101
1

Untitled - e-Campus

Embed Size (px)

Citation preview

1

2

3

ABSTRAK

Cahaya Rani, Nim. 4515008, Studi Terhadap Kelompok Tarekat

Qodiriyah Dan Keshalehan Sosial Di Surau Suluk Kasiak Koto Sani

Kabupaten Solok , Skripsi Sarjana (S1) Prodi Aqidah dan Filsafat Islam IAIN

Bukittinggi, 2019.

Tulisan ini akan mencoba memotret perkembangan tarekat Qodiriyah pada

era tersebut di sejumlah kawasan negeri muslim, dilanjutkan dengan penelusuran

aspek-aspek yang menjadi kekuatan dan daya tahan tarekat. Selain itu juga akan

dieksplorasi bentuk adaptasi tarekat, khususnya berhubungan dengan

keberhasilannya menggandeng kalangan kelas menengah kota, yang karena faktor

psikologis dan sosial-politik mereka mulai menaruh kepercayaan kepada institusi

tarekat. Meskipun kesan umum seolah menyatakan bahwa tarekat itu stagnan, jika

ditelusuri lebih dalam akan terlihat dinamika dan respon aktualnya dalam

menghadapi isu dan trend yang tengah terjadi. Bagi mereka yang mencari

ketenangan, ketenteraman, persaudaraan, dan bimbingan spiritual, tarekat-tarekat

sufi paling tidak telah memberikan perlindungan sementara dari tekanan

perubahan dramatis di dunia sekitar mereka. Meskipun demikian patut dicermati,

berbeda dengan tarekat di kebanyakan negeri muslim yang demikian massif,

pengikut tarekat di negara-negara Barat dan Amerika Serikat jumlahnya tidak

begitu signifikan bila dibandingkan dengan komunitas muslim yang belum masuk

tarekat, apalagi dengan komunitas agama lain.

Masalah pokok yang ingin dibahas dalam penelitian skripsi ini adalah:

Pertama, Bagaiamana pelaksanaan tarekat Qodiriyah di Kasiak Koto Sani

Kabupaten Solok. Kedua, Bagaimana tarekat Qodiriyah membentuk keshalehan

sosial.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sedangkan pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah fenomenologi. Penelitian fenomenologi

mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena

pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.hal

ini dilihat pada individu yang masuk dalam kelompok tarekat Qodiriyah. Hasil

penelitian diketahui bahwa 1). pelaksanaan tarekat qodiriyah di Kasiak Koto Sani

Kabupaten yang dikembangkan oleh Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah

merupakan salah satu tarekat terbesar yang berkembang di wilayah Solok. Melalui

berbagai amalan yang diajarkan, antara lain pengamalan membaca syahadat,

menghadiahkan Al- fatihah, istighfar, shalawat, wirid, zikir, dan do‟a, tarekat ini

memiliki pengaruh atau dampak positif terhadap kesalehan spiritual dan ritual

para jamaah. Seperti terlihat pada meningkatnya rutinitas dan disiplin para jamaah

atau penganut tarekat lainnya dalam menjalankan ibadah wajib maupun sunnah,

meningkatnya ketaqwaan mereka kepada Allah Swt., memberikan ketenangan hati

dan pengaruh agar senantiasa berserah diri kepada Allah Swt, baik dalam keadaan

sedang mendapatkan nikmat maupun cobaan selama menjalani hidup. Maka tidak

heran, jika kehidupan masyarakat sekitar tampak begitu ramah, tenang, dan damai

2). Tarekat Qodiriyah membentuk kesalehan sosial dengan cara adanya kegiatan

gotong royong, melakukan infaq pada saat pengajian ini dilakukan pada hari

4

kamis dan sabtu malam itu menjadi rutinitas setiap minggu bagi majelis yang ada

di surau suluk, dan itu dilakukan tanpa paksaan dari orang lain, para sebagian

jamaah mau memberikan apa yang mereka miliki tanpa berfikir dan mau

berkorban waktu maupun tenaga untuk kemajuan surau, karena tidak semua

jamaah yang mampu memberikan harta mereka hanya bisa membantu dengan

tenaga, mereka tidak mengharapkan imbalan apapun kecuali hanya ridha Allah

Swt.

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Agama merupakan bagian dari kehidupan bangsa Indonesia dan turut

serta dalam membentuk jiwa dan pandangan hidup manusia Indonesia.

Pembangunan dibidang agama pada hakekatnya bertujuan untuk

memajukan kualitas masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa serta mampu menciptakan keselarasan,

keserasian, dan keseimbangan baik hidup manusia sebagai pribadi maupun

dalam hubungan masyarakat dan alam lingkungan.

Keanekaragaman pemahaman terhadap ajaran agama yang disababkan

oleh perbedaan dalam memahami dan memginterprestasi sumber

pemahaman dapat melahirkan berbagai paham atau aliran keagamaan.

Dalam Islam, jumlah aliran-aliran keagamaan yang ada cukup banyak.

Salah satu aliran keagamaan dalam Islam yang lebih mementingkan olah

batin untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan jalan memperbanyak

dzikir dan ibadah serta menjauhi perbuatan tercela dinamakan tarekat.

Pada mulanya tarekat itu dilalui oleh sufi bersangkutan secara

perseorangan tetapi dalam perjalanannya waktu tarekat itu diajarkan

kepada orang lain, baik secara individual maupun secara kolektif.

Pengajaran tarekat kepada orang lain ini sudah dimulai dizaman al- Hallaj

6

Selanjutnya, berkembang pada sufi-sufi besar lainnya. Dengan

demikian timbulah dalam sejarah Islam kumpulan-kumpulan sufi yang

mampu mempunyai sufi tertentu sebagai syaikhnya dengan tarekat tertentu

pula dan pengikutnya-pengikut atau murid-murid.

Tarekat pun dalam arti yaitu jalan atau proses pensucian diri (QS. Al-

Jiin: 16).

Artinya: Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan

itu (agama Islam), benar-benar kami akan memberi minum

kepada mereka air yang segar (rezki yang banyak).1

Dalam ayat diatas menjelaskan bahwa beristiqomah dalam

melaksanakan suatu amalan yang baik akan menyebabkan turunnya fadlal

dari dari Allah SWT yang digambarkan dengan air yang segar.

Tarekat adalah suatu jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi

dengan tujuan merasa sedekat mungkin dengan Tuhan.2Tarekat Qodiriyah

mempunyai ajaran-ajaran yang berupa wirid-wirid dan dzikir-dzikir.

Sedangkan pada dzikirnya dinamakan dzikir nafi‟ itsbat atau dzikir jahr

yang dilakukan dengan bersuara الاله االهللا. Hal ini dilakukan demikian,

sebab dzikir tidak hanya berarti mengingat Allah, dzikir melibatkan

aktivitas menyebut nama Allah berulang-ulang.3

1. Qur‟an Q.S Al- Jiin ayat 16

2Ridwan A. Malik, Riki Saputra, Akhlak Tasawuf, (Padang: Stain Mahmud Yunus Press,

2009), h.. 100. 3Digilib.uinsby.ac.idBAB III Sejarah Munculnya Tarekat.... 37

7

Obyek aktivitas mengingat Allah yang realitas terungkap dengan

secara padat dalam kalimat pertama syahadat yaitu : الاله االهللا (tidak ada

Tuhan selain Allah) mengandung keseluruhan nama Allah yang disebutkan

dalam Al-Qur‟an. Dan merupakan dzikir yang paling baik. Orang yang

pertama kali menganjurkan dzikir nafi‟ itsbat adalah Sayyidina Ali

Karramahu Wajhah, yang kemudian menurun kepada Sultanul Auliya‟

yaitu Syekh Abdul Qadir Jailani. Setelah dzikir ini dijalankan oleh Syekh

Abdul Qadir Jailani kemudian dinamakan dzikir Qadiri atau tarekat

Qodiriyah.

Pada malam itu juga, antara sadar dan tidak, ia di datangi oleh Syaikh

Abdul Qadir Jailani (471 H- 561 H / 1078 M- 1166 M) untuk memberikan

bimbingan keagamaan. Sebelum Abdul Qadir Jailani masuk ia memberi

salam terlebih dahulu, kemudian ia memperkenalkan dirinya, tetapi

hanafiah tidak menjawab salamnya, karena ia tidak mengetahui siapa

Abdul Qadir Jailani itu. Kemudian ia mencari tahu, dan bertanya kepada

orang di sekitarnya. Setelah ia mengetahui bahwa dia itu adalah seorang

ulama yang memiliki kekeramatan, maka baru malam ketiga dijawab

salamnya, dan pada waktu itu juga Syaikh Abdul Qadir Jailani masuk

mengajarkan agama, terutama meyakinkan Hanafiah bahwa Tuhan itu

benar-benar ada, dan tidak diragukan keberadaan-Nya. Syaikh Abdul

8

Qadir Jailani juga menganjurkan Hanafiah membaca surah Al- Kahfi tujuh

malam berturut-turut.4

Pada bulan April tahun 2000, Tuangku Hanafiah melaksanakan ibadah

haji, beberapa warga negara Saudia Arabiah, keturunan Indonesia belajar

kepadanya, di antaranya Lukman berasal dari Jakarta, Jamil Aceh, dan

Syamsuddin. Yang terakhir ini pernah menjadi juru masak kerajaan Arab

Saudi.

Pada awal 2000, Tuangku Hanafiah bersama majelisnya mendirikan

suatu lembaga pengkajian dan pengembangan tasawuf yang di namai TICI

(Tasawuf Islamic Centre Indonesia). Lembaga ini diresmikan oleh

Gubernur Sumatera Barat, dan Kanwil Departemen Agama Sumbar duduk

sebagai penasehat. Tuangku Hanafiah dikenal sebagai Guru Besar TICI,

sejak tahun 2004, TICI dipindahkan ke Jakarta.

Tuangku Hanafiah menyunting gadis berdarah Jawa Bukittinggi

bernama Yuli (dipanggil Ummi) yang baru dikenalnya beberapa minggu

ketika ia mengikuti zikir di TICI. Pada bulan Maret 2002, ia menikah di

Kota Solok, tempat kediaman kedua orangtua isterinya. Pada tanggal 27

Desember 2002, Tuangku Hanafiah dan isterinya dikaruniai seorang anak

laki-laki yang diberi nama Muhammad Isa Rabbani.

Menurut Tuangku Hanafiah “Seorang yang mencari Tuhan tidaklah

mesti ia meninggalkan kehidupan dunia, karena dunia diciptakan untuk

kita, namun bukan untuk di cintai. Ambilah manfaat dunia ini untukmu,

4 Ahmad Rahman, Sastra Ilahi Ilham Sirriyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah,

, No. 16, Jakarta Selatan, Mei 2004. h., 16

9

lalu tinggalkan segala keindahannya dari pada dirimu, niscaya kamu akan

menemui dunia ini menjadi alat bagimu untuk mencapai Tuhanmu.

Sejak Januari 2004, Tuangku Hanafiah beserta keluarga menetap

sementara di Jakarta untuk memimpin TICI. Dari data yang telah diperoleh

maka diurutkan silsilah yang ada dalam tariqah qodiriya, maka dapat di

uraikan sebagai berikut, Silsilahnya bertemu dengan Syaikh Abdul Qadir

Jailani, lewat putranya Ahmad Musa. Bahkan kalau ditelusuri ke atas

sampai pada Nabi Muhammad SAW.5 Untuk jelasnya dapat dilihat silsilah

berikut ini:

1. Nabi Muhammad Saw.

2. Fatimah bin Muhamad Saw.

3. Hasan bin Ali.

4. Hasan Al- Mutsanna bin Hasan.

5. Abdullah Al- Mahdi bin Hasan.

6. Musa Al- Junni bin Musa.

7. Abdullah bin Musa.

8. Musa bin Abdullah.

9. Daud bin Musa.

10. Muhammad bin Daud.

11. Yahya az-Zahid bin Muhammad.

12. Abdullah bin Yahya.

13. Abu Shaleh Musa Janaki bin Abdullah.

5. Ahmad Rahman, Sastra Ilahi Ilham Sirriyah.......h.. 17

10

14. Sulthan Awliya‟ Syaikh Abdul Qadir Jailani bin Abu Shaleh.

15. Ahmad Musa bin Abdul Qadir.

16. Abdullah Quthub bin Ahmad Musa.

17. Muhammad „Arifbillah bin Abdullah.

18. Daud Al- Hakkani bin Muhammad.

19. Abdullah Jamaluddin bin Daud.

20. Abdul Qadir bin Abdullah.

21. Ibrahim As- Sumatrani bin Abdul Qadir.

22. Khairuddin Khatib bin Ibrahim.

23. Abdul Wahab bin Khairuddin.

24. Ahmad Qasim bin Abdul Wahab.

25. Abdullah Rahman bin Ahmad.

26. Muhammad Yusuf bin Abdullah.

27. Ahmad Nashir bin Muhammad.

28. Zainuddin bin Ahmad.

29. Ahmad Kuwat bin Zainuddin.

30. Ibrahim bin Ahmad Kuwat.

31. Anwar Ibrahim bin Ibrahim.

32. Sudirman Anwar bin Anwar Ibrahim.

33. Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah bin Sudirman Anwar.6

Dengan nama lengkap Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Al

Qutub Ar Rabbani, Lahir pada tanggal 2 April 1978 M dari kakek yang

6Wawancara dengan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, tanggal 06 September

2019 di Pondok Pesantren Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

11

bernama Ibrahim dan nenek yang bernama Siti Hajar, lengkap dengan

tanda- tanda di atas.

Dari silsilah di atas tarekat qodiriyah juga memiliki beberapa khalifah

yang ada di dalamnya yang di urutkan mulai dari yang pertama yaitu,

Muhammad Jailani Ali. yang kedua, Muhammad Jailani Mahdi. yang

ketiga, Muhammad Jailani Ghaffar. yang keempat, Muhammad Jailani

Qudus. Yang kelima, Muhammad Jailani Al Wali. Yang keenam, Buya

Alizar Zaidan Al Hanafi.

Didalam tarekat qodiriyah juga terdapat beberapa ajaran dasar yang

dijalankan oleh para pengikut tarekat qodiriyah yaitu:

1. Mujahadah an nafs.

Mujahadah an nafs atau mengontrol diri adalah perjuangan

sungguh- sungguh atau jihad melawan ego atau hawa nafsu

pribadi, melawan kehendak hawa nafsu dan membelenggu-nya

dengan takwa dan takut kepada Allâh Swt. dengan jalan

muraqabah (beribadah kepada Allâh Swt. seakan-akan melihat-

Nya jika tidak mampu maka yakinlah bahwa Allâh Swt. Maha

Melihat). Dan sebagai penguat tentang adanya mujahadah ini

Rasulullah SAW bersabda:

12

Artinya: Bukanlah orang kuat itu yang (biasa menang) saat bertarung

bergulat, tetapi orang kuat itu adalah orang yang mampu

mengendalikan nafsunya ketika marah.

Mujahadah an nafs memiliki beberapa peran penting yaitu:

a. Kontrol diri berperan penting dalam hubungan seseorang

dengan orang lain (interaksi sosial).

b. Kontrol diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita

(nilai diri).

c. Kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi.

d. Kontrol diri membantu kita agar dapat menjadi pribadi yang

efektif, dengan meminimalkan perilaku buruk yang selama ini

banyak kita jumpai dalam kehidupan di masyarakat juga dalam

tatanan kenegaraan.

2. Taubat

Taubat adalah kembali kepada jalan Allah dengan mengurai

ikatan dosa yang terus menerus dari hati kemudian melaksanakan

setiap hak Tuhan. Ibnu Abbas ra. berkata: taubat al-nashuha

adalah penyesalan dalam hati, permohonan ampun dengan lisan,

meninggalkan dengan anggota badan, dan berniat tidak akan

mengulangi lagi.jadi taubat al-nashuha tidak hanya mengikuti apa

yang dikatakan oleh mulut, tidak bersungguh-sungguh bermaksud

13

untuk menghentikan perbuatan- perbuatan dosa itu, dan tidak

melakukan tindakan nyata untuk menghentikannya. 7

Syaikh Abd al- Qadir menganggap taubat bagaikan air yang

menghilangkan najis, begitu juga taubat menghilangkan dosa dan

kotoran maksiat. Beliay berwasiat kepada anakanya” wahai anakku,

janganlah kamu berputus asa untuk mendapatkan rahmat Allah Swt

dengan melakukan kemaksiatan,tetapi basuhlah najis yang ada pada baju

agamamu dengan air taubat, konsistenlah terhadapnya, dan ikhlaslah di

dalamnya”.

