, dia punya
adik 2 jadi ya 3 itu masuk di situ. Mereka dari
luar provinsi.
Peneliti : Terus saya pernah di beritahu kalau di sini ada
Panti Wredha nya juga ya Pak ?
Pak Soewondo : Iya betul, Panti Wredha nya ada.
Peneliti : Terus itu di bawah bidang apa Pak ?
Pak Soewondo : Itu di bawah bidang Diakonia.
Peneliti : Berapa orang Pak ?
Pak Soewondo : Sekarang 9 orang. Tahun lalu ada 10, meninggal
1 tinggal 9. Dulunya malah ada 15, tapi pada
meninggal.
79
Peneliti : Itu, sumber pendanaanya juga dari gereja kah
Pak ?
Pak Soewondo : Dari Gereja dan dari jemaat ataupun ada institusi
ada per orangan di luar gereja yang memberikan
donasi.
Peneliti : Tapi itu dalam arti, Gereja tidak memaksa
jemaatnya untuk mendonasikan ya Pak? Ketika
kantong persembahan hari minggu beredar, itu
sudah ada pembagian untuk masing-masing
penggunaan biaya ya Pak ?
Pak Soewondo : Ee, begini. Itu tadi penyusunan program dan
kegiatan itu kan kelihatan. Untuk bidang Diakoia,
coba bikin rencana. Berapa? Terus untuk
kebutuhan Panti Wredha berapa? Nanti dari situ
bisa dialokasikan dana. Misalnya yang
dibutuhkan 81 juta. Oo, nanti dari Gereja 15 juta,
dari kantong persembahan sekian juta, dari
donasi sekian juta.
Peneliti : Lha yang untuk di Panti Wredha itu rata-rata,
apakah memang di titipkan oleh keluarganya?
Atau mungkin dari Gereja melihat kondisi ada
adiyuswa yang membutuhkan begitu Pak?
Pak Soewondo : Ooo, untuk masuk ke situ? Rata-rata usia 60
tahun ke atas. Untuk bisa masuk ke situ karena
mereka tahu, bahwa Gereja punya ini. Tidak
hanya warga GKJ Gondokusuman , tetapi juga
ada warga yang dari GKJ Klaten, ada Cawas, ada
dari warga GKI Gejayan. Jadi macem-macem.
Ada yang tidak punya keluarga, ada yang punya
keluarga tapi imannya berbeda makanya dia mau
bergabung masuk sini.
80
Peneliti : Tapi kalau yang masih memiliki keluarganya
itu, dari gereja sini katakanlah apakah memiliki
kontribusi khusus ?
Pak Soewondo : Pada prinsipnya di situ itu, cuma-cuma atau
tanpa biaya. Tetapi dulu ada satu kebetulan
masuk Panti Wredha karena anaknya di GKI.
Sama anaknya karena tidak cocok makanya
masuk situ. Padahal yang masuk situ itu benar-
benar seharusnya orang yang tidak
berpenghasilan. Tetapi karena keluarganya bisa
membantu,akhirnya setiap bulan kadang bisa
mengirimkan Rp 1.500.000,-. Jadi karena
kemauan sendiri, bukan karena paksaan gereja.
Peneliti : Panti Wredha ini putrid-putri semua ya Pak ?
Pak Soewondo : Iya, putri-putri semua. Memang idealnya
seharusnya gereja membuat satu lagi khusus
untuk pria. Idealnya. Diwacanakan akan seperti
itu.
Peneliti : Oya. Lalu ini kita sekarang masuk dalam
pertanyaan budgeting ya Pak. Terkait dengan
entrepreneur budgeting dan pastoral
transformatif, ketika menyusun anggaran di GKJ
Gondokusuman, itu biasanya langkah-
langkahnya seperti apa ? karena tadi dikatakan
bahwa penyusunan anggaran di sini melihat
kepada visi dan misi. Lalu kira-kira langkah
selanjutnya seperti apa ya Pak ya? Prosesnya
ketika pembuatan anggaran di GKJ
Gondokusuman.
Pak Soewondo : Jadi begini, kan tadi udah di bentuk Badan
Pembantu Majelis, Bidang Kespel, Bidang
Diakonia, dan bidang-bidang lainnya. Nah
81
masing-masing badan pembantu majelis ini
menyusun kegiatan dan alokasi anggarannya.
Penyusunan anggarannya ndak bisa serta merta
langsung bikin, mereka harus kumpul dulu.
Dievaluasi dulu kira-kira program kegiatan
kemarin yang jalan apa, yang endak jalan apa.
Terus kendalanya apa, solusinya apa. Nah setelah
itu, ditentukan kedepan mau ngerjain apa, punya
program apa. Baru di kira-kira sumber
anggarannya dari mana aja nih. Dari subsidi
gereja berapa, dari komisi sendiri yang
mengusahakan berapa. Nah, setelah di kompilasi
seluruh itu, kira-kira penerimaan tahun depan itu
mencukupi atau enggak, kalau enggak
mencukupi nanti di pilihlah pokok-pokok mana
yang prioritas itu. Terus itu nanti kegiatan-
kegiatan itu memang sumbernya dari masing-
masing bidang atau badan, nanti alokasi
anggarannya akan disesuaikan dengan kira-kira
penerimaan yang akan datang.
Peneliti : Lalu yang terlibat dalam penyusunan anggaran
ini siapa saja Pak? Lalu anggarannya itu di susun
dengan sistem seperti apa?
Pak Soewondo : Ya, yang terlibat ya semua. Semua dalam arti,
eeee pengurus-pengurus yang terlibat baik dalam
bidang,komisi,badan dan bidang gitu ya. Itu
menurut saya udah mewakili suara jemaat ya.
Kalau terkait anggaran di susun, ya menurut
sepemahaman saya masih menganut traditional
budget ya. Itu yang saya baca dan pahami selama
ini di GKJ Gondokusuman ya.
Peneliti : Semua unsur yang dimaksud seperti apa Pak?
Apa mungkin tingkat pendidikan juga menjadi
82
syarat menyusun anggaran? Atau mungkin
kemampuan mereka atau umur?
Pak Soewondo : Yaaa, ini...eeee..jadi jemaat yang terlibat di
kepengurusan. Itu kan minimal ya remaja gitu ya,
sampai dengan adiyuswa. Mau ndak mau, suka
ndak suka ya mereka harus berpendapat.
Pengennya mereka itu apa. Punya agenda kerja
apa. Mau seperti apa anggarannya. Tapi tentunya
ya ini ya, eeee mereka juga tetep di dampingi
sama BP4 supaya endak melenceng dari visi dan
misinya GKJ Gondokusuman.
Peneliti : Selain tadi melihat visi dan misi dulu itu ya Pak
ya?
Pak Soewondo : Iya karena melihat visi dan misi, jadi program
kegiatan dari badan pembantu majelis ini harus
menyesuaikan dengan visi dan misi gereja.
Peneliti : Ketika nanti visi dan misi sudah dirumuskan,
berarti nanti dari Badan Pembantu Majelis itu
mengkomunikasikan juga ya Pak kepada jemaat
GKJ Gondokusuman?
Pak Soewondo : Iya tentunya.
Peneliti : Lalu kira-kira apakah ada katakanlah hal lain
yang dilakukan dalam memenuhi anggaran itu
selain dari persembahan jemaat? Hal-hal yang
dilakukan selain misalnya usaha dana, atau
dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh
warga gereja itu Pak ?
Pak Soewondo : Ee, begini ya.. Sejauh yang saya perhatikan, saya
amati itu kita punya program seperti itu. Warga
jemaat tahu ada kegiatan ini, misalnya di Panti
83
Wredha tadi. Ketika saya membuat laporan yang
saya susun itu tadi, rencana bisa sekian, kondisi
riil yang ada sekian, penerimaan yang belum ada
ini. Artinya jemaat itu dengan sukarela mengirim
persembahan ditujukan kepada Panti Wredha
sekian. Apalagi kalau di amplop di tulis untuk
Panti Wredha, begitu. Jadi karena keterbukaan itu
tadi ya. Penerimaan sekian, pengeluaran sekian
maka kurangnya sekian. Lalu ada juga institusi
yang lain, dinas sosial juga membantu. Nah
berkaitan dengan budgeting itu tadi, setelah tahu
program alokasi anggarannya lalu, disesuaikan
dengan kemampuan gereja. Kira-kira perkiraan
penerimaannya berapa, lalu nanti di cocokkan.
Kalau lebih ya nanti di delete.
Peneliti : Berarti itu kayak salah satu monitoringnya ya
Pak? Monitoring untuk melihat dulu
kemampuannya seperti apa, nanti seperti apa
kedepannya. Seperti itu bukan Pak ?
Pak Soewondo : Jadi itu istilahnya tren ya. Tren persembahan
dalam satu tahun yang lalu itu kayak apa?
Kegiatan-kegiatan yang lain juga di pantau. Kira-
kira nanti kegiatan yang tidak sesuai yang
kedepannya di hilangin. Pokoknya kegiatan-
kegiatan itu tidak terlepas dari latar belakang visi
dan misi gereja.
Peneliti : Terus Pak, untuk anggaran di GKJ
Gondokusuman itu apakah juga di sharingkan
pada jemaat? Misal di papan pengumaman atau
warta gereja. Kira-kira agar jemaat itu tahu,
apakah GKJ Gondokusuman melakukan hal
tersebut?
84
Pak Soewondo : Sementara ini, seluruh penerimaan itu di
wartakan di warta jemaat.
Peneliti : Seberapa sering Pak ?
Pak Soewondo : Setiap minggu, setiap ada ibadah pasti di
umumkan di warta untuk seluruh penerimaan
yang masuk pada GKJ Gondokusuman. Kalau
pengeluaran belum di sharingkan, tetapi jika ada
warga jemaat yang bertanya ya di persilahkan.
Karena mungkin ada warga jemaat yang belum
bisa memahami. Seperti saat ini, GKJ
Gondokusuman kan sudah mulai menyicil
menabung setiap bulan, untuk masa pensiun
pendeta, Karena mau tidak mau, pendeta itu
nantinya akan pensiun. Tentunya dari gereja
sudah harus menyediakan rumah untuk nantinya
di tinggali oleh pendeta. Maka dari itu salah satu
pengeluaran yang biasanya juga ditanyakan oleh
jemaat ya itu.
Peneliti : Oya, hampir kelupaan Pak. Kalau boleh tahu,
jumlah pendeta di GKJ Gondokusuman saat ini
berapa ya Pak?
Pak Soewondo : Ada 7 pendeta, tapi satu khusus pelayanan di
Bethesda. Biaya hidup kependetaan dan rumah
dinas pendeta, semua kami yang menyiapkan dan
menanggung.
Peneliti : Alasan GKJ Gondokusuman memiliki 7 pendeta
karena apa Pak ?
Pak Soewondo : Karena jumlah jemaat yang bergereja di GKJ
Gondokusuman sangat banyak.
85
Peneliti : Lalu apakah ke tujuh pendeta tersebut memiliki
tugas dan fungsi khusus Pak ?
Pak Soewondo : Kalau yang satu jelas, dia khusus bertugas
melayani di Bethesda. Tapi dulu tu rencananya,
pendeta tu tadinya khusus ditugaskan melayani
kategori anak-anak dan kategori remaja. Tapi
ternyata semua harus bisa melayani di segala
bidang dan segala umur. Mulai dari anak-anak
sampai dengan adiyuswa.
Peneliti : Lalu Pak, kembali ke anggaran. Untuk anggaran
penerimaan, setiap minggunya kan di
komunikasikan di warta gereja, kira-kira dengan
dilakukannya komunikasi tersebut keuntungan
yang di dapatkan apa Pak ?
Pak Soewondo : Jadi begini, selama yang saya amati dengan
keterbukaan itu berarti bisa untuk pengelolaanya
itu. Jemaat itu nanti kan akan mempersembahkan
lebih dari yang sebelumnya. Contohnya yang
Panti Wredha itu, begitu saya bikin pengumuman
tentang pemasukan dan kebutuhan ini, jemaat
menjadi tahu. Jemaat otomatis juga itu terbeban
untuk memikirkan kebutuhan dari gereja,
sehingga mereka dapat memberikan persembahan
yang lebih dari sebelumnya.
Peneliti : Berarti dengan adanya keterbukaan anggaran
itu, membuat jemaat itu juga memiliki kesadaran
akan kebutuhan dari gereja itu sendiri ya Pak.
Lalu apakah untuk GKJ Gondokusuman apakah
memiliki Komite Keuangan sendiri Pak ?
86
Pak Soewondo : Kalau di sini itu ya tadi. Ada BP4 sama Badan
Warsik dan Bidang Kehartaan. Kalau Bidang
Kehartaan itu kan fungsinya mencatat
penerimaan, melaporkan pengeluaran. Ya itu
fungsinya ke pembukuan. Tapi kalau Badan
Warsik tadi, dia akan memberikan arahan kepada
bidang atau komisi tentang kemampuan
keuangan yang dimiliki oleh gereja. Jadi, bidang
atau komisi harus bisa memilih prioritas kegiatan
yang akan diselenggarakan dan di sesuaikan
dengan anggaran yang dimiliki.
Peneliti : Jadi dengan adanya konsultasi yang diberikan
oleh Badan Warsik dan BP4 sebelum penyusunan
anggaran dilakukan kepada bidang atau komisi
itu, keuntungan yang diperoleh gereja itu apa Pak
?
Pak Soewondo : Ya dari sisi pelaksanaan kegiatan itu, kita kan
sudah terencana. Jadi kegiatan yang berjalan
dapat berlangsung dengan baik, dengan tidak
lupa juga memperhatikan teori SWOT. Ya jadi
intinya kegiatan menjadi lebih terarah dan
berjalan sepenuhnya.
Peneliti : Lalu apakah gereja juga melakukan monitoring
untuk penggunaan anggaran dalam kegiatan?
Dan kira-kira monitoring yang di berikan itu
seperti apa?
Pak Soewondo : Iya, tiap bulan itu. Paling tidak tiap 3 bulan
sekali di evaluasi. Jadi tiap bidang atau komisi
akan mengambil uang, dia harus mengumpulkan
nota atau laporan pertanggung jawabannya dulu,
baru setelah itu uang dapat di ambil untuk
87
kegiatan selanjutnya. Jadi di paksa harus seperti
itu, agar tertib.
Peneliti : Lalu apabila ada anggaran yang penggunaanya
tidak dilakukan untuk kegiatan sebagaimana
mestinya, namun malah di alih fungsikan untuk
pembelian inventaris atau kegiatan lain, itu
apakah di perbolehkan ?
Pak Soewondo : Ya sebetulnya bisa saja, tapi harus di bahas atau
di rundingkan dalam sidang atau di plenokan.
Jadi pengajuan perubahannya penggunaan
anggaran harus bersurat supaya tertib dan
terdokumentasi
Peneliti : Ini kembali ke usaha pencarian usaha dana
gereja ya pak. Kira-kira apakah ada sumber daya
yang baru untuk memenuhi kebutuhan anggaran
gereja ?
Pak Soewondo : Untuk sumber daya yang baru belum ada, namun
timbulnya banyak potensi baru itu ada.
Khususnya potensi di bidang sumber daya
manusianya.
Peneliti : Lalu kira-kira Pak, kekuatan yang dimiliki GKJ
Gondokusuman sehingga memiliki nilai lebih
tersendiri dibanding gereja yang lainnya itu apa
Pak ?
Pak Soewondo : Kalau menurut saya tentunya yang bisa menilai
itu orang luar ya. Tapi yang jelas kemarin ada
anak-anak teologi yang melakukan tugas
penelitian di berbagai tempat ibadah. Mereka
melakukan wawancara di GKJ,GKI, di Pura juga
ada, di Klenteng juga ada. Nah salah satu GKJ
yang mereka teliti adalah GKJ Gondokusuman.
88
Mereka mengatakan kalau letak dari GKJ
Gondokusuman itu strategis. Selain strategis,
banyaknya pendeta yang melayani di GKJ
Gondokusuman juga menjadi nilai tambah bagi
gereja. Karena apa? Karena ada beberapa pendeta
di GKJ Gondokusuman itu bisa merangkul
jemaatnya. Baik jemaat pendatang, jemaat tamu
dan lain sebagainya. Selain itu, tata cara ibadah
di GKJ Gondokusuman, berdasarkan pengamatan
dari mahasiswa teologi yang melakukan
wawancara juga hampir sama dengan denominasi
asal gereja mereka. Seperti di Gereja Kristen
Injili di Papua. Mereka bilang kalau baik lagu
pujian maupun tata ibadahnya hampir sama.
Peneliti : Oo, begitu ya Pak. Jadi tata ibadah dan letak
yang strategis menjadi nilai tambah tersendiri
untuk GKJ Gondokusuman ya Pak. Lalu Pak,
dalam hal pengembangan anggaran hal-hal
apakah sajakah yang sudah di lakukan GKJ
Gondokusuman sehingga dapat menjadi gereja
yang lebih baik?
Pak Soewondo : Ya sebenarnya siapapun orangnya asalkan
mereka tahu aturan, punya kedisplinan dan
tanggung jawab yang baik, saya rasa GKJ
Gondokusuman bisa berkembang menjadi baik.
Sebenarnya bukan hanya Mbak saja yang
mengatakan GKJ Gondokusuman itu mekanisme
anggarannya baik. Ini bukannya sombong ya, tapi
GKJ Gondokusuman bisa dikatakan sudah
beberapa kali di jadikan percontohan bagi gereja
yang lain dalam hal pengelolaan keuangannya.
Jadi ketika tager talak yang baru ini mengatakan
sifatnya pastoral transformatif, ya mau tidak mau
kita semua harus belajar untuk menjalankan
89
seperti itu. Sehingga itulah mengapa,
kedisiplinan, tahu aturan dan tanggung jawab
yang tinggi dapat membuat GKJ Gondokusuman
berkembang menjadi lebih baik lagi. Sebenarnya
begini Mbak, sekedar Mbak tahu. Penyusunan
anggaran di GKJ Gondokusuman itu kan lebih
melihat kepada visi dan misi Gereja. Sebelum
tager talak yang baru ini di terapkan pun, kami
sudah menyusun anggaran berdasarkan visi misi.
Ya bisa di bilang kalau saya melihat ke Buku
Pedoman Arah Hidup Jemaat itu ya sekitar tahun
2012 an sudah mulai, tapi gencar-gencarnya yang
dilakukan ya tahun 2014.
Peneliti : Oo, begitu ya Pak. Lha itu yang mendasari GKJ
Gondokusuman untuk menyusun anggaran
berdasar visi misi itu apa Pak, sehingga
membedakannya dengan gereja-gereja yang lain
?
Pak Soewondo : Saya pikir, karena sebuah kebutuhan. Karena
majelis tahu, bahwa didalam melakukan
pelayanan di gerejawi itu sudah harus
berdasarkan visi dan misi. Kalau enggak salah,
sejauh yang saya tahu ini misi orang Kristen itu
kan ada di Matius 28 ayat 19 dan 20. Nah itu
memantapkan itu, kabar keselamatan itu kan kita
harus mengorganisir gereja ini menjadi beberapa
bagian pelayanan. Makanya ada Bidang Diakonia
itu, mewartakan kabar keselamatan lewat kasih
dan tindakan. Jadi pemikiran-pemikiran seperti
itu para pendeta dan majelis telah memahami.
Peneliti : Lalu pertanyaan selanjutnya Pak, apakah
anggaran di gereja dapat menjadi pendorong
untuk sektor yang lain? Jadi ketika anggaran
90
yang sudah dimiliki oleh gereja itu apakah juga
dapat membantu meningkatkan potensi yang
dimiliki oleh gereja ?
Pak Soewondo : Ya bisa, lewat Komisi Tranformatif yang
memberikan pinjaman lunak tanpa bunga kepada
warga jemaat GKJ Gondokusuman. Sebenarnya
di satu sisi mengentaskan warga yang kurang
mampu dari keterpurukan supaya lebih mampu,
nanti kalau sudah mulai mampu mereka biasanya
akan dapat memberikan persembahan yang lebih
untuk gereja. Biasanya begitu.
Peneliti : Berarti itu pinjaman lunaknya bukan dalam
bentuk koperasi ya Pak?
Pak Soewondo : Bukan, itu pinjaman yang diberikan secara
langsung. Bukan lewat koperasi. Nanti kalau
pinjaman tersebut sudah dikembalikan oleh
jemaat akan diakui sebagai penerimaan. Jadi
uang itu tidak hilang, hanya berputar.
Peneliti : Tapi itu pasti dikembalikan ya Pak?
Pak Soewondo : Tentu pasti akan dikembalikan. Karena ada
petugas khusus yang mengecek.
Peneliti : Lha ini biasanya jemaat yang pinjam yang
bagaimana kriterianya Pak?
Pak Soewondo : Sejauh yang saya tahu,biasanya warga jemaat
yang sudah memiliki usaha. Biasanya buat
nambah-nambah modal usaha mereka.
Peneliti : Lha besarnya pinjaman yang diberikan itu
maksimal berapa ya Pak?
91
Pak Soewondo : Di tentukan maksimal 3 juta.
Peneliti : Baik Pak Soewondo, mungkin untuk sementara
wawancara ini saya akhiri. Nanti kalau ada
beberapa pertanyaan-pertanyaan lagi saya
hubungi Bapak. Terima kasih Pak.
Pak Soewondo : Iya sama-sama.
Beberapa catatan :
• Proses penyusunan laporan keuangan dan perilaku
keuangan di GKJ Gondokusuman akan disamakan dengan
PSAK 45.
• Belum dapat diketahui jumlah riil jemaat di GKJ
Gondokusuman dan latar belakang pendidikan karena
komputer di kantor Gereja mengalami kerusakan.
92
LAMPIRAN 4
Wawancara dengan Ibu Pdt. Dorkas Natalia
(Pendeta Aktif di GKJ Gondokusuman)
Bu Dorkas :Sebenarnya menurut saya tentang pemahaman
paradigma pastoral transformatif ini kan 2015 yang
dikenalkan kepada jemaat dan majelis.
Pengenalannya itu melalui pembinaan majelis.
Karena ada pembinaan majelis sepanjang tahun
2016, teknis pembinaan itu untuk membahas bagian-
bagian ini dari tata gereja sampai dengan tata
laksananya. Jadi tata gerejanya seperti apa, tata
laksananya apa. Kalau mau lebih detail lagim
sebenarnya ada jadwalnya, tapi terserah Mbak Ana
butuh atau tidak ?
Peneliti : Jadwal pembinaannya Bu ?
Bu Dorkas : Iya jadwalnya pembinaannya ada. Tapi minta
tolong di private ya. Njenengan hanya melihat
jadwalnya saja ya. Minta tolong anggarannya jangan
di ekspose. Ini njenengan hanya membutuhkan yang
pastoral transformatif saja ya.
Peneliti : Nggih Bu, siap. Tidak akan saya ekspose
anggarannya.
Bu Dorkas : Baik. Saya lanjutkan lagi ya Mbak. Jadi dalam
pembinaan itu, menjelaskan bagaimana majelis
memahami pastoral transformatif, bagaimana jemaat
memahami pastoral transformatif dan itu di pahami
sepanjang tahun 2016. Untuk penyusunan visi dan
misi itu Oktober 2014 tow. Nah pada saat itu posisi
saya sedang menjadi bakal calon pendeta. Tetapi
93
saya melihat proses itu, saya di undang datang salah
satu pertemuan. Pertemuannya sampek setahun itu
mungkin, sepanjang tahun itu untuk menyusun visi
dan misi.
