179
Daftar Isi Pengakuan-Pengakuan 9 Kata Pengantar 11 Pendahuluan 13 1. Kepemimpinan: Mengapa Sekarang ? 19 2. Yesus Dan Kepemimpinan 29 3. Pemimpin: Seorang Anak 37 4. Pemimpin: Seorang Ahli Strategi 49 5. Pemimpin: Seorang Pencari 79 6. Pemimpin: Seorang Peramal 99 7. Pemimpin: Seorang Yang Berkuasa 119 8. Pemimpin: Seorang Pelayan 139 9. Pemimpin: Seorang Gembala – Pembuat (1) 161 10. Pemimpin: Seorang Gembala – Pembuat (2: Sebuah Study Kasus 169 11. Pemimpin: Seorang Gemabala – Pembuat (3) 199 12. Pemimpin: Seorang Jurubiacara 223 13. Pemimpin: Seorang Pejuang 251 14. Pemimpin: Seorang Penopang 273 Tambahan 295 Catatan-Catatan 301 1

Transforming Leadership

Embed Size (px)

Citation preview

Daftar Isi

Pengakuan-Pengakuan9

Kata Pengantar11

Pendahuluan 131. Kepemimpinan: Mengapa Sekarang ?

192. Yesus Dan Kepemimpinan 293. Pemimpin: Seorang Anak 374. Pemimpin: Seorang Ahli Strategi

495. Pemimpin: Seorang Pencari

796. Pemimpin: Seorang Peramal

997. Pemimpin: Seorang Yang Berkuasa

1198. Pemimpin: Seorang Pelayan

1399. Pemimpin: Seorang Gembala – Pembuat (1)

16110. Pemimpin: Seorang Gembala – Pembuat (2: Sebuah Study Kasus

16911. Pemimpin: Seorang Gemabala – Pembuat (3)

19912. Pemimpin: Seorang Jurubiacara

22313. Pemimpin: Seorang Pejuang

25114. Pemimpin: Seorang Penopang

273 Tambahan

295 Catatan-Catatan

301

1

“KEPEMIMPINAN YANG MENGUBAH”1

(Cara Yesus Menciptakan Visi, Membentuk Nilai,Mengubah dan Memberdayakan)

Oleh: Leighton Ford

Buku ini diapresiasi kepada Jack Dain, Billy Graham, Tom ZimmermanYang Dari Mereka Leighton Frod Belajar Banyak Hal Tentang Kepemimpinandi Dalam Kristus, dan Ditujukan Kepada Para Pemimpin Muda Yang MaishMenapaki Tahap-Tahap Pembentukan Karakter Dari Kepemimpinan Mereka

SEKAPUR SIRIH DARI PENULIS

1 Leighton Ford, “Tranforming Leadership”, InterVarsity Press, Downers Grove,Illionis 60515

2

Saya ingin berterimakasih secara khusus kepada MichaelGreen yang sejak lama telah saya kagumi dan khususmeminta saya untuk menulis buku ini. Dialah yangmemberanikan diri saya melanjutkan proses penulisan bukuini serta dengan sabar menuntun saya di tengah tantangansebagaimana saya hadapi khususnya dalam membagi jadwal diantara kesibukan sebagaimana saya jalani. Demikian sayaingin berterimakasih kepada Todd Hahn dan Cindy Bunch,dua orang yang dengan senang hati membantu saya padabeberapa penelitian yang berhubungan dengan tema ini,serta kepada Scott Hafemann dengan segala kebaikannyamemberi komentar yang sangat membantu khususnya pada temadan fasal-fasal awal karya buku ini. Demikian kepada JoByonton, melalui kebaikannya mengoreksi naskah sertamengetik ulang konsep tulisan ini, terimakasih kepadasemua dedikasinya. Juga kepada Leola Linkous yang telahsejak lama mengabdikan diri sebagai sekretaris saya, diatidak mengenal lelah pada pengetikan konsep awal tulisanini. Kepada teman-teman saya, Michael dan Nancy Timmis,dengan segala kehangatan keluarga mereka di Florida,khususnya ketika di dua masa yang berbeda, telah menolongsaya menyelesaikan karya ini, terimakasih atas kehangatandan kebaikan yang mereka berikan.

Kepada para staff di Leighton Ford Ministries, melaluikesabaran mereka mendukung saya. Sebagaimana ditekankanpada Bil. 11:17, “...sebagian dari Roh yang hinggap padamu itu, akanKuambil dan Kutaruh atas mereka, maka mereka bersama-sama denganengkau akan memikul tanggungjawab atas bangsa itu, jadi tidak usah lagiengkau seorang diri memikulnya”. Kepada semua yang mengambilbagian memberi pertolongan kepada saya menulis karya ini,ingin saya secara khusus mengucapkan terimakasih, jugakhususnya kepada teman-teman di Leighton Ford Ministries.Sangat khusus lagi, ucapan terimakasih saya tujukankarena perhatian dan kasih sayang terdalam serta tulusdari isteri saya Janie dan dari putri kami Jeanie,keponakan laki-laki kami Craig, anak kami Kevin. Dalamkeyakinan terhadap proses penulisan buku ini, merekasungguh menjadi bagian terpenting dalam menyelesaikankarya ini. Dengan ketakjuban oleh kasih sayang mereka,karya ini dapat saya selesaikan dengan baik tepat padawaktunya.

3

KATA PENGANTAR

Yesus yang dari Nazareth, Ialah seorang pemimpin terbesardi sepanjang sejarah dunia. Dari praktek hidup dandiriNya, ada teladan bagi kepemimpinan secara luar biasadan dicerminkan bagi realisasi dan tindakan kepemimpinanpara pemimpin masa kini. Charles Lamb, mengutip ini danmenekankan hikmatnya pada satu percakapan denganmengatakan: “ketika Alexander Yang Agung atau Napoleon datang kesebuah ruangan, kita semua akan berdiri dan memberi hormat kepadanya.Namun, ketika Yesus datang dan berjalan di ruangan yang sama, wajah kitaakan menunduk dalam kehormatan kepadaNya”, ... di sinilahletak perbedaannya.

Perbedaan dimaksud, tidaklah hal yang hendak ditekankanpada buku ini. Pada karya ini, Dr. Leighton Ford melihatYesus dari satu sudut pandang dan ingin ia tekankan,yakni: “Yesus adalah pemimpin yang sangat relevan danterbesar dalam dunia dan sejarah manusia, typekepemimpinan yang sungguh Leighton Ford ingin contohkankepada dunia dan manusia”. Melalui penelitiannya,Leighton Ford hendak menunjukkan tanda-tanda esensialdari kwalitas kepemimpinan Yesus, yang bagi LeightonFord, Yesus dan kepemimpinanNya bukanlah sekedar Tuhandan Pribadi dan patut dicontoh oleh manusia. DalamkepemimpinanNya, kedaulatan Yesus memiliki sifatkeilahian tertinggi bagi hidup manusia.

Buku ini menuntut konsekwensi yang rumit dan sulit padaproses penulisannya. Untuk maksud ini, Leighton telahbekerja keras melakukan itu serta ia berhasilmenyelesaikan penulisan karya ini. Dari hikmat isi bukuini, Leighton Ford ingin menghimbau bahwa ketika hendakmenulis tentang Yesus sebagai pemimpin, setiap kita harusmelihatNya sebagai Pemimpin yang mampu mengubah manusiake arah kehendakNya sendiri. Leighton Ford merupakansalah seorang dari banyaknya penulis dan mencobamengungkap keunggulan kepemimpinan Yesus. Akhirnya,melalui karya ini, Leighton secara spesifik memiliki

4

perbedaan yang lebih unggul pada cara bagaimanamenampilkan dan menonjolkan model dari kepemimpinanYesus.

Ada banyak skandal telah terjadi pada kepemimpinanKristen pada masa kini, skandal dimaksud lebih disebabkanoleh umumnya kepemimpinan Kristen masa kini telahmengabaikan Yesus sebagai fondasi serta contoh bagi modeldan realisasi kepemimpinan mereka. Melalui tulisan ini,Leighton Ford tidak ragu menekankan bahwa kepemimpinanYesuslah “model kepemimpinan terbesar dari banyaknyamodel kepemimpinan masa kini”. Dari cerminan kepemimpinanYesus, tidak ada wibawa yang tidak bersentuhan dengankerendahan hati dan keterbukaan bahwa “...sepanjang usahaterbaik apa pun dilakukan melalui tindakan kepemimpinan, tidak ada yanglebih ilahi dari pada usaha dan tindakan untuk melayani sesama”.

Michael Green

PENDAHULUAN2

Ketika Michael Green memberi saran kepada saya untukmenulis buku ini, saya merasa sangat terhormat. Walauawalnya saya merasa sangat ragu tentang judul dan topikyang diminta untuk saya tulis, namun akhirnya saya yakindan kokoh pada tekanan ide: “usaha untuk menggambarkansecara jelas kepemimpinan Yesus di luar pemahaman banyakorang”.

Meskipun demikian, akhirnya saya sangat merasa tertarik,sebab melalui usaha ini saya sekaligus dapat mendalami“jejak “ Yesus Kristus (sebagai Juru Selamat bagi saya):“Ia sekaligus Tuhan dan Pemimpin bagi banyak orang disepanjang waktu”. Sesungguhnya, hidup saya telah banyak2 Lih., hal. 13-17

5

dan mendalam dipengaruhi oleh para pemimpin, sepertimisalnya: “Billy Graham dan Bishop A. Jack Dain”. A JackDain adalah pendahulu saya sebagai Ketua di KepanitiaanLausanne dan akhirnya, Tom Zimmermann (pada tahun-tahunterakhir) menjabat sebagai pengawas umum di “Assemblies ofGod” di USA. Selanjutnya, saya memberanikan dirimelangkah lebih jauh pada hidup dan pelayanan saya.Setelah 31 tahun menjalin keakraban di pelayanan dengansaudara ipar saya Billy Graham, saya mengkonsentrasikandiri untuk menulis buku ini. Tujuan saya yakni untukmenolong generasi muda mengembangkan karakterkepemimpinan mereka. Oleh pengalaman pahit, yaknimelalui meninggalnya anak tertua saya Sandy di usianyayang ke-21 tahun (satu pengalaman hidup pedih), akhirnyaperistiwa itu memotivasi serta memberi keinginan kuatpada diri saya untuk menolong para generasi muda (priadan wanita) untuk “mengejar Kristus”. Keasadaran itu datangdari pengalaman ini, yakni keadaan yang sekaligusmemberanikan diri menuntun para senior dan memotivasimereka pemimpin generasi muda.

Selalu ada alih generasi pada realisasi kepemimpinan.Generasi tua menjelang masa pensiun mereka, kemudiangenerasi muda mengambil alih kendali kepemimpinan. Lebihdari satu kesadaran, bahwa dengan banyaknya tragedikegagalan telah dialami oleh para pemimpin politik,perusahaan demikian para pemimpin spritual bahkankegagalan dimaksud ternyata secara serius akhirnyamenjadi cacat bagi mereka. Di tengah kondisi seperti ini,inspirasi yang menyegarkan telah diilhamkan oleh typekepemimpinan Yesus, kepemimpinan yang tajam sebagaialternatif dan sangat ideal diterapkan hingga masa kini.Dari isi buku ini, satu tekanan baru bagi modelkepemimpinan masa kini yakni: “KepemimpinanTransformational” (judul buku ini). Buku ini sungguhmenekankan pokok pikiran yang sangat fundamental, yakni:“adanya akselerasi dari perubahan besar jaman masa kinidi mana perubahan itu lebih dikenal sebagai jaman postmodernisme dunia”. Kecenderungan jaman post modernismesering diawali oleh perkembangan peradaban manusia dansecara relatif, banyak unsur kebudayaan dipengaruhikemudian meninggalkan meninggalkan sifat-sifat

6

primitifnya. Pada jaman sekarang, kehidupan dalamberbagai aspek sangat berkembang dan berubah demikiancepatnya.

Seorang ahli filsapat Eropa, Michael Polanyi, melaluibukunya “Personal Knowledge” (Chicago: Univ. Of ChicagoPress, 1974), ia menekankan bahwa “sejak memuncaknyakeraguan abad-abad pencerahan (menekankan doktrin secarasangat tinggi sebagai prinsip fundamental kehidupan),maka para ilmuwan berusaha untuk menjawab dan menjelaskanbanyak pertanyaan yang berhubungan dengan kehidupanmanusia serta dinamika dunia. Hasilnya, banyak terjadikesalahan positif bahkan dan di berbagai area. Ditekankanoleh Michael Polanyi bahwa skeptisisme telah merusakmanusia, hanya iman satu-satunya instrumen yang mampumengangkat kepercayaan diri dan inteligensi manusia. Ditengah situasi disebutkan, manusia sangat membutuhkanruang yang sangat nyaman untuk di didiami sekaligus mampumembawa manusia pada satu pengharapan dan satu masadepan. Pada masa ini penekanan terhadap kepemimpinanYesus sebagai sebuah model, tidaklah hal sia-sia atausentimentil”.

Keyakinan pada Yesus yang memimpin “para penjala ikandari Galilea” sebagai satu yang relevan bagi keyakinanmanusia zaman post modern ini. Keyakinan inilah yangsangat relevan, tidak hanya memahami kepemimpinan Yesustetapi essensial menginspirasikan manusia zaman ini.Yesus yang dapat menciptakan, mengartikulasi danmengkomunikasikan dan yang menarik manusia, serta yangmengubah manusia untuk menyatakan mimpinya; membuat parapengikutnya menyatakan perhatiannya sendiri danmemampukan mereka menghadapi perubahan dunia secara baru;memberikan suara kenabiannya dari hati yang terdalamserta membawa mereka keluar dari tantangan itu. Di tengahsituasi seperti inilah manusia membutuhkan model dan tipekepemimpinan tertinggi sebagaimana ditampilkan Yesussebagai tipe kepemimpinan yang mengubah, pemimpin yangfmemampukan manusia dapat melihat tujuannya secaravertikal dan horizontal; yang memberdayakan manusia lebihmemiliki zamannya. Pemimpin yang mengubah adalah ia yangmampu melepaskan para pengikutnya sekaligus memberdayakan

7

mereka dan memberi kepada pengikutnya kuasa menunjukkankemampuan terbaiknya.

Satu hal yang sangat berhubungan terkait, masa depan anakdalam keluarga sangat dipengaruhi oleh sehatnyakepemimpinan orangtua (bapak). Hal yang sama, ketikaAllah menciptakan standar tertinggi bagi manusia, Yesusmenyatakan diri-Nya sebagaimana diutus oleh Allah kedalam dunia dan membawa banyak anak serta menunjukkankepada mereka kemudian Allah (Ibr. 1 : 3; 2 : 10).Perenungan iman yang benar adalah mengikuti Yesus danmengabdi pada hukum-Nya (Mat. 5 : 44, 48 “Kasihilahmusuhmu dan berdoalah kepada mereka yang menganiaya kamu,. . . karena itu haruslah kamu sempurna sebagaimanaBapamu yang di sorga adalah sempurna”). Rasul Paulusmengutip nats ini, dan menekankan bahwa pengikut Yesusadalah orang yang menampakkan refleksi dari kemuliaanYesus yakni “mengubah manusia dan dunia kepada keinginan-Nya” (II Korit. 3 : 18). Kepemimpinan Yesus menandai:kekuatan kuasa yang memperkaya semua orang yang padaakirnya kuasa ini mengembalikan pengikut-Nya memilikikemuliaan.

Jika Yesus berusaha dalam kepemimpinan-Nya untukmenampakkan diri-Nya, ini berarti Ia memilih masa untukmenunjukkan kuasa kepemimpinan-Nya dalam sejarah manusia.Kuasa kepemimpinan yang memberdayakan setiap generasihingga pada akhir zaman. Akhirnya, Yesuslah sebagaiJuruselamat yang berdaulat yang menyerahkan diri-Nyamelalui kekayaan-Nyadalam cara kepemimpinan-Nya yangmengubah (Yes. 55 : 4 ; Flp. 3 : 1)

KEPEMIMPINAN(MENGAPA SEKARANG ?)3

1. Sebagaimana telah nyata masa akhir abad dua puluhini,4 beberapa tantangan dan nyata dihadapi oleh jaman

3 Ibid., hal. 19-274 Dua puluh lima abad yang lalu, Aristoteles telah menulis ini:“...umumnya orang muda memiliki keinginan yang sangat kuat, mereka

8

khususnya berhubungan dengan masa depan pemimpin dankepemimpinan, yakni:

a. Sebuah Perubahan Dunia5

Tampilnya generasi muda pemimpin di tengah perubahandunia yang sangat cepat, perubahan jaman yang sangatcepat itu diikuti oleh berlangsungnya pertentanganideologi, ras dan kelas masyarakat: olehnya dari segalaarah manusia dilanda oleh kecemasan. Kecemasan initerutama dipengaruhi oleh berlangsungnya perlombaansenjata nuklir yang dimanfaatkan oleh para terorist,seakan kondisi ini menjadi sebuah fenomena baru. Ditengah kondisi inilah semakin memuncak “perasaan tidakberguna, kesendirian dan ketertutupan seakan menjadimilik manusia”. Gaya hidup sekularisme kemudian semakinmengurangi peran dan pengaruh agama bagi kehidupan

lebih suka mengerjakan suatu pekerjaan yang terhormat dari padamengerjakan suatu pekerjaan yang berguna... mereka menganggap telahlebih mengetahui segala sesuatu, lebih mengetahui hal-hal yangmenentukan, namun nyatanya mereka sesunguhnya badung tentang segalasesuatu..... umumnya orangtua merasa telah hidup dan lebihmerasakan asam garamnya kehidupan, mereka tidak yakin tentangsegala sesuatu, namun di bawah segala sesuatu. Mereka berpikirtidak mengetahui ... dan selalu berkata “mungkin”... merekamenuntun hidupnya sendiri pada pertimbangan-pertimbangan yangterlalu banyak: “apakah perbuatan ini berguna ? Dapatkah dihargai ?Kurang keyakinan tentang masa depan ! ... Mereka menganggap segalasesuatu tidak sesuai dengan hatinya, bahkan lebih buruk dari apayang diharapkan.” Mengutip pertanyaan ini, umumnya para orang mudasekarang hidup di tengah masa hilangnya (tidak adanya) cerminanakan kepahlawanan.” Realitasnya, ada atau tidak cerminan akankepahlawanan masa kini, dunia nyata tengah berada pada duakenyataan yakni “ancaman redupnya cerminan karakter kepemimpinanyang unggul, namun berada di tengah suasana transisi kepemimpinan.”

5 Masa awal abad ini Jhon R. Mott (seorang misionaris), telahmenulis sebuah buku sangat terkenal bertema kepemimpinan denganjudul: “Kepemimpinan Masa Depan Gereja (The Future Leadership of theChurch).” Isi karya ini, sangat didasarkan pada interview penuliskepada seratus orang pemimpin jemaat di seluruh dunia. Jhon R. Mottmemberi kesimpulan bahwa “spritualitas pemimpin sangat ditentukanoleh kesadarannya terhadap kepemilikannya pada pesan dankeasadarannya akan misi panggilannya”. Pada posisi ini, seorangpemimpin yang esensial adalah ia yang secara efektifmengekspresikan keinginan Kristus kepada banyak orang”, dan di atassegalanya “ia adalah orang yang memiliki karakter agung.”

9

manusia. Manusia seakan merasakan bahwa kehidupan hariini, seakan sebagai tanda bahwa kehidupan hari esoktidak akan pernah datang kembali. “Jalan keluar yangdiharapkan ialah “adanya nilai pengharapan terhadapkepemimpinan, akan membuat keadaan ini menjadi berbedadan berubah.”

b. Sebuah Kepemimpinan yang Hampa

“Tidak ada keajaiban”, inilah sebutan yang seringterdengar dan berkembang masa sekarang. Di tengahtantangan jaman sebagaimana dimaksud, satu prinsipkepemimpinan ditawarkan, yakni: “kepemimpinan yangmengubah, …jika anda menginginkannya”. Fokus tekananini, kekuatannya ditempatkan pada “proses yangmengubah” yakni satu proses yang mampu mengubahterjadinya hubungan transaksional (menghargai ataumerealisaisikan “janji-janji” kepada para pengikut)yakni sebagai adanya penghargaan atas perubahan nyatapada harisma dan wibawa kepemimpinan yang diterima.Pada situasi ini, teori kepemimpinan (sebagai buahtransaksi) harus memberikan hal yang lebih tinggisebagai buah dari perubahan wibawa yang diperoleh olehpemimpin. Bernard Bass, mencirikan “KepemimpinanTransformasional: (Kepemimpinan Yang Mengubah)” sebagaikeadaan yang mampu membangkitkan motivasi sertakesadaran banyak orang tentang apa yang merekainginkan. Perubahan yang terjadi yakni perubahan darisejumlah kegagalan symbol-simbol kepemimpinan yangmistis (seperti yang telah dan pernah terjadi padagereja melalui system kepemimpinan Paus, demikian dilingkungan politik serta di lingkungan organisasitermasuk di lingkungan perusahaan besar).

Bila system kepemimpinan transasksional berlangsungbersama dengan “Kepemimpinan Transformasional”,kombinasi dua type ini akan memungkinkan terjadinyaperubahan. Kepemimpinan transaksional akan menerima apayang ditekankan oleh kepemimpin transformasional,terutama pada janji-janji yang diucapkan. Kepemimpinantransaksional akan menerima peraturan-peraturan dansystem nilai, hanya kepemimpinan transformasional yang

10

mampu mengubah ini. Bila kepemimpinan transaksionalberbicara tentang imbalan (upah yang diterima), makakepemimpinan transformasional akan menekankan tujuan.Bila kepemimpinan transaksional menekankan tawarmenawar, maka kepemimpinan transformasional menekankansimbol. Ringkasnya, Bernard Bass menekankan,kepemimpinan transformasional akan sangat kuatmemorivasi setiap orang melakukan kemampuan terbaiknyasesuai dengan apa yang ingin dan paling dikehendakinyauntuk dilakukannya baik melalui kesadaran tentangperbedaan nilai, juga melalui kecenderunganditekankannya tujuan dirinya sendiri (termasukmengembangkan daftar kebutuhan dan keinginan).Kepemimpinan transformasional sangat esensialmenekankan standard ganda, artinya adanya pemahamanbahwa setiap orang mampu mengubah keadaan yang palingburuk menurut cara terbaik dan semampu diketahuinya.6

Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampumenuntun banyak orang kepada hal-hal yang lebih baik,sebab ia memanfaatkan wibawa kepemimpinannya ke arahyang menakjubkan bagi banyak orang.

c. Di Manakah Para Pemimpin ?

Dimanakah para pemimpin transformasional sekarang? Jikamereka tidak ada di tempat ini, dari manakah merekadatang?7 Ray Bakke (ahli kecenderungan masyarakaturban) menekankan bahwa di banyak belahan dunia dan dibanyak kota besar dunia, ada kesenjangan terjadi ditengah kepemimpinan khususnya pada kepemimpinan jemaatKristen. Kesenjangan dimaksud khusunya di antarapersoalan: “usia empat puluh dan lima puluh limatahun”. Kecenderungan usia ini merupakan hal yang

6 Ibu Theresha adalah seorang pemimpin yang transformasional,sebab ia mampu memberi inspirasi bagi banyak orang di dunia.

7 Sesuai pengalaman banyak orang di Amerika, John Gardnermenekankan bahwa: “ketika Amerika Serikat memiliki populasi sekitartiga juta jiwa, saat itu mungkin hanya enam orang saja pemimpin dinegara itu memiliki reputasi mendunia, seperti: Washington, Adams,Jefferson, Franklin, Madison dan Hamilton. Sekarang, denganpopulasi Amerika telah mencapai dua ratus empat puluh juta, merekamengharapkan dapat memiliki lebih dari delapan puluh orang pemimpindengan reputasi mendunia, namun “di manakah mereka?”

11

menarik dalam menentukan pemimpin, khususnya ketikamelihat type pemimpin masa depan yangpotensial, ...maka akan lebih banyak orang mengatakan:“lebih baik jika di bawah empat puluh tahun”.

Jika terjadi kesenjangan dalam membicarakan masalahbatas usia pemimpin, “apakah penyebabnya ?” Akan lebihbanyak orang menjawabnya, pertama: “adanya sikluskepemimpinan yang meliputi empat generasi”. Siklusdimaksud ditentukan oleh masa transisi zaman, yaknigenerasi pemimpin yang muncul setelah Perang DuniaKedua. Mereka menginginkan tampilnya generasi pemimpinyang berusia tiga puluh hingga empat puluh tahun.Kedua, ketika jaman berada pada generasi pasca PerangDunia Kedua, dimana para pemimpin berusia lima puluhtahun ke atas, umumnya mereka menciptakan kehampaanpada kepemimpinan mereka. Mengapa ini terjadi?Penyebabnya terutama disebabkan oleh pasca berkahirnyaPerang Dunia Kedua, situasi ini berdampak pada mimpibanyak orang ingin menunjukkan ciri kepemimpinan merekasecara kuat. Kecenderungan ini nyata di lingkunganperusahaan dan bisnis, mereka nampak membanguncoorporasi besar, jika di lingkungan keagamaan/gereja,mereka menjadi pelopor bagi munculnya banyak organisasipelayanan, misalnya: Yayasan Billy Graham, CampusCrusade dan World Vision serta Yayasan-yayasanpelayanan lainnya.

Pada generasi kedua, pemimpin yang di atas usia limapuluh tahun yakni yang lahir sebelum tekanan besarPerang Dunia Kedua, mereka tumbuh dan berkembang selamatahun-tahun yang menekan (Pasca Perang Dunia Kedua).Para pemimpin generasi pertama tidak memberikan kepadamereka kesempatan untuk memimpin. Sementara pemimpin digenerasi kedua, mereka tidak dipersiapkan menanggungresiko atas petualangan mereka sehingga akhirnya merekacenderung menjadi seperti pengelola atas visi parapendahulu mereka. Sekarang generasi ketiga telahberkembang pada corak kepemimpinan mereka. Mereka ialahpara pemimpin yang lahir di atas periode tahun 1940-andan 1950-an. Mereka telah menjadi bagian dunia yangbaru yang sesungguhnya sebagai generasi post modern

12

dunia. Mereka ingin memimpin, namun terlalu lelahmenunggu untuk siap menanggung resiko. Karakter yangditunjukkan oleh pemimpin generasi ketiga, mereka nyatalebih perduli kepada perkembangan informasi dan lebihtertarik kepada orang daripada tertarik kepada hasil.Seperti James Crupi mengatakan, “mereka memahami bahwamereka akan memimpin di periode zaman industrialisasiglobal dimana informasi merupakan kekayaan danmasyarakat seakan dihasilkan secara baru. Sering polakekeluargaan tradisional dipotong, akar-akarpersekutuan dan spiritual diringkas, “nilai baru dariperiode jaman post modern kemudian diserap secarautuh”.

Satu generasi, yakni generasi keempat sedang “berada ditengah jalan”. Secara umum mereka berusia dua puluhtahunan dan umumnya mereka masih di pendidikan Tinggidan Universitas. Pertanyaan kemudian muncul yakni:“apakah nasib yang sama akan menimpa generasi keempatini sebagaimana dilakukan oleh generasi kedua ? Akankahmereka diabaikan ? Akankah mereka di bawah kendali ?”Menurut Jhon W. Gardner, sejumlah unsur yangmempengaruhi kehampaan pemimpin, ini sangat ditentukanoleh luas dan rumitnya organisasi yang menghalangiperkembangan para pemimpin. Masyarakat secaraperorangan dapat menciptakan sebuah perasaan yang tidakberkuasa. Pengkhususan secara berlebihan dapat menguraspotensi seorang pemimpin. Sebuah “vaksin antikepemimpinan” dapat membujuk generasi muda bahwamasyarakat sangat membutuhkan seorang ahli, tidakseorang pun pemimpin yang mampu bersikap skeptis, jikaberhubung dengan kekuasaan terhadap kritik danmenumpuknya pada diri seorang public figur, yangsenyawa dengan moral public yang baik, termasuk darikegagalan etis dan personalitas terkenal (misalnyakeimanan, kerjasama dan aspek politik) yang jikadikombinasikan akan mendesak tanggungjawab kepemimpinanpara pemimpin pada abad ini. Inilah yang sering sebagaikrisis dalam menghasilkan seroang pemimpin yang besar.

d. Apakah Kepemimpinan Itu ?

13

“Saya akan mengikutinya”. Pernyataan ini merupakan halyang umum jika berhubung dengan kepemimpinan danpemimpin. Mengapa penting mempersiapkan diri untukmengikuti seseorang ? Apakah sikap ini dengansendirinya menjadikan mereka pemimpin? Setelah beberapatahun penelitian dilakukan tentang tema ini,ditekankanlah bahwa ciri pemimpin yang efektif ada pada“orang yang lebih memperhatikan orang lain darimemperhatikan dirinya sendiri”. Perhatiannya difokuskanpada berbagai situasi di sekitarnya terutama padajawaban atas pertanyaan banyak orang “apa yang dapatdilakukannya untuk merubah satu situasi yangmenegangkan ?”. Dua unsur penting terhadap hal ini,yakni: seorang pemimpin harus mampu sebagai pelopor(memahami jelas hubungan antara gagasan danperencanaan). Kedua, pemimpin harus mampu menggerakkanorang untuk mengikuti dirinya melalui menunjukkanpertimbangan-pertimbangan yang bijaksana. Unsur inimenjadi jelas dalam membedakan karakter seorangpemimpin pada berbagai hal. Tidak ada satupun gayakepemimpinan yang dirinya merupakan anggota darilingkaran kerja dimana orang lain tidak berkarya.Secara umum, para pemimpin bertindak darikebijaksanaannya sendiri, yakni “dari tersedianyakekuasaan posisinya”. Akhirnya, secara teori:kepemimpinan dan kualitasnya sangat ditentukan olehkarakter si pemimpin itu sendiri. “Seorang pemimpintidaklah dilahirkan menjadi seorang pemimpin, namun:kepemimpinan merupakan satu status yang diciptakan”,inilah yang harus dipahami untuk menciptakan seorangpemimpin yang efektif. Jika seorang pemimpin memilikikepribadian yang mampu menolong para pengikutnyaberubah dan bergerak dari keadaan yang mereka sendirikehendaki, sungguh: ciri type kepemimpinan inilah yangsangat menghormati proses dan aktifitas kepemimpinanitu sendiri.

e. Memberdayakan Pemimpin

Satu studi yang sangat menarik tentang kepemimpinanialah apa yang telah ditemukan oleh Warren Benniss padapenelitiannya di Universitas California Selatan,

14

sebagaimana ditulisnya pada bukunya sendiri berjudl:“Leaders: The Strategies For Taking Charge (Pemimpin: BeberapaStrategi Untuk Mendapatkan Dana)”. Pada buku ini,Bennis menggambarkan sangat jelas bagaimana cara“memberdayakan seorang pemimpin”. Tekanan isi sebagaimana disajikan oleh Benniss pada buku ini, empattekanan yang dimunculkan oleh Benniss (sebagaimanadiperolehnya dari interview yang dilakukannya padasembilan puluh orang pemimpin: di Bidang Pendidikan,Perusahaan, Pemerintahan, Olahraga dan Seni), yakni:“Visi, Komunikasi, Kepercayaan dan Pemberdayaan.”- Pemimpin mendapatkan perhatian pengikutnya melaluivisinya. Dari unsur ini Bennis menekankan visi“sebagai komoditi pemimpin”. Artinya pemimpinterkonsentrasi hanya untuk melakukan hal-hal yangbenar dan hanya tertarik pada hal-hal yang benarpula. Pada unsur ini, pemimpin mampu menangkapperhatian para pengikutnya melalui visinya yang jelaspula. Dari dirinya mengalir: “makna komunikasi yangefektif”, walau gaya mereka berkomunikasi mungkinsangat berbeda.

- Keyakinan pemimpin yang membuat sesuatu hal menjadisangat jelas, komit berpendirian, pintar menciptakanrelasi yang dapat menolong dan bekerja secara halus.“Pemimpin ialah orang yang menuju ke awan... yangmenggerakkan orang lain yang ingin mengikutinya”, danyang akhirnya ia se orang yang mengetahui bagaimanamenggerakkan pengikutnya ke sebuah penghormatansecara positif. Merupakan suatu hal yang baik jikaseorang pemimpin tidak terlalu berlebihan unsurkepercayaan dirinya, tetapi pemimpin yang mengetahuikualitas dan kekuatannya serta kelemahannya, ia akandapat berdiri kokoh walau berada di tengahkelemahannya sendiri, sebab ada pengamanan baginyadari kebebasan orang lain di sekitarnya melakukanpotensi terbaik mereka.

f. Hal Terakhir dari Seorang Pemimpin

Karakter terpenting dari seorang pemimpin sangatditentukan oleh tiga kata ini, yakni: “Kesabaran,Kebijakan dan Iman”. Di dalam diri Yesus tekanan tiga

15

kata ini dapat ditemukan, Ia adalah pemimpin yangmemiliki aspek karakter terbesar, Ia memilikipengetahuan yang lebih baik bagaimana mengkomunikasikandiriNya kepada para pengikutNya. Ia adalah pemimpinyang dapat dipercayai dan yang melakukan misiNya demimemberdayakan pengikutNya. Melalui hal-hal yangmencengangkan, Ia rela memberikan diriNya dansepenuhnya bagi para pengikutNya.

Yesus Dan Kepemimpinan8

2. Dua tekanan penting diuraikan oleh poin tema ini yakni :

Yesus Model Bagi Para Pemimpin

Beberapa pertanyaan yang harus dipergumulkan sebelummemahami tekanan maksud topik ini, yakni: pada hal apaYesus mampu dijadikan sebagai model bagi kepemimpinansekarang? Jika Yesus sebagai seorang pribadi pemimpinyang unik, dan jika Ia Anak Allah, pada kategori apa Iamampu menjelaskan pengalaman kehidupan manusia ? Aparelevansi yang dapat dipetik dari kepemimpinan Yesusbagi kita ? Bagaimana kepemimpinan Yesus dapat sebagaikabar baik bagi kita? Jika kita tidak menghendakikepemimpinan Yesus, apakah kepemimpinanNya dapatsebagai model atau justru sebagai kepemimpinan yangmendorong berlangsungnya keputusasaan? Untuk menjawabpertanyaan-pertanyaan ini, beberapa penegasan untukmenjawab dilema kehidupan manusia berhubung dengankepemimpinan Yesus,9 yakni :

▪ Pertama: berfikir tentang kepenuhan keilahianYesus, Ia adalah pribadi yang benar-benar manusiatidak sebagai 90 % Allah dan 1 % manusia, tetapi Iabenar-benar memiliki karakter keduanya sebagai Allah

8 Ibid., hal. 29-35 9 . Study mengenai Yesus tidaklah menyediakan bagi kita sebuah“bagaimana merancang”, ... menjadi pemimpin seperti Yesus.Hakikatnya kita belajar bahwa Yesus di dalam kita untuk memimpinmelalui kita, “setiap orang yang dipimpin oleh Roh Allah, adalahanak Allah (Rom 8:14)”.

16

dan sebagai manusia (Ibr. 2 : 14). Yesus benar-benarmemiliki eksistensi manusia, eksistensi yangsesungguhnya dan orsinil memiliki makna bagimanusia.

▪ Yesus secara terus terang menjelaskan diri-Nyakepada manusia. Ketika pelayananNya menjelangberakhir, Ia membasuh telapak kaki para muridNya danberkata kepada mereka: “sekarang Aku adalah Tuhandan Gurumu, telah membasuh telapak kakimu,demikianlah kamu membasuh telapak kakisesamamu ...demikianlah Aku memberikan contoh supayakamu melakukannya kepada sesamamu” (Yoh. 13 : 14-15). Sungguh Yesus lebih jauh sebagai contoh bagimanusia, Ia tidak lebih kurang dari itu.

▪ Kerajaan yang diberitakan-Nya diwujudkan sekarangsebagaimna pada masa yang akan datang. Yesus sendiriberkata bahwa kerajaan Allah dinyatakan telah dekat(Mrk. 1 : 15). Pada kesempatan yang lain, Iamengatakan bahwa kerajaan Allah akan datang, tetapikedatangan kerajaan Allah bukan untuk memenuhikeinginan manusia tetapi Ia datang hanya untukmemenuhi keinginan Allah bag ikehidupan manusia(Luk. 17 : 20-21)

▪ Yesus sangat kuat mempengaruhi tindakankepemimpinan manusia melalui berbagai cara. MahatmaGandhi (tokoh pemimpin pembela kemanusiaan dariInida, bukanlah seorang yang percaya kepada Yeus,namun Ia mengagumi Yesus yang menjadikan-Nya sebagaimodel pada banyak aspek) pernah berkata bahwaseseorang India yang menunjukkan nilai tertinggidari kepeduliannya terhadap sesama baik itu Hindu,mereka adalah pribadi yang meniru Kristus.

▪ Kepemimpinan Yesus, pada perkembangan kebudayaanmanusia sekarang, sangat relevan serta melampauiotoritas dan wibawa kebudayaan manapun. MengikutiYesus tidaklah seperti para ahli literaturmengikutinya, mengikuti Yesus harus dimulai darihal-al yang sederhana. Menjadikan Yesus sebagaiprofil yang lebih luas yang mengatasi segala hal didalam dunia adalah merupakan cara pandang kelompokidealis memandang Yesus.

17

▪ Kepemimpinan Yesus tidaklah sebagai nilai yangnetral, kepemimpinan ini harus digunakan pada banyakaspek dan kasus. Kepemimpinan Yesus sangat menandaitipe kepemimpinan dalam kerajan Allah, yaknikepemimpinan yang memberikan diriNya bagi oranglain. MelaluiNya kepemimpinan Yesus bukanlah hal:“bagaimana merumuskan program melalui mengarahkannyakepada unsur-unsur duniawi namun secara unikkepemimpinan Yesus sangat berhubungan dengandinamika maksud Allah kepada dunia.

▪ Memahami Yesus sebagai pemimpin yang sempurna, carapandang seperti ini akan menuntun kita kepadapengharapan yang tidak realistis terhadap diri kitadan orang lain. Melalui cara pandang kita memahamiYesus sebagai pemimpin yang sempurna yang melampauisegala hal di dunia, sikap ini akan menjaditantangan bagi kehadiran kuasa kepemimpinan itu bagihidup manusia dan dunia. Tetapi menempatkankepemimpinan Yesus sebagai model yang bebeda dengankepemimpinan dunia ini, melalui metode ini justruakan menjadikan Yesus sebagai model yang palingsesuai sebagaimana diharapkan oleh mansuia masakini.

▪ Yesus memberikan tangung jawab kepada parapengikut-Nya, dan Ia berjanji akan mencurahkankarunia kepemimpinan itu melalui Roh Kudus (Yoh.20 : 21-23). Tindakan propetis telah terpenuhiberapa hari menjelang dipenuhinya janji rohkuduskepada para pemimpin jaman gereja mula-mula di haripentakosta (Kis 2 : 1-4). Misalnya, penjelasanPetrus yang memuliakan kehadiran Allah “telahdirterima dari Allah Bapa pemenuhan Roh Kudusdicurahkan kepada penglihatan dan pendengaranpemimpin” (Kis 2:33). Kemimpinan Yesus dilanjutkankepada kepemimpinan Roh Kudus. Roh Kudus memberikankarunia khusus kepada pemimpin untuk memilih orangmelaksanakan maksud Allah. Maksud inilah yangditerima oleh Rasul Paulus, yang setelah kenaikanYesus ke surga “memberikan karunia khusus kepadamanusia........beberapa menjadi apostel, beberapamenjadi nabi, menjadi evangelis, menjadi pengajar,

18

pengkhotabah, semuanya mempersiapkan umat Allahuntuk pekerjaan pelayanan” (Ef 4:8, 11-12).

Lebih jelas melalui kehadiran dan kepemimpinan Yesus,ini sebagai kabar baik dimana Ia memimpin bagimanusia. Di dalam Yesus, Allah mengidentifikasikandiriNya sendiri kepada manusia. Yesus berada lebihdekat dengan umatNya, Ia tidak merekrut para malaikatmenjadi pemimpin, tetapi tubuh dan darah manusia yangbergumul dalam proses menunjukkan kuasa Kristus.Yesus membangun satu dunia yang baru melalui mengubahpara orang berdosa, sehingga melalui babpisan Yesusmemilih seseorang berdosa dan memberi pengampunansehingga menjadi anak Allah. Yesus menghendaki parapemimpin dapat melaksanakan kepemimpinan melaluipengalaman kehidupan, sehingga ia sendiri dapat diujidalam kematangan dirinya sebagai pemimpin. Yesusmenginginkan para pemimpin pelayana kepemimpinan itudemi Allah, karakter ini lah sebagai indetifikasitotal dari gaya kepemimpinan sebagaimana ditekankanoleh keinginan Yesus yakni memimpin dengan hati didalam Kristus. Kepemimpinan yang paling spektakulardalam sejarah lintas budaya manusia adalah merekayang meletakkan Yesus sebagai anak Allah menjadipemimpin bagi seluruh bangsa. Dalam statusnya sebagaiorang Yahudi, Yesus menyenangi dirinya sebagai statusAnak Allah. Sebagai pemimpin, Yesus memberikan banyakkebebasan dan kebenaran, Yesus lahir di dalampalungan, mengajar di atas perahu, masuk ke Jerusalemmelalui seekor keledai, perjamuan bersama dengan paramuridNya, mati di salib dan kemudian dikuburkan. Didalam semua pengalaman ini, Ia menunjukkankredibilitasnya sendiri, melalui pencobaan,kesedihan, keterbatasan, rasa sakit dan akhirnya“Yesus menyempurnakan diriNya sendiri kepada kita, Iatidak kehilangan identitasnya sendiri, “Ia tetap padadirNya” sehingga pengajaran tentang inkarnasiNyaadalah sebagai “identifikasi tanpa kehilanganidentitas”.

Apa Makna Model Kepemimpinan YesusBagi Kepemimpinan Kita Sekarang ?

19

Dalam Kristus kita menemukan jawaban terhadap duapersoalan diri kepemimpinan yang terbesar. a. Ketakutan, perasaan tidak terpuaskan

(tercukupkan), “saya seorang yang kurang baik atautelah cukup kuat sebagai seorang pemimpin”. Dosakebanggaan terhadap diri sendiri membuat seorangpemimpin mengecilkan makna dari realisasitanggungjawabnya.

b. Melawan pencobaan adalah penampakan dari otoritasyang sembrono yakni menghendaki menjadi tuan yangmelampaui orang lain. Sebagai sebuah fakta bahwadosa kebanggaan membuat seorang pemimpin menjadienggan dan lebih memuliakan diri sendiri.

Setiap kita mungkin dapat melakukan pelayanan darimotif yang beragam termasuk perhatian yang dalam dantidak menghendaki menekankan diri sendiri. Yangbertentangan adalah sikap seperti ini tidakmenggambarkan makna sebagai hamba Kristus. Di dalamKristus kita semua adalah anak dan saudara-saudaraNya, yang diterima oleh Kristus sebagai anakyang dikasihiNya demi kepenuhan diri kita sebagaimanusia. Dalam suratnya kepada jemaat di Efesus(psl.1), Rasul Paulus mengingatkan kita bahwa kitadikaruniai dengan setiap karuni spritual di dalamKristus, dipilih di dalam Kristus, ditebus di dalamKristus, dimateraikan di dalam Kristus (Ef 1 : 3-14).Orang yang mendengarkan Firman kebenaran, Injilkeselamatan, akan diterima oleh Allah Bapa (Ef 1 :5), dan akan diterima di antara umat Allah (Ef 1 :13). Dengan kebenaran pernyataan ini, di tengahkecaman dan ketakutan yang kita miliki, semua kitadipenuhi oleh karunia Kristus.

Di dalam Kristus, kita semua adalah pelayan. RasulPaulus menekankan ini pada 1 Kor 3 : 21-23, pada teksini Rasul Paulus menggambarkan bahwa kita sebagaihamba Kristus, dipercayakan rahasia Allah (bnd. 1 Kor4:1). Tekanan daripada pernyataan ini, melaluibaptisan, kepemimpinan kita bukan kepemimpinan yang

20

menyerupai duniawi dan yang mengadopsinya menjadidasar pelayanan kita kepada Kristrus. 10

PEMIMPIN SEBAGAI SEORANG ANAK11

Yesus mengetahui siapa diriNya, Ia memiliki satu Perasaan untuk percaya diri yang bertumbuh pada

hubunganNya dengan BapaNya.•

Ia telah menjadikan bahwa kita seperti diriNya sendiri (Irenaeus)

•Apa yang dilakukan Allah Bapa juga dilakukan oleh Anak

(Yesus Kristus)•

Orang yang dipimpin oleh Roh Allah, dialah anak Allah(Rasul Paulus)

10 Ketika pasukan penyembah berhala Goth Eropa berangkat menujupeperangan, ... sebelum berangkat, mereka terlebih dahuludibaptiskan bersama dengan sejnata mereka. Melalui aktivitas ini,mereka berharap akan memperoleh “dukungan dari Kristus, harapanyang tidak dikehendaki di dalam Kerjaan Kristus”. Melalui fenomenaini, “Kerajaan Kristus dipertentangkan”. Kecenderungan yang serupadilakukan oleh Charles Colson dalam peran dan partisipasinya dalamPerang Dunia II di Jerman. Pada generasi muda harus memberi responkepada prinsip kepemimpinan Hitler, yakni memberhasilkan maksudgagasan Fuhrer, yakni menyatukan kembali Jerma sebagai satu bangsa.Gagasan inilah yang dilawan oleh kelompok “jemaat yang mengaku”pimpinan Dietrich Bonhoeffer, yang mengajak generasi muda Jermantidak menganut program pembaharuan Hitler melalui pidato-pidatonya.Nyatanya, generasi muda Jerman mendengarkan himbauan Bonhoeffer –generasi muda yang menerima konsep kepemimpinan – dan mengatakanmenolak himbauan Hitler. Himbauan Bonhoeffer bagi mereka dianggapsebagai inspirasi yang mengubah semangat masa depan kepemimpinanJerman. Dalam percakapan bersama dengan Bonhoeffer, ia sangatmemahami prinsip kemimpinan generasi muda Jerman, yang menolakpengaruh konsep kepemimpinan Fuhrer. Realisasi kepemimpinanBonhoeffer merupakan inspirasi yang sangat relevan bagi aspekkepemimpinan masa kini, dimana melaluinya kita diberi kepercayaandiri sebagai pemimpin yang berdiri bersama dengan Yesusmendengarkan Firman Allah, beribadah kepada Allah dan menunggupetunjukNya.

11 Ibid., hal. 37-47

21

3. Seorang pemimpin efektip ialah, ia yang melakukantekanan dari makna panggilan dan pemilihan dirinyasebagai pemimpin. Seorang pemimpin Kristen yangefektip, ialah orang yang mampu menggerakkan oranglain secara tepat ke: “hadapan, waktu dan tempat Allah”secara benar. Seorang pemimpin yang kuat, ialah yangmenerima peneguhan dalam dirinya, yakni peneguhanmelalui cara yang membebaskan dirinya tidak hanya untukmemimpin tetapi untuk melayani orang lain. Cara yangpaling baik dan tajam untuk membentengi seorangpemimpin di dalam kepemimpinannya ialah dengankemampuannya “mengenal orang di sekitarnya serta iayang tidak pernah membohongi kata hatinya”.

Hal yang pertama dan terutama dari realisasi dantangungjawab kepemimpinan, tidaklah terletak pada:“sesuatu yang dilakukan pemimpin tetapi pada prosesdirinya menjadi sesuatu”. Pernyataan inilah yangditekankan peristiwa Yesus, yakni ketika: “Allah BapamenegaskanNya sebagai seorang Anak yang dikhususkan”(Mat. 3:17; Mark. 1:11; Luk. 3:22). Pada statusNyasebagai Anak yang dikhususkan, Yesus menunjukkandiriNya secara percaya diri bahwa Ia memahamipengkhususan itu dalam kekekalan hubunganNya denganBapaNya. Tindakan pertama setelah penegasan Allah Bapaterhadap diriNya sebagai pemimpin, itu pertamaditunjukkannya kepada saudara-saudaraNya. Kemudian olehYohanes, yang memanggil banyak orang dari dosa dankejahatan mereka untuk hidup di jalan Allah. Sebagaisebuah tanda penyucian, Yohanes mengundang banyak oranguntuk membaptiskan diri mereka di Sungai Yordan,sehingga melalui peristiwa ini Yohanes disebut sebagaiPembaptis. Ia diutus untuk “mempersiapkan jalan bagiTuhan” (bnd. Yes. 40). Pesan Yohanes kepada orang yangdatang kepadanya, “ia akan lebih berkuasa…”. Yohanesmembandingkan perbedaan dirinya dengan Yesus sebagaipemimpin baru, “saya membaptiskan Dia dengan air,tetapi Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus”(Mark. 1: 2-8). Ketika Yesus datang ke Nazaret, Iameminta Yohanes untuk membaptiskan diriNya di SungaiYordan. Saat peristiwa itu terjadi, “melalui seekormerpati, Roh Kudus hinggap kepadaNya, dan Ia melihat

22

langit terbuka”. Kemudian satu suara dari sorgaterdengar: “inilah AnakKu, yang Aku kasihi,kepadaNyalah Aku berkenan” (Mark. 1:11). Sejauh laporanInjil, hanya Yesus dan Yohanes yang melihat Merpati danyang mendengar suara dari Surga. Yesus dan Yohanesmelihat dan merasakan sesuatu yang misteri terjadiyakni melalui telinga dan penglihatan mereka sendiri.Seperti jaman para Bapa Rasuli, mereka mendengarpemanggilan Allah yang menjadikan mereka sebagaihambaNya, pemanggilan seperti ini berbeda denganpemanggilan Allah terhadap Yesus. Pemanggilan Allahterhadap Yesus merupakan penegasan khusus dari AllahBapa, yakni Yesus dengan Allah Bapa adalah satu didalam diri mereka: “satu dalam kasih, satu dalam tujuandengan Allah Bapa”. “Dalam ke-Anak-an Yesus”, statusini “tidaklah sesuatu yang diperolehNya semata-matakarena misiNya tetapi esensial dari basis misiNya yakniYesus adalah Anak Allah yang memberitakan kerajaanAllah” (Mark. 9:7; 15:39). Melalui pembaptisan Yohaneskepada Yesus di sungai Yordan, ada nilai yang mendalamdan tajam dari pengutusan itu.

