60
KEAKURATAN ARAH KIBLAT MUSHALLA DI WILAYAH BEKASI UTARA Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah ( S. Sy ) Oleh : Gusti Agung Wibisono NIM : 106044203687 KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

  • Upload
    buidan

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

KEAKURATAN ARAH KIBLAT MUSHALLA DI WILAYAH BEKASI UTARA

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah ( S. Sy )

Oleh :

Gusti Agung Wibisono

NIM : 106044203687

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah

satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Satu ( S1 ) di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Bekasi, 07 Mei 2010

Gusti Agung Wibisono

iii

Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

KATA PENGANTAR

Puji syukur terlebih dahulu penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang

dengan limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi ini sesuai dengan harapan.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengajukan skripsi sebagai hasil

penelitian di Bekasi Utara, walaupun dari pandangan yang masih sederhana, penulis

menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak kekurangannya, baik materi

maupun bahasanya, mengingat tulisan ini baru merupakan langkah awal dari

penerapan dalam tulisan hasil studi kami yang masih bersifat dasar mengenai masalah

arah kiblat. Dan dapat disadari pula dalam penyusunan skripsi ini mungkin tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik bantuan moril

maupun materil. Untuk itu dalam kesempatan ini tidak lupa penulis menghaturkan

banyak terima kasih atas segala bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung,

terutama kepada :

1. Bapak Prof.Dr. Muhammad Amin Suma, SH, MH, MM, selaku pimpinan

Fakultas Syariah dan Hukum.

2. Bapak Drs.H.A Basiq Djalil, SH, M.Ag serta Bapak Kamarusdiana,

S.Ag,MH, selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi.

3. Ibu Dra. Maskufa, M.Ag serta Bapak Drs. Sirril Wafa, M.Ag, selaku

pembimbing satu dan dua yang telah banyak membantu dalam penyusunan

skripsi ini.

iv

Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

v

4. Departemen Agama Republik Indonesia dan Kantor Urusan Agama

kecamatan Bekasi Utara, yang telah memberikan banyak bantuan dan

informasi selama melakukan penelitian.

5. Bapak Zuhri, selaku pimpinan perpustakaan yang telah memberikan fasilitas

untuk mengadakan studi kepustakaan.

6. Bapak Ketua DKM mushola yang berada di Bekasi Utara, yang telah banyak

memberikan bantuan selama melakukan penelitian.

7. Ayah dan Ibu tercinta, yang banyak memberikan dorongan baik secara moril

dan materil yang tak terhingga nilainya.

8. Adikku yang ganteng, Kanjeng Dimas Raditio yang selalu membuat penulis

tersenyum disaat penulis merasa jenuh.

9. Sahabat-sahabatku, Aeni, Kiky, Hilma dan Syafaruddin yang telah

memberikan dorongan moril agar penulis diberikan kemudahan dalam

penyusunan skripsi ini.

10. Serta rekan-rekan mahasiswa dan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per

yang memberikan dorongan dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis haturkan terima kasih pula kepada semua pihak yang telah

berkenan membantu dalam penyelesaian skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan

balasan yang sesuai, Amin.

Jakarta,

Penulis

Gusti Agung Wibisono

Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................... iii

KATA PENGANTAR............................................................................................. iv

DAFTAR ISI............................................................................................................ vi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah....................................................... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................. 4

D. Metode Penelitian..................................................................................... 5

E. Study Review............................................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ............................................................................... 10

BAB II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Pengertian Kiblat...................................................................................... 12

B. Sejarah Kiblat ........................................................................................... 13

C. Sejarah Menghadap Kiblat ....................................................................... 16

D. Hukum Menghadap Kiblat Dalam Shalat ................................................ 19

BAB III. PRAKTEK PENGHITUNGAN DAN PENGUKURAN ARAH

KIBLAT

A. Praktek Penentuan Arah Kiblat Di Masyarakat ....................................... 23

vi

Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

vii

B. Rumus Perhitungan Dan Hasil Perhitungan Arah

Kiblat Di Bekasi Utara ............................................................................ 29

C. Pengukuran Arah Kiblat Di Bekasi Utara ................................................ 34

BAB IV. PENENTUAN ARAH KIBLAT DAN TINGKAT AKURASINYA

A.Profil Mushalla.......................................................................................... 38

1. Data Umum Mushola ................................................................................ 38

2. Status Tanah Mushola ............................................................................... 42

B. Keakuratan Arah Kiblat Mushola............................................................. 45

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................................. 58

B. Saran......................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 62

LAMPIRAN

Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua ibadah dalam agama Islam telah ditentukan waktunya, seperti haji

dilakukan di dalam bulan Dzulhijah, puasa di bulan Ramadhan, Zakat Fitrah diakhir

bulan Ramadhan, dan sebagaimana yang sering kita lakukan dalam sehari semalam

yaitu shalat Fardu lima kali semalam juga telah ditentukan waktunya, yaitu Subuh,

Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya, itu pun dilakukan jika waktu shalat tiba dan kapan

waktu shalat berakhir. Setelah kita mengetahui waktu untuk melakukan shalat,

diharuskan pula kita menentukan arah untuk menghadap wajah kita sewaktu shalat.

Jika seorang muslim selalu tinggal di satu tempat, maka mungkin ia tidak

mendapatkan kesulitan untuk menentukan arah kiblat. Akan tetapi, begitu ia sering

berpergian jauh, ia mulai menyadari bahwa menentukan arah kiblat itu tidak mudah.

Pada dasarnya menghadap Ka’bah dalam wacana fiqih merupakan syarat sah

shalat yang tidak dapat ditawar-tawar, memang pada mulanya ketika Rasulullah

SAW, berada di Mekkah beliau shalat menghadap Baitul Maqdis atas perintah dari

Allah SWT. Hal ini dimaksudkan untuk membujuk hati para ahli kitab. Tetapi beliau

sangat berharap agar arah kiblat dialihkan ke Ka’bah yang mulia, karena itulah kiblat

bapaknya, Ibrahim Al-Khalil. Maka saat itu beliau banyak menengadah kearah langit,

sambil berharap turunnya wahyu tentang pengalihan arah kiblat. Beliau benar-benar

sangat mengharapkan hal ini, hingga akhirnya Allah memenuhi keinginan beliau dan

1

Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

2

memerintahkan agar beliau menghadap kearah Ka’bah. Di samping itu ada sebab lain

yang membuat beliau berkeinginan atas pengalihan kiblat dari Baitul Maqdis ke

Ka’bah, yaitu karena orang-orang Yahudi yang jahat biasa berkata, “Alangkah

anehnya urusan Muhammad, dia berbeda dengan kita dalam masalah agama, namun

sama dalam shalatnya dengan kiblat kita”. Kalau tidak karena agama kita, tentu dia

tidak tahu harus menghadap kemana ketika shalat1. Karena itulah beliau benar-benar

ingin agar Allah mengalihkan kiblat ke Ka’bah, sehingga orang-orang Yahudi tidak

mempunyai cara untuk menyerang pribadi dan agama beliau.

Oleh karena itu, para ulama sepakat bahwa menghadap kiblat secara ‘aini (

tepat arah ) merupakan wajib bagi orang yang berada di Masjidil Haram atau orang-

orang yang bisa melihat langsung ke Ka’bah. Akan tetapi bagi orang-orang yang jauh

dari Ka’bah ( Ka’bah tidak terlihat ) seperti di Indonesia, maka wajib menghadap

kiblat secara tepat. Untuk mencapai kearah yang tepat diperlukan ijtihad. Melakukan

ijtihad bukanlah masalah mudah, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pelaku

ijtihad ini, diantaranya menguasai Ilmu Falak. Sementara ini ahli Ilmu Falak sangat

jarang dan tidak banyaknya informasi tentang suatu lembaga yang membuka diri

untuk menjadi konsultan arah kiblat yang benar.

Tetapi sayang sekali, selama ini dalam membangun Mushalla, masyarakat

masih ceroboh dalam menentukan arah kiblat. Mungkin pendiri Mushalla tersebut

1 Muhammad Ali Ash-Shabuny, Tafsir Tematik Surat Al-Baqarah-Al-An’am, (Jakarta,

Pustaka Al-Kautsar, 2000) cet 1, hal 30.

Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

3

atau tokoh agama setempat kurang memahami metode dalam menentukan arah kiblat.

Sehingga yang dipakai pedoman oleh masyarakat hanyalah arah Barat.

Oleh karena itu banyak terdapat mushalla yang arah kiblatnya kurang tepat

atau bahkan sama sekali tidak mengarah ke Ka’bah.

Dari permasalahan inilah penulis mengangkat judul tentang “

KEAKURATAN ARAH KIBLAT MUSHALLA DI WILAYAH BEKASI

UTARA” untuk mengetahui sejauh manakah validitas pengukuran arah kiblat

mushalla di wilayah Bekasi Utara.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar skripsi ini tidak meluas, penulis membatasinya pada satu objek, yaitu

penulis hanya membahas tentang pengukuran arah kiblat mushalla di kecamatan

Bekasi Utara kota Bekasi yang terdiri dari 6 kelurahan

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan Pembatasan Masalah diatas, maka secara umum

permasalahannya adalah bagaimana akurasi arah kiblat Mushalla yang terdapat di

Bekasi Utara dengan perumusan masalah sebagai berikut :

a. Seberapa akuratkah penghitungan arah kiblat Mushalla di Wilayah Bekasi

Utara ?

b. Bagaimana cara masyarakat dalam menentukan arah kiblat Mushalla ketika

awal pembangunannya ?

Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

4

c. Apa kekurangan dan kelebihan metode yang dipakai masyarakat dalam

menentukan arah kiblat mushalla ketika awal pembangunannya. ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui keakuratan penghitungan arah kiblat mushalla di wilayah

Bekasi Utara.

b. Mengetahui cara masyarakat dalam menentukan arah kiblat mushalla ketika

awal pembangunannya.

c. Mengetahui kekurangan dan kelebihan metode yang dipakai masyarakat

dalam menentukan arah kiblat.

Dan manfaat yang diharapkan didapat dari penelitian ini adalah :

a. Mendapatkan peta informasi tentang keakuratan arah kiblat mushalla di

wilayah Bekasi Utara.

b. Memberikan masukan kepada masyarakat dengan mengoreksi arah kiblat

pada arah kiblat yang tepat pada mushalla yang kurang tepat arah kiblatnya.

Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

BAB II

PENGERTIAN ARAH KIBLAT DAN LANDASAN HUKUMNYA

A. Pengertian Kiblat

Kiblat menurut bahasa adalah Bait Al-Haram di Mekkah, Al-Ghurfatu ( kamar

), kullu baitin murabba’in ( setiap bangunan yang berbentuk persegi empat )1. Ka’bah

disebut juga dengan Baitullah, Baitul Haram dan Baitul Atiq atau rumah tua yang

dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim dan puteranya Nabi Ismail atas perintah Allah

SWT.

Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia antara Ka’bah dan Kiblat terdapat

sedikit perbedaan dalam pengertiannya. Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia

Ka’bah adalah bangunan dari batu berbentuk kubus dalam masjid yang terdapat di

Mekkah, sedangkan pengertian Kiblat adalah arah ke Mekkah pada waktu shalat2.

Ka’bah merupakan bangunan yang terdiri dari empat sudut. Keempat sudut

bangunan Ka’bah mempunyai nama-nama tersendiri, yaitu :

1. Sudut Hajar Aswad

Di sudut ini terdapat batu hitam yang menjadi tempat dimulai dan diakhirinya

thawaf. Hajar Aswad terletak pada ketinggian 1,5 m dari tanah, berbentuk seperti

1 Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia, ( Yogyakarta : Unit

Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan PP “Al-Munawwir” Krapyak, 1984 ), hal 1305.

2 Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, ( Jakarta: Pustaka Amani ), hal

155 & 187.

12

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

13

bulat telur. Jarak Hajar Aswad dengan pintu Ka’bah disebut Multajam, tempat

doa mustajab seperti dicontohkan Rasulullah SAW.

2. Sudut Iraqi

Sudut yang mengarah ke negeri Iraq. Lebar antara sudut Hajar Aswad dan

sudut Iraqi kurang lebih 11 m, dan pada sudut inilah terletak pintu Ka’bah.

3. Sudut Syaami

Sudut yang mengarah ke negeri Syam. Lebar sudut Iraqi dengan sudut Syaami

kurang lebih 10 m , 22 cm.

4. Sudut Yamani3

Sudut yang mengarah ke negeri Yaman. Lebar antara sudut Syaami dan

Yamani kurang lebih 10 m, 13 cm.

Kiblat adalah arah ummat Islam menghadap ketika mengerjakan shalat.

Dalam hal ini ialah arah dimana Ka’bah terletak, yaitu di Masjidil Haram, Mekkah,

Arab Saudi. Pernah ummat Islam berkiblat ke Masjidil Aqsa di Yerussalem, Palestina

selama 16 bulan. Menghadap ke kiblat termasuk salah satu dari rukun shalat, kecuali

dalam keadaan tidak mampu atau genting4. Bagi orang yang melihat Ka’bah wajib

menghadap langsung kearahnya, sedang bagi orang yang bertempat tinggal jauh dari

Ka’bah boleh hanya menghadap kearahnya saja.

3 M. Abdul Mujieb, Mabruri Tholhah, Kamus IstilahFiqih, ( Jakarta, Pustaka Firdaus, 1994 ),

cet 1, hal 146.

4 Ibid, hal 167.

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

14

B. Sejarah Kiblat

Ka’bah adalah bangunan suci kaum muslimin yang terletak di kota Mekkah di

dalam Masjidil Haram. Ka’bah merupakan bangunan yang dijadikan sentral arah

dalam peribadatan umat Islam yakni shalat dan yang wajib dikunjungi saat

pelaksanaan haji dan umrah. Bangunan berbentuk kubus ini berukuran 12 x 10 x 15

m. Penelusuran yang dilakukan oleh kalangan mufassirin dan lainnya tidak

ditemukan teks yang menyebutkan tentang siapa pendiri pertama Ka’bah. Al-Qur’an

hanya menyebutkan bahwa Ka’bah adalah rumah pertama yang diperuntukan bagi

manusia untuk beribadah kepada Allah SWT, sesungguhnya rumah ( peribadatan )

pertama yang dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Mekkah, ( QS, Ali

Imran, 3 : 96 ), karena Nabi Ibrahim AS bersama puteranya Nabi Ismail hanya

membangun kembali atau meninggikan dasar-dasar Baitullah, “ Dan ingatlah, ketika

Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail, Tuhan kami, terimalah

dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ” ( QS Al-

Baqarah,2 : 127 ).

Pada masa Nabi Muhammad SAW, berusia 30 tahun ( kira-kira 600 M dan

belum diangkat menjadi Rasul ), bangunan ini direnovasi kembali akibat banjir

bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar

kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad,

namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan

tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan. Pada saat menjelang

Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah,

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

15

lingkungan Ka’bah penuh dengan patung yang merupakan perwujudan Tuhan bangsa

Arab ketika kegelapan pemikiran ( Jahiliyah ), padahal sebagaimanan ajaran Nabi

Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran

Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Tuhan tidak boleh disembah dengan diserupakan

dengan benda atau mahluk apapun dan tidak memiliki perantara untuk

menyembahnya serta tunggal, tidak ada yang menyerupainya serta tidak beranak dan

tidak diperanakan ( QS Al-Ikhlas : 112 ). Ka’bah akhirnya dibersihkan dari patung-

patung ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan

darah.

Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah5 sebagai

pemegang kunci Ka’bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintah

baik pemerintah Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan, Ali bin

Abi Thalib, Muawiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah,

Dinasti Utsmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi

yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

5 Maskufa, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak, ( Jakarta : Laporan Penulisan Buku Daras ),

Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, 2008, hal 126.

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

BAB III

PRAKTEK PENGHITUNGAN DAN PENGUKURAN ARAH KIBLAT

A. Metode Penentuan Arah Kiblat Serta Kelebihan Dan Kekurangannya

Kebutuhan masyarakat muslim dalam mengamalkan ajaran agamanya segera

menyadarkan mereka akan pentingnya membangun sarana ibadah. Shalat yang

disebut-sebut sebagai tiang pokok agama, sering dijadikan ukuran sejauh mana

tingkat keberagamaannya, pembangunan mushola maupun masjid menjadi kebutuhan

bersama.

Hal terpenting dalam persiapan pembangunan mushola atau masjid adalah

letak mihrab. Di sebelah mana dan kearah mana ruang mihrab itu menghadap selalu

menjadi perhatian utama, karena arah menghadapnya mihrab kelak menjadi patokan

orang-orang sekitar untuk mengenali kiblat shalat.

Pada umumnya keberadaan bangunan mushola atau masjid terutama tata letak

mihrabnya, oleh kebanyakan orang dianggap telah mempresentasikan arah kiblat

yang sebenarnya. Masyarakat seolah telah mempercayakan urusan arah kiblat

sepenuhnya menjadi tanggung jawab pendiri mushola atau masjid. Menyadari

kecenderungan masyarakat seperti itu, maka pengukuran arah kiblat secara akurat

dalam rangka mendirikan mushola atau masjid haruslah dilakukan secara ekstra hati-

hati. Berbicara tentang ketepatan arah kiblat, yang perlu ditelaah adalah bagaimana

cara pengukuran itu dilakukan. Dari hasil temuan lapangan maupun melalui referensi

yang ada, terdapat beberapa model yang biasa dilakukan orang dalam melakukan

23

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

24

pengukuran arah kiblat. Ditinjau dari tata kerja pengukuran maupun dari hasil yang

diperoleh dapat dibedakan menjadi dua macam :

1. Metode pengukuran taqribi ( menggunakan acuan perkiraan )

Model yang digunakan dalam metode ini biasanya mengambil bentuk cara-

cara yang sederhana. Data yang diperlukan cukup dengan mengetahui titik mata

angin utama, yakni Barat, Timur, Utara dan Selatan. Biasanya yang melakukan

pengukuran telah memiliki pengetahuan dasar yang sederhana perihal posisi

Ka’bah ditinjau dari tempat / lokasi pengukuran. Dengan bekal pengetahuan arah

mata angin utama tersebut, dimana letak Ka’bah dari tempat pengukuran cukup

dikenali apakah lurus, miring ke kanan, miring ke kiri. Soal seberapa besar angka

kemiringannya cukup ditentukan secara kira-kira belaka. Karena penggunaan data

perkiraan atau rata-rata yang dijadikan acuan, maka pengukuran seperti ini

dimasukkan dalam kategori metode taqribi1.

Untuk dapat menggunakan metode taqribi maka seseorang diharuskan mampu

dalam menentukan arah mata angin yang utama yaitu, Barat, Timur, Utara, dan

Selatan. Metode dalam menentukan arah mata angin yang biasa dilakukan orang

adalah :

a. Menggunakan Pisau Silet

b. Menggunakan Kompas

c. Penggunaan Tongkat Istiwa

1Sirril Wafa’, dkk., “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushola di Wilayah Ciputat” Laporan

Penelitian ( Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2002 ), hal 16.

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

25

Tongkat istiwa adalah tongkat kayu atau besi yang ditancapkan tegak lurus

terhadap bidang datar di halaman. Penempatan di halaman dimaksudkan agar dapat

membuat bayang-bayang dari sinar matahari secar langsung sebelum dan sesudah

zawal ( saat matahari menempati titik kulminasi ). Di sekeliling tongkat tersebut

dibuat lingkaran dengan titik pusat pada tongkat. Saat bayang-bayang ujung tongkat

menyentuh garis lingkaran, sebelum kulminasi maka garis tersebut menunjukkan arah

Timur-Barat2. Penggunaan tongkat istiwa untuk menentukan arah mata angin lebih

terjamin keakuratannya dibanding menggunakan pisau silet atau kompas.

Metode taqribi dalam penentuan arah kiblat merupakan metode yang

sederhana dan dapat dilakukan oleh semua orang tanpa harus menggunakan

perhitungan rumus-rumus yang cukup rumit, hanya dengan mengetahui arah mata

angin yang utama maka seseorang dapat dengan mudah menentukan arah kiblat

mushalla yang akan dibangun.

Akan tetapi dalam perkembangannya seiring dengan kemajuan teknologi yang

pesat serta ditemukannya ilmu ukur segitiga bola yaitu ilmu untuk mengukur sudut

kemiringan arah kiblat suatu tempat maka penggunaan metode taqribi dalam

menentukan arah kiblat sangat rendah tingkat keakuratannya. Hal ini disebabkan

dalam metode pengukuran taqribi hanya menggunakan perkiraan dalam menentukan

arah kiblat suatu mushalla.