Taubat ini sangat dianjurkan kepada setiap orang mukmin,

sebagaimana firman Allah dalam surah at- Taubah ayat 31

Artinya: Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-

rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah dan (juga

mereka mempertuhankan) Al masih putera Maryam,

padahal mereka Hanya disuruh menyembah Tuhan

yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)

selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka

persekutukan.

Menurut Syaikh Abdu al- Qadir jilani, taubat itu ada dua macam, yaitu:

a. Taubat yang berkaitan dengan hak sesama manusia. Taubat

ini tidak terealisasi, kecuali dengan menghindari

7 Sri Mulyati, Tarekat- Tarekat Muktabrah Di Indonesia: (Jakarta: Kencana, 2011), h. 38

14

kezaliman, memberikan hak kepada yang berhak dan

mengembalikan kepada pemiliknya.

b. Taubat yang berkaitan dengan hak Allah. Taubat ini

dilakukan dengan cara selalu mengucapkan istighfar

dengan lisan, menyesal dalam hati, dan bertekad untuk

tidak mengulanginya lagi di masa mendatang.

3. Zuhud

Zuhud secara etimologi adalah zahada fihi, wa zahada’

anhu, wa zahadan, yaitu berpaling darinya dan meninggalkannya

karena menganggapnya hina atau menjauhinya karena dosa.

Zuhud secara terminologi zuhud merupakan gambaran

tentang menghindari dari mencintai sesuatu yang menuju kepada

sesuatu yang lebih baik darinya atau dengan istilah lain,

menghindari dunia karena tahu kehinaannya bila dibandingkan

dengan kemahalan akhirat.

Menurut Syaikh Abd al- Qadir bahwa zuhud ada dua yaitu:

zahid hakiki ( mengeluarkan dunia dari hatinya) dan mutazahid

shuwari/ zuhud lahir ( mengeluarkan dunia dari hadapannya).

Namun hal ini tidak berarti bahwa seorang zahid hakiki menolak

rezeki yang diberikan Allah kepadanya, tetapi dia mengambilnya

lalu digunakan untuk ketaatan kepada Allah.

Zuhud memang membawa kesucian kepada diri si salik.

Zuhud mengajarkan betapa si salik harus menahan hawa nafsu

15

(sesuatu yang kita sayangi) serta menolak semua tuntutannya. Kita

tahu bahwa dalam berbagai hal , hawa nafsulah puncak segala

kecelakaan diri, baik di dunia, terlebih lagi di akhirat. Oleh karena

itu, nafsu tidak boleh dijadikan sebagai teman, justru harus

dianggap sebagai lawan dan pembinasa manusia.

4. Tawakkal

Tawakal artinya berserah diri yakni salah satu sifat mulia

yang harus ada pada diri sufi. Bila ia benar- benar telah mengenal

Tuhannya melalui ma‟rifat yang telah dicapainya, tidak mungkin

sifat tawakal tersisish dari darinya. Sebab, mustahil jika seorang

sufi yang selalu berada di sisi Tuhan tidak memiliki jiwa tawakal.

Syaikh Abdul Qadir menekankan bahwa tawakal berada diantara

pintu- pintu iman, sedangkan iman tidak terurus dengan baik

kecuali dengan adanya ilmu menjadi pokok tawakal, sementara

amal adalah buah tawakal.8

Dengan demikian hakikat tawakal adalah menyerahkan

segala urusan kepada Allâh Swt dan membersihkan diri dari

gelapnya pilihan, tunduk dan patuh kepada hukum dan takdir.

Sehingga dia yakin bahwa tidak ada perubahan dalam bagian apa

yang merupakan bagiannya tidak akan hilang dan apa yang tidak

ditakdirkan untuknya tidak akan diterima. Maka hatinya merasa

tenang karenanya dan merasa nyaman dengan janji Tuhannya.

8Sri Mulyati, Tarekat- Tarekat Muktabrah ......., h. 41

16

5. Akhlak yang mulia baik kepada Allâh Swt. maupun kepada

sesama hamba Allâh Swt.

Akhlak adalah perangai serta tingkah laku yang terdapat

pada diri seseorang yang telah melekat, dilakukan dan

dipertahankan secara terus menerus.

6. Syukur

Syukur adalah ungkapan rasa terima kasih atas nikmat yang

diterima, baik lisan, tangan, maupun hati. Menurut Syaikh Abd

Qadir hakikat syukur adalah mengakui nikamt Allah karena Dialah

pemilik karunia dan pemberian sehingga hati mengakui bahwa

segala nikmat berasal dari Allah dan patuh kepada syariat-Nya.

7. Sabar

Sabar adalah tidak mengeluh karena sakitnya musibah yang

menimpa kita kecuali mengeluh kepada Allah karena Allah SWT.

8. Ridha

Ridha adalah kebahagiaan hati dalam menerima ketetapan

(takdir).

9. Jujur

Jujur adalah menetapkan hukum sesuai dengan kenyataan.

Fenomena yang terjadi dalam tarekat Qodiriyah ditemukan bahwa

para pengamal tarekat yang walaupun secara individual tidak saling

mengenal diantara mereka, namun dengan simbol-simbol yang digunakan

mereka dengan cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan yang mereka

17

temui. Sebagai pengamal tarekat Qodiriyah, pada setiap rumah mereka

terdapat gambar Syekh Abdul Qadir Jailani dan Annangguru Shaleh, dari

gambar ini maka dengan cepat mudah berkomunikasi berbicara tentang

hal-hal yang menyangkut ke Qodiriyahan demikian pula hal lain seperti

persoalan politik yang menyangkut tentang politik yang mereka inginkan.9

Mereka berbaur satu sama lain tanpa terlihat adanya status sosial

yang berbeda. Ini menunjukkan entitas sosial yang kuat di antara pengamal

tarekat. Mereka saling kenal mengenal, memperbincangkan masalah-

masalah sosial, agama, ekonomi sampai persoalan-persoalan politik

nampak pula sikap individualistik yang tidak peduli terhadap perbincangan

tersebut. Namun sikap ukhuwah terasa dalam pertemuan tersebut.10

Hal ini dapat dilihat dengan berkembangnya fungsi eksklusif

menjadi inklusif ketika kita melihat peran tarekat yang sangat terbuka,

sebagai fakta pada masa perkembangan masa penjajahan di Indonesia

lembaga-lembaga tarekat merupakan kekuatan tersendiri bagiupaya

melawan penjajah.11

Dalam konteks saat ini pun tarekat terkadang

dijadikan sebagai salah satu kekuatan politik. Terlepas dari isu-isu politik

tersebut, tarekat yang semula notabene adalah pada kelompok-kelompok

marginal12

, pedesaan, kini sudah menyebar kepada kelompok menengah

9Musafir Pababbari,Katup Pengaman Sosial: Kajian Sosiologis Tarekat Qodiriyah Di

Polmas Sulawesi Barat, Sosio-Religia, Vol. 7 No. 3, Mei 2008, h. 621 10

Musafir Pababbari,Katup Pengaman Sosial: Kajian Sosiol......,h. 622 11

A. Fauzan Saleh , Tarekat Dan Reposisi Antara Kelas Bawah kelas Menengah, Jurnal

Darussalam, Vol. 11, No.2, Juli s/d Desember 2010, h. 1 12

https://kbbi.web.id/marginal marginal/mar·gi·nal/ a 1 berhubungan dengan batas (tepi);

tidak terlalu menguntungkan: mereka sama-sama melakukan ekonomi --; 2 berada di

18

dan perkotaan. Imprealisasi13

ini terus bergulir ke berbagai kalangan,

kawasan dan membawa misi yang tidak terbendung mengingat gerakannya

sangat membumi padalapisan grassroot.14

Dari hasil observasi awal yang telah dilakukan bahwa nilai ajaran

tarekat dalam kehidupan sosial adalah mendekat diri kepada Allah agar

bisa melihat ma‟rifah atau bahkan bersatu al- ittihad dengan Allah tajalli.

Allah adalah Zat Yang Maha Suci, bersifat immateri. Sesuatu yang bersifat

immateri dan suci hanya dapat didekati oleh yang bersifat immateri dan

suci pula, inilah yang dikenal dengan ruh manusia. Ruh yang suci bisa jadi

kotor, apabila tubuh manusia tempat ruh bersemayam dikotori hawa nafsu

yang tidak terkendali. Untuk mengendalikan hawa nafsu diperlukan upaya

mengosongkan diri dari ketergantungan terhadap kelezatan dunia,

kemudian diisi dengan sifat-sifat yang baik. Latihan pengendalian ini

melalui jalan panjang, sulit dan memerlukan kesabaran yang dikenal

dengan maqam.15

Langkah awal yang harus dilalui apabila seseorang

menyadari bahwa dirinya tidak luput dari kesalahan dan bertekad untuk

meninggalkan kesalahan-kesalahan tersebut kemudian bertaubat.

pinggir: kalau dahulu kelompok itu dipandang -- , tetapi sejak pemerintah baru sudah amat

menentukan;diakses tanggal 20 November 2018. 13

https://ms.wikipedia.org/wiki/ImperialismeImperialisme merupakan istilah umum bagi

merujuk kepada penjajahan dan penguasaan terhadap negara-negara kecil oleh kuasa-kuasa asing

bagi kepentingan ekonomi dan politik, diakses tanggal 20 November 2018. 14

https://www.artikata.com/arti-82468-grassroots.html Grassrootmenurut KBBI

turut, turut-menurut, berturut, turut menuruti, menurutkan, turutan, diakses tanggal 20 November

2018. 15

Lindung Hidayat Siregar, Sejarah Tarekat dan Dinamika Sosial. Vol XXXIII, No.2

Juli- Desember 2009, h.. 180

19

Tulisan ini akan mencoba memotret perkembangan tarekat pada era

tersebut di sejumlah kawasan negeri muslim, dilanjutkan dengan

penelusuran aspek-aspek yang menjadi kekuatan dan daya tahan tarekat.

Selain itu juga akan dieksplorasi bentuk adaptasi tarekat, khususnya

berhubungan dengan keberhasilannya menggandeng kalangan kelas

menengah kota, yang karena faktor psikologis dan sosial-politik mereka

mulai menaruh kepercayaan kepada institusi tarekat. Meskipun kesan

umum seolah menyatakan bahwa tarekat itu stagnan16

, jika ditelusuri lebih

dalam akan terlihat dinamika dan respon aktualnya dalam menghadapi isu

dan trend yang tengah terjadi.

Bagi mereka yang mencari ketenangan, ketenteraman, persaudaraan,

dan bimbingan spiritual, tarekat-tarekat sufi paling tidak telah memberikan

perlindungan sementara dari tekanan perubahan dramatis di dunia sekitar

mereka.17

Meskipun demikian patut dicermati, berbeda dengan tarekat di

kebanyakan negeri muslim yang demikian massif, pengikut tarekat di

negara-negara Barat dan Amerika Serikat jumlahnya tidak begitu

signifikan bila dibandingkan dengan komunitas muslim yang belum masuk

tarekat, apalagi dengan komunitas agama lain.18

Berangkat dari latar belakang diatas, penulis mencoba untuk

merumuskan atau mengerucutkan masalah mengenai Studi Terhadap

16

https://www.selebriti.co.id/kamus/stagnan/Stagnan – stag·nan a cak dl keadaan

terhenti, diakses tanggal 20 November 2018. 17

A. Fauzan Saleh , Tarekat Dan Reposisi Antara Kelas Bawah......., h.. 8 18

A. Fauzan Saleh , Tarekat Dan Reposisi Antara Kelas Bawah......., h.. 13

20

Kelompok Tarekat Qodiriyah Dan Keshalehan Sosial dengan mengambil

judul “Studi Terhadap Kelompok Tarekat Qodiriyah Dan Keshalehan

Sosial Di Surau Suluk Kasiak Koto Sani Kabupaten Solok”

B. Rumusan dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

Dalam penulisan ini, penulis memberi rumusan masalah yang akan

dibahas yakni: “ Apa Yang Melatar Belakangi Pelaksanaan kelompok

Tarekat Qodiriyah Dan Keshalehan Sosial Di Surau Suluk Kasiak

Koto Sani Kabupaten Solok”

2. Batasan Masalah

a. Bagaiamana pelaksanaan tarekat qodiriyah di kasiak koto sani

kabupaten solok?

b. Bagaimana tarekat qodiriyah membentuk keshalehan sosial?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian ini,

adalah:

a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Tarekat Qodiriyah

tersebut.

b. Untuk mengetahui bagaimana studi pelaksanaan dalam Tarekat

Qodiriyah dan keshalehan sosial.

21

2. Kegunaan

Adapun kegunaan yang akan dicapai oleh penulis dalam penelitian

ini, adalah:

a. Untuk memenuhi salah satu syarat akademik mencapai gelar

sarjana (S1) Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin Adab

dan Dakwah, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

b. Dapat memberikan sumabangan yang bermanfaat bagi

pembaca dan khususnya bagi peneliti sendiri tentang Tarekat

Qodiriyah.

D. Defenisi dan Operasional

Supaya tidak terjadi kesalah pahaman dan kekeliruan dalam

memaknai istilah dalam judul skripsi ini, maka penulis merasa perlu

memberikan penjelasan terhadap berbagai istilah dan maksud dari kata-

kata yang ada dalam judul yaitu sebagai berikut:

Pelaksanaan : Pelaksanaan merupakan kegiatan yang dilaksanakan

oleh suatu badan atau wadah secara berencana,

teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang

diharapkan

Tarekat : berarti jalan atau metode, dan mengacu pada aliran

kegamaan tasawuf atau sufisme dalam Islam. Ia

secara konseptual terkait dengan ḥaqīqah atau

"kebenaran sejati", yaitu cita-cita ideal yang ingin

22

dicapai oleh para pelaku aliran tersebut.19

Qodiriyah : Qodiriyah adalah nama tarekat sufi berdasarkan

nama sang pendiri, yaitu Syaikh Abdul Qadir Jailani

(4710- 561 H / 1077- 1166 M).20

Keshalehan Sosial : Kesalehan berasal dari kata “saleh” dengan awalan

“ke” dan akhiran “an” yang berarti hal keadaaan

yang berkenaan dengan saleh. Kata “saleh” berasal

dari bahasa arab yang berarti baik. Dalam KBBI

saleh berarti taat dan sungguh dalam menjalankan

ibadah. Beramal saleh berati bekerja dengan

pekerjaan yang baik. Sedangkan sosial dalam KBBI

diartikan sebagai masyarakat. Kata sosial berasal dari

kata “society” yang berarti bermasyarakat. Jadi,

kesalehan sosial adalah kebaikan dalam kerangka

hidup bermasyarakat.21

E. Sistematika Penulisan

Agar lebih terarah penulisan skripsi ini, maka penulis akan

menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

19

Dahlan Tamrin, Tasawuf Irfani Tutup Nasut Buka Lahut, (Malang: UIN Maliki Press,

2010), h. 47 20

Zaprul Khan, Ilmu Tasawuf: sebuah kajian tematik, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2016), h.103 21

Abdul Jamil Wahab, Indeks Kesalehan Sosial,(Jakarta: Puslitbang Kehidupan

Keagamaan. 2015), h.9

23

BAB I : Pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

rumusan dan batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, defenisi operasional, dan sistematika penulisan

BAB II : Kerangka teori yang berisikan landasan teori, penelitian

yang relefan, dan kerangka berfikir

BAB III : Metodologi penelitian, yang berisikan tentang. jenis dan

objek penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : Hasil penelitian

BAB V : Merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan

saran-saran

F. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang dilakukan Neneng Hasanah yang berjudul Pengaruh

tarekat Qadiriah Wa Naqsyabandiyah terhadap Keshalehan Sosial Jamaah

Pengajian di Desa Sekincau Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung

Barat, Jurusan Perbandingan Agama, Fakultas Ushuluddin IAIN Raden

Intan Lampung, 1436 H / 2015 M. penelitian ini membahas 10 pengaruh

tarekat Qodiriyah Wa Naqsabandiyah terhadap kesalehan sosial.

Persamaan skripsi ini terletak pada subyeknya yakni pengikut Tarekat

Qodiriyah Wa Naqsabandiyah. Sedangkan letak perbedaan skripsi yang di

tulis peneliti dengan skripsi yang ditulis Neneng Hasanah adalah fokus

penelitiannya, yakni fokus penelitian penulis adalah kematangan beragama

24

sedangkan skripsi yang ditulis Neneng Hasanah fokus pada kesalehan

sosial.

Penelitian yang dilakukan Miftahul Jannah yang berjudul Nilai

Pendidikan Sosial Dalam Ajaran Tarekat di Mesjid Pesona Illahi Joresan

Mlarak Ponorogo. Tahun 2013, Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Fakultas Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Ponorogo.

