29
TEORI DAN ORGANISME A. Teori Evolusi Evolusi adalah ilmu tentang perubahan-perubahan organisme yang berangsur-angsur menuju kepada kesesuaian dengan waktu dan tempat. Dari definisi tersebut, evolusi tidak akan pernah membuktikan bagaimana kera berubah menjadi manusia. Evolusi bukan proses perubahan dari suatu organisme (spesies) ke organisme (spesies) yang lain. Evolusi merupakan perubahan frekuensi alel suatu populasi per satuan waktu. Menurut teori evolusi, kera mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan manusia. Teori evolusi tidak menerangkan bahwa kera adalah nenek moyang langsung dari manusia. Pada dasarnya, teori evolusi menjelaskan bahwa perubahan frekuensi alel dari suatu populasi merupakan proses evolusi. Dengan demikian, semua organisme berevolusi dari waktu ke waktu. Pada zaman Aristoteles hingga zaman Linnaeus, suatu spesies dianggap tetap, tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Akan tetapi, setelah teori evolusi muncul, 1

TEORI DAN ORGANISME

Embed Size (px)

Citation preview

TEORI DAN ORGANISME

A.      Teori Evolusi

Evolusi adalah ilmu tentang perubahan-perubahan

organisme yang berangsur-angsur menuju kepada kesesuaian

dengan waktu dan tempat. Dari definisi tersebut, evolusi

tidak akan pernah membuktikan bagaimana kera berubah

menjadi manusia. Evolusi bukan proses perubahan dari

suatu organisme (spesies) ke organisme (spesies) yang

lain. Evolusi merupakan perubahan frekuensi alel suatu

populasi per satuan waktu. Menurut teori evolusi, kera

mempunyai hubungan kekerabatan yang dekat dengan manusia.

Teori evolusi tidak menerangkan bahwa kera adalah

nenek moyang langsung dari manusia. Pada dasarnya, teori

evolusi menjelaskan bahwa perubahan frekuensi alel dari

suatu populasi merupakan proses evolusi. Dengan demikian,

semua organisme berevolusi dari waktu ke waktu. Pada

zaman Aristoteles hingga zaman Linnaeus, suatu spesies

dianggap tetap, tidak mengalami perubahan dari waktu ke

waktu. Akan tetapi, setelah teori evolusi muncul,

1

pendapat itu berubah. Suatu populasi organisme berubah

dari waktu ke waktu sesuai dengan kondisi lingkungannya

(seleksi alami).

Gagasan mengenai teori evolusi, dimulai oleh seorang

naturalis berkebangsaan Inggris bernama Charles Darwin.

Pemikirannya mulai muncul setelah ia menerima tawaran

dari Angkatan Laut Inggris untuk berkelana mengelilingi

dunia menggunakan kapal layar HMS Beagle selama 5 tahun

tanpa bayaran. Suatu saat di akhir tahun 1835, rombongan

kapal ini mendarat di sebuah pulau di Amerika Selatan

yang dikenal dengan nama Pulau Galapagos. Selama tiga

minggu di pulau ini, Darwin telah banyak mengambil sampel

tumbuhan, reptil, dan hewan-hewan lainnya. Hal yang

paling mengesankan bagi Darwin adalah adanya burung-

burung dari famili Fringilidae yang memiliki paruh dengan

bentuk yang beraneka ragam. Variasi yang dimiliki burung

tersebut ternyata tidak hanya terlihat pada bentuk

paruhnya saja, tetapi juga dari jenis makanannya. Setiap

jenis makanan ternyata telah menjadi makanan utama bagi

salah satu jenis burung famili Fringilidae ini.

2

1.        Teori Darwin

Darwin juga menemukan bahwa hanya sedikit burung

jenis lain selain family Fringilidae yang terdapat di pulau

tersebut.Setelah pulang kembali ke Inggris, Darwin

menemukan permasalahan dalam menjelaskan mengapa setiap

daerah yang dia kunjungi memiliki keanekaragaman yang

berbeda. Hal yang selalu paling membuatnya tertarik

adalah kenyataan mengenai bentuk-bentuk paruh dari burung

finch yang dia temukan di Pulau Galapagos. Gagasan

tentang asal-usul organisme ini ternyata tidak

dikemukakan oleh Darwin seorang. Seorang ilmuwan

berkebangsaan Inggris lainnya, yakni Alfred Russel

Wallace juga menyatakan hal yang sama mengenai konsep

asal-usul organisme.

