251
1 PENDAHULUAN Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) memberlakukan Tata Gereja dan Tata Laksana (Tager Talak) yang baru pada tanggal 28 Mei 2015. Dalam Tager Talak 2015 ini, GKJ berusaha mewujudkan kehidupan bersama dengan gereja-gereja lain dan semua komunitas melalui partisipasi aktif jemaatnya (Sinode Istimewa GKJ 2015, Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ,p.6). Hal yang menjadi pembeda antara Tager Talak 2015 dengan Tager Talak yang sebelumnya adalah pada dasar pendekatannya. Pada Tager Talak sebelumnya yaitu tahun 2005, dominan pendekatan yang digunakan adalah Hukum Gereja. Hukum gereja yang dimaksud merupakan subyek sebuah studi teologi secara sistematis yang mengkaji prinsip-prinsip ekklesiologis dari aturan-aturan dalam gereja. Johanes Calvin, seorang teolog Kristen terkemuka pada masa Reformasi Protestan, yang mana sebelumnya dia sempat belajar ilmu hukum pada sebuah universitas di Paris. Dia berpendapat bahwa hukum gereja itu sama dengan hukum negara, tetapi hukum negara belum tentu sama dengan hukum gereja. Maksud dari pendapatnya tersebut adalah suatu negara membutuhkan gereja selama berada di dunia ini, namun bukan berarti gereja menyerahkan segalanya kepada pemerintah. Ia menjelaskan bahwa pemerintah berasal dari Allah, tetapi pemerintahan rohani yang diselenggarakan oleh gereja, membina manusia supaya memperoleh keselamatan, dan untuk pemerintahan sipil atau negara, dikatakan memiliki peranan untuk membina kehidupan bersama di dunia ini. Sedangkan untuk

T2_932014004_Full text.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

1

PENDAHULUAN

Gereja-gereja Kristen Jawa (GKJ) memberlakukan Tata

Gereja dan Tata Laksana (Tager Talak) yang baru pada tanggal

28 Mei 2015. Dalam Tager Talak 2015 ini, GKJ berusaha

mewujudkan kehidupan bersama dengan gereja-gereja lain dan

semua komunitas melalui partisipasi aktif jemaatnya (Sinode

Istimewa GKJ 2015, Tata Gereja dan Tata Laksana GKJ,p.6).

Hal yang menjadi pembeda antara Tager Talak 2015 dengan

Tager Talak yang sebelumnya adalah pada dasar pendekatannya.

Pada Tager Talak sebelumnya yaitu tahun 2005, dominan

pendekatan yang digunakan adalah Hukum Gereja. Hukum gereja

yang dimaksud merupakan subyek sebuah studi teologi secara

sistematis yang mengkaji prinsip-prinsip ekklesiologis dari

aturan-aturan dalam gereja. Johanes Calvin, seorang teolog

Kristen terkemuka pada masa Reformasi Protestan, yang mana

sebelumnya dia sempat belajar ilmu hukum pada sebuah

universitas di Paris. Dia berpendapat bahwa hukum gereja itu

sama dengan hukum negara, tetapi hukum negara belum tentu

sama dengan hukum gereja. Maksud dari pendapatnya tersebut

adalah suatu negara membutuhkan gereja selama berada di dunia

ini, namun bukan berarti gereja menyerahkan segalanya kepada

pemerintah. Ia menjelaskan bahwa pemerintah berasal dari Allah,

tetapi pemerintahan rohani yang diselenggarakan oleh gereja,

membina manusia supaya memperoleh keselamatan, dan untuk

pemerintahan sipil atau negara, dikatakan memiliki peranan untuk

membina kehidupan bersama di dunia ini. Sedangkan untuk

2

penerapan Tager Talak yang baru ini (2015), dikatakan memiliki

pendekatan Pastoral Transformatif.

Pastoral transformatif adalah segala bentuk penggembalaan

yang dilakukan secara setara dan saling mengubah gereja

bersama dengan sesama demi terwujudnya pemulihan,

pemberdayaan dan pembaruan kehidupan sebagai gambar Allah.

Hal ini berarti bahwa segala keputusan dan cara bertindak setiap

GKJ harus menghasilkan kemampuan bagi setiap warga gereja

untuk saling menginspirasikan panggilan bagi pertobatan dan

perbaikan hidup, serta kemampuan untuk mengampuni,

menerima, memulihkan, melengkapi, memberdayakan demi

melanjutkan harapan bagi upaya membangun dan mencapai

dambaan eskatologi masyarakat damai sejahtera sebagaimana

ditunjukkan oleh Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja.

Tager Talak juga tak lagi dipandang sebagai sebuah hukum

yang legalistik formal untuk menghakimi pihak-pihak dengan

posisi yang berbeda, namun dapat dipahami sebagai sebuah

kesepakatan bersama dalam rangka memahami diri ditengah

perjumpaan yang terus menerus dengan berbagai elemen kultural

yang ada. Adanya pendekatan pastoral transformatif dalam GKJ,

dapat membuka peluang bagi jemaat untuk terlibat dengan

berbagai kompetensi atau talenta yang mereka miliki. Dengan

memperhatikan tingkat pendidikan jemaat yang beragam serta

kompetensi yang dimiliki berbeda-beda, maka potensi dan

kekuatan gereja makin beragam dan berkualitas. Tidak hanya itu,

tanggung jawab dan keterlibatan jemaat dalam hidup bergereja

pun dapat berkembang lebih dinamis. Jemaat sudah bukan lagi

3

menjadi obyek, tetapi bertindak sebagai subyek sehingga dapat

menghasilkan nilai bagi GKJ.

Prasetyo (2015) berpendapat bahwa pastoral transformatif

perlu dilakukan di gereja, di dalam mengatasi setiap

permasalahan yang muncul dalam dirinya sendiri. Konsep

pastoral trasnformatif pada dasarnya menunjukkan bahwa di

dalam gereja yang terjadi adalah bekerja bersama saling

mendukung dalam mewujudkan kesempurnaan di dalam Kristus

dengan mendasarkan pada kesadaran bahwa pada dasarnya setiap

manusia memiliki potensi kebaikan karena setiap manusia dan

ciptaan tidak terlepas dari pancaran dan penyertaan kasih ilahi.

Dengan adanya pendekatan pastoral transformatif yang

mulai diterapkan pada GKJ, dapat mengubah arah perubahan

jemaat untuk menjadi semakin misioner. GKJ dituntut agar dapat

memberdayakan warga gerejanya dengan cara melihat peluang

dan potensi dari sumber daya disekitar. Hal tersebut tidak

menutup kemungkinan bagi GKJ untuk dapat menciptakan

inovasi guna memaksimalkan produktivitas dan efektivitas.

Dalam hal ini, kemandirian GKJ diakui untuk menentukan

kebijakan lokal masing-masing sesuai koridor yang disepakati

dalam Tager Talak. Masing-masing gereja dan pelayan gereja

dipanggil untuk menyatakan transformasi dirinya sebagai

kesaksian hidup bersama (Prasetyo, 2015).

GKJ menggunakan prinsip-prinsip suatu organisasi dengan

sistem manajemen untuk mencapai tujuannya. Hal tersebut

tentunya memerlukan pengaturan keuangan yang memadai agar

dapat membuat keputusan-keputusan yang berkenan dengan

4

kegiatan-kegiatannya secara efektif. Gereja tidak dimaksudkan

menjadi organisasi yang mencari keuntungan, namun demikian

dalam pelaksanaannya gereja juga memerlukan dana. Dana yang

ada nantinya digunakan untuk mendukung misi dan

pelayanannya, maka dari itu anggaran sangatlah dibutuhkan.

Anggaran memiliki pengertian pernyataan mengenai estimasi

kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang

dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2009). Anggaran

ini dimaksudkan agar suatu organisasi dapat mengetahui batas

kemampuan yang dimiliki dalam melaksanakan tugasnya agar

selaras dengan tujuan dan kebutuhan organisasi. Terdapat dua

unsur penting dari anggaran, yaitu: (1) proses penyusunan

anggaran dibuat dan (2) pengimplementasian anggaran sebagai

rencana organisasi (Hansen, 2007). Dalam perkembangannya,

anggaran mengalami dua era yang berbeda yaitu era liberal dan

era informasi. Dalam era liberal, penganggaran menitikberatkan

pada proses controlling dalam proses berjalannya anggaran,

sedangkan dalam era informasi mengalami pergeseran menjadi

proses monitoring daripada melakukan controlling.

Penelitian ini mencoba melihat permasalahan yang terjadi

diantaranya; (1) Bagaimana pemahaman paradigma pastoral

transformatif di GKJ Gondokusuman dan (2) Bagaimana

paradigma pastoral transformatif diimplementasikan terhadap

budget di GKJ Gondokusuman. Alasan dipilihnya GKJ

Gondokusuman sebagai obyek penelitian karena mulai

diberlakukannya Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen

Jawa (Tager Talak GKJ) Tahun 2015 yang diberlakukan mulai

5

tanggal 28 Mei 2015. Tager Talak GKJ Tahun 2015 ini

diungkapkan mempunyai watak pastoral transformatif,

menunjukkan arah pembangunan jemaat untuk lebih

memberdayakan Warga Gereja. Warga Gereja bukan menjadi

obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Dengan demikian

semua program yang bertujuan memberdayakan warga

nampaknya perlu menjadi prioritas dan mendapat dukungan dari

semua pihak. Selain itu berdasarkan informasi yang peneliti

peroleh, GKJ Gondokusuman telah mampu memiliki dan

membiayai Panti Wredha dan Panti Asuhan dengan anggarannya

sendiri. Tak hanya itu, bidang diakonia yang dimiliki oleh GKJ

Gondokusuman juga memiliki Komisi Transformatif dan

Pemberdayaan Ekonomi Jemaat yang tugasnya adalah

meningkatkan kesejahteraan warga khususnya warga rimatan

dengan memberikan bantuan modal usaha dalam bentuk

pinjaman lunak.

Diharapkan kedepannya penelitian ini dapat memperkaya

ilmu ekonomi yang berkaitan dengan budget dan pastoral

transformatif. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan

bermanfaat bagi Gereja yang diteliti terutama dalam hal

mengembangkan potensi sumber daya yang dimiliki, sehingga

diharapkan kedepannya dapat mendukung organisasi Gereja ke

arah yang lebih baik. Tidak hanya itu GKJ Gondokusuman juga

dapat dijadikan percontohan bagi gereja yang lain dalam hal

mengatur dan mengelola anggarannya, sehingga fokus gereja

dalam melakukan pelayanan tidak hanya bersifat internal namun

juga bersifat eksternal.

6

TINJAUAN PUSTAKA

Pastoral Transformatif

Kata pastoral berasal dari pastor (bahasa Latin, dalam

bahasa Yunani: poimen) yang berarti gembala. Secara tradisional,

hal ini merupakan tugas “pendeta” yang harus menjadi gembala

bagi jemaat atau “domba-Nya”. Pengistilahan ini dihubungkan

dengan diri Yesus Kristus dan karya-Nya sebagai “Pastor sejati”

atau “Gembala yang baik” (Yohanes 10). Dijelaskan lebih

lanjut,Van Beek (2007) mengungkapan bahwa hal ini mengacu

pada pelayanan Yesus yang tanpa pamrih, bersedia memberikan

pertolongan dan pengasuhan terhadap para pengikut-Nya, bahkan

rela mengorbankan nyawa-Nya. Pelayanan-Nya ini merupakan

pelayanan manusiawi, sehingga diharapkan pengikut-Nya dapat

mencontoh dan meneladani. Oleh sebab itu menurut Van Beek

(2007), tugas pastoral bukan hanya tugas resmi atau monopoli

para pastor atau pendeta saja, tetapi juga setiap orang yang

menjadi pengikut-Nya.

Istilah transformasi berasal dari bahasa Latin trans

(diseberang atau menyeberang) dan formation (dari forma =

bentuk, rupa, wujud) yang berkaitan dengan kata kerja formare

yang berarti “memberi bentuk kepada”, “membentuk”. Maka

istilah transformasi memuat makna suatu perubahan bentuk yang

selalu terjadi dalam suatu proses (Martasudjita, 2002). Suatu

transformasi tentu mengandaikan suatu proses. Makna gereja

yang bertransformatif pun berada dalam jalur gerakan yang sama.

Gereja harus bersedia secara dinamis untuk menyesuaikan diri

7

dan mengubah tradisi-tradisinya dengan konteks situasi dan

tantangan jaman yang ada.

Secara internal, gereja sebagai suatu persekutuan orang

percaya dipanggil untuk mampu memberikan bukti dalam

kehidupan sehari-hari. Pastoral transformatif tidak saja

diperuntukkan bagi pelayanan gereja ke luar atau masyarakat

luas, melainkan hal tersebut harus terlebih dahulu berhasil

diujikan dalam kehidupan bersama di dalam tubuh gereja sendiri.

Oleh karenanya pastoral transformatif perlu dilakukan gereja di

dalam mengatasi setiap permasalahan yang muncul di dalam

dirinya sendiri. Konsep pastoral transformatif pada dasarnya

menunjukkan bahwa di dalam gereja yang terjadi adalah bekerja

bersama saling mendukung dalam mewujudkan kesempurnaan di

dalam Kristus dengan mendasarkan pada kesadaran bahwa pada

dasarnya setiap manusia memiliki potensi kebaikan karena setiap

manusia dan ciptaan tidak terlepas dari pancaran dan penyertaan

kasih Ilahi (Djegadut, 1996).

Dalam Mukadimah Tager Talak GKJ 2015 dikatakan

bahwa pastoral transformatif adalah segala bentuk

penggembalaan yang dilakukan secara setara dan saling

mengubah oleh gereja bersama dengan sesama demi terwujudnya

pemulihan, pemberdayaan, dan pembaharuan kehidupannya

sebagai gambar Allah. Penggembalaan adalah wujud perhatian

dan pertolongan yang didasarkan pada kasih Tuhan Yesus Kristus

dalam kehidupan bergereja yang dilakukan oleh dan semua pihak.

Dengan demikian tindakan penggembalaan bukanlah tindakan

untuk menghakimi atau menjatuhkan seseorang, melainkan

8

bentuk kasih yang diungkapkan untuk bersama-sama dalam

kesatuan jemaat memelihara iman terhadap Tuhan Yesus kristus

(I Petrus 5:2, Roma 12:8,10). Hal ini berarti bahwa segala

keputusan dan cara bertindak setiap gereja harus menghasilkan

kemampuan bagi setiap warga gereja untuk saling

menginspirasikan panggilan bagi pertobatan dan perbaikan hidup,

serta kemampuan untuk mengampuni, menerima, memulihkan,

melengkapi, memberdayakan demi melanjutkan harapan bagi

upaya membangun dan mencapai kehidupan berjemaat di gereja.

Gereja tidak hanya dipanggil untuk mengubah dunia, tetapi gereja

dipanggil juga untuk mampu mengubah diri bersama dunia.

Transformasi terjadi bila masing-masing pihak baik gereja

maupun konteks mengalami perubahan (Prasetyo, 2015).

Terdapat lima komponen utama dari Pastoral Transformatif

yaitu setara, saling mengubah, mewujudkan pemulihan,

pemberdayaan dan pembaharuan kehidupan. Masing-masing

dapat dijelaskan sebagai berikut, dikatakan “setara” dalam arti

gereja bersifat kepada jemaatnya untuk segala informasi

keuangan, baik informasi pemasukan keuangan yang didapat

gereja maupun pengeluarannya. “Setara” juga dapat diartikan

jemaat turut berpartisipasi aktif didalam proses kemajuan dan

pembangunan gereja (Prasetyo, 2015).

“Saling mengubah” dalam arti fokus pelayanan yang

dilakukan gereja tidak hanya bersifat internal tetapi juga bersifat

eksternal (Prasetyo, 2015). Jemaat dituntut untuk dapat menjadi

semakin misioner sehingga GKJ dapat memberdayakan warga

9

gerejanya dengan cara melihat peluang dan potensi dari sumber

daya disekitar.

“Mewujudkan pemulihan” dalam arti mengembalikan

sesuatu yang tercuri atau yang dipinjam, arti lain adalah

membentuk kembali (Yoel 2:25). Pemulihan mengandung konsep

pembentukan kembali segala sesuatu kedalam kesatuan,

keselarasan dan keutuhan yang dimiliki di dalam Tuhan pada

awal mulanya sewaktu segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus

Yesus (Prasetyo, 2015). Hal ini mengandung arti segala sesuatu

berasal dari Allah. Segalanya memiliki sumber di dalam Dia, dan

segalanya dari dalam diri-Nya. Sebab segala sesuatu dari Dia oleh

Dia dan kembali kepada Dia. Jemaat dituntut agar dapat

mengelola kemampuan dan talenta yang mereka miliki demi

kemajuan Gereja, sehingga warga Gereja bukan lagi menjadi

obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Dengan fokus

pelayanan tidak hanya pada internal gereja, tetapi juga eksternal

Gereja.

“Pemberdayaan” dalam arti suatu proses pendidikan dalam

meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau masyarakat,

sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta mampu

hidup mandiri (Prasetyo, 2015). “Pemberdayaan” menekankan

proses dan bukan semata-mata hasil (output) dari proses tersebut.

“Pembaharuan kehidupan”, dalam arti setiap perubahan

yang terjadi di dalam gereja itu sendiri tidak hanya dipandang

berdasarkan besar kecilnya bangunan atau gedung gereja yang

dimiliki, bukan pula tercermin pada lengkap dan canggihnya

peralatan sarana prasarana pendukung gereja, namun tercermin

10

dari masing-masing pribadi pengelola dan pemakai anggaran

gereja (Prasetyo, 2015).

Cara berpikir pastoral transformatif menekankan proses

sebagai fokus utamanya, dalam hal ini salah dan benar tidak

selalu menjadi tujuan utama. Tujuan utama cara berpikir pastoral

transformatif adalah penyadaran melalui proses. Pendekatan

pastoral transformatif menempatkan semua pada posisi setara

(equal). Tidak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah (Setyawan,

2015)

Selain itu juga diungkapkan bahwa pastoral transformatif

menunjuk arah pembangunan jemaat yang lebih memberdayakan

warga gereja. Warga gereja bukan lagi menjadi obyek, tetapi juga

bertindak sebagai subyek. Dengan demikian semua program yang

bertujuan memberdayakan warga nampaknya perlu menjadi

prioritas dan mendapat dukungan dari semua pihak.

Budget (Anggaran)

Menurut Mardiasmo (2011:61) menjelaskan definisi

anggaran adalah pernyataan mengenai estimasi kinerja yang

hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan

dalam ukuran financial, sedangkan penganggaran adalah proses

atau metode untuk mempersiapkan suatu anggaran. Nafarin

(2012:19) mendefiniskan anggaran (budget) merupakan rencana

tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan

dalam suatu uang.

11

Menurut Rahayu dan Rachman (2013:4) anggaran

merupakan alat perencanaan dan pengendalian. Perencanaan

adalah pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa yang

seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan

tertentu, sedangkan pengendalian adalah melihat ke belakang,

memutuskan apa yang sebenarnya telah terjadi dan

membandingkannya dengan hasil yang direncanakan sebelumnya.

Halim dan Kusufi (2016:48) mendefinisikan anggaran

sebagai dokumen yang berisi estimasi kinerja, baik berupa

penerimaan dan pengeluaran, yang disajikan dalam ukuran

moneter yang akan dicapai pada periode waktu tertentu dan

menyertakan data masa lalu sebagai bentuk pengendalian dan

penilaian kinerja.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

budget (anggaran) merupakan rencana operasi keuangan suatu

organisasi yang diwujudkan dalam bentuk finansial dan disusun

secara sistematis untuk periode waktu tertentu yang mencakup

estimasi pengeluaran yang diusulkan dan sumber pendapatan

yang akan digunakan untuk membiayai pengeluaran tersebut.

Anthony dan Govindarajan (2005) menyatakan bahwa

terdapat tiga pendekatan yang digunakan dalam proses

penyusunan anggaran, diantaranya adalah melalui pendekatan top

down budget planning, bottom up atau kombinasi antara top down

dan bottom up budget. Dalam perencanaan anggaran

menggunakan pendekatan top down, rencana anggaran telah

12

ditetapkan oleh organisasi atasan, sedangkan unit organisasi

dibawahnya tinggal melaksanakan. Sementara itu perencanaan

anggaran dengan pendekatan bottom up atau disebut juga

anggaran partisipasi, unit kerja mengajukan usulan anggaran

sedangkan manajemen atasan mengevaluasi dan menyetujui

usulan anggaran unit. Setelah rencana anggaran selesai disusun,

tahapan selanjutnya adalah pembahasan dan pengesahan.

Tahapan pengesahan anggaran merupakan tahap yang sangat

penting, sebab tanpa mendapat persetujuan dari pihak atau

manajemen yang berwenang, anggaran yang diusulkan tidak

dapat dilaksanakan. Anggaran dapat dilaksanakan setelah

mendapatkan persetujuan dari pihak atau manajemen yang

berwenang. Pada tahap pelaksanaan, pengguna anggaran

mengajukan permintaan pencairan anggaran berdasarkan rencana

penarikan dana. Tahap terakhir siklus penganggaran adalah

pelaporan dan pertanggungjawaban.

Sistem penganggaran harus disesuaikan dengan struktur dan

jenis organisasinya, demikian pula dengan proses penyusunan

anggarannya. Pada organisasi bisnis, mereka melakukan proses

penyusunan anggaran dengan tujuan mencapai keuntungan yang

sebesar-besarnya selain itu anggaran dalam organisasi bisnis ini

merupakan bagian dari rahasia perusahaan yang tertutup untuk

publik. Sedangkan organisasi non profit melakukan proses

penyusunan anggaran dengan tujuan untuk mengalokasikan

segenap sumber daya yang dimiliki organisasi tersebut untuk

melaksanakan berbagai program-programnya dalam upaya

mencapai visi misi serta tujuan utama berdirinya organisasi

13

tersebut, yaitu memberikan pelayanan pada masyarakat. Atas

dasar perbedaam orientasi inilah yang menyebabkan adanya

perbedaan dalam hal pendanaan. Berbeda dengan organisasi

bisnis yang memperoleh sumber pendanaan dari pemilik yang

mengharapkan adanya tingkat pengembalian tertentu atas dana

yang telah disetorkan. Organisasi non profit memperoleh sumber

pendanaan dari para donatur yang secara sukarela memberikan

dana tanpa mengharapkan tingkat pengembalian apapun.

Berikut ini merupakan beberapa jenis penganggaran non

profit menurut Mahmudi,2013 ;

a. Line Item Budget

Line item budget termasuk kategori sistem

penganggaran yang cukup tua sehingga disebut bagian

dari sistem anggaran tradisional.Line item budget

merupakan sistem anggaran yang menyajikan belanja

berdasarkan input atau sumber daya yang digunakan.

Line item budget berfokus pada input dan memberikan

informasi tentang berapa banyak dibelanjakan dan

bagaimana membelanjakannya tetapi kurang

menekankan mengenai apa yang dibelanjakan.

Kelemahan line item budget adalah kurang dapat

menginformasikan tentang efisiensi anggaran karena

tidak dilakukan pengkaitan antara input dengan output.

Line item budget lebih berfokus pada pembuatan

keputusan tentang input, tetapi tidak mengukur efisiensi

dan efektivitas program. Oleh karena itu sistem line item

budgetkurang baik untuk mengukur akuntabilitas kinerja

14

yang menekankan pelaksanaan value for money

(ekonomi, efisiensi dan efektivitas). Line item budget

hanya mengukur ekonomi, tetapi tidak mengukur

efisiensi dan efektivitas organisasi (Shah,2007).

Dengan sistem line item budget, kinerja anggaran

diukur berdasarkan tingkat serapan anggaran.

Kemampuan menghabiskan atau menyerap anggaran

menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur

keberhasilan organisasi. Sebagai akibatnya dalam

praktik sering terjadi perilaku birokrat yang selalu

berusaha untuk menghabiskan anggaran tanpa melihat

hasil dan kualitas (Bastian,2006).

Kelebihan line item budget diantaranya adalah

sederhana dan mudah mengadministrasikannya serta

cukup baik untuk pengendalian input, membantu

perencanaan serta penetapan prioritas. Manfaat penting

line item budget lainnya adalah adanya spesifikasi atas

batas anggaran (budget ceiling) dalam proses alokasi

anggaran dan memastikan bahwa unit kerja tidak

melakukan pengeluaran melebihi batas anggaran.

Dengan demikian anggaran line item budget ini dapat

membantu untuk mengontrol pengeluaran melalui

pengetatan anggaran.

Meskipun line item budget dikategorikan sebagai

anggaran tradisional, line item budget tidak bisa

dihilangkan sama sekali dan dalam beberapa bentuk

dikombinasikan dengan sistem anggaran modern.

15

b. Incremental Budget

Incremental budgetmerupakan sistem penganggaran

yang hanya menambah atau mengurangi jumlah

anggaran dengan menggunakan data anggaran tahun lalu

sebagai dasar perencanaan tahun sekarang, atau

anggaran tahun sekarang sebagai dasar perencanaan

anggaran tahun depan. Incremental budgetdigunakan

untuk kegiatan yang selalu ada atau rutin dilakukan

setiap tahun atau untuk program dan kegiatan yang

berlanjut dari tahun sebelumnya.

Dalam praktiknya incremental budgetseringkali

diikuti dengan sistem line item budget. Dengan sistem

line item dan incremental budgetdalam perencanaan

anggaran hanya melakukan peningkatan atau penurunan

(incremental) atas pos-pos anggaran yang sudah ada

sebelumnya.

Kelebihan sistem Incremental budgetadalah cocok

untuk penganggaran kegiatan yang sifatnya rutin dan

selalu dilakukan. Sistem incremental budget juga mudah

dilakukan karena tidak harus merumuskan dari awal

tentang pos-pos anggaran apa saja yang dibutuhkan

untuk pelaksanaan suatu program. Kelemahan sistem

incremental budgetini antara lain karena menggunakan

anggaran tahun lalu sebagai dasar penganggaran, maka

seringkali terjadi duplikasi anggaran. Selain itu, dasar

kenaikan dan penurunan pos anggaran terkadang tidak

16

melalui analisis yang memadai sesuai dengan kebutuhan

anggaran yang rasional.

c. Planning, Programming, Budgeting System (PPBS)

Planning, programming, budgeting system

(PPBS)atau disebut programme budgeting merupakan

sistem penganggaran yang penyusunan anggarannya

berdasarkan program. Setiap unit kerja memiliki visi,

misi, tujuan dan strategi organisasi yang dituangkan

dalam renstra unit kerja. Renstra unit kerja kemudian

dijabarkan dalam rencana operasional yang berisi

program kerja beserta target kinerjanya. PPBS

menjabarkan program kerja dalam bentuk anggaran yang

diperlukan untuk masing-masing program.

Pengalokasian anggaran pada PPBS dilakukan

berdasarkan fungsi dan program. Program kerja yang

dibuat harus dikaitkan dengan tujuan. Program yang

disusun dapat bertingkat mulai dari program utama,

kategori program dan elemen prpgram. Dalam sistem

PPBS terdapat dua bagian struktur utama program dan

analisis program. Struktur program berisi kerangka

konseptual yang mengaitkan sumber daya, program dan

kegiatan dengan tujuan.

d. Zero Based Budget

Zero based budgeting merupakan sistem

penganggaran yang berbasis nol atau mulai dari nol.

ZBB tidak menjadikan setiap anggaran merupakan

anggaran yang baru sehingga dimulai dari nol.

17

Kelebihan ZBB antara lain anggaran didasarkan

kebutuhan riil bukan sekedar mengulang dan

meneruskan program lama sehingga hal ini dapat

mengurangi terjadinya duplikasi dan pemborosan

anggaran.

Kelemahan ZBB cukup rumit penyusunannya dan

sulit dalam inplementasinya. Program kerja dan kegiatan

yang tidak selalu baru harus dimulai dari nol. Cukup

banyak program dan kegiatan yang merupakan

kelanjutan dari periode anggaran sebelumnya karena

merupakan program jangka menengah. Dalam

penyusunan anggaran dengan pendekatan ZBB, terdapat

tiga langkah dasar yaitu; identifikasi unit keputusan,

membuat paket-paket keputusan dan mereview serta

merangking paket keputusan.

e. Performance Budget

Performance budget atau anggaran berbasis kinerja

merupakan sistem penganggaran yang dilakukan dengan

memperhatikan keterikatan antara anggaran (input)

dengan keluaran (output) dan hasil (outcome) yang

diharapkan dari kegiatan dan program termasuk efisiensi

dalam pencapaian keluaran dan hasil tersebut.

Penyusunan anggaran berbasis kinerja dilakukan dengan

mengaitkan setiap anggaran program dan kegiatan

dengan target kinerja, capaian kinerja, standar satuan

harga, analisis standar belanja dan standar pelayanan

minimal.

18

Gereja

Gereja dalam arti institusi tidak terlepas dari sebuah

organisasi, karena di dalam Gereja diperlukan suatu tatanan,

pengaturan, penyusunan maupun tentang pengelolaan dalam

segala sesuatu proses yang dilakukan oleh Gereja tersebut demi

tercapainya pengorganisasian yang baik sehingga Gereja dapat

mencapai tujuannya, sebagai mandataris Allah didunia. Dalam

Perjanjian Baru, Gereja dalam bahasa Yunani

yaitu “ekklesia” yang memiliki kata dasar “kaleo” yang berarti

mereka dipanggil keluar. Pengertian Gereja juga berasal dari kata

“igreya” yang berarti menjadi milik Tuhan. Jadi yang dimaksud

dengan Gereja adalah persekutuan orang percaya yang telah

menjadi milik Tuhan. Namun Gereja dapat juga dilihat sebagai

organisasi yang ditinjau dari sosiologis karena Gereja tidak akan

pernah lepas dari sudut pandang sosial kemasyarakatan. Alasan

yang mendasarinya, bahwa Gereja terdiri dari sudut bagian sosial

kemasyarakatan, sehingga Gereja terdiri dari beberapa anggota

masyarakat yang juga bagian dari negara dan dunia.

Ada dua pandangan dalam masyarakat tentang Gereja

sebagai sebuah organisasi, yaitu; (a) Pandangan yang menolak

Gereja sebagai organisasi. Pandangan ini didasarkan pada Gereja

yang merupakan suatu persekutuan orang-orang percaya kepada

Kristus dan dipimpin oleh Roh, sehingga tidak perlu dicampur

adukkan dengan organisasi dan dianggap berasal dari dunia; (b)

Pandangan yang menerima Gereja sebagai organisasi. Pandangan

ini terjadi karena gereja belumlah sempurna sehingga diperlukan

peraturan dan disusun dari keterlibatan dan disiplin hidup

19

masyarakat. Gereja ditinjau dari aspek teologis, karena Gereja

dibangun diatas satu dasar yakni Yesus Kristus sebagai Kepala

Gereja. Hal ini dikuatkan oleh Rasul Paulus yang menandaskan

bahwa kita mempunyai dua kewarganegaraan yakni

kewarganegaraan dunia dan surga.

Prasetyo (2015) berpendapat bahwa sebagai persekutuan

orang-orang beriman pada penyelamatan Allah, Gereja-gereja

Kristen Jawa (GKJ) mengembangkan berbagai pelayanan sebagai

wujud tanggapan dan tanggung jawab dalam mewartakan

kebenaran, keadilan dan kasih demi mengupayakan perbaikan

dunia menuju terwujudnya syallom (damai sejahtera) seperti

perjuangan dan teladan Yesus. Gereja sadar harus memperbaiki

diri serta belajar terus menerus memahami kondisi dunia yang

senantiasa berubah baik dalam paradigma, budaya, pengetahuan

maupun sistem sosial. Bahasa dan simbol yang dipakainya pun

harus relevan dengan kondisi jaman agar pewartaannya dapat

dipahami oleh masyarakat. Kemampuan belajar ini tidak hanya

berasal dari pengalaman yang dijalani, melainkan dikembangkan

berdasarkan keberanian berimajinasi dan berfantasi. Melalui

keduanya, manusia berusaha memetakan serta mendengarkan lagi

hal-hal yang terjadi di masa lalu tetapi tidak tampak dalam narasi,

atau mencoba membayangkan dan mendengarkan kemungkinan

percakapan dan pesan di masa depan dengan segala

kompleksitasnya.

Gereja Kristen Jawa adalah gereja yang berada dalam

konteks budaya Jawa serta mengakui bahwa budaya Jawa

tersebut merupakan kekayaan yang telah membentuk

20

kehidupannya secara kompleks, luas dan dalam. Budaya Jawa

yang dimaksud bukan sekedar budaya dalam arti proforma

(sekedar mengikuti tata cara yang berlaku) melainkan esensi

(hakikat). Artinya, bahwa budaya Jawa telah menjadi bagian yang

membentuk identitas ke-GKJ-an atau hal-hal yang terkait dengan

Gereja Kristen Jawa secara keseluruhan. Jawa adalah identititas,

tetapi semua ini bukanlah identitas statis. Proses pembentukan

identitas Jawa yang dikenal sekarang ini merupakan identitas

yang dibentuk oleh banyak faktor dalam waktu yang lama. GKJ

sebagai gereja tidak menyangkal perubahan, baik organisasi

maupun manusianya (organisme). Demikian pula dengan budaya

Jawa, senantiasa dipahami sebagai budaya yang bergerak dan

berubah sesuai dengan perubahan manusia menghadapi kondisi

dan jaman yang juga berubah

Budget dalam paradigma Pastoral Transformatif

Budget (anggaran) pada gereja termasuk ke dalam anggaran

organisasi sektor publik. Dikatakan gereja sebagai organisasi

sektor publik karena organisasi ini memperoleh sumber dana

yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktivitas operasinya

dari sumbangan para anggota (jemaat) dan para penyumbang lain

yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari gereja (Bastian,

2010). Jika dilihat dari sudut badan hukumnya, gereja merupakan

yayasan gerejawi karena didirikan berdasarkan Stichtingbrief kerk

en armbestuur (Surat Yayasan Gerejawai) atau Oprichtingsbrief

21

kerk en armbestuur (Surat Pendirian Gereja), yaitu atas nama

Pengurus Gereja (Suharyo, 2004).

Bagi gereja, anggaran tidak hanya sebuah rencana tahunan

tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas pengelolaan dana

publik (jemaat) yang dibebankan kepadanya. Halim dan Kusufi

(2016:48) mengidentifikasikan bahwa anggaran ini memiliki

beberapa fungsi utama yaitu : (1) anggaran sebagai alat

perencanaan, (2) anggaran sebagai alat pengendalian, (3)

anggaran sebagai alat kebijakan fiskal, (4) anggaran sebagai alat

koordinasi dan komunikasi, (5) anggaran sebagai alat penilaian

kinerja, (5) anggaran sebagai alat motivasi dan (6) anggaran

sebagai alat untuk mencipatkan ruang publik. Terdapat tuntutan

yang lebih besar dari jemaat untuk dilakukannya transparansi dan

akuntabilitas gereja didalam mengelola keuangannya.

Proses penyusunan anggaran dalam Gereja melibatkan

banyak pihak yang tergabung dalam susunan kepengurusan

dimana kepengurusan tersebut berasal dari tiap badan, bidang dan

komisi. Tentunya latar belakang pihak penyusun anggaran

sangatlah berbeda-beda, baik dari segi jenis kelamin, umur,

tingkat pendidikan maupun status bekerja atau sedang menempuh

pendidikan. Hal tersebut dapat mempengaruhi proses penyusunan

anggaran, dengan mempertimbangkan anggaran dibuat

berdasarkan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki atau

anggaran dibuat hanya sebagai formalitas belaka dengan mengacu

pada anggaran program kerja sebelumnya.

22

Dengan mulai diberlakukannya Tager Talak GKJ 2015 yang

mana pendekatan paradigma yang digunakan adalah pastoral

transformatif, diharapkan dapat mengubah konsep budget di GKJ

itu sendiri. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pastoral

transformatif merupakan segala bentuk penggembalaan yang

dilakukan secara setara dan saling mengubah oleh gereja bersama

dengan sesama demi terwujudnya pemulihan, pemberdayaan, dan

pembaharuan kehidupannya sebagai gambar Allah. Maka dari itu

cara berpikirnya lebih menekankan pada proses sebagai fokus

utamanya, dalam hal ini salah dan benar tidak selalu menjadi

tujuan utama, tetapi proses pemberdayaan jemaat menjadi poin

utama dalam pemikiran ini. Selain itu juga diungkapkan bahwa

pastoral transformatif menunjuk arah pembangunan jemaat yang

lebih memberdayakan warga gereja.

Maka dari itu prinsip budget ini sendiri diimplementasikan

dalam paradigma pendekatan pastoral transformatif yang setara,

saling mengubah, mewujudkan pemulihan, pemberdayaan dan

pembaharuan kehidupan dapat tercermin dalam perumusan

program kerja gereja (Prasetyo, 2015). “Setara” dalam arti tidak

hanya majelis atau pengelola keuangan gereja saja yang

mengetahui besarnya pemasukan dan pengeluaran keuangan

gereja, namun jemaat dalam gereja juga dapat mengakses

informasi ini (transparansi). Tidak hanya itu, “setara” juga dapat

diimplementasikan dengan pendekatan anggaran yang bersifat

bottom up atau disebut juga dengan anggaran partisipasi, dimana

unit kerja mengajukan usulan anggaran sedangkan manajemen

23

atasan mengevaluasi dan menyetujui usulan anggaran unit. Dalam

gereja, setiap badan, bidang dan komisi turut berpartisipasi aktif

menyusun anggaran. Dengan latar belakang pihak penyusun

anggaran yang berbeda-beda, baik dari segi jenis kelamin, umur,

tingkat pendidikan maupun status bekerja atau sedang menempuh

pendidikan, maka gereja juga mendorong warga jemaatnya untuk

turut berperan aktif dalam kemajuan gereja.

“Saling mengubah” dalam arti dengan adanya anggaran yang

telah dirumuskan dalam program kerja, fokus pelayanan tidak

hanya pada internal gereja saja tetapi juga eksternal gereja

(Prasetyo, 2015). Jemaat dituntut untuk dapat menjadi semakin

misioner sehingga GKJ dapat memberdayakan warga gerejanya

dengan cara melihat peluang dan potensi dari sumber daya

disekitar. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan bagi GKJ

untuk dapat menciptakan inovasi guna memaksimalkan

produktivitas dan efektivitas jemaat dalam berkarya dan

melayani.