2 Muhyiddin Khazin, hal 14-15.

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

26

2. Metode Pengukuran Tahqiqi

Metode dikerjakan melalui perhitungan matematis dengan menggunakan

rumus-rumus ilmu ukur segitiga bola. Perhitungan dimaksudkan untuk mencari

sudut arah kiblat, yakni sudut dari sebuah segitiga bola yang sisi-sisinya terbentuk

dari lingkaran-lingkaran besar yang saling berpotongan melalui titik Ka’bah,

kota/lokasi pengukuran, dan titik utara. Selanjutnya melalui modifikasi rumus,

untuk posisi Indonesia misalnya hasil yang diperoleh sudut arah kiblatnya bisa

terbaca sekian derajat dari titik barat ke arah utara atau dari titik utara kea rah

barat.

Besaran sudut arah kiblat yang dihasilkan dari perhitungan melalui rumus

ilmu ukur segitiga bola merupakan data terpenting dalam metode tahqiqi. Data

pendukung yang diperlukan dalam penghitungan sudut arah kiblat ini adalah:

a. Lintang tempat

b. Garis bujur tempat

c. Lintang Mekkah ( Ka’bah )

d. Garis bujur Mekkah ( Ka’bah )3

Keempat data ini bisa diperoleh melalui daftar koordinat kota-kota besar

dunia atau kota-kota di Indonesia baik yang diterbitkan khusus untuk itu atau yang

dilampirkan pada buku-buku ilmu falak. Lintang Ka’bah menurut penelitian terakhir

yang dilakukan oleh Departemem Agama RI adalah 21° 25' LU dan garis bujur

3 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Teori dan Praktek, ( Yogyakarta : Lazuardi, 2001 ), Cet 1, h.

55.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

27

Ka’bah adalah 39° 50' BT4. Sudut arah kiblat yang dihitung dari titik utara ke

kanan/positif, searah putaran jarum jam merupakan azimuth kiblat. Azimuth bertanda

negative jika dihitung berlawanan dengan putaran jarum jam.

Adapun rumus yang digunakan untuk mencari sudut arah kiblat adalah rumus

ilmu ukur segitiga bola ( spherical trigonometri ) :

Cotan Q = K) - tP ( tan

tPsinK) - tP (sin K tan tPcos

λλφ

λλφφ

Error! Bookmark not defined. Q = kiblat φ tP = lintang tempat

φ K = lintang ka’bah

tPλ = bujur tempat λK = Bujur ka’bah

Hasil yang diperoleh dari rumus tersebut adalah sudut arah kiblat dihitung

dari titik utara kea rah barat berlawanan dengan arah putaran jarum jam, Jika hasilnya

negatif maka dihitung dari titik selatan kea rah timur, berlawanan dengan arah

putaran jarum jam.

Berbeda dengan metode taqribi, metode tahqiqi dalam penentuan arah kiblat

dapat lebih menjamin tingkat keakuratannya. Hal ini dikarenakan metode tahqiqi

dikerjakan melalui perhitungan matematis dengan menggunakan rumus ilmu ukur

segitiga bola. Akan tetapi meskipun dalam penentuan arah kiblat metode tahqiqi

dapat memberikan tingkat keakuratan yang tinggi tetap mempunyai kelemahan yaitu

dikarenakan metode tahqiqi menggunakan rumus yang cukup rumit dalam

penghitungannya akan menyulitkan orang dalam menentukan arah kiblat suatu

4 Depag RI, Pedoman penentuan Arah Kiblat, ( Jakarta, Proyek Pembinaan Badan Peradilan

Agama, 1994 ), h. 16.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

28

mushalla, terutama bagi orang yang awam terhadap ilmu falak terutama bagi mereka

yang tinggal didaerah perkampungan.

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

29

B. Rumus Perhitungan Dan Hasil Perhitungan Arah Kiblat Di Bekasi Utara

Bekasi Utara adalah sebuah kecamatan yang masuk dalam wilayah kota

Bekasi. Data koordinat kecamatan diambil dari data yang terdapat di kantor

kecamatan Bekasi Utara. Selain dari data yang terdapat di kantor kecamatan, data

koordinat untuk Bekasi Utara dapat dicari melalui google.com dengan nama

qiblalocator. Pengambilan data koordinat baik melalui data yang terdapat di kantor

kecamatan maupun melalui internet tidak ditemukan perbedaan yang signifikan.

Di wilayah Bekasi Utara terdapat 6 kelurahan yang masing-masing kelurahan

mempunyai sedikit perbedaan untuk data koordinatnya. Adapun data koordinat

masing-masing kelurahan adalah sebagai berikut:

a. Kaliabang Tengah = Lintang : -6o 11' 26''

= Bujur : 106o 59' 55''

b. Perwira = Lintang : -6o 19' 31''

= Bujur : 107o 01' 79''

c. Harapan Baru = Lintang : -6o 20' 20''

= Bujur : 107o 02' 35''

d. Harapan Jaya = Lintang : -6o 19' 40''

= Bujur : 106o 59' 49''

e. Marga Mulya = Lintang : -6o 21' 97''

= Bujur : 107o 00' 94''

f. Teluk Pucung = Lintang : -6o 19' 61''

= Bujur : 107o 03' 31''

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

30

Dari masing-masing kelurahan tersebut untuk mendapatkan arah kiblatnya

dihitung dengan menggunakan rumus Ilmu Ukur Segitiga Bola. Proses

perhitungannya sebagai berikut:

a. Kaliabang Tengah

Data yang diperlukan

Lintang tempat Kaliabang Tengah = -6o 11' 26''

Garis Bujur Kaliabang Tengah = 106o 59' 55''

Lintang Ka’bah = 21o 25'

Garis Bujur Ka’bah = 39o 50'

Langkah penyelesaiannya adalah sebagai berikut :

Cotan Q = K) - tP ( tan

tPsinK) - tP (sin K tan tPcos

λλφ

λλφφ

Q = kiblat φ tP = lintang tempat φ K = lintang ka’bah

tPλ = bujur tempat λK = Bujur ka’bah

Cotan Q = )50395559106tan(

26116sin

)50395559106sin(

2521tan.26116cos00

l0

00

0l0

llll

ll

llll

lll

−−

= lll

lll

lll

llll

55967tan

26116sin

55967sin

2521tan.26116cos0

0

0

00

−−

Rumus di atas penulis uraikan sehingga menjadi perhitungan yang lebih

mudah, yaitu sebagai berikut :

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

31

shift tan → (( cos ( -60 11' 26'' ) x tan ( 210 25' ) : sin ( 670 9' 55'' ) – sin ( -60 11' 26 '' ) :

tan ( 670 9' 55'' ))-1 = 64,89642549 → shift 0,,, (derajat) = 640 53' 47, 13''

dari arah Utara ke Barat.

Sedangkan dari arah Barat ke Utara adalah 900 - 640 53' 47, 13'' = 250 6'

12, 87''.

Dari hasil perhitungan maka arah kiblat untuk kelurahan Kaliabang Tengah adalah

640 53' 47, 13'' ( Utara ke Barat) dan 250 6' 12, 87'' ( Barat ke Utara). Sedangkan

azimutnya adalah 3600- 640 53' 47, 13'' = 2950 6' 12, 87''.

b. Perwira

Dengan cara dan rumus yang sama maka arah kiblat untuk kelurahan Perwira

perhitungannya adalah sebagai berikut :

Lintang tempat Perwira = -6o 19' 31''

Garis Bujur Perwira = 107o 01' 79''

Lintang Ka’bah = 21o 25'

Garis Bujur Ka’bah = 39o 50'

Cotan Q = )50397901107tan(

31196sin

)50397901107sin(

2521tan.31196cos00

l0

00

0l0

llll

ll

llll

lll

−−

= lll

ll

lll

lll

191267tan

31196sin

191267sin

2521tan.31196cos0

l0

0

0l0

−−

shift tan → (( cos ( -60 19' 31'' ) x tan ( 210 25' ) : sin ( 670 12' 19'' ) – sin (-60 19' 31'') :

tan (670 12' 19''))-1 = 64,86540678 → shift 0,,, = 640 51' 55, 46''

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

32

Dari hasil perhitungan maka arah kiblat untuk kelurahan Perwira adalah 640 51' 55,

46'' dari arah Utara ke Barat. Sedangkan arah kiblat dari Barat ke Utara adalah 900 -

640 51' 55, 46'' = 250 8' 4, 54''. Adapun azimut untuk kelurahan Perwira adalah 3600 -

640 51' 55, 46'' = 2950 8' 4, 54''.

c. Harapan Baru

Lintang tempat Harapan Baru = -6o 20' 20''

Garis Bujur Harapan Baru = 107o 02' 35''

Lintang Ka’bah = 21o 25'

Garis Bujur Ka’bah = 39o 50'

Cotan Q = )50393502107tan(

20206sin

)50393502107sin(

2521tan.20206cos00

l0

00

0l0

llll

ll

llll

lll

−−

= lll

lll

lll

llll

351267tan

20206sin

351267sin

2521tan.20206cos0

0

0

00

−−

shift tan → (( cos ( -60 20' 20'' ) x tan ( 210 25' ) : sin ( 670 12' 35'' ) – sin (-60 20' 20'') :

tan (670 12' 35''))-1 = 64,8623912 → shift 0,,, = 640 51' 44, 61'' ( Utara ke

Barat)

900 - 640 51' 44, 61'' = 250 8' 15, 39'' ( Barat ke

Utara)

azimutnya adalah 3600 - 640 51' 44, 61'' = 2950 8' 15, 39''.