Penelitian ini membahas pendidikan spiritual dan pendidikan sosial

merupakan sendi penting dalam ajaran spiritual sebagai kiat proses

mendidik, mempengaruhi dan memenanamkan dalam diri seorang dalam

ibadah dan muamalah yang menjadi salah satu baro meter bagi tingkat

keberhasilan pendidikan. Tapi hal ini dianggap kurang maksimal

dilakukan oleh perorangan dan perlu di dukung oleh program terlembaga.

Pembentukan keshalehan sosial di tuduh berlebihan, mementingkan aspek

spiritual dan mengabaikan peranan sosial. Sehingga Islam yang

merupakan agama rohmatallil‟alamin terkesan menjadi agama yang

memisahkan antara kepentingan agama dan kepentingan sosial, dalam hal

ini ajaran tarekat di Majelis Pesona Ilahi bersinergi melakukan kedua

pendidikan baik spiritual maupun sosial dalam mewujudkan

rohmatallil‟alamin demi pencapaian khoirul ummah yang di idamkan.

Penelitian yang dilakukan Khoirul Tanami yang berjudul Pengaruh

Zikir Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah Kerhadap Keshalehan Sosial

Santri Di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karangbesuki Malang Program

Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

25

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang penelitian ini

membahas tentang Zikir yang ada di Pondok Pesantren Anwarul Huda

yang secara aktif memberikan pengarahan kepada santri-santri di pondok

pesantren Anwarul Huda, dalam pengendalian emosi dan kebenaran dalam

agama. Zikir tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah di pondok pesantren

Anwarul Huda pada dasarnya diberikan kepada santri-santri karena secara

umum santri memiliki berbagai watak dan perilaku yang mengarah kepada

hal yang tidak baik, dalam aspek biologis maupun pisikis. Dengan latar

belakang kemajuan teknologi dan gejala politik yang terjadi, maka

imbasnya pada hilangnya keshalehan seseorang terlebih adalah keshalehan

sosial.

Keshalehan seseorang seringkali diukur dengan keshalehan indivudu,

sedangkan keshalehan sosial kurang begitu menjadi tolak ukur, sehingga

banyak santri yang identitas ibadah individualnya tinggi, namun

mengenyampingkan ibadah secara sosial. Walau bila ditinjau dari segi

agama pengetahuan santri tentang baik itu ibadah induvidual maupun

sosial setidaknya lebih tau dari masyarakat awam, namun masih saja

belum bisa mengkondisikan dirinya secara total.

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tarekat Qodiriyah

1. Pengertian Tarekat Qodiriyah

a. Pengertian tarekat

Secara etimologi tarekat berasal dari bahasa Arab طر قة,

yakni jalan, kemudian setelah terserap ke dalam bahasa Indonesia

menjadi “tarekat”. Ia berarti cara, metode, jalan, atau kelompok

kaum sufi.22

Secara terminologi, pengertian tarekat dapat dilihat dari

ungkapan Zamakhsyari Dhofier yang mengartikannya sebagai

suatu kelompok organisasi (dalam lingkungan Islam tradisional)

yang melakukan amalan-amalan zikir tertentu dan menyampaikan

sumpah yang formulanya telah ditentukan oleh pimpinan

organisasi tarekat tersebut.23

Tarekat juga dapat diartikan sebagai lembaga/institusi yang

berorintasi kepada pembentukan hubungan yang intensif bagi

seorang hamba dengan Allah swt. Definisi ini tampaknya tidak

memberikan ruang yang luas bagi gerak dan implikasi lembaga ini,

namun kenyataan ini tetap mengalami evolusi dari satu kondisi dan

pencitraan dari satu realitas ke realitas lainnya. Hal ini dapat dilihat

22

Digilib.uinsby.ac.id BAB III Sejarah Munculnya Tarekat Qadiriyah di Jombang. h. 34-

35

23Zamaksyari Dhofier, Tradisi Pesantren, cet. 6 (Jakarta: LP3ES, 1994), h. 135.

27

dengan berkembangnya fungsi eksklusif menjadi inklusif ketika

kita melihat peran tarekat yang sangat terbukan, sebagai fakta pada

masa perkembangan masa penjajahan di Indonesia lembaga-

lembaga tarekat merupakan kekuatan tersendiri bagi upaya

melawan penjajah.24

Dalam konteks saat ini tarekat terkadang dijadikan sebagai

salah satu kekuatan politik. Terlepas dari isu-isu politik tersebut,

tarekat yang semula notabene adalah pada kelompok-kelompok

marginal, pedesaan, kini sudah menyebar kepada kelompok

menengah dan perkotaan. Imprealisasi ini terus bergulir keberbagai

kalangan, kawasan dan membawa misi yang tidak terbendung

mengingat gerakannya sangat membumi.

Pengertian Tarekat seperti dikemukakan oleh Kyai Muslih

mengandung arti bahwa penganut tarekat yang tidak

mementingkan syari‟at adalah batal. Syari‟at dan tarekat menjadi

satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam rangka mencapai drajat

mengetahui (ma‟rifat) Allah.25

Tarekat yang diamalkan itu

memiliki silsilah guru yang bersambung sampai dengan Rasulullah

SAW dengan demikian tercapailah pemurnian tarekat dari paham

yang memandang rendah syari‟at.26

24

A. Fauzan Saleh “Tarekat Dan Reposisi Antara Kelas Bawah kelas Menengah”, Jurnal

Darussalam, Vol. 11, No.2, Juli – Desember 2010, h.1 25

Ahmad Syafi‟i Mufid, Tangklukan Abangan dan Tarekat: Kebangkitan Agama di Jawa

thn 2006.h. 70 26

Kyai Muslih thn.1976 h.40-41

28

b. Tarekat Qodiriyah

Tarekat ini didirikan oleh Syeikh Muhyiddin Abd Qadir al-

Jailani. Seorang sufi yang sangat legendaris, dengan sekian banyak

sebutan kehormatan, antara lain : Qutub al-auliya‟, Sahib al-

karamat, dan Sultan al-auliya‟. Ia diyakini sebagai pemilik dan

pendiri tarekat ini. Syekh Abdul Qadir Jailani lahir di wilayah

Tribistan pada tahun 471 H (1078 M) dan wafat di Bagdad tahun

561 H (1168M). Pada mulanya beliau adalah ahli fiqih yang

terkenal dalam madzhab Hambali.27

Mustafa Zuhri mengatakan bahwa pada awalnya Syekh

Abdul Qadir Jailani berguru kepada seorang ahli sufi yang

bernama Hamad. Ia seorang penjual serbet, namun dia adalah

seorang wali Allah. Wali inilah yang membimbing Syekh Abdul

Qadir Jailani dalam masalah tarekat sufiyah menghindarkan

dirinya dari segala kebutuhan dan kemewahan hidup, kecuali h-h

yang dirasakan sangat perlu baginya. Dalam masa latihan ini, ia

menghindarkan diri dari manusia dan tidak mau bertemu dan

berbicara dengan siapapun. Akhirnya ia meninggalkan Baghdad

dan tinggal di Shurtan. Beliau mengasingkan diri dari duniaa

selama sebelas tahun. Setelah genap sebelas tahun, maka tamatlah

latihan kerohaniaanya. Nafsu amarahnya pun kosong dari jiwanya

27

Digilib.uinsby.ac.id BAB III Sejarah Munculnya Tarekat....h 36

29

dan beliau pun naik keperingkat yang lebih tinggi didalam masalah

kerohanian dan hampir berada di dekat.

B. Keshalehan Sosial

1. Pengertian kesalehan sosial

Keshehan berasal dari kata “Sheh” dengan awalan “ke” dengan

akhiran “an” yang berarti hal keadaan yang berkenaan dengan kata

“sheh” berasal dan bahasa Arab yang berarti baik. Dalam KBBI kata

sheh berati taat dan sungguh dalam menjalankan ibadah. Beramal sheh

berati bekerja dengan pekerjaan yang baik. Sedangkan sosial dalam

KBBI diartikan sebagai masyarakat. Kata sosial berasal dari kata

“Society” yang berati bermasyarakat. Jadi keshehan sosial adalah

kebaikan dalam kerangka hidup bermasyarakat.28

Dalam perspektif Islam keshehan sosial tidak bisa dilepaskan dari

konsep dasar tujuan penciptaan manusia, sehingga mempengaruhi

dalam sistem sosial yang diciptakan. Dalam perspektif para pemikir

muslim, manusia tidak semata-mata sebagai makhluk yang harus

melakukan ibadah kepada Tuhan semata, melainkan juga memiliki

tugas dan peran sosial yaitu untuk menciptakan tata sosial moral ang

sesuai syari‟at dan adil, menghilangkan fasad atau bentuk-bentuk

kejahatan yang dapat membinasakan masyarakat. Sebagai khifah Allah

manusia merupakan makhluk sosial multi-interaksi yakni memiliki

tanggung jawab baik kepada Allah maupun sesama manusia.

28

. Khoirul Tanami yang berjudul Pengaruh Zikir Tarekat Qodiriyah...h.40

30

Ayat-ayat tentang ibadah dan ayat-ayat yang berkenaan dengan

kehidupan sosial adalah satu banding seratus, untuk satu ayat ibadah

ada seratus ayat untuk ayat muamalah. Begitu juga dalam kitab hadits,

ada dua puluh yang berkenan dengan fatt al bari: Syarah Shahih

Bukhari hanya empat yang berkenan dengan ibadah. Hal tersebut

menggambarkan bahwa urusan sosial atau masalah yang berhubungan

dengan hak-hak manusia itu mendapat tempat yang sangat penting

dalam batang tubuh ajaran Islam. Oleh karena itu banyak para ahli

memberikan defenisi tentang keshehan sosial diantaranya:

a. Mustafa Bisri

Keshehan sosial adalah perilaku orang-orang yang sangat

peduli dengan nilai-nilai Islami yang bersifat sosial, suka

memikirkan dan santun kepada orang lain, suka menolong, dan

seterusnya. Meskipun orang-orang ini tidak setekun kelompok

keshehan ritual dalam melalukan ibadah seperti: sembahyang

dan sebagainya. Lebih mementingkan hablum minan nass.29

b. Abdurrahman Wahid

Keshehan sosial adalah suatu keshehan yang tak cuma

ditandai oleh rukuk dan sujud, melainkan juga dengan cucuran

keringat dalam praksis hidup keseharian kita.30

Dalam perspektif ilmu pengetahuan masih belum ada teori secara

khusus yang menjelaskan tentang keshehan sosial, namun terdapat teori

29

. Mustafa Bisri, menimbang arti keshehan dalam Islam 30

. Mustafa Bisri, menimbang arti keshehan dalam Islam

31

yang mungkin dapat menggambarkan tentang keshehan sosial yakni

teori tentang bentuk kesadaran dalam diri individu yang dalam

psikologi kognitif dikenal dengan toeri tentang konsep diri.

Dalam ranah filsafat yang mungkin bisa menjelaskan keshehan

sosial yakni tentang makna perbuatan akhlaki, karena dalam filsafat

merupakan hasil pemikiran mendalam dari tiap-tiap individu. Banyak

mazhab-mazhab filsafat yang berbeda dalam menjelaskan perbuatan

akhlaki tersebut, menurut Imanuel Kant, setiap perbuatan yang di

kerjakan seseorang dengan alasan mentaati perintah intuisi secara

absolut, ia melakukannya berdasarkan perintah yang di berikan

intuisinya dan tidak memiliki tujuan lain dari perbuatannya itu maka

perbuatannya itu dinamakan perbuatan akhlaki. Kant hanya melihat

akhlak yang ada dalam intuisi.

Kemunculan kesalehan sosial merupakan fenomena menarik

dikalangan kelas menengah muslim Indonesia kontemporer. Adanya

upaya mendefinisikan secara ulang makna spiritual menjadi titik tekan

munculnya kesalehan sosial tersebut. Proses terbentuknya kesalehan

sosial dapat dilacak dari interseksi antara aspek material dan aspek

spiritual dalam beribadah. Spiritual dipahami sebagai usaha untuk

mendekatkan diri kepada Sang Khik, sementara material dapat

dipandang sebagai alat penujang spiritual tersebut. Menjadi orang saleh

memang tujuan utama dalam kesalehan sosial ini, karena kesalehan

sosial merupakan bagian dari sebuah proses pendefinisian ibadah

32

agama Islam secara terapan dalam konteks kekinian. Artinya, telah

terjadi tafsir baru dalam memahami agama Islam dalam kasus muslim

kekinian.31

Secara sederhana, pengertian kesalehan sosial dimaknai sebagai

ekspresi dan praktik perilaku orang-orang Islam yang peduli terhadap

nilai-nilai Islam secara sosial, seperti hanya menyumbang dana bantuan

berupa infaq, shadaqah, maupun amal jariyah, namun cenderung lalai

terhadap ibadah pribadi.32

Munculnya praktik kesalehan sosial tersebut

merupakan bentuk ekspresi filantropis dan juga spiritualis yang hendak

dilakukan kelas menengah muslim Indonesia. Adanya pertumbuhan

ekonomi tinggi dengan semakin meratanya redistribusi pendapatan

berkelindan dengan adanya kebutuhan akan donasi sosial.

Dalam hal ini, penting juga untuk dilihat bahwa munculnya

gerakan kesalehan sosial dengan adanya rumusan agama Islam baru

yang hendak dirumuskan oleh kelompok kelas menengah muslim

Indonesia. Kesalehan sosial sebenarnya juga merupakan bagian dari

sebuah proses pendefinisian ibadah agama Islam secara terapan dalam

konteks kekinian. Artinya, telah terjadi tafsir baru dalam memahami

agama Islam dalam kasus kelas menengah muslim kekinian. Tulisan ini

akan mengulas secara elaboratif mengenai ritual kesalehan sosial bagi

umat kelas menengah muslim Indonesia, serta penjelasan berbagai

macam tafsir atas Islam yang kemudian melahirkan adanya Islam gaya

31

Wasisto Raharjo Jati Kesalehan Sosial, Sebagai Ritual....... h, 337 32

Wasisto Raharjo Jati Kesalehan Sosial, Sebagai Ritual....... h, 336

33

baru yang disesuaikan dengan tingkat religiusitas kelas menengah

muslim Indonesia.33

Dari percabangan mengenai kesalehan sosial34

dari sudut pandang

Islam Wasat Aniyyah sendiri kemudian terbagi atas dua cabang yakni

1) kesalehan sosial sebagai ritual dan 2) kesalehan sosial sebagai

simbol. Pembagian kesalehan sosial tersebut didasarkan pada

kedalaman ritual ibadah yang dijalankan oleh kelas menengah muslim

tersebut. Dalam pengertian pertama, kesalehan sosial sebagi ritual dapat

diartikan sebagai bentuk praktik neosufisme yakni melakukan

peribadatan sosial untuk melalui ridha illahhi.35

Hal tersebut ditunjukkan dengan seberapa intensitas mereka hadir

dalam majelis ta‟lim maupun juga seberapa intens mereka untuk pergi

haji dan umrah. Adapun dalam pengertian kedua sendiri, kesalehan

sosial sebagai simbol dapat dipahami sebagai bentuk ritual budaya

populer massa yakni keimanan dan ketakwaaan muslim dapat dibentuk

melalui konsumsi komoditas religi. Dengan demikian, menjadi orang

alim sekarang ini dapat dikonstruksi sekaligus pula diakui oleh orang

lain di sekelilingnya. Maka pembahasan mengenai kedua ritual

kesalehan sosial tersebut akan dibahas sebagai berikut.

33

Wasisto Raharjo Jati Kesalehan Sosial, Sebagai Ritual....... h, 337 34

Haris Riadi, Kesalehan Sosialsebagai Parameter Kesalehan Keberislaman :Jurnal

Pemikiran,Vol.39,No.1 Januari - Juni 2014.h 51 35

Wasisto Raharjo Jati Kesalehan Sosial, Sebagai Ritual....... h, 343

34

Dikutip dari bukunya Hilmy put Islam at the centre of the public

domain36

, Adanya pola institusionalisasi terhadap pola kesalehan sosial

pada dasarnya bertujuan untuk menempatkan Islam sebagai nilai umum

yang dominan. Hal itu merupakan bentuk kelanjutan dari adanya

wacana Islam publik yang dikembangkan kelompok islamis pasca orde

baru.