Makna penting ke-Anak-an Yesus terhadap kepemimpinanpara pemimpin masa kini yakni: “Allah lebih tertarikpada kemenjadian pemimpin dari apa yang dilakukan(dalam hal apa pemimpin bertindak). Jika sebagaiseorang pemimpin, memiliki sifat dan sisi kelemahan,pada penegasan dirinya sebagai pemimpin: ia akankehilangan kepercayaan diri serta wibawa untuk memimpinorang lain. Maka penegasan kepada kepemimpinanbukanlah “sanjungan”, sebab sanjungan akhirnya akanmempertebal manipulasi, sanjungan tidak pernahmendukung terjadinya pertumbuhan dalam realisasikepemimpinan. Dengan kata lain, sanjungan hanya dapatmenekankan kebesaran diri sebagai pemimpin di hadapanorang lain. Penegasan yang tidak mempengaruhi apapun,sanjungan hanya membalas status yang dominan menekankanekspresi diri sendiri.

Menguji Seorang Pemimpin

23

Banyak studi tentang kepemimpinan memberi kesimpulanbahwa unsur yang turut membentuk seorang pemimpin, “initidak ditentukan hanya oleh penegasannya sebagaipemimpin tetapi turut ditentukan oleh aspek kelamahandan kekurangan dirinya”. Melalui banyak studi tentangkepemimpinan,12 (terutama studi tentang kehidupan parapemimpin yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia)secara umum disimpulkan bahwa kebanyakan mereka berasaldari latar belakang “sebagai yatim piatu.”13 Bagi parapemimpin, kreativitas merupakan satu hal yang sangatpenting. Kehidupan secara langsung dapat berubah tetapibanyak orang takut pada perubahan. Pada situasi sepertiini, pemimpin dapat bertanggung jawab untuk menolongpengikutnya agar mereka mampu mengadaptasikan sesuatuyang baru pada dirinya. Dengan meningkatkankreativitas, penderitaan atau kelemahan akan sebagaipelajaran berhikmat dan menyegarkan jiwanya.

Demikian halnya dengan Yesus, sebagaimana jelas padaInjil Markus, keistimewaan Yesus sebagai Anak Allahmenekankan kepatuhanNya melayani kehendak BapaNya.Kepemimpinan Yesus sangat jelas melalui pemanggilandiriNya yang menegaskan pergumulan diriNya. Pergumulanyang berlanjut setelah peristiwa pembaptisanNya, “...Roh Kudus mengutusNya ke Padang Gurun” (Mark. 1:12-13).

12 Melalui studinya, Rentchnick menguraikan sebuah daftar bahwahampir tiga ratus orang yang memiliki pengaruh terbesar dalamsejarah dunia, termasuk: Alexander Agung, Julius Caesar, GeorgeWashington, Napoleon, Golda Meir, Adolf Hitler dan Fidel Castro.Rentchnick mempublikasikan penemuannya, melalui terbitan bukunyaberjudul: “Do Orphans Lead the World ?” Dalam buku ini, ia menyimpulkanbahwa kelemahan emosi yang muncul pada kepemimpinan, ini lebihdisebabkan oleh munculnya pengecualian dan keinginan untuk lebihberkuasa. Rentchick menemukan, pada realisasi kepemimpinan parapemimpin spiritual, sifat seperti ini juga ditemukan (dan merekadominan dari latarbelakang yatim piatu). Misalnya, orangtua NabiMusa, menyerahkan dirinya kepada orang lain karena penindasan orangYahudi di Mesir, ...kemudian Musa menjadi seorang pangeran diMesir. Orangtua Nabi Muhammad meninggal sebelum ia berumur satutahun. Confucius kehilangan ayahnya ketika usianya satu tahun,Pascal kehilangan ibunya pada usianya yang ke tiga tahun.

13 Tournier mengembangkan penelitian ini, ... kepada para pemimpinyang menderita karena kelemahan dirinya, ia memberi kesimpulanbahwa kelemahan itu dapat dimanfaatkan sebagai kekuatan yangkreatif.

24

Pada pembaptisanNya, Yesus mendengar perkataan BapaNya:“Engkau adalah AnakKu.” Di tengah pencobaan PadangGurun, Yesus memberi jawaban, “Aku adalah HambaMu.”Pengalaman selama empat puluh hari di Padang Gurunsekaligus sebagai “persiapan akan kepemimpinan Yesus.”Persiapan menuju pada kematangan khusus yakni pada“mental dan spiritual” Yesus agar memiliki visi yangmenjangkau banyak hal ke masa depan.14 Rasul Paulus,yang sebelumnya penindas bagi orang Kristen, ia pergike padang gurun untuk beberapa tahun, yakni sebelumdirinya akhirnya “ditangkap” oleh Yesus Kristus menjadiRasulNya.

Tekanan penting dari uraian ini bagi realisasi tanggungjawab kepemimpinan para pemimpin sekarang, yakni: - “Pengalaman padang gurun merupakan tempat yang

khusus bagi pemimpin untuk merasakan keheningandiriNya dalam doa”. Sebagaimana kesibukan manusiamodern bahwa “kewajiban-kewajiban” merupakan sifatyang terbaik untuk menggambarkan kesibukan manusiadi dunia yang dikuasai oleh manipulasi danpemutlakan, dimana melalui aktivitas ini, seringmanusia mudah kehilangan jiwanya. Di tengah maraknyateriakan pembaharuan, manusia mempergumulkan danmempelajari cara terbaik untuk memaksa dunia. Ditengah kesendirian manusia sering terjadipenyingkiran. Masa kini merupakan “masa perjalananpadang gurun” dimana kita belajar dari pengalamanYesus yang menekankan identitas diriNya sebagai AnakAllah.

- Pengalaman “gurun pasir” para pemimpin masa kinimerupakan hal yang dramatis bagi mereka sebabpengalaman ini tajam sebagai ujian sebelum merekaditeguhkan menjadi pemimpin. Kepemimpinan akanmenjadi “sangat sepi” jika si pemimpin jarangmengkhususkan diri dan waktunya untuk menyendiri.Yesus dalam kepemimpinanNya terlebih dahulu

14 Nabi Musa juga mengalami pembinaan di Padang Gurun, yakni sebelumia menjadi pemimpin yang menyelamatkan orang Yahudi dari Mesir.Nabi Muhamad juga merupakan seorang pribdai yang dibentuk di PadangGurun, dan di Padang Gurun ia menerima Wahyu Al-Quran.

25

dipersiapkan di dalam kesendirianNya. Di tengahsituasi itu, ia merenungkan beban yang harusdilaksanakanNya, yang menuntut satu keputusan daripergumulannya. Demikian dengan Nabi Musa dipanggildi padang gurun dan di tengah semak belukar iamengalami perjumpaan dengan Allah, “perjumpaan yangmenandai bahwa Ia adalah seorang yang dikhususkan”.Seperti Nabi Musa, Yesus dipersiapkan di padanggurun, dengan kesendirianNya. Anak Allah memenuhikepemimpinanNya yakni melalui pertumbuhanNya ditengah ujian yang sebagaimana dihadapiNya.

- Kita semua adalah orang yang dipaksa olehdunia. Di tengah peristiwa seperti itu, tekanan yangrelevan, spektakuler serta berkuasa yakni: “Yesustampil sebagai teladan” (bnd. Mat. 4:1-11; Mark. 1:12-13; Luk. 1:4-13). Pengalaman Yesus inilah yangmenjadi cerminan, sebab ia tidak tersandung diPadang Gurun atau tergesa-gesa untuk memutuskansikapNya menghadapi setiap pencobaan, sebabpengalaman Padang Gurun dijadikanNya sebagai pujianbagi karakter kepemimpinanNya. Di padang gurun,ketika Yesus lapar , si pencoba (Iblis) seringmendatangi diriNya, ada beberapa periode daripencobaan itu, namun Yesus selalu berhasilmenghadapinya.

Refleksi Tekanan Tema ini Bagi Persiapan Para Pemimpin

Beberapa tekanan penting dari tema ini, yakni:- Pada pembaptisan di Sungai Yordan, Yesus mendengar

suara BapaNya berkata: “Engkau adalah AnakKu”.Kemudian, Ia dicobai di padang gurun dan padapencobaan itu, Yesus tidak memanfaatkan statusNyasebagai Anak Allah. Setiap perkataan yang Yesuskatakan di tengah pencobaan yang dihadapiNya, Iaselalu menekankan: “perkataan yang datang dari mulutAllah” dan “jangan tempatkan Allahmu di tempat yangmencobai” dan “beribadahlah kepada Tuhan Allahmu.”Yesus juga selalu mengutip Kitab Suci, “Ini tertulis...”, Perkataan-perkataan Yesus ini mengindikasikan

26

bahwa Ia di bawah wibawa kuasa (tunduk) illahi dariAllah Bapa. Sikap ini sangat sesuai dengan penegasanAllah Bapa kepada diriNya, “KepadaMulah Akuberkenan,” dalam kesendirianNya di Padang Gurun, Iamerasakan pengalaman serba kekurangan. Kekuranganini sebagai ujian bagi seorang hamba yakni padakomitmen diriNya mendengarkan Allah, mengabdi kepadaAllah dan menunggu perintah Allah. Allah sebagaiprioritas bagi seorang pemimpin/hamba.

- Sebelum berbicara, para pemimpin hendaknya mendengarterlebih dahulu. Ketika Yesus mengumandangkan bahwa:“Kerajaan Allah telah dekat”, terlebih dahulu Iamendengarkan “setiap perkataan yang datang darimulut Allah.” Ketika Iblis berkata “Beribadahlahkepadaku” Yesus menjawab sembahlah Allahmu. Belajarmelalui “kekerasan Padang Gurun” adalah belajar daripembentukan yang keras oleh Allah yakni pembentukandari wibawa dan kuasaNya (Mat. 28:18).

- Ketika Iblis mencoba mempengaruhi Yesus, Ia menjawabbahwa Allah tidak pernah “mencobai”. Melaluiperkataan ini, Yesus tidak mempertentangkan diriNyadi Jerusalem, tetapi Ia menginginkan tibanyakepenuhan Allah dan kepenuhan cara Allah terjadi.

- Melalui semua hal ini Yesus mucul sebagai pemimpinsetelah keluar dari Sungai Yordan dan berjalan kePadang Gurun, untuk mengetahui bahwa prioritastugasNya adalah mendengarkan perkataan Allahmengabdi sepenuhNya kepada Allah dan menunggutibanya kepenuhan waktu sebagaimana dikehendaki olehAllah.

PEMIMPIN(SEORANG AHLI STRATEGI)15

•Yesus mengetahui arah yang akan Dia

tuju: Dia memiliki tujuan besar luas•

Seorang manajer menghendaki melakukan hal yang benar: Seorang pemimpin menghendaki melakukan sesuatu dengan kebenaran

(WARREN BENNIS)

15 Ibid., hal. 49-78

27

•Roh Allah ada padaKu, sebab Ia telah mengurapi Aku untuk memberitakan

kabar baik bagi orang miskin. Ia mengutus Aku untuk memberitakanpembebasan bagi orang yang dipenjarakan dan menyembuhkan orang yang

buta, melepaskan yang tertindas ... untuk memberitakan tahun rahmatTuhan.

(YESUS KRISTUS)•

Karisma (Kuasa dan Wibawa): Untuk Apa?

4. Seperti Yohanes Pembaptis16, manusia di setiap bagiandunia sekarang, umumnya mereka melihat para pemimpindan bertanya: “apakah engkau salah seorang dariantaranya ?” Siapakah pemimpin yang berwibawa(berkharisma) itu ? Apakah ia “wanita dan pria” dengansentuhan luar biasa akan gagasan dan ide, serta dengankekuatan untuk menguraikan eksistensi dirinya ? Apakahia yang merajut satu bentuk dari dunia yang baru ?Sepenting apakah seorang pemimpin memiliki wibawa ?

Pada bukunya yang berjudul: “Modern Times,” Paul Johnson(sejarawan) menggambarkan para pengikut Stallin diRusia dan para pengikut Hitler di Jerman: “... merekaseakan melihat seorang pemimpin bagai munculnya seorangMesias”. Melaluinya digambarkan bahwa tragedi terbesarpada sejarah kepemimpinan zaman modern yakniberlangsung melalui “realisasi dan peristiwakepemimpinan Lenin dan Hitler”. Menurut prinsip dua

16 “Ada seorang sedang berada di dalam penjara, ia duduk danmembungkuk, merenung di tengah gelapnya sel penjara, dengansepiring makanan yang dipenuhi banyak tengik yang berada didekatnya”. Demikian dipenuhi oleh banyak semut yang mengaung dilantai, kepengapan ruang penjara membungkam mulutnya. Denganperasaan menyakitkan, orang itu menggeser tubuhnya di lantai yangdingin. Johanes Pembaptis tengah diborgol oleh dua orang danmenjaganya di pintu penjara. “Sebut saya lagi”, ... kemudian iamenuntut. “Sebutkan lagi, apa yang kamu lihat yang Ia lakukan.”Prajurit pertama mengatakan, “Saya melihatNya menyembuhkan pelayanperwira di Kapernaum, si pelayan perwira itu berada di ujungkematian”. Si perwira meminta Yesus untuk menyembuhkan dirinya.Yesus mengatakan, jangan takut bawalah ia kepadaKu,” ... siperwira yakin “Yesus mengetahui memberi perintah”, ... apa yangakhirnya akan dilakukan perwira itu ?

28

orang ini, merekalah pemimpin yang paling revolusioner,pada hal keduanyalah bahkan pemimpin yang terjahatyakni melalui “kuasa absolute mereka dalam kepemimpinandengan cara tirani dan kekerasan”. Pertanyaan(mengganggu dan menyelidik) yang berfokus pada wibawamuncul: “untuk apa maksudnya ?” Jawaban terhadappertanyaan inilah maka misi diciptakan untuk membedakanantara wibawa kepemimpinan dan hilangnya wibawakepemimpinan.

Untuk menemukan maksud pergumulan di atas, memahamiunsur-unsur kepemimpinan Yesus, ini dapat ditemukanmelalui buku ini (bila dipahami secara baik). Memahamistrategi kepemimpinan Yesus, “harus dilihat bagaimanaYesus mengembangkan misiNya”.

Strategi Memenuhi: Yesus Melakukan TakdirNya

Pusat penampakan dari jiwa yang luar biasa besar dariseorang pemimpin, itu tampak pada penekanan maksudseorang pemimpin secara transenden. “Menjadi seorangpemimpin berarti mampu merasakan dan mampu memberikontribusi bahwa ia turut berpartisipasi membangundunia.”17 Hanya orang yang mampu melihat rencana ilahiyang dapat melakukan hikmat pernyataan ini sesuaiperjalanan waktu, yakni: “ketika bumi dipenuhi olehpemahaman Allah seperti air menutupi lautan” (Yes11:9). Yesus telah mewarisi penentuan ilahi dan

17 Menggali Amazon, menemukan obat bagi penyembuh, mengerti potensikekuatan, berjalan ke bulan, mengurangi kekayaan dan penyakit,membangun kerajaan perdagangan... banyak tujuan lagi: seorangpemimpin harus berhenti dan butuh istirahat. Satu misi Mesianisyang secara kuat telah tunjukkan oleh Yesus Kristus; Abrahamdipanggil ke suatu negeri yang tidak dia kenal dan akhirnya iamenjadi bapa bagi satu bangsa. Jusuf memiliki sebuah mimpi dimanamatahari dan bulan hanya bersinar kepada dirinya, sebagai petunjukbagi dirinya menjadi utusan untuk memerintah di Mesir. Nabi Musa disatu semak yang terbakar menemukan maksud hidupnya untuk memimpinorang Yahudi dari perbudakan. Yosua memimpin umatnya ke TanahPerjanjian; David menundukkan tanah Perjanjian; Raja Salomomembangun Bait Suci di sana. Semua kepemimpinan, ...dengan satukeyakinan bahwa Allah, melalui para pemimpin, Ia bekerja untuksuatu maksud terbesar dariNya.

29

kemanusiaan Yesus hanya hidup untuk tujuan ini. Sesuaipenyeledikan terhadap kitab suci, beberapa hal darihidup dan pekerjaan Yesus, di mana Ia memenuhitakdirNya, yakni:

- Pada usiaNya yang kedua belas tahun, orang tuaYesus menyatakan kecemasan mereka ketika kehilanganDia, ... akhirnya menemukanNya di Sinagoge,“tidakkah engkau tahu, Aku harus tinggal di rumahBapaKu ?” (Luk. 13:13). Perkataan ini menunjukkankarakter diriNya, dan di dalam Yesus karakterNyaditemukan tanda terpenting dari unsur diriNya (“Akutelah diutus” dan “Aku datang.”)

- Injil Yohanes secara khusus memilih dan menetapkangagasan pengutusan. “KakiKu akan menjalani keinginanDia yang mengutusKu hingga tugasKu berakhir. Allahyakin kepada orang yang telah Ia utus, “sebagaimanaBapa telah mengutus Aku, Aku mengutus kamu (Yoh.4:34; 6:29; 9:4; 20:21). Kata-kata inilah yangmenekankan visi di mana Yesus secara terus-menerusmenegaskan bahwa Ia telah “datang” untuk suatumaksud yang khusus: “memanggil... orang untukbertobat (Luk. 5:32); “tidak... untuk dilayanitetapi melayani, dan memberikan diriNya sebagaitebusan (Mark. 10:45); “memberitakan kabar baiktentang Kerajaan Allah (Luk. 4:43); “mencari danmenyelamatkan orang yang hilang” (Luk. 19:10);“supaya mereka memiliki hidup kehidupan dengankepenuhannya” (Yoh. 10:10); “menyaksikankebenaran”(Yoh. 18:37); Ia telah diutus, tidak untukmenghukum tetapi untuk menyelamatkan dunia” (Yoh.3:17); “menyerahkan diriNya bagi para dombaNya,sehingga mereka memiliki kehidupan dan menjadi satudi dalam persekutuan dan satu pelayanan” (Yoh.10:16).

Yang Mengabulkan

Sejak permulaan pekerjaan Yesus, Ia tiba di SungaiYordan dan meminta Yohanes membaptiskanNya. AwalnyaYohanes memprotes permintaan Yesus ini, “akulah yangmeminta Engkau membaptiskanku.” Yesus menjawab:

30

“biarlah demikian terjadi, sebab itulah yang palingbenar bagi kita supaya kebenaran terwujud” (Mat. 3:14-15). Dalam banyak hal pengajaranNya, Yesus menekankanhal yang baru secara radikal. Di antaranya, seringperistiwa kehidupan Yesus mewujudkan nubuatan PL:

- Ketika Yesus tiba di Nazaret dan kemudian menujuKapernaum Ia mewujudkan nubuatan Nabi Yesaya bahwaorang yang hidup di Galilea akan melihat “sebuahsinar terang fajar” (Mat. 4:15-16).

- Yesus telah membuktikan nubuatan diriNya sebagaimanatertera pada Kitab Suci orang Yahudi dan melihatmereka sebagai petunjuk kepada misteri misiNyasendiri.

- Ketika Yesus melakukan perjamuan malam dengan paramuridNya, Ia memperingatkan mereka akan penghianatankepada diriNya sebagaimana telah dinubuatkan padaKitab Suci (Mark. 14:21).

- Setelah penderitaanNya, Ia menjelaskan pada muridNya“... segala sesuatu akan diwujudkan seperti telahtertulis dalam Hukum Musa, nabi-nabi dan Mazmur”(Luk. 24:44).

- Yesus membuka pikiran para muridNya sehingga merekamengerti bahwa Kitab Suci telah memberitakanpenderitaan Kristus yang bangkit dari antara orangmati (Luk. 24:45-46).

Tujuan inilah yang secara khusus mencengkram Yesusdengan kesadaran bahwa Ia datang untuk mewujudkanmaksud Allah melalui pengutusan diriNya. Dalampewujudan ini, Yesus melihat diriNya sebagai anakmanusia yang mewujudkan sejarah. Beberapa pengajar danahli filsafat melihat: “kisah yang diceritakan secaratidak baik dan penuh dengan suara kemarahan dan tidakmengartikan apa-apa.” Yesus melihat sejarah sebagaisebuah anak panah yang menuju pada satu target yaknidunia, melalui sinar peristiwa Salib pintu telah dibukauntuk menyempurnakan misi Yesus. Sebuah zaman barutelah tiba dengan realitas baru. Diri Yesus sendirilahsebagai realitas baru dan Dia dipanggil ke dalam duniauntuk merebut manusia dan dunia mengikuti Dia. Inilahtujuan utama dan strategi yang ditetapkan oleh Yesus.

31

Strategi Kerajaan Allah:Yesus Pemikir Ulung

Pesan Yesus yang paling pertama (awal) yakni, “telahtiba waktunya, Kerajaan Allah sudah dekat, bertobatlahdan percayalah kepada Injil (Mark. 1:15)”. Inilahperkataan pertama dan paling menarik pada realisasitugas pelayanan Yesus. Pernyataan selanjutnyasebagaimana tertera pada Luk. 4:43, Yesus menjalanikota demi kota hingga ke seluruh pelosok, demimemberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah (Luk.8:1).18

Menyebut kepemimpinan Yesus sebagai satu “KepemimpinanKerajaan”, mungkin gagasan ini tidak relevant denganzaman modern dunia masa kini. Sebagaimana president danjabatan-jabatan wakilnya, mereka dipillih olehkonstituen (pemilih) mereka untuk jabatan itu. Parapemimpin diktator memimpin dengan kekuasaan merekatetapi melaluinya mereka kehilangan kekuasaan yangmereka sendiri, Yesus sungguh menarik gairah para rajadan kaisar. Ketika Yesus berbicara tentang KerajaanAllah, sesungguhnya Yesus tidak berbicara tentangtempat, tetapi pembicaraanNya menekankan sebuahrealitas kuasa. Realitas yang Allah telah tunjukkan kedalam dunia untuk membuka kehidupan manusia di bawahtuntunanNya. Di dalam Kerajaan Allah ada “PemerintahanAllah”, pada status inilah pernyataan Yesus tentangKerajaan Allah telah dekat, Yesus mengatakan bahwaAllah akan menaklukkan dunia ini melalui suatu carayang baru.

18 “Konsep tentang Kerajaan Allah yang paling sentral menegaskantentang Kerajaan Allah” dapat ditemukan pada Lukas 10:8-9:“Kerajaan Allah telah dekat” (teks ini 121 kali disebutkan didalamInjil Matius, Markus dan Lukas). Gagasan ini jugalah yangmenggambarkan sangat jelas bahwa Yesus adalah seorang pemikirulung. Untuk hal ini, Yesus menjamin sebuah bentuk yakni Dia datanguntuk memberhasilkan pekerjaan BapaNya. Untuk memahami kepemimpinanYesus, kita harus memahami isiNya dan pesanNya sebab pada dua halinilah ditemukan, yakni: “hati dan jantung Kerajaan Allah.”

32

Kepemimpinan Yesus bukanlah kepemimpinan yang hampa,kepemimpinan Yesus terjadi secara nyata di dunia, ditengah realitas manusia dengan semua persoalannya,kemudian menunjukkan realitas perubahan baru.Kedatangan Kerajaan Allah secara revolusioner mengubahdunia yang menantang manusia, ... perdamaian dan imandunia menandai realitas ilahi (Mat. 5:21-22; 27-28).Standart pendekatan yang lebih dalam terjadi melaluipemanggilan Yesus kepada orang berdosa untukmengikutiNya, dan ketika ada orang yang memprotesYesus, Ia menjawab, “Aku tidak datang untuk memanggilorang yang benar tetapi orang yang berdosa (Mat. 9:13).Kuasa yang ditandai oleh revolusi kepemimpinan Yesussekaligus yang membedakannya dengan kepemimpinan dunia,... hanya melalui wibawa pembebasan Yesus. Setelahpenyembuhan Yesus kepada seseorang buta, Yesusmengatakan: “jika Aku mampu mengusir Roh Jahat melaluiRoh Allah, Kerajaan Allah telah datang kepadamu” (Mat.12:28). Kemudian Yesus membandingkan tipe kuasaKerajaan Allah sebagaimana ada di rumahNya. Perintahyang terbesar dan yang mengubah, datang dari Yesussebagaimana tertera pada Matius 22:37-40: “KasihilahTuhan Allahmu dengan segenap hatimu dengan segenapjiwamu dan dengan segenap akal budimu Kemudian,kasihilah orang lain seperti engkau mengasihi dirimusendiri.” Pada perintah inilah puncak kelahian daripadawibawa kepemimpinan sebagaimana direfleksikan olehkepemimpinan Yesus (Mat. 22:37-40). Seluruh strategikepemimpinan Yesus, ini berkembang dari realitas danrevolusi misiNya sehingga menjadi sangat dinamis danberwibawa, “Pemerintahan Allah yang membawa penyembuhanbagi tubuh manusia perdamaian kepada hubungan mereka,menyatakan iman mereka, menyegarkan makna tradisimanusia, mengampuni orang berdosa dan menyatakan kasihyang luar biasa kepada hati manusia yang bersumber dariAllah Bapa.

Sebuah Stragtegy Global:Berbagai Tujuan Jangka Panjang Yesus

Inilah slogan paling terkenal di seputarkepemimpinan: “berpikir global, bertindak lokal”.

33

Aslinya, slogan ini merupakan semboyan dari kepemimpinanYesus. Injil Mateus, sebagai Injil yang palingmencirikan Yahudi, Injil ini menamakan Yesus “karena Iaakan menyelamatkan umatNya dari dosa mereka” (Mat. 1:21).Injil Matius sebagai Injil yang ditujukan kepada orangYahudi, dibanding Injil lain, Matius lebih menekankanciri ke-Yahudi-an. Penekanan Matius terhadap Yesus lebihdekat dibanding dengan Injil yang lain. Salah satu ayatdiantarannya yang menunjukkan indikasi ini yakni Matius18:18, “Semua kuasa di Sorga dan di Bumi telah diberikankepadaKu, pergilah dan jadikanlah semua bangsa muridKu”.Injil Lukas sebagaimana Injil yang ditujukan kepada orangYunani menekankan strategi penyampaian yang baru danberbeda dengan Matius sebagaimana Yunani adalah alamatpenulisan Injil ini, Lukas 2:10 “Kesukaan besar akanmemenuhi semua bangsa”. Metode penyampaian ini mendekativersi penyampaian Yesus, “Pertobatan dan pengampunandosa-dosa akan diberitakan didalam namaNya kepada semuabangsa, awalnya di Yerusalem (Luk. 24:47).

Sejak awal, Yesus membatasi diriNya kepada orang Yahudi.Seorang wanita Kanaan dari wilayah Tirus dan Sidonberteriak memanggil Yesus, “Tuhan, anak Daud, kasihanilahaku! Saudaraku menderita secara mengerikan oleh kerasukansetan”. Yesus menjawab wanita itu tidak hanya melaluiperkataan tetapi Yesus menegaskan, “Saya diutus hanyauntuk domba yang hilang dari Israel”. Wanita itu berlututdihadapan Yesus untuk memohon pertolonganNya”. JawabanYesus kepada wanita itu, “mengambil roti bekas makanananak yang diberikan kepada anjing”. Wanita itu berkata,“bekas makanan yang diberikan kepada anjing akan akumakan”. Melalui sikap wanita itu, Yesus menjaminjawabanNya terhadap penyembuhan terhadap saudara wanitaitu. Peristiwa ini merupakan satu ujian bagi iman wanitaitu berhubungan dengan misi Yesus kepada orang Yahudi(Mat. 15:21-28). Banyak kasus dalam pelayanan Yesus yangmelampaui kuasa RAS namun yang paling terkenal yaknijawabanNya terhadap permohonan wanita itu, “engkaumemiliki iman yang sangat besar”. Yesus juga mengatakankepada seorang prajurit Romawi, “Aku tidak pernahmenemukan iman sebesar ini kepada orang Israel (Luk 7:9).

34

Yesus lahir dan bertumbuh di satu kota kecil, dan di kotainilah Yesus memulai pelayananNya kepada orang Yahudi,yakni di Galilea dan meninggal di Yerusalem. Walaudemikian, seluruh dunia telah berada di jangkauanpembicaraan Yesus. Rencana pelayanan Yesus pertamadilakukan di Israel. Tetapi ketika Ia menyembuhkanpelayan seorang kepala pasukan dan menguji imannya, Yesusberkata: “Aku berkata kepadamu, bahwa banyak orang yangakan datang dari Timur dan Barat dan mengambil tempat diperayaan bersama dengan Abraham, Ishak dan Yakub didalamKerajaan Sorga, tetapi anak kerajaan akan dilemparkankeluar” (Mat. 8:11-12). Pada perumpaanNya tentangpenaburan benih, Yesus menjelaskan bahwa “ladang ituadalah dunia ini” (Mat.13:38). Yesus menggambarkanIsrael sebagai sebuah ladang gandum yang menerima hikmatkhusus, namun tidak pernah menghasilkan buah. Diamengingatkan “Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dandiberikan kepada orang yang menghasilkan buah” (Mat.21:43). Kunci suara kenabian Yesus pada masa depansejarah, yakni: “inilah Injil Kerajaan Allah yangdiberitakan ke seluruh dunia sebagai kesaksian kepadasemua bangsa hingga zaman akhir tiba” (Mat. 24:14). Yesusmengajarkan bahwa semua bangsa baik Yahudi maupun Yunaniakan dikumpulkan pada hari penghakiman dan akan diadilimenurut apa yang mereka lakukan, sebagai orang asing,orang sakit atau yang terpenjara (Mat. 25:31-46). Seorangwanita yang membasuh kaki Yesus dengan wangian melaluirambutNya disebuah perjamuan malam menjelang penderitaanYesus, Yesus memahami tindakan ini sebagai perisapan bagikematianNya (Mat. 26:13). Beberapa uraian nats inilahyang sangat menjelaskan misi global Yesus.

Segala sesuatu yang dilakukan Yesus selama pelayananNya,Ia mengantarkan jaminan secara berkesinambungan untukmemenuhi variasi strategiNya yakni, memenuhi seluruhdunia.

Ketika Leighton Ford menjalani Pegunungan San Bernardino,California dengan seorang temannya yang memiliki satuhati yang menjangkau dunia, berkata kepada Leighton Ford,“Terang itu membuat saya berpikir bahwa Allah melemparkansebuah cahaya besar disekitar dunia. Setiap sinat

35

bercahaya dengan terangnya. Saya melihat sinar itubergerak lebih dekat hingga dapat disentuh oleh seluruhdunia. Inilah hal yang menunjukkan skema bangunan yangdibentuk oleh Yesus. Kemudian ia merenungkan, “dalamhidupku aku berharap, aku ingin berjanji dalam dirikusendiri untuk menolong setiap bangsa seperti saya iniyang akan menampakkan sinar Yesus dan menjadi bagian darimitra kerja Yesus di seluruh dunia”. Dua ribu tahunsebelumnya dan di dua benua strategi Global Yesus telahtiba dan akan menangkap para pemimpin lainnya di dalamvisi mereka.

Sebuah Strategy Manusia:Solusi Yang Radikal Dari Yesus

Menjelang penderitaan Yesus perenungan terakhirNya diBait Suci di Nazaret, Ia membacakan Kitab Yesaya, “RohTuhan ada padaKu, Ia mengutus Aku untuk memberitakankabar baik kepada orang miskin...” (Yes.61:1-2). KemudianYesus berkata “sekarang Kitab Suci telah dipenuhi dalampendengaranmu” (Luk. 4:18-21). Ketika Yohanes Pembaptismenyampaikan kebingungannya ia bertanya, “apakah Engkauorang itu ?” kemudian Yesus menjawab, agar Yohaneskembali dan menyebutkan tentang orang buta, orang lumpuhberjalan, orang kusta disembuhkan, orang tulimendengarkan, orang mati dibangkitkan, oarng miskinmendengarkan Injil (Luk.7:13). Para pendengar Yesusmengalami ketakjuban. Bukan karena Yesus sebagaipemimpin, pengaruhnya bagi banyak orang dan sikapNya yangmenyambut banyak orang. Pengutusan Yesus kepada orangmiskin, supaya Injil diberitakan kepada mereka. Orangbuta, tertekan, terpenjara, yang tidak dapat memenangkankehidupannya, akan menjadi pemenang. Yesus melihat orangmiskin dari satu cara yang sangat khusus. Ia mengingatkanbanyak orang di Bait Suci tentang Nabi Elisa yangmenolong seorang janda dan yang menyembuhkan banyak orang(Luk. 4:25-27). Ia menyembuhkan seorang pelayan dengansebuah kuasa termasuk hamba seorang prajurit,membangkitkan anak seorang janda dari kematian. Diamelihat orang miskin sebagai orang yang menderita danorang kaya akan direndahkan oleh kemarahan Allah. Orangyang masuk kedalam Kerajaan Allah adalah orang yang

36

benar-benar miskin dari status ekonomi dan yang menyadaristatus diri mereka dihadapan Allah.

Ketika merenungkan pernyataan-pernyataan Yesus yang multimisi, “memanggil orang berdosa untuk bertobat; memberikankehidupan kepada banyak orang; mencari dan menyelamatkanbanyak orang yang hilang; memberi kehidupan kepada banyakorang” semua hal ini merupakan tindakan Yesus yangmembebaskan dan memberikan pengampunan. Dalam diri Yesus,digambarkan “Kerajaan dengan relasi yang benar”. Sebuahkerajaan yang mendamaikan orang miskin yang hilang yangberdosa kepada Allah Bapa.

Jika strategi Yesus sebagai strategi manusia, strategiYesus ini merupakan strategi yang radikal yang menuntutperubahan-perubahan radikal. Tidak hanya kepada orangmiskin tetapi ke setiap orang yang membutuhkannya.Demikian juga penggambaran Yesus tentang Kerajaan Allahseperti seorang anak kecil (Mat. 18:1-4). Yesus melihathati manusia dengan semua persoalannya. Sebuah perubahanradikal berlangsung melalui strategi ini. Beberapa orangFarisi bertanya kepada Yesus tentang para muridNya yangtidak membasuh tangan ketika Ibadah Paskah sebelum makan.Ia menjawab pertanyaan ini melalui mengutip Kitab Yesaya,“orang ini menghormatiKu dengan bibir mereka, tetapi hatimereka jauh dari Aku” (Mark. 7:6). Ketika para muridNyameminta Yesus untuk menjelaskan, “apa yang datang darimanusia tidak membuatnya bersih. Tetapi apa yang adadalam hati manusia yang bersumber dari iblis, misalnyamoral seksual, pencurian, pembunuhan, kejahatan dan lainsebagainya. Kejahatan dan dosa-dosa inilah yang berasaldari Iblis dan datang dari dalam diri manusia dan membuatmanusia tidak suci (Mark. 7:20-29).

Yesus membawa satu perubahan radikal yakni pembebasanyang esensial. Pembebasan dari kejahatan dan dosa,didalam Yesus “masalah manusia disembuhkan dan dengankuasaNya menyucikan hati manusia”. Yesus datang denganmembawa pembaharuan kepada hati manusia sehinggamenghasilkan perubahan sebagai kunci dari perubahan nyatadan sesungguhnya bagi manusia dan dunia.

37

Sebuah Strategi Minoritas:Gaya Infiltrasi Yesus

Yesus memahami bagaimana mempengaruhi sebuah posisiminoritas sehingga mampu bertenaga/berkuasa.19 Menguasaiseluruh dunia ini dimulai dari pembebasan banyak aspek.Sebagai seorang Yahudi muda, Yesus memiliki sejarah untukmenguatkan dirinya. Dari awalnya, Allah bekerja bersamakelompok minoritas. Nabi Nuh telah berdiri sendirinyaketika ia berada di barisan depan sebuah dunia barubersama dengan keluarganya yang telah diselamatkan dariair bah dalam bahterahnya. Abraham menjadi benih nenekmoyang bagi sejumlah generasi yang banyaknya sepertibintang di langit dan pasir di laut. Ketika penghukumanterkenal Gideon melawan pasukan Midian, ia menghadapipeluang, yakni Allah berkata kepadanya, “engkau memilikibanyak orang yakni membebaskan mereka dari Midian danmembawa mereka ke tanganKu (Hak. 7:2). Dalam periodepemilihan pasukan Gideon sebagaimana bimbingan Allah,akhirnya Gideon menerima taktik brilliant sehinggaakhirnya mampu mengalahkan Midian.

19 Dalam peristiwa Yesus pertama Ia memilih tujuh puluh orangmuridNya, kemudian mengutus dua demi dua orang, realisasi pertamamisiNya sangat jelas melalui penentuan dua belas orang muridNya,grup yang sangat kecil dari dua belas orang itu ditetapkan yakniPetrus, Yakobus dan Yohanes. Strategi minoritas ini menjadiinspirasi bagi para pemimpin, ketika Ia tidak bisa menanganisesuatu hal, orang lain harus dilibatkan. Perlawanan musuh tidakdapat dihadapi dengan memperoleh kemenangan bila hanya mengandalkanloyalitas tetapi harus juga melalui penghormatan dan pengabdiankepada pemimpin. Seorang pemimpin harus menjamin bahwa orang laindi rekrut melalui persiapan yang matang demi memberhasilkan misi,sehingga unsur kesalahan dapat diperkecil. Yesus memanggil tigaorang dan dua belas orang, tujuh puluh orang dan pemilihan inimasih belum sempurna. Namun secara sederhana Yesus merangkumperkataanNya, “datanglah, ikutlah Aku, dan Aku akan menjadikanengkau penjala manusia” (Mark. 1:17). Dalam kerumitan situasimanusia secara sederhana Yesus mengatakan, “ikutlah Aku”. Tekanandari perkataan Yesus kepada orang Kristen yang percaya dan mengikutYesus. Para pengikut Yesus memilki prioritas sendiri dan loyalitassendiri. Yesus memanggil para pengikutNya untuk pergi bersamaYesus. Yesus mengembangkan kemampuan para pengikutNya untukmelakukan tugas mengajar, menyembuhkan dan lain-lain.

38

Yesus sangat meyakini bahwa strategi minoritasNya akanberkuasa melalui empat kondisi yakni: a. Para pengikutNya menunjukkan kasih dan kekudusan

dalam kehidupan pribadi mereka.b. Mereka menunjukkan kasihnya dalam hubungan merekadengan orang lainc. Melalui kasih para pengikutNya akan mengalir dan

menerima keuntungan-keuntungan dalam relasi yang vitalbersama Yesus (Yoh. 15:12-13).

d. Mereka memiliki hubungan yang sama dengan duniasebagaimana Yesus lakukan, tidak berkompromi kepadadunia tetapi diutus ke dalam dunia.

Strategi minoritas Yesus juga dapat disebutkan sebagaiperkembangan atau infiltrasi strategi Yesus. Misalnyahimbauan kepada para pengikutNya untuk menjadi, “Garambagi dunia; Sinar bagi dunia; Ragi bagi dunia; yakinkepada kunci Kerajaan Sorga.” Penggambaran ini sangatmendukung strategi pengajaran Yesus sebagai realisasistrategi minoritasNya. Dunia ini tidak akan berubahmelalui membangun sistem dan organisatoriyal besar,tetapi melalui gerakan para pengikutNya yang membebaskandunia, melalui militansi yang sungguh berkuasa dari parapengikutNya yang mengalahkan dunia ini.

Sebuah Strategy Asing:Taktik Yesus Yang Membingungkan

Strategy Yesus dapat dilihat sebagaimana dalam apa yangIa pilih untuk dilakukanNya. Misalnya, Pertama: Yesusmemilih teks, atau bentuk yang didalamnya Ia menekankankepemimpinanNya. Ketika para ahli politik mengumumkanpencalonan mereka, pelaksana kampanye secara hati-hatimemikirkan simbol yang mereka gunakan untuk “menjual”calon mereka. Seorang calon, mungkin akan pergi ke tempatlahirnya dan mengatakan, “saya siap memimpin kamu, sayatidak menginginkan kehilangan dari akar saya, saya adalahseorang diantara kam”. Yesus tidak seperti ini, Iamembuka pengumuman tidak melalui tahap tetapi melaluimakna. Ia pergi ke Bait Suci dimana Dia dijumpai, danmemilih untuk membaca Nubuatan Yesaya, “Roh Allah adapadaKu, sebab Ia telah memilih Aku”. Yesus memberitakan

39

kabar baik bagi orang miskin, pembebasan bagi orangterpenjara, membuka mata orang yang buta (Luk. 4:15-21).Ia menentukan posisiNya sendiri melalui sebuah pribadiyang revolusioner yang mengarahkan diriNya menjadi MesiasAllah, kepemimpinan Yesus menampakkan program Allah yangrevoluisoner. Makna penting dari tindakan ini Yesusmerangkum isi pemberitaan Kitab Suci melalui NubuatanYesaya yakni “tahun rahmat Tuhan telah dekat; haripenghukuman Tuhan” (Yes.61:2). Tekanan daripadapernyataan Yesus: Ia meresmikan diriNya sebagai yangdidukung oleh Allah Bapa tidak mengeksekusi murka Allah.Akan ada tahun rahmat yang panjang sebelum masapenghukuman tiba. Kedua: Yesus penting mengungkapkan taktikNya. Sebuahstrategi dengan bersikap terdiam menandai gerakankepemimpinan Yesus. Ketika gerakan Yesus dilihat sebagai:“mengibaskan debu dari kaki orang dan mereka siap untukmemulai sebuah gerakan, cara ini sebagai yang antusiasmelanjutkan perjuangan”. Ketika Yesus mengusir roh jahat,iblis berteriak, “Engkau adalah anak Allah” (Mark. 1:24-25; 34). Setelah teriakan itu orang yang dirasuki rohjahat sembuh, dan Yesus memberi perintah kepadanya,“jangan memberitahukan peristiwa ini kepada orang lain”(Mark. 1:44).

Strategi asing dari Yesus juga berlangsung dalam pidatodan aksiNya. Yesus sangat tegas dan menemui seorangpenjala ikan yang tidak pernah Ia lihat sebelumnya,“Ikutlah Aku” dan orang yang dipanggilNya pun terdiam.Banyak pemimpin yang secara insting memahami kepemimpinanmistik, yang menonjolkan manusia. Orang yang sesungguhnyamenghendaki dirinya menjadi seorang pemimpin menghendakisebuah ketidak perdulian, bahwa wibawanya sebagai sesuatuyang harus dihormati orang lain. Bersama dengan Yesus halseperti ini tidak terjadi pemanfaatan waktu bagi Yesusbukan untuk melemahkan hubunganNya dengan sekelompokmasyarakat tertentu, tetapi secara autentik inidirefleksikan dari misiNya, Dia adalah anak Allah yangdiutus kepada umat Allah. Dalam tugasNya, Yesus beradapada komunikasi yang sangat dekat pada Bapa. Kabar baikyang dibawa oleh Yesus menghadirkan tekanan penting bagimasa depan yakni permulaan dari keselamatan yang

40

mengampuni dosa manusia. Tindakan Yesus pada “menarikstrategiNya”, merangsang diadakannya studi tentang ini.Kitab Injil menunjukkan maksud ini ketika Yesusmembutuhkan pembaharuan diriNya (Mark. 1:35); ketikaterjadi kesalahpahaman yang membahayakan (Mark. 1:45);(Yoh. 6:15); ketika ada tempat lain untuk berkotbah (Luk.4:43); ketika Yesus membutuhkan waktu untuk berdoa untukmengambil keputusan penting (Luk. 6:12); ketika Iabelajar untuk merancang kehidupanNya sebelum Ia melakukanpengutusan Allah (Yoh. 11:54). Memahami strategykepemimpinan Yesus, ini jelas melalui misiNya. DidalammisiNya Yesus meletakkan cerita tentang gandum danlalang. Gambaran ini menunjukkan seorang yang menaburkangandum diladangnya tetapi ketika ia tertidur musuh datangdan menaburkan lalang di tempat yang sama, ketika benihsama-sama bertumbuh si pemilik ladang berkata, janganmencabut lalang dari antara gandum, sikap itu akanmengakibatkan tercabtunya akar gandum. Biarkan keduanyaberkembang hingga akhirnya masa panen tiba. Si pemilikakan memisakan hasil gandum dari lalang dna akhirnyalalang akan dibakar (Mat. 13:24-29). Kisah ini menekankanpesan moral yang sangat menarik bagi manusia, menekankan:“Allah dan Iblis, Lalang dan Gandung, Anak Kerajaan danAnak Iblis, posisi mereka hingga masa penghukuman.”Gambaran inilah yang menjelaskan strategy kepemimpinanYesus. Dari saat benih ditabur (Firman Allah), terjadiperiode pertumbuhan, yang akhirnya masa akhir tiba yaknimasa penghukuman terakhir.

Strategy Penderitaan dan Kemuliaan:Yesus menekankan peranNya

Karir kepemimpinan Yesus dapat dibedakan pada dua tahap, yakni:Pertama, ada tahap dimana Yesus mengungkapkan kepadaorang yang mengikutiNya identitas diriNya sebagai Mesias.Pada tahap ini, tindakan pertama yang dilakukan olehYesus, yakni: “mengumumkan kedatangan Kerajaan Allah,melakukan tanda muzizat mengajar oarng banyak danmengulangi meminta supaya identitasNya tidakdisebarluaskan.” Tahap ini ditekankan oleh Pasal 26Matius, pasal pertama hingga ke delapan Injil Markus dan

41

pasal pertama hingga ke belankang Injil Lukas, pasalpertama hingga ke dua belas Injil Yohanes.Kedua, Yesus menunjukkan dalam hal apa diriNya sebagaiMesias, salah satunya melalui penderitaan dan kemuliannyauntuk menekankan ini, Ia berbicara keras agar penderitaandihendikan, kematian dan salib dan kebangkitan sekali.Pada tahap ini Yesus menuntut hubungan yang dekat denganpengikutNya. Untuk mengakui bahwa Ia adalah Kristus (Mat.16:16; Mark. 8:29; Luk. 9:20).

Setiap laporang penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus,itu terjadi hanya melalui tindakan Yesus sendiri.Tindakan penyembuhan kepada orang buta menjelaskangambaran tentang pekerjaan Yesus. Sebagaimana tanganYesus menyentuh tangan orang buta itu, demikian iamenyentuh spiritual para muridNya.

Gaya Kepemimpinan Yesus

Sebagaimana kita mengikuti Yesus melalui Injil, disanakita dapat melihat gaya kepemimpinan Yesus dalam banyakcara: “Ia berkhotbah, Ia menyembuhkan orang sakit, Iamengampuni menantang sistem keagamaan”. Apakah hanya inigaya kepemimpinan Yesus yang menginspirasikan parapemimpin spiritual masa kini? Jawabannya: Tidak. Untukalasan lain gaya kepemimpinan Yesus dapat dilihat padakisah hidup Yesus secara langsung. Sebagaimana Yesusmemberi jalan keluar terhadap persoalan banyak orangdengan kuasa Allah, Ia selalu menciptakan garis tegasbagi para pengikutNya. Ia meminjam perahu seorang penjalaikan untuk menetapkan penjala itu sebagai temanNya. Diamelihat seorang pemungut pajak yang duduk ditempatNya dankemudian merekrutnya menjadi temanNya. Pada kelompokNya,Dia menyertakan wanita untuk menolong mereka menunjukkanmakna penting kelompok itu dan menemukan tujuan mereka.Semua anggota kelompok Yesus dipanggil dari kaum awam,tidak seorang pun menjabat sebagai imam atau seorangpenulis. Secara umum orang yang dipilih Yesus, haruspertama menunjukkan kemampuan mengikut Yesus.

Yesus mengajarkan sebuah kebenaran penting, Ia tidakhanya datang menjadi Kristus, Ia datang memanggil orang

42

lain dan menekankan realisasi Kerajaan Allah. Maknainilah yang Ia katakan kepada penjala ikan dan pemungutcukai serta kepada wanita yang dijadikanNya sebagaipengikut, “tinggalkanlah pekerjaanmu atau kamu tetapboleh melakukan pekerjaanmu, tetapi sejak dari sekarangengkau ditentukan untuk melakukan maksud Kerajaan Allah.Kepemimpinan Yesus tidak diciptakan sebagai suatualternatif pilihan. Kepemimpinan Yesus bukanlah suatugaya yang diadopsiNya tetapi suatu gaya yang benar-benarnyata sebagaimana diekspresikan oleh Yesus sendiri.

Pada kepemimpinan manusia sekarang, makna kepemimpinanyang benar, pertama harus menerima kuasa dari Allah danmenggunakannya dibawah peraturan Allah untuk melayanibanyak orang sesuai cara yang Allah inginkan. Yesusmengatakan tentang gaya kepemimpinanNya, “cari dahuluKerajaan Allah”, tidak Kerajaan untuk memimpin.Pemerintahan Allah tidaklah memimpin sebagaimana tekhnikkepemimpinan yang dimaksudkan oleh banyak orang. Esensi(hati) kepemimpinan tidaklah menjadi ahli terhadapjawaban pertanyaan “bagaimana”, tetapi ahli dalam halmerealisasikan ketakjuban berkat Allah.

Kepada ahli politik, Yesus mengatakan, “bukan karenaunggul dalam perolehan suara engkau kuat, tetapi merekaadalah orang yang dikasihi Allah kepada para doktor danpara pekerja sosial, Yesus mengatakan, “mereka bukanhanya sebagai kasus yang engkau hadapi tetapi merekaadalah pribadi yang dibebaskan oleh Kristus”. Kepada parapengkhotbah Yesus mengatakan, “mereka bukan hanya sebagaiaudiance yang mendengarkan perkataanmu; mereka adalahorang buta yang menerima sinar dariKu”. Kepada parapengajar Yesus mengatakan, mereka bukan hanya sebagainama dikomputer tetapi mereka adalah pribadi yangdijadikan Allah dapat memahami kehendakNya dankebenaranNya selama-lamanya”.

Strategy Yesus

Dua ribu tahun yang lalu Yohanes Pembaptis menanyakan,“apakah Engkau orang itu, atau masihkah kami menungguorang lain ?” Satu strategi yang mencakup lingkup yang

43

lebih luas dan radikal hanya dapat terjadi melaluikomitmen dari orang tertentu, pria dan wanita yangmeninggalkan apa yang ada pada dirinya untuk mengikutiAku. Yesus berharap setiap orang dapat membagi dirinyadengan orang lain, sikap inilah yang dapat mengubah duniasebagaimana makna tekanan dari “menjadi garam dan terangdunia”. Dua tekanan dari makna strategy Yesus pada pointini, yakni: Pertama “menjadi menderita, mati demi dosadunia”. Kedua, “memperoleh kemenangan, pusat maksud darikehendak Allah Bapa.

PEMIMPIN SEBAGAI SEORANG PENCARI20

Yesus memiliki standart sendiri menjadi sukses, Ia berdiri dan menekankan nilai Kerajaan Allah

•Cari dahulu Kerajaan Allah dan KebenaranNya

(YESUS KRISTUS)•

Ketakutanku terbesar yakni bukanlah pada kegagalanmu, tetapi pada kesuksesanmu mengerjakan banyak kesalahan

(HOWARD HENDRICKS)•

Setiap orang dapat memimpin dimana orang siap pergi; pemimpin yangbenar

dan efektif adalah yang menjadikan dirinya melakukan kemampuan terbaiknya. Seorang pemimping yang memiliki nilai dalam dirinya merekalah yang ingin melakukan sesuatu dengan kuasa mereka,

tidak hanya menjadi berkuasa (JONATHAN ALTER)

Membentuk sebuah nilai Kerajaan 5. Tugas pertama seorang pemimpin adalah berusaha memberi

makna visi dari kepemimpinan yang ia lakukan. Aktivitasini merupakan hal yang sangat penting yakni memaknaicara pandang dan peraturan bagi seorang pemimpin,khususnya pada hal menekankan misi yang akan dilakukanserta dinamikanya. Pemimpin yang menekankan makna dankomitmen kehidupan, adalah ia yang menolong anggotanyamenemukan nilai iman mereka. Pemimpin yang paling kitakagumi selalu menghabiskan banyak waktu untuk

20 Ibid., hal. 79-98

44

mengajarkan nilai-nilai penting mereka bagi parapengikutnya. Nabi Musa melakukan ini, demikian denganLincoln dan para pemimpin besar lainnya. Bagi parapemimpin besar dan efektif melewati nilai ini tidakhanya dari penampilan mereka tetapi lebih dalam darikarakter mereka.