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

33

d. Harapan Jaya

Lintang tempat Harapan Jaya = -6o 19' 40''

Garis Bujur Harapan Jaya = 106o 59' 49''

Lintang Ka’bah = 21o 25'

Garis Bujur Ka’bah = 39o 50'

Cotan Q = )50394959106tan(

40196sin

)50394959106sin(

2521tan.40196cos00

l0

00

0l0

−−

−lll

ll

llll

lll

= lll

ll

lll

lll

49967tan

40196sin

49967sin

2521tan.40196cos0

l0

0

0l0

−−

shift tan → (( cos ( -60 19' 40'' ) x tan ( 210 25' ) : sin ( 670 50' 10'' ) – sin (-60 19' 40'') :

tan (670 9' 49''))-1 = 64,85414221 → shift 0,,, = 640 51' 14, 91'' ( Utara ke

Barat)

900 - 640 51' 14, 91'' = 250 8' 45,09'' ( Barat

ke Utara)

azimutnya adalah 3600 - 650 1' 21, 84'' = 2950 8' 45, 09''.

e. Marga Mulya

Lintang tempat Marga Mulya = -6o 21' 97''

Garis Bujur Marga Mulya = 107o 00' 94''

Lintang Ka’bah = 21o 25'

Garis Bujur Ka’bah = 39o 50'

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

34

Cotan Q = )50399400107tan(

97216sin

)50399400107sin(

2521tan.97216cos00

l0

00

0l0

llll

ll

llll

lll

−−

= lll

ll

lll

lll

341167tan

97216sin

341167sin

2521tan.97216cos0

l0

0

0l0

−−

shift tan → (( cos ( -6o 21' 97'') x tan ( 210 25' ) : sin ( 670 11' 34'' ) – sin (-6o 21' 97'') :

tan (670 11' 34''))-1 = 64,84655598 → shift 0,,, = 640 50' 47, 6'' ( Utara ke

Barat)

900 - 640 50' 47, 6'' = 250 9' 12, 4'' ( Barat ke

Utara)

azimutnya adalah 3600 - 640 50' 47, 6'' = 2950 9' 12, 4''.

f. Teluk Pucung

Lintang tempat Teluk Pucung = -6o 19' 61''

Garis Bujur Teluk Pucung = 107o 03' 31''

Lintang Ka’bah = 21o 25'

Garis Bujur Ka’bah = 39o 50'

Cotan Q = )50393103107tan(

61196sin

)50393103107sin(

2521tan.61196cos00

l0

00

0l0

llll

ll

llll

lll

−−

= lll

ll

lll

lll

311367tan

61196sin

311367sin

2521tan.61196cos0

l0

0

0l0

−−

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

35

shift tan → (( cos ( -6o 19' 61'') x tan ( 210 25' ) : sin ( 670 13' 31'' ) – sin (-6o 19' 61'') :

tan (670 13' 31''))-1 = 64,86791309 → shift 0,,, = 640 52' 4, 49'' ( Utara ke

Barat)

900 - 640 52' 4, 49'' = 250 7' 55, 51'' ( Barat ke

Utara)

azimutnya adalah 3600 - 640 52' 4, 49'' = 2950 7' 55, 51''.

Dari hasil perhitungan di atas yang terdiri dari 6 kelurahan di Bekasi

Utara maka didapat hasil 5 kelurahan mempunyai arah kiblat yang sama

yaitu 250 dari arah Barat ke arah Utara.Untuk proses perhitungan diatas

penulis menggunakan kalkulator Casio tipe FX – 350 ES.

Error! Bookmark not defined.

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

19

D. Hukum Menghadap Kiblat Dalam Shalat

Setiap muslim diwajibkan untuk menunaikan shalat lima waktu tepat pada

waktunya dan harus menghadap kiblat. Tidak ada perbedaaan di kalanghan ulama

bahwa keharusan menghadap kiblat merupakan salah satu syarat sahnya shalat9.

Hal ini tentunya didasari oleh firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah 144.

Bagi orang –orang yang berada di sekitar Masjidil Haram suruhan ini tidak

lagi masalah. Namun bagi orang-orang yang jauh dari Mekkah perintah ini

menimbulkan masalah. Untuk itu diperlukan pengetahuan bagaimanakah

semestinya yang harus dilakukan mengenai hal tersebut, sehingga pertanyaan

apakah harus menghadap persis ke kiblat atau taksirannya saja ? Memang Islam

dengan ajarannya tidak mempersulit dan memberatkan manusia, sebagaimana

Firman Allah dalm surat Al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut :

286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya

Namun perlu juga ditekankan bahwa untuk memperoleh kesempurnaan

ibadah, usaha yang maksimal dan optimal harus terap dilakukan. Karena ibadah

bukanlah hal yang sepele dan bukan main-main. Ada peratuaran di dalamnya yang

harus diperhatikan dengan baik dan benar.

Dalam mengistimbatkan QS. Al-Baqarah ayat 142-145 para ulama

memunculkan beberapa persoalan hukum. Pertama, apakah yang dimaksud

dengan Masjidil Haram dalam Al-Qur’an ? Jika ditelusuri dalam literature-

9 Depag,Almanak Hisab Rukyat, (Jakarta, Proyek Pembinaan Badan Peradilan Agama, 1998), hal 25.

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

20

literature klasik kata Masjidil Haram secara keseluruhan, Mekkah Al-Mukarramah

dan Tanah Haram seluruhnya. Menurut Ash-Shabuny, Masjidil Haram yang

terdapat pada QS. Al-Baqarah ayat 144 menunjukkan makna Ka’bah10. Maka

makna frase tersebut adalah maka palingkanlah mukamu ke arah Ka’bah11.

Kedua, manakah yang wajib : antara menghadap ke ‘ainul Ka’bah (bangunan

Ka’bah itu sendiri) atau menghadap ke arahnya : Dalam hal ini para ulama

berbeda pendapat. Menurut ulama Syafi’iyah dan Hanabilah yang wajib adalah

menghadap tepat ke ‘ainul Ka’bah. Menurutnya orang yang melihat Ka’bah wajib

menghadap tepat ke ‘ainul Ka’bah, sedangkan orang yang tidak melihatnya wajib

niat dalam hatinya menghadap ke ‘ainul Ka’bah seraya menghadap ke arahnya.12

Sedangkan menurut ulama Hanafiyah dan Malikiah yang wajib adalah menghadap

kiblat, bagi orang yang tidak melihat Ka’bah cukup menghadap ke arahanya saja.

Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa kedua kelompok itu mewajibkan

menghadap ke ‘ainul Ka’bah bagi orang yangh melihat Ka’bah13.

Sementara itu menurut Hasbi Ash-Shiddieqy kiblat pada frase ayat 144

surat Al-Baqarah tersebut menunjukkan arah kiblat. Lebih lanjut dalam

mengomentari ayat “Wahaisu ma kuntum fawallu wujuhakum” Hasbi

10 Mu’amal H, Terjemahan Tafsir Ayat Ahkam Ash-Shabuny, (Surabaya, Bina Ilmu,

1983), Jilid 1, hal 80.

11 Ibid.

12 Ibid, hal 81-82.

13 Muhammad Jawad Muhniyah, Fiqh Lima Mazhab (Ja’fari, Hanafi, Maliki, Syafi’I,

Hambali), Tej Maskur A.B Afif Muhamad Idrus Al-Kaff, (Jakarta, Lentera Baristama, 1996), cet

1, hal 77.

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

21

menarankan kepada kaum muslimin untuk mengetahui posisi Baitul Haram,

artinya dimanapun kita berada baik di timur ataupun di barat, baik di utara

maupun di selatan Ka’bah, kita harus mengarahkan muka kita ke Ka’bah di waktu

shalat. Sehingga dalam melakukan shalat tidak terjebak dalam satu arah

sebagaimana yang telah dilakukan oaring-orang Nasrani ( hanya menghadap ke

timur) atau orang –orang Yahudi (hanya menghadap ke barat). Oleh karena itu,

kaum muslimi hendaknya mempelajari Ilmu Bumi dan Ilmu Falak14.

Apabila arah kiblat tersebut telah diketahui berdasarkan ilmu pegetahuan,

maka wajib mempergunakan arah tersebut selama belum memperoleh hasil yang

lebih teliti lagi. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az-

Zumar ayat 17-18 :

14 T.M Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Al-Qur’an Al-Majid An-Nur, (Semarang, Pustaka Rizki Putra, 1995), Juz 1, cet II, hal 230.

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

22

Artinya : Dan orang-orang yang menjauhi thaghut (yaitu tidak menyembahnya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira; sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku[17]. Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal.( 18 )

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

36

C. PENGUKURAN ARAH KIBLAT DI BEKASI UTARA

Penelitian arah kiblat untuk mushola di kecamatan Bekasi Utara

perhitungannya menggunakan metode tahqiqi mengingat metode ini lebih

memberikan keakuratan yang tinggi. Dengan kemiringan arah kiblat yang dihasilkan

melalui metode ini lebih memberikan kepastian. Penggunaan rumus spherical

trigonometri dalam metode ini dengan sendirinya telah memperhitungkan bahwa sisi-

sisi permukaan bumi bukanlah sisi-sisi yang datar seperti pada peta merkator, tetapi

sisi-sisinya merupakan sisi-sisi yang melengkung sebagaimana lengkungan pada

bola.

Dalam praktek pengukuran arah kiblat yang penulis lakukan dilapangan,

penulis melakukan dengan bantuan kompas yang sudah dikoreksi variasi magnitnya

yang untuk Bekasi Utara adalah 0,5, selain dengan kompas penulis menggunakan

pula ilmu ukur segitiga bola. Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengukur arah

kiblat adalah sebagai berikut :

a. Menentukan terlebih dahulu garis barat-timur

b. Setelah diketahui arah barat-timur maka dilanjutkan dengan mengukur arah

kiblat

A. Menentukan Barat-Timur Dengan Kompas

Kompas adalah alat penunjuk arah mata angin oleh jarum yang ada padanya.

Jarum kompas ini terbuat dari logam magnetis yang dipasang sedemikian rupa

sehingga dengan mudah bergerak menunjukkan arah utara. Hanya saja arah utara

yang ditunjukkan olehnya bukan arah utara sejati ( titik kutub utara ), melainkan titik

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

37

utara magnit, sehingga untuk mendapatkan arah utara sejati perlu ada koreksi variasi

magnit terhadap arah jarum kompas, untuk peta variasi magnit dapat dilihat dalam

lampiran.

Menentukan titik barat-timur dengan kompas dapat dilakukan dengan cara :

1. Letakkan kompas di tempat yang datar serta bebas dari medan magnit ( logam

yang mengandung zat besi dan semacamnya )

2. Periksalah jarum yang ada padanya, upayakan ia dapat bergerak bebas.

3. Jarum kompas yang ( biasanya ) berwarna merah atau kebiru-biruan

senantiasa menunjukkan arah utara.