Dikutip dari buku Latief dikarenakan perlunya adanya pengawalan

dari negara dan ulama untuk mengatur dan menjaga umat Islam agar

sesuai dengan dengan kaidah agama37

. Implikasinya adalah munculnya

berbagai macam produk legal mulai dari Kitab Hukum Islam (KHI),

ekonomi syariah, dan lain sebagainya yang kesemuanya itu

mencerminkan adanya sinergi antara dimensi ukhrawi dan duniawi

sehingga kesalehan sosial dibentuk berdasarkan proses taklid terhadap

ajaran agama dalam kehidupan.38

Adapun dari segi intimitas, ritual

kesalehan sosial bagi kelompok kelas menengah muslim sendiri

dibentuk berdasarkan prinsip al-maslahah al-ammah (kebajikan untuk

umat).

Dalam perspektif Islam, manusia di samping diberikan kebebasan

untuk berusaha dan berikhtiar, dan berrelasi, tetapi Tuhanlah sebagai

pusat relasi dan semua keputusan vonis berada di atas iradah-Nya

(antropho-theosentris). Sebagaimana kesalihan sosial adalah bentuk

perilaku keagamaan seseorang yang lahir dari sikap keagamaan,

36

Hilmy put Islam at the centre of the public domain. Thn 2010., h. 343 37

Latief Kebajikan Untuk Umat, Thn, 2013, h. 187 38

Latief, prinsip al-maslahah al-ammah kebajikan untuk umat. Thn 2013 h. 187

35

sementara sikap keagamaan lahir dari pemahaman seseorang atas nilai-

nilai yang difahami (kognitif), dirasakan (afektif), dan dilakukan

(konatif). 39

Sebagai perilaku keagamaan, maka konsepsi Islam di atas, lebih

dapat menjelaskan tentang kesalihan sosial sebagai bagian dari

perbuatan manusia. Ini didasari atas beberapa pemikiran yaitu,

Pertama,perbuatan manusia banyak didasari atas kehendak dirinya dan

tidak bisa semata-mata didasari atas determinan sebagaimana dalam

psikoanalisa, atau sebagai diri. Kedua, salah satu karakteristik manusia

adalah adanya kesadaran untuk selalu introspeksi, berdialog dengan

dirinya sendiri, dan selalu berhubungan dengan lingkungan alam fisik.

Manusia selalu berinteraksi dengan diri sendiri, lingkungan sekitar, dan

alam keruhanian. Semenjak awal telah menjelaskan bahwa manusia

adalah satu-satunya makhluk yang dalam unsur penciptaannya terdapat

ruh Ilahi. Kesalihan sosial adalah bagian dari interaksi seseorang

dengan pengalaman keruhaniannya. Ketiga, sebagai makhluk

berkesadaran, perilaku manusia didasari atas pilihan dan putusan

rasional. Maka perilaku manusia seharusnya bisa terlepas dari pengaruh

lingkungan sekitarnya. Seorang yang salih akan tetap salih meski

lingkungan sekitarnya banyak kriminalitas, korupsi, dan kejahatan

lainnya.40

39

Abdul Jamil WahabIndeks Kesalehan Sosial Masyarakat Indonesia. h. 11

40

Abdul Jamil WahabIndeks Kesalehan Sosial.... h.12

36

2. Bentuk-bentuk Keshalehan sosial

Dalam perspektif para pemikir muslimin manusia tidak semata-

mata sebagai makhluk yang harus melakukan pengabdian ibadah

kepada Tuhan secara individual semata, namun memeiliki tugas dan

peranan sosial taitu menciptakan tata sosial moral yang egalitarin sikap

yang cocok dengan masyarakat Islam dan adil, menghilangkan fasad

atau bentuk-bentuk kejahatan yang dapat membinasakan masyarakat.41

Oleh sebab itu perlu ditanamkan sikap keshalehan sosial yang

meliputi:

1. Solidaritas sosial.

2. Toleransi.

3. Kerja sama.

4. Tengah-tengah.

5. Stabilitas.

Ibadah-ibadah yang memiliki efek terhadap keshalehan sosial adalah

perintah-perintah agama yang berkaitan dengan ibadah induvidual

selalu memperlihatkan tugas dan fungsinya, pada satu sisi ia merupakan

cara seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah,

membersihkan hati, membebaskan diri dari ketergantungannya selain

kepada Allah Swt dan pada saat yang sama ia menyatakan tuntutannya

41

Khoirul Tamawi, Pengaruh Zikir Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah Kerhadap

Keshehan Sosial Santri Di Pondok Pesantren Anwarul Huda Karangbesuki Malang,h. 4

37

kepada manusia untuk melakukan tanggung jawab sosial dan

kemanusiaan. Ibadah-ibadah tersebut antara lain:

a. Ibadah shalat

Shalat merupakan sarana menghadirkan Allah Swt dalam

setiap individu, kesadaran akan kehadiran Allah Swt akan

menjadikan manusia selalu menjalani hidupnya dengan

kebaikan-kebaikan dan menjauhi keburukan-keburukan. Hal ini

di jelaskan dalam Al-Qur‟an Qs. Al-Ankabut : 45

ٱ هى عن لت ة ت ن ة إن ٱلصلو ب وأقم ٱلصلو ما أوحي إليك من ٱلكت ي علم ما تصن عون ٥٤ٱلفحشاء وٱلمنكر ولذكر ٱلل أكب ر وٱلل

Artinya: Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab

(Al Quran) dan dirikanlah shat. Sesungguhnya shat itu

mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan

sesungguhnya mengingat Allah (shat) adalah lebih besar

(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah

mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Dan pernyataan yang lebih jelasnya terdapat dalam Qs. Al-Ma‟un :1-7

Artinya: Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama, Itulah

orang yang menghardik anak yatim, dan tidak

menganjurkan memberi makan orang miskin, Maka

kecelakaanlah bagi orang-orang yang shat, (yaitu) orang-

38

orang yang lalai dari shatnya, orang-orang yang berbuat

riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna.

a. Ibadah puasa

Ibadah puasa, selain merupakan proses menghadirkan Allah Swt,

kedalam diri seorang muslim ini merupakan cara untuk mengendalikan

ego yang sering kali menuntut dan mendesak kehidupan hedonistik.

Terdapat dalam Al-Qur‟an QS. Al-Baqarah: 183

يام كما كتب عل ي ها ٱلذين ءامنوا كتب عليكم ٱلص ى ٱلذين من يقون ٣٨١ق بلكم لعلكم ت ت

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar

kamu bertakwa.

Bentuk-bentuk keshalehan sosial adalah keseimbangan dan kelestarian

lingkungan hidup, bahkan seluruh aspek kehidupan manusia merupakan

kunci kesejahteraan. Stabilitas kehidupan memerlukan keseimbangan dan

kelestraian di segala bidang, baik yang bersifat kebendaan maupun yang

berkaitan dengan jiwa, akal, emosi, nafsu dan jiwa manusia. Islam

sebagaimana dalam beberapa ayat Al-Qur‟an dan juga hadits menuntut

keseimbangan dalam hal tersebut. Kenyataan dimana-mana menunjukan

lingkungan hidup mulai tergeser dari keseimbangannya. Ini merupakan

akibat dari berbagai kecendrungan untuk cepat mencapai kepuasan

lahiriah, tanpa mempertimbangkan disiplin sosial, dan tanpa

mempertimbangkan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang

39

akan terjadi dimasa yang akan datang yang akan menyulitkan generasi

selanjutnya.

40

BAB III

METODLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berprinsip tentang

pengelaborasian dan pengolahan gejala yang terjadi atau menemukan

unsur-unsur atau pengetahuan yang belum ada dalam teori yang

berlaku. Disinilah kedalaman dan keleluasan serta holistik42

penelitian

kualitatif menjadi penekanan disamping aspek ruang lingkup dan fokus

penelitian harus dijaga.43

Peneliti bukan hanya mengumpulkan data

sekali jadi atau sekaligus dan kemudian mengolahnya, melainkan

tahap demi tahap dan makna disimpulkan selama proses berlangsung

dari awal sampai akhir kegiatan.44

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang penulis lakukan adalah pendekatan

fenomenologi. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau

mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari

oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.45

Penelitian ini

42

Holistik adalah corak khas dan suatu kelebihan dalam konsepi filosofis, sebab justru

filsafat berupaya mencapai kebenaran yang utuh. Anton Bakker, Metodologi Penelitian Filsafat,

(Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 46. 43

Syafwan Rozi, Metodologi Penelitian Agama, “Disusun Untuk Disampaikan dalam

Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pada Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin Adab Dan

Dakwah IAIN Bukittinggi”, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2017, h. 33. 44

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

Jakarta: Prenadamedia Group, 2014), h. 328. 45

Danu Eko Agustinova,”memahami metode penelitian kualitatif, teori dan praktik”,(

Yogyakarta : Calpulis),2015 h. 28

41

dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam

memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Konsep dasar

fenomenologi adalah kompleksitas realitas atau masalah itu

disebabkan oleh pandangan atau perspektif subjek. Karena itu, subjek

yang berbeda karena memiliki pengalaman berbeda akan memahami

gejala yang sama dengan pandangan yang berbeda.46

Pendekatan fenomenologi lebih ditekankan kepada kaum

fenomenologi yang subjektif dari perilaku orang.47

C. Lokasi Penelitian Dan Objek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi yang peneliti lakukan adalah di Kasiak Koto

Sani Kabupaten Solok. Alasan penulis memeilih lokasi penelitian

di Kasiak Koto Sani Kabupaten Solok ialah karena penulis

menemukan suatu permasalahan yang perlu penulis teliti dan

pecahkan. Jadi penulis membatasi skop penelitian di Kasiak Koto

Sani Kabupaten Solok, itulah yang menjadi pertimbangan penulis

untuk melakukan penelitian di Kasiak Koto Sani Kabupaten Solok

tersebut.

2. Objek Penelitian

Adapun objek yang peneliti lakukan ialah terhadap

masyarakat di daerah Kasiak Koto Sani, Kabupaten Solok tersebut.

Di mana peneliti akan melakukan wawancara kepada warga

46

Syafwan Rozi, Metodologi Penelitian Agama, h. 35. 47

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 9

42

tersebut tentang bagaimana pelaksanaan Tarekat Qadiriyah dan

kesalehan sosial yang dilakukan oleh warga disitu.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian

yang dilakukan adalah penelitian lapangan, yaitu suatu penelitian yang

dilakukan turun langsung ke lapangan untuk mengamati dan

mengumpulkan data yang dapat menunjang serta berkaitan dengan

masalah yang penulis teliti. Untuk memperoleh data-data lapangan ini

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis

fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode observasi adalah hasil

perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari

adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan, atau suatu studi

yang disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena

sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan mengamati dan

mencatat. Data yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis

secara deskriptif-kualitatif, yaitu menyajikan data secara rinci serta

melakukan interpretasi teoritis sehingga dapat diperoleh gambaran

akan suatu penjelasan dan kesimpulan yang memadai.

Observasi juga bersumber dari catatan peristiwa. Berguna untuk

mencek keraguan validitas data untuk situasi yang rumit dan

prilaku yang kompleks. Pada saat-saat tertentu jika metode lain

43

tidak memungkinkan maka observasi lebih memungkinkan untuk

dilakukan.48

2. Wawancara

Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang berbentuk

pertanyaan secara lisan. Melalui wawancara penulis akan dapat

mengetahui h-h yang lebih mendalam tentang partisipan dalam

menginteroretasikan situasi dan fenomena yang terjadi, yang mana

ini tidak bisa ditemukan hanya dengan observasi saja. Wawancara

berbeda dengan interview yaitu metode pengumpulan data dengan

cara tanya jawab terstruktur dengan sistematis walaupun pada

kesempatan tertentu wawancara terstruktur juga mirip dengan

interview. Adapun jenis wawancara, yaitunya:

Pertama, wawancara terstruktur yaitu wawancara yang

dilakukan dengan terlebih dahulu membuat daftar pertanyaan yang

kadangkala disertai jawaban alternatif. Bertujuan untuk

mengumpulkan data dengan lebih terarah kepada tujuan penelitian.

Wawancara terstruktur digunakan karena informasi yang akan

diperlukan penelitian sudah pasti.49

Kedua, wawancara tidak berstruktur yaitu wawancara yang

dilakukan dengan tidak menyusun daftar pertanyaan lebih dahulu

tetapi merencanakan aspek yang akan ditanyakan supaya lebih

mengarah. Dalam h ini pewawancara bebas mengajukan

48

Syafwan Rozi, Metodologi Penelitian Agama, h. 71 49

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2013), h. 162

44

pertanyaan dan mengorek informasi sepuasnya dari sumber

informasi.50

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan atau karya seseorang tentang

sesuatu yang sudah berlalu. Dokumen itu dapat berbentuk teks

tertulis, gambar maupun foto. Dokumen tertulis dapat pula berupa

sejarah kehidupan (life history), biografi, karya tulis, dan cerita.51

E. Analisis Data

Analisis data penelitian kualitatif dilakukan dengan

mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang

penting dan mana yang akan dikaji dimulai sejak sebelum peneliti

memasuki lapangan, dilanjutkan pada saat peneliti berada dilapangan

secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas

sehingga datanya jenuh. Kejenuhan data ditandai dengan tidak

diperolehnya lagi data atau informasi baru.52

F. Teknik Triangulasi Data

Triangulasi data adalah untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa

sumber. Data dari berbagai sumber tersebut, nantinya dideskripsikan,

dikategorikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana

yang spesifik dari sumber-sumber itu, tidak bisa dirata-ratakan seperti

50

Syafwan Rozi, Metodologi Penelitian Agama..., h. 76-77 51

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif..., h. 391 52

Danu Eko Agustinova, memahami metode penelitian.....,h. 63

45

dalam penelitian kuantitatif. Setelah menghasilakn kesimpulan

selanjutnya dimintakan kesepakatan dengan sumber-sumber data

tersebut.53

Dalam menguji krediabilitas data terhadap hasil penelitian ini,

penulis menggunakan triangulasi data. Dimana triangulasi dalam

pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari

berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.54

Triangulasi dengan sumber berarti menggali kebenaran dengan

informasi tertentu melalui berbagai sumber untuk memperoleh data.

53

Danu Eko Agustinova, memahami metode penelitian.....,h. 47 54

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendekatan..., h. 341

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Sejarah singkat lahirnya tarekat di Kasiak Koto Sani, Kab. Solok

Pada awal berdirinya tarekat qodiriyah di Kasiak Koto Sani saat

Tuangku berada di Padang, dimana beliau ingin mendaftarkan sir

kedalam Litbang, sir adalah kitab khusus membahas ilmu ketuhanan

yang akan dipelajari dalam mengembangkan tarekat qodiriyah ini.

Namun pada saat itu Litbang belum ada di Padang, tetapi litbang hanya

ada di Jakarta yang berada di bawah pimpinan Prof. Dr.Ahmad

Rahman, M. Ag tentang keaslian sir yang di dapat oleh Tuangku

Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Prof. Dr. H. Nazarudin Umar dan

Prof. Dr. H.M. Bambang Pranowo, M.A sudah menjadi jamaah dan

sudah mengambil bai‟at kepada Tuangku Syaikh Muhammad Ali

Hanafiah. Setelah diteliti maka lembaga penelitian menyatakan bahwa

sir yang turun kepada Syaikh Muhammad Ali Hanafiah itu adalah

benar dan dapat dikembangkan. Setelah mendapatkan izin untuk

menyebarkan sir, maka sir dibukukan dan disebarluaskan dengan

berdiri tarekat qodiriyah di Kasiak Koto Sani.55

Setelah itu baru mulai masuk ke Koto Sani bermula dari Tuangku

memiliki seorang kenalan di daerah Padang Belimbing anak Ayah,

55

Wawancara dengan Umi Ridha, Tanggal 25 Oktober 2019 di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

47

dan anak itu memiliki nama Buya Andi, maka Buya Andi merupakan

orang bertarekat juga dan Tuangku pergi menemui Buya Andi yang

bertempat tinggal di Padang Belimbing untuk membahas maslah

tarekat yang dimiliki Tuangku untuk dikembangkan dan Buya Andi

menerima ajakan bertarekat yang diusulkan oleh Tuangku. Dan Ayah

memiliki tanah di daerah Kasiak Koto Sani Nagari Ujung Kampung

dan diwakafkanlah oleh Ayah tanah itu kepada Tuangku maka

sampaialah tarekat itu di Ujung Kampung. Pertama di bangun jamaah

yang datang dari padang berjumlah sekitar 15 orang, Padang

Belimbing juga begitu, yang jamaah dari daerah terdekat belum ada

hanya Ustad Efriadi yang ada dan datanglah kakak Tati, kakak Rio

yang berinisiatif untuk mendirikan sebuah MDA.56

Mereka membangun sebuah pendidikan MDA yang berjumlah

murid sekitar 20 orang, dan setelah itu para jamaah mulai berdatangan

dari Paninggahan yang dibawa oleh Buya Zul, dan barulah jamaah

mulai berdatangan dari Padang, Padang Belimbing, Paninggahan dan

mulai bergabung orang Kasiak Ujuang Kampuang.