Pusat kepemimpinan yang paling kreatif ada padaperkembangan pemimpin itu sendiri di depan publik danpada dirinya sendiri. Kepemimpinan efektif tidak secarakhusus bersumber dari nilai keagamaan tetapi didukungoleh komitmen terhadap visi integritas dan sebuah rohuntuk melayani. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwausaha mentransmisikan nilai kepada budaya sebuahorganisasi (perusahaan, pendidikan, keagamaan, politikdan pemerintahan) itu terdapat pada orang yangmentransmisikan nilai itu dan menggunakannya melaluiragam cerita dan pendekatan. Cara inilah yang disebutsebagai kode etik atau standart terpenting. Misalnyajika seorang staff muda mendengarkan tentang seorangstaff senior “melawan sistem” dengan alasan demiperubahan, terhadap peristiwa ini kode etik (sistemnilai) akan lebih berpengaruh untuk menghentikanperilaku kesalahan yang kemudian terjadi.

Pada penekanan maksud teks ini Yesus mengajarkan danmenekankan nilai Kerajaan Allah. Pada metode ini Yesusmenjelaskan beberapa makna penting termasuk riwayatNyasendiri (Mark. 4, contoh ringkasan nilai yang diajarkanYesus). Untuk menekankan tujuan Kerajaan Allah, Yesusmenggambarkan tentang mencari Kerajaan Allah; padagambaran inilah Yesus mengajarkan pentingnya “loyalitasbagi setiap orang yang mengikutiNya”.

Melayani Karena Sebab Lain

Mengatur sebuah jalan cerita adalah penting. Ketikakeluarga Yesus, “ibu dan saudara-saudaraNya”,mendengarkan sekelompok orang berkumpul melihat danmendengarNya, terjadi sebuah perdebatan tentangpengajaranNya. Orang banyak menganggap Yesus sebagaiorang yang tidak labil. “orangtua Yesus mengutus

45

seseorang unuk memanggilNya.” Orang itu berkata kepadaYesus, ibu dan saudara-saudaraMu ada di luar danmencariMu. Siapakah ibuKu dan saudara-saudaraKu, tanyaYesus. Ketika Ia melihat disekitarNya Yesus berkata“inilah ibuKu dan saudara-saudaraKu. Siapa yangmelakukan kehendak Bapa adalah ibuku, saudaraKu laki-laki dan saudaraKu perempuan (Mark. 3:31-35). Maknapernyataan inilah peraturan Allah yang disebar luaskanoleh Yesus sebagai yang terpenting. Tekanan maknaterhadap saudara Yesus tidak pada hubungan darah,tetapi orang yang masuk ke lingkaran Yesus. Yesusmencari orang yang melayani realisasi tujuan KerajaanAllah. Maksud pernyataan ini sebagai tekanan dari,“KerajaanMu datang KehendakMu terjadi di bumi dan diSorga” (Mat. 6:10). Menjadi Kerajaan adalah melakukankehendak Allah. Yesus tidak hanya menceritakanperumpamaan tentang Kerajaan; diriNya sendirilah maknaperumpamaan tentang Kerajaan itu. Didalam Yesus Allahberkuasa dan memerintah, Yesus adalah pribadi Kerajaandan Kerajaan Yesus yang menjadi Universal. Ia datangsebagai Anak Allah dan pelayan Allah. VisiNyamenunjukkan kehendak BapaNya, tujuan Yesus adalahmenghadirkan Allah Bapa (Yoh. 4:34). Ia datang tidakuntuk membangun Kerajaan Yesus sendiri tetapi melayanikarena sebab lain.

Mengajar Kebenaran Lain

Pencari Kerajaan juga “mengajar kebenaran lain”. PesanYesus adalah menerima sebuah keyakinan. Yesusmenyebutkan ini dalam perumpamaan ketika Ia duduk disebuah perahu dan mengajar sekumpulan besar orang yangberkumpul di tepi pantai. “dengarkanlah”, Ia berkata“seorang petani menaburkan benihnya...” padaperumpamaanNya (Mark. 4:1-8), Yesus menceritakanpenaburan benih: “... seorang yang menaburkan benih diladangnya, ketika burung memakan benih, sebagian benihditabur di bebatuan...” Nilai dan makna yang diajarkandari perumpamaan ini yakni “ia yang menerima FirmanTuhan dan mendengarkanNya, biarlah Ia mendengar” (Mark.4:9).

46

Yesus menggambarkan diriNya sendiri sebagai seorangpetani yang menaburkan benih Kerajaan. Tekanan maknayang diajarkan Yesus adalah “Firman” (Mark. 4:15-20).Dari awal pelayanan Yesus, Ia menaburkan Firman Allahkedalam hati semua orang, Yesus memberitakan kabar baiktentang Kerajaan (Mark. 1:14). Ia mengajarkan denganKuasa di Bait Suci (Mark. 1:22). Ia mengkhotbahkanFirman Allah disebuah rumah di Kapernaum (Mark. 2:2),Ia menyebutkan orang di Bait Suci di Nazaret danmengkhotbahkan kabar baik (Luk. 4:18).

Makna penting pengajaran Yesus melalui maksud topikini, yakni “menjadi penuh perhatian kepada Firman Allah(Mark. 4:9). Yang mendengarkan Firman Allah, menjadiberakar, menerimaNya bertumbuh dan menghasilkan”. Yesusjuga menekankan kepada pengikutNya menjadi penaburFirman. Pencari kerajaan mengajarkan kebenaran lain.Mereka menaburkan benih Allah sehingga kebenaran Allahdikomunikasikan dan Yesus menjadi model pada aktivitasini dalam hidup manusia. Para pemimpin yang mencari danmengikuti Yesus diingatkan bahwa kehidupan dan gayakepemimpinan selalu berubah setiap saat, tetapi satuyang kekal yakni Firman Allah. Tekanan maksud inilahyang paling penting pada zaman post modern ini. Dimanaketika dunia menjadi sangat pluralis yang didalamnyabertarung kebudayaan dan ideologi, dengan komunikasicepat serta kecenderungan untuk menunjukkan banyakgaya/mode, termasuk sensasi dan hiburan.

Bagi para pengikut Yesus, mereka menerima pengajaranyang baik dari Yesus sendiri. Mereka “mengkhotbahkanFirman Allah kemana mereka pergi” (Kis. 8:4). RasulPaulus hidup didalam model kepemimpinan Yesus ketika iamenulis kepada para pengikut Kristus di Jemaat Kolosebahwa ia menjadi pelayan jemaat Allah, “menghadirkankepada jemaat kepenuhan Firman Allah” (Kol. 1:25).

Menerima Hasil Lain

Pencari Kerajaan selalu menerima “hasil yang lain” Yesusmenggambarkan nilai ini pada perumpamaan “penabur dantanah”. Apa yang terjadi pada pekerjaan Yesus dapat

47

diharapkan untuk memimpin semua orang sebagaimana Ialakukan. Dalam cerita Yesus benih petani yang jatuh ketanah yang keras bebatuan menjadi kurus. Seorang petanitidak dianjurkan untuk menabur benih di tanah bebatuan,tidak ada petani yang sepenuhnya terkontrol dalam halmenaburkan benihnya. Demikian para pemimpin padapengawasan kepemimpinannya, situasi ini dapat kitapahami dari kemitraan di lingkungan kerja. Melaluipusat mengorientasikan dunia, pencari kerajaanmerealisasikan pengawasan secara total dan menyeluruhsehingga menampakkan hasil. Makna tekanan dan aplikasiperkataan Yesus tentang perumpamaan ini yakni “jikaseorang pemimpin menghendaki dirinya efektif sebagaipemimpin ia harus bersikap realistis. Jika seorangpemimpin menghendaki pengawasan total terhadap tindakankepemimpinannya, lebih baik kepemimpinan itudihentikan. Seorang pemimpin yang realistis, ia tidakragu ketika ada perbedaan dan perlawanan terjadi padarealisasi kepemimpinannya tetapi ia kokoh kepadapenentuan dirinya. Di atas semuanya itu, ketika seorangpemimpin melayani kehendak Allah ia akan memperolehkemenangan sepanjang waktu kepemimpinannnya.Membebaskan orang di lingkungan kepemimpinan adalahsebagai tekanan makna dari esensi kepemimpinan. Yesuspada tekanan maksudnya tentang penaburan benih, adatambahan terhadap insting alami manusia, yaknikeagungan dan kehalusan unsur spiritualitas, bahwaiblis yang selalu berkehendak melawan peraturan Allahmemindahkan manusia dari kehendak Allah sehinggaperdamaian, keadilan, kebenaran dan iman jauh darikehendak Allah.

Menunggu di Lain Waktu

Maksud tekanan ini yakni sebagaimana terdapat padaMark. 4:26-29, “Beginilah hal Kerajaan Allah itu:seumpama orang yang menabur benih di tanah, lalu padamalam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun danbenih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makintinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah mula-mulatangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang

48

penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudahcukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musimmenuai sudah tiba.” Sering kita berpikir bahwa Allahbekerja tergantung pada begitu banyaknya tuntutan kita,sehingga Allah yang kerja di kerajaanNya mengabulkansegala sesuatu kepada muridNya. Karakter seperti iniyakni menghendaki Allah yang sebagai hyperaktiftidaklah datang dari kepatuhan iman tetapi datang dariiman yang dikuasai kecemasan. Ketakutan jika kita tidakmelakukan “mengerjakan,... pergi, pergi, pergi” rencanakita, padahal tanpa peran Allah kita mengalamikegagalan. Dalam anggapan seperti disebutkan di atasmenempatkan Allah sebagai Mesias yang secara langsungharus memberi jalan keluar terhadap masalah manusiayang rumit, yakin bahwa kita pasti diselamatkan ditengah dunia. Padahal, kita akhirnya terjerumus olehdunia.

Yesus sesungguhnya membela kita dengan mengatakan,“Komitmen, ya. Memaksa, jangan”. Pada cerita tentangpenaburan benih yang bertumbuh walaupun orang yangmenaburkan benih itu tidur atau tidak, ia berkata,“taburkanlah benih dan pergilah tidur. Allah tidaklahtidur tetapi kita yang tidur. Benih Allah akanbertumbuh sendirinya dan bertenaga, walaupun secaralambat dan cepat”. Yesus Kristus mengajar para pemimpinuntuk menunggu di lain waktu Yesus memberikanpengajaran berhikmat tentang Kerajaan Allah, “kerajaanyang terbuka dan tersembunyi; yang dihadirkan sekarang;yang dihadirkan masa depan; yang dihadirkan dalamjangka waktu dekat karena Yesus berada disini, tidakdikabulkan hingga Ia datang pada akhir zaman. FirmanAllah berbuah sekarang, “benih yang berkembang”. Yangpada waktunya manusia memetik hasil. Jika seorangpemimpin merupakan bagian dari lingkaran kerja Allah,ia harus bersabar. Perumpamaan tentang penaburan benihsangat menekankan kesabaran pemimpin. Petani tidakmampu menolong pertumbuhan benih melalui menggali benihitu kembali dan melihatnya pada malam hari sepertibenih yang tersembunyi didalam tanah, Allah yangmenjamin perkembangannya, walau tidak kelihatan danberada di bawah tanah.

49

Seorang pemimpin yang baik ia harus hati-hati danbersabar hingga akhirnya ia memahami sesuatu maksuddari proses kepemimpinan yang dicarinya. Bersikap hati-hati maksudnya, sikap ini sekaligus sebagai sebuahkekuatan, demikian dengan kesabaran sebagai sesuatuyang sangat dibutuhkan, yakni menekankan disiplin,persiapan, pengawasan dan menunggu. Sering kesabaranmenjadi paling hal yang membahayakan bagi seorangpemimpin. Misalnya para pemimpin gereja dalam tingkatsinode terhadap sebuah perosalan yang terjadi seringpara pemimpin tidak bersabar, dengan ketidak sabaransikap mereka sehingga sulit mendengarkan peringatandari orang-orang terdekatnya. Aspek yang seringdilupakan oleh para pemimpin dengan karakter sepertiini, terletak pada tiga unsur, yakni: “metode, waktu,dan tujuan.

Menginginkan Kemuliaan Yang Lain

Yesus mengajarkan unsur kualitas lain tentangkepemimpinan: “mimpi pencari kerajaan yaknimenginginkan kemuliaan lain.” Melalui makna seorangpemimpin harus memiliki beberapa mimpi. Seorangpemimpin mahasiswa pernah berkata, “tahun 1960-anadalah masa diminatinya studi tentang ilmu masyarakatkarena perubahan dunia. Tahun 1970-an merupakan tahunpelajaran psikologi yang tujuannya untuk mengubahdirinya sendiri. Masa ini merupakan puncak dari minatpara mahasiswa untuk mempelajari bisnis untukmemperoleh pekerjaan”. Bisnis dapat dijadikan sebagailahan kesaksian dari pemanggilan Allah, tetapi pencarikerajaan melihat diantara pembuat kehidupan untukmewujudkan panggilan manusia. Menunggu terjadinya waktuAllah tidaklah sebagai sebuah visi yang pendek dankesabaran bukanlah sebagai satu sikap apatis. Yesusmengilustrasikan ini pada perumpamaan lain yaknitentang penaburan biji sesawi (Mark. 4:31-33). Benihyang ditaburkan menghasilkan pertumbuhan batang yangsangat besar, sehingga Yesus mengatakan “jika engkaumenjadi seorang pemimpin terbesar di Kerajaan Allah,janganlah menganggap rendah terhadap satu hari pun.

50

Tetapi satu hari merupakan penyataan mimpi terbesaryang diberikan Allah kepadamu.

Makna tekanan yang dimaksudkan oleh pernyataan di atasyakni, hal-hal terbesar dalam anggapan manusiamerupakan sesuatu yang kecil jika tidak dilakukan demikemuliaan Allah dan demi maksud umum Yesus Kristus.Membangun sebuah rumah megah melakukan pembelahan hukumterbesar, mendirikan sebuah kerajaan bisnis tebesar,semua hal itu merupakan sesuatu yang kecil jika tidakdilakukan didalam kemuliaan Allah dan maksud globalYesus Kristus. Yang dimaksudkan Yesus perumpamaan “bijisesawi” yakni “sekecil apapun ambisi dan mimpiseseorang jika itu dilakukan di dalam Firman Allah makaambisi itulah yang mampu mengubah dunia. Pada makna inijuga kuasa doa memiliki makna penting. Perenungansetiap saat dan dimana saja dari seorang pemimpinmerupakan pusat dari pembaharuan dirinya sebagai dutaAllah ke dalam dunia.

Pencari kerajaan menyerupai semangat pengabdian dariorang-orang yang dikehendaki oleh Allah seperti:William Carey yang menerima hal-hal besar dari Allahserta melakukan pekerjaan besar untuk Allah. Demikianjuga John R. Mott yang berusaha menemukan hal-hal besartidak untuk dirinya tetapi untuk Allah. Pencarikerajaan adalah para pemimpin yang menunjukkanloyalitas dirinya dan yang mencari kasus-kasus terbesarlainnya dari kesetian terbesarnya demi kebenaran,kerendahan hati sehingga orang lain dapat merasakankehadiran dan partisipasi (aktualisasi) dirinya secaralangsung, yang menunggu di lain waktu, dan yangmemiliki pengharapan.

PEMIMPIN: SEORANG PERAMAL21

Yesus melihat segala hal secara jelas: Ia memiliki sebuah visi yakni penglihatan yang jauh menjangkau ke masa depan

21 Ibid., hal. 99-117

51

•Orang tua akan memimpikan mimpi:

orang muda akan melihat visi(JOEL)

•Visi (adalah) dibentuk secara hening di pikiran kita

(THOMAS SOWELL)

6. Visi adalah satu hal yang paling penting padakepemimpinan, yakni: “sebagai kemampuan melihat dalamsatu cara memaksa agar orang lain memberi perhatian”.Visi juga sebagai sebuah kaca pembesar yang membantuseseorang memfokuskan diri, sebuah jembatan yangmengantarkan seseorang dari masa sekarang ke masalampau, sebuah target yang mengundang. “Merebut visi”adalah sebuah komoditas dari seorang pemimpin. Melaluimemfokuskan diri pada sebuah visi, seorang pemimpinmampu melaksanakan dan mengontrol emosi danspritualitas lembaga yang dipimpin ke dalam sistemnilai, komitmen dan aspirasi, demikian kepada urusanfisik. Sering menjadi masalah bahwa visi tidakditempatkan dengan benar oleh seorang pemimpin padapraksis kepemimpinan. Seorang pemimpin yang sangatberhasil adalah ia yang memberi perhatiannya secarafokus kepada realisasi visi secara komit. Visimelahirkan iman, demikian dengan pengharapan sertamemicu imajinasi dan antusiasme yang sangat kuat. Visimeliputi pemandangan yang sangat luas yang melampauirealitas yang tak terduga, menyelamatkan, memberiharapan. Melalui membaca, meneliti, berbicara,bertanya: “seorang pemimpin mendapatkan barang mentahbagi penyatuan dirinya terhadap komunitas yangdipimpinnya”.

Apakah Yesus Visioner ?

Dalam Kitab Suci, secara umum kata “visi” ditujukanpada “sebuah pengalaman seseorang dengan menyenangkandan di dalam keheningan serta kesadaran bahwa Allahmemberi sesuatu yang sangat khusus”. Visi (wahyu) dapatdterima oleh seorang yang sedang bangun dan tertidurpada malam hari (mimpi) dan melalui malaikat. Hakim-

52

Hakim dan Nabi-Nabi serta Raja-Raja memiliki visi,tetapi dikerjakan oleh para petani dan ibu rumahtangga. Visi sangat berlimpah selama masa kebangkitaniman sejarah Israel walau ada periode dimana tidakditandainya visi menurut pengalaman Israel (1 Sam. 3:1;Taw. 29:18; Yes. 29:9-10).

Yesus Kristus dalam pelayananNya, Ia sangatdiinspirasikan oleh visi yang lebih tajam. Melalui visiini, Yesus kokoh berdiri pada diriNya sehingga Iamenjadi seorang pemimpin yang sangat transformasional.Yesus mampu menciptakan, mengartikulasikan danmengkomunikasikan visiNya dengan yang sangat menarik;Ia mengubah apa yang orang katakan tentang mimpinya;membuat para pengikutNya menampakkan perhatian; denganvisiNya, Yesus mampu melihat diri manusia dan dunianyamelalui sebuah cara yang baru; memantapkan suarakenabian ke dalam hati manusia dan dunia; dan membawaperubahan yang paling diharapkan.

Visi Yang Dimiliki Yesus?

Empat peristiwa dalam kehidupan Yesus yang dapatmenolong untuk melihat unsur visi Yesus sebagai yangsangat visioner, yakni: 1. Pada peristiwa PebaptisanNya di sungai Yordan

oleh Yohanes, “langit terbuka dan Roh Kudus turun atasNya dalam rupa seekor burung merpati", dan sebuah suara dari surga mengatakan, "Engkau adalah AnakKu" (Mark. 1: 10-11).

2. Ketika murid-muridNya (tujuh puluh dua) kembalidari sebuah misi di mana Yesus telah mengirim merekadan memberi laporan bahwa para iblis telah diusirdalam nama-Nya, Yesus menjawab, "Aku melihat setanjatuh seperti kilat dari sorga." (Luk. 10: 18).

3. Pada titik penting saat Petrus mengakui bahwaYesus adalah Mesias, Yesus mengatakan kepada Petrusdan murid lainnya bahwa Ia harus menderita dan mati;kemudian Yesus membawa Petrus dan dua orang lain kesebuah gunung yang tinggi, di mana Ia berubah,pakaianNya benar-benar bersinar (Mat. 16: 13-17 ;Mark. 8: 27 - 9: 13; Luk. 9: 18-36).

53

4. Perjalanan ke Yerusalem, murid-muridNyamemandang ke sekeliling bait suci. Ia bertanyakepada mereka, "apakah kamu melihat semua ini ?"Kemudian, Yesus meramalkan sebuah peristiwa, yaknisebuah visi dimana akan terjadi konflik antara yangbaik dan jahat di dalam sejarah pewartaan Injil, danketika akhirnya "Anak Manusia akan datang dari awandengan kekuatan besar dan kemuliaan." (Mark. 13:26).

Jadi pada awal pelayanan Yesus yakni melaluipembaptisanNya, di sana juga terdapat misi perdanamurid-Nya. Yesus adalah seorang yang mampu melihat jauhke depan dan yang menunjukkan bahwa “Ia adalah AnakAllah, Ia yang mengutus para muridNya dan yang memberikuasa kepada mereka”. Misi Yesus kepada para muridNyaadalah misi untuk pelayanan di dalam penderitaan; demiakhirnya bagi sejarah kemenangan kerajaan-Nya.

Dari Mana Sumber Visi Yesus Berasal ?

Sebuah diskusi menarik tentang topik ini diungkapkanoleh J. Ramsey Michaels dalam bukunya: “Servant and Son”.Pada buku ini J. Ramsey Michaels menekankan bahwaindentitas Yesus yang dominan ditampilkan oleh Injiladalah sebagai seorang “visioner” (pelihat), dan metodecerita Injil menyampaikan ini yakni melalui sedikitmemberikan detail tentang mekanisme visi-Nya. Yesusmenggambarkan visi-Nya melalui suatu cara “untukmelihat, cara untuk memahami kenyataan”. Apakahkenyataan itu adalah wahyu supranatural langsung dariAllah atau hanya sebagai pengalaman dunia sehari-haridi mana kita hidup. Visioner berarti mampu melihat hal-hal luar biasa yang oleh mata manusia tidak mampumenjangkaunya. Menurut Michels, Yesus melakukan duaunsur ini yakni visi sebagai “realitas wahyusupranatural langsung dari Allah dan visi sebagaipengalaman dunia sehari-hari di mana kita hidup”. Yesusbercerita tentang kegiatan sehari-hari seperti:“penanaman dan panen, memancing, membeli dan menjual;Ia juga bercerita dan makan dengan orang-orang berdosa,memaafkan mereka, menyembuhkan mereka”.

54

Dari mana datang sumber visi Yesus ? Menurut Michels,ini berasal dari, pertama: tulisan-tulisan kitab suci(Yesus menenggelamkan diri ke dalam Kitab PL).Misalnya, ketika peristiwa pembaptisanNya di sungaiYordan, Ia mendengar suara dari Bapa-Nya mengatakan:"inilah Anak yang Kukasihi”. Ada kemungkinan Yesusdalam pikiranNya melihat gambar Abraham yang siapmengorbankan anak tercintanya Ishak (Yes. 42). Kedua,Michaels membuat saran menarik lain, yakni: “melaluiperumpamaanNya”, Yesus menceritakan kembali apa yang Iasendiri telah dengar, lihat dari Allah Bapa. Yesusmenggambarkan kembali cerita tentang Bapa gambar Allahdan ditunjukkan kepadaNya. Patut digarisbawahi bahwasegala sesuatu yang Ia ajarkan, semuanya itu pertama-tama dari hasil Ia belajar dari Bapa. Inilah terutamayang dibawa keluar oleh laporan Injil Yohanes (Yoh.7:16, “...pengajaranKu berasal dari Dia yang mengutusAku.”) Tegasnya, visi Yesus bukanlah konsep dan rumusanyang dibuat dan ditemukan olehNya sendiri, namun ituberasal dari Allah Bapa sendiri (lih. Yoh.5:19, ...sesunggunya Anak tidak dapat mengerjakansesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau Ia tidak melihatBapa mengerjakannya, sebab apa yang dikerjakan olehBapa, itu juga yang dikerjakan Anak”). Yesus adalahseorang pemimpin yang membayar perhatianNya. Visi Yesustajam melihat kebenaran seperti BapaNya, visi yangmenyentuh kehidupan banyak orang. Bisa dibayangkanbahwa ketika Ia melihat nelayan menarik jaring mereka,demikian ketika Ia melihat seorang dengan penuhpenyakit kulit yang ditakuti, meminta untukdisembuhkan; ketika Ia melihat Bait suci yang indahtelah menjadi tempat perdagangan; ketika Ia melihatlembaga keagamaan seperti hari Sabat”. Keluar darikeintiman Yesus dengan BapaNya, kehadiranNya sungguhmenjadi “putra Allah” yang turun melayani orang-orangdi dalam dunia. Jadi sebagai seorang pemimpin (menjadipemimpin dalam Kristus) harus dipahami bahwa: “sebuahvisi harus datang dari asal yang sama seperti visiYesus” yakni visi harus berasal dari Firman Allah yangkemudian imajinasi dipenuhi oleh Roh. Melaluinya tugasutama sebagai pemimpin bukan mengembangkan strategi

55

kepemimpinan dan lain sebagainya, tetapi melihat Yesusdari sudut pandang visiNya yakni “memahami apa danbagaimana strategi Allah Bapa untuk kehidupan kita !”.

Sebagaimana Terry Fullam mempergumulkan, “dari siapaorisinilnya visi berasal ?” Ari Tuhan, manusia, ataudari keduanya ? Jawabannya: “visi adalah produk darihasil kerja Allah di dalam diri manusia”. Allahmenciptakan visi dan manusia menerimanya; visi menjadititik tempat dan tujuan ke arah mana manusia bergeraksebagai umatNya. Visi muncul dari beban manusia untukmengetahui kehendak Allah. Visi adalah sesuatu yangmemunculkan respons dan yang memanggil manusia. JikaYesus seorang yang memiliki visi (peramal), apa ciri-cirinya ? Ada beberapa indikasi, yakni:a. Yesus adalah seorang peramal (visioner) yang hidup

yang tidak kelihatan. Dunia sekarang sibuk dengan apa yang dapat dilihat,dihitung dan dinilai, setidaknya secara berulangdunia berorientasi kepada gaya dan mode. Dalamsituasi ini, kepemimpinan yang efektip adalahkemampuan untuk menetapkan tujuan dan mencapainyasecara terukur. Pertanyaannya: “seberapa banyak danseberapa sering ?” Yesus memiliki visi yang mistisdalam arti rahasia. Kepada murid-muridNya, Iaberbicara melalui perumpamaan dan menggambarkan“rahasia kerajaan Allah; Ia juga menggambarkankerahasiaan Bapa tidak dengan cara doa-doa yangmencolok”; Ia mengatakan “melihat sorga terbuka;kerajaan Allah tidak datang dengan pengamatanmanusia; ...akhirnya Yesus menekankan bahwakerajaan Allah ada di dalam kamu (Luk. 17: 20-21).Dalam pengertian ini, visi adalah sesuatu yang mampumelihat kekuatan iman. Kekuatan iman yangmemungkinkan manusia melihat dengan pikiran dan yangmengundang manusia melihat dengan mata danpengalaman. Dalam visinya, Musa mampu bertahan ditengah murka raja Mesir (Ibr. 11: 27), visi adalahkondisi hati yang penuh dengan keyakinan dan didalamnya ada kekekalan" (2 Kor. 4: 18).

b. Visi Yesus selalu terjadi dan “turun membumi”.

56

Inilah yang terjadi setiap hari. Perumpamaan yesusyang menyentuh setiap aspek kehidupan manusia, dari:“memancing, menjahit, menuai, perdagangan,investasi, memasak, berpesta”. Yesus melihat segalasesuatu melalui mata Bapa-Nya, visi yang religiusyakni melihat kehidupan yang berdiam di dalamrealitas Allah. Yesus berkata bahwa Ia datang untukmembawa hidup secara berkelimpahan, jadi visipemimpin yang mengikuti Kristus tidak hanyaberhubungan dengan hal keagamaan secara munafik.Visi ibarat sebuah pisau bedah seorang ilmuwan,guru, atau seorang pebisnis yang jika serius didalam kebenaran Yesus Kristus, mengerjakan visitidak ada seseorang dalam Kristus dapat disebutsekuler.

c. Visi Yesus dalah visi yang luas dan menarik, sertavisi yang terdalam luas lingkupnya. Douglas Hyde (mantan penganut paham Komunis dariIngris) setelah pertobatannya, menulis pada bukunya,“Dedication and Leadership” (Dedikasi dan Kepemimpinan)menganalisa, “mengapa kaum Komunis begitu sukses danpelajaran apa yang dapat diperoleh oleh orang laindari mereka terhadap mengembangkan karakterkepemimpinan ?” Pada manifesto Komunis sebagaimanaditekankan oleh Karl Max bahwa, "jika kamu memilikidunia, kamu dapat memenangkannya”, inilah klimaksmanifesto komunis yang di dalamnya ada tujuan luarbiasa mereka.22 Pada bukunya ini, Hyde membadingkan,“Yesus sesungguhnya memiliki visi yang lebih lebardari itu”. Lihat misalnya bagaimana Yesus menekankanvisi Kerajaan Allah, Ia benar-benar masuk ke dalamrealisasi tindakan Kerajaan itu. Ia menunjukkankepada para pengikutNya bahwa “kerajaan-Nya adalahtotalitas sebagai jawaban untuk kebutuhan totalitasmanusia”. Pentujuk ini sangat jelas ketika Yesusmemanggil seorang nelayan menjadi pengikutNya, Iamengusir roh jahat, menyembuhkan banyak penyakit. Ia

22 Bagi Komunis, pencapaian materi materi hampir sebagai tujuantertinggi mereka dan untuk tujuan ini mereka menanamkan manifestoini kepada pikiran setiap kader muda mereka. Seperti dikatakanoleh Hyde, Komunis percaya bahwa jika anda membuat tuntutan besarpada banyak orang, anda akan mendapatkan respons yang besar darimereka.

57

mengajar dengan otoritas di sinagoge danmembersihkan orang yang berpenyakit kusta. Iamengampuni dan menyembuhkan seorang laki-laki yanglumpuh dan pemanggilanNya kepada pemungut cukaiuntuk mengikutiNya. Inilah tanda kerajaan total ituyang ditawarkan sebagai pengajaran kepada pemikiranbodoh manusia (komunis). PengajaranNya sekaligussebagai pembebasan bagi orang-orang yang tertindassecara rohani, penyembuhan dan pengampunan bagiorang sakit dan bagi orang berdosa, rekonsiliasibagi semua orang kepada Allah. Menurut tekanan Hyde,“inilah kabar baik bagi seluruh dunia !”.Penjelasan terkenal dari Injil, dimulai denganperkataan “Allah mencintai umatNya dan Ia memilikirencana yang indah untuk hidup mereka”. Yesusmengatur janji pada konteks kehidupan manusia yanglebih luas, dan inilah visiNya: “Allah mencintaidunia dan memiliki rencana yang indah untuk dunia”.

d. Di saat yang sama, visi Yesus bersifat pribadi. Banyak orang dan secara pribadi, merekalah fokusdan tujuan utama Yesus. Indikasi ini ditunjukkanketika kotbah-kotbah Yesus mulai didengarkan banyakorang menekankan bahwa “Kerajaan Allah telah dekat;ketika Yesus melihat Simon dan saudaranya Andreasmenebarkan jaring mereka ke danau; ketika Iamelihat Yakobus dan dan saudaranya Yohanes di atasperahu sedang mempersiapkan jaring jaring, ...kemudian memanggil mereka semua untuk mengikutinya(Mark. 1: 16,19). Beberapa hari kemudian, beberapaorang membawa kepadaNya seorang yang lumpuh, "ketikaYesus melihat iman mereka", kataNya bahwa ia telahdiampuni (Mark. 2: 5). Sekali lagi, ketika Iaberjalan bersama dengan para muridNya, Yesus melihatseorang pemungut cukai dan memanggilnya untukmengikutiNya (Mark. 2: 14). Kerajaan Allah ada danterjadi pada hal dan peristiwa terkecil. Yesusmelihat melalui penglihatan Bapa-Nya, Ia melihatkuasa visi Allah bekerja pada setiap orang.23 Ketika

23 Ketika Yesus berdiri bersama Musa dan Elia di atas bukit,kemulianNya berubah; segera Ia turun setelah peristiwa itu, dan diperjalanan, Ia melihat seorang ayah yang putus asa karena putranyayang sakit, Yesus spontan menyambutnya dan berkata: "bawalah anak

58

ditanya tentang siapa yang terbesar di kerajaanAllah, Yesus tidak memberikan sebuah pidato. Iahanya mengatakan, "jika ada yang ingin menjadi yangpertama, ia harus menjadi yang terakhir, dan sebagaipelayan bagi semua." (Mark. 9: 35). Yesus mendirikanseorang anak di antara para muridNya untukmengilustrasikan secara benar tentang siapa yangterbesar di antara sesama mereka (Mark. 9: 36-37).Untuk visi, di saat yang sama Yesus bersifatpribadi.

e. Visi Yesus sangat realistik. Thomas Sowell, seorang ilmuwan politik UniversitasHarvard, pernah menulis sebuah buku berjudul: "AConflict of Visions" (Sebuah Konflik Pada Visi danPenglihatan". Pada buku ini Sowell menekankan bahwaketegangan langsung dan kreatif pada masyarakatsering terjadi yakni pada "visi dan Penglihatan"mereka. Sowell kemudian mendefenisikan bahwa "visidiam dan membentuk pikiran seseorang sekaligusmencengkeram dan menentukan bagaimana seseorang itubertindak”. Salah satu cara untuk melihat hal-halyang terpaksa pada visi seseorang, yakni denganmelihat keadaan yang membawa dirinya menjadi sangatserius dan jahat serta mementingkan diri sendiri.Pada perspektif lain, Sowell mengidentifikasikanbahwa keadaan tidak terpaksa dapat sebagai potensibagi seseorang manusia. Rousseau juga menekankanini, mengatakan: “kemanusiaan lahir secara bebaswalau ada mata rantai", di dalamnya visi sebagaiyang tidak terbatas pada lembaga manusia. Sowellmenegaskan: “Yesus memiliki visi yang terpaksa dantidak terpaksa sebab itu adalah realistis, yaknimemberikan wawasan dan potensi yang baik gunamelawan kuasa kejahatan”. Ketika Yesus ditanyai,

itu kepadaKu" (Mark. 9: 19)”. Beberapa waktu kemudian, Yesusmengatakan suatu pernyataan misi terbesar: "Anak manusia tidakdatang akan dilayani, tetapi Ia datang untuk melayani dan untukmemberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mark.10:45). Di tengah padatnya perhatian Yesus, Ia tidak sibuk dengandiriNya untuk bekerja ke luar dari skenario penderitaan dankematianNya, namun Ia segera berhenti di tengah perjalanan-Nya demidan hanya untuk satu orang buta, untuk pengemis dan lain-lain yangsungguh menyerukan bantuan-Nya (Mark. 10: 46-52).

59

“apakah makan turut menentukan seseorang suci dantidak suci ?”. Ia menjawab: “apa yang datang dariseorang, itulah yang membuat ia tidak suci”. Daridalam hati manusia datang pikiran jahat, amoral,seksual, pencurian, pembunuhan, perzinahan,keserakahan, kebencian, penipuan, kecabulan, irihati, fitnah, kesombongan, dan kebodohan. Semuakejahatan ini datang dari dalam diri manusia danmembuatnya tidak suci (Mark. 7:20-22). Ketikaseorang lumpuh dibawa kepadaNya untuk disembuhkan,Yesus menawarkan pengampunan baginya. Potensikejahatan ada dalam diri setiap orang, "Yesusmenyerahkan diriNya untuk mereka" (Yoh. 2:24). Yesusdapat bisa melihat unsur moral jelek manusiaterbuang bersama, Ia tidak membenci pemungut pajakseperti orang Lewi, namun memanggilnya karena Iatahu “Ia bisa menjadi”. Yesus memperbaiki kembalisebuah pandangan naif dari kepercayaan setiap orang,Ia juga bisa melihat hal-hal yang kasar namunberguna seperti pada diri seorang nelayan Simon, “engkau adalah Simon, engkau akan dipanggil Kefas"(yang bila diterjemahkan, adalah Petrus).

f. Visi Yesus sangat Radikal dan Realistik.Yesus mampu melihat tradisi dan lembaga-lembaganyadengan cara yang radikal, dan ia mampu melihat jauhke pusat inti dari arti dan tujuannya. Dapatdigambarkan bahwa Yesus dalam beberapa pengertiansangat revolusioner dan radikal. Penilaian ini,pertama didasarkan pada kampanye Yesus tentangkerajaanNya yang tidak menyetujui adanya kekerasanpada kerajaan-Nya itu. Seperti yang dikatakanStephen Neill, dalam bukunya: “A Genuinely HumanExistence” (Sebuah Keberadaan Asli Manusia), dalam bukuini, Yesus digambarkannya sebagai seorang yang“sopan dan pemberontak”. Melalui penggambaran ini,Neill percaya bahwa masalah yang terdapat padabanyak orang muda saat ini: “mereka perlu diajarkanbagaimana memberontak dengan sopan”. Pemberontakandengan kekerasan adalah sia-sia, yang dibutuhkanadalah “belajar bagaimana menjadi sopan danconstructive pemberontak setelah pola yang

60

diperkenalkan Yesus Kristus". Yesus pernah ditentangkarena pandangan bahwa tradisi merupakan unsur yangburuk pada diriNya.

Selama pelayanan-Nya, Yesus positif menegaskanbanyak tradisi dari masa lalu. Untuk ini, Ia datangdan masuk ke dalam banyak konflik dan kadangkekerasan terjadi. Yesus melihat bahwa tradisi(sistem tradisi) telah memutar hukum dan berhasilmasuk ke lingkaran legalisme dan kaku dan bahkandapat berakhir kepada kekejaman terhadap banyakorang. Sebagai contoh, hari Sabat: Yesus pergi kerumah ibadat dan melihat ada seorang pria yangmemiliki tangan yang lumpuh. Orang-orang Farisi,kemudian menuduh Yesus: "lihatlah Dia, ... Dia akanmenyembuhkannya", sehingga mereka menuduh Yesusmelanggar hukum Sabat (Mark. 3: 2). Mengetahuisemangat orang Farisi yang kritis, Yesus bertanya:"apakah yang patut dan sah pada hari Sabat: berbuatbaik atau berbuat jahat, menyelamatkan hidup ataumembunuh ?” (Mark. 3: 4). Ketika orang Farisi tetapdiam, "Yesus tampak memperhatikan mereka dalamkemarahan, sebab sangat tertekan oleh hati orangFarisi yang keras kepala”. Akhirnya, Yesusmerentangkan tanganNya kepada laki-laki itu, “danlaki-laki itu benar-benar disembuhkan" (Mark. 3:5).24

Melalui tindakan ini, Yesus memanggil banyak oranguntuk kembali melihat kenyataan dasar yakni Sabbat.Sesungguhnya Yesus memelihara Sabbat bersamasebagian besar dan banyaknya aturan yang terkaitdengannya. Dari pertanyaanNya yang radikal kepadaorang Farisi, itu dimaksudkanNya untuk melestarikanmasa lalu. Intinya terletak pada hari Sabbat sebagaihari yang diberikan kepada orang-orang bagikebebasan dan pemenuhan, juga bagi kesempatan untukmelayani Allah dan orang lain. Seperti Stephen Neillmengatakan: Yesus, realistis, seluruh pelayananYesus diisi dengan urgensi: “berusaha untukmendapatkan orang-orang agar mampu melihat hal-haldiri mereka”. Yesus yang dimuliakan masa lalu, namunpada saat yang sama, menurut Neill, Ia tanpa

24

61

kompromi memelihara haknya sendiri, visiNya secararealitas adalah haknya untuk mengkritik tatanan yangada dalam terang dari visi itu. Lebih lanjut Neillmenambahkan: “apa yang semua ini dimungkinkan bahkanke hal yang paling radikal, ... Ia akan disalibkan”.Ketika semua sistem penting (tradisi, hukum, Undang-Undang dan lain-lain), semua sistem adalah pentingterutama di gereja dan negara. Namun yang palingdimungkinkan adalah bahwa orang yang paling banyakmengkritik dan menyanjungnya cenderung akan jatuhpada sikap bidat (pengkhianat). Yang terpentingialah menempatkan diri sebagai “pemberontak sopan”yakni mereka sebagai “orang-orang dewasa dankreatif”. Visi radikal lain yang ditunjukkan olehYesus yakni, pada persembahan orang kaya dan jandamiskin. Melalui peristiwa ini, Yesus melihat melaluisatu sistem dan cara yang bertitik tolak dari tujuanawal Allah mendedikasikan pengajaranNya tentang halmemberi persembahan. Setelah Yesus duduk di suatutempat di mana tempat persembahan diletakkan, banyakorang kaya melemparkan sejumlah besar uang ke tempatpersembahan itu. Tetapi seorang janda miskin datangdan memasukkan dua keping uang tembaga sangat kecil.Persembahan si janda miskin, akhirnya mendorongYesus mengatakan: “Aku mengatakan satu kebenaran, sijanda miskin ini telah memberi lebih daripada semuayang lain. Mereka semua memberi melalui kelimpahanmereka, tetapi ia memberi dari kekurangan dankemiskinannya” (Mark. 12:41-44).

g. Visi Yesus penuh harapan tetapi tidak optimis.Yesus melihat sejarah sebagai arena di mana krisismengambil tempat, di mana baik keselamatan maupunkutukan menimpa banyak orang dan lembaga-lembagadunia. Tujuan awal bait suci adalah sebagai tempatberibadah namun berubah menjadi tempat mencarikeuntungan. Hal ini pun masuk sebagai unsur danaspek visi Yesus, "segera Ia meninggalkan Bait Suci,salah seorang muridNya berkata kepadaNya: ...lihat,Guru ! Betapa kokohnya batu-batu itu dan betapamegahnya gedung-gedung itu ?” (Mark. 13: 1). Yesusmenjawab perkataan muridNya, “apakah engkau melihat

62

semua bangunan-bangunan besar ini ?" (Mark. 13:2).Seolah-olah Yesus mengatakan, "apakah ini batasvisimu, Yesus kemudian mengatakan bagaimanabangunan akan dirobohkan ke bawah, tidakmeninggalkan tidak satu batu lain pun”. Yesus hendakmemberikan pengajaran kepada pengikutNya visikenabian terkini dalam sejarah masa depan mereka(Mark. 13: 5-27). Akan ada suksesi nabi palsu danperang, gempa bumi dan kelaparan, penganiayaan danpengkhianatan, hingga akhirnya ketika manusia akanmelihat anak manusia datang dalam awan dengankekuatan besar dan kemuliaanNya" (Mark. 13: 26-27).

Bagi visi Yesus, sejarah adalah medan pertempuran,tahap di mana peristiwa-peristiwa sejarahmencerminkan konflik dinamis kerajaan dunia danKerajaan Allah. Sebagai mana Yesus datang keYerusalem, krisis diredam, dimana kota akan berdiriatau jatuh, tergantung apakah menerima ataumenolaknya. Bagi Yesus, sejarah krisis adalahsebagai latihan menuju penghakiman terakhir. Yesus,sebagai yang realistis dan visioner, Ia mengetahuikerajaanNya akan membawa kabar baik bagi mereka yangpercaya dan berjuang dengan orang-orang yang ditolakdunia ini. Ia selalu menetapkan prioritas sesuaidengan pengertian ini. Setelah Yesus menunjukkankepada mereka visi masa depan, Ia memberikanperintah terakhir tentang karakteristik masa depanpara pengikutnya agar: berhati-hati dan waspada !Engkau tidak mengetahui kapan waktunya akan datang.Visioner dalam Kristus berarti bersikap optimissebab semuanya berjalan baik, walau segala sesuatuadalah perjuangan. Visioner dalam Kristus adalahrealitas yang mengangkat mata semua orang untukmengamati sinyal yang menyala dari tindakan iman,pengharapan dan kasih. Sinyal Allah Bapa tentangkedatangan KerajaanNya untuk melaksanakan tugas-tugas sebagaimana diembankan sebagai pelayankerajaan itu. Untuk hikmat ini, Martin Luther,berbagi pola pikir dan berkata, "saya hidup seolah-olah Yesus meninggal kemarin, bangkit lagi hari inidan akan datang lagi besok."

63

Apa, Kemudian:Menjadi Visionerkah di Dalam Kristus ?

Bagi Yesus, “visi berarti mampu melihat misiNya bagiorang-orang yang Ia temui dalam kehidupan sehari-hari dalam terang Kerajaan Allah”. Ini dinyatakandalam tindakan-tindakan yang dinamis dan penuh iman,pengharapan dan kasih. Jika ingin sebagai orang yangvisioner dan berada di dalam Kristus, maka di dalamdoa kita akan melihat seperti Kristus melihat(visiNya). Bagi kepemimpinan, ini dapat diperolehmelalui disiplin membaca, berdoa dan berpikir,awalnya secara radikal dan mungkin menyakitkan. Jikamematuhi visi itu, berarti mengakui bahwa visi itutelah keluar dengan tindakan pelayanan, walau besardan kecil. Melaluinya kita akan memahami bahwa visiitu mahal: “visi tanpa salib di hati kita”, bersamadengan visi Kristus, berarti akan membawa sukacita.Walau sering sakit dan menyedihkan sebab seringdisalahpahami, Yesus diam-diam hidup dalampengorbanan bagi orang lain.

Mengembangkan Sebuah Visi

Perlu direnungkan apa di amati, lalu berdoa kemudianberpikir dan berbicara, selanjutnya menulis, sampaidapat dirasakan panggilan untuk mulai melakukan danmelihat apa kehendak Allah. Mulailah bertindak daridasar sebuah visi, bahkan jika visi itu sebagai caraterkecil untuk memulai praktek kepemimpinan.

Seorang Yang Visioner di Dalam Kristus

E. Stanley Jones adalah seorang yang visioner(komunikator hebat abad ini) di dunia. Ia seorang yangbijaksana dan bergairah menghadirkan Yesus sekaligusmenantang orang Kristen di Amrika agar keluar daripenutup mata budaya mereka dan melihat Kristus secaralebih besar. Di India, ia menantang Hindu dan Muslim

64

untuk menemukan pemenuhan Yesus di tengah realitas yangmereka sendiri sebagai mana budaya telah tidakmemberikan pengharapan kepada mereka. Semboyan E.Stanley, “itu dia, aku punya Dia (Yesus) dan ia telahsaya. Kami memiliki satu sama lain”. Menurut Stanley,“aku melihat ke dalam wajahNya dan aku selamanya manjauntuk sesuatu yang tidak seperti Dia”. Keseluruhan sayadigabung dengan Dia, tidak ada yang sama kecuali namasaya, kehidupan mulai ada, begitu juga ketika melihatKristus, kita mungkin mulai melihat dengan mataKristus, menjadi visioner kepadaNya”.

PEMIMPIN:(SEORANG YANG BERKUASA)25

Yesus menunjukkan kekuatan – karakter –Ia memiliki kuasa untuk memindahkan apa saja

•Karisma/wibawa tanpa karakte pemimpin adalah hampa

(PETER KUZMIC)•

Gambar Allah yang hilang pada diri manusia dapat dipulihkan. Tetapisebelum gambar Allah ini dipulihkan dari diri manusia, kemanusiaan

manusia harus terlebih dahulu berubah menurut pengliahatn orang lain,inilah yang telah dicapai melalui kehidupan dan kematian Yesus dari Nazaret

(STEPHEN NEIL)•

Ketika seseorang berkuasa dipesenjatai penuh, demikian dengan tempattinggalnya sendiri, maka ia akan aman. Tetapi ketika seseorang yang lebih

berkuasa menyerang dan menundukkannya, maka ia akan memperkuatnyadengan besi, dimana ia akan membaginya dengan perampok

(YESUS KRISTUS)

7. Membayangkan bahwa seorang penyiar televisi modernkembali ke jaman gereja mula-mula untuk menghasilkansebuah program siaran bertajuk: “Realitas Yesus”,mungkin akan ditayangkan sejumlah seri siaran khususnyaberisi pertanyaan tentang: “mengenal Yesus, sejumlahkesan menarik apa yang dapat dipetik dariNya ?”.

25 Ibid., hal. 119-137

65

Membayangkan jawaban Yakobus salah seorang murid Yesusterhadap pertanyaan ini, “Kuasa/wibawa: inilah yangmenentukan saya tergerak mengikutiNya ketika pertamasekali Yesus memanggil saya. Ketika, aku melihat Iaberdiri di kakiNya di tengah badai ombak dan turun dariperahu di danau, Yesus memerintahkan mereka agarberhenti dan ternyata angin kencang dan badai berhenti(mereka benar-benar melakukannya).26

Kwalitas Kepribadian

Pernyataan-pertanyaan yang mendahului tekananpenjelasan topik ini yakni, “Apakah ada kelembutan didalam diri Yesus ?” Tentu saja. “Adakah kekuatanfisikalnya?” Sangat mungkin. Kekuatan utama apa yangspesifik pada pribadi Yesus sebagaimana dapat ditemuidalam Injil ? Tanpa ragu, aku akan menjawab "kekuatankuasa kasih." Sebagaimana Stephen Neill menekankan padabukunya “A Genuinely Human Existence”, Yesus dikatakannyasebagai yang melangkah (kesaksian Injil) dengan kuasa

26 Seorang no name warga mengatakan: "Kuasa: saya salah seorang darikerumunan orang banyak di gunung yang mendengar Ia berkhotbah hariitu, aku sudah mendengar orang dapat berbicara dengan wibawaseperti itu.” Seorang wanita, mengatakan: "Kuasa/wibawa: aku telahmenderita karena sakit pendarahan selama bertahun-tahun, dan ketikaaku keluar dari kerumunan dan menyentuhNya, saya bisa sembuh, danaku benar-benar merasakan satu kekuatan mengalir keluar daridiriNya kepadaku”. Seorang Polisi, berkata: "Kuasa/Wibawa: akudikirim untuk menahanNya, tapi aku belum pernah mendengar kuasa danwibawa orang berkata-kata sepertiNya”. Seorang lain mengatakan:"Kuasa/wibawa: aku telah lumpuh selama bertahun-tahun, dan teman-teman saya membawa saya kepada Yesus. Dia menatapku dan mengatakandosa-dosaku diampuni dan kemudian Ia menyembuhkanku, tidak satu pundari antara kita yang pernah melihat kuasa dan wibawa sepertikuasaNya." Seorang wanita Samaria berkata: "kuasa dan kekuatanpikiran, ketika kami membicarakan itu satu hari, Ia mengetahui danmengatakan kepada saya segala sesuatu yang pernah saya lakukan.”Kepala tentara Romawi: "Kuasa dan wibawa: ...tentu saja ada dibawah kekuasaan, ...jika saya kirim salah seorang pasukanku, maka“ia pergi”, kepada yang lain saya katakan “datang” maka ia datang.Baru aku mengetahui apa itu kuasa dan wibawa ketika aku melihatNya.Salah seorang dari hambaku diangkatNya: aku bertanya kepada Yesusuntuk menyembuhkan dirinya, aku katakan kepadaNya, saya tidak layakuntuk dikunjungi kerumahku, hanya mengucapkan satu kata maka Iamenyembuhkan hambaku. Aku tahu bahwa Ia bisa melakukannya, dan Iapun melakukannya."