4. Bentangkan benang atau semacamnya diatas kompas searah dengan jarum

kompas

5. Buatlah titik U pada arah yang menuju titik utara dan buatlah titik S pada arah

yang menuju titik selatan9

6. Untuk memperoleh arah utara sejati, perlu dikoreksi variasi magnit. Dengan

demikian sudah diperoleh arah utara dan selatan sejati.

7. Untuk memperoleh titik arah barat dan timur maka buatlah garis yang tegak

lurus ( siku-siku ) pada benang utara-selatan sejati tersebut.

8. Garis inilah yang menuju titik arah barat dan timur.

B. Pengukuran Arah Kiblat

9 Muhyiddin Khazin, Cara Mudah Mengukur Arah Kiblat, ( Yogyakarta, Buana Pustaka,

2004 ), cet 1, hal 13.

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

38

Setelah garis barat dan timur sudah ditemukan, kemudian penulis melakukan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Ukurlah garis barat – timur sepanjang satu meter.

2. Pada ujung sebelah barat diberi titik B dan diujung sebelah timur diberi titik

T.

3. Pada titik B dibuat garis tegak lurus ( siku-siku ) ke arah utara sepanjang

JARAK arah kiblatnya ( lihat dilampiran, untuk kota bekasi 46,93 cm ).

Kemudian pada ujung utara diberi titik K.

4. Antara titik T ( no. 2 ) dengan titik K ( no. 3 ) dibuat garis lurus sehingga

terbentuk garis TK. Garis lurus TK inilah yang menunjukkan arah kiblat

untuk kota Bekasi.10

5. Kemudian apabila akan membuat garis-garis shaf, maka dapat dibuat garis-

garis yang tegak lurus pada garis yang menunjukkan arah kiblat tersebut

10 Ibid, hal 18.

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

BAB IV

HASIL PENELITIAN.

A. Profil Mushalla

1. Data Umum Mushalla

Dari hasil survey lapangan yang sudah dilakukan penulis ke 40 mushalla yang

terdapat di Bekasi Utara didapat informasi secara umum tentang keadaan mushalla

sebagai berikut :

Tabel 4.1

Data Umum Kondisi Mushalla

Nama Tahun Status No

Mushalla Alamat

Berdiri Ketua DKM Tanah

Kea kuratan

Ket

Taman Wisma Fasilitas asri, Jl. Jeruk

VII Umum 1 Al- Firah

N0 12 RT 04/15

1987 Pak Endin

-150 Perkiraan

Jl.Markisa II Fasilitas 2 Al- Huda

TWA RT 06/07 1992 H. Yahya

Umum -200 Kompas

TWA J.Meranti Fasilitas 3 Al- Ikhlas

Raya RT 10/32 1995 Pak

Iwan Umum -100 Kompas

TWA Jl.Hibrida H. Mumu Fasilitas Arah 4 Al- Hidayah

RT 04/28 1987

Sunarya Umum -200

Barat

TWA Blok H 21 Fasilitas Tongkat 5 Al- Mu'minun

RT 08-09/28 1994 Pak

Yusar Umum -150

Istiwa Jl.Melon VI

Blok Fasilitas 6 Al- Muhajirin

CC 19 No 7B 1990 Halid SP.di

Umum -100 Kompas

7 Al- Mujahadah Jl.PLN Ka. 1995 Ust.Ahmad Wakaf -150 Perkiraan

39

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

40

Bungur RT 02/18 Dasuki, SP.di

Ka.Bungur Haji Marhawi 8 Dzikrul Maut

RT 04/18 1980

HR Wakaf -200 Perkiraan

Ka.Bungur 9 Babus Salam

RT 04/18 2002 Pak

Amin Wakaf -180 Perkiraan

Ka.Bungur Arah 10 Nurul Hikmah

RT 04/18 1980 Haji

Hambali Wakaf -200 Barat

Jl.Al-Bahar 11 Nurul Mutaqim

RT 07/01 1990 Haji

Zubair Wakaf -180 Perkiraan

Ka.Bungur 12 Al- Mutaqin

RT 03/18 2003 H.

Taminudun Wakaf -160 Perkiraan

Perum RSIJ H. Ashar Fasilitas Arah

13 Namiroh RT 03/01

2002 Husain Sosial

-250 Barat

Ka.Ceger 14 Assa'adah

RT 02/02 1980 H.M.

Sidiq Wakaf -180 Kompas

Kav. Harapan Arah 15 Al- Hamid

Kita RT 05/23 1990 H.M.

Mulyadi Wakaf -200 Barat

Kav. Nusantara Pak Dedy 16 AN-Nur

RT 06/22 1991

Haryadi Wakaf -150 Kompas

Kav. Bulak Fasilitas 17 Al- Furqon Macan RT

01/22 2006 Pak

Sutrisno Umum -150 Perkiraan

Bayang -

bayang 18 Al-Barkah Perum Barata 1984 Drs. Yudi Fasum -50

Matahari

Jl.Rawa Bugel 19 Al- Muhtadin

RT 03/10 1975 M. Tohir Wakaf -250 Perkiraan

Jl.Rawa Bugel Arah 20 Arriyad

RT 04/03 2005 Pak Sa'anam Wakaf -250

Barat

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

41

Jl.Perjuangan Fasilitas Tidak 21 Nurul Hidayah

RT 08/05 1998 Pak

Wahyono Umum -180

Diketahui

Al-Ihda Jl.Perjuangan 22

Al- Islami RT 01/02 1994 Pak Suryono Wakaf -220 Perkiraan

Jl.Mukhtar Fasilitas

Thabrani Kav. Umum 23 Al- Mustaqim

Tegal Perintis

2003 Pak Amri

-200 Perkiraan

Jl.Perjuangan H.Budi Tidak 24 Darurrohmah

Dalam RT 07/05 2005

Setiawan Wakaf -220

Diketahui

Kp.Penggilingan 25 Darurrohman

Baru RT 02/08 1995 H.M.Rohman Wakaf -200 Kompas

Kp.Penggilingan Tidak 26 Al- Hikmah

Baru RT 01/02 1979 Pak Sofyan Wakaf -220

Diketahui

Kp.Penggilingan 27 Tanzilurrahman

Baru RT 01/06 1970 Pak Hamdani Wakaf Tepat Kompas

Kp.Penggilingan H.Saef Fasilitas 28 Nurul Yakin

Baru RT 02/03 2005

Hermansyah Umum -200 Perkiraan

Telaga Mas Fasilitas Arah 29 Al- Ikhlas

Blok G.4 2006 Pak Fajar

Umum -230

Barat

Telaga Mas Fasilitas Tidak 30 Al- Hijrah

Blok K I 2005 Pak Romi

Umum -150

Diketahui

Jl.Kp.Nangka Pak Agus 31 Nurur Hikmah

RT 02/05 1980

Mulyadi Wakaf -170 Perkiraan

Villa Mas Indah Fasilitas 32 Al- Ikhlas Blok D RT

04/14 2005 Pak

Ian Arif Sosial -100 Kompas

Kp.Nangka Arah 33 Nurul Huda

RT 03/06 1985 Pak

Romi Wakaf -250 Barat

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

42

Kp.Nangka 34 Nurul Janah

RT 04/01 1992 Pak

Hanafi Wakaf -100

1 Perkiraan

Villa Mas Garden Fasilitas Arah

Blok F.174 Sosial Barat 35 Baiturrahman

RT 07/09

1993 Pak H.Arianto

-100

Ka.Tengah Kav. Pak Setia Arah

Pengarengan Purnomo Barat 36 Nurul Iman

RT 03/28

2003

Wakaf -250

Ka.Tengah Kav. Pak Ahmad Fasilitas Tidak

Pengarengan Abbas Umum Diketahui2

37 Al- Muhajirin

RT 04/06

2004

-200

Ka.Tengah Kp. Pak Ahmad 38 Nurul Falah rorotan RT

02/03

1995 Royani

Wakaf -250 Kompas

Ka.Tengah Kp. Fasilitas 39 Nurul Yakin Poncol RT

02/03 2003 Haji

Nami Umum -250 Perkiraan

Ka.Tengah Kp. Fasilitas Arah 40 Nurul ilahiyah Poncol RT

01/03 2000 Haji

Nasrolih Umum -250

Barat

2. Status Tanah Mushalla

Dari hasil observasi yang dilakukan, ditemukan bahwa status tanah mushalla

di Bekasi Utara adalah 20 mushalla (50%) berasal dari tanah wakaf, 16 mushalla

(40%) merupakan fasilitas Umum karena mushalla tersebut berada dalam lingkungan

perumahan yang dibangun oleh developer, 4 mushalla (10%) merupakan fasilitas

sosial.

1 Maksud dari (-) adalah sudut kemiringan kurang dari angka yang ditentukan 2 Tidak diketahui dalam artian tidak diketahui cara pengukurannya