“Mewujudkan pemulihan” dalam arti mengembalikan

sesuatu yang tercuri atau yang dipinjam, arti lain adalah

membentuk kembali (Yoel 2:25). Pemulihan mengandung konsep

pembentukan kembali segala sesuatu kedalam kesatuan,

keselarasan dan keutuhan yang dimiliki di dalam Tuhan pada

awal mulanya sewaktu segala sesuatu diciptakan di dalam Kristus

Yesus (Prasetyo, 2015). Hal ini mengandung arti segala sesuatu

berasal dari Allah. Segalanya memiliki sumber di dalam Dia, dan

segalanya dari dalam diri-Nya. Sebab segala sesuatu dari Dia oleh

24

Dia dan kembali kepada Dia. Jemaat dituntut agar dapat

mengelola kemampuan dan talenta yang mereka miliki demi

kemajuan Gereja, sehingga warga Gereja bukan lagi menjadi

obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Dengan fokus

pelayanan tidak hanya pada internal gereja, tetapi juga eksternal

Gereja.

“Pemberdayaan” dalam arti suatu proses pendidikan dalam

meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau masyarakat,

sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta mampu

hidup mandiri (Prasetyo, 2015). “Pemberdayaan” menekankan

proses dan bukan semata-mata hasil (output) dari proses tersebut.

Oleh karena itu ukuran keberhasilan “pemberdayaan” adalah

dengan melihat banyak atau sedikitnya partisipasi dan

keberdayaan yang dilakukan oleh individu atau jemaat.

“Pembaharuan kehidupan”, dalam arti setiap perubahan yang

terjadi di dalam gereja itu sendiri tidak hanya dipandang

berdasarkan besar kecilnya bangunan atau gedung gereja yang

dimiliki, bukan pula tercermin pada lengkap dan canggihnya

peralatan sarana prasarana pendukung gereja, namun tercermin

dari masing-masing pribadi pengelola dan pemakai anggaran

gereja (Prasetyo, 2015). Dalam hal ini, kejujuran dalam

mengelola dan menggunakan anggaran Gereja juga menjadi

faktor penting.

Oleh karena itu untuk “mewujudkan pemulihan,

pemberdayaan dan pembaharuan”, diperlukan adanya suatu

25

pengawasan atas kinerja output anggaran dalam proses

penganggaran yang dilakukan sehingga dapat

tercipta/memberikan umpan balik. Hal tersebut perlu dilakukan

agar terjadi perbaikan secara terus menerus supaya tercapai

keberhasilan dimasa mendatang. Oleh karena itu, sistem

penganggaran yang dirasa tepat diterapkan dalam paradigma

pastoral transformatif adalah performance budget.

Mardiasmo (2002) menyatakan bahwa pendekatan

penyusunan anggaran berbasis kinerja disusun untuk mengatasi

berbagai kelemahan yang terdapat dalam anggaran tradisional,

khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak adanya tolak

ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam

pencapaian tujuan dan sasaran pelayanan.

Penelitian ini mencoba untuk dapat memperoleh informasi

yang detail terkait pemahaman dan implementasi budget dalam

paradigma pastoral transformatif. Definisi pemahaman itu sendiri

menurut Arikunto (2009) adalah kemampuan seorang dalam

mempertahankan, membedakan, menduga (estimates),

menerangkan, memperluas, menyimpulkan, menggeneralisasikan,

memberikan contoh, menuliskan kembali, dan memperkirakan.

Badriyah (2011) mendefinisikan pemahaman berasal dari kata

paham yang artinya mengerti benar tentang suatu hal. Sedangkan

pemahaman adalah proses, perbuatan, cara memahami sesuatu.

Dan belajar adalah upaya dalam memperoleh pemahaman.

Seseorang dikatakan mengerti benar terhadap suatu konsep jika

dapat menjelaskan kembali dan menarik kesimpulan terhadap

26

konsep tersebut. Sudaryono (2012) mendefinisikan pemahaman

sebagai kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti

dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan

isi pokok dari suatu bacaan atau mengubah data yang disajikan

dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Jadi berdasarkan

penjelasan yang telah diuraikan, dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti

sesuatu. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang

sesuatu dan dapat melihatnya dalam berbagai segi. Seseorang

dikatakan memahami suatu hal apabila ia dapat memberikan

penjelasan dan meniru hal tersebut dengan menggunakan kata-

katanya sendiri. Adapun indikator dari pemahaman menurut

Ruseffendi (2006) ada tiga hal, diantaranya 1) Menerjemahkan

(translation), kemampuan dalam memaknai suatu konsep abstrak

menjadi suatu model, 2) Menginterpretasi (interpretation),

kemampuan untuk memberi pendapat atau kesan atau pandangan

teoritis terhadap sesuatu dan 3) Mengekstrapolasi (extrapolation),

agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih

tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih

tinggi.

Terkait dengan implementasi Harsono (2006)

mendefinisikan implementasi sebagai sebuah kebijakan yang

harus bertransformasi menjadi tindakan dalam pelaksanaannya.

Kebijakan tersebut harus dilakukan agar dapat menyempurnakan

suatu program yang telah ditetapkan. Menurut Van Meter dan

Van Horn dalam Wahab (2008:65) implementasi adalah

27

tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu,

pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta

yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan kebijakan. Sebaliknya keseluruhan

proses implementasi kebijakan dapat dievaluasi dengan cara

mengukur atau membandingkan antara hasil akhir dari program-

program tersebut dengan tujuan-tujuan kebijakan. Adapun

indikator dari implementasi berdasarkan teori George C. Edwards

(2004) diantaranya adalah (a) Komunikasi, keberhasilan

implementasi dapat berjalan dengan baik apabila ada

komunikasiyang baik antar kelompok; (b) Sumber daya, adalah

faktor penting untuk implementasi agar efektif. Tanpa sumber

daya, kebijakan hanya tinggal di kertas dan menjadi dokumen

saja; (c) Disposisi, adalah watak dan karakteristik yang dimiliki

implementor. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik,

maka dia akan menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa

yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor

memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat

kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi

tidak efektif dan (d) Struktur organisasi, salah satu dari aspek

struktur yang penting dari setiap organisasi adalah adanya

prosedur operasi atau Standard Operating Procedures (SOP) yang

jelas, karena SOP menjadi pedoman bagi setiap implementator

dalam bertindak.

Dengan demikian konsep budget dalam pastoral

transformatif mengharapkan adanya keterlibatan dari jemaat

karena dengan partisipasi aktif jemaat, memungkinkan terjadinya

28

komunikasi yang baik. Hal tersebut perlu dilakukan oleh gereja di

dalam mengatasi setiap permasalahan yang muncul didalam

tubuh gereja. Konsep pastoral transformatif pada dasarnya

menunjukkan bahwa didalam gereja yang terjadi adalah bekerja

bersama saling mendukung dan juga mendasarkan pada

kesadaran bahwa setiap manusia memiliki potensi kebaikan

karena setiap manusia dan ciptaan tidak terlepas dari pancaran

dan penyertaan kasih Ilahi (Akta Sidang Sinode Istimewa 2015).

Dalam sikap konkrit gerejawi, maka pastoral transformatif

memberikan dasar untuk menghindari bentuk-bentuk kebijakan

gereja yang bersifat menghukum, mendeskreditkan atau

menempatkan seseorang pada posisi inferior dibandingkan yang

lain. Gereja dan pelayanan gerejawi perlu lebih sensitif terhadap

bentuk-bentuk kekerasan dan hal yang dapat dikategorikan

melanggar hak asasi manusia. Gereja dan kebijakan yang diambil

hanya boleh menjadi sarana untuk manusia agar menjadi lebih

baik. Hal tersebut dapat memampukan manusia untuk menjadi

lebih peduli, saling memberi dan saling memberdayakan.

Transformasi inilah yang nantinya dapat mengantarkan gereja

beserta jemaatnya untuk dapat mencapai keadilan, kedamaian dan

kesejahteraan jemaat.

29

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang

dilakukan di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman jalan Dr.

Wahidin, No.40 kota Yogyakarta dengan metode studi kasus.

Noor (2009) mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu

proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada

metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah

manusia, menekankan sifat realitas yang terbangun secara sosial,

hubungan erat antara peneliti dengan subjek yang diteliti.

Creswell (2010), mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai

suatu metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang

dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Dalam

penelitian ini digunakan studi kasus sebagai bagian dari

penelitian kualitatif. Studi kasus berfokus pada spesifikasi kasus

dalam suatu kejadian baik itu yang mencakup individu, kelompok

budaya ataupun suatu potret kehidupan. Creswell (2010)

mengatakan bahwa studi kasus merupakan strategi penelitian

dimana didalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu

program, peristiwa, aktivitas, proses atau sekelompok individu.

Yin (2011) mengatakan bahwa studi kasus adalah sebuah

penyelidikan empiris yang menginvestigasi fenomena

kontemporer dalam konteks kehidupan nyata, khususnya ketika

batas antara fenomena dan konteks tidak begitu jelas.

30

Alasan dipilihnya GKJ Gondokusuman sebagai obyek

penelitian ini karena mulai diberlakukannya Tata Gereja dan Tata

Laksana Gereja Kristen Jawa (TAGERTALAK GKJ) Tahun

2015 yang diberlakukan mulai tanggal 28 Mei 2015.

TAGERTALAK GKJ Tahun 2015 ini diungkapkan mempunyai

watak Pastoral Transformatif, menunjukkan arah pembangunan

jemaat untuk lebih memberdayakan Warga Gereja. Warga Gereja

bukan menjadi obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek.

Dengan demikian semua program yang bertujuan

memberdayakan warga nampaknya perlu menjadi prioritas dan

mendapat dukungan dari semua pihak. Selain itu berdasarkan

informasi yang peneliti peroleh, GKJ Gondokusuman telah

mampu memiliki dan membiayai Panti Wredha dan Panti Asuhan

dengan anggarannya sendiri. Tidak hanya itu, bidang diakonia

yang dimiliki oleh GKJ Gondokusuman mampu memiliki Komisi

Transformatif dan Pemberdayaan Ekonomi Jemaat yang tugasnya

adalah meningkatkan kesejahteraan warga khususnya warga

rimatan dengan memberikan bantuan modal usaha dalam bentuk

pinjaman lunak.

Unit Analisis dan Unit Amatan

Unit analisis adalah hakekat dari populasi yang tentangnya

hasil penelitian akan berlaku (Ihalauw,2003). Unit analisis dalam

penelitian ini adalah Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman,

Yogyakarta. Sementara itu, unit amatan adalah sesuatu yang

dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka

menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis

31

(Ihalauw,2003). Unit amatan dalam penelitian ini adalah Ibu

Pdt.Dorkas Natalia selaku pendeta aktif dan Bapak Soewondo

selaku Kepala Kantor di GKJ Gondokusuman. Beliau berdua

ditugaskan secara langsung oleh Majelis Pengurus Harian (MPH)

GKJ Gondokusuman berdasarkan rapat pleno MPH GKJ

Gondokusuman untuk mendampingi penulis selama

mengumpulkan data.

Teknik dan Langkah Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif

kualitatif yang menyesuaikan dengan berbagai hasil wawancara,

pengamatan secara langsung, dan hasil document review dengan

teori yang digunakan dalam penelitian ini (Simanjuntak dan

Januarsi 2011). Sukmadinata (2011) mengungkapkan, penelitian

deskriptif kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan

menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat

alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan

mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan.

Selain itu, penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan,

manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel yang diteliti,

melainkan menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya.

Metode deskriptif digunakan karena penelitian ini

mendeskripsikan tentang budget dalam paradigma pastoral

transformatif. Analisis data dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas (Miles dan

Huberman 1984).

32

Adapun tahapan dalam analisis data penelitian ini adalah :

(1) Proses penelitian dimulai dengan permintaan ijin melalui surat

ijin penelitian yang diberikan oleh peneliti. (2) Setelah ijin

penelitian diberikan oleh GKJ Gondokusuman, peneliti membuat

jadwal wawancara dengan Ibu Pdt.Dorkas Natalia dan Bapak

Soewondo. (3) Melakukan wawancara. Wawancara dilakukan

dengan bantuan alat perekam suara untuk membantu peneliti

menuliskan hal-hal yang tidak tercatat dalam catatan wawancara

peneliti. (4) Mengorganisasikan data, membuat transkrip dari

hasil wawancara (data tertulis). Data kemudian dikelompokkan

sesuai dengan konsep yang ada. Data yang tidak sesuai akan

dieliminasi (dihilangkan). (5) Menganalisis data, data yang sudah

ada akan dianalisis berdasarkan teori yang ada. Apakah data yang

diperoleh sesuai dengan teori yang ada atau tidak. (6) Mengambil

kesimpulan, berdasarkan hasil analisis, diambil kesimpulan dari

penelitian ini.

33

PEMBAHASAN

A. Profil Organisasi Gereja

Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman beralamat di Jl.

Dr. Wahidin Sudirohusodo 40, Telp: (0274) 513570 Yogyakarta

55222. Gereja ini dikukuhkan dan diresmikan menjadi sebuah

jemaat yang dewasa yaitu pada tanggal 23 November 1913. Pada

saat ini GKJ Gondokusuman memiliki 7 (tujuh) orang pendeta

aktif yang melayani, diantaranya adalah sebagai berikut Pdt.

Siswadi, Pdt. Kristi, Pdt. Seno Adhi Noegroho, Pdt.Yudo Aster

Daniel, Pdt. Fendi Susanto, Pdt. Christian Muryati dan Pdt.

Dorkas Natalina.

Visi dan Misi Gereja Kristen Jawa (GKJ) Gondokusuman

periode tahun 2015-2019 telah ditetapkan dalam Sidang Majelis

Pleno 14 Oktober 2014. Beberapa bagian penting yang telah

dibahas adalah sebagai berikut :

Visi GKJ Gondokusuman didasarkan pada Yohanes 3:16,

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia

telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap

orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh

hidup yang kekal” dan diterjemahkan dalam rumusan sederhana

menjadi; “GKJ Gondokusuman menjadi gereja yang melanjutkan

karya penyelamatan Allah”. Kata kunci dari terjemahan visi

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;(a) Gereja, sebagai

persekutuan umat percaya, merespon karya penyelamatan. Berarti

orang-orang terpanggil untuk melanjutkan karya penyelamatan

Allah. Gereja sebagai organisasi yang menjalani hidupnya dan

34

mengatur dirinya sendiri dengan prinsip-prinsip organisasi sesuai

dengan Tagertalak GKJ (2015) secara benar dan bertanggung

jawab; (b) Melanjutkan, karya penyelamatan umat manusia telah

dilakukan oleh Allah sendiri dan selanjutnya menjadi tugas kita

untuk melakukan kesaksian dan pemeliharaan keselamatan

(berdasarkan Ibrani 1 : 1-2); (c) Karya Penyelamatan Allah

adalah tindakan Allah untuk membenarkan, mengkuduskan dan

menyelamatkan milik-Nya. Selain itu adalah tindakan Allah

melalui orang-orang percaya oleh kuasa Roh Kudus manusia di

selamatkan.

Misi GKJ Gondokusuman didasarkan pada Matius 28 :19-

20, “Karena itu pergilah jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan

baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,

dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku

perintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu

senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Dan Markus 16:15,

“Pergilah keseluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala

makhluk”, yang kemudian diterjemahkan dalam rumusan

sederhana menjadi; “Mewartakan keselamatan kepada setiap orang

sehingga mereka berakar, bertumbuh dan berbuah serta mampu

melakukan kehendak Allah”. Kata kunci dari terjemahan misi

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut; (a) Pergilah ke seluruh

dunia, artinya lakukan atau pengutusan, dapat dilakukan oleh

jemaat atau lembaga; (b) Beritakanlah Injil, artinya bisa

menyangkut ibadah di dalam gereja, bisa pelayanan, keluar dalam

bentuk bakti sosial; (c) Kepada segala makhluk, artinya target

pada saudara seiman dan saudara tidak seiman

35

GKJ Gondokusuman juga memiliki nilai-nilai yang sangat

dijunjung tinggi. Nilai-nilai merupakan ukuran kebenaran atau

kebaikan yang diyakini, diterapkan, diperjuangkan dan

dikembangkan dalam terang Alkitab melalui kultur budaya Jawa,

tradisi gereja dan realitas sosial dalam aktivitas kehidupan

seluruh komponen gereja. Nilai-nilai akan memampukan gereja

dalam menghadapi persoalan baik internal maupun eksternal,

sehingga menjadi gereja yang aktual menghadapi perkembangan

zaman. Nilai-nilai yang dirumuskan adalah; (a) Menjadi jemaat

yang misioner, dalam anugerah Allah, membangun sebuah jemaat

yang peduli melalui kesaksian dan pelayanan, dengan kehidupan

persekutuan dan ibadah, yang didukung oleh pembinaan dan

penatalayanan; (b) Kasih, merupakan nilai utama dalam

kehidupan kekristenan dan kasih yang bersumber dari Allah

disebut kasih Agape, yaitu kasih yang sarat dengan pengorbanan

dan tidak menuntut balas, bertujuan mendatangkan kebaikan bagi

sesama, bersifat holistik serta menjangkau segala lapisan; (c)

Kebersamaan merupakan salah satu paham yang berakar pada

kultur budaya Jawa, yang bertujuan saling memperkaya,

melengkapi dan saling menolong dalam mewujudkan iman

kepada Kristus sang Kepala Gereja baik gereja sebagai organisasi

maupun sebagai individu; (d) Keadilan, secara etimologis

mempunyai makna cukup unik, dalam bahasa Yunani, keadilan

berarti krisis. Orang yang bijak dalam mengambil keputusan di

masa krisis, disebut krites, yang berarti hakim. Apabila keadilan

dijadikan sebagai dasar pemikiran, maka keadilan dimaksud

dapat menghasilkan “para hakim” (pengambil keputusan disetiap

36

tingkatan kehidupan) yang bijaksana dalam kehidupan bergereja;

(e) Integritas, kitab Kejadian 2:1, “Demikianlah diselesaikan

langit dan bumi dan segala isinya”, memberikan kesaksian

tentang keutuhan karya cipta Allah dan bukti bahwa Allah

bekerja sungguh-sungguh untuk umat yang dikasihi-Nya. Dalam

pelayanan dikembangkan karakter dengan bekerja serius disertai

totalitas, komitmen, responsibilitas, akuntabilitas serta ada

berkelanjutan. Artinya dalam keseriusan terdapat ketekunan dan

ketulusan, totalitas mencerminkan tanggung jawab dan kejujuran,

komitmen menunjukkan ketetapan dan kesungguhan hati untuk

memberikan yang terbaik (excellence) dengan bekerja keras

untuk hasil maksimal, responsibilitas bersikap proaktif dan penuh

inisiatif serta bertanggung jawab atas akibat dari keputusan yang

diambil dan tindakan yang dilakukan, akuntabilitas

mencerminkan kapasitas, kreativitas dan inovasi baru dalam

pelayanan, dan berkelanjutan mengutamakan kebersamaan dan

kasih, agar mampu menghasilkan sinergi optimal dalam

pelayanan, sehingga integritas menjadi karakter yang dapat

membangun kehidupan persekutuan.

Susunan dan Struktur Organisasi GKJ Gondokusuman

masih menggunakan susunan dan struktur organisasi tahun-tahun

sebelumnya yang disetujui oleh Sidang Majelis Gereja tanggal 1

November 2011. Susunan personalia sebagaimana tertuang pada

Surat Keputusan Majelis Gereja Kristen Gondokusuman

Yogyakarta, Nomor 001/Kep/GK/II/2013, perihal pembagian

tugas pelayanan di GKJ Gondokusuman 2013. Tugas Pokok dan

Fungsi Pelayanan GKJ Gondokusuman Yogyakarta dari

37

organisasi dimaksud tertuang pada Buku Arah Kehidupan Jemaat

dan Rencana Program dan Anggaran sebagai kesatuan dari

Struktur Organisasi dimaksud yang telah mendapat pengesahan

dari Majelis Gereja sebagaimana Surat Keputusan Majelis Gereja

Kristen Jawa Gondokusuman, Nomor 023/Kep/GK/XII/2011.

Adapun untuk diagram struktur organisasi terdapat pada

lampiran.

B. Pemahaman Paradigma Pastoral Transformatif di GKJ

Gondokusuman

Pada awal mulanya, paradigma pastoral transformatif di

pahami secara umum oleh jemaat dan majelis di GKJ

Gondokusuman melalui Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja

Kristen Jawa. Majelis mendapatkan pembinaan tentang Tager

Talak GKJ tahun 2015 yang dilakukan dalam Sidang Majelis

Gereja. Berdasarkan Tager Talak GKJ tahun 2015, kata kunci

dari pastoral transformatif yaitu setara, saling mengubah,

pemulihan, pemberdayaan dan pembaharuan. Kelima point

tersebut saling berkaitan sehingga proses pastoral transformatif

dapat berjalan. Keterkaitan antara kelima point tersebut, dapat

dijabarkan oleh peneliti melalui hasil wawancara yang dilakukan

peneliti kepada unit amatan dalam hal ini Bapak Soewondo dan

Ibu Pdt.Dorkas Natalia.

Adapun hasil wawancara tersebut didapati peneliti

demikian; dikatakan “setara” ketika hal ini diaplikasikan melalui

keterlibatan jemaat yang tergabung dalam komisi, badan, bidang,

sektor dan wilayah dalam menyusun visi,misi, program kerja dan

38

anggaran di GKJ Gondokusuman. Adanya penyusunan visi, misi,

program kerja dan anggaran tidak disusun oleh Badan Pembantu

Majelis (BPM) saja, tetapi juga berdasarkan partisipasi aktif

jemaatnya. Hal ini diperkuat dengan hasil cuplikan wawancara

peneliti kepada Ibu Pdt.Dorkas Natalia yaitu sebagai berikut ;

“Nah kami melihat bagaimana proses penyusunan visi dan

misi itu. Kami melihat memang semua warga gereja

perwakilan dari berbagai kategorial baik remaja, pemuda,

itu mereka di undang, untuk diminta berpendapat untuk

masukan tentang visi dan misi itu.”

Tidak hanya Ibu Pdt.Dorkas Natalia saja yang berpendapat

demikian, hal serupa juga disampaikan Bapak Soewondo terkait

pastisipasi jemaatnya. Partisipasi jemaat juga dapat dilihat dari

keterlibatan jemaat dalam menyusun program kerja dan

anggarannya. Hal ini seperti yang terdapat dari hasil wawancara

sebagai berikut ;

“Ya, yang terlibat ya semua. Semua dalam arti, eeee

pengurus-pengurus yang terlibat baik dalam

bidang,komisi,badan dan bidang gitu ya. Itu menurut saya

udah mewakili suara jemaat ya.”

Dengan adanya keterlibatan dari jemaat, menuntut mereka

untuk semakin misioner. Tidak hanya itu, kesetaraan dengan

melibatkan jemaat dalam menyusun program kerja dan anggaran

menjadi wujud nyata mereka dalam berpartisipasi. Jemaat sudah

bukan bertindak sebagai obyek namun sebagai subyek.

39

Selain itu Ibu Pdt. Dorkas Natalia juga menegaskan

pengertian “setara” sebagai berikut;

“Eee, jadi ini ya. Terkait pastoral transformatif,

penggembalaan yang dilakukan secara setara menurut

saya penggembalaan itu kan pemeliharaan iman bagi

jemaat ya. Dilakukan setara itu artinya kan kita sama baik

BPM, Pendeta, Majelis, jemaat itu sama. Kita semua punya

hak untuk menerima pemeliharaan iman dan karya

penyelamatan Allah, itu menurut saya. Termasuk ketika

jemaat memberikan saran, itu kita kan ada Sidang Majelis

Istimewa, bahkan ketika sidang itu kami minta saran-saran

dari semua wilayah, semua sektor, semua komisi, semua

bidang dan kemudian itu juga di susun, di bukukan gitu.

Sehingga kami tahu, dan kemudian di follow up.”

Dari cuplikan wawancara tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut; dilakukan setara dalam arti baik Badan Pembantu

Majelis, Pendeta, Majelis, Jemaat itu sama. Mereka semua

mempunyai hak untuk menerima pemeliharaan iman dan karya

penyelamatan Allah, termasuk ketika jemaat memberikan saran.

Sidang Majelis Istimewa, menjadi sarana untuk menampung

saran-saran dari semua wilayah, semua sektor, semua komisi,

semua bidang yang kemudian saran-saran tersebut di susun dan di

bukukan, sehingga gereja tahu apa yang menjadi kebutuhan dan

harapan jemaat. Selain itu dengan adanya Sidang Majelis

40

Istimewa, dapat menjadi sarana bagi jemaat dalam berpartisipasi

aktif menyusun program kerja dan anggaran gereja.

Point kedua “saling mengubah” dalam pemahaman pastoral

transformatif di GKJ Gondokusuman, dipahami dengan cara

fokus pelayanan tidak hanya internal gereja saja, tetapi juga

eksternal gereja. Jemaat dituntut untuk dapat menjadi semakin

misioner sehingga GKJ dapat memberdayakan warga gerejanya

dengan cara melihat peluang dan potensi dari sumber daya

disekitar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada

Ibu Pdt.Dorkas Natalia yaitu sebagai berikut ;

“Saling mengubah oleh gereja bersama, menurut saya iya.

Ketika Sidang Majelis misalnya itu kan ada usulan-usulan

dari jemaat, usulan dari komisi. Jadi usulan itu kan

mengubah sesuatu kan gitu ya dan itu untuk kepentingan

bersama. Jadi, misalnya contoh ya mbak. Saling mengubah

kalau di kami diaplikasikan pada program kerja yang kami

miliki. Salah satunya ada di Komisi Sawokembar

Emergency. Itu kami fokus pelayanan tidak hanya di jemaat

GKJ Gondokusuman saja, tetapi dengan dimilikinya Komisi

ini yang mana orang-orang yang terlibat adalah umumnya

eeeee orang-orang kesehatan ya, mereka biasanya kalau

diminta tolong untuk Baksos ya bisa jadi bentuk pelayanan

keluar kami. Nanti bisa Mbak Ana baca-baca sendiri ya di

program kerjanya.”

41

Dari cuplikan wawancara tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut; dikatakan “saling mengubah” dalam arti adanya

masukan-masukan yang membangun untuk GKJ Gondokusuman

dapat berdampak bagi lingkungan sekitar GKJ Gondokusuman.

Fokus pelayanan GKJ Gondokusuman tidak hanya pada internal

gereja saja, tetapi juga eksternal gereja dengan melibatkan jemaat

di GKJ Gondokusuman. Potensi sumber daya yang dimiliki oleh

GKJ Gondokusuman dalam hal ini keberagaman latar belakang

pendidikan dan potensi yang dimiliki, menuntut jemaat untuk

turut serta dalam mengubah gereja bersama dan sesama.

Point ketiga “mewujudkan pemulihan”, dipahami oleh GKJ

Gondokusuman dengan cara jemaat dituntut agar dapat

mengelola kemampuan dan talenta yang mereka miliki demi

kemajuan Gereja, sehingga warga Gereja bukan lagi menjadi

obyek, tetapi juga bertindak sebagai subyek. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara kepada Bapak Soewondo, diantaranya

sebagai berikut ;

“Ya bisa, lewat Komisi Tranformatif yang memberikan

pinjaman lunak tanpa bunga kepada warga jemaat GKJ

Gondokusuman. Sebenarnya di satu sisi mengentaskan

warga yang kurang mampu dari keterpurukan supaya lebih

mampu, nanti kalau sudah mulai mampu mereka biasanya

akan dapat memberikan persembahan yang lebih untuk

gereja. Biasanya begitu. Nanti kalau pinjaman tersebut

sudah dikembalikan oleh jemaat akan diakui sebagai

penerimaan. Jadi uang itu tidak hilang, hanya berputar.”

42

Dari cuplikan wawancara tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut; dikatakan “mewujudkan pemulihan” dapat mengandung

arti segala sesuatu berasal dari Tuhan oleh Tuhan dan kembali

kepada Tuhan. Dalam sikap konkrit gerejawi, maka pastoral

transformatif memberikan dasar untuk menghindari bentuk-

bentuk kebijakan gereja yang bersifat menghukum,

mendeskreditkan atau menempatkan seseorang pada posisi

inferior dibandingkan yang lain. Pelayanan di GKJ

Gondokusuman perlu lebih sensitif terhadap bentuk-bentuk

kekerasan dan hal yang dapat dikategorikan melanggar hak asasi

manusia. Gereja dan kebijakan yang diambil hanya boleh menjadi

sarana untuk manusia agar menjadi lebih baik. Hal tersebut dapat

memampukan jemaat untuk menjadi lebih peduli, saling memberi

dan saling memberdayakan. Transformasi inilah yang nantinya

dapat mengantarkan GKJ Gondokusuman beserta jemaatnya

untuk dapat mencapai keadilan, kedamaian dan kesejahteraan

jemaat.

Point keempat “pemberdayaan” dalam pemahaman pastoral

transformatif di GKJ Gondokusuman, dipahami dengan hasil

wawancara kepada Ibu Pdt.Dorkas sebagai berikut ;

” Potensi dari jemaat itu ada beberapa ya, misalnya batik.

Jadi ada Komisi Pendidikan yang mengembangkan mereka

punya ketrampilan membatik dan kemudian mereka rutin

bertemu bahkan mereka melayani. Jadi ada kelompok,

mereka dari warga negara asing dan mereka ingin belajar

batik dan kemudian kelompok ini mengajari turis-turis

43

asing tersebut. Bahkan mereka bekerja sama dengan

gereja-gereja lain untuk mengembangkan kemampuan

mereka dan mereka pergi ke sana. Terus pemberdayaan

yang lain, paduan suara anak-anak, remaja, dewasa,

adiyuswa bagi saya itu pemberdayaan ya karena mereka

bisa melayani di tempat-tempat lain. Kalau anak-anak

muda misal Sola Garica, itu mereka mengisi di tempat-

tempat lain, Ambarukmo misalnya ketika ada acara mereka

di undang untuk mengisi. Kamis kami juga ada kursus

misalnya, mencari kader-kader yang baru. Nanti untuk

lebih jelasnya bisa di lihat dan di cermati di Buku Arah

Kehidupan Jemaat ya.”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan

jika kata “pemberdayaan” dalam konsep ini dimaksudkan untuk

meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau masyarakat,

sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta mampu

hidup mandiri.

Point terakhir dalam pemahaman pastoral transformatif

adalah “pembaharuan kehidupan”. Ibu Pdt.Dorkas memaknai

“pembaharuan kehidupan” di GKJ Gondokusuman berdasarkan

hasil wawancara sebagai berikut ;

“Terus dengan sesama demi teruwujudnya pemulihan,

pemberdayaan dan pembaruan kehidupan sebagai gambar

Allah. Misalnya kita para pendeta sebenarnya melakukan

kunjungan, tetapi dengan cara dan frekuensi yang berbeda-

44

beda. Kemudian jemaat masih ingin supaya pendeta itu

berkunjung, kemudian dari pertemuan pendeta kami

mengusulkan untuk pendeta mendampingi Komisi Pastoral

untuk melakukan perkunjungan bersama. Jadi itu yang

kami tangkap dari keinginan jemaat dan tahun ini setiap

minggu pendeta mendampingi peserta anggota yang ada di

Komisi Pastoral per minggu itu untuk mengunjungi per

wilayah. Yang kedua juga berkaitan dengan kader karena

kita kan harus terus regenerasi. Nah tahun ini kami

melakukan program utama yaitu Komisi Pengkaderan,

namanya eee… ada tahap-tahapnya yaitu ada tahap

penjaringan 4 tahun ini. Jadi kami mencari di wilayah-

wilayah regenerasi kader-kader yang baru yang nantinya 4

bulan ke depan kami akan pembekalan, 4 bulan kemudian

kami akan menemukan kader-kader itu kemudian di pilih

yang nantinya akan menjadi kader yang selanjutnya kan

gitu, supaya menjawab kebutuhan jemaat.”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan

jika makna dari “pembaharuan kehidupan” dalam pastoral

transformatif dipahami dengan adanya keinginan dari jemaat akan

adanya perkunjungan dari Komisi Pastoral atau Pendeta.

Perkunjungan ke rumah-rumah jemaat, dibutuhkan oleh jemaat

itu sendiri guna membangun iman jemaat. Tidak hanya

membangun iman jemaat, jemaat yang sedang bergumul dan

membutuhkan pendampingan dari gereja dapat dibina imannya.

Sedangkan “pembaharuan kehidupan” yang dibutuhkan oleh GKJ

45

Gondokusuman diwujud nyatakan dengan adanya regenerasi

kader-kader untuk menjawab kebutuhan jemaat.

Terlepas dari pemahaman paradigma pastoral transformatif,

jemaat GKJ Gondokusuman memahami paradigma pelayanan

sebagai cara pandang terhadap diri dan lingkungan gereja yang

akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap

(afektif) dan bertingkah laku (konatif). Paradigma pelayanan juga

dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai dan praktik yang

diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas

yang disebut gereja. Harus diakui bahwa paradigma yang sudah

melekat lama di tengah jemaat adalah bahwa gereja harus

melayani jemaat. Jemaat lebih cenderung hanya sebagai obyek.

Walaupun sejak dahulu juga selalu digemakan tentang Tri Tugas

warga Gereja, yaitu bersaksi, melayani dan persekutuan.

Demikian pula dalam pemahaman Pembinaan Warga Gereja

(PWG) sering memandang jemaat sebagai obyek.

Di GKJ Gondokusuman, seiring dengan diberlakukannya

Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen Jawa (Tager Talak

GKJ) tahun 2015 yang diberlakukan mulai 28 Mei 2015, dengan

demikian Tager Talak GKJ tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku

lagi. Perubahan Tager Talak telah mempengaruhi paradigma

pelayanan di GKJ Gondokusuman. Di dalam Mukadimah

disebutkan selain gereja sebagai komunitas yang berkumpul

untuk beribadah dan berbagi kehidupan sebagai “garam dan

terang dunia”, gereja di panggil untuk menanggapi panggilan

Allah dengan berbagai sudut pandang sesuai pengalaman

kontekstual masing-masing. Oleh karena itu ada pemahaman,

46

gereja sebagai keluarga Allah, gereja sebagai paguyuban umat

beriman, gereja sebagai arak-arakan peziarahan dalam gerakan

sesuai nilai-nilai yang dikehendaki Allah. Atas dasar itu dalam

melaksanakan tugas panggilannya, perlu menata diri secara

bertanggung jawab, dalam ruang kemandirian gereja setempat,

sekaligus mewujudkan kebersamaan secara klasikal dan sinodal,

berdasarkan Alkitab, Pokok-Pokok Ajaran GKJ, serta Tager

Talak GKJ yang berwatak pastoral transformatif.

Dalam Kumpulan Bahan PA yang disusun oleh Pendeta-

pendeta GKJ Gondokusuman pada judul pertama “Jemaat yang

Misioner”, ditulis oleh penulis “Kita dipanggil, diutus dan

diperintahkan supaya pergi.” Itu artinya keberadaan jemaat ini

dipanggil supaya tidak berhenti, tetapi harus pergi dan bergerak.

Hal ini memaknai, bahwa jemaat Kristus itu jangan statis, tetapi

harus selalu bangkit bergerak maju, dinamis dan kreatif. Dengan

demikian dalam semua program perlu melibatkan jemaat sebagai

subyek dan bukan obyek. Harapan GKJ Gondokusuman dengan

watak pastoral transformatif ini, akan mendorong munculnya

bentuk transformasi lainnya, seperti manajemen transformatif,

kepemimpinan transformatif, dan lain sebagainya. Sebagai contoh

dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan

transformatif dapat meningkatkan motivasi kerja. Manajemen

transformatif dalam beberapa praktek implementasinya,

meletakkan evaluasi tidak dibelakang, tetapi agak ke depan.

Dengan demikian hasil evaluasi dapat bermanfaat untuk

memperbaiki kekurangan-kekurangan. Tentu contoh ini sudah

sejalan dengan yang sudah dilakukan, tetapi mungkin masih perlu

47

perbaikan dalam sistem yang digunakan, misal dalam evaluasi

tiap kwartal.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang telah disampaikan

oleh para narasumber, paradigma pastoral transformatif dipahami

di GKJ Gondokusuman dengan cara jemaat dituntut untuk dapat

berpendapat atau memberikan masukan,saran dan berpartisipasi

aktif sehingga dapat menghasilkan rumusan dari visi, misi,

program kerja dan anggaran. Tidak hanya menghasilkan visi,

misi, program kerja dan dan anggaran, namun jemaat juga

dituntut untuk dapat mempraktekkan pastoral transformatif secara

langsung. Hal ini sejalan dengan indikator dari pemahaman itu

sendiri yaitu menerjemahkan, mengintepretasi dan

mengekstrapolasi. Menerjemahkan dalam arti, jemaat mampu

untuk memaknai suatu konsep abstrak dalam hal ini pastoral

transformatif menjadi suatu model dalam hal ini menjadi visi,

misi, program kerja dan anggaran. Menginterpretasi dalam arti

jemaat mampu untuk memberikan pendapat terhadap suatu

pandangan teoritis terkait pastoral transformatif.

Mengekstrapolasi dalam arti menuntut kemampuan intelektual

yang lebih tinggi yang diwujud nyatakan dengan terjunnya jemaat

secara langsung dalam melayani dan terlibat dalam pelaksanaan

program-program kerja di GKJ Gondokusuman.

C. Budget di GKJ Gondokusuman

Budget diimplementasikan terhadap paradigma pastoral

transformatif dengan point-point penting yaitu setara, saling

mengubah, pemulihan, pemberdayaan dan pembaharuan. Kelima

48

point tersebut saling berkaitan sehingga pastoral transformatif di

GKJ Gondokusuman dapat tercermin dan diwujud nyatakan

dengan adanya program kerja dan budget yang dimiliki. Hal

tersebut dapat peneliti jabarkan berdasarkan hasil wawancara

yang dilakukan kepada unit amatan dalam hal ini Bapak

Soewondo dan Ibu Pdt.Dorkas Natalia.