Peneliti : Jadi visi dan misi itu di susunnya 1 tahun ya Bu ?
Bu Dorkas : 2014-an. Setahu saya. Sepanjang beberapa bulan
ya mungkin ya. Saya kurang tahu karena saya ada di
sini Juni sampai September, ya sekitar itu. Juni 24
sampai September 24 saya bakal calon pendeta. Jadi
saya hanya di minta ikut salah satu bersama 2 bakal
calon pendeta yang lain. Nah kami melihat
bagaimana proses penyusunan visi dan misi itu.
Kami melihat memang semua warga gereja
perwakilan dari berbagai kategorial baik remaja,
pemuda, itu mereka di undang, untuk diminta
berpendapat untuk masukan tentang visi dan misi
itu. Nah kemudian di susunlah visi dan misi itu, dan
kemudian lahirlah visi dan misi itu. Jadi menurut
saya peran pastoral transformatif kan bersama-sama
ya. Bersama-sama dengan seluruh jemaat untuk
menyusun ini. Nah memang dipandu oleh BP4,
Badan Perencanaan Program Penelitian dan
Pengembangan dan pertemuannya rutin. Terus
pertanyaan ke 3, supaya menghasilkan nilai-nilai
maka sosialisasi yang selalu di muat di Warta
Jemaat. Sosialisasi maksud saya adalah Visi dan
Misi itu selalu tercantum dan di muat dalam Warta
Jemaat.
Peneliti : Oya, waktu itu saya sudah minta ke Pak Wondo sih
Bu untuk contoh Warta Jemaat nya GKJ
Gondokusuman.
94
Bu Dorkas : Kemudian hal yang lain lagi tercantum di sini,
Buku Arah Kehidupan Jemaat. Pernah ?
Peneliti : Yang 2015 kalau enggak salah Bu
Bu Dorkas : Yang kamu lihat sudah ada Visi dan Misi ini tow ?
Peneliti : Sudah Bu..sudah
Bu Dorkas : Nah ini kan di berikan kepada Badan Pembantu
Majelis, semuanya. Kemudian bahasa saya, ini juga
kan media sosialisasi, selain tiap minggu di muat
dalam Warta Jemaat, itu juga ada di Arah Buku
Kehidupan Jemaat, dicantumkan supaya BPM itu
tahu Visi dan Misi kita. Itu cara untuk sosialisasi.
Kemudian untuk pendalaman. Pendalaman itu kami,
eeee pada tahun itu para pendeta membuat buku.
Buku bahan PA yang temanya tentang nilai-nilai ini.
Nilai-nilai yang diturunkan dari Visi Misi. Belum
pernah dapat ini ?
Peneliti : Belum
Bu Dorkas : Nah dari bahan ini, diberikan ke wilayah-wilayah
dan ada respon dari wilayah yang sangat apresiasif
terhadap buku bahan PA yang di buat oleh pendeta-
pendata pada waktu itu karena pada waktu itu saya
masih Vikaris ya masih orientasi. Nah dari bahan ini
kan pendalaman tentang nilai-nilai Visi dan Misi itu.
Peneliti : Nah ini Bu, inikan soalnya ada nilai-nilai. Jadi visi
misi kan di turunkan jadi nilai-nilai. Nah nilai-nilai
itu kan saya baca ada yang menjadi jemaat yang
missioner, terus yang lain-lainnya, berarti di
turunkannya menjadi ini ya Bu?
Bu Dorkas : Iya lewat buku ini. Caranya lewat ini. Nah
pendalamannya lewat PA. Terus peran paradigma
95
pastoral transformatif terhadap nilai-nilai yang
dimiliki yaaa, menerapkan nilai-nilai itu dari bahan
PA ini. Dan kemudian kotbah para pendeta yang
disampaikannya menyinggung tentang jemaat yang
missioner, kasih, kebersamaan, keadilan yang tiap-
tiap minggu disampaikan. Berarti ketika
pembicaraan tentang itu, kita kan mengingatkan
kepada jemaat tentang nilai-nilai dari visi dan misi
itu yang berkaitan dengan ini. Kemudian program
dan anggaran dari Badan Pembantu Majelis bahkan
tiap wilayah, sektor, komisi, bidang, badan ya
programnya itu diselaraskan dengan visi dan misi
itu. Kalau di kita, kebetulan kita punya struktur, tiap
komisi tiap bidang itu ketika membuat program itu
kami berkumpul. Jadi kami mengumpulkan laporan
program itu ke BP4, jadi itu nanti BP4 yang menjadi
panitia pengarah ya. Kemudian habis itu bertemu
dengan BP4 untuk menyampaikan program-program
itu. Nah kan, itu nanti diselaraskan, baik dari
anggarannya maupun programnya sambil arahnya
ini berkaitan dengan visi misi ini.
Peneliti : Jadi itu intinya nanti yang bertugas menyelaraskan
adalah BP4 ya Bu ?
Bu Dorkas : Iya betul BP4.
Peneliti : Bu, yang untuk visi dan misinya itu masa
berlakunya itu kan 5 tahunan kan ya Bu. Lebih
tepatnya dari tahun berapa sampai berapa ?
Bu Dorkas : Eeee…2015 sampai 2019 gitu. Terus, ya itu. Ada
penyelerasan program dan anggaran sehingga BP4
itu bisa melihat program-program itu selaras atau
tidak dengan visi misi ini. Kemudian bagaimana
pengaruh nilai-nilai, ya ini. Apa, kalau saya
96
melihatnya misalnya program-program itu sesuai
missioner atau enggak. Missioner itu kan berkaitan
dengan kader gitu ya. Maka itu ada, langsung
nyambung ke pertanyaan ke 6 ya. Ada konsolidasi.
Dari satu itu akan ada suatu konsolidasi dari
berbagai bidang yang mengadakan dari komisi
pengkaderan dan Bidang Pembinaan Warga Gereja.
Tujuannya itu nantinya semua bidang berkumpul
akan sharing tentang program-program mereka juga
memikirkan tentang kader mereka selanjutnya. Itu
kan missioner. Kemudian kebersamaan, eee
nyambung ya ke pertanyaan ke 5 dan ke 6
kebersamaan itu ada kegiatan yang terintegrasi
misalnya BPIPK. BPIPK itu Badan Pemeliharaan
Iman Pastoral Konseling itu terdiri dari semua
pendeta. Di sini ada 6 pendeta aktif, pendeta jemaat,
1 pendeta emeritus, 1 pendeta pelayanan khusus.
Jadi di BPIPK ini yang terutama adalah pendeta
jemaat itu. Nah kami untuk eeee berbagai bidang
pelayanan berkaitan dengan paradigma pastoral
transformatif ya itu kegiatan yang terintegrasi. Kalau
contohnya yang di BPIPK karena saya ada di BPIPK
para pendeta itu, BPIPK bekerja sama dengan KPI
(Komisi Pekabaran Injil) membuat kegiatan untuk
jemaat. Kami memberikan materi tentang Kitab,
Kitab Perjanjian Lama, Kitab Perjanjian Baru, kalau
tahun kemarin kami ada Matius, ada 3 Kitab gitu ya
dan tahun ini sedang di programkan. Kemudian ada
kerjasama BPIPK dengan Pengkaderan. Jadi di akhir
tahun kemarin ada pembekalan kader. Para pendeta
memberikan materi, mengundang perwakilan dari
wilayah, komisi, bidang yang belum masuk dalam
Badan Pembantu Majelis supaya kami berikan
pembekalan. Terus kerjasama BPIK dengan Komisi
Pastoral. Komisi Pastoral kan masuk dalam Bidang
97
Diakonia, nah terintegrasinya kegiatan adalah
perkunjungan pada jemaat. Pendeta mendampingi
para anggota Komisi Pastoral. Dulu juga ada
konsolidasi untuk semua komisi di Bidang
Pembinaan Warga Gereja tahun kemarin. Jadi dari
Komisi Anak, Remaja, Pemuda, Dewasa Muda,
Pemberdayaan Keluarga, KWDWJ Komisi Warga
Dewasa Wanita Jemaat, kemudian Komisi
Adiyuswa itu kami bergabung berkonsolidasi
menyampaikan program-program mereka dan
menjaga kebersamaan di berbagai bidang komisi.
Peneliti : Eeee, jadi itu ketika proses penyusunan
anggarannya itu semua di kumpulkan menjadi satu
gitu ya Bu ?
Bu Dorkas : Kalau penyusunan anggaran itu yang pertama
bentuknya penyelarasan. Jadi BP4 yang menjadi
motor gitu ya eeee atau panitia pengarah gitu untuk
mereka mempersiapkan semua program dan
anggaran dari Komisi, Wilayah, Bidang, Badan gitu
ya. Mereka menyelaraskan per komisi dan per
bidang. Jadi ada pertemuan sendiri antara BP4
dengan Bidang BPIPK, dengan Bidang yang
lainnya, seperti itu.
Peneliti : Ooo, berarti ketika penyelarasannya pun di awasi
dengan BP4 ya Bu ?
Bu Dorkas : Intinya bukan di awasi sih, tapi di temani. Kita
melihat bagaimana programnya, bagaimana
anggarannya, di selaraskan. Jadi nanti total kan yang
menyusun BP4. Nah setelah selesai susunan
program dan anggarannya, baru sosialisasi bersama.
Kumpul bersama antara BPM, wilayah, sektor,
bidang, badan, komisi, kemudian di bagiin ini
98
supaya mereka tahu, semua bidang, semua komisi
itu programnya seperti apa.
Peneliti : Jadi begini Bu, ini tadi kan saya sudah
mendapatkan sedikit pencerahan tentang pastoral
transformatif. Nah ini yang harus saya cermati itu
penerapannya di GKJ Gondokusuman itu seperti apa
konkritnya di pahami oleh GKJ Gondokusuman.
Terkait pastoral transformatifnya itu.
Bu Dorkas : Eee, jadi ini ya. Terkait pastoral transformatif,
penggembalaan yang dilakukan secara setara
menurut saya penggembalaan itu kan pemeliharaan
iman bagi jemaat ya. Dilakukan setara itu artinya
kan kita sama baik BPM, Pendeta, Majelis, jemaat
itu sama. Kita semua punya hak untuk menerima
pemeliharaan iman dan karya penyelamatan Allah,
itu menurut saya. Termasuk ketika jemaat
memberikan saran, itu kita kan ada Sidang Majelis
Istimewa, bahkan ketika sidang itu kami minta
saran-saran dari semua wilayah, semua sektor,
semua komisi, semua bidang dan kemudian itu juga
di susun, di bukukan gitu. Sehingga kami tahu, dan
kemudian di follow up misalnya ada kebutuhan
ibadah gitu ya. Ada evaluasi tentang ibadah.
Kemarin kami ada FGD, dan kemudian kami
membahas tentang ibadah, tentang pemimpin pujian,
tentang pelayanan majelis, tentang kotbah dan
kemudian hasilnya di olah yang kemudian
pelaksananya adalah bidang ibadah. Seperti itu.
Saling mengubah oleh gereja bersama, menurut saya
iya. Ketika Sidang Majelis misalnya itu kan ada
usulan-usulan dari jemaat, usulan dari komisi. Jadi
usulan itu kan mengubah sesuatu kan gitu ya dan itu
untuk kepentingan bersama. Jadi, misalnya contoh
ya mbak. Saling mengubah kalau di kami
99
diaplikasikan pada program kerja yang kami miliki.
Salah satunya ada di Komisi Sawokembar
Emergency. Itu kami fokus pelayanan tidak hanya di
jemaat GKJ Gondokusuman saja, tetapi dengan
dimilikinya Komisi ini yang mana orang-orang yang
terlibat adalah umumnya eeeee orang-orang
kesehatan ya, mereka biasanya kalau diminta tolong
untuk Baksos ya bisa jadi bentuk pelayanan keluar
kami. Nanti bisa Mbak Ana baca-baca sendiri ya di
program kerjanya. Terus dengan sesama demi
teruwujudnya pemulihan, pemberdayaan dan
pembaruan kehidupan sebagai gambar Allah.
Misalnya kita para pendeta sebenarnya melakukan
kunjungan, tetapi dengan cara dan frekuensi yang
berbeda-beda. Kemudian jemaat masih ingin supaya
pendeta itu berkunjung, kemudian dari pertemuan
pendeta kami mengusulkan untuk pendeta
mendampingi Komisi Pastoral untuk melakukan
perkunjungan bersama. Jadi itu yang kami tangkap
dari keinginan jemaat dan tahun ini setiap minggu
pendeta mendampingi peserta anggota yang ada di
Komisi Pastoral per minggu itu untuk mengunjungi
per wilayah.
Peneliti : Perkunjungan itu hanya untuk warga yang sakit
saja atau bagaimana Bu ?
Bu Dorkas : Eee, kami membebaskan wilayah yang eee
melaporkan jemaat yang ingin dikunjungi. Jadi
wilayah bisa melaporkan jemaat yang sedang sakit,
jemaat yang lama tidak bergereja. Nah itu
tergantung wilayahnya, mau mengusulkan atau
melaporkan untuk minta di kunjungi pendeta
bersama anggota Komisi Pastoral. Terus kemudian
itu yang utama ditahun ini untuk menjawab
keinginan jemaat. Yang kedua juga berkaitan
100
dengan kader karena kita kan harus terus regenerasi.
Nah tahun ini kami melakukan program utama yaitu
Komisi Pengaderan, namanya eee… ada tahap-
tahapnya yaitu ada tahap penjaringan 4 tahun ini.
Jadi kami mencari di wilayah-wilayah regenerasi
kader-kader yang baru yang nantinya 4 bulan ke
depan kami akan pembekalan, 4 bulan kemudian
kami akan menemukan kader-kader itu kemudian di
pilih yang nantinya akan menjadi kader yang
selanjutnya kan gitu, supaya menjawab kebutuhan
jemaat. Regenerasinya mana ini kok ga ada orang,
tahun ini itu yang menjadi program utamanya. Nama
programnya Pamulangin Calon Abdi itu program
Komisi Pengkaderan
Peneliti : Ooo, terus ada ga Bu, gereja melihat..ini kan ada
kalimat pemberdayaan dan pembaharuan kan gitu,
melihat potensi jemaatnya itu apa? Jadi usaha yang
dilakukan oleh gereja itu apa ?
Bu Dorkas : Potensi dari jemaat itu ada beberapa ya, misalnya
batik. Jadi ada Komisi Pendidikan yang
mengembangkan mereka punya ketrampilan
membatik dan kemudian mereka rutin bertemu
bahkan mereka melayani. Jadi ada kelompok,
mereka dari warga negara asing dan mereka ingin
belajar batik dan kemudian kelompok ini mengajari
turis-turis asing tersebut. Bahkan mereka bekerja
sama dengan gereja-gereja lain untuk
mengembangkan kemampuan mereka dan mereka
pergi ke sana. Terus pemberdayaan yang lain,
paduan suara anak-anak, remaja, dewasa, adiyuswa
bagi saya itu pemberdayaan ya karena mereka bisa
melayani di tempat-tempat lain. Kalau anak-anak
muda misal paduan suara Sola Garica, itu mereka
mengisi di tempat-tempat lain, Ambarukmo
101
misalnya ketika ada acara mereka di undang untuk
mengisi. Kamis kami juga ada kursus misalnya,
mencari kader-kader yang baru. Nanti untuk lebih
jelasnya bisa di lihat dan di cermati di Buku Arah
Kehidupan Jemaat ya, cuma pesan saya minta tolong
jangan di ambil anggarannya ya. Jangan di
cantumkan. Kalau sebatas program, visi misi dan
lainnya boleh.
Peneliti : Baik Bu, tidak saya cantumkan. Sementara
mungkin itu dulu saya Bu, nanti kalau ada hal-hal
yang perlu saya tanyakan..
Bu Dorkas : Langsung WA atau email saya saja ya.
104
LAMPIRAN 6
RENCANA PROGRAM KERJA
GKJ GONDOKUSUMAN
TAHUN 2018
BIDANG : IBADAH
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Koordinasi
dan
Administrasi
Bidang
Ibadah
Rapat
Bidang
Koordinasi
pelaksanaan
program
Program dan
kegiatan
terlaksana
sesuai rencana
√ √ √ √ Terkoordinasinya komisi-komisi
yang ada dibidang ibadah
BIDANG : IBADAH
KOMISI : KEBAKTIAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Refleksi dan
Internalisasi
nilai-nilai GKJ
Gondokusuman
Ibadah anak Anak-anak Mendidik anak
untuk mengena
Kristus
√ √ √ √
HUT Ibadah
Anak
Anak-anak Peserta 90-100
anak di Gereja
√
Paskah Anak-anak Peserta 200-250 √
105
Anak anak di UKDW
Natal Anak Anak-anak Peserta 200-250
anak di UKDW
Ibadah masa
sengsara
Masa
Paskah
Majelis
dan Jemaat
Memberikan
pemahaman
kepada warga
akan makna
penderitaan
Tuhan Yesus
(jalan
kesengsaraan)
√
Ibadah
Paskah
Jumat
Agung
Warga
Jemaat
Memahami
karya
penebusan
Allah
√
Ibadah
Sabtu Sunyi
Perayaan
Paskah
Warga
Jemaat
Mengenal
kesengsaraan
Tuhan Yesus
sebagai
Juruselamat
√
Ibadah
Kenaikan
Tuhan
Yesus
Warga
Jemaat
Menyadari
tanggung
jawabnya
sebagai anak
Allah
√
Ibadah
Pentakosta/
Warga
Jemaat
Mewujudkan
tugas sebagai
√
106
Unduh-
unduh
Imam, Nabi dan
Raja
Ibadah HUT Warga
Jemaat
Menyadari
tanggung
jawabnya
sebagai warga
gereja dan
warga negara
√
Ibadah masa
penghayatan
Adven
Warga
Jemaat
Memiliki
kesadaran akan
kasih Allah
yang begitu
besar
√
Ibadah Natal Warga
Jemaat
Memiliki
kemampuan
untuk
meneladani
√
Ibadah
Tahun Baru
Warga
Jemaat
Memiliki dasar
yang kokoh
dalam menapaki
hidup
√
Ibadah
Bahasa
Inggris
Warga
Jemaat/
Warga
Tamu
Mengingat
Yogyakarta
adalah kota
pelajar dan kota
pariwisata
√ √ √ √
English
Bible
Study
107
ULTAH
English
Service
Kebaktian
Hari Sabtu
(OBAJA)
Warga
Jemaat
Evaluasi
bulanan
√ √ √ √
Latihan
pelayanan
Ibadah HUT RI
Ibadah
Valentine
Persekutuan
Team OBAJA
Evaluasi Ibadah
Sabtu
Pengadaan alat
peredam suara
Ibadah Sabtu
Rapat
koordinasi
dan
penyusunan
lagu untuk
kebaktian
tiap bulan
Petugas
pendukung
kebaktian
Ibadah dapat
berjalan dengan
baik dan lancar
Fotokopi lagu
dan pengadaan
buku
pendukung
Usher Rapat
koordinasi
Usher
Forokopi lagu
dan pengadaan
buku
pendukung
108
BIDANG : BIDANG IBADAH
KOMISI : KOMISI PENDUKUNG KEBAKTIAN (KPK) MULTI MEDIA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Koordinasi
team
Multimedia
Rapat
Koordinasi
Team
Multimedia
Kegiatan
Multimedia
dapat
terkoordinasi
dengan baik
√ √ √ √ Program dan kegiatan terlaksana
sesuai rencana
2 Konsumsi
Multimedia
Konsumsi
pelayanan
minggu
Team
Multimedia
Petugas
Multimedia
dapat bekerja
dengan baik
√ √ √ √ Pelayanan Multimedia baik dan
lancar
3 Pengadaan
alat
Kabel RCA Peralatan
Multimedia
Pelayanan
Multimedia
lancar
√ Pelayanan Multimedia makin
profesional
Distributor Peralatan
Multimedia
Petugas
Multimedia
dapat bekerja
dengan baik
√ Pelayanan Multimedia baik dan
lancar
Stabilizer
Kamera
Peralatan
Multimedia
Pelayanan
Multimedia
semakin baik
√ Pelayanan video syuting
terpenuhi
Dry Box Peralatan
Multimedia
Pelayanan
Multimedia
semakin baik
√ Olah gambar semakin baik
4 Seragam Pengadaan Team Petugas √ Tim Multimedia dapat dikenali
109
seragam Multimedia Multimedia
memiliki
identitas agar
mudah dikenali
ketika ada troubleshoot alat dan
memerlukan tindakan cepat, Tim
Multimedia berpakaian rapi
BIDANG : BIDANG IBADAH
KOMISI : KOMISI PENDUKUNG KEBAKTIAN (KPK) PPJ
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Koordinasi
dan
Administrasi
Rapat rutin Program
dan
kegiatan
Program dan
kegiatan
terlaksana
sesuai rencana
√ √ √ √ Program dan kegiatan semua
dapat terlaksana dengan baik
sesuai rencana
Kesekretaria
tan
Pembagian
tugas,
penjadwala
n,
komunikasi
Operasional
petugas
mendukung
terealisasinya
rencana
√ √ √ √ Anggota PPJ tetap semua aktif
sepanjang tahun. Diharapkan ada
anggota baru.