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

43

Tabel 4.2

No Nama Mushalla Alamat Status

Jl.PLN Ka. Bungur 1 Al- Mujahadah

RT 02/18 Wakaf

2 Dzikrul Maut Ka.Bungur RT 04/18 Wakaf

3 Babus Salam Ka.Bungur RT 04/18 Wakaf

4 Nurul Hikmah Ka.Bungur RT 04/18 Wakaf

5 Nurul Mutaqim Jl.Al- BaharRT 07/01 Wakaf

6 Al- Mutaqim Ka.Bungur RT 03/18 Wakaf

7 Assa'adah Kp.Ceger RT 02/02 Wakaf

Kav.Harapan Kita 8 Al- Hamid

RT 05/23 Wakaf

Kav.Nusantara 9 AN-Nur

RT 06/22 Wakaf

Jl.Rawa Bugel 10 Al- Muhtadin

RT 03/10 Wakaf

Jl.Rawa Bugel 11 Arriyad

RT 04/03 Wakaf

12 Al-Ihda Al-Islami Jl.Perjuangan RT 01/02 Wakaf

Kp.Penggilingan 13 Darurrohman

Baru RT 02/08 Wakaf

Kp.Penggilingan 14 Al- Hikmah

Baru RT 01/02 Wakaf

Kp.Penggilingan 15 Tanzilurrohman

Baru RT 01/06 Wakaf

Jl.Kp.Nangka 16 Nurur Hikmah

RT 02/05 Wakaf

17 Nurul Huda Kp.Nangka RT 03/06 Wakaf

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

44

18 Nurul Janah Kp.Nangka RT 04/01 Wakaf

Ka.Tengah Kav. 19 Nurul Iman

Pengarengan RT 03/08 Wakaf

Ka.Tengah Kp. Rorotan 20 Nurul Falah

RT 04/06 Wakaf

Tabel 4.3

Status Tanah Mushalla Fasilitas Umum

No Nama Mushalla Alamat Status

Taman Wisma Asri Jl.Jeruk VII 1 Al- Firah

No 12 RT 04/15 Fasilitas Umum

2 Al- Huda Jl.Markisa TWA RT 06/07 Fasilitas Umum

3 Al- Ikhlas TWA Jl.Meranti Raya RT 10/32 Fasilitas Umum

4 Al- Hidayah TWA Jl.Hibrida RT04/28 Fasilitas Umum

5 Al- Mu'minun TWA Blok H 21 RT 08-09/28 Fasilitas Umum

6 Al- Muhajirin Jl.Melon VI Blok CC 19 No 7B Fasilitas Umum

7 Al-Furqon Kav.Bulak Macan RT 01/22 Fasilitas Umum

8 Nurul Hidayah Jl.Perjuangan RT 08/05 Fasilitas Umum

Jl.Mukhtar Thabrani Kav.Tegal 9 Al- Mustaqim

Perintis Fasilitas Umum

10 Nurul Yakin Kp.Penggilingan Baru RT 02/03 Fasilitas Umum

11 Al- Ikhlas Telaga Mas Blok G 4 Fasilitas Umum

12 Al- Hijrah Telaga Mas Blok K I Fasilitas Umum

Ka.Tengah Kav. Pengarengan 13 Al- Muhajirin

RT 04/06 Fasilitas Umum

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

45

14 Nurul Yakin Ka.Tengah Kav.Poncol RT 02/03 Fasilitas Umum

15 Nurul ilahiyah Ka.Tengah Kav.Poncol RT 01/03 Fasilitas Umum

16 Al- Barkah Perum Barata Harapan Jaya Fasilitas Umum

Tabel 4.4

Status Tanah Mushalla Fasilitas Sosial

No Nama Mushalla Alamat Status

1 Namiroh Perum RSIJ RT 03/01 Fasilitas Sosial

2 Darurrohmah Jl.Perjuangan Dalam RT 07/05 Fasilitas Sosial

3 Al- Ikhlas Villa Mas Indah Blok D RT 04/14 Fasilitas Sosial

Villa Mas Garden Blok F 174 4 Baiturrahman

RT 07/09 Fasilitas Sosial

Dari Hasil wawancara penulis dengan Drs. HA. Djaelani, HR. M,MPd sebagai

Kepala Kantor Urusan Agama ( KAU ) kecamatan Bekasi Utara, sebagian besar

status tanah mushalla di wilayah Bekasi Utara merupakan tanah wakaf dan

sebanyak 80% sudah disertifikasi wakaf.3

3 Drs. H. A. Djaelani, HR. M.MPd, kepala KUA Cakung, wawancara pribadi, Bekasi , 29

April 2010.

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

46

B. Keakuratan Arah Kiblat Mushalla

1.Yang Diukur

Dari hasil penelitian lapangan yang dilakukan terhadap 40 mushalla yang

berada di wilayah kecamatan Bekasi Utara, hanya didapat 1 (satu) atau 2,5%

mushalla saja yang tepat arah kiblatnya yakni mushalla Tanzilurrohman serta terdapat

1 ( satu ) atau 2,5 % mushalla yang tepat arah kiblatnya dalam toleransi yakni

mushalla Al-Barkah.

Tabel 4.5

Arah Kiblat Mushalla Yang Tepat

No Nama Mushalla Alamat Keakuratan

1 Tanzilurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 01/06 Tepat

Dilihat dari ketidaktepatan arah kiblatnya, dari 40 mushalla yang dijadikan

sampel hampir sebagian besar atau 38 mushalla ( 95% ) yang tidak tepat arah

kiblatnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.6

Arah Kiblat Mushalla Dilihat Dari Ketidaktepatan Arah Kiblatnya

No Nama Mushalla Alamat Keakuratan

1 Al- Firoh Taman Wisma asri, Jl. Jeruk VII N0 12 RT 04/15 -150

2 Al- Huda Jl.Markisa II TWA RT 06/07 -200

3 Al- Ikhlas TWA Jl.Meranti Raya RT 10/32 -100

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

47

4 Al- Hidayah TWA Jl.Hibrida RT 04/28 -200

5 Al- Mukminun TWA Blok H 21 RT 08-09/28 -150

6 Al- Muhajirin Jl.Melon VI Blok CC 19 No 7 B -100

7 Al- Mujahadah Jl.PLN Ka.Bungur RT 02/18 -150

8 Dzikrul Maut Ka.Bungur RT 04/18 -200

9 Babus Salam Ka.Bungur RT 04/18 -180

10 Nurul Hikmah Ka.Bungur RT 04/18 -200

11 Nurul Mutaqim Jl.Al- Bahar RT 07/01 -180

12 Al- Mutaqin Ka.Bungur RT 03/18 -160

13 Namiroh Perum RSIJ RT 03/01 -250

14 Assa’adah Kp.Ceger RT 02/02 -180

15 Al- Hamid Kav.Harapan Kita RT 05/23 -200

16 AN-Nur Kav.Nusantara RT 06/22 -150

17 Al-Furqon Kav.Bulak Macan RT 01/22 -150

18 Al- Muhtadin Jl.Rawa Bugel RT 03/10 -250

19 Arriyad Jl.Rawa Bugel RT 04/03 -250

20 Nurul Hidayah Jl.Perjuangan RT 08/05 -180

21 Al-Ihda Al- Islami Jl.Perjuangan RT 01/02 -220

22 Al- Mustaqim Jl.Mukhtar Thabrani Kav.Tegal Perintis -200

23 Darurrohmah Jl.Perjuangan Dalam RT 07/05 -220

24 Darurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 02/08 -200

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

48

25 Al- Hikmah Kp.Penggilingan Baru RT 01/02 -220

26 Nurul Yakin Kp.Penggilingan Baru RT 02/03 -200

27 Al- Ikhlas Telaga Mas Blok G 4 -230

28 Al- Hijrah Telaga Mas Blok K I -150

29 Nurur Hikmah Jl.Kp.Nangka RT 02/05 -170

30 Al-Ikhlas Villa Mas Indah Blok D RT 04/14 -100

31 Nurul Huda Kp.Nangka RT 03/06 -250

32 Nurul Janah Kp.Nangka RT 04/01 -100

33 Baiturrahman Villa Mas Garden Blok F 174 RT 07/09 -100

34 Nurul Iman Kaliabang Tengah Kav.Pengarengan RT 03/28 -250

35 Al- Muhajirin Kaliabang Tengah Kav.Pengarengan RT 04/06 -200

36 Nurul Falah Kaliabang Tengah Kp.Rorotan RT 04/06 -250

37 Nurul Yakin Kaliabang Tengah Kp.Poncol RT 02/03 -250

38 Nurul Ilahiyah Kaliabang Tengah Kp.Poncol RT 01/03 -250

Dalam tabel di bawah ini akan dijelaskan bahwa mushalla yang paling tinggi

angka penyimpangannya terdapat 8 mushalla, yaitu Namiroh, Al- Muhtadin, Arriyad,

Nurul Huda, Nurul Iman, Nurul Falah, Nurul Yakin, Nurul ilahiyah yang semuanya

angka penyimpangannya paling tinggi untuk kategori kurang sebesar -250. Seperti

terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.7

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

49

No Nama Mushalla Alamat Keakuratan

1 Namiroh Perum RSIJ RT 02/02 -250

2 Al- Muhtadin Jl.Rawa Bugel RT 03/10 -250

3 Arriyad Jl.Rawa Bugel RT 04/03 -250

4 Nurul Huda Kp.Nangka RT 03/06 -250

5 Nurul Iman Ka.Tengah Kav.Pengarengan RT 03/28 -250

6 Nurul Falah Kp.Rorotan RT 04/06 -250

7 Nurul Yakin Kp.Poncol RT 02/03 -250

8 Nurul ilahiyah Kp.Poncol RT 01/03 -250

2. Toleransi Keakuratan Arah Kiblat

Toleransi terhadap keakurayan arah kiblat sebanyak +50 dan - 50, hal ini

dikarenakan bahwa kisaran+50 dan - 50 merupakan angka penggenapan terkecil.

Secara faktual kisaran+50 dan - 50 tidak terlalu jauh penyimpangannya.

Apabila diberikan toleransi keakuratan arah kiblat terhadap mushalla

sebanyak +50 dan - 50, artinya mushalla ini dianggap hampir mendekati ketepatan,

maka mushalla yang dikategorikan mendekati keakuratan arah kiblat adalah seperti

yang terlihat dalam tabel di bawah ini :