66

yang sangat besar, Ia adalah penguasa bagi setiapsituasi. Yesus berbicara dengan otoritasNya tidakseperti ahli-ahli Taurat. Dalam setiap pembicaraanNya,Yesus tidak pernah kehilangan jawaban. Dia tahubagaimana untuk menarik perhatian semua orang agartertuju pada diriNya sendiri dan dalam sebuahperenungan yang membuktikan bahwa kuasaNya lebih kuatdari kuasa penganiayaan dan kematian.

Apakah sebuah realisasi kepemimpinan yang kuat harustidak manusiawi ? Atau sebaliknya harus menjadi “supermanusiawi ?” Dalam diri Yesus Kristus ada kekuatanpenuh dan mengagumkan, sebab setiap orang-orang yangbertemu denganNya selalu mengalami kekuatan yang seringluar biasa pada diri mereka. Misalnya, Yesus memintauntuk meminjam perahu Simon Petrus dan dijadikannyasebagai mimbar. Ketika Ia selesai berbicara kepadaorang banyak di pantai dari perahu itu, Yesusmemerintahkan Simon Petrus agar menarik perahunya danberlayar ke tengah danau menangkap ikan. Petrusmemprotes perintah Yesus menebarkan jalanya sebab iatelah telah melakukannya sepanjang malam dan tidakmenangkap apa-apa. Tetapi jawaban Yesus agar kembaliSimon Petrus menebarkan jalanya, perahu menjadi sangatpenuh ikan hingga akhirnya Simon Petrus melemparkanjalanya ke kaki Yesus dan berkata: "pergilah dariku,Tuhan; aku orang yang berdosa !" (Luk. 5: 1-8). Namun,kuasa Yesus menghentikan kekwatiran Petrus. Yesusmenjawab kekwatiran Petrus dengan berkata: "jangantakut, sekarang engkau akan menjadi penjala manusia"(Luk. 5: 10), dalam sekejap Petrus menjadi taat. Banyakkesalahan besar terjadi justru karena ada orangmemproyeksikan citra dirinya sebagai kurang ajar. Disisi lain, Yesus memiliki kekuatan yang luar biasa padakepribadian dan karakterNya dan cukup aman, aspek iniditunjukanNya dan Ia menjadi sangat terbuka. Iamenunjukkan emosiNya dan mataNya menyembunyikankemarahan, Yesus menikmati kondisi ini sehinggamemungkinkan setiap orang cepat dapat membangunkeintiman. Anak-anak mencintai-Nya, dan orang-orangbiasa dapat mendekati Dia di pasar. Di dalam diriYesus, kekuatan dan belas kasihan bergabung sehingga

67

kuasaNya menjadi transformatif dan membebaskan, bukanketakutan dan cacat lainnya.

Yesus Yang Berwibawa

Lembut, penuh kasih, kadang-kadang menarik, kadangmenjemukan, namun penuh dengan kekuasaan dan wibawa,inilah pribadi Yesus. Inilah juga cara Yesus melihatdiriNya, sebagai wakil yang kuat dari kerajaan Allah.Setelah mengusir setan, membuat seorang bisu dapatberbicara, Yesus adalah dituduh memperoleh kuasaNyadari kuasa Iblis. Dalam hal ini, Ia menjawab, “setanakan bekerja melawan dirinya sendiri !” Yesus tahubahwa bahwa Ia mengusir setan oleh jari tangan Allahdan Kerajaan Allah akan datang melalui kuasapenyembuhanNya (Mat. 12: 22-28). Bagi Yesus, Allahbekerja melalui perbuatan-perbuatan yang kuat dan penuhkekuatan kata-kata yang menggulingkan kuasa kejahatandan mengatur orang agar menjadi bebas. Pada Lukas11:21-22, Yesus digambarkan sebagai pemimpin yangbekuasa dengan kekuatan penuh, yang menyerangpertahanan orang jahat dan dikuasai oleh setan. Dengankekuatan Roh dan tangan Allah, menjadi jari kekuatanYesus melucuti senjata jahat setan. Gambar dari Allahyang memimpin sebagai "manusia yang kuat" jelasdiuraikan di seluruh Kitab Suci, akhirnya manusia akanmengetahui bahwa Tuhan adalah Juruselamat mereka.

Para pengikut pertama Yesus mengambil potret ini, yaknimereka melihat Yesus Kapten (kepala pasukan), yangmemimpin para pengikutnya menjalani dunia denganprosesi kemenangan, seperti jenderal Romawi yangmemenangkan sebuah pertemputan dan diberi penghomatandengan berbaris melewati jalan-jalan di Roma (2 Kor 2:14). Sebagai Kristus pemenang, Yesus tidak membiarkandiriNya disalibkan, namun sebaliknya Ia kemudian yangmelucuti senjata dan otoritas kekuasaan lawan, teriakankemenangan atas mereka di Salib (Kol 2: 15). Atausebagai Kristus petarung, yang mengenakan pakaiantentara dengan baju besi, dalam rangka melawan kekuatankejahatan (Ef. 6: 10-18). Yesus melakukan semua initanpa mengambil pedang atau bahkan tanpa menggunakan

68

ancaman untuk membalas. Ketika Yesus menderita sebagaiKristus martir, oleh kematianNya, Ia mengalahkan dosadan kejahatan dan menjadi pemimpin semua orang danmengawasi jiwa dari para pengikutNya (1 Pet 2: 24-25).

Kuasa Yang Tidak Terduga Dari Yesus

Yesus lahir, tumbuh dan berkembang dari orangtua yangrendah hati di keluarga yang sederhana. Salah satudari nubuatan-nubuatan PL mengatakan, “tunaskepemimpinan Allah akan keluar dari satu tunggul kering" (Yes. 53:2). Ketika orang banyak melihat mujizatNyadan mereka pendengar pidato-pidatoNya (kotbah) dengananggun, orang banyak mengendus: "bukankah Ia ini anaksi tukang kayu ? Bukankah Ia anak Yusuf ? Bukankahmereka ini saudara-saudaraNya ?” Semua berkata denganmengedipkan mata, sidikit licik hingga menusuk ke dalamtulang rusuk, sebab mereka membisikkan: “bukankahorangtuanya dulu belum dan tidak menikah, ketika ibuNyamengandungNya ?”, "kita tahu keluargaNya!”. Yangterjadi melalui ini yakni bahwa semua yang dikatakanmereka hanya untuk menghentikan kuasaanNya. Pada halkuasa Yesus tidaklah sesuatu yang dipaksakan kepadaorang lain, tetapi kuasaNya sesuatu yang menyentuhlangsung banyak orang. Ia mengatakan hal-hal besar,melakukan keajaiban yang luar biasa, namun duniamenuntut perhatian bahkan lewat penilaian. OtoritasYesus mengekspos kuasa spritual batin yang sedikit demisedikit dinampakkan pada tindakan, sikap dan dankehadiran-Nya, kareakterNya, akhirnya mengimbangikehebatan dan kebesaran mukjijatNya. Kekuatan inilahyang ditunjukkan pada banyak dimensi kepribadian danpengalamanNya: “pada tujuan, perkataan dankeseimbanganNya. Dalam rohNya, penderitaan dan padadedikasiNya”.

Ketegasan MaksudNya

Ketika masa anak-anak Yesus, saat peristiwa Yusuf danMaria menjumpai Yesus di bait suci, “Yesus menegaskanbahwa ia harus di rumah Bapa-Nya”. Perkataan inimenembus eksekusi pada keteguhan maksud dan tujuanNya

69

sendiri. Demikian ketika satu hari yang panas danberdebu, Ia memiliki percakapan yang panjang denganseorang wanita yang mencariNya. Setelah itu, murid-muridnya mendesak Yesus untuk makan, tetapi Iaamengatakan kepada mereka bahwa ia memiliki makanan yangmereka tidak tahu (Yoh. 4: 32). Setelah ada orang lainmembawaNya makanan, mereka "kagum sebab Ia mengatakan,makananKu adalah untuk melakukan kehendak Dia yangmengutus aku dan untuk menyelesaikan tugasNya " (Yoh.4: 34). Di kesempatan lain, Yesus berkata, "saat malamakan datang, ketika tidak ada satu yang dapatdilakukan" (Yoh. 9: 4). Besoknya, Ia menghadapkanmukanya untuk melanjutkan perjalanan ke Yerusalem,terlepas dari upaya para murid untuk mencegahNya daribahaya; Yesus tahu tujuanNya, "Aku harus terus berjalanhari ini hingga besok bahkan hari berikutnya." Diamenjawab ketika orang-orang Farisi memperingatkan bahwaHerodes ingin membunuhNya (Lukas 13: 33).

"Mengapa kita begitu berbeda dari Yesus ? Mengapakelemahan kita justru sebagai karakteristik kekuatanNya?” Neill menjawab ini mengatakan: “Yosua kuat karena iatinggal setiap saat dengan intensitas penuh Allah”.Sering kita membaca bahwa seseorang yang di bawahtekanan akan memperoleh prestasi sebagai manusia super.Sering, manusia dilanda oleh ketakutannya sendiri sebabteringat akan “bekas luka pada tubuhnya”, hinggaakhirnya ia kehilangan akan kebanggaan dirinya,kemalasan, ketidakpastian dan konflik menguasaidirinya. Yesus tampaknya memiliki semua pengalaman ini,namun setiap saat Ia bebas untuk melakukan yang terbaiksebagaimana Ia bisa lakukan, bahwa kebebasanNya adalahalasan utama bagi kuasa-Nya sehingga begitu unik danfokus serta menjelaskan diriNya.

Pidato Yang Memaksa

Ketika salah seorang serdadu Romawi yang diutus padapenangkapan Yesus, ia memberi laporan dan mengatakanbahwa serdadu itu belum pernah mendengar ada orang yangmampu berbicara seperti Yesus. Kesan yang didapatkannyabahwa “kesederhanaan, integritas, kejelasan, memaksa”,

70

merupakan gambaran sifat gaya pidato Yesus. Gaya pidatoYesus memiliki kejelasan, misalnya: “...pergilah dankatakanlah pada Herodes” Luk. 13:32, ucapan Yesus inimembalas ancaman yang disampaikan Herodes melaluiSerdadu itu. Sebagai Yahudi, Ia berbicara dalam bahasaAram, sebuah bahasa sangat fleksibel, buktinya kitabsuci Kristen telah diterjemahkan ke ratusan bahasa didunia tanpa kehilangan kekuatan dan efeknya. Setiaporang yang telah memiliki pengalaman sebagai jurubahasa, ia pasti mengetahui pergumulan spesifik yang iatemukan guna memberhasilkan tugasnya, setidaknya iaharus melalui satu titik untuk melintasi hambatan itu.Metafora Yesus mempertahankan kejelasan pidatoNya,penyampaian bahasaNya sangat sederhana. Yesus bisamembuat sketsa perumpamaan dengan menggunakan kata-katakurang dari seratus. Beberapa perkataan dariperumpamaanNya, tentu saja, sulit untuk dipahami.Namun, dikesankan Yesus sengaja membuat seperti ituyang melaluinya “Ia ingin mengungkapkan kebenaran, adasaat-saat di mana Ia berharap untuk menyembunyikanmakna dari perkataanNya kepada orang-orang yang tidaksiap untuk menerima dan bertindak berdasarkan apa yangIa katakan”.

Karakter Yang Seimbang

Pepatah bijak mengatakan: “perkataan kita mengungkapkankeadaan hati kita”. Hikmat pepatah inilah yang kuatnampak pada diri Yesus, yakni: “perkataanNyamenunjukkan kekuatan batinNya yang luar biasa”, gayaperkataan yang menandai kesederhanaan pengucapan danintegritas. Kekuatan perkataan Yesus juga ditandai olehkompleksitas, yakni dengan keseimbangan dari campurankarakter dan tekanan yang dinamis”. Seperti alunanmusik tanpa menghasilkan ketegangan, demikian kebesarandari kepribadianNya tanpa memunculkan ketegangan.

Membaca dengan cermat tiga bab pertama dari kitab InjilMarkus menunjukkan bahwa Yesus memiliki keseimbanganantara sikap dan perkataanNya. Melalui perkatanNya,Yesus menunjukan dan menghadirkan diriNya sebagaijantung dari Injil, artinya “personalisasi Kerajaan”

71

menuntut para murid mengikuti Dia dan mereka diharapkansegera bertindak. Yesus memerintahkan roh-roh jahatagar meninggalkan orang-orang yang tertekan, dan merekamematuhinya. Ia menunjukkan kuasaanNya atas penyakitdemi penyembuhan, atas dosa dengan memaafkan, atastradisi keagamaan, membiarkan para murid “memilihgandum”, memberi makan mereka yang kelaparan bahkanpada hari Sabat. Mendasari semua tindakan ini adalahwibawa batin, bahwa perkataan Yesus tidak didorong olehkebutuhan badaniNya tetapi lebih didorong oleh misiNya.Yesus tidak selalu dan harus berbicara di hadapankerumunan orang agar perkataanNya menjadi penting,kadang Ia menemukan pembaruan pada kesendirianNya.Yesus dapat menetapkan prioritas dan jadwal kemudianbereaksi di tengah tekanan. Ketika para muridNya memberitahu bahwa, "seseorangmencariNya", Yesus menjawab: “mari pergi ke suatutempat lain”, artinya Yesus sangat membutuhkan orang-orang yang ditemuinya. Ketika seorang lumpuh diturunkanmelalui atap untuk disembuhkan, Yesus melihat sesuatuyang kurang di tubuh orang itu, yakni “jiwa yangbernanah yang memerlukan pengampunan”. Banyak pemimpindidorong oleh kebutuhan batin mereka sendiri(kecemasan), mereka harus merasakan tepuk tangan, harusterus-menerus memenuhi kebutuhannya, dan mereka harusdiakui. Yesus menunjukkan bahwa di dalam dirinya tidakada dorongan seperti ini, “Dia adalah raja penyayang”.Dari tekanan yang tidak berujung oleh waktu, kebutuhan,kritik, Yesus hanya memilih hal-hal di mana Iadipanggil untuk melakukan panggilan itu. Inilah tandadari pemilihan otoritas yang selektif dan benar. a. Keseimbangan batin selalu hadir dalam diri Yesus

sesuai kesaksian Injil. Di dalam Dia dapat ditemukankeberanian dan kepekaan, Yesus pergi ke Yerusalemmenuju kematianNya; namun bukanlah keberanian karenaketidaktahuan yang akan menimpa dirinya. DiGetsemane Yesus berdoa, “tetesan keringat sepertidarah, menunjukkan bahwa ia dapat merasakan dalamRoh-Nya”. Dengan imajinasi yang sangat sensitif, Iapergi ke Yerusalem dengan tenang dan tanpa tergesa-gesa. Di dalam diri Yesus, dapat dilihat otoritasdan kesediaan untuk melayani, Yesus memberi perintah

72

bahwa ia mengharapkan perintahNya ditaati.Kepemimpinan Yesus yang luar biasa nampak melaluipengenalan akan diriNya bahwa “Bapa menempatkansemua otoritasNya ke tangan orang yang muncul dimeja perjamuan serta yang mengambil celemek danmangkuk seorang hamba untuk membasuh kaki kotor parapengikutNya”. Walau sikap Yesus ini sebagai sebuahyang paradoks dan mengejutkan, namun Ia tidakmenempatkan dirinya di ambang pusat semua orangtetapi Ia beritindak seperti orang yang tidakmenjadikan dirinya pusat semua (walau ia memilikiposisi itu).27

b. Bagi Yesus, kekerasan juga dikaitkan dengankelembutan. Pada kunjungan terakhirNya ke Bait Sucidi Yerusalem, Ia memainkan peranNya. Ia melihatmengamati sekelilingNya dengan hati-hati, mencermatitindakan dan motif para hamba dan pemimpin Yahudi disana. Di bait suci, Ia berbicara sebagai seorangnabi yang tegas mencela orang-orang Farisi darikemunafikan mereka, kemunafikan itu dikatakanNyasebagai bongkahan ular beludak yang tidak dapatmelarikan diri dari kutukan neraka. Namun Yesusmengisi peran ini tidak dengan kecaman kebencianpribadi tetapi dengan masuk akal menghubungkannyadengan nasib sebuah umat (bangsa) yang kehilangankontak dengan realitas Allah. Seperti pohon dipotongdari akar, akan layu dan mati. Kemudian, segeraYesus bergeser ke peran seorang ibu yang mencintaidan rindu untuk mengumpulkan mereka “secarabersama-sama seperti ayam mengumpulkan anak-anaknyadi bawah sayapnya” (lih. Mat. 21-23).

27 G. Studdard-Kennedy (penulis Inggris), menggambarkan Yesus sebagaiseorang fanatik gila namun visioner konyol, yang selalumemberitahukan kepada orang-orang tugas pertama mereka ialahmencintai satu sama lain dan melakukan kebaikan di dunia.Megalomania yang selalu berbicara tentang diriNya sebagai Rajalangit, dan yang selalu berpikir tentang orang lain dan hidup dalamkehidupan yang paling sederhana dan paling rendah hati untukmelayani dengan ramah. DiriNya sama dengan Allah, namun Iamemaafkan orang yang meludah di wajahNya. KepribadianNya adalahmustahil namun sangat sangat menarik. Kekuatan kuasaNya ada padakerendahan hati, sebuah kwalitas terbaik dan mengagumkan, jarangditemui pada orang lain sisi kepribadian seperti ini.

73

c. Keseimbangan Yesus juga dapat dilihat dalam cara Iamenggabungkan “kesabaran dengan ketegasan”.Kepemimpinan besarNya tampak selalu jelas dalam artiYesus tahu kapan Ia harus menunggu dan kapan harusbergerak. Pada hari-hari awal pelayananNya, Iamengatakan kepada para murid bahwa Ia menyembuhkanbukan untuk disebarkankan ke sekitar mereka.TujuanNya, Yesus ingin Ia diikuti tidak sebagaiseorang seorang melakukan tanda keheranan tetapi Iadatang untuk mati bagi dosa dan untuk membawaperubahan radikal bagi spritualitas manusia. Namun,saat ketika Yesus merasakan bahwa murid-muridNyatelah menyadari diriNya adalah Kristus, tempo ceritaYesus dipercepat, dan kemudia Ia bergerak cepatmenuju Yerusalem di mana pengkhianatan telahmenunggu di sana.

Kekuatan Yesus berasal dan datang dari kedalamandimensi pribadianNya, dari akar terdalam hidup-Nya yangtidak terputus dengan Bapa-Nya, dan Dunia modern saatini sangat menginginkan type kepemimpinan seperti ini.Namun, keinginan ini telah bertumbuh bersama denganiklim sinisme yang bergabung dengan begitu banyaktype; di antaranya bergabung dengan banyaknya kelompok,banyaknya tekanan yang terorganisir di sekitar posisikepemimpinan itu. Dalam terang cerminan kepemimpinanYesus, banyak orang dipanggil untuk melakukankepemimpinan yang efektif, walau mungkin begitu banyakpertanyaan: “nilai lebih apa yang akan kuperoleh ?Untuk lebih dikenal ? Untuk mengumpulkan lebih banyaksumber daya dari pekerjaan itu ? Aku semakin tua ? danlain sebagainya. Pemimpin muda saat ini hendaknyamengambil isyarat dari Yesus, bahwa Yesus memimpin danmengemabangkan kepemimpinanNya melalui pelayanan yangsangat efektip pula.

Berani Dalam Penderitaan

Seorang pemimpin mungkin dapat tampil secara kuat padatindakan dan prestasi. Namun, ujian tes paling baikbaginya menyangkut wibawa moral yang dinampakkan ketikaia menghadapi tantangan dan cobaan. “Apakah ada

74

kekuatan lain yang muncul kemudian untuk dirinyaselanjutnya berdiri ?; Apakah ada cara lain agar dapatbertahan di tengah penderitaan ?” Banyak agama besar didunia ini menyediakan jawaban kepada kondisi sebuah“hati yang menangis”. Agama Hindu memiliki doktrinKarma (Nasib) yang pantas, di mana siklus yang tidakberujung pada reinkarnasi dan penderitaan seharusnyadapat menghapuskan kegagalan dan rasa bersalah. Agamamenfokuskan penderitaan sebagai pencerahan bahwamenurut ajaran Budha, penderitaan disebabkan olehgairah/keinginan. Oleh karena itu, menurut ajaran Budhamaka agar tidak menderita hilangkan keinginan darikehidupana. Socrates menghadapi penderitaannya dengantabah, dan banyak orang lain terguncang oleh perjuanganmemperbaiki nasib, bahkan ada yang berpura-puramenderita (ilusi), dan sebagian orang cukup hanyamengangkat bahu (acuh tiodak acuh) mereka menghadapikekejaman semesta.

Bagaimana sikap Yesus menghadapi penderitaanNya ? Padakematian Lazarus, temanNya, Yesus dikesankan bersikappasif, artinya Yesus menangis (Joh. 11: 35). Kejahatan,dosa, penderitaan dan kematian adalah musuh yang telahmenguasai dunia yang indah ini dan “Allah Bapa yangmenciptakannya pernah marah dan sedih melaluinya”.Yesus memandang dan menyambut penderitaanNya sebagaitemanNya. Ia juga melihat penderitaan sebagai bagianpenting dari penempatan kebenaran dari dosa manusia.Melalui penderitaan, Yesus memenuhi misiNya, danpenderitaan itu sebagai bagian tidak dapatdihindariNya. Yesus memahami bahwa banyak hal dapatdicapai hanya melalui penderitaan. Dalam kitab Yesayadigambarkan secara luar biasa penderitaan dankemenangan yang berhubungan dengan karya pelayananAllah dalam diri Yesus, pada hal pasal ini ditulisratusan tahun sebelum kelahiranNya.28 Yesus dan parapengikutNya melihat karier pelayanan mereka sebagaipemenuhan sempurna dari nubuatan kitab Yesaya inibersama dengan nubtuan lain sebagai “hamba yangmenderita”. Yesus memahami bahwa Ia telah disebut

28 Yes. 49:1-6: “...sebelum kelahiranKu, Allah telah memilih Aku...dst”.

75

sebelum kelahiranNya dan diutus ke dalam dunia untukmelaksanakan tujuan Bapa-Nya. Di dalam diriNya sendiri,Yesus mewujudkan pemenuhan janji kepada Israel, janjiyang dikabulkan melalui satu orang dan yang sempurnamenunjukkannya sebagai kemegahan pada setiap kata dantindakan.

Yesus adalah Tuhan yang berteriak di kayu Salib, “YaTuhan, mengapa Engkau Meninggalkan Aku” (Eli, Eli LamaSabachtani). Yesus tidak bekerja tanpa tujuan, Iatidak menghabiskan kekuatanNya dengan sia-sia ? KetikaYesus diserang oleh musuhNya dan ditinggalkan olehteman-teman terdekatNya, imanNya juga diuji. NamunYesus menyerahkan diriNya ke tangan Bapa-Nya sehinggasaat oleh saat yang tergelap dalam hidupNya, itumenjadi saat yang paling terang di semua sejarah. Dariawal hingga akhir hidupNya, Yesus tidak tergoda untukmengambil jalan perlawanan. Di padang gurun, setanberjanji bahwa kerajaan dunia menjadi milikNya kalausaja Ia sujud menyembah kuasa Setan (Mat. 4:8-9 ; 16:23). Doa terakhir Yesus di taman Getsemani sebelumpenangkapan-Nya merupakan permintaan Yesus kepada Bapa-Nya untuk mengambil cawan penderitaan dari-Nya, namuntidak ada jalan lain, Yesus tidak menghindari nasibNya.Walau selama Yesus bisa menghindari penderitaanNya, danitu dilakukanNya; namun ketika detik-detik Ia sedangmenunggu mereka yang datang untuk menahanNya, ia siapuntuk itu. Pada persidangan di hadapan Pilatus, Yesusmemprotes ketidakadilan melalui tuduhan-tuduhan palsu,sekaligus sikap ini mengingatkan banyak orang hinggakini bahwa bahwa mereka bukunlah hakim bagi sesamanya(I Pet. 2:23). Cara di mana Yesus bertemu denganpenderitaanNya, ini menunjukkan kekuatan kuasa Allahpada kesempurnaan karakter manusia. Bahkan bagi Yesus,penderitaan itu sendiri adalah sesuatu yang dapatdiubah untuk tujuan kreatif di tengah dunia semestayang bermasalah kini. Melaluinya, Yesus meletakkanhukum rohani bahwa: “butiran gandum yang jatuh ke tanahdan mati, itu tetap hanya satu biji. Tepai benih yangsama juga dapat menghasilkan banyak benih”. Demikiandengan orang yang mencintai hidupnya akan kehilanganitu, sementara orang yang membenci hidupnya di dunia

76

ini akan menyimpannya untuk kehidupan kekal.Barangsiapa melayani, ia harus mengiku Aku ... (Joh.12:24-26). Yesus sangat yakin tempat penderitaan dankematian dalam rencana Allah. Inilah yang meneguhkanpemahaman sekarang tentang kepemimpinan, yangberorientasi padakeberhasilan kepemimpinan di duniamodern saat ini. Tegasnya, “Yesus melihat penderitaansebagai lahan subur bagi keberhasilan kepemimpinan”.

Wibawa dan Kekuasaan: Untuk Apa Tujuannya ?

Beberapa perkataan mengejutkan dari Yesus yang menegaskan topik ini yakni:

a. "Engkau pernah mendengarkan: setiap orang yang marahterhadap saudaranya ...harus diserahkan ke dalamnerakan yang menyala-nyala” (Mt 5: 21-22).

b. Ia mengklaim keabadian perkataanNya: "kerajaan bumiakan berlalu, ...tetapi perkataanKu tidak akanpernahberlalu" (Mark. 13: 31).

c. Ia melihat dirinya sebagai tokoh utama dalamsejarah: “... iblis tidak dapat bertahan, melainkansudah tiba kesudahannya ; Akulah Dia, ... Anakmanusia datang di tengah-tengah awan di langit”(Mark. 3:26 ; 14: 62)

d. Anak manusia datang bukan untuk dilayani, melainkanuntuk melayani (Mark. 10: 45).

e. Pada jaman akhir, kataNya: “semua bangsa akandikumpulkan, ... Dialah Raja, akan menilai seluruhumat manusia, akan mengirimkan semua orang kehukuman api kekal (Mat. 25:31-46).

Melalui perkataan-perkataan ini, Yesus tidak melihatkekuatan diarahkan hanya bagi kemuliaan-Nya sendiri.Sebagian besar kekuasaan Yesus digunakan untuk oranglain. Bila pemimpin dunia ini terikat kepada pengikutmereka untuk dapat hidup dengan standart merekasendiri; tentara Romawi menggunakan kekuasaan merekauntuk menekan para petani; pemungut cukai menggunakankekuasaan mereka untuk memeras dan pada gilirannya

77

menjadi penindas”, namun Yesus yang ditolak justrusebagai "tuan bagi orang lain" (Mark. 10:42-45).

Stephen Neill membandingkan kontras dan jenius typekepemimpinan Yesus dengan kepemimpinan Napoleon, danNeill tidak menghadapi kesulitan untuk mengakuikepemimpinan Yesus jika diperhadapkan dengan ciri-ciritertentu dari kepemimpinan Napoleon. Kekuatankepemimpinan Yesus yakni: “keberanianNya mengambilkeputusan dan melaksanakannya; ketegasanNya menghadapipihak yang melawan diriNya; kecepatanNya melihatpentingnya kesempatan dan melakukan yang terbaik untukitu”. Berbeda dengan Napoleon (sebagai pengetahuanterbaik bagi sifat manusia) yakni: “kekuatan untukmenggunakan orang lain bagi pencapaian tujuan sendiri”.Bagi Yesus, kekuatan, kebenaran dan rahmat secara unikbergabung. Dia datang untuk memberi kesaksian kebenaranAllah. Ia datang untuk menggunakan kekuasaan Allah bagikemuliaan dan Ia datang untuk pelayanan kepada oranglain. Ia tidak mendominasi tetapi mengembangkanseseorang, dan Ia menunjukkan bahwa pemimpin sejatiharus menggunakan kekuasaan mereka untuk membuat parapengikutnya dua kali “menjadi” dari diri merekasebagai orang-orang yang sebelumnya.

Penulis dan pembicara kontemporer sering menyajikanYesus hanya sebagai inspirasi dan type kepemimpinantertinggi. Namun, kekuatan kepemimpinan Yesus sepertiyang ada pada Injil, tidaklah kekuatan inspirasionalsecara magis dan dimanfaatkan dalam cara mementingkandiri sendiri. Kuasa-Nya 180° telah dihapus olehkekuasaan dunia ini. Namun bagi orang yang menjadikantype Yesus sebagi type kepemimpinannya yang efektip,ada kekuatan yang benar-benar dapat terwujud, hingga iadapat mengatakan: “"ketika aku lemah, maka aku kuat" (2Kor. 12: 10). Inilah mengapa kuasa Yesus akhirnyasebagai daya penarik yang paling kuat bagi mereka yanglemah. Untuk itu, "melalui kuasaNya, setiap orangdibuat sempurna dalam kelemahan mereka" (2 Kor. 12: 9).

PEMIMPIN:

78

SEORANG PELAYAN29

•Yesus mengetahui harga dari kepemimpinan:

Ia ingin memberikan diriNya•

Aku ada di antara kamu sebagai seorang pelayan(Yesus Kristus)

•Pelayanan adalah apa yang kita tinggalkan dan

bangun kembali setelah kita mengikut Yesus(Gerald Hartis)

Kepemimpinan dan Kuasa

8. Dalam esainya: “Leadership and Power” (Kepemimpinandan Kuasa), John Gardner mendefinisikan kekuasaansebagai: "kapasitas untuk memastikan hasil satukeinginan dan untuk mencegah orang-orang tidak bersikapdan berindak bijaksana". Kemampuan untuk mewujudkankeinginan melalui orang lain konsekuensi yangberhubungan dengan kekuasaan. Dalam dunia modernsekrang di mana bertarung secara kompleks sumber-sumberdaya secara lebih luas dan bervariasi, umumnya orangmenyamakan posisi dengan kekuatan/kekuasaan. Selainposisi, ada banyak sumber daya, di antaranya: uang.Uang dapat membeli akses dan pengaruh ke ranah politik.Otot dapat memberi kekuatan untuk merobohkan oranglain. "Kuasa dan kekuasaan ibarat sebutir peluru yangbaru saja keluar dari laras sebuah senapan”. Mengetahuicara kerja sistem dan dan memahami bagaimana memasukikeyakinan banyak ini juga merupakan sumber-sumber daya.

Hedrick Smith (wartawan Washington Post), menulissebuah hasil survey yang dilakukannya dan dirangkumdengan judul: “Power Game” (Permainan Kekuasaan),menggambarkan sisi lembut dari kekuasaan, yakni:

“Penguasaan terhadap informasi dan pengetahuanadalah kekuatan dan penampakannyalahkekuasaan”. Waktu juga merupakan kekuatan,

29 Ibid., hal. 139-159

79

demikian dengan keyakinan dan kepercayaan,integritas merupakan bagian yang tidakterpisahkan dengan kekuatan, tenaga pribadiadalah kekuatan. Jadi kekuasaan dan kekuatanadalah rasa kepercayaan diri, kecakapanmemainkan pertunjukan, keinginan danmengaksesnya kepada ketulusan batin. Halangandan penundaan adalah kekuatan dan kemenanganadalah kekuatan. Kadang-kadang, ilusi jugatermasuk sebagi kekuatan.”

Kuasa dan Kekuasaan

Seperti umumnya orang lain, para pengikut Kristusberada di kehidupan "spritualitas keagamaan" dan dikehidupan "sekularisasi (duniawi)”, di mana dua keadaanini memungkinkan para pengikut Kristus memiliki akseske tuas kekuasaan. Namun, mereka yang berpikir di dalamKristus, akan mengenali cara masuk ke kawasankekuasaan. Peristiwa penciptaan, ini merupakanrealisasi dari kekuasaan yang kreatif yakni untuk"mengatur bumi." Pada penciptaan, Allah menyampaikankepada manusia wibawa untuk mengembangkan sumber dayabumi (Kej. 1:28). Tetapi oleh kegagalan manusia, kuasadan wibawa ini menjadi merusak. Misalnya, kisahKejadian yang berhubungan kemarahan dan kecemburuinKain, ia menggunakan kekuasaan yang ada pada dirinyauntuk membunuh saudaranya Abel. Dari sudut pandangpenulis Alkitab, kekuasaan bukanlah satu nilai yangnetral, namun sebaliknya kekuasaan benar-benar didorongoleh nilai. Misalnya, Yesus telah menekankan bahwauang tidak sekedar sebagai komoditas saja, namun iadapat dipersonifikasikan sebagai Mamon sebenarnya yangmelawan Allah. "Kekuasaan dapat menjadi satu hal yangsangat merusak dalam konteks apapun. Pada konteksspritualitas, kekuasaan dapat sebagai sesuatu yangbenar-benar jahat”. Intinya, kekuasaan dapatmempengaruhi siapa saja (semua orang) untukmemanfaatkannya secara baik dan secara jahat, termasukpara pemimpin gereja umumnya.

Yesus dan Kekuasaan

80

Setiap orang yang dipanggil menjadi pengikut Kristus,mereka juga dipanggil untuk “melihat segala sesuatutermasuk kekuasaan yang ada dalam Kristus”. Untukmelihat kekuatan seperti itu (kekuasaan ada di dalamKristus), setiap orang harus menggunakan daya seadanyapada diri mereka yakni ketika “ia berada di dalamKristus". Misalnya, kuasa dan otoritas Yesus untukmeyakinkan banyak orang melalui kotbah di bukit;menenangkan amukan badai dengan perkataanNya; mengusirsetan; membuka mata orang yang buta; mengutuk pohon aradan layu”, dan lain sebagainya. Para penulis Injilmampu menjelaskan iman mereka bahwa: “Allah Bapa telahmeletakkan segala sesuatu di bawah kuasa Yesus danbahwa Ia telah datang dari Allah dan telah kembali keAllah Bapa" (Yoh. 13:3). Yesus menggenggam kekuatan inibukan dengan kepalan tangan tertutup dan terkatuptetapi dengan tangan terbuka, yakni sebagai sesuatuyang Ia diterima dan yang diberikan Allah.

Rasul Paulus dapat memahami dengan sangat baik maknapentingnya kematian Yesus yang mengalahkan “kuasadunia”. Pada Kol 2:15, rasul Paulus menekankan: “Iatelah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalamkemenanganNya atas mereka”. Gambaran nats ini mungkindikutip rasul Paulus ketika seorang jenderal Romawi,yang setelah memenangkan pertempuran dan melucutimusuhnya, ia kembali ke Roma untuk kemudian disambutoleh banyak orang. Si jenderal memimpin prosesikemenangan di mana tawanannya berjalan dengan rantai dikaki mereka. Rasul Paulus mengutip citra ini untukmembuat titik tekanan bahwa “apa yang tampak menjadikekalahan bagi Yesus di kayu salib adalah benar-benarsebagai kemenangan di mana Ia “terkena kuasa" duniayang menindas umat manusia, sehingga Yesus menjadiberkuasa atas dosa dan kematian, berkuasa atas imantermasuk berkuasa atas keserakahan manusia. RasulPaulus juga menunjukkan bahwa pada peristiwa salib“Yesus nampak lemah, namun sesungguhnya Ia kuat, sebabsalib merupakan klimaks dari kehidupan Yesus untukmelucuti kekuasaan dunia.” Bagaimana Yesus melakukan

81

ini ? Ia menunjukkan kebesaran diriNya sebagai hamba,tanda agung dari kemenangan peristiwa Salib.

Yesus Kembali Kepada Skala KekuasaanNya

Suatu hari Yesus berjalan dengan para murid danmengajar mereka tentang datangnya pengkhianatan,kematian dan kebangkitan, dan para murid sama sekalitidak menangkap apa yang Yesus katakan. Saat merekaberjalan, Yesus telah mendengar pertengkaran paramuridNya dan Ia menunggu dengan sabar untuk kemudianberbicara dengan mereka. Yesus tidak bermaksudmempermalukan mereka tetapi mungkin untuk memberikejutan bahwa Ia mendengar pembicaraan para muridNya.Menjelang hari berakhir, ketika mereka tiba diKapernaum dan telah menemukan tempat untuk bermalam,Yesus bertanya kepada mereka: "apa yang sedang merekaperdebatkan di tengah jalan ?” (Mark. 9:33). Para muridtetap tenang, "sebab benar mereka telah berdebat hebatdi tengah perjalanan menuju Kapernaum" (Mark. 9:34).Dapat dibayangkan bahwa para murid saling melirik dangelisah satu sama lain karena pertanyaan Yesus tertujukepada mereka. “Mungkinkah ada rasa malu di antaramereka di balik situasi keheningan yang terjadi ?”Sulit dibayangkan bahwa para murid ternyata berdebattidak mengenai metode terbaik penyembuhan, tetapi pokokperdebatan mereka mengenai “siapa yang terutama diantara mereka”, pada hal Yesus telah memberitahukankepada mereka bahwa Ia akan mati. Berhubung dengansituasi ini, mungkinkah para murid memperdebatkan danmenerima keputusan: “siapa yang pantas menggantikantempat Yesus memimpin kelompok para murid ?” Ataumungkin, mereka mengingat bahwa hanya beberapa jamsetelah Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes keatas gunung untuk melihat kemuliaanNya (fisik Yesusberubah) dan mereka ingin mengetahui siapa di antaratiga orang ini yang paling dekat kepada Yesus.

Pada setiap kasus, sementara Yesus mengatakan Ia akandisalibkan, murid-muridNya berdebat tentang siapa yangterbesar. "Siapa yang terbesar ?", murid-muridbertanya, jawabannya jelas: “Yesuslah yang terbesar”.

82

Yesus menunjukkan kepada para murid tentang siapa yang"terbesar" yakni yang mendahului dirinya bertindakuntuk melayani sesamanya manusia. Yesus duduk sepertiseorang rabbi (pengajar di bait suci) mengajar parapara murid dan berkata, "jika ada yang ingin menjadiyang pertama, ia harus menjadi yang terakhir, dan hambabagi semua" (Mark. 9:35). Dari peristiwa ini, pentingditekankan bahwa: “mereka yang sungguh-sungguhmenginginkan kebesaran rohani harus memilih tempatterakhir”. Banyak orang mengukur kebesaran dirinyamelalui banyaknya pendukung (pembantu) dimilikinya.Sebaliknya, Yesus menggendong seorang anak dan berkata,"siapa yang menyambut anak kecil ini dalam namaKu: iamenyambut Aku, dan barang siapa menyambut Aku, bukanAku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku”(Mark. 9:37). Sesungguhnya seorang anak tidak memilikipengaruh pada siapa saja, seorang anak tidak memilikikekuatan untuk melakukan sesuatu. Tetapi Yesus berkata,"jika menyambut orang-orang yang tidak memilikipengaruh, maka ia menyambut Aku dan Allah."

Untuk mengukur kebesaran dan kemampuan mengontrol kekekuasaan, Markus 9 memberi hikmat. Pada perikop ini,Yesus memberikan satu wawasan penting untuk menjadiseorang pemimpin yang benar-benar dapat mengubah apayang Yesus inginkan dari pengikutNya lakukan. SetelahYesus meletakkan anak itu, Yohanes salah seorang darimurid, kembali melakukan sesuatu yang kesalahan. KataYohanes kepada Yesus, "Guru: kami melihat seorang yangbukan pengikut kita mengusir setan dalam namaMu, lalukami mencegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita”(Mark. 9: 38). Selanjutnya, Yohanes bertanya: “apakahuntuk menerima seorang anak kecil menjadi menerimaKristus ?” Yohanes bertanya tentang tindakanselanjutnya untuk menghentikan orang itu ? Namun Yesusmenjawab: "jangan kamu cegah dia, sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujijat demi NamaKu, dapatseketika itu mengumpat Aku: barang siapa yang tidakmelawan kita, ia ada di pihak kita”. Sesungguhnya,barang siapa memberi kamu minum secangkir air olehkarena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akankehilangan upahnya” (Mark. 9:40-41). Prinsipnya

83

adalah: "barang siapa tidak melawan kita, ia ada dipihak kita”. Ada dua tekanan penting dalam perkataanini, pertama: “tidak menghentikan/menghambat potensiteman atau sekutu”. Kedua, tidak merampas berkat oranglain dan tidak merampas potensi mereka”. Melaluijawaban ini, Yesus masih membangun deskripsi keagungansejati.

Kebesaran dalam arti duniawi, biasanya dinilai melaluibagaimana kita dapat membangun diri sendiri,mengembangkan diri sendiri, dengan istilah modern,kemampuan: "mengaktualisasi diri sendiri (self-actualize)".Yesus menambahkan peringatan terhadap hal yangmenyebabkan seseorang menjadi "pribadi yang kerdil”yakni dosa. “Barang siapa yang menyesatkan salah satudari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baikbaginya jika sebuah batu kilangan diikatkan padalehernya lalu ia dibuang ke dalam laut” (Mark. 9:42).Kemudian ia mengulangi pengajaran-Nya yang radikal(pertama sekali dikemukakan pada khotbah di bukit):"jika tanganMu menyebabkan engkau berbuat dosa, potong.... Jika kakimu menyebabkan engkau berbuat dosa,potong.... Jika matamu menyebabkan engkau dosa,cungkillah" (Mark. 9:43-47). Lebih baik hidup cacat,lumpuh dan dengan satu mata, daripada memiliki duatangan, dua kaki, dua mata dan dilemparkan ke dalamneraka ! Seperti inilah disiplin yang baik dan radikaldari seorang pemimpin yang efektip, baginya kehidupankekal lebih penting daripada kehidupan fisik.

Panggilan Kristus kepada para pengikutNya, Iamenginginkan kebesaran mereka dengan berlatih disiplinsecara radikal. Melalui latihan disiplin radikal ini,mereka tidak menjadi tersandung melaluinya dan yangakhirnya dapat mempengaruhi orang lain menjaditersandung. Pengikut Kristus mengetahui bahwa kaki dantangan mereka adalah kaki, mata dan tangan Tuhanmereka. Sekarang mari menempatkan semua ini bersama-sama dan melihat bagaimana Yesus mengubah skalakekuatan terbalik dari dunia. Tidak ada yang dapatsebagai penghancur yang dahsyat dan lebih cepatdaripada perpecahan di antara mereka sebagai pengikut

84

Kristus (pemimpin Kristen). Dan berada di sekitarkebesaran Yesus akan mampu memahami kemuliaan dansemangat kepemimpinan. Lalu, "siapa yang terbesar ?",ini pertanyaan para murid dan jawabannya ialah: ”orangyang bertindak seperti Yesus”.

Apa yang sesungguhnya paling diinginkan oleh seorangpemimpin untuk dilakukan oleh para pengikutnya ? Parapengikut pada kepemimpinan mungkin telah berpikir bahwa“kami telah melayani pemimpin kami secara terbaik yaknidengan mempromosikannya, dengan memastikan bahwa orang-orang penting telah mengelilinginya”. Tetapi, apakahsipemimpin sungguh menghendaki ini ? Yesus menginginkanagar para pengikutNya mampu mengobati anak-anak karenamereka kemudian akan menjadi penerus bagi kerajaanAllah. Mengorbankan diri sendiri menjadi yang terkecil,sendirinya menjadi pendamaian bagi orang lain. Inilahskala kekuatan terbalik Yesus, yakni: “kebesaran diukurdengan mengambil tempat terakhir, yakni dengan komitmentotal untuk menyambut yang terkecil, oleh luasnyasimpati dan keterbukaan untuk semua yang menyebut nama-Nya, oleh gairah untuk kemurnian diri pribadi, olehketangguhan diri melalui kelembutan kepada orang lain”.Jadi pertanyaan yang menjamin dan mengukur yangterbesar yakni: "seberapa banyak orang sudah tolong ?";"seberapa mendalam saya memiliki komitmen untuk oranglain ?” ; "kepada siapa aku membiarkan diri memasukipengaruh lingkaran dalam?" ; "seberapa panjang danluas lingkaran persekutuan saya ?” ; Masih bisakahsaya masuk ke kategori setia kepada Yesus ?” ;"seberapa mampu saya terbaik mengembangkanmengembangkan diri ?” ; "seberapa intens kemurniangairah saya berguna?"

Yesus Mengambil Peran Seorang Hamba

Hal terutama dalam kepemimpinan yang efektip ialah:“terlebih dahulu harus menjadi pengikut baik,”pernyataan ini telah terbukti kebenarannya dan tidakusah disangkal lagi. Selanjutnya, akan ada tanda-tandadari pengaruh wibawa kuasa spritualitas. Melaluipengikut dan wibawa spritual (rohani) yang, dua sifat

85

ini akan secara bersama sebagai “potensi dan kekuatanyang mengarahkan seseorang dipimpin oleh Kristus”."Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNyasendiri, jika Ia tidak melihat Bapa mengerjakannya,sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yangdikerjakan Anak" (Yoh. 5:19). Yesus memperluas tema“mengubah skala kekuatan/ kekuasaan terbalik dengantidak hanya mengambil tempat terakhir tetapi denganmengambil peran sebagai seorang hamba. Para muridmenyaksikan tindakan terakhir Yesus, yaitu Ia membawakeduabelas murid ke Yerusalem, di perjalanan Yesusmengatakan: “...Anak manusia akan diserahkan kepadaimam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akanmenjatuhi Dia hukuman mati, ... Ia akan diolok-olokkan,diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Iaakan bangkit” (Mark. 10: 32-34).

Pernyataan Misi Seorang Pemimpin

Inti topik ini merupakan pemberitahuan Yesus yang keempat tentang kematianNya (Mark. 8: 31 ; 9:9-10 ;9:31), yang sejak awal Ia telah mengetahui ke arah manatujuan pelananNya. Sejak Petrus dan para murid lainsecara terbuka mengakui Dia sebagai Mesias, Yesus telahmemberitahukan kepada mereka tentang nasib-Nya, hal inipenting sebab Yesus merasakan bahwa kematianNya telahdekat. John Stott mengatakan, "Jesus tidak melihatkembali ke belakang pada sebuah misi yang Ia telahselesaikan. ... Ia masih berharap untuk satu misi yanghendak Ia penuhi, "Yesus tidak memahami kematianNyasebagai yang mengakhiri misinya tetapi kematianNyasebagai sesuatu yang benar-benar perlu untuk mencapaimisiNya”.

Kami Ingin Engkau Melakukan Sesuatu Untuk Kita

Pada tekanan ini, dua dari murid Yesus yakni Yakobusdan Yohanes datang kepada Yesus dengan satupermohonan: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranyamengabulkan suatu permintaan kami” (Mk 10: 35). "Apakahyang kamu ingin aku lakukan untuk kamu ?" tanya Yesus.Para murid mereka menjawab, "perkenankanlah kami duduk

86

dalam kemuliaanMu kelak, yang seorang lahio di sebelahkananMu dan yang seorang lagi di sebelah kiriMu” (Mark.10:36-37). Yakbous dan Yohanes meminta posisikekuasaan, nomor dua dan nomor tiga. Dua orang muridini berpikir, mereka pantas untuk posisi ini karenaPetrus telah dipilih, jadi Yakobus dan Yohanesmenginginkan mereka bertiga masuk secara bersama dalam“lingkaran tiga”. Cara Yesus menangani permintaan inisangat menarik, pertama: Yesus menarik keluar mereka,dan mengetahui jelas “motif tersembunyi dalam dirimereka.” Namun Yesus melakukan agar muridNya mampumengungkapkan keinginan mereka secara benar dankemudian Ia mengatakan kepada mereka beberapa hal yangsangat penting tentang kepemimpinan dan Kerajaan Allah.

Untuk satu hal, “kepemimpinan adalah melibatkan diripada penderitaan”. "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta; Dapatkan kamumeminum cawan yang harus Ku minum dan dibabptis denganBaptisan yang harus Kuterima ?” (Mark. 10:38). Menuruttradisi dan pikiran Yahudi, piala adalah sebuah simboldari kemurkaan, seperti baptisan gambar kemurkaanTuhan pada dosa manusia. Jadi kedekatan kepada Yesusberarti berbagi terhadap pialaNya dan baptisanNya,yakni: “penderitaan dan kematian-Nya”. “Dapatkah kamumelakukannya?", Yesus bertanya kepada Yakobus danYohanes. Dengan lancar keduanya menjawab: "kami dapat".Yesus menambahkan, "Engkau akan minum dengan cawan yangharus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harusKuterima, tetapi untuk duduk di sebelah kananKu dan disebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya. Ituakan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu akandiberikan" (Mark. 10:39-40). Jadi Yesus menekankanbahwa kepemimpinan di Kerajaan Allah berhubungan dengankedaulatan Allah. Oleh karena itu, kepemimpinan adalahpanggilan dari Allah, “posisi yang tidak kita pilihuntuk diri sendiri”, dan tentu saja kita dapatmempersiapkan dan menawarkan diri untuk melakukannya.

Ada perbedaan antara persiapan untuk melayani denganmencari promosi. Ketika sepuluh murid yang lainmendengarkan permohonan Yakobus dan Yohanes, mereka

87

menjadi marah (Mark. 10:41). Kemarahan para murid yanglain hanya karena Yakobus dan Yohanes memikirkan idetentang siapa yang harus terutama di antara para murid.Dua belas murid masih belum mengetahui apa sebenarnyayang lebih penting dalam kerajaan (Allah) kepemimpinan.Yesus memberi response sampai ke inti, bahwa:“kepemimpinan melibatkan tidak hanya penderitaan dankedaulatan, tetapi juga kehambaan”. Siapa pun yangingin menjadi besar, di antara kamu harus menjadihamba-Mu, dan siapapun yang menjadi yang pertama harusmenjadi hamba dari semua (Mark. 10:42-44). Prinsipkehambaan ini ibarat sejumput air dingin untuk paramurid yang menganggap diri sendiri sebagai "superstarstatus." Kedaulatan, penderitaan dan kehambaan padaspiritualitas kepemimpinan maka melalui ini akan datangdengan kebesaran. Hanya dengan menjadi pelayan yangmenghamba kita dapat mencapai tempat pertama danterutama (terbesar).