Adapun hasil wawancara tersebut didapati peneliti

demikian; dikatakan “setara” ketika hal ini diimplementasikan

melalui keterlibatan jemaat di dalam menyusun program kerja

yang kemudian pada akhirnya menghasilkan anggaran bagi

masing-masing komisi, badan, bidang, sektor dan wilayah yang

terdapat di GKJ Gondokusuman. Keterlibatan mereka tidak hanya

sebatas menyusun program kerja dan anggaran saja, tetapi mereka

juga terlibat aktif dengan kegiatan-kegiatan yang telah di susun

sebelumnya. Tidak hanya keterlibatan jemaat saja dalam

melaksanakan kegiatan di GKJ Gondokusuman, namun “setara”

juga dapat diartikan bahwa jemaat berhak mengetahui besarnya

pemasukan dan pengeluaran anggaran di GKJ Gondokusuman.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti kepada Bapak

Soewondo sebagai berikut ;

“Ya, yang terlibat ya semua. Semua dalam arti, eeee

pengurus-pengurus yang terlibat baik dalam

bidang,komisi,badan dan bidang gitu ya. Itu menurut saya

udah mewakili suara jemaat ya. Kalau terkait anggaran di

susun, ya menurut sepemahaman saya masih menganut

traditional budget ya. Itu yang saya baca dan pahami

49

selama ini di GKJ Gondokusuman ya. Setiap minggu,

setiap ada ibadah pasti di umumkan di warta untuk seluruh

penerimaan yang masuk pada GKJ Gondokusuman. Kalau

pengeluaran belum di sharingkan, tetapi jika ada warga

jemaat yang bertanya ya di persilahkan.”

Selain itu, Ibu Pdt.Dorkas Natalia juga menambahkan

keterlibatan jemaat dalam anggaran yang tertuang dalam program

kerja yang dimiliki sebagai berikut;

“Kalau anak-anak muda misal paduan suara Sola Garica,

itu mereka mengisi di tempat-tempat lain, Ambarukmo

misalnya ketika ada acara mereka di undang untuk

mengisi.”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan

jika makna dari “setara” diimplementasikan dalam budget di GKJ

Gondokusuman dengan keterlibatan seluruh elemen jemaat yang

terdapat di GKJ Gondokusuman. Keterlibatan dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah di susun sebelumnya,

melibatkan unsur anak-anak,remaja,pemuda, warga dewasa

bahkan sampai dengan adiyuswo. Berdasarkan hasil wawancara

dan dokumen pendukung yang diperoleh oleh peneliti, salah satu

program kerja yang diwujud nyatakan dengan keterlibatan

berbagai unsur jemaat di GKJ Gondokusuman adalah paduan

suara anak Sola Gracia. Paduan suara anak Sola Gracia ini berada

di bawah Bidang Pembinaan Warga Gereja (PWG) dengan

50

dinaungi secara langsung oleh Komisi Anak. Paduan suara anak

Sola Gracia menjadi salah satu kegiatan yang telah dianggarkan

pada program kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan

internal dengan berorientasi pada program pemberdayaan jemaat,

wilayah, dan sektor yang berkualitas secara terencana, terstruktur

dan berkesinambungan. Selain itu, sasaran dari paduan suara anak

Sola Gracia ini adalah anak-anak usia sekolah minggu. Kegiatan

ini memiliki harapan agar anak-anak dapat mahir dalam

bernyanyi dan berani tampil di depan panggung. Tidak hanya itu,

anak-anak juga dituntut agar dapat terlibat dalam pelayanan

menyanyi di gereja ataupun di gereja lain. Hal tersebut tentunya

juga perlu mendapat dukungan dari orang tua anak-anak sekolah

minggu tersebut.

Point kedua “saling mengubah”, budget diimplementasikan

terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ

Gondokusuman diwujud nyatakan dengan program kerja yang

fokus pelayanannya tidak hanya internal gereja saja, tetapi juga

eksternal gereja. Jemaat dituntut untuk dapat menjadi semakin

misioner sehingga GKJ Gondokusuman dapat memberdayakan

warga gerejanya dengan cara melihat peluang dan potensi dari

sumber daya disekitar. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara

peneliti kepada Ibu Pdt.Dorkas Natalia yaitu sebagai berikut ;

“Salah satunya ada di Komisi Sawokembar Emergency. Itu

kami fokus pelayanan tidak hanya di jemaat GKJ

Gondokusuman saja, tetapi dengan dimilikinya Komisi ini

yang mana orang-orang yang terlibat adalah umumnya

51

eeeee orang-orang kesehatan ya, mereka biasanya kalau

diminta tolong untuk Baksos ya bisa jadi bentuk pelayanan

keluar kami.”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan

jika makna dari “saling mengubah” diimplementasikan dalam

budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program kerja dan

kegiatan yang sifat pelayanannya tidak hanya berfokus pada

internal GKJ Gondokusuman saja, tetapi juga eskternal GKJ

Gondokusuman. Salah satu komisi di GKJ Gondokusuman yang

fokus pelayanannya ke esternal gereja adalah Komisi

Sawokembar Emergency. Berdasarkan observasi dari peneliti,

komisi ini memiliki beberapa program diantaranya program

peningkatan pelayanan jemaat dan masyarakat yang diwujud

nyatakan dengan kegiatan membantu warga jemaat dan

masyarakat umum daerah yang mengalami dampak dari bencana

alam; program pengembangan kapasitas orang juga di wujud

nyatakan dengan kegiatan pelatihan dan sarasehan dengan materi

yang dibutuhkan untuk mendukung kerja dalam penanganan

bencana; program pelayanan ketrampilan dalam ke-emergency-an

masyarakat juga di wujud nyatakan dengan mengadakan

pelatihan ke-emergency-an bagi warga melalui wilayah-wilayah;

program pengembangan kemitraan dengan gereja-gereja dan

lembaga lain dalam penanganan bencana dan pengembangan

sistem informasi canggih yang up to date. Keseluruhan dari

program kerja yang dimiliki oleh Komisi ini memiliki sasaran

pelayanan yang tidak hanya menjangkau jemaat di GKJ

52

Gondokusuman saja, tetapi juga masyarakat daerah di sekitar

Yogyakarta. Selain itu, Komisi ini juga memanfaatkan potensi

dan kemampuan yang dimiliki oleh jemaat di GKJ

Gondokusuman, dengan melibatkan jemaat-jemaat dari latar

belakang profesi dokter, perawat dan apoteker. Pemanfaatan

potensi ini tentunya juga melalui komunikasi antara komisi

dengan jemaat yang dimintai tolong untuk terlibat dalam kegiatan

yang diselenggarakan oleh GKJ Gondokusuman.

Point ketiga “mewujudkan pemulihan”, budget

diimplementasikan terhadap paradigma pastoral transformatif di

GKJ Gondokusuman diwujud nyatakan dengan program kerja

dan anggaran yang dimiliki salah satunya pada Komisi

Transformatif. Hal tersebut berdasarkan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti kepada Bapak Soewondo diantaranya sebagai

berikut ;

“Ya bisa, lewat Komisi Tranformatif yang memberikan

pinjaman lunak tanpa bunga kepada warga jemaat GKJ

Gondokusuman. Sebenarnya di satu sisi mengentaskan

warga yang kurang mampu dari keterpurukan supaya lebih

mampu, nanti kalau sudah mulai mampu mereka biasanya

akan dapat memberikan persembahan yang lebih untuk

gereja. Biasanya begitu. Nanti kalau pinjaman tersebut

sudah dikembalikan oleh jemaat akan diakui sebagai

penerimaan. Jadi uang itu tidak hilang, hanya berputar.”

53

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan

jika makna dari “mewujudkan pemulihan” diimplementasikan

dalam budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program

kerja yang sifatnya meningkatkan kesejahteraan warga khususnya

warga rimatan dengan memberikan bantuan modal usaha dalam

bentuk pinjaman lunak. Tidak hanya memberikan bantuan modal

usaha dalam bentuk pinjaman lunak saja, namun program-

program kerja yang berada di bawah naungan Komisi

Transformatif dan Pemberdayaan Ekonomi Jemaat ini juga

memiliki beberapa program kerja unggulan. Berdasarkan

observasi yang dilakukan oleh peneliti, didapati data bahwa

Komisi Transformatif dan Pemberdayaan Ekonomi Jemaat ini

juga memiliki beberapa kegiatan diantaranya pelatihan membatik

bagi warga jemaat dan pembuatan bak sampah. Sasaran kegiatan

pelatihan membatik ditujukan bagi warga yang berminat dan

masih tenaga produktif, sedangkan sasaran kegiatan pembuatan

bak sampah adalah warga jemaat khususnya remaja dan pemuda.

Adapun hasil yang diharapkan dengan adanya angaran dalam

kegiatan ini adalah agar dapat menciptakan kemandirian usaha

bagi warga jemaat, meningkatkan penghasilan warga dan

pengelolaan sampah skala gereja. “Mewujudkan pemulihan”

tidak hanya bagi iman jemaat saja, namun “mewujudkan

pemulihan” ekonomi jemaat dan “mewujudkan pemulihan”

lingkungan alam dengan cara pengelolaan sampah yang baik dan

benar.

Point keempat “pemberdayaan” budget diimplementasikan

terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ

54

Gondokusuman diwujud nyatakan dengan program kerja dan

anggaran yang dimiliki salah satunya pada Komisi Pendidikan.

Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara yang diperoleh peneliti

kepada Ibu Pdt.Dorkas Natalis sebagai berikut ;

“Jadi ada Komisi Pendidikan yang mengembangkan

mereka punya ketrampilan membatik dan kemudian mereka

rutin bertemu bahkan mereka melayani. Jadi ada kelompok,

mereka dari warga negara asing dan mereka ingin belajar

batik dan kemudian kelompok ini mengajari turis-turis

asing tersebut. Bahkan mereka bekerja sama dengan

gereja-gereja lain untuk mengembangkan kemampuan

mereka dan mereka pergi ke sana.”

Berdasarkan cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan

jika makna dari “pemberdayaan” diimplementasikan dalam

budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program kerja

yang sifatnya meningkatkan kualitas individu, kelompok, atau

masyarakat, sehingga mampu berdaya, memiliki daya saing serta

mampu hidup mandiri. Salah satu komisi di GKJ Gondokusuman

yang mengimplementasikan “pemberdayaan” dalam program

kerja yang dimiliki adalah Komisi Pendidikan. Berdasarkan

observasi yang dilakukan oleh peneliti, Komisi Pendidikan

berada di bawah Bidang Kesaksian dan Pelayanan (Kespel).

Adapun dalam komisi ini memiliki anggaran yang diwujud

nyatakan dalam beberapa kegiatan seperti ketrampilan membatik

dan ketrampilan Bahasa Inggris. Kegiatan ketrampilan membatik

55

ini ditujukan bagi semua jemaat di GKJ Gondokusuman yang

berminat dengan tujuan nguri-uri budaya Jawa dalam hal ini

batik yang sudah diakui oleh UNESCO dan mendukung

Yogyakarta sebagi kota batik. Selain itu ketrampilan bahasa

Inggris juga diberikan kepada jemaat dan majelis di GKJ

Gondokusuman dengan tujuan agar pengetahuan dalam berbahasa

meningkatkan dan timbul percaya diri pada masing-masing

individu. “Pemberdayaan” inilah yang peluang bagi jemaat di

GKJ Gondokusuman agar jemaat dapat menjadi semakin kreatif

dan misioner. Hal ini tentunya sesuai dengan maksud dan tujuan

dari diterapkannya pastoral tranformatif di GKJ Gondokusuman.

Point terakhir budget diimplementasikan terhadap

paradigma pastoral transformatif di GKJ Gondokusuman adalah

“pembaharuan kehidupan”. “Pembaharuan kehidupan” di GKJ

Gondokusuman diwujud nyatakan dengan anggaran yang dimiliki

pada Komisi Pengaderan. Hal tersebut sesuai dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti kepada Ibu Pdt.Dorkas

Natalia sebagai berikut ;

“Yang kedua juga berkaitan dengan kader karena kita kan

harus terus regenerasi. Nah tahun ini kami melakukan

program utama yaitu Komisi Pengaderan, namanya eee…

ada tahap-tahapnya yaitu ada tahap penjaringan 4 tahun

ini. Jadi kami mencari di wilayah-wilayah regenerasi

kader-kader yang baru yang nantinya 4 bulan ke depan

kami akan pembekalan, 4 bulan kemudian kami akan

menemukan kader-kader itu kemudian di pilih yang

56

nantinya akan menjadi kader yang selanjutnya kan gitu,

supaya menjawab kebutuhan jemaat. Regenerasinya mana

ini kok ga ada orang, tahun ini itu yang menjadi program

utamanya.”

Dari hasil cuplikan wawancara tersebut, dapat dijabarkan

jika makna dari “pembaharuan kehidupan” diimplementasikan

dalam budget di GKJ Gondokusuman dengan adanya program

kerja yang sifatnya mendidik jemaat yang memiliki kerinduan

untuk melayani agar mereka memiliki komitmen, berkualitas dan

berkarakter. “Pembaharuan kehidupan” juga diperlukan suatu

pengawasan agar dapat memberikan umpan balik sehingga terjadi

perbaikan secara terus menerus.

Berdasarkan konsistensi hasil wawancara yang telah

disampaikan oleh para narasumber, budget diimplementasikan

terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ

Gondokusuman dengan adanya komunikasi yang telah

berlangsung selama ini di GKJ Gondokusuman. Komunikasi

dilaksanakan mulai dari proses penyusunan program kerja,

anggaran hingga program kerja tersebut dilaksanakan menjadi

suatu kegiatan. Komunikasi juga dilakukan agar, anggaran yang

telah di rencanakan dapat berjalan sesuai rencana. Selain itu,

adanya komunikasi juga berdampak pada keterlibatan jemaat

didalam ikut serta melakukan pelayanan di GKJ Gondokusuman,

tidak hanya pelayanan yang bersifat internal namun pelayana

yang bersifat eksternal. Selain itu, budget diimplementasikan

terhadap paradigma pastoral transformatif di GKJ

57

Gondokusuman dengan adanya sumber daya. Sumber daya ini

yang merupakan faktor penting untuk implementasi agar dapat

berjalan efektif. Tanpa adanya sumber daya, program kerja

hanyalah tertulis di kertas dan menjadi dokumen saja. Sumber

daya yang dimiliki oleh GKJ Gondokusuman adalah seluruh

lapisan jemaat mulai dari anak-anak sampai dengan adiyuswo.

Kemudian, implementasi budget dalam paradigma pastoral

transformatif juga berjalan karena adanya disposisi. Disposisi ini

merupakan watak atau karakteristik dalam hal ini komitmen yang

dimiliki oleh jemaat di GKJ Gondokusuman. Apabila jemaat

memiliki komitmen yang baik, maka dia akan dapat menjalankan

dan turut serta dalam program kerja yang telah dibuat

sebelumnya. Terakhir, implementasi budget dalam paradigma

pastoral transformatif dapat berjalan karena adanya struktur

organisasi. Susunan dan Struktur Organisasi GKJ Gondokusuman

sebagaimana tertuang pada Surat Keputusan Majelis Gereja

Kristen Gondokusuman Yogyakarta, Nomor

001/Kep/GK/II/2013, perihal pembagian tugas pelayanan di GKJ

Gondokusuman 2013.

58

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis

menyimpulkan, GKJ Gondokusuman memahami paradigma

pastoral transformatif dengan cara melibatkan seluruh jemaatnya

dari berbagai kategorial dalam hal ini beberapa perwakilan dari

komisi, badan, bidang, sektor dan wilayah untuk berparisipasi

aktif dalam menghasilkan visi, misi, program kerja dan anggaran

di GKJ Gondokusuman. Jemaat dituntut untuk mampu

berpendapat dan memaknai konsep dari pastoral transformatif itu

sendiri. Selain itu jemaat dituntut untuk semakin misioner, itu

artinya keberadaan jemaat ini dipanggil supaya tidak berhenti,

tetapi harus pergi dan bergerak. Hal tersebut ditunjukkan dengan

keterlibatan jemaat yang memiliki kemampuan di bidang tertentu

untuk turut aktif dalam program kerja dan kegiatan-kegiatan yang

dimiliki oleh GKJ Gondokusuman. Hal ini memaknai, bahwa

jemaat GKJ Gondokusman itu tidak bergerak statis, tetapi harus

selalu bangkit bergerak maju, dinamis dan kreatif. Dengan

demikian dalam semua program perlu melibatkan jemaat sebagai

subyek dan bukan obyek.

Dalam hal prinsip budget diimplementasikan dalam

paradigma pastoral transformatif, penulis menyimpulkan GKJ

Gondokusman telah mengimplementasikan pastoral

transformatif. Hal ini terbukti dengan adanya pengkomunikasian

yang baik antara majelis dengan jemaat dalam hal penyusunan

59

program kerja menjadi anggaran oleh berbagai pihak yang terlibat

dalam komisi,badan,bidang, wilayah dan sektor. Tidak hanya itu,

indikator implementasi dikatakan telah dilaksanakan apabila

sumber daya itu ada. Sumber daya adalah faktor penting untuk

implenetasi berjalan efektif. Jemaat merupakan sumber daya yang

dimiliki oleh GKJ Gondokusuman. Kemudian, implementasi

budget dalam paradigma pastoral transformatif juga tercermin

dari adanya disposisi. Disposisi ini merupakan watak atau

karakteristik dalam hal ini komitmen yang dimiliki oleh jemaat di

GKJ Gondokusuman. Apabila jemaat memiliki komitmen yang

baik, maka dia akan dapat menjalankan dan turut serta dalam

program kerja yang telah dibuat sebelumnya. Terakhir,

implementasi budget dalam paradigma pastoral transformatif

dapat berjalan karena adanya struktur organisasi.

Dalam hal perencanaan anggaran di GKJ Gondokusuman,

pendekatan budget yang diterapkan adalah bottom up atau disebut

juga anggaran partisipasi, karena sesuai bentuk kepemimpinan

GKJ yang bersifat kolektif kolegial, model partisipasi nyata telah

terwujud mulai dari tingkat penyusunan konsep, penyusunan

rencana dan penyusunan angaran. Sedangkan sistem budgeting

yang digunakaan pada GKJ Gondokusuman diakui masih

berorientasi pada incremental budgeting, yaitu berupa traditional

budgeting dengan penambahan menurut batas tertentu dari

pertimbangan yang dianggap memadai. Dari pengalaman model

ini masih dianggap memadai sesuai bentuk penerimaan atau

pemasukan anggarannya. Perkembangan yang sudah dilakukan

60

selama dua tahun terakhir di GKJ Gondokusuman, penetapan

anggaran sudah dilakukan secara bersama melalui penyelarasan

program. Walaupun pada tahun terakhir terjadi sedikit pergeseran

dari tujuan semula, yaitu pada penyelarasan program masih

terjadi penambahan program dan kegiatan, yang seharusnya

sudah dibahas secara matang dan pasti serta sudah

dipresentasikan dalam Pra Raker.

SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di GKJ

Gondokusuman Yogyakarta, peneliti menyarankan agar

pemahaman dan implementasi pastoral transformatif tidak hanya

diberlakukan pada intern jemaat GKJ Gondokusuman dalam hal

ini anggaran dan program kerja saja. Jemaat juga dapat

memahami pastoral transformatif salah satunya diwujud nyatakan

melalui bahan renungan yang dibawakan dalam Pemahaman

Alkitab (PA) wilayah atau sektor. Kelima point penting pastoral

transformatif yaitu setara, saling mengubah, pemulihan,

pemberdayaan dan pembaharuan dapat dijadikan sebagai bahan

diskusi di PA. Ketika jemaat mulai memahami pastoral

transformatif, maka jemaat dapat pula mengimplementasikan

pastoral transformatif dalam berbagai aspek kehidupan. Selain

itu, GKJ Gondokusuman juga dapat menjadi contoh bagi GKJ-

GKJ lainnya yang akan dan sedang menuju kepada proses

pastoral transformatif.

61

KETERBATASAN PENELITIAN

Tidak menutup kemungkinan selama melakukan proses

pengumpulan dan pengolahan data, peneliti menjumpai beberapa

hal yang menjadi kendala atau hambatan peneliti didalam

melakukan penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah

terkait dengan kredibilitas data. Selama proses pengumpulan data

dalam hal ini wawancara yang dilakukan, GKJ Gondokusuman

hanya mengutus dua orang saja yang menjadi narasumber peneliti

yaitu Bapak Soewondo selaku Kepala Kantor GKJ

Gondokusuman dan Ibu Dorkas Natalia selaku salah satu Pendeta

aktif di GKJ Gondokusuman. Hal tersebut didasarkan kepada

keputusan yang didapat dari Rapat Majelis Pengurus Harian GKJ

Gondokusuman terkait narasumber yang harus peneliti jumpai

untuk diwawancarai. Seharusnya penelitian kualitatif ini dapat

tergali lebih dalam lagi dengan melibatkan berbagai narasumber

seperti jemaat dan majelis di GKJ Gondokusuman. Namun

demikian, dari keterbatasan penelitian yang sudah peneliti

sampaikan, hal tersebut tidak mengurangi kebutuhan peneliti

dalam menggali data. Kebutuhan akan data vital tetap dapat

peneliti peroleh melalui Bapak Soewondo dan Ibu Pendeta

Dorkas selaku perwakilan dari GKJ Gondokusuman.

PENELITIAN MENDATANG

Penelitian ini menggambarkan budget dalam paradigma

pastoral transformatif. Peneliti menyadari bahwa penelitian ini

masih jauh dari kesempurnaan dan memiliki banyak kekurangan.

Oleh karena itu penelitian selanjutnya dapat mengembangkan

62

praktik budget yang dijalankan organisasi Gereja dengan tidak

hanya bersumber dari satu atau dua orang saja atau satu gereja

saja, namun juga dari beberapa gereja dengan latar belakang

fenomena yang berbeda.

63

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Wahab, Solichin. 2008. Pengantar Analisis Kebijakan

Publik: Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Malang.

Alkitab. 2014. Lembaga Alkitab Indonesia. Jakarta.

Anthony dan Govindarajan. 2005. Management Control

System,Edisi Pertama. Jakarta; Salemba Empat

Any Noor, 2009. ManagementEvent. Bandung ; Alfabeta.

Astri Ghina dan Dwi Larso. 2011. CorporateEntrepreneurship di

Sektor Pelayanan Publik Studi Kasus : Badan Pelayanan

Perizinan Terpadu Kota dan Kabupaten Bandung. Jurnal

Manajemen Teknologi, Volume 10, Tahun 2011.

Creswell,J.W. 2010. Research design: pendekatan kualitatif,

kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta ; PT Pustaka Pelajar

Edward III, George C (edited). 1984. Oubli Policy Implementing.

Jai Press Inc; London.

GKJ Gondokusuman, 2016. Arah Kehidupan Jemaat 2016.

GKJ Sinode, 2015, Tata Gereja dan Tata Laksana Gereja Kristen

Jawa.

Halim, A. dan Kusufi, M.S. 2014. Teori, Konsep, dan Aplikasi

Akuntansi Sektor Publik Dari Anggaran Hingga Laporan

Keuangan Dari Pemerintah Hingga Tempat Ibadah.

Penerbit Salemba Empat.

Hansen dan Mowen. 2007. Akuntansi Manajemen, Edisi 7 Buku

2. Jakarta ; Salemba Empat.

64

Harsono. 2006. Manajemen Kualitas Pelayanan. STIA-LAN

Press; Jakarta.

Irvine, Helen, 2005, Balancing Money And Mission in Local

Curch Budget, Accounting, Auditing &

Accountability Journal, Vol. 18, No. 2, p211-237.

Jailani, M.S. 2013. Ragam Penelitian Qualititive (Ethnografi,

Fenomenologi, Grounded Theory, dan Studi Kasus).

Edu-Bio, Volume 4, Tahun 2013.

Kluvers, Ron. 2001. Budgeting in Catholic Parishes : An

Exploratory Study, Financial Accountability &

Management, Vol 17, No 1, p 41-58.

Lynch, Chyntia E. dan Thomas D., 1997, The Road to

Enterpreneurial Budgeting, Journal of Public

Budgeting, Vol. 9, No. 1 Spring, p 161-180.

Mardiasmo., 2009, Akuntansi Sektor Publik,Yogyakarta.Andi.

Mardiasmo. 2011. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta. Andi

Mardikartono, Sigit, Betara. 2016. Pelayanan Pastoral Berbasis

Data, Yogyakarta. Kanisius.

Martasudjita, E., 2002, Persahabatan secara Kristiani,

Yogyakarta. Kanisius.

Miles, Mathew B. Michael Huberman. 1984. Qualitative Data

Analysis: A Sourcebook of NewMethods. London: Sage

Publication, Inc.

M Nafarin.,2012. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat:

Jakarta

65

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian Pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Prasetyo, Djoko. (2015). Menjadi Gereja Kristen Jawa yang

Pastoral Transformatif bagi Kesejahteraan Umat Manusia.

Akta Sidang Sinode Istimewa Gereja-gereja Kristen Jawa.

Rahayu,Sri dan Andry Arifian Rachman. 2013. Penyusunan

Anggaran Perusahaan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Ruseffendi. 2006. Pengantar Kepada Membantu Guru

Mengembangkan Kompetensinya dalam Pengajaran

Matematika. Bandung : Tarsito

Simanjuntak, D.A dan Yeni J. 2011. Akuntabilitas dan

Pengelolaan Keuangan di Masjid. Simposium Nasional

Akuntansi XIV Aceh, 2011.

Sitompul, Einar M. 2006. Gereja Menyikapi Perubahan. Jakarta.

BPK Gunung Mulia.

Sudaryono. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Graha

Ilmu; Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Penerbit Alfabeta;

Bandung.

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.

Bumi Aksara; Jakarta.

Walz, Edgar. 2011. Bagaimana mengelola Gereja Anda?. Jakarta.

BPK Gunung Mulia.

66

Winardi J. 2003. Entrepreneur & Entrepreneurship. Jakarta.

Prenada Media.

Wiryoputro, Sugianto. 2009. Dasar-dasar Manajemen Kristiani.

Jakarta. BPK Gunung Mulia.

Wolcott,R.C., Lippitz, M.J. (2007). The Four Models of

Corporate Entrepreneurship. Sloan Management

Review, Vol.49, No.1, pp. 75.

Wowo Sunaryo Kuswana. 2012. Taksonomi Kognitif. PT Remaja

Rosdakarya; Bandung.

Yin, Robert K. 2011. Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta.

Raja Grafindo Persada.

Zahra, S.A. (1995). Corporate Entrepreneurship and Financial

Performance: The Case of Management Leveraged

Buyouts. Journal of Business Venturing, Vol.10,

pp.225-247.

67

LAMPIRAN 1

SURAT IJIN PENELITIAN

68

LAMPIRAN 2

EMAIL BALASAN DARI GKJ GONDOKUSUMAN

69

LAMPIRAN 3

Lampiran Wawancara dengan Bapak Soewondo

(Kepala Kantor di GKJ Gondokusuman)

Peneliti : Selamat pagi Pak. Terima kasih untuk waktu

yang sudah Bapak berikan untuk saya. Seperti

pembicaraan kita sebelumnya, ada beberapa

pertanyaan yang akan saya ajukan untuk Bapak.

Yang pertama terkait visi dan misi di GKJ

Gondokusuman. Saya sudah membaca visi dan

misi dari GKJ Gondokusuman. Tapi yang akan

saya tanyakan bagaimana proses penyusunan visi

dan misi di GKJ Gondokusuman ?

Pak Soewondo : Iya pertama-tama kami sebar dulu kuisioner

kepada jemaat. Setelah jemaat mengumpulkan

kuisioner, maka diketahuilah jemaat

menginginkan visinya seperti apa. Setelah itu,

dari visi misi itu dianalisa, dan ternyata yang

lebih menonjol yang diinginkan itu dengan

kekuatannya yang dimiliki gereja, lalu diambilah

program kegiatan. Nah nanti budgetingnya itu

mengikuti program kegiatan. Terus target itu

bukan dibalik, biasanya ada dana sekian, ada

sekian, lalu di programkan. Sekarang ndak,

programnya apa yang paling prioritas sesuai

dengan visi misi itu.

Peneliti : Oh, berarti visi misi dulu baru menentukan ke

programnya terus baru anggarannya?

Pak Soewondo : Iya visi misi dulu baru ke programnya setelah

itu anggaran. Memang kegiatannya itu yang

70

sungguh-sungguh diperlukan untuk

meningkatkan dan mendatangkan kesejahteraan.

Peneliti : Oh, berarti itu juga sudah mengacu ke

entrepreneur ya Pak?

Pak Soewondo : Iya, jadi sebetulnya yang pokok-pokok yang itu.

Peneliti : Lha untuk visi misi itu setiap tahun berganti

atau bagaimana Pak?

Pak Soewondo : Untuk periode visi dan misi di GKJ

Gondokusuman itu 5 tahunan ya

Peneliti : Oh visi misi itu 5 tahunan ya Pak?

Pak Soewondo : Jadi tahun pertama fokusnya yang mana, tahun

kedua ke yang mana. Jadi seperti itu.

Peneliti : O ya ya ya berarti semua sudah mengarah ke

entrepreneurship daripada traditional budgeting?

Pak Soewondo : O iya, karena ini banyak pemikir-pemikir yang

terjun disini. Salah satu contohnya ada yang dari

latar belakang dosen, lalu ada dari direktur bank

BNI. Tapi tidak begitu saja, tapi itu juga

dikaitkan dengan Alkitab. Misalnya perencanaan,

itu didalam Alkitab kan juga disebutkan kalau

mau membangun rumah, renungkan dulu di pikir

dulu apa kebutuhannya. Perencanaan itu sudah

ada disana. Seperti penciptaan 7 hari, Tuhan

sudah merencanakan. Setelah semuanya lengkap

baru diciptakan manusia. Sistematis gitu. Nah

seperti itu. Jadi semua seperti itu. Lalu itu tadi

kan menentukan program untuk menjalankan itu

sudah sesuai dengan teorisme analisis SWOT.

71

Peneliti : Itu kira-kira ada kuisionernya nggak sih Pak,

contohnya seperti apa gitu Pak? Dan kira-kira itu

diisinya oleh jemaat atau apa gitu Pak?

Pak Soewondo : Eeehhmm waktu itu ketika rapat sidang terbuka

istimewa jadi kuisioner itu dibagikan. Kalau bisa

saat itu, kalau nggak ya pada hari lainnya. Itu

sebenarnya kalau mau pertanyaan soal itu ada di

BP4 itu.

Peneliti : Berarti yang bertugas untuk menyusun visi misi

itu malah BP4nya itu ya Pak?

Pak Soewondo : Oh enggak, itu ditunjuk. Ada tim tersendiri,

yang jelas harus ada pendetanya juga.

Peneliti : Ooo ya ya ya, lha itu kalau misalnya nih Pak,

berarti kan jumlah kuisioner yang dibagi itu

berarti secara tidak langsung sudah melingkupi

jemaat di GKJ Gondokusuman ya Pak?

Pak Soewondo : Iya itukan yang mewakili adalah seluruh wakil-

wakil dari wilayah-wilayah disertakan, juga

majelis semua hadir. Nah itukan sudah

representasi dari jemaat gitu.

Peneliti : Kalau boleh tahu Pak, untuk jumlah jemaat

pasti di GKJ Gondokusuman itu berapa ya Pak?

Yang terdaftar dalam gereja ini.

Pak Soewondo :Yang terdaftar di gereja ini, karena ini

berhubung komputernya ngadat, tapi sejauh

sampai saat ini sekitar 3.250an. Lalu itukan

terdiri dari dewasa. Dewasa itu kalau disini yang

sudah sidhi dan yang belum, gitu. Yang sudah

dewasa tapi belum sidhi, ya sekitar 3.250. Nah

ketika kebaktian itu, Kebaktian perjamuan kudus

72

nah disitu kelihatan, sekitar 2.100 an itu ikut

perjamuan kudus, tamunya sekitar 200an. Jadi

kalau 2.300 dikurangi 200 mungkin yang 1.000

itu yang belum di inikan itu. Sekitar itu.

Peneliti : Lha terus untuk latar belakang pendidikan

jemaatnya Pak? pernah ada survei nggak Pak?

Pak Soewondo : Sebenarnya di dalam, eehhmm yang di

masukkan, surveinya itu sudah ada dan sudah

diinput. Tapi ya itu tadi, ngadat komputernya.

Jadi itu seperti KK tiap satu keluarga. Jadi suami

istri, pendidikan apa, usia berapa nah itu lengkap

itu. Nah itu tadi yang itu. Karena masalah

komputer belum di upgrade lagi. Tapi memang

sejauh ini laporan kita ke sinode juga seperti itu.

Peneliti : Oo, begitu Pak. Soalnya setidaknya data

tersebut juga saya butuhkan.. Eeehmm jumlah

jemaatnya laki-laki berapa, perempuan berapa,

terus yang sudah baptis dewasa berapa, yang

belum berapa. Terus latar belakang pendidikan

juga seperti itu sih Pak.

Pak Soewondo : Ya memang iya itu harus. Itu tapi, jadi itu

memang menjadi termasuk sumber daya.

Peneliti : Iya betul Pak. Jadi potensi yang baru kan juga

ada Pak

Pak Soewondo : Jadi itu nanti dari data yang ada terkait jumlah

jemaat dan latar belakang pendidikan itu bisa jadi

bercerita.

Peneliti : Iya.

Pak Soewondo : Tapi mungkin gini Mbak, jumlah jemaat untuk

sementara bisa ditentukan saat ada Perjamuan

73

Kudus. Perjamuan Kudus memang kita pisahkan,

4 (empat) kali pertemuan ibadah itu, ibadah

pertama jumlahnya berapa, pria wanita, lokasi

dari wilayah satu berapa, 1 (satu) sampai 10

(sepuluh) itu nanti kita pisahkan jadi nanti kalau

totalnya, misalnya di wilayah 10 (sepuluh)

jumlah jemaatnya 200 (dua ratus) tapi dari

catatan tu kok yang masuk ada 150 (seratus lima

puluh), nah yang 50 (lima puluh) kok tidak ikut

kenapa, berarti ada tugas bagi majelis untuk pergi

berkunjung, kan gitu.

Peneliti : Oooo.

Pak Soewondo : Iya kan ?

Peneliti : Iya

Pak Soewondo :Maka itu disampaikan begitu, salah satu cara

untuk pemeliharaan iman. Tapi di sisi lain,

angka-angka itu bisa untuk persiapan kantor

Gereja, berapa roti yang digunakan, berapa tenda

yang dibutuhkan, berapa kursi yang dibutuhkan,

berapa anggur yang diperlukan, kan semua ada di

situ

Peneliti : Iya betul

Pak Soewondo : Jadi dari situ, semua bisa efisien. Data itu bisa

untuk mendata berapa seharusnya kebutuhan

yang digunakan. Jadi kurang lebih begitu.

Peneliti : Ini komputernya pas rusak ya pak, jadi saya

belum tahu pasti jumlah jemaat di GKJ

Gondokusuman.

Pak Soewondo : Iya, ini kebetulan rusak sudah agak lama dan

belum di up date.

74

Peneliti : Tapi nanti kira-kira kalau komputer sudah jadi,

saya bisa minta data tersebut ya Pak.

Pak Soewondo : Iya bisa, tapi saya tidak bisa menjanjikan ya.

Peneliti : Oo, nggih pun mboten napa-napa Pak. Terus ini

Pak, saya mau tanya untuk bidang pelayanannya

sendiri Pak, di GKJ Gondokusuman tu apa saja

Pak, bidang-bidangnya?

Pak Soewondo : Ooo, jumlah bidang-bidang?

Peneliti : Iya jumlah bidang-bidang.

Pak Soewondo : Oo, kalau di sini kan isitilahnya ada Badan

Pembantu Majelis. Kalau di struktur kemarin itu,

boleh di catat itu ya. Mulai dari Bidang Ibadah,

itu ada 4 (empat) komisi. Bidang Kesaksian dan

Pelayanan, Bidang PWG ada 3 (tiga) komisi,

terus Bidang Sarana Prasarana, BP4, terus ada

Badan Warsik, Badan Sosial Kristen, Badan

Adhoc, Bidang Diakonia, lalu BPIPK ini

kelompok pendeta ini. Terus Bidang Kehartaan,

itu bendaharanya.

Peneliti : Berarti nanti masing-masing sudah ada komisi-

komisinya ya Pak ?

Pak Soewondo : Ada yang pakai komisi, ada yang tidak.

Peneliti : Oo, itu berarti nanti komisi itu di bawah bidang

ya Pak.

Pak Soewondo : Iya di bawah bidang, jadi nanti itu seperti seksi,

cuma bedanya ini komisi.

75

Peneliti : Lalu untuk visi misi ini sama dengan yang

tahun 2016 ya Pak ?

Pak Soewondo : Iya, masih sama.

Peneliti : Terus yang terlibat untuk kepengurusan di GKJ

Gondokusuman itu kira-kira siapa saja ya Pak ?

Pak Soewondo : Ya itu, kalau ketua bidang atau badan itu

Majelis. Bisa Penatua, bisa Diaken tapi

komisinya warga gereja semua bisa.

Peneliti : Dan masih sama ya pak dengan yang tahun

2016 kemarin, orang-orangnya yang terlibat

dalam kepengurusan? Atau sudah ada beberapa

yang mengalami perubahan pengurus?

Pak Soewondo : Eee, kalau untuk tahun 2017 ini, ada beberapa

perubahan. Kan ada yang pindah, ada yang lereh,

terus makanya di ganti.

Peneliti : Ini untuk setiap kali pembentukan kepengurusan

itu berapa tahun sekali Pak?