Dalam bukunya yang berjudul ”The Orgin of Species by Means of

Natural Selection,” Charles Darwin mengungkapkan teorinya

mengenai evolusi. Pokok utama dari teori Darwin tersebut

adalah sebagai berikut:

3

a. Perubahan-perubahan yang terjadi pada suatu

organisme disebabkan oleh seleksi alami (natural

selection).

b. ”Survival of the fittest”, artinya siapa yang

paling kuat dia akan bertahan. Darwin mengemukakan

bahwa individu yang kuat akan bertahan dan akan

mewariskan sifat ke generasi berikutnya.

c. ”Struggle for existance”, artinya berjuang keras

untuk bertahan hidup. Individu yang tidak dapat

bertahan akan mati dan terjadi kepunahan,

sedangkan yang bertahan akan melanjutkan hidupnya

dan bereproduksi.

2.        Teori Lanmarck

Bisa dibilang, evolusi penyu adalah cerita mudah

diikuti: rencana penyu dasar tubuh muncul sangat awal

dalam sejarah kehidupan (selama periode Triassic akhir),

dan telah berlangsung cukup banyak berubah hingga hari

ini, dengan variasi biasa dalam ukuran, habitat dan

ornamentasi. Seperti jenis lain sebagian besar hewan,

meskipun, pohon evolusi penyu termasuk pangsa rantai yang

4

hilang (beberapa teridentifikasi, beberapa tidak), mulai

palsu, dan berumur pendek episode gigantisme.

3.        Teori Weismann

Orang yang mengemukakan teori ini adalah August

Weismann (1834–1914). Weismann adalah seorang ahli

biologi berkebangsaan Jerman. Dalam teorinya dinyatakan

bahwa evolusi terjadi karena adanya seleksi alam terhadap

faktor genetis.2. Perdebatan Ilmuwan Tentang Evolusi,

banyaknya ahli yang mengajukan teori-teori evolusinya,

menimbulkan pertentangan pendapat di antara ilmuwan-

ilmuwan tersebut. Hasil pengamatan setiap ilmuwan

berbeda. Hal tersebut dapat dipahami karena teori evolusi

yang dikemukakan hanya didasarkan atas pengamatan bukti-

bukti evolusi, bukan berdasarkan eksperimen di

laboratorium sehingga hasilnya belum pasti.

B.       Evolusi Penyu

1.        Penyu atau Kura-Kura

Penyu laut  merupakan hewan reptilia yang langka. Penyu

laut saat ini telah menjadi hewan yang sangat dilindungi

karena jumlahnya di muka bumi ini yang hampir punah.

5

Kehidupan penyu lautpun sampai saat ini masih menjadi

sebuah misteri. Seiring dengan perkembangan peradaban

manusia, perlahan-lahan kehidupan penyu laut pun mulai

diketahui.  Para ilmuwan dan peneliti meyakini bahwa

penyu laut merupakan hewan purba yang telah ada sejak

zaman dinosaurus. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya

fosil-fosil hewan purba yang menyerupai bentuk penyu di

beberapa negara.

Penyu diperkirakan telah hidup sejak zaman Triassic (250

– 210 tahun yang lalu). Zaman Triassic ini merupakan

zaman dimana Dinosaurus dan reptilia laut mulai muncul

dan reptilia yang menyerupai mamalia pemakan daging yang

disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertama pun

mulai muncul pada zaman ini. Benua Pangea bergerak ke

Utara dan gurun. mulai terbentuk. Lembaran es di bagian

selatan mencair dan celah-celah mulai terbentuk di Pange.

Penyu yang diperkirakan hidup pada zaman Triasic

merupakan jenis hewan darat seperti kura-kura. Penyu yang

ada pada zaman itu diduga merupakan nenek moyang penyu

6

laut, dimana penyu tersebut merupakan transisi antar

penyu primitive dan penyu perenang.