Hanya Satu Contoh

Sesuai laporan Injil, ada satu kali Yesus berkatalangsung kepada para muridNya bahwa Ia akanmeninggalkan mereka, yakni: “saat Ia membasuh kaki paramuridNya segera setelah perjamuan bersama dengan mereka(sebelum Ia disalibkan)”. “Apakah kamu memahami apayang Aku lakukan ini ?", Yesus bertanya kepada paramurid. Engkau memanggil Aku "Guru" dan "Tuhan", karenaitu, “Aku adalah Tuhan dan Guru yang telah membasuhkakimu; maka kamu juga harus membasuh kaki sesamamu.Aku telah memberikan contoh yang harus kamu lakukansebagaimana Aku lakukan kepada kamu. Aku berkatakepadamu: sesungguhnya, seorang hamba tidak lebih besardaripada tuannya, bukankah seorang utusan tidak lebihbesar daripada yang mengirimnya.” (Yoh 13: 12-16).

Melalui contoh di atas, ditegaskan makna kepemimpinanyang menghamba ialah: “kepemimpinan yang tidakmenyerah kepada kepribadian sendiri”. Dari pembasuhanYesus kepada kaki para muridNya jelaslah bahwa: "Iatelah datang dari Allah dan kembali ke Allah" (Yoh 13:3). Ia menampakkan identitas diriNya sebagai seorang

88

hamba, sikap yang bukan sebagai kelemahan yang terpaksabagiNya. Yesus juga menunjukkan ditra diriNya dengansangat kuat. Ia mengetahui dengan jelas bahwa: "Bapatelah meletakkan segala sesuatu di bawah kuasaNya "(Yoh. 13:3). Dia memiliki perasaan yang kuat tentangtakdirNya, memahami keyakinan para muridNya, beranimenghadapi orang-orang yang datang untuk menahanNy, danberada di bawah perintah mereka hingga akhirnya"kepalaNya dimahkotai oleh penderitaan" hingga di kayuSalib (Yoh. 19:30). Ketika Yesus mengatakan kepadamurid-muridNya untuk tidak bersikap seperti parapemimpin bangsa lain, Ia mengatakan bahwa "salah satuperaturan" yakni harus menjadi orang yang melayani(Luk. 22:26). Ketika Allah memanggil, makastatus/posisi kepemimpinan itu tidak dapat dihindari,panggilan kepemimpinan yang harus dilakukan dalamsemangat melayani. "Kepemimpinan adalah hadiah yangdiberikan Tuhan kepada manusia”. Seorang pemimpin tidakboleh seorang yang diktator yang hanya berpikir bahwaia memiliki semua jawaban. Seseorang pemimpin harusmengatur arah dan nada dirinya, menempatkan posisidirinya di depan terutama pada keputusan dasar bersamadan jika tidak demikian, maka kepemimpinan akhirnyaakan hancur berantakan.

Kepemimpinan Esensial

Pada prinsipnya, Yesus memperkenalkan type kepemimpinanesensial sebagai kepemimpinan yang “menghamba”. Melaluihikmat ini maka inti dari kepemimpinan terletak pada:

1. Kepemimpinan yang berbeda dengan pola duniawi, yaknisejauh mereka melibatkan "Kristus yang berkuasa".

2. Kepemimpinan konsisten yakni kepemimpinan yangmenekankan sifat dari sebuah komunitas yang berusahahidup di dalam Kristus, di mana peringkat tertinggidari kebesaran dan kemuliaan diletakkan padapelayanan, dan keunggulan puncak diletakkan padatindakan secara sukarela;

3. Kepemimpinan mengambil model utamanya dari"Anak manusia yang tidak datang untuk dilayani,tetapi untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-

89

Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mark. 10:45).

Untuk memahami kepemimpinan sebagaimana type yangcerminkan di atas, maka harus dilihat ketika kekuasaandisalahgunakan dan ketika pola kepemimpinan yang tidakpantas dilakukan; maka harus ada komitmen untukmembangun komunitas para pengikut Yesus.

Kartu Trup-Nya Adalah Salib

"Di tengah dunia yang didominasi oleh nafsu kekuasaan,Tuhan bergerak lagi melalui Yesus”. Pernyataan misiMarkus 10: 45, "Anak manusia tidak datang akan dilayani,tetapi untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nyamenjadi tebusan bagi banyak orang." Teks ini benar-benarsebagai klimaks dari penyampaian seluruh laporan Markustentang kepemimpinan, yakni: “Anak dan Pelayan”. Jantungcerita (esensi) dari kepemimpinan, dapat ditemukan padaMarkus pasal 8-10. Menurut tekanan ini, “Yesus secarakonsisten menyembunyikan identitasnya sebagai Anakmanusia dan Mesias”. Ketika orang-orang yangdisenyembuhkanNya mengatakan Dia adalah Mesias, Yesusmengatakan kepada mereka agar tenang (bnd. Mark. 8: 22-26; Mark. 10: 46-52). Pada Mark. 8: 22-26, Yesusmenyembuhkan orang buta melalui dua tahap. Pertama,setelah Yesus menyentuh dia, orang yang disembuhkan dapatmelihat seperti "pohon-pohon di sekeliling", tetapiketika Yesus menyentuh dia kedua kalinya, ia melihatsemuanya dengan jelas.

Ada simbolisme khusus pada penyembuhan ini. Artinya,hingga saat ini, banyak orang (bahkan murid Yesus) telahredup penglihatannya terhadap jabatan Yesus sebagai:“Guru, Penyembuh, Pembuat tanda muzijat”, namun bagiNya,makna salib-Nya merupakan klimaks tujuan Yesus. SegeraYesus bertanya kepada para muridNya, "kata orang,siapakah Aku ini ?” (Mark. 8:27). Yesus masihmemperingatkan para murid agar mereka masih harusmenyembunyikan identitas diriNya dan Yesus mulai mengajarmereka bahwa “anak manusia harus menderita danditolak ... dan bahwa Ia harus mati dan setelah hari

90

ketiga Ia bangkit kembali" (Mark. 8:31). Setiap unsurdalam Injil Markus menunjukkan bahwa “prinsip kehambaan dansalib”, merupakan sentuhan puncak bagi kehidupan Yesus dankehidupan para murid.

PEMIMPIN:SEORANG GEMBALA – PEMBUAT (1)30

•Yesus memiliki sebuah strategi untuk mengembangkan kepemimpinan:

Ia nertujuan untuk menghadirkan diriNya sendiri ke dalam diri pengikutNya•

Seorang mahasiswa tidak boleh lebih tinggi di atas gurunya, tetapi setiap orang telah dilatih akan menjadi seperti gurunya

(YESUS KRISTUS)•

Ujian terakhir kepada seorang pemimpin ialah bahwa ia meninggalkan suatu keyakinan dan kemauan di belakangnya untuk diteruskan

(WALTER LIPPMAN)•

seorang pemimpin yang baik, ketika pekerjaannya selesai, tujuannyaterpenuhi: “orang-orang akan mengatakan, kita melakukan ini demi diri kita

sendiri”(ANCIENT CHINESE PROVERB)

Pemimpin Sebagai Pemberdaya

9. Tekanan paling inti dan orisinil yang terletak padasemua prinsip kepemimpinan ialah “bahwa praktekkepemimpinan tidaklah lebih banyak diletakkan padarealisasi/pelaksanaan kekuasaan, tetapi tekanannyadiletakkan pada pemberdayaan orang lain". Inti tekananini jugalah yang dinampakkan oleh hati kepemimpinanYesus yakni: “memberdayakan sebagai hal yang mengubahkepemimpinan”. Rasul Paulus mempertajam hikmatpernyataan ini dengan pada Filp. 4:13, mengatakan:"segala sesuatu dapat kutanggung di dalam Dia yangmemberi kekuatan kepadaku (empowers)". Paulusmengatakan bahwa apa yang Yesus miliki, Ia berikansebagai hadiah bagi para pemimpin untuk "mempersiapkan,memperlengkapi dan memberdayakan” orang-orangnya Allah

30 Ibid., hal. 161-169

91

bagi banyak karya pelayanan sehingga tubuh Kristusdapat dibangun kembali (Ef 4: 12). Gembala adalahistilah Alkitab dan sebagai kunci untuk menegaskanpemimpin yang memberdayakan orang lain. Dalam Injil,Yesus menyebut diriNya sebagai ”gembala yang baik” dansebagai gembala yang baik Ia memimpin, menyelamatkandan melindungi dombaNya (Yoh. 10:11); yang diutus hanyakepada domba yang hilang dari Israel (Mat. 15:24 ;9:36) ; dan yang mencari dombaNya yang hilang satuorang pun (Luk. 15:4-7). Kepemimpinan Yesus yangtransformational dapat diartikan sebagai kepemimpinanyang “berusaha keluar dari statusnya” dan turunlangsung menjadi bawahan. Misalnya, selama tiga tahunpelayananNya, hanya satu yang ada dalam pikiran Yesusyakni: "bagaimana Ia dapat menjangkau semua orang untukmenyampaikan kabar baik Allah ?” Pada tujuan ini,kepemimpinan Yesus dapat disebut sebagai yangtransformatif (mengubah), sebab dalam pelayananNya,Yesus “memberdayakan umatNya” dan melaluinya, Iamengubah pola pikir mereka yakni dengan menanamkan polapikiranNya sendiri pada “pikiran” umat-Nya. Yesusmenggunakan waktu dan pengaruhNya secara luas danintensif, Ia membagi energi-Nya agar seimbang dansejalan dengan strategy-Nya sendiri demi menyelamatkanbanyak lagi domba.

Kunci Sebuah Transisi

Ada tiga pasal Injil Markus mencatat dan melaporkan“transisi kunci dalam strategi” Yesus. Yang pertamayakni, Ia telah melakukan perjalanan, berbicara danmengajar secara luas, dan telah menjadi begitu terkenalyakni bahwa Ia tidak lebih lama dan masuk secaraterbuka ke sebuah kota. Kedua, Yesus telah memilihbeberapa orang tertentu untuk diakuiNya sebagaimuridNya, meskipun Dia sendiri belum memilih danmenetapkan dua belas dari antara mereka. Ketiga,konflik Yesus mulai berkembang dengan para pemimpinagama Yahudi dan pertanyaan penyembuhan pada hariSabat. Yesus membuat penarikan strategis dengan paramuridNya dengan cara, pertama: “mengajak mereka ketepi danau dan kemudian naik ke bukit” (Mark. 3:7,13).Laporan Lukas menambahkan bahwa Yesus menghabiskan

92

sepanjang malam untuk berdoa kepada Allah (Luk. 6:12),pada titik krisis dalam diriNya, Yesus ingin beberapawaktu untuk berdoa. Bisa dibayangkan bahwa Yesusberjalan, duduk melihat langit malam, mungkin berbicarakeras kepada Bapa-Nya.

PEMIMPIN: SEORANG GEMBALA – PEMBUAT 2(SEBUAH STUDY KASUS)31

10. Bagaimana caranya menciptakan seorang pemimpin yangbaik terutama mengubah dan memberdayakan mereka ?Sejauh studi dilakukan untuk masalah ini, hasilnyasering sebagai suatu yang rumit dan kompleks. Namunsebuah pelajaran berharga dari studi kasus yangdikembangkan oleh Yesus kepada Simon Petrus, dapatdipetik. Simon Petrus adalah adalah pilihan Yesus danjuga para murid. Nama ini juga disebutkan lebihsering daripada nama murid-murid lain. Simon Petrusnyata dan jelas sebagai ujian bagi Yesus pada halmengembangkan kepemimpinan. Setelah kematian dankebangkitan Yesus, Petrus muncul sebagai salahseorang pemimpin yang paling menonjol di lingkunganjemaat mula-mula, dan bahkan dalam tulisannyasendiri, Petrus menunjukkan bahwa ia telah menyerapkunci pokok tertentu tentang kepemimpinan sebagaimanatelah ia peroleh dari Yesus.

Berikut ini adalah wawancara bagaimana Yesusmengembangkan gaya kepemimpinan Petrus agar kekuatanelemen (unsur) kuncinya keluar sebagai gayatransformasi bagi pengembangan kepemimpinan.

Pewawancara: Terima kasih banyak, anda meluangkan waktu untukberbicara dengan saya. Aku tahu Anda seorang yangsibuk dan saya mencoba untuk tidak akan menyitaterlalu banyak waktu Anda.Petrus: Anda dipersilahkan, tidak perlu mengkhawatirkan saya,saya punya banyak waktu. Saya sungguh merasa tidaksibuk sekarang.

31 Ibid., hal. 169-198

93

Pewawancara: Sekarang, Saudara Petrus ... omong-omong ! Apakahsaya dapat memanggil anda Simon? Petrus ? Atau SimonPetrus ? Saya tidak yakin ! Aku panggil dengan namakeduanya saja ? Atau Petrus saja ? Saudara Petrus, ijinkan saya menjelaskan sedikitlatar belakang wawancara ini? Saya sedang melakukansebuah kajian mengenai kepemimpinan. Banyak dari parapemimpin senior kita ingin bergabung dengan anda danbeberapa orang muda datang bersama-sama. Kita tahu,anda pernah hidup bersama dengan Yesus dan andaadalah generasi pertama dari kepemimpinan jemaatmula-mula. Kami ingin mengetahui bagaimana Yesusmembentuk gaya kepemimpinan anda. Aku sangat inginmemperoleh informasi dan pokok pikiran anda tentangtopik ini. Bagaimana Yesus melakukan itu kepada anda,bersediakah anda berbicara tentang hal itu ? Petrus: Tentu saja ! Saya ingin menjelaskan dua hal dariawal. Pertama, Yesus tidak pernah menyebut kamipemimpin. Dia hanya menggunakan kata ini, yakni:“murid", ...Ya ! "Rasul". Paling sering disebutNya:“pelayan". Memang pernah juga disebutNya "pemimpin”.Kedua, saya tidak yakin (juga anda) ! ; ... bahwakita disebutNya sebagai sebuah tanaman besar. Pernahkami para murid merindukan banyak tanda mujijat. Sayatidak menyadari bahwa di antara para murid, saya yangberbuat lebih banyak kesalahan. Memang tidak baikberbicara tentang orang lain, namun setiap orangmenginginkan agar ia selalu mendapatkan yang terbaik.Rasul Paulus dan saya punya masalah ... dulu Paulusadalah seorang yang tidak suci, demikian denganBarnabas ... Oh ya, demikian dengan Yohanes danMarkus.... aku bersedia berbicara selama anda tidakmenganggap saya sebagai yang terlalu meninggikangambar kita.Pewawancara:Dengan segala hormat, ...saudara Petrus ! Saya pikirada investasi yang baik untuk melakukannya, ...marimulai dengan membaca sesuatu yang anda tuliskan disslah satu surat-surat anda. Saya mengutip I Pet.5:1-6: “Aku menasihatkan para penatua di antara kamu

94

.... Allah menentang orang yang congkak, tetapimengasihi orang-orang yang rendah hati” ...olehkarena itu rendahkanlah hatimu di bawah tangan Tuhanyang perkasa”. Saudara Petrus, .... ! kata-kata Andaini telah dikutip sebagai pernyataan klasik tentangnilai kepemimpinan. Tolong jelaskan sedikit latarbelakang apa (dalam pikiran) anda menulis nasehat ini? Petrus: Yah,... nasehat itu tidak hanya aku yang menulisnya.Tetapi Yesus telah berjanji bahwa Roh-Nya yang akanmembimbing kita, dan saya percaya bahwa sesungguhnyaorang-orang tidak hanya percaya kepada kata-katasaya, tetapi hanya percaya kepada kata-kataNya yangmemberi inspirasi kepadaku. Dalam jaman jemaat mula-mula, seperti yang saya ingat: aku menulis nasehatini dengan perilaku/perkataan yang cukup kasar. Namunbegitu, banyak orang berpaling dan percaya kepadaTuhan, ada beasiswa tersebar di seluruh Timur Tengah.Banyak jemaat bertumbuh dengan pesat. Walau ada orangyang pasif, ... sebab banyak yang dianiaya, bahkanbanyak dari kami yang mengalami dilempari batu sampaimati. Saya kira, kita berada pada situasi yangseperti itu. Hanya, para pendahulu kami (para seniorkami yakni para tua-tua yang sudah pensiun): beberapadari mereka ada yang hanya bersikap polos, lelah dantelah kehilangan motivasi diri mereka. Akumerasa, ... beberapa dari mereka telah kehilanganhati sebab pelayanan mereka hanya dilakukan karenamereka memang dibayar untuk melakukan pelayanan itu.Ada beberapa orang hanya berdiam lama di kantor danbenar-benar bertindak sebagai tuan atas orang lain.Mereka ingin, semua orang tunduk kepada mereka untukmelayani mereka, melakukan apa yang mereka katakan,dan melompat berlari untuk sesuatu yang merekaperintahkan. Pada saat yang sama, “pada hal kamimemiliki lahan pelayanan yang segera ditanami yakniwilayah Turki,” para pemimpin senior seperti itu,kebanyakan telah kehilangan visi mereka.Sekarang, ... saya melihat jenis type kepemimpinandalam diri Yesus ...! Ia mengajarkan kita “untukmenjadi”. Walau kita semua memiliki kecenderungan

95

yang sama, namun Ia mengajar kita berpikir dengancara yang berbeda, “saya tertarik kepadaNya, belajarberpikir menurut gaya Yesus, yakni: “ ... belajar danberjalan bersama Dia dari sejak awalnya.”

Ia Memilih Aku

Petrus:Yah, sangat sederhana, yang pertama ialah bahwa Diamemanggil saya, kemudian Yakobus dan Yohanes. Iamenghampiri kami dengan sinar penglihatanNya yangtajam. Suatu hari saya turun ke danau untuk menangkapikan. Yesus datang dan memandang saya dan berkata,"ikutlah Aku." Kata-Nya, "dari sekarang, Petrus:engkau akan menjala manusia, tidak lagi menangkapikan !" Jadi oleh panggilanNya, Aku meninggalkan apayang saya lakukan sebelumnya dan mengikutiNya.Pewawancara:Ohh ...! Hanya seperti itu ? Kemudian andameninggalkan segala sesuatu, tanpa mengenal Dia lebihbaik ?Petrus: Ohh ... ! Aku tahu sesuatu tentang diri-Nya. Akupernah mendengar tentang Dia, dan saya kira, sayatelah mendengar Dia dan berbicara dengan beberapakelompok orang. Tetapi saya tidak tahu banyaktentang diriNya. Dan aku pasti tidak tahu ke manasemua akan kupimpin. Jika Ia telah mengatakan kepada-Ku, saya berpikir: “aku harus dan akan pergi”.Pewawancara: Tetapi apa yang membuat Anda melakukanNya?Petrus: Sulit untuk menjelaskannya. Ada sesuatu yangmengagumkan tentang diriNya: ... cara-Nya, suara-Nya,cara-Nya menatap. Saya tidak pernah menatap orangseperti cara-Nya menantapku, demikian sebaliknya.Yang itu aku, semua orang melihatku ketika tiba-tibaaku berjalan mengikutiNya, “aku hanya bangun dankemudian mengikuti-Nya”. Awalnya, saya menganggap,aku hanya mengikutiNya hanya sekitar satu atau duajam. Tidak terpikir olehku akan meninggalkanpekerjaanku (mata pencaharianku), “tetapi Ia telah

96

memilih aku”. Aku mengingat ketika Iapernahmengatakan: “engkau tahu: Akulah yang memilihkamu, bukan kamu yang memilih Aku," ... dan nampaknyaIa benar. Aku kira: ... Dia memiliki kemampuan untukmenerima semua orang seperti apa adanya. Dia bisamendekati mereka baik masa kini maupun masa depan,demikian dengan masa lalu. Hanya, setelah kamimemulai kebersamaan dengan-Nya, ia menaruh perhatianperhatian kepada kami. Saya pikir sebagian besar darikita lebih memperhatikan orang lain hanya karenatelah kita kenal atau lebih dari itu memperhatikanorang-orang yang dekat dengan kita. Yesus benar-benarberfokus pada kami ! Satu hal lagi: ... jika tampakberisiko, Ia mempercayai kita. Pewawancara:Ia menjaga anda, Ia memanggil Anda, ... apa lagi ?

Ia memberiku Nama

Petrus:Ia memberi nama saya, “mengganti namaku. DijulukiNyaAku “Petrus”. KataNya “Aku mengenalmu, engkau adalahSimon. Engkau akan disebut Petrus”. Ketika Yesusmemanggilku Petrus, aku merasa ada getaran di tulangpunggungku, sebab aku tahu bahwa arti "Petrus" adalah“batu”. Pada saat itu aku merasa berdiri lebih tinggidaripada di tempat mana aku pernah tempati sebelumnyadan aku benar-benar percaya bahwa itu adalah saat dimana aku telah “menjadi”. Pewawancara:Sangat menarik dan menakjubkan ! ... Jadi, Yesusmemilih anda, mengerti anda, menaruh perhatian kepadaanda. Ia bahkan memberi anda nama panggilan. Sayakira itulah “beberapa jenis motivasi pemimpin”. Apaada lagi ?

Ia Berkolaborasi/Berpasangan Dengan Kami

Petrus: Dia membuat team kami. Yohanes, Yakobus, Andreas...Tanpa kerja team yang baik anda bisa pecah. Dan

97

ketika sebelumnya, ... kami memulai menangkap ikan,aku tahu kami tidak akan bisa menangkap ikan tanpakerjasama satu sama lain....dan aku kira juga, yanglainnya mereka tidak pernah akan berhasil tanpa aku.Yesus benar-benar percaya bahwa kami sebagai satuteam yang baik. Kami jarang pernah diutusNya satuorang, selalu ada paling sedikit dua orang. Ohh,...!Walau ada beberapa kali ketika orang diutusNya,mereka pergi sendiri. Aku ingat Philip dikirim untukberbicara kepada beberapa orang Ethiopia di gurun,tetapi itu pengecualian. Pewawancara:Menurut anda, mengapa Yesus menekankan team anda ?Petrus:Oh,...! Ada banyak alasan. Salah satu di antaranya,“kami harus saling seimbang”. Kamu tahu, saya seringdicap sebagai orang yang cukup emosional danimpulsif. Jika saya tidak memiliki orang lain berdiridi sisi diriku, itu dapat membuatku mengambil banyakkeputusan yang buruk. Yesus mengetahui, kita memilikikepribadian yang cukup kuat juga. Seperti kebanyakanpemimpin, kita semua ingin berjalan oleh keputusankita sendiri, oleh ambisi kita sendiri. Namun, lebihdari itu: “kita harus belajar bahwa ada orang lainyang bisa melakukan hal-hal yang lebih baik daripadayang kita lakukan”. Kadang-kadang Anda dapatmengalami kemalasan juga, pada situasi seperti tiu:“anda membutuhkan seseorang untuk memberikantendangan cepat dan baik di bagian belakang tubuhanda”. Kau tahu, Andreas seringmelakukan itu untuksaya. Matius dan Yohanes memiliki kemampuan yanglebih baik menulis dari aku. Untuk berbicara danberpiato, aku memiliki kemampuan yang lebih baikdari mereka. Itu juga sebabnya mengapa saya sangatmenyukai ketika Markus datang dan menuliskan apa yangsaya katakan.Pewawancara: Pemimpin harus mampu memberi makna kesatuan bagiteamnya untuk dapat dilakukan. Dapatkah Andamenjelaskan bagaimana Yesus melakukan itu ?Petrus:

98

Seperti saya telah katakan: Dia mengenal kita, Iamempercayai kami”. Sikap inilah sebagai memotivasikami secara individual. Dia memberi kami dampak lebihbesar dan lebih tinggi daripada unsur lain. Entahdengan cara bagaimana, Ia mengambil loyalitas parsialdan bakat kami dan menempatkan itu secara bersama-sama hingga gairah/semangat kami bersatu, sertapotensi kami kuat dan keluar dengan cara terbaik darimasing-masing kita.

Ia Memotivasi Aku Pewawancara:Saudara Petrus, sepertinya sejauh ini kita telahberbicara tentang motivasi. Anda mengatakan bahwaYesus memilih Anda, memberi nama Anda, bergabungdengan Anda juga dengan orang lain. Memberi Andapenyebab yang lebih besar daripada diri sendiri.Sebelum kami meninggalkan ini, apakah ada hal lainyang dapat Anda pikirkan yang memotivasi Anda ?

Petrus:Oh tentu ...! Ia memberi kesegaran dalam kehausandiriku. Siapa pun yang pernah saya temui, secara umumingin mengambil keuntungan dariku, telah saya ukurperut mereka, ... “membayar pajak”. Tentara Romawiingin agar saya membawa sesuatu kepada mereka. BagiYesus, Dia tidak menghendaki saya lebih dari itu, Iatidak membuat hal yang sama tentang itu. Iamenyegarkan kehausan diriku, bahwa sesuatu yang dapataku pelajari dari-nya yakni bahwa kunci kepemimpinanyakni: “mencari orang-orang yang haus”. Kalau setiaporang menginginkan hal yang berbeda, namun aku sangatmenginginkan hal yang berbeda yakni: “persetujuan,sesuatu yang layak kulakukan, cinta dan pengampunan”.Aku membutuhkan hal-hal ini.

Ia Mengajar Aku

Pewawancara:Petrus...! Saya ingin beralih ke area lain sekarang.Setiap pemimpin yang hebat, saya percaya, telahsebagai guru yang hebat. Aku mendengar seseorang

99

mengatakan bahwa para pemimpin luar biasa menciptakansebuah lingkungan itu menjadi area belajar" . Apakahanda yakin, ... benar begitu dengan Yesus ?Petrus: Anda sungguh benar ! Kami belajar dariNya tentangbanyak hal melalui dibawaNya kami ke berbagai tempat.Anda bisa saja memberi saya kegiatan rutin: satu,dua, tiga, bahkan lebih dan aku mungkin akanmelakukannya, namun hati saya di dalam pekerjaan itu.Tetapi jika Anda membiarkan saya hingga sayamerasakan bahwa saya adalah bagian dari tindakan itu,memahami bahwa saya ada di dalam, maka saya denganAnda akan dapat sejalan.Pewawancara:Anda yakni Yesus melakukan itu ?Petrus:Oleh segala sesuatu yang Ia lakukan, apa yang diakatakan, ke mana Ia membawa kami, apa yang Ia mintakepada kami, apa yang kita dengarkan, ... itu semuasebagai wadah belajar dari-Nya. Lalu apa yang manarikdari itu ? Di dalamnya kami merasakan selalu adatujuan, Ia menggunakan semuanya untuk memimpin kami,itulah wada belajar, wadah belajar yang hidup.

Ia Mempercayai Dan Menguji Aku

Petrus:Dia menempatkan saya dan mempercayai saya. Ketika Iamemanggil kami sebagai dua belas murid-Nya, Iamengatakan bahwa “kami bersama dengan Dia”. Diamenjemput kami ke suatu tujuan, Dia mengajar danhidup dengan kami, Ia mengajar dengan tindakanNya.Aku sangat takut ketika Dia mengutus kami pada misidan kotbah pertama. Ia membiarkan kami pergi pertamasekali kepada orang-orang yang kami kenal yakni kesekitar orang di Israel sebelum akhirnya Ia mengutuskami kepada orang lain. Kau tahu, salah seorang dariorang-orang yang membantu untuk datang kepada Kristusadalah seorang perwira tentara Romawi. NamanyaCornelius, ia dan seluruh keluarganya akhirnyamenjadi bagian dari gerakan kami.

100

Pewawancara: Jadi, Dia memanggil anda dan harus bersama Dia, untukmelihatNya mengajar dan mendengarkan Dia ?Petrus: Minggu, bulan, tahun, ... kemudian Ia percaya agarmelakukan apa yang Dia lakukan, memberikan tugas untukmengerjakannya. Dia juga menguji saya, tentu saja.Sebelum Dia mengutus kita pada proyek pertama untukdilakukan, Dia membawa kami ke seri rintangan. Padamalam Ia membawa kami di perahu di mana badai besardatang, Ia sedang tertidur, kemudian Dia berkata: “dimana iman Anda ?” Pertanyaan yang selalu berulangdikatakanNya, “di mana iman Anda ?” “Aku ingat saatkami turun dari gunung, ada seorang ayah dari seoranganak kecil”. Beberapa orang menganngap anak kecil itumengidap epilepsi, tetapi sebenarnya ia dirasuki setan.Murid-murid lainnya telah berusaha untuk mengusir agarsetan keluar, tetapi mereka tidak sanggup. Yesus punjengkel, dan Dia berkata, “Oo... kamu yang sedikitiman,” dan kemudian saat mengutuk pohon ara, Iamengajarkan, jika kita memiliki iman, kita dapatmemindahkan gunung. Lebih dari apa pun, Dia ingin imankita bertumbuh dan Ia harus mengujinya. Dia selalumengingatkan bahwa iman yang sebesar apa pun itu, itucukup dan lebih baik daripada semua uang di dunia,bahkan lebih baik dari semua pasukan kaisar atau ahliTaurat melalui buku-buku aturannya. Selama kebersamaankami denganNya, Ia selalu lurus, Ia tidak pernahmemmalukan kami di hadapan publik, aku sangatmengetahui bahwa Dia selalu peduli untuk aku. Petrus: Aku tahu bahwa Dia ingin aku terkait denganNya. Akuingat ketika pertama kali Ia mengambil tiga orang dariagar bersamaNya. Penguasa sinagoge memintaNya untukdatang dan berdoa dan kemudian menyembuhkan putrinya.Ketika kami tiba di sana, Yesus menghidupkan seoranggadis kecil yang sbelumnya telah dikira mati. Hanyadengan mengangkat tanggannya, dan menyuruhnya bangundan kemudian agar diberikan sesuatu makananm merekaheran dan kami juga.

Ia Membuatku Menjadi Temannya

101

Yang Mengingatkan Aku

Petrus: Dan kemudian Ia mengatakan ini: "engkau adalah sahabatKujika engkau melakukan apa yang Aku perintahkan. Sayatidak lagi menyebutmu pelayan, karena seorang hamba tidakmengetahui urusan gurunya. Sebaliknya, Aku telahmemanggil engkau sahabat-sahabatku, segala sesuatu yangAku pelajari dari Bapa-Ku, Aku telah membuat engkaumengenalNya. Engkau tidak memilih Aku, tetapi Akulah yangmemilih engkau agar engkau pergi dan menghasilkan buah.Kemudian Bapa-Ku akan memberikan apa pun yang kamu mintadalam nama-Ku”. Ini adalah perintahNya: “salingmencintai”. Pikiranku, Ia telah memanggilku sebagaitemanNya. Aku temanNya, teman Allah ! Aku tidak maganglagi, Ia membawaku masuk ke keyakinanNya. Jika akumelakukan perintahNya dengan cara bagaimana Ia mengajaraku, maka aku menjadi mitra-Nya dalam karya terbesar-Nyadi dunia. Pewawancara:Oh begitu ... ! Itu sudah sangat jelas ?Petrus:Iutlah ketika aku melihat apa yang Ia lakukan. Setiapguru dapat meninggalkan di belakang serangkaian ide-ide.Dia ingin meninggalkan sekelompok orang. Ia menulis ide-ide di dalam pikiran dan hatiku. Aku kemudian menyadaribahwa selama tiga tahun kebersamaan kami, kami begitudekat bahwa aku percaya Ia menulis hidupNya di hatiku. Pewawancara: Jadi sekarang Anda berpikir untuk diri sendiri sebagaiteman-Nya ?Petrus: Ya, ... tentu ! Pada suatu malam aku merasa bahwa akuharus menjadi teman terdekatNya walau “aku menunjukkansikap sebagai temanNya yang terburuk”. Saya tidak akanterkejut jika ia memperlakukanku seperti musuh.Pewawancara:Aku tahu ini menyakitkan. Apa yang ingin Anda katakanpadaku tentang hal yang barus saja anda katakan ini ?Pterus: Suatu fakta ! Ketika kami baru saja selesai makan makananperjamuan terakhir bersama, kami pergi ke bukit Zaitun.

102

Kami merasa sangat sedih karena Yesus telah mengatakanlagi kepada kami bahwa Ia akan mati dan bahwa salah satudari kami akan mengkhianati diriNya. Kami tidak melihatsaat Yudas pergi menyelinap keluar. Kemudian Iamengatakan bahwa kami semua akan jatuh dan menjauhdariNya malam itu. Yah ... ! Aku protes kerasperkataanNya. Aku memandang sekeliling di seluruhkelompok kami dan berkata: "jika semua merekamengkhianatiMu, maka saya tidak akan”. Yesus mengatakankepada saya malam itu, bahwa saya akan menghianatiNyatiga kali malam itu, sebelum ayam berkokok saat fajar.Tapi aku membantahNya lagi: "tidak akan pernah !”, danmurid lain mengatakan hal yang sama, baru aku harus sadarbahwa ia lebih mengetahui aku daripada aku mengetahuidiriku sendiri. PewawancaraLalu, kemudian apa ?Petrus:Bahwa ketika Yesus, Aku, Yakobus dan Yohanes pergi ketaman malam itu, aku ingat bahwa: ”kami pergi tidursementara Ia berdoa ?” Aku merasa malu setiap kali Iaharus membangunkan saya, tetapi kemudian Ia membangunkankami untuk pergi melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba kamimendengarkan beberapa suara dan melihat beberapa lampudatang menghampiri, dan ada Yudas dengan kerumunan besarpolisi, “mereka menangkapNya”. Salah seorang dari kamikebingungan, lalu ia mengeluarkan pedangnya dan benar-benar memotong telinga dari salah seorang ajudan komandantertinggi pada malam peristiwa itu. Pada saat itu, tidaksemua kami siap mati bagi-Nya, tetapi Ia berkata: “Bapabisa mendatangkan dua belas Legiun malaikat jika memangIa menginginkan seorang pemimpin dalam pemberontakan”.Lalu Ia harus pergi sesuai apa yang telah diberitakankitab suci, dari ucapanNya kami masih menganggap bahwa“Ia masih harus benar-benar memegang kendali”. Atau yanglain, bagaimana dia bisa menjadi pemimpin? Pewawancara:Apa yang terjadi kemudian ?Petrus:Aku berdiam diri sepanjang malam hingga esok harinya.Sore harinya, beberapa murid yang lain berada di sebuahrumah, tetapi aku tetap sendiri. Saya mendengar beberapa

103

dari mereka berbicara, dan saya tahu tentara Romawi telahmembawa Yesus ke luar, dan menyalibkan-Nya . Laluseseorang datang dan berkata dia telah mati. Saya jugatidakperduli. Sekarang, aku merasa, mengapa aku menjadibegitu berbeda ? Aku merasakan, sepertinya aku telahmeninggal dan pergi saja ke neraka. Kebersamaan selamatiga tahun terbuang dengan sia-sia. Dia akan memilih akudan percaya kepadaku, dan saya membiarkan saja Ia kecewaketika Dia membutuh aku. Dan ternyata, aku telahmeninggalkan segala sesuatu untuk mengikutiNya. Aku telahmeninggalkan pekerjaan utamaku untuk mengikuti Dia,keluargaku telah menderita dengan kehampaan, orang lainmenganggap aku sebagai orang yang bebal.

Ia Memberikan Aku Kesempatan Lain

Pewawancara: Jadi, apa yang mebuatmu kembali ?Petrus:Dia yang melakukanNya. Bagiku, tidak ada lagi air mata,aku sedang menangis dengan air mata yang kering. Akuhanya tertekan, pahit, marah. Ini adalah awal hari sabat,ketika aku mendengar suara dan beberapa perempuan datang.Saya mengakatakan kepada mereka untuk diam, tetapikemudian saya melihat ke atas dan kemudian melihatmereka. Apakah ada sesuatu yang menakutkan mereka ? Lalumereka berkata bahwa mereka akan ke kubur untuk mengurapiYesus dan Ia sudah tidak di sana lagi. Makam itu kosong,dan mereka hanya melihat beberapa orang muda duduk didalam makam dan mengatakan bahwa Yesus telah bangkit.Ruangan itu menjadi sunyi, kami tidak bisa langsungpercaya kepada mereka, bahkan kami kira para perempuanitu sebagai orang yang konyol. Dan kemudian, aku ingat,maria Magdalena menoleh dan melihat langsung ke saya danberkata: "Yesus berkata, pergilah ! Katakanlah ini kepadamurid-murid. Ia akan mendahului kamu di Galilea." Di sanakamu akan melihat Dia, seperti yang sudah dikatakan-Nyakepada kamu. Dari pemberitahuan Maria Magdalena bahwakubur Yesus telah kosong, kedengarannya seperti omongkosong . Tapi aku harus melihat, jadi aku bangun danberlari secepat aku bisa ke kubur itu . Tentu saja

104

pakaianNya ada di sana, tentu saja Yesus tidak ada dalamkuburan itu lagi. Pewawancara:Apa yang meyakinkanmu bahwa Ia masih hidup ?Petrus:Ada dua hal ! Malam itu kami semua berkumpul di sebuahrumah, dan masih bertanya-tanya apa yang sedang terjadi,dan tiba-tiba kami heran dan Ia ada di sana. Ada suarakaki berjalan dekat pintu rumah itu, kami masih takutbahwa mungkin ada orang lain datang, namun tiba-tiba Diaada di sana. Kemudian, Ia menegur kami dan mengatakan:"damai," dan ketika Ia mengulurkan tanganNya, akumelihat bekas paku mencetak di sana. Aku tahu, itu adalahYesus. Pewawancara: Dan kedua hal itu meyakinkan anda ?Petrus:Tempat yang sama di mana Ia pertama sekali memanggil aku(di tepi danau), Dia memberitahu kami untuk kembali keGalilea. Kami masih belum tidak yakin apa yang akanterjadi. Saya berpikir, semuanya adalah seperti mimpi dankami kira untuk mulai menangkap ikan lagi. Ini persisseperti pertama kali, kami menangkap ikan sepanjangmalam dan tidak mendapatkan apa-apa. Kemudian iamengatakan kepada kami untuk membuang jala ke sebelahkanan, dan kami melakukan itu, kami tidak bisa menarikjala sebab sangat berat. Lalu kata Yohanes, "Petrus, Iaadalah Tuhan." Ketika saya mendengar Dia: “aku hanyatahu bahwa aku tidak bisa bersabar untuk menungguperahunya sampai ke pantai”. Lalu, aku melompat ke dalamair, mengarungi ke darat, ... ini adalah Yesus. Pewawancara:Apa yang dikatakanNya lagi kepadamu Petrus ?Petrus:Dia bertanya tiga kali kepadaku: “apakah sayamencintaiNya ?” Pertama: “Apakah anda benar-benarmencintaiKu lebih dari ini ?” Aku menjawab: “ya...Tuhan,Engkau tahu bahwa aku mencintaiMu." JawabNya,“gembalakanlah domba-dombaKu”. Untuk kedua kalinya Iamenyanyakan hal yang serupa hingga ketiga kalinya,kataNya: "Simon, apakah engkau mencintai aku ?” Tentusaja aku mencintaiNya. Bagiku, Dia memanggilku ketika

105

aku akan pergi ke mana-mana. Dia menyebutkan namaku danmengubahnya, Dia mempercayai aku, Dia memanggilku sebagaitemannya. Ia menyembuhkan lukaku, tidak mempermalukanaku, Dia tidak membiarkan kami berdiri sendiri, Ia tidakmembiarkan aku ketika Ia tahu bahwa aku sakit, akubelajar sesuatu dariNya, Ia merajut hubungan kami supayamenjadi lebih baik lagi, aku belajar dariNya bahwa cinta-Nya tidak pernah menyembunyikan penyakit, ini berarti Iamenghadapi lukaku dan menyembuhkanNya. Seperti yang sayakatakan, tiga kali Ia baru mengatakan, "gembalakanlahdomba-dombaKu," kemudian aku menyadari bahwa Ia masihmempercayai aku. Aku ingat ketika kami melakukanperjamuan malam terakhir bersamaNya, Ia mengatakankepadaku bahwa iblis berusaha untuk mempengaruhi aku.KataNya, bahwa Ia telah berdoa untukku dan imanku akanmemperkuat saudara-saudaraku.

Ia Membuatku Mengerti

Dia telah memilih aku, berdoa untuk aku, mati untuk aku,dan sekarang Dia percaya kepadaku. KataNya, di awal bahwaIa memanggilku untuk pergi “menjala manusia”. Sekarang Iamengatakan kepadaku bahwa hal terbesar yang bisakulakukan untukNya adalah “untuk mengurus domba-domba-Nya”. Pelajaran lain yang aku terima dariNya, yaknimelalui perumpamaan- perumpamaanNya. Yang aku sadarisendiri bahwa menjadi pelajaran penting melalui itu yaknibahwa “Ia melibatkan aku pada kepemimpinanNya di dalamkerajaanNya”. Sikap ini menjadi penyerahan terakhir dibawah pengawasan Allah. Apa yang Yesus paling berartibagiku yakni ketika Ia berkata kepadaku untuk mengikutiDia. Hal yang terpenting dapat aku jelaskan yakni bahwaDia tidak memanggil aku menjadi kepala pasukan manusiayang mengawasi dan mengontrol kekaisaran dan segalaprogramnya.Pewawancara:Jadi, menurut anda: “apa makna yang terpenting dariimplikasi pengajaran Yesus ini bagi kepemimpinan masakini sebagaimana pengalaman yang anda peroleh ini ? Danapa maknanya ketika anda menulis pelajaran ini kepadakepemimpinan jemaat awal ? Petrus:

106

Sederhana dan singkat saja: “mengikutinya, mencintaiNyadan menggembalakan domba-dombaNya.” Bagi kepemimpinanjemaat awal, yakni: untuk menjadi gembala domba Allah,bukan karena anda yang mengurusnya tetapi karena Ia inginmemilih dan memanggil anda. Hanya karena Ia ingin, bukankarena kamu dibayar untuk itu, tetapi karena memang anda“bersemangat untuk pekerjaan itu”. Tidak untuk menjadituan, tetapi karena memang anda harus menjadi teladandan cerminan, yakni sebagai gembala (pemimpin). Danketika akhirnya kita menghadapNya, maka Ia akan bertanya:“apakah engkau mencintai Aku ? Apa engkau mengikuti aku ?Apakah engkau mengawasi domba-dombaKu ?” Jawabannya(sebagai pemimpin): “ya aku mencintaiMU dan akusudahmenggembalakan domba-dombaMu”. Inilah esensipengajaran Yesus yang mengubah bagi kepemimpinan.

PEMIMPIN:SEORANG GEMBALA – PEMBUAT (3)32

“Aku telah menyebut kamu sahabat, untuk segala sesuatu bahwa Aku telah belajar dari BapaKu, Aku telah memberitahukan ini kepada kamu."

YESUS KRISTUSUjilah seseorang dan ia akan menjadi sepertiMu.

Mengembangkan seseorang berarti mendedikasikan visinya kepada Allahsebab langit adalah terbatas."

JIM KENNEDY

Satu-satunya cara terbaik tampil dengan maksimal dan didiminati dalam jangka waktu yang lama ialah jika sepenuhnya ia

mampu memahami apa yang dilakukannya."FRED SMITH

11. Warren Benniss menggambarkan bahwa panggilandiartikannya sebagai: " kekuasaan yang timbal balik."Bennis menggunakan gambaran ini untuk memberdayakan“kepemimpinan”, bahwa realisasi kepemimpinan sangatmembutuhkan kekuasaan/kekuatan untuk memberdayakanorang lain, dengan berbuat demikian akan “menerimakekuatan/kekuasaan itu kembali”. Cara lain untukmenegaskan ini yakni bahwa pemimpin yang melepaskan

32 Ibid., hal. 199-221

107

diri dari kekuasaan dan menginvestasikannya padaorang lain, cara ini akan menemukan “investasiawalnya menjadi bertumbuh dan berkembang.” Inilahdefenisi penting lainnya dari pola kepemimpinan, jugasebagai pola kekuasaan yang digunakan Allah ketika Iamenciptakan semesta dan isinya. Pada tindakan ini,Allah membebaskan diriNya dari setiap kepentinganyang termaktub dalam diriNya. Dia menginvestasikandiriNya melalui keadaulatanNya, yaknimenginvestasikan kekuasaanNya kepada manusiasebagaimana ditugaskan “menjadi pelayan” untukciptaanNya. Pada istilahmodern, sikap ini disebutsebagai “menginvestasikan modalNya kepada manusiasebagai wakilNya”.

Hidup Bersama

Yesus “mengembangkan kepemimpinan”, dengan cara tidakmemperbanyak kursus-kursus dan kurikulumnya, namun Iamembagi kehidupan-Nya. Melalui cara ini, Yesusmengembangkan makna dari persekutuan, melalui:“persekutuan makan pada perjamuan terakhir” yang didalamnya Ia meletakkan makna persekutuan sosial (Ist.Yunani: “koinonia”). Dalam makna istilah ini tersiratarti dari “kemitraan, kepemilikan, teman sekerja satusama lain”. Persekutuan kemudian diartikan seagai“kepemilikan bersama untuk melayani”. DietrichBonhoeffer (seorang pendeta Jerman yang mati martirdi bawah tekanan Hitler), menegaskan makna inimelalui bukunya, “Life Together” (Hidup Bersama), yangdidalamnya Bonhoeffer menekankan makna dan isi dari“kehidupan bersama” ini (Lih. Kis. 2:44).

Sesuai pengalaman awal jemaat mula-mula, makna inisangat merefleksikan bahwa “firman yang bersama-samadengan Allah" (lh. John 1 : 1). Dalam kenyataannya,Allah ada persekutuan kekal antara “Allah, Anak danRoh”. Ketika firman menjadi daging dan tinggal diantara umat manusia, Yesus secara alami cukupmengikuti pola yang sama. Yesus menginvestasikandiriNya, kepemilikanNya sehingga orang lain berada

108

sangat dekat denganNya. Ini terbukti dari kebersamaanYesus dengan para muridNya, mereka bersama dengan duabelas murid, dan yang paling terutama ialah bahwa Iaberbagi dalam segala hal dengan mereka. Mereka makandan bepergian, berjalan dan tidur bersama. Jika Iatidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepalaNya,mereka berbagi di dalam semua kekurangan/kelemahan.Yesus tidak menahan sesuatu dari mereka, baikperasaan, kemarahan, sukacita, kesedihan dan lainsebagainya. Yesus hidup bersama dengan visi, tujuan,kemitraan dan waktu, belajar untuk berbagi resiko,dan berbagi kekuasaan bersama.

Di bawah ini diuraikan wawancara imajinasi untukmelihat bagaimana Yesus mengembangkan sebuah polakepemimpinan bagi para muridNya (pembina bagigembala/pemimpin).

Bergumul Pada Tujuan Bersama

Peringatan Petrus:“Ia melihat aku.”

Penegasan Yesus:“Engkau adalah visi dan tujuanKu”. KepemimpinanKerajaan Allah, seperti yang kita lihat sebelumnyabersifat dan berorientasi kepada tujuan dan ppribadimanusia. Atau seperti pada istilah modern, keduanyaberorientasi (terarah) pada pasar dan nilai. VisiYesus ialah untuk membangun merealisasikan peraturanAllah Bapa di seluruh dunia. Pasar tindakankepemimpinan Allah dalam Yesus Kristus adalah duniaini.Alat untuk melaksanakan tujuan itu ialah denganmengutus Anak-Nya kepada dunia ini. Program ini tidakdapat dipisahkan sesuai pemberitaan Injil, ini yangdijelaskan Yesus dalam pidato pertamaNya (Luk. 4:18-19) . Roh Allah telah mengurapiNya, terutama untukuntuk membawa manusia keluar dari apa saja yangmengikat mereka. SeruanNya kepada orang-orang miskin,membuka mata orang yang buta, kebebasan bagi orang-orang yang tertekan. Yang penting yakni perbedaanantara mengelola dan memimpin.

109

Tentu saja, pengelola di sini ialah beberapa caraseorang untuk memimpin, dan sebagai pemimpin yangbaik juga harus sebagai seorang pengelola yang baik.Pengelola (manager) sering lebih berorientasi padasistem terutama pada hal yang berkaitan dengan denganfisik dan sumber daya. Sedang pemimpin terutamaberhubungan dengan visi dan spritual manusia. KetikaYesus meminjam perahu Petrus, untuk mengajar orangbanyak: “Ia lebih peduli bergabung dengan Petrusdaripada menggunakan perahunya”. Telah ditekankanbahwa para pemimpin transformasional (mengubah),mereka harus bekerja sendiri untuk mengubah bawahanmereka menjadi pemimpin. Inilah inti tekanan Yesus,yakni: "ikutlah Aku, dan Aku akan membuat engkaumenjadi penjala manusia", inilah visi Yesus yangingin berbagi dengan muridNya.

Kemitraan BersamaPeringatan Petrus:“Dia memilih aku ...Dia memanggil aku .... Dia menamaiku...Dia bergabung denganku juga dengan orang lain."

Penegasan Yesus: “Kamu adalah teman sekerjaKu”. Kepemimpinan Yesusmenunjukkan gaya yang selalu menjaga fisik, mata danmata dan hati setiap orang agar senantiasa terbukamelihat sepanjang hari. Jika sebagai pemimpin, iaharus berdoa supaya dapat melihat orang seperti Allahmelihat mereka, dan demikian membantu mereka dapatmelihat dirinya dan dunia cara Allah melihat mereka.Ketika yesus memilih mereka, Ia mengetahui bahwaorang yang Ia akan menghadapi masalah, namun Ia tetapmelakukannya dengan harapan . Dia melihat Petrus danlangsung berkata kepadanya: "engkau Simon, Akumengenal engkau , engkau akan disebut Petrus.” Sayamengenalmu dengan keterbatasanmu dan untuk itulahengkau Kupilih sebagai mitraKu." Dengan keterbatasanPetrus, Yesus mengakuinya sebagai Petrus." Atasundangan untuk kemitraan ini, Yesus menunjukkankebijaksanaan yang luar biasa untuk menegaskankepemimpinan yang Ia pilih untuk memimpin. Inilah

110

model yang benar-benar dinampakkan dari karakteristikpenggambaran Warren Benniss dan menyebutnya sebagai"kebijakasanaan emosi pemimpin":a. Kemampuan menerima orang lain karena mereka

tidak seperti yang anda inginkan “menjadi”. b. Kapasitas pendekatan hubungan dengan masa

lalu.c. Kemampuan mengobati orang-orang lain dan

memberi perhatian kepada mereka. d. Kemampuan mempercayai orang lain bahkan jika

nampak beresiko besar.e. Kemampuan bertindak tanpa persetujuan langsung

dan pengakuan dari orang lain.