Pak Soewondo : Ini kalau harusnya itu 2 (dua) tahun. Jadi supaya

pertama kalau ada waktu 2 (dua) tahun itu kan

dia sempat belajar untuk melayani sungguh-

sungguh ya. Terus nanti diganti yang lain itu

supaya yang lain itu juga ikut pengalaman yang

kayak gitu, tapi idealnya itu yang menempati di

situ adalah yang sesuai dengan kompetensinya,

tetapi kalau memang tidak berarti dia harus

belajar sesuai dengan tugas pokok yang harus

dikerjakan. Jadi…

Peneliti : Ini Pak, maaf saya putus ya Pak. Ketika mau

melayani yang disini itu tow Pak, itu apakah

sudah harus sidi dulu Pak? Kayak misalnya PPJ

76

gitu ya Pak ya atau Sekolah Minggu. Ketika akan

terlibat kepengurusan, apakah mereka harus di

sidi dulu ?

Pak Soewondo : Ini rata-rata sudah di sidi dulu, sudah sidi

dewasa. Jadi sudah siap melayani. Kan sudah

mandiri ya. Kalau sudah sidi itu kan berarti sudah

mandiri. Tapi kalau anggota musik misalnya itu,

tapi rata-rata yang masuk sini itu sudah sidi.

Peneliti : Memang sudah aturannya gitu ya? Soalnya Pak,

kalau di gereja saya itu tow Pak yang pengurus

Sekolah Minggu gitu ya Pak ya, atau Pengurus

Remaja, itu tu ada beberapa yang belum di sidi.

Tapi mereka terlibat kepengurusan, makanya

saya sampai berpikir, ini boleh atau enggak ya?

Gitu lho Pak.

Pak Soewondo : Tapi kalau yang megang komisi kan rata-rata

sudah sidi. Tapi anggota di situ, tidak. Tapi yang

memegang ketua, itu pasti sudah sidi. Jadi

misalnya ketua, sekretaris yang ada di komisi itu

sudah sidi semua.

Peneliti : Terus ini Pak, kira-kira sumber daya dan

potensi yang dimiliki oleh GKJ Gondokusuman

itu seperti apa Pak ?

Pak Soewondo : Sumber daya itu kan banyak ya. Yang dimaksud

sumber daya atau resources itu kan banyak, ada

SDM. Atau sejauh yang saya tahu, di sini sumber

daya itu SDMnya. Tapi sebenarnya kalau di

katakan pelayanan Diakonia itu bisa, berupa

Panti Asuhan Rekso bagian Putra, bagian Putri.

Itu kan juga sebenarnya kegiatan Diakonia, tapi

di sisi yang lain adalah investasi bagi anak-anak

orang yang kebetulan tidak mampu, di didik di

77

situ, tinggal di situ. Nanti kalau sudah besar

mereka berhasil kan, multi player effect ya.

Ternyata dari lulusan itu ada yang jadi Pendeta,

ada yang jadi orang sukses. Terus nanti akhirnya

dia kan akan terus peduli ke situ.

Peneliti : Ooo, jadi itu nanti bisa jadi potensi juga ya Pak

ya.

Pak Soewondo : Iya tentu, itu kan investasi. Di sisi lain pelayanan

Diakonia, tapi di sisi yang lain dia akan menjadi

investasi.

Peneliti : Oya betul juga ya Pak. Tapi sejauh ini untuk

Panti Asuhan Rekso Putra Putri itu sudah ada

yang sukses ? isitilahnya kayak GKJ

Gondokusuman itu ngundhuh gitu Pak ?

Pak Soewondo: Eee, dari yang sudah berhasil itu kan akan peduli

dan memberikan persembahan. Kan begitu.

Peneliti : Lha untuk Panti Asuhannya itu sendiri Pak,

untuk posisi saat ini putra putrinya jumlahnya

berapa Pak ?

Pak Soewondo : Masing-masing sekitar 20 (dua puluh). Putra 20,

putrid nya juga 20. Jadi totalnya 40.

Peneliti : Tapi memang tidak di batasi ya Pak, apa

memang kebetulan pas 20, 20 ?

Pak Soewondo : Kemungkinan bisa lebih dari 20. Ya ini yang

saya tahu ada sekitar 20.

Peneliti : Itu di bawah bidang Diakonia ya Pak ?

78

Pak Soewondo : Badan Sosial Kristen. Jadi GKJ Gondokusuman

memiliki suatu badan sosial Kristen yang

memiliki tugas dan fungsi untuk mengurusi panti

asuhan.

Peneliti : Tapi itu bukan di bawah Yayasan ya Pak ya ?

Pak Soewondo : Bukan. Jadi sumber finansialnya itu dari Gereja,

persembahan hari minggu itu, juga ada

persembahan khusus dari warga gereja, juga

mungkin ada persembahan dari institusi yang

lain. Karena saya membuat laporannya itu. Jadi

jelas ya.

Peneliti : Untuk kisaran usianya Pak ?

Pak Soewondo : Itu ada yang kelas 1 SD, itu di Panti Asuhan

Resko bagian Putra ada yang kecil-kecil SD.

Karena ibunya bantu masak di situ, terus ya jadi

dia tinggal di situ, di bawa. Tapi ada yang dari

jauh, karena kakaknya sudah SMP, dia punya

adik 2 jadi ya 3 itu masuk di situ. Mereka dari

luar provinsi.

Peneliti : Terus saya pernah di beritahu kalau di sini ada

Panti Wredha nya juga ya Pak ?

Pak Soewondo : Iya betul, Panti Wredha nya ada.

Peneliti : Terus itu di bawah bidang apa Pak ?

Pak Soewondo : Itu di bawah bidang Diakonia.

Peneliti : Berapa orang Pak ?

Pak Soewondo : Sekarang 9 orang. Tahun lalu ada 10, meninggal

1 tinggal 9. Dulunya malah ada 15, tapi pada

meninggal.

79

Peneliti : Itu, sumber pendanaanya juga dari gereja kah

Pak ?

Pak Soewondo : Dari Gereja dan dari jemaat ataupun ada institusi

ada per orangan di luar gereja yang memberikan

donasi.

Peneliti : Tapi itu dalam arti, Gereja tidak memaksa

jemaatnya untuk mendonasikan ya Pak? Ketika

kantong persembahan hari minggu beredar, itu

sudah ada pembagian untuk masing-masing

penggunaan biaya ya Pak ?

Pak Soewondo : Ee, begini. Itu tadi penyusunan program dan

kegiatan itu kan kelihatan. Untuk bidang Diakoia,

coba bikin rencana. Berapa? Terus untuk

kebutuhan Panti Wredha berapa? Nanti dari situ

bisa dialokasikan dana. Misalnya yang

dibutuhkan 81 juta. Oo, nanti dari Gereja 15 juta,

dari kantong persembahan sekian juta, dari

donasi sekian juta.

Peneliti : Lha yang untuk di Panti Wredha itu rata-rata,

apakah memang di titipkan oleh keluarganya?

Atau mungkin dari Gereja melihat kondisi ada

adiyuswa yang membutuhkan begitu Pak?

Pak Soewondo : Ooo, untuk masuk ke situ? Rata-rata usia 60

tahun ke atas. Untuk bisa masuk ke situ karena

mereka tahu, bahwa Gereja punya ini. Tidak

hanya warga GKJ Gondokusuman , tetapi juga

ada warga yang dari GKJ Klaten, ada Cawas, ada

dari warga GKI Gejayan. Jadi macem-macem.

Ada yang tidak punya keluarga, ada yang punya

keluarga tapi imannya berbeda makanya dia mau

bergabung masuk sini.

80

Peneliti : Tapi kalau yang masih memiliki keluarganya

itu, dari gereja sini katakanlah apakah memiliki

kontribusi khusus ?

Pak Soewondo : Pada prinsipnya di situ itu, cuma-cuma atau

tanpa biaya. Tetapi dulu ada satu kebetulan

masuk Panti Wredha karena anaknya di GKI.

Sama anaknya karena tidak cocok makanya

masuk situ. Padahal yang masuk situ itu benar-

benar seharusnya orang yang tidak

berpenghasilan. Tetapi karena keluarganya bisa

membantu,akhirnya setiap bulan kadang bisa

mengirimkan Rp 1.500.000,-. Jadi karena

kemauan sendiri, bukan karena paksaan gereja.

Peneliti : Panti Wredha ini putrid-putri semua ya Pak ?

Pak Soewondo : Iya, putri-putri semua. Memang idealnya

seharusnya gereja membuat satu lagi khusus

untuk pria. Idealnya. Diwacanakan akan seperti

itu.

Peneliti : Oya. Lalu ini kita sekarang masuk dalam

pertanyaan budgeting ya Pak. Terkait dengan

entrepreneur budgeting dan pastoral

transformatif, ketika menyusun anggaran di GKJ

Gondokusuman, itu biasanya langkah-

langkahnya seperti apa ? karena tadi dikatakan

bahwa penyusunan anggaran di sini melihat

kepada visi dan misi. Lalu kira-kira langkah

selanjutnya seperti apa ya Pak ya? Prosesnya

ketika pembuatan anggaran di GKJ

Gondokusuman.

Pak Soewondo : Jadi begini, kan tadi udah di bentuk Badan

Pembantu Majelis, Bidang Kespel, Bidang

Diakonia, dan bidang-bidang lainnya. Nah

81

masing-masing badan pembantu majelis ini

menyusun kegiatan dan alokasi anggarannya.

Penyusunan anggarannya ndak bisa serta merta

langsung bikin, mereka harus kumpul dulu.

Dievaluasi dulu kira-kira program kegiatan

kemarin yang jalan apa, yang endak jalan apa.

Terus kendalanya apa, solusinya apa. Nah setelah

itu, ditentukan kedepan mau ngerjain apa, punya

program apa. Baru di kira-kira sumber

anggarannya dari mana aja nih. Dari subsidi

gereja berapa, dari komisi sendiri yang

mengusahakan berapa. Nah, setelah di kompilasi

seluruh itu, kira-kira penerimaan tahun depan itu

mencukupi atau enggak, kalau enggak

mencukupi nanti di pilihlah pokok-pokok mana

yang prioritas itu. Terus itu nanti kegiatan-

kegiatan itu memang sumbernya dari masing-

masing bidang atau badan, nanti alokasi

anggarannya akan disesuaikan dengan kira-kira

penerimaan yang akan datang.

Peneliti : Lalu yang terlibat dalam penyusunan anggaran

ini siapa saja Pak? Lalu anggarannya itu di susun

dengan sistem seperti apa?

Pak Soewondo : Ya, yang terlibat ya semua. Semua dalam arti,

eeee pengurus-pengurus yang terlibat baik dalam

bidang,komisi,badan dan bidang gitu ya. Itu

menurut saya udah mewakili suara jemaat ya.

Kalau terkait anggaran di susun, ya menurut

sepemahaman saya masih menganut traditional

budget ya. Itu yang saya baca dan pahami selama

ini di GKJ Gondokusuman ya.

Peneliti : Semua unsur yang dimaksud seperti apa Pak?

Apa mungkin tingkat pendidikan juga menjadi

82

syarat menyusun anggaran? Atau mungkin

kemampuan mereka atau umur?

Pak Soewondo : Yaaa, ini...eeee..jadi jemaat yang terlibat di

kepengurusan. Itu kan minimal ya remaja gitu ya,

sampai dengan adiyuswa. Mau ndak mau, suka

ndak suka ya mereka harus berpendapat.

Pengennya mereka itu apa. Punya agenda kerja

apa. Mau seperti apa anggarannya. Tapi tentunya

ya ini ya, eeee mereka juga tetep di dampingi

sama BP4 supaya endak melenceng dari visi dan

misinya GKJ Gondokusuman.

Peneliti : Selain tadi melihat visi dan misi dulu itu ya Pak

ya?

Pak Soewondo : Iya karena melihat visi dan misi, jadi program

kegiatan dari badan pembantu majelis ini harus

menyesuaikan dengan visi dan misi gereja.

Peneliti : Ketika nanti visi dan misi sudah dirumuskan,

berarti nanti dari Badan Pembantu Majelis itu

mengkomunikasikan juga ya Pak kepada jemaat

GKJ Gondokusuman?

Pak Soewondo : Iya tentunya.

Peneliti : Lalu kira-kira apakah ada katakanlah hal lain

yang dilakukan dalam memenuhi anggaran itu

selain dari persembahan jemaat? Hal-hal yang

dilakukan selain misalnya usaha dana, atau

dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh

warga gereja itu Pak ?

Pak Soewondo : Ee, begini ya.. Sejauh yang saya perhatikan, saya

amati itu kita punya program seperti itu. Warga

jemaat tahu ada kegiatan ini, misalnya di Panti

83

Wredha tadi. Ketika saya membuat laporan yang

saya susun itu tadi, rencana bisa sekian, kondisi

riil yang ada sekian, penerimaan yang belum ada

ini. Artinya jemaat itu dengan sukarela mengirim

persembahan ditujukan kepada Panti Wredha

sekian. Apalagi kalau di amplop di tulis untuk

Panti Wredha, begitu. Jadi karena keterbukaan itu

tadi ya. Penerimaan sekian, pengeluaran sekian

maka kurangnya sekian. Lalu ada juga institusi

yang lain, dinas sosial juga membantu. Nah

berkaitan dengan budgeting itu tadi, setelah tahu

program alokasi anggarannya lalu, disesuaikan

dengan kemampuan gereja. Kira-kira perkiraan

penerimaannya berapa, lalu nanti di cocokkan.

Kalau lebih ya nanti di delete.

Peneliti : Berarti itu kayak salah satu monitoringnya ya

Pak? Monitoring untuk melihat dulu

kemampuannya seperti apa, nanti seperti apa

kedepannya. Seperti itu bukan Pak ?

Pak Soewondo : Jadi itu istilahnya tren ya. Tren persembahan

dalam satu tahun yang lalu itu kayak apa?

Kegiatan-kegiatan yang lain juga di pantau. Kira-

kira nanti kegiatan yang tidak sesuai yang

kedepannya di hilangin. Pokoknya kegiatan-

kegiatan itu tidak terlepas dari latar belakang visi

dan misi gereja.

Peneliti : Terus Pak, untuk anggaran di GKJ

Gondokusuman itu apakah juga di sharingkan

pada jemaat? Misal di papan pengumaman atau

warta gereja. Kira-kira agar jemaat itu tahu,

apakah GKJ Gondokusuman melakukan hal

tersebut?

84

Pak Soewondo : Sementara ini, seluruh penerimaan itu di

wartakan di warta jemaat.

Peneliti : Seberapa sering Pak ?

Pak Soewondo : Setiap minggu, setiap ada ibadah pasti di

umumkan di warta untuk seluruh penerimaan

yang masuk pada GKJ Gondokusuman. Kalau

pengeluaran belum di sharingkan, tetapi jika ada

warga jemaat yang bertanya ya di persilahkan.

Karena mungkin ada warga jemaat yang belum

bisa memahami. Seperti saat ini, GKJ

Gondokusuman kan sudah mulai menyicil

menabung setiap bulan, untuk masa pensiun

pendeta, Karena mau tidak mau, pendeta itu

nantinya akan pensiun. Tentunya dari gereja

sudah harus menyediakan rumah untuk nantinya

di tinggali oleh pendeta. Maka dari itu salah satu

pengeluaran yang biasanya juga ditanyakan oleh

jemaat ya itu.

Peneliti : Oya, hampir kelupaan Pak. Kalau boleh tahu,

jumlah pendeta di GKJ Gondokusuman saat ini

berapa ya Pak?

Pak Soewondo : Ada 7 pendeta, tapi satu khusus pelayanan di

Bethesda. Biaya hidup kependetaan dan rumah

dinas pendeta, semua kami yang menyiapkan dan

menanggung.

Peneliti : Alasan GKJ Gondokusuman memiliki 7 pendeta

karena apa Pak ?

Pak Soewondo : Karena jumlah jemaat yang bergereja di GKJ

Gondokusuman sangat banyak.

85

Peneliti : Lalu apakah ke tujuh pendeta tersebut memiliki

tugas dan fungsi khusus Pak ?

Pak Soewondo : Kalau yang satu jelas, dia khusus bertugas

melayani di Bethesda. Tapi dulu tu rencananya,

pendeta tu tadinya khusus ditugaskan melayani

kategori anak-anak dan kategori remaja. Tapi

ternyata semua harus bisa melayani di segala

bidang dan segala umur. Mulai dari anak-anak

sampai dengan adiyuswa.

Peneliti : Lalu Pak, kembali ke anggaran. Untuk anggaran

penerimaan, setiap minggunya kan di

komunikasikan di warta gereja, kira-kira dengan

dilakukannya komunikasi tersebut keuntungan

yang di dapatkan apa Pak ?

Pak Soewondo : Jadi begini, selama yang saya amati dengan

keterbukaan itu berarti bisa untuk pengelolaanya

itu. Jemaat itu nanti kan akan mempersembahkan

lebih dari yang sebelumnya. Contohnya yang

Panti Wredha itu, begitu saya bikin pengumuman

tentang pemasukan dan kebutuhan ini, jemaat

menjadi tahu. Jemaat otomatis juga itu terbeban

untuk memikirkan kebutuhan dari gereja,

sehingga mereka dapat memberikan persembahan

yang lebih dari sebelumnya.

Peneliti : Berarti dengan adanya keterbukaan anggaran

itu, membuat jemaat itu juga memiliki kesadaran

akan kebutuhan dari gereja itu sendiri ya Pak.

Lalu apakah untuk GKJ Gondokusuman apakah

memiliki Komite Keuangan sendiri Pak ?

86

Pak Soewondo : Kalau di sini itu ya tadi. Ada BP4 sama Badan

Warsik dan Bidang Kehartaan. Kalau Bidang

Kehartaan itu kan fungsinya mencatat

penerimaan, melaporkan pengeluaran. Ya itu

fungsinya ke pembukuan. Tapi kalau Badan

Warsik tadi, dia akan memberikan arahan kepada

bidang atau komisi tentang kemampuan

keuangan yang dimiliki oleh gereja. Jadi, bidang

atau komisi harus bisa memilih prioritas kegiatan

yang akan diselenggarakan dan di sesuaikan

dengan anggaran yang dimiliki.

Peneliti : Jadi dengan adanya konsultasi yang diberikan

oleh Badan Warsik dan BP4 sebelum penyusunan

anggaran dilakukan kepada bidang atau komisi

itu, keuntungan yang diperoleh gereja itu apa Pak

?

Pak Soewondo : Ya dari sisi pelaksanaan kegiatan itu, kita kan

sudah terencana. Jadi kegiatan yang berjalan

dapat berlangsung dengan baik, dengan tidak

lupa juga memperhatikan teori SWOT. Ya jadi

intinya kegiatan menjadi lebih terarah dan

berjalan sepenuhnya.

Peneliti : Lalu apakah gereja juga melakukan monitoring

untuk penggunaan anggaran dalam kegiatan?

Dan kira-kira monitoring yang di berikan itu

seperti apa?

Pak Soewondo : Iya, tiap bulan itu. Paling tidak tiap 3 bulan

sekali di evaluasi. Jadi tiap bidang atau komisi

akan mengambil uang, dia harus mengumpulkan

nota atau laporan pertanggung jawabannya dulu,

baru setelah itu uang dapat di ambil untuk

87

kegiatan selanjutnya. Jadi di paksa harus seperti

itu, agar tertib.

Peneliti : Lalu apabila ada anggaran yang penggunaanya

tidak dilakukan untuk kegiatan sebagaimana

mestinya, namun malah di alih fungsikan untuk

pembelian inventaris atau kegiatan lain, itu

apakah di perbolehkan ?

Pak Soewondo : Ya sebetulnya bisa saja, tapi harus di bahas atau

di rundingkan dalam sidang atau di plenokan.

Jadi pengajuan perubahannya penggunaan

anggaran harus bersurat supaya tertib dan

terdokumentasi

Peneliti : Ini kembali ke usaha pencarian usaha dana

gereja ya pak. Kira-kira apakah ada sumber daya

yang baru untuk memenuhi kebutuhan anggaran

gereja ?

Pak Soewondo : Untuk sumber daya yang baru belum ada, namun

timbulnya banyak potensi baru itu ada.

Khususnya potensi di bidang sumber daya

manusianya.

Peneliti : Lalu kira-kira Pak, kekuatan yang dimiliki GKJ

Gondokusuman sehingga memiliki nilai lebih

tersendiri dibanding gereja yang lainnya itu apa

Pak ?

Pak Soewondo : Kalau menurut saya tentunya yang bisa menilai

itu orang luar ya. Tapi yang jelas kemarin ada

anak-anak teologi yang melakukan tugas

penelitian di berbagai tempat ibadah. Mereka

melakukan wawancara di GKJ,GKI, di Pura juga

ada, di Klenteng juga ada. Nah salah satu GKJ

yang mereka teliti adalah GKJ Gondokusuman.

88

Mereka mengatakan kalau letak dari GKJ

Gondokusuman itu strategis. Selain strategis,

banyaknya pendeta yang melayani di GKJ

Gondokusuman juga menjadi nilai tambah bagi

gereja. Karena apa? Karena ada beberapa pendeta

di GKJ Gondokusuman itu bisa merangkul

jemaatnya. Baik jemaat pendatang, jemaat tamu

dan lain sebagainya. Selain itu, tata cara ibadah

di GKJ Gondokusuman, berdasarkan pengamatan

dari mahasiswa teologi yang melakukan

wawancara juga hampir sama dengan denominasi

asal gereja mereka. Seperti di Gereja Kristen

Injili di Papua. Mereka bilang kalau baik lagu

pujian maupun tata ibadahnya hampir sama.

Peneliti : Oo, begitu ya Pak. Jadi tata ibadah dan letak

yang strategis menjadi nilai tambah tersendiri

untuk GKJ Gondokusuman ya Pak. Lalu Pak,

dalam hal pengembangan anggaran hal-hal

apakah sajakah yang sudah di lakukan GKJ

Gondokusuman sehingga dapat menjadi gereja

yang lebih baik?

Pak Soewondo : Ya sebenarnya siapapun orangnya asalkan

mereka tahu aturan, punya kedisplinan dan

tanggung jawab yang baik, saya rasa GKJ

Gondokusuman bisa berkembang menjadi baik.

Sebenarnya bukan hanya Mbak saja yang

mengatakan GKJ Gondokusuman itu mekanisme

anggarannya baik. Ini bukannya sombong ya, tapi

GKJ Gondokusuman bisa dikatakan sudah

beberapa kali di jadikan percontohan bagi gereja

yang lain dalam hal pengelolaan keuangannya.

Jadi ketika tager talak yang baru ini mengatakan

sifatnya pastoral transformatif, ya mau tidak mau

kita semua harus belajar untuk menjalankan

89

seperti itu. Sehingga itulah mengapa,

kedisiplinan, tahu aturan dan tanggung jawab

yang tinggi dapat membuat GKJ Gondokusuman

berkembang menjadi lebih baik lagi. Sebenarnya

begini Mbak, sekedar Mbak tahu. Penyusunan

anggaran di GKJ Gondokusuman itu kan lebih

melihat kepada visi dan misi Gereja. Sebelum

tager talak yang baru ini di terapkan pun, kami

sudah menyusun anggaran berdasarkan visi misi.

Ya bisa di bilang kalau saya melihat ke Buku

Pedoman Arah Hidup Jemaat itu ya sekitar tahun

2012 an sudah mulai, tapi gencar-gencarnya yang

dilakukan ya tahun 2014.

Peneliti : Oo, begitu ya Pak. Lha itu yang mendasari GKJ

Gondokusuman untuk menyusun anggaran

berdasar visi misi itu apa Pak, sehingga

membedakannya dengan gereja-gereja yang lain

?

Pak Soewondo : Saya pikir, karena sebuah kebutuhan. Karena

majelis tahu, bahwa didalam melakukan

pelayanan di gerejawi itu sudah harus

berdasarkan visi dan misi. Kalau enggak salah,

sejauh yang saya tahu ini misi orang Kristen itu

kan ada di Matius 28 ayat 19 dan 20. Nah itu

memantapkan itu, kabar keselamatan itu kan kita

harus mengorganisir gereja ini menjadi beberapa

bagian pelayanan. Makanya ada Bidang Diakonia

itu, mewartakan kabar keselamatan lewat kasih

dan tindakan. Jadi pemikiran-pemikiran seperti

itu para pendeta dan majelis telah memahami.

Peneliti : Lalu pertanyaan selanjutnya Pak, apakah

anggaran di gereja dapat menjadi pendorong

untuk sektor yang lain? Jadi ketika anggaran

90

yang sudah dimiliki oleh gereja itu apakah juga

dapat membantu meningkatkan potensi yang

dimiliki oleh gereja ?

Pak Soewondo : Ya bisa, lewat Komisi Tranformatif yang

memberikan pinjaman lunak tanpa bunga kepada

warga jemaat GKJ Gondokusuman. Sebenarnya

di satu sisi mengentaskan warga yang kurang

mampu dari keterpurukan supaya lebih mampu,

nanti kalau sudah mulai mampu mereka biasanya

akan dapat memberikan persembahan yang lebih

untuk gereja. Biasanya begitu.

Peneliti : Berarti itu pinjaman lunaknya bukan dalam

bentuk koperasi ya Pak?

Pak Soewondo : Bukan, itu pinjaman yang diberikan secara

langsung. Bukan lewat koperasi. Nanti kalau

pinjaman tersebut sudah dikembalikan oleh

jemaat akan diakui sebagai penerimaan. Jadi

uang itu tidak hilang, hanya berputar.

Peneliti : Tapi itu pasti dikembalikan ya Pak?

Pak Soewondo : Tentu pasti akan dikembalikan. Karena ada

petugas khusus yang mengecek.

Peneliti : Lha ini biasanya jemaat yang pinjam yang

bagaimana kriterianya Pak?

Pak Soewondo : Sejauh yang saya tahu,biasanya warga jemaat

yang sudah memiliki usaha. Biasanya buat

nambah-nambah modal usaha mereka.

Peneliti : Lha besarnya pinjaman yang diberikan itu

maksimal berapa ya Pak?

91

Pak Soewondo : Di tentukan maksimal 3 juta.

Peneliti : Baik Pak Soewondo, mungkin untuk sementara

wawancara ini saya akhiri. Nanti kalau ada

beberapa pertanyaan-pertanyaan lagi saya

hubungi Bapak. Terima kasih Pak.

Pak Soewondo : Iya sama-sama.

Beberapa catatan :

• Proses penyusunan laporan keuangan dan perilaku

keuangan di GKJ Gondokusuman akan disamakan dengan

PSAK 45.

• Belum dapat diketahui jumlah riil jemaat di GKJ

Gondokusuman dan latar belakang pendidikan karena

komputer di kantor Gereja mengalami kerusakan.

92

LAMPIRAN 4

Wawancara dengan Ibu Pdt. Dorkas Natalia

(Pendeta Aktif di GKJ Gondokusuman)

Bu Dorkas :Sebenarnya menurut saya tentang pemahaman

paradigma pastoral transformatif ini kan 2015 yang

dikenalkan kepada jemaat dan majelis.

Pengenalannya itu melalui pembinaan majelis.

Karena ada pembinaan majelis sepanjang tahun

2016, teknis pembinaan itu untuk membahas bagian-

bagian ini dari tata gereja sampai dengan tata

laksananya. Jadi tata gerejanya seperti apa, tata

laksananya apa. Kalau mau lebih detail lagim

sebenarnya ada jadwalnya, tapi terserah Mbak Ana

butuh atau tidak ?

Peneliti : Jadwal pembinaannya Bu ?

Bu Dorkas : Iya jadwalnya pembinaannya ada. Tapi minta

tolong di private ya. Njenengan hanya melihat

jadwalnya saja ya. Minta tolong anggarannya jangan

di ekspose. Ini njenengan hanya membutuhkan yang

pastoral transformatif saja ya.

Peneliti : Nggih Bu, siap. Tidak akan saya ekspose

anggarannya.

Bu Dorkas : Baik. Saya lanjutkan lagi ya Mbak. Jadi dalam

pembinaan itu, menjelaskan bagaimana majelis

memahami pastoral transformatif, bagaimana jemaat

memahami pastoral transformatif dan itu di pahami

sepanjang tahun 2016. Untuk penyusunan visi dan

misi itu Oktober 2014 tow. Nah pada saat itu posisi

saya sedang menjadi bakal calon pendeta. Tetapi

93

saya melihat proses itu, saya di undang datang salah

satu pertemuan. Pertemuannya sampek setahun itu

mungkin, sepanjang tahun itu untuk menyusun visi

dan misi.

Peneliti : Jadi visi dan misi itu di susunnya 1 tahun ya Bu ?

Bu Dorkas : 2014-an. Setahu saya. Sepanjang beberapa bulan

ya mungkin ya. Saya kurang tahu karena saya ada di

sini Juni sampai September, ya sekitar itu. Juni 24

sampai September 24 saya bakal calon pendeta. Jadi

saya hanya di minta ikut salah satu bersama 2 bakal

calon pendeta yang lain. Nah kami melihat

bagaimana proses penyusunan visi dan misi itu.

Kami melihat memang semua warga gereja

perwakilan dari berbagai kategorial baik remaja,

pemuda, itu mereka di undang, untuk diminta

berpendapat untuk masukan tentang visi dan misi

itu. Nah kemudian di susunlah visi dan misi itu, dan

kemudian lahirlah visi dan misi itu. Jadi menurut

saya peran pastoral transformatif kan bersama-sama

ya. Bersama-sama dengan seluruh jemaat untuk

menyusun ini. Nah memang dipandu oleh BP4,

Badan Perencanaan Program Penelitian dan

Pengembangan dan pertemuannya rutin. Terus

pertanyaan ke 3, supaya menghasilkan nilai-nilai

maka sosialisasi yang selalu di muat di Warta

Jemaat. Sosialisasi maksud saya adalah Visi dan

Misi itu selalu tercantum dan di muat dalam Warta

Jemaat.

Peneliti : Oya, waktu itu saya sudah minta ke Pak Wondo sih

Bu untuk contoh Warta Jemaat nya GKJ

Gondokusuman.

94

Bu Dorkas : Kemudian hal yang lain lagi tercantum di sini,

Buku Arah Kehidupan Jemaat. Pernah ?

Peneliti : Yang 2015 kalau enggak salah Bu

Bu Dorkas : Yang kamu lihat sudah ada Visi dan Misi ini tow ?

Peneliti : Sudah Bu..sudah

Bu Dorkas : Nah ini kan di berikan kepada Badan Pembantu

Majelis, semuanya. Kemudian bahasa saya, ini juga

kan media sosialisasi, selain tiap minggu di muat

dalam Warta Jemaat, itu juga ada di Arah Buku

Kehidupan Jemaat, dicantumkan supaya BPM itu

tahu Visi dan Misi kita. Itu cara untuk sosialisasi.

Kemudian untuk pendalaman. Pendalaman itu kami,

eeee pada tahun itu para pendeta membuat buku.

Buku bahan PA yang temanya tentang nilai-nilai ini.

Nilai-nilai yang diturunkan dari Visi Misi. Belum

pernah dapat ini ?

Peneliti : Belum

Bu Dorkas : Nah dari bahan ini, diberikan ke wilayah-wilayah

dan ada respon dari wilayah yang sangat apresiasif

terhadap buku bahan PA yang di buat oleh pendeta-

pendata pada waktu itu karena pada waktu itu saya

masih Vikaris ya masih orientasi. Nah dari bahan ini

kan pendalaman tentang nilai-nilai Visi dan Misi itu.

Peneliti : Nah ini Bu, inikan soalnya ada nilai-nilai. Jadi visi

misi kan di turunkan jadi nilai-nilai. Nah nilai-nilai

itu kan saya baca ada yang menjadi jemaat yang

missioner, terus yang lain-lainnya, berarti di

turunkannya menjadi ini ya Bu?

Bu Dorkas : Iya lewat buku ini. Caranya lewat ini. Nah

pendalamannya lewat PA. Terus peran paradigma

95

pastoral transformatif terhadap nilai-nilai yang

dimiliki yaaa, menerapkan nilai-nilai itu dari bahan

PA ini. Dan kemudian kotbah para pendeta yang

disampaikannya menyinggung tentang jemaat yang

missioner, kasih, kebersamaan, keadilan yang tiap-

tiap minggu disampaikan. Berarti ketika

pembicaraan tentang itu, kita kan mengingatkan

kepada jemaat tentang nilai-nilai dari visi dan misi

itu yang berkaitan dengan ini. Kemudian program

dan anggaran dari Badan Pembantu Majelis bahkan

tiap wilayah, sektor, komisi, bidang, badan ya

programnya itu diselaraskan dengan visi dan misi

itu. Kalau di kita, kebetulan kita punya struktur, tiap

komisi tiap bidang itu ketika membuat program itu

kami berkumpul. Jadi kami mengumpulkan laporan

program itu ke BP4, jadi itu nanti BP4 yang menjadi

panitia pengarah ya. Kemudian habis itu bertemu

dengan BP4 untuk menyampaikan program-program

itu. Nah kan, itu nanti diselaraskan, baik dari

anggarannya maupun programnya sambil arahnya

ini berkaitan dengan visi misi ini.

Peneliti : Jadi itu intinya nanti yang bertugas menyelaraskan

adalah BP4 ya Bu ?

Bu Dorkas : Iya betul BP4.

Peneliti : Bu, yang untuk visi dan misinya itu masa

berlakunya itu kan 5 tahunan kan ya Bu. Lebih

tepatnya dari tahun berapa sampai berapa ?

Bu Dorkas : Eeee…2015 sampai 2019 gitu. Terus, ya itu. Ada

penyelerasan program dan anggaran sehingga BP4

itu bisa melihat program-program itu selaras atau

tidak dengan visi misi ini. Kemudian bagaimana

pengaruh nilai-nilai, ya ini. Apa, kalau saya

96

melihatnya misalnya program-program itu sesuai

missioner atau enggak. Missioner itu kan berkaitan

dengan kader gitu ya. Maka itu ada, langsung

nyambung ke pertanyaan ke 6 ya. Ada konsolidasi.

Dari satu itu akan ada suatu konsolidasi dari

berbagai bidang yang mengadakan dari komisi

pengkaderan dan Bidang Pembinaan Warga Gereja.

Tujuannya itu nantinya semua bidang berkumpul

akan sharing tentang program-program mereka juga

memikirkan tentang kader mereka selanjutnya. Itu

kan missioner. Kemudian kebersamaan, eee

nyambung ya ke pertanyaan ke 5 dan ke 6

kebersamaan itu ada kegiatan yang terintegrasi

misalnya BPIPK. BPIPK itu Badan Pemeliharaan

Iman Pastoral Konseling itu terdiri dari semua

pendeta. Di sini ada 6 pendeta aktif, pendeta jemaat,

1 pendeta emeritus, 1 pendeta pelayanan khusus.

Jadi di BPIPK ini yang terutama adalah pendeta

jemaat itu. Nah kami untuk eeee berbagai bidang

pelayanan berkaitan dengan paradigma pastoral

transformatif ya itu kegiatan yang terintegrasi. Kalau

contohnya yang di BPIPK karena saya ada di BPIPK

para pendeta itu, BPIPK bekerja sama dengan KPI

(Komisi Pekabaran Injil) membuat kegiatan untuk

jemaat. Kami memberikan materi tentang Kitab,

Kitab Perjanjian Lama, Kitab Perjanjian Baru, kalau

tahun kemarin kami ada Matius, ada 3 Kitab gitu ya

dan tahun ini sedang di programkan. Kemudian ada

kerjasama BPIPK dengan Pengkaderan. Jadi di akhir

tahun kemarin ada pembekalan kader. Para pendeta

memberikan materi, mengundang perwakilan dari

wilayah, komisi, bidang yang belum masuk dalam

Badan Pembantu Majelis supaya kami berikan

pembekalan. Terus kerjasama BPIK dengan Komisi

Pastoral. Komisi Pastoral kan masuk dalam Bidang

97

Diakonia, nah terintegrasinya kegiatan adalah

perkunjungan pada jemaat. Pendeta mendampingi

para anggota Komisi Pastoral. Dulu juga ada

konsolidasi untuk semua komisi di Bidang

Pembinaan Warga Gereja tahun kemarin. Jadi dari

Komisi Anak, Remaja, Pemuda, Dewasa Muda,

Pemberdayaan Keluarga, KWDWJ Komisi Warga

Dewasa Wanita Jemaat, kemudian Komisi

Adiyuswa itu kami bergabung berkonsolidasi

menyampaikan program-program mereka dan

menjaga kebersamaan di berbagai bidang komisi.

Peneliti : Eeee, jadi itu ketika proses penyusunan

anggarannya itu semua di kumpulkan menjadi satu

gitu ya Bu ?

Bu Dorkas : Kalau penyusunan anggaran itu yang pertama

bentuknya penyelarasan. Jadi BP4 yang menjadi

motor gitu ya eeee atau panitia pengarah gitu untuk

mereka mempersiapkan semua program dan

anggaran dari Komisi, Wilayah, Bidang, Badan gitu

ya. Mereka menyelaraskan per komisi dan per

bidang. Jadi ada pertemuan sendiri antara BP4

dengan Bidang BPIPK, dengan Bidang yang

lainnya, seperti itu.

Peneliti : Ooo, berarti ketika penyelarasannya pun di awasi

dengan BP4 ya Bu ?

Bu Dorkas : Intinya bukan di awasi sih, tapi di temani. Kita

melihat bagaimana programnya, bagaimana

anggarannya, di selaraskan. Jadi nanti total kan yang

menyusun BP4. Nah setelah selesai susunan

program dan anggarannya, baru sosialisasi bersama.

Kumpul bersama antara BPM, wilayah, sektor,

bidang, badan, komisi, kemudian di bagiin ini

98

supaya mereka tahu, semua bidang, semua komisi

itu programnya seperti apa.

Peneliti : Jadi begini Bu, ini tadi kan saya sudah

mendapatkan sedikit pencerahan tentang pastoral

transformatif. Nah ini yang harus saya cermati itu

penerapannya di GKJ Gondokusuman itu seperti apa

konkritnya di pahami oleh GKJ Gondokusuman.

Terkait pastoral transformatifnya itu.