2 Mendukung
terlaksananya
Ibadah rutin
tiap minggu
selama 52
minggu
(1thn)
Persiapan
berupa
latihan team
pengiring
dan
pemandu
pujian
jemaat
Semua
petugas
dapat
memahami
tugas dan
tanggung
jawab
masing-
masing
Semua petugas
dapat
melaksanakan
tugas dan
tanggung jawab
masing-masing
√ √ √ √ Kualitas ibadah makin baik dari
sisi pelaksanaan mulai awal
sampai dengan akhir ibadah
110
Pembekalan
penyusun
lagu
Pemandu
pujian dan
organis
Penyusun lagu
sesuai tema
√ √ √ √ Kualitas ibadah makin baik dari
sisi pemilihan materi ayat-ayat
Alkitab dan lagu pujian
3 Pengkaderan
pemain
organis
Peatihan
pemain
organ secara
rutin
Warga GKJ
yang
berminat
berpelayana
n
Tersedia cukup
pemain organis
untuk pelayanan
di wilayah
√ √ √ √ Tersedia minimal 4 orang pemain
organ yang siap melayani
4 Pengadaan
seragam
Semua team
PPJO
Keserasian
PPJO agar lebih
semarak
√ √ √ √ Setiap kebaktian dapat lebih
semarak antara PPJO sehingga
jemaat semakin semangat dalam
kebaktian
BIDANG : BIDANG IBADAH
KOMISI : KOMISI PENDUKUNG KEBAKTIAN (KPK) SOUND SYSTEM
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Upgrade
perangkat
Sound
System
Pembelian
Alat
Rangkaian
sound
system
mampu
mendukung
dengan baik
Program dan
kegiatan
terlaksana
sesuai rencana
√ √ √ √ Program dan kegiatan semua
dapat terlaksana dengan baik
sesuai rencana
111
BIDANG : IBADAH
KOMISI : SENI DAN BUDAYA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Perkembangan
minat dan
bakat
persekutuan
Latihan
karawitan
Woro
Prastuti
Jemaat usia
lanjut
(adiyuswo)
Meningkatkan
ketrampilan
mendukung
ibadah
√ √ √ √ Semakin bertambah pengikutnya
Latihan
karawitan
Woro
Manggala
Gita
Jemaat
bapak/ibu
usia muda
Mendukung
ibadah didalam
gereja/luar
gereja
√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah
Latihan
karawitan
Gupita
Prana
Jemaat usia
gabungan
Mendukung
ibadah ikut
parade/ festival
gending-
gending
√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah,
jumlah peserta bertambah
Latihan
karawitan
Gita Nala
Jemaat usia
pemuda
dan pemudi
Mendukung
ibadah ikut
parade/ festival
gending-
gending
√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah,aktif
ikut parade
Latihan
karawitan
Jemaat usia
anak-anak
Mampu
meningkatkan
√ √ √ √ Anak-anak jumlah pengikut
bertambah
112
Anak-anak cinta budaya
jawa
Latihan
kelompok
Laras
Madyo
Jemaat usia
gabungan
Mendukung
ibadah, ikut
kegiatan budaya
√ √ √ √ Unit kegiatan budaya mendukung
ibadah
Latihan
kelompok
kerocong
Jemaat usia
gabungan
Mendukung
ibadah
√ √ √ √ Mendukung ibadah, melayani
jemaat
Sinau Basa
Jawa
Jemaat dan
majelis
Mampu
berbahasa jawa
baik dan benar
√ √ √ √ Peserta bertambah
Macapat Jemaat dan
majelis
Mampu
berbahasa jawa
baik dan benar
√ √ √ √ Peserta bertambah
Latihan
kelompok
teater
Jemaat usia
gabungan
Mengisi
kegiatan-
kegiatan di
gereja
√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah
Latihan PS
Sawokembar
Jemaat usia
gabungan
Mendukung
ibadah
√ √ √ √ Isian hari-hari besar
Latihan PS
Liradavika
Jemaat usia
gabungan
Mendukung
ibadah
√ √ √ Isian hari-hari besar
2 Kegiatan
keluar
Festival
gending-
gending
Dipilih
salah satu
kelompok
karawitan
√ Menjadi juara
Parade
gending-
Dipilih
salah satu
√ Menjadi bagian rutin sebagai
peserta
113
gending
Gerejani
kelompok
karawitan
3 Perawatan
Gamelan
Stam Nada √ Nada gamelan normal kembali
BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Koordinasi
dan
Administrasi
Bidang
Kespel
Rapat
Bidang
Koordinasi
pelaksanaan
program
Program dan
kegiatan
terlaksana
sesuai rencana
√ √ √ √ Terkoordinasinya komisi-komisi
yang ada dibidang Kespel
BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)
KOMISI : PENDIDIKAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pelayanan
pendidikan
warga dan
masyarakat
Pemberian
beasiswa
Anak warga
jemaat dan
masyarakt
yang
membutuhkan
Penerima
beasiswa
bersyukur dan
terbantu
√ √ √ √ Prestasi lebih bagus
2 Refleksi Perayaan Anak-anak Anak dan orang √ Antusias anak mengikuti
114
dan
internalisasi
nilai-nilai
GKJ
Gondokusu
man
Paskah penerima
beasiswa dan
orang tua
tua lebih
bersyukur
kebaktian
3 Pembukaan
Tn.Ajaran
Baru dan
Pepenkris
Pertemuan
dan
pembekalan
orang tua,
anak-anak
penerima
beasiswa
dan
pengurus
KomDik
Orang tua
penerima
beasiswa
Orang tua lebih
memotivasi
√ Hubungan anak dengan orang
tua lebih baik (berdampak
prestasi lebih baik)
4 Outbond Outbond Anak-anak
beasiswa
Agar anak-anak
menjadi mandiri
√ Mengharmonisasi hubungan
persaudaraan anak-anak
beasiswa. Termasuk untuk
ketrampilan membatik yang
sudah membentuk kelompok
yang produktif, sangat sayang
bila tidak dilanjutkan
Membatik Ketrampilan
membatik
Jemaat Nguri-uri budaya
Jawa yang sudah
diakui UNESCO
dan mendukung
Yogyakarta
sebagi kota batik
√ √ √ √
5 Penghargaa
n
Penghargaan
bagi anak-
anak yang
rajin
Anak-anak
beasiswa
√
6 Pendidikan Penguatan Anak-anak Memotivasi anak √ √ Sikap dan kedisiplinan
115
karakter pendidikan
karakter
penerima
beasiswa
belajar dengan
baik dengan
mengundang
motivator
meningkat
7 Pelayanan
pendidikan
anak
beasiswa
dan warga
masyarakat
Ketrampilan
Bahasa
Inggris
Jemaat dan
majelis
Meningkatkan
pengetahuan
berbahasa dan
percaya diri
√ √ √ √ Majelis bisa melayani ibadah
Bahasa Inggris dengan baik
8 Pelayanan
pendidikan
anak
beasiswa
dan warga
jemaat
Bimbingan
belajar
Peserta
beasiswa dan
masyarakat
sekitar
Prestasi
meningkat
√ √ √ Peserta bimbel berhasil
9 Perumusan
kebijakan
dan regulasi
Rapat
pengurus
Pengurus
komisi
pendidikan
dan komisi
terkait
Tertib
administrasi dan
perencanaan
√ √ √ √ Hasil maksimal dalam pelayanan
10 Sekretariat ATK/Admin
istrasi
Pengurus Tertib
Adminstrasi
√ √ √ √ Tertib administrasi
116
BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)
KOMISI : BANSOSKOM
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Koordinasi
dan
Administrasi
Melengkapi
kebutuhan
administrasi
Relawan
Bansoskom
Perekaman data
dan surat
menyurat
√ √ √ √ Koordinasi berjalan dengan baik
& kelancaran administrasi
2 Pelaksanaan
pengamanan
Perjamuan
kudus hari
besar kristiani
Semua
anggota
relawan
Bansoskom
Relawan
Bansoskom
mampu
melakukan
tugasnya
dengan baik
√ √ √ √ Kegiatan pelayanan perjamuan
kudus berjalan dengan baik dan
lancar
Hari besar
kristiani
Semua
anggota
relawan
Bansoskom
Relawan
Bansoskom
mampu
melakukan
tugasnya
dengan baik
√ √ √ √ Kegiatan pelayanan hari besar
Kristiani berjalan dengan baik
dan lancar
3 Peningkatan
pelayanan
jemaat
Pengkondisian
lelayu
Warga
jemaat
Meringankan
beban warga
jemaat
√ √ √ √ Kegiatan pelayanan lelayu
berjalan dengan baik dan lancar
Pengkondisian
pernikahan
Warga
jemaat
Relawan
Bansoskom
mampu
melakukan
√ √ √ √ Kegiatan pelayanan pernikahan
berjalan dengan baik dan lancar
117
tugasnya
dengan baik
4 Sinergisitas
komisi
Pendampingan
kegiatan
komisi
Komisi Relawan
Bansoskom
mampu
melakukan
tugasnya
dengan baik
√ √ √ √ Kegiatan pelayanan antar komisi
berjalan dengan baik dan lancar
5 Konsolidasi Bansoskom
Camp
Semua
anggota
relawan
Bansoskom
√ Menambah keakraban anggota
satu dengan yang lainnya untuk
dapat bekerja sama dalam
pelayanan
6 Pengadaan
penunjang
kegiatan
Sepatu PDL,
pengecekan
dan pengisian
ulang tabung
APAR
Relawan
Bansoskom
3, Tabung
APAR 3 kg
DCP & 5
Tabung
APAR 3 kg
CO2
Relawan
Bansoskom,
sepatu PDL
yang seragam
√ Sepatu PDL sebanyak 30 pasang
Pengecekan
dan pengisian
ulang tabung
APAR
3 tabung
APAR 3 kg
DCP & 5
tabung
APAR 3 kg
CO2
Alat terkontrol
dengan baik
√ Alat dapat digunakan dengan
aman dan baik
7 Pengadaan
penunjang
posko
Pengadaan
kebutuhan
posko
Semua
anggota
relawan
Posko sebagai
pusat informasi
dan pelayanan
√ √ √ √ Menambah keakraban anggota
satu dengan yang lainnya untuk
dapat bekerja sama dalam
118
Bansoskom Bansoskom jemaat pelayanan
BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)
KOMISI : PI dan KOMUNIKASI
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pos
pelayanan
code
Persekutuan
rutin tiap Rabu
bekerja sama
dengan Majelis
Wilayah 14,
Wilayah 5,
BPIPK
Warga
wilayah dan
partisipan
Pemeliharaan
keselamatan RT
18 – RT 01.
Tetap
berlangsung.
Bertambahnya
angka kehadiran
√ √ √ √ Persekutuan tiap Rabu tetap berjalan.
Kehadiran 5 – 15 orang
Sarasehan
gabungan 2
bulan 1 x,
bekerja sama
dengan
Wilayah 14,
Wilayah 5,
BPIPK
Warga RT
18, RT 1
dan
partisipan
Terciptanya
kebersamaan
kedua
kelompok
√ √ √ √ Sarasehan RT 1 dan 8 berlangsung.
Adanya rasa kebersamaan dan
kehadiran 40 orang
Hari raya
Kristen bekerja
sama dengan
wilayah 14,
wilayah 5,
Semua
warga tanpa
kecuali
√ √ Kehadiran 70 orang. Semua warga RT
119
BPIPK, PWG
2 Doa pagi
(bekerja
sama
dengan
wilayah,
sektor, PPJ,
BPIPK. Jam
05.00 –
06.00 WIB)
Setiap Kamis
pagi
Warga
jemaat dan
tamu
Ada kerja sama
dengan komisi
lain, saling
menguatkan,
saling tukar
informasi,
kehadiran
bertambah
√ √ √ √ Kehadiran warga bertambah dari 25
menjadi 40 orang
Menjelang
Jumat Agung
(4 hari, jam
05.00-06.00)
Warga
jemaat dan
tamu
Adanya
kerjasama
dengan wilayah,
sektor,
BPIPK.Warga
jemaat
mengingat akan
makna Jumat
Agung
√ Kehadiran 60 orang. Adanya kerjasama
dengan wilayah, sektor dan BPIPK
Menjelang
Pentakosta (6
hari, jam
05.00-06.00)
Warga
jemaat dan
tamu
Adanya
kerjasama
dengan wilayah,
sektor, BPIPK,
PPJ.Warga
jemaat
mengingat akan
makna Jumat
Agung
√ Kehadiran 60 orang. Adanya kerjasama
dengan wilayah, sektor dan BPIPK
Menjelang
Pekan
Warga
jemaat dan
Adanya
kerjasama
√ Kehadiran 60 orang. Adanya kerjasama
dengan wilayah, sektor dan BPIPK
120
Keluarga (6
hari, jam
05.00-06.00)
tamu dengan wilayah,
sektor, BPIPK,
PPJ. Memahami
pentingnya
keluarga yang
hidup sesuai
dengan ajaran
Tuhan Yesus
3 Peningkatan
kerjasama
warga
jemaat
dengan
masyarakat
Pelayanan
siraman rohani
di LP/Rutan se
DIY
Warga
binaan
LP/Rutan
Saling
menguatkan
antar WB LP,
kerjasama
dengan gereja-
gereja,
pemerintah
√ √ √ √ WB LP terhibur, menguatkan iman WB
LP, adanya kerjasama dengan
pemerintah dan gereja-gereja
Kepanitian hari
raya kristen
(peningkatan
oikumene)
Warga
binaan LP/
Rytan
Saling
menguatkan
antar WB LP,
kerjasama
dengan gereja-
gereja,
pemerintah
√ √ WB LP terhibur, menguatkan iman WB
LP, adanya kerjasama dengan
pemerintah dan gereja-gereja
4 Refleksi
iman dan
ineraksi
nilai-nilai
GKJ
Gondokusu
man
Penerbitan
Majalah
Sumunar
650 exp
untuk
warga
jemaat
Warga saling
kenal, apresiasi
dan wadah
ekspresi dan
belajar
jurnalistik
√ √ √ √ Bertambahnya exemplar. Banyak
tulisan masuk
Pengelolaan Tetap Adanya SDM √ √ √ √ WEB tetap berjalan
121
WEB GKJ
Gondokusuman
berjalannya
WEB
yang mampu
mengelola
WEB. Adanya
penulis berita
yang baik
5 Pemuridan Pelatihan
pembuatan
bahan kotbah
Warga
jemaat,
majelis
sebanyak
45 orang
Majelis, jemaat
mampu
menyiapkan
bahn kotbah.
Kehadiran 45
orang. Adanya
kerjasama
dengan LPPS,
majelis dan
wilayah
√ Pelatihan terselenggara. Kehadiran 35
orang setiap session.
6 Interaksi
antar warga
jemaat
Jamuan kasih Warga
jemaat,
tamu,
majelis,
pendeta
Adanya
keakraban antar
warga jemaat.
Adanya tukar
informasi
kerjasama
dengan wilayah,
sektor, BPIPK
Adanya interaksi antar warga jemaat,
majelis, pendeta
7 Sekretariat Rapat evaluasi 80%
anggota
Komisi PI
dan
Komunikasi
hadir.
√ √ √ √ Terlaksananya rapat. Kehadiran 80%
anggota Komisi PI dan Komunikasi.
Tersusunnya jadwal pelayanan
berikutnya
122
Adanya
evaluasi
program.
Koordinasi
pelaksanaan
program
berikutnya
BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)
KOMISI : PRALENAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Melayani
warga
jemaat yang
kesripahan
Membayar
santunan
anggota
yang
meninggal
Jemaat
GKJ
Gondokusu
man
Meringankan
beban keluarga
√ √ √ √ Target untuk 35 orang yang meninggal 1
tahun
2 Koordinasi Rapat
pengurus
bersama
wakil-wakil
wilayah
Pengurus
dan wakil
wilayah
Melancarkan
pelayanan
kepada warga
√ √ √ √ Untuk 24 orang
3 Koordinasi
ke dalam
Rapat
pengurus
inti
Pengurus
pralenan
Melancarkan
pekerjaan
√ √ 4 orang
123
4 Pelayanan
di kantor
Melayani
pembayaran
iuran dan
membayar
santunan
Petugas
kantor
√ √ √ √ 2 x seminggu
5 Pengadaan
alat-alat
kantor/
administrasi
Pembuatan
kartu iuran,
pembelian
ballpoint,dll
Kebutuhan
kantor
Pelayanan
kepada jemaat
dengan lancar
√
6 Pengurusan
dan
kegunaan
tanah
makan
Cemororejo
Pemanfaatan
tanah
makam
Cemororejo
Metes
Jemaat
GKJ
Gondokusu
man yang
mengingink
an
pemakaman
di Metes
Pelayanan
kepada jemaat
dengan baik
√ √ √ √
124
BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)
KOMISI : KOMISI SAWOKEMBAR EMERGENCY
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Peningkatan
pelayanan
jemaat dan
masyarakat
Membantu
warga jemaat
dan
masyarakat
umum daerah
bencana
Warga
jemaat dan
masyarakat
daerah
bencana
Bantuan bisa
secara optimal
untuk
kebutuhan yang
sesuai dengan
kebutuhan
masyarakat
daerah bencana
√ √ √ √ Penggalangan dana dari warga dan
donatur lain
Pendampinga
n dalam
bidang
emergency
komisi lain
Komisi dan
warga
jemaat yang
membutuhk
an
pendamping
an
Bisa diatasinya
tindakan-
tindakan
emergency yang
dibutuhkan
ketika komisi
dan warga
melakukan
kegiatan
√ √ √ √
2 Pengemban
gan
kapasitas
orang
Mengadakan
pelatihan dan
sarasehan
dengan
materi yang
Relawan
Sawokemba
r
Emergency
dan relawan
Pengurus &
relawan mampu
melakukan
tugas sesuai
dengan
√ √ √ √
125
dibutuhkan
untuk
mendukung
kerja dalam
penanganan
bencana
dari gereja-
gereja lain
di DIY
bidangnya
secara tepat,
cepat dan
profesional
3 Pelayanan
ketrampilan
dalam ke-
emergency-
an
masyarakat
Pelatihan ke-
emergency-
an bagi
warga
melalui
wilayah-
wilayah
Warga
jemaat dan
masyarakat
Warga jemaat
mengerti
tindakan-
tindakan ke-
emergency-an
√ √ √ √
4 Perumusan
kebijakan
dan regulasi
tentang
sumber
daya
Rapat
koordinasi
Pengurus
Sawokemba
r
Emergency
Semakin
terkoordinasiny
a pengurus
maka
pelaksanaan
program akan
lebih baik
√ √ √ √
5 Pengemban
gan
kemitraan
dengan
gereja-
gereja dan
lembaga
lain dalam
penanganan
Mengembang
kan
kemitraan
dengan
gereja-gereja
dan lembaga-
lembaga
lainnya
dalam
Gereja-
gereja
lembaga
pemerintah
maupun
lembaga di
masyarakat
Jaringan
kemitraan
Sawokembar
Emergency
semakin luas
√ √ √ √
126
bencana penanganan
kebencanaan
6 Mobilisasi
partisipasi
sumber
daya
manusia
Rekruitmen
tenaga
relawan
Warga
jemaat
Sawokembar
emergency
mempunyai
relawan secara
kuantitas
maupun kualitas
√ √ √ √
7 Pengemban
gan sistem
informasi
canggih
yang up to
date
Sosialisasi
program,
kegiatan pada
warga jemaat
dalam bentuk
cetakan
maupun
audio visual
Warga
jemaat
Rasa memiliki
dan percaya
warga pada
kinerja
Sawokembar
Emergency
semakin
meningkat
√ √ √ √
8 Optimalisas
i sistem
koordinasi
Melakukan
koordinasi
kedalam
secara rutin,
koordinasi
untuk bisa
saling sinergi
lintas komisi
yang
mempunyai
kesamaan
arah & tujuan
Sawokemba
r
Emergency
dengan
komisi lain
Koordinasi
kedalam
semakin baik,
dan adanya
saling sinergi
pada lintas
komisi untuk
saling
mendukung
tercapainya misi
masing-masing
komisi
√ √ √ √
9 Penggalang Penggalanga Warga Tumbuhnya √ √ √ √
127
an dana
reguler
n dana
sebagai
bentuk
kepedulian
warga jemaat
dan
masyarakat
pada daerah
bencana
jemaat dan
masyarakat
kepedulian pada
masyarakat
daerah bencana
semakin besar.
Terkumpulnya
dana untuk
membantu
masyarakat
daerah bencana
10 Penggalang
an dana
secara
kreatif
Penggalanga
n dana dan
bentuk
bantuan lain
pada lembaga
lain ataupun
pada
perorangan
Sinode,
Perusahaan,
Donatur
Adanya
penambahan
bantuan, baik
berupa dana
maupun materi
lain, sehingga
bisa
memberikan
bantuan yang
dibutuhkan
masyarakat
daerah bencana
secara cepat
√ √ √ √ Dilakukan ketika terjadi bencana
Perusahaan
dan Donatur
Bantuan, baik
berupa dana
maupun materi
lain, sehingga
bisa
memberikan
bantuan yang
√ √ √ √ Ketika terjadi bencana
128
dibutuhkan
masyarakat
daerah bencana
cepat dan tepat
11 Pengemban
gan Sarana
Pengadaan
peralatan dan
kelengkapan
tenda-tenda
yang dimiliki
Sawokembar
Emergency
Sawokemba
r
Emergency
Sawokembar
Emergency
mempunyai
peralatan yang
memadai untuk
mendukung
kerja
Sawokembar
Emergency
√ √ √ √
Pengadaan
kebutuhan
kesekretariata
n
Kesekretari
atan
Sawokemba
r
Emergency
Adanya
dukungan
sarana pada
kesekretariatan
untuk
mendukung
jalannya
kegiatan
√ √ √ √
129
BIDANG : DIAKONIA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Peningkatan
layanan
Bidang
Diakonia
Rapat
Koordinasi
Pengurus
Bidang
Diakonia
beserta
seluruh
Komisi
(Ketua,
Sekretaris
dan
Bendahara)
1).Diterbitkannya
buku layanan
Bid.Diakonia
sesuai dengan
visi dan misi
GKJ Gk Yk.
2).Tersusun
jadwal kegiatan
dan konsep
perkunjungan di
Panti Wreda dan
Panti Asuhan.
3). Terhimpun
permasalahan
dan didapat
pilihan
pemecahannya.
√ √ √ √ 1). Telah dicetak Buku Pedoman
Layanan Bidang Diakonia.
2). Telah disusun jadwal kunjungan
Majelis Diaken ke Panti Wreda untuk
bulan Januari s.d Desember 2018.
3). Setiap permasalahan yang ditangani
Bidang Diakonia, selalu didapat
alternatif jalan.
2 Peningkatan
layanan
Bidang
Diakonia
Rapat Pleno
Bidang
Diakonia
Semua
Diaken /
Diakones
1.Dipahami dan
disepakati
bersama putusan
hasil rapat pleno
√ √ √ √ Diperoleh putusan yang menjadi
kewenangan Bidang Diakonia
130
Bidang Diakonia
2.Diperoleh
pilihan
pemecahan
masalah
√ √ √ √ Alternatif solusi yang menjadi
kewenangan Majelis Pleno.
BIDANG : DIAKONIA
KOMISI : PASTORAL
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pemeliharaan
iman
1).Perkunjun
gan kepada
warga
rimatan
Warga
rimatan
Penguatan iman
setelah mendapat
layanan
kunjungan
√ √ √ √ Setelah dikunjungi, warga tetap
bersemangat menjalani
kehidupannya.
2 Perkunjunga
n Kasih
Perkunjunga
n kepada
calon warga
rimatan
Warga
gereja yang
mengajuka
n
permohona
n menjadi
warga
rimatan
Hasil
perkunjungan
untuk
menetapkan
kelayakan
menjadi warga
rimatan
√ √ √ √ Dapat ditetapkannya warga rimatan
yang benar-benar memerlukan
santunan
Perkunjunga
n kepada
warga jemaat
yang sakit
Jemaat
yang
mondok di
rumah
sakit,
Penghiburan dan
penguatan iman
dalam masa sakit
√ √ √ √ Jemaat yang sedang sakit merasa
terhibur.