Ketika aku melihat Yesus, “bekerjasama dengan duabelas murid, aku menyadari bagaimana aku harusbelajar tentang kepemimpinan”. Seberapa sering akumelakukan kesalahan di masa lalu, khususnya padaberkomitmen dengan mereka ? Seberapa sering akudapat mempercayai orang untuk melakukan sesuatu yangbelum pernah mereka lakukan, meskipun mereka tidakdapat melakukannya ? Ada banyak mitos mengenaikepemimpinan namun Yesus melampaui semuanya itu.Secara umum, Yesus tidak melahirkan pemimpin, namunIa membuatnya." Tampak kebenaranNya ketika Iaberkata: "ikutlah Aku dan aku akan membuatmu ..." danIa membuat mereka dari penjala ikan menjadi penjalamanusia ; dari batu menjadi roti ; dari hamba“menjadi sesuatu”. Mereka belajar untuk memimpindengan mengikuti kepemimpinanNya yang baik. Yesusmengubah dari orang-orang biasa menjadi muridNyakemudian menjadi mitra pentingNya yang dimulai daripilihan, "Aku ingin kau di sini bersamaku”. Kau danaku akan menjadi mitra, “ini adalah pilihan yangharus dibuat dengan harapan dan keyakinan”. Inilahpilihan yang harus dilakukan oleh para pemimpin.Yakni mengubah dari orang-orang biasa menjadi muriddan kemudian menjadi mitra pentingNya. Inilah pilihanyang harus dilakukan dengan harapan dan keyakinan,pilihan yang harus dilakukan oleh para pemimpin.

Bergumul Dalam Waktu

111

Peringatan Petrus:“Dia masuk ke dalam rahasia diriku; bergabung dengan diriku, membawaku bersama Dia, dan menghabiskan waktu denganku."

Penegasan Yesus:"Engkau dan Aku harus bersama ; engkau pantas mendapatkan waktuku; Aku ingin bersama engkau."

Satu hal yang perlu diperhatikan untuk sampai kepadavisi dan tujuan yakni kesediaan berbagi tujuan itudengan memanggil orang lain ke dalam kemitraan danberjuang bersama untuk mencapai tujuan itu dengankomitmen pada kemitraan itu. Tugas untuk membangunkemitraan merupakan kendaraan penting bagikepemimpinan. Yesus menekankan urgensi lembaga tidaksebagai organisasi tetapi sebagai team. Sebagaiteam, yang paling prioritas, para murid menerimadidikan baik formal maupun informal dan tujuansekunder mereka ialah bahwa Yesus mengirim merekasebagai perwakilan diriNya sendiri. Yesus inginpara murid memiliki akses kepada Dia, Yesus menarikdiri para murid agar kokoh soliter dalam doa,khususnya ketika Ia mengirim mereka ke sebuah tugastanpa Yesus.

Di bawah ini diuraikan beberapa daya tarik dari gayakepemimpinan, yakni:1. Makna penting sebuah pikiran (akal). Ajith Fernando

(penulis dan pembicara), seorang pemimpin mudaKristen dari Sri Lanka mengisahkan tentang “teampelayanannya.” Ajith telah menghabiskan waktunyauntuk melakukan hal-hal yang sangat bermanfaatselam kariernya, dan akhirnya ia memilih untukmenghabiskan sebagian besar waktunya di tanahkelahirannya Sri Lanka. Di Sri Lanka, ia berjuanguntuk menemukan waktunya bagi keluarganya dan bagigairahnya, sambil belajar lebih banyak dan menulis.Selama itu, ia menghabiskan waktunya bersamateamnya, yakni membantu untuk mengembangkan bakatmereka serta untuk membawa Injil pendamaian ke

112

sejumlah negara." Menurut Ajith: "ambisi primerseorang pemimpin harus mengaktifkan anggota teamnyauntuk mencapai potensi mereka sepenuhnya di bawahkendali Tuhan.”

2. Sebuah pengalaman tentang keseimbangan. "Seorangpemimpin besar, ia memiliki gairah untukkesetaraan." Telah dibuktikan oleh sejarah bahwaseorang pemimpin besar yang mampu berbagimakanannya dengan orang-orangnya, maka parapengikutnya akan selalu mendahuluinya berjalanketika mereka bersama-sama di perjalanan yangpanas, dan rela di barisan depan dalam pertempuran.Jenis kepemimpinan dengan gaya manajemen dengankesetaraan yang menjijikkan yakni "di mana promosi,fasilitas, hak dan kekuasaan ditempatkan sebagaipertandingan, kekaguman dan rasa hormat sebagaiperingkat teratas dan di atas segalanya."

3. Sebuah antusiasme yang menular. Satukesan didapat ketika membaca tentang murid-muridYesus, “untuk semua kesalahan dan kelemahan mereka,mereka bersama-sama dengan Yesus dalam jangkapanjang.” Ketika Yesus bertanya kepada Yakobus danYohanes, jika mereka bisa berbagi dalam cawanNya,dengan mudah mereka menjawab, "kami bisa." Inilahcontoh dari entusisme murid bersama Yesus.

4. Menumbuhkan komitmen. Yesus terus-menerusdalam proses mengembangkan pengikutNya ke arahkepercayaan diri mereka (bnd. Petrus daripenjalaikan menjadi penjala manusia). Dalam arti ini,pemimpin yang baik harus selalu sebagai penasehatyang dapat membiarkan para pengikutnya mencermatidan melihat. Ibarat seorang guru piano, “orang yangmembiarkan siswa-siswinya mendengarkan dia bermaindan kemudian berkata , apakah anda mendengar itu ?Apakah ini terdengar ? Kenapa anda tidak bisabermain seperti itu ?” Jadi cara terbaik untukbertumbuh dalam keyakinan ini yakni denganmengetahui keadaan sekitar, dan seberapa jauh akuharus pergi ? Yang sangat positif yakni bahwa Diamembuat saya ingin bertumbuh.

5. Mempersatukan gairah. Kita telah melihatbagaimana petrus dalam wawancara imajinernya

113

menegaskan: "Dia bergabung dengan kami bersama-sama." Yesus menyebut para muridNya sebagai “pusatkerjasama teamNya”. Beberapa kali disebutnyasebagai keanggotaan formal dalam aturan yangberlaku. Yesus "berpusat" pada kedua belas murid-Nya . Ia menyediakan roda keseimbangan untukmendorong gairah mereka secara agressif, demikiandengan sikap kontemplatifNya kepada Yohanes dansikap konservatifNya kepada Mateus. Dalamakuntabilitas kepadaNya, para murid menemukansebuah kesatuan antara satu dengan dengan yanglain. Ini tidak mudah, percekcokan dan ambisimereka kadang-kadang memotong dan mencederai. Tapikedalaman komitmen mereka kepada Yesus akhirnyamembawa kedalaman komitmen kepada satu sama lain.Inilah yang mentransformasi dalam tataran kelompokyang direkrut ke dalam sebuah ikatan persaudaraan.Yesus nyata menggantik gaya manajemen perusahaanmodern dengan gaya Yesus sendiri yakni dengan"menarik kepemimpinan," dan melihat setiap satudengan yang lain sebagai sebagai satu anggotakeluarga.

Bergumul Dalam Pembelajaran

Peringatan Petrus: “Dia mengajari, menjelaskan dan memerintah aku”

Penegasan Yesus: “Engkau dan Aku bertumbuh bersama”.

Yesus berkomitmen untuk menghabiskan waktuNyabersama dengan umat-Nya, dan situasi ini dibuatsebagai lingkungan terjadinya proses mengajar (suatuproses yang sengaja dan fokus). Pertimbangkan hal inisebagai pengamatan tentang hubungan antarakepemimpinan dan belajar: yang paling menandaikarakteristik, “kapasitas tokoh potensial untukbelajar dari orang lain dan lingkungan, materi yangdiajarkan." Sesungguhnya, pemimpin adalah seorangpelajar abadi, pembelajaran merupakan bahan dasarpenting bagi para pemimpin." Salah satu cara untuk

114

mengenali para pemimpin sejati adalah “caranyamendorong dirinya dan orang lain tidak hanya untukbelajar, tetapi caranya menciptakan apa yang telahdisebut sebuah persekutuan dari pembelajaran," sikapdan lingkungan di mana pembelajaran terjadi. SelamahidupNya, Yesus menunjukkan sikapNya sebagai“pelajar,” Ia belajar dari Bapa-Nya. Dari sikapbelajar Yesus, kita berhadapan dengan misteri darisikapNya, yakni pengosongan diriNya sendiri, yangmenyisihkan sebagian kekuatanNya yang sepenuhnyadalam rangka untuk manusia. Setidaknya Alkitabmelaporkan ini dengan jelas, “sebagai Anak laki-laki,Dia bertumbuh dalam kebijaksanaan," (Luk. 2 : 52 ).Dia sendiri berkata, "Anak tidak bisa berbuat apa-apaoleh diriNya sendiri ; Dia hanya melakukan apa yangDia lihat dilakukan Bapa-Nya, karena apa yangdikerjakan Bapa itu yang dilakukan Anak. Sebab bapamengasihi Anak dan ia menunjukkan semuanya kepada-Nya" (John. 5:19-20). Penulis Ibrani juga membuatpernyataan yang luar biasa, yakni: “walaupun Diaadalah Anak, Dia belajar ketaatan dari apa yang Iaderita" (Heb. 5:8), Yesus adalah seorang yangsempurna sebagai seorang pelajar. Ia dapat mengambilhikmat dari semua yang Ia ambil, baca, dengar danlihat untuk menyerap dan memproses, termasuk dalampandanganNya tentang kerajaan. Dan menjadi seorangpelajar, Yesus menciptakan lingkungan belajar yangideal bagi pengikutNya." Yesus juga mengajar banyakorang dengan begitu banyak cara. Sikap seseorangmenjadi pusat bagi banyak orang bagi kepemimpinandalam Kristus, sama seperti Yesus, ia adalah seorangpelajar .

Bergumul Dalam ResikoPeringatan Petrus:“Ia mempercayai dan menantang aku”Penegasan Yesus:“Engkau dan aku dipanggil untuk menanggung resiko”

Dari luar sudut pandang, orang mungkin berkata bahwaAllah mengambil resiko ketika Ia menciptakan manusiadan ketika Ia mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Ia

115

mempertaruhkan penolakan ketika penolakan ituterjadi. Yesus mengambil risiko ketika Ia memilihPetrus dan sebelas sisa murid lainnya. Dia mengambilrisiko ketika Dia menginvestasikan tiga tahun bersamadua belas murid. Dia mengambil resiko ketika iamenyuruh mereka keluar untuk mewakili diriNya. Diamengambil resiko ketika Dia meninggalkan mereka dannaik ke sorga dan mengutus muridNya dengan misiAllah, Ia mengatakan: “pergilah ! Aku mengutus kamuseperti Anak domba di tengah-tengah serigala" (Luk.10:3). Warren Benniss menulis: "bagi banyak orang,kata 'kegagalan' disertai dengan sebuah akhir...namun untuk kepemimpinan yang berhasil, kegagalanadalah awal dan loncatan untuk berharap." Bagi Yesus,kegagalan merupakan kesempurnaan dari iman. KetikaPetrus melihat Yesus berjalan di atas air, dia inginmencobanya. Yesus berkata kepadanya untuk datang,tetapi Petrus ketakutan dan mulai tenggelam. Yesusmenangkapnya dan berkata, "kamu yang sedikit. Mengapaengkau bimbang ?", ini dimaksudkan tidak untuk Petrustetapi untuk menantangnya. Tanpa resiko dan belajardari dari kegagalan, Petrus tidak akan bertumbuh.

Bergumul Akan Masa Depan

Peringatan Petrus:“Ia memotivasi, mengingatkan, berjanji kepada aku” Penegasan Yesus:“Anda dan Aku memiliki masa depan untuk pergi ..."Yesus sangat berkaitan erat dengan caraNya “mengambilresiko” masa depan. Bagipara pemimpin sejati, merekatidak pesimistis ; namun realistis pada masa depan.Ketika Yesus memilih ms murid-murid-Nya, Dia tidakmelihat sebagai apa mereka tetapi Ia lebih melihatpada apa mereka setelahnya, agar mereka dapatmengalihkan energi mereka dari yang negatif kepositif. Yesus memperingatkan: “bangsa akan bangkitmelawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan. Akanterjadi gempa bumi di berbagai tempat, dankelaparan... maka waspadalah....Anak-anak akanmemberontak terhadap orang tuanya dan akan membunuhmereka. Semua orang akan dibenci karena Aku (Mark.

116

13:8-9,12)”. Ia juga berjanji: karena aku kamu akanberdiri di hadapan gubernur dan raja-raja sebagaisaksi untuk mereka.....(Mark. 13:9-11,13). Kata-kataini, dituturkan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya didalam bait suci, tak lama sebelum kematianNya. Kata-kata ini merupakan bagian dari mempersiapkan dirimereka untuk masa depan. Pada satu petunjuk di sesiterakhirNya sebelum Ia mati dan kembali kepada Bapa-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya bahwa Iaakan meninggalkan mereka. Thomas berkata kepadanya,"Tuhan, kami tidak tahu ke mana Engkau pergi, jadibagaimana kami tahu jalan ?", Yesus menjawab: "akulah jalan...." (John. 14:5-6). Tentu saja, iniberarti: “Ialah jalan dan cara untuk samapai kepadakeselamatan, untuk perdamaian dengan Allah dan untukkehidupan yang kekal di sorga.” Kunci lain darikonsep yang muncul dalam pengembangan kepemimpinanadalah memahami perbedaan antara perawatan inovatifyakni “belajar dan belajar”. Untuk jangka panjangkehidpan, tipe lain belajar ini lebih penting. Jenisbelajar yang membawa perubahan, pembaruan,restrukturisasi, dan masalah yakni Yesus mendorongpara muridNya inovatif belajar dan berorientasi kemasa depan. Dia menantang mereka untuk melupakankebiasaan buruk dan tradisi mereka yang kosong yangtelah bertumbuh dan melumpuhkan kehidupan mereka ditengah masyarakat. Yesus menyebut mereka agar kembalike dasar, Di dalam diri Allah, ada penebusan yangkreatif dan tujuan untuk memenuhi dan membebaskan.

Bergumul Dalam Kuasa

Peringatan Petrus: “Ia menghembuskan nafasNya ke dalam tubuhku, Ia memberikanku

RohNya."

Penegasan Yesus:“Engkau memperoleh semua yang kamu butuhkan, kemana Aku mengutusmu dan melakukannya”.

Pada malam terakhir-Nya, Yesus membuat janji ini:“jika engkau mengasihi Aku, kamu sungguh-sungguhmendengarkan apa yang Kuperintahkan. Dan Aku akan

117

minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamupenolong yang lain untuk menyertai kamu selama-lamanya yakni roh kebenaran. Dunia tidak dapatmenerima Dia , karena Dunia tidak melihat Dia dantidak mengetahui Dia. Tapi kamu mengetahui Dia,sebab Ia tinggal bersama kamu dan akan diam di dalamkamu”. Kemudian Dia berakhir pada perkataan: " Akutidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu; Akuakan datang kepadamu" (John. 14:15-48).

Tahap akhir Yesus pada proses membangun kepemimpinanyakni Ia memberikan para pengikutnya sumber daya dantanggung jawab dan membiarkan mereka pergi. Janji Diaberikan pada akhir penderitaan setelah kebangkitan.Ia datang kepada mereka, menunjukkan kepada merekakaki dan tanganNya, dan memberitahukan kepada merekabahwa Bapa-Nya telah menyuruhNya ke dunia ini dan Iamengutus mereka pergi. Kemudian Ia menghembus nafaskepada mereka dan berkata: "akan menerima Roh Kudus"(John. 20:22 ). Para murid sudah lulus menjalinkemitraan, Dia bersedia tidak hanya untuk mundur,tetapi untuk kembali dannaikke sorga dan meninggalkantugasNya selanjutnya ada di tangan mereka. Merekatidak akan menjadi yatim piatu sebab Ia akan bersamadengan mereka; tapi Dia tidak akan tampak hadir.Petrus Drucker menjelaskan ini sebagai berbagiprinsip kekuasaan (suatu metode yang tidak menimbunsumber daya manusia). Warren Benniss menempatkanpikirannya pada situasi yang memungkinkan diri untu"kreatif ruang": di mana niat yang estetis dankeanggunan disajikan. Yesus tidak memberitahukankepada mereka wakta pasti datangnya roh penolong itu,namun mereka dihimbau berdoa sampai roh akan datang."Jika seluruh kepenuhan Allah ada dalam Kristus, danjika kepenuhan Kristus di dalam diriku, apa lagi yangsaya perlu lakukan ? Apa yang Tuhan panggil untuk akulakukan ?" Secara kasar, Yesus melakukan untukmengembangkan pemimpin: “Ia memberikan diri merekasendiri.”

PEMIMPIN SEBAGAI

118

SEORANG JURU BICARA33

•Yesus sangat memehami makna penting komunikasi,

Ia dapat mengartikulasikan visiNya•

Awalnya adalah firman (perkataan)(RASUL YOHANES)

•Perkataan adalah satu dari beberapa hal yang paling berharga dari

pilihan moral bagi manusia, jika anda benar-benar dan inginmengetahui

apa yang seseorang yakini dan pikirkan, bagaimana orang itu telahmemmutuskan pilihan-pilihan moral bagi dirinya, maka anda

penting memperhatikan pilihan kata-katanya(BILL MOYERS)

12. Joseph Sobran (seorang wartawan terkemuka) menulis:“pada jaman modern ini di mana manusia dipenuhi olehsifat skeptisisme terhadap keakuratan Injil, makapertanyaan mendasar terlontar, “dapatkah semuaperkataan Yesus diyakini, perkataan yang selalumenghubungkannya dengan diriNya ?” Sobran sendirimenjawab pertanyaan ini mengatakan: “setiap penulismemiliki sebuah gaya dan nada yang jelas dan khusus”.Meskipun tidak pernah mendapat informasi bahwa adasepatah kata yang pernah di tulis Yesus, namunperumpamaan-perumpaanNya sungguh memiliki kekuatanyang sangat unik. Misalnya, “berilah kepada Kaisarapa yang berasal dari Kaisar ; demikian denganperkataanNya tentang hal masuk kerajaan sorga“menjadi seperti anak kecil” dan lain-lain. Dariwibawa perkataan-perkataan Yesus, sangat terasa bahwaperkataan perkataan itu seperti berjalan langsung kedalam hati setiap pendengarNya. Menurut Sobran, tidakada perkataan Yesus yang dapat tergantikan oleh ilmupengetahuan modern atau pengalaman manusia" bahwadalam gaya perkataan itu, tidak ada pernyataan-pernyataan yang berlebihan yang pada akhirnya itumenjadi sesuatu yang dapat dijadikan sebagai parodi.Walau Yesus disangkal, dihina bahkan dihujat tetapiDia menunjukkan kekuatan mentalNya yang sangat kebal

33 Ibid., hal. 223-250

119

terhadap ejekan. Menurut Sobran, setelah lebih 2.000tahun kekuatan kata-kata Yesus bertahan, hingga jauhke masa depan masih akan banyak orang terkejutterhadap kuasa kata-kata itu. Disimpulkan oleh Sobranbahwa: "kepribadian terbesar Yesus tegas ditunjukkanoleh perkataanNya”. Melalui hikmat ini, mencobamemperbaiki karakter seseorang, maka usaha ini harusdimulai dengan memperbaiki perkataannya sendiri”.Jika tidak demikian maka semuanya berlangsung dengankepalsuan. Dari kritik Sobran ini, ditekankanbeberapa unsur makna penting dari komunikasi. Dalamdunia modern ini, komunikasi memiliki makna yangdalam dan kuat sebagaimana perkataan Yesus. Semuamahluk berkomunikasi dengan caranya sendiri, tentanghal ini tidak ada perbedaan antara manusia denganmahluk lain. Dalam hal komunikasi, seorang pemimpinyang efektif harus sebagai seorang komunikator yangefektif. Komunikator yang mengarahkan parapengikutnya memastikan bahwa mereka berbagi misi.Untuk tujuan ini, kemampuan nilai-nilai komukasimerupakan hal yang penting demi tercapainya visi.Dalam dunia modern ini, nilai kepemimpinan semakindilihat sebagai sebuah kemampuan berkomunikasi secaraefektif. Kemampuan ini begitu penting, terutamapenguasaan pada media bahwa seorang pemimpin yangefektif ia harus menghabiskan lebih banyak waktunyaberbicara daripada berpikir atau membaca. Telahsebagai tuntutan dunia modern bahwa manusia tidakdapat bertahan hidup tanpa ada alat untukmempersatukan mereka. Untuk maksud inilah teknologimedia komunikasi berkembang dengan sangat cepat.Dalam banyak komunikasi yang menantang, “apa yangdikatakan kepemimpinan Yesus kepada kita ?”

Yesus Komunikator

Menurut Leighton Ford, Yesus adalah pemimpin yangsempurna, Dia juga sang komunikator yang tiada tara.Dari laporan Kitab PB, rekaman karierNya merupakanpaduan yang tidak ternilai harganya jika dibandingkandengan dampak komunikasi. Dari 181.253 jumlah katadalam PB, 20 % (36.450) di antaranya merupakan

120

perkataan langsung Yesus. Data ini menunjukkan “sumuryang kaya” bagi model studi komunikasi yang tidakternilai. Injil menggambarkan, bahwa Yesus memilikimodel komunikasi yang sangat luas, di mana Diamenunjukkan kemampuanNya yang mencolok dalam menyetelkata-kataNya kepada pendengarNya. Jika dibandingkandengan para pemimpin agama Yahudi, dengan penyampaiankata-kata yang dingin dan tidak berperasaan, danmungkin amat keras, Yesus menunjukkan gaya yangberbeda. Misalnya, perkataanNya kepada seorangperempuan yang tertangkap karena berselingkuh. “Yesusbisa berkomunkasi dengan orang banyak dan perempuan itudengan mengagumkan”. Dia juga mengajarkan kepada murid-muridNya cara berkomunikasi secara langsung yaknimelalui banyak elemen misalnya melalui perumpamaan-perumpamaanNya. Gaya perkataan Yesus menunjukkanfleksibilitas yang luar biasa. Yesus juga berbicarapada sejumlah peran yang berbeda, kadang-kadang Iaberbicara seperti para imam orang Yahudi. Ketika Diaberdebat dengan lawan-lawanNya, Ia kelihatan sepertiseorang pengacara yang mahir yang membelokkan serangandari para lawanNya sehingga menjadi serangan yangsangat efektif di pihak mereka. Pada pihak lain, Iajuga seperti seorang penasihat; seorang dokter; namunsecara umum pikiran-pikiranNya bertolak pada kebutuhanorang yang datang kepadaNya. Saat pembicaraanNya denganperempuan Samaria, Yesus berpikir dua kali sebelummelanjutkan pembicaraanNya dengan perempuan itu,demikian ketika Ia berbicara saat pejamuan malam, gayakomunikasiNya kelihatan seperti seorang pengunjungtidak resmi. (Mat. 23:37). Dalam perkataan Yesus,berita dan realitas bersatu padu dan visi misi-Nyaberintegrasi di dalam pidatoNya. Sebagai salah seorangpenulis riwayat Yesus sekaligus sebagai temanNya,Yohanes melaporkan kesaksiannya yang dicerminkan olehpengalaman-pengalamannya bersama Yesus (… di dalam Diaada kehidupan. Firman yang telah menjadi daging dantinggal di antara kita. Kita telah melihatkemuliaanNya, kemuliaan yang hanya datang dari Bapa,penuh dengan keanggunan dan kebenaran” (bnd. Joh. 1:1-4, 14 ; I Joh. 1:1-3.)

121

Meskipun Yohanes menulis dalam bahasa Yunani, yangmenurut sudut pandang orang Yahudi makna dari“firman/perkataan” berarti “simbol”, makna kata inimenekankan “tindakan”. Bagi orang Yahudi kata-katamemiliki kekuatan makna yang unik; sepatah kata yangdiucapkan itu bermakna “tindakan”. Jadi kalau Yohanesmengidentifikasi Yesus sebagai "firman/perkataan," iniberarti bahwa Yesus melakukan dan menjelaskan realitas.Sebuah realitas sebagai “Dia realitas dari komunikatoritu”. Yesus tidak hanya sebagai yang mengusirkegelapan, tetapi dalam arti sebenarnya Ia menyampaikankehidupan baru yang memungkinkan orang melihat saturealitas baru. Sebagai firman, Ia aktif, hidup danberkuasa, Dialah kehidupan yang sesungguhnya; Dia jugayang muncul untuk memberikan kehidupan. Yohanes telahmengilhami gambaran Yesus sebagai komunikator, yangmelalui bahasa philosofisnya, Yohanes menarik perhatianorang Yunani mengenal Yesus. Lukas juga melaporkan,"semua orang yang mendengarNya kagum dengan pemahamandan jawaban-jawabanNya" (Luk. 2:47). Ketika Yesusmemulai karierNya, injil melaporkan kuasa dan kekuatandari perkataan Yesus. Di antaranya, Yesus mengusir Rohjahat dari seorang pria; beberapa hari kemudian Iamenyuruh seorang yang lumpuh berdiri dan pulang. Padadua peristiwa ini, perkataan Yesus segera dituruti danbanyak orang kagum pada perkataanNya termasuk caraNyamengajar (Mark. 1:27 ; 2:7). Potensi dan perkataanYesus sangat berwibawa. Misalnya, kepada seorang kustaYesus hanya mengatakan “bersih,” dan itu terjadi (Mat.8:3). Demikian dengan hamba dari seorang perwira Romawiyang sakit dan datang kepada Yesus untuk memintakesembuhan, Yesus hanya mengatakan " firmanNya", segerasaja si hamba itu "disembuhkan” (Mat. 8:8-9). Tidakhanya pada tindakan-tindakanNya, demikian dalampengajaranNya, ada kekuatan yang menakjubkan. "Darimanakah orang ini mendapatkan kebijaksanaan ini ?",pertanyaan yang dilontarkan oleh pendengar-pendengarNyasetelah menerima pengajaran Yesus di Sinagoge di kotakelahiranNya (Mat. 13:54). Mereka heran pada "kata-kataNya yang ramah" (Luk. 4:22). Mereka menghela napasmasing-masing, memandang satu sama lain dan "terkagum-kagum pada pengajaranNya”, karena Ia mengajar dengan

122

wewenang yang menakjubkan tidak seperti guru-guru hukummereka" (Mat. 7:28-29).

Model Komunikasi Yesus

Sarana komunikasi telah tersedia dengan berlipat gandadan sangat ajaib pada abad ke duapuluh satu ini. Padaretorikanya, Aristoteles (filsuf terbesar sepanjangabad) telah merumuskan secara permanent prinsipkomunikasi secara efektif, yakni: pertama: pentingnyapenggabungan dari logos (esensi dari pesan), etos(kredibilitas si pemberi pesan) dengan pathos (motif-motif yang terdapat dalam diri si pendengar). Dariperspektif ini, jika mengharapkan dari Yesus dapatditemukan satu filosofi komunikasi yang spesifik(misalnya teknik-tekniknya), maka kita akan kecewa.Bagaimana pun, esensi dari komunikasi bukan terletakpada sebuah teknik, tetapi lebih sebagai ekspresi. Darisudut inilah kekuatan Yesus tegas sebagai modelkomunikator bagi kepemimpinan dan pemimpin.

Model komunikasi Yesus dapat disimpulkan sebagai:“Komunikasi Imperative (Communication Imperative)." Modelini dapat diuraikan sebagai:

a. Kejernihan Dalam Berbicara Hanya Bersumber Dari Tujuan YangJelas. Ibarat para penembak jitu yang melepaskan pelurunyatanpa target sasaran, tidaklah demikian denganYesus. Pada perkataanNya, Yesus hanya menekankanini: “biarkan YA menjadi YA, dan TIDAK menjadiTIDAK" (Mat. 5:37). Sebagai firman, Dia telah datanguntuk berkomunikasi dengan kebenaran yangmembebaskan semua orang. Dalam laporan Injil,khususnya Injil Yohanes merlaporkan, saat Yesusdiperhadapkan ke persidangan Filatus (GubernurRomawi), ia bertanya kepada Yesus tentang klaimmenjadi Raja orang-orang Yahudi. Ketika Yesusmenjawab, "KerajaanKu bukan dari dunia ini..."Kemudian Filatus dengan tiba-tiba berkata: "jadi,Engkau adalah Raja ?” Kemudian Yesus menjawab,"Engkau benar, … untuk alasan inilah Aku dilahirkan

123

agar Aku mendapatkan dunia ini yakni untukmembuktikan tentang kebenaran”…. (lih. Yoh. 18:29-38). Yesus adalah Raja dalam kebenaran kerajaanilahi, siapa yang mengabaikan kebenaran akan binasa,tetapi yang memegangnya akan hidup selama-lamanya.Gairah dan semangat Yesus ialah untukmengkomunikasikan kebenaran, untuk itulah mengapaDia datang.

Komunikasi IMPERATIVE 1: Mengetahui arah mana yang akan dituju !

b. Keyakinan berawal dari proporsi langsung rasa tenang danpercaya diri. Dalam makna komunikasi (sebagai kombinasi langsungdari kerendahan hati), keyakinan adalah sebagai“otoritas sejati”. Banyak pemimpin mengeksposelangsung gagasan dan keinginan mereka pada oranglain melalui cara yang brilian namun yang tereksposepada akhirnya hanyalah kepribadian dan diri merekasendiri. Secara tajam, Mateus memaknai ini (sepertiperkataan Nabi Yesaya) sebagai: "…tidak seorang punakan mendengar suaranya di jalan-jalan" (Mat.12:19). Yesus bisa mengirim para pengikutNya denganpenuh wibawa dan memberitahu mereka, "siapa yangmendengarkan kamu, ia mendengarKu ; dia yangmenolakmu menolak Aku, tetapi orang yang menolakKumenolak Dia yang mengutus Aku " (Luk. 10:16). Dariteks ini jelas bahwa Yesus tidak beroperasi hanyadari diriNya sendiri. Sebenarnya, kewenangan Yesusadalah tanda dari diriNya sebagai “duta besar” Bapa-Nya, di belakangNya ada semua kekuatan Bapa-Nya;jadi bagi Yesus manipulasi langsung tidak diperlukanapalagi tentang kebenaran termasuk ketika Iaberbicara atas nama-Nya sendiri. Di dalam Yesus, adakewenangan dan kerendahan hati, dan keduanya sangatbergandengan secara bersama. Ibarat para penulisterbaik, lebih dahulu mereka menetapkan judul walausebelumnya telah dipikirkan kesimpulan (yaknisebelum mereka menulis kalimat pertama dari tulisanitu.) Penetapan inilah arah bagi mereka hingga tibapada halaman terakhir. Demikian dengan Yesus, segala

124

sesuatu yang Yesus lakukan hingga sampai di salibdan kebangkitannya, “Kejernihan bicaraNyamenunjukkan kejelasan asal dan tujuanNya

Komunikasi IMPERATIVE 2: Mengetahui sumber dan identitas !

c. Agar kata-kata hidup selamanya; maka perkataan harus dikontroldengan penuh perhatian.Ada sebuah kekuatan yang hidup dalam bahasa(komunikasi), sebuah kekuatan yang jauh lebih besardaripada penggunaan kata-kata yang ceroboh. Yesusmelihat kata-kata sebagai pengungkapan darikebenaran: "dari hati yang banjir, mulut berbicara"(Mat. 12:34). Persis seperti “sebatang pohon yangberbicara melalui buahnya”, maka kata-kata yangjahat menunjukkan hati yang jahat, sebaliknya kata-kata yang baik, menunjukkan hati yang baik. Sebuahkendi yang diketuk atasnya akan menumpahkan keluarisinya, dan kata-kata yang keluar dari mulutseseorang akan menunjukkan “isi semangat orang itu”.Jadi, kata-kata Yesus, "…karena dengan perkataanmu,kamu akan dibebaskan, dan oleh perkataanmu kamu akandikutuk" (Mat. 12:36-37). Perkataan kita adalahbukti yang menunjukkan apa dan siapa kitasebenarnya, “demikian dengan perkataan sebagaiukuran dari hati kita di hari penghakiman”. MelaluiperkataanNya, Yesus mengtahui kekuatanNya untukmenyelamatkan (bnd. Yoh. 6:35,63). Dia hanyamengatakan firmanNya dan orang buta dapat melihat,yang lumpuh dapat berjalan, orang-orang berdosadiampuni. Bagi Yesus, pengajaran Injil tidak berartimembicarakan Tuhan; “tetapi Tuhan yang berbicara”.Jadi ketika "kabar baik kerajaan Tuhan diajarkan,"pengajaran sebenarnya membuka pintu agar "semuaorang memaksa jalannya ke kerajaan itu" dorong-mendorong untuk masuk, sementara pintu sedangterbuka (Luk. 16:16).

Komunikasi IMPERATIVE 3: Mengetahui Kekuatan dan Wibawa Kuasa Bahasa !

125

d. Sepenting apa orang lain mendengarkan perkataanmu ?Yesus mendengar dan memperhatikan dengan cermatuntuk apa Bapa-Nya menginginkan Ia berbicara. Yesusjuga memberi perhatian terdalam kepada orang-orangyang di sapaNya oleh “ ketakutan-ketakutan,prasangka-prasangka, serta keinginan-keinginanmereka”. Melalui perumpamaan-Nya tentang “penaburanbenih”, Yesus jelas menunjukkan philosophykomunikasi-Nya. Di setiap kerumunan orang, Yesusmengetahui bahwa akan ada orang seperti yang“digambarkanNya pada perumpamaan itu”. Maksudnya adabanyak orang yang hatinya dikeraskan oleh dosa, danlain sebagainya. Dengan gaya bicara seperti ini,akan ada orang memberi respon dengan cepat bahkandengan emosi, kemudian secepatnya mereka menghilangkarena perlahan-lahan dirinya ada di bawah tekanan.Pada perumpamanNya tentang: “mutiara yangdilemparkan ke babi-babi… sebab ia akanmenginjaknya dan kemudian ia akan berbalik mengoyakkamu” (Mat. 7:6), ini dibuktikan. Peringatan kerasYesus yang lainnya nampak pada Luk 13:4-5, "…kedelapan belas orang yang mati di timpa menaradekat Siloam, kesalahan mereka tidak lebih besardari kesalahan kamu… namun jika kamu tidak bertobat,semua kamu akan binasa atas cara demikian”. Lukas(14:28-30) juga melaporkan: "menghitung biayajika seorang membangun rumah dan ia tidak mempunyaicukup uang sampai ia selesai: …semua orang akhirnyaakan menertawakan Dia". Bagi orang yang meresponpositif pembicaraan Yesus, mereka akan membuka hatidi dalam iman dan mereka akan menerima penguatanseperti ditegaskan pada Yoh 15:5, Yesusmengungkapkan bahwa “Ia adalah pohon anggur dan andacabangnya”. Perkataan ini hendak menekankan bahwajika “setiap orang ada di dalam Dia dan Dia di dalamkamu maka kamu akan menghasilkan banyak buah; dan diluar dari saya anda tidak dapat melakukan apapun".

“Lahir baru; Air hidup; Hidup kekal; Keselamatan,”di samping nilai pesan lainnya, unsur-unsur inilahpesan utama yang hendak disampaikan Yesus melalui

126

perkataanNya. Sebelum berbicara, Yesus mempelajarisecara mendalam “gaya hidup dari orang yang hendakdisampaikanNya pesan itu”. Dengan demikian, Iamengetahui bagaimana cara terbaik untuk menyampaikanpesan itu kepada mereka. Dari banyak surveydilakukan, dapat disimpulkan bahwa Yesus adalahkomunikator ulung. Sifat ini ditunjukkan oleh gayabicaraanNya, misalnya: 1. Kepada Nikodemus, Yesus mengucapkan perkataan yang

sebelumnya Ia tidak pernah mengatakannya kepadaorang lain, “engkau harus dilahirkan kembali"(Yoh. 3:3,7).

2. Kepada perempuan Samaria pada pertemuanNya denganperempuan itu di Sumur, Ia menjanjikan kepadanya"air hidup" (Yoh. 4:10) dan perempuan itulah satu-satunya yang langsung menerima janji perkataanseperti itu.

3. Ketika seorang pemuda kaya datang memintabagaimana ia dapat mewarisi hidup kekal, Yesustidak menawarkan kepadanya “air hidup”. Diabahkan mengusulkan agar sipemuda kaya itu menjualsemua hartanya dan uang penjualannya itudiberikannya kepada orang miskin untuk kemudianmengikutiNya (Mark. 10:17-23).

4. Kepada Zakeus (pria yang posturnya kecil namun iaserang yang kaya) yang memanjat sebatang pohonhanya untuk melihat Yesus, oleh karena ambisinyayang tinggi untuk uang, pasti telah keluar darikesadarannya yang mendalam rasa rendah diri,“Yesus tidak mengatakan kepadanya untuk menjualsegala sesuatu dari hartanya”. Justru sebaliknya,Yesus menawarkan diriNya datang ke rumah Zachaeus.Atas komunikasi seperti itu, spontan Zakeus merasabahwa rumahnya dilimpahi anugerah sehingga spontanpula ia memberikan 50 persen hartanya untuk orangmiskin (Luk. 19:1-10).

Jika anda menghadiri banyak seminar tentangmanajemen sekarang ini, mungkin anda akan mendengarbeberapa topik diskusi: "manajemen melalui berjalan kaki kesekitar (manajemen by walking arround)." Banyak pemimpinperusahaan-perusahaan besar berusaha mempelajari

127

“bagaimana metode manajemen terbaik dapat diterapkanpada perusahaan yang sedang mereka kelola”.Kebanyakan mereka menemukan bahwa metode memimpinterbaik tidak terdapat pada cara menulis tabel-tabel, kemampuan mengorganisasi dengan rapi, kehati-hatian membuat pesan pada memo-memo. Ternyata caraterbaik memimpin perusahaan-perusahaan besar yaknimelalui “mengambil sikap dan keputusan untukberjalan-jalan di sekitar lingkungan kerjanya,kemudian mencermati, melihat serta mendengarkanorang-orang yang sedang mengerjakan pekerjaanmereka. Kemudian secara perlahan berusaha mengetahuidan memahami masalah-masalah mereka, “apa yangmenyebabkan mereka frustrasi, menampung aspirasidari mereka baru kemudian memutuskan jalankeluarnya. Tanpa melebih-lebihkan, Yesus telahmemberikan contoh ini, yakni metode: "komunikasiberjalan kaki di sekitar (communication by walking around)."Sebagaimana Ia berjalan berkeliling di jalanberdebu, melalui ladang, oleh perahu-perahu didanau, bukit-bukit, desa dan kota, kemudian Yesusmembuka mata dan telingaNya. Dia berusaha mengetahuiapa yang dibicarakan oleh banyak orang dan berusahamemahami apa dan bagaimana dan isi pembicaraanmereka. Bahwa mengetahui sisi ini, Yesus mampumemahami apa yang mereka pikirkan. Melalui pemahamaninilah sikapNya kemudian berorientasi danmengorientasikan kepada “pasar”. Yesus mampumemahami bahwa isi pesan yang disampaikanNya sangat‘up to date” dan jelas. Yesus tidak pernah berubah danmengubah kakekat (hati) isi pesanNya bahkan “Iasendiri berkomitmen untuk menanggung sangsiperkataanNya demi kebenaran”.

Komunikasi IMPERATIVE 4: Mengenali Siapa Audiense (pendengar) !

f. Bagi Yesus, “memiliki kebenaran”, sikap inisesungguhnya masih hanya setengah dari perjuangantugas dan tanggungjawab besar di depan. Artinya, Iatidak pernah lalai terhadap proses dantanggungjawab-Nya terhadap “bagaimana Ia

128

mendapatkan kebenaran yang terbaik”. Hal yang sangatpenting diperhatikan di sini ialah: “mengenalaudience sebagai alamat penerima pesan”, upaya iniharus dipelajari demi bagaimana menyampaikan maknasebuah pesan, oleh karena itulah sangat pentingdiperhatikan, “siapa pendengar dan apa isi pesanitu”. Pada metode seperti ini, Yesus jelas sebagaiyang rajin dan terampil. Menurut Leighton Ford,mungkin Yesus mendapat keterampilan seperti initermasuk dari latarbelakangNya sebagai anak tukangkayu yang senantiasa membantu ayahNya”. Pengalamanyang mungkin melatih kepekaan dan fleksibilitasNyamempresentasikan penyampaian pesanNya. Yesusmemiliki kebebasan dalam caraNya membentuk kebenarankepada pendengarNya. Tentu saja, Yesus dan Bapa-Nyatelah mempersiapkan suatu "naskah kepimpinan," yaknisebuah rencana kehidupan baru untuk semua orang.Hanya Yesus memiliki kebebasan untuk mengambilinisiatifNya sendiri dalam menetapkan danmelanjutkan rencana induk ini. Ini nampak padacaraNya menyampaikan perumpamaan-perumpamaanNya,yakni dengan menggunakan analogi dari satu laporandengan sangat berterus-terang.

Ralph Lewis telah menulis hasil studinya dengansangat menarik dan merumuskannya dengan judul:“Keahlian Yesus sebagai Komunikator (Jesus’ skill as aCommunicator).” Lewis menekankan bahwa Yesusmenggunakan dua gaya yang berbeda dalamberkomunikasi. Pertama, ketika Yesus berbicarakepada orang banyak, seduahnya mereka berkomitmenuntuk mengikutiNya. Pada situasi ini: “Iamenggunakan pendekatan deduktif”. Pada metode ini,sering Yesus memulai pembicaraanNya dengan mengutipteks PL dan kemudian Ia memberikan premis utamanya.Kedua, ketika Yesus berbicara kepada orang yangsebelumnya tidak pernah Ia temui, Ia menggunakanpendekatan yang berbeda. Kepada orang seperti ini,Yesus menggunakan metode induktif yakni berbicayadengan pola penyampaian pengalaman hidup sehari-haridan kemudian Ia berpindah ke kebenaran yang ingindan hendak Ia sampaikan. Dijelaskan oleh Lewis,

129

"Yesus berusaha membangkitkan ingatan parapendengarNya, kemudian Ia berburu di luar perasaan-perasaan mereka selanjutnya Yesus menghubungankaningatan-ingatan itu ke kehidupan yang paling dalamdari para pendengarNya. Upaya seperti ini nampakpada pengalaman normal, kesehatan, dan kehidupanumum para pendengarNya. Pada hubungan ini, Yesusmenggunakan metode dengan menyampaikan beberapapertanyaan kepada para pendengarNya: “pada keempatkitab Injil ada lebih dari 150 pertanyaan yangdisampaikan Yesus kepada pendengarNya”.

Komunikasi IMPERATIVE 5: Memiliki keterampilan dan kerajinan memanfaatkan waktu !

g. Penting dipahami kapan situasi yang tepat untuk berbicara. Satu cara terbaik bagi kepemimpinan untuk memampukandirinya berdiri memimpin orang orang lain yakni“mengasah kepekaan mereka terhadap waktu”. Kemampuanseorang pemimpin menangkap momen ini akan menolong“meraih inisiatif, melakukan banyak hal secarabenar, tepat menggunakan waktu”. Jelasnya, aspek-aspek inilah sebagai hal yang sangat jenius padakepemimpinan. Hal yang paling menentukan seseorang(misalnya: atlit, politikus, pelawak, dan lain-lain)terkenal ialah “waktu”.34 Ketika saatnya Yesustinggal di Galilea, Ia tidak tergesa-gesa hendakmelanjutkan perjalanan ke Yerusalem sebab Iamengetahui ada banyak musuh menunggunya di sana.Saudara-saudaraNya, mendesak Yesus segera pergi ke

34 Gambaran yang paling sempurna untuk menjelaskan maksud daripernyataan ini ialah tentang: “kedatangan Yesus”. Rasul Pauluspada Gal. 4:4 mengatakan: “…setelah genap waktunya, maka Allahmengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan”. Lantas,muncul pertanyaan: “mengapa Yesus lahir pada abad ke 4 sM ?Menurut, Leighton Ford, saat itulah “waktu yang paling sempurna”sesuai rencana Allah. Sebab secara politis (awal perkembanganmodernitas kerajaan Romawi), perkembangan modernitas Romawi disegala bidang kemudian menjadi sistem yang dimanfaatkan bagi jalanpenyebaran pesan Kristus dengan cepat. Secara psikologis danspiritual, “saat kelahiran Yesus juga sebagai waktu yangsempurna,” sebab kelahiranNya menggeser keyakinan dan penyembahandunia kepada dewa-dewa berhala menjadi sekarat, banyak orangakhirnya mencari kebenaran monotheisme Tuhan.

130

Yerusalem untuk menghadiri perayaan Tahunan(perayaan Pondok Daun), dan Ia berkata kepadamereka: “waktuKu belum tiba, tetapi kamu selalu adawaktu” (Yoh 7:1-9). Pada Yoh. 12:23, 27, 32 : Yesusmenekankan, “telah tiba waktunya Anak manusiadimuliakan”. Pada seluruh karier pelayanan Yesus,naluri Yesus selalu sempurna memilih waktu, kapanwaktuNya yang tepat bagiNya akan berbicara (segalasesuatu pembicaraanNya selalu diarahkan pada karyabesarNya yakni peristiwa Salib). Dari kesadaran ini,Yesus tidak mau dipaksa bertindak dan berbicara jikaIa tidak siap sedia. Dan Dia tidak akan bersediamengatakan hal-hal tertentu jika orang yang menerimaperkataanNya juga tidak siap sedia menerima danmendengarNya. Dalam berkomunikasi, keahlian sepertiini sangat penting dan tidak mudah didapat, sebabkemampuan ini ibarat sebuah keahlian/kebijaksanaanseorang pemimpin yang diperoleh melalui doa, “samasekali tidak melalui hasil belajar, tidak jugamelalui pengamatan orang tetapi hanya melaluituntunan dan kesediaan mendengarkan suara Tuhan”.Dengan suara Tuhan, seorang pemimpin akan mencariuntuk mengetahui apa yang harus dikatakan danbagaimana ia mengatakannya, dan untuk tiba kesituasi ini ia harus “mengambil waktuberenung/menyendiri khusus untuk berbicara denganTuhan.”

Komunikasi IMPERATIVE 6: Mengetahui Waktu !

h. Kesederhanaan berarti mengatakan satu hal secara baik. Ketika Winston Churchill, segera setelahpelantikannya mengatakan satu pernyataan untukmenekan lawan-lawan politiknya, yakni: “jumlahminimum berpikir ke angka maksimum kata-kata," menurutLeighton Ford sangat jelas makna pernyataan ini.Ditambahkan oleh Leighton Ford, bahwa seperti Yesus:“adalah sebagai satu keajaiban jika seseorang dapatfokus pada satu kebenaran besar yakni mampuberbicara dengan sederhana”. Pernyataan ini didukungoleh Kierkegaard berkata, “hal yang paling

131

membuktikan kemurnian dan kesederhanaan hati, inisangat ditentukan oleh kesederhanaan berbicara”.Yesus membuktikan ini pada setiap perkataanNyakepada para muridNya , itu sebabnya “tidak ada yangsia-sia pada setiap perkataanNya”. Walau sederhana,kuasa perkataan Yesus tajam seperti “pisau ahlibedah yang memotong jalan kebingungan, keinginanpara pendengarNya dan yang menusuk hati orang-orangyang menemuiNya”.

Ketika Yesus menggunakan metaphora, Yesus memilihkata-kataNya dengan hati-hati demi tujuan maksimumdari perkataanNya itu. Beberapa ilustrasimenunjukkan ini yakni: a. Ketika setan/iblis menggoda Yesus di padang gurun,

jawaban Yesus untuk setiap serangan iblis sangatluar biasa singkat. Dia tidak pernah mengkuliahisi iblis atau terlibat langsung dalam pertengkaranverbal dengannya. Yesus hanya mengutip teks kitabsuci untuk menjaga hatiNya dari pengaruh dangodaan iblis, "seperti ada tertulis: orang tidak hanyahidup dari roti; jangan mencobai Tuhan Allahmu;beribadahlah kepada Tuhanmu; dan hanya Dialahsatu-satunya yang patut disembah" (Mat. 4:4, 7,10).

b. Mempertimbangkan pertemuan Yesus dengan seorangpemuda kaya yang datang mencari hidup kekal. Yesustidak menyinggung mata pencahariannya, namun Yesus“memotong langsung wilayah kelemahan sipemuda yangkaya itu”. Artinya, Yesus hanya memberitahukansatu hal kekurangannya, yakni: “juallah semuahartamu dan berilah itu kepada orang miskin”(Mark. 10:17-23).

c. Kasus yang serupa ditunjukkan pada pertemuanNyadengan Sakeus (seorang pegawai pemungut pajak).Ketika Yesus melewati sebatang pohon di manaSakeus bertengger, Ia memandang dan berkata:"Sakeus, turunlah segera. Aku harus ke rumahmuhari ini" (Luk. 19:5). Tanpa keberatan, namunSakeus menunjukkan "kebaikan budinya," iamenyambut Yesus dan menjamu makan malam di rumahsi "pendosa" ini.

132

d. Kesederhanaan lain dari komunikasi Yesus nampakketika pertemuanNya dengan seorang “tokohmasyarakat,” yakni Nikodemus. Nikodemus datangkepada Yesus dengan satu rayuan, "Rabbi, akumengetahui bahwa Engkau adalah seorang Guru yangdiutus oleh Allah," agaknya Nikodemus nampak sulituntuk tidak tersenyum setelah mengatakan inikepada Yesus. Namun jawaban Yesus nampak tajam,yakni: "Aku mengatakan kepadamu satu kebenaran,tidak seorang pun dapat melihat kerajaan Tuhankecuali ia dilahirkan kembali" (Joh. 3:2-3).Melalui jawaban ini, Yesus benar-benar keluar dariformalitas social sehari-hari.

Masih banyak kasus dapat diuraikan menjelaskan maksuduraian ini, namun kesederhanaan Yesus merajut kata-kataNya mampu menembus pengertian lawan bicaraNya,ibarat sebuah anak panah yang tajam yang menembusbenteng verbal rintangan dan hambatan. Tegasnya,perumpamaan-perumpamaan Yesus adalah sebuah model darikesederhanaan namun para komentator (para teolog)Kristen di kemudian hari yang membangun tafsiran-tafsiran yang rumit tentang perumpamaan-perumpamaan inipada hal sesungguhnya perumpamaan-perumpamaan Yesusmerupakan kiasan-kiasan yang sangat sederhana yangsetiap detailnya memiliki arti yang terdalam.Kompleksitas dan kedangkalan hanya bisa ditanganimelalui kesederhanaan, walau ada kesederhanaan yangpada akhirnya menjadi sebuah suasana yang kompleksitas.Leighton Ford menggambarkan sifat kesederhanaanberkomunikasi Yesus, ibarat: “seni menata bunga, dimana kecantikan bunga hanya mungkin terjadi bilabersama bunga lain ditata secara bersama. Melalui gayakomunikasiNya, Yesus mengajarkan kita kesederhanaan.“kesederhanaan dalam mengatakan satu hal dan itulahyang terbaik”.

Komunikasi IMPERATIVE 7:Mengetahui Poin Tekanan Perkataan Anda

i. Lakukanlah panggilanmu secara sungguh-sungguh, jangan cemaskandirimu sendiri.