Bu Dorkas : Eee, jadi ini ya. Terkait pastoral transformatif,

penggembalaan yang dilakukan secara setara

menurut saya penggembalaan itu kan pemeliharaan

iman bagi jemaat ya. Dilakukan setara itu artinya

kan kita sama baik BPM, Pendeta, Majelis, jemaat

itu sama. Kita semua punya hak untuk menerima

pemeliharaan iman dan karya penyelamatan Allah,

itu menurut saya. Termasuk ketika jemaat

memberikan saran, itu kita kan ada Sidang Majelis

Istimewa, bahkan ketika sidang itu kami minta

saran-saran dari semua wilayah, semua sektor,

semua komisi, semua bidang dan kemudian itu juga

di susun, di bukukan gitu. Sehingga kami tahu, dan

kemudian di follow up misalnya ada kebutuhan

ibadah gitu ya. Ada evaluasi tentang ibadah.

Kemarin kami ada FGD, dan kemudian kami

membahas tentang ibadah, tentang pemimpin pujian,

tentang pelayanan majelis, tentang kotbah dan

kemudian hasilnya di olah yang kemudian

pelaksananya adalah bidang ibadah. Seperti itu.

Saling mengubah oleh gereja bersama, menurut saya

iya. Ketika Sidang Majelis misalnya itu kan ada

usulan-usulan dari jemaat, usulan dari komisi. Jadi

usulan itu kan mengubah sesuatu kan gitu ya dan itu

untuk kepentingan bersama. Jadi, misalnya contoh

ya mbak. Saling mengubah kalau di kami

99

diaplikasikan pada program kerja yang kami miliki.

Salah satunya ada di Komisi Sawokembar

Emergency. Itu kami fokus pelayanan tidak hanya di

jemaat GKJ Gondokusuman saja, tetapi dengan

dimilikinya Komisi ini yang mana orang-orang yang

terlibat adalah umumnya eeeee orang-orang

kesehatan ya, mereka biasanya kalau diminta tolong

untuk Baksos ya bisa jadi bentuk pelayanan keluar

kami. Nanti bisa Mbak Ana baca-baca sendiri ya di

program kerjanya. Terus dengan sesama demi

teruwujudnya pemulihan, pemberdayaan dan

pembaruan kehidupan sebagai gambar Allah.

Misalnya kita para pendeta sebenarnya melakukan

kunjungan, tetapi dengan cara dan frekuensi yang

berbeda-beda. Kemudian jemaat masih ingin supaya

pendeta itu berkunjung, kemudian dari pertemuan

pendeta kami mengusulkan untuk pendeta

mendampingi Komisi Pastoral untuk melakukan

perkunjungan bersama. Jadi itu yang kami tangkap

dari keinginan jemaat dan tahun ini setiap minggu

pendeta mendampingi peserta anggota yang ada di

Komisi Pastoral per minggu itu untuk mengunjungi

per wilayah.

Peneliti : Perkunjungan itu hanya untuk warga yang sakit

saja atau bagaimana Bu ?

Bu Dorkas : Eee, kami membebaskan wilayah yang eee

melaporkan jemaat yang ingin dikunjungi. Jadi

wilayah bisa melaporkan jemaat yang sedang sakit,

jemaat yang lama tidak bergereja. Nah itu

tergantung wilayahnya, mau mengusulkan atau

melaporkan untuk minta di kunjungi pendeta

bersama anggota Komisi Pastoral. Terus kemudian

itu yang utama ditahun ini untuk menjawab

keinginan jemaat. Yang kedua juga berkaitan

100

dengan kader karena kita kan harus terus regenerasi.

Nah tahun ini kami melakukan program utama yaitu

Komisi Pengaderan, namanya eee… ada tahap-

tahapnya yaitu ada tahap penjaringan 4 tahun ini.

Jadi kami mencari di wilayah-wilayah regenerasi

kader-kader yang baru yang nantinya 4 bulan ke

depan kami akan pembekalan, 4 bulan kemudian

kami akan menemukan kader-kader itu kemudian di

pilih yang nantinya akan menjadi kader yang

selanjutnya kan gitu, supaya menjawab kebutuhan

jemaat. Regenerasinya mana ini kok ga ada orang,

tahun ini itu yang menjadi program utamanya. Nama

programnya Pamulangin Calon Abdi itu program

Komisi Pengkaderan

Peneliti : Ooo, terus ada ga Bu, gereja melihat..ini kan ada

kalimat pemberdayaan dan pembaharuan kan gitu,

melihat potensi jemaatnya itu apa? Jadi usaha yang

dilakukan oleh gereja itu apa ?

Bu Dorkas : Potensi dari jemaat itu ada beberapa ya, misalnya

batik. Jadi ada Komisi Pendidikan yang

mengembangkan mereka punya ketrampilan

membatik dan kemudian mereka rutin bertemu

bahkan mereka melayani. Jadi ada kelompok,

mereka dari warga negara asing dan mereka ingin

belajar batik dan kemudian kelompok ini mengajari

turis-turis asing tersebut. Bahkan mereka bekerja

sama dengan gereja-gereja lain untuk

mengembangkan kemampuan mereka dan mereka

pergi ke sana. Terus pemberdayaan yang lain,

paduan suara anak-anak, remaja, dewasa, adiyuswa

bagi saya itu pemberdayaan ya karena mereka bisa

melayani di tempat-tempat lain. Kalau anak-anak

muda misal paduan suara Sola Garica, itu mereka

mengisi di tempat-tempat lain, Ambarukmo

101

misalnya ketika ada acara mereka di undang untuk

mengisi. Kamis kami juga ada kursus misalnya,

mencari kader-kader yang baru. Nanti untuk lebih

jelasnya bisa di lihat dan di cermati di Buku Arah

Kehidupan Jemaat ya, cuma pesan saya minta tolong

jangan di ambil anggarannya ya. Jangan di

cantumkan. Kalau sebatas program, visi misi dan

lainnya boleh.

Peneliti : Baik Bu, tidak saya cantumkan. Sementara

mungkin itu dulu saya Bu, nanti kalau ada hal-hal

yang perlu saya tanyakan..

Bu Dorkas : Langsung WA atau email saya saja ya.

102

LAMPIRAN 5

STRUKTUR ORGANISASI GKJ GONDOKUSUMAN

103

104

LAMPIRAN 6

RENCANA PROGRAM KERJA

GKJ GONDOKUSUMAN

TAHUN 2018

BIDANG : IBADAH

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Koordinasi

dan

Administrasi

Bidang

Ibadah

Rapat

Bidang

Koordinasi

pelaksanaan

program

Program dan

kegiatan

terlaksana

sesuai rencana

√ √ √ √ Terkoordinasinya komisi-komisi

yang ada dibidang ibadah

BIDANG : IBADAH

KOMISI : KEBAKTIAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Refleksi dan

Internalisasi

nilai-nilai GKJ

Gondokusuman

Ibadah anak Anak-anak Mendidik anak

untuk mengena

Kristus

√ √ √ √

HUT Ibadah

Anak

Anak-anak Peserta 90-100

anak di Gereja

Paskah Anak-anak Peserta 200-250 √

105

Anak anak di UKDW

Natal Anak Anak-anak Peserta 200-250

anak di UKDW

Ibadah masa

sengsara

Masa

Paskah

Majelis

dan Jemaat

Memberikan

pemahaman

kepada warga

akan makna

penderitaan

Tuhan Yesus

(jalan

kesengsaraan)

Ibadah

Paskah

Jumat

Agung

Warga

Jemaat

Memahami

karya

penebusan

Allah

Ibadah

Sabtu Sunyi

Perayaan

Paskah

Warga

Jemaat

Mengenal

kesengsaraan

Tuhan Yesus

sebagai

Juruselamat

Ibadah

Kenaikan

Tuhan

Yesus

Warga

Jemaat

Menyadari

tanggung

jawabnya

sebagai anak

Allah

Ibadah

Pentakosta/

Warga

Jemaat

Mewujudkan

tugas sebagai

106

Unduh-

unduh

Imam, Nabi dan

Raja

Ibadah HUT Warga

Jemaat

Menyadari

tanggung

jawabnya

sebagai warga

gereja dan

warga negara

Ibadah masa

penghayatan

Adven

Warga

Jemaat

Memiliki

kesadaran akan

kasih Allah

yang begitu

besar

Ibadah Natal Warga

Jemaat

Memiliki

kemampuan

untuk

meneladani

Ibadah

Tahun Baru

Warga

Jemaat

Memiliki dasar

yang kokoh

dalam menapaki

hidup

Ibadah

Bahasa

Inggris

Warga

Jemaat/

Warga

Tamu

Mengingat

Yogyakarta

adalah kota

pelajar dan kota

pariwisata

√ √ √ √

English

Bible

Study

107

ULTAH

English

Service

Kebaktian

Hari Sabtu

(OBAJA)

Warga

Jemaat

Evaluasi

bulanan

√ √ √ √

Latihan

pelayanan

Ibadah HUT RI

Ibadah

Valentine

Persekutuan

Team OBAJA

Evaluasi Ibadah

Sabtu

Pengadaan alat

peredam suara

Ibadah Sabtu

Rapat

koordinasi

dan

penyusunan

lagu untuk

kebaktian

tiap bulan

Petugas

pendukung

kebaktian

Ibadah dapat

berjalan dengan

baik dan lancar

Fotokopi lagu

dan pengadaan

buku

pendukung

Usher Rapat

koordinasi

Usher

Forokopi lagu

dan pengadaan

buku

pendukung

108

BIDANG : BIDANG IBADAH

KOMISI : KOMISI PENDUKUNG KEBAKTIAN (KPK) MULTI MEDIA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Koordinasi

team

Multimedia

Rapat

Koordinasi

Team

Multimedia

Kegiatan

Multimedia

dapat

terkoordinasi

dengan baik

√ √ √ √ Program dan kegiatan terlaksana

sesuai rencana

2 Konsumsi

Multimedia

Konsumsi

pelayanan

minggu

Team

Multimedia

Petugas

Multimedia

dapat bekerja

dengan baik

√ √ √ √ Pelayanan Multimedia baik dan

lancar

3 Pengadaan

alat

Kabel RCA Peralatan

Multimedia

Pelayanan

Multimedia

lancar

√ Pelayanan Multimedia makin

profesional

Distributor Peralatan

Multimedia

Petugas

Multimedia

dapat bekerja

dengan baik

√ Pelayanan Multimedia baik dan

lancar

Stabilizer

Kamera

Peralatan

Multimedia

Pelayanan

Multimedia

semakin baik

√ Pelayanan video syuting

terpenuhi

Dry Box Peralatan

Multimedia

Pelayanan

Multimedia

semakin baik

√ Olah gambar semakin baik

4 Seragam Pengadaan Team Petugas √ Tim Multimedia dapat dikenali

109

seragam Multimedia Multimedia

memiliki

identitas agar

mudah dikenali

ketika ada troubleshoot alat dan

memerlukan tindakan cepat, Tim

Multimedia berpakaian rapi

BIDANG : BIDANG IBADAH

KOMISI : KOMISI PENDUKUNG KEBAKTIAN (KPK) PPJ

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Koordinasi

dan

Administrasi

Rapat rutin Program

dan

kegiatan

Program dan

kegiatan

terlaksana

sesuai rencana

√ √ √ √ Program dan kegiatan semua

dapat terlaksana dengan baik

sesuai rencana

Kesekretaria

tan

Pembagian

tugas,

penjadwala

n,

komunikasi

Operasional

petugas

mendukung

terealisasinya

rencana

√ √ √ √ Anggota PPJ tetap semua aktif

sepanjang tahun. Diharapkan ada

anggota baru.

2 Mendukung

terlaksananya

Ibadah rutin

tiap minggu

selama 52

minggu

(1thn)

Persiapan

berupa

latihan team

pengiring

dan

pemandu

pujian

jemaat

Semua

petugas

dapat

memahami

tugas dan

tanggung

jawab

masing-

masing

Semua petugas

dapat

melaksanakan

tugas dan

tanggung jawab

masing-masing

√ √ √ √ Kualitas ibadah makin baik dari

sisi pelaksanaan mulai awal

sampai dengan akhir ibadah

110

Pembekalan

penyusun

lagu

Pemandu

pujian dan

organis

Penyusun lagu

sesuai tema

√ √ √ √ Kualitas ibadah makin baik dari

sisi pemilihan materi ayat-ayat

Alkitab dan lagu pujian

3 Pengkaderan

pemain

organis

Peatihan

pemain

organ secara

rutin

Warga GKJ

yang

berminat

berpelayana

n

Tersedia cukup

pemain organis

untuk pelayanan

di wilayah

√ √ √ √ Tersedia minimal 4 orang pemain

organ yang siap melayani

4 Pengadaan

seragam

Semua team

PPJO

Keserasian

PPJO agar lebih

semarak

√ √ √ √ Setiap kebaktian dapat lebih

semarak antara PPJO sehingga

jemaat semakin semangat dalam

kebaktian

BIDANG : BIDANG IBADAH

KOMISI : KOMISI PENDUKUNG KEBAKTIAN (KPK) SOUND SYSTEM

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Upgrade

perangkat

Sound

System

Pembelian

Alat

Rangkaian

sound

system

mampu

mendukung

dengan baik

Program dan

kegiatan

terlaksana

sesuai rencana

√ √ √ √ Program dan kegiatan semua

dapat terlaksana dengan baik

sesuai rencana

111

BIDANG : IBADAH

KOMISI : SENI DAN BUDAYA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Perkembangan

minat dan

bakat

persekutuan

Latihan

karawitan

Woro

Prastuti

Jemaat usia

lanjut

(adiyuswo)

Meningkatkan

ketrampilan

mendukung

ibadah

√ √ √ √ Semakin bertambah pengikutnya

Latihan

karawitan

Woro

Manggala

Gita

Jemaat

bapak/ibu

usia muda

Mendukung

ibadah didalam

gereja/luar

gereja

√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah

Latihan

karawitan

Gupita

Prana

Jemaat usia

gabungan

Mendukung

ibadah ikut

parade/ festival

gending-

gending

√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah,

jumlah peserta bertambah

Latihan

karawitan

Gita Nala

Jemaat usia

pemuda

dan pemudi

Mendukung

ibadah ikut

parade/ festival

gending-

gending

√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah,aktif

ikut parade

Latihan

karawitan

Jemaat usia

anak-anak

Mampu

meningkatkan

√ √ √ √ Anak-anak jumlah pengikut

bertambah

112

Anak-anak cinta budaya

jawa

Latihan

kelompok

Laras

Madyo

Jemaat usia

gabungan

Mendukung

ibadah, ikut

kegiatan budaya

√ √ √ √ Unit kegiatan budaya mendukung

ibadah

Latihan

kelompok

kerocong

Jemaat usia

gabungan

Mendukung

ibadah

√ √ √ √ Mendukung ibadah, melayani

jemaat

Sinau Basa

Jawa

Jemaat dan

majelis

Mampu

berbahasa jawa

baik dan benar

√ √ √ √ Peserta bertambah

Macapat Jemaat dan

majelis

Mampu

berbahasa jawa

baik dan benar

√ √ √ √ Peserta bertambah

Latihan

kelompok

teater

Jemaat usia

gabungan

Mengisi

kegiatan-

kegiatan di

gereja

√ √ √ √ Mampu mendukung ibadah

Latihan PS

Sawokembar

Jemaat usia

gabungan

Mendukung

ibadah

√ √ √ √ Isian hari-hari besar

Latihan PS

Liradavika

Jemaat usia

gabungan

Mendukung

ibadah

√ √ √ Isian hari-hari besar

2 Kegiatan

keluar

Festival

gending-

gending

Dipilih

salah satu

kelompok

karawitan

√ Menjadi juara

Parade

gending-

Dipilih

salah satu

√ Menjadi bagian rutin sebagai

peserta

113

gending

Gerejani

kelompok

karawitan

3 Perawatan

Gamelan

Stam Nada √ Nada gamelan normal kembali

BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Koordinasi

dan

Administrasi

Bidang

Kespel

Rapat

Bidang

Koordinasi

pelaksanaan

program

Program dan

kegiatan

terlaksana

sesuai rencana

√ √ √ √ Terkoordinasinya komisi-komisi

yang ada dibidang Kespel

BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)

KOMISI : PENDIDIKAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pelayanan

pendidikan

warga dan

masyarakat

Pemberian

beasiswa

Anak warga

jemaat dan

masyarakt

yang

membutuhkan

Penerima

beasiswa

bersyukur dan

terbantu

√ √ √ √ Prestasi lebih bagus

2 Refleksi Perayaan Anak-anak Anak dan orang √ Antusias anak mengikuti

114

dan

internalisasi

nilai-nilai

GKJ

Gondokusu

man

Paskah penerima

beasiswa dan

orang tua

tua lebih

bersyukur

kebaktian

3 Pembukaan

Tn.Ajaran

Baru dan

Pepenkris

Pertemuan

dan

pembekalan

orang tua,

anak-anak

penerima

beasiswa

dan

pengurus

KomDik

Orang tua

penerima

beasiswa

Orang tua lebih

memotivasi

√ Hubungan anak dengan orang

tua lebih baik (berdampak

prestasi lebih baik)

4 Outbond Outbond Anak-anak

beasiswa

Agar anak-anak

menjadi mandiri

√ Mengharmonisasi hubungan

persaudaraan anak-anak

beasiswa. Termasuk untuk

ketrampilan membatik yang

sudah membentuk kelompok

yang produktif, sangat sayang

bila tidak dilanjutkan

Membatik Ketrampilan

membatik

Jemaat Nguri-uri budaya

Jawa yang sudah

diakui UNESCO

dan mendukung

Yogyakarta

sebagi kota batik

√ √ √ √

5 Penghargaa

n

Penghargaan

bagi anak-

anak yang

rajin

Anak-anak

beasiswa

6 Pendidikan Penguatan Anak-anak Memotivasi anak √ √ Sikap dan kedisiplinan

115

karakter pendidikan

karakter

penerima

beasiswa

belajar dengan

baik dengan

mengundang

motivator

meningkat

7 Pelayanan

pendidikan

anak

beasiswa

dan warga

masyarakat

Ketrampilan

Bahasa

Inggris

Jemaat dan

majelis

Meningkatkan

pengetahuan

berbahasa dan

percaya diri

√ √ √ √ Majelis bisa melayani ibadah

Bahasa Inggris dengan baik

8 Pelayanan

pendidikan

anak

beasiswa

dan warga

jemaat

Bimbingan

belajar

Peserta

beasiswa dan

masyarakat

sekitar

Prestasi

meningkat

√ √ √ Peserta bimbel berhasil

9 Perumusan

kebijakan

dan regulasi

Rapat

pengurus

Pengurus

komisi

pendidikan

dan komisi

terkait

Tertib

administrasi dan

perencanaan

√ √ √ √ Hasil maksimal dalam pelayanan

10 Sekretariat ATK/Admin

istrasi

Pengurus Tertib

Adminstrasi

√ √ √ √ Tertib administrasi

116

BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)

KOMISI : BANSOSKOM

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Koordinasi

dan

Administrasi

Melengkapi

kebutuhan

administrasi

Relawan

Bansoskom

Perekaman data

dan surat

menyurat

√ √ √ √ Koordinasi berjalan dengan baik

& kelancaran administrasi

2 Pelaksanaan

pengamanan

Perjamuan

kudus hari

besar kristiani

Semua

anggota

relawan

Bansoskom

Relawan

Bansoskom

mampu

melakukan

tugasnya

dengan baik

√ √ √ √ Kegiatan pelayanan perjamuan

kudus berjalan dengan baik dan

lancar

Hari besar

kristiani

Semua

anggota

relawan

Bansoskom

Relawan

Bansoskom

mampu

melakukan

tugasnya

dengan baik

√ √ √ √ Kegiatan pelayanan hari besar

Kristiani berjalan dengan baik

dan lancar

3 Peningkatan

pelayanan

jemaat

Pengkondisian

lelayu

Warga

jemaat

Meringankan

beban warga

jemaat

√ √ √ √ Kegiatan pelayanan lelayu

berjalan dengan baik dan lancar

Pengkondisian

pernikahan

Warga

jemaat

Relawan

Bansoskom

mampu

melakukan

√ √ √ √ Kegiatan pelayanan pernikahan

berjalan dengan baik dan lancar

117

tugasnya

dengan baik

4 Sinergisitas

komisi

Pendampingan

kegiatan

komisi

Komisi Relawan

Bansoskom

mampu

melakukan

tugasnya

dengan baik

√ √ √ √ Kegiatan pelayanan antar komisi

berjalan dengan baik dan lancar

5 Konsolidasi Bansoskom

Camp

Semua

anggota

relawan

Bansoskom

√ Menambah keakraban anggota

satu dengan yang lainnya untuk

dapat bekerja sama dalam

pelayanan

6 Pengadaan

penunjang

kegiatan

Sepatu PDL,

pengecekan

dan pengisian

ulang tabung

APAR

Relawan

Bansoskom

3, Tabung

APAR 3 kg

DCP & 5

Tabung

APAR 3 kg

CO2

Relawan

Bansoskom,

sepatu PDL

yang seragam

√ Sepatu PDL sebanyak 30 pasang

Pengecekan

dan pengisian

ulang tabung

APAR

3 tabung

APAR 3 kg

DCP & 5

tabung

APAR 3 kg

CO2

Alat terkontrol

dengan baik

√ Alat dapat digunakan dengan

aman dan baik

7 Pengadaan

penunjang

posko

Pengadaan

kebutuhan

posko

Semua

anggota

relawan

Posko sebagai

pusat informasi

dan pelayanan

√ √ √ √ Menambah keakraban anggota

satu dengan yang lainnya untuk

dapat bekerja sama dalam

118

Bansoskom Bansoskom jemaat pelayanan

BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)

KOMISI : PI dan KOMUNIKASI

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pos

pelayanan

code

Persekutuan

rutin tiap Rabu

bekerja sama

dengan Majelis

Wilayah 14,

Wilayah 5,

BPIPK

Warga

wilayah dan

partisipan

Pemeliharaan

keselamatan RT

18 – RT 01.

Tetap

berlangsung.

Bertambahnya

angka kehadiran

√ √ √ √ Persekutuan tiap Rabu tetap berjalan.

Kehadiran 5 – 15 orang

Sarasehan

gabungan 2

bulan 1 x,

bekerja sama

dengan

Wilayah 14,

Wilayah 5,

BPIPK

Warga RT

18, RT 1

dan

partisipan

Terciptanya

kebersamaan

kedua

kelompok

√ √ √ √ Sarasehan RT 1 dan 8 berlangsung.

Adanya rasa kebersamaan dan

kehadiran 40 orang

Hari raya

Kristen bekerja

sama dengan

wilayah 14,

wilayah 5,

Semua

warga tanpa

kecuali

√ √ Kehadiran 70 orang. Semua warga RT

119

BPIPK, PWG

2 Doa pagi

(bekerja

sama

dengan

wilayah,

sektor, PPJ,

BPIPK. Jam

05.00 –

06.00 WIB)

Setiap Kamis

pagi

Warga

jemaat dan

tamu

Ada kerja sama

dengan komisi

lain, saling

menguatkan,

saling tukar

informasi,

kehadiran

bertambah

√ √ √ √ Kehadiran warga bertambah dari 25

menjadi 40 orang

Menjelang

Jumat Agung

(4 hari, jam

05.00-06.00)

Warga

jemaat dan

tamu

Adanya

kerjasama

dengan wilayah,

sektor,

BPIPK.Warga

jemaat

mengingat akan

makna Jumat

Agung

√ Kehadiran 60 orang. Adanya kerjasama

dengan wilayah, sektor dan BPIPK

Menjelang

Pentakosta (6

hari, jam

05.00-06.00)

Warga

jemaat dan

tamu

Adanya

kerjasama

dengan wilayah,

sektor, BPIPK,

PPJ.Warga

jemaat

mengingat akan

makna Jumat

Agung

√ Kehadiran 60 orang. Adanya kerjasama

dengan wilayah, sektor dan BPIPK

Menjelang

Pekan

Warga

jemaat dan

Adanya

kerjasama

√ Kehadiran 60 orang. Adanya kerjasama

dengan wilayah, sektor dan BPIPK

120

Keluarga (6

hari, jam

05.00-06.00)

tamu dengan wilayah,

sektor, BPIPK,

PPJ. Memahami

pentingnya

keluarga yang

hidup sesuai

dengan ajaran

Tuhan Yesus

3 Peningkatan

kerjasama

warga

jemaat

dengan

masyarakat

Pelayanan

siraman rohani

di LP/Rutan se

DIY

Warga

binaan

LP/Rutan

Saling

menguatkan

antar WB LP,

kerjasama

dengan gereja-

gereja,

pemerintah

√ √ √ √ WB LP terhibur, menguatkan iman WB

LP, adanya kerjasama dengan

pemerintah dan gereja-gereja

Kepanitian hari

raya kristen

(peningkatan

oikumene)

Warga

binaan LP/

Rytan

Saling

menguatkan

antar WB LP,

kerjasama

dengan gereja-

gereja,

pemerintah

√ √ WB LP terhibur, menguatkan iman WB

LP, adanya kerjasama dengan

pemerintah dan gereja-gereja

4 Refleksi

iman dan

ineraksi

nilai-nilai

GKJ

Gondokusu

man

Penerbitan

Majalah

Sumunar

650 exp

untuk

warga

jemaat

Warga saling

kenal, apresiasi

dan wadah

ekspresi dan

belajar

jurnalistik

√ √ √ √ Bertambahnya exemplar. Banyak

tulisan masuk

Pengelolaan Tetap Adanya SDM √ √ √ √ WEB tetap berjalan

121

WEB GKJ

Gondokusuman

berjalannya

WEB

yang mampu

mengelola

WEB. Adanya

penulis berita

yang baik

5 Pemuridan Pelatihan

pembuatan

bahan kotbah

Warga

jemaat,

majelis

sebanyak

45 orang

Majelis, jemaat

mampu

menyiapkan

bahn kotbah.

Kehadiran 45

orang. Adanya

kerjasama

dengan LPPS,

majelis dan

wilayah

√ Pelatihan terselenggara. Kehadiran 35

orang setiap session.

6 Interaksi

antar warga

jemaat

Jamuan kasih Warga

jemaat,

tamu,

majelis,

pendeta

Adanya

keakraban antar

warga jemaat.

Adanya tukar

informasi

kerjasama

dengan wilayah,

sektor, BPIPK

Adanya interaksi antar warga jemaat,

majelis, pendeta

7 Sekretariat Rapat evaluasi 80%

anggota

Komisi PI

dan

Komunikasi

hadir.

√ √ √ √ Terlaksananya rapat. Kehadiran 80%

anggota Komisi PI dan Komunikasi.

Tersusunnya jadwal pelayanan

berikutnya

122

Adanya

evaluasi

program.

Koordinasi

pelaksanaan

program

berikutnya

BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)

KOMISI : PRALENAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Melayani

warga

jemaat yang

kesripahan

Membayar

santunan

anggota

yang

meninggal

Jemaat

GKJ

Gondokusu

man

Meringankan

beban keluarga

√ √ √ √ Target untuk 35 orang yang meninggal 1

tahun

2 Koordinasi Rapat

pengurus

bersama

wakil-wakil

wilayah

Pengurus

dan wakil

wilayah

Melancarkan

pelayanan

kepada warga

√ √ √ √ Untuk 24 orang

3 Koordinasi

ke dalam

Rapat

pengurus

inti

Pengurus

pralenan

Melancarkan

pekerjaan

√ √ 4 orang

123

4 Pelayanan

di kantor

Melayani

pembayaran

iuran dan

membayar

santunan

Petugas

kantor

√ √ √ √ 2 x seminggu

5 Pengadaan

alat-alat

kantor/

administrasi

Pembuatan

kartu iuran,

pembelian

ballpoint,dll

Kebutuhan

kantor

Pelayanan

kepada jemaat

dengan lancar

6 Pengurusan

dan

kegunaan

tanah

makan

Cemororejo

Pemanfaatan

tanah

makam

Cemororejo

Metes

Jemaat

GKJ

Gondokusu

man yang

mengingink

an

pemakaman

di Metes

Pelayanan

kepada jemaat

dengan baik

√ √ √ √

124

BIDANG : KESAKSIAN DAN PELAYANAN (KESPEL)

KOMISI : KOMISI SAWOKEMBAR EMERGENCY

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Peningkatan

pelayanan

jemaat dan

masyarakat

Membantu

warga jemaat

dan

masyarakat

umum daerah

bencana

Warga

jemaat dan

masyarakat

daerah

bencana

Bantuan bisa

secara optimal

untuk

kebutuhan yang

sesuai dengan

kebutuhan

masyarakat

daerah bencana

√ √ √ √ Penggalangan dana dari warga dan

donatur lain

Pendampinga

n dalam

bidang

emergency

komisi lain

Komisi dan

warga

jemaat yang

membutuhk

an

pendamping

an

Bisa diatasinya

tindakan-

tindakan

emergency yang

dibutuhkan

ketika komisi

dan warga

melakukan

kegiatan

√ √ √ √

2 Pengemban

gan

kapasitas

orang

Mengadakan

pelatihan dan

sarasehan

dengan

materi yang

Relawan

Sawokemba

r

Emergency

dan relawan

Pengurus &

relawan mampu

melakukan

tugas sesuai

dengan

√ √ √ √

125

dibutuhkan

untuk

mendukung

kerja dalam

penanganan

bencana

dari gereja-

gereja lain

di DIY

bidangnya

secara tepat,

cepat dan

profesional

3 Pelayanan

ketrampilan

dalam ke-

emergency-

an

masyarakat

Pelatihan ke-

emergency-

an bagi

warga

melalui

wilayah-

wilayah

Warga

jemaat dan

masyarakat

Warga jemaat

mengerti

tindakan-

tindakan ke-

emergency-an

√ √ √ √

4 Perumusan

kebijakan

dan regulasi

tentang

sumber

daya

Rapat

koordinasi

Pengurus

Sawokemba

r

Emergency

Semakin

terkoordinasiny

a pengurus

maka

pelaksanaan

program akan

lebih baik

√ √ √ √

5 Pengemban

gan

kemitraan

dengan

gereja-

gereja dan

lembaga

lain dalam

penanganan

Mengembang

kan

kemitraan

dengan

gereja-gereja

dan lembaga-

lembaga

lainnya

dalam

Gereja-

gereja

lembaga

pemerintah

maupun

lembaga di

masyarakat

Jaringan

kemitraan

Sawokembar

Emergency

semakin luas

√ √ √ √

126

bencana penanganan

kebencanaan

6 Mobilisasi

partisipasi

sumber

daya

manusia

Rekruitmen

tenaga

relawan

Warga

jemaat

Sawokembar

emergency

mempunyai

relawan secara

kuantitas

maupun kualitas

√ √ √ √

7 Pengemban

gan sistem

informasi

canggih

yang up to

date

Sosialisasi

program,

kegiatan pada

warga jemaat

dalam bentuk

cetakan

maupun

audio visual

Warga

jemaat

Rasa memiliki

dan percaya

warga pada

kinerja

Sawokembar

Emergency

semakin

meningkat

√ √ √ √

8 Optimalisas

i sistem

koordinasi

Melakukan

koordinasi

kedalam

secara rutin,

koordinasi

untuk bisa

saling sinergi

lintas komisi

yang

mempunyai

kesamaan

arah & tujuan

Sawokemba

r

Emergency

dengan

komisi lain

Koordinasi

kedalam

semakin baik,

dan adanya

saling sinergi

pada lintas

komisi untuk

saling

mendukung

tercapainya misi

masing-masing

komisi

√ √ √ √

9 Penggalang Penggalanga Warga Tumbuhnya √ √ √ √

127

an dana

reguler

n dana

sebagai

bentuk

kepedulian

warga jemaat

dan

masyarakat

pada daerah

bencana

jemaat dan

masyarakat

kepedulian pada

masyarakat

daerah bencana

semakin besar.

Terkumpulnya

dana untuk

membantu

masyarakat

daerah bencana

10 Penggalang

an dana

secara

kreatif

Penggalanga

n dana dan

bentuk

bantuan lain

pada lembaga

lain ataupun

pada

perorangan

Sinode,

Perusahaan,

Donatur

Adanya

penambahan

bantuan, baik

berupa dana

maupun materi

lain, sehingga

bisa

memberikan

bantuan yang

dibutuhkan

masyarakat

daerah bencana

secara cepat

√ √ √ √ Dilakukan ketika terjadi bencana

Perusahaan

dan Donatur

Bantuan, baik

berupa dana

maupun materi

lain, sehingga

bisa

memberikan

bantuan yang

√ √ √ √ Ketika terjadi bencana

128

dibutuhkan

masyarakat

daerah bencana

cepat dan tepat

11 Pengemban

gan Sarana

Pengadaan

peralatan dan

kelengkapan

tenda-tenda

yang dimiliki

Sawokembar

Emergency

Sawokemba

r

Emergency

Sawokembar

Emergency

mempunyai

peralatan yang

memadai untuk

mendukung

kerja

Sawokembar

Emergency

√ √ √ √

Pengadaan

kebutuhan

kesekretariata

n

Kesekretari

atan

Sawokemba

r

Emergency

Adanya

dukungan

sarana pada

kesekretariatan

untuk

mendukung

jalannya

kegiatan

√ √ √ √

129

BIDANG : DIAKONIA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Peningkatan

layanan

Bidang

Diakonia

Rapat

Koordinasi

Pengurus

Bidang

Diakonia

beserta

seluruh

Komisi

(Ketua,

Sekretaris

dan

Bendahara)

1).Diterbitkannya

buku layanan

Bid.Diakonia

sesuai dengan

visi dan misi

GKJ Gk Yk.

2).Tersusun

jadwal kegiatan

dan konsep

perkunjungan di

Panti Wreda dan

Panti Asuhan.

3). Terhimpun

permasalahan

dan didapat

pilihan

pemecahannya.

√ √ √ √ 1). Telah dicetak Buku Pedoman

Layanan Bidang Diakonia.

2). Telah disusun jadwal kunjungan

Majelis Diaken ke Panti Wreda untuk

bulan Januari s.d Desember 2018.

3). Setiap permasalahan yang ditangani

Bidang Diakonia, selalu didapat

alternatif jalan.

2 Peningkatan

layanan

Bidang

Diakonia

Rapat Pleno

Bidang

Diakonia

Semua

Diaken /

Diakones

1.Dipahami dan

disepakati

bersama putusan

hasil rapat pleno

√ √ √ √ Diperoleh putusan yang menjadi

kewenangan Bidang Diakonia

130

Bidang Diakonia

2.Diperoleh

pilihan

pemecahan

masalah

√ √ √ √ Alternatif solusi yang menjadi

kewenangan Majelis Pleno.

BIDANG : DIAKONIA

KOMISI : PASTORAL

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pemeliharaan

iman

1).Perkunjun

gan kepada

warga

rimatan

Warga

rimatan

Penguatan iman

setelah mendapat

layanan

kunjungan

√ √ √ √ Setelah dikunjungi, warga tetap

bersemangat menjalani

kehidupannya.

2 Perkunjunga

n Kasih

Perkunjunga

n kepada

calon warga

rimatan

Warga

gereja yang

mengajuka

n

permohona

n menjadi

warga

rimatan

Hasil

perkunjungan

untuk

menetapkan

kelayakan

menjadi warga

rimatan

√ √ √ √ Dapat ditetapkannya warga rimatan

yang benar-benar memerlukan

santunan

Perkunjunga

n kepada

warga jemaat

yang sakit

Jemaat

yang

mondok di

rumah

sakit,

Penghiburan dan

penguatan iman

dalam masa sakit

√ √ √ √ Jemaat yang sedang sakit merasa

terhibur.