Dari hasil penemuan sebuah fosil hewan purba yang

menyerupai penyu, diduga penyu mulai menjalani kehidupan

hampir sepenuhnya di air sejak 180 – 160 juta tahun yang

lalu. Dimana, pada saat itu diperkirakan telah memasuki

zaman Jurassic yaitu zaman setelah zaman Triassic. Penyu

mulai menghabiskan hidupnya hampir sepenuhnya di laut

diperkirakan karena pada zaman Jurassic ini  banyak

Dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa dan

Dinosaurus sepenuhnya mengusai muka bumi. Selain itu,

diduga juga karena pakan di darat mulai sulit di dapat

dan pada saat itu dan  bentuk Pangea sudah  terpecah

sehingga pada saat zaman itu sudah terdapat  danau-danau

dan lautan purba yang luas.

Seiring dengan berjalannya waktu, perubahan dari zaman ke

zaman menyebabkan penyu menjadi hewan laut yang seperti

kita kenal sekarang. Jenis-jenis penyu perlahan-lahan

mulai berkurang jumlahnya. Hal ini diduga diakibatkan

karena perubahan kondisi alam yang terkadang tidak

7

mendukung kehidupan penyu  dan perburuan predator air

yang semakin ganas, sehingga penyu yang berukuran  besar

sering dijadikan mangsa. Beberapa penyu diduga mengalami

evolusi dan menghasilkan penyu laut yang ada seperti

sekarang ini.

Penyu laut seperti hewan purba lainnya diduga mengalami

seleksi alam secara perlahan. Pada jaman dahulu

diperkirakan ada banyak jenis penyu laut yang hidup.

Tapi, karena adanya banyak perubahan yang terjadi di muka

bumi ini, keberadaan penyu lautpun secara perlahan  mulai

berkurang dan mengalami kepunahan akibat dari seleksi

alam. Beberapa jenis penyu laut yang masih hidup sampai

saat ini diperkirakan merupakan jenis penyu laut yang

telah mengalami evolusi dan mampu bertahan hidup melewati

seleksi alam.

2.        Persebaran Penyu

Di Indonesia, jumlah penyu laut yang ada diperkirakan

sangat banyak dan terdapat 6 jenis penyu  dari 7 jenis

penyu yang ada di dunia. Hal ini dikarenakan karena

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki iklim

8

tropis. Selain itu di Indonesia juga banyak terdapat

pantai yang cocok untuk dijadikan pantai peneluran penyu

laut dan daerah mencari pakan.

Seluruhnya, diperkirakan terdapat sekitar 260 spesies

kura-kura dari 12-14 suku (familia) yang masih hidup di

pelbagai bagian dunia. Di Indonesia sendiri terdapat

sekitar 45 jenis dari sekitar 7 suku kura-kura dan penyu.

Suku-suku tersebut dan beberapa contohnya:

a.         Anak bangsa Pleurodira

1)        Chelidae, kura-kura leher ular

Suku ini dinamai demikian karena kebanyakan

anggotanya memiliki leher yang panjang. Karena tak

dapat ditarik masuk, kepala kura-kura ini hanya

dilipat menyamping di sisi tubuhnya di bawah

lindungan pinggiran tempurung badannya. Suku kura-

kura leher ular menyebar terutama di Papua dan

Australia serta pulau-pulau di sekitarnya, dan di

Amerika Selatan. Di luar tempat-tempat tersebut

ditemukan pula di Pulau Rote, Nusa Tenggara. Habitat

9

kura-kura ini adalah perairan tawar. Beberapa

jenisnya yang ada di Indonesia, di antaranya:

a)    Kura-kura rote (Chelodina mccordi)

b)   Kura-kura papua (Chelodina novaeguineae)

c)    Kura-kura perut putih (Elseya branderhosti)

2)        Pelomedusidae

Seperti kerabat terdekatnya, Chelidae, anggota suku

ini merupakan kura-kura air tawar. Kura-kura ini

hidup di Amerika Selatan, Afrika dan Madagaskar dan

tidak didapati di Indonesia.

b.         Anak bangsa Cryptodira

1)        Cheloniidae, penyu

Penyu hidup sepenuhnya akuatik di lautan. Kecuali

yang betina ketika bertelur, penyu boleh dikatakan

tidak pernah lagi menginjak daratan setelah dia

mengenal laut semenjak menetas dahulu. Kepala, kaki

dan ekor penyu tak dapat ditarik masuk ke

tempurungnya. Kaki-kaki penyu yang berbentuk dayung,

dan lubang hidungnya yang berada di sisi atas

moncongnya, merupakan bentuk adaptasi yang sempurna

10

untuk kehidupan laut. Penyu tersebar luas di

samudera-samudera di seluruh dunia. Dari tujuh

spesies anggota suku ini, enam di antaranya

ditemukan di Indonesia. Beberapa contohnya adalah:

a)        Penyu hijau (Chelonia mydas)

b)        Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)