133

Pada semua komunikasi Yesus ada selalu ada dan munculperasaan yang berlimpah dan urgen (penting), yakni:“Ia terus-menerus mengingatkan para pendengarNya agarsegera mengambil keputusan dan berusaha untuk tidakmenunda waktu sebab ini sangat berbahaya”. Indikasi ininampak pada setiap kali Yesus meminta murid-muridNyaagar segera mengambil keputusan dan rela meninggalkankepentingan mereka demi demi Injil.

Beberapa perkataan Yesus yang menggetarkan dan memilikiurgensi (ada rasa ketenangan), yakni: - Luk 6:46, "mengapa kamu berseru kepadaKu: Tuhan,

Tuhan, pada hal kamu tidak melakukan apa yang Akukatakana ?”

- Mat. 7:13, “masuklah melalui pintu yang sesak itu,karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menujukepada kebinasaan, dan banyak orang yang masukmelaluinya."

- Mat. 10:34, “jangan kamu menyangka bahwa Aku datanguntuk membawa damai di bumi: Aku datang bukan untukmembawa damai, melainkan pedang.”

- Mark. 8:34, "setiap orang yang mengikut Aku, iaharus menyangkal dirinya, memikul salibnya danmengikut Aku”.

- Mat. 22:14, "sebab banyak yang dipanggil tetapisedikit yang dipilih”.

Yesus memahami bahwa takhir banyak orang (bangsa-bangsa), sangat ditentukan oleh sikap mereka mengambilkeputusan kemudian melakukannya sebagai jawaban demikebenaran. Ketika seorang pemuda kaya berputar danmelangkah dengan sedih setelah pembicaraannya denganYesus, Dia membiarkan sipemuda itu membuat keputusannyasendiri dan pergi. Kemudian Yesus mengatakan kepadamurid-muridNya, “hal kerajaan surga sama sepertiseorang petani yang menabur benih dan kemudian ia pergitidur sementara ia …” (Mat. 13:24-30). Bagaimana bisaYesus memiliki urgensi seperti itu, meskipun lawanbicaraNya menjadi sangat tidak tenang ? Rahasiajawaban pertanyaan ini, mungkin dapat ditemukan padadeskripsi Yohanes mengenai Yesus, yakni “oknum yangdatang sebagai satu cahaya ke dunia”. Pasti, menjadi

134

“cahaya akan menyebabkan sebuah krisis,” yaknipemisahan sebab mereka yang mencintai kegelapan tidakmenghendaki cahaya, dan mereka yang mencari kebenaranakan datang kepada cahaya. Yesus menempatkan bahwa Iaadalah jalan, “tidak seorang pun yang mempercayaiKuakan tetap tinggal di dalam kegelapan. Aku datang kedunia ini adalah untuk menyelamatkannya”.

Kebanyakan kita adalah sebagai komunikator “yangterlalu banyak menjual perasaan tegang dan kecemasan,”pada hal dalam fungsi kepemimpinan sebagai komunikator,tugas kita adalah menyajikan komunikasi yang baik.

Komunikasi IMPERATIVE 8: Mengetahui, “bertanggungjawab Memulai dan Mengakhiri”

j. Jangan pernah remehkan potensi anda, tetapi selalulah andalkanpotensi tersembunyi anda. Ada dua jenis kecenderungan umum dari banyak orangsekarang yakni pertama, membesar-besarkan kekuatandan potensi diri sendiri dan yang kedua yaknimeremehkan potensi diri sendiri hingga ke bawahpermukaan.” Jadi menurut Leighton Ford:“rasionallah !” Para komunikator yang berpengalaman,biasanya mereka mampu memahami bahwa: “hati, imajinasidan perasaan, biasanya dapat berubah-ubah walau dapatdibujuk” dan pada aspek-aspek ini ketiganya dapatdibohongi dan kebohongan dimaksud dapat nampak kepermukaan apalagi kalau didukung oleh suasana emosi-emosi dan pengalaman masa lalu.

Sejak masa awal pelayananNya di Bait Suci Kapernaum,Yesus sadar akan unsur-unsur “kegelapan yang menentangkebenaran”, situasi ini nampak pada ketika seorang yangkerasukan roh jahat berteriak, " apa yang Engkauinginkan dari kami kami, Yesus orang nazaret ? Engkaudatang hendak membinasakan kami ?". Yesus akhirnyamemerintahkan roh jahat itu: “diamlah ! Keluarlah daripadanya !" Kemudian roh jahat itu meninggalkan orangitu (Mark. 1 : 21-6). Cerita ini mewakili semua jenis“kuasa kegelapan” yang mengikat banyak orang. Kuasa

135

kegelapan yang didorong oleh rasa takut akan masa depanmereka, oleh tirani dan kematian, oleh ketidakmampuanmengungkapkan cinta, oleh keinginan perlu untukmenguasai orang lain. Mungkin kuasa kejahatan yangpaling dramatis dan paling jelas, nampak pada kasusorang yang tinggal "di makam," sebab dijauhi olehmasyarakat. Dengan belenggu yang tergantung di kakinya,Yesus dan para murid didekatinya hingga akhirnya paramurid berlari menjauh karena mereka ketakutan, merekaakhirnya terjatuh di di depan Yesus. Orang modernsekarang cenderung mengejek gagasan tentang iblis danmemperlakukan iblis cukup luar biasa. Scott Peck, dalambukunya: “People of the life” (Kebohongan Hidup Manusia)merumuskan bahwa “orang yang pembohong biasanya dapatsebagai contoh bagi karakter manusia yang telah usak.”Karakter pembohong menggambarkan perilaku yang telahsakit, sebab mereka telah sakit dan begitu begitumerusak sebab mereka hanya dapat melakukan kejahatan.Bagaimanapu, menurut Scott Peck, merekalah yangmenyebakan banyak orang “hidup dan tinggal di kuburan”oleh penyakit mental, kecanduan alkohol dan obat-obatanterlarang, perilaku kriminal, perilaku seks bebas,pemujaan terhadap diri sendiri, fanatisme ideology,mereka selalu menganggap bahwa segala hal dapatdikendalikan dengan kuasa kejahatan. Setan menekan danmenghambat banyak orang datang kepada Yesus, inilahakibat yang paling mengerikan dari tindakan dan sikapmereka.

Berikut adalah contoh dan gambaran dari kejahatanbanyak orang yang mengisolasi diri dan orang/kelompoklainnya dari hubungan-hubungan yang normal serta yangmengikat mereka dengan kekuatan yang tidak dapattakluk. Itu sebabnya Yesus memberitahukan bahwa:“tidak seseorang pun dapat melihat kerajaan Allahkecuali jika ia dilahirkan kembali" (Yoh. 3:3). Satuhal yakni “perubahan yang radikal penting untukmengkomunikasikan kebenaran”. Pada salah satuperumpamaanNya, Yesus menggambarkan bahwa pemberitaan“kabar baik” ibarat seorang petani yang menaburbenihnya. “Pada malam hari, ketika semua orang tidur,musuh datang sepanjang malam dan menabur lalang pada

136

lahan yang sama. Si penabur heran, bahwa gandum dangulma muncul secara bersama” (Mat. 13:24-30, 36-43).Ilustrasi ini kemudian diperjelas melalui kisah:

a. “Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah,maka sesungguhnya kerajaan Allah sudah datangkepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkapbersenjata menjaga rumahnya maka amanlah rumahnya.Tetapi jika seorang yang lebih kuat daripadanyadatang menyerang danmengalahkannya, …maka orang ituakan membagi-bagikan hasil rampasannya” (Luk. 20-22). Perbandingan maksud dari ungkapan ini jelas,yaknikepribadian manusia adalah ibarat sebuah rumahsebuah rumah yang dijaga oleh orang yang kuat,“rumah tidak bisa dibuka”. Barang-barang gambarandari komunikasi, di mana sebuah komunikasi tidakdapat berlangsung kecuali jika seorang yang kuatpertama mengatasi "orang lain yang lebih kuat”."Yesus merupakan gambaran (potret) dari pemimpinpasukan yang melawan kuasa kejahatan”. Oleh kekuatankuaa Allah, yang dengan perkataan lain Ia disebutsebagai "Roh Allah” (Mat. 12:28,... Dia membebaskanpara tawanan).

b. Yesus juga menggambarkan kepribadian manusia ibaratsebuah rumah yang dikosongkan, sebelumnya ia disapubersih dan diatur” (Luk. 11:24-26). Tetapi tidak adapenyewa baru yang menempati itu sehingga tujuh rohjahat datang dan “mengintip dari jendela danakhirnya ia mengadakan persta besar di rumah itu danmerusak segala perabotan yang di tinggalkan sipemilik rumah”. Masalangnya, “mengapa ituterjadi ?” Yesus mengatakan: “ketika ada kekosongandalam hati dan roh manusia, satu roh jahat dapatdihempang, walau tujuh lain yang lebih buruk akandatang”. Bagi Yesus, kepribadian dan hati manusiasebaiknya jangan sempat kosong ibarat rumah kosongitu”. Jika tidak, “ia akan diduduki dan diambil alihkendalinya oleh kekuatan lain yakni kuasakejahatan”. Pada situasi inilah dibutuhkan"pertempuran rohani dengan kekuatan penuh” agar hatimanusia di bawa pulang ke kebenaran.

137

Ketika Yesus mengutus para muridNya dalam rangkamisiNya, Yesus memberitahu mereka bahwa akan ada orangyang menolak isi pemberitaan itu. (Mat. 10:16-18).Namun untuk menguatkan para muridNya, Yesus kembalimengulang pengajaran yang sama dengan pengajaranNyasebelum kematian dan kebangkitanNya yakni: “siapa yangmenerima kamu, ia menerimaKu; dan Ia yang menerimaKumenerima orang yang Aku utus” (Mat. 10:40). Dan Diaberjanji bahwa mereka akan disertai: "apabila merekamenyerahkan kamu, janganlah kamu kwatir akan bagaimanadan akan apa yang harus kamu katakana, karena semuanyaitu akandikaruniakan kepadamu pada saat itu juga” (Mat.10:19-20 ; bnd. Mark. 13:11). Roh Kudus yang menjadisekutu tersembunyi Yesus, juga yang menjadi hadiahYesus kepada mereka yang Ia utus, “…ketika Dia, RohKebenaran datang, Dia akan menuntun kamu ke semuakebenaran.” (Yoh. 16:7, 8,13). Dengan keyakinan yangberwibawa dan tenang, dengan dorongan yang diulangYesus, “"jangan takut" (Mat. 10:26-31), Ia mengutusmereka ke dunia sebagaimana Bapa-Nya telahmengirimkanNya, yakni untuk: “menanggung saksi bagikebenaran, untuk menghadapi perlawanan dan penolakanserta kebodohan”. Setiap orangyang diutus, akanmenerima kekuatan dan kebijaksanaan untuk membukapikiran-pikiran yang tertutup dan hati yang keraskepala untuk menjadi cahaya Tuhan sendiri.

Komunikasi IMPERATIVE 9:Mengetahui Siapa Musuh dan Siapa Teman !

k. Lloyd Ogilvie mengatakan, “berdoa merupakan alat yangpaling baik dan yang mendukung setiap orang memilikiketenangan dalam berbicara”. Kesimpulan dari bab iniialah bahwa bila kita bertanya dan percaya YesusKristus, Ia akan berkomunikasi kepada kita: “Tuhan, inipikiranku, berpikir menurut caraMu berpikir, itulahyang menjadi kebijaksanaanku, wawasanku, danpengetahuanku.” Inilah suaraku, “Engkau memberitahukan

138

kepadaku bahwa tidak ada yang mencemaskan bila akuberkata apa yang harus kukatakan dan bagaimanamengatakannya”. Bebaskan aku mengatakan dengankeheningan atau dengan kata-kata apa pun yangdiperlukan … Berikan aku kelembutanMu. Berikan kasihyang kreatif di wajahku, sentuhan, peluklah aku. Tuhan,aku siap menerima tekanan di tengah suasanakegembiraan, yang menegaskan pertumbuhan atau menyeraprasa sakit dari penderitaan. Aku menghendaki untukhidup hari ini dan sisa kehidupanku, Engkaulah realitas(yang tahu) baru bagiku. Terima kasih ya Tuhan karenaEngkau membuatku seperti itu !”

PEMIMPIN: SEORANG PEJUANG35

•Yesus telah mempersiapkan diriNya menghadapi konflik:

Ia sangat ramah dan bijaksana•

"Diberkatilah orang membuat damai, sebab merekalah yang disebut sebagai anak-anak Allah."

(YESUS KRISTUS)•

Seperti bentuk awan tebal dan mendung di pegunungan, seperti itulah masalah di hadapan para pemimpin

(WARREN BENNIS)

35 Ibid., hal. 251-271

139

13. “Memimpin berarti berjuang”. Dalam dunia sekarang,seperti dalam sejarah, “memilih jalur sebagai(memimpin) pemimpin berarti memilih jalur untukselalu berada pada jalur tabrakan dengan konflik”.Mengapa demikian ? Jawabannya cukup jelas, yakni“sebab hakekatnya kepemimpinan selalu terlibat padaperubahan, perubahan yang membawa orang dari satutitik ke titik yang lain. Dari cara lama melakukansesuatu ke cara baru pada aktifitas yang sama, darirasa aman di masa lalu menjadi tidak aman di masadepan. Dalam diri kita sebagai manusia, secara naluritelah dibangun penolakan terhadap perubahan, sebabperubahan bagi sebagian orang dapat mengancamstabilitas dan menantang kekuatan. Tingkat perlawanansetiap orang terhadap perubahan, ini tergantung padaseberapa penting perubahan diresapi. Karenakepemimpinan melibatkan perubahan, dan perubahanmengendapkan krisis,36 maka “seorang pemimpin harusmengharapkan bahwa akan ada orang-orang yang menolakuntuk mengikuti dirinya. Setiap orang bisa terlibatpada satu perdebatan sengit, namun menurut John W.Gardner, "kesediaan untuk terlibat pada pertempuranbila diperlukan, adalah suatu sine qua non (kekhususan)pada kepemimpinan."

Beberapa pemimpin terbesar yang digambarkan dalamAlkitab, mereka benar-benar datang ke satu titik,yakni: “doa untuk kematian karena konflik.” a. Ketika Musa memimpin orang Israel di Laut

Merah dari perbudakan di Mesir, kritik orang Israelbegitu sangat kuat terutama pada penderitaan tetapiMusa berkata kepada Tuhan, "beban ini terlalu beratbagiku. Jika beban yang kuterima ini berada dipundakku karena Engkau, biarlah aku mati sekarang”(Bil. 11:14-15).

b. Elia seorang nabi yang datang dengan putus asakepada Tuhan, sementara tugas Elia tidak samadengan Musa yang mengorganisasi dan memimpin orang

36 Kata “crisis” (krisis), ini berasal dari bahasa Yunani dan kata inimenyiratkan makna: “memisahkan atau membagi”. Setiap krisis membawapolarisasi dan selalu mengungkapkan apa yang benar-benar ada didalam setiap orang.

140

Israel untuk di bawa keluar dari Mesir. Tugas Eliayakni: “mereformasi banyak orang dan memanggilmereka kembali kepada Allah”. Namun di bawahtekanan, ia layu dan kemudian melarikan diri dariratu jahat bernama Izebel, kemudian ia berdoakepada Tuhan, "ambillah kehidupanku” (1 Raja-raja19: 4).

c. Bukan sebagai sebuah keheranan bila Yesus(sipemimpin transformasional), ketika menghadapikonflik mulai darikelahiranNya (ketika Raja Herodesmencoba untuk mencari dan membunuh bayi siapa sajayang ia lihat sebagi ancaman), hingga kematianNya(dipicu oleh pemimpin agama Yahudi, dan eksekusidilakukan oleh seorang pemimpin Romawi yakniFilatus yang akhirnya ia cuci tangan).

Motif–motif konflik sebagaimana dilalui Yesusselama kehidupan dan pelayananNya, menurut GustavAulen sesuai penelitiannya pada kitab PBmenyimpulkan bahwa: "pendamaian merupakan temasentral pengalaman konflik Yesus, konflik ilahiyang berakhir pada kemenangan yakni: “YesusKristus/Christus Victor yang berjaya padapertempuran melawan kuasa kejahatan dunia.” Temautama dalam seluruh kisah Yesus ialah “perjuangansecara terus menerus melawan kejahatan”. Sepertigunung berapi raksasa, perjuangan yang bergemuruhdan bergejolak di bawah permukaan dan secarateratur kemudian tererupsi ke dalam konflik. Sesuaipengalaman kehidupan Yesus, “dengan keluarga,tetangga, dengan pemimpin agama Yahudi sertapemerintah Romawi, sesekali orang asing, dan bahkandengan para muridNya (pengikutNya), ini hampirtidak pernah hari-hariNya terlewatkan tanpakonflik.

Orang-Orang Yang Baik, Tidak Berkonflik ?

Dalam beberapa tahun terakhir ini, mencari jalankeluar terhadap konflik telah sebagai tema utamadari banyak studi dan dan topik utama di banyakseminar baik yang dilakukan oleh industri-industri

141

besar maupun lembaga pendidikan serta oleh lembaga-lembaga keagamaan. Melirik pada berbagai promositentang kepemimpinan, maka akan cepat kelihatan bahwaketerampilan dalam mencari jalan keluar terhadapkonflik dianggap sebagai hal yang sangat penting bagipara pemimpin masa kini. Hal yang harus dipahami olehpara pemimpin hingga masa kini yakni: “cara mengatasikedaulatan masyarakat modern, bagaimana mencarikompromi yang dapat diterima, bagaimana membantubanyak pihak memahami dan melihat sebuah masalah,bagaimana membuka jalan bagi solusi paling kreatif.Untuk tujuan ini, John Gardner menekankan: “parapemimpin harus berangkat dari akar dan esensikomunikasi,” apakah itu kemarahan, ketakutan,ketidakpercayaan atau hanya sebagai perbedaan asumsidan definisi, semua aspek-aspek ini penting danbermanfaat. Sebagaimana biasanya terjadi bahwa akardari banyak masalah dan budaya konflik, berawal darikurangnya kemampuan berkomunikasi. Jika seorangpemimpin dapat menangani ini (skill berkomunikasiyang kreatif) maka setidaknya konflik dan masalahdapat diatasi.

Dunia modern umumnya mengasumsikan bahwa “tidak adakebenaran yang objektif"dan sebaliknya yang ada hanya"nilai" yang dipegang semua orang secara berbeda dimana perbedaan ini sangat ditentukan oleh kepribadianatau latar belakang (budaya). Nilai-nilai inilah yangharus "dijelaskan," kebajikan utama yakni beraniuntuk kebenaran dan untuk nilai-nilai menjaditoleran. Dan nilai yang paling penting yakni“bersikaplah baik kepada semua orang kecuali kepadamereka yang tidak mau bersikap toleran untuk menyukaikita !” Harus dipahami pernyataan Yesus yangkontradiktif tentang konflik, "diberkatilah orangyang membawa damai" (Mat. 5: 9) dan "Aku tidak datanguntuk membawa damai, melainkan pedang" (Mat. 10: 34).

Konflik Yang Sangat Tajam: Bagaimana Mengatasinya

142

Satu hal yang sangat unik dari diri Yesus tentangkonflik, yakni: “Ia bebas dari konflik batin,”meskipun Dia merasa sakit dan sangat berjuang ditengah konflik sebagaimana di hadapiNya. Kurangnyakonflik batin dalam diri Yesus, ini membebaskanNyamenjadi secara kreatif dan fleksibel menanganiberbagai situasi konflik dihadapiNya, misalnya:pertama, ketika orang-orang “di kampung halamanNyakurang menerima diri dan pemberitaanNya tentang cintakasih, ia nyata ditolak di Nazareth,” ... Yesusmemilih sikap menarik diri. Kedua, Dia memotongpercakapan dan perdebatanNya dengan orang-orangFarisi ketika titik alasan penolakan mereka tidakjelas. Ketiga, pada saat penangkapanNya, Yesusmemilih untuk tunduk kepada kemarahan orang lain,menyerap dan berbicara kembali tentang katapengampunan, rahmat dan penerimaan. Dalam Injil adaempat partai lawan konflik Yesus, yakni: “setan,pemimpin agama, dan para pengikutNya sendiri, orangdi luar lingkaranNya (dapat disebut sebagaipengamat). Pada semua konflik ini, senjata palingampuh dari Yesus yakni, “kasih karunia dankebenaran”. Kedua senjata ini dipakai Yesus dengancara berbeda tergantung pada sifat-sifat konfliksebagaimana dihadapiNya. Situasi inilah yang kemudiandisebut konflik: “supra, contra, intra dan extra” yangmasing masing didefenisikan sebagai:

a. Supra KonflikSebagaimana pengalaman Yesus, jenis konflik inidihadapiNya dengan setan dan dengan kekuatansupranatural, cara Yesus menghadapi kedua jenis inikadang-kadang langsung dan kadang-kadang tidaklangsung. Kedua kekuatan ini dialami dan diresapiYesus dalam pelayananNya dari awal hingga akhir, diantaranya: “Yesus mengusir roh-roh jahat (Mark. 1:21-26; 9:14-29) ; setan mencoba menantang Yesus darisalib dengan berbicara melalui murid dekatNya Petrus(Mark. 8:32-33) ; ketika murid-muridNya kembali darimisi pemberitaan mereka, dan mengatakan bahwa setan-setan telah diusir dalam nama-Nya, Yesus menjawab,"Aku melihat Setan jatuh seperti kilat dari langit"

143

(Luk. 10: 18) ; dan Yesus bahkan menggambarkankaryaNya sebagai pertempuran di mana Dia dikuasaiorang “kuat yakni setan” (Luk. 11: 18-22). Supra-konflikini mendasar dalam alami, persoalannya ialahloyalitas mutlak, nilai-nilai dan keyakinan; ketaatanatau ketidakpatuhan terhadap misiNya di mana Yesustelah diutus; dan pilihan apakah Ia akan melewatisalib atau melalui beberapa cara lain ?

b. Kontra KonflikPada konflik ini Yesus berhadapan dengan parapemimpin agama, khususnya dengan orang-orang Farisi.Konflik ini, dimulai pada awal pelayanan Yesus dimana oleh para pemimpin agama Yesus dituduh telahterlibat dan berkomitmen menghujat. Terkait denganparaorang berdosa dan dan memimpin orang untukberistirahat pada tradisi-tradisi suci Yahudi sepertihari Sabat. Markus secara singkat melaporkan bahwapara Parise telah tumbuh dan berkembang sebagaiopisisi melalui beberapa insiden yang jelas. KetikaYesus mengampuni seorang lumpuh, para pemimpin agamamengakatakan” “mengapa dan apakah haknya mengatakanperkataan itu ? Dia telahmenghujat Allah ! HanyaAllah sendiri yang dapat mengampuni dosa ?" (Mark.2:7). Ketika Dia berhubungan dengan seorang pemungutpajak yang bernama Lewi, mereka bertanya, "mengapaDia makan bersama dengan pemungut cukai dan orangberdosa ?" (Mark. 2:16). Ketika Yesus memungkinkanmurid-muridNya untuk memilih gandum ketika merekaberjalan melalui ladang pada hari Sabat, pada hariyang sama Ia menyembuhkan seorang laki-laki disinagoga, mereka menuduh Yesus melakukan apa yang"tidak sesuai dengan hukum" hari Sabat (Mark. 3: 2,4) ; segera mereka bahkan menuduhNya berada pada satupersekutuan dengan setan sendiri (Mark. 3:22) !Inilah contra-conflict ! Yang (dapat ditetapkan dan tidakdapat dihindari) dipertaruhkan di sini ialah: “masalah tradisi,kekuasaan dan pengawasan, ritus versus kenyataan/fakta”.

c. Intra Konflik“Pada kelompok batin dua belas murid, Yesus sengajamemilih mereka untuk bersamaNya dan mereka terdiri

144

dari ragam kepribadian dan loyalitas”. Inilah contohkepemimpinan Yesus yakni membawa parsial loyalitasdan bakat para murid dari yang lebih rendah hingga keyang lebih tinggi untuk bersama-sama menyatukangairah pada suatu tujuan yang lebih tinggi. Yesustelah melakukan ini secara menakjubkan. Bila Yesusbersama para muridNya, namun Ia memiliki masalahdengan mereka, dan para murid satu sam alain beradapada situasi konflik yang sama, ini dapatdimengerti ! Dalam bukunya, David McKenna berkomentarbahwa: “baik kekuatan untuk mengikuti, rahmat untukmemimpin, khususnya pada pengembangan murid-muriddengan keragaman diri dan potensi mereka, konflikinterpersonal adalah merupakan bagian tidakterpisahkan dari “memelihara dan proses norma”.McKenna menunjukkan bahwa tiga jenis konflik antaramurid-murid yang diungkapkan dalam Injil Markusyakni: “konflik publik para murid sebab kegagalanmereka untuk menyembuhkan penyakit seorang anak laki-laki ; konflik interpersonal atas siapa yang akanmenjadi terbesar ; konflik tentang siapa yangmemiliki hak tertinggi di sesama mereka” (Mark. 9:14-41), hakekatnya: “konflik spiritual lebih terjadisebab sering kurang iman dan pemahaman mereka”. Intrakonflik, “isu-isunya selalu berputar di sekitar masalah-masalahiman, hubungan dan posisi dan di sekitar nilai dasar status versuspelayanan”.

d. Ekstra Konflik Seperti kata "extra" (tambahan), ibarat segelintirpemain dalam drama/film, ada yang berfungsi sebagaipengamat, maka yang masuk ke kategori ini yakni:“orang-orang yang berada di pinggiran pelayananYesus, termasuk anggota keluargaNya, tetangganya dantentunya dari orang Samaria”. Pada satu kesempatan,ibu Yesus dan saudara-saudaraNya mengira bahwa: “Iakeluar dari pikiran normalNya dan pikiran ini telahdiambil alih dari Dia”, ... hingga Yesus datangkembali ke kewarasannya (Mark. 3:20, 31-32). Merekatidak percaya bahwa salah seorang dari keluargamereka sendiri membuat klaim yang menyebabkan publikmerasa dan berpikir campur aduk. Keadaan inijuga

145

terjadi kepada orang banyak, sehingga kelihatanpernyataan mereka tentang Yesus terkesan mengabaikandiriNya: “dari mana kemampuanNya melakukan ini ? Darimana juga orang ini mendapatkan kebijaksanaan dankekuatan seajaib ini ? "Yesus diejek ketika Diadatang untuk mengajar di sinagoga, "bukankah Ia inianak si tukang kayu itu ?” (Mat. 13:54-55). Padapernyataan ini, sama sekali tidak menunjukkankeakraban tetapi keheranan (perasaan keanehan) yangakhirnya membawa perlawanan. Kasus seperti inilahyang disebut sebagai “konflik insidental” yakni di manaYesus memilih untuk membuat beberapa peristiwa yang relatif besar, didalamnya isu-isu yang dipertaruhkan adalah: “sifat kecemburuanmanusia, budaya dan style (gaya), perasaan ketakutan kepada orangasing “tuduhan hingga menyerang hingga ke jantung misinya ?”

Mentranformasi Konflik

Seorang ahli psikology Austria, Viktor Prankl pernahmenulis topik: bagaimana cara-cara Nazi Hitlermenawan para tahanan Yahudi di konsentrasi kamp-kampyang telah disediakan olehnya sendiri. Di tengahtekanan dan penderitaan itu dijelaskan bahwa: “paratahanan Yahudi sesungguhnya mereka tidak dapatmengendalikan pahitnya penderitaan sebagaimana merekaalami namun pada kasus tertentu mereka dapatmengendalikan penderitaan dengan cara yang dapatmereka tempuh sendiri”. Menurut Leighton Ford,ditegaskan oleh Viktor Frankl bahwa hikmat dariperistiwa Nazi oleh Hitler, bahwa: “para pemimpinsekarang penting belajar untuk mengambil hikmatbagaimana mengubah sebuah konflik dan bagaimanamereka menghadapinya. Penting mereka melihat untukmengubah sifat-sifat dan isu-isu di tengah rumitnyasebuah peristiwa konflik terjadi. Kemudian merekadapat memilih dan memutuskan sikap guna secara bijakmampu menghadapi sebuah konflik besar lain”. WilliamBarclay mengatakan, “kemampaun dan daya tahantidaklah hanya sebagai satu kemampuan untuk dapatbertahan menanggung penderitaan di tengah suasanarumit terjadi, namun kemampuan dan daya tahan pada

146

gilirannya adalah esensial sebagai "ujian yang palingkeras bagi ke kemuliaan/keagungan."

Menurut Leighton Ford, beberapa hal dapat diperhatikan bahwa:

a. Bagi seorang pemimpin yang tidak berusahamelihat isu dan gagasan pada sebuah konflik dankemudian ia tidak meresponnya secara positif, makakeadaan itu merupakan hal terburuk yang pernahdilakukan oleh seorang pemimpin.

b. Di pihak lain, “memilih dengan sengaja, dan denganalasan demi kebaikan dan tidak menampilkan tindakanberbeda dan terbaik dari yang lain, maka type danjenis sikap pemimpin seperti ini akan memperpanjangbahkan akan lebih memburuk suasana dan keadaandaripada ia langsung bereaksi atau bertindak”.

c. Reaksi yang umum terjadi dalam rangkamenghadapi sebuah konflik ada dua, yakni:“ketakutan dan kecemasan”. Dua respons ini jugasebagai sikap yang tidak kreatif yang dapatmentransformasi konflik. Seorang pemimpin yangmengambil sikap mengalah untuk "tidak melawan" makabiasanya sikap ini lebih didorong oleh adanya“konflik batin dalam dirinya.” Jika senantiasaberada pada sikap seperti ini maka bahkan konflikbatin dirinya sendiri pun mungkin belum (tidak)dapat terpecahkan.

d. Kecederungan banyak orang dalam rangka menghadapikonflik yakni “berusaha memperdebatkan secarasangat sengit konstitusi dan system dari yangdiikuti. Latarbelakang sikap ini biasanya didorongoleh adanya “kepentingan pada konstitusi itu”.Sebagian lain, ada orang yang cenderung “memaksakonstitusi” karena sesuatu hal kebutuhan yangmenyenangkan mungkin dapat ia terima.

Berhubung dengan konflik, beberapa kasus di atas kuatmenunjukkan indikasi adanya kebimbangan(kekurangkuatan psykologi) dalam rangka menghadapikonflik. Konflik kebimbangan diri seorang pemimpin(misalnya pemimpin spiritual), sering menyebabkanmunculnya bentuk terburuk dari lembaga yang dipimpin

147

yakni menajamnya sektarianisme (pengelompokan).Sektarianisme ialah adanya “batas-batastempat/lokasi” (kopling) bersama di lembaga keagamaandemikian pada ideologi politik yang ekstrem (sepertiyang terjadi di beberapa negara seperti di: IrlandiaUtara, Lebanon dan Afrika Selatan). Sering semangatsektarian ini menjadi kendaraan untuk mengungkapkankonflik-konflik personal dari para pemimpin (kasus-kasus yang sejajar dengan ini juga dapat disebutsebagai: "sebuah saklar dari banyak kebencian.")

Telah ditunjukkan bahwa Yesus mampu mengubah konflikkarena Dia sendiri menempatkan diriNya sangat bebasterhadap konflik. Dari awal, hubungan Yesus sebagaiAnak dengan Bapa-Nya, murni sebagai hubunganintegritas pelayanan. Dengan kejujuran dan loyalitastotal, Yesus dapat berkata, "orang yang mengutusKuada bersama dengan Aku; Dia belum meninggalkan Akusendirian, untuk Aku senantiasa melakukan apa yangmenyenangkanNya " (Yoh. 8:29). Pada giliranNya, Bapamemberikan pengakuanNya: "Inilah Anak yang Kukasihi,kepadaNyalah Aku berkanaan, dengarkanlah Dia” (Mat.17:5). Dalam melakukan mandat ini, Yesus menemukanbanyak godaan, dan pencobaan di Padang Gurung contohkasus yang amat riil termasuk peristiwa penangkapandan saat Yesus berdoa di taman Getsemane: "Bapa, jikaEngkau rela, ambillah cawan ini dari Aku" (Luk.22:42). Ini sebagai bukti bahwa identitas utama daripanggilanNya ialah jelas bukan tanpa konflik. Olehkarena itu, para pemimpin yang ingin mengubah konfliktermasuk ketika ia menghadapi perang batinnyasendiri; maka mereka akan menemukan dan menerimahikmat dari cara Yesus menghadapi konflik, “… merekayang hidup menurut Roh, memikirkan hal-hal yang dariRoh” (Rom 8:5-6). Jadi, hikmatnya yakni memahamipendirian yang ditunjukkan oleh Yesus menghadapikonflik, ini mengandung “pelajaran yang membangkitkan!”.

Dalam Konflik Fundamental: Berdiri dan Melawan !

148

Ketika Petrus menulis suratnya ke jemaat-jemaat padaawal perkembangan ke-Kristenan yang sedang mengalamipenganiayaan besar, ia menasehati mereka: "sadar danberjaga-jagalah! Lawanmu si iblis berjalan kelilingsama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orangyang dapat ditelannya. Lawanlahlah dia dengan imanyang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu diseluruh dunia menanggung penderitaan yang sama” (1Pet. 5:8-9). Nasehat Petrus ini diangkat langsungdari model Yesus, sebuah contoh resistensi(pertahanan) yang total. Ketika di padang gurun Yesusdicoda oleh iblis, … mengubah batu menjadi roti;membuat satu lompatan spektakuler dari atas bait suciagar malaikat-malaikat menangkapNya; dan menyembahiblis untuk memperoleh kedaulatan seluruh dunia,nyata bahwa “tidak ada argumen dan perdebatan” dariYesus. Dalam masing-masing kasus, Yesus menimpalisetan dengan tajam dan dengan segera mengutip teks-teks kitab suci secara tepat. Sebagai “Anak danpelayan,” Yesus setia kepada Bapa-Nya. Kemudian,ketika setan datang dan “berbicara melalui suaraPetrus” dan mengatakan kepada Yesus untuk tidakmelalui jalan Salib, ada satu penolakan kasar dariYesus: "enyahlah iblis !” (Mark. 8:33). Dan ketika ditaman Getsemane, Yesus bergulat dalam keringat dandarah serta kesakitan karena penyaliban segeraterjadi, ada permohonan mencengangkan disampaikandengan mengatakan satu pernyataan tanpa syarat: "YaAbba, tidak ada yang mustahil bagiMu, ambillah cawanini daripadaKu” (Mark. 14:36). Hikmatnya sekarangialah, “konflik selalu mengambil satu korban secaraemosional, dan Yesus tidak kebal untuk kasus ini”.Setelah kelelahan empat puluh hari di padang gurun,Yesus menghadapi serangan iblis. Di taman Getsemane,Dia mengalami satu perjuangan secara intens, yakni“merasa kesakitan yang sebenarnya dan berkeringatdarah”. Hal yang sangat krusial di sini yakni:“ketika Yesus menghadapi konflik demi konflik, Yesustidak mempunyai siapa pun di sisiNya (termasuk paramurid), selain hanya Bapa-Nya”. StrategiNya untukmenghadapi oposisi tanpa syarat yakni dengan dengan

149

ketahanan tanpa syarat dan senjata-senjataNya ialahdoa serta teks-teks ayat kitab suci (Injil).

Pemimpin dan Peperangan Rohani

Para pemimpin sangat penting mengenali kekuatankejahatan yang menyebabkan konflik terjadi padaorang-orang yang mengikutinya (termasuk di kelompoklembaga yang dipimpin). Sebab melalui Roh dan pikiranKristus dan “kuasa doa”, mereka akan mampu melihatapakah pihak yang oposisi kepada dirinya memangbersumber dari satu kejahatan iblis. Kemudian merekaperlu mengetahui bentuk pertarungan rohani dansenjata-senjata yang digunakan dari Tuhan untukmemperoleh kemenangan. Esensialnya, kejahatan tidakperlu ditakuti, diabaikan atau menyusut darinya,tetapi kejahatan harus diungkapkan, dihadapi sertadiatasi kemudian digunakan untuk kemuliaan Tuhan.Dari banyak kasus, yakni mereka yang mengikutikepemimpinan Yesus, “mengalami resistensi (dayapertahanan), yakni bertemu kematian oleh penyaliban,dan itu ditaklukkan Yesus”. Sikap inilah yangmentransformasi, sebab: “Yesus tidak pernah berjanjibahwa mereka yang mengikuti kepemimpinanNya akanberlangsung dengan sangat mudah”. Jadi jika melihatke cara Yesus yakni “loyalitas terakhir kepada Tuhandalam hal menghadapi kejahatan, maka seorang pemimpinharus berdiri dan menolak bahwa hasil langsung yangditerima: “janji terakhirNya ialah penaklukan dansebuah mahkota kehidupan”.

Konflik Tidak Dapat Dielakkan: Hadapi dan Raih Kemenangan !

Telah dijelaskan di atas, bahwa dalam kitab PB, orangFarisi melakukan perlawanan sengit terhadap Yesus.Oleh perlawanan-perlawanan Farisi kepada Yesus, Iamenyebut mereka sebagai orang-orang munafik yangkeras kepala serta yang berperilaku tidak adil. Faktalain yang tidak boleh diabaikan yakni bahwa orangFarisi sangat “perduli dan mengenal Tuhan”, namun

150

pada praktek hidup sehari-hari mereka membangunsistem yang menindas (fakta hubungan kontradiktifyang tidak terhindarkan antara orang Farisi denganYesus) terhadap sesama. Situasi inilah yangmenegaskan bahwa hubungan mereka dengan Yesus beradapada kondisi yang begitu membingungkan walau beberapadari mereka (seperti Nicodemus dan yang lainnya)telah berhasil ditarik oleh Yesus menjadipengikutNya. Ada tiga fokus topik masalah, padakomunikasi antara orang Farisi dengan Yesus, yakni:pertama, tentang makna tradisi keagamaan sepertimenjaga hari Sabat. Pada topik ini, inti permasalahankeduanya terletak pada “hakekat dan tujuan orisinilupacara-upacara dan ritual seperti “pencucian tangansebelum makan ?”. Kedua, mengenai “pernyataan-pernyataan Yesus tentang “mengampuni, mengajar danmenebus dosa ?”. Ketiga, soal mengenai: “apakah Yesussungguh-sungguh benar sebagai Kristus yang telahdinubuatkan ?”

Markus pasal 2—3, “…tindakan penyembuhan Yesus kepadaseorang yang lumpuh hanya setelah Ia mengampuni dosa-dosanya”. Demikian dengan panggilanNya kepada pegawaipemungut cukai bernama Lewi untuk kemudian iamengikut Yesus, peristiwa ini berlangsung setelahYesus mendatangi rumahnya dan menjamunya. Peristiwamengenai Yesus membiarkan para murid memetik hasilpanen gandum pada hari Sabat, dan di syonagoge Yesusmenyembuhkan seorang pria dengan mengerutkantangannya. Beberapa kasus ini mendorong parapemimpin-pemimpin agama Yahudi mengadakan perlawananyang mengasikkan dan sangat sengit terhadap Yesus.Ketika Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh, Guru-guru Hukum Taurat Farisi menyampaikan kritik merekakepada Yesus dengan mengatakan "mengapa orang iniseperti itu ? Bukankah Dia menghujat Taurat !Siapakah yang dapat mengampuni dosa manusia ?" (Mark.2:6-7). Dengan tidak sengaja, Yesus mengetahui isipikiran mereka, dan kemudian Ia langsung bertanya:"mengapa kamu berpikir seperti itu di dalam hatimu ?Bukankah lebih mudah memaafkan daripada mengatakan:"dosamu telah diampuni bangunlah dan angkatlah tempat

151

tidurmu ?” Dalam pikiran orang Farisi, “apakewenangan orang ini mengatakan perkataan itu dankemudian menyembuhkannya ? (Mark. 2:8-12). KetikaYesus pergi memenuhi jamuan makan di rumah seorangLewi, beberapa orang murid bertanya kepadaNya,"mengapa kita memakan makanan dari hasil pemungutcukai dan “orang-orang berdosa ?" (Mark. 2:16).Mendengar pertanyaan ini, Yesus menjawab, "orangsehat tidak membutuhkan dokter, tetapi orang yangmenderita sakit”. Aku datang bukan untuk memanggilorang-orang benar, tetapi memanggil orang-orangberdosa” (Mark. 2:17).

Menjelang sore hari, para murid memilih butir gandumdi hari Sabbat, dan beberapa orang Farise datangmenghampiri mereka dan berkata: "lihat, mengapamereka melakukan hal yang melanggar hukum di HariSabat ?" (Mark. 2:24). Yesus menjawab orang Parisedengan satu tuduhan yang sangat fundamental, yakni:"hari Sabbath dibuat untuk manusia, bukan orang untukHari Sabat" (Mark. 2:27). Di hari yang sama, Yesusbalik mengambil inisiatifnya yakni setelah Iamengetahui bahwa orang Farise ingin menuduhNya.Kemudian Yesus mendirikan seorang pria bertanya,"apakah yang syah di hari Sabbat, untuk berbuat baikatau untuk berbuat jahat, menyelamatkan jiwa atauuntuk membunuh ?" Oran Yahudi yang hendak menuduhYesus akhirnya segera terdiam (Mark. 3:4). Tidakselesai hingga di sini, Yesus menghadapi merekadengan sabar dan sopan. Dia berusaha menghadapi orangFarise cukup dengan menghadapi isu-isu dan prinsip-prinsip mereka, bukan dengan kepribadian mereka.Strategi Yesus lainnya yakni, Ia tidak mengizinkandiriNya mengejar detail-detail, tetapi cukup hanyameneliti (mencermati) inti isu-isu saja. Sebagaiseorang pemimpin (setiaknya bagi para murid), Yesussangat kuat berkomitmen dan menjaga dengan hati-hati“tujuan utamaNya sebelumnya, yakni menunjukkan danmerealisasikan janji nubuatan tentang “kerajaanAllah”. Para pemimpin Yahudi, menolak tujuan TuhanYesus untuk: “menyembuhkan, memaafkan, dan melayani”.Yesus menunjukkan keberanianNya yang tinggi ketika

152

Dia mengehaui akan berlangsung satu perlawanan(oposisi). Markus melaporkan bahwa “Yesus melihatorang Farise berada pada kemarahan besar dan merekasangat menyusahkan sebab “hatinya keras”. Kepadaseorang pria yang disembuhkan, Yesus berkata:"ulurkanlah tanganmu” dan segera pria itu dapatsembuh (Mark. 3:5). Dengan gagalnya mereka menuduhYesus, maka sleanjutnya orang Farise keluar dan mulaimerencanakan agar mereka bisa membunuh Yesus" (Mark.3:4). Ketika Yesus menghadapi konflik yang tidakdapat dielakkan, pendirianNya Yesus nampak beranimenghadapinya secara langsung dan Ia meraih satupeluang. Sikapnya adalah suatu kombinasi dari sikapkesabaran dengan penderitaan yang panjang, daritantangan hingga akhirnya kemarahan.

Hubungan antara Yesus dengan Yahudi, Yesus dikatakansebagai “pemberontak yang sopan” (kepada tradisi-tradisi Yahudi). Sebagai orang Yahudi yang setiakepada ke-Yahudi-annya, Yesus mengkritik tindakan-tindakan mereka, Ia tidak pernah menganggap bahwatradisi sebagai hal yang “buruk pada dirinya”.Dengan antusias, Yesus menerima tradisi-tradisi dalamPL walaupun pada poin tertentu: “Dia menerima tanpakeberatan terhadap tradisi-tradisi Yahudi, sepertimembayar pajak (Mt 17:4-7). Ketika antara Yesusdengan orang Yahudi berada pada konflik yang tajam(tradisi-tradisi menurut tafsiran para pemimpinYahudi), situasi ini sengaja di arahkan oleh orangYahudi agar menjadi sebuah keabsahan untuk melakukankekacauan. Dan sebagai seorang “pemberontak yangsopan” sesungguhnya Yesus sedang berusaha meletakkaninti dan makna dari hari Sabbat bahwa “inti maknahari Sabbat menurut Yesus ada pada pelayanan”.

Penolakan Terhadap Pemimpin

Perumpamaan tentang “Penyewa-Penyewa Dalam KebunAnggur,” benar-benar menggambarkan otobiografi Yesus,melaluinya Yesus memberi wawasan kepada banyak orang(pemimpin) tentang apa artinya menjadi seorang pemimpinyang ditolak. Melaluinya juga para pelayan dapat

153

menemukan wewenang mereka walau ditentang yang akhirnyamenjadi kesengsaraan yang memalukan bahkan membahayakan.Ketika kita (sebagai pemimpin) ditolak, apakah harusbertanya, “apa dan darimana awalnya masalah-masalah iniberasal ?”. Ketika sebagai pemimpin, anda sedangmenghadapi perlawanan (penentang) sengit, maka sikapyang sangat bijaksana bila ia bertanya beberapa hal: 1. Apakah saya sungguh-sungguh berada dan sedang

mengerjakan urusan Tuhan ? Atau “berapa banyakkahkebutuhan yang saya sendiri perlukan, atau apakahsaya hanya memenuhi kedok sendiri sebagai pihak yangmewakili Tuhan ?

2. Dapatkah saya meninggalkan kegelisahan-kegelisahansaya dengan beristirahat sebentar di dalam rasa“cinta kepada Tuhan ?”

3. Dapatkah saya menerima penderitaan atau dapatkahsaya menjadi menyenangkan dalam berbagi rasa sakit,dan kemudian ingin mengubahnya ?

4. Dapatkah saya sabar menunggu pertahanan dari Tuhan,dan menyisihkan situasi permusuhan ?

Rasul Petrus jelas mengambil modelnya dari Yesussendiri: “jangan membalas kejahatan dengan kejahatanatau penghinaan dengan penghinaan, tetapi hadapi menjadiberkat. Karena untuk itulah engkau dipanggil supayasendirinya mewarisi berkat. Jika anda seharusnyamenderita karena melakukan kebenaran, maka andadiberkati. Inilah yang lebih baik, sebab hal ini sebagainyata kehendak ilahi, menderita untuk melakukan kebaikandaripada melakukan jahat, “berbahagialah orang yangmenderita di dalam Kristus. Mereka yang menderitamenurut kehendak ilahi harus mengarahkan diri merekakepada sang Pencipta yang senantiasa setia dan terusberbuat baik. (I Pet. 3:9,14,17 ; 4:13,19).

Kebebasan dan Ketajaman Pemimpin

Jika kepemimpinan anda sebagai kepemimpinan yang efektifdan memiliki kecerdasan yang mampu “berdiri di bawahkaki anda sendiri" maka sikap Yesus pada Mark. 12 dapatmenjadi cerminan. Ketika Yesus didebat oleh orang Farisidengan pertanyaan yang berbau politis, "akankah kita

154

membayar pajak kepada Kaisar ?" Markus (pasal 12)melaporkan jawaban Yesus yang sangat bijaksana danbahkan jawaban ini dapat sebagai contoh bagi kecerdasandan kebijaksanaan para pemimpin (Mark. 12:14-15), yakni:

1. Melihat motif-motif, "Yesus tahu kemunafikanmereka" (Mark. 12:15).2. Merasa sakit hati dan menyadari bahaya.

"Mengapa anda berusaha untuk menjebak saya ?" Yesusbertanya (Mark. 12:15).

3. Menangkis serangan. Yesus melakukan ini dengan meminta mereka mengambilsekeping uang logam (membuat hal-hal umum menjadispesifik), untuk kemudian menyampaikan sebuahpertanyaan sebagai balasan, "gambar siapakah ini ?(Mark. 12:16). Menjawab pertanyaan denganmenyampaikan sebuah pertanyaan, merupakan cara danmetode yang biasa.

4. Melihat dengan hati-hati. Ketika mereka berkata, ini gambar Kaisar, kemudianYesus menjawab, "berikanlah kepada Kaisar apa yangdari Kaisar, untuk Tuhan apa yang dari Tuhan" (Mark.12:17). Dia melihat titik persoalan dasar untukdiisukan, inti persoalan orang Farisi kepada Yesus(pertanyaan orang Farisi bukan soal pajak melainkansoal tetapi soal kesetiaan).

5. Menantang hati nurani para penanya.Dia, sebenarnya, pergi kembali ke isu ini apakahmereka mematuhi kewenangan Tuhan ketika merekamenolak Dia dan John Pembabtis.

6. Berhenti ketika telah mengetahui/mengerti. Yesus menyatakan prinsip tetapi membiarkan Farisimengeluarkan implikasi-implikasi dan menerapkannya(Mark. 12:13-17). Respons konsisten Yesus untukkritik jenis ini ialah untuk menghadapi pertanyaandan mendeteksi prasangka, mengekspos isu ini di dalamhatiNya, dan kemudian Ia kembalikan sebuah tantanganuntuk penanya.

Orang Farisi sebagai lawan-lawan Yesus terkagum padaNya,dan akhirnya mereka tidak berani untuk bertanyakepadaNya lagi (Mark. 12:34). Yesus sendiri balik

155

“menyerang dan bertanya kepada para Farisi (Mark. 12:35-37). Cerita tentang seluruh konflik Yesus dengan Farisiadalah contoh yang kuat bagaimana para pemimpin dapatmenampilakn sisi positif bila memanfaatkan kontroversidi mana kontroversi ini sebagai sebuah kesempatan besaruntuk berkomunikasi. Dengan keyakinan yang besar, Yesusmenjelaskan isu-isu untuk menarik perhatian parapendengar-pendengarNya, kemudian Ia memenangkan beberapaorang Farisi, seperti Nicodemus dan yang lainnya.

Sesuai pengalaman hidup banyak orang, sering terjadihal-hal yang kontroversi dan bila bijaksana sebenarnyahal-hal yang kontroversial ini dapat menjadi alat,peluang dan kekuatan bagi komunikasi. Secara ringkas,dalam konflik Yesus berhadapan dengan para Farisi,konflik yang tidak dapat dielakkan, namun Yesusmemanfaatkanya sebagai sebuah peluang. Strateginyamenghadapi konflik itu sekjaligus sebagai salah satualat untuk mengukur waktu konfrontasi dan dinamikanya.

Di Tengah Konflik Penting Anda Duduk dan Mengajar

Yesus adalah model terakhir pemimpin yangtransformasional yang memotivasi kita untuk buat lebihdari apa yang telah kita harapkan. Bernard Bass, dalambukunya: “Kepemimpinan Dan Kinerja di Luar Harapan”(Performance beyond Expectations), telah menegaskan perbedaangaya kepemimpinan transaksional dengan kepemimpinan yangtransformasional, sebagai: - Pemimpin yang transaksional selalu berbicara tentang

penyelesaian; tetapi pemimpin yang transformasionalbiasanya berbicarara tentang tujuan-tujuan.

- Pemimpin transaksional kuat pada penawaran danpertukaran-pertukaran; sedang pemimpintransformasional memberikan simbol-simbol.

- Pemimpin transaksional berkonsultasi tentangapa yang diinginkan pengikut-pengikutnya ; tetapipemimpin transformasi berbicara pada mereka tentangtujuan-tujuan lebih tinggi.