Setiap kunjungan pengajian jumlah jamaah selalu meningkat dan

bertambah hinggga berkembang pesat yang pengajiannya hanya

dilakukan sekali dalam seminggu pada sabtu malam. Perkembang

tarekat ini berjalan dengan baik hingga sekarang bahkan jumlah

jamaah sudah mencapai ribuan. Jumlah surau hanya satu, bangunan

56

Wawancara dengan Putri Ayu, tanggal 15 Juni 2019 di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

48

kantor dan bangunan mes. Surau suluk pertama terbuat dari bangunan

kayu yang berukuran 5 m x 9 m dengan jamaah sekitar 50 orang, pada

tahun berikutnya pondok kayu tempat suluk pertama itu di bangun

pada tahun 1998. Pada 2001 di bangun gedung bertingkat yang semi

permanen. Pada 2016 barulah dibangun surau suluk yang bisa

menampung jamaah dengan jumlah yang besar, agar para jamaah yang

datang tidak merasa kesempitan lagi seperti surau yang pertama kali di

bangun. Surau suluk yang baru telah diresmikan pada bulan april 2017.

Pondok Pesantren Taruna Rabbani terletak di daerah Desa Kasiak,

Koto Sani, Kabupaten Solok Kecamatan X Koto Singkarak Provinsi

Sumatera Barat, lokasi yang lebih tepatnya terletak di Ujung

Kampung. Yang lokasinya terletak lumayan jauh untuk sampai kesana,

karena bisa dikatakan lokasinya agak terpelosok ke dalam dikarenakan

mereka baru berdiri. Karena baru berdiri pondok pesantren termasuk

kedalam Jorong Kasiak Kenagarian Ujung Kampung, luas wilayah

secara keseluruhan 3 Ha, secara garis besar pembatasan wilayah

Pondok Pesantren Taruna Rabbani termasuk kedalam perbatasan

dengan Nagari Saniangbaka, jumlah penduduk yang tinggal di

Pesantren berjumlah 15 Kartu Keluarga (KK) karena pembuatan

pembagian wilayah yang baru belum di perbaharui semenjak tahun

49

2015 sampai sekarang. Jadi, data yang dapat diperoleh itu hanyalah

dari data yang lama.57

Sejarah tarekat qodiriyah di Indonesia berasal dari Makkah al-

Musyarrafah, tarekat qodiriyah menyebar ke Indonesia pada abad ke-

16, khususnya di seluruh Jawa, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah dan

Jawa Timur. Syaikh Abdul Karim adalah murid kesayangan Syaikh

Khatib Sambas yang bermukim di Makkah, merupakan ulama paling

berjasa dalam penyebaran tarekat qodiriyah. Murid-murid Sambas

yang berasal dari Jawa dan Madura setelah pulang ke Indonesia

menjadi penyebar tarekat qodiriyah tersebut. Tarekat ini mengalami

perkembangan pesat pada abad ke 19, terutama ketika menghadapi

penjajahan Belanda.

Tarekat adalah suatu jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi

dengan tujuan merasa sedekat mungkin dengan Tuhan. Tarekat

qodiriyah mempunyai ajaran-ajaran yang berupa wirid-wirid dan

dzikir-dzikir. Sedangkan pada dzikirnya dinamakan dzikir nafi‟ itsbat

atau dzikir jahr yang dilakukan dengan bersuara الاله االهللا. Hal ini

dilakukan demikian, sebab dzikir tidak hanya berarti mengingat Allah,

dzikir melibatkan aktivitas menyebut nama Allah berulang-ulang.

Obyek aktivitas mengingat Allah yang realitas terungkap dengan

secara padat dalam kalimat pertama syahadat yaitu : الاله االهللا (tidak ada

Tuhan selain Allah) mengandung keseluruhan nama Allah yang

57

Wawancara dengan Putri Ayu, tanggal 15 Juni 2019 di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

50

disebutkan dalam Al-Qur‟an. Dan merupakan dzikir yang paling baik.

Orang yang pertama kali menganjurkan dzikir nafi‟ itsbat adalah

Sayyidina Ali Karramahu Wajhah, yang kemudian menurun kepada

Sultanul Auliya‟ yaitu Syaikh Abdul Qadir Jailani. Setelah dzikir ini

dijalankan oleh Syaikh Abdul Qadir Jailani kemudian dinamakan

dzikir Qadiri atau tarekat qodiriyah.

Menurut keyakinannya, kalau ia bersumpah dengan mengangkat

Al-Qur‟an di kepala, Tuhan akan segera mengabulkannya. Hanafiah

kecil kembali bersumpah, kalau engkau ya Tuhan tidak

memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Mu malam ini, saya tidak akan

mempercayai lagi keberadaan-Mu. Waktu itu hujan rintik-rintik

disertai kilat, kemudian ia menengok ke langit tiba-tiba ia melihat kilat

yang berlafaskan „Allah‟.

Pada malam itu juga, antara sadar dan tidak, ia di datangi oleh

Syaikh Abdul Qadir Jailani (471 H- 561 H / 1078 M- 1166 M) untuk

memberikan bimbingan keagamaan. Sebelum Abdul Qadir Jailani

masuk ia memberi salam terlebih dahulu, kemudian ia

memperkenalkan dirinya, tetapi Hanafiah tidak menjawab salamnya,

karena ia tidak mengetahui siapa Abdul Qadir Jailani itu. Kemudian ia

mencari tahu, dan bertanya kepada orang di sekitarnya. Setelah ia

mengetahui bahwa dia itu adalah seorang ulama yang memiliki

kekeramatan, maka baru malam ketiga dijawab salamnya, dan pada

waktu itu juga Syaikh Abdul Qadir Jailani masuk mengajarkan agama,

51

terutama meyakinkan Hanafiah bahwa Tuhan itu benar-benar ada, dan

tidak diragukan keberadaan-Nya. Syaikh Abdul Qadir Jailani juga

menganjurkan Hanafiah membaca surah Al- Kahfi tujuh malam

berturut-turut.

Satu demi satu ilham Sirriyah itu ditulis, kemudian ia

memperlihatkan kepada salah seorang sahabatnya, Zulkifli Zukma

yang pada saat itu berstatus sebagai mahasiswa IAIN Imam Bonjol

Padang (selanjutnya ia menjadi mursyid pertama). Zulkifli membawa

satu lembar ke IAIN Padang dan ia memperlihatkan kepada teman-

temannya. Mereka takjub melihat keindahan kalimat-kalimat tersebut,

bahkan diantara mereka ada yang mengatakan mirip dengan hadist

qudsi, dan muncullah beberapa nama seperti qalam gaib, kalam sir,

dan kalam ilham atau kalam sirriyah.

Pada bulan April tahun 2000, Tuangku Hanafiah melaksanakan

ibadah haji, beberapa warga negara Saudia Arabiah, keturunan

Indonesia belajar kepadanya, di antaranya Lukman berasal dari

Jakarta, Jamil Aceh, dan Syamsuddin. Yang terakhir ini pernah

menjadi juru masak kerajaan Arab Saudi.58

Pada awal 2000, Tuangku Hanafiah bersama majelisnya

mendirikan suatu lembaga pengkajian dan pengembangan tasawuf

yang di namai TICI (Tasawuf Islamic Centre Indonesia). Lembaga ini

diresmikan oleh Gubernur Sumatera Barat, dan Kanwil Departemen

58

Ahmad Rahman, Sastra Illahi Ilham Sirriyah Tuangku Syaikh Muhammad Ali

Hanafiah, ( Jakarta Selatan: PT. Kresna Prima Persada), Mei 2004, h. 22

52

Agama Sumbar duduk sebagai penasehat. Tuangku Hanafiah dikenal

sebagai Guru Besar TICI, sejak tahun 2004, TICI dipindahkan ke

Jakarta.

Tuangku Hanafiah menyunting gadis berdarah Jawa Bukittinggi

bernama Yuli (dipanggil Ummi) yang baru dikenalnya beberapa

minggu ketika ia mengikuti zikir di TICI. Pada bulan Maret 2002, ia

menikah di Kota Solok, tempat kediaman kedua orangtua isterinya.

Pada tanggal 27 Desember 2002, Tuangku Hanafiah dan isterinya

dikaruniai tiga orang anak laki-laki yang diberi nama Muhammad Isa

Rabbani, Muhammad Daud Rabbani dan Muhammad Ibrahim

Rabbani, dan memiliki seorang putri cantik yang telah meninggal

dunia pada usia 2 tahun yang diberi nama Az Zahra Putri Ar Ridha.59

Menurut Tuangku Hanafiah “Seorang yang mencari Tuhan

tidaklah mesti ia meninggalkan kehidupan dunia, karena dunia

diciptakan untuk kita, namun bukan untuk dicintai. Ambilah manfaat

dunia ini untukmu, lalu tinggalkan segala keindahannya dari pada

dirimu, niscaya kamu akan menemui dunia ini menjadi alat bagimu

untuk mencapai Tuhanmu.

Pada tahun 2000 Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah

mendirikan Tasawuf Islamic Centre Indonesia ( TICI) yang kini

berpusat di Jakarta. Di tahun 2002 Tuangku juga membangun Pondok

Pesantren Tasawuf Rabbani di Solok, Sumatera Barat, sebagai pusat

59

Bambang Pranowo, Inilah Aku Hidangan Nurani (Ilham Sirriyah) Tuangku Syaikh

Muhammad Ali Hanafiah, (Jakarta Selatan: Desember 2011), h. 176

53

latihan ruhani (Riyadhah) bagi murid- muridnya serta orang- orang

yang tertarik belajar tasawuf. Tuangku Hanafiah juga mendirikan

berbagai macam usaha untuk meningkatkan perekonomian ummat,

baik di bidang jasa, penjualan, pertanian, perkebunan, perternakan dan

pertambangan yang semuanya dijalankan oleh murid- murid Tuangku

dengan satu tujuan yakni, Islam bersatu Islam adalah yang berbagi.60

Semenjak tahun 2000 kalam sirriyah Tuangku Hanafiah telah

tersebar dibeberapa Negara diantaranya, Irak, Iran, Arab Saudi, Uni

Emirat, Mesir, Amerika Serikat, Australia, Inggris, Afrika Selatan,

Belanda dan pada Negara- negara Asia Tenggara. Penyebaran kalam

ilham Tuangku melalui murid- murid beliau sendiri yang berada di

negara- negara tersebut diatas dan juga melalui kalam ilham yang telah

dibukukan, seperti yang ada di tangan kita sekarang.61

a. Jumlah Surau

Jumlah surau yang terdapat di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani itu hanya berjumlah satu,karena surau ini juga terbilang

baru di dirikan dan di resmikan. Tarekat ini juga mendirikan

sebuah „Surau Suluk‟ sebagai tempat berkumpul untuk untuk

melaksanakan kajian, zikir, riyadhah/ latihan dan bersilahturrahmi.

Surau suluknya diberi nama „Surau Suluk Rabbani. Surau Suluk

Rabbani sangat layak di katakan surau karena sangat luas dan dapat

60

Wawancara dengan Umi Ridha, Tanggal 26 Oktober 2019, di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok. 61

Bambang Pranowo, Inilah Aku Hidangan Nurani (Ilham Sirriyah) Tuangku Syaikh

Muhammad Ali Hanafiah, (Jakarta Selatan: Desember 2011), h. 177

54

menampung jamaah kurang lebih dari 4000 orang jamaah

pengajian ataukurang lebih dari 1500 orang salik dalam satu

kegiatan suluk.

Surau suluk juga berfungsi sebagai pusat informasi dan

kontak mengenai kehidupan di luar negeri, kaum laki-laki muda di

surau mendengarkan cerita-cerita mengenai kehidupan di luar

negeri dari perantauan dan orang-orang yang lebih tua. Perantau

menceritakan pengalaman hidupnya selama berada di rantau. Jadi,

sedemikian yang sangat penting dalam bidang sosial maupun

keagamaan.

Surau Suluk Rabbani sebagai pusat kegiatan tarekat

qodiriyah mendidik murid-murid untuk besungguh-sungguh belajar

dan melatih diri agar jangan sampai dunia hawa nafsu dan setan

yang mengatur dan mengendalikannya. Disurau inilah mereka

berusaha, melatiah diri dan dibimbing untuk menghidupkan

kembali getar hati ketika menyebut nama Allah Swt (rasa iman

atau rasa ber-Tuhan) „ihsan yaitu beribadah seakan-akan

berhadapan dengan Allah Swt atau sekurang-kurangnya yakin

Allah sedang memperhatikannya.62

Surau Suluk juga dijadikan sebagai pusat pengembangan

dan ilmu pengetahuan bagi santri-santri yang sedang melakukan

62

Wawancara dengan Maweldison, Tanggal 5 Juli di Pondok Pesantren Taruna Rabbani

Kabupaten Solok.

55

proses pembelajaran di pondok pesantren tersebut, surau juga di

jadikan tempat untuk pengembangan diri dan tempat beribadah.

b. Jumlah Jama‟ah Pengajian

Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada saat

pengamatan jumlah jamaah yang mengikuti pengajian pada setiap

harinya itu terkadang mencapai ratusan orang, apalagi pada saat

guru besar sedang berada di pondok pesantren para jamaah sangat

bersemangat mendengar pengajian yang di berikan oleh sang guru

besar byang di sebut sebagai Tuangku.

Dalam melaksanakan pengajian para jamaah sangat

antusias dalam mendengarkan pengajian yang disampaikan oleh

guru ataupun para mursyid bahkan kalifah yang telah di pilih

secara langsung oleh guru besar atau yang disebut sebagai

Tuangku, jamaah yang datang dalam pengajian di Pondok

Pesantren Taruna Rabbani datang dari berbagai daerah yang

tidaklah dekat dari pemukiman dimana pengajian itu dilaksanakan.

Jamaah yang datang ke pesantren untuk mendengarkan pengajian

pada setiap hari kamis dan hari sabtu itu terbilang sangat jauh dan

membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk dapat sampai ke

Pesantren Rabbani itu.63

63

Wawancara dengan Eka Diantarsa, pada tanggal 12 Juli di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

56

c. Mata Pencaharian masyarakat Koto Sani

Mata pencarian yang dilalukan di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani di mana tempat saya melakukan penelitian tersebut adalah

berdagang dan dengan bidang mata pencaharian lainnya yang dapat

menghasilkan uang agar dapat menghidupi keluarga dan memenuhi

kebutuhan sehari-harinya. Terkadang mata pencaharian yang

dilakukan dengan cara berdangang itu dilakukan pada saat hari

pengajian dan bahkan di hari lain juga ada.64

Mata pencarian atau usaha yang ada di lingkungan pondok

pesantren taruna rabbani itu seperti: pertambangan, bertani,

berkebun. Dengan hasil itulah warga yang tinggal dan berada di

lingkungan pesantren dicukupi segala kebutuhan dengan cara yang

sederhana tidak lebih dari yang sewajarnya tidak mengikuti

duniawi, jika mengikuti duniawi maka disitulah ego dan hawa

nafsu akan mempengaruhi akal dan fikiran kita maka dari situlah

64

Wawancara dengan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Tanggal 25 Oktober

2019 di Pondok Pesantren Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

57

semua warga yang ada di lingkungan pondok di uji dengan semua

keterbatasan yang ada.

2. Pelaksanaan Tarekat Qodiriyah

a. Guru

Maulana Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

(Tuangku Hanafiah Grand Mursyid Qodiriyah Hanafiah) adalah

salah satu ulama nusantara yang kembali memurnikan dan

mengangkat nilai- nilai tauhid pada ajaran- ajaran tasawuf di

Indonesia. Tuangku Hanafiah berupaya untuk memperkenalkan

kembali ajaran tasawuf murni yang terlepas dari pengaruh yang

cendrung mengarah kepada mistis yang berdampak buruk serta

ajaran- ajaran yang menyimpang dari pada ajaran tasawuf dan

banyak juga diantaranya yang bukan ajaran tasawuf malah

mengatas namakan dirinya kelompok tasawuf.65

Khususnya di Indonesia keprihatinan Tuangku Syaikh

semakin mendalam melihat praktek- praktek tasawuf yang

seharusnya lebih mendekatkan hamba kepada Allah Swt, malah

hanyut dengan ritual- ritual yang bukan lahir dari ajaran tasawuf,

semakin membuat hamba jauh dari nilai- nilai ketuhanan itu

sendiri, bagi Tuangku Hanafiah, tasawuf merupakan “ruh” Islam

yang semestinya dipelihara kemurniannya bahkan dengan “ruh”

inilah Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam.