2)        Dermochelyidae, penyu belimbing

Suku penyu ini hanya memiliki satu anggota saja,

yakni penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Hidup di

lautan-lautan besar hingga ke daerah dingin, penyu

ini merupakan kura-kura terbesar yang masih hidup.

Panjang tubuhnya (panjang karapas) dapat mencapai 3

m, meski umumnya hanya sekitar 1.5 m atau kurang,

dan beratnya mendekati 1 ton.

3)        Chelydridae

Suku ini terdiri dari kura-kura air tawar berekor

panjang dan berkepala besar, yang menyebar di

Amerika. Dengan perkecualian satu marga anggotanya

(Platysternon) yang menyebar di Tiongkok dan

11

Indochina. Beberapa ahli memasukkan Platysternon ke

dalam suku tersendiri, Platysternidae.

4)        Kinosternidae

Yakni suku kura-kura air tawar kecil dari Amerika

bagian tengah. Hewan yang mampu mengeluarkan bau

tak enak ini tidak terdapat di Indonesia.

5)        Dermatemyidae

Juga menyebar terbatas di Amerika Tengah.

Dermatemys berukuran relatif besar dan hidup di

sungai-sungai.

6)        Carettochelyidae, labi-labi moncong babi

Suku ini hanya memiliki satu anggota yang hidup,

yakni labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta).

Lainnya telah punah dan hanya ditemukan dalam

bentuk fosil. Labi-labi ini menyebar terbatas di

Papua bagian selatan dan di Australia bagian utara.

7)        Trionychidae, labi-labi

Menyebar luas di Amerika utara, (Eropa), Afrika dan

Asia, ini adalah suku labi-labi yang paling banyak

jenisnya. Di Australia, suku ini hanya tinggal

12

berupa fosil. Beberapa contohnya dari Indonesia

adalah:

a. Bulus (Amyda cartilaginea)

b. Manlai alias labi-labi bintang (Chitra chitra)

c. Labi-labi hutan (Dogania subplana)

d. Labi-labi irian (Pelochelys bibroni)

e. Antipa, labi-labi raksasa (Pelochelys cantori)

8)        Emydidae

Ini adalah suku kura-kura akuatik dan semi akuatik

yang hidup di air tawar di Eropa, Asia dan terutama

di Amerika. Emydidae merupakan salah satu suku kura-

kura terbesar dari segi jumlah anggotanya. Tidak ada

spesiesnya di Indonesia kecuali dalam bentuk hewan

introduksi sebagai hewan peliharaan. Salah satu

contohnya yang banyak dipelihara di Indonesia adalah

kura-kura telinga merah (Trachemys scripta).

9)        Geoemydidae

Merupakan suku kura-kura yang terbanyak anggotanya,

Geoemydidae (dahulu disebut Bataguridae) terutama

menyebar di Asia Tenggara. Di luar itu, anggota suku

13

ini juga ditemukan di Afrika bagian utara, Erasia

dan Amerika tropis. Ini adalah suku kura-kura air

tawar yang terutama hidup di sungai-sungai, meskipun

sering pula ditemui di daratan. Di Indonesia

terdapat sekitar 11 jenisnya. Di antaranya:

a)      Biuku (Batagur baska)

b)      Beluku atau tuntong (Callagur borneoensis)

c)      Kuya batok (Cuora amboinensis)

10)    Testudinidae, kura-kura darat sejati

Adalah suku kura-kura darat dengan banyak anggota

yang tersebar luas di seluruh dunia. Kura-kura

raksasa dari Kepulauan Galapagos dan kura-kura darat

berumur panjang dari Kep. Seychelles di atas

termasuk ke dalam suku ini. Dua anggotanya terdapat

di Indonesia:

a. Baning sulawesi (Indotestudo forsteni)

b. Baning coklat (Manouria emys)

c. Anak bangsa Paracryptodira (Telah punah)