131
maupun
yang
dirawat di
rumah
sendiri,
sesuai
arahan
pihak
rumah sakit
3 Peningkatan
Pelayanan
Komisi
Pastoral
Rapat
Komisi
Anggota
Komisi
Pastoral
Program
terlaksana
dengan baik
√ √ √ √ Semua anggota komisi berperan aktif
Komunikasi
kegiatan
Anggota
Majelis
Diakonia
Komunikasi
berjalan baik,
anggota
berpartisipasi
dalam
perkunjungan
√ √ √ √ Informasi tersampaikan dan
ditindaklanjuti
BIDANG : DIAKONIA
KOMISI : BANTUAN DAN SANTUNAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Peningkatan
layanan
kepada
jemaat
a.Penyaluran
beras dan
santunan
lauk pauk
Warga
rimatan
beserta
keluarganya
Meningkatkan
kualitas hidup
√ √ √ √ Uang santunan dan beras tersalurkan
pada minggu pertama setiap bulan
132
warga
rimatan
b.Bantuan
biaya obat
yang tidak
ditanggung
BPJS
Warga
rimatan
beserta
keluarganya
Meringankan
biaya pengobatan
√ √ √ √ Uang bantuan obat diserahkan pada
kesempatan setelah kwitansi obat
ditunjukkan
c.Bantuan
sewa rumah
Warga
rimatan
Meringankan
biaya sewa
rumah
√ √ √ √ Uang bantuan sewa rumah dapat
diserahkan menjelang pembayaran
sewa rumah
d.Bantuan
biaya
pemakaman
Warga
rimatan
beserta
keluarganya
Meringankan
biaya
pemakaman
√ √ √ √ Biaya pemakaman warga rimatan
ditanggung oleh gereja
2 Peningkatan
pelayanan
Komisi
Rapat
Komisi
Anggota Semua anggota
komisi dapat
memberikan
saran untuk
peningkatan
layanan kepada
warga rimatan
√ √ √ √ Semua anggota Komisi dapat
menjalankan perannya di masing-
masing wilayah
BIDANG : DIAKONIA
KOMISI : TRANSFORMATIF DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI JEMAAT (PEJ)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Peningkatan
kemampuan
Memberikan
pinjaman
modal dan
Warga
produktif
Usahanya
berkembang
√ √ √ √ a.Usahanya menghasilkan
keuntungan;
133
dan
kesejahteraan
warga jemaat
pendampingan namun
kekurangan
modal
b.Pengembalian pinjaman lancar
Pelatihan
membatik
bagi warga
jemaat
Warga yang
berminat
dan masih
tenaga
produktif
a.Menciptakan
kemandirian
usaha;
b.Meningkatkan
penghasilan
warga
√ √ √ √ a.Dalam jangka waktu tertentu, sudah
dapat membatik yang hasilnya layak
dipasarkan;
b.Usahanya mandiri
Pembuatan
bak sampah
Warga
jemaat
khususnya
remaja dan
pemuda
Pengelolaan
sampah skala
gereja
√ √ √ √ Sampah tidak berserakan karena telah
dikelola dengan baik
2 Peningkatan
layanan
Komisi
Rapat
Koordinasi
Semua
anggota
Komisi
Koordinasi
jadwal layanan
dan bersinergi
dengan kegiatan
komisi dan
bidang lain
√ √ √ √ a.Tersusun jadwal kegiatan;
b.Adanya kebersamaan dalam
pelaksanaan kegiatan
Pembuatan
laporan
Anggota
komisi
Laporan tepat
waktu dan dapat
dipertanggung
jawabkan
Laporan dan kegiatan sesuai dengan
program
134
BIDANG : DIAKONIA
KOMISI : PANTI WREDHA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Peningkatan
kesejahteraan
jasmani
warga Panti
Wreda
Pengelolaan
gizi bagi
warga Panti
Wreda
Warga
Panti
Wreda
Kondisi jasmani
warga panti
senatiasa bugar
√ √ √ √ 1.Warga Panti Wreda sehat
2.Bahan makan yang diperlukan
tersedia
Pelayanan
kesehatan
warga Panti
Wreda
Warga
Panti
Wreda
Kesehatan tubuh
warga Panti
Wreda terjaga
√ √ √ √ 1.Warga Panti Wreda sehat
2.Perlengkapan perawatan kesehatan
cukup
Pemenuhan
kebutuhan
rumah
tangga Panti
Wreda
Warga
Panti
Wreda
Warga Panti
Wreda yang
terampil dapat
membuat taplak
meja
√ √ √ √ Warga Panti yang sehat tetap menjadi
waktu luang dengan membuat taplak
2 Peningkatan
kebersihan di
Panti Wreda
Pelayanan
kebersihan
rumah Panti
Wreda
rumah
Panti
Wreda
rumah Panti
bersih
√ √ √ √ rumah Panti bersih
3 Peningkatan
Layanan
Pamulasaran
Pelayanan
Pamulasaran
lengkap
Warga
Panti
Wreda
Pamulasara
jenazah
tertangani
√ √ √ √ Pamulasara jenazah tertangani dengan
cepat
135
BIDANG : DIAKONIA
KOMISI : SOSIAL
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Penyelenggara
an Hari Besar
Kristen dan
Hari Besar
Nasional
Bhakti Sosial
Paskah di
GKJ
Gondokusum
an
Yogyakarta
Warga
masyarakat
di sekitar
gereja, dan
warga
jemaat
Nilai Paskah
lebih dihayati
oleh Majelis
Diakonia
√ 1.Pelaksanaan berjalan lancar;
2.Peserta yang hadir datang dengan
antusias
Bhakti Sosial
HUT
Kemerdekaan
RI di luar
GKJ
Gondokusum
an
1).Warga
masyarakat
ditempat
tujuan
2).warga
Gereja
ditempat
tujuan
Terpeliharanya
rasa
kebersamaan
sesama warga
bangsa
√ Jumlah peserta dari warga masyarakat
lebih dominan daripada warga Gereja
Bhakti Sosial
HUT GKJ
Gondokusum
an
Yogyakarta
1). Warga
masyarakat
di sekitar
gereja
2). Warga
GKJ
Terpeliharanya
rasa ucap
syukur atas
anugerah Tuhan
√ Warga masyarakat yang dilayani turut
merasa senang menyambut bakti sosial
HUT GKJ Gondokusuman
136
Gondo-
kusuman
Natal
bersama
warga
rimatan dan
warga panti
Warga
Panti
Wreda, PA
Rekso
Putra pa/pi
dan warga
rimatan
Natal bersama
menjadi sarana
berkumpul
bersama saling
mengenal
√ Kehadiran warga yang diundang
sesuai target
2 Peningkatan
layanan komisi
Rapat
Internal
Komisi
Anggota
Komisi
Tersusunnya
jadwal dan
konsep bhaksos
√ √ √ √ Semua kegiatan berjalan lancar sesuai
program
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Koordinasi
dan
Administrasi
Bidang
PWG
Rapat
Bidang
Koordinasi
pelaksanaan
program
Program dan
kegiatan
terlaksana sesuai
rencana
√ √ √ √ Terkoordinasinya komisi-komisi yang
ada di bidang PWG
137
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : PENGADERAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Mendidik
kader-kader
gereja
berkualitas
dan
berkarakter
secara
terencana dan
berkesinambu
ngan
Penjaringan
bakal calon
pelayan
Gereja dan
penyusunan
Silabus
Warga
jemaat tiap
wilayah
Tersedianya
calon pelayan
Gereja
(kemajelisan,
pemuda,
organis, sekolah
minggu)
√ √ Mendapatkan 40 calon pelayan Gereja
2 Mendidik
kader-kader
gereja
berkualitas
dan
berkarakter
secara
terencana dan
berkesinambu
ngan
TOT
(Training Of
Trainers)
Warga
jemaat tiap
wilayah
Pemahaman
konsep
bergereja secara
holistik
√ Terbangunnya komitmen dan tekad
dalam pelayanan
3 Mendidik Pemantapan Warga Tersedianya √ Mendapatkan 40 pelayan Gereja
138
kader-kader
gereja
berkualitas
dan
berkarakter
secara
terencana dan
berkesinambu
ngan
dan
pengukuhan
komitmen
pelayanan
jemaat tiap
wilayah
pelayan Gereja
yang siap
melayani
4 Mendidik
kader-kader
gereja
berkualitas
dan
berkarakter
secara
terencana dan
berkesinambu
ngan
konsolidasi Koordinasi
Pelaksanaan
Program
Terjalin
kerjasama yang
baik
√ Konsolidasi antar Bidang dan Komisi
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : ANAK
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkatka
n kualitas
ibadah
Ibadah Anak Anak dan
Orangtua
serta Guru
Meningkatkan
kualitas Iman
Anak agar dapat
√ √ √ √ 1.Dapat berjalan selama 12x dalam 1
tahun
2.Banyak anak yang datang dengan
139
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa, dan akal
budi jemaat,
melalui
pembekalan
bagi
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili, dan
peningkatan
proses
persiapannya
Sekolah
Minggu
memahami dan
merasakan
secara langsung
kegiatan
beribadah
dalam gereja
target 70 anak
3. Anak-anak menjadi terbiasa dengan
tata ibadah
2 Meningkatka
n kualitas
ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa, dan akal
budi jemaat,
melalui
Ibadah
Paskah
Anak usia
Sekolah
Minggu dan
Guru
Sekolah
Minggu
Meningkatkan
kualitas Iman
Anak agar dapat
memahami
setiap event
Hari Raya,
terkhususnya
Paskah
√ 1.Dapat berjalan pada masa Pakah tahun
2018
2.Jumlah anak yang datang 120 anak
yang melibatkan SM Sentral maupun
wilayah
3.Anak dapat menghayati masa Paskah
140
pembekalan
bagi
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili, dan
peningkatan
proses
persiapannya
3 Meningkatka
n pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdayaa
n Jemaat,
Wilayah, dan
Sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinambu
ngan
SALIB
(Sekolah
Alkitab
Liburan)
Anak usia
Sekolah
Minggu dan
Guru
Sekolah
Minggu
Mengisi liburan
anak dengan
sesuatu yang
lebih
bermanfaat dan
dapat
meningkatkan
kualitas Iman
anak
√ 1. Dapat berjalan pada saat libur
kenaikan kelas tahun 2018
2. Dapat terlaksana dengan peserta 100
anak
3. Dapat mengisi liburan anak dengan
kegiatan yang positif
4. Dapat melibatkan wilayah maupun
sentral
4 Meningkatka LIVE IN Anak Terjalin √ 1. Dapat terlaksana setelah kegiatam
141
n pelayanan
dan
kerjasama
ekternal
sebagai
bentuk
pewartaan
keselamatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinambu
ngan
Sekolah
Minggu
kelas
sedang,
besar, dan
prarem
kerjasama yang
baik
SALIB 2018
2. Dapat melatih kemandirian anak
3. Dapat melatih kepekaan anak
terhadap lingkungan baru
4. Dapat terlaksana dengan peserta 60
anak (termasuk gereja tujuan)
5. Dapat meningkatkan pelayan dan
kerjasama
5 Meningkatka
n pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdayaa
n Jemaat,
Wilayah, dan
Sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
Latihan Soli
Gracia
Anak usia
Sekolah
Minggu
Anak dapat
mahir dalam
bernyanyi dan
berani tampil di
depan panggung
√ √ √ √ 1. Dapat terlaksana 48x dalam satu
tahun
2. Dihadiri oleh 30 anak
3. Anak menjadi lebih berani tampil
4. Anak dapat terlibat dalam pelayanan
menyanyi di gereja ataupun di gereja
lain
142
dan
berkesinambu
ngan
6 Meningkatka
n pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdayaa
n Jemaat,
Wilayah, dan
Sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinambu
ngan
Latihan Sola
Sonora
Anak usia
Sekolah
Minggu
kelas
besar/remaja
Anak dapat
mahir dalam
bernyanyi dan
berani tampil di
depan panggung
√ √ √ √ 1. Dapat terlaksana 48x dalam satu
tahun
2. Dihadiri oleh 30 anak
3. Anak menjadi lebih berani tampil
4. Anak dapat terlibat dalam pelayanan
menyanyi di gereja ataupun di gereja
lain
7 Meningkatka
n pelayanan
dan
kerjasama
ekternal
sebagai
bentuk
pewartaan
keselamatan
Wisata
Rohani /
Pelayanan di
luar gereja
PS Soli
Gracia
Anak yang
tergabung
dalam PS
Soli Gracia
Mahir
bernyanyi dan
melatih mental
anak
√ Anak-anak berani tampil mengisi
ibadah di luar lingkungan gereja GKJ
Gondokusuman
143
kepada setiap
orang secara
terencana
8 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas
dan
berkarakter
secara
terencana,
terstruktur,
dan
berkesinambu
ngan
Pembekalan
Guru
Sekolah
Minggu
Guru
Sekolah
Minggu
Wilayah dan
Sentral
Mendapatkan
pembekalan dan
pelatihan dalam
mengajar anak-
anak di Sekolah
Minggu dan
dapat sharing
pengalaman
√ Guru Sekolah Minggu mendapatkan
inovasi, inspirasi dalam mengajar dan
Guru Sekolah Minggu semakin
bertambah
9 Meningkatka
n kualitas
ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa, dan akal
budi jemaat,
melalui
pembekalan
bagi
pendukung
Pengadaan
Alat Bantu
Ajar
Sekolah
Minggu
Wilayah dan
Sentral
Guru
mempunyai
bahan ajar dan
alat bantu ajar
sehingga materi
yang
tersampaikan ke
anak menjadi
lebih menarik
dan
tersampaikan
√ √ √ √ Anak-anak memahami materi yang
disampaikan dan banyak anak datang
Sekolah Minggu untuk belajar firman
Tuhan
144
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili, dan
peningkatan
proses
persiapannya
10 Meningkatka
n pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdayaa
n Jemaat,
Wilayah, dan
Sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinambu
ngan
Natal Anak Anak usia
Sekolah
Minggu dan
Guru
Sekolah
Minggu
Meningkatkan
kualitas Iman
Anak agar dapat
memahami
setiap event
Hari Raya,
terkhususnya
Natal
√ Anak dapat menghayati makna Natal
11 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas
Persekutuan
Guru
Sekolah
Minggu
Guru
Sekolah
Minggu
Wilayah dan
Adanya suatu
wadah bagi
Guru Sekolah
Minggu untuk
√ √ √ √ Guru Sekolah Minggu mendapatkan
inovasi, inspirasi dalam mengajar dan
Guru Sekolah Minggu semakin
bertambah
145
dan
berkarakter
secara
terencana,
terstruktur,
dan
berkesinambu
ngan
Sentral dapat sharing
pengalaman
dalam
mengajar,
sehingga dapat
meningkatkan
kualitas
semangat dalam
berpelayan
12 Meningkatka
n pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdayaa
n Jemaat,
Wilayah, dan
Sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinambu
ngan
Rapat
Bulanan
Guru
Sekolah
Minggu
Wilayah,
Sentral, dan
Pengurus
Komisi
Adanya suatu
pertemuan
khusus antar
Guru Sekolah
Minggu dan
Pengurus
Komisi Anak
untuk
membahas
kegiatan yang
ada disetiap
wilayah ataupun
program Komisi
Anak
√ √ √ √ Dapat berjalan 12x dalam 1 tahun
13 Meningkatka
n pelayanan
dan
Tugas
keluar
Guru
Sekolah
Minggu
Dapat
memberikan
kontribusi dan
√ √ √ √ 1. Dapat berjalan tukar mengajar SM
antar klasis x dalam 1 tahun
2. Dapat berkontribusi dalam PGSM
146
kerjasama
ekternal
sebagai
bentuk
pewartaan
keselamatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinambu
ngan
Wilayah,
Sentral, dan
Pengurus
Komisi
eksistensi dalam
kegiatan-
kegiatan tukar
mengajar antar
gereja ataupun
dalam kegiatan
Klasis
klasis
14 Meningkatka
n pelayanan
dan
kerjasama
ekternal
sebagai
bentuk
pewartaan
keselamatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinambu
ngan
Lomba-
lomba
keluar
Anak-anak
Sekolah
Minggu dan
Guru
Pembimbing
Dapat melatih
anak, dan
menunjukkan
eksistensi dalam
setiap
perlombaan
(CTA)
√ Dapat mengikuti perlombaan yang
diadakan oleh instansi atau gereja lain
147
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : REMAJA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkatkan
kualitas
ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa, jemaat,
melalui
pelatihan dan
pembekalan
bagi
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili dan
peningkatan
proses.
Pendalaman
Alkitab
Anggota
komisi dan
remaja
wilayah-
wilayah
Saling
mengenal antar
anggota dan
mau untuk
berpelayanan di
Gereja.
√ √ √ √ Kehadiran remaja lebih dari 20 orang
dan ada perwakilan tiap wilayah.
2 Meningkatkan
kualitas
ibadah
Ibadah
Sabtu
Anggota
komisi yang
memiliki
Talenta dapat
tersalurkan serta
dapat
√ √ √ √ WL, singer dan pemusik berasal dari
Komisi Remaja
148
melalui
peningkatan
kesiapa hati,
jiwa dan akal
budi jemaat
melalui
pelatihan dan
pembekalan
bagi
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili dan
peningkatan
proses.
bakat dalam
bermain
musik
berpelayanan
3 Meningkatkan
pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdayaan
jemaat,
wilayah, dan
sektor yang
berkualitas
secara
Rapat BPH
Komisi
Remaja
Program yang
sudah
direncanakan
dapat terlaksana
√ √ √ √ Program semua program yang
dianggarkan dapat terlaksana dengan
baik
149
terencana,
terstruktur
dan berkesi-
nambungan.
4 Meningkatkan
pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdayaan
jemaat,
wilayah, dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan berkesi-
nambungan.
Olahraga
Ceria
Remaja
GKJ
Gondoku-
suman
Anggota remaja
menjadi lebih
aktif lagi
√ √ √ √ Mendapat anggota baru untuk
bergabung dengan Komisi Remaja`
5 Meningkatkan
kualitas
ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa, jemaat,
melalui
pelatihan dan
Ibadah
Padang
Remaja
GKJ
Gondkusu-
man
Bertambahnya
anggota Komisi
Remaja
√ Mendapat anggota atau teman baru
dan dapat mengikuti turnament atau
perlombaan dari kegiatan di luar
gereja.
150
pembekalan
bagi
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili dan
peningkatan
proses.
6 Meningkatkan
pelayanan dan
kerjasama
eksternal
sebagai irang
secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinam-
bungan.
Baksos Semua
anggota
remaja GKJ
Gondokus-
uman
Dapat berbagi
kasih dan
menambah
relasi hubungan
√
7 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat
wilayah, dan
Porseni
antar
wilayah.
Semua
jemaat GKJ
Gondokusu-
man
Terjalin
solidaritas antar
jemaat GKJ
Gondosuman.
√ Porseni antar wilayah (Lomba CTA
(anak), Solo song (anak), Lomba
Futsal (remaja dan pemuda), Lomba
Badminton (remaja dan pemuda),
Lomba Tarik Tambang (remaja dan
pemuda), Tenis Meja (remaja dan
pemuda), Pemanfaatan daur ulang
sampah (dewasa muda)), Lomba
Masak (Keluarga jemaat), Lomba
151
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur,
berke-
sinambungan.
miru jarik (ibu-ibu), Lomba baca
indah alkitab bahasa jawa (adiyuswo),
Lomba sepakbola terong (Dewasa
muda), Lomba make up pasangan
(keluarga), Lomba TTS (Adiyuswo).
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : PEMUDA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkatkan
kualitas
ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa, jemaat,
melalui
pelatihan dan
pembekalan
bagi
Persekutuan
pemuda dan
pemudi GKJ
Gondo-
kusuman
Pemuda
dan Pemudi
GKJ
Gondoku-
suman dan
secara
berkala
Persekutuan
Pemuda di
wilayah-
wilayah
Perskutuan
Alkitan untuk
pemuda
dan pemudi
gereja berjalan.
√ √ √ √ Terwujudnya PA Pemuda di Wilayah
152
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili dan
peningkatan
proses.
PA Klasis
Selatan
Pemuda
dan Pemudi
GKJ
Gondoku-
suman
Adanya pemuda
dan pemudi
GKJ Gondokus-
uman yang ikut
serta dalam PA
Klasis Selatan
√ √ √ √ Intensitas kehadiran pemuda GKJ
Gondokusuman di PA Klasis
Mengadakan
PA Klasis
Selatan
Pemuda
dan Pemudi
GKJ se
Klasis
Selatan
PA Klasis
Selatan yang
diadaka di GKJ
Gondokusuman
√ Terlaksananya PA Klasis Yogyakarta
selatan di GKJ Gondokusuman.
2 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinam-
bungan.
Kunjungan
Kasih
Warga
Jemaat
Gereja
Memberikan
semangat dan
berbagi rasa
√ √ √ √ Berbagi kasih, memberikan
penghiburan dan meningkatkan rasa
empati kepada pemuda.
3 Mendidik
kader-kader
Pelatihan
Pengemban-
Pemuda
dan Pemudi
Menggali
potensi diri
√ √ Meningkatnya kreatifitas pelayanan
pemuda
153
gereja yang
berkualitas
dan
berkarakter,
secara
terencana dan
terstruktur
gan diri GKJ
Gondo-
kusuman
pemuda dan
pemudi GKJ
Gondokusuman
4 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah, dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan berkesi-
nambungan.
Rapat Pemuda
dan Pemudi
GKJ
Gondo-
kusuman
Berjalanya
program kerja
Pemuda
√ √ √ √ Meningkatnya koordinasi dan
kekompakan pengurus Komisi
Pemuda.
5 Meningkat-
kan
Pelayanan
dan kerjasama
eksternal
sebagai
bentuk
Bakti Sosial Anak
Sekolah
Membantu
sesama dengan
memberikan
bantuan berupa
buku dan alat
tulis.
√ Terwujudnya bantuan alat tulis dan
buku
154
pewartaan
keselatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinam-
bungan
6 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas
dan berkarak-
ter, secara
terencana
terstruktur
dan berkesi-
nambungan
Regenerasi
KOMPA
dan
KOMPA
Pemuda
dan remaja
GKJ
Gondo-
kusuman
Bertambahnya
Pemuda dan
Pemudi GKJ
Gobdokusuman
√ Terbentuknya kader-kader baru yang
mau ikut berpelayanan (aktifis)
7 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
Badminton Pemuda
dan Remaja
GKJ
Gondo-
kusuman
Mempersiapkan
kader pemuda
yang berprestasi
dalam olahraga
bulutangkis
√ √ √ √ Meningkatnya minat dan bakat serta
berpartisipasi dalam kegiatan lomba-
lomba.
155
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : DEWASA MUDA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Sekertariat Surat
Menyurat
Ketertiban
administrasi
√ √ √ √ Administrasi terdokumentasi dengan
baik
2 Pembinaan
Iman
Anggora
Pemahaman
Alkitab 22
kali
pertemuan
Anggota
Komisi
Dewasa
Muda,
anggota
komisi dan
jemaat lain.
Peningkatan
Iman anggota
persekutuan
√ √ √ √ Anggota selalu hadir diharapkan ada
peningkatan jumlah anggota.
3 Peningkatan
relasi dan
Kesehatan
Senam
Aerobik 44
kali
pertemuan
IDEM Meningkatkan
relasi dan
kesehatan
√ √ √ √ Terlaksananya senam setiap minggu.
Peserta merasakan kebugaran jasmani.
4 Pembinaan
warga /
anggota
Kunjungan
Kasih
IDEM Keakraban dan
persaudaraan
antar anggota
√ √ √ √ Anggota KDM merasakan kasih
perhatian.
5 Peningkatan
Relasi dan
PA Padang
50 orang
IDEM Keakraban dan
persaudaraan
√ Terjadinya keakraban anggota KDM .
bertambahnya anggota baru
156
solidaristas antar anggota
6 Pengelolaan
Lingkungan
Gereja
Fasilitasi
Sarana dan
Prasarana
Gereja
Lingkungan
Gereja
Kebersihan dan
Keindahan
Lingkungan
dalam rangka
menuju Gereja
Berwawasan
Lingkungan
√ √ √ √ Jemaat diajak menjaga kebersihan
Gereja serta mewujudkan Gereja yang
berwawasan.
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : PEMBERDAYAAN KELUARGA (PKM MURAKABI)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah, dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
Melengkapi
kebutuhan
administrasi
Keluarga Perekaman data
dan surat
menyurat lacar
√ √ √ √ Kelancaran administrasi
157
terstruktur
dan berkesi-
nambungan.