131

maupun

yang

dirawat di

rumah

sendiri,

sesuai

arahan

pihak

rumah sakit

3 Peningkatan

Pelayanan

Komisi

Pastoral

Rapat

Komisi

Anggota

Komisi

Pastoral

Program

terlaksana

dengan baik

√ √ √ √ Semua anggota komisi berperan aktif

Komunikasi

kegiatan

Anggota

Majelis

Diakonia

Komunikasi

berjalan baik,

anggota

berpartisipasi

dalam

perkunjungan

√ √ √ √ Informasi tersampaikan dan

ditindaklanjuti

BIDANG : DIAKONIA

KOMISI : BANTUAN DAN SANTUNAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Peningkatan

layanan

kepada

jemaat

a.Penyaluran

beras dan

santunan

lauk pauk

Warga

rimatan

beserta

keluarganya

Meningkatkan

kualitas hidup

√ √ √ √ Uang santunan dan beras tersalurkan

pada minggu pertama setiap bulan

132

warga

rimatan

b.Bantuan

biaya obat

yang tidak

ditanggung

BPJS

Warga

rimatan

beserta

keluarganya

Meringankan

biaya pengobatan

√ √ √ √ Uang bantuan obat diserahkan pada

kesempatan setelah kwitansi obat

ditunjukkan

c.Bantuan

sewa rumah

Warga

rimatan

Meringankan

biaya sewa

rumah

√ √ √ √ Uang bantuan sewa rumah dapat

diserahkan menjelang pembayaran

sewa rumah

d.Bantuan

biaya

pemakaman

Warga

rimatan

beserta

keluarganya

Meringankan

biaya

pemakaman

√ √ √ √ Biaya pemakaman warga rimatan

ditanggung oleh gereja

2 Peningkatan

pelayanan

Komisi

Rapat

Komisi

Anggota Semua anggota

komisi dapat

memberikan

saran untuk

peningkatan

layanan kepada

warga rimatan

√ √ √ √ Semua anggota Komisi dapat

menjalankan perannya di masing-

masing wilayah

BIDANG : DIAKONIA

KOMISI : TRANSFORMATIF DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI JEMAAT (PEJ)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Peningkatan

kemampuan

Memberikan

pinjaman

modal dan

Warga

produktif

Usahanya

berkembang

√ √ √ √ a.Usahanya menghasilkan

keuntungan;

133

dan

kesejahteraan

warga jemaat

pendampingan namun

kekurangan

modal

b.Pengembalian pinjaman lancar

Pelatihan

membatik

bagi warga

jemaat

Warga yang

berminat

dan masih

tenaga

produktif

a.Menciptakan

kemandirian

usaha;

b.Meningkatkan

penghasilan

warga

√ √ √ √ a.Dalam jangka waktu tertentu, sudah

dapat membatik yang hasilnya layak

dipasarkan;

b.Usahanya mandiri

Pembuatan

bak sampah

Warga

jemaat

khususnya

remaja dan

pemuda

Pengelolaan

sampah skala

gereja

√ √ √ √ Sampah tidak berserakan karena telah

dikelola dengan baik

2 Peningkatan

layanan

Komisi

Rapat

Koordinasi

Semua

anggota

Komisi

Koordinasi

jadwal layanan

dan bersinergi

dengan kegiatan

komisi dan

bidang lain

√ √ √ √ a.Tersusun jadwal kegiatan;

b.Adanya kebersamaan dalam

pelaksanaan kegiatan

Pembuatan

laporan

Anggota

komisi

Laporan tepat

waktu dan dapat

dipertanggung

jawabkan

Laporan dan kegiatan sesuai dengan

program

134

BIDANG : DIAKONIA

KOMISI : PANTI WREDHA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Peningkatan

kesejahteraan

jasmani

warga Panti

Wreda

Pengelolaan

gizi bagi

warga Panti

Wreda

Warga

Panti

Wreda

Kondisi jasmani

warga panti

senatiasa bugar

√ √ √ √ 1.Warga Panti Wreda sehat

2.Bahan makan yang diperlukan

tersedia

Pelayanan

kesehatan

warga Panti

Wreda

Warga

Panti

Wreda

Kesehatan tubuh

warga Panti

Wreda terjaga

√ √ √ √ 1.Warga Panti Wreda sehat

2.Perlengkapan perawatan kesehatan

cukup

Pemenuhan

kebutuhan

rumah

tangga Panti

Wreda

Warga

Panti

Wreda

Warga Panti

Wreda yang

terampil dapat

membuat taplak

meja

√ √ √ √ Warga Panti yang sehat tetap menjadi

waktu luang dengan membuat taplak

2 Peningkatan

kebersihan di

Panti Wreda

Pelayanan

kebersihan

rumah Panti

Wreda

rumah

Panti

Wreda

rumah Panti

bersih

√ √ √ √ rumah Panti bersih

3 Peningkatan

Layanan

Pamulasaran

Pelayanan

Pamulasaran

lengkap

Warga

Panti

Wreda

Pamulasara

jenazah

tertangani

√ √ √ √ Pamulasara jenazah tertangani dengan

cepat

135

BIDANG : DIAKONIA

KOMISI : SOSIAL

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Penyelenggara

an Hari Besar

Kristen dan

Hari Besar

Nasional

Bhakti Sosial

Paskah di

GKJ

Gondokusum

an

Yogyakarta

Warga

masyarakat

di sekitar

gereja, dan

warga

jemaat

Nilai Paskah

lebih dihayati

oleh Majelis

Diakonia

√ 1.Pelaksanaan berjalan lancar;

2.Peserta yang hadir datang dengan

antusias

Bhakti Sosial

HUT

Kemerdekaan

RI di luar

GKJ

Gondokusum

an

1).Warga

masyarakat

ditempat

tujuan

2).warga

Gereja

ditempat

tujuan

Terpeliharanya

rasa

kebersamaan

sesama warga

bangsa

√ Jumlah peserta dari warga masyarakat

lebih dominan daripada warga Gereja

Bhakti Sosial

HUT GKJ

Gondokusum

an

Yogyakarta

1). Warga

masyarakat

di sekitar

gereja

2). Warga

GKJ

Terpeliharanya

rasa ucap

syukur atas

anugerah Tuhan

√ Warga masyarakat yang dilayani turut

merasa senang menyambut bakti sosial

HUT GKJ Gondokusuman

136

Gondo-

kusuman

Natal

bersama

warga

rimatan dan

warga panti

Warga

Panti

Wreda, PA

Rekso

Putra pa/pi

dan warga

rimatan

Natal bersama

menjadi sarana

berkumpul

bersama saling

mengenal

√ Kehadiran warga yang diundang

sesuai target

2 Peningkatan

layanan komisi

Rapat

Internal

Komisi

Anggota

Komisi

Tersusunnya

jadwal dan

konsep bhaksos

√ √ √ √ Semua kegiatan berjalan lancar sesuai

program

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Koordinasi

dan

Administrasi

Bidang

PWG

Rapat

Bidang

Koordinasi

pelaksanaan

program

Program dan

kegiatan

terlaksana sesuai

rencana

√ √ √ √ Terkoordinasinya komisi-komisi yang

ada di bidang PWG

137

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : PENGADERAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Mendidik

kader-kader

gereja

berkualitas

dan

berkarakter

secara

terencana dan

berkesinambu

ngan

Penjaringan

bakal calon

pelayan

Gereja dan

penyusunan

Silabus

Warga

jemaat tiap

wilayah

Tersedianya

calon pelayan

Gereja

(kemajelisan,

pemuda,

organis, sekolah

minggu)

√ √ Mendapatkan 40 calon pelayan Gereja

2 Mendidik

kader-kader

gereja

berkualitas

dan

berkarakter

secara

terencana dan

berkesinambu

ngan

TOT

(Training Of

Trainers)

Warga

jemaat tiap

wilayah

Pemahaman

konsep

bergereja secara

holistik

√ Terbangunnya komitmen dan tekad

dalam pelayanan

3 Mendidik Pemantapan Warga Tersedianya √ Mendapatkan 40 pelayan Gereja

138

kader-kader

gereja

berkualitas

dan

berkarakter

secara

terencana dan

berkesinambu

ngan

dan

pengukuhan

komitmen

pelayanan

jemaat tiap

wilayah

pelayan Gereja

yang siap

melayani

4 Mendidik

kader-kader

gereja

berkualitas

dan

berkarakter

secara

terencana dan

berkesinambu

ngan

konsolidasi Koordinasi

Pelaksanaan

Program

Terjalin

kerjasama yang

baik

√ Konsolidasi antar Bidang dan Komisi

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : ANAK

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkatka

n kualitas

ibadah

Ibadah Anak Anak dan

Orangtua

serta Guru

Meningkatkan

kualitas Iman

Anak agar dapat

√ √ √ √ 1.Dapat berjalan selama 12x dalam 1

tahun

2.Banyak anak yang datang dengan

139

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa, dan akal

budi jemaat,

melalui

pembekalan

bagi

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili, dan

peningkatan

proses

persiapannya

Sekolah

Minggu

memahami dan

merasakan

secara langsung

kegiatan

beribadah

dalam gereja

target 70 anak

3. Anak-anak menjadi terbiasa dengan

tata ibadah

2 Meningkatka

n kualitas

ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa, dan akal

budi jemaat,

melalui

Ibadah

Paskah

Anak usia

Sekolah

Minggu dan

Guru

Sekolah

Minggu

Meningkatkan

kualitas Iman

Anak agar dapat

memahami

setiap event

Hari Raya,

terkhususnya

Paskah

√ 1.Dapat berjalan pada masa Pakah tahun

2018

2.Jumlah anak yang datang 120 anak

yang melibatkan SM Sentral maupun

wilayah

3.Anak dapat menghayati masa Paskah

140

pembekalan

bagi

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili, dan

peningkatan

proses

persiapannya

3 Meningkatka

n pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdayaa

n Jemaat,

Wilayah, dan

Sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinambu

ngan

SALIB

(Sekolah

Alkitab

Liburan)

Anak usia

Sekolah

Minggu dan

Guru

Sekolah

Minggu

Mengisi liburan

anak dengan

sesuatu yang

lebih

bermanfaat dan

dapat

meningkatkan

kualitas Iman

anak

√ 1. Dapat berjalan pada saat libur

kenaikan kelas tahun 2018

2. Dapat terlaksana dengan peserta 100

anak

3. Dapat mengisi liburan anak dengan

kegiatan yang positif

4. Dapat melibatkan wilayah maupun

sentral

4 Meningkatka LIVE IN Anak Terjalin √ 1. Dapat terlaksana setelah kegiatam

141

n pelayanan

dan

kerjasama

ekternal

sebagai

bentuk

pewartaan

keselamatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinambu

ngan

Sekolah

Minggu

kelas

sedang,

besar, dan

prarem

kerjasama yang

baik

SALIB 2018

2. Dapat melatih kemandirian anak

3. Dapat melatih kepekaan anak

terhadap lingkungan baru

4. Dapat terlaksana dengan peserta 60

anak (termasuk gereja tujuan)

5. Dapat meningkatkan pelayan dan

kerjasama

5 Meningkatka

n pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdayaa

n Jemaat,

Wilayah, dan

Sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

Latihan Soli

Gracia

Anak usia

Sekolah

Minggu

Anak dapat

mahir dalam

bernyanyi dan

berani tampil di

depan panggung

√ √ √ √ 1. Dapat terlaksana 48x dalam satu

tahun

2. Dihadiri oleh 30 anak

3. Anak menjadi lebih berani tampil

4. Anak dapat terlibat dalam pelayanan

menyanyi di gereja ataupun di gereja

lain

142

dan

berkesinambu

ngan

6 Meningkatka

n pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdayaa

n Jemaat,

Wilayah, dan

Sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinambu

ngan

Latihan Sola

Sonora

Anak usia

Sekolah

Minggu

kelas

besar/remaja

Anak dapat

mahir dalam

bernyanyi dan

berani tampil di

depan panggung

√ √ √ √ 1. Dapat terlaksana 48x dalam satu

tahun

2. Dihadiri oleh 30 anak

3. Anak menjadi lebih berani tampil

4. Anak dapat terlibat dalam pelayanan

menyanyi di gereja ataupun di gereja

lain

7 Meningkatka

n pelayanan

dan

kerjasama

ekternal

sebagai

bentuk

pewartaan

keselamatan

Wisata

Rohani /

Pelayanan di

luar gereja

PS Soli

Gracia

Anak yang

tergabung

dalam PS

Soli Gracia

Mahir

bernyanyi dan

melatih mental

anak

√ Anak-anak berani tampil mengisi

ibadah di luar lingkungan gereja GKJ

Gondokusuman

143

kepada setiap

orang secara

terencana

8 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas

dan

berkarakter

secara

terencana,

terstruktur,

dan

berkesinambu

ngan

Pembekalan

Guru

Sekolah

Minggu

Guru

Sekolah

Minggu

Wilayah dan

Sentral

Mendapatkan

pembekalan dan

pelatihan dalam

mengajar anak-

anak di Sekolah

Minggu dan

dapat sharing

pengalaman

√ Guru Sekolah Minggu mendapatkan

inovasi, inspirasi dalam mengajar dan

Guru Sekolah Minggu semakin

bertambah

9 Meningkatka

n kualitas

ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa, dan akal

budi jemaat,

melalui

pembekalan

bagi

pendukung

Pengadaan

Alat Bantu

Ajar

Sekolah

Minggu

Wilayah dan

Sentral

Guru

mempunyai

bahan ajar dan

alat bantu ajar

sehingga materi

yang

tersampaikan ke

anak menjadi

lebih menarik

dan

tersampaikan

√ √ √ √ Anak-anak memahami materi yang

disampaikan dan banyak anak datang

Sekolah Minggu untuk belajar firman

Tuhan

144

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili, dan

peningkatan

proses

persiapannya

10 Meningkatka

n pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdayaa

n Jemaat,

Wilayah, dan

Sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinambu

ngan

Natal Anak Anak usia

Sekolah

Minggu dan

Guru

Sekolah

Minggu

Meningkatkan

kualitas Iman

Anak agar dapat

memahami

setiap event

Hari Raya,

terkhususnya

Natal

√ Anak dapat menghayati makna Natal

11 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas

Persekutuan

Guru

Sekolah

Minggu

Guru

Sekolah

Minggu

Wilayah dan

Adanya suatu

wadah bagi

Guru Sekolah

Minggu untuk

√ √ √ √ Guru Sekolah Minggu mendapatkan

inovasi, inspirasi dalam mengajar dan

Guru Sekolah Minggu semakin

bertambah

145

dan

berkarakter

secara

terencana,

terstruktur,

dan

berkesinambu

ngan

Sentral dapat sharing

pengalaman

dalam

mengajar,

sehingga dapat

meningkatkan

kualitas

semangat dalam

berpelayan

12 Meningkatka

n pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdayaa

n Jemaat,

Wilayah, dan

Sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinambu

ngan

Rapat

Bulanan

Guru

Sekolah

Minggu

Wilayah,

Sentral, dan

Pengurus

Komisi

Adanya suatu

pertemuan

khusus antar

Guru Sekolah

Minggu dan

Pengurus

Komisi Anak

untuk

membahas

kegiatan yang

ada disetiap

wilayah ataupun

program Komisi

Anak

√ √ √ √ Dapat berjalan 12x dalam 1 tahun

13 Meningkatka

n pelayanan

dan

Tugas

keluar

Guru

Sekolah

Minggu

Dapat

memberikan

kontribusi dan

√ √ √ √ 1. Dapat berjalan tukar mengajar SM

antar klasis x dalam 1 tahun

2. Dapat berkontribusi dalam PGSM

146

kerjasama

ekternal

sebagai

bentuk

pewartaan

keselamatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinambu

ngan

Wilayah,

Sentral, dan

Pengurus

Komisi

eksistensi dalam

kegiatan-

kegiatan tukar

mengajar antar

gereja ataupun

dalam kegiatan

Klasis

klasis

14 Meningkatka

n pelayanan

dan

kerjasama

ekternal

sebagai

bentuk

pewartaan

keselamatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinambu

ngan

Lomba-

lomba

keluar

Anak-anak

Sekolah

Minggu dan

Guru

Pembimbing

Dapat melatih

anak, dan

menunjukkan

eksistensi dalam

setiap

perlombaan

(CTA)

√ Dapat mengikuti perlombaan yang

diadakan oleh instansi atau gereja lain

147

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : REMAJA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkatkan

kualitas

ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa, jemaat,

melalui

pelatihan dan

pembekalan

bagi

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili dan

peningkatan

proses.

Pendalaman

Alkitab

Anggota

komisi dan

remaja

wilayah-

wilayah

Saling

mengenal antar

anggota dan

mau untuk

berpelayanan di

Gereja.

√ √ √ √ Kehadiran remaja lebih dari 20 orang

dan ada perwakilan tiap wilayah.

2 Meningkatkan

kualitas

ibadah

Ibadah

Sabtu

Anggota

komisi yang

memiliki

Talenta dapat

tersalurkan serta

dapat

√ √ √ √ WL, singer dan pemusik berasal dari

Komisi Remaja

148

melalui

peningkatan

kesiapa hati,

jiwa dan akal

budi jemaat

melalui

pelatihan dan

pembekalan

bagi

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili dan

peningkatan

proses.

bakat dalam

bermain

musik

berpelayanan

3 Meningkatkan

pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdayaan

jemaat,

wilayah, dan

sektor yang

berkualitas

secara

Rapat BPH

Komisi

Remaja

Program yang

sudah

direncanakan

dapat terlaksana

√ √ √ √ Program semua program yang

dianggarkan dapat terlaksana dengan

baik

149

terencana,

terstruktur

dan berkesi-

nambungan.

4 Meningkatkan

pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdayaan

jemaat,

wilayah, dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan berkesi-

nambungan.

Olahraga

Ceria

Remaja

GKJ

Gondoku-

suman

Anggota remaja

menjadi lebih

aktif lagi

√ √ √ √ Mendapat anggota baru untuk

bergabung dengan Komisi Remaja`

5 Meningkatkan

kualitas

ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa, jemaat,

melalui

pelatihan dan

Ibadah

Padang

Remaja

GKJ

Gondkusu-

man

Bertambahnya

anggota Komisi

Remaja

√ Mendapat anggota atau teman baru

dan dapat mengikuti turnament atau

perlombaan dari kegiatan di luar

gereja.

150

pembekalan

bagi

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili dan

peningkatan

proses.

6 Meningkatkan

pelayanan dan

kerjasama

eksternal

sebagai irang

secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinam-

bungan.

Baksos Semua

anggota

remaja GKJ

Gondokus-

uman

Dapat berbagi

kasih dan

menambah

relasi hubungan

7 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat

wilayah, dan

Porseni

antar

wilayah.

Semua

jemaat GKJ

Gondokusu-

man

Terjalin

solidaritas antar

jemaat GKJ

Gondosuman.

√ Porseni antar wilayah (Lomba CTA

(anak), Solo song (anak), Lomba

Futsal (remaja dan pemuda), Lomba

Badminton (remaja dan pemuda),

Lomba Tarik Tambang (remaja dan

pemuda), Tenis Meja (remaja dan

pemuda), Pemanfaatan daur ulang

sampah (dewasa muda)), Lomba

Masak (Keluarga jemaat), Lomba

151

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur,

berke-

sinambungan.

miru jarik (ibu-ibu), Lomba baca

indah alkitab bahasa jawa (adiyuswo),

Lomba sepakbola terong (Dewasa

muda), Lomba make up pasangan

(keluarga), Lomba TTS (Adiyuswo).

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : PEMUDA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkatkan

kualitas

ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa, jemaat,

melalui

pelatihan dan

pembekalan

bagi

Persekutuan

pemuda dan

pemudi GKJ

Gondo-

kusuman

Pemuda

dan Pemudi

GKJ

Gondoku-

suman dan

secara

berkala

Persekutuan

Pemuda di

wilayah-

wilayah

Perskutuan

Alkitan untuk

pemuda

dan pemudi

gereja berjalan.

√ √ √ √ Terwujudnya PA Pemuda di Wilayah

152

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili dan

peningkatan

proses.

PA Klasis

Selatan

Pemuda

dan Pemudi

GKJ

Gondoku-

suman

Adanya pemuda

dan pemudi

GKJ Gondokus-

uman yang ikut

serta dalam PA

Klasis Selatan

√ √ √ √ Intensitas kehadiran pemuda GKJ

Gondokusuman di PA Klasis

Mengadakan

PA Klasis

Selatan

Pemuda

dan Pemudi

GKJ se

Klasis

Selatan

PA Klasis

Selatan yang

diadaka di GKJ

Gondokusuman

√ Terlaksananya PA Klasis Yogyakarta

selatan di GKJ Gondokusuman.

2 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinam-

bungan.

Kunjungan

Kasih

Warga

Jemaat

Gereja

Memberikan

semangat dan

berbagi rasa

√ √ √ √ Berbagi kasih, memberikan

penghiburan dan meningkatkan rasa

empati kepada pemuda.

3 Mendidik

kader-kader

Pelatihan

Pengemban-

Pemuda

dan Pemudi

Menggali

potensi diri

√ √ Meningkatnya kreatifitas pelayanan

pemuda

153

gereja yang

berkualitas

dan

berkarakter,

secara

terencana dan

terstruktur

gan diri GKJ

Gondo-

kusuman

pemuda dan

pemudi GKJ

Gondokusuman

4 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah, dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan berkesi-

nambungan.

Rapat Pemuda

dan Pemudi

GKJ

Gondo-

kusuman

Berjalanya

program kerja

Pemuda

√ √ √ √ Meningkatnya koordinasi dan

kekompakan pengurus Komisi

Pemuda.

5 Meningkat-

kan

Pelayanan

dan kerjasama

eksternal

sebagai

bentuk

Bakti Sosial Anak

Sekolah

Membantu

sesama dengan

memberikan

bantuan berupa

buku dan alat

tulis.

√ Terwujudnya bantuan alat tulis dan

buku

154

pewartaan

keselatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinam-

bungan

6 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas

dan berkarak-

ter, secara

terencana

terstruktur

dan berkesi-

nambungan

Regenerasi

KOMPA

dan

KOMPA

Pemuda

dan remaja

GKJ

Gondo-

kusuman

Bertambahnya

Pemuda dan

Pemudi GKJ

Gobdokusuman

√ Terbentuknya kader-kader baru yang

mau ikut berpelayanan (aktifis)

7 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

Badminton Pemuda

dan Remaja

GKJ

Gondo-

kusuman

Mempersiapkan

kader pemuda

yang berprestasi

dalam olahraga

bulutangkis

√ √ √ √ Meningkatnya minat dan bakat serta

berpartisipasi dalam kegiatan lomba-

lomba.

155

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : DEWASA MUDA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Sekertariat Surat

Menyurat

Ketertiban

administrasi

√ √ √ √ Administrasi terdokumentasi dengan

baik

2 Pembinaan

Iman

Anggora

Pemahaman

Alkitab 22

kali

pertemuan

Anggota

Komisi

Dewasa

Muda,

anggota

komisi dan

jemaat lain.

Peningkatan

Iman anggota

persekutuan

√ √ √ √ Anggota selalu hadir diharapkan ada

peningkatan jumlah anggota.

3 Peningkatan

relasi dan

Kesehatan

Senam

Aerobik 44

kali

pertemuan

IDEM Meningkatkan

relasi dan

kesehatan

√ √ √ √ Terlaksananya senam setiap minggu.

Peserta merasakan kebugaran jasmani.

4 Pembinaan

warga /

anggota

Kunjungan

Kasih

IDEM Keakraban dan

persaudaraan

antar anggota

√ √ √ √ Anggota KDM merasakan kasih

perhatian.

5 Peningkatan

Relasi dan

PA Padang

50 orang

IDEM Keakraban dan

persaudaraan

√ Terjadinya keakraban anggota KDM .

bertambahnya anggota baru

156

solidaristas antar anggota

6 Pengelolaan

Lingkungan

Gereja

Fasilitasi

Sarana dan

Prasarana

Gereja

Lingkungan

Gereja

Kebersihan dan

Keindahan

Lingkungan

dalam rangka

menuju Gereja

Berwawasan

Lingkungan

√ √ √ √ Jemaat diajak menjaga kebersihan

Gereja serta mewujudkan Gereja yang

berwawasan.

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : PEMBERDAYAAN KELUARGA (PKM MURAKABI)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah, dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

Melengkapi

kebutuhan

administrasi

Keluarga Perekaman data

dan surat

menyurat lacar

√ √ √ √ Kelancaran administrasi

157

terstruktur

dan berkesi-

nambungan.

2 Meningkatkan

kualitas

ibadah

melalui

peningkatan

kesiapa hati,

jiwa dan akal

budi jemaat

melalui

pelatihan dan

pembekalan

bagi

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili dan

peningkatan

proses.

PA Rutin Semua

anggota

PKM

Murakabi

& Keluarga

Muda di

lingkungan

GKJ

Gondokus-

uman

Membina iman

anggotan

persekutuan.

√ √ √ √ Pembinaan iman & pelayanan semakin

baik.

PA

Gabungan

Semua

anggota

PKM

Murakabi

& Keluarga

Muda dari

Gereja lain.

Menjalin

komunikasi

antar gereja,

khususnya

keluarga muda.

√ √ √ √ Terjalin komunikasi yang baik antar

keluarga

3 Meningkatkan

pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

Rapat

pengurus

triwulan

Pengurus

dan

anggota

Konsolidasi &

evaluasi

kegiatan

√ √ √ Ada tema baru per triwulan.

158

an jemaat

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur

dan

berkesinam-

bungan

4 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas

dan berkarak-

ter, secara

terencana

terstruktur

dan berkesi-

nambungan

Retreat

Keluarga

Muda

Keluarga

Muda GKJ

Gondoku-

suman

Keakraban dan

regenerasi

√ Bertambahnya anggota baru yang

berpotensi menjadi pengurus

Family

Gathering

Murakabi &

Jemaat

dalam

rangka

menyambut

17 Agustus

Semua

anggota

PKM

Murakabi

dan jemaat

Keakraban antar

anggota

keluarga

√ Terjalin komunikasi, keakraban dan

kerjasama.

159

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : WARGA DEWASA WANITA JEMAAT (KWDWJ)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Persekutuan

Doa awal

tahun

Ibu-ibu

wilayah di

GKJ

Gondo-

kusuman

Ibu-ibu usia 40-

60 tahu untuk

mau melayani

dan berperan

aktif baik di

wilayah

KWDWJ

√ Dihadiri 80 orang.

2 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

PA

Gabungan

Ibu-ibu

wilayah di

GKJ

Gondo-

kusuman

Keakraban dan

saling mengenal

√ Dihadiri 80 orang

160

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

3 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

CTA Ibu-ibu

wilayah di

GKJ

Gondo-

kusuman

Ibu-ibu mampu

belajar sejarak

kitab suci

4 Meningkat-

kan pelayanan

eksternal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

Wisata

Rohani

Warga

Dewasa

GKJ

Gondoku-

suman

Mampu

meningkatkan

kepedulian

kepada sesama

dan terjalin

keakraban

√ Diikuti 100 orang

161

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

5 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Persekutuan

Doa tutup

tahun

Ibu-ibu

warga GKJ

Gondoku-

suman

Ibu-ibu usia 40-

60 tahun mau

melayani dan

berperan aktif

baik di wilayah

KWDWJ

√ Dihadiri 80 orang

6 Meningkatkan

kualitas

ibadah

melalui

peningkatan

kesiapa hati,

jiwa dan akal

budi jemaat

melalui

Paduan

Suara

Ibu-ibu

anggota

KWDWJ

di wilayah

GKJ

Gondokus-

uman

Terbentuk 1

team paduan

suara ibu-ibu

√ √ √ √ Terbentuk 1 team paduan suara yang

solid dan mampu bernyanyi dengan

baik dan benar

162

pelatihan dan

pembekalan

bagi

pendukung

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili dan

peningkatan

proses.

7 Meningkat-

kan pelayanan

eksternal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Persekutuan

Doa di Panti

Wreda

Hanna

Oma-oma

tinggal di

Pantri

Wredha

Hanna

Oma-oma

terhibur dan

dikuatkan

imanya

√ √ Oma-oma terhibur dan bersemangat

ikut PD

8 Meningkat-

kan pelayanan

eksternal

dengan

orientasi

Rapat Rutin

Pengurus

Komisi

Warga

Dewasa

Pengurus

KWDWJ

Sie

Hubungan

Luar

√ √ √ √ Kegiatan di KWD Klasis Selatan

tersampaikan di KWDWJ

163

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Klasis

selatan

Yogyakarta

selatan

9 Meningkat-

kan pelayanan

eksternal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Baksos

KWD Klasis

Yogayakarta

Selatan

BPH

KWDWJ

Kerjasama

Penguru

KWDWJ dan

pengurus KWD

Klasis

Yogyakarta

Selatan

√ Terjalin kerjasama yang baik antara

pengurus KWDWJ dengan pengurus

KWD Klasis Yogyakarta Selatan

dalam kegiatan Bersama

10 Meningkat-

kan pelayanan

eksternal

dengan

orientasi

program

Rapat Kerja

KWD Klasis

Yogyakarta

Selatan

BPH

KWDWJ

Informasi

program dan

kegiatan KWD

se Klasis

Yogyakarta

Selatan

√ Mampu membuat kegiatan bersama

164

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

11 Meningkat-

kan pelayanan

eksternal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

PDWO

Hanna

Ibu-ibu

anggota

KWDWJ

GKJ

Gondoku-

suman

Kebersamaan

dan mengenal

ibu-ibu gereja

lain.

√ √ √ √ Tiap wilayah terwakili dalam setiap

PWDO Hanna yang diadakan.

12 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

Ibu-ibu

anggota

KWDWJ

yang sakit

Yang sakit

segera sembuh,

yang berduka

terhibur

√ √ √ √ Yang sakit semangat yang berduka

mampu bersyukur.

165

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

13 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Kunjungan

Kasih

Mantan

Pengurus

KWDWJ

Mampu

memnyemangati

√ Yang dikunjungi merasa diperhatikan

14 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

Kunjungan

kasih

Keluarga

Pendeta

Keluarga

Pendeta

Emiritus

dan

Pendeta

aktif

Terwujud

Kepedulian dan

perhatian

kepada gembala

Gereja

√ √ Keluarga yang dikunjugi merasa

diperhatikan.

166

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

15 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Rapat

Pengurus

KWDWJ

Pengurus

KWDWJ

Mampu

menyusun

program dan

anggaran

tahunan

√ √ Tersusun program dan anggaran dan

terjalin kerjasama yang baik antar

pengurus

16 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

Rapat BPH

KWDWJ

BPH

KWDWJ

Komunikasi √ √ Komunikasi antar BPH lancar

167

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

17 Meningkat-

kan pelayanan

internal

dengan

orientasi

program

pemberdaya-

an jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana dan

terstruktur.

Sekretariat Sekertaris

KWDWJ

Tertib

Administrasi

√ √ √ √ Surat menyuraat dan laporan-laporan

tersusun dengan baik dan lancar

18 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas

dan berkarak-

ter, secara

terencana

terstruktur

dan berkesi-

nambungan

Belajar

merangkai

bunga

Ibu-ibu

anggota

KWDWJ

√ √ √ √ Ada petugas merangkai bunga mimbar

dari wilayah

168

19 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas

dan berkarak-

ter, secara

terencana

terstruktur

dan berkesi-

nambungan

Belajar

membuat

roti kering

Ibu-ibu

anggota

KWDWJ

Membantu

peningkatan

ekonomi warga

jemaat

√ √ √ √ Ibu-ibu mampu membuat roti kering

untuk sendiri atau dijual.

BIDANG : PEMBINAAN WARGA GEREJA (PWG)

KOMISI : ADIYUSWO

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkatkan

pelayanan

internal dengan

orientasi

program

pemberdayaan

jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

Koordinasi

antar seksi

untuk

evaluasi

kegiatan

yang

terlaksana

dan

kesiapan

pelaksanaan

program

Kegiatan para

pengurus

terkoordinasi

dengan baik dan

program dapat

terlaksana

dengan lancar

√ √ √ √ Pelaksanaan kegiatan lancar sesuai

rencana program

169

terencana dan

terstruktur

yang akan

datang

2 Meningkatkan

pelayanan

internal dengan

orientasi

program

pemberdayaan

jemaat,

wilayah, dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan.

Siraman

rohani dan

senam

kesegaran

jasmani.

Direncanakan

45. Peserta

rata-rata 60

orang

Pelayanan

firman oleh

pendeta

terjadwal

Penguatan iman

oleh pendeta

terjadwal

√ √ √ √ Kehadiran warga semakin meningkat

dan lebih proaktif dalam pendalaman

firman

3 Meningkatkan

kualitas ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa dan akal

budi jemaat,

melalui

pelatihan dan

pembekalan

bagi

pendukung

Paduan suara

“Ambangse”

rata-rata

hadir 30

orang

Latihan 50

kali,

pengisian

ibadah 15

kali

Meningkatkan

pelayanan

melalui pujian

dalam

persekutuan

√ √ √ √ Kesadaran memuliakan Tuhan

melalui paduan suara semakin

meningkat

HUT PS

Adiyuswo

150 orang

Memperkuat

persekutuan dan

iman warga

Adiyuswo

dalam ibadah

syukur

170

ibadah,

peningkatan

kapasitas

homili

4 Meningkatkan

pelayanan dan

kerjasama

eksternal

sebagai bentuk

pewartaan

keselamatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

Program

sinode

Ibadah

HUT PAS

Adiyuswo

Sinode dan

Komisi

Adiyuswo

GKJ

Gondokusu

man, 200

peserta dan

undangan

Meningkatkan

persekutuan

iman warga

Adiyuswo

dalam ibadah

syukur atas

tumbuh

kembangnya

wadah kegiatan

Adiyuswo

berupa

Paguyuban

√ Jaringan iman dan kerukunan antar

gereja semakin berkembang dan erat.

Serta mempertahankan kesadaran

berbangsa

Peringatan

Hari Raya

Paskah dan

HUT

Lansia

Nasional

tanggal 29

April 2017

Memperkuat

persekutuan

antar gereja-

gereja Rayon

Klasis.

Diadakan di

Glagah, GKJ

Temon

5 Meningkatkan

pelayanan dan

kerjasama

eksternal

sebagai bentuk

Program

Klasis

Yogyakarta

Selatan

HUT

Adiyuswo

peserta 50

orang

Meningkatkan

persekutuan

iman warga

Adiyuswo

Gereja-gereja se

√ Memperluas dan mempererat

persekutuan iman warga serta

meningkatkan kesadaran berbangsa

171

perwartaan

keselamatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

klasis

6 Meningkatkan

pelayanan dan

kerjasama

eksternal

sebagai bentuk

perwartaan

keselamatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

Ibadah

HUT RI

Klasis

Yogyakarta

Selatan

Kesadaran

kebangsaan dan

ibadah syukur

warga

Adiyuswo

Gereja se Klasis

7 Meningkatkan

pelayanan dan

kerjasama

eksternal

sebagai bentuk

perwartaan

keselamatan

kepada setiap

Iuran

tahunan

Kebersamaan

dengan GKJ

lain, kontribusi

untuk

kebutuhan

Komisi

Adiyuswo

Klasis

Partisipasi atas kebutuhan Komisi

Adiyuswo Klasis

172

orang secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

8 Meningkatkan

pelayanan dan

kerjasama

eksternal

sebagai bentuk

perwartaan

keselamatan

kepada setiap

orang secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

Wisata

Rohani/

Anjangsana

dan

Penyegaran

Kunjungan

ke GKJ

atau GKJW

lainnya dan

peningkatan

wawasan,

peserta 100

orang

Memperluas

jaringan

persekutuan dan

menambah

wawasan

keindahan alam

√ Kesegaran iman dan kesegaran jiwa

serta menambah pengetahuan

9 Meningkatkan

pelayanan

internal dengan

orientasi

program

pemberdayaan

jemaat,

wilayah dan

sektor yang

berkualitas

secara

Kunjungan

kasih

Mengunjun

gi warga

Adiyuswo

yang sakit

Direncanakan

24 kunjungan

√ √ √ √

173

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

10 Meningkatkan

pelayanan

internal dengan

orientasi

program

pemberdayaan

jemaat,

wilayah, dan

sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

Penyuluhan

kesehatan

Warga

Adiyuswo

Database

kesehatan

warga

Adiyuswo

√ √ √ √ Seluruh warga Adiyuswo paham dan

melaksanakan pola hidup sehat

174

BIDANG : SARANA DAN PRASARANA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Koordinasi

Bidang dan

Komisi

Rapat

Bidang dan

Komisi

selama 7

kali setahun

Jemaat GKJ

Gondokusu

man

Seluruh

kegiatan untuk

gereja dan

jemaat dapat

terlaksana

√ √ √ √ Seluruh lingkungan gereja, gedung gereja

dan rumah-rumah pendeta dan pendeta

emiritus serta tempat seperti Panti

Asuhan dan Panti Wredha

BIDANG : SARANA DAN PRASARANA

KOMISI : KOMISI PEMBANGUNAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pembangun

an prasarana

fisik

Pembangunan

rumah pastori

berupa

bangunan 1

(satu) lantai

di kompleks

Panti Asuhan

Reksa Bagian

Putra

Rumah

pastori

dapat

dibangun

sebagian

menggunak

an

bongkaran

bangunan

Dapat tersedia

tempat tinggal

pendeta yang

representatif

√ √ √ Tersedia rumah pastori, walaupun

dengan proses yang masih panjang

175

di belakang

gereja

BIDANG : SARANA DAN PRASARANA

KOMISI : PEMELIHARAAN DAN INVENTARIS

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pemeliharaan

gedung dan

lingkungan

gereja

Perbaikan Komponen

gedung

gereja dan

lingkungan

yang rusak

Terawat √ √ √ √

Perbaikan

kursi

Kursi rotan

gedung

gereja 25

plong

Nyaman

digunakan

Pengecetan

tembok luar

gedung

gereja

Gedung

gereja

bagian luar

kurang

lebih

500M2

Rapi dan bersih

2 Pemeliharaan

Taman

Getsemani

Honor

penata

taman 2

orang

Kesejahtera

an

Kinerja baik √ √ √ √

176

Pembelian

pupuk 2 zak

Taman

gereja

Tanaman subur √ √

Pembelian

peralatan

taman

(gunting)

Tambah

peralatan

Menunjang

perawatan

3 Perawatan

pastori

Perbaikan

dan

perawatan 6

pastori

Pastori dan

lingkungan

nya

Banguna awet,

nyaman

ditempati

√ √ √ √

4 Perawatan

rumah

pendeta

emiritus

Perawatan

rumah

pendeta

emiritus 4

orang

Bantuan

untuk

perawatan

Bangunan

nyaman

√ √ √ √

5 Administrasi,

rapat dan dana

sosial

Rapat

komisi

Anggota

Komisi

√ √ √ √

Ballpoint 2

dus, buku

folio 2 buah

Kelancaran

kerja

Pengarsipan

baik

Dana sosial Bantuan

untuk

penata

taman yang

sakit

Tali Asih

Fotocopy Data

pembelian

dan laporan

Laporan

tersusun rapi

dan lancar

√ √ √ √

6 Kerja Bakti Pembersihan Lingkunga Bersih dan

177

lingkungan

gereja

n sekitar

gereja dan

belakang

gereja

nyaman

BIDANG : SARANA DAN PRASARANA

KOMISI : KOMISI PENGADAN BARANG DAN JASA

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pengadaan

barang dan

jasa yang

berkatan

dengan

Peningkatan

KualitasPelaya

nan dan

Peningkatan

Ibadah.

Pengadaan

barang dan

jasa yang

berkaitan

dengan

pelayanan

dalam

Pelayanan

Ibadah,

Pelayanan

Kematian,

dll.

Kerinduan

jemaat secara

keseluruhan

untuk

mendapatkan

pelayanan

terkait dengan

kehidupan

beragama dapat

terpenuhi.

Missal dalam

pelayanan

kematian.

Merasa satu

tubuh dalam

GKJ

Gondokusuman,

jemaat menjadi

semakin

partisipatif

dalam

kehidupan

bergereja.

√ √ √ √ Secara bertahap suatu tujuan yang

berkaitan untuk peningkatan

kualitas pelayanan dapat

direalisasikan dengan benar.

178

BIDANG : KEHARTAAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Melakukan

Rapat

Koordinasi

secara

berkala di

intern

Bidang

Kehartaan.

Dilakukan

setiap 3 bulan

sekali:

a) menyusun

materi rapat

b)

melaksanakan

hasil

keputusan

rapat dengan

konsekuen

dan

ditetapkan

c)

menyediakan

konsumsi

untuk

Adanya

koordnasi

yang baik

dalam

menjalankan

tugas tugas

dibidang

kehartaan

Dapat

menyajikan

berbagai produk

kerja yang

dihasilkan

Bidang

Kehartaan

dengan cepat

dan akurat

sesuai yang

diharapkan

Majelis GKJ

√ √ √ √ a)tersedianya berbagai

informasi/laporan yang disajikan oleh

Bidang Kehartaan dengan cepat dan

akurat.

b)merealisasikan yang direncanakan.