Kura-kura adalah hewan ideal untuk menguji ide-ide

evolusi karena beberapa struktur mereka yang paling unik,

14

seperti kerang keras, melestarikan sangat baik dalam

catatan fosil. Yang juga membuat calon penyu sempurna

untuk mempelajari evolusi adalah bahwa rencana tubuh

mereka adalah unik di antara tetrapoda, dan akan

memerlukan 'beberapa perubahan luar biasa dalam kerangka

dan organ internal' karena mereka berevolusi dari

tetrapoda khas. Contohnya adalah bahwa skapula vertebrata

berada di luar tulang rusuk, tetapi dalam penyu skapula,

tulang humerus dan beberapa lainnya adalah semua bagian

dalam tulang rusuk. Selain itu, pernapasan sangat berbeda

dibandingkan dengan reptil lainnya karena dada penyu

tidak dapat dilembungkan.

Terdapat 2 mekanisme yang mendorong evolusi :

1.       Seleksi alam, merupakan suatu proses alam yang

menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk

keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme

menjadi lebih umum dalam suatu populasi atau

sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi berkurang.

Hal ini terjadi karena individu dengan sifat yang

menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi,

15

sehingga lebih banyak individu pada generasi

selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang

menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi,

adaptasi terjadi melaui kombinasi perubahan kecil

sifat yang terjadisecara terus-menerus dan acak ini

dengan seleksi alam.

2.       Hayutan genetic, merupakan sebuah proses bebas

menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat

suatu populasi. Hanyutan genetic dihasilkan oleh

probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan

ketika suatu individu bertahan hidup dan

bereproduksi. Walaupun perubahan yang dihasilkan oleh

hanyutan genetic dan seleksi alam kecil, perubahan

ini akan berakumulasi dan menyebabkan perubahan yang

subtansial pada organisme. Proses ini mencapai

puncaknya dengan menghasilkan spesies yang baru.

Dokumentasi fakta-fakta terjadinya evolusi dilakukan

oleh cabang biologi yang dinamakan biologi evoluisioner.

Cabang inilah yang mengembangkan dan menguji teori-teori

yang menyebabkan evolusi. Kajian catatan fosil dan

16

keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah

meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa

spesies berubah dari waktu ke waktu. Mekanisme yang

mendorong perubahan ini menjadi jelas ketika teori

evolusi melalui seleksi alam dipublikasikan  oleh Chasles

Darwin pada tahun 1859. Kemudian, pada tahun 1930 teori

seleksi alam Darwin digabungkan dengan teori Mendel

membentuk  Sintesis Evolusi Modern seperti yang telah

dijelaskan tadi.

Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong

riset yang secara terus-menerus menimbulkan pertanyaan

baru, dimana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi

modern yang memberikan penjelasan secara menyeluruh

tentang keanekaragaman hayati di bumi. Karena kurangnya

intermediet fosil, evolusionis harus resor untuk

hipotesis spekulatif untuk menyelamatkan penyu agar

sesuai ke dalam evolusi. Satu hipotesis adalah bahwa

karapas penyu secara bertahap berevolusi dari 'unsur

integumen reptil primitif. Reptil ahli Olivier Rieppel

berpendapat bahwa besar 'masalah bagi ahli biologi

17

evolusi adalah untuk menjelaskan transformasi ini dalam

konteks sebuah proses bertahap. Rieppel berpendapat bahwa

kura-kura tidak bisa berkembang dengan proses bertahap,

dan menyimpulkan bahwa mereka dapat menjadi contoh dari

'beberapa monster'.

Baru-baru Gilbert dan rekan-rekannya telah

mengusulkan sebuah model teoritis embriologis yang

melibatkan gerakan dari tulang rusuk ke dalam lapisan

kulit yang menyebabkan evolusi dari cangkang penyu.

Pemodelan ini, meskipun berguna, tidak dapat menggantikan

kebutuhan untuk bukti paleontologis.

Sisa-sisa fosil reptil purba yang hidup 220 juta

tahun yang lalu mungkin telah memecahkan teka-teki

bagaimana kura-kura mendapat cangkangnya dan, dalam

proses, dibersihkan salah satu misteri yang paling abadi

evolusi hewan.