Tabel 4.8

No Nama Mushalla Alamat Keakuratan

1 Al- Barkah Perumahan Barata Harapan Jaya -50

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

50

Apabila mushalla yang sudah ditolelir dikeluarkan dan tidak dimasukkan ke

dalam kategori mushalla yang menyimpang arah kiblatnya, ternyata perubahannya

tidak terlalu signifikan. Mushalla yang menyimpang berjumlah 38 buah atau 95%

seperti yang terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.9

No Nama Mushalla Alamat Keakuratan

1 Al- Firoh Taman Wisma asri, Jl. Jeruk VII N0 12 RT 04/15 -150

2 Al- Huda Jl.Markisa II TWA RT 06/07 -200

3 Al- Ikhlas TWA Jl.Meranti Raya RT 10/32 -100

4 Al- Hidayah TWA Jl.Hibrida RT 04/28 -200

5 Al- Mu’minun TWA Blok H 21 RT 08-09/28 -150

6 Al- Muhajirin Jl.Melon VI Blok CC 19 No 7 B -100

7 Al- Mujahadah Jl.PLN Ka.Bungur RT 02/18 -150

8 Dzikrul Maut Ka.Bungur RT 04/18 -200

9 Babus Salam Ka.Bungur RT 04/18 -180

10 Nurul Hikmah Ka.Bungur RT 04/18 -200

11 Nurul Mutaqim Jl.Al- Bahar RT 07/01 -180

12 Al- Mutaqin Ka.Bungur RT 03/18 -160

13 Namiroh Perum RSIJ RT 03/01 -250

14 Assa’adah Kp.Ceger RT 02/02 -180

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

51

15 Al- Hamid Kav.Harapan Kita RT 05/23 -200

16 AN-Nur Kav.Nusantara RT 06/22 -150

17 Al-Furqon Kav.Bulak Macan RT 01/22 -150

18 Al- Muhtadin Jl.Rawa Bugel RT 03/10 -250

19 Arriyad Jl.Rawa Bugel RT 04/03 -250

20 Nurul Hidayah Jl.Perjuangan RT 08/05 -180

21 Al-Ihda Al- Islami Jl.Perjuangan RT 01/02 -220

22 Al- Mustaqim Jl.Mukhtar Thabrani Kav.Tegal Perintis -200

23 Darurrohmah Jl.Perjuangan Dalam RT 07/05 -220

24 Darurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 02/08 -200

25 Al- Hikmah Kp.Penggilingan Baru RT 01/02 -220

26 Nurul Yakin Kp.Penggilingan Baru RT 02/03 -200

27 Al- Ikhlas Telaga Mas Blok G 4 -230

28 Al- Hijrah Telaga Mas Blok K I -150

29 Nurur Hikmah Jl.Kp.Nangka RT 02/05 -170

30 Al-Ikhlas Villa Mas Indah Blok D RT 04/14 -100

31 Nurul Huda Kp.Nangka RT 03/06 -250

32 Nurul Janah Kp.Nangka RT 04/01 -100

33 Baiturrahman Villa Mas Garden Blok F 174 RT 07/09 -100

34 Nurul Iman Kaliabang Tengah Kav.Pengarengan RT 03/28 -250

35 Al- Muhajirin Kaliabang Tengah Kav.Pengarengan RT 04/06 -200

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

52

36 Nurul Falah Kaliabang Tengah Kp.Rorotan RT 04/06 -250

37 Nurul Yakin Kaliabang Tengah Kp.Poncol RT 02/03 -250

38 Nurul Ilahiyah Kaliabang Tengah Kp.Poncol RT 01/03 -250

Tabel 4.10

Toleransi Keakuratan Arah Kiblat Mushalla Menurut Cara Pengukurannya

No Nama Mushalla Alamat Keakuratan Cara Mengukur

1 Al- Barkah Perumahan Barata Harapan Jaya -50 Bayang-Bayang

matahari

Menurut Drs. Yudi selaku pendiri dan ketua DKM mushalla Al- Barkah

sewaktu pembangunan dan pertama kali menentukan arah kiblatnya beliau mengukur

dari arah utara ke barat dengan besar sudut -150. Untuk lebih memastikan lagi

keakuratannya beliau menggunakan bayang-bayang matahari sebagai bahan rujukan

yang kedua4. Akan tetapi dengan memakai bayang-bayang matahari pun masih

terdapat selisih -50 dari arah kiblat sebenarnya, walaupun hal tersebut penulis nilai

masih dalam batas toleransi arah kiblat.

Dalam tabel di bawah ini akan dijelaskan mushalla yang ketika awal

pembangunannya ditentukan terlebih dahulu arah kiblatnya berjumlah 11 mushalla.

Tabel 4.11

4 Drs. Yudi, ketua DKM mushalla Al- Barkah, wawancara pribadi, Bekasi, 5 Mei 2010.

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

53

No Nama Mushalla Alamat Keterangan

1 Al- Huda Jl.Markisa II TWA RT 06/07 Diukur

2 Al- Ikhlas TWA Jl.Meranti Raya RT 10/32 Diukur

3 Al- Muhajirin Jl.Melon VI Blok CC 19 No 7 B Diukur

4 Assa’adah Kp.Ceger RT 02/02 Diukur

5 AN-Nur Kav.Nusantara RT 06/22 Diukur

6 Al-Barkah Perumahan Barata Harapan Jaya Diukur

7 Darurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 02/08 Diukur

8 Tanzilurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 01/06 Diukur

9 Al- Ikhlas Villa Mas Indah Blok D RT 04/14 Diukur

10 Nurul Falah Kaliabang Tengah Kp.Rorotan RT 04/06 Diukur

11 Al- Mu’minun TWA Blok H 21 RT 08-09/28 Diukur

Dilihat dari alat ukur yang digunakan untuk menentukan arah kiblat mushalla,

dapat diketahui bahwa ada beberapa variasi, yakni memakai kompas ada 9 mushalla

dan memakai bayang-bayang matahari ada 2 mushalla. Seperti pada tabel di bawah

ini :

Tabel 4.12

Mushalla Yang Diukur Berdasarkan Alat Ukurnya

No Nama Mushalla Alamat Alat Ukur

1 Al- Huda Jl.Markisa II TWA RT 06/07 Kompas

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

54

2 Al- Ikhlas TWA Jl.Meranti Raya RT 10/32 Kompas

3 Al- Mu’minun TWA Blok H 21 RT 08-09/28 Tongkat Istiwa / Bayang-bayang

matahari

4 Al- Muhajirin Jl.Melon VI Blok CC 19 No 7 B Kompas

5 Assa’adah Kp.Ceger RT 02/02 Kompas

6 AN-Nur Kav.Nusantara RT 06/22 Kompas

7 Al-Barkah Perumahan Barata Harapan Jaya Bayang-bayang Matahari

8 Darurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 02/08 Kompas

9 Tanzilurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 01/06 Kompas

10 Al- Ikhlas Villa Mas Indah Blok D RT 04/14 Kompas

11 Nurul Falah Kaliabang Tengah Kp.Rorotan RT 04/06 Kompas

Kalau kita pilah dan dikategorikan mushalla yang diukur menggunakan

kompas dihubungkan dengan keakuratan arah kiblat, dari 11 mushalla yang diukur

menggunakan kompas terdapat 9 mushalla yang tepat arah kiblatnya hanya satu (1)

yaitu mushalla Tanzilurrohman. Dan mushalla yang diukur menggunakan bayang-

bayang matahari terdapat 2 mushalla, dimana yang tepat arah kiblatnya dalam

toleransi adalah mushalla Al- Barkah.

Tabel 4.13

Mushalla Yang Diukur Menggunakan Kompas

No Nama Mushalla Alamat Alat

Ukur Keakur

atan Keterangan

1 Al- Huda Jl.Markisa II TWA RT 06/07 Kompas -200 Tidak Tepat

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

55

2 Al- Ikhlas TWA Jl.Meranti Raya RT 10/32 Kompas -100 Tidak Tepat

3 Al- Muhajirin

Jl.Melon VI Blok CC 19 No 7 B Kompas -100 Tidak Tepat

4 Assa’adah Kp.Ceger RT 02/02 Kompas -180 Tidak Tepat

5 AN-Nur Kav.Nusantara RT 06/22 Kompas -180 Tidak Tepat

6 Darurrohman Kp.Penggilingan Baru RT 02/08 Kompas -200 Tidak Tepat

7 Tanzilurrohman

Kp.Penggilingan Baru RT 01/06 Kompas Tepat Tepat

8 Al- Ikhlas Villa Mas Indah Blok D RT 04/14 Kompas -100 Tidak Tepat

9 Nurul Falah Kaliabang Tengah Kp.Rorotan RT 04/06 Kompas -250 Tidak Tepat

Tabel 4.14

Mushalla Yang Diukur Menggunakan Bayang-bayang Matahari

No Nama Mushalla Alamat Alat Ukur Keaku

ratan Keterangan

1 Al- Mu’minun

TWA Blok H 21 RT 08-09/28

Bayang-bayang

matahari -150 Tidak Tepat

2 Al- Barkah Perumahan Barata Harapan Jaya

Bayang-bayang

matahari -50

Tepat dalam

toleransi

3. Yang Tidak Diukur

Apabila kita perhatikan data di bawah ini, dapat kita lihat bahwa terdapat

mushalla yang arah kiblatnya tidak ditentukan atau tidak diukur terlebih dahulu.

Mushalla itu berjumlah 24 mushalla, arah kiblatnya ditentukan dengan mengikuti

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

56

arah barat atau dengan perkiraan. Jadi mayoritas mushalla yang ada di wilayah Bekasi

Utara tidak diukur terlebih dahulu arah kiblatnya ketika awal pembangunannya.

Tabel 4.15

Mushalla Yang Tidak Diukur Arah Kiblatnya

No Nama Mushalla Alamat Keterangan

1 Al- Firah TWA Jl.Jeruk VII No 12 RT 04/15 Perkiraan

2 Al- Hidayah TWA Jl.Hibrida RT 04/28 Arah Barat

3 Al- Mujahadah Jl.PLN Ka.Bungur RT 02/18 Perkiraan

4 Dzikrul Maut Kaliabang Bungur RT 04/18 Perkiraan

5 Babus Salam Kaliabang Bungur RT 04/18 Perkiraan

6 Nurul Hikmah Kaliabang Bungur RT 04/18 Arah Barat

7 Nurul Mutaqim Jl.Al- Bahar RT 07/01 Perkiraan

8 Al- Mutaqin Kaliabang Bungur RT 03/18 Perkiraan

9 Namiroh Perumahan RSIJ RT 03/01 Arah Barat

10 Al- Hamid Kavling Harapan Kita RT 05/23 Arah Barat

11 Al- Furqon Kavling Bulak Macan RT 01/22 Perkiraan

12 Al- Muhtadin Jl.Rawa Bugel RT 03/10 Perkiraan

13 Arriyad Jl.Rawa Bugel RT 04/03 Arah Barat

14 Al-Ihda Al-Islami Jl.Perjuangan RT 01/02 Perkiraan

15 Al- Mustaqim Jl.Mukhtar Thabrani Kav.Tegal Perintis Perkiraan

16 Nurul Yakin Kp.Penggilingan Baru RT 02/03 Perkiraan

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

57

17 Al- Ikhlas Telaga Mas Blok G 4 Arah Barat

18 Nurur Hikmah Jl.Kp.Nangka RT 02/05 Perkiraan

19 Nurul Huda Kp.Nangka RT 03/06 Arah Barat

20 Nurul Janah Kaliabang Nangka RT 04/01 Perkiraan

21 Baiturrahman Villa Mas Garden Blok F 174 RT 07/09 Arah Barat

22 Nurul Iman Kaliabang Tengah Kav.Pengarengan RT 03/28 Arah Barat

23 Nurul Yakin Kaliabang Tengah Kp.Poncol RT 02/03 Perkiraan

24 Nurul Ilahiyah Kaliabang Tengah Kp.Poncol RT 01/03 Arah Barat

Sedangkan mushalla yang tidak diketahui arah kiblatnya terdapat 5 mushalla.