2 Meningkatkan
kualitas
ibadah
melalui
peningkatan
kesiapa hati,
jiwa dan akal
budi jemaat
melalui
pelatihan dan
pembekalan
bagi
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili dan
peningkatan
proses.
PA Rutin Semua
anggota
PKM
Murakabi
& Keluarga
Muda di
lingkungan
GKJ
Gondokus-
uman
Membina iman
anggotan
persekutuan.
√ √ √ √ Pembinaan iman & pelayanan semakin
baik.
PA
Gabungan
Semua
anggota
PKM
Murakabi
& Keluarga
Muda dari
Gereja lain.
Menjalin
komunikasi
antar gereja,
khususnya
keluarga muda.
√ √ √ √ Terjalin komunikasi yang baik antar
keluarga
3 Meningkatkan
pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
Rapat
pengurus
triwulan
Pengurus
dan
anggota
Konsolidasi &
evaluasi
kegiatan
√ √ √ Ada tema baru per triwulan.
158
an jemaat
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur
dan
berkesinam-
bungan
4 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas
dan berkarak-
ter, secara
terencana
terstruktur
dan berkesi-
nambungan
Retreat
Keluarga
Muda
Keluarga
Muda GKJ
Gondoku-
suman
Keakraban dan
regenerasi
√ Bertambahnya anggota baru yang
berpotensi menjadi pengurus
Family
Gathering
Murakabi &
Jemaat
dalam
rangka
menyambut
17 Agustus
Semua
anggota
PKM
Murakabi
dan jemaat
Keakraban antar
anggota
keluarga
√ Terjalin komunikasi, keakraban dan
kerjasama.
159
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : WARGA DEWASA WANITA JEMAAT (KWDWJ)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Persekutuan
Doa awal
tahun
Ibu-ibu
wilayah di
GKJ
Gondo-
kusuman
Ibu-ibu usia 40-
60 tahu untuk
mau melayani
dan berperan
aktif baik di
wilayah
KWDWJ
√ Dihadiri 80 orang.
2 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
PA
Gabungan
Ibu-ibu
wilayah di
GKJ
Gondo-
kusuman
Keakraban dan
saling mengenal
√ Dihadiri 80 orang
160
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
3 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
CTA Ibu-ibu
wilayah di
GKJ
Gondo-
kusuman
Ibu-ibu mampu
belajar sejarak
kitab suci
√
4 Meningkat-
kan pelayanan
eksternal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
Wisata
Rohani
Warga
Dewasa
GKJ
Gondoku-
suman
Mampu
meningkatkan
kepedulian
kepada sesama
dan terjalin
keakraban
√ Diikuti 100 orang
161
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
5 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Persekutuan
Doa tutup
tahun
Ibu-ibu
warga GKJ
Gondoku-
suman
Ibu-ibu usia 40-
60 tahun mau
melayani dan
berperan aktif
baik di wilayah
KWDWJ
√ Dihadiri 80 orang
6 Meningkatkan
kualitas
ibadah
melalui
peningkatan
kesiapa hati,
jiwa dan akal
budi jemaat
melalui
Paduan
Suara
Ibu-ibu
anggota
KWDWJ
di wilayah
GKJ
Gondokus-
uman
Terbentuk 1
team paduan
suara ibu-ibu
√ √ √ √ Terbentuk 1 team paduan suara yang
solid dan mampu bernyanyi dengan
baik dan benar
162
pelatihan dan
pembekalan
bagi
pendukung
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili dan
peningkatan
proses.
7 Meningkat-
kan pelayanan
eksternal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Persekutuan
Doa di Panti
Wreda
Hanna
Oma-oma
tinggal di
Pantri
Wredha
Hanna
Oma-oma
terhibur dan
dikuatkan
imanya
√ √ Oma-oma terhibur dan bersemangat
ikut PD
8 Meningkat-
kan pelayanan
eksternal
dengan
orientasi
Rapat Rutin
Pengurus
Komisi
Warga
Dewasa
Pengurus
KWDWJ
Sie
Hubungan
Luar
√ √ √ √ Kegiatan di KWD Klasis Selatan
tersampaikan di KWDWJ
163
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Klasis
selatan
Yogyakarta
selatan
9 Meningkat-
kan pelayanan
eksternal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Baksos
KWD Klasis
Yogayakarta
Selatan
BPH
KWDWJ
Kerjasama
Penguru
KWDWJ dan
pengurus KWD
Klasis
Yogyakarta
Selatan
√ Terjalin kerjasama yang baik antara
pengurus KWDWJ dengan pengurus
KWD Klasis Yogyakarta Selatan
dalam kegiatan Bersama
10 Meningkat-
kan pelayanan
eksternal
dengan
orientasi
program
Rapat Kerja
KWD Klasis
Yogyakarta
Selatan
BPH
KWDWJ
Informasi
program dan
kegiatan KWD
se Klasis
Yogyakarta
Selatan
√ Mampu membuat kegiatan bersama
164
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
11 Meningkat-
kan pelayanan
eksternal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
PDWO
Hanna
Ibu-ibu
anggota
KWDWJ
GKJ
Gondoku-
suman
Kebersamaan
dan mengenal
ibu-ibu gereja
lain.
√ √ √ √ Tiap wilayah terwakili dalam setiap
PWDO Hanna yang diadakan.
12 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
Ibu-ibu
anggota
KWDWJ
yang sakit
Yang sakit
segera sembuh,
yang berduka
terhibur
√ √ √ √ Yang sakit semangat yang berduka
mampu bersyukur.
165
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
13 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Kunjungan
Kasih
Mantan
Pengurus
KWDWJ
Mampu
memnyemangati
√ Yang dikunjungi merasa diperhatikan
14 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
Kunjungan
kasih
Keluarga
Pendeta
Keluarga
Pendeta
Emiritus
dan
Pendeta
aktif
Terwujud
Kepedulian dan
perhatian
kepada gembala
Gereja
√ √ Keluarga yang dikunjugi merasa
diperhatikan.
166
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
15 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Rapat
Pengurus
KWDWJ
Pengurus
KWDWJ
Mampu
menyusun
program dan
anggaran
tahunan
√ √ Tersusun program dan anggaran dan
terjalin kerjasama yang baik antar
pengurus
16 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
Rapat BPH
KWDWJ
BPH
KWDWJ
Komunikasi √ √ Komunikasi antar BPH lancar
167
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
17 Meningkat-
kan pelayanan
internal
dengan
orientasi
program
pemberdaya-
an jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana dan
terstruktur.
Sekretariat Sekertaris
KWDWJ
Tertib
Administrasi
√ √ √ √ Surat menyuraat dan laporan-laporan
tersusun dengan baik dan lancar
18 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas
dan berkarak-
ter, secara
terencana
terstruktur
dan berkesi-
nambungan
Belajar
merangkai
bunga
Ibu-ibu
anggota
KWDWJ
√ √ √ √ Ada petugas merangkai bunga mimbar
dari wilayah
168
19 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas
dan berkarak-
ter, secara
terencana
terstruktur
dan berkesi-
nambungan
Belajar
membuat
roti kering
Ibu-ibu
anggota
KWDWJ
Membantu
peningkatan
ekonomi warga
jemaat
√ √ √ √ Ibu-ibu mampu membuat roti kering
untuk sendiri atau dijual.
BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)
KOMISI : ADIYUSWO
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkatkan
pelayanan
internal dengan
orientasi
program
pemberdayaan
jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
Koordinasi
antar seksi
untuk
evaluasi
kegiatan
yang
terlaksana
dan
kesiapan
pelaksanaan
program
Kegiatan para
pengurus
terkoordinasi
dengan baik dan
program dapat
terlaksana
dengan lancar
√ √ √ √ Pelaksanaan kegiatan lancar sesuai
rencana program
169
terencana dan
terstruktur
yang akan
datang
2 Meningkatkan
pelayanan
internal dengan
orientasi
program
pemberdayaan
jemaat,
wilayah, dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan.
Siraman
rohani dan
senam
kesegaran
jasmani.
Direncanakan
45. Peserta
rata-rata 60
orang
Pelayanan
firman oleh
pendeta
terjadwal
Penguatan iman
oleh pendeta
terjadwal
√ √ √ √ Kehadiran warga semakin meningkat
dan lebih proaktif dalam pendalaman
firman
3 Meningkatkan
kualitas ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa dan akal
budi jemaat,
melalui
pelatihan dan
pembekalan
bagi
pendukung
Paduan suara
“Ambangse”
rata-rata
hadir 30
orang
Latihan 50
kali,
pengisian
ibadah 15
kali
Meningkatkan
pelayanan
melalui pujian
dalam
persekutuan
√ √ √ √ Kesadaran memuliakan Tuhan
melalui paduan suara semakin
meningkat
HUT PS
Adiyuswo
150 orang
Memperkuat
persekutuan dan
iman warga
Adiyuswo
dalam ibadah
syukur
√
170
ibadah,
peningkatan
kapasitas
homili
4 Meningkatkan
pelayanan dan
kerjasama
eksternal
sebagai bentuk
pewartaan
keselamatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
Program
sinode
Ibadah
HUT PAS
Adiyuswo
Sinode dan
Komisi
Adiyuswo
GKJ
Gondokusu
man, 200
peserta dan
undangan
Meningkatkan
persekutuan
iman warga
Adiyuswo
dalam ibadah
syukur atas
tumbuh
kembangnya
wadah kegiatan
Adiyuswo
berupa
Paguyuban
√ Jaringan iman dan kerukunan antar
gereja semakin berkembang dan erat.
Serta mempertahankan kesadaran
berbangsa
Peringatan
Hari Raya
Paskah dan
HUT
Lansia
Nasional
tanggal 29
April 2017
Memperkuat
persekutuan
antar gereja-
gereja Rayon
Klasis.
Diadakan di
Glagah, GKJ
Temon
√
5 Meningkatkan
pelayanan dan
kerjasama
eksternal
sebagai bentuk
Program
Klasis
Yogyakarta
Selatan
HUT
Adiyuswo
peserta 50
orang
Meningkatkan
persekutuan
iman warga
Adiyuswo
Gereja-gereja se
√ Memperluas dan mempererat
persekutuan iman warga serta
meningkatkan kesadaran berbangsa
171
perwartaan
keselamatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
klasis
6 Meningkatkan
pelayanan dan
kerjasama
eksternal
sebagai bentuk
perwartaan
keselamatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
Ibadah
HUT RI
Klasis
Yogyakarta
Selatan
Kesadaran
kebangsaan dan
ibadah syukur
warga
Adiyuswo
Gereja se Klasis
√
7 Meningkatkan
pelayanan dan
kerjasama
eksternal
sebagai bentuk
perwartaan
keselamatan
kepada setiap
Iuran
tahunan
Kebersamaan
dengan GKJ
lain, kontribusi
untuk
kebutuhan
Komisi
Adiyuswo
Klasis
Partisipasi atas kebutuhan Komisi
Adiyuswo Klasis
172
orang secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
8 Meningkatkan
pelayanan dan
kerjasama
eksternal
sebagai bentuk
perwartaan
keselamatan
kepada setiap
orang secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
Wisata
Rohani/
Anjangsana
dan
Penyegaran
Kunjungan
ke GKJ
atau GKJW
lainnya dan
peningkatan
wawasan,
peserta 100
orang
Memperluas
jaringan
persekutuan dan
menambah
wawasan
keindahan alam
√ Kesegaran iman dan kesegaran jiwa
serta menambah pengetahuan
9 Meningkatkan
pelayanan
internal dengan
orientasi
program
pemberdayaan
jemaat,
wilayah dan
sektor yang
berkualitas
secara
Kunjungan
kasih
Mengunjun
gi warga
Adiyuswo
yang sakit
Direncanakan
24 kunjungan
√ √ √ √
173
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
10 Meningkatkan
pelayanan
internal dengan
orientasi
program
pemberdayaan
jemaat,
wilayah, dan
sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
Penyuluhan
kesehatan
Warga
Adiyuswo
Database
kesehatan
warga
Adiyuswo
√ √ √ √ Seluruh warga Adiyuswo paham dan
melaksanakan pola hidup sehat
174
BIDANG : SARANA DAN PRASARANA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Koordinasi
Bidang dan
Komisi
Rapat
Bidang dan
Komisi
selama 7
kali setahun
Jemaat GKJ
Gondokusu
man
Seluruh
kegiatan untuk
gereja dan
jemaat dapat
terlaksana
√ √ √ √ Seluruh lingkungan gereja, gedung gereja
dan rumah-rumah pendeta dan pendeta
emiritus serta tempat seperti Panti
Asuhan dan Panti Wredha
BIDANG : SARANA DAN PRASARANA
KOMISI : KOMISI PEMBANGUNAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pembangun
an prasarana
fisik
Pembangunan
rumah pastori
berupa
bangunan 1
(satu) lantai
di kompleks
Panti Asuhan
Reksa Bagian
Putra
Rumah
pastori
dapat
dibangun
sebagian
menggunak
an
bongkaran
bangunan
Dapat tersedia
tempat tinggal
pendeta yang
representatif
√ √ √ Tersedia rumah pastori, walaupun
dengan proses yang masih panjang
175
di belakang
gereja
BIDANG : SARANA DAN PRASARANA
KOMISI : PEMELIHARAAN DAN INVENTARIS
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pemeliharaan
gedung dan
lingkungan
gereja
Perbaikan Komponen
gedung
gereja dan
lingkungan
yang rusak
Terawat √ √ √ √
Perbaikan
kursi
Kursi rotan
gedung
gereja 25
plong
Nyaman
digunakan
Pengecetan
tembok luar
gedung
gereja
Gedung
gereja
bagian luar
kurang
lebih
500M2
Rapi dan bersih
2 Pemeliharaan
Taman
Getsemani
Honor
penata
taman 2
orang
Kesejahtera
an
Kinerja baik √ √ √ √
176
Pembelian
pupuk 2 zak
Taman
gereja
Tanaman subur √ √
Pembelian
peralatan
taman
(gunting)
Tambah
peralatan
Menunjang
perawatan
3 Perawatan
pastori
Perbaikan
dan
perawatan 6
pastori
Pastori dan
lingkungan
nya
Banguna awet,
nyaman
ditempati
√ √ √ √
4 Perawatan
rumah
pendeta
emiritus
Perawatan
rumah
pendeta
emiritus 4
orang
Bantuan
untuk
perawatan
Bangunan
nyaman
√ √ √ √
5 Administrasi,
rapat dan dana
sosial
Rapat
komisi
Anggota
Komisi
√ √ √ √
Ballpoint 2
dus, buku
folio 2 buah
Kelancaran
kerja
Pengarsipan
baik
Dana sosial Bantuan
untuk
penata
taman yang
sakit
Tali Asih
Fotocopy Data
pembelian
dan laporan
Laporan
tersusun rapi
dan lancar
√ √ √ √
6 Kerja Bakti Pembersihan Lingkunga Bersih dan
177
lingkungan
gereja
n sekitar
gereja dan
belakang
gereja
nyaman
BIDANG : SARANA DAN PRASARANA
KOMISI : KOMISI PENGADAN BARANG DAN JASA
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pengadaan
barang dan
jasa yang
berkatan
dengan
Peningkatan
KualitasPelaya
nan dan
Peningkatan
Ibadah.
Pengadaan
barang dan
jasa yang
berkaitan
dengan
pelayanan
dalam
Pelayanan
Ibadah,
Pelayanan
Kematian,
dll.
Kerinduan
jemaat secara
keseluruhan
untuk
mendapatkan
pelayanan
terkait dengan
kehidupan
beragama dapat
terpenuhi.
Missal dalam
pelayanan
kematian.
Merasa satu
tubuh dalam
GKJ
Gondokusuman,
jemaat menjadi
semakin
partisipatif
dalam
kehidupan
bergereja.
√ √ √ √ Secara bertahap suatu tujuan yang
berkaitan untuk peningkatan
kualitas pelayanan dapat
direalisasikan dengan benar.
178
BIDANG : KEHARTAAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Melakukan
Rapat
Koordinasi
secara
berkala di
intern
Bidang
Kehartaan.
Dilakukan
setiap 3 bulan
sekali:
a) menyusun
materi rapat
b)
melaksanakan
hasil
keputusan
rapat dengan
konsekuen
dan
ditetapkan
c)
menyediakan
konsumsi
untuk
Adanya
koordnasi
yang baik
dalam
menjalankan
tugas tugas
dibidang
kehartaan
Dapat
menyajikan
berbagai produk
kerja yang
dihasilkan
Bidang
Kehartaan
dengan cepat
dan akurat
sesuai yang
diharapkan
Majelis GKJ
√ √ √ √ a)tersedianya berbagai
informasi/laporan yang disajikan oleh
Bidang Kehartaan dengan cepat dan
akurat.
b)merealisasikan yang direncanakan.
179
kegiatan rapat
koordinasi
dengan biaya
sesuai daftar
BIDANG : KEHARTAAN
KOMISI : KAS/KEUANGAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkatkan
kualitas
penghitungan
ulang
persembahan
baik dari segi
administrasi
pencatatan
serta
kecocokan
jumlah
nomina
a. Melakuka
n evaluasi
atas
formulir-
formulir
penghitun
gan ulang.
Maupun
berbagai
formulir
pencatatan
secara
Tercapainya
kualitas
penghitungan
ulang
persembahan
dengan hasil
yang akurat
dan tepat
waktu.
Hasil
penghitungan
ulang
persembahan,
pada hari yang
sama dapat
langsung
disetorkan ke
bank.
√ √ √ √ Setiap melakukan penghitungan ulang
tidak terjadi perbedaan jumlah
persembahan dengan angka yang
tertera dalam catatan baik secara
manual maupun komputer, dan dapat
disetor ke Bank secepat mungkin
sehingga uang tidak menginap di
brangkas.
180
persembahan
catatannya.
manual,
guna
penyempu
rnaan.
b. Membuat
aplikasi
sistem
komputer
untuk
mencatat
hasil
penghitun
gan ulang
c. Menyedia
kan
konsumsi
untuk
kegiatan
penghitun
gan ulang,
dengan
biaya
sesuai
daftar
181
rincian
terlampir.
BIDANG : KEHARTAAN
KOMISI : PEMBUKUAN/AKUNTANSI
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Melanjutka
n kerjasama
yang telah
dirintis
dengan
pihak
Fakultas
Tehnik
Informatika
UKDW
Yogyakarta
untuk
menyelesaik
an
a. Membuat
kesepakatan
baru (Mou)
dengan
pihak
UKDW
untuk
melanjutka
n kerjasama
b. Melakukan
rapat
koordinasi
secara
berkala
Tersedianya
Sistem
Aplikasi
Pembukuan
yang dapat
memenuhi
kebutuhan
informasi
keuangan
pada masa
kini.
Menghasilkan
laporan
keuangan yang
sesuai dengan
prosedur
standart
akuntansi masa
kini
√ √ √ √ Program aplikasi dapat diterapkan
paling lambat pada akhir Desember
2018 dengan tanpa adanya kendala.
182
pembangun
an Sistem
Aplikasi
Akuntansi
Keuangan
GKJ.
(setiap 3
bulan
sekali)
dengan
pihak
UKDW
c. Melakukan
evaluasi
atas
program
aplikasi dan
data-data
yang di
entri ke
dalam
program
d. Mengadaka
n konsumsi
rapat
koordinasi.