Ini adalah penyu tertua seperti fosil dan cangkangnya

tampaknya hanya setengah terbentuk, menutupi perutnya

tetapi meninggalkan kembali tanpa kondom nya. Para

ilmuwan percaya hal itu menunjukkan transisi evolusioner

18

dari negara shell-kurang dari nenek moyang penyu yang

paling awal ke shell sepenuhnya terbentuk dari semua

kura-kura hidup. Cangkang penyu adalah salah satu

struktur yang paling menarik dalam kerajaan hewan, dan

ahli zoologi telah lama berdebat tentang bagaimana

rencana tubuh pelindung perangkat dan tidak biasa bisa

berevolusi dari struktur anatomi yang sudah ada

sebelumnya.

Penemuan terbaru, yang dibuat oleh palaeontolog

penggalian di kaya fosil provinsi Cina Guizhou,

menunjukkan bahwa cangkang kura-kura berkembang dari

pertumbuhan tulang yang berkembang dari tulang belakang

dan tulang rusuk, bukan penggabungan lempeng tulang yang

ditemukan pada kulit dari beberapa reptil .

"Sejak tahun 1800, telah terjadi banyak hipotesis tentang

asal usul kulit penyu," kata Xiao Wu-chun, seorang

paleontolog dengan Museum Alam Kanada di Ottawa, Ontario,

yang merupakan bagian dari tim peneliti. "Sekarang kami

memiliki fosil-fosil kura-kura paling awal Mereka

mendukung teori bahwa shell akan dibentuk dari bawah

19

sebagai perpanjangan dari tulang punggung dan tulang

rusuk, bukan sebagai lempeng tulang dari kulit yang lain

telah berteori.."

Kura-kura memiliki rencana tubuh unik yang hampir

tidak berubah sejak punahnya dinosaurus 65 juta tahun

yang lalu, dan shell khas khas mendefinisikan tempat

dalam kerajaan hewan.

Penemuan fosil penyu paling awal dibuat pada tahun

2005 namun deskripsi lengkap ilmiah makhluk itu dan nama

- Odontochelys semitestacea - muncul untuk pertama

kalinya dalam edisi terbaru jurnal Nature, oleh tim yang

dipimpin oleh Chun Li dari Chinese Academy of Sciences di

Beijing. "Ini adalah kura-kura pertama dengan shell tidak

lengkap," kata Olivier Rieppel dari Field Museum di

Chicago, yang juga dalam tim. "Shell adalah sebuah

inovasi evolusioner Sulit untuk menjelaskan bagaimana ia

berkembang tanpa contoh menengah.."

Cangkang kura-kura dibagi menjadi dua bagian. Para

Plastron rendah meliputi bawah dan melindungi penyu

berenang dari predator menyerang dari bawah, dan karapas

20

atas melindungi dari atas. Fosil 220-juta tahun ditemukan

di Cina memiliki Plastron sepenuhnya terbentuk yang

menunjukkan bahwa makhluk itu berenang bebas dan harus

dilindungi dari bawah, tetapi tidak memiliki karapas

kembali.

"Reptil yang hidup di darat memiliki perut mereka

dekat dengan tanah dengan sedikit paparan bahaya," kata

Dr Rieppel, menjelaskan mengapa keberadaan Plastron

menunjukkan bahwa penyu kuno pastilah air penghuni.

Daripada shell atas sepenuhnya terbentuk, fosil telah

diratakan tulang rusuk dan tulang punggung diperluas yang

akan memberinya perlindungan parsial. Tengkoraknya juga

mengandung gigi, yang pada keturunan kemudian akan

diganti dengan paruhnya terangsang dimiliki oleh zaman

modern penyu.

Beberapa reptil, seperti buaya, memiliki lempeng

tulang di kulitnya disebut osteoderms, juga ditemukan

pada kerabat punah seperti dinosaurus. Karakteristik ini

dipandang sebagai penjelasan yang mungkin untuk kulit

penyu jika mereka menyatu menjadi struktur tunggal.

21

Tetapi penelitian menunjukkan bahwa selama perkembangan

embrio tulang punggung penyu memperluas luar dan tulang

rusuk memperluas untuk bertemu dan membentuk shell. Hal

ini menunjukkan jalur alternatif evolusi yang sekarang

didukung oleh fosil yang ditemukan di Cina.