179

kegiatan rapat

koordinasi

dengan biaya

sesuai daftar

BIDANG : KEHARTAAN

KOMISI : KAS/KEUANGAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkatkan

kualitas

penghitungan

ulang

persembahan

baik dari segi

administrasi

pencatatan

serta

kecocokan

jumlah

nomina

a. Melakuka

n evaluasi

atas

formulir-

formulir

penghitun

gan ulang.

Maupun

berbagai

formulir

pencatatan

secara

Tercapainya

kualitas

penghitungan

ulang

persembahan

dengan hasil

yang akurat

dan tepat

waktu.

Hasil

penghitungan

ulang

persembahan,

pada hari yang

sama dapat

langsung

disetorkan ke

bank.

√ √ √ √ Setiap melakukan penghitungan ulang

tidak terjadi perbedaan jumlah

persembahan dengan angka yang

tertera dalam catatan baik secara

manual maupun komputer, dan dapat

disetor ke Bank secepat mungkin

sehingga uang tidak menginap di

brangkas.

180

persembahan

catatannya.

manual,

guna

penyempu

rnaan.

b. Membuat

aplikasi

sistem

komputer

untuk

mencatat

hasil

penghitun

gan ulang

c. Menyedia

kan

konsumsi

untuk

kegiatan

penghitun

gan ulang,

dengan

biaya

sesuai

daftar

181

rincian

terlampir.

BIDANG : KEHARTAAN

KOMISI : PEMBUKUAN/AKUNTANSI

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Melanjutka

n kerjasama

yang telah

dirintis

dengan

pihak

Fakultas

Tehnik

Informatika

UKDW

Yogyakarta

untuk

menyelesaik

an

a. Membuat

kesepakatan

baru (Mou)

dengan

pihak

UKDW

untuk

melanjutka

n kerjasama

b. Melakukan

rapat

koordinasi

secara

berkala

Tersedianya

Sistem

Aplikasi

Pembukuan

yang dapat

memenuhi

kebutuhan

informasi

keuangan

pada masa

kini.

Menghasilkan

laporan

keuangan yang

sesuai dengan

prosedur

standart

akuntansi masa

kini

√ √ √ √ Program aplikasi dapat diterapkan

paling lambat pada akhir Desember

2018 dengan tanpa adanya kendala.

182

pembangun

an Sistem

Aplikasi

Akuntansi

Keuangan

GKJ.

(setiap 3

bulan

sekali)

dengan

pihak

UKDW

c. Melakukan

evaluasi

atas

program

aplikasi dan

data-data

yang di

entri ke

dalam

program

d. Mengadaka

n konsumsi

rapat

koordinasi.

183

BADAN : BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP4)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Umum Melaksanakan

tugas rutin BP-

4 tiap tahun,

yaitu :

Kehidupan

bergereja yang

didukung oleh

organisasi

gereja yang

terdiri atas

majelis, BPM,

Pengurus

sektor/wilayah

dan jemaat

dapat

merealisasikan

visi dan misinya

Visi dan Misi GKJ Gondokusuman

dapat direalisasikan sebagai gerakan

Sosialisasi

BAKJ tahun

berjalan

Majelis

pendamping

Penyusunan

BAKJ tahun

sebelumnya

Penyusunan

laporan

pelaksanaan

Pelaksanaan

SMGI dan

penyusunan

Akta

Majelis,BP

M,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Pra Raker, Majelis, √

184

penyelarasan

program

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

Raker Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Penyusunan

BAKJ tahun

yang akan

datang

Penyusunan

rencana

program

dan

anggaran

√ √

2 Koordinasi

dan

Administrasi

Rapat

koordinasi :

koordinasi

dengan komisi

di dalam BP-4

Pengurus

Bidang dan

Komisi

Program umum

dan kegiatan

BP-4 terlaksana

dengan baik

Membuat langkah-langkah sehingga

semua terlaksana sesuai rencana

(terutama dalam hal schedule) dan

dapat mengikutsertakan semua pihak

Koordinasi

dengan MPH,

Bidang/Komisi

lain

Tercapai

kesepahama

n

185

BADAN :BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP4)

KOMISI : PERENCANAAN PROGRAM

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Umum Melaksanakan

tugas rutin BP-

4 tiap tahun

yaitu :

Koordinasi

pelaksanaan

program

Kehidupan

bergereja yang

didukung oleh

organisasi

gereja yang

terdiri atas

majelis, BPM,

Pengurus

Sektor/ Wilayah

dan jemaat

dapat

merealisasikan

Visi dan

Misinya

Visi dan Misi GKJ Gondokusuman

dapat direalisasikan sebagai gerakan

Sosialisasi

BAKJ tahun

berjalan

Majelis,

Majelis

Pendamping

Penyusunan

BAKJ tahun

sebelumnya

Penyusunan

Laporan

pelaksanaan

Pelaksanaan

SMGT dan

penyusunan

Akta

Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Pra Raker,

penyelarasan

program

Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

Raker Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Penyusunan Penyusunan √ √

186

BAKJ tahun

yang akan

datang

rencana

program

2 Perencanaan

program

Melaksanakan

hal-hal yang

terkait dengan

perencanaan

program :

a. Sosialisasi

BAKJ

Majelis dan

BPM

Rencana

program dapat

segera

direalisasikan

dan dalam

penyusunan

untuk tahun

yang akan

datang

√ Program dalam BAKJ terlaksana sesuai

rencana dan untuk tahun berikutnya

rencana program tersusun lebih baik

b. Membantu

bidang/kom

isi dalam

penyusunan

rencana

program

saat Pra

Raker dan

Raker

Majelis dan

BPM

3 Koordinasi

penyusunan

rencana

anggaran

Koordinasi

dengan

Bidang/Komisi

dalam hal

besaran

anggaran

Majelis dan

BPM

Pemanfaatan

anggaran

optimal

Masalah dapat diselesaikan dengan

baik

187

BADAN : BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP4)

KOMISI : PENGENDALIAN PROGRAM

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Umum Melaksanakan

tugas rutin BP-

4 tiap tahun

yaitu :

Koordinasi

pelaksanaan

program

Kehidupan

bergereja yang

didukung oleh

organisasi

gereja yang

terdiri atas

majelis, BPM,

Pengurus

Sektor/ Wilayah

dan jemaat

dapat

merealisasikan

Visi dan

Misinya

Visi dan Misi GKJ Gondokusuman

dapat direalisasikan sebagai gerakan

Sosialisasi

BAKJ tahun

berjalan

Majelis,

Majelis

Pendamping

Penyusunan

BAKJ tahun

sebelumnya

Penyusunan

Laporan

pelaksanaan

Pelaksanaan

SMGT dan

penyusunan

Akta

Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Pra Raker,

penyelarasan

program

Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

Raker Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Penyusunan Penyusunan √ √

188

BAKJ tahun

yang akan

datang

rencana

program

2 Pengendalia

n program

Pengendalian

program :

1. Memeriksa

pengajuan

anggaran

2. Memeriksa

LPJ

3. Membantu

mengarahk

an

perubahan/

penyesuaia

n anggaran

BPM,

Wilayah

√ √ √ √ Program dapat direalisasikan sesuai

rencana atau perubahannya serta

Laporan Pertanggung Jawaban disusun

dengan baik dan benar

3 Koordinasi

pengendalia

n program

Koordinasi

dengan

Bidang/Komisi

dalam hal

pengendalian

BPM,

Wilayah

Pengendalian

program

terlaksana baik

√ √ √ Masalah dapat diselesaikan dengan

baik

189

BADAN : BADAN PERENCANAAN PROGRAM, PENGENDALIAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (BP-4)

KOMISI : PENELITIAN, PENGEMBANGAN DAN EVALUASI

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Umum Melaksanakan

tugas rutin BP-

4 tiap tahun

yaitu :

Koordinasi

pelaksanaan

program

Kehidupan

bergereja yang

didukung oleh

organisasi

gereja yang

terdiri atas

majelis, BPM,

Pengurus

Sektor/ Wilayah

dan jemaat

dapat

merealisasikan

Visi dan

Misinya

Visi dan Misi GKJ Gondokusuman

dapat direalisasikan sebagai gerakan di

tengah pelayanan

Sosialisasi

BAKJ tahun

berjalan

Majelis,

Majelis

Pendamping

Penyusunan

BAKJ tahun

sebelumnya

Penyusunan

Laporan

pelaksanaan

Pelaksanaan

SMGT dan

penyusunan

Akta

Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Pra Raker,

penyelarasan

program

Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

Raker Majelis,

BPM,

Sektor/Wil,

Jemaat

√ √

Penyusunan Penyusunan √ √

190

BAKJ tahun

yang akan

datang

rencana

program

2 Penelitian

dan

pengemban

gan

Penelitian

tentang sektor

dan wilayah

atau yang lain

Koordinasi di

sektor dan

wilayah

terlaksana

dengan baik

√ √ Kegiatan dapat lebih ditingkatkan

3 Evaluasi Evaluasi

pelaksanaan

program/

kegiatan

bidang/komisi

Dapat memberi

masukan bagi

bidang/komisi

√ √ √ Bidang/komisi memperoleh masukan

BADAN ADHOC : TIM PENGEMBANGAN SARANA FISIK SEABAD GKJ GONDOKUSUMAN

Issue Strategy : Peningkatan Kemampuan Keuangan dan Sarana Prasarana Gereja

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pembangunan

Gedung

Pertemuan dan

1. Pengurusa

n IMB ke

Dinas

Dinas

Perizinan

Izin IMB dari

PEMKOT

√ Diperolehnya surat IMB

191

Kantor Gereja

Tahap

Pertama. I

Perizinan

pemkot

PEMKOT

2. Pengurusa

n

Andalalin

pra IMB

Jalan Depan

Gereja

Persetujuan

andalalin

Andalalin memenuhi syarat untuk IMB

3. Penyiapan

jalan

masuk

proyek

Sewa tanah

warga yang

dilewati

menuju

proyek

Ada

kesepakatan

dengan pemilik

tanah

√ Akses jalan bisa dilewati kendaraan

proyek

4. Sosialisasi

kepada

warga

jemaat

lewat

kegiatan

wilayah

dengan

asumsi

IMB

sudah

keluar

Warga

jemaat gKJ

gondokusu

man

Dukungan

moral dan

finansial dari

warga jemaat

√ √ √ √ Partisipasi janji iman berhasil dan

meningkat

192

5. Sosialisasi

kepada

alumni/do

natur

Alumni

GKJ

Gondokusu

man

Dukungan dana √ √

6. Pembangu

nan

struktur

kolom,

basemen

dan dasar

lantai satu

(40x18)

Pembangun

an Tahap I

(BASEME

N)

Struktur

bangunan, lantai

basemen, lantai

satu dan kolom

√ √ √ Berdirinya struktur kolom, bangunan,

baseman dan dasar lantai satu (40x18)

7. Koordinas

i

1. Tim

pelaksan

aan +

pleno

total 60

orang

2. koordina

si

Terjadi

koordinasi

√ √ Operasional lancar

193

BIDANG : BADAN PEMELIHARAAN IMAN, PASTORAL dan KONSELING (BPIPK)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN

KEBERHASILAN

I II III IV

1 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas

dan

berkarakter

Teknologi

jemaat

(katekisasi

sidi dan

baptis

dewasa,s erta

setiap orang

yang

berminat)

Warga yang

mempersiapkan

diri untuk sidi

dan baptis

dewasa, serta

setiap orang

yang berminat

Peserta

mendapatkan

penegetahuan

mengenai dasar-

dasar iman Kristen,

Pokok-pokok

ajaran KGKJ, Tata

Gereja dan Tata

Laksana GKJ,

sejarah gereja,

sikap dalam hidup

sehari-hari sebagai

orang percaya dan

√ √ √ √ Peserta menyatakan percaya

(sidi) atau menerima

sakramen baptis dan terlibat

dalam kehidupan/kegiatan

gereja.

Pembinaan

majelis

Anggoa majelis Majelis

mendapatkan bekal

dan penegetahuan

untuk

melaksanakan tugas

pelayanan

√ √ √ √ Majelis mengetahui dasar-

dasar tugas pelayanan serta

melakukan tugas sesuai

dengan pedoman pelayanan

yang ada.

Pengedaran

kategorial

Komisi, bidang

dan warga

gereja

Memunculkan

pelayanan-

pelayanan baru

dalam komisi,

√ √ Regenerasi berjalan dengan

baik, ada orang yang bersedia

melayani sebagai pemgurus

dan pelaksana kegiatan

194

bidang dan warga

gereja

komisi-komisi bidang PWG

Pengaderan

majelis

Komisi

Pengaderan

dan warga

gereja

Warga gereja

mendapat bekal

mengenai

kemajelisan dan

bersedia menjadi

anggota majelis

√ √

Teologi

untuk jemaat

(TUJ) khusus

3x pertemuan

dalam

setahun,

bekerjasama

dengan

komisi PI

Warga jemat,

Majelis

sebanyak 50

orang

Warga jemaat

mengenai

pengantar PL / PB

√ √ Pelatihan terselenggara

Kehadiran 35 orang setiap

sesi.

2 Menungkatkan

kulaitas

ibadah melalui

beragam

kegiatan

dalam

kehidupan

sehari-hari

Penyediaan

materi PA

dengan tema:

“Tokoh

Alkitab”

Kelompok PA

di wilayah-

wilayah

Kelompok PA

memiliki materi PA

untuk digunakan

√ Buku materi PA diterbitkan

pada bulan Januari dan

digunakan oleh setiap

kelompok PA di wilayah-

wilayah GKJ

Pertemuan

Pendeta

(ministeriun)

Pendeta aktif Ada persiapan ayat

dan tema khotbah,

agris besar isi

khotbah, materi

sarasehan, dan hal-

hal lain berkaitan

dengan kegiatan

√ √ √ √ Materi dan kegiatan

pelayanan terkoordinasi

dengan baik dan kolegialitas

antar pendeta semakin erat

195

Persiapan

mengajar

sekolah

minggu

Guru sekolah

minggu

Guru sekolah

minggu siap dengan

materi pegajaran

√ √ √ √ Guru sekolah minggu

mengajar sesuai dengan

materi

Kelas Alkitab Seluruh Warga

Jemaat

Warga jemaat

mendapatkan

pengetahuan

mengenai Alkitab

dan kisah-kisah

didalamnya,

sehingga menjadi

bekal bagi

kehidupan sehari-

hari

√ √ √ √ Warga jemaat bisa

menerangkan bagian-bagian

Alkitab jika ditanya oleh

orang lain

Natal dan Tahun

Baru

Lomba membuat

doa

√ √ √ Dalam rangka peringatan

Paskah

Surat orang tua ke

anak (dan

sebaliknya)

√ √ √

Cerita

Alkitab untuk

anak

(CERIAA)

Warga Gereja

usia 7-12 tahun

Anak-anak

mendapatkan beal

kisah-kisah dari

Alkitab

√ √ √ √ Anak-anak bisa menceritakan

ulang kisah Alkitab yang

sudah ada

3 Meningkatkan

pelayanan

kedalam dan

keluar yang

Sarasehan di

wilayah-

wilayah

Warga Gereja Warga

mendaptakna

pengetahuan

mengenai topik-

√ √ √ √ BPIPK menyiapkan topik

sarasehan setiap bulan pada

minggu ke dua. Wilayah

diberi kebebasan memilih

196

berkualitas topik tertentu bulan tertentu untuk

mengadakan sarasehan.

Mengikuti

seminr, bedah

buku, dan

pembinaan-

pembinaan

yang lain

Pendeta atau

warga/majelis

gereja sesuai

dengan materi

pembinaan

yang ada

Utusan

menadaptkan

wawasan abru yang

dapat

diimplementasikan

dalam kehidupan

beregereja.

√ √ √ √ Membagikan wawasan yang

telah didapatka, baik melalui

sidang majelis, perteuan

pendeta, warta jemaat (dan

atau buletin), dan sarasehan

Seminar Warga gereja Warga

mendapatkan

wawasan baru

tentang topik aktual

√ Seminar terlaksana sekali

setahun, beerja sama dengan

bidang/komisi yang lain,

diikuti oleh perwakilan setiap

komisi dan wilayah.

Ibadah

Penyegaran

janji

perkawinan

Warga Gereja Relasi Kehidupan

keluarga semakin

erat

√ Ibadah terlaksana pada bulan

keluarga (Oktober 2018)

4 Meningkatkan

kerja sama

antar lembaga

Pelayanan

ekumenis

Pendeta dan

warga gereja

Pendeta dan warga

gereja terlibat

dalam pelayanan

ekuminis

√ √ √ √ Pendeta dan warga gereja

terlibat dalam pelayanan

ekuminis di anah klinis,

sinode, PGI, DGD kota

Mendampingi

mahasiswa

praktek

Mahasiswa

praktek

Mendampingi

mahasiswa praktek

di gereja (Weekend

Ministry,

Pendidikan

Kristiani Kategorial

PPI)

Pendanaan terintegrasi

dengan kantor gereja.

Mahasiswa yang praktek

sesuai permintaan dari

perguruan tinggi.

197

Mengajar

Pendidikan

Agama

Kristen di

perguruan

tinggi

Mahasiswa

kristen

Pendidikan Agama

Kristen terlaksana

di perguruan tinggi

termaksud dan

terjalin relasi antar

gereja dan lembaga

√ √ √ √ Pendeta mengajar sesuai

permintaan perguruan tinggi

Mengajar

katekitsasi di

SMA

BOPKRI 1

Siswa SMA

BOPKRI 1

yang

mempersiapkan

diri untuk sidi

atau baptis

dewasa

Peserta

mendapatkan

pengetahuan

mengenai dasar-

dasar iman Kristen

√ √ √ √ Peserta menyatakan percaya

(sidi) atau menerima

sakramen baptis

Mendampingi

sumpah

profesi dan

jabatan

Pejabat

struktural,

calon dokter,

calon dokter

gigi, calon

ners, calon

psikolog, calon

dokter hewan,

dan calon

apoteker

Universitas

Gadjah Mada

Pejabat struktural,

calon dokter, calon

dokter gigi, calon

ners, calon

psikolog, calon

dokter hewan, dan

calon apoteker

Universitas Gadjah

Mada menyatakn

sumpah jabatan

didampingi oleh

pendeta.

√ √ √ √ Sumpah terlakana dengan

didampingi oleh pendeta.

Siaran radio

di Petra

Pendengar

petra

Pendengar

mendapatkan

Firman Tuhan dan

dukungan doa

√ √ √ √ Pendeta melakukan siaran

sesuai jadwal yang diminta

oleh Petra

198

BADAN : BADAN SOSIAL KRISTEN (BSK)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pendidikan Penggalangan

Dana

Anak Panti Anak bisa

sekolah / kuliah

√ √ √ √ Anak bisa lanjut kuliah

Bantuan biaya

hidup panti

Yuni dan

Totok

Kuliah samapai

selesai

√ √ √ √ Kuliah sampai selesai

2 Pengaderan Pengaderan dan

sharing

Pengurus

BSK dan

Pengurus

Panti

Terjaga

kesinambungan

pengurus

√ √ √ √ Kesinambungan pengurus

Siaran radio

di Sasando

Pendengar

Sasando

Pendengar

mendengarkan

macapat dari

beberapa jemaat

dan renungan dari

pendeta.

√ √ √ √ Pendeta mendampingi jemaat

yang siaran macapat dengan

memberikan renungan dari

macapat disampaikan. Siaran

dilakukan sesuai jadwal.

Siaran radio

di Sonora

(acara dialog

imani

menjelang

Natal)

Pendengar

Sonara

Pendengar

mendapatkan

Firman Tuhan

sesuai dengan

tema-tema

menjelang Natal.

√ Pendeta melakukan siaran

sesuai jadwal yang diminta

oleh Sonara

Tukar

Pelayanan

Firman

Pendeta Pendeta

melayangkan

firman digereja lain

√ √ √ √ Pendeta melaksanakan tugas

tukar pelayanan firman sesuai

jadwal.

199

3 Ibadah awal

tahun ajaran

Ibadah awal

tahun ajaran

PA Putra &

Putri

Kegiatan ajar-

mengajarberjalan

baik

√ Kegiatan ajar-mengajar berjalan baik

4 Kunjungan

atau

keakraban

Pertemuan

Pengurus dan

Anak Panti

Pengurus

semua

Terjalin

keakraban

pengurus dengan

anak Panti

√ √ √ √ Anak panti bertambah

5 Koordinasi Badan &

Komisi lain

di GKJ

Gondokusu

man

Komisi &

Badan

serta

kepanitiaan

Terjalin kerja

sama

√ √ √ √

6 Mencari

penghuni

baru

Koordinasi

dengan

gereja lain

dan

masyarakat

Orang di

luar Panti

Penghuni Panti

maxi

√ √ √ √

KOMISI : PA REKSA PUTRA BAGIAN PUTRA

BADAN : BADAN SOSIAL KRISTEN (BSK)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pendidikan Daftar ulang Anak Panti

& sekolah

Anak bisa

lanjut sekolah

√ Anak bisa lanjut sekolah

Bayar SPP Anak Panti

& sekolah

Anak bisa terus √ √ √ √ Dapat sekolah

Biaya kuliah Anak panti

& sekolah

Menyekolahkan

anak baru

√ Bisa dapat sekolah

200

Uang Tinggalan Anak panti

& sekolah

Anak bisa ambil √ Anak dapat Ijazah

Study tour Anak panti

& sekolah

Kurikulum

sekolah

terpenuhi

√ Anak dapat tambahan wawasan

Biaya kuliah Anak &

tempat

kuliah

Bisa terus

samapai selesai

√ √ Kuliah samapai selesai

Transport Anak panti Terjamin

pulang-pergi

sekolah

√ √ √ √ Pulang pergi lancar

Perlengkapan

sekolah

Anak panti Kebutuhan

sekolah

tercukupi

√ √ √ √ Kebutuhan sekolah tercukupi

Kerohanian Anak panti Iman terpelihara

& berkembang

√ √ √ √ Imannya bertumbuh

2 Biaya hidup Biaya makan Anak panti Kebutuhan

hidup harian

cukup

√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi

Bahan bakar Anak panti Anak bisa

makan &

minum

√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi

3 Penunjang Telp, listrik, kantor Panti Panti berjalan

lancar

√ √ √ √ Listrik, telp, & dll tetap hidup

Sarpras panti Panti Panti berjalan

lancar

√ √ √ √ Sarpras Panti tetap ada

Koordinasi Panti &

Dinas

terkait

Menghadiri

undangan dinas

dll

√ √ √ √ Hubungan baik dengan unit terkait

201

Honor tenaga panti Panti Membantu

kegiatan panti

√ √ √ √ Panti berjalan lancar

Sosial

kemasyarakatan

Panti &

lingkungan

Terjalin

hubungan baik

dengan

lingkunagn

√ √ √ √ Hubungan baik dengan lingkunagn

KOMISI : PA REKSA PUTRA BAGIAN PUTRI

BADAN : BADAN KEGIATAN KRISTEN (BSK)

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pendidikan Daftar ulang Anak Panti

& sekolah

Anak bisa lanjut

sekolah

√ Anak bisa lanjut sekolah

Bayar SPP Anak panti

& sekolah

Anak bisa

sekolah

√ √ √ √ Sekolah tidak terputus

Cari sekolah baru Anak

sekolah &

panti

Menyekolhakan

anak baru

√ Bisa dapat sekolahan

Uang tinggalan Anak panti

& sekolaha

Anak bisa ambil

ijazah

√ Anak dapat ijasah

Study tour Anak panti

& sekolah

Kurikulum

tercapai

Biaya kuliah Anak &

tempat

kuliah

Bisa tercapai

sampai selesai

√ √

Transport Anak panti Terjaminn

pulang-pergi

sekolah

√ √ √ √ Pulang pergi lancar

202

Perlengkapan

sekolah

Anak panti Kebutuhan

sekolah

tercukupi

√ √ √ √ Kebutuhan sekolah tercukupi

Kerohanian Anak panti Iman terpelihara

dan

berkembang

Tetap setia mengikut Yesus

2 Biaya hidup Biaya makan Anak panti Kebutuhan

hidup harian

tercukupi

√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi

Bahan bakar Anak panti Anak bisa

makan &

minum

√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi

Kesehatan Anak panti Kesehatan anak

terjaga

√ √ √ √ Kebutuhan hidup terpenuhi

3 Penunjang Listrik dan kantor Panti Panti berjalan

wajar

√ √ √ √ Listrik, telp & dll tetap hidup

Sarpras panti Panti Panti berjalan

wajar

√ √ √ √ Listrik, telp & dll tetap hidup

Perjalanan dinas Panti &

unit terkait

Menghadiri

undangan dinas

dll membantu

kegiatan Panti

√ √ √ √ Hububgan baik dengan unit terkait

Honor tenaga panti Panti Membantu

kegiatan panti

√ √ √ √ Panti berjalan lancar

Sosial kemasyarakat Panti &

lingkungan

Terjalin

hubungan baik

dengan

lingkungan

√ √ √ √ Hubungan baik dengan lingkungan

203

SEKTOR : 1

WILAYAH : 1

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Refleksi dan

internalisasi

nilai-nilai

Gondokusuman

Yogyakarta

PA Bapak-

bapak

Warga

gereja

bapak-

bapak

- Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasi aktif,

kepedulian,

kesadaran akan

mengucapkan

syukur meningkat.

- Pemahaman makna

persekutuan untuk

pertumbuhan iman

√ √ √ √ - Warga wilayah mampu

bersaksi, berpendapat dan

partisipasi dalam kegiatan di

wilayah

- Meningkatnya iman jemaat

wilayah 1

PA Ibu-ibu Warga

gereja ibu

sepuh

- Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasi aktif,

kepedulian,

kesadaran akan

mengucapkan

syukur meningkat.

√ √ √ √ - Warga wilayah mampu

bersaksi, berpendapat dan

partisipasi dalam kegiatan di

wilayah

- Meningkatnya iman jemaat

wilayah 1

204

- Pemahaman makna

persekutuan untuk

pertumbuhan iman

PA Ibu-ibu

muda

Warga

gereja ibu-

ibu muda

- Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasi aktif,

kepedulian,

kesadaran akan

mengucapkan

syukur meningkat.

- Pemahaman makna

persekutuan untuk

pertumbuhan iman

√ √ √ √ - Warga wilayah mampu

bersaksi, berpendapat dan

partisipasi dalam kegiatan di

wilayah

- Meningkatnya iman jemaat

wilayah 1

PA remaja

dan pemuda

Remaja

dan

pemuda

- Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasi aktif,

kepedulian,

kesadaran akan

mengucapkan

syukur meningkat.

- Pemahaman makna

√ √ √ √ - Warga wilayah mampu

bersaksi, berpendapat dan

partisipasi dalam kegiatan di

wilayah

- Meningkatnya iman jemaat

wilayah 1

205

persekutuan untuk

pertumbuhan iman

Pendadaran Semua

warga

jemaat

wilayah

- √ √ √ √ Warga wilayah dapat

mempersiapkan diri berkaitan

dengan perjamuan

Sarasehan

keluarga

Semua

warga

jemaat

wilayah

Peningkatan iman,

pelayanan dan ucapan

syukur

√ √ √ √ - Mengajak warga jemaat

wilayah untuk aktif dan

responsif terhadap masalah

yang dihadapi

- Warga jemaat dapat bertumbuh

dalam iman

Sarasehan

paskah

Semua

warga

jemaat

wilayah

Peningkatan iman,

pelayanan dan ucapan

syukur

√ √ Kehadiran warga menigkat

Perayaan

natal

Semua

warga

jemaat

wilayah

Ucapan syukur √ - Mengajak warga jemaat

wilayah untuk aktif dan

responsif terhadap masalah

yang dihadapi

- Warga jemaat dapat bertumbuh

dalam iman

- Terjalin keakraban

206

Perayaan

paskah

Semua

warga

jemaat

wilayah

Ucapan syukur √ - Mengajak warga jemaat

wilayah untuk aktif dan

responsif terhadap masalah

yang dihadapi

- Warga jemaat dapat bertumbuh

dalam iman

- Terjalin keakraban

Ibadah

padang

Semua

warga

wilayah

√ Kehadiran warga meningkat

Mengikuti

kegiatan

sektor

Semua

warga

jemaat

wilayah

√ √ √ √ Kehadiran warga meningkat

2 Peningkatan

kebersamaan &

solidaritas

Perkunjungan

kasih

Warga

jompo/sakit

warga yang

ibadahnya

kurang

aktif

Keakraban,kepedulian

antar warga terhdap

sesama meningkat

√ √ √ √ Meningkatkan kepedulian warga

dan mendorong warga untuk lebih

aktif dalam beribadah

3 Pengembangan

apresiasi minat

bakat warga

Paduan suara Warga

yang

berminat

Mengisi setiap

kegiatan baik

digerejaa maupun

diwilayah

√ √ √ √ Menyalurkan bakat dan minat

untuk kegiatan pelayanan

4 Sistem

informasi dan

Pemdataan

dengan

Semua

warga

Tersedianya data base

dengan sistem

√ √ √ √ Mempunyai data base yang

lengkap berkaitan dengan jumlah

207

data base kuisoner jemaat

wilayah

informasi

5 Koordinasi Rapat

pengurus dan

majelis

wilayah

Pengurus

wilayah

Adanya informasi

program / kegiatan

menjangkau seluruh

warga. Pelaksanaan

program terkoordinasi

√ √ √ √ Koordinasi antar pengurus dan

majelis dalam pelaksanaan

program kerja

6 Dana reguler - Kolekta PA Warga

wilayah

Pelaksanaan kegiatan

lancar karena

mempunyai SDM

yang berkualitas

√ √ √ √ Meningkatkan kesadaran untuk

persembahan

- Kolekte

pendadaran

PK

Warga

wilayah

Wujud nyata rasa

tanggung jawab

dalam kehidupan

bergerja saling

dukung

√ √ √ √ Meningkatkan kesadaran untuk

persembahan

- Sarasehan Warga

wilayah

Wujud nyata rasa

tanggung jawab

dalam kehidupan

bergerja saling

dukung

√ √ √ √ Meningkatkan kesadaran untuk

persembahan

7 Dana kreatif Kontribusi

warga

Warga

wilayah

Wujud nyata rasa

tanggung jawab

dalam kehidupan

bergerja saling

dukung

√ √ Kas wilayah bertambah

Proposal ke

donatur

Warga

wilayah

Wujud nyata rasa

tanggung jawab

dalam kehidupan

√ √ Kegiatan berhasil

208

bergerja saling

membantu satu sama

lain

Pekan masak Warga

wilayah

Wujud nyata rasa

tanggung jawab

dalam kehidupan

bergerja saling

dukung

√ √ Kas wilayah bertambah

Uasaha dana

jualan makan

digereja

Warga

wilayah

Wujud nyata rasa

tanggung jawab

dalam kehidupan

bergerja saling

dukung

√ Kas wilayah bertambah

SEKTOR : 1

WILAYAH : 11

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Refleksi dan

internalisasi

nilai-nilai

Gondokusuman

Yogyakarta

PA wilayah √ √ √ √

PA bapak/ibu

muda

√ √ √ √

PA sektor √ √ √ √

Pendadaran √ √ √ √

Paduan suara √ √ √ √

Kunjungan

kasih

√ √ √ √

Sarasehan √ √ √ √

209

Perjamuan

kasih

√ √ √ √

Kunjungan

ke warga

√ √ √ √

Unduh-unduh √ √ √ √

Iuran rutin

PWKI dan

KWDWJ

√ √ √ √

Tali kasih √ √ √ √

Persembahan

Rekso putro

√ √ √ √

Natal

wilayah

√ √ √ √

SEKTOR : I

WILAYAH : TIMUR A

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Refleksi dan

Internalisasi

1.Ibadah awal

tahun

Warga Wil.

TA

Pertumbuhan iman

semakin baik

√ Warga dapat memahami Berkat dan

Penyertaan Tuhan pada tahun yang

telah dilalui dan menyongsong tahun

yang akan datang.

2.Sarasehan

Wilayah

Warga Wil.

TA

Jemaat ikut ibadah

awal tahun dan

memahami berkat

√ √ √ √ Keikutsertaan warga dalam kegiatan

diatas 70%

210

Tuhan ditahun

yang akan datang

3.PA Wilayah Warga Wil.

TA

Warga semakin

memahami firman

Tuhan dan punya

komitmen untuk

menerapkannya

dalam kehidupan

sehari-hari

√ √ √ √ Kehadiran diatas 70% dan kehidupan

rohani warga semakin baik

4.Persekutuan

Doa

Warga Wil.

TA

Rasa peduli

terhadap

permasalahan

warga,gereja,

negara dan saling

mendoakan

√ √ √ √ Kehadiran diatas 70% dan kepedulian

warga terhadap permasalahannya

meningkat

5.Pendadaran Warga

dewasa Wil.

TA

Warga memahami

arti perjamuan

kudus

√ √ √ √ Kehadiran warga dewasa 90% dan

kehidupan rohani warga semakin baik

6.Rapat

pengurus

wilayah dan

majelis

wilayah

Majelis

Wil. TA

dan

pengurus

Wil. TA

Dapat

merencanakan

kegiatan wilayah

dan dapat

mengatasi

permasalahan-

permasalahan di

wilayah

√ √ √ √ Koordinasi pengurus wilayah Tim A,

Majelis Wilayah, Pengurus Pemuda

Wilayah.

7.PA Pemuda Pemuda

Wil. TA

Kehidupan

Pemuda semakin

memahami firman

√ √ √ √ Kehadiran diatas 50% dan kehidupan

rohani pemuda semakin terpelihara

211

Tuhan dan punya

komitmen untuk

menerapkannya

dalam kehidupan

sehari-hari

8.Rapat

Pemuda

Wilayah

Pengurus

Pemuda

Wil. TA

Dapat

merencanakan

kegiatan Pemuda

Wilayah dan dapat

mengatasi

permasalahan-

permasalahan di

wilayahnya

√ √ √ √ Koordinasi pengurus pemuda wilayah

Tim. A

9.Perayaan

Paskah

Wilayah

Warga Wil.

TA

Warga memahami

arti kematian dan

kebangkitan

Kristus Yesus

√ 90% warga ikut serta dalam perayaan

Paskah

10.Natal

Wilayah

Warga Wil.

TA

Warga memahami

arti Natal Kristus

bagi manusia

√ Keikutsertaan warga dalam kegiatan

diatas 90%

2 Peningkatan

Kebersamaan

dan solidaritas

1.Perkunjung-

an

Warga Wil.

TA yang

perlu

dikunjungi

Membantu dan

menguatkan warga

yang

membutuhkan

penguatan dan

pendampingan

√ √ √ √ Warga dikuatkan dan terbantu,

kepedulian sesama semakin kuat

2.Pengurusan

Kematian

Warga

Wil.TA

yang

Membantu dan

menguatkan warga

yang

Warga yang berduka merasa

terhibur/terbantu dan semakin peduli

terhadap sesama

212

sedang

berduka

kesripahan/berduka

3 Pengembangan

apresiasi minat

bakat warga

relasi dan

solidaritas

Paduan suara PS. Wil TA Meningkatkan

kemampuan olah

vocal dan

kebersamaan

√ √ √ √ Tampil diacara ibadah, sripah,

pernikahan,dll

4 Peningkatan

pelayanan

warga dan

masyarakat

1.Bakti Sosial Warga yang

perlu

dibantu

Memupuk

kepedulian warga

terhadap peristiwa

sosial

√ √ Adanya bhakti sosial dan kepedulian

warga meningkat

2.Bantuan ke

Rekso Putro

bagian putra

PA.Reksa

Putra

Bag.Putra

Peduli terhadap

anak panti rekso

putro

√ √ Terealisasinya bantuan dan

kepedulian terhadap panti asuhan

3.kerja bakti

di GKJ

Gondokusu-

man

Gedung

GKJ

Gondokusu-

man

Warga Wil. TA

mempunyai

kepedulian

terhadap gerejanya

√ √ Gedung gereja menjadi bersih

4.Siaga

bencana alam

Warga yang

tertimpa

bencana

Peduli terhadap

korban bencana

alam

√ √ √ √ Terealisasinya bantuan dan

kepedulian terhadap korban bencana

alam

5.Pendeta

Tamu

Warga Wil.

TA/Sektor

Ada pencerahan

dari Pendeta Tamu

√ √ √ √ Warga menjadi lebih bersemangat

dalam kegiatan rohanian maupun

kehidupan sehari-hari.

6.PA Sektor Warga

Sektor 1

Kehidupan rohani

warga sektor 1

lebih terpelihara

dan ada rasa

kebersamaan

√ Kehadiran warga sektor 50% dan

hubungan antar warga sektor semakin

terpelihara baik

213

SEKTOR : I

WILAYAH : TIMUR B

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Meningkatkan

kualitas ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

jiwa, dan akal

budi jemaat,

melalui pelatihan

dan pembekalan

peningkatan

kapasitas homili,

dan proses

persiapannya

1.PA Wilayah Semua

Warga

Jemaat

Wilayah

1.Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasi

aktif,kepedulian,

kesadaran,ucapan

syukur,

meningkat.

2.pemahaman

makna

persekutuan

untuk

pertumbuhan

iman warga

jemaat wilayah

√ √ √ √ 1.Warga wilayah mampu bersaksi,

berpendapat, dan berpartisipasi dalam

kegiatan di wilayah

2.Meningkatnya iman jemaat wilayah

Timur B

2.Pendadaran Semua

warga CD

Peningkatan

Iman dan

Persiapan prosesi

perjamuan kudus

√ √ √ √ Warga wilayah dapat mempersiapkan

diri berkaitan dengan perjamuan

kudus

3.Sarasehan Semua Peningkatan √ √ √ √ 1).Mengajak warga jemaat wilayah

214

Keluarga warga

jemaat

wilayah

iman, pelayanan,

dan ucapan

syukur

untuk aktif dan responsif terhadap

masalah yang dihadapi

2).warga jemaat dapat bertumbuh

dalam iman

3).terjalin keakraban dan

kekeluargaan antar jemaat.

4.Perayaan

Natal

Semua

warga

jemaat

wilayah

Ucapan syukur √ 1).Mengajak warga jemaat wilayah

untuk aktif dan responsif dalam

pelaksanaan kegiatan perayaan hari

besar

2).warga jemaat dapat bertumbuh

dalam iman

3).terjalin keakraban dan

kekeluargaan antar jemaat.