183
BADAN : BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP4)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Umum Melaksanakan
tugas rutin BP-
4 tiap tahun,
yaitu :
Kehidupan
bergereja yang
didukung oleh
organisasi
gereja yang
terdiri atas
majelis, BPM,
Pengurus
sektor/wilayah
dan jemaat
dapat
merealisasikan
visi dan misinya
Visi dan Misi GKJ Gondokusuman
dapat direalisasikan sebagai gerakan
Sosialisasi
BAKJ tahun
berjalan
Majelis
pendamping
√
Penyusunan
BAKJ tahun
sebelumnya
Penyusunan
laporan
pelaksanaan
√
Pelaksanaan
SMGI dan
penyusunan
Akta
Majelis,BP
M,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Pra Raker, Majelis, √
184
penyelarasan
program
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
Raker Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Penyusunan
BAKJ tahun
yang akan
datang
Penyusunan
rencana
program
dan
anggaran
√ √
2 Koordinasi
dan
Administrasi
Rapat
koordinasi :
koordinasi
dengan komisi
di dalam BP-4
Pengurus
Bidang dan
Komisi
Program umum
dan kegiatan
BP-4 terlaksana
dengan baik
Membuat langkah-langkah sehingga
semua terlaksana sesuai rencana
(terutama dalam hal schedule) dan
dapat mengikutsertakan semua pihak
Koordinasi
dengan MPH,
Bidang/Komisi
lain
Tercapai
kesepahama
n
185
BADAN :BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP4)
KOMISI : PERENCANAAN PROGRAM
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Umum Melaksanakan
tugas rutin BP-
4 tiap tahun
yaitu :
Koordinasi
pelaksanaan
program
Kehidupan
bergereja yang
didukung oleh
organisasi
gereja yang
terdiri atas
majelis, BPM,
Pengurus
Sektor/ Wilayah
dan jemaat
dapat
merealisasikan
Visi dan
Misinya
Visi dan Misi GKJ Gondokusuman
dapat direalisasikan sebagai gerakan
Sosialisasi
BAKJ tahun
berjalan
Majelis,
Majelis
Pendamping
√
Penyusunan
BAKJ tahun
sebelumnya
Penyusunan
Laporan
pelaksanaan
√
Pelaksanaan
SMGT dan
penyusunan
Akta
Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Pra Raker,
penyelarasan
program
Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√
Raker Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Penyusunan Penyusunan √ √
186
BAKJ tahun
yang akan
datang
rencana
program
2 Perencanaan
program
Melaksanakan
hal-hal yang
terkait dengan
perencanaan
program :
a. Sosialisasi
BAKJ
Majelis dan
BPM
Rencana
program dapat
segera
direalisasikan
dan dalam
penyusunan
untuk tahun
yang akan
datang
√ Program dalam BAKJ terlaksana sesuai
rencana dan untuk tahun berikutnya
rencana program tersusun lebih baik
b. Membantu
bidang/kom
isi dalam
penyusunan
rencana
program
saat Pra
Raker dan
Raker
Majelis dan
BPM
3 Koordinasi
penyusunan
rencana
anggaran
Koordinasi
dengan
Bidang/Komisi
dalam hal
besaran
anggaran
Majelis dan
BPM
Pemanfaatan
anggaran
optimal
Masalah dapat diselesaikan dengan
baik
187
BADAN : BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP4)
KOMISI : PENGENDALIAN PROGRAM
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Umum Melaksanakan
tugas rutin BP-
4 tiap tahun
yaitu :
Koordinasi
pelaksanaan
program
Kehidupan
bergereja yang
didukung oleh
organisasi
gereja yang
terdiri atas
majelis, BPM,
Pengurus
Sektor/ Wilayah
dan jemaat
dapat
merealisasikan
Visi dan
Misinya
Visi dan Misi GKJ Gondokusuman
dapat direalisasikan sebagai gerakan
Sosialisasi
BAKJ tahun
berjalan
Majelis,
Majelis
Pendamping
√
Penyusunan
BAKJ tahun
sebelumnya
Penyusunan
Laporan
pelaksanaan
√
Pelaksanaan
SMGT dan
penyusunan
Akta
Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Pra Raker,
penyelarasan
program
Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√
Raker Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Penyusunan Penyusunan √ √
188
BAKJ tahun
yang akan
datang
rencana
program
2 Pengendalia
n program
Pengendalian
program :
1. Memeriksa
pengajuan
anggaran
2. Memeriksa
LPJ
3. Membantu
mengarahk
an
perubahan/
penyesuaia
n anggaran
BPM,
Wilayah
√ √ √ √ Program dapat direalisasikan sesuai
rencana atau perubahannya serta
Laporan Pertanggung Jawaban disusun
dengan baik dan benar
3 Koordinasi
pengendalia
n program
Koordinasi
dengan
Bidang/Komisi
dalam hal
pengendalian
BPM,
Wilayah
Pengendalian
program
terlaksana baik
√ √ √ Masalah dapat diselesaikan dengan
baik
189
BADAN : BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP-4)
KOMISI : PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN EVALUASI
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Umum Melaksanakan
tugas rutin BP-
4 tiap tahun
yaitu :
Koordinasi
pelaksanaan
program
Kehidupan
bergereja yang
didukung oleh
organisasi
gereja yang
terdiri atas
majelis, BPM,
Pengurus
Sektor/ Wilayah
dan jemaat
dapat
merealisasikan
Visi dan
Misinya
Visi dan Misi GKJ Gondokusuman
dapat direalisasikan sebagai gerakan di
tengah pelayanan
Sosialisasi
BAKJ tahun
berjalan
Majelis,
Majelis
Pendamping
√
Penyusunan
BAKJ tahun
sebelumnya
Penyusunan
Laporan
pelaksanaan
√
Pelaksanaan
SMGT dan
penyusunan
Akta
Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Pra Raker,
penyelarasan
program
Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√
Raker Majelis,
BPM,
Sektor/Wil,
Jemaat
√ √
Penyusunan Penyusunan √ √
190
BAKJ tahun
yang akan
datang
rencana
program
2 Penelitian
dan
pengemban
gan
Penelitian
tentang sektor
dan wilayah
atau yang lain
Koordinasi di
sektor dan
wilayah
terlaksana
dengan baik
√ √ Kegiatan dapat lebih ditingkatkan
3 Evaluasi Evaluasi
pelaksanaan
program/
kegiatan
bidang/komisi
Dapat memberi
masukan bagi
bidang/komisi
√ √ √ Bidang/komisi memperoleh masukan
BADAN ADHOC : TIM PENGEMBANGAN SARANA FISIK SEABAD GKJ GONDOKUSUMAN
Issue Strategy : Peningkatan Kemampuan Keuangan dan Sarana Prasarana Gereja
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pembangunan
Gedung
Pertemuan dan
1. Pengurusa
n IMB ke
Dinas
Dinas
Perizinan
Izin IMB dari
PEMKOT
√ Diperolehnya surat IMB
191
Kantor Gereja
Tahap
Pertama. I
Perizinan
pemkot
PEMKOT
2. Pengurusa
n
Andalalin
pra IMB
Jalan Depan
Gereja
Persetujuan
andalalin
Andalalin memenuhi syarat untuk IMB
3. Penyiapan
jalan
masuk
proyek
Sewa tanah
warga yang
dilewati
menuju
proyek
Ada
kesepakatan
dengan pemilik
tanah
√ Akses jalan bisa dilewati kendaraan
proyek
4. Sosialisasi
kepada
warga
jemaat
lewat
kegiatan
wilayah
dengan
asumsi
IMB
sudah
keluar
Warga
jemaat gKJ
gondokusu
man
Dukungan
moral dan
finansial dari
warga jemaat
√ √ √ √ Partisipasi janji iman berhasil dan
meningkat
192
5. Sosialisasi
kepada
alumni/do
natur
Alumni
GKJ
Gondokusu
man
Dukungan dana √ √
6. Pembangu
nan
struktur
kolom,
basemen
dan dasar
lantai satu
(40x18)
Pembangun
an Tahap I
(BASEME
N)
Struktur
bangunan, lantai
basemen, lantai
satu dan kolom
√ √ √ Berdirinya struktur kolom, bangunan,
baseman dan dasar lantai satu (40x18)
7. Koordinas
i
1. Tim
pelaksan
aan +
pleno
total 60
orang
2. koordina
si
Terjadi
koordinasi
√ √ Operasional lancar
193
BIDANG : BADAN PEMELIHARAAN IMAN, PASTORAL dan KONSELING (BPIPK)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN
KEBERHASILAN
I II III IV
1 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas
dan
berkarakter
Teknologi
jemaat
(katekisasi
sidi dan
baptis
dewasa,s erta
setiap orang
yang
berminat)
Warga yang
mempersiapkan
diri untuk sidi
dan baptis
dewasa, serta
setiap orang
yang berminat
Peserta
mendapatkan
penegetahuan
mengenai dasar-
dasar iman Kristen,
Pokok-pokok
ajaran KGKJ, Tata
Gereja dan Tata
Laksana GKJ,
sejarah gereja,
sikap dalam hidup
sehari-hari sebagai
orang percaya dan
√ √ √ √ Peserta menyatakan percaya
(sidi) atau menerima
sakramen baptis dan terlibat
dalam kehidupan/kegiatan
gereja.
Pembinaan
majelis
Anggoa majelis Majelis
mendapatkan bekal
dan penegetahuan
untuk
melaksanakan tugas
pelayanan
√ √ √ √ Majelis mengetahui dasar-
dasar tugas pelayanan serta
melakukan tugas sesuai
dengan pedoman pelayanan
yang ada.
Pengedaran
kategorial
Komisi, bidang
dan warga
gereja
Memunculkan
pelayanan-
pelayanan baru
dalam komisi,
√ √ Regenerasi berjalan dengan
baik, ada orang yang bersedia
melayani sebagai pemgurus
dan pelaksana kegiatan
194
bidang dan warga
gereja
komisi-komisi bidang PWG
Pengaderan
majelis
Komisi
Pengaderan
dan warga
gereja
Warga gereja
mendapat bekal
mengenai
kemajelisan dan
bersedia menjadi
anggota majelis
√ √
Teologi
untuk jemaat
(TUJ) khusus
3x pertemuan
dalam
setahun,
bekerjasama
dengan
komisi PI
Warga jemat,
Majelis
sebanyak 50
orang
Warga jemaat
mengenai
pengantar PL / PB
√ √ Pelatihan terselenggara
Kehadiran 35 orang setiap
sesi.
2 Menungkatkan
kulaitas
ibadah melalui
beragam
kegiatan
dalam
kehidupan
sehari-hari
Penyediaan
materi PA
dengan tema:
“Tokoh
Alkitab”
Kelompok PA
di wilayah-
wilayah
Kelompok PA
memiliki materi PA
untuk digunakan
√ Buku materi PA diterbitkan
pada bulan Januari dan
digunakan oleh setiap
kelompok PA di wilayah-
wilayah GKJ
Pertemuan
Pendeta
(ministeriun)
Pendeta aktif Ada persiapan ayat
dan tema khotbah,
agris besar isi
khotbah, materi
sarasehan, dan hal-
hal lain berkaitan
dengan kegiatan
√ √ √ √ Materi dan kegiatan
pelayanan terkoordinasi
dengan baik dan kolegialitas
antar pendeta semakin erat
195
Persiapan
mengajar
sekolah
minggu
Guru sekolah
minggu
Guru sekolah
minggu siap dengan
materi pegajaran
√ √ √ √ Guru sekolah minggu
mengajar sesuai dengan
materi
Kelas Alkitab Seluruh Warga
Jemaat
Warga jemaat
mendapatkan
pengetahuan
mengenai Alkitab
dan kisah-kisah
didalamnya,
sehingga menjadi
bekal bagi
kehidupan sehari-
hari
√ √ √ √ Warga jemaat bisa
menerangkan bagian-bagian
Alkitab jika ditanya oleh
orang lain
Natal dan Tahun
Baru
√
Lomba membuat
doa
√ √ √ Dalam rangka peringatan
Paskah
Surat orang tua ke
anak (dan
sebaliknya)
√ √ √
Cerita
Alkitab untuk
anak
(CERIAA)
Warga Gereja
usia 7-12 tahun
Anak-anak
mendapatkan beal
kisah-kisah dari
Alkitab
√ √ √ √ Anak-anak bisa menceritakan
ulang kisah Alkitab yang
sudah ada
3 Meningkatkan
pelayanan
kedalam dan
keluar yang
Sarasehan di
wilayah-
wilayah
Warga Gereja Warga
mendaptakna
pengetahuan
mengenai topik-
√ √ √ √ BPIPK menyiapkan topik
sarasehan setiap bulan pada
minggu ke dua. Wilayah
diberi kebebasan memilih
196
berkualitas topik tertentu bulan tertentu untuk
mengadakan sarasehan.
Mengikuti
seminr, bedah
buku, dan
pembinaan-
pembinaan
yang lain
Pendeta atau
warga/majelis
gereja sesuai
dengan materi
pembinaan
yang ada
Utusan
menadaptkan
wawasan abru yang
dapat
diimplementasikan
dalam kehidupan
beregereja.
√ √ √ √ Membagikan wawasan yang
telah didapatka, baik melalui
sidang majelis, perteuan
pendeta, warta jemaat (dan
atau buletin), dan sarasehan
Seminar Warga gereja Warga
mendapatkan
wawasan baru
tentang topik aktual
√ Seminar terlaksana sekali
setahun, beerja sama dengan
bidang/komisi yang lain,
diikuti oleh perwakilan setiap
komisi dan wilayah.
Ibadah
Penyegaran
janji
perkawinan
Warga Gereja Relasi Kehidupan
keluarga semakin
erat
√ Ibadah terlaksana pada bulan
keluarga (Oktober 2018)
4 Meningkatkan
kerja sama
antar lembaga
Pelayanan
ekumenis
Pendeta dan
warga gereja
Pendeta dan warga
gereja terlibat
dalam pelayanan
ekuminis
√ √ √ √ Pendeta dan warga gereja
terlibat dalam pelayanan
ekuminis di anah klinis,
sinode, PGI, DGD kota
Mendampingi
mahasiswa
praktek
Mahasiswa
praktek
Mendampingi
mahasiswa praktek
di gereja (Weekend
Ministry,
Pendidikan
Kristiani Kategorial
PPI)
Pendanaan terintegrasi
dengan kantor gereja.
Mahasiswa yang praktek
sesuai permintaan dari
perguruan tinggi.
197
Mengajar
Pendidikan
Agama
Kristen di
perguruan
tinggi
Mahasiswa
kristen
Pendidikan Agama
Kristen terlaksana
di perguruan tinggi
termaksud dan
terjalin relasi antar
gereja dan lembaga
√ √ √ √ Pendeta mengajar sesuai
permintaan perguruan tinggi
Mengajar
katekitsasi di
SMA
BOPKRI 1
Siswa SMA
BOPKRI 1
yang
mempersiapkan
diri untuk sidi
atau baptis
dewasa
Peserta
mendapatkan
pengetahuan
mengenai dasar-
dasar iman Kristen
√ √ √ √ Peserta menyatakan percaya
(sidi) atau menerima
sakramen baptis
Mendampingi
sumpah
profesi dan
jabatan
Pejabat
struktural,
calon dokter,
calon dokter
gigi, calon
ners, calon
psikolog, calon
dokter hewan,
dan calon
apoteker
Universitas
Gadjah Mada
Pejabat struktural,
calon dokter, calon
dokter gigi, calon
ners, calon
psikolog, calon
dokter hewan, dan
calon apoteker
Universitas Gadjah
Mada menyatakn
sumpah jabatan
didampingi oleh
pendeta.
√ √ √ √ Sumpah terlakana dengan
didampingi oleh pendeta.
Siaran radio
di Petra
Pendengar
petra
Pendengar
mendapatkan
Firman Tuhan dan
dukungan doa
√ √ √ √ Pendeta melakukan siaran
sesuai jadwal yang diminta
oleh Petra
198
BADAN : BADAN SOSIAL KRISTEN (BSK)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pendidikan Penggalangan
Dana
Anak Panti Anak bisa
sekolah / kuliah
√ √ √ √ Anak bisa lanjut kuliah
Bantuan biaya
hidup panti
Yuni dan
Totok
Kuliah samapai
selesai
√ √ √ √ Kuliah sampai selesai
2 Pengaderan Pengaderan dan
sharing
Pengurus
BSK dan
Pengurus
Panti
Terjaga
kesinambungan
pengurus
√ √ √ √ Kesinambungan pengurus
Siaran radio
di Sasando
Pendengar
Sasando
Pendengar
mendengarkan
macapat dari
beberapa jemaat
dan renungan dari
pendeta.
√ √ √ √ Pendeta mendampingi jemaat
yang siaran macapat dengan
memberikan renungan dari
macapat disampaikan. Siaran
dilakukan sesuai jadwal.
Siaran radio
di Sonora
(acara dialog
imani
menjelang
Natal)
Pendengar
Sonara
Pendengar
mendapatkan
Firman Tuhan
sesuai dengan
tema-tema
menjelang Natal.
√ Pendeta melakukan siaran
sesuai jadwal yang diminta
oleh Sonara
Tukar
Pelayanan
Firman
Pendeta Pendeta
melayangkan
firman digereja lain
√ √ √ √ Pendeta melaksanakan tugas
tukar pelayanan firman sesuai
jadwal.
199
3 Ibadah awal
tahun ajaran
Ibadah awal
tahun ajaran
PA Putra &
Putri
Kegiatan ajar-
mengajarberjalan
baik
√ Kegiatan ajar-mengajar berjalan baik
4 Kunjungan
atau
keakraban
Pertemuan
Pengurus dan
Anak Panti
Pengurus
semua
Terjalin
keakraban
pengurus dengan
anak Panti
√ √ √ √ Anak panti bertambah
5 Koordinasi Badan &
Komisi lain
di GKJ
Gondokusu
man
Komisi &
Badan
serta
kepanitiaan
Terjalin kerja
sama
√ √ √ √
6 Mencari
penghuni
baru
Koordinasi
dengan
gereja lain
dan
masyarakat
Orang di
luar Panti
Penghuni Panti
maxi
√ √ √ √
KOMISI : PA REKSA PUTRA BAGIAN PUTRA
BADAN : BADAN SOSIAL KRISTEN (BSK)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pendidikan Daftar ulang Anak Panti
& sekolah
Anak bisa
lanjut sekolah
√ Anak bisa lanjut sekolah
Bayar SPP Anak Panti
& sekolah
Anak bisa terus √ √ √ √ Dapat sekolah
Biaya kuliah Anak panti
& sekolah
Menyekolahkan
anak baru
√ Bisa dapat sekolah
200
Uang Tinggalan Anak panti
& sekolah
Anak bisa ambil √ Anak dapat Ijazah
Study tour Anak panti
& sekolah
Kurikulum
sekolah
terpenuhi
√ Anak dapat tambahan wawasan
Biaya kuliah Anak &
tempat
kuliah
Bisa terus
samapai selesai
√ √ Kuliah samapai selesai
Transport Anak panti Terjamin
pulang-pergi
sekolah
√ √ √ √ Pulang pergi lancar
Perlengkapan
sekolah
Anak panti Kebutuhan
sekolah
tercukupi
√ √ √ √ Kebutuhan sekolah tercukupi
Kerohanian Anak panti Iman terpelihara
& berkembang
√ √ √ √ Imannya bertumbuh
2 Biaya hidup Biaya makan Anak panti Kebutuhan
hidup harian
cukup
√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi
Bahan bakar Anak panti Anak bisa
makan &
minum
√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi
3 Penunjang Telp, listrik, kantor Panti Panti berjalan
lancar
√ √ √ √ Listrik, telp, & dll tetap hidup
Sarpras panti Panti Panti berjalan
lancar
√ √ √ √ Sarpras Panti tetap ada
Koordinasi Panti &
Dinas
terkait
Menghadiri
undangan dinas
dll
√ √ √ √ Hubungan baik dengan unit terkait
201
Honor tenaga panti Panti Membantu
kegiatan panti
√ √ √ √ Panti berjalan lancar
Sosial
kemasyarakatan
Panti &
lingkungan
Terjalin
hubungan baik
dengan
lingkunagn
√ √ √ √ Hubungan baik dengan lingkunagn
KOMISI : PA REKSA PUTRA BAGIAN PUTRI
BADAN : BADAN KEGIATAN KRISTEN (BSK)
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pendidikan Daftar ulang Anak Panti
& sekolah
Anak bisa lanjut
sekolah
√ Anak bisa lanjut sekolah
Bayar SPP Anak panti
& sekolah
Anak bisa
sekolah
√ √ √ √ Sekolah tidak terputus
Cari sekolah baru Anak
sekolah &
panti
Menyekolhakan
anak baru
√ Bisa dapat sekolahan
Uang tinggalan Anak panti
& sekolaha
Anak bisa ambil
ijazah
√ Anak dapat ijasah
Study tour Anak panti
& sekolah
Kurikulum
tercapai
√
Biaya kuliah Anak &
tempat
kuliah
Bisa tercapai
sampai selesai
√ √
Transport Anak panti Terjaminn
pulang-pergi
sekolah
√ √ √ √ Pulang pergi lancar
202
Perlengkapan
sekolah
Anak panti Kebutuhan
sekolah
tercukupi
√ √ √ √ Kebutuhan sekolah tercukupi
Kerohanian Anak panti Iman terpelihara
dan
berkembang
Tetap setia mengikut Yesus
2 Biaya hidup Biaya makan Anak panti Kebutuhan
hidup harian
tercukupi
√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi
Bahan bakar Anak panti Anak bisa
makan &
minum
√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi
Kesehatan Anak panti Kesehatan anak
terjaga
√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi
3 Penunjang Listrik dan kantor Panti Panti berjalan
wajar
√ √ √ √ Listrik, telp & dll tetap hidup
Sarpras panti Panti Panti berjalan
wajar
√ √ √ √ Listrik, telp & dll tetap hidup
Perjalanan dinas Panti &
unit terkait
Menghadiri
undangan dinas
dll membantu
kegiatan Panti
√ √ √ √ Hububgan baik dengan unit terkait
Honor tenaga panti Panti Membantu
kegiatan panti
√ √ √ √ Panti berjalan lancar
Sosial kemasyarakat Panti &
lingkungan
Terjalin
hubungan baik
dengan
lingkungan
√ √ √ √ Hubungan baik dengan lingkungan
203
SEKTOR : 1
WILAYAH : 1
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Refleksi dan
internalisasi
nilai-nilai
Gondokusuman
Yogyakarta
PA Bapak-
bapak
Warga
gereja
bapak-
bapak
- Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasi aktif,
kepedulian,
kesadaran akan
mengucapkan
syukur meningkat.
- Pemahaman makna
persekutuan untuk
pertumbuhan iman
√ √ √ √ - Warga wilayah mampu
bersaksi, berpendapat dan
partisipasi dalam kegiatan di
wilayah
- Meningkatnya iman jemaat
wilayah 1
PA Ibu-ibu Warga
gereja ibu
sepuh
- Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasi aktif,
kepedulian,
kesadaran akan
mengucapkan
syukur meningkat.
√ √ √ √ - Warga wilayah mampu
bersaksi, berpendapat dan
partisipasi dalam kegiatan di
wilayah
- Meningkatnya iman jemaat
wilayah 1
204
- Pemahaman makna
persekutuan untuk
pertumbuhan iman
PA Ibu-ibu
muda
Warga
gereja ibu-
ibu muda
- Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasi aktif,
kepedulian,
kesadaran akan
mengucapkan
syukur meningkat.
- Pemahaman makna
persekutuan untuk
pertumbuhan iman
√ √ √ √ - Warga wilayah mampu
bersaksi, berpendapat dan
partisipasi dalam kegiatan di
wilayah
- Meningkatnya iman jemaat
wilayah 1
PA remaja
dan pemuda
Remaja
dan
pemuda
- Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasi aktif,
kepedulian,
kesadaran akan
mengucapkan
syukur meningkat.
- Pemahaman makna
√ √ √ √ - Warga wilayah mampu
bersaksi, berpendapat dan
partisipasi dalam kegiatan di
wilayah
- Meningkatnya iman jemaat
wilayah 1
205
persekutuan untuk
pertumbuhan iman
Pendadaran Semua
warga
jemaat
wilayah
- √ √ √ √ Warga wilayah dapat
mempersiapkan diri berkaitan
dengan perjamuan
Sarasehan
keluarga
Semua
warga
jemaat
wilayah
Peningkatan iman,
pelayanan dan ucapan
syukur
√ √ √ √ - Mengajak warga jemaat
wilayah untuk aktif dan
responsif terhadap masalah
yang dihadapi
- Warga jemaat dapat bertumbuh
dalam iman
Sarasehan
paskah
Semua
warga
jemaat
wilayah
Peningkatan iman,
pelayanan dan ucapan
syukur
√ √ Kehadiran warga menigkat
Perayaan
natal
Semua
warga
jemaat
wilayah
Ucapan syukur √ - Mengajak warga jemaat
wilayah untuk aktif dan
responsif terhadap masalah
yang dihadapi
- Warga jemaat dapat bertumbuh
dalam iman
- Terjalin keakraban
206
Perayaan
paskah
Semua
warga
jemaat
wilayah
Ucapan syukur √ - Mengajak warga jemaat
wilayah untuk aktif dan
responsif terhadap masalah
yang dihadapi
- Warga jemaat dapat bertumbuh
dalam iman
- Terjalin keakraban
Ibadah
padang
Semua
warga
wilayah
√ Kehadiran warga meningkat
Mengikuti
kegiatan
sektor
Semua
warga
jemaat
wilayah
√ √ √ √ Kehadiran warga meningkat
2 Peningkatan
kebersamaan &
solidaritas
Perkunjungan
kasih
Warga
jompo/sakit
warga yang
ibadahnya
kurang
aktif
Keakraban,kepedulian
antar warga terhdap
sesama meningkat
√ √ √ √ Meningkatkan kepedulian warga
dan mendorong warga untuk lebih
aktif dalam beribadah
3 Pengembangan
apresiasi minat
bakat warga
Paduan suara Warga
yang
berminat
Mengisi setiap
kegiatan baik
digerejaa maupun
diwilayah
√ √ √ √ Menyalurkan bakat dan minat
untuk kegiatan pelayanan
4 Sistem
informasi dan
Pemdataan
dengan
Semua
warga
Tersedianya data base
dengan sistem
√ √ √ √ Mempunyai data base yang
lengkap berkaitan dengan jumlah
207
data base kuisoner jemaat
wilayah
informasi
5 Koordinasi Rapat
pengurus dan
majelis
wilayah
Pengurus
wilayah
Adanya informasi
program / kegiatan
menjangkau seluruh
warga. Pelaksanaan
program terkoordinasi
√ √ √ √ Koordinasi antar pengurus dan
majelis dalam pelaksanaan
program kerja
6 Dana reguler - Kolekta PA Warga
wilayah
Pelaksanaan kegiatan
lancar karena
mempunyai SDM
yang berkualitas
√ √ √ √ Meningkatkan kesadaran untuk
persembahan
- Kolekte
pendadaran
PK
Warga
wilayah
Wujud nyata rasa
tanggung jawab
dalam kehidupan
bergerja saling
dukung
√ √ √ √ Meningkatkan kesadaran untuk
persembahan
- Sarasehan Warga
wilayah
Wujud nyata rasa
tanggung jawab
dalam kehidupan
bergerja saling
dukung
√ √ √ √ Meningkatkan kesadaran untuk
persembahan
7 Dana kreatif Kontribusi
warga
Warga
wilayah
Wujud nyata rasa
tanggung jawab
dalam kehidupan
bergerja saling
dukung
√ √ Kas wilayah bertambah
Proposal ke
donatur
Warga
wilayah
Wujud nyata rasa
tanggung jawab
dalam kehidupan
√ √ Kegiatan berhasil
208
bergerja saling
membantu satu sama
lain
Pekan masak Warga
wilayah
Wujud nyata rasa
tanggung jawab
dalam kehidupan
bergerja saling
dukung
√ √ Kas wilayah bertambah
Uasaha dana
jualan makan
digereja
Warga
wilayah
Wujud nyata rasa
tanggung jawab
dalam kehidupan
bergerja saling
dukung
√ Kas wilayah bertambah
SEKTOR : 1
WILAYAH : 11
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Refleksi dan
internalisasi
nilai-nilai
Gondokusuman
Yogyakarta
PA wilayah √ √ √ √
PA bapak/ibu
muda
√ √ √ √
PA sektor √ √ √ √
Pendadaran √ √ √ √
Paduan suara √ √ √ √
Kunjungan
kasih
√ √ √ √
Sarasehan √ √ √ √
209
Perjamuan
kasih
√ √ √ √
Kunjungan
ke warga
√ √ √ √
Unduh-unduh √ √ √ √
Iuran rutin
PWKI dan
KWDWJ
√ √ √ √
Tali kasih √ √ √ √
Persembahan
Rekso putro
√ √ √ √
Natal
wilayah
√ √ √ √
SEKTOR : I
WILAYAH : TIMUR A
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Refleksi dan
Internalisasi
1.Ibadah awal
tahun
Warga Wil.