"Hewan ini memberitahu orang melupakan leluhur kura-

kura tertutup osteoderms," kata Dr Rieppel. Penjelasan

yang lebih mungkin adalah bahwa shell berevolusi dari

outgrowths dari tulang rusuk dan tulang belakang yang

akhirnya menyatu untuk membentuk shell tunggal, seperti

yang mereka lakukan selama perkembangan embrio.

C.      Penyu Laut yang Telah Punah

Semua penyu laut masuk ke dalam superfamili

Chelonioidae. Superfamili ini dibagi lagi ke dalam 5 famili

kecil, yaitu : family Toxochelyidae, family Cheloniidae,

family Thalassemyidae, family Dermochelyidae dan family

Protostegidae. Dari kelima family tersebut, 3 famili telah

mengalami kepunahan, yaitu family, Toxochelyidae,

Thalassemyidae dan Protostegidae. Para peneliti sampai saat

22

ini masih berusaha mencari fosil-fosil yang tersisa dari

ketiga family tersebut.

Fosil penyu laut dari family Protostegidae pernah

ditemukan oleh para peneliti di shale Pierre, Dakota

Selatan pada tahun 1970. Penyu laut family ini diduga

hidup selama era Mesozoikum. Family Protostegidae ini

mencakup 4 genus penyu laut yang berukuran besar-besar,

yaitu : Archelon, Chelosphargis, Protostega dan Santanachelys. Salah

satu yang terbesar dan yang ditemukan oleh para peneliti

di shale pierre Dakota Selatan pada tahun 1970 adalah

dari genus Archelon. Fosil Archelon memiliki panjang lebih

dari 4 meter dan sekitar 4, 87 meter lebarnya dari sirip

ke sirip. Ukuran ini adalah ukuran terbesar yang pernah

ditemukan oleh para peneliti.

Fosil penyu laut lain lagi yang pernah ditemukan para

peneliti  yang diperkirakan telah hidup pada zaman

Triassic adalah Eilanchelys waldmani. Penyu ini adalah penyu

tertua dan merupakan nenek moyang penyu laut. Penyu

spesies ini merupakan jenis hewan darat seperti kura-

kura.. Penyu ini berat, jalannya lambat, dipersenjatai

23

tempurung dan tumit yang tebal. Tempurungnya seperti

kura-kura berukuran panjang 30 cm. Penyu ini tidak

memiliki sirip seperti penyu laut, tetapi penyu ini masih

bisa berenang dan penyu ini merupakan penyu perenang

tertua. Fosil penyu spesies Eilanchelys waldmani ini

ditemukan di Inggris pada tahun 2008.

Masih banyak lagi sebenarnya fosil penyu laut yang

telah ditemukan peneliti. Dan sampai saat ini, para

peneliti masih terus mencari fosil-fosil yang terkubur di

berbagi Negara untuk lebih mengetahui pasti bagaimana

penyu laut tersebut berevolusi dari zaman ke zaman. 

D.      Penyu Laut yang Masih Hidup Sampai Sekarang

Saat ini, masih ada 7 jenis penyu laut yang masih

hidup di dunia. Enam diantaranya ada di Indonesia.

Ketujuh jenis penyu laut yang masih hidup tersebut

termasuk dalam family :

1.        Famili Cheloniidae

a. Penyu Hijau (Chelonia mydas)

b. Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)

c. Penyu TempaYan (Caretta caretta)

24

d. Kemp Ridley (Lepidochelys kempi)

e. Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)

f. Penyu Pipih (Narator depressus)

2.        Famili Dermochelyidae

a. Penyu belimbing (Dermochelys coriace)

Dari ketujuh jenis Penyu laut yang ada, jenis penyu

belimbing diduga merupakan jenis penyu yang telah

hidup dari sejak zaman purba dan telah mengalami

evolusi, sehingga menjadi penyu belimbing seperti

yang ada saat ini. Penyu sisik juga dikatakan oleh

para peneliti merupakan penyu laut purba yang telah

hidup dari sejak zaman Jurassic di Kepulauan karibia,

Australia dan daerah sekitar Puerto rico.Secara

evolusioner peneliti beranggapan Jenis Eretmochelydae

secara umum merupakan hasil evolusi dari nenek moyang

karnivora. Penyu hijau juga dikatakan oleh para

peneliti merupakan jenis penyu yang telah hidup di

zaman Jurassic dan telah mengalami evolusi sampai

saat ini yang diduga berasal dari nenek moyang

Herbivorous chelonii.