Seperti terlihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.16

No Nama Mushalla Alamat Keterangan Keakurata

n

1 Nurul Hidayah Jl.Perjuangan RT 08/05 Tidak Diketahui -180

2 Darurrohmah Jl.Perjuangan Dalam RT 07/05 Tidak Diketahui -220

3 Al- Hikmah Kp.Penggilingan Baru RT 01/02 Tidak Diketahui -220

4 Al- Hijrah Telaga Mas Blok K I Tidak Diketahui -150

5 Al- Muhajirin Kaliabang Tengah Kav.Pengarengan RT 04/06 Tidak Diketahui -200

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

58

Dilihat dari tabel di atas tingkat keakuratan arah kiblat mushalla yang tidak

diketahui arah kiblatnya mempunyai tingkat keakuratan yang rendah, bahkan

walaupun sudah dikurangi dengan angka toleransi.

Selain itu berdasarkan data yang terdapat dalam tabel-tabel diatas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa arah kiblat mushalla di Bekasi Utara hampir semua tidak

akurat yaitu 38 mushalla atau ( 95 % ).

Dari hasil penelitian lapangan yaitu dengan cara wawancara dengan ketua

DKM Mushalla yang berada di wilayah Bekasi Utara penulis mendapatkan data

bahwa dari 40 Mushalla yang dijadikan sample seluruhnya menggunakan metode

taqribi dalam menentukan arah kiblatnya, adapun yang dimaksud dengan metode

taqribi yaitu dengan cara mengetahui dimana arah Barat dan dengan besaran sudut

yang hanya mereka perkirakan maka itulah arah kiblat untuk mushalla yang akan

mereka bangun.

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan didapati pula alasan mengapa

mereka dalam menentukan arah kiblat menggunakan metode taqribi. Hal ini

dikarenakan para pendiri mushalla dan masayarakat di wilayah Bekasi Utara tidak

mengetahui adanya metode tahqiqi untuk pengukuran arah kiblat selain menggunakan

metode taqribi. Selain itu sebagian besar wilayah Bekasi Utara merupakan daerah

perkampungan sehingga masyarakat sama sekali tidak mengetahui rumus-rumus

tentang arah kiblat, bagi mereka metode taqribi sudah cukup dalam menentukan arah

kiblat karena dianggap lebih mudah dan praktis.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagaimana lazimnya di dalam membahas suatu masalah sudah barang tentu

sampai pada kesimpulan,dimana dari kesimpulan tadi dimungkinkan untuk

diadakannya perbaikan, sehingga apa yang telah dilaksanakan dapat lebih

disempurnakan agar mencapai sasaran seperti yang diharapkan.

Berdasarkan pemaparan dan pembahasan tentang pengukuran arah kiblat di

Bekasi Utara, cara pengukurannya, dan hasil dari penelitian dalam bab-bab

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian lapangan yang sudah dilakukan terhadap beberapa

mushalla yang dijadikan sample di kecamatan Bekasi Utara, maka mayoritas

arah kiblat musholla yang berada di Bekasi Utara adalah tidak akurat,

walaupun dalam penelitian ini telah diberikan toleransi penyimpangan arah

kiblat sebesar +50 dan -50 dari arah yang telah ditentukan yakni 250.

2. Dari hasil wawancara dengan ketua DKM mushalla di kecamatan Bekasi

Utara diperoleh keterangan bahwa sebagian besar sebelum membangun

mushalla tidak ditentukan terlebih dahulu arah kiblatnya. Mushalla yang

diukur arah kiblatnya ketika membangun sebanyak 11 mushalla. Alat-alat

ukur yang dipakai dalam menentukan arah kiblat mushalla bervariasi, yakni

memakai kompas berjumlah 9 mushalla serta yang memakai bayang-bayang

59

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

60

matahari ada 2 mushalla. Selain mushalla yang diukur arah kiblatnya ketika

awal pembangunannya terdapat pula beberapa mushalla yang tidak diukur

arah kiblatnya, bahkan hal ini merupakan mayoritas. Mushalla yang tidak

diukur pada awal pembangunannya berjumlah 24 mushalla. Hal ini

disebabkan ketika awal membangunnya masyarakat sekitar mushalla tersebut

hanya memperkirakan arah kiblatnya dengan mengikuti bangunan masjid

yang sudah ada. Selain itu sebagian besar masyarakat di kecamatan Bekasi

bertempat tinggal di daerah perkampungan dan tergolong awam sehingga

masyarakat pada awal membangun mushalla berasumsi bahwa arah kiblat

berada diarah barat.

3. Dari penelitian yang sudah dilakukan, ternyata masyarakat di Bekasi Utara

cenderung memakai metode taqribi dalam menentukan arah kiblat suatu mushalla.

Hal ini dikarenakan menurut mayarakat penggunaan metode taqribi lebih mudah

dan praktis dibandingkan dengan metode tahqiqi walaupun penggunaan metode

taqribi mempunyai tingkat keakuratan yang rendah.

B. Saran-saran

Penulis disini mencoba mengemukakan saran-saran dengan harapan kiranya

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya untuk tercapainya kualitas beribadah

kita bersama, khususnya ibadah shalat.

Kementerian Agama Republik Indonesia yang dalam hal ini merupakan suatu

lembaga yang salah satunya menangani tentang hisab arah kiblat, sebaiknya

membuka pelatihan-pelatihan untuk menentukan arah kiblat serta untuk dapat

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

61

menjadi konsultan dalam menentukan arah kiblat bagi masyarakat, terutama bagi

masyarakat yang berada di wilayah pedesaan. Karena sebagian besar masyarakat

yang tinggal di pedesaan hanya berpatokan bahwa arah kiblat itu ada di barat. Bahkan

ada sebagian masyarakat yang dalam membangun mushalla terkesan asal-asalan

dalam menentukan arah kiblatnya.

Selain itu, masyarakat pun diharapkan aktif untuk bertanya kepada lembaga-

lembaga yang kiranya dapat dimintai sarannya dalam menentukan arah kiblat, seperti

Kantor Urusan Agama atau Departemen Agama yang berada di wilayah kota. Dengan

begitu kesempurnaan yang kita harapkan dalam menjalankan ibadah shalat mudah-

mudahan akan tercapai.

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

KEAKURATAN ARAH KIBLAT MUSHALLA DI WILAYAH

BEKASI UTARA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah ( S.Sy )

Oleh :

Gusti Agung Wibisono

NIM : 106044203687

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Maskufa, M.Ag Drs. Sirril Wafa, M.Ag

NIP : 196807031994032002 NIP : 196003181991031001

KONSENTRASI ADMINISTRASI KEPERDATAAN ISLAM

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSHIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

DAFTAR PUSTAKA

AL Qur’an Karim

Abdurrahman Fadh bin Sulaiman Al-Rumi, Konsep Shalat Menurut Al-Qur’an ( Telaah Kritis Tentang Fiqh Shalat ), firdaus, Jakarta Pusat, cet. Ke I, 1991.

Al-Asqalani, Ibnu Hajar, “Tarjamah Bulughul – Maram, Bandung, Diponegoro, cet. Ke XXVII, 2006.

Al-Jaziri, Abdurrahman, Al-Fiqh ala Mazahibil Arba’ah. Terj. H. Moh. Zuhri, dkk, Semarang, Asy-Syifam Jilid I, Cet. I. 1994.

Ali, Muhammad, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Jakarta, Pustaka Amani, 1998.

Ash-Shabuny, Muhammad Ali, Syaikh, CAHAYA AL-QURAN, Tafsir Tematik Surat Al-Baqarah- Al-An’am, Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, Cet. Ke I, Juli 2000.

Ash-Shiddiqie, T. M. Hasbi, Tafsir Al-Qur’an Al-Majid An-Nur, Semarang, Pustaka Rizki Putra, Jilid I, Cet. Ke 2, 1995.

Azhari, Susiknan, Ilmu Falak Teori dan Praktek, Yogyakarta, Lazuardi, 2001

Dahlan, Abdul Azis, Ensiklopedi Hukum Islam, Jakarta, Ichtiar Baru Van Heave, 1997.

Depag, Almanak Hisab Rukyat, Jakarta Direktorat Pembinaan Bidang Peradilan Agama Islam, 1998.

Depag, Pedoman Penentuan Arah Kiblat, Jakarta, Direktorat Pembinaan Bidang Peradilan Agama Islam, 1994.

Depag RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta, Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji Depag RI, 1996.

62

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21225/1/GUSTI... · 1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya, yang diajukan untuk memnuhi salah satu persyaratan

63

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka, Cet. Ke 2, 1995.

Djambek, Saadoeddin, Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa, Bulan Bintang, Jakarta, Cet. Ke I, 1974.

Djambek, Saadoeddin, Shalat dan Puasa di Daerah Kutub, Bulan Bintang, Jakarta, Cet. Ke I, 1974.

Khazin, Muhyiddin, Cara Mudah Mengukur Arah Kiblat, Yogyakarta, Buana Pustaka, Cet. Ke I, 2004.

Maskufa.Dra, MA, Cara Mudah Belajar Ilmu Falak, Jakarta, Laporan Penulisan Buku Daras, Cet I, 2007.

Mujieb, M. Abdul, Mabruri Tholhah, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta, Pustaka Firdaus, Cet. Ke I, 2001

Munawwir, Ahmad Warson, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Yogyakarta, Unit Pengadaan Buku-buku Ilmiah Keagamaan, 1984.

Muqhmiyah, Muhammad Jawad, Fiqih Lima Mazhab Ja’far, Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali, Jakarta, Lentera Baristama, Cet. Ke I, 1996.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta, Lentera Hati, Cet. Ke 2.

Wafa, Sirril, dkk, “Akurasi Arah Kiblat Masjid dan Mushola di Wilayah Ciputat”, Laporan Penelitian, Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN SYAHID, Jakarta. 2002.

WWW. Google.Com