TA
Pertumbuhan iman
semakin baik
√ Warga dapat memahami Berkat dan
Penyertaan Tuhan pada tahun yang
telah dilalui dan menyongsong tahun
yang akan datang.
2.Sarasehan
Wilayah
Warga Wil.
TA
Jemaat ikut ibadah
awal tahun dan
memahami berkat
√ √ √ √ Keikutsertaan warga dalam kegiatan
diatas 70%
210
Tuhan ditahun
yang akan datang
3.PA Wilayah Warga Wil.
TA
Warga semakin
memahami firman
Tuhan dan punya
komitmen untuk
menerapkannya
dalam kehidupan
sehari-hari
√ √ √ √ Kehadiran diatas 70% dan kehidupan
rohani warga semakin baik
4.Persekutuan
Doa
Warga Wil.
TA
Rasa peduli
terhadap
permasalahan
warga,gereja,
negara dan saling
mendoakan
√ √ √ √ Kehadiran diatas 70% dan kepedulian
warga terhadap permasalahannya
meningkat
5.Pendadaran Warga
dewasa Wil.
TA
Warga memahami
arti perjamuan
kudus
√ √ √ √ Kehadiran warga dewasa 90% dan
kehidupan rohani warga semakin baik
6.Rapat
pengurus
wilayah dan
majelis
wilayah
Majelis
Wil. TA
dan
pengurus
Wil. TA
Dapat
merencanakan
kegiatan wilayah
dan dapat
mengatasi
permasalahan-
permasalahan di
wilayah
√ √ √ √ Koordinasi pengurus wilayah Tim A,
Majelis Wilayah, Pengurus Pemuda
Wilayah.
7.PA Pemuda Pemuda
Wil. TA
Kehidupan
Pemuda semakin
memahami firman
√ √ √ √ Kehadiran diatas 50% dan kehidupan
rohani pemuda semakin terpelihara
211
Tuhan dan punya
komitmen untuk
menerapkannya
dalam kehidupan
sehari-hari
8.Rapat
Pemuda
Wilayah
Pengurus
Pemuda
Wil. TA
Dapat
merencanakan
kegiatan Pemuda
Wilayah dan dapat
mengatasi
permasalahan-
permasalahan di
wilayahnya
√ √ √ √ Koordinasi pengurus pemuda wilayah
Tim. A
9.Perayaan
Paskah
Wilayah
Warga Wil.
TA
Warga memahami
arti kematian dan
kebangkitan
Kristus Yesus
√ 90% warga ikut serta dalam perayaan
Paskah
10.Natal
Wilayah
Warga Wil.
TA
Warga memahami
arti Natal Kristus
bagi manusia
√ Keikutsertaan warga dalam kegiatan
diatas 90%
2 Peningkatan
Kebersamaan
dan solidaritas
1.Perkunjung-
an
Warga Wil.
TA yang
perlu
dikunjungi
Membantu dan
menguatkan warga
yang
membutuhkan
penguatan dan
pendampingan
√ √ √ √ Warga dikuatkan dan terbantu,
kepedulian sesama semakin kuat
2.Pengurusan
Kematian
Warga
Wil.TA
yang
Membantu dan
menguatkan warga
yang
Warga yang berduka merasa
terhibur/terbantu dan semakin peduli
terhadap sesama
212
sedang
berduka
kesripahan/berduka
3 Pengembangan
apresiasi minat
bakat warga
relasi dan
solidaritas
Paduan suara PS. Wil TA Meningkatkan
kemampuan olah
vocal dan
kebersamaan
√ √ √ √ Tampil diacara ibadah, sripah,
pernikahan,dll
4 Peningkatan
pelayanan
warga dan
masyarakat
1.Bakti Sosial Warga yang
perlu
dibantu
Memupuk
kepedulian warga
terhadap peristiwa
sosial
√ √ Adanya bhakti sosial dan kepedulian
warga meningkat
2.Bantuan ke
Rekso Putro
bagian putra
PA.Reksa
Putra
Bag.Putra
Peduli terhadap
anak panti rekso
putro
√ √ Terealisasinya bantuan dan
kepedulian terhadap panti asuhan
3.kerja bakti
di GKJ
Gondokusu-
man
Gedung
GKJ
Gondokusu-
man
Warga Wil. TA
mempunyai
kepedulian
terhadap gerejanya
√ √ Gedung gereja menjadi bersih
4.Siaga
bencana alam
Warga yang
tertimpa
bencana
Peduli terhadap
korban bencana
alam
√ √ √ √ Terealisasinya bantuan dan
kepedulian terhadap korban bencana
alam
5.Pendeta
Tamu
Warga Wil.
TA/Sektor
Ada pencerahan
dari Pendeta Tamu
√ √ √ √ Warga menjadi lebih bersemangat
dalam kegiatan rohanian maupun
kehidupan sehari-hari.
6.PA Sektor Warga
Sektor 1
Kehidupan rohani
warga sektor 1
lebih terpelihara
dan ada rasa
kebersamaan
√ Kehadiran warga sektor 50% dan
hubungan antar warga sektor semakin
terpelihara baik
213
SEKTOR : I
WILAYAH : TIMUR B
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Meningkatkan
kualitas ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
jiwa, dan akal
budi jemaat,
melalui pelatihan
dan pembekalan
peningkatan
kapasitas homili,
dan proses
persiapannya
1.PA Wilayah Semua
Warga
Jemaat
Wilayah
1.Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasi
aktif,kepedulian,
kesadaran,ucapan
syukur,
meningkat.
2.pemahaman
makna
persekutuan
untuk
pertumbuhan
iman warga
jemaat wilayah
√ √ √ √ 1.Warga wilayah mampu bersaksi,
berpendapat, dan berpartisipasi dalam
kegiatan di wilayah
2.Meningkatnya iman jemaat wilayah
Timur B
2.Pendadaran Semua
warga CD
Peningkatan
Iman dan
Persiapan prosesi
perjamuan kudus
√ √ √ √ Warga wilayah dapat mempersiapkan
diri berkaitan dengan perjamuan
kudus
3.Sarasehan Semua Peningkatan √ √ √ √ 1).Mengajak warga jemaat wilayah
214
Keluarga warga
jemaat
wilayah
iman, pelayanan,
dan ucapan
syukur
untuk aktif dan responsif terhadap
masalah yang dihadapi
2).warga jemaat dapat bertumbuh
dalam iman
3).terjalin keakraban dan
kekeluargaan antar jemaat.
4.Perayaan
Natal
Semua
warga
jemaat
wilayah
Ucapan syukur √ 1).Mengajak warga jemaat wilayah
untuk aktif dan responsif dalam
pelaksanaan kegiatan perayaan hari
besar
2).warga jemaat dapat bertumbuh
dalam iman
3).terjalin keakraban dan
kekeluargaan antar jemaat.
5.Perayaan
Paskah
Warga
dewasa
Wil. TA
Ucapan syukur √ √ 1).Mengajak warga jemaat wilayah
untuk aktif dan responsif dalam
pelaksanaan kegiatan perayaan hari
besar
2).warga jemaat dapat bertumbuh
dalam iman
3).terjalin keakraban dan
kekeluargaan antar jemaat.
2 Meningkatkan
pelayanan internal
dengan orientasi
program
pemberdayaan
Jemaat, Wilayah,
dan Sektor yang
6.Perkunjung-
an kasih
Warga
jompo,
sakit,
warga yang
ibadahnya
kurang
aktif
Keakraban,
kepedulian antar
warga terhadap
sesama
meningkat
sehingga lebih
rajin ibadah
√ √ √ √ Meningkatkan kepedulian warga dan
mendorong warga untuk lebih aktif
dalam bergereja
215
berkualitas secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambungan
3 Meningkatkan
pelayanan internal
dengan orientasi
program
pemberdayaan
Jemaat, Wilayah,
dan Sektor yang
berkualitas secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambungan
7.Retreat Semua
warga
jemaat
wilayah
Keakraban,
kepedulian antar
warga terhadap
sesama
meningkat,
peningkatan
iman
Mempererat keakraban antar warga
wilayah, meningkatnya kepedulian
antar sesama warga wilayah
8.Paduan
Suara
Warga
yang
berminat
Mengisi setiap
kegiatan baik
digereja maupun
diwilayah
√ √ √ √ Menyalurkan bakat dan minat untuk
kegiatan pelayanan.
4 Meningkatkan
pelayanan internal
dengan orientasi
program
pemberdayaan
Jemaat, Wilayah,
dan Sektor yang
berkualitas secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambungan
9.Pendataan
dengan
kuisioner
Semua
warga
jemaat
Tersedianya data
base dengan
sistem informasi
√ √ √ √ Mempunyai data base yang lengkap
berkaitan dengan jumlah warga
Kristen di wilayah
5 Meningkatkan
sinergitas
pelaksanaan
10.Rapat
Pengurus dan
Majelis
Pengurus
wilayah
dan majelis
Adanya in-
Formasi program
/ kegiatan yang
√ √ √ √ Koordinasi antar pengurus dan
majelis dalam pelaksanaan program
kerja
216
program Badan,
Bidang, Komisi
dengan sasaran
jemaat di dalam
sektor dan atau
wilayah
Wilayah wilayah menjangkau
seluruh warga
sehingga
pelaksanaan
program
terkoordinasi
SEKTOR : II
WILAYAH : 2
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Membangun
iman warga
jemaat
Pembukaan
PA wil.2
Semua PA
yang ada di
wil.2
PA-PA yang ada
di wil.2 bisa
melaksanakan
kegiatan sesuai
program wilayah
√ PA di wilayah bisa berjalan serempak
setelah diadakan pembukaan.
PA bapak
Senin
1). Mampu
bersaksi, sharing
dan berbagi
tentang iman
√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
berjalan
PA bapak
Rabu
2).Menjadi
contoh dalam
bermasyarakat
√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
berjalan
PA ibu 3).Menjadi √ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
217
Selasa panutan dalam
keluarga
berjalan
PA ibu Jumat 4).Mampu
merealisasikan
firman Tuhan
dalam kehidupan
berkeluarga
√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
berjalan
PA ibu Sabtu 5).Menjadi
garam dan terang
dilingkungan
tempat tinggal
√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
berjalan
PA Pemuda
& Remaja
6).Meningkatkan
kualitas iman
yang lebih
dewasa
√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
berjalan
Sekolah
Minggu
7).Mengenal
firman Tuhan
sejak dini dan
membentuk
dasar iman anak-
anak
√ √ √ √ Meski sedikit Sekolah Minggu tetap
berjalan
Pendadaran 8).Persiapan
sebelum
perjamuan
√ √ √ √ Banyak warga dewasa yang datang
2 Membangun
kebersamaan
Olahraga
senam sehat
Warga
wilayah 2
Kepedulian
menjaga
kesehatan
√ √ Banyak warga yang ikut
Sarasehan Memahami dan
merealisasikan
√ √ Banyak anggota kelompok PA yang
datang
218
firman Tuhan
secara bersama-
sama dalam
hidup
bermasyarakat
Jalan sehat
(Perayaan
Pakah ;
Bulan
Keluarga)
Menjaga
kesehatan tubuh
dan meningkatan
pergaulan
√ Banyak warga yang berpartisipasi dan
antusias mengikuti kegiatan ini
3 Membangun
kepedulian
terhadap sesama
dan lingkungan
Penghijauan
lingkungan
Lingkungan
tempat
tinggal
jemaat dan
warga
sekitar
Meningkatkan
kepedulian
lingkungan
sekitar
√ √ Banyak warga maupun jemaat yang
ikut berpartisipasi
Kunjungan
Kasih
(Perayaan
Paskah,
Perayaan
Natal)
√ √
Kunjungan
ke warga
yang sakit di
RS/dirumah
√ √ √ √ Warga senang mendapat kunjungan dan
perhatian dari pengurus, majelis dan
warga (diperkirakan dalam 1 tahun ada
5 warga yang sakit)
Kunjungan
ke warga
yang
√ √ √ √ Warga senang mendapat kunjungan dan
perhatian dari pengurus, majelis,dan
warga (diperkirakan dalam 1 tahun ada
219
mengalami
kesripahan
atau dukacita
5 warga yang kena musibah/kesusahan)
4 Membangun
koordinasi
Rapat
pengurus,
majelis,
pengurus PA
√ √ √ √ Rapat rutin diadakan
5 Perayaan Hari
Besar
Perayaan
Paskah
√ Warga banyak yang hadir dalam setiap
perayaan paskah
Unduh-unduh √
HUT GKJ
Gondokusu-
man
√
Perayaan
Natal
√ Warga banyak yang hadir dalam setiap
perayaan natal
6 Pembangunan
administrasi
warga wilayah
Membuat
data base
warga
wilayah 2
secara
keseluruhan
maupun
kategorial
Seluruh
warga
wilayah 2
baik yang
berdomisili
didalam
wilayah
maupun
yang ada
diluar
wilayah
Wilayah
mempunyai data
yang akurat dan
spesifik warga
wilayah baik
secara
keseluruhan
maupun
kategorial
√ √ √ √ Data bisa terkumpul dan pengurus serta
majelis tahu jumlah warga dan
mempunyai data yang akurat serta
spesifik
220
SEKTOR : II
WILAYAH : 5
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Membangun
iman warga
jemaat
PA
Bapak/Ibu-
Ibu
Semua
warga yang
ada
diwilayah 5
Mampu bersaksi
dan saling
berbagi tentang
iman
√ √ √ √ Meski sedikit, persekutuan tetap
berjalan
2 PA Pemuda PA Pemuda/I
wilayah 5
setiap hari
Senin
PA
Pemuda/I
wilayah 5
atau
wilayah
lain yang
ingin ikut
Meningkatkan
iman para
pemuda/I agar
lebih baik
√ √ √ √ Jumlah yang hadir 15-20 orang
3 Sarasehan Sarasehan
dilaksanakan
setiap 1 bulan
sekali
Seluruh
warga
wilayah 5
Saling
menguatkan
√ √ √ √ Jumlah yang hadir 35-40 orang
4 Paskah Kunjungan
Paskah akan
dilaksanakan
di GKJ
Ngadirejo
Semua
warga
wilayah 5
Menghayati
pengorbanan
Yesus, dan dapat
menyiapi
kebangkitan
Kristus dalam
√ √ √ √ Kehadiran warga 95% dalam kegiatan
Paskah
221
kehidupan
sehari-hari
5 Natal Perayaan
Natal
Semua
warga
wilayah 5
Ucapan syukur
kepada Tuhan
Yesus
√ Jumlah yang hadir 70-75 orang
SEKTOR : II
WILAYAH : 6
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Membangun
iman warga
PA Ibu-Ibu Warga
wilayah 6
Iman semakin
bertumbuh
√ √ √ √ Yang hadir 10 orang
2 Sarasehan Sharing
tentang
firman Tuhan
Semua
warga
wilayah 6
Pemahaman
tentang gereja
dan masyarakat
√ √ √ √ Yang hadir 25 orang
3 Membangun
kebersamaan
Latihan koor
bapak/ibu
wilayah 6
Warga
wilayah 6
Penyegaran
rohani melalui
pujian
√ √ √ √ Keikutsertaan warga wilayah 6
4 Pendadaran Persekutuan
Doa
Warga
wilayah 6
yang sudah
sidhi
Persiapan
perjamuan kudus
√ √ √ √ Ikut serta dalam perjamuan kudus
5 Paskah Kebersamaan
dan
Keakraban
Semua
warga
wilayah 6
Mempererat
kekeluargaan
√ Penyegaran warga wilayah 6
222
6 PA Gabungan
Sektor
Persekutuan
Doa dan
Sharing
Warga
sektor 2
Lebih
meningkatkan
kebersamaan
Memahami Alkitab dan akan
betumbuh dalam iman
7 Natal Natal
gabungan
dengan sektor
2
Merayakan
Natal
bersama
Perayaan lebih
semarak
√
SEKTOR : II
WILAYAH : 7
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Refleksi dan
internalisasi
nilai-nilai GKJ
Gondokusuman
1.PA Bapak/
Ibu
2 kali /bulan,
40 orang
1.Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasif,
kepedulian,
kesadaran akan
mengucap
syukur
kebersamaan
meningkat
√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
berjalan
2.Pendadaran 6 kali / tahun,
40 orang
2.Pemahaman
arti dan makna
√ √ √ √
223
persekutuan
3.Sarasehan 1 kali / bulan,
40 orang
3.Kesadaran
ambil bagian
dalam
pelayanan
firman, doa,
pengurus,
Majelis, Sosial
√ √ √ √
4.Sarasehan
MPHB
1 kali / tahun,
40 orang
√
5.Sarasehan
MPDK
1 kali / tahun,
40 orang
√
6.Perayaan
Paskah
7.Perayaan
Natal
1 kali / tahun,
40 orang
√
2 Peningkatan
Kebersamaan
dan Solidaritas
1.Perkunjungan Keakraban antar
warga,
kepedulian
kepada sesama
dan
kebersamaan
lebih meningkat
sebagai wujud
nyata kasih
Kristus
2.Pengurusan
Kematian
Beberapa
kali / tahun
spontan
3.Outbond temporer
4.Wisata
Rohani
5.dll
3 Pengembangan
apresiasi, minat
bakat warga,
1.Paduan Suara Siap mengisi
setiap kegiatan
224
dan relasi
Pengembangan
apresiasi, minat
bakat warga
2.Vokal Group
3.dll
Siap mengisi
setiap kegiatan
Warga berminat
kesenian
tradisional
4 Peningkatan
pelayanan
warga dan
masyarakat
1.Bhakti Sosial
dll
2.Bantuan ke
Panti
Kebersamaan
lingkungan
asset gereja
Relawan dan
bantuan
uang/logistik.
Merupakan
wujud
kepedulian ke
pelayanan Panti
3.Bencana
Alam
4.Bantuan ke
Panti
5 1.Kebijakan
Pengurus
Kerjasama
Wilayah/Sektor
2.Kemitraan Sarasehan
pelayanan
gereja
3.Mobilisasi
partisipasi
sumber daya
Penjaringan
SDM untuk
calon/pengurus
6 Sistem
Informasi data
base
1.Pendataan
dengan
kuisioner
2.Data base
dalam
225
komputer
3.Pemetaan
Potensi
4.Statistik
5.Evaluasi
7 1.Koordinasi 1.Rapat
pengurus
…kali /
tahun…orang
Informasi
progam dan
kegiatan
menjangkau
pelaksanaan
program dan
kegiatan
terkoordinasi
dan berjalan
lancar
2.Rapat
wilayah
…kali /
tahun…orang
3.Rapat antar
sektor/wilayah
…kali /
tahun…orang
4.Sidang
majelis terbuka
…kali /
tahun…orang
2. Raker 1.Raker
Wilayah/gereja
…kali /
tahun…orang
Rumusan RAB
wilayah/sektor
2.Raker Gereja …kali /
tahun…orang
Rumusan RAB
wilayah/sektor
dalam RAB
Gereja
226
SEKTOR : II
WILAYAH : 14
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pembangunan
Iman dan
Rohani Warga
PA Wilayah Warga
wilayah 14
Iman warga
semakin kuat
√ √ √ √ Kehadiran warga
Sarasehan Warga
wilayah 14
Menambah
pengetahuan
dan wawasan
warga tentang
hidup bergereja,
pola hidup ke
Kristenan dan
Sosial
√ √ √ √ Pemahaman yang benar tentang iman
Kristen dalam kehidupan bergereja
dan bermasyarakat
Pendadaran Warga
wilayah 14
Pemeliharaan
iman melalui
Perjamuan
Kudus
√ √ √ √ Keikutsertaan dalam Perjamuan
Kudus
2 Kebersamaan
dan Kepedulian
Natal Warga
wilayah 14
Dapat
menghayati dan
memaknai arti
Natal
√ Keikutsertaan warga dalam mengikuti
kegiatan dan perayaan Natal
Paskah Warga
wilayah 14
Mengerti dan
menghayati
makna Paskah
√ Keikutsertaan warga dalam mengikuti
kegiatan dan perayaan Paskah
227
Bakti Sosial
dan Anjang
Kasih
Warga
sekitar
wilayah 14
dan gereja
kecil yang
sekeng
Warga
termotivasi
untuk hidup
berbagi
√ Memupuk rasa peduli sesama dan
rasa kesetiakawanan
SEKTOR : III
WILAYAH : 3
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 a.Pembukaan
PA
Semua
anggota
kelompok
PA
-Refleksi iman
Kristen
-Peningkatan
kualitas Iman
√ Tingkat kehadiran PA bertambah
b.PA
Bapak/Ibu
Bapak dan
Ibu dewasa
dan manula
Merefleksikan iman
dalam kehidupan
sehari-hari guna
mencapai
kehidupan iman
yang lebih
berkualitas
√ √ √ √ Tingkat kehadiran PA bertambah
c.PA Ibu Ibu dewasa
dan manula
Merefleksikan iman
dalam kehidupan
sehari-hari guna
√ √ √ √ Tingkat kehadiran PA bertambah
228
mencapai
kehidupan iman
yang lebih
berkualitas
d.Sarasehan Semua
anggota
kelompok
PA
Mendengarkan
pendapat
narasumber
(PENDETA)
mendiskusikan /
membahas tentang
topik tertentu sesuai
bahan dari Gereja
√ √ √ √ Wawasan kerohanian bertambah
dan bertumbuhnya keimanan.