Rekam jejak inti menurut pengalaman para murid tentu,kedua jenis type di atas bercampur. Pada satu pihak,

156

sikap Yesus ke arah “konflik intra” jelas kelihatansuatu kombinasi dari keduanya yakni “kesabaran dankemarahan”. Lebih dari sekali Yesus mendesah ataskegagalan para murid memahami atau menjalankan sertamempraktikkan “apa yang Dia ajarkan”. Tetapi sebagaipemimpin yang transformasional, Yesus melihat perbedaanpendapat di antara para murid, yakni: “konflik pentingdan harus dihadapi sebab melaluinya dapat dipetik dandimanfaatkan bagi kebenaran hidup”. Ada dua contoh kasusmenegaskan maksud pernyataan ini, yakni:a. Tidak lama setelah Yesus mengumumkan kepada murid-

muridNya bahwa telah dekat waktunya “Anak Manusiadiserahkan kepada kematian,” …tiba-tiba munculperdebatan di tengah para nmurid tentang topik siapayang terbesar dan terutama di antara mereka ?”Jawaban Yesus jelas, “jika siapa pun ingin untukmenjadi pertama, dia harus menjadi yang palingterakhir, dan pelayan bagi semua" (Mark. 9:35).Daripada menegur ambisi mereka, Yesus memainkanperanNya sebagai pemimpin yang tranformasional,yakni: “terkait dengan pelayanan dan kepelayanan”.

b. Berhubungan dengan kekuatan “permainan di bawahpermukaan tanah” satu atau dua hari kemudian Yesusmuncul untuk kedua kalinya. Ketika akar konflik lebihdidorong dari sifat manusia untuk kekuasaan, Yesuscenderung naik. Yesus sebagai seorang pemimpinmentransformasi, Dia memutar konflik ke sebuahkesempatan untuk membuktikan kebenaran hidup dengankreatif. Yesus membawa para murid masuk ke dalamkesamaan dengan mengingatkan mereka agar tidak perluada garis-garis pemisahg di antar mereka (Mark.10:42). Yesus jelas menyajikan diriNya sebagai simboldan model: "Anak manusia tidak datang untuk dilayani,tetapi melayani, dan memberikan hidupNya sebagaitebusan bagi banyak orang" (Mark. 10:45).

Pendirian Yesus untuk “duduk dan mengajar:, ketika konfliktimbul antara inti di dalamnya: a. Yesus menerima konflik seperti sebuah kesempatan

untuk mengembangkan murid-muridNya. b. Yesus menghadapi pihak-pihak yang berseteru

denganNya.

157

c. Yesus mendiagnosis akar masalah di dalam sifat dasarmanusia.

d. Yesus menggerakkan konflik untuk kesamaan, di manaprotagonis-protagonis disepakati.

e. Yesus menemukan simbol umum dengan mana berbagaipihak bisa diidentifikasi.

f. Yesus menggunakan kesempatan untuk memfokuskankembali visi-Nya dan memperkuat misi-Nya dalampikiran-pikiranNya.

g. Yesus dengan sabar dan positif berurusan dengankonflik bahkan ketika masalah-masalah muncul Iaberkali-kali melakukan samaran-samaran yang berbeda.

Hadapi Conflict dengan Kebenaran dan Keanggunan

Ketika para malaikat memberitakan kelahiran Yesus,mereka berkata: "kemuliaan bagi Allah di tempat yangmaha tinggi dan damai sejahtera di bumi di antaramanusia yang berkenaan kepadaNya” (Luk. 2:13). Tidaklama setelah kelahiranNya, Maria ibunya diberitahu olehSimeon: "Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan danmembangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadisuatu tanda yang menimbulkan perbantahan” (Luk. 2:34).Yesus sendiri mengatakan: “jangan kamu menyangka bahwaAku datang untuk membawa damai, melainkan pedang” (Mat.10:34). Untuk memahami pernyataan yang paradoks ini,harus diiingat bahwa tujuan akhirnya ialah “untukmembentuk perdamaian, shalom dari kerajaanNya, kerajaandi mana keadilan dan kebenaran akan berlaku”.

Lalu. apakah kerajaan Allah hanya dapat terealisasiketika kerajaanNya sedang menghadapi konflik ? MenurutLeighton Ford, “tidak, tidak mungkin !” Yesus mencaridamai dan penyelesaian, yakni: “Ia memperhitungkanuntuk melangkah ke samping di mana Ia tidak dapatmenghindarinya, Yesus sesungguhnya tidak menghindaripemisahan”. Telah dikatakan bahwa “Ia di dalam kepenuhandan kemuliaan, kemuliaan yang diberikan kepadaNyasebagai Anak tunggal Bapa, penuh kasih karunia dankebenaran” (Yoh. 1:14). Yesus menghadapi bermacam-macamdimensi konflik yang ditemuiNya dengan kombinasi yang

158

sangat kreatif yang di dalam keagungan dan kebenaran, Iamemutuskan untuk meningkatkan tekanan dan untukmenyelidiki. Banyak orang yang mengikutiNya dan banyakjuga yang melawanNya serta banyak juga yangmengabaikanNya. Jadi ketika konflik diperdalam danketika Ia melakukanNya, Yesus memberikan keanggunan dankebenaran dalam bermacam-macam kekuatan dan intensitas,yakni Dia mengetahui situasinya jika diperlukan. Didalam diri setan, sejak awal ada kebenaran tetapi tidakada kemuliaan artinya tidak ada kemungkinan untukperdamaian. Orang Parise menjawab dan menyambut pesanYesus dengan hangat dan memuji, seperti perkataan:“Guru, Engkau tidak jauh dari kerajaan Allah" (Mark.12:34) tetapi akhirnya, orang Parise menjadi lawan danmusuh terberatNya. Sebagai murid-muridNya, Yesusmemberikan mereka lebih banyak “kebenaran dan kemuliaan”walau dalam cara yang tidak selalu langsung merekamenikmatinya tetapi dalam cara meninggikan mereka. Ditengah kerumanan orang, Yesus memberikan kemuliaanNyadengan cukup hanya menguji respons mereka. Jika merekatidak menanggapi, Yesus tidak memaksa perkataanNya.Akhirnya, melalui pernyataan-pernyataan yang berkenaandengan hukuman dan malapetaka, Yesus menunjukkan bahwaada waktu ketika kemuliaan dan kebenaran habis waktunyabagi manusia dan dunia. Maka kepada para pemimpin,mereka harus berurusan dengan konflik, setidaknya didalam keluarga, dan urusan sehari-hari merka.Masalahnya, hubungan melihat neraca kemuliaan dankebenaran , Yesus menjadi patokan bagi neraca kita dimana kita bisa belajar dariNya. Jika Roh Kristussungguh-sungguh hidup dalam diri setiap kita, kemudiankita mencari dan belajar dari jawabanNya. Sepanjangkekal, konflik tidak akan pernah membuat nyaman, tetapiTuhan lebih peduli bagi karakter kita dan bagikenyamanan kita. Setelah melintasi perjuangan,sebagaimana Yesus menampakkan bekas-bekas luka konflikditubuhNya maka dapat ditegaskan bahwa: “Yesus telahdatang kepada kita melalui kekuatan-kekuatan yang sangattersembunyi di dalam diri kita dengan tidak kitaketahui”.

159

PEMIMPIN:SEORANG PENOPANG37

•Yesus membuat keputusan untuk tetap pergi,

Dia komit ke masa depan•

Seni kepemimpinan yang menguntungkan ke masa depan,berlangsung pada type transaksional

(Max De Pree)•

Adalah untuk kebaikan bagi kamu, jika Aku pergi (Yesus Kristus)

•Satu hal yang sangat alamiah dari peran mereka: mewujudkan kepemimpinan, harus merencanakan

untuk membuat sebuah jalan keluar(David McKenna)

14. Satu gagasan yang paling tajam menjelaskan maksudtopik ini yakni, “kepemimpinan dan pemimpin yangtransformasional tidak hanya di tandai oleh keahlianmemprakarsai sebuah ide/program, tetapi juga keahlianuntuk mengakhiri sebuah ide/program; demikian jugatidak hanya ahli mengakhiri sebuah program tetapijuga ia ahli sebagai petarung”. Identitas ini nampakjelas dalam diri Yesus, pertama: “melalui doaNya diakhir karierNya”. Menoleh ke belakang, Yesus berkatakepada Bapa-Nya, “Aku telah memuliakan Engkau dibumi, dengan jalan menyelesaikan pekerjaan yangEngkau berikan kepadaKu untuk Kulakukan” (Yoh. 17:4).Kemudian Yesus berfokus kepada para muridNya, "merekaitu milikMu dan Engkau telah memberikan merekakepadaKu dan mereka telah menuruti firmanMu” (Yoh.17:6). Yesus berdoa untuk manusia, untuk perlindunganmereka dari kejahatan; sebab mereka adalah milikMu,segala milikMU adalah milikKu, … cerminan kesatuanantara Bapa dengan Anak, antara Bapa dan Yesus” (Yoh.17:9-23). Yesus menyadari bahwa dalam upayamentransformasi, harus tersedia satu cara yang dapatmendukung dan memperbaharui semangat. Sejarah penuhdengan gambaran contoh dimana para pemimpin yang

37 Ibid., hal. 273-293

160

berkuasa memiliki pengalaman yang buruk dan gagaldalam menghadapi kemudian mencapai tantangan masadepan.

Prinsip-L

Prof. Dr. Eugene Jennings, pada studinya tentang:“kesuksesan dan suksesi” (“Problem of Succes and Succession”)sebagaimana pernah terjadi di sejarah dunia, di manatitik periode peneltian Jennings dimulai saat masaFiraun, sebagai yang sebutkannya sebagai: “L-principle”(diartikan sebagai, L: … berdiri untuk memimpin).Jennings yakin bahwa L-principle akan memegang kuncibagi keberhasilan kepemimpinan di masa depan dankelak akan berkuasa besar di dunia. Melalui studiini, Jennings menyimpulkan: “sangat jarang munculseorang pemimpin yang sebelumnya ia memimpin dengankarisma yang sangat baik sekaligus berkuasa, kemudiania digantikan oleh penerusnya yang lebih tinggikharismanya bahkan sebanding”. Menurut Leighton Ford,sejauh artikel L-principle dibacanya, Jennings tidaksekedar mengatakan prinsip ini sebagai satupengamatan atau hanya sebagai spekluasi saja. Sebab,telah dibuktikan di dalam sejarah bahwa sangatsedikit pemimpin muncul dengan charisma dan wibawaluar biasa (pemimpin dengan kaliber raksasa).Petunjuk yang mendukung pernyataan ini, yakni: "tidakada raksasa yang dapat bertumbuh di bawah pohonberingin raksasa" (dari pepatah India). Arti pepatahini menekankan bahwa para pemimpin yang sedangberkuasa, tidak akan pernah membiarkan dan memelihara“cahaya lain” dapat berkembang dengan melaluimemelihara bibit-bibit cahaya lain berkembang dibawahnya, biasanya mereka akan memenggal kolega-kolega yang tampil di sekitar mereka yang dianggapsebagai tantangan bahkan lawan baginya.

Nabi Musa dan Mao Malady

Pengaruh para pemimpin besar akan diperpendek olehketidakmampuan mereka menyesuaikan gaya kepemimpinanmereka terhadap situasi yang berubah-ubah; “Musa dan

161

Mao keduanya menjelaskan gejala ini”. Musa denganmenonjol diperlengkapi untuk memimpin bangsa Israeldari perbudakan di Mesir. Dia dengan beranimenghadapi kekejaman Firaun, termasuk dengan kecaman-kecamannya, Musa memberi penawaran, dan dengankedaulatan Tuhan, ia memimpin orang Yahudi melewatiserangkaian kejadian-kejadian ajaib demi dan untukkebebasan mereka. Kehidupan di gurun Sinai jauhberbeda dari apa yang mereka bayangkan sebelumnya.Oleh fakta dan situasi yang dilaluinya, Musa merasasulit menyerahkan kewenangannya, walaupun diaakhirnya melakukan itu. Perjalanan panjang yangmemerlukan kesabaran ditambah oleh keluhan umatIsrael, tentu situasi yang menyulitkan Musa. Untukmemastikan, agar orang Israel tidak menyalahkandirinya, justru Musa sendiri menghadapi banyakmasalah, dan walaupun akhirnya Musa membawa mereka ketepi tanah perjanjian. Tuhan memilih tokoh lain,yakni Yosua yang jauh lebih muda, dan Yosua memimpinumat Israel ke tahap berikutnya.

Mao Tse-Tung, seorang pemimpin komunis di Cina,menghadapi situasi yang sama. Mao Tse-Tung seorangpemimpin yang berani membawa 100.000 orang pasukannyaberjalan melewati daerah sebelah Selatan hingga kesebelah Utara daerah Cina. Sebuah perjalanan sulitmelalui pegunungan dengan cuaca yang menusuk,perjalanan yang hingga kini dikenang dalam sejarahCina. Dari 100.000 pasukan yang berangkat dari titikawal, hanya 10,000 orang dari mereka yang tiba ditujuan dengan selamat. Pengaruh kharisma dan wibawaMao-Tse Tung sangat berpengaruh selama perjalananini, dan akhirnya di tahun-tahun berikutnya, kekuatanyang sama dari kepribadian Mao berubah menjadi kultusindividu yakni egotisme Mao Tse-Tung yang bertumbuhsemakin menjadi paranoid. Lompatan peristiwa yangkemudian terjadi yakni berlangsungnya revolusikebudayaan di mana revolusi ini menghancurkan insan-insan terbaik sekaligus sebagi potensi bangsa Cina,dan akhirnya pengikut-pengikut Mao menghianatiidelologinya (ideologi pemimpin yang tidak dapatmengubah dirinya).

162

Syndrome Spurgeon

Seorang pendeta berkebangsaan Inggris Raya, CharlesSpurgeon pernah mengilustrasikan suatu fenomena darikarakter kepemimpinan yang menekankan topik judul diatas. Ringkasnya, masa pertengahan abad sembilanbelas, ketika Spurgeon mulai berkotbah dengan gencardi London, massa dalam jumlah sangat besar datangantusias mendengar kotbah yang sangat fasih daripendeta ini yang menjelaskan pesan firman Tuhan bagirakyat Inggris ketika itu. Di tengah pendekatannyakepada banyak orang, demikian di tengah penjalasankotbahnya, Spurgeon sangat pintar meyakinkan banyakorang hingga menyentuh setiap orang yang datangkepadanya. Walau akhirnya, melalui kotbah-kotbahnyayang sangat fasih, Spurgeon berhasil mempengaruhibanyak orang berimigrasi ke London awal abad 1800-an.Selanjutnya, akibat perubahan urbanisasi gencar abad18 di Inggris, kelompok Spurgeon turut menerimadampaknya. Pada setiap perkataannya kepadapengikutnya, Spurgeon menekankan: "…aku yakin bahwajika seorang memberitakan Injil, ia akan dikuatkanoleh Roh, dan banyak orang akan berkumpulmendekatinya. Aku telah mengubah pikiranku, …masyarakat telah berubah, ada yang mengeraskan hatimereka." Walau pelayanan kotbah Spurgeon telahdilakukan dengan sangat fasih, namun padakenyataannya, dalam kehidupan para pengikutnya hampirtidak nampak perubahan dalam diri mereka padaberbagai sisi. Dr. Timothy McCoy akhirnyamengistilahkan type dan karakter kepemimpinan sepertiini sebagai: “Spurgeon cukup pintar melihat masalah-masalah terbaru dan datang mendekat ke dalamkehidupan setiap lembaga dan orang, namun Spurgeontidak efektip bahkan tidak cukup fleksibel melakukanperubahan-perubahan (mempengaruhi) yang palingdiminta”.

Pertahanan Enthropy

163

Sebagai salah seorang Direktur Perusahaan terbesar diAmerika Serikat, Max De Pree telah mempekerjakanratusan ribu orang di perusahaannya. Pada tahun 1988,tabloid Fortune memilih Herman Miller Inc (perusahaanmilik keluarga sekaligus Max De Pree sebagai DirekturUtamanya) sebagai salah satu dari sepuluh perusahaanpaling mengagumkan di USA. Satu kutipan penting daribuku yang ditulisnya yakni: “Leadership: Is an Art”(Kepemimpinan adalah Sebuah Seni), ia mengatakan bahwauntuk keberhasilan team pada kepemimpinan diperusahaannya, ia menggunakan metode "pertunjukan anjingdan kuda." Menurut De Pree, metode ini pada team kerjakepemimpinannya, “mempresentasikan sebuah nilai untukmelakukan beberapa analisa keuangan padaperusahaannya”. Ketika reporter Fortune pada sesidiskusi dengan De Pree, ia menjelaskan metode inisebagai "pertahanan entropi,” artinya demi manajemen dankepemimpinan yang terbaik, segala sesuatu dapatmemiliki kecenderungan yang mengarah ke kondisi yangsemakin memburuk dan seorang pemimpin harus berusahadan belajar memahami sinyal-sinyal bahaya yang akandan segera terjadi serta mengarah kepada kemerosotandi lembaga yang dipimpinnya.” De Pree menjelaskanmaksud ini melalui “adanya tanda-tanda(kecenderungan) yang mengarah kepada, “kedangkalan;suasana ‘ketegangan gelap’ di antara para tokoh kunci;tidak diberikannya waktu untuk bertanya; tidak adawaktu untuk relaksasi (bahkan meniadakan perayaan apasaja); menciptakan masalah yang melebihi penyelesaiansebuah masalah; mengabaikan tekanan-tekanan danmenepis perhatian yang mengarah pada visi danresiko”, semua hal inilah yang disebut oleh De Preesebagai suasana enthropi. Oleh karena itu, menurut DePree, di tengah terjadinya kecenderungan enthropi maka:“pertahanan terbaik menanggulangi ini, harus selaluada dan dilakukan transformasi terhadap kepemimpinanagar mereka efektip sebagai petarung/pejuang danunsur ini harus sebagai kebutuhan primer pada setiaplembaga dan organisasi kepemimpinan”. Upaya inisangat berguna bagi usaha mempertahankan kelangsunganhidup lembaga/organisasi itu dan kemudianmendorongnya menjadi lebih baik dari pengalaman

164

sebelumnya. Walau upaya ini merupakan usaha yangcukup menantang, para pemimpin tidak memiliki pilihanselain harus bertemu dengan tantangan itu, dan untukmenghadapinya perlu keterampilan khusus menciptakanstrategi.

Beberapa Strategi Yang Mendukung Para Pemimpin

Untuk hal ini, beberapa hikmat yang dapat dipetik dandipelajari dari Yesus (sumbagan ide bagi paramemimpin masa depan) yakni:

a. Yesus menunjukkan jalanNyaTidak secara kebetulan Yesus memanggil parapengikutNya dan “menunjukkan jalanNya” bagi mereka(lih. Kis. 9:2) dan Yesus sendiri telahmendefinisikan realitas diriNya sebagai "jalankebenaran dan hidup …! (Yoh. 14:6)”, dengan demikianYesus telah menetapkan arahnya. Oleh karena itu,misi pertama para pemimpin pada awal kemepimpinanmereka tidak di mulai dari “menerapkan sebuahprogram tetapi terlebih dahulu harus mengejarrealitas Yesus”. Jika Yesus mencoba dan berusahamemastikan arah dan masa depan bagi para pengiktuNya(yakni diriNya), maka keadaan terbalik bagi banyakpemimpin masa sekarang yakni mereka berusaha danselalu mencoba menetapkan satu kebijakan kasar(yakni program atau seperangkat aturan-aturan,banyak prosedur) di masa awal kepemimpinan merekadan akhirnya metode ini akan segera ketinggalanzaman sehingga menjadi sangat kaku. Sebaliknya,Yesus telah menunjukkan “jalan”, ketika Diamenambahkan realitas kerajaanNya. Artinya, di dalamdiri Yesus (jalan bagi kepemimpinan yangsesungguhnya), ada berbagai jalan (dalam artikehidupan sehari-hari): “…ajaran-ajaranNya,penyembuhan-penyembuhan yang dilakukanNya dan lain-lain semuanya berfokus pada kehidupan. Kemudian, Iamengumumkan misiNya dan setelah para pengikutterdekatNya mengidentifikasi diriNya sebagai"Kristus," Dia mulai memberitahukan kematianNya,penderitaan dan kebangkitan, serta misiNya yang

165

menyelamatkan hingga akhir sejarah. Inilah arahyang kemudian dilanjutkan oleh para pengiktuNyauntuk pergi ke seluruh bangsa untuk berkhotbah,melakukan pemuridan, penyembuhan dan mengajar. Yesusmengetahui betapa pentingnya Ia memberi petunjukdaripada memberi detail-detail apa saja. Dalamrangka Dia menetapkan petunjuk-petunjuk “kebenaranpengajaranNya yakni Injil sebagai kekuatankerajaanNya bagi misi ke dunia,” kemudian Diamemberi kepada mereka ruang kreatif di mana ruangini sebagai cara terbaik demi menjalin kelangsungankepemimpinan dan perubahan”.

b. Yesus Membentuk Orangnya (pemimpin)."Tanpa penerus mustahil terjadi keberhasilan." Sejakawal misiNya, Yesus telah memiliki gagasan suksesidalam pikiranNya, artinya persiapan bagi masa depankepemimpinan telah sebagai agenda utama bagiNya danusaha untuk mengetahui hal ini yakni Yesus berusaha“memahami sejauh mana orang tersebut dikuasai olehTuhan,” … dan inilah kunci bagi pembaharuankepemimpinan menurut Yesus. Seorang konsultanmanajemen, Robert Waterman telah melakukanpengamatan bahwa cara paling efektip guna"memperbaharui kepemimpinan di banyak perusahaanyakni dengan berusaha memperlakukan semua orangsebagai sumber masukan yang kreatif”. Upaya inididefenisikan sebagai usaha untuk mengetahui batas-batas kreatif terbaik dari banyak orang untukmelakukan pekerjaan mereka menurut batas-batas yangmereka miliki sendiri”. Lama sebelum upaya sepertiini dilakukan, Yesus telah mempersiapkan danmengarahkan untuk menciptakan generasi penggantibagi kepemimpinan. Untuk tujuan ini, Yesus denganhati-hati memilih, mengembangkan inti kepribadiandan membiarkan mereka di pusat kehidupannya. Untuksatu hal, Yesus mengizinkan mereka gagal, walaukemudian Ia mengembalikan mereka. Warren Bennissmenekankan pengalaman ini, sebagai: “mengatasiperasaan takut gagal adalah penting, melaluinya iadijauhkan dari kekwatiran akan kehilangan posisimereka”. Sering Yesus membiarkan orang yang

166

dipilihNya melewati suatu proses “mencoba-coba”bahkan Ia sendiri memberikan mereka kesempatan lain.Ketika Yesus mengatakan kepada Petrus, Yakobus sertaYohanes agar mereka bersiap-siap sebab saatpersidanganNya telah dekat, kepada ketiganya Yesusmeminta untuk tetap berjaga bersamaNya sambil Yesuspergi berdoa ke Getsemane sebelum Ia ditangkap.Sebaliknya, justru mereka pergi ke tidur, bahkankemudian mereka menyangkal mengenal Yesus. Daripenilaian, sesungguhnya ketiga murid ini telahgagal mengemban amanat Yesus, namun Yesus bukanjustru melemparkan mereka dari lingkaran utamamuridNya, tetapi Yesus menghadapi dan menerimakembali mereka bahkan mempercayakan kepada merekatugas yang lebih besar (Yoh. 21:17). Dari gambaranini, Yesus merupakan perwujudan dari prinsip Max DePree: "keyakninan hari ini memungkinkan kita denganmudah memaafkan kesalahan orang lain yang melaluinyaterjadi pertumbuhan yang lebih dewasa.”

Saulus sebelum masa pertobatannya adalah seorangyang bersumpah memusuhi Yesus "sebagai jalankebenaran”, Saulus bertekad melawan Yesus dan parapengikutnya. Suatu hari, Yesus menampakkan dirikepada Saulus melalui sebuah visi yakni padaperjalanan Damaskus untuk menangkap murid-muridYesus. Dalam cahaya menyilaukan, Yesus mengungkapkandiriNya secara mengejutkan, sehingga Saulusbertanya, "siapakah Engkau, Tuhan ?" dan akhirnyamelaluinya Saulus belajar bahwa Yesus adalah Tuhan(Kis. 2:15-18). Pada takdirnya, Paulus akhirnyamengambil tempatnya bersama dengan Petrus memimpingerakan Yesus, dan kemudian Paulus mengacu dirinya,"yang lahir sebelum waktunya" (1 Kor. 15:8). Paulusdipilih oleh Tuhan untuk memanggil orang di lintasbudaya (Yunani) kepada Injil. Sebagai seorangYahudi, yang lahir dan hidup luar tanah air Yahudi,Paulus masuk dalam teori ini dan diperlengkapi untuktugas ini. Dengan kecerdasan oleh bimbingan Roh,Paulus memberi roh baru bagi kebenaran budayatranscultural. Artinya, ketika para pemimpin inginmengatur dunia Yunani, pada hakekatnya hukum Sunat

167

Yahudi sebagai syarat mutlak menjadi pengikutKristus, Paulus justru menjunjung tinggi kebenaranpenerimaan Tuhan yang melampaui semua ras (Gal.2:11-21). Hikmatnya, kekristenan mustahil menjadisebuah gerakan iman yang mengubah jika setiap orangbelum memahami dirinya sebagai "persemaian baru bagiInjil," yang dalam hubungannya dengan pemimpin,“Yesus menunjukkan arah dan membentuk orangnya,”artinya tanpa arah yang jelas maka setiap orang akanberjalan luntang-lantung, dan orang yang sudahbersiap maka ia akan menerima pengajaran dari Yesus.

c. Yesus Melambangkan Nilai-NilaiNyaPemimpin dan kepemimpinan yang efektip harusmentehaui makna penting dari tanda-tanda (symbol-simbol) yang mereka tunjukkan.

Misalnya:-Ketika Jimmy Carter baru saja menjadi PresidenAmerika Serikat, dengan sengaja ia memperkenalkangayanya sebagai suatu keinginan untuk membedakandirinya dari Richard Nixon, keinginan yangtersembunyi dalam diri Jimmy Carter, ia ingindinilai sebagai seorang presiden yang lebih bermututinggi dari sebelumnya. Dengan menumpangi Limusin,Carter berjalan ke upacara perdana sejak iadilantik menjadi presiden dan ia sendiri membawatas tangannya sendiri.

-Ketika Ronald Reagan berkuasa, ia pada gilirannyamencoba untuk menghidupkan kembali citra seorangkepresidenan dengan karakter yang kuat, bahkan padasetiap sessi photo, ia melenturkan otot-ototnya !

-Para pemimpin bisnis, umumnya mereka memilikisimbol-simbol kekuatan sendiri, misalnya: "limusin-limusin yang disewa hanya untuk menunjukkan dirimereka lebih bergengsi dari apa yang dimiliki olehorang lain."

Contoh-contoh di atas, hanya menunjukkan bahwakepemimpinan yang efektif perlu menggunakan simbol-simbol yang menunjukkan (mengaktualisasikan) wibawakomando mereka. Dalam karier dan pelayanan Yesus,

168

selama tiga tahun pelayananNya indikasi ini tidakbegitu kelihatan. Namun, kejutan-kejutan spektakuler,pada minggu-minggu terakhir pelayananNya kejutan inidapat ditemukan. Misalnya, - Kisah Mark. 11, arakan Mesianis ketika Ia mendekati

Bait Suci di Yerusalem, Yesus mengirimkan dua darimuridNya untuk mengambil seekor anak keledai muda.Para murid meletakkan jas-jas mereka atas anakkeledai muda itu, dan Yesus duduk di atasnya sambilmemasuki kota. Banyak orang membentangkan kainmereka di jalan yang dilalui Yesus, yang lainmenyebar ranting pohon sambil meneriakkan, "Hosanna!diberkatilah Ia yang datang dalam nama Tuhan!"(Mark. 11:9).

- Ketika Yesus memasuki Bait Suci, “Ia melihat kesegala sesuatu" (Mark. 11:11), ketika esoknya Yesuslapar dan melihat dari kejauhan sebatang pohon arayang rindang, Yesus mendekati pohon itu jika iamemiliki buah. Ketika Dia tiba di bawah pohon itu,Yesus menemukan hanya tidak berbuah. Kemudian Yesusberkata kepada pohon, "tidak seorang pun akanmemakan buahmu lagi" (Mark. 11:14), maka esoknyapohon itu layu dari akar-akarnya (Mark. 11:20).

- Selanjutnya, Yesus tiba di Bait Suci dan memasukiarea Bait Suci itu dan mulai menghalau mereka yangbertansaksi di sana serta menjungkirkan meja tempatpenukaran mata uang. Yesus tidak mengizinkan siapapun membawa barang dagangan mereka sebab tampat itutelah menjadi transaksi dan pengadilan-pengadilanduniawi (Mark. 11:15-16). Yesus menuduh merekadengan menjadikan “rumah doa" menjadi "sarangperampok-perampok" (Mark. 11:17). Dan kemudian Yesusmarangkum rangkaian peristiwa itu sembarimengingatkan para muridNya akan kebutuhan akan doayang sejati, yakni berdasarkan iman dalam Tuhan danpengampunan terhadap orang lain (Mark. 11:22-25).

Inilah kemudian contoh tambahan akan pentingnya:“kebutuhan seorang pemimpin melambangkan dirinya danpenyebabnya”. Simbol-simbol (aneh) yang ditunjukkanoleh Yesus, sengaja dirancang untuk mengungkapkansecara jelas hal-hal apa saja yang sebenarnya sangat

169

penting bagi kepemimpinan. Artinya, bagi kepemimpinansejati (dengan iman sejati), “seremony-seremony sangattidak berhubungan dengan syombol-symbol kepemimpinansebagai mana di maksud tetapi hanya melalui doa yangmampu memperbaharui hubungan-hubungan”. Tindakan-tindakan simbolis Yesus sengaja dipilih untukmengungkapkan kebenaran ini secara menakjubkan dandengan cara-cara yang tidak terduga. Gambar-gambar darisimbolisme Yesus jelas menambah realitasNya.

Demikian dengan kita sekarang, “apakah kita sebagaipemimpin dapat memahami cara untuk menggunakanpublisitas dan simbolisme dalam suatu cara yangmelayani misi atau bahkan yang merongrong ?” Apakahdemi simbol-simbol dimaksud media dapat dikontrol atausebaliknya? Sebab dalam era informasi saat ini,menggunakan symbol-simbol ini bahkan menjadipertanyaan krusial. Simbol-simbol lain juga jelas nyatamasa-masa terakhir Yesus yakni saat perjamuan akhirdengan para muridNya. Saat perjamuan itu, Yesus makanbersama dengan para murid, dan Ia bersiap-siap denganhanduk dan mencuci kaki para murid (mereka terkejut).Tindakan Yesus di luar kesopanan yang biasanya, …dilaksanakan oleh seorang budak, dan tidak seorang pundari murid-muridNya yang sadar akan status diri merekadengan apa yang dilakukan Yesus. Ketika tiba gilirannyapada Petrus, ia protes, "Engkau tidak akan pernahmencuci kakiku," dan Yesus mengatakan: “Aku membasuhkakimu, engkau tidak mengetahuinya sekarang, walaukelak kamu akan mengetahuinya” (Yoh. 13:2-8). Tindakanini, tidak hanya sebagai gambaran dari kerendahan hati,tetapi juga sebagai kematian Yesus: “Aku telahmemberikan satu teladan kepada kamu, supaya kamu jugaberbuat apa yang telah Kuperbuat kepadamu” (Yoh. 13:12-15). Setiap tindakan simbolik dipilih untuk memasangpermanen satu pernyataan misi pemimpin: "Anak manusiatidak datang untuk dilayani, tetapi untuk melayani, danmemberikan hidupnya bagi tebusan banyak orang" (Mark.10:45). Di atas semuanya, salib sendiri adalah pilihanYesus yang menegaskan simbolNya.

170

Sebagai mana John Stott mengatakan, “secara visual,setiap agama memiliki simbolnya: bunga teratai agamaBuda, Sabit bagi Islam, Bintang Yahudi” dan lain-lain.”Di semua symbol-simbol itu, ada banyak kemungkinanuntuk "dapat diterima secara universal sebagailambang/symbol Kristen." Orang-orang Kristen mungkintelah memilih palung di mana bayi Yesus terbaring, ataubangku tukang kayu di mana Yesus bekerja sebagaiseorang pemuda di Nazareth; perahu dari mana Yesusmengajar pada kerumunan orang di Galilea, atau atau dicawan di mana Yesus mencuci kaki para muridNya, ….serta pilihan-pilihan lain: di batu di mana kaintergulung jauh dari makamNya, atau merpati di manasebagai simbol Roh Kudus. Namun, symbol terpilih yangmenyatukan semua orang Kristen adalah “salibNya yangsangat sederhana”… melaluinya diharapkan sebagai pusatperingatan akan pemahaman kepada Yesus… “di sanalah adakarunia Roh-Nya.”

d. Yesus Menetapkan TahapNyaTiba waktunya bagi Yesus untuk tidak memunculkandiriNya dalam adegan. Sebagai simbol-simbol, Yesusmenggunakan pertunjukan, Dia memiliki kekuatan dankeamanan untuk menunjukkan itu. Yesus memilikikebijaksanaan untuk mempercayakan dan mempersiapkanpara pengikutNya, dan untuk tujuan ini, Yesusmenggunakan "kepemimpinan situasional." Pada mulanya Diamengarahkan murid-muridNya mendengarkan danmemperhatikan apa yang Dia lakukan. Kemudian Diamenempatkan mereka ke dalam beberapa situasi, sepertidi badai di laut, di mana mereka dengan jelas berada diluar diri mereka. Pada poin ini, Yesus menjadi seorangpelatih yang menawarkan arah dan dukungan yangberkelanjutan. Kemudian Dia mengutus mereka ke luar danmengajar, berkhotbah dan menyembuhkan. Awalnya paramurid keluar dengan agak malu-malu, namun merekakembali dengan kegembiraan besar ketika mereka melihathasil-hasil perkejaan mereka penuh dengan kuasa.Akhirnya, setelah saat-saat perkembangan, kesuksesandan kegagalan, Yesus mempersiapkan diri untuk “pergidan menyerahkan tugas seterusnya kepada mereka” (Yoh.13—16). Dalam banyak cara, Yesus mengulang pesanNya: "…

171

Aku akan mempersiapkan tempat untuk kamu" (Yoh. 13:33,36; 14:2), kata-kataNya mengisi mereka (Yoh. 13:37 ;16:18). Yesus mengetahui apa Dia lakukan, misi keseluruh dunia tidak bisa dijalankan jika Dia tidakmeninggalkan mereka, satu pendekatan mencolok yangmempersiapkan kepemimpinan masa depan. Yesus mengetahuibahwa murid-muridNya akan dimotivasi dan berkomitmenuntuk mengusahakan perintahNya. Dalam dialogterakhirNya, para murid perlu mengetahui kenyataan,yakni: “Dia pergi (Yoh. 14:28). dan ‘dunia’ akanmembenci mereka persis ketika ia membenci Yesus (Jn14:30 ; 15:18ff)”. Akhirnya, beberapa dari mereka tidakhanya dituntut tetapi dibunuh oleh para pemimpin agama(Yoh. 16:2). Melaluinya para murid diingatkan "padahati yang mendua, antara moral dan motivasi yang terus-menerus sebagai kebohongan yang kelihatan agakbertentangan”. Pada sisi yang lain, sikap-sikappositif ke arah masa depan. … “pengakuan akan kehidupanyang tidak mudah dan tidak selalu berakhir aman." Yesusmelanjutkan janjiNya untuk hadir di tengah merekamelalui RohNya, yang mewakili diriNya kepada merekaselamanya (Yoh. 14:16). Yesus berjanji akan menjawabdoa-doa mereka: "kamu boleh meminta di dalam namaKu,dan Aku akan melakukannya" (Yoh. 14:14). Kemudian Yesusmemberikan mereka sebuah ramalan masa depan, suatucampuran realisme kuat dan optimisme yang berkuasa.Mereka akan dibenci dan dikejar-kejar, nabi-nabi palsuakan muncul, tetapi Roh Kudus akan memperkuat mereka.Injil akan diajarkan ke seluruh dunia, hari-haripenderitaan akan diperpendek, Anak Manusia akan datangdengan kekuatan besar dan di dalam kemuliaan dan orang-orang dipilihNya akan bersamaNya selamanya (Mark. 13:5-27).

Yesus telah menetapkan panggung, mempersiapkanorangNya. Dia membuat mereka "menyentuh bumi" dan masukke dalam kontak tangan pertama dengan kenyataan, tandayang memperbaharui para pemimpin. VisiNya telah menjadimilik mereka, mereka akan melihat apa yang Dia lihat.Akhirnya Yesus memberikan senyum dan anggukan bahwadengan dengan keyakinan, Yesus telah mempersiapkan

172

panggung untuk kemudian melakukan satu hal lain yangsangat perlu.

e. Yesus Mengirim RohNya

Strategi kepemimpinan Yesus adalah strategikepemimpinan yang radikal di mana Ia mengubah setiaporang agar kerajaan Allah hidup di antara mereka.Melalui strategi ini, Yesus tidak menggerakan orangdari sisi luar diri mereka tetapi Ia memotivasi merekadengan menembus jauh ke dalam inti hati merekasehingga banyak orang menemukan kekuatan untuk "bangkitdalam semangat baru." Dr. Paul Brand (ahli bedah gentikDNA), mengatakan “kode genetis yang terdapat pada DNA(kromosom genetis utama dari sel-sel tubuh manusia),ini memberi wawasan akan "kelahiran baru" dimanasebagai kode genetis, DNA memberi keunikan pada setiaporang yakni dapat dibangun melalui satu sel tunggalitu. Menurut Dr. Brand, sebagai rancangan yang unik,DNA memberikan identitas jasmaniah yang baru dan desainbagi satu identitas rohani baru yakni “bagian daritubuh Kristus” (Maria mengandung Yesus, “…dari benihRoh Allah sendiri). Karena kode DNA baru ini, Yesusmenjadi unik, “Tuhan yang mengubah diriNya menjadi samaseperti manusia yang dilahirkan kembali," dan menerimasatu pertukaran DNA secara rohani.

TAMBAHAN-TAMBAHAN

Arnold Toynbee (seorang ahli sejarah) pada bukunya yangberjudul: “A Study of History” (Sebuah Study Sejarah), memberikesimpulan tentang “type-type penyelamat yang munculdalam sejarah”. Pada buku ini Arnold Toynbee memaparkanbeberapa usaha telah dilakukan oleh para pemimpin untukmencoba memulihkan kejayaan yang pernah mereka alamisebelumnya, untuk kemudian menyampaikan kemungkinan:“apa yang dapat diraih pada masa yang akan datang”. Parapemimpin militer dan pemimpin politik, telah berperansebagai “penyelamat dengan sebilah pedang mereka”; parafilsuf berusaha agar diselamatkan oleh gagasan mereka…dan lain sebagainya. Penilaian akhir Toynbee ialah bahwa

173

semua penyelamat telah berada jauh di luar arena dantidak satu pun di antara mereka yang sanggup menghentikankehancuran mereka. Setiap orang yang berusaha melakukanini selalu mengalami kegagalan dan berakhir padakematian. Toynbee menegaskan bahwa “ketika kita berdiridan menatap lebih jauh dengan mata kita, banjir telahmenutupi seluruh cakrawala.” Namun telah ada seorangpenyelamat; "yakni Tuhan yang memberi kesenangan dan yangmelalui kedua tanganNya, Ia berhasil; dan akan melihatbahwa pekerjaanNya akan dipenuhi."

Ketika memikirkan, “apa arti kepemimpinan Yesus untukkehidupan kita ?”, banyak reaksi yang mungkin dapatmuncul. Misalnya, oleh kebanggaan, oleh idealisme(misalnya asumsi: … saya akan berusaha memimpin sepertiYesus), oleh keputusasaan (bagaimana saya dapat agarpernah menjadi sepertiNya?). Pada akhirnya, berusahamerasakan dan memahami (apa lagi meniru) polakepemimpinan Yesus, inilah jaminan bagi seseorang bilamengikuti seorang pemimpin, yakni: “mampu memaafkankeadaulatannya !” Ketika Yesus mengatakan: "ikutlah Aku,dan Aku akan membuat engkau menjadi penjala manusia"(Mark. 1:17), maka Yesus kembali dapat mengatakan:"ikutlah Aku, dan Aku akan membuat engkau menjadipemimpin-pemimpin yang melayani Aku."

Pertanyaan-pertanyaan soerang Pemimpin Muda Aku membayangkan seorang muda bercita-cita menjadiseorang pemimpin dan ia sedang dipenuhi oleh banyakpertanyaan kepada Yesus tentang dirinya sendiri; tentangdunia dan gereja, penuh dengan harapan dan ketakutan-ketakutan. Dapatkah ditebak apa kemungkinan jawaban Yesus?

Sebuah pertanyaan motivasi Raja Yang Mulia, Aku melihat banyak pemimpin dan sepertinya merekabertindak hanya karena didorong oleh kegelisahan mereka.Saya ingin menjadi seorang pemimpin, tetapi bagaimanasaya dapat menjamin kepastikan bahwa motivasi sayasungguh menjadi seorang pemimpin ?

Tidak Pasti

174

Ketidak pastian yang terhormat, "Datanglah kepadaKu, hari semua kamu yang letih dan yangberbeban berat, Aku akan memberimu kesegaran. Pikuklahkuk yang Ku-tanggung dan belajarlah dari Aku, sebab Akulemah lembut dan rendah hati, dan jiwamu akan memperolehkeselamatan" (Mat. 11:28-29).

Yesus, Anak Allah Pertanyaan misi Yang terhormat,Sejauh aku dapat melihat: … sebagian besar organisasi,termasuk gereja, secara umum mereka hanya tertarikterutama pada usaha untuk mempertahankan tradisi-tradisidan program-program mereka saja. Sejujurnya, saya sedikitkecewa tentang kemungkinan mereka dapat berubah. Darimana dan bagaimana saya dapat memulainya ?

KecewaKekecewaan Yang Terhormat,"Ini, engkau seharusnya berdoa: “Bapa Kami di surga,dikuduskanlah namaMu, datanglah kerajaanMu di bumiseperti di surga'…" (Mat. 6:9-10).

Yesus, Ahli Strategi Sebah Pertanyaan Tentang Nilai-Nilai Raja Yang Terhormat, Tidakkah kita menjadi prihatin kepada orang-orang miskindan yang kelaparan, kepada orang-orang yang kehilanganjalan hidup mereka ? Kemudian, mengapa gereja menempatkanbegitu banyak tekanan pada anggaran-anggaran dan gedung-gedungnya ? Mengapa anggaran-anggaran mereka tidakmencakup pada pembinaan –pembinaan yang semakin banyak ?Dan bagaimana saya mampu menghadapi ambisi dalamkehidupan saya sendiri ?

Bingung Saudara, Bingung"Penyembah-penyembah berhala, mereka pun melakukan hal-hal ini, dan Bapa surgawi anda mengetahui bahwa andajuga membutuhkan mereka. Tetapi, carilah terlebih dahulukerajaan Tuhan dan kebenaranNya, dan semua hal ini akandiberikan kepadaMu." (Mat. 6:32-33).

YesusSebuah Pertanyaan Tentang VisiTuhan, Yang Terhormat

175

Seseorang memberitahu aku, bahwa seorang pemimpin harusmenjadi seorang yang visioner. Saya tidak dapat melihatapa yang saya lakukan hari ini dengan jelas. Kita tidakmemerlukan para pemimpin buta untuk orang yang buta. ApanasehatMu ?

Berawan Berawan Yang terhormat, "Diberkatilah orang yang hatinya suci, karena mereka akanmelihat Tuhan" (Mat.5:8).

Yesus Pertanyaan Tentang KarakterRaja, Yang Terhormat, Aku memiliki mimpi akan mengubah dunia ini. Tetapi akumelihat begitu banyak yang disebut para pemimpinmemperlihatkan kebangkrutan mereka. Di luar merekanampaknya bagus, tetapi ada sesuatu yang menghisapkarakter mereka dari dalam, yakni hati mereka. Bagaimanabisa saya tetap membiarkan ini, apa yang terjadi padasaya?

Dengan Sungguh-sungguh Khawatir Dengan Sungguh-sungguh Khawatir, Yang Terhormat"Akulah pohon anggur itu; engkaulah cabangnya”. Jikaseorang tetap berada di dalam Aku, Aku akan diam di dalamDia, Dia akan menghasilkan buah yang banyak. Di luarAku, engkau tidak dapat melakukan apapun. Jika siapa punyang tidak mengenal Aku, dia seperti sebuah cabang yangdibuang dan menjadi kering" (Yoh. 15:5-6).

Yesus, yang KuatPertanyaan kekuatan Raja Sayang, Aku telah diminta untuk menengadah agar dapat melakukanbanyak hal yang baik, dan Aku dengan beberapa stafkumemiliki anggaran yang cukup memadai. Tetapi merekasebagai kekuatan yang merusak merusak dan memilikikekuasaan absolut, hingga akhirnya korupsi. Jika inibenar, tidakkah ini menjadi lebih baik untukku untukmengendurkan tanggung jawab ini ?

Bingung Sayang Bingung,"Anda mengetahui bahwa mereka menganggap diri merekasebagai penentu bagi garis kebijakan raja Yunani, danpejabat tinggi mereka menjalankan kewenangan atas diri

176

mereka. Tidaklah demikian dengan kamu, “siapa pun yangingin menjadi besar di antara kamu, kamu harus pertamasebagai pelayan, dan siapa pun ingin untuk menjadi yangpertama, ia pasti harus menjadi hamba bagi semua. Untukini, bahkan Anak Manusia tidak datang untuk dilayani,tetapi untuk melayani, dan memberikan hidupnya bagitebusan untuk banyak orang" (Mark. 10:42-45).

Yesus, PelayanPertanyaan keutamaan-keutamaanRaja Sayang,Saya sering gagal karena merasa tidak pernah memilikiwaktu yang cukup. Jika aku mengikuti rentang waktu dipekerjaan saya, aku tidak berfokus pada orang. Jika akumengambil waktu bagi orang, aku terlambat. Dengan caraapa pun, aku merasa bersalah.

Apa pun nasihat ?TertekanSaudara yang tertekan,"apakah engkau sungguh-sungguhmencintai aku ? . . . Gembalakanlah domba-dombaKu " (Yoh.21:16).

Yesus, pembuat gembalaPertanyaan pidato Raja Sayang,Aku mendapatkan kegelisahan, dengan ide telahmembicarakanmu di muka umum. Aku telah begitu diputardari omongan beberapa pendeta dan politikus-politikusmenggunakan media manipulasi fakta, untuk tidakberkomunikasi. Bisakah anda menolong aku ?

Segan-seganSayang Segan-segan,"Katakanlah “Ya” jika “Ya” dan “Tidak ” jika 'tidak', (Mat. 5:37). Di luar itu, semuanya: “bohong” !

YesusRaja Sayang,Aku mau bertanya satu lagi pertanyaan lanjutan ? Bagaimana caranya aku dapat mengetahui perbedaan ?

Masih Bingung Sayang Masih Membingungkan,"Jika anda berpegang pada pengajaranKu, anda adalah benarmurid-muridKu. Kemudian engkau akan mengetahui kebenaran,dan kebenaran akan menetapkanmu bebas" (Yoh. 8:31-32).

Yesus, Juru Bicara

177

Pertanyaan konflik Raja Sayang,Saya sedang berusaha untuk buat pekerjaan anda terbaiksaya dapat, tetapi saya telah bekerja sama denganseseorang yang merupakan satu orang pesimiskonstitusional. Dia berpikir segala sesuatu mungkin dapatdilakukan berbeda atau lebih baik. Kita telahmembicarakan, tetapi perubahan-perubahan tidak ada.Haruskah saya menerima satu panggilan pergi di suatutempat kalau tidak?

BosanSayang Bosan,"Jika saudara-saudaramu berdosa, marahilah dia, dan jikadia menyesal, maafkanlah dia. Jika dia berdosa terhadapmutujuh kali dalam satu hari, dan tujuh kali datang kembalikepeadamu dan berkata, 'Saya bertobat,' maafkanlah dia"(Luk. 17:3-4).

Yesus, Pejuang Pertanyaan daya tahan Raja Sayang,Anda telah benar-benar mengilhami aku. Aku ingin menjadisepertimu. Aku ingin mengikutimu hingga ke ujung dunia.Masalahnya adalah aku, bukan anda. Kadang-kadang jiwakuterbakar tinggi dan kadang-kadang ia begitu rendah. Akutidak ingin membuat janji-janji dan tidak dapat dipenuhi.

TakutSayang Takut,"Semua kewenangan di surga dan di bumi telah diberikankepadaKu. Oleh karena itu pergilah, jadikanlah semuabangsa menjadi muridKu. . . Dan tentu saja, Aku akanbersamamu selalu, hingga masa akhirnya tiba" (Mat. 28:18,20).

Yesus, pejuang

Singa dan Anak Domba

Tahun-tahun pertama setelah Yohanes bertemu Yesus,Yohanes berada di dalam pengasingan sepi di pulau Patmos.Dia melihat sebuah visi di mana pintu sorga terbuka. Ditangan kanan Tuhan ada gulungan yang tertutup lalumalaikat bertanya, "siapa yang layak mematahkan anjing-anjing laut dan membuka gulungan itu?" (Wahyu 5:2).

178

Ketika tak seorang pun telah ditemukan, Yohanes yanglayak mengucurkan, sampai suara lain terdengar: "janganmenangis! Lihatlah, singa dari suku Yehuda, akar dariDavid, telah dikalahkan. Dia mampu untuk membuka gulunganitu" (Wahyu 5:5). Yohanes memandang dan mengharapkan akanmelihat angka kemenangan besar ini, yakni berdiri melihat"anak domba, melihat seolah-olah ia sudah dibunuh" (Wahyu5:6). Ketika anak domba mengambil gulungan, para penghunisurga menyanyi:

Engaku layak mengambil gulungan dan membukanya, danengkau akan dibunuh: … dengan darahmu mereka membeliorangnya Tuhan dari setiap suku dan bahasa dan dari segalarakyat dan bangsa. Engkau telah membuat mereka menjadikerajaan imamat, melayani Tuhan kita, dan mereka akanmemerintah di bumi. (Wahyu 5:9-10)

Dalam visinya, Yohanes melihat esensi kepemimpinan Yesus.Nasib manusia bisa dicapai hanya dengan kuasa hukumTuhan, bahwa kekuasaan singa telah dikalahkan oleh anakdomba yakni melalui para pemimpin yang bertindak sebagaipelayan-pelayan. Kepemimpinan Yesus akan dihasilkankembali dalam setiap segmen ras manusia, dalam setiapaspek kehidupan manusia. Para pemimpin semua bangsa akanmengakui kekuatan dan kemuliaan Tuhan melalui pemimpinyang dilantikNya, yakni Yesus Kristus.

179