65

Wawancara dengan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani, tanggal 26

September 2019 di Pondok Pesantrentaruna Rabbani Kabupaten Solok.

58

Tuangku Hanafiah sudah di kenal sebagai Grand Mursyid

Tarekat Qodiriyah Hanafiah yang lahir dari pasangan Sudirman

Anwar dan Lisda Galib yang berasal dari Padang Sumatera Barat,

kakek dari garis ayah beliau bernama Anwar Ibrahim memiliki dua

istri, Siti Sarah dan Siti Hajjar. Dari pada Siti Hajjar lahir dari ayah

kandung Tuangku Hanafiah.

Semenjak umur 12 tahun, Tuangku Hanafiah dan adik-

adiknya telah kehilangan ayahnya yang meninggal dunia pada usia

40 tahun. Tuangku Hanafiah memiliki dua orang adik yang salah

satunya meninggal diusia muda. Pada tahun 2002, Tuangku

Hanafiah menikah dengan wanita berdarah Jawa yang akrab

dipanggil Ummi Ridha serta dikaruniai tiga orang putra,

Muhammad Isa Rabbani, Muhammad Daud Rabbani, Muhammad

Ibrahim Rabbani dan satu orang putri yang telah meninggal dunia

pada usia 2 tahun yang bernama Az- Zahra Putri Ar- Ridha.

Tuangku Hanafiah hingga kini telah mengambil bai‟at 27

tarekat di dunia, lima diantaranya yang berkembang di Indonesia

yakni, Qodiriyah, Naqhsabandiyah, Mawlawiyah, serta

Khalawatiyah. Beliau sendiri diamanahkan untuk memimpin

Tarekat Qodiriyah Hanafiah, karena secara silsilah beliau masih

dzurriyat atau keturunan Syaikh Abdul Qodir Al- Jailani di Irak

yang ke- 19 dari jalur Ahmad Musa Bin Abdul Qodir Al- Jailani.

59

Tuangku Hanafiah, telah menerima ilham langsung dari

Allah Swt semenjak beliau berumur 17 tahun ketika di bangku

kelas tiga disalah satu STM Kota Padang. Dalam perjalanan

spiritualnya, Tuangku Hanafiah sering mengalami peristiwa-

peristiwa di luar nalar manusia, diantaranya beliau telah

mengalami mati suri lebih dari 7 kali, bahkan sempat dikubur

selama 3 hari 2 malam dan sampai saat ini pakaian dan bekas

kuburan-nya dijaga serta dan di simpan oleh murid- murid

Tuangku Hanafiah. Terakhir beliau mengalami mati suri disaat

beliau menunaikan ibadah haji ke Mekkah pada tahun 2000,

sempat berita kematian Tuangku tersiar hingga ke telinga murid-

murid beliau di tanah air, dan peristiwa tersebut hanya terjadi

beberapa jam saja, yang akhirnya melegakan perasaan murid-

murid dan keluarga beliau.66

Menurut Tuangku Hanafiah, sekalipun ratusan ataupun

ribuan kalam ilham yang telah diterima Tuangku, maka tidak akan

pernah menandingi keagungan Al-Qur‟an, karena bagi Tuangku,

ilham yang diterimanya hanyalah resep qalbu dari Allah Swt bagi

kita untuk mencapai jalan yang lebih cepat menuju titik dekat

bersama Allah Swt, sedangkan Al-Qur‟an dan Sunnah ibarat bahan

66

Wawancara dengan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Tanggal 26 Oktober

2019 di Pondok Pesantren Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

60

dasar atau bahkan bahan pokoknya yang serta merta wajib dipakai

bagi setiap pemakai resep tersebut.67

Diantara ribuan kalam yang beliau terima maka diantaranya

telah dibukukan dan diterbitkan oleh Litbang Kementrian Agama

RI serta diseminarkan diberbagai lembaga termasuk di UIN Syarif

Hidayahtullah Jakarta. Semenjak tahun 2000, kalam ilham sirriyah

Tuangku Hanafiah juga sudah tersebar ke beberapa negara

diantaranya Irak, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat, Mesir, Inggris,

Belanda, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia dan negara-

negara lainnya di Asia Tenggara.

Tuangku Hanafiah, bersama murid- muridnya telah

mendirikan beberapa organisasi Islam dan lembaga kajian Tasawuf

yang sering diundang dalam seminar Nasional maupun

Internasional, termasuk diantaranya, Persaudaraan Muslim Sedunia

Foundation, Tasawuf Islamic Center Indonesia, Majelis Rabbani

Indonesia, dan Dewan Ulama Tarekat Indonesia. Khusus di

Sumatera Barat tepatnya di Nagari Koto Sani Kabupaten Solok

beliau mendirikan Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani dan Surau

Suluk yang dapat menapung empat ribuan jamaah dan

menjadikannya surau suluk terbesar di Pulau Sumatera. Pelatihan

atau Riyadhah Suluk diadakan sekali dalam tiga bulan dan untuk

Suluk Akbar diadakan setiap bulan Ramadhan, saat itu seluruh

67

Wawancara dengan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Tanggal 26 Oktober

2019 di Pondok Pesantren Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

61

jamaah Tuangku dari segala penjuru daerah datang untuk

menghadirinya. Kehadiran Pondok Pesentren Tasawuf Rabbani

serta Surau Suluk diharapkan dapat memperkenalkan langsung

praktek- praktek tasawuf yang benar dan tidak menyimpang dari

aqidah Islam dan terbuka untuk masyarakat muslim Indonesia pada

umumnya dan khususnya muslim Sumatera Barat.

Selama 18 tahun berdakwah, Tuangku Syaikh Muhammad

Ali Hanafiah telah memiliki murid- murid dari berbagai kalangan,

Petani, Pedagang, Pengusaha, Pejabat, Militer, Intelektual bahkan

Ulama, yang tersebar diseluruh Indonesia hingga ke Manca Negara

pada saat ini Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah berdakwah

berpindah- pindah daerah Indonesia.

Dalam tarekat lain mereka memandang bahwa guru

sangatlah di muliakan dan sangat di agung-agungkan, karena

mereka sangat menghormati guru/ mursyid di dalam bertarekat

seorang murid akan lebih memepercayai seorang guru yang ada

dalam terekat tersebut.

Guru ataupun Mursyid yang ada dalam tarekat sangatlah

dipercaya, baik itu dari segi amalan maupun tindakan yang

diberikan oleh guru kepada para pengikutnya agar tidak salah

dalam bertindak dan berkata kepada orang lain.

62

Guru merupakan aspek besar dalam penyebaran ilmu,

apalagi ilmu yang disampaikan dan di sebarkan oleh guru adalah

ilmu agama yang sangat mulia.

b. Murid

Di dalam kita bertarekat, pasti memiliki aturan adab

seorang murid terhadap guru yang baik yang harus di patuhi oleh

seorang murid agar bisa memperoleh kajian yang baik.68

Adab murid terhadap guru sebagai berikut:

1. Menghormati guru.

Soerang guru merupakan sauri tauladan untuk manusia

setelah memberikan contoh dalam penghormatan terhadap

seorang guru dalam bertarekat.

2. Adab duduk di hadapan guru.

Duduk dihadapan guru haruslah dengan sopan, tidak boleh

membentangkan kaki, tidak boleh bersandar, apalagi pada saat

berada dalam majelis.

3. Adab berbicara.

Berbicara kepada orang yang telah mengajarkan kita

kebaikan haruslah kita bersikap lebih baik dibandingkan jika

kita berbicara kepada orang lain.

4. Adab bertanya.

5. Adab mendo‟akan guru.

68

Wawancara dengan Putri Ayu, Tanggal 15 September 2019 di Pondok Pesantren

Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

63

6. Meneladani penerapan ilmu dan akhlaknya.

7. Sabar dalam bersamanya.

Tidak ada satupun manusia di dunia ini kecuali pernah

berbuat dosa, sebaik apapun agamanya, sebaik apapun

amalnya nya, sebanyak apapun ilmunya, selembut apapun

perangainya, tetap ada kekurangannya. Tetap bersabarlah

bersama mereka dan jangan berpaling darinya.69

Allah berfirman dalam Qs. Al Kahfi: 28

Artinya: Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang

menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap

keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari

mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan

janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami

lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya

dan adalah keadaannya itu melewati batas. Karena tidak ada

yang lebih baik kecuali bersama orang orang yang berilmu dan

yang selalu menyeru kepada Allah Swt.

Sifat seorang murid terhadap guru dalam bertarekat merupakan

rumah tarbiyah ruhani yang paling tinggi bagi seorang pencari tuhan,

dimana kehadiran seorang mursyid akan menjadi orang tua spiritual

sekaligus guru yang menterjemahkan segala kekurangan yang ada pada

69

Wawancara dengan Efriadi Tanjung, tanggal 14 September 2019 di Pondok Pesantren

Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

64

murid dalam bermujahadah menuju tuhannya. Maka sudah sepantasnya

seorang murid mengikuti perintah mursyidnya tanpa syarat dan alasan

apapun, sekalipun hanya dalam bahasa isyarat.

c. Amalan

Amalan wirid dan zikir yang di amalkan jam‟aah tarekat

qodiriyah yaitu:

1. Membaca Syahadat minimal 3x

شهد اى الاله اال هللا واشهد اى دمحما رسىل هللاا

2. Menghadiahkan Al- Fatihah kepada kedua orang tua dan para

guru tarekat:

Artinya : Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi

Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta

alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Yang

menguasai di Hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang

kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta

pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. (yaitu)

Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada

mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan

(pula jalan) mereka yang sesat.

65

Surah Al- fatihah tersebut di hadiahkan dan di sampaikan kepada:

a. Nabi Muhammad Saw.

b. Nabi Khaidir a.s.

c. Imam Ali bin Thalib Karramallaahu wajhah

d. Sultan Auliya Syaikh Abdul Qadir Jailani

e. Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Ar Rabbani

3. Membaca istigfar, masing- masing minimal 3x

سحغفر هللا العظنا

Artinya : Aku mohon ampunan-Mu ya Allah Yang Maha Agung

اشحغفر هللا ا كر ن

Artinya : Aku mohon ampunan-Mu ya Allah Yang Maha Mulia

اشحغفر هللا ا غفىر ا رحن

Artinya: Aku mohon ampunan-Mu ya Allah yang maha pengampun

dan maha penyayang

ا كرناشحغفر هللا ا ربا

Artinya : Aku mohon ampunan-Mu ya Allah wahai Tuhan kami yang

mulia

شحغفر هللا ا ربا اعظا

Artinya: Aku mohon ampunan-Mu ya Allah yang maha pengampun

dan maha penyayang

اسحغفر هللا العظن

Artinya : Aku mohon ampunan-Mu yaAllah Yang Maha Agung.

4. Membaca Salawat, minimal 3x

صلى هللا ربا على الىر الوبي، احود الوصطفى سدالور سلي، وعلى اله

وصحبه اجوعي

66

Artinya: Semoga Allah tuhan kita melimpahkan kebahagiaan kepada

Sang Cahaya Terang, Ahmad yang terpilih dan penghulu

para rasul, serta kepada para keluarga, sahabat, dan seluruh

umatnya.”

5. Membaca Salawat, minimal 1x

صلىات ااكرن شهرا وهى ا الف الف على رسىل وال

Artinya: Semoga Allah yang maha mulia melimpahkan beribu- ribu

kebahagiaan yang meliputi dan penuh kelembutan kepada

rasulullah dan keluarganya.

6. Membaca wirid, minimal 3x

.ا هللا ا هللا ـ ا فحا ح ا علن ـ افحح قلى با فحىحالعارفي

Artinya: Ya Allah, ya Allah, wahai zat yang maha pembuka dan maha

mengetahui, bukalah hijab di hati kami seperti engkau telah

membukakan hijab bagi orang- orang yang bermakrifat

pada-Mu.

7. Membaca zikir, minimal 33x

ال اله اال هللا

8. Membaca zikir ruh minimal 33x

“هى هللا

Huu Allah= dia/ engkau Allah

9. Membaca wirid, minimal 3x

صلى هللا ـ ال اله اال هللاحسب رب جل هللا ـ ها فى قلب غر هللا ـ ىر دمحم ”

Artinya: cukuplah Allah Tuhanku yang maha mulia - tiada sesuatu di

hatiku kecuali Allah – Nur Muhammad yang diberkahi Allah

tiada tuhan selain Allah.

10. Do‟a khusnul khatimah

ا هللا بها ـ ا هللا بها ـ ا هللا بحسي الخا جوه

Artinya: Ya Allah dengan kalimat itu ( laa ilaaha illa Allaah), ya Allah

dengan kalimat itu (laa ilaaha illa Allaah), ya Allah

dengannya engkau tutup usiaku dengan khusnul khatimah.

67

ا هى ال ي و جه بى جهك لى جهك

Artinya: Ya Allah pelindungku, hadapkanlah wajahku melalui sifat-

Mu kepada zat wajah-mu.

11. Membaca Do‟a

فا غفر –والك حا كوث –و ءلك جى كلث –و بك ا هث –اللهن لك ا سلوث

ل ها قد هث وها اخرت وها اسررت وها اءلث وها اسر فث وها اث اءلن به

ر ه اث الوقدم واث الوىخر و اث ءل كل شسئ قد

Artinya: Ya Allah, kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku

beriman, kepada-Mu aku bertawakal, dan kepada-Mu aku

menyerahkan urusan. Maka, ampunilah dosaku yang telah

lalu maupun yang kemudian, dosa yang aku sembunyikan

maupun yang kutampakkan, dosa yang aku berlebih-lebihan

padanya, serta dosa yang Engkau lebih tahu dari pada aku.

Engkaulah yang mendahulukan sesuatu dan engkau pula

yang mengemudiankan. Dan engkau Mahakuasa atas segala

sesuatu.

12. Do‟a Tambahan

ر العا لويوصل هللا ءل سد ا دمحم وا لحود هلل

Artinya: Ya Allah, limpahkanlah kebahagiaan kepada junjungan

kami Muhammad dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta

alam.

d. Aturan

Setiap bertarekat memiliki aturan, aturan yang ada dalam

bertarekat sebagai berikut:

1. Berniat mengharapkan ridho Allah Swt sesuai dengan Al-Qur‟an

dan sunah.

2. Patuh taat dan tunduk kepada aturan guru yang ada dalam

tarekat tersebut.

3. Riyadah dan mujahadah ( latihan meruntukan ego dan hawa

nafsu).

68

4. Beradab kepada guru dan sesama kaum majelis serta realisasi di

tengah masyarakat.

Didalam tarekat qodiriyah juga terdapat beberapa ajaran

dasar yang dijalankan oleh para pengikut tarekat qodiriyah

yaitu:

1. Mujahadah: melawan kehendak hawa nafsu dan

membelenggu-nya dengan takwa dan takut kepada Allâh

Swt. dengan jalan muraqabah (beribadah kepada Allâh Swt.

seakan-akan melihat-Nya jika tidak mampu maka yakinlah

bahwa Allâh Swt. Maha Melihat).

Terdapat dalam surah Al- Anfal ayat 72.

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta

berjihad dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah dan

orang-orang yang memberikan tempat kediaman dan

pertoIongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itu satu

sama lain lindung-melindungi. Dan (terhadap) orang-orang

yang beriman, tetapi belum berhijrah, maka tidak ada

kewajiban sedikitpun atasmu melindungi mereka, sebelum

mereka berhijrah. (Akan tetapi) jika mereka meminta

pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama,

maka kamu wajib memberikan pertolongan kecuali terhadap

69

kaum yang telah ada perjanjian antara kamu dengan mereka.

Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

2. Tawakkal: pada hakikatnya adalah menyerahkan segala

urusan kepada Allâh Swt.

Terdapat dalam surah Al- Anfal ayat 2

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang

bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila

dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka

(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka

bertawakkal.

3. Akhlak yang mulia baik kepada Allâh Swt. maupun kepada

sesama hamba Allâh Swt.

Terdapat dalam surah Ali- Imran ayat 159

Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah

lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi

berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah

ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka

dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah

membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertawakkal kepada-Nya.

70

4. Syukur: Menurut ahli tahqiq adalah pengakuan nikmat Allâh

Swt. dengan cara bersyukur kepada-Nya.