25

E.     Fakta Hewan Air yang Naik ke Darat Tidak Bisa

Transisi Menjadi Hewan Darat

Evolusionis menyatakan bahwa suatu ketika, spesies

yang hidup di air naik ke darat dan berubah menjadi

spesies darat. Ada sejumlah fakta yang sangat jelas

menunjukkan kemustahilan transisi seperti itu:

1. Keharusan membawa beban tubuh: makhluk penghuni air

membawa beban tubuh mereka tanpa masalah. Tetapi,

bagi sebagian besar binatang darat, 40% energi

mereka habis hanya untuk membawa beban tubuh mereka.

Makhluk hidup yang berpindah dari air ke darat harus

mengembangkan sistem otot dan kerangka baru secara

bersamaan agar dapat memenuhi kebutuhan energi ini.

Suatu hal yang tidak mungkin terjadi melalui mutasi

kebetulan.

2. Daya tahan terhadap panas: suhu daratan dapat

berubah dengan cepat dan naik-turun dalam rentang

yang lebar. Makhluk hidup di darat memiliki

mekanisme tubuh yang dapat menahan perubahan-

perubahan suhu yang besar itu. Akan tetapi, suhu

26

lautan berubah secara perlahan dan perubahan

tersebut tidak terjadi dalam rentang yang terlalu

lebar. Organisme hidup dengan sistem tubuh sesuai

temperatur laut yang konstan akan membutuhkan suatu

sistem perlindungan agar perubahan suhu di darat

tidak akan membahayakan. Sangat tidak masuk akal

bahwa ikan mendapatkan sistem tersebut melalui

mutasi acak segera setelah mereka naik ke darat.

3. Penggunaan air: air dan kelembaban yang penting

untuk metabolisme harus digunakan sehemat mungkin

karena kelangkaan sumber air di darat. Sebagai

contoh, kulit harus dirancang agar dapat

mengeluarkan air sejumlah tertentu, sekaligus

mencegah penguapan berlebihan. Karenanya, makhluk

hidup di darat memiliki rasa haus karakteristik yang

tidak dimiliki organisme air. Di samping itu, kulit

tubuh hewan air tidak sesuai untuk habitat non air.

4. Ginjal: organisme air dapat dengan mudah membuang

zat-zat sisa dalam tubuh mereka (terutama amonia)

dengan penyaringan, karena banyaknya air dalam

27

habitat mereka. Di darat, air harus digunakan

sehemat mungkin. Itulah sebabnya hewan darat

memiliki sistem ginjal. Berkat ginjal, amonia

disimpan dengan cara mengubahnya menjadi urea dan

hanya membutuhkan sejumlah kecil air untuk

membuangnya. Di samping itu, beberapa sistem baru

dibutuhkan untuk membuat ginjal berfungsi.

Singkatnya, agar perpindahan dari air ke darat dapat

terjadi, makhluk hidup tanpa ginjal harus membentuk

sistem ginjal secara tiba-tiba.

5. Sistem pernapasan: ikan "bernapas" dengan mengambil

oksigen yang terlarut dalam air yang mereka alirkan

melewati insang. Mereka tidak mampu hidup lebih dari

beberapa menit di luar air. Agar mampu hidup di

darat, mereka harus mendapatkan sistem paru-paru

yang sempurna secara tiba-tiba. Tentu saja mustahil

bahwa semua perubahan fisiologis yang dramatis ini

dapat terjadi pada organisme yang sama, pada saat

bersamaan, dan secara kebetulan.

28

DAFTAR PUSTAKA

Kimball, John. 1983. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga :

Jakarta

http://www.independent.co.uk/news/science/how-turtles-got-their-shells-and-other-evolutionary-mysteries-solved-1036893.html

http://uungsupra.wordpress.com/2009/08/30/evolusi-versus-

penciptaan/

http://dinosaurs.about.com/od/otherprehistoriclife/a/Prehistoric-Turtles-The-Story-Of-Turtle-Evolution.htm

http://armadahambarsika.blogspot.com/

2011_02_01_archive.html

http://creation.com/evidence-for-turtle-evolution

http://desintabioholic.wordpress.com/2012/02/01/evolusi

29