e.PA Sektor Semua
anggota
kelompok
PA
Refleksi iman
Peningkatan
kualitas iman
Menjalin
kebersamaan
sesama anggota
sektor
√ √ √ √ Kebersamaan dan kepedulian
anggota sektor meningkat
2 Umum a.Paskah dan
Pentakosta
Semua
warga
wilayah III
dan tamu
undangan
Merefleksikan
minggu sengsara
Tuhan Yesus,
diaplikasikan dalam
kehidupan sesehari
Memaknai arti
kematian,
kebangkitan dan
kenaikanNya dalam
hidup ke Kristenan
√ √ Solidaritas dan sikap bela rasa antar
sesama warga dan terhadap
lingkungan bertambah
229
b.Natal dan
Tahun Baru
Semua
warga
wilayah III
dan tamu
undangan
Memaknai Natal
yang sesungguhnya
dengan membangun
sikap rela
berkorban kepada
sesama (sesuai
dengan arti Natal
yang semula :
Kedatangan Tuhan
Yesus adalah untuk
mengorbankan
Tubuh dan
DarahNya bagi
menebus dosa
Mengajak warga
untuk
meningkatkan rasa
solidaritas kepada
sesama dengan
merayakan sukacita
Ntal dalam
kesederhanaanNya
√ Spiritualitas dalam kehidupan
sehari-hari warga meningkat
3 Kegiatan
khusus
a.Rapat
Pengurus
Semua
pengurus
dan Majelis
Wilayah III
Mengambil
keputusan secara
musyawarah untuk
mufakat yang
berhubungan
dengan kegiatan
wilayah III
√ √ √ √ Keberhasilan program kerja wilayah
230
b.Kegiatan
sosial kepada
warga wilayah
Seksi sosial
dan
perkunjung-
an
Membesuk warga
yang sakit
Membantu dan
mendukung warga
wilayah yang perlu
perhatian baik
berupa
pendampingan atau
material
√ √ Meningkatkan solidaritas dan
semakin tumbuhnya rasa simpati
terhadap sesama warga
c.Lain-Lain ;
Usaha Dana /
berjualan
Warga yang
pulang
kebaktian
pagi dan
siang hari
Menambah kas
wilayah
Memberdayakan
talenta warga
(memasak)
Meningkatkan
kemampuan
ekonomi warga
√ √ √ √ Kebersamaan dan kepedulian
anggota wilayah meningkat
d.Gathering Semua
warga
wilayah III
dan
simpatisan
Jalan sehat, Senam
dilanjutkan siraman
rohani dan
perjamuan kasih
√ √ √ √
231
SEKTOR : 3
WILAYAH : 4
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Membangun
iman warga
jemaat
PA Bapak/ Ibu Warga yang
ada di
wilayah 4
Mampu bersaksi
dan saling
berbagi tentang
iman
√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap
berjalan
2 PA Ibu-Ibu
bergantian di
rumah-rumah
PA Ibu-Ibu
wilayah 4
setiap hari
Senin
Ibu-ibu
wilayah 4
atau wilayah
lain yang
ingin ikut
Meningkatkan
iman para ibu
√ √ √ √ Berjalan rutin
3 Sarasehan
tempat bergilir
Sarasehan
dilaksanakan
setiap 1 bulan
sekali
Semua warga
wilayah 4
Saling
menguatkan
dalam
menghadapi
kesulitan
√ √ √ √ Jumlah yang hadir 15-20 orang
4 Paskah wilayah
4
Kunjungan
Paskah
dilaksanakan di
gereja lain
Semua warga
wilayah 4
Menghayati
pengorbanan
Yesus, dan
dapat menyikapi
kebangkitan
Kristus dalam
kehidupan
√ Kehadiran warga 90%
232
sehari-hari
5 Natal wilayah 4 Perayaan Natal Semua warga
wilayah 4
Ucapan syukur
kepada Tuhan
√ Kehadiran warga 95%
6 Dalam rangka
HUT gereja
Gereja √
7 Kunjungan
Warga
LANSIA
Perkunjungan
warga dalam
rangka Natal
LANSIA Tetap semangat
dalam iman
√ Berbagi kasih dengan LANSIA
8 Paskah Sektor √
SEKTOR : III
WILAYAH : 12
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Mendidik
kader-kader
gereja yang
berkualitas dan
berkarakter
secara
terencana dan
berkesinambu-
ngan
PA Bapak
dilaksanakan
hari Rabu
Warga
wilayah XII
Pemahaman isi
Alkitab
bertambah; bisa
menjadi saksi
Kristus dalam
kehidupan
sehari-hari;
lebih kuat
didalam
√ √ √ √
233
menjalani
kehidupan
sehari-hari
PA Ibu (hari
Kamis)
Muda √ √ √ √
PA Bapak
Muda (hari
Sabtu)
Warga
wilayah XII
√ √ √ √
PA Pemuda
(hari Jumat)
Warga
wilayah XII
√ √ √ √
PA Remaja
(hari Senin)
Warga
wilayah XII
√ √ √ √
Paskah Warga
wilayah XII
√
Natal Warga
wilayah XII
√
Kebaktian
Awal Tahun
Warga
wilayah XII
√
Sarasehan Warga
wilayah XII
√ √ √ √
Persekutuan
Doa
Warga
wilayah XII
√
Ulangan
Umum
Ujian
Menjelang
Perjamuan
Kudus
234
2 Meningkatkan
pelayanan
internal dengan
orientasi
program
pemberdayaan
Jemaat,
Wilayah, dan
Sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
Kunjungan :
-jemaat yang
sakit
-jemaat yang
berduka
Warga
wilayah XII
&
Masyarakat
sekitar
wilayah XII
Simpatisan dan
jemaat yang
sakit atau
berduka
dikuatkan
√ √ √ √
Paduan Suara
(latihan
diadakan
Senin)
Warga
wilayah XII
Memiliki
kelompok
Paduan Suara
yang layak
melakukan
pementasan
√ √ √ √
Group
Keroncong
(latihan
diadakan
Sabtu)
Warga
wilayah XII
Memiliki
kelompok
keroncong yang
layak
melakukan
pementasan
√ √ √ √
Dana Bea
Siswa
Anak yang
masih
Anak-anak
termotivasi
√ √ √ √
235
bersekolah
warga
wilayah XII
maupun
masyarakat
disekitar
wilayah XII
yang tidak
mampu
secara
finansial
belajar
Rapat
Pengurus
Pengurus √ √ √ √
Kerja Bakti Warga
wilayah XII
Lingkungan
gereja bersih
√ √ √ √
SEKTOR : III
WILAYAH : BARAT
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Refleksi dan
Internalisasi
nilai-nilain
GKJ
1.PA Bapak-
bapak
24 x (20-25
orang)
Pemahaman
akan telaah
firman Tuhan
meningkat.
√ √ √ √
236
2.PA Ibu-Ibu 24 x (20-30
orang)
Pemahaman
akan telaah
firman Tuhan
meningkat.
√ √ √ √
3.PA
Gabungan
6 x (75
orang
Bapak/Ibu
dan anak)
Kebersamaan
dan
kekeluargaan
meningkat
√ √ √ √
4.Pendadaran 6 x (60
warga sidhi)
√ √ √ √
5.Sarasehan
MPHB,BK,
MA
1 x (75
warga)
Berbagai
kesaksian
meningkat
√ √
6.Sarasehan
PMDK
1 x (75
warga)
Pemahaman arti
dan makna
√
7.Perayaan
Natal
Wilayah
1 x (200
orang)
Persekutuan
untuk
pertumbuhan
iman meningkat
√
8.Perayaan
Paskah
Wilayah
1 x (150
orang)
Persekutuan
untuk
pertumbuhan
iman meningkat
√
9.Retreat 1 x (150
orang
dengan
keluarga)
Kesadaran
ambil bagian
dalam
pelayanan
(firman, doa,
pengurus,
√
237
Majelis, sosial)
meningkat
10.Kebaktian
awal tahun
1 x (200
keluarga)
√
2 1.Perkunjung-
an
6 x setiap
kali 4
keluarga
Keakraban antar
warga,
kepedulian
kepada sesama
dan
kebersamaan
meningkat
sebagai wujud
nyata kasih
Allah
√ √ √ √
2.Pengurusan
Kematian
Keluarga
yang
berduka
(spontan)
3.Outbond 1 x (150
orang
dengan
keluarga)
4. Wisata
Rohani
1 x (200
orang
dengan
keluarga)
3 Pengembangan
apresiasi minat
bakat warga,
1.Paduan
Suara
48 x (25
orang)
√ √ √ √
2.Vocal 48 x (10 Siap mengisi √ √ √ √
238
relasi dan
solidaritas
group/volk
song
pemuda /
pemudi)
setiap kegiatan
4 Peningkatan
pelayanan
warga dan
masyarakat
1.Bhakti
Sosial dll
2 x (40
orang)
Kebersihan
lingkungan aset
gereja
√ √ √ √
2.Bencana
Alam
Masyarakat
di daerah
bencana
Relawan dan
bantuan uang /
logistik
3.Bantuan ke
Panti
1 x donasi
ke Panti
Asuhan
Reksa Putra
/ Putri
Wujud
kepedulian ke
pelayanan panti
√ √ √ √
SEKTOR : III
WILAYAH : SELATAN
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pemeliharaan
Iman Segenap
warga
1.PA Bapak-
bapak
24 x (20-25
orang)
Pemahaman
akan telaah
firman Tuhan
meningkat.
√ √ √ √ Rata-rata yang hadir 40 orang
diadakan setiap Jumat minggu ke 2
jam 18.00 WIB
2 Pemantapan
dan
Persiapan dan
pendadaran
Segenap
warga sidhi
Pemantapan
mengikuti dan
√ √ √ √ Rata-rata yang hadir 45 orang
diadakan setiap Jumat minggu ke 3
239
pertumbuhan
Iman dalam
Perjamuan
Kudus
Perjamuan
Kudus
wilayah
Selatan dan
beberapa
tamu
menghayati
Perjamuan
Kudus
atau minggu setiap bulan ganjil
3 Ucapan syukur
atas
keberadaan
GKJ
Gondokusuman
Partisipasi
dalam HUT
GKJ
Gondokusum-
an
Yogyakarta
Segenap
warga
wilayah
Selatan
Ucapan syukur
atas penyertaan
Tuhan
√ Turut serta dalam kegiatan HUT GKJ
Gondokusuman Yogyakarta
4 Anjangsana
warga
Mengunjungi
warga yang
perlu
dikunjungi
Segenap
warga
wilayah
Selatan
Rasa
kekeluargaan
dan
kebersamaan
sebagai sesama
warga wilayah
√ √ √ √ Dilaksanakan oelh Majelis, pengurus
dan semua warga yang terpanggil
SEKTOR : IV
WILAYAH : 8
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Refleksi dan
Internalisasi
1.Sarasehan Warga wil.8 Pertumbuhan
iman dan
√ √ √ √ Partisipasi warga diatas 50% dan
memahami materi sarasehan
240
persaudaraan
semakin baik
2.PA Wilayah Warga wil.8 Semakin
memahami
firman Tuhan
dan mampu
mengaplikasikan
dalam
kehidupan
sehari-hari
√ √ √ √ Partisipasi warga diatas 50% dan
pertumbuhan rohani meningkat
3.Pendadaran Warga
dewasa
wil.8
Warga
memahami dan
siap mengikuti
Perjamuan
Kudus
√ √ √ √ Partisipasi warga diatas 50% dan
pertumbuhan rohani meningkat
4.Rapat
Pengurus dan
Majelis
Wilayah
Pengurus
wil.8 dan
majelis
wil.8
Dapat
merencanakan
dan
berkoordinasi
dalam mengatasi
permasalahan di
wilayah
√ √ √ √ Program berjalan dan koordinasi
berjalan baik
5.PA Pemuda
/ Remaja
Pemuda /
remaja wil.8
Pemuda dan
remaja mampu
memahami
firman Tuhan
√ √ √ √ Kehidupan pemuda remaja semakin baik
6.Perayaan
Paskah
Wilayah
Warga wil.8 Warga
memahami dan
mereflesikan
√ Partisipasi warga diatas 50% dan
kualitas acara bagus
241
kebangkitan
Kristus
7.Perayaaan
Natal
Warga wil.8 Warga dapat
merefleksikan
makna Natal
bagi kehidupan
umat manusia
√ Partisipasi warga diatas 50% dan
kualitas acara bagus
2 Peningkatan
kebersamaan
dan solidaritas
1.Perkunjung-
an
Warga wil.8
yang perlu
dikunjungi
Membantu
warga dan saling
mendukung dan
menguatkan
bagi warga yang
membutuhkan
pendampingan
√ √ √ √ Warga yang terbeban dapat teringankan
dan sesama warga dapat saling
menguatkan
2.Pengurusan
Kematian
Warga wil.8
yang
berduka
Membantu
meringankan
dan menguatkan
warga yang
kesripahan /
berdukacita
√ √ √ √ Warga yang berduka dapat teringankan
dan terhibur
3 Pengembangan
apresiasi minat
dan bakat
warga
Paduan Suara Warga wil.8 Meningkatkan
kemampuan
olah vocal dan
rasa
kebersamaan
√ √ √ √ Dapat mengisi diibadah gereja dan acara
perayaan lainnya
4 Peningkatan
pelayanan
warga dan
masyarakat
1.Bakti Sosial Warga wil.8
yang perlu
dibantu
Meningkatkan
kepedulian dan
rasa sosial
warga
√ Terealisasinya bantuan bagi yang
membutuhkan dan kepedulian semakin
meningkat
242
2.Kerja
Bhakti
Gedung
Gereja GKJ
Gondokusu-
man
Meningkatkan
rasa memiliki
terhadap gedung
gereja GKJ
Gondokusuman
√ √
SEKTOR : IV
WILAYAH : 9
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Peningkatan
Ekonomi
warga
wilayah 9
Membentuk
KUB
(Kelompok
Usaha
Bersama)
simpan
pinjam
Warga
wilayah 9
yang
mempunyai
usaha kecil /
menengah
bapak-
bapak
wilayah 9
Ekonomi warga
meningkat
√ √ √ √
2 PA Bapak-
Bapak
PA Bapak
wilayah 9
setiap hari
Rabu jam
19.00 -
Bapak-
Bapak
wilayah 9
Bertumbuh
dalam iman
kekompakan
antar bapak-
bapak wilayah 9
√ √ √ √
243
selesai
3 PA Ibu-Ibu PA Ibu
wilayah 9
setiap hari
Jumat jam
17.00 -
selesai
Ibu-Ibu
wilayah 9
Bertumbuh
dalam iman
kekompakan
antar ibu-ibu
wilayah 9
√ √ √ √
4 PA
Gabungan
Bapak/Ibu
PA Bapak
dan Ibu
wilayah 9
Keluar
wilayah 9
(PA
Padang)
PA wilayah
semakin hidup
5 Perkunjungan Mengunjungi
warga yang
sedang sakit,
karena
musibah, dll
Wilayah 9 Memberikan
penghiburan
kepada warga
yang sedang
menderita
√ √ √ √
6 Sarasehan Sarasehan di
wilayah 9
Warga
wilayah 9
Menambah
wawasan bagi
warga wilayah 9
√ √ √ √
7 Perayaan
Hari Besar
Paskah
Merayakan
hari besar
Paskah
Seluruh
warga
wilayah 9
Seluruh warga
semakin
beriman kepada
Tuhan Yesus
sebagai juru
selamat
√
Perayaan
Hari Besar
Natal
Merayakan
hari besar
Natal
Seluruh
warga
wilayah 9
Seluruh warga
semakin
beriman kepada
Tuhan Yesus
√
244
sebagai juru
selamat
Natal diluar
wilayah
SEKTOR : IV
WILAYAH : 10
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Pemeliharaan
Iman
PA Bapak Semua
bapak
Menguatkan
iman
√ √ √ √ Diikuti semua bapak
PA Ibu Semua ibu Menguatkan
iman
√ √ √ √ Diikuti semua ibu
Persekutuan
gabungan
Semua
warga
Menguatkan
iman dan
kebersamaan
√ √ √ √ Diikuti semua warga
Persiapan
perjamuan
Kudus
Semua
warga
dewasa
Kuat iman ada
kebersamaan
√ √ √ √ Diikuti semua warga dewasa
Sarasehan Semua
warga
Tambah
wawasan dan
kebersamaan
√ √ √ √ Diikuti semua warga
PA Pemuda Semua Menguatkan √ √ √ √ Diikuti semua pemuda dan remaja
245
dan Remaja Pemuda dan
Remaja
iman dan
mendidik
kebersamaan
Sekolah
Minggu
Semua anak Menyiapkan
kader
√ √ √ √ Diikuti semua anak
2 Peringatan
Perayaan
Hari Besar
Paskah Semua
warga
Menguatkan
iman dan
kebersamaan
√ Diikuti semua warga
Pentakosta Semua
warga
Menguatkan
iman dan
kebersamaan
√ Diikuti semua warga
Natal Semua
warga
Menguatkan
iman dan
kebersamaan
√ Diikuti semua warga
3 Kebersamaan Sektor Semua
warga
Menguatkan
iman dan
kebersamaan
Diikuti semua warga
Gereja Semua
warga
Menguatkan
iman dan
kebersamaan
Diikuti semua warga
4 Sosial Kunjungan
Kasih
Warga yang
membutuh-
kan
Menguatkan
dan menghibur
246
SEKTOR : IV
WILAYAH : 13
NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG
DIHARAPKAN
WAKTU
(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN
I II III IV
1 Mendidik
kader Gereja
berkualitas dan
berkarakter,
secara
terencana,
terstruktur, dan
berkesinambun
gan
1. PA Bapak-
bapak
Warga Pria 1.Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasi aktif,
kesadaran,
ucapan syukur
meningkat
2.Pemahaman
makna
persekutuan
untuk
pertumbuhan
iman meningkat
√ √ √ √ Kehadiran warga 10-20 orang
2. PA Ibu-Ibu Warga
wanita
sepuh dan
muda
1.Kemampuan
bersaksi,
berpendapat,
partisipasi aktif,
kesadaran,
ucapan syukur
√ √ √ √ Kehadiran warga 15-25 orang
247
meningkat
2.Pemahaman
makna
persekutuan
untuk
pertumbuhan
iman meningkat
3. PA
Pemuda dan
Remaja
Warga
pemuda dan
remaja
Membina
generasi
penerus gereja
√ √ √ √ Kehadiran dan peran serta pemuda
remaja dalam kegiatan
4.Sekolah
Minggu
Semua
warga yang
mempunyai
anak-anak
diwajibkan
untuk ikut
Sebagai dasar
pembentukan
kader-kader
generasi gereja
√ √ √ √ Meningkatkan jumlah anak sekolah
minggu
5. Pendadaran Semua
warga yang
sudah sidhi
Peningkatan
iman dan
persiapan
prosesi
Perjamuan
Kudus
√ √ √ √ Kehadiran warga meningkat
6. Sarasehan
keluarga tiap
bulan
Semua
warga
wilayah
Peningkatan
iman,
pelayanan, dan
ucapan syukur
√ √ √ √ Warga aktif dan responsif pada masalah
yang dihadapi
7. Sarasehan
Paskah
Semua
warga
Peningkatan
iman,
√ Kehadiran warga meningkat
248
wilayah pelayanan, dan
ucapan syukur
8. Perayaan
Paskah (April
2018)
Semua
warga
wilayah dan
anak-anak
Sekolah
Minggu
Ucapan syukur
atas
pengorbanan
Tuhan Yesus
yang telah
menyelamatkan
√ Partisipasi kegiatan dan kehadiran warga
9. Perayaan
Natal
(Desember
2018)
Semua
warga
wilayah dan
anak-anak
Sekolah
Minggu
Ucapan syukur
atas
keselamatan
yang Tuhan
berikan
√ Partisipasi kegiatan dan kehadiran warga
10. Rapat dan
evaluasi
program
kegiatan (6x
setahun)
Majelis,
Pengurus
Wilayah,
dan panitia
hari besar
Untuk
meningkatkan
kinerja dan
pelayanan
kepada warga
√ √ √ √ Kehadiran Majelis, Pengurus, dan panitia
11.Retreat
Wilayah
Semua
warga
wilayah
Peningkatan
iman,
pelayanan, dan
ucapan syukur
√ Partisipasi kegiatan dan kehadiran warga
2 Meningkatkan
kualitas ibadah
melalui
peningkatan
kesiapan hati,
1.Perkunjung-
an Kasih
Warga
jompo,
sakit, warga
yang ibadah
kurang aktif
Keakraban,
kepedulian antar
sesama warga
untuk
meningkatkan
keikutsertaan
√ √ √ Kepedulian dan empati warga meningkat
249
jiwa, dan akal
budi jemaat,
melalui
pelatihan dan
pembekalan
peningkatan
kapasitas
homili, dan
proses
persiapannya
dalam kegiatan
ibadah
2. Paduan
Suara
Warga yang
berminat
Mengisi setiap
kegiatan baik di
gereja maupun
di wilayah
√ √ √ √ Keikutsertaan warga untuk kegiatan
pelayanan
3. Rapat
Evaluasi
penyeleng-
garaan Natal
2017
Pengurus
wilayah dan
panitia
Agar perayaan
yang dilakukan
semakin kreatif,
inovatif dan
kinerja
pengurus makin
baik
√ Pelaksanaan dan partisipasi warga dalam
perayaan Natal
4. Rapat
Pengurus dan
majelis tiap 3
bulan sekali
Pengurus
wilayah dan
majelis
Adanya
informasi
program /
kegiatan yang
menyangkut
warga sehingga
pelaksanaan
program
kegiatan lebih
terkoordinasi
√ √ √ √ Terjadinya koordinasi antar pengurus
dan majelis
5. Mengikuti
kegiatan
sektor
Semua
warga
Keakraban dan
ucapan syukur
Jumlah warga yang mengikuti kegiatan
3 Meningkatkan
pelayanan
internal dengan
1.Kontribusi
warga
Warga
wilayah
Wujud nyata
rasa tanggung
jawab dalam
√ √ Bertambahnya kas wilayah
250
orientasi
program
pemberdayaan
Jemaat,
Wilayah, dan
Sektor yang
berkualitas
secara
terencana,
terstruktur dan
berkesinambun
gan
kehidupan
bergereja dan
saling
mendukung
dalam
berkegiatan
2. Proposal ke
Donatur
Warga
wilayah
Wujud nyata
rasa tanggung
jawab dalam
kehidupan
bergereja dan
saling
mendukung
dalam
berkegiatan
√ √ Bertambahnya kas wilayah
3. Usaha dana
dengan jual
Koran dan
kertas bekas
Warga
wilayah
Wujud nyata
rasa tanggung
jawab dalam
kehidupan
bergereja dan
saling
mendukung
dalam
√ √ Bertambahnya kas wilayah
251
berkegiatan
4. Jual
makanan di
gereja
Warga
wilayah
Wujud nyata
rasa tanggung
jawab dalam
kehidupan
bergereja dan
saling
mendukung
dalam
berkegiatan
√ √ Bertambahnya kas wilayah
5. Kolekte PA Warga
wilayah
Wujud nyata
rasa tanggung
jawab dalam
kehidupan
bergereja dan
saling
mendukung
dalam
berkegiatan
√ √ √ √ Bertambahnya kas wilayah
6. Kolekte
pendadaran
Perjamuan
Kudus
Warga
wilayah
Wujud nyata
rasa tanggung
jawab dalam
kehidupan
bergereja dan
saling
mendukung
dalam
berkegiatan
√ √ √ √ Bertambahnya kas wilayah