Terdapat dalam surah Al- Baqarah ayat 152

Artinya : Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat

(pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan

janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

5. Sabar: menahan diri dari suatu hal yang menyebabkan

perselisihan. Terdapat dalam surah Al- Baqarah ayat 155

Artinya : Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan

sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan

buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-

orang yang sabar.

6. Ridha: ridha atas segala sesuatu yang telah ditentukan oleh

Allâh Swt.

Terdapat dalam surah Al- Insaan ayat 9

Artinya : Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah

untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak

menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)

terima kasih.

7. Jujur: sama antara yang tersembunyi dan yang terbuka.

Terdapat dalam surah Al- Azhab ayat 23-24

71

Artinya : Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang

menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah;

maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara

mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka

tidak merubah (janjinya), supaya Allah memberikan

balasan kepada orang-orang yang benar itu karena

kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika

dikehendaki-Nya, atau menerima tobat mereka.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.

e. Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani setiap hatinya seperti pada hari kamis dan sabtu

merupakan hari pengajian rutinitas yang terjadi pada setiap

minggunya yang dilakukan oleh mereka. Kegiatan yang mereka

lakukan juga banyak akan tetapi yang lebih jelas mereka lakukan

pada setiap minggunya itu goro bersama jamah, dan kegiatan

lainnya seperti: acara memperingati hari milad sekaligus

memperingati ziarah rambut suci baginda Nabi Muhammad Saw

yang di laksanakan pada acara milad tersebut dan bahkan pada hari

tertentu, dan acara suluk yang dilakukan sepuluh hari menjelang

hari raya besar yaitu hari raya Idul Fitri.

72

Kegiatan yang dilakukan seperti:

1. Acara/ Kegiatan Proses Ziarah Rambut Suci Baginda Nabi

Muhammad Saw.

Pada acara milad yang dilaksanakan pada hari minggu itu

sangat antusias di hari oleh para jamaah tarekat yang sudah di

umumkan pada malam acara pengajian pada hari sabtu. Acara

milad sangat banyak di hadiri jamaah dari berbagai daerah dan

kota, acara milad juga di meriahkan oleh opick beserta

rekannya dari Jakarta yang langsung hadir pada acara itu.

Acara milad merupakan acara peringatan yang dilakukan

dalam tarekat qodiriyah setiap tahunnya, maka dari itu para

jamaah di wajibkan hadir pada acara milad tersebut, di dalam

acara milad para jamaah tarekat qodiriyah langsung di bai‟at

oleh sang guru. Jika para jamaah tidak hadir pada acara bai‟at

tersebut maka terputuslah amalan selama mereka menjadi

jamaah tarekat qodiriyah selama ini.

Proses bai‟at yang di lakukan dalam tarekat qodiriyah ini

dengan cara berdiri sambil memegang bahu jamaah yang

berada di depan kita sambil mengikuti apa yang di ucapkan

oleh guru di depan dan kita mengikutinya. Sebelum kita di

bai‟at kita harus berwudhu‟ terlebih dahulu agar kita bersih dari

hadas kecil yang membuat kita tidak bersih dalam menghadapi

proses bai‟at tersebut.

73

Acara milad merupakan acara puncak yang ada dalam

tarekat qodiriyah setiap tahunnya, jadi perayaannya

membutuhkan dana dan tenaga dari jamaah yang ada di dalam

acara pengajian tersebut, para jamaah akan mengeluarkan uang

ataupun tenaga untuk acara milad tersebut.

Sebelum acara milad tersebut para khalifah meminta

bantuan dari jamaah untuk kelangsungan acara milad seperti

kekurangan tikar, air minum dan sejumlah dana yang akan

dingunakan untuk membayar alat yang di sewa oleh para

khalifah untuk melengkapi kekurangan alat yang belum di

miliki di pondok pesantren taruna tersebut.

Para jamaah akan dengan sendirinya ingin memberikan

bantuan untuk acara milad tersebut hanya dengan

mengharapkan ridho-Nya Allah dalam setiap apa yang mereka

lakukan untuk pesantren, mereka tidak pernah merasa ragu

untuk menyumbang apa yang ada pada mereka untuk pesantren

itu sendiri baik itu berupa tenaga, waktu dan bahkan uang yang

mereka punya.

Para jamaah sangat menantikan bagaimana proses

pemandian rambut suci baginda Rasullullah Saw dan proses

menyimpanan rambut yang tidak berjumlah begitu banyak atau

hanya berjumlah beberapa helai itu. Karena rambut suci

baginda Rasulullah Saw itu sangat di jaga dan di rawat oleh

74

guru besar tarekat qodiriyah yaitu Tuangku Syaikh Muhammad

Ali Hanafiah.

Di acara Milad tersebut juga melaksankan proses ziarah

rambut suci baginda Nabi Muhammad Saw yang prosesnya

sangat di nanti-nati oleh para jamaah di akhir-akhir acara milad

itu sendiri, di dalam acara milad itu juga acara penyampaian

tausiah yang di lakukan oleh khalifah terlebih dahulu dan

setelah itu ada selingan dari santri-santri yang ada di Pondok

pesantren untuk menghibur jamaah untuk sementara pergantian

penyampaian tausiah pada acara milad sebelum sang guru besar

yang menyampaikan tausiah pada acara milad itu sendiri.

Jamaah yang hadir tidaklah yang tua ataupun yang sudah

lansia saja akan tetapai jamaah yang hadir dari berbagai

kalangan usia, baik itu yang masih kecil ataupun yang remaja

juga ikut meramaikan acara milad tersebut. Walaupun

tempatnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk duduk tetapi

mereka masih ingin untuk menghadiri acara milad tersebut

sampai selesai.

Karena acara milad merupakan acara yang sangat besar dan

sekaligus acara pembai‟atan para jamaah yang sudah lama

bergabung dalam tarekat tersebut, akan tetapi masih juga

banyak para jamaah yang tidak hadir karena ada hal yang lain

75

yang membuat mereka tidak bisa hadir pada acara milad

tersebut.

76

2. Acara/ Kegiatan Suluk

Acara suluk yang akan diadakan pada tanggal 25 Mei

sampai 4 Juni 2019 ini akan dilaksanakan sepuluh hari

menjelang hari raya Idul Fitri ini merupakan kegiatan yang

menjadi rutinitas yang dilakukan dalam tarekat qodiriyah pada

akhir-akhir bulan puasa, suluk merupakan proses, (menempuh)

jalan spiritual untuk menuju Allah Swt. Bersuluk juga

mencangkup hasrat untuk mengenal diri, memahami esensi

kehidupan, pencarian Tuhan dan pencarian kebenaran sejati,

melalui penempatan diri seumur hidup dengan melakukan

syari‟at lahiriah sekaligus syari‟at batiniah demi mencapai

kesucian hati untuk mengenal diri dan Tuhan.

Suluk berarti perjalanan ruhani seorang hamba dengan

tujuan untuk mendekatkan diri, memohon ampunan, dan

77

berkehendak mendapatkan ridho Allah Swt. Dengan melalui

tahap-tahap penyucian jiwa (tazkaiatun- nafsi) yang

dipraktekan ke dalam latihan-latihan ruhani secara istiqimah

dan mudawamah. Seseorang yang melaksanakan suluk

dinamakan salik. Orang yang suluk beritikaf di mesjid atau

surau, sebagaimana yang di contohkan oleh Rasulullah Saw.

Masa suluk itu dilaksanakan selama 10 hari, 20 hari dan ada

yang melaksanakan selama 40 hari, akan tetapi di dalam tarekat

qodiriyah pelaksanaan suluk hanya dilakukan selama 10 hari

saja. Para jamaah yang melaksanakan suluk itu wajib di bawah

pimpinan seorang yang sudah mencapai ma‟rifat, dalam hal ini

yang di maksud adalah Syaikh Mursyid.70

Setiap orang yang suluk meyakini, bahwa dirinya akan

menjadi bersih dan tobatnya akan diterima oleh Allah Swt,

sehingga dia menjadi lebih dekat lagi dengan Allah Swt,

mendekatkan diri kepada-Nya. Syekh Amin Al-Kurdi

mengatakan, tidak mungkin seseorang itu sampai kepada

makrifatullah dan hatinya bersih serta bercahaya, sehingga

dapat musyahadah kepada yang mahbub yang di cintai yaitu

Allah Swt kecuali dengan jalan suluk atau berkhalwat. Dengan

cara inilah seseorang salik yang menghambakan dirinya kepada

Allah Swt semata-mata.

70

. Akhmad Ibnu Athaillah, Menyelam Ke Samudera Ma’rifat Dan Hakikat, Amelia,

Surabaya,h.77

78

Suluk dalam istilah tasawuf adalah jalan atau cara

mendekatkan diri kepada Allah Swt atau cara memperoleh

ma‟rifat. Suluk diartikan sebagai perjalanan spiritual menuju

sumber yang hakiki, dengan metode perjalanan melalui

berbagai keadaan dan kedudukan. Seseorang yang menempuh

jalan ini disebut salik sang hamba yang telah sungguh-sungguh

menunjukkan penghambaannya kepada Tuhan.71

Suluk yang ada di Pondok Pesantren Taruna Rabbani

tepatnya tempat tarekat qodiriyah berada, terkesan memiliki

perbedaan dengan suluk pada umumnya yang ada pada terekat

lain karena suluk dalam tarekat qodiriyah itu para jamaah

berada didalam kamar-kamar yang telah disediakan. Isi

perkamar berjumlah satu orang. Proses suluk di mulai pada jam

12 lewat para jamaah yang sudah berada di kamar masing-

masing sedang tertidur harus bangun untuk melaksanakan

shalat sunat dan berzikir sampai waktu suluk yang telah di

tentukan.

Dalam tarekat qodiriyah syarat dalam mengikuti suluk ada

beberapa yaitu: membeli kain putih sebanyak tujuh meter untuk

satu orang perindividu, beras sebanyak sepuluh liter,

meluangkan waktu selama sepuluh hari dari sesudah magrib

sampai subuh. Dan yang dilarang dalam suluk menurut tarekat

71

. Ibnu Jabr ar-Rummi, Mendekati Tangga Ma’rifat, Mitrapress. 2007, h. 57

79

qodiriyah ada beberapa yaitu: memakan daging, dilarang

banyak makan danging itu dikarenakan dapat menyebabkan

mata cepat mengantuk dan dapat mengurangi konsentrasi

dalam melaksanakan zikir pada saat suluk sedang dilaksankan.

Kebanyakan makan, makan- makanan yang berdarah, ada

waktu- waktu tertentu dalam masa sepuluh hari maka tiga hari

para jamaah yang mengikuti suluk hanya boleh memakan nasi

dengan sayuran selama tiga hari dengan sambal hanya tahu dan

tempe tidak boleh memakan makanan yang mengandung darah.

Dalam waktu sepuluh hari ada waktu- waktu tertentunya hanya

tiga hari.72

3. Keshalehan Sosial

Dalam perspektif Islam keshalehan sosial tidak bisa

dilepaskan dari konsep dasar tujuan penciptaan manusia,

sehingga mempengaruhi dalam sistem sosial yang diciptakan.

Dalam perspektif para pemikir muslim, manusia tidak semata-

mata sebagai makhluk yang harus melakukan ibadah kepada

72

Wawancara dengan Putri Ayu, Tanggal 20 September 2019 di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

80

Tuhan semata, melainkan juga memiliki tugas dan peran sosial

yaitu untuk menciptakan tata sosial moral yang sesuai syari‟at

dan adil, menghilangkan fasad atau bentuk-bentuk kejahatan

yang dapat membinasakan masyarakat. Sebagai khalifah Allah

manusia merupakan makhluk sosial multi-interaksi yakni

memiliki tanggung jawab yang baik kepada Allah maupun

sesama manusia.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu murid yang

ada di pondok pesantren taruna rabbani” keshalehan sosial

yang ada di dalam tarekat qodiriyah sangat sesuai dengan

realita yang ada pada saat sekarang, akan tetapi pada saat iman

seseorang sedang naik mereka merasa ikhlas dengan apa yang

mereka lakukan hanya dengan mengharakan ridho Allah

semata tanpa mengharapkan balasan apapun dari orang lain

ataupun pujian dari siapapun, karena para jamaah melakukan

segala sesuatu itu hanya dengan ridho Allah saja maka tidak

ada unsur keterpaksaan dalam melaksakan suatu perkerjaan

yang berat sekalipun mereka akan selalu ikhlas dalam

mengerjakannya pada saat tenaga, waktu mereka untuk

membersihkan bahkan membangun pondok pesantren taruna

rabbani tersebut. Dan pada saat dunia telah menggoyahkan

iman seorang jamaah maka disana muncul nafsu, ego yang

tidak bisa dikendalikan oleh seseorang individu untuk

81

mengontrol diri.73

Pada saat ego dan nafsu sudah merajai diri

seorang maka disitulah rasa tidak ikhlas mulai bermunculan

karena pada saat itu iman seseorang sedang turun maka

disitulah muncul ketidak ikhlasan dalam melakukan apapun

karena dari sana munculah iri, dengki, dan ketidak seriusan

dalam melakukan apapun yang sedang mereka kerjakan pada

saat mereka sedang berada di pondok pesantren taruna rabbani

tersebut”.74

Wawancara dengan salah satu murid yang ada di pondok

pesantren taruna rabbani” keshalehan sosial dalam pandangan

ustad yang saya wawancarai, pada saat seseorang melakukan

kebaikan dengan hati ikhlas tanpa ada paksaan dari siapapun

dengan tujuan hanya mengharap ridha Allah semata tapi pada

saat seorang melakukan kebaikan hanya karena paksaan dari

orang lain maka semua itu tidak akan ada artinya karena jika

kita mengikuti dunia semua tidak akan pernah ada habisnya”.75

Bentuk-bentuk keshalehan sosial dapat dilihat dalam

berbagai kegiatan mungkin bisa semua kegiatan itu bisa

bernilai ibadah dan memiliki nilai sosial yang baik akan tetapi

73

Wawancara dengan Umi Ridha, tanggal 20 Juli 2019 di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok. 74

. Wawancara dengan Purti Ayu, tanggal 8 Juli 2019 di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

YcInfoBoard on Facebook 75

. Wawancara dengan Efriadi Tanjung , tanggal 2 Juli 2019 di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

82

disini peneliti hanya mengambil beberapa kegiatan yang sesuai

dengan apa yang pernah peneliti amati dilapangan dan berikut

uraiannya.

1. Gotong royong bersama dengan angkatan TNI dan Polri

Gotong royong yang dilakukan oleh para jamaah di

kawasan pondok pesantren taruna rabbani ini sangatlah

antusias dalam proses pembersihan lingkungan dan bahkan

juga di bantu oleh polisi yang menjaga ketat apabila ada

pelatihan pendidikan taruna yang dilakukan secara

bersama.

Gotong royong yang dilakukan jamaah tidak hanya

tentang kebersihan saja akan tetapi tentang proses

pembangunan surau yang dilakukan dengan tenaga kerja

jamaah secara bersamaan yang di lakukan pada hari libur

yaitu hari minggu, setiap jamaah di wajibkan untuk

mengikuti ataupun menyumbang tenaga dalam proses

pembangunan surau.

Bagi jamaah yang wanita mereka menyumbang nasi

dan proses penyediaan makanan yang harus di siapkan

apabila para laki-laki sedang istirahat maka para ibu-ibu

menyediakan makanan ataupun nasi yang sudah di sediakan

dari rumah yang sudah di bungkus oleh para jammah

perempuan untuk para bapak-bapak.

83

2. melakukan infaq pada saat pengajian

Para jamaah baik yang laki-laki ataupun perempuan

tidak berfikir panjang untuk menyumabangkan uang yang

mereka punya untuk membantu kesulitan apapun yang

sedang di hadapi oleh para khalifah pada saat penyampaian

kekurangan dana untuk membayar apa yang belum cukup

dan bahkan belum di bayar sama sekali untuk tanggungan

yang ada dan bahkan pembiayaan yang akan di bayar, maka

para jamaah berusaha untuk melengkapi dan menutupi

84

kekurangan biaya yang sedang di butuhkan pesantren,

contohnya pada saat para khalifah menyampaikan bahwa

kekurangan dan dua juta untuk membayar air spam maka

para jamaah akan melengkapi kekurangan yang dua juta

untuk membayar air untuk spam tersebut sampai tuntas

tanpa berfikir terlebih dahulu dan bahkan jamaah itu sudah

menyediakan uang untuk di infaqkan pada saat selesai

pengajian.

Meraka tidak berfikir panjang jika terjadi sesuatu

pada saat mereka di perjalanan maka kemana uang akan

mereka cari, mereka tidak sampai kesana yang jelas pada

saat pengumpulan infak meraka sudah berniat untuk

pesantren atau surau suluk tempat mereka melakukan

pengajian, karena berfikir pada saat pengajian mereka

hanya mengharapkan ridha-Nya Allah.