5.Perayaan

Paskah

Warga

dewasa

Wil. TA

Ucapan syukur √ √ 1).Mengajak warga jemaat wilayah

untuk aktif dan responsif dalam

pelaksanaan kegiatan perayaan hari

besar

2).warga jemaat dapat bertumbuh

dalam iman

3).terjalin keakraban dan

kekeluargaan antar jemaat.

2 Meningkatkan

pelayanan internal

dengan orientasi

program

pemberdayaan

Jemaat, Wilayah,

dan Sektor yang

6.Perkunjung-

an kasih

Warga

jompo,

sakit,

warga yang

ibadahnya

kurang

aktif

Keakraban,

kepedulian antar

warga terhadap

sesama

meningkat

sehingga lebih

rajin ibadah

√ √ √ √ Meningkatkan kepedulian warga dan

mendorong warga untuk lebih aktif

dalam bergereja

215

berkualitas secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambungan

3 Meningkatkan

pelayanan internal

dengan orientasi

program

pemberdayaan

Jemaat, Wilayah,

dan Sektor yang

berkualitas secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambungan

7.Retreat Semua

warga

jemaat

wilayah

Keakraban,

kepedulian antar

warga terhadap

sesama

meningkat,

peningkatan

iman

Mempererat keakraban antar warga

wilayah, meningkatnya kepedulian

antar sesama warga wilayah

8.Paduan

Suara

Warga

yang

berminat

Mengisi setiap

kegiatan baik

digereja maupun

diwilayah

√ √ √ √ Menyalurkan bakat dan minat untuk

kegiatan pelayanan.

4 Meningkatkan

pelayanan internal

dengan orientasi

program

pemberdayaan

Jemaat, Wilayah,

dan Sektor yang

berkualitas secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambungan

9.Pendataan

dengan

kuisioner

Semua

warga

jemaat

Tersedianya data

base dengan

sistem informasi

√ √ √ √ Mempunyai data base yang lengkap

berkaitan dengan jumlah warga

Kristen di wilayah

5 Meningkatkan

sinergitas

pelaksanaan

10.Rapat

Pengurus dan

Majelis

Pengurus

wilayah

dan majelis

Adanya in-

Formasi program

/ kegiatan yang

√ √ √ √ Koordinasi antar pengurus dan

majelis dalam pelaksanaan program

kerja

216

program Badan,

Bidang, Komisi

dengan sasaran

jemaat di dalam

sektor dan atau

wilayah

Wilayah wilayah menjangkau

seluruh warga

sehingga

pelaksanaan

program

terkoordinasi

SEKTOR : II

WILAYAH : 2

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Membangun

iman warga

jemaat

Pembukaan

PA wil.2

Semua PA

yang ada di

wil.2

PA-PA yang ada

di wil.2 bisa

melaksanakan

kegiatan sesuai

program wilayah

√ PA di wilayah bisa berjalan serempak

setelah diadakan pembukaan.

PA bapak

Senin

1). Mampu

bersaksi, sharing

dan berbagi

tentang iman

√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

berjalan

PA bapak

Rabu

2).Menjadi

contoh dalam

bermasyarakat

√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

berjalan

PA ibu 3).Menjadi √ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

217

Selasa panutan dalam

keluarga

berjalan

PA ibu Jumat 4).Mampu

merealisasikan

firman Tuhan

dalam kehidupan

berkeluarga

√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

berjalan

PA ibu Sabtu 5).Menjadi

garam dan terang

dilingkungan

tempat tinggal

√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

berjalan

PA Pemuda

& Remaja

6).Meningkatkan

kualitas iman

yang lebih

dewasa

√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

berjalan

Sekolah

Minggu

7).Mengenal

firman Tuhan

sejak dini dan

membentuk

dasar iman anak-

anak

√ √ √ √ Meski sedikit Sekolah Minggu tetap

berjalan

Pendadaran 8).Persiapan

sebelum

perjamuan

√ √ √ √ Banyak warga dewasa yang datang

2 Membangun

kebersamaan

Olahraga

senam sehat

Warga

wilayah 2

Kepedulian

menjaga

kesehatan

√ √ Banyak warga yang ikut

Sarasehan Memahami dan

merealisasikan

√ √ Banyak anggota kelompok PA yang

datang

218

firman Tuhan

secara bersama-

sama dalam

hidup

bermasyarakat

Jalan sehat

(Perayaan

Pakah ;

Bulan

Keluarga)

Menjaga

kesehatan tubuh

dan meningkatan

pergaulan

√ Banyak warga yang berpartisipasi dan

antusias mengikuti kegiatan ini

3 Membangun

kepedulian

terhadap sesama

dan lingkungan

Penghijauan

lingkungan

Lingkungan

tempat

tinggal

jemaat dan

warga

sekitar

Meningkatkan

kepedulian

lingkungan

sekitar

√ √ Banyak warga maupun jemaat yang

ikut berpartisipasi

Kunjungan

Kasih

(Perayaan

Paskah,

Perayaan

Natal)

√ √

Kunjungan

ke warga

yang sakit di

RS/dirumah

√ √ √ √ Warga senang mendapat kunjungan dan

perhatian dari pengurus, majelis dan

warga (diperkirakan dalam 1 tahun ada

5 warga yang sakit)

Kunjungan

ke warga

yang

√ √ √ √ Warga senang mendapat kunjungan dan

perhatian dari pengurus, majelis,dan

warga (diperkirakan dalam 1 tahun ada

219

mengalami

kesripahan

atau dukacita

5 warga yang kena musibah/kesusahan)

4 Membangun

koordinasi

Rapat

pengurus,

majelis,

pengurus PA

√ √ √ √ Rapat rutin diadakan

5 Perayaan Hari

Besar

Perayaan

Paskah

√ Warga banyak yang hadir dalam setiap

perayaan paskah

Unduh-unduh √

HUT GKJ

Gondokusu-

man

Perayaan

Natal

√ Warga banyak yang hadir dalam setiap

perayaan natal

6 Pembangunan

administrasi

warga wilayah

Membuat

data base

warga

wilayah 2

secara

keseluruhan

maupun

kategorial

Seluruh

warga

wilayah 2

baik yang

berdomisili

didalam

wilayah

maupun

yang ada

diluar

wilayah

Wilayah

mempunyai data

yang akurat dan

spesifik warga

wilayah baik

secara

keseluruhan

maupun

kategorial

√ √ √ √ Data bisa terkumpul dan pengurus serta

majelis tahu jumlah warga dan

mempunyai data yang akurat serta

spesifik

220

SEKTOR : II

WILAYAH : 5

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Membangun

iman warga

jemaat

PA

Bapak/Ibu-

Ibu

Semua

warga yang

ada

diwilayah 5

Mampu bersaksi

dan saling

berbagi tentang

iman

√ √ √ √ Meski sedikit, persekutuan tetap

berjalan

2 PA Pemuda PA Pemuda/I

wilayah 5

setiap hari

Senin

PA

Pemuda/I

wilayah 5

atau

wilayah

lain yang

ingin ikut

Meningkatkan

iman para

pemuda/I agar

lebih baik

√ √ √ √ Jumlah yang hadir 15-20 orang

3 Sarasehan Sarasehan

dilaksanakan

setiap 1 bulan

sekali

Seluruh

warga

wilayah 5

Saling

menguatkan

√ √ √ √ Jumlah yang hadir 35-40 orang

4 Paskah Kunjungan

Paskah akan

dilaksanakan

di GKJ

Ngadirejo

Semua

warga

wilayah 5

Menghayati

pengorbanan

Yesus, dan dapat

menyiapi

kebangkitan

Kristus dalam

√ √ √ √ Kehadiran warga 95% dalam kegiatan

Paskah

221

kehidupan

sehari-hari

5 Natal Perayaan

Natal

Semua

warga

wilayah 5

Ucapan syukur

kepada Tuhan

Yesus

√ Jumlah yang hadir 70-75 orang

SEKTOR : II

WILAYAH : 6

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Membangun

iman warga

PA Ibu-Ibu Warga

wilayah 6

Iman semakin

bertumbuh

√ √ √ √ Yang hadir 10 orang

2 Sarasehan Sharing

tentang

firman Tuhan

Semua

warga

wilayah 6

Pemahaman

tentang gereja

dan masyarakat

√ √ √ √ Yang hadir 25 orang

3 Membangun

kebersamaan

Latihan koor

bapak/ibu

wilayah 6

Warga

wilayah 6

Penyegaran

rohani melalui

pujian

√ √ √ √ Keikutsertaan warga wilayah 6

4 Pendadaran Persekutuan

Doa

Warga

wilayah 6

yang sudah

sidhi

Persiapan

perjamuan kudus

√ √ √ √ Ikut serta dalam perjamuan kudus

5 Paskah Kebersamaan

dan

Keakraban

Semua

warga

wilayah 6

Mempererat

kekeluargaan

√ Penyegaran warga wilayah 6

222

6 PA Gabungan

Sektor

Persekutuan

Doa dan

Sharing

Warga

sektor 2

Lebih

meningkatkan

kebersamaan

Memahami Alkitab dan akan

betumbuh dalam iman

7 Natal Natal

gabungan

dengan sektor

2

Merayakan

Natal

bersama

Perayaan lebih

semarak

SEKTOR : II

WILAYAH : 7

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Refleksi dan

internalisasi

nilai-nilai GKJ

Gondokusuman

1.PA Bapak/

Ibu

2 kali /bulan,

40 orang

1.Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasif,

kepedulian,

kesadaran akan

mengucap

syukur

kebersamaan

meningkat

√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

berjalan

2.Pendadaran 6 kali / tahun,

40 orang

2.Pemahaman

arti dan makna

√ √ √ √

223

persekutuan

3.Sarasehan 1 kali / bulan,

40 orang

3.Kesadaran

ambil bagian

dalam

pelayanan

firman, doa,

pengurus,

Majelis, Sosial

√ √ √ √

4.Sarasehan

MPHB

1 kali / tahun,

40 orang

5.Sarasehan

MPDK

1 kali / tahun,

40 orang

6.Perayaan

Paskah

7.Perayaan

Natal

1 kali / tahun,

40 orang

2 Peningkatan

Kebersamaan

dan Solidaritas

1.Perkunjungan Keakraban antar

warga,

kepedulian

kepada sesama

dan

kebersamaan

lebih meningkat

sebagai wujud

nyata kasih

Kristus

2.Pengurusan

Kematian

Beberapa

kali / tahun

spontan

3.Outbond temporer

4.Wisata

Rohani

5.dll

3 Pengembangan

apresiasi, minat

bakat warga,

1.Paduan Suara Siap mengisi

setiap kegiatan

224

dan relasi

Pengembangan

apresiasi, minat

bakat warga

2.Vokal Group

3.dll

Siap mengisi

setiap kegiatan

Warga berminat

kesenian

tradisional

4 Peningkatan

pelayanan

warga dan

masyarakat

1.Bhakti Sosial

dll

2.Bantuan ke

Panti

Kebersamaan

lingkungan

asset gereja

Relawan dan

bantuan

uang/logistik.

Merupakan

wujud

kepedulian ke

pelayanan Panti

3.Bencana

Alam

4.Bantuan ke

Panti

5 1.Kebijakan

Pengurus

Kerjasama

Wilayah/Sektor

2.Kemitraan Sarasehan

pelayanan

gereja

3.Mobilisasi

partisipasi

sumber daya

Penjaringan

SDM untuk

calon/pengurus

6 Sistem

Informasi data

base

1.Pendataan

dengan

kuisioner

2.Data base

dalam

225

komputer

3.Pemetaan

Potensi

4.Statistik

5.Evaluasi

7 1.Koordinasi 1.Rapat

pengurus

…kali /

tahun…orang

Informasi

progam dan

kegiatan

menjangkau

pelaksanaan

program dan

kegiatan

terkoordinasi

dan berjalan

lancar

2.Rapat

wilayah

…kali /

tahun…orang

3.Rapat antar

sektor/wilayah

…kali /

tahun…orang

4.Sidang

majelis terbuka

…kali /

tahun…orang

2. Raker 1.Raker

Wilayah/gereja

…kali /

tahun…orang

Rumusan RAB

wilayah/sektor

2.Raker Gereja …kali /

tahun…orang

Rumusan RAB

wilayah/sektor

dalam RAB

Gereja

226

SEKTOR : II

WILAYAH : 14

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pembangunan

Iman dan

Rohani Warga

PA Wilayah Warga

wilayah 14

Iman warga

semakin kuat

√ √ √ √ Kehadiran warga

Sarasehan Warga

wilayah 14

Menambah

pengetahuan

dan wawasan

warga tentang

hidup bergereja,

pola hidup ke

Kristenan dan

Sosial

√ √ √ √ Pemahaman yang benar tentang iman

Kristen dalam kehidupan bergereja

dan bermasyarakat

Pendadaran Warga

wilayah 14

Pemeliharaan

iman melalui

Perjamuan

Kudus

√ √ √ √ Keikutsertaan dalam Perjamuan

Kudus

2 Kebersamaan

dan Kepedulian

Natal Warga

wilayah 14

Dapat

menghayati dan

memaknai arti

Natal

√ Keikutsertaan warga dalam mengikuti

kegiatan dan perayaan Natal

Paskah Warga

wilayah 14

Mengerti dan

menghayati

makna Paskah

√ Keikutsertaan warga dalam mengikuti

kegiatan dan perayaan Paskah

227

Bakti Sosial

dan Anjang

Kasih

Warga

sekitar

wilayah 14

dan gereja

kecil yang

sekeng

Warga

termotivasi

untuk hidup

berbagi

√ Memupuk rasa peduli sesama dan

rasa kesetiakawanan

SEKTOR : III

WILAYAH : 3

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 a.Pembukaan

PA

Semua

anggota

kelompok

PA

-Refleksi iman

Kristen

-Peningkatan

kualitas Iman

√ Tingkat kehadiran PA bertambah

b.PA

Bapak/Ibu

Bapak dan

Ibu dewasa

dan manula

Merefleksikan iman

dalam kehidupan

sehari-hari guna

mencapai

kehidupan iman

yang lebih

berkualitas

√ √ √ √ Tingkat kehadiran PA bertambah

c.PA Ibu Ibu dewasa

dan manula

Merefleksikan iman

dalam kehidupan

sehari-hari guna

√ √ √ √ Tingkat kehadiran PA bertambah

228

mencapai

kehidupan iman

yang lebih

berkualitas

d.Sarasehan Semua

anggota

kelompok

PA

Mendengarkan

pendapat

narasumber

(PENDETA)

mendiskusikan /

membahas tentang

topik tertentu sesuai

bahan dari Gereja

√ √ √ √ Wawasan kerohanian bertambah

dan bertumbuhnya keimanan.

e.PA Sektor Semua

anggota

kelompok

PA

Refleksi iman

Peningkatan

kualitas iman

Menjalin

kebersamaan

sesama anggota

sektor

√ √ √ √ Kebersamaan dan kepedulian

anggota sektor meningkat

2 Umum a.Paskah dan

Pentakosta

Semua

warga

wilayah III

dan tamu

undangan

Merefleksikan

minggu sengsara

Tuhan Yesus,

diaplikasikan dalam

kehidupan sesehari

Memaknai arti

kematian,

kebangkitan dan

kenaikanNya dalam

hidup ke Kristenan

√ √ Solidaritas dan sikap bela rasa antar

sesama warga dan terhadap

lingkungan bertambah

229

b.Natal dan

Tahun Baru

Semua

warga

wilayah III

dan tamu

undangan

Memaknai Natal

yang sesungguhnya

dengan membangun

sikap rela

berkorban kepada

sesama (sesuai

dengan arti Natal

yang semula :

Kedatangan Tuhan

Yesus adalah untuk

mengorbankan

Tubuh dan

DarahNya bagi

menebus dosa

Mengajak warga

untuk

meningkatkan rasa

solidaritas kepada

sesama dengan

merayakan sukacita

Ntal dalam

kesederhanaanNya

√ Spiritualitas dalam kehidupan

sehari-hari warga meningkat

3 Kegiatan

khusus

a.Rapat

Pengurus

Semua

pengurus

dan Majelis

Wilayah III

Mengambil

keputusan secara

musyawarah untuk

mufakat yang

berhubungan

dengan kegiatan

wilayah III

√ √ √ √ Keberhasilan program kerja wilayah

230

b.Kegiatan

sosial kepada

warga wilayah

Seksi sosial

dan

perkunjung-

an

Membesuk warga

yang sakit

Membantu dan

mendukung warga

wilayah yang perlu

perhatian baik

berupa

pendampingan atau

material

√ √ Meningkatkan solidaritas dan

semakin tumbuhnya rasa simpati

terhadap sesama warga

c.Lain-Lain ;

Usaha Dana /

berjualan

Warga yang

pulang

kebaktian

pagi dan

siang hari

Menambah kas

wilayah

Memberdayakan

talenta warga

(memasak)

Meningkatkan

kemampuan

ekonomi warga

√ √ √ √ Kebersamaan dan kepedulian

anggota wilayah meningkat

d.Gathering Semua

warga

wilayah III

dan

simpatisan

Jalan sehat, Senam

dilanjutkan siraman

rohani dan

perjamuan kasih

√ √ √ √

231

SEKTOR : 3

WILAYAH : 4

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Membangun

iman warga

jemaat

PA Bapak/ Ibu Warga yang

ada di

wilayah 4

Mampu bersaksi

dan saling

berbagi tentang

iman

√ √ √ √ Meski sedikit persekutuan tetap

berjalan

2 PA Ibu-Ibu

bergantian di

rumah-rumah

PA Ibu-Ibu

wilayah 4

setiap hari

Senin

Ibu-ibu

wilayah 4

atau wilayah

lain yang

ingin ikut

Meningkatkan

iman para ibu

√ √ √ √ Berjalan rutin

3 Sarasehan

tempat bergilir

Sarasehan

dilaksanakan

setiap 1 bulan

sekali

Semua warga

wilayah 4

Saling

menguatkan

dalam

menghadapi

kesulitan

√ √ √ √ Jumlah yang hadir 15-20 orang

4 Paskah wilayah

4

Kunjungan

Paskah

dilaksanakan di

gereja lain

Semua warga

wilayah 4

Menghayati

pengorbanan

Yesus, dan

dapat menyikapi

kebangkitan

Kristus dalam

kehidupan

√ Kehadiran warga 90%

232

sehari-hari

5 Natal wilayah 4 Perayaan Natal Semua warga

wilayah 4

Ucapan syukur

kepada Tuhan

√ Kehadiran warga 95%

6 Dalam rangka

HUT gereja

Gereja √

7 Kunjungan

Warga

LANSIA

Perkunjungan

warga dalam

rangka Natal

LANSIA Tetap semangat

dalam iman

√ Berbagi kasih dengan LANSIA

8 Paskah Sektor √

SEKTOR : III

WILAYAH : 12

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Mendidik

kader-kader

gereja yang

berkualitas dan

berkarakter

secara

terencana dan

berkesinambu-

ngan

PA Bapak

dilaksanakan

hari Rabu

Warga

wilayah XII

Pemahaman isi

Alkitab

bertambah; bisa

menjadi saksi

Kristus dalam

kehidupan

sehari-hari;

lebih kuat

didalam

√ √ √ √

233

menjalani

kehidupan

sehari-hari

PA Ibu (hari

Kamis)

Muda √ √ √ √

PA Bapak

Muda (hari

Sabtu)

Warga

wilayah XII

√ √ √ √

PA Pemuda

(hari Jumat)

Warga

wilayah XII

√ √ √ √

PA Remaja

(hari Senin)

Warga

wilayah XII

√ √ √ √

Paskah Warga

wilayah XII

Natal Warga

wilayah XII

Kebaktian

Awal Tahun

Warga

wilayah XII

Sarasehan Warga

wilayah XII

√ √ √ √

Persekutuan

Doa

Warga

wilayah XII

Ulangan

Umum

Ujian

Menjelang

Perjamuan

Kudus

234

2 Meningkatkan

pelayanan

internal dengan

orientasi

program

pemberdayaan

Jemaat,

Wilayah, dan

Sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

Kunjungan :

-jemaat yang

sakit

-jemaat yang

berduka

Warga

wilayah XII

&

Masyarakat

sekitar

wilayah XII

Simpatisan dan

jemaat yang

sakit atau

berduka

dikuatkan

√ √ √ √

Paduan Suara

(latihan

diadakan

Senin)

Warga

wilayah XII

Memiliki

kelompok

Paduan Suara

yang layak

melakukan

pementasan

√ √ √ √

Group

Keroncong

(latihan

diadakan

Sabtu)

Warga

wilayah XII

Memiliki

kelompok

keroncong yang

layak

melakukan

pementasan

√ √ √ √

Dana Bea

Siswa

Anak yang

masih

Anak-anak

termotivasi

√ √ √ √

235

bersekolah

warga

wilayah XII

maupun

masyarakat

disekitar

wilayah XII

yang tidak

mampu

secara

finansial

belajar

Rapat

Pengurus

Pengurus √ √ √ √

Kerja Bakti Warga

wilayah XII

Lingkungan

gereja bersih

√ √ √ √

SEKTOR : III

WILAYAH : BARAT

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Refleksi dan

Internalisasi

nilai-nilain

GKJ

1.PA Bapak-

bapak

24 x (20-25

orang)

Pemahaman

akan telaah

firman Tuhan

meningkat.

√ √ √ √

236

2.PA Ibu-Ibu 24 x (20-30

orang)

Pemahaman

akan telaah

firman Tuhan

meningkat.

√ √ √ √

3.PA

Gabungan

6 x (75

orang

Bapak/Ibu

dan anak)

Kebersamaan

dan

kekeluargaan

meningkat

√ √ √ √

4.Pendadaran 6 x (60

warga sidhi)

√ √ √ √

5.Sarasehan

MPHB,BK,

MA

1 x (75

warga)

Berbagai

kesaksian

meningkat

√ √

6.Sarasehan

PMDK

1 x (75

warga)

Pemahaman arti

dan makna

7.Perayaan

Natal

Wilayah

1 x (200

orang)

Persekutuan

untuk

pertumbuhan

iman meningkat

8.Perayaan

Paskah

Wilayah

1 x (150

orang)

Persekutuan

untuk

pertumbuhan

iman meningkat

9.Retreat 1 x (150

orang

dengan

keluarga)

Kesadaran

ambil bagian

dalam

pelayanan

(firman, doa,

pengurus,

237

Majelis, sosial)

meningkat

10.Kebaktian

awal tahun

1 x (200

keluarga)

2 1.Perkunjung-

an

6 x setiap

kali 4

keluarga

Keakraban antar

warga,

kepedulian

kepada sesama

dan

kebersamaan

meningkat

sebagai wujud

nyata kasih

Allah

√ √ √ √

2.Pengurusan

Kematian

Keluarga

yang

berduka

(spontan)

3.Outbond 1 x (150

orang

dengan

keluarga)

4. Wisata

Rohani

1 x (200

orang

dengan

keluarga)

3 Pengembangan

apresiasi minat

bakat warga,

1.Paduan

Suara

48 x (25

orang)

√ √ √ √

2.Vocal 48 x (10 Siap mengisi √ √ √ √

238

relasi dan

solidaritas

group/volk

song

pemuda /

pemudi)

setiap kegiatan

4 Peningkatan

pelayanan

warga dan

masyarakat

1.Bhakti

Sosial dll

2 x (40

orang)

Kebersihan

lingkungan aset

gereja

√ √ √ √

2.Bencana

Alam

Masyarakat

di daerah

bencana

Relawan dan

bantuan uang /

logistik

3.Bantuan ke

Panti

1 x donasi

ke Panti

Asuhan

Reksa Putra

/ Putri

Wujud

kepedulian ke

pelayanan panti

√ √ √ √

SEKTOR : III

WILAYAH : SELATAN

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pemeliharaan

Iman Segenap

warga

1.PA Bapak-

bapak

24 x (20-25

orang)

Pemahaman

akan telaah

firman Tuhan

meningkat.

√ √ √ √ Rata-rata yang hadir 40 orang

diadakan setiap Jumat minggu ke 2

jam 18.00 WIB

2 Pemantapan

dan

Persiapan dan

pendadaran

Segenap

warga sidhi

Pemantapan

mengikuti dan

√ √ √ √ Rata-rata yang hadir 45 orang

diadakan setiap Jumat minggu ke 3

239

pertumbuhan

Iman dalam

Perjamuan

Kudus

Perjamuan

Kudus

wilayah

Selatan dan

beberapa

tamu

menghayati

Perjamuan

Kudus

atau minggu setiap bulan ganjil

3 Ucapan syukur

atas

keberadaan

GKJ

Gondokusuman

Partisipasi

dalam HUT

GKJ

Gondokusum-

an

Yogyakarta

Segenap

warga

wilayah

Selatan

Ucapan syukur

atas penyertaan

Tuhan

√ Turut serta dalam kegiatan HUT GKJ

Gondokusuman Yogyakarta

4 Anjangsana

warga

Mengunjungi

warga yang

perlu

dikunjungi

Segenap

warga

wilayah

Selatan

Rasa

kekeluargaan

dan

kebersamaan

sebagai sesama

warga wilayah

√ √ √ √ Dilaksanakan oelh Majelis, pengurus

dan semua warga yang terpanggil

SEKTOR : IV

WILAYAH : 8

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Refleksi dan

Internalisasi

1.Sarasehan Warga wil.8 Pertumbuhan

iman dan

√ √ √ √ Partisipasi warga diatas 50% dan

memahami materi sarasehan

240

persaudaraan

semakin baik

2.PA Wilayah Warga wil.8 Semakin

memahami

firman Tuhan

dan mampu

mengaplikasikan

dalam

kehidupan

sehari-hari

√ √ √ √ Partisipasi warga diatas 50% dan

pertumbuhan rohani meningkat

3.Pendadaran Warga

dewasa

wil.8

Warga

memahami dan

siap mengikuti

Perjamuan

Kudus

√ √ √ √ Partisipasi warga diatas 50% dan

pertumbuhan rohani meningkat

4.Rapat

Pengurus dan

Majelis

Wilayah

Pengurus

wil.8 dan

majelis

wil.8

Dapat

merencanakan

dan

berkoordinasi

dalam mengatasi

permasalahan di

wilayah

√ √ √ √ Program berjalan dan koordinasi

berjalan baik

5.PA Pemuda

/ Remaja

Pemuda /

remaja wil.8

Pemuda dan

remaja mampu

memahami

firman Tuhan

√ √ √ √ Kehidupan pemuda remaja semakin baik

6.Perayaan

Paskah

Wilayah

Warga wil.8 Warga

memahami dan

mereflesikan

√ Partisipasi warga diatas 50% dan

kualitas acara bagus

241

kebangkitan

Kristus

7.Perayaaan

Natal

Warga wil.8 Warga dapat

merefleksikan

makna Natal

bagi kehidupan

umat manusia

√ Partisipasi warga diatas 50% dan

kualitas acara bagus

2 Peningkatan

kebersamaan

dan solidaritas

1.Perkunjung-

an

Warga wil.8

yang perlu

dikunjungi

Membantu

warga dan saling

mendukung dan

menguatkan

bagi warga yang

membutuhkan

pendampingan

√ √ √ √ Warga yang terbeban dapat teringankan

dan sesama warga dapat saling

menguatkan

2.Pengurusan

Kematian

Warga wil.8

yang

berduka

Membantu

meringankan

dan menguatkan

warga yang

kesripahan /

berdukacita

√ √ √ √ Warga yang berduka dapat teringankan

dan terhibur

3 Pengembangan

apresiasi minat

dan bakat

warga

Paduan Suara Warga wil.8 Meningkatkan

kemampuan

olah vocal dan

rasa

kebersamaan

√ √ √ √ Dapat mengisi diibadah gereja dan acara

perayaan lainnya

4 Peningkatan

pelayanan

warga dan

masyarakat

1.Bakti Sosial Warga wil.8

yang perlu

dibantu

Meningkatkan

kepedulian dan

rasa sosial

warga

√ Terealisasinya bantuan bagi yang

membutuhkan dan kepedulian semakin

meningkat

242

2.Kerja

Bhakti

Gedung

Gereja GKJ

Gondokusu-

man

Meningkatkan

rasa memiliki

terhadap gedung

gereja GKJ

Gondokusuman

√ √

SEKTOR : IV

WILAYAH : 9

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Peningkatan

Ekonomi

warga

wilayah 9

Membentuk

KUB

(Kelompok

Usaha

Bersama)

simpan

pinjam

Warga

wilayah 9

yang

mempunyai

usaha kecil /

menengah

bapak-

bapak

wilayah 9

Ekonomi warga

meningkat

√ √ √ √

2 PA Bapak-

Bapak

PA Bapak

wilayah 9

setiap hari

Rabu jam

19.00 -

Bapak-

Bapak

wilayah 9

Bertumbuh

dalam iman

kekompakan

antar bapak-

bapak wilayah 9

√ √ √ √

243

selesai

3 PA Ibu-Ibu PA Ibu

wilayah 9

setiap hari

Jumat jam

17.00 -

selesai

Ibu-Ibu

wilayah 9

Bertumbuh

dalam iman

kekompakan

antar ibu-ibu

wilayah 9

√ √ √ √

4 PA

Gabungan

Bapak/Ibu

PA Bapak

dan Ibu

wilayah 9

Keluar

wilayah 9

(PA

Padang)

PA wilayah

semakin hidup

5 Perkunjungan Mengunjungi

warga yang

sedang sakit,

karena

musibah, dll

Wilayah 9 Memberikan

penghiburan

kepada warga

yang sedang

menderita

√ √ √ √

6 Sarasehan Sarasehan di

wilayah 9

Warga

wilayah 9

Menambah

wawasan bagi

warga wilayah 9

√ √ √ √

7 Perayaan

Hari Besar

Paskah

Merayakan

hari besar

Paskah

Seluruh

warga

wilayah 9

Seluruh warga

semakin

beriman kepada

Tuhan Yesus

sebagai juru

selamat

Perayaan

Hari Besar

Natal

Merayakan

hari besar

Natal

Seluruh

warga

wilayah 9

Seluruh warga

semakin

beriman kepada

Tuhan Yesus

244

sebagai juru

selamat

Natal diluar

wilayah

SEKTOR : IV

WILAYAH : 10

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Pemeliharaan

Iman

PA Bapak Semua

bapak

Menguatkan

iman

√ √ √ √ Diikuti semua bapak

PA Ibu Semua ibu Menguatkan

iman

√ √ √ √ Diikuti semua ibu

Persekutuan

gabungan

Semua

warga

Menguatkan

iman dan

kebersamaan

√ √ √ √ Diikuti semua warga

Persiapan

perjamuan

Kudus

Semua

warga

dewasa

Kuat iman ada

kebersamaan

√ √ √ √ Diikuti semua warga dewasa

Sarasehan Semua

warga

Tambah

wawasan dan

kebersamaan

√ √ √ √ Diikuti semua warga

PA Pemuda Semua Menguatkan √ √ √ √ Diikuti semua pemuda dan remaja

245

dan Remaja Pemuda dan

Remaja

iman dan

mendidik

kebersamaan

Sekolah

Minggu

Semua anak Menyiapkan

kader

√ √ √ √ Diikuti semua anak

2 Peringatan

Perayaan

Hari Besar

Paskah Semua

warga

Menguatkan

iman dan

kebersamaan

√ Diikuti semua warga

Pentakosta Semua

warga

Menguatkan

iman dan

kebersamaan

√ Diikuti semua warga

Natal Semua

warga

Menguatkan

iman dan

kebersamaan

√ Diikuti semua warga

3 Kebersamaan Sektor Semua

warga

Menguatkan

iman dan

kebersamaan

Diikuti semua warga

Gereja Semua

warga

Menguatkan

iman dan

kebersamaan

Diikuti semua warga

4 Sosial Kunjungan

Kasih

Warga yang

membutuh-

kan

Menguatkan

dan menghibur

246

SEKTOR : IV

WILAYAH : 13

NO PROGRAM KEGIATAN SASARAN HASIL YANG

DIHARAPKAN

WAKTU

(Kwartal) UKURAN KEBERHASILAN

I II III IV

1 Mendidik

kader Gereja

berkualitas dan

berkarakter,

secara

terencana,

terstruktur, dan

berkesinambun

gan

1. PA Bapak-

bapak

Warga Pria 1.Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasi aktif,

kesadaran,

ucapan syukur

meningkat

2.Pemahaman

makna

persekutuan

untuk

pertumbuhan

iman meningkat

√ √ √ √ Kehadiran warga 10-20 orang

2. PA Ibu-Ibu Warga

wanita

sepuh dan

muda

1.Kemampuan

bersaksi,

berpendapat,

partisipasi aktif,

kesadaran,

ucapan syukur

√ √ √ √ Kehadiran warga 15-25 orang

247

meningkat

2.Pemahaman

makna

persekutuan

untuk

pertumbuhan

iman meningkat

3. PA

Pemuda dan

Remaja

Warga

pemuda dan

remaja

Membina

generasi

penerus gereja

√ √ √ √ Kehadiran dan peran serta pemuda

remaja dalam kegiatan

4.Sekolah

Minggu

Semua

warga yang

mempunyai

anak-anak

diwajibkan

untuk ikut

Sebagai dasar

pembentukan

kader-kader

generasi gereja

√ √ √ √ Meningkatkan jumlah anak sekolah

minggu

5. Pendadaran Semua

warga yang

sudah sidhi

Peningkatan

iman dan

persiapan

prosesi

Perjamuan

Kudus

√ √ √ √ Kehadiran warga meningkat

6. Sarasehan

keluarga tiap

bulan

Semua

warga

wilayah

Peningkatan

iman,

pelayanan, dan

ucapan syukur

√ √ √ √ Warga aktif dan responsif pada masalah

yang dihadapi

7. Sarasehan

Paskah

Semua

warga

Peningkatan

iman,

√ Kehadiran warga meningkat

248

wilayah pelayanan, dan

ucapan syukur

8. Perayaan

Paskah (April

2018)

Semua

warga

wilayah dan

anak-anak

Sekolah

Minggu

Ucapan syukur

atas

pengorbanan

Tuhan Yesus

yang telah

menyelamatkan

√ Partisipasi kegiatan dan kehadiran warga

9. Perayaan

Natal

(Desember

2018)

Semua

warga

wilayah dan

anak-anak

Sekolah

Minggu

Ucapan syukur

atas

keselamatan

yang Tuhan

berikan

√ Partisipasi kegiatan dan kehadiran warga

10. Rapat dan

evaluasi

program

kegiatan (6x

setahun)

Majelis,

Pengurus

Wilayah,

dan panitia

hari besar

Untuk

meningkatkan

kinerja dan

pelayanan

kepada warga

√ √ √ √ Kehadiran Majelis, Pengurus, dan panitia

11.Retreat

Wilayah

Semua

warga

wilayah

Peningkatan

iman,

pelayanan, dan

ucapan syukur

√ Partisipasi kegiatan dan kehadiran warga

2 Meningkatkan

kualitas ibadah

melalui

peningkatan

kesiapan hati,

1.Perkunjung-

an Kasih

Warga

jompo,

sakit, warga

yang ibadah

kurang aktif

Keakraban,

kepedulian antar

sesama warga

untuk

meningkatkan

keikutsertaan

√ √ √ Kepedulian dan empati warga meningkat

249

jiwa, dan akal

budi jemaat,

melalui

pelatihan dan

pembekalan

peningkatan

kapasitas

homili, dan

proses

persiapannya

dalam kegiatan

ibadah

2. Paduan

Suara

Warga yang

berminat

Mengisi setiap

kegiatan baik di

gereja maupun

di wilayah

√ √ √ √ Keikutsertaan warga untuk kegiatan

pelayanan

3. Rapat

Evaluasi

penyeleng-

garaan Natal

2017

Pengurus

wilayah dan

panitia

Agar perayaan

yang dilakukan

semakin kreatif,

inovatif dan

kinerja

pengurus makin

baik

√ Pelaksanaan dan partisipasi warga dalam

perayaan Natal

4. Rapat

Pengurus dan

majelis tiap 3

bulan sekali

Pengurus

wilayah dan

majelis

Adanya

informasi

program /

kegiatan yang

menyangkut

warga sehingga

pelaksanaan

program

kegiatan lebih

terkoordinasi

√ √ √ √ Terjadinya koordinasi antar pengurus

dan majelis

5. Mengikuti

kegiatan

sektor

Semua

warga

Keakraban dan

ucapan syukur

Jumlah warga yang mengikuti kegiatan

3 Meningkatkan

pelayanan

internal dengan

1.Kontribusi

warga

Warga

wilayah

Wujud nyata

rasa tanggung

jawab dalam

√ √ Bertambahnya kas wilayah

250

orientasi

program

pemberdayaan

Jemaat,

Wilayah, dan

Sektor yang

berkualitas

secara

terencana,

terstruktur dan

berkesinambun

gan

kehidupan

bergereja dan

saling

mendukung

dalam

berkegiatan

2. Proposal ke

Donatur

Warga

wilayah

Wujud nyata

rasa tanggung

jawab dalam

kehidupan

bergereja dan

saling

mendukung

dalam

berkegiatan

√ √ Bertambahnya kas wilayah

3. Usaha dana

dengan jual

Koran dan

kertas bekas

Warga

wilayah

Wujud nyata

rasa tanggung

jawab dalam

kehidupan

bergereja dan

saling

mendukung

dalam

√ √ Bertambahnya kas wilayah

251

berkegiatan

4. Jual

makanan di

gereja

Warga

wilayah

Wujud nyata

rasa tanggung

jawab dalam

kehidupan

bergereja dan

saling

mendukung

dalam

berkegiatan

√ √ Bertambahnya kas wilayah

5. Kolekte PA Warga

wilayah

Wujud nyata

rasa tanggung

jawab dalam

kehidupan

bergereja dan

saling

mendukung

dalam

berkegiatan

√ √ √ √ Bertambahnya kas wilayah

6. Kolekte

pendadaran

Perjamuan

Kudus

Warga

wilayah

Wujud nyata

rasa tanggung

jawab dalam

kehidupan

bergereja dan

saling

mendukung

dalam

berkegiatan

√ √ √ √ Bertambahnya kas wilayah