3. Mau memberikan apa yang dimiliki tanpa berfikir panjang.

Para jamaah yang melakukan hal seperti itu hanya

dengan mengharapkan ridha Allah semata- mata bukan

karena hal yang lain, para jamaah yang melakukan hal

tersebut hanya fokus dan tidak memikirkan duniawi pada

saat mereka sedang dalam masa bertarekat.

Hasil wawancara dengan murid yang ada dalam

tarekat qodiriyah” jadi kalau kita berguru dan memiliki

85

perkumpulan, pada saat dipadang mahsyar kita akan hidup

berkelompok tidak sendiri- sendiri, tidak saling mengenal

satu sama lain, karena dalam alqur‟an sudah ada. Kita di

padang mahsyar hidup seperti jamur yang baru tumbuh kita

satu sama lain tidak saling mengenal tapi jika kita

berjamaah, berkelompok, bertarekat, dan berguru pada saat

itu kita akan berkelompok dan berkumpul bersama, kita

tidak perlu mencari karna sudah yang memberikan kita

petunjuk dengan sendirinya karena kita memiliki guru yang

selalu membimbing kita, contohnya dari dunia saja kita di

bimbing, pada saat sakaratul maut kita juga di bimbing dan

pada saat kita nanti dipadang mahsyar kita akan berbait

kepada guru tapi jika kita tidak memiliki guru maka kita

akan hidup sendiri tanpa mengenal satu sama lain.”76

76

Wawancara dengan Purti Ayu, tanggal 8 Juli 2019 . Di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

86

4. Acara penutupan zikir dan rangkaian acara lomba santri.

Acara penutupan riyadhah zikir dengan rangkaian

acara penampilan lomba para santri/ at yang persta di ambil

dari perwakilan perkelas untuk penampilan lomba yang

telah disusun sesuai dengan kegiatan masing- masing.

Penutupan acara perlombaan santri/ at pondok pesantren

taruna rabbani yang penyerahan hadiah langsung diberikan

oleh guru besar Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah

bersama istri sang guru kita Umi Ridha kepada pemenang

acara lomba tahfiz, ceramah singkat atau yang disebut

dengan kultum dan do‟a. Acara penutupan diadakan

dihadapan seluruh jamaah majelis zikir yang dibawakan

oleh santri- santriat pondok pesantren taruna rabbani

Islamic school. Setelah acara penutupan dan penampilan

para santri/ santriat barulah acara ziarah rambut suci

baginda Nabi Muhammad Saw.

Pada tanggal 28 Mei 2019 terlaksana acara Bai‟ah

Akbar di pondok pesantren taruna rabbani bersama rambut

suci Nabi Muihammad Saw. Proses pembai‟atan yang

terjadi di pondok pesantren rabbani ini seperti: para jamaah

harus berwudhu terlebih dahulu agar bersih dari hadas dan

najis, perpakaian menutup aurat dan sopan. Proses

pembaitan yang terjadi di pondok pesantren rabbani ini para

87

seluruh jamaah berdiri melingkari sang guru Tuangku

Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, para jamaah saling

berpegangan bahu satu dengan bahu yang lainnya dan

mengikuti apa yang diucapkan oleh sang guru Tuangku

Syaikh Muhammad Ali Hanafiah.

88

5. Acara halal bihalal.

Yang dilaksanakan pada tanggal 22 Juni 2019 para

jamaah dan seluruh santri yang ada di pondok pesantren

taruna rabbani mengadakan acara berkah halal bi halal yang

di laksanakan bersama keluarga besar majelis rabbani,

dengan bimbingan guru Tuangku Syaikh Muhammad Ali

Hanafiah sekaligus suatu kehormatan yang dihadirkan

89

dengan rangkaian acara ziarah rambut suci baginda Nabi

Muhammad Saw. Dalam acara tersebut para jamaah

membawa nasi dari rumah masing- masing dengan porsi

yang sesuai dengan sambal terpisah.

Acara halal bi halal diadakan setelah selesai acara

pengajian yang seperti biasa dilaksanakan setelah shalat

magrib dan shalat isya, pengajian disampaikan oleh

beberapa mursyid atau khalifah yang telah ditunjuk sebagai

khalifah oleh sang guru Tuangku Syaikh Muhammad Ali

Hanafiah. Penyampaian pengajian atau yang disebut tausiah

hanya disampaikan beberapa jam saja karena setelah itu

akan diadakan acara halal bi halal yang para jamaah baik

laki- laki ataupun perempuan mengumpulkan nasi mereka

dan dijadikan satu untuk makan bersama tanpa adanya

perbedaan miskin atau kayanya seorang jamaah.

Acara halal bi halal yang diadakan bersama

keluarga besar jamaah majelis rabbani yang diiringi oleh

guru besar Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah dan

para tarekat qodiriyah Hanafiah serta para santri/ at Taruna

Rabbani Islamic School yang bertempat di Surau Suluk

Pondok Pesantren Taruna Rabbani, Kasiak, Ujung

Kampung, Nagari Koto Sani Kec. X Koto Singkarak.

90

91

6. Kegiatan tausiah dan kajian

Kegiatan kajian dan tausiah yang dilaksanakan pada

tanggal 27 Juni 2019 setiap malam jum‟at dan malam

minggu yang bertempat di Surau Suluk, Pondok Pesantren

Taruna Rabbani yang acara pengajian langsung di ajararkan

atau dibawakan dibawah bimbingan Mursyid Akbar

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah Al- Quthub Ar-

Rabbani serta para guru kita para khalifah tarekat qodiriyah

hanafiah.

Kegiatan kajian yang dilakukan pada saat malam

jum‟at dan malam sabtu itu sangatlah antusias dihadiri oleh

para jamaah yang datang dari berbagai negeri bahkan

daerah yang berbeda untuk menhadiri acara pengajian di

Pondok Pesantren Taruna.

92

7. Kegiatan Ziarah rambut suci baginda Nabi Besar

Muhammad Saw.

Acara ziarah rambut suci baginda Nabi Muhammad

Saw yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2019. Yang

dimeriahkan oleh opick yang langsung datang dari Jakarta

untuk menghadiri acara yang di adakan oleh sang guru

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah dan menginap

beberapa hari di pondok pesantren rabbani.

Opick merupakan orang yang mewarisi rambut suci

yang langsung diserah oleh sang guru besar kepada opick

sepulang dari turki bersama guru besar dan keluarga

lainnya. Dan saat ini rambut suci baginda dijaga oleh opick.

93

8. Proses Pembai‟at.

Tuangku berdiri sendiri dan seluruh jamaah

mengelilingi Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah

lalu khalifah utama memegang pundak sang guru dan di

ikuti oleh khalifah kedua dan khalifah ketiga jadi khalifah

sebagai penghubung antara pundak guru dengan murid

antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk para jamaah

perempuan salah satu dari mereka harus memegang pundak

suami agar bisa saling terhubung akan tetapi di balik kain

mukena maka yang lain saling berpegangan dari pundak

yang satu ke pundak berikutnya. Jadi penghubung para

jamaah laki- laki dan jamaah perempuan ada yang memiliki

suami maka isteri memegang pundak suaminya dan jamaah

yang lain mengikuti di belakang. Syahadat, Shalawat nabi,

berbaiat kepada Syaikh Abdul Qadir Jailani melalui guru

kami Syaikh Muhammad Ali Hanafiah.

94

Stigma negatif yang menyatakan bahwa tarekat itu tertutup

terbantahkan oleh tarekat qodiriyah, karena tarekat qodiriyah yang ada

di Surau Suluk Kasiak Koto Sani Kabupaten Solok itu sangatlah

terbuka untuk umum dengan berbagai kegiatan dalam bermasyarakat,

diantaranya: melakukan kegiatan goto royong bersama dengan jamaah

dan melibatkan masyarakat, melakukan acara peringan rambut suci

Nabi Muhammad Saw dan acara yasinan ke rumah masyarakat atau

para jamaah dengan mengundang tetangga lainnya yang ada di sekitar

tampat yasinan sedang berlangsung.

95

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Setelah peneliti menganalisa pelaksanaan tarekat qodiriyah di

Kasiak Koto Sani Kabupaten yang dikembangkan oleh Tuangku

Syaikh Muhammad Ali Hanafiah merupakan salah satu tarekat terbesar

yang berkembang di wilayah Solok. Melalui berbagai amalan yang

diajarkan, antara lain pengamalan membaca syahadat, menghadiahkan

Al- fatihah, istighfar, shalawat, wirid, zikir, dan do’a, tarekat ini

memiliki pengaruh atau dampak positif terhadap kesalehan spiritual

dan ritual para jamaah.

Seperti terlihat pada meningkatnya rutinitas dan disiplin para

jamaah atau penganut tarekat lainnya dalam menjalankan ibadah wajib

maupun sunnah, meningkatnya ketaqwaan mereka kepada Allah Swt.,

memberikan ketenangan hati dan pengaruh agar senantiasa berserah

diri kepada Allah Swt., baik dalam keadaan sedang mendapatkan

nikmat maupun cobaan selama menjalani hidup. Maka tidak heran, jika

kehidupan masyarakat sekitar tampak begitu ramah, tenang, dan

damai.

2. Tarekat qodiriyah membentuk kesalehan sosial dengan cara adanya

kegiatan gotong royong, melakukan infaq pada saat pengajian ini

dilakukan pada hari kamis dan sabtu malam itu menjadi rutinitas setiap

minggu bagi majelis yang ada di surau suluk, dan itu dilakukan tanpa

96

paksaan dari orang lain, para sebagian jamaah mau memberikan apa

yang mereka miliki tanpa berfikir dan mau berkorban waktu maupun

tenaga untuk kemajuan surau, karena tidak semua jamaah yang mampu

memberikan harta mereka hanya bisa membantu dengan tenaga,

mereka tidak mengharapkan imbalan apapun kecuali hanya ridha Allah

Swt.

3. Saran

Saran penulis terhadap penelitian ini ialah sebagai umat muslim

yang bertarekat harusnya bisa mengontrol diri dari ego dan hawa nafsu

yang dapat merusak dan menggoyahkan ke imanan dalam diri seorang

muslim tersebut, jika seorang muslim ingin mengharapkan ridhonya

Allah maka harus bisa memperbaiki diri dengan baik agar tidak mudah

dipengaruhi oleh suatu hal yang dapat merusak dan mengganggu kita

dalam hal yang baik. Dan mengamalkan apa yang mereka dapatkan

selama mereka mengitu tarekat dan berguru dengan baik kepada guru

yang ada dalam tarekat tersebut.

Bersedia menyiarkan amal kebaikan kepada orang banyak meski

tidak mudah dan selalu mendapatkan cacian dan hinaan dari berbagai

kalangan dimana kita harus memperkuat keinginan dan tekat untuk

mencapai suatu hal yang baik dan tidak mudah terpengaruh oleh

lingkungan yang membuat kita mudah untuk melupakan apa yang

telah diperintahkan oleh Allah Swt kepada kita selaku hamba Allah.

97

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Agustinova Danu, Eko.2015.memahami metode penelitian kualitatif, teori

dan praktik. Yogyakarta : Calpulis

Ahmad Rahman, Sastra Illahi Ilham Sirriyah Tuangku Syaikh Muhammad

Ali Hanafiah, ( Jakarta Selatan: PT. Kresna Prima Persada), Mei

2004.

Ahmad Syafi‟i, Mufid.2006. tangklukan Abangan dan Tarekat:

kebangkitan Agama di Jawa

ar-Rumm Ibnu Jabr i, Mendekati Tangga Ma‟rifat, Mitrapress. 2007.

Athaillah Akhmad Ibnu, Menyelam Ke Samudera Ma‟rifat Dan Hakikat,

Amelia, Surabaya.

Bahri Zainal.2010.Tasawuf Mendamaikan Dunia.Jakarta: Erlangga

Bambang Pranowo, Inilah Aku Hidangan Nurani (Ilham Sirriyah)

Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, (Jakarta Selatan:

Desember 2011.

Hilmy put Islam at the centre of the public domain. Thn 2010.

Holistik adalah corak khas dan suatu kelebihan dalam konsepi filosofis,

sebab justru filsafat berupaya mencapai kebenaran yang utuh. Anton

Bakker, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius,

1990),

Ibnu Akhmad Athaillah, menyelam ke samudera ma‟rifat dan hakikat,

Amelia. Surabaya.

98

Imam Gunawan2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan

Praktik.Jakarta: PT Bumi Aksara.

Latief, prinsip al-maslahah al-ammah kebajikan untuk umat. Thn 2013

Meleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif,

Muslih Kyai thn.1976

Ridwan A. Malik, Riki Saputra 2009, Akhlak Tasawuf. Padang: Stain

Mahmud Yunus Press

Rozi Syafwan, Metodologi Penelitian Agama, “Disusun Untuk

Disampaikan dalam Mata Kuliah Metodologi Penelitian Pada

Jurusan Filsafat Agama Fakultas Ushuluddin Adab Dan Dakwah

IAIN Bukittinggi”, Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi, 2017,

Wahab Abdul Jamil Indeks Kesalehan Sosial Masyarakat Indonesia.

Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan, Jakarta: Prenadamedia Group, 2014),

Jurnal

Digilib.uinsby.ac.id BAB III Sejarah Munculnya Tarekat Qadiriyah di

Jombang.

Hidayat Lindung. Sejarah Tarekat dan Dinamika Sosial. Vol XXXIII,

No.2 Juli- Desember 2009,

Jati Wasisto Raharjo Kesalehan Sosial, Sebagai Ritual Kelas Menengah

Muslim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Dki Jakarta Vol. 13,

No. 2, Juli - Desember 2015.

99

Pababbari Musafir.2008.Katup Pengaman Sosial: Kajian Sosiologis

Tarekat Qadiriyah Di Polmas Sulawesi Barat, Sosio-Religia, Vol. 7

No. 3.

Rahman Ahmad, Sastra Ilahi Ilham Sirriyah Tuangku Syaikh Muhammad

Ali Hanafiah, , No. 16, Jakarta Selatan, Mei 2004.

Riadi Haris, Kesalehan Sosialsebagai Parameter Kesalehan Keberislaman

:Jurnal Pemikiran,Vol.39,No.1 Januari - Juni 2014.

Saleh Fauzan , Tarekat Dan Reposisi Antara Kelas Bawah kelas

Menengah, Jurnal Darussalam, Vol. 11, No.2, Juli s/d Desember

2010,

Web

Afirmasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah suatu istilah

yang sering dianalogikan dengan serangkaian kata positif yang

dimaksudkan untuk diucapkan ke diri sendiri. Diakses melalui

http://kbbi.web.id/afirmasi.html diakses tanggal 07 Agustus 2018.

https://kbbi.web.id/marginal marginal/mar·gi·nal/ a 1 berhubungan

dengan batas (tepi); tidak terlalu menguntungkan: mereka sama-sama

melakukan ekonomi --; 2 berada di pinggir: kalau dahulu kelompok itu

dipandang -- , tetapi sejak pemerintah baru sudah amat

menentukan;diakses tanggal 20 November 2018.

https://ms.wikipedia.org/wiki/Imperialisme Imperialisme merupakan

istilah umum bagi merujuk kepada penjajahan dan penguasaan terhadap

100

negara-negara kecil oleh kuasa-kuasa asing bagi kepentingan ekonomi dan

politik, diakses tanggal 20 November 2018.

https://www.artikata.com/arti-82468-

grassroots.htm//GrassrootmenurutKBBI turut, turut-menurut, berturut,

turut menuruti, menurutkan, turutan, diakses tanggal 20 November 2018.

https://www.selebriti.co.id/kamus/stagnan/Stagnan – stag·nan a

cak dl keadaan terhenti, diakses tanggal 20 November 2018.

Daftar Informan

Wawancara dengan Efriadi Tanjung , tanggal 2 Juli 2019 di Pondok Pesantren

Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

Wawancara dengan Eka Diantarsa, pada tanggal 12 Juli di Pondok Pesantren

Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

Wawancara dengan Maweldison, tanggal 5 Juli di Pondok Pesantren Taruna

Rabbani Kabupaten Solok.

Wawancara dengan Putri Ayu, tanggal 8 Juli 2019 di Pondok Pesantren

Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

Wawancara dengan Tuangku Syaikh Muhammad Ali Hanafiah, Tanggal

25 Oktober 2019 di Pondok Pesantren Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

Wawancara dengan Umi Ridha, Tanggal 25 Oktober 2019 di Pondok Pesantren

Taruna Rabbani Kabupaten Solok.

101